ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN DAN ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) TERHADAP MARKET VALUE ADDED (MVA) (STUDI KASUS PT. BANK DANAMON INDONESIA, Tbk)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN DAN ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) TERHADAP MARKET VALUE ADDED (MVA) (STUDI KASUS PT. BANK DANAMON INDONESIA, Tbk)"

Transkripsi

1 ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN DAN ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) TERHADAP MARKET VALUE ADDED (MVA) (STUDI KASUS PT. BANK DANAMON INDONESIA, Tbk) Oleh SITI PASUS IS PREHATININGSIH H DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007

2 ABSTRAK Siti Pasus Is Prehatiningsih. H Analisis Pengaruh Rasio Keuangan dan Economic Value Added (EVA) Terhadap Market Value Added (MVA) (Studi Kasus PT. Bank Danamon Indonesia (Persero), Tbk). Dibawah bimbingan Beatrice Mantoroadi. Pemulihan kondisi perbankan Indonesia menunjukkan kinerja yang mulai membaik. Salah satu bank di Indonesia yang mengalami peningkatan kinerja yang signifikan adalah PT. Bank Danamon Indonesia (Persero), Tbk atau lebih dikenal Bank Danamon. Kondisi ini terlihat dari kinerja rasio keuangannya. Pada tahun 2005 terjadi penurunan Return On Equity (ROE) sebesar 10,98 persen dari tahun Tingkat ROE ini masih berada dibawah BCA dan BRI. Hal ini menandakan bahwa peningkatan modal rata-rata yang dipakai lebih besar daripada peningkatan labanya. Kondisi ini mencerminkan kemampuan manajemen dalam menciptakan nilai kekayaan bagi investornya, yang pada akhirnya akan berpengaruh pada nilai perusahaan di mata investor. Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa rasio keuangan dapat memberikan suatu pengukuran terhadap kinerja perusahaan, untuk menilai kinerja perusahaan, umumnya digunakan metode pengukuran berbasis laba yaitu Return On Equity (ROE), Return On Assets (ROA) dan Earning Per Share (EPS). Namun pengukuran secara tradisional tersebut belum cukup untuk memberikan informasi mengenai penciptaan kekayaan serta nilai perusahaan terkait modal yang dipakai. Konsep yang menjelaskan tentang hal tersebut adalah Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA). Selain itu perlu dilakukan analisis pengaruh antara Rasio Keuangan dan Economic Value Added (EVA) Terhadap Market Value Added (MVA). Hasil tersebut dapat memberikan kesimpulan mengenai komponen kinerja manakah yang dapat mempengaruhi dan mencerminkan nilai MVA sehingga dapat dikelola dengan baik agar menghasilkan kinerja yang lebih baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja keuangan menurut metode EVA dan MVA serta menganalisis kekuatan hubungan antara rasio keuangan dan EVA terhadap MVA, dan menganalisis tolok ukur mana yang memiliki pengaruh paling signifikan terhadap MVA. Jenis data yang digunakan dalam penelitian berupa data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari pengajuan pertanyaan secara tertulis kepada pihak Bank Danamon. Data sekunder bersumber dari laporan tertulis dan dokumen perusahaan. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan metode rasio keuangan, EVA, MVA dan diolah dengan menggunakan Microsoft Excel dan SPSS versi 13 yaitu uji Korelasi Pearson dan Regresi Linear Berganda. Hasil yang diperoleh menunjukkan secara keseluruhan kinerja Economic Value Added (EVA) Bank Danamon adalah baik, karena sebagian besar nilainya adalah positif yang berarti perusahaan telah mampu menciptakan nilai tambah ekonomis bagi investornya dan cenderung mengalami peningkatan. Tetapi terdapat periode yang berada pada posisi negatif yaitu Maret 2003 dan Maret 2005 yaitu sebesar Rp - 1,194,634 dan Rp -153,387 (dalam jutaan). Lalu untuk nilai EVA terbesar terjadi pada periode Desember 2005 yaitu sebesar Rp (dalam jutaan). Nilai Market Value Added (MVA) yang dicapai Bank Danamon secara keseluruhan adalah positif, hal ini membuktikan bahwa perusahaan sudah berhasil menciptakan kekayaan bagi pemegang sahamnya dan memiliki rata-rata di tiap

3 periodenya adalah Rp ,53 (dalam jutaan). Namun, memasuki tahun 2005 dan 2006 nilai MVA perusahaan mengalami fluktuasi karena kondisi makro ekonomi yang kurang stabil, sehingga mempengaruhi harga saham perusahaan. Dari pengujian regresi berganda, didapat hasil bahwa variabel independen yang berpengaruh signifikan terhadap perubahan MVA adalah EVA, ROE dan ROA. EVA dan ROA memiliki pengaruh yang positif terhadap MVA sedangkan ROE memiliki pengaruh yang negatif terhadap perubahan MVA perusahaan. Variabel independen tersebut dapat menjelaskan perubahan MVA sebesar 70,6 persen. Sedangkan untuk uji kekuatan korelasi antara rasio keuangan (ROE, ROA, EPS) dan EVA terhadap MVA masing-masing memiliki kekuatan sebesar EVA 0,637, ROE -0,351, EPS 0,249 dan ROA -0,178 terhadap MVA.

4 ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN DAN ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) TERHADAP MARKET VALUE ADDED (MVA) (STUDI KASUS PT. BANK DANAMON INDONESIA, Tbk) SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar SARJANA EKONOMI pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor Oleh SITI PASUS IS PREHATININGSIH H DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007

5 INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN DAN ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) TERHADAP MARKET VALUE ADDED (MVA) (STUDI KASUS PT. BANK DANAMON INDONESIA, Tbk) SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar SARJANA EKONOMI pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor Oleh SITI PASUS IS PREHATININGSIH H Menyetujui, Juni 2007 Beatrice Mantoroadi, SE.Ak, M.M. Dosen Pembimbing Mengetahui, Dr. Ir. Jono Mintarto Munandar, M.Sc. Ketua Departemen Tanggal Ujian : 13 Juni 2007 Tanggal Lulus :

6 RIWAYAT HIDUP Penulis bernama Siti Pasus Is Prehatiningsih, dilahirkan di Kendal 8 Februari Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara dari pasangan Djuhroni dan Djuwariyah. Penulis telah menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar Negeri Semeru I Bogor pada tahun 1991 sampai dengan 1997, Sekolah Lanjutan Pertama Negeri 4 Bogor tahun 1997 sampai dengan 2000, lalu dilanjutkan ke Sekolah Menengah Umum Negeri 5 Bogor pada tahun 2000 sampai dengan Lalu penulis diterima di Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor melalui jalur penerimaan USMI. Selama menjalani perkuliahan, penulis berpartisipasi aktif dalam organisasi Rohis Manajemen angkatan 40 menjabat di direktorat PPSDM, kepanitiaan acara seminar Banking Goes To Campus yaitu salah satu rangkaian acara rutin tahunan Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor pada tahun Penulis menjabat sebagai seksi Hubungan Masyarakat (Humas). Penulis juga aktif mengikuti beberapa kegiatan seminar dan juga pelatihan. iii

7 KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena atas segala rahmat, karunia, serta pertolongan-nya sehingga penyusunan penelitian skripsi yang berjudul Analisis Pengaruh Rasio Keuangan dan Economic Value Added (EVA) terhadap Market Value Added (MVA) dapat diselesaikan dengan baik. Penelitian skripsi ini disusun guna memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Kinerja keuangan adalah salah satu hal terpenting bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan. Dalam melakukan penilaian kinerja perusahaan, yang paling umum digunakan adalah pengukuran tradisional berupa rasio keuangan, namun seiring berkembangnya dunia perbankan membuat penggunaan pengukuran tradisional saja belum cukup untuk dapat menilai kinerja perusahaan, sehingga muncul konsep penilaian baru yang berdasarkan nilai. Seiring dengan status go public yang telah dijalani PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk diperlukan penggunaan pengukuran yang dapat menilai kesejahteraan investor atas modal yang telah diinvestasikan kepada perusahaan dan pengukuran tersebut adalah pengukuran yang berbasiskan nilai yang termasuk EVA dan MVA. Dengan penggunaan metode tersebut, perusahaan dapat mengaplikasikannya untuk memilih kegiatan investasi atau proyek yang dapat menguntungkan bagi perusahaan dan investor. Pada kesempatan kali ini, penulis ingin menyampaikan ungkapan terima kasih kepada : 1. Allah SWT atas segala kemudahan, rahmat, hidayat, dan pertolongan-nya. 2. Kedua orang tuaku (bapak dan ibu), dan adikku Isnain (Bownetto), dan seluruh keluarga besar, Mba Yul, Mba Nur, Mba Warsih yang selalu memberikan doa restu, semangat dan kasih sayang kepada penulis. 3. Beatrice Mantoroadi, Se.Ak, MM selaku dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu dengan penuh kesabaran dalam membimbing, memberi motivasi, ilmu, saran dan pengarahan kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini. iv

8 4. DR. Ir. Muhammad Syamsun, M.Sc dan Muchamad Najib, S.TP, MM atas kesediaannya meluangkan waktu untuk menjadi dosen penguji dan memberikan masukan, saran dan kritik sebagai penyempurnaan skripsi ini. 5. DR. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc selaku Ketua Departemen Manajemen. 6. Ir. Budi Purwanto, ME selaku dosen pengajar keuangan dan seluruh staf dosen pengajar Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan ilmu, saran dan pengarahan. 7. Ibu Rini Sundari selaku Public Affair Bank Danamon dan Bapak Sendang sebagai Investor Relation yang telah memberikan kesempatan pada penulis untuk melakukan penelitian di PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk dan atas kesediannya meluangkan waktunya untuk wawancara dan memberikan informasi kepada penulis. 8. Pak Anan dan Ibu Mila dari pihak Bursa Efek Surabaya (BES) atas kesediaannya memberikan kelancaran dalam permohonan pengambilan data. 9. Pak Acep, Mba Dina, Mas Hadi, Mas Yadi, Mas Dedy, Mas Iwan dan seluruh staf Departemen Manajemen yang telah membantu kelancaran administratif dan fasilitas. 10. Rekan satu bimbingan (Ranty, Amellia, Nora, Sri W. dan Kartika) untuk kerjasama dan motivasi selama bimbingan dan konsultasi skripsi. 11. Sahabat-sahabat terbaik (Luh Rahmi Amiko, Whina Mboe, Etty, S. Hanifah Ipeh, Ulfa, Yayuk, Else, Rinrin, Sevlina Nela, Cornelia Uci, Reny Septic, Yuli. A, Gita, Ari. K, Sylva, Dian SMS, Dyah, Dyan Schume, Prita, Ruslan, Aldhika, Adit, Yan. R, Irwan Jonkey, Syaiful Ipul 41 ) untuk keceriaan dan kebersamaannya selama ini, dan rekan-rekan Manajemen 40 untuk persahabatan selama 4 tahun di masa perkuliahan. 12. Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah ikut membantu selama penyusunan skripsi ini. v

