BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH"

Transkripsi

1 BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH A. Kondisi Geografis. Letak Wilayah Kabupaten Temanggung merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah dengan luas wilayah 870,65 Km 2. Secara geografis, Kabupaten Temanggung terletak diantara 7 04 LS 7 24 LS (Lintang Selatan) dan BT 0 9 BT (Bujur Timur). Di sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Semarang dan Kabupaten Magelang, disebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Kendal dan Kabupaten Semarang, disebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Wonosobo dan disebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Magelang. Gambar 2.. Peta Administrasi Kabupaten Temanggung II -

2 Tabel 2.. Luas dan Batas Wilayah Kecamatan KECAMATAN LUAS DAN BATAS WILAYAH Km² Utara Timur Selatan Barat Parakan 22,23 Ngadirejo Kedu Bulu Bansari Kledung 32,2 Bansari Bulu,Parakan Kab.Magelang Kab. Wonosobo Bansari 22,54 Ngadirejo Parakan Kledung Candiroto Bulu 43,04 Parakan, Kedu Temanggung Tlogomulyo Kledung Temanggung Kedu, Kaloran, Tembarak Tlogomulyo, 33,39 Kandangan Kranggan Bulu Tlogomulyo 24,84 Bulu Temanggung Tembarak Kab. Magelang Tembarak Tlogomulyo, Kranggan Selopampang Tlogomulyo 26,84 Temanggung Selopampang 7,29 Tembarak Kranggan Kab. Magelang Tlogomulyo Kranggan 57,6 Kaloran Pringsurat Kab. Magelang Temanggung Pringsurat 57,27 Kaloran Kab. Magelang Kab. Magelang Kranggan Kaloran 63,92 Kandangan Kab. Semarang Temanggung Kranggan Kandangan 78,36 Kab. Semarang Kab. Semarang Temanggung Kedu Kedu Jumo, Kandangan, Temanggung Parakan, Bulu 34,96 Gemawang Kaloran Ngadirejo 53,3 Candiroto Jumo Bansari Candiroto Jumo Candiroto, Gemawang Kedu Ngadirejo 29,32 Gemawang Gemawang Semarang Kandangan, Kedu Candiroto, Jumo 67, Kab.Smg Candiroto 59,94 Bejen Gemawang Jumo Wonoboyo Bejen Kab.Kendal Kab.Semarang Candiroto, Tretep, 68,84 Gemawang Kab.Kendal Tretep 33,65 Kab.Kendal Bejen,Wonoboyo Wonoboyo Kab.Wonosobo Wonoboyo 43,98 Tretep Candiroto Candiroto Kab.Wonosobo Sumber : Temanggung Dalam Angka 2008 Secara Administratif Kabupaten Temanggung terdiri dari 20 Kecamatan, 266 desa dan 23 kelurahan, dengan.584 dusun/lingkungan. Luas wilayah per kecamatan dan batas wilayahnya dapat dilihat pada tabel Topogafi Wilayah Kabupaten Temanggung sebagian besar merupakan dataran pada ketinggian antara meter diatas permukaan laut. Sedangkan yang berada diatas ketinggian tersebut merupakan pegunungan yaitu pada lereng Gunung Sumbing dan Gunung Sindoro. Karakteristik topografi terkait dengan ketinggian tempat, wilayah Kabupaten Temanggung terbagi kedalam 5 kelas ketinggian yaitu meter dpl, meter dpl, meter dpl, meter dpl dan meter dpl (tabel 2.2). II - 2

3 No Tabel 2.2. Luas Wilayah Berdasarkan Ketinggian dari Permukaan Air Laut (Ha) Kecamatan (m dpl) (m dpl) (m dpl) (m dpl) (m dpl) Jumlah luas Wilayah Parakan ) Bulu Temanggung 2) Tembarak 3) Pringsurat Kaloran Kandangan Kedu Jumo 4) Ngadirejo Candiroto 5) Tretep 6) Jumlah Sumber : Temanggung Dalam Angka 2008 Keterangan : ) Termasuk wilayah Kecamatan Bansari dan Kecamatan Kledung 2) Termasuk wilayah kecamatan Kranggan dan Kecamatan Tlogomulyo 3) Termasuk wilayah Kecamatan Selopampang 4) Termasuk wilayah Kecamatan Gemawang 5) Termasuk wilayah Kecamatan Bejen 6) Termasuk wilayah Kecamatan Wonoboyo Sedangkan untuk kemiringan lahan, dibedakan menjadi 4 kelas kemiringan yaitu datar (0-2%) dengan luas 968 Ha (,7%), bergelombang (2-5 %) dengan luas Ha (39,3%), curam (5-40 %) dengan luas Ha (37,88%) dan kemiringan sangat curam (>40 %) dengan luas Ha (2,64). 3. Jenis Tanah Jenis tanah di Kabupaten Temanggung dan sebarannya adalah sebagai berikut : - Latosol Coklat seluas ,47 Ha (32,3%) membentang di tengahtengah wilayah Kabupaten Temanggung dari arah barat laut ke tenggara. - Latosol Coklat-kemerahan seluas 7.879,93 Ha (9,53%) membentang di bagian timur ke tenggara. - Latosol Merah-kekuningan seluas ,08 Ha (35,33%) membentang di bagian timur dan barat. - Regosol seluas 6.873,97 Ha (20,4%) membentang sebagian di sekitar sungai Progo dan lereng-lereng terjal. - Andosol seluas 2.49,55 Ha (2,60%) membentang di aluvial antar bukit. II - 3

4 4. Penggunaan Lahan Penggunaan lahan di Kabupaten Temanggung adalah untuk sawah seluas Ha terbagi menjadi sawah irigasi seluas Ha dan sawah tadah hujan seluas 94 Ha, bangunan seluas Ha, Tegal/huma seluas , kolam/empang seluas 3 Ha, hutan negara/rakyat seluas 6.7 Ha, perkebunan negara/swasta seluas 0.86 Ha dan untuk lahan lainnya seluas 2.00 Ha. Tabel 2.3. Luas Penggunaan Lahan Menurut Kecamatan (Ha) Kecamatan Lahan Bukan Lahan Sawah Sawah Jumlah Prosentase Parakan ,55 Kledung ,70 Bansari ,59 Bulu ,94 Temanggung ,84 Tlogomulyo ,85 Tembarak ,08 Selopampang ,99 Kranggan ,62 Pringsurat ,58 Kaloran ,34 Kandangan ,00 Kedu ,02 Ngadirejo ,2 Jumo, ,37 Gemawang ,7 Candiroto ,88 Bejen ,9 Tretep ,86 Wonoboyo ,05 Jumlah ,00 Sumber : Temanggung Dalam Angka 2008 Gambar 2.2. Luas Penggunaan Lahan Sawah Menurut Jenis Pengairan Pengairan teknis Pengairan setengah Teknis Pengairan Sederhana PU Pengairan Sederhana Non PU Tadah Hujan II - 4

5 Tabel 2.4. Luas Penggunaan Lahan Sawah Menurut Jenis Pengairan per Kecamatan (Ha) Kecamatan Pengairan teknis Pengaira n setenga h Teknis Pengairan Sederhana PU Pengairan Sederhana Non PU Tadah Hujan Jumlah Parakan Kledung Bansari Bulu Temanggung Tlogomulyo Tembarak Selopampang Kranggan Pringsurat Kaloran Kandangan Kedu Ngadirejo Jumo Gemawang Candiroto Bejen Tretep Wonoboyo Jumlah Sumber : Temanggung Dalam Angka 2008 Tabel 2.5. Luas Penggunaan Lahan Bukan Sawah Menurut Kecamatan (Ha) Kecamatan Lahan untuk bangunan Tegal/ Huma Kolam/ Empang Hutan Negara/ Rakyat Perkebunan Negara/ Swasta Lainnya Parakan Kledung Bansari Bulu Temanggung Tlogomulyo Tembarak Selopampang Kranggan Pringsurat Kaloran Kandangan Kedu Ngadirejo Jumo Gemawang Candiroto Bejen Tretep Wonoboyo Jumlah Sumber : Temanggung Dalam Angka 2008 II - 5

6 Gambar 2.3. Luas Penggunaan Lahan Bukan Sawah Lahan untuk bangunan Tegal/ huma Kolam/ Empang Hutan Negara/ Rakyat Perkebunan Negara/ Swasta Lainnya Berdasarkan data tersebut diatas maka penggunaan lahan di kabupaten Temanggung paling luas adalah penggunaan lahan untuk tegalan/huma (32,27%), sedangkan paling kecil penggunaannya adalah untuk kolam/empang. 5. Keadaan Iklim Kabupaten Temanggung memiliki dua musim yaitu musim kemarau dan musim penghujan. Musim kemarau terjadi antara bulan April sampai dengan September sedangkan musim penghujan terjadi antara bulan Oktober sampai dengan bulan Maret dengan curah hujan pada umumnya tinggi. Pada tahun 2007 curah hujan di kabupaten Temanggung berkisar antara mm pertahun. Curah hujan pada dataran rendah relatif lebih kecil dibandingkan pada dataran tinggi. Wilayah Kabupaten Temanggung pada umumnya berhawa dingin dengan udara pegunungan pada kisaran suhu antara o C. Daerah berhawa dingin utamanya di kecamatan Tretep, Bulu, Tembarak, Ngadirejo dan Candiroto (pada lereng gunung Sumbing/3.260m dpl dan gunung Sindoro/3.5m dpl). 6. Tata Ruang Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Temanggung Nomor 5 Tahun 2008 tentang Tata Ruang disebutkan bahwa Kabupaten Temanggung dibagi dalam 5 (lima) struktur ruang wilayah berdasarkan arahan pengembangan sistem pusat permukiman perdesaan dan sistem pusat II - 6

7 permukiman perkotaan serta arahan sistem prasarana wilayah. Struktur ruang wilayah sebagaimana dimaksud terdiri dari : a. Pusat Kegiatan Lokal (PKL) meliputi seluruh wilayah kecamatan Temanggung. b. Pusat Kegiatan Lokal (PKL) I meliputi seluruh wilayah kecamatan Parakan, Ngadirejo, Kranggan, Pringsurat dan Kedu. c. Pusat Kegiatan Lokal (PKL) II meliputi seluruh wilayah kecamatan Kandangan, Kledung, Bulu, Candiroto, dan Selopampang. d. Pusat Kegiatan Lokal (PKL) III meliputi seluruh wilayah kecamatan Bejen, Jumo, Tlogomulyo, Tembarak dan Kaloran, dan e. Pusat Kegiatan Lokal (PKL) IV meliputi seluruh kecamatan Gemawang, Wonoboyo, Bansari, dan Tretep. Berdasarkan pemanfaatannya ruang wilayah dibagi menjadi 2 (dua) besar yaitu Kawasan Budidaya dan Kawasan Lindung. Kawasan lindung adalah kawasan yang berfungsi melindungi kelestarian lingkungan Hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya buatan. Mengingat posisi geografis Kabupaten Temanggung yang berada di wilayah atas maka Kawasan lindung ini hampir meliputi seluruh wilayah. Kawasan ini terdiri dari : a. Kawasan yang memberikan perlindungan bagi kawasan bawahannya. b. Kawasan perlindungan setempat. c. Kawasan rawan bencana alam, dan d. Kawasan cagar alam dan cagar budaya. Sedangkan Kawasan budidaya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia dan sumber daya buatan. Kawasan budidaya ini meliputi: a. Kawasan pertanian yang terdiri dari : ). Kawasan pertanian lahan basah dikembangkan di kecamatan Kedu, Temanggung, Selopampang, Parakan, Bulu, Tembarak, Kranggan, Pringsurat, Kandangan, Ngadirejo, dan Jumo. 2). Kawasan pertanian lahan kering dikembangkan pada daerah yang tidak terjangkau jaringan irigasi, bukan hutan lindung atau kemiringan lereng kurang dari 40 % dan terdapat pada seluruh kecamatan pada lahan yang sesuai. II - 7

