Latarbelakang lahirnya koperasi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Latarbelakang lahirnya koperasi"

Transkripsi

1 Latarbelakang lahirnya koperasi Pada awal abad 18,kondisi pasar di eropa adalah pasar persaingan sempurna, perusahaan merupakan usaha kecil-menengah yang harga jual produknya sama dengan harga produksi,sehingga keuntungan yang didapatkan hanya sedikit, walaupun begitu hal itu dapat mnsejahterakan konsumen karena konsumen mendapat harga yang idak mahal, juga menghasilkan produk banyak laku terjual dengan harga yang memadai. Adam smith mengatakan bahwa kesejahteraan dapat imbul jika manusia diberi kebebasan untuk melakukan usaha, tetapi hal itu idak berlaku lagi saat terdapat mesin yang mempengaruhi produksi pada abad 19, pasar kemudian mengarah ke pasar monopoli, perusahaan yang mempunyai mesin tersebutlah yang berkuasa,karena manusia bebas melakukan usaha maka perusahaan yang mempunyai mesin tersebut menetapkan harga yang inggi sehingga menyulitkan konsumen, juga karena mesin para buruh menjadi tersisihkan dan hanya digaji rendah. Didalam kesesakan yang dirasakan oleh para buruh petani dan pekerja berpenghasilan kecil lainnya tersebut maka munculah keinginan untuk menciptakan kesejahteraan didalam perekonomian.yang manusia idak boleh bebas untuk berusaha sesuai keinginannya sendiri melainkan untuk kepeningan orang lain juga. Pelopor-pelopor koperasi Pelopor rochdale rochdale merupakan nama kota di inggris, karena pelopor berasal dari rochdale maka disebut pelopor rochdale, rochdale terdiri dari 28 anggota yang dipimpin oleh charles howard. Pada awalnya rochdale mendirikan koperasi konsumsi berupa usaha pertokoan.yang mempunyai prinsip sebagai berikut : 1. keanggotaan bersifat terbuka 2. pengawasan secara demokrais 3. bunga yang terbatas atas modal anggota 4. pengembalian SHU sesuai dengan jasa 5. barang yang dijual sesuai harga pasar dijual secara tunai 6. idak ada perbedaan ras,suku,agama,dan aliran poliik 7. barang yang dijual adalh barang asli idak rusak aatau palsu 8. pendidikan terhadap anggota secara berkesinambungan

2 schultze delitsch merupakan hakim dan anggota parlemen dijerman,dan juga seseorang yang memprakarsai koperasi dijerman,pada awalnya dijerman terdapat usaha perkreditan yang menetapkan bunga terlalu inggi padahal banyak pengrajin yang membutuhkan kredit untuk keperluan usahanya. Kemudian schultze mendirikan kperasi yang berhubungan dengan 2 hal tersebut yaitu koperasi kredit dan koperasi produsi bagi pengrajin. Kemudian koperasi lain didirikannya seperi koperasi asuransi, koperasi pengadaan bahan baku,dan koperasi produksi selain bagi pengrajin. raifesien juga merupakan pelopor koperasi dari jerman merupakan kepala desa dari salah satu desa dijerman. Koperasi yang diciptakan raifesien lebih berhubungan dengan petani, pada awalnya ia menolong para petani kecil dengan mendirikan organisasi tanpa pamrih tetapi karena dirasa kurang ia meciptakan koperasi kredit dengan konsepsi sebagai berikut : 1. pembentukan koperasi kredit dengan organisasi sederhana atas dasar kelompok anggota yang jumlahnya sedikitdan saling membutuhkan 2. pengelolaan koperasi oleh orang yang dipercaya,seperi : guru,pendeta. 3. Pemberian kredit hanya kepada anggota,sedangkan deposito boleh diluar anggota. Sejarah koperasi diindonesia Koperasi diindonesia lahir disaat terjadikesempitan, waktu itu saat penjajahan diberlakukan cultur stelsel yang sangat membuat rakyat indonesia sengsara terutama golongan bawah seperi petani. kemudian di purwokerto terdapat seorang paih yang mendirikan rumah gadai,lumbung desa,dan bank desa untuk membantu masyarakat golongan bawah yang pada saat itu belum ada sebutan koperasi.

3 Kemudian tahun 1908 tumbuh pula organisasi BUDI UTOMO yang didirikan oleh raden soetomo yang bertujuan memanfaatkan sektor perkoperasian untuk kesejahteraan rakyat. Seiring dengan perjalanan koperasi mempunyai undang-undangnya sendiri yaitu pada tahun 1915 yang bunyinya sam seperi UU koperasi belanda. Kemudian pada saat penjajahan jepang koperasi disalah gunakan yang seharusnya digunakan untuk kesejahteraan sesama tetapi malah untuk kepeningan pemerintah jepang sendiri yang disebut kumiai, yang sangat melnceng dari konsep koperasi yang sebenarnya. Pada saat indonesia merdeka,banyak terdapat perubahan diindonesia termasuk didalam perekonomian,indonesia berhak menentukan kebijakan perekonomiannya sendiri,yang didalamnya juga termasuk koperasi. Sitem ekonomi yang liberal kapitalisitk diubah menjadi sistem ekonomi yang berasaz kekeluargaan,sehingga koperasi sangat sesuai dengan sistem perekonomian indonesia. Saat partai poliik muncul koperasi digunnakan oleh partai poliik sebagai alat untuk dirinya sendiri,yaitu berkampanye. sehingga merusak nilai koperasi yang sebenarnya,untuk mengatasi hal tersebut pemerintah mengeluarkan UU no. 12/1967 untuk rehabilitasi koperasi. sehingga koperasi dapat berkembang lagi salah satunya terciptalah KUD atau koperasi unit desa yang merupakan gabungan dari koperasi pertanian kecil didesa yang disatukan dengan pembangunan dibidang lain. Undang-undang koperasi disempurnakan kembali menjadi UU no. 25/1992, UU sebelumnya di sempurnakan oleh karena perkembangan koperasi hanya secara kuanitaif saja idak diimbangi kualitaifnya,salah satu cirinya adalah koperasi terlalu menggantungkan diri pada pemerintah.

