MENINGKATKAN KEMANDIRIAN ANAK MELALUI TEKNIK BEHAVIOR CONTRACT DI TK NEGERI PEMBINA SIPATANA KOTA GORONTALO

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MENINGKATKAN KEMANDIRIAN ANAK MELALUI TEKNIK BEHAVIOR CONTRACT DI TK NEGERI PEMBINA SIPATANA KOTA GORONTALO"

Transkripsi

1 MENINGKATKAN KEMANDIRIAN ANAK MELALUI TEKNIK BEHAVIOR CONTRACT DI TK NEGERI PEMBINA SIPATANA KOTA GORONTALO Pembimbing I Pembimbing II Oleh Arni R. Umar : Dra. Hj. Rena L. Madina, M.Pd : Irpan Kasan, S.Ag, M.Pd ABSTRAK Hasil pengamatan yang sudah dilakukan khususnya berada di TK Negeri Pembina Sipatana Kota Gorontalo bahwa dari 20 anak hanya sebanyak 8 orang anak atau 40% yang memiliki kemandirian sedangkan 12 orang anak atau 60% yang belum menunjukkan kemandirian dalam kelas. Ketidakmandirian anak yang muncul adalah anak yang masih tergantung pada orang tua baik di rumah maupun di sekolah, anak sangat memerlukan bantuan guru untuk merapikan kembali alat tulis, pakaian serta permainan yang digunakan pada saat proses pembelajaran. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemandirian anak TK Negeri Pembina Sipatana Kota Gorontalo melalui teknik behavior contract. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan prosedur penelitian terdiri dari: tahap persiapan, tahap pelaksanaan, tahap observasi dan evaluasi, tahap analisis dan refleksi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK) dengan maksud untuk memberi gambaran terhadap keadaan peningkatan kemandirian anak TK Negeri Pembina Sipatana Kota Gorontalo. Hasil observasi awal menunjukkan bahwa kemandirian anak masih sangat rendah. Hal ini nampak jelas dari data yang diperoleh. dari 20 orang anak TK Negeri Pembina Sipatana Kota Gorontalo, hanya 8 orang atau 40% yang mandiri. Namun setelah dilaksanakan tindakan siklus I maka diperoleh data 12 orang atau 60% yang sudah mandiri, dan pada siklus II meningkat menjadi 16 orang atau 80%. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa teknik behavior contract dapat meningkatkan kemandirian anak TK Negeri Pembina Sipatana Kota Gorontalo. Oleh karena itu teknik behavior contract hendaknya dijadikan sebagai salah satu metode untuk meningkatkan kemandirian anak di TK. Kata Kunci : Kemandirian, Teknik Behavior Contract 1

2 ABSTRACT Arni R. Umar. Nim Increasing Child independence Via Tech Behavior Contract At TK Sipatana's Builder Country Gorontalo's City. Paper. Studi Bimbimgan's program Counselling. Education Knowledge faculty Gorontalo's Country University.Counsellor 1.Dra. Hj. Rena L. Madina, M. Pd, Counsellor II.. Irpan Kasan, S. Ag. M. Pd. About problem in research is what via tech behavior contract can increase TK's child independence Sipatana's Builder Country Gorontalo's City? To the effect this research is subject to be increase child independence skill TK Sipatana's Builder Country Gorontalo's City. This research is observational action braze with observational procedure consisting of: preparation phase, performing phase, observation and evaluation phase, analisis's phase and reflection. Method that is utilized in this research is action observational method braze (PTK) for the purpose to give picture to independences increasing situation TK's child Sipatana's Builder Country Gorontalo's City. Observations observational result early point out that child independence is still bottommost. It is seeming data which is gotten of 20 childs TK Sipatana's Builder Country Gorontalo's Cities, just 7 person or 33% independent ones. But afters was performed by action i. cycle therefore acquired data 12 person or 60% already independent, and on cycle II. worked up as 16 person or 80%. Base observational result gets to be concluded that tech behavior contract can increase TK's child independence Sipatana's Builder Country Gorontalo's City. Therefore behavior contract's tech ought to been made as one of method to increase child independence at TK. Key word: Increasing Behavior Contract's Child and Tech independence 2

3 PENDAHULUAN Mendidik anak agar memiliki kemandirian tentunya tidak lepas dari pentingnnya peran serta orang tua/keluarga dan guru di sekolah. Mnurut Gunarsa, (2004:29) kemandirian merupakan manifestasi dari perilaku mampu berinisiatif, mampu mengatasi hambatan/masalah, mempunyai kemandirian dan dapat melakukan sesuatu sendiri tanpa bantuan orang lain. Salah satu kemandirian yang perlu dikembangkan pada anak usia ini khususnya di taman kanak-kanak adalah kemandirian anak dalam kelas. Kemandirian dalam kelas ditunjukan dengan upaya anak untuk melakukan aktifitas sendiri tanpa bantuan orang lain. Oleh karena itu guru dapat memfasilitasi anak agar mandiri dalam melakukan aktifitas belajar dalam kelas. Anak selalu gagal dalam kelas jika guru tidak melakukan bimbingan dengan baik pada anak secara kontinu. Hal ini anak selalu tergantung pada guru pada saat aktifitas belajar dalam kelas telah berlangsung dan kurang dapat berkreasi dengan baik. Realitas ini menjadikan anak seringkali bersikap pasif ketika pembelajaran berlangsung dan tergantung pada guru, tidak ada pola kemandirian dari dalam diri. Berperilaku mandiri bagi anak bertujuan untuk memberikan kebebasan yang besar pada anak didalam batas-batas kemampuannya, dengan sendirinya anak akan menjadi mandiri yang ditunjukkan dengan perilaku anak akan berlatih makan sendiri, mengatur permainannya sendiri, duduk yang manis saat belajar dan mampu memecahkan masalah sendiri. Penerapan mandiri bagi anak yang dikehendaki dapat berjalan secara optimal, efektif dan efesien. Sebaliknya ketidakmandirian pada anak ditandai dengan ketidakmampuan anak dalam membuat keputusan dan memecahkan masalah sendiri, yang dapat berakibat bila anak menghadapi masalah, anak akan mengharapkan bantuan orang lain untuk mengambil keputusan bagi dirinya dan memecahkan masalahnya sendiri. Pengamatan yang sudah dilakukan khususnya berada di TK Negeri Pembina Sipatana Kota Gorontalo bahwa dari 20 anak hanya sebanyak 8 orang anak atau 40% yang memiliki kemandirian sedangkan 12orang anak atau 60% 3

4 yang belum menunjukkan kemandirian dalam kelas. Ketidakmandirian anak yang muncul adalah anak masih tergantung pada orang tua baik di rumah maupun di sekolah, anak angat memerlukan bantuan guru untuk merapikan kembali alat tulis, pakaian serta permainan yang digunakan pada saat proses pembelajaran. Salah satu teknik yang dapat digunakan adalah teknik behavior contract. Teknik ini merupakan salah satu strategi yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran. Teknik behavior contrak adalah suatu perjanjian antara anak dengan guru untuk berperilaku tertentu dan akan diberikan hadiah. Permasalahan Berdasarkan latar belakang permasalahan maka diidentifikasi masalah sebagai berikut :1.anak masih tergantung pada orang tua baik di rumah maupun di sekolah, 2. anak masih tergantung pada guru dalam mengatur alat tulis belajar. Di rumuskan apakah kemandirian anak di TK Pembina Sipatana dapat di tingkatkan melalui teknik behavior contract? tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemandirian anak TK Pembina Sipatana Kota Gorontalo melalui teknik behavior contract. Diharapkan dapat menambah pengetahuan guru untuk membentuk diri anak menjadi hidup mandiri baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan keluarga, dan sebagai tambahan wawasan dan pengetahuan agar orang tua menyadari pentingnya,bimbingan bagi anak sehingga orang tua dapat membimbing anaknya dengan sebaik mungkin, serta pendekatan dan bimbingan peserta didik akan dapat memiliki kemandirian. Kajian Pustaka 1. Pengertian Kemandirian Kemandirian adalah perilaku mampu berinisiatif, mampu mengatasi hambatan atau masalah, mempunyai rasa percaya diri dan dapat melakukan sesuatu tanpa bantuan orang lain, hasrat untuk mengerjakan segala sesuatu bagi diri sendiri. Kemandirian anak TK berbeda dengan kemandirian remaja ataupun orang dewasa. Jika definisi mandiri untuk remaja dan orang dewasa adalah kemampuan 4