8 3). Kawasan perikanan diprioritaskan dikembangkan di daerah yang tersedia pasokan air yang cukup dan diarahkan ke kecamatan Temanggung, Bulu, Tlogomulyo, Tembarak, Parakan, Wonoboyo, dan Selopampang, dan 4). Kawasan peternakan diprioritaskan dikembangkan di kecamatan Kaloran, Kandangan, Kranggan, Jumo, Kedu, Bejen, Pringsurat, dan Gemawang. b. Kawasan agropolitan, dikembangkan pada daerah perdesaan yang berbasis pertanian dan memiliki embrio sistem jaringan prasarana kawasan agropolitan yaitu pada wilayah Kledung, Pringsurat, Selopampang dan Gemawang dengan ditunjang wilayah sekitarnya sebagai hinterland. c. Kawasan pemukiman sebagaimana dikembangkan di daerah yang datar, bukan lahan irigasi teknis, bukan kawasan lindung, aksesibilitas baik dan tersedia air bersih. d. Kawasan hutan kota dikembangkan di 7 (tujuh) lokasi di kecamatan Temanggung meliputi kelurahan Manding, Sidorejo, Walitelon Utara, Walitelon Selatan, Madureso, Kowangan, dan Kertosari. e. Kawasan perdagangan dikembangkan di kecamatan Temanggung, Parakan, Selopampang, Kranggan, Ngadirejo, Pringsurat, Kandangan, Kaloran, dan Gemawang. f. Kawasan industri dikembangkan pada daerah yang kurang subur, bukan sawah irigasi teknis, bukan hulu sungai, dengan kemiringan lereng kurang dari 40% kawasan ini diarahkan di kecamatan Pringsurat dan Kranggan. g. Kawasan pergudangan dikembangkan untuk mendukung kawasan pertanian dan perdagangan diarahkan di kecamatan Bulu, dan untuk mendukung kawasan industri diarahkan di kecamatan Kranggan dan Pringsurat. h. Kawasan pariwisata diarahkan pada kawasan sebagai berikut : ). Pengembangan kawasan Pikatan sebagai taman rekreasi dengan obyek pendukung Taman Kartini dan monumen Bambang Sugeng. 2). Pengembangan kawasan pendakian gunung dan agrowisata/rest area Kledung Pass dengan obyek pendukung monumen meteorit, candi dan prasasti Gondosuli, candi Pringapus, dan mata air Jumprit, dan II - 8

9 3). Pengembangan kawasan rest area Ngipik dan pasar buah Pingit kecamatan Pringsurat dengan obyek pendukung agrowisata Soropadan. Disamping hal-hal tersebut diatas ditetapkan pula kawasan strategis yang terdiri dari: a. Pengembangan kawasan wisata dan rest area di kawasan Kledung dan kawasan Pringsurat. b. Pengembangan kawasan industri di kecamatan Kranggan dan kecamatan Pringsurat. B. Perekonomian Daerah. Indikator Makro Ekonomi Tingkat perkembangan makro ekonomi Kabupaten Temanggung dapat dilihat dari indikator-indikator makro ekonomi yaitu PDRB, PDRB per kapita, pertumbuhan ekonomi, dan inflasi. Perkembangan PDRB Kabupaten Temanggung selama 5 tahun terakhir sebagai berikut: Tabel 2.6. Perkembangan PDRB Tahun TAHUN PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Jutaan Rp. Perkembangan (%) ,83 38, ,78 52, ,42 69, ,7 93, ,52 29,23 Sumber : BPS Kab. Temanggung PDRB Atas Dasar Harga Konstan Jutaan Rp. Perkembangan (%) ,74 0, ,34 5, ,58 9, ,22 23, ,2 28,88 Dari tabel tersebut diatas menunjukkan adanya peningkatan PDRB pada setiap tahunnya. Selanjutnya apabila dilihat dari pertumbuhan ekonomi daerah, secara umum kinerja perekonomian Kabupaten Temanggung selama 5 tahun terakhir pertumbuhan ekonomi Kabupaten Temanggung mengalami fluktuasi antara 3,3%-4,03%. II - 9

10 Gambar 2.4. Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Temanggung Tahun ,50 4,00 PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TEMANGUNG TAHUN ,92 3,99 4,03 3,50 3,37 3,00 3,3 2,50 2, Dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi daerah Provinsi Jawa Tengah maka selama 5 tahun terakhir tingkat pertumbuhan ekonomi Kabupaten Temanggung masih rendah. Tabel 2.7. Pertumbuhan Ekonomi Daerah TAHUN Pertumbuhan Ekonomi (%) Temanggung Jawa Tengah 3,37 4,98 3,92 5,5 3,99 5,35 3,3 5,33 4,03 5,59 Sumber : BPS Kab. Temanggung Apabila dibandingkan dengan tahun 2005 yang mencapai 3,99% dan tahun 2006 yang menurun pada angka 3,3%, terlihat pertumbuhan ekonomi Kabupaten Temanggung tahun 2007 mengalami kenaikan sebesar 4,03%. Kenaikan pertumbuhan ekonomi ini antara lain disebabkan adanya pertumbuhan yang cukup signifikan pada sektor-sektor utama PDRB Kabupaten Temanggung yaitu pertanian, industri pengolahan, perdagangan dan jasa-jasa, masing-masing diatas angka 3%. Pertumbuhan sektor-sektor ekonomi di Kabupaten Temanggung selama 3 tahun terakhir adalah sebagai berikut : II - 0

11 Tabel 2.8. Laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Temanggung Sektor. Pertanian 2. Pertambangan dan penggalian 3. Industri Pengolahan 4. Listrik 5. Bangunan 6. Perdagangan 7. Pengangkutan 8. Lembaga Keuangan 9. Jasa-jasa Tahun ( %) ,3,44 4,06 7,3 -,8-0,25 3,69 4,63 3,26 9,98 2,46 8,63 2,38 4,29 3, 5,44 4,80 4,6 6,09 4,26 6,60,76 3,20 3,95 0,8 3,69 3,84 Jumlah 3,99 3,3 4,03 Sumber: BPS Kab.Temanggung Gambar 2.5. Pertumbuhan PDRB Sektoral Kabupaten Temanggung Tahun 2007 PERTUMBUHAN PDRB SEKTORAL KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2007 Listrik 8,63 Pengangkutan 6,60 Perdagangan 4,6 Pertanian 4,06 Industri; 3,26 Keuangan 3,95 Jasa-jasa 3,84 pertambangan; -0,25 Bangunan 3, Struktur perekonomian daerah di Kabupaten Temanggung pada periode tahun masih didominasi oleh sektor pertanian dimana pada tahun 2007 kontribusinya mencapai 3,75%, diikuti sektor industri pengolahan sebesar 9,52%, sektor perdagangan sebesar 6,74%, dan sektor jasa-jasa sebesar 4,33%. Struktur PDRB secara lengkap dapat dilihat pada tabel berikut ini: II -

12 Tabel 2.9. Struktur PDRB Kabupaten Temanggung Tahun Sektor. Pertanian 2. Pertambangan/penggalian 3. Industri Pengolahan 4. Listrik dan air bersih 5. Bangunan 6. Perdagangan 7. Pengangkutan 8. Lembaga Keuangan 9. Jasa-jasa Tahun (dalam %) ,57 30,48 3,74,37,26,7 9,89 9,85 9,52,2,0,07 5,69 5,72 5,6 6,46 6,67 6,74 6,09 5,86 5,63 4,48 4,3 4,9 5,2 4,75 4,33 Jumlah 00,00 00,00 00,00 Sumber data: BPS Kabupaten Temanggung Gambar 2.6. Struktur PDRB Sektoral Kabupaten Temanggung Tahun 2007 STRUKTUR PDRB KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2007 Pertanian 3,75% Industri 9,52% Perdaganga n 6,74% Listrik,06% Jasa-jasa 4,33% pertambang an,7% Keuangan 4,20% Bangunan 5,6% Pengangkut an 5,62% Laju inflasi menunjukkan perkembangan indeks harga konsumen atau mencerminkan kestabilan nilai tukar rupiah, artinya apabila dalam suatu periode tertentu tidak terjadi perubahan harga pada semua komoditas barang dan jasa di tingkat konsumen, maka pada periode tersebut apabila konsumen membelanjakan uangnya dalam besaran yang sama akan mendapatkan barang dan jasa dalam jumlah maupun kualitas yang sama pula. Sebaliknya apabila terjadi kenaikan harga barang dan jasa pada periode tertentu, maka barang dan jasa yang diterima secara kuantitatif akan berkurang atau jumlah yang diterima sama namun secara kualitas lebih rendah. II - 2

13 Pentingnya kestabilan harga dan pengendalian inflasi didasarkan pada pertimbangan bahwa inflasi yang tinggi dan tidak stabil akan memberikan dampak negatif pada kondisi sosial ekonomi masyarakat. Inflasi yang tinggi menyebabkan daya beli masyarakat turun, sehingga standar hidupnya turun dan akhirnya semakin menambah berat beban ekonomi masyarakat. Perkembangan inflasi di Kabupaten Temanggung, dibandingkan dengan Provinsi Jawa Tengah dan nasional selama 5 (lima) tahun terakhir adalah sebagai berikut : Tabel 2.0. Perkembangan Laju Inflasi Tahun Temanggung Jawa Tengah Nasional ,94 6,47 5,36 7,33 6,89 Sumber : BPS Kab. Temanggung 4,9 4,76 5,7 6,53 6,24 5,06 6,40 6,6 6,60 6,59 Dari tabel diatas terlihat bahwa upaya menekan angka inflasi agar tidak menembus angka 2 digit pada tahun 2007 nampaknya terwujud, yaitu hanya sebesar 6,89%, dan lebih rendah dibanding tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 7,33%. Dibanding dengan angka inflasi Jawa Tengah yang mencapai nilai sebesar 6,24% dan inflasi nasional sebesar 6,59% maka angka inflasi Temanggung sedikit lebih tinggi. Dari hasil analisis terhadap perkembangan inflasi maka secara umum sepanjang tahun 2007 tiap bulannya selalu mengalami inflasi namun masih dalam besaran yang wajar. Deflasi hanya terjadi pada bulan April dan Mei dengan nilai yang tidak terlalu besar yaitu 0,53% pada bulan April dan 0,03% pada bulan Mei. Inflasi tertinggi terjadi pada bulan Pebruari sebesar,3%, disusul bulan September sebesar,8%. Di delapan bulan lainnya besaran angka inflasi cukup variatif namun masih bisa ditekan sehingga tidak melebihi angka % dan mencapai angka inflasi terendah pada bulan Nopember yaitu hanya sebesar 0,09%. Analisis pada 7 (tujuh) kelompok pengeluaran menunjukkan besarnya laju inflasi menurut kelompok pengeluaran sebagai berikut : II - 3

