BUPATI BADUNG KEPUTUSAN BUPATI BADUNG NOMOR 1193 / 03 / HK / 2013 TENTANG
|
|
- Widyawati Gunardi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1 BUPATI BADUNG KEPUTUSAN BUPATI BADUNG NOMOR 1193 / 03 / HK / 2013 TENTANG PEMBENTUKAN KELOMPOK KERJA PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KABUPATEN BADUNG BUPATI BADUNG, Menimbang : a. bahwa pada Tahun 2012 telah dilaksanakan kegiatan program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Kabupaten Badung sebagai salah satu upaya pemerintah Kabupaten Badung untuk memperbaiki kondisi sanitasi dengan mengarusutamakan percepatan pembangunan sektor sanitasi ; b. bahwa pada Tahun 2012 telah disusun Buku Putih Sanitasi (BPS) dan Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) Badung sebagai cetak biru perencanaan pembangunan sektor sanitasi di Kabupaten Badung sehingga diharapkan pembangunan sektor sanitasi dapat dilaksanakan secara berkelanjutan ; c. bahwa sebagai tindak lanjut dari tersusunnya Buku Putih Sanitasi (BPS) dan Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) maka pada Tahun 2013 Pemerintah Kabupaten Badung wajib menyusun Memorandum Program Sanitasi (MPS) sebagai penjabaran lebih lanjut dari program kegiatan yang telah ditetapkan dalam Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) ; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b dan huruf c, perlu menetapkan Keputusan Bupati tentang Pembentukan Kelompok Kerja Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman di Kabupaten Badung. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerahdaerah Tingkat II dalam Wilayah Daerah-daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1655) ; 2. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air (Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 32,Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4377) ;
2 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844) ; 4. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725) ; 5. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah (Lembaran Negara Repiblik Indonesia Tahun 2008 Nomor 69, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4851) ; 6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059) ; 7. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5188) ; 8. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234) ; 9. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air (Lembaran Negara RI Tahun 2001 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4161); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (Lembaran Negara RI Tahun 2005 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4490); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten Badung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737) ; 12. Peraturan Pemerintah Nomor 67 Tahun 2009 tentang Pemindahan Ibu Kota Kabupaten Badung dari Wilayah Kota Denpasar ke Wilayah Kecamatan Mengwi Kabupaten Badung Provinsi Bali (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 168, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5081) ; 13. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 21/PRT/M/2007 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan (KSNP-SPP) ; 14. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 16/PRT/M/2008 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Air Limbah Pemukiman (KSNP-SPALP) ;
3 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 01/PRT/M/2009 tentang Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Bukan Jaringan Perpipaan ; 16. Peraturan Daerah Kabupaten Badung Nomor 2 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Badung Tahun ; MEMUTUSKAN : Menetapkan : KESATU : Membentuk Kelompok Kerja program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Kabupaten Badung dengan susunan keanggotaan sebagaimana tercantum dalam Lampiran I Keputusan ini KEDUA : Tugas dan tanggung jawab Kelompok Kerja sebagaimana dimaksud dalam diktum KESATU adalah : a. memfasilitasi dan melaksanakan upaya peningkatan kesadaran, kepedulian, dan dukungan seluruh stakeholder di tingkat Kabupaten dalam proses percepatan pembangunan sanitasi permukiman di Kabupaten Badung ; b. menyusun dokumen Memorandum Program Sanitasi (MPS) ; c. melakukan koordinasi dengan instansi di lingkungan Pemerintah Kabupaten Badung, stakeholder terkait lainnya ditingkat Kabupaten, Pokja Propinsi, Program Management Unit (PMU), Program Implementation Unit (PIU), Kelompok Kerja program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Nasional terkait penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS) ; d. memfasilitasi proses pencarian sumber dana alternatif untuk pembiayaan pembangunan sanitasi Kabupaten Badung ; e. memfasilitasi proses pengembangan sistem pemantauan dan evaluasi sanitasi yang terintegrasi di tingkat Kabupaten Badung ; f. berkoordinasi dengan Kelompok Kerja Propinsi dalam pelaksanaan Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman serta dalam rangka mencari masukan bagi penyempurnaan Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman; g. mengkoordinasikan, memfasilitasi, dan mengawal proses penyusunan dokumen pembangunan air minum dan sanitasi, termasuk diantaranya memfasilitasi penyusunan dokumen Memorandum Program Sanitasi (MPS) atau dokumen sejenis terkait air minum dan sanitasi ; h. memberikan input strategis pada pemerintah Propinsi dan stakeholder terkait dalam proses investasi dan implementasi program air minum dan sanitasi ; i. memfasilitasi proses pelaksanaan dan pengembangan sistem pemantauan evaluasi air minum dan sanitasi di tingkat Propinsi dan Kabupaten ; j. melakukan pengelolaan data dan pengembangan sistem informasi air minum dan sanitasi di tingkat Kabupaten ; k. memberikan masukan dan melakukan koordinasi dengan pengelola program air minum dan sanitasi baik di tingkat Nasional, Propinsi maupun di tingkat Kabupaten ;
4 - 4- l. tugas lain yang ditetapkan oleh Bupati. m. bertanggung jawab melaporkan pelaksanaan tugasnya sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. KETIGA : Kelompok Kerja program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Kabupaten Badung dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana dimaksud dalam diktum KEDUA dapat: a. menggunakan tenaga ahli yang diperlukan ; b. membentuk tim teknis untuk menangani penyelesaian masalah-masalah yang bersifat khusus ; c. meminta bahan yang diperlukan dari Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). KEEMPAT : Untuk mendukung pelaksanaan tugas Kelompok Kerja program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) dibentuk Sektretariat Kelompok Kerja program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) dengan susunan keanggotaan sebagaimana tercantum dalam Lampiran II Keputusan ini. KELIMA : Tugas dan tanggung jawab Kelompok Kerja program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) sebagaimana dimaksud dalam diktum KESATU adalah: a. Ketua: 1. mengendalikan dan bertanggungjawab dalam pelaksanaan peran, fungsi, dan tugas tim; 2. mengendalikan pengelolaan kerja tim agar tetap sesuai dengan misi Pemerintah