PENGEMBANGAN SKALA MODEL LIKERT
|
|
- Verawati Budiono
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Risnita, Pengembangan PENGEMBANGAN SKALA MODEL LIKERT Risnita 1 Abstraksi Pengungkapan sikap dengan menggunakan skala Likert sangat popular di kalangan para ahli psikologi sosial dan para peneliti. Skala Likert berwujud kumpulan pertanyaan-pertanyaan sikap yang ditulis, disusun dan dianalisis sedemikian rupa sehingga respons seseorang terhadap pertanyaan tersebut dapat diberikan angka (skor) dan kemudian dapat diinterpretasikan. Metode Likert merupakan metode penskalaan pernyataan sikap yang menggunakan distribusi respons sebagai dasar penentuan nilai skalanya. Kata Kunci : metode skala bipolar, pernyataan positif dan negatif. A. Pendahuluan Skala Likert umumnya digunakan untuk mengukur sikap atau respons seseorang terhadap suatu objek. Pengungkapan sikap dengan menggunakan skala Likert sangat popular di kalangan para ahli psikologi sosial dan para peneliti. Hal ini dikarenakan selain praktis, skala Likert yang dirancang dengan baik pada umumnya memiliki reliabilitas yang memuaskan. Skala Likert berwujud kumpulan pertanyaan-pertanyaan sikap yang ditulis, disusun dan dianalisis sedemikian rupa sehingga respons seseorang terhadap pertanyaan tersebut dapat diberikan angka (skor) dan kemudian dapat diinterpretasikan. Skala Likert tidak terdiri dari hanya satu stimulus atau satu pernyataan saja melainkan selalu berisi banyak item (multiple item measure) 2. Sejauhmana suatu skala Likert akan berfungsi seperti yang diharapkan, yaitu mengungkapkan sikap individu atau sikap kelompok manusia dengan cermat dan akurat, banyak tergantung pada kelayakan pertanyaan-pertanyaan sikap dalam skala itu sendiri. Oleh karena itu 86 1 Dosen Fakultas Tarbiyah IAIN STS Jambi 2 Saifuddin Azwar, Sikap Manusia : Teori dan Pengukurannya (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1995), p. 105.
2 Edu-Bio; Vol. 3, Tahun 2012 pernyataan yang dibuat untuk mengukur sikap harus dirancang dengan hati-hati. Stimulus harus ditulis dan dipilih berdasarkan metode konstruksi yang benar dan skor terhadap respons seseorang harus diberikan dengan cara-cara yang tepat. Berikut akan dijelaskan biografi singkat penemu skala Likert, konsep teori skala Likert, konstruksi penyusunan skala Likert, prosedur pengembangan instrumen dengan menggunakan skala Likert dan proses kalibrasi instrumen. B. Biografi Rensis Likert Rensis Likert ( ) adalah seorang pakar psikolog dan pengajar di Amerika yang melakukan penelitian dalam bentuk model manajemen. Rensis Likert adalah pendiri dari Universitas Michigan (Institut untuk penelitian sosial) yang didirikan pada tahun Ketika dia mendirikan Asosiasi Rensis Likert, dia menyarankan untuk membuatnya menjadi koorporasi yang besar. Selama tahun bukunya dalam teori manajemen sangat popular di Jepang. Pengaruhnya terlihat menentang organisasi Jepang yang modern. Dia melakukan penelitian dalam koorporasi utama di seluruh dunia dan hasilnya itu mempunyai prediksi yang akurat dalam penampilan koorporasinya. Rensis Likert dilahirkan di Cheyenne, Wyoming tepatnya pada tanggal 5 bulan agustus tahun 1903 dan meninggal dunia pada tanggal 3 september l981, dimana ayahnya merupakan seorang insinyur di Union Pacific Railroad. Setelah dilatih menjadi seorang insinyur, dia bekerja sebagai seorang adintern di Union Pacific Railroad dari tahun Komunikasi yang kurang antara dua bagian membuat sebuah inspirasi padanya untuk melakukan penelitian organisasi dan untuk lingkungan mereka. Rensis Likert menerima gelar Bachelor di jurusan sosiologi dari Universitas Michigan tahun Dalam perjalan hidupnya, Likert harus bekerja keras. Sosiologi di tahun 1920 mempunyai eksperimental yang tinggi dan banyak aspek psikologi yang modern untuk digabungkan. Di tahun 1932 dia mendapatkan gelar Ph.D di jurusan psikologi dari Colombia University. Dalam tesisnya, Likert membuat sebuah skala survei (Likert Scales) untuk mengukur etika, dan menunjukkan hal-hal yang dapat memberikan lebih banyak informasi dibandingkan metode yang kompeten 3. C. Konsep Teori Likert 3 _Likert 87
3 Risnita, Pengembangan Skala Likert adalah sebuah tipe skala psikometri yang menggunakan angket dan menggunakan skala yang lebih luas dalam penelitian survei. Metode rating yang dijumlahkan (summated rating) popular juga dengan nama penskalaan model Likert. Metode Likert merupakan metode penskalaan pernyataan sikap yang menggunakan distribusi respons sebagai dasar penentuan nilai skalanya. Dalam pendekatan ini tidak diperlukan adanya kelompok panel penilai (Judging Group) dikarenakan nilai skala setiap pernyataan tidak akan ditentukan oleh derajat favorabelnya masing-masing, akan tetapi ditentukan oleh distribusi respons setuju atau tidak setuju dari sekolompok responden yang bertindak sebagai kelompok uji coba 4. Kelompok uji coba ini hendaknya memiliki karakteristik yang semirip mungkin dengan karakteristik individu yang hendak diungkap sikapnya oleh skala yang sedang disusun. Di samping itu, agar hasil analisis dalam penskalaannya lebih cermat dan stabil. Responden yang digunakan sebagai keompok uji coba harus berjumlah banyak sehingga distribusi skor mereka lebih bervariasi. Banyaknya responden dalam uji coba ini menurut saran Gable adalah sekitar 6 sampai 10 kali lipat banyaknya pernyataan yang akan dianalisis. 5 Prosedur penskalaan dengan metode Likert didasari oleh dua asumsi yaitu: 1. Setiap pernyataan sikap yang telah ditulis dapat disepakati sebagai termasuk pernyataan yang favorable atau pernyataan yang tidak favorable. 2. Untuk pernyatataan positif, jawaban yang diberikan oleh individu yang memiliki sikap positif harus diberi bobot atau nilai yang lebih tinggi dari jawaban yang diberikan oleh responden yang mempunyai sikap negative. Demikian sebaliknya untuk pernyatataan negatif, jawaban yang diberikan oleh individu yang memiliki sikap negatif harus diberi bobot atau nilai yang lebih tinggi dari jawaban yang diberikan oleh responden yang mempunyai sikap positif. Ketika merespon, angket Likert, responden mengspesifikasikan tingkat pernyataan mereka. Skala ini dinamakan skala Likert. Bentuk tes pada skala Likert adalah bentuk pernyataan. Responden mengindikasi tingkat keyakinan mereka dengan pernyataan atau evaluasi objektif / subjektif. Biasanya dalam skala Likert terbagi dalam lima kategori yang digunakan, tetapi banyak pakar psikometri menggunakan tujuh sampai sembilan kategori Saifudin Azwar, Op Cit, p Saifudin Azwar, Dasar-dasar Psikometri, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1999), p.
