Resolusi yang diadopsi oleh Majelis Umum [Tanpa referensi ke Komite Utama (A/55/L.2)] 55 / 2. Deklarasi Milenium Perserikatan Bangsa-Bangsa

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Resolusi yang diadopsi oleh Majelis Umum [Tanpa referensi ke Komite Utama (A/55/L.2)] 55 / 2. Deklarasi Milenium Perserikatan Bangsa-Bangsa"

Transkripsi

1 Resolusi yang diadopsi oleh Majelis Umum [Tanpa referensi ke Komite Utama (A/55/L.2)] 55 / 2. Deklarasi Milenium Perserikatan Bangsa-Bangsa Majelis Umum Mengadopsi Deklarasi sebagai berikut: Deklarasi Milenium Perserikatan Bangsa-Bangsa I. Nilai-nilai dan prinsip-prinsip 1. Kami, Kepala Negara dan Pemerintahan, telah berkumpul di Markas Besar PBB di New York dari 6-08 September 2000, pada awal milenium baru, untuk menegaskan kembali iman kita di Organisasi dan piagam sebagai fondasi yang tidak tergantikan yang lebih damai, sejahtera dan hanya dunia. 2. Kita mengakui bahwa, selain tanggung jawab yang terpisah kami untuk masyarakat pribadi kita, kita memiliki tanggung jawab kolektif untuk menjunjung tinggi prinsipprinsip martabat manusia, kesetaraan dan keadilan di tingkat global. Sebagai pemimpin kita memiliki kewajiban karena itu untuk semua orang di dunia, khususnya yang paling rentan dan, khususnya, anak-anak dunia, kepada siapa masa depan milik. 3. Kami menegaskan kembali komitmen kami dengan tujuan dan prinsip Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa, yang telah terbukti abadi dan universal. Memang, relevansi mereka dan kapasitas untuk menginspirasi telah meningkat, sebagai bangsa dan masyarakat telah menjadi semakin saling terhubung dan saling tergantung. 4. Kami bertekad untuk membangun adil dan perdamaian abadi di seluruh dunia sesuai dengan tujuan dan prinsip Piagam. Kami mendedikasikan kembali diri untuk mendukung semua upaya untuk menegakkan persamaan kedaulatan semua Negara, menghormati integritas teritorial dan kemerdekaan politik, penyelesaian sengketa dengan cara damai dan sesuai dengan prinsip-prinsip keadilan dan hukum internasional, hak untuk menentukan nasib sendiri orang yang tetap berada di bawah dominasi kolonial dan pendudukan asing, non-campur tangan dalam urusan internal negara, menghormati hak asasi manusia dan kebebasan fundamental, menghormati hak-hak yang sama dari semua orang tanpa membedakan ras, jenis kelamin, bahasa

2 atau agama dan kerjasama internasional dalam memecahkan masalah internasional karakter ekonomi, sosial, budaya atau kemanusiaan. 5. Kami percaya bahwa tantangan utama yang kita hadapi saat ini adalah untuk memastikan bahwa globalisasi menjadi kekuatan positif bagi semua orang di dunia. Untuk sementara globalisasi menawarkan peluang yang besar, pada manfaat sekarang sangat tidak merata bersama, sementara biaya perusahaan tidak merata. Kami menyadari bahwa negara-negara berkembang dan negara-negara dengan ekonomi dalam transisi menghadapi kesulitan khusus dalam menanggapi tantangan pusat. Jadi, hanya melalui usaha yang luas dan berkesinambungan untuk menciptakan masa depan bersama, berdasarkan kemanusiaan kita dalam segala keragaman, bisa globalisasi dibuat sepenuhnya inklusif dan adil. Upaya ini harus mencakup kebijakan dan langkah-langkah, pada tingkat global, yang sesuai dengan kebutuhan negara-negara berkembang dan ekonomi dalam transisi dan dirumuskan dan dilaksanakan dengan partisipasi yang efektif. 6. Kami mempertimbangkan nilai-nilai fundamental tertentu menjadi penting untuk hubungan internasional di abad kedua puluh satu. Ini termasuk: Kebebasan. Pria dan wanita memiliki hak untuk hidup mereka dan membesarkan anak-anak mereka dalam martabat, bebas dari kelaparan dan dari ketakutan kekerasan, penindasan atau ketidakadilan. pemerintahan demokratis dan partisipatif berdasarkan kehendak rakyat terbaik menjamin hak-hak ini.. Kesetaraan. Tidak ada individu dan tidak ada bangsa harus ditolak kesempatan untuk manfaat dari pembangunan. Hak dan kesempatan yang sama perempuan dan laki-laki harus terjamin. Solidaritas. Tantangan global harus dikelola dengan cara yang mendistribusikan biaya dan beban secara adil sesuai dengan prinsip dasar kesetaraan dan keadilan sosial. Mereka yang menderita atau yang mendapatkan manfaat paling pantas bantuan dari mereka yang paling menguntungkan. Toleransi. Manusia harus menghormati satu lain, dalam semua keragaman

3 keyakinan mereka, budaya dan bahasa. Perbedaan dalam dan di antara masyarakat harus ditakuti atau tidak ditekan, tetapi dihargai sebagai aset berharga kemanusiaan. Sebuah budaya perdamaian dan dialog di antara semua peradaban harus secara aktif dipromosikan. Menghormati alam. Prudence harus ditunjukkan dalam pengelolaan semua spesies hidup dan sumber daya alam, sesuai dengan ajaran pembangunan berkelanjutan. Hanya dengan cara ini dapat beragam kekayaan yang diberikan kepada kita oleh alam dipertahankan dan diteruskan kepada keturunan kami. Pola-pola yang tidak berkelanjutan saat ini produksi dan konsumsi harus diubah dalam kepentingan kesejahteraan masa depan kita dan keturunan kita. Berbagi tanggung jawab. Tanggung jawab untuk mengelola pembangunan ekonomi dan sosial di seluruh dunia, serta ancaman bagi perdamaian dan keamanan internasional, harus dibagi antara bangsa-bangsa di dunia dan harus dilaksanakan multilateral. Sebagai organisasi yang paling universal dan paling representatif di dunia, PBB harus memainkan peran sentral. 7. Dalam rangka untuk menerjemahkan nilai-nilai bersama ke dalam tindakan, kami telah mengidentifikasi tujuan utama yang kita menetapkan arti khusus. II.Perdamaian, keamanan dan perlucutan senjata 8. Kami akan mengampuni tidak berusaha untuk membebaskan rakyat kami dari bencana perang, baik di dalam atau di antara negara, yang telah menelan lebih dari 5 juta jiwa dalam satu dekade terakhir. Kami juga akan berusaha untuk penghilangkan bahaya yang ditimbulkan oleh senjata pemusnah massal. 9. Oleh karena itu Kami memutuskan: Untuk memperkuat menghormati aturan hukum di internasional seperti dalam urusan nasional dan, khususnya, untuk memastikan kepatuhan oleh negara anggota dengan keputusan Mahkamah Internasional, sesuai dengan Piagam Perserikatan Bangsa-

4 Bangsa, dalam kasus-kasus yang mereka pihak. Untuk membuat PBB lebih efektif dalam memelihara perdamaian dan keamanan dengan memberikan sumber daya dan alat-alat yang dibutuhkan untuk pencegahan konflik, resolusi damai sengketa, perdamaian, pembangunan perdamaian pascakonflik dan rekonstruksi. Dalam konteks ini, kita mencatat laporan Panel Operasi Perdamaian PBB dan meminta Majelis Umum untuk mempertimbangkan rekomendasinya secepatnya. Untuk memperkuat kerjasama antara PBB dan organisasi regional, sesuai dengan ketentuan Bab VIII Piagam. Untuk menjamin pelaksanaan, oleh Negara Pihak, perjanjian di berbagai bidang seperti pengawasan senjata dan pelucutan senjata dan hukum kemanusiaan internasional dan hukum hak asasi manusia, dan menyerukan kepada semua Negara untuk mempertimbangkan penandatanganan dan meratifikasi Statuta Roma tentang Pengadilan Pidana Internasional. Untuk mengambil tindakan bersama melawan terorisme internasional, dan untuk menyetujui sesegera mungkin untuk semua konvensi internasional yang relevan. Untuk melipatgandakan upaya kami untuk melaksanakan komitmen kami untuk melawan masalah narkoba dunia. Untuk mengintensifkan upaya kita untuk memerangi kejahatan transnasional di semua dimensi, termasuk perdagangan manusia serta penyelundupan pada manusia dan pencucian uang. Untuk meminimalkan dampak dari sanksi ekonomi Perserikatan Bangsa-Bangsa pada populasi yang tidak bersalah, dapat dikenakan sanksi rezim tersebut untuk penelaahan berkala dan untuk menghilangkan dampak merugikan dari sanksi terhadap pihak ketiga.

