BAB IV PENUTUP. seharusnya semakin lebih baik daripada saat masa era perang dunia. Kemunculan
|
|
- Siska Hartono
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB IV PENUTUP A. KESIMPULAN PBB pada saat ini memiliki keanggotaan sebanyak 193 negara. Dengan keanggotaan yang hampir semua dari jumlah negara di dunia ini, maka perdamaian seharusnya semakin lebih baik daripada saat masa era perang dunia. Kemunculan Piagam PBB dan 111 artikelnya diharapkan untuk dapat membawa cara-cara pencapaian perdamaian. Pada tahun 1958, muncullah sebuah proposal perdamaian yang bernama World Peace through World Law, yang diprakarsai oleh Grenville Clark dan Louis Sohn. Grenville Clark adalah seorang pengacara Wall Street dan seorang warga negara yang aktif. Pengaruhnya pada kebijakan publik sangat dirasakan hingga saat ini. Setelah ia pensiun, Clark memfokuskan perhatiannya pada isu-isu perdamaian dunia. 86 Grenville Clark mempunyai hubungan dekat dengan pejabat-pejabat negara, seperti Franklin D. Roosevelt, Woodrow Wilson, Henry Stimson, Frank Frankfurter, dan John Foster Dulles. Hubungan ini membuat ia mempunyai pengaruh baik pada kebijakan administrasi presidensial maupun PBB. Keterlibatannya dalam dunia militer memberikan kesadaran bahwa persenjataan dapat membahayakan manusia bahkan dapat merenggut nyawa. Dari kesadaran inilah ia memulai memperhatikan masalah-masalah yang berkaitan dengan persengketaan internasional. Louis Sohn adalah seorang Profesor di Harvard Law School Amerika. Ia sangat berperan dalam perkembangan hukum internasional dan formasi institusi internasional. Ia bekerja untuk membangun sebuah sistem internasional yang akan 86 G. Dunne Grenville Clark: Public Citizen. New York: Farrar Straus Giroux. Hal xi xiii. 106
2 melindungi hak manusia dan menyediakan solusi-solusi perdamaian untuk perselisihan internasional. 87 Peranannya ada pada banyak area hukum internasional, seperti HAM, hukum lingkungan internasional, hukum laut, organisasi internasional, pengendalian dan pelucutan senjata, serta penyelesaian sengketa internasional. Louis Sohn juga membuat pergeseran dari aturan yang bersifat state-centric ke sebuah kerangka kerja hukum yang dibangun dalam institusi dan konstitusi, yaitu institusi internasional yang diatur oleh kesepakatan multilateral untuk menyelesaikan adanya serangan-serangan di tingkat global. Pengaruh yang diberikan oleh Louis Sohn terkadang bersifat langsung tapi kadang juga tidak bisa terlihat. Hal ini dikarenakan Louis Sohn bersama dengan pengacara-pengacaranya lebih sering berada di belakang layar sehingga pengaruhnya menjadi tidak terlalu terlihat, misalnya melalui ide-ide yang ia sarankan kepada pejabat atau melalui dampak dari berbagai karya akademisnya. Pengaruh yang dapat dilihat secara langsung misalnya melalui partisipasi dalam negosiasi antar pemerintahan. Pengaruh lainnya dapat langsung terlihat, misalnya dalam hal yang berkaitan dengan penyelesaian sengketa dalam menegosiasikan hukum laut. Grenville Clark bertemu dengan Profesor Louis Sohn di Harvard Law School sebelum resmi pensiun. Setelah bertemu beberapa kali, Clark dan Sohn merasa mempunyai satu visi dalam membuat tulisan yang dituangkan dalam sebuah buku A Plan for Peace dan dipublikasikan pada tahun Rencana pencapaian perdamaian tersebut kemudian dikembangkan menjadi lebih detail dalam World Peace through World Law. 87 Jo M. Pasqualucci Louis Sohn: Grandfather of International Human Rights Law in the United States. Human Rights Quarterly, vol. 20, no. 4, pp
3 World Peace through World Law ini berisi revisi terhadap Piagam PBB dan 111 artikelnya, serta penambahan 7 annex, yaitu: 1. pelucutan senjata, 2. United Nations Peace Force, 3. Sistem Yudisial dan Konsiliasi PBB, 4. Otoritas Pengembangan Dunia, 5. Sistem Pendapatan PBB, 6. hak istimewa dan kekebalan, dan 7. RUU HAM atau Bill of Rights. Untuk Piagam PBB dan 111 artikelnya memang menggunakan apa yang sudah ada pada masa penciptaannya di tahun Hal ini dikarenakan PBB yang sudah ada sebelum proposal World Peace through World Law diterbitkan sudah diterima oleh negara-negara merdeka yang secara otomatis menjadi negara anggota PBB. Alasan lainnya adalah percuma saja bila Piagam PBB dan artikelnya diubah sesuai dengan proposal akan tetapi tidak ada pelaksanaan yang disesuaikan. Hal ini juga disebabkan karena dibutuhkan persyaratan yang lebih komprehensif lagi untuk penerimaan proposal World Peace through World Law. Persyaratan agar World Peace through World Law ini dapat diterima adalah 88 : 1. diratifikasi oleh minimal 5 per 6 dari semua negara di dunia. Pada bulan Juli 1957 berarti hal ini membutuhkan ratifikasi oleh minimal 78 dari 93 negara merdeka. 2. Populasi perkiraan dari negara-negara yang meratifikasi harus minimal 5 per 6 dari total perkiraan populasi dunia. 3. Negara-negara yang meratifikasi harus termasuk negara-negara dengan populasi lebih dari 40 juta. 88 G. Clark & Louis Sohn, World Peace Through World Law, Harvard University Press, Cambridge, 1958, p
4 4. Ratifikasi yang dibutuhkan harus diberitahukan kepada Majelis Umum dalam waktu 7 tahun dari penyerahan Piagam yang direvisi untuk diratifikasi. Hal ini berarti bahwa jika proposal World Peace through World Law ini diterima untuk dijadikan dasar hukum internasional, maka PBB harus mengatur semua hal dari awal seperti ketika tahun Dengan kata lain, membutuhkan waktu yang lebih lama lagi untuk melaksanakan hukum internasional dalam PBB. Grenville Clark dan Louis Sohn memberikan pengenalan bahwa hukum internasional harus bergerak keluar dari aktivitas antar negara. Hal ini dilakukan untuk memberikan aspek signifikan pada hubungan yang kompleks antara aktor-aktor non negara, seperti individu, perusahaan transnasional, organisasi non pemerintah, dan organisasi pemerintahan. Clark dan Sohn mempertimbangkan hubungan saling ketergantungan dari semua elemen-elemen sistem legal. Karena ketergantungan ini dipandang sebagai satu kesatuan, maka perlu adanya hukum dan kerja sama internasional. Salah satu aktor non negara pemecah perdamaian pada masa modern adalah teroris. Ancaman terorisme tidak muncul dari sebuah negara akan tetapi dari komunitas yang kemudian membuat jaringan global. Ancaman terorisme mulai menjadi keprihatinan yang sangat mendalam ketika terjadi pengeboman gedung World Trade Centre di Amerika yang menewaskan puluhan ribu orang. Terkait hal ini, PBB bekerja sama dengan negaranegara anggotanya hendaknya dapat memerangi terorisme yang sudah menjadi ancaman global. Inilah perlunya World Peace through World Law untuk menciptakan perdamaian dunia. Pengaruh World Peace through World Law dalam artikel-artikel Piagam PBB dapat disimpulkan sebagai berikut: 109