14 - Kelompok Bahan Makanan sebesar 6,87% - Kelompok Makanan Jadi sebesar 3,84% - Kelompok Perumahan sebesar 4,66% - Kelompok Sandang sebesar 8,72% - Kelompok Kesehatan sebesar 3,30% - Kelompok Pendidikan sebesar 4,80% - Kelompok Transportasi sebesar 2,37%. Inflasi tertinggi terjadi pada kelompok bahan makanan dan yang terrendah terjadi pada kelompok transportasi. 2. Pertanian dan Perkebunan Sebagai daerah agraris, Kabupaten Temanggung memiliki berbagai potensi baik pertanian, peternakan, perikanan maupun perkebunan. Komoditas utama pada budidaya pertanian terdiri dari padi, palawija, dan hortikultura. Luas panen dan produksi selama 3 (tiga) tahun terakhir sebagai berikut: Tabel 2.. Luas Panen Padi dan Palawija Komoditas Luas Panen (Ha) Padi Jagung Kedelai Kacang tanah Ubi kayu Sumber: Dinas Pertanian Tabel 2.2. Produksi Padi, Palawija dan Hortikultura Komoditas Produksi (Ton) Padi Jagung Kedelai Kacang tanah Ubi kayu Cabe Kobis Kelengkeng Sumber: Dinas Pertanian II - 4

15 Potensi perkebunan utama meliputi tembakau, kopi, kakao, panili dan kelapa. Luas areal dan produksi perkebunan adalah sebagai berikut : Tabel 2.3. Luas Areal Tanaman Perkebunan Komoditas Luas Areal Tanam (Ha) Tembakau 4.548, , ,90.440,00 Kopi Robusta 9.60,97 9.3, , ,00 Kopi Arabika.452,58.404,29 98,9 966,20 Kakao 03,75 670,88 476,40 525,60 Panili 73,08 7,2 80,70 80,50 Kelapa 2.039, ,86.964,96 96,50 Sumber: Dinas Hutbun dan KSDA Tabel 2.4. Produksi Tanaman Perkebunan Komoditas Produksi (Ton) Tembakau 3.95, , , ,60 Kopi Robusta 4.594, , , ,0 Kopi Arabika 200,2 20,03 504,44 365,0 Kakao 52, ,48 44,70 Panili 7, ,87 22,30 Kelapa 90,60 9,54 87,5 893,60 Sumber: Dinas Hutbun dan KSDA Potensi peternakan di Kabupaten Temanggung terdiri dari ternak besar, ternak kecil maupun unggas. Sedangkan potensi perikanan utamanya ikan nila, karper dan lele. Tabel 2.5. Populasi Ternak Komoditas Populasi (Ekor) Kambing Domba Ayam Buras Ayam Ras Petelur Sapi Potong Burung Puyuh Sapi perah Kerbau Sumber: Dinas Pertanian Tabel 2.6. Produksi Daging Komoditas Produksi (kg) Ternak Besar Ternak Kecil Unggas Sumber: Dinas Pertanian II - 5

16 Tabel 2.7. Produksi Telur Komoditas Produksi (butir) Ayam Ras Ayam Kampung Itik Puyuh Sumber: Dinas Pertanian Komoditas Ikan Mas Ikan Lele Ikan Nila Lain-lain Tabel 2.8. Produksi Ikan Konsumsi Produksi (Kw) , , , ,98 929, ,67 3.8, ,87.545, , , ,49 596,97 68,65 763,70 308,24 Jumlah 8.822,76.544, , ,58 Sumber: Dinas Pertanian 3. Penanaman Modal Perkembangan penanaman modal di Kabupaten Temanggung selama 3 tahun terakhir menunjukkan adanya peningkatan, khususnya pada PMDN dan Non Fasilitas sebagaimana Tabel berikut ini. Tabel 2.9. Jumlah Perusahaan PMA/PMDN/Non Fasilitas Tahun PMA PMDN Non Fasilitas Sumber: Bagian Penanaman Modal Setda Sedangkan perkembangan jumlah perusahaan, nilai investasi dan tenaga kerja yang diserap adalah sebagai berikut: Tabel Jumlah Perusahaan, Nilai Investasi dan Jumlah Tenaga Kerja Tahun Jumlah Nilai Investasi Perusahaan (Juta Rupiah) Tenaga Kerja , , , Sumber: Bagian Penanaman Modal Setda II - 6

17 4. Industri Perkembangan industri di Kabupaten Temanggung selama beberapa tahun terakhir dapat disajikan pada tabel berikut ini : Tabel 2.2. Perkembangan Industri No. KELOMPOK INDUSTRI Industri Kecil & Rumah Tangga - Unit Usaha - Tenaga Kerja (org) 2. Industri Besar - Unit Usaha - Tenaga Kerja (org) 3. Industri Sedang - Unit Usaha - Tenaga Kerja (org) Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Dari tabel diatas menunjukkan bahwa kelompok industri kecil dan rumah tangga cukup berkembang selama 3 tahun terakhir baik dari jumlah unit usahanya maupun tenaga kerja yang terserap didalamnya. Kelompok industri ini tersebar di perkotaan maupun perdesaan. Beberapa industri yang berkembang antara lain industri makanan, pakaian jadi, kerajinan, batu bata dan genteng. Nilai produksi dan nilai produksi sebagaimana tabel berikut ini: Tabel Nilai Investasi dan Nilai Produksi Industri No Jumlah. Nilai Investasi (Juta Rp.) 2. Nilai Produksi (Juta Rp.) Tahun , , , , , , , , , ,65 Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kelompok industri besar relatif tetap yaitu sebagian besar bergerak di bidang pengolahan kayu. Namun demikian penyerapan tenaga kerjanya terus meningkat. II - 7

18 Tabel Jumlah Tenaga Kerja Industri No Kelompok Tahun Industri Industri Besar Industri Sedang Industri Kecil & Rumah Tangga Jumlah Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan 5. Perdagangan Sarana perdagangan yang ada terdiri dari 6 pasar daerah dan 26 pasar desa. Sarana perdagangan tersebut tersebar di semua wilayah kecamatan sebagai sarana transaksi berbagai produk, utamanya dari sektor pertanian. Keberadaan sarana perdagangan tersebut sangat menunjang kegiatan perekonomian di suatu daerah yang pada akhirnya dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi serta menambah tingkat kesejahteraan masyarakat. Dari segi ekspor ada perkembangan yang cukup menggembirakan disektor perdagangan Kabupaten Temanggung. Pada tahun 2007 Pemerintah Kabupaten Temanggung telah berhasil menfasilitasi kelompok tani dan pedagang kopi melalui kerjasama dengan Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) Jawa Timur sebanyak ,5 ton dengan nilai jual Rp ,-. Disamping itu juga telah dilaksanakan ekspor perdana ke Amerika melalui pintu Jawa Timur sebanyak 34,2 ton dengan nilai jual Rp ,- Sedangkan perkembangan pasar desa pada akhir tahun 2007 sejumlah 26 unit yang perlu terus dikembangkan. II - 8

19 Tabel Data Pasar Desa Kabupaten Temanggung Selopampang Bulu Gemawang Tembarak Pringsurat Kaloran Kandangan Jumo Temanggung Kranggan Bejen Tlogomulyo Kledung Kedu Candiroto Wonoboyo Tretep KECAMATAN JUMLAH (Unit) Jumlah 26 Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Koperasi Gerakan koperasi di Kabupaten Temanggung yang tidak lepas dari peran serta pemerintah telah menunjukkan kemajuan. Adanya peningkatan nilai kepercayaan masyarakat untuk menggunakan koperasi sebagai instrumen pemberdayaan ekonomi dalam menciptakan lapangan kerja dan peningkatan pendapatan ekonomi masyarakat. Berbagai program yang telah dilakukan antara lain program peningkatan kemampuan melalui pendidikan dan pelatihan baik pelatihan Manajemen Kelembagaan Organisasi, Manajemen Usaha dan Administrasi Keuangan juga program penguatan modal bergulir pada koperasi. Peningkatan dan perkembangan perkoperasian di Kabupaten Temanggung terlihat dari jumlah koperasi yang ada yaitu pada tahun 2006 ada 43 unit dan tahun 2007 jumlah koperasi ada 438 unit (36 unit koperasi aktif dan 22 unit koperasi tidak aktif) atau ada peningkatan,60%. Sementara itu jumlah anggota koperasi pada tahun 2006 sejumlah orang dan pada tahun 2007 menjadi orang atau meningkat,94%. II - 9

20 7. Pariwisata Kabupaten Temanggung belum menjadi daerah tujuan wisata utama, tetapi berada pada jalur wisata antara Magelang (Borobudur) dengan Wonosobo (Dieng). Oleh karena itu perlu adanya upaya pengembangan wisata dengan memanfaatkan kondisi geografis tersebut baik wisata alam, wisata budaya maupun wisata buatan. Beberapa obyek wisata yang ada antara lain pemandian Pikatan, Taman Tirto Asri, wisata alam dan religi Jumprit, Curug Surodipo, Curug Onje, Curug Lawe, Walitis, Goa Lawa, Candi Pringapus, Monumen Batu Meteor, pendakian gunung Sumbing dan gunung Sindoro, pemandangan alam Kledung Pass. Dukungan hotel atau penginapan perlu dikembangkan sejalan dengan pengembangan obyekobyek wisata dimaksud. Data pariwisata daerah sebagaimana tabel berikut ini: Obyek Wisata Tabel Jumlah Pengunjung Obyek Wisata Jumlah Pengunjung Pikatan T. A Kowangan Sumber : Dinas Perhubungan dan Pariwisata Tabel Jumlah Hotel dan penginapan (Hunian) No Tahun Jumlah Hotel Hunian Sumber : Dinas Perhubungan dan Pariwisata 8. Energi dan Sumber Daya Mineral Sumberdaya alam khususnya mineral belum banyak yang diusahakan karena tidak semua mempunyai nilai ekonomis untuk ditambang, seperti diatomae di Kecamatan Pringsurat. Sumberdaya mineral yang selama ini dilakukan penambangan terbatas pada galian golongan C, utamanya pasir dan batu. Demikian juga untuk pemanfaatan energi alternatif belum banyak II - 20

21 dikembangkan namun sudah terdapat beberapa desa pilot project untuk pemanfaatan biogas sebagai salah satu sumber energi alternatif. C. Sosial Budaya. Demografi Pada tahun 2008 jumlah penduduk Kabupaten Temanggung adalah jiwa yang terdiri dari laki-laki dan perempuan. Jumlah penduduk ini apabila dibandingkan dua tahun sebelumnya mengalami pertambahan yaitu pada tahun 2004 tercatat jiwa dan pada tahun 2005 tercatat jiwa. Pertumbuhan dari tahun 2005 ke 2006 sebesar,44%. Tabel Jumlah Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin Kecamatan Jumlah Penduduk (Jiwa) Laki-laki Perempuan Jumlah Parakan Kledung Bansari Bulu Temanggung Tlogomulyo Tembarak Selopampang Kranggan Pringsurat Kaloran Kandangan Kedu Ngadirejo Jumo Gemawang Candiroto Bejen Tretep Wonoboyo Jumlah Sumber : Temanggung Dalam Angka 2008 Tingkat kepadatan penduduk di Kabupaten Temanggung yang menunjukkan jumlah penduduk suatu daerah setiap kilometer persegi (Km 2 ) dapat dilihat dari pada tabel berikut ini: II - 2

