BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Belajar Menurut Teori Konstruktivisme. pendekatan dalam belajar adalah pendekatan konstruktivisme.
|
|
- Iwan Chandra
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Belajar Menurut Teori Konstruktivisme Belajar merupakan suatu proses perubahan siswa yang terjadi karena adanya interaksi antara sesama siswa atau dengan lingkungan. Siswa dikatakan telah belajar apabila dalam interaksi tersebut mengalami perubahan tingkah laku baik dari segi pengetahuan, sikap maupun keterampilannya. Salah satu pendekatan dalam belajar adalah pendekatan konstruktivisme. Konstruktivisme memahami hakekat belajar sebagai kegiatan peserta didik membangun atau menciptakan pengetahuan dengan cara mencoba memberi makna pada pengetahuan sesuai pengalamannya. 2 Pengalaman siswa harus dikonstruksikan dengan pengetahuan yang telah diperoleh. Siswa harus terlibat aktif dalam kegiatan belajar dan pembelajaran sedangkan guru hanya sebagai fasilitator dalam kegiatan tersebut. Pendekatan konstruktivisme dikemukakan oleh Jean Peaget. Dalam teorinya, Peaget mengemukakan bahwa secara umum semua anak berkembang melalui urutan yang sama, meskipun jenis dan tingkat pengalaman mereka berbeda satu sama lainnya. 3 Inti dari pendapat Peaget adalah pengalaman merupakan salah satu proses pengorganisasian informasi dan proses adaptasi yang terjadi pada saat manusia belajar. 2 Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, 2008, Teori Belajar dan Pembelajaran, Yogyakarta, Ar-Ruzz Media, hal Aunurrahman, 2010, Belajar dan Pembelajaran, Bandung, Alfabeta, hal.58. 8
2 Proses pengorganisasian adalah proses ketika manusia menghubungkan informasi yang diterimanya dengan struktur-struktur pengetahuan yang sudah disimpan atau sudah ada sebelumnya dalam otak. 4 Melalui proses ini manusia dapat memahami informasi yang didapat dengan menyesuaikan dengan pengetahuan yang dimilikinya. Proses adaptasi meliputi dua kegiatan. Pertama menggabungkan atau mengintegralisasi pengetahuan yang diterima oleh manusia atau yang disebut dengan asimilasi. Kedua mengubah struktur pengetahuan yang sudah dimiliki dengan struktur pengetahuan baru, sehingga akan terjadi keseimbangan (equilibrium) Pembelajaran Model Tutor Sebaya Menurut etimologi tutor adalah guru pribadi, mengajar ekstra atau memberi les/pengajaran. Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan. Tutor merupakan sebutan bagi orang yang mengajar dalam pendidikan non-formal, walaupun yang menjadi tutor adalah seorang guru dalam pendidikan formal. Tutor mengadakan evaluasi pada tiap-tap bagian modul yang memang telah diajarkan guna mengetahui apakah tujuan pengajaran telah dicapai atau belum. Apabila belum sesuai dengan apa yang diharapkan, maka seorang tutor 4 Ibid, hal Ibid, hal
3 harus mengulang materi sehingga sang murid dapat menguasai materi secara keseluruhan atau tidak pindah dari modul satu ke modul yang lain karena tujuan belum tercapai. Seorang guru di sini sebagai pengawas, mengawasi jalannya Pengajaran Terprogram, mereka membantu mengatur kelompok, menyesuaikan jadwal, membantu mengatasi kesulitan, menyempurnakan kompetensi yang belum dicapai secara sempurna dan mengelola keseluruhan administrasi pendidikan. Menurut Dedi Supriyadi mengemukakan, bahwa tutor sebaya adalah seorang atau beberapa orang siswa yang ditunjuk dan ditugaskan untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar. 6 Tutor sebaya adalah seorang teman atau beberapa orang siswa yang ditunjuk oleh guru (sesuai kriteria menjadi tutor sebaya) dan ditugaskan untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar. Pengajaran dengan tutor sebaya adalah kegiatan belajar siswa dengan memanfaatkan teman sekelas yang mempunyai kemampuan lebih untuk membantu temannya dalam melaksanakan suatu kegiatan atau memahami suatu konsep. Model tutor sebaya yang dimaksud yaitu bagaimana mengoptimalkan kemampuan siswa yang berprestasi dalam satu kelas untuk mengajarkan atau menularkan kepada teman sebaya mereka yang kurang berprestasi, sehingga siswa yang kurang berprestasi bisa mengatasi ketertinggalan. Pembimbingan dalam pelajaran yang diberikan oleh seorang siswa kepada siswa lain, sedangkan mereka (antara pembimbing dan yang dibimbing) 6 Suherman, E., Turmudi, Didi Suryadi, Tatang Herman, Suhendar, Sufyani Prabawanto, Nurjanah, Ade Rohayati Strategi Pembelajaran Matematika Kotemporer. Bandung. JICA. hal