Kabupaten Badung dan arahan strategis dari Kelompok Kerja; 3. memberikan arahan teknis terkait pelaksanaan fungsi tim pelaksana Kelompok Kerja ; 4. memastikan optimalisasi dukungan seluruh sumber daya tim pelaksana Kelompok Kerja ; 5. melaporkan hasil pelaksanaan kerja tim pelaksana secara berkala kepada Ketua dan Sekretaris Kelompok Kerja program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Kabupaten Badung. b. Sekretaris: 1. mengkoordinasikan perencanaan dan pelaksanaan teknis program kerja; 2. memfasilitasi koordinasi dan sinkronisasi kerja antar bidang pelaksana; 3. memastikan optimalisasi dukungan sumber daya dalam pelaksanaan program kerja; 4. menghimpun laporan pelaksanaan tugas bidang secara berkala; 5. bertanggung jawab melaporkan pelaksanan tugasnya kepada ketua tim. c. Bidang Perencanaan : 1. mengkoordinasikan pelaksanaan penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS) ; 2. memastkan bahwa Memorandum Program Sanitasi (MPS) menjadi bahan masukan dalam penyusunan rencana pembangunan jangka menengah program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) yang dirumuskan kedalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) ;
5 memastikan kesesuaian prioritas program dan kegiatan program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) yang dituangkan dalam Memorandum Program Sanitasi (MPS) telah selaras dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) ; 4. menyusun program dan kegiatan prioritas program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) bersama-sama dengan bidang lain untuk bahan masukan penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) sebagai bahan penyusunan Rencana Kerja Anggaran-Satuan Kerja Perangkat Daerah (RKA-SKPD) dalam rangka penganggaran dalam Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) ; 5. menyiapkan draft Memorandum Program Sanitasi (MPS) yang berisikan program, kegiatan prioritas sanitasi yang berskala komunal, kawasan dan kabupaten untuk disampaikan kepada Kelompok Kerja Sanitasi Propinsi ; 6. membuat laporan kerja terkait bidang perencanaan secara berkala ; 7. melaksanakan tugas lain terkait dengan bidang perencanaan yang ditugaskan oleh ketua; 8. bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas kepada sekretaris tim. d. Bidang Pendanaan : 1. mempersiapkan bahan masukan dalam rangka penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS) ; 2. memberikan masukan terhadap terhadap kebijakan dan peraturan daerah dalam upaya optimalisasi pengelolaan sanitasi, terutama terkait dengan pendanaan di Kabupaten Badung ; 3. memberikan masukan strategis terkait aspek pendanaan dalam penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS) dari hasil review Kelompok Kerja Sanitasi Propinsi ; 4. menyiapkan bahan masukan bidang pendanaan kepada Kelompok Kerja Sanitasi dalam pelaksanaan/implementasi program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) ; 5. meneliti Rencana Kerja Anggaran-Satuan Kerja Perangkat Daerah (RKA-SKPD) untuk memastikan pendanaan pada setiap tahapan program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) yang dialokasikan dalam APBD ; 6. membuat laporan kerja terkait dengan bidang pendanaan secara berkala ; 7. melaksanakan tugas lain terkait dengan bidang pendanaan yang ditugaskan oleh Ketua Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Badung ; 8. memastikan kebutuhan, optimalisasi, dan mobilisasi dukungan sumber daya pendanaan baik yang bersumber dari kabupaten maupun dari luar yang sah untuk digunakan dalam pencapaian Program program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) dan sejenisnya; 9. bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas kepada sekretaris tim. e. Bidang Teknis : 1. menyampaikan bahan masukan aspek teknis dalam rangka penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS) ; 2. menyiapkan bahan masukan bidang teknis kepada pokja sanitasi dalam pelaksanaan pembangunan fisik dan non fisik program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) agar sesuai dengan rencana yang ditetapkan;
6 membuat laporan kerja terkait bidang teknis secara berkala. 4. melaksanakan tugas lain terkait dengan bidang teknis yang ditugaskan oleh ketua pokja sanitasi Kabupaten Badung; 5. bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas kepada sekretaris tim. f. Bidang Kesehatan, Komunikasi dan Pemberdayaan Masyarakat : 1. mempersiapkan bahan masukan dalam rangka penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS); 2. menyiapkan bahan sosialisasi, advokasi dalam rangka pelaksanaan program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP); 3. menyiapkan bahan untuk peningkatan kesadaran masyarakat untuk terlibat secara aktif untuk menjadi pelaku individu dan masyarakat yang menjaga dan mengembangkan sanitasi sehat; 4. membuat bahan laporan kerja terkait bidang tugas secara berkala kepada Ketua Kelompok Kerja Sanitasi; 5. Melaksanakan tugas lain terkait dengan bidang komunikasi, kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang ditugaskan oleh ketua; 6. bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas kepada sekretaris tim. g. Bidang Pemantauan dan Evaluasi : 1. menyiapkan bahan masukan dalam rangka penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS) ; 2. menyiapkan bahan untuk kegiatan pemantauan dan evaluasi terhadap kemajuan pelaksanaan program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) pada setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait ; 3. menyusun rekomendasi tindaklanjut hasil temuan pelaksanaan program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) di Kabupaten Badung untuk dilakukan perbaikan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait ; 4. melaksanakan tugas lain terkait dengan bidang tugas yang ditugaskan oleh ketua; 5. bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas kepada sekretaris tim. h. Sekretariat Pokja Sanitasi : 1. menyiapkan pelaksanaan rapat- rapat internal, lokakarya, dan pelatihan- pelatihan; 2. melakukan pengolahan dan menganalisa data kemajuan pelaksanaan PPSP melalui web ppsp.nawasis.info; 3. menghimpun bahan laporan kerja terkait bidang tugas Kelompok Kerja dan laporan sekretariat serta menyusun laporan program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP); 4. menyiapkan laporan kerja perkembangan pelaksanaan program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) kepada sekretaris tim. KEENAM : Segala biaya yang dikeluarkan sebagai akibat ditetapkannya Keputusan ini dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Badung Tahun Anggaran 2013.
7 - 7- KETUJUH : Pada saat Keputusan ini mulai berlaku, maka Keputusan Bupati Badung Nomor 1915/03/HK/2011 dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. KEDELAPAN : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Mangupura Pada Tanggal 20 Maret 2013 Keputusan ini disampaikan kepada : 1. Ketua DPRD Kabupaten Badung 2. Kepala SKPD terkait di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Badung 3. Yang bersangkutan
