Lampiran IB Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 12/SE/M/2011 Tanggal : 31 Oktober 2011
|
|
- Yuliana Makmur
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Lampiran IB Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 12/SE/M/2011 Tanggal : 31 Oktober 2011
2 KATA PENGANTAR Perilaku sanitasi yang buruk merupakan salah satu hal yang masih menjadi isu di Indonesia saat ini. Pembangunan infrastruktur sanitasi tidak akan berhasil jika tidak diimbangi dengan perubahan perilaku sanitasi yang baik oleh masyarakat. Membiasakan diri untuk tidak buang air besar sembarangan (BABS) serta menjaga kebersihan lingkungan merupakan salah satu perilaku yang harus ditanamkan dan dibiasakan sejak dini. Dalam upaya mewujudkan hal tersebut, diperlukan suatu gerakan bersama yang bertujuan untuk mengurangi angka BABS yang pada akhirnya akan meningkatkan kesehatan masyarakat dan kesejahteraan sosial berupa Gerakan Indonesia Bersih. Untuk mengawali Gerakan Indonesia Bersih diperlukan percontohan yang dimulai dari komplek perkantoran, balai, perumahan dan aset lainnya di Lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum. Tentunya hal ini tak bisa lepas dari peran para pegawai dan penghuni di Lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum. Infrastuktur sanitasi yang terbangun harus dikelola dengan baik dan dirawat sesuai dengan pedoman operasional dan perawatan. Dengan demikian diharapkan kegiatan ini nantinya dapat diterapkan oleh seluruh masyarakat untuk menjaga kesehatan dan kelestarian lingkungan. Semoga usaha yang dimulai dari diri kita sendiri ini kemudian dapat menyebar luas dan diterapkan di masyarakat dalam upaya turut menjaga kesehatan dan kelestarian lingkungan. Jakarta, 31 Oktober
3 DAFTAR ISI BAB I GAMBARAN UMUM Latar Belakang Konsep Pengelolaan Air Limbah Definisi Istilah Terkait Pengolahan Air Limbah... 7 BAB II FASILITAS PENGOLAHAN AIR LIMBAH Fasilitas Pengolahan Air Limbah di Perkantoran Fasilitas Pengolahan Air Limbah Perumahan BAB III OPERASIONAL FASILITAS PENGELOLAAN AIR LIMBAH Petunjuk Operasional Bangunan Atas BAB IV PEMELIHARAAN FASILITAS PENGELOLAAN AIR LIMBAH Petunjuk Pemeliharaan Bangunan Atas Petunjuk Pemeliharaan Perpipaan Petunjuk Pemeliharaan Bangunan Bawah
4 DAFTAR TABEL Tabel 1 Jumlah WC berdasarkan jumlah pegawai Tabel 2 Fasilitas Pelengkap Toilet Tabel 3 Bahan / material toilet Tabel 4 Ukuran toilet dan fasilitas pelengkapnya Tabel 5 Bahan / material toilet Tabel 6 Perlengkapan pemeliharaan bangunan atas Tabel 7 Petunjuk pemeriksaan ruang kompartemen biofilter
5 BAB I GAMBARAN UMUM 1.1. Latar Belakang Pencapaian target MDGs sampai dengan tahun 2010 menunjukkan bahwa proporsi rumah tangga dengan akses berkelanjutan terhadap sanitasi yang layak (improved sanitation) baru mencapai 51,19% dari target yang harus dicapai sebesar 62,41% pada tahun 2015, sedangkan pelayanan sampai baru mencapai 54,42% dari target RPJMN sebesar 75%. Masalah sanitasi masih perlu mendapat perhatian serius, tidak hanya dari pemerintah pusat saja melainkan juga oleh pemerintah daerah dan peran serta masyarakat. Untuk itu perlu dicnangkan suatu gerakan masyarakat yang bersifat nasional terkait dengan pembangunan sanitasi permukiman berupa Gerakan Indonesia Bersih meliputi: 1. Peningkatan akses terhadap prasarana air limbah melalui kegiatan Sanitasi Berbasis Masyarakat (SANIMAS). 2. Pengurangan sampah di sumbernya melalui kegiatan penanganan sampah berbasis masyarakat pola 3R (Reduce, Reuse dan Recycle). Beberapa peraturan perundangan telah mengamanatkan perlunya penanganan masalah sanitasi atau penyehatan lingkungan permukiman yaitu sebagai berikut: 1. UU Nomor 7 Tahun 2004, tentang Sumber Daya Air, mengamanatkan perlindungan air baku melalui penyediaan prasarana dan sarana sanitasi (air limbah dan persampahan). 2. UU Nomor 18 Tahun 2008, tentang Pengelolaan Sampah, mengamanatkan kegiatan pengurangan sampah dan penanganan sampah yang lebih memadai. Penanganan sampah harus dimulai dengan pemilahan sampah sejak dari sumbernya (3R) dan berakhir di TPA/TPST (tempat pemrosesan akhir sampah atau tempat pengoilahan sampah terpadu). 4
6 Target penutupan TPA open dumping paling lama tahun 2013 serta dilakukan pemantauan terhadap kualitas pengolahan leachete selama 20 tahun setelah TPA ditutup. 3. PP Nomor 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum, mengamanatkan perlindungan air baku melalui penyediaan prasarana dan sarana sanitasi, baik berupa air limbah maupun persampahan. Prasarana dan sarana air limbah berupa pengembangan sistem air limbah terpusat dan sistem setempat. Pengembangan prasarana dan sarana persampahan berupa penyediaan TPA minimal dengan controlled landfill (kota sedang dan kecil) dan sanitary landfill (kota besar dan metropolitan) serta melaksanakan pengumpulan/pengangkutan 2 kali seminggu. Kebijakan dan Strategi Untuk melaksanakan pembangunan bidang sanitasi sesuai amanat peraturan perundangan tersebut telah disusun Kebijakan dan Strategi Nasional serta RENSTRA PU untuk sub bidang sanitasi/penyehatan lingkungan permukiman yaitu sebagai berikut: 1. Peningktana akses prasarana dan sarana air limbah (sistem setempat dan terpusat) dan persampahan. 2. Peningkatan peran masyarakat untuk pengurangan sampah sejak dari sumbernya (3R- Reduce, Reuse, Recycle) dan perubahan perilaku dan partisipasi swasta dalam pengelolaan air limbah dan sampah. 3. Pengembangan Norma, Standar, Pedoman dan Kriteria (NSPK) air limbah dan sampah termasuk penerapan peraturan (law enforcement). 4. Penguatan kelembagaan yang lebih profesional termasuk pemisahan peran operator dan regulator serta peningkatan kapasitas SDM. 5. Peningkatan kualitas manajemen persampahan dan air limbah termasuk pengelolaan TPA regional dan rehabilitasi TPA/IPLT. 6. Pengembangan drainase berwawasan lingkungan (ecodrain), sebagai upaya pengamanan kualitas air baku. 5
7 Upaya percepatan pembangunan sanitasi permukiman di Indonesia diluncurkan dalam Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) yang bertujuan untuk mengarusutamakan pembangunan sanitasi sehingga diharapkan pembangunan sanitasi menjadi prioritas pembangunan di setiap daerah di Indonesia Konsep Pengelolaan Air Limbah Secara umum infrastruktur pengolahan air limbah terdiri dari bangunan atas, sistem perpipaan, dan bangunan bawah. Bangunan atas adalah bangunan pokok dari toilet yang berfungsi untuk melindungi pemakai dari gangguan cuaca dan pandangan orang lain. Di dalam bangunan atas terdapat Water Closet (WC) yang merupakan salah satu komponen utama dalam pengaliran air limbah. Air limbah kemudian dialirkan melalui sistem perpipaan menuju ke bangunan bawah. Di bangunan bawah inilah air limbah akan diolah untuk mengurangi bahan organik serta bahan lainnya yang bisa membahayakan kesehatan manusia dan lingkungannya. Pengelolaan air limbah di bangunan bawah dapat dilakukan melalui sistem setempat (onsite system) maupun sistem terpusat (off-site system). Pada sistem setempat, pengolahan air limbah yang dihasilkan dari suatu bangunan/rumah dilakukan di sekitar bangunan/rumah yang bersangkutan, sedangkan pada sistem terpusat air limbah dari berbagai tempat/bangunan/rumah dialirkan melalui sistem perpipaan dan dikumpulkan untuk kemudian diolah di bangunan bawah yang sama. Sistem setempat yang diterapkan di perkantoran pada umumnya berupa tangki septik komunal atau biofilter. Sedangkan untuk kawasan perumahan, sistem setempat yang banyak digunakan adalah tangki septik individual. Pengolahan air limbah melalui tangki septik baik komunal maupun individual serta biofilter ini masih menghasilkan buangan berupa lumpur yang harus diolah lebih lanjut di Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungannya. 6