5 1. Pengajuan konsep kesetaraan dalam hukum bagi semua negara diadopsi dengan adanya Permanent Observers yang dimiliki PBB sekarang. Permanent Observers PBB sekarang adalah Holy See dan Palestina serta beberapa organisasi regional dan internasional. 2. Fungsi Majelis Umum diperkuat sesuai dengan proposal Clark dan Sohn, yaitu mengarahkan dan mengontrol semua organ dan agen dalam PBB. Perubahan fundamental yang juga diadopsi adalah Majelis Umum tidak hanya berhubungan langsung dengan persengketaan, tetapi juga ancaman terhadap perdamaian serta memberikan sanksi rekomendasi dalam usaha mencapai perdamaian. 3. Majelis Umum saat ini memiliki organ-organ subsidiari yang bisa menggantikan fungsi Dewan Eksekutif yang diajukan dalam proposal. Organ-organ tersebut adalah Dewan Pengurus, Komisi, Komite, Dewan (Council) dan Panel, serta kelompok kerja. 4. Dewan Keamanan tetap ada, tetapi jumlahnya ditingkatkan karena jumlah negara merdeka sudah bertambah. 5. Hal-hal yang berkaitan dengan penyelesaian sengketa dikontrol oleh Badan yang memiliki perwakilan dari seluruh negara anggota, yaitu Majelis Umum. 6. Dewan Ekonomi dan Sosial pada saat ini mempunyai lebih dari satu organ subsidiari dengan tugas dan fungsi yang lebih detail dari Otoritas Pengembangan Dunia yang diajukan dalam proposal. 7. Jumlah kursi yang ada dalam Dewan Ekonomi dan Sosial dibagi berdasarkan perwakilan geografis. Hal ini berhubungan dengan prinsip kesetaraan yang diajukan Clark dan Sohn. 8. Sistem Perwakilan Internasional dan Dewan Perwakilan sudah menjalankan fungsinya dengan baik, yaitu mengawasi administrasi dari trust territories untuk 110
6 mempromosikan kemajuan agar memiliki pemerintahan sendiri (self government) dan menjadi merdeka. 9. Sekjen dipilih oleh Majelis Umum atas rekomendasi dari Dewan Keamanan. Pengaruh World Peace through World Law terhadap PBB juga bisa dilihat dari Badan-badan PBB yang sudah ada sekarang, dan membandingkannya dengan yang ada di proposal, yaitu pada bagian annexnya. Pada annex pertama mengenai pelucutan senjata, ada kesamaan konsep dengan Badan PBB yang sudah ada dalam PBB saat ini, yaitu Komite Pelucutan Senjata dan Keamanan Internasional. Komite ini bekerja sama dengan Komisi Pelucutan Senjata dan bekerja berdasarkan pada Konferensi Pelucutan Senjata di Geneva. Kesamaan konsepnya adalah penghilangan senjata secara total. Karena senjata modern sudah banyak berkembang, maka konsep penghilangan senjata ini mengacu pada senjata nuklir. Akan tetapi, bukan berarti bahwa penggunaan nuklir untuk tujuan damai dilarang, karena nuklir bisa juga dipakai sebagai pembangkit listrik alternatif. Kesamaan konsep lainnya adalah bahwa pelucutan senjata harus dilakukan melalui tahapan-tahapan yang komprehensif sehingga dapat diterima oleh negara-negara. Tahapan ini tidak persis sama dengan yang ada di proposal mengingat jenis senjatanya berbeda dan waktu yang dibutuhkan harus lebih cepat dari yang diajukan. Butuh waktu 10 tahun untuk melaksanakan pelucutan senjata dalam konsep World Peace through World Law. Jika dalam pelucutan senjata nuklir membutuhkan waktu yang sama, yaitu 10 tahun, maka diperkirakan perkembangan senjata nuklir dalam kurun waktu tersebut sudah sangat meningkat. Oleh karena itu, diperlukan waktu yang lebih cepat dalam pelucutan senjata nuklir. Majelis Umum juga mendirikan United Nations Disarmament Commission sebagai tahapan untuk melakukan pelucutan senjata. Selain 111
7 itu, ada juga Advisory Board on Disarmament Matters yang bertugas mengawasi pelucutan senjata. Untuk mengeliminasi senjata nuklir ini, maka didirikanlah Nuclear Weapon Free Zones untuk mencegah penyebaran senjata nuklir ke area-area yang tidak mempunyai senjata nuklir. Pada masa ini, berkembang juga senjata jenis baru yaitu pesawat tanpa awak atau disebut juga dengan drone. Pesawat tanpa awak ini digunakan dalam suatu situasi di mana penerbangan dengan awak dianggap mempunyai resiko tinggi. Pesawat tanpa awak ini bisa digunakan untuk menjalankan fungsi-fungsi damai, seperti mengecek keberadaan bom dan sarana berbahaya lainnya, mengumpulkan informasi melalui jaringan telepon atau komputer dengan tujuan untuk mengantisipasi adanya ancaman, serta mengamati lalu lintas dan perilaku publik. Akan tetapi, pesawat tanpa awak ini juga dapat mengancam kehidupan manusia jika digunakan untuk sarana penyerangan terhadap target-target tertentu karena dampaknya bisa bersifat masif. Untuk menindaklanjuti hal ini, Majelis Umum mengeluarkan suatu resolusi terhadap perlindungan hak asasi manusia dan kebebasan fundamental dalam memerangi terorisme terkait dengan pesawat tanpa awak ini. Pada annex ketiga, yaitu mengenai Sistem Yudisial dan Konsiliasi PBB, dalam World Peace through World Law diajukan tiga model pengadilan yang baru, yaitu World Equity Tribunal, Badan Konsiliasi Dunia, dan Pengadilan Regional PBB. Pada kenyataannya sekarang, Pengadilan Internasional yang berbasis di Belanda ini sudah mencakup fungsi-fungsi yang diajukan untuk tiga pengadilan baru tersebut. Dengan kata lain, tidak dibutuhkan pengadilan yang baru, karena dapat menyebabkan tumpang tindihnya fungsi dan tugas pokok satu dengan yang lain. Selain itu, ada juga organ subsidiari yang berada di bawah Dewan Keamanan, yaitu International Criminal Tribunal yang berfungsi membantu Pengadilan Internasional dalam penyelesaian 112
