Pengaruh Elaboration Likelihood Model

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Pengaruh Elaboration Likelihood Model"

Transkripsi

1 Pengaruh Elaboration Likelihood Model Dalam Mempersepsi Media Luar Ruang Terhadap Sikap Kampanye Pemilihan Kepala Daerah Pada Mahasiswa Pendatang di Kota Malang Yulia Devitarani Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Elaboration Likelihood Model dalam mempersepsi media luar ruang terhadap sikap kampanye pilkada pada mahasiswa pendatang di kota Malang. Elaboration Likelihood Model terbagi menjadi 2 jalur dalam memproses informasi, antara lain adalah Jalur Sentral dan Jalur Periferal. Jalur Sentral di mana individu memfokuskan diri pada pesan produk dalam iklan, sedangkan Jalur Periferal di mana individu memfokuskan pada daya tarik iklan. Penelitian ini adalah penelitian survey atau korelasional dengan menggunakan analisa data regresi berganda dengan jumlah sampel sebanyak 144 orang. Hasil olah data menunjukkan Jalur Periferal (X 1 ) berpengaruh terhadap sikap pada kampanye (Y) pada mahasiswa pendatang, dengan nilai statistik t hitung lebih besar daripada t tabel (4,020 >1,976). Jalur Sentral (X 2 ) berpengaruh terhadap sikap pada kampanye (Y) pada mahasiswa pendatang, dengan nilai statistik t hitung lebih besar daripada t tabel (5,161 > 1.976). Jalur Periferal (X 1 ) dan Jalur Sentral (X 2 ) secara bersama-sama memiliki pengaruh terhadap sikap pada kampanye (Y) pada mahasiswa pendatang di kota Malang dengan nilai statistik uji f hitung tersebut lebih besar daripada f tabel (13,234 > 3,06). Kata kunci: Media luar ruang, Jalur Periferal, Jalur Sentral, sikap pada kampanye pilkada 1

2 The Effect of Elaboration Likelihood Model in Perceiving Outdoor Media to the Attitude toward City Mayor Election Campaign on Non Resident Students in Malang City Yulia Devitarani Department of Psychology, Faculty of Social and Political Science Brawijaya University ABSTRACT The purpose of this research was to analyze whether Elaboration Likelihood Model in perceiving outdoor media have effect to the attitude toward city mayor election campaign attitude on non resident students in Malang city. Elaboration Likelihood Model is divided into two routes in information processing which is central route and peripheral route. Central route in which individuals focus on the product message in the ad, while peripheral route where individuals focus on advertising appeal. Survey in this study was applied on 144 non resident students in Malang city by using multiple regression statistical analysis. The result indicated that peripheral route (X 1 ) have a significant effect to attitude toward city mayor election campaign (Y) on immigrant students, with the value of the t test is greater than t table (4,020 >1,976). Central route (X 2 ) have a significant effect to attitude toward city mayor election campaign (Y) on non resident students, with the t test is greater than t table (5,161>1.976). Peripheral route and central route simultaneously have significant effect to attitude toward city mayor election campaign (Y), with the value of the F test is greater than F table (13,234 > 3,06). Keywords: Outdoor media, peripheral route, central route, attitude toward city mayor election campaign 2

3 LATAR BELAKANG Indonesia merupakan negara demokrasi di mana kekuasaan tertinggi dalam negara berada di tangan rakyat. Prinsip demokrasi atau kedaulatan rakyat menjamin peran serta masyarakat dalam proses pengambilan keputusan untuk mengatur kebijakan negara. Dalam kehidupan negara demokrasi, negara memberikan kesempatan bagi setiap anggota masyarakat yang mempunyai keinginan serta kemampuan untuk terlibat dalam dunia politik. Selain itu, masyarakat juga mempunyai hak untuk mencalonkan dirinya sebagai seorang kepala daerah. Sejak disahkan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004, kepala daerah dipilih secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil oleh rakyat (Suryatna, 2007). Perubahan tata cara pemilihan tersebut merubah pendekatan kampanye politik. Saat pemilihan kepala daerah dilakukan oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, kampanye dilaksanakan dengan cara lobi politik kepada anggota dewan. Ketika pemilihan kepala daerah secara langsung dilakukan oleh masyarakat, kampanye pengenalan calon kepala daerah dilaksanakan dengan menarik perhatian dan dukungan dari masyarakat daerah setempat (Gaffar, 2012). Kampanye dapat dilakukan dengan berbagai cara. Kampanye biasanya meliputi berbagai pesan yang dapat disampaikan melalui beberapa media agar memberikan pengaruh yang diinginkan. Selain itu, kampanye dibagi menjadi beberapa jenis, salah satu jenis kampanye yang secara rutin dilakukan adalah kampanye politik. Kampanye politik didefinisikan sebagai periode (waktu) yang diberikan oleh panitia pemilihan umum kepada semua kontestan, baik partai politik maupun kontestan perseorangan untuk memaparkan program-program kerja dan mempengaruhi opini publik sekaligus memobilisasi masyarakat agar memberikan suaranya saat pencoblosan (Kurniawan, 2009). Berdasarkan jenis media nya, kampanye politik dapat dilakukan melalui media cetak, media elektronik, media format kecil dan media luar ruang (Cangara, 2009). Salah satu media yang sering dilakukan oleh para kandidat untuk memaparkan programprogram kerja adalah dengan penggunaan media luar ruang. Menurut Tjiptono (Rosandini, 2012) media luar ruang adalah media iklan yang biasanya berukuran besar dan dipasang di tempat-tempat terbuka seperti di pinggir jalan, di pusat keramaian, atau tempat-tempat khusus lainnya. Bentuk strategi penggunaan media luar ruang terdiri dari baliho, spanduk, pamplet, poster, sticker. Media tersebut biasanya dilokasikan pada tempat yang strategis, antara lain di tiang listrik, tembok, perempatan jalan, tikungan, batang pohon, transportasi umum, bahkan saat ini atribut dipasang di berbagai warung makanan daerah dan beberapa fasilitas publik. Dengan banyaknya penggunaan media luar ruang yang digunakan tentunya sering timbul permasalahan yang terjadi. Salah satunya adalah timbulnya kesemrawutan di mata masyarakat. Hal ini terlihat dari banyaknya masyarakat yang merasa terganggu karena banyaknya media luar ruang dan meminta ruang publik sebagai lingkungan yang indah, tertib serta memberikan kenyamanan bagi masyarakat (Kompas, 5 September, 2013). 3

4 Tidak hanya kesemrawutan yang ditimbulkan akibat media luar ruang, kampanye dengan penggunaan media ini juga memiliki efek negatif lainnya. Berdasarkan hasil penelitian, media luar ruang yang digunakan dapat membuat tata ruang kota menjadi berantakan dan apabila terus dibiarkan, akan menjadi teror visual (Tinarbuko, 2009). Tabrakan visual dapat terjadi karena banyaknya spanduk, umbul-umbul, ribuan poster tempel yang di tempel di sepanjang jalan. Teror visual pun semakin dahsyat apabila kandidat menggunakan media luar ruang yang lebih besar. Di antaranya adalah baliho, billboard, neon box, yang terpasang melintang jalan dan cenderung menutupi alam raya. Tidak jarang juga kita melihat penggunaan media luar ruang dalam dunia politik yang sering di robek, di coret, bahkan di rusak yang semakin dapat merusak tata kota. Permasalahan ini juga tentunya mengakibatkan tata kota yang terlihat menjadi sesak, kumuh dan menghilangkan kesan bersih dan rapih. Hal ini diperkuat oleh penelitian yang dilakukan oleh Amanda (2010) yang menyatakan bahwa dengan banyaknya media luar ruang dalam pelaksanaan kampanye, akan mengganggu keasrian suatu daerah dan menjadi kawasan kumuh serta tidak enak dipandang. Banyaknya media luar yang digunakan sebagai iklan politik dalam pelaksanaan kampanye, hal tersebut secara tidak langsung sering kali memakan tempat di berbagai jalan. Menurut Tinarbuko (2009) banyaknya partai politik dan kandidat yang melakukan pelanggaran tanpa mengurus izin dalam penggunaan media luar ruang dan dengan seenaknya sendiri memasang iklan politik dan alat peraga kampanye dengan menjarah ruang publik maupun ruang terbuka hijau. Dengan banyaknya pemasangan media luar ruang tersebut, menunjukkan rendahnya kesadaran akan aspek ramah lingkungan dan ramah visual. Ironisnya lagi, dalam penggunaan media luar ruang yang telah dilakukan di beberapa kota, masih banyak anggota dan pengurus partai politik yang kurang mampu mengkomunikasikan visi misi partainya secara proporsional dan komunikatif. Hal ini terlihat dari banyaknya iklan politik dengan media luar ruang yang hanya menampilkan foto setiap kandidat saja tanpa memberikan informasi di dalamnya (Dayakisni dan Hudaniah, 2009). Meski demikian, strategi dengan penggunaan media luar ruang tetap digunakan oleh para kandidat pada setiap pemilihan kepala daerah. Shirvasni (Nurmasari, 2008) mengatakan secara fungsional, media luar ruang menyampaikan info, pesan dan pengenal bagi pengguna dengan bentuk yang berbeda-beda. Dalam mengolah pesan, terdapat sebuah teori psikologi sosial mengenai proses kognitif yang dikembangkan oleh Petty dan Cacioppo. Teori tersebut dikenal sebagai Elaboration Likelihood Model. Teori ini menjelaskan terdapat dua jalur proses kognitif pada individu dalam memikirkan pesan. Jalur pertama adalah pemrosesan informasi Jalur Sentral (central route) yang ditandai dengan kecermatan, pemikiran mendalam dan hati-hati, pemrosesan informasi secara sistematis, serta penuh pertimbangan mengenai unsur-unsur pesan (argumentasi) dari pesan. Sedangkan jalur kedua adalah pemrosesan informasi Jalur Periferal (peripheral route) terjadi ketika individu mempunyai motivasi dan kemampuan yang rendah untuk memproses pesan. Dengan adanya kedua jalur tersebut, bila 4

