PENGARUH BRAND COMMUNITY TERHADAP LOYALITAS MEREK SEPEDA MOTOR YAMAHA DAN HONDA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH BRAND COMMUNITY TERHADAP LOYALITAS MEREK SEPEDA MOTOR YAMAHA DAN HONDA"

Transkripsi

1 PENGARUH BRAND COMMUNITY TERHADAP LOYALITAS MEREK SEPEDA MOTOR YAMAHA DAN HONDA (Studi Kasus pada Komunitas Yamaha Vixion Club Bekasi dan Bekasi Tiger Club) A reference group will be the main person in purchasing a product. Strong influence of reference groups can easily change the behavior of its members or prospective members. The existence of a corporate community to establish long term relationships with consumers. The purpose of this study was to analyze the influence of the dimensions of brand community that consists of shared consciousness, rituals and traditions, sense of moral responsibility towards the community of brand loyalty at the Yamaha Vixion Club and Bekasi Tiger Club and analyze the different dimensions of brand community that consists of mutual consent, Ritual and Tradition, Sense of Moral Responsibility of brand loyalty at the Yamaha motorcycle community Yamaha Vixion Club and Bekasi Tiger Club. Data collection techniques with questionnaires. The questionnaire that was compiled by 50 of the Yamaha Vixion Club and 50 of Bekasi Tiger Club. Mechanical determination of respondents using nonprobability sampling technique is incidental sampling. At this stage of analysis tested the validity and reliability, multiple linear regression test and independent t test. SPSS 17.0 application is used to help test the model. Regression results indicate that the community Yamaha Vixion Club and Bekasi Tiger Club equally variable indicates that the shared consciousness, rituals and traditions, a sense of moral responsibility is jointly significant and positive influence on brand loyalty. Independent variables and the t test with consciousness, rituals and traditions, a sense of moral responsibility is no difference in the average mutual consent, ritual and tradition, a sense of moral responsibility in the community partially Yamaha Vixion Club with an average of Bekasi Tiger Club community. Keywords : shared consciousness, rituals and traditions, a sense of moral responsibility, brand loyalty PENDAHULUAN Perkembangan dunia teknologi otomotif yang semakin pesat, membuat perusahaan ditutut bersaing dalam hal mempertahankan dan menciptakan konsumen loyal. Loyalitas konsumen bisa dilihat dari konsumen yang tidak mudah berpaling ke produk lain dan tidak mencari alternatif lain sebagai pengganti produk. Peran merek pada saat ini tidaklah hanya sekedar nama atau pembeda dengan produk pesaing, namun sebagai indikator keunggulan dalam bersaing. Menurut brannan (2005) bahwa pelaku pasar sadar betul bahwa menguasai para pelanggan berarti membangun suatu hubungan dengan merek. Pada tahap praktis, menjalin hubungan dengan antar pelanggan berarti menemukan cara memelihara loyalitas pelanggan terhadap merek dan produk. Disinilah timbulnya relationship marketing yakni pengenalan setiap pelanggan secara 1

2 2 lebih dekat dengan menciptakan komunikasi dua arah dengan mengelola suatu hubungan yang saling menguntungkan antara pelanggan dengan perusahaan (Retno, 2009). Menurut Hebert dan Bastian (Yefri, 2009) loyalitas merek dipengaruhi oleh faktor social drivers, yaitu lingkungan sosial di sekitar konsumen dapat mempengaruhi sikap konsumen terhadap suatu merek, diantaranya yakni social group. Salah satu contoh dari social groups adalah virtual groups dan brand community. Virtual groups adalah sebuah komunitas yang terbentuk dan tergabung dari berbagai kalangan yang biasanya memiliki hobbi yang sama dan menyalurkan semua yang berkaitan dengan hobbinya tersebut melalui sebuah dunia maya. Sedangkan para produsen sangat tertarik dalam mempelajari tentang mengorganisasi dan memfasilitasi suatu brand community. Karena banyak alasan yang mendasari ketertarikan tersebut, diantaranya kemampuan brand community dalam mempengaruhi persepsi dan tindakan anggotanya. Komunitas merupakan sekelompok orang yang saling peduli dan berbagi pengalaman tentang sebuah produk yang biasaya memiliki minat yang sama bahkan menjadi bagian gaya hidup mereka antara satu sama lain. Keberadaan komunitas tententu menjadikan perusahaan bisa menjalin hubungan dengan konsumen, hingga memberikan keuntungan yang besar bagi perusahaan yaitu memberikan kesempatan bagi perusahaan untuk mengenal dan mempelajari lebih jauh karakteristik konsumen dengan baik serta meningkatkan loyalitas. Pada akhirnya bisa menciptakan hubungan jangka panjang terhadap konsumen dengan tujuan untuk mempertahankan kesetiaan konsumen. Objek penelitian pada komunitas motor Yamaha Vixion Club (YVC) dan dan Bekasi Tiger Club (BKTC), karena komunitas ini merupakan komunitas yang sudah berlangsung berdiri lama di Bekasi. TELAAH PUSTAKA Relationship Marketing Sedangkan menurut Retno (2009) relationship marketing adalah pengenalan setiap pelanggan secara lebih dekat dengan menciptakan komunikasi dua arah dengan mengelola suatu hubungan yang saling menguntungkan antara pelanggan dengan perusahaan. Fokus utama relationship marketing adalah mendapatkan dan mempertahankan konsumen. Umumnya pada sitem pemasaran tradisional banyak sekali ditemui tujuan pemasaran yang bertujuan mendapatkan pelanggan baru dari pada mempertahankan yang sudah ada. Salah satu bentuk yang dibuat menjadi aplikasi strategi relationship marketing adalah suatu komunitas merek. Hal ini sesuai dengan teori Philip Kotler (2006) bahwa relationship marketing melalui strategi membangun komunitas atau klub konsumen dapat memberikan manfaat keuangan bagi perusahaan, karena strategi ini menjaga konsumen untuk tetap setia pada suatu produk atau jasa.

3 3 Merek Menurut Kotler (2000) merek adalah nama, istilah tanda, simbol, rancangan, atau kombinasi dari hal-hal tersebut, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang dan jasa dari seorang atau kelompok penjual dan untuk membedakan dari produk pesaing. Sedangkan menurut Aaker (retno, 2009) merek adalah suatu giliran yang memberi tanda pada konsumen mengenai sumber produk tersebut. Disamping itu merek melidungi, baik konsumen maupun produsen dari pada kompetitor yang berusaha memberikan produk-produk yang tampak identik. Menurut susanto dan wijanarko (2004) Merek adalah nama atau simbol yang diasosiasikan dengan produk atau jasa dan menimbulkan arti psikologis atau asosiasi. Inilah yang membedakan antara produk dan merek. Produk adalah sesuatu dibuat dipabrik, namun yang sesungguhnya di beli oleh pelanggan adalah mereknya. Merek bukan hanya apa yang tercetak di dalam produk atau kemasannya, tetapi termasuk apa yang ada dibenak konsumen dan bagaimana konsumen yang mengasosiasi. Komunitas Merek Komunitas merek dapat diartikan suatu organisasi individual yang berorientasi pada suatu kebersamaan, adanya rasa saling bertanggung jawab antar sesama anggota (Rothaermel & Sugiyama, 2001). Istilah brand community pertama dikemukaan oleh Muniz & O Guinn dalam Association for Consumer Research Annual Conference in Minneapolis. Pada tahun 2001 artikel berjudul brand community dipublikasikan dalam jurnal penelitian (SSCI), mereka menjelaskan konsep brand community sebagai A specialized, non geographically bound community, based on a structure set of social relation among admires of a brand yang artinya suatu bentuk komunitas yang terspesialisai, komunitas yang memiliki ikatan yang tidak berbasis pada ikatan secara geografis, namun didasarkan pada seperangkat stuktur hubungan sosial diantara penggemar merek tertentu. Seiring dengan berjalanannya suatu komunitas mengenai konsep senses of community yang pertama kali di ungkapkan oleh Sarason (Retno, 2009) sebagai adanya persepsi kesamaan dan keyakinan adanya hubungan interdependensi dengan orang lain, serta adanya keyakinan bahwa dirinya adalah bagian dari stuktur yang lebih besar. Sehingga perusahaan mendukung aktivitas ini dengan memberikan dukungan dan menfasilitasi terbentuknya suatu komunitas tentu perusahaan berharap dengan strategi ini, perusahaan memperoleh hubungan jangka panjang (long term relationship) dengan konsumen yang terwujud dalam loyalitas merek. Brand Community dari esensinya yakni merek itu sendiri dan selanjutnya berfungsi dalam membentuk hubungan dari setiap anggota yang merupakan pengguna dari merek tersebut. Muniz dan O Guinn (2001), dalam jurnal yang berjudul Brand Community berpendapat bahwa ada tiga tanda tradisional dalm komunitas dan tiaptiap bagian komunitas merek yaitu :

