Perilaku Coping Mahasiswa dalam Mengatasi Stres Mengikuti Mata Kuliah MPK Kuantitatif

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Perilaku Coping Mahasiswa dalam Mengatasi Stres Mengikuti Mata Kuliah MPK Kuantitatif"

Transkripsi

1 TOPIK UTAMA Perilaku Coping Mahasiswa dalam Mengatasi Stres Mengikuti Mata Kuliah MPK Kuantitatif Tri Nugroho Adi Staf Pengajar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UNSOED Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran mengenai perilaku coping mahasiswa dalam mengatasi stres yang dialami mahasiswa dalam mengikuti kuliah MPK Kuantitatif. Penelitian berbentuk kuantitatif dengan menyebarkan kuesioner kepada 65 responden secara Cluster Sampling. Penelitian menunjukkan lima sumber stres utama mahasiswa ketika menghadapi kuliah MPK Kuantitatif yaitu yang bersifat internal: banyaknya tugas yang harus dikerjakan (15,3%); deadline pengumpulan tugas yang sangat singkat (12,3%); kesulitan dalam menemukan dan menerapkan teori dalam penelitian (10,7%) ; materi ajar yang sulit dimengerti (9,2%). Sedangkan sumber stres eksternal adalah jumlah mahasiswa yang mengambil mata kuliah yang terlampau besar (12,3%.) Berkenaan dengan itu, responden tidak hanya menggunakan satu jenis perilaku coping dalam mengatasi stres, secara berturutan menurut skor rerata dalam skala 5 adalah Problem Focused Coping(3,56) disusul oleh Emotion Focused Coping(3,33) dan terakhir adalah Maladaptif Coping(2,86). Kata Kunci: Problem Focused Coping, Emotion Focused Coping, Maladaptif Coping Pendahuluan Stres merupakan hal yang wajar dan merupakan bagian dari kehidupan manusia. Kita memerlukan stres untuk mendorong berusaha lebih baik lagi. Namun stres yang berlebihan dapat menyebabkan terganggunya fungsi pribadi seseorang, hal ini disebabkan daya tahan stres yang berbeda-beda pada setiap orang. Salah satu fenomena stres yang sering terjadi adalah stres yang dialami mahasiswa ketika mengikuti suatu mata kuliah. Fenomena stres ketika mahasiswa menempuh mata kuliah misalnya terjadi dalam mata kuliah MPK Kuantitatif yang ditawarkan di semester empat Jurusan Ilmu Komunikasi. Menurut pengakuan beberapa mahasiswa yang mengikuti mata kuliah ini, sumber stres tersebut bermacam-macam, ada yang mengalami stres karena merasa tugas-tugas yang diberikan menuntut dateline yang ketat. Selain karena stres dalam kaitannya dengan waktu pengumpulan tugas-tugas yang pendek, mahasiswa juga merasakan beratnya mengikuti MPK Kuantitatif karena sebagian dari mereka belum terbiasa membuat tulisan ilmiah. Stres mahasiswa juga diperberat karena hal-hal yang subjektif misalnya, karena adanya persepsi bahwa dosen pengampu mata kuliah

2 Perilaku Coping Mahasiswa dalam Mengatasi Stres Mengikuti Mata Kuliah MPK Kuantitatif ini dikenal sebagai dosen yang sulit. Stres dalam mata kuliah ini juga diperparah karena ada juga mahasiswa yang merasa takut berkonsultasi dengan dosen. Ketika mahasiswa sudah sampai pada penggarapan tema proposal, stres tak juga surut karena rupanya sebagian di antara mereka mengaku ketika memilih judul asal memilih dan kebetulan judul itu di-acc sementara dia sesungguhnya kurang begitu menguasai topik yang disetujui itu. Menurut Rathus dan Nevid (dalam Januarti, 2009) stres adalah suatu kondisi yang menunjukkan adanya tekanan fisik dan psikis akibat tuntutan dalam diri dan lingkungan. Seseorang dapat dikatakan mengalami stres ketika seseorang mengalami suatu kondisi adanya tekanan dalam diri akibat tuntutan yang berasal dari dalam diri dan lingkungan. Menurut Atwater (1983) stres merupakan suatu tuntutan yang memerlukan respon adaptif. Hal-hal yang dilakukan individu untuk mengatasi keadaan atau situasi yang tidak menyenangkan, menantang, menekan ataupun mengancam disebut sebagai coping (Lazarus, 1976). Menurut Sarafino (1990) individu melakukan perilaku coping sebagai usaha untuk menetralisir atau mengurangi stres. Sebagai sebuah studi awal (pilot project), penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran sumber-sumber stres yang terjadi para mahasiswa ketika mengikuti mata kuliah MPK Kuantitatif dan melihat bagaimana perilaku coping mahasiswa dalam mengatasi stres dikarenakan hal tersebut. Rumusan Masalah Masalah pokok yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah : 1. Hal-hal spesifik apakah yang menjadi sumber stres dalam mengikuti mata kuliah MPK Kuantitatif? 2. Jenis dan bentuk strategi coping yang seperti apakah yang digunakan mahasiswa dalam mengatasi stres mengikuti kuliah MPK Kuantitatif? Tujuan Penelitian Tujuan pokok penelitian ini adalah : 1. Untuk mengidentifikasi hal-hal spesifik yang menjadi sumber stres dalam mengikuti mata kuliah MPK Kuantitatif 2. Untuk mengetahui jenis dan bentuk strategi coping yang digunakan mahasiswa dalam mengatasi stres mengikuti kuliah MPK Kuantitatif Stres dalam Belajar Stres adalah konflik, tekanan eksternal ( tuntutan yang datang dari lingkungan fisik dan sosial) dan tekanan internal ( tuntutan yang datang dari dalam diri), serta kondisi bermasalah lainnya dalam kehidupan ( Haber dan Runyon, 1984). Studi tentang stres dalam belajar khususnya yang dialami oleh mahasiswa dan memiliki kemiripan dengan penelian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Gunawati dkk (2006, dalam Januarti 2009) terhadap mahasiswa Program Studi Psikologi Universitas Diponegoro. Penelitian ini menemukan, maha-

3 siswa Program Studi Psikologi yang sedang menulis skripsi sering mengalami masalah kecemasan dalam menghadapi dosen pembimbing skripsi. Kecemasan dalam menghadapi dosen pembimbing skripsi ditunjukkan mahasiswa dalam perilaku menghindar untuk bertemu dengan dosen pembimbing skripsi. Peneliti juga menemukan adanya perilaku mahasiswa yang sedang menulis skripsi di Program Studi Psikologi Universitas Diponegoro dalam keseharian menunjukkan adanya gejala stres. Gejala yang banyak ditunjukkan oleh mahasiswa antara lain gangguan tidur seperti kesulitan tidur, sering terlihat cemas, mudah marah, dan ada beberapa mahasiswa yang menunjukkan gejala gangguan daya ingat yang ditunjukkan dengan seringnya mahasiswa lupa pada janji bimbingan dengan dosen pembimbing skripsi. Sementara itu, penelitian Mujiyah dkk (2001, dalam Januarti 2009) menemukan adanya kendala-kendala yang biasa dihadapai mahasiswa dalam menulis tugas akhir skripsi yakni kendala internal yang meliputi malas sebesar (40%), motivasi rendah sebesar (26,7%), takut bertemu dosen pembimbing sebesar (6,7%), sulit menyesuaikan diri dengan dosen pembimbing skripsi sebesar (6,7%). Kendala eksternal yang berasal dari dosen pembimbing skripsi meliputi sulit ditemui sebesar (36,7%), minimnya waktu bimbingan sebesar (23,3%), kurang koordinasi dan kesamaan persepsi antara pembimbing 1 dan pembimbing 2 sebesar (23,3%), kurang jelas memberi bimbingan sebesar (26,7%), dan dosen terlalu sibuk sebesar (13,3%). Kendala buku buku sumber meliputi kurangnya buku buku referensi yang fokus terhadap permasalahan penelitian sebesar (53,3%), referensi yang ada merupakan buku edisi lama sebesar (6,7%). Kendala fasilitas penunjang meliputi terbatasnya dana dengan materi skripsi, kendala penentuan judul atau permasalahan yang ada sebesar (13,3%), bingung dalam mengembangkan teori sebesar (3,3%). Kendala metodologi meliputi kurangnya pengetahuan penulis tentang metodologi sebesar (10%), kesulitan mencari dosen ahli dalam bidang penelitian berkaitan dengan metode penelitian dan analisis validitas instrumen tertentu sebesar (6,7%). Penelitian yang menjadi rujukan di atas lebih mengkhususkan pada mahasiswa yang sedang menulis skripsi, meski tidak sama persis, namun ada kesamaan sifat dari subjek yang diteliti tersebut dengan subjek penelitian yang akan dilakukan ini yakni mahasiswa memiliki beban psikologis untuk bisa menghasilkan sebuah karya ilmiah. Bedanya, dalam penelitian Gunawati dan Mujiyah, stres yang dialami mahasiswa berkaitan dengan tugas penyelesaian skripsi sedangkan penelitian ini, stres yang terjadi pada mahasiswa disebabkan oleh tugas akhir mata kuliah MPK Kuantitatif yaitu membuat usul penelitian yang sebenarnya juga merupakan proses menuju penyelesaian tugas akhir atau penulisan skripsi. Perilaku Coping 3