5 seseorang untuk bertanggung jawab atas apa yang dilakukan tanpa membebani orang lain, sedangkan untuk anaktk adalah kemampuan yang disesuaikan dengan tugas perkembangan. Adapun tugas-tugas perkembangan untuk anak usia dini adalah belajar berjalan, belajar makan, berlatih berbicara, koordinasi tubuh, kontak perasaan dengan lingkungan, pembentukan pengertian, dan belajar moral (Simanjuntak, 2009:12). Dengan kemandirian seseorang dapat berkembang dengan lebih mantap. Untuk dapat mandiri seseorang membutuhkan kesempatan, dukungan, dan dorongan dari keluarga serta lingkungan di sekitarnya. Agar dapat mencapai otonomi atas diri sendiri. Peran keluarga serta lingkungan di sekitar dapat memperkuat untuk setiap perilaku yang di lakukan. Kemandirian merupakan suatu sikap otonomi dimana seseorang secara relatif bebas dari pengaruh penilaian, pendapat dan keyakinan orang lain. Dengan otonomi tersebut seorang anak diharapkan akan lebih bertanggung-jawab terhadap dirinya sendiri (Robert havighurst). Kemandirian, seperti halnya dapat berkembang dengan baik jika diberikan kesempatan untuk berkembang melalui latihan yang dilakukan secara terus menerus dan dilakukan sejak dini. Latihan tersebut dapat dilakukan berupa pemberian tugas-tugas tanpa bantuan dan tentu saja tugas-tugas tersebut disesuiakan dengan usia anak dan kemampuan anak. 2. Aspek-Aspek Kemandirian Anak TK Aspek-aspek kemandirian menurut Masrun (dalam, Arianti 2009:24) antara lain: a. Bebas, yaitu ditunjukkan dengan tindakan yang dilakukan atas kehendak sendiri bukan karena orang lain. b. Progresif, yaitu ditunjukkan dengan usaha untuk mengejarberprestasi, penuh ketekunan, merencanakan serta mewujudkanharapan-harapannya. c. Inisiatif, yaitu adanya pemanfaatan berpikir dan bertindak secaraorisinil, kreatif dan inisiatif. 5

6 d. Pengendalian diri, yaitu adanya perasaan mampu untuk mengatasi masalahnya, mampu mengendalikan serta mampu mempengaruhilingkungan atas usahanya. e. Kemampuan diri, yaitu mencakup rasa percaya diri terhadapkemampuan sendiri, menerima dirinya dan memperoleh kepuasandari usahanya. 3. Bentuk-Bentuk Kemandirian Anak Menurut Bark (2006:14) bahwa kegiatan anak sehari-hari dalam bentuk kemandirian dapat dilihat dari : a. Kemampuan anak dalam berpakaian Pada anak usia TK kemandirian terlihat ketika anak dapat melakukan dan menyelesaikan pekerjaannya sendiri tanpa meminta atau mengharapkan bantuan dari orang tua atau orang lain yang ada disekitarnya. Bagi anak berpakaian merupakan suatu pekerjaan yang berat.seperti mengancingkan baju, memakai kaos kaki, melipat baju dan sebagainya. Dengan kemandiriannya yang tumbuh dalam diri anak, maka anak akan merasa lebih mandiri dalam melakukan pekerjaan selanjutnya, selain itu dapat menumbuhkan harga diri yang kuat. b. Kemampuan anak dalam melakukan kegiatan makan Pada saat anak memiliki kemandirian dalam hal makan, anak akan melakukan acara makan sendiri dengan mengambil alat makan dan makanan itu sendiri tanpa disuapi atau dilayani oleh orang tua, anak usia TK juga terkadang sudah mengetahui kapan ia harus makan, tanpa menunggu perintah dari orang tua. c. Kemampuan anak untuk mengurus diri ketika melakukan buang air Kemandirian pada anak usia TK juga dapat terlihat ketika anak mampu mengurus dirinya ketika buang air besar maupun kecil, tetapi kemampuan ini tidak terjadi secara tiba-tiba atau spontan. Untuk menjadi mampu melakukan sendiri atau terampil diperlukan suatu latihan yang bertahap. d. Mampu atau berani pergi sendiri Anak usia TK umumnya tidak berani untuk pergi sendiri, baik itu untuk pergi ke sekolah maupun pergi ke tempat bermain. Biasanya mereka memerlukan 6

7 teman untuk menjaga atau melindunginya.dalm hal ini orang tua memberikan suatu latihan pada anak agar mampu untuk pergi sendiri. 4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemandirian Anak TK Faktor faktor yang mempengaruhi kemandirian anak usia prasekolah terbagi menjadi dua meliputi faktor internal dan faktor eksternal (Soetjiningsih, 2001:12). Faktor internal merupakan faktor yangada dari diri anak itu sendiri yang meliputi emosi dan intelektual. Faktor emosi ini ditunjukkan dengan kemampuan mengontrol emosidan tidak terganggunya kebutuhan emosi orang tua. Sedangkan faktor intelektual ditunjukkan dengan kemampuan untuk mengatasi berbagaimasalah yang dihadapi. Sedangkan faktor eksternal yaitu faktor yangdatang atau ada dari luar anak itu sendiri. Faktor ini meliputilingkungan, karakteristik sosial, stimulasi pola asuh cinta dan kasihsayang, kualitas informasi anak dan orang tua, dan pendidikan orangtua dan status pekerjaan ibu. Lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan tercapaiatau tidaknya tingkat kemandirian anak usia pra sekolah, sehinggalingkungan yang baik akan meningkatkan cepat tercapainyakemandirian anak. Selain itu karakteristik sosial juga dapatmempengaruhi kemandirian anak, misalnya tingkat kemandirian anakdari keluarga miskin berbeda dengan anak dari keluarga kaya, akantetapi anak yang mendapatkan stimulasi terarah dan teratur akan lebihmandiri dibanding dengan anak yang kurang mendapat stimulasi. 5. Pengertian Behavior Contract Fauzan (2009:21) mengatakan bahwa Behavior Contract adalah perjanjian dua orang ataupun lebih untuk berperilaku dengan cara tertentu dan untuk menerima hadiah bagi perilaku itu. Kontrak ini menegaskan harapan dan tanggung jawab yang harus dipenuhi dan konsekuensinya. Kontrak dapat menjadi alat pengatur pertukaran reinforcement positif antarindividu yang terlibat. Strukturnya merinci siapa yang harus melakukan, apa yang dilakukan, kepada siapa dan dalam kondisi bagaimana hal itu dilakukan, serta dalam kondisi bagaimana dibatalkan. 7

8 Menurut latipun (2008),behavior contract adalah persetujuan antara dua orang atau lebih (konselor dan klien) untuk mengubah perilaku tertentu pada klien. Konselor dapat memilih perilaku yang realistik dan dapat diterima oleh kedua belah pihak. Setelah perilaku dimunculkan sesuai dengan kesepakatan, ganjaran dapat diberikan kepada klien. Dalam terapi ini ganjaran positif terhadap perilaku yang dibentuk lebih dipentingkan daripada pemberian hukuman jika kontrak perilaku tidak berhasil. 6. Langkah-Langkah Behavior Contract Menurut Gantina (2011:16), langkah-langkah yang harus dilakukan dalam pembuatan kontrak perilaku adalah: 1. Pilih tingkah laku anak yang akan diubah. Langkah awal yaitu memilih tingkah laku anak yang akan diubah dalam hal ini adalah kemandirian anak (selalu bergabung dengan orang tua) 2. Tentukan data awal (baseline data) yaitu tingkah laku yang akan diubah. Langkah kedua menentukan data awal terhadap terhadap tingkah laku yang yang diubah. Untuk langkah yang kedua ini kita perlu menentukan data awal terhadap tingkah laku yang akan diubah yang berkaitan dengan kemandirian anak seperti kemandirian anak dalam bermain sendiri. 3. Tentukan jenis penguatan yang akan diterapkan. Langkah yang ketiga menentukan penguatan yang akan diterapkan. Ketika mulai mengubah perlakuan, maka kita dapat menentukan penguatan yang akanditerapkan, misalnya ketika anak sudah mampu bermain sendiri maka akan diberikan penguatan seperti tepuk tangan. 4. Berikan reinforcement setiap kali tingkah laku yang diinginkan ditampilkan sesuai dengan jadwal kontrak. Untuk langkah yang keempat misalnya dalam 1 minggu anak telah mengajukan perubahan tingkah laku misalnya bisa mandi sendiri, maka diberikan penguatan berupa pujian 5. Berikan penguatan setiap saat tingkah laku anak yang ditampilkan. 8

