BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. tujuan hidupnya, prestasi, kesuksesan dan juga penghargaan. Tanpa didukung oleh
|
|
- Deddy Sugiarto Tanuwidjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 7 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Hakikat Kemandirian Anak Pengertian Kemadirian Kemandirian merupakan salah satu aspek terpenting yang harus dimiliki setiap individu dan anak, karena kemandirian bukan saja mempengaruhi kinerja seseorang melainkan juga berfungsi untuk membantu seseorang dalam mencapai tujuan hidupnya, prestasi, kesuksesan dan juga penghargaan. Tanpa didukung oleh sifat mandiri, seorang anak akan sulit untuk mencapau sesuatu secara maksimal dan akan sulit pula untuk meraih kesuksesan. Asrori, (2008:130) menjelaskan bahwa perkembangan kemandirian adalah proses yang menyangkut unsur-unsur normatif. Hal ini mengandung makna bahwa kemandirian merupakan suatu proses yang terarah. Perkembangan kemandirian sejalan dengan hakikat eksistensi manusia, maka arah perkembangan tersebut harus sejalan dan berlandaskan pada tujuan hidup. Lebih lanjut Asrori (2008 : 131) mengemukakan mandiri sering digunakan dalam kehidupan seharihari. Hal ini menunjukkan bahwa mandiri berkaitan dengan suatu keadaan atau kondisi dimana seseorang mampu berdiri sendiri tanpa bergantung pada orang lain. Kemandirian berasal dari kata mandiri. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2005 : 710) mandiri berarti keadaan dapat berdiri sendiri, tidak tergantung pada orang lain. Kemandirian adalah hal-hal atau keadaan dapat berdiri sendiri tanpa bergantung pada orang lain. Padiyana (2007 : 11) 7
2 8 mengemukakan bahwa kemandirian adalah suatu sikap yang memungkinkan seseorang untuk berbuat bebas, melakukan sesuatu atas dorongan diri sendiri untuk kebutuhan sendiri, mengejar prestasi, penuh ketekunan, serta berkeinginan untuk melakukan sesuatu tanpa bantuan orang lain, mampu berpikir dan bertindak original, kreatif, dan penuh inisiatif, mampu mempengaruhi lingkungannya, mempunyai rasa percaya diri terhadap kemampuan diri sendiri, menghargai keadaan diri sendiri, dan memperoleh kepuasan dari usahanya. Kemandirian pada anak TK tidak sebatas hal-hal yang bersifat fisik saja, tetapi juga berkaitan dengan psikologis, dimana anak usia dini mampu mengambil keputusan sendiri, bertanggung jawab dan memiliki kepercayaan diri. Dari beberapa pengertian tentang kemandirian di atas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan kemandirian adalah sikap tingkah laku tidak tergantung pada orang lain atau dengan sedikit bantuan dalam berfikir dan bertindak. Kesempatan untuk belajar mandiri dapat diberikan guru atau lingkungan dengan memberikan kebebasan dan kepercayaan kepada anak untuk melakukan tugas-tugas perkembangannya. Peran guru atau lingkungan adalah mengawasi, membimbing, mengarahkan dan memberi contoh teladan tetap sangat diperlukan, agar anak tetap berada dalam kondisi atau situasi yang tidak membahayakan keselamatannya. Bagi anak usia dini, latihan kemandirian ini bisa dilakukan dengan cara melibatkan anak dalam kegiatan praktis sehari-hari di sekolah, sebagai contoh melatih anak mengambil air minumnya sendiri, mencopot dan memakai sepatunya, buang air kecil sendiri dan sebagainya. Begitu pula
3 9 kemandirian dalam menentukan pilihannya. Anak perlu mendapatkan kesempatan untuk belajar menimbang dan menetukan pilihannya. Anak akan terbiasa mengambil keputusan tanpa tergantung orang lain. Menurut Barnadib (dalam Rini, 2004:26), bahwa anak dikatakan mandiri apabila ia mampu mengambil keputusan untuk bertindak, memiliki tanggung jawab dan tidak bergantung pada orang lain, melainkan percaya pada diri sendiri. Lebih lanjut Barnadib (dalam Rini, 2004:24) menjelaskan kemandirian dalam diri seorang anak dapat dilihat dari sisi : (a) mampu mengambil keputusan, (b) memiliki kepercayaan diri dalam mengerjakan tugas-tugasnya, (c) bertanggung jawab terhadap apa yang dilakukannya Ciri-Ciri Kemandirian Anak TK Menurut Sholihatul (2011 : 45) anak yang mandiri untuk anak TK terlihat dengan ciri-ciri sebagai berikut : a) Dapat melakukan segala aktivitasnya secara sendiri meskipun tetap dengan pengawasan orang dewasa. b) Dapat membuat keputusan dan pilihan sesuai dengan pandangan, pandangan itu sendiri di perolehnya dari melihat perilaku atau perbuatan orang-orang di sekitarnya. c) Dapat bersosialisasi dengan orang lain tanpa ditemani orang tua. d) Dapat mengontrol emosinya bahkan dapat berempati terhadap orang lain. Penanaman sifat kemandirian kepada anak harus dimulai sejak anak prasekolah. Namun dalam kerangka proses perkembangan manusia, artinya orang tua tidak boleh melupakan bahwa anak bukanlah miniatur orang dewasa, sehingga
4 10 ia tidak bisa di tuntut menjadi orang dewasa sebelum waktunya, serta orang tua harus mempunyai kepekaan terhadap setiap perkembangan anak dan menjadi fasilitator bagi perkembangannya. Ada beberapa ciri khas anak mandiri diantaranya mempunyai kecenderungan memecahkan masalah daripada berdiam dalam kekhawatiran bila terlibat masalah, tidak takut mengambil resiko karena sudah mempertimbangkan baik buruknya, percaya terhadap penilaian sendiri sehingga tidak sedikit-sedikit bertanya atau minta bantuan, dan mempunyai kontrol yang lebih baik terhadap hidupnya. Kemandirian pada anak sangat penting karena merupakan salah satu life skill yang perlu dimiliki. Berdasarkan kajian tentang ciri-ciri kemandirian anak TK maka dirumuskan indikator kemandirian belajar yang menjadi fokus penelitian ini adalah : (1) mengerjakan tugas tanpa bantuan orang lain, (2) merapikan alat belajar tanpa dibantu dan (3) meminta pendapat guru ketika mengalami kesulitan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemandirian Anak TK Faktor faktor yang mempengaruhi kemandirian anak usia prasekolah terbagi menjadi dua meliputi lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah (Qodrat, 2009:10). a. Faktor Lingkungan Keluarga Keluarga merupakan bagian dari sebuah masyarakat. Unsur-unsur yang ada dalam sebuah keluarga yaitu kedua orang tua. Pengaruh keluarga dalam pendidikan anak sanga besar dalam berbagai macam sisi. Keluargalah yang menyiapkan potensi pertumbuhan dan pembentukan anak. Keluarga merupakan
