Pengembangan Parallel Type Magnetic Field Press untuk Orientasi Partikel Magnetik pada Proses Pencetakan Magnet Ferrite Permanen
|
|
- Liani Tanuwidjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 B. Hermanto / Pengembangan Parallel Type Magnetic Field Press untuk Orientasi Partikel Magnetik pada Proses Pencetakan Magnet Ferrite Permanen 295 Pengembangan Parallel Type Magnetic Field Press untuk Orientasi Partikel Magnetik pada Proses Pencetakan Magnet Ferrite Permanen Bambang Hermanto, Agus Sukarto Wismogroho. Pusat Penelitian Fisika- LIPI Kawasan Puspiptek, Serpong, Tangerang Selatan, Banten Telp : (021) , Fax : (021) bamb046@lipi.go.id Abstrak Nilai remanence dan coercivity merupakan salah satu karakterisitik material magnet yang menentukan kualitas suatu material magnet. Dalam proses pembuatan magnet, proses orientasi magnet melalui proses pencetakan magnet menjadi suatu proses yang harus dilakukan. Eksperimen proses orientasi telah dilakukan dengan posisi perpendicular yaitu dengan memposisikan sumber medan magnet tegak lurus dengan arah penekanan material magnet, namun hasil yang didapatkan masih belum optimal. Oleh karena itu dilakukan metode lain yaitu dengan posisi paralel yaitu dengan menerapkan sumber medan magnet sejajar dengan arah penekanan material magnet. Alat press orientasi ini terdiri dari sepasang koil magnet yang dialiri arus listrik saat penekanan. Koil magnet pertama dipasang di bagian bawah alat press, sedangkan koil magnet kedua dipasang di bagian atas atau penekan alat press. Eksperimen ini dilakukan dengan membuat variasi cetakan material magnet Barium heksaferit terhadap variasi pemberian medan magnet eksternal, dengan memvariasikan arus listrik yang diberikan terhadap koil magnet. Pengembangan proses ini terbukti meningkatkan nilai remanence magnet, di mana dengan dilakukannya proses orientasi magnet secara parallel atau sejajar dengan arah penekanan dalam proses pencetakan material magnet Barium heksaferrit dapat meningkatkan nilai remanence sebesar dua hingga tiga kali lipat yaitu sebesar 1525 Gauss atau 0,15 T jika dibandingkan dengan tanpa melalui proses orientasi magnet. Kata kunci: remanence, orientasi, parallel, perpendicular, press, koil magnet, material magnet. Abstract Remanence and coercivity value is one of the characteristics of the magnetic material that determines the quality of a magnetic material. In the process of making magnets, the magnetic orientation through the forming process into a process that should be done. Experiments of magnetic orientation have been conducted that is perpendicular position by positioning the source of the magnetic field perpendicular to the direction of the magnetic material emphasis, but the results obtained are still not optimal. Therefore, other methods do with the position that is parallel to the magnetic field source applying parallel to the direction of the magnetic material suppression. The first coil mounted in the bottom of the press, while the second coil mounted on the top or suppressing the press tool. The experiments were done by varying the material mold of Barium heksaferit towards the variation of the external magnetic field, by varying the electric current supplied to the coil. The development process is proven to increase the value of the magnetic remanence, where the magnetic orientation process done in parallel or parallel to the direction of the emphasis in the forming process Barium heksaferrit magnetic material can increase the value of remanence by two to three times the amount of 1529 gauss or 0.15 T when compared with without going through the process of magnetic orientation. Keywords: remanence, orientation, parallel, perpendicular, press, coil, magnetic material. I. PENDAHULUAN Kristal magnet permanen memiliki sumbu mudah orientasi yang merupakan sumbu paling mudah untuk mengalami mangetisasi. Ketika proses magnetisasi, total kuat magnet yang dihasilkan dari magnet permanen, merupakan akumulasi dari kuat magnet masing-masing kristalnya. Apabila arah kristal magnet penyusunnya tersusun acak atau isotropic, maka maksimal kuat magnet yang dapat diperoleh jauh dari nilai maksimal yang dapat dihasilkan ketika seluruh arah kristal tersusun sejajar atau anisotropic. Oleh karena itu, untuk mendapatkan magnet permanen dengan kuat magnet maksimal, diperlukan proses orientasi Kristal [1]. Untuk melakukan orientasi kristal, diperlukan 3 syarat utama, yaitu: (1). tersedia cukup medan magnet luar yang dapat mengalahkan medan magnet antar partikel, sehingga dapat mengalahkan kecenderungan partikel untuk membentuk pasangan sebagai kondisi struktur magnetik yang stabil, (2) partikel dalam kondisi bebas yang dapat berputar, sehingga ketika medan magnet diberikan, partikel dapat bergerak, (3) partikel berada dalam suatu media yang memungkinkan untuk bergerak, seperti didalam cairan, atau tidak terkunci oleh gerakan bebas partikel yang lainnya [2, 3, 4]. Gambar 1. Perputaran partikel oleh medan magnet luar dari luar.
2 296 B. Hermanto / Pengembangan Parallel Type Magnetic Field Press Untuk Orientasi Partikel Magnetik Pada Proses Pencetakan Magnet ferrite permanen Gambar 1, menunjukkan proses orientasi partikel magnetik ketika diberi medan magnet dari luar. Partikel pada gambar 1.a dengan arah n, kemudian diterapkan medan magnet H dengan arah m. Akibat medan magnet tersebut maka partikel berubah arahnya sama dengan arah m. Gambar 2. Ilustrasi efek orentasi pada hasil sintering. Setelah dilakukan orientasi dan pencetakan, dilanjutkan dengan sintering. Pada proses sintering tanpa medan magnet, proses sintering mengikuti hukum otswald, di mana terjadi proses pembesaran ukuran kristal tanpa adanya pengaruh efek arah kristal dari pemilihan kristal mana yang yang membesar dan yang menghilang [5]. Ilustrasi efek orientasi pada penumbuhan struktur kristal dan arahnya ditunjukkan pada gambar 2. Untuk dapat memperoleh kristal yang memiliki orientasi optimal, persiapan partikel dengan distribusi ukuran yang seragam, karakteristik morfologi dan magnetiknya menjadi penting. Semua ini sangat dipengaruhi oleh metoda sintesanya. Berbagai metoda sintesa selain metoda kalsinasi telah dikembangkan, seperti Sol gel [6], penambahan precursor milling [7], co-precipitation [8], dan gel casting dalam medan magnet [9]. Di Indonesia, pengembangan penelitian magnet telah berjalan lebih dari dua dasawarsa. Namun demikian, berbagai kendala dalam pengembangannya menjadikan proses tersebut perlu diakselerasi. Untuk mendukung proses orientasi pada proses pencetakan magnet untuk membuat magnet permanen jenis anisotropic, pada kegiatan ini telah dilakukan desain sistem alat magnetic field press. Alat tersebut merupakan alat yang memungkinkan untuk membuat pencetakan magent dalam kondisi partikel terorientasi. Eksperimen proses orientasi telah dilakukan dengan posisi perpendicular yaitu dengan memposisikan sumber medan magnet tegak lurus dengan arah penekanan material magnet, namun hasil yang didapatkan masih belum optimal. Oleh karena itu dilakukan metode lain yaitu dengan posisi paralel yaitu dengan menerapkan sumber medan magnet sejajar dengan arah penekanan material magnet. Desain tersebut kemudian diimplementasikan pada prototipe dan diujikan pada material Barium hexaferrite. Proses pengembangan prototipe pengembangan