4 adalah teman sekelas atau teman sebangku yang usianya relatif sama, dan siswa yang kurang paham bisa bertanya langsung kepada teman sebangkunya (tutor yang di tunjuk) sehingga kondisi kelas pun bisa hidup karena siswa tidak malu bertanya ketika mereka tidak paham. Penerapan metode Tutor Sebaya pada kegiatan belajar mengajar dapat berjalan secara efektif serta efisien, apabila seorang guru memperhatikan serta melakukan melaksanakan beberapa langkah penyelenggaraan Tutor Sebaya. Langkah-langkah tersebut adalah : Menentukan yang akan menjadi tutor Seoarang tutor yang dipilih harus memiliki kriteria antara lain: 1) Memiliki kepandaian lebih unggul daripada siswa lain 2) Memiliki kecakapan dalam menerima pelajaran yang disampaikan oleh guru 3) Mempunyai kesadaran untuk membentu teman lain 4) Mampu menjalin kerja sama dengan sesama siswa 5) Memiliki motivasi tinggi untuk menjadikan kelompok tutornya sebagai yang terbaik 6) Dapat diterima dan disenangi siswa yang mendapat program Tutor Sebaya, sehingga siswa tidak mempunyai rasa takut atau enggan untuk bertanya kepadanya dan rajin 7) Tidak tinggi hati, kejam atau keras hati terhadap sesame kawan 8) Mempunyai daya kreatifitas yang cukup untuk memberikan bimbingan yaitu dapat menerangkan pelajaran kepada kawannya. 7 7 Satriyaningsih, Sripsi FKIP UMS, 2009, hal
5 Banyaknya petugas Tutor Sebaya disesuaikan dengan banyaknya siswa dalam kelas tersebut dan banyaknya siswa dalam tiap-tiap kelompok yang akan direncanakan Menyiapkan tutor Menurut Suparno ada beberapa cara yang perlu diperhatikan dalam meyiapkan seorang tutor agar tutor dapat bekerja dengan optimal. Antara lain : 1) Guru memberikan petunjuk pada tutor bagaimana mendekati temannya dalam hal memahami materi 2) Guru menyampaikan pesan kepada tutor-tutor agar tidak selalu membimbing teman yang sama 3) Guru membantu agar semua siswa dapat menjadi tutor sehingga mereka merasa dapat membantu teman belajar 4) Tutor sebaiknya bekerja dalam kelompok kecil. Campuran siswa berbagai kemampuan (heterogen) akan lebih baik 5) Guru memonitoring terus kapan tutor maupun siswa lain membutuhkan pertolongan 6) Guru memonitoring tutor Sebaya dengan berkunjung dan menanyakan kesulitan yang dihadapi setiap kelompok pada saat mereka berdiskusi di kelas maupun praktikan 7) Tutor tidak mengetes temannya untuk grade, biarkan hal ini dilakukan guru. 8 8 P. Suparno, Metodelogi Pembelajaran Fisika; Kontruktivisme dan menyenangkan (Yogyakarta: Universitas Santa Dharma, 2007), hal
6 Menurut Hisyam Zaini (2001:1) langkah-langkah pelaksanaan metode tutor sebaya adalah sebagai berikut: 1) Bagilah para siswa menjadi kelompok-kelompok kecil yang heterogen, sebanyak sub-sub materi yang akan disampaikan guru. Siswa-siswa pandai disebar dalam setiap kelompok dan bertindak sebagai tutor sebaya. 2) Masing-masing kelompok diberi tugas mempelajari satu sub materi. Setiap kelompok dibantu oleh siswa yang pandai sebagai tutor sebaya. 3) Beri mereka waktu yang cukup untuk persiapan, baik di dalam kelas maupun di luar kelas termasuk alat yang digunakan. 4) Setiap kelompok melalui wakilnya menyampaikan sub materi sesuai dengan tugas yang telah diberikan. Guru bertindak sebagai nara sumber utama. 5) Setelah semua kelompok menyampaikan tugasnya secara barurutan sesuai dengan urutan sub materi, beri kesimpulan dan klarifikasi seandainya ada pemahaman siswa yang perlu diluruskan. 9 Dari uraian tersebut di atas selanjutnya dapat dikembangkan dalam bentuk soal yang lain untuk dijadikan bahan pembelajaran dalamkelompok-kelompok kecil. Dengan demikian oleh model pembelajaran ini dalam diri siswa akan tertanam kebiasaan saling membantu antar teman sebaya 9 Menurut Hisyam Zaini, Pembelajaran Dengan Metode Tutor Sebaya.2001 ( 13
7 Metode tutor sebaya memiliki kelebihan dan kekurangan. Menurut Arikunto (1995), ada beberapa Kelebihan dan kekurangan metode Tutor Sebaya. Kelebihan tersebut yaitu : 1) Ada beberapa siswa yang memiliki perasaan takut atau enggan kepada guru, metode ini akan menampakkan hasil yang lebih baik 2) Bagi tutor sendiri, pekerjaan tutoring akan dapat memperkuat konsep yang sedang dibahas. 3) Membatu para tutor untuk melatih diri memegang tanggung jawab dalam mengemban suatu tugas dan melatih kesabaran. 4) Mempererat hubungan antar siswa sehingga mempertebal perasaan sosial. Sedangkan Kekurangan dari penerapan metode Tutor Sebaya adalah: 1) Siswa yang dibantu seringkali belajar kurang serius karena hanya berhadapan dengan temannya sendiri sehingga hasilnya kurang memuaskan. 2) Ada sebagian siswa yang justru merasa malu atau enggan untuk bertanya karena takut kelemahannya diketahui oleh temannya. 3) Pada kelas-kelas tertentu, pekerjaan tutoring sukar dilaksanakan karena perbedaan jenis kelamin antara tutor dengan siswa yang ditutori 4) Guru akan mengalami kesusahan dalam menentukan yang menjadi tutor sebaya karena tidak semua siswa yang pandai dapat mengajarkannya kembali kepada teman-temannya Sawali, Diskusi Kelompok Terbimbing Metode Tutor Sebaya ( 14
