LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL. Oleh
|
|
- Handoko Pranoto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL PERAN RRI GORONTALO TAHUN Oleh ZUR AIN NIM : PEMBIMBING I PEMBIMBING II Tanggal: Drs. Joni Apriyanto, M.Hum NIP Tanggal: Drs. Surya Kobi, M.Pd NIP UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO JURUSAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL 2014
2 ABSTRAK 1 Zur Ain, NIM Peran RRI Gorontalo Tahun dalam Sejarah, Program Studi Pendidikan sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Gorontalo. 2014, di bawah bimbingan Bapak Drs. Jony Apriyanto, M.Hum, dan Bapak Drs. Surya Kobi, M.Pd. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian mengenai RRI Gorontalo di Kecamatan Kota Tengah Kota Gorontalo. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai RRI Gorontalo yang terdapat di Kecamatan Kota Tengah Kota Gorontalo tersebut. Guna mendapatkan data mengenai persoalan diatas, maka dilakukan pengumpulan sumber-sumber (Heuristik) melalui pengumpulan dokument mengenai RRI dan observasi ke lokasi RRI di Kecamatan Kota Tengah Kota Gorontalo. Data yang telah terkumpul tersebut kemudian diperiksa melalui kritik sumber baik eksternal maupun internal agar kredibilitas sumber tersebut dapat dipertanggungjawabkan. Selanjutnya peneliti melakukan interpretasi guna memperkaya (analisi) dan membuat kesimpulan-kesimpulan (sintesis) sehingga data yang ada dapat ditulis menjadi karya sejarah (Historiografi). Dalam penulisan karya ini maka penulis menggunakan tiga tekhnik dasar penulisa sejarah secara bersamaan yakni deskripsi, narasi dan analisis. Pola ini bertujuan untuk menjaga kontinuitas dan keilmiahan dari sumber-sumber sejarah yang diperoleh melalui tahap-tahap yang sudah ditentukan. Setelah dilalui tahap diatas, maka ditemukan bahwa RRI di Kecamatan Kota Tengah banyak memiliki kontribusi dalam menjaga keutuhan Negara Indonesia khususnya dalam bidang penyiaran. Ini mengasumsikan bahwa RRI dikala itu menjadi urat nadi informasi dan sangat dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia. Kata kunci RRI Gorontalo 1 Zur Ain, Nim , Jurusan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Pembimbing Joni Apriyanto,Surya Kobi.
3 PENDAHULUAN Pada tahun 1802, adanya kebijakan politik etis yang mengakibatkan ketertindasan bangsa Indonesia. Pendidikan warga pribumi diperhatikan bukan karena alasan kemanusiaan, melainkan untuk kepentingan ekonomi para pebisnis Belanda. Warga pribumi yang sudah mulai pintar akibat mengenyam pendidikan dari kebijakan politik etis walaupun nantinya mereka akan dieksploitasi tenaganya sebagai tenaga admistratif bagi bisnis yang dilakukan pengusaha Belanda. Dengan kebijakan politik etis itu, pemerintah kolonial Belanda telah berhasil menciptakan tenaga-tenaga terampil yang dapat digunakan sebagai pekerja rendahan, baik pada pemerintahan atau usaha yang dilakukan pengusaha Belanda. Namun Senjata makan tuan, akhirnya timbul kesadaran akan ketertindasan warga pribumi selama pendudukan pemerintah kolonial Belanda oleh warga pribumi yang telah mengenyam hingga ke pendidikan tinggi.mereka memiliki pandangan terhadap kondisi tanah kelahirannya yang dikuasai oleh orang asing. Mereka mulai membuat selebaran-selebaran dan surat kabar sebagai sarana untuk menyatakan dan menyebarluaskan gagasannya. Dengan munculnya surat-surat kabar yang dikelola oleh warga pribumi, maka terjadi pertukaran dan penyebaran informasi mengenai kondisi di berbagai daerah di Nusantara.Hal itu menimbulkan perasaan kesamaan nasib yang memunculkan kesadaran kebersamaan. Maka timbulah dampak dari eksistensi surat kabar pribumi itu terhadap rasa senasibsepenanggungan.media massa dan komunikasi sebagai sarana dan alat pemersatu bangsa. Pada tahun 1958 Gorontalo menjadi basis operasi merdeka II yang bertugas melakukan tekanan fisik kepada permesta, selain itu tokoh-tokoh masyarakat Gorontalo bersama-sama memperjuangkan kepada pemerintah pusat supaya Gorontalo diberi jatah studio Radio Republik Indonesia. Pada tahun 2000 RII Gorontalo yang sebelumnya tergabung dalam lingkungan Departemen Penerangan RI dipusatkan dan digabung dibawah naungan Departemen Keuangan berdasarkan PP No. 37 tahun 2000.
4 METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metodologi penelitian sejarah, dimana peneliti berusaha untuk merekonstruksi peristiwa sejarah berdasarkan fakta-fakta yang ada sehingga keakuratan dan ketepatan dalam penulisan sejarah bisa dicapai. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan beberapa teori yang berkaitan langsung dengan judul utama skripsi ini serta pendekatan sosial-historys. Pendekatan Sosial-Historys merupakan salah satu instrument yang akan menggambarkan peristiwa yang terjadi dimasa lalu dan yang menunjang instrument tersebut adalah teori sebagai berikut. PEMBAHASAN Perubahan RRI menjadi Lembaga Penyiaran Publik telah melampaui proses yang cukup panjang seiring semangat demokratisasi media yang berjalan seiring momentum reformasi. Sebelumnya, RRI adalah lembaga penyiaran pemerintah yang merupakan unit kerja Departemen Penerangan.RRI mempunyai 52 stasiun penyiaran dan stasiun penyiaran khusus yang ditujukan ke Luar Negeri. RRI di daerah hamper seluruhnya menyelenggarakan siaran dalam 3 program yaitu Programa daerah yang melayani segmen masyarakat yang luas sampai pedesaan, Programa kota (Pro II) yang melayani masyarakat di perkotaan dan Programa III (Pro III) yang menyajikan berita dan informasi kepada masyarakat luas. RRI Gorontalo di Era Reformasi dalam operasionalnya, selalu mengedepankan apa yang menjadi keinginan dan kebutuhan pendengar. Hal ini di implementasikan melalui acara-acara unggulan yang berorientasi pada publik, antara lain PertamaProgram Unggulan Dalam Bentuk Dialog Interaktif yang terdiri dari (a) Halo Gubernur Programa I dan III, (b) Dialog rumah kopi Programa I dan III, (c) Apa kabar Gorontalo Programa I dan III, Kedua Program Unggulan Jenis Hiburan terdiri dari (a) Hiburan sepanjang masa, (b) Panggung budaya, (c) Pentas anak, (d) Gita 21 (e) Prima Suara dan KetigaProgram