9 Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk dijadikan bahan perbaikan dalam penulisan yang lebih baik lagi. Bogor, Juni 2007 Penulis vi

10 DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK DAFTAR RIWAYAT HIDUP... iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN... xi I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Ruang Lingkup Penelitian... 8 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Bank Pengertian Kinerja Keuangan Pengertian Laporan Keuangan Konsep Rasio Keuangan Konsep Economic Value Added (EVA) Konsep Market Value Added (MVA) Penelitian Terdahulu III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Metode Pengumpulan Data Metode Pengolahan dan Analisis Data Rasio Keuangan Metode Economic Value Added (EVA) Metode Market Value Added (MVA) Analisis Pengaruh Rasio Keuangan dan EVA terhadap MVA vii

11 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Sejarah Perusahaan Visi, Misi dan Nilai Perusahaan Struktur Organisasi Kegiatan Usaha Kinerja Keuangan Rasio Keuangan Return On Equity (ROE) Return On Assets (ROA) Earning Per Shares (EPS) Economic Value Added (EVA) Market Value Added (MVA) Analisis Pengaruh Rasio Keuangan dan EVA Terhadap MVA Pos-pos Keuangan yang Mempengaruhi Rasio Keuangan, EVA dan MVA.. 72 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN viii

12 DAFTAR TABEL No. Halaman 1. Perkembangan indikator utama perbankan Pertumbuhan dana menurut jenisnya Perkembangan rasio utama perbankan (%) 3 4. Financial performance of the top 10 banks in Indonesia, Rating 131 bank di Indonesia per Desember Langkah perhitungan EVA Langkah perhitungan MVA Pencapaian Return On Equity (ROE) Bank Danamon Tahun 2003 sampai Pencapaian Return On Assets (ROA) Bank Danamon Tahun 2003 sampai Pencapaian Earning Per Share (EPS) Bank Danamon Tahun 2003 sampai Nilai Economic Value Added (EVA) Bank Danamon Nilai Market Value Added (MVA) Bank Danamon Uji normalitas data melalui Kolmogorv-Smirnov Persamaan regresi berganda rasio keuangan dan EVA terhadap MVA Kekuatan korelasi EVA, EPS, ROE dan ROA terhadap MVA ix

13 DAFTAR GAMBAR No. Halaman 1. Bagan kerangka pemikiran konseptual penelitian Logo PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk x

14 DAFTAR LAMPIRAN No. Halaman 1. Laporan neraca Bank Danamon Laporan laba rugi Bank Danamon Daftar harga saham Bank Danamon Daftar Indeks Harga Saham Gabungan Daftar suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) Nilai rasio keuangan, Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) Output regresi berganda rasio keuangan dan EVA terhadap MVA Output regresi berganda rasio keuangan dan EVA terhadap MVA menggunakan Backward Elimination. 89 xi

15 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis multidimensi yang terjadi pada tahun 1998 membawa dampak buruk terhadap kondisi perbankan Indonesia. Hal ini terjadi karena banyaknya perusahaan yang collapse sehingga membuat mereka sulit untuk melunasi pinjaman terhadap bank, sehingga kerugian besar diderita oleh banyak bank di Indonesia. Akibat dari kerugian yang terus menerus diderita bank dan memiliki rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) yang jauh dibawah 8 persen, seperti yang sudah ditetapkan Bank for International Settlement (BIS), maka pemerintah menilai bank-bank yang bersangkutan kurang sehat dan tidak sehat (Dendawijaya, 2000). Sehingga, penilaian akhir membawa tiga puluh dua bank dicabut izin usahanya pada pertengahan tahun 1998 (Dendawijaya, 2000). Kondisi ini membawa perbankan Indonesia mengalami krisis kepercayaan dari masyarakat dan mereka melakukan rush terhadap dana yang disimpan dalam bank dan mengakibatkan dana yang beredar di masyarakat dalam tingkat tinggi sehingga menimbulkan inflasi yang parah. Tingkat inflasi tertinggi berada pada level 77,63 persen pada periode Desember 1998, hal ini terjadi pula karena masa transisi penerapan suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) yang tinggi. Langkah yang diambil pemerintah untuk mengendalikan keadaan agar inflasi berada pada tingkat normal adalah dengan memainkan tingkat suku bunga SBI, hal ini dimaksudkan agar menarik kelebihan dana yang ada di masyarakat, kondisi tingkat suku bunga SBI tertinggi berada pada level 70,44 persen periode Agustus Dan pada akhirnya, kebijakan pemerintah tersebut menghasilkan perubahan yang positif dengan menurunnya tingkat inflasi di Indonesia pada bulan Maret 1999 mencapai tingkat normal yaitu 4,08 persen. Perkembangan pemulihan kondisi perbankan Indonesia menunjukkan kondisi yang membaik, hal ini ditandai dengan kenaikan aset, Dana Pihak Ketiga (DPK), dan kredit. Tabel 1 adalah tabel perkembangan perbankan menurut indikator utamanya.

16 2 Tabel 1. Perkembangan indikator utama perbankan 2006 (dalam Rp. trilyun) Indikator Utama * Asset 1.112, , , , ,2 DPK 835,8 888,6 963, , ,6 Kredit 371,1 440,5 559,5 695,6 755 * Sampai Oktober 2006 Keterangan : Statistik Perbankan Indonesia Sumber : Economic Review No. 206 Desember 2006 Dengan tingkat pemberian kredit yang terus meningkat diharapkan perbankan Indonesia dapat menjalankan fungsinya sebagai lembaga intermediasi sebagai penggerak sektor riil agar Loan to Deposit Ratio (LDR) yang pada tahun 2006 sebesar 61 persen dapat mencapai lebih besar dari 80 persen seperti yang diharapkan. Tabel 2. Pertumbuhan dana menurut jenisnya (dalam Rp. trilyun) Jenis Dana * Giro 6,14 11,09 12,72 14,52 21,14 Deposito 1,43-3,89-1,83 34,21 15,04 Tabungan 12,03 25,02 22,61-5,03 9,56 Total Dana 4,82 6,32 8,39 17,11 15,18 * Sampai Oktober 2006 Keterangan : Statistik Perbankan Indonesia Sumber : Economic Review No. 206 Desember 2006 Per Oktober 2006, terdapat perbaikan struktur DPK di mana porsi giro (dana murah) mulai meningkat sedangkan porsi deposito berjangka (dana mahal) mulai menurun. Hal ini makin menyehatkan struktur dana perbankan karena akan menekan biaya dana. Sedangkan jika dilihat berdasarkan rasio utama perbankan, kondisi perbankan Indonesia saat ini pun sudah menunjukkan kecenderungan membaik, hal ini dapat dilihat dari tabel 3.

17 3 Tabel 3. Perkembangan rasio utama perbankan (%) Rasio * ROA 1,96 2,63 3,46 2,55 2,58 CAR 22,44 19,43 19,42 19,30 20,82 NPL gross 7,50 6,78 4,5 7,56 8,25 NPL net 2,21 3,0 1,7 4,8 Na BOPO 94,76 88,10 76,64 89,5 87,74 LDR 38,24 43,52 49,95 59,66 61,2 NIM 4,14 4,64 5,88 5,63 5,79 * Sampai Oktober 2006 Keterangan : Statistik Perbankan Indonesia Sumber : Economic Review No. 206 Desember 2006 Selain kecenderungan yang mengarah pada kondisi yang membaik, terdapat pula indikator perbankan yaitu laba sebelum pajak yang mengalami tekanan pada pertengahan tahun 2005 (periode Juni) dan membukukan laba tersebut pada tingkat Rp. 15,77 trilyun, padahal laba akhir tahun 2004 sebesar Rp. 41,09 trilyun. Sehubungan dengan hal itu, pengukuran terhadap kondisi keuangan bank merupakan pertimbangan utama bagi penilaian bagus tidaknya kinerja suatu bank, karena seperti kita ketahui bahwa bank merupakan lembaga keuangan yang menitikberatkan pada pengelolaan jasa keuangan. Salah satu bank di Indonesia yang mengalami peningkatan kinerja yang signifikan adalah PT. Bank Danamon Indonesia (Persero), Tbk atau lebih dikenal dengan Bank Danamon. Dalam perkembangannya, Bank Danamon selalu berusaha meningkatkan kinerjanya, terutama kinerja keuangannya, hal ini dapat dilihat dari financial performance-nya. Menurut InfoBank, pada tahun 2003 sampai 2004, Bank Danamon menempati peringkat ke-5 besar dalam Financial Performance of the Top 10 Banks in Indonesia, data mengenai kinerja keuangan Bank Danamon dapat dilihat pada tabel 4.