8 2.3. Karakteristik Pembelajaran Pengoperasian Alat Hitug Dalam kurikulum SMK memiliki tiga kelompok mata pelajaran jurusan yaitu normatif, adaptif, dan produktif. Kelompok mata pelajaran normatif adalah kelompok mata diklat yang berfungsi membentuk peserta didik menjadi pribadi utuh, yang memiliki norma-norma kehidupan sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial, baik sebagai Warga Negara Indonesia maupun sebagai warga dunia. Kelompok mata pelajaran adaptif adalah kelompok mata diklat yang berfungsi membentuk peserta didik sebagai individu agar memiliki dasar pengetahuan yang luas dan kuat untuk menyesuaikan diri atau beradaptasi dengan perubahan yang terjadi di lingkungan sosial, lingkungan kerja serta mampu mengembangkan diri sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Kelompok mata pelajaran produktif adalah kelompok mata diklat yang berfungsi membekali peserta didik agar memiliki kompetensi kerja sesuai Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI). 11 Salah satu kelompok mata pelajaran produktif di Kompetensi Keahlian Pemasaran adalah mata pelajaran Kompetensi Kejuruan. Mata pelajaran kompetensi kejuruan terdiri dari beberapa standar kompetensi, salah satunya adalah mempersiapkan dan mengoperasikan peralatan transaksi di lokasi penjualan pada pokok bahasan pengoperasian alat hitung. Pokok bahasan pengoperasian alat hitung berisi uraian tentang fungsi tombol alat hitung, cara kerja alat hitung, dan cara merawat alat hitung sehingga dalam pokok bahasan pengoperasian alat hitung ini peserta didik dituntut praktek mengoperasikan alat hitung. Dalam pembelajaran pengoperasian alat hitung 11 (diunduh pada tangga l 5 juni 2012, 14.37). 15
9 digunakan metode tutor sebaya karena dengan metode tutor sebaya dapat menjadikan siswa aktif dalam pembelajaran dan menambah rasa sosial peserta didik Hipotesis Tindakan Hipotesis dalam penelitian ini adalah bahwa penggunaan metode tutor sebaya dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Pengoperasian lat Hitung kelas X pemasaran-1 semester II SMK Negeri 1 Salatiga Kerangka Pikir Kondisi pra siklus Metode ceramah Hasil belajar < KKM (65.69 < 76.7) Tindakan SIKLUS I Metode tutor sebaya Hasil belajar KKM Tindakan Indikator Tindakan SIKLUS II Perbaikan Metode Tutor Sebaya Hasil belajar > KKM Tindakan > Indikator Gambar 2.1. Kerangka Pikir Metode Tutor Sebaya 16
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Hasil Penelitian Hasil observasi awal yang dilakukan di kelas X Pemasaran-1 SMK Negeri 1 Salatiga, peneliti menemukan permasalahan pembelajaran
Lebih terperinciMetode Metode Instruksional Dina Amelia/
Metode Metode Instruksional Dina Amelia/ 702011094 1. Peer Tutoring Tutor sebaya adalah seorang/ beberapa orang siswa yang ditunjuk dan ditugaskan untuk membantu siswa-siswa tertentu yang mengalami kesulitan
Lebih terperinciBAB II STUDI KEPUSTAKAAN A. Hasil Belajar
BAB II STUDI KEPUSTAKAAN A. Hasil Belajar Hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan murid dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah, yang dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. kekuatan perhatian pada suatu situasi belajar. Unsur motivasi dalam hal ini sangat
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konsentrasi Siswa 1. Pengertian konsentrasi Konsentrasi menurut Sardiman (2007: 40) dimaksudkan memusatkan segenap kekuatan perhatian pada suatu situasi belajar. Unsur motivasi
Lebih terperinciPENINGKATAN KETERAMPILAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA MELALUI METODE PEER TUTORING PADA SISWA KELAS V SDN 1 PANDOWAN, KULON PROGO
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA MELALUI METODE PEER TUTORING PADA SISWA KELAS V SDN 1 PANDOWAN, KULON PROGO Siti Sugiarti Guru di SDN 1 Pandowan, Galur, Kulon Progo Abstrak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Belajar dan Pembelajaran Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai
Lebih terperinciIMPLEMENTASI METODE TUTORIAL SEBAYA DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BACA TULIS AL QUR AN PESERTA DIDIK KELAS VIII DI SMP 1 WIRADESA KABUPATEN PEKALONGAN
IMPLEMENTASI METODE TUTORIAL SEBAYA DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BACA TULIS AL QUR AN PESERTA DIDIK KELAS VIII DI SMP 1 WIRADESA KABUPATEN PEKALONGAN Aminuddin Guru Pendidikan Agama Islam SMP 1 Wiradesa
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Percaya Diri 1. Pengertian Percaya Diri Masalah dengan percaya diri hampir dialami oleh setiap individu dari usia remaja hingga dewasa. Percaya diri merupakan hal yang sangat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penjelasan Konsep Teoritis 1. Kompetensi Belajar Berdasarkan pendapat Yamin (2010) kompetensi adalah kemampuan dasar yang dapat dilakukan oleh para siswa pada tahap pengetahuan,
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dilakukan dengan menggunakan metode belajar peer teaching pada mata
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil kegiatan Penelitian Tindakan Kelas yang telah dilakukan dengan menggunakan metode belajar peer teaching pada mata diklat perawatan dan perbaikan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA Pada bab ini akan dippaparkan hal-hal sebagai berikut ; Pembelajaran matematika di SD, belajar dan hasil belajar, tutor teman sebaya, kajian hasil penelitian yang relevan, kerangka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akuntansi, administrasi perkantoran, pemasaran, tata boga, tata kecantikan dan tata
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang SMK Negeri 1 Salatiga merupakan salah satu sekolah kejuruan negeri yang ada di Salatiga. Sekolah ini memiliki enam pilihan program keahlian, yaitu akuntansi, administrasi
Lebih terperinciTujuan Penelitian. Kajian Teori. Rumusan Masalah
Dalam Ruseefendi (1989:16) disebutkan bahwa, matematika bagi anak-anak pada umumnya merupakan pelajaran yang tidak disenangi, kalau bukan pelajaran yang paling dibenci. Berdasarkan kenyataan tersebut,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) Pasal 3 menyatakan bahwa: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. Sebelum melakukan pembahasan tentang hasil belajar, maka terlebih
BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Tinjauan Tentang Hasil Belajar Sebelum melakukan pembahasan tentang hasil belajar, maka terlebih dahulu perlu diketahui tentang hakikat belajar itu sendiri. Belajar pada dasarnya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kata persepsi berasal dari kata perception yang berarti pengalaman,
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Persepsi Kata persepsi berasal dari kata perception yang berarti pengalaman, pengamatan, rangsangan, dan penginderaan. Persepsi adalah pengalaman tentang objek,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. satu kompetensi keahlian lagi, yaitu kompetensi keahlian multimedia.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah SMK Kristen (BM) merupakan salah satu Sekolah Menengah Kejuruan swasta bidang keahlian bisnis dan manajemen yang berada di kota Salatiga. Awalnya SMK Kristen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam pendidikan telah dilakukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya
1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia, yaitu manusia Indonesia yang beriman, mandiri, maju, cerdas,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. potensi siswa dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi siswa dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar mereka. Pendidikan sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melainkan pada keunggulan sumber daya manusia (SDM), yaitu tenaga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keunggulan suatu bangsa tidak lagi bertumpu pada kekayaan alam, melainkan pada keunggulan sumber daya manusia (SDM), yaitu tenaga terdidik yang mampu menjawab tantangan-tantangan
Lebih terperinciPENERAPAN METODE DEMONSTRASI OLEH TUTOR TEMAN SEBAYA UNTUK PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP IPA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 9 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN
PENERAPAN METODE DEMONSTRASI OLEH TUTOR TEMAN SEBAYA UNTUK PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP IPA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 9 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Disusun sebagai salah satu syarat untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan usaha untuk mengembangkan dan membina potensi sumber daya manusia melalui berbagai kegiatan belajar mengajar yang diselenggarakan pada
