ABSTRAK. Kata kunci: ODHA (Orang Dengan HIV AIDS), Hak Asasi Manusia, Stigma, Diskriminasi dan Dukungan Sosial.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ABSTRAK. Kata kunci: ODHA (Orang Dengan HIV AIDS), Hak Asasi Manusia, Stigma, Diskriminasi dan Dukungan Sosial."

Transkripsi

1

2 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan Perlindungan Hak ODHA (Orang dengan HIV AIDS) ditinjau dari Prespektif HAM (Hak Asasi Manusia). Selain itu, untuk mendeskripsikan hambatan apa yang di dapatkan oleh ODHA (Orang dengan HIV AIDS) dalam hal mendapatkan hak-haknya. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian hukum empiris yang menggunakan data primer sebagai sumber data utamanya yaitu dengan melakukan wawancara langsung kepada ODHA (Orang dengan HIV AIDS). Sedangkan untuk menganalisis datanya digunakan pendekatan kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa Perlindungan hak ODHA ditinjau dari prespektif HAM belum sepenuhnya memenuhi nilai dari hak asasi manusia. Kondisi tersebut dipengaruhi oleh adanya Stigma dan Diskriminasi yang didapatkan oleh ODHA baik dari masyarakat maupun dari aparat pelaksana yang terkait dengan perlindungan pengidap HIV/AIDS. Salah satu bentuk intervensi untuk mengatasi stigma dan diskriminasi tersebut ialah melalui penegakan HAM. Selain itu hambatan lainnya yang didapatkan oleh ODHA yakni kurangnya Dukungan Sosial yang diberikan oleh lingkungan sekitar seperti keluarga, teman maupun dari masyarakat luas. Kata kunci: ODHA (Orang Dengan HIV AIDS), Hak Asasi Manusia, Stigma, Diskriminasi dan Dukungan Sosial.

3 Latar Belakang Epidemi AIDS di Indonesia sudah berlangsung hampir 20 tahun namun diperkirakan masih akan berlangsung terus dan memberikan dampak yang tidak mudah diatasi. Menurut estimasi Nasional tahun 2006 di Indonesia terdapat sampai orang yang tertular HIV, dan akan menjadi satu juta orang dalam 10 tahun jika tidak melakukan upaya penanggulangan yang serius serta didukung oleh semua pihak (Komisi Penanggulan AIDS, 2006). Pada provinsi gorontalo jumlah penderita berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo sudah berjumlah 150 penderita HIV/ AIDS yang tersebar di Kab/ Kota, namun untuk populasi terbanyak terdapat pada wilayah Kota Gorontalo sebanyak 74 Kasus HIV/ AIDS, sehingganya perlu penelitian yang menfokuskan pada penanganan penderita HIV/ AIDS atau orang dengan HIV-AIDS (ODHA) yang banyak mengalami stigma dan diskriminasi akibat kurangnya informasi tentang hiv-aids dan akhirnya bermuara pada pelanggaran HAM. Salah satu cara untuk membantu pengelolaan masalah yang membuat perasaan tertekan atau stres agar tidak membawa pengaruh negatif terhadap kesehatan adalah adanya dukungan sosial. Dukungan ini bisa berasal dari pihak manapun yang merupakan significant others bagi orang yang menghadapi masalah atau situasi stres, seperti orang tua, pasangan, sahabat, rekan kerja ataupun dokter dan komunitas organisasi. Dengan adanya dukungan sosial yang besar, stresor yang tinggi tidak akan menimbulkan atau memperburuk penyakit. Dengan rendahnya dukungan sosial terhadap seseorang yang mengalami stress (tinggi maupun rendah) dapat mengarah pada timbulnya penyakit. Selain itu permasalahan stigma dan diskriminasi yang banyak menjadi permasalahan bagi orang yang terinfeksi virus HIV AIDS tentunya hal ini membuat para ODHA sulit mendapatkan haknya. Salah satu bentuk intervensi untuk mengatasi stigma dan diskriminasi adalah melalui penegakkan HAM yang nantinya dapat menciptakan lingkungan individu yang sehat. Yang dimaksud dengan penegakan HAM adalah secara universal ham adalah hak dasar yang dimiliki oleh seseorang sejak lahir sampai mati sebagai anugerah Tuhan YME. Hak asasi ini sangat wajib untuk dihormati, dijunjung tinggi serta dilindungi oleh Negara, hukum dan Pemerintah. Setiap orang sebagai harkat

4 dan martabat manusia yang sama antara satu orang dengan lainnya yang benar benar wajib untuk dilindungi dan tidak ada pembembeda hak antara orang satu dengan yang lainnya. Berkenaan dengan permasalahan yang diuraikan diatas penulis tertarik meneliti hal tersebut untuk melakukan penelitian dengan judul Perlindungan Hak ODHA ditinjau dari prespektif HAM.

5 TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep Odha dan Gambaran Tentang HIV/ AIDS ODHA adalah singkatan dari orang dengan HIV/AIDS, sebagai pengganti istilah penderita yang mengarah pada pengertian bahwa orang tersebut sudah secara positif didiagnosa terinfeksi HIV. HIV adalah kepanjangan dari human immunodeficiency virus, suatu virus yang menyerang kekebalan tubuh, yaitu suatu sistem tubuh yang secara alamiah berfungsi melawan penyakit dan infeksi. Virus HIV yang menyebabkan AIDS ini menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. Yang dimaksud dengan sistem kekebalan adalah suatu sistem dalam tubuh yang berfungsi untuk melindungi tubuh dari masuknya bakteri atau virus yang bertujuan menyerang sel, menyerang pertahan tubuh. Organ dimana sistem kekebalan tubuh berada disebut lymphoid, memiliki peran utama dalam mengembangkan lymphocytes (sel darah putih) yang secara spesifik berfungsi untuk menjaga tubuh dari serangan virus. 2. Proses Perkembangan dan Reaksi Terhadap Kondisi HIV/ AIDS Proses perkembangan virus HIV dalam tubuh. Proses tersebut menurut Kaplan (1993); Sarafino (2006) adalah sebagai berikut: 1. Munculnya tanda-tanda infeksi primer HIV akut (acut HIV infection). 2. Seroconversion 3. Penurunan sistem kekebalan 4. Gejala yang lebih berat Kubler-Ross (dalam Sarafino, 2006) melakukan wawancara terhadap 2000 individu yang mengalami teminal illnes dan mengatakan bahwa penyesuaian individu biasanya mengikuti pola-pola yang dapat diprediksi dalam 5 tahapan yang tersusun secara hirarkhi. Tahapan tersebut adalah: 1. Denial Reaksi pertama untuk prognasa yang mengarah ke kematian melibatkan perasaan menolak mempercayainya sebagai suatu kebenaran. 2. Anger Penolakan akan segera menghilang dan muncul perasaan marah, dengan reaksi kemarahan yang tertuju pada orang-orang yang ada disekitarnya saat itu.

6 3. Bargaining Pada tahapan ini, orang tersebut berusaha mengubah kondisinya dengan melakukan tawar-menawar atau berusaha untuk bernegosiasi dengan tuhan, misalnya. 4. Depression Perasaan depresi muncul ketika upaya negosiasi tidak menolong dan orang tersebut merasa sudah tidak ada waktu untuk peluang lagi serta tidak berdaya. 5. Acceptance Orang dengan kesempatan hidup yang tidak banyak lagi akan mencapai penerimaan ini setelah tidak lagi mengalami depresi, teapi lebih merasa tenang dan siap menghadapi kematian. 3. Pengobatan Terhadap HIV/AIDS Menurut Sarafino (2006), sebagaian besar orang dengan HIV/AIDS yang mengalami lemahnya sistem kekebalan tubuh dan opportunistic infection, dapat ditangani efektif secara medis. Tetapi kadang kala orang yang terkena HIV/AIDS menjadi hipersensitif atau alergi terhadap pengobatan, dan hingga saat ini tidak ada terapi yang memungkinkan tubuhnya akan mampu mentolerir virus tersebut. Jika tidak ditangani, opportunistic infection ini dapat menyebabkan kematian kira-kira 3 tahun setelah didiagnosa mengalami AIDS. Penanganan utama terhadap AIDS melalui pengobatan yang disebut sebagai antiretroviral agents. Di pertengahan tahun 1980-an, obat utama bagi AIDS adalah AZT (azidothymidine) yang berfungsi untuk memperlambat reproduksi HIV pada tahapan awal. Selanjutnya di pertengahan tahun 1990-an berkembang obat antiretroviral baru yang disebut sebagai protease inhibitors, yang juga berfungsi untuk menangani reproduksi HIV dan secara dramatis mengurangi jumlah virus tersebut dalam banyak inveksi HIV yang dialami, tetapi tidak semuanya. (Sarafino, 2006). Secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa anti-retroviral adalah suatu obat yang adapat digunakan untuk mencegah reproduksi retrovirus, yaitu virus yang terdapat pada HIV. Obat ini tidak untuk mencegah penyebaran HIV dari orang yang terinfeksi ke orang lain, tidak untuk menyembuhkan infeksi HIV dan juga tidak berfungsi untuk membunuh virus (agar tidak berkembang menjadi AIDS karena jika hal ini terjadi maka akan membuat kerusakan pada sel tubuh yang terkena infeksi virus tersebut).