4 Edu-Bio; Vol. 3, Tahun 2012 Lima kategori tsb adalah : Pernyataan Positif (+) Pernyataan Negatif (-) 1. sangat tidak setuju 1. sangat setuju 2. tidak setuju 2. setuju 3. ragu-ragu 3. ragu-ragu 4. setuju 4. tidak setuju 5. sangat setuju 5. sangat tidak setuju Skala Likert adalah metode skala bipolar, menentukan positif atau negatif respon pada sebuah pernyataan. Terkadang skala Likert digunakan pada metode pilihan yang mana pilihan tengah itu raguragu. Skala Likert mungkin menjadi subjek dari beberapa alasan. Responden mungkin menggunakan respon yang tergolong ekstrim, setuju dengan pernyataan yang diutarakan, atau berusaha untuk menggambarkan pola pikir individu atau kelompok dalam bentuk yang lebih nyata. Lima kategori respon dipresentasikan kembali dalam bentuk sebuah tingkatan pengukuran ordinal. Kategori tsb dipresentasikan lagi dalam bentuk inheren (dari tinggi ke rendah, yang kuat ke lemah, yang besar ke kecil) tetapi angka angka yang tertera pada kategori tsb tidak dapat mengidentifikasikan perbedaan besaran antara skala interval atau skala rasio. D. Konstruksi Penyusunan Skala Likert Skala Likert umumnya digunakan untuk mengukur sikap melalui pernyataan-pernyataan sikap (attitude statements) yaitu rangkaian kalimat yang mengatakan sesuatu mengenai objek sikap yang hendak diungkap. Penyusunan skala Likert diawali dengan membuat table spesifikasi sebagai pedoman dalam merangkai pernyataan-pernyataan. 1. Tabel Spesifikasi (kisi-kisi) Suatu skala Likert hendaknya mencakup aspek objek sikap yang luas dan relevan. Cakupan ini menyertakan semua aspek yang penting bagi objek sikap itu dan meninggalkan aspek-aspek yang tidak begitu berarti. Untuk mengintegrasikan batasan komponen perilaku dan komponen objek sikap, biasanya digunakan semacam table spesifikasi atau blue print. Pembuatan table spesifikasi merupakan salah satu langkah standar dalam penyususnan hampir semua alat ukur psikologis. Suatu table spesifikasi pada umumnya berupa table dua jalan yaitu table yang mempunyai dua sisi yang dalam hal ini berisikan komponen objek sikap dan komponen sikap. Kalau digambarkan secara umum salah satu model table spesifikasi guna penyusunan skala Likert adalah sebagai berikut : 89
5 Risnita, Pengembangan Komponen Komponen Sikap Total Objek Sikap Afektif Kognitif Konatif % I II III IV V Total (%) 100 % Gbr. Model table spesifikasi yang digunakan dalam perancangan Skala Sikap 6 Angka-angka ditulis dalam setiap sel untuk menunjukkan persentase banyaknya pernyataan sikap yang perlu dibuat agar skala itu nanti setelah selesai ditulis akan mencakup keseluruhan aspek-aspek objek sikap secara proporsional sesuai dengan bobot relevansi setiap aspek dalam komponen objek sikap yang telah ditentukan. Bobot relevansi ini dapat ditentukan berdasarkan judgment perancang sendiri, atau hasil diskusi dengan pihak ahli atau mungkin dari temuan penelitian yang pernah ada. Apabila tidak ada dasar yang jelas untuk membedakan bobot relevansi tersebut, maka dapat digunakan dengan cara meyamakan semua bobot dari setiap aspek. Setelah table spesfikasi disusun, maka selanjutnya membuat pernyataan-pernyataan dengan memperhatikan jumlah butir yang telah ditetapkan dan proporsional dengan relevansi bobot setiap aspek. Dalam penyususnan pernyataan yang tidak kalah penting untuk diperhatikan adalah teknik penulisan pernyataan. 2. Kaidah-kaidah Penulisan Pernyataan Untuk menulis banyak pernyataan, penulis item dapat memanfaatkan berbagai sumber bacaan dan referensi, gagasangagasan, informasi, hasil pengamatan dan kreativitasnya sendiri sepanjang tidak menyimpang dari spesifikasi yang telah dibuat. Di samping itu menulis pernyataan yang bermutu penyususn skala harus menuruti kaidah atau pedoman penulisan pernyataan agar ciri-ciri pernyataan sikap tidak terlupakan dan agar setiap pernyataan mempunyai kemampuan membedakan antara kelmpok responden yang setuju dengan kelompok responden yang tidak setuju. Edward (1957) dalam Azwar telah meramu berbagai saran dan petunjuk para ahli menjadi semacam pedoman penuisan pernyataan yang diebutnya sebagai criteria informal penulisan pernyataan. 7, yaitu : 90 6 Saifiddin Azwar, Op Cir, p. 110
6 Edu-Bio; Vol. 3, Tahun 2012 a. Jangan menulis pernyataan yang membicarakan mengenai kejadian yang telah lewat kecuali kalau objek sikapnya bekaiatan dengan masa lalu. b. Jangan menuliskan pernyataan yang berupa fakta atau dapat ditafsirkan sebgai fakta c. Jangan menuliskan pernyataan yang dapat menimbulkan lebih dari satu penafsiran. d. Jangan menulis pernyataan yang tidak relevan dengan objek psikologisnya e. Jangan menuliskan pernyataan yang sangat besar kemungkinannya akan disetujui oleh hampir semua orang bahkan hampir tak seorang pun yang akan menyetujuinya. f. Pilihlah pernyataan-pernyatan yang diperkirakan akan mencangkup keseluruhan liputan skala afekif yang diinginkan. g. Usahakan agar setiap pernyataan ditulis dalam bahasa yang sederhana, jelas dan langsung. Jangan menuliskan pernyataan dengan menggunakan kalimat-kalimat yang rumit. h. Setiap pernyataan hendaknya ditulis rinkas dengan meghindari katakata yang tidak diperlukan dan yang tidak akan mempejelas isi pernyataan. i. Setiap pernyataan harus berisi hanya satu ide (gagasan yang lengkap). j. Pernyataan yang berisi unsur universal seperti tidak pernah, semuanya, selalu, tak seorangpun dan semacamnya, seringkali menimbulkan penafsiran yang berbeda-beda dan karenanya sedapat mungkin hendaklah dihindari. k. Kata-kata seperti hanya, sekedar, semata-mata, dan semacamnya harus digunakan seperlunya saja dan dengan hati-hati agar tidk menimbulkan kesalahan penafsiran isi pernyataan. l. Jangan menggunakan kata atau istilah yang mungkin tidak dapat dimengerti oleh para responden. m. Hindari pernyataan yang berisi kata negative ganda. E. Prosedur Pengembangan Instrumen Dengan Skala Likert Di dalam penelitian ilmiah, data hanya akan dapat diinterpretasikan dengan lebih objektif bila diperoleh melalui proses pengukuran yang objektif, sahih dan reliable. Pengukuran merupakan kuantifikasi suatu atribut. Pengukuran merupakan pemberian nilai atau angka berdasarkan aturan. Cronbach seperti dikutip Azwar membagi tes atau pengukuran menjadi dua kelompok besar yaitu tes yang merupakan kinerja 7 Ibid, p
