Lindawaty Bantu Nur. Moh Kasim Bayu Lesmana Taruna Jurusan Ilmu Hukum
|
|
- Yuliani Setiabudi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1
2 ANALISIS YURIDIS PERLINDUNGAN HUKUM PEGAWAI TIDAK TETAP MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 1999 TENTANG POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN PADA UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PEMADAM KEBAKARAN DI KOTA GORONTALO Lindawaty Bantu Nur. Moh Kasim Bayu Lesmana Taruna Jurusan Ilmu Hukum ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis Perlindungan Hukum Pegawai Tidak Tetap Menurut Undang-Undang No.43 Tahun 1999 Tentang Pokok-Pokok Kepegawaian Pada Unit Pelaksana Teknis Dinas Pemadam Kebakaran Di Kota Gorontalo dan faktor-faktor apa yang menjadi penghambat Pemerintah Kota dalam memberikan Perlindungan Hukum Pegawai Tidak Tetap. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian hukum normatif empiris. Dengan menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif. lokasi penelitian ini di Badan Penangulangan Bencana Daerah pada Unit Pelakasana Teknis Dinas Pemadam Kebakaran di Kota Gorontalo. Bahan yang dipakai dalam penelitian meliputi bahan hukum primer. bahan hukum sekunder dan bahan hukum tersier. teknik pengumpulan datanya dilakukan dengan cara observasi (pengamatan), wawancara. Berdasarkan hasil penelitian, peneliti memperoleh jawaban bahwa perlindungan hukum pegawai tidak tetap Menurut Undang- Undang Nomor 43 Tahun 1999 Tentang Pokok-Pokok Kepegawaian Pada Unit Pelaksana Teknis Dinas Pemadam Kebakaran Di belum sepenuhnya dilaksanakan. Adapun yang menjadi faktor-faktor pemerintah kota dalam memberikan perlindungan hukum Pegawai Tidak Tetap antara lain belum ada suatu peraturan yang jelas dan tegas yang mengatur Perlindungan Pegawai Tidak Tetap, kurangnya pengawasan, Sosialisasi, belum ada kebijakan. Kata Kunci: Perlindungan Hukum Pegawai Tidak Tetap A. Pendahuluan Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang besar dan memiliki struktur pemerintahan yang cukup dengan berbagai permasalahannya. Efektifitas birokrasi merupakan unsur penting terbentuknya sistem kerja pemerintahan khususnya di bidang Kepegawaian. Setiap perkembangan organisasi sangat ditentukan
3 keberhasilannya oleh sumber daya manusia didalamnya dalam mengelola dan mengatur sumber daya yang lainnya. Dengan demikian Pegawai atau Aparatur Pemerintah sipil dalam Tata Pemerintahan Indonesia merupakan sebuah sumber daya utama di organisasi Pemerintah yang harus melayani seluruh rakyat Indonesia dalam mencapai cita-citanya yakni terciptanya masyarakat adil dan makmur berdasarkan pancasila dan Undang-Undang Dasar Perkembangan pemerintahan perlu beberapa faktor yang mempengaruhinya baik materil maupun non materil. Pada umumnya pembentukan materil maupun non materil ditentukan oleh unsur finansial dalam pelaksanaannya disamping sumber daya manusia sebagai pengelola manajemen. Pengelolaan kepegawaian adalah untuk melayani masyarakat dalam meningkatkan pembangunan Negara, namun memenuhi pelayanan msyarakat secara menyeluruh sangatlah diakui keterbatasannya sehingga pemerintah memberikan beberapa ruang kebijakan khusus dalam mengantisipasi kekurangannya. misalnya dengan terbatasnya jumlah Pegawai Negeri Sipil dikarenakan keterbatasan anggaran maka pemerintah memberikan kewenangan kepada Pejabat yang berwenang untuk memperbantukan masyarakat yang memenuhi kualifikasi untuk diangkat menjadi Pegawai tidak tetap, hal ini di dasarkan pada Undang-Undang No.43 Tahun 1999 Tentang Pokok-Pokok Kepegawaian Pasal 2 Ayat 3 yang berbunyi: Pegawai Tidak tetap adalah pegawai yang diangkat untuk jangka waktu tertentu guna melaksanakan tugas pemerintahan dan pembangunan yang bersifat teknis professional dan administrasi sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan organisasi. 2 Ketetapan tersebut merupakan antisipasi serta Keseriusan pemerintah dalam melayani masyarakat. Agar Pegawai Tidak Tetap semangat dalam melakukan pelayanan kepada masyarakat harus mendapatkan perlindungan. Perlindungan adalah segala sesuatu yang dibutuhkan guna untuk menjamin dan melindungi hakhaknya untuk bisa hidup dan harus diperhatikan oleh pemerintah Penjelesan Undang-Undang No.43 Tahun 1999 Jo Undang-Undang No. 8 Tahun 1974 Tentang Pokok-Pokok Kepegawaian pasal 2 ayat 3
4 Dari hasil observasi di lapangan pada tanggal 22 Agustus 2013 ada dua golongan pegawai, yaitu Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Tidak Tetap. Pegawai Negeri Sipil berjumlah tujuh belas orang dan Pegawai Tidak Tetap ada delapan orang. Adapun yang mengalami kecelakan dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2012 berjumlah lima orang Pegawai Tidak Tetap yang belum mendapatkan perlindungan serta perhatian dari Pemerintah Kota. 3 Berdasarkan uraian tersebut maka akan dilakukan penelitian Analisis Yuridis Perlindungan Hukum Bagi Pegawai Tidak Tetap menurut Undang-Undang No.43 Tahun 1999 Tentang Pokok-Pokok Kepegawaian pada Unit Pelaksana Teknis Dinas Pemadam Kebakaran Di Kota Gorontalo. Bagaimana perlindungan hukum bagi Pegawai Tidak Tetap pada Unit Pelakasana Teknis Dinas Pemadam Kebakaran di Kota Gorontalo dan Faktorfaktor apa saja yang menjadi penghambat Pemerintah Kota dalam memberikan perlindungan hukum bagi Pegawai Tidak Tetap pada Unit Pelakasana Teknis Dinas Pemadam Kebakaran di Kota Gorontalo? Menurut Van Vallenhoven sebagaimna dikutip oleh SF. Marbun dan Moh. Mahmud yang dimaksudkan dengan dengan tindakan Pemerintah adalah pemeliharaan kepentingan Negara dan rakyat secara spontan dan tersendiri oleh penguasa tinggi dan rendahan. Romijen mengemukakan bahwa tindak pmerintahan adalah tiap-tiap tindakan atau perbuatan atau hal-hal yang berada di luar lapangan hukum tata pemerintahan, seperti keamanan, peradilan dan lain-lain dengan maksud menimbulkan akibat hukum dalam bidang hukum administrasi. 4 Pemerintah atau administrasi Negara merupakan subjek hukum atau pendukung hak-hak dan kewajiban-kewajiban. Sebagai subjek hukum, pemerintah sebagaimana subjek hukum lainnya melakukan tindakan. Tindakan pemerintah dalam ranah hukum maupun tidak, yang berakibat hukum tidak dalam menjalankan fungsi-fungsi pemerintahan dan kepentingan umum. Tindakan hukum yang dilakukan oleh pemerintah dibedakan atas dua, yaitu: 3 Hasil observasi di lapangan Unit Pelaksana Teknis Dinas Pemadam Kebakaran 4 SF. Marbun dan Moh. Mahmud Pokok-Pokok Hukum Administrasi Negara. Liberty. Yogyakarta. Hal
