BAB II KAJIAN TEORITIS. pengawasan akademik dan manajerial pada satuan pendidikan. Sujana (2011:7)
|
|
- Shinta Tan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Pengawas Sekolah Pengertian Pengawas Pengawas sekolah adalah jabatan fungsional yang mempunyai ruang lingkup tugas, tanggung jawab dan wewenang untuk melaksanakan kegiatan pengawasan akademik dan manajerial pada satuan pendidikan. Sujana (2011:7) Pengawas adalah pegawai negeri sipil yang diangkat dalam jabatan pengwas sekolah, Sedangkan kepengawasan adalah kegiatan pengawas sekolah dalam menyusun program pengawasan, melaksanakan program pengawasan, mengevaluasi hasil pelaksanaan program dan melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesional guru. Menurut Sagala (2011:200) pengawas sekolah di kabupaten dan kota adalah pegawai negeri sipil yang diberi tugas, tanggung jawab dan wewenang oleh Bupati atau Walikota untuk melakukan pengawas sekolah, mengacu pada peraturan perundang-undangan yang ada, pengawas satuan pendidikan adalah sebagai pejabat fungsional. Dalam Permendiknas Nomor 13 tahun 2007 dijelaskan bahwa seorang kepala sekolah atau pengawas harus mempunyai lima kompetensi yaitu kompetensi kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi akademik dan sosial. Dengan kelima kompetensi tersebut diharapkan dapat meningkatkan kinerja kepala sekolah atau pengawas dalam mengelola sekolahnya sehingga visi, misi dan tujuan sekolah tersebut dapat tercapai secara optimal. 1
2 Pengawas sekolah berdasarkan keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 118/1996 adalah pegawai negeri yang diberi tugas, tanggung jawab dan wewenang secara penuholeh pejabat yang berwenang untuk melakukan pengawasan dengan melaksanakan penilaian dan pembinaan dari segi teknis pendidikan dan administrasi pada satuan pendidikan sekolah dasar dan menengah. Uraian di atas dapat disimpulkan pengawas sekolah adalah pejabat fungsional yang di angkat oleh pejabat yang berwewenang untuk melakukan pengawasan dan penilaian serta bimbingan kepada kepala sekolah dan guru Jenjang Jabatan dan Pangkat, Kedudukan, Bidang Pengawasan dan Tugas Pokok Pengawas Sekolah Jenjang Jabatan Pengawas Sekolah Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi tentang Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah dan Angka Kreditnya pasal 13, jenjang jabatan fungsional pengawas sekolah dari yang terendah sampai dengan yang tertinggi, yaitu: (1) pengawas sekolah muda; (2) pengawas sekolah madya; dan (3) pengawas sekolah utama. Jenjang pangkat pengawas sekolah sesuai dengan jenjang jabatannya, yaitu (1) pengawas sekolah muda: (a) Penata, golongan ruang III/c dan (b) Penata tingkat I golongan ruang III/d. (2) pengawas sekolah madya: (a) Pembina golongan ruang IV/a, (b) Pembina tingkat I golongan ruang IV/b, dan (c) Pembina utama muda golongan ruang IV/c dan (3) pengawas sekolah utama: (a) Pembina utama madya golongan ruang IV/d dan (b) Pembina utama golongan ruang IV/e. 2
3 Kedudukan Pengawas Pengawas sekolah berkedudukan sebagai pelaksana teknis fungsional dibidang pengawasan akademik dan manajerial pada sejumlah satuan pendidikan yang ditetapkan.pengawas sekolah adalah jabatan karier yang hanya dapat diduduki oleh guru yang bersatus sebagai PNS Bidang Kepengawasan Bidang pengawasan meliputi pengawas taman kanak-kanak atau setingkatnya, sekolah dasar atau setingkatnya, pengawasan rumpun mata pelajaran/mata pelajaran, pendidikan luar biasa/pendidikan khusus dan bimbingan konseling Kewajiban, Tugas Pokok dan Wewenang Pengawas Sekolah Kewajiban Pengawas Sekolah Kewajiban pengawas sekolah dalam menjalankan tugasnya adalah (a) menyusun program pengawasan, melaksanakan program pengawasan, melakukan evaluasi pelaksanaan program pengawasan dan membimbing sertamelatih profesionalisme guru, (b) meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, (c) menjujung tinggi peraturan perudangundangan, hukum, nilai agama dan etika, (d) memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa Tugas Pokok Pengawas Sekolah Tugas pengawas sangatlah banyak. Namun, peneliti hanya membatasi penelitian ini pada tugas pengawas muda. Permenegpan &RB No 21/2010 tentang 3