5 seseorang bersungguh-sungguh mengolah pesan yang diterimanya dan berfokus pada isi pesan, orang tersebut menggunakan pemrosesan informasi Jalur Sentral (central route) atau memproses informasi dalam kondisi keterlibatan tinggi. Sementara apabila seseorang tidak melakukan evaluasi yang mendalam terhadap isi pesan melainkan lebih memperhatikan daya tarik penyampai pesan, maka ia dipandang menggunakan pemrosesan informasi Jalur Periferal (peripheral route) atau memproses informasi dalam kondisi keterlibatan rendah (Petty dan Cacioppo, 1990). Pesan akan menimbulkan reaksi atau sikap bagi setiap individu yang melihatnya. Menurut Petty dan Cacioppo (1986) apabila individu dihadapkan pada pesan (iklan), ia akan memikirkan pesan dan argumentasi yang terkandung di dalamnya. Pesan ditujukan untuk menimbulkan reaksi atau sebuah sikap bagi setiap individu. Menurut Thurstone (Dayakisni dan Hudaniah, 2009) sikap merupakan suatu tingkatan afek, baik bersifat positif maupun negatif dalam hubungannya dengan obyek-obyek psikologis. Sikap memiliki 3 komponen utama, yaitu kognitif, afektif dan konatif (Walgito, 2003). Kognitif berarti bagaimana seseorang mempersepsikan terhadap objek. Afektif di mana terdapat perasaan senang atau tidak senang terhadap objek dan konatif sebagai komponen perilaku yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap objek sikap. Dalam pemilihan kepala daerah, para kandidat berusaha untuk membentuk sikap positif masyarakat baik secara kognitif, afektif maupun konatif. Pembentukan sikap dapat terbentuk dengan adanya media (Ahmadi, 2002). Oleh karena itu, banyak kandidat yang memanfaatkan media sebagai alternatif dalam membentuk sikap masyarakat. Penelitian ini dirasa menarik dilakukan melihat fakta bahwa masih banyaknya calon kepala daerah yang menggunakan media luar ruang sebagai salah satu alternatif dalam membentuk sikap positif masyarakat. Padahal pada kenyataannya, banyak sekali dampak negatif yang ditimbulkan oleh media luar ruang. Meski demikian, media luar ruang selalu digunakan dalam pelaksanaan kampanye politik di setiap daerah. HIPOTESIS Hipotesis 1 : Terdapat pengaruh pemrosesan informasi Jalur Periferal (parsial) terhadap sikap mahasiswa pendatang dalam proses kampanye pilkada Hipotesis 2 : Terdapat pengaruh pemrosesan informasi Jalur Sentral (parsial) terhadap sikap mahasiswa pendatang dalam proses kampanye pilkada Hipotesis 3 : Pemrosesan informasi Jalur Periferal dan pemrosesan informasi Jalur Sentral secara bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap sikap mahasiswa pendatang dalam proses kampanye pilkada 5

6 TINJAUAN PUSTAKA Kampanye Politik Kampanye politik didefinisikan sebagai periode (waktu) yang diberikan oleh panitia pemilihan umum kepada semua kontestan, baik partai politik maupun kontestan perseorangan untuk memaparkan program-program kerja dan mempengaruhi opini publik sekaligus memobilisasi masyarakat agar memberikan suaranya saat pencoblosan (Kurniawan, 2009). Menurut Nimmo (2011), kegiatan komunikasi politik adalah kegiatan simbolik dimana kata-kata itu mencakup ungkapan yang dikatakan atau dituliskan, gambar, lukisan, foto, film, gerak tubuh, ekspresi wajah dan segala cara bertindak. Orang-orang yang mengamati simbolsimbol itu, menginterpretasikannya dengan cara-cara yang bermakna sehingga membentuk citra mental tentang simbol-simbol tersebut. Jenis Media Kampanye Politik Media merupakan perantara untuk dilaksanakannya kampanye. Menurut Cangara (2009) media yang digunakan dalam pelaksanaan kampanye terbagi menjadi: a. Media Cetak Media cetak yang dapat berupa surat kabar merupakan saluran komunikasi di mana pesan-pesan verbalnya (tertulis) maupun dalam bentuk gambar. b. Media Elektronik Media elektronik disampaikan melalui getaran listrik yang diterima oleh pesawat penerima tertentu. Kelebihan pada media elektronik, informasi yang disampaikan dapat cepat meliputi semua wilayah yang berada dalam radius penerimaan. Selain cepat, pesan-pesan juga disertai gambar hidup yang berwarna sehingga menarik untuk ditonton oleh pemirsa. Berikut contoh penggunaan media elektronik. c. Media Luar Ruang Media luar ruang merupakan salah satu jenis media yang sering digunakan dalam pemilihan umum. Media ini cukup memberikan pengaruh pada orang yang melihat media tersebut. Iklan media luar ruang seringkali muncul pada saat pelaksanaan kampanye pemilihan umum. Iklan media luar ruang yang sering ada adalah billboard, baliho, bendera, spanduk, umbul-umbul, dan poster, yang memvisualkan logo atau lambang partai politik lengkap dengan jargon dan slogan yang disesuaikan dengan visi misi versi mereka (Tinarbuko, 2009). Pembuatan media seperti ini dapat dipesan oleh partai-partai politik atau kandidat pemilu pada perusahaan reklame Media ini dibuat lebih menarik karena bersifat visual. Media luar ruang dapat menggunakan foto yang close-up dan tidak membuat banyak pesan tertulis. Media ini bertujuan untuk mengingatkan orang pada sang kandidat (Cangara, 2009). 6

7 Elaboration Likelihood Model 1. Definisi Elaboration Likelihood Model (ELM) atau dapat disebut dengan teori kemungkinan elaborasi, telah dikembangkan oleh Richard E. Petty dan John T. Cacioppo. Teori ini merupakan menjelaskan di mana seseorang memproses pesan koumunikasi yang dilihatnya sehingga menimbulkan sebuah sikap setelah memproses pesan tersebut (Lien, 2001). Teori Elaboration Likelihood Model berfokus pada proses kognitif seseorang dan menerangkan bagaimana cara orang dalam mengevaluasi pesan. 2. Jalur Pemrosesan Informasi a. Jalur Periferal Pemrosesan informasi Jalur Periferal dikenal sebagai jalur pinggir, adalah keadaan di mana hasil keputusan dalam proses kognitif muncul dari proses berpikir yang kurang mendalam. Dalam pemrosesan informasi Jalur Periferal, konsumen cenderung tidak memperhatikan isi pesan (Andri, 2012) Menurut Pettty dan Cacioppo (Choi dan Salmon, 2003) pemrosesan informasi Jalur Periferal terjadi ketika kemungkinan elaborasi berada di tingkat yang rendah. Jalur ini terjadi ketika kemampuan untuk memproses pesan yang rendah dari seorang individu dan memproses pesan kurang teliti. Pemrosesan informasi Jalur Periferal ditandai dengan evaluasi pesan secara cepat dan efisien tanpa pemikiran yang mendalam. Selain itu, jalur ini melakukan pemrosesan berpikir yang tidak membutuhkan banyak usaha. Motivasi yang dimiliki cenderung rendah untuk melakukan pemikiran kognitif yang berarti isu tersebut tidak penting bagi kita atau memiliki efek yang kecil pada diri kita (Petty dan Cacioppo, 1990). Penerima pesan mengambil keputusan justru berdasarkan kredibilitas atau rasa suka pada komunikator atau berdasar reaksi orang lain terhadap pesan dan tidak mempertimbangkan argumen dan bukti. b. Jalur Sentral Pemrosesan informasi Jalur Sentral adalah keadaan di mana konsumen memfokuskan diri pada pesan produk dalam iklan. Konsumen menerjemahkan pesan produk dalam iklan tersebut, lalu membentuk kepercayaan tentang ciriciri dan konsekuensi produk, serta mengintegrasikan makna tersebut untuk membentuk sikap dan keinginan (Andri, 2012) Pemrosesan informasi Jalur Sentral memiliki ciri-ciri dalam kemampuan memproses pesan bersifat sistematik, kecermatan, kritis dan pemikiran yang hati-hati,penuh pertimbangan mengenai unsur-unsur pesan (argumentasi) yang disimpulkan dari pesan. Motivasi yang di miliki tinggi, memikirkan isu yang ada, dan memiliki kemampuan untuk memahami argumen (Petty dan Cacioppo, 1986). Dalam mengambil keputusan, pemrosesan informasi Jalur Sentral akan berfikir rasional dan tidak terpengaruh oleh isyarat Periferal (Choi dan Salmon, 2013) 7

