PENGARUH VARIASI BEBAN PADA PEMANAS INDUKSI UNTUK MENDAPATKAN PENGHEMATAN OPTIMUM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH VARIASI BEBAN PADA PEMANAS INDUKSI UNTUK MENDAPATKAN PENGHEMATAN OPTIMUM"

Transkripsi

1 PENGARUH VARIASI BEBAN PADA PEMANAS INDUKSI UNTUK MENDAPATKAN PENGHEMATAN OPTIMUM Slamet Pambudi Sfaf Pengajar - Progdi.Teknik Elektro, Akademi Teknologi Warga Surakarta ABSTRACT Induction cooker is a cooker with induction heating using magnetic fields. When this stove has the highest efficiency compared with other stoves that use gas, kerosene or electric heater, because the heat which is generated almost entirely absorb by the pan. The research has the purpose of obtaining the energy efficiency of the metal which is used as a pan and to decide the magnetic field strength from the use of induction cooker. One of the way to obtain energy efficiency is the selection of metallic materials used as a pan, where the selection of an appropriate metal material will be obtained optimum efficiency. Mean while for the magnetic field strength that is generated by induction cooker, in order to know the limit of safety for the health effects of magnetic fields strength in accordance with the standards. The test results on two metallic materials as a pan containing 1 liter of water from metal stainless steel and zinc, at a temperature of 60 C shows that the energy efficiency of the pan stainless steel (80,3 %) was higher than pan zinc (74,9 %). But the magnetic field strength is generated by the pan containing 1 liter of water at a temperature of 60 C, the magnetic field strength which is generated by using the pan stainless steel (1404 ma / m = 1.76 µt) is higger than the pan ingredients zinc (861 ma / m = 1.08 µt). The higgest magnetic field strength is produced by induction heating cooker on the research is amounted to 1430 ma/m (1.79 µt) with a pan of stainless steel containing 1 liter of water. This magnetic field is still safe. According to the IRPA, INIRC and WHO standards, these restriction of magnetic field doesn t disturb the health is 1 mt. Key words: induction cooker, stainless steel, zinc, energy efficiency, and magnetic fields. Pengaruh variasi beban 43

2 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dengan terjadinya krisis energi, maka berbagai upaya akan dilakukan untuk penghematan energi. Diantaranya dengan melakukan efisiensi dari suatu sistem atau perangkat yang digunakan, khususnya dalam hal penghematan energi. Pada kompor dengan menggunakan sistem pemanas dengan induksi yaitu suatu kawat konduktor yang dialiri arus listrik yang akan muncul garis gaya magnet dan jika kawat konduktor tersebut dibentuk suatu kumparan, kemudian didekatnya diletakkan suatu materi yang dapat menghantarkan listrik (umumnya logam) maka logam tersebut akan menerima efek garis gaya magnet sehingga pada logam akan mengalir arus pusar (eddy current). Karena logam yang digunakan memiliki hambatan listrik dan adanya arus yang mengalir dalam logam tersebut maka akan menghasilkan joule heating sebesar P = I 2 R, dimana P adalah daya, I untuk arus, dan R untuk hambatan. Daya inilah yang keluar sebagai panas dan proses yang berlangsung dinamai pemanasan lewat induksi. Dengan kompor menggunakan sistem ini, energi yang terbuang hampir tidak ada. Pengubahan energi listrik menjadi panas, berlangsung dengan efisien sehingga daya listrik yang diperlukan kecil. Keunggulan lainnya, sistem pemanas dengan induksi tidak menggunakan api sehingga kemungkinan terjadi kecelakaan luka bakar yang rendah dan tingkat keamanan yang tinggi. Selain itu, proses ini tidak memanaskan udara di sekitarnya, sehingga orang yang sedang berada di dekat alat masak pemanas dengan induksi tidak akan merasa kepanasan. Melalui pengaturan jumlah arus listrik yang mengalir di kumparan, tingkat kepanasan pemanas dengan induksi dapat dengan mudah disesuaikan dengan panas yang dibutuhkan. Tidak adanya proses pembakaran menyebabkan tidak adanya risiko terjadinya kekurangan oksigen dalam ruangan. Dari beberapa penelitian tentang pemanas dengan induksi, disebutkan bagaimana efisiensi energi dari alat tersebut dapat lebih ditingkatkan. Dalam publikasinya (30 Januari 2009), J.S Park, S. Taniguchi dan Y.J. Park menyebutkan perbaikan efisiensi energi pemanas induksi dengan melihat pengaruh perambatan energi panas dari sisi ukuran dan posisi suspector. Suspector yang diuji terbuat dari bahan stainless steel dan graphite, keduanya berbentuk tabung. Pengaruh variasi beban 44

3 Nabil A. Ahmed (November 2008) dalam prosedingnya, memfokuskan tentang rangkaian pemanas dengan induksi-nya. Dengan eksperimen dan simulasi dibuat rangkaian High Frequency Soft Swtching Power Conversion dengan dua sistem yaitu, Pulse Width Modulation dan Pulse Density Modulation. Dengan menggunakan rangkaian diatas, diperoleh efisiensi konversi daya yang sangat besar diatas 93%. Rangkaian series resonant inverter dengan frekuensi tinggi untuk aplikasi pemanas dengan induksi, akan diperoleh transfer daya yang maksimum dengan bentuk tegangan dan arusnya sinusoidal (Dr. P. K. Sadhu, dkk, 2004). Pada penelitian pemanas dengan induksi yang lainnya, menyoroti pada rangkaiannya untuk meningkatkan efisiensi dengan menggunakan metode series resonant inverter dan kebanyakan adalah untuk diterapkan dengan daya besar pada skala industri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh perubahan beban terhadap rangkaian kompor pemanas dengan induksi. Dari hasil pengujian diharapkan dapat memberikan manfaat kepada pengguna kompor masak dengan induksi didalam memilih bahan logam tempat memasak yang tepat, sehingga dapat diperoleh penghematan energi dan keamanan bagi kesehatan terhadap pengaruh medan magnet Landasan Teori Dasar pemanas induksi Ada tiga faktor dasar dari pemanas induksi, yaitu induksi elektromagnetik, efek kulit dan transfer panas. Pada dasarnya cara kerja dari pemanas induksi hampir sama dengan transformator. Pada gambar 1., merupakan konsep dasar yang terdiri dari gulungan pemanas induktif dan arus, yang menggambarkan induksi elektromagnetik dan efek kulit. Gambar 1. Konsep dasar Pemanas induksi Pengaruh variasi beban 45

4 Tujuan yang paling penting dari pemanas induksi adalah untuk memaksimalkan pembangkitan energi panas pada gulungan sekunder, lubang kecil pada gulungan pemanas induktif dibuat kecil dan gulungan sekunder dibuat dari bahan dengan hambatan listrik yang kecil dengan permeabilitas yang tinggi. Bahan selain logam mengurangi efisiensi energi karena bahan tersebut memiliki hambatan listrik besar dan permeabilitas yang rendah. Pemanas dengan induksi adalah kombinasi antara elektromagnetik, perpindahan panas, dan fenomena metalurgi Resistivitas dan Konduktivitas Listrik pada Material Kemampuan material untuk dengan mudah menghantarkan arus listrik ditentukan oleh konduktivitas listrik (σ). Kebalikan dari konduktivitas σ adalah resistivitas listrik (ρ). Satuan untuk ρ dan σ adalah Ω meter dan mho/m. Resistivitas listrik suatu logam tertentu bervariasi dengan suhu, komposisi kimia, struktur mikro logam, dan ukuran butir. Untuk sebagian besar logam, ρ akan naik dengan kenaikan suhu. Resistivitas dari logam murni dapat direpresentasikan sebagai fungsi linier dari suhu (kecuali ada perubahan dalam kisi-kisi logam). (1) dimana, ρ 0 adalah resistivitas listrik pada suhu ruang T 0 ρ(t) adalah resistivitas listrik pada suhu T α adalah koefisien suhu dari resistivitas listrik. Hubungan resistivitas listrik ρ (Ω-m) dengan resistivitas listrik R (Ω) dapat dinyatakan sebagai berikut: (2) di mana, l adalah panjang konduktor yang dialiri arus. A adalah luas penampang konduktor di mana arus mengalir melaluinya Permeabilitas Magnetik dan Permitivitas Relatif µ r merupakan permeabilitas magnetik relatif yang menunjukkan kemampuan suatu bahan (misalnya, logam) untuk melakukan fluks magnet yang lebih baik di udara atau hampa udara. Permitivitas relatif (ε) menunjukkan kemampuan bahan untuk menghantarkan medan listrik lebih baik di udara atau hampa udara. Sifat fisik ini adalah penting ketika merancang sistem pemanas. Pengaruh variasi beban 46

