HASIL DAN PEMBAHASAN. Sinaru. Menerima dan. Mengatur. mengirim paket UDP. melalui RIP. Melakukan NAT. Menerima dan mengirim paket IP

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HASIL DAN PEMBAHASAN. Sinaru. Menerima dan. Mengatur. mengirim paket UDP. melalui RIP. Melakukan NAT. Menerima dan mengirim paket IP"

Transkripsi

1 0 HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Kebutuhan ) Kebutuhan Fungsional Secara umum fungsi-fungsi dari perangkat lunak yang akan dibuat digambarkan dalam bentuk Diagram use-case pada Gambar 5. Host lain Host lain yang satu network Pengatur Mengatur tabel rute melalui RIP extend Mem-forward paket IP Menerima dan mengirim paket ICMP Mengatur tabel ARP Mengatur tabel NAT Mengatur tabel rute Mengatur saringan IP Sinaru include Melakukan NAT include include include Menerima dan mengirim paket UDP include Menerima dan mengirim paket IP include Menyaring paket IP Menerima dan mengirim frame ethernet Mengatur antarmuka jaringan Memulai dan menghentikan router Gambar 5 Diagram use-case include Pada Gambar 5 terlihat sebuah sistem bernama Sinaru (Simple IPv4 NAT Router). Sinaru berinteraksi dengan tiga aktor, yaitu host lain, host lain yang satu network dan pengatur. Penjelasan dari masing-masing aktor adalah sebagai berikut:. Host lain, yaitu representasi dari host-host lain yang terhubung dengan sistem. Aktor ini berkomunikasi dengan sistem menggunakan IP versi Host lain yang satu network, yaitu representasi dari host-host yang terhubung secara langsung dengan sistem. Aktor ini adalah spesialisasi dari aktor host lain. 3. Pengatur, yaitu representasi dari manusia yang memiliki akses fisik ke sistem. Pengatur mengatur konfigurasi dan mengaktifkan router. Pada Gambar 5 juga terlihat bahwa diagram use-case memiliki 4 use-case. Penjelasan dari masing-masing use-case adalah sebagai berikut:. Menerima dan mengirim frame ethernet Sistem memiliki use-case menerima dan mengirim frame ethernet yang digunakan aktor host lain dan host lain yang satu network untuk berkomunikasi dengan sistem. Use-case ini di-include oleh semua use-case yang berinteraksi dengan aktor host lain dan host lain yang satu network. 2. Mengatur tabel ARP Use-case mengatur tabel ARP digunakan oleh aktor host lain yang satu network untuk mendapatkan alamat fisik dari antarmuka jaringan router. Selain itu host lain yang satu network juga memberikan alamat fisiknya kepada sistem. 3. Menyaring paket IP Use-case ini menawarkan fungsi penyaringan paket IP, yaitu menentukan paket mana saja yang boleh diterima atau dikirim dan paket mana saja yang boleh di-forward. 4. Menerima dan mengirim paket IP Use-case ini menawarkan fungsi-fungsi Internet protocol, seperti menerima paketpaket IP yang datang, membuat dan mengirim paket IP, serta melakukan pencarian rute. 5. Menerima dan mengirim paket ICMP Use-case ini menawarkan fungsi-fungsi pada protokol ICMP, seperti menerima paketpaket ICMP yang datang, dan membuat dan mengirim paket ICMP. 6. Mem-forward paket IP Use-case ini menawarkan fungsi memforward paket IP, yaitu mengirim kembali paket yang diterima sistem berdasarkan tabel rute yang dimiliki sistem. Sistem juga mengurangi nilai pada field TTL dan mengoreksi checksum pada header paket IP yang di-forward. 7. Melakukan NAT Use-case ini menawarkan fungsi melakukan penerjemahan alamat IP pada pada paket IP yang di-forward. Selain itu use-case ini juga melakukan penggantian alamat IP pada data ICMP Error-reporting message dan alamat IP pada payload FTP. Use-case ini adalah ekstensi dari use-case Mem-forward paket IP.

2 8. Menerima dan mengirim paket UDP Use-case ini menawarkan fungsi-fungsi pada protokol UDP, seperti menerima paketpaket UDP yang datang, dan membuat dan mengirim paket UDP. 9. Mengatur tabel rute melalui RIP Use-case ini menawarkan fungsi-fungsi pada protokol RIP versi 2, seperti menerima paket-paket RIP versi 2 yang datang, memperbarui tabel rute sistem, membuat dan mengirim paket RIP versi 2 yang menginformasikan tabel rute sistem ke host lain. 0. Mengatur tabel NAT Use-case ini memungkinkan aktor pengatur melakukan pengaturan tabel NAT sistem yang menentukan paket-paket IP mana saja yang akan diterjemahkan alamat IP-nya.. Mengatur antarmuka jaringan Use-case ini memungkinkan aktor pengatur melakukan pengaturan perangkat keras antarmuka jaringan mana saja yang akan digunakan oleh sistem, menentukan alamat IP dari antarmuka jaringan tersebut dan berbagai parameter lainnya. 2. Mengatur tabel rute Use-case ini memungkinkan aktor pengatur melakukan pengaturan tabel rute statis yang dimiliki sistem dan juga mengatur parameter-parameter protokol RIP. 3. Mengatur saringan IP Use-case ini memungkinkan aktor pengatur melakukan pengaturan tabel saringan IP, yaitu sebuah tabel yang berisi kriteriakriteria untuk menentukan paket-paket IP mana saja yang boleh diterima atau diforward oleh sistem. 4. Memulai dan menghentikan router Use-case ini memungkinkan aktor Pengatur untuk menjalankan router dan menghentikan router. Pada saat router berjalan, aktor host lain dapat berkomunikasi dan memanfaatkan layanan pada sistem. Pada saat router berhenti, aktor host lain sama sekali tidak dapat berkomunikasi dengan sistem. Di lain pihak, aktor Pengatur dapat melakukan sebagian besar pengaturan, baik saat router berhenti maupun saat router berjalan. 2) Kebutuhan Nonfungsional Kebutuhan nonfungsional dari Sinaru dijabarkan pada Tabel 4. Tabel 4 Kebutuhan nonfungsional Sinaru Parameter Availability Reliability Response Time Security Komunikasi Kebutuhan 24 jam sehari, 7 hari seminggu Tidak menghilangkan paket kecuali paket tidak valid, ditolak oleh saringan IP atau queue penuh. Lebih kecil dari satu ms Tidak memungkinkan eksekusi kode dari paket apa pun yang masuk Bahasa Inggris 3) Kebutuhan Antarmuka Eksternal. Antarmuka pengguna Antarmuka pengguna perangkat lunak ini menggunakan modus grafik. Perangkat lunak ini menerima masukan dalam bentuk klik pada tetikus (mouse) dan ketikan pada papan ketik (keyboard). Keluaran dari perangkat lunak ini dapat dilihat melalui monitor. 2. Antarmuka perangkat keras Kebutuhan minimum perangkat lunak ini adalah: PC Keyboard Mouse Monitor VGA Satu atau lebih Network Interface Card (Ethernet atau Wireless Lan) 3. Antarmuka perangkat lunak Perangkat lunak ini membutuhkan antarmuka pemrograman Windows API untuk mengimplementasikan antarmuka pengguna dan pemrosesan paralel. Untuk dapat mengirim dan menerima frame ethernet secara langsung pada Microsoft Windows dibutuhkan WinPcap versi Desain ) Desain Sistem Dari kebutuhan fungsional yang telah dibuat sebelumnya, perangkat lunak ini dibagi menjadi dua subsistem, yaitu: Subsistem antarmuka pengguna. Subsistem ini berinteraksi dengan aktor pengatur dalam rangka melakukan konfigurasi.

3 2 Subsistem router. Subsistem ini berinteraksi dengan host lain pada jaringan dan berfungsi sebagai router IP. Seluruh subsistem berjalan pada process yang sama. Subsistem antarmuka pengguna memiliki satu thread, sementara subsistem router memiliki beberapa thread. Seluruh thread berjalan secara paralel. Pada saat awal perangkat lunak dijalankan, hanya ada satu thread yang berjalan, yaitu thread antarmuka pengguna. Saat router dimulai, thread-thread pada subsistem router akan dibuat dan dijalankan. Pada saat router dihentikan, thread-thread pada subsistem router akan dihentikan dan dihancurkan. 2) Desain Antarmuka Pengguna Antarmuka pengguna perangkat lunak ini terdiri atas sebuah jendela utama. Perangkat lunak juga membuat sebuah icon pada system tray. Jendela utama tidak dapat diubah ukurannya tetapi jendela utama dapat diminimize dan disembunyikan. Untuk memunculkan jendela yang disembunyikan pengguna dapat mengklik icon pada system tray. Perancangan jendela utama dapat dilihat pada Gambar 6. memiliki kelas-kelas lain, yaitu Tabel NAT, Tabel Filter, Network Interface, Tabel Rute, dan RIP. Gambar 7 memperlihatkan diagram kelas Router dan kelas-kelas lain yang dimilikinya. Router * Tabel NAT Tabel Filter Network Interface Tabel Rute RIP * * * Entri NAT Filter Rute Gambar 7 Diagram kelas Router Kelas Network Interface memiliki 3 buah queue untuk menampung 3 jenis paket yang berbeda. Untuk melakukan itu dibuat sebuah kelas template yang memiliki parameter jenis paket yang akan ditangani. Paket yang ditangani adalah turunan dari kelas yang bernama QueueData. Kelas Network Interface juga memiliki sebuah kelas Tabel ARP untuk menangani ARP. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 8. Gambar 6 Perancangan jendela utama Jendela utama berisi menu di sebelah kiri dan halaman konfigurasi di sebelah kanan. Di bagian bawah terdapat checkbox untuk membuat jendela utama menjadi paling atas di antara jendela-jendela lain. Di bagian bawah juga terdapat tombol untuk menyembunyikan jendela utama dan tombol untuk mengakhiri perangkat lunak. Menu tersusun secara hierarki. Bila teks pada menu diklik maka halaman akan berganti. Hasil dari desain antarmuka berupa gambar-gambar tangkapan layar dari Sinaru dapat dilihat pada Lampiran. 3) Desain Kelas Pada subsistem router, dibuat beberapa kelas. Kelas Router berfungsi untuk merepresentasikan sebuah router. Kelas ini Gambar 8 Diagram kelas Network Interface, Queue, QueueData, Tabel ARP dan Entri ARP Pembuatan kode ) Penggunaan WinPcap Untuk dapat mengambil frame ethernet dan menerima frame ethernet, digunakan WinPcap. Fungsi-fungsi WinPcap yang digunakan antara lain: pcap_open, untuk memulai penangkapan dan pengiriman paket. pcap_next_ex, untuk mengambil paket hasil tangkapan pada buffer driver NPF. pcap_sendpacket, untuk mengirim sebuah paket. pcap_sendqueue_transmit, untuk mengirim banyak paket sekaligus.

