EVALUASI KEMAMPUAN FISIK BERDASARKAN JOB SEVERITY INDEX GUNA KESELAMATAN PEKERJA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "EVALUASI KEMAMPUAN FISIK BERDASARKAN JOB SEVERITY INDEX GUNA KESELAMATAN PEKERJA"

Transkripsi

1 EVALUASI KEMAMPUAN FISIK BERDASARKAN JOB SEVERITY INDEX GUNA KESELAMATAN PEKERJA Risma Adelina Simanjuntak Joni Suhendar Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri Institut Sains & Teknologi AKPRIND Jl. Kalisahak 28 Komplek Balapan, Yogyakarta rismastak@yahoo.com ABSTRACT Job safety and healthy need to be paid attention because some cases which is caused by mistakes in material handling and to much loads, are the result of injury. This result is done in making roof file activities that located in kebumen. The activities that is done still using human energy in wirring material by the process it self. If the activities are done continually caused apprehension will occur an accident impact. So from that case needs evaluation that is from energy consumtion through heart beat measuring, act of determining optimal rest time Recommended Weight Limit (RWL) Lifting Index(LI) and Job Severity Index (JSI). From the result of the research energy consumtion counting of every operator 5,08884 kcal/minutes, kcal/minutes, 4,57234 kcal / minutes, 4,63272 kcal/minutes. Still in normal limit from the energy consumtion so can be estabilished of optimal resttime for every operator 90,99 minutes; 76,47 minutes;55,93 minutes;60,64 minutes. Than for the counting RWL is 16,25 kg;12, 87 kg;13,59 kg; 12,90 kg; get lifting indeks 2,22 ; 0,93 ; 0,88 ; and 0,93, so from some job activities which are done content of injury risk that is LI >1 so that activities are done repair. By using JSI method is 1,29 ; 0,25 ; 0,20 ; and 0,19 from that result axist some activities that are caused injury rest JSI > 1 so that activities need result by using RWL is got 37,05 with (LI) 0,97 so LI < 1 that activities do not caused injury risk. The repairing use JSI is got 0,95 so can be determined JSI < 1 that the activities do not cause injury risk or in safe limit to be done. Keyword:, Recommended Weight Limit, Lifting Index, Job Severity Index INTI SARI Keselamatan dan kesehatan kerja perlu diperhatikan karena hal-hal yang disebabkan oleh kesalahan dalam penanganan bahan dan beban berlebih, merupakan penyebab terjadinya cidera. Penelitian ini dilakukan di aktivitas pembuatan genteng yang berada di Kebumen. Aktivitas yang dilakukan masih menggunakan tenaga manusia dalam memindahkan material dengan aliran prosesnya. Apabila aktivitas tersebut dilakukan secara terus menerus dikhawatirkan akan menimbulkan dampak kecelakaan. Maka dari itu perlu adanya evaluasi yaitu dari Recommended Weight Limit (RWL) dan Job Severity Index (JSI). Dari hasil penelitian didapat RWL dari empat aktivitas/operator adalah 16,25 kg; 12,87 kg; 13,59 kg; 12,90 kg; sehingga didapat lifting index : 2,22; 0,93; 0,88 dan 0,93. Dari aktivitas kerja yang dilakukan mengandung resiko cidera jika LI > 1 maka aktivitas tersebut dilakukan perbaikan. Dengan menggunakan metode JSI adalah 1,29; 0,25; 0,20; dan 0,19 dari hasil tersebut terdapat aktivitas yang menimbulkan resiko cidera JSI > 1 maka aktivitas tersebut perlu dilakukan perbaikan aktivitas kerja. Dari hasil perbaikan dengan menggunakan RWL didapat 37,05 dengan (LI) 0,97 maka LI < 1 aktivitas tersebut tidak menimbulkan resiko cidera. Perbaikan menggunakan JSI didapat 0,95 maka dapat dipastikan JSI < 1 bahwa aktivitas tersebut tidak menimbulkan resiko cidera atau dalam batas aman untuk dikerjakan. Kata kunci : Recommended Weight Limit, Lifting Index, Job Severity Index PENDAHULUAN Aktivitas pemindahan bahan secara manual (manual material handling/mmh) merupakan suatu aktivitas kerja yang masih banyak di jumpai, meskipun mesin-mesin yang digunakan dalam industri mampu untuk menggantikan pekerjaan manual, sistem yang sepenuhnya dikerjakan secara otomatis ataupun yang tidak lagi menggunakan pekerjaan manual masih jauh dari kenyataan. Baik pertimbangan-pertimbangan ekonomis seperti biaya peralatan otomatis atau keadaan serba praktis seperti keterbatasan ruang atau kondisi yang tidak diharapkan terkadang bisa membuat automatisasi yang komplit menjadi rumit. Akibatnya pekerjaan manualpun tidak dapat dihindari diberbagai tempat kerja. Pekerjaan manual, baik yang berat ataupun yang ringan, dapat menimbulkan kelelahan dan cidera yang berulang-ulang. Kelelahan karena menggunakan peralatan manual (MMH), merupakan 238

2 penyebab utama cidera pada punggung. Aktivitas / pekerjaan MMH mempunyai peranan vital dalam suatu sistem produksi manufaktur, yang bertujuan untuk mengalirkan material sesuai dengan aliran prosesnya dengan tepat waktu dan tujuannya. Kelebihan MMH bila dibandingkan dengan penanganan material dengan menggunakan alat bantu adalah pada fleksibilitas gerakan yang dapat dilakukan untuk beban beban ringan. Akan tetapi dibalik keuntungan tersebut terdapat kekurangan, yaitu dalam hal keselamatan dan kesehatan kerja yang disebabkan kesalahan dalam penanganan material tersebut, terutama kecenderungan terjadinya cidera. Pemindahan bahan secara manual apabila tidak dilakukan secara ergonomis akan menimbulkan kecelakaan dalam industri. Kecelakaan industri (industrial accident) yang disebut sebagai Over exertion-lifting and carrying yaitu kerusakan jaringan tubuh yang diakibatkan oleh beban angkat yang berlebih. Keluhan otot skeletal pada umumnya terjadi karena kontraksi otot yang berlebihan akibat pemberian beban kerja yang terlalu berat dengan durasi pembebanan yang panjang apabila kontraksi otot melebihi 20% maka peredaran darah ke otot berkurang menurut tingkat kontraksi yang dipengaruhi oleh besarnya tenaga yang diperlukan. Suplai oksigen keotot menurun, proses metabolisme karbohidrat terhambat dan sebagai akibatnya terjadi penimbunan asam laktat yang menyebabkan rasa nyeri otot. Pembuatan genteng Di Perusahaan SWR Sokka yang berlokasi didaerah Kebumen ini masih menggunakan peralatan manual oleh manusia. Aktivitas produksi genteng dan pemasaran selalu melakukan proses pengangkatan secara manual dikarenakan keterbatasan peralatan yang dipergunakan. Aktivitas ini dilakukan secara berulang-ulang sehingga menimbulkan kelelahan otot yang berdampak cidera pada pekerja. Pada pengangkatan beban kerja terjadi kontak langsung antara beban dan tubuh manusia. Hal ini dapat menyebabkan kecelakaan kerja, bila metode pengangkatan dan beban tidak sesuai dengan kemampuan manusia. Sehingga dibutuhkan suatu analisis terhadap metode pengangkatan dan beban yang diangkat oleh manusia untuk menghindari kecelakaan kerja. Oleh karena itu untuk mengurangi bahkan mencegah cidera para pekerja perlu diadakan evaluasi pengangkatan secara manual menurut permasalahan diatas, penelitian ini akan memberikan solusi berdasarkan pedoman NIOSH dengan metode job severity index (JSI). Selain itu dengan metode job severity index (JSI) dapat mengetahui tingkat kekerasan kerja yang secara langsung mempengaruhi produktifitas kerja dari masing-masing pekerja. Berdasarkan penelitian diatas dan uraian latar belakang masalah yang ada maka dilakukan penelitian dengan judul : Evaluasi Kemampuan Fisik Pengangkatan Secara Manual Berdasarkan Job Severity Index Dengan Pedoman NIOSH Untuk Menjaga Keselamatan Pekerja. Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dapat dirumuskan pokok permasalahan dari penelitian yang dilakukan adalah menganalisis seberapa besar tingkat resiko cidera terhadap aktivitas manual material handling dan mengevaluasi terhadap hasil tingkat resiko cidera tersebut Tujuan dari penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah (1) menentukan nilai beban angkat teoritis serta nilai dari tingkat tegangan fisik dan menentukan indeks kekerasan kerja dari aktivitas pengangkatan material secara manual yang dilakukan pekerja. LANDASAN TEORI Pengertian Pemindahan Bahan Pengertian pemindahan bahan secara manual, menurut American Material Handling Society (AMHS) bahwa material handling dinyatakan sebagai seni dan ilmu yang meliputi penanganan (handling), pemindahan (moving), pengepakan (packging), penyimpanan (storing), dan pengawasan (controling) dan material dengan segala bentuknya (Wignjosoebroto, 1996). Aktivitas yang dilakukan oleh sebagian besar orang yang sedang bekerja membutuhkan usaha fisik dan penanganan manual terhadap material dan peralatan. Dalam melakukan pekerjaan sering terjadi kecelakaan kerja misalnya sakit akibat salah urat pada tangan. Resiko cidera tulang belakang disebabkan frekuensi pengangkatan, kekuatan, ukuran tubuh, tekanan beban angkat atau tekanan tubuh dan tekanan dari tangan dan kaki yang menyebabkan tidak nyaman. NIOSH (National Institute of Occupational Safety and Health) melakukan analisis terhadap faktor-faktor yang berpengaruh terhadap biomekanika, yaitu : Berat dari benda yang dipindahkan, hal ini ditentukan oleh pembebanan langsung Posisi pembebanan dengan mengacu pada tubuh, hal ini dipengaruhi oleh:s a. Jarak horizontal b. Jarak vertikal c. Sudut pemindahan beban dari posisi sagital Frekuensi pemindahan yang digunakan adalah sebagai rata-rata pemindahan permenit untuk permindahan berfrekuensi paling tinggi Pariode (durasi) total waktu yang diberlakukan dalam pemindahan pada suatu pencatatan. 239

