ABSTRAK. Kata kunci : Penyesuaian Diri, Menantu pria, Mertua

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ABSTRAK. Kata kunci : Penyesuaian Diri, Menantu pria, Mertua"

Transkripsi

1 Judul : Penyesuaian Diri pada Menantu Pria Dewasa Awal yang Tinggal dengan Mertua Nama / NPM : Lia Yuliyana / Pembimbing : Ira Puspitawati, SPsi, MSi ABSTRAK Seseorang yang memutuskan untuk menikah tentunya akan menghadapi kehidupan baru, lingkungan baru dan keluarga baru, begitu menikah kedua pasangan itu harus belajar menyesuaikan diri terhadap tuntutan dan tanggungjawab. Sementara pada saat ini tak jarang individu setelah menikah lalu memutuskan untuk tinggal dengan mertua karena alasan belum mempunyai rumah atau alasan lain. Bukan hanya pihak perempuan saja yang tinggal dengan mertua, terkadang pihak laki-lakipun banyak yang setelah menikah tinggal dengan mertuanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana hubungan mertua dan menantu pria dewasa awal yang tinggal dengan mertua, bagaimana penyesuaian diri pada menantu pria dewasa awal yang tinggal dengan mertua, mengapa tinggal dengan mertua memiliki penyesuaian yang demikian. Karakteristik subjek dalam penelitian ini adalah tiga orang menantu pria dengan usia dewasa awal sekitar tahun yang tinggal dnegan mertua dan lama tinggal kurang lebih 1 hingga 2 tahun. Dan pendekatan penelitian ini menggunakan wawancara dengan pedoman umum dan observasi nonpartisipan. Berdasarkan penelitian pada tinggal dengan mertua, maka menantu yang tinggal dengan mertua memiliki hubungan yang baik dengan mertua dikarenakan adanya sikap peduli dari mertua dengan adanya pemberian nasehat, adanya kebebasan yang diberikan oleh mertua, adanya hubungan yang terjalin dengan dekat. Berdasarkan hasil penelitian pada subjek yaitu tinggal dengan mertua, maka penyesuaian diri pada tinggal dengan mertua memiliki penyesuaian diri secara umum baik. Secara khusus penyesuaian diri selama tinggal dengan mertua memiliki aspek aspek yang terdiri dari sikap empati dan menghargai mertua, memperlakukan perasaan terhadap mertua, penerimaan yang baik dari mertua, adanya kebahagiaan, bersikap optimis, berkata jujur, bertanggungjawab, dan adanya adaptasi yang baik. Dalam hal ini terdapat persamaan antara subjek pertama dan kedua, yang sesuai dengan teori karakteristik penyesuaian diri dan aspek aspek penyesuaian diri antara lain : berorientasi keluar, dapat mengontrol emosi, penerimaan sosial, berbahagia, tidak pesimis, tidak mempunyai kebiasaan berbohong, memiliki rasa tanggungjawab, dan penyesuaian sosial sedangkan pada subjek ketiga, antara lain : berorientasi keluar, dapat mengontrol emosi, penerimaan sosial, berbahagia, dan tidak pesimis. Berdasarkan penelitian pada subjek yaitu tinggal dengan mertua, maka menantu yang tinggal di rumah mertua memiliki penyesuaian diri baik karena adanya hubungan yang baik dengan mertua dan lingkungan, perasaan dan sikap yang baik, melakukan aktitifitas tertentu serta adanya motivasi dalam diri subjek. Dalam hal ini terdapat persamaan antara subjek pertama dan kedua yang sesuai dengan teori dari faktor faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri antara lain : adanya kemampuan untuk mempertahankan hubungan dengan orang lain, adanya impian, dan adanya perasaan dan sikap yang baik selama tinggal dengan mertua sedangkan pada subjek ketiga, antara lain : adanya kemampuan untuk mepertahankan hubungan yangn baik dengan orang lain, adanya minat dan hobi tertentu dan adanya impian. Kata kunci : Penyesuaian Diri, Menantu pria, Mertua

2 BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam sepanjang hidupnya manusia mempunyai tugas-tugas perkembangan yang berbeda pada masing-masing tahapannya, salah satunya pada tahapan masa dewasa awal. Pada masa dewasa awal ini individu menghadapi berbagai macam tugas perkembangan, salah satunya adalah menikah. Menikah adalah suatu peristiwa sakral dan memiliki arti penting dalam sejarah perjalanan hidup seseorang, bukan hanya saja sebatas masa hidupnya tetapi juga harapan menentukan kehidupan keturunan kedepannya (Ritongga, 2005). Begitu menikah pasangan itu harus belajar menyesuaikan diri terhadap tuntutan dan tanggungjawab Sementara pada saat ini tak jarang individu setelah menikah lalu memutuskan untuk tinggal bersama dirumah mertua dikarenakan belum memiliki tempat tinggal atau alasan lain (Charlie, 2006) Tinggal serumah dengan mertua, yang trend disebut 'Di Pondok Mertua Indah', bagi sebagian pasangan mungkin merupakan hal yang menguntungkan. Di sisi lain, tidak sedikit pula pasangan yang justru menganggap hal itu akan menimbulkan permasalahan dalam rumah tangga.. Bagi sebagian pasangan, permasalahan hubungan antara menantu dengan mertua seringkali menjadi pemicu timbulnya konflik antara suami dengan istri atau sebaliknya (Sukriya, 2002). Dalam kamus Bahasa Indonesia (Anwar, 2000) menantu adalah istri atau suami dari anak, sedangkan mertua adalah orang tua istri atau suami (Anwar, 2000), Seseorang yang memutuskan untuk menikah pastinya akan menghadapi kehidupan baru, lingkungan baru dan keluarga baru, semuanya itu membutuhkan suatu penyesuaian diri Menantu yang tinggal dengan mertuanya setidaknya dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya. Penyesuaian diri adalah suatu proses dinamis yang bertujuan untuk mengubah perilaku individu agar terjadi hubungan yang lebih sesuai antara diri individu dengan lingkungannya (Mu tadin, 2002). Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa menantu yang tinggal dengan mertua diharapkan dapat menyesuaikan diri dengan keadaan barunya sekarang, dimana individu harus berusaha agar dapat mendapat hasil yang diharapkan yang lebih sesuai untuk mengatasi ketegangan, frustasi, konflik tuntutan dari diri maupun lingkungan, sehingga terjalin hubungan yang baik dengan lingkungan. B. Pertanyaan Penelitian Bagaimana hubungan menantu yang tinggal dengan mertua berkaitan dengan penyesuaian diri?, Bagaimana penyesuaian diri pada tinggal dengan mertua?, Mengapa pria dewasa awal yang tinggal dengan mertua memiliki penyesuaian diri yang demikian? C. Tujuan Penelitian Peneliti ingin mengetahui bagaimana hubungan mertua dengan