5 Unggulan Jenis Pendidikan terdiri dari (a) Siaran pedesaan, (b) Hikmah pagi dan (c) Cerita Anak. Dibandingkan dengan Orde Baru, maka pada era reformasi hingga saat ini, RRI Gorontalo mengedepankan Program siaran yang berorientasi publik dengan kualitas penyajian yang variatif dan menarik. Untuk merebut hati pendengar dan agar pihak swasta serta pemerintah mau melirik RRI, telah diupayakan pembenahan acara yang dilakukan dengan cara Pertama memilih mata acara yang sesuai dengan pendengar, Kedua acara unggulan RRI Gorontalo yang sudah ada ditingkatkan kualitasnya baik materi maupun teknis penyajiannya, dan Ketiga memberdayakan programa siaran yang ada sesuai profil masing-masing programa, yakni (a) Programa satu, format siaran pendidikan, informasi dan hiburan, (b) Programa dua, format music dan informasi, dan (c) Programa tiga, berita dan masalah-masalah actual. Satu hal yang sangat membanggakan bagi RRI Gorontalo, walaupun ditengah-tengah arus persaingan, informasi dan komunikasi, eksistensi RRI masih berpengaruh besar bagi setiap langkah kebijakan yang diambil oleh mitranya, terutama pihak pemerintah daerah Profinsi Gorontalo dan daerah tingkat II lainnya. Beberapa waktu setelah peristiwa proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, terjadi kevakuman siaran radio secara nasional. Jaringan siaran yang semula diorganisasi melalui Hoso Kyoku sudah tidak ada lagi karena dibubarkan oleh tentanta pendudukan Jepang. Para pemimpin nasional sendiri tampak tidak terlalu menaruh perhatian terhadap nasib radio siaran meskipun sebenarnya mereka sangat membutuhkan media massa untuk mendukung konsolidasi kaum pergerakan dan membangun integrasi nasional. Semangat proklamasi Kemerdekaan RI mendorong warga masyarakat Indonesia yang terdidik merasa terpanggil untuk mempertahankan kemerdekaan. Demikian halnya dengan para mantan pegawai Hoso Kyoku yang berjiwa nasionalis telah memperhitungkan kemungkinan akan kembalinya kekuasaanbelanda ke Indonesia. Untuk itu perlu segera dibentuk organisasi siaran radio berskala nasional dengan cara menguasai semua pemancar di 8 stasiun radio dijawa yang
6 semula bernama Hoso Kyoku. Guna merealisasikan keinginan itu maka diadakan pertemuan dan diharapkan bisa diikuti oleh wakil-wakil dari 8 stasiun bekas Hoso Kyoku, yaitu Jakarta, Bandung, Purwokerto, Semarang. Solo, Yogyakarta, Surabaya, dan Malang. Pada awal tahun 1960, siaran radio memasuki masa penting dengan dikembangkannya teknologi siaran menggunakan FM. Teknologi FM sebenarnya telah ditemukan pada tahun 1930-an namun ketika itu baru sedikit saja pesawat radio bisa menerima siaran FM. Sistem FM sebagai pengganti AM, dapat mencapai sasarannya lebih efektif, baik dalam daya pancar maupun dalam penyempurnaan program siaran. Keuntungan FM pertama dapat menghilangkan interference (gangguan, pencampuran yang disebabkan cuaca, bintik-bintik matahari atau alat listrik). Kedua dapat menghilangkan interference yang disebabkan dua stasiun yang mengudara pada gelombang yang sama. Ketiga dapat menyiarkan suara sebaik-baiknya bagi telinga manusia yang sensitif. RRI dari waktu ke waktu terus mengalami beberapa kali perubahan, sejak berdirinya RRI menjadi Radio Perjuangan, kemudian menjadi Radio Pemerintah, berubah lagi menjadi Perusahaan Jawatan, dan saat ini RRI menjadi Lembaga Penyiaran Publik yang bersifat independen dan netral.pelaksanaan program RRI yang dilaksanakan disesuaikan dengan prinsip-prinsip lembaga penyiaran publik. Lembaga penyiaran publik yang dimaksud adalah siaran RRI betul-betul harus memberikan pelayanan kepada publik dalam hal informasi, bagaimana RRI memberikan informasi sesuai dengan kebutuhan publik, dan RRI menjadi acuan informasi yang terpercaya. Untuk siaran pendidikan, RRI mengembangkan siaransiaran budi pekerti, juga siaran pendidikan sosial bagi masyarakat seperti siaran pedesaan, siaran lingkungan, siaran wanita, bagaimana menggerakan masyarakat untuk memberdayakan dirinya sendiri, di samping juga siaran pendidikan yang sifatnya School Broadcast, jadi siaran pendidikan yang mempunyai kurikulum, untuk tingkatan dari taman kanak-kanak, sampai pada perguruan tinggi.dengan memiliki modal landasan hukum yang kuat dan kembalinya jati diri RRI sebagai radio publik, pelan-pelan RRI mencoba meraih dukungan dan simpati dari
7 masyarakat dan juga mengubah citra RRI yang dulu dikatakan kuno atau ketinggalan zaman. Sebagai upaya untuk menyiasati agar RRI semakin berkembang, maka di setiap stasiun, minimal mempunyai empat programa (PRO) meliputi PRO 1 (news dan intertainment), PRO 2 (life style dan entertainment), PRO 3 (jaringan berita nasional) dan PRO 4 (etnik dan budaya). Untuk PRO 2 segmennya khusus untuk menarik remaja dewasa yang berisi gaya hidup masyarakat perkotaan. Sedangkan untuk PRO 1 dan PRO 3 lebih fokus ke segmen berita daerah dan nasional. Dan untuk PRO 4 lebih pada segmen kebudayaan daerah yang tetap ditonjolkan sebagai ciri khas Indonesia sebagai negara multietnik. Selain "On Air", RRI juga kembangkan acara "Off Air" dengan memanfaatkan Gedung Kesenian seperti halnya Gedung Cak Durasim Surabaya yang setiap kali menggelar berbagai acara budaya seperti festival reog, tari remo, teater dan lainnya. Komunikasi dapat dikatakan efektif apabila pendengar terpikat perhatiannya, tertarik terus minatnya, mengerti, tergerak hatinya untuk melakukan aktifitas seperti yang diinginkan komunikator. Pengetahuan mengenai sifat pendengar radio ini sangat penting bagi komunikator yang hendak menyampaikan pesan menggunakan media radio. Adapun sifat-sifat pendengar radio yaitu Pertama heterogen adalah Pendengar radio massa, sejumlah orang yang sangat banyak yang sifatnya heterogen, terpencar-pencar di berbagai tempat. Mereka berbeda dalam hal jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan,juga taraf kebudayaannya. Selain itu mereka juga memiliki ketidaksamaan dalam pengalaman dan keinginan,tabiat dan kebiasaan, yang kesemuanya itu dapat menjadi dasar bagi komunikator media massa radio.kedua Pribadiadalah pendengar berada dalam keadaan heterogen, terpencar-pencar di berbagai tempat dan umumnya di rumah-rumah, maka sebuah pesan akan dapat diterima dan dimengerti kalau sifatnya pribadi (personal) sesuai dengan situasi dimana pendengar berada.seolah-olah komunikator radio bertamu dan memberikan uraian kepada pendengar bagaikan seorang teman yang datang bertamu.ketiga Aktif adalah Pada mulanya para ahli komunikasi mengira bahwa