7 Antiretroviral digunakan untuk memblokir atau menghambat proses reproduksi virus, membantu mempertahankan jumlah minimal virus di dalam tubuh dan memperlambat kerusakan sistem kekebalan sehingga orang yang terinfeksi HIV dapat merasa lebih baik/nyaman dan bisa menjalani kehidupan normal. 4. Konsep Stigma dan Diskriminasi Stigma adalah suatu proses dinamis yang terbangun dari suatu persepsi yang telah ada sebelumnya yang menimbulkan suatu pelanggaran terhadap sikap, kepercayaan dan nilai. Diskriminasi mengandung arti perlakuan tidak seimbang terhadap sekelompok orang, yang pada hakekatnya adalah sama dengan kelompok pelaku diskriminasi. Menurut Baron & Donn (2003) diskriminasi dapat berakar dari sikap implisit yang terpicu secara otomatis dan stereotip (sikap di mana individu tidak menyadarinya). Diskriminasi terhadap ODHA sering terjadi, khususnya dalam hal mendapatkan fasilitas kesehatan, di samping itu diskriminasi juga terjadi di lapangan pekerjaan dan pendidikan. ODHA seringkali diperlakukan tidak adil karena adanya ketakutan dari masyarakat untuk tertular penyakit tersebut, tidak semua RS (Rumah Sakit) mau menerima pasien yang terjangkit HIV DAN AIDS. Bentuk diskriminasi dari RS dan tenaga kesehatan adalah penolakan untuk merawat serta diskriminasi dalam pemberian perawatan sampai penolakan untuk memandikan jenazah. Perlakuan diskriminasi bisa terjadi di dalam keluarganya sendiri atau dalam masyarakat umum. 5. Konsep Dukungan Sosial Menurut Jacobson (dalam Orford, 1992), dukungan sosial adalah suatu bentuk tingkah laku yang menumbuhkan perasaan nyaman dan membuat individu percaya bahwa individu dihormati, dihargai, dicintai dan bahwa orang lain bersedia memberikan perhatian dan keamanan. Dukungan sosial dapat diperoleh seseorang dari berbagai sumber dalam suatu jaringan sosial yang dimiliki oleh individu yang bersangkutan. Kaplan (1993) mengatakan dukungan sosial dapat diperoleh melalui individu-individu yang diketahui dapat diandalkan, menghargai, memperhatikan serta mencintai kita dalam suatu jaringan sosial.

8 Berdasarkan pendapat-pendapat di muka dapat dikatakan bahwa dukungan sosial tidak hanya berasal dari orang-orang terdekat yang selama ini telah dikenal oleh penderita seperti keluarga, teman, dan kerabat lainnya. Tetapi dukungan sosial juga dapat berasal dari orang lain seperti pekerja sosial yang berada di LSM, pendeta atau ulama, dan anggota komunitas tertentu yang selama ini tidak pernah dikenal oleh penderita. 6. Konsep HAM (Hak Asasi Manusia) Hak Asasi Manusia adalah hak-hak yang dimiliki manusia bukan karena diberikan kepadanya oleh masyarakat, bukan berdasarkan hukum positif yang berlaku, melainkan berdasarkan martabatnya sebagai manusia. Manusia memilikinya karena ia manusia, dalam memahami hak asasi manusia termasuk bahwa hak itu tidak dapat dihilangkan atau dinyatakan tidak berlaku oleh negara. Negara dapat saja tidak mengakui hak-hak itu. Dengan demikian hak-hak asasi tidak dapat dituntut di depan hakim. Tetapi itulah yang menentukan hak-hak itu tetap dimiliki. Dan karena itu hak asasi harus tetap diakui. Tidak mengakui hak-hak yang dimiliki oleh manusia sebagai manusia itu menunjukkan bahwa dalam negara itu martabat manusia belum diakui sepenuhnya, itulah paham tentang hak asasi manusia. Secara umum, subtansi hukum memiliki potensi untuk berfungsi melindungi terhadap hak pengidap HIV/AIDS. Namun demikian, potensi perlindungan tersebut masih bersifat umum dan parsial. Seharusnya, perlindungan HAM bersifat komprehensif, partisipatif dan non diskriminasi. Prinsip ini sesuai dengan kedudukan setiap individu yang sederajat sebagai umat manusia dan memiliki kebaikan yang melekat (inherent) di dalam harkat dan martabatnya masing-masing, mengingat substansi hukum yang terkait dengan perlindungan hak pengidap HIV/AIDS masih parsial dan kadangkala terjadi perlakuan-perlakuan diskriminatif, maka pada masa yang akan datang perlu dibentuk undang-undang khusus yang mengatur tentang perlindungan hak pengidap HIV/AIDS.

9 METODE PENELITIAN Jenis Penelitian ini menggunakan jenis penelitian hukum empiris yang menggunakan data primer sebagai sumber data utamanya. Jenis Penelitian hukum empiris ini merupakan sebuah metode penelitian hukum yang berupaya untuk melihat hukum dalam artian yang nyata dan untuk meneliti bagaimana hukum bekerja di masyarakat. Penelitian hukum empiris sebagai penelitian yang dilakukan dengan cara meneliti data primer, yaitu data yang diperoleh peneliti dengan melakukan wawancara langsung kepada ODHA (Orang dengan HIV AIDS). Dalam penelitian hukum empiris ini, sumber data yang digunakan berupa data primer dan data sekunder. Data primer yang digunakan dalam penelitian hukum ini adalah data yang diperoleh secara langsung dari responden yakni subjek yang memberikan jawaban atas pertanyaan peneliti dalam wawancara yang berkait langsung dengan permasalahan hukum yang diteliti. Sedangkan data sekunder diperoleh dengan melakukan teknik dokumentasi yakni dengan memanfaatkan sumber-sumber yang tersedia untuk menemukan data masa lalu yang berkaitan dan dapat mendukung objek yang akan diteliti, antara lain : (1) Peraturan Daerah, (2) Data pengidap HIV AIDS di Provinsi Gorontalo, (3) lain-lain yang dianggap perlu. Dalam penelitian ini penulis mengklasifikasikan teknik pengumpulan data kedalam tiga bagian, yakni Dokumentasi, Wawancara dan Observasi. Penulis mengidentifikasi sejumlah dokumen/ arsip-arsip yang dimiliki oleh Komisi Penanggulangan AIDS Kota Gorontalo, Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi Gorontalo serta Dinas Kesehatan Kota Gorontalo dan Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo yang terkait dengan penelitian. Sedangkan untuk wawancara, peneliti menyusun suatu pedoman wawancara yang berisi pertanyaan terkait permasalahan penelitian yakni wawancara (interview) dengan ODHA. Dan untuk Observasi, peneliti memilih Observasi dengan partisipasi terbatas, yakni peneliti terlibat hanya terbatas pada aktivitas objek yang mendukung data penelitian. Adapun Analisis data yang digunakan dalam penelitian empiris ini adalah dengan pendekatan kualitatif.