8 Jalur ini melibatkan pertimbangan yang mendalam terhadap isi pesan dan ide yang terkandung di dalamnya. Ketika penerima informasi memproses sebuah pesan menggunakan pemrosesan informasi Jalur Sentral, maka penerima tersebut dikatakan terilbat dalam elaborasi yang tinggi (Petty dan Cacioppo, 1986). Sikap Travers, Gagne dan Cronbach (Ahmadi, 2002) menyatakan bahwa sikap melibatkan 3 komponen yang saling berhubungan. Komponen tersebut yaitu: a. Komponen kognitif, yaitu berupa pengetahuan, kepercayaan, pikiran yang didasarkan pada informasi yang berhubungan dengan objek. b. Komponen afektif, yaitu menunjukkan pada dimensi emosional dari sikap, yaitu emosi yang berhubungan dengan obyek. Obyek di sini dirasakan sebagai menyenangkan atau tidak menyenangkan. c. Komponen behavior, yaitu melibatkan salah satu predisposisi untuk bertindak terhadap obyek. Komponen ini berhubungan dengan kecenderungan untuk bertindak. Apabila individu memiliki sikap positif terhadap suatu obyek maka ia akan siap membantu, memperhatikan, berbuat sesuatu yang menguntungkan obyek itu. Sebaliknya bila ia memiliki sikap yang negatif terhadap suatu obyek, aka ia akan mengecam, mencela atau menyerang obyek itu (Ahmadi, 2011). METODE PENELITIAN Variabel Penelitian Variabel independen (bebas) yang menjadi dasar dilakukannya penelitian ini adalah pemrosesan informasi Jalur Periferal dan pemrosesan informasi Jalur Sentral. Sedangkan variabel dependent (terikat) adalah sikap. Subjek Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa dan mahasiswi pendatang yang tidak memiliki hak pilih dalam pemilihan kepala daerah kota Malang 2013 yang sedang menempuh pendidikan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Sampel yang diambil berjumlah 144 orang yang diambil dalam setiap jurusan. Alat Ukur 1. Skala Elaboration Likelihood Model Dalam pengukuran pemrosesan informasi Jalur Periferal dan Sentral, peneliti menggunakan jenis skala bedaan semantik (semantic differential). Skala bedaan semantik tidak berbentuk pilihan ganda maupun checklist, tetapi tersusun dalam satu garis kontinum di mana jawaban yang sangat positif terletak di bagian kanan garis, dan jawaban sangat negatif terletak di bagian kiri garis atau sebaliknya. Pada skala ini, subjek diberikan 6 stimulus yaitu media luar ruang kampanye politik di mana masing-masing stimulus terdapat 10 aitem Jalur Periferal dan 10 aitem Jalur Sentral untuk diberikan penilaian dalam mempersespi media luar ruang. 8

9 2. Skala Sikap Kampanye Politik Dalam skala sikap akan terdapat 3 dimensi yaitu dimensi kognitif, afektif dan konatif. Untuk mengukur sikap terhadap kampanye pilkada, peneliti menggunakan skala likert yang terdiri dari 40 aitem. Metode Analisis Analisis data menggunakan regresi berganda. Analisis regresi linier berganda dilakukan dengan bantuan komputer melalui program SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 17,00. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil uji statistik yang dilakukan secara simultan dengan penghitungan uji F, diketahui F hitung diperoleh sebesar 13,234. Sedangkan nilai F tabel dengan derajat bebas n 1 = 2 dan n 2 = 141 dengan α = 0,05 sebesar 3,06. Dari data yang diperoleh, jika nilai F hitung dibandingkan dengan F tabel, maka F hitung lebih besar daripada F tabel (13,234 > 3,06). Sehingga dapat disimpulkan hasil penelitian sesuai dengan hipotesis peneliti yaitu adanya pengaruh secara simultan antara pemrosesan informasi Jalur Periferal dan pemrosesan informasi Jalur Sentral terhadap sikap kampanye pada mahasiswa pendatang di kota Malang. Hasil penelitian pada uji simultan memberikan pernyataan bahwa secara teori maupun kenyataannya di lapangan, pemrosesan informasi baik secara pemrosesan informasi Jalur Periferal maupun pemrosesan informasi Jalur Sentral secara bersama-sama telah memberikan kontribusi yang cukup signifikan dalam membentuk sikap kampanye pada mahasiswa pendatang di kota Malang. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, pemrosesan informasi Jalur Periferal menekankan pada kemenarikan secara visual agar indidvidu tertarik pada iklan tersebut. Sedangkan pemrosesan informasi Jalur Sentral menekankan pada sejumlah informasi yang disampaikan kepada individu agar dapat mengolah pesan-pesan yang diterima. Dengan kata lain, apabila kemenarikan secara visual yang diiringi dengan informasi yang jelas dapat mempengaruhi sikap mahasiswa pada iklan tersebut. Dengan adanya hasil penelitian ini, menunjukkan bahwa penggunaan pemrosesan informasi Jalur Periferal dan pemrosesan informasi Jalur Sentral mempunyai peran penting dalam membentuk sikap mahasiswa. Selain itu, hasil penelitian yang didapat dari pengujian secara simultan menunjukkan bahwa adanya motivasi meskipun pada mahasiswa pendatang untuk menilai kualitas pesan yang diterimanya. Meskipun hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara pemrosesan informasi Jalur Periferal dan pemrosesan informasi Jalur Sentral terhadap sikap kampanye, sikap yang ditimbulkan adalah sikap negatif terhadap penggunaan media luar ruang. Hal ini terlihat dari 144 subjek, hanya terdapat 44 subjek yang membentuk sikap positif, sedangkan 100 subjek lainnya membentuk sikap negatif terhadap penggunaan media luar ruang. Apabila dilihat dari data sebelumnya, sumbangsih yang diberikan dari penggunaan media luar ruang baik di proses melalui pemrosesan informasi Jalur Periferal maupun pemrosesan informasi Jalur Sentral sebesar 15,8% dalam membentuk sikap mahasiswa pendatang. Sumbangsih lainnya adalah sebesar 9

10 84,2% yang dipengaruhi variabel lain. Hal ini berarti terdapat faktor atau stimulus lainnya yang lebih mempengaruhi sikap mahasiswa pendatang. Faktor yang dapat mempengaruhi sikap masyarakat pada dunia politik dapat berupa pengaruh personal, keluarga, kelompok bermain atau bekerja (Ansor, 2009). Sedangkan dari segi penggunaan teknik kampanye, faktor lainnya disumbangkan dari penggunaan kampanye selain media luar ruang. Menurut medianya, media yang digunakan dalam teknik kampanye terbagi menjadi media cetak, media elektronik yaitu televisi, radio, internet, telepon selular dan media format kecil yang terdri dari leaflet, selebaran, brosur, poster, kalender, stiker, pin-lencana, kaos oblong, dasi, blocknotes, payung, kantong jinjing, topi dan sebagainya (Cangara, 2009). Pada hasil penelitian yang dilakukan secara parsial pada pemrosesan informasi Jalur Periferal, didapatkan nilai t hitung sebesar 4,020 dan t tabel sebesar 1,976. Hasil menunjukkan bahwa t hitung lebih besar daripada t tabel (4,020 > 1,976) sehingga disimpulkan hipotesis diterima dan menunjukkan adanya pengaruh pada pemrosesan informasi Jalur Periferal terhadap sikap kampanye para mahasiswa pendatang di kota Malang. Dengan kata lain, daya tarik secara visual yang ditonjolkan pada penggunaan billboard kampanye mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap sikap mahasiswa pendatang. Teori Elaboration Likelihood Model menjelaskan bahwa pemrosesan pesan dengan Jalur Periferal mampu mempengaruhi sikap masyarakat. Teori yang ada sesuai dengan kenyataan di lapangan. Meski demikian, sumbangan yang diberikan oleh pemrosesan informasi Jalur Periferal tidak terlalu besar melainkan hanya 10,2 % dalam mempengaruhi sikap sedangkan sumbangan lainnya di berikan oleh variabel yang tidak digunakan dalam penelitian. Sedangkan hasil pengujian secara parsial pada pemrosesan informasi Jalur Sentral, didapatkan statisitik uji t sebesar 5,161 dan t tabel sebesar 1,976 Apabila dibandingkan, nilai statistik uji thitung tersebut lebih besar daripada t tabel (5,161 >1,976). Pengujian ini menunjukkan bahwa hipotesis peneliti diterima, sehingga disimpulkan bahwa variabel pemrosesan informasi Jalur Sentral memiliki pengaruh terhadap sikap kampanye pada mahasiswa pendatang di kota Malang. Hasil yang didapat sesuai dengan teori dan kenyataan yang ada di lapangan. Sumbangan yang diberikan oleh pemrosesan informasi Jalur Sentral sebesar 15,8% sedangkan sumbangan lainnya dipengaruhi oleh variabel yang tidak digunakan dalam penelitian. Jika dibandingkan dengan pemrosesan informasi Jalur Periferal, pemrosesan informasi Jalur Sentral memberikan kontribusi yang lebih besar daripada pemrosesan informasi Jalur Periferal yang hanya 10,2%. Dengan demikian, penggunaan informasi lebih berpengaruh daripada pengandalan isyarat periferal saja. Selain itu, jika dibandingkan dengan pengujian secara simultan, sumbangsih yang diberikan sebesar 15,8%. Dengan demikian, sumbangsih yang diberikan pada pengujian secara simultan seluruhnya diberikan oleh Jalur Sentral. Apabila pada sebuah media menampilkan isyarat periferal dan sentral, maka masyarakat akan lebih memperhatikan informasi di dalamnya dalam mengolah pesan yang diterimanya. 10

