Analisis Temuan BPK Terkait Pengelolaan Hibah Pada Laporan Keuangan Hibah Di Kementerian Lembaga (BA ) Tahun

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Analisis Temuan BPK Terkait Pengelolaan Hibah Pada Laporan Keuangan Hibah Di Kementerian Lembaga (BA ) Tahun"

Transkripsi

1 Analisis Temuan BPK Terkait Pengelolaan Hibah Pada Laporan Keuangan Hibah Di Kementerian Lembaga (BA ) Tahun Vona Yolanda Genita dan Dyah Setyaningrum 1. Departemen Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia, Kampus UI, Depok, 16424, Indonesia 2. Departemen Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia, Kampus UI, Depok, 16424, Indonesia Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk melakukan pemetaan temuan hibah dari tahun dan menganalisis temuan serta memberikan saran rekomendasi untuk perbaikan pengelolaan hibah di Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode penelitian analisis deskriptif kualitatif dengan teknik wawancara dan telaah literatur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengelolaan hibah di Indonesia dari tahun 2008 ke 2011 telah mengalami perbaikan cukup signifikan. Saran dan rekomendasi sebagai upaya yang bisa dilakukan untuk perbaikan pengelolaan hibah di masa depan diantaranya adalah menyempurnakan peraturan, meningkatkan koordinasi antara seluruh pihak terkait, dan menyusun aplikasi yang menunjang proses mekanisme hibah. Upaya tersebut diharapkan bisa mewujudkan pengelolaan hibah yang transparan dan akuntabel di Indonesia. Analysis Of Supreme Audit Institution s Findings related To Grant Management Of Line Ministry s Grant (BA ) Financial Statement From Abstract The purpose of this study is to map the findings related to grant for the year , to analyze the findings, and to provide suggestions and recommendations on improving the grant management in Indonesia. This study used a qualitative descriptive research method with interview techniques and the study of literature. The results showed that the grant management in Indonesia from has been significantly improved. Suggestions and recommendations as an effort that can be done to improve the future grant management such as to improve the regulation, to improve coordination between all parties involved, and to prepare the application that supports the grant mechanism. That effort is expected to realize a transparent and accountable grant management in Indonesia. Keywords: Findings Related To Grant, Grant Management, Grant Regulation Pendahuluan Undang Undang Republik Indonesia nomor 17 tahun 2003 tentang keuangan negara menyebutkan bahwa dalam rangka mendukung terwujudnya good governance dalam penyelenggaraan negara, pengelolaan keuangan negara perlu diselenggarakan secara profesional, terbuka, dan bertanggungjawab sesuai dengan aturan pokok yang telah ditetapkan dalam Undang - Undang Dasar. Salah satu upaya konkrit untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas

2 pengelolaan keuangan negara adalah penyampaian laporan pertanggungjawaban keuangan pemerintah yang memenuhi prinsip - prinsip tepat waktu dan disusun dengan mengikuti standar akuntansi pemerintah yang telah diterima secara umum. Dalam upaya mewujudkan transparansi dan akuntabilitas keuangan negara, pada tahun 2008 Pemerintah Indonesia untuk pertama kalinya menyusun Laporan Keuangan Hibah (BA ). Setelah adanya temuan hibah oleh BPK tahun 2008, Pemerintah Indonesia berupaya menerapkan peraturan dalam rangka mengatur sistem pelaporan dan pertanggungjawaban hibah sehingga temuan tidak terulang. Dalam pelaksanaannya, Pemerintah menyusun PMK 40/PMK.05/2009 tentang Sistem Akuntansi Hibah pada tahun 2009 dan menyusun revisi berupa PMK 191/PMK.05/2011 tentang mekanisme pengelolaan hibah dan PMK 230/PMK.05/2011 tentang sistem akuntansi hibah. Jumlah hibah dari tahun mengalami peningkatan terlihat dari peningkatan atas hibah yang dilaporkan pada tahun Pada Gambar 1.1 terlihat bahwa perbandingan jumlah hibah yang tidak terlaporkan terhadap total hibah pada tahun bersangkutan, untuk tahun 2008 sebesar 82,27 %, tahun 2009 sebesar 31,39 %, tahun 2010 sebesar 16,40 % dan tahun 2011 sebesar 5,22 %. Sedangkan perbandingan untuk hibah yang terlaporkan terhadap total hibah tahun 2008 sebesar 17,73 %, tahun 2009 sebesar 68,61 %, tahun 2010 sebesar 83,60 %, tahun 2011 sebesar 94,78 %. Dari angka persentase tersebut menunjukkan bahwa jumlah total hibah yang terlaporkan meningkat sedangkan hibah yang tidak terlaporkan menurun setiap tahunnya. 6, , , , , , Hibah terlaporkan Hibah ;dak terlaporkan Total hibah Gambar 1.1 Jumlah Hibah tahun (dalam milliar rupiah) Sumber: LK BA Tahun

3 Berdasarkan latar belakang yang telah dibuat, maka perumusan masalah dari penelitian ini adalah temuan BPK terkait pengelolaan hibah pada Laporan Keuangan Hibah di Kementerian Lembaga (BA ) tahun dan rekomendasi BPK serta upaya tindak lanjut yang telah dilakukan oleh pemerintah, kendala yang dihadapi pemerintah atas temuan berulang pengelolaan hibah, saran dan rekomendasi yang bisa diberikan untuk perbaikan pengelolaan hibah. Tujuan dari penelitian ini adalah memetakan permasalahan pengelolaan hibah pada LK BA tahun dan mengaitkan antara rekomendasi yang diberikan oleh BPK dengan upaya tindak lanjut yang telah dilakukan oleh pemerintah, menganalisis kendala yang dihadapi pemerintah atas temuan berulang pengelolaan hibah, memberikan saran dan rekomendasi untuk perbaikan pengelolaan hibah. Tinjauan Teoritis Berdasarkan PMK No. 230/PMK.05/2011, pendapatan hibah adalah hibah yang diterima oleh Pemerintah Pusat dalam bentuk uang, barang, jasa dan/atau surat berharga yang diperoleh dari pemberi hibah yang tidak perlu dibayar kembali, yang berasal dari dalam negeri atau luar negeri, yang atas pendapatan hibah tersebut, Pemerintah mendapat manfaat secara langsung yang digunakan untuk mendukung tugas dan fungsi Kementerian Lembaga (KL) atau diteruskan kepada Pemerintah Daerah, Badan Usaha Milik Negara, dan Badan Usaha Milik Daerah. Adya & Trihartanto (2005) menyatakan bahwa Menteri Keuangan bisa menerima hibah dari dalam maupun luar negeri sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh Undang Undang APBN. Hibah merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang harus dipertanggungjawabkan untuk mewujudkan akuntabilitas dan transparansi keuangan negara Indonesia. Saat ini isu hibah menjadi salah satu perhatian besar bagi Pemerintah Indonesia karena masih terdapat hibah yang belum terlaporkan dimana hal tersebut bertentangan dengan prinsip akuntabilitas dan transparansi keuangan negara. Penerapan PMK 40/PMK.05/2009 memberikan pengaruh positif yang signifikan dalam mekanisme pengelolaan hibah pemerintah yang bisa dilihat dari opini BPK atas LK BA tahun 2009 meningkat menjadi wajar dengan pengecualian. Selain itu, pemerintah menyusun PMK 255/PMK.05/2010 tentang tata cara pengesahan realisasi pendapatan dan belanja yang bersumber dari hibah luar negeri/dalam negeri yang diterima langsung oleh KL dalam bentuk uang pada tanggal 28 Desember Pemerintah menyusun PMK 230/PMK.05/2011 tanggal 21

4 Desember 2011 sebagai pengganti PMK 40/PMK.05/2009 dan PMK 191/PMK.05/2011 tanggal 30 November 2011 sebagai pengganti PMK 255/PMK.05/2010. Kedua peraturan tersebut telah disempurnakan dengan penyesuaian permasalahan hibah yang dihadapi selama waktu berjalan. Hibah berdasarkan mekanisme pencairannya terbagi menjadi hibah terencana dan hibah langsung. Pada alur proses perencanaan sampai pelaksanaan hibah terencana, pencairannya melalui KPPN Jakarta VI akan secara otomatis terlaporkan pada kementerian keuangan sehingga tidak menjadi masalah dalam pengelolaan hibah terencana. Mekanisme pencairan hibah langsung harus melewati proses pertanggungjawaban yang telah diatur dalam PMK. Hibah yang diterima dalam bentuk uang setelah tersusun naskah perjanjian (grant agreement), akan dilakukan proses pengajuan nomor register kepada DJPU, persetujuan pembukaan rekening penerimaan lainnya kepada Direktorat Pengelolaan Kas Negara (PKN), pengajuan revisi DIPA kepada Direktorat Jenderal Anggaran (DJA) Kementerian Keuangan. Kementerian Lembaga yang telah melakukan belanja atas dana hibah yang diterima akan melakukan proses pertanggungjawaban berupa pengesahan kepada KPPN Jakarta VI (hibah luar negeri) dan KPPN setempat (hibah dalam negeri). KL akan menyerahkan SP2HL (Surat Perintah Pengesahan Hibah Langsung) beserta berkas terkait lainnya kepada KPPN. Setelah proses verifikasi, KPPN akan mengesahkan SP2HL dengan menerbitkan SPHL (Surat Pengesahan Hibah Langsung). Atas dasar SPHL, DJPU akan mencatat pendapatan hibah langsung pada LK BA dan KL akan mencatat belanja yang berasal dari dana hibah. KL yang menerima hibah dalam bentuk barang/jasa/surat berharga menandatangani Berita Acara Serah terima (BAST) dengan pihak donor sebagai bukti bahwa telah terjadi proses penerimaan hibah. Untuk mekanisme pertanggungjawabannya, KL juga perlu melakukan proses registrasi kepada DJPU namun tidak memerlukan proses pembentukan rekening ataupun revisi DIPA. Atas dasar BAST, KL akan melakukan pengesahan hibah di DJPU dengan mengajukan Surat Perintah Pengesahan Pendapatan Hibah Langsung Bentuk Barang/Jasa/Surat Berharga (SP3HLBJS) beserta dokumen terkait lainnya. Selanjutnya, KL akan mengajukan Memo Pengesahan Hibah Langsung Bentuk Barang/Jasa/Surat Berharga (MPHLBJS) dengan dilampirkan SP3HLBJS yang telah disahkan kepada KPPN. Audit yang dilakukan atas laporan keuangan hibah sedikit berbeda dengan audit laporan keuangan lainnya. Salah satu diantaranya bahwa neraca pada LK BA nihil sehingga BPK tidak perlu memeriksa akun-akun neraca. BPK juga tidak hanya memeriksa DJPU selaku entitas