10 HASIL PENELITIAN 1. Perlindungan Hak ODHA ditinjau dari Perspektif HAM Upaya pencegahan dan penanggulangan HIV dan AIDS tidak dapat dipisahkan dari aspek hukum dan hak Asasi manusia (HAM). Permasalahan pokok yang menyangkut hukum berkaitan dengan maraknya kasus HIV/ AIDS adalah bagaimana menyeimbangkan antara perlindungan kepentingan masyarakat dan kepentingan individu pengidap HIV dan penderita AIDS. Terdapat dua hak asasi fundamental yang berkaitan dengan epidemi HIV/ AIDS yaitu : hak terhadap kesehatan dan hak untuk bebas dari diskriminasi. Dibandingkan dengan hak terhadap kesehatan, jalan keluar dari masalah diskriminasi terhadap penderita HIV/AIDS ini jauh lebih kompleks dan sulit. Pada banyak kasus, penderita akhirnya bisa berdamai dengan kenyataan bahwa mereka memang mengidap HIV dan mungkin akan meninggal dengan dan karena AIDS. Akan tetapi penderitaan yang lebih parah justru dialami karena adanya stereotype yang dikenakan kepada mereka. Orang terinfeksi acap kali dihubungkan dengan orang terkutuk (amoral) karena perilakunya yang menyimpang dan memang harus menanggung penderitaan sebagai karma atas dosa-dosanya. Tidak hanya dalam bentuk stereotip tetapi di banyak tempat ditemukan pula berbagai pelanggaran HAM berupa stigmatisasi dan diskriminasi, bahkan juga penganiayaan dan penyiksaan. Berbagai pelanggaran HAM dan hukum sebagai yang tergambar di atas pada akhirnya merupakan fakta sosial yang menjadi bagian dari penderitaan orang terinfeksi bahkan merupakan penyebab sekunder/non medis bagi kematian mereka. 2. Hambatan yang didapatkan ODHA Dalam Mendapatkan Hak-haknya a. Stigma dan Diskriminasi Kepada ODHA Stigma berhubungan dengan kekuasaan dan dominasi di masyarakat. Pada puncaknya, stigma akan menciptakan ketidaksetaraan sosial. Diskriminasi terjadi ketika pandangan-pandangan negatif mendorong orang atau lembaga untuk memperlakukan seseorang secara tidak adil yang didasarkan pada prasangka mereka akan status HIV seseorang. Stigma dan diskriminasi terhadap orang-orang yang sudah terdeteksi mengidap HIV/AIDS yang menjadi penghalang bagi sebagian orang untuk menjalani tes HIV.

11 Stigma dan diskriminasi justru terjadi karena informasi HIV/AIDS yang disebarluaskan selama ini tidak akurat karena dibumbui dengan moral. Yang perlu dilakukan adalah memupus stigma dan diskriminasi terhadap orang-orang yang terdeteksi mengidap HIV/AIDS dengan cara memberikan informasi yang akurat tentang cara-cara penularan HIV. Selain informasi HIV/AIDS yang tidak akurat karena dibalut dengan moral, dalam peraturan daerah (perda) pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS pun pencegahan selalu dikatikan dengan moral serta iman dan taqwa. Pengaitan itulah yang mendorong stigma dan diskriminasi karena dikesankan orang-orang yang mengidap HIV/AIDS adalah orang-orang yang tidak bermoral dan tidak mempunyai iman dan taqwa. b. Dukungan Sosial Masalah yang timbul pada Orang Dengan HIV&AIDS bukan hanya dari infeksi virus, ada juga dampak-dampak sosial yang terjadi misalnya dijauhi teman, keluarga, maupun dari masyarakat luas. Hal yang sangat dibutuhkan oleh ODHA adalah dukungan sosial, sumber dukungan sosial dapat berasal dari keluarga, teman, dan petugas kesehatan. Dukungan sosial yang diberikan dapat berupa dukungan emosional, penghargaan, instrumental, informasi, dan jaringan sosial. Dukungan yang diberikan diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup ODHA menjadi lebih baik. Berdasarkan pengamatan peneliti, sebenarnya subjek penelitian telah menerima dukungan sosial dari banyak sumber seperti keluarga, pasangan, teman, konselor, dan dokter. Subjek peelitian juga menerima dukungan sosial seperti dukungan perhatian, dukungan informasi, dukungan instrumental, dan penilaian diri. Namun demikian masih banyak juga pihak-pihak yang belum bisa menerima keberadaan Odha. Masih banyak masyarakat yang memperlakukan Odha dengan kurang baik, seperti adanya perlakuan diskriminasi dan stigmatisasi negatif serta cenderung menghindari kontak sosial dengan Odha karena takut tertular HIV/AIDS. Bahkan tenaga medis ada juga yang masih melakukan deskriminasi, seperti ketika Odha masuk rumah sakit, Odha ditempatkan jauh dari pasien-pasien lainnya, serta Odha kurang mendapat perawatan yang baik seperti pasien-pasien yang lainnya. Namun demikian masih terdapat banyak tenaga medis yang dapat menerima dan memberi dukungan pada Odha.

12 PEMBAHASAN Setelah melakukan penelitian di Kota Gorontalo tepatnya di 9 Kecamatan yaitu Kota Barat, Kota Tengah, Kota Utara, Kota Selatan, Kota Timur, Kec Dungingi, Kec Hulodalangi, Kec Sipatana, Kec Dumbo Raya, dengan mengambil sebanyak 2 responden (penderita positif HIV-AIDS) pada masing-masing kecamatan yang ada di wilayah Kota Gorontalo dengan fokus quesioner pada hak hidup penderita HIV-AIDS serta stigma dan diskriminasi yang timbul atau dirasakan ketika hidup berdampingan bersama dengan masyarakat umum yang sebagian besar belum terlalu paham terhadap informasi HIV-AIDS. Berdasarkan hasil quesioner yang diedarkan, dapat disimpulkan bahwa masih banyak stigma dan diskriminasi yang dilakukan oleh sebagian masyarakat terhadap ODHA. Hal ini membuktikan bahwa belum semua ODHA mendapatkan hak yang sama dengan masyarakat lain. Hal ini terjadi pada semua kecamatan yang menjadi lokasi dari penelitian saya, bahwa ditemukan masih banyak penderita positif HIV-AIDS tidak mendapatkan pelayanan yang sama dengan orang yang berstatus normal atau tidak mengidap HIV-AIDS, hal ini dapat dilihat melalui apabila ODHA pergi berobat ke dokter-dokter yang membuka praktek tidak semuanya bisa menerima atau melayani pasien positif HIV-AIDS dengan bawaan sakit diluar penyakit HIV-AIDS, begitupun pada lingkungan masyrakat yang ada di seluruh kecamatan yang ada di Kota Gorontalo belum bisa menerima secara terbuka penderita HIV-AIDS pada lingkungan mereka. Sekarang telah banyak orang dengan HIV yang mau terbuka dan mendampingi sesamanya, berbagi pengalaman dan saling membantu untuk mencegah. Justru sekarang yang diperlukan adalah sikap masyarakat umum yang harus mau berubah untuk melihat HIV-AIDS ini sebagai masalah serius dan masalah bersama. Hingga saat ini sikap dan pandangan masyarakat terhadap ODHA sangat buruk sehingga melahirkan permasalahan serta tindakan yang melukai fisik maupun mental bagi ODHA bahkan keluarga dan orang-orang terdekatnya. Sesungguhnya hak ODHA sama seperti manusia lain, tetapi karena ketakutan dan kekurangpahaman masyarakat, hak ODHA sering dilanggar. Salah satu bentuk intervensi untuk mengatasi perasaan tertekan/ stress yang dialami Odha ialah melalui dukungan sosial. Semakin tinggi tingkat dukungan sosial

13 yang diterima Odha, maka semakin tinggi kebermaknaan hidup yang dirasakan Odha. Sebaliknya, semakin rendah dukungan sosial yang diterima Odha, maka semakin rendah pula kebermaknaan hidupnya. Menyadari bahwa permasalahan HIV/AIDS memiliki dampak ikutan luas di bidang hak asasi manusia maka diperlukan upaya perlindungan yang mampu menjamin tidak adanya diskriminasi terhadap pengidap HIV/AIDS. Pemahaman permasalahan HIV/AIDS dari perspektif hak asasi manusia diharapkan akan menimbulkan suatu keseimbangan secara proporsional mengenai hak asasi manusia pengidap HIV/AIDS dan individu lainnya. Titik tumpunya pada batas hak dan kebebasan seseorang adalah hak dan kebebasan orang lain. Sehingga, titik persinggungan ini menciptakan suatu pemahaman atas pengakuan hak asasi manusia seseorang dalam segala bidang kehidupan. Pengidap HIV/AIDS adalah insan manusia seperti lainnya, sehingga ia pun mempunyai hak yang sama dengan yang lainnya.