4 Di dalam kehidupan sehari-hari seseorang mempunyai keinginan-keinginan baik yang bersifat fisik maupun psikis yang tentunya membutuhkan sesuatu pemenuhan. Usaha individu untuk memenuhi kebutuhannya tidak selamanya berjalan sebagaimana mestinya. Hal ini bergantung pada ketrampilan individu dalam mengelola keinginan-keinginan dalam dirinya. Dalam psikologi kemampuan mengelola tersebut dikenal dengan proses coping. Menurut Lazarus (dalam Nindhayati,2008) coping mempunyai dua konotasi, yaitu menunjukkan suatu cara menghadapi tekanan dan menunjukkan suatu cara untuk mengatasi kondisi yang menyakitkan, mengancam atau menantang ketika respon yang otomatis. Coping menunjukkan usaha dan perilaku yang dilakukan oleh individu tersebut. Usaha untuk mengatur tuntutan tersebut meliputi usaha untuk menurunkan, meminimalisasi dan juga menahan. Perilaku coping juga melibatkan kemampuan khas manusia seperti pikiran, perasaan, pemrosesan informasi, belajar dan mengingat. Implikasi proses coping tidak terjadi begitu saja, tetapi juga melibatkan pengalaman atau proses berpikir seseorang. Lazarus dan Folkman (dalam Nindhayati,2008) membagi coping menjadi dua macam, yaitu : Problem focused coping, yaitu perilaku coping yang digunakan untuk mengurangi stresor, individu akan mengatasi dengan mempelajari cara-cara atau keterampilan yang baru. Individu akan cenderung menggunakan strategi ini bila dirinya yakin akan dapat mengubah situasi. Atkinson (dalam Nindhayati,2008) mengemukakan bahwa individu bisa disebut melakukan strategi coping yang berpusat pada masalah atau problem focused coping apabila individu tersebut melakukan tindakan antara lain: menentukan masalah, menciptakan pemecahan alternatif, menimbang-nimbang alternatif berkaitan dengan biaya dan manfaat, memilih salah satu dari alternatif pilihan mengimplementasikan alternatif yang dipilih. Problem focused coping juga dapat diarahkan ke dalam, yaitu orang dapat mengubah sesuatu pada dirinya sendiri dan bukan mengubah lingkungannya. Tindakan lain adalah mengubah tingkat aspirasi, menemukan pemuasan alternatif dan memelajari keterampilan baru. Emotion focused coping, yaitu perilaku coping yang digunakan untuk mengatur respon emosional terhadap stres bila individu tidak mampu mengubah kondisi yang stresful, individu akan cenderung untuk mengatur emosinya. Moss (dalam Nindhayati,2008) menambahkan bahwa orang yang menggunakan coping ini biasanya mencegah emosi negatif yang menguasai dirinya. Adwin dan Revenson (dalam Nindhayati,2008) mengungkapkan bahwa tingkah laku coping yang berorientasi pada masalah (problem focused coping) meliputi: Kehati-hatian, yaitu individu memikirkan dan mempertimbangkan secara matang beberapa alternatif pemecahan masalah yang mungkin

5 dilakukan, meminta pendapat dan pandangan dari orang lain tentang masalah yang dihadapinya. Tindakan instrumental, yaitu tindakan yang ditujukan untuk menyelesaikan masalah secara langsung serta menyusun rencana-rencana apa yang akan dilakukan. Negosiasi, yaitu usaha yang ditujukan kepada orang lain yang terlibat atau yang menjadi penyebab masalah yang sedang dihadapinya untuk serta memikirkan atau menyelesaikan masalah. Tingkah laku coping yang berorientasi pada emosi (emotion focused coping), meliputi: Pelarian dari masalah, yaitu individu menghindari masalah dengan cara berkhayal atau membayangkan seandainya dia berada pada situasi yang menyenangkan. Pengurangan beban masalah, yaitu usaha untuk menolak, merenungkan suatu masalah dan bertindak seolah tidak terjadi apa-apa. Menyalahkan diri sendiri, yaitu suatu tindakan pasif yang berlangsung dalam batin, individu cenderung untuk menyalahkan dan menghukum diri sendiri serta menyesal dengan apa yang telah terjadi. Pencarian arti, yaitu usaha untuk menemukan kepercayaan baru atau sesuatu yang penting dari kehidupan. Sementara itu coping yang tergolong Maladaptif Coping mencirikan individu yang memusatkan diri pada pengalaman yang menekan atau pada kekecawaanya; mencurahkan emosi pada taraf tertentu dapat mengurangi tekanan yang dirasakan individu, namun jika dilakukan berlebihan, dimana individu terlalu berlarut-larut terhadap distres dapat memperparah stres itu sendiri. Karakteristik lain dalam coping jenis ini adalah individu mengurangi usahanya dalam mengatasi stresor, bahkan menyerah. Individu mengalihkan perhatiannya dari masalah atau stresor termasuk hal-hal yang berkaitan dengan masalah stresor. Bentuk perilaku mental disengangement, diantaranya adalah melamun atau berkhayal, tidur atau terpaku menonton TV sebagai cara melarikan diri dari masalah. Dan pada titik ekstrim maladaptif coping Individu lalu berusaha mengalihkan perhatian dengan menggunakan obat-obatan terlarang dan sejenisnya. Metode Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik survey, di mana penelitian mengambil sejumlah sampel dari populasi. Penelitian deskriptif ini melibatkan 65 mahasiswa responden (pria dan wanita) yang saat penelitian ini berlangsung sedang menempuh mata kuliah MPK Kuantitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioer yang meliputi dua bagian: (1)Data kontrol : berupa pertanyaan mengenai identitas responden meliputi jenis kelamin, tahun angkatan.(2) Kuesioner sumber stres: pada kuesioner ini subjek diminta memberikan jawaban mengenai hal-hal apakah yang menjadi penyebab stres dalam mengikuti mata kuliah MPK Kuantitatif. Urutan jawaban responden tentang sumber stres dalam konteks 5

6 ini menjadi ukuran prioritas sumber stres utama dalam mengikuti kuliah MPK Kuantitatif. Kuesioner Perilaku Coping : alat ini merupakan adaptasi dari Ways of Coping Quistionaire yang dikembangkan oleh Lazarus dan Folkman (1985). Penelitian deskriptif ini diikuti oleh 65 mahasiswa responden (pria dan wanita) yang sedang menempuh mata kuliah MPK Kuantitatif. Besar sampel 65 orang ini dipertimbangkan cukup karena jumlah minimum sampel yang memadai apabila hendak dilakukan analisis statistik adalah 30 orang (Slamet, 2006). Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan Cluster Sampling karena peserta mahasiswa yang menempuh mata kuliah MPK Kuantitatif terdiri dari angkatan 2006, 2007 dan Dengan ditentukan jumlah sampel 65 orang, maka secara proposional setelah memperhitungkan jumlah masing-masing peserta tiap angkatan dengan total 207 mahasiswa, untuk angkatan 2006 dipilih 10 orang mahasiswa/i, angkatan 2007 sebanyak 25 mahasiswa dan 2008 sebanyak 30 mahasiswa/i Proses face validity dilakukan dengan bantuan expert judgment dengan tujuan untuk menyempurnakan kuesioner. Mekanismenya dengan mendiskusikan kuesioner perilaku coping kepada rekan sejawat yang memiliki dasar keilmuwan psikologi untuk memperoleh masukan sehubungan dengan kejelasan bahasa dari pernyataan-pernyataan yang dipakai dalam kuesioner dan melihat kesesuaian antara pernyataan dengan tujuan penelitian. Face validity merupakan cara uji validitas untuk melihat apakah suatu alat ukur tersebut benarbenar mengukur konstruk yang ingin diukur (Anastasia &Urbina, 1997). Teknik Pengolahan Data meliputi (1) Teknik pengolahan data kontrol. Gambaran umum subjek yang menjadi responden dalam penelitian ini didapatkan melalui teknik data kontrol dengan rumus prosentase : % = f x 100 % N %=prosentase f= frekuensi N= jumlah subjek penelitian (2)Teknik pengolahan kuesioner sumber stres. Untuk melihat peringkat sumber stres yang dirasakan oleh para mahasiswa dalam mengikuti mata kuliah MPK Kuantitatif dilakukan dengan cara: (a.) Identifikasi sumber stres pokok yang dinyatakan oleh responden (b.) Dari sumber stres pokok tersebut kemudian dihitung persentase masingmasing jenis stres yang dilaporkan responden. (C). Mengurutkan sumber stres berdasarkan persentase yang terbesar sampai yang terkecil. Untuk melihat gambaran profil perilaku mengatasi stres (coping) yang ditampilkan pada tiap sumber stres dilakukan dengan cara: ((a)menghitung frekuensi tiap perilaku coping yang dipilih oleh seluruh subjek yang menyatakan bahwa masalah merupakan sumber stres baginya.(b)mencari persentase tiap perilaku coping tersebut.(c)mencari ratarata persentase pada setiap dimensi perilaku