8 - 8- LAMPIRAN KEPUTUSAN BUPATI BADUNG NOMOR : 1193 / 03 / HK / 2013 TANGGAL : 20 MARET 2013 TENTANG : PEMBENTUKAN KELOMPOK KERJA PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KABUPATEN BADUNG. SUSUNAN KEANGGOTAAN KELOMPOK KERJA PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KABUPATEN BADUNG 1. Ketua : Sekretaris Daerah Kabupaten Badung 2. Sekretaris : Asisten Perekonomian dan Pembangunan, Setda Kabupaten Badung 3. Bidang Perencanaan Ketua : Kepala Bappeda Litbang Kabupaten Badung Wakil Ketua : Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Wilayah pada Bappeda Litbang Kabupaten Badung Anggota : 1. Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten 2. Kepala Bagian Hukum dan HAM, Setda Kabupaten Badung 3. Kepala Bidang Pendataan dan Evaluasi pada Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Badung 4. Kepala Sub Bidang Sarana dan Prasarana Wilayah pada Bappeda Litbang Kabupaten Badung 5. Kepala Sub Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup pada Bappeda Litbang Kabupaten Badung 4. Bidang Pendanaan Ketua : Kepala Bagian Keuangan, Setda Kabupaten Badung Wakil Ketua : Kepala Sub Bagian Anggaran pada Bagian Keuangan, Setda Kabupaten Badung Anggota : Kepala Sub Bagian Pengelolaan Administrasi Aset Daerah pada Bagian Aset, Setda Kabupaten Badung 5. Bidang Teknis Ketua : Kepala Dinas Cipta Karya Kabupaten Badung. Wakil Ketua : Kepala Bidang Permukiman dan Penyehatan Lingkungan pada Dinas Cipta Karya Kabupaten Badung Anggota : 1. Kepala Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Badung 2. Kepala Bidang Jalan dan Jembatan pada Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Badung 3. Kepala Bidang Pengairan pada Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Badung 4. Kepala Bidang Kebersihan pada Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Badung
9 Kepala Seksi Konstruksi dan Pemeliharaan pada Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Badung 6. Kepala Seksi Permukiman pada Dinas Cipta Karya Kabupaten Badung 7. Kepala Seksi Penyehatan Lingkungan pada Dinas Cipta Karya Kabupaten Badung 6. Bidang Penyehatan, Komunikasi, dan Pemberdayaan Ketua : Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Badung. Wakil Ketua : Kepala Bidang Pencegahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan pada Dinas Kesehatan Kabupaten Badung Anggota : 1. Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kabupaten Badung 2. Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kabupaten Badung 3. Kepala Bagian Humas dan Protokol, Setda Kabupaten Badung 4. Kepala Bidang Pemberdayaan Masyarakat pada Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kabupaten Badung 5. Kepala Bidang Informasi dan Telematika pada Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika 6. Kepala Bidang Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat pada Dinas Kesehatan Kabupaten Badung 7. Kepala Seksi Penyehatan Lingkungan pada Dinas Kesehatan Kabupaten Badung 8. Kepala Sub Bagian Dokumentasi dan Peliputan pada Bagian Humas dan Protokol Setda Kabupaten Badung 9. Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kabupaten Badung 7. Bidang Monitoring dan Evaluasi Ketua : Kepala Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Badung Wakil Ketua : Kepala Bidang Pengawasan dan Pengendalian pada Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Badung Anggota : 1. Kepala Bidang Statistik Monitoring dan Evaluasi pada Bappeda Litbang Kabupaten Badung 2. Kepala Sub Bidang Pengawasan dan Pengendalian Kerusakan Lingkungan pada Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Badung 3. Kepala Sub Bidang Pemantauan Kualitas Lingkungan pada Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Badung 4. Kepala Sub Bagian Evaluasi dan Pelaporan pada Bagian Administrasi Pembangunan, Setda Kabupaten Badung
10 Sekretariat Anggota : 1. Staf Bidang Sarana dan Prasarana Wilayah pada Bappeda Litbang Kabupaten Badung 2. Staf Sub Bagian Evaluasi dan Pelaporan pada Bagian Administrasi Pembangunan, Setda Kabupaten Badung
11 11
12 12
13 - 13-
14 - 14-
15 - 15-
16 - 16- Perihal NOTULEN KICK OFF MEETING PROGRAM PPSP KAB. BADUNG Hari/tanggal : Rabu, 10 April 2013 Waktu Tempat Peserta/Undangan : Kick Off Meeting Pokja Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Kabupaten Badung : Pukul WITA : Ruang Rapat Teratai Bappeda Litbang Kab. Badung : Terlampir dalam surat undangan NOTULEN: A. PEMBUKAAN Acara dipimpin oleh Bapak Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda. Kabupaten Badung selaku Sekretaris Pokja PPSP Kabupaten Badung, dan Kepala Bidang Sarana Prasarana Wilayah Bappeda Litbang Kabupaten Badung selaku Wakil Ketua Bidang Perencanaan Pokja PPSP Kabupaten Badung, yang sekaligus membuka acara kick off meeting Program PPSP Kabupaten Badung. Dijelaskan bahwa Program PPSP sudah dimulai sejak Tahun 2011 yang diawali dengan pernyataan minat dari Bupati, yang menyatakan bahwa Kabupaten Badung berminat mengikuti Program PPSP. Pada tahun 2012 Pokja PPSP Kabupaten Badung telah menyusun dokumen Buku Putih Sanitasi (BPS) yang berisikan profil sanitasi, isu strategis dan permasalahan mendesak sanitasi, serta Area Berisiko dan posisi pengelolaan sanitasi di Kabupaten Badung saat ini serta dokumen Strategi Sanitasi Kab/Kota (SSK) yang memuat visi misi sanitasi, Sistem pengelolaan sanitasi serta kemampuan pendanaan sanitasi, strategi pengembangan sanitasi, indikasi program & kegiatan, kebutuhan dan sumber pendanaan 5 tahun kedepan. Sebagai tindak lanjut dari penyusunan 2 dokumen tersebut, maka pada tahun 2013 ini akan disusun dokumen Memorandum Program Sanitasi (MPS), yaitu menyusun Memorandum Program-Program Prioritas sektor Sanitasi untuk 5 tahun ke depan (sebagai roadmap). Dokumen ini akan digunakan sebagai acuan bagi Kabupaten Badung dalam menyusun program dan kegiatan baik yang dengan pendanaan APBD, APBD-Prov, dan APBN. Saat ini pendanaan dari APBN rata-rata memang mensyaratkan ketersediaan dokumen sebelum diajukan untuk didanai oleh APBN, baik itu MPS, MasterPlan, RPIJM yang kemudian dibahas dalam Konreg dan Musrembang di tingkat Provinsi dan Nasional. Dokumen Buku Putih Sanitasi yang telah disusun oleh POKJA PPSP Kabupaten Badung mendapatkan nilai 95. Sedangkan dokumen Strategi Sanitasi Kabupaten Badung mendapatkan nilai 96 berdasarkan penialaian dari POKJA AMPL Provinsi Bali sesuai dengan tahapan dan petunjuk penyusunan yang sudah ada. Dan dokumen ini sedang dalam proses penandatangan oleh Bupati. Untuk penanganan pengolahan air limbah dengan sistem perpipaan (terpusat): Pada tahun 2013, untuk sub sektor air limbah, Kabupaten Badung memprioritaskan penanganan air limbah untuk wilayah Kuta, Jimbaran dan Nusa Dua. Pada tahun 2010, sudah ada DED pengolahan air limbah dengan sistem perpipaan di wilayah Mangupura. Sebaiknya dilakukan review ulang terhadap dokumen tersebut agar dapat dilakukan tindak lanjut. Untuk Badung, saatnya untuk berpikir tentang Sanitasi tidak hanya infrastruktur Jalan dan Bangunan. Melalui kegiatan kick-off Meeting ini diharapkan dapat memahami mengenai program PPSP dan sektor-sektor apa saja yang masuk dalam program ini.