4 4 Kesadaran bersama Elemen terpenting dari komunitas adalah kesadaran anggota atas suatu jenis produk tentu terlihat dalam komunitas. Setiap anggota saling berbagi dan merasa hubungannya dengan merek tersebut penting, namun lebih penting lagi, mereka merasa lebih kuat hubungannya antara sesama anggota. Ada beberapa kualitas penting, tidak mudah diungkapkan secara verbal, yang membedakan mereka dari yang lain sehingga membuat mereka serupa satu sama lain. Seperti merek memiliki cara menyapa khusus atau sebutan khusus antara anggota. Kesadaraan dari jenis ini yang ditemukan pada komunitas merek tidak terbatas pada suatu geografis. Anggota merasa menjadi bagian dari anggota besar, namun dengan mudah membayangkan. Komunitas merek tidak hanya diakui namun juga dirayakan. Adapun dua elemen didalam indikator Consciousness Of Kind yaitu : Legitimacy (Legitimasi) Proses dimana anggota komunitas membedakan antara anggota komunitas dengan yang bukan termasuk dalam komunitas. Dalam konteks ini merek dibuktikan atau ditunjukan oleh yang benar-benar mengetahui merek dibandingkan dengan alasan yang salah memakai merek. Alasan yang salah bisanya dinyatakan oleh kegagalan dalam menghargai budaya, sejarah, ritual, tradisi dan simbol-simbol komunitas. Siapapun yang setia kepada suatu merek bisa menjadi anggota komunitas, tanpa kepemilikan. Namun kesetiaan kepada merek harus tulus dan memiliki alasan yang tepat. Dalam membedakan antara anggota komunitas yang benar-benar memiliki kepercayaang merek dan mereka yang hanya kebetulan memiliki merek tersebut adalah kepeduliannya terhadap merek. Namun, legitimasi tidak selalu ada dalam suatu komunitas. Loyalitas Merek Oposisi Proses sosial yang terlibat selain kesadaraan masyarakat atas suatu jenis produk. Melalui oposisi dalam kompetisi merek, anggota komunitas mendapatkan aspek pengalaman yang penting pada arti merek tersebut. Halini berfungsi untuk menggambarkan apa yang bukan merek dan siapakah yang bukan anggota komunitas. Ritual dan Tradisi Ritual dan tradisi nyata adanya dalam suatu komunitas serta mampu mengembangkan dan menyalurkan dalam komunitas. Beberapa diantaranya berkembang dan dimengerti oleh seluruh komunitas, sementara yang lain diterjemahkan dalam asal usul dan aplikasinya. Seluruh komunitas merek bertemu dalam suatu acara dimana dalam acara ini ada beberapa bentuk upacara atau tradisi dan bertujuan untuk mempertahankan tradisi budaya komunitas. Ritual dan tradisi yang dilakukan diantaranya : Merayakan Sejarah Merek Menanamkan sejarah dalam komunitas dan melestarikan budaya adalah penting. Adanya konsistensi yang jelas membuat

5 5 sesuatu hal yang luar bisanya misalnya, adanya perayaan tanggal berdirinya suatu komunitas. Apresiasi dalam sejarah merek seringkali berbeda pada anggota yang benar-benar merek dibandingkan dengan yang hanya memiliki merek tersebut. Hal ini ditunjukan dengan suatu keahlian, status keanggotaan dan komitmen pada komunitas. Berbagi Cerita Merek Cerita berdasarkan pengalaman memberikan arti khusus antara anggota komunitas, tentu akan menimbulkan hubungan kedekatan dan rasa solidaritas antara anggota yang bertujuan untuk mengukuhkan kesadaran baik antara anggota dan merek yang memberikan konstribusi pada komunitas. Dengan berabagi komentar dengan sesama anggota, maka salah satu anggota akan merasa lebih aman didalamnya dan pemahaman bahwa ada banyak anggota yang juga merasakan pengalaman yang sama. Rasa Tanggung Jawab Moral Memiliki rasa tanggung jawab dan berkewajiban secara keseluruhan kepada setiap anggota komunitas. Rasa tanggung jawab moral ini adalah hasil kolektif yang dilakukan dan memberikan konstribusi pada rasa kebersamaan dalam kelompok. Hal ini nyata paling tidak ada dua hal elemen dalam indicator moral responsibility yaitu : Integrasi dan mempertahankan anggota Dalam suatu komunitas tradisional memperhatikan pada kehidupan umum. Perilaku yang konsisten dianggap sebagai dasar tanggung jawab keanggotaan komunitas. Untuk memastikan kelangsungan hidup jangka panjang yang diperlukan untuk mempertahankan anggota lama dan mengitegrasikan baru. Komunitas formal dan informal mengetahui batas apa yang benar dan salah, yang tepat dan tidak tepat. Membantu dan penggunaan merek Tanggung jawab moral meliputi pencarian dan membantu anggota lain dalam penggunaan merek. Meskipun terbatas dalam cakupan, bantuam ini merupakan komponen penting dalam komunitas. Sebagian besar informan melaporkan telah membantu orang lain baik yang dikenal maupun tidak dikenal, hal ini adalah sesuatu yang anggota komunitas lakukan tanpa berfikir hanya bertindak dari rasa tanggung jawab. Salah satu cara ini merupakan perwujudan dari diri sendiri, bantuan itu sendiri melaluli tindakan untuk membantu sesama anggota komunitas memperbaiki produk atau memecahkan masalah, khususnya yang melibatkan pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman yang penggunaan merek. Loyalitas Merek Menurut Rangkuti (2002) loyalitas adalah ukuran dari kesetiaan konsumen terhadap suatu merek. Sedangkan menurut Schiffman dan Kanuk (2004) mengatakan bahwa loyalitas merek merupakan hal yang paling diharapkan dari sebuah peneliti yang mengenai perilaku konsumen. Definisi umum loyalitas merupakan preferensi konsumen sacara konsisten untuk

6 6 melakukan pembelian secara berulang kepada produk yang sama. Menurut Durianto (2001) pelanggan yang loyal pada umumnya akan melanjutkan pembelian merek tersebut meski dihadapkan banyak alternatif merek pesaing yang menawarkan karateristik produk yang lebih unggul. Sebaliknya,pelanggan yang tidak loyal pada suatu merek, makan mereka melakukan pembelian berdarkan karakteristik produk, harga dan kenyamanan pemakainya serta atribut lainnya yang ditawarkan oleh merek lain. Pengukuran loyalitas merek mencerminkan pengukuran sikap konsumen terhadap suatu merek. Pengukuran sikap konsumen terhadap suatu merek menyangkut seluruh persepsi dan perasaan konsumen mengenai produk dan merek serta cenderung untuk membeli produk dan merek tersebut. Menurut Durianto dkk (2004) dalam mengukur loyalitas konsumen dari suatu produk dan jasa, dapat dibagi menjadi lima tingkatan yakni : 1) Switcher (Berpindah-pindah) Pelanggan yang berada pada tingkatan loyalitas ini dikatakan sebagai pelanggan yang berada pada tingkat yang paling dasar. Semakin tinggi frekuensi pelanggan untuk memindahkan pembelinya dari suatu merek ke merek yang lain mengindikasikan merek sebagai pembeli yang sama sekali tidak loyal dan tidak tertarik pada merek tersebut. Pada tingkat merek apapun dianggap memadai serta memegang peran yang sangat kecil dalam keputusan pembelian. Ciri yang paling Nampak dari pelanggan ini hanya membeli saat merek produk harganya murah. 2) Habitual Buyer (Pembelian yang bersifat kebiasaan) Konsumen yang berada pada tingkat ini dikategorikan sebagai pembeli yang puas dengan merek produk yang dikonsumsikan atau setidaknya konsumen tidak mengalami ketidakpuasan dalam mengkonsumsi pada merek tersebut. Pada dasarnya tidak didapati alasan yang cukup untuk menciptakan keinginan untuk membeli produk lain atau berpindah merek terutama jika peralihan tersebut memerlukan usaha, biaya atau pengorbanan yang lain. Dapat disimpulkan bahwa konsumen dalam membeli suatu merek berdasarkan kebiasaan selama ini. 3) Satisfied Buyer (Pembelian yang puas dengan biaya peralihan) Pada tingkat ini, konsumen masuk dalam kategori puas bila konsumen mengkonsumsi merek tersebut, meskipun demikian konsumen bisa saja memindahkan pembeliannya ke merek lain dengan menangung switching cost (biaya peralihan) yang terkait pada waktu, uang, atau resiko kinerja yang melekat dengan tindakan yang beralih merek. Untuk dapat menarik minat pembeli yang masuk dalam loyalitas ini maka para pesaing perlu mengatasi biaya peralihan yang harus ditanggung oleh yang masuk dalam kategori ini dengan menawarkan berbagai manfaat yang cukup besar sebagai kompensasinya.