8 kasus tertentu. Implementasinya misalnya adalah International Criminal Tribunal for the Former Yugoslavia dan International Criminal Tribunal for Rwanda. Pada annex kelima, mengenai Sistem Pendapatan PBB, dalam World Peace through World Law diajukan agar PBB memiliki pendapatan yang dikelola oleh Badan ini. Tujuan dari perencanaan ini adalah agar PBB didukung dengan sistem yang dapat dipercaya dan akuntabel untuk meningkatkan jumlah pendapatan. PBB beserta agennya di masa sekarang menghabiskan dana sekitar $30 miliar per tahun. Jumlah ini sangat kecil jika dibanding dengan budget pemerintahan negara. Karena jumlah ini kecil, maka PBB melalui agen khususnya harus mencari sumbangan alternatif yang biasanya berasal dari sponsor perusahaan. Annex ke tujuh, yaitu RUU HAM yang diajukan oleh Clark dan Sohn mempunyai fungsi yang sama dengan Human Rights Council yang bersifat intergovernment dalam sistem PBB yang ada sekarang. Anggota Dewan HAM ini bertanggung jawab terhadap HAM di seluruh dunia. Perlindungan terhadap hak asasi manusia ini adalah inovasi yang disampaikan oleh Louis Sohn pada saat pembentukan draft Piagam PBB. Dalam perkembangan waktu, inovasi ini kemudian disusun secara lebih detail dalam Bill of Rights bersama Grenville Clark dalam World Peace through World Law. Dalam Dewan HAM yang sudah ada sekarang ini, terdapat Advisory Committee, yang bertugas untuk memberikan masukan-masukan pada masalahmasalah HAM. Terdapat juga complaint procedure yang memberikan sarana bagi individu-individu dan organisasi-organisasi untuk membawa masalah kekerasan HAM pada PBB. 113
9 B. SARAN Negara-negara di dunia sangat menggantungkan pencapaian perdamaian dunia pada organisasi internasional, seperti PBB. Mengingat tujuan awal didirikannya PBB adalah untuk menyatukan semua negara agar tercipta masyarakat internasional, bukan lagi masyarakat negara. Masyarakat internasional tentunya memerlukan perlindungan hukum dari entitas yang ada di atas mereka, yaitu organisasi internasional. Maka diharapkan organisasi internasional seperti PBB dapat memberikan payung hukum bagi mereka dalam bentuk-bentuk aturan hukum internasional. Masih banyak pekerjaan rumah yang belum terselesaikan bagi PBB saat ini, misalnya konflik Israel dan Palestina yang sudah berlangsung lama. Ditambah lagi dengan munculnya paham-paham yang meresahkan masyarakat tidak hanya dalam satu negara tetapi sudah merembet ke negara lain. Hal ini berarti bahwa permasalahan paham-paham radikal, seperti ISIS, sudah menjadi permasalahan internasional. ISIS termasuk dalam aktor non negara yang mengancam perdamaian. Hal ini membuktikan bahwa konflik tidak lagi terjadi antar negara melainkan juga bisa muncul dari aktor non negara. Meskipun ISIS ini mengatasnamakan Islam Irak dan Suriah, akan tetapi mereka sebenarnya adalah jaringan yang sudah mulai meluas sampai ke level internasional. Ditambah lagi konflik internal Suriah. Walaupun konflik ini bersifat internal, tetapi jika negara sudah tidak bisa mengatasi, maka penyelesaiannya seharusnya diserahkan pada organisasi internasional seperti PBB. Terkait dengan rencana-rencana detail dalam proposal World Peace through World Law, PBB sebaiknya melihat kembali proposal tersebut. Jika ada hal relevan yang dapat diadopsi, maka tidak ada salahnya jika hal-hal tersebut dimasukkan dalam PBB untuk tujuan perdamaian internasional. Penulis menganggap bahwa proposal World Peace through World Law sangat baik dalam hal substansi. Semua 114
10 pengajuannya disampaikan secara rinci. Hal-hal yang sudah ada dalam perencanaan PBB tetapi meleset, seharusnya dievaluasi kembali, seperti penggunaan bahan nuklir di Iran. Iran seharusnya tidak diijinkan menggunakan bahan nuklir, akan tetapi sampai sekarang mereka mengembangkannya dengan alasan untuk tujuan damai. Hal ini harus mendapat pengawasan serius dan berkelanjutan. Hal lain yang menjadi perhatian penulis adalah mengenai hak veto. Proposal World Peace through World Law mengajukan revisi untuk dihapuskannya hak veto yang dimiliki oleh 5 anggota tetap PBB. Alasan penghapusan hak veto ini dikarenakan adanya ketidakadilan jika mayoritas suara bisa dikalahkan oleh satu suara saja dari salah satu negara yang dikenal dengan sebutan The Big Five tersebut. PBB juga tidak memberikan penjelasan mengenai alasan pemberian hak veto kepada 5 negara anggota tetap tersebut. Penulis berharap agar PBB dapat mengevaluasi kembali mengenai pemberian veto ini. Terkait persenjataan modern yang ada pada saat ini, seperti pesawat tanpa awak atau yang lebih dikenal dengan nama drone, penulis mengharapkan agar pesawat tanpa awak ini hendaknya dapat menjalankan fungsi damai untuk keamanan masyarakat internasional. Jika pesawat tanpa awak ini digunakan sebagai senjata, maka dampak yang dihasilkan bisa bersifat masif. Hal ini berarti penggunaan pesawat tanpa awak dapat mengancam kehidupan manusia. Negara-negara hendaknya mempertimbangkan terlebih dahulu penggunaan pesawat ini agar tidak berdampak negatif bagi kehidupan. Akhirnya, penulis mengharapkan agar dengan kehadiran PBB dan organisasi internasional lainnya, dunia ini semakin menuju ke arah perdamaian yang berkelanjutan. Kepentingan nasional pada tiap-tiap negara pasti tetap menjadi 115
11 prioritas, akan tetapi kepentingan nasional tersebut tetap harus didasarkan pada kerjasama yang saling menguntungkan. 116
BAB I PENDAHULUAN. Sebuah organisasi internasional yang paling terkenal saat ini adalah
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sebuah organisasi internasional yang paling terkenal saat ini adalah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Saat ini PBB memiliki anggota hampir seluruh negara di dunia.