18 4 Tabel 4. Financial performance of the top 10 banks in Indonesia, Bank Total Assets Return on Assets Return on Equity Loans Deposit Ratio Net Interest Margin Rp trilliun % Bank 234,7-9,0 2,4 3,8 29,3 31,6 35,4 46,3 3,0 4,6 Mandiri BCA 141,7 21,1 2,5 3,1 20,9 31,2 21,7 27,1 5,0 5,2 BNI 128,6 2,6 0,7 2,4 10,6 29,8 43,6 50,8 3,9 5,5 BRI 99,3 8,2 4 5,3 44,9 40,6 58,5 69,1 8,9 11,7 Bank 53,1 7,5 2,7 4,2 24,8 35,2 59,2 63,2 4,4 6,7 Danamon Bank 35,1 1,6 0,8 2,5 17,5 41,6 29,3 42,3 1,9 5,3 Internasional Bank 30,5 5, ,7 41,9 36,2 48,7 3,9 5,7 Permata Bank Lippo 27,3 18 0,8 0,8 4,6 25,8 23,7 20,4 4,3 4 Bank Niaga 25,4 17 2,3 3,3 37,2 39,8 64,1 78,7 4,3 6,2 Citibank 24,1 17,5 5,7 5,7 38,9 45,1 58,8 48,5 7,2 13,8 Overall Banking 1.189,7 7,5 2,3 3,0 16,1 19,7 62,7 72 5,3 7,1 Sumber : Info Bank, No.308, November Dari data tabel 4 dapat diketahui bahwa selama perkembangannya dari tahun 2003 sampai 2004, secara keseluruhan Bank Danamon mengalami peningkatan kinerja, dimulai dari Return on Assets (ROA) yang mengalami peningkatan sebesar 1,5 persen dari posisinya di tahun 2003, Return on Equity (ROE) yang mengalami kenaikan sebesar 10,4 persen dari posisinya di tahun 2003 menjadi 35,2 persen, tingkat Loan to Deposit Ratio (LDR) yang meningkat sebesar 4 persen dari tahun 2003 dan Net Interest Margin (NIM) yang mengalami kenaikan sebesar 2,3 persen dari tahun Peningkatan yang terjadi pada Bank Danamon membuktikan bahwa mereka berusaha untuk selalu melakukan peningkatan dan perbaikan kinerja agar mencapai misinya sebagai lembaga keuangan terkemuka di Indonesia. Komitmen mereka untuk menjadi lebih baik lagi di masa mendatang memang terbuktikan, pada periode 2004 sampai 2005 terjadi peningkatan kinerja yang signifikan dimana Bank Danamon menempati peringkat pertama dengan predikat sangat baik menurut InfoBank dalam Rating 131 Bank di Indonesia per Desember Hal ini didasarkan pada kategori bank nasional

19 5 dengan kriteria modal diatas Rp. 10 Trilyun sampai dengan Rp. 50 Trilyun. Data mengenai financial performance Bank Danamon dapat dilihat pada tabel 5 Tabel 5. Rating 131 bank di Indonesia per Desember Bank Bank Danamon Total Assets CAR Return on Assets (ROA) Return on Equity (ROE) Loans Deposit Ratio (LDR) Net Interest Margin (NIM) Nilai Total Predikat Rp. (juta) % % % % % ,48 4,68 24,22 80,82 8,86 98,04 Sangat Bagus BRI ,25 5,04 37,92 77,83 12,17 94,73 Sangat Bagus BCA ,66 3,44 28,16 41,78 6,00 90,13 Sangat Bagus BNI ,67 1,61 12,64 54,24 5,35 76,01 Bagus Bank ,65 0,47 2,76 49,97 3,81 56,43 Cukup Mandiri Bagus Sumber : InfoBank, No.327, Juni 2006 Dari data yang disajikan, terlihat bahwa secara umum kinerja keuangan Bank Danamon mengalami peningkatan. Terjadi kenaikan dari total assets sebesar 27,68 persen di tahun lalu, ROA yang meningkat sebesar 0,28 persen menjadi 4,68 persen, lalu tingkat LDR mengalami kenaikan sebesar 17,62 persen dari posisi 63,2 persen dan akhirnya NIM meningkat sebesar 2,16 persen dari tahun Namun terdapat salah satu indikator yang belum menunjukkan kinerja menggembirakan yaitu untuk tingkat ROE, Bank Danamon mengalami penurunan dari posisinya di tahun ,98 persen menjadi 24,22 persen di tahun 2005, jika dibandingkan, ROE Bank Danamon masih dibawah BRI dan BCA. Hal ini menandakan bahwa peningkatan modal yang dipakai lebih besar daripada peningkatan pendapatannya. Kondisi ini dapat pula diartikan sebagai menurunnya kemampuan manajemen dalam pengelolaan modal untuk menciptakan nilai atas modalnya yang berupa pendapatan ataupun laba operasional. Peningkatan modal yang dipakai akan meningkatkan pula biaya ekuitas perusahaan atau penurunan laba yang tercipta dapat mencerminkan kemampuan manajemen dalam menciptakan

20 6 nilai kekayaan bagi investornya, yang pada akhirnya kondisi ini mencerminkan pula nilai perusahaan di mata investor. Tujuan suatu perusahaan adalah memaksimalkan kekayaan pemegang sahamnya (investor) dan dapat disimpulkan bahwa penilaian kinerja secara tradisional dapat memberikan suatu pengukuran terhadap keberhasilan yang telah dicapai oleh suatu perusahaan. Salah satu tolok ukur yang sangat diperhatikan oleh setiap perusahaan adalah laba perusahaan (earning measures). Rasio keuangan yang umum digunakan investor untuk menilai perusahaan dalam menciptakan kekayaan bagi mereka dapat dilihat dari earning measures yaitu Return On Equity (ROE), Return On Assets (ROA), dan Earnings Per Share (EPS). Namun pengukuran kinerja secara tradisional tersebut belum cukup untuk memberikan informasi mengenai penciptaan kekayaan serta nilai perusahaan terkait modal yang dipakai. Karena dalam aktivitasnya, untuk melakukan pengembangan, perusahaan tentu saja memerlukan jumlah modal dan pinjaman yang besar. Pada pengukuran tradisional tersebut, biaya modal yang menyertai belum diperhitungkan padahal hal tersebut merupakan suatu opportunity cost bagi investor atau penyetor modal, lalu untuk dapat menghasilkan informasi mengenai profitabilitas sesungguhnya, biaya tersebut perlu diperhitungkan, sehingga tingkat kekayaan sebenarnya dan nilai perusahaan yang tercipta dapat diketahui. Sehingga perlu digunakan suatu konsep untuk menghitung nilai kekayaan sebenarnya yang telah dihasilkan terkait modal dan pinjaman yang digunakan, dan nilai perusahaan yang berhasil diciptakan. Konsep yang menjelaskan tentang hal tersebut adalah konsep laba residu (Economic Value Added/EVA) dan Market Value Added (MVA). Konsep ini dapat menghasilkan informasi mengenai nilai kekayaan dan nilai perusahaan yang bersangkutan. Berdasarkan latar belakang yang terjadi, maka dalam penelitian ini dilakukan pengukuran kinerja menurut metode EVA dan MVA, sehingga dengan penggunaan metode EVA dan MVA dapat memberikan gambaran mengenai nilai kekayaan bank sesungguhnya dan nilai perusahaan yang berhasil diciptakan, dari sini akan dapat diketahui apakah Bank Danamon

21 7 telah berhasil menciptakan kekayaan atau sebaliknya. Selain itu, dilakukan analisis hubungan dan pengaruhnya antara metode EVA dan rasio laporan keuangan terhadap MVA, agar dapat mengetahui tolok ukur mana yang memiliki pengaruh serta hubungan yang paling signifikan dan dapat menjelaskan perubahan yang terjadi terhadap MVA. Hasil tersebut dapat memberikan kesimpulan mengenai komponen kinerja keuangan manakah yang paling dekat hubungannya dan dapat mencerminkan nilai MVA sehingga dapat dikelola dengan baik untuk mencapai hasil yang lebih baik lagi Perumusan Masalah Dari keterangan diatas maka dapat diketahui bahwa pengukuran kinerja secara tradisional (pengukur akuntansi) belum cukup untuk mengetahui informasi mengenai nilai kekayaan sesunguhnya dan nilai perusahaan yang berhasil diciptakan oleh Bank Danamon. Lalu permasalahan yang dibahas pada penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana kinerja Bank Danamon, menurut metode Economic Value Added (EVA)? 2. Bagaimana Market Value Added (MVA) Bank Danamon yang terbentuk? 3. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara EVA dan rasio keuangan terhadap MVA? 1.3. Tujuan Adapun tujuan penulis melakukan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui kinerja keuangan menurut metode EVA sehingga didapat gambaran mengenai nilai kekayaan yang telah dicapai Bank Danamon Indonesia, agar dapat mempertahankan dan meningkatkan penciptaan nilai kekayaan baik bagi perusahaan maupun shareholders. 2. Untuk mengetahui kinerja keuangan menurut MVA, sehingga didapat gambaran mengenai nilai perusahaan dari Bank Danamon, agar mampu untuk mencapai lebih baik lagi dan mempertahankan kepercayaan investor. 3. Menganalisis kekuatan hubungan antara metode EVA dan metode rasio keuangan earning measures (ROE, ROA, dan EPS) terhadap MVA, sehingga didapat kesimpulan mengenai seberapa signifikan hubungan

22 8 yang terjadi, juga untuk mengetahui tolok ukur manakah yang dapat menjelaskan perubahan MVA sebagai pengukur nilai perusahaan Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : 1. Sebagai sebuah masukan bagi Bank Danamon dalam mengambil keputusan guna memaksimalkan keuntungan dan meningkatkan kinerja, sehingga dapat menciptakan nilai perusahaan yang tinggi untuk mempertahankan atau bahkan meningkatkan kepercayaan investor. 2. Sebagai gambaran bagi investor mengenai kinerja keuangan berbasiskan nilai Bank Danamon sehingga dapat dijadikan masukan bagi pengambilan keputusan investasi. 3. Sebagai sumber referensi dan pengembangan yang lebih lanjut bagi penelitian mengenai pengukuran kinerja keuangan menurut metode EVA dan MVA. 4. Sebagai wacana yang dapat menambah pengetahuan penulis mengenai pengukuran kinerja keuangan menurut metode EVA dan MVA serta menganalisis hubungan antara rasio keuangan dan EVA terhadap MVA Ruang Lingkup Penelitian Penelitian hanya dilakukan seputar lingkup pengukuran kinerja keuangan berdasarkan EVA, rasio laporan keuangan berupa earning measures (ROE, ROA, dan EPS) serta MVA pada PT. Bank Danamon Indonesia, Persero (Tbk) serta menganalisis bagaimana hubungan yang tercipta antara metode EVA dan metode rasio keuangan terhadap MVA tentang nilai perusahaan. Rasio keuangan yang dipakai dalam penelitian ini hanya ROE, ROA, dan EPS karena rasio ini paling umum digunakan oleh investor dalam menilai kemampuan suatu perusahaan dalam menciptakan kekayaan bagi mereka dan rasio ini dipublikasikan oleh Bank Danamon.