Parallel Type Magnetic Field Press dan ujicoba penggunaannya dilaporkan. Hal ini memberikan informasi dalam proses pembuatan magnet, bahwa proses orientasi magnet melalui proses pencetakan magnet menjadi suatu proses yang harus dilakukan. II. METODOLOGI Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan proses anisotropik. Proses secara anisotropik adalah proses pembuatan ferrite di mana pada waktu proses pembentukannya dilakukan dalam medan magnet sehingga partikel-partikel ferrite akan terorientasi. Tujuan proses anisotropik adalah untuk mensejajarkan arah partikel, sehingga magnet yang dihasilkan akan memiliki nilai induksi Remanen (Br) dan koersifitas (Hc) yang tinggi. Tahapan pelaksanaan kegiatan penelitian ini dengan membuat sistem Magnetic field press yang terdiri dari sepasang koil magnet magnet yang dapat menghasilkan medan magnet kuat dan alat press dengan kekuatan 50 Ton untuk memberi tekanan pada proses pencetakan pelet magnet Barium hexaferrite. Sepasang koil magnet yang diletakkan pada bagian bawah dan bagian atas alat press secara parallel, yaitu arah medan magnet sejajar atau parallel dengan arah penekanan pada proses press. Selanjutnya melakukan ujicoba dengan pembuatan pelet magnet dengan cetakan menggunakan bahan bubuk Barium heksaferrit. Untuk mencetak alat cetak dan penekan terbuat dari dua variasi bahan, yaitu dari bahan stainless steel sus 304 yang bersifat para magnetic dan besi (SS) dengan target bentuk pelet hasil cetakan adalah tabung dengan ukuran diameter 16mm dan tebal 8 mm. Untuk melakukan ujicoba pencetakan, pelet dibentuk dari bubuk Barium hexaferrite yang diproses dalam kondisi kering. Bubuk Barium hekaferrite dimasukkan kedalam cetakan dan koil magnet diterapkan arus listrik sehingga menghasilkan medan magnet induksi. Bubuk Barium hexaferrite dalam keadaan diberi medan magnet kemudian ditekan dengan tekanan hingga 30 kg/cm 2. Hasil cetakan berbentuk pelet selanjutnya dioven pada suhu 100 o C selama 4 jam dan disinter pada suhu 1200 C dan lama waktu penahanan selama 1 jam. Setelah disinter pelet kemudian dimagnetisasi dengan menggunakan alat Impulse Magnetizer Dr. Steingroever Gmbh dan kemudian kuat magnet dari magnet diukur menggunakan sensor efek hall atau Gaussmeter. III. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Desain Alat Magnetic Field Press Untuk mendapatkan sistem medan magnet yang dapat dikombinasikan dengan alat press, telah didesain sistem pembangkit medan magnet yang diletakkan sejajar atau parallel dengan arah penekanan, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3. Gambar 3. Desain kombinasi alat press dengan medan magnet, arah tekanan sejajar dengan arah medan magnet.
3 B. Hermanto / Pengembangan Parallel Type Magnetic Field Press untuk Orientasi Partikel Magnetik pada Proses Pencetakan Magnet Ferrite Permanen 297 Sistem penekan didesain menggunakan press hidrolik dari sistem alat Universal Testing Machine (UTM) dengan kekuatan tekan 50Ton, buatan China yang dapat dikontrol secara elektrik. Sistem pembangkit medan magnet menggunakan koil magnet, diletakkan diantara sistem penekan. Inti lilitan menggunakan besi lunak yang diletakkan sepasang untuk saling memperkuat medan magnet. Untuk menjaga timbulnya panas, digunakan pendingin air yang diadopsi alat magnetizer. Jarak sistem titik pusat medan dapat diatur untuk dapat mengatur maksimal pembangkitan yang dapat diperoleh. Pembangkitan medan magnet menggunakan sumber arus DC dengan kekuatan sebesar maksimum 14 Ampere. Sistem alat press orientasi paralel ditunjukkan pada Gambar 4. Diantara kedua sisi koil magnet atas dan koil magnet bawah diletakkan pencetak bentuk magnet seperti Gambar 5, yang berbentuk silinder dengan diameter lubang 16mm. Koil magnet Gambar 5. Pencetak bentuk pelet magnet. B. Distribusi Fluk Magnetik Sistem Pada penelitian ini medan magnet dari sistem magnetic field press, yang dikombinasikan dengan alat press untuk mendapatkan titik atau posisi medan magnet yang optimal, ujicoba pencetakan dalam medan magnet dengan variasi arus, ujicoba dengan variasi material penekan (stainless dan besi), dan mendapatkan hasil kuat flux magnet Barium heksaferit dari penggunaan material penekan stainless (SUS) dan besi (SS) yang diukur dengan Gauss meter. Untuk mengetahui distribusi fluk magnetik dari kedua koil magnet dilakukan pengambilan data dengan menerapkan variasi arus listrik pada koil magnet yang terpasang pada alat press. Penerapan arus listrik dilakukan dengan variasi 5A, 10A dan 13A. Sedangkan pada proses penekanan dilakukan dengan dua variasi yaitu dengan penekan stainless (SUS) dan besi (SS). Distribusi posisi melintang horizontal diantara dua koil magnet ditunjukkan pada gambar 6. Fluk magnetik pada sisi posisi pengukuran meningkat sampai pusat dan turun kembali pada sisi yang lain yaitu pada rentang pengukuran 0 sampai dengan 30 Cm. Sedangkan distribusi posisi melintang vertikal ditunjukkan pada gambar 7, terlihat perbedaan fluk magnetik tidak besar pada setiap titik pengukuran. Hyraulic Press Gambar 4. Desain sistem magnetic field press paralel. Gambar 6. Distribusi fluk magnetik posisi horizontal.
4 298 B. Hermanto / Pengembangan Parallel Type Magnetic Field Press Untuk Orientasi Partikel Magnetik Pada Proses Pencetakan Magnet ferrite permanen Jika dibandingkan penekan dengan bahan Besi (SS), Nilai fluk magnet koil berkisar antara 4,0-6,0 kg untuk penerapan 5 Ampere, 7,0-8,0 kg untuk penerapan 10 Ampere dan 7,5-9,0 kg untuk 13 Ampere. Tampak pada Gambar 10 dan Gambar 11, penggunaan bahan Besi (SS) untuk bagian penekan memberikan efek penguatan fluk magnet dari koil sebesar 2 sampai 3 kali lipat dari besar fluk magnet koil tanpa bahan (kosong). Gambar 7. Distribusi fluk magnetik posisi vertikal. Untuk membandingkan penggunaan bahan penekan cetakan yaitu bahan Stainless Steel (SUS) dan Besi (SS). Penggunaan penekan berbahan Stainless Steel baik bagian penekan pendek 20 mm maupun penekan panjang 30 mm memperlihatkan distribusi yang mirip. Nilai fluk magnet koil magnet berkisar antara 1,5-2 kg untuk penerapan 5 Ampere, 2,5-3,5 kg untuk penerapan 10 Ampere dan 3,4-4,0 kg untuk 13 Ampere. Hal ini memberikan informasi bahwa penggunaan bahan Stainless Steel tidak mempengaruhi besar fluk magnet dari koil magnet. Gambar 10. Distribusi penekan besi pendek. Gambar 11. Distribusi penekan besi panjang. Gambar 8. Distribusi penekan Stainless pendek. Gambar 9. Distribusi penekan stainless panjang. C. Hasil Ujicoba Orientasi Magnet Hasil dari pencetakan atau pembentukan menggunakan sistem magnetic field press ditunjukkan pada Gambar 12. Kualitas hasil pencetakan sangat ditentukan oleh tekanan saat pencetakan dan cetakan. Cetakan yang ideal yaitu yang mampu mengalirkan atau memfokuskan garis-garis medan magnet melalui bagian penekan. Seperti yang dilakukan pada eksperimen, menunjukan bahwa untuk bagian penekan penggunaan bahan besi (SS) lebih baik dari pada bahan stainless steel (SUS 304). Alat cetak yang dibuat masih belum sempurna, dan masih dalam tahap memiliki persyaratan minimal dapat digunakan. Tingkat kepresisian pembuatan, bahan yang digunakan masih memerlukan penyempurnaan. Hal ini memungkinkan cetakan yang dihasilkan tidak baik, tidak padat, tidak rata dan lainnya. Namun demikian alat cetak ini sudah mampu membentuk sesuai bentuk yang diinginkan.