22 Tabel Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan Kecamatan Luas (Km 2 ) Jumlah Penduduk Kepadatan Penduduk Per Km 2 Parakan 22, Kledung 32, Bansari 22, Bulu 43, Temanggung 33, Tlogomulyo 24, Tembarak 26, Selopampang 7, Kranggan 57, Pringsurat 57, Kaloran 63, Kandangan 78, Kedu 34, Ngadirejo 53, Jumo 29, Gemawang 67, Candiroto 59, Bejen 68, Tretep 33, Wonoboyo 43, Jumlah 870, Sumber : Temanggung Dalam Angka 2008 Selanjutnya distribusi penduduk usia 5 tahun keatas berdasarkan mata pencaharian adalah sebagai berikut: Tabel Penduduk Usia 5 Tahun Keatas Berdasarkan Mata Pencaharian No. MATA PENCAHARIAN JUMLAH (Jiwa) Pertanian Industri Bangunan Perdagangan Pengangkutan Jasa Lain-lain JUMLAH Sumber : Temanggung Dalam Angka 2008 Dari tabel diatas menunjukkan bahwa mata pencaharian penduduk Kabupaten Temanggung sebagian besar masih pada sektor pertanian (daerah agraris), kemudian disusul pada sektor perdagangan dan jasa. II - 22

23 2. Budaya Potensi budaya Kabupaten Temanggung cukup banyak dan merupakan peninggalan leluhur dengan nilai-nilai tradisional yang perlu terus dipertahankan. Tabel Macam/Jenis Upacara Adat dan Nilai Tradisional No Macam/Jenis Upacara Adat dan Nilai Tradisional Jml Lokasi Suran 7 Traji, G. Sindoro (Kledung), Giyono (Jumo), Aspol Gemoh, Dewi Sri Dlimo (Ngadirejo), Sekar Gadung (Tlahab Kledung), Ki Ageng Makukuhan (Kedu) 2 Sadranan 6 G. Payung Kemiri Kaloran, Kupat Sewu Ngemplak Kandangan, Demangan Candimulyo Kedu, Sucen Gemawang, Dayang Tlogomulyo, Eyang Marto Blawong Gemawang, Pingit Lawang Pringsurat, Pete Kandangan, Nampirejo Temanggung, Tuk Sibagor Wonoboyo, Kyai Sunan Geseng Nglangon Walitelon, Kali Muncar Kulon Gemawang, Pandanaran Bejen, Ploso Kemloko, Jetis Selopampang, Degen Mungseng 3 Haul 3 K. Ageng Makukuhan Wonosari Bulu, Kyai Parak Parakan, Kyai Limbung Ngadirejo 4 Jumat Pahing Menggoro Tembarak 5 Pendakian Gunung 2 Sumbing dan Sindoro 6 Penggantian dan Kirab Temanggung Songsong Djojonegoro 7 Sedekah Bumi Gedong Sari (Jumo) 8 Pengambilan air suci Jumprit, Tegalrejo Ngadirejo Waisak 9 Ritual kesenian Ngaditirto, Selopampang Sumber: Dinas Perhubungan dan Pariwisata 3. Keluarga Berencana Jumlah penduduk yang besar dapat menjadi aset pembangunan apabila diikuti dengan ciri dan perilaku demografis yang berkualitas, sehingga mampu memberikan kontribusi secara maksimal terhadap pembangunan, sebaliknya jumlah penduduk yang besar dengan laju pertumbuhan yang cepat akan menjadi faktor penghambat pembangunan apabila ciri dan perilaku serta kualitasnya tidak menguntungkan. Perkembangan Program Keluarga Berencana di Kabupaten Temanggung dari tahun 970 sampai sekarang sudah berusia 38 tahun. Salah satu keberhasilan program KB ditandai dengan turunnya Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) dimana pada tahun 2006 tercatat sebesar,44% menjadi 0,85% pada tahun Keberhasilan ini tidak terlepas dari Kelestarian Peserta KB Aktif pada tahun 2007 sebanyak 8.48 dan II - 23

24 Peserta KB Baru sebanyak oleh karena itu perkembangan data ini perlu mendapat pemantauan guna mengetahui keberhasilan suatu program yang dilaksanakan. Tabel 2.3. LPP dan Kesetaraan KB Tahun Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) Pasangan Usia Subur (PUS) Peserta KB Aktif (PA) Prosentase PA Terhadap PUS (%) Peserta KB Baru (PB) 2005,43% , ,44% , ,85% , Sumber : Temanggung dalam angka 2007 Dari tabel di atas dapat diketahui dengan meningkatnya peserta KB aktif akan berpengaruh pada Laju Pertumbuhan Penduduk di Kabupaten Temanggung. 4. Ketenagakerjaan Dari sisi ketenagakerjaan, perkembangan pencari kerja dan tingkat penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Temanggung selama dua tahun terakhir dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel Perkembangan Tenaga Kerja Terdaftar Uraian. Jumlah pencari kerja terdaftar 2. Jumlah yang belum ditempatkan 3. Jumlah yang telah ditempatkan Sumber : Disnakertrans Tahun (org) Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa jumlah pencari kerja di Kabupaten Temanggung mengalami peningkatan. Berdasarkan hasil Susenas tahun 2006 terdapat 7.29 orang pencari kerja atau 2,90% dari penduduk umur 5 (limabelas) tahun keatas. Dari jumlah tersebut yang terdaftar pada Dinas Tenaga kerja dan Transmigrasi dan belum ditempatkan sebanyak orang. Adapun yang sudah ditempatkan sebanyak.2 orang dengan rincian Antar Kerja Lokal (AKL) 587 orang, Antar Kerja Antar Daerah (AKAD) 3 orang dan Antar Kerja Antar Negara (AKAN) 304 orang serta Tenaga Kerja Asing (TKA) sejumlah 9 orang. Disamping pencari kerja sebagaimana tersebut diatas, masih terdapat pengangguran tak kentara (orang yang bekerja kurang dari 35 jam seminggu) sebanyak orang atau 2,4%. II - 24

25 5. Kesehatan Fasilitas kesehatan meliputi Rumah Sakit Umum Daerah dan swasta, Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Puskesmas keliling, Klinik bersalin, Balai pengobatan, dan Posyandu sebagai berikut : Tabel Fasilitas Kesehatan Umum Sarana Kesehatan Tahun Rumah Sakit Umum Klinik/Praktek Dokter Klinik Bersalin Puskesmas Induk Puskesmas Pembantu Puskesmas Keliling Balai Pengobatan 4 0 Posyandu Sumber : Dinas Kesehatan Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa fasilitas kesehatan umum sudah tersebar pada semua wilayah kecamatan dan dapat menjangkau sampai ke pelosok desa. Mobilitas dari Puskesmas Keliling telah mampu menyediakan pelayanan kesehatan bagi masyarakat di desa-desa. Selain itu melalui koordinasi Pemerintah Desa juga telah dikembangkan Posyandu yang secara merata ada di semua desa. Perkembangannya cukup menggembirakan dalam rangka mendukung peningkatan derajat kesehatan masyarakat di desa-desa, yaitu pada tahun 2005 sejumlah.462 unit, pada tahun 2006 sejumlah.469 unit dan pada tahun 2007 meningkat menjadi.472 unit. Apabila dilihat dari indikator kesehatan utama yaitu umur harapan hidup, angka kematian ibu, angka kematian bayi dan gizi buruk maka semua indikator menunjukkan angka yang lebih baik. Namun demikian Angka Kematian Ibu yang meningkat tajam pada tahun 2007 dibanding tahun-tahun sebelumnya serta penderita Gizi Buruk yang terus meningkat dari tahun ke tahun perlu mendapatkan perhatian yang serius. II - 25

26 Tabel Indikator Derajat Kesehatan Masyarakat No Indikator Satuan Capaian Umur Harapan Tahun Hidup 2 Angka Kematian Ibu Per kelahiran Angka Kematian Bayi hidup Per 000 kelahiran hidup Gizi Buruk % Sumber : Dinas Kesehatan 6. Pendidikan Perkembangan pendidikan di Kabupaten Temanggung dapat dilihat dari beberapa indikator seperti jumlah sekolah, jumlah siswa/mahasiswa baik untuk pendidikan umum maupun pendidikan keagamaan, serta beberapa indikator tingkat partisipasinya. Data 3 (tiga) tahun terakhir dapat dilihat pada tabel berikut ini. No. Tabel Jumlah Sekolah Pendidikan Umum Tingkatan JUMLAH (Unit) /TAHUN Pendidikan/Sekolah Taman kanak-kanak (TK) 2. Sekolah Luar Biasa (SLB) 3. Sekolah Dasar (SD) 4. SMP 5. SMA/SMK 6. Perguruan Tinggi (PT) Sumber : Dinas Pendidikan II - 26

27 Tabel Jumlah Siswa Pendidikan Umum No Tingkatan JUMLAH (orang) /TAHUN Pendidikan/Sekolah 2005/ / /2008. Taman kanak-kanak (TK) 2. Sekolah Luar Biasa (SLB) 3. Sekolah Dasar (SD) 4. SMP 5. Sekolah Menengah Atas Sekolah Menengah Kejuruan Sumber : Dinas Pendidikan Dari tabel diatas, menunjukkan bahwa peran masyarakat dan swasta dalam penyelenggaraan pendidikan umum di Kabupaten Temanggung cukup berkembang, utamanya pada penyelenggaraan pendidikan di tingkat Taman Kanak-kanak (TK) dan Sekolah Dasar (SD). Sedangkan penyelenggaraan pendidikan SD Negeri mengalami penurunan karena dilakukannya merger/penggabungan beberapa SD karena tidak memenuhi jumlah minimal siswa didik. Pada pendidikan tingkat SLTP, SLTA dan Perguruan Tinggi relatif tetap. II - 27

28 Tabel Jumlah Sekolah/Pendidikan Keagamaan No. Tingkatan Pendidikan/Sekolah. Madrasah Ibtidaiyah (MI) 2. Madrasah Tsanawiyah (MTs) 3. Madrasah Aliyah (MA) 4. Perguruan Tinggi Islam (PT) Sumber : Dinas Pendidikan JUMLAH (Unit) /TAHUN Tabel Jumlah Siswa Pendidikan Keagamaan No. Tingkatan Pendidikan/Sekolah. Madrasah Ibtidaiyah (MI) 2. Madrasah Tsanawiyah(MTs) 3. Madrasah Aliyah (MA) 4. Perguruan Tinggi Islam (PT) Sumber : Dinas Pendidikan JUMLAH (orang) /TAHUN 2005/ / / Dari tabel tersebut diatas menunjukkan bahwa selama 3 tahun terakhir jumlah penyelenggara pendidikan berlatar belakang keagamaan, utamanya Islam relatif tetap baik di tingkat dasar, menengah maupun perguruan tinggi. Apabila dilihat dari tingkat partisipasi dalam berbagai tingkatan pendidikan dapat disajikan dalam tabel berikut ini: II - 28

29 Tabel Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM) No Indikator Tahun Ajaran 2003/ / / / /2008 Tingkat TK/Sederajat APK ,45 4,92 APM ,6 27,96 Tingkat SD/Sederajat APK,7 0,92 07,62 04,29 02,58 APM 94,08 94,53 92,93 93,05 94,2 Tingkat SMP/Sederajat APK 8,68 89,24 93,97 94,59 95,39 APM 62,22 68,29 77,57 78,26 8,04 Tingkat SMA/Sederajat APK 34,28 34,68 27,72 35,36 37,87 APM 26,3 26,4 26,63 25,72 26,58 Sumber : Dinas Pendidikan Apabila dilihat dari jumlah tenaga pendidik dan ratio guru dalam berbagai tingkatan pendidikan dapat disajikan dalam tabel berikut ini: Tabel Jumlah Tenaga Pendidik dan Ratio Siswa dibanding Guru No Tingkat Pendidikan Jumlah Tendik Ratio Jumlah Tendik Ratio Jumlah Tendik Ratio Jumlah Tendik Ratio TK SD , , , ,82 2 SLTP.872 5, , , ,7 3 SLTA 592 2,27 68,86 658, ,72 4 SMK 337 6, , , ,25 Sumber : Dinas Pendidikan Perkembangan kondisi ruang kelas dari tahun ke tahun secara umum semakin meningkat. Kondisi ruang kelas untuk berbagai tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel berikut ini : II - 29

