BAB V ANALISA WACANA PENGIBARAN BENDERA BINTANG KEJORA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB V ANALISA WACANA PENGIBARAN BENDERA BINTANG KEJORA"

Transkripsi

1 BAB V ANALISA WACANA PENGIBARAN BENDERA BINTANG KEJORA 5.1 Analisis Wacana Kritis Teun A Van Dijk Penelitian ini menggunakan analisis wacana kritis Teun A.Van Dijk. Yang melihat suatu teks terdiri atas beberapa struktur atau tingkatan yang masingmasing bagian saling mendukung. Analisis yang dilakukan berdasarkan wacana dari koran Kompas dan harian Cenderawasih Pos tentang pemberitaan terkait bendera Bintang Kejora sebagai simbol perlawanan orang Papua. Ada tiga tingkatan dalam analisis wacana kritis Van Dijk. Pertama, struktur makro yang merupakan makna global atau umum dari suatu teks yang dapat diamati dengan melihat topik atau tema dalam suatu berita. Kedua, superstruktur, merupakan struktur wacana yang berhubungan dengan kerangka suatu teks, bagaimana bagian-bagian teks tersusun ke dalam berita secara utuh. Ketiga, struktur mikro, adalah makna wacana yang dapat diamati dari bagian kecil suatu teks yaitu kata, kalimat, proposisi, anak kalimat, parafrase dan gambar. Walaupun terdiri atas berbagai elemen, semua elemen tersebut merupakan satu kesatuan yang saling berhubungan dan saling mendukung satu sama lain. Satu persatu, dari bahasa dan bentuk teks tersebut maka akan tampak wacana apa yang ditonjolkan dan apa yang ingin dibentuk ataupun wacana yang terpinggirkan dalam suatu pemberitaan, ideologi apa yang digunakan oleh wartawan bahkan dimana posisi seorang wartawan ketika memberitakan suatu peristiwa. Hasil analisis ini kemudian dilihat sebagai bentuk konstruksi dari kognisi wartawan dalam memaknakan sebuah teks berdasarkan konteks yang ada. Kasus pengibaran bendera bintang kejora serta aksi lainnya seperti halnya unjuk rasa yang menggunakan symbol bendera Bintang Kejora sebagai media komunikasi politik dalam menyampaikan pesan seringkali terjadi di seantero Tanah Papua. Secara khusus, ini terjadi ketika peringatan HUT Papua, Integrasi Papua dalam NKRI maupun kegiatan lain yang berkaitan dengan Tanah Papua yang berlabel West Papua. Peristiwa ini bagi orang Papua adalah sebuah proses dalam memperjuangkan hak-hak orang asli Papua. Sedangkan bagi pihak lainnya, ini merupakan tindakan separatisme yang melanggar hukum. Masing-masing pihak saling mengklaim kebenaran tertentu untuk meyakinkan khalayak bahwa 1

2 pernyataannyalah yang benar. Bagaimana dengan pers (media massa) sebagai pilar ke-4 demokrasi dalam mewacanakan informasi tersebut. Tabel 5.1 List Tema/Topik Berita Di Harian Kompas dan Cenderawasih Pos Terkait Bendera Bintang Kejora. Tema/Topik Berita Keterangan 13 Orang Ditangkap OMPB Kibarkan Bintang Kejora di Lapangan Harian Kompas Tanggal 02 Mei 2012 Theys Eluay 50-an Bintang Kejora Berkibar di Serui Harian Cenderawasih Pos Tanggal 21 April 2012 Dari ke-2 berita tersebut mengandung makna global dari topic yang diangkat oleh wartawan. Ke-2 topik ini menjelaskan bahwa dalam melakukan perlawanan dengan mengibarkan bendera Bintang Kejora bagi para tersangka bukan masalah bagi mereka, asalkan bendera itu kembali berkibar. Dalam konteks peristiwa yang terjadi pada topik berita tertanggal 02 Mei 2012, menunjukkan bahwa wartawan ingin menjelaskan tentang peristiwa pengibaran bendera Bintang Kejora, yakni oleh Organisasi Masyarakat Papua Barat (OMPB), yang mengibarkan bendera Bintang Kejora di Lapangan Theys Eluay Sentani. Tersangka 13 orang ditangkap dalam peristiwa ini. Theys merupakan seorang tokoh adat Papua yang pada tahun tanggal 10 November 2001 diculik dan dibunuh oleh oknum Kopassus terkait aspirasi rakyat Papua untuk membentuk Papua Barat Merdeka (Giay, Benny, 2000), sehingga untuk mengibarkan bendera pada area ini bukanlah masalah bagi orang Papua, karena lapangan ini pun merupakan lapangan dimana makam Theys berada. Juga merupakan ruang publik, letak lapangan ini yang sangat strategis karena berada di tengah kota, pusat lalu lintas bandara. Maka banyak mata dapat menyaksikan peristiwa pengibaran bendera. Berkaitan dengan dibukanya kantor ILWP di Amerika (20/4), 50-an Bintang Kejora berkibar di Serui. Serui adalah ibukota dari Kabupaten Kepulauan Yapen, Papua. Bukan lagi rahasia umum, jika di Serui terjadi pengibaran bendera Bintang Kejora dengan jumlah yang bisa dikatakan banyak. Sebab Serui merupakan salah satu wilayah yang seringkali melakukan pergerakan perlawanan besar-besaran. Sejauh ini, satu bendera berkibar saja sudah jadi persoalan, apalagi banyak seperti ini, sehingga ada apresiasi sendiri dari wartawan dalam memilih topic ini sebagai headline berita di halaman utama harian Cenderawasih Pos. 2

3 5.2 Piramida Analisis Dalam Bab sebelumnya peneliti sudah menjelaskan mengenai wacana Van Dijk yang digambarkan dalam tiga (3) dimensi/ bangunan, yaitu: teks, kognisi sosial dan konteks sosial. Dimensi teks berkaitan dengan struktur mikro, dimensi konteks berkaitan dengan superstruktur dan dimensi kognisi sosial yang berkaitan dengan struktur makro pada elemen wacana Van Dijk ini. Yang mana ketiganya digabungkan kedalam satu kesatuan strategi wacana yang digunakan untuk menegaskan suatu tema tertentu. Sehingga itu memperjelas alurnya, peneliti menempatkan ketiga dimensi ini dalam sebuah segitiga pyramid yang menggambarkan hubungan antara satu dimensi dengan dimensi lainnya dalam menjelaskan wacana inti dari sebuah berita yang diinformasikan. 5.3 Analisa Wacana Bendera Bintang Kejora Pada Harian Kompas dan Cenderawasih Pos Pada analisis wacana ini, kedua pilihan berita yang menjadi bahan analisis peneliti akan di deskripsikan satu persatu menurut elemen-elemen wacana model Teun A Van Dijk. Dalam analisis Van Dijk, struktur makro merupakan struktur wacana yang berfokus pada pembahasan secara global/umum dari suatu teks yang dapat dipahami dengan melihat topik dari suatu teks. Bukan hanya isi, tetapi sisi tertentu dari suatu peristiwa (Sobur, 2006:73). Berdasarkan hasil penelitian pada Bab IV dalam intrumen analisis teks, peneliti mengemukkan evidensi dari perlakuan atas peristiwa, yakni tema yang diangkat dan penempatan berita sebagai alat pembuktian berkaitan erat dengan analisis struktur makro (Van Dijk) yang menjelaskan tentang topik/tema tertentu dari suatu wacana berita berdasarkan tema berita yang diangkat dalam wacana media massa. 3

4 5.3.1 Analisis Struktur Makro Dalam pemberitaan Kompas tanggal 02 Mei 2012 memberi tema atau topic 13 Orang Ditangkap, OMPB Kibarkan Bintang Kejora di Lapangan Theys Eluay dan pada Harian Cenderawasih Pos diberikan Tema 50-an Bintang Kejora Berkibar di Serui. Kompas menjelaskan bahwa pengibaran bendera Bintang Kejora terjadi pada saat peringatan integrasi Papua dalam NKRI pada 1 Mei, sedangkan dalam harian Cenderawasih Pos menjelaskan bahwa pengibaran bendera Bintang Kejora terjadi saat adanya aksi demo damai mendukung dibukanya Kantor Parlemen West Papua di Amerika (20/4). Dua peristiwa dengan aksi yang sama, yaitu pengibaran bendera Bintang Kejora dalam rangka integrasi Papua dalam NKRI dan mendukung peluncuran International Parlementarian for West Papua (ILWP) di Amerika. Pada dasarnya kedua peristiwa ini adalah peristiwa penting, yang mana berkaitan dengan kepentingan rakyat Papua. Peringatan integrasi, dimana orang Papua menyadari bahwa peristiwa integrasi 1 Mei 1963 adalah sebuah sejarah buruk bagi orang Papua di masa lampau sampai sekarang ini dan pembukaan kantor parlemen sebagai wadah bagi orang untuk memperoleh dukungan agar hak asasi mereka kembali ditegakkan. Secara umum, pengibaran bendera Bintang Kejora ini sebagai bentuk perlawanan, bahwa orang Papua adalah bangsa yang telah merdeka. Memiliki simbol identitas yang layak ditampilkan, tapi selalu dibatasi dengan tindakan aparat yang brutal sampai harus merenggut nyawa banyak orang yang tidak bersalah. Berdasarkan kedua tema ini, pada intinya hendak menyampaikan peristiwa pengibaran bendera Bintang kejora, hanya saja peristiwa ini terjadi dalam konteks yang berbeda. Kompas menyampaikan bahwa peristiwa pengibaran bendera Bintang Kejora terjadi di Sentani dan Cenderawasih Pos memberitakan peristiwa pengibaran di Serui. Lapangan Theys Eluay terletak di Sentani, tepat dimana peristiwa pengibaran bendera Bintang Kejora ini terjadi, jalur utama lalu lintas dari bandara menuju ke kota Jayapura dan sekitarnya. Disini juga merupakan tempat makam (Alm) Theys Eluay. Sehingga setiap peristiwa yang terjadi di lapangan ini, menjadi tontonan publik. Sebagaimana peristiwa pengibaran selalu menjadi agenda utama aparat TNI/Polri dalam hal pengamanan, yang selalu terjadi pada saat peringatan HUT Papua, ataupun peringatan integrasi Papua dalam NKRI dan bahkan peristiwa serupa seperti di Serui, terkait pembukaan Kantor Parlemen West Papua di Amerika atau 4