7 coping.(d)mencari rata-rata persentase pada setiap jenis perilaku coping. Hasil Penelitian ` Berikut akan dipaparkan beberapa karakteristik responden yang relevan dengan pertimbangan teoritis dalam penelitian ini.responden yang terpilih berjumlah 65 orang yang merupakan mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Fisip Unsoed yang sedang menempuh mata kuliah MPK Kuantitatif. 1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Berdasarkan jenis kelamin, responden dapat dikelompokkan sebagai berikut : Tabel 1. Karekteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah % Laki-laki 22 33,84 Perempuan 43 66,16 Total Sumber data: primer 2. Karakteristik Responden Berdasarkan Tahun Angkatan Berdasarkan tahun angkatannya, responden dapat dikelompokkan sebagai berikut: Tabel 2. Karekteristik Responden Berdasarkan Tahun Angkatan Tahun Jumlah % Angkatan , , ,2 Total Identifikasi Sumber Stres Dalam Belajar MPK Kuantitatif SUMBER STRES Tugasnya terlalu banyak Terlalu banyak mahasiwa dalam kelas perkuliahan Deadline tugas yang singkat Sumber data: primer Tabel 3. Identifikasi Sumber Stres Laki Laki Pere mpu an Jum lah % , , ,3 Kesulitan dalam ,7 menemukan/ memahami teori Materi ajar sulit ,2 dimengerti Tidak menyukai ,1 angka-angka Penyampaian materi ,6 (metode pembelajaran )yang kurang jelas Kesulitan dalam ,6 mengerjakan tugas Kesulitan memahami 3 3 4,6 materi Persepsi yang negatif ,6 terhadap mata kuliah MPK Tidak menguasai ,6 statistik Tidak terbiasa ,0 menulis ilmiah Materi yang harus 1 1 1,5 dipelajari banyak Kuliah MPK Kuan 1 1 1,5 menegangkan Sulit mencari contoh 1 1 1,5 penelitian Fasilitas belajar 1 1 1,5 (komputer ) yang dimiliki terbatas Kesulitan membagi 1 1 1,5 waktu JUMLAH Sumber data: primer 7

8 Tabel 3 di atas menggambarkan adanya 5 (lima ) sumber stress utama yang dialami mahasiswa dalam mengikuti kuliah MPK Kuantitatif yakni : Terlalu banyak tugas (15,3 %); Kelas/jumlah mahasiswa yang mengambil mata kuliah yang terlampau besar (12,3%); Deadline tugas yang sangat singkat ( 12,3%); Kesulitan dalam menemukan dan menerapkan teori dalam penelitian ( 10,7 %); Materi ajar yang sulit dimengerti (9,2%). Menarik mencermati data di atas bahwa ternyata faktor fisik/ kelas di mana jumlah mahasiswa yang sangat besar dalam kelas memberi andil cukup besar dengan menempati urutan kedua utama sumber stress dalam menempuh mata kuliah MPK Kuantitatif. Sementara keempat sumber stress lainnya berkaitan dengan faktor mahasiswa pelaku belajar maupun faktor bahan ajarnya itu sendiri. Dari keempat sumber stress non fisik ini kelihatan bahwa faktor tugas yang terlampau banyak menjadi sumber stress yang paling utama, menyusul kemudian faktor deadline dalam penyelesaian tugas, dan yang berikutnya adalah faktor kesulitan dalam menemukan teori atau menerapkan teori yang relevan. Sementara materi ajar yang sulit dimengerti menjadi sumber stress yang menempati uruan terakhir dari lima sumber stress utama. 4. Penghitungan Rata-rata untuk Masingmasing Kategori Perilaku Coping Berikut ini adalah hasil penghitungan rata-rata untuk masing masing kategori perilaku coping. N Mean Tabel 4 Rata-Rata Skor Untuk Masing-Masing Kategori Perilaku Koping Std. Error of Mean Median Mode Std. Deviation Skewness Valid Missing Std. Error of Skewness Minimum Maximum Sum Statistics Sumber: data primer diolah PFC EFC MC ,5621 3,3346 2,8615,06231,06034, ,5385 3,3333 2,7500 3,23 3,42 2,50,50238,48647,66736,307,275,118,297,297,297 2,54 2,08 1,25 4,92 4,42 4,50 231,54 216,75 186,00 Berdasarkan penghitungan rata-rata skor untuk masing-masing perilaku coping tampak bahwa secara keseluruhan model perilaku coping yang berfokus pada masalah memang cenderung dominan dengan angka 3,56 sementara perilaku koping emosional menempati posisi kedua dengan total 3,33 dan perilaku coping yang mal adaptif tidak terlalu menonjol dengan nilai rerata 2,86 pada skala 5. Melalui tabel 3 kita bisa melihat bahwa secara umum mata kuliah MPK Kuantitatif memang dipersepsi sebagai mata kuliah yang mengakibatkan stress. Terdapat dua faktor utama yang menyebabkan stres itu terjadi. Pertama faktor sifat dari matakuliah baik dari segi materi ajar maupun model pembelajaran yang diterapkan. Kedua faktor lingkungan fisik kelas tempat kegiatan belajar ini berlangsung. Kita bahas faktor yang pertama dulu. Mengapa mata kuliah MPK Kuantitatif ini bisa

9 dipersepsi menegangkan salah satu sebabnya karena mata kuliah ini menjadi salah satu prasarat dalam menempuh tahap penulisan skripsi. Apabila mata kuliah ini gagal maka kesempatan untuk bisa memulai memproses penulisan skripsi juga akan tertunda. Sementara kalau dilihat dari pengakuan responden yang secara mayoritas menempatkan faktor jumlah tugas yang banyak sebagai sumber stress yang utama itu disebabkan karena model pembelajaran yang diterapkan menuntut pembuatan tugas bagi mahasiswa setiap mingggunya. Model pembelajaran yang menuntut pembuatan tugas ini kemudian dikenal sebagai model pembelajaran dengan penugasan berkelanjutan. Tugas didesain untuk memberi kesempatan mahasiswa berlatih dan menemukan sendiri pengalaman pembelajaran dalam research. Tugas yang diberikan pada minggu pertama sampai dengan minggu ketiga sesungguhnya merupakan langkah-langkah yang harus dilatih ketika mahasiswa nantinya hendak menulis bab 1 yang berisi latar belakang masalah penelitian, rumusan masalah dan penentuan tujuan dan manfaat penelitian. Sedangkan tugas minggu keempat sampai dengan minggu ke 6 fokusnya adalah pada eksplorasi teori dan desain penelitian yang hendak dipilih. Tugas minggu ketujuh sampai ke 9 sudah bergerak pada latihan konstruksi alat ukur dan uji alat ukur. Dan tugas pada minggu ke 10 sampai dengan minggu ke dua belas mahasiswa dilatih untuk melakukan uji instrumen penelitian sekaligus sesungguhnya mempraktekkan proses pengumpulan data dan analisis statistiknya meskipun sampel yang dipakai masih dalam skala kecil. Demikian desain penerapan tugas berkelanjutan ini dijalankan dalam proses pembelajaran mata kuliah MPK Kuantitatif yang kemudian dipersepsi sebagai tugas yang banyak dan dateline penyerahan tugas yang memang relatif singkat yakni hanya satu minggu untuk tiap penugasan. Sedangkan faktor fisik (eksternal) penyebab stress yakni jumlah mahasiswa yang mengikuti mata kuliah MPK kuantitatif ini sangat besar ( total mahasiswa yang terdaftar di mata kuliah ini adalah 207 ) dikarenakan mata kuliah ini tidak hanya diambil oleh angkatan 2008 di mana pada semester ini memang manjadi mata kuliah wajib yang ditawarkan di angkatan ini. Mahasiswa angkatan 2007 dan 2006 yang mengambil mata kuliah ini adalah mereka yang mengulang karena tahun sebelumnya belum berhasil lulus, atau mereka yang mengulang karena ingin memperbaiki nilai. Dengan jumlah mahasiswa yang sangat besar dan tidak dipararel maka tidak heran kalau kondisi perkuliahan menjadi sangat tidak kondusif. Apalagi jadwal kuliah MPK Kuantitatif adalah pada siang hari pukul sampai dengan WIB. Situasi inilah yang menjadi faktor penyebab stress dalam belajar MPK Kuantitatif. Dilihat dari profil perilaku copingnya tampak bahwa responden tidak hanya menggunakan satu model perlilaku ketika mereka mencoba mengatasi stress belajar. 9

