Psikologi Bermain. Adhyatman Prabowo, M.Psi
|
|
- Inge Darmali
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Psikologi Bermain Adhyatman Prabowo, M.Psi
2 Sebelum Masehi Awal Abad Pertengahan -Di Eropa, pada masa ini dikenal sebagai masa kegelapan (Hughes, 1991) - Di Mesir Kuno, bermain dianggap sebagai bagian dari kehidupan anakanak, dimana mereka biasanya bermain boneka, bola, dan lompat tali (French, 1977) - Di Yunani Kuno, anak-anak belajar melalui bermain sehingga mereka tumbuh menjadi anak yang lebih ceria, empatis, dan humoris meskipun menjadi kurang disiplin (French, 1977) Masa Renaissance (Abad 13 Abad 16) - Meskipun masa renaissance dikenal sebagai periode kreatif di Eropa, meskipun demikian Anak-anak dianggap sebagai kelompok non produktif (Tucker, 1974) - Disisi lain, pabrik mainan anak di Jerman muncul. tidak dispesifikasikan bentuk permainan antara anak-anak dan orang dewasa tidak ada perbedaan yang jelas (Sommerville, 1982) - Baru pada awal abad 17, ketika masa renaissance berakhir, muncul kajian tentang anak-anak yang dideskripsikan sebagai new consciousness of childhood, yaitu kajian tentang kebutuhan mental dan masalah tumbuh kembang anak yang berbeda dengan orang dewasa
3 Pengaruh Prancis - Kajian tentang pentingnya bermain dimulai sejak masa Raja Louis XIII. Pada masa ini, anak laki-laki cenderung bermain yang melibatkan fisik dan anak perempuan cenderung bermain melalui kesenian. - Kajian tentang anak, semakin berkembang pada masa filosof asal Prancis Jean-Jacques Rousseau ( ). Sehingga di seluruh Prancis memberikan perhatian khusus pada masalah perkembangan anak. Pengaruh Inggris - Pada abad 17, di Inggris mulai muncul kajian tentang kesadaran pertumbuhan anak sebagai individu yang membutuhkan kebutuhan khusus dan dianggap berbeda dari orang dewasa. - Namun, hal tersebut tidak serta merta mendukung pentingnya bermain bagi anak, bermain hanya membuang waktu anak dan menjadikan anak kurang disiplin dan beretika - Hal ini mulai berubah, ketika John Locke ( ) yang mulai menulis pada Jurnal Ilmiah tentang pentingnya memandang setiap anak sebagai individu yang unik dan pentingnya bermain bagi optimalisasi perkembangan anak
4 Perkembangan Anak di Amerika - Warisan Puritan Pada masa ini, Anak-anak dianggap sebagai simbol Tuhan, namun masih terjadi bias antara perilaku bermain anak dan perilaku kerja anak - Masa Kolonial Pada masa ini, pengaruh Locke dan Rosseau muncul di Amerika. Oleh karena itu, para orangtua memberikan kasih sayang dan perhatian pada perkembangan anak dengan cara mendaftarkan pendidikan di sekolah - Abad 19 Pada masa ini, perkembangan anak didominasi dari kemampuan intelketualnya saja, para orangtua semakin sibuk sehingga kurang memberikan perhatian dan kasih sayang pada anak sehingga mulai muncul perilaku agresi anak - Abad 20 Pada masa ini, mulai muncul kajian bahwa perkembangan anak bukan hanya dilihat dari faktor intelektualnya saja, tetapi kesuksesan anak ditentukan pula faktor sosial dan faktor emosionalnya sejak kecil, sehingga munculnya bentuk-bentuk permainan yang bersifat psikoedukasional. Perkembangan di indonesia - Sebelum abad 12 M Keberadaan anak diposisikan sebagai kaum lemah sehingga belum diperhatikan -Abad M Permainan anak mulai muncul sebagai bagian dari perkembangan budaya yang memiliki nilai kearifan lokal -Abad 20 M Mulai muncul kajian ttg fungsi permainan pada anak dalam perspektif psikologis, fisiologis, dan sosiologis akibat pengaruh barat
5 Hurlock: Bermain adalah kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh kesenangan Bekerja yaitu kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh hasil tertentu. James Sully (dalam Tejasaputra): Tertawa adalah tanda dari kegiatan bermain dan tertawa ada di dalam aktivitas sosial yang dilakukan bersama sekelompok teman. Oxford English Dictionary: ada 116 definisi, salah satu: kegiatan yang dilakukan berulang-ulang demi kesenangan. Bermain tidak semata-mata hanya untuk kesenangan tetapi ada sasaran yang ingin dicapai.
6 next Huizinga (dalam Monks, dkk.): Bermain merupakan tindakan sukarela yang dilakukan dalam batas-batas tempat dan waktu, berdasarkan aturan yang mengikat tapi diakui secara sukarela dengan tujuan yang ada dalam dirinya sendiri, disertai dengan perasaan tegang dan senang dan dengan pengertian bahwa bermain merupakan sesuatu yang lain daripada kehidupan biasa. Schaefer & Reid membedakan pengertian play (bermain) dan games (permainan).
