Study Tentang Tanggung Jawab Pengangkutan Barang Berasuransi Pada PT. Pos Surakarta

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Study Tentang Tanggung Jawab Pengangkutan Barang Berasuransi Pada PT. Pos Surakarta"

Transkripsi

1 Study Tentang Tanggung Jawab Pengangkutan Barang Berasuransi Pada PT. Pos Surakarta NASKAH PUBLIKASI Disusun Dan Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Dan Syarat Guna Mencapai Derajat Sarjana Hukum Dan Ilmu Hukum Pada Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta Disusun Oleh : MUH. IRFAN SYARIFUDDIN C FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 20 0

2 PENGESAHAN Naskah publikasi ini telah diterima dan di sahkan oleh dewan penguji Skripsi Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta: Hari : Rabu Tanggal : 8 Agustus 2012 Pembimbing I Pembimbing II Shallman Al Farizy, S.H., M.H. Inayah, S.H., M.H. Mengetahui, Dekan Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta ( Muchamad Iksan, S.H., M.H. ) 0

3 1 ABSTRAKSI PT. Pos Indonesia cabang Surakarta sebagai salah satu badan usaha milik negara yang menjalankan kegiatan pengiriman barang di Surakarta. Kegiatan pengiriman ini menimbulkan perjanjian antara pihak pengirim dengan pihak PT. Pos Indonesia dimana masing- masing pihak mempunyai hak dan kewajiban. Tujuan skripsi ini adalah untuk mendiskripsikan pola hubungan hukum antara pengirim dengan PT. Pos Indonesia cabang Surakarta serta mendiskripsikan bentuk tanggung jawab terhadap pengiriman yang dilaksanakan oleh PT. Pos Indonesia cabang Surakarta khususnya pengiriman barang berasuransi. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian dengan pendekatan non doktrinal yang kualitatif, hal ini dikarenakan dalam penelitian ini hukum tidak hanya dikonsepkan sebagai keseluruhan asas- asas dan kaidah yang mengatur kehidupan manusia dalam masyarakat, melainkan meliputi pula lembaga- lembaga dan prosesproses yang berlakunya kaidah- kaidah itu dalam masyarakat. Hasil penelitian berupa subjek yang terlibat dalam perjanjian pengiriman barang berasuransi adalah pengirim dan PT. Pos Indonesia cabang Surakarta. Mengenai objek perjanjian telah sesuai dengan peraturan yang berlaku yaitu barang kiriman yang tidak melanggar peraturan perundang- undangan dan akta perjanjian kiriman barang dengan pengkususan pada pengiriman barang dengan jaminan asuransi maka PT. Pos memberikan penawaran kepada pengirim. Berkaitan dengan hak dan kewajiban yang dilaksanakan masing masing pihak adanya kelalaian karena keadaan tertentu yang mungkin terjadi dengan perjanjian tersebut telah sesuai dengan peraturan perundang- undangan, termasuk pengaturan mengenai pemberian ganti kerugian jika terjadi hal yang tidak diinginkan. Dalam penelitian yang dilaksanakan ditemukan bahwa hak pengirim bila terjadi overmarcht sementara jika kiriman itu bukanlah kiriman paket kilat khusus maka belum terlindungi tentang pemberian ganti kerugiannya. Kata Kunci : Perjanjian Pengiriman Barang Berasuransi, Wanprestasi, Overmarcht, Ganti kerugian.

4 2 ABSTRAKSI Surakarta brancs of the Pos as one of the state owned company that runs the sipping activity in Surakarta. Shipping activites pose agreement between the parties to the sender with the post in wich each party has the right and obligations. The purpose of this tessis is to describe the pattern of the legal relationship between the sender by the Pos and describe froms of responbility are carried out bu a postal delivery, particublu the delivery of the goods insured. The research methoud used is non doctrinal research approach that kualitatife, is because in the study of law is not only conceptualized as the over all participle of participles. And rules govern human ive in society. But includes also institutions and organizations that the process of enactement of the rule in the rule the results of subjects invaled in the agreement are insured freight and mail sender regarding the adrement has the object in accordance with applicable regulation consignments of goods wich do not break the rules regulations invitation and agremen deed with a specialization. In the shipment of goods delivery by the postal insurance to offers to the sender, relating to the rights and obligation of the parties carried on neglince because certain circumstances that may occur in the agreement comlies with the laws and regulations in cluding arrangements for redress case that does not want. In a study condueted found that the right of the sender in the event of a temporary. If the shipment is not a special delivery items not covereg on the indemnity. Key word: Delivery agreement, insurance in default, compensation. Pendahuluan Indonesia sebagai salah satu Negara yang berkembang dewasa ini dengan letak yang strategis serta kekayaan alam yang ada di dalamnya, membuat perkembangan sarana transportasi merupakan salah satu bagian yang memegang peranan yang penting bagi kehidupan sehari- hari. Transportasi pada jaman sekarang ini tidak terbatas pada perpindahan manusia dari satu tempat ketempat yang lain tetapi juga meliputi pengangkutan barang dan jasa. Kebutuhan sarana transportasi manusia semakin meningkat, khususnya dalam proses pengangkutan barang, sehingga menyebabkan banyaknya persaingan dalam memenuhi permintaan masyarakat untuk pengiriman barang. Proses pengiriman barang pada

5 3 dasarnya menggunakan alat transportasi yang dapat menunjang mobilitas barang sampai kepada tujuan yang dikehendaki, dengan segala keterbatasan manusia dalam proses pengiriman barang (keterbatasan dalam masalah waktu, jarak, dan biaya) tersebut, maka diperlukan suatu penyedia jasa pengiriman yang menyediakan fasilitas transportasi yang baik dan dapat memenuhi permintaan masyarakat agar proses pengiriman dan penerimaan barang dapat berjalan dengan lancar dan dapat memberikan jaminan kepada pengguna jasa pengiriman. Kondisi yang demikian membuat pengangkutan melalui jalan darat, laut dan udara menjadi sangat penting, sehingga tempat dan wilayah dapat dijangkau dengan evektif dan evisien baik dalam Negeri maupun luar Negeri. Namun kebanyakan penyedia jasa pengiriman ini belum mengikuti prosedur atau ketentuan yang berlaku, terutama dalam proses peletakan barang dalam kendaraan pengangkut yang dapat mengakibatkan barang yang dikirim terjadi kerusakan dalam bentuk atau dalam fungsinya dan penerimaan barang kiriman yang terlambat dari kesepakatan yang telah ditentukan sehingga hal ini memerlukan jaminan asuransi dalam pengirimannya. Pengangkutan yang dilaksanakan PT. Pos Indonesia (Persero). Dari sekian banyak perusahaan yang bergerak dalam bidang pengakutan, PT. Pos Indonesia (persero) merupakan satu- satunya perusahaan pengiriman barang resmi milik Negara, sedangkan lembaga yang lain merupakan milik swasta. Dalam bidang pengangkutan, PT. Pos Indonesia (persero) mempunyai peran yang sangat besar dalam menunjang lancarnya arus peredaran barang dari satu tempat ke tempat lainnya yang diharapkan dapat menunjang suksesnya pembangunan nasional.pengangkutan barang dengan Pos lebih cenderung mengenai masalah

6 4 yang bersifat pribadi antara pengirim dan penerima, mengingat tugas- tugas pokok yang dilaksanakan oleh PT. Pos Indonesia (persero) itu sendiri adalah membangun, mengusahakan, mengembangkan pelayanan dalam bidang lalu lintas berita dan informasi tertulis, barang, dan uang untuk mempertinggi kelancaran hubungan- hubungan komunikasi dengan masyarakat. Dalam rangka memberikan pelayanan jasa dan giro, PT. Pos Indonesia (Persero) berhubungan secara langsung dengan pengirim yang terikat perjanjian dengan PT. Pos Indonesia (persero). Pengaturan hak dan kewajiban pihak PT. Pos Indonesia (persero) serta pihak pengirim menggunakan Undang-undang No. 38 Tahun 2009 tentang Pos. Rumusan Masalah perumusan masalah dalam skripsi ini adalah sebagai berikut : 1. Bagimananakah pola hubungan hukum pengiriman barang berasuransi, yang terjadi antara pengirim dengan PT. Pos Indonesia (Persero) cabang Surakarta? 2. Bagaimana tanggung jawab PT. Pos Indonesia (Persero) terhadap barang berasuransi yang diangkut di Surakarta? Tujuan dan manfaat Penelitian Dalam setiap aktivitas penulisan tidak dapat dipisahkan dari tujuan yang ingin dicapai dalam penyelenggaraan aktivitas tersebut. Hal ini lebih bermanfaat dalam penyelenggaraan suatu kegiatan, apabila telah dirumuskan terlebih dahulu, sehingga dapat dijadikan tolak ukur dan pegangan dalam penyelenggaraan suatu aktivitas, karena yang ingin dicapai pada dasarnya merupakan hasil dari

7 5 pelaksanaan suatu kegiatan. Sesuai dengan pernyataan diatas maka dalam penelitian ini mempunyai tujuan: a) Tujuan Obyektif 1) Untuk mendeskripsikan pola hubungan hukum pengiriman barang berasuransi pos, yang terjadi antara pengirim dengan PT. Pos Indonesia (Persero) Surakarta. 2) Untuk mendeskripsikan bentuk tanggung jawab PT. Pos Indonesia (Persero) terhadap barang berasuransi pos yang dikirim. b) Tujuan Subyektif 1) Untuk melatih kemampuan penulis dalam melakukan penelitian. 2) Untuk menambah pengetahuan dan wawasan penulis dibidang hukum pengangkutan yang termasuk kedalam hukum perdata khususnya mengenai tanggung jawab PT. Pos Indonesia (Persero) terhadap barang berasuransi yang diangkut. 3) Untuk meningkatkan dan mendalami berbagai teori tentang ilmu hukum yang sudah penulis peroleh, khususnya tentang teori-teori di bidang hukum perdata terutama dalam hukum pengangkutan. 4) Untuk memperoleh data yang penulis pergunakan dalam penyusunan skripsi sebagai salah satu syarat untuk mencapai

8 6 gelar kesarjanaan dalam ilmu hukum pada Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta. Kerangka Pemikiran Pada dasarnya pengangkutan didahului dengan adanya suatu perjanjian yang dimana Perjanjian diatur dalam buku ketiga pasal 1313 KUH perdata, istilah dalam buku ketiga KUH perdata tersebut menggunakan persetujuan, bukannya perjanjian. Hal ini disebabkan karena kedua istilah tersebut mempunyai dasar yang sama yaitu sama-sama terbentuk atau terjadi atas dasar kesepakatan kehendak antar ke dua belah pihak. Dalam melakukan penelitian ini, penulis mengharapkan ada manfaat yang dapat diambil baik bagi penulis sendiri maupun bagi masyarakat pada umumnya. Manfaat penelitian ini dibedakan ke dalam dua bentuk, yaitu: a) Manfaat Praktis 1) Dengan penelitian ini diharapkan bahwa hasil penelitian dapat dipergunakan sebagai masukan serta memberikan manfaat bagi pihak PT. Pos Indonesia (Persero) dan bagi masyarakat. 2) Memberikan penjelasan, sehingga baik PT. Pos Indonesia (Persero) dan masyarakat mengetahui secara pasti hak dan kewajiban serta tanggung jawabnya masing- masing. b) Manfaat Teoritis 1) Dapat menambah pengetahuan, pengalaman, dan pemahaman terhadap permasalahan yang diteliti.