5 Permeabilitas magnetik relatif memiliki efek pada semua fenomena induksi dasar. Permitivitas relatif tidak begitu banyak digunakan pada pemanasan induksi, tapi memainkan peran utama dalam aplikasi pemanasan dielektrik. Nilai konstan µ o = 4π x 10-7 H/m [atau Wb / (A.m)] disebut permeabilitas ruang bebas, dan konstanta ε o = 8,854 x F/m disebut permitivitas ruang bebas. Hasil permeabilitas magnet relatif dan permeabilitas ruang bebas disebut permeabilitas µ dan sesuai dengan rasio kepadatan fluks magnetik (B) untuk intensitas medan magnet (H). (3) Efek Kulit ( Skin Effect ) Efek kulit adalah sesuatu hal yang penting dalam aplikasi listrik menggunakan tegangan bolak-balik (ac). Karena efek ini, sekitar 86% daya akan terkonsentrasi di lapisan permukaan konduktor. Lapisan ini disebut reference depth (δ). Tingkat efek kulit tergantung pada frekuensi dan sifat material (resistivitas listrik ρ dan permeabilitas magnetik relatif µ r ) pada konduktor. Akan muncul efek kulit ketika diberikan frekuensi yang semakin tinggi atau ketika jari-jari benda kerja relatif besar. Distribusi dari densitas arus sepanjang ketebalan benda kerja (radius) secara kasar dapat dihitung dengan persamaan (4) dimana, I adalah densitas arus pada jarak y dari permukaan (A/m 2 ). I o adalah densitas arus pada permukaan benda kerja (A/m 2 ). y adalah jarak dari permukaan menuju inti (m). δ adalah kedalaman penetrasi (m). Kedalaman penetrasi dalam meter adalah: (5) dimana ρ : resistivitas listrik dari logam (Ω.m). µ r : permeabilitas magnetik relatif. F : frekuensi, Hz (cycle/sec) Teori Kompor Pemanas Induksi. Pengaruh variasi beban 47

6 Gambar 2. Blok diagram kompor pemanas induksi. Sumber AC disearahkan oleh rangkaian penyearah untuk memperoleh sumber DC, yang akan menjadi sumber arus DC pada rangkaian inverter frekuensi tinggi. Rangkaian inverter ini mengatur arus ke kumparan pemanas sehingga akan terbentuk medan magnet. Jika suatu benda konduktor diletakkan diatas medan magnet tersebut, maka akan muncul induksi tegangan dan terbentuk arus pusar (eddy current). Disini akan dibangkitkan energi panas pada benda konduktor tersebut yang dipergunakan sebagai tempat memasak Konverter Resonansi Didalam sistem daya pada kompor pemanas induksi, digunakan rangkaian konverter resonansi untuk membuat konversi energinya efisien dan meminimalkan rugi-rugi rangkaian pensaklarannya. Rangkaian pada konverter resonansi terdiri dari kapasitor, induktor dan resistor. Ada dua jenis rangkaian ini, yaitu: rangkaian resonansi seri dan rangkaian resonansi paralel. Gambar 3. Rangkaian Resonansi Ketika sumber daya dihubungkan ke rangkaian, energi listrik masuk pada induktor dan ditransfer ke kapasitor persamaan (8). Persamaan (9), merupakan perhitungan tegangan yang masuk ke kapasitor yang akan dikembalikan lagi ke induktor. Resonansi akan terjadi pada saat induktor dan kapasitor saling bertukar energi. Total energi selama resonansi tidak berubah, dan memiliki nilai yang sama yaitu sebesar puncak induktor atau kapasitor. (6) (7) (8) (9) ( J ) (10) Pengaruh variasi beban 48

7 Reaktansi induktif dan reaktansi kapasitif dapat dihitung dengan persamaan (11) dan persamaan (12). Untuk besar impedansi pada rangkaian resonansi seri dapat dihitung dengan persamaan (2.19). (11) (12) (13) Pada frekuensi resonansi, harga reaktansi induktif pada persamaan (11) dan harga reaktansi kapasitif pada persamaan (12) memiliki harga yang sama. Yaitu sebesar tegangan dari sumber daya dan arus pada rangkaian yang berada pada level yang sama. Frekuensi resonansi dapat dihitung dengan persamaan (14). Arus pada rangkaian akan mencapai puncak ketika frekuensi sumber sama dengan frekuensi resonansi dan akan turun jika frekuensi sumber lebih besar atau lebih kecil dari frekuensi resonansinya. Hz (14) Nilai reaktansi pada rangkaian disebut impedansi khusus, dan dapat dijelaskan dengan persamaan dibawah ini: (15) Dan perbandingan rangkaian halfbridge resonansi seri, dapat dilihat pada persamaan dibawah: (16) Di kurva frekuensi diperlihatkan hubungan antara arus (output energi) dan frekuensi sumber ketika tegangan sumber rangkaian resonansi dibuat sama. Arus dan output energi mencapai nilai maksimumnya pada frekuensi resonansi. Di daerah dimana frekuensi pensaklaran lebih rendah dari frekuensi resonansi, reaktansi induktif terhubung langsung dengan frekuensi pensaklaran. Menurut persamaan (12), reaktansi kapasitip merupakan kebalikannya. Gambar 4. Kurva frekuensi Efisiensi Kompor Pemanas induksi. Efisiensi dari kompor pemanas induksi ditentukan dari Pengaruh variasi beban 49

8 ratio antara energi panas yang dihasilkan dengan energi input listrik yang digunakan. Untuk menghitung efisiensi energi, digunakan persamaan sebagai berikut: (17) dimana, Q out : energi yang dikeluarkan (Joule) Q in : energi masukan (Joule) m air : massa jenis air (kg) c air : panas jenis air ( J/kg. C ) t : perubahan suhu ( C) V : tegangan masukan (Volt) I : arus masukan (Ampere) PF : power factor T : perubahan waktu (detik) 1 liter air (21 C) = 996,96 g 1 kg 1 kal = 4,186 Joule Panas jenis c dari sesuatu zat merupakan jumlah panas yang diperlukan untuk menaikkan suhu 1 gram zat itu sebanyak 1 C. Untuk memanaskan G (gram) dari t 1 sampai t 2 ( C), jumlah kalor yang diperlukan adalah: Q = G.c (t 2 t 1 ) kal (18) Untuk air, panas jenisnya sebesar: (19) 2. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dengan menggunakan persamaan (17), dapat dihitung energi masukan kompor induksi dengan tempat memasak bahan logam seng yang berisi 1 liter air pada saat T terukur sebesar 46,42 detik (pada tabel 2.2) adalah: Q in = 220,1 x 5,80 x 0,99 x 46,42 = 58666,25516 Joule = 58,67 kjoule Sedangkan energi keluaran pada kompor induksi dengan tempat memasak menggunakan bahan logam seng, data pengukuran yang dipergunakan untuk perhitungan adalah t ( C). Pada percobaan penelitian, tempat memasak dengan bahan logam seng, diisi dengan 1 liter air (1 liter air 1 kg). Suhu awal air (t 1 ) sebesar 30 C. Sebelum mencari energi keluarannya, terlebih dahulu dicari kalor jenis airnya. Dengan menggunakan persamaan (18) dapat dicari kalor jenis air pada suhu 40 C (t 2 ) sebagai berikut: = 0, kal = 4,186 x 0, Joule, (1 kal =4,186 Joule) Pengaruh variasi beban 50

9 = 4, Joule dengan, m air = 1 liter 1000 gram t = t 2 t 1 = 40 C - 30 C = 10 C maka dapat dihitung besarnya energi keluarannya: Q out = 1000 x 4, x 10 = 41748,33092 Joule = 41,75 kjoule Dari perhitungan diatas, maka efisiensi energi pada kompor induksi dengan beban bahan logam seng yang berisi 1 liter air dengan t sebesar 10 C dan T sebesar 46,42 detik adalah: = 71,2 % 2.1. Data Pengukuran Kompor Induksi dengan Beban dari Bahan Logam Seng. Pengukuran parameter dengan keadaan awal sebagai berikut: a) Volume air yang diberikan di tempat memasak : 0,5 liter Jarak alat ukur medan magnet dengan tempat memasak : 40 cm Pengukuran parameter pada tabel mulai dilakukan pada saat suhu air di tempat memasak mencapai 30 C. Tabel 2.1. Hasil pengukuran dan perhitungan karakter kompor induksi dengan beban dari bahan seng berisi 0,5 liter air. No. t ( C) T (detik) Data Ukur Tegangan (Volt ac) Arus (Ampere) PF Medan Magnet (ma/m) Input Data Hitung Output ,56 219,8 5,84 0, ,74 20,87 61, ,87 219,8 5,84 0, ,55 41,75 70, ,59 219,8 5,85 0, ,04 62,64 72, ,75 219,7 5,85 0, ,93 83,56 74, ,66 219,7 5,86 0, ,77 104,5 74, ,20 219,7 5,86 0, ,04 125,48 73, ,48 219,5 5,86 0, ,53 136,00 72, ,00 219,8 5,88 0, ,18 146,51 47, ,00 219,6 5,47 0, ,76 146,51 41, ,00 219,6 5,47 0, ,12 146,51 34, ,00 219,6 5,48 0, ,82 146,51 20,5 η (%) b) Volume air yang diberikan ke tempat memasak : 1 liter Jarak alat ukur medan magnet dengan tempat memasak : 40 cm Pengukuran parameter pada tabel dimulai saat suhu air mencapai 30 C. Pengaruh variasi beban 51

