MODUL ROBOTIK. Disusun Oleh : SUYATNO BUDIHARJO

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MODUL ROBOTIK. Disusun Oleh : SUYATNO BUDIHARJO"

Transkripsi

1 MODUL ROBOTIK Disusun Oleh : SUYATNO BUDIHARJO

2 Modul 1 Hardware dan Perakitan Robot Tujuan Pembelajaran : Menjadi familiar dengan hardware Robot Mekanik : Motor Roda Sistem Gear Elektronik : Sensor Power Supply Kabel Serial Deskripsi : Sebuah Robot dapat dibangun baik secara utuh maupun sebagian yang menyerupai makhluk seperti manusia atau binatang, baik dari bentuk maupun perilaku atau cara berjalan / bergerak. Berbeda dengan makhluk, baru dikatakan manusia jika mempunyai sebagian besar organ tubuh, namun robot dapat hanya berupa lengan sehingga disebut Robot Lengan. Semakin lengkap sebuah Robot, maka semakin banyak komponen yang diperlukan sehingga diperlukan untuk menginventarisasi kebutuhan untuk membangun sebuah Robot. Dalam hal ini, tentu berbeda kebutuhan untuk membangun sebuah robot yang satu dengan yang lainnya. Sehingga perlu mengenal komponen utama sebuah Robot yang dibagi dalam dua kelompok yaitu komponen Mekanik dan komponen Elektronik. Keduanya dapat digabungkan menjadi sebuah istilah Mekatronik. Komponen Mekanik diperlukan sebuah Robot untuk berperilaku yaitu bergerak atau berjalan, menggerakkan lengan, sedangkan komponen elektronika diperlukan sebuah Robot untuk berpikir (Logika) dalam hal ini sebagai otaknya Robot atau CPU nya Robot dapat menggunakan Mikroprocessor atau Mikrokontroler seperti keluarga ATMEL AT89Sxx, AT89Cxx atau keluarga PIC16Fxx yang masing masing mempunyai kelebihan dan

3 kekurangan, merespon rangsangan atau membangkitkan sinyal (Power Supply) atau mengirim menerima sinyal (Tx Rx Sensor), komponen untuk driver Motor sebagai tenaga penggerak Lengan / Kaki. Motor yang dapat digunakan untuk tenaga penggerak Robot antara lain : Motor DC, Motor DC dengan Gear, Motor Stepper, Motor Stepper dengan Gear. Motor merupakan komponen yang berotasi dan membangkitkan gerakan. Motor dirancang untuk mengkonversi energi listrik mwnjadi energi mekanik untuk membentuk beberapa pekerjaan fisik. Motor Stepper merupakan perangkat elektro mekanik yang mengkonversi daya listrik kw dalam torque dengan posisi untuk kontrol. Putaran motor stepper dilakukan sesuai namanya, dalam satu putaran atau revolution dilakukan dalam beberapa step. Sebagai contoh Untuk motor 1.8 derajat mempunyai 200 step/putaran, motor 7.5 derajat memerlukan 48 step/putaran. Motor DC Motor DC mempunyai karakteristik yang berbeda dengan motor stepper, dimana putaran yang dihasilkan oleh motor DC dapat beberapa kali putaran dengan catuan power DC, biasanya 10 s/d 24 Vdc sesuai dengan tenaga yang dihasilkan. Biasanya motor DC digunakan sebagai penggerak Robot untuk sistem Roda (Mobil). Sedangkan Motor Stepper digunakan untuk penggerak Robot yang tidak memerlukan putaran penuh, seperti untuk kontrol Robot Lengan atau Robot kaki. Namun dapat diprogram untuk melakukan revolusi sesuai dengan kebutuhan sehingga akan lebih fleksibel dibandingkan dengan Motor DC. Dalam prakteknya diperlukan mekanisme untuk mengendalikan putaran motor, baik ke depan atau ke belakang, cepat atau lambat, lama atau sebentar. Tabel Kebenaran dari komponen L293D adalah sebagai berikut : INPUT ENABL E(*) OUTPU T H H H L H L H L Z L L z

4 Dimana : Z = impedansi keluaran tinggi * = relatif masing masing kanal. EN12 berhubungan dengan OUT1 dan OUT2 EN34 berhubungan dengan OUT3 dan OUT4 Rangkaian yang digunakan untuk driver motor adalah sebagai berikut : Rangkain Driver Motor Sensor : Sensor merupakan bagian yang cukup penting didalam kontrol Robot terutama untuk Robot Autonomous. Berbeda dengan kontrol Robot Manual yang digerakkan dengan campur tangan manusia melalui PC atau Keypad atau juga Remote Control. Sensor berfungsi sebagai pengindera Robot. Robot dapat berjalan mengikuti Jalur dengan dibimbing oleh Sensor. Robot dapat berjalan mendekati sumber api jika menggunakan sensor suhu untuk bergerak.

5 Sebagai contoh untuk rangkaian sensor IR adalah sebagai berikut : Gambar Sensor Infrared (IR)

6 Sensor yang dapat digunakan untuk mengendalikan Robot antara lain adalah : Sensor Infra Merah (IR) merupakan sensor cahaya tak tampak (Invisible), Sensor Cahaya (Visible) yang mendeteksi ada tidaknya cahaya tampak, tentunya terbatas akan dipengaruhi oleh cahaya dilingkungan sekitar, Sensor Ultrasonik yang bekerja dengan mengirimkan sinyal suara ultra, seperti yang digunakan dalam perangkat navigasi kelelawar, sehingga kelelawar dapat terhindar dari tabrakan walaupun bergerak didalam gelap. Dengan demikian dalam prakteknya sensor ultrasonik dapat digunakan oleh Robot untuk mendeteksi halangan, atau bahkan kamera sebagai mata Robot untuk melihat. Power Supply Sebagai sumber tenaga penggerak atau power supply bagi Robot dapat menggunakan sumber dari batterai atau adaptor. Dan biasanya power supply tersebut memer rangkaian Regulator untuk mengatur voltase atau tegangan keluaran sesuai kebutuhan. Pada dasarnya setiap komponen atau rangkaian memerlukan catuan daya, yang terkadang besarannya berbeda, seperti untuk Mikrokontroler memerlukan catuan sebesar 5 9 Volt, sedangkan untuk Motor memerlukan Volt. Sehingga dalam prakteknya sumber catuannya dibedakan untuk kedua komponen diatas. Rangkaian untuk Regulator power supply adalah sebagai berikut : Regulator Power Supply Aktifitas : 1. Inventarisasi mengidentifikasi dan menginventarisasi bagian bagian robot sesuai fungsi dan penggunaannya.

7 2. Perakitan merakit robot dari bagian bagiannya menjadi sebuah robot yang siap beraksi 3. Verifikasi Perakitan Inspeksi secara visual rangkaian mekanik sesuai fungsinya Inspeksi koneksi elektronik secara visual 4. Melakukan pengukuran setiap bagian bagian dari Robot 5. Menganalisa Data hasil Pengukuran

8 Modul 2 Pemrograman dan Testing Mikrokontroler Tujuan Pembelajaran 1. Mengerti dan memahami pemrograman Hardware Mik 2. Mengenal dan dapat menggunakan perangkat Downloader 3. Dapat membuat program Assembler 4. Dapat mengkompilasi program Assembler 5. Menjadi familiar dengan pembangunan dan downloading program Dasar Mikrokontroler Mikrokontroler adalah Central Processing Unit (CPU) yang disertai dengan memori serta sarana input/outout dan dibuat dalam bentuk chip tunggal. Central Processing Unit (CPU) CPU terdiri dari dua bagian, yaitu unit pengendali (control unit) serta unit aritmatika dan logika (ALU). Fungsi utama unit kendali adalah mengambil, mengkodekan, dan melaksanakan urutan instruksi sebuah program yang tersimpan dalam memori. Unit pengendali menghasilkan dan mengatur sinyal pengendali yang diperlukan untuk menyerempakkan operasi, aliran dan instruksi program. Unit Aritmatika dan Logika berfungsi untuk melakukan proses perhitungan yang diperlukan selama program dijalankan serta mempertimbangkan suatu kondisi dan mengambil keputusan yang diperlukan untuk instruksi instruksi berikutnya. Mikrokontroler AT89C51 Single Chip Mikrokontroler AT89C51 merupakan salah satu keluarga dari MCS 51 keluaran Atmel. Jenis mikrokontroler ini pada prinsipnya dapat digunakan untuk mengolah data per bit ataupun data 8 bit secara bersamaan. Sebuah mikrokontroler dapat bekerja bila didalam mikrokontroler tersebut terdapat sebuah program yang berisi instruksi instruksi yang akan digunakan untuk menjalankan sistem mikrokontroler tersebut. Instruksi instruksi dari sebuah program