9 7 2) Memberikan sumbangan pemikiran bagi pengembangan ilmu Hukum Perdata pada umumnya dan Hukum pengangkutan pada khususnya. Metode Penelitian Penelitian ini mendasarkan pada penelitian hukum yang dilakukan dengan pendekatan non-doktrinal yang kualitatif. Hal ini disebabkan di dalam penelitian ini, hukum tidak hanya dikonsepkan sebagi keseluruhan asas-asas dan kaidah yang mengatur kehidupan manusia dalam masyarakat, melainkan meliputi pula lembagalembaga dan proses-proses yang mewujudkan berlakunya kaidah-kaidah itu dalam masyarakat, sebagai perwujudan makna-makna simbolik dari pelaku sosial, sebagaimana termanifestasi dan tersimak dalam dan dari aksi dan interkasi antar mereka. Dengan demikian di dalam penelitian ini akan dicoba dilihat keterkaitan antara faktor hukum dengan faktor-faktor ekstra legal yang berkaitan dengan objek yang diteliti: Hasil Penelitian Dan Pembahasan 1) Hak PT. Pos Indonesia Cabang Surakarta. Dalam perjanjian pengiriman barang, PT. Pos Indonesia cabang Surakarta sebagai pengangkut mempunyai hak untuk menerima pembayaran atas jasa yang diberikan atau disebut dengan biaya pengiriman. Hak PT. Pos Indonesia Cabang Surakarta dalam melaksanakan kiriman adalah mendapat ongkos kirim dari yang mengirimkan barang yang dimaksut, karena hak itu merupakan bayaran, dan PT. Pos Indonesia Cabang Surakarta merupakan suatu perusahaan yang juga harus mendapatkan pemasukan( uang) dalam setiap usahanya. PT. Pos Indonesia cabang

10 8 Surakarta berhak untuk mendapat kepastian tentang isi dari paket dan nilai barang dari keterangan pengirim. Selain mendapatkan pembayaran atas jasa, PT. Pos Indonesia Cabang Surakarta juga berhak untuk mengetahui isi barang yang akan dikirim, karena hal tersebut juga berhubungan dengan keselamatan petugas pengirim barang PT. Pos Indonesia. 2) Kewajiban PT. Pos Indonesia Cabang Surakarta. Kewajiaban PT. Pos Indonesia Cabang Surakarta sebagai pengangkut adalah mengantarkan kiriman/ objek perjanjian sesuai dengan kesepakatan yang telah disepakati. Kewajiban PT. Pos Indonesia Cabang Surakarta salah satunya menjaga keamanan barang pos yang dikirim sampai dengan tempat tujuan, sehingga barang yang dikirim selamat dan aman serta diterima oleh penerima. 3) Hak Pengirim Hak sebagai pengirim, setelah melaksanakan kewajiban membayar biaya, maka mempunyai hak, hak tersebut meliputi hak pada tujuan yang tepat yang dikirim dan dapat diterima tepat waktu. Serta barang yang diterima oleh penerima dalam kondisi yang baik dan tidak mengalami kerusakan dalam bentuk maupun fungsi, serta keamanan barang yang dijamin oleh PT. Pos Indonesia Cabang Surakarta. Hak pengirim adalah barang sampai dengan tepat waktu dan barang yang dikirim dijamin masih utuh seperti sejak dikirimkan. 4) Kewajiban Pengirim Sebagai pihak yang memanfaatkan jasa pelayanan Pos, pengirim mempunyai kewajiban yang harus dipenuhi, kewajiban yang harus dilaksanakan adalah

11 9 melakukan pembayaran atas jasa yang dilakukan oleh PT. Pos Indonesia cabang Surakarta. Besarnya pembayaran kewajiban ini disesuaikan dengan harga barang yang diasuransikan atau disebutkan nama dan nominal nilai barang, berat barang, dan lokasi pengantaran barang yang dituju.selain itu pengirim juga berkewajiban untuk memberitahukan mengenai isi barang yang akan dikirim dengan jujur kepada petugas Pos. di dalam bukti terima kirim, mengenai kewajiban dari pengirim disebutkan: a) Pernyataan tertulis pengirim atas isi kiriman pada halaman muka model ini harus sama dengan isi kiriman yang sebenarnya. b) Pengirim dilarang mengirimkan benda yang dapat membahayakan kiriman, kiriman pos atau keselamatan orang serta barang yang bertentangan dengan Undang- undang. c) Pembungkus cukup kuat sesuai dengan sifat isi kiriman dan waktu tempuh. PEMBAHASAN Tanggung Jawab Pengangkutan Barang Berasuransi Oleh PT. Pos Indonesia cabang Surakarta. Tanggung jawab PT. Pos Indonesia cabang Surakarta dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat sebagai pengguna jasa layanan Pos adalah adalah mulai dari barang diterima di kantor pos asal yang diterima oleh pegawai kantor Pos hingga diantar sesuai dengan alamat yang dituju sampai dengan barang yang dikirim diterima oleh penerima. Dalam pelaksanaan pengiriman barang yang dilaksanakan oleh PT. Pos Indonesia cabang Surakarta juga menawarkan asuransi jika kiriman barang tersebut merupakan barang yang penting dan berarti, pemberian asuransi barang

12 10 disesuaikan dengan nominal harga barang yang dikirim, sehingga PT. Pos Indonesia cabang Surakarta merasa mempunya tanggungan yang lebih untuk menjaga dan memastikan barang tersebut sampai dengan penerima dengan selamat dan tanpa ada cacat atau kerusakan. Tanggung jawab pengiriman yang dijaminan atas pengangkutan pengiriman barang yang dilaksanakan oleh PT. Pos Indonesia cabang Surakarta untuk barang- barang tertentu yang mempunyai harga yang lebih dan sangat berarti, PT. Pos akan menawarkan jaminan asuransi sebagaimana yang diatur dalam SE 49/DIROP/0604. dalam hal ini PT. Pos Indonesia selain sebagai pihak yang melaksanakan pengangkutan pegiriman barang juga sebagai pihak yang menjamin atas asuransi barang yang dikirim. Dengan tanda bukti kirim yang diterima oleh pengirim, jika pengirim menyetujui untuk membayar premi jaminan asuransi pengiriman barang tersebut, maka selain sebagai bukti tanda kirim juga sebagai tanda bukti jaminan asuransi dari barang yang dikirimnya. 1. Wanprestasi yang sering terjadi dalam pengiriman barang adalah tidak tepatnya waktu barang yang harusnya diterima oleh alamat yang dituju. Hal ini disebabkan karena: a) Alamat tujuan kurang jelas. b) Alamat yang dituju sudah pindah. c) Barang yang diterima kantor Pos tujuan pada hari minggu, atau hari libur, sehingga barang baru dapat diantar keesokan harinya. d) Faktor alam. Akibat hukum yang timbul ( Tanggung Jawab PT. Pos Indonesia cabang Surakarta) jika terjadi Wanprestasi.

13 11 Wanprestasi atau tidak tepat dalam menepati kesepakatan akan menimbulkan konsekwensi terhadap pihak yang melanggarnya. Faktor kondisi barang yang sudah tidak seperti saat dikirim dan keterlambatan dalam mengirimkan barang kiriman, adalah salah satu bentuk wanprestasi. Dalam perjanjian yang telah disepakati antara pihak yang mengirimkan barang dengan pihak PT. Pos, telah diatur jangka waktu paling lama barang sampai dengan alamat yang dituju dan kondisi barang yang diterima sama seperti barang saat dikirim dari kantor Pos asal barang dikirim. Bentuk tanggung jawaban PT. Pos Indonesia cabang Surakarta dengan barang kiriman yang berasuransi jika terjadi wanprestasi adalah sebagai berikut: 1) Dalam hal barang hilang karena hal- hal sebagai berikut a) Hilang waktu di kantor Pos asal barang dikirimkan atau di kantor Pos tempat tujuan pengiriman, kehilangan barang ini terjadi karena kesalahan dari pegawai kantor Pos. kehilangan lain yakni pencurian, tercecer. b) Hilang sewaktu dalam perjalanan, hal ini karena keteledoran dari pihak pengangkut atau perusahaan pengangkutan. 2) Dalam hal barang yang rusak. Barang kiriman yang rusak biasanya dikarenakan sebagai berikut: a) Sewaktu menaruh barang kiriman petugas yang melaksanakannya tidak berhati- hati dalam meletakkan dan menata barang yang akan diangkut.