Lebih terperinciH. BUDI MULYANA, S.IP., M.SI
PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL H. BUDI MULYANA, S.IP., M.SI Pasal 2 (3) dari Piagam PBB Semua anggota wajib menyelesaikan perselisihan internasional mereka melalui cara-cara damai sedemikian rupa
Lebih terperinciPada pokoknya Hukum Internasional menghendaki agar sengketa-sengketa antar negara dapat diselesaikan secara damai he Hague Peace
Pasal 2 (3) dari Piagam PBB - Semua anggota wajib menyelesaikan perselisihan internasional mereka melalui cara-cara damai sedemikian rupa sehingga perdamaian, keamanan dan keadilan internasional tidak
Lebih terperinciPROTOKOL OPSIONAL KONVENSI HAK-HAK ANAK MENGENAI KETERLIBATAN ANAK DALAM KONFLIK BERSENJATA
PROTOKOL OPSIONAL KONVENSI HAK-HAK ANAK MENGENAI KETERLIBATAN ANAK DALAM KONFLIK BERSENJATA Negara-Negara Pihak pada Protokol ini, Didorong oleh dukungan penuh terhadap Konvensi tentang Hak-Hak Anak, yang
Lebih terperinciSTATUTA INSTITUT INTERNASIONAL UNTUK DEMOKRASI DAN PERBANTUAN PEMILIHAN UMUM*
STATUTA INSTITUT INTERNASIONAL UNTUK DEMOKRASI DAN PERBANTUAN PEMILIHAN UMUM* Institut Internasional untuk Demokrasi dan Perbantuan Pemilihan Umum didirikan sebagai organisasi internasional antar pemerintah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. internasional, negara harus memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara merupakan salah satu subjek hukum internasional. Sebagai subjek hukum internasional, negara harus memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu, salah satunya
Lebih terperinciMENEGAKKAN TANGGUNG JAWAB MELINDUNGI: PERAN ANGGOTA PARLEMEN DALAM PENGAMANAN HIDUP WARGA SIPIL
MENEGAKKAN TANGGUNG JAWAB MELINDUNGI: PERAN ANGGOTA PARLEMEN DALAM PENGAMANAN HIDUP WARGA SIPIL Resolusi disahkan oleh konsensus* dalam Sidang IPU ke-128 (Quito, 27 Maret 2013) Sidang ke-128 Inter-Parliamentary
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewan keamanan PBB bertugas untuk menjaga perdamaian dan keamanan antar negara dan dalam melaksanakan tugasnya bertindak atas nama negaranegara anggota PBB.
Lebih terperinciTelah menyetujui sebagai berikut: Pasal 1. Untuk tujuan Konvensi ini:
LAMPIRAN II UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL CONVENTION FOR THE SUPPRESSION OF TERRORIST BOMBINGS, 1997 (KONVENSI INTERNASIONAL PEMBERANTASAN PENGEBOMAN
Lebih terperinciUU 9/1997, PENGESAHAN TREATY ON THE SOUTHEAST ASIA NUCLEAR WEAPON FREE ZONE (TRAKTAT KAWASAN BEBAS SENJATA NUKLIR DI ASIA TENGGARA)
Copyright 2002 BPHN UU 9/1997, PENGESAHAN TREATY ON THE SOUTHEAST ASIA NUCLEAR WEAPON FREE ZONE (TRAKTAT KAWASAN BEBAS SENJATA NUKLIR DI ASIA TENGGARA) *9571 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR
Lebih terperinciSENGKETA INTERNASIONAL
SENGKETA INTERNASIONAL HUKUM INTERNASIONAL H. Budi Mulyana, S.IP., M.Si Indonesia-Malaysia SENGKETA INTERNASIONAL Pada hakikatnya sengketa internasional adalah sengketa atau perselisihan yang terjadi antar
Lebih terperinciRio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011.
Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011. 1. Atas undangan Organisasi Kesehatan Dunia, kami, Kepala Pemerintahan, Menteri dan perwakilan pemerintah datang
Lebih terperinci4/8/2013. Mahkamah Pidana Internasional
Mahkamah Pidana Internasional Sekilas tentang Mahkamah Pidana Internasional (ICC) Mahkamah Pidana Internasional (International Criminal Court - ICC) didirikan berdasarkan Statuta Roma tanggal 17 Juli 1998,
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dengan persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
UNDANG-UNDANG NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1997 TENTANG PENGESAHAN TREATY ON THE SOUTHEAST ASIA NUCLEAR WEAPON FREE ZONE (TRAKTAT KAWASAN BEBAS SENJATA NUKLIR DI ASIA TENGGARA) DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciPERANAN PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA (PBB) DALAM UPAYA PENYELESAIAN KONFLIK ISRAEL-PALESTINA TAHUN
PERANAN PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA (PBB) DALAM UPAYA PENYELESAIAN KONFLIK ISRAEL-PALESTINA TAHUN 1947-1988 Skripsi Oleh: RINI SUBEKTI NIM 020210302011 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN
Lebih terperinciK182 PELANGGARAN DAN TINDAKAN SEGERA PENGHAPUSAN BENTUK-BENTUK PEKERJAAN TERBURUK UNTUK ANAK
K182 PELANGGARAN DAN TINDAKAN SEGERA PENGHAPUSAN BENTUK-BENTUK PEKERJAAN TERBURUK UNTUK ANAK 1 K 182 - Pelanggaran dan Tindakan Segera Penghapusan Bentuk-bentuk Pekerjaan Terburuk untuk Anak 2 Pengantar
Lebih terperinciDiadopsi oleh resolusi Majelis Umum 53/144 pada 9 Desember 1998 MUKADIMAH
Deklarasi Hak dan Kewajiban Individu, Kelompok dan Badan-badan Masyarakat untuk Pemajuan dan Perlindungan Hak Asasi Manusia dan Kebebasan Dasar yang Diakui secara Universal Diadopsi oleh resolusi Majelis
Lebih terperinciSerikat (telah menandatangani, namun belum bersedia meratifikasi), menguatkan keraguan akan perjanjian ini.
BAB V KESIMPULAN Melalui perjalanan panjang bertahun-tahun, Majelis Umum PBB berhasil mengadopsi Perjanjian Perdagangan Senjata (Arms Trade Treaty/ATT), perjanjian internasional pertama yang menetapkan
Lebih terperinciPidato Bapak M. Jusuf Kalla Wakil Presiden Republik Indonesia Pada Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa- Bangsa Ke-71 New York, 23 September 2016
Pidato Bapak M. Jusuf Kalla Wakil Presiden Republik Indonesia Pada Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa- Bangsa Ke-71 New York, 23 September 2016 Bapak Presiden SMU PBB, Saya ingin menyampaikan ucapan
Lebih terperinciK100 UPAH YANG SETARA BAGI PEKERJA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN UNTUK PEKERJAAN YANG SAMA NILAINYA
K100 UPAH YANG SETARA BAGI PEKERJA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN UNTUK PEKERJAAN YANG SAMA NILAINYA 1 K 100 - Upah yang Setara bagi Pekerja Laki-laki dan Perempuan untuk Pekerjaan yang Sama Nilainya 2 Pengantar
Lebih terperinciRANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PENGESAHAN UNITED NATIONS CONVENTION AGAINST CORRUPTION, 2003 (KONVENSI PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA ANTI KORUPSI, 2003) DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciBAB 5 PENUTUP. 5.1.Kesimpulan
99 BAB 5 PENUTUP 5.1.Kesimpulan Berbagai macam pernyataan dari komunitas internasional mengenai situasi di Kosovo memberikan dasar faktual bahwa bangsa Kosovo-Albania merupakan sebuah kelompok yang memiliki
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL CONVENTION FOR THE SUPPRESSION OF ACTS OF NUCLEAR TERRORISM (KONVENSI INTERNASIONAL PENANGGULANGAN TINDAKAN
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL CONVENTION FOR THE SUPPRESSION OF TERRORIST BOMBINGS, 1997 (KONVENSI INTERNASIONAL PEMBERANTASAN PENGEBOMAN OLEH TERORIS,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. peacebuilding. Tulisan-tulisan terebut antara lain Aid, Conflict, and Peacebuilding
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka yang digunakan dalam penelitian ini lebih mengacu pada tulisan-tulisan yang berkaitan dengan peran organisasi internasional dalam peacebuilding.