4 Perkembangan koperasi modern Koperasi pada akhir abad 19 sampai awal abad 20 terus berkembang, berbagai macam bentuk koperasi yang bergerak diberbagai bidang banyak terlahir terutama di negara berkembang. 1. Denmark Denmar dijuluki sebagia negara republik koperasi, pada awalnya tahun 1870 koperasi membantu para petani untuk mengembangkan pertanian sehingga hasil bertanian yang saat itu berupa gandum dapat dipasarkan dengan baik, bahkan sampai eropa, setelah itu 1880 koperasi dapat meningkatkan usaha, peternakan dan pengolahan dan menguasaiekspor 90%hasil peternakan. 2. Amerika serikat Pada tahun 1972 konsep kerja koperasi sudah diterapkan atas prakarsa benyamin franklin,setelah mengenal prinsip rochdale yang berkembang dari inggris 1860 koperasi menjadi lebih berkembang, dengan didirikannya koperasi dikalangan buruh dan penduduk kota,tahun 1908 pemerintah ingin meningkatkan kesejahteraan kehidupan rakyat pedesaan yaitu dengan koperasi.1913 amerika serikat semakin serius dengan pengembangan koperasi,utusan dikirim ke eropa untuk mempelajari perkoperasian dibidang pertanian, yang sampai saat ini terus berkembang. 3. Perancis Koperasi di negara perancis saat ini sangat maju,dengan koperasi yang berjumlah 476 buah dan kemungkinan akan semakin bertambah mereka bergabung dalam gabungan konsumsi nasional perancis atau federaion naionale dess cooperaive de consomaion,dengan anggota 3,5 juta orang 10 ribu toko, perputaran modal 4 ribu miliar franc per tahun. 4. Jepang Jepang mendirikan koperasi pada tahun 1900 kemudian 1920 koperasi pertumbuhan cepat, koperasi milik jepang mengarah ke koperasi pertanian dan konsumsi yang berdasarkan prinsip rochdale, di koperasi konsumsi jepang memberlakukan sistem HAN dimana kelompok konsumen memesan barang pada koperasi.

5 Please download full document at Thanks

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian, beranggotakan masyarakat yang umumnya berekonomi lemah yang

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian, beranggotakan masyarakat yang umumnya berekonomi lemah yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Koperasi adalah suatu badan usaha bersama yang bergerak dalam bidang perekonomian, beranggotakan masyarakat yang umumnya berekonomi lemah yang bergabung secara sukarela

Lebih terperinci

KOPERASI PERTANIAN. DINA NOVIA P.,SP.MSi JURUSAN SOSEK PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

KOPERASI PERTANIAN. DINA NOVIA P.,SP.MSi JURUSAN SOSEK PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA KOPERASI PERTANIAN DINA NOVIA P.,SP.MSi JURUSAN SOSEK PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA Definisi Koperasi Hatta, 1954 Koperasi didirikan sbg persekutuan kaum yg lemah, utk membela keperluan hidupnya. Mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi pertama kali muncul di Eropa pada awal abad ke-19. Ketika itu,

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi pertama kali muncul di Eropa pada awal abad ke-19. Ketika itu, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Koperasi pertama kali muncul di Eropa pada awal abad ke-19. Ketika itu, terutama di negara-negara Eropa yang menerapkan sistem perekonomian kapitalis, kaum buruh sedang

Lebih terperinci

SEJARAH PERKEMBANGAN KOPERASI

SEJARAH PERKEMBANGAN KOPERASI SEJARAH PERKEMBANGAN PENDAHULUAN KOPERASI 1.Koperasi berkembang di Inggris sktar thn 1844,pelopornya CHARLES HOWARD di Rochdale. 2.Di Indonesia sktar thn1896,pelopor R.A.WIRIADMAJA,scr resmi gerakan kop

Lebih terperinci

Dinno Mulyono, S.Pd. MM ) Program Studi Pendidikan Luar Sekolah STKIP Siliwangi Bandung 2016

Dinno Mulyono, S.Pd. MM ) Program Studi Pendidikan Luar Sekolah STKIP Siliwangi Bandung 2016 Dinno Mulyono, S.Pd. MM. (bertiup@gmail.com/ 0852 2228 1965) Program Studi Pendidikan Luar Sekolah STKIP Siliwangi Bandung 2016 Sumber : http://4.bp.blogspot.com/- lzw0bfjv1pi/tylbqusucsi/aaaaaaaaafi/gg4e3rpkxr4/s1600/pertumbuha

Lebih terperinci

Berdasarkan pengertian tersebut, yang dapat menjadi anggota koperasi yaitu:

Berdasarkan pengertian tersebut, yang dapat menjadi anggota koperasi yaitu: Koperasi Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan

Lebih terperinci

MPR sebelum amandemen :

MPR sebelum amandemen : Dalam UUD 1945, tidak dirinci secara tegas bagai mana pembentukan awal Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). Penelusuran sejarah mengenai cikal-bakal terbentuknya majelis menjadi sangat penting dilakukan

Lebih terperinci

1. Proses social yang menghasilkan kerja sama dan integrasi social adalah a. Proses social asosiaif b. Proses social desosiaif c.

1. Proses social yang menghasilkan kerja sama dan integrasi social adalah a. Proses social asosiaif b. Proses social desosiaif c. 1. Proses social yang menghasilkan kerja sama dan integrasi social adalah a. Proses social asosiaif b. Proses social desosiaif c. Proses social kooperaif d. Proses social akomodaif e. Proses social integraive

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR MAKALAH LINGKUNGAN BISNIS

TUGAS AKHIR MAKALAH LINGKUNGAN BISNIS TUGAS AKHIR MAKALAH LINGKUNGAN BISNIS Oleh : IBNU SURYO WIBOWO 10.12.4559 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Tugas karya ilmiah ekonomi koperasi ABSTRAK Karya Tulis mengenai Koperasi di Indonesia.. Karya Tulis mengenai

Lebih terperinci

Sejarah Koperasi Dunia dan Indonesia

Sejarah Koperasi Dunia dan Indonesia Sejarah Koperasi Dunia dan Indonesia Petama kali koperasi muncul di eropa pada awal abad ke-19. Ada dua alasan yang mendasari pengaruh sosialisme yang terdapa di eropa itu muncul dengan alasan sebagai

Lebih terperinci

Sejarah Tata Hukum Dan Poliik di Indonesia

Sejarah Tata Hukum Dan Poliik di Indonesia Sejarah Tata Hukum Dan Poliik di Indonesia PRA KEMERDEKAAN 1. Masa Vereenigde Oosindische Compagnie (1602-1799) Pada masa ini bermula dari hak isimewa yang diberikan oleh pemerintah Belanda kepada VOC

Lebih terperinci

Nama:bayu prasetyo pambudi Nim: Analisis negara maju negara berkembang

Nama:bayu prasetyo pambudi Nim: Analisis negara maju negara berkembang Nama:bayu prasetyo pambudi Nim:1106341 Analisis negara maju negara berkembang Negara maju adalah negara yang rakyatnya memiliki kesejahteraan atau kualitas hidup yang tinggi. Sedangkan negara berkembang

Lebih terperinci

KOPERASI.

