MANAJEMEN SURAT KELUAR STMIK EL RAHMA YOGYAKARTA
|
|
- Yulia Yuwono
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 MANAJEMEN SURAT KELUAR STMIK EL RAHMA YOGYAKARTA Dedy Ardiansyah,S.Sos Program Studi Manajemen Informatika STMIK EL RAHMA Jl. Sisingamangaraja No.76. Yogyakarta Abstract Organizational interaction with the environment becomes an important factor for the existence of the organization. Universities and colleges need appropriate communication with the environment for the right to position himself with the goal ultimately is to develop organizational capacity. Among the communication is done formally through a letter out. Therefore should be regulated in the best possible thus helping enhance the positive image and development institutions
2 Kata kunci : Manajemen surat keluar Intisari Komunikasi keluar merupakan hal amat penting bagi perguruan tinggi untuk dapat bersaing. Komunikasi dilakukan baik formal maupun non formal, langsung maupun tak langsung. Surat keluar merupakan sarana komunilasi formal yang tidak langsung. Oleh karena itu manajemen surat keluar akan menentukan hasil baik atau tidaknya surat tersebut sebagai wakil organiasasi. Manajemen surat keluar yang dimaksudkan adalah prosedur penyusunan, penyampaian dan pengendalian surat. A. Pendahuluan Salah satu faktor kelancaran organisasi adalah ketertiban dan kelancaran dalam pengurusan administrasi. Bagi suatu organisasi baik pemerintah maupun swasta dalam pengurusan ke tatausahaannya mengatur pelaksanaan administrasi agar berjalan dengan lancar dan dapat memberikan manfaat yang dibutuhkan. Tata Usaha adalah segenap aktifitas menghimpun, mencatat, mengolah, menggandakan, mengirim, dan menyimpan keterangan - keterangan yang diperlukan dalam setiap organisasi (The Liang Gie,1983:13). Surat adalah suatu alat penyampaian informasi atau keterangan- keterangan (keputusan atau pernyataan, pemberitahuan, permintaan, dan sebagainya secara tertulis dari satu pihak kepada pihak yang lain (Wursanto,1991:11). Setiap surat masuk yang diterima dan surat keluar yang dikirim oleh suatu organisasi pemerintah atau swasta mempunyai nilai yang sangat penting, baik sebagai alat komunikasi, sebagai pusat ingatan, sebagai bukti otentik dan sekaligus dapat menunjukkan dinamika atau kegiatan hidup suatu kantor atau organisasi. Oleh karena itu pengelolaan atau penanganan surat masuk dan keluar harus dilakukan setepat-tepatnya sehingga selalu dapat diikuti proses perkembangannya. Didalam pengelolaan surat dapat dilakukan dengan menggunakan dua sistem yaitu sistem buku agenda dan kartu kendali. Dalam penanganan surat setiap kantor tidak akan mungkin sama. Hal ini dipengaruhi oleh frekuansi kegiatan atau besar kecilnya kantor tersebut juga prosedur, tata
3 cara dan bentuk perlengkapan yang dipergunakan. Di lingkungan STMIK El Rahma, pengelolaan surat sudah mulai ditata dengan lebih baik. Hal ini dikarenakan semakin besarnya kapasitas informasi, termasuk surat masuk dan keluar, sehingga diperlukan penataan yang baku untuk meghindari kesulitan pengelolaan informasi. Surat keluar merupakan komunikasi formal yang ditujukan kepada pihak luar. Oleh karena itu fungsinya lebih banyak sebagai wakil organisasi. Oleh karena itu sangatlah penting untuk diatur sebaik mungkin, sehingga tujuan komunikasi dengan surat tersebut dapat sesuai dengan tujuan komunikasi yang diinginkan. Dan selanjutnya dapat mendukung pengembangan kapasitas organisasi. Oleh karena itulah penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Manajemen Surat Keluar di STMIK El Rahma Yogyakarta B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka permasalahan yang diajukan dalam jurnal ini adalah: Bagaimanakah Manajemen surat keluar di STMIK El Rahma Yogyakarta? C. TINJAUAN TEORITIS Pengertian Surat Drs. Ig. Wursanto (1991:12) dalam bukunya Kearsipan 1 menyatakan bahwa surat adalah suatu alat penyampaian informasi atau keterangan-keterangan (keputusan, pernyataan, pemberitahuan, permintaan dan sebagainya), secara tertulis dari satu pihak kepada pihak lain. Surat menurut Hidajat dalam Moekijat (1982 : 50) adalah kertas sehelai atau lebih dimana dituliskan suatu pernyataan atau berita atau sesuatu yang hendak orang nyatakan, beritakan atau ditanyakan kepada orang lain. Menurut Atmosudirdjo dalam Moekijat (1982 : 50) surat adalah helai kertas yang ditulis (pada waktu ini umumnya diketik) atas nama pribadi penulis, atau atas nama kedudukanya dalam organisasi, yang ditujukan pada suatu alamat tertentu dan memuat sesuatu bahan komunikasi. Surat juga disebut warkat. Menurut The Liang Gie, warkat adalah setiap catatan tertulis / bergambar yang memuat keterangan mengenai sesuatu atau peristiwa yang dibuat orang untuk membantu ingatannya. Surat keluar adalah segala komunikasi tertulis yang diterima oleh suatu badan usaha dari instansi lain atau perorangan (Wursanto,1991 : 144) Dari beberapa pendapat diatas maka dapat disimpulkan mengenai pengertian surat yaitu sarana atau wahana komunikasi tertulis yang ditujukan kepada orang lain atau suatu instansi dengan tujuan untuk
4 menyampaikan suatu hal baik itu berupa informasi, perintah atau sebuah pemberitahuan. Surat berfungsi sebagai sarana komunikasi dan alat penyampaian pesan, surat terutama surat resmi juga berfungsi sebagai : 1. Wakil dari penulis atau pengirim 2. Pedoman dalam mengambil tindak lanjut 3. Alat pengingat atau berpikir 4. Media Alat bukti Duta komunikasi 5. Alat tata usaha, dan 6. Pengukur maju mundurnya aktifitas suatu usaha (Barthos, 2003: 36). Dalam lingkup surat menyurat, surat memiliki fungsi sebagai piranti tata usaha, pengukur maju mundurnya suatu kegiatan usaha, media komunikasi yang bersifat tertulis dan juga menjadi alat bukti tertulis Manajemen Surat Keluar Menurut Widjaja (1990 : 37 ) surat keluar adalah surat yang dikeluarkan oleh organisasi atau instansi yang ditujukan kepada organisasi atau perseorangan diluar organisaasi tersebut. Sedangkan pengertian surat keluar menurut Wursanto (1991 : 144 ) adalah surat yang sudah lengkap (bertanggal, bernomor, berstempel, dan telah ditandatangani oleh pejabat yang berwenang ) yang dibuat oleh suatu instansi, kantor atau lembaga untuk ditujukan/ dikirim kepada instansi, kantor atau lembaga lain. Menurut Widjaja (1990 : 37 ), didalam pembuatan surat keluar ada beberapa langkah-langkah penting yang harus dilakukan yaitu : a. Pembuatan Konsep Surat Konsep surat hendaknya dibuat dan disusun secara rapi sehingga memudahkan juru ketik untuk mengetiknya. b. Persetujuan Konsep Sebelum konsep surat siap untuk diketik, terlebih dahulu diperiksa apakah sudah memenuhi persyaratan atau belum dan sebagai tanda persetujuan terhadap konsep surat tersebut maka pejabat yang berkepentingan membubuhi tanda tangan c. Pengetikan Surat Setelah konsep disetujui maka selanjutnya konsep surat diketik, sebelum surat di tanda tangani oleh pejabat yang berwenang maka surat diperiksa terlebih dahulu apakah surat sudah sesuai dengan konsep surat. d. Pemberian Nomor Pemberian nomor surat dilakukan oleh petugas pencatat surat sesuai dengan urutan pada buku agenda surat keluar. e. Penyusunan Surat Kegiatan penyusunan surat meliputi ; pemisahan surat apabila ada tembusannya, lembar yang digunakan sebagai arsip dikelompokkan, apabila terdapat lampiran maka diadakan pemeriksaan.