9 Artinya apabila anak dapat menampilkan tingkah laku yang menunjukkan perubahan, maka perlu diberikan penguatan sampai anak telah berubah tanpa diberikan penguatan lagi. 7. Penerapan Teknik Behavior Contract Dalam Meningkatkan Kemandirian Anak Penerapan Behavior Contract pada kemandirian anak adalah pentingnya guru untuk dapat memberikan motivasi ketika berada dalam kelas agar lebih mandiri lagi tanpa harus dengan orang tua, adanya kontrak yang telah disepakati antara guru dan siswa. Yang bagaimana siswa akan berperilaku mandiri sesuai dengan kontrak yang sudah disepakati. Sebagai penguat kemandirian yang dilakukan, guru dapat memberikan reinforcement kepada siswa yang kurang mempunyai kemandirian. Pemberian reinforcement ini dapat diberikan pada saat perilaku muncul, ketika siswa untuk datang kesekolah harus bantuan orang tua, guru dapat memberikan pengarahan atau memotivasi siswa untuk mematuhi kontrak yang sudah disepakati sebelumnya. Salah satu standar kompetensi Kurikulum 2004 Taman Kanak-Kanak adalah anak menunjukkan motivasi dalam belajar, percaya diri, bekerja mandiri dan bekerjasama dengan orang lain. Pembelajaran kemandirian bertujuan mengembangkan kemampuan dan kesanggupan melakukan tugas yang tidak selalu menggantungkan pada orang lain, serta mampu mengambil inisiatif secara mandiri sesuai potensi anak. Proses pembelajaran Taman Kanak-Kanak harus diarahkan untuk mengembangkan kecakapan hidup. Pengembangan konsep kecakapan hidup didasarkan atas pembiasaan-pembiasaan yang memiliki tujuan untuk mengembangkan kemampuan menolong diri sendiri, disiplin dan sosialisasi serta memperoleh keterampilan dasar yang berguna untuk kelangsungan hidupnya (Depdiknas,2005). Latihan-latihan untuk hidup praktis dirancang untuk mengajari anak pada pekerjaan dalam lingkungannya sendiri, dengan jalan mengajari mereka bagaimana menguasai hal-hal yang ada di sekitarnya (Hainstock, 2002:18). 9

10 Kemandirian anak untuk menolong dirinya sendiri dalam rangka kecakapan hidup diwujudkan melalui aktifitas yang dekat dengan kehidupan anak sehari-hari, misal menggosok gigi, kecakapan memotong buah dan sebagainya. METODE PENELITIAN Metode penelitian ini adalah PTK dengan 2 siklus. yaitu siklus 1 dan siklus 2. Data kemandirian anak dianalisis menggunakan analisis komparatif yaitu membandingkan rata-rata pencapaian kemandirian anak persiklus dengan indikator kemandirian anak setiap siklus, hasil ini kemudian di jadikan pedoman untuk melaksanakan tindakan selanjutnya. adapun langkah dalam analisis data observasi untuk anak penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.memberikan nilai atau skor pada setiap descriptor. dengan ketentuan sebagai berikut,a.m: Mampu b.km : Kurang Mampu c.tm : Tidak Mampu. 2.Membuat tabulasi nilai observasi rasa percaya diri anak, 3.Menjumlah skor setiap anak yang diperoleh dari butir amatan yang ada, 4.Menghitung prosentase kemadirian setiap anak 1. menghitung rata-rata prosentase pencapaian kemandirian anak yang diperoleh dari hasil jumlah prosentase di bagi dengan jumlah anak 2. membandingkan hasil rata-rata prosentase pencapaian kemandirian anak dengan indikator pencapaian setiap siklus. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Pelaksanaan Siklus I Hasil pengamatan pada siklus I diperoleh data ada 4 orang atau 20% yang memperoleh nilai kategori sangat baik, ada 8 orang atau 40% yang memperoleh nilai kategori baik, ada 7 orang atau 35% yang memperoleh nilai kategori cukup, dan ada 1 orang atau 5% yang memperoleh nilai kategori kurang. Pada pelaksanaan siklus I tersebut menunjukkan bahwa kemandirian anak sudah ada peningkatan dari observasi awal, dan belum mencapai indikator yang diharapkan. Dengan demikian pelaksanaan tindakan pada siklus I diharapkan 10

11 menjadi motivasi bagi anak untuk meningkatkan kemampuan dalam kemandirian melalui teknik behavior contract. 2. Pelaksanaan Siklus II Hasil pengamatan pada siklus II sudah ada peningkatan dari observasi awal dan siklus I. Adapun data hasil yang diperoleh anak yaitu ada 6 orang atau 30% yang memperoleh nilai kategori sangat baik, ada 10 orang atau 50% yang memperoleh nilai kategori baik, ada 4 orang atau 20% yang memperoleh nilai kategori cukup, dan 0% yang memperoleh nilai kategori kurang. Adapun hasil pencapaian kemnadirian anak seperti pada tabel di bawah ini : Memperhatikan data hasil kegiatan belajar mengajar siklus II pada tabel di atas tampaklah pengelolaan pembelajaran yang dilaksanakan peneliti telah memenuhi target yang diharapkan. B. Pembahasan Kegiatan penelitian tindakan kelas pada pembelajaran, khususnya dalam upaya meningkatkan kemandirian anak melalui teknik behavior contract menunjukkan hasil seperti pada observasi awal, yang memiliki kemandirian adalah 35%, sikkus I 60% dan siklus II diperoleh 80%. Hasil penelitian dimaksud adalah rata-rata dan jumlah persentase seluruh aspek kemandirian anak yang diamati. Adapun hasil yang diperoleh pada setiap pelaksanaan tindakan setiap siklus, dapat dilihat pada tabel 10 di bawah ini : Tabel 10 Analisis Persentase Rata-rata Kemandirian Anak Kategori Observasi Awal Siklus I Siklus II Frekuensi % Frekuensi % Frekuensi % SB B C K Jumlah

12 Kategori : Sangat Baik : Baik : Cukup : Kurang : 0-49 Dari hasil persentase rata-rata, diperoleh data untuk kategori sangat baik terjadi peningkatan rata-rata dari observasi awal ada 0%, pada siklus I ada 4 orang atau 20%, dan pada siklus II 6 orang atau 30%, Untuk kategori baik, pada observasi awal ada 8 atau 40%, pada siklus I ada 8 orang atau 40%, pada siklus II ada 10 orang atau 50%, kemudian untuk kategori cukup diperoleh data pada observasi awal ada 8 orang atau 40%, siklus I ada 7 atau 35% dan pada siklus II ada 4 orang atau 20%, dan untuk kategori kurang pada observasi awal 2 orang atau 20% dan pada siklus I tinggal 1 orang atau 5% kemudian pada siklus II kategori kurang 0%. Peningkatan ini terjadi adanya kerja sama antara peneliti dengan pengamat dalam merancang pembelajaran, melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan teknik behavior contract. Dengan demikian hasil pada siklus II telah mencapai hasil yang diharapkan berdasarkan indikator kinerja 75% atau 15 orang yang sudah mandiri dari jumlah seluruhnya 20 orang anak, namun hasil pada siklus II sudah lebih dari indikator yang telah ditentukan yaitu 80% atau 16 orang anak yang sudah mandiri. Berdasarkan hasil analisis dan refleksi jelaslah bahwa teknik behavior contract dapat dijadikan sebagai teknik meningkatkan kemandirian anak. Temuan ini sekaligus menunjukkan bahwa peningkatan kemmandirian anak dapat ditingkatkan melalui teknik behavior contract. Dengan melihat hasil capaian yang ada, maka hipotesis penelitian tindakan kelas yang menyatakan: jika guru menggunakan teknik behavior contract pada pembelajaran, maka kemampuan kemandirian anak pada anak TK Negeri Pembina akan meningkat, dapat diterima. 3. Simpulan Dari hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa telah tercapai peningkatan kemandirian anak sesuai indikator kinerja yang ditetapkan, yaitu anak telah memiliki kemampuan kemandirian dengan rincian hasil yang 12

13 diperoleh pada observasi awal adalah 40% atau 8 orang anak, hasil yang diperoleh pada siklus I mencapai 60% atau 12 orang anak, dan hasil yang diperoleh pada siklus II meningkat menjadi 80% atau 16 orang anak. Hasil penelitian peningkatan kemandirian anak melalui teknik behavior contract mencapai 35% dari observasi awal, pada siklus II meningkat menjadi 80% dari hasil observasi awal. Berdasarkan hasil analisis dan refleksi jelaslah bahwa teknik behavior contract dapat dijadikan sebagai teknik untuk meningkatkan kemandirian anak. Temuan ini sekaligus menunjukkan bahwa peningkatan kemandirian anak dapat ditingkatkan melalui teknik behavior contract. Dengan melihat hasil yang dicapai maka dapat disimpulkan bahwa dengan melaksanakan kegiatan behavior contract, maka kemandirian anak pada TK Negeri Pembina Kota Gorontalo dapat ditingkatkan. 4. Saran 1. Teknik behavior contract di TK hendaknya menjadi perhatian utama guru TK agar kemandirian anak dapat ditingkatkan dengan maksimal 2. Kegitan kemandirian anak hendaknya dijadikan sebagai salah satu teknik untuk meningkatkan kemnandirin anak di TK 3. Kegiatan kemandirian anak perlu diterapkan pada usia dini sehingga akan menjadi pembelajaran yang menarik untuk digunakan dalam meningkatkan kemandirian anak di TK. DAFTAR PUSTAKA Arbya, Kemandirian Psikologis Anak. Jakarta : Depdikbud Gunarsa, 2004.Kemandirian Anak.Jakarta : Rineka Cipta Simanjuntak, 2009.Kemandirian Anak TK. Jakarta : Depdikbud Hainstock Kemandirian Anak Pada Tingkat Taman Kanak-Kanak. Jakarta Kartono, Aspek-Aspek Kemandirian Anak TK. Jakarta : Depdikbud 13