14 12 b) Pengirim yang tidak jujur dengan isi kiriman sehingga barang tidak ditempatkan pada kategori barang yang diutamakan untuk dijaga keadaannya. c) Pengirim tidak membungkus barang kiriman dengan kuat. 3) Dalam hal barang yang terlambat Barang kiriman yang terlambat sampai dengan tujuan yang dikehendaki disebabkan faktor berikut ini: a) Faktor alam. b) Faktor keadaan alat angkutan yang tidak memadai. 2. Bentuk- Bentuk Overmacht. Dalam pelaksanaan pengiriman barang yang dilaksanakan oleh PT. Pos Indonesia cabang Surakarta keadaan memaksa (Overmacht) yang sering dialami adalah keterlambatan yang dikarenakan alamat yang kurang jelas. Untuk paket Pos dengan transportasi darat karena kondisi sarana transportasi yang terganggu. Secara prinsip semua barang yang dikirim melalui PT. Pos Indonesia akan mendapatkan ganti rugi, hanya barang yang dilarang dikirim oleh peraturan perundang- undangan yang tidak akan mendapatkan ganti rugi dan PT. Pos tidak bertanggung jawab atas kehilangan atau kerusakan barang tersebut. PT. Pos Indonesia cabang Surakarta tidak akan memberikan ganti kerugian jika barang yang dilarang dikirim adalah barang yang oleh peraturan perundang- undangan tidak diperbolehkan dikirim. Karena tidak semua barang yang dikirim melalui PT. Pos Indonesia akan mendapatkan ganti rugi,

15 13 hanya barang yang tidak dilarang oleh peraturan perundang undangan yang memperoleh ganti rugi. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan Hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan oleh penulis, terhadap Tanggung Jawab Pengangkutan Barang Berasuransi Pada PT. Pos Surakarta adalah sebagai berikut: 1. Keabsahan perjanjian pengiriman barang berasuransi pada PT. Pos Indonesia cabang Surakarta dengan pengirim didasarkan beberapa hal berikut: a. Pengiriman yang dilakukan oleh mereka di bawah umur adalah tidak sesuai dengan Pasal 1330 ayat (2) KUH Perdata. b. Pengiriman yang dilakukan oleh mereka yang cakap melakukan perjanjian telah sesuai dengan Pasal 1329 KUH Perdata. 2. Pola perlindungan hukum dalam pengangkutan barang berasuransi pada PT. Pos Indonesia cabang Surakarta dengan pengirim didasarkan beberapa hal berikut: a. Perlindungan hukum bagi pengirim barang berasuransi adalah terdapat dalam asas dan tujuan penyelenggaraan Pos yang termuat dalam Pasal 2 UU No. 38 Tahun 2009 tentang Pos. b. Pemberian jaminan dari adanya asuransi pengiriman barang oleh PT. Pos Indonesia cabang Surakarta sebagaimana diatur dalam hak dan kewajiban pengirim, bahwa pengiirim berhak mendapatkan layanan Pos atas jaminan

16 14 kerahasiaan, keamanan, dan keselamatan kiriman. Hal ini diatur dalam Pasal 27 UU No. 38 Tahun 2009 tentang Pos. Serta jaminan asuransi diatur pada SE 49/DIROP/ Pengirim barang berasuransi yang melakukan perjanjian pengiriman dengan PT. Pos Indonesia cabang Surakarta. a. Akan mendapatkan perlindungan dalam hal sebagai berikut: 1) Objek Hukum yang berupa barang kiriman berasauransi telah sesuai dengan Pasal 1332 dan Pasal 1334 KUH Perdata, serta telah sesuai dengan Pasal 32 UU No. 38 Tahun 2009 tentang Pos. 2) Hak PT. Pos Indonesia cabang Surakarta. a) PT. Pos Indonesia cabang Surakarta berhak untuk menerima pembayaran dari pengirim sebagai biaya kirim, hal ini sesuai dengan Pasal 18, Pasal 19, dan Pasal 20 UU No. 38 Tahun 2009 tentang Pos. b) PT. Pos Indonesia cabang Surakarta berhak untuk mendapat kepastian mengenai isi barang, jenis barang, dan harga nominal nilai barang dari pengirim, hal ini telah sesuai dengan Pasal 29 UU No 38 Tahun 2009 tentang Pos. 3) Kewajiban PT. Pos Indonesia cabang Surakarta. Kewajiban PT. Pos Indonesia cabang Surakarta adalah menjaga kerahasiaan isi kiriman, keamanan dan keselamatan kiriman dalam rangka penyelenggaraaan Pos, hal ini telah

17 15 sesuai dengan Pasal 30 UU No. 38 Tahun 2009 tentang Pos. Serta berdasarkan SE 49/DIROP/0604 PT. Pos Indonesia cabang Surakarta juga bertanggung jawab atas jaminan asuransi yang ditawarkan kepada pengirim barang. 4) Hak Pengirim. a) Hak pengirim adalah hak milik atas barang kiriman selama barang kiriman tersebut belum diserahkan kepada penerima, hal ini sesuai dengan Pasal 27 ayat (2) UU No. 38 Tahun 2009 Tentang Pos. b) Hak atas jaminan kerahasiaan, keamanan, dan keselamatan kiriman, hal ini sesuai dengan Pasal 27 ayat (2) UU No. 38 Tahun 2009 tentang Pos. 5) Kewajiban Pengirim. a) Kewajiban pengirim adalah memberitahukan isi kiriman kepada pihak Pos bahwa harus sesuai antara yang tertulis dalam lembar bukti pengiriman dengan barang yang dikirim. b) Pengirim dilarang mengirimkan benda terlarang yang dapat membahayakan kiriman Pos, atau keselamatan orang yang bertentangan dengan Undang- Undang. c) Pengirim wajib membungkus barang yang akan dikirim disesuaikan dengan jenis dan isi barang kiriman.

18 16 6) Tanggung jawab PT. Pos Indonesia cabang Surakarta bila terjadi keterlambatan penerimaan, barang rusak seluruhnya atau rusak sebagian sehingga fungsi dari barang kiriman menjadi hilang karena kesalahan penyelenggaraan Pos, maka: a) Besarnya kerugian maksimal 2 kali ongkos kirim jika terjadi keterlambatan penerimaan, b) Besarnya kerugian maksimal 10 kali ongkos kirim dan ditambah dengan harga barang kiriman yang disesuaikan dengan yang tertulis dilembar bukti terima kirim dan faktur pembelian dengan ketentuan tidak melebihi 2 kali nilai barang untuk barang rusak seluruhnya. c) Besarnya kerugian maksimal 7 kali ongkos kirim ditambah dengan nilai harga barang yang rusak (rusak sebagian isinya), dibayar seperti hilang seluruhnya ( jika rusaknya isi kiriman sebagian yang menyebabkan tidak bermanfaatnya seluruh isi). 7) Tanggung jawab PT. Pos Indonesia cabang Surakarta jika barang kiriman hilang karena faktor pengiriman yang terjadi saat dalam perjalanan atau hilang dikantor Pos asal atau hilang saat di kantor pos tujuan, yaitu diatur dalam Pasal 1243 dan Pasal 1267 KUH Perdata dan Pasal 31 UU No. 38 Tahun 2009 Tentang Pos, serta SE 49/DIROP/0604

19 17 8) Tanggung jawab pengirim jika terjadi keterlambatan, barang rusak sebagian atau seluruhnya pada saat diterima, yang berupa tidak sesuainya antara apa yang tertulis pada lembar bukti terima kirim dengan isi kiriman dan pengepakan kiriman yang tidak kuat, hal ini telah sesuai dengan Pasal 31 ayat (4) UU No. 38 Tahun 2009 tentang Pos. 9) Tanggung jawab pengirim jika barang tidak sampai ketempat tujuan karena barang yang dikirimkan merupakan barang yang dilarang dikirim berdasarkan peraturan perundang- undangan, hal ini telah sesuai dengan Pasal 32 ayat (1) uu No. 38 Tahun 2009 tentang Pos. 10) Tanggung jawab PT. Pos Indonesia cabang Surakarta jika terjadi force majeure yang berupa bencana alam, keadaan darurat, atau hal lain di luar kemampuan manusia, maka PT. Pos Indonesia cabang Surakarta tidak memberikan ganti kerugian, hal ini telah sesuai dengan Pasal 31 ayat (2) UU No. 38 Tahun 2009 tentang Pos. 11) Tanggung jawab PT. Pos Indonesia jika terjadi Overmarcht. Tanggung jawab PT. Pos Indonesia jika terjadi Overmarcht disesuaikan dengan Pasal 1244 dan Pasal 1245 KUH Perdata, sehingga PT. Pos Indonesia cabang Surakarta tidak harus mengganti biaya kerugian dan bunga jika terjadi hal yang tidak diinginkan, maka PT. Pos Indonesia cabang Surakarta akan

20 18 memberikan ganti kerugian, hal ini telah sesuai dengan Pasal 2 Poin B SE. No. 29/ DIROP/0604. b. Tidak mendapatkan perlindungan dalam hal sebagai berikut: PT. Pos Indonesia cabang Surakarta tidak akan memberikan ganti kerugian jika dalam penyelenggaraan Pos terjadi overmarcht yang bersifat sementara. Karena penyelenggaraan pos akan dilaksanakan kembali jika overmarcht sementara tersebut telah selesai. Serta pengiriman barang yang dilarang oleh peraturan perundang- undangan. SARAN 1. Wanprestasi dalam penyelenggaraan Pos oleh PT. Pos Indonesia cabang Surakarta merupakan hal yang bisa saja dapat terjadi dimana saja, karena semakin bertambah moderen pengguna jasa pos sehinnga pelayanan yang dilaksanakan Pos harus disesuaikan dengan permintaan pengguna jasa layanan pos. 2. Overmarcht yang kadang terjadi saat penyelenggaraan pos yang dilaksanakan oleh PT. Pos Indonesia cabang Surakarta merupakan hal yang tidak bisa dihindari, sehingga pemberian jaminan terhadap pengiriman barang khususnya berasuransi pada pengguna layanan pos akan lebih terjamin. 3. Pemberian jaminan berupa asuransi pengiriman barang oleh PT. Pos Indonesia cabang Surakarta merupakan hal yang menunjukkan

21 19 peningkatan pelayanan pengiriman barang khususnya berasuransi, sehingga pengirim semakin percaya dengan jaminan yang telah diberikan, PT. Pos Indonesia cabang Surakarta sebagai pihak yang melaksanakan tanggung jawab mengirimkan barang harus meningkatkan pelayanan tersebut sehingga masyarakat sebagai pengirim akan percaya dan selalu menggunakan jasa pengiriman barang yaitu di PT. Pos Indonesia. DAFTAR PUSTAKA Agus Yudha Hermoko, 2010, Hukum Perjanjian: Asas Proporsionalitas Dalam Kontrak Komersial, Jakarta: Kencana. AZ. Nasution, 2001, Hukum Perlindungan Konsumen Suatu Pengantar, Jakarta: Diadit Media. EMS International, Syarat- Syarat Pengeposan. H.M.N Purwosutjipto, 1986, Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia 3, Hukum Pengangkutan, Jakarta: Djambatan. Handri Raharjo, 2009, Hukum Perjanjian di Indonesia, Yogyakarta: Pustaka Yustisia. Harman, 2005, Sistem Pengangkutan Pos di Wilayah Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka Ilmu. Herlien Budiono, 2008, Kumpulan Tulisan Hukum Perdata dibidang Kenotariatan, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti. J. Satrio, 1993, Hukum Perikatan (Perikatan Pada Umumnya), Bandung: Alumni. J. Wiwoho, 2007, Pengantar Hukum Bisnis, Surakarta: Sebelas Maret University Press. Khottere, 2005, Strategi Pemasaran Jasa, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Lexy J. Moelong,2000, Metodologi Penelitian Kualitatif, Remaja Rosdakarya Offset, Bandung. Lista Kuspriatni, 2005, Aspek Hukum Dalam Ekonomi, Jakarta: Grafity Press. M. Yahya Harahap, 1986, Segi- Segi Hukum Perjanjian, Bandung: Alumni.