23 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank Menurut Kasmir (2003), bank diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya. Pengertian bank menurut Undang-undang RI nomor 10 tahun 1998 tanggal 10 November 1998 dalam Kasmir (2003) tentang perbankan adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Menurut Verryn Stuart dalam Dendawijaya (2000), bank adalah suatu badan yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan kredit, baik dengan alatalat pembayarannya sendiri atau dengan uang yang diperolehnya dari orang lain, maupun dengan jalan memperedarkan alat-alat penukar baru berupa uang giral Jadi, perbankan merupakan salah satu lembaga keuangan yang berperan sebagai badan intermediasi yang menghimpun dana (funding), menyalurkannya kembali dalam bentuk kredit (lending) serta memberi pelayanan jasa keuangan lainnya (service) Kinerja Keuangan Menurut Lesmana dan Surjanto dalam Budiharti (2006) kinerja keuangan adalah analisis keuangan yang pada dasarnya dilakukan untuk melakukan evaluasi kinerja di masa lalu, dengan melakukan berbagai analisis, sehingga diperoleh posisi keuangan perusahaan yang mewakili realitas perusahaan dan potensi-potensi yang kinerjanya akan berlanjut. Pengukuran kinerja perusahaan diperlukan untuk menentukan keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuannya. Untuk mengetahui kondisi keuangan suatu bank, maka dapat dilihat dari laporan keuangannya. Laporan tersebut menggambarkan kinerja bank selama periode tertentu. Agar laporan dapat

24 10 dibaca sehingga menjadi berarti, maka perlu dianalisis terlebih dahulu. Analisis yang umum dilakukan untuk menilai kinerja bank adalah menggunakan rasio keuangan. Indikator ini sering pula digunakan untuk menilai tingkat kesehatan bank. Namun, muncul konsep penilaian kinerja baru yaitu Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan bagian penting dari suatu informasi mengenai operasi penting yang dilaporkan dalam bentuk laporan laba rugi, neraca dan laporan arus kas (Keown, 2004). Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan tersebut. Laporan ini biasanya merupakan gabungan dari laporan laba rugi, neraca, dan laporan aliran kas. Dalam industri perbankan sendiri, laporan keuangan bank menunjukkan kondisi keuangan bank secara keseluruhan, laporan ini menunjukkan kinerja manajemen bank selama satu periode. Dalam praktiknya, bank memiliki beberapa jenis laporan keuangan (Kasmir, 2003), yaitu : 1. Neraca 2. Laporan Komitmen dan Kontinjensi 3. Laporan Laba Rugi 4. Laporan Arus Kas 5. Catatan Atas Laporan Keuangan 6. Laporan Keuangan Gabungan dan Konsolidasi Dalam menganalisis kinerja keuangan menurut EVA dan MVA serta rasio keuangan, maka laporan keuangan yang diperlukan adalah laporan laba rugi dan laporan neraca. 1. Laporan Laba Rugi Laporan laba/rugi adalah bagian dari laporan keuangan suatu perusahaan yang dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang menjabarkan unsur-unsur pendapatan dan beban perusahaan sehingga menghasilkan suatu laba (atau rugi) bersih. Laporan laba rugi adalah laporan laba atau rugi untuk periode tertentu yang terdiri atas penerimaan

25 11 bersih dikurangi beban periode itu. Laporan laba rugi menggambarkan hasil operasi kegiatan usaha selama satu periode waktu (Keown, 2001). Menurut Kasmir (2003), laporan laba rugi merupakan laporan keuangan bank yang menggambarkan hasil usaha bank dalam suatu periode tertentu. Dalam laporan ini tergambar jumlah pendapatan dan sumber-sumber pendapatan serta jumlah biaya dan jenis-jenis biaya yang dikeluarkan. 2. Neraca Brigham dan Houston (2006) mengatakan bahwa neraca merupakan sebuah laporan tentang posisi keuangan perusahaan pada suatu titik tertentu. Neraca adalah laporan posisi keuangan pada saat tertentu. Bentuk laporan mengikuti persamaan neraca : Total aktiva = total kewajiban + ekuitas pemegang saham pemilik Neraca memberikan gambaran sesaat posisi keuangan perusahaan pada suatu waktu tertentu, menyajikan kepemilikan aktiva, kewajiban, serta ekuitas pemegang saham dari para pemilik (Keown, 2004). Neraca merupakan bagian dari laporan keuangan suatu perusahaan yang dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang menunjukkan posisi keuangan perusahaan pada akhir periode tersebut. Neraca terdiri dari tiga unsur, yaitu aktiva, kewajiban, dan modal. Dalam konteks perbankan, neraca adalah laporan yang menunjukkan posisi keuangan bank pada tanggal tertentu. Posisi keuangan yang dimaksud adalah posisi aktiva (harta), pasiva (kewajiban dan ekuitas) suatu bank. Penyusunan komponen di dalam neraca didasarkan pada tingkat likuiditas dan jatuh tempo (Kasmir, 2003). Informasi yang dapat dilihat dari neraca antara lain adalah posisi sumber kekayaan perusahaan dan sumber pembiayaan untuk memperoleh kekayaan perusahaan tersebut dalam suatu periode akuntansi (triwulan, kwartal, atau tahunan). Dalam neraca terdapat komponen aktiva mewakili seluruh sumber daya yang dimiliki perusahaan, sementara kewajiban dan ekuitas pemegang saham menunjukkan bagaimana seluruh sumber daya

26 12 perusahaan itu didanai. Aktiva dalam neraca terdiri atas tiga kategori (Keown, 2004) : 1. Aktiva Lancar (Current Assets), 2. Aktiva Tetap atau Jangka Panjang (Fixed Assets atau Long Term Assets), 3. Aktiva Lain (Other Assets). Dalam melaporkan jumlah uang atas berbagai aktiva ini, berlaku praktik konvensional pelaporan nilai aktiva maupun dan kewajiban yang dilakukan atas dasar beban historis. Jadi neraca tidak dimaksudkan untuk menyajikan nilai pasar perusahaan, namun melaporkan transaksi berdasarkan beban historisnya. Menentukan nilai yang wajar dari perusahaan adalah masalah yang berbeda. Bagian lain dari neraca adalah kewajiban dan ekuitas pemegang saham. Sumber utama pendanaan adalah kewajiban serta ekuitas pemegang saham (Keown, 2004) Rasio Keuangan Rasio keuangan adalah sebuah alat utama untuk menganalisis keuangan sebuah perusahaan. Rasio keuangan terdiri dari perbandingan data keuangan yang terdapat pada laporan keuangan. Rasio keuangan merupakan hasil perhitungan antara dua macam data keuangan bank, yang digunakan untuk menjelaskan hubungan antara kedua data keuangan tersebut yang pada umumnya dinyatakan secara numerik, baik dalam persentase maupun kali (Riyadi, 2004). Rasio keuangan memberikan dua cara untuk membuat perbandingan dari data keuangan menjadi lebih berarti (Keown, 2004): 1. Dapat meneliti rasio antar waktu untuk meneliti arah pergerakannya 2. Dapat membandingkan rasio keuangan perusahaan dengan perusahaan lain. Rasio keuangan dapat menstandarisasi informasi keuangan yang dapat dipakai sebagai alat pembandingan antar perusahaan dengan ukuran yang berbeda. Terdapat dua kelompok yang menganggap rasio keuangan berguna: 1. Terdiri dari para manajer yang menggunakannya untuk mengukur dan melacak kinerja perusahaan sepanjang waktu. Fokus utama dari analisis mereka sering berkaitan dengan berbagai ukuran profitabilitas yang

27 13 digunakan untuk mengevaluasi kinerja perusahaan dari sudut pandang pemilik. 2. Pengguna rasio keuangan mencakup para analis yang merupakan pihak eksternal bagi perusahaan. Keunggulan dari rasio keuangan adalah rasio keuangan dapat membantu pihak-pihak yang terkait untuk mengidentifikasi beberapa kekuatan dan kelemahan keuangan perusahaan, dan secara umum rasio keuangan dapat menjadi alat yang sangat berguna untuk menilai kondisi keuangan perusahaan. Namun rasio keuangan bukan tanpa kelemahan, terdapat keterbatasan dari analisis rasio keuangan, yaitu (Keown, 2004): 1. Terkadang sulit untuk mengidentifikasi kategori industri di mana perusahaan berada jika perusahaan beroperasi dengan beberapa bidang usaha. 2. Rasio keuangan dapat menjadi terlalu tingi ataupun rendah. 3. Rata-rata industri mungkin tidak memberikan target rasio atau norma yang diinginkan. Rata-rata industri hanya dapat memberikan panduan atas posisi keuangan perusahaan rata-rata dalam suatu industri. Itu tidak berarti suatu nilai rasio yang ideal atau terbaik. 4. Banyak perusahaan mengalami situasi musiman dalam kegiatan operasinya. Jadi pos neraca dan rasionya akan berubah sepanjang tahun saat laporan disiapkan. Rasio keuangan terdiri dari rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio rentabilitas (Kasmir, 2003). Rasio likuiditas bertujuan untuk mengukur seberapa likuid suatu bank, rasio solvabilitas bertujuan untuk mengukur efisiensi bank dalam menjalankan aktivitasnya, sedangkan rasio rentabilitas bertujuan untuk mengukur efektivitas bank dalam mencapai tujuannya. Sementara itu menurut Helfert dalam Pradhono (2004), pengukuran kinerja perusahaan bisa dikelompokkan dalam tiga kategori yaitu: 1. Earning Measures, yang mendasarkan kinerja pada accounting profit. Termasuk dalam kategori adalah earnings per share (EPS), return on investment (ROI), return on net assets (RONA), return on capital employed (ROCE) dan return on equity (ROE), dan lain-lain.

28 14 2. Cash Flow Measures, yang mendasarkan kinerja pada arus kas operasi (operating cash flow). Termasuk dalam kategori ini adalah free cash flow, cash flow return on gross investment (ROGI), cash flow return on investment (CFROI), total shareholder return (TSR) dan total business return (TBR). 3. Value Measures, yang mendasarkan kinerja pada nilai (value based management). Termasuk dalam kategori ini adalah economic value added (EVA), market value added (MVA), cash value added (CVA), dan shareholder value (SHV). Dalam penelitian ini, rasio keuangan berupa earning measures yang digunakan adalah : 1. Return On Equity (ROE) ROE merupakan rasio untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola kapital yang ada untuk mendapatkan net income (Kasmir, 2003). ROE adalah rasio profitabilitas yang menunjukkan perbandingan antara laba (setelah pajak) dengan modal (modal inti) bank, rasio ini menunjukkan tingkat persentase yang dapat dihasilkan manajer bank. Menurut Husnan (2004), rasio ini mengukur seberapa banyak keuntungan yang menjadi hak pemilik modal sendiri. 2. Return On Assets (ROA) ROA adalah rasio profitabilitas yang menunjukkan perbandingan antara laba (sebelum pajak) dengan total asset bank, rasio ini menunjukkan tingkat efisiensi pengelolaan asset yang dilakukan oleh bank yang bersangkutan (Riyadi, 2004). Menurut Kasmir (2003), ROA merupakan pengukur kemampuan manajemen dalam menghasilkan income dari pengelolaan asset. Menurut Husnan (2004), rasio ini mengukur kemampuan aktiva perusahaan memperoleh laba dari operasi perusahaan. 3. Earning per Share (EPS) Menurut Brigham dan Houston (2006), EPS merupakan perbandingan antara laba bersih terhadap saham biasa yang beredar, sehingga EPS menggambarkan laba per lembar saham yang diperoleh investor dari suatu perusahaan.