14 KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data dalam pembahasan sebagaimana pada bab sebelumnya maka dapat ditarik beberapa kesimpulan berkenaan dengan penelitian yang dikemas dalam judul Perlindungan Hak ODHA ditinjau dari Perspektif HAM sebagai berikut : 1. Perlindungan hak ODHA ditinjau dari prespektif HAM pada kenyataannya belum sepenuhnya memenuhi nilai-nilai hak asasi kemanusiaan. Kondisi tersebut dipengaruhi oleh perilaku aparat pelaksana yang terkait dengan perlindungan pengidap HIV/AIDS, misalnya di Rumah Sakit dan Lembaga Pemasyarakatan. Aparat pelaksana di dua lembaga tersebut cenderung bersifat diskriminatif. Selain itu pemahaman permasalahan HIV/AIDS dari perspektif hak asasi manusia diharapkan akan menimbulkan suatu keseimbangan secara proporsional mengenai hak asasi manusia pengidap HIV/AIDS dan individu lainnya. Titik tumpunya pada batas hak dan kebebasan seseorang adalah hak dan kebebasan orang lain. Sehingga, titik persinggungan ini menciptakan suatu pemahaman atas pengakuan hak asasi manusia seseorang dalam segala bidang kehidupan. 2. Hambatan yang di dapatkan ODHA dalam hal mendapatkan hak-haknya yakni adanya stigma dan diskriminasi yang dilakukan oleh sebagian masyarakat terhadap ODHA. Hal ini membuktikan bahwa belum semua ODHA mendapatkan hak yang sama dengan masyarakat lain. Hal ini terjadi pada semua kecamatan yang menjadi lokasi dari penelitian saya, bahwa ditemukan masih banyak penderita positif HIV- AIDS tidak mendapatkan pelayanan yang sama dengan orang yang berstatus normal atau tidak mengidap HIV-AIDS. Selain itu hambatan lainnya yang didapatkan ODHA ialah kurangnya Dukungan Sosial seperti dijauhi teman, keluarga, maupun dari masyarakat luas. Berdasarkan pengamatan peneliti, sebenarnya subjek penelitian telah menerima dukungan sosial dari banyak sumber seperti keluarga, pasangan, teman, konselor, dan dokter. Subjek peelitian juga menerima dukungan sosial seperti dukungan perhatian, dukungan informasi, dukungan instrumental, dan penilaian diri. Namun demikian masih banyak juga pihak-pihak yang belum bisa menerima keberadaan Odha. Masih banyak masyarakat yang memperlakukan Odha dengan kurang baik.

15 SARAN Berdasarkan kesimpulan di atas, maka di bawah ini peneliti mengajukan beberapa saran, yaitu: 1. Menyadari bahwa permasalahan HIV/AIDS memiliki dampak ikutan luas di bidang hak asasi manusia maka diperlukan adanya upaya Pemerintah Pusat dalam menerbitkan Undang-undang atau Peraturan yang mampu menjamin aspek perlindungan dan penegakan hak asasi manusia terhadap ODHA dan bagi Pemerintah Daerah diharapkan perlu adanya Peraturan Daerah yang mengatur tentang perlindungan Hak Asasi Manusia terhadap ODHA. 2. Perlu adanya informasi yang lengkap dan benar kepada masyarakat agar supaya dapat menerima keberadaan ODHA dengan wajar dan tidak menghakimi mereka. Selain itu perlu adanya dukungan sosial dari masyarakat melalui komunitas peduli HIV/AIDS yang bisa merangkul para ODHA. Demikian juga pihak LSM dan pihakpihak lain yang terkait yang perhatian terhadap kesejahteraan Odha hendaknya lebih ditingkatkan lagi pemberian dukungan sosial kepada Odha, baik dukungan yang berupa dukungan emosional, dukungan informatif, dukungan instrumental maupun dukungan penilaian/penghargaan. Karena dukungan sosial memberikan sumbangan cukup besar terhadap variabel kebermaknaan hidup. Selain itu, dukungan sosial dan kebermaknaan hidup juga masih berada dalam taraf sedang sehingga masih perlu ditingkatkan. 3. Bagi ODHA diharapkan dapat mengikuti kegiatan yang ada dimasyarakat khususnya kegiatan-kegitan yang ada di LSM, menambah wawasan tentang HIV/AIDS dengan cara mengikuti seminar, mengikuti penyuluhan, membaca dan lain-lain, sehingga nantinya dapat menjadikan persepsi ODHA terhadap HIV/AIDS menjadi positif, menjalani hidup lebih optimis, mampu mengembangkan diri dan mampu meningkatkan kualitas hidup. 4. Untuk peneliti selanjutnya, dianjurkan untuk menambah jumlah sampel yang lebih variatif dan dapat melibatkan lebih banyak variabel lainnya.

16 DAFTAR PUSTAKA Aini, Nurul Sosiologi dan Politik. Jakarta: Rajawali Pers Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta Baron, R.A & Byrne Sosial Psychology: Understanding Human Interaction. 6 th USA: Allyn & Bacon Emery, R.E., Oltmanns, T.F Essentials of Abnormal Psychology. New Jersey: Prentice Hall, Inc Kaplan, H.I., Sadock, B.I., Grebb, J.A Sinopsis Psikiatri: Ilmu Pengetahuan Prilaku Psikiatri. Jilid dua, edisi ke tujuh. Jakarta: Binarupa Aksara Komisi Penanggulangan AIDS Stop AIDS. Jakarta Moleong, Lexy J Metodologi Penelitian Kualitatif, ed. Revisi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Moleong, Lexy J Metodologi Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Murni, S., Green, W., Djauzi, S., Setiyanto, A., Okta, S. (2006). Hidup dengan HIV/AIDS. Jakarta: penerbit Yayasan Spiritia Murni, S., Green, W., Okta, S., Setyowati, S Pasien Berdaya. Jakarta: penerbit Yayasan Spiritia Mulyana, D Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Narbuko, C & Achmadi, A Metode Penelitian. Jakarta: PT. Bumi Aksara Nasir, Moh Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia Nasution, S Metode Research (1 st ed). Jakarta: Bumi Aksara Nawawi, H Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Penerbit Gadjah Mada University Press Muladi Hak Asasi Manusia (Hakekat, Konsep dan Implikasinya dalam Perspektif Hukum dan Masyarakat). Semarang: Rafika Aditama Orford, J Community Psychology: Theory and practicei. New York: John Wiley and Sons, Ltd Poerwandari, E. Kristi Pendekatan Kualitatif untuk Penelitian Prilaku Manusia Jakarta: Lembaga Pengembangan dan Pendidikan Psikologi (LPSP3) Universitas Indonesia

17 Prabowo, H Pengantar Psikologi Lingkungan. Jakarta: Penerbit Universitas Gunadarma Sarafino, E.P Health Psychology: Biopsychosocial Interactions. 5 th. New York: John Wiley & Sons, Inc Sheridan & Radmacher Health Psychology: Challenging The Biomedical Model, Singapore: John Wiley & Sons, Inc Singarimbun, Masri. Efendi, Sofyan Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES Smet, B Psikologi Kesehatan. Jakarta: PT. Grasindo Sugiyono Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV. Alfabeta Sunarto, Kamanto Pengantar Ilmu Sosiologi. Jakarta : Lembaga penerbit Taylor, S.E Health Psychology. 6 th. Boston: Mc Graw Hill Tjiptono, Fandy Manajemen Jasa. Yogyakarta: Andi UNAIDS Hidup Bersama HIV/AIDS. Jakarta Yayasan Spiritia, Lembar Informasi tentang HIV/AIDS untuk ODHA. Jakarta: Yayasan Spiritia Internet http: // Wikipedia.org/HIV-AIDS/ http: // id.shvoong.com/society-and-news/fungsi-lembaga-kpa/ http: // jaringnews.com/stigma_dan_diskriminasi_odha/

: Dukungan Sosial Pada ODHA : Farah Nurbani/ : Anita Zulkaida, SPsi., MSi. ABSTRAKSI

: Dukungan Sosial Pada ODHA : Farah Nurbani/ : Anita Zulkaida, SPsi., MSi. ABSTRAKSI Judul Nama/NPM Pembimbing : Dukungan Sosial Pada ODHA : Farah Nurbani/10503068 : Anita Zulkaida, SPsi., MSi. ABSTRAKSI AIDS (acquired immune deficiency syndrome) adalah salah satu penyakit yang termasuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang secara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang secara progresif merusak sel-sel darah putih yang disebut limfosit (sel T CD4+) yang tugasnya menjaga sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu penyakit mematikan di dunia yang kemudian menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu penyakit mematikan di dunia yang kemudian menjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu penyakit mematikan di dunia yang kemudian menjadi wabah internasional atau bencana dunia sejak pertama kehadirannya adalah HIV/AIDS.Sejak pertama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV)/Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) pertamakali ditemukan di propinsi Bali, Indonesia pada tahun 1987 (Pusat Data dan Informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala penyakit yang disebabkan oleh Human Immunodeficiency Virus (HIV). Virus HIV ditemukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah HIV-AIDS, mulai dari penularan, dampak dan sampai