5 Tindakan hukum publik dan Tindakan hukum privat. Tindakan hukum publik adalah tindakan hukum yang didasarkan kepada ketentuan hukum publik. Sedangkan tindakan hukum privat adalah tindakan hukum yang didasarkan kepada ketentuan hukum privat Tindakan Hukum Pemerintah dalam hukum Publik Tindakan Hukum Pemerintah dalam bidang hukum Publik merupakan tindakan hukum sepihak yang dilakukan pemerintah dan khusus melaksanakan tugas-tugas pemerintahan berdasarkan wewenang yang luar biasa. 6 Ada beberapa unsur yang terdapat dalam tindaakan hukum pemerintah dalam hukum publik, yaitu: a. Tindakan hukum Sebagai tindakan hukum, tindakan administrasi Negara melahirkan hak dan kewajiban b. Sepihak Tindakan itu harus mengatur dan memaksa, tindakan hukum adminnistrasi dilaksanakan sepihak oleh pemerintah dalam bentuk yang ditetapkan penanganannya oleh kekuatan hukum yang mengikat. c. Di bidang Pemerintahan Tidak dapat merambah ke bidang lain (legislatif atau yudikatif) walaupun dalam praktek ketiga kekuasaan tersebut sulit dipisahkan secara tegas. d. Berdasarkan wewenang luar biasa Kekuasaan diperoleh dari undang-undang yang diberikan khusus/istimewa pada pemerintah bukan kepada badan swasta. Menurut Bachasan Mustafa menyebutkan beberapa ciri atau karakteristik yang terdapat pada jabatan atau organ pemerintahan. 7 5 Irfan Fahruddin Pengawasan Peradilan Administrasi Terhadap Tindakan Pemerintah, Alumni Bandung,.Hlm.63 6 Bachan Mustafa., et.al., Hukum Administrasi Negara.Alumni. Bandung.Hlm Ibid, hlm
6 1. Organ Pemerintahan menjalankan wewenang atas nama dan tanggung jawab sendiri atau sebagai pemikul tanggung jawab 2. Pelaksanaan wewenang dalam norma hukum administrasi, organ pemerintahan dapat bertindak sebagai pihak tergugat dalam proses peradilan. 3. Di samping sebagai pihak tergugat, organ pemerintahan, juga dapat tampil menjadi pihak penggugat. 4. Organ pemerintahan tidak memiliki harta kekayaan sendiri. Organ pemerintahan merupakan bagian (alat) dari badan hukum dengan harta kekayaannya. Dengan demikian tindakan hukum pemerintah menurut hukum publik dilakukan oleh jabatan-jabatan di pemerintahan yang memiliki kewenangan melakukan tindakan hukum atas nama dan tangggng jawab sendiri. 2. Tindakan hukum Pemerintah dalam hukum privat Administrasi Negara juga sering melakukan hubungan hukum dengan subjek hukum lain berdasarkan hukum privat. Misalnya sewa menyewa ruangan (Pasal 1548 KUHPerdata). Badan hukum mempunyai hak dan kewajiban yang sama dengan subjek hukum lainnya seperti manusia. Menurut Chidir Ali ada beberapa unsur dari badan hukum, yaitu: (1) Perkumpulan orang (organisasi yang teratur) (2) Dapat melakukan perbuatan hukum dalam hubungan hukum (3) Adanya harta kekayaan yang terpisah. (4) Mempunyai kepentingan sendiri (5) Mempunyai pengurus (6) Mempunyai hak-hak dan kewajiban (7) Mempunyai tujuan tertentu (8) Dapat di gugat atau menggugat di depan pengadilan 8 Pemanfaatan lembaga keperdataan memberikan keuntungan, antara lain: 8 Chidir Ali.1987.Badan Hukum, Alumni Bandung. Hlm.27
7 (1) Ketegangan yang disebabkan oleh tindakan yang bersifat sepihak dari pemerintah dapat dikurangi (2) Tindakan hukum perdata hamper selalu dapat memberikan jaminan kebendaan (3) Sering terjadi pada saat jalur hukum publik mengalami kebuntuaan, jalur hukum perdata memberikan jalan keluar (4) Lembaga keperdataan selalu dapat diterapkan untuk segala keperluaan karena sifatnya fleksibel dan jelas sebagai suatu instrument (5) Para pihak bebas menentukan perjanjian, walaupun pada dasarnya dibatasi undang-undang. Ketentuan undang-undang bersifat memaksa untuk bentuk perjanjian. Sementara itu isi perjanjian bergantung pada kesepakatan para pihak. 9 Jenis perjanjian yang biasa dilakukan oleh pemerintah a. Perjanjian perdata biasa Macam perjanjian ini sering dilakukan pemerintah. Misalnya, jual beli alat keperluan kantor, sewa menyewa, pemborongan pekerjaan. b. Perjanjian kewenangan pemerintah Terjadi antara administrasi Negara dengan masyarakat, yang diperjanjikan mengenai cara administrasi Negara yang menggunakan wewenang pemerintahan. Pemerintah tidak dapat selamanya terikat pada perjanjian tersebut., pemerintah dibenarkan menyimpang dari perjanjian kalau terjadi perubahan dalam masyarakat yang tidak tergambarkan sebelumnya pada perjanjian. Misalnya pemborongan pekerjaan. c. Perjanjian mengenai kebijakan yang akan dilaksanakan Objek perjanjian tersebut adalah mengenai hak kebendaan (harta kekayaan) pemerintah yang dimaksudkan sebagai sarana untuk mencapi tujuan kebijakan yang ditempuhnya.misalnya pemindahtanganan harta kekayaan Negara. d. Perjanjian mengenai jual beli barang dan jasa 9 Ibid, hlm
