PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 17 TAHUN 2000 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

Transkripsi

1 PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 17 TAHUN 2000 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN, Menimbang : a. bahwa air merupakan kebutuhan yang vital dalam kehidupan masyarakat sehingga memerlukan pengelolaan secara profesional dengan menyediakan sarana dan prasarana sekaligus manajemen produksi air bersih / minum; b. bahwa untuk melaksanakan maksud tersebut pada huruf (a) diatas, dipandang perlu mendirikan Perusahaan Daerah Air Minum yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah. Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1962 Jo. Undang-undang Nomor 6 Tahun 1969 tentang Perusahaan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1969 Nomor 2901); 2. Undang-undang Nomor 11 Tahun 1974 tentang Pengairan (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 65); 3. Undang-undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruangan (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3711); 4. Undang-undang Nomor 29 Tahun 1997 tentang Pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Tarakan (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 82,Tambahan Lembaran Negara Nomor 3711); 5. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60,Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839 ); 6. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara 3848 ); 7. Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas Undangundang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3890); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1982 tentang Pengaturan Air (Lembaran Negara Tahun 1982 Nomor 37); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 1982 tentang Irigasi (Lembaran Negara Tahun 1982 Nomor 38); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1987 tentang Penyerahan Sebagian Urusan Pemerintah Pusat Dibidang Pekerjaan Umum; 11. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1990 tentang Pengendalian Perencanaan Air (Lembaran Negara Tahun 1990 Nomor 24); 12. Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 1991 tentang Sungai (Lembaran Negara Tahun 1991 Nomor 44); 13. Peraturan.

2 13. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi Sebagai Daerah Otonom ; 14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 1984 tentang Tata Cara Pembinaan dan Pengawasan Perusahaan Daerah Di Lingkungan Pemerintah Daerah; 15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 3 Tahun 1986 tentang Penyertaan Modal Pada Pihak Ketiga; 16. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 57/PRT/1991 tentang Pelaksanaan Penyerahan Sebagian Urusan Pekerjaan Umum kepada Pemerintah Daerah Tingkat I dan Pemerintah Daerah Tingkat II; 17. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor Tahun 1981 tentang Petunjuk Pelaksana Pengangkatan dan Pemberhentian Anggota Direksi dan Badan Pengawas Perusahaan Daerah; 18. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 04 Tahun 1993 tentang Bentuk Peraturan Daerah dan Peraturan Daerah Perubahan. Dengan Persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA TARAKAN MEMUTUSKAN Menetapkan : PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 (1) Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : a. Daerah adalah Daerah Kota Tarakan; b. Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah beserta perangkat Daerah Otonom yang lain sebagai Badan Eksekutif Daerah; c. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, selanjutnya disebut DPRD, adalah Badan Legislatif Daerah; d. Kepala Daerah adalah Walikota Tarakan; e. Perusahan Daerah Air Minum yang selanjutnya disebut PDAM adalah Perusahaan Daerah Air Minum Kota Tarakan; f. Direksi adalah Direksi Perusahaan Daerah Air Minum Kota Tarakan; g. Badan Pengawas adalah Badan Pengawas Perusahaan Daerah Air Minum Kota Tarakan. (2) Perusahaan Daerah Air Minum adalah Badan Hukum yang kedudukannya diperoleh berdasarkan Peraturan Daerah ini. BAB II PENDIRIAN Pasal 2 Dengan Peraturan Daerah ini didirikan Perusahaan Daerah Air Minum. Pasal 3 Dengan..