5 f. Pengiriman Surat Pengiriman surat keluar dapat dilakukan dengan dua cara yaitu : 1) Dikirim secara langsung Surat dapat dikirim atau diantar sendiri oleh petugas atau kurir ke alamat tujuan dengan bukti pengiriman surat berupa buku ekspedisi surat keluar 2) Dikirim melalui sarana jasa Surat keluar bisa dikirim dengan menggunakan sarana jasa pengiriman seperti pos atau sarana jasa pengiriman lainnya. Menurut Wurasanto (1991 : ), pada dasarnya pengurusan/ pengelolaan surat keluar mencakup tiga macam kegiatan pokok, antara lain: a. Pembuatan konsep surat Ada tiga cara dalam pembuatan konsep surat yaitu : 1) Konsep surat dibuat oleh pimpinan Biasanya pimpinan membuat konsep surat sendiri, kemudian diserahkan kepada juru ketik atau sekretaris untuk diketik dalam bentuk yang telah ditetapkan atau yang berlaku bagi kantor yang bersangkutan. 2) Konsep surat dibuat oleh bawahan Untuk membuat surat pimpinan menugaskan bawahan, konsep dibuat berdasarkan petunjuk atau data yang bersangkutan. Setelah konsep dibuat diserahkan kepada pimpinan untuk mendapatkan persetujuan, barulah konsep surat tersebut diketik, kemudian setelah melalui beberapa prosedur, surat tersebut ditandatangani oleh pimpinan yang berwenang. 3) Konsep surat dibuat dengan cara mendikte Pembutan surat dengan cara mendekte dapat dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung. Mendikte secara langsung dilakukan dengan cara pimpinan melakukan tatap muka (face to face) dengan bawahan yang ditugaskan untuk membuat konsep.sedangkan untuk mendekte secara tidak langsung dapat dilakukan dengan cara pimpinan dapat merekam dikte konsep surat pada sebuah media yang disebut magnetik atau piringan magnetik. Yang kemudian dikirim pada bawahan atau pegawai yang bertugas mengetik konsep surat tersebut b. Pengetikan Konsep Surat Ada beberapa proses didalam pengetikan konsep surat antara lain sebagai berikut: 1) Persetujuan konsep surat. Sebagai tanda persetujuan terhadap konsep surat, pimpinan yang berwenang harus membubuhi paraf dan tanggal pada konsep surat. 2) Pengiriman konsep surat Konsep surat yang telah disetujui dikirim pada unit pengetikanatau pada bagian surat-menyurat (mail departement) untuk diadakan penelitian. 3) Pemeriksaan hasil pengetikan Konsep surat yang sudah selesai diketik harus diadakan pemeriksaan terlebih dahulu sebelum dikembalikan kepada pimpinan yang berwenang,
6 apakah pengetikan benar-benar telah sesuai dengan konsep surat. 4) Penandatanganan surat Setelah pengetikan konsep surat dinyatakan benar, hasil pengetikan konsep surat tersebut dikembalikan kepada pimpinan yang berwenang untuk ditandatangani. Semua lembar surat (baik asli maupun tembusan) harus ditandatangani dengan tandatangan asli (bukan tanda tangan cap). c. Pengiriman Surat Beberapa proses dalam pengiriman surat antara lain : 1) Pemberian Cap Di Indonesia surat-surat dinas baru dianggap sah apa bila dibubuhi cap dari instansi yang bersangkutan. Cap dibubuhkan disebelah kiri tanda tangan dan sedikit mengenai tanda tangan. 2) Pengetikan amplop atau sampul surat Sebelum amplop diketik, ditentukan dahulu jenis dan ukuran amplop yang akan dipergunakan, penggunaan omplop hendaknya disesuaikan dengan ukuran kertas surat dan jumlah lampiran. 3) Pemeriksaan surat Sebelum surat-surat dilipat untuk dimasukkan kedalam amplop hendaknya diperiksa terlebih dahulu: a) Kelengkapan surat yang meliputi: 1. alamat surat 2. alamat pengirim apabila perlu 3. tanggal 4. nomor surat 5. tanda tangan 6. cap atau stempel 7. jumlah lampiran b) Jumlah lampiran Supaya diadakan pemeriksaan apakah ada lampiran surat yang dikirim tersendiri. 4) Melipat surat Setelah surat dinyatakan lengkap, barulah surat dilipat. Surat dilipat sesuai dengan bentuk amplop yang dipergunakan. 5) Menutup amplop Setelah surat dilipat, dimasukan kedalam amplop, kemudian amplop ditutup, dengan mempergunakan lem atau perekat 6) Menempelkan prangko Setelah amplop ditututp, kemudian prangko ditempelkan di bagian kanan
7 atas amplop secukupnya. D. Pembahasan Pengelolaan surat keluar di lingkungan STMIK El Rahma dilakukan secara manual dan menggunakan sistem informasi ( sebagai pengganti kartu kendali ). Oleh karena itu semua proses dari pembuatan konsep surat, persetujuan, penomoran, penandatanganan dan pengiriman surat dilakukan oleh unit administrasi yang memiliki 2 orang petugas, penata arsip dan bagian ekspedisi Penanganan surat keluar: Beberapa pengertian 1. Surat keluar dibedakan menjadi surat dinas dan pribadi. Surat dinas dibagi menjadi surat dinas biasa, penting dan rahasia. 2. Surat dinas biasa adalah surat yang tidak langsung berhubungan dengan operasional perguruan tinggi. Surat ini dicatat pada sistem pada pokok masalah E ( lain lain ). Surat biasa disampaikan kepada bagian humas. 3. Surat dinas penting adalah surat yang berkaitan langsung terhadap operasional perguruan tinggi, dicatat dalam sistem sesuai kategori pokok masalahnya, yaitu A ( Akademik ), B ( Kepegawaian ), C ( Kemahasiswaan ), D ( Keuangan ) dan E ( lain lain ). 