30 Tabel 2.4. Kondisi Ruang Kelas No. Kondisi Ruang Kelas. TK SD - Baik - Rusak Berat - Rusak Ringan 2. SLTP - Baik - Rusak Berat Rusak Ringan 3. SLTA - Baik - Rusak Berat - Rusak Ringan 4. SMK - Baik - Rusak Berat - Rusak Ringan Sumber : Dinas Pendidikan Jumlah Ruang Kelas Kesejahteraan Sosial Jumlah kepala keluarga miskin selama 3 (tiga) tahun terakhir mengalami fluktuasi sebagai akibat perubahan kondisi sosial ekonomi dan kebijakan Pemerintah utamanya yang terkait dengan perekonomian negara seperti kenaikan harga bahan bakar minyak. Data kemiskinan menunjukkan bahwa pada tahun 2005 terdapat Rumah Tangga Miskin (RTM) atau jiwa (30,73%). Pendataan terakhir terhadap penduduk miskin dilakukan pada tahun 2006 menunjukkan terjadinya kenaikan jumlah RTM yaitu menjadi RTM (33,37% dari RTM) atau jiwa (33,33% dari total jumlah penduduk). Disamping masalah kemiskinan, Kabupaten Temanggung masih mengalami permasalahan sosial lainnya yang perlu mendapat perhatian Pemerintah daerah yaitu penanganan terhadap penduduk penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS). Data-data berikut ini menunjukkan kondisi PMKS di Kabupaten Temanggung. II - 30

31 Tabel Data PMKS Tahun 2007 No. Jenis PMKS Jumlah. Keluarga Fakir Miskin (FM) Anak Balita Terlantar (ABT) Anak Terlantar (AT) Anak Yang Menjadi Korban Tindak Kekerasan 90 (AKTK) 5. Anak Cacat a. Anak Cacat Tubuh 540 b. Anak Cacat Rungu Wicara 285 c. Anak Cacat Mata (Tuna Netra) 27 d. Anak Cacat Mental: - Mental Resterdasi 334 (Tuna Grahita) - Eks Psycotik 5 e. Cacat Fisik dan Mental (Cacat Ganda) Anak Nakal (AN) Anak Jalanan (ANJAL) Anak Bibir Sumbing Wanita Rawan Sosial Ekonomi Wanita Yang Menjadi Korban Tindak Kekerasan 36 (WKTK). Lanjut Usia Terlantar Lanjut Usia yang menjadi Korban Tindak Kekerasan 3. Penyandang Cacat a. Cacat Tubuh.343 b. Cacat Rungu Wicara 556 c. Cacat Mata Netra 465 d. Cacat Mental: - Retardasi Eks Psycotik 484 e. Cacat fisik dan mental (Cacat Ganda) Penyandang Cacat Bibir Sumbing Penyandang Cacat Bekas Penderita Penyakit 636 Kronis 6. Tuna Susila (TS) Pengemis Gelandangan 5 9. Bekas Narapidana Korban penyalahgunaan napza Pekerja migran bermasalah Keluarga Berumah Tak Layak Huni Keluarga Yang Bermasalah Sosial Psikologis Keluarga Rentan Korban Bencana Alam Korban Bencana Sosial Penyanyandang HIV/AIDS Komunitas Adat Terpencil - Sumber : Dinas Sosial II - 3

32 8. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Pencapaian nilai IPM Kabupaten Temanggung pada tahun 2005 (perhitungan terakhir oleh BPS) sebesar 7,8 menempati peringkat ke 2 se- Eks Karesidenan Kedu dan peringkat ke 7 se Jawa Tengah. Menurut klasifikasi dari UNDP, pencapaian IPM tersebut termasuk dalam kategori/kelas pembangunan manusia menengah keatas yaitu pada kisaran antara 66 sampai dengan 80. Angka IPM ini didukung oleh angka harapan hidup sebesar 72 (peringkat se-eks Karesidenan Kedu), Angka Melek Huruf 93,2% (peringkat 2 se-eks Karesidenan Kedu), rata-rata lama sekolah 6,5 tahun (peringkat 4 se-eks Karesidenan Kedu) dan pengeluaran riil per kapita Rp ,00 (peringkat 3 se-eks Karesidenan Kedu). 9. Agama Penduduk Kabupaten Temanggung memeluk berbagai macam agama antara lain Islam, Kristen, Katholik, Hindu dan Budha. Jumlah pemeluk agama di Kabupaten Temanggung sebagaimana tabel berikut: Tabel Jumlah Pemeluk Agama Jumlah Pemeluk (orang) /Tahun No. Agama Islam Kristen Katholik Hindu Budha Sumber : Kantor Departemen Agama Dari jumlah pemeluk agama tersebut menunjukkan bahwa penduduk Kabupaten Temanggung sebagian besar beragama Islam (93,60%), kemudian Kristen (2,70%), Katholik (2,04%), Hindu (0,03%) dan Budha (,63%). Sarana peribadatan yang diinventarisasi meliputi Masjid, Musholla, Gereja Katholik, Gereja Kristen, Kapel, Pura, dan Vihara/Cetya. Pada tahun 2007 jumlah sarana peribadatan berupa masjid sebanyak.276 buah, langgar/musholla.548 buah, gereja Kristen sebanyak 77 buah, gereja katholik 4 buah, kapel 2, vihara 7 buah, cetya 5 buah dan klenteng 2 buah. II - 32

33 Selain sarana peribadatan tersebut, pada tahun 2007 terdapat peningkatan jumlah pondok pesantren dari sejumlah 05 buah pada tahun 2006 menjadi sejumlah 24 di tahun 2007 dengan jumlah santri meningkat dari orang pada tahun 2006 menjadi orang pada tahun D. Prasarana dan Sarana. Jalan dan Jembatan Dilihat dari panjang jalan berdasarkan kelas jalan di Kabupaten Temanggung tidak mengalami perubahan, yaitu jalan nasional sepanjang km, jalan provinsi km, jalan kabupaten 66,52 km dan jalan desa/lokal sepanjang.866 km. Peningkatan kualitas jalan terus diupayakan oleh Pemerintah Daerah sehingga terdapat perkembangan kondisi dan kualitas jalan guna mendukung kelancaran arus lalu lintas dan perkembangan perekonomian daerah. Jembatan yang sudah dibangun dan berfungsi di Kabupaten Temanggung pada tahun 2007 mencapai 237 buah. Secara lengkap infrastruktur bidang pekerjaan umum dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel Kondisi Jalan Kabupaten Kondisi (Km) Tahun Baik 258,79 226,99 305,52 376,75 Sedang 73,69 72,85 79,4 57,3 Rusak 283,04 35,69 230,86 76,68 Sumber : Dinas Bina Marga dan Pengairan 2. Sumber Daya Air Tercatat ada 495 bendung serta 885,67 km jaringan irigasi yang termasuk dalam infrastruktur irigasi dibawah kewenangan Pemerintah Kabupaten Temanggung. Tabel Kondisi Bendung Kondisi (%) Tahun Baik 7,20 22,02 27,67 Sedang 37,80 36,97 36,97 Rusak 45,00 4,0 35,36 Sumber : Dinas Bina Marga dan Pengairan II - 33

34 Tabel Kondisi Irigasi Kondisi (%) Tahun Baik 20,00 22,00 23,89 Sedang 35,00 36,00 36,00 Rusak 45,00 4,00 39, Sumber : Dinas Bina Marga dan Pengairan 3. Pariwisata, Pos, dan Telekomunikasi Kabupaten Temanggung mempunyai potensi obyek wisata yang cukup besar, yang meliputi obyek wisata alam dan buatan. Obyek wisata yang sudah dan sedang dikembangkan meliputi 6 obyek wisata alam dan 2 obyek wisata buatan, antara lain Pikatan, Taman Tirto Asri, Jumprit, Kledung, Curug Surodipo dan pendakian gunung Sindoro dan Sumbing. Selain itu beberapa tradisi dan kesenian daerah yang masih dijaga kelestariannya merupakan keragaman potensi wisata yang ada di Kabupaten Temanggung dan terus dikembangkan guna mendukung pengembangan menjadi salah satu daerah wisata di Jawa Tengah. Sedangkan prasarana wisata yang tersedia adalah hotel bintang satu buah dan 5 hotel melati. Untuk mendukung telekomunikasi antar wilayah di Kabupaten Temanggung telah didukung oleh jaringan telepon yang memadai, apalagi saat ini telah berkembang pula telepon nirkabel. Perkembangan sarana telekomunikasi dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel Sarana Telekomunikasi No. Sarana Telekomunikasi Kapasitas Sentral (SST) Kapasitas terpasang (SST) Kapasitas terpakai (SST) Pelanggan Telepon umum Jumlah RT berlangganan telepon Sumber : PT. Telkom II - 34

35 4. Perhubungan dan Transportasi Pengembangan sarana terminal sangat diperlukan untuk mendukung perkembangan sarana angkutan umum sejalan dengan perkembangan dan pertumbuhan ekonomi daerah. Demikian juga posisi wilayah Kabupaten Temanggung yang masuk dalam jalur lalu lintas ekonomi dan pariwisata di Jawa Tengah, memerlukan sarana dan prasarana lalu lintas yang memadai. Pada tahun 2007, jumlah terminal di Kabupaten Temanggung adalah 3 unit meliputi 2 terminal kelas B dan terminal kelas C. Secara umum sarana angkutan yang digunakan adalah bus dan angkutan kota. Jumlah bus 63 unit. Sedangkan jembatan timbang yang ada di kabupaten Temanggung hanya buah di wilayah kecamatan Pringsurat. Tabel Jumlah Kendaraan Bermotor yang Diuji Menurut Jenisnya Jenis Kendaraan Tahun Jumlah Mobil Bus Bukan Umum Mobil Bis Umum Mobil Barang Bukan umum Mobil Barang Umum Sumber: Dinas Perhubungan dan Pariwisata E. Pemerintahan Umum. Administrasi Pemerintahan Pegawai negeri sipil (PNS) di Kabupaten Temanggung pada tahun 2008 berjumlah orang, terdiri dari Golongan I 74 orang, Golongan II orang, Golongan III 4.52 orang dan Golongan IV.640 orang. Sedangkan distribusi menurut pendidikan adalah SD/sederajat 260 orang, SLTP/sederajat 326 orang, SMA/sederajat.60 orang, Diploma.368 orang, S orang, dan S2 36 orang. Disamping PNS tersebut diatas masih ada 594 pegawai honorer yang tersebar diseluruh dinas/instansi yang ada. Organisasi Pemerintah Daerah Kabupaten Temanggung sudah mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah, yaitu terdiri dari Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, Inspektorat, Rumah Sakit, 2 Dinas, 6 Badan, dan 5 Kantor. II - 35