3 menantu yang tinggal dengan mertua yang berkaitan dengan penyesuaian diri, bagaimana penyesuaian diri pada menantu pria dewasa awal yang tinggal dengan mertua, mengapa menantu pria dewasa awal yang tinggal dengan mertua memiliki penyesuaian diri yang demikian. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Dari hasil penelitian tersebut maka peneliti berharap dapat memberikan masukan yang bermanfaat bagi perkembangan ilmu psikologi, khususnya psikologi sosial, kemudian penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi penelitian selanjutnya mengenai Penyesuaian diri pada menantu pria dewasa awal yang tidak bekerja tinggal dengan mertua 2. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat pada pembaca dan menggambarkan berbagai permasalahan guna meningkatkan penyesuaian diri pada menantu pria dewasa awal yang tinggal dengan mertua, selain itu juga penelitian ini dapat memberikan pandangan kepada masyarakat bahwa tinggal dengan mertua juga memiliki hubungan yang cukup baik dengan mertuanya. BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Penyesuaian Diri 1. Definisi Penyesuaian Diri Penyesuaian diri adalah suatu proses alamiah dan dinamis yang bertujuan mengubah perilaku individu agar terjadi hubungan yang lebih sesuai dengan kondisi lingkungannya atau proses bagaimana individu mencapai keseimbangan diri dalam memenuhi kebutuhan sesuai dengan lingkungannya (Fatimah, 2006). 2. Aspek-aspek Penyesuaian Diri a. Penyesuaian pribadi. Penyesuaian pribadi adalah kemampuan seseorang untuk menerima diri demi tercapai hubungan yang harmonis antara dirinya dengan lingkungan sekitarnya. b. Penyesuaian Sosial Penyesuaian sosial terjadi dalam lingkup hubungan sosial di tempat individu itu hidup dan berinteraksi dengan orang lain. 3. Karakteristik Penyesuaian Diri a. Penyesuaian yang Sehat b. Penyesuaian yang Tidak Sehat 4. Faktor yang Mempengaruhi Penyesuaian Diri Powell (1983) menyebutkan faktor faktor yang mempengaruhi penyesuian diri itu sebagai resources. Resources tersebut adalah : a. Kemampuan untuk mempertahankan hubungan yang baik dengan orang lain. b. Kondisi fisik yang sehat c. Intelegensi d. Hobi dan minat minat

4 e. Keyakinan religius f. Impian B. Menantu Pria 1. Definisi Menantu Pria Menantu pria adalah suami dari anak, yang memiliki organ reproduksi yang terdiri dari penis, skrotum (struktur seksual internal) testis, epididimis, vas deferens, duktus ejakulatorius, serta prostat (struktur seksual eksternal) serta hormon reproduksi yang paling dominan yaitu testosteron. 2. Hubungan Menantu dan Mertua Purnomo (1994) menjelaskan hubungan tersebut dalam beberapa kemungkinan, yaitu : Mertua turut campur dalam urusan anak atau menantu, Mertua tidak mau berurusan dengan anak atau menantu, Mertua tunduk pada menantu, Mertua menguasai menantu, Mertua yang dekat dengan menantu C. Dewasa Awal 1. Definisi Dewasa Awal Hurlock (1996) mengatakan bahwa masa dewasa awal merupakan periode penyesuian diri terhadap pola-pola kehidupan baru dan harapanharapan sosial baru. Masa dewasa awal ini dimulai pada umur 18 tahun samapi kira-kira umur 40 tahun. Orang dewasa awal diharapkan memainkan peranan baru seperti peran suami atau isteri, orang tua dan pencari nafkah dan mengembangkan sikap-sikap baru, keinginankeinginan dan nilai-nilai baru sesuai dengan tugas baru ini. 2. Tugas Perkembangan Dewasa Awal Soesilowindiadini (1998) memaparkan hal-hal yang menjadi tugas perkembangan dewasa awal : Memilih calon suami atau isteri, Belajar hidup bersama dengan suami atau isteri, Memulai kehidupan berkeluarga, Mengasuh anak, Menyelenggarakan rumah tangga, Mulai bekerja, Mulai bertanggungjawab sebagai seorang warga negara, Mendapatkan kelompok sosial yang sesuai baginya. 3. Fase-fase Dewasa Awal Levinson (dalam Dariyo, 2003) membagi fase-fase dewasa awal sebagai berikut : a. Fase memasuki masa dewasa awal (usia tahun) 1) Early adult transition, usia 17 sampai 22 tahun 2) Usia transisi antara 22 tahun sampai dengan 28 tahun. 3) Usia transisi 30-an (28 tahun sampai 33 tahun) b. Fase puncak dewasa awal (usia 33 tahun sampai dengan 45 tahun), terbagi menjadi dua tahap berikut ini 1) Puncak dewasa awal (usia 33 tahun sampai dengan 40 tahun) 2) Transisi dewasa menengah (usia 40 tahun sampai dengan 45 tahun) Individu telah

5 D. Penyesuaian Diri pada Menantu Pria Dewasa Awal yang Tinggal dengan Mertua Penyesuaian diri pada menantu pria dewasa awal yang tinggal dengan mertua adalah suatu proses dimana tinggal dengan mertua berusaha agar mendapat hasil yang diharapkan yang lebih sesuai untuk mengatasi ketegangan, frustasi, konflik tuntutan dari diri dan lingkungan tempat menantu pria dewasa awal tersebut berada sehingga terjalin hubungan yang baik antara menantu pria dewasa awal dengan mertuanya selama tinggal dengan mertuannya. Penyesuaian diri sangat dibutuhkan oleh menantu pria dewasa awal yang tinggal dengan mertua karena tinggal dengan mertua mengalami keadaaan yang baru dan apabila tinggal dengan mertua memiliki penyesuaian diri yang baik maka akan tercipta hubungan yang baik antara dirinya dengan mertua serta lingkungan sekitar selama tinggal dengan mertua. Menurut Fatimah (2006) pada dasarnya penyesuaian diri memiliki dua aspek yaitu aspek penyesuaian pribadi dan penyesuaian sosial. Menurut Hurlock (dalam Yusuf, 2000), karakteristik penyesuaian diri dibagi menjadi dua yaitu penyesuaian yang sehat dan penyesuaian yang tidak sehat. Powell (1983) menyebutkan faktor faktor yang mempengaruhi penyesuian diri itu sebagai resources. Dengan demikian resources sangat dibutuhkan untuk proses penyesuaian diri yang baik. Resources tersebut adalah : Kemampuan untuk mempertahankan hubungan yang baik dengan orang lain, kondisi fisik yang sehat, intelegensi, hobi dan minat minat tertentu, keyakinan religius dan impian. Disinilah menantu pria dewasa awal yang tinggal dengan mertua harus mempunyai penyesuaian diri pribadi yang ditandai dengan keberhasilan, kemampuan dalam melakukan penyesuaian sosial dan karakteristik penyesuaian diri yang sehat, faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri serta adanya hubungan antara tinggal dengan mertua pada mertuanya. Menurut Purnomo (1998) menjelaskan hubungan tersebut dalam beberapa kemungkinan yaitu mertua turut campur dalam urusan anak atau menantu, mertua tidak mau berurusan dengan anak atau menantu, mertua tunduk pada menantu, mertua menguasai menantu, mertua yang dekat dengan menantu. BAB III. METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif melakukan penelitian pada latar belakang alamiah. Bogdan dan Taylor (dalam Moleong, 1990), mendefinisikan metode kualitatif sebagai produser penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata dari orang-orang dan perilaku yang diamati.