5 Untuk berjuang untuk penghapusan senjata pemusnah massal, terutama senjata nuklir, dan untuk menjaga semua pilihan terbuka untuk mencapai tujuan ini, termasuk kemungkinan untuk mengadakan sebuah konferensi internasional untuk mengidentifikasi cara untuk menghilangkan bahaya nuklir. Untuk mengambil tindakan bersama untuk mengakhiri peredaran gelap senjata ringan dan senjata ringan, terutama dengan membuat senjata transfer lebih transparan dan mendukung langkah-langkah perlucutan senjata regional, dengan mempertimbangkan semua rekomendasi Perserikatan Bangsa-Bangsa yang akan datang Konferensi Perdagangan Gelap Senjata Kecil dan Ringan Senjata. Untuk memanggil semua negara untuk mempertimbangkan aksesi pada Konvensi tentang Pelarangan Penggunaan, Penimbunan, Produksi dan Transfer Anti-personil Pertambangan dan pada mereka Pemusnahan, serta protokol tambang diubah Konvensi pada senjata konvensional. 10. Kami mendesak negara-negara anggota untuk mengamati Gencatan Senjata Olimpiade, secara individu dan kolektif, sekarang dan di masa depan, dan untuk mendukung Komite Olimpiade Internasional dalam upayanya untuk mempromosikan perdamaian dan pemahaman manusia melalui olah raga dan Ideal Olimpiade. III. Pembangunan dan pemberantasan kemiskinan 11. Kami akan mengampuni tidak berusaha untuk membebaskan sesama pria, wanita dan anak-anak dari abject dan kondisi manusiawi kemiskinan ekstrim, untuk yang lebih dari satu miliar dari mereka saat ini sedang dikenakan. Kami berkomitmen untuk membuat hak untuk perkembangan kenyataan bagi semua orang dan untuk membebaskan seluruh umat manusia dari inginkan. 12. Oleh karena itu Kami memutuskan untuk menciptakan lingkungan di tingkat nasional dan global serupa yang kondusif untuk pembangunan dan penghapusan kemiskinan. 13. Keberhasilan dalam memenuhi tujuan ini tergantung, antara lain, pada tata pemerintahan yang baik dalam masing-masing negara. Hal ini juga tergantung pada

6 tata pemerintahan yang baik di tingkat internasional dan transparansi dalam sistem keuangan, moneter dan perdagangan. Kami berkomitmen untuk terbuka, adil, perdagangan berbasis peraturan, dapat diprediksi multilateral dan non-diskriminatif dan sistem keuangan. 14. Kami prihatin negara-negara berkembang menghadapi kendala dalam memobilisasi sumber daya yang dibutuhkan untuk membiayai pembangunan berkelanjutan mereka. Oleh karena itu kita akan melakukan segala upaya untuk memastikan keberhasilan Internasional tingkat tinggi dan Event Antarpemerintah mengenai Pembiayaan Pembangunan, yang akan diadakan pada tahun Kami juga berusaha untuk memenuhi kebutuhan khusus dari negara-negara kurang berkembang. Dalam konteks ini, kami menyambut Konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa Ketiga pada Least Developed Countries akan diselenggarakan pada bulan Mei 2001 dan akan berusaha untuk memastikan keberhasilannya. Kami menyerukan kepada negara-negara industri: Untuk mengadopsi, sebaiknya pada saat itu Konferensi, kebijakan bea dan akses bebas kuota untuk dasarnya semua ekspor dari negara berkembang; Untuk melaksanakan program peningkatan keringanan utang bagi negara-negara miskin dililit hutang tanpa penundaan lebih lanjut dan untuk menyetujui untuk membatalkan semua hutang bilateral resmi negara-negara sebagai imbalan atas mereka membuat komitmen dibuktikan untuk pengurangan kemiskinan; dan Untuk memberikan bantuan pembangunan lebih dermawan, terutama untuk negaranegara yang benar-benar membuat upaya untuk menerapkan sumber daya mereka untuk pengentasan kemiskinan. 16. Kami juga bertekad untuk menangani secara komprehensif dan efektif dengan masalah utang negara-negara berkembang rendah dan menengah, melalui langkahlangkah nasional dan internasional yang dirancang untuk membuat utang mereka yang berkelanjutan dalam jangka panjang. 17. Kami juga memutuskan untuk mengatasi kebutuhan khusus pulau kecil negara berkembang, dengan menerapkan Program Aksi Barbados dan hasil sidang khusus

7 dua puluh dua dari Majelis Umum dengan cepat dan secara penuh. Kami mendesak masyarakat internasional untuk menjamin bahwa, dalam pengembangan indeks kerentanan, kebutuhan khusus negara berkembang pulau kecil yang diperhitungkan. 18. Kami menyadari kebutuhan khusus dan masalah-masalah negara-negara berkembang terkurung daratan, dan mendesak kedua donor bilateral dan multilateral untuk meningkatkan bantuan keuangan dan teknis kepada kelompok negara ini untuk memenuhi kebutuhan khusus mereka pembangunan dan untuk membantu mereka mengatasi hambatan geografi dengan meningkatkan transit mereka sistem transportasi. 19. Kami memutuskan lebih lanjut: Untuk membagi dua, pada tahun 2015, proporsi penduduk dunia yang berpenghasilan kurang dari satu dolar per hari dan proporsi penduduk yang menderita kelaparan dan, pada tanggal yang sama, untuk mengurangi separuh proporsi orang yang tidak mampu mencapai atau untuk mengupayakan air minum yang aman. Untuk memastikan bahwa pada tanggal yang sama, anak-anak di mana-mana, anak laki-laki dan perempuan, akan dapat menyelesaikan program penuh pendidikan dasar dan bahwa anak perempuan dan anak laki-laki akan memiliki akses yang sama ke semua tingkat pendidikan. Dengan tanggal yang sama, telah mengurangi angka kematian ibu tiga per empat, dan di bawah-lima kematian anak oleh dua pertiga, tarif mereka saat ini. Untuk memiliki, oleh itu, berhenti, dan mulai membalikkan, penyebaran HIV / AIDS, momok malaria dan penyakit utama lainnya yang menimpa kemanusiaan. Untuk memberikan bantuan khusus bagi anak yatim akibat HIV / AIDS. Pada tahun 2020, telah mencapai peningkatan yang signifikan dalam kehidupan setidaknya 100 juta penghuni kawasan kumuh seperti yang diusulkan dalam Kota Tanpa Kumuh inisiatif. 20. Kami juga menyelesaikan:

8 Untuk mempromosikan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan sebagai cara yang efektif untuk memerangi kemiskinan, kelaparan dan penyakit dan untuk mendorong pembangunan yang benar-benar berkelanjutan. Untuk mengembangkan dan menerapkan strategi yang memberikan kaum muda di mana-mana kesempatan nyata untuk mencari pekerjaan yang layak dan produktif. Untuk mendorong industri farmasi untuk membuat obat esensial lebih banyak tersedia dan terjangkau oleh semua yang membutuhkannya di negara-negara berkembang. Untuk mengembangkan kemitraan yang kuat dengan sektor swasta dan dengan organisasi-organisasi masyarakat sipil dalam mengejar pembangunan dan pengentasan kemiskinan. Untuk memastikan bahwa manfaat teknologi baru, terutama teknologi informasi dan komunikasi, sesuai dengan rekomendasi yang terdapat dalam Deklarasi Menteri ECOSOC 2000, tersedia untuk semua. IV. Melindungi lingkungan kita bersama 21. Kita harus cadang tidak berusaha untuk membebaskan semua manusia, dan di atas semua anak-anak kami dan cucu-cucu, dari ancaman hidup di sebuah planet yang tak dapat disembuhkan dimanjakan oleh aktivitas manusia, dan sumber daya yang tidak lagi cukup untuk kebutuhan mereka. 22. Kami menegaskan kembali dukungan kami terhadap prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan, termasuk yang tercantum dalam Agenda 21, yang disetujui pada Konferensi PBB tentang Lingkungan dan Pembangunan. 23. Oleh karena itu Kami memutuskan untuk mengadopsi dalam semua tindakan lingkungan kita suatu etika baru konservasi dan pengelolaan dan, sebagai langkah pertama, kita menyelesaikan:

9 Untuk melakukan segala upaya untuk memastikan berlakunya Protokol Kyoto, sebaiknya dengan ulang tahun kesepuluh dari Konferensi PBB tentang Lingkungan dan Pembangunan pada tahun 2002, dan untuk memulai pengurangan yang diperlukan dalam emisi gas rumah kaca. Untuk mengintensifkan upaya kita bersama untuk konservasi, pengelolaan dan pengembangan berkelanjutan dari semua jenis hutan. Untuk menekan untuk implementasi penuh dari Konvensi Keanekaragaman Hayati dan Konvensi untuk Memerangi Desertifikasi pada mereka Negara Mengalami Serius Kekeringan dan / atau Desertifikasi, khususnya di Afrika. Untuk menghentikan eksploitasi sumber daya air dengan mengembangkan strategi pengelolaan air di tingkat regional, nasional dan lokal, yang mempromosikan baik akses yang adil dan persediaan yang memadai. Untuk mengintensifkan kerja sama untuk mengurangi jumlah dan dampak bencana alam dan buatan manusia. Untuk memastikan akses bebas ke informasi pada urutan genom manusia. V. Hak asasi manusia, demokrasi dan tata pemerintahan yang baik 24. Kami akan mengampuni tidak berusaha untuk mempromosikan demokrasi dan memperkuat supremasi hukum, serta penghormatan terhadap semua hak asasi manusia yang diakui secara internasional dan kebebasan fundamental, termasuk hak untuk pembangunan. 25. Oleh karena itu Kami memutuskan: Untuk menghormati sepenuhnya dan menjunjung tinggi Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia. Untuk berjuang untuk perlindungan penuh dan promosi di semua negara kita hakhak sipil, politik, ekonomi, sosial dan budaya bagi semua.