5 B. Hermanto / Pengembangan Parallel Type Magnetic Field Press untuk Orientasi Partikel Magnetik pada Proses Pencetakan Magnet Ferrite Permanen 299 Gauss sedangkan penekan besi menghasilkan magnet 1310,6 Gauss. Penerapan 10A untuk penekan Stainless Steel menghasilkan magnet 1035,4 Gauss dan penekan besi 1482,3 Gauss. Penerapan 13A untuk penekan Stainless Steel 1200,8 Gauss dan penekan besi 1525,93 Gauss. Dapat dibandingkan dengan penelitian sebelumnya, hasil kuat magnet dari Barium heksaferrite tanpa menggunakan proses orientasi magnet berkisar antara Gauss. Dari enam magnet yang dihasilkan penerapan arus listrik 13A dan penggunaan penekan besi menghasilkan magnet dengan kuat magnet tertinggi. Gambar 12. Contoh pelet hasil pengepresan diameter 16mm 10mm. Gambar 13. Contoh foto mikroskopik pelet pembesaran 100x. Hasil cetakan yang didapatkan masih banyak yang berpori seperti terlihat pada contoh foto mikroskopik pelet seperti pada gambar 13. Foto diambil pada pembesaran 100x. Terlihat struktur permukaan berpori dan kurang padat. Hal ini dimungkinkan karena penggunaan cetakan dan bahan penekan yang kurang baik. Gambar 14. Hasil kuat magnet dari Barium hexaferrite yang diperoleh dari orientasi pada kondisi bubuk kering. Hasil kuat magnet dari Barium hexaferrite setelah dimagnetisasi menggunakan Impulse Magnetizer Dr. Steingroever Gmbh pada tegangan dan arus tinggi dengan waktu proses magnetisasi 5-10 detik, ditunjukkan pada gambar 13. Hasil pengukuran menggunakan Gauss meter, pada penerapan arus listrik pada koil magnet 5A untuk penekan Stainless Steel menghasilkan magnet 878,83 IV. KESIMPULAN Pada kegiatan ini telah dilakukan desain dan pengembangan sistem magnetic field press, yang merupakan alat kombinasi sistem pencetakan magnet dalam kondisi partikel terorientasi untuk mendapatkan magnet permanen dengan arah kristal yang terorientasi atau anisotropic. Arah tekanan pencetakan adalah sejajar atau parallel dengan arah dari medan magnet yang dibangkitkan. Distribusi medan magnet pada permukaan inti sistem pembangkit dipengaruhi oleh bahan pencetak dan penekan. Maksimum medan magnet yang bisa dihasilkan pada titik pusat adalah 5 kg s.d 8 kg ketika dua sistem koil magnet digunakan dengan jarak permukaan antar inti sejauh 6 cm. Hasil ujicoba menggunakan Barium hexaferrite dengan menggunakan medan magnet maksimal menunjukkan bahwa nilai tertinggi kuat magnet yang diperoleh sebesar G atau naik 2 sampai 3 kali lipat dari tanpa menggunakan proses orientasi magnetik dengan variasi penekan dan penerapan arus listrik pada koil magnet yang telah dilakukan. Hal ini menunjukkan bahwa sistem magnetic field press telah dapat berjalan dengan baik dan pentingnya orientasi magnetik dalam proses pembuatan magnet menjadi suatu proses yang harus dilakukan. V. UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terimakasih kepada rekan-rekan yang telah membantu dalam proses eksperimen dan pengambilan data pada kegiatan ini. Ucapan terimakasih kepada program DIPA Pusat Penelitian Fisika dan Program Kompetitif sub program Material Maju dan Nanoteknologi Pusat Penelitian Metalurgi yang telah memberikan sebagian dana untuk kegiatan ini. PUSTAKA [1] MS Schramberg, "Hard Ferrite Magnets Reports", 2013, pp [2] H. Yasuda, O. Itsuo, "Microstructural Control and Solidification Process Using a High Magnetic Field", Feramu, vol.8 (2003), pp [3] H. Yasuda, I. Ohnaka, Y. Yamamoto, A. S. Wismogroho, N. Takezawa, and K. Kishio, "Alignment of BiMn Crystal Orientation in Bi-20at%Mn alloys by Laser Melting under a Magnetic Field", Material Transactions, vol. 43 (2003),pp [4] H. Yasuda, I. Ohnaka, Y. Yamamoto, K. Tokieda, K. Kishio, "Formation of Crystallographically Aligned BiMn Grains by Semi-solid Processing of Rapidly Solidified Bi- Mn Alloys under a Magnetic Field", Material Transactions,vol. 44 (2003), pp
6 300 B. Hermanto / Pengembangan Parallel Type Magnetic Field Press Untuk Orientasi Partikel Magnetik Pada Proses Pencetakan Magnet ferrite permanen [5] H.Z. Wang, Q. He, G.H. Wen, F. Wang, Z.H. Ding, B. Yao, "Study of formation mechanism of barium hexaferrite by sintering curve", Journal of Alloys and Compounds, Vol. 504, 2010, pp [6] S.S. Fortes, J. G. S. Duque, M. A. Macedo, "Nanocrystals of BaFe12O19 obtained by the proteic sol-gel process, Physical B: Condensed Matter, vol. 384, 2006, pp [7] A. Mali,. Ataie,"Structural characterization of nanocrystalline BaFe12O 19 powders synthesized by sol-gel combustion route", Scripta Materialia, vol. 53, 2005, pp [8] P. Shepherd, K. K Mallick, and R. J. Green, "Magnetic and structural properties of M-type barium hexaferrite prepared by co-precipitation", Journal of Magnetism and Magnetic Materials, vol. 311, 2007, pp [9] D. B. Hovis, and K. T. Faber, "Textured microstructures in barium hexaferrite by magnetic field assisted gelcasting and templated grain growth", Scripta Materialia, vol. 44, 2001, pp [10] A. S. Wismogroho, dan B. Hermanto, Pengembangan Perpendicular Type Magnetic Field Press Untuk Orientasi Partikel Magnetik Pada Proses Pencetakan Magnet Ferrite Permanen Proceeding Seminar Ilmu Pengetahuan Teknik 2013 Teknologi Untuk Mendukung Pembangunan Nasional, pp TANYA JAWAB Yayan, UNESA? Apakah pengaruhnya penekan besi dengan penekan stainless steel? Dewita, BATAN? a). Apakah dari termokopel ke termocouple amplifier menggunakan extensi kabel yang sesuai dengan termokopel tipe k? b). Apakah resolusi 0,25 o C cukup memadai untuk pengukuran yang dinginkan? Bambang Hermanto, a). Iya benar, koneksi terminasi dari termokopel ke termokopel amplifier menggunakan jenis yang sesuai untuk aplikasi suhu sampai 1300 o C termokopel yang sesuai adalah tipe K. Tidak memerlukan ekstensi kabel karena panjang termokopel ke bagian mikrokontroler dekat, ±1 meter. b). Penggunaan termokopel amplifier dengan resolusi 0,25 o C sudah cukup untuk monitoring suhu sampai 1000 o C. Marga Asta Jaya Mulya, LIPI? Bagaimana hasil dari penelitian Bapak? Bambang Hermanto, Bahwa proses press dengan orientasi merupakan tahap yang perlu dilakukan dihasilkan nilai fluk magnet yang dihasilkan bisa mencapai 2 3 kali dibandingkan tanpa melalui proses orientasi tertinggi dihasilkan magnet dengan penerapan arus listrik 13A pada koil magnet sebesar 1525 Gauss. Bambang Hermanto, Menggunakan penekan besi, distribusi medan magnet yang dihasilkan pada titik pengukuran mencapai 2 sampai 3 kali lipat jika dibandingkan dengan penekan stainless steel,. Dari hasil magnet yang dihasilkan pun, kuat medan magnet dengan penekan besi lebih baik dibanding penekan stainless steel.