5 11 tempat anak belajar pertama. Orang tua merupakan guru pertama bagi anak. Lebih jelasnya kemandirian anak tergantung pada pemikiran dan tingkah laku kedua orang tuanya serta lingkungannya. Lingkungan keluarga merupakan faktor yang sangat menentukan tercapai atau tidaknya tingkat kemandirian anak usia pra sekolah, sehingga lingkungan keluarga yang baik akan meningkatkan cepat tercapainya kemandirian anak. Selain itu karakteristik sosial juga dapat mempengaruhi kemandirian anak, misalnya tingkat kemandirian anak dari keluarga miskin berbeda dengan anak dari keluarga kaya, akan tetapi anak yang mendapatkan stimulasi terarah dan teratur akan lebih mandiri dibanding dengan anak yang kurang mendapat stimulasi. Selain itu anak dapat mandiri akan membutuhkan kesempatan dukungan dan dorongan peran orang tua sebagai pengasuh sangat diperlukan, oleh karena itu pola pengasuhan merupakan hal yang sangat penting dalam pembentukan kemandirian anak. Rasa cinta dan kasih sayang kepada anak hendaknya diberikan sewajarnya karena ini akan mempengaruhi mutu kemandirian anak, bila diberikan berlebihan anak menjadi kurang mandiri kemungkinan semua itu dapat diatasi bila interaksi antara anak dan orang tua berjalan dengan lancar dan baik karena interaksi dua arah anak dan orang tua menyebabkan anak menjadi mandiri. Orang tua akan memberikan informasi yang baik jika orang tua tersebut mempunyai pendidikan karena dengan pendidikan yang baik, maka orang tua dapat menerima info dari luar terutama cara memandirikan anak. Status pekerjaan Ibu akan mempengaruhi tingkat kemandirian anak, apabila ibu bekerja di luar rumah untuk mencari nafkah
6 12 ibu tidak bisa melihat perkembangan anaknya, apakah anaknya sudah bisa mandiri atau belum. Sedangkan ibu yang tidak bekerja bisa melihat langsung kemandirian anaknya. b. Faktor Lingkungan Sekolah Lingkungan sekolah berperan penting dalam perilaku anak khususnya sekolah, sebab dari sinilah perlakuan-perlakuan yang terus menerus dan terstruktur diberikan kepada anak, sehingga anak diharapkan dapat merubah perilakunya sesuai yang diharapkan. Sekolah yang telah memberikan lingkungan yang menunjang bagi kesuksesan pendidikan maka sekolah itu secara langsung dan tidak langsung memberikan sentuhan perlakuan kepada anak. Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi perilaku mandiri anak faktor lingkungan keluarga dan faktor lingkungan sekolah Peran Guru Dalam Membentuk Kemandirian Anak Untuk membentuk kemandirian anak hendaknya ditanamkan pada anakanak sejak usia dini oleh guru beserta orang tua yang ada di rumah, dapat pula melalui cara dengan memberikan pembiasaan-pembiasaan sehari-hari, baik di sekolah maupun lingkungan keluarga anak, dengan latihan belajar mandiri yang diberikan oleh guru, anak terbiasa melakukan pekerjaan atau tugas-tugasnya sendiri tanpa bantuan atau tanpa berharap agar orang lain akan membantunya, peran guru sangatlah penting bagi anak-anak TK sebagai pemberi contoh/teladan yang baik pada saat disekolah. Karena, pada dasarnya anak-anak usia TK sangat mudah sekali meniru baik apa yang dilihat maupun didengarnya. Kemandirian
7 13 sangatlah penting bagi anak, sebab kemandirian mempunyai pengaruh yang sangat besar bagi proses perkembangan anak dimasa yang akan datang. Selain sebagai pendidik, pembimbing dan pelatih, guru juga mempunyai peran-peran yang lain seperti, sebagai motivator, inspirator, mediator, informatory, (Sujiono, 2009 : 13). Melatih anak untuk membentuk kemandirian, bukan berarti membiarkan anak dan kemampuan masing-masing anak. Setiap pekerjaan anak dalam bentuk apapun hasilnya harus kita hargai, dengan cara memberikan pujian atau kata-kata yang manis, yang dapat membuat anak akan lebih termotivasi untuk lebih belajar mandiri dengan melakukan sesuatu yang lebih baik lagi. 2.2 Hakikat Behavior Contract Pengertian Behavior Contract Fauzan (2009:21) mengatakan bahwa Behavior Contract adalah perjanjian dua orang ataupun lebih untuk berperilaku dengan cara tertentu dan untuk menerima hadiah bagi perilaku itu. Kontrak ini menegaskan harapan dan tanggung jawab yang harus dipenuhi dan konsekuensinya. Kontrak dapat menjadi alat pengatur pertukaran reinforcement positif antar individu yang terlibat. Strukturnya merinci siapa yang harus melakukan, apa yang dilakukan, kepada siapa dan dalam kondisi bagaimana hal itu dilakukan, serta dalam kondisi bagaimana dibatalkan. Menurut Latipun ( behavior contract adalah persetujuan antara dua orang atau lebih (konselor dan klien) untuk mengubah perilaku tertentu pada klien. Konselor dapat memilih
8 14 perilaku yang realistik dan dapat diterima oleh kedua belah pihak. Setelah perilaku dimunculkan sesuai dengan kesepakatan, ganjaran dapat diberikan kepada klien. Dalam terapi ini ganjaran positif terhadap perilaku yang dibentuk lebih dipentingkan daripada pemberian hukuman jika kontrak perilaku tidak berhasil. Faujan, ( kontrak perilaku (behavior contracts) adalah perjanjian dua orang ataupun lebih untuk berperilaku dengan cara tertentu dan untuk menerima hadiah bagi perilaku itu. Kontrak ini menegaskan harapan dan tanggung jawab yang harus dipenuhi dan konsekuensinya. Kontrak dapat menjadi alat pengatur pertukaran reinforcement positif antarindividu yang terlibat. Strukturnya merinci siapa yang harus melakukan, apa yang dilakukan, kepada siapa dan dalam kondisi bagaimana hal itu dilakukan, serta dalam kondisi bagaimana dibatalkan. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa behavioris kontrak adalah perjanjian yang dilakukan oleh dua orang dalam rangka untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam hal ini perjanjian dilakukan untuk merubah seseorang dari perilaku yang negatif menjadi perilaku positif. Seperti halnya seorang anak yang kurang mandiri akan menjadi anak yang mandiri Langkah-Langkah Behavior Contract Menurut Komalasari (2011:173), langkah-langkah yang harus dilakukan dalam pembuatan kontrak perilaku adalah: a. Pilih tingkah laku anak yang akan diubah.