10 Untuk memperkuat kapasitas dari semua negara kita untuk menerapkan prinsipprinsip dan praktek-praktek demokrasi dan penghormatan terhadap hak asasi manusia, termasuk hak-hak minoritas. Untuk memberantas segala bentuk kekerasan terhadap perempuan dan melaksanakan Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan. Untuk mengambil tindakan untuk menjamin penghormatan dan perlindungan hak asasi migran, pekerja migran dan keluarga mereka, untuk menghilangkan tindakan meningkatnya rasisme dan xenophobia dalam masyarakat banyak dan untuk mempromosikan keharmonisan yang lebih besar dan toleransi dalam semua masyarakat. Untuk bekerja secara kolektif untuk lebih inklusif proses politik, yang memungkinkan partisipasi asli dengan semua warga negara di semua negara kita. Untuk menjamin kebebasan media untuk melakukan peran penting mereka dan hak publik untuk memiliki akses ke informasi. VI. Melindungi rentan 26. Kami akan mengampuni tidak berusaha untuk memastikan bahwa anak-anak dan semua penduduk sipil yang menderita luar biasa akibat dari bencana alam, genosida, konflik bersenjata dan darurat kemanusiaan lainnya akan diberikan bantuan dan perlindungan sehingga mereka dapat melanjutkan kehidupan normal sesegera mungkin. Oleh karena itu Kami memutuskan: Untuk memperluas dan memperkuat perlindungan warga sipil dalam keadaan darurat yang kompleks, sesuai dengan hukum kemanusiaan internasional. Untuk memperkuat kerja sama internasional, termasuk berbagi beban, dan koordinasi bantuan kemanusiaan untuk, negara hosting pengungsi dan membantu semua pengungsi dan pengungsi untuk kembali ke rumah mereka secara sukarela,

11 dengan aman dan bermartabat dan menjadi lancar reintegrasi ke dalam masyarakat mereka. Untuk mendorong pelaksanaan ratifikasi dan penuh dari Konvensi Hak Anak dan protokol opsional pada keterlibatan anak dalam konflik bersenjata dan atas penjualan anak, prostitusi anak dan pornografi anak. VII. Memenuhi kebutuhan khusus Afrika 27. Kami akan mendukung konsolidasi demokrasi di Afrika dan membantu Afrika dalam perjuangan mereka untuk perdamaian abadi, pemberantasan kemiskinan dan pembangunan berkelanjutan, sehingga membawa Afrika ke dalam arus utama ekonomi dunia. 28. Oleh karena itu Kami memutuskan: Untuk memberikan dukungan penuh kepada struktur politik dan kelembagaan yang muncul demokrasi di Afrika. Untuk mendorong dan mempertahankan mekanisme regional dan subregional untuk mencegah konflik dan mempromosikan stabilitas politik, dan untuk menjamin aliran yang dapat diandalkan sumber daya untuk operasi penjaga perdamaian di benua itu. Untuk mengambil langkah-langkah khusus untuk mengatasi tantangan pemberantasan kemiskinan dan pembangunan berkelanjutan di Afrika, termasuk pembatalan utang, akses pasar membaik, peningkatan Bantuan Pembangunan Resmi dan meningkatkan arus PMA, serta transfer teknologi. Untuk membantu Afrika membangun kapasitas untuk mengatasi penyebaran pandemi HIV / AIDS dan penyakit menular lainnya. VIII. Memperkuat PBB 29. Kami akan mengampuni tidak berusaha untuk membuat PBB instrumen yang lebih efektif untuk mengejar semua prioritas: perjuangan untuk pembangunan bagi segala bangsa di dunia, memerangi kemiskinan, kebodohan dan penyakit, perjuangan melawan ketidakadilan, melawan kekerasan, teror dan kejahatan, dan perjuangan melawan degradasi dan penghancuran rumah kita bersama.

12 30. Oleh karena itu Kami memutuskan: Untuk menegaskan kembali posisi sentral Majelis Umum sebagai organ kepala deliberatif, kebijakan keputusan dan perwakilan Perserikatan Bangsa-Bangsa, dan untuk memungkinkan untuk memainkan peran yang efektif. Untuk mengintensifkan upaya kita untuk mencapai reformasi komprehensif dari Dewan Keamanan dalam segala aspeknya. Untuk memperkuat lebih lanjut gedung Dewan Ekonomi dan Sosial, pada prestasi baru-baru ini, untuk membantu memenuhi peran berasal dalam Piagam. Untuk memperkuat Mahkamah Internasional, untuk menjamin keadilan dan supremasi hukum dalam urusan internasional. Untuk mendorong konsultasi reguler dan koordinasi antar organ-organ utama PBB dalam mengejar fungsi mereka. Untuk memastikan bahwa Organisasi ini disediakan secara tepat waktu dan dapat diprediksi dengan sumber daya yang dibutuhkan untuk melaksanakan mandat tersebut. Untuk mendorong Sekretariat untuk membuat penggunaan terbaik sumber daya tersebut, sesuai dengan peraturan yang jelas dan prosedur yang telah disepakati oleh Majelis Umum, dalam kepentingan semua negara anggota, dengan mengadopsi praktek-praktek manajemen terbaik dan teknologi yang tersedia dan dengan berkonsentrasi pada tugas-tugas tersebut yang mencerminkan prioritas yang telah disepakati negara anggota. Untuk mempromosikan kepatuhan terhadap Konvensi Keselamatan PBB dan Asosiasi Personil. Untuk memastikan koherensi kebijakan yang lebih besar dan kerjasama yang lebih baik antara PBB, lembaga-lembaganya, Bretton Woods Lembaga dan Organisasi Perdagangan Dunia, serta badan-badan multilateral lainnya, dengan maksud untuk

13 mencapai suatu pendekatan terkoordinasi penuh terhadap masalah-masalah perdamaian dan pembangunan. Untuk memperkuat kerjasama lebih lanjut antara PBB dan parlemen nasional melalui organisasi dunia mereka, Uni Antar-Parlemen, dalam berbagai bidang, termasuk perdamaian dan keamanan, pembangunan ekonomi dan sosial, hukum internasional dan hak asasi manusia dan demokrasi dan isu gender. Untuk memberikan peluang lebih besar untuk sektor swasta, organisasi nonpemerintah dan masyarakat sipil, secara umum, untuk berkontribusi pada realisasi tujuan Organisasi dan program. 31. Kami meminta Majelis Umum untuk meninjau secara berkala kemajuan yang dibuat dalam menerapkan ketentuan-ketentuan Deklarasi ini, dan meminta Sekretaris Jenderal untuk menerbitkan laporan berkala untuk dipertimbangkan oleh Majelis Umum dan sebagai dasar untuk tindakan lebih lanjut. 32. Kami sungguh-sungguh menegaskan kembali, pada kesempatan ini bersejarah, bahwa PBB adalah rumah yang umum yang sangat diperlukan seluruh umat manusia, melalui mana kita akan berusaha untuk mewujudkan aspirasi universal kita untuk perdamaian, kerjasama dan pembangunan. Oleh karena itu kita berjanji dukungan tulus kami untuk tujuan umum dan tekad kami untuk mencapainya. 8 rapat pleno 8 September 2000

Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011.

Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011. Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011. 1. Atas undangan Organisasi Kesehatan Dunia, kami, Kepala Pemerintahan, Menteri dan perwakilan pemerintah datang

Lebih terperinci

PROTOKOL OPSIONAL KONVENSI HAK-HAK ANAK MENGENAI KETERLIBATAN ANAK DALAM KONFLIK BERSENJATA

PROTOKOL OPSIONAL KONVENSI HAK-HAK ANAK MENGENAI KETERLIBATAN ANAK DALAM KONFLIK BERSENJATA PROTOKOL OPSIONAL KONVENSI HAK-HAK ANAK MENGENAI KETERLIBATAN ANAK DALAM KONFLIK BERSENJATA Negara-Negara Pihak pada Protokol ini, Didorong oleh dukungan penuh terhadap Konvensi tentang Hak-Hak Anak, yang

Lebih terperinci

Pidato Bapak M. Jusuf Kalla Wakil Presiden Republik Indonesia Pada Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa- Bangsa Ke-71 New York, 23 September 2016

Pidato Bapak M. Jusuf Kalla Wakil Presiden Republik Indonesia Pada Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa- Bangsa Ke-71 New York, 23 September 2016 Pidato Bapak M. Jusuf Kalla Wakil Presiden Republik Indonesia Pada Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa- Bangsa Ke-71 New York, 23 September 2016 Bapak Presiden SMU PBB, Saya ingin menyampaikan ucapan

Lebih terperinci

DEKLARASI BERSAMA TENTANG KEMITRAAN STRATEGIS ANTARA PERANCIS DAN INDONESIA

DEKLARASI BERSAMA TENTANG KEMITRAAN STRATEGIS ANTARA PERANCIS DAN INDONESIA DEKLARASI BERSAMA TENTANG KEMITRAAN STRATEGIS ANTARA PERANCIS DAN INDONESIA Jakarta, 1 Juli 2011 - 1 - Untuk menandai 60 tahun hubungan diplomatik dan melanjutkan persahabatan antara kedua negara, Presiden

Lebih terperinci

MENEGAKKAN TANGGUNG JAWAB MELINDUNGI: PERAN ANGGOTA PARLEMEN DALAM PENGAMANAN HIDUP WARGA SIPIL

MENEGAKKAN TANGGUNG JAWAB MELINDUNGI: PERAN ANGGOTA PARLEMEN DALAM PENGAMANAN HIDUP WARGA SIPIL MENEGAKKAN TANGGUNG JAWAB MELINDUNGI: PERAN ANGGOTA PARLEMEN DALAM PENGAMANAN HIDUP WARGA SIPIL Resolusi disahkan oleh konsensus* dalam Sidang IPU ke-128 (Quito, 27 Maret 2013) Sidang ke-128 Inter-Parliamentary

Lebih terperinci

Diadopsi oleh resolusi Majelis Umum 53/144 pada 9 Desember 1998 MUKADIMAH

Diadopsi oleh resolusi Majelis Umum 53/144 pada 9 Desember 1998 MUKADIMAH Deklarasi Hak dan Kewajiban Individu, Kelompok dan Badan-badan Masyarakat untuk Pemajuan dan Perlindungan Hak Asasi Manusia dan Kebebasan Dasar yang Diakui secara Universal Diadopsi oleh resolusi Majelis

Lebih terperinci

K182 PELANGGARAN DAN TINDAKAN SEGERA PENGHAPUSAN BENTUK-BENTUK PEKERJAAN TERBURUK UNTUK ANAK

K182 PELANGGARAN DAN TINDAKAN SEGERA PENGHAPUSAN BENTUK-BENTUK PEKERJAAN TERBURUK UNTUK ANAK K182 PELANGGARAN DAN TINDAKAN SEGERA PENGHAPUSAN BENTUK-BENTUK PEKERJAAN TERBURUK UNTUK ANAK 1 K 182 - Pelanggaran dan Tindakan Segera Penghapusan Bentuk-bentuk Pekerjaan Terburuk untuk Anak 2 Pengantar

Lebih terperinci

KOVENAN INTERNASIONAL TENTANG HAK EKONOMI, SOSIAL DAN BUDAYA 1

KOVENAN INTERNASIONAL TENTANG HAK EKONOMI, SOSIAL DAN BUDAYA 1 KOVENAN INTERNASIONAL TENTANG HAK EKONOMI, SOSIAL DAN BUDAYA 1 MUKADIMAH Negara-Negara Pihak pada Kovenan ini, Menimbang bahwa, sesuai dengan prinsip-prinsip yang diproklamasikan dalam Piagam Perserikatan

Lebih terperinci

Deklarasi Dhaka tentang

Deklarasi Dhaka tentang Pembukaan Konferensi Dhaka tentang Disabilitas & Manajemen Risiko Bencana 12-14 Desember 2015, Dhaka, Bangladesh Deklarasi Dhaka tentang Disabilitas dan Manajemen Risiko Bencana, 14 Desember 2015 diadopsi

Lebih terperinci

DEKLARASI PEMBELA HAK ASASI MANUSIA

DEKLARASI PEMBELA HAK ASASI MANUSIA DEKLARASI PEMBELA HAK ASASI MANUSIA Disahkan oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa tanggal 9 Desember 1998 M U K A D I M A H MAJELIS Umum, Menegaskan kembalimakna penting dari ketaatan terhadap

Lebih terperinci

PROTOKOL OPSIONAL KONVENSI HAK-HAK ANAK MENGENAI PENJUALAN ANAK, PROSTITUSI ANAK, DAN PORNOGRAFI ANAK

PROTOKOL OPSIONAL KONVENSI HAK-HAK ANAK MENGENAI PENJUALAN ANAK, PROSTITUSI ANAK, DAN PORNOGRAFI ANAK PROTOKOL OPSIONAL KONVENSI HAK-HAK ANAK MENGENAI PENJUALAN ANAK, PROSTITUSI ANAK, DAN PORNOGRAFI ANAK Negara-Negara Pihak pada Protokol ini, Mempertimbangkan bahwa, untuk lebih lanjut mencapai tujuan Konvensi

Lebih terperinci

PROTOKOL OPSIONAL PADA KONVENSI TENTANG HAK ANAK TENTANG KETERLIBATAN ANAK DALAM KONFLIK BERSENJATA

PROTOKOL OPSIONAL PADA KONVENSI TENTANG HAK ANAK TENTANG KETERLIBATAN ANAK DALAM KONFLIK BERSENJATA 1 PROTOKOL OPSIONAL PADA KONVENSI TENTANG HAK ANAK TENTANG KETERLIBATAN ANAK DALAM KONFLIK BERSENJATA Ditetapkan oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa Pada tanggal 25 Mei 2000 Negara-negara Pihak

Lebih terperinci

Annex 1: Kovenan Internasional Hak-hak Ekonomi, Sosial dan Budaya

Annex 1: Kovenan Internasional Hak-hak Ekonomi, Sosial dan Budaya Annex 1: Kovenan Internasional Hak-hak Ekonomi, Sosial dan Budaya Diambil dan terbuka untuk ditandatangani, diratifikasi dan diaksesi oleh resolusi Mahkamah Umum 2200A (XXI) pada 16 Desember 1966, berlaku

Lebih terperinci

PROTOKOL OPSIONAL KONVENSI HAK-HAK ANAK MENGENAI PENJUALAN ANAK, PROSTITUSI ANAK, DAN PORNOGRAFI ANAK

PROTOKOL OPSIONAL KONVENSI HAK-HAK ANAK MENGENAI PENJUALAN ANAK, PROSTITUSI ANAK, DAN PORNOGRAFI ANAK 2012, No.149 4 PROTOKOL OPSIONAL KONVENSI HAK-HAK ANAK MENGENAI PENJUALAN ANAK, PROSTITUSI ANAK, DAN PORNOGRAFI ANAK Negara-Negara Pihak pada Protokol ini, Mempertimbangkan bahwa, untuk lebih lanjut mencapai

Lebih terperinci

PROTOKOL OPSIONAL KONVENSI HAK-HAK ANAK MENGENAI PENJUALAN ANAK, PROSTITUSI ANAK, DAN PORNOGRAFI ANAK

PROTOKOL OPSIONAL KONVENSI HAK-HAK ANAK MENGENAI PENJUALAN ANAK, PROSTITUSI ANAK, DAN PORNOGRAFI ANAK PROTOKOL OPSIONAL KONVENSI HAK-HAK ANAK MENGENAI PENJUALAN ANAK, PROSTITUSI ANAK, DAN PORNOGRAFI ANAK Negara-Negara Pihak pada Protokol ini, Mempertimbangkan bahwa, untuk lebih lanjut mencapai tujuan Konvensi

Lebih terperinci

& KELEBIHAN KOPERASI dalam Melindungi Petani & Usahawan Kecil Pedesaan

& KELEBIHAN KOPERASI dalam Melindungi Petani & Usahawan Kecil Pedesaan PENGENTASAN KEMISKINAN & KELEBIHAN KOPERASI dalam Melindungi Petani & Usahawan Kecil Pedesaan Pengantar oleh: Rajiv I.D. Mehta Director Pengembangan ICA Asia Pacific 1 Latar Belakang Perekonomian dunia

Lebih terperinci

Deklarasi Vienna dan Program Aksi

Deklarasi Vienna dan Program Aksi Deklarasi Vienna dan Program Aksi Disetujui tanggal 25 Juni 1993 oleh Konferensi dunia Hak Asasi Manusia Konferensi Dunia Hak Asasi manusia, Menimbang bahwa usaha pemajuan dan perlindungan hak asasi manusia

Lebih terperinci

R-111 REKOMENDASI DISKRIMINASI (PEKERJAAN DAN JABATAN), 1958

R-111 REKOMENDASI DISKRIMINASI (PEKERJAAN DAN JABATAN), 1958 R-111 REKOMENDASI DISKRIMINASI (PEKERJAAN DAN JABATAN), 1958 2 R-111 Rekomendasi Diskriminasi (Pekerjaan dan Jabatan), 1958 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan badan

