JURNAL PMI. Media Pemikiran dan Pengembangan Masyarakat

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "JURNAL PMI. Media Pemikiran dan Pengembangan Masyarakat"

Transkripsi

1 JURNAL PMI Media Pemikiran dan Pengembangan Masyarakat

2 Jurnal PMI Vol. XII. No. 1, September 2014 JURNAL PMI Media Pemikiran dan Pengembangan Masyarakat Penanggung Jawab: Ketua Jurusan PMI Pimpinan Redaksi: Dr. Pajar Hatma Indra Jaya Sekretaris Redaksi Siti Aminah, M.Si. Anggota Redaksi Dr. H. Waryono, Dr. Sriharini Drs. H. Moh. Abu Suhud, M.Pd, M. Fajrul M. M.Ag, Tata Usaha As adi, M. Pd.I Alamat Redaksi Alamat Redaksi: Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta Jl. Marsda Adisucipto, Yogyakarta 55221, Telp (0274) Surel : papinmbantul@yahoo.com. Jurnal PMI (Pengembangan Masyarakat Islam) diterbitkan pertama kali bulan September 2003 oleh Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Sunan Kalijaga, dan terbit dua kali dalam setahun: bulan Maret dan bulan September. ii

3 Noorkamilah, Pembinaan Muallaf; Belajar dari Yayasan... JURNAL PMI Media Pemikiran dan Pengembangan Masyarakat DAFTAR ISI PENGANTAR REDAKSI v-vi PEMBINAAN MUALLAF; BELAJAR DARI YAYASAN UKHUWAH MUALLAF (YAUMU) YOGYAKARTA Noorkamilah 1-20 DESA JAMU: MUNCUL DAN DAMPAKNYA BAGI PENINGKATAN KESEJAHTERAAN KELUARGA DI DUSUN KIRINGAN, CANDEN, JETIS, BANTUL Sulistyary Ardiyantika PEMBERDAYAAN UMKM MELALUI CSR: STUDI PADA PROGRAM CSR BANK INDONESIA YOGYAKARTA Sela Marlena PENGELOLAAN ZAKAT SEBAGAI SOLUSI MENGATASI KEMISKINAN UMMAT Afif Rifai MAQAMAT DALAM AJARAN TASAWUF Muhammad Hafiun FUNGSI HADITS NABI MUHAMMAD SAW TERHADAP AL-QUR AN: STUDI TENTANG MATERI DAKWAH Mukhyar Sani iii

4 Jurnal PMI Vol. XII. No. 1, September 2014 POTRET PEREMPUAN DALAM PEMBANGUNAN DI ORDE KERAKYATAN Ahmad Izzudin KECEMASAN MAHASISWA FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI DALAM MENGHADAPI DUNIA KERJA Said Hasan Basri iv

5 Noorkamilah, Pembinaan Muallaf; Belajar dari Yayasan... PENGANTAR REDAKSI Jurnal PMI tidak akan lari dari kajian-kajian transformasi sosial dan model-model intervensinya. Pada edisi kali ini Jurnal PMI mempunyai cakupan tema yang cukup luas, dari kajian pemikiran sampai studi lapangan, mulai studi tentang ekonomi sampai kajian teologi, dari berbicara tentang muallaf sampai berbicara tentang tahapan tasawuf. Dilihat dari penulisnya jurnal edisi ini juga menunjukan keberagaman, mulai dari alumni Jurusan PMI UIN Sunan Kalijaga sampai IAIN Banjarmasin. Edisi kali ini diawali tulisan Noorkamila tentang pemberdayaan terhadap para muallaf yang selama ini sedikit terlupakan oleh pemerintah. Noorkamila menemukan tahapan untuk memberdayakan muallaf dari tahap prasyahadat, syahadat, pasca syahadat, dan pembinaan lanjut. Dilihat dari bentuk intervensinya pembinaan terhadap muallaf harus dilakukan dalam bentuk pembinaan keagamaan dan pembinaan kewirausahaan. Tulisan kedua, bercerita tentang terbentuknya desa jamudi Dusun Kiringan yang diulas menggunakan teori trickle down efeck. Tulisan ketiga berisi tentang pemberdayaan masyarakat (UMKM) dalam program CSR Bank Indonesia di Kelompok Pembudidaya Ikan (KPI) Mina Kepis dan usaha gula merah KSU (Koperasi Serba Usaha) Jatirogo Kulonprogo. Tulisan keempat berisi tentang pengelolaan zakat untuk mengentaskan kemiskinan. Pada tulisan tersebut Afif Rifai optimis bahwa zakat dapat mengentasan kemiskinan, asalkan melalui enam langkah pemberdayaan. Tulisan kelima mengajak pembaca untuk melakukan refleksi diri tentang posisi keagamaan kita, terutama dilihat dari maqomat tasawuf. Tulisan keenam berisi kajian pemikiran yang panjang tentang cara dakwah yang baik. Tulisan ketujuh merupakan tulisan yang cukup teoritis terkait gerakan feminism pasca reformasi dan tulisan terakhir v

6 Jurnal PMI Vol. XII. No. 1, September 2014 merupakan refleksi terhadap keilmuan dakwah dan dunia kerja. Tulisan tersebut memaparkan bahwa tingkat kecemasan mahasiswa pria ternyata lebih tinggi dalam menghadapi dunia kerja dibanding dengan wanita, sedangkan tingkat prestasi akademik, ternyata mahasiswa wanita lebih tinggi prestasi akademiknya dari pada pria. vi

7 Noorkamilah, Pembinaan Muallaf; Belajar dari Yayasan... PEMBINAAN MUALLAF; BELAJAR DARI YAYASAN UKHUWAH MUALLAF (YAUMU) YOGYAKARTA Noorkamilah 1 Abstrak Tulisan ini merupakan hasil penelitian di Yayasan Ukhuwah Muallaf (Yaumu) Yogyakarta, sebuah lembaga berbadan hukum yang memiliki mandat untuk membina orang yang masuk Islam dan membimbing orang yang sudah masuk Islam (muallaf). Tema ini menjadi penting dan menarik, karena masih minimnya pembinaan muallaf yang dilakukan secara serius dan sistematis. Padahal pembinaan kepada muallaf sangat penting dilakukan mengingat mereka umumnya masih lemah, dari sisi aqidah belum kokoh, ibadah belum sempurna dan dari sisi muamalah boleh jadi menemukan masalah-masalah baru yang kompleks sebagai implikasi dari status barunya sebagai muslim. Melalui penelitian ini, diketahui bahwa muallaf yang dibina Yaumu adalah para muallaf yang melakukan peng-islaman di Yaumu maupun di tempat lain, kemudian mengikuti pembinaan di Yaumu. Model pembinaan dilaksanakan dalam bentuk klasikal maupun individual, yang terpola dalam empat tahapan, yakni tahap pra syahadat, peng-islaman, pasca syahadat dan tahap lanjutan. Adapun materi yang diberikan terbagi dalam dua kelompok besar yakni materi keagamaan dan materi kewirausahaan. Sementara itu, strategi yang digunakan adalah strategi pembinaan intensif, rutin dan referal. Kata Kunci: Model Pembinaan Mualaf, Tahap Pembinaan Mualaf 1 Pengajar di Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta. 1

8 Jurnal PMI Vol. XII. No. 1, September 2014 A. Pendahuluan Adanya konversi (perubahan) pemeluk suatu agama kepada agama yang lain, merupakan fenomena yang cukup menarik. Dapat dikatakan bahwa fenomena konversi agama ini ada sejak munculnya keyakinan/agama baru, yang cenderung berusaha menyebarkan agama barunya tersebut kepada seluruh ummat manusia. Pada akhirnya kecenderungan ini, menjadi karakter setiap agama di dunia. Perubahan keyakinan seseorang dari suatu agama tertentu ke dalam agama Islam, dalam bahasa agama (Islam) dikenal dengan istilah muallaf. Perkembangan muallaf di Indonesia khususnya, menunjukkan perkembangan yang cukup signifikan. Sebutlah misalnya, muallaf di Masjid Agung Sunda Kelapa, Menteng, Jakarta, setiap tahunnya terus mengalami peningkatan. Sampai pertengahan tahun 2012 sudah tercatat sebanyak 193 orang yang menyatakan ke-islamannya. Bahkan beberapa bulan di akhir tahun 2012, dapat mencapai 40 orang dalam sebulan, padahal di bulan-bulan sebelumnya biasanya rata-rata hanya orang 2. Akan tetapi meningkatnya angka muallaf, ternyata tidak diimbangi dengan pembinaan yang terstruktur bagi para muallaf ini. Kalau toh ada pembinaan, terjadi secara sporadis dan tersebar di berbagai titik seperti masjid kampus, masjid kampung, dan lain-lain. Pembinaan selama ini tidak dilakukan dengan cukup komprehensif yang dapat memenuhi berbagai kebutuhan seorang muallaf. Maka tidak mengherankan apabila para muallaf ini kembali kepada agama sebelumnya. Sebagaimana pengakuan seorang murtad (keluar dari agama Islam), sebagai berikut: 2 mengapa saya memilih kembali kepada agama saya semula, ini benar-benar kesadaran diri saya sendiri. Tidak ada paksaan atau tekanan dari siapapun. Bukan juga karena motif ekonomi. Hanya saja saya merasa selama saya menjadi seorang muslim, saya tidak mampu menjalankan ibadah sebagai seorang Islam dengan sempurna. Setelah bertahun-tahun saya menjadi seorang muslim, saya belum bisa melaksanakan shalat dengan baik, saya juga tidak bisa membaca Al-Qur an. Saya jadi bertanya-tanya, apakah Tuhan akan menerima ibadah saya kalau shalat saja saya tidak bisa bacaannya, apalagi sambil membaca bacaannya dari buku, kok rasanya lucu ya Diungkapkan oleh ibu X, seorang murtad yang pernah menjadi muallaf, pada Desember 2012.

9 Noorkamilah, Pembinaan Muallaf; Belajar dari Yayasan... Ungkapan tersebut merupakan salah satu bukti, bahwa belum ada pembinaan yang dilakukan secara intensif dan integratif kepada para muallaf. Mereka yang dalam agama semula senantiasa menjalankan ibadah dengan bersungguh-sungguh, akan dihadapkan pada keraguan dan dilema, bagaimana seharusnya menjalankan ritual ibadah dalam agama Islam yang baik dan benar. 4 Oleh karena itu untuk mencegah terjadinya berbagai hal yang tidak diinginkan, sangat perlu dan penting diadakan berbagai upaya guna memberikan pembinaan terhadap para muallaf ini dari berbagai aspek. Hal ini perlu dilakukan agar hidayah yang mereka dapatkan untuk masuk ke dalam agama Islam, diikuti dengan pembinaan yang diberikan secara komprehensif, sehingga mampu menguatkan keimanan mereka. Yayasan Ukhuwah Muallaf (YAUMU) adalah salah satu organisasi kemasyarakatan yang bergerak dalam pembinaan muallaf. Yayasan ini sengaja didirikan sebagai respon atas kondisi muallaf yang pada saat itu belum ada pembinaan yang serius dari lembaga tertentu yang memang memiliki kepedulian khusus terhadap persoalan-persoalan yang dihadapi para muallaf. Untuk menjalankan misi tersebut, YAUMU melakukan dua kegiatan utama yaitu pembinaan keagamaan terkait aqidah dan ibadah, serta pembinaan pelatihan ketrampilan dalam bidang usaha ekonomi produktif. Dalam bidang pembinaan keagamaan YAUMU mencoba memberikan yang terbaik untuk para muallaf dengan memberikan pembinaan agama berupa pengajian khusus muallaf setiap pekan serta pengajian umum dan muallaf setiap bulannya, yang dibimbing oleh ustadz-ustadz yang menguasai ilmu agama Islam. Di samping itu, dua kali dalam sepekan, yayasan ini juga mengadakan pembinaan iqro atau membaca Al Qur an rutin untuk para muallaf, juga diberikan ilmu kristologi di waktu-waktu tertentu yang memungkinkan. Adapun terkait pembinaan pelatihan keterampilan dalam bidang usaha ekonomi produktif, YAUMU telah merilis beberapa usaha untuk para muallaf yang telah tersingkir dari komunitasnya, bahkan kehilangan keluarga, saudara dan pekerjaannya. Beberapa usaha yang pernah ada dan sampai saat ini masih berjalan dengan baik adalah bu- 4 Memang kondisi seperti demikian tidaklah dirasakan oleh semua muallaf, sebagian muallaf juga ada yang menemukan kemantapan dan tetap mempertahankannya meskipun berbagai kendala menghadang, bahkan sampai kepada adanya berbagai bentuk kekerasan. Sebagai contoh dapat disimak dalam sebuah buku biografi seorang muallaf, Margaretha, Perjalanan Panjang Menggapai Iman; memoar pergolakan batin seorang pemeluk agama tentang iman yang diyakininya, PT Pustaka Insan Madani: Yogyakarta,