KOPERASI. KOPERASI TUJUAN Mampu mendefinisikan koperasi Mampu menyebutkan peran koperasi PENGERTIAN Koperasi berasal dari bahasa Latin: Cum (dengan) + operasi (bekerja)bekerja dengan orangorang lain. Istilah Ekonomi:

Lebih terperinci

Sejarah Dan Kegiatan Bank

Sejarah Dan Kegiatan Bank Sejarah Dan Kegiatan Bank A.Sejarah Bank Sejarah perbankan di Indonesia tidak terlepas dari zaman penjajahan Hindia Belanda. Pada masa itu De javasche Bank, NV didirikan di Batavia pada tanggal 24 Januari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saling membantu membangun kesejahteraan hidup telah berabad-abad dikenal

BAB I PENDAHULUAN. saling membantu membangun kesejahteraan hidup telah berabad-abad dikenal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Bekerjasama (ko-operasi) atau usaha bersama di bidang ekonomi untuk saling membantu membangun kesejahteraan hidup telah berabad-abad dikenal orang.

Lebih terperinci

Pentingnya Koperasi bagi

Pentingnya Koperasi bagi Bab 8 Pentingnya Koperasi bagi Kesejahteraan Masyarakat Tahuka kamu apa koperasi itu? Apa tujuan didirikannya koperasi? Apa alasan dibuatnya koperasi? Koperasi merupakan organisasi dari anggota, oleh anggota

Lebih terperinci

Mohammad Hatta: Koperasi adalah usaha bersama untuk memperbaiki nasib penghidupan ekonomi berdasarkan tolong-menolong

Mohammad Hatta: Koperasi adalah usaha bersama untuk memperbaiki nasib penghidupan ekonomi berdasarkan tolong-menolong Istilah Koperasi Kata koperasi berasal dari Bahasa Inggris: co-operation yang artinya usaha bersama. Usaha Bersama Vs Usaha Sendiri Dalam Usaha Bersama, butuh kerjasama atau Bekerjasama Ide Dasar - Kesempatan

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan nasional merupakan upaya pembangunan yang berkesinambungan, meliputi seluruh kehidupan masyarakat, bangsa dan negara untuk melaksanakan tugas mewujudkan

Lebih terperinci

POLITIK LUAR NEGERI INDONESIA YANG BEBAS DAN AKTIF SERTA PENGARUHNYA BAGI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

POLITIK LUAR NEGERI INDONESIA YANG BEBAS DAN AKTIF SERTA PENGARUHNYA BAGI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL POLITIK LUAR NEGERI INDONESIA YANG BEBAS DAN AKTIF SERTA PENGARUHNYA BAGI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL Materi Poliik luar negeri adalah wawasan internasional. Oleh karena itu, poliik luar negeri cenderung

Lebih terperinci

Sejarah timbulnya koperasi

Sejarah timbulnya koperasi Sejarah Koperasi Sejarah timbulnya koperasi Abad 19 Hasil usaha spontan Menolong Diri sendiri Perlindungan pemerintah *Koperasi berbeda dg kapitalis *perkumpulan koperasi 1. Inggris Revolusi Industri 1.

Lebih terperinci

BAB I KONSEP, ALIRAN DAN SEJARAH KOPERASI. Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma

BAB I KONSEP, ALIRAN DAN SEJARAH KOPERASI. Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma BAB I KONSEP, ALIRAN DAN SEJARAH KOPERASI KONSEP KOPERASI - Konsep Koperasi Barat - Konsep Koperasi Sosialis - Konsep Koperasi Negara Berkembang LATAR BELAKANG TIMBULNYA ALIRAN KOPERASI - Keterkaitan Ideologi,

Lebih terperinci

PENGGUNAAN GPS DALAM MENEKAN COST DAN MENAMBAH MARGIN KEUNTUNGAN

PENGGUNAAN GPS DALAM MENEKAN COST DAN MENAMBAH MARGIN KEUNTUNGAN FLEET MANAGEMENT PENGGUNAAN GPS DALAM MENEKAN COST DAN MENAMBAH MARGIN KEUNTUNGAN Armada kendaraan produkif adalah terpelihara dengan baik dan ukuran yang tepat untuk organisasi yang dilayaninya. hari

Lebih terperinci

Latihan Soal UM Unair 2015 IPS MATEMATIKA

Latihan Soal UM Unair 2015 IPS MATEMATIKA Latihan Soal UM Unair 05 IPS ----------------------------------------------------------------- @ujiantulis.com MATEMATIKA. Pernyataan yang mempunyai nilai kebenaran sama dengan pernyataan Jika 9 habis

Lebih terperinci

Market Brief. Pasar Produk Organik di Jerman ### ITPC Hamburg ITPC HAMBURG - PELUANG PASAR PRODUK ORGANIK DI JERMAN 2015 I

Market Brief. Pasar Produk Organik di Jerman ### ITPC Hamburg ITPC HAMBURG - PELUANG PASAR PRODUK ORGANIK DI JERMAN 2015 I Market Brief Pasar Produk Organik di Jerman ### ITPC Hamburg ITPC HAMBURG - PELUANG PASAR PRODUK ORGANIK DI JERMAN 2015 I Daftar Isi Kata Pengantar... III 1 Pendahuluan... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masih dijajah Belanda menghentikan pelaksanaan Cultuur Stelseel (sistem

