USAID/Indonesia Percepatan Inovasi Pembangunan Untuk Mengatasi Berbagai Tantangan Pembangunan Indonesia

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "USAID/Indonesia Percepatan Inovasi Pembangunan Untuk Mengatasi Berbagai Tantangan Pembangunan Indonesia"

Transkripsi

1 I. Gambaran Umum A. Penjelasan BAA Number: Indonesia-BAA-DIA Diterbitkan pada tanggal: 24 June 2015 USAID/Indonesia Percepatan Inovasi Pembangunan Untuk Mengatasi Berbagai Tantangan Pembangunan Indonesia Percepatan Inovasi Pembangunan (DIA Development Innovation Accelerator) USAID/Indonesia adalah sebuah Broad Agency Announcement (BAA) yang memberikan kesempatan untuk bersama-sama menciptakan (co-create), mendesain (co-design), berinvestasi (co-invest), dan bekerjasama dalam penelitian dasar dan terapan serta mengembangkan solusi untuk mengatasi Tantangan Pembangunan Indonesia. Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) mengundang individu, organisasi maupun perusahaan untuk berpartisipasi bersama USAID dalam mengatasi Tantangan Pembangunan di Indonesia melalui Adendum yang diterbitkan di bawah Percepatan (Accelerator) ini, seperti yang dijelaskan di bawah ini, dengan menyediakan kesempatan penelitian, inovasi, teknologi serta kemitraan yang akan memajukan pencapaian tujuan pembangunan USAID/Indonesia yaitu "Indonesia yang Lebih Kokoh dalam Memajukan Pembangunan Nasional dan Global. B. Nama Lembaga Federal The United States Agency for International Development (USAID)/Indonesia. (Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat/USAID Indonesia) C. Judul Kesempatan The USAID/Indonesia Development Innovation Accelerator. (Percepatan Inovasi Pembangunan USAID/Indonesia) D. Jenis Pengumuman Broad Agency Announcement (BAA) mengumumkan kepada masyarakat luas tentang kesempatan pendanaan untuk mendorong pencapaian prioritas pembangunan yang menjadi minat bersama bagi Indonesia dan Amerika Serikat. Bidang Penelitian yang diminati, yang akan mencakup peluang nyata untuk bermitra dalam mengatasi Pembangunan Tantangan di Indonesia, akan diterbitkan sebagai Adendum untuk Percepatan. Berbagai persyaratan dalam Percepatan juga berlaku untuk setiap Adendum. Masing-masing tantangan pembangunan dalam Adendum mungkin memiliki persyaratan khusus sebagai kriteria evaluasi dan informasi administratif, seperti batas waktu untuk mengajukan tanggapan serta persyaratan Surat Pernyataan Berminat dan Konsep Makalah. E. Penomoran Penomoran akan ditentukan kemudian

2 F. Kewenangan Broad Agency Announcement diterbitkan berdasarkan Undang-Undang Kesepakatan Hibah dan Kerjasama Pemerintah Federal tahun 1977 untuk penghargaan (award) bantuan potensial dan Peraturan Akuisisi Pemerintah Federal (Federal Acquisition Regulation FAR) Bagian tentang penghargaan akuisisi potensial. Kesempatan ini bukan merupakan FAR bagian 15 tentang Pengadaan. G. Nomor Katalog Bantuan Domestik Pemerintah Federal (Catalog of Federal Domestic Assistance CFDA) Bantuan Luar Negeri USAID untuk Berbagai Program di Luar Negeri Penelitian Dasar, Terapan, dan Lanjutan dalam Ilmu Pengetahuan, Teknologi, Inovasi, dan Kemitraan H. Batas Pengajuan Tanggapan Batas pengajuan tanggapan dan petunjuk untuk responden dicantumkan dalam Adendum yang terpisah dari dokumen Percepatan (Accelerator) ini. II. Tujuan Umum dan Hak-Hak Spesifik Pemerintah AS A. Percepatan Inovasi Pembangunan USAID/Indonesia merupakan pendekatan kompetitif untuk kegiatan kerjasama yang yang memanfaatkan ilmu pengetahuan, inovasi, teknologi dan kemitraan untuk memecahkan berbagai Tantangan Pembangunan di Indonesia, yang memungkinkan USAID untuk: 1. Menjangkau para mitra potensial yang telah diakui keahliannya dalam berbagai bidang yang relevan 2. Bersama-sama menciptakan (co-create), mendesain (co-design), berinvestasi (co-invest), dan bekerjasama dengan para mitra; dan 3. Menemukan, menguji, dan meningkatkan skala pelaksanaan inovasi terobosan untuk memecahkan Tantangan Pembangunan secara lebih cepat dan hemat biaya. B. Diantisipasi ada beberapa penghargaan. Jumlah sumber daya yang tersedia untuk Percepatan ini, jika ada, bergantung pada kegiatan yang didesain dan ketersediaan dana. Beberapa penghargaan mungkin tidak diperlukan pendanaan apapun. C. Percepatan ini merupakan hak spesifik Pemerintah AS, selain dari hak-hak yang dijelaskan di bagian lain dalam dokumen ini atau menurut undang-undang atau peraturan, termasuk: 2

3 1. Hak untuk menyeleksi kerjasama dan penghargaan, baik semua, salah satu, ataupun tidak sama sekali untuk kegiatan yang dihasilkan sebagai tanggapan terhadap Percepatan dan Adendum terkait. 2. Hak untuk menentukan apakah diskusi dan/atau negosiasi diperlukan atau bermanfaat bagi minat Pemerintah AS sebelum menerbitkan penghargaan. 3. Hak untuk menerima proposal atau kegiatan yang didesain bersama secara keseluruhan atau untuk memilih hanya sebagian dari proposal atau kegiatan yang didesain bersama untuk melaksanakan penghargaan atau investasi bersama. 4. Hak untuk memilih jenis instrumen yang sesuai dengan konteks pembangunan tertentu, hubungan mitra, dan proposal yang dipilih untuk mendapatkan penghargaan. Jenis instrumen termasuk, tetapi tidak terbatas pada: kontrak, hibah, kesepakatan kerja sama, kesepakatan Global Development Alliance, kesepakatan Inovasi Pembangunan, kesepakatan antar-lembaga, kesepakatan pemerintah dengan pemerintah, kesepakatan donor dengan donor, dan nota kesepahaman. Selain itu, Pemerintah AS mungkin mengembangkan jenis instrumen baru untuk memenuhi kebutuhan hubungan tertentu. 5. Hak untuk membuat program bersama dengan satu peserta atau lebih di bawah Percepatan ini untuk kepentingan terbaik bagi Pemerintah AS. 6. Hak untuk meminta dokumentasi tambahan apapun yang diperlukan. Informasi tambahan tersebut dapat mencakup, tapi tidak terbatas pada proposal rinci lebih lanjut atau aplikasi, anggaran, dan representasi serta sertifikasi. 7. Hak untuk memberikan penghargaan atau berinvestasi bersama dalam kegiatan secara bertahap, dengan pilihan untuk melanjutkannya pada akhir satu fase atau lebih. 8. Hak untuk memberikan dukungan bagi sebagian dari proposal, aplikasi atau kegiatan yang dihasilkan di bawah Percepatan atau Adendum terkait. 9. Hak untuk menerbitkan instrumen penghargaan di bawah Percepatan atau Adendum terkait tanpa memberikan komitmen atau pertukaran sumber daya keuangan. 10. Hak untuk menghapus peserta kerjasama dari pertimbangan penghargaan jika beberapa pihak gagal mencapai kesepakatan tentang konsep kegiatan, desain, syarat-syarat penghargaan, kondisi, atau biaya/harga dalam waktu yang wajar, peserta gagal memberikan informasi tambahan yang diminta pada waktunya, atau Pemerintah AS percaya hal tersebut adalah yang terbaik. 3