5 pelaporan hibah, dikarenakan penerimaan hibah mencakup hibah yang diterima Pemerintah Indonesia yaitu seluruh Kementerian Lembaga. Dalam proses pemeriksaan BPK atas laporan keuangan hibah, beberapa hal yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Mencocokkan antara penerimaan hibah yang tercantum pada Laporan keuangan dengan dokumen sumber terkait sepertisurat Pengesahan Hibah Langsung (SPHL). 2. Mengkonfirmasikan kepada BPK yang memeriksa pada seluruh KL atas jumlah hibah yang diterima K/L terkait. Penelitian terdahulu terkait hibah telah dilakukan diantaranya oleh Hanik (2010) yang melakukan penelitian terhadap monitoring dan evaluasi (M&E) atas pinjaman dan hibah luar negeri (PHLN). Hanik (2010) melakukan penelitian pada kebijakan monitoring dan evaluasi PHLN yang mempengaruhi efektivitas penggunaan dana PHLN. Hasil penelitian menunjukkan bahwa salah satu masalah utama belum optimalnya kinerja M&E di Indonesia karena tidak adanya keselarasan antara peraturan/kebijakan M&E, selain itu juga terdapat inkonsistensi dalam penggunaan terminologi - terminologi umum digunakan dimana hal ini berpeluang melahirkan kesalahan penafsiran dan pemaknaan yang berbeda. Penelitian juga telah dilakukan oleh Hutahayan (2003) terhadap efektivitas penggunaan hibah dalam pelaksanaan program pemulihan keberdayaan masyarakat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dana hibah untuk program pemulihan keberdayaan masyarakat yang diberikan negara donor melalui UNDP guna membantu masyarakat miskin dan rentan dalam penelitian ini 52,09 % dinyatakan berhasil, 39,58 % kurang berhasil dan 8,33 % tidak berhasil. Berdasarkan pengamatan penulis, belum ada penelitian terdahulu yang membahas temuan BPK atas hibah pemerintah secara komprehensif. Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Dengan pendekatan studi kasus diharapkan masalah spesifik terkait dengan temuan BPK atas pengelolaan hibah Pemerintah Indonesia dapat dianalisis. Data dalam penelitian berupa data primer berupa wawancara terstruktur yang dilakukan secara tatap muka dengan pihak terkait pelaporan hibah yaitu Bapak Suharianto selaku Kepala Subdirektorat Monitoring dan Evaluasi dan Bapak Vindy Pramudyanto selaku pelaksana seksi Akuntansi Pinjaman dan Hibah di Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang. Data sekunder yang dipergunakan

6 berasal dari Laporan Keuangan Bagian Anggaran dan Laporan Hasil Pemeriksaan BPK tahun Unit yang dianalisis pada penelitian ini adalah Laporan Keuangan Bagian Anggaran tahun Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif kualitatif yaitu data/informasi yang diperoleh akan dianalisis terkait dengan pengelolaan hibah Pemerintah Indonesia. Pembahasan Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) mencakup temuan dan rekomendasi dari tim BPK atas pengelolaan hibah. Rincian temuan, penyebab, rekomendasi BPK dan tindak lanjut beserta kendala yang masih dihadapi pemerintah dalam pengelolaan hibah tahun 2008 adalah sebagai berikut: 1. Penerimaan hibah yang dilaporkan dalam laporan keuangan sebesar Rp ,33 juta tidak dapat diyakini kewajarannya. Hal ini disebabkan karena terdapat perbedaan dokumen sumber dan waktu pencatatan hibah yang diterima melalui Menteri Keuangan antara Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU) dan Direktorat Jenderal Perbendaharaan Negara (DJPB). BPK memberikan rekomendasi berupa menyempurnakan sistem pencatatan atas penerimaan hibah diantaranya menetapkan dokumen sumber yang digunakan untuk mencatat penerimaan hibah dan menyeragamkan waktu pengakuan. Tindak lanjut yang dilakukan pemerintah atas rekomendasi tersebut diantaranya adalah pada tahun 2009, Pemerintah menyusun dan menerapkan PMK 40/PMK.05/2009 tentang Sistem Akuntansi Hibah yang mengatur tata cara pencatatan dan pelaporan hibah yang diterima KL baik berupa kas, aset tetap maupun jasa. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Vindy Pramudyanto, diketahui penyebab terjadi temuan Rp ,33 juta tidak dapat diyakini kewajarannya adalah DJPU tidak dapat memberikan bukti bukti yang memadai ketika angka hibah yang dicatat DJPU memiliki perbedaan dengan angka pada Laporan Keuangan Pemerintah Pusat dan hasil konfirmasi donor. Berdasarkan hasil analisis penulis, kendala yang dihadapi pemerintah pada saat itu dikarenakan belum memiliki mekanisme yang memadai sehingga menyebabkan masih terdapat sejumlah hibah yang tidak diyakini kewajarannya. 2. DJPU tidak dapat memastikan kelengkapan perolehan Notice of Disbursement (NoD) dari pemberi hibah sehingga hasil konfirmasi dengan donor masih menunjukkan selisih dengan

7 catatan DJPU. Hal ini disebabkan karena rekonsiliasi dan konfirmasi data penerimaan hibah belum diajukan secara efektif. BPK memberikan rekomendasi agar meningkatkan efektivitas rekonsiliasi dan konfirmasi data penerimaan hibah. Pemerintah telah melakukan upaya tindak lanjut dengan mulai rutin secara triwulanan mengirimkan permintaan konfirmasi data penerimaan hibah kepada donor. Kendala yang dihadapi pemerintah adalah masih terdapat banyak donor yang belum mau secara kooperatif membalas surat konfirmasi terkait. 3. Penerimaan hibah yang langsung diterima oleh Kementerian Lembaga sebesar Rp ,59 juta belum dilaporkan dalam LRA BA Hal ini disebabkan karena belum adanya peraturan terkait sistem pencatatan hibah yang diterima langsung KL selama tahun 2008 perihal aturan penyampaian dokumen realisasi penerimaan hibah kepada DJPU. BPK memberikan rekomendasi agar menyempurnakan sistem pencatatan atas penerimaan hibah baik yang diterima melalui Menteri Keuangan maupun diterima langsung oleh KL. Upaya tindak lanjut Pemerintah seperti yang dijelaskan pada temuan sebelumnya yaitu menyusun dan menerapkan PMK 40/PMK.05/2009. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Vindy Pramudyanto, kendala yang menyebabkan sejumlah 3,9 trilun hibah langsung tidak tercatat di DJPU karena pada tahun 2008 data pada aplikasi Debt Management and Financial Analysis System (DMFAS) hanya berdasarkan Notice of Disbursement (NoD) dam DMFAS belum bisa mencatat hibah langsung yang dokumennya berupa Surat Perintah Pengesahan dan Pembukuan (SP3). Rincian temuan, penyebab, rekomendasi BPK dan tindak lanjut beserta kendala yang masih dihadapi pemerintah dalam pengelolaan hibah tahun 2009 adalah sebagai berikut: 1. Penerimaan hibah yang langsung diterima oleh Kementerian Lembaga sebesar Rp ,15 juta belum dilaporkan dalam Laporan Realisasi Anggaran (LRA). Hal ini disebabkan karena PMK No. 40/PMK.05/2009 belum tersosialisasi dengan baik di KL. BPK memberikan rekomendasi agar mengintensifkan pelaksanaan sosialisasi kepada KL atas mekanisme pencatatan dan pelaporan hibah yang diterima langsung oleh KL serta menyusun dan menetapkan peraturan teknis tentang rekonsiliasi penerimaan hibah dengan KL dan kemudian melaksanakan rekonsiliasi secara rutin. Tindak lanjut pemerintah pada tahun 2010, DJPU semakin mengintensifkan pelaksanaan sosialisasi kepada KL dan donor atas Sistem Akuntansi Hibah. Kendala yang dihadapi pemerintah adalah masih cukup banyak KL yang belum sepenuhnya memahami dan