10 Jurnal PMI Vol. XII. No. 1, September 2014 didaya jamur kuping, toko bahan bangunan dan nasi gudeg. Sehingga para muallaf yang kehilangan pekerjaan dan tidak mempunyai keterampilan di bidang usaha, YAUMU berusaha membina mereka dengan langsung melatih dan mempekerjakan di usaha-usaha yang telah dirintis tersebut, dengan harapan suatu saat mereka dapat mandiri 5. Dari uraian tersebut dapat dikatakan bahwa YAUMU merupakan salah satu institusi atau lembaga yang memiliki keperdulian dengan menyelenggarakan pembinaan secara intensif dan komprehensif kepada para muallaf. Sejak berdiri tahun 2004 YAUMU telah mengadakan berbagai kegiatan yang tidak hanya berada di Yogyakarta saja sebagai pusat kota, melainkan juga merambah ke daerahdaerah lain sekitar Yogyakarta seperti Pandak Bantul, Kulonprogo, Mlati Sleman, dan berbagai tempat lain, dengan berbagai upaya pembinaan yang dilakukan dan telah membuahkan hasil yang cukup signifikan. Sejumlah muallaf juga telah menyatakan diri bergabung dalam keanggotaan Yaumu. Oleh karena itu, lembaga ini layak untuk dijadikan sebagai lembaga percontohan dalam membangun model pembinaan bagi para muallaf. B. Tinjauan tentang Muallaf Kajian tentang muallaf merupakan tema yang cukup menarik. Seringkali kata muallaf ini merujuk pada istilah yang digunakan untuk mereka yang baru memeluk agama Islam. Meskipun demikian, ada pula yang memaknainya sebagai orang-orang yang keimanannya dalam Islam masih lemah, betapapun telah memeluk Islam sejak lahir. Secara bahasa, muallaf berasal dari bahasa Arab yang berarti tunduk, menyerah, dan pasrah. Sedangkan dalam pengertian Islam, muallaf digunakan untuk menunjuk seseorang yang baru masuk Islam. Tak ada perbedaan mencolok dari dua pengertian tersebut. 6 Dalam al-qur an kata ini ditemukan dalam Q.S. at-taubah ayat 60 sebagai mu allaf quluubuhum yang diartikan sebagai yang dilunakkan hatinya (mu allaf). 7 Secara definitif, istilah muallaf memiliki pemaknaan yang berbeda, Pengertian muallaf, allaf/ diakses pada 27 Oktober 2014 pukul Al-Qur an dan Terjemahnya. Bandung: Syamil Qur an, Hal

11 Noorkamilah, Pembinaan Muallaf; Belajar dari Yayasan... baik secara historis, teologis maupun dalam makna sosiologis-politis. 8 Sementara itu penggunaan istilah ini juga berbeda-beda, seperti penggunaannya dalam kehidupan keseharian, dalam dunia akademik, maupun penggunaan istilah ini secara sosiologis-politis. 9 Secara historis, ada pergeseran pemaknaan terhadap kelompok muallaf ini. Pada zaman Rasulullah, kaum muallaf memperoleh perhatian yang cukup istimewa. Sebagaimana yang tercantum dalam Qs. At-Taubah; 60, bahwa muallaf adalah termasuk salah satu kelompok yang berhak menerima zakat. Demikian pula, Nabi Muhammad SAW, memberikan para muallaf ini zakat kepada mereka, dengan maksud untuk meneguhkan hati mereka, sehingga tetap pada keimanan mereka yang baru. Hati mereka para muallaf ini dilunakkan dengan pemberian zakat. Akan tetapi pada masa Abu Bakar, mereka para muallaf ini tidak lagi menerima zakat. Hal ini dikerenakan adanya perbedaan antara motif para muallaf ini dalam memeluk agama Islam. Pada masa Rasulullah, para muallaf betul-betul masuk Islam atas dasar hidayah Allah, bukan karena keterpaksaan atau sebab lainnya 10. Sementara pada masa kekhalifahan berikutnya, menganggap bahwa kondisi ummat Islam sudah berbeda, saat itu Islam sudah berjaya, dan muallaf sudah tidak ada lagi karena mereka justru menjadi punggawa peradaban Islam. Bahkan, dalam hal tertentu, kualitas mereka lebih baik dibandingkan dengan kaum Quraisy Arab 11. Secara teologis, pemberian zakat yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW, merupakan pilihan yang sangat tepat, sejalan dengan penyampaian risalah agama Islam. Dengan pemberian zakat, kelompok muallaf ini merasa menjadi kelompok orang yang diperhatikan oleh kelompok barunya 12. Secara sosiologis, mereka yang dijinakkan hatinya (muallafah quluubuhum) adalah kelompok masyarakat yang belum memiliki basis pengetahuan yang mendalam akan ajaran Islam. Oleh karena itu, pemberian zakat pada golongan muallaf dimaksudkan agar mereka makin teguh, kualitas keimanan mereka makin menancap, dan pada akhirnya mereka dapat mengimplementasikan keimanannya dalam 8 Choirotun Chisaan, Mualaf, dalam Nurcholis Setiawan, dkk. Meniti Kalam Kerukunan, Beberapa Istilah Kunci dalam Islam dan Kristen, PT. BPK Gunung Mulia: Jakarta, 2010, hal Ibid, hal Chisaan, ibid, hal Khudlari Beik, dalam Kalam Kerukunan, hal Chisaan, Mu alaf, hal

12 Jurnal PMI Vol. XII. No. 1, September 2014 lingkungan masyarakat Islam, atau juga dengan sesama kaum muallaf lain 13. Secara politis, istilah muallafah quluubuhum mengandung pesan politik penjinakkan hati. Ini merupakan sarana politik yang diciptakan untuk memberi gambaran bahwa Islam menebarkan kelembutan, kesabaran dan kedamaian. Politik penjinakkan hati dimaksudkan untuk tujuan persaudaraan dan kedamaian masyarakat secara umum 14. Sementara itu, Syekh Yusuf Qardhawi memberikan batasan muallaf adalah mereka yang diberi harta zakat dalam rangka mendorong mereka untuk masuk Islam, atau mengokohkan keislaman mereka, atau agar condong dan berpihak kepada Islam, atau untuk menolak keburukan mereka terhadap muslimin, atau mengharap manfaat dan bantuan mereka dalam membela kaum muslimin, atau agar mereka dapat menolong kaum muslimin dari musuh mereka, atau yang semisalnya. 15 Secara lebih rinci, Yusuf Qardhawi membedakan muallaf dalam beberapa kategori, yakni 1) mereka yang diharapkan masuk Islam dengan memberikan pemberian kepada mereka atau mampu mengajak kaumnya, 2) mereka yang dikhawatirkan berbuat keburukan atau gangguan kepada kaum muslimin dan dengan memberinya akan mencegah perbuatan buruknya, 3) mereka yang baru masuk Islam lalu diberikan bantuan dari dana zakat agar mereka tetap teguh dalam keislamannya, 4) tokoh dan pemimpin muslim suatu kaum yang memiliki pengaruh besar terhadap keislaman kolega-kolega mereka yang masih kafir, 5) para pemimpin kabilah yang lemah imannya tetapi sangat ditaati oleh kaumnya, sehingga diharapkan dengan memberi mereka akan bertambah kuat imannya. 16 Dengan demikian terdapat pemaknaan istilah yang berbeda mengenai batasan muallaf, bahwa mereka adalah orang yang baru masuk Islam, sehingga dasar-dasar pengetahuannya masih lemah dan dikhawatirkan kembali kepada agamanya semula. Adapun pengertian kedua, merujuk pada makna muallaf sebagai sekelompok orang yang tidak membenci Islam dan diharapkan suatu saat kelak mereka memperoleh hidayah dan masuk Islam. Pemahaman makna muallaf pada era modern saat ini, lebih merujuk pada pengertian pertama, 13 Ibid, hal Ibid, hal Yusuf Qardhawi dalam kitabnya fiqh al-zakat halaman , lihat ibrahmu.blogspot.com/2012/11/pengertian-mu allaf.html diakses pada 28 Oktober 2014 pukul Ibid 6

13 Noorkamilah, Pembinaan Muallaf; Belajar dari Yayasan... sementara itu pemaknaan muallaf pada awal mula diturunkannya Islam merujuk kepada kedua pengertian tersebut diatas. Sehingga pada tulisan ini, yang dimaksud muallaf adalah mereka yang baru masuk Islam dan dinilai masih lemah (atau rawan dilemahkan) dalam hal keimanannya, sehingga dikhawatirkan kembali lagi kepada agamanya semula. Bagaimanapun pemaknaan terhadap istilah muallaf ini, sebenarnya tidaklah menjadi halangan untuk menemukan metode yang paling tepat bagi pembinaan mereka. Karena sesungguhnya, kata muallafmerujuk kepada orang yang masih lemah dalam ber-islam dan dimungkinkan dapat berubah pada keyakinan lain atau keyakinan awal (bukan Islam), sehingga yang lebih penting untuk dilakukan adalah bagaimana upaya-upaya agar kondisi yang secara sosiologis disebutkan bahwa mereka belum memiliki basis pengetahuan yang mendalam akan ajaran Islam, dapat menjadi kuat. Hal ini menjadi tugas mulia para muslim untuk memberikan pembinaan yang komprehensif bagi para muallaf ini. Tim penyusun buku Muallaf yang diterbitkan sebagai kerjasama antara Kemenag RI dengan Jama ah Al-Fikr, Fakultas Dakwah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta membangun pola pembinaan muallaf dalam empat fase pembinaan, yakni pembinaan pra-syahadat, proses peng-islaman, pembinaan pasca syahadat dan pembinaan tindak lanjut pasca muallaf. 17 Ketiga fase pembinaan ini haruslah dilaksanakan secara konsisten sehingga proses pembinaan terhadap muallaf dapat dilakukan secara komprehensif. Pelaksanaan pembinaan pada umumnya dilakukan oleh organisasi atau institusi tertentu, yang merasa bertanggung jawab akan adanya pembinaan terhadap muallaf. Salah satu instansi atau lembaga yang melakukan pembinaan terhadap muallaf tersebut adalah Yayasan Ukhuwah Muallaf (YAUMU) Yogyakarta. Lembaga yang berdiri pada tahun 2004 ini, mendedikasikan seluruh programnya untuk pembinaan dan pengembangan muallaf. Visi lembaga yang diusungnya adalah Mewujudkan muallaf menjadi pribadi muslim yang muttaqin, tangguh, mandiri dan kokoh aqidahnya. Setelah sepuluh tahun berkiprah, telah banyak program yang dilakukan oleh lembaga ini. Tercatat telah ratusan orang yang telah melakukan peng-islaman dibawah yayasan ini. Proses pembinaan ter- 17 Suisyanto (ed.),pembinaan Muallaf, Yogyakarta,

14 Jurnal PMI Vol. XII. No. 1, September 2014 us-menerus dilakukan, meskipun hingga saat ini yayasan ini belum memiliki kantor sekretariat sendiri. Diantara program yang dilaksanakan adalah 1) Pembinaan dan pembimbingan keagamaan, 2) Pelatihan ketrampilan/keahlian, 3) Kepedulian sosial, dan 4) Kerjasama antar lembaga. Pada kesempatan kali ini, akan diungkap bagaimana pembinaan yang dilakukan oleh Yayasan Ukhuwah Muallaf terhadap anggotanya. C. Model Pembinaan Muallaf di YAUMU Merujuk pada empat fase pembinaan terhadap muallaf di atas, secara umum pembinaan muallaf yang dilaksanakan oleh Yaumu Yogyakarta mencakup keempat fase pembinaan tersebut. Akan tetapi, ada beberapa hal lain yang terkait dengan pembinaan ini, sehingga bahasan juga mencakup bentuk pembinaan, tahapan pembinaan, strategi pembinaan dan materi pembinaan. 1. Bentuk Pembinaan Bentuk pembinaan yang dilakukan Yaumu terbagi dalam dua bentuk, yakni pembinaan dalam bentuk klasikal dan individual. Berikut adalah penjelasan dari masing-masing bentuk pembinaan. a. Pembinaan Individual Yang dimaksud pembinaan individual adalah pembinaan yang dilakukan secara privat, satu pembimbing satu muallaf. Sifatnya ada yang wajib, ada pula yang dilakukan berdasarkan permintaan muallaf. Pembinaan yang diwajibkan adalah pembinaan individual yang dilakukan pada awal pembinaan sebelum muallaf mengucapkan syahadat. Pembinaan pada periode ini dilaksanakan secara intensif, minimal tiga kali berturut-turut. Hal ini dilakukan agar muallaf semakin menemukan kemantapan untuk masuk Islam, sebagaimana diungkapkan oleh ibu Linda, supaya masuk Islamnya sungguh-sungguh, ditunjukkan dengan komitment mengikuti pembinaan. 18 Pembinaan individual yang tidak diwajibkan adalah, pembinaan intensif yang dilakukan berdasarkan permintaan muallaf, seperti pembinaan baca Al-Qur an. Beberapa muallaf meminta Yaumu untuk membimbing mereka membaca Al-Qur an. Beberapa orang lainnya meminta diberi bimbingan di bidang ekonomi, misalnya, atau bidang yang lain, termasuk di dalamnya melayani 8 18 Wawancara dengan ibu Linda, Rabu, 12 Desember 2012, pk