5 bahkan hal lainnya yang berkaitan/berlabel West Papua selalu diwaspadai oleh aparat. Sebagai media massa lokal, Cenderawasih Pos menampilkan peristiwa pengibaran bendera Bintang Kejora di Serui pada halaman utama, sebagai informasi kepada publik bahwa ada lagi satu peristiwa yang terjadi bagi orang Papua, yaitu pengibaran 50-an bendera Bintang Kejora. Tema besar yang terpampang menghiasi halaman utama surat kabar lokal di wilayah itu tentunya menjadi perhatian utama dari kebanyakan orang untuk mengetahui detail peristiwa yang terjadi. Namun dilain sisi, melihat tema utama yang dimuat dalam harian Kompas, lebih menonjolkan jumlah tersangka yang ditangkap terkait peristiwa pengibaran bendera dan kemudian diberi tema kecil OMPB Kibarkan Bintang Kejora di Lapangan Theys Eluay. Pada penempatan berita, Kompas menempatkan peristiwa ini pada halaman Nusantara. Sebagai media nasional, meskipun masalah Papua adalah masalah politik, tetapi hal ini berkaitan pula dengan keutuhan NKRI sehingga berita pada halaman Nusantara menjelaskan bahwa, setiap berita di halaman Nusantara merupakan peristiwa nasional yang berkaitan dengan bangsa Indonesia, sehingga peristiwa yang dimuat dalam halaman ini menjadi perhatian khusus bagi khalayak untuk mencermati masalah utama di Indonesia Analisis Superstruktur a. Pemberitaan Kompas 02 Mei 2012 Alur dari wcana ini tentang pengibaran Bendera Bintang Kejora di Lapangan They Eluay. Dimana wartawan menggiring khalyak untuk menikmati wacana yang dijelaskan terkait dengan pengibaran bendera Bintang Kejora yang terjadi. Pengibaran bendera bintang kejora terkait peringatan 1 Mei 1963, yang diyakini sebagai proses aneksasi Papua dalam NKRI. Pada wacana ini wartawan menanggapi adanya peristiwa pengibaran bendera terkait integrasi Papua dalam NKRI. Seperti sudah dijelaskan sebelumnya, proses integrasi merupakan peristiwa yang buruk dimata orang Papua pada umumnya. Sehingga pesan yang disampaikan melalui pengibaran adalah pesan perlawanan terhadap peristiwa intergrasi yang telah terjadi di tahun 1963, bahwa bendera Bintang Kejora akan tetap berkibar walaupun Papua adalah bagian dari NKRI, karena peristiwa integrasi adalah sesuatu yang tidak sah di mata orang Papua. 5

6 Kepala Polres Jayapura Ajun Komisaris Besar Wantri Yulianto menjelaskan, sekitar 300 personel Polri dilibatkan, termasuk 30 anggota Brimob Polda Papua, mengamankan kota Jayapura dan sekitarnya. Sebagai ibukota provinsi Papua, Jayapura sebagai salah satu kota dengan kepadatan penduduk yang tinggi. Sehingga jumlah personil aparat keamanan yang begitu besar jumlahnya bagi wartawan adalah infomasi penting bagi warga Jayapura dan sekitarnya, agar tidak masalah beraktivitas diluar rumah. Karena seringkali, tanggal 1 Mei adalah tanggal yang menegangkan bagi orang Papua untuk tidak beraktivitasd di luar rumah terlalu lama, wilayah yang tidak kondusif. Adanya penonjolan jumlah personel oleh wartawan, membentuk pencitraan terhadap aparat bahwa mereka telah menjalankan fungsi mereka dengan baik. Mereka tersebar di Lapangan Theys Hiyo Eluay, Bandara Sentani, SPBU, Kompleks Pertokoan, dan warung makan Ini merupakan area dimana wartawan menyampaikan bahwa: aparat ada di wilayah ini, jika ada peristiwa brutal terjadi, jauhi areal tersebut karena berbahaya (terjadi kontak senjata, peluru nyasar, dsb). Tetapi di lain sisi, wartawan memperoleh citra positif dari khalayak (oknum pengibar), bahwa aparat telah siaga, sehingga mereka waspada dalam melakukan tindakkan brutal lainnya. Pengamanan tak hanya 1 Mei oleh OMPB, tetapi juga apel bersama peringatan hari integrasi dalam NKRI, pengamanan Komite Nasional Papua Barat yang bergerak ke kota Jayapura, 42 km dari Sentani dan menjaga keamanan dan ketertiban warga, kata Yulianto. Wartawan melalui narasumber menyampaikan alasan digelarnya pengamanan wilayah Jayapura dan sekitarnya terkait 1 Mei. Dalam paragraf ini juga menjelaskan tentang aktivitas yang berlangsung dalam proses pengamanan yang dilakukan. Hal ini pun menggambarkan bahwa organisasi Papua seperti OMPB adalah salah satu yang menjadi objek perhatian aparat dalam melakukan tindakan yang melanggar hukum, sehingga butuh pengamanan ektra jika kegiatan dilakukan oleh organisasi tersebut. Doa bersama kelompok OPMB itu berlangsung pukul WIT, dilanjutkan dengan pengibaran bendera Bintang Kejora sekitar pukul WIT Pukul WIT bendera Bintang Kejora dikibarkan di Lapangan Theys Eluay. Tepat saat matahari terik semakin bersinar memancarkan sinarnya. 6

7 Sebagaimana kibaran bendera Bintang Kejora sebagai simbol panggilan suci bagi para leluhur untuk dibebaskan dari kehidupan yang fana di dunia yang penuh derita. 1 Peserta adalah masyarakat biasa dan sebagaian besar dari Pegunungan Tengah Papua Secara tidak langsung wartawan menyampaikan bahwa orang-orang yang tergabung dalam OMPB adalah masyarakat Pegunungan Tengah. Kelompok ini adalah nama kelompok pro-kemerdekaan Papua di wilayah Pegunungan Tengah. Juga menjelaskan bahwa peristiwa pengibaran dilakukan oleh orang-orang dari Pegunungan Tengah. Polisi menangkap 13 pelaku pengibaran bendera bintang kejora, termasuk koordinator lapangan Darius Kogoya (23). Bintang Kejora berkibar beberapa detik sebelum polisi membubarkan paksa. Barang bukti ikut ditahan adalah busur, panah, bendera, dan tiang bendera. Mereka ditangkap dengan tuduhan pelaku tindakan makar. 13 orang ditangkap sebagai tema dari wacana berita yang menjadi dasar awal bagi wartawan untuk mencitrakan aparat sebagai pihak yang bertanggung jawab terhadap keamanan dan ketertiban masyarakat berhasil melakukan tugas mereka. Dengan menangkap koordinator pun menjadikan citra aparat bertambah, bahwa pengamanan yang dilakukan tidak sia-sia disertakan barang bukti yang ada menguatkan aparat untuk menjadikan para pengibar sebagai tersangka yang melanggar hukum dan layak dihukum. Apalagi aparat menjadikan tersangka sebagai pelaku tindakan makar. Sehingga secara tidak langsung wartawan sebagai komunikator menyampaikan informasi bahwa pihak aparat telah bertanggung jawab dengan baik. Belum ada status tersangka atau lainnya. Kami hanya mau minta keterangan secara intensif. Atas dasar apa mereka menaikan bintang kejora. Padahal kami sudah larang jauh hari sebelumnya, bahkan sejak pagi kami sudah larang, kata Yulianto. Kembali wartawan mengorek informasi dari Kapolres sebagaimana peristiwa ini sebelum dan sesudah berlangsung. Hal ini menjelaskan pula bahwa aparat sudah memberikan perhatian terhadap ini dan melalui pernyataan ini wartawan menjelaskan bahwa sesungguhnya aparat telah bekerja sesuai dengan prosedur yang berlaku dalam departemen kepolisian. Sehingga hal ini pun menjelaskan bahwa sebenarnya yang namanya aparat itu tidak brutal dan sebagainya. 1 Ibid, hal 4 7

8 Aleks Kosay mengatakan, aksi demo itu berlangsung di dua tempat, yakni kota Jayapura oleh Komite Nasional Papua Barat dan OMPB di Sentani. Mereka menyampaikan sejumlah kasus pelanggaran HAM. Kami tidak menyampaikan aspirasi dengan kekerasan lagi, tetapi lebih menekankan aspek demokrasi dan keterbukaan. Caranya seperti itu. Kami tidak mau rakyat Papua jadi korban lagi, katanya. Wartawan tidak hanya memilih narasumber dari pihak pemerintah, tetapi dari rakyat pun dipilih, agar pernyataan dalam menguatkan wacana yang dibentuk oleh wartawan sebagai komunikator tidak melibatkan pendapat wartawan semata dalam memberikan kesimpulan terhadap peristiwa yang terjadi. Sehingga alur berita dibuat oleh komunikator dengan penjelasan bahwa peristiwa yang terjadi tidak harus terusterusan berlangsung dengan kekerasan aparat maupun warga. Sebagaimana demokrasi di Indonesia, orang Papua juga mau diperlakukan adil dalam menyampaikan pendapat agar tidak ada korban lagi. b. Pemberitaan Cenderawasih Pos Tanggal 21 April 2012 Dalam wacana ini, wartawan menginformasikan tentang bendera Bintang Kejora yang dikibarkan di Serui, Kabupaten Kepulauan Yapen, provinsi Papua sebagai bentuk dukungan warga Papua atas pembukaan Kantor Parlemen West Papua di Amerika (20/4). Wartawan menjelaskan alur pemberitaan dalam wacana ini mulai dengan pembukaan kantor ILWP yang disusul antusiasme warga yang mendukung dibukanya kantor tersebut dengan melakukan aksi demo sambil mengibar-ngibarkan bendera Bintang Kejora yang jumlahnya sekitar 50-an. Informasi yang diterima Cenderawasih Pos, demo yang dimulai sekitar pukul WIT di panggung pelataran pantai Wombai, Serui dipimpin oleh Edison Kendi, yang mengaku sebagai wakil gubernur transisi wilayah Saireri Pada wacana ini, wartawan menyatakan perhatian terhadap pimpinan aksi, yang melakukan demo di sebuah panggung dekat pantai. Dimana Serui merupakan sebuah kabupaten di Provinsi Papua yang sebagian besar pulaunya dikelilingi oleh air laut, juga masih berada dalam geopolitik Indonesia. Hal lainnya yaitu, demo dipimpin oleh diakui seorang yang notabene adalah wakil gubernur transisi wilayah Saireri. Dengan demikian, menjelaskan atribut sosial dari wakil gubernur transisi menjelaskan bahwa di Serui telah terjadi pergerakkan oleh aktor pro-kemerdekaan Papua, dan sedang dalam masa peralihan. Massa berkumpul pada empat titik, yaitu Distrik Angkaisera berkumpul di Kampung Warari, Distrik Kosiwo dan Kampung Mariadei berkumpul di Stadion 8

9 Marora Serui, Kampung Mantembu dan Distrik Pantura kumpul di Mantembu, kemudian Distrik Ambai dan Yapbhar berkumpul di Kelurahan Tarau Tidak hanya dipimpin oleh seorang wakil gubernur tapi antusiasme warga pun tidak sedikit, tetapi dari beberapa distrik sehingga mencapai seribu lebih. Ini menunjukkan bahwa adanya dukungan yang begitu besar untuk memperjuangkan hak orang Papua. tidak hanya dari sati kampung, tetapi dari banyak kampung, ini menunjukkan kepedulian yang besar pula dari individu bahkan kelompok demi memperjuangkan hak hidup dan kesejahteraannya. Dalam orasinya, massa menuntut pembebasan tapol/napol Forkorus Yaboisembut dan Edison Worumi. Meminta pemerintah Indonesia untuk mengakui adanya pelanggaran HAM yang terjadi di Tanah Papua dan kepada masyarakat yang berada di wilayah Kabupaten Kepulauan Yapen agar tidak mengikuti pemilu Selain menyuarakan keadilan yang sampai saat ini belum terselesaikan, sikap ketidakpedulian serta memberontak adalah hal-hal yang kelak dilakukan ketika pemerintah tidak mempedulikan setiap aspirasi dan juga apa yang menjadi suara rakyat dalam memperjuangkan hak asasi orang Papua. Adanya penekanan oleh wartawan dalam penyampaiannya, dimana menggambarkan wartawan sebagai komunikator tetapi juga sebagai individu yang merasakan apa yang dirasakan masyarakat saat itu. Selain itu, kata pemerintah Indonesia, mengungkapkan tentang segala ketidakadilan yang terjadi atas orang Papua adalah tanggung jawab pemerintah Indonesia. Koordinator Foker LSM Papua wilayah Teluk Cenderawasih Aston Situmorang ketika dikonfirmasi wartawan mengatakan, mereka melakukan unjuk rasa ini seperti merayakan pembentukan International Parlementarian of West Papua (ILWP). Warga lalu membawa bendera bintang kejora sekitar 50- an lembar dan membentangkannya. Wartawan menambahkan dengan menggunakan pernyataan narasumber untuk menjelaskan detail unjuk rasa yang terjadi. Dimana narasumber adalah aktivis LSM yang juga turut memperjuangkan hak-hak hidup suatu masyarakat. Pembukaan kantor ini pun harus melalui persetujuan Indonesia dan Amerika, sebab Papua masih dalam wilayah NKRI. Hal ini memungkinkan kerjasama bilateral kedua negara akan mengalami kepincangan jika tidak ada konfirmasi kedua pihak. Terlebih lagi bendera Bintang Kejora digunakan dalam aksi unjuk rasa ini. Secara positif wartawan turut berperan sebagai aktor dalam membentuk pencitraan warga untuk mengambil 9