8 melaksanakan mekanisme pelaporan dan pertanggungjawaban hibah sesuai peraturan yang berlaku. Menurut penulis, banyaknya jumlah KL beserta satuan kerja menyebabkan sulitnya mencapai tingkat pemahaman seluruh KL atas mekanisme pelaporan dan pertanggungjawaban hibah. 2. DJPU belum mengajukan revisi anggaran atas pendapatan hibah yang sudah diterbitkan nomor registernya. Hal ini disebabkan karena Pemerintah belum menetapkan mekanisme revisi DIPA atas estimasi pendapatan hibah. BPK memberi rekomendasi agar Menteri Keuangan menyusun dan menetapkan peraturan teknis tentang pengajuan revisi DIPA atas pendapatan hibah. DJPU telah mengajukan revisi DIPA BA kepada Direktorat Jenderal Anggaran (DJA) dan DJPB berdasarkan data hibah yang diterima langsung oleh KL yang telah dilaporkan kepada DJPU. Namun sampai saat ini DIPA dimaksudkan belum diterbitkan karena peraturan teknis tentang pengajuan revisi DPA atas pendapatan hibah belum tersusun. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Suharianto, DJPU bisa melakukan revisi DIPA pendapatan hibah jika telah ada peraturan teknis yang menaungi namun belum juga diterbitkan. Kewenangan atas revisi DIPA terdapat pada DJA. Selama ini, DIPA hanya dipahami sebagai anggaran untuk pagu belanja sehingga peraturan terkait untuk revisi DIPA pendapatan belum ditetapkan. 3. Sistem Pengendalian Internal atas pencatatan belanja hibah belum bisa mengidentifikasi belanja hibah berupa aset tetap yang dilakukan KL. Hal ini disebabkan oleh belum adanya mekanisme koordinasi antara DJPU dan DJKN mengenai hibah berupa aset yang dilakukan KL dan PMK No. 40/PMK.05/2009 tentang Sistem Akuntansi Hibah khususnya mengenai tata cara pengesahan belanja hibah, belum tersosialisasi dengan baik di KL. BPK memberikan rekomendasi berupa: a. Mengintensifkan pelaksanaan sosialisasi kepada KL atas mekanisme pencatatan dan pelaporan belanja hibah berupa aset tetap; b. Menyusun mekanisme monitoring atas pelaporan belanja hibah berupa aset tetap dari KL diantaranya melalui mekanisme koordinasi dengan DJKN selaku pengelola Barang Milik Negara (BMN). Upaya tindak lanjut pemerintah terkait mekanisme monitoring atas pelaporan belanja hibah berupa aset tetap dari KL diantaranya melalui mekanisme koordinasi dengan DJKN. DJPU mengirimkan surat resmi kepada DJKN agar DJKN menyampaikan tembusan surat

9 keputusan penghapusan aset tetap KL kepada DJPU sebagai dasar monitoring atas pelaporan hibah berupa aset tetap dari KL dan juga dijadikan dokumen sumber dalam pencatatan belanja hibah. Rincian temuan, penyebab, rekomendasi BPK dan tindak lanjut beserta kendala yang masih dihadapi pemerintah dalam pengelolaan hibah tahun 2010 adalah sebagai berikut: 1. Sistem pengendalian intern atas pencatatan penerimaan, belanja dan pengembalian hibah belum sepenuhnya memadai. Permasalahan tersebut disebabkan karena hal sebagai berikut: a. DJPU dalam hal ini Direktorat Evaluasi, Akuntansi dan Setelmen belum memiliki Standard Operating Procedure (SOP) yang mengatur mekanisme monitoring dokumen sumber pencatatan hibah. b. Belum sempurnanya PMK 40/PMK.05/2009 dan PMK 255/PMK.05/2010 yang mengatur tentang penatausahaan hibah baik hibah terencana maupun hibah tidak terencana. BPK memberikan rekomendasi agar menyempurnakan PMK Nomor 40/PMK.05/2009 mengenai sistem akuntansi hibah dan peraturan teknis lainnya serta memperbaiki monitoring penerimaan dokumen sumber. Tindak lanjut pemerintah atas rekomendasi BPK tersebut adalah DJPU bersama DJPB menyusun revisi PMK 40/PMK.05/2009 dan PMK 255/PMK.05/2010 yaitu PMK Nomor 191/PMK.05/2011 tentang mekanisme pengelolaan hibah dan PMK Nomor 230/PMK.05/2011 tentang Sistem Akuntansi Hibah pada tanggal 21 Desember Kendala yang dihadapi adalah masih diperlukannya waktu untuk menerapkan peraturan yang terbaru pada seluruh pihak dan perbaikan sistem pengendalian internal yang ada di DJPU. Selain itu DJPU telah menggunakan routing slip dalam rangka memonitor dokumen yang ada sehingga tidak terjadi kembali permasalahan tidak tercantumnya dokumen terkait. 2. Penerimaan hibah langsung oleh KL sebesar Rp ,77 juta dalam LRA BA TA 2010 belum dapat diyakini kelengkapannya. Hasil pemeriksaan BPK secara uji petik menunjukkan bahwa KL yang menerima hibah secara langsung belum seluruhnya melaporkan penerimaan dan belanja hibahnya kepada Kementerian Keuangan baik kepada DJPB maupun DJPU yaitu 13 KL belum melaporkan hibah langsung sebesar Rp ,46 juta. Temuan terkait disebabkan karena beberapa hal sebagai berikut:

10 a. Belum adanya mekanisme pelaporan penerimaan hibah secara berjenjang dari tingkat satker sampai dengan tingkat KL. b. Belum adanya peraturan yang mengatur tentang sanksi kepada KL atau satker yang tidak melaporkan penerimaan hibahnya. c. Metode dan format konfirmasi kepada lembaga donor belum mencakup data penerima hibah. BPK memberikan rekomendasi berupa: a. Menetapkan peraturan mengenai monitoring penerimaan hibah langsung di tingkat KL, pelaporan dan sanksi bagi satker yang tidak melaporkan. b. Memperbaiki metode dan format konfirmasi penerimaan hibah yang dikirimkan kepada lembaga donor. Upaya tindak lanjut yang telah dilakukan Pemerintah adalah DJPU juga mengirimkan surat kepada KL dengan nomor S-654/PU/2011 perihal tindak lanjut temuan BPK atas LK BA kepada KL yang meminta KL untuk mengambil langkah untuk memenuhi rekomendasi BPK, sebagai berikut: a. KL menetapkan one gate policy untuk pengelolaan hibah melalui koordinasi antara biro perencanaan/biro keungan/biro kerjasama luar negeri di bawah Sekretaris Jenderal. b. Menyusun SOP pengelolaan hibah on budget maupun off budget dengan mempedomani PMK No. 40/PMK.05/2009 tentang Sistem Akuntansi Hibah. 3. Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan (DJPK) belum melakukan monitoring atas penyaluran dana hibah sebesar Rp 70,01 miliar kepada Pemerintah Daerah. Permasalahan disebabkan karena DJPK belum melakukan upaya monitoring atas penyaluran dana penerusan hibah kepada Pemerintah Daerah. BPK memberikan rekomendasi yaitu Menteri Keuangan dalam hal ini DJPK agar melakukan monitoring penyaluran dana hibah agar penyaluran dana hibah diterima di rekening yang tepat dengan jumlah yang tepat. Upaya tindak lanjut pemerintah dalam hal ini DJPK adalah dalam rangka pelaksanaan monitoring penyaluran hibah ke daerah, DJPK telah mengirimkan surat ke Pemerintah Daerah nomor S-446/PK/2011 tanggal 8 Juli 2011 perihal permintaan bukti penerimaan hibah/kuitansi atas penyaluran hibah ke daerah. Namun hasil dari monitoring ini, dari 97 penyaluran hibah ke daerah pada tahun 2010, hanya 47 kuitansi yang diterima atau hanya sebesar 48,45 %. Menurut penulis, seharusnya DJPK bukan hanya

11 menyurati Pemerintah Daerah akan tetapi melakukan monitoring langsung untuk melihat apakah penyaluran dana penerusan hibah telah sampai kepada tujuan yang benar. Rincian temuan, penyebab, rekomendasi BPK dan tindak lanjut beserta kendala yang masih dihadapi pemerintah dalam pengelolaan hibah atas LHP tahun 2011 adalah sebagai berikut: Temuan atas Sistem Pengendalian Internal adalah sebagai berikut: 1. DJPK belum melakukan monitoring atas peyaluran dan hibah sebesar Rp 280,1 miliar kepada Pemeritah Daerah. Temuan tersebut disebabkan beberapa hal sebagai berikut: a. Petugas DJPK dalam hal ini Subdit hibah daerah belum mematuhi ketentuan penyaluran dana penerusan hibah ke Pemda dalam hal pemantauan dan evaluasi di bidang hibah kepada daerah yang bersumber dari hibah dalam negeri dan luar negeri. b. DJPK belum memiliki SOP monitoring penyaluran dana penerusan hibah ke Pemda. BPK memberikan rekomendasi sebagai berikut: a. Melakukan monitoring penyaluran dana hibah agar penyaluran dana hibah diterima di rekening yang tepat dengan jumlah yang tepat. b. Menyusun SOP mengenai monitoring penyampaian laporan kegiatan hibah kepada Pemda. c. Memberikan sanksi kepada Pemda yang terlambat atau tidak menyampaikan bukti penerimaan, laporan triwulanan dan laporan akhir kegiatan. Upaya tindak lanjut pemerintah adalah DJPK melakukan kajian terkait pemberian sanksi kepada Pemerintah Daerah, DJPK menyatakan bahwa dalam Peraturan Pemerintah dan Peraturan Menteri Keuangan yang terkait dengan pelaksanaan hibah daerah terdapat kewajiban pemerintah daerah selaku penerima hibah dari Pemerintah untuk menyampaikan laporan triwulanan kepada Kementerian Keuangan dan kementerian teknis. Laporan triwulan pelaksanaan kegiatan oleh pemerintah daerah yang didanai dari hibah Pemerintah merupakan salah satu alat pemantauan dan evaluasi penggunaan hibah. Menurut penulis, DJPK seharusnya tidak hanya menerapkan laporan triwulanan bagi Pemerintah Daerah akan tetapi juga bisa turun langsung memonitor dana penerusan hibah yang berjumlah signifikan kepada Pemerintah daerah Temuan LK BA tahun 2011 terkait kepatuhan perundang undangan adalah sebagai berikut:

12 1. Penerimaan hibah pada LK BA masih berbeda sebesar Rp 183,94 miliar dengan LK BUN/LKPP. Hal itu disebabkan karena hal sebagai berikut: a. DJPU, DJPB (Direktorat PKN, KPPN Khusus Jakarta VI dan Direktorat APK), dan KL tidak segera melakukan penelusuran atas perbedaan hasil rekonsiliasi penerimaan hibah. b. Belum ada aturan yang tegas dan jelas mengenai batas waktu pengesahan hibah. BPK memberikan rekomendasi adalah DJPU agar memperbaiki rekonsiliasi antara pencatatan BA dengan catatan BUN serta menetapkan aturan mengenai batas waktu pengesahan hibah. Upaya tindak lanjut yang telah dilakukan pemerintah adalah rekonsiliasi antara DJPU dan DJPBN telah dilakukan secara rutin. Kendala yang dihadapi pemeritnah dalam permasalahan ini adalah perbedaan penggunaan kurs valuta asing dan dokumen sumber antara DJPU dan DJPB. 2. Penerimaan hibah langsung sebesar Rp 292,43 miliar dan USD 781,99 ribu pada lima belas KL belum dilaporkan kepada BUN dan dikelola di luar mekanisme APBN. Hal itu disebabkan karena hal sebagai berikut: a. KL tidak mematuhi ketentuan untuk segera melakukan pengesahan hibah langsung kepada DJPB dan DJPU. b. Perjanjian hibah tidak mengatur/mewajibkan negara/lembaga donor melakukan rekonsiliasi dengan KL penerima hibah. BPK memberikan rekomendasi sebagai berikut: a. Menetapkan peraturan mengenai monitoring penerimaan hibah langsung di tingkat KL, pelaporan, dan sanksi bagi satuan kerja yang tidak melaporkan hibah langsung yang diterimanya. b. Menteri keuangan dan menteri/pimpinan lembaga penerima hibah melakukan amandemen atas perjanjian hibah yang sudah ada dan menyusun perjanjian berikutnya dengan menambahkan klausul penerbitan BAST antara pihak negara/lembaga donor dengan KL penerima hibah. Upaya tindak lanjut pemerintah adalah pemerintah telah menerbitkan PMK 180/PMK.08/2012 tanggal 12 November 2012 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 224/PMK.08/2011 tentang Tata Cara Pemantauan dan Evaluasi atas Pinjaman dan Hibah Kepada Pemerintah. Kendala yang dihadapi masih tidak jauh berbeda

13 dengan tahun sebelumnya. Oleh karena itu dibutuhkan penerapan sanksi yang lebih tegas bagi KL yang tidak mematuhi aturan. 3. DJPU belum sepenuhnya melaksanakan konfirmasi penerimaan hibah kepada pihak donor pada Tahun Anggaran Permasalahan tersebut disebabkan oleh DJPU belum sepenuhnya mematuhi ketentuan dalam PMK terkait konfirmasi penerimaan hibah kepada negara/lembaga donor. BPK memberikan rekomendasi berupa melaksanakan ketentuan konfirmasi kepada pihak donor atas penerimaan hibah dan menelusuri perbedaan yang ditemukan secara lebih intensif, sebagai salah satu data pembanding atas pencatatan penerimaan hibah. Pemerintah telah berupaya untuk terus mengintensifkan konfirmasi kepada pihak donor dengan meningkatkan koordinasi dengan donor. Konfirmasi kepada donor dilakukan secara triwulanan mengirimkan surat konfirmasi kepada donor. Kendala yang masih dihadapi pemeritnah adalah alamat donor yang belum lengkap menyulitkan sampainya surat konfirmasi dan masih adanya donor yang tidak antusias dalam menjawab konfirmasi yang alasannya tidak diketahui oleh Pemerintah. 4. Penyusunan laporan keuangan DJPK atas penerusan hibah ke Pemerintah Daerah belum sesuai ketentuan. Permasalahan itu disebabkan oleh Pejabat penyusun Laporan Keuangan DJPK tidak mengikuti ketentuan PP No. 24 tahun 2005 tentang SAP dan Perdirjen Per 65/PB/2010 tentang pedoman penyusunan laporan keuangan Kementerian Negara/Lembaga. Rekomendasi BPK agar DJPK menyusun laporan keuangan penerusan hibah sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Laporan keuangan penerusan hibah yang disusun oleh DJPK ditujukan untuk dikompolisasi oleh DJPU dalam rangka penyusunan Laporan Keuangan BA (hibah). Upaya tindak lanjut pemerintah adalah DJPK telah berkoordinasi dengan tim BPK untuk memperbaiki format dan poin poin yang masih kurang dalam penyusunan laporan keuangan untuk dilengkapi/disempurnakan. Saran dan rekomendasi upaya perbaikan pengelolaan hibah atas temuan berulang adalah sebagai berikut: 1. Terdapat temuan yang selalu berulang setiap tahunnya yaitu hibah langsung Kementerian Lembaga yang belum terlaporkan ke Kementerian Keuangan.

14 Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Suharianto, saran untuk perbaikan ke depannya diantaranya adalah penyempurnaan PMK kembali mencakup penyederhanaan dokumen dan pengesaham hibah serta penetapan sanksi. Menurut penulis atas permasalahan serta melihat kendala kendala yang dihadapi pemerintah dalam pengelolaan hibah, diperlukan suatu penyempurnaan peraturan seperti yang disampaikan oleh Bapak Suharianto mencakup beberapa hal sebagai berikut: i. Pengesahan penerimaan hibah langsung Kementerian Lembaga (KL) hanya bisa melalui satu pintu atau KL menerapkan kebijakan one gate policy. ii. Penyusunan perjanjian hibah harus mencantumkan kesepakatan antara donor dan Kementerian Lembaga dalam kesediaan untuk menyusun Berita Acara Serah Terima (BAST). iii. Penerapan suatu sanksi tegas yaitu KL yang diketahui tidak melaksanakan mekanisme pengelolaan hibah pada suatu tahun tertentu akan tidak diperbolehkan untuk menerima hibah pada tahun depannya. 2. Sosialisasi hibah Salah satu penyebab permasalahan ini adalah peserta yang hadir seringkali bukan pihak yang terlibat dalam pelaksanaan mekanisme pengelolaan hibah. Upaya pemerintah yang bisa dilakukan untuk ke depannya adalah melaksanakan sosialisasi dengan lebih efektif. Menurut penulis, untuk ke depannya pemerintah bisa beupaya mengundang dan menyampaikan materi secara tepat sasaran yaitu kepada pihak yang benar benar terkait. Selain itu, diperlukan penyusunan booklet berupa ringkasan mekanisme pelaporan hibah terbaru dalam versi Indonesia dan Inggris dan mencetaknya dalam jumlah besar untuk dibagikan ke seluruh pihak terkait. 3. Berdasarkan hasil analisis penulis, hal lain yang bisa dilakukan pemerintah diantaranya Kementerian Keuangan selaku pihak yang juga bisa sebagai penerima hibah bisa membuat SOP terkait pelaporan dan pertanggungjawaban hibah. Diharapkan SOP tersebut bisa diadopsi oleh KL dan diterapkan dalam instansi masing masing. Penyusunan aplikasi diharapkan bisa mempermudah akses KL dalam proses pelaporan dan pertanggungjawaban hibah. 4. Kewajiban Kementerian Lembaga dalam melaksanakan proses rekonsiliasi.

15 Menurut Bapak Suharianto, diperlukan suatu media yang mempermudah KL melakukan rekonsiliasi. Pada tahun 2013 Pemerintah sedang berupaya menyusun Aplikasi Sistem Informasi Hibah (ASIH) yang ditujukan untuk memonitoring hibah langsung. Saat ini kita hanya bisa mengetahui hibah yang diterima langsung oleh Kementerian Lembaga apabila mereka telah melakukan registrasi dan pengesahan hibah. ASIH juga ditujukan untuk memonitoring pihak Kementerian Lembaga yang menerima hibah tetapi belum melaporkannya. Aplikasi ASIH diharapkan bisa membantu Kementerian Lembaga untuk melaporkan hibah yang diterima terlebih dahulu melalui aplikasi tersebut yaitu ketika menerima hibah atau ketika telah tersusunnya perjanjian hibah dengan cara mengupload data hibah ke dalam ASIH. Selain itu, proses registrasi akan dilakukan berbasis web secara online dan progress hibah yang diterima akan selalu di update. Posisi saat ini Aplikasi Sistem Informasi Hibah masih dikaji oleh Kementerian Keuangan yang melibatkan DJPU, DJPB dan DJPK agar aplikasi itu bisa terwujud. Menurut penulis, aplikasi tersebut sangat tepat dan penting untuk direalisasikan. Aplikasi tersebut juga bisa dijadikan media dalam proses rekonsiliasi sehingga KL lebih praktis dalam melakukan pencocokkan data dengan DJPU. 5. Terkait perbedaan pencataan data hibah antara DJPU dan DJPB disebabkan perbedaan kurs yang digunakan dan perbedaan waktu pencatatan antara DJPU dan DJPB. Menurut Bapak Suharianto, permasalahan ini bisa diatasi dengan penggunaan kurs yang sama dan permasalahan tentang perbedaan waktu pencatatan bisa diminimalisasi dengan upaya untuk DJPU dan DJPB menerbitkan dokumen dalam kurun waktu yang sama. Penulis setuju dengan pendapat Bapak Suharianto untuk mempergunakan kurs yang sama antara DJPU dan DJPB. Namun, terkait dengan perbedaan waktu pencataan, menurut penulis akan lebih efektif apabila pengesahan atas hibah barang/jasa/surat berharga hanya dilakukan pada DJPB seperti layaknya pengesahan hibah berupa uang. Kesimpulan, Keterbatasan dan Saran Penelitian ini bertujuan untuk melakukan pemetaan temuan hibah dari tahun dan menganalisis temuan serta memberikan saran rekomendasi untuk perbaikan pengelolaan hibah di Indonesia. Penelitian diawali dengan proses pemetaan temuan, rekomendasi beserta tindak lanjut atas Laporan Keuangan BA (Hibah) dari data Laporan Hasil Pemeriksaan