7 CIRI-CIRI BERMAIN (Dari Hughes) 1. Tujuan bermain adalah permainan itu sendiri dan si pelaku mendapat kepuasan karena melakukannya (tanpa target), bukan untuk misalnya mendapatkan uang/penghargaan. 2. Dipilih secara bebas, permainan dipilih sendiri, dilakukan atas kehendak sendiri dan tidak ada yang menyuruh ataupun memaksa (sukarela). 3. Menyenangkan dan dinikmati (kepuasan). 4. Ada unsur khayalan dalam kegiatannya. 5. Dilakukan secara aktif, sadar&sukarela.
8 Next... Berdasarkan motivasi instrinsik (dari dan untuk diri sendiri). Perasaan dari orang yang bermain melibatkan emosiemosi positif. Fleksibilitas. Lebih menekan pada proses dari pada hasil. Bebas memilih. Mempunyai kualitas pura-pura. (Menurut: Rubin, Fein, & Vandenberg)
9 Teori Klasik (Abad 19 Awal Abad 20) Teori klasik menekankan pada pentingnya faktor biogenetik dalam bermain. Bermain didefinisikan sebagai mekanisme alami untuk mendukung perkembangan fisik yang optimal atau mencerminkan sejarah evolusi manusia.
10 Surplus Energy Renewal Of energy Recapitulation Practice for adulthood Psychoanalitic Cognitive Developmental Arousal Modulation Hughes, 1991
11 Surplus Energy Herbert Spencer (1873) Bermain sebagai cara bagi anak-anak untuk melepaskan energinya yang terpendam, akibatnya ia merasakan semangat yang luar biasa ketika bermain dan kelelahan setelah bermain.
12 Renewal Of energy G.T.W Patrick (1916) Ketika anak-anak merasa letih dan relaks, bermain dapat mereka mengatasi kebosanan dan mengisi kekosongan waktu bila mereka mau menunggu pulihnya energinya kembali.
13 Recapitulation G.Stanley Hall (Salah satu pelopor perkembangan psikologi di Amerika) Ia mengemukakan teori Recapitulation, dimana ia menyatakan bahwa perkembangan setiap manusia mencerminkan kemajuan perkembangan evolusi manusia.
14 Practice for adulthood Karl Groos (1901) Ia mengemukakan teori Biogenetik, dimana ia mendefinisikan bermain sebagai cara alami tubuh manusia untuk mempersiapkan dirinya sendiri menghadapi berbagai tugas dalam masa kehidupan dewasanya.
15 Psychoanalitic Freud Bermain merupakan suatu cara yang digunakan anak-anak mengurangi kecemasannya (Freud,1974) Ada dua tipe kecemasan yang terjadi pada masa kanak-kanak : 1. Kecemasan Objektif, yaitu perasaan takut pada kehidupan dunia luar 2. Kecemasan utama yang biasa dialami adalah ketakutan ditinggalkan (fear of abandoment). Eriskson: Bermain tidak hanya berfungsi untuk mengurangi kecemasan dan membangun ego yaitu dapat meningkatkan harga diri anak
16 Cognitive Developmental Menekankan untuk perkembangan intelektual. J. Bruner & B. Sutton-Smith: Bermain menyediakan suasana yang menyenangkan dan relax dimana anak dapat memecahkan berbagai problem akan dapat ditransformasikan ke problem-problem yang lebih kompleks dalam dunia nyata. Jean Piaget: Bermain menjadi fasilitator untuk belajar.
17 Arousal Modulation Berlyne : Dengan bermain maka sistem syaraf pusat berada pada level yang optimal Ellis dan Fein: Dengan bermain anak dapat memperoleh bermacam-macam bentuk stimulasi yang diperlukan.