LETAK GEOGRAFIS DAN KEADAAN ALAM

LETAK GEOGRAFIS DAN KEADAAN ALAM LETAK GEOGRAFIS DAN KEADAAN ALAM PETA WILAYAH KABUPATEN TEMANGGUNG Temanggung Dalam Angka Tahun 2011 1 LETAK GEOGRAFI Kabupaten Temanggung terletak antara : 110 o 23' - 110 o 46'30" Bujur Timur 7 o 14'

Lebih terperinci

Penatatan ruang daerah bertujuan mewujudkan ruang kabupaten berbasis. pertanian yang didukung industri, perdagangan, pariwisata dan sosial

Penatatan ruang daerah bertujuan mewujudkan ruang kabupaten berbasis. pertanian yang didukung industri, perdagangan, pariwisata dan sosial 3.1. KABUPATEN TEMANGGUNG Penatatan ruang daerah bertujuan mewujudkan ruang kabupaten berbasis pertanian yang didukung industri, perdagangan, pariwisata dan sosial budaya masyarakat dalam kesatuan sistem

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 41 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Letak, Luas Wilayah dan Pemanfaatan Lahan Kabupaten Temanggung secara geografis terletak antara garis 110 0 23-110 0 00 30 Bujur Timur dan antara garis 07 0 10-07

Lebih terperinci

hari atau rata-rata 10,33 hari/bulan. hutan, perkebunan dan lahan lainnya. atas sebagaimana tergambar pada tabel 2.9.

hari atau rata-rata 10,33 hari/bulan. hutan, perkebunan dan lahan lainnya. atas sebagaimana tergambar pada tabel 2.9. Januari sampai dengan Desember 2013 adalah sebanyak 124 hari atau rata-rata 10,33 hari/bulan. g. Penggunaan Dilihat dari jenis penggunaan lahan kawasan budidaya terdiri dari penggunaan untuk sawah, permukiman/

Lebih terperinci

STATISTIK KABUPATEN TEMANGGUNG 2012

STATISTIK KABUPATEN TEMANGGUNG 2012 KATA PENGANTAR Buku saku Statistik Kabupaten Temanggung 2012 diterbitkan dengan maksud untuk menyediakan informasi tentang data dan statistik di Kabupaten Temanggung secara ringkas dan praktis. STATISTIK

Lebih terperinci

Tabel Jenis dan Kawasan Potensi Bencana Alam Kabupaten Temanggung

Tabel Jenis dan Kawasan Potensi Bencana Alam Kabupaten Temanggung Tabel 2.17. Jenis dan Kawasan Potensi Bencana Alam No Jenis Bencana Alam Kecamatan 1 Potensi Tanah Longsor Tretep, Wonoboyo, Bejen, Candiroto, Gemawang, Kandangan, Jumo, Bansari, Kledung, Kaloran, Kranggan,

Lebih terperinci

3.1.1.Kondisi Ekonomi Daerah Tahun 2013 dan Perkiraan Tahun. perekonomian regional, perekonomian nasional bahkan

3.1.1.Kondisi Ekonomi Daerah Tahun 2013 dan Perkiraan Tahun. perekonomian regional, perekonomian nasional bahkan 3.1.1.Kondisi Ekonomi Daerah Tahun 2013 dan Perkiraan Tahun 2014 Perekonomian suatu daerah tidak dapat terlepas dengan perekonomian regional, perekonomian nasional bahkan perekonomian global. Ada faktor-faktor

Lebih terperinci

diperoleh melalui sistem pendataan pengunjung. dilihat pada tabel

diperoleh melalui sistem pendataan pengunjung. dilihat pada tabel mengisi daftar kehadiran atau berdasar data yang diperoleh melalui sistem pendataan pengunjung. Adapun jumlah Pengunjung Perpustakaan dapat dilihat pada tabel 2.184. Tabel 2.184. Jumlah Pengunjung Perpustakaan

Lebih terperinci

1) Struktur Ekonomi Daerah. terbesar dalam penyusunan PDRB.

1) Struktur Ekonomi Daerah. terbesar dalam penyusunan PDRB. dibandingkan dengan garis kemiskinan yang merupakan rupiah yang diperlukan agar penduduk dapat hidup layak secara minimum pangan dan non pangan esensial, nilainya lebih tinggi sehingga dapat asumsikan

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Gambaran Umum Kabupaten Temanggung bujur timur dan LS. Kabupaten Temanggung

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Gambaran Umum Kabupaten Temanggung bujur timur dan LS. Kabupaten Temanggung IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Kabupaten Temanggung 1. Letak Geografis Secara geografis Kabupaten Temanggung terletak antara 110 23 110 46 30 bujur timur dan 7 14 7 32 35 LS. Kabupaten

Lebih terperinci

BAB II DISKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB II DISKRIPSI OBJEK PENELITIAN BAB II DISKRIPSI OBJEK PENELITIAN A. Gambaran Umum Kabupaten Temanggung 1. Kondisi Geografis Provinsi Jawa Tengah mempunyai dua puluh sembilan kabupaten dan enam kotamadya, salah satu kabupaten tersebut

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I P E N D A H U L U A N BAB I P E N D A H U L U A N A. LATAR BELAKANG DAERAH Pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan daerah Tahun 2016, merupakan pelaksanaan tahun ketiga dari masa jabatan pasangan Drs. H. M. BAMBANG SUKARNO

Lebih terperinci

dengan 7 (tujuh), sedangkan target nomor 8 (delapan) menjadi Angka kematian ibu per kelahiran hidup turun drastis

dengan 7 (tujuh), sedangkan target nomor 8 (delapan) menjadi Angka kematian ibu per kelahiran hidup turun drastis dengan 7 (tujuh), sedangkan target nomor 8 (delapan) menjadi kewenangan pemerintah pusat. Angka kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup turun drastis pada tahun 2011, hal ini karena kasus kematian ibu

Lebih terperinci

PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS

PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS Kecamatan Tomoni memiliki luas wilayah 230,09 km2 atau sekitar 3,31 persen dari total luas wilayah Kabupaten Luwu Timur. Kecamatan yang terletak di sebelah

Lebih terperinci

KEPENDUDUKAN DAN KETENAGAKERJAAN

KEPENDUDUKAN DAN KETENAGAKERJAAN KEPENDUDUKAN DAN KETENAGAKERJAAN Piramida Penduduk Kabupaten Temanggung Tahun 2010 21 Tabel 3.1.1 Penduduk Kabupaten Temanggung Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2010 Kelompok Umur (1) (2)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan yang dilaksanakan dalam suatu wilayah pada hakekatnya

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan yang dilaksanakan dalam suatu wilayah pada hakekatnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan yang dilaksanakan dalam suatu wilayah pada hakekatnya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU 4.1 Kondisi Geografis Secara geografis Provinsi Riau membentang dari lereng Bukit Barisan sampai ke Laut China Selatan, berada antara 1 0 15 LS dan 4 0 45 LU atau antara

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1. Kesimpulan Berdasarkaan uraian sebelumnya, maka kesimpulan yang diperoleh adalah sebagai berikut: 1. Topografinya, Kabupaten Subang dapat dibagi ke dalam 3 (tiga) zona/klasifikasi

Lebih terperinci

Bupati Murung Raya. Kata Pengantar

Bupati Murung Raya. Kata Pengantar Bupati Murung Raya Kata Pengantar Perkembangan daerah yang begitu cepat yang disebabkan oleh semakin meningkatnya kegiatan pambangunan daerah dan perkembangan wilayah serta dinamisasi masyarakat, senantiasa

Lebih terperinci

KABUPATEN ACEH TENGAH PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

KABUPATEN ACEH TENGAH PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN ACEH TENGAH PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN ACEH TENGAH TAHUN 2016 LAMPIRAN PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN ACEH TENGAH TAHUN 2016 No Sasaran Strategis Indikator Kinerja

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Kondisi Alam 1. Letak dan Batas Wilayah Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi yang ada di pulau Jawa, letaknya diapit oleh dua provinsi besar

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Lokasi dan Kondisi Fisik Kecamatan Berbah 1. Lokasi Kecamatan Berbah Kecamatan Berbah secara administratif menjadi wilayah Kabupaten Sleman Provinsi Daerah Istimewa

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH DAN ISU STRATEGIS... II-1

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH DAN ISU STRATEGIS... II-1 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1 LATAR BELAKANG... I-1 2.1 MAKSUD DAN TUJUAN... I-2 1.2.1 MAKSUD... I-2 1.2.2 TUJUAN... I-2 1.3 LANDASAN PENYUSUNAN...

Lebih terperinci

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN BUPATI TEMANGGUNG NOMOR TAHUN 2013 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2014

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN BUPATI TEMANGGUNG NOMOR TAHUN 2013 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2014 BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN BUPATI TEMANGGUNG NOMOR TAHUN 2013 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGGUNG, Menimbang

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN. Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN. Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN A. Letak Geografis Kabupaten Sleman Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang mulai 110⁰ 13' 00" sampai dengan 110⁰ 33' 00" Bujur Timur, dan

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 43 IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Geografis 1. Letak dan Batas Wilayah Kabupaten Kudus secara geografis terletak antara 110º 36 dan 110 o 50 BT serta 6 o 51 dan 7 o 16 LS. Kabupaten Kudus

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Lombok Timur merupakan salah satu dari delapan Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Secara geografis terletak antara 116-117

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang 43 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Daerah Penelitian 1. Keadaan Umum Kecamatan Sragi a. Letak Geografis Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang ada di

Lebih terperinci

pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, keluarga berencana dan keluarga sejahtera, sosial, tenaga kerja, koperasi

pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, keluarga berencana dan keluarga sejahtera, sosial, tenaga kerja, koperasi pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, keluarga berencana dan keluarga sejahtera, sosial, tenaga kerja, koperasi usaha kecil dan menengah, penanaman modal, kebudayaan, pemuda dan olahraga, kesatuan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi 69 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi Lampung yang letak daerahnya hampir dekat dengan daerah sumatra selatan.

Lebih terperinci

Laporan Akhir 1 PENDAHULUAN

Laporan Akhir 1 PENDAHULUAN Laporan Akhir 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Penyebab utama buruknya kondisi sanitasi di Indonesia adalah lemahnya perencanaan pembangunan sanitasi yang terpadu, salah sasaran, tidak sesuai kebutuhan,

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL. Daftar Tabel. Tabel Jumlah Partai Politik, Lsm Dan Ormas Di Tingkat Kabupaten 21 GAMBARAN UMUM

DAFTAR TABEL. Daftar Tabel. Tabel Jumlah Partai Politik, Lsm Dan Ormas Di Tingkat Kabupaten 21 GAMBARAN UMUM DAFTAR TABEL GAMBARAN UMUM Kondisi Geografis Tabel 1.1.1. Luas Wilayah Menurut Klasifikasi Ketinggian Tempat Di Kabupaten Subang, 6 Tabel 1.1.2. Luas Wilayah Menurut Klasifikasi Kemiringan Lereng Di Kabupaten

Lebih terperinci

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada IV. LOKASI PENELITIAN A. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada dinaungan Kecamatan Sungkai Utara Kabupaten Lampung Utara Berdasarkan Perda

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1. Lokasi dan Topografi Kabupaten Donggala memiliki 21 kecamatan dan 278 desa, dengan luas wilayah 10 471.71 kilometerpersegi. Wilayah ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Program pembangunan nasional sebagaimana dalam Undang-Undang no 25. perdagangan yang merupakan inti sistem pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. Program pembangunan nasional sebagaimana dalam Undang-Undang no 25. perdagangan yang merupakan inti sistem pembangunan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Program pembangunan nasional sebagaimana dalam Undang-Undang no 25 Tahun 2000 mensyatakan bahwa upaya peningkatan kesejahteraan rakyat berlandaskan sistem