10 Tabel 2.2. Hasil pengukuran dan perhitungan karakter kompor induksi dengan beban dari bahan seng berisi 1 liter air. No. t ( C) T (detik) Tegangan (Volt ac) Data Ukur Arus (Ampere) PF Medan Magnet (ma/m) Input Data Hitung Output ,42 220,1 5,80 0, ,67 41,75 71, ,38 219,9 5,80 0, ,86 83,51 74, ,24 219,9 5,81 0, ,26 125,29 74, ,59 220,3 5,81 0, ,24 167,11 75, ,50 220,4 5,81 0, ,07 209,00 74, ,76 220,2 5,82 0, ,25 250,97 73, ,16 219,9 5,83 0, ,54 271,98 73, ,00 220,6 5,43 0, ,77 293,03 82, ,00 220,6 5,45 0, ,49 293,03 68, ,00 220,6 5,46 0, ,82 293,03 58, ,00 220,6 5,46 0, ,46 293,03 41,0 η (%) 2.2. Data Pengukuran Kompor induksi dengan Beban dari Bahan logam Stainless steel. Pengukuran dilakukan dengan keadaan awal sebagai berikut: a) Volume air yang diberikan ke tempat memasak : 0,5 liter Jarak alat ukur medan magnet dengan tempat memasak: 40 cm Pengukuran parameter pada tabel dimulai saat suhu air mencapai 30 C. Tabel 2.3. Hasil pengukuran dan perhitungan karakter kompor induksi dengan beban logam stainless steel berisi 0,5 liter air. No. t ( C) T (detik) Tegangan (Volt ac) Data Ukur Arus (Ampere) PF Medan Magnet (ma/m) Input Data Hitung Output ,89 220,0 5,85 0, ,57 20,87 62, ,95 219,8 5,85 0, ,56 41,75 71, ,66 220,0 5,86 0, ,61 62,64 74, ,57 219,5 5,86 0, ,77 83,56 78, ,76 220,0 5,88 0, ,96 104,5 78, ,95 220,0 5,90 0, ,06 125,48 77, ,58 220,0 5,90 0, ,78 136,00 75, ,00 220,0 5,93 0, ,71 146,51 48, ,00 220,0 5,52 0, ,40 146,51 41, ,00 220,0 5,52 0, ,06 146,51 34, ,00 220,0 5,53 0, ,06 146,51 20,7 η (%) b) Volume air yang diberikan ke tempat memasak : 1 liter Jarak alat ukur medan magnet dengan tempat memasak :40 cm Pengukuran parameter pada tabel dimulai saat suhu air mencapai 30 C. Pengaruh variasi beban 52

11 No. Tabel 2.4. Hasil pengukuran dan perhitungan karakter kompor induksi dengan beban logam stainless steel berisi 1 liter air. t ( C) T (detik) Tegangan (Volt ac) Data Ukur Arus (Ampere) PF Medan Magnet (ma/m) Input Data Hitung Output ,24 220,1 5,77 0, ,49 41,75 76, ,06 220,0 5,77 0, ,74 83,51 79, ,68 219,7 5,78 0, ,04 125,29 80, ,51 219,5 5,80 0, ,80 167,11 78, ,65 219,4 5,82 0, ,87 209,00 78, ,43 219,3 5,84 0, ,78 250,97 77, ,27 219,2 5,85 0, ,32 271,98 76, ,00 220,3 5,41 0, ,82 293,03 84, ,00 220,1 5,43 0, ,34 293,03 70, ,00 219,5 5,44 0, ,46 293,03 60, ,00 218,4 5,55 0, ,45 293,03 41,5 η (%) 2.4. Efisiensi Dengan sistem pemanasan yang digunakan pada pemanas induksi, dapat dikatakan sebagian besar energi panas yang dihasilkan alat berada pada tempat memasak sehingga efisiensi energi dari peralatan ini cukup besar. Gambar 5. Grafik hubungan efisiensi dengan perubahan suhu pada kompor induksi dengan tempat memasak dari logam seng berisi 0,5 dan 1 liter air. Pada tabel 2.1 dan 2.2., dapat digambarkan grafik hubungan efisiensi energi dengan perubahan waktu seperti pada gambar 5. Tempat memasak yang berisi 0,5 liter air memiliki efisiensi energi paling besar pada suhu 80 C ( t = 50 C) yaitu sebesar 74,8 %. Sedangkan pada tempat memasak yang berisi 1 liter air, efisiensi tertinggi pada suhu 70 C ( t = 40 C) yaitu sebesar 75,5 %. Pengaruh variasi beban 53

12 pada kompor induksi dengan tempat memasak dari logam stainless steel berisi 0,5 dan 1 liter air. Gambar 6. Grafik hubungan efisiensi dengan perubahan suhu Pada gambar 6. terlihat bahwa untuk tempat memasak dari bahan logam stainless steel yang berisi 0,5 liter air, memiliki efisiensi energi tertinggi pada suhu 70 C ( t = 40 C) yaitu sebesar 78,3 %. Sedangkan untuk tempat memasak yang berisi 1 liter air, memiliki efisiensi energi yang paling tinggi pada suhu 60 C ( t = 30 C) yaitu sebesar 80,3 %. Dengan melihat tabel 2.2. dan 2.4., dapat dibuat grafik seperti pada gambar 7. Grafik ini untuk membandingkan efisiensi kedua bahan tempat memasak. Tampak bahwa efisiensi dari kompor induksi dengan tempat memasak bahan stainless steel memiliki efisiensi yang lebih besar dibandingkan dengan tempat memasak dari bahan logam seng. Pengaruh variasi beban 54

13 Gambar 7. Grafik hubungan efisiensi dengan perubahan suhu pada kompor induksi dengan tempat memasak dari logam seng dan stainless steel berisi 1 liter air. 3. PENUTUP 3.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian kedua bahan logam yaitu bahan logam seng dan bahan logam stainless steel yang menjadi beban dari kompor pemanas induksi, dapat disimpulkan: 1. Supaya dapat memaksimalkan energi panas pada kompor pemanas induksi model JF- 2000IC, diperlukan suatu tempat memasak dari bahan logam ferromagnetic yang memiliki resistivitas listrik yang rendah serta permeabilitas yang tinggi. 2. Pengujian kedua bahan logam yang digunakan untuk tempat memasak yang berisi 0,5 liter air, pada t sebesar 40 C efisiensi energi tempat memasak dengan bahan logam stainless steel sebesar 78,3%. Pada keadaan ini, efisiensi energi dengan bahan logam stainless steel lebih besar dibandingkan tempat memasak dari bahan seng (74 %). Sedangkan untuk pengujian kedua bahan logam yang digunakan sebagai tempat memasak berisi 1 liter air, pada t sebesar 30 C efisiensi energi kompor induksi dengan tempat memasak dari bahan logam stainless steel sebesar 80,3 %, lebih besar dibandingkan efisiensi energi dengan menggunkan tempat memasak dari bahan logam seng (74,9 %). 3. Kuat medan magnet terbesar yang dihasilkan kompor induksi dengan tempat memasak yang Pengaruh variasi beban 55

14 berisi 0,5 liter air, tempat memasak dengan bahan logam stainless steel memiliki kuat medan magnet sebesar 1427 ma/m atau 1,78 µt, lebih besar dibandingkan kuat medan magnet dengan tempat memasak dari bahan logam seng (869 ma/m = 1,08 µt). Dan kuat medan magnet terbesar yang dihasilkan dengan tempat memasak yang berisi 1 liter air, untuk tempat memasak dengan bahan logam stainless steel memiliki kuat medan magnet sebesar 1430 ma/m (1,79 µt), lebih besar dibandingkan kuat medan magnet dengan tempat memasak dari bahan logam seng (875 ma/m = 1,09 µt). 4. Menurut rekomendasi dari IRPA/INIRC tahun 1991, untuk batasan medan magnet supaya tidak mengganggu kesehatan adalah 1 mt (dalam beberapa jam per hari) sehingga kedua bahan logam pada penelitian aman digunakan Saran 1. Berdasarkan hasil penelitian serta dari kesulitankesulitan yang ditemui selama melakukan penelitian, maka disarankan untuk mencoba dan mengembangkan metode lain yang lebih baik 2. Perlu dilakukan lagi pengujian dengan variabel yang lain, sehingga efisiensi energi dapat ditingkatkan. DAFTAR PUSTAKA, 2000, Induction heating System Topology Review, Fairchild Semiconductor. Choi, J. Y., Yun, J. H., Woo, J. T., Lee, S. K., 2004, Energy Efficiency Labeling and Standard- Electric Heating Rice Cooker, Korea Testing Laboratory. Hirota, I., Omori, H., Nakaoka, M., 1992, Performance Evaluations of Singleended Quasi-load Resonant Inverter Incorporating advanced-2nd Generation IGBT for Soft Switching, Industrial Electronics, Control, Instrumentation, and Automation, pp vol.1. Holman, J.P., 1995, Perpindahan Kalor, Penerbit Erlangga, Jakarta. Jean Callebaut, 2007, Power Quality and Utilisation Guide, Leonardo Energy, Section 7. Pengaruh variasi beban 56