4 3 Selain dari menggunakan fungsi-fungsi dari WinPcap API, perangkat lunak ini juga memakai fungsi dari packet.dll yaitu PacketRequest. Fungsi ini berguna untuk mendapatkan atau mengubah variabel dari driver network interface. Pada perangkat lunak ini, PacketRequest antara lain digunakan untuk: Mendapatkan alamat MAC saat ini. Mengubah hardware filter pada antarmuka jaringan agar menerima paket dengan alamat tujuan multicast RIP versi 2 (yaitu E ). Mendapatkan status ketersambungan media. Mendapatkan ukuran frame maksimum. Mendapatkan link speed. 2) Paralelisme Untuk dapat membuat perangkat lunak yang berjalan secara paralel, digunakan beberapa fungsi Windows API. Fungsi-fungsi tersebut antara lain: CreateThread, untuk membuat thread baru yang berjalan bersamaan dengan thread sebelumnya. ThreadProc, adalah fungsi pada aplikasi yang akan dipanggil secara paralel ketika memanggil CreateThread. Thread akan selesai jika fungsi ini return. SetThreadPriority, untuk mengganti prioritas thread. PostThreadMessage, untuk mengirim pesan kepada thread lain. Fungsi ini langsung kembali tanpa menunggu thread lain memproses pesan yang dikirim. Untuk melindungi data-data yang digunakan bersama oleh beberapa thread dan juga mengatur jalannya thread digunakan fungsi-fungsi sinkronisasi dari Windows API. Fungsi-fungsi tersebut antara lain: InitializeCriticalSection, yaitu untuk membuat critical section. Untuk memasuki critical section digunakan fungsi EnterCriticalSection, untuk keluar critical section digunakan fungsi LeaveCriticalSection. WaitForSingleObject, untuk membuat thread berhenti untuk menunggu objek sinkronisasi tertentu. Fungsi WaitForMultipleObject digunakan untuk menunggu beberapa objek. CreateEvent, untuk membuat objek event, yaitu objek yang memiliki dua state. Dengan fungsi SetEvent, objek event berada pada state signaled. Dengan fungsi ResetEvent, objek event akan berada pada state nonsignaled. Jika ada thread yang menunggu sebuah objek event yang dalam keadaan signaled (dengan menggunakan fungsi WaitForSingleObject) maka thread tersebut akan berhenti (menunggu). Sebaliknya jika objek event tersebut dalam keadaan nonsignaled maka thread akan terus berjalan. CreateMutex, untuk membuat objek mutex, yaitu objek yang hanya dapat dimiliki oleh satu thread pada satu waktu. WaitForSingleObject dapat digunakan untuk menunggu kepemilikan mutex. Thread yang memanggil WaitForSingleObject akan menunggu sampai thread lain melepas mutex dengan memanggil ReleaseMutex. InterlockedIncrement, untuk menaikkan nilai suatu variabel dengan nilai satu dan memberikan hasilnya serta memastikan hanya ada satu thread yang melakukan itu pada saat yang sama. 3) Penyaringan IP Penyaringan paket IP dilakukan untuk setiap paket yang masuk dan keluar antarmuka jaringan Sinaru. Proses ini harus dilakukan secepat mungkin karena waktu yang dihabiskan paket IP pada proses penyaringan dapat mempengaruhi forwarding delay. Penyaringan paket IP pada Sinaru dilakukan dalam dua tahap, yaitu tahap persiapan dan tahap penyaringan. Tahap persiapan cukup dilakukan sekali, sementara tahap penyaringan dilakukan selama router berjalan dan dilakukan untuk setiap paket IP, baik paket yang masuk maupun yang keluar. Tahap persiapan diawali dengan memasukkan kriteria yang ditetapkan pengguna ke dalam sebuah objek dari kelas yang bernama clsaccesslistentry. Sebelum dimasukkan ke dalam atribut dari objek clsaccesslistentry, kriteria yang berupa deretan huruf di-parse dengan bantuan clsparser menjadi deretan kode yang dirancang penulis. Setelah itu objek clsaccesslistentry yang telah berisi kriteria akan dimasukkan ke dalam sebuah objek dari kelas yang bernama

5 4 clsaccesslist. Objek clsaccesslist akan meng-compile kriteria-kriteria berdasarkan atribut-atribut pada objek-objek clsaccesslistentry yang dimilikinya menjadi kode mesin (machine code). Gambar 9 memperlihatkan diagram kelas clsaccesslist dan clsaccesslistentry. Gambar 9 Diagram kelas clsaccesslist dan clsaccesslistentry. Objek clsaccesslist meng-compile dengan menggunakan operasi CompileRules yang pada akhirnya memanggil operasi compile pada clsaccesslistentry. Kode mesin hasil kompilasi disimpan pada memori yang dialokasikan oleh fungsi API Windows HeapAlloc. Atribut bernama ACL_Code dari objek clsaccesslist menyimpan pointer ke kode mesin hasil kompilasi. Tahap penyaringan dilakukan dengan menggunakan operasi FilterIPHeader dari objek clsaccesslist terhadap paket IP yang hendak disaring. Operasi FilterIPHeader lalu mengeksekusi kode mesin yang dihasilkan pada tahap persiapan. Keluaran dari FilterIPHeader berupa ActType, yaitu sebuah nilai integer yang merepresentasikan aksi yang harus dilakukan terhadap paket IP yang telah disaring. Beberapa sifat dari kode mesin yang dihasilkan Sinaru adalah sebagai berikut: -Name : TCHAR -DefAction : ActType -ACL_Code : LPVOID -ACL_CodeLen : size_t clsaccesslist +CompileRules() +FilterIPHeader(in iphdr : IP_HEADER) : ActType * clsaccesslistentry -SourceAddressCode : char * -DestAddressCode : char * -ProtoTypeCode : char * -SrcPortCode : char * -DstPortCode : char * +compile() -compileaddressrecursive() -compileportrecursive() -compileproto() -compileprototcp_udp() -compilepayloadinit() -compileport() -compileprotorecursive() -compileicmprecursive() Hanya menggunakan tiga register yaitu eax, ecx, dan edx. Tidak menggunakan stack. Dipanggil menggunakan instruksi call. Mengubah flag AF CF OF PF SF ZF. Membutuhkan parameter berupa pointer ke header IP yang akan disaring pada register ecx. Header IP yang dimasukkan harus sudah valid. Keluaran berada pada register eax. Saringan IP yang telah dibuat kode mesinnya akan dieksekusi dengan cara memanggil operasi FilterIPHeader dari objek clsaccesslist. Operasi FilterIPHeader akan memanggil kode mesin dengan instruksi call. Gambar 20 menunjukkan source code dari operasi FilterIPHeader. ActType clsaccesslist::filteripheader (const IP_HEADER * iphdr) { ActType result = clsaccesslistentry::block; if (this->lockreader()) { asm { mov ecx, this mov eax, [ecx].acl_code cmp eax, 0 je gagal mov ecx, iphdr xor edx, edx call eax mov result, eax gagal: } this->unlockreader(); } return result; } Gambar 20 Source code dari operasi FilterIPHeader Sebagai contoh, akan dibuat sebuah saringan IP yang menolak paket TCP dengan port tujuan 80 dari alamat IP , sampai , /24, dan Selain itu saringan IP juga dibuat agar menolak paket ICMP dengan tipe echo request dan timestamp request yang berasal dari alamat IP /6. Saringan IP ini dapat dinyatakan dalam format konfigurasi Sinaru yang diperlihatkan pada Gambar 2. access-list "contoh" allow deny ip src " , , /24, " dest any proto tcp sport any dport "80" deny ip src " /6" dest any proto icmp "8,3" end Gambar 2 Contoh saringan IP Saringan IP di atas akan diubah menjadi kode mesin oleh Sinaru. Pembuatan kode mesin dilakukan dengan cara merakit potongan-potongan kecil kode mesin dan memasukkan parameter-parameter yang diperlukan seperti alamat IP dan alamat port serta menghitung alamat untuk instruksi lompatan seperti je, jbe, ja. Beberapa contoh potongan kode mesin yang dirakit Sinaru adalah sebagai berikut:. 8B 4 0C 0F C8, yaitu kode mesin dari instruksi mov eax, dword ptr[ecx+0ch] dan bswap eax secara berurutan. Kode mesin ini berfungsi untuk mengambil alamat IP sumber dari header paket IP yang ditunjukkan oleh register ecx ke dalam register eax. 2. 3D , yaitu kode mesin dari instruksi cmp eax, alamatip. Kode mesin ini berguna untuk mencocokkan alamat IP pada register eax. Sinaru akan mengganti empat bytes terakhir dengan alamat IP yang akan dicocokkan. Sebagai contoh, untuk mencocokkan apakah alamat IP

6 5 pada register eax adalah maka kode mesin yang harus dihasilkan Sinaru adalah 3D 0 04 A8 C A C 00, yaitu kode mesin dari instruksi mov al, byte ptr ecx+9 dan cmp al, kode_proto secara berurutan. Kode mesin ini berguna untuk mencocokkan jenis protokol pada header paket IP. Sinaru mengganti satu byte terakhir dengan kode jenis protokol. Sebagai contoh, untuk mencocokkan apakah isi paket IP adalah sebuah segment TCP maka Sinaru harus menghasilkan kode mesin 8A C 06. Kode mesin yang dirakit Sinaru untuk saringan IP pada Gambar 2 terdiri atas deretan bytes sebanyak 70 bytes. Kode mesin tersebut dapat dilihat pada Lampiran 2. Pengujian Pengujian dilakukan dalam dua tahapan, masing-masing tahap dilakukan pada topologi jaringan yang berbeda. Hal ini karena protokol yang diuji memang berbeda fungsi dan cara kerjanya. Misalnya, untuk menguji protokol ARP hanya dibutuh satu jaringan saja, sedangkan untuk menguji RIP dibutuhkan banyak jaringan. Semua router yang menjalankan Sinaru pada kedua tahapan pengujian dinonaktifkan TCP/IP stack-nya. Dengan demikian pada router tersebut hanya TCP/IP stack milik sinaru yang bekerja. ) Pengujian pada Jaringan Sederhana Pengujian pada jaringan sederhana terdiri atas 7 skenario pengujian yang dibuat untuk menguji protokol ARP, ICMP dan IP. Hasil dari skenario-skenario pengujian ini dapat dilihat pada Lampiran 3. Skenario menguji kemampuan router dalam membalas ARP request dan mengirim ARP reply. Skenario 2 menguji kemampuan router dalam mengirim ARP Reply. Skenario 3 memperlihatkan bahwa router dapat membalas paket ICMP echo request dengan mengirim paket ICMP echo reply. Skenario 4 memperlihatkan bahwa router dapat membalas paket ICMP echo request yang ditujukan ke alamat IP milik antarmuka jaringan yang berbeda dengan antarmuka jaringan yang menerima paket. Skenario 5 memperlihatkan bahwa router dapat mengirim paket ICMP echo request. Skenario 6 menguji kemampuan router dalam membalas paket ICMP timestamp dengan mengirim paket ICMP timestamp reply. Skenario 7 memperlihatkan bahwa router dapat membalas paket ICMP address mask request dengan mengirim paket ICMP address mask reply, baik ke alamat IP router maupun ke alamat broadcast. Skenario 8 memperlihatkan bahwa router dapat mengirim paket ICMP destination unreachable dengan kode protocol unreachable ketika mendapat paket TCP. Router melakukan ini karena protokol TCP tidak diimplementasikan pada router. Skenario 9 memperlihatkan bahwa router dapat mengirim paket ICMP destination unreachable dengan kode port unreachable ketika mendapat paket UDP dengan port tujuan yang tidak terbuka. Skenario 0 memperlihatkan bahwa router dapat mengirim paket ICMP destination unreachable dengan kode net unreachable ketika router gagal menemukan rute untuk sebuah paket IP. Skenario memperlihatkan bahwa router dapat mengirim ICMP time exceeded dengan kode TTL exceeded in transit ketika akan mem-forward paket IP yang field TTL pada header-nya bernilai satu. Skenario 2 memperlihatkan bahwa router dapat mengirim ICMP destination unreachable dengan kode fragmentation needed and DF set ketika router harus melakukan fragmentasi terhadap paket IP yang hendak di-forward tetapi bit DF pada header IP paket itu bernilai satu. Skenario 3 memperlihatkan bahwa router dapat mem-forward paket IP. Dalam proses ini tidak lupa router juga mengurangi TTL pada paket IP dan memperbarui header checksum-nya. Skenario 4 memperlihatkan bahwa router dapat mem-forward sekaligus melakukan fragmentasi jika Maximum Transmission Unit (MTU) dari antarmuka jaringan tujuan lebih kecil daripada panjang paket yang hendak di-forward. Skenario 5 memperlihatkan bahwa router dapat memproses IP options record route dengan mengisi alamat IP router pada record yang tersedia pada header paket IP yang hendak di-forward. Skenario 6 memperlihatkan bahwa router dapat memproses IP options internet timestamp dengan flags bernilai satu. Router mengisi alamat IP router dan timestamp pada record