17 - 17- B. PAPARAN Penjelasan oleh Fasilitator Propinsi (Ir. Gede Made Sudarsana) Materi: - Gambaran Umum Program PPSP - Pengantar MPS - Monev NAWASIS Kick-Off Meeting kali ini lebih ke brain-storming atau mengingat kembali kegiatan PPSP yang telah dilakukan oleh anggota POKJA PPSP Kabupaten Badung. Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) adalah program untuk meningkatkan dan mempercepat perencanaan dan investasi sektor sanitasi yang dilaksanakan selama periode tahun Adapun titik berat yang menjadi sasaran yang ingin dicapai pada tahun 2014, adalah sebagaimana telah ditetapkan dalam RPJMN yaitu: 1. Stop Buang Air Besar Sembarangan (BABs), baik di wilayah perkotaan maupun perdesaan, melalui penyediaan akses ke sistem saluran limbah terpusat sebesar 10%, dan sistem pengolahan setempat sebesar 90% dari populasi Indonesia. 2. Pengurangan sampah pada sumbernya dan peningkatan pengelolaan persampahan yang ramah lingkungan seperti penerapan sanitary landfill atau controlled landfill untuk TPA dan teknologi yang aman bagi 80% rumah tangga di wilayah perkotaan (3R) 3. Pengurangan genangan air di 100 (seratus) kawasan strategis perkotaan yang rawan banjir dengan cakupan seluas Ha. Tahapan PPSP: 1. Kampanye, Edukasi, dan Advokasi 2. Pengembangan Kelembagaan dan Penganturan 3. Kelembagaan POKJA PPSP Kabupaten Badung sudah berdasarkan SE Menteri Dalam Negeri NOMOR 660/4919/SJ, Tanggal 30 November 2012, Tentang Pedoman Pengelolaan Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman Di Daerah 4. Penyusunan Buku Putih dan SSK 5. Penyusunan Memorandum Program Sanitasi 6. Implementasi 7. Pemantauan dan Evaluasi. Dokumen Memorandum Program Sanitasi (MPS) merupakan kelanjutan dari dokumen Buku Putih Sanitasi dan Strategi Sanitasi Kota (SSK) dan merupakan dokumen terbuka yang dapat di-review setiap tahun. Dalam dokumen MPS seharusnya memuat program dan kegiatan prioritas (fisik dan non fisik) termasuk sumber pendanaannya baik dari APBD, APBD-Provinsi, APBN, maupun dana lain berupa hibah atau pinjaman dari NGO maupun dana CSR. Dokumen MPS terdiri dari: BAB 1 Pendahuluan (Kesepakatan Program Prioritas) BAB 2 Memorandum Program Jangka Menengah (Kesepakatan Pendanaan) BAB 3 Rencana Implementasi dan Pengelolaan Program LAMPIRAN (Tabel Program Yang Disepakati dan Proposal Pendanaan) Pemantauan proses penyusunan dokumen MPS melalui sistem NAWASIS (National Water & Sanitation Services) C. TANYA JAWAB Kepala Bidang Jalan dan Jembatan, Dinas Bina Marga dan Pengairan Kab. Badung Sehubungan dengan pengelolaan drainase, drainase lingkungan yang merupakan bagian dari sub sektor dalam sanitasi, merupakan bagian dari sistem drainase yang tidak terpisahkan dari drainase primer dan drainase sekunder. Permasalahan pengelolaan drainase, sebagai contoh di Jalan Arjuna Legian, kondisinya tidak baik. Masyarakat meminta agar arah aliran pembuangannya tidak menuju ke Pantai tetapi menuju ke Tukad Mati, namun hal ini secara teknis tidak mungkin kecuali menggunakan sistem pompa. Namun setelah tim dari DBMP turun ke lapangan, ternyata masih banyak masyarakat yang membuang limbah rumah tangga nya ke saluran drainase tersebut, padahal di sana sudah terdapat saluran DSDP. Sehingga diharapkan BLH bisa menyusun program untuk melakukan pengawasan dan juga pembinaan sehingga bukan hanya DBMP yang bertindak untuk menutup saluran pembuangan tersebut.
18 - 18- Kepala Bidang Pendataan dan Evaluasi, Dinas Bina Marga dan Pengairan Kab. Badung Perlu ada penegakan hukum yang lebih atau pembuatan peraturan dan sosialisasi mengenai larangan pembuangan air limbah rumah tangga ke saluran drainase. Sehingga saluran drainase tetap berfungsi untuk mengalirkan air hujan Kepala Bidang Pengawasan dan Pengendalian, Badan Lingkungan Hidup Kab. Badung Permasalahan sanitasi tidak hanya di wilayah Selatan Bali, tetapi juga di wilayah Utara yang merupakan hulunya, sebab sebagian besar sungai ada di hulu. BLH memang telah koordinasi dengan DBMP bahwa ketika ditemukan terdapat saluran limbah menuju ke drainase khusunya yang sudah dilayani oleh DSDP, maka sebaiknya saluran tersebut ditutup, sesuai dengan Peraturan Bupati Nomor 31 Tahun Namun apabila sesuai dengan baku mutu, maka bisa dibuang ke drainase. Kepala Bidang Permukiman dan Penyehatan Lingkungan, Dinas Cipta Karya Kab. Badung Dengan adanya program PPSP ini diharapkan sanitasi lebih tertata di kawasan permukiman. Terlebih lagi untuk lokasi-lokasi yang rencananya akan dikembangan sistem pengelolaan air limbahnya dengan sistem terpusat. Maka harus ada peraturan yang pada saat terdapat ijin mendirikan bangunan, bahwa rumah tersebut akan menyediakan tempat untuk pemasangan Sambungan Rumah. Sehingga ketika ada program masuk, masyarakat tidak bingung. Perlu ada peraturan mengenai pengelolaan sanitasi untuk lahan yang disewakan. Sebab ketika lahan disewakan, biasanya penyewa tidak bertanggung jawab sehingga daerah tersebut nampah kumuh dan tidak tertata. Kepala Bidang Pencegahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Dinas Kesehatan Kab. Badung Pengelolaan limbah di puskesmas apakah dapat digabungkan dengan pengelolaan limbah DSDP? Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Wilayah, Bappeda Litbang Kab Badung Permasalahan pembuangan air limbah domestic ke saluran drainase terutama pada lokasi yang sudah terdapat saluran DSDP merupakan yang penting, apalagi ketika pengusaha berdalih tidak mau membuang ke saluran DSDP karena retribusi bulanannya mahal. Padahal ini tidak sebanding dengan biaya perbaikan lingkungan yang harus dikeluarkan apabila terjadi pencemaran. BLH perlu melakukan atau menyusun program untuk penyusunan database hasil investigasi lokasi-lokasi mana yang terdapat pencemaran air limbah ini. Fasilitator Provinsi Pengelolaan air limbah di puskesmas merupakan limbah medis B3, sehingga tidak dapat digabungkan dengan sistem di DSDP. Fasilitator Kabupaten Sebagai tindak lanjut dari kegiatan kick-off meeting program PPSP di Kabupaten Badung ini, sebaiknya dilaksanakan LOKALATIH Penyusunan MPS sehingga anggota Pokja PPSP Kabupaten Badung nantinya dapat mengetahui cara penyusunan dokumen secara teknis sesuai tahapan-tahapan yang ada. D. PENUTUPAN Acara kick off meeting ditutup oleh Bapak Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda. Kabupaten Badung, diharapkan Pokja PPSP Kabupaten Badung mampu merampungkan dokumen MPS yang berkualitas di Tahun Anggaran Sehingga Kabupaten Badung mempunyai dokumen perencanaan dalam menangani masalah sanitasi kedepannya.
19 - 19- LAMPIRAN DOKUMENTASI KICK OFF MEETING PROGRAM PPSP KAB BADUNG TGL 10 APRIL 2013 Pimpinan Kick Off Meeting POKJA PPSP Kabupaten Badung Peserta Kick Off Meeting POKJA PPSP Kabupaten Badung
BUPATI BADUNG KEPUTUSAN BUPATI BADUNG NOMOR 1193 / 03 / HK / 2013 TENTANG
1 BUPATI BADUNG KEPUTUSAN BUPATI BADUNG NOMOR 1193 / 03 / HK / 2013 TENTANG PEMBENTUKAN KELOMPOK KERJA PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KABUPATEN BADUNG BUPATI BADUNG, Menimbang : a. bahwa pada
Lebih terperinciBUPATI BOLAANG MONGONDOW
AA BUPATI BOLAANG MONGONDOW KEPUTUSAN BUPATI BOLAANG MONGONDOW NOMOR 167 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW BUPATI BOLAANG MONGONDOW, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciBUPATI BOLAANG MONGONDOW TIMUR
BUPATI BOLAANG MONGONDOW TIMUR KEPUTUSAN BUPATI BOLAANG MONGONDOW TIMUR NOMOR : 145 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TIMUR BUPATI BOLAANG MONGONDOW TIMUR,
Lebih terperinciPenyusunan Rencana Kerja dan Pembagian Tugas Pokja Hasil rencana kerja terlampir,
Kick of Meeting Pokja Sanitasi Kab/Kota Kick off meeting atau Rapat Perdana secara formal belum dilaksanakan, namun komunikasi dan pertemuan non formal antar beberapa anggota Pokja sudah dilaksanakan.