29 Metode Economic Value Added (EVA) Menurut Tunggal (2001), dasar teoritis konsep nilai tambah ekonomis disajikan dalam kertas akademis yang dipublikasikan antara tahun 1958 dan 1961 oleh dua ekonom finansial, yaitu Merton H.Miller dan Franco Modigliani, yang memenangkan hadiah nobel dalam bidang ekonomi. Mereka berargumentasi bahwa laba ekonomis (economic income) merupakan sumber penciptaan nilai (value creation) di perusahaan dan bahwa tingkat kembalian (rate of return/cost of capital) ditentukan berdasarkan tingkat risiko yang diasumsikan oleh investor. Tetapi, Modigliani dan Miller tidak memberikan teknik untuk mengukur laba ekonomis (economic income) dalm suatu perusahaan. Konsep Economic Value Added (EVA) dipopulerkan oleh G. Bennet Stewart, III, Managing Partner dari Stern Steward & Co dalam bukunya The Quest for Value pada tahun Konsep EVA diluncurkan Stern Steward & Co pada tahun Taufik (2001) mengatakan bahwa EVA menggambarkan efisiensinya dalam periode tertentu. EVA bukan hanya menggambarkan kinerja manajemen dalam suatu periode tapi juga kinerja karyawannya. Konsep economic value added (EVA) merupakan konsep yang dianggap bisa memberikan jawaban terhadap kemampuan perusahaan menambah kekayaan investor atau shareholder. Menurut Drucker dalam Stewart and Co (2000), tidak ada profit kecuali anda dapat menciptakan kekayaan dari biaya modal. Alfred Marshall mengatakannya pada tahun 1896 lalu Peter Drucker mengatakan pada tahun 1954 dan 1973, dan sekarang EVA mensistematiskan ide tersebut. EVA tidak hanya suatu pengukur kinerja, namun merupakan suatu kesatuan antara pengukur kinerja, manajemen dan system reward (Stewart and Co, 2000). Menurut Iramani dan Erie Febrian (2005), EVA merupakan tujuan perusahaan untuk meningkatkan nilai atau value added dari modal yang ditanamkan pemegang saham dalam operasi perusahaan. Jika perusahaan tidak dapat menciptakan profit diatas required of return, maka EVA menjadi negatif dan dalam hal ini merupakan signal akan terjadinya financial distress bagi perusahaan. Menurut Bringham dan Houston (2001) EVA adalah nilai tambah yang diberikan oleh manajemen

30 16 kepada para pemegang saham selama satu tahun tertentu. EVA membantu manajer bahwa perusahaannya dapat menambah nilai pemegang saham, sementara investor dapat menggunakan EVA untuk mengetahui saham mana yang akan meningkatkan nilainya. EVA menghitung economic profit dan bukan accounting profit, pada dasarnya EVA mengukur nilai tambah dalam suatu periode tertentu. Nilai tambah ini tercipta apabila perusahaan memperoleh keuntungan diatas cost of capital perusahaan. Dan jika EVA yang terbentuk positif, maka perusahaan telah menciptakan kekayaan (Pradhono, 2004). EVA merupakan metode pengukur yang dapat mengambarkan bagaimana kekayaan yang diciptakan perusahaan untuk para shareholder (Mäkeläinen, 1998). Menurut Tunggal (2001), EVA didapat dari laba tertinggal setelah dikurangi dengan biaya modal (cost capital) yang diinvestasikan untuk menghasilkan laba tersebut. EVA merupakan suatu tolok ukur kinerja keuangan yang berbasis nilai. EVA dinilai sebagai suatu tolok ukur yang menggambarkan jumlah absolut dari nilai pemegang saham (shareholder value) yang diciptakan (created) atau dirusak (destroyed) pada suatu periode tertentu, biasanya setahun. EVA yang positif menunjukkan penciptaan nilai (value creation), sedangkan EVA yang negatif menunjukkan penghancuran nilai (value destruction). Menurut Utomo (1999), EVA merupakan konsep yang relevan dalam mengukur kinerja yang berdasarkan nilai (value) karena EVA adalah ukuran nilai tambah ekonomis yang dihasilkan oleh perusahaan sebagai akibat dari aktivitas atau strategi manajemen. Dalam Yusbardini (2004), EVA didefiniskan sebagai jumlah peningkatan kekayaan pemegang saham perusahaan pada suatu periode tertentu. Konsep dari EVA sendiri tidak terlalu sukar untuk dipahami, yaitu perusahaan akan menciptakan kekayaan bagi pemegang sahamnya bila net operating profit after tax (NOPAT, laba bersih setelah pajak) dikurangi biaya kapital menghasilkan nilai positif. Hal ini berarti bila tingkat pengembalian lebih besar dari biaya kapitalnya. EVA memerlukan adanya penyesuaianpenyesuaian, yang dimaksudkan untuk menghitung distorsi akuntansi yang terdapat dalam laporan keuangan, sehingga penilaian kinerja lebih akurat.

31 17 EVA merupakan nilai ekonomi sebenarnya yang dimiliki oleh perusahaan. EVA adalah sebuah alat pengukuran kinerja sebuah perusahaan layaknya Return on Investment (ROI), Return on Equity (ROE) ataupun Return on Assets (ROA). Namun, berbeda dari alat ukur berbasis rasio yang mengukur rasio laba terhadap investasi/aset/ekuitas, EVA mengukur nilai tambah yang dihasilkan perusahaan kepada investor. Dilihat dari segi waktunya, menurut Dierks dan Patel dalam Turangan (2003), EVA didefinisikan sebagai suatu pengukuran kinerja keuangan yang mengkombinasikan konsep pendapatan residu yang telah dikenal sebelumnya dengan prinsip terkini dari manajemen keuangan perusahaan. Elemen yang digunakan dalam memperhitungkan EVA terdiri dari NOPAT, jumlah modal perusahaan yang digunakan (firm s capital employed) dan biaya modal (cost of capital). Menurut Utama (1997), EVA sangat bermanfaat apabila digunakan sebagai penilai kinerja perusahaan dimana fokus penilaian kinerjanya adalah pada penciptaan nilai. Secara sederhana EVA diketahui dari laba perusahaan dikurangi biaya-biaya atas modal yang diinvestasikan. Pendekatan EVA memasukkan semua unsur yang ada dalam laporan neraca dan laba rugi. Menurut Hansen dan Mowen (2005), laba residu (Economic Value Added) adalah laba operasional setelah pajak dikurangi dengan total biaya modal. Jika EVA positif, maka perusahaan telah menciptakan kekayaan. Jika EVA negatif, maka perusahaan telah menyia-nyiakan modal. Dalam jangka panjang, hanya perusahaan-perusahaan yang menghasilkan modal atau kekayaan yang dapat bertahan. EVA merupakan sebuah bentuk nominal mata uang, bukan suatu tingkat persentase pengembalian. Inti dari EVA adalah penekanan pada laba bersih operasi dan hubungannya terhadap biaya aktual dari modal. Penghitungan EVA menurut perspektif akuntansi manajemen merupakan selisih antara laba bersih operasional dikurangi biaya modal yang terpakai. Kesulitan yang dihadapi perusahaan secara umum adalah menghitung biaya modal yang terpakai. Dua langkah yang digunakan dalam hal ini, yaitu : 1. Menentukan biaya tertimbang rata-rata atas modal

32 18 2. Menentukan total jumlah modal yang dipakai Untuk menghitung biaya tertimbang rata-rata atas modal, perusahaan harus mengidentifikasi seluruh sumber dana yang diinvestasikan. Sumbersumber yang biasanya adalah pinjaman dan ekuitas (saham yang diterbitkan). Pinjaman yang dikenakan bunga harus disesuaikan tingkatnya untuk pengurangan pajak. Sedangkan ekuitas ditangani secara berbeda. Biaya atas pembiayaan ekuitas adalah biaya kesempatan (opportunity cost) bagi para investor, tidak ada penyesuaian pajak untuk ekuitas. Lalu pembagian proporsional dari masing-masing metode pembiayaan dikalikan dengan persentase biayanya dan dijumlahkan untuk menghasilkan biaya beban ratarata modal. EVA dapat dijadikan sebagai alat ukur keuangan berdasarkan nilai (value), alat ukur yang dapat memperlihatkan secara absolut berapa nilai shareholder yang telah diciptakan atau dihancurkan, EVA juga sebagai alat ukur yang sangat berkaitan dengan harga saham, juga memberikan dasar bagi terciptanya sistem kompensasi yang mampu memotivasi seluruh komponen perusahaan untuk menciptakan nilai kepada pemegang saham. Tunggal (2001) mengatakan bahwa terdapat beberapa manfaat EVA dalam mengukur kinerja perusahaan antara lain: (1) EVA merupakan suatu ukuran kinerja perusahaan yang dapat berdiri sendiri sendiri tanpa memerlukan ukuran lain baik berupa perbandingan dengan menggunakan perusahaan sejenis atau menganalisis kecenderungan (trend). (2) Hasil perhitungan EVA mendorong pengalokasian dana perusahaan untuk investasi dengan biaya modal yang rendah. Sedangkan menurut Utama (1997), manfaat EVA adalah: (1) EVA dapat digunakan sebagai penilaian kinerja keuangan perusahaan karena penilaian kinerja tersebut difokuskan pada penciptaan nilai (value creation). (2) EVA akan menyebabkan perusahaan lebih memperhatikan kebijakan struktur modal.