Lebih terperinciK185 PERUBAHAN DOKUMEN IDENTITAS PELAUT, 2003
K185 PERUBAHAN DOKUMEN IDENTITAS PELAUT, 2003 1 K-185 Perubahan Dokumen Identitas Pelaut, 2003 2 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan badan PBB yang bertugas memajukan
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
www.bpkp.go.id UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL CONVENTION FOR THE SUPPRESSION OF TERRORIST BOMBINGS, 1997 (KONVENSI INTERNASIONAL PEMBERANTASAN PENGEBOMAN
Lebih terperinciI. UMUM. 1. Latar Belakang Pengesahan
PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL CONVENTION FOR THE SUPPRESSION OF TERRORIST BOMBINGS, 1997 (KONVENSI INTERNASIONAL PEMBERANTASAN PENGEBOMAN
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN. Kebijakan nuklir..., Tide Aji Pratama, FISIP UI., 2008.
BAB 5 KESIMPULAN Kecurigaan utama negara-negara Barat terutama Amerika Serikat adalah bahwa program nuklir sipil merupakan kedok untuk menutupi pengembangan senjata nuklir. Persepsi negara-negara Barat
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG PENGESAHAN TRAKTAT PELARANGAN MENYELURUH UJI COBA NUKLIR (COMPREHENSIVE NUCLEAR-TEST-BAN TREATY) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK
Lebih terperinciBAB VI. 6.1 Kesimpulan Strategi Suriah dalam menghadapi konflik dengan Israel pada masa Hafiz al-
166 BAB VI 6.1 Kesimpulan Strategi Suriah dalam menghadapi konflik dengan Israel pada masa Hafiz al- Assad berkaitan dengan dasar ideologi Partai Ba ath yang menjunjung persatuan, kebebasan, dan sosialisme
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA PENGESAHAN UNITED NATIONS CONVENTION AGAINST CORRUPTION, 2003 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, : a. bahwa dalam rangka mewujudkan
Lebih terperinciRESUME SKRIPSI. Dalam pergaulan internasional setiap negara tidak. bisa melepaskan diri dari hubungan atau kerjasama antar
RESUME SKRIPSI Dalam pergaulan internasional setiap negara tidak bisa melepaskan diri dari hubungan atau kerjasama antar negara yang melintasi batas negara. Sebagian besar negara-negara di dunia saling
Lebih terperinciK 95 KONVENSI PERLINDUNGAN UPAH, 1949
K 95 KONVENSI PERLINDUNGAN UPAH, 1949 2 K-95 Konvensi Perlindungan Upah, 1949 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan badan PBB yang bertugas memajukan kesempatan bagi laki-laki
Lebih terperinciK187. Tahun 2006 tentang Landasan Peningkatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
K187 Tahun 2006 tentang Landasan Peningkatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja 1 K187 - Tahun 2006 tentang Landasan Peningkatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja ISBN 978-92-2-xxxxxx-x Cetakan Pertama, 2010
Lebih terperinciProtokol Tambahan Konvensi Hak Anak Terkait Keterlibatan Anak Dalam Konflik Bersenjata
Protokol Tambahan Konvensi Hak Anak Terkait Keterlibatan Anak Dalam Konflik Bersenjata 12 Februari 2002 Negara-negara yang turut serta dalam Protokol ini,terdorong oleh dukungan yang melimpah atas Konvensi
Lebih terperinciPENJELASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1998 TENTANG
PENJELASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1998 TENTANG PENGESAHAN CONVENTION ON THE PROHIBITION OF THE DEVELOPMENT, PRODUCTION, STOCKPILING AND USE OF CHEMICAL WEAPONS AND ON THEIR DESTRUCTION
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memonitoring aktivitas nuklir negara-negara di dunia, International Atomic. kasus Iran ini kepada Dewan Keamanan PBB.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada Februari 2003, Iran mengumumkan program pengayaan uranium yang berpusat di Natanz. Iran mengklaim bahwa program pengayaan uranium tersebut akan digunakan
Lebih terperinciMAKALAH. CEDAW: Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan. Oleh: Antarini Pratiwi Arna, S.H., LL.M
INTERMEDIATE HUMAN RIGHTS TRAINING BAGI DOSEN HUKUM DAN HAM Hotel Novotel Balikpapan, 6-8 November 2012 MAKALAH CEDAW: Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan Oleh: Antarini
Lebih terperinciPROLIFERASI SENJATA NUKLIR DEWI TRIWAHYUNI
PROLIFERASI SENJATA NUKLIR DEWI TRIWAHYUNI 1 Introduksi: Isu proliferasi senjata nuklir merupaka salah satu isu yang menonjol dalam globalisasi politik dunia. Pentingnya isu nuklir terlihat dari dibuatnya
Lebih terperinciMendorong Komitmen Indonesia Meratifikasi Statuta Roma untuk Memperkuat Perlindungan Hak Asasi Manusia
Koalisi Masyarakat Sipil Untuk Mahkamah Pidana Internasional Coalition for the International Criminal Court Kerangka Acuan Seminar Nasional Memperingati Hari Keadilan Internasional Sedunia 17 Juli 2012
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. listrik dalam wujud reaktor nuklir. Pengembangan teknologi nuklir tidak hanya
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada awal abad ke-20, perkembangan teknologi telah mendatangkan beragam inovasi baru. Salah satunya adalah pengolahan beberapa unsur kimia menjadi senyawa radioaktif
Lebih terperinciJURUSAN SOSIAL YOGYAKARTA
UPAYA JEPANG DALAM MENJAGA STABILITAS KEAMANAN KAWASAN ASIA TENGGARA RESUME SKRIPSI Marsianaa Marnitta Saga 151040008 JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS PEMBANGUNAN
Lebih terperinciEksistensi Konvensi Jenewa di Masa Depan
Eksistensi Konvensi Jenewa di Masa Depan Menilai dari jumlah korban sipil dan penyebaran teror terhadap warga sipil terutama rakyat Gaza yang dilakukan oleh Israel selama konflik sejak tahun 2009 lalu
Lebih terperinciDiadaptasi oleh Dewan Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tanggal 18 Januari 2002
Protokol Konvensi Hak Anak Tentang Perdagangan Anak, Prostitusi Anak dan Pronografi Anak Diadaptasi oleh Dewan Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tanggal 18 Januari 2002 Negara-negara peserta tentang
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Maksud, Tujuan dan Kerangka Penulisan Buku...3 BAGIAN I BAB I EVOLUSI PEMIKIRAN DAN SEJARAH PERKEMBANGAN HAK ASASI MANUSIA...