7 7 4) Likes the brand (Menyukai merek) Konsumen yang termasuk dalam kategori ini merupakan pembeli yang sunguhsungguh menyukai merek tersebut. Pada tingkat ini dijumpai persaaan emosional yang terakait pada merek. Rasa suka pembeli bisa saja didasari oleh asosiasi yang terkait dengan simbol, rangkaian pengalaman dalam penggunaan sebelumnya baik dialami pribadi maupun oleh kerabatnya ataupun disebabkan oleh pemahaman kualitas yang tinggi. Meskipun demikian sering sekali rasa suka ini merupakan suatu perasaan yang sulit diindentifikasi dan ditelusuri dengan cermat untuk dikategorikan kedalam sesuatu yang spesifik. 5) Commited buyer (Komitmen pembeli) Pada kategori ini, pembeli merupakan pelanggan setia. Mereka memiliki suatu kebanggan sebagai pengguna merek dan bahkan merek tersebut menjadi sangat penting bagi pembeli dipandang dari segi fungsinya maupun sebagai suatu ekspresi mengenai siapa yang sebenarnya mereka. Pada tingkat ini salah satu aktualisasi loyalitas pembeli ditunjukan oleh tindakan merekomendasikan dan mempromosikan merek tersebut kepada pihak lain. Hubungan antara Brand Community dengan Loyalitas Merek Hal ini tentu untuk menarik calon pembeli dan mempertahankan konsumen untuk menjadi loyal. Sedangkan loyalitas merek dipengaruhi oleh faktor social drive, yaitu lingkungan sosial disekitar konsumen dapat dipengaruhi sikap konsumen terhadap suatu merek, diantaranya adalah social group dan peer recommendation. Salah satu contoh dari social group adalah virtual group dan brand community. Menurut Gounaris dan Stathakopoulus (2004) Kelompok sosial seperti brand community berpengaruh secara langsung terhadap sikap dan perilaku seseorang. Suatu kelompok akan menjadi referensi yang kuat dan mudah dapat mengubah perilaku anggotanya dan calin anggotannya. Menurut Muniz dan O Guinn (2001) adapun dimensi-dimensi yang terkait dalam pembentukkan suatu brand community yaitu pertama conciousness of kind (kesadaran bersama), setiap anggota saling berbagi dan merasa hubungannya dengan merek tersebut penting, namun lebih penting lagi, mereka merasa lebih kuat hubungannya antara sesama anggota, adapun dua elemen didalam indikator Consciousness Of Kind yaitu Legitimacy (Legitimasi) dan Opposotional Brand Loyalty (Loyalitas Merek Oposisi). Menurut Retno Purbaningtyas (2009) consciousness of kind (kesadaran bersama), komunitas merek digambarkan oleh besarnya komunitas, anggota merasa menjadi bagian dari anggota besar, namun dengan mudah membayangkannya. Dimensi kedua, Rituals and Traditions (Ritual dan Tradisi) dimana komunitas merek bertemu dalam suatu acara dan di dalam acara ini ada beberapa bentuk upacara atau tradisi dan bertujuan untuk mempertahankan tradisi budaya komunitas. Ritual dan tradisi yang dilakukan diantaranya Sharing Brand

8 8 Stories (Berbagi Cerita Merek) dan Celebrating The History Of The Brand (Merayakan Sejarah Merek). Dimensi ketiga, a sense of moral responsibility (Rasa Tanggung Jawab Moral), memiliki rasa tanggung jawab dan berkewajiban secara keseluruhan kepada setiap anggota komunitas. Hal ini nyata paling tidak ada dua hal elemen dalam indikator moral responsibility yaitu : Integrating and retaining members (Integrasi dan mempertahankan anggota) dan Assisting in the use of the brand (Membantu dan penggunaan merek) Brand community merupakan topik yang sedang trend dalam perkembangan strategi pemasaran. Dengan adanya brand community tentu perusahaan akan mudah untuk mengetahui sejauh mana kepuasan perusahaan yaitu memberikan kesempatan bagi perusahaan untuk mengenal dan mempelajari lebih jauh karakteristik konsumen baik dari segi demografi. consumer preference, gaya hidup konsumen. serta masukan kosumen mengenai berbagai aspek produk atau desain produk. hal terpenting lainnya adalah keberadaan komunitas merek dapat menciptakan hubungan jangka panjang pada konsumen dengan tujuan untuk mempertahankan kesetiaan konsumen dan juga bisa menciptakan calon konsumen loyal karena adanya keberadaan komunitas merek tersebut. konsumen terhadap merek sehingga membentuk konsumen yang loyal terhadap merek. Menurut Rangkuti (2002) loyalitas adalah ukuran dari kesetiaan konsumen terhadap suatu merek. Sedangkan menurut Schiffman dan Kanuk (2004) mengatakan bahwa loyalitas merek merupakan hal yang paling diharapkan dari sebuah peneliti yang mengenai perilaku konsumen. Menurut Durianto (2001) pelanggan yang loyal pada umumnya akan melanjutkan pembelian merek tersebut meski dihadapkan banyak alternatif merek pesaing yang menawarkan karateristik prodk yang lebih unggul. Maka dapat disimpulkan, dengan adanya brand community tentu memberikan keuntungan yang besar bagi METODE PENELITIAN Objek penelitian ini adalah anggota komunitas Yamaha Vixion Club Bekasi dan Bekasi Tiger Club yang berada dalam acara pertemuan rutin. Kedua komunitas ini sudah berdiri lama di bekasi barat, bisa dikatakan komunitas terlama yang bertahan dan aktif dalam melakukan kegitaan yang menunjang komunitasnya maupun anggotanya. Dengan jumlah sampel yang diambil yaitu sebanyak 50 responden Yamaha Vixion Club dan 50 responden Bekasi Tiger Club. Model skala yang digunakan untuk mengetahui tingkat loyalitas adalah Skala Likert, dimana Skala likert memiliki kebaikan dimana terdapat keragaman

9 2 tingkat keputusan dengan bobot atau nilai pada setiap jawaban. Pengujian validitas untuk skala tipe bran community adalah dengan analisis faktor Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy, sedangakan utnuk uji realibilitas adalah dengan teknik Alphs Cronbach. Analisis data dilakukan dengan menggunakan SPSS HASIL DAN PEMBAHASAN Uji validitas dan realibilitas untuk menguji validitas dan realibilitas kedua alat tes, yaitu skala brand community. Berdasarkan hasil analisis item skala brand community sebanyak 6 item dan 1 item loyalitas merek, semua item dinyatakan valid dengan koefisien validitas KMO yang bergerak dari 0,556-0,746 dan Bartleet Test of Sphericity sebesar 0,000-0,003. Sedangkan hasil uji realibilitas untuk skal tipe brand community menghasilkan koefisien realibilitas sebesar 0,606-0,861. Uji Asumsi Sebelum dilakukan analisis lebih lanjut, dilakukan dengan uji asumsi yaitu uji normalitas, uji multikolinearitas, dan uji heteroskedastisitas. Hasil uji normalitas menunujukkan bahwa data terdistribusi normal untuk untuk variable brand community dan loyalitas merek pada kedua komunitas merek. Hasil uji menunujukkan ada hubungan positif linear antara variable brand community dan loyalitas merek. Hasil Analisis Data Untuk menguji hipotesa dalam penelitian ini digunakan teknik korelasi KMO MSA. Analisi data dilakukan dengan bantuan program SPSS 17.0 dan Berdasarkan hasil deskriptif untuk karakteristik jenis kelamin Bekasi Tiger Club dan Yamaha Vixion Club lebih cenderung laki-laki, ini dikarenakan motor tiger dan vixion cenderung motor sport yang terlihat lebih laki, sedangkan untuk karakteristik berdasarkan usia mayoritas anggota komunitas YVC berkisar rentang usia tahun karena motor vixion lebih cenderung dengan type yang diminati oleh kalangan muda, sebaliknya dari komunitas BKTC lebih cenderung orang tua dengan rentang usia lebih dari 32 tahun. Jika di lihat sisi karakteristik pendidikan terakhir, dari kedua komunitas ini, mayoritas anggota komunitas YVC dan BKTC berpendidikan terakhir cenderungan SMA/sederajat. Berdasarkan tingkat pekerjaan, menghasilkan semua anggota komunitas terdiri dari latar belakang pekerjaan yang berbeda-beda namun kecenderungannya kepada pekerjaan pegawai swasta dengan tingkat persentase yang tertinggi. Namun, tingkat pengeluaran kedua komunitas dapat disimpulkan persentase terbanyak pada tingkat pengeluaran Yamaha Vixion Club berkisar kurang dari Rp sedangkan Bekasi Tiger Club pengeluaran yang berkisar diatas Rp kemungkinan hal dikarenakan BKTC dominan bekerja pegawai swasta dan wiraswata. Dari dimensi demografi jenis kelamin, pendidikan, dan pengeluaran dapat disimpulkan bahwa kedua komunitas

10 3 memiliki varian yang sama hal ini di dukung dengan perhitungan independent t test yang menghasilkan tidak ada perbedaan antara komunitas Yamaha Vixion Club dengan BekasiTiger Club. Dimana hasil analisis F test (Levene,s Test) menunjukkan bahwa Yamaha Vixion Club dan Bekasi Tiger Club menggunakan equal variance assumed (diasumsikan kedua varian sama). Dan hasil analisis independent t test variabel kesadaran bersama adalah tidak ada perbedaan ratarata kesadaran bersama komunitas YVC dengan rata-rata komunitas BKTC. Sedangkan, variabel ritual dan tradisi adalah tidak ada perbedaan rata-rata ritual dan tradisi komunitas YVC dengan ratarata komunitas BKTC. Terakhir variabel rasa tanggung jawab moral adalah tidak ada perbedaan rata-rata rasa tanggung jawab moral komunitas YVC dengan ratarata komunitas BKTC. Nilai t hitung negatif, berarti rata-rata group1 (komunitas YVC) lebih rendah dari pada rata-rata group2 (komunitas BKTC). Hasil untuk analisis regresi linier berganda menghasilkan bahwa komunitas Yamaha Vixion dan Bekasi Tiger Club variabel sama-sama menunjukan bahwa kesadaran bersama, ritual dan tradisi, rasa tanggung jawab moral secara bersamasama mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas merek. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil analisis menunujukkan bahwa sub variabel brand community yang mempunyai pengaruh terbesar terhadap loyalitas merek pada kedua komunitas adalah rasa tanggung jawab moral. Hipotesisi pertama dalam penelitian ini menggunakan regresi linear berganda pada tabel uji F adalah ada pengaruh kesadaran bersama, ritual dan tradisi, rasa tanggung jawab moral terhadap loyalitas merek secara simultan. Diantara kedua komunitas Yamaha Vixion Club dan Bekasi Tiger Club samasama menunjukan bahwa sub variabel brand community yakni kesadaran bersama, ritual dan tradisi, rasa tanggung jawab moral berpengaruh bersama-sama terhadap loyalitas merek. Dengan nilai F hitung sebesar 3,963 dan Sign. 0,014, jadi menunjukan bahwa (0,014) < α 0,05 maka hipotesis diterima pada komunitas Yamaha Vixion Club sedangkan pada komunitas Bekasi Tiger Club nilai F hitung sebesar 3,809 dan Sign. 0,014, hal ini menunjukan bahwa (0,016) < α 0,05 maka hipotesis diterima. Hal ini menunjukkan bawa semakin tinggi kesadaran bersama, ritual dan tradisi, rasa tanggung jawab moral akan meningkatkan loyalitas merek. Dalam penelitian Albert M. Muniz, Jr. dan Thomas C.O`Guinn (2001), menunjukkan bahwa semua sub variabel brand community juga berpengaruh terhadap loyalitas merek. Hal tersebut juga dibuktikan oleh penelitian Vita Ruliana (2009) dan Fajar Matha Kusuma (2010) yang menghasilkan jawaban analisis bahwa sub variabel brand community berpengaruh besar terhadap loyalitas merek. Karena, adanya brand community tentu memberikan keuntungan yang besar bagi perusahaan yaitu memberikan

