REFLEKSI PEMBELAJARAN KIMIA DI PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT STIKES DHARMA HUSADA BANDUNG
|
|
- Hadian Tedjo
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 REFLEKSI PEMBELAJARAN KIMIA DI PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT STIKES DHARMA HUSADA BANDUNG Nina Rosliana 1 dan Anna Permanasari 2 1) Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat STIKes Dharma Husada Bandung 2) Program Studi S3 Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pendidikan Indonesia ABSTRAK Sarjana Kesehatan Masyarakat sebagai alumni Sekolah Tinggi Kesehatan Masyarakat (STIKes) dapat melakukan pekerjaan profesinya dengan baik, jika mempunyai kompetensi kimia yang memadai. Tetapi di sisi lain matakuliah kimia sering dianggap sulit, sehingga sulit untuk mendapat nilai yang bagus, bahkan untuk sekedar lulus saja. Hal ini akan menjadi tekanan bagi mahasiswa. Peneliti ingin mengetahui bagaimana refleksi mahasiswa terhadap pembelajaran kimia dengan maksud untuk mengurangi atau menghilangkan rasa tertekan terhadap pembelajaran kimia dan angka ketidaklulusan pada mahasiswa melaui suatu strategi atau program perkuliahan kimia yang dapat diterima dengan baik oleh mahasiswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey, menggunakan kuesioner, model penelitiannya deskripsi observasional, untuk melihat refleksi mahasiswa mengenai pembelajaran kimia di Prodi S1Kesehatan Masyarakat STIKes DHB. Hasil penelitian menunjukkan bahwa yang memiliki tanggapan negatif cukup tinggi ( > 50% ) adalah tanggapan mahasiswa terhadap bahan ajar, maka bahan ajar harus dikaji lagi supaya relevan dengan profesi Kesehatan Masyarakat sehingga mahasiswa termotivasi untuk mempelajarinya karena akan berpengaruh terhadap kompetensi profesinya kelak. Bahan ajar perlu dirumuskan lagi mulai dari standar kompetensi dan kompetensi dasarnya, sehingga akan muncul pokok bahasan apa yang penting untuk dikemukakan di kelas yang relevan dengan profesi Kesehatan Masyarakat, juga dibuat indikator yang jelas, supaya tujuan pembelajaran tercapai. Kata Kunci : kimia, refleksi, kompetensi, pembelajaran PENDAHULUAN Selama bertahun-tahun yang lalu, telah banyak dilakukan penelitian tentang pembelajaran kimia dan sains di sekolahsekolah ataupun di tingkat perguruan tinggi, tetapi penelitian tentang pembelajaran kimia di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) masih jarang dilakukan, padahal masih banyak penolakan / ketidaksukaan dari mahasiswa STIKes terhadap materi kimia yang masih belum tertangani, sementara pekerjaan tenaga kesehatan yang akan menjadi profesi alumni STIKes, hampir selalu berkaitan dengan kimia, maka dirasakan perlu dilakukan pendekatan kimia terhadap mahasiswa STIKes melalui relevansi kimia dengan kehidupan sehari-hari dan profesi Kesehatan Masyarakat. Nancy El-Farargy (2009), melakukan penelitian dengan cara pendekatan pembelajaran kimia kepada mahasiswa Kesehatan Masyarakat dengan menggunakan poster. Diperoleh perubahan sikap mahasiswa Kesehatan Masyarakat terhadap pembelajaran kimia, yang tadinya menolak menjadi menerima. Sarjana Kesehatan Masyarakat akan dapat melakukan pekerjaan dengan baik, jika mempunyai kompetensi kimia yang memadai. Bagi mahasiswa Kesehatan Masyarakat, untuk memudahkan dalam mempelajari matakuliah-matakuliah tertentu selanjutnya, maka perlu mempunyai kompetensi dalam matakuliah kimia, terutama pada saat mempelajari matakuliah; biokimia, farmakologi, kesehatan lingkungan, asuhan keperawatan, dan kebutuhan dasar 426
2 manusia1, kebutuhan dasar manusia 2 dan kebutuhan dasar manusia 3. Untuk mempelajari matakuliah-matakuliah tersebut perlu didukung oleh kompetensinya dalam bidang kimia yang diperoleh mahasiswa dari matakuliah kimia. Perkuliahan Kimia yang diberikan kepada mahasiswa S1 Kesehatan Masyarakat di STIKes DHB adalah perkuliahan wajib dan merupakan rumpun kimia dasar. Matakuliah ini memiliki beban dua sks dan dilaksanakan pada semester ganjil. Mahasiswa mengontrak matakuliah ini pada semester satu. Bahan ajar kimia perlu diberikan kepada mahasiswa calon Sarjana tenaga kesehatan karena berkaitan erat dengan bidang pekerjaan yang akan ditekuninya kelak, dengan diberikannya matakuliah kimia maka akan menjadi bekal didalam menjalankan profesinya. Kimia sering dianggap sulit untuk dipelajari (Johnstone, 1999). Sebagian orang (khususnya dengan latar belakang pendidikan tidak terkait langsung dengan kimia) melihat kimia sebagai yang abstrak dan membosankan, dan hanya mereka yang cerdas secara akademis bisa mempelajari subjek ini (Osborne et al., 2003). Tampaknya disini yang penting adalah kurikulum yang harus bisa mencerminkan kebutuhan para mahasiswa, dan berguna bagi karir masa depan mereka, juga untuk mengembangkan pemikiran kritis dan keterampilan pemecahan masalah yang terkait dengan karier (Daly, 1998; Eddy, 2000 ). Harapan dari setiap kontrak matakuliah adalah kelulusan, tetapi pada kenyataannya untuk matakuliah kimia di S1 Kesehatan Masyarakat STIKes DHB, selalu saja ada yang tidak lulus bahkan kadang cukup banyak mengingat mahasiswanya ada yang berasal dari jurusan IPS, SMK, Keagamaan, dll., dimana bagi mereka pelajaran kimia tidak familiar karena sewaktu di SLTA tidak mendapatkan pelajaran kimia. Ditambah mahasiswa yang berasal dari SMA IPA-pun banyak yang tidak kompeten dalam matakuliah kimia, sehingga yang tidak lulus bisa mencapai lebih dari 30%, seperti yang ditunjukkan oleh data nilai