4 Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah dan Angka Kreditnya. Memerumuskan tugas-tugas pengawas muda sebagai berikut: (a) penyusunan program pengawasan, (b) pelaksanaan pembinaan, (c) pemantauan pelaksanaan 8 (delapan) SNP, (d) penilaian, (e) pembimbingan dan pelatihan profesional Guru, (f) evaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan, (g) pelaksanaan tugas kepengawasan di daerah khusus Wewenang Pengawas Sekolah Pengawas sekolah berwenang memilih dan menentukan metode kerja, menilai kinerja guru dan kepala sekolah, menentukan dan mengusulkan program pembinaan serta melakukan pembinaan Ruang Lingkup Kepengawasan Ruang lingkup pengawasan meliputi pengawasan akademik dan manajerial. Kepengawasan akademik dan manajerial tersebut tercakup dalam kegiatan penyusunan program pengawasan, pelaksanaan program pengawasan, evaluasi hasil pelaksanaan pengawasan, membimbing dan melatih profesionalisme guru atau kepala sekolah. 2.2 Kinerja Pengawas Pengertian Kinerja Kinerja menurut Mangkunegara (2000:67) Kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. 4
5 Menurut Sulistiyani (2003:223) Kinerja seseorang merupakan kombinasi dari kemampuan, usaha dan kesempatan yang dapat dinilai dari hasil kerjanya. Hasibuan (2001:34) mengemukakan kinerja (prestasi kerja) adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu. Menurut Rivai (2004:309) mengemukakan kinerja adalah: perilaku yang nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan perannya dalam perusahaan. Disimpulkan bahwa kinerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai oleh seseorang dalam menjalankan tugas dan fungsi yang dibebankan padanya. Kinerja merupakan suatu kondisi yang harus diketahui dan dikonfirmasikan kepada pihak tertentu untuk mengetahui tingkat pencapaian hasil suatu instansi dihubungkan dengan visi yang diemban suatu organisasi atau perusahaan serta mengetahui dampak positif dan negatif dari suatu kebijakan operasional. Mink (1993:76) mengemukakan pendapatnya bahwa individu yang memiliki kinerja yang tinggi memiliki beberapa karakteristik, yaitu diantaranya: (a) berorientasi pada prestasi, (b) memiliki percaya diri, (c) berperngendalian diri, (d) kompetensi Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Menurut Robert L. Mathis dan John H. Jackson (2001:82) faktor-faktor yang memengaruhi kinerja individu tenaga kerja, yaitu: (1) Kemampuan mereka, (2) Motivasi, (3) Dukungan yang diterima, (4) Keberadaan pekerjaan yang mereka 5
6 lakukan, dan (5) Hubungan mereka dengan organisasi. David C. Mc Cleland (dalam Mangkunegara 2001:68), berpendapat bahwa Ada hubungan yang positif antara motif berprestasi dengan pencapaian kerja. Motif berprestasi adalah suatu dorongan dalam diri seseorang untuk melakukan suatu kegiatan atau tugas dengan sebaik baiknya agar mampu mencapai prestasi kerja (kinerja) dengan predikat terpuji. Selanjutnya Mc. Clelland, mengemukakan 6 (enam) karakteristik dari seseorang yang memiliki motif yang tinggi yaitu: (1) Memiliki tanggung jawab yang tinggi. (2) Berani mengambil risiko (3) Memiliki tujuan yang realistis. (4) Memiliki rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang untuk merealisasi tujuan. (5) Memanfaatkan umpan balik yang kongkrit dalam seluruh kegiatan kerja yang dilakukan. (6) Mencari kesempatan untuk merealisasikan rencana yang telah diprogamkan Aspek Penilaian Kinerja Pengawas Penilaian kinerja (performance appraisal) pada dasarnya merupakan faktor kunci guna mengembangkan suatu organisasi secara efektif dan efisien, karena adanya kebijakan atau program yang lebih baik atas sumber daya manusia yang ada dalam organisasi. Penilaian kinerja individu sangat bermanfaat bagi dinamika pertumbuhan organisasi secara keseluruhan, melalui penilaian tersebut maka dapat diketahui kondisi sebenarnya tentang bagaimana kinerja karyawan. Menurut Bernardin dan Russel (1993:379) A way of measuring the contribution of individuals to their organization. Penilaian kinerja adalah cara mengukur konstribusi individu (karyawan) kepada organisasi tempat mereka bekerja. Menurut Wahyudi (2002:101) penilaian kinerja adalah suatu evaluasi 6
7 yang dilakukan secara periodik dan sistematis tentang prestasi kerja/jabatan seorang tenaga kerja, termasuk potensi pengembangannya. Menurut Simamora (338:2004) penilaian kinerja adalah proses yang dipakai oleh organisasi untuk mengevaluasi pelaksanaan kerja individu karyawan. Aspek yang dinilai pada penilaian kinerja pengawas sekolah mengacu kepada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan RB Nomor 21 Tahun 2010 yang meliputi: (1) Penyusunan program pengawasan. (2) Pelaksanaan program pengawasan. (3) Evaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan. (4) Pembimbingan dan Pelatihan profesional guru dan/ atau kepala sekolah. Ke empat kriteria tersebut dijabarkan dalam indikator-indikator sebagai berikut: (a) Memiliki program pengawasan semester; (b)memiliki program pengawasan tahunan; (c) Memiliki program pembinaan guru; (c) Memiliki program pemantauan pelaksanaan standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan dan standar pendidik dan tenaga kependidikan; (d) Memiliki program penilaian kinerja guru; (e) Memiliki RAP (rencana pengawasan akademik)/rpbk (rencana pengawasan bimbingan konseling); (f) Melaksanakan pembinaan guru; (g) Memantau Pelaksanaa Standar Isi, Standar Proses, Standar Kompetensi Lulusan Dan Standar Pendidik Dan Tenaga Kependidikan; (h) Melaksaksanakan penilaian kinerja guru; (i) Membuat laporan tahunan pelaksaan program; (j) Melaksanakan evaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan pada sekolah binaan; (k) Membuat laporan evaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan; (l) Menyusun program pembimbingan dan pelatihan profesional guru di 7