11 4 kesempatan bagi perusahaan untuk mengenal dan mempelajari lebih jauh karakteristik konsumen baik dari segi demografi. consumer preference, gaya hidup konsumen. serta masukan kosumen mengenai berbagai aspek produk atau desain produk. hal terpenting lainnya adalah keberadaan komunitas merek dapat menciptakan hubungan jangka panjang pada konsumen dengan tujuan untuk mempertahankan kesetiaan konsumen dan juga bisa menciptakan calon konsumen loyal karena adanya keberadaan komunitas merek tersebut. Hipotesis penelitian kedua penelitian ini menggunakan independent t test adalah Ada perbedaan antara rata-rata variabel kesadaran bersama, ritual dan tradisi, rasa tanggung jawab secara parsial Yamaha Vixion Club dengan nilai ratarata Bekasi Tiger Club. Sebelum menguji independent t test, terlebih dahulu menguji F test (Levene,s Test), dan hasilnya menunjukan nilai sign. 0,168 lebih besar dari α 0,05 dapat disimpulkan penggunaan uji t test menggunakan equal variance assumed (diasumsikan kedua varian sama). Dan hasil analisis independent t test menghasilkan nilai sign. lebih dari sama dengan 0,05 maka Hipotesis di tolak, artinya bahwa tidak ada perbedaan antara rata-rata variabel bebas pada komunitas Yamaha Vixion Club (YVC) dengan ratarata variabel bebas komunitas Bekasi Tiger Club (BKTC). 33,36 dan komunitas BKTC adalah 34,86, artinya bahwa rata-rata variabel kesadaran bersama komunitas BKTC lebih tinggi daripada rata-rata komunitas YVC. Rata-rata (mean) pada variabel ritual dan tradisi untuk komunitas YVC adalah 27,22 dan untuk komunitas BKTC adalah 28,46 artinya bahwa rata-rata variabel ritual dan tradisi komunitas BKTC lebih tinggi daripada rata-rata komunitas YVC. Rata-rata (mean) pada variabel rasa tanggung jawab moral untuk komunitas YVC adalah 24,34 dan untuk komunitas BKTC adalah 25,06 artinya bahwa rata-rata variabel kesadaran bersama komunitas BKTC lebih tinggi daripada rata-rata komunitas YVC. Nilai t hitung negatif, berarti ratarata group1 (komunitas YVC) lebih rendah dari pada rata-rata group2 (komunitas BKTC). Perbedaan rata-rata (mean diference) kesadaran bersama sebesar - 1,500 (33,36-34,86) dan perbedaan berkisar antara -3,001 sampai 0,001 (lihat pada lower dan upper). Perbedaan rata-rata (mean diference) ritual dan tradisi sebesar - 1,240 (27,22-28,46) dan perbedaan berkisar antara -2,870 sampai 0,390 (lihat pada lower dan upper). Sedangkan pada variabel rasa tanggung jawab moral perbedaan rata-rata (mean diference) ritual dan tradisi sebesar -7,20 (24,34 25,06) dan perbedaan berkisar antara -2,199 sampai 0,759 (lihat pada lower dan upper). Pada tabel Group Statistics terlihat rata-rata (mean) variabel kesadaran bersama untuk komunitas YVC adalah

12 5 KESIMPULAN DAN IMPILIKASI Kesimpulan Berdasarkan hasil deskriptif untuk karakteristik jenis kelamin Bekasi Tiger Club dan Yamaha Vixion Club lebih cenderung laki-laki, ini dikarenakan motor tiger dan vixion cenderung motor sport yang terlihat lebih laki. Sedangkan untuk karakteristik berdasarkan usia mayoritas anggota komunitas YVC berkisar rentang usia tahun karena motor vixion lebih cenderung dengan type yang diminati oleh kalangan muda, sebaliknya dari komunitas BKTC lebih cenderung orang tua dengan rentang usia lebih dari 32 tahun. Dapat disimpulkan bahwa dengan perhitungan independent t test yang menghasilkan tidak ada perbedaan antara komunitas Yamaha Vixion Club dengan BekasiTiger Club. Dimana hasil analisis F test (Levene,s Test) menunjukkan bahwa Yamaha Vixion Club dan Bekasi Tiger Club menggunakan equal variance assumed (diasumsikan kedua varian sama). Dan hasil analisis independent t test variabel kesadaran bersama adalah tidak ada perbedaan ratarata kesadaran bersama komunitas YVC dengan rata-rata komunitas BKTC. Implikasi Pada umumnya perusahaan hanya mendekati calon pembeli untuk menarik konsumen membeli produk sepeda motor, hanya sebatas untuk membeli dan untuk berkelanjutan hingga jangka panjang perusahaan kurang begitu perhatian terhadap konsumen. Padahal hal ini lah yang bisa mempertahankan kesetian konsumen dengan keterkaitannya keberadaan komunitas merek. Hasil analisis terbukti menunjukkan bahwa keberadaan komunitas Yamaha Vixion Club dan Bekasi Honda Tiger sama-sama menghasilkan bahwa variabel kesadaran bersama, ritual dan tradisi, rasa tanggung jawab moral semuanya mempengaruhi loyalitas merek. Dan berdasarkan hasil regresi linear berganda menunjukkan semua hasil sub variabel brand community bertanda positif yang dapat disimpulkan semakin tinggi variabel bebas semakin meningkatkan loyalitas merek. Jika dilihat dari sub variabel brand community yang mempunyai pengaruh terbesar terhadap loyalitas merek pada kedua komunitas adalah rasa tanggung jawab moral. Berdasarkan perbandingan independent t test disimpulkan bahwa diantara Yamaha Vixion Club dan Bekasi Honda Tiger tidak ada perbedaan antara rata-rata variabel bebas (kesadaran bersama, ritual dan tradisi, rasa tanggung jawab moral) secara parsial pada komunitas Yamaha Vixion Club dengan rata-rata variabel bebas komunitas Bekasi Tiger Club. Untuk memperluas generalisasi hasil penelitian, sebaiknya pada penelitian selanjutnya untuk menggunakan sampel dari semua kalangan komunitas baik sepeda motor matic, sport dan bebek yang saat ini terlihat banyak mengikuti komunitas sepeda motor. DAFTAR PUSTAKA Albert M. Muniz, JR. dan Thomas C. O'Guinn,2001, Brand Community Journal Of Consumer Research,

13 6 University Of Illinois. vol.27, No.4, pp Brannan Tom, 2005, Integrated Marketing Communications : Memadukan Upaya Public Relations, Iklan dan Promosi Untuk Membangun Identitas Merek, (Slamet, penerjemah), Victory Jaya Abadi, Jakarta Durianto, D., Sitinjak, 2001, Strategi Menaklukkan Pasar Melalui Riset Ekuitas Dan Perilaku Merek, GramediaPustaka Utama, Jakarta. Durianto,dkk., 2004, Analisa efektifitas iklan Televisi Softener Soft & Fresh di Jakarta. Jurnal Ekonomi Perusahaan. VOL. 11 No. 1, Maret Duwi Priyatno, 2010, Paham Analisis Statistika Dengan SPSS Plus Tata Cara Dan Tips Menyusun Skripsi Dalam Waktu Singkat, Mediakom, Yogyakarta. Fajar Martha Kusuma, 2010,"Analisis Pengaruh Brand Community Terhadap Loyalitas Merek Pada Pengguna Megapro di Surakarta", Skripsi, Program Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, Semarang. Groonrose, 2000, Service Management and Marketing : a Customer Relationship Management Approach, Chichester : John Wiley & Sosn, Ltd. Heng-Chiang Huang dan Chia-Wen Chang, 2007,"Building Brand Community : a study of VW's." Vol. 1, No.1, hal Imam Ghozali, Analisis Multivariate Lanjutan dengan Program SPSS, BP Undip, Semarang. Karan Chaudry and Venkat R.Krishnan, 2007, "Impact Of Corporate Social Responbility and Transformational Leadership on Brand Community : an Experimental Study". Global Business Revie. Kotler, P., dan Armstrong, G., Prinsip-Prinsip Pemasaran, Jilid 1, Erlangga, Jakarta. Kotler, Philip., 2000, Manajemen Pemasaran. Edisi Milenium, Jakarta: Indeks. Muhammad Farid, 2010, "Analisis Pengaruh Self-Image Congruence Terhadap Prreferensi dan Kepuasan Konsumen Pada Smartphone Merek Blackbery" Program Swadaya Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. AISI, Data Penjualan sepeda motor dari Januari Maret 2012 diakses dari pada tanggal 30 April Retno Purbaningtyas, 2009, "Pengaruh Brand Community Terhadap Loyalitas Merek (Studi Pada : Komunitas Motor Jakarta Mio Club), Skripsi Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, Depok. Rothermael F.T dan Sugiyama, 2001, Virtual Internet Communites and Commercial Succes Individual And Community, Journal of Management 27. pp Schiffman, Leon G. & Kanuk, Leslie, 2004, Consumer Behavior (8th ed), New Jersey, Prentice Hall.