9 pada tiap jenis mikrokontroler mempunyai beberapa perbedaan : Instruksi pada mikrokontroler Atmel berbeda dengan instruksi pada mikrokontroler Motorola. Beberapa fasilitas yang dimiliki oleh mikrokontroler AT89C51 sebagai berikut : Sebuah Central Processing Unit (CPU) 8 bit Osilator Internal dan Rangkaian Pewaktu RAM Internal 128 byte Flash Memori 4 Kbyte Lima buah jalur interupsi (dua buah interupsi eksternal dan tiga buah interupsi internal) Empat buah programable port I/O masing masing terdiri dari 8 buah jalur I/O (8 bit) Sebuah port serial dengan kontrol serial full duplex UART Kemampuan untuk melakukan operasi aritmatika dan logika Kecepatan dalam melaksanakan instruksi per siklus 1 mikrodetik pada frekuensi 12 Mhz. Instruksi pada Mikrokontroler AT89C51 ADD Instruksi untuk melakukan operasi penjumlahan pada dua buah data yang terdapat pada alamat register yang ditunjuk oleh instruksi. Terdapat beberapa mode penjumlahan seperti contoh berikut : ADD A, Rn Siklus Jumlah Byte Instruksi 1 1 ADD A, Rn Flag C AC F0 RS1 RS0 OV P X X X X Tambahkan Akumulator A dengan Rn dimana n = 0,1,2,...7 dan simpan hasilnya di Akumulator A. Contoh : Add A,R7 Isi dari R7 akan ditambahkan dengan Akumulator A dan hasilnya disimpan di Akumulator A.

10 ADD A, direct Siklus Jumlah Byte Instruksi 1 2 ADD A, direct Flag C AC F0 RS1 RS0 OV P X X X X Tambahkan Akumulator A dengan data di alamat memori tertentu secara langsung. Contoh : Add A,00H Isi dari Akumulator A akan ditambahkan dengan isi dari memori RAM Internal di alamat 00H. ADD Siklus Jumlah Byte Instruksi 1 1 ADD Flag C AC F0 RS1 RS0 OV P X X X X Tambahkan Akumulator A dengan data yang berada di alamat Ri (ditunjuk oleh Ri) dan simpan hasilnya di Akumulator A. Ri adalah Register Index dimana pada MCS51 adalah berupa R0 dan R1. Contoh : Add A,@R0 Isi dari Akumulator A akan ditambahkan dengan isi dari memori RAM Internal yang ditunjuk oleh R0. Apabila R0 berisi 05H maka, isi dari alamat 05H akan dijumlahkan dengan Akumulator A dan hasilnya disimpan di Akumulator A. ADD A, #data Siklus Jumlah Byte Instruksi 1 2 ADD A, #data Flag C AC F0 RS1 RS0 OV P X X X X Tambahkan Akumulator A dengan sebuah konstanta dan hasilnya disimpan dalam akumulator A.

11 Add A,#05H Isi Akumulator A ditambah dengan data 05H dan hasilnya disimpan dalam Akumulator A. ADDC ADDC A, Rn Tambahkan Akumulator A dengan Rn dimana n = 0,1,2,...7 dan simpan hasilnya di Akumulator A. Addc A,R7 Isi dari R7 akan ditambahkan dengan akumulator A beserta carry flag dan hasilnya disimpan di Akumulator A. Apabila carry flag set maka hasil yang tersimpan di Akumulator A adalah A + R ADDC A, direct Tambahkan Akumulator A dan carry flag dengan data di alamat memori tertentu secara langsung. Addc A,00H Isi dari Akumulator A akan ditambahkan dengan isi dari memori RAM Internal di alamat 00H beserta carry flag dan hasilnya disimpan di Akumulator A, Apabila carry flag set maka hasil yang tersimpan di Akumulator A adalah A + isi alamat 00H + 1 ADDC Tambahkan Akumulator A beserta carry flag dengan data yang berada di alamat Ri (ditunjuk oleh Ri) dan hasilnya disimpan di Akumulator A. Ri adalah Register Index di mana pada MCS51 adalah berupa R0 atau R1 Add A,@R0 Isi dari Akumulator A beserta carry flag akan ditambahkan dengan isi dari memori RAM Internal yang ditunjuk oleh R0. Apabila R0 berisi 05H maka, isi dari alamat 05H akan dijumlahkan dengan Akumulator A beserta carry flag dan hasilnya disimpan di

12 Akumulator A. ADDC A, #data Tambahkan Akumulator A beserta carry flag dengan sebuah konstanta dan hasilnya disimpan dalam akumulator A. Contoh : Addc A,#05H Isi Akumulator A beserta carry flag ditambah dengan data 05H dan hasilnya disimpan dalam Akumulator A. Apabila carry flag set maka hasil di Akumulator A adalah A + 5H + 1. SUBB SUBB A, Rn Lakukan pengurangan data di Akumulator A dengan Rn (n = 0&7) dan simpan hasilnya di Akumulator A Subb A,R0 Data di akumulator A beserta carry flagnya dikurangi dengan isi R0 dan hasilnya disimpan di Akumulator A SUBB A, direct Lakukan pengurangan data di Akumulator A dengan data di memori tertentu yang ditunjuk secara langsung. Subb A,00H Data di Akumulator A beserta carry flagnya dikurangi dengan data di alamat 00H dari RAM Internal dan hasilnya disimpan di Akumulator A. SUBB Lakukan pengurangan data di Akumulator A beserta carry flag dengan data yang ditunjuk oleh Ri (Register Index) di mana Ri dapat berupa R0 atau R1

13 Subb Data di Akumulator A beserta carry flagnya dikurangi dengan data yang ditunjuk oleh R0 dan hasilnya disimpan di Akumulator A. SUBB A, #data Lakukan pengurangan data di Akumulator A beserta carry flag dengan sebuah konstanta dan hasilnya disimpan di Akumulator A Subb A,#05H Data di Akumulator A beserta carry flag dikurangi dengan data 05H dan hasilnya disimpan di Akumulator A INC INC A Tambahkan nilai Akumulator A dengan 1 dan hasilnya disimpan di Akumulator A. INC Rn Tambahkan nilai Rn (n= 0,..,7) dengan 1 dan hasilnya disimpan di Rn tersebut. INC direct Tambahkan data yang di RAM Internal yang alamatnya ditunjuk secara langsung dengan 1 dan hasilnya disimpan di alamat tersebut. Inc 00H Data di alamat 00H ditambah dengan 1 dan hasilnya disimpan di alamat 00H. Tambahkan data yang alamatnya ditunjuk oleh Ri (Register Index) dengan 1 dan simpan hasilnya di alamat tersebut. Data di alamat yang ditunjuk oleh R1 dan hasilnya disimpan di alamat tersebut,

14 apabila R1 berisi 10H maka data di alamat 10H ditambah dengan 1 dan simpan kembali di alamat 10H. INC DPTR Tambahkan nilai DPTR dengan 1 dan simpan hasilnya di DPTR. Kebalikan dari proses increment atau penambahan dengan 1 adalah decrement atau pengurangan dengan 1 menggunakan perintah DEC. Dengan format dan aturan perintah seperti perintah INC. MUL AB Lakukan perkalian antara Akumulator A dan Register B, hasil dari perkalian disimpan di Akumulator A, untuk byte rendah dan di Register B untuk byte tinggi. Bila hasil perkalian lebih dari 255 (0FFH) maka flag overflow akan set, sedangkan carry akan selalu clear. Mov A,#50H Mov B,#0A0H Mul AB Hasil perkalian dari 50H atau 80 desimal dengan 0A0H atau 160 desimal adalah 3200H atau 12800, maka nilai yang disimpan di Akumulator A adalah 00H dan di Register B adalah 32H. Sedangkan Flag Overflow akan set karena hasil dari perkalian lebih besar daripada 255 atau (0FFH) DIV AB Lakukan pembagian antara Akumulator A dan Register B, hasil dari pembagian akan disimpan di akumulator A dan sisa pembagian disimpan di Register B. Flag Overflow dan Carry akan selalu clear Flag Overflow akan set apabila isi dari Register B adalah 00 di mana hal ini menandakan bahwa proses pembagian tidak mungkin dilakukan karena hasil pembagian antara suatu bilangan dengan 0 adalah tidak berhingga. Mov A,#0FB