9 15 Langkah awal yaitu memilih tingkah laku anak yang akan diubah dalam hal ini adalah kemandirian anak (selalu bergabung dengan orang tua) b. Tentukan data awal (baseline data) yaitu tingkah laku yang akan diubah. Langkah kedua menentukan data awal terhadap terhadap tingkah laku yang yang diubah. Untuk langkah yang kedua ini kita perlu menentukan data awal terhadap tingkah laku yang akan diubah yang berkaitan dengan kemandirian anak seperti kemandirian anak dalam bermain sendiri. c. Tentukan jenis penguatan yang akan diterapkan. Langkah yang ketiga menentukan penguatan yang akan diterapkan. Ketika mulai mengubah perlakuan, maka kita dapat menentukan penguatan yang akanditerapkan, misalnya ketika anak sudah mampu bermain sendiri maka akan diberikan penguatan seperti tepuk tangan. d. Berikan reinforcement setiap kali tingkah laku yang diinginkan ditampilkan sesuai dengan jadwal kontrak. Untuk langkah yang keempat misalnya dalam 1 minggu anak telah mengajukan perubahan tingkah laku misalnya bisa mandi sendiri, maka diberikan penguatan berupa pujian. e. Berikan penguatan setiap saat tingkah laku anak yang ditampilkan. Artinya apabila anak dapat menampilkan tingkah laku yang menunjukkan perubahan, maka perlu diberikan penguatan sampai anak telah berubah tanpa diberikan penguatan lagi.
10 Penerapan Teknik Behavior Contract Dalam Meningkatkan Kemandirian Anak Salah satu standar kompetensi Kurikulum 2004 Taman Kanak-Kanak adalah anak menunjukkan motivasi dalam belajar, percaya diri, bekerja mandiri dan bekerjasama dengan orang lain. Pembelajaran kemandirian bertujuan mengembangkan kemampuan dan kesanggupan melakukan tugas yang tidak selalu menggantungkan pada orang lain, serta mampu mengambil inisiatif secara mandiri sesuai potensi anak. Proses pembelajaran Taman Kanak-Kanak harus diarahkan untuk mengembangkan kecakapan hidup. Pengembangan konsep kecakapan hidup didasarkan atas pembiasaan-pembiasaan yang memiliki tujuan untuk mengembangkan kemampuan menolong diri sendiri, disiplin dan sosialisasi serta memperoleh keterampilan dasar yang berguna untuk kelangsungan hidupnya (Depdiknas, 2005 : 2). Pembelajaran kemandirian anak yang dilaksanakan secara realistis dan konkrit dapat mengembangkan pemahaman dan berpikir kritis. Dengan mengembangkan keterampilan belajar yang praktis, anak akan menjadi pembelajar yang lebih efektif. Keterampilan belajar yang baik dapat meningkatkan kemampuan belajar, memahami dan menguasai informasi dalam waktu yang lebih singkat. Sedangkan Uno (2006:17) mengemukakan prinsipprinsip umum yang harus dijadikan pegangan guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar di antaranya pengetahuan dan keterampilan yang diajarkan harus bersifat praktis. Bahan pelajaran yang bersifat praktis berhubungan dengan situasi kehidupan, hal ini dapat menarik minat, sekaligus dapat memotivasi belajar.
11 17 Latihan-latihan untuk hidup praktis dirancang untuk mengajari anak pada pekerjaan dalam lingkungannya sendiri, dengan jalan mengajari mereka bagaimana menguasai hal-hal yang ada di sekitarnya (Hainstock, 2002:18). Kemandirian anak untuk menolong dirinya sendiri dalam rangka kecakapan hidup diwujudkan melalui aktifitas yang dekat dengan kehidupan anak sehari-hari, misal menggosok gigi, kecakapan memotong buah dan sebagainya. Kemandirian merupakan salah satu aspek perilaku yang harus dikembangkan sejak usia dini. Namun dalam membentuk pribadi yang mandiri tidaklah mudah seperti yang dibayangkan semua orang. Membentuk pribadi yang mandiri pada anak usia dini membutuhkan teknik-teknik yang sesuai dengan perkembangan usia mereka. Seorang anak yang selalu bergantung pada orang lain akan sulit memperoleh kesuksesan dan penghargaan. Dalam pandangan behavioris ini merupakan sebuah masalah yang harus dipecahkan sehingga anak akan menjadi seorang pribadi yang mandiri. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah kurang kemandirian anak adalah dengan konseling behavior dengan teknik behavior contract di mana akan diadakan perjanjian antara guru dan anak. Apabila anak melakukan aktivitas sesuai dengan perjanjian yang ada maka akan diberikan reward. Menurut John D. Krumboltz (dalam Suyadi, 2010 : 94) tahapan konseling behavior dapat dilakukan dengan empat prosedur yaitu : (1) belajar operan. Dimana pada tahap ini klien diberi pemahaman mengenai perlunya reward (hadiah) sebagai stimulasi tercapainya perubahan perilaku yang
12 18 diharapkan, (2) belajar meniru (imitative learning). Dimana seorang konselor/guru menunjukkan perilaku-perilaku positif yang akan mendapat reward untuk di tiru dan dibiasakan dalam kehidupannya sehari-hari, (3) belajar kognitif. Dalam hal ini konselor/guru member kebebasan kepada kliennya/anak untuk merespons stimulasi dari lingkungan sosialnya untuk dipelihara menjadi kebiasaan. Untuk mempermudah klien/anak dalam melakukan respons tersebut, konselor/guru akan mengizinkan kliennya/anak mengadaptasi perilaku yang lebih baik melalui instruksi secara sederhana, (4) belajar emosi. Konselor/guru akan menunjukkan respons-respons negatif secara emosional, kemudian menggantinya dengan respons-respons positif yang dapat diterima secara emosional sesuai dengan konteksnya. Dengan melakukan prosedur behavior yang dilakukan dengan perjanjian maka guru akan dapat melihat tingkat kemandirian seorang anak. Dan anak akan terbiasa melakukan semua aktifitas secara mandiri tanpa bantuan dari orang tua maupun orang lain. Dalam meningkatkan perilaku mandiri anak melalui teknik behavior contract akan dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut : a. Memilih tingkah laku yang akan di ubah seperti mengerjakan tugas tanpa bantuan. b. Melakukan perjanjian atau kontrak dengan anak secara lisan, apabila anak mampu mengerjakan tugas tanpa bantuan dari orang lain, merapikan alat belajar tanpa dibantu dan minta pendapat guru apabila ada kesulitan maka akan diberikan hadiah.