8 Ada beberapa hal pemerintah dalam kedudukannya sebagai penjual atau pembeli barang atau jasa, menetapkan kontrak-kontrak standar dan adhesie. Kontrak standar adalah suatu perjanjian berdasarkan model, yang isi atau syarat perjanjian telah ditentukan sepihak oleh salah satu. Suatu kontrak standar akan melahirkan kontrak adhesie yaitu perjanjian yang seluruhnya telah disiapkan secara sepihak oleh salah satu pihak, sehingga bagi lawan berkontrak tidak ada pilihan lain kecuali menerima atau menolak. Menurut Indroharto Batasan pengguna hukum perdata oleh pemerintah adalah : pertama suasana pemerintahan yang terikat yang sudah ditentukan dan sudah diatur dalam peraturan perundang-undangan. Kedua, selama pelaksanaan urusan pemerintahan dengan jalan hukum perdata tidak bertentangan dengan kepentingan umum maupun dengan jaminan perlindungan hukum bagi masyarakat. 10 Menurut Undang-Undang No. 43 Tahun 1999 Jo Undang-Undang No. 8 Tahun 1974 Tentang Pokok-Pokok Kepegawaian Pasal 2 Ayat 3 Pegawai Tidak tetap adalah pegawai yang diangkat untuk jangka waktu tertentu guna melaksanakan tugas pemerintahan dan pembangunan yang bersifat teknis professional dan administrasi sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan organisasi. Pegawai tidak tetap tidak berkedudukan sebagai pegawai Negeri. 11 Penamaan pegawai tidak tetap mempunyai arti sebagai pegawai lainnya (tenaga kerja). Penamaan pegawai tidak tetap merupakan salah satu bentuk antisipsi pemerintah terhadap banyaknya kebutuhan pegawai namun dibatasi oleh dana APBN/APBD dalam penggajiannya. 12 Dalam Rancangan Undang-undang Aparatur Sipil Negara dalam Pasal 6 huruf b Pegawai Tidak Tetap Pemerintah adalah warga negara Indonesia yang memenuhi persyaratan dan diangkat oleh pejabat yang berwenang sebagai Pegawai Aparatur Sipil Negara dengan status pegawai tidak tetap dengan 10 Ibid, Hlm Penjelesan Undang-Undang No.43 Tahun 1999 Jo Undang-Undang No. 8 Tahun 1974 Tentang Pokok-Pokok Kepegawaian pasal 2 ayat 3 12 Sri Hartini et al., 2010.Hukum Kepegawaian. Sinar Grafika.Jakarta. hlm.37
9 perjanjian kerja untuk menjalankan pelayanan publik, tugas pemerintahan, dan tugas pembangunan tertentu dalam masa kerja tertentu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pegawai Tidak Tetap Pemerintah merupakan pegawai yang diangkat dengan perjanjian kerja dalam jangka waktu paling singkat 12 (dua belas) bulan pada Instansi dan Perwakilan. 13 Pegawai Tidak Tetap Pemerintah adalah warga negara Indonesia yang memenuhi persyaratan dan diangkat oleh pejabat yang berwenang sebagai Pegawai Aparatur Sipil Negara. Jadi bisa dikatakan bahwa Pegawai Tidak Tetap adalah karyawan tidak tetap, pegawai harian dan honorer yang bekerja berdasarkan kontrak kerja (dalam waktu Pegawai Tidak Tetap hanyalah status sebagaimana dalam Undang-Undang No.43 Tahun 1999 Tentang Pokok-Pokok Kepegawaian. B. Metode Penulisan Penelitian tentang Analisis Yuridis Perlindungan Hukum Pegawai Tidak Tetap Menurut Undang-Undang No.43 Tahun 1999 Tentang Pokok-pokok Kepegawaian Pada Unit Pelaksana Teknis Dinas Pemadam Kebakaran Di Kota Gorontalo. Penelitian ini berlokasi di Badan Penangulangan Bencana Daerah pada Unit Pelakasana Teknis Dinas Pemadam Kebakaran di Kota Gorontalo. Adapun alasan utama melakukan penelitian ditempat ini yaitu masalah meningkatnya kecelakaan yang dialami Pegawai Tidak Tetap, Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian hukum normatif empiris, 14 Dengan menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, 15 teknik pengumpulan datanya dilakukan dengan cara observasi (pengamatan), wawancara 16. C. Hasil dan Pembahasan 13 Penjelasan Rancangan Undang-Undang Tentang Aparatur sipil Negara Pasal 6 huruf b 14 Mukti Fajar Metode Penelitian Hukum, Jakarta, Ghalia Indonesia,hlm Ibid. hlm Ibid, hlm.26
10 Analisis Yuridis Perlindungan Hukum Bagi Pegawai Tidak Tetap Menurut Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 Tentang Pokok-Pokok Kepegawaian Pada Unit Pelaksana Teknis Dinas Pemadam Kebakaran di Kota Gorontalo 1. Peranan Pegawai Tidak Tetap Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, Peranan berasal dari kata peran. Peran memiliki makna adalah memamerkan melakukan peranan kepada siapa yang di lakukan sandiwara itu. peranan adalah sesuatu yang jadi bagian atau memegang pimpinan yang terutama ( diterjadinya suatu hal atau peristiwa). 17 Peranan Pegawai Tidak Tetap adalah untuk membantu Pegawai Negeri Sipil dalam melayani masyarakat dalam meningkatkan pembangunan Negara, karena untuk memenuhi pelayanan masyarakat secara menyeluruh sangatlah diakui keterbatasannya sehingga pemerintah memberikan beberapa ruang kebijakan khusus dalam mengantisipasi kekurangannya. Misalnya dengan terbatasnya jumlah Pegawai Negeri Sipil dikarenakan keterbatasan anggaran maka pemerintah memberikan kewenangan kepada Pejabat yang berwenang untuk memperbantukan masyarakat yang memenuhi kualifikasi untuk diangkat menjadi pegawai tidak tetap. Ketetapan tersebut merupakan antisipasi serta Keseriusan pemerintah dalam melayani masyarakat. Peranan Pagawai Tidak Tetap pada Unit Pelaksana Teknis Dinas Pemadam Kebakaran Pemerintah Kota adalah Sebagai branwir atau petugas atau dinas yang dilatih dan bertugas untuk menanggulangi kebakaran. Petugas pemadam kebakaran selain terlatih untuk menyelamatkan korban dari kebakaran, juga dilatih untuk menyelamatkan korban kecelakaan lalu lintas, gedung runtuh, dan lain-lain. Dinas pemadam kebakaran adalah unsur pelaksana pemerintah yang diberi tanggung jawab dalam melaksanakan tugas-tugas penanganan masalah kebakaran, yang termasuk dalam dinas gawat darurat. 2. Kedudukan Pegawai Tidak Tetap Menurut Undang-Undang No. 43 Tahun 1999 Jo Undang-Undang No. 8 Tahun 1974 Tentang Pokok-Pokok Kepegawaian Pasal 2 Ayat 3 Pegawai Tidak 17 W.J.S Poerdawarminta, 2003, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka, hlm.870