3 Batasan Angkat Dalam rangka untuk menciptakan suasana kerja yang aman dan sehat maka perlu adanya batasan angkat oleh operator. Batasan angkat ini dipakai sebagai batasan angkat secara internasional. Adapun beberapa batasan angkat secara legal adalah sebagai berikut : Batasan angkat dengan menggunakan biomekanika Nilai dari analisa biomekanika adalah rentang postur atau posisi aktivitas kerja, ukuran beban dan ukuran manusia yang dievaluasi. Batasan angkat secara fisiologi Pengangkatan ini mempertimbangkan rata-rata beban metabolisme dari aktivitas angkat yang berulang (repetitive lifting) sebagaimana dapat juga ditemukan jumlah konsumsi oksigen. Hal ini haruslah benar-benar diperhatikan terutama dalam rangka untuk menentukan batas angkat. Kelelahan kerja yang terjadi dari aktivitas yang berulang akan meningkatkan resiko rasa nyeri tulang belakang karena akumulasi dari asam laktat yang menumpuk secara berlebihan. Pengertian Ergonomi Pengertian ergonomi berasal dari ergo yang berarti kerja sedangkan nomos yang berarti aturan, Prinsip atau kaidah. Sehingga kata ergonomi berarti suatu studi mengenai hubungan antara manusia dan pekerjaannya, (Wignjosoebroto, 1995). Dalam perkembangannya, pengertian ergonomi suatu istilah yang digunakan secara luas dengan istilah human interface engenering atau human factor yaitu suatu ilmu yang mempelajari perangkat interface maupun bentuk interaksi antara manusia dengan objek yang digunakan dengan lingkungan tempat bekerja. Mc Cormick dan Sanders (1992) mendefinisikan ergonomi dengan menggunakan pendekatan yang lebih komprehensif. Pendekatan ini dilakukan melalui tiga hal pokok yaitu ; fokus dari ergonomi adalah manusia dan interaksinya dengan produk, peralatan, fasilitas, prosedur dan lingkungan pekerjaan serta kehidupan sehari-hari. Tujuan ergonomi adalah meningkatkan efektifitas dan efisiensi pekerjaan, memperbaiki keamanan, mengurangi kelelahan dan stress, meningkatkan kenyamanan, penerimaan pengguna yang lebih besar, meningkatkan kepuasan kerja dan memperbaiki kualitas hidup dan pendekatan dilakukan dalam ergonomi adalah aplikasi yang sistematis dari informasi yang relevan tentang kemampuan, keterbatasan, karakteristik, prilaku dan motivasi manusia dan rancangan produk dan prosedur yang digunakan untuk lingkungan tempat menggunakannya. Prinsip yang selalu digunakan adalah prinsip fitting the task / job to the man. Dengan demikian pekerjaanlah yang harus disesuaikan agar berada dalam jangkauan kemampuan dan keterbatasan manusia. Keadaan ini akan memberikan keuntungan dalam proses pemilihan pekerja untuk suatu pekerjaan tertentu. Mencari pekerja yang mampu menahan beban kerja yang berat bukanlah suatu pekerjaan yang mudah. Namun mengupayakan cara kerja lainnya yang mengurangi beban kerja sampai berada dalam batas kemampuan rata-rata, akan mempermudah kita dalam mencari pekerja yang sanggup melaksanakan pekerjaan tersebut. Recommended weight limit (RWL) Pengertian Recommended weight limit (RWL) Recommended weight limit (RWL) merupakan rekomendasi batas beban yang dapat diangkat oleh manusia tanpa menimbulkan cidera meskipun dlakukan secara repetitive dan dalam jangka waktu yang lama. RWL ditetapkan oleh NIOSH. Syarat-syarat NIOSH agar dalam mengangkat dan menurunkan beban: Mengangkat dan menurunkan dengan kedua tangan. Mengangkat dan menurunkan lebih dari 8 jam. Mengangkat dan menurunkan ketika tidak sedang duduk atau berlutut. Mengangkat dan menurunkan didaerah yang ruangnya terbatas. Mengangkat dan menurunkan tidak stabil. Mengangkat dan menurunkan dengan tidak menarik atau mendorong. Mengangkat dan menurunkan tidak dengan kecepatan yang cepat. Berdasarkan sikap dan kondisi sistem kerja pengangkatan dalam proses pengangkatan barang yang dilakukan para pekerja. Maka langkah yang ditempuh untuk melakukan pengukuran faktor-faktor yang mempengaruhi maka digunakan pendekatan ketetapan NIOSH. Persamaan yang digunakan untuk menentukan beban yang di rekomendasikan untuk diangkat pakerja dalam kondisi tertentu menurut NIOSH adalah sebagai berikut : 240

4 RWL = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM Keterangan : : Batas beban yang direkomendasikan : Konstanta pembebanan = : Faktor pengali horizontal = : Faktor pengali vertikal = : Faktor pengali perpindahan = : Faktor pengali asimetrik = : Faktor pengali frekuensi : Faktor pengali kopling Keterangan : H = Jarak horizontal antara mata kaki dan material yang akan diangkat (cm) V = Jarak vertikal antara posisi awal beban dengan posisi beban pada saat diangkat (cm) D = Jarak yang ditempuh seseorang saat melakukan aktivitas memindahkan material (cm) A = Sudut puntir Adanya perbedaan ini karena faktor pengali vertikalnya sangat bergantung pada anthropometri ketinggian knucle (jarak vertikal dari lantai sampai ujung jari tangan dengan posisi lurus kebawah). Perumusan faktor pengali vertikal adalah : Setelah nilai RWL diketahui, selanjutnya perhitungan Lifting Index (indeks rata-rata), untuk mengetahui indeks pengangkatan yang tidak mengandung resiko cidera, dengan persamaan : Catatan : - Jika LI > 1, maka aktivitas tersebut mengandung resiko cidera - Jika LI < 1, maka aktivitas tersebut tidak mengandung resiko cidera Job Severity Index (JSI) Job Severity Index (JSI) Kegunaannya adalah pada analisa aktivitas pengangkutan dan penurunan barang. Dasar pemikiran JSI yaitu bahwa tingkat kekerasan kerja dilihat dari segi potensi cideranya adalah sebuah fungsi dari permintaan dan kemampuan kerja. Jika kemampuan seseorang untuk bekerja dibawah kapasitas kerja yang dilakukannya, maka dapat dipastikan bahwa kerja itu akan berbahaya bagi orang tersebut. Jadi skema evaluasi kerja JSI adalah untuk mengukur tingkat kesenjangan diantara kebutuhan oleh muatan kerja dan kapasitas kemampuan pekerja. Berikut ini adalah pengukuran JSI : Rumus ini menyimpulkan bahwa bila terjadi sebuah penyesuaian yang bagus antara 2 koefisien, maka rasio JSI nya pastilah bernilai 1,0. Kapasitas pekerja yang melebihi kebutuhan kerja akan membuat nilai JSI kurang dari 1,0. Hal ini adalah ketika JSI melebihi kesatuan, yang mana dalam situasi tersebut kita menjadi lebih terfokus. Satuan JSI memberi poin-poin yang lebih mendetail untuk seorang peneliti dengan data-data tambahan. Hal diatas dapat digunakan untuk memprediksi kapasitas angkut individu. Pembutuhan kerja pada kalkulasi JSI, pembutuhan tugas dikelompokan kedalam pembutuhan kerja melalui rumus : 241