4. Pencatat surat, bertugas : a. Membuat konsep surat keluar b. Mencatat surat keluar ke dalam sistem informasi surat keluar dengan ketentuan sebagai berikut : 1. Tampilan awal adalah tampilan selamat datang di SIMSKAR ERA dan terdapat 3 tombol yaitu surat masuk, surat keluar dan kearsipan 2. Ketika tombol surat keluar di klik maka akan masuk pada tampilan pencatatan surat keluar yang terdapat tombol pokok masalah dengan kode A ( akademik ), B ( kepegawaian, C ( Kemahasiswaan ), D ( Keuangan ) dan E ( lain lain ) 3. Ketika tombol A di klik maka akan muncul tampilan tabel surat keluar akademik, yang berisi kolom kolom sebagai berikut : no urut surat keluar harian, tgl keluar, pengirim, instansi yang dituju, isi ringkas, kode surat* ( diisi dengan penomoran menurut ketentuan yang berlaku ), * sebagai sumber informasi sistem kearsipan 4. Ketika di klik tombol B ( kepegawaian ),C ( kemahasiswaan ) atau D ( keuangan ), maka akan muncul tabel sebagaimana penjelasan poin 3 di atas.
8 c. Setelah selesai pencatatan, petugas mengisi lembar pengantar surat 2 rangkap. Lembar pertama disimpan dan lembar kedua beserta surat diserahkan kepada penata arsip d. Pencatat surat menyimpan lembar pengantar surat yang pertama untuk diarsip sesuai kronologi 5. Penata arsip a. Menerima surat keluar beserta lembar pengantar surat dari unit pencatat surat. b. Menyerahkan surat beserta lembar pengantar surat kepada bagian ekspedisi untuk dikirim c. Meminta tanda tangan bukti pengiriman surat dari penerima surat pada lembar pengantar surat d. Mengisi pada lembar pengantar surat bahwa surat sudah dijadikan arsip dinamis aktif. e. Menyimpan lembar pengantar surat sesuai kronologi. Prosedur penanganan surat keluar : a) Pencatat surat membuat konsep surat keluar. Pada tahap ini bagian administrasi menyusun konsep surat dengan berdasarkan peraturan sebagai berikut : 1. Penulisan Kepala Surat Kepala surat berguna untuk memberikan informasi kepada penerima surat tentang nama, alamat, serta keterangan lain yang berkaitan dengan instansi atau badan pengirim surat. Unsur-unsur alamat dipisahkan dengan tanda koma, bukan dengan tanda hubung. Kata jalan dituliskan lengkap jalan, tidak singkat Jl. atau Jln. Jika kantor tersebut memiliki nomor telepon, tuliskan kata Telepon, bukan Tilpon, dan bukan pula singkatan Telp. atau Tilp. Kemudian, nomor telepon tidak perlu diberi titik karena bukan merupakan suatu jumlah (Telepon , bukan Telpon ). 2. Penulisan tanggal surat Tanggal surat dinas tidak perlu didahului nama kota karena nama kota itu sudah tercantum pada kepala surat. Selanjutnya, nama bulan itu jangan disingkat atau ditulis dengan angka (November menjadi Nov. atau 11; Februari menjadi Feb. atau 2). Tahun juga dituliskan lengkap, tidak disingkat dengan tanda koma di atas. Pada akhir tanggal surat, tidak dibubuhkan tanda baca apa pun, baik titik maupun tanda hubung. Penulisan yang benar
9 3. Penulisan Alamat Surat Penulisan alamat (dalam) surat diatur sebagai berikut. a. Alamat yang dituju ditulis di sebelah kiri surat pada jarak tengah antara hal surat dan salam pembuka. Posisi alamat surat pada sisi sebelah kiri ini lebih menguntungkan daripada dituliskan di sebelah kanan karena kemungkinan pemenggalan alamat tidak ada. Jadi, alamat yang cukup panjang pun dapat dituliskan tanpa dipenggal karena tempatnya cukup leluasa. b. Alamat surat tidak diawali kata kepada karena kata tersebut berfungsi sebagai penghubung intrakalimat yang menyatakan arah. (Alamat pengirim pun tidak didahului kata dari karena kata dari berfungsi sebagai penghubung intrakalimat yang menyatakan asal). c. Alamat yang dituju diawali dengan Yth. (diikuti titik) atau Yang terhormat (tidak diikuti titik). d. Sebelum mencantumkan nama orang yang dituju, biasanya penulis surat mencantumkan sapaan Ibu, Bapak, Saudara atau Sdr. e. Jika nama orang yang dituju bergelar akademik yang ditulis di depan namanya, seperti Drs., Ir., dan Drg., kata sapaan Bapak, Ibu, atau Saudara tidak digunakan. Demikian juga, jika alamat yang dituju itu memiliki pangkat, seperti sersan atau kapten, kata sapaan Bapak, Ibu atau Saudara tidak digunakan. Jika yang dituju adalah jabatan orang tersebut seperti direktur PT atau kepala instansi tertentu, kata sapaan Bapak, Ibu, atau Sdr. tidak berimpit dengan gelar, pangkat, atau dengan jabatan. Contoh penulisan alamat yang benar : Yth. Bapak Syakuro, B.A. Yth. Bapak Darwino Yth. Ir. Mariani Yth. Kepala Desa Tajur Yth. Kapten Sumio f. Penulisan kata jalan tidak singkat. Kemudian, nama gang, nomor, RT, dan RW biasanya dituliskan lengkap dengan huruf kapital setiap awal kata. Selanjutnya, nama kota dan provinsi dituliskan dengan huruf awal kapital, tidak perlu digarisbawahi atau diberi tanda baca apa pun. Seperti pada alamat pengirim, pada alamat yang dituju pun perlu dicantumkan kode pos jika kota tersebut telah memilikinya untuk memperlancar dan mempermudah penyampaian surat Anda ke alamat yang dituju. Penulisan yang benar sebagai berikut :