22 20 Mariam Darus Badrulzaman, 1980, Aneka Hukum Bisnis, Bandung: Alumni. Mariam Darus Badrulzaman, 2006, KUH PerdataBuku III, Bandung: Alumni. Panduan Praktis Marketing Communications PT. Pos Indonesia. Peter Mahmudi Marzuki, 2003, Penelitian Hukum, Jakarta: Prenada Media. Poerwadarminta, 2000, Kamus Besar bahasa Indonesia, Jakarta, PT. Balai Pustaka. Prakoso Djoko, 1987, Hukum Asuransi Indonesia, Jakarta: PT. Bina Aksara. R. Soeroso, 1999, Perbandingan Hukum Perdata, Jakarta: Sinar Grafika. R. Subekti, 1995, Aneka Perjanjian, Bandung: Intermasa. R. Subekti, Aneka Perjanjian, Bandung: Intermasa. Ricard Nisco, 2004, Sejarah Perjanjian dan Kontrak Dagang, Surabaya: Pustaka Ilmu. Roni Hanintiyo Saputro, 1980, Study Hukum dan masyarakat, Bandung: Alumni. Salim H.S, 2003, Perkembangan Hukum Kontrak Innominaat di Indonesia, Jakarta: Sinar Grafika. Salim H.S, 2009, Hukum Kontrak: Teori dan Teknik Penyusunan Kontrak, Jakarta: Sinar Grafika. Sartjipto Rahrjo, 1980, Hukum dan Masyarakat, bandung: Angkasa. Satjipto Rahrjo, 1983, Hukum dan Perubahan Sosial, bandung: Alumni. Soejono Soekamto, 1988, Pendekatan Sosiologi Hukum, Jakarta: PT. Bina Aksara. Soejono Soekamto, 1994, Beberapa Teori Tentang Masyarakat, Jakarta: Radja Grafindo Perkasa. Soejono Soekamto, 1997, Beberapa Teori Tentang Struktur Masyarakat, Jakarta: Radja Grafindo Perkasa. Soetandyo Wignjosoebroto, Silabus Metode Penelitian Hukum, Program Pascasarjana Universitas Airlangga, Surabaya. Subekti, 1995, Aneka Perjanjian, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti. Subekti, 2002, Hukum Perjanjian, Jakarta: Intermasa. Subekti, 2002, Hukum Perjanjian, Jakarta: Intermasa. Supraba Sekarwati, 2001, Perancangan Kontrak, Bandung: Iblam. Susanto, 2005, Sejarah Pos Indonesia, Malang: Pustaka Ilmu.

23 21 Sutarno, 2003, Aspek- Aspek Hukum Perkreditan Pada Bank, Bandung: Alfa Beta. Tupoksi PT. Pos Indonesia, Jakarta, Wirjono Prodjodikoro, 1964, Hukum Perdata Tentang Persetujuan- Persetujuan Tertentu, Bandung: Sumur. Wirjono Prodjodikoro, 1981, Hukum Perdata Tentang Persetujuan- Persetujuan Tertentu, Bandung: Sumur. Undang- Undang: UU No. 38 Tahun 2009 Tentang Pos UU No. 6 Tahun 1984 Tentang Penyelenggaraan Pos. Internet: Susanto, Peran Pos, Pos Moderen. Pos Indonesia, Nasrulloh, Overmarcht,

BAB I PENDAHULUAN. sarana transportasi merupakan salah satu bagian yang memegang peranan yang

BAB I PENDAHULUAN. sarana transportasi merupakan salah satu bagian yang memegang peranan yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai salah satu Negara yang berkembang dewasa ini dengan letak yang strategis serta kekayaan alam yang ada di dalamnya, membuat perkembangan sarana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kebutuhan yang tidak terbatas bagi para konsumen yang meliputi

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kebutuhan yang tidak terbatas bagi para konsumen yang meliputi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Kesatuan Republik Indonesia memiliki berbagai macam suku, ras, agama, dan budaya. Yang memiliki letak sangat strategis serta kekayaan alam melimpah

Lebih terperinci

TINJAUAN YURIDIS ASURANSI PENGIRIMAN BARANG

TINJAUAN YURIDIS ASURANSI PENGIRIMAN BARANG TINJAUAN YURIDIS ASURANSI PENGIRIMAN BARANG (Studi di PT.Pos Surakarta) NASKAH PUBLIKASI Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-syarat Guna Mencapai Derajat Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas

Lebih terperinci

PERTANGGUNGJAWABAN PT. POS INDONESIA ATAS KLAIM TERHADAP PENGIRIMAN PAKET BARANG DI KANTOR POS KOTA SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI

PERTANGGUNGJAWABAN PT. POS INDONESIA ATAS KLAIM TERHADAP PENGIRIMAN PAKET BARANG DI KANTOR POS KOTA SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI PERTANGGUNGJAWABAN PT. POS INDONESIA ATAS KLAIM TERHADAP PENGIRIMAN PAKET BARANG DI KANTOR POS KOTA SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana

Lebih terperinci

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN PENGGUNA JASA PENGIRIMAN BARANG DALAM HAL KETERLAMBATAN SAMPAINYA BARANG

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN PENGGUNA JASA PENGIRIMAN BARANG DALAM HAL KETERLAMBATAN SAMPAINYA BARANG PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN PENGGUNA JASA PENGIRIMAN BARANG DALAM HAL KETERLAMBATAN SAMPAINYA BARANG Oleh: A.A.A. Nadia Andina Putri Nyoman Mas Ariyani Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hanya satu, yaitu PT. Pos Indonesia (Persero). Menurut Pasal 1 ayat (1) Undang-undang Nomor 38 Tahun 2009 tentang

BAB I PENDAHULUAN. hanya satu, yaitu PT. Pos Indonesia (Persero). Menurut Pasal 1 ayat (1) Undang-undang Nomor 38 Tahun 2009 tentang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jasa pengiriman paket dewasa ini sudah menjadi salah satu kebutuhan hidup. Jasa pengiriman paket dibutuhkan oleh perusahaan, distributor, toko, para wiraswastawan,

Lebih terperinci

PERJANJIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN (Studi Tentang Hubungan Hukum Dalam Perjanjian Di PT. Adira Dinamika. Multi Finance Tbk.

PERJANJIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN (Studi Tentang Hubungan Hukum Dalam Perjanjian Di PT. Adira Dinamika. Multi Finance Tbk. PERJANJIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN (Studi Tentang Hubungan Hukum Dalam Perjanjian Di PT. Adira Dinamika Multi Finance Tbk. Cabang Purwodadi) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. transportasi merupakan salah satu jenis kegiatan pengangkutan. Dalam. membawa atau mengirimkan. Sedangkan pengangkutan dalam kamus

BAB I PENDAHULUAN. transportasi merupakan salah satu jenis kegiatan pengangkutan. Dalam. membawa atau mengirimkan. Sedangkan pengangkutan dalam kamus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada zaman sekarang hampir setiap orang menggunakan alat transportasi untuk mereka bepergian, pada dasarnya penggunaan alat transportasi merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan masyarakat. Perubahan tersebut juga berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan masyarakat. Perubahan tersebut juga berpengaruh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi telah mendorong berbagai perubahan pada setiap aspek kehidupan masyarakat. Perubahan tersebut juga berpengaruh terhadap meningkatnya perdagangan barang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat vital dalam kehidupan masyarakat, hal ini didasari beberapa faktor

BAB I PENDAHULUAN. sangat vital dalam kehidupan masyarakat, hal ini didasari beberapa faktor BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Negara Indonesia merupakan daratan yang terdiri dari beribu-ribu pulau besar dan kecil serta berupa perairan yang terdiri dari sebagian besar laut dan sungai,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketepatan pelayanan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. ketepatan pelayanan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang semakin 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan pembangunan di Indonesia terus mengalami peningkatan ditandai dengan arus globalisasi di segala bidang yang membawa dampak cukup besar terhadap perkembangan

Lebih terperinci

TANGGUNG JAWAB PT. POS INDONESIA (PERSERO) TERHADAP PENGIRIMAN PAKET POS DI SUKOHARJO

TANGGUNG JAWAB PT. POS INDONESIA (PERSERO) TERHADAP PENGIRIMAN PAKET POS DI SUKOHARJO TANGGUNG JAWAB PT. POS INDONESIA (PERSERO) TERHADAP PENGIRIMAN PAKET POS DI SUKOHARJO Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Dan Syarat-syarat Guna Mencapai Derajat Sarjana (S-1) pada Fakultas Hukum

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Abbas Salim, 1985, Dasar-Dasar Asuransi (Principle Of Insurance) Edisi Kedua, Tarsito, Bandung.

DAFTAR PUSTAKA. Abbas Salim, 1985, Dasar-Dasar Asuransi (Principle Of Insurance) Edisi Kedua, Tarsito, Bandung. DAFTAR PUSTAKA A. Buku: Abbas Salim, 1985, Dasar-Dasar Asuransi (Principle Of Insurance) Edisi Kedua, Tarsito, -------------, 2005, Asuransi dan Manajemen Risiko, Raja Grafindo Persada, Abdul Halim Barkatullah,

Lebih terperinci

Dengan adanya pengusaha swasta saja belum dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Hal ini antara lain karena perusahaan swasta hanya melayani jalur-jalur

Dengan adanya pengusaha swasta saja belum dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Hal ini antara lain karena perusahaan swasta hanya melayani jalur-jalur BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Indonesia pembangunan meningkat setiap harinya, masyarakat pun menganggap kebutuhan yang ada baik diri maupun hubungan dengan orang lain tidak dapat dihindarkan.