11 tetap adalah pegawai yang diangkat untuk jangka waktu tertentu guna melaksanakan tugas pemerintahan dan pembangunan yang bersifat teknis professional dan administrasi sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan organisasi. Kedudukan Pegawai Tidak Tetap lebih rendah dari kedudukan PNS karena belum ada Peraturan yang secara jelas yang mengatur tentang kedudukan Pegawai Tidak Tetap, Walaupun Pegawai Tidak Tetap mempunyai peran yang penting dalam penyelenggaraan roda pemerintahan. Di Unit Pelaksana Teknis Dinas Pemadam Kebakaran Pegawai Tidak Tetap diatur dalam Surat Keputusan Walikota 3/3/1/2010/ Penetapan Nama-Nama Tenaga Honorer Daerah Tahun 2010 di lingkungan Pemerintah Kota. Dari hasi Wawancara pada tanggal 22 Agustus Tahun 2013 Dengan Bapak Lahmudin J.Hinelo selaku Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas Pemadam Kebakaran di Kota Gorontalo, hak-hak dari Pegawai Tidak Tetap di Unit Pelaksana Teknis Dinas belum sepunuhnya terpenuhi. 18 Hak-hak Pegawai Tidak Tetap antara lain mendapatkan honorarium yang adil dan layak, hak atas perawatan, tunjangan. Pegawai Tidak Tetap pada Unit Pelaksana Dinas Pemadam Kebakaran mendapatkan gaji pokok Rp (Lima Ratus Ribu Rupiah). Pegawai Tidak Tetap diatur dalam Surat Keputusan Walikota 3/3/1/2010/ Penetapan Nama-Nama Tenaga Honorer Daerah Tahun 2010 di lingkungan Pemerintah Kota. Dalam memberikan Perlindungan hukum bagi Pegawai Tidak Tetap pada Unit Pelaksana Teknis Dinas Pemadam Kebakaran Pemerintah Kota mengalami hambatan, adapun yang menjadi faktor-faktor penghambat Pemerintah Kota yaitu: 1. Belum ada Undang-Undang Yang Mengatur Perlindungan Hukum Bagi Pegawai Tidak Tetap. Dalam memberikan perlindungan kepada Pegawai Tidak Tetap Pemerintah Kota mengalami suatu hambatan yaitu belum ada suatu aturan yang jelas dan tegas yang mengatur perlindungan Terhadap Pegawai Tidak Teta. Dengan belum 18 Hasil Wawancara dengan Bapak Lahmudin J.Hinelo selaku Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah Pemadam Kebakaran Di Kota Gorontalo pada tanggal 23 Agustus Tahun 2013
12 adanya suatu Peraturan Pemerintah Kota bisa mengambil suatu kebijakan karena yang mengangkat Pegawai TIdak Tetap Tersebut adalah Pejabat yang berwenang. 2. Pengawasan Pengawasan adalah suatu upaya yang sistematik untuk menetapkan kinerja standar pada perencanaan untuk merancang sistem umpan balik informasi, untuk membandingkan kinerja aktual dengan standar yang telah ditentukan, untuk menetapkan apa telah terjadi suatu penyimpangan tersebut, serta untuk mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan atau pemerintahan telah digunakan seefektif dan seefisien mungkin guna mencapai tujuan perusahaan atau pemerintahan. 19 Dari hasi Wawancara Dengan Bapak Lahmudin J.Hinelo selaku Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas Pemadam Kebakaran di Kota Gorontalo pada tanggal 23 Agustus Tahun 2013 pengawasan belum sepenuhnya dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Gorontalo Kebijakan Menurut Thomas Dye dalam Said Zainal Abidin Kebijakan adalah pilihan pemerintah untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu (whatever government chooses to do or not to do). Definisi dibuatnya berdasarkan pada kenyataan yang ada. Thomas Dye menyebutkan kebijakan pemerintah sebagai kekuasaan mengalokasi nilai-nilai untuk masyarakat secara keseluruhan. Ini mengandung konotasi tentang kewenangan pemerintah yang meliputi keseluruhan kehidupan masyarakat. Tidak ada suatu organisasi lain yang wewenangnya dapat mencakup seluruh masyarakat kecuali pemerintah. Kebijakan lebih dapat digolongkan sebagai suatu alat analisis daripada sebagai suatu rumusan kata-kata. Sebab itu, katanya, isi dari suatu kebijakan lebih dapat dipahami oleh para analis daripada oleh para perumus dan pelaksana kebijakan itu sendiri. 21 Dari hasi Wawancara Dengan Bapak Lahmudin J.Hinelo selaku Kepala 19 ( 20 Dari hasi Wawancara Dengan Bapak Lahmudin J.Hinelo selaku Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas Pemadam Kebakaran di Kota Gorontalo pada tanggal 23 Agustus Tahun Said Zainal Abidin,2004, Kebijakan Publik, Yayasan Pancur Siwah, Jakarta,Hlm 43
13 Unit Pelaksana Teknis Dinas Pemadam Kebakaran di Kota Gorontalo pada tanggal 23 Agustus Tahun 2013 kebijaksanaan atau kebijakan tidak pernah dilakukan oleh Pemerintah, Pemerintah hanya menunggu sebuah aturan yang jelas tanpa harus melihat situasi yang sebenarnya. Pemerintah belum menyadari bahwa kebijaksaan atau kebijakan bisa dilakukan atau diambil untuk kepentingan umum Sosialisasi Sosialisasi adalah proses-proses manusia mempelajari tata cara kehidupan dalam masyarakat untuk memperoleh kepribadian dan membangun kapasitasnya agar berfungsi dengan baik sebagai individu maupun sebagai anggota. Pemerintah Kota seharusnya melakukan sosialisasi dalam hal ini untuk membangun hubungan kerja yang baik antara Pemerintah Kota dengan Pegawai Tidak Tetap, Dalam praktik hubungan hukum melakukan pekerjaan yang dilakukan berdasarkan perjanjian kerja. Pegawai tidak tetap tersebut tidak bisa dikategorikan pegawai negeri, karena tidak memenuhi syarat sebagai pegawai negeri, khususnya pegawai negeri sipil (PNS) sebagaimana diatur dalam Pasal 1 angka 1 Undang-Undang No. 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas Unadang-Undang No. 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian. Selanjutnya, tidak dapat disebut sebagai pegawai swasta, karena pemberi kerjanya adalah instansi pemerintah (baik Pusat maupun Daerah) melalui Pejabat Pembuat Kontrak. Sementara, berdasarkan Pasal 1 angka 7 Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa P emerintah, bahwa Pejabat Pembuat Kontrak hanyalah pejabat yang bertanggungjawab atas pelaksanaan pengadaan barang/jasa Pemerintah. Dengan demikian, Pejabat Pembuat Kontrak bukan pejabat yang berwenang dan tidak mempunyai kewenangan untuk mengangkat Pegawai Negeri Sipil atau pegawai/tenaga honorer. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Drs. Hi. Hamran Saud selaku Sekretaris Badan Kesbangpol pada tanggal 22 Agustus Tahun 2013, dan Ibu 22 Dari hasi Wawancara Dengan Bapak Lahmudin J.Hinelo selaku Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas Pemadam Kebakaran di Kota Gorontalo pada tanggal 23 Agustus Tahun 2013