8 KKG/MGMP/MGP dan sejenisnya; (m) Melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesional guru di KKG/MGMP/MGP dan sejenisnya; (n) Mengevaluasi hasil pelaksanaan pembimbingan dan pelatihan profesional guru di KKG/MGMP/ MGP dan sejenisnya; (o) Membuat laporan tahunan hasil pembimbingan dan pelatihan profesional guru di KKG/MGMP/MGP dan sejenisnya Manfaat Penilaian Kinerja Kontribusi hasil-hasil penilaian merupakan suatu yang sangat bermanfaat bagi perencanaan kebijakan organisasi adapun secara terperinci penilaian kinerja bagi organisasi adalah: (1) Penyesuaian-penyesuaian kompensasi (2) Perbaikan kinerja (3) Kebutuhan latihan dan pengembangan (4) Pengambilan keputusan dalam hal penempatan promosi, mutasi, pemecatan, pemberhentian dan perencanaan tenaga kerja. (5) Untuk kepentingan penelitian pegawai (6) Membantu diagnosis terhadap kesalahan desain pegawai Prinsip Penilaian Kinerja Pengawas Mengacu kepada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian, penilaian kinerja pengawas sekolah dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip berikut: (1) Sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kinerja yang diukur; (2) Ojektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak dipengaruhi subjektivitas penilai; (3) Adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan pengawas sekolah karena perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender; (4) Terpadu, berarti 8
9 penilaian kepada pengawas sekolah merupakan salah satu komponen yang tak terpisahkan dari kegiatan kepengawasan; (5) Terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihakpihak yang berkepentingan; (6) Menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian kinerja pengawas sekolah dilakukan secara menyeluruh, meliputi seluruh aspek yang dapat dan seharusnya dinilai, dan dilakukan terus menerus secara periodik; (7) Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti langkah-langkah baku; (8) Beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi pengawas sekolah yang telah ditetapkan; (9) Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik, prosedur, maupun hasilnya Kinerja Pengawas dalam Menyusunan Program Kepengawasan Penyusunan program kepengawasan merupakan langkah awal yang harus dibuat oleh seorang pengawas sekolah. Perencanaan program pengawasan yang baik dalam arti mencakup semua aspek yang dinilai, waktu pelaksanaan dan lokasi atau sasaran kepengawasan tentunya akan memberikan gambaran yang jelas terhadap proses dan out put kepengawasan yang diharapkan. Setiap pengawas pendidikan menyusun program kepengawasan (K1) yang terdiri atas: (1) program sekolah binaan (2) program semester (3) program tahunan. Kegiatan kepengawasan pada penyusunan program kepengawasan yang harus diperhatikan adalah: 9
10 1. Menyusun program pengawasan tahunan yang memenuhi enam aspek sistematika: (a) Identitas, (b) Pendahuluan, (c) Identitas dan analisis hasil pengawasan, (d) Matriks program pengawas, (e) Penutup, (f) Lampiran; 2. Menyusun identitas program pengawasan tahunan yang berisi empat aspek: (a) Halaman judul, (b) Halaman pengesahan, (c) Kata pengantar, (d) Daftar isi; 3. Pendahuluan program pengawasan tahunan yang berisi enam aspek: (a) Latar belakang, (b) Landasan hukum, (c) Tujuan dan sasaran, (d) Visi, misi dan strategi pengawasan, (e) Sasaran dan target pengawas, (f) Ruang lingkup pengawasan; 4. Identitas dan analisis hasil pengawasan program pengawasan tahunan yang berisi tiga aspek: (a) Identitas hasil pengawasan tahun sebelumnya, (b) Analisis dan evaluasi hasil pembinaan tahun sebelumnya, (c) Tindak lanjut hasil pembinaan; 5. Matriks program pengawasan yang berisi lima aspek: (a) Program pembinaan guru, (b) Program pembinaan kepala sekolah, (c) Program pemantauan SNP, (d) Program penilaian kinerja guru, (e) Program penilaian kinerja kepala sekolah; 6. Lampiran program pengawasan tahunan yang terdiri dari empat jenis: (a) RPA/RPBK/RPM, (b) Instrumen, (c) Jadwal pelaksanaan, (d) SK tugas pengawasan; 7. Matriks program pembinaan guru yang dibuktikan dengan: (a) Materi pembinaan guru meliputi: kompetensi: pedagogik, profesional, kepribadian 10