7 6 yang tersedia di header paket IP yang hendak di-forward. Skenario 7 memperlihatkan bahwa lapisan internet pada router dapat bekerja dengan benar sehingga menyebabkan lapisan aplikasi pada dua host yang berbeda jaringan dapat berkomunikasi. 2) Pengujian pada Jaringan Kompleks Proses pengujian pada jaringan kompleks diawali dengan membuat topologi jaringan pengujian. Jaringan pengujian yang dibuat dapat dilihat pada Gambar 22. Router-router pada jaringan pengujian dikonfigurasikan seperti yang terlihat pada Lampiran 4. Hosthost pada jaringan pengujian dikonfigurasikan seperti yang terlihat pada Lampiran 5. Jaringan-jaringan pada pengujian ini terbagi menjadi dua ruang alamat NAT, yaitu lokal atau dalam (inside) dan global (outside) atau luar. Pada tulisan ini akan digunakan istilah dalam dan luar. Yang termasuk jaringan dalam adalah /24, /24, /24, /24, dan /24. Jaringan selain itu dianggap jaringan luar. Jumlah host pada jaringan dalam sangat minimal, hal ini dikarenakan keterbatasan perangkat keras. Meskipun demikian hal tersebut tidak akan berpengaruh terhadap hasil pengujian. Sebuah router (Router4) pada jaringan dalam bukanlah perangkat lunak yang diuji, tujuannya adalah untuk memperlihatkan bahwa router perangkat lunak dapat bekerja sama dengan router lainnya FTP Server Switch Cyber /24 Web server Client / / /24 SMC 7904BRA (Router4) DWL-G700AP / /24 Router PC (Router) /24 Client / /24 HUB /24 LAPTOP (Router3) Client /24 Client /24 Router PC (Router2) 0.0../24 Client /24 Gambar 22 Topologi jaringan pengujian kompleks

8 7 Setelah jaringan dibuat, dirancang 29 skenario pengujian yang dibuat untuk menguji protokol RIP, IP dan NAT pada router. Hasil dari masing-masing skenario pengujian ini dapat dilihat pada Lampiran 6. Skenario memperlihatkan aksi protokol RIP versi 2 dari router-router yang diuji. Router dapat mengirim RIP request dan dapat memproses RIP request yang menanyakan seluruh rute dari router lain dengan mengirim RIP response yang berisi seluruh isi tabel rute. Router juga mengirim RIP response (triggered update) ketika tabel rute miliknya berubah. Rute yang dikirim adalah hanya yang berubah saja. Setiap kurang lebih tiga puluh detik router juga mengirim RIP response (regular update). Skenario dua sampai 29 menguji implementasi IP forwarding dan NAT dari router. Skenario-skenario pengujian NAT dapat dibagi menjadi tiga ketegori berdasarkan letak host-host yang akan berkomunikasi, yaitu: Dalam-Dalam. Pada skenario-skenario ini semua host yang berkomunikasi berada pada jaringan dalam. Meskipun demikian host-host ini menggunakan alamat IP luar sebagai alamat IP tujuan pada header paket IP yang mereka kirim. Dalam-Luar. Pada skenario-skenario ini host yang memulai komunikasi berada pada jaringan dalam, sedangkan host tujuan berada pada jaringan luar. Dalam hal komunikasi klien-server, klien berada pada jaringan dalam, sedangkan server berada pada jaringan luar. Luar-Dalam. Kategori pengujian ini adalah kebalikan dari Dalam-Luar yang sudah dijelaskan sebelumnya. Host yang memulai komunikasi berada pada jaringan luar sedangkan host tujuan berada pada jaringan dalam. Dalam hal komunikasi klien-server, klien berada pada jaringan luar, sedangkan server berada pada jaringan dalam. Skenario-skenario pengujian ini menggunakan program ping dan tracert. Lebih jauh, pengujian juga melibatkan protokol yang berada pada layer di atas layer 3, yaitu HTTP dan FTP. Tabel 5 memperlihatkan rangkuman jenis-jenis pengujian dan protokol atau program yang digunakan. Skenario 2, 3, dan 4 memperlihatkan kemampuan router-router dalam memforward paket-paket dan mencari rute yang benar. Skenario 5 memperlihatkan bahwa router juga dapat mem-forward ke interface yang sama dengan paket diterima. Skenario 6 memperlihatkan bahwa router dapat mengirim ICMP Redirect. Tabel 5 Skenario pengujian Skenario Protokol atau Program IP Forwarding Dalam- Dalam NAT Dalam- Luar Luar- Dalam ping 2 9, 2 7, 9 23, 26 tracert 3, 4, 5, 6 0,, 2, , 25 HTTP 7 4, , 28 FTP 8 5 2, Skenario 7 dan 8 menunjukkan bahwa lapisan internet pada router-router dapat bekerja dengan benar sehingga menyebabkan lapisan aplikasi pada dua host yang berbeda jaringan dapat berkomunikasi. Pada skenario 7 lapisan aplikasinya adalah HTTP sedangkan pada skenario 8 lapisan aplikasinya adalah FTP. Paket-paket melalui dua router untuk sampai ke tujuannya. Skenario 9 sampai 6 memperlihatkan kemampuan unik router dalam menangani paket-paket yang harus mengalami proses penggantian alamat IP (NAT). Yang tidak biasa dari implementasi NAT ini adalah arah paketnya yang Dalam-Dalam, yaitu paket dari jaringan dalam yang bertujuan ke alamat IP luar yang ternyata juga berada di jaringan dalam. Paket ini tidak di-forward ke jaringan luar terlebih dahulu, tetapi langsung diforward ke jaringan dalam. Paket IP yang arahnya dari jaringan dalam ke jaringan dalam mengalami perubahan alamat IP sumber dan alamat IP tujuan. Skenario 9 memperlihatkan proses dalamdalam secara sederhana dengan menggunakan paket ICMP echo request untuk memperlihatkan proses penggantian alamat IP pada header paket IP yang dilakukan oleh Router. Dalam proses ini Router mengganti alamat IP sumber dan juga alamat IP tujuan. Setelah itu langsung mengeluarkan paket ke interface yang terhubung ke jaringan dalam yang sesuai. Skenario 0 memperlihatkan pemakaian program tracert dalam jaringan pengujian untuk melihat router-router antara dua host. Karena Router2 dan Router3 tidak memiliki alamat IP luar, maka ICMP time exceeded yang dikirim oleh mereka diabaikan oleh

9 8 Router, sehingga program tracert tidak mendapat paket tersebut. Skenario adalah pengembangan dari skenario 0 dengan memberikan alamat IP luar kepada Router2 dan Router3. Hal ini menyebabkan paket ICMP time exceeded yang mereka kirim diproses oleh Router. Paket ICMP time exceeded termasuk ICMP error-reporting messages yang datanya berisi header IP dari paket yang error. Proses NAT pada Router juga mengubah alamat IP sumber dan alamat IP tujuan pada header IP ini. Skenario 2 merupakan pengembangan dari skenario 0 dan. Pada skenario ini Client3 melakukan ping dan tracert ke alamat IP luar Client3. paket-paket diganti alamat IP sumber dan IP tujuannya oleh Router. Program ping berhasil berjalan tanpa kendala, sementara pada program tracert, hop ke-3 time out karena Router2 tidak memiliki alamat IP luar. Pada skenario 3, Router2 diberi alamat IP luar sehingga program tracert berhasil berjalan tanpa ada time out. Paket ICMP time exceeded yang dikirim oleh Router2 memiliki payload berupa header IP yang diubah alamat IP sumber dan alamat IP tujuannya oleh Router. Skenario 4 memperlihatkan bahwa proses dalam-dalam yang dilakukan oleh Router berlangsung secara benar dan transparan sehingga lapisan aplikasi HTTP Client dan Client4 dapat saling berkomunikasi menggunakan alamat IP luar masing-masing tanpa menyadari bahwa alamat IP pada header IP yang mereka terima telah diganti. Skenario 5 memperlihatkan permasalahan yang terjadi antara NAT dengan protokol yang terjadi pada layer di atas layer 3, dalam hal ini FTP. Di dalam payload-nya FTP memasukkan alamat IP dan port yang akan digunakan untuk melakukan transfer data. Alamat IP yang dimasukkan pada payload, dalam kasus tertentu dapat menjadi tidak valid karena adanya NAT. Solusinya adalah router NAT harus memperbarui alamat IP pada payload FTP. Solusi lainnya adalah mengatur klien atau server FTP agar langsung memberikan alamat IP luar mereka dalam koneksi kontrol FTP. Inti permasalahan FTP dengan NAT adalah pada perintah FTP (FTP command) PORT dan balasan FTP (FTP reply) 227. Balasan 227 merupakan balasan dari perintah PASV. Perintah PORT memberikan alamat IP dan port klien agar server membuat koneksi ke alamat IP tersebut. Balasan 227 memberikan alamat IP dan port server agar klien membuat koneksi ke alamat IP tersebut. Keduanya pada dasarnya bertujuan untuk membangun proses transfer data dan dapat saling menggantikan. Meskipun demikian posisi klien dan posisi server berpengaruh terhadap bermasalah atau tidaknya perintah PORT atau balasan 227. Jika posisi klien dan server tidak menimbulkan masalah pada parintah PORT atau balasan 227, maka router tidak akan mengubah payload FTP. Tabel 6 menunjukkan hubungan posisi klien dan server dengan perlu atau tidaknya perintah PORT dan balasan 227 diubah. Tabel 6 Posisi klien - server dan perlu tidaknya mengubah payload FTP Posisi Klien dan Server Klien di dalam, Server di dalam Klien di dalam, Server di luar Klien di luar, Server di dalam Perintah PORT Balasan 227 Perlu diubah Perlu diubah Tidak perlu diubah Perlu diubah Tidak perlu diubah Perlu diubah Pada skenario 5 baik klien maupun server berada pada jaringan dalam. Pada kasus ini baik perintah PORT maupun balasan 227 harus diperbaiki oleh NAT. Klien FTP pada Client4 dikonfigurasikan agar memakai perintah PORT dan PASV. Pada perintah PORT, Router gagal membetulkan alamat IP pada perintah tersebut karena keterbatasan pada Router, meskipun demikian server FTP pada Client2 berhasil tersambung dengan klien FTP pada Client4 dengan menggunakan alamat IP dalam masing-masing. Sementara itu balasan 227 dapat diperbaiki oleh router, sehingga proses transfer data menggunakan IP luar masing-masing berhasil dilakukan. Gambar 23 menunjukkan balasan 227 sebelum dan sesudah diperbaiki. Sebelum: 227 Entering Passive Mode (0,0,2,2,4,9) Sesudah: 227 Entering Passive M (72,7,36,2,4,9) Gambar 23 Penggantian payload FTP pada skenario 5 Skenario 6 memperlihatkan kondisi yang tidak mungkin dilakukan tanpa NAT. Pada skenario ini klien HTTP dapat berhubungan dengan server HTTP pada host yang sama tanpa melalui loopback interface. Baik klien