7 Risnita, Pengembangan maksimal dan tes yang merupakan kinerja khusus (termasuk ke dalam tes non kognitif yaitu apa yang biasa dikerjakan atau dirasakan orang) 8. Jawaban tes non kognitif (sikap) tidak dapat dipilah menjadi benar atau salah melainkan dianalisis dengan menggunakan norma-norma tertentu. Menurut Sumadi Suryabrata untuk pengukuran non kognitif diperlukan respons jenis ekspresi sentiment, yaitu jenis respons yang tidak dapat dinyatakan benar atau salah, seringkali dikatakan semua respons benar menurut alasannya masing-masing 9. Tes tersebut dirancang untuk mengungkap kecenderungan reaksi atau perilaku individu ketika berada dalam situasi tertentu. Adapun tujuannya bukan untuk mengetahui apa yang mampu dialkukan oleh seseorang melainkan apa yang akan cenderung akan dilakukan. Prosedur penyusunan dan pengembangan instrument pengukur afektif dikembangkan antara lain : 1 Identifikasi tujuan ukur adalah memilih suatu definisi konseptual dan teori yang mendasari atribut konstruk psikologis yang hendak diukur. 2. Operasi analisis ranah yang hendak diukur berdasarkan konstruk psikologis. Konstruk dibatasi dengan uraian komponen-komponen atau dimensi yang jelas, sehingga instrument akan mengukur secara komprehensif dan relevan serta dapat menunjang validitas konstruk yang hendak diukur dari variable yang bersangkutan. Untuk mengoperasikan dimensi-dimensi bersangkutan, penulisan butir dirumuskan ke dalam bentuk indikator-indikator perilaku yang hendak diungkap dari suatu subjek 3. Pemilihan format stimulus yang erat berkaitan dengan metode pembuatan skala. Ada beberapa cara pemberian skala yang biasanya digunakan dalam instrument afektif. Biasanya penulisan format lebih banyak tergantung pada manfaat praktis format bersangkutan. 4. Penulisan butir diawali dengan pembuatan kisi-kisi yang memuat komponen-komponen atribut dan indikator-indikator perilaku yang hendak diukur. Revisi biasanya dilakukan oleh peneliti itu sendiri dengan memeriksa ulang setiap butir yang baru saja ditulis apakah telah sesuai dengan indikator perilaku yang hendak diungkap dan apakah tidak ke luar dari jalur kisi-kisi yang telah dibuat. 5. Setelah melewati revisi di atas dilakukan uji coba. 6. Analisis butir digunakan sebagai pengujian parameter-parameter butir untuk mengetahui apakah butir memenuhi persyaratan 8 Saifuddin Azwar. Tes Prestasi : Fungsi dan Pengembangan Pengukuran Tes Prestasi (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1996), p Sumadi Suryabrata, Pengembangan Alat Ukur Psikologis. (Yogyakarta : Andi Ofset, 2000), p
8 Edu-Bio; Vol. 3, Tahun 2012 psikometrik. Untuk lebih lengkapnya dilakukan pula analisis indeks validitas butir dan reliabilitas serta mungkin juga analsis faktor. 7. Butir-butir yang tidak memenuhi persyaratan psikometrik dengan beberapa parameter dibuang atau direvisi 8. Pengujian reliabilitas. Jika diperoleh koefisien yang belum memuaskan maka kembali ke langkah kompilasi dan merakit ulang instrument dengan lebih mengutamakan butir-butir yang memiliki daya diskriminasi tinggi, karena dapat meningkatkan koefisien reliabilitas instrument. 9. Sebagai tambahan proses validasi pada dasarnya merupakan proses yang berkelanjutan. Dalam skala-skala yang digunakan secara terbatas pada umumnya dilakukan pengujian validitas berdasar kriteria, sedang validitas konstruk ditentukan oleh analisis faktor dan validasi silang. 10. Diperoleh format akhir instrument yang sebaiknya dimuat dengan tampilan yang menarik namun tetap memudahkan responden untuk membaca dan menjawabnya. Berikut gambar langkah dasar sebagai alur kerja dalam penyusunan skala psikologi : Identifikasi tujuan ukur Penetapan Konstuk Psikologi Pensklaan Operasionalisasi Konsep Indikator Perilaku Penulisan Butir Review Butir Pemilihan Format stimulus Uji coba Analisis Butir Kompilasi I Seleksi Butir Pengujian Reliabilitas Validasi 93
9 Risnita, Pengembangan Kompilasi II Format Final Sumber : Saifudin Azwar, Penyusunan Skala Psikologi (Yogyakarta : Pustaka pelajar, 1999), p.11. F. Teknik Pengukuran Setelah angket diisi, item yang lain dianalisa secara terpisah atau item individu dikumpulkan agar menghasilkan nilai dari sebuah item kelompok. Skala Likert biasanya disebut skala sumatif. Respondenresponden dari item likert normalnya di treat dengan data ordinal yang pada khususnya menggunakan lima kategori, apabila hanya satu kategori tidak dapat menggambarkan perbedaan yang ada. Ketika di treat sebagai data ordinal Likert responden dapat dianalisis dengan menggunakan tes non parametric, seperti Mann-Whitney, Wilcoxon signed-rank, dan Kruskal-Wallis tes 10. Ketika responden-responden tsb dikumpulkan, kemudian di treat dengan menggunakan data interval hal ini untuk menentukan variable. Jika hasilnya berdistribusi normal, maka dengan statistika parametric dapat diterapkan contohnya pada analisa varians (Anava). Data dari skala Likert terkadang menunjukkan tingkat nominal dengan menggabungkan semua respon yang setuju dan tidak setuju ke dalam dua kategori diterima dan tidak diterima. Chi-Square, Cochran Q, atau McNemar tes adalah langkah-langkah dalam statistic digunakan setelah transformasi 11. Konsensus based assessment(cba) digunakan untuk membuat standar objektif skala Likert pada domain dimana tidak ada standar umum yang diterima atau standar objektif yang sudah ada. CBA digunakan untuk memastikan atau memvalidasi standar umum yang diterima. 1. Validitas Validitas merujuk kepada sejauhmana hasil evaluasi suatu instrument dapat ditafsirkan terhadap atribut yang diukur, sedangkan validitas konstruk merupakan tipe validitas yang menunjukkan sejauhmana instrument mengungkap suatu treat atau konstruk teoritik yang hendak diukurnya to design a Psychologycal tes@everything2_com.htm 11