Bermain dan Permainan UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN PLPG PAUD 2017
Bermain dan Permainan UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN PLPG PAUD 2017 KOMPETENSI INTI Menganalisis teori bermain sesuai aspek dan tahapan perkembangan, kebutuhan, potensi, bakat, dan minat anak usia dini KOMPETENSI
Lebih terperinciAnak dan Bermain. Kata kunci : Anak, Bermain, Aspek Perkembangan Anak. Pendahuluan
Anak dan Bermain Makalah ini disampaikan dalam kegiatan Jurnal Club Prodi PGTK UNY dan majalah EduTOT PGTK UNY Tanggal 17 Mei 2007 Oleh Martha Christianti Play and children cannot be separeted. Children
Lebih terperinciBAB III BERMAIN DAN PERMAINAN
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS TK BAB III BERMAIN DAN PERMAINAN HERMAN RUSMAYADI KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
Lebih terperinciModul 2 KONSEP-KONSEP, DAN TEORI BERMAIN
Modul 2 KONSEP-KONSEP, DAN TEORI BERMAIN A. Pandangan Filosofis dan Sosiologis Filosofi bermain dalam pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah harus dipertimbangkan sebagai salah satu bagian dari program
Lebih terperinciIII. DATA PERANCANGAN
III. DATA PERANCANGAN A. Dunia Anak, Dunia Bermain Bermain dan anak merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Aktivitas bermain dilakukan anak dan aktivitas anak selalu menunjukkan kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjunjung tinggi nilai pendidikan dan dengan pendidikan manusia menjadi lebih
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan menjadi faktor penting yang menentukan tinggi rendahnya nilai peradaban sebuah bangsa, kualitas pendidikan berkorelasi dengan kualitas sumber daya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada masa remaja, salah satunya adalah problematika seksual. Sebagian besar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini, masalah-masalah yang muncul dalam kehidupan remaja sering menimbulkan berbagai tantangan bagi para orang dewasa. Banyak hal yang timbul pada masa remaja,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pembangunan (UU Kesehatan No36 Tahun 2009 Pasal 138)
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia lanjut usia adalah seseorang yang karena usianya mengalami perubahan biologis, fisik, kejiwaaan, dan sosial. Perubahan ini akan memberikan
Lebih terperinciPERMAINAN PEMAHAMAN KONSEP PERMAINAN PERMAINAN KECIL PERMAINAN BESAR
PERMAINAN PERMAINAN PEMAHAMAN KONSEP PERMAINAN PERMAINAN KECIL PERMAINAN BESAR PERMAINAN SAMA UMURNYA DENGAN MANUSIA, KAPAN DAN DIMANA ADA MANUSIA DI SITU ADA JUGA PERMAINAN ( Drijakara dalam buku permainan
Lebih terperinciIDEN WILDENSYAH BERMAIN BELAJAR
IDEN WILDENSYAH BERMAIN BELAJAR Penerbit www.nulisbuku.com Menginspirasi "Guru tidak bekerja laiknya seorang tukang, tetapi bak seniman. Guru seperti ini tidak sekadar berusaha mencetak murid-murid naik
Lebih terperinciSILABUS. Nama Mata Kuliah : Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini Kode Mata Kuliah : PUD 402
PUD 402 Revisi: 30 Agustus 2011 Page 1 of 5 SILABUS Nama Mata Kuliah : Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini Kode Mata Kuliah : PUD 402 SKS : 4 SKS Dosen : Program Studi : S1-PKS PG- Waktu Perkuliahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan perilaku anak berasal dari banyak pengaruh yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan perilaku anak berasal dari banyak pengaruh yang berbeda-beda, diantaranya faktor genetik, biologis, psikis dan sosial. Pada setiap pertumbuhan dan
Lebih terperinciPENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL CONGKLAK TERHADAP KECERDASAN LOGIKA MATEMATIKA ANAK DI RAUDHATUL ATHFAL AISYIYAH REJOSARI TAHUN PELAJARAN 2010/2011
PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL CONGKLAK TERHADAP KECERDASAN LOGIKA MATEMATIKA ANAK DI RAUDHATUL ATHFAL AISYIYAH REJOSARI TAHUN PELAJARAN 2010/2011 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam
Lebih terperinci4.3 Relasi Sosial yg Primitif
4.3 Relasi Sosial yg Primitif Maksudnya adalah anak pada masa ini hanya bersosialisasi dalam ruang lingkup sosial yg kecil, ia hanya dekat dengan keluarga inti atau orang yang serumah dengannya, kebanyakan
Lebih terperinciIMPLEMENTASI AKTIVITAS BERMAIN DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PERMAINAN BOLA TANGAN
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Makna pendidikan apabila diartikan dalam suatu batasan tertentu maka dapat diartikan bermacam-macam dan memunculkan beragam pengertian. Dalam arti sederhana pendidikan
Lebih terperinciBERMAIN SEBAGAI SARANA PENGEMBANGAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI
BERMAIN SEBAGAI SARANA PENGEMBANGAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI Asep Ardiyanto PGSD FIP Universitas PGRI Semarang ardiyanto.hernanda@gmail.com Abstrak Bermain bagi anak usia dini adalah sesuatu yang sangat
Lebih terperinciPENERAPAN PSIKOLOGI OLAHRAGA DAN BEBERAPA PETUNJUK PRAKTIS DALAM PELATIHAN OLAHRAGA. Oleh: KOMARUDIN
PENERAPAN PSIKOLOGI OLAHRAGA DAN BEBERAPA PETUNJUK PRAKTIS DALAM PELATIHAN OLAHRAGA Oleh: KOMARUDIN FISIK TEKNIK PRESTASI TAKTIK MENTAL PSIKOLOGI OLAHRAGA KONSEP PSIKOLOGI OLAHRAGA Ilmu yang mempelajari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak merupakan aset yang sangat penting karena merupakan generasi penerus bangsa, dan perkembangan anak usia dini sangat penting dalam menentukan perkembangannya dimasa
Lebih terperinciTINJAUAN MATA KULIAH...