10 9 dan server sama sekali tidak menyadari hal ini dan menganggap bahwa mereka terkoneksi dengan host Tanpa adanya NAT, koneksi ini akan melalui loopback interface sehingga tidak akan keluar ke jaringan di luar host tersebut. Skenario 7 sampai 29 memperlihatkan kemampuan router dalam menangani paketpaket yang harus di-forward dari interface yang terhubung dengan jaringan dalam ke interface yang terhubung dengan jaringan luar atau sebaliknya. Paket yang di-forward dari jaringan dalam ke jaringan luar akan diubah alamat IP sumbernya, sedangkan paket yang di-forward dari jaringan luar ke jaringan dalam akan diubah alamat IP tujuannya. Skenario 7 memperlihatkan proses NAT Dalam-Luar dengan mengunakan program ping untuk mengirim ICMP echo request ke host yang terletak di jaringan luar. Skenario 8 menggunakan program tracert untuk melihat rute-rute ke host tujuan yang terletak di jaringan luar. Pada skenario 8 router memiliki tugas tambahan yaitu membetulkan alamat IP sumber pada payload ICMP time exceeded yang berasal dari router-router yang berada di jaringan luar. Kalau tidak dibetulkan maka program tracert tidak akan mengetahui bahwa paket ICMP time exceeded tersebut adalah balasan dari echo request yang sebelumnya ia kirim. Skenario 9 memperlihatkan bahwa host di jaringan dalam yang tidak memiliki alamat IP luar tidak diperbolehkan mengirim paket ke jaringan luar. Paket itu akan diabaikan tanpa pemberitahuan oleh router. Skenario 20 memperlihatkan koneksi HTTP yang kliennya terletak pada jaringan dalam dan servernya terletak pada jaringan luar. Pengubahan alamat IP yang dilakukan oleh router sama sekali tidak mengganggu koneksi HTTP, sehingga koneksi dapat berlangsung secara normal. Skenario 2 dan 22 memperlihatkan klien FTP yang terletak pada jaringan dalam berhubungan dengan server FTP yang terletak pada jaringan luar. Berbeda dengan kondisi Dalam-Dalam, pada kondisi Dalam-Luar permasalahannya hanya pada perintah PORT. Balasan 227 tidak bermasalah karena balasan 227 memberitahukan alamat IP server yang terletak di jaringan luar sehingga tidak perlu diubah oleh router. Pada skenario 2, router gagal membetulkan perintah PORT karena keterbatasan pada implementasi router. Perintah yang gagal dibetulkan itu akan dibiarkan apa adanya dan dilewatkan oleh router sehingga menyebabkan koneksi data FTP gagal terbentuk. Gambar 24 menunjukkan perintah PORT yang gagal dibetulkan dan bagaimana seharusnya perintah PORT yang benar. Perintah yang gagal: PORT 0,0,4,40,4,89 Perintah yang seharusnya: PORT 72,7,36,3,4,89 Gambar 24 Penggantian payload FTP pada skenario 2 Skenario 22 menunjukkan bahwa untuk kasus tertentu router dapat membetulkan perintah PORT. Yaitu jika panjang alamat IP dalam bentuk susunan karakter ASCII sama dengan atau lebih panjang dari alamat IP luar. Oleh karena itu pada skenario 22 alamat IP klien diganti menjadi lebih panjang. Untuk lebih jelasnya, Gambar 25 menunjukkan perintah PORT sebelum dan sesudah dibetulkan. Sebelum: PORT 0,00,40,40,4,36 Sesudah: PORT 72,7,36,23,4,36 Gambar 25 Penggantian payload FTP pada skenario 22 Skenario 23 memperlihatkan proses NAT Luar-Dalam. Pada skenario ini host pada jaringan luar menggunakan program ping untuk mengirim paket ICMP echo request ke host yang terletak pada jaringan dalam. Skenario 24 memperlihatkan penggunaan program tracert untuk melihat rute-rute yang dilalui untuk mencapai tujuan. Program tracert berjalan normal, tetapi ketika router yang terletak di jaringan dalam mengirim paket ICMP time exceeded, router NAT tidak membolehkan paket itu ke jaringan luar karena router yang berada di jaringan dalam tidak memiliki alamat IP luar. Skenario 25 adalah perbaikan dari skenario 24. Pada skenario 25 router yang hendak mengirim time exceeded diberi alamat IP luar. Program tracert berjalan normal, ICMP time exceeded dari router di dalam pun diperbolehkan keluar, hanya saja router NAT memiliki tugas tambahan yaitu membetulkan alamat IP tujuan dari payload ICMP time exceeded. Dengan demikian program tracert mendapatkan jawaban yang normal seolaholah tidak ada proses NAT sama sekali.

11 20 Skenario 26 memperlihatkan apa yang terjadi jika ada paket dari jaringan luar yang ditujukan langsung kepada host di jaringan dalam. Pada skenario ini tabel rute routerrouter di jaringan luar (jaringan IPB) dibuat sedemikian sehingga paket dengan tujuan alamat IP dalam ( /24 dan /24) dapat diarahkan sampai ke interface jaringan luar Router. Paket yang sampai akan diperbolehkan masuk dan dapat mencapai tujuannya. Ketika host di dalam akan membalas paket tersebut, akan ada dua kemungkinan yaitu: Jika host di dalam memiliki alamat IP luar maka paket tersebut akan melalui proses NAT sehingga alamat IP sumbernya berubah. Jika host di dalam tidak memiliki alamat IP luar maka paket balasan tersebut tidak akan di-forward keluar oleh router (paket dibuang). Skenario 27 memperlihatkan koneksi HTTP yang kliennya terletak pada jaringan luar dan servernya terletak pada jaringan dalam. Karena protokol HTTP benar-benar tidak peduli dengan lapisan protokol di bawahnya maka semua berjalan normal. Proses NAT pada router tidak melakukan pekerjaan tambahan kecuali mengganti alamat IP sumber atau alamat IP tujuan saja. Skenario 28 mirip dengan skenario 26 yang memperlihatkan host di jaringan luar ingin membuat koneksi HTTP dengan host yang terletak di jaringan dalam tetapi tidak menggunakan alamat IP luar melainkan langsung menggunakan alamat IP dalam. Paket SYN dari host luar dapat sampai ke tujuan, tetapi apakah balasannya (SYN+ACK) sampai atau tidak tergantung dari apakah host di dalam memiliki alamat IP luar atau tidak. Meskipun balasannya dapat mencapai host di luar tetapi koneksi HTTP tidak dapat terbentuk karena paket SYN+ACK diubah alamat IP sumbernya oleh router sehingga host di jaringan luar tidak mengenalinya. Skenario 29 memperlihatkan klien FTP yang terletak pada jaringan luar berhubungan dengan server FTP yang terletak pada jaringan dalam. Berbeda dengan kasus Dalam-Dalam maupun Dalam-Luar, pada kasus Luar-Dalam permasalahan terletak hanya pada balasan 227. Perintah PORT tidak bermasalah karena perintah PORT memberitahukan alamat IP klien yang terletak di luar sehingga tidak perlu diubah oleh router. Pada skenario ini router berhasil membetulkan alamat IP pada balasan 227 yang dikeluarkan oleh server FTP yang berada di jaringan dalam. Gambar 26 menunjukkan balasan 227 sebelum dan sesudah diganti oleh router. Sebelum: 227 Entering Passive Mode (0,0,2,2,4,52) Sesudah: 227 Entering Passive M (72,7,36,2,4,52) Gambar 26 Penggantian payload FTP pada skenario 29 Analisis Kinerja Router Analisis kinerja router dilakukan berdasarkan pada lima parameter, yaitu forwarding delay, jitter, throughput, utilisasi CPU dan pemakaian memori. Hasil pengukuran kelima parameter ini disajikan dalam bentuk grafik. Tiga parameter pertama dibandingkan dengan router Windows XP. ) Forwarding Delay Gambar 27 memperlihatkan plot forwarding delay 300 paket ICMP echo request Sinaru dan router Windows XP. Garis berwarna merah merepresentasikan forwarding delay dari Sinaru dan garis berwarna hijau merepresentasikan forwarding delay dari router Windows XP. Nilai rata-rata forwarding delay dari Sinaru adalah 0,90557 ms, sementara nilai rata-rata forwarding delay dari router Windows XP adalah 0, ms, dengan demikian forwarding delay rata-rata Sinaru sekitar dua kali lipat forwarding delay rata-rata router Windows XP. Gambar 27 juga menunjukkan bahwa forwarding delay dari router Windows XP lebih kecil dari forwarding delay dari Sinaru. Gambar 27 Perbandingan forwarding delay Sinaru dan router Windows XP Pada Gambar 27 terlihat ada tiga lonjakan yang cukup besar pada forwarding delay Sinaru. Ketiga lonjakan ini terlihat berada pada jarak waktu yang hampir sama dan nilai forwarding delay yang hampir sama. Berdasarkan data penangkapan paket, lonjakan ini berada pada paket ICMP echo request ke-40, 60 dan 280. Tabel 7 dibuat

12 2 untuk memperlihatkan sent time, waktu relatif dan forwarding delay pada saat terjadi lonjakan berdasarkan data penangkapan paket. Tabel 7 Sent time, waktu relatif, dan forwarding delay saat lonjakan. Sequence Sent time relatif terhadap sequence pertama (detik) Waktu relatif terhadap lonjakan sebelumnya (detik) Forwarding delay (ms) 40 58, , , , , , , , 388 Berdasarkan Tabel 7, jarak waktu antara dua lonjakan forwarding delay yang berurutan hampir sama, yaitu sekitar 80 detik. Sementara itu forwarding delay ketiga lonjakan itu juga hampir sama, dengan nilai rata-rata 0,38933 ms. Dengan demikian, diduga lonjakan itu dikarenakan entri ARP yang berisi alamat fisik dari alamat IP pada Sinaru mengalami time out. Waktu time out ARP pada Sinaru saat pengukuran delay adalah 80 detik. Akibat time out, untuk mem-forward paket ICMP echo request ke-40, 60 dan 280 Sinaru harus mengirim ARP request dan menunggu ARP reply. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya lonjakan forwarding delay pada paket ICMP echo request ke-40, 60, dan 280. Di lain pihak, router Windows XP memiliki nilai time out ARP 600 detik. Jarak waktu sent time paket ICMP echo request pertama dengan paket ke-300 adalah 448 detik. Dengan demikian selama pengujian ARP router Windows XP tidak mengalami time out, sehingga tidak terlihat lonjakan yang sama pada plot forwarding delay dari router Windows XP. 2) Jitter Dengan menggunakan data yang sama dengan plot forwarding delay, jitter dihitung dan diplot. Gambar 28 memperlihatkan hasil plot jitter 300 paket ICMP echo request Sinaru. Gambar 29 memperlihatkan hasil plot jitter 300 paket ICMP echo request router Windows XP. Nilai rata-rata jitter dari Sinaru adalah 2,27 μs, sementara nilai rata-rata jitter dari router Windows XP adalah 5,38 μs. Dari Gambar 28 dan Gambar 29 terlihat bahwa jitter dari Sinaru terlihat lebih baik daripada jitter router Windows XP. Pada plot jitter Sinaru juga terlihat adanya lonjakan yang sama seperti pada plot forwarding delay. Gambar 28 Jitter Sinaru Gambar 29 Jitter router Windows XP 3) Throughput Perbandingan throughput selama 60 detik antara Sinaru dan router Windows XP diperlihatkan oleh Gambar 30. Penguji menjalankan iperf sebagai klien. Gambar 3 memperlihatkan perbandingan throughput pada saat Penguji2 berperan sebagai klien. Tabel 8 menunjukkan throughput rata-rata. Gambar 30 Perbandingan throughput TCP, Penguji sebagai klien iperf Gambar 3 Perbandingan throughput TCP, Penguji2 sebagai klien iperf