15 Noorkamilah, Pembinaan Muallaf; Belajar dari Yayasan... curhat dari para muallaf ini. Proses pembinaan dapat berlangsung di tempat tinggal pembimbing, di masjid atau di tempat lain yang disepakati bersama. Terkadang pembimbing juga melakukan home visit, kunjungan langsung ke rumah muallaf. Hal ini selain bertujuan untuk melakukan bimbingan langsung kepada muallaf yang bersangkutan, juga diharapkan dapat sekaligus melakukan dakwah kepada keluarga muallaf, jika situasinya memungkinkan. Ada ketentuan tidak tertulis yang disepakati Yaumu, bahwa seorang pembina hanya diperkenankan untuk membina sebanyak-banyaknya tujuh orang muallaf. Hal ini dilakukan mengingat seorang pembina akan sangat kesulitan bila membina lebih dari tujuh orang muallaf, khawatirnya muallaf tidak akan terbina secara optimal, demikian pula pembinanya dikhawatirkan akan terbebani sehingga justru mengganggu ritme kehidupan keseharian para pembina. 19 b. Pembinaan Klasikal Proses pembinaan klasikal dilakukan layaknya sebuah majlis taklim. Pembinaan klasikal ini dipusatkan di masjid An-Nur, sebuah masjid kampung yang berada di sekitar sekretariat Yaumu. Demikian pula di masjid-masjid yang menjadi mitra binaan Yaumu, menggunakan metode pembinaan klasikal ini. Dalam prosesnya, semua peserta pembinaan membentuk formasi melingkar. Termasuk pembina ada diantara mereka. Selain para muallaf, para pengurus yayasan juga kerap mengikuti prosesi pembinaan klasikal ini. Umumnya waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan pembinaan sekitar 1,5 jam. Di masjid An-Nur sendiri, pembinaan klasikal dilaksanakan setiap hari Ahad sore, mulai pukul c. Pembinaan Bersama Pembinaan model ketiga ini, yakni pembinaan bersama, dimaksudkan untuk pembinaan klasikal, akan tetapi dari sisi materi merujuk kepada permasalahan individu, sedangkan dari sisi strategi penyelesaian masalah, dilakukan secara bersama-sama antara semua warga dan pengurus. Model pembinaan bersama ini dilakukan secara berkala setiap bulan sekali, tepatnya setiap hari Ahad sore, pada pekan ke-4. Bersama-sama dalam sebuah forum membentuk lingkaran 19 Wawancara dengan Bapak H. Is, 10 Desember

16 Jurnal PMI Vol. XII. No. 1, September 2014 besar, dilakukan semacam sharing antar individu. Masing-masing warga diberi kesempatan yang sama untuk mengungkapkan berbagai masalah, hambatan atau rintangan, serta kesulitan yang dihadapi dalam menjalankan kehidupan sehari-hari. Akan tetapi solusi atas apa yang menjadi permasalahan tersebut ditawarkan kepada seluruh warga yang hadir. Boleh jadi diantara para muallaf tersebut ada yang pernah mengalami hal yang sama, dan hendak berbagi pengalaman dengan saudaranya sesama muallaf. Konsepnya memang sharing, berbagi pengalaman antara muallaf yang satu dengan lainnya, akan tetapi dalam proses ini tetap didampingi oleh pengurus atau oleh pembina ahli, yang berperan untuk memberikan klarifikasi atas berbagai persoalan yang muncul, yang sekiranya belum mengarah pada pemecahan masalah yang tepat. Sehingga, berangkat dari proses seperti demikianlah, forum pembinaan ini dinamakan oleh penulis sebagai pembinaan bersama. 2. Tahapan Pembinaan Tahapan pembinaan dimaksudkan sebagai proses pembinaan kepada para muallaf, berdasarkan pada status muallaf. Terdapat empat tahapan pembinaan, yakni tahap Pra-Syahadat, tahap peng-islaman (syahadat), tahap Pasca-Syahadat dan tahap pembinaan lanjutan. Tahap Pra-Syahadat adalah tahap pembinaan yang ditujukan bagi calon muallaf yang baru meminta kepada Yaumu untuk di-islamkan. Adapun tahap peng-islaman, adalah tahap calon muallaf mengikrarkan dua kalimah syahadat sebagai bukti bahwa ia masuk Islam. Gambar : Alur Tahapan Pembinaan Muallaf Sumber : Diolah dari data penelitian Sedangkan tahap ketiga adalah, tahap pasca syahadat, tahap 10

17 Noorkamilah, Pembinaan Muallaf; Belajar dari Yayasan... pembinaan yang ditujukan bagi mereka yang sudah memiliki status sebagai muallaf muslim. Dan tahap pembinaan lanjutan adalah tahap regenerasi, yakni penyiapan kader pembinaan muallaf. Adapun tahapan tersebut dapat ditunjukkan dalam gambar di atas. a. Pembinaan Pra Syahadat Bila dalam konteks pelayanan sosial, proses mendapatkan klien (pemanfaat layanan) dapat dilakukan dengan dua cara, yakni dengan mendatangi langsung klien (jemput bola) atau sebaliknya, klien yang mencari/menemui pemberi layanan. Proses mendapatkan klien (calon muallaf) di Yaumu menggunakan cara yang kedua, yakni klien langsung mendatangi Yaumu dan meminta pembinaan dari Yaumu. Tahap ini ditegaskan lagi oleh Yaumu, dengan meminta calon muallaf membuat pernyataan tertulis yang dapat digunakan sebagai bukti bahwa calon muallaf tersebut benar-benar meminta pembinaan kepada Yaumu secara sukarela dan tidak terpaksa. Pada tahap ini, calon muallaf memiliki kewajiban untuk melakukan bimbingan intensif (private) bersama salah seorang pembimbing yang telah ditentukan oleh Yaumu. Proses ini sekurang-kurangnya dilakukan selama tiga kali, sebelum dilakukan peng-islaman. Pembinaan intensif ini dilakukan semata-mata untuk memberikan kemantapan pada diri calon muallaf, bahwa mereka telah memilih jalan yang benar. Bahwa mereka pernah berada di jalan yang salah adalah masa lalu, dan kini saatnya memandang masa depan yang lebih baik. Biasanya, pada saat peng-islaman, para calon muallaf ini memang sudah mantap masuk Islam dan telah memahami betul resiko-resiko yang dapat timbul dari keputusannya berpindah agama, sebagaimana yang dituturkan oleh Amelia, seorang muallaf yang baru saja melakukan peng-islaman, ketika ditanya tentang kesiapannya berhadapan dengan keluarga besarnya, sebagai berikut: saya siap dengan berbagai resiko yang harus saya terima, bahkan untuk resiko terburuk, saya dikeluarkan dari daftar keluarga-seperti yang dialami saudara sepupu saya, saya sudah siap. 20 b. Tahap Peng-Islaman Proses peng-islaman biasanya dilakukan sesegera mungkin. 20 Wawancara dengan Am, beberapa saat setelah peng-islaman, pada hari Senin, 10 Desember 2012, di sekretariat muallaf. 11

18 Jurnal PMI Vol. XII. No. 1, September Yaumu tidak akan menunda-nunda proses peng-islaman apabila muallaf sudah siap untuk di-islamkan. Hal ini menghindari kemungkinan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, seperti adanya kemungkinan yang bersangkutan berubah pikiran, tidak jadi masuk Islam, atau bahkan tidak sempat mengucapkan kalimah syahadat karena dipanggil Tuhan, sebagaimana yang dituturkan oleh ibu Linda, Yaumu biasanya merespon cepat permohonan pengislaman. Khawatirnya mereka berubah pikiran, dan siapa yang tahu kan ajal seseorang Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh seorang muallaf sebelum dilakukan peng-islaman, yakni; 1) Foto copy KTP yang masih berlaku, 2) mengajukan permohonan, 3) mengikuti pembinaan instensif sekurang-kurangnya 3 kali. Proses peng-islaman ini dilaksanakan oleh seorang pembimbing laki-laki untuk muallaf laki-laki dan seorang pembimbing perempuan untuk muallaf perempuan. Bila yang masuk Islam adalah suami istri, maka peng-islaman dibimbing oleh pembimbing laki-laki. Adapun prosesi dari peng-islaman ini adalah sebagai berikut: 22 1) Pembacaan permohonan peng-islaman oleh muallaf. 2) Teks permohonan sudah disiapkan dan sudah ditandatangani oleh calon muallaf. Pada saat prosesi, teks ini dibacakan kembali, dan didengar oleh seluruh warga yang menyaksikan prosesi peng-islaman. 3) Membaca Basmallah. 4) Prosesi peng-islaman diawali dengan membaca lafadz Basmallah, Bismillaah arrahmaan arrahiim, dibimbing oleh pembimbing peng-islaman. 5) Membaca dua kalimah syahadat, beserta artinya. 6) Kata demi kata pembimbing membacakan dua kalimah syahadat. Bila pembacaan kalimah syahadat ini belum begitu jelas, maka pembimbing mengulang-ulangnya sampai beberapa kali. Setelah itu, baru kemudian dibaca artinya. 7) Pemberian tausyiah. 8) Tausyiah atau nasihat disampaikan begitu prosesi peng- Islaman selesai. Bagi muallaf perempuan, tausyiah disampaikan oleh pembimbing perempuan, dan bagi muallaf 21 Wawancara dengan ibu Li, Rabu, 12 Desember Hasil observasi hari Ahad, 9 Desember 2012.

19 Noorkamilah, Pembinaan Muallaf; Belajar dari Yayasan... laki-laki, tausyiah diberikan oleh pembimbing laki-laki. Materi tausyiah melipuiti 3 aspek, pertama, tentang aqidah, kedua, tentang ibadah dan ketiga, tentang muamalah. 23 9) Pembacaan do a. 10) Pembacaan do a bersama dipimpin oleh salah seorang pembina. Biasanya bila yang memberi tausyiah laki-laki, maka beliau inilah yang sekaligus juga memimpin do a bersama. Akan tetapi bila muallafnya perempuan, dan yang menyampaikan tausyiah juga perempuan, maka pembacaan do a bersama dipimpin oleh seorang laki-laki. 11) Pemberian cinderamata, sebagai tanda cinta kasih. 12) Cinderamata ini berisi; Al-Qur an dan Terjemah, Panduan Shalat, Fiqh dan Tafsir. Diharapkan cinderamata ini dapat menjadi bekal muallaf ketika ada sesuatu hal yang harus segera ditemukan jawabnya. Cinderamata ini sengaja berisi ajaran yang pokok-pokok saja, seperti tuntunan shalat dan fiqh. Pada akhir peng-islaman, biasanya semua jama ah yang menghadiri prosesi ini diminta untuk memberikan salam, mengucapkan selamat kepada muallaf. Suasana haru biasanya akan mengikuti prosesi ini. Betapa tidak, ini adalah momuntum bersejarah bagi para muallaf, dan bagi para hadirin yang menyaksikan juga merupakan kebahagiaan tersendiri atas hidayah Allah yang telah diturunkan kepada salah seorang hamba-nya. 24 Diantara hak muallaf selain memperoleh cinderamata, mereka juga memperoleh sertifikat, sebagai tanda bukti telah berpindah keyakinan. c. Pembinaan Pasca Syahadat Proses pembinaan pasca syahadat ini bukan berarti hanya diberikan kepada mereka para muallaf yang melakukan prosesi peng-islaman di Yaumu saja, melainkan berlaku bagi siapa saja muallaf, baik yang telah lama menjadi muallaf maupun yang baru saja menjadi muallaf, baik yang melakukan peng-islaman di Yaumu maupun di tempat lain. Pembinaan pasca syahadat sangat perlu dilakukan untuk menjaga semangat ke-islaman muallaf dan meningkatkan keimanan dan keyakinan muallaf yang relatif masih baru mengenal 23 Wawancara dengan Bapak Is, hari senin, 10 Desember Hasil observasi pada hari Ahad, 9 Desember

20 Jurnal PMI Vol. XII. No. 1, September 2014 Islam. Tidak sedikit muallaf yang kembali kepada keyakinannya semula, salah satunya disebabkan karena tidak adanya pembinaan yang dilakukan kepada mereka setelah mengikrarkan kalimah syahadat. Padahal sebenarnya, apapun motivasi dibalik keinginan para muallaf masuk agama Islam, itu merupakan hidayah Allah yang sudah seharusnya disambut baik oleh kaum muslim. Banyak para muallaf yang akhirnya harus mencari sendiri sumber-sumber yang dapat membantu mereka meningkatkan kualitas keislaman mereka. Selama semangat ber-islam masih kuat, sebenarnya tidak ada masalah dengan hal demikian. Akan tetapi, tidak semua muallaf memiliki semangat dan motivasi yang tinggi untuk terus-menerus menyempurnakan keislamannya. Bagi yang kurang kuat, sangat mungkin mereka memilih untuk kembali kepada keyakinannya semula, karena mungkin, merasa dalam Islam tidak menemukan apa yang mereka harapkan. Dengan demikian, sebenarnya pembinaan pada tahap pasca syahadat ini menempati kedudukan yang sangat menentukan. Meningkat atau tidaknya kualitas keislaman seorang muallaf sangat ditentukan dari pembinaan yang dilakukan pada tahap ini. Hal inilah yang sangat disadari oleh para pengurus Yaumu. Sehingga tidak mengherankan bila para pengurus ini, khususnya mereka yang termasuk pengurus senior, bekerja all out dalam yayasan ini 25. d. Pembinaan Lanjutan Pembinaan yang dimaksudkan lebih merupakan proses kaderisasi dalam tubuh Yaumu. Walaubagaimanapun Yaumu membutuhkan proses regenerasi pembina. Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan membina mereka yang dipandang potensial secara lebih maksimal sehingga mereka, para muallaf ini juga mampu membina muallaf yang lain. Karenanya, saat ini terdapat beberapa muallaf yang telah menjadi pembina bagi muallaf lainnya, bahkan telah mampu melakukan pembinaan pada pra syahadat dan membimbing prosesi peng-islaman Materi Pembinaan Materi pembinaan muallaf di Yaumu terbagi dalam dua hal, yakni materi keagamaan dan materi kewirausahaan. Mengapa hal ini dilakukan, karena sebenarnya Yaumu sangat menyadari betul, bahwa Hasil wawancara dengan ibu Li, tanggal 12 Desember Hasil observasi pada hari Senin, tanggal 10 Desember 2012