Lebih terperinciWALIKOTA PALANGKA RAYA
WALIKOTA PALANGKA RAYA KEPUTUSAN WALIKOTA PALANGKA RAYA NOMOR 268 Tahun 2015 TENTANG PEMBENTUKAN KELOMPOK KERJA PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN DI KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2015 WALIKOTA
Lebih terperinciBUPATI ROKAN HILIR KEPUTUSAN BUPATI ROKAN HILIR NOMOR 353 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN ROKAN HILIR
BUPATI ROKAN HILIR KEPUTUSAN BUPATI ROKAN HILIR NOMOR 353 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN ROKAN HILIR BUPATI ROKAN HILIR, Menimbang : a. bahwa berdasarkan Surat Edaran
Lebih terperinciKEPUTUSAN BUPATI BATANG HARI NOMOR : TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN TIM KOORDINASI KELOMPOK KERJA (POKJA) SANITASI KABUPATEN BATANG HARI TAHUN 2016
KEPUTUSAN BUPATI BATANG HARI NOMOR : TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN TIM KOORDINASI KELOMPOK KERJA (POKJA) SANITASI KABUPATEN BATANG HARI TAHUN 2016 BUPATI BATANG HARI, Menimbang : a. bahwa dalam rangka
Lebih terperinciKELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN TASIKMALAYA PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP) KABUPATEN TASIKMALAYA 2013
CATATAN KEGIATAN PERTEMUAN POKJA SANITASI KABUPATEN TASIKMALAYA PPSP TAHUN ANGGARAN 2013 Nama Kegiatan Lokasi Kegiatan : Kick off Meeting PPSP : Aula Wiratanubaya, Bappeda Kab. Tasikmalaya Waktu Pelaksanaan
Lebih terperinciPROVINSI KEPULAUAN RIAU KEPUTUSAN BUPATI LINGGA NOMOR : 132/KPTS/IV/2015 TENTANG
PROVINSI KEPULAUAN RIAU KEPUTUSAN BUPATI LINGGA NOMOR : 132/KPTS/IV/2015 TENTANG PEMBENTUKAN KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN LINGGA TAHUN ANGGARAN 2015 BUPATI LINGGA, Membaca : Surat Edaran Menteri Dalam
Lebih terperinciKEPUTUSAN WALIKOTA PADANG NOMOR 170 TAHUN 2015 TENTANG KELOMPOK KERJA SANITASI TAHUN 2015 WALIKOTA PADANG,
WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT KEPUTUSAN WALIKOTA PADANG NOMOR 170 TAHUN 2015 TENTANG KELOMPOK KERJA SANITASI TAHUN 2015 WALIKOTA PADANG, Menimbang : a. bahwa berdasarkan Surat Keputusan Menteri
Lebih terperinciBUPATI BOLAANG MONGONDOW UTARA KEPUTUSAN BUPATI BOLAANG MONGONDOW UTARA NOMOR 109 TAHUN 2013
- 1 - KEPUTUSAN BUPATI BOLAANG MONGONDOW UTARA NOMOR 109 TAHUN 2013 T E N T A N G PEMBENTUKAN KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN BOLAANGMONGONDOW UTARA BUPATI BOLAANG MONGONDOW UTARA, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciKEPUTUSAN WALIKOTA BANDA ACEH NOMOR : 20 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN KELOMPOK KERJA SANITASI KOTA BANDA ACEH WALIKOTA BANDA ACEH,
KEPUTUSAN WALIKOTA BANDA ACEH NOMOR : 20 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN KELOMPOK KERJA SANITASI KOTA BANDA ACEH WALIKOTA BANDA ACEH, Menimbang : a. bahwa dalam rangka efisiensi dan efektifitas kinerja
Lebih terperinciStrategi Sanitasi Kabupaten Malaka
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan Sanitasi di Indonesia telah ditetapkan dalam misi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJMPN) tahun 2005 2025 Pemerintah Indonesia. Berbagai langkah
Lebih terperinciKEPUTUSAN BUPATI KOLAKA NOMOR TAHUN
BUPATI KOLAKA KEPUTUSAN BUPATI KOLAKA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN TIM KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN KOLAKA BUPATI KOLAKA Menimbang Mengingat a. bahwa dalam RPJMN Tahun 2010 2014 yang dijabarkan
Lebih terperinciBERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 31 TAHUN 2014 PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 31 TAHUN 2014 TENTANG ROADMAP SANITASI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2015 2019 DENGAN RAHMAT
Lebih terperinci{ / f( ; I Y PEMBENTUKAN KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR. Penataan Ruang (Lembaran Negara RI Tahun 2007 Nomor 68'
KEPUTUSAN BUPATI OGAN KOII'IERING ULU TIMUR NOMOR,ag TAHUN 2013 Menimbang a. Mengingat b. d. 1. TENTANG PEMBENTUKAN KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR 3. 4, BUPATI OGAN KOMERING
Lebih terperinciRAPAT KICK OFF MEETING PROGRAM PPSP KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2013
RAPAT KICK OFF MEETING PROGRAM PPSP KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2013 Hari/ Tanggal : Kamis, 14 Maret 2013 Tempat : Ruang Rapat Sekretaris Daerah Kabupaten Bandung Hadir : Sekretaris Daerah Kabupaten Bandung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Millenium Development Goals (MDG s) atau tujuan pembangunan millennium adalah upaya untuk memenuhi hak-hak dasar kebutuhan manusia melalui komitmen bersama antara
Lebih terperinciNOTULEN KICK OFF MEETING PROGRAM PPSP KABUPATEN JEMBRANA
NOTULEN KICK OFF MEETING PROGRAM PPSP KABUPATEN JEMBRANA Hari/Tanggal : Jumat / 2 Mei2014 Tempat : Ruang Rapat Bappeda dan PM Kabupaten Jembrana Jl. Mayor Sugianyar No.3 Negara Pimpinan rapat : I Ketut
Lebih terperinciPEMBENTUKAN KELOMPOK KERJA AIR MINUM DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN (AMPL) DI PROVINSI SUMATERA SELATAN
- 1 - KEPUTUSAN GUBERNUR SUMATERA SELATAN NOMOR :../KPTS/BAPPEDA/2011 TENTANG PEMBENTUKAN KELOMPOK KERJA AIR MINUM DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN (AMPL) DI PROVINSI SUMATERA SELATAN GUBERNUR SUMATERA SELATAN,
Lebih terperinciBUPATI MUSI BAYUASIN
BUPATI MUSI BAYUASIN KEPUTUSAN BUPATI MUSI BANYUASIN NOMOR 049 TAHUN 2013 T E N T A N G PEMBENTUKAN KELOMPOK KERJA AIR MINUM DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN / SANTASI (POKJA AMPL / SANITASI) KABUPATEN MUSI BANYUASIN
Lebih terperinciBUPATI BADUNG KEPUTUSAN BUPATI BADUNG NOMOR 665 / 02 / HK / 2014 TENTANG
P0 BUPATI BADUNG KEPUTUSAN BUPATI BADUNG NOMOR 665 / 02 / HK / 2014 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PENGENDALIAN PEMBANGUNAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DAERAH (BP4D) KABUPATEN BADUNG BUPATI BADUNG, Menimbang :
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Kondisi eksisting sanitasi di perkotaan masih sangat memprihatinkan karena secara pembangunan sanitasi tak mampu mengejar pertambahan jumlah penduduk yang semakin
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
Bab 1 1.1. Latar Belakang Penyediaan layanan sektor sanitasi dasar yang layak bagi seluruh lapisan masyarakat, khususnya bagi masyarakat berpendapatan rendah dan bertempat tinggal di kawasan padat dan
Lebih terperinciBAB V STRATEGI MONITORING DAN EVALUASI
STRATEGI SANITASI KABUPATEN 2013-2017 BAB V STRATEGI MONITORING DAN EVALUASI Monitoring evaluasi merupakan pengendalian yakni bagian tidak terpisahkan dari upaya mewujudkan tujuan yang akan dicapai. Monitoring
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang 1-1