13 19 c. Guru memberikan contoh terlebih dahulu apa yang harus dilakukan oleh anak, dan meminta anak untuk mengikutinya. d. Guru melakukan pengamatan terhadap apa yang dilakukan oleh anak dan memberikan reward seperti apa yang menjadi kesepakatan bersama. e. Anak yang belum menunjukkan sikap kemandiriannya akan dimotivasi dengan memberikan latihan yang berulang hingga anak mampu melakukan apa yang menjadi tujuan dari pembelajaran yang dilakukan. 2.3 Kajian Relevan Berikut ini uraian singkat tentang hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya : 1. Penelitian yang dilakukan oleh Sarmin A Judul penelitian tindakan kelas ini adalah Meningkatkan Motivasi Belajar Anak Pada Materi Jual Beli Melalui Behavior Contract di TK Mentosori Kecamatan Dungingi Kota Gorontalo menyatakan bahwa dengan menggunakan teknik behavior contract dapat meningkatkan motivasi belajar pada anak. Hal ini dapat dilihat dari persentase hasil belajar anak yang semakin meningkat dari siklus I 29% dan siklus II 75%. Berdasarkan jumlah persentase dapat terlihat meningkat sebanyak 46%. 2. Penelitian yang dilakukan oleh Hani Ismail, Judul Penelitian adalah Deskriptif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemandirian Anak Kelompok A TK Aisyiah Bustanul Atfal (ABA) Payunga Kecamatan Batudaa Kabupaten Gorontalo menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kemandirian anak kelompok A TK ABA Payunga adalah
14 20 lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah. Faktor keluarga dalam hal ini orang tua yang kurang memberikan pembiasaan mandiri di lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah anak pada umumnya belum memiliki kemandirian dalam proses pembelajaran, anak masih dibantu dalam mengerjakan tugas, mewarnai, menggambar, menjiplak, melipat dan mengisi pola. 2.4 Hipotesis Tindakan Berdasarkan kajian teoretis yang, maka dapat dirumuskan tindakan dalam penelitian ini adalah : jika digunakan teknik behavior contract, maka kemandirian anak TK Tunas Harapan Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo dapat ditingkatkan. 2.5 Indikator Kinerja Indikator kinerja keberhasilan dalam penelitian ini adalah terjadi peningkatan kemandirian anak dari 6 orang atau 33% menjadi 15 orang atau 83% dari jumlah anak seluruhnya 18 orang setelah dibelajarkan dengan menggunanakan teknik behavior contract di TK Tunas Harapan Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo.
BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. hasrat untuk mengerjakan segala sesuatu bagi diri sendiri. Secara singkat kemandirian
BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Kemandirian Kemandirian adalah perilaku mampu berinisiatif, mampu mengatasi hambatan atau masalah, mempunyai rasa percaya diri
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kemandirian Anak TK 2.1.1 Pengertian Menurut Padiyana (2007) kemandirian adalah suatu sikap yang memungkinkan seseorang untuk berbuat bebas, melakukan sesuatu atas dorongan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kemandirian anak usia prasekolah 1. Pengertian Subrata (1997), berpendapat bahwa yang dimaksud dengan kemandirian anak pasekolah yaitu kemampuan anak untuk melakukan aktivitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. potensi intelektual dan sikap yang dimilikinya, sehingga tujuan utama
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu fondasi yang menentukan ketangguhan dan kemajuan suatu bangsa. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal dituntut untuk melaksanakan
Lebih terperinciMENINGKATKAN KEMANDIRIAN ANAK MELALUI TEKNIK BEHAVIOR CONTRACT DI TK NEGERI PEMBINA SIPATANA KOTA GORONTALO
MENINGKATKAN KEMANDIRIAN ANAK MELALUI TEKNIK BEHAVIOR CONTRACT DI TK NEGERI PEMBINA SIPATANA KOTA GORONTALO Pembimbing I Pembimbing II Oleh Arni R. Umar : Dra. Hj. Rena L. Madina, M.Pd : Irpan Kasan, S.Ag,
Lebih terperinciPeran Guru dalam Melatih Kemandirian Anak Usia Dini Vanya Maulitha Carissa
Peran Guru dalam Melatih Kemandirian Anak Usia Dini Vanya Maulitha Carissa 125120307111012 Pendahuluan Kemandirian merupakan salah satu aspek terpenting yang harus dimiliki setiap individu dan anak. Karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangannya, dan terjadi pematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak usia dini sering disebut anak prasekolah, memiliki masa peka dalam perkembangannya, dan terjadi pematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis yang siap merespons
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penerapan kegiatan keterampilan motorik halus bertujuan untuk meningkatkan kemandirian. 4.1.1 Deskripsi Kondisi awal Langkah awal yang dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki tanggung jawab untuk mendidik, mengasuh dan membimbing anak-anaknya untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Orang tua adalah komponen keluarga yang terdiri dari ayah dan ibu, dan merupakan hasil dari sebuah ikatan perkawinan yang sah yang dapat membentuk sebuah keluarga.