14 Sekaran, U., Metodologi Penelitian untuk Bisnis, Salemba Empat, Jakarta. Sugiyono, 2002, Metode Penelitian Bisnis, CV.Alfabeta, Cetakan ke empat, Bandung Susanto, A.B dan Wijanarko, 2004, Power Branding, Bandung : Quantum. Umar, H., Metode Riset Bisnis: Panduan mahasiswa untuk melakukan riset, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Vita Ruliana, 2009, Pengaruh Keterlibatan Pelanggan Dalam Komunitas Merek Terhadap Loyalitas Merek (studi kasus pada Komunitas Femina Friends Majalah Femina, Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, Depok. Yefri Yudianto, 2009,"Pengaruh Brand Community Terhadap Loyalitas Merek Sepeda Motor Yamaha", Skripsi, Program Sarjana Psikologi, Sumatera Utara. 7

Eci Mirnawati Harahap. 4EA10 / Ekonomi. Dosen Pembimbing : Dr. Budi Hermana

Eci Mirnawati Harahap. 4EA10 / Ekonomi. Dosen Pembimbing : Dr. Budi Hermana Pengaruh Brand Community Terhadap Loyalitas Merek Sepeda Motor Yamaha dan Honda (Studi Kasus pada Komunitas Yamaha Vixion Club Bekasi dan Bekasi Tiger Club). Eci Mirnawati Harahap 10208407 4EA10 / Ekonomi

Lebih terperinci

Pengaruh Brand Community Terhadap Loyalitas Merek Pada Komunitas Yamaha Vixion Club Purworejo

Pengaruh Brand Community Terhadap Loyalitas Merek Pada Komunitas Yamaha Vixion Club Purworejo Pengaruh Brand Community Terhadap Loyalitas Merek Pada Komunitas Yamaha Vixion Club Purworejo Eddy Febryanto Abstrak Eddy Febryanto. Pengaruh Brand Community terhadap Loyalitas Merek pada Komunitas Yamaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat diperlukan agar perusahaan dapat bertahan hidup. Menurut Schiffman dan

BAB I PENDAHULUAN. sangat diperlukan agar perusahaan dapat bertahan hidup. Menurut Schiffman dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Loyalitas merek (brand loyalty) merupakan suatu konsep yang sangat penting dalam strategi pemasaran. Keberadaan konsumen yang loyal pada merek sangat diperlukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN KONSEPTUAL DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Konsep komunitas merek menurut Schouten and McAlexander (2002), mendefinisikan

BAB II TINJAUAN KONSEPTUAL DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Konsep komunitas merek menurut Schouten and McAlexander (2002), mendefinisikan BAB II TINJAUAN KONSEPTUAL DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1. Tinjauan konseptual 2.1.1. Komunitas Merek (Brand Community) Konsep komunitas merek menurut Schouten and McAlexander (2002), mendefinisikan komunitas

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN. Dalam penulisan skripsi ini jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian

BAB III. METODE PENELITIAN. Dalam penulisan skripsi ini jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian 34 BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Dalam penulisan skripsi ini jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif yaitu penelitian yang dilakukan dengan melakukan penggambaran

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. Sebagian besar produk konsumen dan industrial memiliki merek. Merek-merek

II. LANDASAN TEORI. Sebagian besar produk konsumen dan industrial memiliki merek. Merek-merek II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Merek (Brand) Sebagian besar produk konsumen dan industrial memiliki merek. Merek-merek dibubuhkan pada produk yang dijual untuk memberikan identifikasi khusus pada suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sepeda motor menjadi alat transportasi yang paling sering dijumpai. Efisiensi dan mobilitas menjadi pertimbangan utama. Saat ini sepeda motor menjadi pilihan utama

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Brand Community Brand community adalah suatu komunitas yang disusun atas dasar kedekatan dengan suatu produk atau merek dan berawal dari sekedar menyalurkan hobi yang sama.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pemasaran merupakan pekerjaan rumah yang harus dikerjakan manajer

BAB II LANDASAN TEORI. Pemasaran merupakan pekerjaan rumah yang harus dikerjakan manajer BAB II LANDASAN TEORI 2. Pengertian Manajemen Pemasaran Definisi pemasaran menurut Kotler di dalam buku Subagyo marketing in business (2010:2) Pemasaran merupakan pekerjaan rumah yang harus dikerjakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melakukan penelitian ini penulis menggunakan tipe penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melakukan penelitian ini penulis menggunakan tipe penelitian BAB III METODE PENELITIAN Menurut Sugiyono dalam buku Metode Penelitian Bisnis bahwa metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 29

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. variabel dependen (Y) sedangkan variabel independen (X) adalah brand

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. variabel dependen (Y) sedangkan variabel independen (X) adalah brand BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Dalam penelitian ini ada dua variabel yang digunakan yaitu variabel independen dan variabel dependen. Variabel independen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dealer adalah suatu badan atau perorangan yang bertugas sebagai tangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dealer adalah suatu badan atau perorangan yang bertugas sebagai tangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dealer adalah suatu badan atau perorangan yang bertugas sebagai tangan distribusi dari produsen kepada konsumen. Dealer mobil merupakan tempat untuk membeli kendaraan

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan untuk berkembang dan

II. LANDASAN TEORI. mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan untuk berkembang dan 15 II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemasaran Kegiatan pemasaran merupakan awal dari kegiatan suatu perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan untuk berkembang dan mendapatkan laba.

Lebih terperinci

Kata kunci : Loyalitas merek, komunitas merek, adidas originals, 3 Foil Indonesia.

Kata kunci : Loyalitas merek, komunitas merek, adidas originals, 3 Foil Indonesia. PENGARUH ELEMEN KOMUNITAS MEREK TERHADAP LOYALITAS MEREK ADIDAS ORIGINALS (Studi Deskriptif Kuantitatif tentang Pengaruh Elemen Komunitas Merek 3 Foil Indonesia terhadap Loyalitas Merek Sepatu Adidas Originals)

Lebih terperinci

Harry Christian Barus

Harry Christian Barus PENGARUH EKUITAS MEREK ( BRAND EQUITY ) TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SMARTPHONE BLACKBERRY (Studi pada Mahasiswa Program S1 Jurusan Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik) Harry Christian

Lebih terperinci

PENGARUH EKUITAS MEREK DAN PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPEDA MOTOR MATIC HONDA VARIO

PENGARUH EKUITAS MEREK DAN PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPEDA MOTOR MATIC HONDA VARIO PENGARUH EKUITAS MEREK DAN PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPEDA MOTOR MATIC HONDA VARIO Siti Muniah 1, Apriatni EP 2 & Sendhang Nurseto 3 muniahsiti@gmail.com Abstract CV. Cendana Motor Sukorejo

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Merek Kotler (1997) mengemukakan bahwa definisi merek adalah nama, istilah, tanda, symbol, rancangan atau kombinasi dari ketiganya yang bertujuan untuk mengidentifikasi barang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Keputusan Pembelian Sebuah tindakan yang dilakukan konsumen untuk membeli suatu produk merupakan keputusan pembelian. Setiap produsen pasti menjalankan berbagai

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN. dan jasa, termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan

KERANGKA PEMIKIRAN. dan jasa, termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Perilaku Konsumen Menurut Engel et al. (1994), perilaku konsumen adalah suatu tindakan yang terlibat langsung dalam mendapatkan, mengkonsumsi,

Lebih terperinci

ANALISIS BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN PELANGGAN. (Studi Pada: Bengkel Mandiri Tekhnik Klaten)

ANALISIS BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN PELANGGAN. (Studi Pada: Bengkel Mandiri Tekhnik Klaten) ANALISIS BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN PELANGGAN (Studi Pada: Bengkel Mandiri Tekhnik Klaten) NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tajam antar perusahaan. Dengan adanya kemajuan teknologi yang juga terus

BAB 1 PENDAHULUAN. tajam antar perusahaan. Dengan adanya kemajuan teknologi yang juga terus BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengaruh pasar global yang melanda dunia memberikan peluang dan tantangan bisnis bagi perusahaan yang beroperasi di Indonesia. Pasar global akan terus memperluas produk

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pada saat ini telah banyak industri yang berada dalam posisi stabil di dalam perjalanan bisnis mereka dan mengalami kesulitan dalam meningkatkan keuntungan yang berasal dari

Lebih terperinci

PENGARUH BRAND COMMUNITY TERHADAP LOYALITAS MEREK (Studi pada Anggota Club Motor Honda CBR Malang)

PENGARUH BRAND COMMUNITY TERHADAP LOYALITAS MEREK (Studi pada Anggota Club Motor Honda CBR Malang) PENGARUH BRAND COMMUNITY TERHADAP LOYALITAS MEREK (Studi pada Anggota Club Motor Honda CBR Malang) SKRIPSI Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajad Sarjana Ekonomi Oleh : Sepka Yuanto 201010160311296