16 BPK tahun Selanjutnya penulis melakukan proses wawancara kepada pihak terkait sebagai salah satu dasar untuk melakukan proses analisis. Hasil analisis selanjutnya akan dijadikan dasar dalam penulis memberikan saran dan rekomendasi kepada Pemerintah terkait pengelolaan hibah untuk ke depannya. Dari hasil analisis, hasil wawancara dan studi literatur dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Pengelolaan hibah Pemerintah Indonesia dari tahun mengalami perbaikan cukup signifikan. Hal itu dapat terlihat dari telah disusun serta disempurnakannya suatu sistem pengelolaan hibah yang tercakup dalam PMK 191/PMK.05/2011 dan PMK 230/PMK.05/2011 dan berkurangnya jumlah hibah langsung diterima Kementerian Lembaga (KL) yang tidak terlaporkan. 2. Adapun temuan yang masih berulang dari tahun dan rekomendasi serta tindak lanjut yaitu: a. Adanya perbedaan pencatatan data hibah pada LK BA dan LK BUN/LKPP yang disebabkan oleh perbedaan kurs pencatatan dan perbedaan penggunaan dokumen sumber antara DJPU dan DJPB. Rekomendasi atas temuan tersebut agar DJPU memperbaiki rekonsiliasi antara pencatatan BA dengan catatan BUN serta menetapkan aturan mengenai batas waktu pengesahan hibah. Tindak lanjut yang telah dilakukan pemerintah adalah rekonsiliasi antara DJPU dan DJPBN telah dilakukan secara rutin. b.masih terdapat hibah langsung yang diterima KL belum dilaporkan kepada BUN dan dikelola di luar mekanisme APBN. Rekomendasi atas temuan itu adalah menetapkan peraturan monitoring penerimaan hibah langsung di tingkat KL, pelaporan, dan sanksi bagi satuan kerja yang tidak melaporkan hibah langsung. Tindak lanjut yang telah dilakukan pemerintah adalah melakukan revisi atas peraturan terkait pemantauan dan evaluasi atas pinjaman dan hibah kepada Pemerintah. c. DJPU belum sepenuhnya melaksanakan konfirmasi penerimaan hibah kepada Pihak Donor pada TA Rekomendasi atas temuan itu adalah DJPU melaksanakan ketentuan konfirmasi kepada pihak donor atas penerimaan hibah dan menelusuri perbedaan yang ditemukan secara lebih intesif. Tindak lanjut yang telah dilakukan pemerintah adalah DJPU mengirimkan surat konfirmasi kepada donor secara triwulanan.

17 d.pada tahun 2011 muncul temuan atas kepatuhan terhadap perundang undangan. Hal itu didasarkan pada judgement auditor terhadap temuan sebelumnya yang berulang pada tahun Beberapa saran dan rekomendasi dalam upaya perbaikan pengelolaan hibah untuk ke depannya diantaranya adalah sebagai berikut: a. Penyempurnaan kembali atas PMK yang telah berlaku dengan menambahkan kebijakan one gate policy pada KL dalam proses pengesahan hibah dan kewajiban pencantuman komitmen penyusunan BAST antara donor dan KL pada naskah perjanjian hibah. b. Sosialisasi bukan hanya dilakukan secara rutin melainkan juga harus tepat sasaran. Selain itu diperlukan penyusunan booklet ringkasan mekanisme pelaporan hibah dalam versi indonesia dan inggris untuk dibagikan kepada pihak pihak terkait. c. Penyusunan SOP pada Kementerian Keuangan terkait pelaporan dan pertanggungjawaban hibah untuk bisa diadopsi oleh KL yang akan dijadikan pedoman dalam pelaksanaan mekanisme pengelolaan hibah. d. Penyusunan aplikasi. e. Membuat kesepakatan internal Kementerian Keuangan untuk menggunakan kurs yang sama dalam pencatatan hibah. Selain itu, diperlukan penyederhaan proses pengesahan dengan mengalihkan tugas dan fungsi pengesahan hibah langsung berupa barang/jasa/surat berharga dari DJPU kepada DJPB layaknya hibah bentuk uang. Secara keseluruhan, kesadaran setiap pihak atas peran yang dimiliki menjadi faktor utama dalam proses keberhasilan pelaksanaan pengelolaan hibah. Dalam penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan yang dimiliki dan untuk itu terdapat beberapa saran jika ingin mengembangkan penelitian lebih lanjut. Saran dan keterbatasan penelitian diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Penulis hanya bisa mewawancara pihak Kementerian Keuangan dalam hal ini Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang. Penulis tidak melakukan wawancara kepada pihak lain seperti kepada BPK dikarenakan tidak memiliki akses untuk melakukannya. Untuk penelitian selanjutnya, sebaiknya wawancara juga dilakukan kepada pihak Kementerian Lembaga yang memiliki hibah dengan jumlah yang cukup besar serta kepada BPK. 2. Penelitian ini baru dilakukan secara analisis deskriptif kualitatif dan untuk ke depannya bisa dikembangkan dengan melakukan penelitian kuantitatif.

18 Hasil penelitian ini memberikan beberapa implikasi khususnya bagi regulator berupa penyederhanaan mekanisme pengelolaan hibah. Berdasarkan hasil penelitian, bisa diketahui bahwa masih cukup banyak Kementerian Lembaga yang belum memahami mekanisme pengelolaan hibah dikarenakan kerumitan mekanisme yang ada. Hasil penelitian diharapkan bisa memberikan masukkan dalam hal penyederhanaan mekanisme untuk membantu Kementerian Lembaga. Salah satu langkah penyederhanaan mekanisme yang ada adalah wewenang atas pengesahan hibah barang/jasa/surat berharga menjadi hanya berada di DJPB. Selain itu, implikasi penelitian berupa peningkatan sosialisasi kepada pihak yang tepat. Berdasarkan hasil penelitian, DJPU telah melakukan upaya peningkatan efektivitas kegiatan sosialisasi. Namun, kerapkali terjadi dalam pelaksanaannya pihak yang tidak terkait dalam proses mekanisme pengelolaan hibah hadir sehingga materi tidak tersampaikan kepada pihak yang bertugas secara teknis melakukan mekanisme pengelolaan hibah. Hasil penelitian diharapkan bisa memberi masukkan atas pelaksanaan sosialisasi materi peraturan hibah untuk ke depannya agar dilaksanakan secara tepat sasaran. Daftar Referensi Adya, A. & Trihartanto, B. (2005). Perbendaharaan dan Pemeriksaan Keuangan Negara/Daerah. Jakarta: Gramedia. Hanik, Umi. (2010). Analisis Pengembangan Pola dan Penyelarasan Kebijakan Monitoring dan Evaluasi Pinjaman dan Hibah Luar Negeri Untuk Efektivitas Pendanaan Pembangunan Nasional: Studi Kasus Indonesia Paska Kesepakatan Deklarasi Paris. Jakarta : Skripsi, FE UI. Hutahayan, Rihana. (2003). Analisis Efektivitas Bantuan Hibah UNDP bagi Indonesia Studi Kasus: Program Pemulihan KeberdayaanMasyarakat. Jakarta : Skripsi, FE UI. (diakses tanggal 10 Februari 2013) (diakses tanggal 10 Maret 2013) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 191 Tahun 2011 tentang Mekanisme Pengelolaan Hibah. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 40 Tahun 2009 tentang Sistem Akuntansi Hibah. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 230 Tahun 2011 tentang Sistem Akuntansi Hibah.

19 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 225 Tahun 2010 tentang Sistem Tata Cara Pengesahan Realisasi Pendapatan dan Belanja yang Bersumber dari Hibah Luar Negeri/Dalam Negeri yang Diterima Langsung oleh KL dalam Bentuk Uang. Sumarto, H. (2009). Inovasi, Partisipasi dan Good Governance Edisi kedua. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Tjandra, R. (2009). Hukum Keuangan Negara Edisi Kedua. Jakarta: Grasindo. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara.