11 KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan a. Pengujian hipotesis model regresi secara simultan atau secara serentak dengan menggunakan uji F. Nilai statistik menunjukkan nilai F tabel dengan derajat bebas n 1 = 2 dan n 2 = 141 dengan α = 0,05 adalah sebesar 3,06. Jika nilai F hitung dibandingkan dengan F tabel, maka F hitung lebih besar daripada F tabel (13,234 > 3,06), sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa pemrosesan informasi Jalur Periferal dan pemrosesan informasi Jalur Sentral secara bersama-sama (simultan) mampu mempengaruhi sikap kampanye pada mahasiswa pendatang di kota Malang b. Pengujian hipotesis model regresi secara parsial dengan menggunakan uji regresi sederhana, menunjukkan nilai statistik uji t hitung lebih besar daripada t tabel (4,020 < 1,976), sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa pemrosesan informasi Jalur Periferal secara parsial mempunyai pengaruh terhadap sikap kampanye pada mahasiswa pendatang di kota Malang. c. Pengujian hipotesis model regresi secara parsial dengan menggunakan uji regresi sederhana, menunjukkan nilai statistik uji t hitung tersebut lebih besar daripada ttabel (5,161 > 1,976), sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa pemrosesan informasi Jalur Sentral secara parsial mempunyai pengaruh terhadap sikap kampanye pada mahasiswa pendatang di kota Malang d. Sumbangsih yang diberikan dari penggunaan media luar ruang baik melalui pemrosesan informasi Jalur Periferal maupun pemrosesan informasi Jalur Sentral sebesar 15,8% dalam membentuk sikap mahasiswa, sedangkan sumbangsih lainnya adalah sebesar 84,2% yang dipengaruhi variabel lain yang tidak diukur dalam penelitian. e. Sedangkan pengujian secara parsial, sumbangsih yang diberikan pada pemrosesan informasi Jalur Periferal hanya sebesar 10,2% dan pada pemrosesan informasi Jalur Sentral sebesar 15,8%. f. Pada hasil penelitian, pemrosesan informasi Jalur Sentral mempunyai pengaruh yang lebih besar daripada pemrosesan informasi Jalur Periferal. Hal ini menunjukkan penggunaan informasi pada media luar ruang lebih berperan penting dalam mempengaruhi sikap mahasiswa. g. Apabila pemrosesan informasi Jalur Periferal diiringi secara bersamaan dengan Jalur Sentral, mahasiswa akan lebih memperhatikan informasi yang disampaikan dalam iklan tersebut. h. Penggunaan media luar ruang dengan kemenarikan secara visual yang diiringi dengan informasi yang jelas akan lebih efektif dalam upaya mempengaruhi sikap mahasiswa dari pada hanya sekedar menarik tetapi tidak memberikan informasi. i. Dari data penelitian, menunjukkan lebih banyak mahasiswa pendatang yang membentuk sikap negatif daripada sikap positif terhadap pemakai billboard untuk kampanye pilkada. Hal ini menunjukkan perasaan tidak suka pada penggunaan media luar ruang kampanye pilkada. 11

12 2. Saran a. Saran Metodologis 1) Penelitian selanjutnya hendaknya menggunakan sampel pada masyarakat yang mempunyai hak pilih dalam pemilihan kepala daerah. 2) Penelitian selanjutnya hendaknya menggunakan metode kualitatif agar dapat memberikan informasi yang lebih mendalam. Metode kualitatif dianggap mampu mengungkap suatu permasalahan secara lebih mendalam. 3) Penelitian selanjutnya hendaknya mempertimbangkan variasi tingkat pendidikan dalam menggunakan variabel Jalur Periferal dan Jalur Sentral, karena pada penelitian ini tingkat pendidikan yang dijadikan sampel adalah homogen. 4) Pada penelitian selanjutnya hendaknya melakukan uji coba terlebih dahulu, sehingga saat melakukan penelitian sudah menggunakan skala yang teruji validitas dan reliabilitasnya. b. Saran Praktis 1) Bagi praktisi politik hendaknya dalam melaksanakan kampanye dengan media luar ruang tidak hanya menampilkan isyarat periferal saja, tetapi diiringi dengan informasi yang lebih jelas bersama-sama dengan isi pesan politik, karena masyarakat lebih menggunakan Jalur Sentral dalam memproses informasi yang diterimanya sehingga mempengaruhi pada sikap. 2) Hendaknya bagi praktisi politik tidak terlalu banyak membuang dana dalam menggunakan media luar ruang dalam kampanye, mengingat sumbangsih yang diberikan tidak terlalu besar, hanya sebesar 15,8%. 3) Bagi praktisi politik, untuk semakin menarik perhatian, hendaknya menggunakan teknik kampanye yang lebih inovatif untuk mendapatkan sikap yang positif dari masyarakat yang mempunyai hak pilih maupun yang tidak mempunyai hak pilih. 4) Bagi praktisi politik hendaknya dapat membangun perasaan positif masyarakat. Karena perasaan merupakan salah satu faktor dari keefektifan iklan yang ditampilkan. Salah satu upaya membangun perasaan yang baik pada masyarakat, praktisi politik disarankan untuk tidak memasang media luar ruang dalam jangka waktu yang lama sehingga membuat masyarakat yang melihatnya dapat jenuh dan dianggap merusak tata ruang kota. 12

13 DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, A. (2002). Psikologi Sosial. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Amanda, N. (2010). Estetika Baliho Iklan Calon Legislatif Pada Pemilu Legislatif Jurnal Ilmiah Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Volume 1 No. 1.p Andri, G. (2012). Strategi Pemasaran dan Efektivitas Periklanan Dengan Menggunakan Metoda Komunikasi, Empati, Persuasi dan Dampak Pada Perusahaan PT. Bhineka Lestari LTD. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan.Volume 3 No.2.p Ansor. (2011). Peran Iklan Politik Pencitraan dan Dampaknya pada Pilkada di Kabupaten Sleman. Jurnal Penelitian IPTEK-KOM. Volume 13 No.2.p Cangara, H. (2009). Komunikasi Politik: Konsep, Teori dan Strategi. Jakarta: Rajawali Press. Choi, S.M.,Charles,T.S. (2003). The Elaboration Likelihood Model of Persuassion Aftre Two Decades: A review of Criticisms and Contributions. The Kentucky Journal of Communication. Volume 22 No.1.p Dyakisni, T., Hudaniah. (2009). Psikologi Sosial. Malang: UMM Press. Gaffar, J.M. (2012). Politik Hukum Pemilu. Jakarta: Konstitusi Press. Kurniawan, R.C. (2009). Kampanye Politik: Idealitas dan Tantangan. Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Volume 12 No. 3.p Lien, N. (2001). Elaboration Likelihood Model in Consumer Research:A Review.Journal of Consumer Research. Volume 11 No.4.p Nimmo, D. (2011). Komunikasi Politik Komunikator, Pesan, dan Media. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Nurmasari, S. (2008). Hubungan Media Ruang Luar (Menggunakan Pencahayaan Buatan) Dengan Kualitas Visual Koridor Di Malang Hari Menurut Persepsi Masyarakat.Tesis.Program Pasca Sarjana Teknik Arsitektur.Universitas Diponegoro.Semarang. Petty, R.E., John,C. (1986). The Elaboration Likelihood Model of Persuassion.Advances in Experimental Social Psychology. Volume 19.p (1990). Involvement and Persuassion:Tradition Versus Intergration. Psychological Bulletin.Volume 107 No.3.p