Lebih terperinci

PENGARUH KEPERCAYAAN MEREK TERHADAP LOYALITAS MEREK PADA KONSUMEN SEPEDA MOTOR HONDA DI KABUPATEN PURWOREJO

PENGARUH KEPERCAYAAN MEREK TERHADAP LOYALITAS MEREK PADA KONSUMEN SEPEDA MOTOR HONDA DI KABUPATEN PURWOREJO PENGARUH KEPERCAYAAN MEREK TERHADAP LOYALITAS MEREK PADA KONSUMEN SEPEDA MOTOR HONDA DI KABUPATEN PURWOREJO Henry Cahya Pudyastowo punk_limaperang@yahoo.com ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi oleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Ekuitas Merek Definisi ekuitas merek menurut Aaker dalam Tjiptono (2001) adalah serangkaian aset dan liabilities (kewajiban) merek yang terkait dengan sebuah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri yang terlibat langsung di

III. METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri yang terlibat langsung di III. METODE PENELITIAN 3.1 Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri yang terlibat langsung di dalam penelitian. 2. Objek Penelitian Objek penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu 2.1 Landasan Penelitian Terdahulu BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penelitian terdahulu yang digunakan acuan dalam penelitian ini dijelaskan pada tabel 2.1 sebagai berikut: Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Nama Judul

Lebih terperinci

F o c u s. On Marketing. The Way to Boost Your Marketing Performance. Marketing Quotient Community. Dheni Haryanto

F o c u s. On Marketing. The Way to Boost Your Marketing Performance. Marketing Quotient Community. Dheni Haryanto B R A N D E Q U I T Y The Way to Boost Your Marketing Performance Dheni Haryanto dheni_mqc@yahoo.com Marketing Quotient Community http://www.mqc.cjb.net F o c u s On Marketing Hakekat suatu bisnis industri

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan pokok yang dilakukan oleh

II. LANDASAN TEORI. Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan pokok yang dilakukan oleh 11 II. LANDASAN TEORI 2.1 Teori Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan pokok yang dilakukan oleh perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, untuk berkembang dan mendapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada persaingan untuk meraih dominasi pasar. Persaingan yang terjadi saat ini

BAB I PENDAHULUAN. pada persaingan untuk meraih dominasi pasar. Persaingan yang terjadi saat ini 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada Era globalisasi saat ini, Perusahaan dan para Pemasar dihadapkan pada persaingan untuk meraih dominasi pasar. Persaingan yang terjadi saat ini salah satu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini menganalisis bagaimana pengaruh produk, persepsi harga dan citra merek terhadap keputusan pembelian makanan cepat saji d Besto. Objek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan mobilitas mereka. Untuk pasar Indonesia, perusahaan-perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan mobilitas mereka. Untuk pasar Indonesia, perusahaan-perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi yang mendorong perkembangan pada industri otomotif, membuat masyarakat diberikan pilihan yang hampir tidak terbatas dalam memilih

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pangsa Pasar (Market Share) Pangsa pasar ( Market Share ) dapat diartikan sebagai bagian pasar yang dikuasai oleh suatu perusahaan, atau prosentasi penjualan suatu perusahaan terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang cukup besar, karena sepeda motor saat ini telah menjadi salah

BAB I PENDAHULUAN. berkembang cukup besar, karena sepeda motor saat ini telah menjadi salah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di Indonesia peluang industri sepeda motor untuk dapat berkembang cukup besar, karena sepeda motor saat ini telah menjadi salah satu sarana transportasi utama

Lebih terperinci

PENGARUH PSIKOLOGI KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN MENGGUNAKAN LAYANAN JASA PERBANKAN (Studi pada nasabah BRI dan Bank Jateng di Purworejo)

PENGARUH PSIKOLOGI KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN MENGGUNAKAN LAYANAN JASA PERBANKAN (Studi pada nasabah BRI dan Bank Jateng di Purworejo) PENGARUH PSIKOLOGI KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN MENGGUNAKAN LAYANAN JASA PERBANKAN (Studi pada nasabah BRI dan Bank Jateng di Purworejo) Diah Restu Wulandari diahrestuwulandari@yahoo.co.id Abstrak Diah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisnis baik yang bergerak di bidang jasa dan non jasa semakin ketat dan meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. bisnis baik yang bergerak di bidang jasa dan non jasa semakin ketat dan meningkat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan berjalannya waktu hingga era globalisasi ini persaingan bisnis baik yang bergerak di bidang jasa dan non jasa semakin ketat dan meningkat. Persaingan

Lebih terperinci

MOTIVASI BERBELANJA KONSUMEN PADA PASAR TRADISIONAL DAN PASAR SWALAYAN DI KOTA MADIUN. Rindyah Hanafi

MOTIVASI BERBELANJA KONSUMEN PADA PASAR TRADISIONAL DAN PASAR SWALAYAN DI KOTA MADIUN. Rindyah Hanafi MOTIVASI BERBELANJA KONSUMEN PADA PASAR TRADISIONAL DAN PASAR SWALAYAN DI KOTA MADIUN Rindyah Hanafi Abstract : The purpuse of this study is to examine motivation shopping in traditional market and supermarket

Lebih terperinci

PENGARUH KOMUNITAS MEREK TERHADAP LOYALITAS MEREK, MELALUI NILAI PELANGGAN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA YAMAHA VIXION CLUB

PENGARUH KOMUNITAS MEREK TERHADAP LOYALITAS MEREK, MELALUI NILAI PELANGGAN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA YAMAHA VIXION CLUB PENGARUH KOMUNITAS MEREK TERHADAP LOYALITAS MEREK, MELALUI NILAI PELANGGAN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA YAMAHA VIXION CLUB INDONESIA CHAPTER SEMARANG Intan Nur Maharani 1, Naili Farida 2 &Sari Listyorini

Lebih terperinci

PENGARUH KEPERCAYAAN DAN KEPUASAN TERHADAP LOYALITAS NASABAH PERBANKAN SYARIAH

PENGARUH KEPERCAYAAN DAN KEPUASAN TERHADAP LOYALITAS NASABAH PERBANKAN SYARIAH Pengaruh Kepercayaan dan Kepuasan terhadap Loyalitas Nasabah... 683 PENGARUH KEPERCAYAAN DAN KEPUASAN TERHADAP LOYALITAS NASABAH PERBANKAN SYARIAH Endang Tri Wahyuni Universitas PGRI Yogyakarta, Jl. PGRI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil

BAB III METODE PENELITIAN. besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Berdasarkan metode penelitian, jenis penelitian yang digunakan merupakan penelitian survei. Penelitian survei adalah penelitian yang dilakukan pada populasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut American Marketing Association (AMA) mendefinisikan merek sebagai:

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut American Marketing Association (AMA) mendefinisikan merek sebagai: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Merek (brand) Menurut American Marketing Association (AMA) mendefinisikan merek sebagai: Nama, istilah, tanda, lambang, atau desain, atau kombinasinya, yang dimaksudkan

Lebih terperinci

PENGARUH CITRA MEREK, HARGA DAN PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN HANDPHONE SAMSUNG DI YOGYAKARTA

PENGARUH CITRA MEREK, HARGA DAN PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN HANDPHONE SAMSUNG DI YOGYAKARTA PENGARUH CITRA MEREK, HARGA DAN PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN HANDPHONE SAMSUNG DI YOGYAKARTA SITI NURHAYATI Akademi Manajemen Administrasi Ypk Yogyakarta email: sitinurhayati_27@yahoo.co.id ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. pasar membuat konsumen menjadi semakin kritis dan teliti dalam membeli sebuah

BAB I PENDAHULUAN UKDW. pasar membuat konsumen menjadi semakin kritis dan teliti dalam membeli sebuah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di zaman yang sangat penuh persaingan seperti sekarang ini dunia usaha sedang bergerak menuju kebebasan dalam memilih, perusahaan sudah tidak mampu lagi memaksa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. semakin mengembangkan potensinya untuk dapat bersaing dan merebut market

BAB II KAJIAN PUSTAKA. semakin mengembangkan potensinya untuk dapat bersaing dan merebut market BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Definisi Merek Dalam era globalisasi saat ini persaingan dalam sektor industri minuman semakin mengembangkan potensinya untuk dapat bersaing dan merebut market

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Salah satu tujuan kegiatan Pemasaran adalah membangun merek dikonsumen. Kekuatan merek terletak pada kemampuannya untuk memengaruhi perilaku pembelian.

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH KETEPATAN WAKTU, HARGA DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP TINGKAT KEPUASAN DAN LOYALITAS PELANGGAN PADA PERUSAHAAN PERCETAKAN CV.

ANALISIS PENGARUH KETEPATAN WAKTU, HARGA DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP TINGKAT KEPUASAN DAN LOYALITAS PELANGGAN PADA PERUSAHAAN PERCETAKAN CV. ANALISIS PENGARUH KETEPATAN WAKTU, HARGA DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP TINGKAT KEPUASAN DAN LOYALITAS PELANGGAN PADA PERUSAHAAN PERCETAKAN CV. ALADIN MAHENDRA ARIEF SETIAWAN E12.2009.00387 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. Pemasaran pada umumnya dipandang sebagai tugas untuk menciptakan, memperkenalkan dan menyerahkan barang dan jasa kepada konsumen dan

LANDASAN TEORI. Pemasaran pada umumnya dipandang sebagai tugas untuk menciptakan, memperkenalkan dan menyerahkan barang dan jasa kepada konsumen dan II. LANDASAN TEORI 2.1 Arti dan Pentingnya Pemasaran Pemasaran pada umumnya dipandang sebagai tugas untuk menciptakan, memperkenalkan dan menyerahkan barang dan jasa kepada konsumen dan perusahaan lain.