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN. Perjanjian menurut pasal 1313 KUH Perdata adalah suatu perbuatan dengan

BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN. Perjanjian menurut pasal 1313 KUH Perdata adalah suatu perbuatan dengan BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN A. Perjanjian Dalam istilah perjanjian atau kontrak terkadang masih dipahami secara rancu, banyak pelaku bisnis mencampuradukkan kedua istilah tersebut seolah merupakan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. pengirim. Dimana ekspeditur mengikatkan diri untuk mencarikan pengangkut

II. TINJAUAN PUSTAKA. pengirim. Dimana ekspeditur mengikatkan diri untuk mencarikan pengangkut 1 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Perjanjian Ekspedisi Perjanjian ekspedisi adalah perjanjian timbal balik antara ekspeditur dengan pengirim. Dimana ekspeditur mengikatkan diri untuk mencarikan pengangkut yang

Lebih terperinci

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JAMBI FAKULTAS HUKUM

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JAMBI FAKULTAS HUKUM KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JAMBI FAKULTAS HUKUM TANGGUNG JAWAB PO. CV. SUMBER REZEKI TERHADAP PENGIRIM DALAM PERJANJIAN PENGIRIMAN BARANG DI KOTA JAMBI SKRIPSI Disusun

Lebih terperinci

Lex Privatum, Vol. IV/No. 6/Juli/2016

Lex Privatum, Vol. IV/No. 6/Juli/2016 PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KONSUMEN DALAM PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN INDONESIA (UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999) 1 Oleh: Aristo Yermia Tamboto 2 ABSTRAK Tujuan dilakukannya penelitian

Lebih terperinci

Keywords : protection, Insurance, compensation

Keywords : protection, Insurance, compensation PERLINDUNGAN HUKUM DARI PT ASURANSI KERUGIAN JASARAHARJA PUTERA TERHADAP WISATAWAN YANG MENGALAMI KECELAKAAN DI BALI Oleh : A.A Sg Istri Cahya Sri Widari I Ketut Markeling I Made Dedy Priyanto Bagian Hukum

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Abbas Salim, Asuransi & Manajemen Risiko, Rajawali Pers, dan Perkembangan Pemikiran, Nusa Media, Bandung, 2008,

DAFTAR PUSTAKA. Abbas Salim, Asuransi & Manajemen Risiko, Rajawali Pers, dan Perkembangan Pemikiran, Nusa Media, Bandung, 2008, DAFTAR PUSTAKA A. Buku Referensi Abbas Salim, Asuransi & Manajemen Risiko, Rajawali Pers, 2007 Abdul Halim Barkatulah, Hukum Perlindungan Konsumen (Kajian Teoretis dan Perkembangan Pemikiran, Nusa Media,

Lebih terperinci

PENGATURAN PRINSIP TANGGUNG JAWAB KARENA KESALAHAN APABILA TERJADI EVENEMENT PADA PENGANGKUTAN DARAT

PENGATURAN PRINSIP TANGGUNG JAWAB KARENA KESALAHAN APABILA TERJADI EVENEMENT PADA PENGANGKUTAN DARAT PENGATURAN PRINSIP TANGGUNG JAWAB KARENA KESALAHAN APABILA TERJADI EVENEMENT PADA PENGANGKUTAN DARAT Oleh I Made Bagus Suardana Made Maharta Yasa Bagian Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. berlaku pada manusia tetapi juga pada benda atau barang. Perpindahan barang

I. PENDAHULUAN. berlaku pada manusia tetapi juga pada benda atau barang. Perpindahan barang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dunia saat ini ditandai dengan arus globalisasi di segala bidang yang membawa dampak cukup pesat bagi perkembangan perekonomian Indonesia. Salah satu kebutuhan

Lebih terperinci

PERAN ASURANSI KEPADA PERUSAHAAN PENGANGKUTAN BARANG MELALUI DARAT YANG MENGALAMI KERUSAKAN ATAU KEHILANGAN BARANG

PERAN ASURANSI KEPADA PERUSAHAAN PENGANGKUTAN BARANG MELALUI DARAT YANG MENGALAMI KERUSAKAN ATAU KEHILANGAN BARANG PERAN ASURANSI KEPADA PERUSAHAAN PENGANGKUTAN BARANG MELALUI DARAT YANG MENGALAMI KERUSAKAN ATAU KEHILANGAN BARANG Oleh: Gusti Ayu Putu Damayanti I Gusti Ayu Agung Ari Krisnawati Bagian Hukum Bisnis Fakultas

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PERJANJIAN ANTARA AGEN DENGAN PEMILIK PRODUK UNTUK DI PASARKAN KEPADA MASYARAKAT. Deny Slamet Pribadi

PELAKSANAAN PERJANJIAN ANTARA AGEN DENGAN PEMILIK PRODUK UNTUK DI PASARKAN KEPADA MASYARAKAT. Deny Slamet Pribadi 142 PELAKSANAAN PERJANJIAN ANTARA AGEN DENGAN PEMILIK PRODUK UNTUK DI PASARKAN KEPADA MASYARAKAT Deny Slamet Pribadi Dosen Fakultas Hukum Universitas Mulawarman Samarinda ABSTRAK Dalam perjanjian keagenan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI KLAUSULA EKSONERASI DALAM PERJANJIAN BAKU DAN KONSUMEN: Studi Tentang Perlindungan Hukum dalam Perjanjian Penitipan Barang

NASKAH PUBLIKASI KLAUSULA EKSONERASI DALAM PERJANJIAN BAKU DAN KONSUMEN: Studi Tentang Perlindungan Hukum dalam Perjanjian Penitipan Barang NASKAH PUBLIKASI KLAUSULA EKSONERASI DALAM PERJANJIAN BAKU DAN KONSUMEN: Studi Tentang Perlindungan Hukum dalam Perjanjian Penitipan Barang di Terminal Tirtonadi Surakarta Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Abdoel Djamali, 2009, Pengantar Hukum Indonesia, Raja Grafindo Persada, Jakarta.

DAFTAR PUSTAKA. Abdoel Djamali, 2009, Pengantar Hukum Indonesia, Raja Grafindo Persada, Jakarta. DAFTAR PUSTAKA A. Buku-buku Abdoel Djamali, 2009, Pengantar Hukum Indonesia, Raja Grafindo Persada, Abdulkadir Muhammad, 1982, Hukum Perikatan, Alumni, Achmad Iksan, 1969, Hukum Perdata IB, Pembimbing

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Ali, Moch Chidin, dkk Pengertian Pengertian Elementer Hukum Perjanjian Perdata. Bandung: Mandar Maju.

DAFTAR PUSTAKA. Ali, Moch Chidin, dkk Pengertian Pengertian Elementer Hukum Perjanjian Perdata. Bandung: Mandar Maju. DAFTAR PUSTAKA Ali, Moch Chidin, dkk. 1993. Pengertian Pengertian Elementer Hukum Perjanjian Perdata. Bandung: Mandar Maju. Badrulzaman, Mariam Darus. 1980. Aneka Hukum Bisnis. Bandung : Alumni.. 1987.

Lebih terperinci

LEMBAGA JAMINAN FIDUSIA DALAM PERJANJIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN

LEMBAGA JAMINAN FIDUSIA DALAM PERJANJIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN LEMBAGA JAMINAN FIDUSIA DALAM PERJANJIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN ST., S.H.,M.H Universitas Islam Negeri Alauddin (UIN) Makassar Abstract Vehicle financing agreement was made as the embodiment of the financing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kalangan individu maupun badan usaha. Dalam dunia usaha dikenal adanya

BAB I PENDAHULUAN. kalangan individu maupun badan usaha. Dalam dunia usaha dikenal adanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah Negara hukum, dimana Negara hukum memiliki prinsip menjamin kepastian, ketertiban dan perlindungan hukum yang berintikan kepada kebenaran dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendesak para pelaku ekonomi untuk semakin sadar akan pentingnya

BAB I PENDAHULUAN. mendesak para pelaku ekonomi untuk semakin sadar akan pentingnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini, globalisasi ekonomi guna mencapai kesejahteraan rakyat berkembang semakin pesat melalui berbagai sektor perdangangan barang dan jasa. Seiring dengan semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimulai dari suatu badan dengan nama Pos en Telegraafdients yang

BAB I PENDAHULUAN. dimulai dari suatu badan dengan nama Pos en Telegraafdients yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberadaan PT. Pos Indonesia tidak dapat dapat dipisahkan dari sejarah pos dan telekomunikasi secara nasional. Perusahaan tersebut dimulai dari suatu badan

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. A, Kohar, 1984, Notarial Berkomunikasi,Alumni, Bandung

DAFTAR PUSTAKA. A, Kohar, 1984, Notarial Berkomunikasi,Alumni, Bandung 1 DAFTAR PUSTAKA A. Daftar Buku A, Kohar, 1984, Notarial Berkomunikasi,Alumni, Adjie, Habib, 2011, Kebatalan dan Pembatalan Akta Notaris, Refika Aditama, Adonara, Firman Floranta, 2014, Aspek-aspek Hukum

Lebih terperinci

BAB II PERJANJIAN JUAL BELI MENURUT KUHPERDATA. antara dua orang atau lebih. Perjanjian ini menimbulkan sebuah kewajiban untuk

BAB II PERJANJIAN JUAL BELI MENURUT KUHPERDATA. antara dua orang atau lebih. Perjanjian ini menimbulkan sebuah kewajiban untuk BAB II PERJANJIAN JUAL BELI MENURUT KUHPERDATA A. Pengertian Perjanjian Jual Beli Menurut Black s Law Dictionary, perjanjian adalah suatu persetujuan antara dua orang atau lebih. Perjanjian ini menimbulkan

Lebih terperinci

PERTANGGUNGJAWABAN PT. POS INDONESIA ATAS KLAIM TERHADAP PENGIRIMAN PAKET BARANG DI KANTOR POS KOTA SURAKARTA SKRIPSI.

PERTANGGUNGJAWABAN PT. POS INDONESIA ATAS KLAIM TERHADAP PENGIRIMAN PAKET BARANG DI KANTOR POS KOTA SURAKARTA SKRIPSI. PERTANGGUNGJAWABAN PT. POS INDONESIA ATAS KLAIM TERHADAP PENGIRIMAN PAKET BARANG DI KANTOR POS KOTA SURAKARTA SKRIPSI Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Syarat-syarat Guna Mencapai Derajat

Lebih terperinci

BAB II PERJANJIAN JUAL BELI. undang-undang telah memberikan nama tersendiri dan memberikan

BAB II PERJANJIAN JUAL BELI. undang-undang telah memberikan nama tersendiri dan memberikan A. Pengertian Perjanjian Jual Beli BAB II PERJANJIAN JUAL BELI Jual beli termasuk dalam kelompok perjanjian bernama, artinya undang-undang telah memberikan nama tersendiri dan memberikan pengaturan secara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN. tertulis atau dengan lisan yang dibuat oleh dua pihak atau lebih, masing-masing

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN. tertulis atau dengan lisan yang dibuat oleh dua pihak atau lebih, masing-masing BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN A. Pengertian Perjanjian Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, perjanjian adalah persetujuan tertulis atau dengan lisan yang dibuat oleh dua pihak atau lebih, masing-masing

Lebih terperinci

AKIBAT HUKUM TERHADAP DEBITUR ATAS TERJADINYA FORCE MAJEURE (KEADAAN MEMAKSA)

AKIBAT HUKUM TERHADAP DEBITUR ATAS TERJADINYA FORCE MAJEURE (KEADAAN MEMAKSA) AKIBAT HUKUM TERHADAP DEBITUR ATAS TERJADINYA FORCE MAJEURE (KEADAAN MEMAKSA) Oleh Putu Parama Adhi Wibawa I Ketut Artadi Bagian Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana Abstract Engagement is a

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional merupakan pembangunan yang meliputi berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional merupakan pembangunan yang meliputi berbagai aspek BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan Nasional merupakan pembangunan yang meliputi berbagai aspek dalam kehidupan di dalam masyarakat. Pembangunan ekonomi sebagai bagian dari pembangunan

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Apeldoorn, Van, 1999.Pengantar Ilmu Hukum. Cet.XXVII, Pradnya Paramita, Jakarta.