PENGARUH WAKTU MILLING TERHADAP SIFAT FISIS, SIFAT MAGNET DAN STRUKTUR KRISTAL PADA MAGNET BARIUM HEKSAFERIT SKRIPSI EKA F RAHMADHANI
PENGARUH WAKTU MILLING TERHADAP SIFAT FISIS, SIFAT MAGNET DAN STRUKTUR KRISTAL PADA MAGNET BARIUM HEKSAFERIT SKRIPSI EKA F RAHMADHANI 130801041 DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
Lebih terperinciSINTESIS NANOPARTIKEL FERIT UNTUK BAHAN PEMBUATAN MAGNET DOMAIN TUNGGAL DENGAN MECHANICAL ALLOYING
Akreditasi LIPI Nomor : 536/D/27 Tanggal 26 Juni 27 SINTESIS NANOPARTIKEL FERIT UNTUK BAHAN PEMBUATAN MAGNET DOMAIN TUNGGAL DENGAN MECHANICAL ALLOYING Suryadi 1, Budhy Kurniawan 2, Hasbiyallah 1,Agus S.
Lebih terperinciPEMBUATAN DAN KARAKTERISASI MAGNET PERMANEN BAO.(6-X)FE2O3 DARI BAHAN BAKU LIMBAH FE2O3
PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI MAGNET PERMANEN BAO.(6-X)FE2O3 DARI BAHAN BAKU LIMBAH FE2O3 Sri Handani 1, Sisri Mairoza 1 dan Muljadi 2 1 Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas 2 Lembaga Ilmu Pengetahuan
Lebih terperinciPENGARUH VARIASI TEKANAN KOMPAKSI TERHADAP SIFAT MAGNETIK PADA PEMBUATAN SOFT-MAGNETIC DARI SERBUK BESI SKRIPSI
PENGARUH VARIASI TEKANAN KOMPAKSI TERHADAP SIFAT MAGNETIK PADA PEMBUATAN SOFT-MAGNETIC DARI SERBUK BESI SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Oleh: NOVIANTA MAULANA
Lebih terperinciPENGARUH WAKTU DRY MILLING TERHADAP KARAKTERISTIK DAN SIFAT MAGNET PERMANEN ND-FE-B
PENGARUH WAKTU DRY MILLING TERHADAP KARAKTERISTIK DAN SIFAT MAGNET PERMANEN ND-FE-B William 1,a), Tua Raja Simbolon 1,b), Herli Ginting 1, Prijo Sardjono 2, Muljadi 2,c) 1 Departemen Fisika, Fakultas Matematika
Lebih terperinciPENGARUH WAKTU DRY MILLING TERHADAP KARAKTERISTIK DAN SIFAT MAGNET PERMANEN ND-FE-B
DOI: doi.org/10.21009/spektra.011.03 PENGARUH WAKTU DRY MILLING TERHADAP KARAKTERISTIK DAN SIFAT MAGNET PERMANEN ND-FE-B William 1,a), Tua Raja Simbolon 1,b), Herli Ginting 1, Prijo Sardjono 2, Muljadi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode eksperimen yang dilakukan melalui tiga tahap yaitu tahap pembuatan magnet barium ferit, tahap karakterisasi magnet
Lebih terperinciPENGARUH TEMPERATUR SINTERING TERHADAP SIFAT FISIS, MAGNET DAN MIKROSTRUKTUR DARI BaFe 12 O 19 DENGAN ADITIF Al 2 O 3 SKRIPSI
PENGARUH TEMPERATUR SINTERING TERHADAP SIFAT FISIS, MAGNET DAN MIKROSTRUKTUR DARI BaFe 12 O 19 DENGAN ADITIF Al 2 O 3 SKRIPSI TABITARIA M SIANIPAR 110801007 DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU
Lebih terperinciBAB 3METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Pusat Penelitian Pengembangan Fisika (P2F) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) PUSPIPTEK, Serpong. 3.1.2 Waktu Penelitian
Lebih terperinciErfan Handoko 1, Iwan Sugihartono 1, Zulkarnain Jalil 2, Bambang Soegijono 3
SINTESIS DAN KARAKTERISASI MATERIAL MAGNET HIBRIDA BaFe 12 O 19 - Sm 2 Co 17 Erfan Handoko 1, Iwan Sugihartono 1, Zulkarnain Jalil 2, Bambang Soegijono 3 1 Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu
Lebih terperinciAnalisa Sifat Magnetik dan Morfologi Barium Heksaferrit Dopan Co Zn Variasi Fraksi Mol dan Temperatur Sintering
1 Analisa Sifat Magnetik dan Morfologi Barium Heksaferrit Dopan Co Zn Variasi Fraksi Mol dan Temperatur Sintering dengan Metode Sol-Gel Auto Combustion Putu Ary Kresna Mudra dan Widyastuti Jurusan Teknik
Lebih terperinciKARAKTERISASI SENSOR HALL EFFECT SEBAGAI SENSOR MAGNETIK PADA PROTOTIPE PENJELAJAH PENGUKUR MEDAN MAGNET DENGAN SISTEM KENDALI ANDROID
DOI: doi.org/10.21009/03.snf2017.02.cip.06 KARAKTERISASI SENSOR HALL EFFECT SEBAGAI SENSOR MAGNETIK PADA PROTOTIPE PENJELAJAH PENGUKUR MEDAN MAGNET DENGAN SISTEM KENDALI ANDROID Nadya Hidayatie 1,a), Widyaningrum
Lebih terperinciPEMBUATAN MAGNET PERMANENT Ba-Hexa Ferrite (BaO.6Fe 2 O 3 ) DENGAN METODE KOOPRESIPITASI DAN KARAKTERISASINYA SKRIPSI
PEMBUATAN MAGNET PERMANENT Ba-Hexa Ferrite (BaO.6Fe 2 O 3 ) DENGAN METODE KOOPRESIPITASI DAN KARAKTERISASINYA SKRIPSI Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Sains ERINI
Lebih terperinciPERUBAHAN KUAT MEDAN MAGNET SEBAGAI FUNGSI JUMLAH LILITAN PADA KUMPARAN HELMHOLTZ
Jurnal Komunikasi Fisika Indonesia (KFI) Jurusan Fisika FMIPA Univ. Riau Pekanbaru. Edisi April 2016. ISSN.1412-2960 PERUBAHAN KUAT MEDAN MAGNET SEBAGAI FUNGSI JUMLAH LILITAN PADA KUMPARAN HELMHOLTZ Salomo,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Magnet keras ferit merupakan salah satu material magnet permanen yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Magnet keras ferit merupakan salah satu material magnet permanen yang berperan penting dalam teknologi listrik, elektronik, otomotif, industri mesin, dan lain-lain.
