PENGAMATAN MODEL KOROSI PADA PIPA SEA WATER SYSTEM KAPAL DENGAN VARIASI LAJU ALIRAN FLUIDA AIR LAUT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGAMATAN MODEL KOROSI PADA PIPA SEA WATER SYSTEM KAPAL DENGAN VARIASI LAJU ALIRAN FLUIDA AIR LAUT"

Transkripsi

1 PENGAMATAN MODEL KOROSI PADA PIPA SEA WATER SYSTEM KAPAL DENGAN VARIASI LAJU ALIRAN FLUIDA AIR LAUT Dwisetiono Dosen Jurusan Teknik Sistem Perkapalan, Fakultas Teknik dan Ilmu Kelautan, Universitas Hang Tuah Jalan Arif Rahman Hakim 150 Surabaya Abstrak: Korosi merupakan peristiwa penurunan mutu material logam akibat interaksi dengan lingkungan. Laju korosi dapat dinyatakan sebagai pengurangan berat atau percent weight loss. Penelitian ini meneliti hubungan laju fluida air laut yang mengalir pada pipa baja terhadap laju korosi saluran sistem tersebut, melalui pemodelan aliran dengan menggunakan spesimen pipa jenis pipa galvanis dan pipa seamless standar API 5L grade B dengan menerapkan variasi laju aliran 50%, 75%, dan 100% (yang diatur dengan bukaan katup) dan dilaksanakan selama 4 bulan untuk mendapatkan laju korosi. Dari hasil percobaan ini didapatkan bahwa laju korosi pada pipa baja galvanis dan non galvanis mempengaruhi laju korosi pada pipa, dimana semakin tinggi laju aliran maka semakin tinggi pula laju korosi yang terjadi. Korosi yang terjadi adalah korosi abrasi, korosi galvanis dan korosi pitting. Kata kunci: pipa sea wáter system, Abstract: Corrosion is the deterioration of metal events due to interactions with the environment. Corrosion Rate is defined as the decreasing of metal weight or the percentage of metal weight loss. This research analyzing the relationship between sea water flow rate with corrosion rate of the pipe where the fluid flows. The research goes with API standard 5L grade B for the galvanized and seamless pipe material. The observation vary is 50%, 75% and 100% valve opening. The research shows that the higher flow rate of the fluid causes the higher corrosion rate of the pipe. The corrosion formed are abrasion corrosion, galvanize corrosion and pitting corrosion. Keywords: sea water pipe system, flow rate, abrasion corrosion, percent weight loss. PENDAHULUAN Korosi dapat juga dikatakan sebagai penyakit dalam dunia teknik, walaupun secara langsung tidak termasuk produk teknik. Studi korosi adalah sejenis upaya pengendalian kerusakan akibat korosi agar supaya serangan terhadap produk teknik tersebut serendah mungkin dan melampaui nilai ekonomisnya. Atau bisa dikatakan jangan sampai ada logam jadi rongsokan sebelum waktunya. Caranya adalah mengendalikan dengan sistem preventif untuk menghambat serangan korosi. Cara ini akan lebih baik daripada memperbaiki akibat korosi secara represif yang biayanya jauh lebih besar. 46

2 Menurut Chamberlain (1991), selain kerugian biaya yang disebabkan korosi juga menyebabkan kerugian hilangnya efisiensi karena produk korosi tersebut misalnya akan menyumbat saringan dan jadi isolator panas. Selain dari itu material produk yang dihasilkan sistem akan terkontaminasi oleh produk korosi, juga bisa menyebabkan terjadinya penurunan dimensi dan kekuatan konstruksi akibat penipisan oleh korosi. Menurut Fontana (1997), gerakan relatif seperti kecepatan aliran pada awalnya dapat menaikkan laju korosi dengan membawa banyak oksigen ke permukaan material. Pada kecepatan tinggi hanya beberapa ion-ion oksigen saja yang bisa menjangkau permukaan material sehingga terjadi perlambatan (partial passivity). Jika hal ini terjadi maka laju korosi akan turun setelah terjadi kenaikkan pada awalnya. Di sisi yang lain kecepatan aliran yang tinggi akan dapat menaikkan laju korosi dengan merusak lapisan film pelindung atau menyebabkan kerusakan mekanis. Menurut Chandler (1985), operasi suatu sistem perpipaan di kapal dapat menyebabkan penurunan mutu awal dari suatu pipa. Terjadinya penurunan mutu tergantung dari: Fungsi sistem, Jenis, Standar dan spesifikasi pipa, dan Tingkat pemeliharaan pipa. Penurunan mutu sistem pipa di dalam kapal khususnya di dalam kamar mesin disebabkan oleh: Pengkaratan (korosi), Retak dan Robek, Pengikisan dan deformasi. Dari beberapa uraian dan penelitian sebelumnya yang telah dilakukan dapat dijelaskan bahwa penyebab terbesar penurunan kualitas dari suatu logam/baja adalah korosi. Sedangkan proses korosi sendiri dipengaruhi beberapa hal seperti misalnya lingkungan, material, cairan, dan kecepatan aliran. Dengan belum adanya pembahasan dan data tentang hubungan laju fluida air laut yang mengalir di dalam saluran pipa baja sea water system di kapal terhadap laju korosi pada pipa baja sea water system tersebut penulis meneliti hubungan tersebut. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan satu faktor perlakuan yaitu variasi laju aliran yang terdiri dari 4 tingkat yaitu 0 persen, 50 persen, 75 persen, 100 persen dan variasi waktu pengujian yang terdiri dari 4 tingkat yaitu 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan. Secara keseluruhan terdapat 24 perlakuan terhadap specimen yang telah dipersiapkan. Pada masing-masing perlakuan diberikan pendataan meliputi jenis pipa, besar bukaan dari katup, dan waktu pengujian. Sebagai contoh adalah spesimen untuk pipa yang berjenis PG yang mempunyai arti PG untuk pipa galvanis dan PN untuk pipa non galvanis, 075 adalah besarnya bukaan katup dan 04 adalah lama bulan pengujian. 50 Neptunus Jurnal Kelautan, Vol. 19, No. 1, Januari 2013

3 Skema Peralatan Uji Korosi Gambar 1. Skema alat uji korosi sistem perpipaan tampak samping Gambar 2. Skema alat uji korosi pada sistem perpipaan tampak atas Dwisetiono: Pengamatan Model Korosi pada 51

4 Gambar 3. Alat uji korosi pada sistem perpipaan (a) (b) (c) Gambar 4 (a) bak plastik, (b) Flowmeter, (c) Pengatur waktu (timer) pompa Spesimen Penelitian Spesimen yang digunakan adalah pipa galvanis dan pipa seamless (non galvanis) standar API 5L grade B, NPS ¾ inchi, sch 40. Langkah-Langkah Pelaksanaan Pengujian Langkah pelaksanaan uji adalah sebagai berikut: Langkah pertama adalah memastikan peralatan uji sesuai dengan skema percobaan yang direncanakan. Kemudian membuka katup-katup berdasarkan perencanaan percobaan. Kenudian melakukan uji coba kerja (running) perangkat percobaan. Memastikan kondisi alat pengatur waktu otomatis (timer) pompa air dapat berfungsi baik, sehingga dua pompa air dapat bekerja bergantian. Memastikan tidak ada kebocoran dan penyumbatan dari sistem perpipaan dan selanjutnya pada tiap kurun waktu tertentu memastikan peralatan uji tetap bekerja secara stabil. Melakukan pengukuran debit aliran fluida air laut dengan alat pengukur debit aliran/ flowmeter. Setelah kurun waktu sampai pada saat yang direncanakan, beberapa pipa yang telah ditandai pada bulan yang bersangkutan dilepas untuk dilakukan pembersihan dan penimbangan. Setelah proses percobaan selesai, dilakukan foto mikro untuk mengetahui korosi yang terjadi. 52 Neptunus Jurnal Kelautan, Vol. 19, No. 1, Januari 2013

5 Gambar 5. Proses penimbangan spesimen Proses untuk melakukan fotomikro pada tiap spesimen dilakukan dengan cara mengambil bagian dengan ukuran kurang lebih 15 mm, selanjutnya pada spesimen dilakukan proses cetak fiber (bakelit) untuk menjaga kondisi produk korosi tidak berubah dan memudahkan dalam proses pemolesan. (a) Gambar 6. (a) Potongan spesimen untuk foto mikro, (b) Proses fiber untuk membantu proses foto mikro (b) Proses pemolesan dilakukan secara bertahap dengan tingkat kekasaran kertas gosok berturut-turut 200, 300, 400, 600, 800, 1000, 1500, dan Selanjutnya menggunakan alumina. (a) Gambar 7. (a) Proses pemolesan material, (b) Hasil pemolesan (b) Dwisetiono: Pengamatan Model Korosi pada 53

6 Foto mikro dilakukan dengan tingkat perbesaran 50x, 100x, 200x, dan 500x. (a) Gambar 8. (a) mikroskop foto mikro, (b) Proses foto mikro (b) Perhitungan Aliran Fluida Q 1. Kecepatan aliran : V A dengan V:Kecepatan aliran (m 2 /det) Q: Debit aliran (m 3 /det) A: Luas penampang basah pipa (m 2 ) Perhitungan Laju Korosi Perhitungan laju korosi menggunakan persamaan : Berat korosi= berat awal spesimen berat spesimen setelah dibersih-kan Persentase korosi 2.Angka Reynold : berat korosi spesimen 100% berat awal spesimen dengan V: kecepatan aliran (m 2 /det) HASIL DAN PEMBAHASAN D: diameter pipa (mm) V : kekentalan air Data komposisi air laut pada perairan - Re < 2300, aliran Surabaya laminer (Tanjung Perak) < Re < 4000, aliran transisi - Re > 4000, aliran turbulen Komposisi air laut ini telah diteliti oleh Laboratorium Kimia Universitas Hang Tuah Surabaya, dengan hasil komposisi analisa sebagai berikut : Tabel 1. Data komposisi fluida air laut Jenis analisa kadar Salinitas 29,45 Klorinitas 16,3 ph 7,6 Oksigen terlarut 1,76 mlo 2 /lt (sumber : Laboratorium Kimia Universitas Hang Tuah Surabaya) 54 Neptunus Jurnal Kelautan, Vol. 19, No. 1, Januari 2013

7

8 Data komposisi material pipa Komposisi kimia logam pipa baja spesimen ini telah diteliti Laboratorium Pusat Analisis Obat dan Makanan Fakultas Farmasi Universitas Surabaya, dengan hasil komposisi analisa sebagai berikut: Tabel 2. Data hasil pengujian pipa galvanis Jenis pipa Kadar (%) Fe C Mn Ni Si Zn Galvanis 93,847 0,958 0,188 0,014 0,034 4,959 Non galvanis 99,794 0,038 0,154-0,014 - (sumber : Pusat Analisis Obat dan Makanan Fakultas Farmasi Universitas Surabaya) Analisa Data Perhitungan laju aliran Adapun data-data pompa adalah sebagai berikut : Merk pompa : Panasonic Model : GA 125 JBE Volt. : 220 volt 50 Hz Max. output : 125 W Max total head : 30 meter Maks. kapasitas : 35 L/menit Laju aliran pada pipa awal Dimana: diameter pipa,d = ¾ = 0,01905m - debit aliran, Q = 35 L / mnt = 0, m 3 / s Reynold number v = ((0,659 x 10-3 (28-1,0) 0,05076 ) x ((28-1,0) + 1,7688 ) x 10-6 )) = 0,883x 10-6 V D 2,0465 0,01905 Re -6 v 0,883 x 10 = 44151,5572 (aliran turbulen) - Re < 2300, aliran laminer < Re < 4000,aliran transisi - Re > 4000, aliran turbulen Laju korosi pada tiap pipa galvanis Laju Korosi Pipa Galvanis Pada Laju Aliran 50 % 4Q 4 0, V 2, D 3,14 0, m/s Gambar 9. Grafik berat korosi pipa galvanis pada laju aliran 50 % Dwisetiono: Pengamatan Model Korosi pada 55

9 Gambar 10. Grafik persentase korosi pipa galvanis pada laju aliran 50 % Pada gambar 9 dapat dilihat bahwa besar laju korosi menurut berat korosi yang terjadi pada pipa galvanis yang dialiri fluida air laut dengan laju aliran 50 % atau sebesar 67,646 m/s adalah sebesar 0.61 gram dalam kurun waktu pengujian 4 bulan. Sedangkan pada gambar 10 dapat dilihat bahwa besar laju korosi menurut persentase korosi pada laju aliran 50 % adalah sebesar 0,231 %. Laju Korosi Pipa Galvanis Pada Laju Aliran 75 % Tabel 3. Data perhitungan laju korosi galvanized pipe pada laju aliran 75 % penimbangan bulan ke- Berat awal rata-rata (gram) Berat akhir rata-rata (gram) Berat korosi (gram) % korosi % % % % Gambar 11. Grafik berat korosi pipa galvanis pada laju aliran 75 % 56 Neptunus Jurnal Kelautan, Vol. 19, No. 1, Januari 2013

10 berat korosi Gambar 12. Grafik persentase korosi pipa galvanis pada laju aliran 75 % Pada gambar 11 dapat dilihat bahwa besar laju korosi menurut berat korosi yang terjadi pada pipa galvanis yang dialiri fluida air laut pada laju aliran 75 % atau sebesar 134,849 m/s adalah sebesar 1,44 gram dalam kurun waktu pengujian 4 bulan. Sedangkan pada gambar 12 dapat dilihat bahwa besar laju korosi menurut persentase korosi yang terjadi pada pipa galvanis yang dialiri fluida air laut pada laju aliran 75 % adalah sebesar 0,567 %. Laju Korosi Pipa Galvanis Pada Laju Aliran 100 % Tabel 4. Data perhitungan laju korosi pipa galvanis padalaju aliran 100 % penimbangan bulan ke- Berat awal rata-rata (gram) Berat akhir rata-rata (gram) Berat korosi (gram) % korosi % % % % Berat korosi pipa galvanis pada laju aliran 100% lama pengujian (bulan) Laju korosi Gambar 13. Grafik berat korosi pipa galvanis pada laju aliran 100 % Dwisetiono: Pengamatan Model Korosi pada 57

11 Gambar 14. Grafik persentase korosi pipa galvanis pada laju aliran 100 % Pada gambar 13 dapat dilihat bahwa besar laju korosi menurut berat korosi yang terjadi pada pipa galvanis yang dialiri fluida air laut pada laju aliran 100% atau sebesar 476,54 m/s adalah sebesar 2,19 gram dalam kurun waktu pengujian 4 bulan. Sedangkan pada gambar 14 dapat dilihat bahwa besar laju korosi menurut persentase korosi pada pipa galvanis yang dialiri fluida air laut pada laju aliran 100 % adalah sebesar 0,847 %. Rekapitulasi Laju Korosi Pipa Galvanis. Tabel 5. Data persentase korosi pipa galvanis Laju Aliran Laju korosi bulan ke % % % % % % % % % % % % Gambar 15. Perbandingan trend laju korosi pipa galvanis pada semua aliran 58 Neptunus Jurnal Kelautan, Vol. 19, No. 1, Januari 2013

12 Pada gambar 15 dapat dilihat bahwa besar laju korosi pipa galvanis pada laju aliran 100% menempati posisi paling tinggi, selanjutnya ditempati laju aliran 75% dan 50%. Laju Korosi Pada Tiap Pipa Seamless (Non Galvanis) Laju Korosi Pipa Seamless Pada Laju Aliran 50 % Tabel 6. Data perhitungan laju korosi pipa seamless pada laju aliran 50 % penimbangan bulan ke- Berat awal ratarata (gram) Berat akhir rata-rata (gram) Berat Korosi (gram) % korosi % % % % Gambar 16. Grafik berat korosi pipa seamless pada laju aliran 50 % Gambar 17. Grafik persentase korosi pipa seamless pada laju aliran 50 % Pada gambar 16 dapat dilihat bahwa besar laju korosi menurut berat korosi yang terjadi pada pipa seamless yang dialiri fluida air laut dengan laju aliran Dwisetiono: Pengamatan Model Korosi pada 59

13 sebesar 50 % atau sebesar 67,646 m/s adalah sebesar 6,86 gram dalam kurun waktu pengujian 4 bulan. Sedangkan pada gambar 17 dapat dilihat bahwa besar laju korosi menurut persentase korosi yang terjadi pada pipa seamless yang dialiri fluida air laut dengan laju aliran 50 % adalah sebesar 4,516 %. Laju Korosi Pipa Seamless Pada Laju Aliran 75 % Tabel 7. Data perhitungan laju korosi pipa seamless pada laju aliran 75 % penimbangan bulan ke- Berat awal ratarata (gram) Berat akhir rata-rata (gram) Berat korosi (gram) % korosi % % % % Gambar 18. Grafik berat korosi pada pipa seamless pada laju aliran 75 % Gambar 19. Grafik persentase korosi pipa seamless pada laju aliran 75 % Pada gambar 18 dapat dilihat bahwa besar laju korosi menurut berat korosi yang terjadi pada pipa seamless yang dialiri fluida air laut dengan laju aliran 75 % atau sebesar 134,849 m/s adalah 60 Neptunus Jurnal Kelautan, Vol. 19, No. 1, Januari 2013

14 sebesar 7,85 gram dalam kurun waktu pengujian 4 bulan. Sedangkan pada gambar 19 dapat dilihat bahwa besar laju korosi menurut persentase korosi yang terjadi pada pipa seamless yang dialiri fluida air laut pada laju aliran 75 % adalah sebesar 5,016 %. Laju Korosi Pipa Seamless Pada Laju Aliran 100 % Tabel 8. Data perhitungan laju korosi pipa seamless pada laju aliran 100 % Penimbangan bulan ke- Berat awal rata-rata (gram) Berat akhir rata-rata (gram) Berat Korosi (gram) % korosi % % % % Gambar 20. Grafik berat korosi pipa seamless pada laju aliran 100 % Gambar 21. Grafik persentase korosi pipa seamless pada laju aliran 100 % Pada gambar 20 dapat dilihat bahwa besar laju korosi menurut berat korosi yang terjadi pada pipa seamless yang dialiri fluida air laut pada laju aliran 100 % atau sebesar 134,849 m/s adalah sebesar 7,95 gram dalam kurun waktu pengujian 4 bulan. Dwisetiono: Pengamatan Model Korosi pada 61

15 Sedangkan pada gambar 21 dapat dilihat bahwa besar laju korosi menurut persentase korosi yang terjadi pada pipa seamless yang dialiri fluida air laut pada laju aliran 100 % adalah sebesar 5,108 %. Perbandingan Laju Korosi Tiap Pipa Seamless Tabel 9. Data persentase korosi pipa non galvanis Laju aliran Laju korosi bulan ke % % % % % % % % % % % % Gambar 22. Perbandingan trend laju korosi pipa galvanis pada semua aliran Pada gambar 22 dapat dilihat bahwa besar laju korosi pipa non galvanis pada laju aliran 100% menempati posisi paling tinggi, selanjutnya ditempati laju aliran 75% dan 50%. Perbandingan tiap laju korosi antara pipa galvanis dan pipa seamless. 62 Neptunus Jurnal Kelautan, Vol. 19, No. 1, Januari 2013

16 laju korosi (%) 6 Laju korosi semua pipa pada semua laju aliran Kelompok pipa non galvanis laju 100% laju 75% laju 50% Kelompok pipa galvanis laju laju 100% 75% laju 50% lama pengujian (bulan) Gambar 23. Perbandingan laju korosi seluruh pipa pada semua aliran Pada gambar 23 dapat dilihat bahwa laju korosi pada pipa galvanis lebih besar daripada pipa non galvanis. Hal ini karena pada pipa galvanis mendapatkan perlindungan coating sehingga dapat dikatakan sebagai logam pasif. Sementara pada pipa non galvanis tidak mendapatkan perlindungan sama sekali sehingga dengan demikian dapat dikatakan sebagai logam aktif. Tingkat perlindungan oleh lapisan galvanis pada percobaan ini adalah berkisar 5 : 1 daripada pipa non galvanis. Pada percobaan baik pada pipa galvanis maupun pada pipa non galvanis menunjukkan bahwa laju aliran penuh (100%) menempati posisi paling atas daripada laju aliran yang mempunyai nilai di bawahnya. Perbedaan laju korosi pada pipa juga dipengaruhi oleh terhambatnya pembentu kan oksida pada logam/produk korosi. Dengan demikian perlindungan atau proses polarisasi yang sekiranya dapat melindungi logam secara alami pada permukaan pipa terkikis oleh laju aliran atau dapat dikatakan lapisan oksida logam tersebut tererosi oleh laju aliran. Pengamatan Metalografi (a) Gambar 24. Foto mikro logam dasar pipa galvanis, (a) perbesaran 100x, (b) perbesaran 500x (b) Dwisetiono: Pengamatan Model Korosi pada 63

17 Foto mikro pipa galvanis dengan aliran 0 % Gambar 25. pipa galvanis pada laju aliran 0 %, perbesaran 50x Gambar 26. pipa galvanis pada laju aliran 0 %, perbesaran 200x Foto mikro pipa galvanis dengan aliran 50 % Gambar 27. pipa galvanis pada laju aliran 50 %, perbesaran 50x 64 Neptunus Jurnal Kelautan, Vol. 19, No. 1, Januari 2013

18 Gambar 28. pipa galvanis pada laju aliran 50 %, perbesaran 200x Foto mikro pipa galvanis dengan aliran 75 % Gambar 29. pipa galvanis pada laju aliran 75 %, perbesaran 50x Gambar 30. pipa galvanis pada laju aliran 75 %, perbesaran 200x Dwisetiono: Pengamatan Model Korosi pada 65

19 Foto mikro pipa galvanis dengan laju aliran 100 % Gambar 31. pipa galvanis pada laju aliran 100 %, perbesaran 50x Gambar 32. pipa galvanis pada laju aliran 100 %, perbesaran 200x (a) Gambar 33. Foto mikro logam dasar pipa non galvanis (a) perbesaran 100x (b) perbesaran 500x (b) 66 Neptunus Jurnal Kelautan, Vol. 19, No. 1, Januari 2013

20 Foto mikro pipa non galvanis dengan aliran 0 % Gambar 34. pipa non galvanis pada laju aliran 0 %, perbesaran 50x Gambar 35. pipa non galvanis pada laju aliran 0 %, perbesaran 200x Foto mikro pipa non galvanis dengan aliran 50 % Gambar 36. pipa non galvanis pada laju aliran 50 %, perbesaran 50x Dwisetiono: Pengamatan Model Korosi pada 67

21 Gambar 37. pipa non galvanis pada laju aliran 50 %, perbesaran 200x Foto mikro pipa galvanis dengan aliran 75 % Gambar 38. pipa galvanis pada laju aliran 75%, perbesaran 50x Gambar 39. pipa galvanis pada laju aliran 75 %, perbesaran 200x 68 Neptunus Jurnal Kelautan, Vol. 19, No. 1, Januari 2013

22 Foto mikro pipa galvanis dengan aliran 100 % Gambar 40. pipa galvanis pada laju aliran 100 %, perbesaran 50x Gambar 41. pipa galvanis pada laju aliran 100 %, perbesaran 200x Korosi Yang Terjadi Setelah diamati hasil dari beberapa foto mikro yang ada, maka korosi yang terjadi pada pipa galvanis maupun pipa non galvanis adalah sebagai berikut : Korosi galvanis Korosi galvanis dapat terjadi jika ada 2 jenis material yang berbeda potensial didekatkan atau dihubungkan, maka akan timbul arus listrik pada kedua material yang mengakibatkan korosi. Korosi abrasi Korosi abrasi dapat terjadi jika ada permukaan logam mengalami gesekan oleh air secara terus-menerus, sehingga menimbulkan korosi abrasi pada permukaan logam. Korosi pitting Korosi yang terjadi karena pada permukaan logam mengalami lubanglubang kecil atau besar, hal ini dapat terjadi karena di sekitar logam terjadi konsentrasi ion negatif yang tinggi. SIMPULAN Laju korosi pada pipa non galvanis lebih tinggi daripada pipa galvanis untuk suatu laju aliran fluida air laut yang sama. Hal ini disebabkan karena lapisan galvanis Dwisetiono: Pengamatan Model Korosi pada 69

23 pada pipa galvanis memberikan perlindungan terhadap abrasi dan kerusakan. Semakin tinggi laju aliran fluida air laut, maka semakin tinggi pula laju korosi yang terjadi. Hal ini disebabkan oleh semakin kuatnya daya abrasi fluida dengan bertambahnya laju aliran. Dengan semakin bertambahnya waktu, maka pada permukaan pipa (logam) terjadi pitting terutama pada celah-celah akibat abrasi. Korosi yang terjadi pada permukaan pipa adalah : korosi abrasi korosi galvanis korosi pitting DAFTAR RUJUKAN American Bureau of Shipping (ABS) Welding and Fabrication, Weld Test, Rule Requirements for Material and Welding. USA: American Bureau of Shipping. American Society for Testing and Materials (Section 3) Metal Test Method and Analitical Procedure. ASTM Standards Vol , ASTM International. New York: American Society for Testing and Materials. ASM International Corrosion, Volume 13. ASM International Handbook Committee. Chamberlain, J Korosi untuk Mahasiswa dan Rekayasawan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Chandler, K.A Marine and Offshore Corrosion. London: Butterworth. Fontana, Mars G Corrosion Engineering, Third Edition, Singapore : McGraw-Hill Company. Talbot, David Corrosion science and technology. USA : CRC series in materials science and technology. 70 Neptunus Jurnal Kelautan, Vol. 19, No. 1, Januari 2013

Pengamatan Model Pengendalian Korosi pada Media Korosi Air Laut Salinitas 35 o / Oo menggunakan Anoda Terumpan Zap Type S-3

Pengamatan Model Pengendalian Korosi pada Media Korosi Air Laut Salinitas 35 o / Oo menggunakan Anoda Terumpan Zap Type S-3 Pengamatan Model Pengendalian Korosi pada Media Korosi Air Laut Salinitas 35 o / Oo menggunakan Anoda Terumpan Zap Type S-3 Dwisetiono Marine Engineering Department, Faculty of Marine Engineering and Science,

Lebih terperinci

PENGARUH LAJU KOROSI PELAT BAJA LUNAK PADA LINGKUNGAN AIR LAUT TERHADAP PERUBAHAN BERAT.

PENGARUH LAJU KOROSI PELAT BAJA LUNAK PADA LINGKUNGAN AIR LAUT TERHADAP PERUBAHAN BERAT. PENGARUH LAJU KOROSI PELAT BAJA LUNAK PADA LINGKUNGAN AIR LAUT TERHADAP PERUBAHAN BERAT. Hartono Program Diploma III Teknik Perkapala, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro ABSTRACT One of the usage

Lebih terperinci

ANALISA PERBANDINGAN LAJU KOROSI MATERIAL STAINLESS STEEL SS 316 DENGAN CARBON STEEL A 516 TERHADAP PENGARUH AMONIAK

ANALISA PERBANDINGAN LAJU KOROSI MATERIAL STAINLESS STEEL SS 316 DENGAN CARBON STEEL A 516 TERHADAP PENGARUH AMONIAK ANALISA PERBANDINGAN LAJU KOROSI MATERIAL STAINLESS STEEL SS 316 DENGAN CARBON STEEL A 516 TERHADAP PENGARUH AMONIAK * Ir. Soewefy, M.Eng, ** Indra Prasetyawan * Staff Pengajar Jurusan Teknik Perkapalan

Lebih terperinci

Korosi telah lama dikenal sebagai salah satu proses degradasi yang sering terjadi pada logam, khusunya di dunia body automobiles.

Korosi telah lama dikenal sebagai salah satu proses degradasi yang sering terjadi pada logam, khusunya di dunia body automobiles. JURUSAN TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA Korosi telah lama dikenal sebagai salah satu proses degradasi yang sering terjadi pada logam,

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 PENGARUH VARIASI BENTUK DAN UKURAN GORESAN PADA LAPIS LINDUNG POLIETILENA TERHADAP SISTEM PROTEKSI KATODIK ANODA TUMBAL PADUAN ALUMINIUM PADA BAJA AISI

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI TEMPERATUR PADA PROSES PERLAKUAN PANAS BAJA AISI 304 TERHADAP LAJU KOROSI

PENGARUH VARIASI TEMPERATUR PADA PROSES PERLAKUAN PANAS BAJA AISI 304 TERHADAP LAJU KOROSI Teknika : Engineering and Sains Journal Volume, Nomor, Juni 207, 67-72 ISSN 2579-5422 online ISSN 2580-446 print PENGARUH VARIASI TEMPERATUR PADA PROSES PERLAKUAN PANAS BAJA AISI 304 TERHADAP LAJU KOROSI

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian 22 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alur Proses Penelitian Mulai Preparasi dan larutan Pengujian Polarisasi Potensiodinamik untuk mendapatkan kinetika korosi ( no. 1-7) Pengujian Exposure (Immersion) untuk

Lebih terperinci

PENGARUH TEGANGAN DALAM (INTERNAL STRESS) TERHADAP LAJU KOROSI PADA BAUT

PENGARUH TEGANGAN DALAM (INTERNAL STRESS) TERHADAP LAJU KOROSI PADA BAUT PENGARUH TEGANGAN DALAM (INTERNAL STRESS) TERHADAP LAJU KOROSI PADA BAUT Toto Rusianto Jurusan Teknik Mesin, FTI, IST AKPRIND Yogyakarta Email: totorusianto@yahoo.com ABSTRACT Stress Corrosion Craking

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH SALINITAS DAN TEMPERATUR AIR LAUT PADA WET UNDERWATER WELDING TERHADAP LAJU KOROSI

ANALISIS PENGARUH SALINITAS DAN TEMPERATUR AIR LAUT PADA WET UNDERWATER WELDING TERHADAP LAJU KOROSI JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, 1, (2013 ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print G-95 ANALISIS PENGARUH SALINITAS DAN TEMPERATUR AIR LAUT PADA WET UNDERWATER WELDING TERHADAP LAJU KOROSI Adrian Dwilaksono, Heri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penggunaan logam dalam perkembangan teknologi dan industri

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penggunaan logam dalam perkembangan teknologi dan industri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan logam dalam perkembangan teknologi dan industri sebagai salah satu material penunjang sangat besar peranannya, akan tetapi dalam kehidupan sehari-hari banyak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN ANALISIS 28 BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN ANALISIS 4.1 Kondisi Operasi Kondisi operasi dan informasi teknis dari sampel sesuai dengan data lapangan dapat dilihat pada Tabel 3.1, sedangkan posisi sample dapat dilihat

Lebih terperinci

BAB III PERALATAN DAN PROSEDUR PENGUJIAN

BAB III PERALATAN DAN PROSEDUR PENGUJIAN BAB III PERALATAN DAN PROSEDUR PENGUJIAN 3.1 PERANCANGAN ALAT PENGUJIAN Desain yang digunakan pada penelitian ini berupa alat sederhana. Alat yang di desain untuk mensirkulasikan fluida dari tanki penampungan

Lebih terperinci

STUDI KINERJA BEBERAPA RUST REMOVER

STUDI KINERJA BEBERAPA RUST REMOVER STUDI KINERJA BEBERAPA RUST REMOVER Ferry Budhi Susetyo Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Jakarta e-mail : fbudhi@unj.ac.id Abstrak Rust remover akan menghilangkan seluruh karat

Lebih terperinci

DESAIN PROSES LAS PENGURANG PELUANG TERJADINYA KOROSI. Abstrak

DESAIN PROSES LAS PENGURANG PELUANG TERJADINYA KOROSI. Abstrak Seminar Nasional Teknologi Terapan (SNTT) 2015-JTM Polinema 36 DESAIN PROSES LAS PENGURANG PELUANG TERJADINYA KOROSI 1 Muhammad Akhlis Rizza, 2 Agus Dani 1,2 Teknik Mesin Politeknik Negeri Malang, Jl.

Lebih terperinci

BAB III DATA DESAIN DAN HASIL INSPEKSI

BAB III DATA DESAIN DAN HASIL INSPEKSI BAB III DATA DESAIN DAN HASIL INSPEKSI III. 1 DATA DESAIN Data yang digunakan pada penelitian ini adalah merupakan data dari sebuah offshore platform yang terletak pada perairan Laut Jawa, di utara Propinsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Teknik Material dan Metalurgi FTI-ITS

BAB I PENDAHULUAN. Teknik Material dan Metalurgi FTI-ITS BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Baja (steel) adalah material yang paling banyak dan umum digunakan di dunia industri, hal ini karena baja memberikan keuntungan keuntungan yang banyak yaitu pembuatannya

Lebih terperinci

ANALISA LAJU KOROSI DUPLEX SS AWS 2205 DENGAN METODE WEIGHT LOSS

ANALISA LAJU KOROSI DUPLEX SS AWS 2205 DENGAN METODE WEIGHT LOSS ANALISA LAJU KOROSI DUPLEX SS AS 2205 DENGAN METODE EIGHT LOSS Minto Basuki 1, Abdul Aris acana Putra 1, Dzikri Hidayat 1 1 Jurusan Teknik Perkapalan Fakultas Teknologi Mineral dan Kelautan Institut Teknologi

Lebih terperinci

Analisis Perbandingan Laju Korosi Pelat ASTM A36 antara Pengelasan di Udara Terbuka dan Pengelasan Basah Bawah Air dengan Variasi Tebal Pelat

Analisis Perbandingan Laju Korosi Pelat ASTM A36 antara Pengelasan di Udara Terbuka dan Pengelasan Basah Bawah Air dengan Variasi Tebal Pelat JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) G-73 Analisis Perbandingan Pelat ASTM A36 antara di Udara Terbuka dan Basah Bawah Air dengan Variasi Tebal Pelat Yanek Fathur Rahman,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN komposisi tidak homogen akan memiliki perbedaan kelarutan dalam pembersihan, sehingga beberapa daerah ada yang lebih terlarut dibandingkan dengan daerah yang lainnya. Ketika oksida dihilangkan dari permukaan,

Lebih terperinci

STUDI PENGARUH VARIASI KUAT ARUS PENGELASAN PELAT AISI 444 MENGGUNAKAN ELEKTRODA AWS E316L

STUDI PENGARUH VARIASI KUAT ARUS PENGELASAN PELAT AISI 444 MENGGUNAKAN ELEKTRODA AWS E316L EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol 13 No. 1 Januari 2017; 10-14 STUDI PENGARUH VARIASI KUAT ARUS PENGELASAN PELAT AISI 444 MENGGUNAKAN ELEKTRODA AWS E316L Ojo Kurdi Departement Teknik Mesin, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETAHANAN KOROSI BAJA JIS S45C HASIL ELECTROPLATING NIKEL PADA APLIKASI MATERIAL CRYOGENIC

PENINGKATAN KETAHANAN KOROSI BAJA JIS S45C HASIL ELECTROPLATING NIKEL PADA APLIKASI MATERIAL CRYOGENIC PENINGKATAN KETAHANAN KOROSI BAJA JIS S45C HASIL ELECTROPLATING NIKEL PADA APLIKASI MATERIAL CRYOGENIC Mirza Pramudia 1 1 Fakultas Teknik, Universitas Trunojoyo, Madura Jl. Raya Telang, Po. Box 2 Kamal,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dapat dilakukan dalam teknik penyambungan logam misalnya

BAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dapat dilakukan dalam teknik penyambungan logam misalnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teknik penyambungan logam telah diketahui sejak dahulu kala. Sumber energi yang digunakan pada zaman dahulu diduga dihasilkan dari pembakaran kayu atau sampah. Karena

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI KONSENTRASI LARUTAN NaCl DENGAN KONSENTRASI 3,5%, 4% DAN 5% TERHADAP LAJU KOROSI ALUMINUM 5052

PENGARUH VARIASI KONSENTRASI LARUTAN NaCl DENGAN KONSENTRASI 3,5%, 4% DAN 5% TERHADAP LAJU KOROSI ALUMINUM 5052 TUGAS AKHIR PENGARUH VARIASI KONSENTRASI LARUTAN NaCl DENGAN KONSENTRASI 3,5%, 4% DAN 5% TERHADAP LAJU KOROSI ALUMINUM 5052 Disusun : HARI SUPRIYADI NIM : D 200 040 039 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

Pengukuran Laju Korosi Aluminum 1100 dan Baja 1020 dengan Metoda Pengurangan Berat Menggunakan Salt Spray Chamber

Pengukuran Laju Korosi Aluminum 1100 dan Baja 1020 dengan Metoda Pengurangan Berat Menggunakan Salt Spray Chamber TUGAS AKHIR Pengukuran Laju Korosi Aluminum 1100 dan Baja 1020 dengan Metoda Pengurangan Berat Menggunakan Salt Spray Chamber Disusun Oleh: FEBRIANTO ANGGAR WIBOWO NIM : D 200 040 066 JURUSAN TEKNIK MESIN

Lebih terperinci

BAB III PEMBUATAN ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA

BAB III PEMBUATAN ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA BAB III PEMBUATAN ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA Untuk mendapatkan koefisien gesek pada saluran pipa berpenampang persegi, nilai penurunan tekanan (pressure loss), kekasaran pipa dan beberapa variabel

Lebih terperinci

Semarang, 6 juli 2010 Penulis

Semarang, 6 juli 2010 Penulis v KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan karunianya penulis dapat menyelesaikan Tesis ini. Dalam penyusunan Tesis dengan judul Efektivitas Penggunaan

Lebih terperinci

Analisa Pengaruh Jenis Elektroda terhadap Laju Korosi pada Pengelasan Pipa API 5L Grade X65 dengan Media Korosi FeCl 3

Analisa Pengaruh Jenis Elektroda terhadap Laju Korosi pada Pengelasan Pipa API 5L Grade X65 dengan Media Korosi FeCl 3 JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1 (Sept. 2012) ISSN: 2301-9271 G-124 Analisa Pengaruh Jenis Elektroda terhadap Laju Korosi pada Pengelasan Pipa API 5L Grade X65 dengan Media Korosi FeCl 3 Gita Anggaretno,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN PERUMUSAN MASALAH. Bagaimana pengaruh interaksi antar korosi terhadap tegangan pada pipa?

PENDAHULUAN PERUMUSAN MASALAH. Bagaimana pengaruh interaksi antar korosi terhadap tegangan pada pipa? PENDAHULUAN Korosi yang menyerang sebuah pipa akan berbeda kedalaman dan ukurannya Jarak antara korosi satu dengan yang lain juga akan mempengaruhi kondisi pipa. Dibutuhkan analisa lebih lanjut mengenai

Lebih terperinci

PENGARUH RASIO DIAMETER TERHADAP KEDALAMAN PADA LAJU KOROSI BAJA KARBON SEDANG

PENGARUH RASIO DIAMETER TERHADAP KEDALAMAN PADA LAJU KOROSI BAJA KARBON SEDANG TUGAS AKHIR PENGARUH RASIO DIAMETER TERHADAP KEDALAMAN PADA LAJU KOROSI BAJA KARBON SEDANG Disusun Oleh: ADI PRABOWO D 200 040 049 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Lebih terperinci

Moch. Novian Dermantoro NRP Dosen Pembimbing Ir. Muchtar Karokaro, M.Sc. NIP

Moch. Novian Dermantoro NRP Dosen Pembimbing Ir. Muchtar Karokaro, M.Sc. NIP Pengaruh Variasi Bentuk dan Ukuran Scratch Polyethylene Wrap Terhadap Proteksi Katodik Anoda Tumbal Al-Alloy pada Baja AISI 1045 di Lingkungan Air Laut Moch. Novian Dermantoro NRP. 2708100080 Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah karena sifat-sifat dari logam jenis ini yang bervariasi, yaitu bahwa

BAB I PENDAHULUAN. adalah karena sifat-sifat dari logam jenis ini yang bervariasi, yaitu bahwa BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dewasa ini penggunaan baja semakin meningkat sebagai bahan industri. Hal ini sebagian ditentukan oleh nilai ekonominya, tetapi yang paling penting adalah karena sifat-sifat

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 52 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. DATA PENELITIAN 1. Material Penelitian a. Tipe Baja : A 516 Grade 70 Bentuk : Plat Tabel 7. Komposisi Kimia Baja A 516 Grade 70 Komposisi Kimia Persentase (%) C 0,1895 Si

Lebih terperinci

PENGARUH TEMPERATUR PADA COATING WRAPPING TAPE TERHADAP COATING BREAKDOWN

PENGARUH TEMPERATUR PADA COATING WRAPPING TAPE TERHADAP COATING BREAKDOWN PENGARUH TEMPERATUR PADA COATING WRAPPING TAPE TERHADAP COATING BREAKDOWN DAN CURRENT DENSITY PADA PIPA BAJA DALAM APLIKASI IMPRESSED CURRENT CATHODIC PROTECTION (ICCP) R.E.Dinar Rahmawati 1,a, Muhammad

Lebih terperinci

PENGARUH PUTARAN TERHADAP LAJU KEAUSAN Al-Si ALLOY MENGGUNAKAN METODE PIN ON DISK TEST

PENGARUH PUTARAN TERHADAP LAJU KEAUSAN Al-Si ALLOY MENGGUNAKAN METODE PIN ON DISK TEST PENGARUH PUTARAN TERHADAP LAJU KEAUSAN Al-Si ALLOY MENGGUNAKAN METODE PIN ON DISK TEST Ikwansyah Isranuri (1),Jamil (2),Suprianto (3) (1),(2),(3) Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik USU Jl. Almamater,

Lebih terperinci

Gambar 4.1 Penampang luar pipa elbow

Gambar 4.1 Penampang luar pipa elbow BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Latar Belakang Material Material yang digunakan pada penelitian ini merupakan material yang berasal dari pipa elbow pada pipa jalur buangan dari pompa-pompa pendingin

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Hasil Uji Korosi Dari pengujian yang telah dilakukan maka diperoleh hasil berupa data hasil perhitungan weight loss, laju korosi dan efisiensi inhibitor dalam Tabel

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Korosi dapat didefinisikan sebagai penurunan mutu suatu logam akibat reaksi elektrokimia dengan lingkungannya, yang melibatkan pergerakan ion logam ke dalam larutan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian (flow chat) Mulai Pengambilan Data Thi,Tho,Tci,Tco Pengolahan data, TLMTD Analisa Grafik Kesimpulan Selesai Gambar 3.1 Diagram alir penelitian

Lebih terperinci

ELEKTROKIMIA DAN KOROSI (Continued) Ramadoni Syahputra

ELEKTROKIMIA DAN KOROSI (Continued) Ramadoni Syahputra ELEKTROKIMIA DAN KOROSI (Continued) Ramadoni Syahputra 3.3 KOROSI Korosi dapat didefinisikan sebagai perusakan secara bertahap atau kehancuran atau memburuknya suatu logam yang disebabkan oleh reaksi kimia

Lebih terperinci

ANALISA LAJU KOROSI PENGARUH POST WELD HEAT TREATMENT TERHADAP UMUR PIPA PADA PIPA API 5L GRADE B

ANALISA LAJU KOROSI PENGARUH POST WELD HEAT TREATMENT TERHADAP UMUR PIPA PADA PIPA API 5L GRADE B ANALISA LAJU KOROSI PENGARUH POST WELD HEAT TREATMENT TERHADAP UMUR PIPA PADA PIPA API 5L GRADE B Oleh : Ikhsan Kholis *) ABSTRAK Jaringan perpipaan banyak digunakan dalam kegiatan eksplorasi minyak dan

Lebih terperinci

ANALISA KEGAGALAN PIPA BAJA TAHAN KARAT 316L DI BANGUNAN LEPAS PANTAI PANGKAH-GRESIK

ANALISA KEGAGALAN PIPA BAJA TAHAN KARAT 316L DI BANGUNAN LEPAS PANTAI PANGKAH-GRESIK ANALISA KEGAGALAN PIPA BAJA TAHAN KARAT 316L DI BANGUNAN LEPAS PANTAI PANGKAH-GRESIK SALMON PASKALIS SIHOMBING NRP 2709100068 Dosen Pembimbing: Dr. Hosta Ardhyananta S.T., M.Sc. NIP. 198012072005011004

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Identifikasi Masalah Identifikasi masalah dalam penelitian adalah parameter proses pengerjaan dalam pengelasan gesek sangatlah kurang terutama pada pemberian gaya pada

Lebih terperinci

Pengaruh Polutan Terhadap Karakteristik dan Laju Korosi Baja AISI 1045 dan Stainless Steel 304 di Lingkungan Muara Sungai

Pengaruh Polutan Terhadap Karakteristik dan Laju Korosi Baja AISI 1045 dan Stainless Steel 304 di Lingkungan Muara Sungai Pengaruh Polutan Terhadap Karakteristik dan Laju Korosi Baja AISI 1045 dan Stainless Steel 304 di Lingkungan Muara Sungai Muhammad Nanang Muhsinin 2708100060 Dosen Pembimbing Budi Agung Kurniawan, ST,

Lebih terperinci

PENGARUH TEGANGAN DAN KONSENTRASI NaCl TERHADAP KOROSI RETAK TEGANG PADA BAJA DARI SPONS BIJIH LATERIT SKRIPSI

PENGARUH TEGANGAN DAN KONSENTRASI NaCl TERHADAP KOROSI RETAK TEGANG PADA BAJA DARI SPONS BIJIH LATERIT SKRIPSI PENGARUH TEGANGAN DAN KONSENTRASI NaCl TERHADAP KOROSI RETAK TEGANG PADA BAJA DARI SPONS BIJIH LATERIT SKRIPSI Oleh BUDI SETIAWAN 04 03 04 015 8 DEPARTEMEN METALURGI DAN MATERIAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Presentation Title PENGARUH KOMPOSISI PHENOLIC EPOXY TERHADAP KARAKTERISTIK COATING PADA APLIKASI PIPA OVERHEAD DEBUTANIZER TUGAS AKHIR MM091381

Presentation Title PENGARUH KOMPOSISI PHENOLIC EPOXY TERHADAP KARAKTERISTIK COATING PADA APLIKASI PIPA OVERHEAD DEBUTANIZER TUGAS AKHIR MM091381 TUGAS AKHIR MM091381 PENGARUH KOMPOSISI PHENOLIC EPOXY TERHADAP KARAKTERISTIK COATING PADA APLIKASI PIPA OVERHEAD DEBUTANIZER Oleh : Diego Pramanta Harvianto 2708100020 Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Ir.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Pengaruh pengelasan..., RR. Reni Indraswari, FT UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Pengaruh pengelasan..., RR. Reni Indraswari, FT UI, 2010. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Baja tahan karat Austenitic stainless steel (seri 300) merupakan kelompok material teknik yang sangat penting yang telah digunakan luas dalam berbagai lingkungan industri,

Lebih terperinci

Studi Eksperimen Pengaruh Durasi Gesek, Tekanan Gesek Dan Tekanan Tempa Pengelasan Gesek (FW) Terhadap Kekuatan Tarik dan Impact Pada Baja Aisi 1045

Studi Eksperimen Pengaruh Durasi Gesek, Tekanan Gesek Dan Tekanan Tempa Pengelasan Gesek (FW) Terhadap Kekuatan Tarik dan Impact Pada Baja Aisi 1045 Studi Eksperimen Pengaruh Durasi Gesek, Tekanan Gesek Dan Tekanan Tempa Pengelasan Gesek (FW) Terhadap Kekuatan Tarik dan Impact Pada Baja Aisi 1045 Hari Subiyanto 1,*, Subowo 1, Gathot DW 1, Syamsul Hadi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisa Laju Korosi Stainless Steel AISI 304 Pengujian terhadap impeller dengan material baja tahan karat AISI 304 dengan media limbah pertambangan batu bara di BATAN Puspitek

Lebih terperinci

Analisa Sifat Mekanik Hasil Pengelasan GMAW Baja SS400 Studi Kasus di PT INKA Madiun

Analisa Sifat Mekanik Hasil Pengelasan GMAW Baja SS400 Studi Kasus di PT INKA Madiun Analisa Sifat Mekanik Hasil Pengelasan GMAW Baja SS400 Studi Kasus di PT INKA Madiun LATAR BELAKANG LATAR BELAKANG Baja SS 400 sebagai baja karbon rendah Dapat dilakukan proses pengelasan dengan metode

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Data

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Data BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Penelitian ini merupakan eksperimen untuk mengetahui pengaruh temperatur media pendingin pasca pengelasan terhadap laju korosi dan struktur mikro.

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN Mesin pemanen udang dan ikan memang telah ada dibuat dengan tujuan untuk meninggkatkan efisiensi dan efektivitas pemanenan namun masih memiliki kendala, yaitu tingkat kecacatan

Lebih terperinci

Pengaruh Variasi Arus dan Jenis Elektrode pada Pengelasan Smaw Terhadap Sifat Mekanik Baja Karbon

Pengaruh Variasi Arus dan Jenis Elektrode pada Pengelasan Smaw Terhadap Sifat Mekanik Baja Karbon Jurnal Ilmiah Teknik Mesin CakraM Vol. 3 No.2. Oktober 2009 (144-149) Pengaruh Variasi Arus dan Jenis Elektrode pada Pengelasan Smaw Terhadap Sifat Mekanik Baja Karbon I Made Gatot Karohika Jurusan Teknik

Lebih terperinci

ANALISIS LAJU KOROSI PADA BAJA KARBON DENGAN MENGGUNAKAN AIR LAUT DAN H 2 SO 4

ANALISIS LAJU KOROSI PADA BAJA KARBON DENGAN MENGGUNAKAN AIR LAUT DAN H 2 SO 4 ANALISIS LAJU KOROSI PADA BAJA KARBON DENGAN MENGGUNAKAN AIR LAUT DAN H 2 SO 4 Kevin J. Pattireuw, Fentje A. Rauf, Romels Lumintang. Teknik Mesin, Universitas Sam Ratulangi Manado 2013 ABSTRACT In this

Lebih terperinci

ANALISIS KOROSI DAN EROSI DI DALAM PIPA PDAM SEMARANG

ANALISIS KOROSI DAN EROSI DI DALAM PIPA PDAM SEMARANG ANALISIS KOROSI DAN EROSI DI DALAM PIPA PDAM SEMARANG *Wahyu Sulistyono 1, Athanasius Priharyoto Bayuseno 2 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro 2 Dosen Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. panas yang dihasilkan dari tahanan arus listrik. Spot welding banyak

BAB I PENDAHULUAN. panas yang dihasilkan dari tahanan arus listrik. Spot welding banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Resistance Spot welding adalah salah satu jenis metode pengelasan dimana dua plat atau lebih disambungkan menggunakan panas yang dihasilkan dari tahanan arus listrik.

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI VOLUME TABUNG TEKAN TERHADAP EFISIENSI PADA POMPA HIDRAM

PENGARUH VARIASI VOLUME TABUNG TEKAN TERHADAP EFISIENSI PADA POMPA HIDRAM NASKAH PUBLIKASI PENGARUH VARIASI VOLUME TABUNG TEKAN TERHADAP EFISIENSI PADA POMPA HIDRAM Naskah Publikasi ini disusun guna memenuhi Tugas Akhir pada Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

1 BAB IV DATA PENELITIAN

1 BAB IV DATA PENELITIAN 47 1 BAB IV DATA PENELITIAN 4.1 Pengumpulan Data Dan Informasi Awal 4.1.1 Data Operasional Berkaitan dengan data awal dan informasi mengenai pipa ini, maka didapat beberapa data teknis mengenai line pipe

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sampah. Karena suhu yang diperoleh dengan pembakaran tadi sangat rendah maka

I. PENDAHULUAN. sampah. Karena suhu yang diperoleh dengan pembakaran tadi sangat rendah maka I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teknik penyambungan logam telah diketahui sejak dahulu kala. Sumber energi yang digunakan pada zaman dahulu diduga dihasilkan dari pembakaran kayu atau sampah. Karena suhu

Lebih terperinci

KAJIAN EKSPERIMEN COOLING WATER DENGAN SISTEM FAN

KAJIAN EKSPERIMEN COOLING WATER DENGAN SISTEM FAN KAJIAN EKSPERIMEN COOLING WATER DENGAN SISTEM FAN Nama : Arief Wibowo NPM : 21411117 Jurusan : Teknik Mesin Fakultas : Teknologi Industri Pembimbing : Dr. Rr. Sri Poernomo Sari, ST., MT. Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisis Laju Korosi Baja Karbon Pengujian analisis dilakukan untuk mengetahui prilaku korosi dan laju korosi baja karbon dalam suatu larutan. Pengujian ini dilakukan dengan

Lebih terperinci

Pengaruh Lingkungan Terhadap Efisiensi Inhibisi Asam Askorbat (Vitamin C) pada Laju Korosi Tembaga

Pengaruh Lingkungan Terhadap Efisiensi Inhibisi Asam Askorbat (Vitamin C) pada Laju Korosi Tembaga JURNAL TEKNIK MESIN Vol. 1, No. 2, Oktober 1999 : 100-107 Pengaruh Lingkungan Terhadap Efisiensi Inhibisi Asam Askorbat (Vitamin C) pada Laju Korosi Tembaga Soejono Tjitro, Juliana Anggono Dosen Fakultas

Lebih terperinci

BAB III PEMBUATAN ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA

BAB III PEMBUATAN ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA BAB III PEMBUATAN ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA Untuk mendapatkan koefisien gesek dari saluran pipa berpenampang persegi, nilai penurunan tekanan (pressure loss), kekasaran pipa dan beberapa variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai. Pemilihan tempat penyinaran. Mempersiapkan spesimen. Penyinaran spesimen. Pencatatan data untuk parameter lingkungan

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai. Pemilihan tempat penyinaran. Mempersiapkan spesimen. Penyinaran spesimen. Pencatatan data untuk parameter lingkungan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Pada penelitian ini langkah-langkah penelitian mengacu pada diagram alir pada Gambar 3.1 berikut: Mulai Pemilihan tempat penyinaran Mempersiapkan spesimen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah sebagai media atau alat pemotongan (Yustinus Edward, 2005). Kelebihan

BAB I PENDAHULUAN. adalah sebagai media atau alat pemotongan (Yustinus Edward, 2005). Kelebihan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teknik penyambungan logam telah diketahui sejak dahulu kala. Sumber energi yang digunakan pada zaman dahulu diduga dihasilkan dari pembakaran kayu atau sampah. Karena

Lebih terperinci

BAB I PEDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pipa merupakan salah satu kebutuhan yang di gunakan untuk

BAB I PEDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pipa merupakan salah satu kebutuhan yang di gunakan untuk BAB I PEDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pipa merupakan salah satu kebutuhan yang di gunakan untuk mendistribusikan aliran fluida dari suatu tempat ketempat yang lain. Berbagi jenis pipa saat ini sudah beredar

Lebih terperinci

ANALISIS PROSES TEMPERING PADA BAJA DENGAN KANDUNGAN KARBON 0,46% HASILSPRAY QUENCH

ANALISIS PROSES TEMPERING PADA BAJA DENGAN KANDUNGAN KARBON 0,46% HASILSPRAY QUENCH ANALISIS PROSES TEMPERING PADA BAJA DENGAN KANDUNGAN KARBON 0,46% HASILSPRAY QUENCH Sumidi, Helmy Purwanto 1, S.M. Bondan Respati 2 Program StudiTeknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang

Lebih terperinci

PENGARUH PROSES TEMPERING PADA HASIL PENGELASAN BAJA TERHADAP MECHANICAL PROPPERTIES DAN SIFAT KOROSI

PENGARUH PROSES TEMPERING PADA HASIL PENGELASAN BAJA TERHADAP MECHANICAL PROPPERTIES DAN SIFAT KOROSI PENGARUH PROSES TEMPERING PADA HASIL PENGELASAN BAJA 516-70 TERHADAP MECHANICAL PROPPERTIES DAN SIFAT KOROSI Material baja karbon A 516 yang telah diklasi klasifikasikan : American Society For Testing

Lebih terperinci

PENGUJIAN PENGARUH VARIASI HEAD SUPPLY DAN PANJANG LANGKAH KATUP LIMBAH TERHADAP UNJUK KERJA POMPA HIDRAM

PENGUJIAN PENGARUH VARIASI HEAD SUPPLY DAN PANJANG LANGKAH KATUP LIMBAH TERHADAP UNJUK KERJA POMPA HIDRAM PENGUJIAN PENGARUH VARIASI HEAD SUPPLY DAN PANJANG LANGKAH KATUP LIMBAH TERHADAP UNJUK KERJA POMPA HIDRAM Franciscus Manuel Sitompul 1,Mulfi Hazwi 2 Email:manuel_fransiskus@yahoo.co.id 1,2, Departemen

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Cooling Rate pada Material ASTM A36 Akibat Kebakaran Kapal Terhadap Nilai Kekuatan, Kekerasan dan Struktur Mikronya

Analisis Pengaruh Cooling Rate pada Material ASTM A36 Akibat Kebakaran Kapal Terhadap Nilai Kekuatan, Kekerasan dan Struktur Mikronya JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) G-42 Analisis Pengaruh Cooling Rate pada Material ASTM A36 Akibat Kebakaran Kapal Terhadap Nilai Kekuatan, Kekerasan dan Struktur

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen,

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen, dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh suhu tempering terhadap sifat mekanik baja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dalam proses pembuatan komponen-komponen atau peralatan-peralatan permesinan dan industri, dibutuhkan material dengan sifat yang tinggi maupun ketahanan korosi yang

Lebih terperinci

ANALISIS STRUKTUR MIKRO CORAN PENGENCANG MEMBRAN PADA ALAT MUSIK DRUM PADUAN ALUMINIUM DENGAN CETAKAN LOGAM

ANALISIS STRUKTUR MIKRO CORAN PENGENCANG MEMBRAN PADA ALAT MUSIK DRUM PADUAN ALUMINIUM DENGAN CETAKAN LOGAM ANALISIS STRUKTUR MIKRO CORAN PENGENCANG MEMBRAN PADA ALAT MUSIK DRUM PADUAN ALUMINIUM DENGAN CETAKAN LOGAM Indreswari Suroso 1) 1) Program Studi Aeronautika, Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan, Yogyakarta

Lebih terperinci

PENGARUH PERLAKUAN ANIL TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO PADA SAMBUNGAN LAS PIPA BAJA Z 2201

PENGARUH PERLAKUAN ANIL TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO PADA SAMBUNGAN LAS PIPA BAJA Z 2201 PENGARUH PERLAKUAN ANIL TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO PADA SAMBUNGAN LAS PIPA BAJA Z 2201 Heru Danarbroto 1*, A.P.Bayu Seno 2, Gunawan Dwi Haryadi 2, Seon Jin Kim 3 1 Jurusan Teknik Mesin,

Lebih terperinci

Fe Fe e - (5.1) 2H + + 2e - H 2 (5.2) BAB V PEMBAHASAN

Fe Fe e - (5.1) 2H + + 2e - H 2 (5.2) BAB V PEMBAHASAN 63 BAB V PEMBAHASAN 5. 1. KETAHANAN KOROSI SUS 316L 5.1.1 Uji Celup SUS 316L Baja tahan karat mendapatkan ketahanan korosi hasil dari terbentuknya lapisan pasif pada permukaan logam. Lapisan pasif adalah

Lebih terperinci

Tugas Akhir. Studi Corrosion Fatigue Pada Sambungan Las SMAW Baja API 5L Grade X65 Dengan Variasi Waktu Pencelupan Dalam Larutan HCl

Tugas Akhir. Studi Corrosion Fatigue Pada Sambungan Las SMAW Baja API 5L Grade X65 Dengan Variasi Waktu Pencelupan Dalam Larutan HCl Tugas Akhir Studi Corrosion Fatigue Pada Sambungan Las SMAW Baja API 5L Grade X65 Dengan Variasi Waktu Pencelupan Dalam Larutan HCl Oleh : Wishnu Wardhana 4305 100 024 Dosen Pembimbing: Murdjito, M.Sc.

Lebih terperinci

Karakterisasi Material Sprocket

Karakterisasi Material Sprocket BAB IV DATA DAN ANALISA 4.1 Pengamatan Metalografi 4.1.1 Pengamatan Struktur Makro Pengujian ini untuk melihat secara keseluruhan objek yang akan dimetalografi, agar diketahui kondisi benda uji sebelum

Lebih terperinci

BAB IV DATA HASIL PENELITIAN

BAB IV DATA HASIL PENELITIAN BAB IV DATA HASIL PENELITIAN 4.1. PENGAMATAN VISUAL bab ini. Data hasil proses anodisasi dengan variabel pada penelitian ini terurai pada Gambar 4.1. Foto permukaan sampel sebelum dianodisasi (a) (b) (c)

Lebih terperinci

Laju Korosi Sea Chest Grate Galvanis Terhadap Variasi Waktu Dan Salinitas Air Laut

Laju Korosi Sea Chest Grate Galvanis Terhadap Variasi Waktu Dan Salinitas Air Laut Laju Korosi Sea Chest Grate Galvanis Terhadap Variasi Waktu Dan Salinitas Air Laut LAJU KOROSI SEA CHEST GRATE GALVANIS TERHADAP VARIASI WAKTU DAN SALINITAS AIR LAUT Bary Juang Sulaiman Putra Hidayat S1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengelasan adalah suatu proses penggabungan antara dua. logam atau lebih yang menggunakan energi panas.

BAB I PENDAHULUAN. Pengelasan adalah suatu proses penggabungan antara dua. logam atau lebih yang menggunakan energi panas. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengelasan adalah suatu proses penggabungan antara dua logam atau lebih yang menggunakan energi panas. Teknologi pengelasan tidak hanya digunakan untuk memproduksi

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH VARIASI TREATMENT PADA PROSES PENGELASAN SMAW TERHADAP PERBAIKAN KUALITAS BAJA

ANALISA PENGARUH VARIASI TREATMENT PADA PROSES PENGELASAN SMAW TERHADAP PERBAIKAN KUALITAS BAJA ANALISA PENGARUH VARIASI TREATMENT PADA PROSES PENGELASAN SMAW TERHADAP PERBAIKAN KUALITAS BAJA Febi Rahmadianto. 1) 1) Teknik Mesin, Institut Teknologi Nasional Malang Jl. Bendungan Sigura-gura 2 Malang

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print) G-292

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print) G-292 JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) G-292 Studi Eksperimen Pengaruh Variasi Inhibitor dan Konsentrasi Inhibitor terhadap Laju Korosi dan Penentuan Efisiensi Inhibisi

Lebih terperinci

STUDI PELAPISAN NIKEL DEKORATIF DENGAN MENGGUNAKAN BAHAN PENGKILAT NATRIUM KLORIDA UNTUK HOME INDUSTRY KERAJINAN LOGAM

STUDI PELAPISAN NIKEL DEKORATIF DENGAN MENGGUNAKAN BAHAN PENGKILAT NATRIUM KLORIDA UNTUK HOME INDUSTRY KERAJINAN LOGAM STUDI PELAPISAN NIKEL DEKORATIF DENGAN MENGGUNAKAN BAHAN PENGKILAT NATRIUM KLORIDA UNTUK HOME INDUSTRY KERAJINAN LOGAM Bambang Darmawan 1), Asep Setiadi 2), Ega Tqwali 3), 1,2,3) Dosen Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Error! Bookmark not defined.

DAFTAR ISI Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI Halaman Judul... i Lembar Pengesahan Dosen Pembimbing... ii Lembar Pengesahan Dosen Penguji... Error! Bookmark not defined. persembahan... iv Halaman Motto... v Kata Pengantar... vi Abstrak...

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Penelitian terhadap las gesek telah banyak dilakukan. Beberapa penelitian tentang parameter kekuatan tarik, kekerasan permukaan dan struktur

Lebih terperinci

STUDI DEGRADASI MATERIAL PIPA JENIS BAJA ASTM A53 AKIBAT KOMBINASI TEGANGAN DAN MEDIA KOROSIF AIR LAUT IN-SITU DENGAN METODE PENGUJIAN C-RING

STUDI DEGRADASI MATERIAL PIPA JENIS BAJA ASTM A53 AKIBAT KOMBINASI TEGANGAN DAN MEDIA KOROSIF AIR LAUT IN-SITU DENGAN METODE PENGUJIAN C-RING PROS ID ING 2 0 11 HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK STUDI DEGRADASI MATERIAL PIPA JENIS BAJA ASTM A53 AKIBAT KOMBINASI TEGANGAN DAN MEDIA KOROSIF AIR LAUT IN-SITU DENGAN METODE PENGUJIAN C-RING Jurusan

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: ( Print) F-56

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: ( Print) F-56 JURNAL TEKNIK ITS Vol., No., () ISSN: -9 (-9 Print) F- Pengaruh Variasi Goresan Lapis Lindung dan Variasi ph Tanah terhadap Arus Proteksi Sistem Impressed Current Cathodic Protection (ICCP) pada Pipa API

Lebih terperinci

Pengujian Impak (Hentakan) Pengujian Metalografi Pengujian Korosi Parameter pada Lambung Kapal...

Pengujian Impak (Hentakan) Pengujian Metalografi Pengujian Korosi Parameter pada Lambung Kapal... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING... ii LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PENGUJI... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... iv HALAMAN MOTTO... v KATA PENGANTAR... vi ABSTRAK... viii ABSTRACT...

Lebih terperinci

Pengaruh Diameter Gelembung Hidrogen Terhadap Penurunan Tekanan (Pressure Drop) Pada Saluran Tertutup Segi-Empat

Pengaruh Diameter Gelembung Hidrogen Terhadap Penurunan Tekanan (Pressure Drop) Pada Saluran Tertutup Segi-Empat Pengaruh Diameter Gelembung Hidrogen Terhadap Penurunan Tekanan (Pressure Drop) Pada Saluran Tertutup Segi-Empat Rachmat Subagyo 1, I.N.G. Wardana 2, Agung S.W 2., Eko Siswanto 2 1 Mahasiswa Program Doktor

Lebih terperinci

Penentuan Laju Korosi pada Suatu Material

Penentuan Laju Korosi pada Suatu Material Penentuan Laju Korosi pada Suatu Material Sarasati Istiqomah (0823320), Vina Puji Lestari (08233006), Imroatul Maghfioh (0823325), Ihfadni Nazwa (0823326), Faridhatul Khasanah (0823334), Darmawan (0823339),

Lebih terperinci

4.1 ANALISA PENGUJIAN KEKERASAN MATERIAL

4.1 ANALISA PENGUJIAN KEKERASAN MATERIAL xxxiii BAB IV ANALISA 4.1 ANALISA PENGUJIAN KEKERASAN MATERIAL Dari pengujian kekerasan material dapat disimpulkan bahwa nilai kekerasan material master block, wing valve dan loop spool berada dalam rentang

Lebih terperinci

PENGARUH Cu PADA PADUAN Al-Si-Cu TERHADAP PEMBENTUKAN STRUKTUR KOLUMNAR PADA PEMBEKUAN SEARAH

PENGARUH Cu PADA PADUAN Al-Si-Cu TERHADAP PEMBENTUKAN STRUKTUR KOLUMNAR PADA PEMBEKUAN SEARAH C.6 PENGARUH Cu PADA PADUAN Al-Si-Cu TERHADAP PEMBENTUKAN STRUKTUR KOLUMNAR PADA PEMBEKUAN SEARAH Agus Dwi Iskandar *1, Suyitno 1, Muhamad 2 1 Jurusan Teknik Mesin dan Industri, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI KONSENTRASI LARUTAN NaCl DENGAN KONSENTRASI 3,5%, 4% DAN 5% TERHADAP LAJU KOROSI BAJA KARBON SEDANG

PENGARUH VARIASI KONSENTRASI LARUTAN NaCl DENGAN KONSENTRASI 3,5%, 4% DAN 5% TERHADAP LAJU KOROSI BAJA KARBON SEDANG TUGAS AKHIR PENGARUH VARIASI KONSENTRASI LARUTAN NaCl DENGAN KONSENTRASI 3,5%, 4% DAN 5% TERHADAP LAJU KOROSI BAJA KARBON SEDANG Disusun : RULENDRO PRASETYO NIM : D 200 040 074 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS

Lebih terperinci

Gambar 3-15 Selang output Gambar 3-16 Skema penelitian dengan sudut pipa masuk Gambar 3-17 Skema penelitian dengan sudut pipa masuk

Gambar 3-15 Selang output Gambar 3-16 Skema penelitian dengan sudut pipa masuk Gambar 3-17 Skema penelitian dengan sudut pipa masuk DAFTAR ISI Halaman Judul... i Lembar Pengesahan Dosen Pembimbing... ii Lembar Pengesahan Dosen Penguji... iii Halaman Persembahan... iv Halaman Motto... v Kata Pengantar... vi Abstrak... ix Abstract...

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL ke8tahun 2013 : RekayasaTeknologiIndustridanInformasi

SEMINAR NASIONAL ke8tahun 2013 : RekayasaTeknologiIndustridanInformasi ANALISIS KEKASARAN PERMUKAAN RATA-RATA DINDING BAGIAN DALAM PIPA GALVANIZED IRON PIPE (GIP) DIAMETER NOMINAL 1 INCHI DENGAN FLUIDA KERJA AIR BERSIH Yohanes Agus Jayatun Jurusan Teknik Mesin, Sekolah Tinggi

Lebih terperinci

ANALISA KERUSAKAN PADA ATAP ZINCOATING DI LINGKUNGAN ATMOSFER INDUSTRI

ANALISA KERUSAKAN PADA ATAP ZINCOATING DI LINGKUNGAN ATMOSFER INDUSTRI ANALISA KERUSAKAN PADA ATAP ZINCOATING DI LINGKUNGAN ATMOSFER INDUSTRI Moch. Syaiful Anwar, Cahya Sutowo, Andika Widya Pramono, Budi Priyono, Ronald Nasoetion Pusat Penelitian Metalurgi LIPI Kawasan Puspiptek

Lebih terperinci

ANALISIS STRESS CORROSION CRACKING LOGAM TEMBAGA DENGAN METODE U-BEND PADA MEDIA KOROSI NH4OH 1M

ANALISIS STRESS CORROSION CRACKING LOGAM TEMBAGA DENGAN METODE U-BEND PADA MEDIA KOROSI NH4OH 1M ANALISIS STRESS CORROSION CRACKING LOGAM TEMBAGA DENGAN METODE U-BEND PADA MEDIA KOROSI NH4OH 1M *Ardia Wanandi Suwarno 1, Athanasius Priharyoto Bayuseno 2 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Peralatan 3.1.1 Instalasi Alat Uji Alat uji head statis pompa terdiri 1 buah pompa, tangki bertekanan, katup katup beserta alat ukur seperti skema pada gambar 3.1 : Gambar

Lebih terperinci

BAB IV DATA DAN ANALISA

BAB IV DATA DAN ANALISA BAB IV DATA DAN ANALISA Pengelasan plug welding pada material tak sejenis antara logam tak sejenis antara baja tahan karat 304L dan baja karbon SS400 dilakukan untuk mengetahui pengaruh arus pengelasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya perubahan metalurgi yaitu pada struktur mikro, sehingga. ketahanan terhadap laju korosi dari hasil pengelasan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya perubahan metalurgi yaitu pada struktur mikro, sehingga. ketahanan terhadap laju korosi dari hasil pengelasan tersebut. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengelasan merupakan proses penyambungan setempat dari logam dengan menggunakan energi panas. Akibat panas maka logam di sekitar lasan akan mengalami siklus termal

Lebih terperinci

Analisis Struktur Mikro Baja Tulangan Karbon Sedang

Analisis Struktur Mikro Baja Tulangan Karbon Sedang Analisis Struktur Mikro Baja Tulangan Karbon Sedang Tio Gefien Imami Program Studi Teknik Metalurgi, Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan, Institut Teknologi Bandung, Jalan Ganesa 10 Bandung 40132,

Lebih terperinci