10 Namun prosentase yang menonjol (3,56 pada skala 5 )adalah pada model perilaku coping yang berpusat pada masalah. Karakter dari model perilaku ini mencerminkan bahwa sumber stres itu sesungguhnya bergantung pada pandangan dan interpretasi individu terhadap stresor (Feldman, 1989). Akan tetapi kalau dilihat dari rata-rata skor yang menunjukkan angka 3,33 pada skala 5 untuk kategori perilaku coping yang berfokus emosi sesungguhnya juga mencerminkan bahwa responden juga cenderung menganggap sumber stres adalah sesuatu yang tidak dapat diubah karena individu tidak memiliki sumber daya yang kuat (Folkman dan Lazarus dalam Taylor, 1995). Dan untuk kategori perilaku coping yang mal adaptif juga relatif tinggi (skor 2,86) di mana perilaku individu cenderung bersifat menekan pada stresor semata atau memilih cara-cara pengingkaran pada persoalan sumber stres dan memilih jalan yang tidak tepat seperti mengkhayal, atau bahkan menyerah, hal ini menunjukkan bahwa responden cenderung menganggap sumber stres sebagai sesuatu yang tidak dapat diubah dan merasa tidak berdaya untuk mengubahnya. Kesimpulan Ada 5 (lima) sumber stress utama yang dialami mahasiswa dalam mengikuti kuliah MPK Kuantitatif yakni : terlalu banyak tugas ; kelas/jumlah mahasiswa yang mengambil mata kuliah yang terlampau besar; deadline pengumpulan tugas yang sangat singkat; kesulitan dalam menemukan dan menerapkan teori dalam penelitian ; materi ajar yang sulit dimengerti. Responden tidak hanya menggunakan satu jenis perilaku coping namun prosentase terbesar adalah Problem Focused Coping disusul oleh Emotion Focused Coping dan terakhir adalah Maladaptif Coping. Berdasarkan temuan di atas maka upaya untuk mengkondusifkan proses belajar melalui : Pertama, berdasar data yang terkait dengan model perilaku coping yang berfokus pada masalah maka strategi untuk mengurangi stress adalah dengan memberi bekal soft skill yang kuat kepada mahasiswa sehingga mereka senantiasa memiliki persepsi yang positif kepada pengalaman pembelajaran meskipun mendapat tekanan yang berat di dalam prosesnya. Kedua, hal-hal yang sifatnya di luar kuasa responden untuk mengubah dan itu menimbulkan stres seperti kondisi jumlah mahasiswa dalam kelas yang terlalu besar, maka mau tidak mau pengelola fakultas harus memikirkan hal ini dan berupaya untuk memfasilitasi kelas yang memungkinkan pararel sehingga tercipta jumlah ideal mahasiswa dalam tiap kelasnya. Apabila kedua hal tersebut tidak segera diatasi maka besar kemungkinan frustasi yang terjadi dalam kasus stres menghadapi mata kuliah MPK Kuantitatif ini cepat atau lambat akan menimbulkan polapola perilaku coping yang mal adaptif.

11 Daftar Pustaka PERILAKU Perilaku COPING Coping MAHASISWA Mahasiswa dalam DALAM Mengatasi MENGATASI Stres STRES Anastasi,A. &Urbina, S Psychologycal Testing (7ed) Prentice-Hall Inc Atwater, Estwood Psychology of Adjustment, Personal Growth in A Changing World (2ed). New Jersey: Prentice Hall,Inc. Feldmman,R.S Adjustment : Applying Psychology in a Complex World. Mc. Graw Hill. Folkman, S. & Lazarus, R. S If it changes it must be a process: Study of emotion and coping during three stages of a college examination. Journal of Personality and Social Psychology, 48, Haber, Aubrey & Runyon, Richard P Psychology of Adjustment. Homewood Illionis : The Dorsey Press. Januarti, Rozi HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP DOSEN PEMBIMBING DENGAN TINGKAT STRES DALAM MENULIS. Skripsi. Fakultas Psikologi Universitas Muhamadiyah Surakarta. Tidak diterbitkan. Lazarus, Richard S Patterns of Adjustment, (3ed). Japan : Mc Graw Hill, Kogakusha Comp.Ltd. Nindhayati, Cahya PERILAKU COPING ANGGOTA SAMAPTA POLRI KETIKA MENGHADAPI KERUSUHAN MASSA. Skripsi. Fakultas Psikologi Universitas Muhamadiyah Surakarta. Tidak diterbitkan. Sarafino, Edward P Health Psychology : Biopsychology Interactions (2ed). New York : John Willey & Sons. Slamet, Y Metode Penelitian Sosial. Surakarta : Sebelas Maret University Press. 11

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP DOSEN PEMBIMBING DENGAN TINGKAT STRESS DALAM MENULIS SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP DOSEN PEMBIMBING DENGAN TINGKAT STRESS DALAM MENULIS SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP DOSEN PEMBIMBING DENGAN TINGKAT STRESS DALAM MENULIS SKRIPSI Diajukan oleh : Rozi Januarti F. 100 050 098 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2009 BAB

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Skripsi adalah karya ilmiah yang ditulis oleh mahasiswa sebagai bagian dari persyaratan pendidikan akademis di Perguruan Tinggi (Poerwadarminta, 2002). Semua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia yang ditandai dengan berbagai problematika, seperti perubahan kondisi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia yang ditandai dengan berbagai problematika, seperti perubahan kondisi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa usia lanjut merupakan periode terakhir dalam perkembangan kehidupan manusia yang ditandai dengan berbagai problematika, seperti perubahan kondisi fisik,

Lebih terperinci

Kesehatan Mental. Mengatasi Stress/Coping Stress MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 10

Kesehatan Mental. Mengatasi Stress/Coping Stress MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 10 MODUL PERKULIAHAN Kesehatan Mental Mengatasi Stress/Coping Stress Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Psikologi Psikologi 10 MK61112 Aulia Kirana, M.Psi., Psikolog Abstract Dalam perkuliahan

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Mahasiswa adalah murid pada pendidikan tinggi dan memulai jenjang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Mahasiswa adalah murid pada pendidikan tinggi dan memulai jenjang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Mahasiswa adalah murid pada pendidikan tinggi dan memulai jenjang kedewasaan (Daldiyono, 2009). Mahasiswa dalam tahap perkembangannya digolongkan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin menyadari pentingnya mendapatkan pendidikan setinggi mungkin. Salah

BAB I PENDAHULUAN. semakin menyadari pentingnya mendapatkan pendidikan setinggi mungkin. Salah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan jaman yang semakin maju menuntut masyarakat untuk semakin menyadari pentingnya mendapatkan pendidikan setinggi mungkin. Salah satu tujuan seseorang

Lebih terperinci

GAMBARAN COPING STRESS MAHASISWA BK DALAM MENGIKUTI PERKULIAHAN DI UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

GAMBARAN COPING STRESS MAHASISWA BK DALAM MENGIKUTI PERKULIAHAN DI UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA 13 GAMBARAN COPING STRESS MAHASISWA BK DALAM MENGIKUTI PERKULIAHAN DI UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA Anies Andriyati Devi 1 Dra.Retty Filiani 2 Dra.Wirda Hanim, M.Psi 3 Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. di masyarakat. Mahasiswa minimal harus menempuh tujuh semester untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. di masyarakat. Mahasiswa minimal harus menempuh tujuh semester untuk dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Universitas merupakan dasar utama dalam mengembangkan sumber daya manusia yang berfungsi menghadapi permasalahan sosial yang ada di masyarakat.