11 dan sosial, (b) Program pembinaan guru dilengkapi dengan RPA, (c) Program pembinaan guru mempertimbangkan hasil penilaian kinerja guru dan program induksi, (d) Guru yang dibina memenuhi jumlah beban kerja minimal; 8. Matriks program pembinaan kepala sekolah yang dibuktikan dengan: materi pembinaan kepala sekolah tentang kompetensi: kepribadian dan sosial, kepemimpinan pembelajaran, pengembangan sekolah, manajemen sumber daya, kewirausahaan dan supervisi pembelajaran; 9. Matriks program pemantauan delapan SNP yang dibuktikan dengan: (a) Program pemantauan delapan SNP terdiri dari SI, SKL, Standar Proses, Standar Pengelolaan, Standar Pembiayaan, Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, dan Standar Sarana, (b) Program pemantauan delapan SNP disertai dengan instrumen yang relevan; 10. Matriks program penilaian kinerja guru yang dibuktikan dengan: (a) Aspek penilaian terdiri dari empat kompetensi (pedagogik, profesional, kepribadian dan sosial); (b) Program penilaian kinerja guru dilampiri instrumen yang baku (Permendiknas No. 35/2010); (c) Program penilaian kinerja guru memenuhi beban jumlah guru minimal; 11. Matriks program penilaian kinerja kepala sekolah yang dibuktikan dengan: (a) Aspek penilaian kepala sekolah terdiri dari kompetensi kepribadian dan sosial, kepemimpinan pembelajaran, pengembangan sekolah, manajemen sumber daya, kewirausahaan dan supervisi pembelajaran, (b) Program penilaian kepala sekolah dilampiri instrumen yang baku (Permendiknas No. 11
12 35/2010), (c) Program penilaian kinerja kepala sekolah memenuhi jumlah kepala sekolah binaan minimal; 12. Menyusun dokumen program pengawasan semesteran dengan sistematika dan enam aspek deskripsi kegiatan: (a) Identitas sekolah, (b) Visi dan misi, (c) Identitas masalah, (d) Deskripsi kegiatan: tujuan, sasaran, target keberhasilan, indikator, metode kerja, jadwal; 13. Menyusun dokumen RPA/RPBK dan RPM yang berisi sepuluh aspek: (a) Sekolah/sasaran/tempat, (b) Aspek pembinaan, (c) Tujuan, (d) Indikator keberhasilan, (e) Strategi/metode/teknik, (f) Skenario kegiatan, (g) Sumber daya yang digunakan, (h) Penilaian dan instrumen, (i) Rencana tindak lanjut, (j) Waktu; 14. Instrumen untuk kegiatan pengawasan yang terdiri dari: (a) Instrumen pembinaan guru, (b) Instrumen pembinaan kepala sekolah, (c) Instrumen pemantauan SNP, (d) Instrumen penilaian kinerja guru, (e) Instrumen penilaian kinerja kepala sekolah; 15. Membuat rencana penelitian pengembangan: (a) Judul, (b) Rumusan masalah, (c) Tujuan penelitian, (d) Manfaat penelitian, (e) Kajian pustaka, (f) Metode penelitian, (g) Daftar pustaka Kinerja Pengawas dalam Melaksanakan Program Kepengawasan Pelakasanaan pengawasan dalam penelitian ini mencakup: (1) melaksanakan pembinaan guru atau kepala sekolah, (2) memantau pelaksanaan 8 (delapan) standar nasional pendidikan, (3) melaksanakan penilaian kinerja guru 12
13 atau kepala sekolah dan (4) melakukan pembinaan dan pengembangan profesi guru. Pelaksanaan program kepengawasan (K2) harus memperhatikan hal-hal berikut: 1. Dokumen laporan pelaksanaan program pembinaan guru yang ditunjukkan dengan enam bukti: (a) Surat keterangan pelaksanaan pembinaan guru, (b) Daftar hadir pembinaan guru (memenuhi jumlah minimal guru), (c) Jadwal pelaksanaan pembinaan guru, (d) Kesimpulan hasil pembinaan guru, (e) Tindak lanjut hasil pembinaan guru, (e) Materi pembinaan guru meliputi kompetensi pedagogik, profesional, kepribadian dan sosial; 2. Dokumen laporan pelaksanaan program pembinaan kepala sekolah yang memenuhi enam bukti: (a) Surat keterangan pembinaan, (b) Daftar hadir pembinaan (memenuhi jumlah beban kerja minimal), (c) Jadwal pelaksanaan pembinaan, (d) Kesimpulan hasil pembinaan, (e) Tindak lanjut hasil pembinaan, (f) Materi pembinaan kepala sekolah (kompetensi kepribadian dan sosial, kepemimpinan pembelajaran, pengembangan sekolah, manajemen sumber daya, kewirausahaan dan supervisi pembelajaran); 3. Dokumen laporan pelaksanaan pemantauan pelaksanaan delapan SNP yang ditunjukan dengan tujuh bukti: (a) Surat keterangan pelaksanaan, (b) Pemantauan delapan SNP, (c) Daftar sekolah yang dipantau, (d) Instrumen yang telah diisi, (e) Hasil pengolahan pemantauan, (f) Kesimpulan temuan pemantauan, (g) Rekomendasi/Tindak lanjut; 13
