HASIL PENGUJIAN VALIDITAS DAN RELIABILITAS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HASIL PENGUJIAN VALIDITAS DAN RELIABILITAS"

Transkripsi

1 LAMPIRAN

2 HASIL PENGUJIAN VALIDITAS DAN RELIABILITAS Aspek No.Item Skor Keterangan Diterima Diterima Diterima Diterima Diterima Diterima Diterima Diterima Diterima Forethought Diterima Diterima Diterima Diterima Diterima Diterima Performance or volitional conrol Self- Reflection Diterima Diterima Diterima Diterima Diterima Diterima Diterima Diterima Diterima Diterima Diterima Diterima Diterima Diterima Diterima Diterima Diterima Diterima Diterima Diterima Diterima Diterima Diterima Diterima Diterima Diterima Diterima Diterima Diterima Diterima Validitas : Reliabilitas : 0,910

3 Program Studi S-1 Teknik Mesin Sejarah Singkat Program Studi S-1 Teknik Mesin Program Studi Teknik Mesin tidak terlepas dari berdirinya Technische Hogeschool te Bandoeng (TH) pada tanggal 3 Juli Program Studi Teknik Mesin sebagai bagian dari TH didirikan pada tanggal 1 Agustus Pada tanggal 21 Juni 1946 didirikan Nood Universiteit (Universitas Darurat) di Jakarta yang kemudian diubah menjadi Universiteit van Indonesie. Di Bandung, di tempat TH Bandoeng berdiri dibuka kembali perguruan tinggi teknik sebagai salah satu fakultas dari Universiteit van Indonesie dengan nama Fakulteit van Technische Wetenschaap yang akhirnya menjadi Fakultas Teknik. Seiring dengan diserahkannya kedaulatan kepada pemerintah Republik Indonesia, Universiteit van Indonesie diubah namanya menjadi Universitas Indonesia dan Program Studi Teknik Mesin menjadi bagian dari Fakultas Teknik di Universitas yang sama. Pada tahun 1957, Program Studi Teknk Mesin meluluskan sarjana teknik untuk pertama kalinya, dan pada tanggal 2 Maret 1959 Institut Teknologi Bandung diresmikan yang merupakan perpaduan antara Fakultas Teknik dan Fakultas Ilmu Pasti Alam Universitas Indonesia. Tujuan dan Program Pendidikan S-1 Teknik Mesin Program Studi Teknik Mesin bertujuan menghasilkan sarjana teknik mesin yang memiliki dasar pengetahuan, sikap, dan keterampilan profesional dalam bidang teknik mesin sehingga mampu beradaptasi serta mengembangkan diri dalam perkembangan ilmu dan teknologi baru.

4 25 Lingkup kegiatan teknik mesin pada saat ini mencakup hampir semua aspek peralatan dan proses yang ada. Seorang sarjana teknik mesin dapat berperan di bidang pembangkitan, pemanfaatan, dan konservasi energi, seperti misalnya Pembangkit Listrik (PLTA, PLTG, PLTU, dan PLTD); perancangan sistem pemanas, pengkondisi udara, serta pendingin dan kriogenika (cryogenics). Selain itu, seorang sarjana teknik mesin dapat pula berperan dalam bidang transportasi, industri otomotif, mesin fluida, mesin dan peralatan industri, peralatan di industri proses (misalnya migas dan kimia), dan industri peralatan rumah tangga. Kurikulum Program Sarjana Teknik Mesin disusun atas dua tahapan dengan jumlah total SKS minimum sebesar 144. Tahapan-tahapan tersebut adalah sebagai berikut: Tahap Persiapan Bersama Tahap Sarjana Skema 2.3. Skema Tahapan Program Sarjana Teknik Mesin Pada tahan terakhir, yakni tahap sarjana, mahasiswa mulai diarahkan untuk memperdalam keahlian dengan memilih salah satu jalur pilihan yang ada. Jalur pilihan tahap sarjana : - Konversi Energi - Perancangan Mesin - Ilmu dan Teknik Material - Teknik Produksi Mesin

5 26 Berdasar jalur pilihannya, mahasiswa diwajibkan untuk mengambil Mata Kuliah Wajib Jalur (MKWJ) yang jumlahnya 9 SKS. Spektrum MKWJ dipilih dari berbagai ilmu terapan yang selayaknya diketahui oleh seorang sarjana teknik mesin. Guna menumbuhkan sikap kreatif dan kemandirian, di tahap ini mahasiswa diberi kebebasan untuk mengisi kompetensi tambahan yang dirasa perlu melalui 7 SKS kuliah pilihan. Mata kuliah pilihan ini boleh diambil baik dari Program Studi Teknik Mesin, Program studi lainnya di ITB, atau dari luar ITB sejauh tingkat kompetensinya memenuhi syarat. Dalam hal ini, mahasiswa wajib berkonsultasi dengan wali akademik atau pembimbing tugas sarjana. Di samping MKWJ, pada tahap sarjana masih ada sejumlah mata kuliah wajib (14 SKS) yang merupakan pendalaman berbagai ilmu dasar keinsinyuran, di samping ilmu terapan yang diperlukan sebagai bekal untuk berkarya. Guna memberikan pengalaman praktis, mahasiswa diwajibkan melakukan satu kali Kerja Praktek di industri dengan beban setara 1 SKS. Sebagai kulminasi program pendidikan, mahasiswa diwajibkan menyelesaikan Tugas Sarjana yang bebannya 5 SKS. Di sini, mahasiswa dilatih agar mampu menganalisis dan melakukan sintesis dalam menyelesaikan masalah perancangan, pembuatan peralatan, penyusunan percobaan, ataupun pengajian teoritis terhadap suatu masalah tertentu.

6 LAMPIRAN PEMBAHASAN BAB IV kat_task_anal * kat_goal_set Crosstabulation kat_task_anal % within kat_task_anal % within kat_task_anal kat_goal_set % 77.3% 100.0% % 77.3% 100.0% Tabel 1.1 Tabulasi silang aspek Task Analysis Kategori mampu dengan sub aspek Goal Setting kat_task_anal * kat_strtegic_plan Crosstabulation kat_task_anal % within kat_task_anal % within kat_task_anal kat_strtegic_plan % 93.2% 100.0% % 93.2% 100.0% Tabel 1.2 Tabulasi silang aspek Task Analysis Kategori Mampu dengan sub aspek Strategic Planning kat_self_mot_bel * kat_self_eff Crosstabulation kat_self_mot_bel % within kat_ self_mot_bel % within kat_ self_mot_bel kat_self_eff % 91.7% 100.0% % 91.7% 100.0% Tabel 1.3 Tabulasi silang aspek Self Motivation Belief kategori mampu dengan sub aspek Self-efficacy

7 kat_self_mot_bel * kat_out_exp Crosstabulation kat_self_mot_bel % within kat_ self_mot_bel % within kat_ self_mot_bel kat_out_exp % 97.9% 100.0% % 97.9% 100.0% Tabel 1.4 Tabulasi silang aspek Self Motivation Belief kategori Mampu dengan sub aspek Outcome Expectations kat_self_mot_bel * kat_intrin_int Crosstabulation kat_self_mot_bel % within kat_ self_mot_bel % within kat_ self_mot_bel kat_intrin_int % 93.8% 100.0% % 93.8% 100.0% Tabel 1.5 Tabulasi silang aspek Self Motivation Belief kategori Mampu dengan sub aspek intrinsic interest kat_self_mot_bel * kat_goal_orien Crosstabulation kat_self_mot_bel % within kat_ self_mot_bel % within kat_ self_mot_bel kat_goal_orien % 89.6% 100.0% % 89.6% 100.0% Tabel 1.6 Tabulasi silang aspek Self Motivation Belief kategori Mampu dengan sub aspek Goal Orientation

8 kat_sel_con * kat_self_inst Crosstabulation kat_sel_con % within kat_sel_con % within kat_sel_con kat_self_inst % 93.6% 100.0% % 93.6% 100.0% Tabel 1.7 Tabulasi silang aspek Self-Control kategori Mampu dengan sub aspek selfinstruction kat_sel_con * kat_image Crosstabulation kat_sel_con % within kat_sel_con % within kat_sel_con kat_image % 66.0% 100.0% % 66.0% 100.0% Tabel 1.8 Tabulasi silang aspek Self-control kategori Mampu dengan sub aspek Imagery kat_sel_con * kat_att Crosstabulation kat_sel_con % within kat_sel_con % within kat_sel_con kat_att % 76.6% 100.0% % 76.6% 100.0% Tabel 1.9 Tabulasi silang aspek Self-control kategori Mampu dengan sub aspek Attention Focusing kat_sel_con * kat_task_strat Crosstabulation kat_sel_con % within kat_sel_con % within kat_sel_con kat_task_strat % 91.5% 100.0% % 91.5% 100.0% Tabel 1.10 Tabulasi silang aspek Self-control kategori Mampu dengan sub aspek Task Strategies