15 Mov B,#12H Div AB Hasil dari pembagian ini adalah 0DH dengan sisa 11H, maka 0DH akan tersimpan di Akumulator A sebagai hasil bagi dan 11H tersimpan di Register B sebagai sisa bagi. DA A Mengubah data di Akumulator A menjadi bentuk BCD. Instruksi ini akan mengubah sebuah 8 bit data pada Akumulator A dalam bentuk hexa menjadi 2 digit di mana digit pertama pada nibble atas berupa bit 7&4 dari Akumulator A dan digit kedua adalah nibble bawah berupa bit 3&0 dari Akumulator A. Pada dasarnya instruksi ini akan menambahkan 6 apabila nibble rendah berada di atas 9 atau bit AC set dan menambahkan 6 apabila nibble tinggi berada di atas 9 atau bit Carry Set. Instruksi ini biasa digunakan sesudah instruksi ADD. Contoh 1: Add A,#88H DA A Nilai akumulator A sebelumnya adalah 99H, hasil penjumlahan 99H dan 88H adalah 21H dengan bit AC set dan Carry set karena hasil penjumlahan 9 dan 8 baik di nibble tinggi maupun nibble rendah adalah lebih besar dari 9. Karena bit AC set dan bit carry set maka hasil penjumlahan kedua nibble tersebut masing masing ditambah 6 dan menghasilkan 87H dengan carry flag set. Contoh 2: Add A,#02H DA A Nilai Akumulator A sebelumnya adalah 79H, hasil penjumlahan dengan 02H adalah 7BH dengan bit AC set karena hasil penjumlahan pada nibble rendah lebih besar dari 9 dan setelah melewati instruksi DA A, maka 7BH akan ditambah dengan 6H sehingga menjadi 81H. Intinya, apabila kondisi: Bit AC set, Bit Carry clear = Akumulator A ditambah 06H Bit AC clear, Bit Carry clear = Akumulator A ditambah 00H Bit AC clear, Bit Carry set = Akumulator A ditambah 60H

16 Bit AC set, Bit Carry set = Akumulator A ditambah 66H I Instruksi DA A memang bukan sebuah instruksi yang mengubah bilangan heksa menjadi bentuk desimal dengan mudah, namun instruksi ini berfungsi untuk membuat operasi penjumlahan secara BCD sehingga hasil penjumlahan dari 79H dan 02H bukan menjadi 7BH melainkan menjadi 81H. Operasi Logika ANL Melakukan operasi AND antara dua buah variabel dan menyimpannya di variabel tujuan. Apabila variabel tujuan adalah akumulator, maka variabel yang lain dapat menggunakan register (Rn), alamat langsung, tak langsung atau immediate data, apabila variabel tujuan adalah alamat langsung, maka variabel yang lain dapat menggunakan akumulator atau immediate data. ANL A, Rn Melakukan operasi AND antara akumulator A dan Rn (R0,...,R7) dan hasilnya disimpan di akumulator A. ANL A, direct Melakukan operasi AND antara akumulator A dan alamat langsung dan hasilnya disimpan di akumulator A. ANL A,05H Akumulator A di AND dengan data di alamat 05H dan hasilnya disimpan di akumulator A. ANL Melakukan operasi AND antara akumulator A dan data yang ditunjuk oleh Register Index (R0 atau R1) serta hasilnya disimpan di akumulator A. ANL A,@R0 Akumulator A di AND dengan data yang ditunjuk oleh R0, misalkan R0 berisi 50H,

17 maka akumulator A di AND dengan data yang tersimpan di alamat 50H dan hasilnya disimpan di akumulator A. ANL A, #data Melakukan operasi AND antara akumulator A dan immediate data serta hasilnya disimpan di akumulator A. ANL direct,a Melakukan operasi AND antara alamat langsung dengan akumulator A serta hasilnya disimpan di alamat langsung tersebut. ANL 07H,A Data di alamat 07H di AND dengan akumulator A dan hasilnya kembali disimpan di alamat 07H. ANL direct, #data Melakukan operasi AND antara alamat langsung dengan immediate data serta hasilnya disimpan di alamat langsung tersebut. ORL Melakukan operasi OR antara dua buah variabel dan menyimpannya di variabel tujuan. Apabila variabel tujuan adalah akumulator, maka variabel yang lain dapat menggunakan register (Rn), alamat langsung, tak langsung atau immediate data, apabila variabel tujuan adalah alamat langsung, maka variabel yang lain dapat menggunakan akumulator atau immediate data. ORL A,Rn Melakukan operasi OR antara akumulator A dan Rn (R0,...,R7) dan hasilnya disimpan di akumulator A. ORL A,direct Melakukan operasi OR antara akumulator A dan alamat langsung dan hasilnya

18 disimpan di akumulator A. ORL A,05H Akumulator A di OR dengan data di alamat 05H dan hasilnya disimpan di akumulator A. ORL A,@Ri Melakukan operasi OR antara akumulator A dan data yang ditunjuk oleh Register Index (R0 atau R1) serta hasilnya disimpan di akumulator A. ORL A,@R0 Akumulator A di OR dengan data yang ditunjuk oleh R0, misalkan R0 berisi 50H, maka akumulator A di OR dengan data yang tersimpan di alamat 50H dan hasilnya disimpan di akumulator A. ORL A,#data Melakukan operasi OR antara akumulator A dan immediate data serta hasilnya disimpan di akumulator A. ORL direct,a Melakukan operasi OR antara alamat langsung dengan akumulator A serta hasilnya disimpan di alamat langsung tersebut. ORL 07H,A Data di alamat 07H di OR dengan akumulator A dan hasilnya kembali disimpan di alamat 07H. ORL direct,#data Melakukan operasi OR antara akumulator A dan immediate data serta hasilnya disimpan di akumulator A

19 XRL Melakukan operasi EXOR antara dua buah variabel dan menyimpannya di variabel tujuan. Apabila variabel tujuan adalah akumulator, maka variabel yang lain dapat menggunakan register (Rn), alamat langsung, tak langsung atau immediate data, apabila variabel tujuan adalah alamat langsung, maka variabel yang lain dapat menggunakan akumulator atau immediate data. XRL A,Rn Melakukan operasi EXOR antara akumulator A dan Rn (R0,...,R7) dan hasilnya disimpan di akumulator A. XRL A,direct Melakukan operasi EXOR antara akumulator A dan alamat langsung dan hasilnya disimpan di akumulator A. XRL A,05H Akumulator A di EXOR dengan data di alamat 05H dan hasilnya disimpan di akumulator A. Melakukan perbandingan antara data yang terletak pada alamat yang ditunjuk oleh Register Index (R0 atau R1) dan data immediate serta melakukan lompatan ke alamat yang ditentukan apabila hasil perbandingan tidak sama. Program akan menuju ke alamat lompat 1 apabila data di alamat yang ditunjuk oleh R1 tidak sama dengan data 00H. DJNZ Rn, rel Melakukan pengurangan pada Rn (R0,...,R7) dengan 1 dan lompat ke alamat yang ditentukan apabila hasilnya bukan 00. Apabila hasilnya telah mencapai 00, maka program akan terus menjalankan instruksi di bawahnya.

20 Tunggu: DJNZ R7,Tunggu RET Selalu melakukan lompatan ke alamat tunggu dan mengurangi R7 dengan 1 selama nilai R7 belum mencapai 00. DJNZ direct, rel Melakukan pengurangan pada data di alamat yang ditunjuk secara langsung dengan 1 dan lompat ke alamat yang ditentukan apabila hasilnya bukan 00. Apabila hasilnya telah mencapai 00, maka program akan terus menjalankan instruksi di bawahnya. Tunggu: DJNZ 07H,Tunggu RET Selalu melakukan lompatan ke alamat tunggu dan mengurangi data pada alamat 07H dengan 1 selama nilai pada data yang berada pada alamat 07H belum mencapai 00. NOP Instruksi ini berfungsi untuk melakukan tundaan pada program sebesar 1 cycle tanpa mempengaruhi register register maupun flag. Pengenalan Lingkungan Pembuatan Program Dalam pembuatan program untuk Mikrokontroler dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa tool yang menyediakan fasilitas untuk itu. Lingkungan Pembuatan Program atau sering disebut dengan Integrated Development Environment atau disingkat IDE dalam hal ini terdapat banyak pilihan seperti MikroBasic dengan bahasa dasar Basic, MikroPascal dengan bahasa dasar Pascal. Diluar itu masih terdapat lingkungan pembuatan Program yang berbasis teks dimana dapat dilakukan dengan menggunakan Editor teks seperti Notepad, WordPad, Kwrite atau Kate.

21 Program Downloader Program Downloader adalah program yang dapat digunakan untuk men download program obyek ke memori yang terdapat pada Mikrokontroler. Salah satu alat yang sering digunakan untuk Downloader adalah Easy Downloader. Sesuai namanya Easy Downloader adalah rangkaian Hardware yang dilengkapi dengan Software yang digunakan untuk mengisi memori Mikrokontroler dengan mudah. Berikut ini adalah gambar dari Easy Downloader : Rangkaian Easy Downloader Pada gambar tersebut terdapat dua buah Chip Mikrokontroler. Chip Mikrokontroler yang pertama adalah IC Master dari Mikrokontroler yang sudah diisi dengan program EZ52.hex, sedangkan IC yang kedua adalah IC Slave dari Mikrokontroler yang akan diisi oleh program Obyek. Pengisian IC Mikrokontroler Master dapat dilakukan di toko yang menyediakan fasilitas pengisian Mikrokontroler. Langkah langkah pengisian program obyek ke dalam IC Mikrokontroler adalah sebagai berikut : 1. Sebelum menyalakan power supply, letakkan IC Mikrokontroler Slave AT89C51/52/55 ke dalam socket slave.