3 Dengan tidak mengurangi ketentuan Peraturan Daerah ini, maka terhadap Perusahaan berlaku segala ketentuan perundang-undangan yang berlaku. BAB III NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 4 (1) Perusahaan ini bernama Perusahaan Daerah Air Minum yang selanjutnya disingkat PDAM ; (2) PDAM berkedudukan dan berkantor pusat di Kota Tarakan. BAB IV TUJUAN Pasal 5 Tujuan PDAM ialah memenuhi hajat hidup masyarakat serta melaksanakan Pembangunan Daerah Khususnya dan Pembangunan Ekonomi Nasional Umumnya dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan memenuhi kebutuhan rakyat, menuju masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila. Pasal 6 PDAM mengusahakan penyediaan Air Minum yang sehat dan memenuhi syaratsyarat Kesehatan yang dibutuhkan masyarakat. BAB V MODAL Pasal 7 (1) Modal dasar PDAM terdiri atas kekayaan Daerah yang dipisahkan; (2) Dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Modal PDAM termaksud ayat (1) pasal ini dapat ditambah dari penyisihan sebagian Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, penyertaan modal Pemerintah dan pinjaman lain Daerah. BAB VI PENGUASAAN DAN CARA PENGURUSAN Pasal 8 (1) PDAM dipimpin oleh Direksi yang terdiri dari : Direktur Utama yang dibantu sebanyak-banyaknya 3 (tiga) orang Direktur; (2) Anggota Direksi adalah Warga Negara Indonesia yang diangkat dan diberhentikan oleh Kepala Daerah berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku; (3) Direksi bertanggung jawab kepada Kepala Daerah melalui Badan Pengawas; (4) Anggota

4 (4) Anggota Direksi mempunyai masa Jabatan selama-lamanya 4 (empat) tahun dan dapat diangkat kembali hanya untuk sekali masa Jabatan. Pasal 9 (1) Anggota Direksi berhenti atau dapat diberhentikan oleh Kepala Daerah karena a. Meninggal Dunia b. Permintaan sendiri; c. Berakhirnya masa jabatan sebagaimana dimaksud pasal 8 ayat (4); d. Tidak cakap jasmani atau rohani sehingga tidak dapat menjalankan kewajiban; e. Melakukan tindakan merugikan PDAM; f. Melakukan tindakan kriminal. (2) Jika Pemberhentian dilakukan karena alasan tersebut ayat (1) huruf e dan f, maka Anggota Direksi yang bersangkutan diberikan kesempatan untuk membela diri yang harus dilaksanakan dalam waktu 1 (satu) bulan setelah Anggota Direksi yang bersangkutan diberi tahu tentang niat akan pemberhentian itu kepada Kepala Daerah; (3) Badan Pengawas memeriksa pengajuan pembelaan diri Anggota Direksi yang akan diberhentikan dimaksud ayat (2) diatas dan selanjutnya memutuskan apakah pembelaan diri tersebut dapat diterima atau tidak; (4) Selama Persoalan mengenai pemberhentian Anggota Direksi tersebut pada ayat (3) belum ada keputusan, maka Kepala Daerah termasuk pada ayat (1) dapat memberhentikan untuk sementara Anggota Direksi yang bersangkutan. Jika dalam waktu 2 (dua) bulan setelah pemberhentian sementara dijatuhkan belum ada keputusan, maka pemberhentian itu menjadi batal dan Anggota Direksi yang bersangkutan dapat segera menjalankan Jabatannya lagi, kecuali bilamana untuk keputusan tersebut diperlukan keputusan Pengadilan dan hal itu harus diberitahukan kepada yang bersangkutan; (5) Apabila ternyata Badan Pengawas dapat menerima pembelaan dari Anggota Direksi yang bersangkutan, kehendak pemberhentian tersebut harus dibatalkan. Pasal 10 (1) Direksi tidak boleh ada hubungan keluarga sampai derajat ketiga baik menurut garis lurus maupun garis kesamping, termasuk menantu dan ipar, kecuali atas kepentingan Perusahaan diizinkan oleh Kepala Daerah; (2) Anggota Direksi tidak boleh mempunyai kepentingan pribadi langsung pada perkumpulan / perusahaan dalam lapangan yang bertujuan mencari laba. Pasal 11 (1) Direksi mewakili PDAM diluar dan didalam pengadilan; (2) Direksi dapat memberikan kuasa atas hak tersebut ayat (1) kepada seorang atau beberapa orang Karyawan PDAM, baik sendiri maupun bersama-sama atau kepada orang / Badan lain. Pasal 12 (1) Direksi melaksanakan pengurusan dan pembinaan PDAM menurut kebijaksanaan yang telah ditetapkan oleh Badan Pengawas sesuai kebijaksanaan umum Pemerintah Daerah; (2). Tata..