13 22 Tabel 8 Throughput rata-rata Router Klien iperf Penguji Penguji2 Throughput (kb/s) Windows XP Sinaru Berdasarkan Tabel 8, ketika Penguji2 berperan sebagai klien, throughput kedua router lebih rendah. Hal ini disebabkan perbedaan perangkat keras antara Penguji dan Penguji2. Throughput Sinaru selalu lebih rendah dibandingkan throughput router windows XP baik pada saat Penguji sebagai klien maupun saat Penguji2 sebagai klien. 4) Utilisasi CPU Pengukuran utilisasi CPU dilakukan pada saat router diuji throughput-nya. Program pencatat utilisasi CPU dijalankan satu kali dan akan terus mencatat utilisasi CPU setiap satu detik sampai program diberhentikan. Utilisasi CPU yang dicatat oleh program bukanlah utilisasi CPU sistem keseluruhan, melainkan hanya utilisasi CPU yang digunakan oleh process Sinaru. Plot utilisasi CPU Sinaru ketika Penguji mencatat throughput seperti pada Gambar 30 ditunjukkan oleh Gambar 32. Plot utilisasi CPU Sinaru ketika Penguji2 mencatat throughput seperti pada Gambar 3 ditunjukkan oleh Gambar 33. Pengujian throughput dimulai pada detik ke-0 dan berakhir pada detik ke-60. Gambar 32 dan Gambar 33 juga menyertakan utilisasi CPU sepuluh detik sebelum dan sepuluh detik sesudah pengukuran throughput. Rata-rata utilisasi CPU saat Penguji sebagai klien adalah 39,64%, sedangkan ratarata utilisasi CPU pada saat Penguji2 sebagai klien adalah 37,84%. Kedua nilai rata-rata ini tidak termasuk data sepuluh detik sebelum dan sepuluh detik sesudah pengukuran throughput. Utilisasi CPU pada saat Penguji2 sebagai klien lebih rendah karena throughputnya (Tabel 8) memang lebih rendah. Dari Gambar 32 dan Gambar 33 terlihat bahwa utilisasi CPU tidak seratus persen, artinya bukan utilisasi CPU Sinaru yang membatasi throughput seperti yang terlihat pada Tabel 8. Dari gambar juga terlihat bahwa ketika router tidak mem-forward paket (sepuluh detik sebelum dan sesudah pengukuran throughput) utilisasi CPU Sinaru bernilai nol persen. Gambar 32 Utilisasi CPU, Penguji sebagai klien Gambar 33 Utilisasi CPU, Penguji2 sebagai klien Meskipun dapat diambil kesimpulan bahwa bukan utilisasi CPU dari process Sinaru yang membatasi throughput akan tetapi Sinaru menggunakan WinPcap untuk menangkap paket. WinPcap memiliki bagian yang berjalan pada user level dan bagian yang berjalan pada kernel level. Kode WinPcap pada user level (wpcap.dll dan packet.dll) dihitung pada utilisasi CPU process Sinaru, sedangkan kode WinPcap pada kernel level tidak ikut dihitung. 5) Memori Pengukuran pemakaian memori dilakukan bersamaan dengan pengukuran utilisasi CPU dan menggunakan perangkat lunak yang sama. Pemakaian memori yang dicatat bukan pemakaian memori keseluruhan, melainkan hanya pemakaian memori process Sinaru. Plot pemakaian memori Sinaru ketika Penguji mencatat throughput seperti pada Gambar 30 ditunjukkan oleh Gambar 34. Plot pemakaian memori Sinaru ketika Penguji2 mencatat throughput seperti pada Gambar 3 ditunjukkan oleh Gambar 35. Pengujian throughput dimulai pada detik ke-0 dan berakhir pada detik ke-60. Gambar 34 dan Gambar 35 juga menyertakan pemakaian memori sepuluh detik sebelum dan sepuluh detik sesudah pengukuran throughput.

14 23 Gambar 34 Pemakaian memori, Penguji sebagai klien Gambar 35 Pemakaian memori, Penguji2 sebagai klien Rata-rata pemakaian memori saat Penguji sebagai klien adalah bytes, sedangkan rata-rata pemakaian memori pada saat Penguji2 sebagai klien adalah bytes. Kedua nilai rata-rata ini tidak termasuk data sepuluh detik sebelum dan sepuluh detik sesudah pengukuran throughput. Perbedaan rata-rata pemakaian memori ini sangat kecil dan tidak signifikan. Pada kedua plot memori di gambar Gambar 34 dan Gambar 35 terlihat bahwa sepuluh detik sebelum pengujian throughput, pemakaian memori konstan. Ketika terjadi pengukuran throughput pemakaian memori tampak turun naik, namun pemakaian memori tidak naik terus atau turun terus. Pada sepuluh detik setelah pengujian throughput pemakaian memori tampak kembali konstan. Ini memperlihatkan bahwa penggunaan memori Sinaru tidak besar dan stabil saat memforward banyak paket. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Sinaru (Simple IPv4 NAT Router) adalah router perangkat lunak yang memiliki fasilitas static NAT, RIP, dan penyaringan paket IP. Router juga mampu mengganti payload FTP sehingga protokol FTP dapat bekerja dengan baik saat router melakukan NAT, meskipun demikian kemampuan ini terbatas sehingga pada kasus tertentu router gagal mengganti payload FTP. Pada parameter kinerja forwarding delay dan throughput Sinaru berada di bawah router windows XP, sedangkan pada parameter kinerja jitter Sinaru lebih baik dari router Windows XP. Dari hasil pengamatan terhadap utilisasi CPU terlihat bahwa Sinaru menggunakan 0 % CPU saat tidak melakukan apa-apa dan 39,64% saat router mem-forward dengan throughput 8,9 Mb/s. Dari hasil pengamatan terhadap pemakaian memori menunjukkan bahwa Sinaru tidak memakai banyak memori dan pemakaian memori yang stabil pada saat pengujian throughput. Saran Perangkat lunak yang dibuat masih memiliki beberapa kekurangan dan masih dapat dikembangkan lebih lanjut. Pengembangan tersebut antara lain:. Membuat modul penangkapan dan pengiriman paket tersendiri, sehingga Sinaru tidak lagi membutuhkan WinPcap. Diharapkan kinerja Sinaru akan lebih baik. 2. Menyempurnakan penggantian payload FTP pada proses NAT sehingga router selalu berhasil melakukannya. Untuk itu proses NAT harus melakukan inspeksi ketat pada aliran kontrol FTP. 3. Menambahkan dukungan pada datalink selain Ethernet, misalnya PPPoE. 4. Menyempurnakan dan mengoptimalkan beberapa struktur data internal Sinaru, seperti tabel rute, tabel NAT dan tabel ARP. Saat ini tabel-tabel tersebut menggunakan struktur data doubly-linked list. Penggantian struktur data dengan yang lebih baik diharapkan dapat meningkatkan performa router. 5. Melakukan analisis kinerja yang lebih mendalam seperti yang dipaparkan di RFC DAFTAR PUSTAKA Avravmov D How to get CPU usage by performance counters (without PDH). puusagebydudiavramov.aspx [6 Februari 2008]

Lampiran 1 Hasil desain antarmuka pengguna

Lampiran 1 Hasil desain antarmuka pengguna LAMPIRAN Lampiran 1 Hasil desain antarmuka pengguna 26 Lampiran 1 lanjutan 27 Lampiran 1 lanjutan 28 Lampiran 1 lanjutan 29 Lampiran 1 lanjutan 30 Lampiran 1 lanjutan 31 Lampiran 1 lanjutan 32 Lampiran

Lebih terperinci

PEMBUATAN DAN ANALISIS KINERJA PERANGKAT LUNAK ROUTER DENGAN FASILITAS NETWORK ADDRESS TRANSLATION MUHAMAD RENDRA

PEMBUATAN DAN ANALISIS KINERJA PERANGKAT LUNAK ROUTER DENGAN FASILITAS NETWORK ADDRESS TRANSLATION MUHAMAD RENDRA PEMBUATAN DAN ANALISIS KINERJA PERANGKAT LUNAK ROUTER DENGAN FASILITAS NETWORK ADDRESS TRANSLATION MUHAMAD RENDRA DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

Modul 8 TCP/IP Suite Error dan Control Messages

Modul 8 TCP/IP Suite Error dan Control Messages Modul 8 TCP/IP Suite Error dan Control Messages Pendahuluan Tidak ada mekanisme untuk menjamin bahwa data yang dikirim melalui jaringan berhasil. Data mungkin gagal mencapai tujuan dengan berbagai macam

Lebih terperinci

Wireshark dapat membaca data secara langsung dari Ethernet, Token-Ring, FDDI, serial (PPP and SLIP), wireless LAN, dan koneksi ATM.

Wireshark dapat membaca data secara langsung dari Ethernet, Token-Ring, FDDI, serial (PPP and SLIP), wireless LAN, dan koneksi ATM. MODUL 1 WIRESHARK TUJUAN PEMBELAJARAN: 1. Mengenalkan pada mahasiswa tentang konsep wireshark 2. Mahasiswa memahami konsep pengiriman dengan traceroute 3. Mahasiswa memahami proses fragmentasi DASAR TEORI

Lebih terperinci

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA 1 Latar belakang PENDAHULUAN Internet ialah sebuah kombinasi dari jaringan yang dihubungkan oleh router. Ketika sebuah paket dikirim dari pengirim ke penerima, paket mungkin akan melewati banyak router

Lebih terperinci

Memahami cara kerja TCP dan UDP pada layer transport

Memahami cara kerja TCP dan UDP pada layer transport 4.1 Tujuan : Memahami konsep dasar routing Mengaplikasikan routing dalam jaringan lokal Memahami cara kerja TCP dan UDP pada layer transport 4.2 Teori Dasar Routing Internet adalah inter-network dari banyak

Lebih terperinci

Percobaan : Choirunnisa L.H / D4 LJ IT. Dengan Switch

Percobaan : Choirunnisa L.H / D4 LJ IT. Dengan Switch Percobaan : Dengan Switch Dibuat sebuah topologi jaringan yang dihubungkan dengan switch. Topologi berikut berada dalam satu jaringan yaitu jaringan 192.168.10.0/24. Diatur 3 PC terhubung dengan satu switch,

Lebih terperinci

Sejarah TCP/IP TCP/IP

Sejarah TCP/IP TCP/IP Sejarah TCP/IP Sejarah TCP/IP bermula di Amerika Serikat pada tahun 1969 di Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA) melakukan menguji rangkaian sistem pada paket (packet-switching). 1 Sejarah

Lebih terperinci

Refrensi OSI

Refrensi OSI Refrensi OSI Model Open Systems Interconnection (OSI) diciptakan oleh International Organization for Standardization (ISO) yang menyediakan kerangka logika terstruktur bagaimana proses komunikasi data

Lebih terperinci

lapisan-lapisan pada TCP/IP tidaklah cocok seluruhnya dengan lapisan-lapisan OSI.

lapisan-lapisan pada TCP/IP tidaklah cocok seluruhnya dengan lapisan-lapisan OSI. TCP dan IP Kamaldila Puja Yusnika kamaldilapujayusnika@gmail.com http://aldiyusnika.wordpress.com Lisensi Dokumen: Copyright 2003-2013IlmuKomputer.Com Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com dapat digunakan,

Lebih terperinci

JARINGAN KOMPUTER. Disusun Oleh : Nama : Febrina Setianingsih NIM : Dosen Pembimbing : Dr. Deris Stiawan, M.T., Ph.D.

JARINGAN KOMPUTER. Disusun Oleh : Nama : Febrina Setianingsih NIM : Dosen Pembimbing : Dr. Deris Stiawan, M.T., Ph.D. JARINGAN KOMPUTER Disusun Oleh : Nama : Febrina Setianingsih NIM : 09011181419021 Dosen Pembimbing : Dr. Deris Stiawan, M.T., Ph.D. SISTEM KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS SRIWIJAYA Analisa

Lebih terperinci

Laporan Resmi. Static Routing Pada MikroTik

Laporan Resmi. Static Routing Pada MikroTik Laporan Resmi Static Routing Pada MikroTik Nama NRP Kelas Kelompok : Amalia Zakiyah : 2110165021 : 1 D4 LJ TI : Kelmopok 6 Soal 1. Jelaskan cara melakukan konfigurasi router mikrotik dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB 2: INTRODUCTION TCP/IP

BAB 2: INTRODUCTION TCP/IP BAB 2: INTRODUCTION TCP/IP Reza Aditya Firdaus Cisco Certified Network Associate R&S Introduction to TCP/IP DoD (Departement of Defense) dibanding dengan OSI OSI Model Application Presentation Session

Lebih terperinci

TASK 5 JARINGAN KOMPUTER

TASK 5 JARINGAN KOMPUTER TASK 5 JARINGAN KOMPUTER Disusun oleh : Nama : Ilham Kholfihim M NIM : 09011281419043 JURUSAN SISTEM KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2016 ANALISIS PERBANDINGAN CAPTURING NETWORK TRAFFIC

Lebih terperinci

Network Layer JARINGAN KOMPUTER. Ramadhan Rakhmat Sani, M.Kom

Network Layer JARINGAN KOMPUTER. Ramadhan Rakhmat Sani, M.Kom Network Layer JARINGAN KOMPUTER Ramadhan Rakhmat Sani, M.Kom Objectives Fungsi Network Layer Protokol Komunikasi Data Konsep Pengalamatan Logis (IP) Konsep Pemanfaatan IP Konsep routing Algoritma routing

Lebih terperinci

ARSITEKTUR PROTOKOL TCP/IP

ARSITEKTUR PROTOKOL TCP/IP ARSITEKTUR PROTOKOL TCP/IP 1. Umum... 2 2. Transport Control Protocol (TCP)... 6 3. User Datagram Protocol (UDP)... 8 4. Internet Protocol (IP)... 10 5. Internet Control Message Protocol (ICMP)... 13 6.