5 Keterangan : Pembahasan : Jumlah dari kelompok pekerjaan : Jumlah tugas pada group i : Total hari kerja perminggu untuk group i : Total hari kerja perminggu untuk jenis tugas : Waktu kerja perhari untuk group i waktu untuk melaksanakan tugas perhari : Frekuensi angkutan untuk tugas j : Total frekuensi angkutan untuk group i : Berat maksimal yang diangkut tugas j : Kapasitas angkut yang dihitung tugas j Pengumpulan data Aktivitas pengangkatan dan penurunan beban dalam proses produksi, terdapat 4 (empat) aktivitas pengangkatan yang akan diteliti antara lain : a. Pengangkatan bahan baku (koeh) Koeh mempunyai ukuran panjang 60 cm, lebar 35 cm, tinggi 30 cm, dengan berat 36 kg. Koeh dari sawah dibawa menuju ke truk yang disusun secara horizontal. Koeh dinaikkan keatas truk setinggi 110 cm dan. Sudut asimetri asal dan tujuan 90º. Jarak horizontal asal 9 cm. Dan ketinggian vertikal pengangkatan yang terjadi adalah 152 cm. Jarak horizontal ditempat tujuan 1800 cm. Aktivitas pengangkatan dilakukan 3 orang operator, setiap operator rata-rata mengangkat 510 koeh selama 5 jam b. Penurunan koeh dari proses mesin molen Pengangkatan koeh padat dengan ukuran 30 cm x 15 cm x 20 cm dari mesin molen ke tanah Berat rata-rata koeh padat yang diangkat adalah 12 kg. Koeh padat diangkat dari atas mesin molen dengan jarak horizontal asal 7 cm, ketinggian vertikal 40 cm. Jarak dari mesin molen ketujuan 400 cm. Sudut asimetri asal dan tujuan 180 kemudian koeh padat diletakkan diatas tanah. Aktivitas penurunan koeh padat ini dilakukan oleh 3 operator, setiap operator mengangkat 1200 koeh padat selama 5 jam c. Pemindahan koeh ke rak-rak Untuk Diaginkan Koeh padat tersebut berukuran 30 cm x 20 cm x 15 cm yang diangkat dari atas tanah menuju ke rak yang disusun secara horizontal. Berat rata-rata objek yang diangkat adalah 12 kg. Koeh padat diangkat dari atas tanah menuju ke rak dengan ketinggian vertikal 138 cm. Jarak dari tumpukan koeh padat dari atas tanah ke rak 800 cm. Sudut asimetri asal dan tujuan 90º, jarak horizontal asal 10 cm kemudian koeh padat diletakkan dirak-rak. Aktivitas ini dilakukan oleh 4 operator, setiap operator mengangkat 900 koeh padat selama 5 jam d. Pengangkatan genteng Aktivitas ini merupakan tugas pengangkatan genteng untuk dibawa menuju ke truk. Aktivitas ini dilakukan oleh 4 operator, setiap operator mengangkat rata-rata 10 genteng dengan ketinggian 10 cm yang disusun secara vertikal, jadi genteng yang akan diangkat tersebut berukuran 30 cm x 20 cm x 30 cm dari atas tanah Berat rata-rata genteng yang diangkat adalah 12 kg. Genteng diangkat dari atas tanah menuju truk dengan tinggi vertikal 95 cm. Jarak tumpukan genteng dari atas tanah ke truk 350 cm. Sudut asimetri asal dan tujuan 90º, jarak horizontal asal 10 cm kemudian genteng diletakkan ke truk. Setiap operator mengangkat 1200 tumpukan genteng selama 5 jam 242

6 Data pengamatan perhitungan Recommended Weight Limit dan Lifting Index Tabel 1 Data Recommended Weight Limit (RWL) dan Lifting Index (LI) Data Rata-Rata Berat Beban Horizontal (H) Vertikal (V) Jarak (D) Asimetrik (A) Nama Supriono 36 kg 9 cm cm 90 Darmoko 12 kg 7 cm cm 180 Wandi 12 kg 10 cm cm 90 Eryanto 12 kg 10 cm cm 90 Tabel 2 Data Job Severity Index (JSI) Data Jam Kerja Hari Kerja / minggu Panjang Benda Angkut Frekuensi Angkut/Menit Berat Benda Angkut Nama Supriono cm 1,7 36 kg Darmoko cm 4 12 kg Wandi cm 3 12 kg Eryanto cm 4 12 kg Pengolahan Data Perhitungan Recommended Weight Limit (RWL) Tabel 3 Perhitungan Frekuensi Pengangkatan (FM) dan coupling (CM) Nama Data Frekuensi Angkatan/Menit Pengali Frekuensi (FM*) Coupling (CM*) Supriono /300 = 1,7 0,63 0,90 Darmoko /300 = 4 0,45 0,90 Wandi /300 = 3 0,55 0,90 Eryanto /300 = 4 0,45 0,90 Untuk mencari nilai FM operator Supriono menggunakan metode Interpolasi polimial lagrang. Sebagai contoh dibawah ini perhitungan nilai FM untuk operator Supriono. 243

7 Untuk perhitungan Recommended Weight Limit (RWL) Contoh perhitungan RWL untuk operator Supriono : 1. Menentukan konstanta pembebanan 2. Menentukan faktor pengali horizontal 3. Menentukan faktor pengali vertikal 4. Menentukan faktor pengali perpindahan atau jarak 5. Menentukan faktor pengali asimetrik A 6. Menentukan faktor pengali frekwensi 7. Menentukan faktor pengali coupling Jadi nilai Perhitungan Lifting Index (LI) Untuk perhitungan Lifting Index (LI) Tabel 4. Rekapitulasi (RWL) dan (LI) Metode RWL LI Nama Supriono 16,25 kg 2,22 Darmoko 12,87 kg 0,93 Wandi 13,59 kg 0,88 Eryanto 12,90 kg 0,93 244

8 Perhitungan Job Severity Index (JSI) Untuk perhitungan Job Severity Index (JSI) a. Penentuan jarak angkutan diukur secara vertikal (dalam inchi) diantara titik-titik inisial (titik awal) dan keterminal (titik akhir) angkutan. Enam jarak angkutan itu adalah 1) FK : Dari lantai ke tulang tinju 2) FS : Dari lantai ke bahu 3) FR : Dari lantai sampai ke jangkauan atas 4) KS : Dari tulang tinju sampai kejangkauan atas 5) SR : Dari bahu sampai ke jangkauan atas Untuk pengangkatan Supriono masuk kriteria FS yaitu dari lantai ke bahu b. Perhitungan kapasitas awal yang ditetapkan menggunakan jarak angkutan, frekuensi angkutan dan jenis kelamin c. Perhitungan perbaikan kapasitas awal dengan menggunakan ukuran muatan d. Perhitungan perbaikan yang dibuat dengan persentase, populasi Penetapan kapasitas populasi pria sebanyak 95% dalam melaksanakan pekerjaan tersebut e. Perhitungan penjumlahan untuk hasil memutar (dengan reduksi 5% pada kapasitas angkut) Keterangan : 1 lb = 0,453 kg Jadi nilai Job Severity Index (JSI) : Tabel 5 Rekapitulasi Job Severity Index (JSI) Metode Kapasitas Angkut JSI Nama (CAPj) Supriono 9,26 kg 1,29 Darmoko 15,93 kg 0,25 Wandi 14,98 kg 0,20 Eryanto 15,93 kg 0,19 245

9 Evaluasi aktivitas kerja Evaluasi aktivitas (pengangkatan bahan baku) untuk Recommended Weight Limit (RWL) dan Lifting Index (LI) Tabel 6 Data Evaluasi RWL dan LI Data Aktivitas Ratrata berat beban Horizontal (H) Sebelum Sesudah Vertikal (V) Jarak (D) Asimetrik (A) 36 kg 9 cm cm kg 5 cm cm 30 b. Evaluasi aktivitas pengangkatan (koeh) untuk Job Severity Index (JSI) Tabel 7 Data Evaluasi JSI Data Jam Kerja Aktivitas Sebelum Sesudah Hari Kerja/Minggu Panjang Benda Angkut Frekuensi Angkut / Menit Berat Benda Angkut , ,3 36 Untuk perhitungan Recommended Weight Limit (RWL) Perhitungan Lifting Index (LI) Untuk perhitungan Lifting Index (LI) Tabel 8.Rekapitulasi Evaluasi Recommended Weight Limit (RWL) dan Lifting Index (LI) Metode RWL LI Aktivitas Sebelum 16,25 kg 2,22 Sesudah 37,05 kg 0,97 Perhitungan Job Severity Index (JSI) 246

10 Jadi nilai job severity index (JSI) : 5 Tabel9. Rekapitulasi Evaluasi Job Severity Index (JSI) Metode Aktivitas Sebelum Sesudah Kapasitas Angkut JSI (CAPj) 9,26 kg 1,29 12,62 kg 0,95 Berdasarkan analisa-analisa yang telah diuraikan diatas, dan setelah dilakukan evaluasi, maka akan memberikan manfaat bahwa pekerja dapat bekerja dengan efisien, aman, sehat, dan efektif. Kriteria efisien adalah hasil keluaran pekerja, sebelum adanya perbaikan dan sesudah adanya perbaikan berdasarkan perbedaan yang dirasakan secara psikis yaitu sistem kerja tersebut memberikan beban kerja fisik dan kelelahan yang seminimal mungkin bagi manusia sebagai pekerjaannya. Kriteria aman dapat diartikan bahwa suatu pekerjaaan yang dilakukan tidak memiliki potensi terjadinya cidera pada pekerja, sedangkan kriteria sehat yaitu energi yang dikonsumsi oleh pekerja saat melakukan pekerjaan harus memenuhi rata-rata energi yang dikonsumsi seharian yaitu sebesar 600 kkal untuk pria dan 500 kkal untuk wanita (Grandjean,1986), jika satu liter oksigen dikonsumsi oleh tubuh. Maka tubuh akan mendapat 4,8 kkal energi (Nurmianto, 1996), untuk memenuhi rata-rata energi yang dikonsumsi seharian, maka diperlukan 125 liter oksigen yang dikonsumsi oleh tubuh untuk pekerja pria. Kriteria efektif adalah sebagai hasil dan usulan perbaikan diharapkan bahwa pekerjaan tersebut dapat dilaksanakan secara lebih mudah dan laju produksi bisa ditingkatkan. 247