9 kat_sel_obsv * kat_self_rec Crosstabulation kat_sel_obsv % within kat_sel_obsv % within kat_sel_obsv kat_self_rec % 83.3% 100.0% % 83.3% 100.0% Tabel 1.11 Tabulasi silang aspek Self-observation kategori Mampu dengan sub aspek selfrecording kat_sel_obsv * kat_self_exp Crosstabulation kat_sel_obsv % within kat_sel_obsv % within kat_sel_obsv kat_self_exp % 93.8% 100.0% % 93.8% 100.0% Tabel 1.12 Tabulasi silang aspek Self-observation kategori Mampu dengan sub aspek selfexperimentation kat_self_judge * kat_self_eva Crosstabulation kat_self_judge % within kat_self_judge % within kat_self_judge kat_self_eva % 89.6% 100.0% % 89.6% 100.0% Tabel 1.13 Tabulasi silang aspek Self-judgement kategori Mampu dengan sub aspek selfevaluation kat_self_judge * kat_causal Crosstabulation kat_self_judge % within kat_self_judge % within kat_self_judge kat_causal % 97.9% 100.0% % 97.9% 100.0% Tabel 1.14 Tabulasi silang aspek Self-judgement kategori Mampu dengan sub aspek Causal Attribution

10 kat_sel_reaction * kat_self_sac Crosstabulation kat_sel_reaction % within kat_sel_reaction % within kat_sel_reaction kat_self_sac % 97.7% 100.0% % 97.7% 100.0% Tabel 1.15 Tabulasi silang aspek Self-judgement kategori Mampu dengan sub aspek Selfsatisfaction kat_sel_reaction * kat_adaptif Crosstabulation kat_sel_reaction % within kat_sel_reaction % within kat_sel_reaction kat_adaptif % 72.7% 100.0% % 72.7% 100.0% Tabel 1.16 Tabulasi silang aspek Self-reaction kategori Mampu dengan sub aspek adaptif inferences kat_sel_reaction * kat_defense Crosstabulation kat_sel_reaction % within kat_sel_reaction % within kat_sel_reaction kat_defense % 47.7% 100.0% % 47.7% 100.0% Tabel 1.17 Tabulasi silang aspek Self-reaction kategori Mampu dengan sub aspek defensive inferences KATEGORI_SR_Umum * Dukungan_ortu Crosstabulation KATEGORI_SR_Umum % within KATEGORI_ SR_Umum % within KATEGORI_ SR_Umum % within KATEGORI_ SR_Umum Dukungan_ortu Tidak Mendukung Mendukung %.0% 100.0% % 1.4% 100.0% % 1.1% 100.0% Tabel 2.1 Tabulasi silang kemampuan Self-regulation dengan dukungan orang tua

11 KATEGORI_SR_Umum KATEGORI_SR_Umum * BentukDukunganOrtu Crosstabulation % within KATEGORI_ SR_Umum % within KATEGORI_ SR_Umum % within KATEGORI_ SR_Umum BentukDukunganOrtu TanYa_ Acuh_tak_ Beri_ Kegiatan_ acuh Beri_fasilitas Semangat Pantau_PA Belajar % 27.3% 18.2% 18.2% 36.4% 100.0% % 34.2% 19.2% 17.8% 27.4% 100.0% % 32.6% 18.9% 17.9% 29.5% 100.0% Tabel 2.2 Tabulasi silang kemampuan Self-regulation dengan Bentuk dukungan orang tua KATEGORI_SR_Umum * Dukungan_Dosen Crosstabulation KATEGORI_SR_Umum % within KATEGORI_ SR_Umum % within KATEGORI_ SR_Umum % within KATEGORI_ SR_Umum Dukungan_Dosen Tidak Ya % 72.7% 100.0% % 90.4% 100.0% % 86.3% 100.0% Tabel 2.3 Tabulasi silang kemampuan Self-regulation dengan Dukungan dosen KATEGORI_SR_Umum % within KATEGORI_ SR_Umum % within KATEGORI_ SR_Umum % within KATEGORI_ SR_Umum KATEGORI_SR_Umum * BentukDukunganDosen Crosstabulation BentukDukunganDosen Beri_ penjelasan_ Cara materi_yg_ mengajarnya Mengadakan TanYa_ Acuh_tak_ tdk_ Beri_ tidak mudah kuliah Mengadakan perkemb_ acuh dimengerti Semangat dimengerti tambahan tutorial hasil_blajar % 54.5%.0%.0% 9.1%.0% 9.1% 100.0% % 68.5% 2.7% 1.4%.0% 1.4% 17.8% 100.0% % 65.3% 2.1% 1.1% 2.1% 1.1% 15.8% 100.0% Tabel 2.4 Tabulasi silang kemampuan Self-regulation dengan Bentuk Dukungan dosen KATEGORI_SR_Umum * Dukungan_teman Crosstabulation KATEGORI_SR_Umum % within KATEGORI_ SR_Umum % within KATEGORI_ SR_Umum % within KATEGORI_ SR_Umum Dukungan_teman Tidak Ya % 81.8% 100.0% % 97.3% 100.0% % 93.7% 100.0% Tabel 2.5 Tabulasi silang kemampuan Self-regulation dengan Dukungan teman

12 KATEGORI_SR_Umum KATEGORI_SR_Umum * BentukDuk_teman Crosstabulation Bantu_buat_ tgs_dan_ BentukDuk_teman Bantu_ lengkapi_ semangati_ bljar_bsama bhn_kul keg_bljr % 4.5% 13.6% 18.2% 100.0% % 8.2% 12.3% 4.1% 100.0% % 7.4% 12.6% 7.4% 100.0% Tabel 2.6 Tabulasi silang kemampuan Self-regulation dengan Bentuk dukungan teman KATEGORI_SR_Umum * _aturan_akademik Crosstabulation KATEGORI_SR_Umum _aturan_ akademik Tidak Ya % 45.5% 100.0% % 61.6% 100.0% % 57.9% 100.0% Tabel 2.7 Tabulasi silang kemampuan Self-regulation dengan Bentuk dukungan teman

13 Self -Regulation Dukungan Orangtua Mendukung Tidak mendukung F % F % F % Mampu Kurang mampu Tabel Tabulasi silang kemampuan Self-regulation dengan dukungan orang tua Fase forethought Dukungan Orangtua Mendukung Tidak mendukung F % F % F % Mampu Kurang mampu Tabel Tabulasi silang fase forethought dengan dukungan orang tua Fase Performance Dukungan Orangtua Mendukung Tidak mendukung F % F % F % Mampu Kurang mampu Tabel Tabulasi silang fase performance or volitional control dengan dukungan orang tua Fase Self-reflection Dukungan Orangtua Mendukung Tidak mendukung F % F % F % Mampu Kurang mampu

14 2.4 Tabel Tabulasi silang fase self-reflection dengan dukungan orang tua Sikap Orangtua Cenderung kurang peduli Memberi kebebasan dan mendukung Menentukan dan cenderung memaksa Self-regulation F % F % F % F % Mampu Kurang mampu Tabel Tabulasi silang self-regulation dengan sikap orang tua Sikap Orangtua Cenderung kurang peduli Memberi kebebasan dan mendukung Menentukan dan cenderung memaksa Fase forethought F % F % F % F % Mampu Kurang mampu Tabel Tabulasi silang fase forethought dengan sikap orang tua Sikap Orangtua Cenderung kurang peduli Memberi kebebasan dan mendukung Menentukan dan cenderung memaksa Fase Peformance F % F % F % F % Mampu Kurang mampu Tabel Tabulasi silang fase Performance or volitional control dengan sikap orang tua

15 Sikap Orangtua Cenderung kurang peduli Memberi kebebasan dan mendukung Menentukan dan cenderung memaksa Fase Self-reflection F % F % F % F % Mampu Kurang mampu Tabel Tabulasi silang fase Self-reflection dengan sikap orang tua Bentuk dukungan Orangtua Acuh tak acuh Beri fasilitas Beri semangat Pantau Prestasi Akademik Menanyakan kegiatan belajar Self-regulation Mampu F % F % F % F % F % F % Kurang mampu Tabel Tabulasi silang kemampuan Self-regulation dengan Bentuk dukungan orang tua Bentuk dukungan Orangtua Acuh tak acuh Beri fasilitas Beri semangat Pantau Prestasi Akademik Menanyakan kegiatan belajar Fase Forethought F % F % F % F % F % F % Mampu Kurang mampu Tabel Tabulasi silang fase Forethought dengan Bentuk dukungan orang tua