14 4. Dokumen laporan pelaksanaan program penilaian kinerja guru yang ditunjukkan dengan enam bukti: (a) Surat keterangan pelaksanaan penilaian kinerja guru, (b) Instrumen penilaian kinerja yang telah diisi, (c) Daftar hadir guru yang dinilai (memenuhi beban jumlah guru minimal), (d) Hasil pengolahan penilaian kinerja guru, (e) Kesimpulan penilaian kinerja guru, (f) Rekomendasi/Tindak lanjut; 5. Dokumen laporan pelaksanaan program penilaian kinerja kepala sekolah yang ditunjukkan dengan enam bukti: (a) Surat keterangan pelaksanaan penilaian kinerja kepala sekolah, (b) Instrumen penilaian kinerja yang telah diisi, (c) Daftar hadir kepala sekolah yang dinilai (memenuhi beban jumlah guru minimal), (d) Hasil pengolahan penilaian kinerja kepala sekolah, (e) Kesimpulan penilaian kinerja kepala sekolah, (f) Rekomendasi/Tindak lanjut; 6. Melaksanakan penelitian pengembangan: (a) Surat Keterangan Melakukan penelitian pengembangan, (b) Melakukan pengembangan, (c) Melakukan uji coba terbatas, (d) Melakukan analisis uji coba model, (e) Melakukan uji coba meluas, (f) Melakukan analisis uji coba meluas Kinerja Pengawas dalam Mengevaluasi Program Kepengawasan Evaluasi kepengawasan dalam penelitian ini mencakup kegiatan kepengawasan sekolah dalam hal: (1) penilaian terhadap program kepengawasan, (2) penyusunan tindak lanjut atau revisi program kepengawasan dan (3) penyusunan laporan kepengawasan. Evaluasi pelaksanaan program kepengawasan (K3) harus memperhatikan: 14
15 1. Laporan hasil evaluasi pelaksanaan program pembinaan guru yang ditunjukan dengan empat bukti: (a) Data hasil pembinaan guru, (b) Hasil analisis, (c) Kesimpulan, (d) Tindak lanjut; 2. Laporan hasil evaluasi pelaksanaan pembinaan kepala sekolah yang dibuktikan dengan empat bukti: (a) Data hasil pembinaan kepala sekolah, (b) Hasil analisis, (c) Kesimpulan, (d) Tindak lanjut; 3. Laporan hasil evaluasi pelaksanaan program pemantauan delapan SNP yang ditunjukkan dengan empat bukti: (a) Data hasil pemantauan delapan SNP, (b) Hasil analisis, (c) Kesimpulan, (d) Tindak lanjut; 4. Laporan hasil evaluasi pelaksanaan program penilaian kinerja guru yang ditunjukkan dengan empat bukti: (a) Data hasil penilaian kinerja guru, (b) Hasil analisis, (c) Kesimpulan, (d) Tindak lanjut; 5. Laporan hasil evaluasi pelaksanaan program penilaian kinerja kepala sekolah yang ditunjukkan dengan empat bukti: (a) Data hasil penilaian kinerja kepala sekolah, (b) Hasil analisis, (c) Kesimpulan, (d) Tindak lanjut; 6. Mengevaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan tingkat kecamatan/kabupaten/kota/provinsi: (a) Ada laporan hasil evaluasi pelaksanaan program pengawasan tingkat kecamatan/kabupaten/kota/provinsi, (b) Hasil analisis, (c) Kesimpulan, (d) Tindak lanjut; 7. Dokumen laporan, minimal mencakup: (a) Pendahuluan sampai dengan metodelogi relatif sama dengan proposal penilitian (ada penyesuaian), (b) 15
16 Pembahasan tiap langkah penelitian, (c) Kesimpulan, (d) Rekomendasirekomendasi; 8. Dokumen laporan tahunan hasil pengawasan yang sesuai dengan tujuh aspek sistematika dan isi: (a) Identitas (halaman judul halaman pengesahan, kata pengantar, daftar isi), (b) Pendahuluan (latar belakang, fokus masalah, tujuan dan sasaran, tugas pokok/ruang lingkup), (c) Kerangka pikir pemecahan masalah, (d) Pendekatan dan metode pengawasan, (e) Hasil pengawasan pada sekolah binaan (pembinaan guru dan kepala sekolah pemantauan SNP, penilaian kinerja guru dan kepala sekolah, pembimbingan dan pelatihan profesionalisme guru dan kepala sekolah), (f) Penutup (simpulan saran dan rekomendasi), (g) Lampiran (RPA/RPM/RPBK, jadwal, surat tugas, instrumen hasil pengawasan) Kinerja Pengawas dalam Melatih dan Membimbing Profesionalisme Guru Melatih dan membimbing profesionalisme gurudalam penelitian ini mencakup kegiatan kepengawas sekolah dalam hal: (1) Melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesionalisme guru di MGMP/KKG/MGP, (2) Melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesionalisme kepala sekolah di KKKS/MKKS dan (3) Melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesionalisme guru dan kepala sekolah dalam penelitian tindakan. Melatih dan membimbing profesionalisme guru (K4) harus memperhatikan: 16