Lebih terperinciAsyer Paulus Mahasiswa Jurusan Teknik Material dan Metalurgi Fakultas Teknologi Industri ITS
PENGARUH TEKANAN KOMPAKSI DAN WAKTU PENAHANAN TEMPERATUR SINTERING TERHADAP SIFAT MAGNETIK DAN KEKERASAN PADA PEMBUATAN IRON SOFT MAGNETIC DARI SERBUK BESI Asyer Paulus Mahasiswa Jurusan Teknik Material
Lebih terperinciOPTIMALISASI DIAMETER KAWAT UNTUK KOMPONEN SENSOR SUHU RENDAH BERBASIS SUSEPTIBILITAS
OPTIMALISASI DIAMETER KAWAT UNTUK KOMPONEN SENSOR SUHU RENDAH BERBASIS SUSEPTIBILITAS HALLEYNA WIDYASARI halleynawidyasari@gmail.com Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknik, Matematika dan Ilmu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahan magnetik digunakan pada peralatan tradisional dan modern. Magnet permanen telah digunakan manusia selama lebih dari 5000 tahun seperti medium perekam pada komputer
Lebih terperinciDESAIN PEMBUATAN DAN UJI COBA KUMPARAN HELMHOLTZ BERBENTUK LINGKARAN. Ginisa Ardiyani *, Erwin, Salomo
DESAIN PEMBUATAN DAN UJI COBA KUMPARAN HELMHOLTZ BERBENTUK LINGKARAN Ginisa Ardiyani *, Erwin, Salomo Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Kampus Bina Widya Pekanbaru,
Lebih terperinciDESAIN GENERATOR MAGNET PERMANEN SEBAGAI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN PADA DAERAH KECEPATAN ANGIN RENDAH TUGAS AKHIR
DESAIN GENERATOR MAGNET PERMANEN SEBAGAI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN PADA DAERAH KECEPATAN ANGIN RENDAH TUGAS AKHIR Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Strata Satu (S1) Program
Lebih terperinciImplementasi Sistem Produksi magnet Kuat untuk Komponen otomotif di PT. Sintertech
I.119 Implementasi Sistem Produksi magnet Kuat untuk Komponen otomotif di PT. Sintertech Priyo Sarjono, Dr [ Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia] 2012 LATAR BELAKANG Ketika pengembangan dari laboratorium
Lebih terperinciSIDANG TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2014
JURUSAN TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2014 SENIN, 14 MARET 2014 MT 204 SIDANG TUGAS AKHIR TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI FTI-ITS
Lebih terperinciPENGARUH SUHU SINTERING PADA MAGNET NdFeB (Neodymium Iron Boron) TERHADAP SIFAT FISIS, SIFAT MAGNETIK DAN STRUKTUR KRISTALIN SKRIPSI
PENGARUH SUHU SINTERING PADA MAGNET NdFeB (Neodymium Iron Boron) TERHADAP SIFAT FISIS, SIFAT MAGNETIK DAN STRUKTUR KRISTALIN SKRIPSI FIRMAN LAMSYAH 120801007 DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU
Lebih terperinciJURNAL PENELITIAN PENDIDIKAN IPA
JURNAL PENELITIAN PENDIDIKAN IPA http://jurnal.unram.ac.id/index.php/jpp-ipa e-issn : 2407-795X p-issn : 2460-2582 Vol 2, No, 1 Januari 2016 SINTESIS SERBUK BARIUM HEKSAFERIT YANG DITAMBAH DENGAN LOGAM
Lebih terperinciBAHAN AJAR 4. Medan Magnet MATERI FISIKA SMA KELAS XII
BAHAN AJAR 4 Medan Magnet MATERI FISIKA SMA KELAS XII GAYA LORENTZ Pada percobaan oersted telah dibuktikan pengaruh arus listrik terhadap kutub magnet, bagaimana pengaruh kutub magnet terhadap arus listrik
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PERCOBAAN
BAB III METODOLOGI PERCOBAAN 3.1 Diagram Alir Percobaan Gambar 3.1: Diagram Alir Percobaan Jurusan Teknik Material dan Metalurgi 25 3.2 Bahan Percobaan Bahan percobaan yang dipakai dalam tugas akhir ini
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Perancangan Dan Pembuatan Mesin preheat pengelasan gesek dua buah logam berbeda jenis yang telah selesai dibuat dan siap untuk dilakukan pengujian dengan beberapa
Lebih terperinciPENGUKURAN INDUKSI MAGNETIK TOTAL DAN IDENTIFIKASI KANDUNGAN ELEMEN ENDAPAN PASIR BESI DI PANTAI BAGIAN SELATAN KOTA PADANG SUMATERA BARAT
Jurnal Komunikasi Fisika Indonesia http://ejournal.unri.ac.id./index.php/jkfi Jurusan Fisika FMIPA Univ. Riau Pekanbaru. http://www.kfi.-fmipa.unri.ac.id Edisi April 2017. p-issn.112-2960.; e-2579-521x
Lebih terperinciV. Medan Magnet. Ditemukan sebuah kota di Asia Kecil (bernama Magnesia) lebih dahulu dari listrik
V. Medan Magnet Ditemukan sebuah kota di Asia Kecil (bernama Magnesia) lebih dahulu dari listrik Di tempat tersebut ada batu-batu yang saling tarik menarik. Magnet besar Bumi [sudah dari dahulu dimanfaatkan
Lebih terperinciJournal of Mechanical Engineering: Piston 2 (2018) Pembuatan Hybrid Magnet Berbasis NdFeB / BaFe 12 O 19 dan Karakterisasinya
Journal of Mechanical Engineering: Piston 2 (2018) 25-29 Journal of Mechanical Engineering: PISTON Pembuatan Hybrid Magnet Berbasis NdFeB / BaFe 12 O 19 dan Karakterisasinya Djuhana 1, Muljadi 1,2 *, Sunardi
Lebih terperinciANALISIS SIFAT MEKANIK DAN MAGNET TERHADAP VARIASI MATRIKS POLIESTER DAN SILICONE RUBBER PADA MAGNET PERMANEN BONDED Pr-Fe-B
ANALISIS SIFAT MEKANIK DAN MAGNET TERHADAP VARIASI MATRIKS POLIESTER DAN SILICONE RUBBER PADA MAGNET PERMANEN BONDED Pr-Fe-B Candra Kurniawan 1), Hilda Ayu Marlina 2) Perdamean Sebayang 1) 1) Pusat Penelitian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kata Kunci : Barium Heksaferrit, Doping Ni Zn dan Temperatur Sintering.
1 Analisa Sifat Magnetik dan Morfologi Barium Heksaferrit Dengan Variasi Fraksi Mol Ni Zn, dan Temperatur Sintering Dengan Metode Sol- Gel Auto Combustion Rizky Dekatama Kristiputra dan Widyastuti Jurusan
Lebih terperinciRANCANG BANGUN SUMBER MEDAN MAGNETIK DINAMIK UNTUK IDENTIFIKASI ANOMALI MAGNETIK LAPISAN TANAH
Fibusi (JoF) Vol. 3 No. 2, September 2015 RANCANG BANGUN SUMBER MEDAN MAGNETIK DINAMIK UNTUK IDENTIFIKASI ANOMALI MAGNETIK LAPISAN TANAH Kartini Kartikasari 1 ; Ahmad Aminudin,; Nanang Dwi Ardi 3* 1,2,3Jurusan
Lebih terperinciAnalisis Sifat Magnet Dan Mekanik Pada Permanent Bonded Magnet Pr-Fe-B Dengan Matriks Bakelit
Analisis Sifat Magnet Dan Mekanik Pada Permanent Bonded Magnet Pr-Fe-B Dengan Matriks Bakelit Tian Havwini 1)*, Syahrul Humaidi 1), Muljadi 2) 1) Departemen Fisika, Universitas Sumatera Utara Kampus Padang
Lebih terperinciLenny Marcillina, Erwin, dan Tengku Emrinaldi
PENENTUAN NILAI TINGKAT KEMAGNETAN DAN SUSEPTIBILITAS MAGNETIK ENDAPAN PASIR BESI SEBAGAI FUNGSI KEDALAMAN DI PANTAI ARTA DAN PANTAI KATA PARIAMAN SUMATERA BARAT Lenny Marcillina, Erwin, dan Tengku Emrinaldi
Lebih terperinciPENGARUH KOMPOSISI BAHAN BAKU SECARA STOIKIOMETRI DAN NON STOIKIOMETRI TERHADAP SIFAT FISIS DAN MAGNET PADA PEMBUATAN MAGNET PERMANEN BaO.
PENGARUH KOMPOSISI BAHAN BAKU SECARA STOIKIOMETRI DAN NON STOIKIOMETRI TERHADAP SIFAT FISIS DAN MAGNET PADA PEMBUATAN MAGNET PERMANEN BaO.6Fe 2 O 3 Kharismayanti 1, Syahrul Humaidi 1, Prijo Sardjono 2
Lebih terperinci2015 RANCANG BANGUN SUMBER MEDAN MAGNET DINAMIK UNTUK IDENTIFIKASI ANOMALI MAGNETIK LAPISAN TANAH
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Medan magnet adalah ruang di sekitar magnet yang menjadikan bendabenda tertentu mengalami gaya magnet. Sumber medan magnet yang paling awal dikenal adalah magnet permanen.