Lebih terperinci

Figure 3.1 Format datagram IP

Figure 3.1 Format datagram IP 3.1 Tujuan Mengetahui bagaimana TCP/IP mengidentifikasi jaringan Mengetahui bagaimana netmask menentukan range IP address Mengetahui fungsi kerja subnetting 3.2 Teori Dasar Dalam melakukan pengiriman data

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Perancangan Program Program yang dibuat penulis bertujuan untuk menangkap paket-paket data yang penulis inginkan pada komputer di jaringan berbeda. Agar tujuan dari pembuatan

Lebih terperinci

Tugas Jaringan Komputer

Tugas Jaringan Komputer Tugas Jaringan Komputer Soal 1. Jelaskan perbedaan antara model jaringan OSI dan TCP/IP 2. Jelaskan fungsi tiap layer pada model TCP/IP! 3. Apa yang dimaksud Protocol? 4. Jelaskan tentang konsep class

Lebih terperinci

BAB 3 Metode dan Perancangan 3.1 Metode Top Down

BAB 3 Metode dan Perancangan 3.1 Metode Top Down BAB 3 Metode dan Perancangan 3.1 Metode Top Down Menurut Setiabudi (2009) untuk membangun sebuah sistem, diperlukan tahap-tahap agar pembangunan itu dapat diketahui perkembangannya serta memudahkan dalam

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI PROGRAM

BAB IV IMPLEMENTASI PROGRAM BAB IV IMPLEMENTASI PROGRAM Aplikasi ini dijalankan pada platform Win32, dan dibuat dengan menggunakan bahasa C#. NET. Untuk menjalankan aplikasi ini, dibutuhkan suatu komponen library khusus yang dijalankan

Lebih terperinci

Agenda. Protokol TCP/IP dan OSI Keluarga Protokol TCP/IP

Agenda. Protokol TCP/IP dan OSI Keluarga Protokol TCP/IP Agenda Protokol TCP/IP dan OSI Keluarga Protokol TCP/IP 2 Protokol Definisi : A rule, guideline, or document which guides how an activity should be performed. Dalam ilmu komputer, protokol adalah konvensi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 13 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam penelitian ini penulis akan melakukan penelitian terhadap hasil virtualisasi pada sebuah controller. Melalui virtualisasi, sebuah controller dibagi menjadi beberapa

Lebih terperinci

Gambar 11. Perbandingan Arsitektur OSI dan TCP/IP

Gambar 11. Perbandingan Arsitektur OSI dan TCP/IP Protocol adalah sekumpulan peraturan atau perjanjian yang menentukan format dan transmisi data. Layer n di sebuah komputer akan berkomunikasi dengan layer n di komputer yang lain. Peraturan dan perjanjian

Lebih terperinci

Simulasi dan Monitoring Protokol Dalam Tes Koneksi

Simulasi dan Monitoring Protokol Dalam Tes Koneksi Simulasi dan Monitoring Protokol Dalam Tes Koneksi Imam Prasetyo imp.masiv@gmail.com http://superman-kartini.blogspot.com Lisensi Dokumen: Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com dapat digunakan, dimodifikasi

Lebih terperinci

Lapisan Transport. Menjamin komunikasi yang handal antara dua buah komputer yang terhubung Terdiri atas :

Lapisan Transport. Menjamin komunikasi yang handal antara dua buah komputer yang terhubung Terdiri atas : TCP & UDP Lapisan Transport Menjamin komunikasi yang handal antara dua buah komputer yang terhubung Terdiri atas : TCP (Transmission Control Protocol) UDP (User Datagram Protocol) Keluarga Protocol TCP/IP

Lebih terperinci

LAPISAN JARINGAN (NETWORK LAYER) Budhi Irawan, S.Si, M.T

LAPISAN JARINGAN (NETWORK LAYER) Budhi Irawan, S.Si, M.T LAPISAN JARINGAN (NETWORK LAYER) Budhi Irawan, S.Si, M.T PENDAHULUAN Fungsi lapisan network adalah mengirimkan paket dari sumber ke tujuan. Ketika paket dikirimkan maka lapisan network akan memanfaatkan

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI. Iklan berasal dari sebuah kata dalam bahasa melayu, yaitu i lan atau i lanun

BAB 2 DASAR TEORI. Iklan berasal dari sebuah kata dalam bahasa melayu, yaitu i lan atau i lanun BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Mekanisme Penayangan Iklan Digital Iklan berasal dari sebuah kata dalam bahasa melayu, yaitu i lan atau i lanun yang memiliki arti informasi. Iklan adalah suatu cara untuk memperkenalkan,

Lebih terperinci

diperoleh gambaran yang lebih baik tentang apa yang terjadi di jaringan dan dapat segera diketahui penyebab suatu permasalahan.

diperoleh gambaran yang lebih baik tentang apa yang terjadi di jaringan dan dapat segera diketahui penyebab suatu permasalahan. 8 diperoleh gambaran yang lebih baik tentang apa yang terjadi di jaringan dan dapat segera diketahui penyebab suatu permasalahan. header 20 bytes lebih besar daripada paket IPv4. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

Lebih terperinci

Pendahuluan. 0Alamat IP berbasis kepada host dan network. 0Alamat IP berisi informasi tentang alamat network dan juga alamat host

Pendahuluan. 0Alamat IP berbasis kepada host dan network. 0Alamat IP berisi informasi tentang alamat network dan juga alamat host Pendahuluan 0Alamat IP berbasis kepada host dan network 0Host: apa saja yang dapat menerima dan mengirim paket. Misal router, workstation 0 Host terhubung oleh satu (atau beberapa) network 0Alamat IP berisi

Lebih terperinci

JURUSAN SISTEM KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS SRIWIJAYA

JURUSAN SISTEM KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS SRIWIJAYA TUGAS JARINGAN KOMPUTER Nama : Yonatan Riyadhi NIM : 09011181419009 Kelas : SK 5A Nama Dosen : Dr. Deris Stiawan M.T JURUSAN SISTEM KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2016 CAPTURE DAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dihubungkan untuk berbagi sumber daya (Andi Micro, 2011:6). Jaringan Komputer

BAB II LANDASAN TEORI. dihubungkan untuk berbagi sumber daya (Andi Micro, 2011:6). Jaringan Komputer BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Jaringan Komputer Jaringan komputer adalah sekumpulan peralatan atau komputer yang saling dihubungkan untuk berbagi sumber daya (Andi Micro, 2011:6). Jaringan Komputer terbagi

Lebih terperinci

TCP DAN UDP. Budhi Irawan, S.Si, M.T

TCP DAN UDP. Budhi Irawan, S.Si, M.T TCP DAN UDP Budhi Irawan, S.Si, M.T LAPISAN TRANSPOR adalah Lapisan keempat dari Model Referensi OSI yang bertanggung jawab untuk menyediakan layanan-layanan yang dapat diandalkan kepada protokol-protokol

Lebih terperinci

Penelusuran Data Melalui Jaringan Internet

Penelusuran Data Melalui Jaringan Internet Penelusuran Data Melalui Jaringan Internet Tulisan ini berdasarkan CCNA Exploration 4.0 : Network Fundamentals Berikut ini akan digambarkan sebuah transfer data sederhana antara dua host melewati sebuah

Lebih terperinci

Praktikum Jaringan Komputer 2

Praktikum Jaringan Komputer 2 Monitoring Jaringan dengan Ethereal Pada praktikum ini, mungkin ini praktikum yang akan sangat sulit dijelaskan, untuk memahami ini anda harus punya basic tersendiri tentang OSI layer (masih ingat kan

Lebih terperinci

Transport Layer El E ectro ect n ro ic En E gineerin ri g Pol o ytech tec nic In I stitu sti t of o Surabaya ITS Kampus ITS Sukolilo Surabaya 60111

Transport Layer El E ectro ect n ro ic En E gineerin ri g Pol o ytech tec nic In I stitu sti t of o Surabaya ITS Kampus ITS Sukolilo Surabaya 60111 Transport Layer Electronic Engineering Polytechnic Institut of Surabaya ITS Kampus ITS Sukolilo Surabaya 60111 Overview Layer Transport bertugas melakukan sesi komunikasi antara komputer dalam jaringan.

Lebih terperinci

Keamanan Jaringan Komputer

Keamanan Jaringan Komputer Keamanan Jaringan Komputer Michael S. Sunggiardi michael@sunggiardi.com Agenda Workshop Keamanan Jaringan Komputer Parameter dasar TCP/IP Membuat web server dari Microsoft Windows XP Melihat ketidak amanan

Lebih terperinci

Artikel tentang Prinsip Dasar Routing yang penulis buat pada tahun 2001

Artikel tentang Prinsip Dasar Routing yang penulis buat pada tahun 2001 Artikel tentang Prinsip Dasar Routing yang penulis buat pada tahun 2001 Deris Stiawan 1 Routing Introduction. Router memiliki kemampuan melewatkan paket IP dari satu jaringan ke jaringan lain yang mungkin

Lebih terperinci

Network Layer MUHAMMAD ZEN S. HADI, ST. MSC.

Network Layer MUHAMMAD ZEN S. HADI, ST. MSC. Network Layer 1 MUHAMMAD ZEN S. HADI, ST. MSC. Protokol lapisan network Topik (ARP, RARP, DHCP, ICMP) Aplikasi (arp, p,ping, tracert, nbtstat) 2 Internet Control Message Protocol (ICMP) 3 Karakterisitk

Lebih terperinci

Minggu 6 Transport Layer

Minggu 6 Transport Layer Minggu 6 Transport Layer 1 Overview Layer Transport bertugas melakukan sesi komunikasi antara komputer dalam jaringan. Menenirukan bagaimana data ditransmisikan. Dua Protocol Transport Layer yang dipakai

Lebih terperinci

MODUL 2 WIRESHARK Protokol TCP

MODUL 2 WIRESHARK Protokol TCP MODUL 2 WIRESHARK TUJUAN PEMBELAJARAN: 1. Mengenalkan pada mahasiswa tentang konsep pengiriman data dengan TCP 2. Mengenalkan pada mahasiswa tentang konsep pengiriman data dengan UDP DASAR TEORI Protokol

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DATA 4.1 Lokasi Test-bed

BAB IV ANALISA DATA 4.1 Lokasi Test-bed BAB IV ANALISA DATA 4.1 Lokasi Test-bed Pada gambar 4.1 adalah lokasi testbed yang akan diambil datanya. Lokasi testbed berada di lingkungan fakultas teknik Universitas, tiga buah router diletakkan di

Lebih terperinci

ping [- t] [- a] [- n ] [- l ] [- f] [- i TTL] [- v ] [- r ] [- s ] [{- j - k }] [- w ] [ Targetname]

ping [- t] [- a] [- n ] [- l ] [- f] [- i TTL] [- v ] [- r ] [- s ] [{- j - k }] [- w ] [ Targetname] Ping (singkatan dari Packet Internet Groper) adalah sebuah program utilitas yang digunakan untuk memeriksa konektivitas jaringan berbasis teknologi Transmission Control Protocol/Internet Protocol (TCP/IP).