BAB I PENDAHULUAN. masih dijajah Belanda menghentikan pelaksanaan Cultuur Stelseel (sistem BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah perkoperasian di Indonesia dimulai sejak jaman penjajahan Belanda, dimana pemerintah Hinda Belanda atau nama Indonesia sewaktu masih dijajah Belanda menghentikan

Lebih terperinci

NEGARA MAJU DAN NEGARA BERKEMBANG

NEGARA MAJU DAN NEGARA BERKEMBANG Kelas 9 semester 1 NEGARA MAJU DAN NEGARA BERKEMBANG 1 2 PENGERTIAN NEGARA MAJU DAN NEGARA BERKEMBANG Negara maju adalah negara yang rakyatnya memiliki kesejahteraan atau kualitas hidup yang tinggi. Sedangkan

Lebih terperinci

Jaringan kogniif merupakan jaringan nirkabel yang terdiri dari. beberapa jenis pengguna: sering pengguna primer (utama licenseholder

Jaringan kogniif merupakan jaringan nirkabel yang terdiri dari. beberapa jenis pengguna: sering pengguna primer (utama licenseholder Jaringan kogniif merupakan jaringan nirkabel yang terdiri dari beberapa jenis pengguna: sering pengguna primer (utama licenseholder spektrum band) dan pengguna sekunder (kogniif radio) Dalam beberapa tahun

Lebih terperinci

Kondisi Geograis Negara Indonesia KONDISI GEOGRAFIS

Kondisi Geograis Negara Indonesia KONDISI GEOGRAFIS Kondisi Geograis Negara Indonesia KONDISI GEOGRAFIS Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Negara ini juga memiliki posisi geograis yang unik sekaligus menjadikannya strategis. Hal ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tumbuhnya perekonomian nasional. Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. tumbuhnya perekonomian nasional. Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Koperasi merupakan salah satu kekuatan ekonomi yang mendorong tumbuhnya perekonomian nasional. Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang perkoperasian,

Lebih terperinci

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 394/KMK.04/1996 TENTANG PELAKSANAAN PEMBAYARAN DAN PEMOTONGAN PAJAK PENGHASILAN ATAS PENGHASILAN DARI PERSEWAAN TANAH DAN/ATAU BANGUNAN MENTERI KEUANGAN

Lebih terperinci

PEMBAHASAN BANK PERKREDITAN RAKYAT

PEMBAHASAN BANK PERKREDITAN RAKYAT PEMBAHASAN BANK PERKREDITAN RAKYAT A. SEJARAH BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR) Sejarah terbentuknya Bank Perkreditan Rakyat (BPR) berakar sejak jaman penjajahan Belanda, Perkreditan Rakyat di Indonesia dimulai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dunia yang penduduknya mengkonsumsi beras sebagai makanan pokoknya. Kebutuhan akan

BAB I PENDAHULUAN. dunia yang penduduknya mengkonsumsi beras sebagai makanan pokoknya. Kebutuhan akan 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Padi merupakan bahan baku dari beras, dimana beras merupakan kebutuhan dasar yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Indonesia merupakan salah satu negara terbesar

Lebih terperinci

Sejarah Koperasi. Modul 1 PENDAHULUAN

Sejarah Koperasi. Modul 1 PENDAHULUAN Modul 1 Sejarah Koperasi Achmad Solihin, S.E., M.Si Etty Puji Lestari, S.E., M.Si S PENDAHULUAN ejarah kelahiran dan berkembangnya koperasi di negara maju dan negara berkembang memang sangat diametral.

Lebih terperinci

Tes Wawasan Kebangsaan Tes Intelejensi Umum Tes Karakterisik Pribadi

Tes Wawasan Kebangsaan Tes Intelejensi Umum Tes Karakterisik Pribadi Tes Wawasan Kebangsaan Tes Intelejensi Umum Tes Karakterisik Pribadi Jumlah Soal : 40 Waktu : 20 Menit Contoh Soal Tes CPNS Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) 1. Negara Republik Indonesia sebagai negara yang

Lebih terperinci

Analisis Pendapatan Nasional Empat Sektor

Analisis Pendapatan Nasional Empat Sektor Nama : Arie Rachman Wicaksono NIM : 2120813114 Fakultas : Ekonomi / Manajemen Analisis Pendapatan Nasional Empat Sektor Perekonomian terbuka / perekonomian empat sektor merupakan suatu negara yang mempunyai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. (interconnection networking), yaitu suatu koneksi antar jaringan komputer.

I. PENDAHULUAN. (interconnection networking), yaitu suatu koneksi antar jaringan komputer. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu produk inovasi teknologi telekomunikasi adalah internet (interconnection networking), yaitu suatu koneksi antar jaringan komputer. Internet adalah seluruh jaringan

Lebih terperinci

Seputar Prinsip Organisasi. 1. Perumusan Tujuan

Seputar Prinsip Organisasi. 1. Perumusan Tujuan Dalam Pelaksanaan organisasi harus berpedoman pada prinsip-prinsip organisasi,. Dimana dalam prinsip tersebut dapat membentuk sebuah organisasi yang baik serta jelas dalam menjalan tugas-tugasnya. Berikut

Lebih terperinci

Sistem Bunga Flat, Efektif, Fixed & Floating

Sistem Bunga Flat, Efektif, Fixed & Floating Bunga Bank, Bunga Flat, Bunga Efektif, Bunga Anuitas, Fixed & Floating, File-file Contoh Cara Penghitungan Bunga Bank dan Tips Meminjam Uang (Kredit) di Bank Sistem Bunga Flat, Efektif, Fixed & Floating

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. koperasi. Koperasi sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas

BAB I PENDAHULUAN. koperasi. Koperasi sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan perekonomian nasional sekarang ini banyak melibatkan koperasi. Koperasi sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan begitu

Lebih terperinci

NEGARA MAJU DAN NEGARA BERKEMBANG

NEGARA MAJU DAN NEGARA BERKEMBANG NEGARA MAJU DAN NEGARA BERKEMBANG Salah satu ciri dari negara berkembang adalah sebagian besar masyarakatnya bekerja sebagai petani. Kegiatan pertanian yang dilakukan masih menggunakan peralatan tradisional,