4 III. Informasi Kesempatan Indonesia-BAA-DIA A. Gambaran Umum Strategi Kerjasama Pembangunan Indonesia Amerika Serikat Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat merupakan lembaga Pemerintah AS yang membantu berbagai upaya pencapaian prioritas pembangunan yang menjadi perhatian bersama bagi Indonesia dan Amerika Serikat. Strategi Kerjasama Pembangunan Indonesia - Amerika Serikat (CDCS Country Development Cooperation Strategy) ini memuat garis besar kerjasama pembangunan AS di Indonesia untuk lima tahun yang akan datang dengan konteks konsolidasi demokrasi, ekonomi yang terus tumbuh, meningkatnya peran kepemimpinan Indonesia di tingkat global dan tantangan pembangunan yang masih dihadapi Indonesia. Dengan jumlah penduduk 240 juta orang dan produk domestik bruto (PDB) sebesar 1 triliun dollar AS, Indonesia merupakan mitra ekonomi utama bagi AS. Di sisi lain, 40 juta penduduk Indonesia hidup di bawah garis kemiskinan menurut standar internasional yaitu berpenghasilan di bawah 1,25 dollar AS per hari (angka kemiskinan ekstrim tertinggi ke-enam di dunia). Indonesia juga merupakan negara demokrasi terbesar dengan mayoritas penduduk Muslim di dunia, penghasil emisi karbon ke-tiga terbesar di dunia, dan memiliki keanekaragaman hayati ke-dua tertinggi di dunia. Keberhasilan Indonesia sangat penting bagi Amerika Serikat. Kegiatan dalam CDCS ini mendukung Kemitraan Komprehensif AS-Indonesia, yang ditandatangani oleh Presiden Obama dan Yudhoyono pada tahun 2010 untuk memperluas, memperdalam dan meningkatkan hubungan bilateral antara kedua negara. Indonesia telah mengalami transformasi yang luar biasa selama 50 tahun terakhir. Pada masa awal USAID melakukan kegiatannya, Indonesia mengalami kemiskinan yang meluas, pemerintahan yang otoriter, infrastruktur yang minim dan berbagai tantangan lainnya. Saat ini, Indonesia merupakan kekuatan ekonomi yang semakin meningkat, demokrasi yang dinamis, pemimpin dalam Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN), Kerjasama Ekonomi Asia- Pasifik (APEC) dan anggota dari G-20. Kemajuan demokrasi dan ekonomi selama 15 tahun terakhir telah menjadikan Indonesia muncul sebagai pemimpin terkemuka di tingkat regional dan menyuarakan kepentingan global. Tantangan pembangunan Indonesia melampaui batas-batas nusantara dan berdampak di tingkat regional dan global, terutama di bidang lingkungan dan kesehatan. Meskipun pertumbuhan ekonomi telah melampaui 6 persen dalam beberapa tahun terakhir, jumlah kelompok paling miskin dan rentan angka ini hampir setengah dari jumlah penduduk masih berpenghasilan kurang dari 2 dollar AS per hari. Desentralisasi pemerintahan, yang secara umum menunjukkan perkembangan demokrasi yang positif, belum meningkatkan pemerataan akses terhadap pelayanan dasar untuk seluruh masyarakat di wilayah nusantara. Indonesia terus berjuang memperkuat lembaga pemerintahan yang masih rapuh, memerangi korupsi endemik, dan rendahnya toleransi dimana semua hal tersebut merupakan prioritas untuk kemitraan kedua negara. Posisi Indonesia semakin diakui di tingkat dunia dan pengaruhnya semakin meningkat, tetapi manfaat demokratisasi dan pertumbuhan ekonomi belum sepenuhnya terwujud di Indonesia. Sesuai visi Presiden Obama untuk bekerjasama dengan komunitas internasional dalam menanggulangi kemiskinan ekstrem dalam dua dekade ke depan, Indonesia akan terus menjadi mitra utama dalam mencapai tujuan tersebut. CDCS memberikan arah keterlibatan strategis USAID di Indonesia dan oleh karena itu memberikan peluang untuk menanggulangi masalah kemiskinan ekstrim dengan cara yang dapat mendukung visi Presiden Obama dan sesuai dengan konteks kemitraan USAID di Indonesia. 4

5 Hasil konsultasi selama penyusunan CDCS menunjukkan bahwa bentuk bantuan yang diperlukan Indonesia bukan berupa dana. Indonesia mencari bantuan teknis, pengembangan kapasitas, teknologi dan ide-ide yang mendorong inovasi dan reformasi. Hari-hari di mana posisi USAID sebagai donor sudah berlalu. AS merupakan mitra dan co-investor pembangunan bagi Indonesia. Indonesia yang Lebih Kokoh dalam Memajukan Pembangunan Nasional dan Global, Tujuan utama dari strategi ini, mencerminkan upaya bersama untuk mengatasi kesenjangan pembangunan di Indonesia dan memanfaatkan peluang pembangunan di luar Indonesia. Investasi USAID untuk lima tahun ke depan akan berfokus pada empat Tujuan Kerjasama Pembangunan (DO Development Objectives): 1. Tata kelola pemerintahan yang demokratis lebih baik 2. Pelayanan dasar untuk kelompok paling miskin dan rentan meningkat 3. Prioritas pembangunan global yang menjadi kepentingan bersama meningkat 4. Pencapaian kerjasama ilmu pengetahuan, teknologi dan inovasi meningkat Dua Tujuan Kerjasama Pembangunan yang pertama berfokus pada permasalahan pembangunan di Indonesia, dan dua lainnya lebih ke arah luar Indonesia, termasuk bekerja sama dengan Indonesia di negara lain. Secara keseluruhan dalam CDCS, USAID akan menjadi co-investor bersama dengan lembaga-lembaga pemerintah dan sektor swasta di Indonesia. USAID akan membangun hubungan yang erat dengan Pemerintah Indonesia, masyarakat sipil dan sektor swasta, dan bekerja sama dengan berbagai lembaga di lingkungan Kedutaan Besar AS, untuk mempromosikan Indonesia yang demokratis dan maju. B. Adendum Percepatan USAID/Indonesia akan menerbitkan Adendum Percepatan secara berkala yang akan membahas Tantangan Pembangunan tertentu. Adendum Tantangan Pembangunan akan membahas masalah yang diidentifikasi, solusi, peluang untuk peningkatan skala kegiatan, studi kelayakan, dan inisiatif penelitian serta pembangunan lainnya yang menyangkut satu atau lebih bidang fokus USAID/Indonesia yang diidentifikasi di atas. Mitra potensial akan memberikan tanggapan terhadap persyaratan spesifik dari masing-masing Adendum Tantangan Pembangunan agar dapat dipertimbangkan partisipasinya dalam Adendum tersebut. C. Kerjasama Maksud dari Percepatan ini adalah untuk memungkinkan penciptaan, desain dan investasi bersama semaksimal mungkin dalam membentuk kemitraan yang efektif dan berkualitas tinggi, serta sangat efisien dalam pemanfaatan waktu dan sumber daya. Kerjasama termasuk: 1. Co-creation. Kegiatan ini dilakukan sebelum konsep disusun. Bersama-sama, (para) peserta dan Pemerintah AS, yang diwakili oleh Activity Manager, bekerja sama sebagai Tim Co-Creation untuk menulis dan/atau merevisi Makalah Konsep, dan bersama-sama mempresentasikan makalah konsep kepada Dewan Ilmiah/Peer Review. Tim Co-Creation dapat menghasilkan satu Makalah Konsep atau lebih, tergantung pada sifat Bidang Penelitian yang Diminati dan kegiatan bersama yang diusulkan. 5