UAS Kimia Program S1-Kesehatan Masyarakat semester I - tahun ajaran 2012 / 2013; dari 86 orang mahasiswa yang mendapat nilai A hanya 5 orang (5,8 %), nilai B ada 9 orang (10,5 %), nilai C ada 45 orang (52,3%), nilai D ada 22 orang (22,6 %), dan nilai E ada 5 orang (5,8 %). Tampak bahwa yang tidak lulus mencapai 31,4 % (= 25,6% nilai D + 5,8%), dan yang lulus pun mayoritas hanya bertumpu pada nila C saja. Sudah menjadi pendapat umum di kalangan siswa maupun mahasiswa yang bukan jurusan kimia bahwa pelajaran kimia dianggap sulit untuk dimengerti, karena mereka menganggap begitu banyak teori, rumus dan anomali-anomali dalam ilmu kimia yang harus dikuasai, selain soal-soal yang dianggap sulit untuk dijawab. Matakuliah kimia masih sering disegani atau mungkin kurang disukai karena dianggap sulit, sulit untuk difahami sehingga sulit untuk mendapat nilai yang bagus atau bahkan sulit untuk sekedar lulus saja. Image sulit ini membuat mahasiswa menjadi malas untuk mendekati atau membuat dirinya menjadi familiar dengan matakuliah ini, sehingga keadaan tidak menjadi baik bagi dirinya karena di sisi lain ia dituntut untuk lulus matakuliah tersebut. Hal ini tentu akan menjadi tekanan tersendiri bagi mahasiswa tersebut. Peneliti mencoba untuk mengetahui bagaimana refleksi mahasiswa terhadap pembelajaran kimia di STIKes DHB, dengan maksud untuk mengurangi atau menghilangkan tekanan tersebut sekaligus untuk memperkecil atau menghilangkan angka ketidaklulusan, ingin menghilangkan Image sulit pada mahasiswa calon Sarjana Tenaga Kesehatan. Untuk selanjutnya akan dibuat suatu strategi atau program dalam perkuliahan kimia sehingga dapat diterima dengan lebih mudah oleh mahasiswa. 427
3 Mahasiswa untuk dapat memiliki kompetensi kimia tidak cukup hanya dengan mempelajari teori dan rumus-rumus atau juga mengetahui anomali-anomalinya, tetapi harus memahami konsepnya, rajin berlatihan soal, aktif bertanya di kelas kalau ada yang tidak dimengerti atau diskusi dengan yang lebih pandai. Selain itu, referensi yang digunakan tidak cukup satu saja tetapi harus ada referensi lain yang relevan sebagai pendamping dalam pemahaman konsep dan pemecahan soal-soal. Dengan demikian kompetensi kimia dari mahasiswa akan meningkat. Jadi bagaimana dan apa yang harus dilakukan untuk mencapai harapan di atas? Persepsi dan sikap yang berkaitan dengan sains dan belajar adalah penting. Dengan melibatkan mahasiswa dalam pembelajaran supaya lebih aktif lagi, diharapkan mereka dapat mengembangkan kemampuannya sendiri dan menjadi peserta didik yang baik. Kimia dapat dipilih dan disajikan sedemikian rupa sehingga dianggap relevan dengan kehidupan kerja mereka sebagai tenaga kesehatan. Kesempatan untuk melakukan kegiatan yang meliputi; melihat kenyataan, membuat keputusan, dan bersikap kritis merupakan keterampilan yang penting untuk dikembangkan dan digunakan di tempat kerja. Sangat penting bagi pengajar untuk dapat merefleksikan kebijakan dan praktik pendidikan yang terkait dengan belajar dan mengajar. Ini akan meningkatkan kualitas pengajaran dan pendekatan untuk mendorong pembelajaran bagi mahasiswa. Menurut Kellogh dan Kellogh (1999); pengajaran, pembelajaran, dan penilaian semua berhubungan. Jadi para pendidik perlu pengetahuan dan pemahaman yang memadai tentang bagaimana peserta didik belajar, dalam rangka untuk mengembangkan pengajaran, pembelajaran dan metode penilaian yang efektif. Untuk dapat melaksanakan pembelajaran dengan hasil yang baik, selain kurikulumnya yang harus sesuai maka tentunya kita harus mempelajari karakteristik mahasiswa yang akan menerima pelajaran tersebut dalam hal : latar belakang pendidikan SLTA sebelumnya, usia, kendala dalam belajar kimia, gaya belajar yang mereka sukai, dll. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan penelitian terhadap mahasiswa yaitu untuk mengetahui refleksi mereka terhadap pembelajaran kimia di STIKes DHB. Studi dilakukan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) DHB pada Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat. Studi difokuskan kepada pembelajaran kimia. Dalam studi disebarkan kuesioner kepada mahasiswa Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat yang sudah pernah mendapat pembelajaran kimia. Jawaban dalam kuesioner ini hanya memilih ya atau tidak, dengan maksud untuk mendapat jawaban yang tegas. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian dan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan yang menjadi pertanyaan dalam penelitian ini adalah: Bagaimanakah refleksi mahasiswa terhadap pembelajaran kimia di Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat STIKes DHB? Dari pertanyaan penelitian tersebut dapat diuraikan menjadi beberapa pertanyaan sebagai berikut: 1. Bagaimana ketertarikan mahasiswa terhadap pembelajaran kimia? 2. Bagaimana pendapat mahasiswa terhadap pembelajaran kimia yang sudah dialaminya? 3. Bagaimana pendapat mahasiswa terhadap fasilitas untuk pembelajaran kimia? 4. Kendala apa saja yang ditemui mahasiswa dalam pembelajaran kimia? 5. Pembelajaran kimia yang bagaimana yang diharapkan? Tujuan umum Penelitian ini mempunyai tujuan umum untuk mengetahui refleksi mahasiswa S1-428