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN KONSUMEN DALAM MENGGUNAKAN JASA BUS ROSALIA INDAH

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN KONSUMEN DALAM MENGGUNAKAN JASA BUS ROSALIA INDAH ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN KONSUMEN DALAM MENGGUNAKAN JASA BUS ROSALIA INDAH Karina Nidia Nandi Atmay Mahasiswa Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas PGRI Yogyakarta ABSTRAK

Lebih terperinci

PENGARUH RELATIONSHIP QUALITY

PENGARUH RELATIONSHIP QUALITY PENGARUH RELATIONSHIP QUALITY PADA LOYALITAS NASABAH (SURVEI PADA PD. BPR BANK PURWOREJO) Oleh Sumaryatun Universitas Muhammadiyah Purworejo Sumaryatun19@yahoo.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Ekuitas Merek Pengertian ekuitas merek menurut (Aaker, 1996 dalam Agusli dan Kunto, 2013) bahwa ekuitas merek menciptakan nilai, baik pada perusahaan maupun

Lebih terperinci

Kata kunci: citra merek, kualitas produk, dan keputusan pembelian

Kata kunci: citra merek, kualitas produk, dan keputusan pembelian ABSTRAK Keputusan pembelian merupakan kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam pengambilan keputusan untuk melakukan pembelian terhadap produk yang ditawarkan oleh penjual. Citra merek adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di era hypercompetition para pemasar harus mampu memberikan nilai lebih yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di era hypercompetition para pemasar harus mampu memberikan nilai lebih yang Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era hypercompetition para pemasar harus mampu memberikan nilai lebih yang dapat memenangkan hati konsumen agar konsumen menjadi loyal (customer

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk selalu dapat bersaing dalam hal peningkatan mutu produk barang dan

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk selalu dapat bersaing dalam hal peningkatan mutu produk barang dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan kemajuan teknologi yang semakin mengglobal membawa dampak pada dunia usaha. Adanya perkembangan dan kemajuan teknologi, dunia usaha dituntut

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Objek Penelitian Penelitian berlokasi di lingkungan Fakultas Ekonomi, Universitas Hasanuddin, Makassar dan obyek penelitian adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelumnya akan tetapi dipusatkan pada kasus Pengaruh Citra

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelumnya akan tetapi dipusatkan pada kasus Pengaruh Citra BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Pembahasan yang dilakukan pada penelitian ini merujuk pada penelitianpenelitian sebelumnya akan tetapi dipusatkan pada kasus Pengaruh Citra merekkualitas

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Menurut Kotler dan Armstrong (2019:253) produk adalah segala sesuatu yang dapat

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Menurut Kotler dan Armstrong (2019:253) produk adalah segala sesuatu yang dapat BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Landasan Teori dan Konsep 2.1.1. Kualitas Produk (Product Quality) Konsep produk menyatakan bahwa konsumen akan lebih menyukai produkproduk yang menawarkan

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN EKUITAS MEREK OJEK BERBASIS ONLINE GO-JEK DAN GRABBIKE DI KOTA BEKASI

ANALISIS PERBANDINGAN EKUITAS MEREK OJEK BERBASIS ONLINE GO-JEK DAN GRABBIKE DI KOTA BEKASI ANALISIS PERBANDINGAN EKUITAS MEREK OJEK BERBASIS ONLINE GO-JEK DAN GRABBIKE DI KOTA BEKASI Disusun Oleh: Nama : Indra Dirgantara Npm : 13212690 Jurusan : Manajemen Pembimbing : Dr. Ir. Budiman, MS. Latar

Lebih terperinci

HAND OUT PERKULIAHAN. Kelompok Mata Kuliah : M P B Nama Mata kuliah : Perencanaan Citra dan Merek

HAND OUT PERKULIAHAN. Kelompok Mata Kuliah : M P B Nama Mata kuliah : Perencanaan Citra dan Merek HAND OUT PERKULIAHAN Kelompok Mata Kuliah : M P B Nama Mata kuliah : Perencanaan Citra dan Merek Pertemuan : VII (Tujuh) Topik/Pokok Bahasan : Faktor-Faktor Pembentuk Citra Merek Pokok-Pokok Perkuliahan

Lebih terperinci

PENGARUH DIMENSI EKUITAS MEREK TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN PADA MEREK AZWA PERFUME DI KOTA PADANG ABSTRACT

PENGARUH DIMENSI EKUITAS MEREK TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN PADA MEREK AZWA PERFUME DI KOTA PADANG ABSTRACT PENGARUH DIMENSI EKUITAS MEREK TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN PADA MEREK AZWA PERFUME DI KOTA PADANG Harpa Malia Yuna Septia 1, Syailendra Eka Saputra 2, Sumarni 2 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH DESAIN, KUALITAS PRODUK DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN HANDPHONE SAMSUNG. (Studi Pada Mahasiswa FEB UMS)

ANALISIS PENGARUH DESAIN, KUALITAS PRODUK DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN HANDPHONE SAMSUNG. (Studi Pada Mahasiswa FEB UMS) ANALISIS PENGARUH DESAIN, KUALITAS PRODUK DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN HANDPHONE SAMSUNG (Studi Pada Mahasiswa FEB UMS) NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

KUALITAS TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN BEDAK WARDAH

KUALITAS TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN BEDAK WARDAH PENGARUH KESADARAN MEREK, ASOSIASI MEREK dan PERSEPSI KUALITAS TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN BEDAK WARDAH (Studi Kasus Mahasiswi STKIP PGRI Sumatera Barat Pada Program Studi Pendidikan Ekonomi) JURNAL Oleh:

Lebih terperinci

KESESUAIAN CITRA DIRI DAN KESUKAAN MEREK PADA KONSUMEN. Rusnandari Retno Cahyani 1. Abstract

KESESUAIAN CITRA DIRI DAN KESUKAAN MEREK PADA KONSUMEN. Rusnandari Retno Cahyani 1. Abstract 54 KESESUAIAN CITRA DIRI DAN KESUKAAN MEREK PADA KONSUMEN Rusnandari Retno Cahyani 1 1 Fakultas Bisnis dan Komunikasi Universitas Sahid Surakarta nandaretno@yahoo.com Abstract This research prove an effect

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia motor sport membuat perusahaan dituntut bersaing dalam hal

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia motor sport membuat perusahaan dituntut bersaing dalam hal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dunia teknologi otomotif yang semakin pesat, utamanya dalam dunia motor sport membuat perusahaan dituntut bersaing dalam hal mempertahankan dan menciptakan

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMENGARUHI KONSUMEN DALAM KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK AIR MINUM DALAM KEMASAN MEREK AQUA DI KOTA BEKASI

FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMENGARUHI KONSUMEN DALAM KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK AIR MINUM DALAM KEMASAN MEREK AQUA DI KOTA BEKASI FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMENGARUHI KONSUMEN DALAM KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK AIR MINUM DALAM KEMASAN MEREK AQUA DI KOTA BEKASI Izzati Amperaningrum 1 Annisa Putri 2 Fakultas Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Dalam melaksanakan penelitian ini, peneliti melakukan penelitian di lingkungan sekertariat TAB Jl. Surapati

Lebih terperinci

PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN EKUITAS MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN. Adi Santoso 1. Universitas Muhammadiyah Ponorogo.

PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN EKUITAS MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN. Adi Santoso 1. Universitas Muhammadiyah Ponorogo. PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN EKUITAS MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN Adi Santoso 1 1 Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Ponorogo Harmoni 2 2 Program Magister Manajemen,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Landasan Teori dan Penelitian Terdahulu 2.1.1 Landasan Teori 2.1.1.1 Teori Tahapan Evolusi Pemasaran Teori-teori dalam pemasaran terus berkembang dan menurut Barnes (2003), perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. perusahaan salah satunya adalah dengan menciptakan brand. Brand suatu produk

BAB I PENDAHULUAN UKDW. perusahaan salah satunya adalah dengan menciptakan brand. Brand suatu produk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan ekonomi saat ini semakin banyak persaingan yang ketat khususnya antar perusahaan sejenis. Persaingan yang juga begitu ketat menuntut agar

Lebih terperinci

BAB 2 STUDI PUSTAKA. dapat diterima atau di mengerti oleh si penerima pesan. Komunikasi

BAB 2 STUDI PUSTAKA. dapat diterima atau di mengerti oleh si penerima pesan. Komunikasi BAB 2 STUDI PUSTAKA 2.1 Teori Umum 2.1.1 Komunikasi 2.1.1.1 Definisi Komunikasi Komunikasi adalah suatu proses interaksi dimana seseorang menyampaikan sesuatu kepada orang lain, baik berupa pesan, ide,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah deskriptif yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah deskriptif yaitu BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Objek Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah deskriptif yaitu penelitian yang mencoba mencari deskripsi

Lebih terperinci

AWAN SETIYAWAN NIM. B

AWAN SETIYAWAN NIM. B PENGARUH ATRIBUT SEPEDA MOTOR YAMAHA MIO TERHADAP MOTIVASI PEMBELIAN KONSUMEN (Study Kasus Kecamatan Karanganom Kabupaten Klaten) Naskah Publikasi Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN 1.1. Waktu dan Tempat Penelitian 1.1.1. Waktu Penelitian Penelitian tentang pengaruh citra merek dan pembayaran kredit berpengaruh terhadap keputusan pembelian sepeda motor

Lebih terperinci

Oleh : Nur Baety Isnaeny Manajemen ABSTRAK

Oleh : Nur Baety Isnaeny Manajemen ABSTRAK PENGARUH KETIDAKPUASAN, HARGA DAN KEBUTUHAN MENCARI VARIASI TERHADAP PERILAKU PERPINDAHAN MEREK (Studi Pada Konsumen Citra Hand & Body Lotion Di Kabupaten Kebumen) Oleh : Nur Baety Isnaeny Manajemen BetongQyu@yahoo.co.id