16 Bentuk dukungan Orangtua Acuh tak acuh Beri fasilitas Beri semangat Pantau Prestasi Akademik Menanyakan kegiatan belajar Fase Performance F % F % F % F % F % F % Mampu Kurang mampu Tabel Tabulasi silang fase performance or volitional control dengan bentuk dukungan orang tua Bentuk dukungan Orangtua Acuh tak acuh Beri fasilitas Beri semangat Pantau Prestasi Akademik Menanyakan kegiatan belajar F % F % F % F % F % F % Fase Self-reflection Mampu Kurang mampu Tabel Tabulasi silang fase self-reflection dengan bentuk dukungan orang tua Sikap Dosen Mendukung Tidak Mendukung Self-regulation F % F % F % Mampu Kurang mampu Tabel Tabulasi silang kemampuan self-regulation dengan sikap dosen

17 Sikap Dosen Mendukung Tidak Mendukung Fase Forethought F % F % F % Mampu Kurang mampu Tabel Tabulasi silang fase foreethought dengan sikap dosen Sikap Dosen Mendukung Tidak Mendukung Fase Performance F % F % F % Mampu Kurang mampu Tabel Tabulasi silang fase Performance or volitional control dengan sikap dosen Sikap Dosen Mendukung Tidak Mendukung Fase self-reflection F % F % F % Mampu Kurang mampu Tabel Tabulasi silang fase self-reflection dengan sikap dosen

18 Bentuk dukungan dosen Acuh tak acuh Beri penjelasan materi Beri semangat Cara mengajar tdk dimengerti Menanyakan kegiatan belajar Self-regulation F % F % F % F % F % F % Mampu Kurang mampu Tabel Tabulasi silang self-regulation dengan bentuk dukungan dosen KATEGORI_SR_Umum * BentukDukunganDosen Crosstabulation KATEGORI_SR_Umum % within KATEGORI_ SR_Umum % within KATEGORI_ SR_Umum % within KATEGORI_ SR_Umum BentukDukunganDosen Beri_ penjelasan_ Cara materi_yg_ mengajarnya Mengadakan TanYa_ Acuh_tak_ tdk_ Beri_ tidak mudah kuliah Mengadakan perkemb_ acuh dimengerti Semangat dimengerti tambahan tutorial hasil_blajar % 54.5%.0%.0% 9.1%.0% 9.1% % 68.5% 2.7% 1.4%.0% 1.4% 17.8% % 65.3% 2.1% 1.1% 2.1% 1.1% 15.8% Tabel Tabulasi silang kemampuan Self-regulation dengan Bentuk Dukungan dosen KATEGORI_ FORETHOUGHT KATEGORI_FORETHOUGHT * BentukDukunganDosen Crosstabulation Acuh _tak_ Beri_ penjelasan_ materi_yg_ tdk_ Beri_ BentukDukunganDosen Mengadakan kuliah Mengadakan TanYa_ perkemb_ acuh dimengerti Semangat tambahan tutorial hasil_blajar % 56.1% 4.9% 4.9%.0% 17.1% 100% % 72.2%.0%.0% 1.9% 14.8% 100% % 65.3% 2.1% 2.1% 1.1% 15.8% 100% 2.19 Tabel Tabulasi silang kemampuan fase forethought dengan dukungan dosen

19 KAT.PERFORMANCE KAT.PERFORMANCE * BentukDukunganDosen Crosstabulation Acuh_ tak_ Beri_ penjelasan_ materi_yg_ tdk_ Beri_ BentukDukunganDosen Mengadakan kuliah Mengadakan TanYa_ perkemb_ acuh dimengerti Semangat tambahan tutorial hasil_blajar % 61.4%.0% 4.5%.0% 11.4% 100.0% % 68.6% 3.9%.0% 2.0% 19.6% 100.0% % 65.3% 2.1% 2.1% 1.1% 15.8% 100.0% 2.20 Tabel Tabulasi silang kemampuan fase Performance or volitional control dengan dukungan dosen KAT.S_REFLECTION KAT.S_REFLECTION * BentukDukunganDosen Crosstabulation Acuh_tak_ Beri_ penjelasan_ materi_yg_ tdk_ BentukDukunganDosen Beri_ Mengadakan kuliah Mengadakan TanYa_ perkemb_ acuh dimengerti Semangat tambahan tutorial hasil_blajar % 57.9% 5.3% 5.3%.0% 10.5% 100% % 70.2%.0%.0% 1.8% 19.3% 100% % 65.3% 2.1% 2.1% 1.1% 15.8% 100% 2.21 Tabel Tabulasi silang kemampuan fase self-reflection dengan dukungan dosen Dukungan teman Mendapat Tidak Mendapat Self-regulation F % F % F % Mampu Kurang mampu Tabel Tabulasi silang self-regulation dengan dukungan teman

20 Dukungan teman Mendapat Tidak Mendapat Fase forethought F % F % F % Mampu Kurang mampu Tabel Tabulasi silang Fase forethought dengan dukungan teman Dukungan teman Mendapat Tidak Mendapat Fase performance F % F % F % Mampu Kurang mampu Tabel Tabulasi silang Fase performance or volitional control dengan dukungan teman Dukungan teman Mendapat Tidak Mendapat Fase self-reflection F % F % F % Mampu Kurang mampu Tabel Tabulasi silang Fase self-reflection dengan dukungan teman Bentuk dukungan teman Self-regulation Mampu Membantu buat tugas dan belajar bersama Membantu melengkapi bahan kuliah Menyemangati kegiatan belajar Tidak ada F % F % F % F % F % Kurang mampu Tabel Tabulasi silang kemampuan Self-regulation dengan Bentuk dukungan teman

21 Bentuk dukungan teman Membantu buat tugas dan belajar bersama Membantu melengkapi bahan kuliah Menyemangati kegiatan belajar Tidak ada Fase forethought Mampu F % F % F % F % F % Kurang mampu abel tabulasi silang fase forethought dengan bentuk dukungan teman Bentuk dukungan teman Membantu buat tugas dan belajar bersama Membantu melengkapi bahan kuliah Menyemangati kegiatan belajar Tidak ada Fase perfortmance F % F % F % F % F % Mampu Kurang mampu Tabel tabulasi silang fase performance or volitional control dengan bentuk dukungan teman Bentuk dukungan teman Fase self-reflection Mampu Membantu buat tugas dan belajar bersama Membantu melengkapi bahan kuliah Menyemangati kegiatan belajar Tidak ada F % F % F % F % F % Kurang mampu Tabel tabulasi silang fase self-reflection dengan bentuk dukungan teman

22 Membaca aturan akademik Sering Kadang-kadang Jarang Tidak Pernah Self-regulation F % F % F % F % F % Mampu Kurang mampu Tabel tabulasi silang fase self-regulation dengan frekuensi membaca aturan akademik Membaca aturan akademik Sering Kadang-kadang Jarang Tidak Pernah Fase Forethought F % F % F % F % F % Mampu Kurang mampu Tabel tabulasi silang fase forethought dengan frekuensi membaca aturan akademik Membaca aturan akademik Sering Kadang-kadang Jarang Tidak Pernah Fase Performance F % F % F % F % F % Mampu Kurang mampu Tabel tabulasi silang fase performance dengan frekuensi membaca aturan akademik

23 Membaca aturan akademik Sering Kadang-kadang Jarang Tidak Pernah Fase Self-reflectiion F % F % F % F % F % Mampu Kurang mampu Tabel tabulasi silang fase self-reflection dengan frekuensi membaca aturan akademik Pengaruh aturan akademik Ada Tidak ada Self-regulation F % F % F % Mampu Kurang mampu Tabel tabulasi silang self-regulation dengan aturan akademik Pengaruh aturan akademik Ada Tidak ada Fase forethought F % F % F % Mampu Kurang mampu Tabel tabulasi silang fase forethought dengan aturan akademik

24 Pengaruh aturan akademik Ada Tidak ada Fase performance F % F % F % Mampu Kurang mampu Tabel tabulasi silang fase performance or volitional control dengan aturan akademik Pengaruh aturan akademik Ada Tidak ada Fase self-reflection F % F % F % Mampu Kurang mampu Tabel tabulasi silang fase self-reflection dengan aturan akademik Keikutsertaan kegiatan Ikut Tidak Self-regulation F % F % F % Mampu Kurang mampu Tabel tabulasi silang self-regulation dengan keikutsertaan mahasiswa dalam kegiatan

25 Keikutsertaan kegiatan Ikut Tidak Fase forethought F % F % F % Mampu Kurang mampu Tabel tabulasi silang fase forethought dengan keikutsertaan mahasiswa dalam kegiatan Keikutsertaan kegiatan Ikut Tidak Fase Performance F % F % F % Mampu Kurang mampu Tabel tabulasi silang fase Performance or volitional control dengan keikutsertaan mahasiswa dalam kegiatan Keikutsertaan kegiatan Ikut Tidak Self-reflection F % F % F % Mampu Kurang mampu Tabel tabulasi silang fase Self-reflection dengan keikutsertaan mahasiswa dalam kegiatan