Lebih terperinci

KONSEP, ALIRAN DAN SEJARAH KOPERASI

KONSEP, ALIRAN DAN SEJARAH KOPERASI MODUL I: TEORI EKONOMI KONSEP, ALIRAN DAN SEJARAH KOPERASI Oleh: Melinda Rahma Arullia, SE UNIVERSITAS GUNADARMA JAKARTA 2014 A. KONSEP KOPERASI Dengan dilatar belakangi oleh pemikiran bahwa pada dasarnya

Lebih terperinci

Proses erupsi gigi adalah suatu proses isiologis berupa proses pergerakan gigi yang

Proses erupsi gigi adalah suatu proses isiologis berupa proses pergerakan gigi yang Tahap Erupsi Gigi Proses erupsi gigi adalah suatu proses isiologis berupa proses pergerakan gigi yang dimulai dari tempat pembentukan gigi dalam tulang alveolar kemudian gigi menembus gingiva sampai akhirnya

Lebih terperinci

Tugas AKSP Kelompok 5

Tugas AKSP Kelompok 5 Tugas AKSP Kelompok 5 SPI itu gimana? Deinisi SPI Berikut ini deinisi Sistem Pengendalian Intern (SPI) yaitu: 1. PP nomor 8 tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, SPI adalah

Lebih terperinci

1. Suatu unsur yang membedakan antara bentuk negara dan bentuk kenegaraan adalah...

1. Suatu unsur yang membedakan antara bentuk negara dan bentuk kenegaraan adalah... Soal CPNS Seri Tata Negara 1. Suatu unsur yang membedakan antara bentuk negara dan bentuk kenegaraan adalah... A. Kedaulatan B. Rakyat negara C. Kekayaan negara D. Wilayah negara lain E. Pengakuan dari

Lebih terperinci

Carding KELOMPOK 4: Pengertian Cyber crime

Carding KELOMPOK 4: Pengertian Cyber crime Carding KELOMPOK 4: Pengertian Cyber crime Cyber crime adalah sebuah bentuk kriminal yang mana menggunakan internet dan komputer sebagai alat atau cara untuk melakukan tindakan kriminal. Masalah yang berkaitan

Lebih terperinci

1. Pengertian Biaya Pemasaran 2. Penggolongan Biaya Pemasaran

1. Pengertian Biaya Pemasaran 2. Penggolongan Biaya Pemasaran 1. Pengertian Biaya Pemasaran Biaya pemasaran adalah semua biaya yang sejak saat produk selesai diproduksi dan disimpan dalam gudang sampai dengan produk tersebut berubah kembali dalam bentuk uang tunai

Lebih terperinci

Nama Jabatan : Kasir Atasan Langsung : Kepala Operasional. 4. Melakukan proses transaksi pelayanan jual beli serta melakukan pembungkusan

Nama Jabatan : Kasir Atasan Langsung : Kepala Operasional. 4. Melakukan proses transaksi pelayanan jual beli serta melakukan pembungkusan Nama Jabatan : Kasir Atasan Langsung : Kepala Operasional Tanggung Jawab Utama Aktivitas : pelaksana Ruang lingkup : Melayani dan melakukan perhitungan atas transaksi yang dilakukan. Tugas 1. Menjalankan

Lebih terperinci

Bandung, 04 Maret Pertemuan ke - 2

Bandung, 04 Maret Pertemuan ke - 2 Pengertian,Asas dan prinsip-prinsip koperasi Bandung, 04 Maret 2010 Pertemuan ke - 2 Tujuan perkuliahan hari ini Setelah perkuliahan pada pertemuan ke 2 ini, mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan kembali

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. di Amerika Serikat pada tahun 2001 sampai Skema ini memiliki target kaum

BAB 1 PENDAHULUAN. di Amerika Serikat pada tahun 2001 sampai Skema ini memiliki target kaum BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Skema Subprime Mortgage adalah skema penjualan rumah murah yang laku di Amerika Serikat pada tahun 2001 sampai 2005. Skema ini memiliki target kaum Subprime,

Lebih terperinci

Kredit Macet Rp 52 Miliar, Akuntan Publik Diduga Terlibat Selasa, 18 Mei :37 WIB

Kredit Macet Rp 52 Miliar, Akuntan Publik Diduga Terlibat Selasa, 18 Mei :37 WIB Kredit Macet Rp 52 Miliar, Akuntan Publik Diduga Terlibat Selasa, 18 Mei 2010 21:37 WIB JAMBI, KOMPAS.com Seorang akuntan publik yang membuat laporan keuangan perusahaan Raden Motor untuk mendapatkan pinjaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dilihat dari segi bahasa, secara umum koperasi berasal dari kata-kata Latin

BAB I PENDAHULUAN. Dilihat dari segi bahasa, secara umum koperasi berasal dari kata-kata Latin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dilihat dari segi bahasa, secara umum koperasi berasal dari kata-kata Latin yaitu Cum yang berarti dengan, dan Aperari yang berarti bekerja. Dari dua kata ini, dalam

Lebih terperinci

1. Lembaga yang menetapkan Pancasila sebagai dasar negara adalah. A. KNIP B. BPUPKI C. KNPI D. PPKI 2. Sidang pertama yang dilaksanakan oleh BPUPKI

1. Lembaga yang menetapkan Pancasila sebagai dasar negara adalah. A. KNIP B. BPUPKI C. KNPI D. PPKI 2. Sidang pertama yang dilaksanakan oleh BPUPKI 1. Lembaga yang menetapkan Pancasila sebagai dasar negara adalah. A. KNIP B. BPUPKI C. KNPI D. PPKI 2. Sidang pertama yang dilaksanakan oleh BPUPKI untuk merumuskan dasar negara Indonesia diselenggarakan

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. khatulistiwa, yang memiliki banyak ragam budaya serta penduduk yang

BAB I. PENDAHULUAN. khatulistiwa, yang memiliki banyak ragam budaya serta penduduk yang BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan sebuah negara yang berbentang luas di khatulistiwa, yang memiliki banyak ragam budaya serta penduduk yang memiliki bermacam - macam tingkat pendapatan.