14 Latipun psikologi konseling. Malang : UMM Pers Mu tadin, 2002.Kemandirian Individual Anak.Jakarta : Depdiknas Masrini, 2009.Tahap Perkembangan Kemandirian Anak :Bandung : Alpabeta PatmonodewoSoemiarti Pendidikan Anak Prasekolah.Rineka Cipta : Jakarta 14

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. hasrat untuk mengerjakan segala sesuatu bagi diri sendiri. Secara singkat kemandirian

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. hasrat untuk mengerjakan segala sesuatu bagi diri sendiri. Secara singkat kemandirian BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Kemandirian Kemandirian adalah perilaku mampu berinisiatif, mampu mengatasi hambatan atau masalah, mempunyai rasa percaya diri

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. tujuan hidupnya, prestasi, kesuksesan dan juga penghargaan. Tanpa didukung oleh

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. tujuan hidupnya, prestasi, kesuksesan dan juga penghargaan. Tanpa didukung oleh 7 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Hakikat Kemandirian Anak 2.1.1 Pengertian Kemadirian Kemandirian merupakan salah satu aspek terpenting yang harus dimiliki setiap individu dan anak, karena

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah TK Negeri Pembina Sipatana

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah TK Negeri Pembina Sipatana BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian dan Karakteristik Subyek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian Tempat yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah TK Negeri Pembina Sipatana Kota Gorontalo,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kemandirian anak usia prasekolah 1. Pengertian Subrata (1997), berpendapat bahwa yang dimaksud dengan kemandirian anak pasekolah yaitu kemampuan anak untuk melakukan aktivitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kemandirian Anak TK 2.1.1 Pengertian Menurut Padiyana (2007) kemandirian adalah suatu sikap yang memungkinkan seseorang untuk berbuat bebas, melakukan sesuatu atas dorongan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMANDIRIAN ANAK MELALUI TEKNIK MODELING DI PAUD CENDEKIA DESA KETAPANG KECAMATAN GENTUMA KABUPATEN GORONTALO UTARA

MENINGKATKAN KEMANDIRIAN ANAK MELALUI TEKNIK MODELING DI PAUD CENDEKIA DESA KETAPANG KECAMATAN GENTUMA KABUPATEN GORONTALO UTARA 1 2 MENINGKATKAN KEMANDIRIAN ANAK MELALUI TEKNIK MODELING DI PAUD CENDEKIA DESA KETAPANG KECAMATAN GENTUMA KABUPATEN GORONTALO UTARA ABSTRAK Rina Mahan, Tuti Wantu, M.Pd, Kons, Irpan Kasan, S.Ag, M.Pd

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE PEMBERIAN TUGAS UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN SISWA

PENERAPAN METODE PEMBERIAN TUGAS UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN SISWA PENERAPAN METODE PEMBERIAN TUGAS UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN (Studi Kasus pada Siswa Kelas X-A SMA Kartika Jember Mata Pelajaran Ekonomi Kompetensi Dasar Perbedaan Permasalahan Mikro dan Makro Semester

Lebih terperinci

BAB I. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun. Pada masa ini proses. karakteristik yang dimiliki setiap tahapan perkembangan anak.

BAB I. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun. Pada masa ini proses. karakteristik yang dimiliki setiap tahapan perkembangan anak. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan anak selanjutnya. Anak usia dini berada

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penerapan kegiatan keterampilan motorik halus bertujuan untuk meningkatkan kemandirian. 4.1.1 Deskripsi Kondisi awal Langkah awal yang dilakukan

Lebih terperinci

Diajukan Oleh : SUKIRNO A53I130052

Diajukan Oleh : SUKIRNO A53I130052 UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN MELIPAT KERTAS PADA ANAK DIDIK KELOMPOK B SEMESTER GASALTK PERTIWIKACANGAN KECAMATAN TODANAN KABUPATEN BLORA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Skripsi

Lebih terperinci

BABI. PENDAillJLUAN. Ketika anak mulai menginjak masa awal kanak-kanak (2-6 tahun), anak

BABI. PENDAillJLUAN. Ketika anak mulai menginjak masa awal kanak-kanak (2-6 tahun), anak BABI PENDAillJLUAN 1.1. Latar Belakang Ketika anak mulai menginjak masa awal kanak-kanak (2-6 tahun), anak memerlukan perhatian dan pengawasan dari orangtua atau orang dewasa disekitarnya. Hal ini penting

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMANDIRIAN MELALUI LATIHAN MERAPIKAN MAINAN PADA KELOMPOK B DI PAUD HIDAYAH KOTA LUBUKLINGGAU KARYA ILMIAH OLEH :

MENINGKATKAN KEMANDIRIAN MELALUI LATIHAN MERAPIKAN MAINAN PADA KELOMPOK B DI PAUD HIDAYAH KOTA LUBUKLINGGAU KARYA ILMIAH OLEH : MENINGKATKAN KEMANDIRIAN MELALUI LATIHAN MERAPIKAN MAINAN PADA KELOMPOK B DI PAUD HIDAYAH KOTA LUBUKLINGGAU KARYA ILMIAH OLEH : SUROIDAH NPM. A.1 I.112 024 PROGRAM SARJANA (1) KEPENDIDIKAN BAGI GURU DALAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya pengembangan kemampuan fisik, kognitif, bahasa, sosial-emosional,

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya pengembangan kemampuan fisik, kognitif, bahasa, sosial-emosional, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa usia dini adalah masa yang sangat menentukan bagi pertumbuhan dan perkembangan anak selanjutnya karena merupakan masa peka dan masa emas dalam kehidupan anak.

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI TARI KREASI DI TAMAN KANAK-KANAK MELATI KABUPATEN SOLOK SELATAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI TARI KREASI DI TAMAN KANAK-KANAK MELATI KABUPATEN SOLOK SELATAN PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI TARI KREASI DI TAMAN KANAK-KANAK MELATI KABUPATEN SOLOK SELATAN Idrawati Abstrak Kemampuan motorik kasar anak di TK Melati Kabupaten Solok Selatan masih

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Locus of control merupakan salah satu variabel kepribadian (personility),

BAB II LANDASAN TEORI. Locus of control merupakan salah satu variabel kepribadian (personility), BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Locus Of Control 2.1.1. Pengertian Locus Of Control Konsep tentang Locus of control (pusat kendali) pertama kali dikemukakan oleh Rotter (1966), seorang ahli teori pembelajaran

Lebih terperinci

Peran Guru dalam Melatih Kemandirian Anak Usia Dini Vanya Maulitha Carissa

Peran Guru dalam Melatih Kemandirian Anak Usia Dini Vanya Maulitha Carissa Peran Guru dalam Melatih Kemandirian Anak Usia Dini Vanya Maulitha Carissa 125120307111012 Pendahuluan Kemandirian merupakan salah satu aspek terpenting yang harus dimiliki setiap individu dan anak. Karena

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN METODE INQUIRI PESERTA DIDIK KELAS V SDN KAPUAS HULU ARTIKEL PENELITIAN.

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN METODE INQUIRI PESERTA DIDIK KELAS V SDN KAPUAS HULU ARTIKEL PENELITIAN. PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN METODE INQUIRI PESERTA DIDIK KELAS V SDN KAPUAS HULU ARTIKEL PENELITIAN Oleh, T U K I D I NIM F34211726 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KEMANDIRIAN ANAK MELALUI MENDONGENG PADA KELOMPOK BERMAIN HARAPAN BANGSA CANDIROTO TEMANGGUNG

UPAYA MENINGKATKAN KEMANDIRIAN ANAK MELALUI MENDONGENG PADA KELOMPOK BERMAIN HARAPAN BANGSA CANDIROTO TEMANGGUNG Upaya Meningkatkan Kemandirian... (Anik Riana) 400 UPAYA MENINGKATKAN KEMANDIRIAN ANAK MELALUI MENDONGENG PADA KELOMPOK BERMAIN HARAPAN BANGSA CANDIROTO TEMANGGUNG EFFORTS TO INCREASE THROUGH THE METHOD

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN MELIPAT KERTAS TK PERTIWI KACANGAN, TODANAN, BLORA

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN MELIPAT KERTAS TK PERTIWI KACANGAN, TODANAN, BLORA UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN MELIPAT KERTAS TK PERTIWI KACANGAN, TODANAN, BLORA Artikel publikasi ilmiah Ilmiah Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memadukan secara sistematis dan berkesinambungan suatu kegiatan.