10 g. Penulisan salam pembuka Penulisan salam pembuka mengikuti aturan berikut. Salam pembuka dicantumkan di sebelah kiri satu garis tepi dengan nomor, lampiran, hal, dan alamat surat. Huruf pertama awal kata dituliskan dengan huruf kapital, sedangkan kata yang lain dituliskan kecil semua, kemudian salam pembuka itu diikuti tanda koma. Ungkapan yang lazim digunakan sebagai salam pembuka dalam suratsurat dinas yang bersifat netral adalah. Dengan hormat, (D kapital, h kecil) Salam sejahtera, (S kapital, s kecil) Saudara..., Saudara... yang terhormat, Bapak... yang terhormat, Dr. Ir. Aceng Suherlan yang terhormat, Prof. Adad Iskandar yang terhormat, h. Penulisan Salam Penutup Huruf awal kata salam penutup ditulis dengan huruf kapital, sedangkan kata-kata lainnya ditulis kecil. Sesudah salam penutup, dibubuhkan tanda koma. Misalnya : i. Tanda Tangan, Nama Jelas, dan Jabatan Surat dinas dianggap sah jika ditandatangani oleh pejabat yang berwewenang, yaitu pemegang pimpinan suatu instansi, lembaga, atau organisasi. Nama jelas penanda tangan dicantumkan di bawah tanda tangan dengan hanya huruf awal setiap kata ditulis kapital, tanpa diberi kurung dan tanpa diberi tanda baca apa pun. Di bawah nama penanda tangan, dicantumkan nama jabatan sebagai identitas penanda tangan tersebut. Jika akan dicantumkan pula nomor induk pegawai pejabat yang bersangkutan, pencantumannya di antara nama jelas dan jabatan. Akan tetapi, sebenarnya pencantuman NIP bukan merupakan suatu keharusan. Seperti contoh di bawah ini: M. Taufk Arif NIP
11 Kepala j. Pencantuman tanda tangan, nama jelas, dan jabatan seperti di bawah ini: Tanda tangan Drs. Sungaji Kepala Tanda tangan M.Arsalan, S.E. Direktur Tanda tangan Prof. Dr. Sangkuni, M.Sc. NIP Rektor j. Penggunaan Bentuk Singkatan a.n. dan u.b. Bentuk a.n. (a kecil diberi titik dan n kecil diberi titik) digunakan jika penandatanganan dilakukan oleh pejabat setingkat di bawah pimpinan yang ditunjuk oleh pimpinan instansi yang bersangkutan. Bentuk singkatan a.n. dicantumkan di depan nama jabatan yang melimpahkan wewenang penandatanganan itu. Bentuk penulisan bentuk singkatan a.n. di bawah ini.... a.n. Direktur Utama PT Sumber Waras Tanda tangan Mardoni Direktur Pemasaran... a.n. Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan BNI 1946 Tanda Tangan Nama jelas Sekretaris Pusdiklat Bentuk singkatan u.b. (u kecil diberi titik dan b kecil diberi titik) digunakan jika penandatanganan surat itu dilakukan oleh staf suatu instansi yang kedudukannya dua tingkat atau lebih di bawah pimpinannya. Bentuk penulisan singkatan u.b. seperti di bawah ini :... Kepala Kantor Wilayah Departemen Tenaga Kerja Propinsi... u.b.
12 Tanda Tangan Nama Jelas Kepala Bagian Personalia... a.n. Gubernur Kepala daerah Tk.I Provinsi... Pembantu Gubernur Wilayah I u.b. Tanda Tangan Nama Jelas Bupati Tembusan Ada beberapa instansi yang menamakan bagian ini tindasan atau c.c. (carbon copy), Pusat Bahasa tidak menganjurkan penggunaan istilah tersebut. Yang dianjurkan Pusat Bahasa adalah Tembusan. Penulisan tembusan seperti di bawah ini: Tembusan: 1. Direktur Sarana Pendidikan 2. Kepala Bagian Tata Usaha 3. Sdr. Sukian 9. Inisial Inisial disebut juga sandi, yaitu kode pengenal yang berupa singkatan nama pengonsep dan singkatan nama pengetik surat. Inisial ditempatkan pada bagian bawah di sebelah kiri. Misalnya: SR/Ggn SR : Singkatan nama pengonsep: Siti Rumati Ggn : Singkatan nama pengetik: Gugun b) Memintakan pengesahan surat keluar kepada pimpinan. c) Memberikan penomeran Surat Keluar dan cap STMIK EL Rahma. Adapun ketentuan penomoran surat adalah sebagai berikut: Nomor surat : Nomor urut ( ditulis berurutan setelah nomor terakhir ) / Departemen / Pokok Masalah / Bulan dalam angka Romawi / Tahun dengan singkatan 2 digit terakhir. Kode Departemen : ( ditulis Kode Departemen Jenis Surat ) Kode Departemen adalah sebagai berikut : 1. Yayasan, kode : Y
13 2. Ketua, kode : KET 3. Pembantu Ketua, kode : PK 1 / PK 2 /PK 3 4. Ketua Program Studi: a. Teknik Informatika, kode : PS-1 b. Sistem Informasi, kode : PS-2 c. Manajemen Informatika, kode : PS-3 d. Komputerisasi Akuntansi, kode : PS-4 e. Teknik Komputer, kode : PS-5 5. Ketua Lembaga : a. Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, kode: LP2M b. Lembaga Penjaminan Mutu, kode : LPM c. Lembaga Pendidikan dan Pengamalan Islam, kode : LEPPI d. Pusat Komputer, kode : PUSKOM e. Perpustakaan, kode : PERPUS f. Hubungan Masyarakat, kode : HUMAS g. Sistem Informasi, kode : SIM h. Lembaga Pendidikan Dan Pengembangan Entrepreneur, kode : LPPE Kode jenis surat adalah sebagai berikut : 1. Nota Dinas; kode : ND Adalah surat yang dibuat oleh atasan kepada bawahan atau oleh bawahan kepada atasan atau antar karyawan setingkat yang berisi catatan singkat tentang tugas 2. Memo; kode : MEMO adalah catatan singkat yang diketik atau ditulis tangan oleh atasan kepada bawahan tentang pokok persoalan kedinasan. 3. Surat Pengantar; kode : SPg adalah surat yang ditujuakan kepada seseorang atau pejabat yang berisi penjelasan singkat tentang surat, dokumen dan atau barang, bahan lain yang dikirimkan. 4. Surat Keputusan; kode : SK adalah surat berisi keputusan tentang hal yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang. 5. Surat Edaran; kode : SE adalah surat yang berisi penjelasan/ petunjuk cara melaksanakan peraturan perundang-undangan dan atau perintah yang telah ada. 6. Surat Undangan; kode : UND adalah surat pemberitahuan kepada seseorang untuk menghadiri acara pada waktu dan tmpat yang telah ditentukan.