5 (2) Tata tertib dan cara menjalankan PDAM diatur dalam peraturan yang ditetapkan oleh Direksi dengan persetujuan Badan Pengawas. Pasal 13 (1) Direksi memerlukan persetujuan Kepala Daerah dalam hal : a. Meminjam uang atas nama PDAM dan mengadakan perjanjian hutang ; b. Mengikat PDAM sebagai peminjam; c. Memperoleh, mengasingkan atau membedakan benda-benda tetap (benda tidak bergerak). (2) Bilamana Direktur Utama berhalangan, maka tugasnya dilakukan oleh seorang Anggota Direksi yang tertua dalam jabatannya atas penunjukan Direktur Utama. BAB VII KETENTUAN TARIF Pasal 14 Ketentuan tarif Air Minum ditentukan oleh Direksi, dengan memperhatikan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 12 ayat (1) Peraturan Daerah ini dengan mendapat persetujuan DPRD. BAB VIII BADAN PENGAWAS Pasal 15 (1) Badan Pengawas dibentuk dan diangkat oleh Kepala Daerah yang terdiri dari seorang Ketua dibantu beberapa orang anggota paling banyak 3 (tiga) orang yang unsur-unsurnya terdiri dari Pejabat Pemerintah Daerah, Perorangan dan Masyarakat Konsumen; (2) Pengangkatan Personalia Badan Pengawas tersebut dalam ayat (1) dilakukan oleh Kepala Daerah setelah mendapat persetujuan Pimpinan DPRD; (3) Badan Pengawas Menetapkan kebijaksanaan PDAM secara terarah sesuai dengan kebijaksanaan umum Pemerintah Daerah; (4) Badan Pengawas melakukan Pengawasan terhadap Direksi; (5) Direksi wajib memberikan segala keterangan yang diperlukan oleh Badan Pengawas; (6) Kepada Ketua dan para anggota Badan Pengawas diberikan imbalan jasa yang diatur oleh Kepala Daerah dan dibebankan pada Anggaran PDAM. Pasal 16 Apabila diperlukan untuk membantu tugas Badan Pengawas dapat dibentuk Sekretariat Badan Pengawas dengan anggota paling banyak 2 (dua) orang terdiri dari 1 (satu) orang dari Pejabat Pemerintah Daerah dan 1 (satu) orang dari PDAM, dengan honorarium dibebankan kepada Anggaran dan Belanja PDAM. BAB IX