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah HIV-AIDS, mulai dari penularan, dampak dan sampai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah HIV-AIDS, mulai dari penularan, dampak dan sampai penanggulangannya, merupakan masalah yang sangat kompleks. Penularan HIV- AIDS saat ini tidak hanya terbatas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang yang mayoritas penduduknya adalah muslim. Nilai - nilai yang ada di Indonesiapun sarat dengan nilai-nilai Islam. Perkembangan zaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immunodeficiency Syndrome (HIV/AIDS) merupakan penyakit yang masih menjadi perhatian di dunia dan Indonesia. Penyakit ini memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala penyakit yang disebabkan oleh Human Immunodeficiency Virus (HIV) (Depkes. RI, 2008). Virus tersebut

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, SARAN, DAN IMPLIKASI. Menderita penyakit yang belum ada obatnya adalah merupakan suatu

BAB V KESIMPULAN, SARAN, DAN IMPLIKASI. Menderita penyakit yang belum ada obatnya adalah merupakan suatu 100 BAB V KESIMPULAN, SARAN, DAN IMPLIKASI A. Kesimpulan Menderita penyakit yang belum ada obatnya adalah merupakan suatu kenyataan yang harus ditanggung oleh para ODHA. Terinfeksinya ODHA dilatarbelakangi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Sumber : Ditjen PP & PL, Kemenkes RI, 2014 [1]

PENDAHULUAN. Sumber : Ditjen PP & PL, Kemenkes RI, 2014 [1] PENDAHULUAN Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang menyerang salah satu jenis sel darah putih yang berperan sebagai sistem kekebalan tubuh manusia. Sedangkan AIDS adalah gejala penyakit yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia 1 BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Penelitian Bukti dari adanya epidemi AIDS (acquired immunodeficiency syndrome) ditemukan pada pertengahan antara musim semi dan musim dingin di tahun 1980. Antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber : Ditjen PP & PL, Kemenkes RI, 2014 [1]

BAB I PENDAHULUAN. Sumber : Ditjen PP & PL, Kemenkes RI, 2014 [1] BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang menyerang salah satu jenis sel darah putih yang berperan sebagai sistem kekebalan tubuh manusia.

Lebih terperinci

WALIKOTA GORONTALO PERATURAN DAERAH KOTA GORONTALO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA GORONTALO PERATURAN DAERAH KOTA GORONTALO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG WALIKOTA GORONTALO PERATURAN DAERAH KOTA GORONTALO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENANGGULANGAN HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS DAN ACQUIRED IMMUNO DEFICIENCY SYNDROME DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

Pada penderita kanker, tekanan psikologis seperti sedih, rasa putus asa, malu, kecemasan dan depresi sangatlah mungkin untuk asa, malu, kecemasan dan

Pada penderita kanker, tekanan psikologis seperti sedih, rasa putus asa, malu, kecemasan dan depresi sangatlah mungkin untuk asa, malu, kecemasan dan Dukungan Sosial Pada Penderita Kanker Payudara Di Masa Dewasa Tengah Qotrin Nida Rahmata Sari Fakultas Psikologi, Universitas Gunadarma ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran dan dampak

Lebih terperinci

2015 INTERAKSI SOSIAL ORANG D ENGAN HIV/AID S (OD HA) D ALAM PEMUD ARAN STIGMA

2015 INTERAKSI SOSIAL ORANG D ENGAN HIV/AID S (OD HA) D ALAM PEMUD ARAN STIGMA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Manusia sebagai makhluk sosial dalam kehidupannya tidak akan terlepas dari sebuah interaksi. Interaksi yang berlangsung dapat mendorong para pelaku untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Orang dengan HIV membutuhkan pengobatan dengan Antiretroviral atau

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Orang dengan HIV membutuhkan pengobatan dengan Antiretroviral atau BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang HIV atau Human Immunodeficiency Virus merupakan suatu jenis virus yang menyerang sel darah putih sehingga menyebabkan kekebalan tubuh manusia menurun. AIDS atau Acquired

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membuat hal tersebut menjadi semakin bertambah buruk.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membuat hal tersebut menjadi semakin bertambah buruk. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman sekarang ini banyak mengalami perubahan, terutama meningkatnya jumlah kasus penyakit menular langsung di Indonesia yang cukup mengkhawatirkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menimbulkan berbagai masalah di masyarakat. Angka kematian HIV/AIDS di

BAB 1 PENDAHULUAN. menimbulkan berbagai masalah di masyarakat. Angka kematian HIV/AIDS di BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang HIV di Indonesia masih menjadi masalah yang serius dan komplek serta menimbulkan berbagai masalah di masyarakat. Angka kematian HIV/AIDS di Indonesia juga masih tinggi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap individu di dalam hidupnya selalu berusaha untuk mencari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap individu di dalam hidupnya selalu berusaha untuk mencari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap individu di dalam hidupnya selalu berusaha untuk mencari kesejahteraan. Mereka mencoba berbagai cara untuk mendapatkan kesejahteraan tersebut baik secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit menular maupun tidak menular sekarang ini terus. berkembang. Salah satu contoh penyakit yang saat ini berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit menular maupun tidak menular sekarang ini terus. berkembang. Salah satu contoh penyakit yang saat ini berkembang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit menular maupun tidak menular sekarang ini terus berkembang. Salah satu contoh penyakit yang saat ini berkembang diantaranya Acquired Immuno Defesiiency

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak kasus pertama dilaporkan pada tahun 1981, Acquired Immune

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak kasus pertama dilaporkan pada tahun 1981, Acquired Immune BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejak kasus pertama dilaporkan pada tahun 1981, Acquired Immune Deficiency Syndrom (AIDS) menjadi agenda penting baik dikalangan kedokteran maupun dikalangan politisi

Lebih terperinci

1 Universitas Kristen Maranatha

1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infeksi Human Immunodeficiency Virus / Acquired Immunodeficiency Syndrome atau yang kita kenal dengan HIV/AIDS saat ini merupakan global health issue. HIV/AIDS telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh menurunnya daya tubuh akibat infeksi oleh virus HIV

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh menurunnya daya tubuh akibat infeksi oleh virus HIV BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang AIDS dapat diartikan sebagai kumpulan dari gejala atau penyakit yang disebabkan oleh menurunnya daya tubuh akibat infeksi oleh virus HIV (Human Immunodefeciency Virus).

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Manusia yang merupakan makhluk sosial yang membutuhkan orang lain dan

I. PENDAHULUAN. Manusia yang merupakan makhluk sosial yang membutuhkan orang lain dan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan hal mendasar dan tidak dapat dielakkan dalam kehidupan. Manusia yang merupakan makhluk sosial yang membutuhkan orang lain dan dengan berkomunikasilah

Lebih terperinci

48 PERAN PENDAMPING BAGI ORANG DENGAN HIV/AIDS (ODHA)

48 PERAN PENDAMPING BAGI ORANG DENGAN HIV/AIDS (ODHA) 48 PERAN PENDAMPING BAGI ORANG DENGAN HIV/AIDS (ODHA) Oleh Darastri Latifah, Moch. Zainuddin, & Nandang Mulyana E-mail: (darastrilatifah@gmail.com; moch.zainuddin57@gmail.com; mulyananandang@gmail.com)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Immunodeficiency Virus (HIV) semakin mengkhawatirkan secara kuantitatif dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Immunodeficiency Virus (HIV) semakin mengkhawatirkan secara kuantitatif dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan permasalahan penyakit menular seksual termasuk Human Immunodeficiency Virus (HIV) semakin mengkhawatirkan secara kuantitatif dan kualitatif. HIV merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai lapisan masyarakat dan ke berbagai bagian dunia. Di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. berbagai lapisan masyarakat dan ke berbagai bagian dunia. Di Indonesia, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kasus HIV/AIDS bermunculan semakin banyak dan menyebar ke berbagai lapisan masyarakat dan ke berbagai bagian dunia. Di Indonesia, dilaporkan bahwa epidemi HIV dan AIDS

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 1.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : a. Tabel korelasi menunjukkan korelasi Pearson antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. narkoba ataupun seks bebas di kalangan remaja. Pergaulan bebas ini akan