BAB I PENDAHULUAN. memadukan secara sistematis dan berkesinambungan suatu kegiatan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan bentuk penyelenggaraan pendidikan yang memadukan secara sistematis dan berkesinambungan suatu kegiatan. Pembelajaran di taman kanak-kanak

Lebih terperinci

CENTERED PERSON APPLICATION TO IMPROVE STUDENT S INTERPERSONAL COMMUNICATION SKILLS (Research in Class VIII SMP Negeri 13 Magelang)

CENTERED PERSON APPLICATION TO IMPROVE STUDENT S INTERPERSONAL COMMUNICATION SKILLS (Research in Class VIII SMP Negeri 13 Magelang) CENTERED PERSON APPLICATION TO IMPROVE STUDENT S INTERPERSONAL COMMUNICATION SKILLS (Research in Class VIII SMP Negeri 13 Magelang) Trisniasari Rahmawan, Subiyanto, Indiati FKIP, BK Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Perkembangan Kemandirian Anak Usia Dini 1. Pengertian Kemandirian Anak Usia Dini Menurut Sitti Hartinah (2011:36) perkembangan sosial mengandung makna pencapaian suatu kemampuan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI PENDEKATAN PAIKEM PADA KELOMPOK B DI TK UMMAHAT DDI

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI PENDEKATAN PAIKEM PADA KELOMPOK B DI TK UMMAHAT DDI MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI PENDEKATAN PAIKEM PADA KELOMPOK B DI TK UMMAHAT DDI Ening 1 ABSTRAK Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah kemampuan motorik halus anak dapat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. A. Kemandirian Anak Usia Prasekolah. Tertunda atau terhambatnya pengembangan potensi-potensi itu akan

BAB II LANDASAN TEORI. A. Kemandirian Anak Usia Prasekolah. Tertunda atau terhambatnya pengembangan potensi-potensi itu akan BAB II LANDASAN TEORI A. Kemandirian Anak Usia Prasekolah 1. Pengertian Anak Usia Prasekolah Anak prasekolah adalah mereka yang berusia antara tiga sampai enam tahun (Patmonodewo, 1995). Anak prasekolah

Lebih terperinci

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta Abstract

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta   Abstract PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN STRATEGI ACTIVE KNOWLEDGE SHARING DI SD NEGERI 18 SUNGAI LIMAU KABUPATEN PADANG PARIAMAN Reni Arnis Puspita Sari 1, Erman

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Anak Usia Prasekolah 1. Pengertian Anak prasekolah adalah mereka yang berusia antara tiga sampai enam tahun (Patmonodewo, 1995). Anak prasekolah adalah pribadi yang mempunyai

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE PROBLEM-BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA Ana Susana SMK 1 Kawung Surabaya

PENERAPAN METODE PROBLEM-BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA Ana Susana SMK 1 Kawung Surabaya JURNAL BUANA MATEMATIKA. Vol. 5, No. 1, Tahun 215 PENERAPAN METODE PROBLEM-BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA Ana Susana SMK 1 Kawung Surabaya anna_suzan@ymail.com Abstract

Lebih terperinci

STUDI TENTANG FAKTOR- FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI I TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO

STUDI TENTANG FAKTOR- FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI I TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO STUDI TENTANG FAKTOR- FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI I TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO Oleh: Meilan Ladiku Jurusan Bimbingan dan Konseling, Universitas Negeri Gorontalo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas Nomor 2 Tahun Dalam Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas Nomor 2 Tahun Dalam Undang-Undang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam konteks kenegaraan, penyelenggaraan pendidikan diatur dalam Undang-Undang Sisdiknas Nomor 2 Tahun 2004. Dalam Undang-Undang tersebut, pendidikan diartikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hampir dapat dipastikan bahwa setiap orangtua menginginkan yang terbaik

BAB I PENDAHULUAN. Hampir dapat dipastikan bahwa setiap orangtua menginginkan yang terbaik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hampir dapat dipastikan bahwa setiap orangtua menginginkan yang terbaik untuk anak-anaknya, termasuk dalam hal pendidikan. Orangtua berharap anaknya bisa mendapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa kanak-kanak awal biasanya dikenal dengan masa prasekolah. Pada usia ini, anak mulai belajar memisahkan diri dari keluarga dan orangtuanya untuk masuk dalam lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pada anak-anak sedini mungkin agar tidak menghambat tugas-tugas perkembangan anak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pada anak-anak sedini mungkin agar tidak menghambat tugas-tugas perkembangan anak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemandirian merupakan salah satu aspek kepribadian manusia yang tidak dapat berdiri sendiri, artinya terkait dengan aspek kepribadian yang lain dan harus dilatihkan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMANDIRIAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA ANAK KELOMPOK B1 TK PERTIWI SIDAMULIH TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENINGKATAN KEMANDIRIAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA ANAK KELOMPOK B1 TK PERTIWI SIDAMULIH TAHUN PELAJARAN 2013/2014 PENINGKAAN KEMANDIRIAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONEKSUAL PADA ANAK KELOMPOK B K PERIWI SIDAMULIH AHUN PELAJARAN 3/ Isna Devis Purnawiyati ), Kartono ), Djaelani ) ) Prodi PG-PAUD, Universitas Sebelas

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. Anak perlu memiliki perilaku mandiri. Menurtt Antonius (2000:143) perilaku

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. Anak perlu memiliki perilaku mandiri. Menurtt Antonius (2000:143) perilaku BAB II KAJIAN TEORETIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teoretis 2.1.1 Hakikat Perilaku mandiri Anak perlu memiliki perilaku mandiri. Menurtt Antonius (2000:143) perilaku mandiri dapat dilatihkan sejak

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. Belajar Siswa Di Mts Ma arif Driyorejo Gresik. lebih jelasnya lihat table di bawah ini:

BAB IV ANALISIS DATA. Belajar Siswa Di Mts Ma arif Driyorejo Gresik. lebih jelasnya lihat table di bawah ini: BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Proses Pelaksanaan Bimbingan Dan Konseling Islam) Dengan Terapi Behavior Untuk Menuntaskan Kemandirian Belajar Siswa Di Mts Ma arif Driyorejo Gresik Untuk mengetahui proses

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. teoritis dengan hasil penelitian di lapangan dan juga mengacu pada rumusan

BAB V PENUTUP. teoritis dengan hasil penelitian di lapangan dan juga mengacu pada rumusan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berpijak pada uraian di atas yang merupakan perpaduan antara hasil kajian teoritis dengan hasil penelitian di lapangan dan juga mengacu pada rumusan masalah skripsi ini, maka

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Motivasi Bekerja. Kata motivasi ( motivation) berasal dari bahasa latin movere, kata dasar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Motivasi Bekerja. Kata motivasi ( motivation) berasal dari bahasa latin movere, kata dasar BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi Bekerja 1. Pengertian Motivasi Kata motivasi ( motivation) berasal dari bahasa latin movere, kata dasar adalah motif ( motive) yang berarti dorongan, sebab atau alasan

Lebih terperinci

Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau *Korespondensi :

Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau *Korespondensi : 1 PENGGUNAAN MEDIA MICROSOFT OFFICE POWERPOINT MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII 2 SMPN 32 PEKANBARU Verawati Turanda *, Rosmaini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya. Perkembangan anak terjadi melalui beberapa tahapan dan setiap

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya. Perkembangan anak terjadi melalui beberapa tahapan dan setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap anak mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan dalam hidupnya. Perkembangan anak terjadi melalui beberapa tahapan dan setiap tahapan mempunyai ciri

Lebih terperinci

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU PEKANBARU 1435 H/2014 M

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU PEKANBARU 1435 H/2014 M MENINGKATKAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM DENGAN PENERAPAN STRATEGI INFORMATION PROCESSING SISWA KELAS III SDN 016 PULAU RAMBAI KECAMATAN KAMPAR TIMUR Oleh REFNALDI NIM. 10918008846 FAKULTAS TARBIYAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mereka dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Siswa Sekolah Menengah

BAB I PENDAHULUAN. mereka dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Siswa Sekolah Menengah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada siswa Sekolah Menengah Pertama berusia 12 tahun sampai 15 tahun, mereka membutuhkan bimbingan dan arahan dari pihak keluarga dan sekolah agar mereka dapat

Lebih terperinci

Prakoso et al., Peningkatan Keterampilan Pemecahan Masalah dan Hasil Belajar IPA Biologi...ister

Prakoso et al., Peningkatan Keterampilan Pemecahan Masalah dan Hasil Belajar IPA Biologi...ister 1 Peningkatan Keterampilan Pemecahan Masalah dan Hasil Belajar IPA Biologi Melalui Penerapan Problem Based Learning (PBL) Dilengkapi dengan Media Gambar Pada Mata Pelajaran IPA Biologi (Sub Materi Pokok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. bermunculan pendidikan pra sekolah yang menyediakan pelayanan untuk anak

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. bermunculan pendidikan pra sekolah yang menyediakan pelayanan untuk anak BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan anak usia dini (PAUD) dewasa ini semakin mendapat perhatian besar dari pemerintah dan masyarakat. Hal ini ditandai dengan banyak bermunculan pendidikan pra

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERILAKU SOSIAL ANAK USIA DINI

PENGEMBANGAN PERILAKU SOSIAL ANAK USIA DINI PENGEMBANGAN PERILAKU SOSIAL ANAK USIA DINI Titing Rohayati 1 ABSTRAK Kemampuan berperilaku sosial perlu dididik sejak anak masih kecil. Terhambatnya perkembangan sosial anak sejak kecil akan menimbulkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. KEMANDIRIAN ANAK USIA PRASEKOLAH 1. Kemandirian Menurut Mu tadin (2002) kemandirian mengandung pengertian yaitu, suatu keadaan dimana seseorang yang memiliki hasrat bersaing