8 Kawasan perkantoran dan perumahan yang memiliki sambungan langsung dari bangunan atas di bangunan/rumah ke jaringan perpipaan untuk kemudian dialirkan ke Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) tergolong ke dalam kawasan yang menerapkan sistem terpusat. Unit-unit pengolahan di dalam IPAL terbagi menjadi beberapa jenis; pre-treatment, pengolahan primer, pengolahan sekunder, dan pengolahan tersier. Pada umumnya, sebelum air limbah diolah di unit pengolahan, berbagai bahan yang dapat menyebabkan penyumbatan seperti pasir, lemak, dan minyak disisihkan melalui pre-treatment. Air limbah kemudian diolah pada pengolahan primer untuk mengurangi padatan dan bahan organik melalui proses fisik. Pada pengolahan sekunder, air limbah diolah melalui proses biologis untuk menyisihkan bahan organik yang terkandung didalamnya. Sedangkan pengolahan tersier dapat diterapkan untuk meningkatkan kualitas air hasil pengolahan yang dihasilkan berupa penyisihan nitrogen, fosfor, serta penyisihan mikroorganisme berbahaya melalui proses desinfeksi Definisi Istilah Terkait Pengolahan Air Limbah 1. Bangunan atas adalah bangunan pokok dari toilet yang berfungsi untuk melindungi pemakai dari gangguan cuaca dan pandangan orang lain. 2. Pipa penyalur adalah saluran yang berupa pipa untuk menyalurkan air limbah dari bangunan atas ke bangunan bawah. 3. Bangunan bawah adalah bangunan pokok dari toilet yang berfungsi untuk menampung dan atau mengolah tinja dan urine. 4. Atap adalah sarana atau perlengkapan bangunan atas untuk melindungi pemakai dari cuaca panas dan hujan. 5. Dinding adalah sarana atau perlengkapan bangunan atas untuk melindungi pemakai dari pandangan orang lain. 7
9 6. Lantai adalah sarana untuk kenyamanan pemakai dan memudahkan pengaliran air basuhan ke saluran pembuang. 7. Water Closet (WC) adalah sarana lubang masuk tinja dan dan air kotor untuk kemudian dialirkan ke bangunan bawah. 8. Leher angsa adalah komponen WC yang berisi air perapat untuk menahan bau dan serangga agar tidak keluar/masuk di ruangan toilet. 9. Air perapat (water seal) adalah air yang ditahan di dalam pipa yang dibengkokkan menyerupai leher angsa. 8
10 BAB II FASILITAS PENGOLAHAN AIR LIMBAH 2.1. Fasilitas Toilet Perkantoran Teknis Pada prinsipnya air limbah di perkantoran dihasilkan dari toilet dan dapur. Air limbah kemudian dari bangunan atas melalui sistem perpipaan menuju ke bangunan bawah. Sistem plambing perkantoran hendaknya disesuaikan dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 29 tahun 2006 tentang Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan Gedung. LANTAI 3 dst Toilet Toilet Dapur LANTAI 2 Toilet Toilet Keterangan: Sistem perpipaan LANTAI 1 Toilet Toilet GEDUNG KANTOR BANGUNAN BAWAH 9
11 a. Jumlah WC Berdasarkan SNI mengenai Tata Cara Perencanaan Bangunan MCK Umum, maka WC di suatu gedung perkantoran hendaknya didasarkan pada aturan sebagai berikut: Tabel 1 Jumlah WC berdasarkan jumlah pegawai No. Jumlah Pemakai (orang) Banyaknya bilik/ruangan b. Standar Minimal Fasilitas Toilet Fasilitas toilet di perkantoran harus terpisah antara toilet perempuan dan laki-laki. Fasilitas pelengkap bangunan atas yang selayaknya terdapat di toilet di suatu gedung perkantoran adalah sebagai berikut: Tabel 2 Fasilitas Pelengkap Toilet No. Fasilitas Keterangan 1 Kloset (WC) Leher angsa 2 Urinoir 3 Wastafel 4 Toilet penyandang cacat / handicap toilet Satu untuk pria dan wanita 5 Jetspray / Washer 10
12 6 Alat pengering tangan / tissue 7 Cermin 8 Sabun / sabun cair 9 Pengharum ruangan 10 Gayung dan tempat air 11 Tempat / Gantungan untuk menempatkan tas/barang 12 Tempat sampah Tersedia baik di dalam maupun di luar bilik 13 Drain / saluran pembuangan 14 Penerangan Diposisikan dekat cermin sehingga tidak menyilaukan 15 Tempat wudhu 16 Ventilasi yang baik secara keseluruhan 17 Air Air bersih tersedia dalam jumlah yang cukup 18 Petugas pembersih c. Standar Bahan / Material Toilet Bahan / material toilet hendaknya sesuai dengan ketentuan sebagai berikut: Tabel 3 Bahan / material toilet No. Fasilitas Keterangan 1 Lantai - Tidak licin dan mudah dibersihkan - Kemiringan lantai + 1/100 ke arah lubang pembuangan (drain) 2 Dinding pembatas Tahan air 11
13 3 Pintu - Tahan air - Membuka keluar - Dapat dikunci dari dalam d. Standar Minimal Ukuran Toilet Ukuran toilet berikut fasilitas pelengkapnya hendaknya sesuai dengan ketentuan sebagai berikut: Tabel 4 Ukuran toilet dan fasilitas pelengkapnya No. Fasilitas Keterangan 1 Lebar pintu masuk utama 90 cm 2 Luas bilik 90 cm x 150 cm, minimal 2 orang bisa masuk secara bersamaan 3 Jarak antara pintu dan tempat duduk toilet 80 cm 4 Lebar pintu toilet penyandang cacat cm untuk memudahkan keluar masuknya kursi roda 5 Ketinggian dudukan WC 35,6 38 cm 6 Ruang gerak untuk penyandang cacat 180 cm (lebar ruangan) 7 Ketinggian pegangan di dinding untuk penyandang cacat 8 Ketinggian dudukan WC untuk penyandang cacat cm 45 cm 9 Lebar pintu toilet penyandang cacat cm 10 Jarak antara bilik dan dinding 70 cm 11 Jarak antara bilik dan wastafel 120 cm 12
14 12 Jarak antar urinoir 80 cm 13 Tinggi urinoir dari lantai 43,80 cm 14 Lebar dinding pemisah untuk urinoir 45 cm 15 Ketinggian dinding pemisah untuk urinoir 16 Daun pintu kompartemen WC membuka keluar 105 cm Persyaratan teknis bangunan atas harus sesuai dengan SNI Sistem Plambing e. Fasilitas Pelengkap Bangunan Bawah Bangunan bawah hendaknya terdiri dari fasilitas sebagai berikut: 1. Tersambung ke unit pengolahan berupa tangki septik, biofilter atau ke jaringan perpipaan air limbah terdekat. 2. Memilik bak perangkap lemak, sebelum air limbah memasuki unit pengolahan 3. Khusus untuk unit pengolahan berupa tangki septik, beberapa hal sebagai berikut perlu diperhatikan: - Bidang resapan - Penyedotan lumpur tinja secara rutin - Perencanaan tangki septik sesuai dengan SNI Tata cara perencanaan tangki septik dengan sistem resapan Peran Pengguna Peran pengguna dalam hal ini pegawai kantor yang bersangkutan sangat erat kaitannya dalam menjaga dan memelihara fasilitas pengolahan air limbah. Pengoperasian bangunan 13
15 atas selayaknya dipahami tidak hanya oleh pihak pengelola fasilitas tetapi juga oleh para penggunanya.diperlukan adanya upaya pengoperasian dan pemeliharaan yang tepat agar fasilitas yang telah terbangun dapat berfungsi dan berkelanjutan Peran Pengelola Pada umumnya pengelolaan air limbah perkantoran dikelola oleh pihak pengelola gedung yang terdiri atas beberapa tenaga yang bertanggung jawab terhadap kebersihan dan keberfungsian sarana dan prasarana pengolahan air limbah. Adapun tenaga yang dibutuhkan antara lain: a. Petugas Kebersihan/Cleaning Services untuk mengelola bangunan atas Kebersihan bangunan atas secara tidak langsung memiliki dampak terhadap perilaku pengguna bangunan atas. WC yang bersih dan terpelihara akan membuat pengguna merasa nyaman dan timbul rasa ingin menjaga kebersihan. b. Operator pengelola bangunan bawah/unit pengolahan Operator bertugas untuk memeriksa dan melakukan pembersihan terhadap bangunan bawah/unit pengolahan, mengangkat sampah yang terbawa dan memastikan penyedotan lumpur secara berkala Fasilitas Pengolahan Air Limbah Perumahan Teknis 14