21 Noorkamilah, Pembinaan Muallaf; Belajar dari Yayasan... tidak bisa membina agama, sementara perutnya keroncongan. 27 Bahkan bukan rahasia lagi kalau ternyata banyak orang Islam yang murtad karena masalah perut ini. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW, bahwa, kefakiran akan mendekatkan seseorang pada kekufuran. Sudah umum diketahui di beberapa daerah tertentu, keimanan seseorang hanya sebesar Mie Instan, dapat berubah begitu saja hanya karena di beri Mie Instan. Hal ini merupakan fenomena yang cukup memprihatinkan. Bahkan ada beberapa daerah yang pada tahun sebelumnya 100% muslim, saat ini sulit mencari keluarga muslim, karena hampir semua penduduk telah berpindah agama. Oleh karena itu, pembinaan perlu dilakukan tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan rohani saja, melainkan juga untuk memenuhi kebutuhan jasmani. a. Pembinaan Keagamaan Pembinaan keagamaan dalam hal ini dilakukan dengan membina muallaf dari aspek keagamaan. Materi-materi yang diberikan terkait pembinaan keagamaan adalah materi-materi pokok, seperti penguatan aqidah, ibadah dan muamalah. Materi penguatan aqidah perlu diberikan karena, mereka para muallaf ini masih relatif baru mengenal Islam, sehingga penguatan aspek aqidah menjadi penting untuk dilakukan. Terlebih ada perbedaan yang cukup tajam antara hal-hal yang diyakini sebagai Tuhan pada keyakinan sebelumnya dengan materi ketauhidan dalam agama Islam. Oleh karena itu, dalam pemberian materi aqidah ini, senantiasa dilakukan perbandingan-perbandingan, ditunjukkan perbedaan-perbedaan yang cukup mendasar antara hal-hal yang harus diyakini dan diimani dalam Islam dengan apa yang para muallaf yakini sebelumnya. Untuk menguasai materi ini, kerapkali pengurus mengambil tema khusus membahas Kristologi, karena secara kuantitatif juga, para muallaf ini lebih banyak yang berasal dari agama Kristen dan Katolik, meskipun ada sebagian kecil yang berasal dari agama Hindu atau Budha. Materi keagamaan yang terkait dengan ibadah, diberikan terutama pada bab shalat. Yaumu mempertimbangkan bahwa shalat adalah kewajiban muslim yang harus dilakukan dan merupakan amal pertama yang dihisab kelak di yaumil akhir. Oleh karena itu, ada penekanan khusus dalam pembinaan materi ibadah shalat 27 Wawancara bersama bu Yu, 8 Desember

22 Jurnal PMI Vol. XII. No. 1, September 2014 ini. Para muallaf dibimbing sejak bab thaharah, bagaimana cara mereka berwudlu, bahkan bagaimana cara bersuci seketika usai melakukan ikrar syahadat. Berikutnya adalah bagaimana shalat ditegakkan, tata cara beserta bacaannya. Materi ini diberikan tidak hanya dalam bentuk teori, melainkan juga praktik. Sehingga pembimbing dapat langsung membetulkan bila ada praktik yang dianggap masih kurang sempurna. Materi ibadah akan terusmenerus meningkat kepada bab berikutnya seperti bab puasa dan zakat. Materi pembinaan terkait muamalah menjadi penting pula diberikan mengingat sebagai seorang muallaf, mereka menyandang status baru. Tentu saja status baru akan berimplikasi pada peran sosial yang baru di masyarakat. Mereka tidak akan lagi mengikuti ritual ibadah bersama penganut agama sebelumnya. Sebaliknya, mereka akan bertemu dengan banyak orang yang baru dikenalnya. Mereka juga dihadapkan pada kemungkinan orang terdekatnya menolak keputusan yang mereka ambil, teutama orang tua dan keluarga besarnya. Khusus untuk interaksi dengan orang tua, Yaumu sangat menekankan pentingnya berbuat baik kepada orang tua, apapun agamanya. Para muallaf disarankan untuk tidak melakukan tindakan yang dapat menyakiti orang tua mereka, betapapun dihadapkan pada resiko terburuk, dicoret dari daftar anggota keluarga. Selamanya orang tua adalah orang yang telah melahirkan dan membesarkan hingga dewasa. Karenanya, Islam mewajibkan setiap ummatnya untuk senantiasa berbuat baik kepada orang tua. b. Pembinaan Kewirausahaan Pembinaan kewirausahaan hanya diberikan kepada mereka yang secara ekonomi masih lemah. Pembinaan dilakukan dengan memberikan bantuan modal usaha, yang jumlahnya bervariasi sesuai kebutuhan permodalan muallaf, yakni berkisar Rp ,00 Rp ,00. Modal yang diberikan tesebut merupakan uang pinjaman, lebih tepatnya, pinjaman tanpa bunga-- yang tetap harus dikembalikan kepada Yaumu dengan mekanisme tertentu. Mekanisme yang dimaksud adalah, dengan mewajibkan penerima modal untuk menyisihkan uang hasil usaha hari itu untuk dua hal pokok, yakni infaq (yang jumlahnya sesuai kemampuan) 16

23 Noorkamilah, Pembinaan Muallaf; Belajar dari Yayasan... dan nyicil angsuran pinjaman modal. Sehingga dalam waktu yang telah ditentukan, pinjaman ini pun berakhir dan dinyatakan telah selesai atau dilunasi. Untuk memperoleh pinjaman tersebut, Yaumu mensyaratkan dua hal agar dipenuhi oleh muallaf yang membutuhkan pembinaan kewirausahaan, yakni; 1) surat permohonan, dan 2) naskah kerjasama, dan 3) kesediaan mengembalikan pinjaman. Setelah hal tersebut dipenuhi, pihak Yaumu akan memberikan modal yang dibutuhkan sesuai dengan usulan pinjaman yang diajukan, setelah terlebih dahulu dilakukan analisis kebutuhan oleh pihak Yaumu berdasarkan jenis usaha yang akan dilakukan. Tidak hanya bantuan modal, Yaumu juga turut memberikan bantuan teknis dalam mengembangkan usaha muallaf. Misalnya, dengan memberikan masukan-masukan ketika muallaf merasa tidak menemukan jalan keluar, seperti usaha apa yang sebaiknya dijalankan, bagaimana menjalankan usaha itu, dimana usaha itu dijalankan, dsb Strategi Pembinaan Pada prinsipnya, pembinaan yang dilakukan oleh Yaumu mengacu kepada cita-cita sederhana tetapi mulia, yakni Memfasilitasi orang yang mau masuk Islam dan membimbing orang yang telah masuk Islam. 29 Oleh karena itu, secara umum pembinaan yang dilakukan Yaumu terhadap warganya, tidak lepas dari cita-cita mulia tersebut. Strategi pembinaan dimaksudkan sebagai upaya untuk mencapai cita-cita tersebut. Ada tiga strategi besar yang digunakan Yaumu dalam proses pembinaan, yakni pembinaan yang dilakukan secara intensif, pembinaan rutin dan pemberian rujukan (referal). a. Pembinaan Intensif Pembinaan pada dasarnya merupakan suatu proses yang bersifat evolutif. Sebuah proses membangun kesadaran dan pemahaman atas sesuatu hal yang memang menjadi materi pembinaan. Akan tetapi dalam situasi tertentu yang dianggap merupakan kondisi emergency, proses evolusi ini dipaksa melakukan tugasnya sesingkat mungkin. Sehingga diperlukan proses penguatan kesadaran dan pemahaman dalam waktu yang relatif singkat. Maka dilakukanlah pembinaan intensif, dengan tujuan dalam waktu sesingkat mungkin terbentuk kesadaran baru. 28 Wawancara dengan Bapak H. Is, 10 Desember Wawancara dengan Bapak H. Is, tanggal 10 Desember

24 Jurnal PMI Vol. XII. No. 1, September 2014 Pembinaan intensif diberikan Yaumu kepada calon muallaf yang telah menyatakan keinginannya untuk berpindah keyakinan ke dalam agama Islam. Bagi Yaumu, seketika ada orang yang mengutarakan keinginannya, itu adalah bagian dari hidayah Allah yang harus segera disambut dan disikapi secara positif. Yaumu tidak akan memperpanjang dan memperlambat proses, prinsipnya, kalau bisa dipercepat, kenapa diperlambat? Pembinaan intensif akan sangat membantu calon muallaf untuk semakin memantapkan bathinnya dalam memasuki agama baru, yang sangat berbeda dengan keyakinannya semula. Melalui pembinaan intensif ini, secara mental calon muallaf juga disipakan untuk mampu menghadapi berbagai resiko pasca perpindahan agamanya. b. Pembinaan Reguler Pembinaan reguler merupakan pembinaan yang dilaksanakan secara rutin setiap pekan, yang dilaksanakan setiap hari Ahad sore, bertempat di masjid An-Nur, Bantengan, Yogyakarta. Adapun agenda pembahasan pada Ahad pekan pertama adalahkajian aqidah, ibadah, akhlaq dan muamalah, diselang-seling setiap pekannya dengan kajian Kristologi. Sementara itu materi kajian pada Ahad kedua sampai ke lima, berisi tentang pendalaman ke-islaman. Acara pembinaan pekanan ini diawali dengan membaca tilawah dan terjemah Al-Qur an, kemudian kultum oleh pembina yang bertugas pada pekan tersebut, dan diakhiri dengan tausyiah oleh ustadz/ustadzah yang ditunjuk. Semua petugas tilawah, kultum maupun tausyiah telah terjadwal, yang berlaku selama satu tahun. Diluar agenda rutin pekanan tersebut, seringkali ada acara peng-islaman, sehingga agenda yang sudah direncanakan dirangkaikan dengan acara peng-islaman tersebut. Pembinaan rutin juga dilakukan di daerah-daerah yang menjadi mitra binaan Yaumu. Ada yang secara rutin dilakukan pekanan, 2 pekanan, bulanan, bahkan ada yang setiap 3 bulan. Dalam acara rutin di daerah mitra binaan ini, pengurus Yaumu akan hadir di lokasi, betapapun jaraknya cukup jauh. c. Rujukan ( Referal) Referal yang dimaksud disini adalah pengalihan pembinaan yang dilakukan Yaumu karena ada kendala teknis, seperti ja- 18

25 Noorkamilah, Pembinaan Muallaf; Belajar dari Yayasan... rak tempat tinggal yang jauh. Biasanya para muallaf ini ditanyai masjid terdekat dengan rumahnya, kemudian pihak Yaumu secara resmi menyampaikan kepada masjid tersebut bahwa ada diantara warganya yang telah menjadi muallaf. Yaumu juga meminta pihak masjid untuk melanjutkan pembinaan terhadap muallaf tersebut. Masih dalam strategi ini, Yaumu juga memiliki mitra binaan, yang tersebar di beberapa daerah di Yogyakarta, yakni di Imogiri dan Pundong di Bantul, kemudian di Kisik Kulonprogo dan Gamping serta Minggir, di Sleman. Setiap mitra binaan ini memiliki komunitas dampingan muallaf. Berbagai kegiatan dampingan dipusatkan di masjid-masjid. Umumnya daerah yang menjadi mitra binaan ini adalah termasuk daerah yang rawan pemurtadan. Sebagai contoh, mitra binaan di Pundong Bantul, terbentuk beberapa saat setelah adanya bencana gempa bumi di Bantul. Yaumu sangat menyadari bahwa dalam kondisi semacam itu, sangat rawan terjadi pemurtadan. Sehingga Yaumu berinisiatif untuk membuka posko bantuan kemanusiaan, dan sampai sekarang daerah ini menjadi mitra binaan Yaumu. D. Kesimpulan Muallaf pada hakikatnya merupakan kelompok orang Islam yang masih lemah dalam ke-islamannya. Keimanannya belum kokoh, masih sangat mungkin goyah, sehingga diperlukan pembinaan yang intensif untuk menguatkan kondisi keimanannya. Meskipun demikian, permasalahan muallaf tidaklah hanya sebatas masalah keyakinan yang belum kokoh, melainkan juga tidak sedikit muallaf yang juga dihadapkan pada masalah perekonomian yang lemah. Oleh karena itu, diperlukan berbagai upaya pembinaan secara komprehensif, sehingga terjadi peningkatan kualitas muallaf dari segi keimanan, maupun sosial ekonomi kemasyarakatan. Akan tetapi, hingga saat ini belum ada kebijakan yang secara tegas dan jelas mengatur siapa sebenarnya pihak yang paling bertanggung jawab melakukan pembinaan-pembinaan tersebut. Adanya inisiatif dan keinginan mulia yang dimiliki oleh masyarakat, seperti YAUMU, kemudian mengisi kekosongan peran yang semestinya telah diantisipasi dan dilaksanakan secara serius oleh pihak terkait, dalam hal ini adalah pemerintah, khususnya Kementerian Agama. 19