14 7. Surat Tugas; kode : TGS adalah surat yang berisi penugasan dari pejabat yang berwenang kepada seseorang untuk melaksanakan kegiatan. 8. Surat Kuasa; kode : KUAS adalah surat yang berisi kewenangan penerima kuasa untuk bertindak atau melakukan kegiatan atas nama pemberi kuasa 9. Surat Pengumuman; kode : PENG adalah surat yang berisi pemberitahuan mengenai sesuatu hal yang ditujukan mengenai pegawai atau masyarakat umum 10. Surat Pernyataan; kode : PERNYT Adalah surat yang menyatakan kebenaran suatu hal disertai pertanggungjawaban atau pernyataan tersebut. 11. Surat Keterangan; kode : KETR adalah surat yang berisi keterangan suatu hal agar tidak menimbulkan keraguan. 12. Berita Acara, kode : BAP adalah surat yang berisi laporan tentang suatu kejadian atau peristiwa mengenai waktu, tempat, keterangan, dan petunjuk lain sehubungan dengan kejadian/ atau peristiwa tersebut. 13. Surat Kerjasama, kode : KJSM Adalah surat yang berisi penawaran kerjasama baik dari instansi / perorangan dari luar kepada STMIK El Rahma atau dari STMIK El Rahma kepada instansi / perorangan dari luar Sebagai contoh surat keputusan dari yayasan maka penulisannya adalah : / Y-SK/ / / Bulan ditulis dengan angka Romawi Januari : I Februari : II Maret : III April : IV Mei : V Juni : VI Juli : VII Agustus : VIII September : IX Oktober : X Nopember : XI Desember : XII Sebagai contoh surat tugas dari ketua : / KET-TGS / A-DPKP / X /.. Tahun ditulis 2 digit terakhir
15 Tahun 2009 : 09 Tahun 2010 :10 Tahun 2011 : 11, dan seterusnya Sebagai contoh surat undangan dari ketua : 5 / KET-UND / C- MAK / X / 10 d) Menyerahkan Surat Keluar kepada petugas penata arsip untuk diproses pengendalian dan pengiriman ke alamat yang dituju. e) Unit penata arsip menerima kopi surat keluar beserta Lembar pengantar surat keluar. f) Surat dikirim oleh bagian ekspedisi dengan membawa lembar pengantar surat g) Bagian ekspedisi meminta tanda tangan dari penerima surat pada lembar pengantar surat sebagai bukti bahwa surat telah diterima. h) Bagian ekspedisi menyerahkan lembar pengantar surat kepada penata arsip untuk disimpan sebagai arsip surat keluar. i) Bagian penata arsip menyimpan lembar pengantar surat keluar secara kronologis. E. Kesimpulan Surat keluar merupakan wakil bagi organisasi. Begitu pula sebuah perguruan tinggi yang berupaya membina hubungan baik dengan instansi luar baik perguruan tinggi, perusahaan maupun instansi pemerintah, sangat berkepentingan terhadap kualitas surat yang dikeluarkan. Oleh karena itu STMIK El Rahma memandang sangat perlu untuk mengelola surat keluar sebagai sarana komunikasi dalam rangka meningkatkan citra diri dan pengembangan organisasi Referensi Gie, The Liang, 1983, Administrasi Perkantoran Modern, Yogyakarta, Nur cahaya. Wursanto, Ignatius. 1991, Kearsipan I. Yogyakarta : Kanisius Widjaja, A. W. 1990, Administrasi Kearsipan. Jakarta : CV Rajawali Moekijat. 1982, Tata Laksana Kantor. Bandung : Alumni Wirladihardjo, H. Moeftie. 1991, Pedoman Administrasi Umum. Jakarta : Balai Pustaka Barthos, Basir Manajemen Kearsipan untuk Lembaga Swasta, Pemerintah dan Perguruan Tinggi. Jakarta : Bumi Aksara
16 Biodata Penulis Nama : Dedy Ardiansyah,S.Sos Tempat tanggal lahir : Yogyakarta, 6 April 1975 Tahun Lulus : 1998 Bidang ilmu : Sarjana Administrasi Bisnis Jabatan Akademik : Asisten Ahli 100 Minat Keilmuan : Manajemen Sistem Informasi
BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN
BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN 4.1 Analisis Sistem Analisa dokumen yang menggambarkan bagaimana, dan untuk apa saja dokumendokumen itu digunakan dalamanalisis Sistem Informasi Penyedia Informasi Naskah
Lebih terperinciMANAJEMEN SURAT MASUK STMIK EL RAHMA YOGYAKARTA
MANAJEMEN SURAT MASUK STMIK EL RAHMA YOGYAKARTA Dedy Ardiansyah,S.Sos Program Studi Manajemen Informatika STMIK EL RAHMA Jl. Sisingamangaraja No.76. Yogyakarta Abstract Document manajement is essential
Lebih terperinciMATA KULIAH BAHASA INDONESIA
Modul ke: MATA KULIAH BAHASA INDONESIA 14 SURAT DINAS Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id SUPRIYADI, S.Pd., M.Pd. HP. 0815 1300 7353/ 0812 9479 4583 E-Mail: supriyadibahasa@gmail.com
Lebih terperinciNSPK TATA NASKAH. Bagian Umum Direktorat Jenderal PAUDNI
NSPK TATA NASKAH Bagian Umum Direktorat Jenderal PAUDNI SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, NONFORMAL, DAN INFORMAL Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Norma,
Lebih terperinciPEDOMAN SURAT - MENYURAT
PEDOMAN SURAT - MENYURAT DANA PENSIUN PERHUTANI 2007 DAFTAR ISI I. PENDAHULUAN... 1 II. MAKSUD DAN TUJUAN... 2 III. RUANG LINGKUP... 3 3.1 Pengolongan Surat..... 3 3.2 Teknik Pembuatan dan Penyusunan Surat...