Lebih terperinci

1. Persiapan. 2. Pendahuluan

1. Persiapan. 2. Pendahuluan 1. Persiapan Sebelum mulai, diharapkan pembaca sudah memiliki pengetahuan dasar mengenai TCP/IP karena hal ini merupakan dasar dari penggunaan IPTables. Ada (sangat) banyak resource yang mendokumentasikan

Lebih terperinci

Analisis Perbandingan Performansi Server VoIP. berbasis Parallel Processing

Analisis Perbandingan Performansi Server VoIP. berbasis Parallel Processing Analisis Perbandingan Performansi Server VoIP antara Asterisk dan FreePBX berbasis Parallel Processing JOANA SIBORO 2206100080 Dosen Pembimbing: Dr.Ir. Achmad Affandi, DEA NIP: 196510141990021001 PERANCANGAN

Lebih terperinci

2.2 Dasar Teori. Layer # Nama Unit. Dimana setiap layer memiliki fungsi dan contoh masing-masing.

2.2 Dasar Teori. Layer # Nama Unit. Dimana setiap layer memiliki fungsi dan contoh masing-masing. BAB 2. TCP/IP Model 2.1 Tujuan - Mahasiswa mampu melakukan identifikasi transmisi data menggunakan model TCP/IP - Mahasiswa mampu melakukan identifikasi layer dari model TCP/IP - Mahasiswa mampu menggunakan

Lebih terperinci

Analisis Koneksitas, Routing, dan Troughput Menggunakan Teknik Scalling Technique

Analisis Koneksitas, Routing, dan Troughput Menggunakan Teknik Scalling Technique Analisis Koneksitas, Routing, dan Troughput Menggunakan Teknik Scalling Technique PENGERTIAN PING Ping bekerja dengan mengirim sebuah paket data yang disebut dengan internet control message protocol (ICMP)

Lebih terperinci

Laporan Pratikum Instalasi Jaringan Komputer Routing Static

Laporan Pratikum Instalasi Jaringan Komputer Routing Static Laporan Pratikum Instalasi Jaringan Komputer Routing Static Nama : Ria Permata Sari NIM : 1107020 Prodi : Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang 2013 A. TUJUAN

Lebih terperinci

JARINGAN KOMPUTER Layanan Dari TCP dan UDP Protocol

JARINGAN KOMPUTER Layanan Dari TCP dan UDP Protocol JARINGAN KOMPUTER Layanan Dari TCP dan UDP Protocol Nama : Qonita Al afwa NIM : 09011281520103 Kelas : SK5C Dosen Pengampuh : Deris Stiawan, M.T., Ph.D. SISTEM KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Evaluasi Pervormance Dari AODV Routing Protokol Pada Jaringan Ad Hoc Dengan Testbed

Evaluasi Pervormance Dari AODV Routing Protokol Pada Jaringan Ad Hoc Dengan Testbed Evaluasi Pervormance Dari AODV Routing Protokol Pada Jaringan Ad Hoc Dengan Testbed Eri Sugiantoro Laboratory for Telecommunication Networks Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya 60111 Tel

Lebih terperinci

BAB II ANALISIS DAN PERANCANGAN. penggunaan bandwidth. Solusi yang sering dilakukan adalah

BAB II ANALISIS DAN PERANCANGAN. penggunaan bandwidth. Solusi yang sering dilakukan adalah BAB II ANALISIS DAN PERANCANGAN 2.1 Analisis Kebutuhan Sering kali permasalahan dalam sebuah jaringan computer adalah proses pengiriman data lambat, rusak, dan tidak sampai ke tujuan. Permasalahan muncul

Lebih terperinci

MODUL 10 Multi Protocol Label Switching (MPLS)

MODUL 10 Multi Protocol Label Switching (MPLS) MODUL 10 Multi Protocol Label Switching (MPLS) A. TUJUAN 1. Mengenalkan pada mahasiswa tentang konsep MPLS 2. Mahasiswa memahami cara kerja jaringan MPLS 3. Mahasiswa mampu menganalisa performansi antara

Lebih terperinci

Nama : M. Andre Sofyan NIM : Kelas SK5C. Visualisasi PCAP Data dengan menggunakan Rumint. Data pcap : Rumint Tools :

Nama : M. Andre Sofyan NIM : Kelas SK5C. Visualisasi PCAP Data dengan menggunakan Rumint. Data pcap : Rumint Tools : Nama : M. Andre Sofyan NIM : 09011281520130 Kelas SK5C Visualisasi PCAP Data dengan menggunakan Rumint. Data pcap : Rumint Tools : Menafsirkan security visualization images adalah sedikit seperti menafsirkan

Lebih terperinci

FIREWALL dengan Iptables

FIREWALL dengan Iptables FIREWALL dengan Iptables Pendahuluan Firewall merupakan bagian perangkat keamanan jaringan dan merupakan suatu cara atau mekanisme yang diterapkan baik terhadap perangkat keras (hardware), perangkat lunak

Lebih terperinci

ARP (Address Resolutio Protocol) Secara internal ARP melakukan resolusi address tersebut dan ARP berhubungan langsung dengan Data Link Layer. ARP meng

ARP (Address Resolutio Protocol) Secara internal ARP melakukan resolusi address tersebut dan ARP berhubungan langsung dengan Data Link Layer. ARP meng MODUL 4 ANALISA PROTOKOL LAYER 2 DAN 3 MENGGUNAKAN ETHEREAL-TCPDUMP TUJUAN PEMBELAJARAN: 1. Mahasiswa memahami konsep PDU layer 2 dan 3 2. Mahasiswa mampu mengoperasikan Ethereal dan Tcpdump 3. Mahasiswa

Lebih terperinci

Protokol Jaringan. Oleh : Tengku Mohd Diansyah,ST,M.Kom

Protokol Jaringan. Oleh : Tengku Mohd Diansyah,ST,M.Kom Protokol Jaringan Oleh : Tengku Mohd Diansyah,ST,M.Kom Protokol Protokol jaringan adalah perangkat aturan yang mengatur komunikasi beberapa komputer didalam sebuah jaringan.sedangkan protokol sendiri adalah

Lebih terperinci

Modul 11 Access Control Lists (ACLs)

Modul 11 Access Control Lists (ACLs) Modul 11 Access Control Lists (ACLs) Pendahuluan ACL sederhananya digunakan untuk mengijinkan atau tidak paket dari host menuju ke tujuan tertentu. ACL terdiri atas aturan-aturan dan kondisi yang menentukan

Lebih terperinci

SIMULASI JARINGAN MENGGUNAKAN HUB

SIMULASI JARINGAN MENGGUNAKAN HUB SIMULASI JARINGAN MENGGUNAKAN HUB Untuk melakukan percobaan pengiriman data dengan menggunakan HUB ini, kita perlu menggunakan aplikasi Cisco Packet Tracer seperti yang ada di bawah ini. Pertama-tama kita

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan suatu cara berpikir yang dimulai dari menentukan suatu permasalahan, pengumpulan data baik dari buku-buku panduan maupun studi lapangan, melakukan

Lebih terperinci

Tugas Jaringan Komputer

Tugas Jaringan Komputer Tugas Jaringan Komputer SOAL 1. Jelaskan perbedaan antara dua model jaringan computer: OSI model dan TCP/IP model! 2. Jelaskan fungsi tiap layer pada model TCP/IP! 3. Apa yang dimaksud dengan protocol?

Lebih terperinci

APPLICATION LAYER. Oleh : Reza Chandra

APPLICATION LAYER. Oleh : Reza Chandra APPLICATION LAYER Oleh : Reza Chandra Sebagian besar dari kita berpengalaman menggunakan Internet melalui World Wide Web, layanan e-mail, dan file-sharing. Aplikasi ini, dan banyak lainnya, menyediakan

Lebih terperinci

Modul 2. Network Analysis Tool, Application Layer Protocol, dan Transport Layer Protocol

Modul 2. Network Analysis Tool, Application Layer Protocol, dan Transport Layer Protocol Modul 2 Network Analysis Tool, Application Layer Protocol, dan Transport Layer Protocol 1. Network Analysis Tool a. Tujuan - Mendeskripsikan fungsi dari Wireshark sebagai salah satu network analysis tool.

Lebih terperinci

MODUL 2 WIRESHARK Protokol TCP

MODUL 2 WIRESHARK Protokol TCP MODUL 2 WIRESHARK TUJUAN PEMBELAJARAN: 1. Mengenalkan pada mahasiswa tentang konsep pengiriman data dengan TCP 2. Mengenalkan pada mahasiswa tentang konsep pengiriman data dengan UDP DASAR TEORI Protokol

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMESTASI DAN EVALUASI. permasalahan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya.

BAB 4 IMPLEMESTASI DAN EVALUASI. permasalahan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya. BAB 4 IMPLEMESTASI DAN EVALUASI Pada bab ini dijelaskan mengenai implementasi dan evaluasi dari hasil analisis permasalahan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya. 4.1 Spesifikasi Sistem Spesifikasi

Lebih terperinci

TUGAS JARINGAN KOMPUTER : REVIEW TCP/IP

TUGAS JARINGAN KOMPUTER : REVIEW TCP/IP NAMA : MUHAMMAD AN IM FALAHUDDIN KELAS : 1 D4 LJ NRP : 2110165026 TUGAS JARINGAN KOMPUTER : REVIEW TCP/IP 1. Jelaskan perbedaan antara dua model jaringan komputer : OSI model dan TCP/IP model! TCP/IP hanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini kebutuhan manusia makin bertambah seiring berjalannya waktu. Waktu atau efisiensi sangat dibutuhkan untuk kelancaran dalam kehidupan sehari-hari terutama

Lebih terperinci

ROUTING. Pengiriman Langsung & Tidak Langsung

ROUTING. Pengiriman Langsung & Tidak Langsung Modul 07 ROUTING Dalam suatu sistem packet switching, routing mengacu pada proses pemilihan jalur untuk pengiriman paket, dan router adalah perangkat yang melakukan tugas tersebut. Perutean dalam IP melibatkan

Lebih terperinci

Gambar 1. Topologi Jaringan Scanning

Gambar 1. Topologi Jaringan Scanning Nama : Riki Andika NIM : 09011181320015 Keamanana Jaringan Komputer_Tugas 4 Intrusion Detection System (IDS) adalah sebuah sistem yang melakukan pengawasan terhadap traffic jaringan dan pengawasan terhadap

Lebih terperinci

Muhamad Husni Lafif. TCP/IP. Lisensi Dokumen: Copyright IlmuKomputer.

Muhamad Husni Lafif.  TCP/IP. Lisensi Dokumen: Copyright IlmuKomputer. Muhamad Husni Lafif muhamadhusnilafif@yahoo.com http://royalclaas.blogspot.com TCP/IP Lisensi Dokumen: Copyright 2003-2007 IlmuKomputer.Com Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com dapat digunakan, dimodifikasi

Lebih terperinci

adalah sebuah aturan atau standar yang mengatur hubungan, komunikasi, dan perpindahan data antara dua atau lebih titik komputer dalam Komunikasi Data

adalah sebuah aturan atau standar yang mengatur hubungan, komunikasi, dan perpindahan data antara dua atau lebih titik komputer dalam Komunikasi Data adalah sebuah aturan atau standar yang mengatur hubungan, komunikasi, dan perpindahan data antara dua atau lebih titik komputer dalam Komunikasi Data Melakukan deteksi adanya koneksi fisik atau ada tidaknya

Lebih terperinci

Monitoring Jaringan. Rijal Fadilah, S.Si

Monitoring Jaringan. Rijal Fadilah, S.Si Monitoring Jaringan Rijal Fadilah, S.Si Monitoring Jaringan Memahami bentuk-bentuk segmen TCP dan UDP ygadaditransport Layer. UntukmelihatbentuksegmenTCP danudp yg adadalamjaringankitamemerlukantools yakni

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. dan perangkat lunak yang digunakan. hasil rancangan yang ada. Halaman web dibuat dengan basis php

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. dan perangkat lunak yang digunakan. hasil rancangan yang ada. Halaman web dibuat dengan basis php BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1. Spesifikasi Sistem Sistem yang dirancang menggunakan 2 komponen utama yang menjadi pendukung, yaitu komponen perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software).