Lebih terperinci

GLOBALISASI HAK ASASI MANUSIA DARI BAWAH: TANTANGAN HAM DI KOTA PADA ABAD KE-21

GLOBALISASI HAK ASASI MANUSIA DARI BAWAH: TANTANGAN HAM DI KOTA PADA ABAD KE-21 Forum Dunia tentang HAM di Kota tahun 2011 GLOBALISASI HAK ASASI MANUSIA DARI BAWAH: TANTANGAN HAM DI KOTA PADA ABAD KE-21 16-17 Mei 2011 Gwangju, Korea Selatan Deklarasi Gwangju tentang HAM di Kota 1

Lebih terperinci

PROKLAMASI TEHERAN. Diproklamasikan oleh Konferensi Internasional tentang Hak-hak Asasi Manusia di Teheran pada tanggal 13 Mei 1968

PROKLAMASI TEHERAN. Diproklamasikan oleh Konferensi Internasional tentang Hak-hak Asasi Manusia di Teheran pada tanggal 13 Mei 1968 PROKLAMASI TEHERAN Diproklamasikan oleh Konferensi Internasional tentang Hak-hak Asasi Manusia di Teheran pada tanggal 13 Mei 1968 Konferensi Internasional tentang Hak-hak Asasi Manusia, Sesudah bersidang

Lebih terperinci

DEKLARASI TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN. Diproklamasikan oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa

DEKLARASI TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN. Diproklamasikan oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa DEKLARASI TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN Majelis Umum, Diproklamasikan oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tanggal 20 Desember 1993 [1] Mengikuti perlunya penerapan secara

Lebih terperinci

K111 DISKRIMINASI DALAM PEKERJAAN DAN JABATAN

K111 DISKRIMINASI DALAM PEKERJAAN DAN JABATAN K111 DISKRIMINASI DALAM PEKERJAAN DAN JABATAN 1 K 111 - Diskriminasi dalam Pekerjaan dan Jabatan 2 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan badan PBB yang bertugas memajukan

Lebih terperinci

Konvensi Internasional mengenai Penindasan dan Penghukuman Kejahatan Apartheid

Konvensi Internasional mengenai Penindasan dan Penghukuman Kejahatan Apartheid Konvensi Internasional mengenai Penindasan dan Penghukuman Kejahatan Apartheid disetujui dan terbuka untuk penandatanganan dan ratifikasi oleh Resolusi Majelis Umum 3068 (XXVIII) 30 November 1973 Negara-negara

Lebih terperinci

15A. Catatan Sementara NASKAH KONVENSI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA. Konferensi Perburuhan Internasional

15A. Catatan Sementara NASKAH KONVENSI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA. Konferensi Perburuhan Internasional Konferensi Perburuhan Internasional Catatan Sementara 15A Sesi Ke-100, Jenewa, 2011 NASKAH KONVENSI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA 15A/ 1 NASKAH KONVENSI TENTANG PEKERJAAN YANG

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL CONVENTION FOR THE SUPPRESSION OF TERRORIST BOMBINGS, 1997 (KONVENSI INTERNASIONAL PEMBERANTASAN PENGEBOMAN OLEH TERORIS,

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PENGESAHAN UNITED NATIONS CONVENTION AGAINST CORRUPTION, 2003 (KONVENSI PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA ANTI KORUPSI, 2003) DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

Orang-Orang Tanpa Kewarganegaraan. Melindungi Hak-Hak

Orang-Orang Tanpa Kewarganegaraan. Melindungi Hak-Hak Melindungi Hak-Hak Orang-Orang Tanpa Kewarganegaraan K o n v e n s i 1 9 5 4 t e n t a n g S t a t u s O r a n g - O r a n g T a n p a k e w a r g a n e g a r a a n SERUAN PRIBADI DARI KOMISIONER TINGGI

Lebih terperinci

(1) menghapuskan kemiskinan dan kelaparan; (2) mewujudkan pendidikan dasar untuk semua orang; (3) mempromosikan kesetaraan gender dan pemberdayaan

(1) menghapuskan kemiskinan dan kelaparan; (2) mewujudkan pendidikan dasar untuk semua orang; (3) mempromosikan kesetaraan gender dan pemberdayaan Dr. Hefrizal Handra Fakultas Ekonomi Universitas Andalas Padang 2014 Deklarasi MDGs merupakan tantangan bagi negara miskin dan negara berkembang untuk mempraktekkan good governance dan komitmen penghapusan

Lebih terperinci

KOVENAN INTERNASIONAL HAK-HAK EKONOMI, SOSIAL DAN BUDAYA

KOVENAN INTERNASIONAL HAK-HAK EKONOMI, SOSIAL DAN BUDAYA KOVENAN INTERNASIONAL HAK-HAK EKONOMI, SOSIAL DAN BUDAYA Ditetapkan oleh Resolusi Majelis Umum 2200 A (XXI) tertanggal 16 Desember 1966, dan terbuka untuk penandatangan, ratifikasi, dan aksesi MUKADIMAH

Lebih terperinci

KOVENAN INTERNASIONAL HAK-HAK EKONOMI, SOSIAL DAN BUDAYA. Ditetapkan oleh Resolusi Majelis Umum 2200 A (XXI)

KOVENAN INTERNASIONAL HAK-HAK EKONOMI, SOSIAL DAN BUDAYA. Ditetapkan oleh Resolusi Majelis Umum 2200 A (XXI) KOVENAN INTERNASIONAL HAK-HAK EKONOMI, SOSIAL DAN BUDAYA Ditetapkan oleh Resolusi Majelis Umum 2200 A (XXI) tertanggal 16 Desember 1966, dan terbuka untuk penandatangan, ratifikasi, dan aksesi MUKADIMAH

Lebih terperinci

MULAI BERLAKU : 3 September 1981, sesuai dengan Pasal 27 (1)

MULAI BERLAKU : 3 September 1981, sesuai dengan Pasal 27 (1) Konvensi Mengenai Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap Perempuan Ditetapkan dan dibuka untuk ditandatangani, diratifikasi dan disetujui oleh Resolusi Majelis Umum 34/180 pada 18 Desember 1979

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2000 TENTANG PENGESAHAN ILO CONVENTION NOMOR 182 CONCERNING THE PROHIBITION AND IMMEDIATE ACTION FOR ELIMINATION OF THE WORST FORMS OF CHILD LABOUR (KONVENSI

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 1 TAHUN 2000 (1/2000) TENTANG PENGESAHAN ILO CONVENTION NOMOR 182 CONCERNING THE PROHIBITION AND IMMEDIATE ACTION FOR ELIMINATION OF THE WORST FORMS OF CHILD

Lebih terperinci

Diadaptasi oleh Dewan Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tanggal 18 Januari 2002

Diadaptasi oleh Dewan Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tanggal 18 Januari 2002 Protokol Konvensi Hak Anak Tentang Perdagangan Anak, Prostitusi Anak dan Pronografi Anak Diadaptasi oleh Dewan Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tanggal 18 Januari 2002 Negara-negara peserta tentang

Lebih terperinci

K 183 KONVENSI PERLINDUNGAN MATERNITAS, 2000

K 183 KONVENSI PERLINDUNGAN MATERNITAS, 2000 K 183 KONVENSI PERLINDUNGAN MATERNITAS, 2000 2 K-183 Konvensi Perlindungan Maternitas, 2000 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan badan PBB yang bertugas memajukan kesempatan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PENGESAHAN OPTIONAL PROTOCOL TO THE CONVENTION ON THE RIGHTS OF THE CHILD ON THE SALE OF CHILDREN, CHILD PROSTITUTION AND CHILD PORNOGRAPHY

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PENGESAHAN OPTIONAL PROTOCOL TO THE CONVENTION ON THE RIGHTS OF THE CHILD ON THE SALE OF CHILDREN, CHILD PROSTITUTION AND CHILD PORNOGRAPHY

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA www.bpkp.go.id UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL CONVENTION FOR THE SUPPRESSION OF TERRORIST BOMBINGS, 1997 (KONVENSI INTERNASIONAL PEMBERANTASAN PENGEBOMAN

Lebih terperinci

STATUTA INSTITUT INTERNASIONAL UNTUK DEMOKRASI DAN PERBANTUAN PEMILIHAN UMUM*

STATUTA INSTITUT INTERNASIONAL UNTUK DEMOKRASI DAN PERBANTUAN PEMILIHAN UMUM* STATUTA INSTITUT INTERNASIONAL UNTUK DEMOKRASI DAN PERBANTUAN PEMILIHAN UMUM* Institut Internasional untuk Demokrasi dan Perbantuan Pemilihan Umum didirikan sebagai organisasi internasional antar pemerintah