10 perhatian pemerintah atas apa yang sudah terjadi, dan berharap adanya feedback yang baik terkait pula dengan tuntutan yang dilontarkan dalam orasi yang berlansgung. Bendera bintang kejora yang diusung warga seperti bendera biasa yang kerap dikibarkan dengan rata- rata ukuran bendera sekitar 2x3 dan 3x4 meter. Bendera yang mereka bawa seperti ukuran bendera biasanya, tuturnya. Wartawan mengkonstruksikan pernyataan dari narasumber sebagai gambaran ukuran bendera yang dikibarkan. Sebagaimana kita ketahui bahwa bendera adalah sebauh tanda atau panji bagi suatu bangsa/wilayah. Dalam wacana ini, bendera yang digunakan adalah bendera dengan ukuran rata-rata, yakni tidak ada yang lebih besar ukurannya, atau kecil. Hal ini menunjukkan meskipun banyak, tetapi satu tujuan yang ingin dicapai. Aston Situmorang mengungkapkan, polisi sama sekali tidak melarang, justru polisi menfasilitasi. Kondisi disini sempat sepi, lengang, tidak ada aktivitas,, mungkin warga khawatir, tapi aman, jelasnya. Berdasarkan pernyataan narasumber berikutnya yang diinformasikan oleh wartawan menjadi bagian dari wacana yang dibangun untuk menggambarkan sisi lain dari peristiwa yang terjadi berdasarkan konteks peristiwa yang terjadi saat itu. Karena seringkali, peristiwa serupa sulit ditebak situasi dan kondisinya. Kabid Humas Polda Papua AKBP Drs. Johannes Nugroho Wicaksono dalam pesan singkat membenarkan adanya aksi unjuk rasa ribuan warga sambil membawa bendera Bintang Kejora. Aksi demo mereka berjalan damai dan aman. Demo berlangsung pukul WIT. Wacana ini menggambarkan bahwa sebenarnya setiap aksi unjuk rasa atau demo yang berlangsung atas komunikasi yang baik antara pihak aparat dengan warga sesungguhnya berdampak baik, bahkan keamanan tetap kondusif tanpa harus adanya korban yang meninggal dan sebagainya. Dibandingkan dengan peristiwa lainnya, yang pada umumnya brutal dan walaupun di kota Serui massa sekitar seribu lebih, tapi mereka mampu menjaga keamanan kota. 10

11 5.3.3 Analisis Struktur Mikro Tabel 5.2 Analisis Struktur Mikro Dalam Pemberitaan Hal Yang Diamati Elemen Pemberitaan Harian Kompas Tanggal 02 Mei 2012 Pemberitaan Harian Cenderawasih Pos Tanggal 21 April 2012 Semantik (Makna yang ingin ditekankan Latar - Ada dua gambar yang menjadi fokus wartawan sebagai media dari wacana ini. Gambar pertama tampak warga sedang berkumpul sambil mengibarngibarkan dalam teks bendera bintang kejora. berita) Sedangkan gambar dua adalah sisi lain dari tempat warga ini berkumpul yang juga nampak sebuah panggung yang dikerumuni banyak orang yang mengibarkan bendera bintang kejora. Detail Tema berita pada Harian Kompas mengandung makna implisit yang dalam wacana ini, dimana wartawan menunjukkan citra aparat sebagai penanggung jawab keamanan telah melakukan tanggung jawab dengan professional, ditambah dengan jumlah pengibar serta barang bukti yang telah diamankan dengan tanpa melakukan kekerasan, seperti halnya kita ketahui dalam menangani massa biasanya aparat lebih cenderung melakukan kekerasan sampai pada penembakkan yang berujung pada kematian. Maksud Dalam berita atau wacana ini, Dalam berita ini wartawan 11

12 Praanggapan wartawan menjelaskan bahwa peringatan 1 Mei yang diyakini masyarakat Papua sebagai proses aneksasi Papua dalam NKRI diawali dengan ibadah bersama yang diikuti 50 orang yang tergabung dalam OMPB (Organisasi Masyarakat Papua Barat) dilapangan Theys Hiyo Eluay, Sentani. Selain itu, aparat tak hanya melakukan pengamanan tetapi juga apel bersama peringatan hari integrasi dalam NKRI. Selanjutnya, polisi menangkap 13 orang yang mengibarkan bendera bintang kejora. Mereka ditangkap dengan tuduhan pelaku tindakkan makar, mengibarkan bendera bintang kejora. Pengibaran bendera bintang kejora terkait peringatan 1 Mei 1963, yang diyakini sebagai proses aneksasi Papua dalam NKRI, menyampaikan pesan mengenai bendera bintang kejora yang berkibar di kota Serui. Bukan hanya satu tetapi sekitar 50-an jumlahnya. Hal ini dilakukan berkaitan dengan peluncuran atau dibukanya kantor International Parlementarian of West Papua (ILWP) di Amerika pada 20 April lalu. Namun hal ini tidak berlangsung lama, karena adanya peringatan dari Kapolres setempat. Lalu warga kembali menyimpan atribut-atribut tersebut. Meskipun ada aksi demikian, namun kondisi di kota Serui tetap aman dan terkendali. Aktivitas warga pun berjalan normal. Mereka menyampaikan sejumlah kasus pelanggaran HAM, Mereka ditangkap dengan tuduhan pelaku tindakkan 12

13 Sintaksis (Bagaimana pendapat disampaikan) makar, mengibarkan bendera bintang kejora, Nominalisasi - - Bentuk Kalimat Intensif, Aspirasi, Transisi, Koherensi Kapolres Jayapura Ajun Komisaris Besar Wantri Yulianto yang mengatakan, Pengamanan tak hanya peringatan 1 Mei oleh OMPB Aleks Kosay, tokoh pemuda dari Wamena, Papua yang hadir di lapangan Theys mengatakan, Kami tidak menyampaikan aspirasi dengan kekerasan lagi, tetapi lebih menekankan aspek demokrasi dan keterbukaan. Caranya seperti itu, kami tidak mau rakyat Papua jadi korban lagi, katanya. Mereka menyampaikan kasus pelanggaran HAM, Stilistik (Pilihan Kata apa yang dipakai) kami tidak mau rakyat Papua dijadikan korban lagi,. Kata Ganti Apel Pendemo, Longmarch, Lengang, Leksikon Aneksasi, Integrasi, Makar Orasi, Tapol/Napol, Pengibaran Bendera 13

14 Retoris (Bagaimana dan dengan cara apa penekanan dilakukan) Grafis - Gambar 1 Suasana demo di Serui, tampak sebuah panggunh dengan beberapa orang diatasnya dan massa yang begitu banyak, berdiri sambil mengibarngibarkan bendera Bintang Kejora. Gambar 2 Tampak massa yang bergerak/berjalan dengan mengibarkan bendera Bintang Kejora, adapula yang sedang bercengkrama, dan juga demo ini tidak hanya diikuti oleh kaum pria, tetapi juga wanita seperti yang ada pada gambar. Kedua gambar diatas merupakan, gambar yang dijadikan wartawan sebagai bukti 14

15 wacana yang diberitakan, secara eksplisit gambar ini menjadikan khlayak tertarik terhadap isi berita, yakni suasana demo di Serui, Kabupaten Kepulauan Yapen dalam rangka mendukung peluncuran ILWP yang diwarnai dengan pengibaran sekitar 50-an bendera Bintang Kejora, Jumat (20/4). Metafora - - Ekspresi Skema/Ringkasan Analisis Wacana Pengibaran Bendera Bintang Kejora Berdasarkan Struktur Wacana Van Dijk. Tabel 5.3 Ringkasan Analisis Wacana Pengibaran Bendera Bintang Kejora Struktur Wacana Van Dijk Struktur Makro Superstruktur Struktur Mikro Harian Kompas: 13 Orang Ditangkap Pengibaran bendera bintang kejora terkait peringatan 1 Semantik: Secara eskplisit wacana ini adalah sebuah (OPMB Kibarkan Bintang Kejora Di Lapangan Theys) Mei 1963, yang diyakini sebagai proses aneksasi Papua dalam NKRI. peristiwa nyata terjadi sehingga diinformasikan kegiatannya. Namun secara implisit berdasarkan alasan terkait pengibaran bendera Bintang Kejora, ini adalah sebuah upaya perlawanan yang terjadi. Sintaksis: - Stilistik: Aneksasi. Aneksasi adalah pengambilan paksa tanah atau wilayah milik negara lain, (As Ari, 2006:21). Kata ini digunakan untuk menunjukkan makna bahwa pada tahun 1963 NKRI telah mengambil alih wilayah Papua dengan paksaan. Retoris: 15

16 Peringatan, kata ini merupakan penjelasan dari sesuatu hal/peristiwa yang diperingati, yang dianggap sebagai hal penting untuk diingat. Kepala Polres Jayapura Ajun Komisaris Besar Wantri Yulianto menjelaskan, sekitar 300 personel Polri dilibatkan, termasuk 30 anggota Brimob Polda Papua, mengamankan kota Jayapura dan sekitarnya. Semantik: Pada pernyataan ini, wartawan lebih menonjolkan tentang jumlah aparat, dengan menyebutkan jumlah personel yang dilibatkan dalam pengamanan 1 Mei 300 personel Polri dilibatkan,termasuk 30 anggota Brimob Namun secara tidak langsung, pernyataan ini memberi arti bahwa untuk mengatasi orang Papua, dibutuhkan tenaga militer/dalam hal ini aparat dengan jumlah banyak. Persoalan lain, ada ketakutan dari pihak pemerintah gerakan ini akan berkembang dan mendapat dukungan internasional. Secara yang dimaksudkan dalam konteks ini ialah pengamanan jalannya peringatan 1 Mei. Sintaksis: Penjelasan terkait jumlah personel oleh Kapolres kepada wartawan, menunjukkan pencitraan diri aparat yang cukup banyak dibanding lawan. Stilistik: - Retoris: - Mereka tersebar di Lapangan Theys Hiyo Eluay, Bandara Sentani, SPBU, Kompleks Pertokoan, dan warung makan Semantik: Wartawan memberikan penekakanan kepada tempat sebagai fokus dari pernyataan ini. Sebagaimana Lapangan Theys, Bandara, SPBU, Kompleks Pertokoan dan warung makan, adalah tempat umum, siapa saja mengunjungi tempat- 16