iii Daftar Isi TINJAUAN MATA KULIAH... ix MODUL 1: PERKEMBANGAN MANUSIA 1.1 Prinsip-prinsip Perkembangan... 1.3 Latihan... 1.10 Rangkuman... 1.11 Tes Formatif 1..... 1.11 Isu dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gangguan perkembangan seseorang bisa dilihat sejak usia dini, khususnya pada usia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dipandang sebagai proses yang dinamis yang dipengaruhi oleh sifat bakat seseorang dan pengaruh lingkungan dalam menentukan tingkah laku apa yang
Lebih terperinciPertemuan Ke-4. Oleh: M. Jainuri, S.Pd., M.Pd. Pendidikan Matematika. STKIP YPM Bangko. Teori Belajar Kognitif_M. Jainuri, S.Pd., M.
Pertemuan Ke-4 Oleh: M. Jainuri, S.Pd., M.Pd Pendidikan Matematika Teori Belajar Kognitif_M. Jainuri, S.Pd., M.Pd STKIP YPM Bangko 1 Teori Belajar Kognitif Secara umum kognitif diartikan potensi intelektual
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. nama yang baik dan mempunyai makna sesuai keinginan orang tua agar anak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap orangtua pasti mengharapkan suatu hari nanti anak mereka akan sukses dalam kehidupannya. Sebelum lahir saja sudah dipersiapkan nama yang baik dan mempunyai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tergantung pada orangtua dan orang-orang disekitarnya hingga waktu tertentu.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia dilahirkan dalam kondisi yang tidak berdaya, ia akan tergantung pada orangtua dan orang-orang disekitarnya hingga waktu tertentu. Seiring dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan perwujudan diri individu, terutama bagi pembangunan bangsa dan negara.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan peranan yang sangat menentukan bagi perkembangan dan perwujudan diri individu, terutama bagi pembangunan bangsa dan negara. Pendidikan Anak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sangat berperan penting bagi kehidupan di masa depan. Dengan pendidikan seseorang dapat mengetahui apa yang sebelumnya tidak diketahui. Pendidikan
Lebih terperinciTUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN
TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN Menurut Havighurst, tugas perkembangan adalah tugas-tugas yang harus diselesaikan individu pada fase-fase atau periode kehidupan tertentu; dan apabila berhasil mencapainya mereka
Lebih terperinciDalam keluarga, semua orangtua berusaha untuk mendidik anak-anaknya. agar dapat menjadi individu yang baik, bertanggungjawab, dan dapat hidup secara
BABI PENDAHULUAN BABI PENDAHULUAN 1.1. LA TAR BELAKANG MASALAH Dalam keluarga, semua orangtua berusaha untuk mendidik anak-anaknya agar dapat menjadi individu yang baik, bertanggungjawab, dan dapat hidup
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. tanpa pertimbangan hasil akhir. Kegaitan tersebut dilakukan dengan sukarela
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Bermain Bermain dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan demi kesenangan dan tanpa pertimbangan hasil akhir. Kegaitan tersebut dilakukan dengan sukarela tanpa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sekolah tertentu. Siswa SMP dalam tahap perkembangannya digolongkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Siswa adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar di suatu lembaga sekolah tertentu. Siswa SMP dalam tahap perkembangannya digolongkan sebagai masa remaja.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Remaja. Istilah adolescence atau remaja berasal dari bahasa Latin adolescere yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Remaja 1. Definisi Remaja Istilah adolescence atau remaja berasal dari bahasa Latin adolescere yang berarti tumbuh menjadi dewasa atau dalam perkembangan menjadi dewasa (Desmita,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. perlu untuk ditingkatkan dan digali sebesar-besarnya karena hal tersebut
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang ini, kita memasuki dunia yang berkembang serba cepat sehingga memaksa setiap individu untuk dapat mengikuti perkembangan tersebut. Indonesia
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pola Asuh Orang Tua 2.1.1 Pengertian Pola Asuh Orang Tua Menurut Hurlock (1999) orang tua adalah orang dewasa yang membawa anak ke dewasa, terutama dalam masa perkembangan. Tugas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Tidak seorangpun ingin dilahirkan tanpa dekapan lembut seorang ibu dan perlindungan seorang ayah. Sebuah kehidupan baru yang telah hadir membutuhkan kasih untuk bertahan
Lebih terperinciAl-Hikmah Jurnal Kependidikan dan Syariah
MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN MOTORIK KASAR MELALUI LOMPAT KANGURU PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN Oleh : Rosa Imani Khan, Ninik Yuliani Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Nusantara
Lebih terperinciBAB II SENI MELIPAT KERTAS (ORIGAMI)
BAB II SENI MELIPAT KERTAS (ORIGAMI) II.1 Pengertian Origami Menurut kamus webster s Third New International (seperti yang dikutip Isao Honda, 1965) origami merupakan seni melipat kertas dari Jepang atau
Lebih terperinciPersepsi, Memori, Daya Bayang, Bahasa, Penyelesaian Masalah, Pemahaman/Penalaran, Pmbuatan Keputusan
PSIKOLOGI KOGNITIF BUKU: COGNITION 3rd Ed. 1994 Margaret W. Matlin Harcourt Brace Publishers KOGNISI? Aktivitas Mental Melibatkan: Perolehan Penyimpanan Pencarian Penggunaan Pengetahuan MATLIN Membicarakan:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut terciptanya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut terciptanya masyarakat yang gemar belajar. Gemar belajar ditandai dengan timbulnya rasa ingin tahu untuk mencoba
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Potensi yang dimiliki individu dapat tumbuh dan berkembang secara
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Potensi yang dimiliki individu dapat tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Optimalisasi potensi ini dapat dicapai melalui
Lebih terperinciPSIKOLOGI KOGNITIF (Diringkas oleh Hanna Widjaya Dosen PPS Unpad Bandung)
PSIKOLOGI KOGNITIF (Diringkas oleh Hanna Widjaya Dosen PPS Unpad Bandung) BUKU: COGNITION 3rd Ed. 1994 Margaret W. Matlin Harcourt Brace Publishers KOGNISI? Aktivitas Mental Melibatkan: Perolehan Penyimpanan
Lebih terperinciAdhyatman Prabowo, M.Psi
Adhyatman Prabowo, M.Psi Pokok Bahasan Hari Ini...? 1. Bagaimana kita bisa mendefinisikan individu berkebutuhan khusus? 2. Bagaimana karakteristiknya? 3. Siapa yang termasuk Individu Berkebutuhan khusus?
Lebih terperinciPENTINGNYA BERMAIN BAGI ANAK USIA DINI. Oleh : Eva Imania Eliasa, M.Pd Staf Pengajar Program Studi Psikologi Pendidikan dan Bimbingan FIP UNY
PENTINGNYA BERMAIN BAGI ANAK USIA DINI Oleh : Eva Imania Eliasa, M.Pd Staf Pengajar Program Studi Psikologi Pendidikan dan Bimbingan FIP UNY A.PENGERTIAN ANAK USIA DINI Dalam Wikipedia Indonesia, Pendidikan
Lebih terperinciUNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH
Pokok Bahasan : Perkembangan teori sosiologi dan antropologi. Pertemuan ke- : 1 dan 2 Mahasiswa memiliki pemahaman dan wawasan mengenai perkembangan teori sosiologi dan antropologi. 1. Menjelaskan pengertian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fifit Triana Dewi, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran membaca, menulis dan berhitung pada anak usia dini merupakan hal yang dianggap lebih penting dan paling utama dalam pendidikan anak usia dini oleh
Lebih terperinciPengenalan Konsep Kognitif 1
Pengenalan Konsep Kognitif 1 Kognisi merupakan aktivitas mental pengetahuan, yang melibatkan perolehan, penyimpanan, pencarian, dan penggunaan. Menurut Matlin, kognisi membicarakan tentang proses-proses
Lebih terperinciPENGEMBANGAN PERILAKU SOSIAL ANAK USIA DINI
PENGEMBANGAN PERILAKU SOSIAL ANAK USIA DINI Titing Rohayati 1 ABSTRAK Kemampuan berperilaku sosial perlu dididik sejak anak masih kecil. Terhambatnya perkembangan sosial anak sejak kecil akan menimbulkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keadaan ekonomi yang kurang baik membuat setiap keluarga di Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keadaan ekonomi yang kurang baik membuat setiap keluarga di Indonesia harus membanting tulang untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Pada saat ini tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia tidak akan bisa tahan untuk hidup sendiri di dunia ini. Hal ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia tidak akan bisa tahan untuk hidup sendiri di dunia ini. Hal ini menuntut manusia agar selalu berusaha untuk melakukan interaksi sosial dan menjalin hubungan
Lebih terperinciRenaissance. Encep Supriatna
Renaissance Encep Supriatna Pengertian Lahir kembali budaya Yunani-Romawi kuno Enligtenment menjunjung tinggi reason, Metode Ilmiah,dan Kemampuan Manusia untuk menyempurnakan dirinya dan masyarakat sekitarnya.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Psikologi Tokoh Eko Prasetyo dalam Novel Jangan Ucapkan Cinta Karya
BAB II LANDASAN TEORI A. Hasil Penelitian Sebelumnya Seperti beberapa penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra Universitas Diponegoro Semarang dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas dan diharapkan akan menjadi pelaku dalam pembangunan suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam pembangunan suatu negara, karena pendidikan dapat memberdayakan sumber daya manusia yang berkualitas dan diharapkan