DAFTAR PUSTAKA. Apeldoorn, Van, 1999.Pengantar Ilmu Hukum. Cet.XXVII, Pradnya Paramita, Jakarta. DAFTAR PUSTAKA A. BUKU Apeldoorn, Van, 1999.Pengantar Ilmu Hukum. Cet.XXVII, Pradnya Paramita, Badrulzaman, Mariam Darus, 1980, Perjanjian Baku (standar), perkembangannya di Indonesia, Medan: Universitas

Lebih terperinci

SUATU TINJAUAN HUKUM TERHADAP RETUR PENJUALAN DALAM ASPEK-ASPEK HUKUM PERJANJIAN JUAL BELI

SUATU TINJAUAN HUKUM TERHADAP RETUR PENJUALAN DALAM ASPEK-ASPEK HUKUM PERJANJIAN JUAL BELI SUATU TINJAUAN HUKUM TERHADAP RETUR PENJUALAN DALAM ASPEK-ASPEK HUKUM PERJANJIAN JUAL BELI Oleh Fery Bernando Sebayang I Nyoman Wita Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACT Sales Returns

Lebih terperinci

WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN PERJANJIAN KONSINYASI MINUMAN BERARKOHOL GOLONGAN C DI AJ SHOP SANUR

WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN PERJANJIAN KONSINYASI MINUMAN BERARKOHOL GOLONGAN C DI AJ SHOP SANUR WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN PERJANJIAN KONSINYASI MINUMAN BERARKOHOL GOLONGAN C DI AJ SHOP SANUR Oleh : I Komang Riandika Febi Pranatha I Made Budi Arsika Bagian Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. dan Perkembangan Pemikiran, Nusa Media, Bandung, Abdulkadir Muhammad., Hukum Perikatan, Alumni, Bandung, 2002.

DAFTAR PUSTAKA. dan Perkembangan Pemikiran, Nusa Media, Bandung, Abdulkadir Muhammad., Hukum Perikatan, Alumni, Bandung, 2002. DAFTAR PUSTAKA A. BUKU Abdul Halim Barkatulah, Hukum Perlindungan Konsumen (Kajian Teoretis dan Perkembangan Pemikiran, Nusa Media, Bandung, 2008. Abdulkadir Muhammad., Hukum Perikatan, Alumni, Bandung,

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. A. Buku-Buku:

DAFTAR PUSTAKA. A. Buku-Buku: DAFTAR PUSTAKA A. Buku-Buku: Badan Pembinaan Hukum Nasional (BPHN), Simposium Hukum Perdata Nasional, Kerjasama Badan Pembinaan Hukum Nasional (BPHN) Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta,

Lebih terperinci

Lex Privatum, Vol. III/No. 4/Okt/2015

Lex Privatum, Vol. III/No. 4/Okt/2015 PEMBERLAKUAN ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK MENURUT HUKUM PERDATA TERHADAP PELAKSANAANNYA DALAM PRAKTEK 1 Oleh : Suryono Suwikromo 2 A. Latar Belakang Didalam kehidupan sehari-hari, setiap manusia akan selalu

Lebih terperinci

HUKUM PENGANGKUTAN LAUT DI INDONESIA

HUKUM PENGANGKUTAN LAUT DI INDONESIA HUKUM PENGANGKUTAN LAUT DI INDONESIA Pengangkutan Transportasi yang semakin maju dan lancarnya pengangkutan, sudah pasti akan menunjang pelaksanaan pembangunan yaitu berupa penyebaran kebutuhan pembangunan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN DAN PENGATURAN MENURUT KUH PERDATA. A. Pengertian Perjanjian dan Asas Asas dalam Perjanjian

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN DAN PENGATURAN MENURUT KUH PERDATA. A. Pengertian Perjanjian dan Asas Asas dalam Perjanjian BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN DAN PENGATURAN MENURUT KUH PERDATA A. Pengertian Perjanjian dan Asas Asas dalam Perjanjian 1. Pengertian Perjanjian Pasal 1313 KUH Perdata menyatakan Suatu perjanjian

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Buku. Hernoko, Yudha, Agus, Hukum Perjanjian Asas Proporsionallitas Dalam Kontrak Komersil, Kencana, Jakarta, 2010.

DAFTAR PUSTAKA. Buku. Hernoko, Yudha, Agus, Hukum Perjanjian Asas Proporsionallitas Dalam Kontrak Komersil, Kencana, Jakarta, 2010. DAFTAR PUSTAKA Buku Abdurrahman, Aneka Masalah Hukum dalam pembangunan di Indonesia, Tarsito, Bandung, 1979 Adolf, Huala, Hukum Perdagangan Internasional, PT Raja Grafindo, Jakarta, 2006. Adjie Habib,

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PERJANJIAN BAKU DALAM PERJANJIAN PENGANGKUTAN BARANG MELALUI PERUSAHAAN ANGKUTAN DARAT PADA PT ARVIERA DENPASAR

PELAKSANAAN PERJANJIAN BAKU DALAM PERJANJIAN PENGANGKUTAN BARANG MELALUI PERUSAHAAN ANGKUTAN DARAT PADA PT ARVIERA DENPASAR PELAKSANAAN PERJANJIAN BAKU DALAM PERJANJIAN PENGANGKUTAN BARANG MELALUI PERUSAHAAN ANGKUTAN DARAT PADA PT ARVIERA DENPASAR Oleh: I Gusti Agung Lina Verawati Ngakan Ketut Dunia A.A Ketut Sukranatha Bagian

Lebih terperinci

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan analisis hukum terhadap perjanjian kredit yang dibakukan

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan analisis hukum terhadap perjanjian kredit yang dibakukan BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan analisis hukum terhadap perjanjian kredit yang dibakukan oleh Bank Panin Cabang Gejayan masih menggunakan klausula baku dalam penetapan dan perhitungan dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS. A. Syarat-syarat dan Prosedur Pengiriman Barang di Aditama Surya

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS. A. Syarat-syarat dan Prosedur Pengiriman Barang di Aditama Surya BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS A. Syarat-syarat dan Prosedur Pengiriman Barang di Aditama Surya Express 1. Syarat Sahnya Perjanjian Pengiriman Barang di Aditama Surya Express Perjanjian dapat dikatakan

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PERJANJIAN PENERBITAN CREDIT CARD PADA BANK RAKYAT INDONESIA CABANG SUKOHARJO

PELAKSANAAN PERJANJIAN PENERBITAN CREDIT CARD PADA BANK RAKYAT INDONESIA CABANG SUKOHARJO PELAKSANAAN PERJANJIAN PENERBITAN CREDIT CARD PADA BANK RAKYAT INDONESIA CABANG SUKOHARJO SKRIPSI Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Pada Fakultas Hukum

Lebih terperinci

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP WANPRESTASI YANG DILAKUKAN DEBITOR DALAM PERJANJIAN PEMBIAYAAN SEPEDA MOTOR ARTIKEL. Diajukan Oleh : DODY PEBRI CAHYONO

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP WANPRESTASI YANG DILAKUKAN DEBITOR DALAM PERJANJIAN PEMBIAYAAN SEPEDA MOTOR ARTIKEL. Diajukan Oleh : DODY PEBRI CAHYONO TINJAUAN YURIDIS TERHADAP WANPRESTASI YANG DILAKUKAN DEBITOR DALAM PERJANJIAN PEMBIAYAAN SEPEDA MOTOR ARTIKEL Diajukan Oleh : DODY PEBRI CAHYONO 1 1 1 0 0 0 4 2 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SLAMET RIYADI

Lebih terperinci

BAB II PERJANJIAN PADA UMUMNYA. satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih. 11

BAB II PERJANJIAN PADA UMUMNYA. satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih. 11 BAB II PERJANJIAN PADA UMUMNYA A. Pengertian Perjanjian Dalam Pasal 1313 KUH Perdata bahwa perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelancaran arus lalu lintas penduduk dari dan kesuatu daerah tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. kelancaran arus lalu lintas penduduk dari dan kesuatu daerah tertentu. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Republik Indonesia dikenal sebagai negara kepulauan karena wilayahnya meliputi ribuan pulau. Kondisi geografis wilayah nusantara tersebut menunjukkan

Lebih terperinci

BAB II PERJANJIAN PADA UMUMNYA. Dari ketentuan pasal di atas, pembentuk Undang-undang tidak menggunakan

BAB II PERJANJIAN PADA UMUMNYA. Dari ketentuan pasal di atas, pembentuk Undang-undang tidak menggunakan BAB II PERJANJIAN PADA UMUMNYA A. Pengertian Perjanjian Dalam Pasal 1313 KUH Perdata bahwa perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain

Lebih terperinci

Undang-Undang Merek, dan Undang-Undang Paten. Namun, pada tahun waralaba diatur dengan perangkat hukum tersendiri yaitu Peraturan

Undang-Undang Merek, dan Undang-Undang Paten. Namun, pada tahun waralaba diatur dengan perangkat hukum tersendiri yaitu Peraturan KEDUDUKAN TIDAK SEIMBANG PADA PERJANJIAN WARALABA BERKAITAN DENGAN PEMENUHAN KONDISI WANPRESTASI Etty Septiana R 1, Etty Susilowati 2. ABSTRAK Perjanjian waralaba merupakan perjanjian tertulis antara para

Lebih terperinci

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan dari hasil penelitian yang diperoleh, dapat disimpulkan

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan dari hasil penelitian yang diperoleh, dapat disimpulkan BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan dari hasil penelitian yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa upaya hukum perusahaan rental mobil akibat wanprestasi yang dilakukan penyewa di Kabupaten Sleman

Lebih terperinci

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN EVITA KARINA PUTRI JATUHNYA PESAWAT AIR ASIA DENGAN NOMOR PENERBANGAN QZ8501

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN EVITA KARINA PUTRI JATUHNYA PESAWAT AIR ASIA DENGAN NOMOR PENERBANGAN QZ8501 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang terletak di Asia Tenggara. Melintang di khatulistiwa antara benua Asia dan Australia serta antara Samudera

Lebih terperinci

AKIBAT HUKUM WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN BAKU. Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRAK

AKIBAT HUKUM WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN BAKU. Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRAK AKIBAT HUKUM WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN BAKU Oleh : I Made Aditia Warmadewa I Made Udiana Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRAK Tulisan ini berjudul akibat hukum wanprestasi dalam perjanjian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimaksudkan kesejahteraan masyarakat Indonesia, sehingga pemerintah. dan prasarana bagi masyarakat seperti jalan raya.