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR NOMOR 12/IT3/TU/2014 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
SALINAN PERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR NOMOR 12/IT3/TU/2014 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR, Menimbang : bahwa dalam
Lebih terperinciPEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR TAHUN 2016 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i PERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR NOMOR.../IT3/TU/2016 TENTANG PEDOMAN
Lebih terperinciPERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR NOMOR... TAHUN... TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
PERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR NOMOR... TAHUN... TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR Menimbang
Lebih terperinciBahasa Surat Dinas H
Bahasa Surat Dinas H KRITERIA SURAT YANG BAIK 1. Surat sebaiknya ditulis dalam bentuk dan isi yang menarik serta disusun secara sistematis sesuai dengan aturan yang berlaku dalam penyusunan surat. 2. Surat
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,
SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 20152015 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciProsedur Penanganan Surat Masuk
KEARSIPAN Prosedur Penanganan Surat Masuk 1. Penerimaan Surat Semua surat yang masuk diterima dan dikumpulkan pada suatu bagian atau petugas tertentu. Kemudian diteliti alamatnya satu persatu apakah alamatnya
Lebih terperinciPEDOMAN TATA PERSURATAN DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS SEBELAS MARET Nomor : 437/H27/HK/2010 TENTANG PEDOMAN TATA PERSURATAN DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010 KATA PENGANTAR Penyusunan
Lebih terperinciPERATURAN REKTOR UNIVERSITAS BRAWIJAYA Nomor : 346/PER/2012 tentang TATA PERSURATAN DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
PERATURAN REKTOR Nomor : 346/PER/2012 tentang TATA PERSURATAN DI LINGKUNGAN REKTOR Menimbang : a. bahwa dengan adanya perubahan struktur organisasi di lingkungan Universitas Brawijaya, perlu dilakukan
Lebih terperinciBAB 13 SURAT DINAS 1. Bahasa Surat Dinas a. Pemilihan kata b. Penerapan Ejaan c. Penyusunan Kalimat d. Penyusunan Paragraf 2. Format Surat Dinas
BAB 13 SURAT DINAS 1. Bahasa Surat Dinas a. Pemilihan kata b. Penerapan Ejaan c. Penyusunan Kalimat d. Penyusunan Paragraf 2. Format Surat Dinas Bahasa dalam Surat Dinas Yang harus diperhatikan dalam surat
Lebih terperinciManual Prosedur Pembuatan Surat Keluar
Manual Prosedur Pembuatan Surat Keluar Program Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya 2012 Manual Prosedur Pembuatan Surat Keluar Program Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya Kode Dokumen : 01300 05159
Lebih terperinciPERATURAN REKTOR UNIVERSITAS DIPONEGORO NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG TATA NASKAH DINAS UNIVERSITAS DIPONEGORO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
SALINAN PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS DIPONEGORO NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG TATA NASKAH DINAS UNIVERSITAS DIPONEGORO Menimbang : a. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA REKTOR UNIVERSITAS DIPONEGORO, bahwa
Lebih terperinciBAB III PENANGANAN SURAT MASUK DAN SURAT KELUAR PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA JAKARTA SAWAH BESAR DUA
BAB III PENANGANAN SURAT MASUK DAN SURAT KELUAR PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA JAKARTA SAWAH BESAR DUA A. Pengertian Surat Masuk dan Surat Keluar Surat masuk adalah surat yang diterima oleh suatu
Lebih terperinciMengingat -2- : 1. Undang-Undang Kementerian Nomor Negara 39 Tahun (Lembaran 2008 Negara tentang Republik lndonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lem
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.533, 2016 KEMENKUMHAM. Pencabutan. Tata Naskah Dinas. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG TATA NASKAH DINAS
Lebih terperinciPROSES PENANGANAN SURAT MASUK OLEH SEKRETARIS PADA PT TRILLION GLORY INTERNATIONAL. Oleh: Asmara Soedomo dan Yulianthiyas
PROSES PENANGANAN SURAT MASUK OLEH SEKRETARIS PADA PT TRILLION GLORY INTERNATIONAL Oleh: Asmara Soedomo dan Yulianthiyas Abstract: This research is to find out the process of letter-in handling in PT Trillion
Lebih terperinci-5- BAB I PENDAHULUAN
-5- LAMPIRAN PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA BAB I PENDAHULUAN A. Latar
Lebih terperinciBAB III PEMBAHASAN Landasan Teori Pengertian dan FungsiSurat A Pengertian
BAB III PEMBAHASAN 3.1. Landasan Teori 3.1.1. Pengertian dan FungsiSurat A Pengertian Menurut Barthos (2005: 36) Surat adalah alat komunikasi tertulis yang berasal dari satu pihak dan ditujukan kepada
Lebih terperinci2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan (Lembaran Negara
No.2099, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDIKBUD. Tata Naskah Dinas. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR74 TAHUN 2015 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI
Lebih terperinciPEDOMAN TATA NASKAH DINAS KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM BAB I PENDAHULUAN
- 1 - PEDOMAN TATA NASKAH DINAS KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai tindak lanjut dari Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan
Lebih terperinci: PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.11/MEN/X/2011 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciBERITA NEGARA. Tata Naskah Dinas. Pedoman. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA
No.215, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. Tata Naskah Dinas. Pedoman. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG
SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. D. Asas...
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tata Naskah Dinas dan Tata Kearsipan yang seragam di lingkungan Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia, akan sangat mendukung kelancaran administrasi, komunikasi,
Lebih terperinciWALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 15-AA TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH
WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 15-AA TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURAKARTA, Menimbang
Lebih terperinciPERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM
PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM, Menimbang Mengingat : bahwa untuk tertib
Lebih terperinciJENIS DAN FORMAT NASKAH DINAS
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 9 TAHUN 2018 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/ BADAN PERTANAHAN
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA,
SALINAN PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2015 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI DENGAN
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengertian Surat Menyurat Surat merupakan bagian yang sangat penting bagi organisasi atau instansi, karena surat dapat digunakan sebagai alat komunikasi secara tertulis dan juga
Lebih terperinciARSIP UNIVERSITAS AIRLANGGA
MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN
Lebih terperinciBAB III PENYUSUNAN NASKAH DINAS
BAB III PENYUSUNAN NASKAH DINAS A. Persyaratan Penyusunan Setiap naskah dinas harus merupakan kebulatan pikiran yang jelas, padat, dan meyakinkan dalam susunan yang sistematis. Dalam penyusunannya perlu
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. merupakan suatu pemberitahuan, pengumuman, laporan, dan lain-lain.