26 Jurnal PMI Vol. XII. No. 1, September 2014 DAFTAR PUSTAKA Al-Qur an dan Terjemah New Cordova, Syamil Qur an: Bandung, Choirotun Chisaan, Mu alaf dalam Nurcholis Setyawan, dkk. Meniti Kalam Kerukunan, Beberapa Istilah Kunci dalam Islam dan Kristen, PT BPK Gunung Mulia: Jakarta, Margaretha, Perjalanan Panjang Menggapai Iman; memoar pergolakan batin seorang pemeluk agama tentang iman yang diyakininya, PT Pustaka Insan Madani: Yogyakarta, Suisyanto, dkk., Pembinaan Muallaf, Dirjen Kemenag dan Kelompok Studi al-fikroh: Yogyakarta,

27 Sulistyary Ardiyantika, Desa Jamu: Muncul dan Dampaknya Bagi... DESA JAMU: MUNCUL DAN DAMPAKNYA BAGI PENINGKATAN KESEJAHTERAAN KELUARGA DI DUSUN KIRINGAN, CANDEN, JETIS, BANTUL Sulistyary Ardiyantika 1 Abstrak Keberadaan jamu saat ini sudah tidak seeksis di zamannya dahulu. Jamu sebagai warisan nenek moyang yang seharusnya dilestarikan keberadaanya saat ini bernasib sangat memprihatinkan. Apalagi di tengah perkembangan obat-obatan modern yang kiat menjamur saat ini semakin menggiring jamu menuju ambang kepunahan. Namun pemandangan berbeda terjadi di Dusun Kiringan Bantul, ratusuan ibu-ibu di dusun ini masih tetap menjaga eksistensi jamu tradisional. Dusun ini bahkan sampai dijuluki sebagai dusun jamu karena keberadaan para penjual jamunya yang sudah hampir beratus-ratus tahun lamanya memproduksi jamu. Awal mula lahirnya Dusun Kiringan sebagai Dusun Jamu dimulai dari keberhasilan satu orang yang menular ke tetangganya yang akhirnya membuat satu kampung melakukan peniruan. Dilihat dari dampak, profesi sebagai penjual jamu telah menjadikan ibu-ibu di Dusun Kiringan lebih produktif yang mampu berpenghasilan sendiri demi membantu dan meningkatan kesejahteraan keluarganya. Kata Kunci: Lahirnya Desa Jamu, Peniruan, Peningkatan Kesejahteraan. 1 Sulistyary Ardiyantika S.Sos.I Merupakan alumnus dari Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam dan saat ini aktif menjadi Volunteer di Pusat Layanan Difabel serta menjadi salah satu pengurus Laboratorium PMI. 21

28 Jurnal PMI Vol. XII. No. 1, September 2014 A. Pendahuluan Sebagai negara kepulauan, Indonesia dikenal sebagai daerah tropis yang kaya akan berbagai jenis spesies. Luas wilayah Indonesia sekitar 9 juta km 2 terdiri dari 2 juta km 2 daratan dan 7 juta km 2 lautan. Indonesia mempunyai tingkat keberagaman kehidupan yang sangat tinggi sehingga dikenal sebagai Mega Center dengan keanekaragaman hayati (biodiversity) terbesar kedua setelah Brazil. Indonesia mempunyai sekitar jenis tumbuhan endemik atau asli Indonesia, yang mana diantaranya dipercaya memiliki khasiat sebagai obat. 2 Khasiat obat yang terkandung dalam berbagai tumbuhan tersebut dimanfaatkan untuk menciptakan berbagai ramuan kesehatan tradisional, seperti jamu. Jamu di Indonesia pertama kali muncul di lingkungan istana, yaitu Kasultanan Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta. Dahulu resep jamu hanya dikenal di kalangan keraton dan tidak diperbolehkan keluar dari keraton. Sampai permulaan abad XX tradisi meracik jamu tersebut masih menjadi sesuatu yang ekslusif dan hanya dikerjakan oleh kalangan tertentu saja. Tetapi seiring perkembangan zaman, orangorang lingkungan keraton mulai mengembangkan dan mengajarkan bagaimana meracik jamu kepada masyarakat di luar benteng keraton dan menyebar di seluruh wilayah di Jawa sehingga keberadaan jamu sangat identik dengan masyarakat Jawa. 3 Tradisi meramu tanaman untuk obat tidak hanya terdapat di Indonesia, beberapa wilayah seperti India, Arab dan China mempunyai tradisi serupa dengan tradisi jamu di Indonesia. Di Arab memiliki tradisi pengobatan tradisional yang dikenal dengan sebutan Thibb Asy- Sya biy dan diperkirakan sudah ada sejak zaman Nabi Muhammad SAW terdahulu. Sedangkan di India istilah meramu obat tradisional dikenal dengan filosofi Ayurveda. Adapun di China, obat tradisional China (Traditional Chines Medicine) telah lebih dari 3000 tahun dipercayakan masyarakat sebagai sistem pengobatan umum sampai saat ini dan bahkan oleh pemerintah China menetapkan obat tradisional China sebagai salah satu pusaka negara 4. Hal ini berbeda dengan perkembangan jamu di Indonesia, seiring 2 Sampurno, Obat Herbal Dalam Prespektif Medik Dan Bisnis. Penelitian Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada: Yogyakarta, Joko Prasetiyo, Jamu-Nusantara, Jamu-Nusantara. Diakses pada Ibid, Joko Prasetiyo, Diakses pada

29 Sulistyary Ardiyantika, Desa Jamu: Muncul dan Dampaknya Bagi... perkembangan zaman keberadaan jamu semakin tergeser dari kehidupan masyarakat oleh kehadiran berbagai macam obat modern. Keampuhan obat modern yang dianggap lebih cepat dalam menyembuhkan penyakit menjadikannya sangat populer di kalangan masyarakat. Apalagi dalam dunia kedokteran, obat-obatan modern selalu diberikan kepada pasiennya sebagai resep utama untuk penyembuhan. Padahal jika diteliti, sebenarnya dibalik keampuhan obat-obatan modern tersebut terdapat efek samping yang merugikan dan banyak meninggalkan residu bagi tubuh manusia. Walaupun efektivitas dan stabilitas produknya sudah teruji, tetapi tingkat keamanan dan keberhasilannya masih diragukan. Apalagi Jika dikonsumsi secara berlebihan dan terus-menerus, beresiko tinggi menimbulkan kerusakan pada jantung, ginjal, hati dsb. Kondisi ini secara otomatis akan memunculkan persoalan baru di masyarakat karena niat hati mengkonsumsi obat untuk menyembuhkan penyakit tetapi justru merupakan sumber datangnya suatu penyakit. Anggapan bahwasanya mengkonsumsi obat modern lebih cepat menyembuhkan penyakitpun semakin mematahkan keberadaan obat-obatan tradisional, seperti jamu. Jamu sebagai salah satu bukti napak tilas perjalanan kehidupan nenek moyang terdahulu, saat ini jejaknya semakin menghilang dan terus bergeser menuju kepunahan. 5 Pergeseran kebudayaan yang terus berkembang mengikuti perubahan zaman serta pilihan menerapkan pola hidup serba instan menjadi tren di masyarakat sehingga mengakibatkan keterpurukan bagi dunia perjamuan. Perubahan karakter masyarakat yang sudah bermetamorfosis dengan dunia modern juga menjadi pemicu utamanya. Usia yang lama lantas tidak menjamin suatu kepopuleran, buktinya saja keberadaan jamu yang sudah ribuan tahun berkiprah menemani masyarakat bisa terhimpitkan seiring berjalannya waktu. Namun, di Dusun Kiringan, Canden, Kecamatan Jetis, Bantul hampir semua rumah memproduksi jamu sehingga dikenal sebagai dusun Jamu. 6 Dusun ini bahkan dikenal sebagai sentra penghasil jamu terbesar di Yogyakarta. Berbagai resep tradisional diperoleh langsung dari nenek moyangnya dari generasi ke generasi. Keberhasilan dalam menjaga eksistansi jamu tidak terlepas dari peran para perempuan di 5 Perpustakaan Nasional RI, Seri Obat-Obatan Tradisional Dalam Naskah Kuno. ( Jakarta: 1993). Hal Wawancara dengan Bapak Karjilan, Masyarakat Dusun Kiringan, Canden, Jetis Bantul. Tanggal 25 April 2013 pukul WIB. 23

JURNAL PMI. Media Pemikiran dan Pengembangan Masyarakat

JURNAL PMI. Media Pemikiran dan Pengembangan Masyarakat JURNAL PMI Media Pemikiran dan Pengembangan Masyarakat JURNAL PMI Media Pemikiran dan Pengembangan Masyarakat Penanggung Jawab: Ketua Jurusan PMI Dewan Penyunting: Prof. Dr. Nasrudin Harahap, Siti Syamsiatun,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama samawi terakhir. Berdasarkan tinjauan historis, ia

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama samawi terakhir. Berdasarkan tinjauan historis, ia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam adalah agama samawi terakhir. Berdasarkan tinjauan historis, ia merupakan agama penutup, sekaligus sebagai penyempurna agama samawi terdahulu. Sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di tengah suasana kehidupan sekarang ini, manusia mengalami kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. Di tengah suasana kehidupan sekarang ini, manusia mengalami kemajuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di tengah suasana kehidupan sekarang ini, manusia mengalami kemajuan yang sangat pesat dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga sumber daya manusia

Lebih terperinci

c 1 Ramadan d 28 RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid

c 1 Ramadan d 28 RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid c 1 Ramadan d 28 RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid Dan orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak melebih-lebihkan, dan tidak pula kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) tengah-tengah antara yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk sosial yang senantiasa saling

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk sosial yang senantiasa saling 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yang senantiasa saling memerlukan adanya bantuan dari orang lain dalam memenuhi kebutuhannya. Manusia dituntut untuk saling

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yakni tingginya angka korupsi, semakin bertambahnya jumlah pemakai narkoba,

BAB I PENDAHULUAN. yakni tingginya angka korupsi, semakin bertambahnya jumlah pemakai narkoba, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permasalahan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia saat ini bukan hanya mengenai ekonomi, keamanan dan kesehatan, tetapi juga menurunnya kualitas sumber daya

Lebih terperinci

SAMBUTAN MENTERI AGAMA RI PADA ANNUAL CONFERENCE ON ISLAMIC STUDIES VIII TANGGAL 3 NOVEMBER 2008 DI PALEMBANG

SAMBUTAN MENTERI AGAMA RI PADA ANNUAL CONFERENCE ON ISLAMIC STUDIES VIII TANGGAL 3 NOVEMBER 2008 DI PALEMBANG SAMBUTAN MENTERI AGAMA RI PADA ANNUAL CONFERENCE ON ISLAMIC STUDIES VIII TANGGAL 3 NOVEMBER 2008 DI PALEMBANG Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Yth. Gubernur Sumatera Selatan; Yth. Ketua DPRD

Lebih terperinci

PENYALURAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH KEPADA PARA MU ALAF DI (BAZ) BADAN AMAL ZAKAT SUMSEL

PENYALURAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH KEPADA PARA MU ALAF DI (BAZ) BADAN AMAL ZAKAT SUMSEL 1 PENYALURAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH KEPADA PARA MU ALAF DI (BAZ) BADAN AMAL ZAKAT SUMSEL Rijalush Shalihin Dosen Tetap Ekonomi Syari ah FAI UMPalembang Abstrak; Dalam Al-qur an infaq dapat diartikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Sebagaimana disebutkan dalam pasal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Sebagaimana disebutkan dalam pasal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Sebagaimana disebutkan dalam pasal 32 ayat (1) dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang dilihat dari letak geografis

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang dilihat dari letak geografis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah salah satu negara yang dilihat dari letak geografis merupakan negara yang kaya dibandingkan dengan negara yang lainnya, hal ini dapat dibuktikan

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pada Peringatan Nuzulul Quran 1430 H, Senin, 07 September 2009

Sambutan Presiden RI pada Peringatan Nuzulul Quran 1430 H, Senin, 07 September 2009 Sambutan Presiden RI pada Peringatan Nuzulul Quran 1430 H, 07-9-09 Senin, 07 September 2009 Â SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Â PADA ACARA PERINGATAN NUZULUL QURAN 1430 H DI ISTANA BOGOR, JAWA BARAT,

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pada Musabaqah Tilawatil Qur'an, 5 Juni 2010 Sabtu, 05 Juni 2010