BAB I PENDAHULUAN. dimaksudkan kesejahteraan masyarakat Indonesia, sehingga pemerintah. dan prasarana bagi masyarakat seperti jalan raya. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu tujuan nasional negara kesatuan Republik Indonesia terdapat dalam pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alenia ke 4 yaitu untuk memajukan kesejahteraan umum.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, baik itu lembaga di bidang ekonomi, sosial, budaya, teknologi

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, baik itu lembaga di bidang ekonomi, sosial, budaya, teknologi 1 BAB I PENDAHULUAN Perkembangan masyarakat terlihat pada lembaga yang ada pada masyarakat, baik itu lembaga di bidang ekonomi, sosial, budaya, teknologi maupun hukum. Untuk meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJASAMA PENJUALAN SEPEDA MOTOR BEKAS ANTARA PT. FEDERAL INTERNATIONAL FINANCE CABANG MUARA BUNGO DENGAN DEALER OEDAY MOTOR

PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJASAMA PENJUALAN SEPEDA MOTOR BEKAS ANTARA PT. FEDERAL INTERNATIONAL FINANCE CABANG MUARA BUNGO DENGAN DEALER OEDAY MOTOR No. Alumni Universitas: HADITYA SANJAYA No. Alumni Fakultas: (a) Tempat/Tgl.Lahir: Solok/ 7 Januari 1990 (f) Tanggal Lulus: 4 Mei 2011 (b) Nama Orang Tua: Basri Tasmin dan Surmiati Latin (g) Predikat Lulus:

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN. Istilah perjanjian secara etimologi berasal dari bahasa latin testamentum,

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN. Istilah perjanjian secara etimologi berasal dari bahasa latin testamentum, 19 BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN 2.1 Perjanjian Pembiayaan Konsumen 2.1.1 Pengertian Perjanjian Pembiayaan konsumen Istilah perjanjian secara etimologi berasal dari bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia di dalam kehidupannya mempunyai bermacam-macam kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia di dalam kehidupannya mempunyai bermacam-macam kebutuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia di dalam kehidupannya mempunyai bermacam-macam kebutuhan dalam hidupnya. Kebutuhan itu berfungsi untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Oleh karena itu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN PENGANGKUTAN. Menurut R. Djatmiko Pengangkutan berasal dari kata angkut yang berarti

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN PENGANGKUTAN. Menurut R. Djatmiko Pengangkutan berasal dari kata angkut yang berarti 17 BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN PENGANGKUTAN 2.1 Pengertian Perjanjian Pengangkutan Istilah pengangkutan belum didefinisikan dalam peraturan perundangundangan, namun banyak sarjana yang mengemukakan

Lebih terperinci

KONTRAK SEBAGAI KERANGKA DASAR DALAM KEGIATAN BISNIS DI INDONESIA

KONTRAK SEBAGAI KERANGKA DASAR DALAM KEGIATAN BISNIS DI INDONESIA KONTRAK SEBAGAI KERANGKA DASAR DALAM KEGIATAN BISNIS DI INDONESIA Oleh Anak Agung Ayu Pradnyani Marwanto Hukum Keperdataan Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACT In business activities in Indonesia,

Lebih terperinci

PENGATURAN KEWENANGAN PEMBUATAN SURAT KUASA MEMBEBANKAN HAK TANGGUNGAN (SKMHT) LINGGA CITRA HERAWAN NRP :

PENGATURAN KEWENANGAN PEMBUATAN SURAT KUASA MEMBEBANKAN HAK TANGGUNGAN (SKMHT) LINGGA CITRA HERAWAN NRP : PENGATURAN KEWENANGAN PEMBUATAN SURAT KUASA MEMBEBANKAN HAK TANGGUNGAN (SKMHT) LINGGA CITRA HERAWAN NRP : 91130919 Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Surabaya linggaherawan@gmail.com

Lebih terperinci

KONTRAK KERJA KONSTRUKSI

KONTRAK KERJA KONSTRUKSI KONTRAK KERJA KONSTRUKSI Suatu Tinjauan Sistematik Hukum dalam Perjanjian Pekerjaan Rehabilitasi Jembatan TUGU antara Balai Pelaksana Teknis Bina Marga Wilayah Sragen dengan CV. Cakra Kembang S K R I P

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kerangka Teori

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kerangka Teori BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teori 1. Tinjauan Umum Tentang Perjanjian a. Pengertian Umum Perjanjian Perjanjian merupakan sumber terpenting yang melahirkan perikatan. Perikatan yang berasal dari

Lebih terperinci

BAB II PERJANJIAN DAN WANPRESTASI SECARA UMUM

BAB II PERJANJIAN DAN WANPRESTASI SECARA UMUM BAB II PERJANJIAN DAN WANPRESTASI SECARA UMUM A. Segi-segi Hukum Perjanjian Mengenai ketentuan-ketentuan yang mengatur perjanjian pada umumnya terdapat dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata pada Buku

Lebih terperinci

KEKUATAN HUKUM DARI SEBUAH AKTA DI BAWAH TANGAN

KEKUATAN HUKUM DARI SEBUAH AKTA DI BAWAH TANGAN KEKUATAN HUKUM DARI SEBUAH AKTA DI BAWAH TANGAN Oleh : Avina Rismadewi Anak Agung Sri Utari Bagian Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACT Many contracts are in writing so as to make it

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia. Harus diakui bahwa globalisasi merupakan gejala yang dampaknya

I. PENDAHULUAN. Indonesia. Harus diakui bahwa globalisasi merupakan gejala yang dampaknya 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dunia dewasa ini ditandai dengan arus globalisasi di segala bidang yang membawa dampak cukup besar bagi perkembangan perekonomian Indonesia. Harus diakui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan manusia, pengangkutan memiliki peranan yang sangat penting. Demikian juga halnya dalam dunia perdagangan, bahkan pengangkutan memegang peranan yang mutlak,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. KUHPerdata Buku II mengenal adanya hak kebendaan yang bersifat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. KUHPerdata Buku II mengenal adanya hak kebendaan yang bersifat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang KUHPerdata Buku II mengenal adanya hak kebendaan yang bersifat memberikan jaminan. Untuk benda jaminan yang berupa benda bergerak, maka hak kebendaan tersebut adalah

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. A. Buku. Abdul Kadir, Muhammad, Perjanjian Baku dalam Praktek Perusahaan Perdagangan, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1992.

DAFTAR PUSTAKA. A. Buku. Abdul Kadir, Muhammad, Perjanjian Baku dalam Praktek Perusahaan Perdagangan, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1992. DAFTAR PUSTAKA A. Buku Abdul Kadir, Muhammad, Perjanjian Baku dalam Praktek Perusahaan Perdagangan, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1992. Ashofa, Burhan, Metode Penelitian Hukum, Cetakan Ke II, Rineka Cipta,

Lebih terperinci

PERANAN POLIS ASURANSI JIWA DALAM PENUNTUTAN KLAIM (STUDI PADA PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE DENPASAR)

PERANAN POLIS ASURANSI JIWA DALAM PENUNTUTAN KLAIM (STUDI PADA PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE DENPASAR) PERANAN POLIS ASURANSI JIWA DALAM PENUNTUTAN KLAIM (STUDI PADA PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE DENPASAR) Oleh Anak Agung Gede Agung Ngakan Ketut Dunia I Ketut Markeling Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan eksistensinya di dunia. Naluri self preservasi selalu. mengatasi bahaya-bahaya yang dapat mengancam eksistensinya.

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan eksistensinya di dunia. Naluri self preservasi selalu. mengatasi bahaya-bahaya yang dapat mengancam eksistensinya. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia memiliki naluri self preservasi yaitu naluri untuk mempertahankan eksistensinya di dunia. Naluri self preservasi selalu berhadapan dengan berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak mungkin ada kehidupan bersama-sama. Interaksi sosial ini berguna

BAB I PENDAHULUAN. tidak mungkin ada kehidupan bersama-sama. Interaksi sosial ini berguna BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan bermasyarakat, dibutuhkan suatu sarana yang dapat dipergunakan sebagai perwujudan terjadinya interaksi sosial. Interaksi sosial adalah inti dari semua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang bisa memiliki mobil sebagai barang milik pribadi. Rental mobil (persewaan mobil) yang dapat membantu seseorang yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. orang bisa memiliki mobil sebagai barang milik pribadi. Rental mobil (persewaan mobil) yang dapat membantu seseorang yang tidak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mobil adalah suatu kendaraan roda empat yang digerakkan dengan tenaga mesin dengan bahan bakar bensin atau solar yang mempunyai bentuk tertentu. Mobil termasuk barang

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Abdulkadir, Muhammad. Hukum Perikatan. Bandung: PT. Citra Adhitya Bakti, 1992

DAFTAR PUSTAKA. Abdulkadir, Muhammad. Hukum Perikatan. Bandung: PT. Citra Adhitya Bakti, 1992 DAFTAR PUSTAKA Al-Quran Abdulkadir, Muhammad. Hukum Perikatan. Bandung: PT. Citra Adhitya Bakti, 1992 Abdullah, Muhammad Amin dkk. Metodologi Penelitian Agama Pendekatan Multidisipliner. Yogyakarta: Lembaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya sendiri tanpa bantuan dari orang lain. Dalam memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya sendiri tanpa bantuan dari orang lain. Dalam memenuhi kebutuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri tanpa bantuan dari orang lain. Dalam memenuhi kebutuhan hidupnya salah

Lebih terperinci

TANGGUNG JAWAB DEBITUR TERHADAP MUSNAHNYA OBJEK JAMINAN FIDUSIA DALAM PERJANJIAN KREDIT. Oleh : Ida Bagus Gde Surya Pradnyana I Nengah Suharta