4 Kesehatan Masyarakat STIKes DHB terhadap pembelajaran matakuliah Kimia. Tujuan khusus Adapun tujuan khusus yang ingin dicapai dalam penelitian ini antara lain: 1. Untuk mengetahui tanggapan mahasiswa terhadap materi matatakuliah kimia 2. Untuk mengetahui tanggapan mahasiswa terhadap pengajaran kimia 3. Untuk mengetahui pendapat mahasiswa mengenai kesesuaian bahan ajar kimia 4. Untuk mengetahui pendapat mahasiswa tentang fasilitas pembelajaran kimia 5. Untuk mengetahui cara pembelajaran kimia yang diharapkan oleh mahasiswa 6. Untuk mengetahui pemahaman mahasiswa terhadap profesi kesehatan masyarakat ditinjau dari aspek kimia Manfaat Penelitian Matakuliah Kimia merupakan matakuliah wajib bagi mahasiswa calon Sarjana Kesehatan Masyarakat yang dapat dijadikan wadah bagi pemahaman konsep kimia dan meningkatkan keterampilan berpikir reflektif yang sangat diperlukan oleh mahasiswa saat pembelajaran maupun untuk praktek profesional. Berdasarkan hal di atas maka manfaat penelitian ini adalah: 1. Sumbangan bagi pengembangan pembelajaran kimia 2. Sebagai masukan dalam mengevaluasi pembelajaran 3. Alternatif pembelajaran bagi dosen 4. Model pembelajaran bagi mahasiswa calon Sarjana Kesehatan Masyarakat. BAHAN DAN METODE Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dengan menggunakan kuesioner yang relevan. Model Penelitian Penelitian ini menggunakan model penelitian deskripsi observasional, untuk melihat refleksi dari mahasiswa mengenai pembelajaran kimia di Prodi S1Kesehatan Masyarakat STIKes DHB Rancangan Penelitian Untuk mengetahui refleksi mahasiswa sebagai responden terhadap pembelajaran kimia di S1 STIKes DHB, maka dibuat kuesioner yang relevan dan diujikan terlebih dahulu, kemudian diisi oleh mahasiswa. Respondennya adalah mahasiswa Prodi S1 Kesehatan Masyarakat dan yang sudah pernah mendapat pembelajaran kimia di STIKes DHB sebanyak 60 (enam puluh) orang. Jawaban kuesioner bersifat tertutup dengan maksud untuk memudahkan responden mengisi kuesionernya, tanpa mengurangi keakuratan hasil penelitian. Hasilnya diolah secara statistik sehingga dapat terdeskripsi refleksi mahasiswa terhadap pembelajaran kimia di S1 STIKes DHB. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini data dikumpulkan melalui pengisian kuesioner yang sudah diujikan terlebih dahulu di tempat yang memiliki karakter yang mirip dengan sampel penelitian. Pengisian kuesioner dilakukan oleh responden yang didampingi peneliti, kemudian dihimpun oleh peneliti. Analisis Data Pengolahan Data 1. Editing Data yang diperoleh dari setiap kuesioner di cek ; apakah jawaban kuesioner sudah lengkap, jelas, relevan dan konsisten. 2. Koding Data dari kuesioner yang berupa tulisan dan sudah diedit diberi kode dengan angka untuk memudahkan dalam pengolahan data selanjutnya. 429
5 3. Processing Setelah diberi kode maka data di-entry ke paket program komputer yang sudah dipilih sehingga dapat diproses secara komputerisasi. 4. Cleaning Setelah processing data, dilakukan cleaning (pembersihan data), kegiatan ini merupakan pengecekan kembali terhadap data yang telah di-entry sekaligus untuk memperbaiki kesalahan sewaktu entry data. Analisis Data Data yang telah diolah selanjutnya dianalisis secara visual untuk diinterpretasikan dan disimpulkan, sehingga dapat menjawab pertanyaanpertanyaan dari penelitian ini dan dapat tercapainya tujuan dari penelitian. Cara Penafsiran Hasil yang diperoleh dari kuesioner dikelompokkan kedalam dua katagori, yaitu katagori positif (tanggapan positif, nilai=1) dan katagori negatif (tanggapan negatif, nilai = 0). Maksudnya disini adalah tanggapan positif / negatif terhadap pembelajaran kimia yang berlangsung di S1 STIKes DHB. Jika tanggapan positifnya signifikan (nilai positif lebih dari 50%) maka cara pembelajaran yang sekarang berlangsung berarti sudah baik. Tetapi jika tanggapan negatifnya justru yang signifikan (nilai negatif lebih besar dari 50%), maka berarti masih ada kekurangan dalam pembelajaran kimia di S1 STIKes DHB dan selanjutnya harus dibuat rencana untuk perbaikan. Penyimpulan Hasil Penelitian Jika dari hasil penelitian disimpukan bahwa tanggapan mahasiswa terhadap pembelajaran kimia di STIKes DHB adalah positif maka berarti pembelajaran yang telah berlangsung selama ini sudah baik dan perlu dipertahankan, tetapi jika yang terjadi adalah sebaliknya maka pembelajaran yang ada sekarang perlu diperbaiki, harus dibuat rancangan untuk perbaikan selanjutnya, baik mengenai bahan ajar, cara pembelajaran, ataupun fasilitas, sesuai dengan hasil kuesioner dalam penelitian ini. HASIL DAN DISKUSI Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner, kuesioner yang dibuat semula terdiri atas 35 soal yang terdiri atas 7 variabel seperti yang tercantum pada tabel di bawah ini, yaitu ; karakteristik mahasiswa, tanggapan mengenai mata kuliah Kimia, tanggapan mengenai Dosen, tanggapan mengenai metode, tanggapan mengenai bahan ajar, pendapat mengenai fasilitas pembelajaran kimia, dan pemahaman mengenai profesinya. Setelah kuesioner diujicoba di Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat STIKes Jenderal Achmad Yani, terhadap 28 orang (semula diperuntukan untuk 30 orang tetapi yang dua orang lagi tidak mengembalikan kuesioner), maka soal yang valid dan reliabel tinggal 30 soal. Ke-30 soal inilah yang digunakan dalam penelitian ini terhadap 60 responden, yaitu mahasiswa Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat STIKes DHB. Kisi-kisi instrumen yang digunakan adalah sebagai berikut (table 1): Tabel 1. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian NO SUBJEK / VARIABEL SOAL 1 Karakteristik mahasiswa 1 2 Tanggapan mengenai mata kuliah 5 3 Tanggapan mengenai Dosen 6 4 Tanggapan mengenai metode mengajar 13 5 Tanggapan mengenai bahan ajar 1 6 Pendapat mengenai fasilitas 2 7 Pemahaman mengenai profesinya 2 TOTAL JUMLAH SOAL 30 Dari instrumen yang disebar kepada 60 responden sebagai subyek penelitian (sampel) diperoleh data yang dapat menggambarkan refleksi mahasiswa terhadap pembelajaran kimia di Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat STIKes DHB, adapun data hasil 430