Daftar Isi v DAFTAR ISI DAFTAR ISI...v PENGANTAR PENERBIT...xv KATA PENGANTAR Philip Alston...xvii Franz Magnis-Suseno...xix BAGIAN PENGANTAR Maksud, Tujuan dan Kerangka Penulisan Buku...3 BAGIAN I BAB
Lebih terperinciBAB II PERANAN DEWAN KEAMANAN PBB DALAM MENYELESAIKAN SENGKETA INTERNASIONAL. A. Sejarah Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa
BAB II PERANAN DEWAN KEAMANAN PBB DALAM MENYELESAIKAN SENGKETA INTERNASIONAL A. Sejarah Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa Pada tahun 1945, para pendiri PBB mempertimbangkan Dewan Keamanan sebagai
Lebih terperinciTAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI No.5518 PENGESAHAN. Konvensi. Penanggulangan. Terorisme Nuklir. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Repubik Indonesia Tahun 2014 Nomor 59) PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK
Lebih terperinci2013, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu mengesahkan Persetujuan tersebut dengan Peratura
No.119, 2013 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PENGESAHAN. Persetujuan. Pendirian Akademi Anti Korupsi Internasional. Organisasi Internasional. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2013
Lebih terperinciHAK VETO DEWAN KEAMANAN PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA DALAM KAITAN DENGAN PRINSIP PERSAMAAN KEDAULATAN
HAK VETO DEWAN KEAMANAN PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA DALAM KAITAN DENGAN PRINSIP PERSAMAAN KEDAULATAN Oleh: Sulbianti Pembimbing I : I Made Pasek Diantha Pembimbing II: Made Mahartayasa Program Kekhususan
Lebih terperinciR-188 REKOMENDASI AGEN PENEMPATAN KERJA SWASTA, 1997
R-188 REKOMENDASI AGEN PENEMPATAN KERJA SWASTA, 1997 2 R-188 Rekomendasi Agen Penempatan kerja Swasta, 1997 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan badan PBB yang bertugas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada permintaan tebusan dalam pembebasan sandera. Namun hal tersebut ditolak
BAB I PENDAHULUAN A. Alasan Pemilihan Judul Abu Sayyaf merupakan kelompok bersenjata yang berbasis di sekitar kepulauan selatan Filipina. Kelompok tersebut menyandera 10 warga negara Indonesia yang sedang
Lebih terperinciPROTOKOL OPSIONAL PADA KONVENSI TENTANG HAK ANAK TENTANG KETERLIBATAN ANAK DALAM KONFLIK BERSENJATA
1 PROTOKOL OPSIONAL PADA KONVENSI TENTANG HAK ANAK TENTANG KETERLIBATAN ANAK DALAM KONFLIK BERSENJATA Ditetapkan oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa Pada tanggal 25 Mei 2000 Negara-negara Pihak
Lebih terperinciR-166 REKOMENDASI PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA, 1982
R-166 REKOMENDASI PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA, 1982 2 R-166 Rekomendasi Pemutusan Hubungan Kerja, 1982 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan badan PBB yang bertugas memajukan
Lebih terperinciPIAGAM PEMBENTUKAN DEWAN NEGARA-NEGARA PRODUSEN MINYAK SAWIT
PIAGAM PEMBENTUKAN DEWAN NEGARA-NEGARA PRODUSEN MINYAK SAWIT ------------------------------------------------------------------------------------------------ PEMBUKAAN Pemerintah negara-negara anggota
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
NASKAH AKADEMIK RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PENGESAHAN PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK DEMOKRATIK TIMOR- LESTE TENTANG AKTIFITAS KERJA SAMA DIBIDANG PERTAHANAN
Lebih terperinciATURAN PERILAKU BAGI APARAT PENEGAK HUKUM
ATURAN PERILAKU BAGI APARAT PENEGAK HUKUM Diadopsi oleh Resolusi Sidang Umum PBB No. 34/169 Tanggal 17 Desember 1979 Pasal 1 Aparat penegak hukum di setiap saat memenuhi kewajiban yang ditetapkan oleh
Lebih terperinciREALISASI PROGRAM LEGISLASI NASIONAL RANCANGAN UNDANG-UNDANG PRIORITAS TAHUN 2014
PROGRAM LEGISLASI NASIONAL RANCANGAN UNDANG-UNDANG PRIORITAS TAHUN 2014 Berdasarkan Keputusan -RI No. 03A/ RI/II/2013-2014 dan Keputusan RI No. 02/ RI/I/2013-2014 terdapat 68 (enam puluh delapan) RUU yang
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL CONVENTION FOR THE SUPPRESSION OF THE FINANCING OF TERRORISM, 1999 (KONVENSI INTERNASIONAL PEMBERANTASAN PENDANAAN TERORISME,
Lebih terperinciDEKLARASI PEMBELA HAK ASASI MANUSIA
DEKLARASI PEMBELA HAK ASASI MANUSIA Disahkan oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa tanggal 9 Desember 1998 M U K A D I M A H MAJELIS Umum, Menegaskan kembalimakna penting dari ketaatan terhadap
Lebih terperinciKepentingan Amerika Serikat Membantu Uganda Memerangi LRA Dengan. Recovery Act
Kepentingan Amerika Serikat Membantu Uganda Memerangi LRA Dengan Terlibat Dalam Lord's Resistance Army Disarmament and Northern Uganda Recovery Act Lord s Resistance Army (LRA) suatu kelompok pemberontak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hukum Humaniter Internasional bertujuan untuk memanusiawikan perang agar korban
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Hukum Humaniter Internasional bertujuan untuk memanusiawikan perang agar korban akibat perang seminimal mungkin dapat dikurangi. Namun implementasinya,
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL CONVENTION FOR THE SUPPRESSION OF THE FINANCING OF TERRORISM, 1999 (KONVENSI INTERNASIONAL PEMBERANTASAN PENDANAAN TERORISME,
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
KEPPRES 20/1996, PENGESAHAN CONVENTION ON INTERNATIONAL LIABILITY FOR DAMAGE BY SPACE OBJECTS, 1972 (KONVENSI TENTANG TANGGUNGJAWAB INTERNASIONAL TERHADAP KERUGIAN YANG DISEBABKAN OLEH BENDA BENDA ANTARIKSA,