10 Edu-Bio; Vol. 3, Tahun 2012 Validitas ditentukan oleh ketepatan dan kecermatan pengukuran, pengukuran sendiri dilakukan untuk mengetahui seberapa banyak suatu aspek terdapat dalam diri seseorang, yang biasanya dinyatakan dalam skor. Instrumen yang mempunyai validitas tinggi akan memiliki kesalahan pengukuran yang kecil, artinya skor setiap subjek yang diperoleh instrument tersebut tidak jauh berbeda dari skor sesungguhnya. Dengan pendekatan varians, validitas didefinisikan sebagai proporsi varians total dalam suatu ukuran yang merupakan varians faktor bersama. 12 Oleh karena itu instrument pengukur afeksi dengan segala prosedur pengembangan yang dilakukan pengembangan konsep atau konstruk, dianalisis dengan teknik validitas konstruk. Penentuan dengan teknik tersebut mencakup dua tahap yaitu : a. Tahap teoritik dengan cara penilaian rancangan instrument oleh sejumlah pakar. Tahap ini merupakan tahap pendekatan stimulus. b. Tahap empirik, berdasarkan data uji coba alat ukur kepada sejumlah responden. Tahap ini disebut juga pendekatan respons. Secara empiric, dukungan terhadap keberadaan konstruksi psikologis, menurut Suyrabata validitas konstruk mempersoalkan sejauhmana skor-skor hasil pengukuran dengan instrument yang dipersoalkan itu merefleksikan konstruk yang mendasari penyusunan alat ukur tersebut. 13 Mencari besar koefisien validitas konstruk dapat diperoleh : (a) mengkorelasikan hasil tes dengan tes lain, (b) menyertakan pakar bidang studi dan pengajaran untuk menilai isi dan konstruk. 14 Sedangkan menurut Sumadi Suryabrata, ada dua metode yang telah diakui oleh para pakar di bidang ini yakni (a) analisis faktor, (b) sifatjamak-metode-jamak (multi treat multi method) 15. Analisi faktor adalah suatu istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan sejumlah metode dan desain untuk menganalisis antara hubungan dalam seperangkat variable atau objek (sebagai hasil) konstruksi beberapa variable hipotesis (objek) yang disebut faktor. 16 Jadi pada prinsipnya analisis faktor digunakan untuk mereduksi data, yakni 12 Kerlinger, Asas-asas Penelitian Behavioral. Terjemahan Landung Simatupang (Yogyakarta : Gajah Mada University Pres, 2000), p Sumadi Suryabrata, Op cit. p James S. Cangelosi. Designing Tests For Evaluating Student Achievment (New York : Long Man, 1995), p Sumadi Suryabarata. Op cit, p Connie. D Stapleton. Basic Concepts and Procedures of Confirmatory Factor Analysis HTM. (Januari, 1997(a). 95
11 Risnita, Pengembangan proses untuk meringkas sejumlah variable menjadi lebih sedikit dan menamakannya sebagai faktor dengan bantuan program komputer. Sebagaimana pendekatan multivariate lainnya, analisis faktor berdasarkan asumsi tentang berperannya sejumlah variansi dalam suatu gejala. Selain itu berdasarkan kuadrat koefisien korelasi, analisis faktor dapat menggambarkan besarnya sumbangan variansi yang diselidiki dan secara tidak langsung memperlihatkan kemungkinan turut berperan faktor yang tidak diketahui atau yang tidak diselidiki. Tujuan utama analisis faktor adalah untuk menentukan apakah suatu perangkat variable dapat digambarkan berdasarkan faktor atau dimensi yang lebih kecil dari pada jumlah variable dan menujukkan karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh masing-masing faktor tersebut, atau sejauhmana instrument mengukur sifat (konstruk teoritik tertentu). Dengan analisis faktor akan dapat dilihat apakah spesifikasi kemampuan yang dikembangkan secara teoritik telah sesuai dengan teori atau konsep yang digunakan setelah dilakukan uji coba di lapangan. 2. Reliabilitas Reliabilitas menunjukkan sejauhmana hasil pengukuran dengan alat tersebut dapat dipercaya. Reliabilitas adalah konsistensi suatu instrument mengukur suatu yang hendak diukur. 17 Secara empirik, tinggi rendahnya reliabilitas ditunjukkan oleh suatu angka yang disebut koefisien reliabilitas. Makin tinggi koefisien reliabilitas, makin dekat nilai skor amatan dengan skor yang sesungguhnya, sehingga nilai skor amatan dapat digunakan sebagai pengganti komponen skor yang sesungguhnya. Ukuran tinggi atau rendahnya koefisien reliabilitas tidak hanya ditentukan oleh nilai koefisien. Tafsiran tinggi rendahnya nilai koefisien diperoleh melalui perhitungan, ditentukan pula oleh standar pada cabang ilmu yang terlibat di dalam pengukuran itu. Makin tinggi koefisien reliabilitas suatu instrument, maka kemungkinan kesalahan yang terjadi akan makin kecil, bila orang membuat keputusan berdasarkan skor yang diperoleh dalam instrument tersebut. Pada umumnya pengukuran karakteristik afektif memberikan reliabilitas yang rendah dari pada pengukuran kognitif, karena keterampilan kognitif cenderung lebih stabil dari karakteristik afektif. Reliabilitads instrument afektif kurang dari 0,70, sedangkan kognitif biasanya kira-kira 0,90 atau lebih William Wiersma, Research Methods in Education : An Introcduction (Boston: Allyn and Bacon, Inc, 1986), p Robert K. Gable. Instrumen Development in the Afektice Domain. (Boston: Kluwer-Nijhoff Publishing, 1986), p
12 Edu-Bio; Vol. 3, Tahun 2012 Secara garis besar ada tiga kategori dalam pengukuran reliabilitas : (a) tipe stabilitas (misalnya tes ulang, bentuk parallel, dan bentuk alternative), (b) tipe homogentitas atau internal konsistensi (misalnya belah dua, KR, Alpha Cronbach, Theta dan Omega), (c) tipe ekuivalen (misalnya butir-butir parallel dalam bentuk alternative dan reliabilitas antar penilai (inter-rater reliability)) Model Rasch Pada prinsipnya data skala likert dapat digunakan untuk menentukan tingkat interval kontinum dengan cara menerapkan Rasch model. Pada saat ini, politomi Rasch model juga dapat digunakan untuk menguji hipotesis yang mencerminkan peningkatan pada perilaku (sikap). Contoh, pengaplikasian pada sebuah model yang termasuk pada indikasi kategori netral, hal ini tidak dapat dipresentasikan kembali pada tingkatan perilaku (sikap) antara kategori setuju dan tidak setuju Bias (prasangka) Walau sebuah tes itu dinyatakan valid dan dapat dipercaya, namun belum ada jaminan bahwa tes tersebut lepas dari prasangka atau perlawanan. Sebuah tes dianggap aneh jika sistematikanya dibawah atau diatas dari nilai yang sebenarnya. Sebagai contoh tes pengetahuan biasanya terasa aneh jika diberikan pada seseorang yang tidak mempunyai jalan pikiran untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang mungkin mmuncul. Contoh yang lain, tes itelegensi menggunakan bahasa Inggris, tes ini diberikan pada orang yang tidak bias berbahasa Inggris. Merupakan hal yang cukup penting dalam menentukan langkahlangkah dalam membuat tes itu sendiri. Keanehan yang terjadi dapat muncul dari faktor luar seperti perbedaan kelompok, dan factor dari dalam seperti beberapa orang berbeda dengan kelompoknya, dan hal ini dapat menjadi cukup sulit untuk menentukan kriteria bentuk kelompok dalam tempat pertama. Tentu saja masih banyak contoh yang dapat kita temukan. KESIMPULAN Metode Likert merupakan metode penskalaan pernyataan sikap yang menggunakan distribusi respons sebagai dasar penentuan nilai skalanya. 19 Illene Decker, Reliability and Valididty, , p.1 of