Lebih terperinci

KONVENSI KETENAKERJAAN INTERNASIONAL KONVENSI 182 MENGENAI PELARANGAN DAN TINDAKAN SEGERA PENGHAPUSAN BENTUK-BENTUK PEKERJAAN TERBURUK UNTUK ANAK

KONVENSI KETENAKERJAAN INTERNASIONAL KONVENSI 182 MENGENAI PELARANGAN DAN TINDAKAN SEGERA PENGHAPUSAN BENTUK-BENTUK PEKERJAAN TERBURUK UNTUK ANAK 1 KONVENSI KETENAKERJAAN INTERNASIONAL KONVENSI 182 MENGENAI PELARANGAN DAN TINDAKAN SEGERA PENGHAPUSAN BENTUK-BENTUK PEKERJAAN TERBURUK UNTUK ANAK Yang Disetujui Oleh Konferensi Ketenagakerjaan Internasional

Lebih terperinci

K143 KONVENSI PEKERJA MIGRAN (KETENTUAN TAMBAHAN), 1975

K143 KONVENSI PEKERJA MIGRAN (KETENTUAN TAMBAHAN), 1975 K143 KONVENSI PEKERJA MIGRAN (KETENTUAN TAMBAHAN), 1975 1 K-143 Konvensi Pekerja Migran (Ketentuan Tambahan), 1975 2 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan badan PBB yang

Lebih terperinci

K100 UPAH YANG SETARA BAGI PEKERJA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN UNTUK PEKERJAAN YANG SAMA NILAINYA

K100 UPAH YANG SETARA BAGI PEKERJA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN UNTUK PEKERJAAN YANG SAMA NILAINYA K100 UPAH YANG SETARA BAGI PEKERJA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN UNTUK PEKERJAAN YANG SAMA NILAINYA 1 K 100 - Upah yang Setara bagi Pekerja Laki-laki dan Perempuan untuk Pekerjaan yang Sama Nilainya 2 Pengantar

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pada ASIAN PARLIAMENTARY ASSEMBLY, Bandung-Jabar, Selasa, 08 Desember 2009

Sambutan Presiden RI pada ASIAN PARLIAMENTARY ASSEMBLY, Bandung-Jabar, Selasa, 08 Desember 2009 Sambutan Presiden RI pada ASIAN PARLIAMENTARY ASSEMBLY, Bandung-Jabar, 8-12-09 Selasa, 08 Desember 2009 Â SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA ASIAN PARLIAMENTARY ASSEMBLY DI GEDUNG MERDEKA,

Lebih terperinci

K189 Konvensi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Tangga, 2011

K189 Konvensi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Tangga, 2011 K189 Konvensi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Tangga, 2011 2 K-189: Konvensi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Tangga, 2011 K189 Konvensi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi

Lebih terperinci

K105 PENGHAPUSAN KERJA PAKSA

K105 PENGHAPUSAN KERJA PAKSA K105 PENGHAPUSAN KERJA PAKSA 1 K 105 - Penghapusan Kerja Paksa 2 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan badan PBB yang bertugas memajukan kesempatan bagi laki-laki dan

Lebih terperinci

KOVENAN INTERNASIONAL HAK-HAK EKONOMI, SOSIAL DAN BUDAYA

KOVENAN INTERNASIONAL HAK-HAK EKONOMI, SOSIAL DAN BUDAYA 1 KOVENAN INTERNASIONAL HAK-HAK EKONOMI, SOSIAL DAN BUDAYA Mukadimah Negara-negara Pihak Kovenan ini, Menimbang, bahwa sesuai dengan prinsip-prinsip yang diumumkan dalam Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa,

Lebih terperinci

BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJA SAMA INTERNASIONAL

BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJA SAMA INTERNASIONAL BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJA SAMA INTERNASIONAL A. KONDISI UMUM Perhatian yang sangat serius terhadap persatuan dan kesatuan nasional, penegakan hukum dan penghormatan HAM

Lebih terperinci

UMUM. 1. Latar Belakang Pengesahan

UMUM. 1. Latar Belakang Pengesahan PENJELASAN ATAS RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL CONVENTION FOR THE SUPPRESSION OF THE FINANCING OF TERRORISM, 1999 (KONVENSI INTERNASIONAL

Lebih terperinci

BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJASAMA INTERNASIONAL

BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJASAMA INTERNASIONAL BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJASAMA INTERNASIONAL BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJASAMA INTERNASIONAL A. KONDISI UMUM Perhatian yang sangat serius terhadap

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2007 TENTANG PENGESAHAN PERJANJIAN ANTARA REPUBLIK INDONESIA DAN AUSTRALIA TENTANG KERANGKA KERJA SAMA KEAMANAN (AGREEMENT BETWEEN THE REPUBLIC OF INDONESIA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL COVENANT ON ECONOMIC, SOCIAL AND CULTURAL RIGHTS (KOVENAN INTERNASIONAL TENTANG HAK-HAK EKONOMI, SOSIAL DAN BUDAYA)

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL COVENANT ON ECONOMIC, SOCIAL AND CULTURAL RIGHTS

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL COVENANT ON ECONOMIC, SOCIAL AND CULTURAL RIGHTS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL COVENANT ON ECONOMIC, SOCIAL AND CULTURAL RIGHTS (KOVENAN INTERNASIONAL TENTANG HAK-HAK EKONOMI, SOSIAL DAN BUDAYA)

Lebih terperinci

Perdamaian yang universal dan abadi hanya dapat diwujudkan bila didasari pada keadilan sosial. Konstitusi ILO, 1919

Perdamaian yang universal dan abadi hanya dapat diwujudkan bila didasari pada keadilan sosial. Konstitusi ILO, 1919 Perdamaian yang universal dan abadi hanya dapat diwujudkan bila didasari pada keadilan sosial. Konstitusi ILO, 1919 SEKILAS TENTANG ILO Organisasi Perburuhan Internasional atau ILO adalah badan Perserikatan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL CONVENTION FOR THE SUPPRESSION OF THE FINANCING OF TERRORISM, 1999 (KONVENSI INTERNASIONAL PEMBERANTASAN PENDANAAN TERORISME,

Lebih terperinci

K122 Konvensi mengenai Kebijakan di Bidang Penyediaan Lapangan Kerja

K122 Konvensi mengenai Kebijakan di Bidang Penyediaan Lapangan Kerja K122 Konvensi mengenai Kebijakan di Bidang Penyediaan Lapangan Kerja 1 K 122 - Konvensi mengenai Kebijakan di Bidang Penyediaan Lapangan Kerja 2 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1996 TENTANG PENGESAHAN CONVENTION ON PSYCHOTROPIC SUBSTANCES 1971 (KONVENSI PSIKOTROPIKA 1971)

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1996 TENTANG PENGESAHAN CONVENTION ON PSYCHOTROPIC SUBSTANCES 1971 (KONVENSI PSIKOTROPIKA 1971) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1996 TENTANG PENGESAHAN CONVENTION ON PSYCHOTROPIC SUBSTANCES 1971 (KONVENSI PSIKOTROPIKA 1971) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

K81 PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN DALAM INDUSTRI DAN PERDAGANGAN

K81 PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN DALAM INDUSTRI DAN PERDAGANGAN K81 PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN DALAM INDUSTRI DAN PERDAGANGAN 1 K-81 Pengawasan Ketenagakerjaan dalam Industri dan Perdagangan 2 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan

Lebih terperinci

Telah menyetujui sebagai berikut: Pasal 1. Untuk tujuan Konvensi ini:

Telah menyetujui sebagai berikut: Pasal 1. Untuk tujuan Konvensi ini: LAMPIRAN II UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL CONVENTION FOR THE SUPPRESSION OF TERRORIST BOMBINGS, 1997 (KONVENSI INTERNASIONAL PEMBERANTASAN PENGEBOMAN

Lebih terperinci

Asesmen Gender Indonesia

Asesmen Gender Indonesia Asesmen Gender Indonesia (Indonesia Country Gender Assessment) Southeast Asia Regional Department Regional and Sustainable Development Department Asian Development Bank Manila, Philippines July 2006 2

Lebih terperinci

K87 KEBEBASAN BERSERIKAT DAN PERLINDUNGAN HAK UNTUK BERORGANISASI

K87 KEBEBASAN BERSERIKAT DAN PERLINDUNGAN HAK UNTUK BERORGANISASI K87 KEBEBASAN BERSERIKAT DAN PERLINDUNGAN HAK UNTUK BERORGANISASI 1 K 87 - Kebebasan Berserikat dan Perlindungan Hak untuk Berorganisasi 2 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL CONVENTION FOR THE SUPPRESSION OF THE FINANCING OF TERRORISM, 1999 (KONVENSI INTERNASIONAL PEMBERANTASAN PENDANAAN TERORISME,

Lebih terperinci

KONVENSI STOCKHOLM TENTANG BAHAN PENCEMAR ORGANIK YANG PERSISTEN

KONVENSI STOCKHOLM TENTANG BAHAN PENCEMAR ORGANIK YANG PERSISTEN KONVENSI STOCKHOLM TENTANG BAHAN PENCEMAR ORGANIK YANG PERSISTEN Para Pihak atas Konvensi ini, mengakui bahwa bahan pencemar organik yang persisten memiliki sifat beracun, sulit terurai, bersifat bioakumulasi