Lebih terperinciRita Eka Izzaty Staf Pengajar FIP-BK-UNY
Rita Eka Izzaty Staf Pengajar FIP-BK-UNY 1. Definisi Permasalahan Perkembangan Perilaku Permasalahan perilaku anak adalah perilaku anak yang tidak adaptif, mengganggu, bersifat stabil yang menunjukkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan, setiap manusia akan melalui tahap perkembangan yang sama.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan, setiap manusia akan melalui tahap perkembangan yang sama. Perkembangan tersebut terbagi menjadi beberapa tahap antara lain tahap pre-natal,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dapat menjadi generasi-generasi yang tangguh, memiliki komitmen terhadap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa sebagai generasi muda penerus bangsa sangat diharapkan dapat menjadi generasi-generasi yang tangguh, memiliki komitmen terhadap kemajuan bangsa, juga
Lebih terperinciTeori-Teori Perkembangan
Perkembangan Peserta Didik 1 BAB 2 Teori-Teori Perkembangan 2 Definisi Teoriseperangkat gagasan yang saling berkaitan yang menolong untuk menerangkan data, serta membuat ramalan HipotesisPernyataan atau
Lebih terperinciASPEK PERKEMBANGAN SOSIAL
ASPEK PERKEMBANGAN SOSIAL I. PENGERTIAN DAN PROSES SOSIALISASI Perkembangan sosial berarti perolehan kemampuan berperilaku yang sesuai dengan tuntutan sosial (Hurlock, 1990). Tuntutan sosial pada perilaku
Lebih terperinciAti Kusumawati dan Sunaria Mahasiswa Program Doktoral Fakultas Psikologi Universitas Airlangga ABSTRAK
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN MELALUI PERMAINAN PLASTISIN (Penelitian Tindakan Kelas di Taman Kanak-kanak Al-Faruqiyah Cipondoh Tangerang) Ati Kusumawati dan Sunaria
Lebih terperincijuga dapat dilakukan dengan bermain UNTUK PROSES TUMBUH Aktivitas bemain dapat menjadikan Kata Kunci: Aktivitas bermain, tumbuh AKTIVITAS BERMAIN
Jurnal llmiah Guru "COPE", Nomer 0L/TahunWI/Mei 2012 AKTIVITAS BERMAIN UNTUK PROSES TUMBUH KEMBANG ANAK Oleh: Paiman.) Abstrak B etnt ain m e rup akan akt iv it as ut ama y an g dilakukan oleh anak-anak.
Lebih terperinciBAB I A. FUNGSI SOSIAL LAYANG-LAYANG (TAKO) TERHADAP MASYARAKAT
BAB I A. FUNGSI SOSIAL LAYANG-LAYANG (TAKO) TERHADAP MASYARAKAT JEPANG MODERN B. LATAR BELAKANG Jepang adalah sebuah Negara kepulauan yang memiliki 4 musim yang terletak di Asia Timur dan secara geografis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari kehidupan manusia. Dalam keluarga komunikasi orang tua dan anak itu. sangat penting bagi perkembangan kepribadian anak.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari disadari atau tidak komunikasi adalah bagian dari kehidupan manusia. Dalam keluarga komunikasi orang tua dan anak itu sangat penting bagi
Lebih terperinciPerkembangan Sepanjang Hayat
Modul ke: Perkembangan Sepanjang Hayat Memahami Masa Perkembangan Dewasa Madya dalam Aspek Psikososial Fakultas PSIKOLOGI Hanifah, M.Psi, Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Setiap fase
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesuksesan yang diraih oleh perusahaan tentunya tidak lepas dari peran
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Penelitian Kesuksesan yang diraih oleh perusahaan tentunya tidak lepas dari peran karyawannya. Maju mundurnya perusahaan juga ditentukan oleh kinerja para karyawannya.
Lebih terperinciMatakuliah : L0094-Ilmu Sosial Untuk Psikologi Tahun : Pertemuan 14
Matakuliah : L0094-Ilmu Sosial Untuk Psikologi Tahun : 2008 Pertemuan 14 MASYARAKAT MATERI: Pengertian Masyarakat Hubungan Individu dengan Masyarakat Masyarakat Menurut Marx Masyarakat Menurut Max Weber
Lebih terperinciPsikologi Kepribadian I Teori Interpersonal Harry Stack Sullivan
Modul ke: Fakultas Psikologi Psikologi Kepribadian I Teori Interpersonal Harry Stack Sullivan Agustini, M.Psi., Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Struktur Kepribadian Dinamisme (the
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas Nomor 2 Tahun Dalam Undang-Undang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam konteks kenegaraan, penyelenggaraan pendidikan diatur dalam Undang-Undang Sisdiknas Nomor 2 Tahun 2004. Dalam Undang-Undang tersebut, pendidikan diartikan
Lebih terperinciPembelajaran dan Pembiasaan Aspek (Keterampilan) Sosial Peserta Didik di Institusi Prasekolah
Pembelajaran dan Pembiasaan Aspek (Keterampilan) Sosial Peserta Didik di Institusi Prasekolah (Rita Eka Izzaty) A. Apakah Keterampilan Sosial Itu? Keterampilan seseorang untuk mempertahankan tujuan pribadi
Lebih terperinciDinamika kepribadian / Prinsip Motivasional. Ego cemas karena tuntutan id dan superego. 1. Dorongan-dorongan a. Seks b. Agresi 2.