14 Fatma Selaku Kepala bagian Pengembangan di Badan Kepegawaian Daerah Kota Gorontalo pada tanggal 22 November Tahun 2013 Pemerintah Kota belum memberikan Surat ijin untuk melakukan sosialisasi, Pemerintah hanya menunggu suatu aturan Normatif tentang perlindungan kepada Pegawai Tidak Tetap tanpa melihat situasi di lapangan dan mempertimbangkan dengan mengambil suatu kebijakan yang pasti. 23 D. Simpulan Analisis Yuridis Perlindungan Hukum Pegawai Tidak Tetap Menurut Undang-Undang No.43 Tahun 1999 Tentang Pokok-Pokok Kepegawaian Pada Unit Pelaksana Teknis Dinas Pemadam Kebakaran Kota Gorontalo Pegawai Tidak Tetap belum mendapatkan apa yang seharusnya menjadi haknya antara lain mendapatkan honorarium yang adil dan layak, hak atas perawatan dan tunjangan. Perlindungan yang diberikan Pemerintah terhadap Pegawai Tidak Tetap pada Unit Pelaksana Teknis Dinas Pemadam Kebakaran belum sepenuhnya dilakukan. Adapun yang menjadi faktor-faktor penghambat pemerintah dalam memberikan perlindungan antara lain belum ada suatu peraturan yang jelas yang tegas yang mengatur Perlindungan Pegawai Tidak Tetap, kurangnya pengawasan, Sosialisasi, belum ada suatu kebijakan. E. Saran Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka peneliti dapat memberikan saran kepada Pemerintah kota untuk memperhatikan hak-hak dari Pegawai tidak Tetap pada Unit Pelaksana Teknis Dinas Pemadam Kebakaran antara lain mendapatkan honorarium yang adil dan layak, hak atas perawatan dan tunjangan. Hak-hak Pegawai Tidak Tetap harus sejalan dengan kewajiban. Diharapkan 23 Hasil Wawancara dengan Bapak Drs. Hi. Hamran Saud selaku Sekretaris Badan Kesbangpol pada tanggal 22 Agustus Tahun 2013, dan Ibu Fatma Selaku Kepala bagian Pengembangan di Badan Kepegawaian Daerah Kota Gorontalo pada tanggal 22 November Tahun 2013
15 kepada pemerintah dan pihak yang berwewenang untuk mengambil kebijakan dalam memberikan Perlindunagan Terhadap Pegawai Tidak Tetap. Daftar Pustaka Bachan Mustafa., et.al., Hukum Administrasi Negara. Alumni: Bandung Chidir Ali Badan Hukum. Alumni: Bandung Irfan Fahruddin Pengawasan Peradilan Administrasi Terhadap Tindakan Pemerintah. Alumni: Bandung Said Zainal Abidin Kebijakan Publik. Yayasan Pancur Siwah: Jakarta SF. Marbun dan Moh. Mahmud Pokok-Pokok Hukum Administrasi Negara. Liberty. Yogyakarta. Sri Hartini et al., 2010.Hukum Kepegawaian. Sinar Grafika:Jakarta Mukti Fajar Metode Penelitian Hukum. Ghalia Indonesia: Jakarta W.J.S Poerdawarminta Kamus Umum Bahasa Indonesia. Balai Pustaka: Jakarta Undang-Undang No.43 Tahun 1999 Jo Undang-Undang No. 8 Tahun 1974 Tentang Pokok-Pokok Kepegawaian Rancangan Undang-Undang Tentang Aparatur sipil Negara ( (
Oleh R. Hari Purwanto ABSTRAK
STATUS HUKUM TENAGA KERJA KONTRAK PADA INSTANSI PEMERINTAHAN DI KABUPATEN GRESIK DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA (Studi Kasus Surat Perjanjian Kontrak Kerja
Lebih terperinciBUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG
1 BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT PELAKSANA TEKNIS BADAN PEMADAM KEBAKARAN PADA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Guna mencapai tujuan pembangunan nasional maka dalam
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guna mencapai tujuan pembangunan nasional maka dalam penyelenggaraan negara, pemerintah membutuhkan sarana negara atau sarana tindak pemerintahan. Sarana negara
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2007 NOMOR : 15 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG
LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2007 NOMOR : 15 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH PASAR BERMARTABAT KOTA BANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA
Lebih terperinciGUBERNUR KALIMANTAN BARAT
GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT NOMOR 265 TAHUN 2006 TENTANG PEMBERIAN BIAYA TRANSPORT KEPADA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT DENGAN
Lebih terperinciBUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 24 TAHUN 2009 TENTANG
1 BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 24 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PADA DINAS CIPTA KARYA KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SITUBONDO,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan mampu untuk berkontribusi. dari pasal tersebut sulit untuk diwujudkan karena terdapat beberapa faktor
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu sumber daya yang memiliki kedudukan dan peran yang penting dalam proses pembangunan guna terlaksananya pembangunan nasional di Indonesia adalah sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang besar dan memiliki struktur
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang besar dan memiliki struktur pemerintahan yang cukup komplek dengan berbagai permasalahannya. Efektifitas birokrasi merupakan unsur
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk meningkatkan
Lebih terperinciBUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR
BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG PENGHASILAN PEMERINTAH DESA DAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,
Lebih terperinciKEPUTUSAN KEPALA BAGIAN ORGANISASI SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR : 188 / 110 / / 2013
KEPUTUSAN KEPALA BAGIAN ORGANISASI SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR : 188 / 110 / 413.032 / 2013 TENTANG PENEGAKAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI BAGIAN ORGANISASI SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN
Lebih terperinciKEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2003 TENTANG KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
www.legalitas.org KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2003 TENTANG KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk mencapai tujuan penyelenggaraan
Lebih terperinciKERANGKA ACUAN KEGIATAN SOSIALISASI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KEPEGAWAIAN TAHUN 2017
KERANGKA ACUAN KEGIATAN SOSIALISASI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KEPEGAWAIAN TAHUN 2017 A. LATAR BELAKANG 1. Dasar Hukum a. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1950 tentang Pembentukan Provinsi Jawa Tengah; b.
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KOTA LUBUKLINGGAU. Nomor 04 Tahun 2007 PERATURAN DAERAH KOTA LUBUKLINGGAU NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG
LEMBARAN DAERAH KOTA LUBUKLINGGAU Nomor 04 Tahun 2007 PERATURAN DAERAH KOTA LUBUKLINGGAU NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN DANA CADANGAN KEGIATAN PEMBANGUNAN JEMBATAN FLY OVER, PEMBANGUNAN TERMINAL
Lebih terperinciPERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN. NOMOR 064 TAHUN 2016-Si.1-BKD/2013
PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 064 TAHUN 2016-Si.1-BKD/2013 TENTANG PEDOMAN PANITIA SELEKSI PENGISIAN JABATAN SECARA TERBUKA DAN MUTASI PEJABAT PIMPINAN TINGGI MADYA DAN PEJABAT PIMPINAN TINGGI
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI BENGKULU SELATAN NOMOR : 10 TAHUN 2011 TENTANG
PERATURAN BUPATI BENGKULU SELATAN NOMOR : 10 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS PEMADAM BAHAYA KEBAKARAN PADA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa, hal ini tertulis jelas di dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan dari Negara Indonesia salah satunya adalah guna mencerdaskan kehidupan bangsa, hal ini tertulis jelas di dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkompetensi dan memiliki dedikasi tinggi pada Pancasila dan Undang. Negara. Pegawai Negeri merupakan tulang punggung Pemerintahan
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pada pembukaan Undang - Undang Dasar Tahun 1945 alinea ke IV menegaskan bahwa tujuan Bangsa Indonesia adalah membentuk suatu pemerintahan Negara Indonesia yang melindungi
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. 1. Perlindungan Hukum Terhadap Pasien Miskin Menurut Undang- Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan jo.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Perlindungan Hukum Terhadap Pasien Miskin Menurut Undang- Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan jo. Undang- Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit Undang-Undang
Lebih terperinciWALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN
WALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG NOMOR 96 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS PEMADAM KEBAKARAN DAN PENYELAMATAN KORBAN PADA BADAN
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2005 TENTANG KOMISI KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2005 TENTANG KOMISI KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciBENTUK-BENTUK PERBUATAN PEMERINTAH
BENTUK-BENTUK PERBUATAN PEMERINTAH Maisara Sunge Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo Abstrak: Pemerintah atau administrasi negara sebagai subjek hukum, atau pendukung hak-hak dan kewajiban-kewajiban.
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA
PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA I. UMUM Dalam rangka mencapai tujuan nasional sebagaimana tercantum dalam alinea ke-4 Pembukaan Undang-Undang
Lebih terperinciKetetapan atau Keputusan Tata Usaha Negara
Ketetapan atau Keputusan Tata Usaha Negara Di Belanda istilah Ketetapan atau Keputusan disebut dengan istilah Beschikking (Van Vollenhoven). Di Indonesia kemudian istilah Beschikking ini ada yang menterjemahkan
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BALIKPAPAN
PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BALIKPAPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : a. WALIKOTA BALIKPAPAN,
Lebih terperinciPERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN... NOMOR 01 TAHUN 2013
PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN... NOMOR 01 TAHUN 2013 TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN UMUM KEPEGAWAIAN PADA BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT JIWA SAMBANG LIHUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciBUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 70 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH
BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 70 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MADIUN, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perseorangan, dan kepentingan masyarakat demi mencapai tujuan dari Negara
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Republik Indonesia adalah negara hukum yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 sebagai dasar hukum dan untuk mewujudkan kehidupan tata negara yang adil bagi
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA MALANG
S A L I N A N NOMOR 03/D, 2004 PEMERINTAH KOTA MALANG PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG PEMBENTUKAN, KEDUDUKAN, TUGAS POKOK, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI BADAN DAN KANTOR SEBAGAI
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 50 TAHUN 1999 TENTANG KEPENGURUSAN BADAN USAHA MILIK DAERAH MENTERI DALAM NEGERI,
KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 50 TAHUN 1999 TENTANG KEPENGURUSAN BADAN USAHA MILIK DAERAH MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang : a. Bahwa Badan Usaha Milik Daerah sebagai salah satu sumber pendapatan
Lebih terperinciKEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 108 TAHUN 2003 TENTANG ORGANISASI PERWAKILAN REPUBLIK INDONESIA DI LUAR NEGERI
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 108 TAHUN 2003 TENTANG ORGANISASI PERWAKILAN REPUBLIK INDONESIA DI LUAR NEGERI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa perubahan dan perkembangan yang
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPKP. Perwakilan. Organisasi. Tata Kerja.