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN 79 BAB V HASIL PENELITIAN A. Rangkuman Analisis Subjek Berdasarkan hasil penelitian melalui observasi, wawancara, tes proyeksi dan analisis yang telah dilakukan terhadap ketiga subjek, maka dapat dibuat

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN KECAKAPAN HIDUP MELALUI METODE BERMAIN PERAN PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN DI TKIT TARUNA TELADAN DELANGGU TAHUN AJARAN 2012/ 2013

UPAYA PENINGKATAN KECAKAPAN HIDUP MELALUI METODE BERMAIN PERAN PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN DI TKIT TARUNA TELADAN DELANGGU TAHUN AJARAN 2012/ 2013 UPAYA PENINGKATAN KECAKAPAN HIDUP MELALUI METODE BERMAIN PERAN PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN DI TKIT TARUNA TELADAN DELANGGU TAHUN AJARAN 2012/ 2013 NASKAH PUBLIKASI Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Anak Usia Dini H A R T I N I A53B090210

ARTIKEL ILMIAH Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Anak Usia Dini H A R T I N I A53B090210 PENGEMBANGAN KEDISIPLINAN ANAK MELALUI METODE BERMAIN PERAN MAKRO PADA TAMAN KANAK-KANAK PERTIWI WANGLU KELOMPOK A KECAMATAN TRUCUK KABUPATEN KLATEN TAHUN PELAJARAN 2012-2013 ARTIKEL ILMIAH Untuk memenuhi

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMANDIRIAN MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK ABA 010 CABANG KUOK KABUPATEN KAMPAR

MENINGKATKAN KEMANDIRIAN MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK ABA 010 CABANG KUOK KABUPATEN KAMPAR MENINGKATKAN KEMANDIRIAN MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK ABA 010 CABANG KUOK KABUPATEN KAMPAR Guru TK ABA 010 Cabang Kuok Kabupaten Kampar email: herlinaher@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

Skripsi. Oleh: Puput Dwi Maret Tanti K

Skripsi. Oleh: Puput Dwi Maret Tanti K PENERAPAN PEMBELAJARAN AKTIF (ACTIVE LEARNING) DENGAN METODE MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI A3 SMA NEGERI 1 NGEMPLAK BOYOLALI Skripsi Oleh: Puput Dwi Maret Tanti

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMANDIRIAN ANAK MELALUI METODE CERITA DENGAN TEMA MURIDKU RANI PADA ANAK KELOMPOK B TK AL-ISLAM 4 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016

PENINGKATAN KEMANDIRIAN ANAK MELALUI METODE CERITA DENGAN TEMA MURIDKU RANI PADA ANAK KELOMPOK B TK AL-ISLAM 4 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016 PENINGKATAN KEMANDIRIAN ANAK MELALUI METODE CERITA DENGAN TEMA MURIDKU RANI PADA ANAK KELOMPOK B TK AL-ISLAM 4 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016 Anita Wardani 1, Siti Wahyuningsih 1, Sularmi 2 1 Program

Lebih terperinci

Premiere Educandum Jurnal Pendidikan Dasar dan Pembelajaran

Premiere Educandum Jurnal Pendidikan Dasar dan Pembelajaran Premiere Educandum Jurnal Pendidikan Dasar dan Pembelajaran PE Premiere Educandum 7(1) 87 94 Juni 2017 Copyright 2017 PGSD Universitas PGRI Madiun P ISSN: 2088-550/E ISSN: 2528-517 Available at: http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/pe

Lebih terperinci

E-JURNAL STUDENT. Oleh: Ihtisyamah Zuhaidah NIM

E-JURNAL STUDENT. Oleh: Ihtisyamah Zuhaidah NIM Peningkatan Motivasi, Kemandirian,....(Ihtisyamah Zuhaidah) 1 PENINGKATAN MOTIVASI, KEMANDIRIAN, DAN HASIL BELAJAR PELAJARAN KETERAMPILAN KOMPUTER DAN PENGELOLAAN INFORMASI MELALUI IMPLEMENTASI MODEL PROBLEM

Lebih terperinci

THE EFFORT FOR INCREASING EMOTIONAL INTELLIGENCE BY PROJECT METHO.D FOR 5-6 YEAR OLD S CHILDREN IN BHAKTI IBU KINDERGARTEN PEKANBARU CITY

THE EFFORT FOR INCREASING EMOTIONAL INTELLIGENCE BY PROJECT METHO.D FOR 5-6 YEAR OLD S CHILDREN IN BHAKTI IBU KINDERGARTEN PEKANBARU CITY 1 THE EFFORT FOR INCREASING EMOTIONAL INTELLIGENCE BY PROJECT METHO.D FOR 5-6 YEAR OLD S CHILDREN IN BHAKTI IBU KINDERGARTEN PEKANBARU CITY Isra Miyarti, Zulkifli Nurdin, Ria Novianti miyartiisra@gmail.com,

Lebih terperinci

GAMBARAN PERKEMBANGAN SOSIAL DAN KEMANDIRIAN PADA ANAK PRASEKOLAH USIA 4-6 TAHUN DI TK AL- ISLAH UNGARAN BARAT

GAMBARAN PERKEMBANGAN SOSIAL DAN KEMANDIRIAN PADA ANAK PRASEKOLAH USIA 4-6 TAHUN DI TK AL- ISLAH UNGARAN BARAT GAMBARAN PERKEMBANGAN SOSIAL DAN KEMANDIRIAN PADA ANAK PRASEKOLAH USIA 4-6 TAHUN DI TK AL- ISLAH UNGARAN BARAT Fiktina Vifri Ismiriyam 1), Anggun Trisnasari 2), Desti Endang Kartikasari 3) Universitas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kota Lubuklinggau, dengan objek penelitian yaitu anak didik kelompok B

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kota Lubuklinggau, dengan objek penelitian yaitu anak didik kelompok B BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi per siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan di Paud Hidayah Kota Lubuklinggau, dengan objek penelitian yaitu anak didik

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMANDIRIAN BELAJAR MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN

PENINGKATAN KEMANDIRIAN BELAJAR MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN PENINGKATAN KEMANDIRIAN BELAJAR MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN Maryati Octora, Abas Yusuf, Dian Miranda Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini FKIP UNTAN Email

Lebih terperinci

ASRI MUNFI ATUN PUTRI A

ASRI MUNFI ATUN PUTRI A MENGEMBANGKAN KECERDASAN LOGIKA MATEMATIKA ANAK MELALUI PERMAINAN HARTA KARUN GEOMETRI PADA KELOMPOK B DI TK AISYIYAH BENTANGAN WONOSARI KLATEN TAHUN AJARAN 2015/2016 Skripsi Diajukan untuk Memperoleh

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY UNTUK MENINGKATAN HASIL BELAJAR PKN TENTANG KEBEBASAN BERORGANISASI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY UNTUK MENINGKATAN HASIL BELAJAR PKN TENTANG KEBEBASAN BERORGANISASI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY UNTUK MENINGKATAN HASIL BELAJAR PKN TENTANG KEBEBASAN BERORGANISASI Kanti Pristiwati Sekolah Dasar Negeri Rembang 2 Kota Blitar Jalan Akasia Nomor 17 Kota Blitar Email:

Lebih terperinci

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERILAKU KEMANDIRIAN ANAK USIA PRA SEKOLAH ( 4-6 ) TAHUN DI TK RHODHATUL BANAT CIMAHI

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERILAKU KEMANDIRIAN ANAK USIA PRA SEKOLAH ( 4-6 ) TAHUN DI TK RHODHATUL BANAT CIMAHI HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERILAKU KEMANDIRIAN ANAK USIA PRA SEKOLAH ( 4-6 ) TAHUN DI TK RHODHATUL BANAT CIMAHI Setiawati Stikes A. Yani Cimahi Abstrak Pada masa kanak-kanak proses tumbuh kembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tergantung pada orangtua dan orang-orang disekitarnya hingga waktu tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tergantung pada orangtua dan orang-orang disekitarnya hingga waktu tertentu. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia dilahirkan dalam kondisi yang tidak berdaya, ia akan tergantung pada orangtua dan orang-orang disekitarnya hingga waktu tertentu. Seiring dengan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN EMPATI ANAK USIA DINI MELALUI MENDONGENG DI TAMAN KANAK-KANAK ASYIYAH PARIAMAN

PENGEMBANGAN EMPATI ANAK USIA DINI MELALUI MENDONGENG DI TAMAN KANAK-KANAK ASYIYAH PARIAMAN PENGEMBANGAN EMPATI ANAK USIA DINI MELALUI MENDONGENG DI TAMAN KANAK-KANAK ASYIYAH PARIAMAN Nanik Iis* Abstrak Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di Taman Kanak-kanak Aisyiyah

Lebih terperinci

PERBEDAAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA KMS DAN NON KMS DI SMK NEGERI 7 YOGYAKARTA TAHUN 2013/2014 ARTIKEL E-JOURNAL

PERBEDAAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA KMS DAN NON KMS DI SMK NEGERI 7 YOGYAKARTA TAHUN 2013/2014 ARTIKEL E-JOURNAL Perbedaan Kemnadirian Belajar (Fitri Sulistyowati) 1 PERBEDAAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA KMS DAN NON KMS DI SMK NEGERI 7 YOGYAKARTA TAHUN 2013/2014 ARTIKEL E-JOURNAL Oleh Fitri Sulistyowati NIM 08104244024

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN BLENDED LEARNING

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN BLENDED LEARNING Implementasi Model Pembelajaran... (Ayu Siti Farha) 1 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN BLENDED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PERHATIAN DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SIMULASI DIGITAL KELAS X

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS (BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM DENGAN TERAPI REALITAS DALAM MENANGANI PERILAKU FIKSASI

BAB IV ANALISIS (BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM DENGAN TERAPI REALITAS DALAM MENANGANI PERILAKU FIKSASI BAB IV ANALISIS (BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM DENGAN TERAPI REALITAS DALAM MENANGANI PERILAKU FIKSASI PADA ANAK (STUDI KASUS ANAK YANG SELALU BERGANTUNG PADA ORANG LAIN)) A. Analisis Proses Pelaksanaan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI MEDIA GAMBAR SERI PADA SISWA KELAS V SD MUHAMMADIYAH 11 MANGKUYUDAN SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI MEDIA GAMBAR SERI PADA SISWA KELAS V SD MUHAMMADIYAH 11 MANGKUYUDAN SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014 MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI MEDIA GAMBAR SERI PADA SISWA KELAS V SD MUHAMMADIYAH 11 MANGKUYUDAN SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI Oleh: ZAHRA SALSABILA K7110183 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERCERITA ANAK MELALUI MEDIA POP UP BOOK PADA KELOMPOK B TK AL ISLAM 4 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/201

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERCERITA ANAK MELALUI MEDIA POP UP BOOK PADA KELOMPOK B TK AL ISLAM 4 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/201 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERCERITA ANAK MELALUI MEDIA POP UP BOOK PADA KELOMPOK B TK AL ISLAM 4 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/201 Fitri Rahmawati 1, Muhammad Ismail Sriyanto 2, Ruli Hafidah 1 1 Program

Lebih terperinci

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP KENAMPAKAN ALAM DALAM PELAJARAN IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP KENAMPAKAN ALAM DALAM PELAJARAN IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT 1 PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP KENAMPAKAN ALAM DALAM PELAJARAN IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT Lia Angela Rosalia, Yulianti, Hadiyah PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jl. Slamet Riyadi

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE PROBLEM-BASED LEARNING

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE PROBLEM-BASED LEARNING UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE PROBLEM-BASED LEARNING PADA POKOK BAHASAN LOGIKA MATEMATIKA DI KELAS X-1SMA NEGERI 2 SUMENEP TAHUN PELAJARAN 2010-2011 Hasanudin Guru SMAN 2

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Karakter penelitian ini adalah anak kelompok B dengan jumlah anak 16 orang,

BAB III METODE PENELITIAN. Karakter penelitian ini adalah anak kelompok B dengan jumlah anak 16 orang, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Latar dan Karakteristik Penelitian 3.1.1 Latar Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di TK Saroja Hutadaa Kecamatan Talaga Jaya Kabupaten Gorontalo. 3.1.2

Lebih terperinci

ilmiah serta rasa mencintai dan menghargai kebesaran Tuhan yang Maha Esa perlu ditanamkan kepada siswa. Hal tersebut dapat tercapai salah

ilmiah serta rasa mencintai dan menghargai kebesaran Tuhan yang Maha Esa perlu ditanamkan kepada siswa. Hal tersebut dapat tercapai salah PENERAPAN METODE INKUIRI TERBIMBING UNTUK PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS IV SD Retno Megawati 1, Suripto 2, Kartika Chrysti Suryandari 3 PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jl. Kepodang

Lebih terperinci

IMPLEMENTATION PROBLEM SOLVING LEARNING METHOD TO INCREASE STUDY RESULT OF IPS IV CLASS STUDENTS IN SDN 163 PEKANBARU

IMPLEMENTATION PROBLEM SOLVING LEARNING METHOD TO INCREASE STUDY RESULT OF IPS IV CLASS STUDENTS IN SDN 163 PEKANBARU 1 IMPLEMENTATION PROBLEM SOLVING LEARNING METHOD TO INCREASE STUDY RESULT OF IPS IV CLASS STUDENTS IN SDN 163 PEKANBARU Ana Julita, Lazim N, Mahmud Alpusari Anajulita111@gmail.com, LazimPGSD@gmail.com,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sekolah sebagai lembaga formal yang dapat meningkatkan kualitas belajar

I. PENDAHULUAN. Sekolah sebagai lembaga formal yang dapat meningkatkan kualitas belajar I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekolah sebagai lembaga formal yang dapat meningkatkan kualitas belajar siswanya sehingga menghasilkan manusia yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi akhir-akhir

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN PMRI PADA MATERI JARAK DAN KECEPATAN DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SDN NGEGOT DEMAK TAHUN PELAJARAN

PENERAPAN PENDEKATAN PMRI PADA MATERI JARAK DAN KECEPATAN DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SDN NGEGOT DEMAK TAHUN PELAJARAN PENERAPAN PENDEKATAN PMRI PADA MATERI JARAK DAN KECEPATAN DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SDN NGEGOT DEMAK TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Oleh VIKA WIJAYANTI NIM 201033268 PROGRAM

Lebih terperinci

Oleh. Hamidah SDN 1 Cakranegara

Oleh. Hamidah SDN 1 Cakranegara Media Bina Ilmiah51 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MENCARI PASANGAN (Make a Match) PADA POKOK BAHASAN GEJALA ALAM DI INDONESIA DAN NEGARA-NEGARA TETANGGA KELAS VI

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI MELALUI SENTRA MAIN PERAN DI TAMAN KANAK-KANAK PADANG ARTIKEL

OPTIMALISASI PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI MELALUI SENTRA MAIN PERAN DI TAMAN KANAK-KANAK PADANG ARTIKEL 1 OPTIMALISASI PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI MELALUI SENTRA MAIN PERAN DI TAMAN KANAK-KANAK PADANG ARTIKEL Oleh Vivit Risnawati NIM : 2009/51093 JURUSAN PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN BEHAVIORAL-TEKNIK TOKEN EKONOMI UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU DISIPLIN SISWA PADA SITUASI PEMBELAJARAN DI DALAM KELAS

PENERAPAN PENDEKATAN BEHAVIORAL-TEKNIK TOKEN EKONOMI UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU DISIPLIN SISWA PADA SITUASI PEMBELAJARAN DI DALAM KELAS 100 Penerapan Pendekatan Behavioral-teknik Token Ekonomi Untuk Meningkatkan Perilaku Disiplin Siswa... PENERAPAN PENDEKATAN BEHAVIORAL-TEKNIK TOKEN EKONOMI UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU DISIPLIN SISWA PADA

Lebih terperinci

MOTIVASI DALAM BELAJAR. Saifuddin Azwar

MOTIVASI DALAM BELAJAR. Saifuddin Azwar MOTIVASI DALAM BELAJAR Saifuddin Azwar Dalam dunia pendidikan, masalah motivasi selalu menjadi hal yang menarik perhatian. Hal ini dikarenakan motivasi dipandang sebagai salah satu faktor yang sangat dominan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. manusia yaitu kebutuhan untuk berdiri sendiri (need for autonomy) dan. kebutuhan untuk bergantung (needs for deference).

BAB II LANDASAN TEORI. manusia yaitu kebutuhan untuk berdiri sendiri (need for autonomy) dan. kebutuhan untuk bergantung (needs for deference). BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kemandirian Anak Usia Dini 2.1.1 Pengertian Kemandirian Menurut teori psychological needs Murray 1994 (Yulianti, 2009: 8) perilaku psikologis manusia digerakkan oleh sejumlah

Lebih terperinci

Jurnal Pesona PAUD, Vol. I. No.1.Wani

Jurnal Pesona PAUD, Vol. I. No.1.Wani 1 2 3 PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN DADU SUKU KATA DI TAMAN KANAK-KANAK AISYIYAH AGAM Wani Zuarny ABSTRAK Kemampuan membaca anak kelompok B3 di Taman Kanak-kanak (TK) Aisyiyah Agam

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK MELALUI KEGIATAN BERMAIN PERAN DI KELOMPOK A

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK MELALUI KEGIATAN BERMAIN PERAN DI KELOMPOK A MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK MELALUI KEGIATAN BERMAIN PERAN DI KELOMPOK A 1 Yuni Tresna Astuti Sri Widayati PG PAUD Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Surabaya Jln. Teratai No. 4 Surabaya (unitresna_pgpaud@gmail.com)(widapgpaudunesa@gmail.com)

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. TK (Taman kanak-kanak) merupakan salah satu lembaga pendidikan formal