Lebih terperinciEksperimen Pembentukan Kristal BPSCCO-2223 dengan Metode Self-Flux
Berkala Fisika ISSN : 1410-9662 Vol.8, No.2, April 2005, hal 53-60 Eksperimen Pembentukan Kristal BPSCCO-2223 dengan Metode Self-Flux Indras Marhaendrajaya Laboratorium Fisika Zat Padat Jurusan Fisika
Lebih terperinciKAJIAN SIFAT STRUKTUR KRISTAL PADA BAHAN BARIUM HEKSAFERIT YANG DITAMBAH VARIASI Fe2O3 MENGGUNAKAN ANALISIS RIETVELD
Youngster Physics Journal ISSN : 2302-7371 Vol. 4, No. 2, April 2015, Hal 165-172 KAJIAN SIFAT STRUKTUR KRISTAL PADA BAHAN BARIUM HEKSAFERIT YANG DITAMBAH VARIASI Fe2O3 MENGGUNAKAN ANALISIS RIETVELD Kilat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahan magnetik adalah suatu bahan yang memiliki sifat kemagnetan dalam komponen pembentuknya. Menurut sifatnya terhadap pengaruh kemagnetan, bahan dapat diklasifikasikan
Lebih terperinciPERUBAHAN BUTIR DAN PENENTUAN TEMPERATUR PEMBENTUKAN BARIUM HEXAFERRITE TERSUBSTITUSI ION Mn +2 Dan Ti +4 MELALUI MEKANISME MEKANIKA MILLING
Berkala Fisika ISSN : 1410-9662 Vol. 15, No. 2, April 2012, hal 57-62 PERUBAHAN BUTIR DAN PENENTUAN TEMPERATUR PEMBENTUKAN BARIUM HEXAFERRITE TERSUBSTITUSI ION Mn +2 Dan Ti +4 MELALUI MEKANISME MEKANIKA
Lebih terperinciSINTESIS SERBUK BARIUM HEKSAFERIT DENGAN METODE KOPRESIPITASI
SINTESIS SERBUK BARIUM HEKSAFERIT DENGAN METODE KOPRESIPITASI EL INDAHNIA KAMARIYAH 1109201715 JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
Lebih terperinciUnnes Physics Journal
UPJ 2 (2) (2013) Unnes Physics Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/upj PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI MAGNET KOMPOSIT BERBAHAN DASAR BARIUM FERIT DENGAN PENGIKAT KARET ALAM Rahmawan Wicaksono
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS 4.1 Analisis Hasil Pengujian TGA - DTA Gambar 4.1 memperlihatkan kuva DTA sampel yang telah di milling menggunakan high energy milling selama 6 jam. Hasil yang didapatkan
Lebih terperinciPEMBUATAN DAN KARAKTERISASI MAGNET BONDED BaO.6 Fe 2 DENGAN VARIASI UKURAN PARTIKEL
Akreditasi LIPI Nomor : 395/D/2012 Tanggal 24 April 2012 PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI MAGNET BONDED BaO.6 DENGAN VARIASI UKURAN PARTIKEL ABSTRAK Ayu Yuswita Sari, Perdamean Sebayang dan Muljadi Pusat Penelitian
Lebih terperinciMagnet Rudi Susanto 1
Magnet Rudi Susanto 1 MAGNET Sifat kemagnetan telah dikenal ribuan tahun yang lalu ketika ditemukan sejenis batu yang dapat menarik besi Dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan, orang telah dapat
Lebih terperinciTEKNIK PERBAIKAN SAMBUNGAN TERMOKOPEL TEMPERATUR TINGGI PADA HEATING-01
TEKNIK PERBAIKAN SAMBUNGAN TERMOKOPEL TEMPERATUR TINGGI PADA HEATING-01 Sigma Epsilon ISSN 0853-9103 Oleh Joko Prasetio W 1, Kiswanta 1, Edy Sumarno 1, Ainur Rosidi 1, Ismu Handoyo 1, Khrisna 2 1 Pusat
Lebih terperinciAKTUATOR AKTUATOR 02/10/2016. Rian Rahmanda Putra Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indo Global Mandiri
AKTUATOR Rian Rahmanda Putra Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indo Global Mandiri AKTUATOR Istilah yang digunakan untuk mekanisme yang menggerakkan robot. Aktuator dapat berupa hidrolik, pneumatik dan
Lebih terperinciEfek Aditiv Al 2 O 3 Terhadap Struktur dan Sifat Fisis Magnet Permanen BaO.6(Fe 2 O 3 )
Berkala Fisika ISSN : 141-9662 Vol. 7, No. 2, April 24, hal 69-73 Efek Aditiv Al 2 O 3 Terhadap Struktur dan Sifat Fisis Magnet Permanen BaO.6(Fe 2 O 3 ) Priyono 1), Yuly Astanto 1), Happy Traningsih 1),
Lebih terperinciANALISA PENGARUH INTI KOIL TERHADAP MEDAN MAGNETIK DAN MUATAN PADA KAPASITOR DALAM RANGKAIAN SERI LC. Sri Wahyuni *, Erwin, Salomo
ANALISA PENGARUH INTI KOIL TERHADAP MEDAN MAGNETIK DAN MUATAN PADA KAPASITOR DALAM RANGKAIAN SERI LC Sri Wahyuni *, Erwin, Salomo Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Lebih terperinciPENENTUAN TINGKAT KEMAGNETAN DAN INDUKSI MAGNETIK TOTAL ENDAPAN PASIR LAUT PANTAI PADANG SEBAGAI FUNGSI KEDALAMAN
Jurnal Komunikasi Fisika Indonesia http://ejournal.unri.ac.id./index.php/jkfi Jurusan Fisika FMIPA Univ. Riau Pekanbaru. http://www.kfi.-fmipa.unri.ac.id Edisi April 217. p-issn.1412-296.; e-2579-521x
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dilakukan pembuatan keramik CSZ-NiO untuk elektrolit padat
28 BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Metode yang Digunakan Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimen. Pada penelitian ini dilakukan pembuatan keramik CSZ-NiO untuk elektrolit padat SOFC.
Lebih terperinciPEMBUATAN MAGNETIK BARIUM M-HEKSAFERIT YANG DIDOPING ION Cu
PEMBUATAN MAGNETIK BARIUM M-HEKSAFERIT YANG DIDOPING ION Cu Seri Dermayu Siregar 1), Syahrul Humaidi 1), Perdamean S ) 1) Departemen Fisika, Universitas Sumatera Utara Kampus Padang Bulan, Medan, 155 )
Lebih terperinciSNMPTN 2011 FISIKA. Kode Soal Gerakan sebuah mobil digambarkan oleh grafik kecepatan waktu berikut ini.