Lebih terperinci

i. Melaksanakan wewenang lain sesuai dengan peraturan perundangundangan.

i. Melaksanakan wewenang lain sesuai dengan peraturan perundangundangan. TUGAS POKOK DAN FUNGSI KEPALA DESA TUGAS dan WEWENANG Kepala Desa mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan. Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Desa mempunyai

Lebih terperinci

Jasa-jasa : 4,45% Angkutan dan komunikasi : 3,84% Keuangan, persewaan & Jasa perusahaan : 2,68%

Jasa-jasa : 4,45% Angkutan dan komunikasi : 3,84% Keuangan, persewaan & Jasa perusahaan : 2,68% Kota Serang akan melipui enam kecamatan, yaitu Kecamatan Serang, Kasemen, Cipocok jaya, Walantaka, Curug, dan Taktakan. Kota Serang memiliki luas wilayah 266,74 km2 atau melipui 15,38 persen dari luas

Lebih terperinci

Sejarah radio. Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. Belum Diperiksa

Sejarah radio. Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. Belum Diperiksa Sejarah radio Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Belum Diperiksa Sejarah radio adalah sejarah teknologi yang menghasilkan peralatan radio yang menggunakan gelombang radio. Awalnya sinyal

Lebih terperinci

BEBERAPA BAGIAN YANG SERING MENYEBABKAN KEGAGALAN KARENA OVERCLOCK.

BEBERAPA BAGIAN YANG SERING MENYEBABKAN KEGAGALAN KARENA OVERCLOCK. PERSIAPAN DAN TAHAPAN OVERCLOCK. Karena overclock adalah kegiatan trial and error atau coba coba. Tahap paling awal adalah anda harus mengetahui dimana tempat untuk melakukan reset BIOS bila computer terkunci

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan selalu memerlukan dana, baik untuk membiayai kegiatan operasional

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan selalu memerlukan dana, baik untuk membiayai kegiatan operasional BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Pada dasarnya setiap perusahaan akan melakukan berbagai aktivitas untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Setiap aktivitas yang dilaksanakan oleh perusahaan

Lebih terperinci

(7.8) (7.9) Keputusan ada idaknya masalah heteroskedasisitas berdasarkan uji staisik esimator dalam

(7.8) (7.9) Keputusan ada idaknya masalah heteroskedasisitas berdasarkan uji staisik esimator dalam METODE PARK Setelah membahas deteksi heteroskedasisitas secara informal dengan metode grais, maka selanjutnya kita akan membahas uji deteksi heteroskedasisitas yang lebih formal. Deteksi formal masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbicara mengenai lembaga keuangan, terutama sebelum memasuki decade 1980-an, pikiran kita hamper selalu terfokus pada lembaga perbankan. Persepsi tersebut sesungguhnya

Lebih terperinci

TUJUAN PENDIDIKAN. Adapun dalam pembahasan ini, ada beberapa hal yang perlu kita ulas sebagaimana Prof. Ahmad Tafsir uraikan, berikut pembahasannya:

TUJUAN PENDIDIKAN. Adapun dalam pembahasan ini, ada beberapa hal yang perlu kita ulas sebagaimana Prof. Ahmad Tafsir uraikan, berikut pembahasannya: TUJUAN PENDIDIKAN A. PENDAHULUAN Pendidikan merupakan hal yang bisa dikatakan sebagai kebutuhan dasar manusia untuk didapatkan agar ia menjadi manusia seutuhnya sesuai dengan yang diharapkan oleh manusia.

Lebih terperinci

Nama ; Ahmat Rohyadi Kelas ; x tk 6

Nama ; Ahmat Rohyadi Kelas ; x tk 6 Nama ; Ahmat Rohyadi Kelas ; x tk 6 HAK ASASI MANUSIA (HAM) A. Pengerian dan Macam HAM 1. Pengerian HAM HAM secara hariah adalah hak pokok/hak dasar yang dibawa oleh manusia sejak lahir yang secara kodrat

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. KP. Telkom Padang. Pengaruh jumlah modal sendiri (X1) terhadap SHU adalah

BAB II URAIAN TEORITIS. KP. Telkom Padang. Pengaruh jumlah modal sendiri (X1) terhadap SHU adalah BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Lestari (2005:47) meneliti tentang: Pengaruh modal terhadap sisa hasil usaha KP. Telkom Padang. Pengaruh jumlah modal sendiri (X1) terhadap SHU adalah positif,

Lebih terperinci

Koperasi 1

Koperasi  1 1 Koperasi Outline Materi Materi 1: Fungsi dan Peran Koperasi Secara Umum Materi 2: Landasan Koperasi di Indonesia Materi 3: Fungsi Koperasi di Indonesia Materi 4: Prinsip Koperasi Menurut Rochdale Materi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan perekonomian yang semakin baik di Indonesia menyebabkan munculnya banyak usaha besar maupun usaha kecil dimana usaha yang didirikan tersebut mempunyai

Lebih terperinci

BAB II ASPEK PEMASARAN. dan ini merupakan satu potensi yang baik bagi pemasaran suatu produk makanan,

BAB II ASPEK PEMASARAN. dan ini merupakan satu potensi yang baik bagi pemasaran suatu produk makanan, BAB II ASPEK PEMASARAN 2.1 Daerah Pemasaran Pada usaha ini, kegiatan produksi dilakukan di kota Banda Aceh sesuai dengan tempat tinggal kami. Untuk pemasaran produk kami juga memasarkannya di Banda Aceh.

Lebih terperinci

ditetapkan menggunakan nama ISO, diambil dari bahasa Yunaniisos yang berari sama.

ditetapkan menggunakan nama ISO, diambil dari bahasa Yunaniisos yang berari sama. ISO, Organisasi Internasional untuk Standardisasi yang berkantor pusat di Jenewa, merupakan lembaga swadaya masyarakat (LSM atau NGO = Non-Governmental Organizaion) penetap standar internasional yang terdiri

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan yang. dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari

I. PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan yang. dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

Lebih terperinci

PENGESAHAN PERSETUJUAN-PERSETUJUAN PENGUBAHAN DAN TAMBAHAN ANTARA REPUBLIK INDONESIA DAN EXPORT-IMPORT BANK OF WASHINGTON

PENGESAHAN PERSETUJUAN-PERSETUJUAN PENGUBAHAN DAN TAMBAHAN ANTARA REPUBLIK INDONESIA DAN EXPORT-IMPORT BANK OF WASHINGTON Bentuk: Oleh: UNDANG-UNDANG (UU) PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 10 TAHUN 1958 (10/1958) Tanggal: 6 MARET 1958 (JAKARTA) Sumber: LN 1958/22; TLN NO. 1551 Tentang: Indeks: PENGESAHAN PERSETUJUAN-PERSETUJUAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO

PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO Salinan PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOJONEGORO NOMOR 27 TAHUN 2011 TENTANG PERSEROAN TERBATAS (PT) GRIYA DHARMA KUSUMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOJONEGORO,

Lebih terperinci

2. Yang merupakan factor yang mempengaruhi penawaran adalah. A. 1 dan 2 B. 2 dan 3 C. 1 dan 3 D. 1 dan 4

2. Yang merupakan factor yang mempengaruhi penawaran adalah. A. 1 dan 2 B. 2 dan 3 C. 1 dan 3 D. 1 dan 4 1. Bagaimana bunyi hukum permintaan.. A. Apabila harga meningkat, maka jumlah yang diminta menurun, sebaliknya apabila harga turun, maka jumlah permintaan meningkat. B. Apabila harga suatu barang dan jasa

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI 2016 No. 23/05/16/Th.X, 2 Mei 2016 PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI 2016 MARET Nilai Ekspor Asal Provinsi Jambi sebesar US$ 155,15 Juta, dan Nilai Impor sebesar US$ 3,29 Juta. Nilai ekspor asal Provinsi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN A. Landasan Teori 1. Transportasi Kereta Api Transportasi merupakan dasar untuk pembangunan ekonomi dan perkembangan masyarakat, serta pertumbuhan ekonomi

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 123 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 131 TAHUN 2000 TENTANG PAJAK PENGHASILAN ATAS BUNGA DEPOSITO DAN TABUNGAN SERTA DISKONTO SERTIFIKAT

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT JANUARI 2015

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT JANUARI 2015 BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT JANUARI A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR JANUARI MENCAPAI US$ 2,11 MILYAR No. 14/02/32/Th.XVII, 16 Februari Nilai ekspor Jawa Barat mencapai

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA BARAT MARET 2016

PROVINSI JAWA BARAT MARET 2016 BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR No.25/05/32/Th.XVIII, 02 Mei PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT MARET A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR MARET MENCAPAI US$ 2,12 MILYAR Nilai ekspor

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG DANA PENGUATAN MODAL DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

SERI NO. PEMERINTAHAN KABUPATEN SLEMAN DINAS PERDAGANGAN, PERINDUSTRIAN, KOPERASI DAN PENANAMAN MODAL FORMULIR PENDAFTARAN PERUSAHAAN

SERI NO. PEMERINTAHAN KABUPATEN SLEMAN DINAS PERDAGANGAN, PERINDUSTRIAN, KOPERASI DAN PENANAMAN MODAL FORMULIR PENDAFTARAN PERUSAHAAN SERI NO. PEMERINTAHAN KABUPATEN SLEMAN DINAS PERDAGANGAN, PERINDUSTRIAN, KOPERASI DAN PENANAMAN MODAL FORMULIR PENDAFTARAN PERUSAHAAN Badan Hukum/ 3) Badan Usaha Kepada Yth. : Sdr. Kepala Dinas Perdagangan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses pertukaran barang dan jasa serta untuk pembayaran utang. Pada umumnya setiap

BAB I PENDAHULUAN. proses pertukaran barang dan jasa serta untuk pembayaran utang. Pada umumnya setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Uang memegang peranan yang sangat penting di sepanjang kehidupan manusia. Uang digunakan sebagai alat tukar yang dapat diterima secara umum, yang dimana alat tukarnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pembayaran yang digunakan oleh masyarakat. Seiring dengan semakin tingginya

BAB 1 PENDAHULUAN. pembayaran yang digunakan oleh masyarakat. Seiring dengan semakin tingginya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi saat ini ikut mempengaruhi perkembangan alat pembayaran yang digunakan oleh masyarakat. Seiring dengan semakin tingginya tingkat ketergantungan

Lebih terperinci

EKONOMI KOPERASI. By. Diah Aryati, SE., MMSI Tugas setiap minggu ada di slide paling akhir

EKONOMI KOPERASI. By. Diah Aryati, SE., MMSI   Tugas setiap minggu ada di slide paling akhir EKONOMI KOPERASI By. Diah Aryati, SE., MMSI Email : diah_aryati@staff.gunadarma.ac.id Tugas setiap minggu ada di slide paling akhir Koperasi merupakan singkatan dari kata Co dan Operation. Koperasi adalah

Lebih terperinci

Lingkungan Pemasaran Global Ekonomi dan Sosial-Budaya

Lingkungan Pemasaran Global Ekonomi dan Sosial-Budaya Lingkungan Pemasaran Global Ekonomi dan Sosial-Budaya Pengenalan Secara Objektif Memahami perbedaan utama diantara beberapa sistem ekonomi didunia. Cara belajar bagaimana mengelompokan negaranegara dengan

Lebih terperinci

SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 42/PJ/2013 TENTANG

SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 42/PJ/2013 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK 2 September 2013 A. Umum SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 42/PJ/2013 TENTANG PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 46 TAHUN

Lebih terperinci

MASALAH EKONOMI DALAM KAITANNYA DENGAN KEBUTUHAN, KELANGKAAN, DAN SISTEM EKONOMI

MASALAH EKONOMI DALAM KAITANNYA DENGAN KEBUTUHAN, KELANGKAAN, DAN SISTEM EKONOMI MASALAH EKONOMI DALAM KAITANNYA DENGAN KEBUTUHAN, KELANGKAAN, DAN SISTEM EKONOMI INTI MASALAH EKONOMI Secara khusus, modul ini bertujuan agar Anda setelah mempelajari kegiatan belajar ini mampu: 1. menjelaskan

Lebih terperinci

Pengantar Ekonomi Mikro PERENCANAAN DAN MEKANISME HARGA & PERMINTAAN PASAR & PERILAKU KONSUMEN.