Lebih terperinci

Penutup. Sekapur Sirih

Penutup. Sekapur Sirih Penutup Sensus Penduduk 2010 merupakan kegiatan besar bangsa Indonesia melibatkan petugas yang banyak. Hasil sensus sangat penting untuk evaluasi dan perencanaan pembangunan. Melalui perencanaan yang matang

Lebih terperinci

PROFIL KECAMATAN. 1. Nama : KECAMATAN KARERA 2. Ibu Kota Kecamatan : NGGONGI 3. Tahun Berdiri : 4. Batas Wilayah : a) Adminitrasi Pemerintahan :

PROFIL KECAMATAN. 1. Nama : KECAMATAN KARERA 2. Ibu Kota Kecamatan : NGGONGI 3. Tahun Berdiri : 4. Batas Wilayah : a) Adminitrasi Pemerintahan : PROFIL KECAMATAN 1. Nama : KECAMATAN KARERA 2. Ibu Kota Kecamatan : NGGONGI 3. Tahun Berdiri : 4. Batas Wilayah : a) Adminitrasi Pemerintahan : Nama Kecamatan : Karera Jumlah Desa / Kelurahan : 70 Desa

Lebih terperinci

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2012 LAPORAN AKHIR REVIEW RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PARIWISATA KABUPATEN TEMANGGUNG

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2012 LAPORAN AKHIR REVIEW RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PARIWISATA KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2012 LAPORAN AKHIR REVIEW RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PARIWISATA KATA PENGANTAR Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas tersusunnya Buku Laporan Akhir Review Rencana Induk Pengembangan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. kota Bandar Lampung. Kecamatan kemiling merupakan kecamatan hasil

III. METODE PENELITIAN. kota Bandar Lampung. Kecamatan kemiling merupakan kecamatan hasil III. METODE PENELITIAN A. Gambaran Umum Kecamatan Kemiling. Kondisi Wilayah Kecamatan kemiling merupakan bagian dari salah satu kecamatan dalam wilayah kota Bandar Lampung. Kecamatan kemiling merupakan

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN: Menetapkan KESATU

MEMUTUSKAN: Menetapkan KESATU PROVINSI JAWA TENGAH KEPUTUSAN BUPATI TEMANGGUNG NOMOR 555/ 318 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLA LAYANAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI PEMERINTAH KABUPATEN TEMANGGUNG BUPATI TEMANGGUNG, Menimbang a. bahwa sesuai

Lebih terperinci

terendah pada tahun ) Penyelesaian pengaduan perlindungan perempuan dan anak dari tindakan kekerasan

terendah pada tahun ) Penyelesaian pengaduan perlindungan perempuan dan anak dari tindakan kekerasan 2008-2112 Uraian 1 Bekerja 154.014 151.073 168.531 147.789 n.a 2 Mencari Kerja 6.113 7.013 8.699 12.145 n.a 3 Angkatan Kerja 162.135 160.095 177.230 161.945 n.a 4 Partisipasi Angkatan Kerja (%) 95,0 94,4

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota 66 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Kota Bandarlampung 1. Letak Geografis Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota Bandarlampung memiliki luas wilayah

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. DIY. Secara geografis, Kabupaten Bantul terletak antara 07 44' 04" ' 27"

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. DIY. Secara geografis, Kabupaten Bantul terletak antara 07 44' 04 ' 27 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kondisi Geografis Kabupaten Bantul merupakan salah satu dari lima kabupaten di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Kabupaten Bantul terletak di sebelah selatan

Lebih terperinci

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 36 BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN A. Keadaan Geografi Letak dan Batas Wilayah Kabupaten Ngawi secara geografis terletak pada koordinat 7º 21 7º 31 LS dan 110º 10 111º 40 BT. Batas wilayah Kabupaten

Lebih terperinci

pendapatan masyarakat. h. Jumlah Rumah Tangga Miskin status kesejahteraan dapat dilihat pada tabel 2.42.

pendapatan masyarakat. h. Jumlah Rumah Tangga Miskin status kesejahteraan dapat dilihat pada tabel 2.42. Tabel 2.41. Perhitungan Indeks Gini Kabupaten Temanggung Tahun 2012 Kelompok Jumlah Rata-rata % Kumulatif Jumlah % Kumulatif Xk-Xk-1 Yk+Yk-1 (Xk-Xk-1)* Pengeluaran Penduduk Pengeluaran Penduduk Pengeluaran

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI 16 KONDISI UMUM WILAYAH STUDI Kondisi Geografis dan Administratif Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada koordinat 106 0 45 50 Bujur Timur dan 106 0 45 10 Bujur Timur, 6 0 49

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Profil Kabupaten Ngawi 1. Tinjauan Grafis a. Letak Geografis Kabupaten Ngawi terletak di wilayah barat Provinsi Jawa Timur yang berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Tengah.

Lebih terperinci

Daftar Tabel. Halaman

Daftar Tabel. Halaman Daftar Tabel Halaman Tabel 3.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kab. Sumedang Tahun 2008... 34 Tabel 3.2 Kelompok Ketinggian Menurut Kecamatan di Kabupaten Sumedang Tahun 2008... 36 Tabel 3.3 Curah Hujan

Lebih terperinci

MENGENAL KECAMATAN WURYANTORO BAB I

MENGENAL KECAMATAN WURYANTORO BAB I MENGENAL KECAMATAN WURYANTORO BAB I LETAK GEOGRAFIS A. KEADAAN ALAM Menurut letak geografisnya Kecamatan Wuryantoro,daerahnya terdiri dari pegunungan dan bukit-bukit yang merupakan daerah batu gamping.

Lebih terperinci

Batas-batas Desa Pasir Jambu adalah sebagai berikut:

Batas-batas Desa Pasir Jambu adalah sebagai berikut: KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Biofisik 4.1.1 Letak dan Aksesibilitas Berdasarkan buku Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Purwakarta (21) Dinas Kehutanan Purwakarta merupakan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. Magelang secara Geografis terletak pada posisi Lintang

IV. GAMBARAN UMUM. Magelang secara Geografis terletak pada posisi Lintang IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Lokasi dan Geografi Kota Magelang Kota Magelang merupakan salah satu kota di Provinsi Jawa Tengah. Kota Magelang secara Geografis terletak pada posisi 7 0 26 18 7 0 30 9 Lintang

Lebih terperinci

3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Letak Geografis

3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Letak Geografis 3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN Letak Geografis Penelitian dilakukan di dua kabupaten di Provinsi Jambi yaitu Kabupaten Batanghari dan Muaro Jambi. Fokus area penelitian adalah ekosistem transisi meliputi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... Halaman BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1 Latar Belakang... I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I-3 1.3 Hubungan Antar Dokumen... I-4

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Situasi Wilayah Letak Geografi Secara geografis Kabupaten Tapin terletak antara 2 o 11 40 LS 3 o 11 50 LS dan 114 o 4 27 BT 115 o 3 20 BT. Dengan tinggi dari permukaan laut

Lebih terperinci

Gambar 4. Kerangka Habitat Equivalency Analysis V. GAMBARAN UMUM WILAYAH. Wilayah penelitian pada masyarakat Kecamatan Rumpin secara

Gambar 4. Kerangka Habitat Equivalency Analysis V. GAMBARAN UMUM WILAYAH. Wilayah penelitian pada masyarakat Kecamatan Rumpin secara Sumber: Chapman, D. J (2004) Gambar 4. Kerangka Habitat Equivalency Analysis V. GAMBARAN UMUM WILAYAH 5.1 Kondisi Geografis dan Administratif Wilayah penelitian pada masyarakat Kecamatan Rumpin secara

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Beberapa gambaran umum dari kondisi fisik Kabupaten Blitar yang merupakan wilayah studi adalah kondisi geografis, kondisi topografi, dan iklim.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Hal. Daftar Isi... i Daftar Tabel... v Daftar Gambar... x Daftar Grafik... xi

DAFTAR ISI. Hal. Daftar Isi... i Daftar Tabel... v Daftar Gambar... x Daftar Grafik... xi DAFTAR ISI Hal. Daftar Isi... i Daftar Tabel... v Daftar Gambar... x Daftar Grafik... xi BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-4 1.3. Hubungan RPJMD dengan

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Geografis Berdasarkan data yang diperoleh dari BPS Kabupaten Ciamis, secara geografis wilayah Kabupaten Ciamis berada pada 108 0 20 sampai dengan 108 0

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan yang dititikberatkan pada pertumbuhan ekonomi berimplikasi pada pemusatan perhatian pembangunan pada sektor-sektor pembangunan yang dapat memberikan kontribusi pertumbuhan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Geografi Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi Lampung. Kabupaten Lampung Selatan terletak di ujung selatan Pulau Sumatera

Lebih terperinci

Pencapaian sasaran dan indikator pada misi III ini dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: Tabel 3.21 Pencapaian Misi III dan Indikator

Pencapaian sasaran dan indikator pada misi III ini dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: Tabel 3.21 Pencapaian Misi III dan Indikator Mewujudkan peningkatan infrastruktur permukiman perdesaan dan perkotaan yang layak dan berwawasan lingkungan. Pada misi III yaitu mewujudkan peningkatan infrastruktur permukiman perdesaan dan perkotaan

Lebih terperinci

PROFIL KECAMATAN. 1. Nama : KECAMATAN PABERIWAI. 2. Ibu Kota Kecamatan : KANANGGAR. 3. Tahun Berdiri : 5 JUNI

PROFIL KECAMATAN. 1. Nama : KECAMATAN PABERIWAI. 2. Ibu Kota Kecamatan : KANANGGAR. 3. Tahun Berdiri : 5 JUNI PROFIL KECAMATAN 1. Nama : KECAMATAN PABERIWAI 2. Ibu Kota Kecamatan : KANANGGAR 3. Tahun Berdiri : 5 JUNI 1962 4. Batas Wilayah : 1. Utara berbatasan dengan Kec. Kahaungu Eti 2. Timur berbatasan dengan

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT.