Lebih terperinci

Abstrak. i Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. i Universitas Kristen Maranatha Abstrak Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui strategi penanggulangan stres pada perawat instalasi bedah sentral/ operasi kamar (OK) di rumah sakit X Bandung. Pemilihan sampel menggunakan metode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan untuk mendongkrak kualitas pendidikan. Inovasi ini dimulai dari

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan untuk mendongkrak kualitas pendidikan. Inovasi ini dimulai dari BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan media dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang dalam pelaksanannya terus mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Pemerintah dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Coping Stress. mengurangi distres. Menurut J.P.Chaplin (Badru, 2010) yaitu tingkah laku

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Coping Stress. mengurangi distres. Menurut J.P.Chaplin (Badru, 2010) yaitu tingkah laku BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Coping Stress 1. Definisi Coping Stress Lazarus dan Folkman (Sugianto, 2012) yang mengartikan coping stress sebagai suatu upaya yang dilakukan oleh seseorang ketika dihadapkan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan pada populasi atau sampel yang diambil adalah

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan pada populasi atau sampel yang diambil adalah 38 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan pada populasi atau sampel yang diambil adalah seluruh subjek yang menjadi anggota populasi, oleh karena itu metode analisis yang digunakan adalah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian a. Tempat Penelitian Sebelum melakukan penelitian, terlebih dahulu peneliti menentukan tempat mana yang akan dijadikan lokasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. mahasiswa yang mengalami stres dengan kategori sebagai berikut: Tabel 4.1 Kategori Variabel Stres (N = 61)

BAB IV HASIL PENELITIAN. mahasiswa yang mengalami stres dengan kategori sebagai berikut: Tabel 4.1 Kategori Variabel Stres (N = 61) BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1. Deskripsi Subjek Penelitian Mahasiswa Bimbingan dan Konseling yang sedang menyusun skripsi berjumlah 66 orang mahasiswa, dari 66 orang mahasiswa hanya 61 orang mahasiswa yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai manusia yang telah mencapai usia dewasa, individu akan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai manusia yang telah mencapai usia dewasa, individu akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagai manusia yang telah mencapai usia dewasa, individu akan mengalami masa transisi peran sosial, individu dewasa awal akan menindaklanjuti hubungan dengan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN. ada di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya (FEB-UB). Jika

BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN. ada di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya (FEB-UB). Jika 76 BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Obyek Penelitian JAFEB-UB merupakan salah satu jurusan dari tiga jurusan yang ada di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya (FEB-UB).

Lebih terperinci

PERILAKU KOPING ANGGOTA SAMAPTA POLRI KETIKA MENGHADAPI KERUSUHAN MASSA

PERILAKU KOPING ANGGOTA SAMAPTA POLRI KETIKA MENGHADAPI KERUSUHAN MASSA PERILAKU KOPING ANGGOTA SAMAPTA POLRI KETIKA MENGHADAPI KERUSUHAN MASSA Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Fakultas Psikologi Disusun Oleh : CAHYA NINDHAYATI

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN. Penelitian ini menemukan hubungan antara tingkat stres kerja dengan salah

BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN. Penelitian ini menemukan hubungan antara tingkat stres kerja dengan salah BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 5. 1 Simpulan Penelitian ini menemukan hubungan antara tingkat stres kerja dengan salah satu strategi coping stress. Berdasarkan data-data yang sudah dikumpulkan dan diolah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan pekerjaan ataupun kegiatan sehari hari yang tidak. mata bersifat jasmani, sosial ataupun kejiwaan.

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan pekerjaan ataupun kegiatan sehari hari yang tidak. mata bersifat jasmani, sosial ataupun kejiwaan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Di era modern masa kini, banyak ditemukannya permasalahan yang disebabkan pekerjaan ataupun kegiatan sehari hari yang tidak sesuai dengan rencana. Segala permasalahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Coping Stress pada Perempuan Berstatus Cerai dengan memiliki Anak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Coping Stress pada Perempuan Berstatus Cerai dengan memiliki Anak BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Coping Stress pada Perempuan Berstatus Cerai dengan memiliki Anak 1. Pengertian Coping Stress Coping adalah usaha dari individu untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan dari lingkungannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan hal yang membuat stres. Dalam hal ini stres adalah perasaan tidak

BAB I PENDAHULUAN. merupakan hal yang membuat stres. Dalam hal ini stres adalah perasaan tidak 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejumlah mahasiswa yang sedang menyusun skripsi mengalami stres dalam proses penulisan. Mahasiswa mengeluhkan sulitnya merumuskan tujuan penelitian, menemukan teori

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan, persoalan-persoalan dalam kehidupan ini akan selalu. pula menurut Siswanto (2007; 47), kurangnya kedewasaan dan

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan, persoalan-persoalan dalam kehidupan ini akan selalu. pula menurut Siswanto (2007; 47), kurangnya kedewasaan dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia hidup selalu dipenuhi oleh kebutuhan dan keinginan. Seringkali kebutuhan dan keinginan tersebut tidak dapat terpenuhi dengan segera. Selain itu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mahasiswa merupakan suatu tahapan pendidikan formal yang menuntut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mahasiswa merupakan suatu tahapan pendidikan formal yang menuntut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa merupakan suatu tahapan pendidikan formal yang menuntut manusia untuk bisa bertindak dan menghasilkan karya. Mahasiswa sebagai anggota dari suatu lembaga

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Prosedur Pelaksanaan Penelitian. 1. Tempat Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Prosedur Pelaksanaan Penelitian. 1. Tempat Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Prosedur Pelaksanaan Penelitian 1. Tempat Penelitian Sebelum melakukan penelitian, terlebih dahulu peneliti menentukan tempat mana yang akan dijadikan lokasi penelitian,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. individu, khususnya individu yang telah menyandang gelar Strata Satu atau

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. individu, khususnya individu yang telah menyandang gelar Strata Satu atau BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memiliki pekerjaan dan penghasilan sendiri adalah keinginan setiap individu yang telah memasuki masa dewasa. Hal ini juga menjadi salah satu tuntutan pada tugas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. mahasiswa fakultas psikologi dan kesehatan yang sedang mengambil program

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. mahasiswa fakultas psikologi dan kesehatan yang sedang mengambil program BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subyek Responden dalam penelitian ini diambil dari jumlah populasi mahasiswa fakultas psikologi dan kesehatan yang sedang mengambil program dan mengerjakan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. sebagai subjek yang menuntut ilmu di perguruan tinggi dituntut untuk mampu

PENDAHULUAN. sebagai subjek yang menuntut ilmu di perguruan tinggi dituntut untuk mampu PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Peraturan Republik Indonesia No. 30 tahun 1990 mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar di perguruan tinggi tertentu. Mahasiswa sebagai subjek yang menuntut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ketika berinteraksi, individu dihadapkan pada tuntutan-tuntutan, baik dari

BAB I PENDAHULUAN. Ketika berinteraksi, individu dihadapkan pada tuntutan-tuntutan, baik dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Individu sebagai makhluk hidup senantiasa berinteraksi dengan dirinya, orang lain, dan lingkungannya guna memenuhi kebutuhan hidup. Ketika berinteraksi, individu dihadapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa adalah murid pada pendidikan tinggi dan memulai jenjang. kedewasaan (Daldiyono, 2009). Mahasiswa digolongkan pada tahap

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa adalah murid pada pendidikan tinggi dan memulai jenjang. kedewasaan (Daldiyono, 2009). Mahasiswa digolongkan pada tahap BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mahasiswa adalah murid pada pendidikan tinggi dan memulai jenjang kedewasaan (Daldiyono, 2009). Mahasiswa digolongkan pada tahap perkembangan remaja akhir (18-20 tahun)

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN PENGGUNAAN STRATEGI COPING PADA MAHASISWA YANG SEDANG MENYUSUN SKRIPSI DI JURUSAN BK ANGKATAN 2008 FIP UNJ

HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN PENGGUNAAN STRATEGI COPING PADA MAHASISWA YANG SEDANG MENYUSUN SKRIPSI DI JURUSAN BK ANGKATAN 2008 FIP UNJ Catatan: BANYAK KUTIPAN Hubungan Tingkat Stres Dengan Penggunaan Strategi Coping Pada Mahasiswa Yang Sedang... 107 HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN PENGGUNAAN STRATEGI COPING PADA MAHASISWA YANG SEDANG MENYUSUN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Stres merupakan kata yang sering muncul dalam pembicaraan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Stres merupakan kata yang sering muncul dalam pembicaraan masyarakat BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Masalah Stres merupakan kata yang sering muncul dalam pembicaraan masyarakat umum akhir-akhir ini. Stres dapat diartikan sebagai perasaan tidak dapat mengatasi masalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. diartikan sebagai metode penelitian yang berdasarkan pada filsafat positivisme,

BAB III METODE PENELITIAN. diartikan sebagai metode penelitian yang berdasarkan pada filsafat positivisme, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Sugiyono (2009:14), mengemukakan bahwa pendekatan kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berdasarkan pada filsafat positivisme, digunakan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Peneliti menggunakan dua variabel dalam penelitian ini, yaitu:

BAB 3 METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Peneliti menggunakan dua variabel dalam penelitian ini, yaitu: BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Hipotesis 3.1.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Peneliti menggunakan dua variabel dalam penelitian ini, yaitu: A. Variabel X: academic locus

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terhadap orang lain, khususnya terhadap lawan jenis. Perasaan saling mencintai,

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terhadap orang lain, khususnya terhadap lawan jenis. Perasaan saling mencintai, BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Cinta adalah sebuah perasaan natural yang dirasakan oleh seseorang terhadap orang lain, khususnya terhadap lawan jenis. Perasaan saling mencintai, saling memiliki,

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA FLEKSIBILITAS KOGNITIF DENGAN PROBLEM FOCUSED COPING PADA MAHASISWA FAST-TRACK UNIVERSITAS DIPONEGORO

HUBUNGAN ANTARA FLEKSIBILITAS KOGNITIF DENGAN PROBLEM FOCUSED COPING PADA MAHASISWA FAST-TRACK UNIVERSITAS DIPONEGORO HUBUNGAN ANTARA FLEKSIBILITAS KOGNITIF DENGAN PROBLEM FOCUSED COPING PADA MAHASISWA FAST-TRACK UNIVERSITAS DIPONEGORO Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro Efi Oktawidiyanti Santosa, Imam Setyawan*

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh individu. Siapapun bisa terkena stres baik anak-anak, remaja, maupun

BAB I PENDAHULUAN. oleh individu. Siapapun bisa terkena stres baik anak-anak, remaja, maupun BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Stres dan ketidakpuasan merupakan aspek yang tidak dapat dihindari oleh individu. Siapapun bisa terkena stres baik anak-anak, remaja, maupun dewasa. Mahasiswa merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Menurut Babbie (Prasetyo, 2005) rancangan penelitian adalah mencatat perencanaan dari cara berfikir dan merancang suatu strategi untuk menemukan sesuatu.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Universitas Bina Nusantara yang sedang mengerjakan skripsi. Penyebaran

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Universitas Bina Nusantara yang sedang mengerjakan skripsi. Penyebaran BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Profil Responden Responden terdiri dari 200 orang dan merupakan mahasiswa Universitas Bina Nusantara yang sedang mengerjakan skripsi. Penyebaran rentang usia responden

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masa dewasa, pada masa tersebut mahasiswa memiliki tanggung jawab terhadap masa

BAB I PENDAHULUAN. masa dewasa, pada masa tersebut mahasiswa memiliki tanggung jawab terhadap masa BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Mahasiswa sebagai peserta didik yang terdaftar dan belajar pada Perguruan Tinggi pada umumnya berusia antara 18-24 tahun. Mahasiswa merupakan masa memasuki

Lebih terperinci

Kesehatan Mental. Mengatasi Stress / Coping Stress. Aulia Kirana, M.Psi, Psikolog. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi

Kesehatan Mental. Mengatasi Stress / Coping Stress. Aulia Kirana, M.Psi, Psikolog. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi Modul ke: Kesehatan Mental Mengatasi Stress / Coping Stress Fakultas Psikologi Aulia Kirana, M.Psi, Psikolog. Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Coping Stress Coping Proses untuk menata tuntutan

Lebih terperinci

Metode Penelitian Populasi dan Sampel

Metode Penelitian Populasi dan Sampel MODEL STRATEGI COPING PENYELESAIAN STUDI SEBAGAI EFEK DARI STRESSOR SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP WAKTU PENYELESAIAN STUDI MAHASISWA PSIKOLOGI UNIVERSITAS ESA UNGGUL Sulis Mariyanti Fakultas Psikologi Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang khas yang menghadapkan manusia pada suatu krisis

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang khas yang menghadapkan manusia pada suatu krisis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manusia dalam kehidupannya bisa menghadapi masalah berupa tantangan, tuntutan dan tekanan dari lingkungan sekitar. Setiap tahap perkembangan dalam rentang kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan lebih lanjut ke perguruan tinggi (www.freelists.org). Perguruan tinggi

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan lebih lanjut ke perguruan tinggi (www.freelists.org). Perguruan tinggi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada jaman sekarang ini, semakin banyak individu yang menempuh pendidikan lebih lanjut ke perguruan tinggi (www.freelists.org). Perguruan tinggi (PT) adalah

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN BAB V HASIL PENELITIAN A. Rangkuman Hasil Penelitian Ketiga subjek merupakan pasangan yang menikah remaja. Subjek 1 menikah pada usia 19 tahun dan 18 tahun. Subjek 2 dan 3 menikah di usia 21 tahun dan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Disain, Tempat, dan Waktu Cara Pemilihan Contoh

METODE PENELITIAN Disain, Tempat, dan Waktu Cara Pemilihan Contoh METODE PENELITIAN Disain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini berjudul Konsep Diri, Kecerdasan Emosional, Tingkat Stres, dan Strategi Koping Remaja pada Berbagai Model Pembelajaran di SMA. Disain penelitian

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN STRES DALAM MENYUSUN SKRIPSI PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN STRES DALAM MENYUSUN SKRIPSI PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN STRES DALAM MENYUSUN SKRIPSI PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi

Lebih terperinci

Perfeksionisme dan Strategi Coping: Studi pada Mahasiswa Tingkat Akhir

Perfeksionisme dan Strategi Coping: Studi pada Mahasiswa Tingkat Akhir MEDIAPSI 2017, Vol. 3, No. 1, 9-16 Perfeksionisme dan Strategi Coping: Studi pada Mahasiswa Tingkat Akhir Syakrina Alfirani Abdullah, Thoyyibatus Sarirah, Sumi Lestari syakrina93@gmail.com Jurusan Psikologi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran di tingkat perguruan tinggi, baik di universitas, institut

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran di tingkat perguruan tinggi, baik di universitas, institut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mahasiswa merupakan orang yang sedang dalam proses pembelajaran di tingkat perguruan tinggi, baik di universitas, institut maupun akademi. Mahasiswa adalah generasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menjalani peran sebagai penuntut ilmu, mahasiswa pada umumnya selalu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menjalani peran sebagai penuntut ilmu, mahasiswa pada umumnya selalu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menjalani peran sebagai penuntut ilmu, mahasiswa pada umumnya selalu dihadapkan pada pemikiran-pemikiran tentang seberapa besar pencapaian yang akan diraih selama

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dari Tuhan. Selain itu, orang tua juga menginginkan yang terbaik bagi anaknya,

BAB 1 PENDAHULUAN. dari Tuhan. Selain itu, orang tua juga menginginkan yang terbaik bagi anaknya, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bagi setiap orang yang telah menikah, memiliki anak adalah suatu anugerah dari Tuhan. Selain itu, orang tua juga menginginkan yang terbaik bagi anaknya, tumbuh dan

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS STRATEGI PROBLEM FOCUSED COPING DAN EMOTION FOCUSED COPING DALAM MENINGKATKAN PENGELOLAAN STRES SISWA DI SMA NEGERI 1 BARRU

EFEKTIVITAS STRATEGI PROBLEM FOCUSED COPING DAN EMOTION FOCUSED COPING DALAM MENINGKATKAN PENGELOLAAN STRES SISWA DI SMA NEGERI 1 BARRU 69Volume Pengelolaan 5 No 2 Stress Desember Siswa2015 Guidena Jurnal Ilmu Pendidikan, Psikologi, Bimbingan dan Konseling EFEKTIVITAS STRATEGI PROBLEM FOCUSED COPING DAN EMOTION FOCUSED COPING DALAM MENINGKATKAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah menganalisa data dengan menggunakan angka-angka, rumus atau