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. memiliki misi yaitu sekolah merupakan pengembangan prestasi dan kreatif siswa
27 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian TK Tunas Harapan merupakan salah satu TK yang berada di kecamatan Tilango tepatnya di Desa Tualango. TK ini memiliki visi yaitu
Lebih terperinciMENINGKATKAN KEMANDIRIAN ANAK MELALUI TEKNIK MODELING DI PAUD CENDEKIA DESA KETAPANG KECAMATAN GENTUMA KABUPATEN GORONTALO UTARA
1 2 MENINGKATKAN KEMANDIRIAN ANAK MELALUI TEKNIK MODELING DI PAUD CENDEKIA DESA KETAPANG KECAMATAN GENTUMA KABUPATEN GORONTALO UTARA ABSTRAK Rina Mahan, Tuti Wantu, M.Pd, Kons, Irpan Kasan, S.Ag, M.Pd
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Neuneu Nur Alam, 2014
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maka usia dini dikatakan sebagai golden age (usia emas) yaitu usia yang sangat berharga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak usia dini (0-8 tahun) adalah individu yang sedang mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan yang pesat. Bahkan dikatakan sebaai lompatan perkembangan.
Lebih terperinciMENINGKATKAN KEMANDIRIAN MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK ABA 010 CABANG KUOK KABUPATEN KAMPAR
MENINGKATKAN KEMANDIRIAN MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK ABA 010 CABANG KUOK KABUPATEN KAMPAR Guru TK ABA 010 Cabang Kuok Kabupaten Kampar email: herlinaher@gmail.com ABSTRAK
Lebih terperinciBAB I. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun. Pada masa ini proses. karakteristik yang dimiliki setiap tahapan perkembangan anak.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan anak selanjutnya. Anak usia dini berada
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Anak Usia Prasekolah 1. Pengertian Anak prasekolah adalah mereka yang berusia antara tiga sampai enam tahun (Patmonodewo, 1995). Anak prasekolah adalah pribadi yang mempunyai
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. teoritis dengan hasil penelitian di lapangan dan juga mengacu pada rumusan
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berpijak pada uraian di atas yang merupakan perpaduan antara hasil kajian teoritis dengan hasil penelitian di lapangan dan juga mengacu pada rumusan masalah skripsi ini, maka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terjadinya pengembangan kemampuan fisik, kognitif, bahasa, sosial-emosional,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa usia dini adalah masa yang sangat menentukan bagi pertumbuhan dan perkembangan anak selanjutnya karena merupakan masa peka dan masa emas dalam kehidupan anak.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memadukan secara sistematis dan berkesinambungan suatu kegiatan.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan bentuk penyelenggaraan pendidikan yang memadukan secara sistematis dan berkesinambungan suatu kegiatan. Pembelajaran di taman kanak-kanak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia akan melalui tahap perkembangan dari masa bayi hingga
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Setiap manusia akan melalui tahap perkembangan dari masa bayi hingga masa dewasa. Perkembangan yang dilalui tersebut merupakan suatu perubahan yang kontinu
Lebih terperinciPENGEMBANGAN EMPATI ANAK USIA DINI MELALUI MENDONGENG DI TAMAN KANAK-KANAK ASYIYAH PARIAMAN
PENGEMBANGAN EMPATI ANAK USIA DINI MELALUI MENDONGENG DI TAMAN KANAK-KANAK ASYIYAH PARIAMAN Nanik Iis* Abstrak Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di Taman Kanak-kanak Aisyiyah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbangsa dan bernegara. Hal ini terdapat dalam Undang-Undang Nomor 20
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini mempunyai peranan penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal ini terdapat dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Locus of control merupakan salah satu variabel kepribadian (personility),
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Locus Of Control 2.1.1. Pengertian Locus Of Control Konsep tentang Locus of control (pusat kendali) pertama kali dikemukakan oleh Rotter (1966), seorang ahli teori pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemampuan siswa dalam berpikir kreatif, logis dan analisis, yang dicirikan. yang benar dalam menyelesaikan soal yang dihadapi.
1 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Matematika sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah merupakan sarana dan wahana utama untuk pengembangan kecerdasan siswa. Hal ini cukup beralasan, karena matematika
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Motivasi Bekerja. Kata motivasi ( motivation) berasal dari bahasa latin movere, kata dasar
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi Bekerja 1. Pengertian Motivasi Kata motivasi ( motivation) berasal dari bahasa latin movere, kata dasar adalah motif ( motive) yang berarti dorongan, sebab atau alasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kualitas Sumber Daya Manusia. Dewasa ini semua orang membutuhkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu komponen penting dalam meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia. Dewasa ini semua orang membutuhkan pendidikan setinggi-tingginya
Lebih terperincimemenuhi tuntutan sosial, kultural, dam religius dalam lingkungan kehidupannya. Pendidikan anak usia dini pada hakekatnya adalah pendidikan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dapat dipandang suatu proses pemberdayaan dan pembudayaan individu agar ia mampu memenuhi kebutuhan perkembangannya dan sekaligus memenuhi tuntutan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk berkembang. Pada masa ini anak mempunyai rasa ingin tahu yang besar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak khususnya anak usia dini merupakan masa yang paling optimal untuk berkembang. Pada masa ini anak mempunyai rasa ingin tahu yang besar dan melakukan apapun untuk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. datang. Anak dilahirkan dengan potensi dan kecerdasannya masing-masing.
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak usia dini merupakan generasi penerus bangsa dimasa yang akan datang. Anak dilahirkan dengan potensi dan kecerdasannya masing-masing. Untuk mengoptimalkan potensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Melati Br. Tarigan, 2014
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini pemerintah sedang fokus terhadap dunia pendidikan di Indonesia, termasuk diantaranya pendidikan anak usia dini. Pendidikan anak usia dini merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan saat yang penting dalam mempersiapkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Masa remaja merupakan saat yang penting dalam mempersiapkan seseorang memasuki masa dewasa. Masa ini merupakan, masa transisi dari masa anak-anak menuju dewasa.