PERATURAN MENTERI KEUANGAN RI NOMOR 191/PMK.05/2011 TENTANG MEKANISME PENGELOLAAN HIBAH

PERATURAN MENTERI KEUANGAN RI NOMOR 191/PMK.05/2011 TENTANG MEKANISME PENGELOLAAN HIBAH PERATURAN MENTERI KEUANGAN RI NOMOR 191/PMK.05/2011 TENTANG MEKANISME PENGELOLAAN HIBAH PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 191/PMK.05/2011 TENTANG MEKANISME PENGELOLAAN HIBAH DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

1 of 8 18/12/ :01

1 of 8 18/12/ :01 1 of 8 18/12/2015 16:01 MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 191/PMK.05/2011 TENTANG MEKANISME PENGELOLAAN HIBAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 191/PMK.05/2011 TENTANG MEKANISME PENGELOLAAN HIBAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 191/PMK.05/2011 TENTANG MEKANISME PENGELOLAAN HIBAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 191/PMK.05/2011 TENTANG MEKANISME PENGELOLAAN HIBAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.953, 2015 KEMENSETNEG. Hibah. Pengelolaan. PERATURAN MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN HIBAH DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1345, 2012 BADAN NARKOTIKA NASIONAL. Hibah. Pengelolaan. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 191/PMK.05/2011 TENTANG MEKANISME PENGELOLAAN HIBAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 191/PMK.05/2011 TENTANG MEKANISME PENGELOLAAN HIBAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 191/PMK.05/2011 TENTANG MEKANISME PENGELOLAAN HIBAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.861, 2011 KEMENTERIAN KEUANGAN, Sistem Akuntansi Hibah. Pedoman. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 230/PMK.05/2011 TENTANG SISTEM AKUNTANSI HIBAH DENGAN

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 230/PMK.05/2011 TENTANG SISTEM AKUNTANSI HIBAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 230/PMK.05/2011 TENTANG SISTEM AKUNTANSI HIBAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 230/PMK.05/2011 TENTANG SISTEM AKUNTANSI HIBAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK

Lebih terperinci

2017, No Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 t

2017, No Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 t BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1519, 2017 KEMENDAGRI. Hibah. Penerimaan dan Pengelolaan. PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2017 TENTANG KETENTUAN PENERIMAAN DAN PENGELOLAAN

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5,

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.990, 2017 KEMENKEU. Administrasi Pengelolaan Hibah. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99/PMK.05/2017 TENTANG ADMINISTRASI PENGELOLAAN HIBAH

Lebih terperinci

Mekanisme Pengelolaan Hibah dan Sistem Akuntansi Hibah. Bandung, 11 Juli 2012

Mekanisme Pengelolaan Hibah dan Sistem Akuntansi Hibah. Bandung, 11 Juli 2012 Mekanisme Pengelolaan Hibah dan Sistem Akuntansi Hibah Bandung, 11 Juli 2012 Disampaikan oleh : Suharianto Kasi Akuntansi Pinjaman & Hibah Subdit Akuntansi & Pelaporan Direktorat Evaluasi, Akuntansi &

Lebih terperinci

2018, No Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2015 tentang Kementerian Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 54);

2018, No Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2015 tentang Kementerian Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 54); No.159, 2018 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPERIN. Pengelolaan Hibah Langsung. PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN HIBAH LANGSUNG DI

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 271/PMK.05/2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN HIBAH

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 271/PMK.05/2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN HIBAH MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 271/PMK.05/2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN HIBAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

-1- DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA REPUBLIK INDONESIA,

-1- DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA REPUBLIK INDONESIA, -1- SALINAN PERATURAN KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN HIBAH LANGSUNG DI LINGKUNGAN LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA DENGAN

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN DEKONSENTRASI KEMENTERIAN PARIWISATA

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN DEKONSENTRASI KEMENTERIAN PARIWISATA SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN DEKONSENTRASI KEMENTERIAN PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA REPUBLIK

Lebih terperinci

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1725, 2015 KEMENPAR. Dekonsentrasi. Pelaksanaan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN DEKONSENTRASI

Lebih terperinci

ANALISIS PENGELOLAAN HIBAH LUAR NEGERI: STUDI KASUS KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

ANALISIS PENGELOLAAN HIBAH LUAR NEGERI: STUDI KASUS KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN ANALISIS PENGELOLAAN HIBAH LUAR NEGERI: STUDI KASUS KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN Agnes Fransisca, Rahfiani Khairurizka Departemen Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia, Depok, 16424,

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 180/PMK.08/2012 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 180/PMK.08/2012 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 180/PMK.08/2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 224/PMK.08/2011 TENTANG TATA CARA

Lebih terperinci

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, - 1 - PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN HIBAH LANGSUNG DALAM BENTUK UANG/BARANG/JASA/SURAT BERHARGA MELALUI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER- 81/PB/2011 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER- 81/PB/2011 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER- 81/PB/2011 TENTANG TATA CARA PENGESAHAN HIBAH LANGSUNG BENTUK UANG DAN

Lebih terperinci

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR 28 TAHUN 2014

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR 28 TAHUN 2014 SALINAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.919, 2014 KEMENHUB. Hibah. Langsung. Penatausahan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 24 Tahun 2014 TENTANG PENATAUSAHAAN HIBAH LANGSUNG DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1117, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEPOLISIAN. Hibah. Pengelolaan. Mekanisme. Pencabutan. PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG MEKANISME PENGELOLAAN

Lebih terperinci

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 176 TAHUN 2011 TENTANG

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 176 TAHUN 2011 TENTANG SALINAN MENTERI SOSIAL PERATURAN MENTERI SOSIAL NOMOR 176 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN HIBAH DALAM NEGERI DALAM BENTUK UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : MENTERI SOSIAL, a. bahwa sumber

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNPB. Hibah Langsung. Pengelolaan. Pedoman.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNPB. Hibah Langsung. Pengelolaan. Pedoman. No.1416, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNPB. Hibah Langsung. Pengelolaan. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR 16 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN HIBAH LANGSUNG

Lebih terperinci

UAKPA BUN PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB

UAKPA BUN PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB 15 LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 230/PMK.05/2011 TENTANG SISTEM AKUNTANSI HIBAH PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB UAKPA BUN PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB Dengan ini kami menyatakan bertanggung jawab

Lebih terperinci

2 1. Pemerintah Asing/Lembaga Asing adalah pemerintah/lembaga yang berasal dari luar negeri yang menerima hibah dari Pemerintah Republik Indonesia. 2.

2 1. Pemerintah Asing/Lembaga Asing adalah pemerintah/lembaga yang berasal dari luar negeri yang menerima hibah dari Pemerintah Republik Indonesia. 2. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.669, 2014 KEMENKEU. Belanja Hibah. Pemerintah. Lembaga. Asing. Pelaksanaan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 92/PMK.08/2014 TENTANG PELAKSANAAN BELANJA

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 259/PMK.05/2014 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 259/PMK.05/2014 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 259/PMK.05/2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN PENGELOLAAN PENERUSAN PINJAMAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2072, 2014 KEMENKEU. Hibah. Keuangan. Pelaporan. Akuntansi. Sistem. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 271/PMK.05/2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara (Lembaran Ne

2017, No Mengingat : Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara (Lembaran Ne No.532, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Likuidasi Entitas Akuntansi. Entitas Pelaporan pada Kementerian Negara/Lembaga. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48

Lebih terperinci

DIREKTORAT EVALUASI, AKUNTANSI DAN SETELMEN DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN PEMBIAYAAN DAN RISIKO KEMENTERIAN KEUANGAN

DIREKTORAT EVALUASI, AKUNTANSI DAN SETELMEN DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN PEMBIAYAAN DAN RISIKO KEMENTERIAN KEUANGAN DIREKTORAT EVALUASI, AKUNTANSI DAN SETELMEN DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN PEMBIAYAAN DAN RISIKO KEMENTERIAN KEUANGAN Kebijakan implementasi akuntansi berbasis akrual UU No. 1 Tahun 2004 Pasal 70 ayat

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.723, 2012 KEMENTERIAN SOSIAL. Hibah. Uang. Pengelolaan. PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN HIBAH LANGSUNG DALAM NEGERI

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.912, 2011 KEMENTERIAN SOSIAL. PNBP. Pedoman Pengelolaan. PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 183 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN PENERIMAAN NEGARA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 230/PMK.05/2011 TENTANG SISTEM AKUNTANSI HIBAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 230/PMK.05/2011 TENTANG SISTEM AKUNTANSI HIBAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 230/PMK.05/2011 TENTANG SISTEM AKUNTANSI HIBAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

LEMBARAN BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG

LEMBARAN BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG LEMBARAN BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG NO. 11 2011 SERI. E PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 11 TAHUN 2011 T E N T A N G BANTUAN BELANJA HIBAH DARI PEMERINTAH KABUPATEN KARAWANG KEPADA INSTANSI VERTIKAL

Lebih terperinci

Petunjuk Teknis Reviu Laporan Keuangan

Petunjuk Teknis Reviu Laporan Keuangan 1 Petunjuk Teknis Reviu Laporan Keuangan Disampaikan oleh: Mohamad Hardi, Ak. MProf Acc., CA Inspektur I Kementerian Ristek Dikti Pada Rapat Koordinasi Pengawasan 2 Februari 2017 1. PELAPORAN KEUANGAN

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 49/PMK.02/2008 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 49/PMK.02/2008 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 49/PMK.02/2008 TENTANG TATA CARA PENYEDIAAN, PENCAIRAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN DANA PENYELENGGARAAN KEWAJIBAN PELAYANAN UMUM

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.746, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Hibah. Millenium Challenge Corporation. Pengelolaan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 124/PMK.05/2012 TENTANG MEKANISME