Pengantar Ekonomi Mikro PERENCANAAN DAN MEKANISME HARGA & PERMINTAAN PASAR & PERILAKU KONSUMEN. Modul ke: Pengantar Ekonomi Mikro PERENCANAAN DAN MEKANISME HARGA & PERMINTAAN PASAR & PERILAKU KONSUMEN. Fakultas FEB MANAJEMEN Irwan Mangara Harahap, SE, MSi. Program Studi Manajemen Mekanisme harga

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI 2016 No. 054/10/15/Th.X, 3 Oktober 2016 PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI 2016 AGUSTUS Nilai Ekspor Asal Provinsi Jambi sebesar US$ 160,46 Juta, dan Nilai Impor sebesar US$ 4,57 Juta. Nilai ekspor asal

Lebih terperinci

TOP 100 PASSING GRADE TERTINGGI JURUSAN IPA

TOP 100 PASSING GRADE TERTINGGI JURUSAN IPA TOP 100 PASSING GRADE TERTINGGI JURUSAN IPA 1. Teknik Informatika ITB (65,9%) 1 Teknik Elektro ITB (62,5%) 2 Teknik Kimia ITB (61,8%) 3 Pendidikan Dokter UI (59,8%) 4 Teknik Informatika ITS (59,5%) 5 Pendidikan

Lebih terperinci

JURNAL PENYESUAIAN PERUSAHAAN JASA

JURNAL PENYESUAIAN PERUSAHAAN JASA JURNAL PENYESUAIAN PERUSAHAAN JASA Pengertian Tujuan Fungsi Pencatatan Jurnal Penyesuain Jurnal penyesuaian adalah jurnal yang dibuat pada akhir periode untuk menyesuaikan saldo-saldo perkiraan (akun)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nasional adalah melalui perdagangan internasional. Menurut Mankiw. (2003), pendapatan nasional yang dikategorikan dalam PDB (Produk

BAB I PENDAHULUAN. nasional adalah melalui perdagangan internasional. Menurut Mankiw. (2003), pendapatan nasional yang dikategorikan dalam PDB (Produk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk meningkatkan pendapatan nasional adalah melalui perdagangan internasional. Menurut Mankiw (2003), pendapatan nasional yang

Lebih terperinci

Susu : Komoditi Potensial Yang Terabaikan

Susu : Komoditi Potensial Yang Terabaikan Susu : Komoditi Potensial Yang Terabaikan Oleh : Feryanto W. K. Sub sektor peternakan merupakan salah satu sumber pertumbuhan baru khususnya bagi sektor pertanian serta bagi perekonomian nasional pada

Lebih terperinci

makanan dan penggunaan zat-zat gizi (Almatsier, 2004). Faktorfaktor yang dapat mempengaruhi status gizi adalah penyakit yang

makanan dan penggunaan zat-zat gizi (Almatsier, 2004). Faktorfaktor yang dapat mempengaruhi status gizi adalah penyakit yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah gizi di Indonesia yang terbanyak melipui gizi kurang atau yang mencakup susunan hidangan yang idak seimbang maupun konsumsi keseluruhan yang idak mencukupi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Rumusan Masalah C. Tujuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Rumusan Masalah C. Tujuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejarah merupakan ilmu yang mempelajari berbagai kejadian yang terjadi di massa lampau, dan merupakan ilmu pengetahuan yang disusun atas hasil penelitian beberapa

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri perkayuan mempunyai peranan yang sangat penting terhadap perolehan devisa dan pembangunan ekonomi negara. Perkembangan industri kayu di Indonesia dimulai pada

Lebih terperinci

UKM di Indonesia. Perkembangan UKM di Indonesia

UKM di Indonesia. Perkembangan UKM di Indonesia ICHSAN NAZMI PUTRA 170610080064 UKM di Indonesia Usaha Kecil dan Menengah (UKM) mempunyai peran yang strategis dalam pembangunan ekonomi nasional, oleh karena selain berperan dalam pertumbuhan ekonomi

Lebih terperinci

PROGRAM REVITALISASI PERKEBUNAN DAN PEMBIAYAAN PERBANKAN

PROGRAM REVITALISASI PERKEBUNAN DAN PEMBIAYAAN PERBANKAN PROGRAM REVITALISASI PERKEBUNAN DAN PEMBIAYAAN PERBANKAN Oleh : Dr. Marsuki, SE., DEA. Disampaikan pada Seminar Nasional dengan topic Sistem Pengendalian Manajemen Kemitraan Inti Plasma dalam Mendukung

Lebih terperinci

3. Masalah ekonomi modern adalah barang dan jasa apa yang akan diproduksi, bagaimana cara memproduksi dan.

3. Masalah ekonomi modern adalah barang dan jasa apa yang akan diproduksi, bagaimana cara memproduksi dan. MAN YOGYAKARTA III ULANGAN HARIAN 1 Materi/KD : 3.2 Menganalisis Masalah Ekonomi dalam Sistem Ekonomi 4.2 Menyajikan Hasil Analisis Masalah Ekonomi dalam Sistem Ekonomi Kelas/Semester : X / 1 (Ganjil)

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS Pengertian Perdagangan Internasional

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS Pengertian Perdagangan Internasional BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Perdagangan Internasional Menurut Boediono (2005:10) perdagangan diartika n sebagai proses tukar menukar yang didasarkan

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM NEGARA-NEGARA TUJUAN EKSPOR. tersebut juga menjadi tujuan ekspor utama bagi Indonesia.

BAB V GAMBARAN UMUM NEGARA-NEGARA TUJUAN EKSPOR. tersebut juga menjadi tujuan ekspor utama bagi Indonesia. BAB V GAMBARAN UMUM NEGARA-NEGARA TUJUAN EKSPOR Negara tujuan ekspor yang dibahas dalam bab ini hanya dibatasi pada 10 negara dengan tingkat konsumsi karet alam terbesar di dunia. Negara-negara tersebut

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI 2016 No. 19/04/16/Th.X, 1 April 2016 PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI 2016 FEBRUARI Nilai Ekspor Asal Provinsi Jambi sebesar US$ 136,24 Juta, dan Nilai Impor sebesar US$ 8,21 Juta. Nilai ekspor asal

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI DESEMBER 2015

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI DESEMBER 2015 No. 07/02/16/Th.X, 1 Februari 2016 PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI DESEMBER 2015 Nilai Ekspor Asal Provinsi Jambi sebesar US$ 172,12 Juta, dan Nilai Impor sebesar US$ 16,62 Juta. Nilai ekspor

Lebih terperinci