15 Koertzen, H. W., Van Wyk, J. D., Ferreira, J. A., Design of the Half-bridge Series resonant converter for Induction Cooking, Power Electronics Specialists Conference, pp vol. 2. Leschynsky, V., Weinert, H., Szlaferek, A., 2007, Layered Alloys for Effective Magnetic Flux Concentration in Induction heating, Material Science- Poland, vol. 25 no. 2. Miyauchi, T., Kondo, S., 2009, Induction heating Cooking Device, United States Patent Application Publication, pp Nabil A. Ahmed, 2008, Three- Phase High Frequency AC Conversion Circuit with Dual Mode PWM/PDM Control Strategy for High Power IH Applications, Proceeding of World Academy of Science, Engineering and Technology, volume 35. Park, J. S., Taniguchi, S., Park, Y. J., 2009, Maximum Joule Heat by Tubular Suspector with Critical Thickness on Induction heating, IOP Publishing Ltd Pal, N., Sadhu, P. K., Chakrabarti, R. N., 2006, A Comparative Study of HF Mirror Inverter for Induction Cooker through Real-time and PSPICE Simulation, IE (I) Journal, pp vol. 86. Sadhu, P. K., Chakrabarti, R. N., Nath, N. L., Batchu, N. K., Kumari, S., Rimjhim, K., 2004, Analysis of Series resonant Superimposed Inverter Applied to Induction heating, IE (I) Journal, pp vol. 84. Spoorman Paiman, 1953, Vademekum Tehnik, Penerbit Buku Tehnik H. Stam, Djakarta. Valery Rudnev, Don Loveless, Raymond Cook, Micah Black, 2003, Handbook of Induction heating, Marcel Dekker, Inc., New York. Zuhal, 1992, Dasar Teknik Tenaga Listrik dan Elektronika Daya, Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Pengaruh variasi beban 57

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian adalah kompor induksi type JF-20122

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian adalah kompor induksi type JF-20122 BAB III METODE PENELITIAN.. Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Research and Development Akademi Teknologi Warga Surakarta Jl.Raya Solo-Baki KM. Kwarasan, Grogol, Solo Baru, Sukoharjo...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan teknologi saat ini sangat pesat khususnya pada bidang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan teknologi saat ini sangat pesat khususnya pada bidang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi saat ini sangat pesat khususnya pada bidang elektronika. Hampir semua peralatan menggunakan komponen elektronika, bahkan peralatan rumah tangga

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN Analisis Faktor. Faktor-faktor dominan adalah faktor-faktor yang diduga berpengaruh

BAB V PEMBAHASAN Analisis Faktor. Faktor-faktor dominan adalah faktor-faktor yang diduga berpengaruh BAB V PEMBAHASAN. 5.1. Analisis Faktor. Faktor-faktor dominan adalah faktor-faktor yang diduga berpengaruh terhadap waktu pencapaian panas dan arus kompor induksi. Dari data waktu pencapaian panas dan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS 4.1. Modul Sumber Pada modul ini ada 2 output yang tersedia, yaitu output setelah LM7815 dan output setelah LM7805. Saat dilakukan pengujian menggunakan multimeter, output

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Dasar Pemanas Induksi 2.1.1. Definisi Pemanas Induksi Pemanasan induksi (Induction Heating) adalah solusi rancangan teknologi termal yang efisien, efektif dan hemat energi

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - INDUKSI ELEKTROMAGNET - INDUKSI FARADAY DAN ARUS

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - INDUKSI ELEKTROMAGNET - INDUKSI FARADAY DAN ARUS LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR Diberikan Tanggal :. Dikumpulkan Tanggal : Induksi Elektromagnet Nama : Kelas/No : / - - INDUKSI ELEKTROMAGNET - INDUKSI FARADAY DAN ARUS BOLAK-BALIK Induksi

Lebih terperinci

PENGARUH PERBAIKAN FAKTOR DAYA PADA KINERJA KOMPOR INDUKSI

PENGARUH PERBAIKAN FAKTOR DAYA PADA KINERJA KOMPOR INDUKSI PENGARUH PERBAIKAN FAKTOR DAYA PADA KINERJA KOMPOR INDUKSI Lukman Subekti 1), Ma un Budiyanto 2) 1,2) Program Diploma Teknik Elektro Sekolah Vokasi UGM Jl. Yacaranda Sekip Unit IV Komplek UGM Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Umum Untuk menjaga agar faktor daya sebisa mungkin mendekati 100 %, umumnya perusahaan menempatkan kapasitor shunt pada tempat yang bervariasi seperti pada rel rel baik tingkat

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR. sistem ketenagalistrikan. Transformator adalah suatu peralatan listrik. dan berbanding terbalik dengan perbandingan arusnya.

BAB II TRANSFORMATOR. sistem ketenagalistrikan. Transformator adalah suatu peralatan listrik. dan berbanding terbalik dengan perbandingan arusnya. BAB II TRANSFORMATOR II.. Umum Transformator merupakan komponen yang sangat penting peranannya dalam sistem ketenagalistrikan. Transformator adalah suatu peralatan listrik elektromagnetis statis yang berfungsi

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM LISTRIK MAGNET Praktikum Ke 1 KUMPARAN INDUKSI

LAPORAN PRAKTIKUM LISTRIK MAGNET Praktikum Ke 1 KUMPARAN INDUKSI 1 LAPORAN PRAKTIKUM LISTRIK MAGNET Praktikum Ke 1 KUMPARAN INDUKSI A. TUJUAN 1. Mempelajari watak kumparan jika dialiri arus listrik searah (DC).. Mempelajari watak kumparan jika dialiri arus listrik bolak-balik

Lebih terperinci

DESAIN MATERIAL BEBAN DAN FREKUENSI RESONANSI KOMPOR INDUKSI UNTUK MENDAPATKAN EFISIENSI ENERGI

DESAIN MATERIAL BEBAN DAN FREKUENSI RESONANSI KOMPOR INDUKSI UNTUK MENDAPATKAN EFISIENSI ENERGI DESAIN MATERIAL BEBAN DAN FREKUENSI RESONANSI KOMPOR INDUKSI UNTUK MENDAPATKAN EFISIENSI ENERGI Tri Rahayu Kuwat Lestari Imam Djati Widodo, Ali Parkhan, Abstract The use of induction cookers are often

Lebih terperinci

STUDI PENGARUH DIAMETER RONGGA PENAMPANG KONDUKTOR TERHADAP PERUBAHAN SUHU ARTIKEL. Oleh: DewiPuspitasari NIM

STUDI PENGARUH DIAMETER RONGGA PENAMPANG KONDUKTOR TERHADAP PERUBAHAN SUHU ARTIKEL. Oleh: DewiPuspitasari NIM STUDI PENGARUH DIAMETER RONGGA PENAMPANG KONDUKTOR TERHADAP PERUBAHAN SUHU ARTIKEL Oleh: DewiPuspitasari NIM 080210102054 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK.

RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK. Arus Bolak-balik RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK. Dalam pembahasan yang terdahulu telah diketahui bahwa generator arus bolakbalik sebagai sumber tenaga listrik yang mempunyai GGL : E E sinω t Persamaan di atas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Perancangan Dan Pembuatan Mesin preheat pengelasan gesek dua buah logam berbeda jenis yang telah selesai dibuat dan siap untuk dilakukan pengujian dengan beberapa

Lebih terperinci

DAYA ELEKTRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC)

DAYA ELEKTRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC) DAYA ELEKRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC) 1. Daya Sesaat Daya adalah energi persatuan waktu. Jika satuan energi adalah joule dan satuan waktu adalah detik, maka satuan daya adalah joule per detik yang disebut

Lebih terperinci

BAB II SALURAN TRANSMISI

BAB II SALURAN TRANSMISI BAB II SALURAN TRANSMISI 2.1 Umum Penyampaian informasi dari suatu sumber informasi kepada penerima informasi dapat terlaksana bila ada suatu sistem atau media penyampaian di antara keduanya. Jika jarak

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 12 Fisika

Antiremed Kelas 12 Fisika Antiremed Kelas 12 Fisika Listrik Arus Bolak Balik - Latihan Soal Doc. Name: AR12FIS0699 Version: 2011-12 halaman 1 01. Suatu sumber tegangan bolak-balik menghasilkan tegangan sesuai dengan fungsi: v =140

Lebih terperinci

TRANSFORMATOR. Bagian-bagian Tranformator adalah : 1. Lilitan Primer 2. Inti besi berlaminasi 3. Lilitan Sekunder

TRANSFORMATOR. Bagian-bagian Tranformator adalah : 1. Lilitan Primer 2. Inti besi berlaminasi 3. Lilitan Sekunder TRANSFORMATOR PENGERTIAN TRANSFORMATOR : Suatu alat untuk memindahkan daya listrik arus bolak-balik dari suatu rangkaian ke rangkaian lainnya secara induksi elektromagnetik (lewat mutual induktansi) Bagian-bagian

Lebih terperinci

K13 Revisi Antiremed Kelas 12 Fisika

K13 Revisi Antiremed Kelas 12 Fisika K13 Revisi Antiremed Kelas 12 Fisika Listrik Arus Bolak-balik - Soal Doc. Name: RK13AR12FIS0401 Version: 2016-12 halaman 1 01. Suatu sumber tegangan bolak-balik menghasilkan tegangan sesuai dengan fungsi