Lebih terperinci

Protokol Tambahan Konvensi Hak Anak Terkait Keterlibatan Anak Dalam Konflik Bersenjata

Protokol Tambahan Konvensi Hak Anak Terkait Keterlibatan Anak Dalam Konflik Bersenjata Protokol Tambahan Konvensi Hak Anak Terkait Keterlibatan Anak Dalam Konflik Bersenjata 12 Februari 2002 Negara-negara yang turut serta dalam Protokol ini,terdorong oleh dukungan yang melimpah atas Konvensi

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL COVENANT ON ECONOMIC, SOCIAL AND CULTURAL RIGHTS (KOVENAN INTERNASIONAL TENTANG HAK-HAK EKONOMI, SOSIAL DAN BUDAYA)

Lebih terperinci

R-165 REKOMENDASI PEKERJA DENGAN TANGGUNG JAWAB KELUARGA, 1981

R-165 REKOMENDASI PEKERJA DENGAN TANGGUNG JAWAB KELUARGA, 1981 R-165 REKOMENDASI PEKERJA DENGAN TANGGUNG JAWAB KELUARGA, 1981 2 R-165 Rekomendasi Pekerja dengan Tanggung Jawab Keluarga, 1981 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan badan

Lebih terperinci

K187. Tahun 2006 tentang Landasan Peningkatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

K187. Tahun 2006 tentang Landasan Peningkatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja K187 Tahun 2006 tentang Landasan Peningkatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja 1 K187 - Tahun 2006 tentang Landasan Peningkatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja ISBN 978-92-2-xxxxxx-x Cetakan Pertama, 2010

Lebih terperinci

I. UMUM. 1. Latar Belakang Pengesahan

I. UMUM. 1. Latar Belakang Pengesahan PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL CONVENTION FOR THE SUPPRESSION OF TERRORIST BOMBINGS, 1997 (KONVENSI INTERNASIONAL PEMBERANTASAN PENGEBOMAN

Lebih terperinci

K 173 KONVENSI PERLINDUNGAN KLAIM PEKERJA (KEPAILITAN PENGUSAHA), 1992

K 173 KONVENSI PERLINDUNGAN KLAIM PEKERJA (KEPAILITAN PENGUSAHA), 1992 K 173 KONVENSI PERLINDUNGAN KLAIM PEKERJA (KEPAILITAN PENGUSAHA), 1992 2 K-173 Konvensi Perlindungan Klaim Pekerja (Kepailitan Pengusaha), 1992 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan

Lebih terperinci

Naskah Rekomendasi mengenai Landasan Nasional untuk Perlindungan Sosial

Naskah Rekomendasi mengenai Landasan Nasional untuk Perlindungan Sosial Naskah Rekomendasi mengenai Landasan Nasional untuk Perlindungan Sosial 2 Naskah Rekomendasi mengenai Landasan Nasional untuk Perlindungan Sosial Naskah Rekomendasi mengenai Landasan Nasional untuk Perlindungan

Lebih terperinci

LAYANAN PENASIHAT DAN KERJA SAMA TEKNIS DI BIDANG HAK ASASI MANUSIA. Lembar Fakta No. 3. Kampanye Dunia untuk Hak Asasi Manusia

LAYANAN PENASIHAT DAN KERJA SAMA TEKNIS DI BIDANG HAK ASASI MANUSIA. Lembar Fakta No. 3. Kampanye Dunia untuk Hak Asasi Manusia LAYANAN PENASIHAT DAN KERJA SAMA TEKNIS DI BIDANG HAK ASASI MANUSIA Lembar Fakta No. 3 Kampanye Dunia untuk Hak Asasi Manusia PENDAHULUAN Pentingnya memastikan bahwa hak asasi manusia dilindungi oleh hukum,

Lebih terperinci

KOMENTAR UMUM NO. 2 TINDAKAN-TINDAKAN BANTUAN TEKNIS INTERNASIONAL Komite Hak Ekonomi, Sosial, Dan Budaya PBB HRI/GEN/1/Rev.

KOMENTAR UMUM NO. 2 TINDAKAN-TINDAKAN BANTUAN TEKNIS INTERNASIONAL Komite Hak Ekonomi, Sosial, Dan Budaya PBB HRI/GEN/1/Rev. 1 KOMENTAR UMUM NO. 2 TINDAKAN-TINDAKAN BANTUAN TEKNIS INTERNASIONAL Komite Hak Ekonomi, Sosial, Dan Budaya PBB HRI/GEN/1/Rev. 1 at 45 (1994) KOMITE HAK EKONOMI, SOSIAL, DAN BUDAYA, komentar umum no. 2.

Lebih terperinci

K144 KONSULTASI TRIPARTIT UNTUK MENINGKATKAN PELAKSANAAN STANDAR-STANDAR KETENAGAKERJAAN INTERNASIONAL

K144 KONSULTASI TRIPARTIT UNTUK MENINGKATKAN PELAKSANAAN STANDAR-STANDAR KETENAGAKERJAAN INTERNASIONAL K144 KONSULTASI TRIPARTIT UNTUK MENINGKATKAN PELAKSANAAN STANDAR-STANDAR KETENAGAKERJAAN INTERNASIONAL 1 K-144 Konsultasi Tripartit untuk Meningkatkan Pelaksanaan Standar-Standar Ketenagakerjaan Internasional

Lebih terperinci

MENTRANSFORMASI DUNIA KITA: AGENDA 2030 UNTUK PEMBANGUNAN YANG BERKELANJUTAN

MENTRANSFORMASI DUNIA KITA: AGENDA 2030 UNTUK PEMBANGUNAN YANG BERKELANJUTAN Dokumen terjemahan atas Outcome Document Transforming OurWorld: The 2030 Agenda For Sustainable Development AGENDA 2030 UNTUK PEMBANGUNAN YANG BERKELANJUTAN MENTRANSFORMASI DUNIA KITA: AGENDA 2030 UNTUK

Lebih terperinci

K 158 KONVENSI PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA, 1982

K 158 KONVENSI PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA, 1982 K 158 KONVENSI PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA, 1982 2 K-158 Konvensi Pemutusan Hubungan Kerja, 1982 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan badan PBB yang bertugas memajukan kesempatan

Lebih terperinci

DEKLARASI PRINSIP-PRINSIP TENTANG TOLERANSI DIUMUMKAN DAN DITANDATANGANI OLEH NEGARA-NEGARA ANGGOTA UNESCO PADA 16 NOVEMBER 1995

DEKLARASI PRINSIP-PRINSIP TENTANG TOLERANSI DIUMUMKAN DAN DITANDATANGANI OLEH NEGARA-NEGARA ANGGOTA UNESCO PADA 16 NOVEMBER 1995 DEKLARASI PRINSIP-PRINSIP TENTANG TOLERANSI DIUMUMKAN DAN DITANDATANGANI OLEH NEGARA-NEGARA ANGGOTA UNESCO PADA 16 NOVEMBER 1995 Negara anggota dari United Nations Educational, Scientificand Cultural Organization

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2000 TENTANG PENGESAHAN ILO CONVENTION NO.182 CONCEMING THE PROHIBITION AND IMMEDIATE ACTION FOR THE ELIMINATION OF THE WORST FORMS OF CHILD LABOUR (KONVENSI

Lebih terperinci

PERNYATAAN KEBIJAKAN HAK ASASI MANUSIA UNILEVER

PERNYATAAN KEBIJAKAN HAK ASASI MANUSIA UNILEVER PERNYATAAN KEBIJAKAN HAK ASASI MANUSIA UNILEVER Kami meyakini bahwa bisnis hanya dapat berkembang dalam masyarakat yang melindungi dan menghormati hak asasi manusia. Kami sadar bahwa bisnis memiliki tanggung

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1999 TENTANG PENGESAHAN ILO CONVENTION NO. 111 CONCERNING DISCRIMINATION IN RESPECT OF EMPLOYMENT AND OCCUPATION (KONVENSI ILO MENGENAI DISKRIMINASI DALAM

Lebih terperinci

K 95 KONVENSI PERLINDUNGAN UPAH, 1949

K 95 KONVENSI PERLINDUNGAN UPAH, 1949 K 95 KONVENSI PERLINDUNGAN UPAH, 1949 2 K-95 Konvensi Perlindungan Upah, 1949 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan badan PBB yang bertugas memajukan kesempatan bagi laki-laki