16 Air limbah yang dihasilkan dari kawasan perumahan dapat diolah melalui sistem setempat maupun sistem terpusat. Rumah yang memiliki tangki septik individual/sendiri digolongkan ke dalam rumah yang mengolah air limbahnya secara setempat. Sedangkan, jika rumah tersebut memiliki sambungan rumah langsung ke jaringan perpipaan menuju ke IPAL maka digolongkan ke dalam rumah yang mengolah air limbahnya secara terpusat. Rumah 1 Rumah 3 Rumah 1 Bangunan Bawah Rumah 2 Rumah 4 Rumah 2 Bangunan Bawah IPLT IPAL Rumah 3 Bangunan Bawah Rumah 5 Rumah 7 Rumah 6 Rumah 8 dst Keterangan: Aliran air limbah SISTEM TERPUSAT SISTEM SETEMPAT Pengangkutan lumpur a. Standar Bahan / Material Toilet 15
17 Bahan / material toilet hendaknya sesuai dengan ketentuan sebagai berikut: Tabel 5 Bahan / material toilet No. Fasilitas Keterangan 1 Lantai - Tidak licin dan mudah dibersihkan - Kemiringan lantai + 5 derajat ke arah lubang pembuangan (drain) 2 Dinding pembatas Tahan air 3 Pintu - Tahan air - Membuka keluar - Dapat dikunci dari dalam b. Fasilitas Pelengkap Bangunan Bawah Bangunan bawah hendaknya terdiri dari fasilitas sebagai berikut: 1. Tersambung ke unit pengolahan berupa tangki septik, biofilter atau ke jaringan perpipaan air limbah terdekat. 2. Memilik bak perangkap lemak, sebelum air limbah memasuki unit pengolahan 3. Khusus untuk unit pengolahan berupa tangki septik, dilengkapi dengan: - Bidang resapan - Penyedotan lumpur tinja secara rutin - Perencanaan tangki septik sesuai dengan SNI Tata cara perencanaan tangki septik dengan sistem resapan Peran Pengguna 16
18 Bagi perumahan yang memiliki sistem setempat, peran pengguna merupakan salah satu faktor penentu keberfungsian fasilitas pengolahan air limbah. Pengguna diharapkan dapat mengoperasikan dan memelihara bangunan atas dengan baik, serta memelihara sistem perpipaan dan bangunan bawah secara berkala. Sedangkan untuk perumahan yang memiliki akses ke sistem terpusat, peran pengguna dalam mengoperasikan dan memelihara bangunan atas juga didukung oleh peranan pengelola bangunan bawah dalam memelihara fasilitas tersebut Peran Pengelola a. Sistem setempat Perumahan yang memiliki sistem setempat, pengelolanya adalah penghuni rumah tersebut dan instansi penyedot lumpur tinja dan IPLT. Penghuni diharapkan dapat bekerjasama dengan instansi penyedot lumpur tinja agar dapat dilakukan penyedotan secara berkala, dan lumpur tinja tersebut diolah di IPLT. b. Sistem terpusat Perumahan yang memiliki sistem terpusat, pengelolanya adalah instansi pengelola IPAL Tarif Pengelolaan Air Limbah Khusus bagi perumahan dengan sistem pengolahan air limbah secara setempat, maka tarif pengelolaan air limbah bergantung pada pihak yang berperan dalam pengurasan lumpur tinja dari tangki septik. Sedangkan perumahan yang telah tersambung dengan sistem terpusat, harus membayar tarif pengelolaan air limbah yang telah diterapkan operator pengelola sistem air limbah terpusat tersebut. 17
19 BAB III OPERASIONAL FASILITAS PENGELOLAAN AIR LIMBAH 3.1. Petunjuk Operasional Bangunan Atas 1. Menggunakan toilet sesuai peruntukannya; tidak jongkok di toilet duduk. 2. Menyiram toilet setelah penggunaan; flushing toilet (toilet duduk ) atau menyiram dengan air (toilet jongkok). 3. Membuang tissue / pembalut ke tempat yang telah disediakan; tidak membuang benda padat seperti tissue / pembalut ke dalam WC karena akan mengakibatkan sumbat. 4. Hindari masuknya air sabun yang berasal dari air mandi maupun cuci ke dalam kloset. 5. Hindari masuknya bahan-bahan kimia ke dalam kloset karena dapat mematikan bakteri pengurai. 6. Menggunakan wastafel hanya untuk mencuci tangan; tidak digunakan untuk kegiatan lainnya (mencuci, wudhu, dan lain-lain). 7. Menggunakan pengering tangan / tissue setelah mencuci tangan sehingga tidak ada ceceran air di lantai. 8. Tidak merokok di dalam toilet. 18
20 BAB IV PEMELIHARAAN FASILITAS PENGELOLAAN AIR LIMBAH 4.1. Petunjuk Pemeliharaan Bangunan Atas 1. Pemeliharaan toilet dilakukan minimal 3 kali sehari pada hari kerja. 2. Perlengkapan pemeliharaan bangunan atas adalah sebagai berikut: Tabel 6 Perlengkapan pemeliharaan bangunan atas No. Fasilitas Keterangan 1 Ember Minimal 2 buah: untuk mengepel dan membersihkan dinding toilet 2 Selang 3 Kain pel 4 Sikat lantai Minimal 2 jenis sikat: sikat lembut untuk membersihkan noda-noda ringan dan sikat kasar untuk membersihkan noda berat 5 Spons Digunakan untuk membersihkan permukaan dudukan toilet, porselen, wastafel 6 Sabun/cairan pembersih lantai 7 Sabun/cairan pembersih WC/desinfektan untuk tempat sampah dan bagian luar WC 8 Tissue 19
21 9 Lap Minimal 2 lap: lap untuk membersihkan toilet dan lap untuk membersihkan tangan (bisa memakai handuk) 10 Air bersih Air untuk pemeliharaan tersedia dalam jumlah yang cukup 11 Botol penyemprot Digunakan untuk menjamin cairan pembersih tersebar secara merata 12 Sweeper pembersih Digunakan untuk membersihkan kaca dan lantai 13 Sarung tangan Untuk dipergunakan oleh Petugas Pembersih 3. Cara Membersihkan Toilet a. Menyiapkan semua peralatan b. Memindahkan semua sampah ke kantong plastic atau tempat pengumpul sampah c. Mencuci tempat sampah dengan bahan desinfektan atau sabun yang mengandung desinfektan d. Mengisi tempat tissue dengan paper towel atau ganti dengan handuk kering yang bersih e. Membersihkan kloset/wc duduk atau jongkok: i. Menuangkan cairan pembersih WC ke bagian luar kloset/wc ii. Mendiamkan cairan pembersih WC di bagian luar kloset/wc agar terjadi reaksi antara cairan pembersih dengan kotoran iii. Menggunakan busa/sikat kloset untuk menyikat bagian dalam, bagian luar, dan sekitar mangkok kloset sampai bersih iv. Menyiram dengan air agar kotoran dan sisa cairan pembersih tidak tertinggal di dalam kloset v. Membersihkan bagian lain dari kloset seperti tempat duduk, penutup, dan lainlain 20
22 vi. Membersihkan bagian yang terbuat dari stainless steel dengan cairan pembersih khusus serta mengeringkan dengan lap pembersih f. Membersihkan urinoir i. Menyemprotkan cairan pembersih ke dalam urinoir ii. Mendiamkan selama beberapa menit iii. Menggosok urinoir dengan busa pembersih secara menyeluruh sampai kotoran hilang iv. Menggosok mulai dari permukaan bagian dalam sampai bawah termasuk lubang-lubang kecil tempat air keluar dan tempatpembuangan air seni v. Menyiram seluruh urinoir dengan air bersih vi. Membersihkan bagian yang terbuat dari stainless steel vii. Membersihkan bagian bawah dari leher bawah urinoir untuk jenis urinoir gantung g. Membersihkan wastafel, lantai marmer, kaca, dan kaca cermin i. Menyemprotkan cairan pembersih ke dalam mangkok wastafel secara merata ii. Menggosok mangkok wastafel dengan busa pembersih secara menyeluruh sampai kotoran hilang iii. Menyiram mangkok wastafel dengan air bersih iv. Mengelap permukaan marmer dengan air hangat dan mencegah agar bahan pembersih tidak mengenai permukaan marmer v. Mengelap bagian bingkai cermin yang terbuat dari kayu dengan bahan pembersih pendukung. Untuk bingkai yang diplitur, menggunakan teak oil. Untuk jenis bingkai yang mengalami proses finishing dengan cat, gunakan air dengan sedikit zat pembersih yang tidak merusak cat. Untuk bingkai dengan finishing bahan metal, gunakan sejenis bahan braso, atau dengan lap yang tidak terlalu basah 21