I. PENDAHULUAN. TK (Taman kanak-kanak) merupakan salah satu lembaga pendidikan formal I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang TK (Taman kanak-kanak) merupakan salah satu lembaga pendidikan formal dalam rangka sistem pendidikan nasional yang merupakan salah satu bentuk

Lebih terperinci

Menumbuhkan Kemandirian Anak

Menumbuhkan Kemandirian Anak Menumbuhkan Kemandirian Anak Oleh: Nur Hayati, M.Pd Dosen PGPAUD UNY Sikap mandiri, sopan santun, baik kepada orang sebaya maupun kepada orang tua, sabar, mengendalikan emosi, menunjukkan kepedulian terhadan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Melati Br. Tarigan, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Melati Br. Tarigan, 2014 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini pemerintah sedang fokus terhadap dunia pendidikan di Indonesia, termasuk diantaranya pendidikan anak usia dini. Pendidikan anak usia dini merupakan

Lebih terperinci

P U R W A N T I N I A53B111049

P U R W A N T I N I A53B111049 PENGEMBANGAN KEMANDIRIAN MELALUI PENERAPAN TEKNIK SCAFFOLDING PADA ANAK KELOMPOK A DI BUSTANUL ATHFAL AISYIYAH MIRENG III KECAMATAN TRUCUK, KABUPATEN KLATEN TAHUN AJARAN 2013-2014 PUBLIKASI ILMIAH Untuk

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Bimbingan Konseling Islam dengan Teknik Modelling

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Bimbingan Konseling Islam dengan Teknik Modelling BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Proses Bimbingan Konseling Islam dengan Teknik Modelling untuk Meningkatkan Kepedulian Remaja Kepada Orangtua di Desa Barengkrajan, Krian, Sidoarjo Dalam penelitian ini,

Lebih terperinci

PENINGKATAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MELALUI MODEL BERTUKAR PASANGAN DI SDN 02 ULAK KARANG SELATAN

PENINGKATAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MELALUI MODEL BERTUKAR PASANGAN DI SDN 02 ULAK KARANG SELATAN PENINGKATAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MELALUI MODEL BERTUKAR PASANGAN DI SDN 02 ULAK KARANG SELATAN Elzha Devianthy Donal l, Pebriyenni 2, Erwinsyah Satria

Lebih terperinci

formal, non formal, dan informal. Taman kanak-kanak (TK) adalah pendidikan

formal, non formal, dan informal. Taman kanak-kanak (TK) adalah pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu proses yang terus menerus berlangsung dan menjadi dasar bagi kelangsungan kehidupan manusia. Undangundang nomor

Lebih terperinci

MENINGKATKAN PENGEMBANGAN MORAL ANAK MELALUI METODE BERCERITA PADA KELOMPOK B TK GPID 2 PALU SELATAN

MENINGKATKAN PENGEMBANGAN MORAL ANAK MELALUI METODE BERCERITA PADA KELOMPOK B TK GPID 2 PALU SELATAN MENINGKATKAN PENGEMBANGAN MORAL ANAK MELALUI METODE BERCERITA PADA KELOMPOK B TK GPID 2 PALU SELATAN Jacoba 1 ABSTRAK Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah pengembangan moral anak dapat ditingkatkan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN SAINS ANAK MELALUI EKSPLORASI ALAM (SAWAH) DI TAMAN KANAK-KANAK HARAPAN BUNDA KABUPATEN SOLOK SELATAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN SAINS ANAK MELALUI EKSPLORASI ALAM (SAWAH) DI TAMAN KANAK-KANAK HARAPAN BUNDA KABUPATEN SOLOK SELATAN PENINGKATAN KEMAMPUAN SAINS ANAK MELALUI EKSPLORASI ALAM (SAWAH) DI TAMAN KANAK-KANAK HARAPAN BUNDA KABUPATEN SOLOK SELATAN Sustri Fatmawati Abstrak Kemampuan sains anak di TK Harapan Bunda Kabupaten Solok

Lebih terperinci

Oleh. I Putu Budhi Sentosa, NIM

Oleh. I Putu Budhi Sentosa, NIM Penerapan Model Pembelajaran Metakognitif untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar TIK Siswa Kelas VII SMP Negeri 6 Singaraja Tahun Pelajaran 2011/2012 Oleh I Putu Budhi Sentosa, NIM 1015057117 Jurusan

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Pembagian Bilangan Cacah melalui Metode Pemberian Tugas di Kelas II SD Inpres 3 Palasa

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Pembagian Bilangan Cacah melalui Metode Pemberian Tugas di Kelas II SD Inpres 3 Palasa Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Pembagian Bilangan Cacah melalui Metode Pemberian Tugas di Kelas II SD Inpres 3 Palasa Rina Oktavianti Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

Siti Nurul Azimi, Edy Bambang Irawan Universitas Negeri Malang

Siti Nurul Azimi, Edy Bambang Irawan Universitas Negeri Malang Upaya Meningktakan Tahap Berpikir Siswa pada Materi Garis Singgung Persekutuan Dua Lingkaran Melalui Pembelajaran Geometri van-hiele Kelas VIII di MTs NW Lepak Siti Nurul Azimi, Edy Bambang Irawan Universitas

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN DISIPLIN ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELOMPOK B TK ALKHAIRAAT PAKULI

UPAYA MENINGKATKAN DISIPLIN ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELOMPOK B TK ALKHAIRAAT PAKULI UPAYA MENINGKATKAN DISIPLIN ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELOMPOK B TK ALKHAIRAAT PAKULI Adriati 1 ABSTRAK Penelitian dilaksanakan di TK Alkhairaat Pakuli, melibatkan 20 orang anak terdiri atas

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Inkuiri Terbimbing di Kelas IV SD Inpres 3 Terpencil Baina a

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Inkuiri Terbimbing di Kelas IV SD Inpres 3 Terpencil Baina a Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Inkuiri Terbimbing di Kelas IV SD Inpres Terpencil Baina a Rosita, Vanny Maria Agustina T., dan Lestari M.P Ali Basyah Mahasiswa

Lebih terperinci

PENINGKATAN KECERDASAN KINESTETIK ANAK MELALUI TARI KE SAWAH DI TAMAN KANAK-KANAK TOYIBAH TALAWI

PENINGKATAN KECERDASAN KINESTETIK ANAK MELALUI TARI KE SAWAH DI TAMAN KANAK-KANAK TOYIBAH TALAWI PENINGKATAN KECERDASAN KINESTETIK ANAK MELALUI TARI KE SAWAH DI TAMAN KANAK-KANAK TOYIBAH TALAWI Yusvarita* Abstract: Underdeveloped children s kinesthetic intelligence in kindergarten Toyibah Talawi,

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMANDIRIAN ANAK MELALUI BERMAIN PERAN PADA ANAK KELOMPOK A DI TK WONOREJO KECAMATAN KALIJAMBE KABUPATEN SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENINGKATAN KEMANDIRIAN ANAK MELALUI BERMAIN PERAN PADA ANAK KELOMPOK A DI TK WONOREJO KECAMATAN KALIJAMBE KABUPATEN SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 PENINGKATAN KEMANDIRIAN ANAK MELALUI BERMAIN PERAN PADA ANAK KELOMPOK A DI TK WONOREJO KECAMATAN KALIJAMBE KABUPATEN SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

MENGEMBANGKAN KEMANDIRIAN DALAM MENGANCINGKAN BAJU MELALUI KEGIATAN PERLOMBAAN PADA ANAK KELOMPOK A RA NURUL AULIYA ARTIKEL

MENGEMBANGKAN KEMANDIRIAN DALAM MENGANCINGKAN BAJU MELALUI KEGIATAN PERLOMBAAN PADA ANAK KELOMPOK A RA NURUL AULIYA ARTIKEL 1 MENGEMBANGKAN KEMANDIRIAN DALAM MENGANCINGKAN BAJU MELALUI KEGIATAN PERLOMBAAN PADA ANAK KELOMPOK A RA NURUL AULIYA ARTIKEL Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG CERITA MENGGUNAKAN METODE BERMAIN PERAN PADA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS V SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG CERITA MENGGUNAKAN METODE BERMAIN PERAN PADA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS V SEKOLAH DASAR PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG CERITA MENGGUNAKAN METODE BERMAIN PERAN PADA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS V SEKOLAH DASAR Epi 1, Mastiah 2, Aprima Tirsa 2 1 Mahasiswa Lulusan Program Studi PGSD

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK MELALUI PERMAINAN KARTU ANGKA DAN GAMBAR PADA ANAK KELOMPOK B DI TK KANISIUS SIDOWAYAH KLATEN TAHUN AJARAN

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK MELALUI PERMAINAN KARTU ANGKA DAN GAMBAR PADA ANAK KELOMPOK B DI TK KANISIUS SIDOWAYAH KLATEN TAHUN AJARAN UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK MELALUI PERMAINAN KARTU ANGKA DAN GAMBAR PADA ANAK KELOMPOK B DI TK KANISIUS SIDOWAYAH KLATEN TAHUN AJARAN 2012/2013 Naskah Publikasi Ilmiah Oleh: TH. ERI RETNO

Lebih terperinci