Lebih terperinci

e. muatan listrik menghasilkan medan listrik dari... a. Faraday d. Lenz b. Maxwell e. Hertz c. Biot-Savart

e. muatan listrik menghasilkan medan listrik dari... a. Faraday d. Lenz b. Maxwell e. Hertz c. Biot-Savart 1. Hipotesis tentang gejala kelistrikan dan ke-magnetan yang disusun Maxwell ialah... a. perubahan medan listrik akan menghasilkan medan magnet b. di sekitar muatan listrik terdapatat medan listrik c.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. induk agar keandalan sistem daya terpenuhi untuk pengoperasian alat-alat.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. induk agar keandalan sistem daya terpenuhi untuk pengoperasian alat-alat. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Distribusi daya Beban yang mendapat suplai daya dari PLN dengan tegangan 20 kv, 50 Hz yang diturunkan melalui tranformator dengan kapasitas 250 kva, 50 Hz yang didistribusikan

Lebih terperinci

RESONANSI PADA RANGKAIAN RLC

RESONANSI PADA RANGKAIAN RLC ESONANSI PADA ANGKAIAN LC A. Tujuan 1. Mengamati adanya gejala resonansi dalam rangkaian arus bolaik-balik.. Mengukur resonansi pada rangkaian seri LC 3. Menggambarkan lengkung resonansi pada rangkaian

Lebih terperinci

Menganalisis rangkaian listrik. Mendeskripsikan konsep rangkaian listrik

Menganalisis rangkaian listrik. Mendeskripsikan konsep rangkaian listrik Menganalisis rangkaian listrik Mendeskripsikan konsep rangkaian listrik Listrik berasal dari kata elektron yang berarti batu ambar. Jika sebuah batu ambar digosok dengan kain sutra, maka batu akan dapat

Lebih terperinci

Assalamuaalaikum Wr. Wb

Assalamuaalaikum Wr. Wb Assalamuaalaikum Wr. Wb Standar Kompetensi Memahami listrik dinamis dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari Kompetensi Dasar Mendeskripsikan pengertian arus listrik, kua arus listrik dan beda potensial

Lebih terperinci

CIRCUIT DASAR DAN PERHITUNGAN

CIRCUIT DASAR DAN PERHITUNGAN CIRCUIT DASAR DAN PERHITUNGAN Oleh : Sunarto YB0USJ ELEKTROMAGNET Listrik dan magnet adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan, setiap ada listrik tentu ada magnet dan sebaliknya. Misalnya ada gulungan

Lebih terperinci

PREDIKSI 8 1. Tebal keping logam yang diukur dengan mikrometer sekrup diperlihatkan seperti gambar di bawah ini.

PREDIKSI 8 1. Tebal keping logam yang diukur dengan mikrometer sekrup diperlihatkan seperti gambar di bawah ini. PREDIKSI 8 1. Tebal keping logam yang diukur dengan mikrometer sekrup diperlihatkan seperti gambar di bawah ini. Dari gambar dapat disimpulkan bahwa tebal keping adalah... A. 4,30 mm B. 4,50 mm C. 4,70

Lebih terperinci

LATIHAN UAS 2012 LISTRIK STATIS

LATIHAN UAS 2012 LISTRIK STATIS Muatan Diskrit LATIHAN UAS 2012 LISTRIK STATIS 1. Dua buah bola bermuatan sama (2 C) diletakkan terpisah sejauh 2 cm. Gaya yang dialami oleh muatan 1 C yang diletakkan di tengah-tengah kedua muatan adalah...

Lebih terperinci

LATIHAN UJIAN NASIONAL

LATIHAN UJIAN NASIONAL LATIHAN UJIAN NASIONAL 1. Seorang siswa menghitung luas suatu lempengan logam kecil berbentuk persegi panjang. Siswa tersebut menggunakan mistar untuk mengukur panjang lempengan dan menggunakan jangka

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN PENYEARAH AC TO DC RESONANSI SERI DENGAN ISOLASI TERHADAP FREKUENSI TINGGI

RANCANG BANGUN PENYEARAH AC TO DC RESONANSI SERI DENGAN ISOLASI TERHADAP FREKUENSI TINGGI RANCANG BANGUN PENYEARAH AC TO DC RESONANSI SERI DENGAN ISOLASI TERHADAP FREKUENSI TINGGI Renny Rakhmawati, ST, MT Jurusan Teknik Elektro Industri PENS-ITS Kampus ITS Sukolilo Surabaya Phone 03-5947280

Lebih terperinci

ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL 2015 KELAS XII. Medan Magnet

ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL 2015 KELAS XII. Medan Magnet ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL 2015 KELAS XII gaya F. Jika panjang kawat diperpendek setengah kali semula dan kuat arus diperbesar dua kali semula, maka besar gaya yang dialami kawat adalah. Medan Magnet

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : Arus Transien, Ketahanan Transformator, Jenis Beban. ABSTRACT. Keywords : Transient Current, Transformer withstand, load type.

ABSTRAK. Kata kunci : Arus Transien, Ketahanan Transformator, Jenis Beban. ABSTRACT. Keywords : Transient Current, Transformer withstand, load type. Jurnal Reka Elkomika 2337-439X Januari 2013 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Teknik Elektro Itenas Vol.1 No.1 Analisis Arus Transien Transformator Setelah Penyambungan Beban Gedung Serbaguna PT

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN PEMANAS INDUKSI BERDAYA RENDAH DENGAN MENGGUNAKAN SOLENOID COIL BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 8535 SKRIPSI

RANCANG BANGUN PEMANAS INDUKSI BERDAYA RENDAH DENGAN MENGGUNAKAN SOLENOID COIL BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 8535 SKRIPSI 1 RANCANG BANGUN PEMANAS INDUKSI BERDAYA RENDAH DENGAN MENGGUNAKAN SOLENOID COIL BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 8535 SKRIPSI JEPRI WANDES NABABAN 110801024 DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU

Lebih terperinci

SNMPTN 2011 Fisika KODE: 559

SNMPTN 2011 Fisika KODE: 559 SNMPTN 2011 Fisika KODE: 559 SOAL PEMBAHASAN 1. Gerakan sebuah mobil digambarkan oleh grafik kecepatan waktu berikut ini. 1. Jawaban: DDD Percepatan ketika mobil bergerak semakin cepat adalah. (A) 0,5

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas secara singkat mengenai teori dasar yang digunakan dalam merealisasikan suatu alat yang memanfaatkan energi terbuang dari panas setrika listrik untuk disimpan

Lebih terperinci

Pemanas Listrik Menggunakan Prinsip Induksi Elektromagnetik

Pemanas Listrik Menggunakan Prinsip Induksi Elektromagnetik Pemanas Listrik Menggunakan Prinsip Induksi Elektromagnetik Lukas B. Setyawan 1, Deddy Susilo 2, Amsal Victory Wicaksono 3 Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik Elektronika dan Komputer, Universitas

Lebih terperinci

1. Dalam suatu ruang terdapat dua buah benda bermuatan listrik yang sama besar seperti ditunjukkan pada gambar...

1. Dalam suatu ruang terdapat dua buah benda bermuatan listrik yang sama besar seperti ditunjukkan pada gambar... Kumpulan Soal Latihan UN UNIT LISTRIK & MAGNET Gaya Coulomb, Energi & Potensial Listrik 1. Dalam suatu ruang terdapat dua buah benda bermuatan listrik yang sama besar seperti ditunjukkan pada gambar....

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Resistansi atau tahanan didefinisikan sebagai pelawan arus yang

BAB II LANDASAN TEORI. Resistansi atau tahanan didefinisikan sebagai pelawan arus yang BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini penulis menjelaskan kerangka teori yang digunakan dalam tugas akhir ini. Dimulai dengan definisi listrik dan elektromagnetik dasar, kemudian beralih ke daya nirkabel

Lebih terperinci

LATIHAN FISIKA DASAR 2012 LISTRIK STATIS

LATIHAN FISIKA DASAR 2012 LISTRIK STATIS Muatan Diskrit LATIHAN FISIKA DASAR 2012 LISTRIK STATIS 1. Ada empat buah muatan titik yaitu Q 1, Q 2, Q 3 dan Q 4. Jika Q 1 menarik Q 2, Q 1 menolak Q 3 dan Q 3 menarik Q 4 sedangkan Q 4 bermuatan negatif,

Lebih terperinci

2. Sebuah partikel bergerak lurus ke timur sejauh 3 cm kemudian belok ke utara dengan sudut 37 o dari arah timur sejauh 5 cm. Jika sin 37 o = 3 5

2. Sebuah partikel bergerak lurus ke timur sejauh 3 cm kemudian belok ke utara dengan sudut 37 o dari arah timur sejauh 5 cm. Jika sin 37 o = 3 5 1 1. Hasil pengukuran diameter suatu benda menggunakan jangka sorong ditunjukkan oleh gambar berikut. Diameter minimum benda sebesar. A. 9,775 cm B. 9,778 cm C. 9,782 cm D. 9,785 cm E. 9,788 cm 2. Sebuah

Lebih terperinci

STUDI PENGGUNAAN SISTEM PENDINGIN UDARA TEKAN UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI TRANSFORMATOR PADA BEBAN LEBIH