13 Risnita, Pengembangan Metode rating yang dijumlahkan (summated rating) popular juga dengan nama penskalaan model Likert. Skala Likert adalah metode skala bipolar yang menentukan positif atau negatif respon pada sebuah pernyataan. Kelompok uji coba dalam metode Likert hendaknya memiliki karakteristik yang semirip mungkin dengan karakteristik individu yang hendak diungkap sikapnya oleh skala yang sedang disusun. Penyusunan skala Likert diawali dengan membuat table spesifikasi serta memperhatikan kaidah-kaidah dalam penyusunan pernyataan Secara garus besar pengembangan skala Likert melalui langkahlangkah sebagai berikut : 1. Pengembangan spesifikasi 2. Penulisan pernyataan-pernyataan 3. Penelaahan pernyataan-pernyataan 4. Perakitan pernyataa-pernyataan ke dalam perangkat instrument 5. Uji Coba 6. Analisis hasil uji coba 7. Seleksi dan perakitan pernyataan 8. Pencetakan instrument 9. Administrasi instrument 10. Penyusunan skala dan norma DAFTAR PUSTAKA Azwar, Saifuddin Sikap Manusia : Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Tes Prestasi : Fungsi dan Pengembangan Pengukuran Tes Prestasi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Dasar-dasar Psikometri. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Cangelosi, James S Designing Tests For Evaluating Student Achievment. New York : Long Man. Gable, Robert K, Instrumen Development in the Afektice Domain. Boston: Kluwer-Nijhoff Publishing. _Likert to design a Psychologycal tes@everything2_com.htm 98
14 Edu-Bio; Vol. 3, Tahun Wiersma, William, Research Methods in Education : An Introcduction. Boston: Allyn and Bacon, Inc. Suryabrata, Sumadi Pengembangan Alat Ukur Psikologis. Yogyakarta : Andi Ofset. Stapleton. Connie. D. Basic Concepts and Procedures of Confirmatory Factor Analysis HTM. (Januari, 1997(a). Kerlinger, Asas-asas Penelitian Behavioral. Terjemahan Landung Simatupang. Yogyakarta : Gajah Mada University Pres. Decker, Illene, Reliability and Valididty, l 99
PENYUSUNAN DAN PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENELITIAN
PENYUSUNAN DAN PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENELITIAN Oleh : Dr.Ir. Pudji Muljono, MSi Disampaikan pada Lokakarya Peningkatan Suasana Akademik Jurusan Ekonomi FIS-UNJ tanggal sampai dengan 9 Agustus 00 A. Pendahuluan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. B. Definisi Operasional Variabel Penelitian
28 BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel Penelitian : Komitmen Organisasi B. Definisi Operasional Variabel Penelitian Komitmen organisasi adalah keinginan yang kuat untuk
Lebih terperinciArtikel untuk Critical Appraisal:
Artikel untuk Critical Appraisal: 1. Arnetz JE, Hoglund AT, Arnetz BB et al. (2008). Development and evaluation of questionnaire for measuring patient views of involvement in myocardial infarction care.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. menggunakan angka-angka dari mulai pengumpulan data, penafsiran terhadap
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Jenis penelitian pada penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang dalam prosesnya banyak menggunakan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di P.T. RFK, beralamat di Jalan Mulawarman I Blok A/4, Kecamatan Manggar, Kotamadya Balikpapan, Kalimantan Timur.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan rancangan penelitian yang dianggap relevan
27 BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan diuraikan rancangan penelitian yang dianggap relevan dengan permasalahan yang diteliti, untuk menjelaskan hubungan antara minat mahasiswa dalam membaca buku
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN. metode statistika (Azwar, 2010). Variabel penelit ian yang digunakan dalam
BAB 3 METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Variabel penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menekankan analisinya pada data-data numerikal (angka) tentang
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Desain Penelitian dan Metode Penelitian
46 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian dan Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan mempergunakan pendekatan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang
Lebih terperinciPROSEDUR PENGEMBANGAN INSTRUMEN DAN MEDIA BIMBINGAN DAN KONSELING
PROSEDUR PENGEMBANGAN INSTRUMEN DAN MEDIA BIMBINGAN DAN KONSELING Disusun guna memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengembangan Instrumen dan Media Bimbingan dan Konseling Dosen Pengampu Mata Kuliah : Dr. Edi Purwanta,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Pada metode penelitian ini akan dibahas mengenai model pengembangan inventori kesiapan kerja, prosedur pengembangan inventori kesiapan kerja, uji coba item, dan teknik analisis
Lebih terperinciSATUAN ACARA PERKULIAHAN
: Orientasi kuliah : Mahasiswa mampu menjelaskan tujuan, gambaran umum perkuliahan, dan rencana pembelajaran matakuliah psikologi eksperimen. Media & buku sumber 1 1.1 Mahasiswa memahami tujuan, arah,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dan korelasional,
36 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dan korelasional, karena dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan antara
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Unsur yang paling penting di dalam suatu penelitian adalah metode penelitian, karena melalui proses tersebut dapat ditentukan apakah hasil dari suatu penelitian dapat dipertanggungjawabkan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif dengan menggunakan rancangan deskriptif korelasional. Penelitian dengan pendekatan kuatitatif menekankan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Menurut Kerlinger (1998) rancangan penelitian adalah rancangan dan struktur penyelidikan yang disusun sedemikian rupa sehingga penelitian akan memperoleh
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menghubungkan antara variabel X dan variabel Y. Penelitian dengan. B. Variabel Penelitian