33 19 (3) EVA membuat manajemen berpikir dan bertindak seperti halnya pemegang saham yaitu memilih investasi yang memaximumkan tingkat pengembalian dan meminimumkan tingkat biaya modal sehingga nilai perusahaan dapat dimaximalkan. (4) EVA dapat digunakan untuk mengidentifikasikan kegiatan atau proyek yang memberikan pengembalian lebih tinggi daripada biaya-biaya modalnya. Perhitungan EVA Menurut Tunggal (2001), formula untuk menghitung EVA sebagai berikut : EVA = NOPAT C x CCR Dimana : NOPAT = Net Operating Profit After Tax C = Capital CCR = Capital Cost Rate atau Cost of Capital Sebagai akhir perhitungan EVA, hasilnya dapat menunjukkan angka positif, negative atau nol. Poeradisastra (2003) menjelaskan mengenai analisis dari perhitungan EVA sebagai berikut : 1. Kondisi EVA positif mencerminkan kompensasi yang lebih tinggi ketimbang biaya modal. Ini berarti, manajemen mampu menciptakan peningkatan kekayaan (create value) bagi perusahaan/pemilik modal, bukan sekadar memberi fatamorgana. Perusahaan yang menghasilkan EVA positif, dipastikan laba bersihnya bagus. 2. Sedangkan kondisi EVA yang negatif menunjukkan adanya penurunan nilai kekayaan (destroy value) dari pemegang saham. Hal ini berarti bila laba bersihnya lebih rendah ketimbang biaya modal dan manajemen dianggap belum berhasil dalam menciptakan peningkatan kekayaan bagi pemilik modal. 3. Lalu jika kondisi EVA bernilai nol, maka tidak terjadi penurunan ataupun kenaikan dari nilai kekayaan dari pemilik modal. Net Operating Profit After Tax (NOPAT) Menurut Tunggal (2001) NOPAT merupakan laba yang diperoleh dari operasi perusahaan setelah dikurangi pajak penghasilan, tetapi termasuk biaya

34 20 keuangan (financial cost). Menurut Sartono (2001), NOPAT merupakan formula untuk evaluasi kinerja manajer berupa laba operasi bersih sesudah pajak yang merupakan sejumlah laba perusahaan yang akan dihasilkan jika perusahaan tersebut tidak memiliki utanh dan tidak memiliki aset finansial. Dalam Yusbardini (2004), NOPAT meerupakan laba operasi setelah pajak yang dilakukan penyesuaian-penyesuaian yang disebut ekuivalen ekuitas. Menurut Husnan dan Pudjiastuti (2001), NOPAT menunjukkan laba yang diperoleh oleh suatu perusahaan apabila perusahaan tersebut tidak menggunakan hutang dan/atau tidak memiliki non operating assets. Biaya Modal (Cost of Capital/COC) Menurut Tunggal (2001) Biaya Modal adalah tingkat pengembalian minimum atas modal yang dibutuhkan untuk mengganti pinjaman dan ekuitas investor. Menurut Pradhono (2004) Cost of Capital perusahaan adalah cost setiap sumber modal, yang ditimbang sesuai dengan struktur modal perusahaan. Komponen Cost of Capital berdasarkan struktur modal bisa dibedakan atas biaya hutang (cost of debt) dan biaya modal sendiri atau ekuitas (cost of equity). COC sendiri didapat dari komponen Weighted Average Cost of Capital (WACC) dan Invested Capital (IC). Weighted Average Cost of Capital (WACC) WACC adalah jumlah biaya dari masing-masing komponen modal, misalnya pinjaman jangka pendek (cost of debt) dan pinjaman jangka panjang serta setoran modal saham (cost of equity) yang diberikan bobot sesuai dengan proporsinya dalam struktur modal perusahaan. WACC didapat dari komponen biaya ekuitas (Ke), biaya hutang (Kd), bobot modal (We) serta bobot hutang (Wd). Biaya Ekuitas (Ke) dihitung menggunakan model Capital Assets Pricing Model (CAPM). Pendekatan CAPM menegaskan bahwa tingkat hasil pengembalian atas saham biasa yang diinginkan oleh para investor sama dengan tingkat bebas risiko ditambah dengan premi risiko. Premi risiko ini adalah premi risiko pasar dikalikan dengan beta yang dapat diterapkan pada perusahaan yang bersangkutan (Weston dan Copeland, 1997). CAPM akan mengestimasikan Ke dengan dimulai dari tingkat bebas risiko dari rata-rata

ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN DAN ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) TERHADAP MARKET VALUE ADDED (MVA) (STUDI KASUS PT. BANK DANAMON INDONESIA, Tbk)

ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN DAN ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) TERHADAP MARKET VALUE ADDED (MVA) (STUDI KASUS PT. BANK DANAMON INDONESIA, Tbk) ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN DAN ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) TERHADAP MARKET VALUE ADDED (MVA) (STUDI KASUS PT. BANK DANAMON INDONESIA, Tbk) Oleh SITI PASUS IS PREHATININGSIH H24103056 DEPARTEMEN MANAJEMEN

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Laporan Keuangan

II. TINJAUAN PUSTAKA Laporan Keuangan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Bank Menurut Kasmir (2010), bank diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dana tersebut

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Penilaian Kinerja Informasi akuntansi sangat bermanfaat untuk menilai pertanggungjawaban kinerja manager karena penilaian kinerja pada dasarnya merupakan penilaian perilaku

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran PT. Bank Central Asia, Tbk merupakan salah satu bank go public di Indonesia, yang secara periodik wajib menyampaikan laporan keuangannya. Pengukuran kinerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya perusahaan yang berdiri dan berkembang sesuai dengan meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya perusahaan yang berdiri dan berkembang sesuai dengan meningkatnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan dunia usaha saat ini semakin ketat. Hal ini disebabkan semakin banyaknya perusahaan yang berdiri dan berkembang sesuai dengan meningkatnya kegiatan

Lebih terperinci

Bab II. Tinjauan Pustaka

Bab II. Tinjauan Pustaka Bab II Tinjauan Pustaka 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Likuiditas Rasio likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampauan perusahaan-perusahaan membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (1) Earnings Measures, yang mendasarkan kinerja pada accounting profit. Termasuk

BAB I PENDAHULUAN. (1) Earnings Measures, yang mendasarkan kinerja pada accounting profit. Termasuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan kondisi perekonomian nasional saat ini mengarah pada pemulihan krisis ekonomi global pada tahun 2009 yang tercermin dalam kondisi ekonomi makro. Sejalan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memaksimalkan laba atau sering disebut perusahaan nirlaba. Tujuan dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memaksimalkan laba atau sering disebut perusahaan nirlaba. Tujuan dari BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.Tinjauan Teoretis 1. Rasio Profitabilitas Tujuan dari kebanyakan perusahaan adalah untuk memaksimumkan laba atau keuntungan. Akan tetapi, ada juga perusahaan yang tujuannya bukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pekerjaan bagian pembukuan. Selanjutnya laporan keuangan tersebut untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pekerjaan bagian pembukuan. Selanjutnya laporan keuangan tersebut untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laporan Keuangan Laporan keuangan bagi suatu perusahaan merupakan hasil akhir dari pekerjaan bagian pembukuan. Selanjutnya laporan keuangan tersebut untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Economic Value Added (EVA) 1. Definisi Economic Value Added (EVA) EVA menurut John D.Martin et al (2010:44), menyatakan bahwa: Nilai Tambah Ekonomi (Economic Value Added EVA),

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN DAN ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) TERHADAP MARKET VALUE ADDED (MVA) PADA BANK CENTRAL ASIA, Tbk

ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN DAN ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) TERHADAP MARKET VALUE ADDED (MVA) PADA BANK CENTRAL ASIA, Tbk ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN DAN ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) TERHADAP MARKET VALUE ADDED (MVA) PADA BANK CENTRAL ASIA, Tbk Oleh ARI HANDIAN SAPUTRA H24087063 PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. barang, pesaing, perkembangan pasar, perkembangan perekonomian dunia.

BAB I PENDAHULUAN. barang, pesaing, perkembangan pasar, perkembangan perekonomian dunia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini laju pertumbuhan ekonomi dunia dipengaruhi oleh dua elemen penting yaitu globalisasi dan kemajuan teknologi yang menyebabkan persaingan diantara perusahaan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian kinerja keuangan suatu perusahaan merupakan hal yang sangat membantu terhadap suatu keputusan yang diambil karena kinerja keuangan akan menunjukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi sebagai financial intermediary atau perantara pihak yang kelebihan dana dengan pihak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dijalankan harus selalu meningkatkan kinerja perusahaan mereka. Ada berbagai

BAB I PENDAHULUAN. dijalankan harus selalu meningkatkan kinerja perusahaan mereka. Ada berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan bisnis dalam sebuah perusahaan tujuannya adalah untuk memaksimalkan kekayaan dan membuat bisnisnya semakin berkembang. Pada era sekarang ini, dunia bisnis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Menurut Ari (2005) pengukuran kinerja keuangan menggunakan metode economic value added (EVA) menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun secara

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut M.Hanafi (2008:42) pengertian ROA adalah mengukur

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut M.Hanafi (2008:42) pengertian ROA adalah mengukur BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Return On Assets (ROA) Menurut M.Hanafi (2008:42) pengertian ROA adalah mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Pada dasarnya pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Bank

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Bank 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Bank Menurut Kasmir (2008), bank secara sederhana dapat diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Telah melakukan penelitian yang berjudul Analisis Perbandingan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Telah melakukan penelitian yang berjudul Analisis Perbandingan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Penelitian Terdahulu Penelitian ini berdasarkan atas penelitian-penelitian yang terdahulu, natara lain : 1.1.1 Penelitian Raja Lambas (2005) Telah melakukan penelitian yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 27 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Initial Public Offering (IPO) adalah proses pertama suatu perusahaan berubah statusnya yaitu dari perusahaan milik perorangan menjadi perusahaan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Penulisan karya akhir ini menggunakan metode studi kepustakaan, dimana data diperoleh dari laporan keuangan perusahaan yang dianalisis, buku-buku, internet, surat kabar, dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Teori Fundamental Teori fundamental adalah teori yang didasarkan pada fundamental ekonomi suatu perusahaan. Teori ini menitikberatkan pada rasio finansial

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Nilai Menurut Margaretha (2011:5), Nilai ( value) perusahaan yang sudah go public merupakan nilai yang tercermin dalam harga pasar saham perusahaan, sedangkan nilai perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja Keuangan 2.1.1 Pengertian Kinerja Keuangan Menurut Wibowo (2014:7 ), kinerja berasal dari pengertian performance. Ada pula yang memberikan pengertian performance sebagai

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. antara PT. Indocement Tunggal Prakarsa dan PT. Semen Gresik. Hasil penelitian

BAB II URAIAN TEORITIS. antara PT. Indocement Tunggal Prakarsa dan PT. Semen Gresik. Hasil penelitian BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Hamonangan (2009) melakukan penelitian dengan judul Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA dan MVA antara PT. Indocement Tunggal

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Situmorang (2008) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Econonic Value Added dan Rasio Profitabilitas Terhadap Harga Saham Perusahaan Properti Yang terdaftar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menuntut dunia usaha untuk terus selalu mengikuti perubahan-perubahan yang

BAB I PENDAHULUAN. menuntut dunia usaha untuk terus selalu mengikuti perubahan-perubahan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Kondisi perekonomian dunia yang semakin cepat perkembangannya menuntut dunia usaha untuk terus selalu mengikuti perubahan-perubahan yang ada. Dengan mengikuti

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. 2.1 Pengukuran Kinerja Keuangan Perusahaan. dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya (Mulyadi, 2001:415).

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. 2.1 Pengukuran Kinerja Keuangan Perusahaan. dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya (Mulyadi, 2001:415). BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1 Pengukuran Kinerja Keuangan Perusahaan Langkah pertama dalam memulai pengukuran kinerja keuangan lebih dalam, alangkah baiknya kita mengetahui tentang kinerja terlebih dahulu.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis yang berkembang dengan pesat sehingga sangat diperlukan sumber-sumber

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis yang berkembang dengan pesat sehingga sangat diperlukan sumber-sumber 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin majunya perkembangan perekonomian saat ini semakin banyak pula bisnis yang berkembang dengan pesat sehingga sangat diperlukan sumber-sumber dana yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia usaha yang kian pesat saat ini menyebabkan persaingan antar perusahaan menjadi semakin ketat. Setiap perusahaan harus berjuang untuk tetap bertahan

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. yang ditetapkan dan struktur permodalan yang lemah dan sebagainya.

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. yang ditetapkan dan struktur permodalan yang lemah dan sebagainya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan perekonomian di Indonesia tidak dapat terlepas dari sektor perbankan, khususnya peran perbankan sebagai sumber pembiayaan industri dalam negeri. Oleh karena

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. antara lain Taufik (2006) melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Pendekatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. antara lain Taufik (2006) melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Pendekatan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Penelitian yang berkaitan dengan kinerja keuangan telah banyak dilakukan, antara lain Taufik (2006) melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Pendekatan

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali

II. LANDASAN TEORI. utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Bank Bank secara sederhana dapat diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia modern sekarang ini, pertumbuhan dan perkembangan perekonomian suatu negara tergantung pada lembaga keuangannya. Lembaga keuangan terutama perbankan berperan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba a. Pengertian Laba Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba. Laba merupakan indikator prestasi atau kinerja perusahaan yang besarnya tampak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akuntansi. Pengukuran ini perlu diketahui pihak yang berkepentingan untuk

BAB I PENDAHULUAN. akuntansi. Pengukuran ini perlu diketahui pihak yang berkepentingan untuk 18 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Masalah nilai dan pengukuran sudah lama menjadi isu ekonomi khususnya akuntansi. Pengukuran ini perlu diketahui pihak yang berkepentingan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. satunya adalah dengan berinvestasi. Investasi adalah penanaman modal untuk satu

BAB 1 PENDAHULUAN. satunya adalah dengan berinvestasi. Investasi adalah penanaman modal untuk satu 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Banyak cara yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kemakmuran, salah satunya adalah dengan berinvestasi. Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau

Lebih terperinci

kinerja keuangan, diperlukan tolak ukur tertentu.

kinerja keuangan, diperlukan tolak ukur tertentu. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seorang investor dalam melakukan investasi tentu akan menanamkan modalnya pada perusahaan yang memiliki kinerja yang baik. Kinerja yang baik menunjukkan bahwa

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Bank

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Bank 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Bank Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Istilah kinerja seringkali dikaitkan dengan kondisi keuangan perusahaan. Kinerja

BAB II LANDASAN TEORI. Istilah kinerja seringkali dikaitkan dengan kondisi keuangan perusahaan. Kinerja 14 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Kinerja Istilah kinerja seringkali dikaitkan dengan kondisi keuangan perusahaan. Kinerja merupakan hal penting yang harus dicapai oleh setiap perusahaan dimanapun

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Keuangan Perusahaan

II. TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Keuangan Perusahaan 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank Menurut Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 Tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki banyak kebutuhan, terutama yang berkaitan dengan dana. Dana

BAB I PENDAHULUAN. memiliki banyak kebutuhan, terutama yang berkaitan dengan dana. Dana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam menjalankan suatu bisnis setiap perusahaan perbankan memiliki banyak kebutuhan, terutama yang berkaitan dengan dana. Dana merupakan elemen utama yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bank 2.1.1 Pengertian Bank Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan masyarakat, tempat untuk meminjam, menukar, memindahkan dan menerima

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan di ukur dan ditentukan oleh uang sehingga eksistensi dunia

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan di ukur dan ditentukan oleh uang sehingga eksistensi dunia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank merupakan institusi yang berpengaruh signifikan dalam menentukan kelancaran aktivitas perekonomian dan keberhasilan pembangunan sehingga wajar menjadi

Lebih terperinci

Evaria Novita, Achmad Husaini, MG Wi Endang Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya, Malang, Indonesia Abstrak

Evaria Novita, Achmad Husaini, MG Wi Endang Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya, Malang, Indonesia Abstrak Penilaian Kinerja Keuangan Perusahaan dengan Analisis Rasio Keuangan dan Metode Economic Value Added (EVA) (Studi pada PT. HM Sampoerna, Tbk dan Anak Perusahaan yang Terdaftar di BEI Periode 2008-2010)

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bank Bank-bank Umum Bank-bank Pembangunan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bank Bank-bank Umum Bank-bank Pembangunan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bank Kasmir (2003) mendefinisikan bank sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bursa Efek Indonesia telah menjadi penting dari berkembangnya

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bursa Efek Indonesia telah menjadi penting dari berkembangnya BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bursa Efek Indonesia telah menjadi penting dari berkembangnya perekonomian indonesia. Pasar modal dapat menjadi alternatif pendanaan bagi perusahaan di indonesia selain

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Pasar Modal

II. TINJAUAN PUSTAKA Pasar Modal II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pasar Modal Berdasarkan UU RI No. 8 tahun 1995 tentang pasar modal, disebutkan bahwa pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek,

Lebih terperinci

ANALISA LAPORAN KEUANGAN.

ANALISA LAPORAN KEUANGAN. ANALISA LAPORAN KEUANGAN www.mercubuana.ac.id 1. LAPORAN KEUANGAN Ada tiga jenis laporan keuangan yang sering digunakan yaitu: A. Neraca B. Laporan laba-rugi C. Laporan aliran kas a. neraca Neraca menggambarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu pengukuran kinerja yang biasa digunakan adalah analisis rasio financial, namun belakangan ini muncul konsep yang dapat menilai kinerja perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kerangka Teoritis 2.2 Pengertian Kinerja Perusahaan Kinerja perusahaan adalah kemampuan sebuah perusahaan mengelola sumber daya yang ada sehingga dapat memberikan nilai kepada

Lebih terperinci

ini, terutama harapan dari pihak-pihak yang menginvestasikan dananya.

ini, terutama harapan dari pihak-pihak yang menginvestasikan dananya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan utama didirikannya perusahaan selaku entitas bisnis yang mengelola sumber-sumber ekonomi untuk menyediakan barang dan jasa bagi masyarakat adalah mendapatkan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Economic Value Added (EVA) Economic Value Added (EVA) merupakan sebuah metode pengukuran nilai tambah ekonomis yang diciptakan perusahaan dari kegiatannya selama periode tertentu.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. 5 HASIL DAN PEMBAHASAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN 41

DAFTAR ISI. 5 HASIL DAN PEMBAHASAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN 41 DAFTAR ISI. 5 HASIL DAN PEMBAHASAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN 41 DAFTAR ISI DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR SINGKATAN 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan

Lebih terperinci

PT.INDOSAT TBK MENGGUNAKAN METODE FINANCIAL RATIO DAN ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) ABSTRAKSI

PT.INDOSAT TBK MENGGUNAKAN METODE FINANCIAL RATIO DAN ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) ABSTRAKSI PT.INDOSAT TBK MENGGUNAKAN METODE FINANCIAL RATIO DAN ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) Primal Aditya Rizki Email : primal_limos74@yahoo.com Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma Jl. Margonda

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebelum membahas mengenai penilaian kinerja, terlebih dahulu harus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebelum membahas mengenai penilaian kinerja, terlebih dahulu harus BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penilaian Kinerja 1. Pengertian Penilaian Kinerja Sebelum membahas mengenai penilaian kinerja, terlebih dahulu harus dipahami apa yang dimaksud dengan kinerja itu sendiri. Kinerja

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. 5 HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Laporan Keuangan 41

DAFTAR ISI. 5 HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Laporan Keuangan 41 DAFTAR ISI DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR SINGKATAN 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 Perumusan Masalah 7 Tujuan Penelitian 10 Manfaat Penelitian 10 Ruang Lingkup Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi semakin ketat dan kompetitif. Kondisi ini menuntut sebuah

BAB I PENDAHULUAN. menjadi semakin ketat dan kompetitif. Kondisi ini menuntut sebuah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini dunia usaha dihadapkan pada kondisi persaingan yang menjadi semakin ketat dan kompetitif. Kondisi ini menuntut sebuah perusahaan harus mampu beradaptasi dan

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED Moses L. Singgih e-mail: moses@ie.its.ac.id Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, ITS Surabaya Kampus ITS, Keputih, Sukolilo,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nilai investasi pada masa yang akan datang. Tujuan utama kegiatan investasi

BAB I PENDAHULUAN. nilai investasi pada masa yang akan datang. Tujuan utama kegiatan investasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Investasi merupakan suatu kegiatan menempatkan sejumlah dana selama periode tertentu dengan harapan memperoleh penghasilan dan atau peningkatan nilai investasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. finansial (financial assets) dan investasi pada aset riil (real assets). Investasi pada

BAB I PENDAHULUAN. finansial (financial assets) dan investasi pada aset riil (real assets). Investasi pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang. Umumnya investasi dibedakan