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A.Landasan Teori 1. Pemahaman a. Paham : mengerti benar akan, tahu benar, pandai dan mengerti benar (Kamus Umum Bahasa Indonesia,Drs. Yandianto) b. Memahami : mengerti benar, mengetahui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembelajaran matematika. Melalui pemecahan masalah siswa dapat. memahami masalah dari soal yang ada dengan benar.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam proses pembelajaran matematika, pemecahan masalah merupakan salah satu faktor yang penting dalam mempengaruhi keberhasilan pembelajaran matematika. Melalui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peran penting dalam membentuk karakter suatu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peran penting dalam membentuk karakter suatu bangsa. Kemajuan pendidikan di suatu Negara selalu berkorelasi positif terhadap kemajuan peradaban
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kejuruan yang berada di Salatiga. Sekolah ini memiliki 33 orang guru dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang SMK Kristen Salatiga merupakan salah satu sekolah menengah kejuruan yang berada di Salatiga. Sekolah ini memiliki 33 orang guru dan 470 orang siswa. SMK Kristen
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 KAJIAN TEORI 2.1.1 Pembelajaran Matematika Matematika berasal dari bahasa Yunani, mathein atau manthenien yang artinya mempelajari. Kata matematika diduga erat hubungannya dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat dan bangsa. Kemajuan
Lebih terperinciPENINGKATAN HASIL BELAJAR KIMIA MELALUI PERAN TUTOR SEBAYA SISWA KELAS X.A SMA
PENINGKATAN HASIL BELAJAR KIMIA MELALUI PERAN TUTOR SEBAYA SISWA KELAS X.A SMA PENDAHULUAN Marhamah Saumi, Sanjaya, K. Anom W. FKIP Universitas Sriwijaya, Jalan Raya Palembang-Prabumulih Indralaya Ogan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Memasuki abad ke-21, sistem pendidikan nasional meghadapi tantangan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memasuki abad ke-21, sistem pendidikan nasional meghadapi tantangan yang sangat kompleks dalam menyiapkan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang mampu bersaing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, maju,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan manusia-manusia yang berkualitas, yakni manusia yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan pendidikan menengah kejuruan yaitu
BAB I PENGANTAR 1.1. Latar Belakang Sekolah adalah lembaga atau organisasi yang dirancang pemerintah sebagai upaya pelaksanaan pembelajaran peserta didik dalam pengawasan guru yang professional. Salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah bidang yang sangat penting terutama di Negara. berkembang seperti Indonesia, karena pendidikan yang berintegritas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah bidang yang sangat penting terutama di Negara berkembang seperti Indonesia, karena pendidikan yang berintegritas mempersiapkan Sumber Daya
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Tindakan Hasil belajar matematika siswa kelas III SD Negeri 2 Kuripan Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan semester 1 tahun pelajaran 2013/2014,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan intervasi yang paling utama bagi setiap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan intervasi yang paling utama bagi setiap bangsa. Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hakikat pendidikan merupakan proses interaksi antar manusia yang ditandai dengan keseimbangan antara peserta didik dengan pendidik. Proses interaksi yang dilakukan
Lebih terperinci(Penelitian PTK Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Nogosari) SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1
PENERAPAN PENDEKATAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) DENGAN MENGGUNAKAN LEMBAR KERJA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA BANGUN RUANG SISI DATAR (Penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu proses pengembangan individu dan kepribadian seseorang yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat dewasa ini menuntun manusia terus mengembangkan wawasan dan kemampuan di berbagai bidang khususnya
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. peserta didiklah yang menjadi pusat pembelajaran di dalam kelas.
BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Belajar Menurut Teori Konstruktivisme Belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah laku baik melalui latihan dan pengalaman yang menyangkut
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Metode Peer Tutoring ( Tutor Sebaya )
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Metode Peer Tutoring ( Tutor Sebaya ) Menurut Ischak dan Warji dalam Suherman (2003:276) berpendapat bahwa tutor sebaya adalah sekelompok siswa yang telah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, pengaruh informasi dan kebudayaan serta situasi dan kondisi lingkungan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. guru dan administrasi kurang-lebih 130 orang. SMK Negeri 1 Salatiga dulu
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu sekolah tingkat atas di Indonesia, karena Sekolah Menengah Kejuruan salah satu bentuk lembaga pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia dalam rangka upaya mewujudkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan memegang peranan penting dalam kelangsungan hidup
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan memegang peranan penting dalam kelangsungan hidup suatu bangsa. Melalui jalur pendidikan dihasilkan generasi-generasi penerus bangsa yang
Lebih terperinciISSN : Abstrak
ISSN : 2337-3253 PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN METODE JIGSAW PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN STANDAR KOMPETENSI MENGELOLA DANA KAS KECIL KELAS XI APK 2 SMK NEGERI
Lebih terperinciPROSIDING ISBN
METODE TUTOR TEMAN SEBAYA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SMA Sjech Dullah NIP 195206111987031002 Abstrak Aktivitas pembelajaran metode tutor teman sebaya, seseorang atau beberapa orang siswa yang
Lebih terperinciPENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA UNTUK PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PECAHAN BAGI SISWA KELAS V SDN 1 BOJONGSARI TAHUN
PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA UNTUK PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PECAHAN BAGI SISWA KELAS V SDN 1 BOJONGSARI TAHUN 2012/2013 YuvittaIndriani 1, Wahyudi 2, H Setyo Budi 3 PGSD
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan tolak ukur kemajuan suatu bangsa. Oleh sebab itu sangat penting untuk memperhatikan kemajuan pendidikan yang ada di negara kita. Bangsa Indonesia
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. setiap perkembangan dunia pendidikan. Dengan adanya kurikulum 2013
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu bentuk upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Kesadaran tentang pentingnya pendidikan telah mendorong berbagai upaya
Lebih terperinciAnggraini, Gandung Sugita Kata Kunci: Tutor Sebaya, Penguasaan mahasiswa, Struktur Aljabar I
PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBANTUAN TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PADA MATA KULIAH STRUKTUR ALJABAR I Anggraini, Gandung Sugita E-mail: anggiplw@yahoo.co.id
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam proses belajar mengajar pembentukan konsep materi ajar sangatlah penting, karena dapat berpengaruh terhadap pemahaman peserta didik terhadap suatu materi pelajaran.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan wahana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana tercantum dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (2003:
Lebih terperinciBAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA
BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam beberapa tahap yaitu pra siklus, siklus I dan siklus II. Pra siklus dilaksanakan pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. SMK Pelita Salatiga merupakan Sekolah Menengah. Kejuruan bisnis dan manajemen yang ada di Kota Salatiga.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang SMK Pelita Salatiga merupakan Sekolah Menengah Kejuruan bisnis dan manajemen yang ada di Kota Salatiga.SMK Pelita Salatiga memiliki 32 orang guru dan 269 orang siswa.terdapat
Lebih terperinciPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TUTOR SEBAYA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII PELAJARAN IPS TERPADU DI SMP N 10 PADANG JURNAL
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TUTOR SEBAYA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII PELAJARAN IPS TERPADU DI SMP N 10 PADANG JURNAL Oleh : ANCE EFRIDA NPM. 09020122 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah proses interaksi yang memiliki tujuan. Interaksi terjadi antara guru dengan siswa, yang bertujuan meningkatkan perkembangan mental sehingga
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran dan Subyek Penelitian Sekolah Dasar Negeri Suruh 02 berlokasi di Desa Suruh, Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah. Subyek dalam
Lebih terperincidikelola oleh Direktorat Pembinaan Sekolah Mengengah Kejuruan.