17 1. Menyusun program pembimbingan dan pelatihan profesional guru di MGMP/KKG/MGP meliputi empat aspek: (a) Penguasaan kompetensi guru, (b) Pengembangan diri, (c) Publikasi ilmiah, (d) Karya inovatif; 2. Menyusun program pembimbingan dan pelatihan profesional kepala sekolah di KKKS/MKKS meliputi empat aspek: (a) Penguasaan kompetensi kepala sekolah, (b) Penguasan kompetensi tugas tambahan sebagai kepala sekolah, (c) Pembimbingan penulisan KTI, (d) Pembimbingan pelaksanaan pendidikan karakter, program induksi, EDS, akreditasi sekolah dll; 3. Menyusun program pembimbingan dan pelatihan kepala sekolah yang meliputi lima aspek: (a) Menyusun rencana kerja sekolah, (b) Melaksanakan rencana kerja sekolah, (c) Pengawasan dan evaluasi,(d) Kepemimpinan sekolah, (e) SIM sekolah; 4. Program pembimbingan pengawas muda dalam melaksanakan tugas pokok yang meliputi empat aspek: (a) Penyusunan program pengawasan, (b) Pelaksanaan program pengawasan, (c) Evaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan, (d) Penyusunan laporan hasil pengawasan; 5. Menyusun program pembimbingan dan pelatihan profesional guru dan kepala sekolah dalam penelitian tindakan meliputi empat aspek: (a) Wawasan PTK dan PTS (arti, tujuan ciri, kriteria, masalah, judul, melaksanakan, menyusun laporan), (b) Penyusunan program PTK dan PTS, (c) Pelaksanaan PTK dan PTS, (d) Penyusunan laporan PTK dan PTS; 6. Dokumen laporan pelaksanaan pembimbingan dan pelatihan profesionalisme guru di MGMP/KKG/MGP yang ditunjukkan dengan enam 17
18 bukti: (a) Surat keterangan, (b) Daftar hadir guru, (c) Jadwal pelaksanaan, (d) Materi pembimbingan dan pelatihan (pengembangan diri, publikasi ilmiah, karya inovatif), (e) Kesimpulan, (f) Tindak lanjut; 7. Dokumen laporan pelaksanaan program pembimbingan dan pelatihan profesioonalisme kepala sekolah di KKKS/MKKS yang ditunjukkan dengan enam bukti:(a) Surat keterangan, (b) Daftar hadir kepala sekolah, (c) Jadwal pelaksanaan, (d) Materi pembimbingan dan pelatihan (kompetensi tugas tambahan, penulisan KTI, pendidikan karakter, program induksi, EDS/MSDP, akreditasi sekolah dll), (e) Kesimpulan, (f) Tindak lanjut; 8. Dokumen laporan pelaksanaan pembimbingan dan pelatihan kepala sekolah dalam menyusun rencana kerja sekolah, melaksanakan rencana kerja, pengawasan dan evaluasi, kepemimpinan sekolah dan SIM sekolah yang ditunjukkan dengan lima bukti: (a) Surat keterangan, (b) Daftar hadir guru dan kepala sekolah, (c) Jadwal pelaksanaan, (d) Kesimpulan, (e) Tindak lanjut; 9. Dokumen laporan pelaksanaan program pembimbingan pengawas sekolah muda dalam melaksanakan tugas pokok yang ditinjukkan dengan enam bukti: (a) Surat keterangan pembimbingan pengawas sekolah muda minimal dari Korwas, (b) Daftar hadir pengawas sekolah yang dibimbing, (c) Jadwal pelaksanaan pembimbingan pengawas sekolah muda, (d) Materi pembimbingan (penyusunan program, pelaksanaan program, evaluasi hasil pelaksanaan program, penyusunan laporan), (e) Kesimpulan hasil pembimbingan, (f) Tindak lanjut; 18
19 10. Dokumen laporan pelaksanaan program pembimbingan dan pelatihan profesionalisme guru dan kepala sekolah dalam penelitian tindakan yang ditunjukkan dengan: (a) Suratb keterangan, (b) Daftar hadir guru dan kepala sekolah, (c) Jadwal pelaksanaan, (d) Materi (wawasan, penyusunan proposal pelaksanaan, penyusunan laporan PTK dan PTS), (e) Kesimpulan, (f) Tindak lanjut; 11. Laporan hasil evaluasi pelaksanaan program pembimbingan dan pelatihan guru di MGPM/KKG/MGP yang ditunjukan dengan empat bukti: (a) Data hasil pembimbingan dan pelatihan guru, (b) Hasil analisis, (c) Kesimpulan, (d) Tindak lanjut; 12. Laporan hasil evaluasi pelaksanaan pembimbingan dan pelatihan kepala sekolah da KKKS/MKKS yang ditunjukkan dengan empat bukti: (a) Data hasil pembimbingan dan pelatihan kepala sekolah, (b) Hasil analisis, (c) Kesimpulan, (d) Tindak lanjut; 13. Laporan hasil evaluasi melaksanakan pembimbingan dan pelatihan kepala sekolah dalam menyusun rencana kerja, melaksanakan rencana kerja, pengawasan dan evaluasi,kepemimpinan sekolah dan SIM sekolah yang ditunjukkan dengan empat bukti: (a) Data hasil pembimbingan dan pelatihan, (b) Hasil analisis, (c) Kesimpulan, (d) Tindak lanjut; 14. Laporan hasil evaluasi pembimbingan pengawas muda dalam melaksanakan tugas pokok yang ditunjukkan dengan empat bukti: (a) Data hasil pembimbingan pengawasa muda dalam melaksanakan tugas pokok, (b) Hasil analisis, (c) Kesimpulan, (d) Tindak lanjut; 19
20 15. Laporan hasil evaluasi pembimbingan pengawas muda dan madya dalam melaksanakan tugas pokok yang ditunjukkan dengan indikator: (a) Kesesuaian proposal dengan hasil, (b) Kebenaran langkah-langkah penelitian, (c) Keterlaksanaan rekomendasi, (d) Kemungkinan penelitian lanjutan; 16. Laporan hasil pembimbingan dan pelatihan profesionalisme guru dan kepala sekolah dalam penelitian tindakan yang ditunjukkan dengan empat indikator: (a) Data hasil pembimbingan dan pelatihan profesionalisme guru dan kepala sekolah dalam penelitian tindakan, (b) Hasil analisis, (c) Kesimpulan. 20
KINERJA PENGAWAS SEKOLAH DASAR NEGERI DI KECAMATAN POSIGADAN KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW SELATAN. Irawan Kasiaradja¹, Abd.Kadim.Masaong 2, Arifin 3.