8 pendengar radio sifatnya pasif. Ternyata tidaklah demikian. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Paul Lazarsfeld dan Raymond Bauer terbukti bahwa pendengar radio jauh dari pasif. Apabila mereka menjumpai sesuatu yang menarik dari sebuah stasiun radio, mereka aktif berpikir, melakukan interpretasi. Mereka bertanya-tanya pada diri sendiri, apakah yang diucapkan oleh penyiar itu benar/salah.keempat Selektif adalah Pendengar radio sifatnya selektif. Ia dapat dan akan memilih program siaran radio yang disukainya. Begitu pula bila pendengar tidak menyukainya, maka mereka akan segera mematikan atau menggantikannya dengan program siaran lain yang lebih menarik. Secara historis RRI memiliki empat era yang menunjukkan kuatnya pengaruh kekuatan politik dan ekonomi eksternal terhadap nasib lembaga ini. Era pertama ketika RRI lahir dan dijadikan sebagai alat menyebarluaskan semangat kemerdekaan pada tahun Gelora nasionalisme yang kuat menyatu dengan kekuatan RRI sebagai radio yang mampu mengakses pelosok. RRI menjadi media menyuarakan kemerdekaan dari kolonialisme. Era ini hanya bertahan hingga konsolidasi rezim Soekarno kuat dan ketika berlaku kebijakan demokrasi terpimpin. RRI menjadi media propaganda politik elit yang berkuasa sejak rezim Soekarno berkuasa penuh dan diteruskan hingga era Orde Baru. Era propaganda kekuasaan merupakan antiklimaks dari era media sosialisasi kemerdekaan dan berakibat pada merosotnya popularitas RRI sebagai media milik publik. Runtuhnya rezim Orde Baru tahun 1990 mempengaruhi status dan orientasi pengelolaan RRI. Dari media yang dikuasai rezim Soeharto menjadi media yang secara politis mengambangseiring bubarnya instansi induknya Departemen Penerangan. Era ketiga ini menempatkan RRI terombang ambing dari media organik yang berpusat pada sistem pemerintahan yang relatif masih otoriter di era Habibie dan Gus Dur RRI menjadi media komersial. Lembaga penyiaran publik (LPP) RRI menurut UU RI No. 32 Tahun 2002 adalah lembaga penyiaran yang berbentuk badan hukum yang didirikan Negara, bersifat independent, netral, tidak komersial, berfungsi memberikan layanan untuk kepentingan masyarakat. Demikian jelaslah bahwa RRI Gorontalo termasuk dalam Lembaga Penyiaran Publik sebagaimana dimaksudkan dalam UU No. 32
9 Tahun 2002 tersebut.dalam Pasal 2 UU No 32 Tahun 2002 dinyatakan bahwa penyiaran diselenggarakan berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dengan asas manfaat, adil dan merata, kepastian hukum, keamanan, keberagaman, kemitraan, etika, kemandirian, kebebasan dan tanggung jawab. Selanjutnya menurut Pasal 3 UU No. 32 Tahun 2002 bahwa tujuan penyiaran adalah untuk memperkukuh integrasi nasional, terbinanya kehidupan bangsa, memajukan kesejahteraan umum, dalam rangka membangun masyarakat yang mandiri, demokratis, adil dan sejahtera, serta menumbuhkan industri penyiaran Indonesia. Berbicara soal sejarah berdirinya RRI Gorontalo, sudah pasti tidak terlepas dari sejarah pertumbuhan daerah itu sendiri. Untuk pertama kalinya RRI Gorontalo secara resmi mengudara pada Tanggal 16 Agustus 1959 dan operasi siaran luar yang pertama kalinya Tanggal 15 Oktober menurut catatan sejarahnya, pendirian RRI Gorontalo melalui suatu perjuangan yang cukup berat dan syarat tantangan, mengingat pada masa-masa tersebut adalah pergolakan dimana sejak tahun 1957 sampai dengan 1958, daerah Sulawesi Utara-Tengah termasuk Gorontalo, merupakan daerah pergolakan sebagai akibat dari gerakan pemberontakkan PRRI / Permesta terhadap pemerintah pusat RI. Sebagai suatu gerakan, pemerintahan Permesta (demikian mereka menamakan dirinya) di daerah Sulutteng ini, selain mempertahankan diri dengan kekuatan dan perlengkapan militer yang diperoleh dari barter-system, juga menjalankan psy-war melalui media radio. Sebelum RRI Gorontalo mengudara pada tahun 1958 sebagaimana dikemukakan diatas, PRRI / Permesta pada tahun telah mendirikan sebuah studio yang diberi nama radio pemerintah PRRI / Permesta pada tahun media radio tersebut digunakan sebagai alat propaganda menggalang kekuatan untuk melawan pemerintah Republik Indonesia yang berpusat di Jakarta pada waktu itu. Pada tahun 1958, gerakan PPRI / Permesta yang sifatnya mengancam keutuhan wilayah NKRI ini secara spontan mendapat perlawanan rakyat Gorontalo dibawah pimpinan Nani Wartabone. Pada Tanggal 19 Mei 1958, pasukan rakyat Gorontalo
10 dibawah pimpinan Nani Wartabone tersebut bergabung dengan pasukan yang dikirim oleh pemerintah pusat antara lain Batalyon 512 Brawijaya dibawah Komando Kapten Piola Isa dan kemudian memasuki Kota Gorontalo. Selama Tahun 1958 daerah Gorontalo dijadikan basis operasi MERDEKA II yang bertugas pertama, melakukan tekanan fisik kepada PRRI / Permesta dan kedua, membina kesadaran dan pemahaman NKRI kepada rakyat di daerahdaerah baik yang pernah atau masih menduduki PRRI / Permesta, seperti Boolang Mongondow dan Minahasa. Pelaksanaan tugas kedua yang merupakan operasi mental spiritual tersebut dirasakan sangat berat oleh aparatur pemerintahan baik sipil maupun militer pada waktu itu. Dalam keadaan sulit tersebut, radio adalah merupakan satu-satunya alternatif yang dapat digunakan sebagai alat perjuangan pada saat itu. Menyadari hal ini, maka dibentuklah suatu panitia yang terdiri dari tokoh-tokoh masyarakat di Gorontalo yang bertugas memperjuangkan kepada pemerintah pusat agar Gorontalo mendapat jatah studio RRI. Panitia tersebut terdiri dari : R. Atje Slamet (kepala daerah Sulawesi Utara pada waktu itu) selaku ketua, A. W Thayib (unsur masyarakat) selaku wakil ketua dan S. Manangka (kepala jawatan penerangan kabupaten Gorontalo pada waktu itu) selaku sekretaris. RRI Gorontalo sejak awal berdirinya yaitu Tanggal 16 Agustus kepemimpinan RRI saat itu dari rangkaian tim yang dikirim dari Makassar maupun dari Pusat dan kepemimpinan RRI Gorontalo telah dipimpin oleh : 1. S. Dwidjo Atmodjo : Januari 1961 Agustus YF.P Montong, BA : Agustus Juni Usman Abdullah, A : 10 Juni 1970 November Abd. Fattah Siemen : Nop September H. Rusdi M.Said, BA :15 Sept November Denial Narande :10 November 1988 April Ramlah Hiola : April Oktober Drs. Sazli Rais : 15 Oktober Januari Drd. Abu Alim Masyruki : 22 Jan Nop Drs. Moch. Santosa : 23 November Desember 1998.