23 vi. Membersihkan kaca cermin dan kaca biasa dengan cairan pembersih kaca, lalu mengelap dengan kain atau menggunakan sweeper kaca h. Membersihkan permukaan lantai i. Mengepel lantai porselen atau lantai yang dicat dengan menggunakan bahan pembersih ii. Membersihkan lantai marmer dengan menggunakan lap sampai lantai bersih dan mengkilap iii. Memeriksa kebersihan tempat sabun dan ketersediaan sabun di dalamnya 4.2. Petunjuk Pemeliharaan Perpipaan 1. Pemeriksaan terhadap pipa air limbah a. Memeriksa kebocoran pada pipa secara berkala untuk dapat memberikan indikasi lebih dini. b. Mengidentifikasi penyebab terjadinya kebocoran serta titik kebocoran, misalnya: bagian-bagian sambungan pipa dan atau perlengkapannya, atau lubang kecil akibat cacat bahan atau kurang baiknya pemasangan pipa, terjadinya gempa atau turunnya tanah, pipa yang korosi, dan sebagainya. 2. Pemeriksaan terhadap kelancaran aliran Setiap bagian dari sistem pembuangan harus diperiksa apakah dapat mengalirkan air buangan dengan lancar. 3. Pembersihan pipa air limbah a. Memeriksa apakah ada benda-benda atau bahan-bahan yang menyumbat aliran atau mengganggu aliran air limbah 22
24 b. Memeriksa apakah air limbah dapat mengalir dengan lancar tanpa meninggalkan endapan c. Memeriksa apakah kemiringan pipa masih memadai atau cukup. d. Jika ditemukan ada benda-benda atau bahan-bahan yang menyumbat, masukkan sebatang kawat yang fleksibel dan putar putarkan. Jangan menggunakan bahan kimia dalam pembersihan sebab akan menimbulkan efek buruk pada pipa, perlengkapan maupun proses pengolahannya Petunjuk Pemeliharaan Bangunan Bawah 1. Pemeliharaan Tangki Septik a. Memastikan bahwa tidak ada sampah / bahan-bahan anorganik dan non biodegradable misalnya: kain, puntung rokok, pembalut, tisu dan lain-lain masuk ke dalam tangki septik b. Mengetahui kondisi atau volume lumpur atau scum yang ada di dalam tangki septik. c. Menguras tangki septik apabila: Ketinggian lumpur sudah mencapai ± 50 cm dari pipa outlet Ketebalan scum sudah mencapai ± 10 cm dari bagian sekat d. Menguras tangki septik minimal sekali dalam 2 tahun 2. Pemeliharaan Tangki Biofilter a. Memastikan bahwa tidak ada sampah / bahan-bahan anorganik dan non biodegradable misalnya: kain, puntung rokok, pembalut, tisu dan lain-lain masuk ke dalam tangki biofilter b. Memerika kompartemen biofilter 23
25 Tabel 7 Petunjuk pemeriksaan ruang kompartemen biofilter Unit yang Diperiksa Unit Kegiatan Pemakai < 15 orang Jangka Waktu Pemakai orang Pemakai orang Ruang anaerobik Pembuangan buih pada permukaan air Sekali dalam 3 bulan Sekali dalam 2 bulan Sekali dalam 1,5 bulan Saringan antar kompartemen Penyaringan Sekali dalam 1 tahun Sekali dalam 1 tahun Sekali dalam 1 tahun Ruang aerasi Pembuangan kotoran pada media Sekali dalam 3 bulan Sekali dalam 2 bulan Sekali dalam 1,5 bulan Aliran udara dan air Pemeriksaan aliran Disesuaikan Disesuaikan Disesuaikan Ruang pengendapan Ruang desinfektan Pengisian ulang bahan kimia Pemeriksaan lumpur Sekali dalam 3 bulan Sekali dalam 3 bulan Sekali dalam 2 bulan Sekali dalam 2 bulan Sekali dalam 1,5 bulan Sekali dalam 1,5 bulan Sumber: Petunjuk Teknis Tata Cara Perencanaan dan Pemasangan Tangki Biofilter Pengolahan Air Limbah Rumah Tangga dengan Tangki Biofilter (Pd-T C) 3. Uji kualitas air limbah (uji influen dan efluen) a. Menetapkan titik pengambilan sampel air limbah (influen dan efluen) b. Mengambil sampel di masing-masing titik sesuai dengan metode pengambilan sampel air limbah (sesuai dengan SNI :2008). Langkah-langkah pengambilan sampel, yakni: i. siapkan alat pengambil contoh sesuai dengan saluran pembuangan ii. bilas alat dengan contoh yang akan diambil, sebanyak 3 (tiga) kali 24
26 iii. ambil contoh sesuai dengan peruntukan analisis dan campurkan dalam penampung sementara, kemudian homogenkan iv. masukkan ke dalam wadah yang sesuai peruntukan analisis v. lakukan segera pengujian untuk parameter suhu, kekeruhan dan daya hantar listrik, ph, dan oksigen terlarut yang dapat berubah dengan cepat dan tidak dapat diawetkan vi. hasil pengujian parameter lapangan dicatat dalam buku catatan khusus serta dilakukan perbandingan antara hasil dengan standar baku mutu yang telah ditetapkan vii. pengambilan contoh untuk parameter pengujian di laboratorium dilakukan pengawetan sesuai dengan Standard Method c. Uji kualitas air dilakukan minimal 1 kali dalam 6 bulan 4. Penyedotan Lumpur Tinja a. Tidak dianjurkan masuk ke dalam tangki septik saat pemompaan sedang berlangsung sebab dapat membahayakan kesehatan b. Pengurasan dilakukan melalui manhole c. Pengurasan menggunakan pompa vakum atau pompa sentrifugal yang terhubung langsung dengan truk pengangkut lumpur tinja dan dalam kondisi yang terisolasi d. Melakukan pengadukan pada lumpur yang ada dalam tangki septik, tepatnya pada saat lumpur tinggal sedikit (level isi tangki septik ± 30 cm dari pipa outlet). Hal ini dilakukan untuk menghindari padatan yang tertinggal dalam tangki septik e. Melakukan inpeksi terhadap komponen tangki septik seperti baffle outlet atau sanitary tee ketika tangki septik sudah habis dikuras f. Mengisi tangki septik dengan air hingga batas pipa outlet. Air yang digunakan tidak boleh memiliki kandungan TSS>400 ppm 25
27 g. Melakukan start up terhadap tangki septik. Perlu diingat bahwa dalam melakukan start up dengan pemompaan, tidak perlu ada lumpur yang disisakan. Selain itu, tidak perlu menambahkan zat-zat yang bertujuan untuk mempercepat proses, misalnya: bahan kimia. 26
28 Contoh Kartu Pemeriksaan Toilet Waktu Pemeriksaan Bau Kloset/ WC Urinal Wastafel Cermin Sabun cair Lantai Tempat Sampah Pintu Nama Pemeriksa Tgl Waktu P L P L P L P L P L P L P L P L P L Keterangan: Bersih X Kotor 27
29 REFERENSI Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI) T tentang Tata Cara Pemeliharaan Sistem Plambing SNI tentang Tata Cara Perencanaan Bangunan MCK Umum Draft Petunjuk Teknis: Prosedur Standar Sistem Operasi dan Pemeliharaan Fasilitas MCK Draft Petunjuk Teknis: Prosedur Standar Sistem Operasi dan Pemeliharaan Tangki Septik Sumber: Petunjuk Teknis Tata Cara Perencanaan dan Pemasangan Tangki Biofilter Pengolahan Air Limbah Rumah Tangga dengan Tangki Biofilter (Pd-T C) Buku: Toilet Umum Indonesia Buku: Membangun Toilet Umum dengan Mudah Kering itu Sehat Buku: Membersihkan dan Memelihara Toilet Umum Buku Pedoman Sanitasi Berbasis Masyarakat (SANIMAS) MENTERI PEKERJAAN UMUM DJOKO KIRMANTO 28
30 29
JENIS DAN KOMPONEN SPALD
LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 04/PRT/M/2017 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK JENIS DAN KOMPONEN SPALD A. KLASIFIKASI SISTEM PENGELOLAAN
Lebih terperinciInfrastruktur PLP dalam Mendukung Kesehatan Masyarakat
Infrastruktur PLP dalam Mendukung Kesehatan Masyarakat Direktorat Pengembangan PLP Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat APA YANG DISEBUT SANITASI?? Perpres 185/2014
Lebih terperinciPedoman Operasi & Pemeliharaan Sarana Sanitasi Komunal di Kabupaten Bandung
Pedoman Operasi & Pemeliharaan Sarana Sanitasi Komunal di Kabupaten Bandung DISAJIKAN OLEH: DINAS PERUMAHAN, PENATAAN RUANG DAN KEBERSIHAN KABUPATEN BANDUNG DISAMPAIKAN DALAM ; PELATIHAN TFL SANITASI (SLBM
Lebih terperinciTabel 3.34 Daftar Program/Proyek Layanan Yang Berbasis Masyarakat Tabel 3.35 Kegiatan komunikasi yang ada di Kabupaten Merangin...