No.1241, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPKP. Perwakilan. Organisasi. Tata Kerja. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI
Lebih terperinciPROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA
PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS PEMADAM KEBAKARAN DAN PENYELAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciBUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 27 TAHUN 2014 TENTANG PENGHASILAN PEMERINTAH DESA DI KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS,
BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 27 TAHUN 2014 TENTANG PENGHASILAN PEMERINTAH DESA DI KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 81 ayat (5) dan Pasal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bidang. Pembangunan adalah usaha untuk menciptakan kemakmuran dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia adalah negara yang sedang membangun (developing country), dimana pada saat ini sedang giat melaksanakan pembangunan disegala bidang. Pembangunan adalah
Lebih terperinciBUPATI LAHAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAHAT NOMOR 06 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN PERUSAHAAN DAERAH BUKIT SERELO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI LAHAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAHAT NOMOR 06 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN PERUSAHAAN DAERAH BUKIT SERELO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LAHAT, Menimbang : a. bahwa untuk pemantapan
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 08 TAHUN 2004 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH PELABUHAN KOTA TARAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 08 TAHUN 2004 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH PELABUHAN KOTA TARAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mengatur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya untuk mewujudkan masyarakat
Lebih terperinciLex Crimen Vol. VI/No. 10/Des/2017
KAJIAN HUKUM TENAGA HARIAN LEPAS PADA ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DI LINGKUNGAN KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE 1 Oleh : Dewi Sainkadir 2 ABSTRAK Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui
Lebih terperinciBUPATI JEPARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH ANEKA USAHA KABUPATEN JEPARA
SALINAN BUPATI JEPARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH ANEKA USAHA KABUPATEN JEPARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA, Menimbang : a. bahwa untuk
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
SALINAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan cita-cita
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Aparatur negara untuk menyelenggarakan pemerintah dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aparatur negara untuk menyelenggarakan pemerintah dan pembangunan dalam rangka mencapai tujuan negara mempunyai peran yang sangat penting. Tujuan negara kita,
Lebih terperinciBUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 66 TAHUN 2016 TENTANG
BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 66 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciKEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 37 TAHUN 1991 TENTANG PENGANGKATAN DOKTER SEBAGAI PEGAWAI TIDAK TETAP SELAMA MASA BAKTI
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 37 TAHUN 1991 TENTANG PENGANGKATAN DOKTER SEBAGAI PEGAWAI TIDAK TETAP SELAMA MASA BAKTI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa dalam upaya mewujudkan
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA TEBING TINGGI
ESA HILANG DUA TERBILANG PEMERINTAH KOTA TEBING TINGGI PERATURAN DAERAH KOTA TEBING TINGGI NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA TEBING TINGGI DENGAN
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 162 TAHUN 2015 TENTANG
SALINAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 162 TAHUN 2015 TENTANG TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI DI LINGKUNGAN LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN
Lebih terperinciGUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 58 TAHUN 2017 TENTANG
GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 58 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 125 TAHUN 2016 TENTANG TAMBAHAN PENGHASILAN PEGAWAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR
Lebih terperinciWALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH KAPUAS INDAH
WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH KAPUAS INDAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PONTIANAK, Menimbang :
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pegawai Negeri menurut Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Republik. Indonesia Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas Undang-Undang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pegawai Negeri menurut Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1974
Lebih terperinciWALIKOTA TASIKMALAYA,
WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS UNIT DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 7 TAHUN 2001 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH SARANA PEMBANGUNAN SIAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK,
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 7 TAHUN 2001 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH SARANA PEMBANGUNAN SIAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK, Menimbang Mengingat : : bahwa perusahaan Daerah, sebagai
Lebih terperinciTAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI
No. 5494 TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI ADMINISTRASI. Kepegawaian. Aparatur Sipil Negara. Manajemen. Pencabutan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6) PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2015 TENTANG JAMINAN KECELAKAAN KERJA DAN JAMINAN KEMATIAN BAGI PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2015 TENTANG JAMINAN KECELAKAAN KERJA DAN JAMINAN KEMATIAN BAGI PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PADA OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA
SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PADA OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciBUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 29 TAHUN 2006 TENTANG POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN PEGAWAI HONORER DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS
BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 29 TAHUN 2006 TENTANG POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN PEGAWAI HONORER DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS, Menimbang : a. bahwa dalam rangka menunjang kelancaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pegawai Negeri Nipil merupakan unsur aparatur negara untuk
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) mempunyai peranan amat penting sebab Pegawai Negeri Nipil merupakan unsur aparatur negara untuk menyelenggararakan pemerintahan
Lebih terperinciBUPATI PESISIR SELATAN PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN NOMOR 7 TAHUN 2014 T E N T A N G
BUPATI PESISIR SELATAN PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN NOMOR 7 TAHUN 2014 T E N T A N G SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI LUMAJANG NOMOR 21 TAHUN 2018 TENTANG
SALINAN BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI LUMAJANG NOMOR 21 TAHUN 2018 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI LUMAJANG NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PENDELEGASIAN WEWENANG PEMBERIAN CUTI
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KOTA MEDAN NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH PASAR KOTA MEDAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MEDAN,
1 PERATURAN DAERAH KOTA MEDAN NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH PASAR KOTA MEDAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MEDAN, Menimbang : a. bahwa Perusahaan Daerah Pasar Kota Medan berfungsi
Lebih terperinciBUPATI KEPULAUAN SELAYAR
BUPATI KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN BUPATI KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 12 TAHUN TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI ORGANISASI, KEPALA BADAN, UNSUR PENGARAH, KEPALA PELAKSANA, SEKRETARIS, SUB BAGIAN, BIDANG DAN
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1981 TENTANG PERLINDUNGAN UPAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1981 TENTANG PERLINDUNGAN UPAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa sistem pengupahan yang berlaku sekarang ini sudah tidak lagi sesuai
Lebih terperinciBUPATI MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 20 B TAHUN 2016 TENTANG PEMBERIAN UANG LEMBUR TAHUN ANGGARAN 2017
1 BUPATI MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 20 B TAHUN 2016 TENTANG PEMBERIAN UANG LEMBUR TAHUN ANGGARAN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MADIUN, Menimbang :
Lebih terperinciWALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 43 TAHUN 2016 TENTANG
WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 43 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PEMADAM KEBAKARAN KOTA MATARAM
Lebih terperinciBUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 62 TAHUN 2015 TENTANG
BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 62 TAHUN 2015 TENTANG PELAKSANAAN PEMBERIAN TAMBAHAN PENGHASILAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG DENGAN
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN BURU NOMOR : 08 TAHUN 2012 TENTANG