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik

BAB III PEMBAHASAN. Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik BAB III PEMBAHASAN A. Laporan Keuangan Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik yang disusun menurut prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umum tentang status

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 (Merkusiwati, 2007:100)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 (Merkusiwati, 2007:100) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perbankan memiliki peranan yang sangat strategis dalam menunjang berjalannya roda perekonomian dan pembangunan nasional mengingat fungsinya sebagai lembaga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu dilakukan oleh Indayani (2004), melakukan penelitian pada perusahaan telekomunikasi yang go public di BursaEfek Jakarta.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN MASALAH

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN MASALAH BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN MASALAH 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laporan Keuangan Laporan Keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Menurut

Lebih terperinci

Bab 2 Arus Kas, Laporan Keuangan dan Nilai Tambah Perusahaan

Bab 2 Arus Kas, Laporan Keuangan dan Nilai Tambah Perusahaan M a n a j e m e n K e u a n g a n & P r a k 20 Bab 2 Arus Kas, Laporan Keuangan dan Nilai Tambah Perusahaan Mahasiswa dapat memahami dan menyebutkan laporan keuangan dasar dalam laporan keuangan tahunan,

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. PADA PERIODE

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. PADA PERIODE ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. PADA PERIODE 2010-2012 DOSEN PEMBIMBING : Rini Tesniwati, SE., MMSi Galih Pangestu 22210924 3EB06 Latar Belakang Menurut UU RI No 10 1998 tanggal

Lebih terperinci

KINERJA REKSA DANA IPB-KRESNA PERIODE JANUARI 2006-APRIL Oleh YAYUK LESTARI H

KINERJA REKSA DANA IPB-KRESNA PERIODE JANUARI 2006-APRIL Oleh YAYUK LESTARI H KINERJA REKSA DANA IPB-KRESNA PERIODE JANUARI 2006-APRIL 2007 Oleh YAYUK LESTARI H24103052 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007 KINERJA REKSA DANA IPB-KRESNA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan tersebut, salah satunya menggunakan laporan keuangan. Pengguna

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan tersebut, salah satunya menggunakan laporan keuangan. Pengguna BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan pasti memiliki tujuan yang sama, yaitu ingin meningkatkan kekayaan dari pemilik modalnya. Oleh karena itu diperlukan suatu pengukuran kinerja keuangan perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan (aktiva lancar dan utang lancar). Manajemen modal kerja ini

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan (aktiva lancar dan utang lancar). Manajemen modal kerja ini 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manajemen modal kerja berkaitan dengan management current account perusahaan (aktiva lancar dan utang lancar). Manajemen modal kerja ini merupakan salah satu

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT BANK NEGARA INDONESIA, Tbk. Oleh RICKY PERMANA PUTRA H

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT BANK NEGARA INDONESIA, Tbk. Oleh RICKY PERMANA PUTRA H ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT BANK NEGARA INDONESIA, Tbk Oleh RICKY PERMANA PUTRA H24087107 PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersumber dari dalam negeri misalnya tabungan luar negeri, tabungan pemerintah,

BAB I PENDAHULUAN. bersumber dari dalam negeri misalnya tabungan luar negeri, tabungan pemerintah, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembangunan suatu negara memerlukan dana investasi dalam jumlah yang tidak sedikit sehingga perlu adanya usaha yang mengarah pada dana investasi yang bersumber

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berpengaruh pada seluruh aspek di dalamnya. Dapat dikatakan bahwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berpengaruh pada seluruh aspek di dalamnya. Dapat dikatakan bahwa BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Bank Dalam suatu negara, peranan bank sangat mempengaruhi keadaan di dalam negara tersebut, khususnya dalam segi perekonomian yang dapat berpengaruh pada

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis Tinjauan teoritis ini sangat diperlukan untuk mendukung permasalahan yang diungkapkan dalam ulasan penelitian. Studi kepustakaan yang

Lebih terperinci

B a b I P e n d a h u l u a n 1 BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal sebagai tempat terjadinya transaksi instrumen keuangan juga

B a b I P e n d a h u l u a n 1 BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal sebagai tempat terjadinya transaksi instrumen keuangan juga B a b I P e n d a h u l u a n 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal sebagai tempat terjadinya transaksi instrumen keuangan juga terkena imbas terjadinya krisis ekonomi yang terjadi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 20 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Keuangan Pengertian manajemen keuangan menurut beberapa pendapat, yaitu: Segala aktifitas yang berhubungan dengan perolehan, pendanaan, dan pengelolaan aktiva dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelumnya. Berikut ini akan diuraikan beberapa penelitian terdahulu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelumnya. Berikut ini akan diuraikan beberapa penelitian terdahulu BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan oleh peneliti merujuk pada penelitianpenelitian sebelumnya. Berikut ini akan diuraikan beberapa penelitian terdahulu beserta persamaan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Tingkat Kesehatan Bank Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004, tingkat kesehatan bank adalah hasil penilaian kualitatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG PERMASALAHAN

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG PERMASALAHAN BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG PERMASALAHAN Pada setiap bisnis, profit merupakan hal yang krusial. Profit dalam suatu bisnis merupakan suatu keharusan, jika bisnis tersebut ingin berlangsung. Perusahaan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ilmiah yang ditujukan dengan bagaimana kepatuhan peneliti

III. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ilmiah yang ditujukan dengan bagaimana kepatuhan peneliti III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Metodologi penelitian memiliki pengertian sebagai cara kerja untuk dapat memahami suatu objek penelitian. Peneliti yang baik harus memenuhi syaratsyarat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Pada umumnya pengukuran kinerja perusahaan menjadi suatu hal yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Pada umumnya pengukuran kinerja perusahaan menjadi suatu hal yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pada umumnya pengukuran kinerja perusahaan menjadi suatu hal yang sangat penting bagi investor dalam melakukan evaluasi terhadap kinerja dan potensi perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja Perusahaan 2.1.1 Definisi Kinerja Perusahaan Kinerja suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh kualitas kinerja keuangannya, yaitu jika kinerja keuangannya mengalami

Lebih terperinci

EMA SUNDARI Dosen Pembimbing: Dr. Ir. Anita Wasutiningsih, MM

EMA SUNDARI Dosen Pembimbing: Dr. Ir. Anita Wasutiningsih, MM ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PT. MUSTIKA RATU TBK MENGGUNAKAN METODE RATIO PROFITABILITAS DAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED EMA SUNDARI 10208434 Dosen Pembimbing: Dr. Ir. Anita Wasutiningsih, MM Pendahuluan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 8 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) PADA PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, TBK.

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) PADA PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, TBK. ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) PADA PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, TBK. PERIODE 2010-2012 Nama : Anita Lestari NPM : 20210888 Jurusan : Akuntansi Pembimbing

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED Moses L. Singgih Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, ITS Surabaya Kampus ITS, Keputih, Sukolilo, Surabaya, Indonesia e-mail:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan perusahaan pada umumnya ditandai dengan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan perusahaan pada umumnya ditandai dengan kemampuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Keberhasilan perusahaan pada umumnya ditandai dengan kemampuan manajemen melihat kemungkinan dan kesempatan di masa yang akan datang, baik jangka pendek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 1. Waktu dan Tempat Penelitian Data yang diolah dalam Tugas Akhir ini diambil dari PT. Central Asia Tbk. Menurut waktu pengumpulannya, data yang digunakan adalah data time series,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi dalam era globalisasi menuntut setiap perusahaan bergerak dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi dalam era globalisasi menuntut setiap perusahaan bergerak dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi dalam era globalisasi menuntut setiap perusahaan bergerak dalam bidang manufaktur maupun jasa yang mampu bersaing dengan perusahan lain. Tak terkecuali

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank merupakan salah satu lembaga keuangan atau perusahaan yang bergerak di bidang keuangan, bertugas menghimpun dana (Funding) dari masyarakat, menyalurkan dana (Lending)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Yuliani, 2007) (Dendawijaya,2006:120).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Yuliani, 2007) (Dendawijaya,2006:120). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perbankan mempunyai peranan penting dalam membangun sistem perekonomian Indonesia. Bank sebagai lembaga keuangan berfungsi sebagai intermediasi atau perantara

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan. Memahami Kondisi dan Kinerja Keuangan Perusahaan. Basharat Ahmad. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Manajemen Keuangan. Memahami Kondisi dan Kinerja Keuangan Perusahaan. Basharat Ahmad. Modul ke:  Fakultas Ekonomi dan Bisnis Manajemen Keuangan Modul ke: Memahami Kondisi dan Kinerja Keuangan Perusahaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Basharat Ahmad Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Materi Pembelajaran Analisa Rasio Keuangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisa Rasio Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Analisa rasio adalah suatu metode analisa untuk mengetahui hubungan pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Horne dan Wachowicz (1997:135), rasio likuiditas membandingkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Horne dan Wachowicz (1997:135), rasio likuiditas membandingkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Rasio Lancar (Current Ratio) Menurut Horne dan Wachowicz (1997:135), rasio likuiditas membandingkan kewajiban jangka pendek dengan sumber dana jangka pendek

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Hasil penelitian Ardiani (2007) menunjukkan bahwa secara simultan CAR, RORA, ROA, LDR, NPM dan BOPO berpengaruh signifikan terhadap perubahan harga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dana, menyalurkan dana dan memberikan jasa bank lainnya. Perbankan juga

BAB I PENDAHULUAN. dana, menyalurkan dana dan memberikan jasa bank lainnya. Perbankan juga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan dengan keuangan. Jadi dapat disimpulkan bahwa usaha

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. bahwa EVA dan MVA secara simultan (bersama-sama) memiliki pengaruh

BAB V PEMBAHASAN. bahwa EVA dan MVA secara simultan (bersama-sama) memiliki pengaruh 97 BAB V PEMBAHASAN A. Pengaruh Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) terhadap Return Saham pada Perusahaan Property dan Real estate yang Terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) yang terdapat

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) yang terdapat BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat penelitian Penelitian ini dilakukan dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) yang terdapat di www.idx.co.id. Periode laporan keuangan dan laporan tahunan yang digunakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan dalam rangka mengembangkan usahanya membutuhkan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan dalam rangka mengembangkan usahanya membutuhkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan dalam rangka mengembangkan usahanya membutuhkan tambahan modal yang tidak sedikit. Kebutuhan tambahan modal dapat diperoleh dengan cara hutang atau

Lebih terperinci