22 2. Hidupkan power supply Easy Downloader. 3. Hubungkan kabel serial dar Komputer COM1 atau COM2 ke Easy Downloader. IC master harus sudah terisi dengan program EZ52.hex 4. Jalankan software program EZ3.exe. Hasil tampilan dari EZ3.exe adalah seperti berikut : Tampilan program EZ3.exe 5. Lakukan scan port terlebih dahulu jika Com nya belum terdeteksi. Jika sudah terdeteksi, tekan COM yang terdeteksi, misalnya COM1. Setelah itu tunggu sampai muncul tulisan pesan...identify your chip. Selanjutnya, tekan Send Hexfile dari layar program EZ3.exe, lalu pilih file.hex yang akan dimasukkan ke IC Slave Mikrokontroler. 6. Program EZ.exe akan melakukan proses penghapusan, penulisan dan verifikasi data. Jika tulisan Complete sudah muncul, berarti program.hex sudah masuk ke dalam IC slave. 7. Sebelum mengambil IC Slave dari socket, matikan terlebih dahulu power supply untuk mrnghindari kerusakan IC Slave. 8. IC Slave mikrokontroler siap digunakan. Pembuatan Program Assembler Program Assembler dapat dibuat dengan menggunakan beberapa Editor teks yang ada seperti program MsDOS Editor yang dapat dijalankan melalui menu Start Run dan ketik edit, selanjutnya klik OK. Sebelum melakukan langkah langkah pembuatan

23 program Assembler, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu pindahkan file file (51.exe, asm51.exe, h.exe, oh.exe, tppatch.exe dan tvdemo.exe) ke dalam direktori yang akan digunakan untuk menyimpan program. File file program tersebut diatas dapat dikopi dari CD yang terdapat dalam paket Easy Downloader. Berikut ini adalah langkah langkah untuk membuat program Assembler : Jalankan program Editor Teks : Notepad, Wordpad, atau MsDOS Editor Ketik listing program pada MsDOS Editor, lalu simpan sebagai (Save As) dan simpan file tersebut di lokasi folder yang telah ditunjuk misalkan pada folder c:\asm. Ketik nama file dari program misalkan led.asm. Jalankan MsDOS Prompt. MsDOS Prompt dapat dijalankan dari menu Start Programs MsDOS Prompt atau dapat juga melalui menu Start Run, lalu ketik cmd, kemudian klik OK. Tunjuk nama folder dari file led.asm, yaitu c:\asm. Saat menjalankan program MsDOS Prompt, awalnya akan menunjuk ke default direktori tertentu. Oleh sebab itu pindahkan lokasi cursor ke folder c:\asm, dengan cara ketik cd (spasi) c:\asm [Enter] Kompilasi program *.asm Kompilasi file program *.asm dengan mengetikkan asm51 namafile.asm pada MsDOS Prompt, misalkan c:\asm>asm51 led.asm. Proses kompilasi file *.asm ini akan menghasilkan file dengan ekstensi *.lst dan *.obj Jika terjadi kesalahan dalam kompilasi program tersebut, maka perbaiki kesalahan pada program dengan membuka dokumen namafile.lst. Pada file

24 .lst ini terdapat penjelasan tentang kesalahan program Assembler yang telah dibuat. Setelah diperbaiki, kompilasi ulang file *.asm seperti pada contoh diatas. Untuk membuat file dengan ekstensi.hex, ketik oh namafile.obj, misalkan : c:\asm>oh led.obj Jika tidak terjadi kesalahan maka anda telah berhasil dalam proses pembuatan program Assembler ke bentuk Heksa. Simulator 8051 dengan PeQUI Program Pequi merupakan salahsatu program simulator untuk mikrokontroler Dengan program ini, jalannya program yang telah dibuat dapat diketahui dan dimonitor, jadi anda dapat mengetahui alamat dari tiap tiap instruksi program, isi dari register Accumulator, SP, C, DPTR, R0 R7 dan lain lain. Berikut ini adalah gambar dari pequi.exe : Program pequi.exe Langkah langkah dalam menjalankan program pequi adalah sebagai berikut : Install program pequi.exe dari CD atau Dokumen yang disertakan dalam Modul ini. Jalankan program pequi.exe Klik Load pada taskbar Pequi, lalu klik namafile.hex, lalu klik Open.

25 Untuk menjalankan program pequi secara manual atau step demi step, klik tombol Step. Setiap kali anda mengklik Step, akan terlihat jalannya instruksi program yang telah dibuat. Langkah lain untuk menjalankan program pequi secara otomatis adalah dengan mengklik tombol Run. Untuk mengubah kecepatan jalannya program, Anda dapat membuka menu Setting dari menu Options Speed, lalu klik High atau Medium atau Low. Konfigurasi Speed Bila ingin menghentikan jalannya program, klik tombol Stop. Bila ingin mengulangi jalannyaprogram dari awal, klik Reset. Proses perancangan software tahap demi tahap perlu dilakukan, termasuk membuat diagram alir yang merupakan alur atau langkah langkah dari program yang akan dibuat, dengan demikian akan lebih jelas dan mudah untuk melihat cara kerja dari program. Sebagai contoh pembuatan Program LED untuk menyalakan dan mematikan led. Dalam contoh ini dimisalkan bahwa Led1 terhubung dengan alamat register P1.4 dan led 2 tersambung dengan alamat port P1.6. Fungsi led digunakan untuk mengecek program apakah sudah berjalan sesuai dengan yang diinginkan, sebelum port tersebut disambung dengan rangkaian elektronik yang lainnya yang merupakan bagian dari robot. Contoh Program *.asm :

26 ;===================================================== ; Listing program led ; menyalakan dan mematikan led dengan delai 1 detik ;===================================================== Org 00H ;===================================================== ; led pada P1.4 dan P1.6 nyala dan mati secara ; ber samaan ;===================================================== Led_sama: Clr P1.4 ; led1 nyala Clr P1.6 ; led2 nyala Acall delai_1s Setb P1.4 ; led1 mati Setb P1.6 ; led2 mati Acall delai_1s ;===================================================== ; led pada P1.4 dan P1.6 nyala dan mati secara ; bergantian ;===================================================== Led_ganti: Clr P1.4 ; led1 nyala Setb P1.6 ; led2 mati Acall delai_1s Setb P1.4 ; led1 mati Clr P1.6 ; led2 nyala Ajmp selesai Delai_1s: Mov r1,#8 ; pindahkan data 8 ke alamat r1 Loop1: Mov r2,#250 ; pindahkan data 250 ke alamat r2 Loop2: Mov r3,#250 ; pindahkan data 250 ke alamat r3 Loop3: Djnz r3,loop3 Djnz r2,loop2 ret Selesai: End Djnz r1,loop1 Langkah Pembuatan Program : 1. Ketik list program Assembler diatas. 2. Kompilasi Program Assembler anda dengan program asm51.exe dan oh.exe untuk mendapatkan file obyek (*.obj) dan format heksa (*.HEX)

27 3. Jalankan Program Pequi.exe 4. Lakukan download program *.HEX ke Mikrokontroler dengan Easy Downloader. 5. Pasang uc pada board Robot 6. Perhatikan hasilnya.

LAMPIRAN D DATA SHEET

LAMPIRAN D DATA SHEET LAMPIRAN D DATA SHEET D-1 D-2 D-3 D-4 D-5 D-6 D-7 D-8 D-9 D-10 D-11 Instruksi-instruksi Keluarga MCS51 A. Operasi Aritmatika 1. ADD ADD A,Rn Tambahkan Akumulator A dengan Rn di mana n = 0 7 dan simpan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN PENGUJIAN ALAT SISTEM PENGONTROL BEBAN DAYA LISTRIK

BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN PENGUJIAN ALAT SISTEM PENGONTROL BEBAN DAYA LISTRIK BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN PENGUJIAN ALAT SISTEM PENGONTROL BEBAN DAYA LISTRIK 4.1 Pengukuran Alat Pengukuran dilakukan untuk melihat apakah rangkaian dalam sistem yang diukur sesuai dengan spesifikasi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT. dimmer atau terang redup lampu dan pengendalian pada on-off lampu. Remote

BAB III PERANCANGAN ALAT. dimmer atau terang redup lampu dan pengendalian pada on-off lampu. Remote BAB III PERANCANGAN ALAT Dalam merancang alat pengendali nyala lampu menggunakan media infra merah berbasis mikrokontroler terbagi atas dua pengendalian yaitu pengendalian dimmer atau terang redup lampu

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN DAN CARA KERJA ALAT

BAB III RANCANGAN DAN CARA KERJA ALAT BAB III RANCANGAN DAN CARA KERJA ALAT 3.1 Perancangan Alat 3.1.1 Blok Diagram Perancangan Alat Rancangan dan cara kerja alat secara blok diagram yaitu untuk mempermudah dalam menganalisa rangkaian secara

Lebih terperinci

LM124/LM224/LM324/LM2902

LM124/LM224/LM324/LM2902 LM124/LM224/LM324/LM2902 Low Power Quad Operational Amplifiers General Description The LM124 series consists of four independent, high gain, internally frequency compensated operational amplifiers which