11 11. Drs. Muh. Asaad : 8 Desember September Drs. Bagus Edi Asmoro MBA: 30 Sept Agustus Drs. H. Hadjar : 30 September Agustus Ir. Nelson Sembiring : 30 Agustus Maret Sagidin, SE : 15 Maret Oktober Drs. Salman : 29 Oktober Juni Hasto Kuncoro, SH : 01 September Juni H. La Siarama.MM : 15 Juni 2010 s.d 8 Maret Dra. Sumarlina,MM : 8 Maret 2012 s.d sekarang Sebagai lembaga penyiaran publik yang independent, netral dan mandiri RRI memiliki tugas dan tanggung jawab besar dalam menegakan nilai luhur yang diamanatkan dalam Undang-Undang Penyiaran No. 32 tahun 2002, melalui penyelanggaraan operasional siaran. Atas dasar itulah, dalam membangun komitmen bersama masyarakat dan pemerintah daerah, RRI Gorontalo sebagai salah satu media elektronik yang mampu menjangkau pendengar di jazirah Gorontalo serta diharapkan mampu mengakomodir kepentingan masyarakat dan pemerintah terus berupaya mengembangkan diri dengan berbagai keunggulan dan kelemahannya. Di Era Reformasi ini, RRI Gorontalo dalam operasional siarannya menyelenggarakan siaran melalui 3 programa yakni: a) Aspek Programming. Aspek Programming dalam penyiaran berita dibagi menjadi tiga yaitu: Pertama programma 1 isi siaran dari programma ini berisi tentang pendidikan, informasi dan hiburan yang diperuntukan kepada umum dengan jangkauan Provinsi Gorontalo dan sekitarnya kota. Programma ini menggunakan pemancar FM 101,8 MHz. Kedua programma 2 siarannya berisi musik dan hiburan yang diperuntukan kepada kaum remaja dengan luas jangkauannya adalah Gorontalo dan sekitarnya kota. Programma tersebut menggunakan pemancar FM 92,4 MHz. Ketiga programma 3 dengan format siaran berisi tentang berita dan masalah aktual yang diperuntukan kepada umum. Luas jangkauan dari programma 3 ini adalah Gorontalo dan sekitarnya dengan menggunakan pemancar FM 96,7 MHz. b) Aspek Tekhnik. Dalam aspek tekhnik, RRI Gorontalo membagi menjadi tiga bagian: Pertama Studio, studio
12 yang dimiliki RRI Gorontalo terdiri dari Studio Penyiaran 3 buah, Studio Rekaman 2 buah, Studio Editing 1 buah, Studio MCR 1 buah dan STL 1 buah. Kedua Pemancar, pemancar yang dimiliki RRI Gorontalo terdiri dari SW 10 KW 1 buah, MW 10 KW 1 buah, MW 2,5 KW 1 buah, FM 3 KW 2 buah, FM 5 KW 1 buah dan FM 100 Watt 1 buah. Ketiga peralatan penunjang, peralatan penunjang yang dimiliki RRI Gorontalo terdiri dari mobil siaran luar OB Van 1 unit, system komputerisasi penyiaran dan pemancar portable 1 unit. c) Aspek Sumber Daya Manusia. RRI Gorontalo berupaya keras untuk mengembangkan sumber daya manusia yang terampil dan terlatih untuk menduduki tempat-tempat strategis yakni: PertamaManejerial, manejerial yang ada di RRI Gorontalo terdiri dari Kepala Cabang 1 orang, manejer 5 orang dan Asisten manejer 14 orang. Kedua Operasional, sumber daya manusia yang terampil dan terlatih di RRI Gorontalo khusunya di bidang Operasional terdiri dari penyiar 15 orang, reporter 3 orang, redaktur 5 orang, operator studio/pemancar 15 orang, pengarah acara 2 orang, penulis naskah 2 orang, pemasaran/pengembangan usaha 4 orang, taktis administrasi 12 orang dan penyelia musik 4 orang. Ketiga Pendidikan, dalam bidang pendidikan RRI Gorontalo terdiri dari pendidikan formal 87 orang dan pendidikan profesi 21 orang. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan uraian di atas penulis mengambil beberapa kesimpulan. 1. Perjuangan kemerdekaan Indonesia di Gorontalo melibatkan hampir seluruh unsur potensi bangsa, tidak hanya perjuangan dengan cara mengangkat senjata, melalui politik atau jalur diplomasi di meja perundingan, namun juga melalui jalur media massa. Perananan media massa tidaklah kecil, hal itu dapat dilihat dalam perannya pada masa periode pergerakan kebangsaan, periode pendudukan Jepang, dan periode perang kemerdekaan. 2. Pada masa periode pergerakan kebangsaan, media massa khususnya RRI Gorontalo mempunyai peran penting sebagai media atau alat penanaman rasa nasionalisme dan patriotisme dikalangan masyarakat Gorontalo itu sendiri.
13 Keberadaannya telah mendorong kemajuan kebudayaan dan peradaban, media penyampaian informasi perkembangan politik kebangsaan, penyebarluasan ide-ide tentang kemerdekaan yang menyuarakan pentingnya persatuan. 3. Pada masa periode pendudukan Jepang yang dikenal sebagai awan gelap bagi pergerakan kemerdekaan, kehidupan pers yang dibatasi, dibentuk, dan dijadikan corong tentara pendudukan Jepang tetap berusaha dengan berbagai siasat untuk tetap berpihak kepada perjuangan kemerdekaan dalam setiap pemberitaannya meski mendapat sensor dan ancaman hukuman mati dari tentara pendudukan Jepang. Pada periode ini, masyarakat Gorontalo dapat memperoleh berita-berita dari dunia luar, khususnya perang Pasifik, tandatanda kekalahan Jepang, dan berita proklamasi kemerdekaan Indonesia walaupun informasinya agak sedikit terlambat. 4. Pada masa periode perang kemerdekaan, RRI Khususnya RRI Gorontalo bahu membahu dengan pejuang gerilya dan tokoh politik untuk mempertahankan proklamasi kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945, karena pada saat itu, terjadi pergolakan dalam negeri khususnya di wilayah Sulawesi Utara yaitu adanya pemberontakan PERMESTA Pada periode ini, RRI Gorontalo tidak hanya mendukung perjuangan mempertahan kemerdekaan, namun secara tegas menolak gerakan-gerakan separatis yang ingin memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Saran Dari penjelasan yang dikemukakan di atas, penulis merumuskan beberapa saran yang tentunya akan menjadi harapan bagi semua kalangan tanpa memandang dari mana dia berasal. Harapan tersebut diantaranya: 1. Untuk RRI Gorontalo itu sendiri agar kiranya bisa menambahkan lagi datadata mengenai awal berdirinya RRI Gorontalo sampai sekarang karena untuk sekarang ini informasi mengenai RRI Gorontalo sudah sangat minim, hal ini disebabkan mereka telah berpaling ke Rahmatullah. 2. Bagi pemerintah Kota Gorontalo bekerja sama dengan RRI Gorontalo, agar kiranya bisa menghasilkan satu kebijakan yang sangat tepat untuk RRI Gorontalo kedepan. Mengingat perkembangan ilmu pengetahuan dan
14 teknologi pasti akan membawa pengaruh yang besar bagi dunia penyiaran. Disamping itu untuk mengantisipasi persaingan informasi dimasa yang akan datang dan belum tau bagaimana bentuknya apakah masih menggunakan alat penyiaran seperti sekarang ini atau tidak.
15 DAFTAR RUJUKAN Sumber Buku Arifin, Anwar Komunikasi Politik, Jakarta: Balai Pustaka Anang Zakaria, dkk, Radio Melintas Zaman (Cetakan Pertama), Penerbit Sukses Mandiri Press Banjar Negara-Jawa Tengah, Azhari Bahariawan Thalib, RRI Gorontalo dari masa ke masa. Liya Grafindo Utama: Jakarta Basri Amin, Memori Gorontalo. Penerbit Ombak: Yogyakarta Effendy, Onong Uchjana Dinamika Komunikasi, Bandung: Remaja Rosdakarya. Effendy, Onong Uchjana Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, Bandung: Citra Aditya Bakti Helius Sjamsuddin Metodologi Sejarah. Yogyakarta : Ombak Joni Apriyanto, Sejarah Gorontalo Moderen, Perlawanan Kolektif Tahun UNG PRESS: Gorontalo. Riedel. J.G.F, 1968 Kerajaan-Kerajaan Holontalo, Limutu, Bone, Boalemo, dan Katinggola atau Andagile, terjemahan N. Mooduto dibantu oleh S.R. Nur SH. Gorontalo: Universitas Islam Indonesia Cabang Gorontalo Kecamatan Kota Tengah dalam Angka (2013). Penerbit Kantor Kecamatan Kota Tengah, Kota Gorontalo. Louis Gottschalk Mengerti Sejarah, terjemahan Nugroho Notosusanto Jakarta: UI-Press. Mufid, Muhammad Komunikasi dan Regulasi Penyiaran, Jakarta: Prenada Media. Sumber digunakan data awal yang ditemukan di RRI pada saat observasi Sejarah Singkat Berdirinya RRI Gorontalo, tanggal 1 Oktober hari selasa 2013 pukul 10:35 Yayasan 23 Januari Perjuangan Rakyat di Daerah Gorontalo, IKIP Negeri Manado Cabang Gorontalo.
16 Sumber Internet Sumber digunakan diunduh pukul pm, 11/12/2012 Sumber digunakan media/2013/11/20/4 -keunggulan-rri-radio-republik-indonesia html diunduh tanggal hari minggu pukul 16:37 Sumber digunakan diunduh pukul pm, 11/12/2012 Sumber digunakan diunduh pukul pm, 11/12/2012
BAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi, hambatan dan keterbatasan komunikasi dapat mulai diatasi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peran media komunikasi sangat berjasa dalam menumbuhkan kesadaran kebangsaan, perasaan senasib sepenanggungan, dan pada akhirnya rasa nasionalisme yang mengantar bangsa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rekaman kaset, televise, electronic games. Radio telah beradaptasi dengan perubahan dunia,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Radio adalah media massa elektronik tertua dan sangat luwes. Selama hampir satu abad lebih keberadaanya, radio siaran telah berhasil mengatasi persaingan keras
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar belakang Penelitian
PENDAHULUAN Latar belakang Penelitian Sejalan dengan perkembangan teknologi informasi yang melahirkan konsekueansi logis bagi dunia penyiaran radio, maka dengan perkembangan daya pikir seorang manusia
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. media atau saluran tertentu. (A. Muis, 2001 : 37) Masyarakat dapat mendengarkan informasi tentang kesehatan, pendidikan,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Radio merupakan media massa auditif, yakni dikonsumsi telinga atau pendengaran. Radio sebagai sarana komunikasi yang dapat memberikan manfaat bagi masyarakat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Periode perjuangan tahun sering disebut dengan masa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Periode perjuangan tahun 1945-1949 sering disebut dengan masa perjuangan revolusi fisik atau periode perang mempertahankan kemerdekaan. Periode tersebut merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemerintahan sebagai alat negara. Negara dapat dipandang sebagai
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Deklarasi terhadap pembentukan sebuah negara yang merdeka tidak terlepas dari pembicaraan mengenai pembentukan struktur atau perangkatperangkat pemerintahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Radio Republik Indonesia (RRI) adalah satu-satunya stasiun radio yang dimiliki oleh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Radio Republik Indonesia (RRI) adalah satu-satunya stasiun radio yang dimiliki oleh Negara Kesatua Republik Indonesia (NKRI). Radio ini memiliki slogan sekali
Lebih terperinciHUKUM & ETIKA PENYIARAN
Modul ke: 03Fakultas Ilmu Komunikasi HUKUM & ETIKA PENYIARAN Perkembangan Hukum Penyiaran di Indonesia Dr (C) Afdal Makkuraga Putra Program Studi Broadcasting Perkembangan Penyiaran dan Hukum Penyiaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pesan secara massal, dengan menggunakan alat media massa. Media. massa, menurut De Vito (Nurudin, 2006) merupakan komunikasi yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi massa menjadi sebuah kekuatan sosial yang mampu membentuk opini publik dan mendorong gerakan sosial. Secara sederhana, komunikasi diartikan sebagai
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2009 NOMOR : 15 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 15 TAHUN 2009 TENTANG
LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2009 NOMOR : 15 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 15 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL (LPPL) RADIO MANDIRI KOTA CILEGON DENGAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perubahan sistem kerap muncul sebagai bentuk reformasi dari sistem sebelumnya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Roda pemerintahan terus bergulir dan silih berganti. Kebijakan baru dan perubahan sistem kerap muncul sebagai bentuk reformasi dari sistem sebelumnya. Dampak
Lebih terperinciAKTIVITAS HUMAS DALAM MEMPERTAHANKAN EKSISTENSI RADIO REPUBLIK INDONESIA MALANG DI ERA PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MEDIA
AKTIVITAS HUMAS DALAM MEMPERTAHANKAN EKSISTENSI RADIO REPUBLIK INDONESIA MALANG DI ERA PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MEDIA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciBaru sulit diperoleh, kecuali pada media bawah tanah (underground). Pada
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan informasi dan komunikasi dari masa ke masa semakin maju dan berkembang semakin pesat, seiring peran media massa yang tidak hanya sebagai media
Lebih terperinciSejarah. Latar belakang
Sejarah Televisi Republik Indonesia (TVRI) adalah stasiun televisi pertama di Indonesia, yang mengudara sejak tahun 1962 di Jakarta dan Starvision Plus pada tanggal 23 Agustus 1962. Siaran perdananya menayangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Uses and Gratification adalah teori yang menjelaskan bahwa orang secara aktif mencari media dan muatan (isi) tertentu untuk menghasilkan sebuah kepuasan (West dan H.
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO
PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL RADIO PESONA FM KABUPATEN WONOSOBO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman, segala sesuatu yang ada di
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman, segala sesuatu yang ada di dunia ini mengalami perkembangan, mulai dari informasi, teknologi, gaya hidup, dan lain sebagainya.
Lebih terperinciGUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PENYIARAN
SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PENYIARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA
Lebih terperinciWALIKOTA PARIAMAN PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA PARIAMAN NOMOR 10 TAHUN 2015 T E N T A N G
WALIKOTA PARIAMAN PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA PARIAMAN NOMOR 10 TAHUN 2015 T E N T A N G PEMBENTUKAN LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL RADIO GANDORIAH FM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciBAB III PROFIL INSTITUSI MITRA. beralamatkan Jl. Abdul Rachman Saleh 51, Surakarta. RRI Surakarta memiliki
BAB III PROFIL INSTITUSI MITRA Pada bab ini akan dibahas profil institusi mitra yang memuat gambaran umum tentang RRI Surakarta, kronologis sejarah berdirinya RRI Surakarta, visi dan misi, struktur organisasi,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pelajaran 2011/2012. Bab 1 ini mencakup latar belakang masalah penelitian,
2 BAB 1 PENDAHULUAN Dalam bab 1 peneliti memaparkan yang menjadi pendahuluan penelitian Studi tentang Register Penyiar Radio sebagai Bahan Pembelajaran Berbicara serta Pelaksanaannya pada Siswa Kelas X
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan massa. Menurut Mc Graw Hill, media memberikan metode
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan suatu media elektronik dan media cetak, sebagaimana diketahui dengan istilah media massa adalah media yang dipergunakan untuk berkomunikasi dengan massa.
Lebih terperinciKEBIJAKAN LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK RADIO REPUBLIK INDONESIA DEWAN PENGAWAS LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK RADIO REPUBLIK INDONESIA
KEBIJAKAN LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK RADIO REPUBLIK INDONESIA 2010 2015 DEWAN PENGAWAS LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK RADIO REPUBLIK INDONESIA KEBIJAKAN LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK RADIO REPUBLIK INDONESIA 2010-2015
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat diketahui dari sejarah masa lampau. Itu sebabnya kita perlu mengetahui
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan manusia selalu mengalami yang namanya perubahan. Perubahan tersebut dapat diketahui dari sejarah masa lampau. Itu sebabnya kita perlu mengetahui peristiwa
Lebih terperinci5. Materi sejarah berguna untuk menanamkan dan mengembangkan sikap bertanggung jawab dalam memelihara keseimbangan dan kelestarian lingkungan hidup.
13. Mata Pelajaran Sejarah Untuk Paket C Program IPS A. Latar Belakang Sejarah merupakan cabang ilmu pengetahuan yang menelaah tentang asal-usul dan perkembangan serta peranan masyarakat di masa lampau
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM. secara tetap dimulai tanggal 12 November 1962.
BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1 Gambaran Umum TVRI 4.1.1 Sejarah TVRI TVRI resmi berdiri pada tanggal 24 Agustus 1962 dan beberapa kali mengalami perubahan status hukum institusinya sesuai dengan perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sejarah Indonesia pada periode merupakan sejarah yang menentukan
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Sejarah Indonesia pada periode 1945-1950 merupakan sejarah yang menentukan masa depan bangsa ini, karena pada periode inilah bangsa Indonesia mencapai titik puncak
Lebih terperinciMEDIA WATCH DAN PELAKSANAAN KEBEBASAN PERS. Djoko Walujo 1
Tinjauan Buku MEDIA WATCH DAN PELAKSANAAN KEBEBASAN PERS Djoko Walujo 1 Penulis : Muis, A. Judul Buku : Indonesia di Era Dunia Maya Teknologi Informasi dalam Dunia Tanpa Batas Penerbit : Remaja Rosdakarya,
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR TAHUN 2012
NOMOR 5 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR TAHUN 2012 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL RADIO LUHAK NAN TUO FM DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini membahas mengenai metode penelitian yang digunakan penulis dalam mengumpulkan sumber berupa data dan fakta yang berkaitan dengan penelitian yang penulis kaji mengenai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Muhammadiyah sebagai ormas keagamaan menyatakan tidak berpolitik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Muhammadiyah sebagai ormas keagamaan menyatakan tidak berpolitik praktis artinya tidak terlibat dalam kegiatan politik yang berkaitan dengan proses
Lebih terperinci2014 PERKEMBANGAN PT.POS DI KOTA BANDUNG TAHUN
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Pada 20 Agustus tahun 1746 oleh Gubernur Jenderal G.W.Baron Van Imhoff mendirikan Kantor Pos dengan tujuan untuk lebih menjamin keamanan surat
Lebih terperinciPERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan sebuah negara maritim karena memiliki wilayah laut yang lebih luas dibandingkan dengan wilayah daratan. Hal ini menjadikan bangsa
Lebih terperinci66. Mata Pelajaran Sejarah untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA)
66. Mata Pelajaran Sejarah untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) A. Latar Belakang Sejarah merupakan cabang ilmu pengetahuan yang menelaah tentang asal-usul dan perkembangan serta peranan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan manusia lainnya agar dapat mempertahankan hidupnya. Ia harus mendapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia menjadi bagian dari kehidupan sosial, harus berkomunikasi dengan manusia lainnya agar dapat mempertahankan hidupnya. Ia harus mendapat informasi tentang
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 1959 TENTANG FRONT NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 1959 TENTANG FRONT NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa perlu diadakan suatu gerakan rakyat, yang bersendikan demokrasi terpimpin,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan suatu proses yang kita ketahui, merupakan proses
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Komunikasi merupakan suatu proses yang kita ketahui, merupakan proses penyampaian pesan dari pemberi pesan melalui media ataupun secara langsung kepada penerima pesan
Lebih terperinciPEDOMAN PRAKTIKUM.
PEDOMAN PRAKTIKUM 1 PENGEMBANGAN SILABUS DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN SEJARAH Oleh : SUPARDI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN
Lebih terperinci66. Mata Pelajaran Sejarah untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA)
66. Mata Pelajaran Sejarah untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) A. Latar Belakang Sejarah merupakan cabang ilmu pengetahuan yang menelaah tentang asal-usul dan perkembangan serta peranan
Lebih terperinciSL. Harjanta, S.IP, M.SI
SL. Harjanta, S.IP, M.SI Penyiaran (broadcasting) adalah keseluruhan proses penyampaian siaran yang dimulai dari penyiapan materi produksi, proses produksi, penyiapan bahan siaran, kemudian pemancaran
Lebih terperinciBAB II PROFIL PERUSAHAAN
BAB II PROFIL PERUSAHAAN 2.1 Pendahuluan Sesuai dengan UU No. 32/TH 2002 tentang penyiaran pasal 33 ayat (1) menetapkan bahwa sebelum melaksanakan kegiatan lembaga penyiaran wajib memperoleh Ijin Penyelenggaraan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PROSES SIARAN DAKWAH DI RRI (RADIO REPUBLIK INDONESIA) PRO 2 SEMARANG
74 BAB IV ANALISIS PROSES SIARAN DAKWAH DI RRI (RADIO REPUBLIK INDONESIA) PRO 2 SEMARANG 4.1. Analisis Proses Siaran Dakwah Pada Program Acara Zona Religi di RRI (Radio Republik Indonesia) Pro 2 Semarang.
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Pada bab ini akan dibahas mengenai kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Bahasan utama dalam kesimpulan ini merupakan intisari dari hasil penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sejarah sebagai suatu narasi besar diperlihatkan melalui peristiwa dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah sebagai suatu narasi besar diperlihatkan melalui peristiwa dan tokoh besar dengan mendokumentasikan asal-usul kejadian, menganalisis geneologi, lalu membangun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepada orang lain secara timbal balik. tertentu, yang akhirnya semakin meningkatkan kebutuhan-kebutuhan pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejarah perkembangan kehidupan manusia di dunia tidak terlepas dari proses komunikasi, dimulai sejak perolehan bahasa dan tulisan yang digunakan sebagai alat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di era globalisasi sekarang ini terlihat sangat pesat. Perkembangan ini tidak hanya melahirkan era informasi global tetapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Negara eropa yang paling lama menjajah Indonesia adalah Negara Belanda
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia di jajah oleh bangsa Eropa kurang lebih 350 tahun atau 3.5 abad, hal ini di hitung dari awal masuk sampai berakhir kekuasaannya pada tahun 1942. Negara eropa
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil pembahasan yang telah dipaparkan pada Bab sebelumnya dapat diambil kesimpulan bahwa Bandung pada periode revolusi fisik tahun 1945-1948 merupakan waktu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. makhluk hidup, komunikasi sangat penting dimana komunikasi itu sendiri
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan suatu hal yang tidak bisa dilepaskan oleh semua makhluk hidup, komunikasi sangat penting dimana komunikasi itu sendiri berfungsi untuk berinteraksi
Lebih terperinciMENJADI PAHLAWAN Oleh: Janedjri M. Gaffar (Sekretaris Jenderal Mahkamah Kostitusi RI)
MENJADI PAHLAWAN Oleh: Janedjri M. Gaffar (Sekretaris Jenderal Mahkamah Kostitusi RI) Setiap 10 November segenap bangsa Indonesia memperingati hari Pahlawan. Secara khusus, Hari Pahlawan adalah untuk mengenang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Radio merupakan salah satu media informasi sebagai unsur dari proses
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Radio merupakan salah satu media informasi sebagai unsur dari proses komunikasi, dalam hal ini sebagai media massa. Radio mempunyai sifat khas yang menjadi
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
4.1 Sejarah TVRI BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Televisi Republik Indonesia (TVRI) merupakan lembaga penyiaran yang menyandang nama negara mengandung arti bahwa dengan nama tersebut siarannya ditujukan
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN MAGETAN
PEMERINTAH KABUPATEN MAGETAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGETAN NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL RADIO MAGETAN INDAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAGETAN,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. memberikan kesempatan lebih luas bagi kaum wanita untuk lebih berkiprah maju
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang diproklamirkan oleh Ir. Soekarno pada tanggal 17 Agustus 1945 merupakan babak baru bagi perjuangan rakyat Indonesia
Lebih terperinciatau sesuatu hal berupa objek yang mempunyai kedudukan, fungsi di masyarakat ( departemen pendidikan dan kebudayaan : 1999:955)
10 Dari kedua pendapat diatas maka penulis mengartikan Partisipasi adalah keikut sertaan (tindakan) yang dilakukan Lembaga, Institusi ataupun individu dalam suatu peristiwa. B. Konsep Peranan Peranan adalah
Lebih terperinciSTIKOM SURABAYA BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia Surabaya merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia Surabaya merupakan sebuah radio Pemerintahan dan berstatus stasiun penyiaran bertipe B. RRI atau Radio Republik
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. skripsi Irak Di Bawah Kepemimpinan Saddam Hussein (Kejayaan Sampai
36 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini akan menguraikan mengenai metode penelitian yang digunakan oleh penulis dalam mengkaji permasalahan yang berhubungan dengan judul skripsi Irak Di Bawah Kepemimpinan
Lebih terperinciBUPATI SERANG PROVINSI BANTEN
SALINAN BUPATI SERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL RADIO SERANG GAWE FM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2010 S A L I N A N PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG
4 Nopember 2010 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2010 S A L I N A N SERI E NOMOR 5 PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL RADIO
Lebih terperinciQANUN KOTA SABANG. Nomor 10 Tahun 2010
QANUN KOTA SABANG Nomor 10 Tahun 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENYIARAN PUBLIK LOKAL RADIO SUARA SABANG FM BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA WALIKOTA SABANG, Menimbang Mengingat
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pada bab ini penulis mencoba menarik kesimpulan dari pembahasan yang
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Pada bab ini penulis mencoba menarik kesimpulan dari pembahasan yang telah dikemukakan. Kesimpulan tersebut merupakan jawaban dari pertanyaanpertanyaan penelitian
Lebih terperinciBUPATI CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 22 TAHUN 2012
BUPATI CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 22 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL RADIO BERCAHAYA FM KABUPATEN CILACAP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CILACAP,
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1999 TENTANG PERS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1999 TENTANG PERS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang: a. bahwa kemerdekaan pers merupakan salah satu wujud kedaulatan
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL SELAPARANG TELEVISI KABUPATEN LOMBOK TIMUR DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 4 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL KABUPATEN SUMEDANG SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN SUMEDANG 2008 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN
Lebih terperinciPERANAN TNI-AD DALAM MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN SKRIPSI
PERANAN TNI-AD DALAM MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945-1950 SKRIPSI Oleh Aprilia Nur Hasanah NIM 070210302089 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. informasi-informasi, baik berupa berita maupun hiburan masyarakat. Pers di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada mulanya radio dikenal sebagai media hiburan bukan media informasi dan pendidikan, namun sejak bergulirnya era reformasi radio semakin bebas menyajikan berita pada
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN BARITO KUALA TAHUN 2011 NOMOR 6
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BARITO KUALA TAHUN 2011 NOMOR 6 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO KUALA NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL RADIO SIARAN PEMERINTAH DAERAH IJE
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2012 NOMOR : 7 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2012 NOMOR : 7 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL RADIO GEMILANG KABUPATEN MAGELANG DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dimatangkan oleh berbagai pergerakan yang bersifat nasional di daerah-daerah.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejarah lokal mempunyai fungsi utama untuk menyempurnakan faktafakta yang berguna dalam menyusun sejarah nasional, terutama sejarah perjuangan pergerakan nasional
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK RADIO REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK RADIO REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terlepas dari peran suatu media. Media massa kini berkembang pesat seiring
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia yang semakin dinamis membuat perkembangan informasi semakin cepat dan mudah untuk diterima oleh masyarakat. Kebutuhan masyarakat akan adanya informasi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. apresiasinya membutuhkan perspektif yang luas. tepat untuk khalayak sasaran (target audience) yang tepat dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era kebebasan pers yang marak dewasa ini membuat media massa saat ini mengalami perkembangan yang amat pesat. Era reformasi memungkinkan adanya kebebasan baik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dilakukan secara lisan maupun tertulis. Melalui bahasa, manusia berinteraksi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi utama bagi manusia. Manusia menggunakan bahasa sebagai media untuk mengungkapkan pikirannya, baik yang dilakukan secara lisan
Lebih terperinciSUMMARY TUGAS AKHIR STRATEGI PUBLIC RELATIONS RRI SEMARANG UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS SIARAN
SUMMARY TUGAS AKHIR STRATEGI PUBLIC RELATIONS RRI SEMARANG UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS SIARAN NAMA : JOKO NUGROHO P NIM : D0C005055 DIII PUBLIC RELATIONS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL TELEVISI KABUPATEN SINJAI
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL TELEVISI KABUPATEN SINJAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINJAI, Menimbang : a. bahwa dalam rangka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Televisi di Indonesia untuk pertama kalinya dimulai pada tahun 1962, yaitu Televisi Republik Indonesia (TVRI) yang ketika saat itu menayangkan secara langsung upacara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ruang angkasa yang hampa udara, karena gelombang ini tidak memerlukan
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Radio adalah teknologi yang digunakan untuk pengiriman sinyal dengan cara modulasi dan radiasi elektromagnetik atau gelombang elektromagnetik. Gelombang
Lebih terperinciBAB 3 OBJEK PENELITIAN. Lembaga Penyiaran Publik Televisi Republik Indonesia semula didirikan
BAB 3 OBJEK PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum TVRI 3.1.1 Sejarah Terbentuknya TVRI Lembaga Penyiaran Publik Televisi Republik Indonesia semula didirikan dalam bentuk Yayasan berdasarkan Surat Keputusan Presiden
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari beragam media yang cukup berperan adalah televisi. Dunia broadcasting
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Media mengandung istilah sebagai sebuah lembaga milik swasta maupun pemerintah yang mempunyai tugas memberikan informasi. Saat ini media merupakan faktor sentral dalam
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan dijadikan
7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan dijadikan topik penelitian, dimana dalam tinjauan pustaka akan dicari teori atau konsep-konsep
Lebih terperinciDengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI GORONTALO dan GUBERNUR GORONTALO MEMUTUSKAN:
GUBERNUR GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PENYIARAN BERLANGGANAN TELEVISI MELALUI KABEL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR GORONTALO, Menimbang
Lebih terperinciProposal Radio Siaran Pendidikan, Seni dan Budaya Kandis FM dalam Menunjang Kemajuan
proposal radio Proposal Radio Siaran Pendidikan, Seni dan Budaya Kandis FM dalam Menunjang Kemajuan Sekolah dan Komunikasi Siswa SMA Negeri 1 Pantai Cermin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media radio
Lebih terperinciGUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 66 TAHUN 2013 TENTANG
1 GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 66 TAHUN 2013 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI PEMANGKU JABATAN STRUKTURAL PADA BIRO HUBUNGAN MASYARAKAT SEKRETARIAT DAERAH ACEH GUBERNUR ACEH, Menimbang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dikatakan pencitraan menjadi point penting dalam penunjang karir perpolitikan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pencitraan dalam kehidupan sehari-hari merupakan hal penting dalam kehidupan bersosial. Melalui pencitraan, manusia memilih hal yang akan dilakukan dan juga
Lebih terperinciTV 96% Radio 38% Koran 8% Online 40% Internet
TV 96% Internet Online 40% Radio 38% Koran 8% Ideologi Media Orientasi Media Produk Media Agenda Media Agenda Pengelola Media Agenda Publik Isi Media UU Lain yang beririsan UU Pers, KEJ UU Perlindungan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yang dibutuhkan masyarakat. Saat ini ada beragam media yang memberikan informasi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Media massa merupakan sarana menyebarkan informasi kepada masyarakat. Oleh karena itu, media massa memiliki peranan penting dalam penyebaran informasi yang dibutuhkan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK RADIO REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK RADIO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 14 ayat (10), Pasal 15,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Islam sebagai agama tidak dapat dipisahkan dari politik. Dalam artian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Islam sebagai agama tidak dapat dipisahkan dari politik. Dalam artian bahwa Islam tidak hanya tentang sistem nilai, tetapi juga memuat sistem politik. Islam
Lebih terperinciBUPATI LAMPUNG BARAT PROVINSI LAMPUNG
SALINAN BUPATI LAMPUNG BARAT PROVINSI LAMPUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG BARAT NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN PENYELENGGARAAN LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL RADIO SWARA PRAJA FM DENGAN
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK RADIO REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK RADIO REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL DI KABUPATEN MADIUN
PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL DI KABUPATEN MADIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MADIUN, Menimbang
Lebih terperinciBUPATI MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL RADIO GEMILANG KABUPATEN MAGELANG
BUPATI MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL RADIO GEMILANG KABUPATEN MAGELANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAGELANG, Menimbang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Memasuki tahun 1983, bangsa Indonesia dikejutkan dengan banyaknya
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Memasuki tahun 1983, bangsa Indonesia dikejutkan dengan banyaknya korban pembunuhan melalui cara penembakan yang dikenal dengan nama penembakan misterius.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Manusia tidak akan pernah terlepas dari komunikasi. Dimanapun kita, apapun yang kita lakukan, dan bagaimana bentuknya, kita pasti melakukan proses komunikasi dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam bermasyarakat atau dimana saja manusia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Komunikasi merupakan salah satu aktivitas dasar manusia, dengan adanya proses komunikasi manusia dapat saling berhubungan saru dengan lainnya baik dalam kehidupan
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. bangsa Indonesia setelah lama berada di bawah penjajahan bangsa asing.
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proklamasi kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 yang diucapkan oleh Soekarno Hatta atas nama bangsa Indonesia merupakan tonggak sejarah berdirinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia. Rakyat harus tetap berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proklamasi kemerdekaan Indonesia tidak serta merta mengakhiri perjuangan rakyat Indonesia. Rakyat harus tetap berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan akan informasi dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan akan informasi dan hiburan menjadi begitu penting bagi kita. Hampir setiap orang selalu menyediakan waktunya
Lebih terperinciKISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI PPG SM3T PRODI PENDIDIKAN SEJARAH TAHUN 2014
KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI PPG SM3T PRODI PENDIDIKAN SEJARAH TAHUN 2014 No 1. Memahami materi ajar sesuai dengan kurikulum Dasar 1.1 Menganalisis kehidupan awal manusia di bidang kepercayaan, sosial,
Lebih terperinci