11 Kesimpulan Berdasarkan perhitungan Recommended weight limit (RWL) dan Lifting Index (LI) diketahui beban angkat aktual dari masing-masing aktivitas maka didapat nilai Lifting Index (LI) dari masing-masing operator.. Dari empat aktivitas tersebut yang menimbulkan dampak resiko cidera yaitu aktivitas operator Supriono karena nilai LI maka untuk aktivitas operator Supriono perlu dilakukan perbaikan aktivitas kerja agar terhindar resiko cidera. Berdasarkan perhitungan Job Severity Index (JSI) dari masing-masing aktivitas, dari empat aktivitas operator maka yang bisa menimbulkan cidera adalah aktivitas operator Supriono karena nilai JSI untuk itu aktivitas Supriono perlu dilakukan perbaikan kerja untuk menghindari resiko cidera dan untuk menjaga keselamatan pekerja. Dari evaluasi yang dilakukan dengan menggunakan RWL dan LI untuk metode JSI dari perhitungan perbaikan aktivitas yang dilakukan nilainya adalah 0,95. Dari hasil perbaikan tersebut (JSI < 1) maka dapat disimpulkan bahwa aktivitas perbaikan yang dilakukan operator Supriono tidak menimbulkan resiko cidera dan aman untuk dilakukan. DAFTAR PUSTAKA Granjean, E, Fitting The Task to The Man : An Ergonomic Approach. London : Taylor Francis ltd Mc Cormick, E. J. And Sanders, M. S., 1992, Human Faktor In Engineering and Design, ed. Me Graw Hill, Inc, Singapore Mustafa Pulat, Babur & David C. Alexander, 1991, Industrial Ergonomics (Case Study). Mc Graw-Hill. Inc NIOSH, 1981, NIOSH Work Practice Guide to Manual Lifting National Institute Of Occupational Safety and Healt ; Cincinnati, Ohio Nurmianto, E., 1996, Ergonomi : Konsep Dasar dan Aplikasinya, Guna Widya, Surabaya Pulat, B.M., Fundamental Of Industrial Ergonomics, Waveland, Guna Widya, Surabaya Sritomo Wignjosoebroto, 1995, Ergonomi Studi Gerak Dan Waktu, Teknik Analisis untuk Penimgkatan Produktivitas Kerja, Guna Widya, Jakarta 248

Sem inar N asional W aluyo Jatm iko II F TI U P N V eteran Jaw a Tim ur ANALISIS PEMINDAHAN MATERIAL DENGAN PENDEKATAN RECOMMENDED WEIGHT LIMIT

Sem inar N asional W aluyo Jatm iko II F TI U P N V eteran Jaw a Tim ur ANALISIS PEMINDAHAN MATERIAL DENGAN PENDEKATAN RECOMMENDED WEIGHT LIMIT ANALISIS PEMINDAHAN MATERIAL DENGAN PENDEKATAN RECOMMENDED WEIGHT LIMIT Tri Wibawa Teknik Industri UPN Veteran Yogyakarta Jl. Babarsari 2 Tambakbayan Yogyakarta, 55281 Telp. 0274-485363 Fax. 0274-486256

Lebih terperinci

NIOSH Work Practices Guide for Manual Lifting. Ir. MUH. ARIF LATAR, MSc

NIOSH Work Practices Guide for Manual Lifting. Ir. MUH. ARIF LATAR, MSc Modul-2 NIOSH Work Practices Guide for Manual Lifting Ir. MUH. ARIF LATAR, MSc Kegiatan Belajar -2 Pekerjaan Penanganan Material Secara Manual Katakanlah: Hai kaumku, bekerjalah sesuai dengan keadaanmu

Lebih terperinci

ANALISIS SIKAP KERJA OPERATOR PENGISIAN BOTOL LITHOS DENGAN MENGGUNAKAN METODE RECOMMENDED WEIGHT LIMIT

ANALISIS SIKAP KERJA OPERATOR PENGISIAN BOTOL LITHOS DENGAN MENGGUNAKAN METODE RECOMMENDED WEIGHT LIMIT ANALISIS SIKAP KERJA OPERATOR PENGISIAN BOTOL LITHOS DENGAN MENGGUNAKAN METODE RECOMMENDED WEIGHT LIMIT (RWL) (Studi Kasus di PT. Pertamina Unit Produksi Cilacap) Hendro Prassetiyo Jurusan Teknik dan Manajemen

Lebih terperinci

ANALISA BEBAN KERJA PADA OPERATOR VISUAL DENGAN PENDEKATAN RECOMMENDED WEIGHT LIMIT (RWL) DI PT. JAPPRO BATAM

ANALISA BEBAN KERJA PADA OPERATOR VISUAL DENGAN PENDEKATAN RECOMMENDED WEIGHT LIMIT (RWL) DI PT. JAPPRO BATAM ANALISA BEBAN KERJA PADA OPERATOR VISUAL DENGAN PENDEKATAN RECOMMENDED WEIGHT LIMIT (RWL) DI PT. JAPPRO BATAM M. Ansar Bora 1, Dian Azhari 2 1 Dosen Program Studi Teknik Industri, 2 Mahasiswa Program Studi

Lebih terperinci

ERGONOMI PADA BURUH GENDONG PEREMPUAN. ( Oleh : Risma A Simanjuntak, Prastyono Eko Pambudi ) Abstrak

ERGONOMI PADA BURUH GENDONG PEREMPUAN. ( Oleh : Risma A Simanjuntak, Prastyono Eko Pambudi ) Abstrak ERGONOMI PADA BURUH GENDONG PEREMPUAN ( Oleh : Risma A Simanjuntak, Prastyono Eko Pambudi ) Abstrak Penelitian ini dilakukan di pasar Bringharjo dan Giwangan dengan objek buruh gendong perempuan. Makalah

Lebih terperinci

PERBAIKAN WORKSTATION DI PT. YUSHIRO INDONESIA UNTUK MENGURANGI RESIKO KELUHAN MUSKULOSKELETAL

PERBAIKAN WORKSTATION DI PT. YUSHIRO INDONESIA UNTUK MENGURANGI RESIKO KELUHAN MUSKULOSKELETAL Volume 8 No.2 Juli 2016 ISSN : 2085 1669 e-issn : 2460 0288 Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/jurtek Email : jurnalteknologi@umj.ac.id U N I V E R S I T A S M U H A M M A D I Y A H J A K A R T A PERBAIKAN

Lebih terperinci

BAB 2. REVISED NIOSH LIFTING EQUATION

BAB 2. REVISED NIOSH LIFTING EQUATION BAB 2. REVISED NIOSH LIFTING EQUATION Metode ini digunakan untuk mmperkirakan risiko yang berhubungan dengan pekerjaan aktivitas lifting berdasarkan parameter NIOSH (National Institute of Occupational

Lebih terperinci

Oleh: DWI APRILIYANI ( )

Oleh: DWI APRILIYANI ( ) ANALISIS POSISI KERJA DAN TINGKAT KELELAHAN PADA PEKERJA PENGANGKATAN PRODUK JADI DI PT JAYA FOOD INDONESIA MENGGUNAKAN METODE NIOSH Oleh: DWI APRILIYANI (32412271) LATAR BELAKANG Pekerjaan fisik adalah

Lebih terperinci

ANALISIS MANUAL MATERIAL HANDLING MENGGUNAKAN NIOSH EQUATION

ANALISIS MANUAL MATERIAL HANDLING MENGGUNAKAN NIOSH EQUATION ANALISIS MANUAL MATERIAL HANDLING MENGGUNAKAN NIOSH EQUATION Etika Muslimah Jurusan Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. Ahmad Yani Tromol Pos 1 Pabelan Surakarta email: etika_muslimah@yahoo.com

Lebih terperinci

Analisis Beban Kerja dengan Menggunakan Metode Recommended Weight Limit (RWL) di PT. Indah Kiat Pulp and Paper. Tbk

Analisis Beban Kerja dengan Menggunakan Metode Recommended Weight Limit (RWL) di PT. Indah Kiat Pulp and Paper. Tbk 49 Analisis Beban Kerja dengan Menggunakan Metode Recommended Weight Limit (RWL) di PT. Indah Kiat Pulp and Paper. Tbk Denny Astrie Anggraini 1, Riko Ahmad Daus 2 Program Studi Teknik Industri Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan industri pada masa kini telah berada pada masa perkembangan yang sangat pesat. Hal ini bisa dilihat dari begitu banyaknya perusahaan ataupun industri-industri

Lebih terperinci

Analisa Beban Kerja Pekerja Tahapan Pengemasan Unit Padatan PT Petrosida Gresik dengan Metode Recommeded Weight Limit (RWL)

Analisa Beban Kerja Pekerja Tahapan Pengemasan Unit Padatan PT Petrosida Gresik dengan Metode Recommeded Weight Limit (RWL) Seminar Nasional Maritim, Sains, dan Teknologi Terapan 206 Vol. 0 Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya, 2 November 206 ISSN: 2548-509 Analisa Beban Kerja Pekerja Tahapan Pengemasan Unit Padatan PT Petrosida

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan manual material handling. Manual material handling didefinisikan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan manual material handling. Manual material handling didefinisikan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagian besar dari aktivitas fisik manusia dalam industri terjadi dalam kegiatan manual material handling. Manual material handling didefinisikan sebagai pemindahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya teknologi yang ada. Sampai saat ini tenaga kerja manusia

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya teknologi yang ada. Sampai saat ini tenaga kerja manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan industri pada masa sekarang ini mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Hal tersebut diimbangi dengan semakin berkembangnya teknologi yang

Lebih terperinci

Ada yang pernah tau tentang Niosh Lifting Equation??? Disini saya mencoba menulis gambaran tentang Niosh Lifting Equation (NLE).