Lebih terperinci

DESKRIPSI SINGKAT INSTRUKSI-INSTRUKSI PADA AT89S51

DESKRIPSI SINGKAT INSTRUKSI-INSTRUKSI PADA AT89S51 DESKRIPSI SINGKAT INSTRUKSI-INSTRUKSI PADA AT89S51 (Dikemas oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY E-mail : sumarna@uny.ac.id) No. Instruksi Deskripsi Contoh 1. ADD A,R n Menambahkan isi A dengan isi

Lebih terperinci

DASAR INPUT/OUTPUT (1) (PORT PPI DAN PORT 1 SEBAGAI OUTPUT)

DASAR INPUT/OUTPUT (1) (PORT PPI DAN PORT 1 SEBAGAI OUTPUT) Percobaan DASAR INPUT/OUTPUT () (PORT PPI DAN PORT SEBAGAI OUTPUT) Menggunakan DT-5 MinSys Mengamati keluaran data berupa nyala LED setelah proses pemindahan data (akses eksternal) dari sebuah register

Lebih terperinci

Pengendalian 8 buah Motor oleh DST-51

Pengendalian 8 buah Motor oleh DST-51 Ib2 Pengendalian 8 buah Motor oleh DST-51 Pada aplikasinya, seringkali suatu sistem mikrokontroler digunakan untuk mengendalikan beberapa buah motor secara bersamaan. Berikut ini adalah pengendalian delapan

Lebih terperinci

INTRUKSI-INTRUKSI BAHASA PEMROGRAMAN ASSEMBLY

INTRUKSI-INTRUKSI BAHASA PEMROGRAMAN ASSEMBLY INTRUKSI-INTRUKSI BAHASA PEMROGRAMAN ASSEMBLY Mubtasir Buleganteng94@gmail.com Abstrak Program yang ditulis dengan bahasa Assembly terdiri dari label, kode mnemonic dan lain sebagainya, pada umumnya dinamakan

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1. DESKRIPSI KERJA SISTEM Gambar 3.1. Blok diagram sistem Satelit-satelit GPS akan mengirimkan sinyal-sinyal secara kontinyu setiap detiknya. GPS receiver akan

Lebih terperinci

PERTEMUAN SET INSTRUKSI MIKROKONTROLER AT 89C51

PERTEMUAN SET INSTRUKSI MIKROKONTROLER AT 89C51 PERTEMUAN SET INSTRUKSI MIKROKONTROLER AT 89C51 Pendahuluan Dalam materi sebelumnya sudah di bahas untuk menjalankan suatu tugas maka mikrokontroler 89C51 membutuhkan sebuah program yang terdiri dari susunan

Lebih terperinci

DASAR INPUT/OUTPUT (2) (PORT PPI DAN PORT 1 SEBAGAI INPUT/OUTPUT)

DASAR INPUT/OUTPUT (2) (PORT PPI DAN PORT 1 SEBAGAI INPUT/OUTPUT) PERCOBAAN 2 DASAR INPUT/OUTPUT (2) (PORT PPI DAN PORT 1 SEBAGAI INPUT/OUTPUT) Menggunakan DT-51 MinSys Mengamati keluaran data berupa nyala LED setelah proses pemindahan data (akses eksternal) dari sebuah

Lebih terperinci

Ringkasan Set Instruksi Dan Mode pengalamatan ( Addressing Mode )

Ringkasan Set Instruksi Dan Mode pengalamatan ( Addressing Mode ) Ringkasan Set Instruksi Dan Mode pengalamatan ( Addressing Mode ) Mikroprosessor 8051, sebagaimana terdaftar dalam 8051 set instruction in numerical order memiliki sekumpulan instruksi yang terintegrasi

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN CARA KERJA RANGKAIAN

BAB III ANALISA DAN CARA KERJA RANGKAIAN BAB III ANALISA DAN CARA KERJA RANGKAIAN 3.1 Analisa Rangkaian Secara Blok Diagram Pada rangkaian yang penulis buat berdasarkan cara kerja rangkaian secara keseluruhan penulis membagi rangkaian menjadi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 7 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 1 Konveyor Konveyor hanya bergerak ke satu arah saja, konveyor digerakkan dengan motor stepper 12V type. Sinyal keluaran dari motor stepper untuk menggerakkan konveyor dirangkaikan

Lebih terperinci

PORT SERIAL MIKROKONTROLER ATMEL AT89C51

PORT SERIAL MIKROKONTROLER ATMEL AT89C51 Lab Elektronika Industri Mikrokontroler - 1 PORT SERIAL MIKROKONTROLER ATMEL AT89C51 I. FISIK AT89C51 Mikrokontroler AT89C51 umumnya mempunyai kemasan 40 pin seperti gambar berikut. AT89C51 telah dilengkapi

Lebih terperinci

PERCOBAAN 11 PULSE WIDHT MODULATION

PERCOBAAN 11 PULSE WIDHT MODULATION PERCOBAAN 11 PULSE WIDHT MODULATION TUJUAN: 1. Memahami prinsip dasar PWM 2. Memahami rangkaian Driver Motor DC 3. Memahami pemrograman assembly untuk pengaturan PWM Konsep Dasar PWM Salah satu cara yang

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Masalah Dalam perancangan sistem keamanan pada kendaraan roda dua menggunakan sidik jari berbasis mikrokontroler ini terdapat beberapa masalah yang harus

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Rancangan Perangkat Keras 3.1.1 Blok Diagram Sistem Blok diagram dari sistem AVR standalone programmer adalah sebagai berikut : Tombol Memori Eksternal Input I2C PC SPI AVR

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan secara umum perancangan sistem pengingat pada kartu antrian dengan memanfaatkan gelombang radio, yang terdiri dari beberapa bagian yaitu blok diagram

Lebih terperinci

Percobaan 5 PENGENALAN MIKROKONTROLER 8051

Percobaan 5 PENGENALAN MIKROKONTROLER 8051 Percobaan 5 PENGENALAN MIKROKONTROLER 8051 I. Tujuan 1. Mempelajari arsitektur mikrokontroller 8051 2. Memahami macam-macam interrupt yang ada pada mikrokontroller 8051 3. Memahami penggunaan I/O port

Lebih terperinci

4. Port Input/Output Mikrokontroler MCS-51

4. Port Input/Output Mikrokontroler MCS-51 4. Port Input/Output Mikrokontroler MCS-51 Mikrokontroler MCS-51 memiliki 2 jenis port input/output, yaitu port I/O parallel dan port I/O serial. Port I/O parallel sebanyak 4 buah dengan nama P0,P1,P2

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Mikrokontroler AT89S52 termasuk kedalam keluarga MCS-51 merupakan suatu. dua macam memori yang sifatnya berbeda yaitu:

BAB 2 LANDASAN TEORI. Mikrokontroler AT89S52 termasuk kedalam keluarga MCS-51 merupakan suatu. dua macam memori yang sifatnya berbeda yaitu: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Perangkat Keras 2.1.1 Mikrokontroler AT89S52 Mikrokontroler AT89S52 termasuk kedalam keluarga MCS-51 merupakan suatu mikrokomputer CMOS 8 bit dengan daya rendah, kemampuan tinggi,

Lebih terperinci

PETUNJUK PEMROGRAMAN DAN SET INSTRUKSI

PETUNJUK PEMROGRAMAN DAN SET INSTRUKSI Lab Elektronika Industri Mikrokontroler - 1 PETUNJUK PEMROGRAMAN DAN SET INSTRUKSI I. ORGANISASI MEMORI AT89C51 AT89C51 memisahkan antara memori untuk program dan untuk data dalam FLASH dan RAM. Metode

Lebih terperinci

TAKARIR. Akumulator Register yang digunakan untuk menyimpan semua proses aritmatika

TAKARIR. Akumulator Register yang digunakan untuk menyimpan semua proses aritmatika TAKARIR AC (Alternating Current) Adalah sistem arus listrik. Sistem AC adalah cara bekerjanya arus bolakbalik. Dimana arus yang berskala dengan harga rata-rata selama satu periode atau satu masa kerjanya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam merancang sebuah peralatan yang cerdas, diperlukan suatu

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam merancang sebuah peralatan yang cerdas, diperlukan suatu BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Perangkat Keras Dalam merancang sebuah peralatan yang cerdas, diperlukan suatu perangkat keras (hardware) yang dapat mengolah data, menghitung, mengingat dan mengambil pilihan.

Lebih terperinci

Tabel 1. Karakteristik IC TTL dan CMOS

Tabel 1. Karakteristik IC TTL dan CMOS BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. IC Digital TTL dan CMOS Berdasarkan teknologi pembuatannya, IC digital dibedakan menjadi dua jenis, yaitu TTL (Transistor-Transistor Logic) dan CMOS (Complementary Metal Oxide

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN P EMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN P ENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN... HALAMAN MOTTO... KATA PENGANTAR...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN P EMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN P ENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN... HALAMAN MOTTO... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN P EMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN P ENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN... HALAMAN MOTTO... KATA PENGANTAR... ABSTRAKSI... TAKARIR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL...