Sambutan Presiden RI pada Musabaqah Tilawatil Qur'an, 5 Juni 2010 Sabtu, 05 Juni 2010 Sambutan Presiden RI pada Musabaqah Tilawatil Qur'an, 5 Juni 2010 Sabtu, 05 Juni 2010 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA PEMBUKAAN MUSABAQAH TILAWATIL QUR'AN (MTQ) TINGKAT NASIONAL KE-XXIII TAHUN

Lebih terperinci

BUPATI BENGKALIS SAMBUTAN BUPATI BENGKALIS PADA PEMBUKAAN PELATIHAN PEMBINAAN KELUARGA SAKINAH KABUPATEN BENGKALIS TAHUN 2017

BUPATI BENGKALIS SAMBUTAN BUPATI BENGKALIS PADA PEMBUKAAN PELATIHAN PEMBINAAN KELUARGA SAKINAH KABUPATEN BENGKALIS TAHUN 2017 BUPATI BENGKALIS SAMBUTAN BUPATI BENGKALIS PADA PEMBUKAAN PELATIHAN PEMBINAAN KELUARGA SAKINAH KABUPATEN BENGKALIS TAHUN 2017 BENGKALIS, 10 APRIL 2017 ASSALAMU ALAIKUM, WR. WB SELAMAT PAGI DAN SALAM SEJAHTERA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salah satu ibadah wajib. Selain zakat fitrah yang menjadi kewajiban setiap

BAB I PENDAHULUAN. salah satu ibadah wajib. Selain zakat fitrah yang menjadi kewajiban setiap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Zakat merupakan bagian dari Rukun Islam, sehingga zakat merupakan salah satu ibadah wajib. Selain zakat fitrah yang menjadi kewajiban setiap muslim, ada pula

Lebih terperinci

[ Indonesia Indonesian

[ Indonesia Indonesian SUAMI TIDAK SHALAT : [ Indonesia Indonesian ] Penyusun : Misy'al al-utaibi Terjemah : Muh. Iqbal Ahmad Gazali Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad 2009-1430 : : : : 2009 1430 2 Suami Tidak Shalat Segala puji

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempersiapkan anak-anak supaya memiliki visi dan masa depan sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. mempersiapkan anak-anak supaya memiliki visi dan masa depan sangat penting BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak merupakan generasi penerus bangsa. Di pundaknya teremban amanat guna melangsungkan cita-cita luhur bangsa. Oleh karena itu, penyiapan kader bangsa yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sering dihadapi oleh negara-negara berkembang di dunia. Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. yang sering dihadapi oleh negara-negara berkembang di dunia. Indonesia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan salah satu masalah serius dan kompleks yang sering dihadapi oleh negara-negara berkembang di dunia. Indonesia adalah salah satu negara

Lebih terperinci

PROPOSAL DONASI DAKWAH GEMOLONG KAJIAN UMUM TEMATIK YA ALLAH, TUNJUKILAH AKU JALAN YANG LURUS BERSAMA USTADZ ABU ISA

PROPOSAL DONASI DAKWAH GEMOLONG KAJIAN UMUM TEMATIK YA ALLAH, TUNJUKILAH AKU JALAN YANG LURUS BERSAMA USTADZ ABU ISA PROPOSAL DONASI DAKWAH GEMOLONG KAJIAN UMUM TEMATIK YA ALLAH, TUNJUKILAH AKU JALAN YANG LURUS BERSAMA USTADZ ABU ISA Forum Kajian Masyarakat (FKM) Gemolong Sekretariat: Masjid Al Akhlaq, Klentang, Gemolong,

Lebih terperinci

Peranan Generasi Muda Muslim Indonesia Membangun Masyarakat Muslim Tangguh

Peranan Generasi Muda Muslim Indonesia Membangun Masyarakat Muslim Tangguh Peranan Generasi Muda Muslim Indonesia Membangun Masyarakat Muslim Tangguh MPI, 25 April 2010. Masjid Al Murosalah, Jl. Gegerkalong Hilir No.49 Divlat Telkom Bandung. Penceramah : Ust. Dr. Aam Amiruddin

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pradopo (1988:45-58) memberi batasan, bahwa karya sastra yang bermutu

BAB 1 PENDAHULUAN. Pradopo (1988:45-58) memberi batasan, bahwa karya sastra yang bermutu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembicaraan karya sastra tidak lepas dari penilaian-penilaian. Pradopo (1988:45-58) memberi batasan, bahwa karya sastra yang bermutu seni adalah yang imajinatif,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA. masyarakat Jemur Wonosari yang beragama Islam meyakini bahwa al-qur an

BAB IV ANALISA. masyarakat Jemur Wonosari yang beragama Islam meyakini bahwa al-qur an BAB IV ANALISA Melihat dari hasil penelitian yang telah dilakukan, bahwa mayoritas masyarakat Jemur Wonosari yang beragama Islam meyakini bahwa al-qur an merupakan acuan moral untuk memecahkan problem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan orang lain. Seperti: orang kaya membutuhkan orang miskin, orang miskin membutuhkan orang kaya, orang kuat membutuhkan

Lebih terperinci

Kondisi umat Islam pada Ramadhan ini sepertinya tak berubah. Pandangan Anda?

Kondisi umat Islam pada Ramadhan ini sepertinya tak berubah. Pandangan Anda? Rokhmat S Labib, Ketua DPP HTI Ramadhan adalah bulan mulia. Rakyat seharusnya menyambut dengan suka cita. Namun apa daya, justru kaum Muslim kian terjepit di bulan penuh berkah ini. Berbagai kesulitan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Agama Islam merupakan agama yang membawa kesejahteraan, kedamaian,

BAB I PENDAHULUAN. Agama Islam merupakan agama yang membawa kesejahteraan, kedamaian, BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Agama Islam merupakan agama yang membawa kesejahteraan, kedamaian, menciptakan suasana sejuk dan harmonis bukan hanya di antara sesama umat manusia tetapi juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beragama itu dimungkinkan karena setiap agama-agama memiliki dasar. damai dan rukun dalam kehidupan sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. beragama itu dimungkinkan karena setiap agama-agama memiliki dasar. damai dan rukun dalam kehidupan sehari-hari. 1 BAB I A. Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN Dengan tumbuhnya pengetahuan tentang agama-agama lain, menimbulkan sikap saling pengertian dan toleran kepada orang lain dalam hidup sehari-hari, sehingga

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. 1. Sejarah Berdirinya Pengajian Rutinan Tafsir Al-Qur an

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. 1. Sejarah Berdirinya Pengajian Rutinan Tafsir Al-Qur an BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN A. Profil Pengajian Rutinan Tafsir Al-Qur an 1. Sejarah Berdirinya Pengajian Rutinan Tafsir Al-Qur an Pengajian rutinan Tafsir al-qur an ini bermula dari pengajian

Lebih terperinci

SAMBUTAN MENTERI PERDAGANGAN PADA ACARA HARI BATIK NASIONAL PEKALONGAN, 3 OKTOBER 2011

SAMBUTAN MENTERI PERDAGANGAN PADA ACARA HARI BATIK NASIONAL PEKALONGAN, 3 OKTOBER 2011 SAMBUTAN MENTERI PERDAGANGAN PADA ACARA HARI BATIK NASIONAL PEKALONGAN, 3 OKTOBER 2011 Yang terhormat Ibu Ani Yudhoyono; Yang terhormat Ibu Herawati Budiono; Yang terhormat Ibu-Ibu dari Solidaritas Istri

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pada Peringatan Nuzulul Qur'an 1433 H, Jakarta, 7 Agustus 2012 Selasa, 07 Agustus 2012

Sambutan Presiden RI pada Peringatan Nuzulul Qur'an 1433 H, Jakarta, 7 Agustus 2012 Selasa, 07 Agustus 2012 Sambutan Presiden RI pada Peringatan Nuzulul Qur'an 1433 H, Jakarta, 7 Agustus 2012 Selasa, 07 Agustus 2012 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA PERINGATAN NUZULUL QUR'AN TAHUN 1433 H/2012 M

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pada Perayaan Tahun Baru Imlek 2563 Nasional, Jakarta, 3 Februari 2012 Jumat, 03 Pebruari 2012

Sambutan Presiden RI pada Perayaan Tahun Baru Imlek 2563 Nasional, Jakarta, 3 Februari 2012 Jumat, 03 Pebruari 2012 Sambutan Presiden RI pada Perayaan Tahun Baru Imlek 2563 Nasional, Jakarta, 3 Februari 2012 Jumat, 03 Pebruari 2012 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA PERAYAAN TAHUN BARU IMLEK 2563 TINGKAT NASIONAL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang diharapkan. Metode pembelajaran merupakan cara yang

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang diharapkan. Metode pembelajaran merupakan cara yang BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Dalam dunia pendidikan, proses pembelajaran adalah hal yang paling utama dan tidak bisa diabaikan. Dalam proses pembelajaran itu sendiri juga harus mempertimbangkan

Lebih terperinci

Assalamualaikum Wr. Wb

Assalamualaikum Wr. Wb Assalamualaikum Wr. Wb Ysh. Pimpinan Wilayah Aisyiyah Jawa Tengah; Ysh. Koordinator Pimpinan Daerah Aisyiyah se-eks Karesidenan Pekalongan; Ysh. Ketua beserta segenap jajaran pengurus Pimpinan Daerah Aisyiyah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. agama. Minat terhadap agama pada remaja tampak dari aktivitas mereka dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. agama. Minat terhadap agama pada remaja tampak dari aktivitas mereka dalam BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu minat yang berkembang pada masa remaja adalah minat terhadap agama. Minat terhadap agama pada remaja tampak dari aktivitas mereka dalam membahas hal-hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. minallah atau dimensi vertikal dan hablum minannas atau dimensi horizontal.

BAB I PENDAHULUAN. minallah atau dimensi vertikal dan hablum minannas atau dimensi horizontal. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Zakat adalah ibadah yang mengandung dua dimensi yaitu dimensi hablum minallah atau dimensi vertikal dan hablum minannas atau dimensi horizontal. Ibadah zakat

Lebih terperinci

Di antaranya pemahaman tersebut adalah:

Di antaranya pemahaman tersebut adalah: MENYOAL PEMAHAMAN ATAS KONSEP RAHMATAN LI AL- ÂLAMÎN Kata Rahmatan li al- Âlamîn memang ada dalam al-quran. Namun permasalahan akan muncul ketika orang-orang menafsirkan makna Rahmatan li al- Âlamîn secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berupa laut. Dengan perairan laut seluas total 5,8 juta Km2, Indonesia menyimpan

BAB I PENDAHULUAN. berupa laut. Dengan perairan laut seluas total 5,8 juta Km2, Indonesia menyimpan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan 17.508 pulau dan 81.000 Km garis pantai, dimana sekitar 70 % wilayah teritorialnya berupa laut.

Lebih terperinci

Khutbah Jum'at. Melanjutkan Spirit Qurban dalam Kehidupan. Bersama Dakwah 1

Khutbah Jum'at. Melanjutkan Spirit Qurban dalam Kehidupan. Bersama Dakwah 1 Bersama Dakwah 1 KHUTBAH PERTAMA.. Lima hari yang lalu Allah SWT mempertemukan kita dengan Idul Adha; disebut pula yaumun nahar, hari raya qurban. Lalu hari ini kita dipertemukan-nya dengan hari raya pekanan;

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN WIB.

BAB I PENDAHULUAN WIB. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang dikategorikan sebagai negara dengan jumlah penduduk terbanyak keempat di dunia.1 Hal ini disebabkan karena banyaknya angka kelahiran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan peran sosial ekonomi masyarakat dalam kesejahteraan sosial dan

BAB I PENDAHULUAN. dan peran sosial ekonomi masyarakat dalam kesejahteraan sosial dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Agama Islam sebagai pedoman hidup manusia tidak hanya mengatur ibadah ritual saja, tetapi merupakan aturan lengkap yang mencakup aturan sosial ekonomi. Sosial ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Sebagaimana disebutkan dalam pasal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Sebagaimana disebutkan dalam pasal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Sebagaimana disebutkan dalam pasal 32 ayat (1) dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. terhadap perubahan ataupun kemajuan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. terhadap perubahan ataupun kemajuan masyarakat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul 1. Latar Belakang Masalah Pendidikan selalu berkenaan dengan upaya pembinaan manusia, sehingga keberhasilan pendidikan sangat tergantung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengajar dengan materi-materi kajian yang terdiri dari ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu

BAB I PENDAHULUAN. mengajar dengan materi-materi kajian yang terdiri dari ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Madrasah berasal dari bahasa Arab yaitu Madrasah yang artinya tempat untuk belajar atau sistem pendidikan klasikal yang didalamnya berlangsung proses belajar

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI Pd Silaturahmi dg Peserta Musabaqah Hifzil Quran, tgl 14 Feb 2014, di Jkt Jumat, 14 Pebruari 2014

Sambutan Presiden RI Pd Silaturahmi dg Peserta Musabaqah Hifzil Quran, tgl 14 Feb 2014, di Jkt Jumat, 14 Pebruari 2014 Sambutan Presiden RI Pd Silaturahmi dg Peserta Musabaqah Hifzil Quran, tgl 14 Feb 2014, di Jkt Jumat, 14 Pebruari 2014 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA SILATURAHMI DENGAN PARA PESERTA MUSABAQAH