6 penelitian tersebut adalah seperti pada tabel 2 di bawah ini. Tabel 2. Refleksi Mahasiswa Terhadap Pembelajaran Kimia NO. VARIABEL POSITIF PENILAIAN NEGATIF JUMLAH TOTAL Frek. Persen Frek. Persen Frek. Persen 1. Karakteristik Mahasiswa Matakuliah Kimia , , Dosen Metode Mengajar Bahan ajar Fasilitas 43 35, , Pemahaman Profesi 92 76, , Keterangan: frek = frekuensi Untuk memudahkan analisis, maka data di atas diubah kedalam bentuk grafik kolom sbb : 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% 43.00% 38.70% 37% 37% 57.00% 61.30% 63% 63% 65.00% 64.20% 35.00% 35.80% 23% 77% NEGATIF POSITIF Gambar 1. Grafik Refleksi Mahasiswa Terhadap Pembelajaran Kimia Dari grafik tampak bahwa yang memiliki tanggapan negatif cukup tinggi ( > 50% ) adalah tanggapan mahasiswa terhadap bahan ajar yang paling tinggi disusul dengan tanggapan terhadap fasilitas pembelajaran. Tampaknya kedua item inilah yang penting 431
7 untuk diprioritaskan supaya segera ditindaklanjuti. Yang bertanggung jawab untuk menangani kekurangan fasilitas adalah institusi pendidikan yang bersangkutan dalam hal ini adalah STIKes DHB, sedangkan kekurangan dalam bahan ajar menjadi tanggungjawab dosen. Jadi yang penting untuk ditindaklanjuti oleh peneliti adalah masalah bahan ajar. Bahan ajar perlu dikaji lebih lanjut, harus tampak relevansinya dengan profesi Kesehatan Masyarakat sehingga mahasiswa termotivasi untuk mau mempelajarinya karena akan berpengaruh terhadap kompetensi profesi dan karirnya kelak. Bahan ajar perlu dirumuskan lagi mulai dari standar kompetensi dan kompetensi dasarnya, sehingga akan muncul pokok bahasan apa yang penting untuk dikemukakan di kelas yang ada relevansinya dengan profesi Kesehatan Masyarakat, dan juga harus dibuat indikator yang jelas, supaya tujuan pembelajaran dapat tercapai. Jadi setelah penelitian ini ada tindaklanjut yang harus dikerjakan, untuk pihak institusi adalah mengatasi kekurangan fasilitas, sedangkan untuk dosen adalah merumuskan standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, dan bahan ajar, yang divalidasi terlebih dahulu sebelum digunakan. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari hasil penelitian mengenai refleksi mahasiswa terhadap pembelajaran Kimia ini diperoleh bahwa bahan ajar dan fasilitas pembelajaran menjadi prioritas untuk segera diperbaiki Perlu dirumuskan kembali standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, dan bahan ajar Kimia disesuaikan dengan visi dan misi prodi S1 Kesehatan Masyarakat Fasilitas pembelajaran perlu dilengkapi untuk untuk mendukung tercapainya tujuan pembelajaran yang diharapkan. Saran Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dalam pembelajaran Kimia supaya lebih berkaitan dengan profesi Sarjana Kesehatan Masyarakat dan keseharian masyarakat, yaitu dengan cara melakukan pengembangan perkuliahan Kimia Kontekstual di Prodi S1 Kesehatan Masyarakat STIKes DHB. DAFTAR PUSTAKA [1]. Abrari Rusyan.1989.Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remadja Kosdakarya [2]. Creswell, John W Educational Research. New Jersey : Pearson Education, Inc. [3]. Gino, Suwarni, Suripto, Maryanto, Sutijan.2000.Belajar dan Pembelajaran I.Surakarta: UNS [4]. Hastono, Sutanto P Analisis Data. Jakarta : Fakultas Kesehatan Masyarakat:UI [5]. C., Laurie & R., Sandra Sains Dalam Tenaga Kesehatan. Jakarta : EGC [6]. Mulyasa Menjadi Guru Profesional. Bandung : PT Remadja Kosda karya [7]. Nursalam & Efendi, F Pendidikan Dalam tenaga kesehatan. Jakarta.: Salemba Medika [8]. Sudijono, Anas Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada [9]. Peter Hall and Wynne Evans Open learning support for foundation chemistry as taught to health science students [10]. Neil A. Williams *, Will Bland and Gillian Christie Improving student achievement and satisfaction by adopting a blended learning approach to inorganic chemistry [11]. Isabelle Kermen a and Martine Méheut b Different models used to interpret chemical changes: analysis of a curriculum and its impact on French students reasoning. 432
8 [12]. Nancy El-Farargy Chemistry for student nurses:applications-based learning. 433
9 Nama Penanya : Yohanes Martono Instansi : UKSW Pertanyaan : Kompetensi kimia utama apakah yang dibutuhkan mahasiswa STIKES? Jawaban : Mahasiswa STIKES harus memilki kompetensi mengenai : 1. Stoikiometri 2. Kimia Larutan (Oralit, cairan infus, pelarut obat, asam-basa darah dan cairan tubuh, dll.) 3. Kinetika (Peluruhan dalam pengobatan tumor/kanker, laju dan penyembuhan/ pengobatan,dll.) 4. Thermokimia (Panas untuk pengobatan, suhu tubuh, dll.) 5. Kimia Lingkungan (Pencemaran Zat Kimia) 434
GAMBARAN HASIL BELAJAR MATRIKULASI KIMIA KESEHATAN DI PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT STIKES DHARMA HUSADA BANDUNG
Gambaran Hasil Belajar... (Nina Rosliana,dkk) 187 GAMBARAN HASIL BELAJAR MATRIKULASI KIMIA KESEHATAN DI PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT STIKES DHARMA HUSADA BANDUNG OVERVIEW STUDY OF HEALTH CHEMISTRY