6 BAB IX TANGGUNG JAWAB DAN TUNTUTAN GANTI RUGI KARYAWAN Pasal 17 (1) Semua Karyawan PDAM, termasuk Anggota Direksi dalam kedudukannya yang demikian, tidak dibebani tugas penyimpanan uang, surat-surat berharga dan barang-barang persediaan, yang karena tindakan melawan hukum atau karena melalaikan kewajiban dan tugas yang dibebankan kepada mereka dengan langsung atau tidak langsung telah menimbulkan kerugian bagi PDAM diwajibkan mengganti kerugian tersebut; (2) Ketentuan-ketentuan tentang tuntutan ganti rugi berlaku sepenuhnya terhadap Karyawan PDAM; (3) Semua Karyawan PDAM yang dibebani tugas penyimpanan pembayaran atau penyerahan uang, surat-surat berharga milik Perusahaan dan barang-barang persediaan milik Perusahaan yang disimpan didalam gudang atau tempat penyimpanan yang khusus dan semata-mata digunakan untuk keperluan itu diwajibkan memberikan pertanggung jawaban tentang pelaksanaan tugas kepada Badan yang ditunjuk oleh Kepala Daerah; (4) Karyawan termasuk ayat (3) tidak diperlukan mengirimkan pertanggung jawaban mengenai cara mengurusnya kepada Badan dimaksud ayat (3) apabila tuntutan terhadap karyawan dimaksud dilakukan menurut ketentuan yang ditetapkan bagi Karyawan Bendaharawan Daerah; (5) Semua surat bukti dan surat lainnya bagaimanapun sifat yang termaksud bilangan tata buku dan Administrasi PDAM disimpan ditempat PDAM atau ditempat lain yang ditunjuk oleh Kepala Daerah kecuali jika untuk sementara dipindahkan ke Badan dimaksud ayat (3) dalam hal dianggap perlu untuk kepentingan suatu Pemeriksaan; (6) Untuk keperluan pemeriksaan yang bertalian dengan penetapan pajak dan pemeriksaan akuntan pada umumnya, surat bukti dan surat lainnya termaksud ayat (5) untuk sementara dapat dipindahkan ke Akuntan Negara; (7) Dengan Peraturan Daerah dapat ditetapkan penyimpangan dari ketentuan mengenai tata cara tuntutan ganti rugi yang dilakukan bagi Karyawan Daerah dan Karyawan termaksud ayat (3) yang disesuaikan dengan struktur organisasi PDAM. BAB X TAHUN BUKU Pasal 18 Tahun Buku Perusahaan Daerah Air Minum adalah tahun Takwin BAB XI ANGGARAN PDAM Pasal 19 (1) Selambat-lambat 3 (tiga) Bulan sebelum Tahun Buku mulai berlaku, Direksi mengajukan Rencana Anggaran PDAM kepada Kepala Daerah melalui Badan Pengawas; (2) Kepala

7 (2) Kepala Daerah mengesahkan Anggaran PDAM; (3) Apabila dalam waktu 2 (dua) Bulan terhitung sejak tanggal penerimaan Anggaran PDAM tersebut oleh Kepala Daerah belum ada keputusan mengenai pengesahan atau penolakan sebagai termaksud ayat (2) maka Anggaran PDAM dimaksud dianggap telah disahkan; (4) Kecuali apabila Kepala Daerah mengemukakan keberatan atau menolak yang dimuat dalam Anggaran maka PDAM berpedoman pada Anggaran tahun lalu; (5) Anggaran tambahan atau perubahan Anggaran yang terjadi dalam Tahun Buku yang bersangkutan diajukan kepada Badan Pengawas; (6) Kepala Daerah mengesahkan Anggaran tambahan atau perubahan Anggaran yang terjadi dalam Tahun Buku yang bersangkutan. BAB XII LAPORAN BERKALA PERHITUNGAN HASIL USAHA DAN KEGIATAN PDAM Pasal 20 Laporan berkala perhitungan hasil usaha dan kegiatan PDAM oleh Direksi disampaikan kepada Kepala Daerah melalui Badan Pengawas setiap 3 ( tiga ) Bulan dan jika dipandang perlu untuk waktu tertentu. BAB XIII LAPORAN PERHITUNGAN TAHUNAN Pasal 21 (1) Untuk setiap tahun buku oleh Direksi disampaikan perhitungan tahunan laba rugi kepada Kepala Daerah melalui Badan Pengawas selambat-lambatnya 3 ( tiga ) bulan sesudah tahun buku; (2) Cara penilaian pos dalam perhitungan tahunan harus dijelaskan secara terperinci; (3) Jika dalam waktu 3 ( tiga ) bulan setelah mengajukan perhitungan termaksud ayat (1) oleh Kepala Daerah melalui Badan Pengawas tidak ada keberatan tertulis, maka perhitungan itu dianggap telah disahkan. BAB XIV PENETAPAN DAN PENGGUNAAN SERTA PEMBERIAN JASA PRODUKSI Pasal 22 (1) Cadangan diam dan atau rahasia tidak boleh diadakan; (2) Penggunaan laba bersih, setelah terlebih dahulu dikurangi dengan penyusutan cadangan tujuan dan pengurangan lain yang wajar dalam PDAM ditetapkan sebagai berikut : a. Untuk Anggaran Belanja Pembangunan Daerah 30 % (tiga puluh perseratus); b. Untuk Anggaran Belanja Rutin 25 % (dua puluh lima perseratus); c. Lain-lain anggaran : 1. Untuk..