BAB I PENDAHULUAN. narkoba ataupun seks bebas di kalangan remaja. Pergaulan bebas ini akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam berita akhir-akhir ini terlihat semakin maraknya penggunaan narkoba ataupun seks bebas di kalangan remaja. Pergaulan bebas ini akan berdampak buruk terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (HIV-AIDS) merupakan masalah kesehatan global karena penyakit ini

BAB I PENDAHULUAN. (HIV-AIDS) merupakan masalah kesehatan global karena penyakit ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus - Acquired Immune Deficiency Syndrome (HIV-AIDS) merupakan masalah kesehatan global karena penyakit ini berkembang secara pandemik. Masalah-masalah

Lebih terperinci

2016 GAMBARAN MOTIVASI HIDUP PADA ORANG DENGAN HIV/AIDS DI RUMAH CEMARA GEGER KALONG BANDUNG

2016 GAMBARAN MOTIVASI HIDUP PADA ORANG DENGAN HIV/AIDS DI RUMAH CEMARA GEGER KALONG BANDUNG BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Acquired Immunodefiency Syndrome (AIDS) adalah kumpulan gejala yang timbul akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh yang didapat, disebabkan oleh infeksi Human Immunodeficiency

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai kemampuan menggunakan RNA-nya dan DNA penjamu. imun, hal ini terjadi karena virus HIV menggunakan DNA dari CD4 + dan

BAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai kemampuan menggunakan RNA-nya dan DNA penjamu. imun, hal ini terjadi karena virus HIV menggunakan DNA dari CD4 + dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Virus HIV (Human Immunodefeciency Virus) adalah retrovirus yang mempunyai kemampuan menggunakan RNA-nya dan DNA penjamu untuk membentuk virus DNA dan menginfeksi tubuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Human Immunodeficiency Virus (HIV) (Depkes RI, 2006). Seseorang yang telah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Human Immunodeficiency Virus (HIV) (Depkes RI, 2006). Seseorang yang telah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Human Immunodeficiency Viruse (HIV) merupakan virus yang memperlemah kekebalan pada tubuh manusia. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immune Deficiency

BAB 1 PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immune Deficiency BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan pandemi global yang menimbulkan dampak kesehatan, sosial, ekonomi, dan politik.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut (Nugroho. T, 2010: 94) Aquired Immune Deficiency Syndrome

BAB I PENDAHULUAN. Menurut (Nugroho. T, 2010: 94) Aquired Immune Deficiency Syndrome BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut (Nugroho. T, 2010: 94) Aquired Immune Deficiency Syndrome adalah penyakit yang merupakan kumpulan gejala akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV), merupakan suatu virus yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV), merupakan suatu virus yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV), merupakan suatu virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia dan melemahkan kemampuan tubuh untuk melawan penyakit yang datang.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala

BAB 1 PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala penyakit yang disebabkan oleh Human Immunodeficiency Virus (HIV). Virus tersebut merusak sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Terdapat hampir di semua negara di dunia tanpa kecuali Indonesia. Sejak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Terdapat hampir di semua negara di dunia tanpa kecuali Indonesia. Sejak digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit HIV dan AIDS merupakan masalah kesehatan global dewasa ini. Terdapat hampir di semua negara di dunia tanpa kecuali Indonesia. Sejak

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiensy Vyrus (HIV) adalah virus yang menyerang sistem

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiensy Vyrus (HIV) adalah virus yang menyerang sistem BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiensy Vyrus (HIV) adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. Infeksi yang diakibatkan oleh virus HIV ini dapat menyebabkan defisiensi

Lebih terperinci

PENJABAT BUPATI SEMARANG AMANAT PENJABAT BUPATI SEMARANG SELAKU KETUA KPA KABUPATEN SEMARANG DALAM RANGKA PERINGATAN HARI AIDS SEDUNIA TAHUN 2015

PENJABAT BUPATI SEMARANG AMANAT PENJABAT BUPATI SEMARANG SELAKU KETUA KPA KABUPATEN SEMARANG DALAM RANGKA PERINGATAN HARI AIDS SEDUNIA TAHUN 2015 1 PENJABAT BUPATI SEMARANG AMANAT PENJABAT BUPATI SEMARANG SELAKU KETUA KPA KABUPATEN SEMARANG DALAM RANGKA PERINGATAN HARI AIDS SEDUNIA TAHUN 2015 TANGGAL 1 DESEMBER 2015 HUMAS DAN PROTOKOL SETDA KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kekebalan tubuh yang disebabkan oleh virus HIV (Human. Immunodeficiency Virus) (WHO, 2007) yang ditemukan dalam

BAB I PENDAHULUAN. kekebalan tubuh yang disebabkan oleh virus HIV (Human. Immunodeficiency Virus) (WHO, 2007) yang ditemukan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) merupakan kumpulan gejala penyakit yang timbul akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh yang disebabkan oleh virus HIV (Human

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel jaringan tubuh yang tidak normal. Sel kanker tumbuh dengan cepat, sehingga sel kanker dapat

Lebih terperinci

57 2-TRIK: Tunas-Tunas Riset Kesehatan

57 2-TRIK: Tunas-Tunas Riset Kesehatan HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT ANTIRETROVIRAL PADA ORANG DENGAN HIV/AIDS (ODHA) Edy Bachrun (Program Studi Kesehatan Masyarakat, STIKes Bhakti Husada Mulia Madiun) ABSTRAK Kepatuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebaliknya dengan yang negatif remaja dengan mudah terbawa ke hal yang

BAB I PENDAHULUAN. Sebaliknya dengan yang negatif remaja dengan mudah terbawa ke hal yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa dimana seorang anak mengalami pubertas dan mulai mencari jati diri mereka ingin menempuh jalan sendiri dan diperlakukan secara khusus. Disinilah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saat ini terlihat betapa rendahnya derajat kesehatan masyarakat. Kondisi ini

BAB I PENDAHULUAN. saat ini terlihat betapa rendahnya derajat kesehatan masyarakat. Kondisi ini BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Salah satu permasalahan yang harus mendapat perhatian serius dari pemerintah dan segenap komponen bangsa Indonesia saat ini adalah masalah kesehatan. Perhatian terhadap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi, stabilitas dan keamanan pada negara-negara berkembang. HIV dan

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi, stabilitas dan keamanan pada negara-negara berkembang. HIV dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang HIV dan AIDS (Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency Syndrome) merupakan salah satu ancaman terbesar terhadap pembangunan sosial ekonomi, stabilitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Timbulnya suatu penyakit dalam masyarakat bukan karena penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Timbulnya suatu penyakit dalam masyarakat bukan karena penyakit BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Timbulnya suatu penyakit dalam masyarakat bukan karena penyakit tersebut muncul begitu saja. Seperti kata pepatah Tidak ada asap tanpa adanya api, tentu tidak

Lebih terperinci

BAB 1 LATAR BELAKANG. mengenai keberadaan AIDS dan virus HIV belum terlalu berkembang. Namun,

BAB 1 LATAR BELAKANG. mengenai keberadaan AIDS dan virus HIV belum terlalu berkembang. Namun, BAB 1 LATAR BELAKANG 1.1 Latar Belakang Beberapa dekade lalu pengetahuan dan pemahaman masyarakat Indonesia mengenai keberadaan AIDS dan virus HIV belum terlalu berkembang. Namun, seiring dengan terjadinya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menjalankan kebijakan dan program pembangunan kesehatan perlu

BAB 1 PENDAHULUAN. menjalankan kebijakan dan program pembangunan kesehatan perlu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan kesehatan di Indonesia diarahkan pada peningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. merusak sel-sel darah putih yang disebut limfosit (sel T CD4+) yang tugasnya

BAB 1 PENDAHULUAN. merusak sel-sel darah putih yang disebut limfosit (sel T CD4+) yang tugasnya BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang secara progresif merusak sel-sel darah putih yang disebut limfosit (sel T CD4+) yang tugasnya menjaga sistem kekebalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome,

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah HIV/AIDS (Human Immuno deficiency Virus/Acquired Immune Deficiency Syndrome) merupakan masalah yang mengancam seluruh lapisan masyarakat dari berbagai kelas

Lebih terperinci

PENJABAT BUPATI SEMARANG AMANAT PENJABAT BUPATI SEMARANG SELAKU KETUA KPA KABUPATEN SEMARANG DALAM RANGKA PERINGATAN HARI AIDS SEDUNIA TAHUN 2015