6 2. Dewan Ilmiah/Peer Review mengkaji Makalah Konsep dan merekomendasikan konsep untuk membangun lebih jauh bersama-sama. Dewan Pengkaji akan menggunakan kriteria pada bagian IV, di bawah ini, dan/atau kriteria yang tercantum dalam Adendum yang relevan, dan memberikan rekomendasi kepada Contracting/Agreement Officer. 3. Co-design. Kegiatan ini dilakukan setelah Dewan Pengkaji merekomendasikan program tersebut untuk dikembangkan lebih jauh. Setelah Contracting/Agreement Officer menerima rekomendasi dari Dewan Pengkaji, Tim Co-Creation menjadi Tim Co-Design. Pada saat ini Contracting/Agreement Officer akan menentukan sifat umum atau jenis penghargaan tertentu, jika ada, tergantung pada sifat program agar dapat memfasilitasi desain program. Sebagai alternatif, tergantung pada sifat kegiatannya, Contracting/Agreement Officer dapat menentukan jenis penghargaannya kemudian untuk memberikan keleluasaan bagi Tim Co-Design mengeksplorasi berbagai cara untuk membangun hubungan yang tepat. Selama melakukan kegiatan desain bersama, Tim Co-Design akan merancang pendekatan teknis, hubungan antar mitra, kebutuhan sumber daya umum, dan kendali manajemen dari program ini di bawah bimbingan dari Contracting/Agreement Officer. 4. Co-investment. Kegiatan ini mengacu pada tujuan strategis Pemerintah AS untuk menyelaraskan kemitraan dan mencapai tujuan pembangunan bersama atau saling melengkapi dan oleh karena itu berbagi tanggung jawab, risiko, dan sumber daya. Penyediaan sumber daya dapat dicapai dengan adanya pendanaan dari dua pihak atau lebih, baik melalui sumber uang tunai atau pertukaran sumber daya lainnya. Sumber lainnya dapat berwujud nyata atau bukan benda, seperti misalnya kontribusi, keahlian, kekayaan intelektual, nilai suatu brand, koordinasi bernilai tinggi, dan akses terhadap para tokoh kunci, tempat, dan informasi. Investasi bersama tidak memerlukan sumber daya dalam jumlah yang sama (seperti daya ungkit yang setara 1 : 1), melainkan memberikan kontribusi sesuai dengan tujuan dari kegiatan tertentu, mengingat adanya keunggulan komparatif sebagai hasil dari partisipasi masing-masing pihak serta jenis penghargaan. IV. Kriteria Umum untuk Pertimbangan A. Bagian ini membahas kriteria umum untuk prioritas USAID/Indonesia untuk pertimbangan konsep. Masing-masing Adendum Percepatan akan menentukan kriteria pemilihan proposal yang diajukan di bawah Adendum tersebut. Dewan Ilmiah/Peer Review akan menggunakan kriteria ini, baik kriteria umum maupun khusus, untuk menghitung bobot ilmiah dari konsep yang diajukan. Konsep tidak dievaluasi dengan membandingkannya dengan konsepkonsep lain, dan para mitra potensial juga tidak dievaluasi dengan membandingkannya dengan mitra potensial lainnya. Konsep dievaluasi hanya berdasarkan kriteria evaluasi dalam Percepatan dan Adendum Percepatan yang berlaku. 6

7 B. Kriteria umum berikut berlaku untuk semua konsep: 1. Konsep yang dikembangkan di bawah Percepatan atau Adendum terkait harus berada dalam minat strategis USAID. Umumnya, minat strategis didefinisikan sebagai berada dalam lingkup CDCS USAID/Indonesia, meskipun Direktur USAID/Indonesia dapat menentukan bahwa suatu kegiatan yang tidak ada dalam lingkup CDCS dapat merupakan minat strategis USAID atas dasar pengecualian. 2. Konsep yang dikembangkan di bawah Percepatan atau Adendum terkait harus yang bisa dicapai, dan ada ruang untuk risiko tinggi yang sesuai jika menerapkan teknologi dan pendekatan yang baru dan inovatif. 3. Konsep yang dikembangkan di bawah Percepatan atau Adendum terkait harus terstruktur untuk menghasilkan data yang bermanfaat dan hasil yang dapat diukur. 4. Keputusan tentang upaya USAID dalam program, teknologi atau hubungan tertentu didasarkan pada bukti yang ada, data, dan analisis yang dihasilkan. USAID/Indonesia mencari solusi melalui penelitian ilmiah, inovasi dan teknologi yang dapat memiliki dampak yang signifikan terhadap pembangunan Indonesia dan dapat mencapai dampak tersebut pada skala luas (misalnya berdampak pada kehidupan berjuta-juta orang). Pada tahapan yang berbeda, USAID akan mempertimbangkan tingkat risiko, bukti, dan data yang berbeda untuk mencapai potensi dampak dan skala yang diantisipasi. 5. Pada tahap awal penyediaan sumber daya, prototipe atau bukti konsep, desain penelitian ilmiah, inovasi atau teknologi harus berupa pendekatan baru atau telah disempurnakan dengan potensi dampak yang signifikan dan/atau biaya yang sangat rendah. C. Pada tahap uji coba, produk atau pelayanan harus dapat dilanjutkan. Produk atau pelayanan tersebut harus dapat menunjukkan dampak yang signifikan dan/atau menurunkan biaya, mendorong perubahan perilaku, dan permintaan pelanggan. Hal ini termasuk, tapi tidak terbatas pada, menciptakan cara-cara baru untuk berkomunikasi dan berhubungan dengan penerima manfaat. 1. Pada saat beralih ke tahap peningkatan skala pelaksanaan ke tingkat lebih tinggi, data dan bukti harus menunjukkan bahwa: dampak signifikan dapat dicapai pada titik biaya yang lebih rendah; model bisnis atau pelaksanaan lainnya sedang diuji dan terlihat keberlanjutannya; setiap tantangan hukum atau peraturan dipahami sebagai bagian dari strategi pasar; dan kualitas dampak, produk atau pelayanan tidak akan terlalu terpengaruh oleh ekspansi atau adopsi secara luas. Proposal yang lolos hingga ke tahap ini akan dikaji untuk bisa diterapkan secara luas di seluruh Indonesia, dan juga berpotensi untuk dilaksanakan di negara-negara dan wilayah lain. 7

8 2. Pertimbangan diberikan kepada konsep yang dapat menggabungkan beberapa tahap mengunakan metodologi pembangunan yang adaptif. D. Reputasi organisasi, kinerja sebelumnya, dan kemampuan manajemen serta teknis dari orang atau sekelompok orang yang terlibat dalam upaya ini akan mendapatkan pertimbangan yang signifikan dalam penilaian potensi dan risiko yang terkait dengan potensi kemitraan dan penghargaan. V. Proses Pemberian Penghargaan Proses pemberian penghargaan di bawah Percepatan secara umum terdiri dari beberapa langkah berikut: A. Surat Pernyataan Berminat Mitra potensial akan mengajukan Surat Pernyataan Berminat sebagai tanggapan terhadap Adendum Tantangan Pembangunan. Surat Pernyataan Berminat umumnya singkat (2-5 halaman) dan berisi informasi yang dicantumkan secara garis besar dalam Adendum Percepatan Pembangunan Tantangan, seperti tim yang terdiri dari orang-orang dengan keahlian tertentu yang sepakat untuk bekerjasama; kapasitas, kemampuan, dan pengalaman organisasi mitra yang mengajukan surat pernyataan; hubungan berdasarkan kemitraan/sumber daya; dan usulan kontribusi sumber daya. USAID akan mengkaji setiap Surat Pernyataan Berminat berdasarkan goal dari pihak yang mengajukan dan mencocokkannya dengan kriteria yang tercantum dalam Adendum yang relevan dan memilih mitra yang paling sesuai untuk melakukan kerjasama. Perlu dicatat bahwa Pemerintah AS mungkin mengundang beberapa mitra potensial untuk mengajukan Surat Pernyataan Berminat. B. Penyusunan Makalah Konsep (Beberapa) Surat Pernyataan Berminat yang memenuhi pertimbangan USAID akan diundang sebagai mitra potensial untuk kerjasama. USAID dan (para) mitra potensial akan bekerja bersama menghasilkan Makalah Konsep. Selama tahap co-creation para pihak akan menyusun pernyataan masalah berdasarkan Bidang Penelitian yang Diminati, solusi yang bisa berkelanjutan, kebutuhan sumber daya secara umum, dan kontribusi dari kemitraan (keunggulan sumber daya dan komparatif) terhadap solusi. Makalah Konsep, tidak lebih dari 10 halaman, akan menjelaskan program yang diusulkan oleh Tim Co-Creation. C. Kajian oleh Dewan Peer Review Semua Makalah Konsep akan dikaji oleh Dewan Ilmiah/Peer Review, terdiri dari ahli pembangunan yang dipilih oleh USAID/Indonesia, sesuai dengan kebijakan USAID dan peraturan Pemerintah AS, termasuk FAR Part 6.102(d)(2). Dewan Ilmiah/Peer Review akan merekomendasikan apakah Makalah Konsep akan diteruskan ke tahap co-development. Berdasarkan keahlian teknisnya, Dewan Peer Review dapat menyarankan revisi/penambahan program serta mitra dan sumber daya potensial. 8

