ADAT RACANA SUNAN AMPEL DAN NYAI KARIMA GUGUSDEPAN SURABAYA BERPANGKALAN PADA UIN SUNAN AMPEL SURABAYA BAB I PENDAHULUAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ADAT RACANA SUNAN AMPEL DAN NYAI KARIMA GUGUSDEPAN SURABAYA BERPANGKALAN PADA UIN SUNAN AMPEL SURABAYA BAB I PENDAHULUAN"

Transkripsi

1 ADAT RACANA SUNAN AMPEL DAN NYAI KARIMA GUGUSDEPAN SURABAYA BERPANGKALAN PADA UIN SUNAN AMPEL SURABAYA BAB I PENDAHULUAN A. Umum Wadah untuk Pandega adalah Racana, disanalah Pandega berkiprah untuk mengembangkan diri, belajar mandiri dan bermasyarakat serta mengembangkan kepemimpinannya. Betapa kompleksnya kegiatan di Racana, maka diperlukan sebuah aturan yang berkaitan dengan kebiasaan (Adat) Racana Sunan Ampel dan Nyai Karima dengan pemangku Adat yang bertugas sebagai pengontrol kode etik yang tersirat dalam kode kehormatan gerakan pramuka atau ketentuan-ketentuan yang sudah dibuat oleh Racana. Dengan demikian diusahakan Adat yang berlaku bersifat fleksibel dan baku, sehingga dapat mencegah dan meluruskan suatu yang menyimpang dari ketentuan janji moral Gerakan Pramuka. B. Nama, Tempat dan Waktu 1. Nama dan Tempat Gerakan Pramuka yang berpangkalan di UIN Sunan Ampel Surabaya bernama Racana Sunan Ampel dan Nyai Karima Gudep (dengan maksud mengenang salah satu penyiar agama Islam di Jawa Timur dan untuk meneruskan cita-cita para ulama yang berjuang demi tegaknya agama Islam sebelum kita) bertempat di Sanggar Bakti Pramuka Wonocolo gang Modin No. 26 kota Surabaya. 2. Waktu Racana Sunan Ampel diresmikan dan direstui oleh Ka. Mabigus Drs. H. Bisri Affandi, MA. pada tanggal 03 Oktober 1990, sedangkan Racana Nyai Karima diresmikan enam tahun setelah itu yakni pada tahun C. Maksud dan Tujuan Maksud dan tujuan penyusunan Adat Racana adalah sebagai pedoman anggota Racana Sunan Ampel dan Nyai Karima Gudep Surabaya dalam rangka melaksanakan etika dan aturan lain yang sudah dibuat dan ditetapkan oleh Dewan Pandega, sehingga dapat meningkatkan rasa disiplin, tanggung jawab, menjunjung tinggi nilai-nilai moral yang ada dalam Racana Sunan Ampel dan Nyai Karima Gudep Surabaya D. Sasaran dan Ruang Lingkup 1. Sasaran Sasaran disusunnya Adat Racana Sunan Ampel dan Nyai Karima Gudep Surabaya Berpangkalan Pada UIN Sunan Ampel Surabaya adalah seluruh anggota gudep. 2. Ruang lingkup Ruang lingkup berlakunya Adat Racana Sunan Ampel dan Nyai Karima Gudep Berpangkalan Pada UIN Sunan Ampel Surabaya dibedakan menjadi dua, yaitu: a. Berlaku di dalam Gugusdepan dan Racana Sunan Ampel dan Nyai Karima Gudep Musyawarah Pandega (MUSDEGA) XXIII 1

2 b. Berlaku di luar Gugusdepan dan Racana Sunan Ampel dan Nyai Karima Gudep E. Sistematika Sistematika tinjauan Adat Racana Sunan Ampel dan Nyai Karima Berpangkalan Pada UIN Sunan Ampel Surabaya Gudep adalah sebagai berikut: 1. Pendahuluan 2. Kelengkapan Racana 3. Seragam 4. Keanggotaan 5. Kewajiban dan hak 6. Pelanggaran 7. Ketentuan dan Penutup 8. Penutup BAB II KELENGKAPAN RACANA Kelengkapan Racana adalah beberapa komponen yang digunakan dalam Racana, yaitu terdiri dari: 1. Logo/ lambang Racana Sunan Ampel dan Nyai Karima 2. Pusaka Racana 3. Sandi Racana 4. Bendera Racana 5. Semboyan Racana 6. Pakaian Adat Racana 7. Hymne gudep A. Lambang Racana 1. Lambang Racana adalah lambang/ logo yang digunakan dalam Racana Sunan Ampel dan Nyai Karima, dan lambang Racana Sunan Ampel dan Nyai Karima digunakan arti : a. Sebagai alat pemersatu dan untuk menunjukkan identitas diri sebagai anggota Racana Sunan Ampel dan Nyai Karima b. Penggunaan lambang Racana yang berbentuk badge dipasang di lengan kiri ± 6 cm di bawah jahitan lengan baju bagi anggota gudep yang telah dikukuhkan menjadi anggota Racana 2. Gambar lambang Racana Sunan Ampel dan Nyai Karima yaitu: Musyawarah Pandega (MUSDEGA) XXIII 2

3 3. Lambang Racana Sunan Ampel dan Nyai Karima berukuran: Berbentuk segi empat dengan ukuran : a. Panjang 7 cm b. Lebar 7 cm 4. Arti Lambang dan Makna Racana a. Arti Lambang 1) Bintang Emas Melambangkan Ketuhanan. Anggota Pramuka Harus dan wajib berketuhanan Yang Maha Esa 2) Segilima Melambangkan kepada Aqidah Racana UIN adalah Aqidah Islamiyah 3) Tugu Pahlawan Melambangkan Ciri Khas dari kota dimana Racana UIN Berada 4) Pita Melambangkan alat untuk mempersatukan sesuatu agar menjadi indah 5) Tulisan Racana Melambangkan dari Wadah Tempat untuk menempah Pandega yang ada di UIN 6) Tulisan Sunan Ampel Sebagai simbol tokoh terkemuka di wilayah Surabaya dan Tulisan Nyai Karima Sebagai Simbol tokoh yang banyak menopang terhadap aktivitas Sunan Ampel. 7) Dua Tunas melambangkan suatu kebersamaan antara laki dan perempuan yang saling berpacu untuk menempa diri, Akar yang Bertautan melambangkan adanya suatu keterkaitan antara Racana Sunan Ampel dan Nyai Karima yang tidak bisa berdiri sendiri dan Dua Daun ketinggiannya hampir sama Melambangkan dalam penempaan diri tidak begitu nampak kesenjangan dalam membina diri, satuan dan masyarakat atau hasil yang di capai. b. Arti Makna Racana 1) 7 Macam Bermakna sebuah harapan agar semua gerak gerik selalu mendapat PITULUNGAN 2) 6 ( Warna) Bermakna pada Rukun Iman 3) 10 ( Jumlah Tulisan ) Bemakna kembali pada Dasadarma 4) Kuning Emas Bermakna sebuah Kemulyaan dan kemurnian 5) Kuning Bermakna pada sebuah kebesaran jiwa, toleransi, semangat dan kesuksesan 6) Hitam Bermakna pada sebuah keteguhan dalam berpendirian 7) Hijau Bermakna pada sebuah kesuburan, kedamaian dan keikhlasan dalam beramal 8) Putih Bermakna kesucian, ketulusan dan keridhoan 9) Coklat Tua Bermakna pada kemandirian, kematangan, kedewasaan dan keteladanan Dari Jumlah makna tersebut ketemu angka (Jawa) Pitu yang artinya agar kita semua akan mendapatkan pitulungan dari Allah SWT. Aamiin Dari jumlah Arti terdapat ongko songo seng artine lan maksude songo iku awak e dewe iku ano bolongan songo seng gudu dijogo ora oleh dielereler, juga dapat merujuk pada wali songo seng kudu dijogo ajaran lan tuntunane. Musyawarah Pandega (MUSDEGA) XXIII 3

4 B. Pusaka Racana 1. Pusaka Racana yaitu yang berbentuk Tombak Trisula dengan ciri-ciri sebagai berikut: a. Terbuat dari kayu dan besi b. Ukuran panjang kurang lebih 110 cm c. Pada besi berbentuk trisula dan dilapisi warna kuning keemasan (disepuhkan) d. Pada perbatasan antara gagang kayu dan besi diikatkan pita merah putih e. Pusaka racana dibungkus keseluruhan dengan kain putih dan disimpan dalam peti kayu (jati) dengan ukuran: Panjang : 115 cm Lebar : 30 cm Tinggi : 20 cm 2. Bentuk serta kiasan pusaka racana tertera dalam Lampiran I 3. Pusaka racana digunakan dalam acara-acara resmi a. Bersifat pengukuhan dan pelepasan anggota b. Bersifat ceremonial (musdega, malam Racana dan penerimaan kunjungan resmi dari Racana lain) C. Bendera Racana 1. Bendera Racana adalah sarana/ alat untuk mendorong maju, memberi semangat, kebanggaan dari para Pramuka Pandega dan Racana Gugusdepan Surabaya Berpangkalan Pada UIN Sunan Ampel Surabaya 2. Bendera Racana Sunan Ampel dan Nyai Karima Gugusdepan Bendera Racana digunakan pada: a. Acara-acara resmi Racana Sunan Ampel dan Nyai Karima b. Upacara-upacara Adat dan kehormatan Racana 3. Bentuk kedua bendera Racana sebagai berikut: a. Warna dasar hijau untuk bendera Racana Sunan Ampel b. Berbentuk persegi panjang dengan ditandai lambang Racana di tengahnya c. Tulisan GUDEP SURABAYA 1261 RACANA SUNAN AMPEL untuk bendera Racana Sunan Ampel, dan GUDEP SURABAYA 1262 RACANA NYAI KARIMA untuk bendera Racana Nyai Karima tulisan berwarna hitam d. Ukuran bendera Racana Sunan Ampel dan Nyai Karima yaitu panjang 135 cm, lebar 90 cm dan terdapat gambar tunas yang berada di pojok samping kiri. e. Gambar warna bendera terlampir dalam Lampiran II 4. Bendera duplikat Racana Sunan Ampel dan Nyai Karima bisa digandakan dan digunakan pada acara kegiatan diluar Racana Sunan Ampel dan Nyai Karima D. Sandi Racana 1. Sandi Racana adalah kode etik Adat Racana dan kebesaran Racana Sunan Ampel dan Nyai Karima 2. Sandi Racana digunakan setiap upacara Adat dan acara-acara resmi yang besifat ceremonial 3. Tata cara ketika sandi Racana dibacakan, yaitu: a. Bagi putra: 1) Tangan kanan berada di dada sebelah kiri 2) Tangan memegang ujung hasduk 3) Kepala menunduk b. Bagi putri: 1) Tangan di depan dada ditelungkupkan Musyawarah Pandega (MUSDEGA) XXIII 4

5 2) Tangan memegang ujung hasduk 3) Kedua ibu jari disatukan dan diletakkan di ulu hati 4) Kepala menunduk 4. Bunyi sandi Racana tersebut yaitu: SANDI RACANA Bismilllahirrahmanirrahim AsmaMu nan suci terpatri dalam kalbu Agung bertahta disetiap jiwa yang teguh Indah kusebut disetiap dzikirku Gemuruh getarku jiwa raga Disanalah dia berdiri putra putri Indonesia sejati Tegak tubuhnya teguh imannya Amal ibadah menghias tubuhnya Manusia yang selalu bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa Yakin akan keesaan-nya dan keagungan-nya Selalu mensyukuri rahmat Tuhan yang dirasakannya Dengan melindungi alam dan lingkungannya Ciptaan Tuhan yang tiada bandingannya Tegak diam dan tenang, wajahnya cemerlang Matanya memancarkan sinar kasih sayang yang menggetarkan hati orang Sikapnya yang ramah dan sopan Ciri ksatria yang tampan Patriot Indonesia yang dibanggakan Ketenangan membuahkan kemenangan Kemenangan atas gejolak jiwa Yang menggelora selama menjadi pemuda Patuh akan keputusan musyawarah Bermufakat atas berbagai pendapat Tugas terlaksana tanpa debat Karena berpegang pada filsafat Tanpa dukungan sahabat sesama umat Teman pramuka sebagai saudara dekat Tiada banyak yang dapat diperbuat Menolong sesama dikerjakan dengan ikhlas Tiada mengharap puji dan balas Keberhasilan suara berbuah senyum puas Keberhasilan akibat kerajinan, ketekunan, ketangkasan dan ketrampilan Tabah, sabar dan tangguh Bertekad baja berhati sutra Selalu gembira dalam suasana suka dan duka Hemat menggunakan tenaga, pikiran serta harta miliknya Bekerja dengan cermat dan tertata sahaja dalam kehidupannya Disiplin dan berani dalam bertindak atas putusan yang penuh bijak Untuk mewujudkan kesetiaan pada orang lain pemimpin guru bangsa negara dan agama Bertanggung jawab atas dirinya, keluarga, masyarakat, bangsa dan Negara Berkata nyata tidak setengah nyata atau yang dapat berarti dua Suci dalam pikiran perkataan dan perbuatan menjadi kebiasaan dalam menjaga harkat dan martabat sebagaiinsan yang setia dan warga Negara Indonesia Yang berjiwa Pancasila Musyawarah Pandega (MUSDEGA) XXIII 5

6 Rela darma bakti diri Budi luhur darma bhakti Rendah hati dalam bicara Bersungguh hati dalam berkarya Abdi Ilahi Qum Fa'andhir Itulah cita-cita Racana kita Racana Sunan Ampel Nyai Karima E. Adat Racana 1. Adat Racana adalah suatu kebiasaan yang disepakati dan dilakukan bersama oleh Racana Sunan Ampel dan Nyai Karima Gugusdepan Surabaya Berpangkalan Pada UIN Sunan Ampel Surabaya 2. Adat-adat tersebut meliputi: a. Ketentuan Makan dan Minum 1) Bersikap sopan 2) Memasukkan hasduk atau stangan leher di antara dua kancing baju nomor dua dari atas untuk laki-laki, sedangkan untuk perempuan menyelipkan stangan leher di bawah tempat tanda kecakapan umum untuk penegak dan pandega sebelah kiri. b. Minuman Adat, Minuman adat Racana Sunan Ampel dan Nyai Karima adalah air kelapa. Minuman adat ini sudah ada sejak tahun 1990 namun pada tahun 1991 dan baru dibukukan di Musdega.` c. Makanan Adat, Makanan Adat Sunan Ampel dan Nyai Karima adalah apem, makanan ini di gunakan ketika penerimaan tamu dari Racana lain dalam acara resmi Racana Sunan Ampel dan Nyai Karima. d. Tata Cara Penerimaan Tamu Kunjungan dari Racana lain yang Resmi 1) Petugas di tempat masing-masing 2) Laporan KDR Sunan Ampel dan Nyai Karima (penerima tamu) kepada Pemangku Adat 3) Bunyi laporan sebagai berikut : Penerima tamu Pemangku Adat : Lapor Racana kita kedatangan tamu. : Jika tamu tersebut benar-benar ingin bertamu dengan I tikad baik, maka akan kami terima dengan syarat harus mengikuti Adat Racana. Penerima tamu : Mereka bersedia. Pemangku Adat : Tamu dipersilahkan masuk 4) Secara bergiliran tamu mensucikan diri dengan air bunga dan diberi minuman adat, (tamu diberi minuman dan dipersilahkan untuk minum) 5) Tamu beriringan memasuki gerbang menuju pintu masuk ruangan (ruang upacara) 6) KDR berjalan mengiringi dibelakang PA (didepan tamu) 7) Bendera Racana dan Pusaka Racana sudah ada didalam ruangan 8) Tamu menempati ruangan dengan dibawa Pemangku Adat barisan paling ujung belakang kanan dan kiri para tamu dengan diikuti anggota Gudep Surabaya dibelakang kanan tamu 9) Menyanyikan hymne pramuka 10) Para tamu dipersilahkan duduk 11) Apabila ada pembicaraan, pembahasan maka pelaksanaan diserahkan pada koordinator upacara e. Upacara Pelantikan OPK (Orientasi Pendidikan Kepramukaan) 1) Laporan KDR kepada PA 2) Penyucian calon anggota oleh KDR Musyawarah Pandega (MUSDEGA) XXIII 6

7 3) Pemimpin upacara memasuki lapangan upacara 4) Pembina upacara memasuki lapangan upacara 5) Penghormatan 6) Laporan 7) Menyanyikan lagu Indonesia Raya 8) Pengucapan pancasila oleh Pembina upacara dan didikuti oleh seluruh peserta upacara 9) Pengucapan dasa dharma 10) Prosesi pelantikan a) Laporan KDR b) Pataka memasuki lapangan upacara c) Tanya jawab dan pelantikan d) Kata-kata pelantikan e) Bendera meninggalkan lapangan upacara f) Pelepasan tanda peserta oleh Pembina upacara, dilanjut penyematan tanda lokasi dan nomor gudep. 11) Amanat Pembina upacara 12) Pembacaan sandi racana oleh PA 13) Menyanyikan lagu Hymne pramuka dan Hymne gudep 14) Doa 15) Laporan 16) Penghormatan 17) Pembina upacara meninggalkan lapangan upacara 18) Pasukan diistirahatkan f. Upacara PAR (Pengukuhan Anggota Racana) 1) KDR memimpin untuk membaca al Fatihah sebelum penyucian 2) Penyucian calon anggota Racana oleh KDR 3) Pemberian minuman Adat oleh PA 4) PA mengambil tempat 5) KDR dan calon anggota Racana memasuki lapangan upacara 6) KDR mengambil tempat disebelah kanan dan kiri PA 7) Pelepasan tanda peserta oleh PA 8) Prosesi pengukuhan 9) Penancapan pusaka Adat oleh PA dan pembacaan Sandi Racana 10) Bendera merah putih dan tunas memasuki lapangan upacara dan menyanyikan lagu Indonesia Raya. 11) Pembacaan ulang janji oleh PA (untuk putra tangan kanan calon anggota Racana memegang hasduk, dan tangan kiri memegang pundak teman sebelahnya, untuk putri sebaliknya) 12) Bendera meninggalkan lapangan upacara 13) Penyematan badge Racana oleh PA 14) Pembacaan Dasa Dharma 15) Menyanyikan Hymne pramuka dan Hymne Gudep 16) Do a 17) Pencabutan pusaka Adat oleh PA 18) PA dan KDR meninggalkan lapangan upacara g. Tata cara pelepasan Anggota Gudep 1) Petugas siap dikanan kiri wisudawan/ wisudawati 2) Pembawa bendera dikanan kiri wisudawan/ wisudawati 3) Pasukan mengirap wisudawan/ wisudawati ke tempat wisuda 4) Posisi Pemangku Adat berada ditengah depan barisan Musyawarah Pandega (MUSDEGA) XXIII 7

8 5) Setelah sampai di tempat wisuda PA menyerahkan wisudawan/ wisudawati kepada pembina 6) Setelah pembina menerima laporan PA, pindah ke samping kanan dan kiri pembina, dan wisudawan/ wisudawati dilepas oleh Pembina 7) Do a 8) Laporan 9) Ucapan selamat (ramah tamah) upacara selesai h. Tata Upacara Pelantikan Anggota Dewan Racana 1) Pembacaan surat keputusan pengangkatan Dewan Racana oleh petugas upacara 2) Anggota Dewan Racana yang akan dilantik menempati tempat upacara 3) Bendera memasuki tempat (Menyanyikan Lagu Indonesia Raya) 4) Tanya jawab antara MABIGUS atau pembina dengan calon Dewan Racana yang akan dilantik 5) Mengucapkan Tri Satya (calon Anggota Dewan Racana memegang ujung bendera merah putih dan diletakkan di dada sebelah kiri sedang yang lain memegang pundak secara berangkai) 6) Bendera meninggalkan tempat upacara 7) Apabila perlu penyesuaian maka pelaksanaanya diserahkan pada koordinator upacara 3. Adat Racana dipergunakan bila: a. Menerima tamu dari Racana lain (dengan syarat: membawa surat resmi, kepengurusan Dewan dan dengan tujuan tentang Racana) b. Melantik tamu Racana dan mengukuhkan anggota Racana Sunan Ampel dan Nyai Karima F. Pakaian Adat Racana 1. Bentuk pakaian Adat Racana Sunan Ampel dan Nyai Karima a. Untuk Sunan Ampel berbaju putih lengan panjang (bermodel basofi), celana putih, serembong batik warna coklat putih, belangkon dan sandal bakiak b. Untuk Nyai Karima berupa kebaya putih, jarik batik warna coklat putih, jilbab dan kerudung putih dan selop hitam c. Gambar sebagaimana terlampir dalam Lampiran III. 2. Penggunan pakaian Adat a. Menerima tamu dari Racana lain dalam acara resmi b. Bersifat ceremonial ( MUSDEGA, malam Racana, hari ulang tahun Gugusdepan, pengukuhan dan pelepasan anggota) G. Semboyan Racana 1. Semboyan Racana Sunan Ampel dan Nyai Karima adalah : Rela Dharma Bhakti Diri Budi Luhur Dharma Bhakti Rendah Hati dalam Bicara Bersungguh Hati dalam Berkarya Abdi Illahi Qum Fa-andzir 2. Makna semboyan Racana adalah rela berkorban demi bangsa atas kehendak diri sendiri, berbuat kebajikan, kebijaksanaan dan berbudi luhur. Berwatak sederhana, tidak munafik dan sanggup bekerja dengan kesungguhan hati berbakti kepada Allah SWT. Dalam rangka menyongsong masa depan yang cerah. Musyawarah Pandega (MUSDEGA) XXIII 8

9 H. Hymne Gugusdepan 1. Hymne Gugusdepan adalah hymne resmi Racana Sunan Ampel dan Nyai Karima Gudep Surabaya Berpangkalan Pada UIN Sunan Ampel Surabaya 2. Hymne Gudep digunakan dalam acara-acara tertentu yang bersifat intern 3. Hymne Gudep yaitu: HYMNE GUDEP Kami pramuka pandega perkasa UIN Sunan Ampel Surabaya tercinta Satya dharma janji moral kita Pramuka Indonesia jaya Kami pandu bangsa perkasa Eka praya iman dan taqwa Mengemban amanah, agama, dan bangsa Negara adil makmur sentosa Mengembangkan pramuka dan almamater tercinta Berlajar dan berbakti tuk gapai cita-cita Mengembangkan pramuka dan almamater tercinta Berkarya dan mengabdi jayalah nusa bangsa Kami pandu bangsa perkasa Eka praya iman dan taqwa Mengemban amanah, agama, dan bangsa Negara adil makmur sentosa BAB III SERAGAM A. Ketentuan 1. Seragam yang digunakan anggota Gudep yaitu: a. Pakaian Seragam Harian (PSH) b. Pakaian Seragam Lapangan (PSL) adalah pakaian seragam harian berlengan panjang. c. Ketentuan Seragam 1) Pakaian Seragam Putra yaitu terdiri atas: a) Tutup kepala Berbentuk baret berwarna coklat Dikenakan dengan tepi mendatar, bagian atasnya ditarik miring ke kanan Tanda topi terletak di sebelah kiri b) Baju pramuka Sama seperti pakaian pramuka penggalang c) Celana pramuka Dibuat dari bahan warna coklat Bentuk celana panjang Memakai dua saku samping kiri dan kanan serta dua saku dibagian belakang memakai tutup dan buah baju (kancing) Memakai ikat pinggang Pada bagian depan celana memakai retsleting Musyawarah Pandega (MUSDEGA) XXIII 9

10 d) Setangan leher Dibuat dari bahan berwarna merah dan putih Berbentuk segitiga sama kaki (sisi panjang cm dengan sudut 90, panjang sisi setangan leher dapat disesuaikan dengan tinggi badan pemakai) Dikenakan dengan cincin (ring) setangan leher Dikenakan di bawah kerah baju Setangan leher dapat sedemikian rupa sehingga warna merah putih tampak dengan jelas, dan pemakaian tampak rapi Cara melipat setangan leher sama dengan setangan leher pramuka siaga e) Kaos kaki Kaos kaki pendek Warna hitam f) Sepatu Model tertutup Warna hitam Bertumit rendah g) Ikat pinggang h) Tanda pengenal 2) Pakaian Seragam Putri: a) Tutup Kepala, tanda topi Terbuat dari kain laken atau beludru, warna coklat tua Berbentuk topi bulat Lebar lidah topi ± 4 cm b) Jilbab Dibuat dari bahan berwarna coklat tua Berbentuk segi empat (diikat pada kedua pundak secara berlawanan, ujung jilbab kiri diikat ke pundak sebelah kanan dan begitu pula sebaliknya) c) Baju pramuka Dibuat dari bahan beerwarna coklat muda Model prinses di bagian depan dan belakangnya, Lengan panjang Kerah model dasi Memakai lidah bahu selebar 3 cm Dua saku temple didada kanan dan kiri dengan lipatan luar selebar 2 cm ditengah saku dan diberi tutup bergelombang. Panjang baju sampai garis pinggul, dikenakan di luar rok/ bawahan d) Rok/ bawahan pramuka Dibuat dari bahan berwarna coklat tua Bagian bawah melebar (model A) Dengan lipatan tertutup dibagian belakang Memakai saku dalam disamping kanan dan kiri Memakai retsleting berwarna coklat tua yang dipasang pada bagian belakang rok/ bawahan Musyawarah Pandega (MUSDEGA) XXIII 10

11 e) Setangan leher Dibuat dari bahan berwarna merah dan putih Berbentuk segitiga sama kaki : o Sisi panjang cm dengan sudut bawah 90 derajat (panjang disesuaikan dengan tinggi badan pemakai sampai dipinggang) o Bahan dasar warna putih dengan lis warna merah selebar 5 cm Setangan leher dilipat sedemikian rupa (lebar lipatan kurang lebih 5 cm)sehingga warna merah putih tampak dengan jelas, dan rapi Dikenakan dengan cincin setangan leher Dikenakan diatas kerudung f) Sepatu Model tertutup Warna hitam Bertumit rendah g) Tanda pengenal Tanda topi dikenakan di topi bagian depan tengah Papan nama dikenakan dibaju bagian depan kanan atas. 2. Bentuk dan warna pakaian seragam harian disesuaikan dengan Surat Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka No. 174 tahun 2012 tentang petunjuk penyelenggaraan pakaian seragam anggota pramuka 3. Bentuk seragam PSH dan PSL sebagaimana terlampir. 4. Kaos lapangan warna merah hitam dengan tulisan RACANA Sunan Ampel Nyai Karima Gudep Sby Berpangkalan Pada UIN Sunan Ampel Surabaya adalah kaos Racana. 5. Ketentuan pemakaian seragam lama hanya bisa di gunakan untuk kegiatan intern B. Penggunaan seragam Pakaian Seragam Harian dan Pakaian Seragam Lapangan dikenakan pada saat kegiatan Pramuka. C. Tata cara pemakaian 1. Seorang calon anggota Gerakan Pramuka yang belum dilantik/ dikukuhkan hanya dibenarkan memakai pakaian seragam dengan badge Jawa Timur, tanda pelantikan dan bunga lili, tutup kepala tanpa emblem, dan setangan leher. 2. Seorang anggota Gerakan Pramuka yang telah memenuhhi syarat dan dilantik atau mendapat perestuan, berhak memakai pakaian seragam pramuka lengkap dengan setangan leher dan tutup kepala serta tanda pengenal Gerakan Pramuka sesuai dengan ketentuan yang berlaku, lebih-lebih si pemakai melakukan kegiatan di depan umum 3. Pakaian seragam pramuka harus dikenakan oleh mereka yang berhak, secara lengkap, rapi, bersih, dan benar, sesuai dengan ketentuan yang berlaku, lebihlebih si pemakai melakukan kegiatan di depan umum. 4. Pakaian seragam pramuka dikenakan hanya bilamana yang bertindak sebagai anggota Gerakan Pramuka yang melaksanakan tugas atau kegiatan kepramukaan. Musyawarah Pandega (MUSDEGA) XXIII 11

12 5. Pada saat anggota gerakan Pramuka sebagai anggota organisasi lain yang sedang melakukan tugas atau kegiatan organisasi tersebut, tidak dibenarkan memakai Pakaian Seragam Pramuka dan atau tanda pengenal gerakan Pramuka 6. Seorang anggota Gerakan Pramuka yang secara pribadi menjadi anggota organisasi masa atau organisasi politik dilarang keras memakai seragam Gerakan Pramuka dan atau tanda pengenal Gerakan Pramuka pada saat melaksanakan tugas atau kegiatan organisasi masa atau organisasi politik tersebut dan sebaliknya 7. Untuk menjaga harkat dan martabat Gerakan Pramuka, maka setiap anggota Gerakan Pramuka yang menggunakan pakaian seragam Gerakan Pramuka, bertanggung jawab atas nama baik Gerakan Pramuka dan harus bersikap atau bertindak sesuai dengan satya dan Dharma Pramuka 8. Pakaian seragam pramuka juga dipakai pada saat seorang anggota Gerakan atas nama Gerakan Pramuka, mengikuti upacara-upacara hari besar Nasional, upacara dan kegiatan lainnya yang diselenggarakan pemerintah atau organisasi lain. 9. Pakaian kegiatan, bakti atau olahraga hanya dipakai selama mengikuti kegiatan tersebut 10. Anggota Gerakan Pramuka, dan setiap anggota Gerakan Pramuka pramuka berkewajiban untuk saling mengingatkan dan saling membetulkan cara mengenakan seragam pramuka yang tidak sesuai dengan ketentuan. BAB IV KEANGGOTAAN A. Tamu Gudep 1. Mendaftarkan diri dan siap untuk menjadi anggota Gudep Mengikuti 3 kali pertemuan yang diadakan oleh Anggota Pramuka B. Anggota Gudep 1. Mengikuti OPK (Orientasi Pendidikan Kepramukaan) 2. Telah dilantik sebagai Anggota Gugusdepan C. Tamu Racana 1. Telah memenuhi persyaratan-persyaratan yang ditentukan oleh Dewan Racana 2. Mengikuti proses Penempuhan yang ditentukan oleh Dewan Racana 3. Telah dikukuhkan menjadi Tamu Racana D. Anggota Racana 1. Telah memenuhi persyaratan-persyaratan yang ditentukan oleh Dewan Racana 2. Mengikuti proses Penempuhan yang ditentukan oleh Dewan Racana 3. Telah dikukuhkan menjadi Tamu Racana 4. Telah dikukuhkan menjadi Anggota Racana E. Pandega 1. Telah mengikuti penempuhan SKU tingkat Pandega dengan syarat syarat yang sudah ditentukan oleh Dewan Pandega 2. Telah dikukuhkan menjadi Pramuka tingkat Pandega Musyawarah Pandega (MUSDEGA) XXIII 12

13 F. Ketua Dewan Racana 1. Mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya 2. Terdaftar sebagai anggota Racana yang aktif berkegiatan di Gerakan Pramuka Gugusdepan Surabaya Berpangkalan Pada UIN Sunan Ampel Surabaya 3. Pernah menjadi Ketua Dewan Racana atau telah dilantik menjadi anggota pandega 4. Anggota Racana yang telah mengabdi dua tahun di Racana 5. Menyatakan kesanggupan baik secara lisan atau tertulis 6. Dipilih dan terpilih dalam Musdega 7. Telah dilantik menjadi ketua Dewan Racana G. Anggota Dewan Racana 1. Anggota Racana 2. Telah mengabdi kepada Racana minimal satu tahun 3. Menyatakan kesanggupan secara tertulis, tidak meninggalkan Racana selama menjadi Dewan 4. Dipilih oleh tim formatur ketika Musdega (masa Musdega) 5. Telah dilantik menjadi Anggota Dewan Racana H. Pemangku Adat Racana 1. Mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya 2. Terdaftar sebagai anggota Racana yang aktif berkegiatan di Gerakan Pramuka Gugusdepan Surabaya Berpangkalan Pada UIN Sunan Ampel Surabaya 3. Pernah menjadi anggota Dewan Racana 4. Anggota Racana yang mengetahui sejarah Sunan Ampel dan Nyai Karima 5. Menyatakan kesanggupan baik secara lisan atau tertulis 6. Dipilih dan terpilih dalam Musdega 7. Telah dilantik menjadi Pemangku Adat I. Anggota Kehormatan 1. Anggota Gugusdepan yang telah menyelesaikan studinya atau lulus Pandega atau yang masih aktif memberikan sumbangan saran dan nasehat kepada Anggota Dewan Racana 2. Orang yang pernah berjasa bagi Gugusdepan J. Dewan Kehormatan 1. Majlis Pembimbing Gugusdepan 2. Pembina Gugusdepan 3. Pembina Satuan 4. Pemangku Adat Racana 5. Ketua Dewan Racana K. Anggota Purna Anggota Racana yang telah menyelesaikan studinya di UIN Sunan Ampel Surabaya Musyawarah Pandega (MUSDEGA) XXIII 13

14 BAB V KEWAJIBAN DAN HAK A. Kewajiban dan Hak Anggota 1. Kewajiban a. Berperan aktif dalam setiap kegiatan b. Melaksanakan ketentuan Tata Adat Racana c. Bekerja sama dengan Dewan dalam melaksanakan kegiatan d. Menjaga nama baik Racana dan Gugusdepan di dalam dan di luar Racana e. Iuran wajib Anggota Racana 1 bulan sekali 2. Hak a. Mendapatkan pendidikan kepramukaan b. Mengikuti kegiatan Racana baik di dalam maupun di luar c. Menggunakan fasilitas yang ada sesuai dengan ketentuan yang berlaku d. Mendapatkan KTA B. Kewajiban dan Hak Dewan Pandega 1. Kewajiban a. Menjunjung tinggi dan nama baik UIN Sunan Ampel Surabaya b. Bertanggung jawab penuh dalam mengemban amanat c. Bersama-sama dengan Anggota ikut berperan aktif dalam masyarakat untuk membangun bangsa d. Ikhlas berbakti tanpa pamrih untuk memajukan Racana e. Menjaga nama baik Racana dan Gugusdepan di dalam dan di luar Racana 2. Hak a. Mendapatkan pendidikan dan pelatihan baik di dalam maupun di luar Racana b. Memberikan Pendidikan dan Pelatihan ( jadi pelatih atau Instruktur sesuai dengan kemampuannya) c. Mendapatkan fasilitas sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya d. Mengikuti kegiatan Racana baik di dalam maupun di luar C. Hak Anggota Kehormatan 1. Memberikan sumbangan saran, nasehat kepada Anggota dan Dewan Pandega 2. Menghadiri setiap kegiatan yang diadakan oleh Dewan Pandega BAB VI PELANGGARAN A. Sanksi Anggota yang melanggar ketentuan akan dikenakan tindakan: 1. Teguran secara lisan atau tulisan oleh Ketua Dewan Racana 2. Disidang oleh Dewan kehormatan 3. Dicabut keanggotaannya sebagai Anggota B. Pembelaan 1. Anggota yang dikenakan sanksi berhak melakukan pembelaan 2. Pembelaan dilakukan dalam sidang Dewan Kehormatan Musyawarah Pandega (MUSDEGA) XXIII 14

15 BAB VII KETENTUAN DAN PENUTUP A. Salam 1. Sesama anggota Gudep Surabaya Berpangkalan Pada UIN Sunan Ampel Surabaya harus mengucapkan salam jika saling berjumpa 2. Bentuk penngucapan salam adalah Assalamualaikum Wr.Wb. dilanjutkan dengan berjabat tangan 3. Salam pramuka berlaku pada waktu berpakaian pramuka lengkap. B. Cara Pengambilan Keputusan 1. Dalam pengambilan keputusan pada dasarnya diusahakan dalam musyawarah untuk mencapai mufakat, apabila hal ini tidak mencapai kesepakatan maka dilakukan upaya lobi dan jika hal ini tidak mencapai kesepakatan juga, maka dilakukan upaya voting. 2. Mufakat untuk keputusan yang diambil dengan suara terbanyak sebagai hasil musyawarah haruslah beermutu dan dapat dipertanggungjawabkan serta tidak bertentangan dengan kandungan Tri Satya dan Dasa Dharma 3. Pengambilan keputusan berdasar atas suara terbanyak, dianggap sah apabila memenuhi kriteria sebagai berikut: a. Tata cara dan sahnya keputusan ditetapkan oleh Dewan Racana setelah mempertimbangkan dari pembina dan pemangku Adat b. Keputusan tentang pendelegasian anggota untuk kegiatan insindental atau partisipan ditetapkan Dewan Racana dengan pertimbangan Pembina dan jajaran MABI C. Ketentuan Penutup 1. Usul mengenai penambahan dan perubahan Adat Racana ini dapat diusulkan kepada sekurang-kurangnya setengah lebih satu dari peserta MUSDEGA yang hadir 2. Apabila dipandang sangat mendesak, Dewan Racana dan Pemangku Adat dapat mengeluarkan peraturan pelaksana 3. Segala peraturan yang dikeluarkan sebagai pengganti peraturan Adat Racana tersebut harus dapat dipertanggungjawabkan dalam Musyawarah Pandega Musyawarah Pandega (MUSDEGA) XXIII 15

16 D. Penutup Segalan ketentuan yang belum diatur dalam susuan Adat Racana ini akan diatur kemudian dengan memperhatikan saran, usulan serta peertimbangan dari wakil anggota, Pemangku Adat, Pembina serta Anggota Kehormatan Ditetapkan di : Surabaya Pada tanggal : Desember 2013 Presidium Musyawarah Pandega XXIII Anis Zainul M. Presidium I Nia Susanti Presidium II Rotul Nurjanah Notulen Musyawarah Pandega (MUSDEGA) XXIII 16

17 LAMPIRAN I KEPUTUSAN MUSYAWARAH PANDEGA RACANA SUNAN AMPEL DAN NYAI KARIMA GERAKAN PRAMUKA GUGUS DEPAN SURABAYA BERPANGKALAN PADA UIN SUNAN AMPEL SURABAYA TAHUN 2014 PUSAKA ADAT Peti Kayu Jati Tombak Trisula Tombak Trisula Musyawarah Pandega (MUSDEGA) XXIII 17

18 LAMPIRAN II KEPUTUSAN MUSYAWARAH PANDEGA RACANA SUNAN AMPEL DAN NYAI KARIMA GERAKAN PRAMUKA GUGUS DEPAN SURABAYA BERPANGKALAN PADA UIN SUNAN AMPEL SURABAYA TAHUN 2014 BENDERA RACANA Musyawarah Pandega (MUSDEGA) XXIII 18

19 LAMPIRAN III KEPUTUSAN MUSYAWARAH PANDEGA RACANA SUNAN AMPEL DAN NYAI KARIMA GERAKAN PRAMUKA GUGUS DEPAN SURABAYA BERPANGKALAN PADA UIN SUNAN AMPEL SURABAYA TAHUN 2014 PAKAIAN ADAT Musyawarah Pandega (MUSDEGA) XXIII 19

20 LAMPIRAN IV KEPUTUSAN MUSYAWARAH PANDEGA RACANA SUNAN AMPEL DAN NYAI KARIMA GERAKAN PRAMUKA GUGUS DEPAN SURABAYA BERPANGKALAN PADA UIN SUNAN AMPEL SURABAYA TAHUN 2014 PAKAIAN SERAGAM HARIAN Musyawarah Pandega (MUSDEGA) XXIII 20

21 LAMPIRAN V KEPUTUSAN MUSYAWARAH PANDEGA RACANA SUNAN AMPEL DAN NYAI KARIMA GERAKAN PRAMUKA GUGUS DEPAN SURABAYA BERPANGKALAN PADA UIN SUNAN AMPEL SURABAYA TAHUN 2014 PAKAIAN SERAGAM LAPANGAN Kaos Lapangan Tampak Depan Kaos Lapangan Tampak Belakang Musyawarah Pandega (MUSDEGA) XXIII 21

TINJAUAN ADAT RACANA SUNAN AMPEL DAN NYAI KARIMA PANGKALAN IAIN SUNAN AMPEL SURABAYA GUGUSDEPAN SURABAYA MASA BHAKTI

TINJAUAN ADAT RACANA SUNAN AMPEL DAN NYAI KARIMA PANGKALAN IAIN SUNAN AMPEL SURABAYA GUGUSDEPAN SURABAYA MASA BHAKTI TINJAUAN ADAT RACANA SUNAN AMPEL DAN NYAI KARIMA PANGKALAN IAIN SUNAN AMPEL SURABAYA GUGUSDEPAN SURABAYA 1261-1262 MASA BHAKTI 2010-2011 PENDAHULUAN Wadah untuk para Pandega adalah Racana, disanalah para

Lebih terperinci

Perlengkapan adat Racana Sunan Ampel-Nyai Karimah:

Perlengkapan adat Racana Sunan Ampel-Nyai Karimah: Perlengkapan adat Racana Sunan Ampel-Nyai Karimah: 1. lg racana Sunan Ampel-Nyai Karimah 2. Bendera Racana Sunan Ampel-Nyai Karimah Bendera racana berbentuk persegi panjang dengan panjang 120 cm dan lebar

Lebih terperinci

LAMPIRAN I TINJAUAN ADAT RACANA SUNAN AMPEL DAN NYAI KARIMA GUGUSDEPAN SURABAYA PANGKALAN IAIN SUNAN AMPEL SURABAYA BAB I PENDAHULUAN

LAMPIRAN I TINJAUAN ADAT RACANA SUNAN AMPEL DAN NYAI KARIMA GUGUSDEPAN SURABAYA PANGKALAN IAIN SUNAN AMPEL SURABAYA BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN I TINJAUAN ADAT RACANA SUNAN AMPEL DAN NYAI KARIMA GUGUSDEPAN SURABAYA 1261-1262PANGKALAN IAIN SUNAN AMPEL SURABAYA BAB I PENDAHULUAN 1. Umum Wadah untuk para Pandega adalah Racana, disanalah

Lebih terperinci

BUKU PANDUAN 3 ADAT SATUAN KOMUNITAS PRAMUKA MA ARIF NU

BUKU PANDUAN 3 ADAT SATUAN KOMUNITAS PRAMUKA MA ARIF NU BUKU PANDUAN 3 ADAT SATUAN KOMUNITAS PRAMUKA MA ARIF NU PENGURUS LEMBAGA PENDIDIKAN MA ARIF NU PUSAT 24 ADAT SATUAN KOMUNITAS PRAMUKA MA ARIF NU BAB I PENDAHULUAN 1. Umum Sako ma arif NU adalah wadah untuk

Lebih terperinci

TANDA PENGENAL GERAKAN PRAMUKA

TANDA PENGENAL GERAKAN PRAMUKA TANDA PENGENAL GERAKAN PRAMUKA Tanda Pengenal Gerakan Pramuka adalah tanda yang dikenakan oleh seorang Pramuka pada Seragam Pramuka yang menunjukan jati dirinya sebagai seorang Pramuka, satuan tempatnya

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 226 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN PAKAIAN SERAGAM ANGGOTA GERAKAN PRAMUKA

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 226 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN PAKAIAN SERAGAM ANGGOTA GERAKAN PRAMUKA KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 226 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN PAKAIAN SERAGAM ANGGOTA GERAKAN PRAMUKA Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Menimbang : a. bahwa Musyawarah

Lebih terperinci

- 1 - PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 68 TAHUN 2012 TENTANG

- 1 - PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 68 TAHUN 2012 TENTANG - 1 - SALINAN PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 68 TAHUN 2012 TENTANG PAKAIAN DINAS BUPATI, WAKIL BUPATI, DAN KEPALA DESA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SRAGEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PAKAIAN DINAS DAN ATRIBUT PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA DENGAN

Lebih terperinci

Gerakan Pramuka Gugusdepan Surabaya Berpangkalan Pada UIN Sunan

Gerakan Pramuka Gugusdepan Surabaya Berpangkalan Pada UIN Sunan PETUNJUK PENYELENGGARAAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DEWAN RACANA PENDEGA SUNAN AMPEL DAN NYAI KARIMA GERAKAN PRAMUKA 1261-1262 BERPANGKALAN PADA UIN SUNAN AMPEL SURABAYA BAB I PENDAHULUAN A. Umum 1. Gerakan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 60 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 60 TAHUN 2007 TENTANG Menimbang : a. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 60 TAHUN 2007 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL Dl LINGKUNGAN DEPARTEMEN DALAM NEGERI DAN PEMERINTAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 200 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 200 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 200 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan kepribadian ditujukan untuk mengembangkan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 058 TAHUN 1982 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN TANDA KECAKAPAN UMUM

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 058 TAHUN 1982 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN TANDA KECAKAPAN UMUM KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 058 TAHUN 1982 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN TANDA KECAKAPAN UMUM Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Menimbang : 1. bahwa dalam rangka melaksanakan

Lebih terperinci

GUBERNUR PROVINSI PAPUA

GUBERNUR PROVINSI PAPUA GUBERNUR PROVINSI PAPUA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI PAPUA NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL Dl LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI PAPUA Lampiran : 2 (dua) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PETUNJUK PENYELENGGARAAN PAKAIAN SERAGAM ANGGOTA GERAKAN PRAMUKA

PETUNJUK PENYELENGGARAAN PAKAIAN SERAGAM ANGGOTA GERAKAN PRAMUKA PETUNJUK PENYELENGGARAAN PAKAIAN SERAGAM ANGGOTA GERAKAN PRAMUKA KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 174 TAHUN 2012 KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA 2012 KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR SATUAN KOMUNITAS MA ARIF NU

ANGGARAN DASAR SATUAN KOMUNITAS MA ARIF NU ANGGARAN DASAR SATUAN KOMUNITAS MA ARIF NU BAB I NAMA, STATUS, FAHAM, TEMPAT, WAKTU, DAN HARI SAKO MA ARIF NU Pasal 1 (1) Organisasi ini bernama Satuan Komunitas Pramuka Ma arif Nahdatul Ulama yang selanjutnya

Lebih terperinci

PETUNJUK PENYELENGGARAAN PAKAIAN SERAGAM ANGGOTA GERAKAN PRAMUKA KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 226 TAHUN 2007

PETUNJUK PENYELENGGARAAN PAKAIAN SERAGAM ANGGOTA GERAKAN PRAMUKA KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 226 TAHUN 2007 PETUNJUK PENYELENGGARAAN PAKAIAN SERAGAM ANGGOTA GERAKAN PRAMUKA KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 226 TAHUN 2007 KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA KEPUTUSAN KWARTIR NASIONALGERAKAN PRAMUKA

Lebih terperinci

Verlando No. 060 Taipan Drill No. C.303 Rok/bawahan/Celana : Hijau Bahan : Ventura No. 544

Verlando No. 060 Taipan Drill No. C.303 Rok/bawahan/Celana : Hijau Bahan : Ventura No. 544 KEPUTUSAN MASTER GUIDE CONVENTION GEREJA MASEHI ADVENT HARI KETUJUH UNI INDONESIA KAWASAN BARAT TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN PAKAIAN SERAGAM DAN ATRIBUT KELAS-KELAS KEMAJUAN BAB I PENDAHULUAN 1. Umum.

Lebih terperinci

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU SALINAN WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 23 TAHUN 2015 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATU, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 67 TAHUN 2009 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DILINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BERAU BUPATI BERAU,

PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 67 TAHUN 2009 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DILINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BERAU BUPATI BERAU, PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 67 TAHUN 2009 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DILINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BERAU BUPATI BERAU, Menimbang : a. bahwa sebagai pelaksanaan Peraturan Menteri Dalam

Lebih terperinci

PANCASILA 4. KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAT DALAM PERMUSYAWARATAN PERWAKILAN PEMBUKAAN UNDANG-UNDANG DASAR 1945

PANCASILA 4. KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAT DALAM PERMUSYAWARATAN PERWAKILAN PEMBUKAAN UNDANG-UNDANG DASAR 1945 PANCASILA 1. KETUHANA YANG MAHA ESA 2. KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAP 3. PERSATUAN INDONESIA 4. KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAT DALAM PERMUSYAWARATAN PERWAKILAN 5. KEADILAN BAGI SELURUH RAKYAT

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.738, 2014 KEMENDAGRI. IPDN. Upacara Pelantikan. Muda Praja. Pamong Praja Muda. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2014 TENTANG UPACARA

Lebih terperinci

GUBERNUR PROVINSI PAPUA

GUBERNUR PROVINSI PAPUA GUBERNUR PROVINSI PAPUA Lampiran : 2 (dua) PERATURAN GUBERNUR PROVINSI PAPUA NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PAKAIAN DINAS KEPALA DAERAH, WAKIL KEPALA DAERAH DAN KEPALA KAMPUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI BALI

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI BALI GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang : Mengingat

Lebih terperinci

PERATURAN DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA -1- DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILU REPUBLIK INDONESIA PERATURAN DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2018 TENTANG LOGO, PATAKA, DAN PAKAIAN DINAS DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

BAB II TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN TANGGUNGJAWAB

BAB II TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN TANGGUNGJAWAB LAMPIRAN I PETUNJUK PENYELENGGARAAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DEWAN RACANA PENDEGA SUNAN AMPEL DAN NYAI KARIMA GERAKAN PRAMUKA 1261-1262 PANGKALAN IAIN SUNAN AMPEL SURABAYA BAB I PENDAHULUAN 1. Umum a.

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 36 TAHUN 2010 TENTANG. PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL Dl LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 36 TAHUN 2010 TENTANG. PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL Dl LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 36 TAHUN 2010 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL Dl LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIDOARJO, Menimbang

Lebih terperinci

Tata Upacara Pramuka Penegak

Tata Upacara Pramuka Penegak Tata Upacara Pramuka Penegak Tata Upacara Pramuka Penegak A. Pengertian Upacara adalah serangkaian perbuatan yang ditata dalam suatu ketentuan, peraturan yang wajib dilaksanakan dengann khidmat, sehingga

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA, SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2014 TENTANG UPACARA PELANTIKAN MUDA PRAJA DAN PAMONG PRAJA MUDA INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM

Lebih terperinci

PETUNJUK PENYELENGGARAAN SATUAN KOMUNITAS MA ARIF NU

PETUNJUK PENYELENGGARAAN SATUAN KOMUNITAS MA ARIF NU PETUNJUK PENYELENGGARAAN SATUAN KOMUNITAS MA ARIF NU BAB I NAMA, STATUS, FAHAM, TEMPAT, DAN WAKTU SAKO MA ARIF NU Pasal 1 1. Organisasi ini bernama Satuan Komunitas Pramuka Lembaga Pendidikan Ma arif Nahdatul

Lebih terperinci

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org) Powered by TCPDF (www.tcpdf.org) 2 7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 11 Tahun 2008 tentang Pakaian Dinas Kepala Daerah, Wakil Kepala Daerah dan Kepala Desa; 8. Peraturan Daerah Kabupaten Banyuwangi

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA, SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2014 TENTANG UPACARA PELANTIKAN MUDA PRAJA DAN PAMONG PRAJA MUDA INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BULUNGAN.

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BULUNGAN. SALINAN BUPATI BULUNGAN PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 27 TAHUN 2013 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BULUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR 180.A TAHUN 2008 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN PRAMUKA GARUDA

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR 180.A TAHUN 2008 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN PRAMUKA GARUDA KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR 180.A TAHUN 2008 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN PRAMUKA GARUDA Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Menimbang : a. bahwa Gerakan Pramuka senantiasa

Lebih terperinci

2. Maksud dan Tujuan 3. Dasar 4. Ruang Lingkup KOMISI B

2. Maksud dan Tujuan 3. Dasar 4. Ruang Lingkup KOMISI B LAMPIRAN I PETUNJUK PENYELENGGARAAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DEWAN RACANA PENDEGA SUNAN AMPEL DAN NYAI KARIMA GERAKAN PRAMUKA 1261-1262 PANGKALAN IAIN SUNAN AMPEL SURABAYA BAB I PENDAHULUAN 1. Umum a.

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA PEMBUKAAN

ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA PEMBUKAAN ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA PEMBUKAAN Bahwa sesungguhnya kemerdekaan rakyat Indonesia yang telah diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945 atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DILINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN TANGERANG

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DILINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN TANGERANG PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DILINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN TANGERANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG, Menimbang : a.

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG PAKAIAN DINAS KEPALA DAERAH, WAKIL KEPALA DAERAH DAN KEPALA DESA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG PAKAIAN DINAS KEPALA DAERAH, WAKIL KEPALA DAERAH DAN KEPALA DESA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG PAKAIAN DINAS KEPALA DAERAH, WAKIL KEPALA DAERAH DAN KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PETUNJUK PENYELENGGARAAN SATUAN KOMUNITAS PRAMUKA MA ARIF PENGURUS LEMBAGA PENDIDIKAN MA ARIF NU PUSAT

PETUNJUK PENYELENGGARAAN SATUAN KOMUNITAS PRAMUKA MA ARIF PENGURUS LEMBAGA PENDIDIKAN MA ARIF NU PUSAT PETUNJUK PENYELENGGARAAN SATUAN KOMUNITAS PRAMUKA MA ARIF NU PENGURUS LEMBAGA PENDIDIKAN MA ARIF NU PUSAT BAB I NAMA, STATUS, FAHAM, TEMPAT, WAKTU, DAN HARI SAKO MA ARIF NU Pasal 1 1. Organisasi ini bernama

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG 1 BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG LOGO DAN PATAKA PENGAWAS PEMILU SERTA PAKAIAN DINAS PEGAWAI DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PAKAIAN DINAS APARATUR SIPIL NEGARA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH GUBERNUR

Lebih terperinci

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 7 TAHUN 2014

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 7 TAHUN 2014 GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 7 TAHUN 2014 T E N T A N G STANDARISASI PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL Dl LINGKUP PEMERINTAH PROVINSI JAMBI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

- 1 - BUPATI KOLAKA TIMUR PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN BUPATI KOLAKA TIMUR NOMOR TAHUN 2014 TENTANG

- 1 - BUPATI KOLAKA TIMUR PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN BUPATI KOLAKA TIMUR NOMOR TAHUN 2014 TENTANG - 1 - BUPATI KOLAKA TIMUR PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN BUPATI KOLAKA TIMUR NOMOR TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN KOLAKA TIMUR DENGAN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 8 TAHUN 2016 WALIKOTA DEPOK. PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 8 TAHUN 2016

BERITA DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 8 TAHUN 2016 WALIKOTA DEPOK. PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 8 TAHUN 2016 BERITA DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 8 TAHUN 2016 WALIKOTA DEPOK. PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PAKAIAN DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA DEPOK Diperbanyak oleh :

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 31.A 2016 SERI : E Menimbang PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 31.A TAHUN 2016 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BEKASI DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGINN BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

2018, No Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 3. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Penyelenggara Pemil

2018, No Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 3. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Penyelenggara Pemil No.183, 2018 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DKPP. Logo, Pataka dan Pakaian Dinas. PERATURAN DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2018 TENTANG LOGO, PATAKA, DAN

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.131, 2010 PENDIDIKAN. Kepramukaan. Kelembagaan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5169) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 220 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN POKOK-POKOK ORGANISASI GERAKAN PRAMUKA

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 220 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN POKOK-POKOK ORGANISASI GERAKAN PRAMUKA KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 220 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN POKOK-POKOK ORGANISASI GERAKAN PRAMUKA Menimbang Ketua, : a. bahwa untuk keseragaman dan keselarasan dalam

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA PEMBUKAAN

ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA PEMBUKAAN LAMPIRAN KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 34 Tahun 1999 TANGGAL : 3 Mei 1999 ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA PEMBUKAAN Bahwa persatuan dan kesatuan bangsa dalam negara kesatuan yang adil dan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KWARTIR DAERAH 11 JAWA TENGAH NOMOR : 089 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN OPERASIONAL PRAMUKA PEDULI KWARTIR DAERAH 11 JAWA TENGAH

KEPUTUSAN KWARTIR DAERAH 11 JAWA TENGAH NOMOR : 089 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN OPERASIONAL PRAMUKA PEDULI KWARTIR DAERAH 11 JAWA TENGAH KEPUTUSAN KWARTIR DAERAH 11 JAWA TENGAH NOMOR : 089 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN OPERASIONAL PRAMUKA PEDULI KWARTIR DAERAH 11 JAWA TENGAH Ketua Kwartir Daerah 11 Jawa Tengah Menimbang : 1. Bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG

KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG SALINAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN NOMOR TAHUN 0 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL Dl LINGKUNGAN BADAN NASIONAL

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2017 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN KANTOR KESEHATAN PELABUHAN

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2017 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN KANTOR KESEHATAN PELABUHAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2017 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN KANTOR KESEHATAN PELABUHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.768, 2014 KEMENDIKBUD. Peserta Didik. Jenjang Pendidikan. Sekolah. Pakaian Seragam. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2014

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pribadi dalam menciptakan budaya sekolah yang penuh makna. Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. pribadi dalam menciptakan budaya sekolah yang penuh makna. Undangundang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan wahana pendidikan formal dalam meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai peserta didik yang mampu melahirkan nilai-nilai pancasila

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 743/MENKES/PER/VI/2010 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL KANTOR KESEHATAN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 45 Tahun : 2016

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 45 Tahun : 2016 BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 45 Tahun : 2016 PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 45 TAHUN 2016 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2014 TENTANG 1 SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2014 TENTANG PAKAIAN SERAGAM SEKOLAH BAGI PESERTA DIDIK JENJANG PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK BARAT NOMOR 30 TAHUN 2015 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

MODUL 6.1 DAN 6.2 SKU/TKU, SKK/TKK, SPG/TPG DAN ALAT PENDIDIKAN

MODUL 6.1 DAN 6.2 SKU/TKU, SKK/TKK, SPG/TPG DAN ALAT PENDIDIKAN MODUL 6.1 DAN 6.2 SKU/TKU, SKK/TKK, SPG/TPG DAN ALAT PENDIDIKAN A. SYARAT DAN TANDA KECAKAPAN UMUM (SKU/TKU), SYARAT DAN TANDA KECAKAPAN KHUSUS (SKK/TKK), SYARAT DAN TANDA PRAMUKA GARUDA (SPG/TPG) DAN

Lebih terperinci

Materi Pengetahuan Umum Pramuka

Materi Pengetahuan Umum Pramuka Materi Pengetahuan Umum Pramuka I. TEKNIK PELAKSANAAN MUGUS DAN MUSAM A. MUSYAWARAH GUGUS DEPAN 1. Musyawarah Gugus depan dan Musyawarah Gugus depan Luar Biasa 1) Di dalam setiap gugusdepan Gerakan Pramuka

Lebih terperinci

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 13 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 51 TAHUN 2015 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI DI

Lebih terperinci

KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG

KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG SALINAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL Dl LINGKUNGAN BADAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PM. 72 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PM. 72 TAHUN 2014 TENTANG PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PM. 72 TAHUN 2014 TENTANG PAKAIAN DINAS HARIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA 1 BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA SALINAN NOMOR : 11 TAHUN 2010 PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG PAKAIAN DINAS BUPATI, WAKIL BUPATI DAN KEPALA DESA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 53 TAHUN 1985 PETUNJUK PENYELENGGARAAN SATUAN KARYA BAKTI HUSADA

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 53 TAHUN 1985 PETUNJUK PENYELENGGARAAN SATUAN KARYA BAKTI HUSADA KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 53 TAHUN 1985 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN SATUAN KARYA BAKTI HUSADA Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka ; Menimbang : 1. bahwa untuk kesejahteraan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pembangunan kepribadian ditujukan untuk mengembangkan

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA PROBOLINGGO

PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA PROBOLINGGO SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR TAHUN 0 TENTANG PAKAIAN DINAS WALIKOTA, WAKIL WALIKOTA DAN APARATUR SIPIL NEGARA DI PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO DENGAN

Lebih terperinci

BUPATI KEDIRI PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI KEDIRI NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI KEDIRI PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI KEDIRI NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG 1 S A SALINAN L I N A N BUPATI KEDIRI PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI KEDIRI NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PAKAIAN DINAS PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN KEDIRI

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 51

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 51 BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 51 PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG PAKAIAN DINAS BAGI APARATUR PEMERINTAH DESA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANJARNEGARA

Lebih terperinci

Kode Kehormatan Pramuka

Kode Kehormatan Pramuka Kode Kehormatan Pramuka (1) Kode Kehormatan Pramuka yang terdiri atas janji yang disebut satya dan ketentuan moral yang disebut Darma adalah salah satu unsur yang terdapat dalam Metode Kepramukaan. (2)

Lebih terperinci

PENGURUS PUSAT FORUM KOMUNIKASI PUTRA PUTRI PURNAWIRAWAN DAN PUTRA PUTRI TNI - POLRI

PENGURUS PUSAT FORUM KOMUNIKASI PUTRA PUTRI PURNAWIRAWAN DAN PUTRA PUTRI TNI - POLRI PENGURUS PUSAT FORUM KOMUNIKASI PUTRA PUTRI PURNAWIRAWAN DAN PUTRA PUTRI TNI - POLRI PERATURAN ORGANISASI ------------------------------------------------------- NO. : PO-03/PP-FKPPI/V/2009 T E N T A N

Lebih terperinci

W A L I K O T A M A T A R A M

W A L I K O T A M A T A R A M W A L I K O T A M A T A R A M PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 16 TAHUN 2011 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL Dl LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA MATARAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan kepribadian ditujukan untuk

Lebih terperinci

2014, No PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL KANTOR KESEHATAN PELABUHAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN

2014, No PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL KANTOR KESEHATAN PELABUHAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN 2014, No.313 6 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 77 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 743/MENKES/PER/VI/2010 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL KANTOR

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 25 TAHUN 2005 SERI : E PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR : 25 TAHUN 2005 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 25 TAHUN 2005 SERI : E PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR : 25 TAHUN 2005 TENTANG BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 25 TAHUN 2005 SERI : E PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR : 25 TAHUN 2005 TENTANG PERUBAHAN KEPUTUSAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 673 TAHUN 2003 TENTANG PAKAIAN DINAS

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA HASIL MUNASLUB GERAKAN PRAMUKA TAHUN 2012

ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA HASIL MUNASLUB GERAKAN PRAMUKA TAHUN 2012 ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA HASIL MUNASLUB GERAKAN PRAMUKA TAHUN 2012 ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA PEMBUKAAN Bahwa persatuan dan kesatuan bangsa dalam negara kesatuan yang adil dan makmur, materiil

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 57 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN TATA TERTIB SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 57 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN TATA TERTIB SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 57 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN TATA TERTIB SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka menciptakan suasana

Lebih terperinci

BAB III GERAKAN PRAMUKA DAN TANDA JABATAN PRAMUKA

BAB III GERAKAN PRAMUKA DAN TANDA JABATAN PRAMUKA BAB III GERAKAN PRAMUKA DAN TANDA JABATAN PRAMUKA 3. 1 Organisasi Gerakan Pramuka Organisasi Gerakan Pramuka adalah organisasi yang menangani seluruh kegiatan kepramukaan yang ada di Indonesia. Organisasi

Lebih terperinci

2017, No Indonesia Tahun 2008, Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 3. Peraturan Menteri Pertahanan Nomor 32 Tah

2017, No Indonesia Tahun 2008, Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 3. Peraturan Menteri Pertahanan Nomor 32 Tah No.850, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMHAN. Kader Bela Negara. Pakaian Seragam, Atribut dan Kelengkapan. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG PAKAIAN SERAGAM,

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG PAKAIAN KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG PAKAIAN KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG PAKAIAN KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS

Lebih terperinci

KEMENAG. Universitas Islam Negeri Yogyakarta. Statuta. Perubahan.

KEMENAG. Universitas Islam Negeri Yogyakarta. Statuta. Perubahan. No.1695, 2014 KEMENAG. Universitas Islam Negeri Yogyakarta. Statuta. Perubahan. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI AGAMA NOMOR 22 TAHUN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pembangunan kepribadian ditujukan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 005 TAHUN 1989 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN TANDA SATUAN GERAKAN PRAMUKA

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 005 TAHUN 1989 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN TANDA SATUAN GERAKAN PRAMUKA KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 005 TAHUN 1989 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN TANDA SATUAN GERAKAN PRAMUKA Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Menimbang : 1. bahwa Gerakan Pramuka

Lebih terperinci

TATA TERTIB PESERTA DIDIK SMA NEGERI 1 LUBUK ALUNG SEKOLAH UNGGUL Tahun Pelajaran 2016/2017

TATA TERTIB PESERTA DIDIK SMA NEGERI 1 LUBUK ALUNG SEKOLAH UNGGUL Tahun Pelajaran 2016/2017 TATA TERTIB PESERTA DIDIK SMA NEGERI 1 LUBUK ALUNG SEKOLAH UNGGUL Tahun Pelajaran 2016/2017 Nama Siswa :... Sekolah Asal :... A. Kegiatan Pembelajaran 1. Peserta didik sudah harus hadir di sekolah sebelum

Lebih terperinci

2016, No Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pe

2016, No Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pe No.894, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BMKG. ASN. Pakaian Dinas Harian. PERATURAN KEPALA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PAKAIAN DINAS HARIAN APARATUR SIPIL

Lebih terperinci

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 2008 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN BADAN PERTANAHAN

Lebih terperinci

NOMOR : 12 TAHUN 2010

NOMOR : 12 TAHUN 2010 BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA SALINAN NOMOR : 12 TAHUN 2010 PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN MAJALENGKA

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KETUA KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 166 TAHUN 2002 TENTANG. Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka,

KEPUTUSAN KETUA KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 166 TAHUN 2002 TENTANG. Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, KEPUTUSAN KETUA KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 166 TAHUN 2002 TENTANG PENYEMPURNAAN PETUNJUK PENYELENGGARAAN SATUAN KARYA PRAMUKA KELUARGA BERENCANA Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Menimbang

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI AGAMA NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI YOGYAKARTA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 24 TAHUN 2008 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 24 TAHUN 2008 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA 1 SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 24 TAHUN 2008 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA, Menimbang Mengingat : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

TATA TERTIB PESERTA DIDIK SMA NEGERI 1 LUBUK ALUNG SEKOLAH UNGGUL Tahun Pelajaran 2017/2018

TATA TERTIB PESERTA DIDIK SMA NEGERI 1 LUBUK ALUNG SEKOLAH UNGGUL Tahun Pelajaran 2017/2018 TATA TERTIB PESERTA DIDIK SMA NEGERI 1 LUBUK ALUNG SEKOLAH UNGGUL Tahun Pelajaran 2017/2018 A. Kegiatan Pembelajaran 1. Peserta didik sudah harus hadir di sekolah pukul 07.10 Wib. 2. Tanda masuk berbunyi,

Lebih terperinci

KETENTUAN PAKAIAN PRA MOKA DAN MOKA

KETENTUAN PAKAIAN PRA MOKA DAN MOKA KETENTUAN PAKAIAN PRA MOKA DAN MOKA A. Mengenakan pakaian dengan ketentuan: a) Laki Laki : 1. Atas : Kemeja putih berkerah lengan panjang tidak bermotif, memakai kaos dalam putih polos (singlet). 2. Bawah

Lebih terperinci

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 02 TAHUN 2010 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SUKAMARA

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 02 TAHUN 2010 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SUKAMARA BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 02 TAHUN 2010 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SUKAMARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKAMARA, Menimbang

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA PEDOMAN PENYUSUNAN TATA TERTIB SEKOLAH

WALIKOTA YOGYAKARTA PEDOMAN PENYUSUNAN TATA TERTIB SEKOLAH WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 41 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN TATA TERTIB SEKOLAH WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka menciptakan suasana dan tata

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PAKAIAN DINAS APARATUR SIPIL NEGARA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

LAMPIRAN KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 104 Tahun 2004 TANGGAL : 18 Oktober 2004 ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA PEMBUKAAN

LAMPIRAN KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 104 Tahun 2004 TANGGAL : 18 Oktober 2004 ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA PEMBUKAAN LAMPIRAN KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR : 104 Tahun 2004 TANGGAL : 18 Oktober 2004 ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA PEMBUKAAN Bahwa persatuan dan kesatuan bangsa dalam negara kesatuan yang adil dan makmur, materiil

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG, PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PAKAIAN DINAS APARATUR SIPIL NEGARA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 67 TAHUN 2009 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DILINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BERAU BUPATI BERAU,

PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 67 TAHUN 2009 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DILINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BERAU BUPATI BERAU, PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 67 TAHUN 2009 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DILINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BERAU BUPATI BERAU, Menimbang : a. bahwa sebagai pelaksanaan Peraturan Menteri Dalam

Lebih terperinci

KETENTUAN PAKAIAN PRA MOKA DAN MOKA

KETENTUAN PAKAIAN PRA MOKA DAN MOKA KETENTUAN PAKAIAN PRA MOKA DAN MOKA A. Mengenakan pakaian dengan ketentuan: a) Laki Laki : 1. Atas : Kemeja putih berkerah lengan panjang tidak bermotif, memakai kaos dalam putih polos (singlet). 2. Bawah

Lebih terperinci