Lebih terperinci

Firewall. Instruktur : Ferry Wahyu Wibowo, S.Si., M.Cs.

Firewall. Instruktur : Ferry Wahyu Wibowo, S.Si., M.Cs. Firewall Instruktur : Ferry Wahyu Wibowo, S.Si., M.Cs. Firewall Sebuah sistem atau grup sistem yang menjalankan kontrol akses keamanan diantara jaringan internal yang aman dan jaringan yang tidak dipercaya

Lebih terperinci

Packet Tracer. Cara menjalankan Packet Tracer : 1. Install Source Program 2. Klik Menu Packet Tracer. Packet. Simulasi

Packet Tracer. Cara menjalankan Packet Tracer : 1. Install Source Program 2. Klik Menu Packet Tracer. Packet. Simulasi Packet Tracer Packet Tracer adalah sebuah software simulasi jaringan. Sebelum melakukan konfigurasi jaringan yang sesungguhnya (mengaktifkan fungsi masing-masing device hardware) terlebih dahulu dilakukan

Lebih terperinci

MODEL OSI DAN DOD. Referensi Model OSI (Open System Interconnections).

MODEL OSI DAN DOD. Referensi Model OSI (Open System Interconnections). Pertemuan 7 MODEL OSI DAN DOD Referensi Model OSI (Open System Interconnections). Berikut ini diperlihatkan lapisan model OSI beserta fungsi dan protokolnya yang melayani masing-masing lapisan tersebut.

Lebih terperinci

Bab 4 Implementasi dan Pembahasan

Bab 4 Implementasi dan Pembahasan Bab 4 Implementasi dan Pembahasan 4.1 Implementasi Seperti yang dijelaskan di Bab 3, implementasi dilakukan dengan dua cara yaitu eksperimen di laboratorium dan simulasi flash. Hasil implementasi akan

Lebih terperinci

A. TUJUAN PEMBELAJARAN:

A. TUJUAN PEMBELAJARAN: A. TUJUAN PEMBELAJARAN: Setelah mempelajari materi dalam bab ini mahasiswa diharapkan mampu: 1. Memahami perbedaan Physical Address dan Logical Address. 2. Memahami tentang ARP Table. 3. Mampu menerapkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Dalam penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Rochandi Wirawan (2011), bertujuan untuk melakukan perbandingan terhadap kemampuan dari dua buah protokol

Lebih terperinci

TUGAS JARKOM. *OSI Layer dan TCP/IP* A. OSI layer

TUGAS JARKOM. *OSI Layer dan TCP/IP* A. OSI layer TUGAS JARKOM *OSI Layer dan TCP/IP* A. OSI layer Pengertian model OSI (Open System Interconnection) adalah suatu model konseptual yang terdiri atas tujuh layer, yang masing-masing layer tersebut mempunyai

Lebih terperinci

3. 3 Application Layer Protocols and Services Examples

3. 3 Application Layer Protocols and Services Examples NAMA KELOMPOK : RENDY PRATAMA P. 113140707111006 PANJI SATRIA S. 113140707111017 3. 3 Application Layer Protocols and Services Examples Application Layer, Layer tujuh, adalah lapisan paling atas baik di

Lebih terperinci

Fungsi Lapis Transport

Fungsi Lapis Transport Transport Layer Fungsi umum Memungkinkan multi aplikasi dapat dikomunikasikan melalui jaringan pada saat yang sama dalam single device. Memastikan agar, jika diperlukan, data dapat diterima dengan handal

Lebih terperinci

KOMUNIKASI DATA JUFRIADIF NA`AM. 10. Protocol Komunikasi

KOMUNIKASI DATA JUFRIADIF NA`AM. 10. Protocol Komunikasi KOMUNIKASI DATA JUFRIADIF NA`AM 10. Protocol Komunikasi Protocol Komunikasi OSI (Open System Interconection) OSI - The Model A layer model Tiap-tiap layer melakukan fungsi yang diperlukan untuk komunikasi

Lebih terperinci

Gambar 13.1 Sniffing pada jaringan antara router 1 dan 2

Gambar 13.1 Sniffing pada jaringan antara router 1 dan 2 A. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Siswa mampu melakukan sniffing dengan wireshark dan tcpdump dan tahu keuntungan dan kelemahan kedua software tersebut 2. Siswa mampu melakukan analisa paket layer transport OSI

Lebih terperinci

PRAKTIKUM 2 ANALISA JARINGAN DOSEN : FAJAR Y. ZEBUA

PRAKTIKUM 2 ANALISA JARINGAN DOSEN : FAJAR Y. ZEBUA PRAKTIKUM 2 ANALISA JARINGAN DOSEN : FAJAR Y. ZEBUA A. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Memahami kegunaan dan aplikasi analisa jaringan 2. Mampu mengkonfigurasi aplikasi analisa jaringan B. DASAR TEORI Kadang-kadang

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. teknologi informasi belum maksimal diterapkan. Penggunaan Personal Computer

BAB II DASAR TEORI. teknologi informasi belum maksimal diterapkan. Penggunaan Personal Computer BAB II DASAR TEORI 2.1 Gambaran Perusahaan Perusahaan tempat penulis melakukan penelitian ini bergerak dalam bidang penerbitan buku dengan skala perusahaan menengah, dimana pemakaian teknologi informasi

Lebih terperinci

PERALATAN YANG DIBUTUHKAN: 1. Beberapa PC yang akan dihubungkan dalam jaringan. 2. Hub sebagai penghubung jaringan. 3. Kabel jaringan secukupnya.

PERALATAN YANG DIBUTUHKAN: 1. Beberapa PC yang akan dihubungkan dalam jaringan. 2. Hub sebagai penghubung jaringan. 3. Kabel jaringan secukupnya. MODUL 3 ANALISA PROTOKOL LAYER 2 DAN 3 TUJUAN PEMBELAJARAN: 1. Mahasiswa memahami konsep PDU layer 2 dan 3 2. Mahasiswa mampu mengoperasikan arp, wireshark dan tcpdump 3. Mahasiswa mampu menganalisa paket

Lebih terperinci

JARINGAN KOMPUTER MODUL 4

JARINGAN KOMPUTER MODUL 4 LAPORAN PRAKTIKUM JARINGAN KOMPUTER MODUL 4 Disusun Oleh : Nama Kelas : Beny Susanto : TI B Nim : 2011081031 LABORATORIUM KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS KUNINGAN 2013 MODUL 4 Analisa Protokol

Lebih terperinci

KOMUNIKASI DATA sahari. 10. Protocol Komunikasi

KOMUNIKASI DATA sahari. 10. Protocol Komunikasi KOMUNIKASI DATA sahari 10. Protocol Komunikasi Protocol Komunikasi OSI (Open System Interconection) OSI - The Model A layer model Tiap-tiap layer melakukan fungsi yang diperlukan untuk komunikasi Tiap-tiap

Lebih terperinci

TRANSPORT LAYER. Aplikasi dan Operasi pada TCP dan UDP

TRANSPORT LAYER. Aplikasi dan Operasi pada TCP dan UDP TRANSPORT LAYER Aplikasi dan Operasi pada TCP dan UDP Transport Layer melakukan segmentasi dan menyatukan kembali data yang tersegmentasi menjadi suatu arus data. Layanan-layanan yang terdapat di transport

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK...vi. KATA PENGANTAR... vii. DAFTAR ISI...ix. DAFTAR TABEL... xii. DAFTAR GAMBAR... xiv. DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI. ABSTRAK...vi. KATA PENGANTAR... vii. DAFTAR ISI...ix. DAFTAR TABEL... xii. DAFTAR GAMBAR... xiv. DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI ABSTRAK....vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI....ix DAFTAR TABEL... xii DAFTAR GAMBAR... xiv DAFTAR LAMPIRAN... xix BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang Masalah... 1 1.2 Perumusan Masalah...

Lebih terperinci

: M Rasyid Darmawan NIM : TCP. Pengertian TCP. Karakteristik TCP

: M Rasyid Darmawan NIM : TCP. Pengertian TCP. Karakteristik TCP Nama Kelas : M Rasyid Darmawan : SK5C NIM : 09011281520108 1. TCP Pengertian TCP Transmission Control Protocol (TCP) adalah salah satu jenis protokol yang memungkinkan kumpulan komputer untuk berkomunikasi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA 1 PENDAHULUAN Latar Belakang IP versi 6 (IPv6) merupakan protokol Internet baru yang dikembangkan pada tahun 1994 oleh Internet Engineering Task Force (IETF) untuk menggantikan IP versi 4 (IPv4) yang saat

Lebih terperinci

Chapter 3 part 2. Internetworking (Internet Protocol) Muhammad Al Makky

Chapter 3 part 2. Internetworking (Internet Protocol) Muhammad Al Makky Chapter 3 part 2 Internetworking (Internet Protocol) Muhammad Al Makky Pembahasan Chapter 3 Memahami fungsi dari switch dan bridge Mendiskusikan Internet Protocol (IP) untuk interkoneksi jaringan Memahami

Lebih terperinci

Analisis Routing EIGRP dalam Menentukan Router yang dilalui pada WAN

Analisis Routing EIGRP dalam Menentukan Router yang dilalui pada WAN Analisis Routing EIGRP dalam Menentukan Router yang dilalui pada WAN Aidil Halim Lubis halimlubis.aidil@gmail.com Erma Julita zidanefdzikri@yahoo.co.id Muhammad Zarlis m.zarlis@yahoo.com Abstrak Lalu lintas

Lebih terperinci

IP Address. Dedi Hermanto

IP Address. Dedi Hermanto IP Address Dedi Hermanto TCP/IP Sekumpulan protokol yang terdapat di dalam jaringan komputer (network) yang digunakan untuk berkomunikasi atau berhubungan antar komputer. TCP/IP merupakan protokol standar

Lebih terperinci

Network Tech Support Inside local address Inside global address Outside local address Outside global address DHCP & NAT

Network Tech Support Inside local address Inside global address Outside local address Outside global address DHCP & NAT Modul 28: Overview Dynamic Host Configuration Protocol (DHCP) dirancang untuk memberikan IP address dan memberikan informasi penting konfigurasi jaringan lain secara dinamis. Nework Address Translation

Lebih terperinci

1. Menggunakan model OSI dan TCP/IP dan protokol-protokol yang terkait untuk menjelaskan komunikasi data dalam network. 2. Mengidentifikasi dan

1. Menggunakan model OSI dan TCP/IP dan protokol-protokol yang terkait untuk menjelaskan komunikasi data dalam network. 2. Mengidentifikasi dan 1. Menggunakan model OSI dan TCP/IP dan protokol-protokol yang terkait untuk menjelaskan komunikasi data dalam network. 2. Mengidentifikasi dan mengatasi problem yang terjadi dengan menggunakan pendekatan

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI SISTEM. mendukung proses implementasi, antara lain: Operating System yang digunakan pada komputer Server.

BAB 4 IMPLEMENTASI SISTEM. mendukung proses implementasi, antara lain: Operating System yang digunakan pada komputer Server. BAB 4 IMPLEMENTASI SISTEM 4.1 Spesifikasi Sistem Dibawah ini adalah spesifikasi perangkat lunak yang dibutuhkan untuk mendukung proses implementasi, antara lain: Windows Server 2008 Operating System yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI II.1 Konsep Jaringan Komputer Jaringan komputer adalah sekelompok komputer yang dihubungkan dengan yang lainnnya menggunakan protokol komnuikasi melalui media transmisi atau media

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM IV MANAGEMENT INTERNETWORKING & ROUTER ROUTING ROUTING DINAMIS. Disusun oleh: Oktavia Indriani IK 3B

LAPORAN PRAKTIKUM IV MANAGEMENT INTERNETWORKING & ROUTER ROUTING ROUTING DINAMIS. Disusun oleh: Oktavia Indriani IK 3B LAPORAN PRAKTIKUM IV MANAGEMENT INTERNETWORKING & ROUTER ROUTING ROUTING DINAMIS Disusun oleh: Oktavia Indriani IK 3B 3.34.13.1.13 PROGAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI

Lebih terperinci