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Tujuan Penilaian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keberhasilan pendidikan tinggi adalah aspek relevansi. Aspek relevansi ini, perguruan tinggi dituntut mampu menghasilkan lulusan yang memiliki daya saing dan siap
Lebih terperinciPERSEPSI MENGENAI PEMBELAJARAN KIMIA PADA MAHASISWA KEPERAWATAN
Pendidikan ISBN : 979-498-467-1 PERSEPSI MENGENAI PEMBELAJARAN KIMIA PADA MAHASISWA KEPERAWATAN Agus Sudaryanto& Okti Sri Purwanti Jurusan Keperawatan Fak Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan. Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif dengan metode explanatory
BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif dengan metode explanatory research (penelitian penjelasan) yaitu penelitian yang bertujuan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. metode survei dengan pendekatan Cross Sectional. Cross Sectional adalah data
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah analitik. Penelitian ini menggunakan metode survei dengan pendekatan Cross Sectional. Cross Sectional adalah data
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian Jenis penelitian ini adalah kuantitatif yaitu penelitian yang data-datanya berhubungan dengan angka-angka baik yang diperoleh dari pengukuran maupun dari
Lebih terperinciSartika Tolingguhu NIM :
Summary HUBUNGAN TINGKAT MOTIVASI MENJADI PERAWAT DENGAN INDEKS PRESTASI KUMULATIF (IPK) MAHASISWA (Suatu Penelitian Mahasiswa Semester IV di Jurusan S1 Keperawatan UNG) Sartika Tolingguhu NIM : 841 409
Lebih terperinciPENERAPAN LESSON STUDY UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN KEMAMPUAN MENGELOLA ASESMEN PEMBELAJARAN BAGI MAHASISWA CALON GURU KIMIA
SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA V Kontribusi Kimia dan Pendidikan Kimia dalam Pembangunan Bangsa yang Berkarakter Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP UNS Surakarta, 6 April 2013
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Waktu penelitian direncanakan akan dilaksanakan Tanggal 17 Mei-03 Juni
38 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas Tilote Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo. 3.1.2 Waktu
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISON (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PROFESI KEPENDIDIKAN
SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA VI Pemantapan Riset Kimia dan Asesmen Dalam Pembelajaran Berbasis Pendekatan Saintifik Program Studi Pendidi Kimia Jurusan PMIPA FKIP UNS Surakarta, 21 Juni
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia mendapat bonus demografi berupa populasi usia produktif yang paling besar sepanjang sejarah berdirinya negara ini. Bonus demografi ini adalah masa
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Desain penelitian adalah model atau metode yang digunakan untuk melakukan suatu penelitian yang memberikan arah terhadap jalannya penelitian. Desain penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebijakan Kurikulum 2013 merupakan usaha pemantapan pelaksanaan Sistem Pendidikan Nasional yang salah satu kebijakannya berbunyi untuk penyempurnaan kurikulum pendidikan
Lebih terperinciAnalisis Hubungan Lama Studi dengan Pekerjaan
Analisis Hubungan Lama Studi dengan Pekerjaan Dunia perkuliahan tidak sama lagi dengan dunia sekolahan seperti SMA, SMP dan SD. Para siswa di sekolah dituntun dan diajarkan secara langsung ilmu dan pengetahuan
Lebih terperinciEka Fitriyanti Universitas Aisyiyah Yogyakarta Kata kunci: Persepsi profesi bidan, prestasi belajar Asuhan Kebidanan II
KORELASI PERSEPSI MAHASISWA PROFESI BIDAN DENGAN PRESTASI BELAJAR ASUHAN KEBIDANAN II PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA TAHUN 2014 Eka Fitriyanti Universitas Aisyiyah Yogyakarta
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang bertujuan mengungkapkan hubungan korelatif antar variabel. Pada rancangan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. tujuan penelitian, asumsi penelitian, manfaat penelitian dan ruang lingkup
1 I. PENDAHULUAN Pada bagian pertama akan membahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, asumsi penelitian,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas manusia dalam memperoleh bekal dalam kehidupan. Pendidikan yang mampu mendukung pembangunan
Lebih terperinciPatria Asda STIKES Wira Husada Yogyakarta ABSTRACT
HUBUNGAN BIMBINGAN KLINIK OLEH PEMBIMBING KLINIK AKADEMIK DENGAN PRESTASI BELAJAR KLINIK MAHASISWA SEMESTER V DIII KEPERAWATAN STIKES WIRA HUSADA TAHUN AJARAN 2010/2011 Relationship Between Clinical Guidance
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seiring dengan tuntutan masyarakat disektor usaha dan pemerintahan semakin
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi saat ini perkembangan profesi akuntan yang sangat pesat seiring dengan tuntutan masyarakat disektor usaha dan pemerintahan semakin tinggi. Semua
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam kehidupan serba modern ini setiap organisasi dituntut untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia agar mendapatkan hasil yang memuaskan. Banyak
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian ini adalah descriptive colerational yaitu
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini adalah descriptive colerational yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelatif antar variabel
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. peristiwa-peristiwa penting yang terjadi pada masa kini (Nursalam, 2008).