28 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan korelasional yang menghubungkan antara variabel X dan variabel Y. Penelitian dengan teknik korelasional merupakan
Lebih terperinciKEGIATAN BELAJAR 1 PENYUSUNAN INSTRUMEN PENELITIAN
KEGIATAN BELAJAR 1 PENYUSUNAN INSTRUMEN PENELITIAN A. URAIAN: Secara umum yang dimaksud dengan instrumen adalah suatu alat yang karena memenuhi persyaratan akademis maka dapat dipergunakan sebagai alat
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN. analisisnya pada data data numerikal (angka angka) tentang perilaku. yang diolah dengan metode statistika (Azwar, 2010).
BAB 3 METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menekankan analisisnya pada data data numerikal (angka angka)
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN Penelitian merupakan rangkaian kegiatan ilmiah dalam rangka pemecahan suatu masalah. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif korelasional,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. oleh peneliti dalam penelitian ini adalah menggunakan jenis penelitian kuantitatif.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan pendekatan korelasional. Sedangkan jenis penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
29 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara berfikir dan berbuat yang dipersiapkan secara matang dalam rangka untuk mencapai tujuan penelitian, yaitu menemukan, mengembangkan atau mengkaji
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. peneliti memperoleh jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitiannya.
BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Menurut Kerlinger (2000:483) rancangan penelitian merupakan rencana dan stuktur penyelidikan yang disusun sedemikian rupa sehingga peneliti memperoleh
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
46 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara memecahkan persoalan dalam penelitian. ilmiah tidaknya suatu penelitian sangat tergantung pada metodologi yang digunakan. 1 Kesalahan dalam
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dibuat secara sistematis dan logis, sehingga dapat dijadikan pedoman yang. betul-betul dan mudah diikuti secara mendasar.
BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian merupakan pedoman dan langkah-langkah yang digunakan peneliti untuk melakukan penelitiannya, penelitian ini berangkat dari adanya
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yang mana kuantitif sendiri diartikan sebagai sebuah metode yang digunakan untuk menguji teori tertentudengan
Lebih terperinciBAB III METODELOGI PENELITIAN. tersebut, serta penampilan dan hasilnya. Serta kesimpulan akhir dari penelitian
BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menggunanakan metode kuantitatif. Metode kuantitatif adalah metode penelitian yang di dalamnya dituntut untuk menggunakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. merumuskan masalah sampai dengan menarik kesimpulan (Purwanto,
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian merupakan keseluruhan cara atau kegiatan yang dilakukan oleh peneliti dalam melaksanakan penelitian mulai dari merumuskan masalah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah
20 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan faktor penting yang sangat berpengaruh terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah atau prosedur kerja sehingga
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah pra eksperimen (pre
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah pra eksperimen (pre experimental design) dengan desain kelompok tunggal pretes dan postes (one group
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
46 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif, yang suatu penelitian dituntut menggunakan angka mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan. B. Variabel Penelitian
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode penelitian korelasional untuk mengetahui hubungan kecanduan bermain game online
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian dapat diklasifikasikan dari berbagai cara dan sudut pandang. Dilihat dari pendekatan analisisnya, penelitian
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. dan kegunaan tertentu (Sugiyono,2011:2). Sedangkan peneliti lain mengatakan
23 III. METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono,2011:2). Sedangkan peneliti lain mengatakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan rancangan penelitian yang dianggap relevan
30 BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan diuraikan rancangan penelitian yang dianggap relevan dengan permasalahan yang diteliti, untuk menjelaskan hubungan antara religiusitas dengan sikap terhadap
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Definisi Operasional Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan perbedaan penafsiran terhadap istilah-istilah yang terkandung di dalam judul
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data serta penampilan
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan penelitian kuantitatif, yaitu penelitian yang banyak menggunakan angka, mulai dari
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kuantitatif yaitu penelitian yang melakukan penelitian hipotesis untuk menjelaskan hubungan
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian korelasional yang menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu penelitian yang melakukan penelitian hipotesis untuk menjelaskan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah kuantitatif
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah kuantitatif yaitu suatu pendekatan yang digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini disajikan dengan angka-angka. Hal ini sesuai dengan pendapat
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, karena penelitian ini disajikan dengan angka-angka. Hal ini sesuai dengan pendapat Arikunto
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dilakukan pada penelitian deskriptif atau dalam rangka pengujian hipotesis
41 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif yang merupakan penelitian yang menekankan pada data-data numerical atau
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. secara objektif (Notoatmodjo, 2005). mahasiswa semester akhir Fakultas Psikologi dan Kesehatan.
BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif yang merupakan suatu metode penelitian yang dilakukan
Lebih terperinciTEKNIK PENGEMBANGAN SOAL OBJEKTIF Vinta A. Tiarani
TEKNIK PENGEMBANGAN SOAL OBJEKTIF Vinta A. Tiarani (vtiarani@yahoo.com) Tujuan pendidikan memiliki tiga bidang sasaran yaitu bidang kognitif, bidang afektif, dan bidang psikomotor. Masing-masing bidang
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam metode penelitian ini diuraikan mengenai identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, populasi dan metode pengambilan sampel, metode pengumpulan
Lebih terperinciBab III METODE. analisisnya pada data-data numerical (angka) yang diolah dengan metode
Bab III METODE A. Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini, pendekatan yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian dengan pendekatan kuantitatif yaitu menekankan analisisnya pada data-data
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan analisis regresi ganda yaitu bentuk analisa variabel ( data) untuk mengetahui pengaruh
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Dan Definisi Operasional 1. Variabel Menurut Sugiyono (2011), variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
Lebih terperinciKARAKTERISTIK TES YANG BAIK
KARAKTERISTIK TES YANG BAIK Oleh Farida Agus Setiawati, M.Si faridaagus@yahoo.co.id Karakteristik Tes Validitas alat tes Reliabilitas Hasil Pengukuran Konteks Validitas Dalam penelitian validitas digunakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. pengambilan keputusan, interpretasi data, dan kesimpulan berdasarkan angkaangka
BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif non eksperimen dengan menggunakan metode analisis data korelatif yang memiliki tata cara yaitu
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif korelasional
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif korelasional yaitu korelasi parsial. Menurut Arikunto (2002:23) penelitian kuantitatif adalah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Dinas Pendapatan Pengelola Keuangan dan Aset/DPPKA karena dinas inilah yang bertugas merumuskan kebijakan teknis,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian komparatif untuk mengetahui perbedaan hardiness mahasiswa lakilaki dan mahasiswa perempuan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian memegang peranan penting dalam suatu penelitian, karena
BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian memegang peranan penting dalam suatu penelitian, karena salah satu ciri dari penelitian adalah terdapatnya suatu metode yang tepat dan sistematis sebagai penentu
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
58 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Identifikasi Variabel Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk mencari hubungan antar variabel.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. maka penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Dalam penelitian ini penulis ingin mengetahui ada tidaknya hubungan antara gaya kepemimpinan transformasional (X) dengan efektivitas kinerja karyawan (Y),
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MAN Tebing Tinggi Tahun Pelajaran yang
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di MAN Tebing Tinggi Tahun Pelajaran 2010-2011 yang beralamat di Jalan Baja Kecamatan Padang Hilir Kota Tebing Tinggi.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. (independent variable) dan variabel terikat (dependent variable). Yang menjadi
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini tergolong dalam dua variabel, yaitu variabel bebas (independent variable) dan variabel terikat (dependent variable). Yang menjadi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. pola asuh otoriter) dan variabel terikat (perilaku bullying) sehingga
35 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Identifikasi Variabel Variabel penelitian adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. hubungan antara dua atau beberapa variabel. Dengan teknik korelasional seorang
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan suatu bentuk penelitian deskriptif dengan menggunakan teknik korelasional. Penelitian dengan teknik korelasional merupakan penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. mengetahui ada tidaknya hubungan sikap warga terhadap peran polisi dengan
34 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian korelasional yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan sikap warga terhadap peran polisi dengan partisipasi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian adalah cara-cara berfikir dan buat yang
27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian adalah cara-cara berfikir dan buat yang dipersepsikan dengan baik untuk mengadakan penelitian dan untuk mencapai suatu tujuan penelitian. Penelitian
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan lapangan (field research). Metode penelitian yang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara untuk memperoleh suatu data dengan kegunaan dan tujuan tertentu. Dalam penelitian ini, metode penelitian yang akan digunakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. variabel-variabel yang diambil dalam penelitian ini.
BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Untuk menguji hipotesis penelitian, sebelumnya akan dilakukan
Lebih terperinciPROSEDUR PENGEMBANGAN INSTRUMEN DAN MEDIA BK OLEH LUKY KURNIAWAN DAN USWATUN KHASANAH
PROSEDUR PENGEMBANGAN INSTRUMEN DAN MEDIA BK OLEH LUKY KURNIAWAN DAN USWATUN KHASANAH PENDAHULUAN INSTRUMEN STANDAR KOMPETENSI KONSELOR Menguasai konsep dan praksis asesmen untuk memahami kondisi, kebutuhan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus 014 di SMKN 1 Bojong Picung Tahun Ajaran 014/015. B. Populasi Penelitian Populasi yang digunakan
Lebih terperinciBAB III PROSEDUR PENGEMBANGAN INSTRUMEN DALAM PEMBELAJARAN
BAB III PROSEDUR PENGEMBANGAN INSTRUMEN DALAM PEMBELAJARAN A. Pendahuluan Dalam kegiatan pembelajaran segala sesuatu hal selayaknya dilakukan dengan tahapan yang jelas dan terarah. Oleh karena itu, penting
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif korelasional, yakni penelitian
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif korelasional, yakni penelitian yang meneliti tentang ada tidaknya hubungan antara variabel variabel yang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. IPA semester ganjil yaitu pada bulan September - Oktober Tahun Ajaran
31 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di MA Darul Hikmah Pekanbaru di kelas XI IPA semester ganjil yaitu pada bulan September - Oktober Tahun Ajaran 2013/2014,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.
BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Variabel adalah sesuatu yang dapat berubah-ubah dan mempunyai nilai yang berbeda-beda ( Turmudi, 2008).