Lebih terperinciOPTIMALISASI KEMAMPUAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK MELALUI MEDIA GAMBAR DI TK KARTIKA 1-18 AMPLAS. Yenni Nurdin 1) dan Umar Darwis 2) UMN Al Washliyah
OPTIMALISASI KEMAMPUAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK MELALUI MEDIA GAMBAR DI TK KARTIKA 1-18 AMPLAS Yenni Nurdin 1) dan Umar Darwis 2) 1) Mahasiswa FKIP UMN Al Washliyah dan 2) Dosen Kopertis Wilayah I dpk FKIP
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. TK (Taman kanak-kanak) merupakan salah satu lembaga pendidikan formal
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang TK (Taman kanak-kanak) merupakan salah satu lembaga pendidikan formal dalam rangka sistem pendidikan nasional yang merupakan salah satu bentuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia no. 20 tahun 2003 tentang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam Undang-Undang Republik Indonesia no. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1, ayat (14) dijelaskan bahwa pendidikan anak usia dini merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bandung saat ini telah menjadi salah satu kota pendidikan khususnya
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bandung saat ini telah menjadi salah satu kota pendidikan khususnya pendidikan di perguruan tinggi. Hal ini dikarenakan begitu banyak perguruan tinggi seperti
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. KEMANDIRIAN ANAK USIA PRASEKOLAH 1. Kemandirian Menurut Mu tadin (2002) kemandirian mengandung pengertian yaitu, suatu keadaan dimana seseorang yang memiliki hasrat bersaing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mereka dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Siswa Sekolah Menengah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada siswa Sekolah Menengah Pertama berusia 12 tahun sampai 15 tahun, mereka membutuhkan bimbingan dan arahan dari pihak keluarga dan sekolah agar mereka dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencapai hal tersebut, salah satu usaha yang dilakukan adalah mendidik anak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sesuai dengan perkembangan IPTEK, setiap manusia mengusahakan agar warga negaranya kreatif dan dapat mengikuti perkembangan zaman. Untuk mencapai hal tersebut,
Lebih terperinciMENINGKATKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT MELALUI METODE DEMONSTRASI DI KELOMPOK A TK PUTRA BANGSA BERDIKARI KECAMATAN PALOLO
MENINGKATKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT MELALUI METODE DEMONSTRASI DI KELOMPOK A TK PUTRA BANGSA BERDIKARI KECAMATAN PALOLO Arlin Tatenge 1 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan berfungsi untuk meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia. Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul sehingga nantinya akan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam pembangunan dan berfungsi untuk meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia. Pendidikan adalah suatu usaha
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kemampuan Sosialisasi Anak Prasekolah 1. Pengertian Sosialisasi Sosialisasi menurut Child (dalam Sylva dan Lunt, 1998) adalah keseluruhan proses yang menuntun seseorang, yang
Lebih terperinciPENANGANAN ANAK BERMASALAH DENGAN KASIH SAYANG
PENANGANAN ANAK BERMASALAH DENGAN KASIH SAYANG Kita sering mendengar kasus anak-anak yang memiliki masalah di sekolah dan di rumah,seperti suka mencuri, suka berkelahi, mengganggu orang lain, suka berbohong,
Lebih terperinciKURIKULUM Pengertian Fungsi Dan Tujuan Ruang Lingkup
KURIKULUM Pengertian Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi yang dibakukan dan cara pencapaiannya disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan daerah. Kompetensi perlu dicapai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hampir dapat dipastikan bahwa setiap orangtua menginginkan yang terbaik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hampir dapat dipastikan bahwa setiap orangtua menginginkan yang terbaik untuk anak-anaknya, termasuk dalam hal pendidikan. Orangtua berharap anaknya bisa mendapat
Lebih terperinciDESKRIPSI PERILAKU KEMANDIRIAN ANAK KELOMPOK B DI TK ASYIYAH BUSTANUL ATFAL HUIDU UTARA KECAMATAN LIMBOTO BARAT KABUPATEN GORONTALO JURNAL
DESKRIPSI PERILAKU KEMANDIRIAN ANAK KELOMPOK B DI TK ASYIYAH BUSTANUL ATFAL HUIDU UTARA KECAMATAN LIMBOTO BARAT KABUPATEN GORONTALO JURNAL Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Mengikuti
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang pada masa itu secara khusus memperlakukan wanita secara. konservatif. Meskipun banyak rintangan, Montessori adalah wanita
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Metode Montessori 2.1.1. Sejarah Maria Montessori lahir pada tahun 1870 di Italia, sebuah negara yang pada masa itu secara khusus memperlakukan wanita secara konservatif. Meskipun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul merupakan aset yang paling berharga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul merupakan aset yang paling berharga bagi setiap Negara. Indonesia yang memiliki jumlah penduduk terbanyak ke-3 di dunia, memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baik jasmani maupun rohani sehingga anak memiliki kesiapan untuk memasuki
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan anak usia dini merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian stimulus
Lebih terperinciPembelajaran dan Pembiasaan Aspek (Keterampilan) Sosial Peserta Didik di Institusi Prasekolah
Pembelajaran dan Pembiasaan Aspek (Keterampilan) Sosial Peserta Didik di Institusi Prasekolah (Rita Eka Izzaty) A. Apakah Keterampilan Sosial Itu? Keterampilan seseorang untuk mempertahankan tujuan pribadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perilaku terpuji seorang anak dalam berinteraksi sosial pada kehidupan sehari-hari. Lembaga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Lingkungan keluarga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pembentukan perilaku terpuji seorang anak dalam berinteraksi sosial pada kehidupan sehari-hari.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dikembangkan agar pribadi anak berkembang secara optimal. Tertunda atau
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak prasekolah adalah pribadi yang mempunyai berbagai macam potensi. Oleh karenanya perlu sekali Potensi-potensi tersebut dirangsang dan dikembangkan agar pribadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. prasekolah, serta merupakan wadah pendidikan pertama di jalur formal yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Taman Kanak-kanak adalah salah satu bentuk satuan pendidikan prasekolah, serta merupakan wadah pendidikan pertama di jalur formal yang memiliki fungsi sebagai peletak
Lebih terperinciMENINGKATKAN PERILAKU SOSIAL ANAK MELALUI METODE BERMAIN PERAN DI KELOMPOK A TK KARYA THAYYIBAH MATANA
MENINGKATKAN PERILAKU SOSIAL ANAK MELALUI METODE BERMAIN PERAN DI KELOMPOK A TK KARYA THAYYIBAH MATANA Sutiani 1 ABSTRAK Permasalahan dalam penelitian ini adalah rendahnya perilaku sosial anak di kelompok
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. masa sekolah. Masa ini disebut juga masa kanak-kanak awal, terbentang usia 3-6
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak prasekolah merupakan anak usia dini dimana anak belum menginjak masa sekolah. Masa ini disebut juga masa kanak-kanak awal, terbentang usia 3-6 tahun. Pada masa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan seseorang baik dalam keluarga ataupun dalam masyarakat. Pendidikan anak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan seseorang baik dalam keluarga ataupun dalam masyarakat. Pendidikan anak
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Setiap anak mempunyai potensi yang sangat penting untuk dikembangkan.
BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian teoritis 2.1.1 Pengertian Kemandirian Setiap anak mempunyai potensi yang sangat penting untuk dikembangkan. Yang mendasari pengembangan potensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
Lebih terperinciMOTIVASI DALAM BELAJAR. Saifuddin Azwar
MOTIVASI DALAM BELAJAR Saifuddin Azwar Dalam dunia pendidikan, masalah motivasi selalu menjadi hal yang menarik perhatian. Hal ini dikarenakan motivasi dipandang sebagai salah satu faktor yang sangat dominan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sekolah sebagai lembaga formal yang dapat meningkatkan kualitas belajar
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekolah sebagai lembaga formal yang dapat meningkatkan kualitas belajar siswanya sehingga menghasilkan manusia yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi akhir-akhir
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam kehidupannya. Pendidikan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan dan salah satu kebutuhan utama bagi setiap manusia untuk meningkatkan kualitas hidup serta untuk mencapai
Lebih terperinciMENINGKATKAN KEDISIPLINAN ANAK MELALUI PEMBIASAAN DI KELOMPOK B PAUD NEGERI PEMBINA PALU
MENINGKATKAN KEDISIPLINAN ANAK MELALUI PEMBIASAAN DI KELOMPOK B PAUD NEGERI PEMBINA PALU Aisan Saniapon 1 ABSTRAK Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah kedisiplinan anak dapat ditingkatkan melalui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu kebanggaan bagi setiap orang tua adalah memiliki anak-anak
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu kebanggaan bagi setiap orang tua adalah memiliki anak-anak yang mandiri. Kemandirian yang diharapkan oleh orang tua untuk anaknya yaitu kemandirian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Media audio visual merupakan salah satu jenis media yang dapat digunakan dalam pembelajaran.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Media audio visual merupakan salah satu jenis media yang dapat digunakan dalam pembelajaran. Penggunaan media audio visual dalam pembelajaran diperlukan dengan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORETIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. Anak perlu memiliki perilaku mandiri. Menurtt Antonius (2000:143) perilaku
BAB II KAJIAN TEORETIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teoretis 2.1.1 Hakikat Perilaku mandiri Anak perlu memiliki perilaku mandiri. Menurtt Antonius (2000:143) perilaku mandiri dapat dilatihkan sejak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia dini (0 6 tahun) merupakan usia peka dimana pada usia ini anak memiliki
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usia dini (0 6 tahun) merupakan usia peka dimana pada usia ini anak memiliki kepekaan yang sangat tinggi terhadap rangsangan yang diberikan dari lingkungan.
Lebih terperinciSTUDI TENTANG FAKTOR- FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI I TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO
STUDI TENTANG FAKTOR- FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI I TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO Oleh: Meilan Ladiku Jurusan Bimbingan dan Konseling, Universitas Negeri Gorontalo
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian
Lebih terperinci2. Faktor pendidikan dan sekolah
BAB IV ANALISIS APLIKASI TERAPI LIFE MAPPING DENGAN PENDEKATAN COGNITIVE BEHAVIOR DALAM MENANGANI SISWI YANG MEMBOLOS DI SMA AL-ISLAM KRIAN SIDOARJO A. Faktor yang menyebabkan siswi sering membolos di
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. tingkah laku yang menurut kata hati atau semaunya (Anshari, 1996: 605).
BAB II KAJIAN TEORI A. Teori Kontrol Diri 1. Pengertian Kontrol Diri Kontrol diri adalah kemampuan untuk menekan atau untuk mencegah tingkah laku yang menurut kata hati atau semaunya (Anshari, 1996: 605).
Lebih terperinciformal, non formal, dan informal. Taman kanak-kanak (TK) adalah pendidikan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu proses yang terus menerus berlangsung dan menjadi dasar bagi kelangsungan kehidupan manusia. Undangundang nomor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemandirian anak dalam melakukan aktivitas merupakan bagian yang teramat penting dalam upaya mendidik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemandirian anak dalam melakukan aktivitas merupakan bagian yang teramat penting dalam upaya mendidik anak usia dini. Pada anak usia dini anak perlu dilatih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perhatian, minat, dan kemampuan dalam belajar. Segala yang ia lihat, ia
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan selanjutnya. Anak usia dini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemampuan untuk menghafal, dan bukan untuk berpikir secara kreatif, seperti
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pendidikan merupakan sarana utama untuk mempersiapkan diri dengan keterampilan dan pengetahuan dasar. Sekolah merupakan sarana yang diharapkan mampu menolong individu
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Motivasi Motivasi berasal dari bahasa latin yaitu movere yang berarti bergerak (move). Motivasi menjelaskan apa yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu, dan membantu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia lahir sampai dengan memasuki pendidikan dasar merupakan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usia lahir sampai dengan memasuki pendidikan dasar merupakan masa keemasan. Peran dan kesadaran yang dimiliki orang tua untuk menempatkan anak-anak mereka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jenjang pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) merupakan salah satu bentuk program
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jenjang pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) merupakan salah satu bentuk program pendidikan prasekolah pada jalur pendidikan yang menyediakan pendidikan bagi anak-anak
Lebih terperinciMENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI PENDEKATAN PAIKEM PADA KELOMPOK B DI TK UMMAHAT DDI
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI PENDEKATAN PAIKEM PADA KELOMPOK B DI TK UMMAHAT DDI Ening 1 ABSTRAK Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah kemampuan motorik halus anak dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. datang, jika suatu bangsa memiliki sumber daya manusia yang berkualitas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0-6 tahun. Anak usia dini merupakan sumber daya manusia yang sangat penting dan berpotensi tinggi untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nining Priyani Gailea, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu unsur dalam pendidikan. Mata pelajaran matematika telah diperkenalkan kepada siswa sejak tingkat dasar sampai ke jenjang yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan kebutuhannya. Sekolah merupakan salah satu lembaga yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang paling mutlak dimiliki oleh semua orang. Pendidikan akan menjadi penentu agar bangsa kita dapat berkembang secara optimal. Dengan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA. A. Faktor-Faktor Penyebab Anak Terkena Epilepsi di Gubeng