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1998 TENTANG PENGESAHAN CONVENTION AGAINST TORTURE AND OTHER CRUEL, INHUMAN OR DEGRADING TREATMENT OR PUNISHMENT (KONVENSI MENENTANG PENYIKSAAN DAN PERLAKUAN ATAU PENGHUKUMAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN Y ANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN Y ANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1998 TENTANG PENGESAHAN CONVENTION AGAINST TORTURE AND OTHER CRUEL, INHUMAN OR DEGRADING TREATMENT OR PUNISHMENT (KONVENSI MENENTANG PENYIKSAAN DAN PERLAKUAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA. Presiden Republik Indonesia,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA. Presiden Republik Indonesia, Copyright (C) 2000 BPHN UU 5/1998, PENGESAHAN CONVENTION AGAINST TORTURE AND OTHER CRUEL, INHUMAN OR DEGRADING TREATMENT OR PUNISHMENT (KONVENSI MENENTANG PENYIKSAAN DAN PERLAKUAN ATAU PENGHUKUMAN LAIN

Lebih terperinci

K177 Konvensi Kerja Rumahan, 1996 (No. 177)

K177 Konvensi Kerja Rumahan, 1996 (No. 177) K177 Konvensi Kerja Rumahan, 1996 (No. 177) 1 K177 - Konvensi Kerja Rumahan, 1996 (No. 177) 2 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan badan PBB yang bertugas memajukan kesempatan

Lebih terperinci

PRINSIP-PRINSIP PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

PRINSIP-PRINSIP PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN PRINSIP-PRINSIP PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN Agenda 21, yang dideklarasikan pada Konferensi PBB tahun 1992 tentang Lingkungan dan Pembangunan, atau KTT Bumi di Rio de Janeiro, Brasil; merupakan cetak biru

Lebih terperinci

PERANGKAT HAK ASASI MANUSIA LEMBAR FAKTA NO. 1. Kampanye Dunia untuk Hak Asasi Manusia

PERANGKAT HAK ASASI MANUSIA LEMBAR FAKTA NO. 1. Kampanye Dunia untuk Hak Asasi Manusia PERANGKAT HAK ASASI MANUSIA LEMBAR FAKTA NO. 1 Kampanye Dunia untuk Hak Asasi Manusia 1 KEPEDULIAN INTERNASIONAL TERHADAP HAK ASASI MANUSIA Kepedulian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) terhadap kemajuan

Lebih terperinci

Institute for Criminal Justice Reform

Institute for Criminal Justice Reform UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2007 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa setiap orang

Lebih terperinci

DEKLARASI UNIVERSAL HAK ASASI MANUSIA 1 MUKADIMAH

DEKLARASI UNIVERSAL HAK ASASI MANUSIA 1 MUKADIMAH DEKLARASI UNIVERSAL HAK ASASI MANUSIA 1 MUKADIMAH Bahwa pengakuan atas martabat yang melekat pada dan hak-hak yang sama dan tidak dapat dicabut dari semua anggota keluarga manusia adalah landasan bagi

Lebih terperinci

PROTOKOL KYOTO ATAS KONVENSI KERANGKA KERJA PBB TENTANG PERUBAHAN IKLIM

PROTOKOL KYOTO ATAS KONVENSI KERANGKA KERJA PBB TENTANG PERUBAHAN IKLIM PROTOKOL KYOTO ATAS KONVENSI KERANGKA KERJA PBB TENTANG PERUBAHAN IKLIM Para Pihak pada Protokol ini, Menjadi para Pihak pada Konvensi Kerangka Kerja Perserikatan Bangsa Bangsa tentang Perubahan Iklim,

Lebih terperinci

KOMENTAR UMUM no. 08

KOMENTAR UMUM no. 08 1 KOMENTAR UMUM no. 08 KAITAN ANTARA SANKSI EKONOMI DENGAN PENGHORMATAN TERHADAP HAK- HAK EKONOMI, SOSIAL DAN BUDAYA Komite Persatuan Bangsa-bangsa untuk Hak-hak Ekonomi, Sosial dan Budaya E/C.12/1997/8

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL CONVENTION FOR THE SUPPRESSION OF ACTS OF NUCLEAR TERRORISM (KONVENSI INTERNASIONAL PENANGGULANGAN TINDAKAN

Lebih terperinci

Annex 5: Panduan Maastricht mengenai Pelanggaran Hak-hak Ekonomi, Sosial dan Budaya

Annex 5: Panduan Maastricht mengenai Pelanggaran Hak-hak Ekonomi, Sosial dan Budaya Annex 5: Panduan Maastricht mengenai Pelanggaran Hak-hak Ekonomi, Sosial dan Budaya I. Signifikansi hak-hak ekonomi, sosial dan budaya 1. Sejak Prinsip Limburg diadopsi pada tahun 1986, kondisi ekonomi

Lebih terperinci

PROTOKOL KYOTO ATAS KONVENSI KERANGKA KERJA PBB TENTANG PERUBAHAN IKLIM

PROTOKOL KYOTO ATAS KONVENSI KERANGKA KERJA PBB TENTANG PERUBAHAN IKLIM PROTOKOL KYOTO ATAS KONVENSI KERANGKA KERJA PBB TENTANG PERUBAHAN IKLIM Para Pihak pada Protokol ini, Menjadi para Pihak pada Konvensi Kerangka Kerja Perserikatan Bangsa Bangsa tentang Perubahan Iklim,

Lebih terperinci

RESUME 21 BUTIR PLATFORM KEBIJAKAN PARTAI KEADILAN SEJAHTERA (1) PEMANTAPAN EKONOMI MAKRO

RESUME 21 BUTIR PLATFORM KEBIJAKAN PARTAI KEADILAN SEJAHTERA (1) PEMANTAPAN EKONOMI MAKRO RESUME 21 BUTIR PLATFORM KEBIJAKAN PARTAI KEADILAN SEJAHTERA (1) PEMANTAPAN EKONOMI MAKRO Membangun kembali fundamental ekonomi yang sehat dan mantap demi meningkatkan pertumbuhan, memperluas pemerataan,

Lebih terperinci

AGENDA PIAGAM GLOBAL TENTANG HAK ASASI MANUSIA DI KOTA

AGENDA PIAGAM GLOBAL TENTANG HAK ASASI MANUSIA DI KOTA AGENDA PIAGAM GLOBAL TENTANG HAK ASASI MANUSIA DI KOTA Oktober 2010 44 Dokumen Referensi Pendahuluan Mengingat bahwa semua manusia diberkahi dengan hak-hak dan kebebasan yang diakui dalam Deklarasi Universal

Lebih terperinci

BAB II PENGATURAN PEKERJA RUMAHANMENURUT KONVENSI ILO N A. Konvensi Sebagai Produk ILO dan daya Ikatnya Bagi Negara-negara

BAB II PENGATURAN PEKERJA RUMAHANMENURUT KONVENSI ILO N A. Konvensi Sebagai Produk ILO dan daya Ikatnya Bagi Negara-negara BAB II PENGATURAN PEKERJA RUMAHANMENURUT KONVENSI ILO N0. 177 A. Konvensi Sebagai Produk ILO dan daya Ikatnya Bagi Negara-negara Anggota Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) merupakan organisasi perdamaian

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2000 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2000 TENTANG UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2000 TENTANG PENGESAHAN ILO CONVENTION NO. 182 CONCERNING THE PROHIBITION AND IMMEDIATE ACTION FOR THE ELIMINATION OF THE WORST FORMS OF CHILD LABOUR ( KONVENSI

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2002 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA TERORISME

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2002 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA TERORISME PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2002 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA TERORISME UMUM Sejalan dengan Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945,

Lebih terperinci

K98 BERLAKUNYA DASAR-DASAR DARI HAK UNTUK BERORGANISASI DAN UNTUK BERUNDING BERSAMA

K98 BERLAKUNYA DASAR-DASAR DARI HAK UNTUK BERORGANISASI DAN UNTUK BERUNDING BERSAMA K98 BERLAKUNYA DASAR-DASAR DARI HAK UNTUK BERORGANISASI DAN UNTUK BERUNDING BERSAMA 1 K 98 - Berlakunya Dasar-dasar dari Hak untuk Berorganisasi dan untuk Berunding Bersama 2 Pengantar Organisasi Perburuhan

Lebih terperinci

Peta Jalan untuk Mencapai Penghapusan Bentuk-bentuk Pekerjaan Terburuk untuk Anak (BPTA) pada tahun 2016

Peta Jalan untuk Mencapai Penghapusan Bentuk-bentuk Pekerjaan Terburuk untuk Anak (BPTA) pada tahun 2016 Peta Jalan untuk Mencapai Penghapusan Bentuk-bentuk Pekerjaan Terburuk untuk Anak (BPTA) pada tahun 2016 Illustratie Dick Bruna copyright Mercis bv, 1997 Dokumen Hasil Konferensi Global Pekerja Anak Den

Lebih terperinci

K138 USIA MINIMUM UNTUK DIPERBOLEHKAN BEKERJA

K138 USIA MINIMUM UNTUK DIPERBOLEHKAN BEKERJA K138 USIA MINIMUM UNTUK DIPERBOLEHKAN BEKERJA 1 K 138 - Usia Minimum untuk Diperbolehkan Bekerja 2 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan badan PBB yang bertugas memajukan

Lebih terperinci