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Dalam bab ini penulis akan membahas tentang komponen-komponen yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Dalam bab ini penulis akan membahas tentang komponen-komponen yang BAB 2 LANDASAN TEORI Dalam bab ini penulis akan membahas tentang komponen-komponen yang digunakan dalam seluruh unit sistem ini. Agar pembahasan tidak melebar dan menyimpang dari topik utama laporan ini,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 4 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perangkat keras Mikrokontroler AT89S51 2.1.1 Arsitektur Mikrokontroler AT89S51 Mikrokontroler AT89S51 merupakan salah satu keluarga dari MCS-51 keluaran Atmel. Jenis mikrokontroler

Lebih terperinci

BAHASA PEMOGRAMAN AT89S/Cxx (assembly)

BAHASA PEMOGRAMAN AT89S/Cxx (assembly) 1 BAHASA PEMOGRAMAN AT89S/Cxx (assembly) Operand dalam pemograman mikrokontroler adalah data yang tersimpan dalam memory, register dan input/output (I/O). Instruksi yang dikenal secara umum dikelompokan

Lebih terperinci

TAKARIR. Akumulator Register yang digunakan untuk menyimpan semua proses aritmatika. Assembler Bahasa pemrograman mikrokontroler MCS-51

TAKARIR. Akumulator Register yang digunakan untuk menyimpan semua proses aritmatika. Assembler Bahasa pemrograman mikrokontroler MCS-51 TAKARIR Akumulator Register yang digunakan untuk menyimpan semua proses aritmatika Assembler Bahasa pemrograman mikrokontroler MCS-51 Assembly Listing Hasil dari proses assembly dalam rupa campuran dari

Lebih terperinci

INSTRUKSI DAN BAHASA PEMOGRAMAN MIKROKONTROLER

INSTRUKSI DAN BAHASA PEMOGRAMAN MIKROKONTROLER INSTRUKSI DAN BAHASA PEMOGRAMAN MIKROKONTROLER Yoyo Somantri dan Erik Haritman Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FPTK Universitas Pendidikan Indonesia Pendahuluan Dalam bab ini akan dibahas tujuan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Agar kendaraan lebih teratur dan tidak terlalu padat, biasanya tempat perparkiran ini dibagi

BAB 2 LANDASAN TEORI. Agar kendaraan lebih teratur dan tidak terlalu padat, biasanya tempat perparkiran ini dibagi BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Inteligent Parking System Agar kendaraan lebih teratur dan tidak terlalu padat, biasanya tempat perparkiran ini dibagi menjadi beberapa tempat. Dengan demikian kendaraan yang

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Dalam bab ini penulis akan membahas prinsip kerja rangkaian yang disusun untuk merealisasikan sistem alat, dalam hal ini potensiometer sebagai kontroler dari motor servo, dan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan pada tugas akhir ini yaitu berupa hardware dan software. Table 3.1. merupakan alat dan bahan yang digunakan. Tabel 3.1. Alat dan

Lebih terperinci

Memprogram Port sebagai Output dan Input Sederhana

Memprogram Port sebagai Output dan Input Sederhana BAGIAN 1 Tujuan Pembelajaran Umum: 1. Mahasiswa trampil memprogram Port sebagai Input dan Output sederhana menggunakan bahasa pemrograman assembly Tujuan Pembelajaran Khusus: 1. Mahasiswa memahami Konstruksi

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR 2.1 Pendahuluan 2.2 Sensor Clamp Putaran Mesin

BAB II TEORI DASAR 2.1 Pendahuluan 2.2 Sensor Clamp Putaran Mesin 4 BAB II TEORI DASAR 2.1 Pendahuluan Pada bab ini akan dijelaskan mengenai teori-teori mengenai perangkatperangkat pendukung baik perangkat keras dan perangkat lunak yang akan dipergunakan sebagai pengukuran

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Uraian Umum Dalam perancangan alat akses pintu keluar masuk menggunakan pin berbasis mikrokontroler AT89S52 ini, penulis mempunyai pemikiran untuk membantu mengatasi

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA DATA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA DATA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA DATA Pada bab ini akan dibahas tentang pengujian dan pengoperasian Sistem Pemantau Ketinggian Air Cooling Tower di PT. Dynaplast. Pengujian dan pengoperasian ini dilakukan

Lebih terperinci

Daftar Isi Daftar Isi. I. Pendahuluan A. Pengenalan DT51 Debugger. B. Istilah pada Instruksi MCS-51 1) Program Status Word (PSW).

Daftar Isi Daftar Isi. I. Pendahuluan A. Pengenalan DT51 Debugger. B. Istilah pada Instruksi MCS-51 1) Program Status Word (PSW). Daftar Isi Daftar Isi. i I. Pendahuluan A. Pengenalan DT51 Debugger. 1 B. Istilah pada Instruksi MCS-51 1) Program Status Word (PSW). 2 2) Addressing Modes... 2 3) Daftar Istilah pada Instruksi MCS-51

Lebih terperinci

BAB I TUGAS MATA KULIAH SISTEM MIKROPROSESOR DOSEN PEMBERI TUGAS : FATAH YASIN, ST, MT.

BAB I TUGAS MATA KULIAH SISTEM MIKROPROSESOR DOSEN PEMBERI TUGAS : FATAH YASIN, ST, MT. 1 BAB I TUGAS MATA KULIAH SISTEM MIKROPROSESOR DOSEN PEMBERI TUGAS : FATAH YASIN, ST, MT. A. Deskripsi Tugas 1. Jelaskan perbedaan mikroprosesor dan mikrokontroler. 2. Jelaskan mode-mode pengalamatan yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Software Instalasi merupakan hal yang sangat penting karena merupakan proses penginputan data dari komputer ke dalam mikrokontroler. Sebelum melakukan instalasi, hubungkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Perangkat Keras 2.1.1 Bahasa Assembly MCS-51 Bahasa yang digunakan untuk memprogram IC mikrokontroler AT89S51 adalah bahasa assembly untuk MCS-51. angka 51 merupakan jumlah instruksi

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK 21 BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK 3.1 Gambaran umum Perancangan sistem pada Odometer digital terbagi dua yaitu perancangan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Perancangan

Lebih terperinci

Mengenal bahasa assembly

Mengenal bahasa assembly Mengenal bahasa assembly adiatma adiatma@raharja.info Abstrak Komputer adalah mesin penghitung elektronik yang cepat dan dapat menerima informasi input digital, kemudian memprosesnya sesuai dengan program

Lebih terperinci

PERCOBAAN 3. KONTROL DISPLAY 7-SEGMENT Menggunakan DT-51 MinSys

PERCOBAAN 3. KONTROL DISPLAY 7-SEGMENT Menggunakan DT-51 MinSys PERCOBAAN 3 KONTROL DISPLAY 7-SEGMENT Menggunakan DT-5 MinSys Membuat proses kontrol display seven segment menggunakan SWITC sebagai set () dan reset (L) program. Membuat program Counter baik Up Counter

Lebih terperinci

MIKROKONTROLER Arsitektur Mikrokontroler AT89S51

MIKROKONTROLER Arsitektur Mikrokontroler AT89S51 MIKROKONTROLER Arsitektur Mikrokontroler AT89S51 Ringkasan Pendahuluan Mikrokontroler Mikrokontroler = µp + Memori (RAM & ROM) + I/O Port + Programmable IC Mikrokontroler digunakan sebagai komponen pengendali

Lebih terperinci

PERCOBAAN 2 SAKLAR PUSH BUTTON

PERCOBAAN 2 SAKLAR PUSH BUTTON TUJUAN: PERCOBAAN 2 SAKLAR PUSH BUTTON 1. Memahami rangkaian mikrokontroller dengan interface ke saklar 2. Memahami program assembly untuk mengambil data saklar dan mengeluarkan data ke LED. 3. Memahami

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem deteksi keberhasilan software QuickMark untuk mendeteksi QRCode pada objek yang bergerak di conveyor. Garis besar pengukuran

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Diagram Blok Sistem Pada bab perancangan ini penulis menggunakan arsitektur jaringan client/server yang saling terhubung dengan jaringan LAN melalui ethernet. Pengiriman

Lebih terperinci

AKSES MEMORI Menggunakan DT-51 MinSys

AKSES MEMORI Menggunakan DT-51 MinSys AKSES MEMORI Menggunakan DT-51 MinSys Mengakses eksternal memori dan data memori pada DT-51 Minimum sistem. Membuat program untuk penulisan atau pembacaan data pada memori eksternal DT-51 MinSys. Memori

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN SISTEM. dirancanag. Setiap diagram blok mempunyai fungsi masing-masing. Adapun diagram