Lebih terperinciKomisi Nasional HAM kerangka hukum dan mekanisme penegakan hukum HAM. Dr. Herlambang P Wiratraman Fakultas Hukum Universitas Airlangga 26 Mei 2015
Komisi Nasional HAM kerangka hukum dan mekanisme penegakan hukum HAM Dr. Herlambang P Wiratraman Fakultas Hukum Universitas Airlangga 26 Mei 2015 Poin pembelajaran Konteks kelahiran Komnas HAM Dasar pembentukan
Lebih terperinciPROTOKOL OPSIONAL KONVENSI HAK-HAK ANAK MENGENAI PENJUALAN ANAK, PROSTITUSI ANAK, DAN PORNOGRAFI ANAK
PROTOKOL OPSIONAL KONVENSI HAK-HAK ANAK MENGENAI PENJUALAN ANAK, PROSTITUSI ANAK, DAN PORNOGRAFI ANAK Negara-Negara Pihak pada Protokol ini, Mempertimbangkan bahwa, untuk lebih lanjut mencapai tujuan Konvensi
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, ttd. DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO
LAMPIRAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PENGESAHAN OPTIONAL PROTOCOL TO THE CONVENTION ON THE RIGHTS OF THE CHILD ON THE INVOLVEMENT OF CHILDREN IN ARMED CONFLICT (PROTOKOL
Lebih terperincinegara-negara di Afrika Barat memiliki pemerintahan yang lemah karena mereka sebenarnya tidak memiliki kesiapan politik, sosial, dan ekonomi untuk
BAB IV KESIMPULAN Sejak berakhirnya Perang Dingin isu-isu keamanan non-tradisional telah menjadi masalah utama dalam sistem politik internasional. Isu-isu keamanan tradisional memang masih menjadi masalah
Lebih terperinciK111 DISKRIMINASI DALAM PEKERJAAN DAN JABATAN
K111 DISKRIMINASI DALAM PEKERJAAN DAN JABATAN 1 K 111 - Diskriminasi dalam Pekerjaan dan Jabatan 2 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan badan PBB yang bertugas memajukan
Lebih terperinciResolusi yang diadopsi tanpa mengacu pada komite Pertanyaan dipertimbangkan oleh Dewan Keamanan pada pertemuan 749 dan750, yang diselenggarakan pada 30 Oktober 1956 Resolusi 997 (ES-I) Majelis Umum, Memperhatikan
Lebih terperinciKEKUASAAN HUBUNGAN LUAR NEGERI PRESIDEN (FOREIGN POWER OF THE PRESIDENT) Jumat, 16 April 2004
KEKUASAAN HUBUNGAN LUAR NEGERI PRESIDEN (FOREIGN POWER OF THE PRESIDENT) Jumat, 16 April 2004 1. Ketentuan UUD 1945: a. Pra Amandemen: Pasal 11: Presiden dengan persetujuan DPR menyatakan perang, membuat
Lebih terperinciPROTOKOL OPSIONAL KONVENSI HAK-HAK ANAK MENGENAI PENJUALAN ANAK, PROSTITUSI ANAK, DAN PORNOGRAFI ANAK
2012, No.149 4 PROTOKOL OPSIONAL KONVENSI HAK-HAK ANAK MENGENAI PENJUALAN ANAK, PROSTITUSI ANAK, DAN PORNOGRAFI ANAK Negara-Negara Pihak pada Protokol ini, Mempertimbangkan bahwa, untuk lebih lanjut mencapai
Lebih terperinciBAB 5 PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN TERORISME
BAB 5 PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN TERORISME BAB 5 PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN TERORISME A. KONDISI UMUM Keterlibatan dalam pergaulan internasional dan pengaruh dari arus globalisasi dunia, menjadikan
Lebih terperinciPENGARUH AIPAC TERHADAP KEBIJAKAN AMERIKA SERIKAT PASCA PERISTIWA 11 SEPTEMBER 2001
PENGARUH AIPAC TERHADAP KEBIJAKAN AMERIKA SERIKAT PASCA PERISTIWA 11 SEPTEMBER 2001 Oleh: Muh. Miftachun Niam (08430008) Natashia Cecillia Angelina (09430028) ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU
Lebih terperinciPERSERIKATAN BANGSA-BANGSA (PBB) By Dewi Triwahyuni
PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA (PBB) By Dewi Triwahyuni Basic Fact: Diawali oleh Liga Bangsa-bangsa (LBB) 1919-1946. Didirikan di San Fransisco, 24-10-45, setelah Konfrensi Dumbatan Oaks. Anggota terdiri dari
Lebih terperinciINTERNATIONAL MILITARY TRIBUNAL NUREMBERG
PENGADILAN HAM A. INTERNATIONAL MILITARY TRIBUNAL (IMT) NUREMBERG B. INTERNATIONAL MILITARY TRIBUNAL FOR THE FAR EAST (IMTFE TOKYO C. INTERNATIONAL TRIBUNAL FOR THE PROSECUTION OF PERSONS RESPONSIBLE FOR
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Konflik Hizbullah-Israel dimulai dari persoalan keamanan di Libanon dan Israel yang telah
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konflik Hizbullah-Israel dimulai dari persoalan keamanan di Libanon dan Israel yang telah terjadi atau mempunyai riwayat yang cukup panjang. Keamanan di wilayah Libanon
Lebih terperinciBAB II PENGATURAN PEKERJA RUMAHANMENURUT KONVENSI ILO N A. Konvensi Sebagai Produk ILO dan daya Ikatnya Bagi Negara-negara
BAB II PENGATURAN PEKERJA RUMAHANMENURUT KONVENSI ILO N0. 177 A. Konvensi Sebagai Produk ILO dan daya Ikatnya Bagi Negara-negara Anggota Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) merupakan organisasi perdamaian
Lebih terperinciBAB 5 PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN TERORISME
BAB 5 PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN TERORISME A. KONDISI UMUM Keterlibatan dalam pergaulan internasional dan pengaruh dari arus globalisasi dunia, menjadikan Indonesia secara langsung maupun tidak langsung
Lebih terperinciREALISASI PROGRAM LEGISLASI NASIONAL RANCANGAN UNDANG-UNDANG PRIORITAS TAHUN (Data per Desember 2011)
REALISASI PROGRAM LEGISLASI NASIONAL RANCANGAN UNDANG-UNDANG PRIORITAS TAHUN 2011 (Data per Desember 2011) Berdasarkan Keputusan -RI No. 02B/ RI/II/2010-2011 terdapat 70 (tujuh puluh) RUU yang menjadi
Lebih terperinciK 183 KONVENSI PERLINDUNGAN MATERNITAS, 2000
K 183 KONVENSI PERLINDUNGAN MATERNITAS, 2000 2 K-183 Konvensi Perlindungan Maternitas, 2000 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan badan PBB yang bertugas memajukan kesempatan
Lebih terperinciPengadilan Rakyat Internasional Kasus 1965