Daftar Isi Kata Pengantar Bupati Merangin... i Daftar Isi... ii Daftar Tabel... iv Daftar Peta... vi Daftar Gambar... vii Daftar Istilah... viii Bab 1: Pendahuluan... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Landasan
Lebih terperinciBAB III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI
BAB III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI 3.1 Rencana Kegiatan Air Limbah Pengolahan air limbah permukiman secara umum di Kepulauan Aru ditangani melalui sistem setempat (Sistem Onsite). Secara umum
Lebih terperinciNo. Kriteria Ya Tidak Keterangan 1 Terdapat kloset didalam atau diluar. Kloset bisa rumah.
Lampiran 1 Lembar Observasi Penelitian Gambaran Pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) di Desa Lolowua Kecamatan Hiliserangkai Kabupaten Nias Sumatera UtaraTahun 2014 Nama : Umur : Jenis
Lebih terperinciPENGELOLAAN AIR LIMBAH KAKUS I
PENGELOLAAN AIR LIMBAH KAKUS I 1. PENDAHULUAN Limbah rumah tangga adalah limbah yang berasal dari dapur, kamar mandi, cucian, limbah bekas industri rumah tangga dan kotoranmanusia. Limbah merupakan buangan/bekas
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA BEKASI
BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 2015 SERI : PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BEKASI, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciW ALIKOTA M AKASSAR PROVINSI SULAW ESI SELATAN
WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KOTA MAKASSAR NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MAKASSAR, Menimbang : a.
Lebih terperinciTATA CARA PERENCANAAN BANGUNAN MCK UMUM
TATA CARA PERENCANAAN BANGUNAN MCK UMUM COPY SNI 03-2399 - 2002 TATA CARA PERENCANAAN BANGUNAN MCK UMUM 1 Ruang Iingkup Tata cara ini meliputi istilah dan definisi, persyaratan yang berlaku untuk sarana
Lebih terperinciPETUNJUK UMUM UNTUK MERAWAT SISTEM SEPTIK TANK
SISTEM BARU Sistem apapun yang anda pilih, baik sitem septik konvensional maupun jenis aerobik, tangki penampungan yang baru harus melalui masa tenang di mana bakteri-bakteri yang diperlukan mulai hidup
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK
PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN, Menimbang : a. bahwa salah satu
Lebih terperinciPETUNJUK TEKNIS TATA CARA PEMBANGUNAN IPLT SISTEM KOLAM
PETUNJUK TEKNIS TATA CARA PEMBANGUNAN IPLT SISTEM KOLAM TATA CARA PEMBANGUNAN IPLT SISTEM KOLAM BAB I DESKRIPSI 1.1 Ruang lingkup Tatacara ini meliputi ketentuan-ketentuan, cara pengerjaan bangunan utama
Lebih terperinciKLASIFIKASI SISTEM PEMBUANGAN
KLASIFIKASI SISTEM PEMBUANGAN Klasifikasi berdasarkan jenis air buangan: Sistem pembuangan air kotor. Adalah system pembuangan untuk air buangan yang berasal dari kloset, urinal, bidet, dan air buangan
Lebih terperincikotak turun 4. Berapa persen air tawar (freshwater) dari seluruh total air di bumi? Jawaban : Kurang lebih 4%.
Aturan Permainan A i r M i n u m & S a n i ta s i kotak turun 4. Berapa persen air tawar (freshwater) dari seluruh total air di bumi? Kurang lebih 4%. Sumber: http://water.usgs.gov/edu/earthhowmuch.html
Lebih terperinciUlar Tangga Air Minum dan Sanitasi merupakan permainan yang disusun untuk meningkatkan kepedulian tentang pentingnya menjaga lingkungan.
Aturan Permainan & A i r M i n u m S a n i t a s i U l a r Ta n g g a A i r M i n u m & S a n i ta s i Ular Tangga Air Minum dan Sanitasi merupakan permainan yang disusun untuk meningkatkan kepedulian
Lebih terperinciPENGAWASAN BAB I PEMANTAUAN DAN EVALUASI SPALD
LAMPIRAN V PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 04/PRT/M/2017 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK PENGAWASAN BAB I PEMANTAUAN DAN EVALUASI SPALD A. UMUM
Lebih terperinciBUPATI BANGKA SELATAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
BUPATI BANGKA SELATAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM AIR LIMBAH DOMESTIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciDESKRIPSI PROGRAM UTAMA
DESKRIPSI PROGRAM UTAMA PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN LATAR BELAKANG Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat,
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,
SALINAN NOMOR 2/2017 PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Unit Operasi IPAL Mojosongo Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Mojosongo di bangun untuk mengolah air buangan dari kota Surakarta bagian utara, dengan
Lebih terperinciBAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI
BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI Berdasarkan hasil penetapan wilayah penanganan prioritas disusun rencana pengembangan sanitasi untuk tiga sektor yaitu air limbah, persampahan dan drainase. Program
Lebih terperinciDasar-Dasar Rumah Sehat KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR Guna menunjang program pemerintah dalam penyediaan infrastruktur perdesaan, Puslitbang Perumahan dan Permukiman, Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Lebih terperinciBAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Kabupaten Balangan. 2.1 Visi Misi Sanitasi
II-1 BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 2.1 Visi Misi Sanitasi Visi Pembangunan Tahun 2011-2015 adalah Melanjutkan Pembangunan Menuju Balangan yang Mandiri dan Sejahtera. Mandiri bermakna harus mampu
Lebih terperinciRINGKASAN EKSEKUTIF DIAGRAM SISTEM SANITASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK KABUPATEN WONOGIRI. (C) Pengangkutan / Pengaliran
RINGKASAN EKSEKUTIF Strategi Sanitasi Kabupaten Wonogiri adalah suatu dokumen perencanaan yang berisi kebijakan dan strategi pembangunan sanitasi secara komprehensif pada tingkat kabupaten yang dimaksudkan
Lebih terperinciDeskripsi Program/ Kegiatan Sanitasi. Dinas PU Kabupaten Tapanuli Tengah
Deskripsi Program/ Sanitasi Kabupaten Tapanuli Tengah A. Program/ Air Limbah Nama Program/ Pembangunan MCK Komunal - Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk tidak BABS dan mempunyai jamban yang aman /
Lebih terperinciTata cara perencanaan bangunan MCK umum
Standar Nasional Indonesia Tata cara perencanaan bangunan MCK umum ICS 27.180 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Halaman Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3
Lebih terperinciWALIKOTA MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK
WALIKOTA MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciBAB 04 STRATEGI PEMBANGUNAN SANITASI
BAB 04 STRATEGI PEMBANGUNAN SANITASI Pada bab ini akan dibahas mengenai strategi pengembangan sanitasi di Kota Bandung, didasarkan pada analisis Strength Weakness Opportunity Threat (SWOT) yang telah dilakukan.