9 D. Keputusan Contracting/Agreement Officer Indonesia-BAA-DIA Contracting/Agreement Officer akan mengkaji rekomendasi Dewan Ilmiah/Peer Review dan mempertimbangkan informasi lainnya, seperti ketersediaan sumber daya, penilaian awal terhadap tanggung jawab mitra, dan prioritas USAID. Contracting/Agreement Officer akan menentukan apakah konsep ini akan berlanjut ke tahap co-development. Contracting/Agreement Officer dapat menentukan jenis instrumen untuk memfasilitasi desain program, atau mungkin menyarankan Tim Co-Design tentang kemungkinan instrumen dan jenis hubungan serta menentukan instrumen pada waktu lain selama proses co-development. E. Persetujuan Manajemen USAID/Indonesia Manajemen USAID/Indonesia akan mengkaji konsep dan menentukan kegiatan program mungkin diperlukan sebelum menerbitkan penghargaan, seperti amandemen Dokumen Penilaian Program (PAD - Project Appraisal Document), penyelesaian daftar tilik sebelum alokasi dana diantisipasi, dll. Manajemen USAID/Indonesia dapat menugaskan Tim Co-Design untuk menyusun dokumentasi program pada saat bersamaan dengan mendesain program. Pada titik ini, persetujuan (consent) Manajemen USAID/Indonesia tidak berarti bahwa kegiatan atau komitmen pendanaan sudah disetujui. Persetujuan ini hanya untuk memungkinkan Tim Co- Design melanjutkan kerjasama. F. Proposal/Aplikasi USAID akan bekerja dengan mitra untuk secara bersama mendesain kegiatan dan, jika sesuai, bekerjasama dengan mitra untuk mempersiapkan proposal atau aplikasi. Proposal/aplikasi lengkap umumnya halaman dan menjelaskan secara lebih rinci tentang pelaksanaan oleh mitra potensial, mitra penyedia sumber daya, kapasitas, manajemen dan struktur organisasi, kinerja dan anggaran sebelumnya, serta representasi dan sertifikasi. Tapi, panjang dan isi proposal/aplikasi sangat tergantung pada sifat kemitraan dan jenis mekanisme. G. Mitra/Sumber Daya Tambahan Selama tahap co-creation dan co-design, Tim Co-Creation/Co-Design dapat mengidentifikasi mitra dan sumber daya tambahan, serta menentukan apakah mekanisme tambahan diperlukan untuk pelaksanaan program. Setiap penambahan mitra baru ke dalam Tim Co-Creation atau Co- Design memerlukan persetujuan dari Contracting/Agreement Officer. H. Kajian dan Negosiasi Akhir Setelah kajian internal USAID/Indonesia yang diperlukan untuk desain kegiatan dilakukan, Contracting/Agreement Officer USAID/Indonesia akan melakukan kajian dan negosiasi akhir, memilih jenis instrumen, menganalisis kewajaran biaya, dan menentukan tanggung jawab dari setiap mitra potensial penerima dana Pemerintah AS sebagai hasil dari kerjasama ini. Berdasarkan hal ini dan berbagai informasi lainnya, Contracting/Agreement Officer akan membuat keputusan akhir apakah mitra potensial menjadi Mitra Terpilih dan secara bersama menyusun instrumen penghargaan dengan mitra tersebut. Jika Mitra Terpilih dan USAID tidak dapat mencapai kesepakatan untuk pengaturan program, Contracting/Agreement Officer akan membatalkan program tanpa ada beban biaya di pihak Pemerintah AS. 9

10 I. Penghargaan Contracting/Agreement Officer USAID/Indonesia akan menerbitkan instrumen penghargaan. Jika ada jenis instrumen tertentu yang bukan berada di bawah kewenangan Contracting/Agreement Officer tetapi dipertimbangkan untuk program ini, pihak yang memiliki kewenangan yang sesuai akan menerbitkan instrumen tersebut sesuai dengan Mission Order dan perjanjian yang berlaku. VI. Informasi tentang Penghargaan A. Penghargaan di bawah Percepatan ini akan didasarkan pada tanggapan terhadap masing-masing Adendum, yang mencantumkan satu Tantangan Pembangunan atau lebih. B. Tidak akan ada proposal yang dipertimbangkan untuk Percepatan ini sampai Adendum diterbitkan; hanya pengajuan yang memberikan tanggapan terhadap Adendum Tantangan Pembangunan tertentu akan dipertimbangkan. Proposal, Surat Pernyataan Berminat atau Makalah Konsep apapun yang diterima tetapi tidak memberikan tanggapan terhadap Adendum Tantangan Pembangunan tertentu, tidak akan dipertimbangkan. Tapi, USAID mendorong pihak yang berkepentingan untuk memberikan saran untuk Adendum Tantangan Pembangunan. C. Penghargaan di bawah Percepatan yang akan diberikan kepada Mitra Terpilih berdasarkan kemampuan untuk secara bermakna mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan USAID/Indonesia. USAID mencari cara baru penerapan ilmu pengetahuan, teknologi, inovasi, dan kemitraan yang memiliki nilai terbaik bagi Pemerintah AS dan secara substansial berpotensi memberikan kontribusi terhadap tujuan ini. D. Proposal yang diidentifikasi untuk negosiasi dapat menghasilkan kontrak, hibah, kesepakatan kerja sama, perjanjian Global Development Alliance, kesepakatan Inovasi Pembangunan, kesepakatan antar-lembaga, kesepakatan pemerintah dengan pemerintah, kesepakatan donor dengan donor, nota kesepahaman, atau alternatif jenis perjanjian, tergantung pada sifat dari pekerjaan yang diusulkan, tingkat keterlibatan Pemerintah AS yang diperlukan, dan berbagai faktor lainnya. Contracting/Agreement Officer USAID akan menentukan jenis instrumen penghargaan dan menegosiasikan syarat-syarat dan kondisi dengan penerima penghargaan. USAID dapat memilih instrumen penghargaan yang dianggap tepat. E. Masyarakat umum, pihak swasta, organisasi laba dan nirlaba, serta berbagai institusi pendidikan tinggi, organisasi publik internasional, organisasi non-pemerintah, Lembaga pemerintah AS maupun dari luar AS, serta lembaga donor internasional yang memenuhi syarat di bawah Percepatan ini, kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing Adendum Percepatan. Semua organisasi harus ditentukan terlebih dahulu sebagai telah memberikan tanggapan terhadap Percepatan dan cukup bertanggung jawab untuk melakukan atau berpartisipasi dalam jenis penghargaan yang ditentukan. F. Apakah diperlukan pembagian biaya kerjasama (cost share), biaya dibagi sama besar, dan/atau dukungan lebih, hal tersebut akan ditentukan oleh masing-masing Adendum 10

11 Percepatan, jenis penghargaan akhir, dan/atau kesepakatan para pihak. Tidak ada bagian dalam Percepatan yang menghalangi pembagian biaya yang wajar, biaya dibagi sama besar, dukungan lebih atau pengaturan pertukaran sumber daya; pihak yang mengajukan proposal didorong untuk menyarankan pendekatan kreatif dalam penyediaan sumber daya. VII. Pasal dan Ketentuan Standar dalam Penghargaan Pasal atau ketentuan standar untuk penghargaan ini umumnya ditentukan oleh peraturan perundangan dan akan berbeda sesuai jenis penghargaan. Informasi mengenai pasal dan ketentuan akan ditawarkan kepada Mitra Terpilih saat jenis penghargaan sudah diidentifikasi. VIII. Bagaimana Memperoleh Salinan Percepatan dan Adenda Percepatan dan Adendum selanjutnya dapat diunduh dari dan Diterbitkannya Percepatan tidak mewajibkan USAID atau mitra penyandang dana untuk menerbitkan penghargaan atau komitmen untuk membayar biaya yang timbul saat menyiapkan dan mengajukan proposal. Selain itu, USAID berhak menolak satu atau semua proposal yang diterima. 11

PERTANYAAN YANG SERING DIAJUKAN (FAQ) AKSELERATOR PEMBANGUNAN TENAGA KERJA YANG INKLUSIF USAID INDONESIA

PERTANYAAN YANG SERING DIAJUKAN (FAQ) AKSELERATOR PEMBANGUNAN TENAGA KERJA YANG INKLUSIF USAID INDONESIA PERTANYAAN YANG SERING DIAJUKAN (FAQ) AKSELERATOR PEMBANGUNAN TENAGA KERJA YANG INKLUSIF USAID INDONESIA TAUTAN FAQ PROSES PENCIPTAAN SOLUSI BERSAMA (CO CREATION) PERSYARATAN DAN KEIKUTSERTAAN PENGAJUAN

Lebih terperinci

DEKLARASI BERSAMA TENTANG KEMITRAAN STRATEGIS ANTARA PERANCIS DAN INDONESIA

DEKLARASI BERSAMA TENTANG KEMITRAAN STRATEGIS ANTARA PERANCIS DAN INDONESIA DEKLARASI BERSAMA TENTANG KEMITRAAN STRATEGIS ANTARA PERANCIS DAN INDONESIA Jakarta, 1 Juli 2011 - 1 - Untuk menandai 60 tahun hubungan diplomatik dan melanjutkan persahabatan antara kedua negara, Presiden

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2018 TENTANG KOMPETISI INOVASI PELAYANAN PUBLIK DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN/LEMBAGA, PEMERINTAH DAERAH,

Lebih terperinci

Deklarasi Dhaka tentang

Deklarasi Dhaka tentang Pembukaan Konferensi Dhaka tentang Disabilitas & Manajemen Risiko Bencana 12-14 Desember 2015, Dhaka, Bangladesh Deklarasi Dhaka tentang Disabilitas dan Manajemen Risiko Bencana, 14 Desember 2015 diadopsi

Lebih terperinci

2018, No Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038); 2. Peraturan Pemerintah Republik Indo

2018, No Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038); 2. Peraturan Pemerintah Republik Indo BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.37, 2018 KEMENPAN-RB. Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2018

Lebih terperinci

Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011.

Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011. Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011. 1. Atas undangan Organisasi Kesehatan Dunia, kami, Kepala Pemerintahan, Menteri dan perwakilan pemerintah datang

Lebih terperinci

Akses Buruh Migran Terhadap Keadilan di Negara Asal: Studi Kasus Indonesia

Akses Buruh Migran Terhadap Keadilan di Negara Asal: Studi Kasus Indonesia MIGRANT WORKERS ACCESS TO JUSTICE SERIES Akses Buruh Migran Terhadap Keadilan di Negara Asal: Studi Kasus Indonesia RINGKASAN EKSEKUTIF Bassina Farbenblum l Eleanor Taylor-Nicholson l Sarah Paoletti Akses

Lebih terperinci

memberikan kepada peradaban manusia hidup berdampingan dengan

memberikan kepada peradaban manusia hidup berdampingan dengan INDONESIA VISI 2050 Latar belakang Anggota Dewan Bisnis Indonesia untuk Pembangunan Berkelanjutan (IBCSD) dan Indonesia Kamar Dagang dan Industri (KADIN Indonesia) mengorganisir Indonesia Visi 2050 proyek

Lebih terperinci

Anggaran Dasar. Konsil Lembaga Swadaya Masyarakat Indonesia [INDONESIAN NGO COUNCIL) MUKADIMAH

Anggaran Dasar. Konsil Lembaga Swadaya Masyarakat Indonesia [INDONESIAN NGO COUNCIL) MUKADIMAH Anggaran Dasar Konsil Lembaga Swadaya Masyarakat Indonesia [INDONESIAN NGO COUNCIL) MUKADIMAH Bahwa kebebasan berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat adalah salah satu hak asasi manusia yang sangat

Lebih terperinci

SIARAN PERS 1/6. Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Sepakati Musrenbang Inklusif dengan Lebih Melibatkan Penyandang Disabilitas dan Kelompok Rentan

SIARAN PERS 1/6. Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Sepakati Musrenbang Inklusif dengan Lebih Melibatkan Penyandang Disabilitas dan Kelompok Rentan Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Sepakati Musrenbang Inklusif dengan Lebih Melibatkan Penyandang Disabilitas dan Kelompok Rentan 1/6 Penandatanganan Nota Kesepahaman Tunjukkan Peran Penting Pemerintah

Lebih terperinci

Diadopsi oleh resolusi Majelis Umum 53/144 pada 9 Desember 1998 MUKADIMAH

Diadopsi oleh resolusi Majelis Umum 53/144 pada 9 Desember 1998 MUKADIMAH Deklarasi Hak dan Kewajiban Individu, Kelompok dan Badan-badan Masyarakat untuk Pemajuan dan Perlindungan Hak Asasi Manusia dan Kebebasan Dasar yang Diakui secara Universal Diadopsi oleh resolusi Majelis

Lebih terperinci

Outline Presentasi. PRB dan API dalam Draft Sasaran Pembangunan Berkelanjutan Pasca 2015 dan HFA II. Proses Penyusunan SDGs. Proses Penyusunan SDGs

Outline Presentasi. PRB dan API dalam Draft Sasaran Pembangunan Berkelanjutan Pasca 2015 dan HFA II. Proses Penyusunan SDGs. Proses Penyusunan SDGs Outline Presentasi PRB dan API dalam Draft Sasaran Pembangunan Berkelanjutan Pasca 2015 dan HFA II Bengkulu, 14 Oktober 2014 Kristanto Sinandang UNDP Indonesia Proses Penyusunan SDGs Tujuan dan sasaran

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR. TAHUN 2016 TENTANG KERJA SAMA DAN INOVASI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR. TAHUN 2016 TENTANG KERJA SAMA DAN INOVASI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR. TAHUN 2016 TENTANG KERJA SAMA DAN INOVASI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat : bahwa untuk

Lebih terperinci

Kajian Tengah Waktu Strategi 2020. Menjawab Tantangan Transformasi Asia dan Pasifik

Kajian Tengah Waktu Strategi 2020. Menjawab Tantangan Transformasi Asia dan Pasifik Kajian Tengah Waktu Strategi 2020 Menjawab Tantangan Transformasi Asia dan Pasifik Menjawab Tantangan Transformasi Asia dan Pasifik Kajian Tengah Waktu (Mid-Term Review/MTR) atas Strategi 2020 merupakan

Lebih terperinci

Meninjau Kerjasama Pembangunan bagi Pembiayaan Kesejahteraan

Meninjau Kerjasama Pembangunan bagi Pembiayaan Kesejahteraan Meninjau Kerjasama Pembangunan bagi Pembiayaan Kesejahteraan Mickael B. Hoelman choki.nainggolan@gmail.com Twitter: @ChokiHoelman Naskah disampaikan pada Konferensi PRAKARSA 2014 Akselerasi Transformasi

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN KEPELOPORAN PEMUDA, SERTA PENYEDIAAN PRASARANA DAN SARANA KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 102 TAHUN 2016 TENTANG PENDANAAN PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM DALAM RANGKA PELAKSANAAN PROYEK STRATEGIS NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

Anggaran Dasar KONSIL Lembaga Swadaya Masyarakat INDONESIA (Konsil LSM Indonesia) [INDONESIAN NGO COUNSILINC) MUKADIMAH

Anggaran Dasar KONSIL Lembaga Swadaya Masyarakat INDONESIA (Konsil LSM Indonesia) [INDONESIAN NGO COUNSILINC) MUKADIMAH Anggaran Dasar KONSIL Lembaga Swadaya Masyarakat INDONESIA (Konsil LSM Indonesia) [INDONESIAN NGO COUNSILINC) MUKADIMAH Bahwa kebebasan berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat adalah salah satu

Lebih terperinci

STATUTA INSTITUT INTERNASIONAL UNTUK DEMOKRASI DAN PERBANTUAN PEMILIHAN UMUM*

STATUTA INSTITUT INTERNASIONAL UNTUK DEMOKRASI DAN PERBANTUAN PEMILIHAN UMUM* STATUTA INSTITUT INTERNASIONAL UNTUK DEMOKRASI DAN PERBANTUAN PEMILIHAN UMUM* Institut Internasional untuk Demokrasi dan Perbantuan Pemilihan Umum didirikan sebagai organisasi internasional antar pemerintah

Lebih terperinci

Panggilan untuk Usulan Badan Pelaksana Nasional Mekanisme Hibah Khusus untuk Masyarakat Adat dan Masyarakat Lokal Indonesia November 2014

Panggilan untuk Usulan Badan Pelaksana Nasional Mekanisme Hibah Khusus untuk Masyarakat Adat dan Masyarakat Lokal Indonesia November 2014 Panggilan untuk Usulan Badan Pelaksana Nasional Mekanisme Hibah Khusus untuk Masyarakat Adat dan Masyarakat Lokal Indonesia November 2014 A) Latar Belakang Mekanisme Hibah Khusus untuk Masyarakat Adat

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN KEPELOPORAN PEMUDA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN KEPELOPORAN PEMUDA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN KEPELOPORAN PEMUDA, SERTA PENYEDIAAN PRASARANA DAN SARANA KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

Sebuah Kota bagi Semua Menuju Sydney yang tangguh dan berkeadilan sosial

Sebuah Kota bagi Semua Menuju Sydney yang tangguh dan berkeadilan sosial Sebuah Kota bagi Semua Menuju Sydney yang tangguh dan berkeadilan sosial Rangkuman Makalah Diskusi Mengenai Keberlanjutan Sosial Maret 2016 Kota Sydney Rangkuman Sebuah kota untuk semua: semua orang berkembang