Ada yang pernah tau tentang Niosh Lifting Equation??? Disini saya mencoba menulis gambaran tentang Niosh Lifting Equation (NLE). NIOSH LIFTING EQUATION Ada yang pernah tau tentang Niosh Lifting Equation??? Disini saya mencoba menulis gambaran tentang Niosh Lifting Equation (NLE). NLE merupakan perhitungan batas berat objek (RWL)

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR IDENTIFIKASI POSTUR KERJA MENGGUNAKAN METODE OWAS DAN ANALISIS KONSUMSI ENERGI PADA PROSES PERONTOKAN PADI

TUGAS AKHIR IDENTIFIKASI POSTUR KERJA MENGGUNAKAN METODE OWAS DAN ANALISIS KONSUMSI ENERGI PADA PROSES PERONTOKAN PADI TUGAS AKHIR IDENTIFIKASI POSTUR KERJA MENGGUNAKAN METODE OWAS DAN ANALISIS KONSUMSI ENERGI PADA PROSES PERONTOKAN PADI (Studi Kasus: Proses Perontokan Padi Di KUD Desa Jatirejo Sawit, Boyolali) Disusun

Lebih terperinci

PERHITUNGAN ENERGI EXPENDITUR, KONSUMSI ENERGI DAN PENILAIAN BEBAN KERJA PADA AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING

PERHITUNGAN ENERGI EXPENDITUR, KONSUMSI ENERGI DAN PENILAIAN BEBAN KERJA PADA AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING PERHITUNGAN ENERGI EXPENDITUR, KONSUMSI ENERGI DAN PENILAIAN BEBAN KERJA PADA AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING Ratih Setyaningrum Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik Universitas Dian Nuswantoro

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peranan manusia sebagai sumber tenaga kerja masih dominan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Peranan manusia sebagai sumber tenaga kerja masih dominan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peranan manusia sebagai sumber tenaga kerja masih dominan dalam menjalankan proses produksi terutama kegiatan yang bersifat manual. Salah satu bentuk peranan manusia

Lebih terperinci

ANALISA ERGONOMI KEGIATAN MENGANGKAT BEBAN STUDI KASUS MENGANGKAT GALON AIR KE ATAS DISPENSER oleh: I Wayan Sukania *

ANALISA ERGONOMI KEGIATAN MENGANGKAT BEBAN STUDI KASUS MENGANGKAT GALON AIR KE ATAS DISPENSER oleh: I Wayan Sukania * ANALISA ERGONOMI KEGIATAN MENGANGKAT BEBAN STUDI KASUS MENGANGKAT GALON AIR KE ATAS DISPENSER oleh: I Wayan Sukania * Abstrak. Kegiatan mengangkat merupakan kegiatan yang sangat banyak ditemui baik di

Lebih terperinci

Perbaikan Postur Kerja dengan Pendekatan Metode RULA dan NIOSH di Bagian Produksi Mixer

Perbaikan Postur Kerja dengan Pendekatan Metode RULA dan NIOSH di Bagian Produksi Mixer Jurnal Teknik Industri, Vol., No., Maret 0, pp.77-8 ISSN 0-95X Perbaikan Postur Kerja dengan Pendekatan Metode RULA dan NIOSH di Bagian Produksi Mixer Saepul Bahri, Ja far Salim, Wahyu Susihono,, JurusanTeknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemindahan dengan tenaga sendiri itu disebut manual material handling.

BAB I PENDAHULUAN. Pemindahan dengan tenaga sendiri itu disebut manual material handling. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menarik dan mendorong dalam memindahkan suatu barang dari suatu tempat ke tempat lain merupakan aktivitas manusia dalam dunia kerja ataupun dalam kehidupan sehari-hari.

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI KONSEP ERGONOMI PADA PEMBUATAN ALAT TENUN TRADISIONAL MENGGUNAKAN PRINSIP PERANCANGAN YANG DAPAT DISESUAIKAN

IMPLEMENTASI KONSEP ERGONOMI PADA PEMBUATAN ALAT TENUN TRADISIONAL MENGGUNAKAN PRINSIP PERANCANGAN YANG DAPAT DISESUAIKAN IMPLEMENTASI KONSEP ERGONOMI PADA PEMBUATAN ALAT TENUN TRADISIONAL MENGGUNAKAN PRINSIP PERANCANGAN YANG DAPAT DISESUAIKAN (Studi Kasus Industri Tenun Pandai Sikek Sumatera Barat) Nilda Tri Putri, Ichwan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUN PUSTAKA Pengertian Ergonomi Ergonomi berasal dari kata Ergon (kerja) dan Nomos (hukum alam) dan

BAB II TINJAUN PUSTAKA Pengertian Ergonomi Ergonomi berasal dari kata Ergon (kerja) dan Nomos (hukum alam) dan 4 BAB II TINJAUN PUSTAKA 2.1. Konsep Dasar Ergonomi 2.1.1. Pengertian Ergonomi Ergonomi berasal dari kata Ergon (kerja) dan Nomos (hukum alam) dan dapat didefinisikan sebagai studi tentang aspek-aspek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BULOG adalah perusahaan umum milik negara yang bergerak di bidang logistik pangan. Ruang lingkup bisnis perusahaan meliputi usaha logistik/pergudangan, survei

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan perusahaan industri di negara Indonesia sedang mengalami peningkatan yang cukup pesat, baik itu dalam bidang jasa atau manufaktur. Persaingan antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan produksi tidak terlepas dari peran manusia, salah satu hal penting yang masih dilakukan pada industri kecil sampai menengah bahkan industri besar sekalipun.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu pekerjaan yang sering dilakukan oleh tenaga kerja yang bekerja di industri atau pabrik adalah pekerjaan mengangkat beban atau sering disebut dengan manual

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Fisiologi Kerja Fisiologi kerja adalah ilmu untuk mempelajari fungsi organ tubuh manusia yang dipengaruhi oleh otot. Fungsi utama pada fisiologi adalah sistem yang mengizinkan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Seiring meningkatnya pertumbuhan perekonomian di Indonesia, membuat pembangunan semakin meningkat pula. Untuk memenuhi kebutuhan pembangunan tersebut banyak orang membuka usaha di bidang bahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring meningkatnya pertumbuhan perekonomian di Indonesia, membuat pembangunan juga semakin meningkat. Banyak pembangunan dilakukan di wilayah perkotaan maupun

Lebih terperinci

PENENTUAN MAXIMUM ACCEPTABLE WEIHGHT LIMIT (MAWL) DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN FISIOLOGI

PENENTUAN MAXIMUM ACCEPTABLE WEIHGHT LIMIT (MAWL) DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN FISIOLOGI ARIKA, Vol. 06, No. 1 Pebruari 2012 ISSN: 1978-1105 PENENTUAN MAXIMUM ACCEPTABLE WEIHGHT LIMIT (MAWL) DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN FISIOLOGI Rapiah Sarfa Marasabessy Dosen Program Study Teknik Industri

Lebih terperinci

ERGONOMI GERAKAN PENGRAJIN FURNITURE DI DESA BOJONG

ERGONOMI GERAKAN PENGRAJIN FURNITURE DI DESA BOJONG ERGONOMI GERAKAN PENGRAJIN FURNITURE DI DESA BOJONG Ade Supriatna, Atik Kurnianto Teknik Industri Fakultas Teknik adesupriatna@yahoo.com, ades74.as@gmail.com ABSTRAK Proses yang dikerjakan dengan cara

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL Bab ini berisi analisis dan interpretasi hasil berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya. Analisis dan interpretasi hasil bertujuan untuk menjelaskan hasil dari

Lebih terperinci

Evaluasi Postur Kerja Operator Pengangkatan Pada Distributor Minuman Kemasan ABSTRAK

Evaluasi Postur Kerja Operator Pengangkatan Pada Distributor Minuman Kemasan ABSTRAK Evaluasi Postur Kerja Operator Pengangkatan Pada Distributor Minuman Kemasan Ery Suhendri¹, Ade Sri Mariawati²,Ani Umiyati³ ¹ ² ³ Jurusan Teknik Industri Universitas Sultan Ageng Tirtayasa erysuhendri@yahoo.com¹,adesri77@gmail.com²,

Lebih terperinci

Perancangan Peralatan Material Handling Pada Lantai Produksi Percetakan Koran PBP Di PT X

Perancangan Peralatan Material Handling Pada Lantai Produksi Percetakan Koran PBP Di PT X Perancangan Peralatan Material Handling Pada Lantai Produksi Percetakan Koran PBP Di PT X Niken Parwati dan Nidia Jurusan Teknik Industri, Universitas Bina Nusantara KH Syahdan, Rawa Belong. Jakarta E-mail:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Masalah utama dalam aktivitas produksi ditinjau dari segi kegiatan / proses produksi adalah bergeraknya material dari satu proses ke proses produksi berikutnya. Untuk

Lebih terperinci

BIOMEKANIKA PERTEMUAN #14 TKT TAUFIQUR RACHMAN ERGONOMI DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA

BIOMEKANIKA PERTEMUAN #14 TKT TAUFIQUR RACHMAN ERGONOMI DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA BIOMEKANIKA PERTEMUAN #14 TKT207 ERGONOMI DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA 6623 TAUFIQUR RACHMAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ESA UNGGUL KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN Mampu merancang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era globalisasi tentu memacu perkembangan jaman, baik dalam dunia pendidikan, perekonomian dan sektor industri. Seiring perkembangan jaman di dalam dunia industri

Lebih terperinci

ANALISIS AKTIVITAS ANGKAT BEBAN PISAU HAND PRESS

ANALISIS AKTIVITAS ANGKAT BEBAN PISAU HAND PRESS TUGAS AKHIR ANALISIS AKTIVITAS ANGKAT BEBAN PISAU HAND PRESS DITINJAU DARI ASPEK BIOMEKANIKA DAN FISIOLOGI (Studi Kasus di PT. Bahama Lasakka, Batur, Ceper, Klaten) Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Angka kecelakaan kerja di Indonesia masih tinggi. Menurut data Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan, hingga akhir 2015 telah terjadi kecelakaan

Lebih terperinci

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK TUGAS AKHIR ANALISA POSTUR KERJA DAN PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING INDUSTRI KECIL (Studi kasus: Industri Kecil Pembuatan Tahu di Kartasuro) Diajukan sebagai salah satu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kata yunani yaitu Ergo yang berarti kerja dan Nomos yang berarti hukum.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kata yunani yaitu Ergo yang berarti kerja dan Nomos yang berarti hukum. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ergonomi Ergonomi atau ergonomics (bahasa Inggrisnya) sebenarnya berasal dari kata yunani yaitu Ergo yang berarti kerja dan Nomos yang berarti hukum. Dengan demikian ergonomi

Lebih terperinci

Usulan Desain Proses Pengangkatan Sari Kedelai ke Penyaringan (Studi Kasus Pabrik Tahu di Batam)

Usulan Desain Proses Pengangkatan Sari Kedelai ke Penyaringan (Studi Kasus Pabrik Tahu di Batam) Petunjuk Sitasi: Siboro, B. A., Siagian, M. F., & Purbasari, A. (2017). Usulan Desain Proses Pengangkatan Sari Kedelai ke Penyaringan (Studi Kasus Pabrik Tahu di Batam). Prosiding SNTI dan SATELIT 2017

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Industri Agro, Politeknik ATI Makassar Jl. Sunu No. 220 Makassar (1)

Jurusan Teknik Industri Agro, Politeknik ATI Makassar Jl. Sunu No. 220 Makassar (1) Petunjuk Sitasi: Arminas, & Basri, M. (2017). Analisis Potensi Risiko Cidera Karyawan Proses Packing di Area Store In House dengan Metode Recommended Weight Limit (RWL) pada PT. Toyota Boshoku Indonesia.

Lebih terperinci

APLIKASI RECOMMENDED WEIGHT LIMIT (RWL) DALAM PERBAIKAN CARA PENGANGKATAN

APLIKASI RECOMMENDED WEIGHT LIMIT (RWL) DALAM PERBAIKAN CARA PENGANGKATAN Sanjaya, Aplikasi Recommended Weight Limit (RWL) APLIKASI RECOMMENDED WEIGHT LIMIT (RWL) DALAM PERBAIKAN CARA PENGANGKATAN Andree Afandy Sanjaya Fakultas Teknik Universitas Surabaya Abstrak : CV. X adalah

Lebih terperinci

Vol. 2, No. 1, Mei 2014 ISSN: JURNAL REKAVASI. Jurnal Rekayasa & Inovasi Teknik Industri. Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta

Vol. 2, No. 1, Mei 2014 ISSN: JURNAL REKAVASI. Jurnal Rekayasa & Inovasi Teknik Industri. Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta Vol. 2, No. 1, Mei 2014 ISSN: 2338-7750 JURNAL REKAVASI Jurnal Rekayasa & Inovasi Teknik Industri Jurnal REKAVASI Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta Vol. 2 No. 1 Hlm. 1-59 Yogyakarta Mei 2014

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kata Kunci Biomekanika, Loading, Low Back Pain, L5/S1 Disc Compression, Manual Material Handling

I. PENDAHULUAN. Kata Kunci Biomekanika, Loading, Low Back Pain, L5/S1 Disc Compression, Manual Material Handling USULAN PERANCANGAN METODE PEMINDAHAN MATERIAL PADA PROSES LOADING SAYURAN BUNCIS DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN BIOMEKANIKA (STUDI KASUS DI PT ABO FARM) 1 Ni Made Yunita Sari Dewi; 2 Rino Andias Anugraha;

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR ANALISA AKTIVITAS KERJA FISIK DENGAN METODE STRAIN INDEX (SI)

TUGAS AKHIR ANALISA AKTIVITAS KERJA FISIK DENGAN METODE STRAIN INDEX (SI) TUGAS AKHIR ANALISA AKTIVITAS KERJA FISIK DENGAN METODE STRAIN INDEX (SI) (Studi Kasus: Pabrik Roti CV. Aji Kurnia, Boyolali) Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi S-1 Jurusan

Lebih terperinci

kekuatan fisik manusia kekuatan atau daya fisik

kekuatan fisik manusia kekuatan atau daya fisik BIOMEKANIKA Definisi Biomekanika Biomekanika merupakan salah satu dari empat bidang penelitian informasi ergonomi, yakni penelitian tentang kekuatan fisik manusia yang mencakup kekuatan atau daya fisik

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN 1 Standard Nordic Questionnaire (SNQ) Nama Umur Jenis kelamin Tugas :.. :.. tahun : Pria / Wanita :.... Berilah tanda ( ) pada kolom yang tersedia berikut ini : NO JENIS KELUHAN 0 Sakit kaku di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tertentu. Sekarang sudah banyak alat-alat yang dapat digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. tertentu. Sekarang sudah banyak alat-alat yang dapat digunakan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dasarnya pekerjaan manusia itu bermacam-macam jenisnya ada yang ringan, sedang bahkan berat. Berat atau ringannya suatu pekerjaan itu diukur dari kemampuan

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 16 Nomor ISSN

Jurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 16 Nomor ISSN Jurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 16 Nomor 1 2017 ISSN 1412-7350 PERANCANGAN ALAT ANGKUT TABUNG LPG 3 KG YANG ERGONOMIS (STUDI KASUS DI UD. X) Ronal Natalianto Purnomo, Julius Mulyono *, Hadi Santosa Jurusan

Lebih terperinci

Rekomendasi Teknis Pengangkatan Material dan Waktu Istirahat pada Aktivitas Angkat-Angkut Tradisional Wanita Madura

Rekomendasi Teknis Pengangkatan Material dan Waktu Istirahat pada Aktivitas Angkat-Angkut Tradisional Wanita Madura Rekomendasi Teknis Pengangkatan Material dan Waktu Istirahat pada Aktivitas Angkat-Angkut Tradisional Wanita Madura Mahrus Khoirul Umami Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Trunojoyo

Lebih terperinci

PERANCANGAN ULANG ALAT BANTU MANUAL MATERIAL HANDLING OPERATOR PEMINDAH TABUNG GAS LPG 3 KG UNTUK MEREDUKSI TINGKAT BEBAN KERJA

PERANCANGAN ULANG ALAT BANTU MANUAL MATERIAL HANDLING OPERATOR PEMINDAH TABUNG GAS LPG 3 KG UNTUK MEREDUKSI TINGKAT BEBAN KERJA PERANCANGAN ULANG ALAT BANTU MANUAL MATERIAL HANDLING OPERATOR PEMINDAH TABUNG GAS LPG 3 KG UNTUK MEREDUKSI TINGKAT BEBAN KERJA (Studi Kasus: Agen Gas LPG Rutin Makmur Grogol, Sukoharjo) Taufiq Rochman,

Lebih terperinci

APLIKASI ANTHROPOMETRI UNTUK PERANCANGAN STASIUN KERJA DI LOBBY PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS X, SURABAYA

APLIKASI ANTHROPOMETRI UNTUK PERANCANGAN STASIUN KERJA DI LOBBY PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS X, SURABAYA APLIKASI ANTHROPOMETRI UNTUK PERANCANGAN STASIUN KERJA DI LOBBY PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS X, SURABAYA Suryawirawan Widiyanto Program Studi Teknik Industri, Universitas Ma Chung, Malang Villa Puncak Tidar

Lebih terperinci

PERANCANGAN MEJA DAN KURSI TAMAN UNTUK MAHASISWA (STUDI KASUS : MAHASISWA UNIVERSITAS KADIRI)

PERANCANGAN MEJA DAN KURSI TAMAN UNTUK MAHASISWA (STUDI KASUS : MAHASISWA UNIVERSITAS KADIRI) PERANCANGAN MEJA DAN KURSI TAMAN UNTUK MAHASISWA (STUDI KASUS : MAHASISWA UNIVERSITAS KADIRI) Sri Rahayuningsih 1,*, Sanny Andjar Sari 2 1 Universitas Kadiri, 2 Institut Teknologi Nasional Malang Kontak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manual material handling (MMH) dapat diartikan sebagai tugas pemindahan barang, aliran material, produk akhir atau benda-benda lain yang menggunakan manusia sebagai

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. bagian-bagian otot skeletal yang dirasakan seseorang mulai dari keluhan sangat

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. bagian-bagian otot skeletal yang dirasakan seseorang mulai dari keluhan sangat BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Keluhan Muskuloskeletal Menurut Tarwaka (2004), keluhan muskuloskeletal adalah keluhan pada bagian-bagian otot skeletal yang dirasakan seseorang mulai dari keluhan sangat ringan

Lebih terperinci

PERBAIKAN ALAT BANTU PENGECORAN UNTUK MENGURANGI RESIKO CIDERA AKIBAT KERJA (Studi kasus di Industri Pengecoran Logam ABC Klaten)

PERBAIKAN ALAT BANTU PENGECORAN UNTUK MENGURANGI RESIKO CIDERA AKIBAT KERJA (Studi kasus di Industri Pengecoran Logam ABC Klaten) PERBAIKAN ALAT BANTU PENGECORAN UNTUK MENGURANGI RESIKO CIDERA AKIBAT KERJA (Studi kasus di Industri Pengecoran Logam ABC Klaten) Muchlison Anis *, Mufti Hidayat 2, Mila Faila Sufa 3,2,3 Jurusan Teknik

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN: DESAIN ALAT BANTU PADA AKTIVITAS PENUANGAN MATERIAL KEDALAM MESIN PENCAMPUR DI PT ABC DENGAN METODE REBA

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN: DESAIN ALAT BANTU PADA AKTIVITAS PENUANGAN MATERIAL KEDALAM MESIN PENCAMPUR DI PT ABC DENGAN METODE REBA DESAIN ALAT BANTU PADA AKTIVITAS PENUANGAN MATERIAL KEDALAM MESIN PENCAMPUR DI PT ABC DENGAN METODE REBA Etika Muslimah 1*, Dwi Ari Wibowo 2 1,2 Jurusan Teknik Industri, Universitas Muhammadiyah Surakarta

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. MODUL VI KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA (K3) (Sekarang)

LAMPIRAN 1. MODUL VI KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA (K3) (Sekarang) LAMPIRAN 1 MODUL VI KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA (K3) (Sekarang) I. Tujuan Umum Tujuan praktikum PSK&E ini secara umum adalah: a) Memberikan pemahaman kepada praktikan pentingnya menjaga keselamatan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri yang semakin pesat saat ini memunculkan berbagai jenis usaha. Semua kegiatan perindustrian tersebut tidak terlepas dari peran manusia, mesin dan

Lebih terperinci

Penilaian Resiko Manual Handling dengan Metode Indikator Kunci. dan Penentuan Klasifikasi Beban Kerja dengan Penentuan. Cardiovasculair Load

Penilaian Resiko Manual Handling dengan Metode Indikator Kunci. dan Penentuan Klasifikasi Beban Kerja dengan Penentuan. Cardiovasculair Load hal II - 81 Penilaian Resiko Manual Handling dengan Metode Indikator Kunci dan Penentuan Klasifikasi Beban Kerja dengan Penentuan Cardiovasculair Load Risma Adelina Simanjuntak 1 Jurusan Teknik Industri,

Lebih terperinci

PT. Indospring Tbk adalah sebuah perusahaan otomotif manufacturing yang memproduksi spring dengan mutu

PT. Indospring Tbk adalah sebuah perusahaan otomotif manufacturing yang memproduksi spring dengan mutu APLIKASI ERGONOMI UNTUK MENINGKATKAN KINERJA OPERATOR DAN OUTPUT PRODUKSI PADA PROSES TAPER Maulidina Achmad PT. Indospring Tbk Email : teknik.industriunmuh@gmail.com ABSTRAK PT. Indospring Tbk adalah

Lebih terperinci

Evaluasi Ergonomi Aktivitas Manual Material Handling pada Bagian Produksi di CV. GMS, Bangkalan

Evaluasi Ergonomi Aktivitas Manual Material Handling pada Bagian Produksi di CV. GMS, Bangkalan Evaluasi Ergonomi Aktivitas Manual Material Handling pada Bagian Produksi di CV. GMS, Bangkalan Mahrus Khoirul Umami 1, Andi Dwi Rahman Hadi 2, Fitri Agustina 3 1,3) Fakultas Teknik, Program Studi Teknik

Lebih terperinci

ANALISA POSTUR KERJA TERHADAP AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING MENGGUNAKAN METODE OWAS

ANALISA POSTUR KERJA TERHADAP AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING MENGGUNAKAN METODE OWAS ANALISA POSTUR KERJA TERHADAP AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING MENGGUNAKAN METODE OWAS Dian Palupi Restuputri *1, Erry Septya Primadi 2, M. Lukman 3 1,2,3 Universitas Muhammadiyah Malang Kontak person:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengenai sistem muskuloskeletal. Gangguan muskuloskeletal (musculoskeletal

BAB I PENDAHULUAN. mengenai sistem muskuloskeletal. Gangguan muskuloskeletal (musculoskeletal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Melaksanakan sebuah pekerjaan dapat membuat seseorang berisiko mengalami gangguan atau cedera. Kebanyakan cedera akibat kerja biasanya mengenai sistem muskuloskeletal.

Lebih terperinci

RANCANG ULANG WHEELBARROW YANG ERGONOMIS DAN EKONOMIS

RANCANG ULANG WHEELBARROW YANG ERGONOMIS DAN EKONOMIS PKMT-2-1-1 RANCANG ULANG WHEELBARROW YANG ERGONOMIS DAN EKONOMIS Mirta Widia, Mia Monasari, Vera Methalina Afma, Taufik Azali Jurusan Teknik Industri, Universitas Andalas, Padang ABSTRAK Perancangan wheelbarrow

Lebih terperinci

MUSCULOSKELETAL DISORDERS. dr.fauziah Elytha,MSc

MUSCULOSKELETAL DISORDERS. dr.fauziah Elytha,MSc MUSCULOSKELETAL DISORDERS dr.fauziah Elytha,MSc Muskuloskeletal disorder gangguan pada bagian otot skeletal yang disebabkan oleh karena otot menerima beban statis secara berulang dan terus menerus dalam

Lebih terperinci

ANALISIS PENGUKURAN BEBAN KERJA FISIK DENGAN METODE FISIOLOGI

ANALISIS PENGUKURAN BEBAN KERJA FISIK DENGAN METODE FISIOLOGI ANALISIS PENGUKURAN BEBAN KERJA FISIK DENGAN METODE FISIOLOGI A. DESKRIPSI Menurut Tayyari dan Smith (1997) fisiologi kerja sebagai ilmu yang mempelajari tentang fungsi-fungsi organ tubuh manusia yang

Lebih terperinci

ANALISIS POSTUR KERJA PADA PROSES MAINTENANCE EXCAVATOR PC200-7 DENGAN MENGGUNAKAN METODE OWAS DI PT. UNITED TRACTORS, Tbk PEKANBARU

ANALISIS POSTUR KERJA PADA PROSES MAINTENANCE EXCAVATOR PC200-7 DENGAN MENGGUNAKAN METODE OWAS DI PT. UNITED TRACTORS, Tbk PEKANBARU 1) 2) ANALISIS POSTUR KERJA PADA PROSES MAINTENANCE EXCAVATOR PC200-7 DENGAN MENGGUNAKAN METODE OWAS DI PT. UNITED TRACTORS, Tbk PEKANBARU Suherman 1) Hari Satyo Prayogi 2) Jurusan Teknik Industri Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Peranan manusia sebagai sumber tenaga kerja masih dominan dalam menjalankan proses produksi terutama kegiatan yang bersifat MMH (Manual Material Handling).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan pekerjaan manual handling. Suatu hal yang sangat beralasan,

BAB I PENDAHULUAN. dengan pekerjaan manual handling. Suatu hal yang sangat beralasan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lebih dari seperempat dari total kecelakaan kerja terjadi berkaitan dengan pekerjaan manual handling. Suatu hal yang sangat beralasan, seharusnya diberikan perhatian

Lebih terperinci

BAB 9. 2D BIOMECHANICS

BAB 9. 2D BIOMECHANICS BAB 9. 2D BIOMECHANICS Tool ini digunakan untuk memperkirakan kompresi pada low back spinal (jajaran tulang belakang), shear force (gaya geser), momen pada lengan, bahu, L5/ S1, lutut, pergelangan kaki,

Lebih terperinci

Usulan Perbaikan Meja Kerja Yang Ergonomis Untuk Proses Pemasangan Karet Kaca Pada Kendaraan Niaga Jenis TD di PT XYZ

Usulan Perbaikan Meja Kerja Yang Ergonomis Untuk Proses Pemasangan Karet Kaca Pada Kendaraan Niaga Jenis TD di PT XYZ Usulan Perbaikan Meja Kerja Yang Ergonomis Untuk Proses Pemasangan Karet Kaca Pada Kendaraan Niaga Jenis TD di PT XYZ Ririn Regiana Dwi Satya Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Indraprasta

Lebih terperinci

Kata Kunci: metode QEC, pekerja gerabah, sepuluh postur duduk

Kata Kunci: metode QEC, pekerja gerabah, sepuluh postur duduk EVALUASI RESIKO POSTUR KERJA DI UMKM GERABAH MENGGUNAKAN METODE QUICK EXPOSURE CHECKLIST Indah Pratiwi 1*, Purnomo 2, Rini Dharmastiti 3, Lientje Setyowati 4 1 Mahasiswi Program Doktor Teknik Mesin Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagian besar pekerjaan dan aktivitas dalam dunia industri tidak lepas dari penanganan material secara manual (Manual Material Handling). Manual Material Handling