TANGGUNG JAWAB DEBITUR TERHADAP MUSNAHNYA OBJEK JAMINAN FIDUSIA DALAM PERJANJIAN KREDIT. Oleh : Ida Bagus Gde Surya Pradnyana I Nengah Suharta TANGGUNG JAWAB DEBITUR TERHADAP MUSNAHNYA OBJEK JAMINAN FIDUSIA DALAM PERJANJIAN KREDIT Oleh : Ida Bagus Gde Surya Pradnyana I Nengah Suharta Hukum Bisnis, Fakultas Hukum Program Ekstensi Universitas Udayana

Lebih terperinci

ALAT BUKTI ASURANSI AKIBAT HILANGNYA POLIS DALAM PERJANJIAN ASURANSI

ALAT BUKTI ASURANSI AKIBAT HILANGNYA POLIS DALAM PERJANJIAN ASURANSI ALAT BUKTI ASURANSI AKIBAT HILANGNYA POLIS DALAM PERJANJIAN ASURANSI (Studi Di PT. Asuransi Jiwasraya (Persero) Malang Regional Office) Disusun Oleh: DEWI KRESNANINGSIH 00400345 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN TEORITIS TENTANG PERJANJIAN

BAB III TINJAUAN TEORITIS TENTANG PERJANJIAN BAB III TINJAUAN TEORITIS TENTANG PERJANJIAN A. Pengertian Perjanjian Dalam Pasal 1313 KUH Perdata, bahwa suatu persetujuan adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya

Lebih terperinci

SYARAT SUBJEKTIF SAHNYA PERJANJIAN MENURUT KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA (KUH PERDATA) DIKAITKAN DENGAN PERJANJIAN E-COMMERCE

SYARAT SUBJEKTIF SAHNYA PERJANJIAN MENURUT KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA (KUH PERDATA) DIKAITKAN DENGAN PERJANJIAN E-COMMERCE SYARAT SUBJEKTIF SAHNYA PERJANJIAN MENURUT KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA (KUH PERDATA) DIKAITKAN DENGAN PERJANJIAN E-COMMERCE Oleh Shinta Vinayanti Bumi Anak Agung Sri Indrawati Hukum Bisnis Fakultas

Lebih terperinci

BAB III PENUTUP. perjanjian konsinyasi dalam penjualan anjing ras di Pet Gallery Sagan

BAB III PENUTUP. perjanjian konsinyasi dalam penjualan anjing ras di Pet Gallery Sagan BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, baik penelitian kepustakaan maupun penelitian di lapangan, berkaitan dengan pelaksanaan perjanjian konsinyasi dalam penjualan

Lebih terperinci

TANGGUNG JAWAB HUKUM TERHADAP SEWA MENYEWA ALAT MUSIK DAN SOUND SYSTEM DI KOTA SURAKARTA

TANGGUNG JAWAB HUKUM TERHADAP SEWA MENYEWA ALAT MUSIK DAN SOUND SYSTEM DI KOTA SURAKARTA TANGGUNG JAWAB HUKUM TERHADAP SEWA MENYEWA ALAT MUSIK DAN SOUND SYSTEM DI KOTA SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Dan Diajukan untuk melengkapi Tugas Tugas Dan Syarat Syarat Guna Mencapai Derajat Sarjana

Lebih terperinci

TESIS KEKUATAN MENGIKAT KONTRAK BAKU DALAM TRANSAKSI JUAL BELI TENAGA LISTRIK ANTARA PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA (PERSERO) DENGAN PELANGGAN

TESIS KEKUATAN MENGIKAT KONTRAK BAKU DALAM TRANSAKSI JUAL BELI TENAGA LISTRIK ANTARA PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA (PERSERO) DENGAN PELANGGAN TESIS KEKUATAN MENGIKAT KONTRAK BAKU DALAM TRANSAKSI JUAL BELI TENAGA LISTRIK ANTARA PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA (PERSERO) DENGAN PELANGGAN Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Magister

Lebih terperinci

AKIBAT HUKUM TERHADAP PARA PIHAK DALAM PERJANJIAN APABILA TERJADI PEMBATALAN PERJANJIAN

AKIBAT HUKUM TERHADAP PARA PIHAK DALAM PERJANJIAN APABILA TERJADI PEMBATALAN PERJANJIAN AKIBAT HUKUM TERHADAP PARA PIHAK DALAM PERJANJIAN APABILA TERJADI PEMBATALAN PERJANJIAN Oleh: Yulia Dewitasari Putu Tuni Cakabawa L. Bagian Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACT This

Lebih terperinci

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JAMBI FAKULTAS HUKUM

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JAMBI FAKULTAS HUKUM KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JAMBI FAKULTAS HUKUM TANGGUNG JAWAB CV. PO. AYU TRANSPORT SUNGAI PENUH-JAMBITERHADAP PENUMPANG SKRIPSI DisusunSebagai Salah SatuSyaratUntukMemperoleh

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Kualifikasi pulsa telepon seluler sebagai obyek hukum adalah: sebagai suatu obyek hubungan hukum.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Kualifikasi pulsa telepon seluler sebagai obyek hukum adalah: sebagai suatu obyek hubungan hukum. 78 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Kualifikasi pulsa telepon seluler sebagai obyek hukum adalah: a. Bahwa pulsa telepon

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN UMUM KONTRAK DAN PERJANJIAN. Perjanjian, adapun yang dimaksud dengan perikatan oleh buku III KUH

BAB III TINJAUAN UMUM KONTRAK DAN PERJANJIAN. Perjanjian, adapun yang dimaksud dengan perikatan oleh buku III KUH BAB III TINJAUAN UMUM KONTRAK DAN PERJANJIAN A. Pengertian Kontrak atau Perjanjian Buku III KUH Perdata berjudul perihal perikatan perkataan perikatan (verbintenis) mempunyai arti yang lebih luas dari

Lebih terperinci

BAB III FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KERUGIAN BAGI PENGGUNA JASA POS EXPRESS DI PT. POS INDONESIA (PERSERO) MEDAN

BAB III FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KERUGIAN BAGI PENGGUNA JASA POS EXPRESS DI PT. POS INDONESIA (PERSERO) MEDAN BAB III FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KERUGIAN BAGI PENGGUNA JASA POS EXPRESS DI PT. POS INDONESIA (PERSERO) MEDAN D. Pengertian Kerugian Penggunaan jasa Pos Express sebagai layanan pengiriman barang disatu pihak

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Amiruddin dan Zainal Asikin, 2004, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Rajawali Press, Jakarta

DAFTAR PUSTAKA. Amiruddin dan Zainal Asikin, 2004, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Rajawali Press, Jakarta DAFTAR PUSTAKA A. Buku Ahmad Miru dan Sutarman Yodo, 2004, Hukum Perlindungan Konsumen, RajaGrafindo Persada, Jakarta Ahmad Ali dan Djohari Santoso, 1989, Hukum Perjanjian Indonesia, Perpustakaan Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mobilitas masyarakat yang semakin tinggi di era globalisasi sekarang ini. mengakibatkan kerugian pada konsumen.

BAB I PENDAHULUAN. mobilitas masyarakat yang semakin tinggi di era globalisasi sekarang ini. mengakibatkan kerugian pada konsumen. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dari perekonomian yang modern dapat dilihat dari kebutuhan hidup manusia yang semakin meningkat. Salah satu kebutuhan itu adalah tentang kebutuhan akan

Lebih terperinci

PENGANGKUTAN ORANG (Studi tentang perlindungan hukum terhadap barang bawaan penumpang di PO. Rosalia Indah)

PENGANGKUTAN ORANG (Studi tentang perlindungan hukum terhadap barang bawaan penumpang di PO. Rosalia Indah) PENGANGKUTAN ORANG (Studi tentang perlindungan hukum terhadap barang bawaan penumpang di PO. Rosalia Indah) SKRIPSI Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Syarat-syarat Guna Mencapai Derajat

Lebih terperinci

SKRIPSI PERJANJIAN PENGANGKUTAN : Studi tentang Tanggung Jawab Terhadap Pengangkutan Barang Barang Pos Oleh PT. Pos Indonesia (Persero) Surakarta

SKRIPSI PERJANJIAN PENGANGKUTAN : Studi tentang Tanggung Jawab Terhadap Pengangkutan Barang Barang Pos Oleh PT. Pos Indonesia (Persero) Surakarta SKRIPSI PERJANJIAN PENGANGKUTAN : Studi tentang Tanggung Jawab Terhadap Pengangkutan Barang Barang Pos Oleh PT. Pos Indonesia (Persero) Surakarta Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Dan Syarat-syarat

Lebih terperinci

PENULISAN HUKUM STUDI KASUS PENYELESAIAN KREDIT MACET DENGAN PENJUALAN OBJEK HAK TANGGUNGAN ATAS TANAH SECARA DI BAWAH TANGAN

PENULISAN HUKUM STUDI KASUS PENYELESAIAN KREDIT MACET DENGAN PENJUALAN OBJEK HAK TANGGUNGAN ATAS TANAH SECARA DI BAWAH TANGAN PENULISAN HUKUM STUDI KASUS PENYELESAIAN KREDIT MACET DENGAN PENJUALAN OBJEK HAK TANGGUNGAN ATAS TANAH SECARA DI BAWAH TANGAN (Studi di Koperasi Mitra Mandiri Malang) Oleh: Jaibun Nisak NIM 06400064 UNIVERSITAS

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Amirudin dan H. Zainal Asikin, 2004, Pengantar Metode Penelitian Hukum,

DAFTAR PUSTAKA. Amirudin dan H. Zainal Asikin, 2004, Pengantar Metode Penelitian Hukum, DAFTAR PUSTAKA A. Buku Amirudin dan H. Zainal Asikin, 2004, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Ashafa, Burhan, 2004, Metode Penelitian Hukum, Jakarta, Rineka Cipta Badrulzaman,

Lebih terperinci

PERLINDUNGAN HUKUM PADA KONSUMEN ATAS KERUGIAN AKIBAT KERUSAKAN, KEHILANGAN ATAU KETERLAMBATAN PENGIRIMAN PAKET BARANG

PERLINDUNGAN HUKUM PADA KONSUMEN ATAS KERUGIAN AKIBAT KERUSAKAN, KEHILANGAN ATAU KETERLAMBATAN PENGIRIMAN PAKET BARANG PERLINDUNGAN HUKUM PADA KONSUMEN ATAS KERUGIAN AKIBAT KERUSAKAN, KEHILANGAN ATAU KETERLAMBATAN PENGIRIMAN PAKET BARANG (Studi Kasus Pada Kantor Pos Di Kota Palu) IKRIMA SABRI / D 101 12 076 PEMBIMBING

Lebih terperinci