14 Rosandini, G. (2012). Analisis Pengaruh Daya Tarik Media Luar Ruang, Popularitas Endorser, dan Kreatifitas Iklan Terhadap Efektifitas Iklan Guna Menumbuhkan Top of Mind Produk SIMCARD GSM Prabayar Mentari.Skripsi.Fakultas Ekonomika dan Bisnis. Universitas Diponegoro.Semarang. Suryatna, U. (2007). Hubungan Karakteristik Pemilih dan Terpaan Informasi Kampanye Politik Dengan Perilaku Memilih (Kasus Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Cianjur Tahun 2006). Tesis. Program Pasca Sarjana Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Tinarbuko, S. (2009). Menakar Iklan Politik Pemilu Jurnal Desain Komunikasi Visual Nirmana. Volume 11 No. 2.p Walgito, B. (2003). Psikologi Sosial (Suatu Pengantar). Yogyakarta: Andi Offset. 14

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. 4.1.Hipotesis Pertama : Pengaruh Kreativitas Iklan Terhadap Minat Beli

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. 4.1.Hipotesis Pertama : Pengaruh Kreativitas Iklan Terhadap Minat Beli BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1.Hipotesis Pertama : Pengaruh Kreativitas Iklan Terhadap Minat Beli Vaseline Men Hasil pengujian hipotesis pertama dapat membuktikan bahwa kreativitas

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Reformasi politik yang sudah berlangsung sejak berakhirnya pemerintahan Orde Baru di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto pada bulan Mei 1998, telah melahirkan perubahan besar

Lebih terperinci

KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan

KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Karakteristik demografi pemilih yang mencakup usia antara 20-49 tahun, berpendidikan SLTA dan di atasnya, memiliki status pekerjaan tetap (pegawai negeri sipil, pengusaha/wiraswasta

Lebih terperinci

Regina Bellanandra / Yudi Perbawaningsih. Abstrak

Regina Bellanandra / Yudi Perbawaningsih. Abstrak Proses Pengolahan Pesan Persuasi dan Efek Perubahan Sikap Pada Konsumen Ramayana Department Store Yogyakarta Regina Bellanandra / Yudi Perbawaningsih Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI. menguntungkan bagi pihak pembuat iklan (Durianto, 2003). Periklanan

BAB II KERANGKA TEORI. menguntungkan bagi pihak pembuat iklan (Durianto, 2003). Periklanan BAB II KERANGKA TEORI 2.1.Periklanan Periklanan merupakan suatu proses komunikasi yang bertujuan untuk membujuk atau menggiring orang untuk mengambil tindakan yang menguntungkan bagi pihak pembuat iklan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Indonesia saat ini melalui momen-momen aktivitas politik yang melibatkan masyarakat secara luas, seperti pemilihan umum secara langsung anggota legislatif, pemilihan

Lebih terperinci

Sumber : (Griffin, 1997: 195) Secara keseluruhan temuan Petty dan Cacioppo mendukung lima. kesimpulan mengenai kemungkinan dimana seseorang akan

Sumber : (Griffin, 1997: 195) Secara keseluruhan temuan Petty dan Cacioppo mendukung lima. kesimpulan mengenai kemungkinan dimana seseorang akan 20 Sumber : (Griffin, 1997: 195) Secara keseluruhan temuan Petty dan Cacioppo mendukung lima kesimpulan mengenai kemungkinan dimana seseorang akan memperhatikan sebuah pesan, yaitu (Griffin, 1997:223)

Lebih terperinci

-3- MEMUTUSKAN: Pasal I

-3- MEMUTUSKAN: Pasal I -2-3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran (L embaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 139, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4252); 4. Undang-Undang Nomor 2 Tahun

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI DAN KONSEP VISUAL

BAB III STRATEGI DAN KONSEP VISUAL 47 BAB III STRATEGI DAN KONSEP VISUAL 3.1 STRATEGI KOMUNIKASI Komunikasi menurut dance (1967) adalah usaha yang menimbulakan respons melalui lambang-lambang verbal yang bertindak sebagai stimuli, dengan

Lebih terperinci

Pengaruh Komunikasi Politik Pasangan Calon Kepala Daerah Terhadap Pemilih Dikalangan Mahasiswa Di Banjarmasin

Pengaruh Komunikasi Politik Pasangan Calon Kepala Daerah Terhadap Pemilih Dikalangan Mahasiswa Di Banjarmasin Pengaruh Komunikasi Politik Pasangan Calon Kepala Daerah Terhadap Pemilih Dikalangan Mahasiswa Di Banjarmasin Samsul Rani Fakultas Dakwah Dan Komunikasi IAIN Antasari This study aims to determine the effect

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemilihan umum (Pemilu) adalah proses memilih orang untuk mengisi jabatan-jabatan politik tertentu. Jabatan-jabatan tersebut beranekaragam, mulai dari Presiden, Wakil

Lebih terperinci

berikut akan dipaparkan dimensi dimensi dalam Epic model.

berikut akan dipaparkan dimensi dimensi dalam Epic model. EPIC MODEL Epic model merupakan model analisis efektivitas periklanan yang dikembangkan oleh AC Nielsen, salah satu perusahaan peneliti pemasaran terkemuka di dunia. Epic Model dan mencakup empat dimensi

Lebih terperinci

S A L I N A N. Lampiran : KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN NGANJUK Nomor : 03/Kpts/KPU-Kab/ /2012 Tanggal : 7 Mei 2012

S A L I N A N. Lampiran : KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN NGANJUK Nomor : 03/Kpts/KPU-Kab/ /2012 Tanggal : 7 Mei 2012 Lampiran : KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN NGANJUK Nomor : 03/Kpts/KPU-Kab/014.329801/2012 Tanggal : 7 Mei 2012 PEDOMAN TEKNIS PELAKSANAAN SOSIALISASI PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM BUPATI DAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mencakup latar belakang budaya yang berbeda, perekonomian yang berbeda, dll,

BAB III METODE PENELITIAN. mencakup latar belakang budaya yang berbeda, perekonomian yang berbeda, dll, BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Objek penelitian ini dipilih mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana. Pemilihan lokasi penelitian ini dipilih berdasarkan beberapa pertimbangan, antara

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Penelitian ini mengkaji tentang Badan Pengawas Pemilu (BAWASLU), proses. pengawasan dan hambatan-hambatan yang dialami dalam mengawasi

I. PENDAHULUAN. Penelitian ini mengkaji tentang Badan Pengawas Pemilu (BAWASLU), proses. pengawasan dan hambatan-hambatan yang dialami dalam mengawasi 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ini mengkaji tentang Badan Pengawas Pemilu (BAWASLU), proses pengawasan dan hambatan-hambatan yang dialami dalam mengawasi pelanggaran Pemilihan Gubernur Lampung

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. Bagian ini disajikan hasil temuan penelitian yang diperoleh dari data informan.

BAB IV ANALISIS DATA. Bagian ini disajikan hasil temuan penelitian yang diperoleh dari data informan. BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Penelitian Bagian ini disajikan hasil temuan penelitian yang diperoleh dari data informan. Uraiannya sebagai berikut : 1. Proses atensi dan sensasi anggota De Photograph

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memasarkan produknya. Hal ini di sebabkan oleh banyaknya industri baru yang

BAB I PENDAHULUAN. memasarkan produknya. Hal ini di sebabkan oleh banyaknya industri baru yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini tingkat persaingan antar industri mie instant semakin ketat dalam memasarkan produknya. Hal ini di sebabkan oleh banyaknya industri baru yang bermunculan

Lebih terperinci

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 67 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 21 TAHUN 2013 TENTANG PEMASANGAN ALAT PERAGA KAMPANYE PEMILIHAN

Lebih terperinci

PENGARUH MEDIA PLACEMENT IKLAN LUAR RUANG TERHADAP TINGKAT BRAND AWARENESS

PENGARUH MEDIA PLACEMENT IKLAN LUAR RUANG TERHADAP TINGKAT BRAND AWARENESS PENGARUH MEDIA PLACEMENT IKLAN LUAR RUANG TERHADAP TINGKAT BRAND AWARENESS (Penelitian Eksperimental tentang Pengaruh Media Placement Iklan Luar Ruang di Sepanjang Jalan Gejayan terhadap Tingkat Brand

Lebih terperinci

KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR: 10/Kpts/KPU-Prov-010/2011 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PELAKSANAAN SOSIALISASI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penelitian ini meneliti tentang strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh Lion Star dalam menarik minat konsumen. Dalam bab ini akan membahas tentang konsep dan teori- teori

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Pelaku dunia usaha dituntut untuk selalu merespon setiap perubahan. Karena pada