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional deskriptif. Penelitian deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan (memaparkan) peristiwa-peristiwa
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metodologi Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen. Menurut Sugiyono, metode penelitian eksperimen dapat diartikan
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN MAHASISWA KEBIDANAN TINGKAT III TENTANG SADARI DENGAN FREKUENSI MELAKUKAN SADARI. Nanik Nur Rosyidah
HUBUNGAN PENGETAHUAN MAHASISWA KEBIDANAN TINGKAT III TENTANG SADARI DENGAN FREKUENSI MELAKUKAN SADARI Nanik Nur Rosyidah Program Studi Kebidanan, STIKES Dian Husada Mojokerto Email : naniknurrosyidahdh@gmail.com
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian merupakan wadah untuk menjawab pertanyaan
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Desain penelitian merupakan wadah untuk menjawab pertanyaan penelitian, dan mengkaji kesahihan hipotesis (Sudigdo, 1995). Jenis penelitian ini adalah deskripitif
Lebih terperinciPenerapan Metode Pembelajaran Tugas Kelompok Sebagai Alternatif Peningkatan Kerjasama Mahasiswa
Penerapan Metode Pembelajaran Tugas Kelompok Sebagai Alternatif Peningkatan Kerjasama Mahasiswa Fajar Fitri 1, Dian Artha Kusumaningtyas 2 1,2 FKIP Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta E-mail: 1 fajarfitri@gmail.com,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian tentang Studi komparasi motivasi belajar PAI antara yang menggunakan moving class (SMA N 8 Semarang) dan yang tidak menggunakan moving
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
19 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis & Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasi yaitu mendeskripsikan variabel independen dan dependen, kemudian melakukan analisis
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Rancangan penelitian ini adalah deskriptif korelasi karena menjelaskan hubungan antara dua variabel yaitu variabel bebas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Rancangan penelitian ini menggunakan studi analitik untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas yaitu tingkat pengetahuan dan variabel terikat yaitu praktik
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian merupakan bentuk rancangan yang digunakan dalam melakukan prosedur penelitian (Hidayat, 2007). Metode penelitian ini berdasarkan rumusan
Lebih terperinciKETERAMPILAN DASAR KINERJA ILMIAH PADA MAHASISWA CALON GURU FISIKA
p-issn: 2337-5973 e-issn: 2442-4838 KETERAMPILAN DASAR KINERJA ILMIAH PADA MAHASISWA CALON GURU FISIKA Arini Rosa Sinensis Thoha Firdaus Program Studi Pendidikan Fisika STKIP Nurul Huda Email: thohaf@stkipnurulhuda.ac.id
Lebih terperinciSILABUS DAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) MATA KULIAH PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN SD
SILABUS DAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) MATA KULIAH PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN SD OLEH: FATHUL ZANNAH, M.Pd NIDN. 1114048701 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Lebih terperinciPERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP LINGKUNGAN KERJA AKUNTAN PUBLIK (Survey Pada Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta)
PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP LINGKUNGAN KERJA AKUNTAN PUBLIK (Survey Pada Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Desain yang di gunakan dalam penelitian ini yaitu korelasi, karena menjelaskan hubungan antara dua variabel yaitu
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. TIPE PENELITIAN Desain dalam penelitian ini menggunakan tipe penelitian kuantitatif. 3.2. DESAIN PENELITIAN Desain yang di gunakan dalam penelitian ini yaitu korelasi, karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ujung tombak dalam pendidikan dasar. Guru SD adalah orang yang paling
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Meningkatkan mutu pendidikan adalah menjadi tanggungjawab semua pihak yang terlibat dalam pendidikan terutama bagi guru SD, yang merupakan ujung tombak dalam
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Sains berkaitan dengan cara mencari
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kimia adalah salah satu mata pelajaran dalam rumpun sains yang sangat erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Sains berkaitan dengan cara mencari tahu dan memahami
Lebih terperinciPERSEPSI LULUSAN JURUSAN PENDIDIKAN AKUNTANSI TERHADAP KESESUAIAN KURIKULUM JURUSAN PENDIDIKAN AKUNTANSI DENGAN KEBUTUHAN DUNIA KERJA
PERSEPSI LULUSAN JURUSAN PENDIDIKAN AKUNTANSI TERHADAP KESESUAIAN KURIKULUM JURUSAN PENDIDIKAN AKUNTANSI DENGAN KEBUTUHAN DUNIA KERJA Abstrak Oleh: Prodi Akuntansi Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi Universitas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian ini ialah, mendeskripsi, menganalisis, menfsirkan temuan
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Sehingga penelitian ini menekankan pengumpulan fakta dan identifikasi data. Komponen dalam metode penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemajuan bagi bangsa. Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dalam segi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi menghadapkan kita pada tuntutan akan pentingnya suatu kemajuan bagi bangsa. Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dalam segi pendidikan yang dimiliki.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
51 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif korelasional. Dalam penelitian ini peneliti menghubungkan variabel komunikasi terapeutik dengan tingkat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. cross sectional ini dimana variabel-variabel yang termasuk faktor resiko dan
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Pada pendekatan cross sectional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pusat bagi kemajuan sebuah bangsa, melalui
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan pusat bagi kemajuan sebuah bangsa, melalui pendidikan kita semua sebagai masyarakat dapat mengetahui kearah mana negaranya akan dibawa, untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting dalam pengembangan kemampuan matematis peserta didik. Matematika
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang memiliki peranan penting dalam pengembangan kemampuan matematis peserta didik. Matematika merupakan salah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelational untuk