Sepuluh Hal yang Perlu Anda Ketahui Tentang Pengadilan Rakyat Internasional Kasus 1965 Banyak kesalahpahaman terjadi terhadap Pengadilan Rakyat Internasional. Berikut sepuluh hal yang belum banyak diketahui
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1998 TENTANG PENGESAHAN CONVENTION ON THE PROHIBITION OF THE DEVELOPMENT, PRODUCTION, STOCKPILING AND USE OF CHEMICAL WEAPONS AND ON THEIR DESTRUCTION (KONVENSI
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL CONVENTION FOR THE SUPPRESSION OF ACTS OF NUCLEAR TERRORISM (KONVENSI INTERNASIONAL PENANGGULANGAN TINDAKAN TERORISME
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berakhirnya Perang Dingin menyebabkan munculnya perubahan mendasar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berakhirnya Perang Dingin menyebabkan munculnya perubahan mendasar pada bentuk konflik yang terjadi. Konflik antar negara (inter-state conflict) yang banyak terjadi
Lebih terperinciPERAN INDONESIA DALAM ORGANISASI INTERNASIONAL
PERAN INDONESIA DALAM ORGANISASI INTERNASIONAL Organisasi Kerjasama Islam (OKI) ASEP GINANJAR PPG DALAM JABATAN Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi 2018 1. Organisasi Kerjasama Islam (OKI)
Lebih terperinciKONVENSI STOCKHOLM TENTANG BAHAN PENCEMAR ORGANIK YANG PERSISTEN
KONVENSI STOCKHOLM TENTANG BAHAN PENCEMAR ORGANIK YANG PERSISTEN Para Pihak atas Konvensi ini, mengakui bahwa bahan pencemar organik yang persisten memiliki sifat beracun, sulit terurai, bersifat bioakumulasi
Lebih terperinciAnnex 1: Kovenan Internasional Hak-hak Ekonomi, Sosial dan Budaya
Annex 1: Kovenan Internasional Hak-hak Ekonomi, Sosial dan Budaya Diambil dan terbuka untuk ditandatangani, diratifikasi dan diaksesi oleh resolusi Mahkamah Umum 2200A (XXI) pada 16 Desember 1966, berlaku
Lebih terperinciK87 KEBEBASAN BERSERIKAT DAN PERLINDUNGAN HAK UNTUK BERORGANISASI
K87 KEBEBASAN BERSERIKAT DAN PERLINDUNGAN HAK UNTUK BERORGANISASI 1 K 87 - Kebebasan Berserikat dan Perlindungan Hak untuk Berorganisasi 2 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan
Lebih terperinciLEGALITAS PENGGUNAAN BOM CURAH (CLUSTER BOMB) PADA AGRESI MILITER ISRAEL KE PALESTINA DALAM PERSPEKTIF HUKUM HUMANITER INTERNASIONAL
LEGALITAS PENGGUNAAN BOM CURAH (CLUSTER BOMB) PADA AGRESI MILITER ISRAEL KE PALESTINA DALAM PERSPEKTIF HUKUM HUMANITER INTERNASIONAL Oleh: Alan Kusuma Dinakara Pembimbing: Dr. I Gede Dewa Palguna SH.,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perang etnis menurut Paul R. Kimmel dipandang lebih berbahaya dibandingkan perang antar negara karena terdapat sentimen primordial yang dirasakan oleh pihak yang bertikai
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. meningkat pula frekuensi lalu lintas transportasi laut yang mengangkut manusia
1 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan meningkatnya hubungan perdagangan antar negara, maka semakin meningkat pula frekuensi lalu lintas transportasi laut yang mengangkut manusia dan barang-barang/kargo.
Lebih terperinciUMUM. 1. Latar Belakang Pengesahan
PENJELASAN ATAS RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL CONVENTION FOR THE SUPPRESSION OF THE FINANCING OF TERRORISM, 1999 (KONVENSI INTERNASIONAL
Lebih terperinciKOMENTAR UMUM no. 08
1 KOMENTAR UMUM no. 08 KAITAN ANTARA SANKSI EKONOMI DENGAN PENGHORMATAN TERHADAP HAK- HAK EKONOMI, SOSIAL DAN BUDAYA Komite Persatuan Bangsa-bangsa untuk Hak-hak Ekonomi, Sosial dan Budaya E/C.12/1997/8
Lebih terperinciK189 Konvensi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Tangga, 2011
K189 Konvensi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Tangga, 2011 2 K-189: Konvensi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Tangga, 2011 K189 Konvensi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi
Lebih terperinciHUKUM INTERNASIONAL PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL PERTEMUAN XXVII, XXVIII & XXIX. By Malahayati, SH, LLM
HUKUM INTERNASIONAL PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL PERTEMUAN XXVII, XXVIII & XXIX By Malahayati, SH, LLM 1 TOPIK PRINSIP UMUM JENIS SENGKETA BENTUK PENYELESAIAN SENGKETA PENYELESAIAN POLITIK PENYELESAIAN
Lebih terperinci15A. Catatan Sementara NASKAH KONVENSI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA. Konferensi Perburuhan Internasional
Konferensi Perburuhan Internasional Catatan Sementara 15A Sesi Ke-100, Jenewa, 2011 NASKAH KONVENSI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA 15A/ 1 NASKAH KONVENSI TENTANG PEKERJAAN YANG
Lebih terperinciPERAN DEWAN KEAMANAN PERSERIKATAN BANGSA BANGSA DALAM PEMBATASAN PENGGUNAAN SENJATA
PERAN DEWAN KEAMANAN PERSERIKATAN BANGSA BANGSA DALAM PEMBATASAN PENGGUNAAN SENJATA Oleh Grace Amelia Agustin Tansia Suatra Putrawan Program Kekhususan Hukum Internasional dan Bisnis Internasional Fakultas
Lebih terperinciKEGAGALAN INTERNATIONAL CRIMINAL COURT (ICC) DALAM PENYELESAIAN KONFLIK SUDAN RESUME. Disusun oleh : PETRUS CORNELIS DEPA
KEGAGALAN INTERNATIONAL CRIMINAL COURT (ICC) DALAM PENYELESAIAN KONFLIK SUDAN RESUME Disusun oleh : PETRUS CORNELIS DEPA 151060046 JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS
Lebih terperinciPokok-pokok Isi Protokol Opsional pada Konvensi Menentang Penyiksaan
1 Pokok-pokok Isi Protokol Opsional pada Konvensi Menentang Penyiksaan I.PENDAHULUAN Konvensi menentang Penyiksaan dan Perlakuan atau Penghukuman yang Kejam, Tidak Manusiawi, atau Merendahkan Martabat
Lebih terperinci