BAB III METODE PENELITIAN. adalah menganalisa data dengan menggunakan angka-angka, rumus atau 48 BAB III METODE PENELITIAN A. DESAIN PENELITIAN Penelitian ini menggunakan desain penelitian kuantitatif. Maksudnya adalah menganalisa data dengan menggunakan angka-angka, rumus atau model matematis

Lebih terperinci

STRATEGI KOPING PADA ORANG YANG MEMILIKI INDERA KEENAM (COPING STRATEGIES OF PEOPLE WHO HAVE SIXTH SENSE)

STRATEGI KOPING PADA ORANG YANG MEMILIKI INDERA KEENAM (COPING STRATEGIES OF PEOPLE WHO HAVE SIXTH SENSE) STRATEGI KOPING PADA ORANG YANG MEMILIKI INDERA KEENAM (COPING STRATEGIES OF PEOPLE WHO HAVE SIXTH SENSE) Dwi Putri Anggarwati, Siti Urbayatun Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan putrianggara09@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. langgeng hingga akhir hayat mereka. Namun, dalam kenyataannya harapan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. langgeng hingga akhir hayat mereka. Namun, dalam kenyataannya harapan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Setiap pasangan menikah pasti menginginkan agar perkawinannya langgeng hingga akhir hayat mereka. Namun, dalam kenyataannya harapan akan kelanggengan perkawinan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. penelitian. Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa baru tahun

BAB IV PEMBAHASAN. penelitian. Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa baru tahun BAB IV PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek Penelitian ini adalah penelitian populasi, sehingga tidak digunakan sampel untuk mengambil data penelitian. Semua populasi dijadikan subyek penelitian. Subyek dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sampai pada hari ini masyarakat Indonesia belum terlepas dari krisis

BAB I PENDAHULUAN. Sampai pada hari ini masyarakat Indonesia belum terlepas dari krisis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sampai pada hari ini masyarakat Indonesia belum terlepas dari krisis multidimensional, khususnya krisis ekonomi. Mahasiswa sebagai bagian dari masyarakat juga

Lebih terperinci

Abstrak. Kata kunci:

Abstrak. Kata kunci: Studi Mengenai Stres dan Coping Stres pada Ibu Rumah Tangga yang Tidak Bekerja Karya Ilmiah Dini Maisya (NPM. 190110070038) Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran Abstrak. Dalam menjalankan tugas sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi masyarakat, karena banyakdari kaum laki-laki maupun perempuan, tua

BAB I PENDAHULUAN. bagi masyarakat, karena banyakdari kaum laki-laki maupun perempuan, tua BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada zaman sekarang ini banyak sekali ditemui dimasyarakat Indonesia kebiasaan merokok. Rokok bukanlah suatu hal yang asing lagi bagi masyarakat, karena banyakdari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan modern yang makin kompleks, manusia akan cenderung

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan modern yang makin kompleks, manusia akan cenderung BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan modern yang makin kompleks, manusia akan cenderung mengalami stres apabila ia kurang mampu mengadaptasikan keinginan-keinginan dengan kenyataan-kenyataan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. unsur lapisan masyarakat merupakan potensi yang besar artinya bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. unsur lapisan masyarakat merupakan potensi yang besar artinya bagi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan suatu bangsa merupakan proses yang berkesinambungan dan melibatkan keseluruhan lapisan masyarakat. Generasi muda sebagai salah satu unsur lapisan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sekarang ini kita dihadapkan pada berbagai macam penyakit, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. Sekarang ini kita dihadapkan pada berbagai macam penyakit, salah satunya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekarang ini kita dihadapkan pada berbagai macam penyakit, salah satunya penyakit Lupus. Penyakit ini merupakan sebutan umum dari suatu kelainan yang disebut sebagai

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PENELITIAN. Dalam bab ini peneliti akan membahas tentang hasil pengambilan data

BAB 4 HASIL DAN PENELITIAN. Dalam bab ini peneliti akan membahas tentang hasil pengambilan data BAB 4 HASIL DAN PENELITIAN 4.1 Hasil Pengolahan Data Dalam bab ini peneliti akan membahas tentang hasil pengambilan data dilapangan yang dibagi dalam dua bagian yaitu bagian deskripstif data profil responden

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN 57 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Obyek Penelitian 1. Nama dan Motto Lembaga Lembaga ini bernama Griya Baca dengan motto Berbagi Asa dan Karya, artinya setiap anak bangsa mempunyai hak dan kesempatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Variabel dan Hipotesis Penelitian 3.1.1. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.1.1.1.Variabel Bebas Variabel adalah karakteristik yang akan diobservasi dari satuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membangun bangsa ke arah yang lebih baik. Mahasiswa, adalah seseorang

BAB I PENDAHULUAN. membangun bangsa ke arah yang lebih baik. Mahasiswa, adalah seseorang 15 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa, pada dasarnya sebagai generasi penerus. Mereka diharapkan sebagai subyek atau pelaku didalam pergerakan pembaharuan. Sebagai bagian dari masyarakat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah. cerminan dari peradaban manusia dan merupakan sesuatu yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah. cerminan dari peradaban manusia dan merupakan sesuatu yang dapat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Kesenian merupakan salah satu unsur budaya universal yang menjadi cerminan dari peradaban manusia dan merupakan sesuatu yang dapat mempengaruhi perjalanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berakhirnya suatu pendidikan formal, diharapkan seseorang dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berakhirnya suatu pendidikan formal, diharapkan seseorang dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berakhirnya suatu pendidikan formal, diharapkan seseorang dapat memasuki dunia kerja, demikian halnya dengan pendidikan di SMA. Kurikulum SMA dirancang untuk

Lebih terperinci

GAMBARAN STRES DAN STRATEGI KOPING IBU BEKERJA YANG MEMILIKI ANAK DIASUH ASISTEN RUMAH TANGGA. Abstrak.

GAMBARAN STRES DAN STRATEGI KOPING IBU BEKERJA YANG MEMILIKI ANAK DIASUH ASISTEN RUMAH TANGGA.   Abstrak. GAMBARAN STRES DAN STRATEGI KOPING IBU BEKERJA YANG MEMILIKI ANAK DIASUH ASISTEN RUMAH TANGGA Rachel Satyawati Yusuf 1, Novy Helena Catharina Daulima 2 1. Program Studi Sarjana Fakultas Ilmu Keperawatan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengajaran di perguruan tinggi maupun akademi. Tidak hanya sekedar gelar,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengajaran di perguruan tinggi maupun akademi. Tidak hanya sekedar gelar, digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa merupakan sebutan bagi individu yang belajar atau mengikuti pengajaran di perguruan tinggi maupun akademi. Tidak hanya sekedar gelar,

Lebih terperinci

4. METODOLOGI PENELITIAN

4. METODOLOGI PENELITIAN 4. METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini akan diuraikan mengenai metode yang digunakan dalam penelitian ini. Penjelasan mengenai metodologi dimulai dengan menjelaskan populasi dan sampel dalam penelitian

Lebih terperinci

Dalam peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan, yang dimaksud. dengan guru honorer adalah pegawai non PNS Departemen Pendidikan Nasional

Dalam peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan, yang dimaksud. dengan guru honorer adalah pegawai non PNS Departemen Pendidikan Nasional LAMPIRAN 1 Lampiran 1 Guru Honorer 1 Pengertian Guru Honorer Dalam peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan, yang dimaksud dengan guru honorer adalah pegawai non PNS Departemen Pendidikan Nasional yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah sebuah negara berkembang yang terbebas dari

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah sebuah negara berkembang yang terbebas dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Negara Indonesia adalah sebuah negara berkembang yang terbebas dari penjajahan. Walaupun terbebas dari penjajahan, seluruh warga negara Indonesia harus tetap

Lebih terperinci

BAB 4 Hasil Penelitian dan Interpretasi

BAB 4 Hasil Penelitian dan Interpretasi 47 BAB 4 Hasil Penelitian dan Interpretasi Pada bab ini, akan dipaparkan hasil penelitian serta interpretasi dari hasil penelitian tersebut. Akan dijabarkan gambaran umum responden dan hasil dari analisa

Lebih terperinci

COPING REMAJA AKHIR TERHADAP PERILAKU SELINGKUH AYAH

COPING REMAJA AKHIR TERHADAP PERILAKU SELINGKUH AYAH COPING REMAJA AKHIR TERHADAP PERILAKU SELINGKUH AYAH SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana S 1 Psikologi Diajukan oleh : Alfan Nahareko F 100 030 255 FAKULTAS PSIKOLOGI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif,