17 tempat ini. Dengan maksud agar, setiap orang yang masuk/keluar di tempat ini perlu diwaspadai dan diawasi setiap laku mereka. Selain itu, bagi masyarakat perlu waspada untuk melalui titik-titik pengamanan yang sudah ditetapkan. Sintaksis: Secara gambalang wartawan menginformasikan mengenai area titik pengamanan yang merupakan wilayah rawan konflik, karena bisa menjadi sasaran perusakan. Stilistik: - Retoris: Lapangan Theys Hiyo Eluay. Kata ini tidak hanya pada sub-tema tetapi dalam isi pemberitaan juga disebutkan beberapa kali untuk menjelaskan tempat. Sehingga terjadi pengulangan dalam menyebutkan nama Lapangan Theys Hiyo Eluay. Secara tidak langsung wartawan memberi pencitraan sendiri terhadap sosok Theys Eluay, yang merupakan tokoh pejuang kemerdekaan Papua. Pengibaran bendera yang terjadi di Lapangan Theys selain sebagai bentuk perlawanan juga sebagai bentuk penghormatan terhadap Theys Eluay, dimana di lapangan ini pula makam Theys berada. Pengamanan tak hanya 1 Mei oleh OMPB, tetapi juga apel bersama peringatan hari integrasi dalam NKRI, pengamanan Komite Semantik: Sintaksis: Apel disini bukan merujuk kepada buah apel yang sering dimakan, tapi kata Apel digunakan pada instansi-instansi pemerintah untuk menjelaskan 17

18 Nasional Papua Barat yang bergerak ke kota Jayapura, 42 km dari Sentani dan menjaga keamanan dan ketertiban warga, kata Yulianto. kegiatan, yakni upacara. Sedangkan Integrasi sendiri merupakan penyatuan atau penggabungan, (As Ari, 2006:81). Stilistik: - Retoris: - Doa bersama kelompok OPMB itu berlangsung pukul WIT, dilanjutkan dengan pengibaran bendera Bintang Kejora sekitar pukul WIT Semantik: Doa adalah sebuah permohonan kepada Tuhan. Orang beriman atau orang beragama pasti memanjatkan Doa sebelum dan sesudah melakukan aktivitas sehingga apa yang boleh terjadi seturut dengan maksud Tuhan. dilanjutkan dengan pengibaran bendera, mengutip NN yang mengatakan Makan tidak makan kami siap, mau panas atau hujan kami siap, mereka tidak tahu apa yang kami rasa, ditangkap atau dibunuh kami siap. Pengibaran bendera yang terjadi siang hari, tepat jam WIT, merupakan waktu yang sudah direncanakan oleh pengibar, yang mana doa yang telah dipanjatkan dengan motto yang dipegang, pengibar dengan berani melakukan pergerakannya untuk menyampaikan perlawanan terhadap rezim berkuasa. Sintaksis: - Stilistik: - Retoris: - Peserta adalah masyarakat biasa dan sebagaian besar dari Pegunungan Tengah Semantik: Wartawan mengajak khalayak untuk melihat aktor dari peristiwa ini yang adalah masyarakat 18

19 Papua Pegunungan Tengah, Papua. Geografis Papua tidak hanya Lautan/Pesisir tetapi dibagi menjadi beberapa wilayah, yakni wilayah Pegunungan, Wilayah Pesisir dan Lembah. Dimana dalam sejarah orang Papua, pelanggaran HAM dan diskriminasi pemusnahan etnis Papua terbanyak di wilayah pegunungan. Kehadiran orang Pegunungan untuk melakukan pergerakkan perlawanan adalah suatu hal yang pantas untuk menuntut keadilan. Dalam konteks 1 Mei sebagai integrasi dalam NKRI digunakan sebagai waktu yang tepat untuk beraksi. Sintaksis: - Stilistik: - Retoris: - Polisi menangkap 13 pelaku pengibaran bendera bintang kejora, termasuk koordinator lapangan Darius Kogoya (23). Bintang Kejora berkibar beberapa detik sebelum polisi membubarkan paksa. Barang bukti ikut ditahan adalah busur, panah, bendera, dan tiang bendera. Mereka ditangkap dengan tuduhan pelaku tindakan makar. Semantik: Sintaksis: Dalam pernyataan ini disebutkan kata pelaku, kata ini merujuk kepada individu/kelompok yang melakukan pengibaran. Selanjutnya ada kata koordinator, ini menjelaskan tentang individu/orang yang mengatur berlangsungnya pengibaran bendera. Stilistik: Makar adalah perbuatan untuk menjatuhkan pemerintahan yang sah, (As Ari, 2006:117). 19

20 Retoris: Adanya penonjolan berita terkait barang bukti, yang merupakan alat tradisional Papua, yaitu busur dan Panah. Busur dan panah digunakan saat perang dan berburu. Bendera sendiri adalah bendera Bintanhg Kejora, yang dikibarkan. Kibaran bendera sebagai pesan perlawanan dan alat tradisional sebagai alat yang digunakan untuk melawan musuh/mangsa atau menjaga diri ketika berburu. Sedangkan dalam konteks Papua, berburu yang peneliti maksudkan adalah berburu hak sebagai sebuah bangsa. Belum ada status tersangka atau lainnya. Kami hanya mau minta keterangan secara intensif. Atas dasar apa mereka menaikan bintang kejora. Padahal kami sudah larang jauh hari sebelumnya, bahkan sejak pagi kami sudah larang, kata Yulianto. Semantik: Dalam pernyataan ini yang ingin ditonjolkan oleh wartawan terhadap khalayak adalah mengenai alasan para pelaku pengibarkan bendera. Dengan mengutip pernyataan dari Kapolres, secara langsung telah menjelaskan tentang himbauan aparat keamanan yang tidak diindahkan. Namun secara tidak langsung, wartawan juga ingin menampilkan apa makna dari pengibaran bendera sesuai dengan kognisi para tersangka. Sintaksis: keterangan secara intensif, yang dimaksudkan dengan kata intensif adalah (secara) sungguhsungguh; tekun; secara giat, (Burhani MS, 2006:221). Sehingga yang dimaksud pada elemen ini adalah tentang bagaimana citra aparat dalam melakukan pekerjaan mereka secara professional dan bertanggung jawab. 20

21 Stilistik: Tersangka, kata ini untuk menerangkan pelaku (lihat analisis penjelasan sebelumnya). Retoris: - Aleks Kosay mengatakan, aksi demo itu berlangsung di dua tempat, yakni kota Jayapura oleh Komite Nasional Papua Barat dan OMPB di Sentani. Mereka menyampaikan sejumlah kasus pelanggaran HAM. Kami tidak menyampaikan aspirasi dengan kekerasan lagi, tetapi lebih menekankan aspek demokrasi dan keterbukaan. Caranya seperti itu. Kami tidak mau rakyat Papua jadi korban lagi, katanya. Semantik: Dengan mengatakan aksi demo berada di dua tempat, yakni kota Jayapura oleh KNPB dan di Sentani oleh OMPB. Melalui pernyataan ini wartawan mengajak khalayak untuk memahami maksud kegiatan yang dilakukan oleh organisasi ini. Dalam sebuah organisasi, yang diperjuangkan adalah visi/misi organisasi tersebut. Sehingga dalam konteks pengibaran bendera bintang Kejora saat itu pun OMPB dan KNPB melakukannya atas nama organisasi mereka sebagai sebuah kelompok yang memperjuangkan jati diri orang Papua. Sintaksis: - Stilistik: Aleks Kosay dalam pernyataannya yang menyatakan kami tidak mennyampaikan aspirasi, Aspirasi adalah cita-cita; tuntutan (kearah perbaikan nasib); penuntutan (perorangan); kehendak (akan kelayakan hidup), (Burhani MS, 2006:221). Kata ini digunakan untuk menyebut kan beberapa hal sekaligus sesuai dengan arti yang ada. Dimana aspirasi adalah salah cara yang dilkukan oleh masyarakat agar suara mereka didengar dengan tanpa adanya kekerasan. 21

22 Retoris: - Harian Cenderawasih Pos: 50-an Bintang Kejora Berkibar di Serui Informasi yang diterima Cenderawasih Pos, demo yang dimulai sekitar pukul WIT di panggung pelataran pantai Wombai, Serui dipimpin oleh Edison Kendi, yang mengaku sebagai wakil gubernur transisi wilayah Saireri Semantik: Wartawan memberi informasi bahwa ada demo di Serui sejak pukul WIT yang dipimpin oleh seorang yang mengaku sebagai gubernur transisi wilayah Saireri. Dengan wacana ini, wartawan menuntun khlayak untuk melihat adanya sebuah pemerintahan yang telah berlangsung dan sedang dalam masa peralihan. Juga secara tidak langsung wartawan menyampaikan bahwa ada suatu pemerintahan yang berlangsung di wilayah ini dan untuk mendukung dibukanya kantor ILWP di Amerika yang bagi masyarakat adalah hal baik dan bagi sebuah pemerintahan itu termasuk perpanjangan tangan atas pemerintahan (prokemerdekaan) maka Edison Kendi dengan bangga mengakui dirinya sebagai bagian dari pemerintahan tersebut, sebagai seorang pemimpin dan memiliki power. Hal ini pun, dengan melakukan pencitraan diri yang dilakukan, ini sebagai perlawan terhadap pemerintahan yang ada, seolah dengan menantang, dengan menunjukkan identitas diri sebagai seorang wakil gubernur dan pemerintahanya. Sintaksis: Dalam wacana ini, wartawan menggunakan kata demo, sebagai kata lain untuk menggantikan kata unjuk rasa. Stilistik: Transisi, atau masa peralihan. Wartawan dalam 22

23 wacana ini menjelaskan tentang status dari pimpinan demo, yang sebagai wakil gubernur transisi wilayah Saireri. Hal ini secara tidak langsung menjelaskan tentang suatu masa yang disebut peralihan. Peralihan yang dimaksud adalah, peralihan sebuah pemerintahan dalam mempersiapkan pemimpin yang baru di wilayah ini. Retoris: - Massa berkumpul pada empat titik, yaitu Distrik Angkaisera berkumpul di Kampung Warari, Distrik Kosiwo dan Kampung Mariadei berkumpul di Stadion Marora Serui, Kampung Mantembu dan Distrik Pantura kumpul di Mantembu, kemudian Distrik Ambai dan Yapbhar berkumpul di Kelurahan Tarau Semantik: Wacana ini menjelaskan bahwa antusiasme warga sangat besar dalam mengikuti demo yang berlangsung dalam rangka pembukaan kantor ILWP di Amerika. Dengan menunjukkan jumlah kampung, secara tidak langsung telah menggambarkan jumlah orang yang mengikuti aksi demo ini. Juga dengan menyebutkannya, wartawan memberikan citra positif terhadap mereka yang tergabung dalam aksi ini, dengan meninggalakan tempat tinggal mereka, bergabung untuk mendukung sebuah wadah baru bagi orang Papua dalam memperjuangkan keadilan dan perlawanan terhadap hak asasi orang Papua yang selama ini mengalami banyak ketidakadilan. Sintaksis: - Stilistik: - Retoris: - 23