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT. STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 Statistik Daerah Kecamatan Air Dikit 214 Halaman ii STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 Nomor ISSN : - Nomor Publikasi

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Sekilas Tentang Temanggung Secara administratif, Temanggung adalah salah satu Kabupaten di Propinsi Jawa Tengah (Lihat gambar 4.1.). Kabupaten Temanggung terletak

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan 77 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak Geografis Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada 104 552-105 102 BT dan 4 102-4 422 LS. Batas-batas wilayah Kabupaten Tulang Bawang Barat secara geografis

Lebih terperinci

PROFIL DESA. Profil Kelurahan Loji. Kondisi Ekologi

PROFIL DESA. Profil Kelurahan Loji. Kondisi Ekologi 23 PROFIL DESA Pada bab ini akan diuraikan mengenai profil lokasi penelitian, yang pertama mengenai profil Kelurahan Loji dan yang kedua mengenai profil Kelurahan Situ Gede. Penjelasan profil masingmasing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang terbaik bagi kepentingan anak, tanpa ada diskriminasi. Salah satu isu

BAB I PENDAHULUAN. yang terbaik bagi kepentingan anak, tanpa ada diskriminasi. Salah satu isu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Anak merupakan aset masa depan sebuah bangsa. Sehingga, mereka harus dipersiapkan dan diarahkan sejak dini agar dapat tumbuh dan berkembang menjadi anak yang sehat

Lebih terperinci

PENETAPAN KINERJA TINGKAT PEMERINTAH

PENETAPAN KINERJA TINGKAT PEMERINTAH PENETAPAN KINERJA TINGKAT PEMERINTAH KABUPATEN TAHUN : 2012 : PENAJAM PASER UTARA SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET Dituntaskannya program wajib belajar dua belas tahun pada seluruh siswa Persentase

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Letak Geografis

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Letak Geografis IV. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Letak Geografis Kabupaten Magelang merupakan salah satu kabupaten yang berada di provinsi Jawa Tengah yang berbatasan dengan beberapa kota dan kabupaten seperti Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM KECAMATAN SEMARANG BARAT. 4.1 Situasi Umum Kecamatan Semarang Barat. Manyaran, Cabean, Tawang Mas, Tawang Sari, Tambak Harjo,

BAB IV GAMBARAN UMUM KECAMATAN SEMARANG BARAT. 4.1 Situasi Umum Kecamatan Semarang Barat. Manyaran, Cabean, Tawang Mas, Tawang Sari, Tambak Harjo, BAB IV GAMBARAN UMUM KECAMATAN SEMARANG BARAT 4.1 Situasi Umum Kecamatan Semarang Barat 4.1.1 Keadaan Geografis Kecamatan Semarang Barat adalah pusat pemerintahan yang mempunyai ketinggian dataran 3 meter

Lebih terperinci

4.1. Letak dan Luas Wilayah

4.1. Letak dan Luas Wilayah 4.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Lamandau merupakan salah satu Kabupaten hasil pemekaran Kabupaten Kotawaringin Barat. Secara geografis Kabupaten Lamandau terletak pada 1 9-3 36 Lintang Selatan dan

Lebih terperinci

BAB I KONDISI FISIK. Gambar 1.1 Peta Administrasi Kabupaten Lombok Tengah PETA ADMINISTRASI

BAB I KONDISI FISIK. Gambar 1.1 Peta Administrasi Kabupaten Lombok Tengah PETA ADMINISTRASI BAB I KONDISI FISIK A. GEOGRAFI Kabupaten Lombok Tengah dengan Kota Praya sebagai pusat pemerintahannya merupakan salah satu dari 10 (sepuluh) Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Secara

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN A. Deskripsi Kabupaten Temanggung 1. Profil Kabupaten Temanggung Kabupaten Temanggung adalah salah satu kabupaten yang berada di provinsi Jawa Tengah, ibukotanya adalah

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 - IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI 4.1 Kondisi Geografis Kota Dumai merupakan salah satu dari 12 kabupaten/kota di Provinsi Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37-101 o 8'13

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian. Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian. Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota Pekanbaru yang dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah

Lebih terperinci

Kecamatan Dalam Data 2017 i

Kecamatan Dalam Data 2017 i Kecamatan Dalam Data 2017 i ii Kecamatan Dalam Data 2017 PETA KABUPATEN WONOGIRI Kecamatan Dalam Data 2017 iii PETA KECAMATAN MANYARAN iv Kecamatan Dalam Data 2017 KATA PENGANTAR Assalamu alaikum wr.wb.

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran merupakan kabupaten baru yang dibentuk berdasarkan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran merupakan kabupaten baru yang dibentuk berdasarkan 78 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Pesawaran Kabupaten Pesawaran merupakan kabupaten baru yang dibentuk berdasarkan UU No.33 Tahun 2007 yang diundangkan pada tanggal 10 Agustus

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 31 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Gambaran Geografis Wilayah Secara astronomis, wilayah Provinsi Banten terletak pada 507 50-701 1 Lintang Selatan dan 10501 11-10607 12 Bujur Timur, dengan luas wilayah

Lebih terperinci

BAB I GEOGRAFIS DAN IKLIM

BAB I GEOGRAFIS DAN IKLIM BAB I GEOGRAFIS DAN IKLIM LUAS WILAYAH PROVINSI JAMBI TAHUN 2015... 1 STATISTIK GEOGRAFIS PROVINSI JAMBI... 2 NAMA IBUKOTA KAB/KOTA DAN JARAK KE IBUKOTA PROVINSI MENURUT KAB/KOTA TAHUN 2015... 3 JUMLAH

Lebih terperinci

Katalog BPS No

Katalog BPS No Katalog BPS No. 2.522 Katalog BPS : 2.5264 TABIR TIMUR DALAM ANGKA TAHUN 24 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN MERANGIN TABIR TIMUR DALAM ANGKA TAHUN 24 ii ISBN : 978623264 Nomor Publikasi : 52.324 Katalog

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. A. Capaian Kinerja Pemerintah Kabupaten Tanggamus B. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja C. Realisasi anggaran...

DAFTAR ISI. A. Capaian Kinerja Pemerintah Kabupaten Tanggamus B. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja C. Realisasi anggaran... DAFTAR ISI HALAMAN BAB 1 A. Latar Belakang... 1 B. Maksud dan Tujuan... 2 C. Sejarah Singkat Kabupaten Tanggamus... 3 D. Gambaran Umum Daerah... 4 E. Sistematika Penyajian... 20 BAB 2 A. Instrumen Pendukung

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH... II Aspek Geografi Dan Demografi... II-2

DAFTAR ISI. BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH... II Aspek Geografi Dan Demografi... II-2 DAFTAR ISI DAFTAR ISI Hal DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... xix BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-4 1.3. Hubungan Antar Dokumen RPJMD

Lebih terperinci

Kecamatan Kepulauan Joronga Dalam Angka 2011

Kecamatan Kepulauan Joronga Dalam Angka 2011 Kecamatan Kepulauan Joronga Dalam Angka 2011 Katalog BPS : 1102001.8204083 Ukuran Buku Jumlah Halaman Naskah Penyunting Gambar Kulit Diterbitkan oleh : 15 cm 21 cm : xi + 50 Halaman : BPS Kabupaten Halmahera

Lebih terperinci

LAMPIRAN I : PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR : 2 0 T A H U N TANGGAL :

LAMPIRAN I : PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR : 2 0 T A H U N TANGGAL : STRUKTUR ORGANISASI DINAS PENDIDIKAN LAMPIRAN I : PERATURAN DAERAH PENDIDIKAN TK DAN SD PENDIDIKAN SMP DAN SM TENAGA PENDIDIKAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH PENGAJARAN TK DAN SD PENGAJARAN SMP DAN SM TENAGA

Lebih terperinci

GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian

GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian Curah hujan Kecamatan Babulu rata-rata 242,25 mm pada tahun 2010 Kecamatan Babulu memiliki luas 399,46 km 2. Secara geografis berbatasan

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Karakteristik Wilayah Lokasi yang dipilih untuk penelitian ini adalah Desa Gunung Malang, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor. Desa Gunung Malang merupakan salah

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Seluma Kabupaten Seluma merupakan salah satu daerah pemekaran dari Kabupaten Bengkulu Selatan, berdasarkan Undang-Undang Nomor 3

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. A. Balai Pelaksana Teknis Bina Marga Wilayah Magelang

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. A. Balai Pelaksana Teknis Bina Marga Wilayah Magelang BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN A. Balai Pelaksana Teknis Bina Marga Wilayah Magelang Balai Pelaksana Teknis Bina Marga atau disingkat menjadi BPT Bina Marga Wilayah Magelang adalah bagian dari Dinas

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM WILAYAH. tenggara dari pusat pemerintahan kabupaten. Kecamatan Berbah berjarak 22 km

GAMBARAN UMUM WILAYAH. tenggara dari pusat pemerintahan kabupaten. Kecamatan Berbah berjarak 22 km IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH A. Kecamatan Berbah 1. Lokasi Kecamatan Berbah Kecamatan Berbah secara administrasi menjadi wilayah bagian dari Kabupaten Sleman Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, terletak

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 8 TAHUN 2003 TANGGAL : 17 PEBRUARI 2003

LAMPIRAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 8 TAHUN 2003 TANGGAL : 17 PEBRUARI 2003 LAMPIRAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 8 TAHUN 2003 TANGGAL : 17 PEBRUARI 2003 PERHITUNGAN SKOR PENETAPAN KRITERIA PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH Kriteria Organisasi Perangkat Daerah

Lebih terperinci

Katalog BPS : 1403.9108030 KECAMATAN MEOS MANSAR DALAM ANGKA 2011 Badan Pusat Statistik Kab Raja Ampat I Geografis BAB I GEOGRAFIS A. Letak Geografis Kecamatan Meos Mansar terletak pada bagian selatan

Lebih terperinci

PROFIL KECAMATAN. a) Adminitrasi Pemerintahan :

PROFIL KECAMATAN. a) Adminitrasi Pemerintahan : PROFIL KECAMATAN 1. Nama : KECAMATAN KOTA WAINGAPU 2. Ibu Kota Kecamatan : WAINGAPU 3. Tahun Berdiri : 1970 4. Batas Wilayah : Utara=Selat Sumba,Selatan=Kec,Kambera,Timur= Kec, Nggoa,Barat= Nggoa dan Kanatang

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Letak Geografis dan Topografi Daerah Penelitian

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Letak Geografis dan Topografi Daerah Penelitian 60 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak Geografis dan Topografi Daerah Penelitian Daerah penelitian terletak di Desa Fajar Asri Kecamatan Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah. Desa Fajar Asri

Lebih terperinci

Nama Kecamatan : Haharu Jumlah Desa / Kelurahan : 7 Desa Nama Desa atau kelurahan yang sekretarisnya PNS: Rambangaru,kadahang,Wunga,Napu

Nama Kecamatan : Haharu Jumlah Desa / Kelurahan : 7 Desa Nama Desa atau kelurahan yang sekretarisnya PNS: Rambangaru,kadahang,Wunga,Napu Sedang dalam pengembangan :) PROFIL KECAMATAN 1. Nama : KECAMATAN PANDAWAI 2. Ibu Kota Kecamatan : KAWANGU 3. Tahun Berdiri : 20 Agustus 1992 4. Batas Wilayah : Timur=Kecamatan Kanatang,Barat= Kec. Umbu

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM KABUPATEN MAJALENGKA

GAMBARAN UMUM KABUPATEN MAJALENGKA 59 IV. GAMBARAN UMUM KABUPATEN MAJALENGKA 4.1. Kondisi Fisik Wilayah Beberapa gambaran umum dari kondisi fisik Kabupaten Majalengka yang merupakan wilayah studi adalah kondisi geografi, topografi, tanah

Lebih terperinci

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG dan BUPATI TEMANGGUNG

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG dan BUPATI TEMANGGUNG a BUPATI TEMANGGUNG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

KecamatanDalamData 2017 i

KecamatanDalamData 2017 i KecamatanDalamData 2017 i ii KecamatanDalamData 2017 PETA KABUPATEN WONOGIRI KecamatanDalamData 2017 iii PETA KECAMATAN KARANGTENGAH iv KecamatanDalamData 2017 KATA PENGANTAR Assalamu alaikum wr.wb. Dengan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 26 Administrasi Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Propinsi Jawa Barat. Secara geografis terletak diantara 6 o 57`-7 o 25` Lintang Selatan dan 106 o 49` - 107 o 00` Bujur

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL. Tabel 2.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan dan Desa/Kelurahan... 17

DAFTAR TABEL. Tabel 2.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan dan Desa/Kelurahan... 17 DAFTAR TABEL Taks Halaman Tabel 2.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan dan Desa/Kelurahan... 17 Tabel 2.2 Posisi dan Tinggi Wilayah Diatas Permukaan Laut (DPL) Menurut Kecamatan di Kabupaten Mamasa... 26 Tabel

Lebih terperinci