STUDI PENGGUNAAN SISTEM PENDINGIN UDARA TEKAN UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI TRANSFORMATOR PADA BEBAN LEBIH STUDI PENGGUNAAN SISTEM PENDINGIN UDARA TEKAN UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI TRANSFORMATOR PADA BEBAN LEBIH (Aplikasi pada PLTU Labuhan Angin, Sibolga) Yohannes Anugrah, Eddy Warman Konsentrasi Teknik Energi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Pembangkit Listrik Tenaga Angin Pembangkit Listrik Tenaga Angin memberikan banyak keuntungan seperti bersahabat dengan lingkungan (tidak menghasilkan emisi gas), tersedia dalam

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MOTOR LISTRIK 3 PHASA SEBAGAI GENERATOR LISTRIK 1 PHASA PADA PEMBANGKIT LISTRIK BERDAYA KECIL

PENGGUNAAN MOTOR LISTRIK 3 PHASA SEBAGAI GENERATOR LISTRIK 1 PHASA PADA PEMBANGKIT LISTRIK BERDAYA KECIL PENGGUNAAN MOTOR LISTRIK 3 PHASA SEBAGAI GENERATOR LISTRIK 1 PHASA PADA PEMBANGKIT LISTRIK BERDAYA KECIL Arwadi Sinuraya*) Abstrak Pembangunan pembangkit listrik dengan daya antara 1kW 10 kw banyak dilaksanakan

Lebih terperinci

PERTEMUAN II KONSEP DASAR ELEMEN-ELEMEN RANGKAIAN LISTRIK

PERTEMUAN II KONSEP DASAR ELEMEN-ELEMEN RANGKAIAN LISTRIK PERTEMUAN II KONSEP DASAR ELEMEN-ELEMEN RANGKAIAN LISTRIK 1. Konsep Dasar a. Arus dan Rapat Arus Sebuah arus listrik i dihasilkan jika sebuah muatan netto q lewat melalui suatu penampang penghantar selama

Lebih terperinci

Perancangan Transformator Frekuensi Tinggi untuk Konverter DC-DC Full-Bridge Phase-Shifted 200 W

Perancangan Transformator Frekuensi Tinggi untuk Konverter DC-DC Full-Bridge Phase-Shifted 200 W Perancangan Transformator Frekuensi Tinggi untuk Konverter DC-DC Full-Bridge Phase-Shifted 200 W Johan Agung Irawan, Eka Firmansyah, F. Danang Wijaya Jurusan Teknik Elektro dan Teknologi Informasi, Fakultas

Lebih terperinci

4. Sebuah sistem benda terdiri atas balok A dan B seperti gambar. Pilihlah jawaban yang benar!

4. Sebuah sistem benda terdiri atas balok A dan B seperti gambar. Pilihlah jawaban yang benar! Pilihlah Jawaban yang Paling Tepat! Pilihlah jawaban yang benar!. Sebuah pelat logam diukur menggunakan mikrometer sekrup. Hasilnya ditampilkan pada gambar berikut. Tebal pelat logam... mm. 0,08 0.,0 C.,8

Lebih terperinci

DASAR TEORI. Kata kunci: Kabel Single core, Kabel Three core, Rugi Daya, Transmisi. I. PENDAHULUAN

DASAR TEORI. Kata kunci: Kabel Single core, Kabel Three core, Rugi Daya, Transmisi. I. PENDAHULUAN ANALISIS PERBANDINGAN UNJUK KERJA KABEL TANAH SINGLE CORE DENGAN KABEL LAUT THREE CORE 150 KV JAWA MADURA Nurlita Chandra Mukti 1, Mahfudz Shidiq, Ir., MT. 2, Soemarwanto, Ir., MT. 3 ¹Mahasiswa Teknik

Lebih terperinci

Fisika EBTANAS Tahun 1996

Fisika EBTANAS Tahun 1996 Fisika EBTANAS Tahun 1996 EBTANAS-96-01 Di bawah ini yang merupakan kelompok besaran turunan A. momentum, waktu, kuat arus B. kecepatan, usaha, massa C. energi, usaha, waktu putar D. waktu putar, panjang,

Lebih terperinci

drimbajoe.wordpress.com 1

drimbajoe.wordpress.com 1 drimbajoe.wordpress.com STK AUS SEAAH A. KUAT AUS STK Konsep Materi Kuat Arus istrik () Banyaknya muatan (Q) yang mengalir dalam selang (t). Besarnya Kuat arus listrik () sebanding dengan banyak muatan

Lebih terperinci

Fisika EBTANAS Tahun 1993

Fisika EBTANAS Tahun 1993 Fisika EBTANA Tahun 1993 EBTANA-93-01 Dimensi konstanta pegas adalah A. L T 1 B. M T C. M L T 1 D. M L T M L T 1 EBTANA-93-0 Perhatikan kelima grafik hubungan antara jarak a dan waktu t berikut ini. t

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MESIN UJI KONDUKTIVITAS LISTRIK METODE FOUR-POINT PROBE

RANCANG BANGUN MESIN UJI KONDUKTIVITAS LISTRIK METODE FOUR-POINT PROBE RANCANG BANGUN MESIN UJI KONDUKTIVITAS LISTRIK METODE FOUR-POINT PROBE SKRIPSI Disusun sebagai salah satu syarat Untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Oleh: ADITYA YULI INDRAWAN NIM. I1413002 JURUSAN TEKNIK

Lebih terperinci

BAB V VALIDASI DAN ANALISIS HASIL SIMULASI MODEL SEL BAHAN BAKAR MEMBRAN PERTUKARAN PROTON

BAB V VALIDASI DAN ANALISIS HASIL SIMULASI MODEL SEL BAHAN BAKAR MEMBRAN PERTUKARAN PROTON BAB V VALIDASI DAN ANALISIS HASIL SIMULASI MODEL SEL BAHAN BAKAR MEMBRAN PERTUKARAN PROTON 5.1. Pendahuluan Pada Bab 5 ini akan dibahas mengenai validasi dan analisis dari hasil simulasi yang dilakukan

Lebih terperinci

PERTEMUAN II KONSEP DASAR ELEMEN-ELEMEN RANGKAIAN LISTRIK

PERTEMUAN II KONSEP DASAR ELEMEN-ELEMEN RANGKAIAN LISTRIK PERTEMUAN II KONSEP DASAR ELEMEN-ELEMEN RANGKAIAN LISTRIK PERTEMUAN II KONSEP DASAR ELEMEN-ELEMEN RANGKAIAN LISTRIK 1. Konsep Dasar a. Arus dan Rapat Arus Sebuah arus listrik i dihasilkan jika sebuah

Lebih terperinci

SOAL DAN PEMBAHASAN ARUS BOLAK BALIK

SOAL DAN PEMBAHASAN ARUS BOLAK BALIK SOAL DAN PEMBAHASAN ARUS BOLAK BALIK Berikut ini ditampilkan beberapa soal dan pembahasan materi Fisika Listrik Arus Bolak- Balik (AC) yang dibahas di kelas 12 SMA. (1) Diberikan sebuah gambar rangkaian

Lebih terperinci

ANALISA RUGI-RUGI PADA GARDU 20/0.4 KV

ANALISA RUGI-RUGI PADA GARDU 20/0.4 KV ANALISA RUGI-RUGI PADA GARDU 20/0.4 KV Oleh Endi Sopyandi Dasar Teori Dalam penyaluran daya listrik banyak digunakan transformator berkapasitas besar dan juga bertegangantinggi. Dengan transformator tegangan

Lebih terperinci

C20 FISIKA SMA/MA IPA. 1. Hasil pengukuran diameter suatu benda menggunakan jangka sorong ditunjukkan oleh gambar berikut.

C20 FISIKA SMA/MA IPA. 1. Hasil pengukuran diameter suatu benda menggunakan jangka sorong ditunjukkan oleh gambar berikut. 1 1. Hasil pengukuran diameter suatu benda menggunakan jangka sorong ditunjukkan oleh gambar berikut. Rentang hasil pengkuran diameter di atas yang memungkinkan adalah. A. 5,3 cm sampai dengan 5,35 cm

Lebih terperinci

PERUBAHAN KUAT MEDAN MAGNET SEBAGAI FUNGSI JUMLAH LILITAN PADA KUMPARAN HELMHOLTZ

PERUBAHAN KUAT MEDAN MAGNET SEBAGAI FUNGSI JUMLAH LILITAN PADA KUMPARAN HELMHOLTZ Jurnal Komunikasi Fisika Indonesia (KFI) Jurusan Fisika FMIPA Univ. Riau Pekanbaru. Edisi April 2016. ISSN.1412-2960 PERUBAHAN KUAT MEDAN MAGNET SEBAGAI FUNGSI JUMLAH LILITAN PADA KUMPARAN HELMHOLTZ Salomo,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas mengenai teori teori yang mendasari perancangan dan perealisasian inductive wireless charger untuk telepon seluler. Teori-teori yang digunakan dalam skripsi

Lebih terperinci

atau pengaman pada pelanggan.

atau pengaman pada pelanggan. 16 b. Jaringan Distribusi Sekunder Jaringan distribusi sekunder terletak pada sisi sekunder trafo distribusi, yaitu antara titik sekunder dengan titik cabang menuju beban (Lihat Gambar 2.1). Sistem distribusi

Lebih terperinci

Fisika Ujian Akhir Nasional Tahun 2004

Fisika Ujian Akhir Nasional Tahun 2004 Fisika Ujian Akhir Nasional ahun 2004 UAN-04-01 Persamaan gas ideal memenuhi persamaan PV = C, dimana C adalah konstanta. Dimensi dari konstanta C A. M L 1 2 θ 1 B. M L 2 2 θ 1 C. M L 2 1 θ 1 D. M L 2

Lebih terperinci

Arus listrik sebesar 1 amper adalah perpindahan elektron sebanyak 6.24 x yang melewati satu titik pada setiap detiknya.