SNMPTN 2011 FISIKA Kode Soal 999 Doc. Name: SNMPTN2011FIS999 Version: 2012-10 halaman 1 01. Gerakan sebuah mobil digambarkan oleh grafik kecepatan waktu berikut ini. Percepatan ketika mobil bergerak semakin
Lebih terperincimedan flux...(1) tegangan emf... (2) besar magnetic flux ini adalah Φ dan satuannya Weber (Wb = T.m 2 ). Secara matematis besarnya adalah :
Masih ingat aturan tangan kanan pada pelajaran fisika? Ini cara yang efektif untuk mengetahui arah medan listrik terhadap arus listrik. Jika seutas kawat tembaga diberi aliran listrik, maka di sekeliling
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan magnet permanen setiap tahun semakin meningkat terutama untuk kebutuhan hardware komputer dan energi. Suatu magnet permanen harus mampu menghasilkan
Lebih terperinciBAB 2 Teori Dasar 2.1 Konsep Dasar
BAB 2 Teori Dasar 2.1 Konsep Dasar 2.1.1 Momen Magnet Arus yang mengalir pada suatu kawat yang lurus akan menghasilkan medan magnet yang melingkar di sekitar kawat, dan apabila kawat tersebut dilingkarkan
Lebih terperinciPENGARUH PROSES PEMBUATAN INTI LILITAN TERHADAP EFISIENSI MOTOR LISTRIK DENGAN MENGGUNAKAN PEMODELAN PERANGKAT LUNAK ANSYS MAXWELL
PENGARUH PROSES PEMBUATAN INTI LILITAN TERHADAP EFISIENSI MOTOR LISTRIK DENGAN MENGGUNAKAN PEMODELAN PERANGKAT LUNAK ANSYS MAXWELL SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Lebih terperinciPROTOTYPE GENERATOR MAGNET PERMANEN MENGGUNAKAN KUMPARAN STATOR GANDA
Berkala Fisika ISSN : 141-9662 Vol. 17, No. 4, Oktober 214, hal 115-12 PROTOTYPE GENERATOR MAGNET PERMANEN MENGGUNAKAN KUMPARAN STATOR GANDA Hartono *, Sugito dan Wihantoro Program Studi Fisika, Fakultas
Lebih terperinciTOPIK 8. Medan Magnetik. Fisika Dasar II TIP, TP, UGM 2009 Ikhsan Setiawan, M.Si.
TOPIK 8 Medan Magnetik Fisika Dasar II TIP, TP, UGM 2009 Ikhsan Setiawan, M.Si. ikhsan_s@ugm.ac.id Pencetak sidik jari magnetik. Medan Magnetik Medan dan Gaya Megnetik Gaya Magnetik pada Konduktor Berarus
Lebih terperinci4.2 Hasil Karakterisasi SEM
4. Hasil Karakterisasi SEM Serbuk yang melewati proses kalsinasi tadi selain dianalisis dengan XRD juga dianalisis dengan menggunakan SEM untuk melihat struktur mikro, sehingga bisa dilihat bentuk dan
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen murni. Eksperimen dilakukan untuk mengetahui pengaruh frekuensi medan eksitasi terhadap
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DATA PEMBUATAN FILM POLIVINILYDENE FLUORIDE SEBAGAI SENSOR PIEZOELEKTRIK
BAB III ANALISIS DATA PEMBUATAN FILM POLIVINILYDENE FLUORIDE SEBAGAI SENSOR PIEZOELEKTRIK 3.1 Prinsip Dasar Eksperimen Seperti telah dijelaskan pada Bab satu, eksperimen pada tugas akhir ini bertujuan
Lebih terperinciPENGARUH ADITIF BaCO 3 PADA KRISTALINITAS DAN SUSEPTIBILITAS BARIUM FERIT DENGAN METODA METALURGI SERBUK ISOTROPIK
Berkala Fisika ISSN : 1410-9662 Vol. 18, No. 1, Januari 2015, hal 43-50 PENGARUH ADITIF BaCO 3 PADA KRISTALINITAS DAN SUSEPTIBILITAS BARIUM FERIT DENGAN METODA METALURGI SERBUK ISOTROPIK Priska R. Nugraha
Lebih terperinciInduktor. oleh danny kurnia
Induktor oleh danny kurnia Masih ingat aturan tangan kanan pada pelajaran fisika? Ini cara yang efektif untuk mengetahui arah medan listrik terhadap arus listrik. Jika seutas kawat tembaga diberi aliran
Lebih terperinciTUGAS XIII LISTRIK DAN MAGNET
TUGAS XIII LISTRIK DAN MAGNET 1. Sebuah kapasitor keping sejajar yang tebalnya d mempunyai kapasitas C o. Ke dalam kapasitor ini dimasukkan dua bahan dielektrik yang masing-masing tebalnya d/2 dengan konstanta
Lebih terperinciEKSPERIMEN UJI PADA DAYA TINGGI DARI HEAD SUMBER ION UNTUK SIKLOTRON
EKSPERIMEN UJI PADA DAYA TINGGI DARI HEAD SUMBER ION UNTUK SIKLOTRON Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan, BATAN Jln. Babarsari Kotak Pos 6101 ykbb Yogyakarta 55281 Email: ptapb@batan.go.id ABSTRAK
Lebih terperinciKARAKTERISASI MIKROSTRUKTUR FEROELEKTRIK MATERIAL SrTiO 3 DENGAN MENGGUNAKAN SCANNING ELECTRON MICROSCOPY (SEM)
KARAKTERISASI MIKROSTRUKTUR FEROELEKTRIK MATERIAL SrTiO 3 DENGAN MENGGUNAKAN SCANNING ELECTRON MICROSCOPY (SEM) Kaspul Anuwar 1, Rahmi Dewi 2, Krisman 2 1 Mahasiswa Program S1 Fisika FMIPA-Universitas
Lebih terperinciINDUKSI ELEKTROMAGNETIK
INDUKSI ELEKTROMAGNETIK Hukum Faraday Persamaan Maxwell Keempat (Terakhir) Induksi Elektromagnetik Animasi 8.1 Fluks Magnet yang Menembus Loop Analog dengan Fluks Listrik (Hukum Gauss) (1) B Uniform (2)
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat Dan Bahan 3.1.1 Alat a. Personal computer dengan spesifikasi: Prosesor Intel Core i7-2600s, prosesor yang sesuai untuk menggunakan berbagai macam software desain
Lebih terperinciFisika Ujian Akhir Nasional Tahun 2003
Fisika Ujian Akhir Nasional Tahun 2003 UAN-03-01 Perhatikan tabel berikut ini! No. Besaran Satuan Dimensi 1 Momentum kg. ms 1 [M] [L] [T] 1 2 Gaya kg. ms 2 [M] [L] [T] 2 3 Daya kg. ms 3 [M] [L] [T] 3 Dari
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat
BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2009 sampai dengan Mei 2010, bertempat di Laboratorium Pengeringan Kayu, Laboratorium Peningkatan Mutu Hasil Hutan dan
Lebih terperinciBAB 20. KEMAGNETAN Magnet dan Medan Magnet Hubungan Arus Listrik dan Medan Magnet
DAFTAR ISI DAFTAR ISI...1 BAB 20. KEMAGNETAN...2 20.1 Magnet dan Medan Magnet...2 20.2 Hubungan Arus Listrik dan Medan Magnet...2 20.3 Gaya Magnet...4 20.4 Hukum Ampere...9 20.5 Efek Hall...13 20.6 Quis
Lebih terperinciDESAIN DAN PERAKITAN ALAT KONTROL TEMPERATUR UNTUK PERALATAN NITRIDASI PLASMA ABSTRAK ABSTRACT
DESAIN DAN PERAKITAN ALAT KONTROL TEMPERATUR UNTUK PERALATAN NITRIDASI PLASMA Rohmad Salam Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir ABSTRAK DESAIN DAN PERAKITAN ALAT KONTROL TEMPERATUR UNTUK PERALATAN NITRIDASI
Lebih terperinciPembuatan dan karakterisasi magnet komposit berbahan dasar barium ferit dengan pengikat karet alam
J. Sains Dasar 2013 2(1) 79 84 Pembuatan dan karakterisasi magnet komposit berbahan dasar barium ferit dengan pengikat karet alam (Creating and characterization of composite magnet using barium ferrite
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki andil dalam pengembangan berbagai sarana dan prasarana kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam industri, teknologi konstruksi merupakan salah satu teknologi yang memiliki andil dalam pengembangan berbagai sarana dan prasarana kebutuhan manusia. Perkembangannya
Lebih terperinciPEMBUATAN DAN UJI KELISTRIKAN GENERATOR MAGNET PERMANEN FLUKS AKSIAL