6 Adapun ciri-ciri pendekatan kualitatif menurut Poerwandari (1998) adalah Studi dalam situasi alamiah, Analisis induktif, Kontak personal langsung (peneliti dilapangan), Perspektif holistic, Perspektif dinamis, perspektif perkembangan, Orientasi pada kasus unik, Netralitas empatik, Fleksibilitas desain, Peneliti sebagai instrumen kunci B. Subjek Penelitian 1. Karakteristik Subjek Penelitian Dalam penelitian ini ditentukan sejumlah karakteristik bagi subjek penelitian yaitu pria dengan usia dewasa awal (22-28 tahun) dan tinggal dengan mertua dengan lama tinggal kurang lebih 1 hingga 2 tahun. 2. Jumlah Sampel Dalam penelitian ini, peneliti mengambil tiga orang subjek. Hal ini dilakukan agar mendapatkan subjek yang benarbenar sesuai dengan tujuan penelitian. Peneliti juga mengambil tiga orang sebagai significant other, masing-masing satu significant other untuk tiap subjek. Hal ini untuk mendapatkan data yang valid dan seakurat mungkin sehinggga hasil penelitian dapat saling menguatkan. C. Tahap-tahap Penelitian 1. Tahap Persiapan Penelitian Peneliti membuat pedoman wawancara yang disusun berdasarkan beberapa teori yang relevan dengan masalah. Pedoman yang telah disusun, ditunjukkan kepada yang lebih ahli dalam hal ini adalah pembimbing penelitian. Kemudian peneliti mencari calon subjek yang sesuai dengan karakteristik subjek penelitian. Selanjutnya peneliti mengajukan permohonan izin untuk dapat melakukan wawancara 2. Tahap Pelaksanaan Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti bertemu langsung dengan subjek yang bersangkutan untuk menanyakan perihal subjek yang sekiranya bersedia diwawancarai. Baru kemudian peneliti membuat kesepakatan dengan subjek tersebut mengenai waktu dan tempat untuk melakukan wawancara berdasarkan pedoman yang telah dibuat. Selanjutnya peneliti memindahkan hasil rekaman berdasarkan wawancara ke dalam bentuk verbatim tertulis. Kemudian peneliti melakukan analisis data dan interprestasi data sesuai dengan langkahlangkah yang dijabarkan pada bagian metode analisis data. Setelah itu membuat diskusi dan kesimpulan dari seluruh hasil penelitian. Kemudian dari hasil diskusi dan kesimpulan yang telah dilakukan, peneliti mengajukan saran-saran untuk penelitian selanjutnya. D. Teknik Pengumpulan Data Wawancara berstruktur dan Observasi non Partisipan E. Alat Bantu Penelitian Pedoman Wawancara, Pedoman Observasi, Alat Perekam, Alat Tulis

7 F. Keakuratan Penelitian Menurut Patton (dalam Yin, 1994), mengemukakan empat macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaaan untuk mencapai keabsahan, yaitu : Triangulasi data, Triangulasi pengamat, Triangulasi teori, Triangulasi metode G. Tehnik Analisis Data Menurut Marshall dan Rossman (1995) dalam menganalisis penelitian kualitatif terdapat beberapa tahapan yang perlu dilakukan. Tahapan-tahapan tersebut adalah : Mengorganisasikan Data, Pengelompokkan Berdasarkan Kategori, Tema, dan Pola Jawaban, Menguji Asumsi atau Permasalahan yang Ada terhadap Data, Menulis Hasil Penelitian BAB IV. HASIL DAN ANALISIS A. Identitas Subjek 1. Subjek Pertama berinisial Kr Berjenis kelamin laki-laki, Lahir di Malang 08 Maret 1979, Usia 28 Tahun, Pendidikan terakhir S1, Bekerja sebagai Produser Tv Swasta, Lama tinggal dengan mertua : Kurang Lebih 1 Tahun dan significant othernya berinisial R, Jenis Kelamin Perempuan, Lahir di Kebumen 24 Desember 1980, Usia 27 Tahun, Pendidikan terakhir S1, Bekerja sebagai Karyawan Swasta, Hubungan dengan subjek yaitu Istri subjek 2. Subjek Kedua berinisial Dn, Berjenis Kelamin Laki-laki, L:ahir di Jakarta, 19 Juni 1981, Usia 26 Tahun, Pendidikan terakhir SMU, Bekerja sebagai Karyawan Swasta, Lama tinggal dengan mertua : 1 Tahun lebih 4 bulan dan significant othernya berinisial Ip, Jenis Kelamin Perempuan, Lahir di Depok, 01 Januari 1981, Usia 26 Tahun, Pendidikan terakhir D III, bekerja sebagai karyawan swasta, Hubungan dengan subjek ialah istri subjek 3. Subjek Ketiga berinisial Bm, jenis kelamin Laki-laki, lahir di Bandung 10 Agustus 1982, usia 25 tahun, pendidikan trakhir S1, dan pada saat ini sedang tidak bekerja, Lama tinggal dengan mertua : 1 Tahun lebih 1 bulan dan significant othernya berinisial Il, jenis kelamin perempuan, Lahir di Jakarta 01 Agustus 1984, usia 23 tahun, pendidikan terakhir SMU, pekerjaan ibu rumah tangga, Hubungan dengan subjek ialah Istri subjek B. Seting Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menggunakan tiga subjek dengan 1 significant other pada masing masing subjek. Peneliti mendapatkan subjek pertama dan kedua berdasarkan rekomendasi dari seorang teman sedangkan subjek ketiga merupakan suami dari teman peneliti sendiri. Peneliti memilih rumah mertua pada masing masing subjek untuk melakukan wawancara. C. Hasil Penelitian 1. Bagaimana hubungan mertua dengan menantu pria dewasa awal yang tinggal dengan mertua? Menantu yang tinggal dengan mertua memiliki hubungan yang baik dengan

8 mertua dikarenakan adanya sikap peduli dari mertua dengan adanya pemberian nasehat, adanya kebebasan yang diberikan oleh mertua, adanya hubungan yang terjalin dengan dekat. 2. Bagaimana penyesuaian diri pada menantu pria dewasa awal yang tinggal dengan mertua? Menantu yang tinggal di rumah mertua memiliki penyesuaian diri secara umum baik. Secara khusus penyesuaian diri selama tinggal dengan mertua memiliki aspek aspek yang terdiri dari sikap empati dan menghargai mertua, memperlakukan perasaan terhadap mertua, penerimaan yang baik dari mertua, adanya kebahagiaan, bersikap optimis, berkata jujur, bertanggungjawab, dan adanya adaptasi yang baik. 3. Mengapa menantu pria dewasa awal yang tinggal dengan mertua memiliki penyesuaian yang demikian? Menantu yang tinggal di rumah mertua memiliki penyesuaian diri baik karena adanya hubungan yang baik dengan mertua dan lingkungan, perasaan dan sikap yang baik, serta adanya motivasi dalam diri subjek. D. Pembahasan 1. Bagaimana hubungan mertua dengan pria dewasa awal yang tinggal dengan mertua? Berdasarkan penelitian pada tinggal dengan mertua, maka menantu yang tinggal dengan mertua memiliki hubungan yang baik dengan mertua dikarenakan adanya sikap peduli dari mertua dengan adanya pemberian nasehat, adanya kebebasan yang diberikan oleh mertua, adanya hubungan yang terjalin dengan dekat. Hal ini sesuai dengan teori hubungan mertua dan menantu dari Purnomo (1994), yaitu : Mertua tidak menguasai menantu, Mertua dekat dengan menantu. 2. Bagaimana penyesuaian diri pada menantu pria dewasa awal yang tinggal dengan mertua? Berdasarkan hasil penelitian pada subjek menantu pria dewasa awal yang tinggal dengan mertua, maka penyesuaian diri pada menantu pria dewasa awal yang tinggal dengan mertua memiliki penyesuaian diri secara umum baik. Secara khusus penyesuaian diri selama tinggal dengan mertua memiliki aspek aspek yang terdiri dari sikap empati dan menghargai mertua, memperlakukan perasaan terhadap mertua, penerimaan yang baik dari mertua, adanya kebahagiaan, bersikap optimis, berkata jujur, bertanggungjawab, dan adanya adaptasi yang baik. Hal ini sesuai dengan teori karakteristik penyesuaian diri menurut Hurlock (dalam Yusuf, 2000) dan aspek aspek penyesuaian diri menurut Fatimah (2006) : Berorientasi keluar, dapat mengontrol emosi, penerimaan sosial, berbahagia, tidak pesimis,

9 tidak mempunyai kebiasaan berbohong, memiliki rasa tanggungjawab, dan penyesuaian sosial. BAB V. PENUTUP A. Kesimpulan 1. Bagaimana hubungan mertua dengan menantu pria dewasa awal yang tinggal dengan mertua? Berdasarkan penelitian pada menantu pria dewasa awal yang tinggal dengan mertua, maka menantu yang tinggal dengan mertua memiliki hubungan yang baik dengan mertua Dalam hal ini ketiga subjek memiliki persamaan sesuai dengan teori hubungan mertua dan menantu, antara lain mertua tidak menguasai menantu, mertua dekat dengan menantu dan adanya sikap peduli dari mertua dengan adanya pemberian nasehat. 2. Bagaimana penyesuaian diri pada menantu pria dewasa awal yang tinggal dengan mertua? Berdasarkan hasil penelitian pada subjek yaitu menantu pria dewasa awal yang tinggal dengan mertua, maka penyesuaian diri pada menantu pria dewasa awal yang tinggal dengan mertua memiliki penyesuaian diri secara umum baik. Secara khusus penyesuaian diri selama tinggal dengan mertua memiliki aspek aspek yang terdiri dari sikap empati dan menghargai mertua, memperlakukan perasaan terhadap mertua, penerimaan yang baik dari mertua, adanya kebahagiaan, bersikap optimis, berkata jujur, bertanggungjawab, dan adanya adaptasi yang baik. Dalam hal ini terdapat persamaan antara subjek pertama dan kedua, yang sesuai dengan teori karakteristik penyesuaian diri dan aspek aspek penyesuaian diri dan penyesuaian sosial sedangkan pada subjek ketiga, antara lain : berorientasi keluar, dapat mengontrol emosi, penerimaan sosial, berbahagia, dan tidak pesimis. 3. Mengapa penyesuaian diri pada tinggal dengan mertua demikian? Berdasarkan penelitian pada subjek yaitu menantu pria dewasa awal yang tinggal dengan mertua, maka menantu yang tinggal di rumah mertua memiliki penyesuaian diri baik karena adanya hubungan yang baik dengan mertua dan lingkungan, perasaan dan sikap yang baik, melakukan aktitifitas tertentu serta adanya motivasi dalam diri subjek. Hal ini sesuai dengan teori faktor faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri dari Powell (1983). Dalam hal ini terdapat persamaan antara subjek pertama dan kedua yang sesuai dengan teori dari faktor faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri antara lain : adanya kemampuan untuk mempertahankan hubungan dengan orang lain, adanya impian, dan adanya perasaan dan sikap yang baik selama tinggal dengan mertua

10 sedangkan pada subjek ketiga, antara lain : adanya kemampuan untuk mepertahankan hubungan yangn baik dengan orang lain, adanya minat dan hobi tertentu dan adanya impian. Dari kesimpulan di atas maka didapat bahwa penyesuaian diri pada subjek ketiga berbeda dengan subjek pertama dan kedua, hal ini disebabkan bahwa subjek ketiga belum bekerja dan tidak ada tanggung jawab tertentu selama tinggal dengan mertua. B. Saran Dari hasil penelitian tentang penyesuaian diri pada menantu pria dewasa awal yang tinggal dengan mertua, maka saran yang dianjurkan peneliti terhadap penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk penelitian selanjutnya, agar dapat mengembangkan penelitian tentang Penyesuaian diri pada menantu pria dewasa awal yang tidak bekerja tinggal dengan mertua. 2. Bagi subjek pertama dan kedua, agar dapat melakukan penyesuaian diri lebih baik lagi dari yang sekarang ini selama tinggal dengan mertua dan lebih baik lagi dalam menjalin hubungan dengan mertua. Dan bagi subjek ketiga, diharapkan agar dapat melakukan penyesuaian diri lebih baik lagi dan segera mencari pekerjaan. DAFTAR PUSTAKA Agustin, H. (2006).Psikologi Perkembangan Pendekatan Ekologi Kaitannya dengan Konsep Diri dan Penyesuaian Diri pada Remaja. Bandung: PT Refika Aditama. Ali, M. & Asrori, M. (2005). Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik. Jakarta : PT Bumi Aksara. Anwar, D. (2000). Kamus Lengkap Bahasa Indonesi. Jakarta : Balai Pustaka. Basuki, Heru.(2006). Pendekatan Kualitatif untuk Ilmu-ilmu Kemanusiaan dan Budaya. Jakarta : Universitas Gunadarma. Bryan. (2006). Pondok Mertua Indah. 6_07_archive.html.20 Juli Calhoun, J. F. & Acocella, J. R. (1995). Psychology of Adjusment and Human Relationships. New York: McGraw Hill (original Work Published 1990). Charlie, L. (2005). Jurus Merebut Hati Mertua. Bandung : Nexx Media. Damayanti, I. (1993). Penyesuaian Diri Terhadap masa Bercavement pada Duda Usia Tengah Baya. Jakarta : Universitas Indonesia. Dariyo, A. (2003). Psikologi Perkembangan Dewasa Muda. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia. Elin. (2006). Tinggal di Pondok Mertua Indah. press.com/view.php?id=4898 &jenis=life.31 Mei Fatimah, N. (2006). Psikologi Perkembangan. Bandung : Pusaka Setia. Hurlock, E. B. (1993). Child Development. New York :

11 McGraw Hill,inc. (Original Work Published 1978). Mappiare, A. (1983). Psikologi Orang Dewasa. Surabaya : Usaha Nasional. Marshall, C. & Rossman, G. B. (1989). Designig Qualitative Reaserch. London : Sage Publicaton. Mu tadin, Z. (2002). Penyesuaian Diri Remaja. tm.09 April Moleong, L.J. (1990). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Nazir, M. (1988). Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia. Novadia, A.(1980). Persepsi Menantu terhadap Kualitas Hubungan dengan Ibu Mertua. Skripsi (tidak diterbitkan). Fakultas Psikologi : Universitas Indonesia. Poerwandari, E.K. (2001). Pendekatan Kualitatif untuk Penelitian Perilaku Manusia. Jakarta : Lembaga pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi (LPSP3) Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Poerwandari, E.K. (1998). Pendekatan Kualitatif untuk Penelitian Psikologi. Jakarta : Lembaga pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi (LPSP3) Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Purnomo, H. B. (1994). Pondok Mertua Indah : Suatu Tinjauan Psikologis dan hubungan Mertua Menantu. Bandung : Mandar Maju. Powell, D. H. (1993). Understanding Human Adjusment : Normal Adoptation Throught the Life Cycle. Canada : Little Brown & Company Limited. Ritongga, M. (2005). Akidah Merakit Hubungan Manusia dengan Khaliknya melalui Pendidikan Akidah Usia Dini. Surabaya : Amelia. Riyanto, Y. (2001). Metodelogi Penelitian. Surabaya : SIC Sukirya, L. (2002). Membina Hubungan Menantu-Mertua. 2.html.18 November Soesilowindradini.(1998). Psikologi Perkembangan Masa Remaja : Surabaya : Usaha Nasional. Strong, B., Devault, C., Sayod. W.B., Yaber, L.W.(2005). Human Sexsuality : Diversity in Contemporary America. New York : McGraw-Hill. Yusuf, S. (2000). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Yin, R.(1994). Case Study Research Design and Method. London : Sage Publication.

HARGA DIRI SUAMI YANG TINGGAL DI RUMAH MERTUA. Indarwati Anjar Prabaningrum ABSTRAK

HARGA DIRI SUAMI YANG TINGGAL DI RUMAH MERTUA. Indarwati Anjar Prabaningrum ABSTRAK HARGA DIRI SUAMI YANG TINGGAL DI RUMAH MERTUA Indarwati Anjar Prabaningrum ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan harga diri seorang suami yang tinggal di rumah mertua, dimana dalam penelitian

Lebih terperinci

Bab 3 METODE PENELITIAN. mengenai komunikasi interpersonal menantu dan ibu mertua pada pasangan

Bab 3 METODE PENELITIAN. mengenai komunikasi interpersonal menantu dan ibu mertua pada pasangan Bab 3 METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Hal ini dikarenakan penelitian ini menggunakan data kualitatif dan dideskripsikan

Lebih terperinci

KONFLIK INTERPERSONAL ANTAR ANGGOTA KELUARGA BESAR

KONFLIK INTERPERSONAL ANTAR ANGGOTA KELUARGA BESAR KONFLIK INTERPERSONAL ANTAR ANGGOTA KELUARGA BESAR Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana S-1 Psikologi Diajukan oleh: SITI SOLIKAH F100040107 Kepada FAKULTAS PSIKOLOGI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang bagaimana konflik yang di hadapi seorang Gay, tipe-tipe konflik apa yang dihadapi

Lebih terperinci

PENYESUAIAN PERKAWINAN PADA PASANGAN YANG BERLATAR BELAKANG ETNIS BATAK DAN ETNIS JAWA. Mia Retno Prabowo Fakultas Psikologi, Universitas Gunadarma

PENYESUAIAN PERKAWINAN PADA PASANGAN YANG BERLATAR BELAKANG ETNIS BATAK DAN ETNIS JAWA. Mia Retno Prabowo Fakultas Psikologi, Universitas Gunadarma PENYESUAIAN PERKAWINAN PADA PASANGAN YANG BERLATAR BELAKANG ETNIS BATAK DAN ETNIS JAWA Mia Retno Prabowo Fakultas Psikologi, Universitas Gunadarma ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk meneliti bagaimana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode atau pendekatan kualitatif. Menurut

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode atau pendekatan kualitatif. Menurut BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode atau pendekatan kualitatif. Menurut Brannen (Alsa, 2003) Pendekatan kualitatif berasumsi bahwa manusia adalah makhluk

Lebih terperinci

Gambaran 26konsep pacaran, Nindyastuti Erika Pratiwi, FPsi UI, Metode Penelitian

Gambaran 26konsep pacaran, Nindyastuti Erika Pratiwi, FPsi UI, Metode Penelitian Gambaran 26konsep pacaran, Nindyastuti Erika Pratiwi, FPsi UI, 2009 3. Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk memahami konsep pacaran dan perilaku pacaran pada remaja awal. Dalam bab ini akan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 47 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tipe Penelitian Peneliti menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah suatu pendekatan yang juga disebut pendekatan investigasi karena

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku,

BAB III METODE PENELITIAN. fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku, BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Untuk mencapai tujuan penelitian, maka peneliti mengunakan berbagai macam cara untuk mengumpulkan informasi dan data sebanyakbanyaknya untuk mewujudkan tujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif umumnya digunakan untuk memahami fenomena-fenomena

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang berlandaskan pada filsafah positivisme, digunakan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang berlandaskan pada filsafah positivisme, digunakan untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini berfokus pada pengambilan keputusan untuk menikah di usia remaja. Untuk mendalami tema penelitian tersebut, maka penelitian ini akan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Bogdan dan Taylor mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Bogdan dan Taylor mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai 31 BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN Untuk dapat memberikan gambaran serta bentuk regulasi emosi pada pecandu game online, maka penelitian ini akan menggunakan metode kualitatif. Bogdan dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 23 BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan diuraikan tentang permasalahan penelitian, pendekatan kualitatif, subjek penelitian, metode pengumpulan data, dan prosedur penelitian. III. A. Permasalahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh

BAB III METODE PENELITIAN. yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Menurut Moleong (2000) pendekatan kualitatif adalah pendekatan yang bermaksud untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Kualitatif Memilih dan menggunakan metode yang tepat dalam sebuah penelitian adalah salah satu bagian penting dalam sebuah penelitian. Hal ini dilakukan agar

Lebih terperinci

PENERIMAAN DIRI PADA WANITA BEKERJA USIA DEWASA DINI DITINJAU DARI STATUS PERNIKAHAN

PENERIMAAN DIRI PADA WANITA BEKERJA USIA DEWASA DINI DITINJAU DARI STATUS PERNIKAHAN PENERIMAAN DIRI PADA WANITA BEKERJA USIA DEWASA DINI DITINJAU DARI STATUS PERNIKAHAN Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa transisi dari anak-anak ke fase remaja. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa transisi dari anak-anak ke fase remaja. Menurut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja adalah masa transisi dari anak-anak ke fase remaja. Menurut Papalia et, al (2008) adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Bogdan dan Taylor (dalam Moleong: 2009) mendefinisikan metode

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Bogdan dan Taylor (dalam Moleong: 2009) mendefinisikan metode BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Bogdan dan Taylor (dalam Moleong: 2009) mendefinisikan metode kualitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif deskriptif, dengan tipe penelitian studi kasus (case studies).

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif deskriptif, dengan tipe penelitian studi kasus (case studies). BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif deskriptif, dengan tipe penelitian studi kasus (case studies). Menurut

Lebih terperinci

B. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana karakteristik komunikasi interpersonal orang tua tunggal dalam mendidik

B. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana karakteristik komunikasi interpersonal orang tua tunggal dalam mendidik KOMUNIKASI INTERPERSONAL ORANG TUA TUNGGAL DALAM MENDIDIK ANAK REMAJA AWAL BAB I A. Latar Belakang Komunikasi interpersonal merupakan suatu cara yang dilakukan orang tua tunggal dalam mendidik anak, karena

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Fenomena gagal Ujian Nasional merupakan sebuah realitas sosial yang terjadi di dunia pendidikan kita. Fenomena yang terjadi dalam seting nyata ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemandirian sehingga dapat diterima dan diakui sebagai orang dewasa. Remaja

BAB I PENDAHULUAN. kemandirian sehingga dapat diterima dan diakui sebagai orang dewasa. Remaja BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja adalah masa transisi dimana pada masa itu remaja memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, sedang mencari jati diri, emosi labil serta butuh pengarahan,

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN Dalam bab ini kita akan membahas pendekatan kualitatif yang dipilih sebagai pendekatan umum dan alasan dipilihnya pendekatan tersebut dalam penelitian ini. Kemudian akan ditentukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Bentuk Penelitian Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Dengan demikian penelitian ini menggambarkan fakta-fakta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk memahami dan mengeksplorasi secara lebih dalam penerimaan (acceptance) anak terhadap hadirnya ayah tiri setelah kematian ayah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Metode yang diterapkan pada peneliti ini yaitu metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Studi kasus adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Taylor yang dikutip oleh Lexy J.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Taylor yang dikutip oleh Lexy J. 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Istilah penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Taylor yang dikutip oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sebuah perkawinan seseorang akan memperoleh keseimbangan hidup baik secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sebuah perkawinan seseorang akan memperoleh keseimbangan hidup baik secara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkawinan bagi manusia merupakan hal yang penting, karena dengan sebuah perkawinan seseorang akan memperoleh keseimbangan hidup baik secara sosial, biologis maupun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif deskriptif, dengan tipe penelitian studi kasus (case studies).

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif deskriptif, dengan tipe penelitian studi kasus (case studies). BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif deskriptif, dengan tipe penelitian studi kasus (case studies). Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kompleks. Semakin maju peradaban manusia, maka masalah-masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. kompleks. Semakin maju peradaban manusia, maka masalah-masalah yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini persoalan-persoalan yang dihadapi oleh umat muslim semakin kompleks. Semakin maju peradaban manusia, maka masalah-masalah yang dihadapi ataupun ditanggung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak tinggal bersama (Long Distance Relationship) dalam satu rumah karena

BAB I PENDAHULUAN. tidak tinggal bersama (Long Distance Relationship) dalam satu rumah karena BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pernikahan adalah sebuah komitmen legal dengan ikatan emosional antara dua orang untuk saling berbagi keintiman fisik dan emosional, berbagi tanggung jawab,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif deskriptif, dengan tipe penelitian studi kasus (case studies). Menurut

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN 3. METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Fenomena perempuan bercadar merupakan sebuah realitas sosial yang terjadi di tengah masyarakat kita. Fenomena yang terjadi secara alamiah dalam setting dunia

Lebih terperinci

Binge eating disorder pada penderita obesitas usia dewasa awal. Nurul Anisha Jurusan Psikologi Faisal Rachmat, Spsi, M. A.

Binge eating disorder pada penderita obesitas usia dewasa awal. Nurul Anisha Jurusan Psikologi Faisal Rachmat, Spsi, M. A. Binge eating disorder pada penderita obesitas usia dewasa awal Nurul Anisha 15511383 Jurusan Psikologi Faisal Rachmat, Spsi, M. A. Latar Belakang Obesitas atau kegemukan merupakan masalah yang sekarang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pernikahan merupakan ikatan lahir batin dan persatuan antara dua pribadi yang berasal

BAB I PENDAHULUAN. Pernikahan merupakan ikatan lahir batin dan persatuan antara dua pribadi yang berasal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pernikahan merupakan ikatan lahir batin dan persatuan antara dua pribadi yang berasal dari keluarga, sifat, kebiasaan dan budaya yang berbeda. Pernikahan juga memerlukan

Lebih terperinci

perkawinan yang buruk dimana apabila antara suami istri tidak mampu lagi mencari jalan penyelesaian masalah yang dapat memuaskan kedua belah pihak (Hu

perkawinan yang buruk dimana apabila antara suami istri tidak mampu lagi mencari jalan penyelesaian masalah yang dapat memuaskan kedua belah pihak (Hu KEMANDIRIAN REMAJA YANG MEMILIKI ORANGTUA YANG BERCERAI STARLINA AULIA UNIVERSITAS GUNADARMA ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat kemandirian remaja yang memiliki orangtua yang bercerai,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Peneliti memilih pendekatan kualitatif karena dianggap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain studi kasus. Penggunaan pendekatan kualitatif ini bertujuan agar dapat memaparkan secara menyeluruh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian ilmiah yang dimaksudkan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian ilmiah yang dimaksudkan untuk 23 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini diarahkan untuk memahami dan mengeksplorasi lebih dalam bagaimana istri mengatasi masalah pasca kematian suami. Penelitian ini menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sindhi Raditya Swadiana, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sindhi Raditya Swadiana, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada usia dewasa awal tugas perkembangan yang harus diselesaikan adalah intimacy versus isolation. Pada tahap ini, dewasa muda siap untuk menjalin suatu hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. DESAIN PENELITIAN Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode studi kasus deskriptif. Bogdan & Taylor (dalam Moleong,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tahap perkembangan psikososial Erikson, intimacy versus isolation, merupakan isu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tahap perkembangan psikososial Erikson, intimacy versus isolation, merupakan isu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tahap perkembangan psikososial Erikson, intimacy versus isolation, merupakan isu utama bagi individu yang ada pada masa perkembangan dewasa awal. Menurut Erikson,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. bahasan dalam psikologi positif adalah terkait dengan subjective well being individu.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. bahasan dalam psikologi positif adalah terkait dengan subjective well being individu. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada umumnya, ilmu psikologi lebih menekankan kepada aspek pemecahan masalah yang dialami individu dan cenderung lebih memusatkan perhatian kepada sisi negatif perilaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap manusia dalam perkembangan hidupnya akan mengalami banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap manusia dalam perkembangan hidupnya akan mengalami banyak 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia dalam perkembangan hidupnya akan mengalami banyak perubahan dimana ia harus menyelesaikan tugas-tugas perkembangan, dari lahir, masa kanak-kanak,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan BAB III METODE PENELITIAN 3.1. PENDEKATAN PENELITIAN Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Poerwandari (2005) menyebutkan bahwa pendekatan kualitatif digunakan jika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telah memiliki biaya menikah, baik mahar, nafkah maupun kesiapan

BAB I PENDAHULUAN. telah memiliki biaya menikah, baik mahar, nafkah maupun kesiapan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menikah adalah bagian dari ibadah, karena itu tidak ada sifat memperberat kepada orang yang akan melaksanakannya. Perkawinan atau pernikahan menurut Reiss (dalam

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. kualitatif., artinya data yang dikumpulkan bukan berupa angka-angka melainkan

BAB 3 METODE PENELITIAN. kualitatif., artinya data yang dikumpulkan bukan berupa angka-angka melainkan 60 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. PENDEKATAN PENELITIAN Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian pendekatan kualitatif., artinya data yang dikumpulkan bukan berupa angka-angka melainkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang digunakan, subjek penelitian, metode pengumpulan data, alat

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang digunakan, subjek penelitian, metode pengumpulan data, alat BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan tentang permasalahan penelitian, pendekatan penelitian yang digunakan, subjek penelitian, metode pengumpulan data, alat bantu pengumpulan data, prosedur

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penyesuaian Perkawinan 1. Pengertian Penyesuaian Perkawinan Konsep penyesuaian perkawinan menuntut kesediaan dua individu untuk mengakomodasikan berbagai kebutuhan, keinginan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penyesuaian diri remaja panti asuhan. Menurut Sugiyono (2012:1) metode

BAB III METODE PENELITIAN. penyesuaian diri remaja panti asuhan. Menurut Sugiyono (2012:1) metode BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan desain penelitian kualitatif dengan maksud untuk memahami dan menggali lebih dalam mengenai fenomena penyesuaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang mendukung dimiliki di jalur kehidupan yang sedang dilalui.

BAB I PENDAHULUAN. yang mendukung dimiliki di jalur kehidupan yang sedang dilalui. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehidupan berkeluarga atau menempuh kehidupan dalam perkawinan adalah harapan dan niat yang wajar dan sehat dari setiap anak-anak muda dan remaja dalam masa perkembangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran resiliensi pada istri yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga dengan menggunakan kajian fenomenologi

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: Firdian Hidayat FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

SKRIPSI. Oleh: Firdian Hidayat FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG KONDISI PSIKOLOGIS WANITA PADA FASE EMPTY NEST SKRIPSI Oleh: Firdian Hidayat 07810063 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2012 KONDISI PSIKOLOGIS WANITA PADA FASE EMPTY NEST SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keluarga merupakan lembaga pendidikan pertama dan utama bagi anak, dalam keluarga terjadi proses pendidikan orang tua pada anak yang dapat membantu perkembangan anak.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Iskandar (2009), penelitian kualitatif digunakan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Iskandar (2009), penelitian kualitatif digunakan untuk 51 BAB III METODE PENELITIAN A. Penelitian Kualitatif Menurut Iskandar (2009), penelitian kualitatif digunakan untuk mengetahui makna yang tersembunyi, memahami interaksi sosial, mengembangkan teori, memastikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada masa transisi yang terjadi di kalangan masyarakat, secara khusus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada masa transisi yang terjadi di kalangan masyarakat, secara khusus 16 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada masa transisi yang terjadi di kalangan masyarakat, secara khusus remaja seakan-akan merasa terjepit antara norma-norma yang baru dimana secara sosiologis, remaja

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 56 BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian pendekatan kualitatif. Menurut Poerwandari (1998) penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan dan mengolah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan diuraikan tentang permasalahan penelitian, pendekatan kualitatif, subjek penelitian, metode pengumpulan data, dan prosedur penelitian. 3.1.Metode Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Bogdan dan Taylor (dalam Moleong, 2006), metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Bogdan dan Taylor (dalam Moleong, 2006), metode penelitian 41 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Kualitatif Menurut Bogdan dan Taylor (dalam Moleong, 2006), metode penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian yang akan menghasilkan data deskriptif

Lebih terperinci

ABSTRAK. A. Latar belakang masalah

ABSTRAK. A. Latar belakang masalah Judul Studi kasus : Penyesuaian menantu perempuan yang tinggal di rumah mertua yang berbeda suku Nama : Ika wahyuni NPM :10501147 NIRM : 20013137380050146 Pembimbing : M. Fakhrurrozi, M.psi, psi A. Latar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian studi kasus ini menggunakan penelitian pendekatan kualitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian studi kasus ini menggunakan penelitian pendekatan kualitatif. BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitiaan Penelitian studi kasus ini menggunakan penelitian pendekatan kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor (dalam Moleong, 1998:3) mendefinisikan metodologi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif deskriptif. Dimana hasil penelitian berupa data diskriptif tulisan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi mahasiswa-mahasiswi sangat beragam. Mereka dapat memilih jurusan sesuai

BAB I PENDAHULUAN. bagi mahasiswa-mahasiswi sangat beragam. Mereka dapat memilih jurusan sesuai 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswi adalah sebutan bagi wanita yang menuntut ilmu di Perguruan Tinggi sebagai dasar pendidikan untuk mendapatkan pekerjaan yang dapat menopang kehidupan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. interpersonal sebagai kemampuan-kemampuan yang dimiliki seseorang dalam

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. interpersonal sebagai kemampuan-kemampuan yang dimiliki seseorang dalam BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kompetensi Interpersonal 2.1.2 Definisi Kompetensi Interpersonal Sebagaimana diungkapkan Buhrmester, dkk (1988) memaknai kompetensi interpersonal sebagai kemampuan-kemampuan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. proses penyesuaian diri seseorang dalam konteks interaksi dengan lingkungan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. proses penyesuaian diri seseorang dalam konteks interaksi dengan lingkungan 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. PENYESUAN SOSIAL 1. Pengertian Penyesuaian sosial merupakan suatu istilah yang banyak merujuk pada proses penyesuaian diri seseorang dalam konteks interaksi dengan lingkungan

Lebih terperinci

MASA DEWASA AWAL. Dra. Aas Saomah, M.Si JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

MASA DEWASA AWAL. Dra. Aas Saomah, M.Si JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA MASA DEWASA AWAL Dra. Aas Saomah, M.Si JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Sosial Pada Masa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kemudian dilanjutkan ke tahapan selanjutnya. Salah satu tahapan individu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kemudian dilanjutkan ke tahapan selanjutnya. Salah satu tahapan individu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan hidup manusia dialami dalam berbagai tahapan, yang dimulai dari masa kanak-kanak, remaja dan dewasa. Dalam setiap tahapan perkembangan terdapat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kualitatif. Bogdan dan taylor (dalam Moleong, 2009) Peneliti memilih

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kualitatif. Bogdan dan taylor (dalam Moleong, 2009) Peneliti memilih BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 PENDEKATAN DAN JENIS PENELITIAN Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pendekatan kualitatif. Bogdan dan taylor (dalam Moleong, 2009) Peneliti memilih menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Para individu lanjut usia atau lansia telah pensiun dari pekerjaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Para individu lanjut usia atau lansia telah pensiun dari pekerjaan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pernikahan adalah sebuah hubungan yang menjadi penting bagi individu lanjut usia yang telah kehilangan banyak peran (Indriana, 2013). Para individu lanjut usia atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat hidup sendiri tanpa berhubungan dengan lingkungannya atau dengan

BAB I PENDAHULUAN. dapat hidup sendiri tanpa berhubungan dengan lingkungannya atau dengan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Individu adalah makhluk sosial yang memiliki kebutuhan untuk menjalin hubungan dengan individu lain sepanjang kehidupannya. Individu tidak pernah dapat hidup

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif deskriptif, dengan tipe penelitian studi kasus (case studies).

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif deskriptif, dengan tipe penelitian studi kasus (case studies). 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif deskriptif, dengan tipe penelitian studi kasus (case studies).

Lebih terperinci

Bab 5 PENUTUP. Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan tentang komunikasi. bersama, maka dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut :

Bab 5 PENUTUP. Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan tentang komunikasi. bersama, maka dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut : Bab 5 PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan tentang komunikasi interpersonal menantu dan ibu mertua pada pasangan muda yang tinggal bersama, maka dapat dibuat kesimpulan

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN 3. METODE PENELITIAN Penelitian mengenai gambaran kemandirian anak tunggal dewasa muda menggunakan metode penelitian kualitatif. Metode ini dipilih untuk mendapatkan pemahaman secara mendalam dan menyeluruh

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN 33 3. METODE PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran faktor-faktor yang berperan dalam bertahannya remaja perempuan dalam relasi pacaran yang berkekerasan. Dalam Gannon, dkk., (2004)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan tujuan penelitian yang akan dilakukan, yaitu untuk mengetahui

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan tujuan penelitian yang akan dilakukan, yaitu untuk mengetahui BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian yang akan dilakukan, yaitu untuk mengetahui gambaran pembentukan identitas seksual gay dewasa awal maka untuk memahami

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Berdasarkan dari sifat masalahnya penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Bogdan dan Taylor mendefinisikan metode kualitatif sebagai suatu metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bagaimana peran ganda single parent dalam memberikan pola asuh. Agar

BAB III METODE PENELITIAN. bagaimana peran ganda single parent dalam memberikan pola asuh. Agar A. Pendekatan dan Jenis Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan gambaran dari bagaimana peran ganda single parent dalam memberikan pola asuh. Agar dapat melihat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sosial kemasyarakatan (Fatimah, 2006, h. 188). Menurut Soebekti (dalam Sulastri, 2015, h. 132) perkawinan adalah

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sosial kemasyarakatan (Fatimah, 2006, h. 188). Menurut Soebekti (dalam Sulastri, 2015, h. 132) perkawinan adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Membangun rumah tangga melalui perkawinan merupakan hal yang penting bagi sebagian orang. Untuk mewujudkan itu, salah satu yang harus dilakukan adalah memilih

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat seseorang memutuskan untuk menikah, maka ia akan memiliki harapan-harapan yang tinggi atas pernikahannya (Baron & Byrne, 2000). Pernikahan merupakan awal terbentuknya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Kualitatif Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode kualitatif.

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Kualitatif Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode kualitatif. BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Kualitatif Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode kualitatif. Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. psikologis remaja yang mengalami hamil di luar nikah. Menurut Creswell

BAB III METODE PENELITIAN. psikologis remaja yang mengalami hamil di luar nikah. Menurut Creswell BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Rancangan Penelitian Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dalam penelitian ini dengan tujuan untuk menggali dan mendapatkan gambaran yang luas serta mendalam yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pernikahan merupakan salah satu tahapan dalam kehidupan manusia. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pernikahan merupakan salah satu tahapan dalam kehidupan manusia. Hal ini 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pernikahan merupakan salah satu tahapan dalam kehidupan manusia. Hal ini sering terjadi di belahan bumi manapun dan terjadi kapanpun. Pernikahan itu sendiri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Peneliti mengambil lokasi di Desa Sembukan Kecamatan Paranggupito Kabupaten Wonogiri. Peneliti mengambil lokasi tersebut karena ingin meneliti tentang Perkembangan

Lebih terperinci

KONSEP DIRI SISWA YANG BERASAL DARI KELUARGA BROKEN HOME

KONSEP DIRI SISWA YANG BERASAL DARI KELUARGA BROKEN HOME JURNAL KONSEP DIRI SISWA YANG BERASAL DARI KELUARGA BROKEN HOME ( STUDI KASUS SISWA KELAS VII DI UPTD SMP NEGERI 1 MOJO KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2016/2017 ) THE CONCEPT OF SELF STUDENTS WHO COME FROM A BROKEN

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN INTENSI PERILAKU ONANI PADA REMAJA LAKI-LAKI. Skripsi

HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN INTENSI PERILAKU ONANI PADA REMAJA LAKI-LAKI. Skripsi HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN INTENSI PERILAKU ONANI PADA REMAJA LAKI-LAKI Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan oleh : Rois Husnur

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Dinamika Psikologis Mahasiswa Aktif yang Menikah di Masa Studi

BAB V PEMBAHASAN. A. Dinamika Psikologis Mahasiswa Aktif yang Menikah di Masa Studi BAB V PEMBAHASAN A. Dinamika Psikologis Mahasiswa Aktif yang Menikah di Masa Studi Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui dinamika psikologis mahasiswa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Kualitatif Pendekatan kualitatif bertujuan untuk mempelajari dinamika atau permasalahan, memperoleh pemahaman menyeluruh dan utuh tentang fenomena yang diteliti

Lebih terperinci

KEPUASAN PERNIKAHAN DITINJAU DARI KEMATANGAN PRIBADI DAN KUALITAS KOMUNIKASI

KEPUASAN PERNIKAHAN DITINJAU DARI KEMATANGAN PRIBADI DAN KUALITAS KOMUNIKASI KEPUASAN PERNIKAHAN DITINJAU DARI KEMATANGAN PRIBADI DAN KUALITAS KOMUNIKASI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana S-1 Diajukan Oleh : Dewi Sumpani F 100 010

Lebih terperinci

TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN SISWA SMP

TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN SISWA SMP TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN SISWA SMP Dra. Aas Saomah, M.Si JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN SISWA SMP A. Pengertian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI A. HARGA DIRI Menurut Coopersmith harga diri merupakan evaluasi yang dibuat oleh individu dan berkembang menjadi kebiasaan

BAB II LANDASAN TEORI A. HARGA DIRI Menurut Coopersmith harga diri merupakan evaluasi yang dibuat oleh individu dan berkembang menjadi kebiasaan BAB II LANDASAN TEORI A. HARGA DIRI Menurut Coopersmith harga diri merupakan evaluasi yang dibuat oleh individu dan berkembang menjadi kebiasaan kemudian dipertahankan oleh individu dalam memandang dirinya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Karena metode

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Karena metode BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Karena metode kualitatif dianggap tepat untuk memperoleh gambaran makna harga diri pada remaja

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 79 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian ini menggunakan sudut pandang konstruktivis, yaitu sudut pandang/landasan berpikir (filosofi) pendekatan konekstual. Pengetahuan dibangun oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 14 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Komunikasi merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Menurut Effendy (2009: 5), komunikasi adalah aktivitas makhluk sosial. Dalam praktik komunikasi

Lebih terperinci

PEDOMAN WAWANCARA. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi penyesuaian dengan

PEDOMAN WAWANCARA. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi penyesuaian dengan PEDOMAN WAWANCARA I. Judul Faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian dengan pihak keluarga pasangan pada pria WNA yang menikahi wanita WNI. II. Tujuan Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Skripsi ini menggunakan pendekatan yang menjadi landasan kerja

BAB III METODE PENELITIAN. Skripsi ini menggunakan pendekatan yang menjadi landasan kerja BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Skripsi ini menggunakan pendekatan yang menjadi landasan kerja adalah penelitian kualitatif yang berdasarkan fenomenologis. Dimana pendekatan

Lebih terperinci

Peran Homeschooling Terhadap Motivasi Belajar Pada Remaja. Wita Hardiyanti. Dona Eka Putri, Psi, MPsi. Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma

Peran Homeschooling Terhadap Motivasi Belajar Pada Remaja. Wita Hardiyanti. Dona Eka Putri, Psi, MPsi. Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma Peran Homeschooling Terhadap Motivasi Belajar Pada Remaja Wita Hardiyanti Dona Eka Putri, Psi, MPsi Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan mahluk sosial yang tidak pernah terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan mahluk sosial yang tidak pernah terlepas dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan mahluk sosial yang tidak pernah terlepas dari hubungannya dengan orang lain. Keberadaan orang lain dibutuhkan manusia untuk melakukan suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya

BAB III METODE PENELITIAN. memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, Moleong (2008:6) menjelaskan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metodologi Penelitian 1. Metode Penelitian Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan

Lebih terperinci