Arus listrik sebesar 1 amper adalah perpindahan elektron sebanyak 6.24 x yang melewati satu titik pada setiap detiknya. Arus Listrik Arus listrik adalah arus elektron dari satu atom ke atom di sebelahnya. Arus listrik sebesar 1 amper adalah perpindahan elektron sebanyak 6.24 x 10 18 yang melewati satu titik pada setiap

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR. elektromagnet. Pada umumnya transformator terdiri atas sebuah inti yang terbuat

BAB II TRANSFORMATOR. elektromagnet. Pada umumnya transformator terdiri atas sebuah inti yang terbuat BAB II TRANSFORMATOR 2.1 UMUM Transformator merupakan suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu atau lebih rangkain listrik ke rangkaian listrik lainnya melalui suatu

Lebih terperinci

Kumpulan Soal Fisika Dasar II. Universitas Pertamina ( , 2 jam)

Kumpulan Soal Fisika Dasar II. Universitas Pertamina ( , 2 jam) Kumpulan Soal Fisika Dasar II Universitas Pertamina (16-04-2017, 2 jam) Materi Hukum Biot-Savart Hukum Ampere GGL imbas Rangkaian AC 16-04-2017 Tutorial FiDas II [Agus Suroso] 2 Hukum Biot-Savart Hukum

Lebih terperinci

UN SMA IPA 2011 Fisika

UN SMA IPA 2011 Fisika UN SMA IPA 2011 Fisika Kode Soal Doc. Name: UNSMAIPA2011FIS999 Doc. Version : 2012-12 halaman 1 1. Sebuah benda bergerak dengan lintasan seperti grafik berikut : Perpindahan yang dialami benda sebesar.

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM TRANSFORMATOR TRANSFORMATOR PENURUN TEGANGAN CUT CORE, TOROIDAL, SHELL DAN AUTO TRANSFORMATOR

LAPORAN PRAKTIKUM TRANSFORMATOR TRANSFORMATOR PENURUN TEGANGAN CUT CORE, TOROIDAL, SHELL DAN AUTO TRANSFORMATOR LAPORAN PRAKTIKUM TRANSFORMATOR TRANSFORMATOR PENURUN TEGANGAN CUT CORE, TOROIDAL, SHELL DAN AUTO TRANSFORMATOR DIBIMBING OLEH IR. KHOLIQ HERMAWAN, MT. DISUSUN OLEH MUHAMMAD YUSFIAN FAISAL NIM 111724024

Lebih terperinci

INDUKSI EM DAN HUKUM FARADAY; RANGKAIAN ARUS BOLAK BALIK

INDUKSI EM DAN HUKUM FARADAY; RANGKAIAN ARUS BOLAK BALIK MATA KULIAH KODE MK Dosen : FISIKA DASAR II : EL-1 : Dr. Budi Mulyanti, MSi Pertemuan ke-13 CAKUPAN MATERI 1. INDUKTANSI. ENERGI TERSIMPAN DALAM MEDAN MAGNET 3. RANGKAIAN AC DAN IMPEDANSI 4. RESONANSI

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Preparasi, Pencetakan dan Penyinteran Varistor

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Preparasi, Pencetakan dan Penyinteran Varistor 39 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Preparasi, Pencetakan dan Penyinteran Varistor 1. Hasil Preparasi Pada proses preparasi sampel yang didopan dengan zat tertentu terlebih dahulu melakukan penimbangan

Lebih terperinci

Copyright all right reserved

Copyright  all right reserved Latihan Soal UN SMA / MA 2011 Program IPA Mata Ujian : Fisika Jumlah Soal : 20 1. Gas helium (A r = gram/mol) sebanyak 20 gram dan bersuhu 27 C berada dalam wadah yang volumenya 1,25 liter. Jika tetapan

Lebih terperinci

BAB I TEORI RANGKAIAN LISTRIK DASAR

BAB I TEORI RANGKAIAN LISTRIK DASAR BAB I TEORI RANGKAIAN LISTRIK DASAR I.1. MUATAN ELEKTRON Suatu materi tersusun dari berbagai jenis molekul. Suatu molekul tersusun dari atom-atom. Atom tersusun dari elektron (bermuatan negatif), proton

Lebih terperinci

NAMA :M. FAISAL FARUQI NIM : TUGAS:ELEKTRONIKA DAYA -BUCK CONVERTER

NAMA :M. FAISAL FARUQI NIM : TUGAS:ELEKTRONIKA DAYA -BUCK CONVERTER NAMA :M. FAISAL FARUQI NIM :2201141004 TUGAS:ELEKTRONIKA DAYA -BUCK CONVERTER Rangkaian ini merupakan salah satu konverter DC-DC pada Elektronika Daya (ELDA). Dengan rangkaian Buck-Converter ini, kita

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA MUSYAWARAH KERJA KEPALA SEKOLAH (MKKS) SMA TRY OUT UJIAN NASIONAL 2010

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA MUSYAWARAH KERJA KEPALA SEKOLAH (MKKS) SMA TRY OUT UJIAN NASIONAL 2010 PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA MUSYAWARAH KERJA KEPALA SEKOLAH (MKKS) SMA TRY OUT UJIAN NASIONAL 200 Mata Pelajaran : Fisika Kelas : XII IPA Alokasi Waktu : 20 menit

Lebih terperinci

K13 Revisi Antiremed Kelas 12 Fisika

K13 Revisi Antiremed Kelas 12 Fisika K13 Revisi Antiremed Kelas 12 Fisika Persiapan Penilaian Akhir Semester (PAS) Ganjil Doc. Name: RK13AR12FIS01PAS Version: 2016-11 halaman 1 01. Perhatikan rangkaian hambatan listrik berikut. Hambatan pengganti

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen murni. Eksperimen dilakukan untuk mengetahui pengaruh frekuensi medan eksitasi terhadap

Lebih terperinci

SOAL UN FISIKA DAN PENYELESAIANNYA 2005

SOAL UN FISIKA DAN PENYELESAIANNYA 2005 2. 1. Seorang siswa melakukan percobaan di laboratorium, melakukan pengukuran pelat tipis dengan menggunakan jangka sorong. Dari hasil pengukuran diperoleh panjang 2,23 cm dan lebar 36 cm, maka luas pelat

Lebih terperinci

ARSIP SOAL UJIAN NASIONAL FISIKA (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1996

ARSIP SOAL UJIAN NASIONAL FISIKA (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1996 ARSIP SOAL UJIAN NASIONAL FISIKA (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1996 BAGIAN KEARSIPAN SMA DWIJA PRAJA PEKALONGAN JALAN SRIWIJAYA NO. 7 TELP (0285) 426185) 1. Kelompok besaran berikut yang merupakan besaran

Lebih terperinci

ENERGI DAN DAYA LISTRIK

ENERGI DAN DAYA LISTRIK ENERGI DAN DAYA LISTRIK ENERGI LISTRIK A I V W = Q V B C Energi yang dihasilkan dari aliran muatan listrik dalam suatu rangkaian listrik tertutup disebut dengan energi listrik Keterangan : Q = muatan listrik

Lebih terperinci

LEMBAR DISKUSI SISWA MATER : INDUKSI ELEKTROMAGNETIK IPA TERPADU KELAS 9 SEMESTER 2

LEMBAR DISKUSI SISWA MATER : INDUKSI ELEKTROMAGNETIK IPA TERPADU KELAS 9 SEMESTER 2 Halaman 1 LEMBAR DISKUSI SISWA MATER : INDUKSI ELEKTROMAGNETIK IPA TERPADU KELAS 9 SEMESTER 2 SMP NEGERI 55 JAKARTA A. GGL INDUKSI Sebelumnya telah diketahui bahwa kelistrikan dapat menghasilkan kemagnetan.

Lebih terperinci

TRANSFORMATOR PRINSIP DASAR RANGKAIAN EKIVALEN

TRANSFORMATOR PRINSIP DASAR RANGKAIAN EKIVALEN PRISIP DASAR RAGKAIA EKIVALE PEGUKURA SISTEM PER UIT (PU) TAPA BEBA+PEGUJIA BERBEBA+PEGUJIA HUBUG SIGKAT PEGATURA TEGAGA OPERASI PARALEL RUGI DA EFISIESI TIGA FASA AGUS R UTOMO DEPARTEME TEKIK ELEKTRO

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Hasil Pengukuran Setelah melakukan pengujian di PT. Emblem Asia dengan menggunakan peralatan penguji seperti dijelaskan pada bab 3 didapatkan sekumpulan data berupa

Lebih terperinci

MODUL FISIKA. TEGANGAN DAN ARUS BOLAK-BALIK (AC) DISUSUN OLEH : NENIH, S.Pd SMA ISLAM PB. SOEDIRMAN

MODUL FISIKA. TEGANGAN DAN ARUS BOLAK-BALIK (AC) DISUSUN OLEH : NENIH, S.Pd SMA ISLAM PB. SOEDIRMAN MODUL ISIKA TEGANGAN DAN ARUS BOLAK-BALIK (AC) DISUSUN OLEH : NENIH, S.Pd SMA ISLAM PB. SOEDIRMAN TEGANGAN DAN ARUS BOLAK-BALIK (AC) 1. SUMBER TEGANGAN DAN ARUS BOLAK-BALIK Sumber tegangan bolak-balik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Suatu sistem tenaga listrik dikatakan ideal jika bentuk gelombang arus yang dihasilkan dan bentuk gelombang tegangan yang disaluran ke konsumen adalah gelombang sinus murni.