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Pelaku dunia usaha dituntut untuk selalu merespon setiap perubahan. Karena pada 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Dunia saat ini semakin kompetitif, lingkungan bisnis bisa berubah setiap saat. Pelaku dunia usaha dituntut untuk selalu merespon setiap perubahan. Karena

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN 109 BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN A. Bentuk- Bentuk Kampanye Massa Yang Digunakan Di Kelurahan Pekauman Kabupaten Gresik Dalam Pemilu Presiden 2014 Pemilu Presiden merupakan salah satu

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.97,2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGAWASAN KAMPANYE PESERTA PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN

Lebih terperinci

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGAWASAN KAMPANYE PESERTA PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. diatur dalam Undang-Undang (UU) Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pemilu

I. PENDAHULUAN. diatur dalam Undang-Undang (UU) Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pemilu 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Umum (Pemilu) merupakan salah satu pilar demokrasi sebagai wahana perwujudan kedaulatan rakyat guna menghasilkan pemerintahan yang demokratis. Pemerintahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi telah digunakan di sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi telah digunakan di sebagian besar 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi telah digunakan di sebagian besar negara di dunia termasuk Indonesia. Negara Kesatuan Republik Indonesia sejak reformasi telah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pemilu merupakan proses pemilihan orang-orang untuk mengisi jabatan-jabatan

I. PENDAHULUAN. Pemilu merupakan proses pemilihan orang-orang untuk mengisi jabatan-jabatan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemilu merupakan proses pemilihan orang-orang untuk mengisi jabatan-jabatan politik tertentu. Jabatan-jabatan tersebut beraneka-ragam, mulai dari presiden, kepala daerah,

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.304, 2010 KOMISI PEMILIHAN UMUM. Kampanye. Pilkada. Pedoman Teknis.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.304, 2010 KOMISI PEMILIHAN UMUM. Kampanye. Pilkada. Pedoman Teknis. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.304, 2010 KOMISI PEMILIHAN UMUM. Kampanye. Pilkada. Pedoman Teknis. PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN KOMISI PEMILIHAN

Lebih terperinci

SKALA PSIKOLOGI. Wahyu Widhiarso

SKALA PSIKOLOGI. Wahyu Widhiarso SKALA PSIKOLOGI Wahyu Widhiarso ELEMEN dalam Skala Psikologi SKALA- seperangkat nomor yang digunakan untuk menjelaskan konstrak psikologis INSTRUMENT- alat yang dipakai untuk menjalakan operasi pengukuran

Lebih terperinci

Sikap dan Perilaku. Rahmawati Z

Sikap dan Perilaku. Rahmawati Z Sikap dan Perilaku Rahmawati Z Pendahuluan Apa yang membuat seseorang memilih jenis shampo yang satu dan apa yang membuat orang mengatakan merokok sangat berbahaya bagi kesehatan? Apa yang membuat seseorang

Lebih terperinci

SALINAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN. NOMOR : 12/Kpts/KPU Kab /2010 TENTANG

SALINAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN. NOMOR : 12/Kpts/KPU Kab /2010 TENTANG SALINAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN NOMOR : 12/Kpts/KPU Kab 014329920/2010 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN SOSIALISASI PENYELENGGARAAN PEMILIHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu cara untuk meningkatkan penjualan produk, baik barang. pemasaran adalah aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu cara untuk meningkatkan penjualan produk, baik barang. pemasaran adalah aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu cara untuk meningkatkan penjualan produk, baik barang maupun jasa adalah dengan melakukan komunikasi ke pasar. Komunikasi pemasaran adalah aktivitas pemasaran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI DAN STUDY PUSTAKA. Pasta Gigi Pepsodent di Kota Makasar. Tujuan penelitian ini adalah untuk

BAB II TINJAUAN TEORI DAN STUDY PUSTAKA. Pasta Gigi Pepsodent di Kota Makasar. Tujuan penelitian ini adalah untuk BAB II TINJAUAN TEORI DAN STUDY PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang pertama adalah Adyatma Arifin (2012) dengan judul Pengaruh Periklanan Terhadap Pengambilan Keputusan Pembelian

Lebih terperinci

Hubungan Ideologically or Cause Oriented Campaign Badan Narkotika Nasional Provinsi Jawa Barat dengan Sikap Siswa SMK Bandung

Hubungan Ideologically or Cause Oriented Campaign Badan Narkotika Nasional Provinsi Jawa Barat dengan Sikap Siswa SMK Bandung Prosiding Hubungan Masyarakat ISSN: 2460-6510 Hubungan Ideologically or Cause Oriented Campaign Badan Narkotika Nasional Provinsi Jawa Barat dengan Sikap Siswa SMK ¹ Emira Apriliyanti, ² Ani Yuningsih

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA BANJARBARU NOMOR 39/Kpts/KPU-Kota /Tahun 2013 TENTANG

KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA BANJARBARU NOMOR 39/Kpts/KPU-Kota /Tahun 2013 TENTANG KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA BANJARBARU NOMOR 39/Kpts/KPU-Kota-022.436050/Tahun 2013 TENTANG TATA TERTIB PEMASANGAN ALAT PERAGA PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencerminkan dengan agak akurat partisipasi serta aspirasi masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. mencerminkan dengan agak akurat partisipasi serta aspirasi masyarakat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gerakan Reformasi tidak hanya memasang target rezim orde baru berakhir, tetapi juga bertujuan membangun Indonesia yang demokratis dan berkeadilan. Pemilu tidak saja

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI DAN KONSEP VISUAL. Tujuan komunikasi untuk merancang media komunikasi visual (pamflet)

BAB III STRATEGI DAN KONSEP VISUAL. Tujuan komunikasi untuk merancang media komunikasi visual (pamflet) 53 BAB III STRATEGI DAN KONSEP VISUAL 1.1 Tujuan Komunikasi Tujuan komunikasi untuk merancang media komunikasi visual (pamflet) guna kampanye calon legislative DPR-RI Partai Golkar nomor urut 3 Ir. Dra.

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA CIREBON. NOMOR 60 / Kpts / KPU Kota / 2013 TENTANG

KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA CIREBON. NOMOR 60 / Kpts / KPU Kota / 2013 TENTANG KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 60 / Kpts / KPU Kota 011329166 / 2013 TENTANG PENETAPAN ZONA/WILAYAH/LOKASI PEMASANGAN ALAT PERAGA KAMPANYE PEMILIHAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Namun tujuan utama dari terjadinya komunikasi itu ialah penyampaian. pesan dari pengirim kepada penerima pesan.

BAB I PENDAHULUAN. Namun tujuan utama dari terjadinya komunikasi itu ialah penyampaian. pesan dari pengirim kepada penerima pesan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi merupakan kebutuhan setiap individu untuk hidup dalam sebuah lingkungan. Semua hal bisa didapatkan melalui sebuah komunikasi seperti halnya informasi, kesepakatan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Bauran Pemasaran Marketing Mix merupakan kombinasi variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran, variabel yang dapat dikendalikan oleh perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 Iklan Televisi Menurut Hasan (2013), periklanan merupakan alat pemasaran untuk mempromosikan ide, barang, dan jasa secara non personal untuk mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Pemilihan umum (Pemilu) adalah salah satu cara dalam sistem demokrasi untuk memilih wakil rakyat yang akan duduk di lembaga perwakilan rakyat. Selain itu pemilu

Lebih terperinci

Instrumen Psikologis

Instrumen Psikologis Instrumen Psikologis Sumber : 1. Wahyu Widhiarso (2014). Bahan Kuliah (Skala Psikologi). Fakultas Psikologi UGM 2. Azwar, S. (2004). Sikap Manusia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar 3. http://berbagireferensi.blogspot.com/2011

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 32 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek yang dijadikan responden dalam penelitian ini ialah nasabah PT Bank Lampung Kantor Cabang Utama yang memiliki Tabungan Siger Mas. 3.2 Jenis dan Sumber

Lebih terperinci

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 69 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN TEKNIS KAMPANYE PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG PEMASANGAN ALAT PERAGA KAMPANYE PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH DAN DEWAN PERWAKILAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan manusia sebagai makhluk sosial. Komunikasi yang baik bukanlah sekedar

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan manusia sebagai makhluk sosial. Komunikasi yang baik bukanlah sekedar 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkomunikasi merupakan salah satu kegiatan yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia sebagai makhluk sosial. Komunikasi yang baik bukanlah sekedar gagasan atau

Lebih terperinci

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN SOSIALISASI PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH KOMISI PEMILIHAN UMUM, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

KOMISI PEMILIHAN UMUM MAHASISWA (KPUM) 2014

KOMISI PEMILIHAN UMUM MAHASISWA (KPUM) 2014 KOMISI PEMILIHAN UMUM MAHASISWA (KPUM) 2014 UNIVERSITAS GADJAH MADA Gelanggang Olahraga Pancasila UGM, Bulaksumur, Yogyakarta E-mail: kpumugm2014@gmail.com, Telepon: 081317761005 Peraturan Komisi Pemilihan