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Penanggulangan Kemiskinan. Pendanaan. Pusat. Daerah. Pedoman.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Penanggulangan Kemiskinan. Pendanaan. Pusat. Daerah. Pedoman. No.418, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Penanggulangan Kemiskinan. Pendanaan. Pusat. Daerah. Pedoman. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 168 /PMK.07/2009 TENTANG

Lebih terperinci

PP NOMOR 23 TAHUN 2006 PASAL 26 dan Perdirjen 67/PB/2007Pasal 2

PP NOMOR 23 TAHUN 2006 PASAL 26 dan Perdirjen 67/PB/2007Pasal 2 Pencatatan PNBP Pendidikan Tinggi Berdasarkan BAS RAHMAT MULYONO DIREKTORAT AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN WORKSHOP PERENCANAAN, PELAKSANAAN DAN PELAPORAN SATKER PT

Lebih terperinci

2011, No Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman Luar Negeri Dan Penerimaan Hibah (Lembaran Negara Repu

2011, No Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman Luar Negeri Dan Penerimaan Hibah (Lembaran Negara Repu BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.861, 2011 KEMENTERIAN KEUANGAN, Sistem Akuntansi Hibah. Pedoman. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 230/PMK.05/2011 TENTANG SISTEM AKUNTANSI HIBAH DENGAN

Lebih terperinci

BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL (065) LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 (Audited) Jalan Jenderal Gatot Subroto Nomor 44 Jakarta Selatan 12190 RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN Berdasarkan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.530, 2013 BADAN NARKOTIKA NASIONAL. Akuntansi. Pelaporan. Keuangan. Sistem. PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG AKUNTANSI DAN PELAPORAN

Lebih terperinci

Persiapan Penerapan Akuntansi Berbasis Akrual di Indonesia. Abstrak

Persiapan Penerapan Akuntansi Berbasis Akrual di Indonesia. Abstrak Persiapan Penerapan Akuntansi Berbasis Akrual di Indonesia Abstrak Sesuai dengan amanat PP Nomor 71 Tahun 2010 tentang SAP bahwa Pemerintah wajib menerapkan akuntansi berbasis akrual dalam pelaporan keuangannya

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.229,2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30/PMK.08/2012 TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN DANA CADANGAN PENJAMINAN DALAM RANGKA PELAKSANAAN ANGGARAN

Lebih terperinci

2017, No Pinjaman atas Beban Bagian Anggaran Kementerian Negara/Lembaga; d. bahwa Peraturan Menteri Keuangan Nomor 199/PMK.05/2011 tentang Pem

2017, No Pinjaman atas Beban Bagian Anggaran Kementerian Negara/Lembaga; d. bahwa Peraturan Menteri Keuangan Nomor 199/PMK.05/2011 tentang Pem BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1619, 2017 KEMENKEU. Pembayaran Jasa Bank Penatausaha. Penerusan Pinjaman PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 164/PMK.05/2017 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 44 /PMK.05/2009 TENTANG RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN SERTA PELAKSANAAN ANGGARAN BADAN LAYANAN UMUM

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 44 /PMK.05/2009 TENTANG RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN SERTA PELAKSANAAN ANGGARAN BADAN LAYANAN UMUM MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 44 /PMK.05/2009 TENTANG RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN SERTA PELAKSANAAN ANGGARAN BADAN LAYANAN UMUM MENTERI KEUANGAN, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik dalam pengelolaan keuangan negara. yang bersifat umum meliputi penetapan arah, kebijakan umum, strategi,

BAB I PENDAHULUAN. baik dalam pengelolaan keuangan negara. yang bersifat umum meliputi penetapan arah, kebijakan umum, strategi, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kementerian Keuangan merupakan instansi pemerintah yang mempunyai peranan vital di dalam negara Indonesia untuk membantu melakukan pembangunan perekonomian. Peranan

Lebih terperinci

BAB VII PENUTUP. implementasi kebijakan, dapat disimpulkan bahwa: 1) Format kebijakan dengan strategi pelimpahan kewenangan dari DJA kepada

BAB VII PENUTUP. implementasi kebijakan, dapat disimpulkan bahwa: 1) Format kebijakan dengan strategi pelimpahan kewenangan dari DJA kepada 151 BAB VII PENUTUP 7.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian terhadap proses dan hasil sementara dari implementasi kebijakan, dapat disimpulkan bahwa: 1) Format kebijakan dengan strategi pelimpahan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1094, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Instansi Vertikal. Direktorat Jenderal Perbendaharaan. Organisasi. Tata Kerja. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 169/PMK.01/2012

Lebih terperinci

BIRO ADMINISTRASI UMUM & KEUANGAN PROSEDUR TAMBAHAN UANG PERSEDIAAN BAGIAN ANGGARAN MASYARAKAT LEMBAR PENGESAHAN

BIRO ADMINISTRASI UMUM & KEUANGAN PROSEDUR TAMBAHAN UANG PERSEDIAAN BAGIAN ANGGARAN MASYARAKAT LEMBAR PENGESAHAN BIRO ADMINISTRASI UMUM & KEUANGAN PROSEDUR TAMBAHAN UANG PERSEDIAAN BAGIAN ANGGARAN MASYARAKAT LEMBAR PENGESAHAN No. Dokumen Revisi Tanggal Berlaku Halaman ::0 : 1 Januari 2012 : 1 Dari 15 LEMBAR PENGESAHAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Tata Cara. Pelayanan Umum. Angkutan Laut. Penumpang. Ekonomi. Pertanggung Jawaban. Pencabutan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Tata Cara. Pelayanan Umum. Angkutan Laut. Penumpang. Ekonomi. Pertanggung Jawaban. Pencabutan. No.213, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Tata Cara. Pelayanan Umum. Angkutan Laut. Penumpang. Ekonomi. Pertanggung Jawaban. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL KEKAYAAN NEGARANOMOR : PER-07/KN/2009 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN REKONSILIASI DATA BARANG

Lebih terperinci

PENGELOLAAN UANG PERSEDIAAN SUMBER DANA PINJAMAN LUAR NEGERI

PENGELOLAAN UANG PERSEDIAAN SUMBER DANA PINJAMAN LUAR NEGERI PENGELOLAAN UANG PERSEDIAAN SUMBER DANA PINJAMAN LUAR NEGERI P engelolaan Uang Persediaan yang bersumber dari dana Pinjaman dan Hibah Luar Negeri (PHLN), dapat diartikan sebagai jumlah UP yang dapat ditarik

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 220/PMK.05/2010 TENTANG TATA CARA PENYEDIAAN, PENCAIRAN, PENGELOLAAN, DAN PERTANGGUNGJAWABAN DANA BERGULIR PENGADAAN TANAH UNTUK JALAN TOL DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 32 /PB/2006 TENTANG PETUNJUK PENCAIRAN DANA HIBAH NO. TF-056263 IDF GRANT

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.122, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA MAHKAMAH AGUNG. Pelaksanaan. Kerjasama. MA. Pemberi Hibah. Tata Cara. Pencabutan. PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG TATA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1622, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Kuntansi. Utang. Pemerintah. Sistem. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 218/PMK.05/2013 TENTANG SISTEM

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lemb

2017, No Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lemb No.82, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMHAN. BMN. Pencatatan. Mekanisme. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 20162016 TENTANG MEKANISME PENCATATAN BARANG MILIK NEGARA

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA. NOMOR 272/PMk.05/2014 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA. NOMOR 272/PMk.05/2014 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 272/PMk.05/2014 TENTANG PELAKSANAAN LIKUIDASI ENTITAS AKUNTANSI DAN ENTITAS PELAPORAN PADA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

Lebih terperinci

Laporan Kinerja KPPN Bandar Lampung 2015

Laporan Kinerja KPPN Bandar Lampung 2015 BAB II PERENCANAAN KINERJA A. Rencana Strategis KPPN Bandar Lampung mempunyai visi Menjadi pengelola perbendaharaan negara di daerah yang profesional, modern, transparan, dan akuntabel. Sedangkan misi

Lebih terperinci

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.07/MEN/III/2009 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 228/PMK.05/2010 TENTANG MEKANISME PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ATAS PAJAK DITANGGUNG PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 92/PMK.05/2011 TENTANG RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN SERTA PELAKSANAAN ANGGARAN BADAN LAYANAN UMUM

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 92/PMK.05/2011 TENTANG RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN SERTA PELAKSANAAN ANGGARAN BADAN LAYANAN UMUM PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 92/PMK.05/2011 TENTANG RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN SERTA PELAKSANAAN ANGGARAN BADAN LAYANAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK

Lebih terperinci

BIRO ADMINISTRASI UMUM & KEUANGAN PROSEDUR TAMBAHAN UANG PERSEDIAAN BAGIAN ANGGARAN MASYARAKAT LEMBAR PENGESAHAN

BIRO ADMINISTRASI UMUM & KEUANGAN PROSEDUR TAMBAHAN UANG PERSEDIAAN BAGIAN ANGGARAN MASYARAKAT LEMBAR PENGESAHAN Halaman : 1 Dari 15 LEMBAR PENGESAHAN PERSEDIAAN BAGIAN BIRO ADMINISTRASI UNIVERSITAS NUSA CENDANA DIBUAT OLEH MENYETUJUI MENGETAHUI Penyusun SOP Drs. S.A.F. Pandie Ir. D. Roy Nendissa, MP Kepala Biro

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.853, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Pinjaman. Hibah. Pemerintah. Pemantauan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 224/PMK.08/2011 TENTANG TATA CARA PEMANTAUAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.630, 2013 KEMENTERIAN PERTAHANAN. Hibah. Penyelenggaraan. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 36 /PB/2006 TENTANG PETUNJUK PENCAIRAN DANA LOAN/CREDIT IBRD/IDA NO. 4790-IND/4078-IND