24 Dalam orasinya, massa menuntut pembebasan tapol/napol Forkorus Yaboisembut dan Edison Worumi. Meminta pemerintah Indonesia untuk mengakui adanya pelanggaran HAM yang terjadi di Tanah Papua dan kepada masyarakat yang berada di wilayah Kabupaten Kepulauan Yapen agar tidak mengikuti pemilu Semantik: Forkorus Yaboisembut dan Edison Worumi merupakan tokoh kemerdekaan Papua yang mana dalam wacana ini wartawan menjelaskan status mereka sebagai Tahanan Politik. Dalam orasi yang dilakukan, tuntutan pembebasan dilakukan karena mereka adalah tokoh penting bagi orang Papua, dan memiliki pengaruh besar untuk menciptakan keamanan di Papua. Keduanya ditangkap terkait dengan peristiwa pada Kongres Papua Ke-III, tahun Adapun penekanan berita terhadap pelanggaran HAM di Papua, yang bukan lagi sebuah rahasia bagi dunia atas pelanggaran HAM yang terjadi. Sehingga wacana ini menjelaskan tentang tuntutan orang Papua terhadap pemerintah Indonesia sebagai pihak yang harus bertanggung jawab. Serta meminta masyarakat Yapen untuk tidak mengikuti Pemilu, yang merupakan sebuah pesta bagi negara-negara demokrasi, yang dalam hal ini adalah Indonesia sebagai pihak yang dituntut. Dimana secara tidak langsung pula wartawan memberikan informasi bahwa, kenapa orang Papua dituntut untuk mengikuti pemilu yang merupakan pesta demokrasi untuk memilih wakil rakyat dengan bebas, toh orang Papua tidak mendapat demokrasi itu secara baik. Kenapa tuntut demokrasi ke orang Papua, padahal Indonesia tidak melakukan hal yang sama. Ibarat orang sudah dikasih nasi, tapi masih minta disuapin. Indonesia sudah dikasih segala hal yang dimiliki Tanah Papua, tapi masih menuntut lebih tanpa memikirkan apa yang dibutuhkan orang Papua dari 24

25 apa yang mereka dapatkan. Sintaksis: - Stilistik: Dalam orasinya, Orasi = pidato (umum); pidato resmi di depan missal, (Burhani, MS, 2006:475). Orasi Poliltik adalah pidato tentang masalah politik, ( As Ari, 2006:140). Tapol/Napol adalah Tahanan Politik/Narapidana Politik. Ini untuk menyebutkan aktor yang berperan sebagai tokoh utama dalam upaya kemerdekaan Papua (Free West Papua), yang saat ini adalah tahanan di Lembaga Pemasyarakatan (LP). Dalam artian sebenarnya, Tapol (Tahanan Politik) adalah orang yang dipenjara atau ditahan karena melakukan aktivitas politik yang dinilai pemerintah mekanggar, (As Ari, 2006:203).. Retoris:- Bendera bintang kejora yang diusung warga seperti bendera biasa yang kerap dikibarkan dengan rata-rata ukuran bendera sekitar 2x3 dan 3x4 meter. Bendera yang mereka bawa seperti ukuran bendera biasanya, tuturnya. Semantik: Wartawan memberikan informasi tentang gambaran bendera yang dikibarkan, bukan bendera yang besar tapi bukan yang kecil pula. Tapi bendera yang dikibarkan memiliki ukuran yang sama, yaitu 2x3 dan 3x4. Dimana wartawan memaknai ini tidak hanya sebagai simbol perlawanan tetapi mengungkapkan sebuah kebersamaan, kesatuan, meskipun massa dengan jumlah besar, tidak ada yang memilih untuk membawa bendera yang besar, tetapi sama 25

26 sehingga tidak ada penonjolan tersendiri dan menunjukkan bahwa massa dengan latar belakang yang berbeda, walaupun sesama suku Papua, tetapi semuanya memiliki satu tujuan yang sama. Sintaksis: Usung. bintang kejora yang diusung warga..., Kata usung merupakan kata ganti dari membawa (mengangkat). Kenapa dalam kalimat ini tidak digunakan kata dikibarkan, tetapi diusung? Karena massa melakukan perjalanan jauh sambil mengangkat bendera dengan dikibarkibarkan di udara sebagaimana sebuah panji diangkat oleh mereka yang hendak berperang/menangkan sebuah perlawanan. Stilistik: - Retoris: - Aston Situmorang mengungkapkan, polisi sama sekali tidak melarang, justru polisi menfasilitasi. Kondisi disini sempat sepi, lengang, tidak ada aktivitas,, mungkin warga khawatir, tapi aman, jelasnya. Semantik: Dalam pernyataan ini, wartawan memberikan penekanan terhadap kalimat polisi sama sekali tidak melarang, sama sekali berarti tidak ada campur tangan aparat dalam peristiwa ini. Secara tidak langsung wartawan memberikan pencitraan terhadapa aparat sebagai aktor yang baik dalam melakukan kerja sama dengan massa di daerah tersebut. Sehingga keamanan di daerah ini secara tidak langsung makna yang diterima komunikan adalah sebuah keadaan yang aman, dan komunikator memenangkan wacana yang dibangunya. 26

27 Sintaksis: Lengang. Kata lengang merupakan kata ganti untuk menjelaskan suasana yaitu, sunyi sepi, tidak ramai; tidak banyak orang. Stilistik: - Retoris: - Kabid Humas Polda Papua AKBP Drs. Johannes Nugroho Wicaksono dalam pesan singkat membenarkan adanya aksi unjuk rasa ribuan warga sambil membawa bendera Bintang Kejora. Aksi demo mereka berjalan damai dan aman. Demo berlangsung pukul WIT. Semantik: Pernyataan Kapoda sebagai latar pembenaran dari peristiwa yang terjadi bahwa berlangsung dengan damai dan aman. Sebagai narasumber yaitu Kapolda yang juga sebagai aktor pemerintah yang berperan penting dalam mengkoordinir keamanan di daerah Papua. secara tidak langsung wartawan sebagai komunikator memberikan pencitraan terhadap institusi ini sebagai aktor pemerintah yang berhasil mengendalikan demo massa dengan jumlah banyak, sehingga berlangsung dengan aman. Dengan durasi waktu yang cukup lama sekitar empat jam lebih, sebuah simbol yang dipakai sebagai bentuk perlawanan yakni bendera Bintang Kejora berkibar di langit Papua dengan aman. Dimana kebenaran ini disampaikan berdasarkan informasi yang diwacanakan oleh wartawan dan secara tidak langsung, hal ini mencitrakan sebuah perlawanan yang tidak harus selalu berkahir dengan duka. Sintaksis: - Stilistik: - 27

28 Retoris: Refleksi Dari Hasil Penelitian Penelitian yang dilakukan dengan menganalisa dua buah berita dari dua media massa yang berbeda, yakni Harian Kompas dan Harian Cenderawasih Pos ini menghasilkan sebuah refleksi singkat dari peneliti terkait dengan wacana yang dibangun dari kedua media tersebut. Harian Kompas yang merupakan media nasional dan tersebar hampir di seluruh pelosok NKRI tentunya dalam mewacanakan sebuah berita, lebih mengedepankan ideloginya sebagai media massa nasional. Demikian pula dengan Harian Cenderawasih Pos yang merupakan sebuah media lokal di provinsi Papua, tentunya memiliki ideologi yang berbeda pula dengan media massa lainnya, yang dalam hal ini adalah Harian Kompas. Ada beberapa hal yang menjadi perbedaan penting dari analisis yang dilakukan oleh peneliti terkait konstruksi media tentang wacana pengibaran bendera Bintang Kejora. Dalam NKRI bendera Bintang Kejora sebagai symbol identitas/budaya orang. Hal ini terkuak dalam UU No. 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Bagi Provinsi Papua. 2 sedangkan dalam konteks Papua sekarang ini, bendera Bintang Kejora digunakan sebagai media protes/gerakan perlawanan yang dilakukan melalui aksi unjuk rasa disertai pengibaran bendera yang dilakukan dalam konteks HUT Papua, integrasi dalam NKRI dan bahkan setiap pendirian organisasi yang menjadi perpanjangan tangan orang Papua menuju kemerdekaan. Dalam pemberitaanya, kedua media massa ini tentunya melihat persoalan yang terjadi, dan dalam konteks apa barulah mulai mendekati pihak yang berkaitan dengan peristiwa tersebut untuk memperoleh informasi lebih lanjut. Demikian beberapa hal yang menjadi bangunan wacana dari kedua media massa ini, yaitu: Pertama, terkait dengan perlakuan atas peristiwa yang berkaitan dengan tema, Kompas memberi tema 13 Orang Ditangkap (OMPB Kibarkan Bintang Kejora di Lapangan Theys Eluay), dan Cenderawasih Pos memberi tema 50-an Bintang Kejora Berkibar di Serui. Hal ini merupakan kedua peristiwa yang sama, yakni pengibaran bendera Bintang Kejora hanya saja beda konteks, yaitu peringatan integrasi Papua dalam NKRI dan dukungan warga atas dibukanya kantor ILWP di Amerika. Karenanya dapat dikatakan bahwa sekalipun kedua berita ini adalah penting, tapi untuk menarik khalayak (pembaca) ada fokus 2 Ibid, hal. 5 28

29 tersendiri yang diutamakan wartawan sebagai pembuat berita, yang mana statusnya wartawan terikat dengan ideologi media tempat ia bernaung. Misal, Harian Kompas yang menempatkan prinsip kemanusiaan, yang ditanamkan oleh pendirinya. Hal ini dapat dilihat pada kalimat Amanat Hati Nurani Rakyat, dimana Kompas ingin setiap pemberitaanya benar-benar memberikan manfaat bagi masyarakat, yakni memanusiakan manusia dengan basis Ilahi (humanisme transedental). 3 Kedua, terkait dengan atribut sosial dari narasumber (aktor) dari wacana yang dibangun, yang mana dominasi aktor berperan penting bagi wartawan dalam wacana yang dibangun oleh wartawan, sehingga wacana yang disampaikan secara eksplisit adalah peristiwa yang terjadi di lapangan dan secara implisit dari pernyataan narasumber. Dengan demikian wartawan tidak memihak atau pro pada salah satu pihak. Baik wartawan Harian Kompas maupun Harian Cenderawasih Pos, seperti yang dikutip dalam wawancara sebelumnya, yang menyatakan: Kalau jadi wartawan Kompas tuh begini, jadi ada aturan main yang harus kita lakukan, diantaranya yaitu tidak memihak. Kalau ada satu persoalan, kalau bisa jangan menanyakan satu pihak saja, tapi kalau bisa semua pihak yang tersangkut dengan masalah itu, kita dekati sehingga fungsi kita adalah menjelaskan duduk soal, James Luhulima Hanya saja, Kompas lebih banyak menjadikan aparat (Kapolres) sebagai aktor pemerintah untuk menjadi narasumber dalam memberikan pernyataan, lain hal dalam wacana Cepos terkait bendera Bintang Kejora yang berkibar di Serui, pernyataan lebih didominasi oleh pihak LSM, dari awal kegiatan hingga berakhirnya proses demo massa tersebut. Ketiga, terkait dengan identifikasi masalah dan cara penyajian berita, dimana kedua media massa ini, walaupun ada perbedaan antara status lokal dan nasional, tapi alur yang disampaikan cukup asyik untuk diikuti bak sebuah cerita yang disampaikan secara rinci oleh seorang komunikator. Walaupun pada sisi tertentu disampaikan secara implisit agar pendapat wartawan tidak dimunculkan secara gamblang dalam menjelaskan latar belakang persoalan yang terjadi. Kedua berita ini lebih kepada masalah politik dan hukum. Namun secara tidak langsung, dari wacana yang dibangun, persoalannya lebih menjurus kepada berbagai aspek dalam masyarakat, seperti aspek ekonomi yakni mengenai kesejahteraan. 4 Terkait pengibaran bendera Bintang Kejora oleh orang Papua 3 Vinsensius.info/index.php/2011/12/beberapa-segi-sejarah-kecil-kelompok-kompas-gramedia/-Diunduh tanggal 11/9/2014-Pukul WIB. 4 Kalo menurut saya ini persoalan kesejahteraan saja, artinya bumi Papua diambil kekayaannya, tapi mereka gak dikasih, paling kan pertimbangannya itu, (Pernyataan dalam Wawancara Tanggal 13 Maret 2014 bersama Bapak James Luhulima/ Redaktur Pelaksana Harian Kompas) 29

30 sebagai simbol perlawanan terhadap rezim yang berkuasa, Kompas memandang ini sebagai sebuah hal yang rumit. 5 Nah, kalo ngomong Papua itu rumit. Jadi kalo kita dengar Papua, kita agak hati- hati, artinya gak cepat masuk karena persoalannya bukan persoalan sederhana James Luhulima. Keempat, tentang bagaimana perspektif wartawan terhadap berita terkait dengan pihak/aktor yang bersalah dalam wacana. Dalam wacana Kompas, pihak bersalah adalah para pengibar bendera Bintang Kejora dimana wartawan tidak menjelaskan secara detail nama pengibar tapi menyebutkan nama koordinator dari para pelaku dan mencantumkan berbagai pernyataan dari narasumber (Kapolres) untuk menampilkan latar belakang pelaku. Kapolres lebih dominan sebagai aktor dalam wacana yang dimuat oleh Kompas, sedangkan dalam wacana Cenderawasih Pos, tidak ada pihak yang dijadikan tersangka atau yang bersalah dalam peristiwa yang terjadi. Tetapi muncul aktor yang mengaku sebagai gubernur transisi dan letak penonjolan berita ini, walaupun dikatakan aman dan terkendali tetapi ada ancaman bagi pemerintah tentang sosok gubernur transisi, yang secara tidak langsung menjelaskan adanya peralihan sebuah pemerintahan didalam pemerintahan yang sah. Dengan demikian, bentuk perlawanan tidak hanya dengan pengibaran bendera tetapi adanya aktor yang hadir didalam peristiwa tersebut sebagai ancaman dalam perlawanan. 5 Wawancara Tanggal 13 Maret 2014 bersama Bapak. James Luhulima (Redaktur Pelaksana Harian Kompas) Pukul WIB. 30

BAB IV GAMBARAN MEDIA

BAB IV GAMBARAN MEDIA BAB IV GAMBARAN MEDIA Setiap pemberitaan di media massa, secara tidak langsung membentuk sebuah wacana membentuk pola pikir pembacanya. Begitu pula dalam penelitian ini, tentang bagaimana media mewacanakan

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. tuntutan kemerdekaan rakyat Papua di Harian Cenderawasih Pos edisi Januari

BAB IV PENUTUP. tuntutan kemerdekaan rakyat Papua di Harian Cenderawasih Pos edisi Januari BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis isi yang dilakukan secara kualitatif terhadap berita tuntutan kemerdekaan rakyat Papua di Harian Cenderawasih Pos edisi Januari hingga Juni tahun

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. berkaitan dengan hasil penelitian struktur teks van Dijk.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. berkaitan dengan hasil penelitian struktur teks van Dijk. 233 BAB V SIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini, peneliti menyajikan beberapa simpulan dari hasil analisis atau hasil penelitian. Selain itu, peneliti juga menyampaikan beberapa saran berkaitan dengan hasil

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif,

BAB 3 METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif, BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif, dengan pendekatan analisis wacana kritis. Pendekatan analisis wacana kritis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mencapai suatu tujuan yang diharapkan, diperlukan suatu metode

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mencapai suatu tujuan yang diharapkan, diperlukan suatu metode BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Untuk mencapai suatu tujuan yang diharapkan, diperlukan suatu metode agar mendapatkan hasil yang diinginkan. Metode adalah suatu prosedur atau cara untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan & Jenis Penelitian Eriyanto (2001) menyatakan bahwa analisis wacana adalah salah satu alternatif dari analisis isi selain analisis isi kuantitatif yang dominan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. kualitatif. Menurut pakar Jalaludin Rahmat penelitin deskriptif adalah

METODOLOGI PENELITIAN. kualitatif. Menurut pakar Jalaludin Rahmat penelitin deskriptif adalah BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut pakar Jalaludin Rahmat penelitin deskriptif adalah penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 35 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut pakar Jalaludin Rahmat penelitian deskriptif adalah penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 18 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan analisis wacana kritis, yaitu analisis sosiokognitif. Berangkat dari pendapat van Dijk yang merupakan pendapat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengertian metode berasal dari kata methodos (Yunani) yang dimaksud adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengertian metode berasal dari kata methodos (Yunani) yang dimaksud adalah 31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pengertian metode berasal dari kata methodos (Yunani) yang dimaksud adalah cara atau menuju suatu jalan. Metode merupakan kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan suatu cara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan istilah analisis bingkai merupakan salah satu bentuk alternatif dari

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan istilah analisis bingkai merupakan salah satu bentuk alternatif dari 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Analisis framing (bingkai), yang dalam penelitian ini selanjutnya menggunakan istilah analisis bingkai merupakan salah satu bentuk alternatif dari model analisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Hal tersebut didasari oleh penggunaan data bahasa berupa teks di media massa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian dan Jenis Penelitian Burhan Bungin (2003:63) mengemukakan bahwa penelitian kualitatif mengacu pada prosedur penelitian yang menghasilkan data secara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian 3.1.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif dilakukan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis Penelitian yang digunakan untuk mengurai atau menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif. Menurut Crasswell, beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak adil, dan tidak dapat dibenarkan, yang disertai dengan emosi yang hebat atau

BAB I PENDAHULUAN. tidak adil, dan tidak dapat dibenarkan, yang disertai dengan emosi yang hebat atau BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Mendengar kata kekerasan, saat ini telah menjadi sesuatu hal yang diresahkan oleh siapapun. Menurut Black (1951) kekerasan adalah pemakaian kekuatan yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bandung Lautan Api untuk nama Stadion Utama Sepakbola (SUS) Gedebage,

BAB 1 PENDAHULUAN. Bandung Lautan Api untuk nama Stadion Utama Sepakbola (SUS) Gedebage, 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewan Perwakilan Rakyat (Kota Bandung) telah menetapkan nama Gelora Bandung Lautan Api untuk nama Stadion Utama Sepakbola (SUS) Gedebage, Bandung bulan Maret

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian Metode penelitian adalah pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut

Lebih terperinci

BAB V. Penutup. Dari kajian wacana mengenai Partai Komunis Indonesia dalam Surat Kabar

BAB V. Penutup. Dari kajian wacana mengenai Partai Komunis Indonesia dalam Surat Kabar BAB V Penutup A. Kesimpulan Dari kajian wacana mengenai Partai Komunis Indonesia dalam Surat Kabar Kompas dan Republika dapat ditarik beberapa kesimpulan. Pertama, produksi wacana mengenai PKI dalam berita

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemilihan Umum (Pemilu) merupakan agenda politik. bangsa Indonesia yang negaranya menganut paham demokrasi. Salah satu tahapan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemilihan Umum (Pemilu) merupakan agenda politik. bangsa Indonesia yang negaranya menganut paham demokrasi. Salah satu tahapan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemilihan Umum (Pemilu) merupakan agenda politik lima tahunan bangsa Indonesia yang negaranya menganut paham demokrasi. Salah satu tahapan dalam proses Pemilu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengonseptualisasikan dan menafsirkan dunia yang melingkupinya. Pada saat kita

BAB 1 PENDAHULUAN. mengonseptualisasikan dan menafsirkan dunia yang melingkupinya. Pada saat kita BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan media utama dalam mengekspresikan pikiran, mengonseptualisasikan dan menafsirkan dunia yang melingkupinya. Pada saat kita berbahasa atau berkomunikasi,

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif analisis. Sebagaimana dikemukakan Mahsun (2007:257) penelitian kualitatif berfokus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Adanya komunikasi dalam kehidupan manusia sangatlah penting. Setiap hari

BAB I PENDAHULUAN. Adanya komunikasi dalam kehidupan manusia sangatlah penting. Setiap hari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Adanya komunikasi dalam kehidupan manusia sangatlah penting. Setiap hari manusia pasti melakukan komunikasi, baik dengan antar individu, maupun kelompok. Karena

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sistematis dan logis tentang pencarian data yang berkenaan dengan

BAB III METODE PENELITIAN. sistematis dan logis tentang pencarian data yang berkenaan dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Metode penelitian adalah seperangkat alat pengetahuan tentang langkahlangkah sistematis dan logis tentang pencarian data yang berkenaan dengan

Lebih terperinci

Telah terjadi penembakan terhadap delapan TNI dan empat warga oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM). Bagaimana tanggapan Anda terkait hal ini?

Telah terjadi penembakan terhadap delapan TNI dan empat warga oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM). Bagaimana tanggapan Anda terkait hal ini? Organisasi Papua Merdeka (OPM) terus beraksi dalam beberapa bulan terakhir di Papua. Aparat keamanan dan kepolisian jadi sasaran, termasuk warga sipil. Sudah banyak korban yang tewas karenanya, termasuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. LPS (Lembaga Penjamin Simpanan), kemudian berubah nama menjadi PT Bank

BAB I PENDAHULUAN. LPS (Lembaga Penjamin Simpanan), kemudian berubah nama menjadi PT Bank 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bank Century merupakan bank publik yang didirikan pada 6 Desember 2004. Bank ini merupakan hasil marger antara Bank CIC (Surviving Entity), Bank Danpac dan

Lebih terperinci

Bagan 3.1 Desain Penelitian

Bagan 3.1 Desain Penelitian 26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Peneliti mencoba mengilustrasikan desain penelitian dalam menganalisis wacana pemberitaan Partai Demokrat dalam Media Indonesia. Penelitian ini menggunakan

Lebih terperinci

Gambar 3.3 Desain Penelitian

Gambar 3.3 Desain Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Pada bab ini, peneliti menggunakan desain penelitian dalam bentuk diagram oleh Milles dan Huberman (Moleong, 2002). Untuk mengetahui lebih mendalam mengenai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang 59 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang bertujuan untuk membuat deskripsi tentang suatu fenomena atau deskripsi sejumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Apriyanti Rahayu FAuziah, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian  Apriyanti Rahayu FAuziah, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perkembangan zaman, media massa merupakan tempat penyalur aspirasi atau pikiran masyarakat yang berfungsi untuk memberikan informasi dan mengetahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sany Rohendi Apriadi, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sany Rohendi Apriadi, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pascaruntuhnya runtuhnya kekuasaan orde baru terjaminnya kebebasan pers telah menjadi ruang tersendiri bagi rakyat untuk menggelorakan aspirasi dan kegelisahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penelitian yang dilakukan ini merupakan studi penelitian komunikasi, sehingga mengacu pada landasan dan teori komunikasi yang mendukung. Berikut ini, penulis akan memaparkan konsep-konsep

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perhatian besar oleh media massa. Hal ini karena kasus kekerasan oleh aparat

BAB I PENDAHULUAN. perhatian besar oleh media massa. Hal ini karena kasus kekerasan oleh aparat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kongres Rakyat Papua III yang baru-baru ini terjadi mendapat perhatian besar oleh media massa. Hal ini karena kasus kekerasan oleh aparat negara kembali terjadi dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Adapun bentuk penelitiannya adalah penelitian deskriptif yaitu penelitian yang menggambarkan suatu objek yang berkenaan dengan masalah yang diteliti tanpa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Esai merupakan suatu ekspresi diri berupa gagasan atau pemikiran seseorang tentang suatu hal yang dituangkan dalam bentuk tulisan yang berupa teks. Esai atau tulisan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan masyarakat akan informasi yang terjadi setiap harinya, sudah menjadi kebutuhan penting di setiap harinya. Media massa merupakan wadah bagi semua informasi

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif 32 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode dan Teknik Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif analitis. Sebagaimana dikemukakan Mahsun (2007:257) penelitian kualitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mendalam. Dalam bab ini peneliti akan menggunakan Analisis Wacana yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. mendalam. Dalam bab ini peneliti akan menggunakan Analisis Wacana yaitu BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan jenis penelitian Penelitian akan menggunakan metode penelitian kualitatif non kancah. Penelitian ini tidak mencari atau menjelaskan hubungannya hanya memaparkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berita (news) merupakan sajian utama sebuah media massa di samping views

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berita (news) merupakan sajian utama sebuah media massa di samping views 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berita (news) merupakan sajian utama sebuah media massa di samping views (opini). Mencari bahan berita merupakan tugas pokok wartawan, kemudian menyusunnya menjadi

Lebih terperinci

peristiwa lebih mudah menyentuh dan diingat oleh khalayak.

peristiwa lebih mudah menyentuh dan diingat oleh khalayak. BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian ini menggunakan analisis framing, analisis framing adalah pendekatan untuk mengetahui bagaimana perspektif atau cara pandang yang digunakan oleh wartawan dalam

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS & PEMBAHASAN

BAB V ANALISIS & PEMBAHASAN BAB V ANALISIS & PEMBAHASAN Pada bab ini diuraikan analisis dan pembahasan penelitian. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis wacana model Teun A Van Dijk. Menurut Van Dijk penelitian analisis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Dalam suatu penelitian, seorang peneliti memerlukan suatu metode untuk dijadikan pijakan dalam mengerjakan penelitiannya tahap demi tahap. Dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metodologi penelitian atau metodologi riset berasal dari Bahasa Inggris. Metodologi berasal dari kata methology, yang berarti ilmu yang menerangkan metode-metode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam pengantar pesan. Setiap informasi yang dimuat dapat

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam pengantar pesan. Setiap informasi yang dimuat dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media menjadi sarana informasi yang dibutuhkan masyarakat. Tujuannya memberikan gambaran mengenai alat komunikasi yang bekerja dari skala terbatas hingga melibatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. konstruksi media dalam pemberitaan adalah model framing yang dikemukakan

BAB III METODE PENELITIAN. konstruksi media dalam pemberitaan adalah model framing yang dikemukakan BAB III METODE PENELITIAN Pendekatan Model framing yang digunakan dalam menganalisis konstruksi media dalam pemberitaan adalah model framing yang dikemukakan oleh Pan dan Kosicki. Dalam model ini, perangkat

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. Analisis Percakapan Online atas Diskusi Politik Online tentang pembentukan

BAB VI PENUTUP. Analisis Percakapan Online atas Diskusi Politik Online tentang pembentukan BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Berikut ini adalah kesimpulan dari hasil dan pembahasan kajian kritis tentang media sosial, pola komunikasi politik dan relasi kuasa dalam masyarakat kesukuan Flores dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Film Ip Man III Dikisahkan kehidupan seorang guru besar bela diri aliran Wing Chun yang sangat dihormati oleh masyarakat di wilayah itu bernama

Lebih terperinci

BAB 4 PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN SEPARATISME

BAB 4 PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN SEPARATISME BAB 4 PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN SEPARATISME A. KONDISI UMUM Gerakan pemisahan diri (separatisme) dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) di wilayah Aceh, Papua, dan Maluku merupakan masalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian Kata metode memiliki arti suatu cara yang di tempuh dan digunakan secara jelas untuk mencapai suatu tujuan, sedangkan penelitian merupakan usaha

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. disebut: Science Research Method. Metodologi berasal dari kata methodogy,

BAB III METODE PENELITIAN. disebut: Science Research Method. Metodologi berasal dari kata methodogy, 43 BAB III METODE PENELITIAN Metodologi Penelitian atau Metodologi Riset bahasa Inggrisnya adalah disebut: Science Research Method. Metodologi berasal dari kata methodogy, maknanya ilmu yang menerangkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode analisis wacana kritis atau juga disebut dengan critical

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode analisis wacana kritis atau juga disebut dengan critical 29 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan menggunakan metode analisis wacana kritis atau juga disebut dengan critical discourse analisis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif adalah jenis penelitian yang memberikan gambaran atau uraian atas

Lebih terperinci

ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG PEMBERITAAN SUPORTER PERSIB DAN PERSIJA DALAM MEDIA PIKIRAN RAKYAT ONLINE DAN RAKYAT MERDEKA ONLINE

ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG PEMBERITAAN SUPORTER PERSIB DAN PERSIJA DALAM MEDIA PIKIRAN RAKYAT ONLINE DAN RAKYAT MERDEKA ONLINE BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berita olahraga merupakan salah satu berita yang sering dihadirkan oleh media untuk menarik jumlah pembaca. Salah satu berita olahraga yang paling diminati masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membuat informasi yang dibutuhkan dapat diakses dengan cepat, dan memiliki tampilan yang

BAB I PENDAHULUAN. membuat informasi yang dibutuhkan dapat diakses dengan cepat, dan memiliki tampilan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Masyarakat kian tergantung dengan media massa, yang menjadi salah satu sumber informasi yang sangat dibutuhkan khalayak. Terlebih dengan kecanggihan teknologi di mana

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR KHAZANAH ANALISIS WACANA. Deskripsi Singkat Perkuliahan ini membelajarkan mahasiwa tentang menerapkan kajian analisis wacana.

BAB I PENGANTAR KHAZANAH ANALISIS WACANA. Deskripsi Singkat Perkuliahan ini membelajarkan mahasiwa tentang menerapkan kajian analisis wacana. BAB I PENGANTAR KHAZANAH ANALISIS WACANA Deskripsi Singkat Perkuliahan ini membelajarkan mahasiwa tentang menerapkan kajian analisis wacana. Relevansi Dalam perkuliahan ini mahasiswa diharapkan sudah punya

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK STRUKTUR PERCAKAPAN DAN KONTEKS PADA RUBRIK KARTUN OPINI DALAM HARIAN KOMPAS

KARAKTERISTIK STRUKTUR PERCAKAPAN DAN KONTEKS PADA RUBRIK KARTUN OPINI DALAM HARIAN KOMPAS KARAKTERISTIK STRUKTUR PERCAKAPAN DAN KONTEKS PADA RUBRIK KARTUN OPINI DALAM HARIAN KOMPAS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

SKRIPSI. Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Diajukan oleh: Agatha Rebecca Rajagukguk

SKRIPSI. Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Diajukan oleh: Agatha Rebecca Rajagukguk PEMBERITAAN MEDIA TERHADAP BENCANA JEPANG (STUDI ANALISIS WACANA TEUN A. VAN DIJK PADA HARIAN KOMPAS TENTANG PEMBERITAAN GEMPA DAN TSUNAMI JEPANG) SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan

Lebih terperinci

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PROGRAM PENYEBARAN DAN PENGIBARAN BENDERA MERAH PUTIH Dl PERSADA NUSANTARA

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PROGRAM PENYEBARAN DAN PENGIBARAN BENDERA MERAH PUTIH Dl PERSADA NUSANTARA 1 SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PROGRAM PENYEBARAN DAN PENGIBARAN BENDERA MERAH PUTIH Dl PERSADA NUSANTARA Yang saya hormati, Tanggal : 11 Agustus 2008 Pukul : 09.30 WIB Tempat : Balai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pewarta. Dalam melakukan kerjanya, wartawan berhadapan dengan massa,

BAB I PENDAHULUAN. pewarta. Dalam melakukan kerjanya, wartawan berhadapan dengan massa, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondisi pers di Indonesia dewasa ini mengalami berbagai problematika, seperti kekerasan terhadap pers hingga permasalahan somasi atau tuntutan. Dewan Pers menyatakan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 1998 TENTANG KEMERDEKAAN MENYAMPAIKAN PENDAPAT DIMUKA UMUM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 1998 TENTANG KEMERDEKAAN MENYAMPAIKAN PENDAPAT DIMUKA UMUM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 1998 TENTANG KEMERDEKAAN MENYAMPAIKAN PENDAPAT DIMUKA UMUM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang a. bahwa kemerdekaan berserikat dan berkumpul

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Anita Indriana, 2014 Wacana Polemik Pemberitaan Rokok dalam Harian Umum Kompas

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Anita Indriana, 2014 Wacana Polemik Pemberitaan Rokok dalam Harian Umum Kompas BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring perkembangannya, media massa merupakan bagian pelengkap kehidupan manusia. Dengan media massa manusia mendapatkan informasi yang dan pengalaman.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kita hidup ditengah derasnya perkembangan sistem komunikasi. Media massa adalah media atau sarana penyebaran informasi secara massa dan dapat diakses oleh masyarakat

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Temuan

BAB V PENUTUP A. Temuan BAB V PENUTUP A. Temuan Harian Jogja merupakan media lokal yang cukup aktif dalam memantau berbagai perkembangan mengenai pembangunan bandara di Kulon Progo. Arah pemberitaan (September 2014 - Oktober

Lebih terperinci

BAB V POLA KOMUNIKASI ANTARA FORUM JURNALIS SALATIGA DENGAN PEMERINTAH KOTA SALATIGA Pola Komunikasi FJS dan Pemerintah Kota Salatiga

BAB V POLA KOMUNIKASI ANTARA FORUM JURNALIS SALATIGA DENGAN PEMERINTAH KOTA SALATIGA Pola Komunikasi FJS dan Pemerintah Kota Salatiga BAB V POLA KOMUNIKASI ANTARA FORUM JURNALIS SALATIGA DENGAN PEMERINTAH KOTA SALATIGA 5. 1. Pola Komunikasi FJS dan Pemerintah Kota Salatiga Kebebasan Pers secara subtansif tidak saja dijadikan indikator

Lebih terperinci

2015 IDEOLOGI PEMBERITAAN KONTROVERSI PELANTIKAN AHOK SEBAGAI GUBERNUR DKI JAKARTA

2015 IDEOLOGI PEMBERITAAN KONTROVERSI PELANTIKAN AHOK SEBAGAI GUBERNUR DKI JAKARTA 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Wacana adalah bahasa yang digunakan untuk merepresentasikan suatu praktik sosial, ditinjau dari sudut pandang tertentu (Fairclough dalam Darma, 2009, hlm

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah alat yang dekat dan mampu berinteraksi secara eksplisit dan implisit

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah alat yang dekat dan mampu berinteraksi secara eksplisit dan implisit 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Wacana tidak hanya dipandang sebagai pemakaian bahasa dalam tuturan dan tulisan, tetapi juga sebagai bentuk dari praktik sosial. Dalam hal ini, wacana adalah

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVlNSl KALIMANTAN BARAT NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVlNSl KALIMANTAN BARAT NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PERATURAN DAERAH PROVlNSl KALIMANTAN BARAT NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PERISTIWA MANDOR SEBAGAI HARI BERKABUNG DAERAH DAN MAKAM JUANG MANDOR SEBAGAI MONUMEN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

WACANA PENCITRAAN KINERJA ANGGOTA DPR PADA SURAT KABAR PIKIRAN RAKYAT (Analisis Wacana Kritis)

WACANA PENCITRAAN KINERJA ANGGOTA DPR PADA SURAT KABAR PIKIRAN RAKYAT (Analisis Wacana Kritis) WACANA PENCITRAAN KINERJA ANGGOTA DPR PADA SURAT KABAR PIKIRAN RAKYAT (Analisis Wacana Kritis) Apriyanti Rahayu Fauziah Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia, FPBS, UPI apriyanti.260491@gmail.com Abstrak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pers mempunyai beberapa fungsi yang saling berhubungan satu

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pers mempunyai beberapa fungsi yang saling berhubungan satu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara umum pers mempunyai beberapa fungsi yang saling berhubungan satu sama lain, yakni sebagai media informasi, media pendidikan, hiburan, dan kontrol sosial. Fungsi

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. sebuah realitas media yang dianggap benar oleh khalayak. Masyarakat percaya

BAB IV PENUTUP. sebuah realitas media yang dianggap benar oleh khalayak. Masyarakat percaya BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Pembentukan makna merupakan pokok dari komunikasi menggunakan media massa terutama surat kabar, karena makna yang dibangun membentuk sebuah realitas media yang dianggap benar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Digital Communications Award for Social Media Presence pada News Overview

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Digital Communications Award for Social Media Presence pada News Overview BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Penelitian Paradigma dalam penelitian berita berjudul Maersk Line Wins European Digital Communications Award for Social Media Presence pada News Overview menggunakan

Lebih terperinci

BAB 5 PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN SEPARATISME

BAB 5 PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN SEPARATISME BAB 5 PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN SEPARATISME Gerakan separatisme masih menjadi ancaman nyata bagi persatuan dan kesatuan bangsa. Dalam menghadapi ancaman gerakan separatisme ini, pemerintahan Indonesia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. konstruksionis, realitas bersifat subjektif, relitas dihadirkan oleh konsep subjektif

BAB 1 PENDAHULUAN. konstruksionis, realitas bersifat subjektif, relitas dihadirkan oleh konsep subjektif BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Media massa berfungsi mengkonstruksi realitas yang terjadi. Bagi kaum konstruksionis, realitas bersifat subjektif, relitas dihadirkan oleh konsep subjektif

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 1998 TENTANG KEMERDEKAAN MENYAMPAIKAN PENDAPAT DI MUKA UMUM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 1998 TENTANG KEMERDEKAAN MENYAMPAIKAN PENDAPAT DI MUKA UMUM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 1998 TENTANG KEMERDEKAAN MENYAMPAIKAN PENDAPAT DI MUKA UMUM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kemerdekaan berserikat dan berkumpul

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1998 TENTANG KEMERDEKAAN MENYAMPAIKAN PENDAPAT DI MUKA UMUM

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1998 TENTANG KEMERDEKAAN MENYAMPAIKAN PENDAPAT DI MUKA UMUM UNDANG-UNDANG NOMOR 9 TAHUN 1998 TENTANG KEMERDEKAAN MENYAMPAIKAN PENDAPAT DI MUKA UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa kemerdekaan menyampaikan pendapat di muka umum adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 37 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian atau metode riset berasal dari Bahasa Inggris. Metode berasal dari kata method, yang berarti ilmu yang menerangkan cara-cara. Kata penelitian merupakan terjemahan

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. kondusif. SKH Radar Timika yang mengusung ideologi jurnalisme damai, memiliki

BAB IV PENUTUP. kondusif. SKH Radar Timika yang mengusung ideologi jurnalisme damai, memiliki BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Pembunuhan terhadap Korea Waker yang disusul dengan pembunuhan berantai serta konflik lainnya menyebabkan situasi Kota Timika menjadi tidak kondusif. SKH Radar Timika yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap permasalahan yang ada. Metode penelitian bermakna seperangkat

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap permasalahan yang ada. Metode penelitian bermakna seperangkat 36 BAB III METODE PENELITIAN Fungsi penelitian adalah untuk mencari penjelasan dan jawaban terhadap permasalahan yang ada. Metode penelitian bermakna seperangkat pengetahuan tentang langkah-langkah sistematis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia seringkali menjadi sorotan karena konflik pertanahan. Hafid

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia seringkali menjadi sorotan karena konflik pertanahan. Hafid BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Indonesia seringkali menjadi sorotan karena konflik pertanahan. Hafid (2001: 1-2) mengatakan, semenjak tahun 1970an persoalan ini menjadi krusial karena Soeharto

Lebih terperinci

Vonis Ahok, kampanye anti-cina, dan trauma 98

Vonis Ahok, kampanye anti-cina, dan trauma 98 11 May 2017 Vonis Ahok, kampanye anti-cina, dan trauma 98 http://www.bbc.com/indonesia/indonesia-39871159 Hak atas fotoafp/bay ISMOYOImage captionseorang warga Indonesia etnis Cina menyatakan simpatinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dessy Pricilla, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dessy Pricilla, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Berita merupakan bagian yang sangat penting dalam kehidupan berdemokrasi. Rivers (Effendy, 2004: 147) menempatkan media massa sebagai fourt estate (kekuasaan

Lebih terperinci

Refleksi Akhir Tahun Papua 2010: Meretas Jalan Damai Papua

Refleksi Akhir Tahun Papua 2010: Meretas Jalan Damai Papua Refleksi Akhir Tahun Papua 2010: Meretas Jalan Damai Papua Oleh Dr. Muridan S. Widjojo (Koordinator Tim Kajian Papua LIPI) Ballroom B Hotel Aryaduta Jakarta, Senin,13 Desember 2010 Refleksi: 1. catatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan perkotaan. Kekotaan menyangkut sifat-sifat yang melekat pada kota dalam artian fisikal, sosial,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berjumlah 101 daerah, yang terdiri dari 7 provinsi, 18 kota, dan 76 kabupaten. Banten, Gorontalo, Sulawesi Barat, dan Papua Barat.

BAB I PENDAHULUAN. berjumlah 101 daerah, yang terdiri dari 7 provinsi, 18 kota, dan 76 kabupaten. Banten, Gorontalo, Sulawesi Barat, dan Papua Barat. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Konteks Penelitian Tanggal 15 Februari 2017 merupakan pesta demokrasi bagi sebagian masyarakat di Indonesia yang melaksanakan pemilihan umum kepala daerah dan wakil kepala daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa, seperti dikemukakan oleh para ahli, memiliki bermacam fungsi

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa, seperti dikemukakan oleh para ahli, memiliki bermacam fungsi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bahasa, seperti dikemukakan oleh para ahli, memiliki bermacam fungsi dalam kehidupan masyarakat. Fungsi-fungsi itu misalnya dari yang paling sederhana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. analisis isi, dengan model analisis framingnya model Zhongdang Pan dan

BAB III METODE PENELITIAN. analisis isi, dengan model analisis framingnya model Zhongdang Pan dan 47 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian analisis isi, dengan model analisis framingnya model Zhongdang Pan dan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Seperti yang dikatakan oleh Syamsuddin dan Damaianti (2007:74) penelitian

Lebih terperinci

Jenis Pertanyaan 1 Untuk Mengetahui makna Bendera Merah Putih dalam upacara perkawinan:

Jenis Pertanyaan 1 Untuk Mengetahui makna Bendera Merah Putih dalam upacara perkawinan: Lampiran 1 Transkrip Wawancara Nama : Costan Rumabar (63 Tahun) Status : Kepala Dewan Adat Ambroben, Biak Kota Alamat : Jl. Pramuka, Ambroben, Biak Kota Tanggal/Jam : 24 Juni 2015 / 13.00-14.00 WIT BENDERA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bahasa adalah alat komunikasi manusia yang menyatakan perasaan serta

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bahasa adalah alat komunikasi manusia yang menyatakan perasaan serta BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah alat komunikasi manusia yang menyatakan perasaan serta pikiran. Bahasa memiliki fungsi sebagai identitas nasional, karena di Indonesia terdapat beribu-ribu

Lebih terperinci

SAMBUTAN WALIKOTA BANDUNG PADA ACARA PERINGATAN HARI JADI KE-204 KOTA BANDUNG TAHUN 2014

SAMBUTAN WALIKOTA BANDUNG PADA ACARA PERINGATAN HARI JADI KE-204 KOTA BANDUNG TAHUN 2014 SAMBUTAN WALIKOTA BANDUNG PADA ACARA PERINGATAN HARI JADI KE-204 KOTA BANDUNG TAHUN 2014 HARI/TANGGAL : KAMIS, 25 SEPTEMBER 2014 WAKTU : PUKUL 08.00 WIB TEMPAT : SE-KOTA BANDUNG BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM

Lebih terperinci

SAMBUTAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DALAM RANGKA UPACARA BENDERA PERINGATAN HUT PROKLAMASI KEMERDEKAAN RI KE-67 TAHUN 2012

SAMBUTAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DALAM RANGKA UPACARA BENDERA PERINGATAN HUT PROKLAMASI KEMERDEKAAN RI KE-67 TAHUN 2012 SAMBUTAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DALAM RANGKA UPACARA BENDERA PERINGATAN HUT PROKLAMASI KEMERDEKAAN RI KE-67 TAHUN 2012 Yogyakarta, 17 Agustus 2012 Bismillahirahmanirrahim Sambutan Gubernur

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Penelitian ini berusaha melihat bagaimana konstruksi dalam film Samin VS Semen dan film Sikep Samin Semen bekerja. Konstruksi ini dilihat melalui konsep yang ada di dalam film

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam mendapatkan informasi dari luar dirinya. Berbagai upaya dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. dalam mendapatkan informasi dari luar dirinya. Berbagai upaya dilakukan oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial yang memerlukan pemenuhan kebutuhan dalam mendapatkan informasi dari luar dirinya. Berbagai upaya dilakukan oleh manusia dalam mendapatkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Seringkali kita jumpai dalam ajang peragaan busana banyak memamerkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Seringkali kita jumpai dalam ajang peragaan busana banyak memamerkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Seringkali kita jumpai dalam ajang peragaan busana banyak memamerkan item terbaru rancangan dari desainer kawakan di seluruh belahan dunia. Baik dari pakaian serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai negara hukum berdasarkan Pancasila dan UUD

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai negara hukum berdasarkan Pancasila dan UUD BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara hukum berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 mengakui bahwa kemerdekaan pers merupakan salah satu wujud kedaulatan rakyat dan menjadi unsur

Lebih terperinci

A. Pendekatan dan Jenis penelitian

A. Pendekatan dan Jenis penelitian 37 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis penelitian Untuk Mengungkap sebuah realita sosial yang ada dalam usaha untuk memaknai sebuah pesan dakwah yang disampaikan oleh KH. Aad Ainurussalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkaitan erat dengan berbagai aspek kehidupan. Menurut Undang-Undang No. 33 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkaitan erat dengan berbagai aspek kehidupan. Menurut Undang-Undang No. 33 Tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia adalah homo pluralis yang memiliki cipta, rasa, karsa, dan karya sehingga dengan jelas membedakan eksistensinya terhadap makhluk lain. Karena memiliki

Lebih terperinci

MENGAPA TAPOL DI PAPUA TOLAK RENCANA PEMBERIAN GRASI?

MENGAPA TAPOL DI PAPUA TOLAK RENCANA PEMBERIAN GRASI? MENGAPA TAPOL DI PAPUA TOLAK RENCANA PEMBERIAN GRASI? "Kami tidak butuh dibebaskan dari Penjara, tetapi butuh dan tuntut BEBASKAN Bangsa Papua dari Penjajahan Negara Kolonial Republik Indonesia", demikianlah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori adalah himpunan konstruk (konsep), definisi, dan proposisi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala dengan menjabarkan relasi di antara variabel, untuk menjelaskan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian adalah suatu kajian dalam mempelajari peraturanperaturan yang terdapatdalam penelitian (Usman&Akbar,2008:41). Metode dalam penelitian juga diartikan

Lebih terperinci