Lebih terperinci

Fisika EBTANAS Tahun 1994

Fisika EBTANAS Tahun 1994 Fisika EBTANAS Tahun 1994 EBTANAS-94-01 Diantara kelompok besaran di bawah ini yang hanya terdiri dari besaran turunan saja adalah A. kuat arus, massa, gaya B. suhu, massa, volume C. waktu, momentum, percepatan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Ohm meter. Pada dasarnya ohm meter adalah suatu alat yang di digunakan untuk

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Ohm meter. Pada dasarnya ohm meter adalah suatu alat yang di digunakan untuk BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Ohm meter Pada dasarnya ohm meter adalah suatu alat yang di digunakan untuk mengukur hambatan listrik. Alat ukur ohmmeter dipasaran biasanya menjadi satu bagian dengan alat ukur

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR. magnet dan berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik.

BAB II TRANSFORMATOR. magnet dan berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik. BAB II TRANSFORMATOR II.1 Umum Transformator atau trafo adalah suatu peralatan listrik yang dapat memindahkan energi listrik atau memindahkan dan mengubah energi listrik bolakbalik dari satu level ke level

Lebih terperinci

medan flux...(1) tegangan emf... (2) besar magnetic flux ini adalah Φ dan satuannya Weber (Wb = T.m 2 ). Secara matematis besarnya adalah :

medan flux...(1) tegangan emf... (2) besar magnetic flux ini adalah Φ dan satuannya Weber (Wb = T.m 2 ). Secara matematis besarnya adalah : Masih ingat aturan tangan kanan pada pelajaran fisika? Ini cara yang efektif untuk mengetahui arah medan listrik terhadap arus listrik. Jika seutas kawat tembaga diberi aliran listrik, maka di sekeliling

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sejarah dan Aplikasi Transfer Daya Nirkabel

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sejarah dan Aplikasi Transfer Daya Nirkabel BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Transfer Daya Nirkabel 2.1.1 Sejarah dan Aplikasi Transfer Daya Nirkabel Gambar 2.1 Tesla duduk di laboratorium dengan temuan "Tesla Coil" yang menghasilkan jutaan volt [5]

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1. Perangkat Keras Sistem Perangkat Keras Sistem terdiri dari 5 modul, yaitu Modul Sumber, Modul Mikrokontroler, Modul Pemanas, Modul Sensor Suhu, dan Modul Pilihan Menu. 3.1.1.

Lebih terperinci

PEMBUATAN DAN PENGUJIAN ALAT UNTUK MENENTUKAN KONDUKTIVITAS PLAT SENG, MULTIROOF DAN ASBES

PEMBUATAN DAN PENGUJIAN ALAT UNTUK MENENTUKAN KONDUKTIVITAS PLAT SENG, MULTIROOF DAN ASBES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN ALAT UNTUK MENENTUKAN KONDUKTIVITAS PLAT SENG, MULTIROOF DAN ASBES Ersi Selparia *, Maksi Ginting, Riad Syech Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN WAKTU PELAKSANAAN PETUNJUK UMUM

MATA PELAJARAN WAKTU PELAKSANAAN PETUNJUK UMUM MATA PELAJARAN Mata Pelajaran Jenjang Program Studi : Fisika : SMA/MA : IPA Hari/Tanggal : Kamis, 3 April 009 Jam : 08.00 0.00 WAKTU PELAKSANAAN PETUNJUK UMUM. Isikan identitas Anda ke dalam Lembar Jawaban

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN WAKTU PELAKSANAAN PETUNJUK UMUM

MATA PELAJARAN WAKTU PELAKSANAAN PETUNJUK UMUM MATA PELAJARAN Mata Pelajaran Jenjang Program Studi : Fisika : SMA/MA : IPA Hari/Tanggal : Kamis, 3 April 009 Jam : 08.00 0.00 WAKTU PELAKSANAAN PETUNJUK UMUM. Isikan identitas Anda ke dalam Lembar Jawaban

Lebih terperinci

Pengukuran RESISTIVITAS batuan.

Pengukuran RESISTIVITAS batuan. Pengukuran RESISTIVITAS batuan. Resistivitas adalah kemampuan suatu bahan atau medium menghambat arus listrik. Pengukuran resistivitas batuan merupakan metode AKTIF, yaitu pengukuran dengan memberikan

Lebih terperinci

Fisika EBTANAS Tahun 1992

Fisika EBTANAS Tahun 1992 Fisika EBTANAS Tahun 1992 EBTANAS-92-01 Sebuah benda massanya 2 kg jatuh bebas dari puncak gedung bertingkat yang tingginya 100 m. Apabila gesekan dengan udara diabaikan dan g = 10 m s 2 maka usaha yg

Lebih terperinci

ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO

ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO APLIKASI KARAKTERISTIK PENYEARAH SATU FASE TERKENDALI PULSE WIDTH MODULATION (PWM) PADA BEBAN RESISTIF Yuli Asmi Rahman * Abstract Rectifier is device to convert alternating

Lebih terperinci

BAB II SALURAN TRANSMISI. tunda ketika sinyal bergerak didalam saluran interkoneksi. Jika digunakan sinyal

BAB II SALURAN TRANSMISI. tunda ketika sinyal bergerak didalam saluran interkoneksi. Jika digunakan sinyal BAB II SALURAN TRANSMISI 2.1 Umum Sinyal merambat dengan kecepatan terbatas. Hal ini menimbulkan waktu tunda ketika sinyal bergerak didalam saluran interkoneksi. Jika digunakan sinyal sinusoidal, maka

Lebih terperinci

FISIKA. Sesi RANGKAIAN ARUS SEARAH A. ARUS LISTRIK

FISIKA. Sesi RANGKAIAN ARUS SEARAH A. ARUS LISTRIK FISIK KELS XII IP - KUIKULUM GUNGN 06 Sesi NGN NGKIN US SEH. US LISTIK rus listrik adalah aliran muatan-muatan positif (arus konvensional) yang apabila makin banyak muatan positif yang mengalir dalam selang

Lebih terperinci

Fisika Ujian Akhir Nasional Tahun 2003

Fisika Ujian Akhir Nasional Tahun 2003 Fisika Ujian Akhir Nasional Tahun 2003 UAN-03-01 Perhatikan tabel berikut ini! No. Besaran Satuan Dimensi 1 Momentum kg. ms 1 [M] [L] [T] 1 2 Gaya kg. ms 2 [M] [L] [T] 2 3 Daya kg. ms 3 [M] [L] [T] 3 Dari

Lebih terperinci

1. Diameter suatu benda diukur dengan jangka sorong seperti gambar berikut ini.

1. Diameter suatu benda diukur dengan jangka sorong seperti gambar berikut ini. 1. Diameter suatu benda diukur dengan jangka sorong seperti gambar berikut ini. 1 Diameter maksimum dari pengukuran benda di atas adalah. A. 2,199 cm B. 2,275 cm C. 2,285 cm D. 2,320 cm E. 2,375 cm 2.

Lebih terperinci

drimbajoe.wordpress.com

drimbajoe.wordpress.com 1. Suatu bidang berbentuk segi empat setelah diukur dengan menggunakan alat ukur yang berbeda, diperoleh panjang 5,45 cm, lebar 6,2 cm, maka luas pelat tersebut menurut aturan penulisan angka penting adalah...

Lebih terperinci

tuned filter dan filter orde tiga. Kemudian dianalisa kesesuaian antara kedua filter

tuned filter dan filter orde tiga. Kemudian dianalisa kesesuaian antara kedua filter tuned filter dan filter orde tiga. Kemudian dianalisa kesesuaian antara kedua filter tersebut. 1.5. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini dapat memberikan konsep mengenai penggunaan single

Lebih terperinci

D. 80,28 cm² E. 80,80cm²

D. 80,28 cm² E. 80,80cm² 1. Seorang siswa melakukan percobaan di laboratorium, melakukan pengukuran pelat tipis dengan menggunakan jangka sorong. Dari hasil pengukuran diperoleh panjang 2,23 cm dan lebar 36 cm, maka luas pelat

Lebih terperinci

Rangkaian Arus Bolak Balik. Rudi Susanto

Rangkaian Arus Bolak Balik. Rudi Susanto Rangkaian Arus Bolak Balik Rudi Susanto Arus Searah Arahnya selalu sama setiap waktu Besar arus bisa berubah Arus Bolak-Balik Arah arus berubah secara bergantian Arus Bolak-Balik Sinusoidal Arus Bolak-Balik

Lebih terperinci