Lebih terperinci

CHECKLIST PENGAWASAN KAMPANYE PEMILU KADA JAWABAN

CHECKLIST PENGAWASAN KAMPANYE PEMILU KADA JAWABAN Lampiran PERATURAN BAWASLU REPUBLIK INDONESIA Nomor : 23 Tahun 2009 Tanggal : 4 Desember 2009 CHECKLIST PENGAWASAN KAMPANYE PEMILU KADA I. Pemilu Kada Provinsi NO. PERTANYAAN JAWABAN YA TDK RUJUKAN UU

Lebih terperinci

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN PATI

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN PATI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN PATI KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN PATI NOMOR : 07/Kpts/KPU-Kab.012.329311/V/2016 TENTANG PEDOMAN TEKNIS SOSIALISASI DAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMILIHAN

Lebih terperinci

ABSTRACT. Key Words: Celebrity Endorsers, Expertise, Trustworthiness, and Attractiveness, purchase interest. vi Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. Key Words: Celebrity Endorsers, Expertise, Trustworthiness, and Attractiveness, purchase interest. vi Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT One of creative strategy in advertising to attract more consumers attention is using a celebrity endorser. The company wants consumers look for that particular information that create purchase

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. korelasional (correlational research). Menurut Mamang (2010), penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. korelasional (correlational research). Menurut Mamang (2010), penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan tipe penelitian korelasional (correlational research). Menurut Mamang (2010), penelitian korelasional

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Hubungan Sikap..., Ferina Rahmawati, F.PSI UI, 2008

1. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Hubungan Sikap..., Ferina Rahmawati, F.PSI UI, 2008 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seiring dengan berjalannya waktu dan pesatnya perkembangan produkproduk penopang kehidupan manusia, kehidupan kita hampir tak bisa lepas dari sekumpulan iklan.

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Iklim Komunikasi Organisasi dan Efektifitas Media Internal Majalah Signal terhadap Kepuasan kerja karyawan Telkomsel

Analisis Pengaruh Iklim Komunikasi Organisasi dan Efektifitas Media Internal Majalah Signal terhadap Kepuasan kerja karyawan Telkomsel Analisis Pengaruh Iklim Komunikasi Organisasi dan Efektifitas Media Internal Majalah Signal terhadap Kepuasan kerja karyawan Telkomsel (Studi pada Karyawan Telkomsel Regional Jateng & DIY) Skripsi Disusun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang mempengaruhi dan variabel terikat yaitu variabel yang dipengaruhi. Variabel

BAB III METODE PENELITIAN. yang mempengaruhi dan variabel terikat yaitu variabel yang dipengaruhi. Variabel 69 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan prosedur penelitian deskriptif inferensial dengan membedakan variabel ke dalam variabel bebas yaitu variabel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya kehidupan ekonomi dan sosial masyarakat, menuntut masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya kehidupan ekonomi dan sosial masyarakat, menuntut masyarakat, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berkembangnya kehidupan ekonomi dan sosial masyarakat, menuntut masyarakat, terutama yang hidup di daerah perkotaan untuk dapat mengetahui berbagai macam

Lebih terperinci

Melisa Arisanty, S.I.Kom, M.Si

Melisa Arisanty, S.I.Kom, M.Si Melisa Arisanty, S.I.Kom, M.Si Proses Komunikasi Persuasif menggambarkan alur kerja/ tahapan pesan persuasif dikirimkan dari komuniktor hingga diterima dan diolah oleh komunikan. KOMUNIKATOR PESAN CHANNEL

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS PEMILHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PEMILHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG PENGAWASAN KAMPANYE PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR, BUPATI

Lebih terperinci

VARIASI GAYA BAHASA SLOGAN DALAM ATRIBUT CALEG PEMILU 2009 DI SURAKARTA SKRIPSI

VARIASI GAYA BAHASA SLOGAN DALAM ATRIBUT CALEG PEMILU 2009 DI SURAKARTA SKRIPSI VARIASI GAYA BAHASA SLOGAN DALAM ATRIBUT CALEG PEMILU 2009 DI SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah Oleh:

Lebih terperinci

BAB 2. Landasan Perancangan

BAB 2. Landasan Perancangan BAB 2 Landasan Perancangan 2.1 Tinjauan Teori Pada bagian ini dipaparkan beberapa teori yang akan dipakai pada saat penelitian. Teori teori ini diambil dari beberapa daftar buku yang telah dianalisis oleh

Lebih terperinci

BUPATI PEKALONGAN PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI PEKALONGAN PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI PEKALONGAN PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PEMASANGAN ALAT PERAGA/ATRIBUT KAMPANYE DALAM PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR JAWA TENGAH TAHUN

Lebih terperinci

-2- 6. Keputusan Komisi Pemilihan Umum Nomor 05/Kpts/KPU/TAHUN 2013 tentang Penetapan Partai Politik Peserta Pemilihan Umum Tahun 2014;

-2- 6. Keputusan Komisi Pemilihan Umum Nomor 05/Kpts/KPU/TAHUN 2013 tentang Penetapan Partai Politik Peserta Pemilihan Umum Tahun 2014; -2- Mengingat: 1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik sebagaimana telah diubah dengan dengan Undang- Undang Nomor 2 Tahun 2011 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 8,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Online shop atau Toko online adalah sebuah toko yang menjual barang-barang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Online shop atau Toko online adalah sebuah toko yang menjual barang-barang BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek/Subyek Penelitian 1. Gambaran Obyek Penelitian Obyek pada penelitian ini adalah produk fashion pada online shop. Online shop atau Toko online

Lebih terperinci

BAB I KETENTUAN UMUM PASAL 1 Dalam undang-undang ini yang dimaksud dengan:

BAB I KETENTUAN UMUM PASAL 1 Dalam undang-undang ini yang dimaksud dengan: UNDANG-UNDANG PEMILIHAN WAKIL MAHASISWA KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS (UU PEMILWA KMFEB UB ) BAB I KETENTUAN UMUM PASAL 1 Dalam undang-undang ini yang dimaksud dengan: 1. Keluarga Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia periklanan saat ini semakin marak dengan ditandai

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia periklanan saat ini semakin marak dengan ditandai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia periklanan saat ini semakin marak dengan ditandai bertambahnya jenis media periklanan. Keanekaragaman jenis media periklanan dimulai dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsumen makin kritis dalam memilih produk. Agar dapat unggul dalam

BAB I PENDAHULUAN. konsumen makin kritis dalam memilih produk. Agar dapat unggul dalam Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era teknologi dan persaingan pasar yang makin ketat sekarang ini, berbagai informasi dan terbukanya peluang untuk mengakses informasi

Lebih terperinci

Komisi Pemilihan Umum Jl. Iman Bonjol No. 29 Jakarta Pusat Telepon : ( ) Fax:

Komisi Pemilihan Umum Jl. Iman Bonjol No. 29 Jakarta Pusat Telepon : ( ) Fax: Komisi Pemilihan Umum Jl. Iman Bonjol No. 29 Jakarta Pusat Telepon : (021-31937223) Fax: 3157759- Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 7 Tahun 2015 tentang Kampanye Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Media massa merupakan sarana bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan

I. PENDAHULUAN. Media massa merupakan sarana bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Media massa merupakan sarana bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan akan informasi dan hiburan. Saat ini begitu banyak media massa yang ada di tengah-tengah masyarakat

Lebih terperinci

- 3 - Pasal 1 Dalam Peraturan Komisi Pemilihan Umum ini yang dimaksud dengan: 1. Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati

- 3 - Pasal 1 Dalam Peraturan Komisi Pemilihan Umum ini yang dimaksud dengan: 1. Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati - 2 - Perubahan atas Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 7 Tahun 2015 tentang Kampanye Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, dan/atau Walikota dan Wakil Walikota; Mengingat

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 11 TAHUN : 2009 SERI : E PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 17 TAHUN 2009 TENTANG PEMASANGAN ALAT PERAGA KAMPANYE DAN TEMPAT KAMPANYE PEMILIHAN UMUM PRESIDEN

Lebih terperinci

KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI BENGKULU

KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI BENGKULU KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI BENGKULU KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI BENGKULU NOMOR : 6 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PELAKSANAAN KAMPANYE PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR PROVINSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan suatu proses penyampaian pesan atau informasi dari satu pihak ke pihak lain yang dapat berupa individu, kelompok, organisasi, atau masyarakat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. populasi atau mengenai bidang tertentu. Penelitian ini berusaha menggambarkan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. populasi atau mengenai bidang tertentu. Penelitian ini berusaha menggambarkan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yang bertujuan menggambarkan secara sistematis dan akurat fakta dan karakteristik mengenai populasi

Lebih terperinci

- 3 - BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1. Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan:

- 3 - BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1. Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan: 4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 101, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5246); 5. Undang-Undang

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Way Kanan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Way Kanan 56 V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Identitas Responden Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Way Kanan yang berjumlah 100 responden. Identitas responden selanjutnya didistribusikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perlu diragukan lagi. Bahasa tidak hanya dipergunakan dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. perlu diragukan lagi. Bahasa tidak hanya dipergunakan dalam kehidupan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran penting bagi kehidupan manusia kiranya tidak perlu diragukan lagi. Bahasa tidak hanya dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari. Tetapi bahasa juga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Penelitian saudara Ashari (2011) yang berjudul Pengaruh Desain Kemasan Produk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Penelitian saudara Ashari (2011) yang berjudul Pengaruh Desain Kemasan Produk BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu 1. Penelitian saudara Ashari (2011) yang berjudul Pengaruh Desain Kemasan Produk dan Daya Tarik Iklan Terhadap Brand Awareness dan Dampaknya Pada Minat

Lebih terperinci

2015, No tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 23 Tahun 2009 Tentang Pengawasan Kampanye Pemilihan Umu

2015, No tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 23 Tahun 2009 Tentang Pengawasan Kampanye Pemilihan Umu No.992, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAWASLU. Kampanye. Pilkada. Pengawasan. Pencabutan. PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG PENGAWASAN KAMPANYE

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek/ Subyek Penelitian Menurut Sugiyono (2015) obyek penelitian adalah suatu atribut atau penilaian orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan

Lebih terperinci

Menyetujui, Dosen Pembimbing I. Dr. Adi Nugroho NIP

Menyetujui, Dosen Pembimbing I. Dr. Adi Nugroho NIP ABSTRAKSI Nama : Arif Wibowo Nim : D2C 005 140 Judul : Hubungan Intensitas Terpaan Sosialisasi dan Kampanye Terhadap Sikap Masyarakat Pada Pelaksanaan Pilwalkot Semarang 2010 Pada tanggal 18 April 2010

Lebih terperinci

Modul ke: PSIKOLOGI SOSIAL 1. Sikap. Fakultas PSIKOLOGI. Filino Firmansyah M. Psi. Program Studi Psikologi

Modul ke: PSIKOLOGI SOSIAL 1. Sikap. Fakultas PSIKOLOGI. Filino Firmansyah M. Psi. Program Studi Psikologi Modul ke: PSIKOLOGI SOSIAL 1 Sikap Fakultas PSIKOLOGI Filino Firmansyah M. Psi Program Studi Psikologi Bahasan Pengertian Sikap Komponen Sikap Pembentukan Sikap Fungsi Sikap Pilih Apa? Mau berkenalan dengan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. yang diberikan atas penelitian pengaruh Ekuitas Merek terhadap Loyalitas pelanggan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. yang diberikan atas penelitian pengaruh Ekuitas Merek terhadap Loyalitas pelanggan BAB V SIMPULAN DAN SARAN Dalam bab ini akan menjelaskan mengenai simpulan dari penelitian dan saran yang diberikan atas penelitian pengaruh Ekuitas Merek terhadap Loyalitas pelanggan pada produk Samsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan Kepala Daerah didasarkan pada Undang-Undang Nomor 32 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan Kepala Daerah didasarkan pada Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilihan Kepala Daerah didasarkan pada Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah yang ditujukan untuk mengatur bentuk pemerintahan sesuai

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis regresi

BAB IV ANALISIS DATA. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis regresi 77 BAB IV ANALISIS DATA A. PENGUJIAN HIPOTESIS Mo del 1 Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis regresi linier berganda. Untuk mempermudah dalam menganalisis data, semua pengolahan data

Lebih terperinci

PENGARUH KEPERCAYAAN DAN KEPUASAN TERHADAP LOYALITAS NASABAH PERBANKAN SYARIAH

PENGARUH KEPERCAYAAN DAN KEPUASAN TERHADAP LOYALITAS NASABAH PERBANKAN SYARIAH Pengaruh Kepercayaan dan Kepuasan terhadap Loyalitas Nasabah... 683 PENGARUH KEPERCAYAAN DAN KEPUASAN TERHADAP LOYALITAS NASABAH PERBANKAN SYARIAH Endang Tri Wahyuni Universitas PGRI Yogyakarta, Jl. PGRI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian. Dalam penelitian ini subjeknya adalah nasabah yang menerima fasilitas

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian. Dalam penelitian ini subjeknya adalah nasabah yang menerima fasilitas BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah responden yang terlibat langsung di dalam penelitian. Dalam penelitian ini subjeknya adalah nasabah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi era persaingan baik secara nasional maupun

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi era persaingan baik secara nasional maupun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam menghadapi era persaingan baik secara nasional maupun internasional yang semakin ketat, pihak pesaing akan selalu berusaha dengan sekuat tenaga untuk

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 21 TAHUN 2016 PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN WALIKOTA SALATIGA NOMOR 21 TAHUN 2016

BERITA DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 21 TAHUN 2016 PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN WALIKOTA SALATIGA NOMOR 21 TAHUN 2016 SALINAN BERITA DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 21 TAHUN 2016 PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN WALIKOTA SALATIGA NOMOR 21 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENGGUNAAN BARANG MILIK DAERAH, PEMASANGAN ALAT PERAGA KAMPANYE,

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL. hidup sehat untuk mencegah penyakit cacingan pada anak, adalah

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL. hidup sehat untuk mencegah penyakit cacingan pada anak, adalah BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL 3.1 Strategi Perancangan Strategi perancangan yang akan dibuat dalam kampanye sosial hidup sehat untuk mencegah penyakit cacingan pada anak, adalah mengkampanyekan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PROMOSI PADA PT. POS INDONESIA (PERSERO) BANDAR LAMPUNG DALAM MEMASARKAN WESTERN UNION

KEBIJAKAN PROMOSI PADA PT. POS INDONESIA (PERSERO) BANDAR LAMPUNG DALAM MEMASARKAN WESTERN UNION 1 KEBIJAKAN PROMOSI PADA PT. POS INDONESIA (PERSERO) BANDAR LAMPUNG DALAM MEMASARKAN WESTERN UNION Husna Purnama Dosen Tetap Fakultas Ekonomi Universitas Saburai ABSTRAK Pemasaran adalah salah satu kegiatan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 40 Tahun : 2015

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 40 Tahun : 2015 BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 40 Tahun : 2015 PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG PEMASANGAN ALAT PERAGA DAN BAHAN KAMPANYE

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Saat ini persaingan di dunia bisnis semakin ketat terutama dalam pemasaran produk.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Saat ini persaingan di dunia bisnis semakin ketat terutama dalam pemasaran produk. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini persaingan di dunia bisnis semakin ketat terutama dalam pemasaran produk. Semua perusahaan berlomba-lomba menerapkan strategi pemasaran untuk dapat mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. sarana promosi yang cukup efektif untuk meningkatkan brand awareness dan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. sarana promosi yang cukup efektif untuk meningkatkan brand awareness dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Iklan merupakan bentuk komunikasi yang masuk dalam setiap ruang kehidupan sehari-hari. Iklan itu sendiri sebagai media informasi yang telah berperan penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan mempunyai tujuan utama yaitu mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan mempunyai tujuan utama yaitu mendapatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan mempunyai tujuan utama yaitu mendapatkan keuntungan. Hal ini dilakukan untuk kelangsungan hidup perusahaan dalam jangka panjang. Salah satu

Lebih terperinci

BAB III. Metode Penelitian

BAB III. Metode Penelitian BAB III Metode Penelitian A. Objek / Subjek Peneletian Objek dalam penelitian ini adalah situs Traveloka, subjek adalah satu anggota dari sampel, sebagaimana elemen adalah satu anggota dari populasi (Sekaran,

Lebih terperinci

Disusun oleh: Mochammad Yulistiano F BAB I PENDAHULUAN. dampak bagi dunia bisnis produk komersial maupun jasa. Kehadiran

Disusun oleh: Mochammad Yulistiano F BAB I PENDAHULUAN. dampak bagi dunia bisnis produk komersial maupun jasa. Kehadiran Pengukuran Advertising Response Modeling (ARM) iklan televisi dengan endorser selebritis dan non-selebritis (studi pada mahasiswi Universitas Sebelas Maret Surakarta) Disusun oleh: Mochammad Yulistiano

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. karena keberhasilan suatu perusahaan atau organisasi terletak pada kemampuan

BAB 1 PENDAHULUAN. karena keberhasilan suatu perusahaan atau organisasi terletak pada kemampuan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman segala sesuatu aktifitas kerja dilakukan secara efektif dan efisien serta dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. deskriptif dengan menggunakan survey. Tujuan penggunaan survey yaitu: 1. Untuk memperoleh fakta dari gejala yang ada.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. deskriptif dengan menggunakan survey. Tujuan penggunaan survey yaitu: 1. Untuk memperoleh fakta dari gejala yang ada. 3.1 Metodologi Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan model deskriptif dengan menggunakan survey. Tujuan penggunaan survey yaitu: 1. Untuk memperoleh

Lebih terperinci