26 Pengaruh kegiatan Mendukung Menghambat Tidak ada Self-regulation F % F % F % F % Mampu Kurang mampu Tabel tabulasi silang self regulation dengan kegiatan yang diikuti Pengaruh kegiatan Mendukung Menghambat Tidak ada Fase Forethought F % F % F % F % Mampu Kurang mampu Tabel tabulasi silang fase forethought dengan kegiatan yang diikuti Pengaruh kegiatan Mendukung Menghambat Tidak ada Fase Performance F % F % F % F % Mampu Kurang mampu Tabel tabulasi silang fase performance or volitional control dengan kegiatan yang diikuti

27 Pengaruh kegiatan Mendukung Menghambat Tidak ada Fase Self-reflection F % F % F % F % Mampu Kurang mampu Tabel tabulasi silang fase self-reflection dengan kegiatan yang diikuti Fasilitas kampus Mendukung Tidak mendukung Tidak ada Self-regulation F % F % F % F % Mampu Kurang mampu Tabel tabulasi silang kemampuan self-regulation dengan fasilitas belajar di kampus Fasilitas kampus Mendukung Tidak mendukung Tidak ada Fase forethought F % F % F % F % Mampu Kurang mampu Tabel tabulasi silang fase forethought dengan fasilitas belajar di kampus

28 Fasilitas kampus Mendukung Tidak mendukung Tidak ada Fase performance F % F % F % F % Mampu Kurang mampu Tabel tabulasi silang fase performance or volitional control dengan fasilitas belajar di kampus Fasilitas kampus Mendukung Tidak mendukung Tidak ada Fase self-reflection F % F % F % F % Mampu Kurang mampu Tabel tabulasi silang fase self-reflection dengan fasilitas belajar di kampus Tokoh yang ber Self-regulation Mampu Diri sendiri Dosen Orang tua Teman F % F % F % F % F % Kurang mampu Tabel tabulasi silang kemampuan Self-regulation dengan tokoh yang ber dalam penentuan target IP

29 Tokoh yang ber Diri sendiri Dosen Orang tua Teman Fase Forethought Mampu F % F % F % F % F % Kurang mampu Tabel tabulasi silang fase forethought dengan tokoh yang ber dalam penentuan target IP Tokoh yang ber Diri sendiri Dosen Orang tua Teman Fase Performance Mampu F % F % F % F % F % Kurang mampu Tabel tabulasi silang fase Performance or volitional control dengan tokoh yang ber dalam penentuan target IP Tokoh yang ber Diri sendiri Dosen Orang tua Teman Fase Self-reflection Mampu F % F % F % F % F % Kurang mampu Tabel tabulasi silang fase Self-reflection dengan tokoh yang ber dalam penentuan target IP Tokoh yang ber Ayah Diri Sendiri Dosen Ibu Kakak Kakek/Nenek Teman Tuhan F % F % F % F % F % F % F % F % F % Self-regulation Mampu Kurang Mampu Tabel tabulasi silang kemampuan self regulation dengan tokoh yang ber dalam kegiatan akademik

30 Tokoh yang ber Ayah Diri Sendiri Dosen Ibu Kakak Kakek/Nenek Teman Tuhan Fase forethought Mampu F % F % F % F % F % F % F % F % F % Kurang Mampu Tabel tabulasi silang fase forethought dengan tokoh yang ber dalam kegiatan akademik Tokoh yang ber Ayah Diri Sendiri Dosen Ibu Kakak Kakek/Nenek Teman Tuhan Fase performance Mampu Kurang Mampu F % F % F % F % F % F % F % F % F % Tabel tabulasi silang fase performance dengan tokoh yang ber dalam kegiatan akademik Tokoh yang ber Ayah Diri Sendiri Dosen Ibu Kakak Kakek/Nenek Teman Tuhan Fase reflection Mampu Kurang Mampu F % F % F % F % F % F % F % F % F % Tabel tabulasi silang fase self-reflection dengan tokoh yang ber dalam kegiatan akademik Pengaruh Tokoh Self Bercita-cita berpendidikan sama Bercita-cita berprofesi yang sama Mencontoh semangat Mengikuti keberhasilan akademik Mengikuti status ekonomi Mengikuti keberhasilan akademik Mewujudkan cita-cita sendiri Selalu bersyukur Regulation F % F % F % F % F % F % F % F % F % F % Mampu Kurang Mampu Tabel tabulasi silang kemampuan self-regulation bentuk tokoh yang diidolakan Tidak ada

31 Pengaruh Tokoh Fase forethought Mampu Kurang Mampu Bercita-cita berpendidikan sama Bercita-cita berprofesi yang sama Mencontoh semangat Mengikuti keberhasilan akademik Mengikuti status ekonomi Mengikuti keberhasilan akademik Mewujudkan cita-cita sendiri Selalu bersyukur F % F % F % F % F % F % F % F % F % F % Tabel tabulasi silang fase forethought bentuk tokoh yang diidolakan Tidak ada Pengaruh Tokoh Fase performance Mampu Kurang Mampu Bercita-cita berpendidikan sama Bercita-cita berprofesi yang sama Mencontoh semangat Mengikuti keberhasilan akademik Mengikuti status ekonomi Mengikuti keberhasilan akademik Mewujudkan cita-cita sendiri Selalu bersyukur F % F % F % F % F % F % F % F % F % F % Tabel tabulasi silang fase performance bentuk tokoh yang diidolakan Tidak ada Pengaruh Tokoh Fase Self Reflection Mampu Kurang Mampu Bercita-cita berpendidikan sama Bercita-cita berprofesi yang sama Mencontoh semangat Mengikuti keberhasilan akademik Mengikuti status ekonomi Mengikuti keberhasilan akademik Mewujudkan cita-cita sendiri Selalu bersyukur F % F % F % F % F % F % F % F % F % F % Tabel tabulasi silang fase self-reflection bentuk tokoh yang diidolakan Tidak ada IP Terakhir > Self-regulation F % F % F % F % F % F % Mampu Kurang mampu Tabel tabulasi silang kemampuan self-regulation dengan Nilai Indeks Prestasi Terakhir

32 Respo nden N 1 N 2 N 3 N 4 N 5 N 6 N 7 N 8 N 9 N 10 N 11 N 12 N 13 N 14 N 15 N 16 N 17 N 18 N 19 N

33

34 Responden N21 N22 N23 N24 N25 N26 N27 N28 N29 N30 N31 N32 N33 N34 N

35

36 Responden N36 N37 N38 N39 N40 N41 N42 N43 N44 N

37

38 Responden Task_Analysis kat_task_anal Goal_Setting kat_goal_set Strategic_planning kat_strtegic_plan

39

40

41 Responden Self_mot_Bel kat_self_mot_bel Self_Efficacy kat_self_eff Outcomes_exp kat_out_exp

42

43

44 Responden Intrinsic_Interest kat_intrin_int Goal_Orientation kat_goal_orien

45

46 Responde FORETHOUGHT KATEGORI_FORE THOUGHT Self_Control kat_sel_con Self_instructi kat_self_inst

47

48 Responden Imagery kat_image Attention_Focus kat_att Task_Strategies kat_task_strat

49

50 Resp Self_observ kat_sel_obsv Self_Record kat_self_rec Self_Exp kat_self_ex

51

52

53 Resp PERFORMANCE KAT.PERFORMAN Self_Judgement kat_self_judge Self_Evaluation kat_self_eva CE

54

55 Resp Causal_Attribut kat_causal Self_reac kat_sel_reaction Self_Satisfact kat_self_sac tion ion

56

57 Resp Adaptif kat_adaptif Defense kat_defense S_REFLECTION KAT.S_REFLECTION

58

59

60 Resp JUMLAH KATEGORI_SR KATEGORI_SR_Umum KATEGORI_SR_ KATEGORI _SR_K_

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. performance or volitional control self regulation pada mahasiswa angkatan 2014

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. performance or volitional control self regulation pada mahasiswa angkatan 2014 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil pengolahan data dan pembahasan mengenai fase performance or volitional control self regulation pada mahasiswa angkatan 2014 Fakultas Psikologi Universitas

Lebih terperinci

Lampiran 1 KATA PENGANTAR

Lampiran 1 KATA PENGANTAR Lampiran 1 KATA PENGANTAR Saya adalah mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha. Saat ini saya sedang melakukan suatu penelitian mengenai self regulation dari siswa SMA. Oleh karena itu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu perguruan tinggi terdapat proses belajar dan mengajar, proses ini

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu perguruan tinggi terdapat proses belajar dan mengajar, proses ini BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam suatu perguruan tinggi terdapat proses belajar dan mengajar, proses ini lebih spesifik dibanding tingkat SMA. Disiplin ilmu yang disediakan merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pendidikan sangat penting. Hal ini disebabkan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pendidikan sangat penting. Hal ini disebabkan perkembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Dewasa ini pendidikan sangat penting. Hal ini disebabkan perkembangan teknologi di era globalisasi yang menuntut mahasiswa untuk terus belajar. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan individu dimana mereka dituntut untuk belajar setiap

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan individu dimana mereka dituntut untuk belajar setiap 14 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Manusia merupakan individu dimana mereka dituntut untuk belajar setiap saat. Proses belajar bagi individu sudah dimulai sejak manusia lahir terutama dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan salah satu syarat untuk bisa melakukan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan salah satu syarat untuk bisa melakukan kegiatan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesehatan merupakan salah satu syarat untuk bisa melakukan kegiatan sehari-hari yang semakin sibuk, padat dan menguras tenaga. Terutama bagi orang dewasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyelesaikan seluruh mata kuliah yang diwajibkan dan tugas akhir yang biasa

BAB I PENDAHULUAN. menyelesaikan seluruh mata kuliah yang diwajibkan dan tugas akhir yang biasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap orang yang memutuskan untuk melanjutkan sekolahnya sebagai mahasiswa di salah satu universitas pasti memiliki tujuan yang sama yaitu mendapatkan gelar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Kagan & Coles, 1972; Keniston, 1970; Lipsitz, 1977, dalam Steinberg, 1993).

BAB I PENDAHULUAN. (Kagan & Coles, 1972; Keniston, 1970; Lipsitz, 1977, dalam Steinberg, 1993). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Setiap individu yang berusia 18-21 tahun berada pada masa remaja akhir (Kagan & Coles, 1972; Keniston, 1970; Lipsitz, 1977, dalam Steinberg, 1993). Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bebas, dan otonomi daerah telah mendesak dunia pendidikan terutama pendidikan tinggi untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. bebas, dan otonomi daerah telah mendesak dunia pendidikan terutama pendidikan tinggi untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan saat ini sudah menjadi suatu kebutuhan primer. Era globalisasi, perdagangan bebas, dan otonomi daerah telah mendesak dunia pendidikan terutama pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya

BAB I PENDAHULUAN. seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan, menurut Kamus Bahasa Indonesia, proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya

Lebih terperinci

Studi Deskriptif mengenai Self Regulation dalam Bidang Akademik pada Mahasiswa

Studi Deskriptif mengenai Self Regulation dalam Bidang Akademik pada Mahasiswa Riasnugrahani, Missiliana, dan Lidwina, Studi Deskriptif Mengenai Self Regulation dalam Bidang Akademik pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Angkatan 2003 yang Memiliki IPK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penurunan jumlah imam yang ada di Indonesia saat ini seringkali menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Penurunan jumlah imam yang ada di Indonesia saat ini seringkali menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penurunan jumlah imam yang ada di Indonesia saat ini seringkali menjadi perbincangan hangat dalam agama Katolik. Beragamnya latar belakang yang menjadi penyebab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek yang penting untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek yang penting untuk meningkatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu aspek yang penting untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia. Menurut Tata Sutabri. S. Kom, MM (2006), setiap

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran kemampuan selfregulation pada siswa seminari di Sekolah Seminari Menengah X Jakarta. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini bejudul Studi deskriptif mengenai kemampuan regulasi diri dalam bidang akademik pada siswa-siswi pelaku pelanggaran tata tertib sekolah (School Misdemeanor) di SMA X Bandung. Subyek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bertujuan untuk mengembangkan potensi siswa, mengembangkan pengendalian

BAB I PENDAHULUAN. bertujuan untuk mengembangkan potensi siswa, mengembangkan pengendalian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam era pembangunan di Indonesia saat ini, semakin dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Salah satu faktor yang menunjang hal ini adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang lemah dan penuh ketergantungan, akan tetapi belum mampu ke usia yang

BAB 1 PENDAHULUAN. yang lemah dan penuh ketergantungan, akan tetapi belum mampu ke usia yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Remaja adalah usia transisi, seorang individu telah meninggalkan usia kanakkanak yang lemah dan penuh ketergantungan, akan tetapi belum mampu ke usia yang kuat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sejak dahulu tenaga perawat pelaksana di ruang rawat inap dibutuhkan oleh

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sejak dahulu tenaga perawat pelaksana di ruang rawat inap dibutuhkan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sejak dahulu tenaga perawat pelaksana di ruang rawat inap dibutuhkan oleh pihak rumah sakit untuk memberikan perawatan kepada pasien yang berada di ruang rawat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semua orang membutuhkan pendidikan. Pendidikan yang telah diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. Semua orang membutuhkan pendidikan. Pendidikan yang telah diperoleh 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semua orang membutuhkan pendidikan. Pendidikan yang telah diperoleh seseorang menjadi bekal untuk masa depannya. Pendidikan dapat diperoleh melalui pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu dalam hidupnya tidak terlepas dari proses belajar. Individu

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu dalam hidupnya tidak terlepas dari proses belajar. Individu 1 BAB I PENDAHULUAN I. 1 LATAR BELAKANG MASALAH Setiap individu dalam hidupnya tidak terlepas dari proses belajar. Individu selalu belajar untuk memperoleh berbagai keterampilan dan kemampuan agar dapat

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran kemampuan selfregulation akademik dari siswa-siswi underachiever kelas 3 SMU IPEKA TOMANG Jakarta. Metode yang digunakan dalam penelitian ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang baik maka tidak tersedia modal untuk melangkah ke depan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang baik maka tidak tersedia modal untuk melangkah ke depan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kesehatan adalah komponen dalam hidup yang sangat penting, tanpa kesehatan yang baik maka tidak tersedia modal untuk melangkah ke depan ataupun untuk melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, perhatian masyarakat mengenai hal-hal yang menyangkut

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, perhatian masyarakat mengenai hal-hal yang menyangkut BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, perhatian masyarakat mengenai hal-hal yang menyangkut keagamaan sangat besar. Hal ini disebabkan oleh semakin banyaknya masalah yang timbul di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas ini mengelola 12 fakultas dan program studi, dan cukup dikenal di

BAB I PENDAHULUAN. Universitas ini mengelola 12 fakultas dan program studi, dan cukup dikenal di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan modern, persaingan untuk mendapatkan sumber daya manusia sebagai tenaga kerja yang handal semakin ketat. Setiap perusahaan, membutuhkan tenaga-tenaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa adalah pelajar yang berada dalam jenjang pendidikan perguruan

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa adalah pelajar yang berada dalam jenjang pendidikan perguruan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Mahasiswa adalah pelajar yang berada dalam jenjang pendidikan perguruan tinggi. Pendidikan yang diperoleh di masa perguruan tinggi ini biasanya lebih spesifik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. senantiasa bertambah, begitu juga halnya di Indonesia (www.pikiran-rakyat.com).

BAB I PENDAHULUAN. senantiasa bertambah, begitu juga halnya di Indonesia (www.pikiran-rakyat.com). BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Penyandang cacat terdapat di semua bagian dunia, jumlahnya besar dan senantiasa bertambah, begitu juga halnya di Indonesia (www.pikiran-rakyat.com). Menurut

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK...i. KATA PENGANTAR...ii. DAFTAR ISI...v. DAFTAR BAGAN...ix. DAFTAR LAMPIRAN...x Latar Belakang Masalah...

DAFTAR ISI. ABSTRAK...i. KATA PENGANTAR...ii. DAFTAR ISI...v. DAFTAR BAGAN...ix. DAFTAR LAMPIRAN...x Latar Belakang Masalah... 3 ABSTRAK Penelitian ini berjudul Studi Deskriptif mengenai Self-regulation pada Siswa Kelas XI di Boarding School Bandung. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai Self-regulation akademik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang semakin canggih, dan persaingan dalam dunia pekerjaan yang

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang semakin canggih, dan persaingan dalam dunia pekerjaan yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi yang semakin kompetitif, perkembangan teknologi yang semakin canggih, dan persaingan dalam dunia pekerjaan yang semakin ketat, membuat

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan Academic Self-Regulation dengan Prestasi Akademik pada mahasiswa Fakultas Kedokteran angkatan 2004 di Universitas X, Bandung. Sampel adalah mahasiswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan penyalahgunaan atau ketergantungan narkoba mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan penyalahgunaan atau ketergantungan narkoba mempunyai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Permasalahan penyalahgunaan atau ketergantungan narkoba mempunyai dimensi yang luas dan kompleks, baik dari sudut medik, psikiatrik (kedokteran jiwa), kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak menuju

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak menuju 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial emosional. (Santrock,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setiap negara. Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2004, pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. setiap negara. Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2004, pendidikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu sektor penting dalam pembangunan di setiap negara. Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2004, pendidikan merupakan usaha sadar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada jaman yang semakin berkembang, Indonesia semakin membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Pada jaman yang semakin berkembang, Indonesia semakin membutuhkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada jaman yang semakin berkembang, Indonesia semakin membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas untuk meneruskan pembangunan bangsa ini. Penerus bangsa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu terlahir dengan memiliki kapasitas untuk belajar yang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu terlahir dengan memiliki kapasitas untuk belajar yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap individu terlahir dengan memiliki kapasitas untuk belajar yang perlu dikembangkan sepanjang hidupnya. Seiring dengan berjalannya waktu, setiap individu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang membangun negara

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang membangun negara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang membangun negara demi kelangsungan kesejahteraan rakyatnya, dan untuk itu diperlukan sumber daya manusia yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan generasi muda penerus cita-cita bangsa dan negara,

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan generasi muda penerus cita-cita bangsa dan negara, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Remaja merupakan generasi muda penerus cita-cita bangsa dan negara, yang memerlukan perhatian agar dapat bertumbuh dan berkembang secara optimal agar dapat

Lebih terperinci

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha Abstrak Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui gambaran umum mengenai Self-Regulation pada penderita hipertensi di Rumah Sakit X di Bandung. Rancangan yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

ABSTRAK. viii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. viii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana derajat Self- Regulation fase Volitional Control dalam kegiatan membaca buku teks berbahasa Indonesia pada mahasiswa tingkat II. Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meminimalkan penggunaan tenaga dalam beraktivitas. Dampak positifnya,

BAB I PENDAHULUAN. meminimalkan penggunaan tenaga dalam beraktivitas. Dampak positifnya, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Meningkatnya kemudahan dalam hidup menjadikan manusia semakin meminimalkan penggunaan tenaga dalam beraktivitas. Dampak positifnya, orang dapat memiliki lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang sejalan dengan pembangunan nasional. Pendidikan merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. berkembang sejalan dengan pembangunan nasional. Pendidikan merupakan salah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tuntutan masyarakat akan kebutuhan pendidikan membuat pendidikan terus berkembang sejalan dengan pembangunan nasional. Pendidikan merupakan salah satu faktor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas yang dibutuhkan bagi peningkatan dan akselerasi pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas yang dibutuhkan bagi peningkatan dan akselerasi pembangunan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perguruan Tinggi sebagai bagian dari Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) berperan besar dalam membentuk dan mengembangkan manusia yang berkualitas yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIK. Menurut National Council of Teacher of Mathematics (NCTM) bahwa

BAB II KAJIAN TEORITIK. Menurut National Council of Teacher of Mathematics (NCTM) bahwa 7 BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual 1. Koneksi Matematis Dalam pembelajaran matematika, materi yang satu mungkin merupakan prasyarat bagi materi lainnya, atau konsep yang satu diperlukan untuk

Lebih terperinci

RELIABILITAS DAN VALIDITAS ALAT UKUR

RELIABILITAS DAN VALIDITAS ALAT UKUR LAMPIRAN 01 RELIABILITAS DAN VALIDITAS ALAT UKUR Reliabilitas alat ukur = 0,814 ( tinggi ) Validitas Alat Ukur 1. Validitas Fase Forethought No Item Validitas Kategori No Item Validitas Kategori 1 0,423

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini berjudul studi deskriptif mengenai self regulation fase forethought pada mahasiswa desain komunikasi visual yang gagal pada sidang dua di universitas X kota Bandung, dimana penelitiannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan tuntutan masyarakat dan perkembangan ilmu pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan tuntutan masyarakat dan perkembangan ilmu pengetahuan 13 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Sesuai dengan tuntutan masyarakat dan perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin meningkat, pendidikan dirasakan tidak cukup bila dilakukan di dalam lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (http://abstrak.digilib.upi.edu/direktori/tesis/administrasi_pendidikan/ ISAK_TOROBI/T_ADP _Chapter1.pdf).

BAB I PENDAHULUAN. (http://abstrak.digilib.upi.edu/direktori/tesis/administrasi_pendidikan/ ISAK_TOROBI/T_ADP _Chapter1.pdf). BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan elemen penting bagi pembangunan suatu bangsa. Isjoni (2006) menyatakan bahwa pendidikan adalah ujung tombak suatu negara. Tertinggal

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Judul dari penelitian ini adalah Perancangan dan Uji Coba modul Pelatihan Self-Regulation Fase Forethought Bidang Akademik pada Siswa-Siswi Underachiever kelas X SMA BPPK Kristen Bandung. Dan tujuan

Lebih terperinci

REGULASI DIRI DARI RESIDEN YANG MENJALANI PROGRAM REHABILITASI KETERGANTUNGAN NARKOBA. Shirley Melita Sembiring M. Universitas Medan Area, Indonesia

REGULASI DIRI DARI RESIDEN YANG MENJALANI PROGRAM REHABILITASI KETERGANTUNGAN NARKOBA. Shirley Melita Sembiring M. Universitas Medan Area, Indonesia REGULASI DIRI DARI RESIDEN YANG MENJALANI PROGRAM REHABILITASI KETERGANTUNGAN NARKOBA Shirley Melita Sembiring M. Universitas Medan Area, Indonesia Email: shirleymelitasembiring@yahoo.com Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

Prosiding Psikologi ISSN:

Prosiding Psikologi ISSN: Prosiding Psikologi ISSN: 2460-6448 Studi Deskriptif Mengenai Self Regulated Learning Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Islam Bandung Angkatan 2012 Description Study of Self Regulated Learning in

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Judul penelitian ini adalah Studi Deskriptif Mengenai Kemampuan Self- Regulated Learning Mahasiswa Fakultas Psikologi Angkatan 2009, di Universitas X Bandung. Sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian

Lebih terperinci

Data Pribadi. Kelas/No. Absen. Alamat/Telp :... Pendidikan Ayah/Ibu. c. di bawah rata-rata kelas. Kegiatan yang diikuti di luar sekolah :.

Data Pribadi. Kelas/No. Absen. Alamat/Telp :... Pendidikan Ayah/Ibu. c. di bawah rata-rata kelas. Kegiatan yang diikuti di luar sekolah :. Data Pribadi Nama (inisial) Kelas/No. Absen Usia Alamat/Telp :.(L/P)* :. :. :. :..... Pekerjaan Ayah/Ibu Pendidikan Ayah/Ibu Nilai raport saat ini* : / : / : a. di atas rata-rata kelas b. rata-rata kelas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikarenakan pendidikan selain ikut mengantarkan manusia ke harkat dan martabat

BAB I PENDAHULUAN. dikarenakan pendidikan selain ikut mengantarkan manusia ke harkat dan martabat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sesuai dengan tuntutan masyarakat dan perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin pesat, pendidikan dirasakan sangat memegang peranan penting. Hal ini dikarenakan

Lebih terperinci

Prosiding Psikologi ISSN:

Prosiding Psikologi ISSN: Prosiding Psikologi ISSN: 2460-6448 Studi Deskriptif Self Regulated Learning pada Mahasiswa yang Aktif Mengikuti Organisasi Kemahasiswaan (BEM-F) di Unisba Descriptive Study of Self Regulated Learning

Lebih terperinci

ABSTRAK. ii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. ii Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Judul penelitian ini adalah Perancangan dan Uji Coba Modul Pelatihan Selfregulation Fase Forethought Bidang Akademik pada Siswa/i kelas VIII SMP X Bandung. Maksud dilakukannya penelitian ini adalah

Lebih terperinci

Universitas Kristen Maranatha. Lampiran 1. Hasil Perhitungan Validitas dan Reliabilitas. Kuesioner Self-efficacy

Universitas Kristen Maranatha. Lampiran 1. Hasil Perhitungan Validitas dan Reliabilitas. Kuesioner Self-efficacy Lampiran 1 Hasil Perhitungan Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Self-efficacy VALIDITAS Item Koefisien korelasi Keterangan validitas 1. 0.413 Diterima 2. 0.457 Diterima 3. 0.363 Direvisi 4. 0.334 Direvisi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN.. KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR BAGAN... DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN.. KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR BAGAN... DAFTAR LAMPIRAN... ABSTRAK Penelitian ini berjudul studi deskriptif mengenai gaya belajar pada mahasiswa angkatan 2008 semester III di Sekolah Bisnis dan Manajemen, Institut Teknologi Bandung. Variabel penelitian ini adalah

Lebih terperinci

kesombongan kerendahdirian rasa kasihan kebenaran cinta Allah

kesombongan kerendahdirian rasa kasihan kebenaran cinta Allah Jikalah aku melangkah, semoga itu bukan karena kesombongan Jikalah aku melangkah, semoga itu bukan karena kerendahdirian Jikalah aku melangkah, semoga itu bukan karena rasa kasihan Jikalah aku melangkah,

Lebih terperinci

A B S T R A K Solomon & Rothblum

A B S T R A K Solomon & Rothblum A B S T R A K Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui derajat Prokrastinasi Akademik pada mahasiswa Fakultas X Departemen Y ITB. Adapun yang menjadi sampel penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas X

Lebih terperinci

Lampiran 1. Surat Pernyataan. 1. Tujuan dari kuesioner ini adalah pengambilan data untuk skripsi.

Lampiran 1. Surat Pernyataan. 1. Tujuan dari kuesioner ini adalah pengambilan data untuk skripsi. LAMPIRAN Lampiran 1 Surat Pernyataan Dengan ini saya bersedia secara sukarela untuk mengisi kuesioner dengan ketentuanketentuan yang ada dibawah ini. Nama : 1. Tujuan dari kuesioner ini adalah pengambilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kutu buku, bahkan kurang bergaul (Pikiran Rakyat, 7 November 2002).

BAB I PENDAHULUAN. kutu buku, bahkan kurang bergaul (Pikiran Rakyat, 7 November 2002). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Membaca merupakan kegiatan yang akrab dengan manusia. Kegiatan membaca berlangsung terus menerus selama manusia hidup. Mulai dari membaca merk makanan, judul

Lebih terperinci

Prosiding SNaPP2012: Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN Fakultas Psikologi, Universitas Islam Bandung, Jl. Tamansari No.

Prosiding SNaPP2012: Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN Fakultas Psikologi, Universitas Islam Bandung, Jl. Tamansari No. Prosiding SNaPP2012: Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN 2089-3590 HUBUNGAN SELF-REGULATION DENGAN PRESTASI BALAJAR PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNISBA 1 Yuli Aslamawati, 2 Eneng Nurlailiwangi, 3

Lebih terperinci

Studi Mengenai Self Regulator pada Mahasiswa Underachiever di Fakultas Psikologi Unisba

Studi Mengenai Self Regulator pada Mahasiswa Underachiever di Fakultas Psikologi Unisba Prosiding SNaPP2011: Sosial, Ekonomi dan Humaniora ISSN 2089-3590 Studi Mengenai Self Regulator pada Mahasiswa Underachiever di Fakultas Psikologi Unisba 1 Eni Nuraeni N., 2 Dwie Rahmatanti Jurusan Psikologi,

Lebih terperinci

HUBUNGAN ACHIEVEMENT EMOTIONS DAN SELF-REGULATION MAHASISWA DALAM MENGERJAKAN SKRIPSI LIDYA KEMALA SARI PANJAITAN SURYA CAHYADI

HUBUNGAN ACHIEVEMENT EMOTIONS DAN SELF-REGULATION MAHASISWA DALAM MENGERJAKAN SKRIPSI LIDYA KEMALA SARI PANJAITAN SURYA CAHYADI HUBUNGAN ACHIEVEMENT EMOTIONS DAN SELF-REGULATION MAHASISWA DALAM MENGERJAKAN SKRIPSI LIDYA KEMALA SARI PANJAITAN SURYA CAHYADI ABSTRAK Pengerjaan skripsi adalah hal yang harus dilalui mahasiswa sebagai

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Lembar Pengesahan..i. Kata Pengantar.ii. Daftar Isi..v. Daftar Tabel ix. Daftar Bagan...x. Daftar Lampiran...xi

DAFTAR ISI. Lembar Pengesahan..i. Kata Pengantar.ii. Daftar Isi..v. Daftar Tabel ix. Daftar Bagan...x. Daftar Lampiran...xi ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran umum mengenai self-efficacy beliefs mahasiswa Fakultas Psikologi yang sedang mengontrak mata kuliah PPLK lebih dari satu kali di Universitas X

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi adalah salah satu usaha dari sekelompok orang yang bekerja

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi adalah salah satu usaha dari sekelompok orang yang bekerja BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Organisasi adalah salah satu usaha dari sekelompok orang yang bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan. Salah satu bentuk dari organisasi adalah perusahaan

Lebih terperinci

Struktur kurikulum berdasarkan urutan mata kuliah (MK) semester demi semester, dengan mengikuti format tabel berikut:

Struktur kurikulum berdasarkan urutan mata kuliah (MK) semester demi semester, dengan mengikuti format tabel berikut: Struktur kurikulum berdasarkan urutan mata kuliah (MK) semester demi semester, dengan mengikuti format tabel berikut: 1.Teknik Otomotif Kode Mata Kuliah SKS/ KELOMPOK SEMESTER JS A B C D E 1 2 3 4 5 6

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i UCAPAN TERIMAKASIH... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii BAB I PENDAHULUAN...

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i UCAPAN TERIMAKASIH... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii BAB I PENDAHULUAN... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i UCAPAN TERIMAKASIH... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah...

Lebih terperinci

PERTEMUAN ORANGTUA MAHASISWA BARU ITB. Sasana Budaya Ganesa Institut Teknologi Bandung 9 Agustus 2017

PERTEMUAN ORANGTUA MAHASISWA BARU ITB. Sasana Budaya Ganesa Institut Teknologi Bandung 9 Agustus 2017 PERTEMUAN ORANGTUA MAHASISWA BARU ITB Sasana Budaya Ganesa Institut Teknologi Bandung 9 Agustus 2017 PENDIDIKAN SARJANA (S1) ITB: Tahun ke-1 Tahun ke-2 Tahun ke-3 Tahun ke-4 Tahun ke-5 Tahun ke-6 Tahap

Lebih terperinci

Dokumen Kurikulum Program Studi : Ilmu dan Teknik Material

Dokumen Kurikulum Program Studi : Ilmu dan Teknik Material Dokumen Kurikulum 2013-2018 Program Studi : Ilmu dan Teknik Material Fakultas : Teknik Mesin dan Dirgantara Institut Teknologi Bandung Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Institut Teknologi Bandung Kode

Lebih terperinci

Gambar 1.1. Proses kerja dalam PLTU

Gambar 1.1. Proses kerja dalam PLTU BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tenaga listrik merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam kehidupan umat manusia. Hal ini karena hampir semua peralatan dalam kehidupan sehari-hari membutuhkan

Lebih terperinci

ABSTRAK Meinistriani Nathaniel Branden (1994)

ABSTRAK Meinistriani Nathaniel Branden (1994) ABSTRAK Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui gambaran selfesteem pada remaja putri di Panti Asuhan X Bandung. Sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian ini maka rancangan penelitian

Lebih terperinci

',-&$ '. '. "!H~" u ~~~ I~... PROGRAM MAGI R logistik PROPOSAL. (Revisi ke-3) FAKULTAS TEKNOLOGIINDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG III,..I. flii ,.

',-&$ '. '. !H~ u ~~~ I~... PROGRAM MAGI R logistik PROPOSAL. (Revisi ke-3) FAKULTAS TEKNOLOGIINDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG III,..I. flii ,. PROPOSAL PROGRAM MAGI R logistik (Revisi ke3) / ',&$ I., ' "!H" u flii,.' III. III,I FAKULTAS TEKNOLOGIINDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2011 r. ' Ringkasan Eksekutif Tren perkembangan industri global

Lebih terperinci

VALIDITAS. Item Koefisien Korelasi. Item Koefisien Korelasi. Keterangan : Item diterima : 48 Item direvisi : - Item dibuang : -

VALIDITAS. Item Koefisien Korelasi. Item Koefisien Korelasi. Keterangan : Item diterima : 48 Item direvisi : - Item dibuang : - VALIDITAS Item Koefisien Korelasi Keterangan Validitas 1. 0,602 Dipakai 2. 0,400 Dipakai 3. 0,655 Dipakai 4. 0,400 Dipakai 5. 0,400 Dipakai 6. 0,539 Dipakai 7. 0,400 Dipakai 8. 0,615 Dipakai 9. 0,612 Dipakai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perlu dikembangkan sepanjang hidupnya. Dalam menjalani proses belajar setiap

BAB I PENDAHULUAN. perlu dikembangkan sepanjang hidupnya. Dalam menjalani proses belajar setiap 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap individu terlahir dengan memiliki kemampuan untuk belajar yang perlu dikembangkan sepanjang hidupnya. Dalam menjalani proses belajar setiap individu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengajar. Teori Self-Regulated Learning dari B.J Zimmerman yang menjelaskan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengajar. Teori Self-Regulated Learning dari B.J Zimmerman yang menjelaskan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Alasan Pemilihan Teori Banyak faktor dan proses yang dilalui oleh mahasiswa dalam kegiatan belajar mengajar. Teori Self-Regulated Learning dari B.J Zimmerman yang menjelaskan

Lebih terperinci

ABSTRAK McClelland (1953) Ken & Kate Back (1982)

ABSTRAK McClelland (1953) Ken & Kate Back (1982) ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara motif berprestasi dan perilaku asertif pada mahasiswa Fakultas Psikologi angkatan 2002 Universitas X Bandung. Penelitian

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... iv. DAFTAR LAMPIRAN... xiii. 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Pengertian dan Batasan Usia Remaja...