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan metode Pendekatan Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelational untuk menganalisis hubungan antara variabel bebas yaitu peran pengawas minum
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif korelatif dengan tujuan untuk mengetahui hubungan komunikasi terapeutik perawat dengan kepuasan pasien. Penelitian ini
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Paradigma Penelitian Paradigma penelitian yang digunakan meliputi hubungan antar variabel-variabel seperti yang tercantum dalam Gambar 3.1. Seperti yang sudah diungkapkan sebelumnya
Lebih terperinciHUBUNGAN KEPUASAN PASIEN TERHADAP MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT CUT MUTIA KABUPATEN ACEH UTARA
Jurnal Kesehatan Masyarakat HUBUNGAN KEPUASAN PASIEN TERHADAP MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT CUT MUTIA KABUPATEN ACEH UTARA T.SUDIAN Mahasiswa Prodi S Kesehatan Masyarakat STIKES U Budiyah Inti
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelasi antara korelatif antara variabel independen
Lebih terperinciPedoman Pelaksanaan Tracer Study Politeknik Negeri Lhokseumawe
Politeknik Negeri Lhokseumawe Jalan Banda Aceh-Medan Km. 275,5 Buketrata Lhokseumawe 24301 P.O. Box 90 Telepon 0645-42670, 42785 Fax. 42785 http://www.pnl.ac.id KEPUTUSAN DIREKTUR POLITEKNIK NEGERI LHOKSEUMAWE
Lebih terperinciBAB III METODELOGI PENELITIAN
BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi penelitian : Lokasi penelitian dilaksanakan di Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, prodi D-III Keperawatan Universitas Pendidikan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kimia merupakan mata pelajaran dalam rumpun sains, yang sangat erat kaitannya
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kimia merupakan mata pelajaran dalam rumpun sains, yang sangat erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu ilmu kimia yang diperoleh siswa seharusnya tidak
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah deskriptif korelatif yaitu menggambarkan hubungan pelayanan komunikasi terapeutik dengan kepuasan pasien pasca operasi rawat
Lebih terperinciDESKRIPSI KOMPETENSI MAHASISWA DALAM PRAKTIKUM KEBIDANAN STIKes MITRA HUSADA KARANGANYAR
DESKRIPSI KOMPETENSI MAHASISWA DALAM PRAKTIKUM KEBIDANAN STIKes MITRA HUSADA KARANGANYAR ABSTRACT Kurnia Agustin¹, Yeni Anggraini² 1 Prodi D3 Kebidanan STIKes Mitra Husada Karanganyar, Email: agustin.2208@gmail.com
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan survey yaitu penelitian yang digunakan untuk menggambarkan persepsi remaja terhadap
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. selama lebih kurang 1 bulan yaitu pada bulan Mei-Juni 2013.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di RS Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango selama lebih kurang 1 bulan yaitu pada bulan Mei-Juni 2013. 3.2 Desain Penelitian
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENJELASKAN DAN BERTANYA GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh
HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENJELASKAN DAN BERTANYA GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA JURNAL Oleh RENANTI WIDYA DARA NAZARUDDIN WAHAB ERNI MUSTAKIM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kemampuan guru mencakup tiga kategori yang dikenal dengan Tiga. Kompetensi yaitu kemampuan profesional, personal, sosial (Arikunto,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Masalah. Kemampuan guru mencakup tiga kategori yang dikenal dengan Tiga Kompetensi yaitu kemampuan profesional, personal, sosial (Arikunto, 1993:238). Kompetensi profesional
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Quasi Experiment (eksperimen pura-pura) disebut demikian karena
59 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan penelitian Quasi Experiment. Quasi Experiment (eksperimen pura-pura) disebut demikian karena eksperimen jenis
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dibandingkan secara rutin sebagai mana dilakukan melalui TIMSS (the Trends in
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang IPA merupakan salah satu rumpun ilmu yang digunakan untuk mengukur kemajuan pendidikan suatu negara. Pemahaman peserta didik suatu negara terhadap IPA dibandingkan secara
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian explanatory research yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara variabel-variabel melalui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu bentuk upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Semakin meningkat kualitas suatu pendidikan, maka kualitas
Lebih terperinciLaporan Umpan Balik PBM AKADEMI KESEHATAN JOHN PAUL II PEKANBARU
Laporan Umpan Balik PBM AKADEMI KESEHATAN JOHN PAUL II PEKANBARU KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Es, karena atas limpahan Rahmat-Nya sehingga penyusunan Laporan
Lebih terperinciBAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL. Berdasarkan beberapa teori dalam tinjauan pustaka sebelumnya yang
BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL A. Kerangka Konsep Berdasarkan beberapa teori dalam tinjauan pustaka sebelumnya yang menyatakan adanya beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif, yaitu penelitian yang berorientasi pada masa sekarang atau saat ini dan didesain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terjadi dalam dunia pendidikan, khususnya di negara kita agar dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan jaman saat ini semakin pesat dan canggih. Hal ini ditandai dengan persaingan di segala bidang yang semakin ketat, tak terkecuali dalam dunia pendidikan.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian ini adalah descriptive correlation yaitu
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis / Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini adalah descriptive correlation yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelatif antara variabel
Lebih terperinciBAB III METODA PENELITIAN. 1. Ditinjau dari tujuan yang akan dihadapi yaitu mengetahui hubungan. hubungan antara variabel (Nursalam, 2003)
BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian 1. Ditinjau dari tujuan yang akan dihadapi yaitu mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan dan motivasi pasien kusta dengan kepatuhan melakukan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelatif. Penelitian deskriptif korelatif bertujuan untuk mendeskripsikan peristiwa yang terjadi pada saat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah non eksperimen dengan metode kuantitatif.