Lebih terperinci

Muhammad Zeki, Iskandar, dan Mohd Iqbal Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Samudra Langsa, Aceh

Muhammad Zeki, Iskandar, dan Mohd Iqbal Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Samudra Langsa, Aceh Industrial Engineering Journal Vol.6 No.2 (2017) 53-60 ISSN 2302 934X Ergonomic and Work System Analisis Efektifitas Kerja Pengangkatan Beban Pada Bagian Pengantongan Di PT. Pupuk Krueng Geukuh Muhammad

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penanganan material secara manual seperti pengangkutan proses produksi yang menggunakan tenaga manusia masih banyak digunakan pada industri di Indonesia. Selain mudah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terutama kegiatan penanganan material secara manual (Manual Material

BAB I PENDAHULUAN. terutama kegiatan penanganan material secara manual (Manual Material BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan tenaga manusia dalam dunia industri masih dominan, terutama kegiatan penanganan material secara manual (Manual Material Handling/MMH). Kelebihan MMH bila

Lebih terperinci

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. HASIL DAN PEMBAHASAN III. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian yang dilakukan di PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia diawali dengan mengetahui semua pekerjaan yang dilakukan di pabrik. Setelan itu, dilakukan pengenalan istilah-istilah

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: a. Meja dan Kursi yang dirancang terbukti menurunkan keluhan kedua operator

Lebih terperinci

ANALISIS ERGONOMI PADA PRAKTIK MEMELIHARA RODA DAN BAN MENGGUNAKAN METODE REBA

ANALISIS ERGONOMI PADA PRAKTIK MEMELIHARA RODA DAN BAN MENGGUNAKAN METODE REBA 60 ANALISIS ERGONOMI PADA PRAKTIK MEMELIHARA RODA DAN BAN MENGGUNAKAN METODE REBA Friska Pakpahan 1, Wowo S. Kuswana 2, Ridwan A.M. Noor 3 Departemen Pendidikan Teknik Mesin Universitas Pendidikan Indonesia

Lebih terperinci

ANALISIS POSTUR KERJA MANUAL MATERIAL HANDLING DENGAN METODE OVAKO WORKING ANALISIS SYSTEM (OWAS) PADA HOME INDUSTRI MAWAR

ANALISIS POSTUR KERJA MANUAL MATERIAL HANDLING DENGAN METODE OVAKO WORKING ANALISIS SYSTEM (OWAS) PADA HOME INDUSTRI MAWAR ANALISIS POSTUR KERJA MANUAL MATERIAL HANDLING DENGAN METODE OVAKO WORKING ANALISIS SYSTEM (OWAS) PADA HOME INDUSTRI MAWAR Dewi Mulyati 1 Vera Viena 2 Irhamni 3 dan Baharuddinsyah 4 1 Jurusan Teknik Industri,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Demikian juga dalam dunia industri, penggunaan teknologi atau

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Demikian juga dalam dunia industri, penggunaan teknologi atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia tidak bisa terlepas dari suatu peradaban dunia dari waktu-kewaktu yang semakin berkembang. Perubahan tersebut tentunya menuju kearah yang

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KONSUMSI ENERGI PADA PROSES PEMINDAHAN BAHAN SECARA MANUAL

PERBANDINGAN KONSUMSI ENERGI PADA PROSES PEMINDAHAN BAHAN SECARA MANUAL PERBANDINGAN KONSUMSI ENERGI PADA PROSES PEMINDAHAN BAHAN SECARA MANUAL Otong Andi Juhandi (30402785) Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma Kontak Person : Otong Andi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pencapaian keselamatan dan kesehatan kerja tidak lepas dari peran

BAB I PENDAHULUAN. Pencapaian keselamatan dan kesehatan kerja tidak lepas dari peran 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pencapaian keselamatan dan kesehatan kerja tidak lepas dari peran ergonomi, karena ergonomi berkaitan dengan orang yang bekerja, selain dalam rangka efektivitas, efisiensi

Lebih terperinci

Kegiatan Belajar -8. Modul 5: BIOMEKANIKA. Ir. MUH. ARIF LATAR, MSc. Modul-5, data M Arief Latar

Kegiatan Belajar -8. Modul 5: BIOMEKANIKA. Ir. MUH. ARIF LATAR, MSc. Modul-5, data M Arief Latar Kegiatan Belajar -8 Modul 5: BIOMEKANIKA Ir. MUH. ARIF LATAR, MSc Modul-5, data M Arief Latar 1 I. PENDAHULUAN Modul-5, data M Arief Latar 2 1.1. PENGERTIAN Secara terminologi, terdiri atas : kata Bio

Lebih terperinci

Antropometri Dan Aplikasinya Dalam Perancangan Fasilitas Kerja

Antropometri Dan Aplikasinya Dalam Perancangan Fasilitas Kerja Modul- 3 Antropometri Dan Aplikasinya Dalam Perancangan Fasilitas Kerja Ir. MUH. ARIF LATAR, MSc Kegiatan Belajar -4 POKOK BAHASAN KONSEP DASAR DAN APLIKASI PENGUKURAN ANTROPOMETRI VARIABEL ANTROPOMETRI

Lebih terperinci

APLIKASI SISTEM INFORMASI K3 DENGAN METODE RULA DAN NIOSH

APLIKASI SISTEM INFORMASI K3 DENGAN METODE RULA DAN NIOSH APLIKASI SISTEM INFORMASI K3 DENGAN METODE RULA DAN NIOSH TriPujadi 1, Harisno 2, Erik Sugiarto 3 1,2 Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Bina Nusantara 3 Jurusan Teknik Industri,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penanganan material secara manual (Manual Material Handling) didefinisikan sebagai pekerjaan penanganan material yang terdiri dari mengangkat, menurunkan, mendorong,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2. 1 Ergonomi Nurmianto (2003 : 1) mengatakan istilah ergonomic berasal dari bahasa latin yaitu ergon yang berarti kerja dan nomos yang berarti hukum alam dan juga dapat didefinisikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PT. Sinar Sosro merupakan salah satu perusahaan industri yang

BAB I PENDAHULUAN. PT. Sinar Sosro merupakan salah satu perusahaan industri yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan PT. Sinar Sosro merupakan salah satu perusahaan industri yang memproduksi berbagai jenis minuman yang terbuat dari teh, mulai dari teh botol sampai dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Produktivitas Kerja 1. Pengertian Produktivitas kerja adalah jumlah barang atau jasa yang dihasilkan oleh tenaga kerja yang bersangkutan dalam suatu periode tertentu. (15) Umumnya

Lebih terperinci

ASPEK ERGONOMI DALAM PERBAIKAN RANCANGAN FASILITAS PEMBUAT CETAKAN PASIR DI PT X.

ASPEK ERGONOMI DALAM PERBAIKAN RANCANGAN FASILITAS PEMBUAT CETAKAN PASIR DI PT X. ASPEK ERGONOMI DALAM PERBAIKAN RANCANGAN FASILITAS PEMBUAT CETAKAN PASIR DI PT X. ABSTRAK PT. X adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri manufaktur pengolahan logam spesialis pembuatan cetakan

Lebih terperinci

ANALISA ERGONOMI PADA POSTUR KERJA OPERATOR PAKAN AYAM MENGGUNAKAN METODE RAPID UPPER LIMB ASSESMENT (RULA) DI PT. X. Abstrak

ANALISA ERGONOMI PADA POSTUR KERJA OPERATOR PAKAN AYAM MENGGUNAKAN METODE RAPID UPPER LIMB ASSESMENT (RULA) DI PT. X. Abstrak ANALISA ERGONOMI PADA POSTUR KERJA OPERATOR PAKAN AYAM MENGGUNAKAN METODE RAPID UPPER LIMB ASSESMENT (RULA) DI PT. X Krishna Tri Sanjaya 1 Staf Pengajar, Universitas PGRI Ronggolawe, Tuban krishnasanjaya@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Ergonomi Dalam suatu sistem kerja, manusia memegang peranan penting karena harus merencanakan, mengendalikan serta mengevaluasi keluaran yang diharapkan. Untuk dapat merancang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Risiko kerja yang tinggi merupakan hal yang sangat tidak diinginkan setiap orang terutama di tempat kerja. Berbagai cara dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya hal

Lebih terperinci

Kegiatan Belajar -6. Modul 4: Konsumsi Energi. Ir. MUH. ARIF LATAR, MSc. Modul-4, data M Arief Latar

Kegiatan Belajar -6. Modul 4: Konsumsi Energi. Ir. MUH. ARIF LATAR, MSc. Modul-4, data M Arief Latar Kegiatan Belajar -6 Modul 4: Konsumsi Energi Ir. MUH. ARIF LATAR, MSc Modul-4, data M Arief Latar 1 I. PENDAHULUAN Modul-4, data M Arief Latar 2 Pengantar Jenis pekerjaan yang menggunakan kekuatan otot

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil pengolahan dan analisa data maka dapat ditarik kesimpulan dan saran-saran yang diharapkan dapat menjadi masukan yang bermanfaat bagi perusahaan sebagai dasar peningkatan

Lebih terperinci