Pembentuk Kepribadian Bagaimana Kepribadian Bertindak Dijaga yang bertugas Menseleksi gambaran yang boleh masuk ke alam bawah sadar dan sadar. Hanya gambaran yang tidak memberikan rasa cemas yg lolos.
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AWAL ANAK MELALUI PERMAINAN KARTU GAMBAR DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA AGAM
1 PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AWAL ANAK MELALUI PERMAINAN KARTU GAMBAR DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA AGAM Eka Guswarni Abstrak Kemampuan membaca awal anak masih rendah. Peningkatan kemampuan bahasa
Lebih terperinciKISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI GURU TAHUN 2011
KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI GURU TAHUN 2011 Materi Pokok Kompetensi Guru : Penjaskes : Pedagogik dan Profesional STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR INDIKATOR ESENSIAL 1. Menguasai karakteristik peserta
Lebih terperinciPerkembangan Sepanjang Hayat: Pengantar
Modul ke: Perkembangan Sepanjang Hayat: Pengantar Karisma Riskinanti, M.Psi., Psi Fakultas PSIKOLOGI Program Studi PSIKOLOGI http://www.mercubuana.ac.id Definisi Teori Syarat-syarat Teori Macam Teori Perkembangan
Lebih terperinciTEORI PEMBELAJARAN ALIRAN PSIKOLOGI KOGNITIF DIENES
TEORI PEMBELAJARAN ALIRAN PSIKOLOGI KOGNITIF DIENES A. Pendahuluan Zoltan P. Dienes lahir di Hungaria pada tahun 96 dan pindah ke Inggris di usia 6 tahun. Setelah mempelajari matematika di berbagai negara,
Lebih terperinciPengembangan Keterampilan Motorik Halus melalui Menjahit Untuk Anak Usia Dini *
Pengembangan Keterampilan Motorik Halus melalui Menjahit Untuk Anak Usia Dini * Oleh Martha Christianti, S. Pd Anak usia dini bertumbuh dan berkembang menyeluruh secara alami. Jika pertumbuhan dan perkembangan
Lebih terperinciMODUL PERKULIAHAN. Kesehatan Mental. Kesehatan Mental yang Berkaitan dengan Kesejahketaan Psikologis (Penyesuaian Diri)
MODUL PERKULIAHAN Kesehatan Mental yang Berkaitan dengan Kesejahketaan Psikologis (Penyesuaian Diri) Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Psikologi Psikologi 03 MK61112 Aulia Kirana,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Bermain a. Pengertian Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, bermain diartikan sebagai melakukan sesuatu untuk melakukan suatu aktivitas yang menyenangkan bagi
Lebih terperinciMOTIVASI DALAM BELAJAR. Saifuddin Azwar
MOTIVASI DALAM BELAJAR Saifuddin Azwar Dalam dunia pendidikan, masalah motivasi selalu menjadi hal yang menarik perhatian. Hal ini dikarenakan motivasi dipandang sebagai salah satu faktor yang sangat dominan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan masalah yang cukup kompleks dalam kehidupan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan masalah yang cukup kompleks dalam kehidupan kita. Pendidikan merupakan salah satu fasilitas kita sebagai manusia dan pendidik untuk merangsang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perhatian, minat, dan kemampuan dalam belajar. Segala yang ia lihat, ia
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan selanjutnya. Anak usia dini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah UPI Kampus Serang Yeni, 2016
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini merupakan individu yang unik dan memiliki karakteristik tersendiri yang sesuai dengan tahapan usianya. Masa usia dini merupakan masa keemasan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka 1. Pola Asuh Orangtua a. Pengertian Dalam Kamus Bahasa Indonesia pola memiliki arti cara kerja, sistem dan model, dan asuh memiliki arti menjaga atau merawat dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan unit sosial terkecil yang memiliki peran penting dan menjadi dasar bagi perkembangan psikologi anak dalam konteks sosial yang lebih luas.
Lebih terperinciPsikologi Dunia Kerja Frustasi & Pengaruhnya Dalam Pekerjaan
Psikologi Dunia Kerja Frustasi & Pengaruhnya Dalam Pekerjaan Dinnul Alfian Akbar, SE, M.Si Frustasi Pengertian Menurut C.P. Chaplin, Frustasi adalah: Rintangan atau penggagalan tingkah laku untuk mencapai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kemandirian Anak TK 2.1.1 Pengertian Menurut Padiyana (2007) kemandirian adalah suatu sikap yang memungkinkan seseorang untuk berbuat bebas, melakukan sesuatu atas dorongan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
12 BAB II LANDASAN TEORI A. Remaja 1. Pengertian Remaja Kata remaja berasal dari bahasa latin yaitu dari kata adolescence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa (Hurlock, 1980). Secara psikologis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.