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, yaitu suatu pendekatan yang digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu,

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN STRATEGI KOPING PADA PENDERITA PASCA STROKE

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN STRATEGI KOPING PADA PENDERITA PASCA STROKE HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN STRATEGI KOPING PADA PENDERITA PASCA STROKE SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Fakultas Psikologi merupakan salah satu Fakultas yang berada di

BAB I PENDAHULUAN. Fakultas Psikologi merupakan salah satu Fakultas yang berada di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Fakultas Psikologi merupakan salah satu Fakultas yang berada di Universitas X Bandung didirikan berdasarkan pertimbangan praktis, yakni melengkapi syarat untuk

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEBERSYUKURAN DENGAN EFIKASI DIRI PADA GURU TIDAK TETAP DI SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH

HUBUNGAN ANTARA KEBERSYUKURAN DENGAN EFIKASI DIRI PADA GURU TIDAK TETAP DI SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH HUBUNGAN ANTARA KEBERSYUKURAN DENGAN EFIKASI DIRI PADA GURU TIDAK TETAP DI SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH NASKAH PUBLIKASI Diajukan oleh: ARRIJAL RIAN WICAKSONO F 100 090 117 Kepada : FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI, SARAN. Bab terakhir ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan diskusi

BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI, SARAN. Bab terakhir ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan diskusi BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI, SARAN Bab terakhir ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan diskusi mengenai hasil-hasil yang diperoleh dalam penelitian, serta keterbatasan penelitian. Selain itu, dalam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Responden Penelitian ini dilakukan pada Polisi Lalu Lintas, mulai tanggal 1 Juli 2011-25 Juli 2011 dengan menyebar 100 kuesioner. Berikut ini akan dibahas mengenai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan harapan. Masalah tersebut dapat berupa hambatan dari luar individu maupun

BAB I PENDAHULUAN. dengan harapan. Masalah tersebut dapat berupa hambatan dari luar individu maupun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Individu memiliki berbagai macam masalah didalam hidupnya, masalah dalam diri individu hadir bila apa yang telah manusia usahakan jauh atau tidak sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. stress. Seperti kehidupan normal pada umumnya, kehidupan di perguruan

BAB I PENDAHULUAN. stress. Seperti kehidupan normal pada umumnya, kehidupan di perguruan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menempuh pendidikan di perguruan tinggi tidak dapat dipisahkan dari stress. Seperti kehidupan normal pada umumnya, kehidupan di perguruan tinggi juga meliputi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap individu menginginkan sebuah pemenuhan dan kecukupan atas

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap individu menginginkan sebuah pemenuhan dan kecukupan atas 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap individu menginginkan sebuah pemenuhan dan kecukupan atas segala kebutuhan yang diperlukan dalam kehidupannya. Seringkali hal ini yang mendasari berbagai macam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu bentuk organisasi yang didirikan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu bentuk organisasi yang didirikan untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Perusahaan adalah suatu bentuk organisasi yang didirikan untuk memproduksi barang atau jasa, serta mempunyai tujuan tertentu yang ingin dicapai. Tujuan-tujuan

Lebih terperinci

KONTRIBUSI SELF CONCEPT MATEMATIS TERHADAP KEMAMPUAN AKADEMIK MAHASISWA PADA PEMBELAJARAN KALKULUS

KONTRIBUSI SELF CONCEPT MATEMATIS TERHADAP KEMAMPUAN AKADEMIK MAHASISWA PADA PEMBELAJARAN KALKULUS KONTRIBUSI SELF CONCEPT MATEMATIS TERHADAP KEMAMPUAN AKADEMIK MAHASISWA PADA PEMBELAJARAN KALKULUS Rifqi Hidayat, Jajang Rahmatudin Universitas Muhammadiyah Cirebon rifqi.math@gmail.com, j.rahmatudin@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. secara objektif (Notoatmodjo, 2005). mahasiswa semester akhir Fakultas Psikologi dan Kesehatan.

BAB III METODE PENELITIAN. secara objektif (Notoatmodjo, 2005). mahasiswa semester akhir Fakultas Psikologi dan Kesehatan. BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif yang merupakan suatu metode penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Metode penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif, yaitu metode penelitian yang digunakan untuk meneliti kondisi objek alamiah di mana peneliti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi ini para peserta didik berlomba-lomba untuk bisa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi ini para peserta didik berlomba-lomba untuk bisa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi ini para peserta didik berlomba-lomba untuk bisa mendapatkan pendidikan terbaik. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dunia kerja nantinya. Perguruan Tinggi adalah salah satu jenjang pendidikan setelah

BAB I PENDAHULUAN. dunia kerja nantinya. Perguruan Tinggi adalah salah satu jenjang pendidikan setelah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan dalam berbagai bidang, khususnya dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, serta seni menciptakan persaingan yang cukup ketat dalam dunia pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari persyaratan akhir pendidikan akademisnya pada program strata satu (Kamus

BAB I PENDAHULUAN. dari persyaratan akhir pendidikan akademisnya pada program strata satu (Kamus BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Skripsi adalah karya ilmiah yang wajib ditulis oleh mahasiswa sebagai bagian dari persyaratan akhir pendidikan akademisnya pada program strata satu (Kamus

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA SISWA AKSELERASI. Widanti Mahendrani 1) 2)

HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA SISWA AKSELERASI. Widanti Mahendrani 1) 2) HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA SISWA AKSELERASI Widanti Mahendrani 1) 2) dan Esthi Rahayu Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata, Semarang ABSTRAKSI Penelitian

Lebih terperinci

PENGARUH BRAIN GYM TERHADAP PENURUNAN TINGKAT STRES PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI D IV FISIOTERAPI TINGKAT AKHIR

PENGARUH BRAIN GYM TERHADAP PENURUNAN TINGKAT STRES PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI D IV FISIOTERAPI TINGKAT AKHIR PENGARUH BRAIN GYM TERHADAP PENURUNAN TINGKAT STRES PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI D IV FISIOTERAPI TINGKAT AKHIR Skripsi Ini Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Mendapatkan Gelar Sarjana Sains Terapan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII DI MTS AL-HAMID

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII DI MTS AL-HAMID HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII DI MTS AL-HAMID Oleh: Ardiles Delta Asmara 1) Dra. Indira Chanum, M.Psi. 2) Sjenny A. Indrawati, Ed.D. 3) ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dihimpun hanya berdasarkan stres dan strategi penanggulangan stres pada

BAB III METODE PENELITIAN. dihimpun hanya berdasarkan stres dan strategi penanggulangan stres pada BAB III METODE PENELITIAN A. RANCANGAN PENELITIAN Penelitian yang dilakukan bersifat ex post facto dan data-data yang dihimpun hanya berdasarkan stres dan strategi penanggulangan stres pada mahasiswa yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. antara suami istri saja melainkan juga melibatkan anak. retardasi mental termasuk salah satu dari kategori tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. antara suami istri saja melainkan juga melibatkan anak. retardasi mental termasuk salah satu dari kategori tersebut. BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Dalam kehidupan berumah tangga, setiap pasangan tentu mendambakan kehadiran seorang anak sebagai pelengkap kebahagiaan serta puncak pemenuhan dari kebutuhan pernikahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dua dasawarsa terakhir ini, perubahan yang terjadi dalam berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dua dasawarsa terakhir ini, perubahan yang terjadi dalam berbagai BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Dalam dua dasawarsa terakhir ini, perubahan yang terjadi dalam berbagai sektor kehidupan semakin pesat, sebagai dampak dari faktor kemajuan di bidang teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Remaja adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia 12 atau 13 tahun dan berakhir pada usia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Masyarakat semakin berkembang

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Masyarakat semakin berkembang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam zaman pembangunan di Indonesia dan globalisasi dunia yang menuntut kinerja yang tinggi dan persaingan semakin ketat, semakin dibutuhkan sumber daya

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Kanker Dharmais ini berlangsung

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Kanker Dharmais ini berlangsung BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4. 1 Profil Subjek Penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Kanker Dharmais ini berlangsung mulai tanggal 4 Januari sampai dengan 16 Januari 2011. Profil subjek pada penelitian

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini menguraikan mengenai hal-hal yang menyangkut operasional

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini menguraikan mengenai hal-hal yang menyangkut operasional 25 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Bab ini menguraikan mengenai hal-hal yang menyangkut operasional penelitian. Pembahasan mengenai bagaimana penelitian ini dilaksanakan, subjek yang diteliti serta aspek-aspek

Lebih terperinci