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... iv. DAFTAR LAMPIRAN... xiii. 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Pengertian dan Batasan Usia Remaja... DAFTAR ISI UCAPAN TERIMAKASIH... i ABSTRAK... iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... ix DAFTAR SKEMA... xi DAFTAR DIAGRAM...xii DAFTAR LAMPIRAN... xiii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha Abstrak Judul penelitian ini adalah Studi Deskriptif Mengenai Achivement Goal Orientation Terhadap Mata Pelajaran Matematika Pada Siswa Siswi Kelas XI IPA di SMAN X Bandung. Penelitian ini dilakukan dengan

Lebih terperinci

Studi Deskriptif Mengenai Self Regulation pada Siswa Atlet SMPN 1 Lembang. Suchi Fuji Astuti,

Studi Deskriptif Mengenai Self Regulation pada Siswa Atlet SMPN 1 Lembang. Suchi Fuji Astuti, Prosiding Psikologi ISSN: 2460-6448 Studi Deskriptif Mengenai Self Regulation pada Siswa Atlet SMPN 1 Lembang 1 Suchi Fuji Astuti, 2 Hedi Wahyudi 1,2 Fakultas Psikologi, Universitas Islam Bandung, Jl.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR...iii. DAFTAR ISI... vii. DAFTAR TABEL DAN BAGAN...xi. DAFTAR LAMPIRAN...xii Latar Belakang Masalah...

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR...iii. DAFTAR ISI... vii. DAFTAR TABEL DAN BAGAN...xi. DAFTAR LAMPIRAN...xii Latar Belakang Masalah... ABSTRAK Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui hubungan antara selfefficacy dan prestasi akademik pada mahasiswa fakultas Kedokteran angkatan 2006 Universitas X di Bandung. Pemilihan sampel menggunakan

Lebih terperinci

ANALISIS KARAKTERISTIK MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA FAKULTAS REKAYASA INDUSTRI ANGKATAN 2013 TELKOM UNIVERSITY MENGGUNAKAN KNOWLEDGE CONVERSION 5C

ANALISIS KARAKTERISTIK MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA FAKULTAS REKAYASA INDUSTRI ANGKATAN 2013 TELKOM UNIVERSITY MENGGUNAKAN KNOWLEDGE CONVERSION 5C ANALISIS KARAKTERISTIK MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA FAKULTAS REKAYASA INDUSTRI ANGKATAN 2013 TELKOM UNIVERSITY MENGGUNAKAN KNOWLEDGE CONVERSION 5C 1 Carina Yustitia Setiadi, 2 Amelia Kurniawati, 3 Rayinda

Lebih terperinci

ABSTRAK Zimmerman Boekaerts,

ABSTRAK Zimmerman Boekaerts, ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh self-regulation akademik terhadap prestasi akademik pada siswa kelas XII SMA Regina Pacis Bogor. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Lebih terperinci

Dokumen Kurikulum Program Studi : Teknik Tenaga Listrik. Lampiran II

Dokumen Kurikulum Program Studi : Teknik Tenaga Listrik. Lampiran II Dokumen Kurikulum 2013-2018 Program Studi : Teknik Lampiran II Sekolah Teknik Elektro Dan Informatika Institut Teknologi Bandung Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Institut Teknologi Bandung Kode Dokumen

Lebih terperinci

ABSTRAK Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh modul psikoedukasi yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan regulasi diri fase forethought pada karyawan bagian pemasaran unit wisma Bank X, Kodya

Lebih terperinci

A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dari keseluruhan proses pendidikan, belajar merupakan kegiatan paling pokok, berhasil tidaknya tujuan pendidikan biasanya diukur melalui prestasi belajar. Prestasi

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini berjudul kontribusi self-efficacy terhadap produktivitas kerja pada karyawan bagian sales marketing di dealer resmi mobil X Bandung. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk

Lebih terperinci

LAMPIRAN. PDF created with FinePrint pdffactory Pro trial version

LAMPIRAN. PDF created with FinePrint pdffactory Pro trial version LAMPIRAN KATA PENGANTAR Dalam rangka memenuhi persyaratan untuk mencapai gelar sarjana di Fakultas Psikologi UKM Bandung, salah satu persyaratan tugas yang harus dipenuhi adalah melakukan penelitian. Sehubungan

Lebih terperinci

Prosiding Psikologi ISSN:

Prosiding Psikologi ISSN: Prosiding Psikologi ISSN: 2460-6448 Studi Deskriptif Mengenai Self Regulated Learning pada Mahasiswa Komunitas Game Online Dota Bandung A Descriptive Study of Self Regulated Learning Student Collage in

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Kristen Maranatha

LAMPIRAN. Universitas Kristen Maranatha LAMPIRAN 85 KATA PENGANTAR Saya adalah mahasiswa fakultas Psikologi. Saat ini saya sedang melakukan suatu penelitian mengenai kemampuan penyesuaian sosial dari mahasiswa angkatan 2005. Oleh karena itu,

Lebih terperinci

research can be used to examine the effectivity of training modul and also to investigate a training in other area.

research can be used to examine the effectivity of training modul and also to investigate a training in other area. ABSTRACT Research conducted by the researcher discussed about Self Regulation trial training in phase toward the future Relationship Officer in X private Bank in Bandung. This research is conducted to

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2013 TENTANG STATUTA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2013 TENTANG STATUTA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2013 TENTANG STATUTA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG I. UMUM Institut Teknologi Bandung, pertama kali dideklarasikan oleh pemerintahan

Lebih terperinci

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbandingan achievement goal orientation antara siswa berprestasi tinggi dan berprestasi rendah pada kelas 12 di SMU Negeri 3 Bandung. Populasi sasaran

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini berjudul Studi Deskriptif Mengenai Orientasi Masa Depan Bidang Pendidikan pada Remaja Panti Asuhan Putra X di Kota Bandung. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMBIMBINGAN AKADEMIK

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMBIMBINGAN AKADEMIK STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Disiapkan oleh, Diperiksa oleh, Disahkan oleh, Muchlis, S.Kom., M.Si Ketua Tim Standar Proses Pembelajaran Yeni Yuliana, S.Sos.I., M.Pd.I Ariansyah, S.Kom., M.Kom Ketua Penjaminan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil pengolahan data dan pembahasan mengenai self-regulation

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil pengolahan data dan pembahasan mengenai self-regulation BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pengolahan data dan pembahasan mengenai self-regulation fase performance/volitional control dalam bidang akademik pada siswa kelas IX B dan C

Lebih terperinci

Dokumen Kurikulum Program Studi : Magister Instrumentasi dan Kontrol

Dokumen Kurikulum Program Studi : Magister Instrumentasi dan Kontrol Dokumen Kurikulum 2013-2018 Program Studi : Magister Instrumentasi dan Kontrol Fakultas : Teknologi Industri Institut Teknologi Bandung Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Institut Teknologi Bandung Kode

Lebih terperinci

Dokumen Kurikulum Program Studi : Teknik Mesin

Dokumen Kurikulum Program Studi : Teknik Mesin Dokumen Kurikulum 2013-2018 Program Studi : Teknik Mesin Fakultas : Teknik Mesin dan Dirgantara Institut Teknologi Bandung Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Institut Teknologi Bandung Kode Dokumen Total

Lebih terperinci

Reliabilitas alat ukur kuesioner self esteem adalah 0,714 artinya reliabilitas tinggi.

Reliabilitas alat ukur kuesioner self esteem adalah 0,714 artinya reliabilitas tinggi. LAMPIRAN LAMPIRAN A VALIDITAS DAN RELIABILITAS ALAT UKUR No. Item Validitas Keterangan 1 0,538 Diterima 2 0,081 Ditolak 3 0,185 Ditolak 4 0,427 Diterima 5 0,632 Diterima 6 0,487 Diterima 7 0,120 Ditolak

Lebih terperinci

Pengaruh Self-Efficacy dan Kecemasan Akademis terhadap Self-Regulated Learning Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Jakarta

Pengaruh Self-Efficacy dan Kecemasan Akademis terhadap Self-Regulated Learning Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Jakarta Pengaruh Self-Efficacy dan Kecemasan Akademis terhadap Self-Regulated Learning Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Jakarta Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dimilikinya. Salah satu faktor penentu kualitas sumber daya manusia adalah

BAB I PENDAHULUAN. yang dimilikinya. Salah satu faktor penentu kualitas sumber daya manusia adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kemajuan suatu negara tidak terlepas dari kualitas sumber daya manusia yang dimilikinya. Salah satu faktor penentu kualitas sumber daya manusia adalah faktor

Lebih terperinci