BAB III RANCANGAN SISTEM. dirancanag. Setiap diagram blok mempunyai fungsi masing-masing. Adapun diagram BAB III RANCANGAN SISTEM 3.1. Diagram Blok Rangkaian Diagram blok merupakan gambaran dasar dari rangkaian sistem yang akan dirancanag. Setiap diagram blok mempunyai fungsi masing-masing. Adapun diagram

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Definisi Perancangan Perancangan adalah proses menuangkan ide dan gagasan berdasarkan teoriteori dasar yang mendukung. Proses perancangan dapat dilakukan dengan cara pemilihan

Lebih terperinci

MIKROKONTROLER AT89S52

MIKROKONTROLER AT89S52 MIKROKONTROLER AT89S52 Mikrokontroler adalah mikroprosessor yang dirancang khusus untuk aplikasi kontrol, dan dilengkapi dengan ROM, RAM dan fasilitas I/O pada satu chip. AT89S52 adalah salah satu anggota

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN EVALUASI SISTEM. Pengujian dan evaluasi sistem pada tugas akhir ini meliputi perangkat

BAB IV PENGUJIAN DAN EVALUASI SISTEM. Pengujian dan evaluasi sistem pada tugas akhir ini meliputi perangkat BAB IV PENGUJIAN DAN EVALUASI SISTEM Pengujian dan evaluasi sistem pada tugas akhir ini meliputi perangkat keras elektonika dan perangkat lunak yang telah dibuat. Pengujian pada perangkat keras elektronika

Lebih terperinci

PERCOBAAN 9 T I M E R/ COUNTER

PERCOBAAN 9 T I M E R/ COUNTER PERCOBAAN 9 T I M E R/ COUNTER TUJUAN 1. Memahami fungsi timer dan counter pada mikrokontroller 2. Memahami rangkaian interface untuk aplikasi timer dan counter 3. Dapat memanfaatkan fungsi counter untuk

Lebih terperinci

SST-21 MOVING SIGN CONTROLLER SYSTEM

SST-21 MOVING SIGN CONTROLLER SYSTEM SST-21 MOVING SIGN CONTROLLER SYSTEM Deskripsi SST-21 adalah merupakan modul sistem kontrol moving sign atau matrix LED di mana proses pengaturan scanning LED dan animasi dilakukan oleh modul ini. Pengguna

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN PEMBAHASAN

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN PEMBAHASAN BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN PEMBAHASAN 4.1 Uji Coba Alat Dalam bab ini akan dibahas mengenai pengujian alat yang telah dibuat. Dimulai dengan pengujian setiap bagian-bagian dari hardware dan software yang

Lebih terperinci

ANTAR MUKA DST-51 DENGAN MODUL AD-0809

ANTAR MUKA DST-51 DENGAN MODUL AD-0809 ANTAR MUKA DST-51 DENGAN MODUL AD-0809 ADC0809 ADC0809 adalah IC pengubah tegangan analog menjadi digital dengan masukan berupa 8 kanal input yang dapat dipilih. IC ADC0809 dapat melakukan proses konversi

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. spesifikasi sistem, prosedur pengoperasian sistem dan evaluasi hasil pengujian

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. spesifikasi sistem, prosedur pengoperasian sistem dan evaluasi hasil pengujian BAB IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Pada Bab IV dijelaskan tentang rencana implementasi dari sistem, spesifikasi sistem, prosedur pengoperasian sistem dan evaluasi hasil pengujian pada sistem.. Spesifikasi Sistem

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI 3.1 PERANCANGAN UMUM SISTEM Metode untuk pelaksanaan Program dimulai dengan mempelajari system pengukuran tangki air yang akan digunakan. Dari sini dikembangkan apa saja

Lebih terperinci

PEMBUATAN APLIKASI TRACKING ANTENA BERBASIS KANAL TV. Kampus ITS, Surabaya

PEMBUATAN APLIKASI TRACKING ANTENA BERBASIS KANAL TV. Kampus ITS, Surabaya PEMBUATAN APLIKASI TRACKING ANTENA BERBASIS KANAL TV Fajrin Aryuanda 1, Budi Aswoyo 2, Akuwan Saleh 2 1 Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, Jurusan Teknik Telekomunikasi 2 Laboratorium Digital Signal

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini menjelaskan tentang perancangan sistem alarm kebakaran menggunakan Arduino Uno dengan mikrokontroller ATmega 328. yang meliputi perancangan perangkat keras (hardware)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PERANGKAT KERAS 2.1.1 Arsitektur Mikrokontroler AT89S51 Mikrokontroler, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontoler dan mikrokomputer, hadir memenuhi kebutuhan pasar (market

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM KEMBANGAN BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S5x UNTUK APLIKASI SISTEM KONTROL

RANCANG BANGUN SISTEM KEMBANGAN BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S5x UNTUK APLIKASI SISTEM KONTROL RANCANG BANGUN SISTEM KEMBANGAN BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S5x UNTUK APLIKASI SISTEM KONTROL Budi Hidayat 1, Lingga Hermanto 2 1,2 Jurusan Teknik Komputer Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Gunadarma

Lebih terperinci

THERMOMETER DIGITAL DENGAN MODUL DST-51, ADC-0809 DAN LCD 2X16

THERMOMETER DIGITAL DENGAN MODUL DST-51, ADC-0809 DAN LCD 2X16 THERMOMETER DIGITAL DENGAN MODUL DST-51, ADC-0809 DAN LCD 2X16 LCD 2x16 Modul DST-51 Modul ADC-0809 Amplifier LM35 Gambar 1 Blok Diagram Sistem Aplikasi thermometer digital dilakukan dengan melakukan konversi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1. ANALISIS 3.1.1 Analisis Masalah Berdasarkan permasalahan yang dijelaskan oleh penulis sebelumnya, bahwa dengan perkembangan kemajuan kehidupan manusia di tuntut untuk

Lebih terperinci

Perancangan Model Alat Pemotong Rumput Otomatis Berbasis Mikrokontroler AT89C51

Perancangan Model Alat Pemotong Rumput Otomatis Berbasis Mikrokontroler AT89C51 21 Perancangan Model Alat Pemotong Rumput Otomatis Berbasis Mikrokontroler AT89C51 Ahmad Yusup, Muchlas Arkanuddin, Tole Sutikno Program Studi Teknik Elektro, Universitas Ahmad Dahlan Abstrak Penggunaan

Lebih terperinci

ARSITEKTUR MIKROKONTROLER AT89C51/52/55

ARSITEKTUR MIKROKONTROLER AT89C51/52/55 ARSITEKTUR MIKROKONTROLER AT89C51/52/55 A. Pendahuluan Mikrokontroler merupakan lompatan teknologi mikroprosesor dan mikrokomputer. Mikrokontroler diciptakan tidak semata-mata hanya memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

Percobaan 5. TIMER/COUNTER Menggunakan DT-51 MinSys

Percobaan 5. TIMER/COUNTER Menggunakan DT-51 MinSys Percobaan 5 TIMER/COUNTER Menggunakan DT-51 MinSys Menggunakan Timer/Counter pada DT-51 Mininum System sebagai timer ataupun sebagai counter. Memanfaatkan Special Fungtion Register (SFR) untuk mengatur

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT 37 BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT 4.1 Tujuan Pengukuran dan Pengujian Pengukuran dan pengujian alat bertujuan agar dapat diketahui sifat dan karakteristik tiap blok rangkaian dan fungsi serta cara kerja

Lebih terperinci

PERCOBAAN 1 DISPLAY LED

PERCOBAAN 1 DISPLAY LED PERCOBAAN 1 DISPLAY LED TUJUAN: 1. Memahami rangkaian mikrokontroller untuk menghidupkan dan mematikan LED. 2. Memahami program assembly untuk menghidupkan dan mematikan LED. 3. Memahami beberapa instruksi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Perancangan tersebut mulai dari: spesifikasi alat, blok diagram sampai dengan

BAB III PERANCANGAN. Perancangan tersebut mulai dari: spesifikasi alat, blok diagram sampai dengan 41 BAB III PERANCANGAN Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat. Perancangan tersebut mulai dari: spesifikasi alat, blok diagram sampai dengan perancangan rangkaian elektronik,

Lebih terperinci

AD Channel AD Conversion

AD Channel AD Conversion AD-0809 8 Channel AD Conversion Fitur: - 8 Channel Multiplex Analog Input - 0 5 Volt Analog Input - 4 Interrupt Output Selector - 4 Address Selector - Kompatibel DST-51 Minimum System & SC-51 - Free Running

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT. Proses perancangan meliputi tujuan dari sebuah penelitian yang kemudian muncul

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT. Proses perancangan meliputi tujuan dari sebuah penelitian yang kemudian muncul 19 BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Perancangan Perancangan merupakan tata cara pencapaian target dari tujuan penelitian. Proses perancangan meliputi tujuan dari sebuah penelitian yang kemudian

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Hexa menjadi kode Braille. Mikrokontroller AT89C51. Soundcard