BAB IV ANALISIS DATA A. Faktor-Faktor Penyebab Anak Terkena Epilepsi di Gubeng Klingsingan Surabaya Faktor penyebab klien terkena epilepsi terjadi karena faktor eksternal. Yaitu faktor yang terjadi bukan
Lebih terperinciMeningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Pembagian Bilangan Cacah melalui Metode Pemberian Tugas di Kelas II SD Inpres 3 Palasa
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Pembagian Bilangan Cacah melalui Metode Pemberian Tugas di Kelas II SD Inpres 3 Palasa Rina Oktavianti Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan
Lebih terperinciGAMBARAN PERKEMBANGAN SOSIAL DAN KEMANDIRIAN PADA ANAK PRASEKOLAH USIA 4-6 TAHUN DI TK AL- ISLAH UNGARAN BARAT
GAMBARAN PERKEMBANGAN SOSIAL DAN KEMANDIRIAN PADA ANAK PRASEKOLAH USIA 4-6 TAHUN DI TK AL- ISLAH UNGARAN BARAT Fiktina Vifri Ismiriyam 1), Anggun Trisnasari 2), Desti Endang Kartikasari 3) Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembinaan dan pengembangan potensi anak dari usia 0-6 tahun. Untuk itu
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang mendasar melalui pembinaan dan pengembangan potensi anak dari usia 0-6 tahun. Untuk itu hendaknya pendidikan bagi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masa ini sering kali disebut dengan masa keemasan the Golden Age, masa-masa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak adalah individu yang unik, dimana anak selalu bergerak, memiliki rasa ingin tahu yang kuat, memiliki potensi untuk belajar dan mampu mengekspresikan diri
Lebih terperinciPENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa usia Taman kanak-kanak adalah masa di mana perkembangan fisik dan kemampuan anak berlangsung dengan sangat cepat. Salah satu perkembangan yang sedang berlangsung
Lebih terperinciTesar Lakani Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Tentang Hubungan Makanan Dan Kesehatan Melalui Teknik Discovery di Kelas V SD Inpres Basabungan Kecamatan Pagimana Kabupaten Banggai Tesar Lakani Mahasiswa Program Guru
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Awal masa kanak-kanak atau masa prasekolah, juga mendapat sebutan masa bermain.
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Taman Kanak-Kanak Sebagai Jenjang Prasekolah Awal masa kanak-kanak atau masa prasekolah, juga mendapat sebutan masa bermain. Pada lingkup ini anak masih termasuk dalam masa prasekolah.
Lebih terperinciINVENTORI TUGAS PERKEMBANGAN SISWA SD. Berikut ini 50 rumpun pernyataan, setiap rumpun terdiri atas 4 pernyataan
L A M P I R A N 57 INVENTORI TUGAS PERKEMBANGAN SISWA SD Berikut ini 50 rumpun pernyataan, setiap rumpun terdiri atas 4 pernyataan Anda diminta untuk memilih 1 (satu) pernyataan dari setiap rumpun yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masa estetik. Pada masa vital anak menggunakan fungsi-fungsi biologisnya untuk
16 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usia prasekolah adalah usia yang rentan bagi anak. Pada usia ini anak mempunyai sifat imitasi atau meniru terhadap apapun yang telah dilihatnya. Menurut Yusuf (2003),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin pesat. daya manusia yang berkualitas untuk menghadapi setiap permasalahan jaman, baik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin pesat menuntut sumber daya manusia yang berkualitas untuk menghadapi setiap permasalahan jaman, baik permasalahan
Lebih terperinciPENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP (LIFE SKILL) UNTUK ANAK USIA DINI
PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP (LIFE SKILL) UNTUK ANAK USIA DINI OLEH RAHAYU DWI UTAMI,SE.,S.Pd.,M.Pd. Anak adalah anugerah dari sang maha pencipta yang dititipkan oleh Tuhan YME sebagai amanah yang tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 0486/UI/1992 tentang Taman Kanak-
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak usia dini merupakan kelompok potensial dalam masyarakat yang perlu mendapat perhatian dan proritas khusus, baik para orang tua dan lembaga pendidikan. Keputusan
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN DISIPLIN ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELOMPOK B TK ALKHAIRAAT PAKULI
UPAYA MENINGKATKAN DISIPLIN ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELOMPOK B TK ALKHAIRAAT PAKULI Adriati 1 ABSTRAK Penelitian dilaksanakan di TK Alkhairaat Pakuli, melibatkan 20 orang anak terdiri atas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. begitu saja terjadi sendiri secara turun-temurun dari satu generasi ke generasi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa anak merupakan masa yang menyenangkan, karena sebagian besar waktunya untuk bermain. Anak dapat berkembang dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Lingkungan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran secara simpel dapat diartikan sebagai produk interaksi
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran secara simpel dapat diartikan sebagai produk interaksi berkelanjutan antara pengembangan dan pengalaman hidup. Dalam makna yang lebih kompleks
Lebih terperinciBAB III PENERAPAN TEKNIK TOKEN ECONOMY DALAM MENGATASI PERILAKU TERLAMBAT
BAB III PENERAPAN TEKNIK TOKEN ECONOMY DALAM MENGATASI PERILAKU TERLAMBAT A. GAMBARAN SISWA Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa SMAN 1 Kibin yang dilakukan pada tanggal 25 januari 2016 diperoleh data
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anak usia TK merupakan bagian dari anak usia dini yang secara terminologi disebut anak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak usia TK merupakan bagian dari anak usia dini yang secara terminologi disebut anak pra sekolah. Usia demikian merupakan masa peka bagi anak. Pada masa ini
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. yang terjadi. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Pendidikan merupakan kebutuhan utama suatu bangsa sebagai proses membantu manusia menghadapi perkembangan, perubahan, dan permasalahan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan berinteraksi dengan orang lain demi kelangsungan hidupnya. Karena pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk individu dan sekaligus makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Manusia perlu berkomunikasi dan berinteraksi
Lebih terperinci