0 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi diri,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran fiqih di MTs atau SMP merupakan salah satu mata
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mata pelajaran fiqih di MTs atau SMP merupakan salah satu mata pelajaran PAI yang mempelajari tentang fiqih ibadah, terutama menyangkut pengenalan dan pemahaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. demi kelangsungan hidup dan kemajuan bangsa tersebut khususnya bagi negara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu aspek yang sangat penting bagi setiap bangsa demi kelangsungan hidup dan kemajuan bangsa tersebut khususnya bagi negara yang sedang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. penyatuan materi, media, guru, siswa, dan konteks belajar. Proses belajar
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proses Belajar Proses belajar mengajar merupakan aktivitas antara guru dengan siswa di dalam kelas. Dalam proses itu terdapat proses pembelajaran yang berlangsung akibat penyatuan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. dapat menuju kearah yang lebih baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Slameto
10 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Belajar dan Pembelajaran Belajar merupakan suatu proses perkembangan yang dialami oleh seseorang agar dapat menuju kearah yang lebih baik. Hal ini sesuai dengan
Lebih terperinciMETODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA Angela Merici Fina Indriani Siti Mutmainnah SMK Negeri 1 Pamekasan xienq86@gmail.com Abstract: The purpose of this research
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menghadapi berbagai tantangan dan hambatan. Salah satu tantangan yang cukup
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejalan dengan perkembangan masyarakat dewasa ini, pendidikan banyak menghadapi berbagai tantangan dan hambatan. Salah satu tantangan yang cukup menarik adalah
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN KERJASAMA SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA
UPAYA MENINGKATKAN KERJASAMA SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA (PTK Pada Siswa Kelas VIII A Semester Genap SMP Negeri 1 Karangnongko Tahun Ajaran 2012/2013) NASKAH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa Indonesia kini sedang dihadapkan pada persoalan-persoalan kebangsaan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dalam konteks pembangunan bangsa dan negara, masih mengalami permasalahan yang serius. Kunandar (2011:7), menjelaskan bahwa bangsa Indonesia kini
Lebih terperinciAdanya kebutuhan akan layanan bimbingan yang berkaitan dengan karakteristik dan masalah perkembangan siswa
Latar Belakang: Adanya kebutuhan akan layanan bimbingan yang berkaitan dengan karakteristik dan masalah perkembangan siswa Pendekatan: Pendekatan Perkembangan Berorientasi kepada penciptaan lingkungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendukung utama bagi tercapainya sasaran pembangunan manusia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendukung utama bagi tercapainya sasaran pembangunan manusia yang bermutu adalah pendidikan yang bermutu (Nurihsan, 2005). Pendidikan yang bermutu menurut penulis adalah
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS. pembelajaran. Hasil belajar (Sudjana, 2008 : 22) adalah kemampuan-kemampuan
7 BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS 2.1 Hasil Belajar Hasil belajar merupakan perolehan nilai yang diperoleh siswa diakhir pembelajaran. Hasil belajar (Sudjana, 2008 : 22) adalah kemampuan-kemampuan
Lebih terperinciPENGARUH METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR, MINAT BELAJAR DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS XI ILMU ALAM MAN MODEL SORONG
30 Jurnal Ilmu Pendidikan Indonesia, Volume 3, Nomor 1, Edisi Februari 2015, hlm. 30-49 PENGARUH METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR, MINAT BELAJAR DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS
Lebih terperinciBAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA
BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA A. Deskripsi Data 1. Pra Siklus Hasil dokumentasi peneliti pada tahun pelajaran 2013/2014 menunjukkan bahwa proses pembelajaran pada mata pelajaran matematika di MI AN-NUR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Matematika sebagai suatu bidang ilmu yang merupakan alat pikir,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika sebagai suatu bidang ilmu yang merupakan alat pikir, berkomunikasi, alat untuk memecahkan berbagai persoalan praktis, yang unsurnya terdiri dari logika,
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) Pembelajaran kooperatif adalah bagian dari strategi pembelajaran yang
7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) Pembelajaran kooperatif adalah bagian dari strategi pembelajaran yang melibatkan siswa bekerja secara kolaboratif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. program keahlian terdiri dari kelas X, XI dan XII.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Pelita Salatiga merupakan salah satu sekolah menengah kejuruan swasta yang berada di Salatiga. Awal berdirinya sekolah ini hanya mempunyai
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SDN KARANGMLATI 1 DEMAK
BAB IV ANALISIS PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SDN KARANGMLATI 1 DEMAK A. Analisis Aspek-Aspek yang Diteliti Antara Pembelajaran Tutor Sebaya dan Pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia (SDM) melalui kegiatan pembelajaran dan pendidikan merupakan proses