BAB III PERANCANGAN. Hexa menjadi kode Braille. Mikrokontroller AT89C51. Soundcard BAB III PERANCANGAN Pada bab perancangan sistem ini akan membahas tentang prinsip kerja sistem, perancangan perangkat lunak (Delphi), perancangan perangkat keras, algoritma program assembler dan algoritma

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMODELAN

BAB III PERANCANGAN DAN PEMODELAN BAB III PERANCANGAN DAN PEMODELAN Pada bab ini akan membahas mengenai perancangan dan pemodelan serta realisasi dari perangkat keras dan perangkat lunak untuk alat pengukur kecepatan dengan sensor infra

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI PLC (Programable Logic Control) adalah kontroler yang dapat diprogram. PLC didesian sebagai alat kontrol dengan banyak jalur input dan output. Pengontrolan dengan menggunakan PLC

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBAHASAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBAHASAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBAHASAN ALAT III.1. Blok Sistem Robot Secara Umum SISTEM KONTROL AKTUATOR MEKANIK ROBOT SENSOR SISTEM & SISTEM RODA KAKI SISTEM TANGAN Untuk Navigasi Untuk Manipulasi (gerak

Lebih terperinci

DQI-03 DELTA ADC. Dilengkapi LCD untuk menampilkan hasil konversi ADC. Dilengkapi Zero offset kalibrasi dan gain kalibrasi

DQI-03 DELTA ADC. Dilengkapi LCD untuk menampilkan hasil konversi ADC. Dilengkapi Zero offset kalibrasi dan gain kalibrasi DQI-03 DELTA ADC Spesifikasi : Resolusi 10 bit 12 Ch ADC USB/RS232 Interface Dilengkapi LCD untuk menampilkan hasil konversi ADC Dilengkapi Zero offset kalibrasi dan gain kalibrasi Delta subsystem protokol

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN. Gambar 4. 1 Blok Diagram Alarm Rumah.

BAB IV PERANCANGAN. Gambar 4. 1 Blok Diagram Alarm Rumah. BAB IV PERANCANGAN 4.1 Perancangan Sebelum melakukan implementasi diperlukan perancangan terlebih dahulu untuk alat yang akan di buat. Berikut rancangan alat Alarm rumah otomatis menggunakan mikrokontroler

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN Rancangan Mesin Panjang Terpal PUSH BUTTON. ATMega 128 (Kendali Kecepatan Motor Dua Arah)

BAB IV PEMBAHASAN Rancangan Mesin Panjang Terpal PUSH BUTTON. ATMega 128 (Kendali Kecepatan Motor Dua Arah) BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Identifikasi Masalah Dalam proses produksi hal yang paling menonjol untuk menghasilkan suatu barang produksi yang memiliki kualitas yang bagus adalah bahan dan mesin yang digunakan.

Lebih terperinci

Program Studi Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lambung Mangkurat

Program Studi Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lambung Mangkurat Program Studi Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lambung Mangkurat MIKROKONTROLLER MCS-51 Salah satu tipe mikrokontroler arsitektur MCS-51 yang banyak digunakan saat ini adalah

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM 3.1. Spesifikasi Sistem Sebelum merancang blok diagram dan rangkaian terlebih dahulu membuat spesifikasi awal rangkaian untuk mempermudah proses pembacaan, spesifikasi

Lebih terperinci

PENAMPIL TOMBOL-TOMBOL REMOTE CONTROL SONY PADA M1632 LCD OLEH MODUL DST-52

PENAMPIL TOMBOL-TOMBOL REMOTE CONTROL SONY PADA M1632 LCD OLEH MODUL DST-52 PENAMPIL TOMBOL-TOMBOL REMOTE CONTROL SONY PADA M1632 LCD OLEH MODUL DST-52 Pada artikel-artikel sebelumnya, banyak dibahas penggunaan keypad ataupun PC keyboard sebagai media input data dari suatu system

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGANALAT

BAB III PERANCANGANALAT BAB III PERANCANGANALAT 3.1. Tujuan Perancangan Berdasarkan kajian ladasan teori pada bab sebelumnya, maka pada bab ini akan dilakukan pembahasan berkenaan dengan perancangan alat, perancangan ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Mikrokontroller, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan microkomputer,

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Mikrokontroller, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan microkomputer, BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1.Hardware 2.1.1 Mikrokontroler AT89S51 Mikrokontroller, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan microkomputer, hadir memenuhi kebutuhan pasar (market need) dan teknologi

Lebih terperinci

Pencipta bahasa C adalah Brian W. Kernighan dan Dennis M. Ritchie pada. sekitar tahun C adalah bahasa pemrograman terstruktur, yang membagi

Pencipta bahasa C adalah Brian W. Kernighan dan Dennis M. Ritchie pada. sekitar tahun C adalah bahasa pemrograman terstruktur, yang membagi 2.. PerangkatLunak 2.1.1. Pemrograman Bahasa C Pencipta bahasa C adalah Brian W. Kernighan dan Dennis M. Ritchie pada sekitar tahun 1972. C adalah bahasa pemrograman terstruktur, yang membagi program dalam

Lebih terperinci

3.2. Tempat Penelitian Penelitian dan pengujian alat dilakukan di lokasi permainan game PT. EMI (Elektronik Megaindo) Plaza Medan Fair.

3.2. Tempat Penelitian Penelitian dan pengujian alat dilakukan di lokasi permainan game PT. EMI (Elektronik Megaindo) Plaza Medan Fair. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Dalam penulisan tugas akhir ini metode yang digunakan dalam penelitian adalah : 1. Metode Perancangan Metode yang digunakan untuk membuat rancangan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Didalam merancang sistem yang akan dibuat ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelumnya, pertama-tama mengetahui prinsip kerja secara umum dari sistem yang akan dibuat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mikrokontroler, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mikrokontroler, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. PERANGKAT KERAS 2.1.1. Arsitektur Mikrokontroler AT89S51 Mikrokontroler, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan mikrokomputer, hadir memenuhi kebutuhan pasar

Lebih terperinci

BAB II. PENJELASAN MENGENAI System-on-a-Chip (SoC) C8051F Pengenalan Mikrokontroler

BAB II. PENJELASAN MENGENAI System-on-a-Chip (SoC) C8051F Pengenalan Mikrokontroler BAB II PENJELASAN MENGENAI System-on-a-Chip (SoC) C8051F005 2.1 Pengenalan Mikrokontroler Mikroprosesor adalah sebuah proses komputer pada sebuah IC (Intergrated Circuit) yang di dalamnya terdapat aritmatika,

Lebih terperinci

LAB SHEET 1 PENGENALAN Z80 SIMULATOR IDE OSHONSOFT

LAB SHEET 1 PENGENALAN Z80 SIMULATOR IDE OSHONSOFT LAB SHEET 1 PENGENALAN Z80 SIMULATOR IDE OSHONSOFT A. TUJUAN 1. Dapat mengoperasikan program simulator Z80 IDE Oshonsoft dengan baik. 2. Dapat melihat/mengecek isi memori pada lintas data untuk setiap

Lebih terperinci

Bahasa Pemrograman Assembler 8051

Bahasa Pemrograman Assembler 8051 Bahasa Pemrograman Assembler 8051 A. Struktur Bahasa Assembler Program bahasa assembly berisikan : 1. Instruksi instruksi mesin 2. pengarah pengarah assembler 3. kontrol kontrol assembler 4. komentar komentar

Lebih terperinci

Perancangan Serial Stepper

Perancangan Serial Stepper Perancangan Serial Stepper ini : Blok diagram dari rangakaian yang dirancang tampak pada gambar dibawah Komputer Antar Muka Peralatan luar Komputer Komputer berfungsi untuk mengendalikan peralatan luar,

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai BAB II DASAR TEORI 2.1 Arduino Uno R3 Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai

Lebih terperinci

USER MANUAL TRAINER TOMBOL & LED 8 BIT MENGGUNAKAN AT89S51 MATA PELAJARAN:ELEKTRONIKA KENDALI

USER MANUAL TRAINER TOMBOL & LED 8 BIT MENGGUNAKAN AT89S51 MATA PELAJARAN:ELEKTRONIKA KENDALI USER MANUAL TRAINER TOMBOL & LED 8 BIT MENGGUNAKAN AT89S51 MATA PELAJARAN:ELEKTRONIKA KENDALI SISWA TINGKAT XII - ELEKTRONIKA INDUSTRI JURUSAN TEKNIK ELEKTRONIKA INDUSTRI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN SMK

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM III.1. Analisa Masalah Dalam perancangan sistem otomatisasi pemakaian listrik pada ruang belajar berbasis mikrokontroler terdapat beberapa masalah yang harus

Lebih terperinci

TIMER DAN COUNTER MIKROKONTROLER ATMEL

TIMER DAN COUNTER MIKROKONTROLER ATMEL Lab Elektronika Industri Mikrokontroler - 1 TIMER DAN COUNTER MIKROKONTROLER ATMEL I. TIMER DAN COUNTER Timer atau counter pada dasarnya adalah sebuah pencacah. Pencacah itu bisa dipakai sebagai pewaktu

Lebih terperinci