Bab 1 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi dan perkembangan wilayah dewasa ini semakin meningkat, namun tidak diimbangi secara optimal dengan penyediaan layanan sektor sanitasi dasar yang layak bagi
Lebih terperinciTENT ANG PEMBENTUKAN KELOMPOK KERJA PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KABUPATEN SANGGAU TAHUN ANGGARAN 2015 BUPATI SANGGAU,
PROVNS! KALMANTAN BARAT KEPUTUSAN BUPAT SANGGAU NOMOR 47 TAHUN 2015 TENT ANG PEMBENTUKAN KELOMPOK KERJA PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANTAS PERMUKMAN KABUPATEN SANGGAU TAHUN ANGGARAN 2015 BUPAT SANGGAU,
Lebih terperinciPEMUTAKHIRAN SSK LAMPUNG TIMUR Tahun 2016
Created on 10/3/2016 at 9:8:38 Page 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Untuk memenuhi target pembangunan sektor sanitasi, yang meliputi pengelolaan air limbah domestik, pengelolaan persampahan, dan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Bab Latar Belakang. BPS Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung
Bab - 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sanitasi merupakan salah satu pelayanan dasar yang kurang mendapatkan perhatian dan belum menjadi prioritas pembangunan di daerah. Dari berbagai kajian terungkap
Lebih terperinciLaporan Kegiatan Kick Off Meeting, Internalisasi dan Penyamaan Persepsi PPSP Kab. Wakatobi Wanci, 3 April 2013
Laporan Kegiatan Kick Off Meeting, Internalisasi dan Penyamaan Persepsi PPSP Kab. Wakatobi Wanci, 3 April 2013 Muhammad Dikman Maheng Provincial Facilitator Teknis (PF AT) Program Percepatan Pembangunan
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI BANTUL
PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 65 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL, Menimbang : a. bahwa sebagai tindak lanjut Pasal 36 Peraturan
Lebih terperinciB A B V PROGRAM DAN KEGIATAN
B A B V PROGRAM DAN KEGIATAN Bagian ini memuat daftar program dan kegiatan yang menjadi prioritas sanitasi Tahun 0 06 ini disusun sesuai dengan strategi untuk mencapai tujuan dan sasaran dari masing-masing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pencapaian target MDGs di bidang sanitasi memerlukan kebijakan dan strategi yang efektif. Oleh karena itu, diperlukan berbagai program dan kegiatan yang terukur dan
Lebih terperinciB A B I P E N D A H U L U A N
B A B I P E N D A H U L U A N 1.1. LATAR BELAKANG Kondisi sanitasi di Kabupaten Bojonegoro yang telah digambarkan dalam Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bojonegoro mencakup sektor air limbah, persampahan,
Lebih terperinciLATAR BELAKANG. roadmap pembangunan Sanitasi di Indonesia. Program ini digagas oleh Tim
LATAR BELAKANG Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) adalah sebuah roadmap pembangunan Sanitasi di Indonesia. Program ini digagas oleh Tim Teknis Pembangunan Sanitasi (TTPS) dengan mempromosikan
Lebih terperinciRINGKASAN EKSEKUTIF PEMERINTAH KABUPATEN WAKATOBI KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN WAKATOBI
RINGKASAN EKSEKUTIF Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (Program PPSP) merupakan program yang dimaksudkan untuk mengarusutamakan pembangunan sanitasi dalam pembangunan, sehingga sanitasi
Lebih terperinciKICK OFF MEETING DAN LOKALATIH PENYUSUNAN DOKUMEN MPS
LAPORAN KEGIATAN KICK OFF MEETING DAN LOKALATIH PENYUSUNAN DOKUMEN MPS KABUPATEN TULANG BAWANG KAMIS, 25 JUNI 2015 PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP) NOTULEN KICK OFF MEETING DAN
Lebih terperinciPemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Kutai Timur
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Kutai Timur 2015-2019 Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Sanitasi merupakan salah satu sektor yang memiliki keterkaitan sangat erat dengan kemiskinan, tingkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pembangunan bidang sanitasi di berbagai daerah selama ini belum menjadi prioritas, sehingga perhatian dan alokasi pendanaan pun cenderung kurang memadai. Disamping
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Balangan
STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sanitasi sesungguhnya masih menjadi isu strategis di Indonesia. Tidak hanya di tingkat masyarakat, namun juga pada sisi para pengambil
Lebih terperinciBUPATI LAMPUNG BARAT
BUPATI LAMPUNG BARAT KEPUTUSAN BUPATI LAMPUNG BARAT NOMOR B/295/KPTS/III.02/2012 TENTANG PEMBENTUKAN TIM KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN LAMPUNG BARAT BUPATI LAMPUNG BARAT, Menimbang : a. bahwa untuk
Lebih terperinciBUPATI PESISIR SELATAN
BUPATI PESISIR SELATAN KEPUTUSAN BUPATI PESISIR SELATAN NOMOR : 050/ 215 /Kpts/BPT-PS/2011 TENTANG PEMBENTUKAN KELOMPOK KERJA SANITASI PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KABUPATEN PESISIR
Lebih terperinciReview RENCANA STRATEGIS (RENSTRA SKPD) TAHUN 2010-2015
Review RENCANA STRATEGIS (RENSTRA SKPD) TAHUN 2010-2015 DINAS CIPTA KARYA KABUPATEN BADUNG Mangupura, 2013 PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG DINAS CIPTA KARYA PUSAT PEMERINTAHAN MANGUPRAJA MANDALA JALAN RAYA
Lebih terperinciNOTULENSI KICK OF MEETING PROGRAM PPSP TAHUN 2016
NOTULENSI KICK OF MEETING PROGRAM PPSP TAHUN 2016 Dokumen ini memuat notulensi pertemuan awal Pemutakhiran SSK Program PPSP Kabupaten Bandung yang diselenggarakan pada tanggal 23 Mei 2016 P o k j a S a
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN SSK. I.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kondisi umum sanitasi di Indonesia sampai dengan saat ini masih jauh dari kondisi faktual yang diharapkan untuk mampu mengakomodir kebutuhan dasar bagi masyarakat
Lebih terperinciRENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH, PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KABUPATEN BADUNG TAHUN
KABUPATEN BADUNG RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH, PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KABUPATEN BADUNG TAHUN 2010-2015 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH, PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KABUPATEN
Lebih terperinciKick off Meeting Penyusunan MPS Tahun 2015
KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPETEN PELALAWAN Laporan Pelaksanaan Kick off Meeting Penyusunan MPS Tahun 2015 DISAMPAIKAN OLEH : POKJA SANITASI KABUPATEN PELALAWAN LAPORAN PERTEMUAN AWAL (KICK OFF MEETING)
Lebih terperinciKEPUTUSAN BUPATI JEPARA NOMOR 134 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN KELOMPOK KERJA (POKJA) AIR MINUM DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN KABUPATEN JEPARA