Lebih terperinci

PERAN DOKTER SEBAGAI SEORANG PEMIMPIN DI MASYARAKAT

PERAN DOKTER SEBAGAI SEORANG PEMIMPIN DI MASYARAKAT MAKALAH STUDI KEPEMIMPINAN ISLAM PERAN DOKTER SEBAGAI SEORANG PEMIMPIN DI MASYARAKAT Disusun Oleh : Tri Wahyu Hari Widodo JH 01711030 Mahasiswa Kedokteran UII Dosen : Drs. Hujair AH. Sanaky, MSI. FAKULTAS

Lebih terperinci

MATERI 5 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

MATERI 5 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MATERI 5 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Dosen : Dr. Muhammad Yusro, MT FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA MATERI PERKULIAHAN Mengapa dan bagaimana PAI diajarkan di perguruan tinggi Bagaimana manusia bertuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang, dengan agama manusia dapat membedakan dan memilih mana yang baik dan

BAB I PENDAHULUAN. orang, dengan agama manusia dapat membedakan dan memilih mana yang baik dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Agama merupakan pedoman hidup manusia yang harus dimiliki oleh setiap orang, dengan agama manusia dapat membedakan dan memilih mana yang baik dan mana yang tidak

Lebih terperinci

Doakan Orang Lain, Malaikat Mendoakanmu

Doakan Orang Lain, Malaikat Mendoakanmu Doakan Orang Lain, Malaikat Mendoakanmu (HeryArianto) I. Landasan Hukum Syar i Banyak di antara kita kaum muslimin yang berdoa kepada Allah Swt. sebagai wujud dari sebuah pengakuan hamba yang memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebuah masyarakat adalah aqidah, khususnya aqidah Islam. Maka tugas

BAB I PENDAHULUAN. sebuah masyarakat adalah aqidah, khususnya aqidah Islam. Maka tugas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat Islami merupakan masyarakat yang dekat dengan Allah Swt dalam segala kegiatannya di dunia. Asas pertama kali yang tegak dalam sebuah masyarakat adalah aqidah,

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA SARASEHAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN INDONESIA Jakarta, 4 Februari 2009

KERANGKA ACUAN KERJA SARASEHAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN INDONESIA Jakarta, 4 Februari 2009 KERANGKA ACUAN KERJA SARASEHAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN INDONESIA Jakarta, 4 Februari 2009 Tema: Perumahan dan Permukiman Indonesia: Masa Lalu, Kini dan Ke Depan I. LATAR BELAKANG Sarasehan ini merupakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sebuah kalimat yang berasal dari lafadz hallala-yuhallilu-tahlilan yang berarti

I. PENDAHULUAN. sebuah kalimat yang berasal dari lafadz hallala-yuhallilu-tahlilan yang berarti 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kata Tahlil secara etimologi dalam tata bahasa Arab membahasnya sebagai sebuah kalimat yang berasal dari lafadz hallala-yuhallilu-tahlilan yang berarti mengucapkan

Lebih terperinci

Takwa dan Keutamaannya

Takwa dan Keutamaannya Takwa dan Keutamaannya Khutbah Jumat berikut ini menjelaskan tentang hakikat dan keutamaan takwa. Sebab, takwa merupakan wasiat Allah Subhanahu wa Ta ala dan Rasul-Nya yang harus dipahami maksudnya dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. agar manusia senantiasa melaksanakan perintah-nya dan menjauhi larangan-

BAB I PENDAHULUAN. agar manusia senantiasa melaksanakan perintah-nya dan menjauhi larangan- BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam merupakan syariat Allah yang diturunkan kepada umat manusia agar manusia senantiasa melaksanakan perintah-nya dan menjauhi larangan- Nya.. Dalam menanamkan keyakinan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. pengalaman yang tidak terduga. Saya bertemu dengan orang-orang yang dulunya

BAB V PENUTUP. pengalaman yang tidak terduga. Saya bertemu dengan orang-orang yang dulunya BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dalam menyelesaikan tulisan ini, saya menemukan banyak sekali pengalaman yang tidak terduga. Saya bertemu dengan orang-orang yang dulunya saya abaikan. Maksudnya, sebelum melakukan

Lebih terperinci

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PEMBUKAAN SOSIALISASI PERKUATAN DAN PENGEMBANGAN WAWASAN KEBANGSAAN DI PROVINSI KALIMANTAN BARAT

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PEMBUKAAN SOSIALISASI PERKUATAN DAN PENGEMBANGAN WAWASAN KEBANGSAAN DI PROVINSI KALIMANTAN BARAT 1 SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PEMBUKAAN SOSIALISASI PERKUATAN DAN PENGEMBANGAN WAWASAN KEBANGSAAN DI PROVINSI KALIMANTAN BARAT Yang saya hormati: Tanggal, 19 Juni 2008 Pukul 08.30 W IB

Lebih terperinci

PERSATUAN DAN KERUKUNAN

PERSATUAN DAN KERUKUNAN PERSATUAN DAN KERUKUNAN PENGERTIAN PERSATUAN DAN KESATUAN A. PERSATUAN Dari segi bahasa persatuan berarti gabungan, ikatan atau kumpulan. Sedangkan menurut istilah persatuan adalah kumpulan individu manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membacanya ibadah dan tidak ditolak kebenarannya (Al-hafidz, 2005: 1).

BAB I PENDAHULUAN. membacanya ibadah dan tidak ditolak kebenarannya (Al-hafidz, 2005: 1). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an adalah kalam Allah yang bersifat mu jizat, diturunkan kepada nabi Muhammad melalui Malaikat Jibril, diriwayatkan secara mutawatir, membacanya ibadah

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pada Pencanangan Gerakan Nasional Wakaf Uang, 8 Januari 2010 Jumat, 08 Januari 2010

Sambutan Presiden RI pada Pencanangan Gerakan Nasional Wakaf Uang, 8 Januari 2010 Jumat, 08 Januari 2010 Sambutan Presiden RI pada Pencanangan Gerakan Nasional Wakaf Uang, 8 Januari 2010 Jumat, 08 Januari 2010 PIDATO PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA PENCANANGAN GERAKAN NASIONAL WAKAF UANG, TANGGAL 8 JANUARI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seorang mualaf sebagai Muslim baru, mereka membutuhkan teman,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seorang mualaf sebagai Muslim baru, mereka membutuhkan teman, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seorang mualaf sebagai Muslim baru, mereka membutuhkan teman, tempat berlindung dan pembinaan. Seperti seorang balita yang memulai pertumbuhan dan perkembangan dari

Lebih terperinci

VII. RANCANGAN PROGRAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT MELALUI MAJELIS TA LIM DESA RAMBAH HILIR TIMUR

VII. RANCANGAN PROGRAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT MELALUI MAJELIS TA LIM DESA RAMBAH HILIR TIMUR VII. RANCANGAN PROGRAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT MELALUI MAJELIS TA LIM DESA RAMBAH HILIR TIMUR Majelis ta lim sebagai lembaga pendidikan non formal, sebagai lembaga da wah islam mempunyai peran strategis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kampung Naga merupakan salah satu perkampungan masyarakat yang. kampung adat yang secara khusus menjadi tempat tinggal masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Kampung Naga merupakan salah satu perkampungan masyarakat yang. kampung adat yang secara khusus menjadi tempat tinggal masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kampung Naga merupakan salah satu perkampungan masyarakat yang ada di Indonesia dan masih terjaga kelestariannya. Kampung ini merupakan kampung adat yang secara

Lebih terperinci

Tauhid untuk Anak. Tingkat 1. Oleh: Dr. Saleh As-Saleh. Alih bahasa: Ummu Abdullah. Muraja ah: Andy AbuThalib Al-Atsary. Desain Sampul: Ummu Zaidaan

Tauhid untuk Anak. Tingkat 1. Oleh: Dr. Saleh As-Saleh. Alih bahasa: Ummu Abdullah. Muraja ah: Andy AbuThalib Al-Atsary. Desain Sampul: Ummu Zaidaan Tauhid untuk Anak Tingkat 1 Oleh: Dr. Saleh As-Saleh Alih bahasa: Ummu Abdullah Muraja ah: Andy AbuThalib Al-Atsary Desain Sampul: Ummu Zaidaan Sumber: www.understand-islam.net Disebarluaskan melalui:

Lebih terperinci

Ma'had al Jamiáh dan Pembinaan Karakter Mahasiswa

Ma'had al Jamiáh dan Pembinaan Karakter Mahasiswa Ma'had al Jamiáh dan Pembinaan Karakter Mahasiswa Akhir-akhir ini banyak perguruan tinggi memandang pentingnya asrama bagi mahasiswa. Asrama mahasiswa tidak saja dilihat sebagai sarana penting sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alam. Pedoman dalam mengajarkan ajarannya yaitu berupa Al-Qur an. Al-

BAB I PENDAHULUAN. alam. Pedoman dalam mengajarkan ajarannya yaitu berupa Al-Qur an. Al- BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam mempunyai pedoman ajaran yag sempurna dan rahmat bagi seluruh alam. Pedoman dalam mengajarkan ajarannya yaitu berupa Al-Qur an. Al- Qur an merupakan kitab

Lebih terperinci

Mendidik Anak Menuju Surga. Ust. H. Ahmad Yani, Lc. MA. Tugas Mendidik Generasi Unggulan

Mendidik Anak Menuju Surga. Ust. H. Ahmad Yani, Lc. MA. Tugas Mendidik Generasi Unggulan Mendidik Anak Menuju Surga Ust. H. Ahmad Yani, Lc. MA Tugas Mendidik Generasi Unggulan Pendidikan merupakan unsur terpenting dalam proses perubahan dan pertumbuhan manusia. Perubahan dan pertumbuhan kepada

Lebih terperinci

BAB IV PARADIGMA SEKUFU DI DALAM KELUARGA MAS MENURUT ANALISIS HUKUM ISLAM

BAB IV PARADIGMA SEKUFU DI DALAM KELUARGA MAS MENURUT ANALISIS HUKUM ISLAM BAB IV PARADIGMA SEKUFU DI DALAM KELUARGA MAS MENURUT ANALISIS HUKUM ISLAM A. Hal-Hal Yang Melatarbelakangi Paradigma Sekufu di dalam Keluarga Mas Kata kufu atau kafa ah dalam perkawinan mengandung arti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Totok S. Wiryasaputra, Pendampingan Pastoral Orang Sakit, Seri Pastoral 245, Pusat Pastoral Yogyakarta,

BAB I PENDAHULUAN. 1 Totok S. Wiryasaputra, Pendampingan Pastoral Orang Sakit, Seri Pastoral 245, Pusat Pastoral Yogyakarta, BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Permasalahan Setiap orang tentunya pernah merasakan dan berada dalam keadaan sakit, baik itu sakit yang sifatnya hanya ringan-ringan saja seperti flu, batuk, pusing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan dan tradisinya masing-masing. Syari at Islam tidak

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan dan tradisinya masing-masing. Syari at Islam tidak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang kaya akan budaya, adat istiadat serta tradisi. Jika dilihat, setiap daerah memiliki kebudayaan dan tradisinya masing-masing.

Lebih terperinci

Bab 1 Hakikat Puasa. Kewajiban Puasa Ramadhan Kewajiban puasa Ramadhan disebutkan oleh Allah Swt di dalam irman-nya:

Bab 1 Hakikat Puasa. Kewajiban Puasa Ramadhan Kewajiban puasa Ramadhan disebutkan oleh Allah Swt di dalam irman-nya: Bab 1 Hakikat Puasa Kewajiban Puasa Ramadhan Kewajiban puasa Ramadhan disebutkan oleh Allah Swt di dalam irman-nya: Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP Kesimpulan

BAB V PENUTUP Kesimpulan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Setelah melalui pembahasan dan analisis dari bab I sampai bab IV, maka ada beberapa hal yang sekiranya perlu penulis tekankan untuk menjadi kesimpulan dalam skripsi ini, yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang juga memiliki kedudukan yang sangat penting. Akhlak merupakan buah

BAB I PENDAHULUAN. yang juga memiliki kedudukan yang sangat penting. Akhlak merupakan buah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akhlak merupakan salah satu dari tiga kerangka dasar ajaran Islam yang juga memiliki kedudukan yang sangat penting. Akhlak merupakan buah yang dihasilkan dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pernikahan merupakan suatu institusi sosial yang diakui disetiap kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN. Pernikahan merupakan suatu institusi sosial yang diakui disetiap kebudayaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pernikahan merupakan suatu institusi sosial yang diakui disetiap kebudayaan atau masyarakat. Sekalipun makna pernikahan berbeda-beda, tetapi praktekprakteknya pernikahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap daerah pasti memiliki identitas-identisas masing-masing yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap daerah pasti memiliki identitas-identisas masing-masing yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap daerah pasti memiliki identitas-identisas masing-masing yang menggambarkan ciri khas daerah tersebut. Seperti halnya Indonesia yang banyak memiliki pulau,

Lebih terperinci

Sosok Pendidik Umat Secara Total dan Dijalani Sepanjang Hayat

Sosok Pendidik Umat Secara Total dan Dijalani Sepanjang Hayat Sosok Pendidik Umat Secara Total dan Dijalani Sepanjang Hayat Saya melihat Prof.Dr.Hj. Tutty Alawiyah adalah sosok pejuang dan sekaligus pendidik sepanjang hayat. Sebagai seorang putri ulama besar, beliau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ghoirumahdloh (horizontal). Sebagaimana firman Allah swt berikut:

BAB I PENDAHULUAN. ghoirumahdloh (horizontal). Sebagaimana firman Allah swt berikut: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam merupakan ajaran yang diberikan kepada manusia untuk dijadikan dasar dan pedoman hidup di dunia. Ajaran ini diturunkan untuk dilaksanakan di tengah-tengah kehidupan

Lebih terperinci

Resensi Buku JADI KAYA DENGAN BERBISNIS DI RUMAH OLEH NETTI TINAPRILLA * FENOMENA WANITA * WANITA BERBISNIS : ANTARA KELUARGA DAN KARIR

Resensi Buku JADI KAYA DENGAN BERBISNIS DI RUMAH OLEH NETTI TINAPRILLA * FENOMENA WANITA * WANITA BERBISNIS : ANTARA KELUARGA DAN KARIR 69 Resensi Buku JADI KAYA DENGAN BERBISNIS DI RUMAH OLEH NETTI TINAPRILLA * FENOMENA WANITA * WANITA BERBISNIS : ANTARA KELUARGA DAN KARIR Feryanto W. K. 1 1 Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan

Lebih terperinci

yuslimu-islaman. Bukti ketundukan kepada Allah SWT itu harus dinyatakan dengan syahadat sebagai sebuah pengakuan dalam diri secara sadar akan

yuslimu-islaman. Bukti ketundukan kepada Allah SWT itu harus dinyatakan dengan syahadat sebagai sebuah pengakuan dalam diri secara sadar akan HADITS KEDUA 4 Arti Hadits / : Dari Umar r.a. juga dia berkata : Ketika kami dudukduduk di sisi Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam suatu hari tiba-tiba datanglah seorang laki-laki yang mengenakan baju

Lebih terperinci

Pidato Presiden RI mengenai Dinamika Hubungan Indonesia - Malaysia, 1 September 2010 Rabu, 01 September 2010

Pidato Presiden RI mengenai Dinamika Hubungan Indonesia - Malaysia, 1 September 2010 Rabu, 01 September 2010 Pidato Presiden RI mengenai Dinamika Hubungan Indonesia - Malaysia, 1 September 2010 Rabu, 01 September 2010 PIDATO PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA MENGENAI DINAMIKA HUBUNGAN indonesia - MALAYSIA DI MABES

Lebih terperinci

WALI KOTA BLITAR SAMBUTAN WALI KOTA BLITAR PADA ACARA PELEPASAN CALON JAMA AH HAJI KOTA BLITAR TAHUN 2012 JUM,AT, 21 SEPTEMBER 2012

WALI KOTA BLITAR SAMBUTAN WALI KOTA BLITAR PADA ACARA PELEPASAN CALON JAMA AH HAJI KOTA BLITAR TAHUN 2012 JUM,AT, 21 SEPTEMBER 2012 WALI KOTA BLITAR SAMBUTAN WALI KOTA BLITAR PADA ACARA PELEPASAN CALON JAMA AH HAJI KOTA BLITAR TAHUN 2012 JUM,AT, 21 SEPTEMBER 2012 Assalamu alaikum Wr. Wb. YANG KAMI HORMATI, PARA ALIM ULAMA, BAPAK KYAI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sedikit umat yang jatuh peradabannya hanya karena kefakiran. Karena itu

BAB I PENDAHULUAN. sedikit umat yang jatuh peradabannya hanya karena kefakiran. Karena itu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemiskinan merupakan bahaya besar bagi umat manusia dan tidak sedikit umat yang jatuh peradabannya hanya karena kefakiran. Karena itu seperti sabda Nabi yang menyatakan

Lebih terperinci

Membangun Perdaban Islam Sebagai Upaya Meraih Keunggulan Global

Membangun Perdaban Islam Sebagai Upaya Meraih Keunggulan Global Membangun Perdaban Islam Sebagai Upaya Meraih Keunggulan Global Setiap diundang ke wilayah Aceh, saya selalu berusaha hadir. Saya sangat tertarik dengan semangat keber-islaman masyarakat Aceh yang saya

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pada Peresmian Sarana dan Prasarana DDII, Bekasi, 27 Juni 2011 Senin, 27 Juni 2011

Sambutan Presiden RI pada Peresmian Sarana dan Prasarana DDII, Bekasi, 27 Juni 2011 Senin, 27 Juni 2011 Sambutan Presiden RI pada Peresmian Sarana dan Prasarana DDII, Bekasi, 27 Juni 2011 Senin, 27 Juni 2011 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA PERESMIAN SARANA DAN PRASARANA DEWAN DAKWAH ISLAMIYAH INDONESIA

Lebih terperinci

PIDATO REKTOR PADA SIDANG TERBUKA DALAM RANGKA WISUDA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUKABUMI 10 MARET 2016

PIDATO REKTOR PADA SIDANG TERBUKA DALAM RANGKA WISUDA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUKABUMI 10 MARET 2016 PIDATO REKTOR PADA SIDANG TERBUKA DALAM RANGKA WISUDA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUKABUMI 10 MARET 2016 Assalaamu'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh. Yth Walikota/Bupati Sukabumi Yth Ketua PWM Jawa Barat.

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA MUHAMMADIYAH

ANGGARAN RUMAH TANGGA MUHAMMADIYAH LAMPIRAN IV-B: KEPUTUSAN MUKTAMAR MUHAMMADIYAH KE-45 TENTANG ANGGARAN RUMAH TANGGA MUHAMMADIYAH ANGGARAN RUMAH TANGGA MUHAMMADIYAH Pasal 1 Tempat Kedudukan (1) Muhammadiyah berkedudukan di tempat didirikannya,

Lebih terperinci

KESINAMBUNGAN AGAMA-AGAMA

KESINAMBUNGAN AGAMA-AGAMA c Demokrasi Lewat Bacaan d KESINAMBUNGAN AGAMA-AGAMA Oleh Nurcholish Madjid Kemarin, 28 Maret 1999, umat Islam merayakan hari raya Idul Adha 1419 H, yang merupakan perayaan pengingatan kembali (sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. masyarakat, bangsa, dan negara sesuai dengan pasal 1 UU Nomor 20 Tahun 2003.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. masyarakat, bangsa, dan negara sesuai dengan pasal 1 UU Nomor 20 Tahun 2003. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

Lebih terperinci

Anggaran Rumah Tangga Muhammadiyah

Anggaran Rumah Tangga Muhammadiyah Anggaran Rumah Tangga Muhammadiyah Pasal 1 Tempat Kedudukan (1) Muhammadiyah berkedudukan di tempat didirikannya, yaitu Yogyakarta (2) Pimpinan Pusat sebagai pimpinan tertinggi memimpin Muhammadiyah secara

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Bab ini merupakan uraian simpulan dari skripsi yang berjudul Perkembangan Islam Di Korea Selatan (1950-2006). Simpulan tersebut merujuk pada jawaban permasalahan

Lebih terperinci

Pasal 3 MAKSUD DAN TUJUAN ANGGARAN DASAR ASOSIASI PERUSAHAAN PENGIKLAN INDONESIA

Pasal 3 MAKSUD DAN TUJUAN ANGGARAN DASAR ASOSIASI PERUSAHAAN PENGIKLAN INDONESIA ANGGARAN DASAR ASOSIASI PERUSAHAAN PENGIKLAN INDONESIA MUKADIMAH Bahwa industri komunikasi dan pemasaran sebagai bagian dari sistem perekonomian modern dan global, patut diarahkan serta diberdayakan sesuai

Lebih terperinci

BUPATI BENGKALIS SAMBUTAN BUPATI BENGKALIS SEMPENA MENYAMBUT 1 RAMADHAN 1437 H TAHUN 2016 BENGKALIS, 5 JUNI 2016

BUPATI BENGKALIS SAMBUTAN BUPATI BENGKALIS SEMPENA MENYAMBUT 1 RAMADHAN 1437 H TAHUN 2016 BENGKALIS, 5 JUNI 2016 BUPATI BENGKALIS SAMBUTAN BUPATI BENGKALIS SEMPENA MENYAMBUT 1 RAMADHAN 1437 H TAHUN 2016 BENGKALIS, 5 JUNI 2016 ASSALAMU ALAIKUM WR. WB, ALHAMDULILLAHIROBBIL ALAMIN, WASHOLATU WASSALAMU 'ALA ASROFIL AMBIYA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Panti Sosial Asuhan Anak adalah suatu lembaga usaha kesejahteraan sosial

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Panti Sosial Asuhan Anak adalah suatu lembaga usaha kesejahteraan sosial BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Panti Sosial Asuhan Anak adalah suatu lembaga usaha kesejahteraan sosial yang mempunyai tanggung jawab untuk memberikan pelayanan kesejahteraan sosial pada

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERATURAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERATURAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERATURAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa sebagai pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bergaul satu sama lain. Dalam pergaulan di masyarakat, interaksi sesama manusia

BAB I PENDAHULUAN. bergaul satu sama lain. Dalam pergaulan di masyarakat, interaksi sesama manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Secara fitrah manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang saling bergantung satu sama lain. Dengan fitrah tersebut, maka manusia akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. emosional yang besar pada setiap wanita yang normal, juga pada kedua orang

BAB I PENDAHULUAN. emosional yang besar pada setiap wanita yang normal, juga pada kedua orang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kehamilan dan kelahiran bayi itu pada umumnya memberikan arti emosional yang besar pada setiap wanita yang normal, juga pada kedua orang tua bayi. Wanita-wanita hamil

Lebih terperinci

BAB IV TAHU MERCON SEBAGAI PROGRAM PEMBERDAYAAN EKONOMI DOMPET DHUAFA SEMARANG DALAM PENDAYAGUNAAN ZAKAT

BAB IV TAHU MERCON SEBAGAI PROGRAM PEMBERDAYAAN EKONOMI DOMPET DHUAFA SEMARANG DALAM PENDAYAGUNAAN ZAKAT BAB IV TAHU MERCON SEBAGAI PROGRAM PEMBERDAYAAN EKONOMI DOMPET DHUAFA SEMARANG DALAM PENDAYAGUNAAN ZAKAT A. Analisis Peran Lembaga Amil Zakat Dompet Dhuafa melalui Program Tahu Mercon di Semarang Program

Lebih terperinci

10 Bekal Dakwah Pemuda Islam

10 Bekal Dakwah Pemuda Islam 10 Bekal Dakwah Pemuda Islam by Mimin - Wednesday, September 16, 2015 http://rohis.itsar.org/10-bekal-dakwah-pemuda-islam/ ISLAM bukanlah agama yang bersifat individual, atau hanya untuk orang-orang tertentu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan oleh Allah SWT dari kaum laki-laki dan perempuan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan oleh Allah SWT dari kaum laki-laki dan perempuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia diciptakan oleh Allah SWT dari kaum laki-laki dan perempuan dan kemudian dijadikan berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar supaya saling kenal-mengenal

Lebih terperinci

(Dibacakan sebagai pengganti homili pada Misa Minggu Biasa VIII, 1 /2 Maret 2014)

(Dibacakan sebagai pengganti homili pada Misa Minggu Biasa VIII, 1 /2 Maret 2014) (Dibacakan sebagai pengganti homili pada Misa Minggu Biasa VIII, 1 /2 Maret 2014) Para Ibu/Bapak, Suster/Bruder/Frater, Kaum muda, remaja dan anak-anak yang yang terkasih dalam Kristus, 1. Bersama dengan

Lebih terperinci

Dan jangan biarkan kuburan yang ditinggikan, kecuali engkau ratakan. (HR. Ahmad dan selainnya).

Dan jangan biarkan kuburan yang ditinggikan, kecuali engkau ratakan. (HR. Ahmad dan selainnya). Saat di Pemakaman Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????:?????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH TENTANG TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

yang berhubungan dengan aturan agama Islam. Hal yang wajib dilakukan secara tertib adalah melaksanakan shalat. Shalat merupakan tiang agama Islam

yang berhubungan dengan aturan agama Islam. Hal yang wajib dilakukan secara tertib adalah melaksanakan shalat. Shalat merupakan tiang agama Islam 1 NYAI AHMAD DAHLAN Bangsa Indonesia pada umumnya, khususnya keluarga besar Muhammadiyah dan Aisiyah di manapun berada, selayaknyalah menyambut gembira Surat Keputusan Republik Indonesia, Jenderal Soeharto

Lebih terperinci

HIERARKI PRIORITAS PENDIDIKAN PADA ANAK USIA 6-12 TAHUN (SEBUAH KAJIAN TAFSIR TAHLILI QS. LUQMAN AYAT 12-15)

HIERARKI PRIORITAS PENDIDIKAN PADA ANAK USIA 6-12 TAHUN (SEBUAH KAJIAN TAFSIR TAHLILI QS. LUQMAN AYAT 12-15) HIERARKI PRIORITAS PENDIDIKAN PADA ANAK USIA 6-12 TAHUN (SEBUAH KAJIAN TAFSIR TAHLILI QS. LUQMAN AYAT 12-15) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana (S.1) Dalam Ilmu

Lebih terperinci