1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Anak adalah sumber daya bagi bangsa juga sebagai penentu masa depan dan penerus bangsa, sehingga dianggap penting bagi suatu negara untuk mengatur hak-hak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dengan pendidikan manusia menjadi lebih mampu beradaptasi dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bagi suatu bangsa pendidikan merupakan hal yang sangat penting. Dengan pendidikan manusia menjadi lebih mampu beradaptasi dengan lingkungan, manusia juga akan
Lebih terperinciMasa Kanak-Kanak Akhir. Siti Rohmah Nurhayati
Masa Kanak-Kanak Akhir Siti Rohmah Nurhayati MASA KANAK-KANAK AKHIR Masa kanak-kanak akhir sering disebut sebagai masa usia sekolah atau masa sekolah dasar. Masa ini dialami anak pada usia 6 tahun sampai
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Nur dalam (Trianto, 2010), teori-teori baru dalam psikologi pendidikan
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Konstruktivisme Menurut Nur dalam (Trianto, 2010), teori-teori baru dalam psikologi pendidikan di kelompokkan dalam teori pembelajaran konstruktivis (constructivist
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. yang luar biasa, yang tidak lazim memadukan informasi yang nampaknya tidak
BAB II LANDASAN TEORI II. A. KREATIVITAS II. A. 1. Pengertian Kreativitas Kreativitas merupakan kemampuan untuk melihat dan memikirkan hal-hal yang luar biasa, yang tidak lazim memadukan informasi yang
Lebih terperinciA. ALIRAN KONVENSIONAL
A. ALIRAN KONVENSIONAL Aliran konvensional merupakan pandangan atau pendapat yang membahas tentang faktor-faktor yang menentukan perkembangan manusia dan kepribadiannya 1. Empirisme Aliran ini berpandangan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Hakikat Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan di Sekolah Dasar
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hakikat Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan di Sekolah Dasar 2.1.1 Hakikat Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan
Lebih terperinciBAB 2 Tinjauan Pustaka
BAB 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Perkembangan Anak 2.1.1 Definisi Anak Peneliti mengambil tiga definisi anak menurut para ahli. Definisi anak menurut APA Dictionary of Psychology (2006) adalah laki-laki dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mahasiswa sebagai salah satu kaum intelektual banyak menorehkan cerita dalam kehidupan sehari hari. Mulai dari cerita akademik hingga kehidupan kesehariannya yang senantiasa
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA PEMBELAJARAN SEJARAH. Yusni Pakaya Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA PEMBELAJARAN SEJARAH Yusni Pakaya Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo Abstrak : Untuk meningkatkan mutu pendidikan dan pembelajaran sejarah di
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. manusia yaitu kebutuhan untuk berdiri sendiri (need for autonomy) dan. kebutuhan untuk bergantung (needs for deference).
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kemandirian Anak Usia Dini 2.1.1 Pengertian Kemandirian Menurut teori psychological needs Murray 1994 (Yulianti, 2009: 8) perilaku psikologis manusia digerakkan oleh sejumlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang tepat bagi anak sejak masa usia dini. aspek perkembangan kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual mengalami
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Masa usia dini merupakan masa keemasan bagi seorang anak, sering disebut masa Golden Age, biasanya ditandai oleh terjadinya perubahan yang sangat cepat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai makhluk sosial, manusia dituntut untuk mampu mengatasi segala masalah yang timbul sebagai akibat dari interaksi dengan lingkungan sosial dan harus mampu menampilkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Prinsip Lambang Bilangan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mengenal Lambang Bilangan 2.1.1 Pengertian dan Prinsip Lambang Bilangan Lambang bilangan adalah pengetahuan tentang bilangan dan merupakan bagian dari matematika, dengan mengemukakan
Lebih terperinciV. MANUSIA DAN KEINDAHAN
V. MANUSIA DAN KEINDAHAN Keindahan Kata keindahan berasal dan kata indah, artinya bagus, permai, cantik, elok, molek, dan sebagainya. Benda yang mempunyai sifat indah ialah segala hasil seni, pemandangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. layak, hal ini tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea ke
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia pada hakekatnya bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, dan setiap warga negara berhak mendapat pendidikan yang layak, hal ini
Lebih terperinciMakalah Psikologi Pendidikan tentang Pengembangan Bakat dan Minat
Makalah Psikologi Pendidikan tentang Pengembangan Bakat dan Minat I. Pendahuluan A. Latar Belakang Seorang anak dikatakan anak luar biasa karena ia berbeda dengan anak-anak lainnya. Perbedaan terletak
Lebih terperinci