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah non eksperimen dengan metode kuantitatif. Desain penelitian yang digunakan adalah descriptive comparative dengan pendekatan cross-sectional.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah metode deskriptif yaitu suatu metode yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau mendeskripsikan tentang suatu
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Rancangan penelitian ini adalah discriptive correlation yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan
Lebih terperinciBAB III PROSEDUR PENELITIAN
BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Upaya peningkatan kualitas pendidikan merupakan salah satu fokus di dalam pembangunan pendidikan Indonesia dewasa ini. Salah satu pendekatan pemecahan permasalahan
Lebih terperinciSISTEM INFORMASI AKADEMIK VERSI 2.0. Petunjuk Penggunaan Menu Perbaikan KHS Mahasiswa
SISTEM INFORMASI AKADEMIK VERSI 2.0 Petunjuk Penggunaan Menu Perbaikan KHS Mahasiswa UNIVERSITAS JAMBI 2017 Page 1 of 11 PENDAHULUAN Menu Perbaikan KHS Mahasiswa disediakan untuk memenuhi kebutuhan perbaikan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah correlational dengan pendekatan crosss sectional, yaitu jenis penelitian yang menkankan pada waktu pengukuran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu lembaga pendidikan. Kurikulum menyangkut suatu rencana dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum memegang kedudukan kunci dalam pendidikan. Hal ini dikarenakan sangat berkaitan erat dengan penentuan arah, isi dan proses pendidikan, yang pada
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
35 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian 1. Rancangan Penelitian Desain penelitian ini adalah deskriptif analityc dengan rancangan cross sectional study, yaitu setiap variabel diobservasi hanya
Lebih terperinciPERSEPSI MAHASISWA CALON GURU BIOLOGI TENTANG LITERASI QUANTITATIF
PERSEPSI MAHASISWA CALON GURU BIOLOGI TENTANG LITERASI QUANTITATIF Oleh: ENI NURAENI DAN ADI RAHMAT ABSTRAK Persoalan rendahnya berbagai hasil tes literasi kuantitatif siswa Indonesia pada level internasional
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. DesainPenelitian Desain penelitian merupakan rencana penelitian yang disusun sedemikian rupa sehingga peneliti dapat memperoleh jawabaan terhadap pertanyaan penelitian. Desain
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
51 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian 1. Rancangan Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey analitik, yang mana diteliti hubungan variabel dengan variabel
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dengan judul penelitian Efektivitas Pelatihan Kecerdasan Emosi terhadap
37 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Rancangan penelitian merupakan suatu strategi yang mengatur latar penelitian agar diperoleh data yang valid dan sesuai dengan tujuan penelitian. Dengan
Lebih terperinciAPLIKASI PEMBELAJARAN INTERAKTIF TEKNIK ANIMASI 3D BERBASIS MULTIMEDIA
APLIKASI PEMBELAJARAN INTERAKTIF TEKNIK ANIMASI 3D BERBASIS MULTIMEDIA Triyanna Widiyaningtyas 1, I Made Wirawan 2, Ega Gefrie Febriawan 3 1,2 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri
Lebih terperinciPEDOMAN MAGANG DU/DI 2016 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
PEDOMAN MAGANG DU/DI 2016 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA BAB I PENDAHULUAN A. Pengertian Magang DU/DI Magang Dunia Usaha/Dunia
Lebih terperinciHUBUNGAN GAYA BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR KDPK I PADA MAHASISWA PRODI D-IV BIDAN PENDIDIK REGULER STIKES AISYIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2012/2013
HUBUNGAN GAYA BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR KDPK I PADA MAHASISWA PRODI D-IV BIDAN PENDIDIK REGULER STIKES AISYIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: NISA RIZKI NURFITA 201210104311
Lebih terperinciABOUT PARTOGRAPH WITH APPLICATION IN DIII STUDY PROGRAM OF MIDWIFERY AT STIKES A. YANI YOGYAKARTA
THE CORRELATION OF KNOWLEDGE STUDENTS 4 th SEMESTER ABOUT PARTOGRAPH WITH APPLICATION IN DIII STUDY PROGRAM OF MIDWIFERY AT STIKES A. YANI YOGYAKARTA 2013 1 Nedy Malvirani Awuy 2 Farida Kartini 3 ABSTRACT
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
23 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau rancangan penelitian dan metode pendekatan Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif korelasi. Peneliti melakukan pengukuran variabel independent
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian merupakan tempat yang digunakan dalam melakukan penelitian guna mendapatkan data yang diperlukan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah diskriptif.
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah diskriptif. Desain ini dipilih untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasi karena menjelaskan hubungan korelatif antar variabel (Nursalam, 2008). Tujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran ekonomi selama ini berdasarkan hasil observasi di sekolahsekolah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran ekonomi selama ini berdasarkan hasil observasi di sekolahsekolah menengah atas cenderung bersifat monoton dan tidak menghasilkan banyak kemajuan
Lebih terperinciMOTIVASI BELAJAR MAHASISWA DENGAN STRATEGI QUESTION STUDENT HAVE DISERTAI PEMBERIAN MODUL PADA PERKULIAHAN KALKULUS VEKTOR
MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA DENGAN STRATEGI QUESTION STUDENT HAVE DISERTAI PEMBERIAN MODUL PADA PERKULIAHAN KALKULUS VEKTOR Anny Sovia Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat email:
Lebih terperinciEFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL E-LEARNING PADA MATERI KEPERAWATAN BENCANA DASAR SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HARAPAN BANGSA BANDA ACEH
ISSN 2355-3324 8 Pages pp. 1-8 EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL E-LEARNING PADA MATERI KEPERAWATAN BENCANA DASAR SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HARAPAN BANGSA BANDA ACEH Aida Khairunnisa 1, Sri Adelila Sari
Lebih terperinciImplementation of Cooperative Learning Type Time Token to Increase the Students Activitiy and Interest Learning on General Chemistry
Profesionalisme Peneliti dan Pendidik dalam Riset dan Pembelajaran yang Berkualitas dan Berkarakter Yogyakarta, 30 Oktober 2010 prosiding seminar nasional Kimia dan Pendidikan Kimia 2010 ISBN: 978-979-98117-7-6
Lebih terperinciD035. Prodi Biologi Fak Saintek UIN Sunan Kalijaga ABSTRAK
D035 PENGGUNAAN STRATEGI POINT COUNTERPOINT MELALUI MEDIA COMPACT DISC (CD) INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM REPRODUKSI DI SMA NEGERI 1 BANGUNTAPAN
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Sampel Penelitian Lokasi penelitianadalah Program Studi Pendidikan Tata Boga Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
29 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian 1. Rancangan Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey analitik, yang mana akan diteliti hubungan variabel dengan
Lebih terperinciRizky Puspitadewi 1,*, Agung Nugroho Catur Saputro 2 dan Ashadi 2 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia
Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 5 No. 4 Tahun 216 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret Hal. 114-119 ISSN 2337-9995 http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/kimia PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN
Lebih terperinciLampiran I. Instrumen Penelitian. Universita Sumatera Utara
Lampiran I Instrumen Penelitian Lembaran Penjelasan Kepada Calon Subjek Penelitian IMPLEMENTASI STANDAR PENDIDIKAN KEPERAWATAN TERHADAP PENINGKATAN PROSES PEMBELAJARAN DI AKADEMI KEPERAWATAN SURYA NUSANTARA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang membatasi antar negara terasa hilang. Kemajuan ilmu pengetahuan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Arus informasi mengalir cepat seolah tanpa hambatan, jarak dan ruang yang membatasi antar negara terasa hilang. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di belahan
Lebih terperinci