PENJABAT BUPATI SEMARANG AMANAT PENJABAT BUPATI SEMARANG SELAKU KETUA KPA KABUPATEN SEMARANG DALAM RANGKA PERINGATAN HARI AIDS SEDUNIA TAHUN 2015 PENJABAT BUPATI SEMARANG AMANAT PENJABAT BUPATI SEMARANG SELAKU KETUA KPA KABUPATEN SEMARANG DALAM RANGKA PERINGATAN HARI AIDS SEDUNIA TAHUN 2015 TANGGAL 1 DESEMBER 2015 Assalamu alaikum Wr. Wb. Salam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sustainable Development Goals (SDGs) merupakan kelanjutan dari apa yang sudah dibangun pada Millenium Development Goals (MDGs), memiliki 5 pondasi yaitu manusia,

Lebih terperinci

Persoalan dan strategi penting

Persoalan dan strategi penting Mengatasi diskriminasi berdasarkan penyakit menular: Persoalan dan strategi penting Kesetaraan dan non-diskriminasi di tempat kerja di Asia Timur dan Tenggara: Panduan 1 Tujuan belajar Menguraikan konsep

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN Peningkatan harga diri penderita HIV/AIDS dapat dilakukan dengan memberi pelatihan. Oleh karenannya, seorang penderita HIV/AIDS atau ODHA sangat perlu diberi terapi psikis dalam bentuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. masing-masing. Pelayanan publik dilakukan oleh pemerintah baik di tingkat

I. PENDAHULUAN. masing-masing. Pelayanan publik dilakukan oleh pemerintah baik di tingkat I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelayanan publik merupakan tanggung jawab Negara dan pemerintah yang kemudian dilaksanakan oleh instansi pemerintah sesuai dengan bidangnya masing-masing. Pelayanan

Lebih terperinci

WALIKOTA DENPASAR PERATURAN WALIKOTA DENPASAR NOMOR 21 TAHUN 2011 T E N T A N G PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DI KOTA DENPASAR WALIKOTA DENPASAR,

WALIKOTA DENPASAR PERATURAN WALIKOTA DENPASAR NOMOR 21 TAHUN 2011 T E N T A N G PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DI KOTA DENPASAR WALIKOTA DENPASAR, WALIKOTA DENPASAR PERATURAN WALIKOTA DENPASAR NOMOR 21 TAHUN 2011 T E N T A N G PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DI KOTA DENPASAR WALIKOTA DENPASAR, Menimbang: a. b. c. bahwa dalam upaya untuk memantau penularan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) berarti kumpulan gejala dan

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) berarti kumpulan gejala dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan virus yang menyerang sel darah putih bernama sel CD4 sehingga dapat merusak sistem kekebalan tubuh manusia dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang VCT adalah kegiatan konseling yang menyediakan dukungan psikologis, informasi dan pengetahuan HIV/AIDS, mencegah penularan HIV/AIDS, mempromosikan perubahan perilaku

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN PERILAKU KEPATUHAN MINUM OBAT ANTI TUBERKULOSIS PADA PASIEN DI RUMAH SAKIT PARU JEMBER

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN PERILAKU KEPATUHAN MINUM OBAT ANTI TUBERKULOSIS PADA PASIEN DI RUMAH SAKIT PARU JEMBER HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN PERILAKU KEPATUHAN MINUM OBAT ANTI TUBERKULOSIS PADA PASIEN DI RUMAH SAKIT PARU JEMBER Nur Hayati Fajrin, Nurlaela Widyarini nurlaelawidyarini@unmuhjember.ac.id

Lebih terperinci

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2008

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2008 1 KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ODHA (ORANG DENGAN HIV/AIDS) WANITA (STUDI KUALITATIF MENGENAI PENCAPAIAN MAKNA HIDUP PADA WANITA PASCA VONIS TERINFEKSI HIV/AIDS) Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1. Berdasarkan Uraian pada Hasil Penelitian dan Pembahasan dapat Ditarik Kesimpulan Sebagai Berikut: 1. Sebagian besar responden mendapatkan dukungan sosial cukup. 2. Sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang HIV AIDS merupakan masalah kesehatan masyarakat global yang sampai saat ini belum ditemukan obat untuk menyembuhkannya (CDC, 2016). WHO (2016) menunjukkan bahwa terdapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV dalam bahasa inggris merupakan singkatan dari. penyebab menurunnya kekebalan tubuh manusia.

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV dalam bahasa inggris merupakan singkatan dari. penyebab menurunnya kekebalan tubuh manusia. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah HIV dalam bahasa inggris merupakan singkatan dari Human Imunno deficiency Virus dalam bahasa Indonesia berarti virus penyebab menurunnya kekebalan tubuh manusia.

Lebih terperinci

HIV/AIDS (Human Immunodeficiency/Acquired Immune Deficiency. Syndrome) merupakan isu sensitive dibidang kesehatan. HIV juga menjadi isu

HIV/AIDS (Human Immunodeficiency/Acquired Immune Deficiency. Syndrome) merupakan isu sensitive dibidang kesehatan. HIV juga menjadi isu 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang HIV/AIDS (Human Immunodeficiency/Acquired Immune Deficiency Syndrome) merupakan isu sensitive dibidang kesehatan. HIV juga menjadi isu internasional karena HIV telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hangat dibahas dalam masa sekarang ini adalah penyakit HIV/AIDS (Human

BAB I PENDAHULUAN. hangat dibahas dalam masa sekarang ini adalah penyakit HIV/AIDS (Human 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan masalah kesehatan global yang menjadi perbincangan masyarakat di seluruh

Lebih terperinci

KESIMPULAN DAN SARAN. penderita dengan HIV/AIDS (ODHA). Dalam pelaksanaannya, KDS Metacom

KESIMPULAN DAN SARAN. penderita dengan HIV/AIDS (ODHA). Dalam pelaksanaannya, KDS Metacom dan Saran BAB VII Kesimpulan KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan KDS Metacom merupakan kelompok dukungan sebaya yang dibentuk pada pertengahan tahun 2006 dan bergerak dalam memberikan dukungan pada penderita

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. AIDS (Acquired Immunne Deficiency Syndrome) merupakan kondisi

BAB 1 PENDAHULUAN. AIDS (Acquired Immunne Deficiency Syndrome) merupakan kondisi 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah AIDS (Acquired Immunne Deficiency Syndrome) merupakan kondisi dimana individu yang menderitanya memiliki kemungkinan kematian yang sangat tinggi (Sarafino,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN HIV (Human Immunodeficiency Virus) virus ini adalah virus yang diketahui sebagai penyebab AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome). HIV merusak sistem ketahanan tubuh,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit jiwa sampai saat ini memang masih dianggap sebagai penyakit yang memalukan, menjadi aib bagi si penderita dan keluarganya sendiri. Masyarakat kita menyebut

Lebih terperinci

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 1, Maret 2017 ISSN

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 1, Maret 2017 ISSN PENGARUH STIGMA DAN DISKRIMINASI ODHA TERHADAP PEMANFAATAN VCT DI DISTRIK SORONG TIMUR KOTA SORONG Sariana Pangaribuan (STIKes Papua, Sorong) E-mail: sarianapangaribuan@yahoo.co.id ABSTRAK Voluntary Counselling

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Human Immunodefficiency Virus (HIV) adalah virus penyebab Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Human Immunodefficiency Virus (HIV) adalah virus penyebab Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Human Immunodefficiency Virus (HIV) adalah virus penyebab Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) yang menyerang sistem kekebalan tubuh sehingga pengidap akan rentan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. keluarga atau masyarakat terhadap pasien skizofrenia masih dikaitkan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. keluarga atau masyarakat terhadap pasien skizofrenia masih dikaitkan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar persepsi keluarga atau masyarakat terhadap pasien skizofrenia masih dikaitkan dengan keadaan ghaib. Beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Human immunodeficiency virus (HIV) adalah suatu jenis retrovirus yang memiliki envelope, yang mengandung RNA dan mengakibatkan gangguan sistem imun karena menginfeksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari dua jenis virus yang secara progresif merusak sel-sel darah putih yang disebut

BAB I PENDAHULUAN. dari dua jenis virus yang secara progresif merusak sel-sel darah putih yang disebut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah suatu infeksi oleh salah satu dari dua jenis virus yang secara progresif merusak sel-sel darah putih yang disebut limfosit

Lebih terperinci

PERAN CERAMAH TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG AIDS PADA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 4 SURAKARTA SKRIPSI