Lebih terperinciDAFTAR ISI... i DAFTAR SINGKATAN... ii BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Organisasi... 1
DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i DAFTAR SINGKATAN... ii BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Organisasi... 1 BAB 2 ASPEK OPERASI DAN PEMELIHARAAN 2.1. Pengelolaan... 7 2.2. Penyuluhan... 8 2.3. Pedoman... 8 2.4 Pendanaan...
Lebih terperinciTata cara perencanaan dan pemasangan tangki biofilter pengolahan air limbah rumah tangga dengan tangki biofilter
Tata cara perencanaan dan pemasangan tangki biofilter pengolahan air limbah rumah tangga dengan tangki biofilter 1 Ruang lingkup Tata cara ini mencakup persyaratan, kriteria perencanaan dan cara pemasangan
Lebih terperinciINSTALASI PLUMBING (AIR BERSIH DAN AIR KOTOR) Kuliah 7, 26 Oktober 2009
INSTALASI PLUMBING (AIR BERSIH DAN AIR KOTOR) Kuliah 7, 26 Oktober 2009 PENDAHULUAN Instalasi plumbing (pemipaan) sangat penting untuk menunjang operasional bangunan. Sebagai sarana penyaluran air, gas,
Lebih terperinci4.1. Baku Mutu Limbah Domestik
Bab iv Rencana renovasi ipal gedung bppt jakarta Agar pengelolaan limbah gedung BPPT sesuai dengan Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Nomor 122 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Air
Lebih terperinciPEMANFAATAN DRUM PLASTIK BEKAS SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN SEPTIC TANK
PEMANFAATAN DRUM PLASTIK BEKAS SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN SEPTIC TANK Masykur Jurusan Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Metro Jl. Ki Hajar Dewantara 15 A Metro, Lampung. Email : masykur@yahoo.com ABSTRAK
Lebih terperinciKLASIFIKASI SISTEM PEMBUANGAN. Klasifikasi berdasarkan jenis air buangan:
KLASIFIKASI SISTEM PEMBUANGAN Dr. SUKAMTA, S.T., M.T. PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNUVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2015 Klasifikasi berdasarkan jenis air buangan: Sistem pembuangan air
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kualitas Air Kualitas air secara biologis ditentukan oleh banyak parameter, yaitu parameter mikroba pencemar, patogen dan penghasil toksin. Banyak mikroba yang sering bercampur
Lebih terperinciA. Penyusunan Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah Kabupaten Kubu Raya
Lampiran E: Deskripsi Program / Kegiatan A. Penyusunan Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah Kabupaten Kubu Raya Nama Maksud Penyusunan Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah Kabupaten Kubu
Lebih terperinciPEMBUATAN TOILET KERING
MODUL: PEMBUATAN TOILET KERING I. DESKRIPSI SINGKAT S anitasi menunjukkan tingkat kebersihan dalam menangani limbah WC yaitu feces dan urin yang diproduksi semua orang setiap hari. Hal ini tercermin dari
Lebih terperinciBAB VII PETUNJUK OPERASI DAN PEMELIHARAAN
BAB VII PETUNJUK OPERASI DAN PEMELIHARAAN VII.1 Umum Operasi dan pemeliharaan dilakukan dengan tujuan agar unit-unit pengolahan dapat berfungsi optimal dan mempunyai efisiensi pengolahan seperti yang diharapkan
Lebih terperinciPENGELOLAAN AIR LIMBAH RUMAH TANGGA I
PENGELOLAAN AIR LIMBAH RUMAH TANGGA I 1. PENDAHULUAN Limbah rumah tangga adalah limbah yang berasal dari dapur, kamar mandi, cucian, limbah bekas industri rumah tangga dan kotoranmanusia. Limbah merupakan
Lebih terperinciBAB 4 ASPEK DAMPAK LINGKUNGAN
BAB 4 ASPEK DAMPAK LINGKUNGAN 4. 1 Aspek Dampak Lingkungan Air limbah domestik adalah air limbah yang berasal toilet, kamar mandi, pencucian pakaian, wastafel, kegiatan membersihkan lantai dan aktifitas
Lebih terperinciTL-3230 SEWERAGE & DRAINAGE. DETAIL INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH SISTEM SETEMPAT (On site system 1)
TL-3230 SEWERAGE & DRAINAGE DETAIL INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH SISTEM SETEMPAT (On site system 1) Penempatan Pengolahan Air Limbah 1. Pengolahan sistem terpusat (off site) 2. Pengolahan sistem di tempat
Lebih terperinciBAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN 5.1 Kuantitas Air Limbah Untuk kuantitas dapat dilakukan dengan menghitung debit limbah cair dan beban pencemaran. Untuk analisa kualitas dengan cara menghitung efesiensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi (BPS) Kota Bima
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sanitasi merupakan salah satu pelayanan dasar yang kurang mendapatkan perhatian dan belum menjadi prioritas pembangunan di daerah. Dari berbagai kajian terungkap bahwa
Lebih terperinciPETUNJUK TEKNIS TATA CARA PERENCANAAN IPLT SISTEM KOLAM
PETUNJUK TEKNIS TATA CARA PERENCANAAN IPLT SISTEM KOLAM TATA CARA PERENCANAAN IPLT SISTEM KOLAM BAB I DESKRIPSI 1.1 Ruang lingkup Tata cara ini memuat pengertian dan ketentuan umum dan teknis dan cara
Lebih terperinciTersedianya perencanaan pengelolaan Air Limbah skala Kab. Malang pada tahun 2017
Sub Sektor Air Limbah Domestik A. Teknis a. User Interface Review Air Limbah Buang Air Besar Sembarangan (BABS), pencemaran septic tank septic tank tidak memenuhi syarat, Acuan utama Air Limbah untuk semua
Lebih terperinciLEMBAR OBSERVASI PENELTIAN PENYELENGHGARAAN KESEHATAN LINGKUNGANSEKOLAH DASAR (SD) NEGERI DAN SD SWASTA AL-AZHAR DI KECAMATAN MEDAN JOHOR TAHUN
No LEMBAR OBSERVASI PENELTIAN PENYELENGHGARAAN KESEHATAN LINGKUNGANSEKOLAH DASAR (SD) NEGERI 060934 DAN SD SWASTA AL-AZHAR DI KECAMATAN MEDAN JOHOR TAHUN 2016 Menurut 1429/Menkes/SK/XII/2006 tentang Pedoman
Lebih terperinciBagian III: JARINGAN AIR KOTOR
Bagian III: JARINGAN AIR KOTOR PENGERTIAN Air buangan atau Air Limbah (Waste Water) adalah air yang telah selesai digunakan oleh berbagai kegiatan manusia (rumah tangga, industri, bangunan umum dll.).
Lebih terperinciCHECKLIST PEMBINAAN KANTIN SEKOLAH SEHAT SDN 04 LEBAK BULUS
NO SARANA & PRASARANA / TANGGAL 1 LOKASI DAN BANGUNAN A. LANTAI BERSIH, TIDAK LICIN B. DINDING BERSIH, WARNA TERANG, KEDAP AIR C. LANGIT-LANGIT TIDAK BOCOR, TIDAK MENGELUPAS D. PINTU DAPAT DIBUKA TUTUP
Lebih terperinciBAB 3 INSTRUKSI KERJA (IK)
BAB 3 INSTRUKSI KERJA (IK) 3.1. Start-Up IPAL Sebelum IPAL dioperasikan seluruh peralatan mekanik dan elektrik harus dipastikan dalam keadaan berjalan dengan baik dan siap untuk dioerasikan. Peralatan-peralatan
Lebih terperinciBab 3: Profil Sanitasi Wilayah
Bab 3: Profil Sanitasi Wilayah Tabel 3.1: Rekapitulasi Kondisi fasilitas sanitasi di sekolah/pesantren (tingkat sekolah: SD/MI/SMP/MTs/SMA/MA/SMK) (toilet dan tempat cuci tangan) Jumlah Jumlah Jml Tempat
Lebih terperinciPENGELOLAAN LIMBAH INDUSTRI RUMAH TANGGA
PENGELOLAAN LIMBAH INDUSTRI RUMAH TANGGA 1. PENDAHULUAN Limbah rumah tangga adalah limbah yang berasal dari dapur, kamar mandi, cucian, limbah bekas industri rumah tangga dan kotoranmanusia. Limbah merupakan
Lebih terperinciLembar Observasi. Hygiene Petugas Kesehatan BP 4 Medan Tahun sesuai dengan Kepmenkes No. 1204/Menkes/Per/X/2004.