Lebih terperinci

PENGARUH ATRIBUT PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

PENGARUH ATRIBUT PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PENGARUH ATRIBUT PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN Yulasmi, SE, MM, Fakultas Ekonomi, Universitas Putra Indonesia YPTK Padang e-mail : yulasmi12@yahoo.com Abstract - This research aim to determine the

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi perusahaan di Indonesia. Di satu sisi, era globalisasi memperluas pasar

BAB I PENDAHULUAN. bagi perusahaan di Indonesia. Di satu sisi, era globalisasi memperluas pasar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan di Indonesia. Di satu sisi, era globalisasi memperluas pasar produk dari

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPATU KW (IMITASI) DI PASAR KLITHIKAN YOGYAKARTA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPATU KW (IMITASI) DI PASAR KLITHIKAN YOGYAKARTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPATU KW (IMITASI) DI PASAR KLITHIKAN YOGYAKARTA Oleh Deni Dwi Mahendra Program S1 MANAJEMEN Universitas PGRI Yogyakarta ABSTRAK Deni Dwi Mahendra.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian merupakan permasalahan yang diteliti. Dalam penulisan skripsi

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian merupakan permasalahan yang diteliti. Dalam penulisan skripsi BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian merupakan permasalahan yang diteliti. Dalam penulisan skripsi ini, yang menjadi objek penelitian ini experiential marketing dan kepuasan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. hasil yang paling diharapkan dari sebuah penelitian mengenai perilaku konsumen.

BAB II LANDASAN TEORI. hasil yang paling diharapkan dari sebuah penelitian mengenai perilaku konsumen. BAB II LANDASAN TEORI A. LOYALITAS MEREK 1. Definisi Loyalitas Merek Schiffman dan Kanuk (2004) mengatakan bahwa loyalitas merek merupakan hasil yang paling diharapkan dari sebuah penelitian mengenai perilaku

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kebutuhan konsumen. Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan-kegiatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kebutuhan konsumen. Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan-kegiatan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan sebuah faktor sangat penting yang harus dilakukan perusahaan dalam hal yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan konsumen. Pemasaran

Lebih terperinci

KOMUNITAS SEBAGAI WUJUD LOYALITAS PELANGGAN TERHADAP MEREK

KOMUNITAS SEBAGAI WUJUD LOYALITAS PELANGGAN TERHADAP MEREK 830 KOMUNITAS SEBAGAI WUJUD LOYALITAS PELANGGAN TERHADAP MEREK Ni Wayan Eka Mitariani, Agus Wahyudi Salasa Gama Fakultas Ekonomi, Universitas Mahasaraswati email:emitariani@gmail.com ABSTRAK Merek telah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek/ Subyek Penelitian Menurut Sugiyono (2015) obyek penelitian adalah suatu atribut atau penilaian orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan

Lebih terperinci

PENGARUH KEPUASAN TERHADAP LOYALITAS NASABAH BANK

PENGARUH KEPUASAN TERHADAP LOYALITAS NASABAH BANK PENGARUH KEPUASAN TERHADAP LOYALITAS NASABAH BANK Yulisa Gardenia Email : yulisa_gardenia@yahoo.com Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya 100 Depok. ABSTRAK Tujuan

Lebih terperinci

DIPONEGORO JOURNAL OF SOCIAL AND POLITICAL SCIENCE Tahun 2014, Hal 1-10

DIPONEGORO JOURNAL OF SOCIAL AND POLITICAL SCIENCE Tahun 2014, Hal 1-10 PENGARUH KESADARAN MEREK, PERSEPSI KUALITAS, DAN ASOSIASI MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MELALUI EKUITAS MEREK (STUDI PADA MAHASISWA PENGGUNA SMARTPHONE BLACKBERRY DI UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dengan semakin berkembangnya jaman, maka seseorang dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dengan semakin berkembangnya jaman, maka seseorang dituntut untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dengan semakin berkembangnya jaman, maka seseorang dituntut untuk memiliki mobilitas tinggi. Hal ini harus didukung dengan adanya sarana transportasi yang

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 79 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Disain Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan desain penelitian deskriptif, di mana tujuan penelitian adalah untuk menguraikan sifat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 40 III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Pengumpulan Data 3.1.1 Penelitian Kepustakaan 1. Study literatur atau studi kepustakaan, yaitu dengan mendapatkan berbagai literatur dan referensi tentang manajemen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Loyalitas Merek. Menurut (Griffin, 2005; dalam Mamang, 2014) menyatakan Loyalty is

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Loyalitas Merek. Menurut (Griffin, 2005; dalam Mamang, 2014) menyatakan Loyalty is BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Loyalitas Merek 1. Pengertian Loyalitas Merek Menurut (Griffin, 2005; dalam Mamang, 2014) menyatakan Loyalty is difined as non random purchase expressed over by some decision

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN LOKASI LAY OUT BARANG DAN HARGA TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN PADA PASAR SWALAYAN LUWES BOYOLALI

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN LOKASI LAY OUT BARANG DAN HARGA TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN PADA PASAR SWALAYAN LUWES BOYOLALI ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN LOKASI LAY OUT BARANG DAN HARGA TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN PADA PASAR SWALAYAN LUWES BOYOLALI Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: Brand Community, Social Media, Brand Trust

ABSTRAK. Kata kunci: Brand Community, Social Media, Brand Trust ABSTRAK Kemajuan di bidang teknologi, komputer dan telekomunikasi mendukung perkembangan teknologi internet. Dengan adanya intenet, konsumen maupun perusahaan tidak lagi mengalami kesulitan dalam memperoleh

Lebih terperinci

PENGARUH EXPERIENTAL MARKETING DAN KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN PADA PRODUK MOBIL HONDA JAZZ DI YOGYAKARTA

PENGARUH EXPERIENTAL MARKETING DAN KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN PADA PRODUK MOBIL HONDA JAZZ DI YOGYAKARTA PENGARUH EXPERIENTAL MARKETING DAN KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN PADA PRODUK MOBIL HONDA JAZZ DI YOGYAKARTA Windyta Wahyu Utami Menejemen Pemasaran, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Universitas Mercu Buana Jakarta, hal tersebut

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Universitas Mercu Buana Jakarta, hal tersebut BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Universitas Mercu Buana Jakarta, hal tersebut karena Universitas Mercu Buana Jakarta merupakan salah satu universitas

Lebih terperinci

DWI RAHMAWATI PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI

DWI RAHMAWATI PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI Artikel Skripsi ANALISIS PENGARUH KEPERCAYAAN, HARGA, DAN PERSEPSI KUALITAS TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN HP SAMSUNG PADA MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI ARTIKEL SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dealer adalah suatu badan atau perorangan yang bertugas sebagai tangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dealer adalah suatu badan atau perorangan yang bertugas sebagai tangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dealer adalah suatu badan atau perorangan yang bertugas sebagai tangan distribusi dari produsen kepada konsumen. Dealer mobil merupakan tempat untuk membeli kendaraan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (2002) adalah Studi tentang unit pembelian (buying unit) dan proses

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (2002) adalah Studi tentang unit pembelian (buying unit) dan proses BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Perilaku Konsumen Pengertian perilaku konsumen seperti diungkapkan oleh Mowen (2002) adalah Studi tentang unit pembelian (buying unit) dan proses pertukaran yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pemain baru dalam industri bisnis. Kotler dan Keller (2009) mengatakan

BAB 1 PENDAHULUAN. pemain baru dalam industri bisnis. Kotler dan Keller (2009) mengatakan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan di pasar akan semakin ketat dengan munculnya berbagai pemain baru dalam industri bisnis. Kotler dan Keller (2009) mengatakan persaingan dalam industri bisnis

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan adalah penelitian deskriptif asosiatif. Dimana

III. METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan adalah penelitian deskriptif asosiatif. Dimana III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode dasar yang digunakan adalah penelitian deskriptif asosiatif. Dimana menggabungkan antara dua metode, yaitu metode deskriptif yang dilakukan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. pada saat penelitian berlangsung. Terdapat 3 karakteristik responden yang. Tabel 5.1

BAB V ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. pada saat penelitian berlangsung. Terdapat 3 karakteristik responden yang. Tabel 5.1 1 BAB V ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Karakterisitik Responden Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin Makassar sebanyak 100 orang yang penulis temui

Lebih terperinci

Oleh * Mumuh Mulyana dan Riawati Tandri * Dosen Tetap Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan Bogor ABSTRACT

Oleh * Mumuh Mulyana dan Riawati Tandri * Dosen Tetap Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan Bogor ABSTRACT JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 12 No. 2, Oktober 2012 : 157-162 PENGARUH PERSEPSI TERHADAP PERILAKU PEMBELIAN BLACKBERRY DAN IMPLIKASINYA PADA LOYALITAS KONSUMEN Studi Kasus pada Mahasiswa Sekolah Tinggi

Lebih terperinci

Prosid i ng SNATIF K e - 4 Tahun ISBN:

Prosid i ng SNATIF K e - 4 Tahun ISBN: PENGARUH GAYA HIDUP DAN PERSEPSI KUALITAS DALAM KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK MIE INSTAN INDOMIE (Studi Kasus Pada Mahasiswa di Fakultas Ekonomi Universitas Muria Kudus) Nurul Rizka Arumsari 1*, Mia Ajeng

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis dari pembahasan yang dilakukan pada bab. nasabah tabungan BNI Taplus di Surabaya.

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis dari pembahasan yang dilakukan pada bab. nasabah tabungan BNI Taplus di Surabaya. 68 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dari pembahasan yang dilakukan pada bab sebelumnya, maka kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Variabel nilai

Lebih terperinci