PERAN CERAMAH TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG AIDS PADA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 4 SURAKARTA SKRIPSI PERAN CERAMAH TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG AIDS PADA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 4 SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S1 Diajukan Oleh : SLAMET WIDODO

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (AIDS) pada tahun 1981 telah berkembang menjadi masalah kesehatan. (UNAIDS) dalam laporannya pada hari AIDS sedunia tahun 2014,

BAB I PENDAHULUAN. (AIDS) pada tahun 1981 telah berkembang menjadi masalah kesehatan. (UNAIDS) dalam laporannya pada hari AIDS sedunia tahun 2014, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak ditemukannya penyakit Aqcuired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) pada tahun 1981 telah berkembang menjadi masalah kesehatan gobal. Menurut data dari United Nations

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan suatu kumpulan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan suatu kumpulan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar belakang Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan suatu kumpulan gejala-gejala penyakit yang disebabkan oleh Human Immunodeficiency Virus (HIV) (Depkes RI., 2006).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Syndrome (AIDS) adalah salah satu penyakit kronis dan juga penyakit yang

BAB I PENDAHULUAN. Syndrome (AIDS) adalah salah satu penyakit kronis dan juga penyakit yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) adalah salah satu penyakit kronis dan juga penyakit yang bersifat fatal (Feist, 2010),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masih sering terjadi. Seorang perempuan bernama Mairinda yang kini menjabat

BAB I PENDAHULUAN. masih sering terjadi. Seorang perempuan bernama Mairinda yang kini menjabat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Stigma dan diskriminasi terhadap Orang dengan HIV dan AIDS (Odha) masih sering terjadi. Seorang perempuan bernama Mairinda yang kini menjabat sebagai manajer

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyakit yang menakutkan. Ketakutan akan penyakit HIV/AIDS yang

BAB I PENDAHULUAN. penyakit yang menakutkan. Ketakutan akan penyakit HIV/AIDS yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah AIDS adalah salah satu masalah kesehatan yang dihadapi masyarakat dunia. Penyakit HIV/AIDS sampai sekarang masih dianggap sebagai penyakit yang menakutkan. Ketakutan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada dua

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada dua BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada dua masalah, di satu pihak penyakit menular masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang belum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahkan negara lain. Saat ini tidak ada negara yang terbebas dari masalah

BAB I PENDAHULUAN. bahkan negara lain. Saat ini tidak ada negara yang terbebas dari masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah HIV merupakan masalah kesehatan yang mengancam Indonesia bahkan negara lain. Saat ini tidak ada negara yang terbebas dari masalah HIV/AIDS dan menyebabkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sasaran pembangunan milenium (Millennium Development Goals/MDGs)

BAB 1 PENDAHULUAN. Sasaran pembangunan milenium (Millennium Development Goals/MDGs) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sasaran pembangunan milenium (Millennium Development Goals/MDGs) yang ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa dan pemerintah Indonesia, berbeda dengan Indonesia

Lebih terperinci

MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM MANAJEMEN HIV AIDS DISUSUN OLEH TIM

MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM MANAJEMEN HIV AIDS DISUSUN OLEH TIM MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM MANAJEMEN HIV AIDS DISUSUN OLEH TIM PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES GORONTALO TAHUN 2013 DAFTAR ISI Daftar Isi... 2 Pendahuluan... 3 Kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah HIV/AIDS merupakan salah satu penyakit yang paling ditakuti oleh masyarakat, selain karena mematikan, virus HIV juga merupakan penyakit menular yang penyebarannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi prioritas dan menjadi isu global yaitu Infeksi HIV/AIDS.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi prioritas dan menjadi isu global yaitu Infeksi HIV/AIDS. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit menular saat ini masih menjadi masalah utama kesehatan masyarakat di Indonesia dan merupakan penyebab kematian bagi penderitanya. Penyakit menular adalah penyakit

Lebih terperinci

Jurnal Farmasi Andalas Vol 1 (1) April 2013 ISSN :

Jurnal Farmasi Andalas Vol 1 (1) April 2013 ISSN : Jurnal Farmasi Andalas Vol 1 (1) April 2013 ISSN : 2302-8254 Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Pasien HIV/AIDS di Poliklinik Khusus Rawat Jalan Bagian Penyakit Dalam RSUP dr. M. Djamil Padang

Lebih terperinci

Hubungan antara Social Support dengan Self Esteem pada Andikpas di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Bandung

Hubungan antara Social Support dengan Self Esteem pada Andikpas di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Bandung Prosiding Psikologi ISSN: 2460-6448 Hubungan antara Social Support dengan Self Esteem pada Andikpas di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Bandung 1 Haunan Nur Husnina, 2 Suci Nugraha 1,2 Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ikatan Dokter Indonesia (IDI) tahun 2013 menjelaskan. HIV atau Human Immunodefisiensi Virus merupakan virus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ikatan Dokter Indonesia (IDI) tahun 2013 menjelaskan. HIV atau Human Immunodefisiensi Virus merupakan virus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ikatan Dokter Indonesia (IDI) tahun 2013 menjelaskan HIV atau Human Immunodefisiensi Virus merupakan virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. Menurut Center

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency Syndrome

BAB I PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency Syndrome BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency Syndrome (HIV/AIDS) merupakan salah satu penyakit infeksi menular seksual yang bersifat kronis. Menurut Direktorat

Lebih terperinci

Siswanto dan Florentinus Budi Setiawan. Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang. Abstraksi

Siswanto dan Florentinus Budi Setiawan. Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang. Abstraksi STUDI PENDAHULUAN MENGUJI PERBEDAAN KETEGANGAN OTOT ANTARA JENIS KELAMIN, USIA, DAN SUBJEK YANG NOR- MAL DENGAN YANG MENGALAMI KELUHAN NYERI KEPALA DAN PUNDAK Siswanto dan Florentinus Budi Setiawan Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN orang orang orang

BAB I PENDAHULUAN orang orang orang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu penyakit mematikan di dunia yang kemudian menjadi wabah internasional atau bencana dunia sejak pertama kehadirannya adalah HIV/AIDS. Acquired Immuno Deficiency

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sistem kekebalan tubuh dan biasanya menyerang sel CD4 ( Cluster of

BAB I PENDAHULUAN. sistem kekebalan tubuh dan biasanya menyerang sel CD4 ( Cluster of BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang HIV (Human Immunodeficiency Virus) merupakan virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh dan biasanya menyerang sel CD4 ( Cluster of Differentiation 4) sehingga mengakibatkan

Lebih terperinci

2015 KAJIAN TENTANG SIKAP EMPATI WARGA PEDULI AIDS DALAM PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HIV/AIDS SEBAGAI WARGA NEGARA YANG BAIK

2015 KAJIAN TENTANG SIKAP EMPATI WARGA PEDULI AIDS DALAM PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HIV/AIDS SEBAGAI WARGA NEGARA YANG BAIK 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peran warga negara dalam terselenggaranya pemerintahan dalam suatu negara adalah penting hukumnya. Pemerintahan dalam suatu negara akan berjalan dengan baik dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan menurunnya kekebalan tubuh manusia. 1 HIV yang tidak. terkendali akan menyebabkan AIDS atau Acquired Immune Deficiency

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan menurunnya kekebalan tubuh manusia. 1 HIV yang tidak. terkendali akan menyebabkan AIDS atau Acquired Immune Deficiency 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang HIV atau Human Immunodeficiency Virus adalah virus yang menyebabkan menurunnya kekebalan tubuh manusia. 1 HIV yang tidak terkendali akan menyebabkan AIDS atau Acquired

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sistem kekebalan tubuh yang terjadi karena seseorang terinfeksi

BAB 1 PENDAHULUAN. sistem kekebalan tubuh yang terjadi karena seseorang terinfeksi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah HIV merupakan famili retrovirus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia terutama limfosit (sel darah putih) dan penyakit AIDS adalah penyakit yang merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kanker adalah pertumbuhan abnormal dari sel-sel yang disebabkan oleh beberapa perubahan dalam ekspresi gen yang menyebabkan ketidakseimbangan regulasi proliferasi

Lebih terperinci

Peran Psikologi dalam layanan HIV-AIDS. Astrid Wiratna

Peran Psikologi dalam layanan HIV-AIDS. Astrid Wiratna Peran Psikologi dalam layanan HIV-AIDS Astrid Wiratna Psikologi dan HIV-AIDS HIV-AIDS adalah penyakit yang disebabkan oleh virus HIV Virus HIV bisa menginfeksi tubuh seseorang karena perilakunya Psikologi

Lebih terperinci