Ulin Dalanggo, Trisnowaty Tuahunse*, Yusni Pakaya** Program Studi Pendidikan Sejarah. Fakultas Ilmu Sosial. Universitas Negeri Gorontalo ABSTRAK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Ulin Dalanggo, Trisnowaty Tuahunse*, Yusni Pakaya** Program Studi Pendidikan Sejarah. Fakultas Ilmu Sosial. Universitas Negeri Gorontalo ABSTRAK"

Transkripsi

1 Makna Kebangkitan Nasional Sebagai Tonggak Pergerakan Nasional Pada Awal Abad Ke XX Ulin Dalanggo, Trisnowaty Tuahunse*, Yusni Pakaya** Program Studi Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo ABSTRAK Ulin Dalanggo, Nim : Makna Kebangkitan Nasional Sebagai Tonggak Pergerakan Nasional Pada Awal Abad Ke XX. Skripsi. Program Studi Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna kebangkitan nasional sebagai tonggak pergerakan nasional pada awal abad XX. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Penelitian Sejarah dengan pendekatan kajian pustaka yang meliputi Heuristik, Kritik, Interpretasi dan Historografi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa yang menjadi makna kebangkitan nasional sebagai tonggak pergerakan nasional adalah bangkitnya rasa dan semangat persatuan, kesatuan dan nasionalisme serta kesadaran untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, yang sebelumnya tidak pernah muncul setelah penjajahan Belanda dan Jepang. Momen hari kebangkitan nasional harus menjadi bahan renungan bagi generasi muda, karena yang dinamakan bangkit di sini adalah mencapai seluruh aspek kehidupan baik dari sisi pendidikan, ekonomi, mental, social, dan budaya serta banyak hal lainnya yang mendukung untuk tercapainya kemajuan bangsa. Mencapai prestasi yang gemilang. Dengan kata lain, harus bangkit dari keterpurukan dan menyongsong masa depan dengan memperbaiki, meningkatkan, atau mempertahankan prestasi yang sudah ada. Adanya pemerataan dunia pendidikan yang terus dilakukan, dengan memberikan fasilitas fisik dan teknologi sampai ke pelosok di kabupaten dan kota akan lebih membantu para pelajar dalam meraih prestasi yang gemilang. Rakyat Indonesia dan generasi penerus perjuangan para pendahulu mendapatkan lecutan semangat nasionalisme dan perjuangan tanpa pamrih, yang pernah dilakukan oleh pejuang dan pahlawan bangsa ini, untuk dapat mengaktualisasikan sebuah nilai, moral dan makna tersebut dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal itu dilakukan demi terciptanya sebuah kemerdekaan bangsa Indonesia yang hakiki, adil, makmur dan sentosa. Kata Kunci : Kebangkitan Nasional dan Pergerakan Nasional.

2 PENDAHULUAN Wilayah Indonesia merupakan wilayah yang sudah mencakup Seratus tahun lebih dalam kebangkitan. Hal ini ditandai dengan berdirinya suatu organisasi Boedi Utomo pada tanggal 20 Mei Upacara konvoi hingga aksi unjuk rasa mewarnai peringatan kebangkitan ini. Nasionalisme memenuhi dada masyarakat, namun kemana rasa cinta pada tanah air setelah ueporia itu berakhir? Kebangkitan Nasional adalah Masa dimana Bangkitnya Rasa dan Semangat Persatuan, Kesatuan, dan Nasionalisme serta kesadaran untuk memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia yang sebelumnya tidak pernah muncul selama penjajahan Belanda dan Jepang. Dalam masa ini muncul sekelompok masyarakat indonesia yang menginginkan adanya perubahan dari masyarakat indonesia yang selama ini dijajah dan ditindas oleh bangsa lain. Kebangkitan nasional Indonesia ditandai dengan berdirinya organisasi BudiUtomo. Peristiwa ini merupakan bagian dari peristiwa yang menjadi tonggak sejarahkemerdekaan negara indonesia. Beberapa faktor yang mendorong kebangkitan indonesia yaitu diantaranya: Semakin banyaknya/makin tingginya kesadaran ingin bersatu, semakin tinggi dan meningkatnya semangat bangsa Indonesia ingin merdeka, serta semakin banyaknya orang pintar dan terpelajar di Indonesia. Faktor yang datang dari luar negeri adalah kemenangan Jepang atas Rusia tahun 1905, adalah salah satu pendorong yang menimbulkan semangat bahwa bangsa kulit kuning, bangsa Asia dapat mengalahkan bangsa kulit putih (Eropa). setelah berdirinya Budi Utomo maka bermunculanlah perkumpulan-perkumpulan dan pergerakan yang bersifat luas antara lain, Serikat Dagang Islam tahun 1909, Indische Party tahun Muhammadiyah tahun 1912, Nahdatul Ulama tahun 1926, dan berdiri perkumpulan pemuda diluar Jawa pada tahun 1918 dan menamakan diri Young Java,Young Sumatra,Young Ambon,Young Pasundan,Young Batak,Pemuda Betawa dll. Para pemuda inilah yang mengadakan kongres pemuda pertama tahun 1926 yang

3 menghasilkan perlunya mencanangkan suatu organisasi pemuda tingkat Nasional.Dan atas usul perhimpunan pelajar-pelajar Indonesia (PPPI) sebagai organisasi kemahasiswaan pertama pada tanggal Oktober 1928 diadakan kongres pemuda ke dua.setelah mereka mengadakan pembahasan, mereka sampai pada satu kesimpulan, bahwa jika bangsa Indonesia ingin merdeka, bangsa Indonesia harus bersatu. Untuk itu mereka bersumpah yang terkenal dengan namasumpah pemuda yang diikrarkan pada akhir kongres yaitu pada tanggal 28 Oktober Kedua peristiwa ini memang sangat mempengaruhi kebangkitan nasional di indonesia sehingga sangat bagus jika kita mengetahui latar belakang kejadian ini dan lebih memahami lagi makna dari kebangkitan nasional itu sendiri. Penelitian ini menggunakan beberapa konsep teori, yakni teori tentang Budi Utomot, Pergerakan Pemuda, dan teori tentang Pendudukan Jepang. Adapun deskripsi teori yang telah disebutkan di atas adalah sebagai berikut : Pertama teori tentang Budi Utomo, Hugiono (2008:73) mengemukakan bahwa Budi Utomo sebagai pelopor Pergerakan Nasional Indonesia memiliki semboyan hendak meningkatkan martabat rakyat. Mas Ngabehi Wahidin Sudiro Husodo, seorang dokter di Yogyakarta dan termasuk golongan priyayi rendahan. Dalam tahun 1906 dan 1907 mulai mengadakan kampanye di kalangan priyayi di pulau Jawa. STOVIA yang merupakan tempat kelahiran Budi Utomo, mulai bergerak ke luar mempengaruhi orang-orang Jawa yang berkedudukan, baik kedudukan sebagai pegawai pemerintah.pada tanggal 5 Oktober 1908, Budi Utomo mengadakan kongresnya yang pertama di Yogyakarta. Dalam kongres pertama ini terbentuk Pengurus Besar Budi Utomo yang terdiri dari R.A. Tirtakusuma (Bupati Karanganyar) sebagai ketua, dan Dr. Wahidin sebagai wakil ketua, dan anggota pengurus lainnya adalah M. Ng. Dwijosowojo serta beberapa pegawai Pakualaman. Kongres yang pertama juga menetapkan tujuan perkumpulan, yaitu kemajuan yang selaras (harmonis) buat negeri dan bangsa, terutama dengan memajukan pengajaran,

4 pertanian, peternakan dan dagang, teknik dan industri, kebudayaan.menurut Mr. A.K. Pringgodigdo (dalam Z. Tulie 1984:137). Budi Utomo nampak bercita-cita meningkatkan taraf hidup bangsa Indonesia melalui usaha peningkatan kecerdasan bangsa melalui perluasan pengajaran, meningkatkan taraf hidup rakyat melalui peningkatan ekonomi, dan mengembalikan bangsa Indonesia kepada kepribadian bangsa melalui peningkatan kesadaran dan kecintaan kepada kebudayaan sendiri. Pada saat permulaan berdirinya, Budi Utomo lebih tepat dikatakan sebagai organisasi sosial kultural dari pada organisasi politik. Budi Utomo masih merupakan organisasi yang bersifat kedaerahan, karena anggotanya terbatas hanya pada suku bangsa Jawa dan Madura.Pada bulan April 1931 dalam kongres yang diadakan di Jakarta ditetapkan bahwa Budi Utomo terbuka bagi semua golongan bangsa Indonesia. Sifat kebangsaan Budi Utomo lebih jelas lagi terlihat dengan melakukan fusi bersama Persatuan Bangsa Indonesia (PBI). PBI didirikan oleh Dr. Sutomo pada tahun 1930 di Surabaya. Fusi antara Budi Utomo dengan PBI pada tahun 1935 melahirkan Partai Indonesia Raya, (Z. Tulie 1984:138). Kedua tentang pergerakan pemuda, pergerakan nasional untuk mencapai Indonesia merdeka dikenal melalui tiga generasi, yaitu generasi 08, generasi 28, dan generasi 45. Tiga generasi perjuangan tersebut semuanya diawali oleh golongan pemuda. Dengan kata lain, bahwa ketiga generasi itu digerakkan oleh kaum muda. Namun pergerakan pemuda dari tiga generasi tersebut mempunyai ciri khas tersendiri dalam langkah perjuangannya. Sudiyo (2002:45). Sejak lahirnya pergerakan nasional Indonesia, peranan pemuda sudah jelas nampak. Banyak diantara tokoh pendidikan bahkan pemimpin organisasi pergerakan itu masih berstatus pemuda, dalam arti belum menikah. Akan tetapi peranan mereka di sana tidak eksplisit disebutkan sebagai pemuda. Pada tanggal 7 Maret 1915, atas inisiatif Satimah bersama-sama dengan Kadarman dan Sunardi, didirikan suatu perkumpulan pelajar yang diberi nama Tri Koro Dharmo yang berarti tiga tujuan mulia (Sakti, Budi, Bakti). Perkumpulan pelajar yang bernama Tri Koro Dharmo ini

5 kemudian mengubah namanya menjadi Jong Java pada tahun Yang menjadi anggotanya adalah pelajar-pelajar yang berasal dari suku bangsa Sunda, Jawa, Madura, Bali dan Lombok, sedangkan tujuannya adalah mencita-citakan persatuan Jaya Raya.Menurut Yayasan Gedung-Gedung Bersejarah Jakarta (dalam Z. Tulie 1984:168). Sartono Kartodirdjo (dalam Sudiyo 2002:46) mengemukakan bahwa Asas Organisasi ini adalah : 1) Menimbulkan pertalian antara murid-murid bumi putera pada sekolah menengah, dan kursus perguruan menengah dan sekolah vak. 2) Menambahkan pengetahuan umum bagi anggota-anggotanya. 3) Membangkitkan dan mempertajam perasaan buat segala bahasa dan budaya indonesia. Kesempatan yang diberikan oleh Tri Koro Dharmo tersebut, banyak pemuda dari sumatera masuk menjadi anggota Tri Koro Dhormo.Walaupun hal tersebut hanya terjadi untuk sementara, memang saat itu masih diperlukan adanya semangat kedaerahan. Kalau Tri Koro Dharmo didorong oleh adanya organisasi pergerakan nasional pertama, yaitu Budi Utomo yang belum bergerak dalam bidang politik, tidak demikian halnya bagi para pemuda dari Sumatera yang ingin menonjolkan kedaerahannya bergerak dibidang sosial. Pada tanggal 9 Desember 1917, lahirlah organisasi pemuda dari Sumatera bernama Jong Sumatranen Bond.Di antara pemuda-pemuda Sumatera tersebut, yang lebih terkenal selanjutnya adalah Moh.Hatta dan Moh.Yamin.Kedua pemuda ini akhirnya terpilih sebagai pemimpin dalam organisasi itu. Sudiyo (2002:47) Ketiga tentang teori kedudukan Jepang di Indonesia, M. C. Ricklefs (1995:298) mengemukakan bahwa masa kependudukan Jepang selama tiga setengah tahun merupakan salah satu periode yang paling menentukan dalam sejarah Indonesia. Salah satu tugas pertama pihak Jepang adalah menghentikan revolusirevolusi yang mengancam akan menyertai upaya penaklukan mereka. Serangan-

6 serangan terhadap orang-orang Eropa dan perampokan terhadap rumah-rumah di Banten, Cirebon, Surakarta, dan daerah-daerah lainnya tampak akan menjurus ke suatu gelombang revolusi. Di Aceh dan di Sumatera Barat dan Timur keteganganketegangan di antara penduduk asli yang timbul dari zaman penjajahan Belanda mulai meletus dalam tindak kekerasan. Para pemimpin agama (ulama) Aceh membentuk PUSA (Persatuan Ulama-ulama Seluruh Aceh) pada tahun 1939 di bawah pimpinan Mohammad Daud Beureu eh ( ) umtuk mempertahankan Islam dan mendorong pemodernisasian sekolah-sekolah Islam. Sudiyo (2002:90) menjelaskan bahwa pada awal pemerintahan bala tentara Jepang, memang tidak terasa bahwa Jepang akan berbuat kejam. Hal ini diperlihatkan dalam pembebasan tokoh-tokoh nasionalis dari dalam tahanan pada masa penjajahan Belanda. Mereka itu antara lain: Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, St. Syahrir, dan lainlain. Namun dibalik itu, kaum pergerakan nasional juga ada yang tetap tidak menyambut baik tentang kedatangan Jepang. Hal ini diketahui dengan adanya larangan kegiatan dan pembubaran seluruh organisasi politik oleh pemerintah bala tentara Jepang tersebut. Padahal organisasi politik itu suatu wadah atau alat untuk berjuang dalam rangka Mencapai Indonesia Merdeka. Oleh karena, itu apa yang dipropogandakan oleh Jepang itu sebenarnya hanya untuk mengelabui rakyat saja. Dengan demikian kaum pergerakan nasional d alam perjuangan melawan Jepang, menempuh dua cara, yaitu ada yang secara legal dan ilegal. Legal berarti mau bekerja sama dengan pemerintah Jepang, sedangkan ilegal berarti tidak mau bekerja sama dengan pemerintah Jepang, akhirnya mereka ini bergerak secara sembunyi-sembunyi atau disebut bergerak dibawah tanah. Sejarah perjuangan bangsa Indonesia, sampai saat ini tetap mencatat, bahwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia secara resmi yang di-proklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945 di Gedung Proklamasi Jl. Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta. Hal tersebut bukan tidak menghargai perjuangan rakyat Rengas-dengklok, tetapi bila ditinjau dari segi historis sejak awal para pejuang yang berada di Jakarta itu memang sudah bersifat nasional.segala sesuatunya telah terorganisasi secara teratur dan bobot

7 perjuangannya sudah mengarah kepada Nation State (negara kebangsaan).sedang perjuangan di Rengasdengklok masih bersifat parsial (lokal). Para pelakunya pun di Rengasdengklok masih banyak menunjukkan sifat kedaerahan, yang tujuannya masih terbatas kepada daerah Rengasdengklok saja. Sikap Bung Karno dan Bung Hatta pun tegas, bahwa proklamasi harus diucapkan di Jakarta. Sudiyo (2002:103). Berdasarkan pandangan diatas mengungkapkan bahwa peristiwa rengasdengklok yang terjadi pada saat dimana proklamasi dibacakan, mengandung banyak kontroversi karena adanya perbedaan pendapat. Namun sifat tegas dari Soekarno dan Moh.Hatta, akhirnya teks proklamsi ini dapat dibacakan pada hari yang tepat yaitu pada tanggal 17 Agustus Dengan demikian berakhirlah pemerintahan jajahan, baik penjajah Belanda maupun Penjajah Jepang untuk selamalamanya. Walaupun bangsa Indonesia masih memperkirakan pihak penjajah Belanda pasti akan kembali ke Indonesia. Hal itu disebabkan bahwa Belanda termasuk blok Sekutu dan pihak Sekutu dalam Perang Perang II ( ) sebagai pihak yang menang perang. Bangsa Indonesia telah mengambil momentum yang tepat, yaitu sejak kekalahan dan disusul dengan penyerahan Jepang kepada Sekutu pada tanggal 14 Agustus 1945, bangsa Indonesia terus cepat bergerak untuk memproses Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Orang-orang Jepang berhasil dilawan dan dipulangkan ke negara Jepang. Hal ini dilakukan di seluruh wilayah tanah air Indonesia. Rasa persatuan dan kesatuan atas dasar senasib sepenanggungan untuk menegekkan dan mempertahankan negara merdeka tumbuh secara spontanitas, berjuang tanpa pamrih, rela berkorban, tanpa menuntut balas jasa dan bersemboyan Merdeka atau Mati demi negara dan bangsa, yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hal tersebut adalah suatu kenyataan dan tanggal 17 Agustus 1945 adalah suatu hari bersejarah yang tak ternilai harganya, yaitu Hari Proklamsi Kemerdekaan Indonesia. Hari tersebut juga merupakan puncak-puncak perjuangan bangsa Indonesia dalam rangka berjuang meraih kemerdekaan Indonesia.

8 METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode sejarah guna mengungkap kejadiankejadian yang berhubungan dengan masa lalu. Adapun langkah-langkahnya dalam metode sejarah adalah Heuristik, Kritik Sumber, Interpretasi, Historiografi. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kebangkitan Nasional dan Pergerakan Nasional Kebangkitan Nasional adalah tonggak sejarah bangsa Indonesia. Setiap saat sejarah tersebut dibuka kembali. Dipelajari dan dipahami, setelah itu dijadikan isnpirasi dan semangat pada setiap babak berikutnya perjalanan bangsa untuk memujudkan cita-cita hidup berbangsa yang lebih bermanfaat, tetapi maknanya kurang lebih sempurna. Menginginkan bangsa ini yang eksis, mandiri, berkembang. Dan didalam perkembangan itu, sejajar dengan martabat bangsa-bangsa lain, baik bangsa yang sudah lebih dahulu maju maupun bangsa yang sedang menggapai kemajuan. Budi Utomolah pembangkit dan pengerat pertama kebangkitan nasional Indonesia. Pencerahan pertama yang diprakarsai oleh para cendekiawn Indonesia waktu itu, zaman Indonesia masih dikuasai oleh penjajah Belanda. Pada mulanya gerakan etis edukatif, pencerahan. Kemudian oleh pergerakan-pergerakan berikutnya dibangkitkan untuk memerdekakan Bangsa Indonesia dari penjajah Belanda. Kemerdekaan Indonesia barulah tercapai Berarti 37 tahun setelah kebangkitan Nasional. Pergerakan-pergerakan pasca Budi Utomo akhirnya secara eksplisit bertujuan untuk Indonesia merdeka. Terkait dengan masalah tersebut dapat ditarik sebuah garis simpul bahwa berdirinya Budi Utomo merupakan langkah awal rakyat Indonesia untuk membebaskan diri dari penjajah.maka hal utama yang diandalkan adalah kekuatan otak atau pikiran, dimana pendidikan sangat berperan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.

9 Pergerakan nasional adalah suatu momentum perubahan dari suatu titik ke suatu titik cita-cita perjuangan. Setiap pergerakan mempunyai jiwa zaman yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Misalnya jiwa zaman masa pergerakan nasional 1908 adalah dari perjuangan yang tidak terorganisir menjadi terorganisir, dari perjuangan yang tidak terencana menjadi terencana, dari perjuangan yang sifatnya ke daerahan menjadi perjuangan yang sifatnya nasional, dari bangsa yang tidak berparlemen menjadi bangsa yang berparlemen.akumulasi dari berbagai makna zaman itu bercita cita mencapai Indonesia mulia. Dari uraian pernyataan diatas jelas mengatakan bahwa pergerakan nasional mempunyai zaman yang berbeda-beda, yaitu zaman yang pada awalnya berjuang sendiri atau bersifat kedaerahan berubah menjadi perjuagan yang dilakukan bersama-sama tanpa perbedaan daerah yang didasari oleh persatuan dan kesatuan bangsa.tujuannya hanya satu yaitu untuk mencapai kemerdekaan yang nantinya ingin mendirikan suatu Negara merdeka yang kekuasaannya ditangan rakyat. Pengertian pergerakan nasional, dapat ditinjau melalui pendekatan multidimensional, yang berarti meliputi segala bidang, yaitu bidang sosial, budaya, ekonomi, dan politik. Namun, diantara bidang-bidang tersebut yang paling menonjol adalah pergerakan nasional dalam bidang politik, karena penjajah menggunakan politik dalam segala bidang. Terkait dengan penjelasan-penjelasan diatas maka disimpulkan bahwa pergerakan lebih cenderung menggunakan politik karena untuk bisa mencapai tujuan yang diinginkan mereka lebih mengandalkan politik agar bisa memobilisasikan rakyat. B. Makna Kebangkitan Nasional Sebagai Tonggak Pergerakan Nasional Sebelum kita mengkaji lebih jauh apa yang menjadi makna dari kebangkitan nasional ini, terlebih dahulu dijelaskan beberapa renungan dalam kebangkitan nasional ini, antara lain :

10 1. Masyarakat di negeri ini masih banyak yang sangat miskin dari sisi ekonomi, bahkan lebih celaka lagi banyak diantara mereka yang memiliki mental yang sangat memprihatinkan yaitu selalu mengharapkan bantuan padahal memiliki potensi untuk bangkit dari kemiskinannya. 2. Pemerataan kesempatan mendapatkan pendidikan bagi seluruh masyarakat tidak diimbangi dengan system penyelenggaraan yang memadai sehingga menghasilkan proses dan hasil pendidikan yang bersifat formalitas. 3. Masyarakat secara umum masih banyak yang tidak memiliki budaya, kompetitif, procedural dan disiplin, tata etika dan aturan formal kehidupan bernegara di negeri ini, sehingga banyak melahirkan budaya kolusi dengan pejabat. 4. Pejabat-pejabat lebih banyak menghabiskan uang politik mereka dalam membelanjakan keperluan pribadi dan fasilitas kantor yang harganya relative mahal, tanpa melihat rakyat di luar sana yang masih jauh dari kehidupan yang be rkecukupan. Dengan adanya penjelasan diatas maka dapat dijelaskan bahwa yang menjadi makna kebangkitan nasional sebagai tonggak pergerakan nasional adalah: Bangkitnya rasa dan semangat persatuan, kesatuan dan nasionalisme serta kesadaran untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, yang sebelumnya tidak pernah muncul setelah penjajahan Belanda dan Jepang. Momen hari kebangkitan nasional harus menjadi bahan renungan bagi generasi muda, karena yang dinamakan bangkit di sini adalah mencapai seluruh aspek kehidupan baik dari sisi pendidikan, ekonomi, mental, social, dan budaya serta banyak hal lainnya yang mendukung untuk tercapainya kemajuan bangsa. Mencapai prestasi yang gemilang. Dengan kata lain, harus bangkit dari keterpurukan dan menyongsong masa depan dengan memperbaiki, meningkatkan, atau mempertahankan prestasi yang sudah ada. Adanya pemerataan dunia pendidikan yang terus dilakukan, dengan memberikan fasilitas fisik dan

11 teknologi sampai ke pelosok di kabupaten dan kota akan lebih membantu para pelajar dalam meraih prestasi yang gemilang. Rakyat Indonesia dan generasi penerus perjuangan para pendahulu mendapatkan lecutan semangat nasionalisme dan perjuangan tanpa pamrih, yang pernah dilakukan oleh pejuang dan pahlawan bangsa ini, untuk dapat mengaktualisasikan sebuah nilai, moral dan makna tersebut dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.hal itu dilakukan demi terciptanya sebuah kemerdekaan bangsa Indonesia yang hakiki, adil, makmur dan sentosa. Kecerdikan untuk merumuskan persoalan-persoalan actual dan ketajaman mengartikulasikan keinginan rakyat dan kemampuan serta keberanian untuk merealisir cita-cita itu merupakan kunci keberhasilan pergerakan nasional.yang tidak kalah penting adalah membangkitkan kesadaran masyarakat bahwa mereka dalam keadaan hina sebagai bangsa terjajah. Hanya kesadaran masyarakat yang masih terjajah yang akan memberikan semangat untuk lebih mensejahterakan negaranya sendiri. Kebangkitan nasional telah berhasil mengantarkan rakyat Indonesia kepada proses formasi bangsa Indonesia yang berpuncak pada Proklamasi 17 Agustus Kondisi aktual masyrakat pada waktu itu terbelenggu secara politik, tereksploitasi secara ekonomi dan terhina secara cultural.persoalan yang sangat mendasar sesungguhnya terletak pada kenyataan bahwa kebanyakan masyarakat menerima itu sebagai suratan takdir yang sudah digariskan oleh Tuhan.Ketidaksadaran ini menjadi masalah yang mendasar dan oleh karena itu persoalan ini menjadi tugas utama bagi organisasi-organisasi pergerakan nasional untuk membangkitkan kesadaran kebanyakan rakyat. Masa depan dan cita-cita rakyat Indonesia dapat dicapai dengan cara harus berjuang melawan kolonialisme. Perlawanan harus dibangkitkan antara pihak Indonesia dan pihak penjajah, baik itu Belanda maupun Jepang. Semangat citacita ini dapat dijumpai dalam perjuangan dan aksi yang dilakukan oleh berbagai

12 organisasi seperti Budi Utomo, Sarekat Islam, Indische Partij, Perhimpunan Indonesia, PNI, dan organisasi lainnya. Generasi Muda zaman Kebangkitan Nasional Indonesia mulai belajar dari sejarah, bahwa keinginan untuk merdeka, cita-cita untuk membebaskan diri dari belenggu penjajahan bangsa asing tidak cukup hanya berbekal semangat patriotism local, kegagahberanian dan kerelaan berkorban saja, akan tetapi harus didukung dan ditopang pula terutama oleh rasa persatuan dan kesatuan nasional, oleh rasa kebangsaan Indonesia yang terpadu. Indonesia merdeka harus dicapai melalui pergerakan kebangsaan Indonesia.Mereka mulai merintis perjuangan kemerdekaan Indonesia tanpa mempergunakan kekuatan fisik dan tanpa mempergunakan kekerasan senjata.langkah pertama yang harus ditempuh adalah memajukan pendidikan dan pengajaran untuk menyadarkan rasa kebangsaan Indonesia.Dengan mencerdaskan bangsa dan memajukan pendidikan serta pengajaran nasional, maka pada bangsa Indonesia dapat ditumbuhkan jiwa kebangsaan dan kesadaran nasional Indonesia. Generasi Muda pada zaman Sumpah Pemuda mulai menyadari dan menegaskan bahwa senjata kaum penjajah Belanda dan Jepang hanya dapat dikalahkan dan dilumpuhkan dengan persatuan dan kesatuan nasional Indonesia. Maka pada tanggal 28 Oktober 1928 mereka berhasil menciptakan sebuah senjata trisula,yakni sebilah tombak bermata tiga, yaitu : SATU NUSA, SATU BANGSA, DAN SATU BAHASA. Itulah senjata TRISULA yang dilahirkan oleh Sumpah Pemuda. Jika pada masa Kebangkitan Nasional kata serta Indonesia, batas wilayahnya dan bangsa yang menghuninya masih samar-samar, bahkan kabur, maka Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928 menegaskan bahwa batas wilayah Indonesia yang membentang dari Sabang sampai Merauke, memiliki anekaragam adat istiadat, bahasa daerah dan kebudayaan, namun mereka adalah SATU BANGSA jua, yakni bangsa Indonesia yang menjunjung bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan mereka.

13 Generasi Perintis dan Generasi Penegas, dalam periode sejak tanggal 20 Mei 1908, melalui tanggal 28 Oktober 1928 sampai tahun 1945 telah berhasil dengan gemilang-gemilang, sesuai dengan situasi dan kondisi masyarakatnya, menyingkirkan segala rintangan dan halangan mengantarkan rakyat Indonesia ke pintu gerbang kemerdekaanya. Kurun waktu yang dikenal sebagai perjuangan kaum Perintis Kemerdekaan Indonesia sesungguhnya adalah masa antara Hari Kebangkitan Nasional Indonesia tanggal 20 Mei 1908 dan Hari Proklamasi Kemerdekaan tanggal 17 Agustus Sagimun (1989:348). Berdasarkan pandangan tersebut maka yang menjadi kesimpulan akhir bahwa Kebangkitan Nasional memiliki nilai dan makna yang penting dalam kehidupan bangsa Indonesia. Proklamasi 17 Agustus 1945 melahirkan bangsa Indonesia yang merdeka dan berdaulat di tanah airnya. Selain itu didukung oleh jiwa dan semangat 45 yang membulatkan tekad bangsa Indonesia : Merdeka atau Mati! disertai pengabdian tanpa pamrih, pengorbanan yang tulus ikhlas demi kemerdekaan nusa dan bangsa. Tanpa proklamasi 17 Agustus 1945 sebagai nilai 45 yang penuh pengabdian tanpa pamrih serta keikhlasan rela berkorban, maka kaum penjajah mungkin masih menancapkan dan mengukuhkan kekuasaan penjajahannya di Indonesia yang tercinta ini, dan tidak akan lahir Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan pancasila dan UUD Jikalau kita sampai dijajah kembali oleh bangsa asing, maka pancasila dan UUD 45 tidak ada arti dan nilainya, karena kaum penjajah pasti tidak akan memakainya, hal ini dikarenakan Pancasila dan UUD 1945 anti penjajahan, anti kolonialisme dan anti imperialism dalam segala bentuk dan manifestasinya. Oleh karena itu, Proklamasi 17 Agustus 1945, Pancasila dan UUD 1945 adalah satu kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

14 Kebangkitan Nasional adalah tonggak sejarah bangsa Indonesia. Setiap saat sejarah tersebut dibuka kembali, dipelajari, dipahami. Setelah itu, dijadikan inspirasi dan semangat pada setiap babak berikutnya perjalanan bangsa untuk mewujudkan cita -cita hidup berbangsa yang lebih bermanfaat. Terminologi bermanfaat memang sarat muatan aspirasi, bahkan sarat interprestasi. Tetapi, maknanya kurang lebih sempurna dan menginginkan bangsa ini menjadi bangsa yang eksis, mandiri, berkembang, dan didalam perkembangan itu, sejajar dengan martabat bangs-bangsa lain, baik bangsa yang sudah lebih dahulu maju maupun bangsa yang sedang menggapai kemajuan. Budi Utomolah pembangkit dan pengerat pertama kebangkitan nasional Indonesia. Pencerahan pertama yang diprakarsai oleh para cendekiawan Indonesia waktu itu, zaman Indonesia masih dikuasai oleh penjajah Belanda.Pada mulanya gerakan etis edukatif, pencerahan.kemudian oleh pergerakan-pergerakan berikutnya di bangkitkan untuk memerdekakan Bangsa Indonesia dari penjajah Belanda dan Jepang. Saran Sehubungan dengan hasil penelitian ini, penulis mengemukakan saran sebagai berikut : 1. Para generasi pemuda maupun pemudi agar kiranya lebih menghargai perjuangan bangsa Indonesia dalam meraih kemerdekaan dengan cara berlomba-lomba dalam mencapai suatu pendidikan yang gemilang, agar dapat mengaharumkan nama bangsa Indonsia. 2. Dalam meraih kemerdekaan Indonesia ini memang tidaklah mudah, karena mereka dengan penuh perjuangan dan semangat yang tinggi mengorbankan jiwa dan raga. Oleh karean itu kita sebagai penerus bangsa tidak perlu lagi melawan penjajah seperti dahulu kala, cukup dengan memperingati hari kemerdekaan Indonesia dengan jiwa yang patriot.

15 3. Di era yang modern ini kita dituntut keras untuk bisa bersaing dengan negaranegra yang berkembang, pengembangan skill merupakan kunci utama agar kita dapat meraih apa yang menjadi harapan bangsa. Oleh karena itu, saya mengharapkan agar waktu yang dimiliki oleh saudara-saudara jangan dihabiskan untuk hal-hal yang tidak penting, tapi gunakanlah untuk hal-hal yang bisa berguna untuk diri kita sendiri, orang lain, maupun negara kita. DAFTAR RUJUKAN Hugiono Pengantar Ilmu Sejarah. Cetakan Kedua.PT. Rineka Cipta, Jakarta. Ricklefs, M. C Sejarah Indonesia Modern, Penerjemah Drs. Dharmono Hardjowidjono.Cetakan kelima. Gadjah MadaUniversity Press, Yogyakarta. Sudiyo Pergerakan Nasional Mencapai dan Mempertahankan Kemerdekaan. Cetakan Pertama. PT. Asdi Mahasatya. Jakarta. Z. Tulie Sejarah Perjuangan Kemerdekaan. Gorontalo : FKIP Unsrat Manado.

BAB IV MAKNA KEBANGKITAN NASIONAL SEBAGAI TONGGAK PERGERAKAN NASIONAL PADA AWAL ABAD KE XX. 4.1 Kebangkitan Nasional dan Pergerakan Nasional

BAB IV MAKNA KEBANGKITAN NASIONAL SEBAGAI TONGGAK PERGERAKAN NASIONAL PADA AWAL ABAD KE XX. 4.1 Kebangkitan Nasional dan Pergerakan Nasional BAB IV MAKNA KEBANGKITAN NASIONAL SEBAGAI TONGGAK PERGERAKAN NASIONAL PADA AWAL ABAD KE XX 4.1 Kebangkitan Nasional dan Pergerakan Nasional Kebangkitan Nasional adalah tonggak sejarah bangsa Indonesia.

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. tahun lebih dalam kebangkitan. Hal ini ditandai dengan berdirinya suatu

BAB I PENGANTAR. tahun lebih dalam kebangkitan. Hal ini ditandai dengan berdirinya suatu BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Masalah Wilayah Indonesia merupakan wilayah yang sudah mencakup Seratus tahun lebih dalam kebangkitan. Hal ini ditandai dengan berdirinya suatu organisasi Boedi Utomo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara eropa yang paling lama menjajah Indonesia adalah Negara Belanda

BAB I PENDAHULUAN. Negara eropa yang paling lama menjajah Indonesia adalah Negara Belanda BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia di jajah oleh bangsa Eropa kurang lebih 350 tahun atau 3.5 abad, hal ini di hitung dari awal masuk sampai berakhir kekuasaannya pada tahun 1942. Negara eropa

Lebih terperinci

BAB III KEADAAN POLITIK DI INDONESIA DALAM MEREBUT KEMERDEKAAN

BAB III KEADAAN POLITIK DI INDONESIA DALAM MEREBUT KEMERDEKAAN BAB III KEADAAN POLITIK DI INDONESIA DALAM MEREBUT KEMERDEKAAN 3.1 Runtuhnya Negara Jajahan Masa pendudukan Jepang selama tiga setengah tahun merupakan salah satu periode yang paling menentukan dalam sejarah

Lebih terperinci

SEBAB MUNCULNYA NASIONALISME

SEBAB MUNCULNYA NASIONALISME NASIONALISME Nasionalisme diartikan sebagai perangkat nilai atau sistem legitimasi baru yang mendasari berdirinya sebuah negara baru Dekolonisasi diartikan sebagai proses menurunnya kekuasaan negara-negara

Lebih terperinci

GERAKAN KEBANGSAAN DI INDONESIA SAKINA MAWARDAH

GERAKAN KEBANGSAAN DI INDONESIA SAKINA MAWARDAH GERAKAN KEBANGSAAN DI INDONESIA SAKINA MAWARDAH PAHAM-PAHAM YANG MENDASARI MUNCULNYA PERGERAKAN NASIONAL NASIONALISME Perasaan cinta terhadap bangsa dan tanah airnya, timbul karena adanya kesamaan sejarah,

Lebih terperinci

Kajian IPS Mengenai Zaman Pergerakan Nasional

Kajian IPS Mengenai Zaman Pergerakan Nasional Kajian IPS Mengenai Zaman Pergerakan Nasional Oleh: Didin Saripudin Jurusan Pendidikan Sejarah FPIPS UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Konsep IPS-Sejarah dalam Memaknai Zaman Pergerakan Nasional di Indonesia

Lebih terperinci

C. Semangat dan Komitmen Kebangsaan Para Pendiri Negara dalam Perumusan dan Penetapan Pancasila

C. Semangat dan Komitmen Kebangsaan Para Pendiri Negara dalam Perumusan dan Penetapan Pancasila C. Semangat dan Komitmen Kebangsaan Para Pendiri Negara dalam Perumusan dan Penetapan Pancasila 1. Nilai Semangat Pendiri Negara Sebelum kamu mempelajari tentang semangat kebangsaan para pendiri negara

Lebih terperinci

BAB 7: SEJARAH PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA. PROGRAM PERSIAPAN SBMPTN BIMBINGAN ALUMNI UI

BAB 7: SEJARAH PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA.  PROGRAM PERSIAPAN SBMPTN BIMBINGAN ALUMNI UI www.bimbinganalumniui.com 1. Berikut ini adalah daerah pertama di yang diduduki oleh tentara Jepang... a. Aceh, Lampung, Bali b. Morotai, Biak, Ambon c. Tarakan, Pontianak, Samarinda d. Bandung, Sukabumi,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. suku bangsa, ras, bahasa, agama, adat-istiadat, maupun lapisan sosial yang ada

I. PENDAHULUAN. suku bangsa, ras, bahasa, agama, adat-istiadat, maupun lapisan sosial yang ada 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk. Hal ini terlihat dari keberagaman suku bangsa, ras, bahasa, agama, adat-istiadat, maupun lapisan sosial yang ada

Lebih terperinci

SEKILAS SEJARAH KEBANGKITAN NASIONAL

SEKILAS SEJARAH KEBANGKITAN NASIONAL SEKILAS SEJARAH KEBANGKITAN NASIONAL Oleh: Yustina Hastrini Nurwanti (Balai Pelestarian Nilai Budaya Yogyakarta) I.Pendahuluan Kebangkitan nasional adalah masa di mana bangkitnya rasa dan semangat persatuan,

Lebih terperinci

PANCASILA DALAM SEJARAH PERJUANGAN BANGSA

PANCASILA DALAM SEJARAH PERJUANGAN BANGSA Modul ke: PANCASILA DALAM SEJARAH PERJUANGAN BANGSA Fakultas Teknik Program Studi Teknik Industri www.mercubuana.ac.id DR. Rais Hidayat, M.Pd Kompetensi Mahasiswa dapat mengetahui sejarah Pancasila Mahasiswa

Lebih terperinci

ACARA 100 TAHUN PERINGATAN KEBANGKITAN NASIONAL TAHUN 2008, DI ISTANA NEGARA JAKARTA, 20 MEI 2008 Rabu, 21 Mei 2008

ACARA 100 TAHUN PERINGATAN KEBANGKITAN NASIONAL TAHUN 2008, DI ISTANA NEGARA JAKARTA, 20 MEI 2008 Rabu, 21 Mei 2008 ACARA 100 TAHUN PERINGATAN KEBANGKITAN NASIONAL TAHUN 2008, DI ISTANA NEGARA JAKARTA, 20 MEI 2008 Rabu, 21 Mei 2008 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA 100 TAHUN PERINGATAN KEBANGKITAN NASIONAL

Lebih terperinci

PKN 1 RANGKUMAN SEJARAH SUMPAH PEMUDA, MAKNA DAN ARTI PENTING SUMPAH PEMUDA

PKN 1 RANGKUMAN SEJARAH SUMPAH PEMUDA, MAKNA DAN ARTI PENTING SUMPAH PEMUDA PKN 1 RANGKUMAN SEJARAH SUMPAH PEMUDA, MAKNA DAN ARTI PENTING SUMPAH PEMUDA NOVI TRISNA ANGGRAYNI NIM 14144600199 PGSD A5-14 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA 2014 A. Istilah

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pada Upacara Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional, Jakarta, 7 November 2012 Rabu, 07 November 2012

Sambutan Presiden RI pada Upacara Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional, Jakarta, 7 November 2012 Rabu, 07 November 2012 Sambutan Presiden RI pada Upacara Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional, Jakarta, 7 November 2012 Rabu, 07 November 2012 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA UPACARA PENGANUGERAHAN GELAR PAHLAWAN

Lebih terperinci

Ebook dan Support CPNS Ebook dan Support CPNS. Keuntungan Bagi Member cpnsonline.com:

Ebook dan Support CPNS   Ebook dan Support CPNS. Keuntungan Bagi Member cpnsonline.com: SEJARAH NASIONAL INDONESIA 1. Tanam paksa yang diterapkan pemerintah colonial Belanda pada abad ke-19 di Indonesia merupakan perwujudan dari A. Dehumanisasi masyarakat Jawa B. Bekerjasama dengan Belanda

Lebih terperinci

MAKALAH SUMPAH PEMUDA

MAKALAH SUMPAH PEMUDA MAKALAH SUMPAH PEMUDA i KATA PENGANTAR Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat-nya kepada kami semua sehingga dapat menyelesaikan makalah Sejarah

Lebih terperinci

GUBERNUR SULAWESI TENGAH

GUBERNUR SULAWESI TENGAH GUBERNUR SULAWESI TENGAH UPACARA GABUNGAN DINAS, BADAN, BIRO DAN KANTOR DILINGKUP PEMERINTAH DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGAH DIRANGKAIKAN PERINGATAN HARI KEBANGKITAN NASIONAL KE-103 JUM AT, 20 MEI 2011

Lebih terperinci

KIPRAH POLITIK PAGUYUBAN PASUNDAN PERIODE

KIPRAH POLITIK PAGUYUBAN PASUNDAN PERIODE BAB I PENDAHULUAN Dalam bab Pendahuluan ini penulis akan menguraikan secara garis besar mengapa judul KIPRAH POLITIK PAGUYUBAN PASUNDAN PERIODE 1927-1959 ini menarik dan perlu untuk diangkat serta dijadikan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan Pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan Pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A.Tinjauan Pustaka Tinjauan Pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan dijadikan topik penelitian, dimana dalam tinjauan pustaka akan dicari teori atau konsep-konsep

Lebih terperinci

UJIAN AKHIR SEMESTER 1 SEKOLAH MENENGAH TAHUN AJARAN 2014/2015 Mata Pelajaran : Kebangsaan

UJIAN AKHIR SEMESTER 1 SEKOLAH MENENGAH TAHUN AJARAN 2014/2015 Mata Pelajaran : Kebangsaan Nama : UJIAN AKHIR SEMESTER 1 SEKOLAH MENENGAH TAHUN AJARAN 2014/2015 Mata Pelajaran : Kebangsaan Kelas : 7 Waktu : 12.45-14.15 No.Induk : Hari/Tanggal : Jumat, 05 Desember 2014 Petunjuk Umum: Nilai :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini berada dalam genggaman anak bangsa Indonesia sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. ini berada dalam genggaman anak bangsa Indonesia sendiri. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masa depan bangsa Indonesia ditentukan oleh para generasi muda bangsa ini. Karena generasi muda Indonesia merupakan faktor penting yang sangat diandalkan oleh Bangsa

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, PARADIGMA

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, PARADIGMA II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, PARADIGMA A. Tinjauan Pustaka 1. Konsep Perjuangan Pengertian perjuangan merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan, yang dilakukan dengan menempuh

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya,

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, BAB V KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan bahwa penghadangan terhadap tentara Jepang di daerah Kubang Garut oleh

Lebih terperinci

SAMBUTAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA RI SELAKU KETUA UMUM PERINGATAN HARKITNAS TAHUN 2012

SAMBUTAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA RI SELAKU KETUA UMUM PERINGATAN HARKITNAS TAHUN 2012 SAMBUTAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA RI SELAKU KETUA UMUM PERINGATAN HARKITNAS TAHUN 2012 Assalamu alaikum Warakhmatullahi Wabarokhatuh. Selamat Pagi, dan Salam Sejahtera bagi kita semua. Saudara-saudara

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. pendidikan Islam di Indonesia antara lain dibukanya pendidikan agama di

BAB V PENUTUP. pendidikan Islam di Indonesia antara lain dibukanya pendidikan agama di 118 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Kebijakan-kebijakan pemerintah Jepang dalam kaitannya dengan pendidikan Islam di Indonesia antara lain dibukanya pendidikan agama di sekolah-sekolah yang dikelola oleh Jepang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yanti Nurhayati, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yanti Nurhayati, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fenomena yang terdapat dikalangan masyarakat seperti saat ini, telah menunjukan adanya penurunan budaya dan karakter bangsa. Hal ini terlihat dari gaya hidup,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perjuangan kemerdekaan melawan penjajahan telah terjadi sejak kedatangan penjajah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perjuangan kemerdekaan melawan penjajahan telah terjadi sejak kedatangan penjajah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perjuangan kemerdekaan melawan penjajahan telah terjadi sejak kedatangan penjajah Barat di Nusantara. Perjuangan itu berawal sejak kedatangan bangsa Portugis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimatangkan oleh berbagai pergerakan yang bersifat nasional di daerah-daerah.

BAB I PENDAHULUAN. dimatangkan oleh berbagai pergerakan yang bersifat nasional di daerah-daerah. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejarah lokal mempunyai fungsi utama untuk menyempurnakan faktafakta yang berguna dalam menyusun sejarah nasional, terutama sejarah perjuangan pergerakan nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemuda sebagai generasi penerus sebuah bangsa, kader Selakigus aset. pengawasan pelaksanaan kenegaraan hingga saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. Pemuda sebagai generasi penerus sebuah bangsa, kader Selakigus aset. pengawasan pelaksanaan kenegaraan hingga saat ini. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemuda sebagai generasi penerus sebuah bangsa, kader Selakigus aset masyarakat. Seseorang atau komunitas manusia muda yang biasa di identikan dengan ke dinamisan

Lebih terperinci

PERJUANGAN PERGERAKAN BANGSA INDONESIA. Taat, Nasionalisme dan Jatidiri Bangsa,

PERJUANGAN PERGERAKAN BANGSA INDONESIA. Taat, Nasionalisme dan Jatidiri Bangsa, PERJUANGAN PERGERAKAN BANGSA INDONESIA Budi Utomo Tanda-tanda lahirnya gerakan nasional yang teratur mulai tampak saat Budi Utomo mucul pada tahun 20 Mei 1908. Perkumpulan ini beranggotakan kaum intelektual

Lebih terperinci

WAWASAN KEBANGSAAN a) Pengertian Wawasan Kebangsaan

WAWASAN KEBANGSAAN a) Pengertian Wawasan Kebangsaan WAWASAN KEBANGSAAN Wawasan kebangsaan lahir ketika bangsa Indonesia berjuang membebaskan diri dari segala bentuk penjajahan, seperti penjajahan oleh Portugis, Belanda, Inggris, dan Jepang. Perjuangan bangsa

Lebih terperinci

BAB I PARTAI POLITIK PADA MASA PENJAJAHAN

BAB I PARTAI POLITIK PADA MASA PENJAJAHAN BAB I PARTAI POLITIK PADA MASA PENJAJAHAN Kepartaian yang terjadi di Indonesia, sudah mulai tumbuh dan berkembang sejak masa kolonial Belanda, untuk hal yang menarik untuk disimak dalam buku ini, dimulai

Lebih terperinci

Gambar: Pertemuan pemuda Indonesia

Gambar: Pertemuan pemuda Indonesia Pada 1908, rakyat Indonesia mulai memiliki kesadaran untuk bersatu melawan penjajah. Para pemuda di berbagai wilayah di Indonesia mulai mem bentuk per kum pulan untuk menentang penjajah. Perkumpulan pemuda

Lebih terperinci

SAMBUTAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL DALAM RANGKA UPACARA BENDERA PERINGATAN HUT PROKLAMASI KEMERDEKAAN RI KE-71 TAHUN 2016

SAMBUTAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL DALAM RANGKA UPACARA BENDERA PERINGATAN HUT PROKLAMASI KEMERDEKAAN RI KE-71 TAHUN 2016 SAMBUTAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL DALAM RANGKA UPACARA BENDERA PERINGATAN HUT PROKLAMASI KEMERDEKAAN RI KE-71 TAHUN 2016 ASSALAMU'ALAIKUM WR WB. SALAM SEJAHTERA BAGI KITA SEMUA. YANG SAYA HORMATI : BAPAK/IBU

Lebih terperinci

PIDATO HARI KEBANGKITAN NASIONAL

PIDATO HARI KEBANGKITAN NASIONAL Disusun oleh : PIDATO HARI KEBANGKITAN NASIONAL Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Alhamdulillahi rabbil alamin. Wabihi nastainu alaa ummuriddunya waddiin, wassalatu wassalamu alaa asrofil ambiyai

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN KEISTIMEWAAN PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN KEISTIMEWAAN PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH UNDANG-UNDANG NOMOR 44 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN KEISTIMEWAAN PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa sejarah panjang perjuangan rakyat Aceh

Lebih terperinci

ZAMAN PERGERAKAN NASIONAL

ZAMAN PERGERAKAN NASIONAL ZAMAN PERGERAKAN NASIONAL Faktor ekstern dan intern lahirnya nasionalisme Indonesia. Faktor ekstern: Kemenangan Jepang atas Rusia tahun 1905 yang menyadarkan dan membangkitkan bangsa-bangsa Asia untuk

Lebih terperinci

Assalamu alaikum Wr. Wb. Salam Sejahtera bagi kita semua.

Assalamu alaikum Wr. Wb. Salam Sejahtera bagi kita semua. SAMBUTAN MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA PADA UPACARA PERINGATAN HARI SUMPAH PEMUDA KE-86 TAHUN 2014 Assalamu alaikum Wr. Wb. Salam Sejahtera bagi kita semua. Puji syukur kita panjatkan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang dibacakan oleh Ir. Soekarno dan

BAB V KESIMPULAN. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang dibacakan oleh Ir. Soekarno dan BAB V KESIMPULAN Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang dibacakan oleh Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta pada tanggal 17 Agustus 1945 merupakan suatu bukti perwujudan dari tekad dan kehendak Bangsa Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemerdekaan Indonesia. Berhubung dengan masih buruk dan minimnya sarana dan prasarana

BAB I PENDAHULUAN. kemerdekaan Indonesia. Berhubung dengan masih buruk dan minimnya sarana dan prasarana BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Setelah Proklamasi Kemerdekaan dikumandangkan pada 17 Agustus 1945 di Jakarta oleh Ir.Soekarno dan Drs.Muhammad Hatta, seluruh tanah air pun menggegap gempita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Periode perjuangan tahun sering disebut dengan masa

BAB I PENDAHULUAN. Periode perjuangan tahun sering disebut dengan masa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Periode perjuangan tahun 1945-1949 sering disebut dengan masa perjuangan revolusi fisik atau periode perang mempertahankan kemerdekaan. Periode tersebut merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Mula-mula kedatangan tentara Jepang disambut gembira dan diterima

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Mula-mula kedatangan tentara Jepang disambut gembira dan diterima 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mula-mula kedatangan tentara Jepang disambut gembira dan diterima dengan tangan terbuka oleh rakyat Indonesia yang memang sudah sangat merindukan kemerdekaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 bukanlah peristiwa yang terjadi begitu saja. Peristiwa tersebut adalah sebuah akumulasi sebuah perjuangan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Proklamasi Kemerdekaan yang dikumandangkan oleh Soekarno Hatta pada

I. PENDAHULUAN. Proklamasi Kemerdekaan yang dikumandangkan oleh Soekarno Hatta pada 2 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proklamasi Kemerdekaan yang dikumandangkan oleh Soekarno Hatta pada tanggal 17 Agustus 1945 merupakan momentum bersejarah bagi bangsa Indonesia. Peristiwa tersebut

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kebijakan Politik Etis dalam bidang pendidikan yang diberlakukan oleh

I. PENDAHULUAN. Kebijakan Politik Etis dalam bidang pendidikan yang diberlakukan oleh 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebijakan Politik Etis dalam bidang pendidikan yang diberlakukan oleh pemerintah Hindia Belanda memang membuka kesempatan banyak bagi pemudapemuda Indonesia

Lebih terperinci

SAMBUTAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA PADA UPACARA BENDERA MEMPERINGATI HARI KEBANGKITAN NASIONAL KE-108 TAHUN 2016

SAMBUTAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA PADA UPACARA BENDERA MEMPERINGATI HARI KEBANGKITAN NASIONAL KE-108 TAHUN 2016 MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA SAMBUTAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA PADA UPACARA BENDERA MEMPERINGATI HARI KEBANGKITAN NASIONAL KE-108 TAHUN 2016 Assalamu'alaikum Wr. Wb. Selamat pagi dan salam

Lebih terperinci

BUPATI KULON PROGO Sambutan Pada Acara. UPACARA BENDERA TANGGAL 17 AGUSTUS 2013 TINGKAT KABUPATEN KULON PROGO Wates, 17 Agustus 2013

BUPATI KULON PROGO Sambutan Pada Acara. UPACARA BENDERA TANGGAL 17 AGUSTUS 2013 TINGKAT KABUPATEN KULON PROGO Wates, 17 Agustus 2013 BUPATI KULON PROGO Sambutan Pada Acara UPACARA BENDERA TANGGAL 17 AGUSTUS 2013 TINGKAT KABUPATEN KULON PROGO Wates, 17 Agustus 2013 Assalamu alaikum Wr. Wb. Salam sejahtera bagi kita sekalian. Yang saya

Lebih terperinci

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PROGRAM PENYEBARAN DAN PENGIBARAN BENDERA MERAH PUTIH Dl PERSADA NUSANTARA

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PROGRAM PENYEBARAN DAN PENGIBARAN BENDERA MERAH PUTIH Dl PERSADA NUSANTARA 1 SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PROGRAM PENYEBARAN DAN PENGIBARAN BENDERA MERAH PUTIH Dl PERSADA NUSANTARA Yang saya hormati, Tanggal : 11 Agustus 2008 Pukul : 09.30 WIB Tempat : Balai

Lebih terperinci

TUGAS KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA PANCASILA DALAM KONTEKS SEJARAH

TUGAS KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA PANCASILA DALAM KONTEKS SEJARAH TUGAS KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA PANCASILA DALAM KONTEKS SEJARAH Abidarin Rosidi, Dr, M.Ma. Disusun Oleh : Richi Ardianto 11.11.5468 Kelompok F S1 TI SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERGERAKAN KEBANGSAAN INDONESIA

PERKEMBANGAN PERGERAKAN KEBANGSAAN INDONESIA PERKEMBANGAN PERGERAKAN KEBANGSAAN INDONESIA A. LATAR BELAKANG MUNCULNYA PERGERAKAN KEBANGSAAN Politik DRAINAGE Belanda mengeruk kekayaan dari negara Indonesia untuk kepentingan dan kesejahteraan negara

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA MENJADI TUAN DI NEGERI SENDIRI: PERSPEKTIF POLITIK. Dr. H. Marzuki Alie KETUA DPR-RI

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA MENJADI TUAN DI NEGERI SENDIRI: PERSPEKTIF POLITIK. Dr. H. Marzuki Alie KETUA DPR-RI DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA MENJADI TUAN DI NEGERI SENDIRI: PERSPEKTIF POLITIK Dr. H. Marzuki Alie KETUA DPR-RI Disampaikan Pada Acara Konvensi Kampus VII dan Temu Tahunan XIII Forum Rektor

Lebih terperinci

Dikdik Baehaqi Arif, M.Pd

Dikdik Baehaqi Arif, M.Pd IDENTITAS NASIONAL Dikdik Baehaqi Arif, M.Pd PROSES BERBANGSA DAN BERNEGARA Bangsa Indonesia adalah seluruh manusia yang menurut wilayahnya telah ditentukan untuk tinggal bersama di wilayah nusantara dari

Lebih terperinci

Waktu: 8 x 45 Menit (Keseluruhan KD) Standar Kompetensi: Memahami Hakikat Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)

Waktu: 8 x 45 Menit (Keseluruhan KD) Standar Kompetensi: Memahami Hakikat Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) Waktu: 8 x 45 Menit (Keseluruhan KD) Standar Kompetensi: Memahami Hakikat Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) Kompetensi Dasar : 1.1. Mendeskripsikan Hakikat Bangsa Dan Unsur-unsur Terbentuknya

Lebih terperinci

PENGARUH PERHIMPUNAN INDONESIA TERHADAP PERGERAKAN NASIONAL DI INDONESIA TAHUN SKRIPSI. Oleh. Chita Putri Lustiahayu NIM

PENGARUH PERHIMPUNAN INDONESIA TERHADAP PERGERAKAN NASIONAL DI INDONESIA TAHUN SKRIPSI. Oleh. Chita Putri Lustiahayu NIM PENGARUH PERHIMPUNAN INDONESIA TERHADAP PERGERAKAN NASIONAL DI INDONESIA TAHUN 1908-1928 SKRIPSI Oleh Chita Putri Lustiahayu NIM 090210302024 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

Negara. Dengan belajar yang rajin dan tekun, merupakan contoh perwujudan rasa bangga sebagai bangsa Indonesia.

Negara. Dengan belajar yang rajin dan tekun, merupakan contoh perwujudan rasa bangga sebagai bangsa Indonesia. Tema 7 Negara Dengan belajar yang rajin dan tekun, merupakan contoh perwujudan rasa bangga sebagai bangsa Indonesia. Kamu Harus Mampu Setelah mempelajari tema ini, kamu akan mampu menampilkan rasa bangga

Lebih terperinci

Rangkuman Materi Ajar PKn Kelas 6 MATERI AJAR

Rangkuman Materi Ajar PKn Kelas 6 MATERI AJAR Rangkuman Materi Ajar PKn Kelas 6 MATERI AJAR Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan Kelas/Semester : VI / I Alokasi Waktu : 6 x 35 Menit Standar Kompetensi 1. Menghargai nilai-nilai juang dalam proses

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia yang diproklamirkan pada

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia yang diproklamirkan pada BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia yang diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945 menjadi hari bersejarah dalam kehidupan bangsa Indonesia. Peristiwa yang terjadi

Lebih terperinci

Peran Persatuan Indonesia dan Generasi Pemuda Terhadap Pertumbuhan Bangsa Indonesia

Peran Persatuan Indonesia dan Generasi Pemuda Terhadap Pertumbuhan Bangsa Indonesia Tugas Akhir Pancasila Peran Persatuan Indonesia dan Generasi Pemuda Terhadap Pertumbuhan Bangsa Indonesia Dosen Pembimbing: Drs. M. Khalis Purwanto, MM Nama : Butet Sesilia Simamora NIM : 11.02.8088 Kelas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan Revolusi merupakan perlawanan penjajah terhadap Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan Revolusi merupakan perlawanan penjajah terhadap Indonesia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Revolusi adalah pergolakan politik, sosial ekonomi dan kebudayaan yang membawa perubahan terhadap keadaan sebelum terjadinya Revolusi. Tujuan sebuah revolusi

Lebih terperinci

PERSATUAN DALAM NEGARA INDONESIA

PERSATUAN DALAM NEGARA INDONESIA PERSATUAN DALAM NEGARA INDONESIA Dosen : Drs, Tahajudin Sudibyo Nama : Mohammad Fajri (11.11.4802) Kelompok : C Program Studi : Strata 1 Jurusan : Teknik Informatika SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA

Lebih terperinci

Strategi Perlawanan Bangsa Indonesia Terhadap Bangsa Barat Sebelum dan Setelah Abad 20

Strategi Perlawanan Bangsa Indonesia Terhadap Bangsa Barat Sebelum dan Setelah Abad 20 Strategi Perlawanan Bangsa Indonesia Terhadap Bangsa Barat Sebelum dan Setelah Abad 20 Anggota kelompok 3: 1. Ananda Thalia 2. Budiman Akbar 3. Farrel Affieto 4. Hidayati Nur Trianti Strategi Perlawanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan sosial lahir dari situasi yang dihadapi masyarakat karena adanya

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan sosial lahir dari situasi yang dihadapi masyarakat karena adanya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gerakan sosial lahir dari situasi yang dihadapi masyarakat karena adanya ketidakadilan dan sikap sewenang-wenang terhadap rakyat. Dengan kata lain, gerakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penjajahan Pemerintah Hindia-Belanda , karena adanya penderitaan

BAB I PENDAHULUAN. penjajahan Pemerintah Hindia-Belanda , karena adanya penderitaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terbentuknya pergerakan nasional kepada masyarakat merupakan suatu hal penting bagi kehidupan di Sumatera Timur khususnya di kota Medan. Hal ini berkaitan dengan penderitaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sejarah Indonesia penuh dengan perjuangan menentang penjajahan.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sejarah Indonesia penuh dengan perjuangan menentang penjajahan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sejarah Indonesia penuh dengan perjuangan menentang penjajahan. Perjuangan untuk memperoleh kemerdekaan Indonesia merupakan rangkaiaan peristiwa panjang yang

Lebih terperinci

ASSALAMU'ALAIKUM WARAHMATULLAHI WABAROKATUH, SELAMAT PAGI DAN SALAM SEJAHTERA, OM SWASTIASTU, NAMO BUDHAYA,

ASSALAMU'ALAIKUM WARAHMATULLAHI WABAROKATUH, SELAMAT PAGI DAN SALAM SEJAHTERA, OM SWASTIASTU, NAMO BUDHAYA, MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN MENTERI KAMUNIKASI DAN INFORMATIKA RI PADA UPACARA BENDERA MEMPERINGATI HARI KEBANGKITAN NASIONAL KE 108 TAHUN 2016 ASSALAMU'ALAIKUM WARAHMATULLAHI

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sejak masuknya bangsa Belanda dan tata-hukumnya di nusantara tahun 1596

I. PENDAHULUAN. Sejak masuknya bangsa Belanda dan tata-hukumnya di nusantara tahun 1596 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejak masuknya bangsa Belanda dan tata-hukumnya di nusantara tahun 1596 berlakulah dualisme hukum di Indonesia, yaitu di samping berlakunya hukum Belanda kuno

Lebih terperinci

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) 26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) A. Latar Belakang Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil pembahasan yang telah dipaparkan pada Bab sebelumnya dapat diambil kesimpulan bahwa Bandung pada periode revolusi fisik tahun 1945-1948 merupakan waktu

Lebih terperinci

B. Peran Daerah dalam Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia

B. Peran Daerah dalam Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia B. Peran Daerah dalam Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia Gambar 5.8 merupakan salah satu bentuk upaya mewariskan nilai- nilai perjuangan di suatu daerah kepada generasi yang tidak mengalami perjuangan

Lebih terperinci

Daerah Tempat Tinggalku, Negara Kesatuan Republik Indonesia Negaraku

Daerah Tempat Tinggalku, Negara Kesatuan Republik Indonesia Negaraku Bab V Daerah Tempat Tinggalku, Negara Kesatuan Republik Indonesia Negaraku Ayo bersama mencintai NKRI! Sumber: bipa.ut.ac.id Gambar 5.1 Peta Indonesia Negara Kesatuan Republik Indonesia terbentuk melalui

Lebih terperinci

Konflik dan Persatuan Kesatuan Rakyat Indonesia

Konflik dan Persatuan Kesatuan Rakyat Indonesia Konflik dan Persatuan Kesatuan Rakyat Indonesia Untuk memenuhi tugas akhir Mata kuliah pendidikan pancasila Dosen : Tahajudin Sudibyo, Drs Di Susun Oleh : Nama : Noviyar Firdaus NPM : 11.11.4783 Program

Lebih terperinci

PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA

PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA Modul ke: Fakultas FAKULTAS TEKNIK PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA ERA KEMERDEKAAN BAHAN TAYANG MODUL 3B SEMESTER GASAL 2016 RANI PURWANTI KEMALASARI SH.MH. Program Studi Teknik

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. memberikan kesempatan lebih luas bagi kaum wanita untuk lebih berkiprah maju

I. PENDAHULUAN. memberikan kesempatan lebih luas bagi kaum wanita untuk lebih berkiprah maju 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang diproklamirkan oleh Ir. Soekarno pada tanggal 17 Agustus 1945 merupakan babak baru bagi perjuangan rakyat Indonesia

Lebih terperinci

Asas dan dasar negara Kebangsaan republik Indonesia. Asas dan dasar itu terdiri atas lima hal yaitu: 1. Peri Kebangsaan 2. Peri kemanusiaan 3.

Asas dan dasar negara Kebangsaan republik Indonesia. Asas dan dasar itu terdiri atas lima hal yaitu: 1. Peri Kebangsaan 2. Peri kemanusiaan 3. PANCASILA LANJUT Asas dan dasar negara Kebangsaan republik Indonesia. Asas dan dasar itu terdiri atas lima hal yaitu: 1. Peri Kebangsaan 2. Peri kemanusiaan 3. Peri ketuhanan 4. Peri kerakyatan 5. Kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. paham kebangsaan di Indonesia, Islam menjadi salah satu katalisator dan

BAB I PENDAHULUAN. paham kebangsaan di Indonesia, Islam menjadi salah satu katalisator dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada awal abad ke-20, sewaktu mulai timbul akan kesadaran dan paham kebangsaan di Indonesia, Islam menjadi salah satu katalisator dan pembuka jalan bagi

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYELENGGARAAN PERINGATAN HARI KEBANGKITAN NASIONAL TAHUN 2013

PEDOMAN PENYELENGGARAAN PERINGATAN HARI KEBANGKITAN NASIONAL TAHUN 2013 LAMPIRAN II KEPUTUSAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN PANITIA PENYELENGGARA PERINGATAN HARI KEBANGKITAN NASIONAL TAHUN 2013. PEDOMAN PENYELENGGARAAN PERINGATAN HARI

Lebih terperinci

Oleh : Izza Akbarani*

Oleh : Izza Akbarani* Oleh : Izza Akbarani* Kita sebagai bangsa yang baru lahir kembali, kita harus dengan cepat sekali cepat check up mengejar keterbelakangan kita ini! Mengejar di segala lapangan. Lapangan politik kita kejar,

Lebih terperinci

KISI KISI UJIAN SEKOLAH BERBASIS KOMPUTER TAHUN NO. KOMPETENSI DASAR KLS NO SOAL Memahami corak kehidupan masyarakat pada zaman praaksara

KISI KISI UJIAN SEKOLAH BERBASIS KOMPUTER TAHUN NO. KOMPETENSI DASAR KLS NO SOAL Memahami corak kehidupan masyarakat pada zaman praaksara KISI KISI UJIAN SEKOLAH BERBASIS KOMPUTER TAHUN 2017 Mata Pelajaran Penyusun Soal :SEJARAH INDONESIA : DRS. LADU NO. KOMPETENSI DASAR KLS NO SOAL 1. 3.2 Memahami corak kehidupan masyarakat pada zaman praaksara

Lebih terperinci

29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D)

29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D) 29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D) A. Latar Belakang Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara

Lebih terperinci

5. Materi sejarah berguna untuk menanamkan dan mengembangkan sikap bertanggung jawab dalam memelihara keseimbangan dan kelestarian lingkungan hidup.

5. Materi sejarah berguna untuk menanamkan dan mengembangkan sikap bertanggung jawab dalam memelihara keseimbangan dan kelestarian lingkungan hidup. 13. Mata Pelajaran Sejarah Untuk Paket C Program IPS A. Latar Belakang Sejarah merupakan cabang ilmu pengetahuan yang menelaah tentang asal-usul dan perkembangan serta peranan masyarakat di masa lampau

Lebih terperinci

1) Nasionalis. 2) Pemberani

1) Nasionalis. 2) Pemberani KOPI - Seorang presiden adalah sosok yang terpenting di Indonesia karena presiden di negara ini tak hanya berperan sebagai kepala negara, tetapi juga sebagai kepala pemerintahan. Negara ini dapat menjadi

Lebih terperinci

Syafrizal Helmi Staff Ahli Rektor USU bidang Kemahasiswaan

Syafrizal Helmi Staff Ahli Rektor USU bidang Kemahasiswaan Syafrizal Helmi Staff Ahli Rektor USU bidang Kemahasiswaan Dalam sejarah perjuangan bangsa, kepeloporan pemuda selalu tampil sebagai kekuatan penentu. Mereka adalah kelompok intelektual yang karena usia

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pada Puncak Peringatan Hardiknas dan Harkitnas, Jakarta, 20 Mei 2011 Jumat, 20 Mei 2011

Sambutan Presiden RI pada Puncak Peringatan Hardiknas dan Harkitnas, Jakarta, 20 Mei 2011 Jumat, 20 Mei 2011 Sambutan Presiden RI pada Puncak Peringatan Hardiknas dan Harkitnas, Jakarta, 20 Mei 2011 Jumat, 20 Mei 2011 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA PUNCAK PERINGATAN HARI PENDIDIKAN NASIONAL DAN HARI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kota Bandung merupakan sebuah kota yang terletak di Propinsi Jawa Barat yang merupakan salah satu bagian wilayah di Negara Indonesia. Kota ini dalam sejarahnya

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan dijadikan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan dijadikan 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan dijadikan topik penelitian, dimana dalam tinjauan pustaka akan dicari teori atau konsep-konsep

Lebih terperinci

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) 26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) A. Latar Belakang Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi

Lebih terperinci

GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT

GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT SAMBUTAN PADA UPACARA PERINGATAN HARI ULANG TAHUN KE-70 KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA SENIN, 17 AGUSTUS 2015 BISMILLAHIRRAHMAANIRRAHIIM. ASSALAMU ALAIKUM WR. WB. SELAMAT PAGI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Negarawan merupakan karakter yang sangat penting bagi kepemimpinan nasional Indonesia. Kepemimpinan negarawan diharapkan dapat dikembangkan pada pemimpin pemuda Indonesia

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA SEMESTER GANJIL T.A. 2011/2012 STMIK "AMIKOM" YOGYAKARTA PEMANTAPAN NILAI-NILAI KEBANGSAAN

TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA SEMESTER GANJIL T.A. 2011/2012 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA PEMANTAPAN NILAI-NILAI KEBANGSAAN TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA SEMESTER GANJIL T.A. 2011/2012 STMIK "AMIKOM" YOGYAKARTA PEMANTAPAN NILAI-NILAI KEBANGSAAN Nama: Tommy Suhartono NIM: 11.02.7985 Kelompok: A Jurusan: D3-MI Dosen:

Lebih terperinci

Yang Saya hormati Para Pimpinan Tinggi Madya dan Pimpinan Tinggi Pratama di lingkungan Kementerian Hukum dan HAM;

Yang Saya hormati Para Pimpinan Tinggi Madya dan Pimpinan Tinggi Pratama di lingkungan Kementerian Hukum dan HAM; SAMBUTAN MENTERI HUKUM DAN HAM PADA UPACARA PERINGATAN 70 TAHUN INDONESIA MERDEKA 17 AGUSTUS 2015 Assalamuallaikum Warohmatullahi Wabarokatuh Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua Yang Saya

Lebih terperinci

LATIHAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA

LATIHAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA LATIHAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA 1. BPUPKI dalam sidangnya pada 29 Mei sampai dengan 1 Juni 1945 membicarakan. a. rancangan UUD b. persiapan kemerdekaan c. konstitusi Republik Indonesia Serikat

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG VETERAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG VETERAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG VETERAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa setiap warga negara Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. saat ini, para bapak pendiri bangsa (the founding fathers) menyadari bahwa paling

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. saat ini, para bapak pendiri bangsa (the founding fathers) menyadari bahwa paling 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia yang telah mendeklarasikan kemerdekaannya sejak 17 Agustus 1945 memiliki kondisi yang unik dilihat dari perkembangannya sampai saat ini, para

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN. A. Pengertian Identitas Nasional

BAB II PEMBAHASAN. A. Pengertian Identitas Nasional BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Identitas Nasional Istilah Identitas nasional secara terminologis Adalah suatu ciri yang dimiliki suatu bangsa yang secara filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa

Lebih terperinci

S A M B U T A N GUBERNUR SUMATERA UTARA PADA UPACARA PERINGATAN HUT KE-72 KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2017 TINGKAT PROVINSI SUMATERA UTARA

S A M B U T A N GUBERNUR SUMATERA UTARA PADA UPACARA PERINGATAN HUT KE-72 KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2017 TINGKAT PROVINSI SUMATERA UTARA S A M B U T A N GUBERNUR SUMATERA UTARA PADA UPACARA PERINGATAN HUT KE-72 KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2017 TINGKAT PROVINSI SUMATERA UTARA KAMIS, 17 AGUSTUS 2017 ASSALAMU ALAIKUM WR. WB. SELAMAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu persamaan-persamaan dan berbeda dari bangsa-bangsa lainnya. Menurut Hayes

BAB I PENDAHULUAN. suatu persamaan-persamaan dan berbeda dari bangsa-bangsa lainnya. Menurut Hayes 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nasionalisme adalah suatu konsep dimana suatu bangsa merasa memiliki suatu persamaan-persamaan dan berbeda dari bangsa-bangsa lainnya. Menurut Hayes (Chavan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membangun dirinya maupun lingkungan masyarakat, bangsa dan negaranya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membangun dirinya maupun lingkungan masyarakat, bangsa dan negaranya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nilai nasionalisme merupakan jiwa bangsa Indonesia yang akan terus melekat selama bangsa Indonesia masih ada. Nasionalisme bukanlah suatu pengertian yang sempit

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dalamnya. Untuk dapat mewujudkan cita-cita itu maka seluruh komponen yang

I. PENDAHULUAN. dalamnya. Untuk dapat mewujudkan cita-cita itu maka seluruh komponen yang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan suatu negara untuk menjadi lebih baik dari aspek kehidupan merupakan cita-cita dan sekaligus harapan bagi seluruh rakyat yang bernaung di dalamnya.

Lebih terperinci

SAMBUTAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DALAM RANGKA UPACARA BENDERA PERINGATAN HUT PROKLAMASI KEMERDEKAAN RI KE-67 TAHUN 2012

SAMBUTAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DALAM RANGKA UPACARA BENDERA PERINGATAN HUT PROKLAMASI KEMERDEKAAN RI KE-67 TAHUN 2012 SAMBUTAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DALAM RANGKA UPACARA BENDERA PERINGATAN HUT PROKLAMASI KEMERDEKAAN RI KE-67 TAHUN 2012 Yogyakarta, 17 Agustus 2012 Bismillahirahmanirrahim Sambutan Gubernur

Lebih terperinci