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Surat Menyurat Surat menyurat tidak pernah lepas dari suatu organisasi, kegiatan tersebut merupakan hal yang penting dalam mendapatkan informasi baik secara internal maupun secara
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA,
SALINAN PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2015 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI DENGAN
Lebih terperinci2014, No
2014, No.248 4 LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN BADAN PUSAT STATISTIK BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR
GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang : bahwa dengan telah ditetapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 6. Standar Operasional Prosedur (SOP) Pemprosesan Surat Masuk Rahasia di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dengan terbitnya Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 6 tahun 2013 tentang Tata Naskah Dinas di Lingkungan Kementerian Pendidikan dan
Lebih terperinciLAMPIRAN : PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 60 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS PEMERINTAH DAERAH
34 LAMPIRAN : PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 60 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS PEMERINTAH DAERAH BENTUK DAN SUSUNAN NASKAH DINAS, PENEMPATAN a.n, u.b, Plt, Plh DAN Pj, PARAF, PENANDATANGANAN,
Lebih terperinciGUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 39 TAHUN 2011 TENTANG TATA NASKAH DINAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA, Menimbang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Menurut Ramelan (2005:5), mengartikan bahwa surat merupakan sarana tertulis untuk menyampaikan pesan. Sedangkan menurut Wijaya (2009:13), s urat-surat kesekretariatan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG
MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.1360, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN. Tata Naskah Dinas. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2012
Lebih terperinci-1- BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 90 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS BAGI PEMERINTAHAN DESA
-1- BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 90 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS BAGI PEMERINTAHAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG, Menimbang
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Aplikasi Definisi aplikasi adalah penggunaan dan penerapan suatu konsep yang menjadi suatu pokok pembahasan (Eka Noviansyah, 2008 : 4). Aplikasi dapat diartikan juga sebagai
Lebih terperinciPEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2013 PRAKATA
PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2013 PRAKATA Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga
Lebih terperinciPETUNJUK PELAKSANAAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA (BNPB)
PETUNJUK PELAKSANAAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN (BNPB) TAHUN 2009 KATA PENGANTAR Dalam rangka peningkatan efisiensi dan perwujudan tertib administrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan,
Lebih terperinciKEMENTAN. Tata Naskah Dinas. Pencabutan.
No.1519, 2014 KEMENTAN. Tata Naskah Dinas. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 116/Permentan/OT.140/10/2014 TENTANG TATA NASKAH DINAS KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciKEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG
SALINAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN BADAN NASIONAL PENGELOLA
Lebih terperinciMENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA
MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.63/Menlhk-Setjen/2015 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS KEMENTERIAN
Lebih terperinciMENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK NOMOR 29 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN Pelaksanaan administrasi Kearsipan di Sekretariat Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Sragen Dalam bagian ini penulis akan membahas secara lebih mendalam
Lebih terperinciPERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 08 TAHUN 2008 TENTANG
BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 08 TAHUN 2008 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PANITIA PENGAWAS PEMILIHAN UMUM PROVINSI, PANITIA PENGAWAS
Lebih terperinciBUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR
SALINAN BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI LUMAJANG NOMOR 43 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG BUPATI LUMAJANG, Menimbang : bahwa
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 116/Permentan/OT.140/10/2014 TENTANG TATA NASKAH DINAS KEMENTERIAN PERTANIAN
PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 116/Permentan/OT.140/10/2014 TENTANG TATA NASKAH DINAS KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciPERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 58 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA TASIKMALAYA
jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 58 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA,
Lebih terperinci- 1 - MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2012
- 1 - SALINAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN
Lebih terperinciBUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR
BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PASURUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN,
Lebih terperinciBUPATI NGAWI PERATURAN BUPATI NGAWI NOMOR 125 TAHUN 2011 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI
BUPATI NGAWI PERATURAN BUPATI NGAWI NOMOR 125 TAHUN 2011 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI, Menimbang : a. bahwa dalam rangka
Lebih terperinciSURAT DINAS. Dwi Septiani, S.Hum., M.Pd. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen.
Modul ke: SURAT DINAS Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Dwi Septiani, S.Hum., M.Pd. 1. Pengertian surat dinas surat dinas adalah kertas yang tertulis; secarik kertas
Lebih terperinciPERATURAN WALIKOTA SUKABUMI
BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI TAHUN 2011 NOMOR 11 PERATURAN WALIKOTA SUKABUMI TANGGAL : 1 AGUSTUS 2011 NOMOR : 11 TAHUN 2011 TENTANG : TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA SUKABUMI Sekretariat
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Peranan Sekretaris Bagian Umum Dan Kepegawaian pada Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Kabupaten Sidoarjo adalah melakukan beberapa kegiatan kesekretariatan yang akan dijelaskan
Lebih terperinciWALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 68 TAHUN 2011 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA
1 SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 68 TAHUN 2011 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA, Menimbang
Lebih terperinciManual Prosedur Pengurusan Surat Keluar
Manual Prosedur Pengurusan Surat Keluar Riset Grup Halal and Qualified Industry Development (HAL-Q ID) Universitas Brawijaya Malang 2016 1 Manual Prosedur Pengurusan Surat Keluar Riset Grup HAL-Q ID Universitas
Lebih terperinciKabupaten/Kota, dan Sekretariat Panitia Pengawas. Pemilihan Umum Kecamatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 187);
- 2 - c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum tentang Tata Naskah Dinas Badan Pengawas Pemilihan Umum,
Lebih terperinciARSIP UNIVERSITAS AIRLANGGA
SALINAN PERATURAN REKTOR NOMOR 11333/J03/TU/2008 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA REKTOR, Menimbang : a. bahwa dengan penetapan Universitas Airlangga sebagai
Lebih terperinci2015, No Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2015 tentang Kementerian Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 19)
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1046, 2015 KEMENAKER. Tata Naskah Dinas. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI KEMENTERIAN
Lebih terperinciBERITA NEGARA. No.2082, 2015 KEMENRISTEK-DIKTI. Tata Naskah Dinas. Pencabutan. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2082, 2015 KEMENRISTEK-DIKTI. Tata Naskah Dinas. Pencabutan. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2015 TENTANG
Lebih terperinci-1- GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 52 TAHUN 2012 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI PAPUA
-1- GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 52 TAHUN 2012 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI PAPUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PAPUA, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinci- 2 - PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 07/Permentan/TU.120/2/2016 TENTANG TATA NASKAH DINAS KEMENTERIAN PERTANIAN