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini menguraikan yang menyangkut kegiatan operasional penelitian dari karakteristik subyek, desain penelitian, variabel penelitian, instrumen penelitian dan teknik pengolahan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. analisis variabel (data) untuk mengetahui perbedaan di antara dua kelompok data
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian komparatif. Penelitian ini menggunakan analisis komparatif atau analisis perbedaan yang artinya bentuk analisis variabel
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilaksanakan merupakan deskriptif analitik. Menurut Sukardi
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian yang dilaksanakan merupakan deskriptif analitik. Menurut Sukardi (003:14) pada penelitian deskriptif ini, para peneliti berusaha menggambarkan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. 1) Variabel Terikat (Dependent): Konflik Kerja (Y)
BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Korelasi (hubungan) dalam penelitian ini, digunakan untuk melihat hubungan antar variabel yang digunakan.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek/Objek Penelitian Penelitian ini difokuskan pada konstruksi alat ukur penilaian literasi sains/kimia pada konten sel Volta menggunakan konteks baterai Li-ion
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Populasi adalah kumpulan dari individu dengan kualitas serta ciri-ciri yang
BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah kumpulan dari individu dengan kualitas serta ciri-ciri yang telah ditetapkan (Moh. Nazir, 2005: 271). Menurut Sugiyono (2007:
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN. yang bersistem; sekumpulan peraturan, kegiatan dan prosedur yang digunakan oleh
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian 3.1.1 Metodologi dan Metode Penelitian Metode adalah ilmu tentang kerangka kerja untuk melaksanakan penelitian yang bersistem; sekumpulan peraturan, kegiatan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian ini termasuk dalam penelitian korelasional kuantitatif. Penelitian korealasional kuantitatif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Ciri-ciri sebuah penelitian kuantitatif
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
30 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif yaitu penelitian yang menekankan analisisnya
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. menjadi obyek pengamatan penelitian dan sebagai faktor-faktor yang berperan
28 BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini diartikan sebagai segala sesuatu yang akan menjadi obyek pengamatan penelitian dan sebagai faktor-faktor yang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. terhadap data serta penampilan dari hasilnya.
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan penelitian kuantitatif, seperti yang dijelaskan oleh Arikunto (006. 1) bahwa penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. bisa dikatakan sebagai faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala
49 BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Variabel adalah semua keadaan, faktor, kondisi perilaku atau tindakan yang dapat mempengaruhi hasil penelitian (Hadi, 000). Variabel penelitian adalah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Identifikasi Variabel Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel gaya
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Identifikasi Variabel Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel gaya kepemimpinan partisipatif dan Work
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Yang Digunakan Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Nasir (1999:64), menjelaskan bahwa metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. hubungan antara sikap terhadap iklan rokok (X1) dan konformitas teman sebaya
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik korelasional. Penelitian dengan teknik korelasional merupakan penelitian yang bertujuan untuk
Lebih terperinciKUALITAS INSTRUMEN PENGUKURUAN DALAM PEMBELAJARAN
KUALITAS INSTRUMEN PENGUKURUAN DALAM PEMBELAJARAN A. Validitas Validitas berasal dari kata validity yang berarti sejauh mana ketetpatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya (Djaali
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. menyatakan bahwa variabel dapat dikatakan sebagai suatu sifat yang
BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Kerlinger (1973) menyatakan bahwa variabel adalah konstruk (constructs) atau sifat yang akan dipelajari. Di bagian lain Kerlinger menyatakan
Lebih terperinciBAB IV KUALITAS INSTRUMEN PENGUKURUAN DALAM PEMBELAJARAN
BAB IV KUALITAS INSTRUMEN PENGUKURUAN DALAM PEMBELAJARAN A. Pendahuluan Suatu alat ukur selayaknya memiliki ketepatan, keakuratan dan konsistensi sesuai dengan apa yang akan diukurnya. Tidak terkecuali
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. 1. Variabel bebas : dukungan sosial keluarga. 2. Variabel tegantung : sikap ibu terhadap anak penyandang autisme
27 BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian 1. Variabel bebas : dukungan sosial keluarga 2. Variabel tegantung : sikap ibu terhadap anak penyandang autisme B. Definisi Operasional
Lebih terperinciPembobotan Butir Pernyataan Dalam Bentuk Skala Likert Dengan Pendekatan Distribusi Z
Pembobotan Butir Pernyataan Dalam Bentuk Skala Likert Dengan Pendekatan Distribusi Z Oleh : Baso Intang Sappaile ) Abstrak: Skala adalah alat pengumpul data yang dapat merupakan skala penilaian yang sifatnya
Lebih terperinciValiditas Konstruk (construct validity) dalam Pengembangan Instrumen Penilaian Non-Kognitif
Validitas Konstruk (construct validity) dalam Pengembangan Instrumen Penilaian Non-Kognitif Kana Hidayati dan Caturiyati Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY ABSTRAK Pada tahun pelajaran 2004/2005 telah
Lebih terperinciPertemuan 6 & 7 UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS. Objektif:
Pertemuan 6 & 7 UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS Objektif: 1. Mahasiswa dapat mengetahui ketepatan mengukur suatu alat ukur (uji validitas) 2. Mahasiswa dapat menentukan konsistensi alat ukur (uji reliabilitas)
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
40 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan kuantitatif. Metode kuantitatif menurut Sugiyono disebut sebagai metode positivistik
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. eksperimen. Pada penelitian ini peneliti melakukan satu macam perlakuan yang
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen. Pada penelitian ini peneliti melakukan satu macam perlakuan yang diberikan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini variabel-variabel yang diteliti yaitu gaya
1 BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitain Dalam penelitian ini variabel-variabel yang diteliti yaitu gaya kepemimpinan dan motivasi kerja. Untuk kepentingan penelitian ini, maka gaya kepemimpinan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Peneliti akan melakukan penelitian ini di SMA Negeri 2 Kejuruan Muda,
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Peneliti akan melakukan penelitian ini di SMA Negeri 2 Kejuruan Muda, Aceh Tamiang. Pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan Agustus 2015 sampai
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
44 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan metode korelasional. Metode penelitian korelasional digunakan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini, yaitu research and development atau penelitian
III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian ini, yaitu research and development atau penelitian pengembangan. Pada penelitian pengembangan ini telah dikembangkan instrumen penilaian afektif
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
37 BAB III METODE PENELITIAN A. RANCANGAN PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan Kuantitatif. Metode yang digunakan adalah multikorelasional yakni menghubungkan dua variabel konsep diri dan kinerja,
Lebih terperinci