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BURU NOMOR : 08 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS TATA KOTA, KEBERSIHAN DAN PEMADAM KEBAKARAN KABUPATEN BURU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2005 TENTANG KOMISI KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2005 TENTANG KOMISI KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 83
BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 83 PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 83 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2003 TENTANG BADAN PENGAWAS PASAR TENAGA LISTRIK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2003 TENTANG BADAN PENGAWAS PASAR TENAGA LISTRIK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 51, Pasal 56, dan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 97 TAHUN 2000 FORMASI PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 97 TAHUN 2000 FORMASI PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna Pegawai Negeri Sipil sesuai
Lebih terperinci1 / 25 Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 Tentang Y A Y A S A N Diubah Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 Tentang Yayasan DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 07 TAHUN 2004 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH PASAR KOTA TARAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 07 TAHUN 2004 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH PASAR KOTA TARAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pengembangan
Lebih terperinciRANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 6A TAHUN 2009 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH PASAR RESIK KOTA TASIKMALAYA
RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 6A TAHUN 2009 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH PASAR RESIK KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA, Menimbang : a. bahwa untuk
Lebih terperinci2 pemerintah yang dalam hal ini yaitu Pegawai Negeri Sipil (PNS). 2 Tantangan yang dihadapi oleh pemerintah bidang sumber daya manusia aparatur sebaga
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang memiliki sejarah panjang dalam sistem pemerintahannya. Sejarah tersebut telah mencatat berbagai permasalahan yang muncul terkait
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA BATU
PEMERINTAH KOTA BATU PERATURAN DAERAH KOTA BATU NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA BATU NOMOR 30 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KOTA BATU DENGAN
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG ADMINISTRASI PEMERINTAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG ADMINISTRASI PEMERINTAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam rangka meningkatkan kualitas
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 38 Tahun : 2014
BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 38 Tahun : 2014 PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 38 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGADAAN, PENGANGKATAN, DAN
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR TENTANG TATA CARA TUNTUTAN GANTI KERUGIAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA TUNTUTAN GANTI KERUGIAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN
Lebih terperinciPERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG
SALINAN PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG FUNGSI BADAN, SEKRETARIAT, BIDANG DAN RINCIAN TUGAS SUB BAGIAN, SEKSI SERTA TATA KERJA PADA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAN PEMADAM KEBAKARAN
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG
PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN DAERAH NOMOR 4 TAHUN 2003 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1995 TENTANG ANGKUTAN UDARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1995 TENTANG ANGKUTAN UDARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa undang-undang Nomor 15 Tahun 1992 tentang Penerbangan telah mengatur
Lebih terperinciWALIKOTA DEPOK PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR TAHUN 2012 TENTANG
WALIKOTA DEPOK PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR TAHUN 2012 TENTANG UNIT PELAKSANA TEKNIS PEMADAM KEBAKARAN KECAMATAN BOJONGSARI PADA DINAS PEMADAM KEBAKARAN WALIKOTA DEPOK, Menimbang : a. bahwa berdasarkan
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA SINGKAWANG
PEMERINTAH KOTA SINGKAWANG PERATURAN DAERAH KOTA SINGKAWANG NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA SINGKAWANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SINGKAWANG,
Lebih terperinciWALIKOTA DUMAI PROVINSI RIAU RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA DUMAI
WALIKOTA DUMAI PROVINSI RIAU RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA DUMAI NOMOR TAHUN 2014 T E N T A N G ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA W A L I K
Lebih terperinciPERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO
SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA PROBOLINGGO WALIKOTA PROBOLINGGO, Menimbang : bahwa sebagai pelaksanaan
Lebih terperinciWALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT
WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA SINGKAWANG NOMOR 65 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 7 TAHUN 2001 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH SARANA PEMBANGUNAN SIAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK,
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 7 TAHUN 2001 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH SARANA PEMBANGUNAN SIAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK, Menimbang Mengingat : : a. bahwa perusahaan Daerah, sebagai
Lebih terperinciUNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG ADMINISTRASI PEMERINTAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
SALINAN UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG ADMINISTRASI PEMERINTAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan
Lebih terperinciKEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1995 TENTANG TUNJANGAN HAKIM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1995 TENTANG TUNJANGAN HAKIM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa berhubung dengan berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 1994 tentang
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 149 TAHUN 2015 TENTANG TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI
SALINAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 149 TAHUN 2015 TENTANG TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciBUPATI SAMPANG PERATURAN BUPATI SAMPANG NOMOR : 6 TAHUN 2011 TENTANG
BUPATI SAMPANG PERATURAN BUPATI SAMPANG NOMOR : 6 TAHUN 2011 TENTANG PEMBERHENTIAN, SANKSI, PEMBAYARAN HONOR DAN PENILAIAN PEKERJAAN TENAGA HONORER DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. senantiasa dibutuhkan dan oleh karena itu menjadi salah satu modal pokok
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Pegawai Negeri Sipil 1. Pengertian Pegawai Negeri Sipil A.W. Widjaja berpendapat bahwa, Pegawai adalah merupakan tenaga kerja manusia jasmaniah maupun rohaniah
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR
LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2013 NOMOR 1 SERI D PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA BOGOR WALIKOTA BOGOR, Menimbang : a. bahwa dalam mewujudkan peningkatan
Lebih terperinciKEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 64 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA TASIKMALAYA
WALIKOTA TASIKMALAYA KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 64 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa dengan
Lebih terperinciUNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG ADMINISTRASI PEMERINTAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
SALINAN UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG ADMINISTRASI PEMERINTAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan
Lebih terperinciRANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR. TAHUN 2016 TENTANG KERJA SAMA DAN INOVASI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR. TAHUN 2016 TENTANG KERJA SAMA DAN INOVASI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat : bahwa untuk
Lebih terperinciWALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 40 TAHUN 2017 TENTANG
SALINAN WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 40 TAHUN 2017 TENTANG JABATAN PELAKSANA BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO
PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI WONOSOBO, Menimbang
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.292, 2014 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA ADMINISTRASI. Pemerintahan. Penyelengaraan. Kewenangan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5601) UNDANG UNDANG REPUBLIK
Lebih terperinciBUPATI SUKABUMI PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI SUKABUMI NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PEMADAM KEBAKARAN
BUPATI SUKABUMI PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI SUKABUMI NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PEMADAM KEBAKARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKABUMI, Menimbang
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 17 TAHUN 2000 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,
PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 17 TAHUN 2000 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN, Menimbang : a. bahwa air merupakan kebutuhan yang vital
Lebih terperinci