Lebih terperinci

MENGENAI KERJA SAMA EKONOMI). DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MENGENAI KERJA SAMA EKONOMI). DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2008 TENTANG PENGESAHAN AGREEMENT BETWEEN THE GOVERNMENT OF THE REPUBLIC OF INDONESIA AND THE GOVERNMENT OF THE CZECH REPUBLIC OF ECONOMIC COOPERATION

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN KEPELOPORAN PEMUDA, SERTA PENYEDIAAN PRASARANA DAN SARANA KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

KERANGKA STRATEGIS Jejaring Asia-Pasifik untuk Kepemimpinan Global

KERANGKA STRATEGIS Jejaring Asia-Pasifik untuk Kepemimpinan Global KERANGKA STRATEGIS 2012-2015 Jejaring Asia-Pasifik untuk Kepemimpinan Global Pertemuan Tahunan Para Presiden APRU ke 16 Universitas Oregon 27-29 Juni 2012 Draf per 24 Mei 2012 APRU: Sekilas Pandang 42

Lebih terperinci

DEKLARASI PEMBELA HAK ASASI MANUSIA

DEKLARASI PEMBELA HAK ASASI MANUSIA DEKLARASI PEMBELA HAK ASASI MANUSIA Disahkan oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa tanggal 9 Desember 1998 M U K A D I M A H MAJELIS Umum, Menegaskan kembalimakna penting dari ketaatan terhadap

Lebih terperinci

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN KEPELOPORAN PEMUDA, SERTA PENYEDIAAN PRASARANA DAN SARANA KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan

Lebih terperinci

PENUNJUK UNDANG-UNDANG PERINDUSTRIAN

PENUNJUK UNDANG-UNDANG PERINDUSTRIAN PENUNJUK UNDANG-UNDANG PERINDUSTRIAN 1 (satu) bulan ~ paling lama Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia di bidang Industri sebagaimana

Lebih terperinci

SIARAN PERS 1/6. Komitmen Pemerintah Kota Yogyakarta dalam Pembangunan yang Inklusif dengan Melibatkan Penyandang Disabilitas dan Kelompok Rentan

SIARAN PERS 1/6. Komitmen Pemerintah Kota Yogyakarta dalam Pembangunan yang Inklusif dengan Melibatkan Penyandang Disabilitas dan Kelompok Rentan Komitmen Pemerintah Kota Yogyakarta dalam Pembangunan yang Inklusif dengan Melibatkan Penyandang Disabilitas dan Kelompok Rentan 1/6 Penandatanganan Nota Kesepahaman Tunjukkan Peran Penting Pemerintah

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN LEBIH BAIK, IKLIM LEBIH BAIK

PERTUMBUHAN LEBIH BAIK, IKLIM LEBIH BAIK PERTUMBUHAN LEBIH BAIK, IKLIM LEBIH BAIK The New Climate Economy Report RINGKASAN EKSEKUTIF Komisi Global untuk Ekonomi dan Iklim didirikan untuk menguji kemungkinan tercapainya pertumbuhan ekonomi yang

Lebih terperinci

KETENTUAN UMUM Pasal 1 Pengertian Peraturan Penelitian dan Publikasi Ilmiah

KETENTUAN UMUM Pasal 1 Pengertian Peraturan Penelitian dan Publikasi Ilmiah KETENTUAN UMUM Pasal 1 Pengertian Peraturan Penelitian dan Publikasi Ilmiah (1) Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan: a. Peraturan Penelitian dan Publikasi Ilmiah adalah seperangkat aturan mengenai

Lebih terperinci

Lembar Data Proyek. Pembiayaan. Tanggal Pembuatan PDS. PDS Diperbarui 2 Apr 14. Nama Proyek

Lembar Data Proyek. Pembiayaan. Tanggal Pembuatan PDS. PDS Diperbarui 2 Apr 14. Nama Proyek PDS terjemahan ini didasarkan pada versi Inggrisnya yang bertanggal 10 April 2014. Lembar Data Proyek Lembar Data Proyek (Project Data Sheets/PDS) berisi informasi ringkas mengenai proyek atau program:

Lebih terperinci

Dana Ilmu Pengetahuan Indonesia

Dana Ilmu Pengetahuan Indonesia Dana Ilmu Pengetahuan Indonesia Situasi Penelitian di Indonesia Indonesia, dengan jumlah penduduk lebih dari 250 juta orang, adalah negara terbesar keempat di dunia. Tingkat buta huruf rendah dan negara

Lebih terperinci

DEKLARASI BANGKOK MENGENAI AKTIVITAS FISIK UNTUK KESEHATAN GLOBAL DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

DEKLARASI BANGKOK MENGENAI AKTIVITAS FISIK UNTUK KESEHATAN GLOBAL DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DEKLARASI BANGKOK MENGENAI AKTIVITAS FISIK UNTUK KESEHATAN GLOBAL DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN KONGRES INTERNASIONAL KE-6 ISPAH (KONGRES KESEHATAN MASYARAKAT DAN AKTIVITAS FISIK Bangkok, Thailand 16-19

Lebih terperinci

Diadaptasi oleh Dewan Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tanggal 18 Januari 2002

Diadaptasi oleh Dewan Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tanggal 18 Januari 2002 Protokol Konvensi Hak Anak Tentang Perdagangan Anak, Prostitusi Anak dan Pronografi Anak Diadaptasi oleh Dewan Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tanggal 18 Januari 2002 Negara-negara peserta tentang

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 58 /POJK.04/2016 TENTANG DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS BURSA EFEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 58 /POJK.04/2016 TENTANG DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS BURSA EFEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA - 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 58 /POJK.04/2016 TENTANG DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS BURSA EFEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER

Lebih terperinci

SEBUAH AWAL BARU: PERTEMUAN TINGKAT TINGGI TENTANG KEWIRAUSAHAAN

SEBUAH AWAL BARU: PERTEMUAN TINGKAT TINGGI TENTANG KEWIRAUSAHAAN SEBUAH AWAL BARU: PERTEMUAN TINGKAT TINGGI TENTANG KEWIRAUSAHAAN Pertemuan Tingkat Tinggi Tentang Kewirausahaan akan menyoroti peran penting yang dapat dimainkan kewirausahaan dalam memperluas kesempatan

Lebih terperinci

Pertama-tama, perkenanlah saya menyampaikan permohonan maaf dari Menteri Luar Negeri yang berhalangan hadir pada pertemuan ini.

Pertama-tama, perkenanlah saya menyampaikan permohonan maaf dari Menteri Luar Negeri yang berhalangan hadir pada pertemuan ini. PAPARAN WAKIL MENTERI LUAR NEGERI NILAI STRATEGIS DAN IMPLIKASI UNCAC BAGI INDONESIA DI TINGKAT NASIONAL DAN INTERNASIONAL PADA PERINGATAN HARI ANTI KORUPSI SEDUNIA JAKARTA, 11 DESEMBER 2017 Yang terhormat

Lebih terperinci

-2- Mengingat : Pasal 20 dan Pasal 21 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REP

-2- Mengingat : Pasal 20 dan Pasal 21 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REP LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.11, 2017 PEMBANGUNAN. Konstruksi. Jasa. Pencabutan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6018) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

BAB VI KEMITRAAN DAN KERJASAMA PERKUMPULAN

BAB VI KEMITRAAN DAN KERJASAMA PERKUMPULAN BAB VI KEMITRAAN DAN KERJASAMA PERKUMPULAN A. Dasar Pemikiran Pilar utama Perkumpulan adalah kemitraan dengan multi pihak yang tidak bersinggungan dengan kasus hukum yang sedang berlangsung atau belum

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 98 TAHUN 2015 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 9 TAHUN 1966 TENTANG KEANGGOTAAN KEMBALI REPUBLIK INDONESIA DALAM DANA MONETER INTERNASIONAL

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: Mengingat: a. bahwa pembangunan nasional bertujuan

Lebih terperinci

PASAL I Nama dan Lokasi. PASAL II Tujuan

PASAL I Nama dan Lokasi. PASAL II Tujuan ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN SERTIFIKASI KONSULTAN LAKTASI INTERNASIONAL (INTERNATIONAL BOARD OF LACTATION CONSULTANT EXAMINERS) Disetujui 15 September 2017 Nama Perusahaan ini adalah: PASAL I Nama dan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 98 TAHUN 2015 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 9 TAHUN 1966 TENTANG KEANGGOTAAN KEMBALI REPUBLIK INDONESIA DALAM DANA MONETER INTERNASIONAL

Lebih terperinci

2 Mengingat d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu mengatur kerjasama Pemerintah dan badan u

2 Mengingat d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu mengatur kerjasama Pemerintah dan badan u No.62, 2015 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA EKONOMI. Kerja Sama. Infrastruktur. Badan Usaha. Pencabutan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2015 TENTANG KERJASAMA PEMERINTAH DENGAN

Lebih terperinci

Permintaan Aplikasi Hibah (Request for Applications) Knowledge Sector Initiative. Untuk. Judul Kegiatan: Skema Hibah Pengetahuan Lokal

Permintaan Aplikasi Hibah (Request for Applications) Knowledge Sector Initiative. Untuk. Judul Kegiatan: Skema Hibah Pengetahuan Lokal Permintaan Aplikasi Hibah (Request for Applications) Untuk Knowledge Sector Initiative Judul Kegiatan: Skema Hibah Pengetahuan Lokal Nomor Permintaan Aplikasi: 01/KSI/SG-S/Des/2014 Tanggal Mulai dan Penutupan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur

Lebih terperinci

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1609, 2016 KEMENPAN-RB. Pelayanan Publik. Inovasi. Kompetisi. Tahun 2017. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

Kebijakan Manajemen Risiko

Kebijakan Manajemen Risiko Kebijakan Manajemen Risiko PT Indo Tambangraya Megah, Tbk. (ITM), berkomitmen untuk membangun sistem dan proses manajemen risiko perusahaan secara menyeluruh untuk memastikan tujuan strategis dan tanggung

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.4, 2014 EKONOMI. Pembangunan. Perindustrian. Perencanaan. Penyelenggaraan. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5492) UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

BANGKITNYA INDONESIA. Prioritas Kebijakan untuk Tahun 2010 dan Selanjutnya

BANGKITNYA INDONESIA. Prioritas Kebijakan untuk Tahun 2010 dan Selanjutnya BANGKITNYA INDONESIA. Prioritas Kebijakan untuk Tahun 2010 dan Selanjutnya Menyelesaikan Desentralisasi Pesan Pokok Pemerintah daerah (Pemda) di Indonesia kurang memiliki pengalaman teknis untuk meningkatkan

Lebih terperinci

PROTOKOL KYOTO ATAS KONVENSI KERANGKA KERJA PBB TENTANG PERUBAHAN IKLIM

PROTOKOL KYOTO ATAS KONVENSI KERANGKA KERJA PBB TENTANG PERUBAHAN IKLIM PROTOKOL KYOTO ATAS KONVENSI KERANGKA KERJA PBB TENTANG PERUBAHAN IKLIM Para Pihak pada Protokol ini, Menjadi para Pihak pada Konvensi Kerangka Kerja Perserikatan Bangsa Bangsa tentang Perubahan Iklim,

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

Term of Reference Hibah Inovasi Data untuk Pembangunan

Term of Reference Hibah Inovasi Data untuk Pembangunan Term of Reference Hibah Inovasi Data untuk Pembangunan 1. LATAR BELAKANG Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Bappenas, bekerja sama dengan Pulse Lab Jakarta, Knowledge Sector Initiative, dan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27/PRT/M/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27/PRT/M/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27/PRT/M/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM

Lebih terperinci

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG

Lebih terperinci

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang No.1000, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. PDN. PLN. Penerusan. Tata Cara. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 108 /PMK.05/2016 TENTANG TATA CARA PENERUSAN PINJAMAN

Lebih terperinci

WALI KOTA BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 10 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN KERJA SAMA DAERAH

WALI KOTA BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 10 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN KERJA SAMA DAERAH SALINAN WALI KOTA BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 10 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN KERJA SAMA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALI KOTA BANDUNG, Menimbang

Lebih terperinci

1. Visi BKPM Terwujudnya Iklim Penanaman Modal Yang Berdaya Saing Untuk Menunjang Kualitas Perekonomian Nasional.

1. Visi BKPM Terwujudnya Iklim Penanaman Modal Yang Berdaya Saing Untuk Menunjang Kualitas Perekonomian Nasional. RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL TAHUN 2009-2014 A. Rencana Strategis BKPM Tahun 2009-2014 Rencana Strategis (Renstra) BKPM yang disusun merupakan fungsi manajemen untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 39 TAHUN 2017 TENTANG TAHAPAN KERJA SAMA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 39 TAHUN 2017 TENTANG TAHAPAN KERJA SAMA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 39 TAHUN 2017 TENTANG TAHAPAN KERJA SAMA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Millenium Development Goals disingkat MDGs merupakan sebuah cita-cita

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Millenium Development Goals disingkat MDGs merupakan sebuah cita-cita 132 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Millenium Development Goals disingkat MDGs merupakan sebuah cita-cita pembangunan global yang menitikberatkan pembangunan pada pembangunan manusia (human development).

Lebih terperinci

Bab 1: Konteks Menganalisis Lingkungan Indonesia

Bab 1: Konteks Menganalisis Lingkungan Indonesia Bab 1: Konteks Menganalisis Lingkungan Indonesia Nelayan (Koleksi Bank Dunia ) Foto: Curt Carnemark 4 Berinvestasi untuk Indonesia yang Lebih Berkelanjutan 1.1 Karakteristik Utama Tantangan Lingkungan

Lebih terperinci

BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJA SAMA INTERNASIONAL

BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJA SAMA INTERNASIONAL BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJA SAMA INTERNASIONAL A. KONDISI UMUM Perhatian yang sangat serius terhadap persatuan dan kesatuan nasional, penegakan hukum dan penghormatan HAM

Lebih terperinci

KEBIJAKAN ANTIKORUPSI

KEBIJAKAN ANTIKORUPSI Kebijakan Kepatuhan Global Maret 2017 Freeport-McMoRan Inc. PENDAHULUAN Tujuan Tujuan dari Kebijakan Antikorupsi ini ("Kebijakan") adalah untuk membantu memastikan kepatuhan oleh Freeport-McMoRan Inc ("FCX")

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur

Lebih terperinci

BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJASAMA INTERNASIONAL

BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJASAMA INTERNASIONAL BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJASAMA INTERNASIONAL BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJASAMA INTERNASIONAL A. KONDISI UMUM Perhatian yang sangat serius terhadap

Lebih terperinci

& KELEBIHAN KOPERASI dalam Melindungi Petani & Usahawan Kecil Pedesaan

& KELEBIHAN KOPERASI dalam Melindungi Petani & Usahawan Kecil Pedesaan PENGENTASAN KEMISKINAN & KELEBIHAN KOPERASI dalam Melindungi Petani & Usahawan Kecil Pedesaan Pengantar oleh: Rajiv I.D. Mehta Director Pengembangan ICA Asia Pacific 1 Latar Belakang Perekonomian dunia

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, SALINAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan masyarakat adil dan

Lebih terperinci

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 60 /POJK.04/2016 TENTANG DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS LEMBAGA PENYIMPANAN DAN PENYELESAIAN

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 60 /POJK.04/2016 TENTANG DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS LEMBAGA PENYIMPANAN DAN PENYELESAIAN OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 60 /POJK.04/2016 TENTANG DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS LEMBAGA PENYIMPANAN DAN PENYELESAIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PERATURAN NOMOR IX.J.1 : POKOK-POKOK ANGGARAN DASAR PERSEROAN YANG MELAKUKAN PENAWARAN UMUM EFEK BERSIFAT EKUITAS DAN PERUSAHAAN PUBLIK

PERATURAN NOMOR IX.J.1 : POKOK-POKOK ANGGARAN DASAR PERSEROAN YANG MELAKUKAN PENAWARAN UMUM EFEK BERSIFAT EKUITAS DAN PERUSAHAAN PUBLIK PERATURAN NOMOR IX.J.1 : POKOK-POKOK ANGGARAN DASAR PERSEROAN YANG MELAKUKAN PENAWARAN UMUM EFEK BERSIFAT EKUITAS DAN PERUSAHAAN PUBLIK I. KETENTUAN UMUM II. 1. Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan:

Lebih terperinci

MENTERI NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL,

MENTERI NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL, SALINAN KEPUTUSAN MENTERI NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL NOMOR KEP.99/M.PPN/HK/11/2011 TENTANG RENCANA PEMANFAATAN HIBAH TAHUN 2011-2014 MENTERI

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 44 TAHUN 1997 TENTANG KEMITRAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 44 TAHUN 1997 TENTANG KEMITRAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 44 TAHUN 1997 TENTANG KEMITRAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa untuk lebih mempercepat perwujudan perekonomian nasional yang mandiri dan andal sebagai usaha

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa perekonomian nasional yang diselenggarakan

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan

Lebih terperinci

LAMPIRAN INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2001 TENTANG KERANGKA KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DAN PENDAYAGUNAAN TELEMATIKA DI INDONESIA

LAMPIRAN INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2001 TENTANG KERANGKA KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DAN PENDAYAGUNAAN TELEMATIKA DI INDONESIA LAMPIRAN INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2001 TENTANG KERANGKA KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DAN PENDAYAGUNAAN TELEMATIKA DI INDONESIA Pendahuluan Pesatnya kemajuan teknologi telekomunikasi,

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 8 Tahun : 2012 Seri : E PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA KERJA SAMA PEMERINTAH

Lebih terperinci

BAB V SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN

BAB V SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN BAB V SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN I. Persiapan Penerapan a. Langkah-langkah penerapan SML; Tahap 1 : Pengembangan dan komitmen terhadap kebijakan lingkungan Tahap 2 : Perencanaan Aspek lingkungan dan dampak

Lebih terperinci

KEPEMIMPINAN IKLIM GLOBAL PERJANJIAN KERJA SAMA (PKS)

KEPEMIMPINAN IKLIM GLOBAL PERJANJIAN KERJA SAMA (PKS) KEPEMIMPINAN IKLIM GLOBAL PERJANJIAN KERJA SAMA (PKS) I. Pernyataan Tujuan A. Perubahan iklim menimbulkan tantangan dan resiko global terhadap lingkungan dan ekonomi, membawa dampak bagi kesehatan manusia,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 1997 TENTANG KEMITRAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 1997 TENTANG KEMITRAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 1997 TENTANG KEMITRAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk lebih mempercepat perwujudan perekonomian nasional yang mandiri dan

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

STATUTA FORUM PENGURANGAN RISIKO BENCANA JAWA BARAT PEMBUKAAN

STATUTA FORUM PENGURANGAN RISIKO BENCANA JAWA BARAT PEMBUKAAN STATUTA FORUM PENGURANGAN RISIKO BENCANA JAWA BARAT PEMBUKAAN Forum Pengurangan Risiko Bencana Jawa Barat adalah sebuah wadah yang menyatukan para pihak pemangku kepentingan (multi-stakeholders) di Jawa

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Lembaran Negara

2 2. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Lembaran Negara BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1874, 2014 LIPI. Kerja Sama. Pedoman PERATURAN KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG KERJA SAMA DI LINGKUNGAN LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

GLOBALISASI HAK ASASI MANUSIA DARI BAWAH: TANTANGAN HAM DI KOTA PADA ABAD KE-21

GLOBALISASI HAK ASASI MANUSIA DARI BAWAH: TANTANGAN HAM DI KOTA PADA ABAD KE-21 Forum Dunia tentang HAM di Kota tahun 2011 GLOBALISASI HAK ASASI MANUSIA DARI BAWAH: TANTANGAN HAM DI KOTA PADA ABAD KE-21 16-17 Mei 2011 Gwangju, Korea Selatan Deklarasi Gwangju tentang HAM di Kota 1

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Pasal 1 Definisi. Untuk maksud-maksud Persetujuan ini, kecuali konteksnya mensyaratkan sebaliknya;

LAMPIRAN. Pasal 1 Definisi. Untuk maksud-maksud Persetujuan ini, kecuali konteksnya mensyaratkan sebaliknya; LAMPIRAN PERSETUJUAN MEKANISME PENYELESAIAN SENGKETA DALAM PERSETUJUAN KERANGKA KERJA MENGENAI KERJA SAMA EKONOMI MENYELURUH ANTAR PEMERINTAH NEGARA-NEGARA ANGGOTA PERHIMPUNAN BANGSA-BANGSA ASIA TENGGARA

Lebih terperinci

Naskah Rekomendasi mengenai Landasan Nasional untuk Perlindungan Sosial

Naskah Rekomendasi mengenai Landasan Nasional untuk Perlindungan Sosial Naskah Rekomendasi mengenai Landasan Nasional untuk Perlindungan Sosial 2 Naskah Rekomendasi mengenai Landasan Nasional untuk Perlindungan Sosial Naskah Rekomendasi mengenai Landasan Nasional untuk Perlindungan

Lebih terperinci

(disempurn BUPATI SRAGEN PROVINSI JAWA TENGAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR TAHUN 2016 TENTANG KERJA SAMA DAERAH

(disempurn BUPATI SRAGEN PROVINSI JAWA TENGAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR TAHUN 2016 TENTANG KERJA SAMA DAERAH (disempurn BUPATI SRAGEN PROVINSI JAWA TENGAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR TAHUN 2016 TENTANG KERJA SAMA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SRAGEN, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 59 /POJK.04/2016 TENTANG DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS LEMBAGA KLIRING DAN PENJAMINAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 59 /POJK.04/2016 TENTANG DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS LEMBAGA KLIRING DAN PENJAMINAN - 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 59 /POJK.04/2016 TENTANG DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS LEMBAGA KLIRING DAN PENJAMINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB III PEMBANGUNAN BIDANG POLITIK

BAB III PEMBANGUNAN BIDANG POLITIK BAB III PEMBANGUNAN BIDANG POLITIK A. KONDISI UMUM Setelah melalui lima tahun masa kerja parlemen dan pemerintahan demokratis hasil Pemilu 1999, secara umum dapat dikatakan bahwa proses demokratisasi telah

Lebih terperinci

INSTRUKSI KEPADA PEMINAT EVALUASI PERTENGAHAN PROGRAM SIKLUS HIBAH 1 TFCA- SUMATERA

INSTRUKSI KEPADA PEMINAT EVALUASI PERTENGAHAN PROGRAM SIKLUS HIBAH 1 TFCA- SUMATERA INSTRUKSI KEPADA PEMINAT EVALUASI PERTENGAHAN PROGRAM SIKLUS HIBAH 1 TFCA- SUMATERA REFERENSI BAGI PEMINAT Dalam pengajuan proposal, peminat harus menaati segala instruksi, formulir, kontrak, dan spesifikasi

Lebih terperinci

Sejarah AusAID di Indonesia

Sejarah AusAID di Indonesia Apakah AusAID Program bantuan pembangunan luar negeri Pemerintah Australia merupakan program yang dibiayai Pemerintah Federal untuk mengurangi tingkat kemiskinan di negaranegara berkembang. Program ini

Lebih terperinci

MENUJU KERANGKA KERJA STRATEGIS MENGENAI PERUBAHAN IKLIM DAN PEMBANGUNAN UNTUK KELOMPOK BANK DUNIA RANGKUMAN

MENUJU KERANGKA KERJA STRATEGIS MENGENAI PERUBAHAN IKLIM DAN PEMBANGUNAN UNTUK KELOMPOK BANK DUNIA RANGKUMAN MENUJU KERANGKA KERJA STRATEGIS MENGENAI PERUBAHAN IKLIM DAN PEMBANGUNAN UNTUK KELOMPOK BANK DUNIA RANGKUMAN 11. Penanggulangan perubahan iklim merupakan tema inti agenda pembangunan dan pengentasan kemiskinan.

Lebih terperinci

NCA N LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 12 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG

NCA N LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 12 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG NCA N LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 12 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN SUMEDANG BAGIAN HUKUM SEKRETARIAT

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PM.07/HK.001/MPEK/2012

PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PM.07/HK.001/MPEK/2012 PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PM.07/HK.001/MPEK/2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF KEMENTERIAN PARIWISATA DAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 8 TAHUN 2009 SERI : E NOMOR : 2

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 8 TAHUN 2009 SERI : E NOMOR : 2 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 8 TAHUN 2009 SERI : E NOMOR : 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG KERJASAMA PEMERINTAH KABUPATEN KEBUMEN DENGAN BADAN USAHA DALAM PENYEDIAAN

Lebih terperinci

Fokus Negara IMF. Fokus Negara IMF. Ekonomi Asia yang Dinamis Terus Memimpin Pertumbuhan Global

Fokus Negara IMF. Fokus Negara IMF. Ekonomi Asia yang Dinamis Terus Memimpin Pertumbuhan Global Fokus Negara IMF Orang-orang berjalan kaki dan mengendarai sepeda selama hari bebas kendaraan bermotor, diadakan hari Minggu pagi di kawasan bisnis Jakarta di Indonesia. Populasi kaum muda negara berkembang

Lebih terperinci

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I No. 5784 EKONOMI. Keanggotaan Kembali. Republik Indonesia. Dana Moneter Internasional. Bank Internasional. Undang-Undang. Nomor 9 Tahun 1966. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1967.

Lebih terperinci