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha untuk mengembangkan potensi Sumber Daya Manusia (SDM) melalui kegiatan pembelajaran dan pendidikan merupakan proses pembentukan kemampuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagai pengajar dan pendidik, guru merupakan salah satu faktor penentu setiap upaya pendidikan, khususnya dalam kurikulum dan peningkatan sumber daya manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan di era globalisasi sekarang ini menyebabkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan di era globalisasi sekarang ini menyebabkan meningkat dan bervariasinya kebutuhan manusia. Hal tersebut mendorong tumbuhnya
Lebih terperinciPENGARUH METODE TUTOR SEBAYA TERHADAP HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA MATA KULIAH ANALISIS REAL
PENGARUH METODE TUTOR SEBAYA TERHADAP HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA MATA KULIAH ANALISIS REAL Darma Ekawati 1, Karmila 2 Dosen Program Studi Pendidikan Matematika 1,2 Universitas Cokroaminoto Palopo E-mail:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan menempati peran yang sangat strategis dalam upaya mempersiapkan Sumber Daya Manusia yang berkualitas bagi kepentingan pembangunan. Bangsa Indonesia
Lebih terperinciPENGGUNAAN TUTOR SEBAYA UNTUK PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR
PENGGUNAAN TUTOR SEBAYA UNTUK PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR Rakimahwati & Sri Hartati Universitas Negeri Padang, Jl. Prof. Hamka Airtawar Padang e-mail: rakimahwati10@yahoo.com Abstract: Peer
Lebih terperinciEFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING DALAM MENCAPAI KOMPETENSI BELAJAR SISWA
EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING DALAM MENCAPAI KOMPETENSI BELAJAR SISWA Oleh Heppy Sapulete Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pattimura Ambon Abstrak:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari. Cornelius mengemukakan ada lima alasan perlunya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang harus dipelajari di setiap jenjang pendidikan, karena matematika memiliki peran yang sangat besar dalam kehidupan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. berarti mempunyai efek, pengaruh atau akibat, selain itu kata efektif juga dapat
9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Efektivitas Pembelajaran Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti mempunyai efek, pengaruh atau akibat, selain itu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke 4 serta ingin mencapai tujuan pendidikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan cara untuk mencerdaskan bangsa yang sesuai dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke 4 serta ingin mencapai tujuan pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Menurut Muhaimin (2008: 333), kurikulum adalah seperangkat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman menuntut adanya upaya peningkatan mutu pendidikan. Hal ini sejalan dengan terus dikembangkannya kurikulum pendidikan di Indonesia. Menurut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menegaskan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3 menegaskan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masalah yang sangat menonjol yang dihadapi oleh pendidikan matematika adalah pada umumnya hasil belajar para siswa yang belum memuaskan. Hal itu disebabkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. memperoleh suatu perubahan. Tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan. Tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mana yang benar dan salah, dengan pikiran manusia dapat berpikir bahwa dia
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk Tuhan yang paling sempurna diantara makhluk Tuhan yang lain. Makna kesempurnaan ini tidak menjurus pada sempurnanya tingkah laku,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor penting yang memengaruhi kualitas. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor penting yang memengaruhi kualitas sumber daya manusia. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. yang terarah pada penyelesaian tugas-tugas belajar) yang dilakukan oleh anak. 2
7 BAB II KAJIAN TEORI A. Hasil Belajar Matematika 1. Pengertian Hasil Belajar Matematika Kasful Anwar menyatakan bahwa hasil belajar adalah suatu proses untuk menggambarkan perubahan dari diri siswa setelah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sesuatu yang sangat penting dalam pembentukan kualitas sumber daya manusia yang mampu menghadapi berbagai perubahan serta kemajuan di sekitarnya.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Belajar merupakan suatu kata yang sudah akrab dengan semua lapisan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Proses Belajar Mengajar 1. Pengertian Belajar Belajar merupakan suatu kata yang sudah akrab dengan semua lapisan masyarakat. Bagi para pelajar atau mahasiswa, kata belajar merupakan
Lebih terperinciBAB I PEDAHULUAN. kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bertanah air. Selain itu, pendidikan
BAB I PEDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bertanah air. Selain itu, pendidikan merupakan wadah kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang saat ini sedang melakukan program pembangunan. Pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Komputer dan Jaringan untuk kelas XI D memiliki kapasitas 36 orang siswa.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang SMK Pelita merupakan salah satu sekolah menengah kejuruan bisnis dan manajemen yang ada di kota Salatiga. SMK Pelita memiliki beberapa program keahlian yaitu Perhotelan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan bagian keseluruhan dalam pembangunan. Perkembangan dan meningkatnya kemampuan siswa selalu muncul bersamaan dengan situasi dan kondisi lingkungan,
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Akuntansi Sekolah Menengah Kejuruan Pelita Salatiga, peneliti berhasil
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Kondisi Awal 4.1.1. Aktivitas Belajar Hasil observasi awal yang dilakukan di kelas XI Program Keahlian Akuntansi Sekolah Menengah Kejuruan Pelita Salatiga,
Lebih terperinci