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 156/PMK.07/2008 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DANA DEKONSENTRASI DAN DANA TUGAS PEMBANTUAN MENTERI KEUANGAN,

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 156/PMK.07/2008 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DANA DEKONSENTRASI DAN DANA TUGAS PEMBANTUAN MENTERI KEUANGAN, SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 156/PMK.07/2008 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DANA DEKONSENTRASI DAN DANA TUGAS PEMBANTUAN MENTERI KEUANGAN, Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

1 of 6 18/12/ :41

1 of 6 18/12/ :41 1 of 6 18/12/2015 15:41 MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 92/PMK.05/2011 TENTANG RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN SERTA PELAKSANAAN ANGGARAN BADAN LAYANAN UMUM DENGAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.239, 2014 KEMENDAG. Dekonsentrasi. Perdagangan. Gubernur. Pelimpahan. PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74/M-DAG/PER/12/2013 TENTANG PELIMPAHAN

Lebih terperinci

2015, No c. bahwa untuk mewujudkan pengawasan tersebut dalam huruf b, diperlukan peran Inspektorat Jenderal atau nama lain yang secara fungsio

2015, No c. bahwa untuk mewujudkan pengawasan tersebut dalam huruf b, diperlukan peran Inspektorat Jenderal atau nama lain yang secara fungsio BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1728, 2015 KEMENKEU. Anggaran. Bendahara Umum Negara. Pelaksanaan. Pengawasan PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 204/PMK.09/2015 TENTANG PENGAWASAN

Lebih terperinci

AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI ATAS PELAKSANAAN KEUANGAN PADA SATUAN KERJA DEKONSENTRASI.

AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI ATAS PELAKSANAAN KEUANGAN PADA SATUAN KERJA DEKONSENTRASI. AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI ATAS PELAKSANAAN KEUANGAN PADA SATUAN KERJA DEKONSENTRASI www.perbendaharaan.go.id PRINSIP PENGATURAN WEWENANG DAN PENUGASAN Kewenangan Pusat DILAKSANAKAN INSTANSI PUSAT

Lebih terperinci

2016, No Negara/Pemerintah Daerah beserta perubahannya sebagaimana dimaksud dalam huruf a, dalam perkembangannya perlu dilakukan penyesuaian d

2016, No Negara/Pemerintah Daerah beserta perubahannya sebagaimana dimaksud dalam huruf a, dalam perkembangannya perlu dilakukan penyesuaian d BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1088, 2016 KEMENKEU. PPLN. Penarikan. Tata Cara. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 121/PMK.05/2016 TENTANG TATA CARA PENARIKAN PENERUSAN

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59/PMK.06/2005 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59/PMK.06/2005 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 59/PMK.06/2005 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT MENTERI KEUANGAN, Menimbang : bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 7 ayat (2) huruf

Lebih terperinci

2015, No Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 3. Undang Undang Nomor 45 Tahun 2013 tentang T

2015, No Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 3. Undang Undang Nomor 45 Tahun 2013 tentang T No.1768, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKPM. BMN. Hibah. Selain. Tanah. Bangunan. Pelaksanaan. PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG

Lebih terperinci

2017, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuang

2017, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuang No.520, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Likuidasi Entitas Akuntansi. Bagian Anggaran BUN. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47/PMK.05/2017 TENTANG PELAKSANAAN LIKUIDASI

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PELIMPAHAN DAN PEDOMAN PENYELENGGARAAN DEKONSENTRASI BIDANG PENGENDALIAN PELAKSANAAN PENANAMAN MODAL TAHUN ANGGARAN 2018 DENGAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1351, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. DIPA. Penerusan Pinjaman. Penyusunan. Pengesahan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 243/PMK.02/2012/ TENTANG PENYUSUNAN

Lebih terperinci

Penghapusan Hutang PDAM Kabupaten Polewali Mandar Berdasarkan Peraturan Perundang-undangan. https://kicknews.today/wp-content/uploads/2016/12/pdam.

Penghapusan Hutang PDAM Kabupaten Polewali Mandar Berdasarkan Peraturan Perundang-undangan. https://kicknews.today/wp-content/uploads/2016/12/pdam. Penghapusan Hutang PDAM Kabupaten Polewali Mandar Berdasarkan Peraturan Perundang-undangan https://kicknews.today/wp-content/uploads/2016/12/pdam.jpg I. Pendahuluan Perusahaan Air Minum Daerah (PDAM) Wai

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 224/PMK.08/2011 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 224/PMK.08/2011 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 224/PMK.08/2011 TENTANG TATA CARA PEMANTAUAN DAN EVALUASI ATAS PINJAMAN DAN HIBAH KEPADA PEMERINTAH DENGAN

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 81a /PB/2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELUNCURAN PROGRAM/KEGIATAN REHABILITASI

Lebih terperinci

Lampiran 1 Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor : P.46/Menhut-II/2011 Tanggal : 24 Mei 2011 B A B I

Lampiran 1 Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor : P.46/Menhut-II/2011 Tanggal : 24 Mei 2011 B A B I Lampiran 1 Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor : P.46/Menhut-II/2011 Tanggal : 24 Mei 2011 B A B I P E N D A H U L U A N 1. 1. L a t a r B e l a k a n g a. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1324, 2012 KEMENTERIAN KEUANGAN. Daftar Isian. Anggaran. Lanjutan. Masyarakat Mandiri. TA 2012. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 229/PMK.02/2012 TENTANG

Lebih terperinci

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tam

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tam No. 2005, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKPM. Dekonsentrasi. Pelimpahan dan Pedoman. TA 2017. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2016

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 2046, 2014 KEMENKEU. Akutansi. Keuangan. Pusat. Sistem. Pelaporan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 262/PMK.05/2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI

Lebih terperinci

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Pemerintah Pusat yang selanjutnya disebut Pemerintah adalah Presid

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Pemerintah Pusat yang selanjutnya disebut Pemerintah adalah Presid BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1263, 2015 KEMENKEU. Pendanaan. Rehabilitasi. Rekontruksi. Pasca Bencana. Pemerintah Pusat. Pemerintah Daerah. Hibah. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 66/PMK.02/2006 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 66/PMK.02/2006 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 66/PMK.02/2006 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN, PENGAJUAN, PENETAPAN, DAN PERUBAHAN RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN SERTA DOKUMEN PELAKSANAAN

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 265/PMK.05/2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN BELANJA LAIN-LAIN

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 265/PMK.05/2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN BELANJA LAIN-LAIN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 265/PMK.05/2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN BELANJA LAIN-LAIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.163, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Pebembayaran. Penggantian. Penerbitan Surat Berharga. Syariah Negara. Tata Cara. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24/PMK.05/2014

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PERBENDAHARAAN NEGARA DAN KESIAPAN PENYALURAN DAK FISIK DAN DANA DESA MELALUI KPPN

PENGELOLAAN PERBENDAHARAAN NEGARA DAN KESIAPAN PENYALURAN DAK FISIK DAN DANA DESA MELALUI KPPN KEMENTERIAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PENGELOLAAN PERBENDAHARAAN NEGARA DAN KESIAPAN PENYALURAN DAK FISIK DAN DANA DESA MELALUI KPPN DISAMPAIKAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN DALAM

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 130/PMK.05/2010 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 130/PMK.05/2010 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 130/PMK.05/2010 TENTANG TATA CARA PENYEDIAAN, PENCAIRAN, DAN PERTANGGUNGJAWABAN DANA FASILITAS LIKUIDITAS PEMBIAYAAN PERUMAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR : 40 /PMK.05/2009 TENTANG SISTEM AKUNTANSI HIBAH MENTERI KEUANGAN,

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR : 40 /PMK.05/2009 TENTANG SISTEM AKUNTANSI HIBAH MENTERI KEUANGAN, MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR : 40 /PMK.05/2009 TENTANG SISTEM AKUNTANSI HIBAH MENTERI KEUANGAN, Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIANOMOR 277/PMK.05/2014TENTANG RENCANA PENARIKAN DANA, RENCANA PENERIMAAN DANA, DAN PERENCANAAN KAS

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIANOMOR 277/PMK.05/2014TENTANG RENCANA PENARIKAN DANA, RENCANA PENERIMAAN DANA, DAN PERENCANAAN KAS MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIANOMOR 277/PMK.05/2014TENTANG RENCANA PENARIKAN DANA, RENCANA PENERIMAAN DANA, DAN PERENCANAAN KAS DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember 2014 (AUDITED)

LAPORAN KEUANGAN BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember 2014 (AUDITED) BAGIAN ANGGARAN 065 LAPORAN KEUANGAN BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember 2014 (AUDITED) Jl. Jenderal Gatot Subroto No.44 Jakarta Selatan 12190 KATA PENGANTAR Sebagaimana

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.807, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. PNBP. Faskes Tingkat Pertama. Pengelolaan. Tata Cara. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 88/PMK.02/2016 TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 29 /PB/2007 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN GAJI DAN INSENTIF PEGAWAI TIDAK

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.905, 2015 KEMENDESA-PDT-Trans. Urusan Pemerintahan. Ditjen Pembangunan Dan Pemberdayaan Masyarakat Desa. TA 2015. Pelimpahan. PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1618, 2013 KEMENTERIAN KEUANGAN. Akun Standar. Bagan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 214 /PMK.05/ 2013 TENTANG BAGAN AKUN STANDAR DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci