EPISTIMOLOGI, ONTOLOGI, AKSIOLOGI, PENGETAHUAN MISTIK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "EPISTIMOLOGI, ONTOLOGI, AKSIOLOGI, PENGETAHUAN MISTIK"

Transkripsi

1 EPISTIMOLOGI, ONTOLOGI, AKSIOLOGI, PENGETAHUAN MISTIK Filsafat adalah studi tentang seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran manusia secara kritis dan dijabarkan dalam konsep mendasar. Filsafat tidak didalami dengan melakukan eksperimen-eksperimen dan percobaan-percobaan, tetapi dengan mengutarakan masalah secara persis, mencari solusi untuk itu, memberikan argumentasi dan alasan yang tepat untuk solusi tertentu. Akhir dari proses-proses itu dimasukkan ke dalam sebuah proses dialektika. Untuk studi filsafat, mutlak diperlukan logika berpikir dan logika bahasa. Logika merupakan sebuah ilmu yang sama-sama dipelajari dalam matematika dan filsafat. Hal itu membuat filsafat menjadi sebuah ilmu yang pada sisi-sisi tertentu berciri eksak di samping nuansa khas filsafat, yaitu spekulasi, keraguan, rasa penasaran dan ketertarikan. Dalam filsafat itu sendiri kita perlu mengenal tentang pengetahuan mistik. Mistik adalah sebuah pengetahuan yang tidak rasional meskipun pada kenyataannya dapat menimbulkan objek yang empiris, dimana mistik ini didalam kehidupan masyarakat sangat melekat sekali terutama pada masyarakat yang masih primitif, yang kini juga banyak di anut oleh sebagian besar masyarakat modern. Hingga kehidupan mistik membudaya baik kalangan keagamaan maupun umum, yang akhirnya membentuklah sebuah keyakinan adanya kekuatan yang ada pada diri luar manusia. Dengan sifat keingintahuan itulah sehingga para kalangan yang ahli membentuk teknik-teknik tertentu sebagai alat terwujudnya pencapaian sesuatu. Dikalangan masyarakat, mistik dijadikan media untuk menyelesaikan masalah karena didalam mistik itu sendiri ada muatan-muatan kekuatan (magis) yang ampuh untuk dijadikan jalan keluar. Kadang kala ketentraman jiwa tidak bisa hanya dicapai dengan materi saja, karena banyaknya problem yang dihadapi manusia, sehingga menyebabkan manusia mempunyai Qolbu yang tidak sehat, dengan jalan mistiklah manusia dapat menemukan ketentraman didalam hidupnya melalui pendekatan kepada Tuhan. Bagaimanapun mistik tidak lepas dari nilai karena pada kenyataannya mistik itu sendiri dapat digunakan dengan halhal yang menyimpang dari agama dan norma-norma sosial, untuk mengetahui mistik itu menyimpang atau tidak kita dapat membedakan mistik dalam magis putih dan hitam. Berangkat dari hal tersebut diatas maka dibuatlah tugas mengenai Pengetahuan Mistik ini untuk membahas lebih dalam mengenai mistik itu sendiri. Selain juga karena makalah ini merupakan salah satu kewajiban yang harus dipenuhi dalam mata kuliah Filsafat Ilmu dari jurusan Pendidikan Bahasa Inggris. 2.1 Pengertian Mistik Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, mistik mempunyai arti: a. Subsistem yang ada dihampir semua agama dan sistem religi untuk memenuhi hasrat manusia mengalami dan merasakan emosi bersatu dengan Tuhan, tasawuf, suluk. b. Hal gaib yang tidak terjangkau dengan akal manusia biasa. Menurut asal katanya, kata mistik berasal dari bahasa Yunani mystikos yang artinya rahasia (geheim), serba rahasia (geheimzinning), tersembunyi (verborgen), gelap (donker), atau terselubung dalam kekelaman (in het duister gehuld). Berdasarkan arti tersebut mistik sebagai sebuah paham yaitu paham mistik atau mistisisme, merupakan paham yang memberikan ajaran yang serba mistis (misal ajarannya berbentuk rahasia atau ajarannya serba rahasia, tersembunyi, gelap atau terselubung dalam kekelaman) sehingga hanya dikenal, diketahui atau dipahami oleh orang-orang tertentu saja, terutama sekali bagi penganutnya. Mistik adalah pengetahuan yang tidak rasional, ini pengertian yang umum. Adapun pengertian mistik dikaitkan dengan agama ialah pengetahuan ajaran atau 1

2 keyakinan tentang tuhan yang diperoleh melalui meditasi atau spiritual, bebas dari ketergantungan pada indera dan rasio (A.S. Hornby, A Leaner s Dictionary of Current English, 1957 : 828). 2.2 Ajaran dan Sumber Mistik 1. Subyektif Selain serba mistis, ajarannya juga serba subyektif tidak obyektif. Tidak ada pedoman dasar yang universal dan yang otentik. Bersumber dari pribadi tokoh utamanya sehingga paham mistik itu tidak sama satu sama lain meski tentang hal yang sama. Sehingga pembahasan dan pengalaman ajarannya tidak mungkin dikendalikan atau dikontrol dalam arti yang semestinya. Biasanya tokohnya sangat dimuliakan, diagungkan bahkan diberhalakan (dimitoskan, dikultuskan) oleh penganutnya karena dianggap memiliki keistimewaan pribadi yang disebut kharisma. Anggapan adanya keistimewaan ini dapat disebabkan oleh: 1. Pernah melakukan kegiatan yang istimewa. 2. Pernah mengatasi kesulitan, penderitaan, bencana atau bahaya yang mengancam dirinya apalagi masyarakat umum. 3. Masih keturunan atau ada hubungan darah, bekas murid atau kawan dengan atau dari orang yang memiliki kharisma. 4. Pernah meramalkan dengan tepat suatu kejadian besar atau penting. Sedangkan bagaimana sang tokoh itu menerima ajaran atau pengertian tentang paham yang diajarkannya itu biasanya melalui petualangan batin, pengasingan diri, bertapa, bersemedi, bermeditasi, mengheningkan cipta dll dalam bentuk ekstase, vision, inspirasi dll. Jadi ajarannya diperoleh melalui pengalaman pribadi tokoh itu sendiri dan penerimaannya itu tidak mungkin dibuktikannya sendiri kepada orang lain. Dengan demikian penerimaan ajarannya hampir-hampir hanya berdasarkan kepercayaan belaka, bukan pemikiran. Maka dari itulah di antara kita ada yang menyebutnya paham, ajaran kepercayaan atau aliran kepercayaan (geloofsleer). Mengingat pengajarannya tidak mungkin dikendalikan dalam arti semestinya, maka paham mistik mudah memunculkan cabang baru menjadi aliran-aliran baru sesuai penafsiran masing-masing tokohnya. Atau juga sebaliknya mudah timbul penggabungan atau percampuran ajaran paham-paham yang telah ada sebelumnya. Karena serba mistik maka paham mistik atau kelompok penganut paham mistik tidak terlalu sulit digunakan oleh orang-orang yang ada tujuan tertentu dan yang perlu dirahasiakan karena menyalahi atau bertentangan dengan opini umum atau hukum yang berlaku sebagai tempat sembunyi. 2. Abstrak dan Spekulatif Materinya serba abstrak artinya tidak konkrit, misal tentang Tuhan (paham mistik ketuhanan), tentang keruhanian atau kejiwaan, alam di balik alam dunia dan lainlain (paham mistik non-keagamaan). Dengan demikian pembicaraannya serba spekulatif, yaitu serba menduga-duga, mencari-cari, memungkin-mungkinkan dan lainlain (tidak komputatif). Pembicaraannya serba berpanjang-panjang, serba berlebihlebihan dalam arti melebihi kewajaran atau melebihi pengetahuan dan pengertiannya sendiri (meski sudah mengakui tidak tahu, masih mencoba memungkin-mungkinkan). Oleh karena itu di kalangan penganut paham mistik tidak dikenal pembahasan disiplin mengenai ajarannya sebagaimana yang berlaku dalam diskusi atau munaqasyah. 2.3 Ontologi Pengetahuan Mistik 2

3 1. Hakikat Pengetahuan Mistik Pengetahuan mistik adalah pengetahuan yang tidak dapat di pahami rasio, maksudnya, hubungan sebab akibat yang terjadi tidak dapat di pahami rasio. Di dalam Islam, yang termasuk pengetahuan mistik adalah pengetahuan yang di peroleh melalui jalan tasawuf atau pengetahuan mistik yang memang tidak di peroleh melalui indera atau jalan rasio. Pengetahuan mistik juga disebut pengetahuan yang supra-rasional tetapi kadang-kadang memiliki bukti empiris. Pengetahuan mistik juga sering disebut dengan pengetahuan metafisika yang artinya cabang filsafat yang membicarakan hal-hal yang berada di belakang gejalagejala yang nyata. Metafisika itu sendiri berasal dari kata meta dan fisika. Meta berarti sesudah, selain,atau di balik. Fisika yang berarti nyata, atau alam fisik. Dengan kata lain bisa disebut juga sesudah, di balik yang nyata. Menurut Asmoro Achmadi (2005;14), metafisika merupakan cabang filsafat yang membicarakan sesuatu yang bersifat keluarbiasaan ( beyond nature ), yang berada di luar pengalaman manusia (immediate experience). Menurut Ahmadi, metafisika mengkaji sesuatu yang berada di luar hal-hal yang berlaku pada umumnya (keluarbiasaan), atau hal-hal yang tidak alami, serta hal-hal yang berada di luar kebiasaan atau diluar pengalaman manusia. Pengetahuan mistik ialah pengetahuan yang supra-rasional tetapi kadang-kadang memiliki bukti empiris. (anggafadhilah.wordpress) 2. Struktur Pengetahuan mistik Dilihat dari segi sifatnya, mistik dibagi menjadi dua bagian, yaitu mistik biasa dan mistik magis. Mistik biasa dalah mistik tanpa kekuatan tertentu. Dalam Islam mistik yang ini adalah tasawuf. Mistik magis adalah mistik yang mengandung kekuatan tertentu dan biasanya untuk mencapai tujuan tertentu. Mistik magis ini dapat dibagi menjadi dua yaitu mistik magis putih dan mistik magis hitam. a. Magis Putih, selalu dekat hubungannya dengan Tuhan, sehingga dukungan Tuhan yang menjadi penentu. Mistik magis putih bila dicontohkan dalam Islam seperti mukjizat, karamah, ilmu hikmah. b. Magis Hitam, erat hubungannya dengan kekuatan setan dan roh jahat.. Menurut Ibnu Khaldun penganut magis hitam memiliki kekuatan di atas rata-rata, kekuatan mereka yang menjadikan mereka mampu melihat hal-hal ghaib dengan dukungan setan dan roh jahat. Contohnya seperti santet dan sejenisnya yang menginduk ke sihir. Jiwajiwa yang memiliki kemampuan magis ini dapat digolongkan menjadi tiga, diantaranya: Pertama, mereka yang memiliki kemampuan atau pengaruh melalui kekuatan mental atau himmah. Itu disebabkan jiwa mereka telah menyatu dengan jiwa setan atau roh jahat. Para filosof menyebut mereka ini sebagai ahli sihir dan kekuatan mereka luar biasa. Kedua, mereka yang melakukan pengaruh magisnya dengan menggunakan watak benda-benda atau elemen-elemen yang ada di dalamnya, baik benda angkasa atau benda yang ada di bumi. Inilah yang disebut jimat-jimat yang biasa disimbolkan dalam bentuk benda-benda material atau rajah. Ketiga, mereka yang melakukan pengaruh magisnya melalui kekuatan imajinasi sehingga menimbulkan berbagai fantasi pada orang yang dipengaruhi. Kelompok ini disebut kelompok pesulap. 2.4 Epistimologi Pengetahuan Mistik 1. Objek Pengetahuan Mistik Objek pengetahuan mistik ialah objek yang abstrak supra rasional, seperti alam gaib termasuk Tuhan, malaikat, surga, neraka, jin dan lain-lain. Termasuk objek yang 3

4 hanya dapat diketahui melalui pengetahuan mistik ialah objek-objek yang tidak dapat dipahami oleh rasio, yaitu objek-objek supra natural (supra rasional), seperti kebal, debus, pelet, penggunaan jin, santet dan lain-lain. 2. Cara Memperoleh Pengetahuan Mistik Pengetahuan mistik itu tidak diperoleh melalui indera dan tindakan juga dengan menggunakan akal rasional. Pengetahuan mistik diperoleh melalui rasa, ada pula yang mengatakan melalui intuisi, sedangkan Al-Ghozali mengatakan melalui dhamir atau qalbu. Dalam agama samawi, salah satunya agama Islam, cara untuk mendapatkan itu harus dengan cara membersihkan jasmani dan rohani terlebih dahulu. Agar unsur rohani bersih maka harus menghilangkan nafsu jasmani, diantara nafsu jasmani yang paling dominan adalah nafsu kelamin dan nafsu perut. Karena keduanya inilah yang akan menyebabkan banyak orang memasuki siksa Tuhan di akhirat. Dalam pandangan para sufi, cara memperoleh pengetahuan mistik disebut juga thariqat yang terdiri dari maqam-maqam untuk menggapai Tuhan. Pada umumnya cara untuk memperoleh pengetahuan mistik adalah latihan yang disebut juga riyadhah. Dari sinilah manusia memperoleh pencerahan yang dalam tradisi tasawuf disebut dengan istilah ma rifah. Begitu pula dengan pengetahuan mistik yang di luar regional agama seperti pelet dan santet, cara untuk mendapatkannya adalah latihan batin. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa metode untuk mendapatkan pengetahuan mistik adalah latihan. 3. Ukuran kebenaran pengetahuan mistik Kebenaran mistik dapat diukur dengan berbagai macam ukuran. Bila pengetahuan itu berasal dari Tuhan, maka ukurannya adalah teks Tuhan yang menyebutkan demikian. Tatkala Tuhan mengatakan dalam Al-Qur an bahwa surga dan eraka itu ada, maka teks itulah yang menjadi bukti bahwa pernyataan itu benar. Ada kalanya ukuran kebenaran pengetahuan mistik itu kepercayaan. Jadi, sesuatu dianggap benar karena kita mempercayainya. Kita percaya bahwa jin dapat disuruh oleh kita untuk melakukan pekerjaan, kepercayaan itulah yang menjadi kekuatannya. Ada kalanya kebenaran suatu teori dalam pengetahuan mistik diukur dengan bukti empiris. Dalam hal ini bukti empiris itulah ukuran kebenarannya. Kebal adalah sejenis pengetahuan mistik. Kebenarannya dapat diukur dengan kenyataan empiris misalnya seseorang memperlihatkan di hadapan orang banyak bahwa ia tidak mempan di tusuk jarum. Satu-satunya tanda pengetahuan disebut pengetahuan yang bersifat mistik ialah tidak dapat menjelaskan hubungan sebab akibat yang ada di dalam sesuatu kejadian mistik. Dalam contoh kebal tersebut, kita tidak dapat menjelaskan secara rasional mengapa jarum tidak mampu menembus kulit orang kebal. 2.5 Aksiologi Pengetahuan Mistik 1. Kegunaan Pengetahuan Mistik Mustahil pengetahuan mistik mendapat pengikut yang begitu banyak dan berkembang sedemikian pesat bila tidak ada gunanya. Pengetahuan mistik itu amat subjektif, yang paling tahu penggunaannya ialah pemiliknya. Seharusnya kita bertanya kepada pengamal tasawuf, para pengamal ahli hikmah, atau kepada dukun mereka gunakan untuk apa pengetahuannya itu. Secara kasar kita dapat memperkuat keimanan, mistik magis putih digunakan untuk kebaikan, sedangkan mistik magis hitam digunakan untuk tujuan jahat. Dikalangan sufi (pengetahuan mistik biasa) dapat menentramkan jiwa mereka. Pengetahuan mereka seiring dapat menyelesaikan persoalan yang tidak dapat diselesaikan oleh sains dan filsafat. Pemegang mistik putih menggunakan pengetahuannya untuk kebaikan seperti untuk pengobatan, mendamaikan suami istri yang sedang bertengkar, dsb. Jenis mistik lain seperti kekebalan, pelet, debus dan lain- 4

5 lain diperlukan atau berguna bagi seseorang sesuai dengan kondisi tertentu, terlepas dari benar atau tidak penggunaannya. Kebal misalnya dapat digunakan dalam pertahanan diri, debus dapat digunakan sebagai pertahanan diri dan juga untuk pertunjukkan hiburan. Jenis ini dapat meningkatkan harga diri dan juga untuk pertunjukkan hiburan. Jenis ini dapat meningkatkan harga diri. Sementara mistik magis hitam, dikatakan hitam, antara penggunaannya untuk kejahatan. Untuk menilai apakah mistik magis itu hitam atau putih kita melihatnya pada segi ontologinya, epistemologinya dan aksiologinya. Bila pada hal ontologinya terdapat hal-hal yang berlawanan dengan kebaikan, maka dari segi ontologi mistik magis itu kita disebut hitam. Bila cara memperolehnya (epistemologi) ada yang berlawanan dengan nilai kebaikan maka kita akan mengatakan mistik magis itu hitam. Bila dalam penggunaan (aksiologi) untuk kejahatan maka kita menyebutnya hitam. 2. Cara Pengetahuan Mistik Menyelesaikan Masalah Pengetahuan mistik menyelesaikan masalah tidak melalui proses inderawi maupun akal logika dan tidak juga melalui proses rasio maupun ilmiah melainkan dengan kepercayaan atau riyadhah. Akan tapi meskipun demikian hampir seluruh kehidupan beragama didunia ini mengakui adanya kehidupan mistik sebagai kebutuhan untuk menyelesaiakan masalah karena pada dasarnya permasalahan yang ada didunia ini secara mutlak dapat diselesaikan dengan sains maupun filsafat melainkan mistiklah salah satunya yang paling berperan,. Itu berlaku untuk mistik putih dan mistik hitam. Mistik mempunyai beberapa macam-macam, dimana masing diantaranya mempunyai cara-cara yang berbeda dan nilai baik dan buruk dalam menyelesaikan masalah, tergantung dari mistik itu sendiri. a. Mistik Biasa Mistik biasa adalah mistik yang tidak mengandung kekuatan hanya berupa pendekatan kepada Tuhan sebagaimana yang dilakukan oleh para sufi yang ingin memperoleh pengetahuan tentang tuhan harus membersihkan sebanyak mungkin unsur nasut pada diri manusia dan memperbesar unsur lahut. Unsur nasut ialah unsur jasmani dan lahut adalah unsur jasmani. Bila unsur lahut diperbesar dapat bekomunikasi dengan Tuhan secara baik. Istilah ini didalam keilmuan Islam disebut ilmu tasawwuf, melalaui studi tasawwuf itulah para sufi dapat membersihkan diri dan mengamalkannya secara benar dalam kehidupan sehari-hari. Dari pengetahuan inilah para sufi diharapkan sebagai individu yang dapat mengendalikan dirinya pada saat berinteraksi dengan orang, terciptanya akhlak mulia, terhindar dari sifat dengki, iri, menyelesaikan permasalahan yang dihadapi manusia, dekat dengan Tuhan, rasa aman dan tentram. Ternyata pengetahuan mistik yang dilakukan oleh para sufi tidak menyelesaikan dari aspek vertikal saja, tak terkecuali mencakup aspek horizontal. b. Mistik Magis Mistik magis adalah mistik yang mengandung kekuatan tertentu dan biasanya untuk mencapai tujuan tertentu. Mistik magis ini dapat dibagi menjadi dua yaitu mistik magis putih dan mistik magis hitam. Mistik magis putih dalam Islam contohnya ialah mukjizat, karamah, ilmu hikmah, sedangkan mistik magis hitam contohnya santet dan sejenisnya yang menginduk ke sihir yang tentunya mengandung unsur-unsur kekuatan yang supra-rasional, dengan kekuatan tadi manusia mempunyai kesempatan untuk menjadikan kekuatan mistik magis sebagai solusi menyelesaikan masalahnya, tapi perlu diingat bahwa manusia dalam menyelesaikan permasalahan manusia tentunya tidak lepas dari nilai baik dan nilai buruk. Bagi manusia dalam menyelesaikan masalahnya dengan nilai-nilai positif tentunya akan menggunakan mistik magis yang sesuai dengan tuntutan syari at seperti magis putih. Dan bagi manusia yang mau 5

6 menyelesaikan masalahnya dengan jalan pintas tanpa memperhatikan nilai-nilai agamis tentunya akan menggunakan mistik magis hitam sebagai jalan keluar. Cara Kerja Mistik Magis Putih Para ahli hikmah dengan metode kasyf telah menemukan bahwa didalam agama ada muatan muatan praktis untuk digunakan dalam menyelesaikan masalah. Mereka menyadari bahwa kekuatan Tuhan baik yang ada dalam diri-nya atau yang ada dalam firman-nya dapat digunakan oleh manusia. Dengan memanfaatkan gambaran Tuhan yang Maha berkuasa dalam segala hal ayat-ayat itu digunakan untuk menggugah Tuhan memenuhi janji-nya. Pada kondisi seperti itu ayat-ayat Al-Quran atau kitab samawi yang lain sering digunakan sebagai perantara manusia dengan Tuhan. Bahkan asma-asma Tuhan sering digunakan para ahli bidang ini untuk meminta sesuai dengan kebutuhan. Pengertian yang dapat diambil adalah bahwa do a dan wirid yang dapat menjembatani manusia dengan kebutuhannya dan Tuhan yang memiliki apa yang dibutuhkan itu. Para ahli hikmah telah mengembangkan teknik membuat wirid dan do a untuk keperluan seperti itu. Jika seseorang dapat atau sanggup mempraktikan wirid atau do a sesuai dengan rumusan maka kekuatan ilahiyah (khadam atau malaikat) akan dimanfaatkan untuk mencapai tujuan yang dikehendaki. Cara Kerja Mistik Hitam Cara kerja mistik hitam sebagaimana yang telah dikatakan oleh Ibn khaldun yaitu seorang tukang sihir menggambarkan calon korbannya dalam bentuk tertentu, kemudian ia merencanakan calon korbannya mengadopsi baik dalam bentuk atribut maupun simbol-simbol. Lalu ia baca mantra bagi gambar yang diletakannya sebagai ganti orang yang dituju, secara kongkret dan simbolik. Selama mengulang-ulang kata-kata buruk itu, ia mengumpulkan air ludah dimulutnya lalu menyemburkan nya pada gambar itu. Lalu ia ikatkan buhul pada simbol menurut sasaran yang telah disiapkan tadi. Ia menganggap ikatan buhul itu memiliki kekuatan dan efektif dalam praktik sihir. Ia meminta jin kafir untuk berpartisipasi agar mantra itu lebih kuat. Gambar korban dan nama buruk itu memiliki roh jahat. Roh itu dari tukang sihir dengan tiupannya melekat pada air ludah yang disemburkannya ke luar. Ia memunculkan lebih banyak roh jahat. Akibatnya, segala sesuatu yang dituju tukang sihir tadi benar-benar terjadi. Dari penjelasan-penjelasan di atas, kita dapat menarik kesimpulan bahwa cara mistik menyelesaikan masalah tentunya dapat dilihat dari macam mistiknya. Jika mistik biasa prosesnya dilakukan melalui pendekatan terhadap Tuhan sebagaimana yang dilakukan oleh kalangan sufi untuk mendapatkan ketentraman didalam hidupnya, dan mistik magis didalam menyelesaikan masalah dengan menggunakan kekuatan rohaniah yang biasanya muncul dari kalangan orang suci, yang selalu mengolah spiritualnya. Dan akhirnya para tokoh tersebut dapat merumuskan berbagai formulasi kekuatan rohaniah yang terkandung dalam Al-Qur an. Dengan selalu memuji Allah dalam suatu bahasa tertentu dan ia memiliki magis tertentu bila dipraktekkan. Kekuatan alampun akhirnya tunduk dibawah sinar ilahi melalui huruf-huruf dan nama indah-nya. Dengan kalam ilahi inilah jiwa-jiwa ilahi dapat digunakan manusia untuk menyelesaikan masalahnya. Islam sebagai agama yang universal tentunya telah menggambarkan tentang mistik dalam menyelesaikan masalah seperti yang tertera di dalam firman Allah yang berbunyi: Surat Al A raf ayat 96 6

7 (#θç/ x. Å3 s9uρ ÇÚö F{$#uρ Ï!$yϑ 9$# z ÏiΒ ;M x.tt/ ΝÍκön=tã $uζóstgx s9 (#öθs)?$#uρ (#θãζtβ#u # tà)ø9$# Ÿ δr& βr& öθs9uρ tβθç7å õ3tƒ (#θçρ$ÿ2 $yϑî/ Μßγ tρõ s{r'sù Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berbagai keberkahan dari langit dan bumi. Surat At-Thalaq ayat Ü=Å tføts Ÿω ß]ø ym ô ÏΒ çµø%ã ötƒuρ %[`tøƒxχ ã&! yèøgs!$# È, Gtƒ tβuρ Barangsiapa bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan jalan keluar baginya dan memberinya rizki dari arah yang tidak disangka-sangka. Ayat tersebut telah menggambarkan bahwa mistik dapat menyelesaikan permasalahan yang ada didalam permasalahan manusia yakni diberikan jalan kemudahan dalam menghadapi segala urusannya didalam didunia ini.. BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Pengetahuan mistik adalah pengetahuan yang tidak dapat di pahami rasio, maksudnya, hubungan sebab akibat yang terjadi tidak dapat di pahami rasio. Pengetahuan mistik juga disebut pengetahuan yang supra-rasional tetapi kadang-kadang memiliki bukti empiris. Pengetahuan mistik juga sering disebut dengan pengetahuan metafisika yang artinya cabang filsafat yang membicarakan hal-hal yang berada di belakang gejala-gejala yang nyata. Dilihat dari segi sifatnya, mistik dibagi menjadi dua bagian, yaitu mistik biasa dan mistik magis. Di dalam makalah ini juga dijelaskan tentang epistimologi dari pengetahuan mistik itu sendiri yakni tentang objek pengetahuan mistik yang terdiri dari objek yang abstrak supra rasional, seperti alam gaib termasuk tuhan, malaikat, surga, neraka, jin, dll. Serta dijelaskan pula cara memperoleh pengetahuan mistik (aksiologi) yakni melalui indera dan tindakan juga dengan menggunakan akal rasional. Cara mistik menyelesaikan masalah tentunya dapat dilihat dari macam mistiknya. Jika mistik biasa prosesnya dilakukan melalui pendekatan terhadap Tuhan sebagaimana yang dilakukan oleh kalangan sufi untuk mendapatkan ketentraman didalam huidupnya, dan mistik magis didalam menyelesaikan masalah dengan cara menggunakan kekuatan rohaniah yang biasanya muncul dari kalangan orang suci. 3.2 Saran Pengetahuan mistik merupakan salah satu ilmu yang harus kita pelajari. Hal hal yang berhubungan dengan mistik menjadi sesuatu yang lazim di kalangan masyarakat kita pada umumnya, baik mistik magis putih maupun hitam. Kita sebagai umat beragama yang beriman kepada Tuhan hendaknya menjaga diri dari perbuatanperbuatan yang menyimpang dari ajaran agama yang nantinya akan membawa kepada kemusyrikan maupun kekafiran. Dengan adanya makalah ini, diharapkan dapat menjadi sarana pendorong bagi mahasiswa dalam berfikir aktif dan kreatif dalam menghadapi 7

8 permasalahan yang ada. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi perbaikan dan kesempurnaan makalah kami. DAFTAR PUSTAKA Dewa Pengertian Mistik (online) diakses 10 Mei 2013 Fadhilah, Angga Filsafat Pengetahuan Mistik (online) diakses 9 Mei 2013 Rokim. Cara Mistik Menyelesaikan Masalah (online). diakses 10 Mei 2013 Saputra, Ridwan Pengetahuan Mistik (online). diakses 10 Mei 2013 Tafsir, Ahmad Filsafat Ilmu Mengurai Ontologi, Epistemologi, dan Aksiologi Pengetahuan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Oleh: 1. Anang Mujiono 2. Dewi Rachmawati 3. Fika Nurmayanti 4. Niken Larasati 5. Khoiriah 6. Rahajeng Singgih Mahardika 7. Wahyuning Larasati Disusun guna melengkapi tugas mata kuliah Filsafat Ilmu dengan dosen pengampu Afid Burhanuddin, M.Pd. 8

Afid Burhanuddin STKIP Pacitan

Afid Burhanuddin STKIP Pacitan Afid Burhanuddin STKIP Pacitan Kompetensi Dasar: Memahami tentang pengetahuan mistik Indikator: Memahami pengertian pengetahuan mistik Mengetahui jenis-jenis pengetahuan mistik Mengetahui aliran yang ditimbulkan

Lebih terperinci

EPISTIMOLOGI, ONTOLOGI, DAN AKSIOLOGI, PENGETAHUAN MISTIK

EPISTIMOLOGI, ONTOLOGI, DAN AKSIOLOGI, PENGETAHUAN MISTIK EPISTIMOLOGI, ONTOLOGI, DAN AKSIOLOGI, PENGETAHUAN MISTIK Pengetahuan mistik adalah pengetahuan supra-rasional tentang objek yang suprarasional. Banyak pandangan yang telah membawa perubahan besar pada

Lebih terperinci

PENGETAHUAN MISTIS DALAM KONTEKS ISLAM DAN FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

PENGETAHUAN MISTIS DALAM KONTEKS ISLAM DAN FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN PENGETAHUAN MISTIS DALAM KONTEKS ISLAM DAN FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN Hambali Universitas Serambi Mekkah Banda Aceh Bathoh Kota Banda Aceh Email: hambali@gmail.com ABSTRACT The mystical knowledge such as

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seorang manusia sebagai bagian dari sebuah komunitas yang. bernama masyarakat, senantiasa terlibat dengan berbagai aktifitas sosial

BAB I PENDAHULUAN. Seorang manusia sebagai bagian dari sebuah komunitas yang. bernama masyarakat, senantiasa terlibat dengan berbagai aktifitas sosial BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seorang manusia sebagai bagian dari sebuah komunitas yang bernama masyarakat, senantiasa terlibat dengan berbagai aktifitas sosial yang berlaku dan berlangsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kenyataannya pada saat ini, perkembangan praktik-praktik pengobatan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kenyataannya pada saat ini, perkembangan praktik-praktik pengobatan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem pengobatan modern telah berkembang pesat di masa sekarang ini dan telah menyentuh hampir semua lapisan masyarakat seiring dengan majunya ilmu pengetahuan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. didasari kebutuhan perlindungan (Minderop, 2010:44-45 dalam Krech et al.,

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. didasari kebutuhan perlindungan (Minderop, 2010:44-45 dalam Krech et al., 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Psikolog merasa perlu mendefinisikan cinta dengan cara memahami mengapa timbul cinta dan apakah terdapat bentuk cinta yang berbeda. Gairah cinta dari cinta

Lebih terperinci

KE ARAH PEMIKIRAN FILSAFAT

KE ARAH PEMIKIRAN FILSAFAT KE ARAH PEMIKIRAN FILSAFAT Prof. Dr. Almasdi Syahza,, SE., MP Peneliti Senior Universitas Riau Email : asyahza@yahoo.co.id syahza.almasdi@gmail.com Website : http://almasdi.staff.unri.ac.id Pengertian

Lebih terperinci

STKIP PGRI PACITAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS

STKIP PGRI PACITAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS STKIP PGRI PACITAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS SILABUS MATA KULIAH Mata kuliah/sks : Filsafat Ilmu Bobot : 2 Sks Tingkat/Semester : II/4 Standar kompetensi : Mahasiswa dapat menerapkan filsafat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Allah menciptakan manusia sebagai satu-satunya makhluk yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Allah menciptakan manusia sebagai satu-satunya makhluk yang memiliki BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Allah menciptakan manusia sebagai satu-satunya makhluk yang memiliki kesempurnaan lebih dibandingkan dengan makhluk lainnya. Dalam al-quran, Allah berfirman:

Lebih terperinci

DASAR-DASAR ILMU PENGERTIAN ILMU KARAKTERISTIK ILMU Ernest van den Haag JENIS JENIS ILMU

DASAR-DASAR ILMU PENGERTIAN ILMU KARAKTERISTIK ILMU Ernest van den Haag JENIS JENIS ILMU DASAR-DASAR ILMU Ilmu adalah hal mendasar di dalam kehidupan manusia. Dengan ilmu manusia akan mengetahui hakikat dirinya dan dunia sekitarnya. Ilmu merupakan kumpulan pengetahuan yang disusun secara sistematis

Lebih terperinci

MEMBANGUN ILMU PENGETAHUAN DENGAN KECERDASAN EMOSI DAN SPIRITUAL

MEMBANGUN ILMU PENGETAHUAN DENGAN KECERDASAN EMOSI DAN SPIRITUAL MEMBANGUN ILMU PENGETAHUAN DENGAN KECERDASAN EMOSI DAN SPIRITUAL Oleh : Dr. Sri Trisnaningsih, SE, M.Si (Kaprogdi Akuntansi - FE) Pendahuluan Ilmu pengetahuan merupakan karya budi yang logis serta imajinatif,

Lebih terperinci

Sebuah sarana atau definisi tentang alam semesta yang diterjemahkan ke dalam Bahasa yang bisa dimengerti manusia sebagai usaha untuk mengetahui dan

Sebuah sarana atau definisi tentang alam semesta yang diterjemahkan ke dalam Bahasa yang bisa dimengerti manusia sebagai usaha untuk mengetahui dan Subjudul Sebuah sarana atau definisi tentang alam semesta yang diterjemahkan ke dalam Bahasa yang bisa dimengerti manusia sebagai usaha untuk mengetahui dan mengingat tentang sesuatu. Sesuatu yang didapat

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Filsafat Perennial menurut Smith mengandung kajian yang bersifat, pertama, metafisika yang mengupas tentang wujud (Being/On) yang

BAB V PENUTUP. 1. Filsafat Perennial menurut Smith mengandung kajian yang bersifat, pertama, metafisika yang mengupas tentang wujud (Being/On) yang 220 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian dari bab-bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa krisis spiritual manusia modern dalam perspektif filsafat Perennial Huston Smith dapat dilihat dalam tiga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Pengertian Filsafat dan Filsafat Ketuhanan

BAB I PENDAHULUAN A. Pengertian Filsafat dan Filsafat Ketuhanan BAB I PENDAHULUAN A. Pengertian Filsafat dan Filsafat Ketuhanan Filsafat merupakan disiplin ilmu yang terkait dengan masalah kebijaksanaan. Hal yang ideal bagi hidup manusia adalah ketika manusia berpikir

Lebih terperinci

TALIM MADANI #12 IMAN KEPADA ALLAH (PERBEDAAN MALAIKAT DAN MANUSIA)

TALIM MADANI #12 IMAN KEPADA ALLAH (PERBEDAAN MALAIKAT DAN MANUSIA) TALIM MADANI #12 IMAN KEPADA ALLAH (PERBEDAAN MALAIKAT DAN MANUSIA) KAJIAN DALIL (AL-Qur an & Hadits) 30. ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang

Lebih terperinci

ALAM PIKIRAN MANUSIA DAN PERKEMBANGANNYA

ALAM PIKIRAN MANUSIA DAN PERKEMBANGANNYA ALAM PIKIRAN MANUSIA DAN PERKEMBANGANNYA Isti Yunita, M. Sc isti_yunita@uny.ac.id FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015 1 Ciri makhluk hidup (manusia) 2 Sifat keingintahuan Manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. informasi kepada khalayak. Seseorang bisa saja mendapatkan segala macam

BAB I PENDAHULUAN. informasi kepada khalayak. Seseorang bisa saja mendapatkan segala macam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Media televisi merupakan salah satu media komunikasi massa. Semua media pada umumnya merupakan sebuah media komunikasi massa dengan menyebarkan informasi kepada

Lebih terperinci

Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam Modul ke: Pendidikan Agama Islam Manusia dan Ketuhanan Fakultas EKONOMI Dr. Saepudin S.Ag. M.Si. Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Perkataan yang selalu diterjemahkan Tuhan, dalam al-qur`an

Lebih terperinci

Filsafat Ilmu dalam Perspektif Studi Islam Oleh: Maman Suratman

Filsafat Ilmu dalam Perspektif Studi Islam Oleh: Maman Suratman Filsafat Ilmu dalam Perspektif Studi Islam Oleh: Maman Suratman Berbicara mengenai filsafat, yang perlu diketahui terlebih dahulu bahwa filsafat adalah induk dari segala disiplin ilmu pengetahuan yang

Lebih terperinci

Pengertian dan Ruang Lingkup Filsafat Ilmu

Pengertian dan Ruang Lingkup Filsafat Ilmu Pengertian dan Ruang Lingkup Filsafat Ilmu Afid Burhanuddin Berfilsafat diumpamakan seseorang yang berpijak di bumi sedang tengadah ke bintang-bintang, dia ingin mengetahui hakikat dirinya dalam kemestaangalaksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk pribadi manusia menuju yang

Lebih terperinci

Filsafat Islam قولية كونية. Wahyu. Para Rasul. Alam. Akal Manusia. Problem Filsafat Islam tentang tuhan: Bentuk Aktifitas Manusia. Aktivitas Kehidupan

Filsafat Islam قولية كونية. Wahyu. Para Rasul. Alam. Akal Manusia. Problem Filsafat Islam tentang tuhan: Bentuk Aktifitas Manusia. Aktivitas Kehidupan Problem Filsafat Islam tentang tuhan: Bentuk Aktifitas Manusia هللا Wahyu كونية قولية Para Rasul Alam Akal Manusia Aktivitas Kehidupan 1 pg. Filsafat Islam Problem Tuhan berpisah dengan alam Tuhan bersatu

Lebih terperinci

MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN MAKHLUK SOSIAL

MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN MAKHLUK SOSIAL MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN MAKHLUK SOSIAL A. Konsep Manusia Dalam Berbagai Sudut Pandang Pencarian makna dan hakekat manusia dilakukan melalui berbagai pendekatan. Para filosuf memahami manusia

Lebih terperinci

EPISTIMOLOGI, ONTOLOGI, DAN AKSIOLOGI PENGETAHUAN FILSAFAT

EPISTIMOLOGI, ONTOLOGI, DAN AKSIOLOGI PENGETAHUAN FILSAFAT EPISTIMOLOGI, ONTOLOGI, DAN AKSIOLOGI PENGETAHUAN FILSAFAT Pengetahuan adalah sesuatu yang sangat vital dan krusial dalam masa kehidupan manusia. Berbagai kajian telah dilakukan untuk kepentingan pengembangan

Lebih terperinci

SARANA BERFIKIR ILMIAH

SARANA BERFIKIR ILMIAH SARANA BERFIKIR ILMIAH Manusia merupakan makhluk yang berakal inilah yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya seperti hewan dan tumbuhan, jin bahkan malaikat sekalipun. Dengan akal yang dimilikinya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. spiritual, dan etika di berbagai aspek kehidupan sosial masyarakat. Berbicara soal mistik,

BAB I PENDAHULUAN. spiritual, dan etika di berbagai aspek kehidupan sosial masyarakat. Berbicara soal mistik, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai bangsa yang religius, Indonesia menempatkan agama sebagai landasan moral, spiritual, dan etika di berbagai aspek kehidupan sosial masyarakat. Berbicara

Lebih terperinci

I.PENDAHULUAN. kebiasaan-kebiasaan tersebut adalah berupa folklor yang hidup dalam masyarakat.

I.PENDAHULUAN. kebiasaan-kebiasaan tersebut adalah berupa folklor yang hidup dalam masyarakat. I.PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah Negara kepulauan, yang memiliki berbagai macam suku bangsa yang kaya akan kebudayaan serta adat istiadat, bahasa, kepercayaan, keyakinan dan kebiasaan

Lebih terperinci

Pertemuan 1 NISBAH (RELASI DAN RELEVANSI) ANTARA ILMU FILSAFAT DAN AGAMA

Pertemuan 1 NISBAH (RELASI DAN RELEVANSI) ANTARA ILMU FILSAFAT DAN AGAMA 1 Pertemuan 1 NISBAH (RELASI DAN RELEVANSI) ANTARA ILMU FILSAFAT DAN AGAMA A. Institusi Kebenaran Manusia merupakan makhluk yang senantiasa menunjukkan eksistensinyan dengan terus berupaya mencari kebenaran.

Lebih terperinci

Modul 3 OBYEK DAN METODE PENELITIAN PSIKOLOGI AGAMA

Modul 3 OBYEK DAN METODE PENELITIAN PSIKOLOGI AGAMA Obyek dan Metode Penelitian Psikologi Agama Modul 3 OBYEK DAN METODE PENELITIAN PSIKOLOGI AGAMA PENDAHULUAN Psikologi Agama pada jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) disajikan untuk membantu mahasiswa

Lebih terperinci

ETIKA & FILSAFAT KOMUNIKASI

ETIKA & FILSAFAT KOMUNIKASI ETIKA & FILSAFAT KOMUNIKASI Modul ke: Pokok Bahasan : PENGANTAR BIDANG FILSAFAT Fakultas Fakultas Ilmu Komunikasi Yogi Prima Muda, S.Pd, M.Ikom Program Studi (Marcomm) www.mercubuana.ac.id MENGAPA HARUS

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tentang nilai religius dalam novel Suluk Abdul Jalil Perjalanan Ruhani Syaikh Siti

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tentang nilai religius dalam novel Suluk Abdul Jalil Perjalanan Ruhani Syaikh Siti BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian yang Relevan Sesuai dengan tinjauan terhadap penelitian sebelumnya bahwa penelitian tentang nilai religius dalam novel Suluk Abdul Jalil Perjalanan Ruhani Syaikh Siti Jenar

Lebih terperinci

Kisah Dr. Gary Miller (Misionaris Kristen), Sang Penantang Al Quran : Melakukan Riset Panjang Untuk Mencari Kesalahan Al Qur an!

Kisah Dr. Gary Miller (Misionaris Kristen), Sang Penantang Al Quran : Melakukan Riset Panjang Untuk Mencari Kesalahan Al Qur an! Kisah Dr. Gary Miller (Misionaris Kristen), Sang Penantang Al Quran : Melakukan Riset Panjang Untuk Mencari Kesalahan Al Qur an! Gary Miller, adalah seorang ilmuwan matematika asal Kanada. Selain menjadi

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. terhadap api dan segala bentuk benda tajam. Seni dan budaya debus kini menjadi

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. terhadap api dan segala bentuk benda tajam. Seni dan budaya debus kini menjadi BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Debus, berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, merupakan suatu bentuk seni dan budaya yang menampilkan peragaan kekebalan tubuh seseorang terhadap api dan segala bentuk

Lebih terperinci

Memahami Islam. Pertanyaan:

Memahami Islam. Pertanyaan: Memahami Islam Dalam perjalanan ke Nigeria pada tahun 1988, Hazrat Mirza Tahir Ahmad, Khalifatul Masih IV dari Jemaat Islam Ahmadiyah telah diundang oleh BTV yaitu stasiun televisi Nigeria untuk mengikuti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang seiring dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang seiring dengan perkembangan zaman. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini secara langsung maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sejak lahir telah membawa berbagai potensi. Salah satu diantara potensi

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sejak lahir telah membawa berbagai potensi. Salah satu diantara potensi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia sejak lahir telah membawa berbagai potensi. Salah satu diantara potensi yang dibawa manusia itu adalah potensi beragama atau yang dalam konsep Islam disebut

Lebih terperinci

JENIS PENGETAHUAN DAN UKURAN KEBENARAN

JENIS PENGETAHUAN DAN UKURAN KEBENARAN JENIS PENGETAHUAN DAN UKURAN KEBENARAN Di masa perkembangannya, ilmu telah mengalami banyak kemajauan. Kini telah banyak ditemukan berbagai macam bentuk pengetahuan maupun jenis penerapan ilmu yang ada.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yakni tingginya angka korupsi, semakin bertambahnya jumlah pemakai narkoba,

BAB I PENDAHULUAN. yakni tingginya angka korupsi, semakin bertambahnya jumlah pemakai narkoba, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permasalahan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia saat ini bukan hanya mengenai ekonomi, keamanan dan kesehatan, tetapi juga menurunnya kualitas sumber daya

Lebih terperinci

KONSEP SAINS DAN TEKNOLOGI DALAM ISLAM

KONSEP SAINS DAN TEKNOLOGI DALAM ISLAM KOD KURSUS : CTU 211 SAINS DAN TEKNOLOGI ISLAM TA ARUF SILIBUS KURSUS RANCANGAN PENGKULIAHAN SEPANJANG SEMESTER JULAI-NOVEMBER 2007 SKIMA PEMARKAHAN CTU 211 ESSEI = 15% PEMBENTANGAN = 10 % UJIAN = 15 %

Lebih terperinci

Plotinus KAJIAN TOKOH FILSAFAT ABAD PERTENGAHAN. Endah Kusumawardani

Plotinus KAJIAN TOKOH FILSAFAT ABAD PERTENGAHAN. Endah Kusumawardani KAJIAN TOKOH FILSAFAT ABAD PERTENGAHAN Plotinus Endah Kusumawardani Kehidupan sebagai proses makhluk Tuhan untuk menjalani waktu di dunia ini tidak dapat terlepas dari yang namanya masalah. Bahkan terdapat

Lebih terperinci

PENGERTIAN FILSAFAT (1)

PENGERTIAN FILSAFAT (1) PENGERTIAN FILSAFAT (1) Jujun S. Suriasumantri, orang yang sedang tengadah memandang bintang-bintang di langit, dia ingin mengetahui hakekat dirinya dalam kesemestaan galaksi; atau orang yang berdiri di

Lebih terperinci

MASALAH PERBEDAAN PENDAPAT

MASALAH PERBEDAAN PENDAPAT MASALAH PERBEDAAN PENDAPAT Makalah Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah: Ilmu Tauhid Dosen Pengampu: Bapak Drs. A. GHOFIR ROMAS Disusun oleh: Duriatun Nadhifa (1601016057) Halimah Sya diah (1601016058)

Lebih terperinci

I M A N Bagian ke-1. Bahkan, ketika Yesus menderita kesakitan di atas kayu salib, para pencemooh-nya masih terus menuntut tanda.

I M A N Bagian ke-1. Bahkan, ketika Yesus menderita kesakitan di atas kayu salib, para pencemooh-nya masih terus menuntut tanda. I M A N Bagian ke-1 Pengantar Tuhan telah memilih untuk menjadikan iman sebagai salah satu batu pondasi hubungan kita dengan Dia. Tetapi seberapa banyak kita benar-benar mengerti tentang iman? Dari manakah

Lebih terperinci

KEPERCAYAAN PADA AGAMA DAN GAIB DALAM PANCASILA

KEPERCAYAAN PADA AGAMA DAN GAIB DALAM PANCASILA KEPERCAYAAN PADA AGAMA DAN GAIB DALAM PANCASILA DI AJUKAN OLEH : SYUHADA MUHAMMAD DJAMIL 11.11.4923 UNTUK MEMENUHI SYARAT PADA SALAH SATU MATA KULIAH STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011 i KEPERCAYAAN PADA AGAMA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penulisan Makalah D. Metode Penulisan Makalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penulisan Makalah D. Metode Penulisan Makalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terdapat perbedaan pendapat di kalangan ahli bahasa tentang asal kata filsafat dan pengertiannya. Pada bab isi makalah ini, kami mencoba menggali apa yang dimaksud dari

Lebih terperinci

Mendidik Anak dengan Tauhid

Mendidik Anak dengan Tauhid Mendidik Anak dengan Tauhid Khutbah Pertama:????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.??????

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rangka mewujudkan dinamika peradaban yang dinamis.

BAB I PENDAHULUAN. rangka mewujudkan dinamika peradaban yang dinamis. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan sesuatu yang urgen bagi kehidupan manusia. Maju tidaknya peradaban manusia, tidak terlepas dari eksistensi pendidikan. Untuk itu manusia berpacu

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KONSEP MANUSIA MENURUT PANDANGAN PLATO DENGAN AJARAN ISLAM

BAB IV IMPLEMENTASI KONSEP MANUSIA MENURUT PANDANGAN PLATO DENGAN AJARAN ISLAM BAB IV IMPLEMENTASI KONSEP MANUSIA MENURUT PANDANGAN PLATO DENGAN AJARAN ISLAM Landasan berfikir, zaman, dan tempat yang berbeda secara tidak langsung akan menimbulkan perbedaan, walaupun dalam pembahasan

Lebih terperinci

Berkenalan dengan Kitab Wahyu DR Wenas Kalangit

Berkenalan dengan Kitab Wahyu DR Wenas Kalangit Berkenalan dengan Kitab Wahyu DR Wenas Kalangit 19 Februari 2008 Jakarta 1 Berkenalan dengan Kitab Wahyu Sedikit tentang Sastra Apokaliptik Kitab terakhir dalam Alkitab bernama: Wahyu. Ini sebetulnya adalah

Lebih terperinci

ILMU DAN FILSAFAT SOSIAL

ILMU DAN FILSAFAT SOSIAL FILSAFAT ILMU DAN LOGIKA Modul ke: 10Fakultas Dr. PSIKOLOGI ILMU DAN FILSAFAT SOSIAL H. SyahrialSyarbaini, MA. Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id . Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi Ilmu Beberapa

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA. masyarakat Jemur Wonosari yang beragama Islam meyakini bahwa al-qur an

BAB IV ANALISA. masyarakat Jemur Wonosari yang beragama Islam meyakini bahwa al-qur an BAB IV ANALISA Melihat dari hasil penelitian yang telah dilakukan, bahwa mayoritas masyarakat Jemur Wonosari yang beragama Islam meyakini bahwa al-qur an merupakan acuan moral untuk memecahkan problem

Lebih terperinci

B. TOPIK PENDEKATAN SOSIOLOGI TERHADAP AGAMA

B. TOPIK PENDEKATAN SOSIOLOGI TERHADAP AGAMA B. TOPIK PENDEKATAN SOSIOLOGI TERHADAP AGAMA 1. Pendekatan Sosiologi Terhadap Agama. Beberapa cara melihat agama; menurut Soedjito (1977) ada empat cara, yaitu: memahami atau melihat sejarah perkembangan

Lebih terperinci

KUMPULAN KATA-KATA BIJAK

KUMPULAN KATA-KATA BIJAK KUMPULAN KATA-KATA BIJAK Sesuatu yang baik, belum tentu benar. Sesuatu yang benar, belum tentu baik. Sesuatu yang bagus, belum tentu berharga. Sesuatu yang berharga/berguna, belum tentu bagus. Pikiran

Lebih terperinci

Dosen: Pipin Hanapiah, Drs. Caroline Paskarina, S.IP., M.Si. Jurusan Ilmu Pemerintahan FISIP Universitas Padjadjaran

Dosen: Pipin Hanapiah, Drs. Caroline Paskarina, S.IP., M.Si. Jurusan Ilmu Pemerintahan FISIP Universitas Padjadjaran Agama, Filsafat, Ilmu, Teori, dan Penelitian Kuliah 2 Metodologi Ilmu Pemerintahan Dosen: Prof. Dr. H. Utang Suwaryo, Drs., M.A. Pipin Hanapiah, Drs. Caroline Paskarina, S.IP., M.Si. Jurusan Ilmu Pemerintahan

Lebih terperinci

7/17/2011. Diskripsi Mata Kuliah. Program Studi : Pendidikan Biologi Mata Kuliah :Filsafat Ilmu Kode Mata Kuliah : SKS

7/17/2011. Diskripsi Mata Kuliah. Program Studi : Pendidikan Biologi Mata Kuliah :Filsafat Ilmu Kode Mata Kuliah : SKS Diskripsi Mata Kuliah Diskripsi Mata Kuliah Daftar Materi Kuliah Mata kuliah memuat tentang Ilmu dan Pengetahuan; Metode Ilmiah; ontologi, epistimologi, aksiologi Filsafat & sains (ilmu); Rasionalisme,

Lebih terperinci

JENIS PENGETAHUAN DAN UKURAN KEBENARAN

JENIS PENGETAHUAN DAN UKURAN KEBENARAN JENIS PENGETAHUAN DAN UKURAN KEBENARAN Pengetahuan memiliki hubungan erat dengan filsafat. Van Peursen (1985), yang mengemukakan bahwa dahulu ilmu merupakan bagian dari filsafat, sehingga definisi tentang

Lebih terperinci

Secara bahasa, kata AGAMA berasal dari bahasa sangsekerta yang berarti TIDAK PERGI, tetap di tempat.

Secara bahasa, kata AGAMA berasal dari bahasa sangsekerta yang berarti TIDAK PERGI, tetap di tempat. Secara bahasa, kata AGAMA berasal dari bahasa sangsekerta yang berarti TIDAK PERGI, tetap di tempat. 1.Kedamain 2.kesejahteraan 3.keselamatan 4.ketaatan dan 5.kepatuhan Kedamaian itu adalah ketenangan

Lebih terperinci

MAKALAH AGAMA DAN ETIKA ISLAM IPTEKS DALAM PANDANGAN ISLAM

MAKALAH AGAMA DAN ETIKA ISLAM IPTEKS DALAM PANDANGAN ISLAM MAKALAH AGAMA DAN ETIKA ISLAM IPTEKS DALAM PANDANGAN ISLAM Disusun oleh Yestria Yaswari 10510022 Nur aeni 10510029 Septi Nur Diana 10510036 Rizki Dewi 10510038 Syamsul Bahri 10510040 Junia Fitri 10510046

Lebih terperinci

Pensyarah: Ustazah Nek Mah Bte Batri Master in Islamic Studies Calon PhD- Fiqh Sains & Teknologi Calon PhD -Pendidikan Agama Islam

Pensyarah: Ustazah Nek Mah Bte Batri Master in Islamic Studies Calon PhD- Fiqh Sains & Teknologi Calon PhD -Pendidikan Agama Islam DIPLOMA PSIKOLOGI ISLAM DAN KAUNSELING WPK 413 Psikologi Pembangunan Islam Membahas tentang manusia kerangka konsep yang benar-benar dibangun dengan semangat Islam dan bersandarkan pada sumber al-qur an

Lebih terperinci

Amatilah citta kita. Jika kita benar-benar percaya

Amatilah citta kita. Jika kita benar-benar percaya Amatilah citta kita. Jika kita benar-benar percaya bahwa semua kebahagiaan yang kita alami berasal dari objek materi dan kita mencurahkan seluruh hidup kita untuk mengejarnya, maka kita dikendalikan oleh

Lebih terperinci

Mukjizat Yesus. Apakah Mukjizat Itu?

Mukjizat Yesus. Apakah Mukjizat Itu? Mukjizat Yesus Pada zaman-nya Yesus tidak hanya dikenal sebagai guru, tetapi juga sebagai pembuat mukjizat. Ia menyembuhkan orang sakit, mengusir roh-roh jahat, memberi makan orang banyak, meredakan angin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Jawa pada umumnya masih melestarikan kepercayaan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Jawa pada umumnya masih melestarikan kepercayaan terhadap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masyarakat Jawa pada umumnya masih melestarikan kepercayaan terhadap ajaran-ajaran terdahulu dari nenek-moyang mereka. Ajaran-ajaran ini akan terus diamalkan

Lebih terperinci

Menjauhi Dosa Sihir dan Cara Terleas dari Pengaruhnya

Menjauhi Dosa Sihir dan Cara Terleas dari Pengaruhnya Menjauhi Dosa Sihir dan Cara Terleas dari Pengaruhnya Khutbah Pertama:???????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.???????????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. menurut Muhammad Abduh dan Muhammad Quthb serta implikasinya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. menurut Muhammad Abduh dan Muhammad Quthb serta implikasinya 14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI A. Tinjauan Pustaka Penelitian mengenai perbandingan konsep pendidikan Islam menurut Muhammad Abduh dan Muhammad Quthb serta implikasinya terhadap pendidikan

Lebih terperinci

SALAH FAHAM TERHADAP ISLAM DAN SUMBER AJARAN ISLAM. Matakuliah : Agama Islam. Dosen : Drs.Moehadi, M.Pd

SALAH FAHAM TERHADAP ISLAM DAN SUMBER AJARAN ISLAM. Matakuliah : Agama Islam. Dosen : Drs.Moehadi, M.Pd SALAH FAHAM TERHADAP ISLAM DAN SUMBER AJARAN ISLAM Matakuliah : Agama Islam Dosen : Drs.Moehadi, M.Pd Disusun oleh : 1. Defi Desiana (14144600192) 2. Siti Aminah (14144600198) 3. Zafira Syajarotun (14144600196)

Lebih terperinci

. 2 TANDA-TANDA KIAMAT

. 2 TANDA-TANDA KIAMAT Pendahuluan 1 Pendahuluan . 2 TANDA-TANDA KIAMAT Pendahuluan 3 Di sepanjang sejarah, umat manusia telah memahami keagungan gunung-gunung dan luasnya langit, walaupun menggunakan metode-metode pengamatan

Lebih terperinci

PARADIGMA PEMIKIRAN ISLAM

PARADIGMA PEMIKIRAN ISLAM PARADIGMA PEMIKIRAN ISLAM Prof. Dr. Tobroni, M.Si. Konsep Paradigma Istilah paradigma secara harfiah dapat berarti (general pattern atau model (Oxford Advanced Learner s Dictionaries). Paradigma juga dapat

Lebih terperinci

Bimbingan Ruhani. Penanya:

Bimbingan Ruhani.  Penanya: Bimbingan Ruhani Hazrat Mirza Tahir Ahmad, Khalifah ke empat dari Jemaat Islam Ahmadiyah selalu memberikan kesempatan dari waktu ke waktu kepada semua orang dari segala bangsa, agama dan keyakinan untuk

Lebih terperinci

Jalan Lurus. Oleh Nurcholish Madjid

Jalan Lurus. Oleh Nurcholish Madjid c Prestasi, bukan Prestise d Jalan Lurus Oleh Nurcholish Madjid Dalam shalat, salah satu bacaan paling penting adalah al-fātihah, yang puncaknya memohon petunjuk pada Allah: ihdinā al-shirāth al-mustaqīm

Lebih terperinci

PANCASILA SEBAGAI FILSAFAT

PANCASILA SEBAGAI FILSAFAT PANCASILA SEBAGAI FILSAFAT Pengertian Filasat Filsafat berasal dari bahasa Yunani yaitu philosophia : philo/philos/philen yang artinya cinta/pencinta/mencintai. Jadi filsafat adalah cinta akan kebijakan

Lebih terperinci

EPISTOMOLOGI, ONTOLOGI, AKSIOLOGI, PENGETAHUAN SAINS

EPISTOMOLOGI, ONTOLOGI, AKSIOLOGI, PENGETAHUAN SAINS EPISTOMOLOGI, ONTOLOGI, AKSIOLOGI, PENGETAHUAN SAINS Filsafat ilmu adalah segenap pemikiran yang reflektif terhadap persoalan-persoalan mengenai segala hal yang menyangkut landasan ilmu maupun hubungan

Lebih terperinci

إحياء العربية : السنة الثالثة العدد 1 يناير -

إحياء العربية : السنة الثالثة العدد 1 يناير - HUBUNGAN TASAWUF DENGAN ILMU JIWA AGAMA Apriliana Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Hikmah Medan Abstrak Penelitian hubungan tasauf dengan ilmu jiwa agama merupakan penelitian yang bertujuan untuk:

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. yang diperoleh akal, maka peneliti dapat menyimpulkan:

BAB IV PENUTUP. yang diperoleh akal, maka peneliti dapat menyimpulkan: BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Setelah melakukan pembahasan mengenai kebenaran pengetahuan yang diperoleh akal, maka peneliti dapat menyimpulkan: Pertama : Hayy dipelihara oleh seekor Rusa, hingga dia dapat

Lebih terperinci

ILMU SEBAGAI AKTIVITAS PENELITIAN DAN METODE ILMIAH

ILMU SEBAGAI AKTIVITAS PENELITIAN DAN METODE ILMIAH ILMU SEBAGAI AKTIVITAS PENELITIAN DAN METODE ILMIAH Ilmu adalah sebagai aktivitas penelitian. Sudah kita ketahui bersama bahwa ilmu mempunyai andil yang cukup besar dalam perkembangan kehidupan manusia

Lebih terperinci

FILSAFAT ILMU DAN CABANG FILSAFAT. H. SyahrialSyarbaini, MA. Modul ke: 02Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi

FILSAFAT ILMU DAN CABANG FILSAFAT. H. SyahrialSyarbaini, MA. Modul ke: 02Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi FILSAFAT ILMU DAN LOGIKA Modul ke: 02Fakultas Dr. PSIKOLOGI CABANG FILSAFAT H. SyahrialSyarbaini, MA. Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id CABANG- CABANG FILSAFAT Standar Kompetensi Setelah perkualiahan

Lebih terperinci

BAB IV MAKNA SIMBOLIS TRADISI LEMPAR AYAM DALAM PERSPEKTIF HERMENEUTIKA PAUL RICOEUR

BAB IV MAKNA SIMBOLIS TRADISI LEMPAR AYAM DALAM PERSPEKTIF HERMENEUTIKA PAUL RICOEUR 69 BAB IV MAKNA SIMBOLIS TRADISI LEMPAR AYAM DALAM PERSPEKTIF HERMENEUTIKA PAUL RICOEUR A. Implementasi Simbol dalam Perespektif Hermeneutika Paul Ricoeur Lempar ayam merupakan prosesi atau cara yang dilakukan

Lebih terperinci

Modul 1 PENGERTIAN DAN MANFAAT PSIKOLOGI AGAMA

Modul 1 PENGERTIAN DAN MANFAAT PSIKOLOGI AGAMA Pengertian dan manfaat Psikologi Agama Modul 1 PENGERTIAN DAN MANFAAT PSIKOLOGI AGAMA PENDAHULUAN Psikologi Agama pada jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) disajikan untuk membantu mahasiswa memahami perkembangan

Lebih terperinci

Ketagihan Onani. Kitab suci dengan sangat jelas menyatakan bahwa hanya mereka yang murni yang akan mewarisi kehidupan yang kekal:

Ketagihan Onani. Kitab suci dengan sangat jelas menyatakan bahwa hanya mereka yang murni yang akan mewarisi kehidupan yang kekal: Ketagihan Onani Rencana keselamatan memberikan pemulihan gambar ilahi di dalam jiwa manusia. Yahuwah adalah murni. Dia kudus dan sempurna. Barangsiapa yang ingin menjadi ahli waris bersama Yahushua di

Lebih terperinci

ILMU TAUHID. Disusun Guna Memenuhi Tugas. Mata Kuliah : Ilmu Tauhid. Dosen Pengampu : Dr. Syafi i M.Ag

ILMU TAUHID. Disusun Guna Memenuhi Tugas. Mata Kuliah : Ilmu Tauhid. Dosen Pengampu : Dr. Syafi i M.Ag ILMU TAUHID Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah : Ilmu Tauhid Dosen Pengampu : Dr. Syafi i M.Ag Disusun oleh : ANNISA AGUSTINA ( 1504026039 ) NISA HARIANI FITRI ( 1504026029 ) FAKULTAS USHULUDIN ILMU

Lebih terperinci

Filsafat Ilmu dan Logika

Filsafat Ilmu dan Logika Modul ke: Filsafat Ilmu dan Logika Pokok Bahasan: Cabang-cabang Filsafat Fakultas Fakultas Masyhar zainuddin, MA Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Cabang-cabang Filsafat Pokok Permasalahan yang

Lebih terperinci

EKSISTENSI MANUSIA. Disampaikan pada perkuliahan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM. MUHAMMAD ALVI FIRDAUSI, S.Si, MA. Modul ke: Fakultas TEHNIK

EKSISTENSI MANUSIA. Disampaikan pada perkuliahan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM. MUHAMMAD ALVI FIRDAUSI, S.Si, MA. Modul ke: Fakultas TEHNIK Modul ke: EKSISTENSI MANUSIA Disampaikan pada perkuliahan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Fakultas TEHNIK MUHAMMAD ALVI FIRDAUSI, S.Si, MA Program Studi INFORMATIKA www.mercubuana.ac.id Dari proses sebelum lahir,

Lebih terperinci

AL KHALIQ WA AL - MAKHLUQ. Dosen: Asep Sopian, S.Pd.

AL KHALIQ WA AL - MAKHLUQ. Dosen: Asep Sopian, S.Pd. AL KHALIQ WA AL - MAKHLUQ Dosen: Asep Sopian, S.Pd. Urgensi Makrifah (mengenal) Allah SWT Dengan mengenal Allah SWT maka : 2.Mengenal diri sendiri 3.Mendapatkan keuntungan (keberkahan) di dunia dan di

Lebih terperinci

ILMU SOSIAL Oleh Nurcholish Madjid

ILMU SOSIAL Oleh Nurcholish Madjid c Demokrasi Lewat Bacaan d ILMU SOSIAL Oleh Nurcholish Madjid Bertahun-tahun yang lalu, mulai dengan masa Menteri Agama A. Mukti Ali, pikiran tentang penelitian masalah masalah keagamaan dengan menggunakan

Lebih terperinci

EFEK BAPTISAN BAYI TERHADAP GEREJA SECARA JANGKA PANJANG

EFEK BAPTISAN BAYI TERHADAP GEREJA SECARA JANGKA PANJANG EFEK BAPTISAN BAYI TERHADAP GEREJA SECARA JANGKA PANJANG SEBUAH KARYA TULIS ILMIAH DITUJUKAN KEPADA Dr. Suhento Liauw, S.Th., M.R.E., D.R.E., Th.D DOSEN GRAPHE INTERNATIONAL THEOLOGICAL SEMINARY UNTUK

Lebih terperinci

Alkitab. Persiapan untuk Penelaahan

Alkitab. Persiapan untuk Penelaahan Persiapan untuk Penelaahan Alkitab Sekarang setelah kita membicarakan alasan-alasan untuk penelaahan Alkitab dan dengan singkat menguraikan tentang Alkitab, kita perlu membicarakan bagaimana menelaah Alkitab.

Lebih terperinci

Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam Pendidikan Agama Islam Modul ke: 04Fakultas Ekonomi dan Bisnis EKSISTENSI MARTABAT MANUSIA Dr. Achmad Jamil, M.Si Program Studi S1 Manajemen UNTUK APA KITA ADA DI DUNIA? Proses lahir dan keberadaan manusia

Lebih terperinci

Pdt. Gerry CJ Takaria

Pdt. Gerry CJ Takaria Geli, Jijik, Menakutkan, Bikin Gatal Kelahiran adalah waktu sukacita. Sebuah benih bertunas, dan munculnya dua daun pertama, menjadikan pemilik kebun akan senang. Seorang bayi dilahirkan, dan tangisannya

Lebih terperinci

Etika dan profesi humas

Etika dan profesi humas Etika dan profesi humas NURJANAH, M.SI Falsafah sbg landasan teoritis etika Kata Filsafat dari bhs Yunani Philosopia Philo atau philien artinya cinta Sophia artinya :kebenaran Scr istilah falisafat berarti:

Lebih terperinci

ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN DI AS

ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN DI AS ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN DI AS 1. PROGRESSIVISME a. Pandangan Ontologi Kenyataan alam semesta adalah kenyataan dalam kehidupan manusia. Pengalaman adalah kunci pengertian manusia atas segala sesuatu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bimbingan konseling adalah suatu hal yang sangat erat hubungannya dengan pendidikan. Pendidikan yang merupakan salah satu upaya yang dilakukan dalam rangka merubah

Lebih terperinci

Nilai dan Norma Sosial

Nilai dan Norma Sosial Nilai dan Norma Sosial Manusia tercipta sebagai mahluk pribadi sekaligus sebagai mahluk sosial. Sebagai mahluk pribadi, manusia berjuang untuk memenuhi kebutuhannya agar dapat bertahan hidup. Dalam memenuhi

Lebih terperinci

EPISTEMOLOGI: CARA MENDAPATKAN PENGETAHUAN YANG BENAR

EPISTEMOLOGI: CARA MENDAPATKAN PENGETAHUAN YANG BENAR EPISTEMOLOGI: CARA MENDAPATKAN PENGETAHUAN YANG BENAR Slamet Heri Winarno JARUM SEJARAH PENGETAHUAN Kriteria kesamaan dan bukan perbedaan yang menjadi konsep dasar Berlaku metode ngelmu yang tidak membedakan

Lebih terperinci

FILSAFAT ILMU & LOGIKA. Oleh : dr. Nur Indarawati Lipoeto

FILSAFAT ILMU & LOGIKA. Oleh : dr. Nur Indarawati Lipoeto FILSAFAT ILMU & LOGIKA Oleh : dr. Nur Indarawati Lipoeto 1. Tujuan Mata Kuliah : 1.1 Agar Mhs Mempunyai Falsafah dari Ilmu yang Telah Dimilikinya. 1.2 Agar Mhs Memahami Tentang Apa yang Disebut dengan

Lebih terperinci

MAKALAH FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN DAN ETIKA SERTA MORALITAS

MAKALAH FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN DAN ETIKA SERTA MORALITAS MAKALAH FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN DAN ETIKA SERTA MORALITAS Disusun Untuk Memenuhi Tugas Individu Mata Kuliah Filsafat Ilmu Pengetahuan dan Etika Akademik Oleh Deki Zulkarnain 130910202062 Program Studi

Lebih terperinci

5. Kisah-kisah dan Sejarah 5.1 Nabi Adam AS.

5. Kisah-kisah dan Sejarah 5.1 Nabi Adam AS. 5.1.2 Penciptaan Manusia Allah berkehendak menciptakan Adam dan keturunannya untuk menghuni bumi dan memakmurkannya. Allah menyampaikan kabar kepada para Malaikat bahwa Dia akan menciptakan makhluk lain

Lebih terperinci

Satuan Acara Perkuliahan

Satuan Acara Perkuliahan Satuan Acara Perkuliahan Mata Kuliah Kode Mata Kuliah SKS Waktu Pertemuan Pertemuan Ke : Pendidikan Agama Kristen Prostestan : UM-10-021 : 2 SKS : 100 menit : 1 (ke satu) A. Tujuan 1. Kompetensi Utama

Lebih terperinci

Selamat malam dan selamat datang di pemahaman Alkitab. EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu. Malam ini kita akan

Selamat malam dan selamat datang di pemahaman Alkitab. EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu. Malam ini kita akan Selamat malam dan selamat datang di pemahaman Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu. Malam ini kita akan mempelajari Pemahaman No. 46 dari kitab Wahyu, pasal 14 dan kita akan membaca Wahyu 14: 17-19:

Lebih terperinci

AKHLAK PRIBADI ISLAMI

AKHLAK PRIBADI ISLAMI AKHLAK PRIBADI ISLAMI Modul ke: 06Fakultas MATA KULIAH AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MERCU BUANA BEKASI Sholahudin Malik, S.Ag, M.Si. Program Studi Salah satu kunci sukses di dunia dan akhirat karena faktor

Lebih terperinci

BAPTISAN ROH KUDUS. Baptisan Roh Kudus Baptism in the Holy Spirit Halaman 1

BAPTISAN ROH KUDUS. Baptisan Roh Kudus Baptism in the Holy Spirit Halaman 1 BAPTISAN ROH KUDUS Pengantar Sebagai orang Kristen, pernahkah Anda merindukan kuasa rohani yang lebih besar dalam hidup Anda? Kuasa yang lebih besar untuk melawan dosa? Kuasa yang lebih besar untuk menceritakan

Lebih terperinci

Mutiara Islahul Qulub 3

Mutiara Islahul Qulub 3 0 Mutiara Islahul Qulub 3 Keluarlah dari dirimu sendiri dan serahkanlah segalanya kepada Allah. Penuhi hatimu dengan Allah. Patuhlah kepada perintah-nya dan larikanlah dirimu dari larangan-nya, agar nafsu

Lebih terperinci