copy KEPUTUSAN BUPATI JEPARA NOMOR 134 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN KELOMPOK KERJA (POKJA) AIR MINUM DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN KABUPATEN JEPARA BUPATI JEPARA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka menjamin
Lebih terperinciNOTULENSI PERTEMUAN AWAL PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI KABUPATEN LAMPUNG TENGAH 11 APRIL 2013
NOTULENSI PERTEMUAN AWAL PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI KABUPATEN LAMPUNG TENGAH 11 APRIL 2013 Hasil pertemuan awal pada kegiatan koordinasi penyamaan persepsi Memorandum Program Sanitasi Kabupaten
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) merupakan dokumen perencanaan jangka menengah (5 tahun) yang memberikan arah bagi pengembangan sanitasi di Kabupaten Cilacap karena
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.389, 2014 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KESEHATAN. Penyediaan Air Minum. Sanitasi. Percepatan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 185 TAHUN 2014 TENTANG PERCEPATAN PENYEDIAAN AIR MINUM
Lebih terperinciRINGKASAN EKSEKUTIF PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016
KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016 RINGKASAN EKSEKUTIF Dokumen Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Tahun 2016 ini merupakan satu rangkaian yang tidak terpisahkan dengan dokumen lainnya yang telah tersusun
Lebih terperinciBAB V. STRATEGI MONEV
BAB V. STRATEGI MONEV Strategi monitoring dan evaluasi merupakan rencana pemantauan dan evaluasi kegiatan pembangunan sanitasi di Kabupaten Pacitan. Kegiatan yang dipantau merupakan kegiatan yang direncanakan
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 185 TAHUN 2014 TENTANG PERCEPATAN PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 185 TAHUN 2014 TENTANG PERCEPATAN PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa air minum
Lebih terperinciLAPORAN KEGIATAN KICK OFF MEETING (KOM) PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP)
LAPORAN KEGIATAN KICK OFF MEETING (KOM) PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP) KABUPATEN BANGGAI LAUT PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN ANGGARAN 2015 DISAMPAIKAN OLEH : POKJA AIR MINUM
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 75 /KPTS/013/2017 TENTANG
GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 75 /KPTS/013/2017 TENTANG KELOMPOK KERJA SANITASI DAN AIR MINUM PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2017 GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang : bahwa dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan sanitasi sampai saat ini masih belum menjadi prioritas dalam pembangunan daerah. Kecenderungan pembangunan lebih mengarah pada bidang ekonomi berupa pencarian
Lebih terperinciPENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat, karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup,
Lebih terperinciBAB VI MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK
BAB VI MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK Monitoring dan evaluasi merupakan pengendalian yang tidak terpisahkan dari upaya mewujudkan tujuan yang akan dicapai. Monitoring atau pemantauan dapat mempermudah
Lebih terperinciLAPORAN KEGIATAN KICK OFF MEETING DAN LOKALATIH PENYUSUNAN DOKUMEN BPS/SSK
LAPORAN KEGIATAN KICK OFF MEETING DAN LOKALATIH PENYUSUNAN DOKUMEN BPS/SSK KABUPATEN JAYAWIJAYA JUM AT 07 AGUSTUS 2015 KELOMPOK KERJA PPSP KABUPATEN JAYAWIJAYA PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN
Lebih terperinciBab 4 Strategi Pengembangan Sanitasi
Bab 4 Strategi Pengembangan Sanitasi 4.. Air limbah domestik Perencanaan pembangunan air limbah domestik di Kabupaten Pati didasarkan kepada permasalahan permasalahan mendesak dan posisi pengelolaan sanitasi
Lebih terperinciMonitoring dan Evaluasi Capaian SSK
BAB VI Dalam rangka mencapai sasaran Program PPSP 2016-2020 di Kabupaten Kupang yang selaras dengan kebijakan perencanaan daerah yang tertuang dalam RPJMD Kabupaten Kupang tahun 2015-2019 maka perlu adanya
Lebih terperinciBAB 04 STRATEGI PEMBANGUNAN SANITASI
BAB 04 STRATEGI PEMBANGUNAN SANITASI Pada bab ini akan dibahas mengenai strategi pengembangan sanitasi di Kota Bandung, didasarkan pada analisis Strength Weakness Opportunity Threat (SWOT) yang telah dilakukan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan dan pertumbuhan perekonomian Kota Yogyakarta yang semakin baik menjadikan Kota Yogyakarta sebagai kota yang memiliki daya tarik bagi para pencari kerja.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat, karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pemerintah Republik Indonesia telah memberlakukan kebijakan pembangunan sanitasi sebagai bagian dari strategi nasional bidang sanitasi dan higienitas untuk diterapkan
Lebih terperincib. bahwa Perumahan merupakan urusan wajib
PROVINSI BALI KEPUTUSAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 133/HK/2015 TENTANG PEMBENTUKAN KELOMPOK KERJA PELAKSANAAN PROGRAM PERUMAHAN KABUPATEN KARANGASEM TAHUN 2015 BUPATI KARANGASEM, w Menimbang Mengingat a.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN SSK PEMUTAKHIRAN 2016 POKJA SANITASI KOTA TOMOHON. of Sanitation (IYOS) pada tahun 2008, yang menghasilkan komitmen pemerintah dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Santasi yang baik dan layak merupakan salah satu faktor penunjang kesehatan masyarakat, akan tetapi belum seluruh stakeholder memberikan perhatian memadai terhadap
Lebih terperinciMONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK BAB VI MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK
BAB VI MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK BAB VI MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK 6.1 Strategi Monitoring dan Evaluasi Kabupaten Banyumas Pada Bab sebelumnya yakni Bab Strategi dan Rencana Program
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 66 SERI D
BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 66 SERI D PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 1220 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA PADA DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN
Lebih terperinciPENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 2015 Kabupaten Gunungkidul melakukan pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK). Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Gunungkidul dilakukan karena usia
Lebih terperinciLampiran A. Kerangka Kerja Logis Air Limbah
Lampiran A. Kerangka Kerja Logis Air Limbah Permasalahan Mendesak Tujuan Sasaran Strategi Program Kegiatan 1. Meningkatnya pembangunan Tersedianya Tersedianya Penyusunan Masterplan Penyusunan Masterplan
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN SUMBAWA.
PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN SUMBAWA. BUPATI SUMBAWA Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan dalam
Lebih terperinciPendahuluan. Bab Latar Belakang
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang sebagai salah satu pusat pertumbuhan di wilayah metropolitan Jabodetabek, yang berada di wilayah barat DKI Jakarta, telah mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang
Lebih terperinciPendahuluan 1. BAB I Pendahuluan 1.1. LATAR BELAKANG
Pendahuluan 1 BAB I Pendahuluan 1.1. LATAR BELAKANG Selama ini pembangunan di sektor sanitasi dan pengelolannya kurang mendapatkan perhatian dan prioritas di berbagai daerah di Indonesia, dimana baru 51
Lebih terperinciBAB 06 MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK
BAB 06 MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK Dalam rangka mencapai sasaran Program PPSP 2016-2020 di yang selaras dengan kebijakan perencanaan daerah yang tertuang dalam RPJMD tahun 2013-2018 maka perlu
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,
GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 213 /KPTS/013/2015 TENTANG KELOMPOK KERJA SANITASI DAN AIR MINUM PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2015 GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang : bahwa dalam
Lebih terperinciDi dalam Penyusunan Buku Putih Sanitasi terdiri dari 5 Proses : Proses 1 : Internalisasi dan Penyamaan Persepsi (output Bab I) Proses 2 : Penyiapan Pr
Notulensi Pertemua Internalisasi dan Penyamaan Persepsi Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2014 Tanggal 9 Mei 2014 Program Percepatan Pembangunan Sanitasi
Lebih terperinciKICK OFF MEETING & LOKALATIH PROGRAM
NOTULEN KICK OFF MEETING & LOKALATIH PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP) TAHUN 2014 POKJA SANITASI PEMERINTAH KABUPATEN BALANGAN NOTULEN KICK OFF MEETING DAN LOKALATIH PROGRAM PERCEPATAN
Lebih terperinciBUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 40 TAHUN 2011
BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 40 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM CIPTA KARYA DAN TATA RUANG KABUPATEN BLITAR BUPATI BLITAR, Menimbang : a. bahwa untuk
Lebih terperinciSTARTEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) KELOMPOK KERJA AMPL KABUPATEN ENREKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Perkembangan pembangunan kota yang terus berkembang dan pertumbuhan populasi penduduk dengan berbagai aktifitasnya yang terus meningkat dengan pesat menyebabkan pemenuhan
Lebih terperinciKELOMPOK KERJA AIR MINUM & PENYEHATAN LINGKUNGAN (POKJA AMPL) KABUPATEN BANGGAI LAUT
Dalam ini diuraikan rencana tindak yang akan dan perlu dilakukan dalam rangka persiapan tahap implementasi, utamanya untuk program dan kegiatan yang sudah ada kesepakatan dan alokasi penganggarannya. Khusus
Lebih terperinciGUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR : 10 TAHUN 2012 TENTANG
GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR : 10 TAHUN 2012 TENTANG PEMBANGUNAN AIR MINUM DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN BERBASIS MASYARAKAT DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR DENGAN
Lebih terperinciBAB 2 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI
BAB 2 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 2.1 Visi Misi Sanitasi Visi dan misi sanitasi Kota Kendari disusun dengan mengacu pada visi misi Kota Kendari yang tertuang dalam RPJMD Kota Kendari, dengan adanya
Lebih terperinciSTRATEGI SANITASI KABUPATEN TANA TORAJA BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kepedulian masyarakat dan pemerintah terhadap penyehatan lingkungan dalam mendukung kualitas lingkungan perlu ditingkatkan. Ketidaktahuan dan pemahaman masyarakat
Lebih terperinciBAB V STRATEGI MONITORING DAN EVALUASI
BAB V STRATEGI MONITORING DAN EVALUASI Strategi monitoring dan evaluasi merupakan salah satu strategi pendukung yang akan turut menentukan keberhasilan program pembangunan sektor sanitasi. Monitoring adalah
Lebih terperinciPemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Klungkung Bab 1 Pendahuluan
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup serta kondisi lingkungan yang dapat memberikan kenyamanan
Lebih terperinciMemorandum Program Sanitasi (MPS) Kabupaten Balangan BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan yang memiliki fungsi penting karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup serta kondisi lingkungan yang dapat memberikan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pokja AMPL Kota Makassar
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat, karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup,
Lebih terperinciBUPATI HULU SUNGAI UTARA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG
SALINAN BUPATI HULU SUNGAI UTARA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG GERAKAN STOP BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN ( STOP BABS ) DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR
SALINAN BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI LUMAJANG NOMOR 78 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN TATA RUANG
Lebih terperinciBAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL
BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL 4.1 SASARAN DAN ARAHAN PENAHAPAN PENCAPAIAN Sasaran Sektor Sanitasi yang hendak dicapai oleh Kabupaten Gunungkidul adalah sebagai berikut : - Meningkatkan
Lebih terperinciKELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN BERAU BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Sanitasi didefinisikan sebagai upaya membuang limbah cair domestik dan sampah untuk menjamin kebersihan dan lingkungan hidup sehat, baik ditingkat rumah tangga maupun
Lebih terperinciBAB III ISU STRATEGIS & TANTANGAN SEKTOR SANITASI KABUPATEN KLATEN
BAB III ISU STRATEGIS & TANTANGAN SEKTOR SANITASI KABUPATEN KLATEN 3.1. Enabling And Sustainability Aspect 3.1.1 Aspek Non Teknis 1) Kebijakan Daerah dan Kelembagaan Isu strategis aspek Kebijakan Daerah
Lebih terperinciBUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 42 TAHUN 2016 TENTANG
BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 42 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI DINAS PEKERJAAN UMUM, PENATAAN RUANG, DAN PERTANAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciBUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TANGERANG PROVINSI BANTEN. Program Percepatan Pembangunan Sanitasi (PPSP) Tahun 2012 POKJA AMPL KABUPATEN TANGERANG
Program Percepatan Pembangunan Sanitasi (PPSP) Tahun 2012 BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TANGERANG PROVINSI BANTEN Disiapkan oleh: POKJA AMPL KABUPATEN TANGERANG KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan
Lebih terperinciBUPATI MADIUN KEPUTUSAN BUPATI MADIUN NOMOR : / 12 / KPTS / / 2011 TENTANG PEMBENTUKAN KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN MADIUN
BUPATI MADIUN KEPUTUSAN BUPATI MADIUN NOMOR : 188.45 / 12 / KPTS / 402.031 / 2011 TENTANG PEMBENTUKAN KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN MADIUN BUPATI MADIUN, Menimbang : a. bahwa sebagai salah satu upaya
Lebih terperinciBUPATI BADUNG KEPUTUSAN BUPATI BADUNG NOMOR 1969 / 02 / HK / 2013 TENTANG
BUPATI BADUNG KEPUTUSAN BUPATI BADUNG NOMOR 1969 / 02 / HK / 2013 TENTANG PEMBENTUKAN TIM KOORDINASI PROGRAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PERDESAAN (PPIP) KABUPATEN BADUNG TAHUN ANGGARAN 2013 BUPATI BADUNG,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hingga saat ini akses masyarakat terhadap layanan sanitasi permukiman (air limbah domestik, sampah rumah tangga dan drainase lingkungan) di Indonesia masih relatif
Lebih terperinciSAMBUTAN BUPATI KEBUMEN P A D A KICK OFF PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP) KABUPATEN KEBUMEN TAHUN ANGGARAN 2015
BUPATI KEBUMEN SAMBUTAN BUPATI KEBUMEN P A D A KICK OFF PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP) KABUPATEN KEBUMEN TAHUN ANGGARAN 2015 Assalamu alaikum. wr. wb. Yth. Selasa, 16 Juni 2015
Lebih terperinci