PEMBUATAN DAN UJI KELISTRIKAN GENERATOR MAGNET PERMANEN FLUKS AKSIAL SKRIPSI KARYAMAN HARTO ZEBUA 120801038 DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan serangkaian tahapan proses agar tujuan dari penelitian ini dapat tercapai, penelitian di awali dengan kajian pustaka yang dapat mendukung dalam
Lebih terperinciSTUDI EKSPERIMENTAL PEMBANGKITAN GAYA MAGNETIK PADA KUMPARAN BERARUS DALAM MEDAN MAGNET NEODYMIUM
Studi Eksperimental Pembangkitan... (Wandi Arnandi) STUDI EKSPERIMENTAL PEMBANGKITAN GAYA MAGNETIK PADA KUMPARAN BERARUS DALAM MEDAN MAGNET NEODYMIUM Wandi Arnandi 1, Sigit Iswahyudi 2 1 Jurusan Teknik
Lebih terperinciAnalisa Kekuatan Sambungan Las SMAW Pada Material Baja ST 37
Analisa Kekuatan Sambungan Las SMAW Pada Material Baja ST 37 Arief Hari Kurniawan 1, Sri Hastuti 2, Artfisco Satria Wibawa 3, Hardyan Dwi Putro 4 1,2,3,4 Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciLEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - MEDAN MAGNET - MEDAN MAGNET
LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR Diberikan Tanggal :. Dikumpulkan Tanggal : Nama : Kelas/No : / Medan Magnet - - MEDAN MAGNET - MEDAN MAGNET A. Medan Magnet 1. Medan Magnet oleh arus listrik
Lebih terperinciGambar 3.1 Arang tempurung kelapa dan briket silinder pejal
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Energi Biomassa, Program Studi S-1 Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiayah Yogyakarta
Lebih terperinciGambar 3.1 Susunan perangkat keras sistem steel ball magnetic levitation
Bab III Perancangan Perangkat Keras Sistem Steel Ball Magnetic Levitation Dalam perancangan perangkat keras sistem Steel Ball Magnetic Levitation ini dibutuhkan pengetahuan dasar tentang elektromagnetik,
Lebih terperinciMEDAN IMBAS MAGNET I. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
MEDAN IMBAS MAGNET I. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM Setelah mengikuti praktikum ini, mahasiswa akan mampu memahami bahwa arus listrik dapat menimbulkan medan magnet II. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS 1. Menyelidiki
Lebih terperinciPertanyaan Final (rebutan)
Pertanyaan Final (rebutan) 1. Seseorang menjatuhkan diri dari atas atap sebuah gedung bertingkat yang cukup tinggi sambil menggenggam sebuah pensil. Setelah jatuh selama 2 sekon orang itu terkejut karena
Lebih terperinciLATIHAN UAS 2012 LISTRIK STATIS
Muatan Diskrit LATIHAN UAS 2012 LISTRIK STATIS 1. Dua buah bola bermuatan sama (2 C) diletakkan terpisah sejauh 2 cm. Gaya yang dialami oleh muatan 1 C yang diletakkan di tengah-tengah kedua muatan adalah...
Lebih terperinciBAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA PENELITIAN
BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Pada penelitian ini langkah-langkah pengujian ditunjukkan pada Gambar 3.1: Mulai Mempersiapkan Alat Dan Bahan Proses Pengecoran
Lebih terperinciRANCANG BANGUN PEMANAS INDUKSI BERDAYA RENDAH DENGAN MENGGUNAKAN SOLENOID COIL BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 8535 SKRIPSI
1 RANCANG BANGUN PEMANAS INDUKSI BERDAYA RENDAH DENGAN MENGGUNAKAN SOLENOID COIL BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 8535 SKRIPSI JEPRI WANDES NABABAN 110801024 DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU
Lebih terperinciBAB IV METODE PENGUJIAN CIGARETTE SMOKE FILTER
BAB IV METODE PENGUJIAN CIGARETTE SMOKE FILTER 4.1 TUJUAN PENGUJIAN Tujuan dari pengujian Cigarette Smoke Filter ialah untuk mengetahui seberapa besar kinerja penyaringan yang dihasilkan dengan membandingkan
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: ( Print) F-108
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F-108 Pengaruh Dopan Co-Zn dengan Variasi Fraksi Mol Dan Variasi Ph terhadap Sifat Magnetik dan Struktur Mikro Barium Heksaferrit
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. karakteristik dari pasir besi sudah diketahui, namun penelitian ini masih terus
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Riset pengolahan pasir besi di Indonesia saat ini telah banyak dilakukan, bahkan karakteristik dari pasir besi sudah diketahui, namun penelitian ini masih terus dilakukan
Lebih terperinciLATIHAN FISIKA DASAR 2012 LISTRIK STATIS
Muatan Diskrit LATIHAN FISIKA DASAR 2012 LISTRIK STATIS 1. Ada empat buah muatan titik yaitu Q 1, Q 2, Q 3 dan Q 4. Jika Q 1 menarik Q 2, Q 1 menolak Q 3 dan Q 3 menarik Q 4 sedangkan Q 4 bermuatan negatif,
Lebih terperinciSEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA 2018
UJI SIFAT MAGNETIK PASIR BESI PANTAI DI KABUPATEN LUMAJANG MELALUI INDUKSI ELEKTROMAGNETIK Alfi Firman Syah Program Studi Pendidiksn Fisika, FKIP, UNIVERSITAS JEMBER alfisyah21@gmail.com Sudarti Program
Lebih terperinciK13 Revisi Antiremed Kelas 12 Fisika
K13 Revisi Antiremed Kelas 12 Fisika Medan Magnet - Latihan Soal Doc. Name: RK13AR12FIS0301 Version: 2016-10 halaman 1 01. Medan magnet dapat ditimbulkan oleh: (1) muatan listrik yang bergerak (2) konduktor
Lebih terperinciULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL 2015 KELAS XII. Medan Magnet
ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL 2015 KELAS XII gaya F. Jika panjang kawat diperpendek setengah kali semula dan kuat arus diperbesar dua kali semula, maka besar gaya yang dialami kawat adalah. Medan Magnet
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6 1
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6 1 PENGARUH DOPAN Co-Zn DENGAN VARIASI FRAKSI MOL DAN VARIASI ph TERHADAP SIFAT MAGNETIK DAN STRUKTUR MIKRO BARIUM HEKSAFERRIT DENGAN METODE SOL-GEL AUTO COMBUSTION
Lebih terperinciEFEK WAKTU WET MILLING DAN SUHU ANNEALING TERHADAP SIFAT FISIS, MIKROSTRUKTUR, DAN MAGNET DARI FLAKES NdFeB SKRIPSI WAHYU SOLAFIDE SIPAHUTAR
EFEK WAKTU WET MILLING DAN SUHU ANNEALING TERHADAP SIFAT FISIS, MIKROSTRUKTUR, DAN MAGNET DARI FLAKES NdFeB SKRIPSI WAHYU SOLAFIDE SIPAHUTAR 110801087 DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian adalah metode yang digunakan untuk mendekatakan permasalahan yang diteliti sehingga menjelaskan dan membahas permasalahan secara
Lebih terperinciSMA/MA IPA kelas 12 - FISIKA IPA BAB 7 GAYA GERAK LISTRIK INDUKSILatihan Soal 7.1
SMA/MA IPA kelas 12 - FISIKA IPA BAB 7 GAYA GERAK LISTRIK INDUKSILatihan Soal 7.1 1. Sebuah kumparan lawat dengan luas 50 cm 2 terletak dalam medan magnetik yang induksi magnetiknya 1,4 T. Jika garis normal
Lebih terperinciANALISA PENGARUH INTI KOIL TERHADAP MEDAN MAGNETIK DAN MUATAN PADA KAPASITOR DALAM RANGKAIAN SERI LC
ANALISA PENGARUH INTI KOIL TERHADAP MEDAN MAGNETIK DAN MUATAN Salomo 1), Erwin 1), Usman Malik 1), Maksi Ginting 1) 1 Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Kampus Bina Widya Pekanbaru,
Lebih terperinci