- 2 - PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 07/Permentan/TU.120/2/2016 TENTANG TATA NASKAH DINAS KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinci- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,
- 1 - PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.63/Menlhk-Setjen/2015 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinci3. Surat penawaran, Surat pesanan merupakan contoh dari surat. A. Sangat Segera B. Surat Biasa C. Surat Kilat D. Surat Segera
PEMERINTAH PROVINSI BALI DINAS PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 TAMPAKSIRING Jl. DR. Ir. Soekarno, Desa Sanding, Kecamatan Tampaksiring Telp. (0361) 981 681 SOAL PENILAIAN AKHIR SEMESTER GANJIL
Lebih terperinciSOAL PENILAIAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2017/2018. Mata Pelajaran : Administrasi Umum Kompetensi Keahlian : AP/UPW
PEMERINTAH PROVINSI BALI DINAS PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 TAMPAKSIRING Jl. DR. Ir. Soekarno, Desa Sanding, Kecamatan Tampaksiring Telp. (0361) 981 681 SOAL PENILAIAN AKHIR SEMESTER GANJIL
Lebih terperinciBentuk Form Surat Dinas yang Baru Bentuk Form Surat Dinas Baru yang Baru
Bentuk Form Surat Dinas yang Baru Bentuk Form Surat Dinas Baru yang Baru Contoh cara mengisi Form Surat Dinas yang Baru ini berdasarkan Tata Naskah Dinas IPB Revisi Terbaru Tahun 2017 dan Hasil Diklat
Lebih terperinciBAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengelolaan surat masuk pada bagian kesekretariatan di Fakultas
BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengelolaan surat masuk pada bagian kesekretariatan di Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan - ITB Pengelolaan surat masuk pada bagian kesekretariatan di Fakultas Teknik
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN DALAM NEGERI MENTERI DALAM NEGERI,
PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN DALAM NEGERI MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang : a. bahwa untuk tertib administrasi dan penyeragaman sistem
Lebih terperinci2014, No Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan (Lembaran Negara Republik Indon
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.248, 2014 BPS.Tata Naskah. Dinas. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 41 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN BADAN PUSAT STATISTIK
Lebih terperinciBAB III PENATAAN NASKAH DINAS
BAB III PENATAAN NASKAH DINAS A. Petunjuk Umum 1. Setiap naskah dinas harus disusun atau ditata secara cermat dan mencerminkan suatu kebulatan pikiran yang lengkap dan akurat, terang dan jelas, singkat
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN WONOGIRI
BERITA DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 289 TAHUN 2010 PERATURAN BUPATI WONOGIRI NOMOR 32 TAHUN 2010 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN WONOGIRI BUPATI WONOGIRI, Menimbang : a.
Lebih terperinci- 1 - BUPATI KOLAKA TIMUR PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN BUPATI KOLAKA TIMUR NOMOR 36 TAHUN 2014 TENTANG
- 1 - SALINAN BUPATI KOLAKA TIMUR PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN BUPATI KOLAKA TIMUR NOMOR 36 TAHUN 2014 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KOLAKA TIMUR DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 113 TAHUN 2010 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR
GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 113 TAHUN 2010 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang : bahwa dengan telah ditetapkan
Lebih terperinciPUSKESMAS RAWAT INAF SINDANGBARANG
PEDOMAN TATA NASKAH DI LINGKUNGAN PUSKESMAS RAWAT INAF SINDANGBARANG DINAS KESEHATAN KABUPATEN CIANJUR PUSKESMAS RAWAT INAF SINDANGBARANG Jalan Raya Sindangbarang Cidaun Km.01 Desa Saganten Kecamatan Sindangbarang
Lebih terperinciL. SURAT PERINTAH TUGAS
L. SURAT PERINTAH TUGAS 1. Pengertian Surat Perintah Tugas adalah Naskah Dinas dari atasan yang ditujukan kepada bawahan yang berisi perintah untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA BEKASI
BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 31 2010 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 31 TAHUN 2010 TAHUN 2010 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BEKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciSURAT DINAS* Hartono Jurdik Bahasa dan Sastra Indonesia FBS, UNY
SURAT DINAS* Hartono Jurdik Bahasa dan Sastra Indonesia FBS, UNY e-mail: hartono-fbs@uny.ac.id 1. Pengertian Surat Surat merupakan salah satu alat komnikasi tertulis untuk menyampaikan psan dari sesorang
Lebih terperinci- 1 - FORMAT NASKAH DINAS
- 1 - LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 07/PRT/M/2016 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT FORMAT NASKAH DINAS Jenis naskah
Lebih terperinciBUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SITUBONDO
BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SITUBONDO, Menimbang
Lebih terperinciBUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 56 TAHUN 2009
BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 56 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BLORA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLORA, Menimbang : a. bahwa dalam
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2017 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2017 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG TATA NASKAH DINAS LEMBAGA SANDI NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG TATA NASKAH DINAS LEMBAGA SANDI NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA, Menimbang : a. bahwa untuk terlaksananya
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. dari tiga hal. Pertama surat ditinjau dari sifat isinya, yaitu jenis karangan (komposisi)
8 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Surat Menurut Soedjito dan Solchan TW. (2003: 1) pengertian surat bisa ditinjau dari tiga hal. Pertama surat ditinjau dari sifat isinya, yaitu jenis karangan (komposisi)
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR TAHUN 2014 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS,
PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR TAHUN 2014 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS, Menimbang : a. bahwa dalam rangka efisiensi dan efektifitas administrasi penyelenggaraan
Lebih terperinciContoh Lampiran 49 PERSIT KARTIKA CHANDRA KIRANA... LEMBAR DISPOSISI
Contoh Lampiran 49 PERSIT KARTIKA CHANDRA KIRANA... LEMBAR DISPOSISI Diterima Tgl : Agenda No : Dari : Pengirim No Surat : Catatan : 1. Mohon tidak memisahkan lembar disposisi ini dari suratnya 2. Pengisian
Lebih terperinciWALIKOTA BIMA PERATURAN WALIKOTA BIMA NOMOR 37 TAHUN 2015 TENTANG DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BIMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
WALIKOTA BIMA PERATURAN WALIKOTA BIMA NOMOR 37 TAHUN 2015 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BIMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BIMA, Menimbang : a. b. c. Mengingat :
Lebih terperinciMENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA
SALINAN MENTERI DALAM NEGERI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 42 TAHUN 2016 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI,
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 54 TAHUN 2009 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
1 PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 54 TAHUN 2009 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam
Lebih terperinciPROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 23 TAHUN 2017 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH
PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 23 TAHUN 2017 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARAWANG, Menimbang : bahwa dalam rangka
Lebih terperinci2016, No Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2014 tentang Kelautan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 294, Tambahan Lembaran Nega
No.805, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAKAMLA. Tata Naskah Dinas. PERATURAN KEPALA BADAN KEAMANAN LAUT NOMOR 02 TAHUN 2016 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN BADAN KEAMANAN LAUT DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Pengertian, Fungsi, dan Syarat-syarat 2.1.1 Pengertian menurut Finoza (2009:4), adalah informasi tertulis yang dapat dipergunakan sebagai alat komunikasi tulis yang dibuat dengan
Lebih terperinci