Lembar Observasi Hygiene Petugas Kesehatan BP 4 Medan Tahun 2012 Nama : Jenis Kelamin : Umur : Pendidikan : Lama Bekerja : Observasi ini merupakan jawaban tentang persyaratan Hygiene Petgugas Kesehatan
Lebih terperinci- 2 - MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK.
- 2-2. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 15/PRT/M/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia (Berita Negara Republik
Lebih terperinciLampiran A. Kerangka Kerja Logis Air Limbah
Lampiran A. Kerangka Kerja Logis Air Limbah Permasalahan Mendesak Tujuan Sasaran Strategi Program Kegiatan 1. Meningkatnya pembangunan Tersedianya Tersedianya Penyusunan Masterplan Penyusunan Masterplan
Lebih terperinciKERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB 2
KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB 2 PENYUSUNAN KEBIJAKAN STRATEGI SANITASI KOTA TANGERANG 1 Bab 4 Program dan Kegiatan Percepatan Pembangunan Sanitasi 1.1 Ringkasan Program dan Kegiatan Sanitasi Program
Lebih terperinciKementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Didukung oleh: Kata Pengantar Sanitasi Sekolah menjadi salah satu indikator dalam Sustainable Development Goals atau
Lebih terperinciTATA CARA PERENCANAAN TANGKI SEPTIK DENGAN SISTEM RESAPAN
TATA CARA PERENCANAAN TANGKI SEPTIK DENGAN SISTEM RESAPAN COPY SNI 03-2398 - 2002 Pendahuluan Tat cara ini dimaksudkan sebagai acuan bagi perencana dalam pembangunan septik dengan sistem resapan. Tata
Lebih terperinciSanitasi Penyedia Makanan
Bab 6 Sanitasi Penyediaan Makanan Sanitasi Penyedia Makanan Sanitasi Jasa Boga Sanitasi Rumah Makan & Restoran Sanitasi Hotel Sanitasi Rumah Sakit Sanitasi Transportasi Penggolongan Jasa Boga Jasa boga
Lebih terperinciLAPORAN IPLT KEPUTIH KOTA SURABAYA PROPINSI JAWA TIMUR
LAPORAN IPLT KEPUTIH KOTA SURABAYA PROPINSI JAWA TIMUR IPLT Keputih Kota Surabaya DESEMBER 2010 1 A. Gambaran Umum Wilayah; Geografis Kota Surabaya terletak antara 112 36 112 54 BT dan 07 21 LS, dengan
Lebih terperinciINSTALASI PLUMBING. 2. Sarana pemipaan dalam gedung (air bersih dan air kotor) 3. Sarana peralatan sanitair dan perlengkapannya
INSTALASI PLUMBING I. SISTEM PLUMBING Sistem plumbing di dalam gedung meliputi beberapa sarana yang terdiri dari: 1. Sarana sumber air bersih 2. Sarana pemipaan dalam gedung (air bersih dan air kotor)
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian sampah Sampah adalah barang yang dianggap sudah tidak terpakai dan dibuang oleh pemilik/pemakai sebelumnya, tetapi bagi sebagian orang masih bisa dipakai jika dikelola
Lebih terperinciPENGELOLAAN PERSAMPAHAN
PENGELOLAAN PERSAMPAHAN 1. LATAR BELAKANG PENGELOLAAN SAMPAH SNI 19-2454-1991 tentang Tata Cara Pengelolaan Teknik Sampah Perkotaan, mendefinisikan sampah sebagai limbah yang bersifat padat, terdiri atas
Lebih terperinciBAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI
BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI Berdasarkan hasil penetapan wilayah penanganan prioritas disusun rencana pengembangan sanitasi untuk tiga sektor yaitu air limbah, persampahan dan drainase. Program
Lebih terperinciPermasalahan Mendesak Tujuan Sasaran Strategi Program Kegiatan. Perencanaan menyeluruh pengelolaan sistem air limbah skala Kota.
A. KERANGKA KERJA LOGIS (KKL) A.1. KERANGKA KERJA LOGIS AIR LIMBAH Permasalahan Mendesak Tujuan Sasaran Strategi Program Kegiatan Belum adanya Master Plan dan peta Pengelolaan air limbah domestik Mendapatkan
Lebih terperinciPEMBUATAN SALURAN AIR BEKAS MANDI DAN CUCI
PEMBUATAN SALURAN AIR BEKAS MANDI DAN CUCI 1. PENDAHULUAN Limbah rumah tangga adalah limbah yang berasal dari dapur, kamar mandi, cucian, limbah bekas industri rumah tangga dan kotoranmanusia. Limbah merupakan
Lebih terperinciPetunjuk Operasional IPAL Domestik PT. UCC BAB 6 PERAWATAN DAN PERMASALAHAN IPAL DOMESTIK
BAB 6 PERAWATAN DAN PERMASALAHAN IPAL DOMESTIK 59 6.1 Perawatan Yang Perlu Diperhatikan Petunjuk Operasional IPAL Domestik PT. UCC Perawatan unit IPAL yang perlu diperhatikan antara lain : Hindari sampah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pertambahan penduduk dan aktivititas masyarakat di daerah perkotaan makin
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertambahan penduduk dan aktivititas masyarakat di daerah perkotaan makin meningkat seiring dengan kemajuan teknologi, yang juga akan membawa permasalahan lingkungan.
Lebih terperinciDESKRIPSI PROGRAM/KEGIATAN. Review Penyusunan Masterplan Air Limbah. Menyediakan dokumen perencanaan air limbah domestik skala Kabupaten
Lampiran-5 Sektor Air Limbah Program/Kegiatan DESKRIPSI PROGRAM/KEGIATAN Review Penyusunan Masterplan Air Limbah Review dokumen masterplan merupakan suatu tahap awal perbaikan dari perencanaan air limbah.
Lebih terperinciHow To Supervise Public Toilet Operasional dan Perawatan Toilet Umum
How To Supervise Public Toilet Operasional dan Perawatan Toilet Umum ASOSIASI TOILET INDONESIA Clean Expo 2016 April 07, 2016 Ridha Artinto Toilet adalah salah satu cermin budaya suatu komunitas. A nation
Lebih terperinci2. Program Peningkatan Infrastruktur Air Limbah Domestik Sistem Setempat dan Sistem Komunal
Lampiran 5 Diskripsi Program Utama A. Komponen Air Limbah Domestik 1. Program Penyusunan Outline Plan Air Limbah Kota sabang belum memiliki Qanun atau Peraturan Walikota; mengenai pengelolaan air limbah,
Lebih terperinciMATERI KESEHATAN LINGKUNGAN
MATERI KESEHATAN LINGKUNGAN TEMPAT PENGOLAHAN MAKANAN dr. Tutiek Rahayu,M.Kes tutik_rahayu@uny.ac.id TEMPAT PENGOLAHAN MAKANAN 1 syarat LOKASI KONSTRUKSI Terhindar dari Bahan Pencemar (Banjir, Udara) Bahan
Lebih terperinciJarak tangki septik ke sumber air bersih 10 m, ke bangunan 1,5 m. Ada bidang resapan. Ada jaringan pipa air limbah.