8 1. Untuk cadangan umum 20 % (dua puluh perseratus); 2. Untuk Sosial dan Pendidikan 10 % (sepuluh perseratus); 3. Untuk Jasa Produksi (Direksi dan Karyawan) 10 % (sepuluh perseratus); 4. Untuk dana Pensiun dan Sokongan 5 % (lima perseratus). (3) Penggunaan laba untuk cadangan umum bilamana telah tercapai tujuannya dapat dialihkan kepada penggunaan lain dengan persetujuan Kepala Daerah; (4) Cara mengurus dan menggunakan dana penyusutan cadangan tujuan termaksud ayat (2) pasal ini ditentukan oleh Kepala Daerah atas usulan Badan Pengawas. BAB XV PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN KARYAWAN Pasal 23 (1) Kedudukan Hukum Karyawan, gaji, Pesangon/Pensiun dan penghasilan lain PDAM ditetapkan oleh Kepala Daerah sesuai Peraturan perundang-undangan yang berlaku; (2) Direksi mengangkat dan memberhentikan Karyawan / Pekerja PDAM dengan persetujuan Badan Pengawas setelah mendapatkan persetujuan Kepala Daerah dan tidak bertentangan dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. BAB XVI PENGAWASAN Pasal 24 (1) Dengan tidak mengurangi hak instansi atasan/badan lain menurut peraturan Perundangan yang berlaku, Kepala Daerah melalui Badan Pengawas berwenang mengadakan penyelidikan dan pemeriksaan tentang segala sesuatu mengenai pekerjaan pengurusan rumah tangga PDAM, menurut peraturan perundangan yang berlaku; (2) Kepala Daerah dapat menunjuk pejabat Pemerintah Daerah untuk melakukan pengawasan atas pengurusan dan pembinaan PDAM serta pertanggung jawabannya, dan hasil pengawasan dilaporkan kepada Kepala Daerah; (3) Kepala Daerah dapat meminta Akuntan Publik, Badan hukum maupun lembaga-lembaga pengurus lainnya untuk melakukan pemeriksaan atas kepengurusan PDAM. BAB XVII PEMBUBARAN Pasal 25 (1) Pembubaran PDAM dan penunjukan Panitia likuidasi ditetapkan dengan Keputusan Walikota dengan persetujuan DPRD; (2) Semua kekayaan PDAM setelah diadakan likuidasi menjadi milik Pemerintah Daerah; (3) Pertanggung..

9 (3) Pertanggung jawaban likuidasi oleh likuidatur disampaikan kepada Pemerintah Daerah yang memberikan pembebasan tanggung jawab atas kerugian yang diderita oleh pihak ketiga apabila kerugian itu dibebankan oleh karena dan perhitungan laba rugi yang disahkan tidak menggambarkan keadaan PDAM yang sebenarnya. BAB XVIII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 26 Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai teknis Pelaksanaannya termasuk pembentukan organisasi akan diatur kemudian oleh Keputusan Kepala Daerah atas persetujuan DPRD Kota Tarakan. BAB XIX KETENTUAN PENUTUP Pasal 27 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah. Ditetapkan di Tarakan pada tanggal 27 September 2000 WALIKOTA TARAKAN, ttd dr. H. JUSUF S.K Diundangkan di Tarakan pada tanggal, 28 September A.n. SEKRETARIS DAERAH. ASISTEN ADMINISTRASI PEMBANGUNAN, ttd H. SAUKANI DAIK, SE. MBA. Pembina NIP LEMBARAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 16 SERI D.