3 BIDANG AIR LIMBAH A. Kelengkapan Prasarana Lingkungan Bidang Air Limbah NO ACUAN STANDAR EKSISTING 1. SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan Jarak tangki septik
Lebih terperinciLAMPIRAN 2 LAMPIRAN 2 ANALISIS SWOT
LAMPIRAN 2 LAMPIRAN 2 ANALISIS SWOT ANALISIS SWOT Air Limbah Domestik A. Analisa SWOT O lingkungan mendukung agresif stabil w lemah selektif berputar Besar-besaran kuat s * (-39 : -24) ceruk terpusat lingkungan
Lebih terperinciINSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Setiap hari manusia menghasilkan air limbah rumah tangga (domestic waste water). Air limbah tersebut ada yang berasal dari kakus disebut black water ada pula yang
Lebih terperinciBAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI. 3.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik
III-1 BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI Pada bab strategi percepatan pembangunan sanitasi akan dijelaskan lebih detail mengenai tujuan sasaran dan tahapan pencapaian yang ingin dicapai dalam
Lebih terperinciProgram penyusunan Masterplan. Tersedianya Master Plan sistem pengelolaan air limbah domestik tahun Penyusunan Master Plan skala kabupaten
Tabel 2.20 Kerangka Kerja Logis Air Limbah 1. Belum adanya Master Plan air limbah domestic Program penyusunan Masterplan 2. Belum ada regulasi yang mengatur limbah domestic 3. Belum adanya sarana dan Prasarana
Lebih terperinciPerencanaan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di Rumah Susun Tanah Merah Surabaya
D199 Perencanaan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di Rumah Susun Tanah Merah Surabaya Daneswari Mahayu Wisesa dan Agus Slamet Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut
Lebih terperinciBab VI RUMUSAN REKOMENDASI KEBIJAKAN DAN STRATEGI IMPLEMENTASINYA
Bab VI RUMUSAN REKOMENDASI KEBIJAKAN DAN STRATEGI IMPLEMENTASINYA 6.1 Sintesa Hasil Simulasi 6.1.1 Pelestarian Fungsi Lingkungan Perkotaan Hasil analisis terhadap keberadaan prasarana dan sarana kota menunjukkan
Lebih terperinciDOKUMEN ATURAN BERSAMA DESA KARANGASEM, KECAMATAN PETARUKAN, KABUPATEN PEMALANG
DOKUMEN ATURAN BERSAMA DESA KARANGASEM, KECAMATAN PETARUKAN, KABUPATEN PEMALANG KONDISI FAKTUAL KONDISI IDEAL ATURAN BERSAMA YANG DISEPAKATI A. LINGKUNGAN 1. Jaringan Jalan dan Drainase Banyak rumah yang
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 6 TAHUN : 2016 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KULON
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. melalui anus dan merupakan sisa dari proses pencernaan makanan di sepanjang
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Limbah Tinja Tinja adalah bahan buangan yang dikeluarkan dari tubuh manusia melalui anus dan merupakan sisa dari proses pencernaan makanan di sepanjang sistem saluran
Lebih terperinciPetunjuk Operasional IPAL Domestik PT. UCC BAB 4 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SISTEM IPAL DOMESTIK
BAB 4 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SISTEM IPAL DOMESTIK 29 4.1 Prosedur Start-Up IPAL Petunjuk Operasional IPAL Domestik PT. UCC Start-up IPAL dilakukan pada saat IPAL baru selesai dibangun atau pada saat
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI
62 BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI 3.1 Jaringan Penyaluran Air Buangan Kota Bandung Pengolahan air limbah secara terpusat lebih umum digunakan di Indonesia, namun terdapat sistem saluran air buangan
Lebih terperinciPROPINSI SULAWESI TENGGARA
PROPINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN DAERAH KOTA KENDARI NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KENDARI, Menimbang : a. bahwa dalam rangka
Lebih terperinciKONSEP PENANGANAN SANITASI DI KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KONSEP PENANGANAN SANITASI DI KAWASAN KUMUH PERKOTAAN DIREKTORAT PENGEMBANGAN PLP DITJEN CIPTA KARYA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT KONDISI SANITASI DI KAWASAN KUMUH Permukiman Kumuh adalah
Lebih terperinciBab 4 Strategi Pengembangan Sanitasi
Bab 4 Strategi Pengembangan Sanitasi 4.. Air limbah domestik Perencanaan pembangunan air limbah domestik di Kabupaten Pati didasarkan kepada permasalahan permasalahan mendesak dan posisi pengelolaan sanitasi
Lebih terperinciT E S I S KAJIAN PENINGKATAN SANITASI UNTUK MENCAPAI BEBAS BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN DI KECAMATAN KARANGASEM BALI
T E S I S KAJIAN PENINGKATAN SANITASI UNTUK MENCAPAI BEBAS BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN DI KECAMATAN KARANGASEM BALI Oleh: MADE YATI WIDHASWARI NRP. 3310 202 712 Dosen Pembimbing: Dr. Ir. NIEKE KARNANINGROEM,
Lebih terperinciPENYUSUNAN KEBIJAKAN STRATEGI SANITASI KOTA TANGERANG 1
PENYUSUNAN KEBIJAKAN STRATEGI SANITASI KOTA TANGERANG 1 Bab 5 Strategi Monitoring dan Evaluasi 1.1 Kerangka Monitoring dan Evaluasi Implementasi SSK Monitoring dapat diartikan sebagai proses rutin pengumpulan
Lebih terperinciPENGELOLAAN AIR LIMBAH
PENGELOLAAN AIR LIMBAH 1. PENDAHULUAN Limbah rumah tangga adalah limbah yang berasal dari dapur, kamar mandi, cucian, limbah bekas industri rumah tangga dan kotoranmanusia. Limbah merupakan buangan/bekas
Lebih terperinciPenyehatan Lingkungan Permukiman bertujuan untuk mewujudkan kawasan permukiman yang layak huni, sehat, aman, produktif dan berkelanjutan melalui
Penyehatan Lingkungan Permukiman bertujuan untuk mewujudkan kawasan permukiman yang layak huni, sehat, aman, produktif dan berkelanjutan melalui peningkatan kualitas kesehatan masyarakat dan menjaga kelestarian
Lebih terperinciBUKU SAKU VERIFIKASI SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM)
BUKU SAKU VERIFIKASI SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM) Direktorat Penyehatan Lingkungan Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan RI 2013 Tangga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lingkungan. Dampak tersebut harus dikelola dengan tepat, khususnya dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan penduduk yang begitu cepat terutama di wilayah perkotaan menimbulkan dampak yang sangat serius terhadap penurunan daya dukung lingkungan. Dampak
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Bab Latar Belakang. BPS Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung
Bab - 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sanitasi merupakan salah satu pelayanan dasar yang kurang mendapatkan perhatian dan belum menjadi prioritas pembangunan di daerah. Dari berbagai kajian terungkap
Lebih terperinciEVALUASI LAYANAN SANITASI DI RUSUNAWA SEMANGGI KOTA SURAKARTA
EVALUASI LAYANAN SANITASI DI RUSUNAWA SEMANGGI KOTA SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Program Studi Magister Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna
Lebih terperinciBAB PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI TEPUNG BERAS
BAB PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI TEPUNG BERAS 13.1. Pendahuluan Tepung beras merupakan bahan baku makanan yang sangat luas sekali penggunaannya. Tepung beras dipakai sebagai bahan pembuat roti, mie dan
Lebih terperinciBAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Tabel 2.1 : Visi Misi Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya. Visi Sanitasi Kabupaten
BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 2.1 Visi Misi Sanitasi Tabel 2.1 : Visi Misi Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya Visi Kabupaten Misi Kabupaten Visi Sanitasi Kabupaten Misi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Aceh
Lebih terperinciG E R A K A N N A S I O N A L B E R S I H N E G E R I K U. Pedoman Teknis RUMAH SAKIT BERSIH. (Disusun dalam rangka Gerakan Nasional Bersih Negeriku)
G E R A K A N N A S I O N A L B E R S I H N E G E R I K U Pedoman Teknis RUMAH SAKIT BERSIH (Disusun dalam rangka Gerakan Nasional Bersih Negeriku) Kementerian Kesehatan RI 2012 KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian sampah Sampah adalah barang yang dianggap sudah tidak terpakai dan dibuang oleh pemilik/pemakai sebelumnya, tetapi bagi sebagian orang masih bisa dipakai jika dikelola
Lebih terperinciPenyepakatan VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI SANITASI KOTA TASIKMALAYA SATKER SANITASI KOTA TASIKMALAYA
Penyepakatan VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI SANITASI KOTA TASIKMALAYA SATKER SANITASI KOTA TASIKMALAYA TAHUN LOGO2013 VISI Terciptanya Kondisi Lingkungan Masyarakat yang Sehat dan
Lebih terperinci