KINERJA PENGAWAS SEKOLAH DASAR NEGERI DI KECAMATAN POSIGADAN KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW SELATAN Irawan Kasiaradja¹, Abd.Kadim.Masaong 2, Arifin 3. Universitas Negeri Gorontalo Fakultas lmu Pendidikan
Lebih terperinciRUANG LINGKUP MATERI DAN ALOKASI WAKTU
PENGELOLAAN TUGAS POKOK DAN ETIKA PENGAWAS BIMBINGAN TEKNIS CALON MENTOR PENGAWAS SELEKSI CALON PENGAWAS 2016 Peta konsep KUALIFIKASI PENGEMBANGAN PROFESI PENGAWAS TUGAS POKOK DAN FUNGSI 1 PENGAWAS KUALIFIKASI
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR: 21 TAHUN 2010 TENTANG
MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR: 21 TAHUN 2010 TENTANG JABATAN
Lebih terperinciPANDUAN KERJA PENGAWAS SEKOLAH
PANDUAN KERJA PENGAWAS SEKOLAH PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DIREKTORAT PEMBINAAN TENAGA KEPENDIDIKAN PENDIDIKAN DASAR
Lebih terperinciPEDOMAN PENILAIAN KINERJA PENGAWAS MADRASAH
PEDOMAN PENILAIAN KINERJA PENGAWAS MADRASAH DIREKTORAT PENDIDIKAN MADRASAH DIRJEN PENDIDIKAN ISLAM KEMENTERIAN AGAMA 2014 KATA PENGANTAR Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas sangat
Lebih terperinciBUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 730 TAHUN 2012 TENTANG MEKANISME PENGANGKATAN DAN PENUGASAN PENGAWAS SATUAN PENDIDIKAN
BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 730 TAHUN 2012 TENTANG MEKANISME PENGANGKATAN DAN PENUGASAN PENGAWAS SATUAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT, Menimbang : a. bahwa untuk
Lebih terperinciPERATURAN BERSAMA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL DAN NOMOR 01/III/PB/2011 NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG
PERATURAN BERSAMA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 01/III/PB/2011 NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS SEKOLAH DAN ANGKA KREDITNYA
Lebih terperinciWALIKOTA PADANG PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PENGAWAS SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG,
WALIKOTA PADANG PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PENGAWAS SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG, Menimbang : a. bahwa berdasarkan Ketentuan Pasal 39 ayat (1) Peraturan
Lebih terperinciJABATAN FUNGSIONAL GURU DAN ANGKA KREDITNYA
JABATAN FUNGSIONAL GURU DAN ANGKA KREDITNYA Oleh: Anik Ghufron FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2010 PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR 16 TAHUN 2009 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL GURU DAN ANGKA KREDITNYA
PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR 16 TAHUN 2009 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL GURU DAN ANGKA KREDITNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN
Lebih terperinciPENGAWASAN AKADEMIK DAN MANAJERIAL SERTA TATA CARA PENILAIAN ANGKA KREDIT PENGAWAS SEKOLAH
PENGAWASAN AKADEMIK DAN MANAJERIAL SERTA TATA CARA PENILAIAN ANGKA KREDIT PENGAWAS SEKOLAH (Bukti Fisik, Kriteria dan Angka Kredit) KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDRAL GURU DAN TENAGA
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan data yang telah dikumpulkan tentang hasil pembahasan analisis kinerja pengawas sekolah menengah kejuruan dalam pelaksanaan program supervisi
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA BEKASI
BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 48 2015 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGANGKATAN DAN PERAN PENGAWAS SEKOLAH PENILIK DAN PAMONG BELAJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinci2015, No Mengingat : c. bahwa penyesuaian substansi peraturan sebagaimana dimaksud pada huruf b ditetapkan dengan Peraturan Kepala Lembaga Admi
No.1115, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA LAN. Widyaiswara. Jabatan Fungsional. Angka Kredit. Penilaian. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG
Lebih terperinciPEDOMAN PENETAPAN ANGKA KREDIT DAN KENAIKAN JABATAN/PANGKAT PENGAWAS MADRASAH
PEDOMAN PENETAPAN ANGKA KREDIT DAN KENAIKAN JABATAN/PANGKAT PENGAWAS MADRASAH Oleh : Team Penyusun KEMENTERIAN AGAMA RI DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM DIREKTORAT PENDIDIKAN MADRASAH JAKARTA 2014
Lebih terperinciKEBIJAKAN DAN IMPLEMENTASI JABATAN FUNGSIONAL ANALIS KEBIJAKAN
KEBIJAKAN DAN IMPLEMENTASI JABATAN FUNGSIONAL ANALIS KEBIJAKAN Dra. Nadimah, MBA. ASISTEN DEPUTI STANDARISASI JABATAN DAN PENGEMBANGAN KOMPETENSI KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI
Lebih terperinciWalikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat
Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 61 TAHUN 2014 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA, Menimbang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memandang kerja adalah sesuatu yang mulia. Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya manusia mempunyai kedudukan semakin penting pada keadaan masyarakat yang selalu dinamis, terlebih lagi kondisi saat ini sedang berada atau sedang menuju
Lebih terperinciPERATURAN BERSAMA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 03/V/PB/2010 NOMOR : 14 TAHUN 2010
PERATURAN BERSAMA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 03/V/PB/2010 NOMOR : 14 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL GURU DAN ANGKA KREDITNYA DENGAN
Lebih terperinciPEDOMAN PELAKSANAAN PEMENUHAN BEBAN KERJA PENGAWAS MADRASAH
PEDOMAN PELAKSANAAN PEMENUHAN BEBAN KERJA PENGAWAS MADRASAH DIREKTORAT PENDIDIKAN MADRASAH DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM KEMENTERIAN AGAMA RI JAKARTA 2014 KATA PENGANTAR Keberhasilan penyelenggaraan
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 41 SERI E
BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 41 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 41 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN PROFESIONAL PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DENGAN
Lebih terperinciBUPATI MADIUN BUPATI MADIUN,
BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PENUGASAN GURU SEBAGAI KEPALA SEKOLAH DALAM LINGKUP PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN BUPATI MADIUN, Menimbang : a. bahwa guru dapat
Lebih terperinciPROGRAM PENDIDIKAN PROFESI PENGAWAS SEKOLAH
1 PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI PENGAWAS SEKOLAH Oleh: Prof. Dr. H. Sufyarma Marsidin, M.Pd. Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan UNP, Padang. Abstrak: Pengawas sekolah salah satu
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,
PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENUGASAN GURU PEGAWAI NEGERI SIPIL SEBAGAI KEPALA SEKOLAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR 41 TAHUN 2012
MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2012 TENTANG JABATAN
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.206, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN AGAMA. Pengawas. Madrasah. Pendidikan Agama Islam. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG PENGAWAS MADRASAH DAN
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.287, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPAN RB. Analis Keimigrasian. Jabatan Fungsional. Angka Kredit. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Tujuan dan Keuntungan. Dasar Hukum Jabatan Fungsional Pranata Komputer
PENDAHULUAN Tujuan dan Keuntungan Dasar Hukum Jabatan Fungsional Pranata Komputer Pengertian, Rumpun Jabatan, Kedudukan, Tugas Pokok dan Jenjang Jabatan Tujuan dan Keuntungan 1.1. Tujuan Penetapan Jabatan
Lebih terperinciPERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 0100 TAHUN 2017
PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 0100 TAHUN 2017 TENTANG FORMASI JABATAN FUNGSIONAL TERTENTU/KHUSUS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR
Lebih terperinciPEDOMAN PELAKSANAAN PEMENUHAN BEBAN KERJA PENGAWAS MADRASAH
PEDOMAN PELAKSANAAN PEMENUHAN BEBAN KERJA PENGAWAS MADRASAH DIREKTORAT PENDIDIKAN MADRASAH DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM KEMENTERIAN AGAMA RI JAKARTA 2014 KATA PENGANTAR Keberhasilan penyelenggaraan
Lebih terperinciPROGRAM KERJA TAHUNAN PENGAWAS SEKOLAH 2011/2012
PROGRAM KERJA TAHUNAN PENGAWAS SEKOLAH 2011/2012 : Nama Pengawas : Dr. Rahmat, M.Pd. NIP : 195805161981011004 NUPTK : 884873663720012 Bidang Tugas : Pengawas SMA Kota : Bogor Provinsi : Jawa Barat DINAS
Lebih terperinciDASAR HUKUM JABATAN FUNGSIONAL ANALIS KEPEGAWAIAN :
DASAR HUKUM JABATAN FUNGSIONAL ANALIS KEPEGAWAIAN : 1. Undang-Undang Nomor 5 Th 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara; 2. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2014 Tentang Batas Usia Pensiun Bagi Pejabat Fungsional;
Lebih terperinciSAMBUTAN Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Penjaminan Mutu Pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
SAMBUTAN Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Penjaminan Mutu Pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas sangat terkait
Lebih terperinciPEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU BUKU 2 PEDOMAN PELAKSANAAN PENILAIAN KINERJA GURU (PK GURU)
PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU BUKU 2 PEDOMAN PELAKSANAAN PENILAIAN KINERJA GURU (PK GURU) DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI,
PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PENILIK DAN ANGKA KREDITNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA
Lebih terperinciMODUL PENGAWAS SEKOLAH PEMBELAJAR Supervisi Akademik
Supervisi Akademik MODUL PENGAWAS SEKOLAH PEMBELAJAR KELOMPOK KOMPETENSI J PEDOMAN PENGAWASAN Penanggung Jawab Dra. Garti Sri Utami, M. Ed. Penyusun 1. Dr. H. Rahmat, MPd.; 0818339330034; rahmatdr2324@gmail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kegiatan belajar mengajar akan berjalan dengan efektif apabila satuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan belajar mengajar akan berjalan dengan efektif apabila satuan pendidikan memiliki guru yang sesuai dengan kebutuhan, baik jumlah, kualifikasi, maupun
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG KETENTUAN BATAS USIA PENSIUN BAGI PEJABAT FUNGSIONAL SANDIMAN
PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG KETENTUAN BATAS USIA PENSIUN BAGI PEJABAT FUNGSIONAL SANDIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA, Menimbang
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR 16 TAHUN 2009 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL GURU DAN ANGKA KREDITNYA
PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR 16 TAHUN 2009 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL GURU DAN ANGKA KREDITNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 28 TAHUN 2010 TENTANG PENUGASAN GURU SEBAGAI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 28 TAHUN 2010 TENTANG PENUGASAN GURU SEBAGAI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciWALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL ARSIPARIS WALIKOTA SURABAYA,
SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL ARSIPARIS WALIKOTA SURABAYA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka menjamin pembinaan profesi, karir, kepangkatan
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 38 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN KEMAMPUAN PROFESIONAL PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 38 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN KEMAMPUAN PROFESIONAL PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINJAI, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciPEDOMAN PENETAPAN ANGKA KREDIT DAN KENAIKAN JABATAN/PANGKAT PENGAWAS MADRASAH
PEDOMAN PENETAPAN ANGKA KREDIT DAN KENAIKAN JABATAN/PANGKAT PENGAWAS MADRASAH Oleh : Team Penyusun KEMENTERIAN AGAMA RI DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM DIREKTORAT PENDIDIKAN MADRASAH JAKARTA 2013
Lebih terperinciPERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 75 TAHUN 2014 TENTANG OPTIMALISASI TATA KELOLA PENGANGKATAN KEPALA SEKOLAH 01 KOTA MOJOKERTO
WALIKOTA MOJOKERTO PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 75 TAHUN 2014 TENTANG OPTIMALISASI TATA KELOLA PENGANGKATAN KEPALA SEKOLAH 01 KOTA MOJOKERTO OENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MOJOKERTO,
Lebih terperincijtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt
Menimbang : jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 41 TAHUN 2014 TENTANG PENUGASAN GURU SEBAGAI KEPALA SEKOLAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciPEDOMAN PENILAIAN PRESTASI KERJA PENGAWAS SEKOLAH
WURI HANDAYANI TUT PEDOMAN PENILAIAN PRESTASI KERJA PENGAWAS SEKOLAH KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015 1 KATA PENGANTAR Diberlakukannya Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 1 Tahun
Lebih terperinciWALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT
WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA BUKITTINGGI NOMOR 68 TAHUN 2016 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL ASSESSOR SUMBER DAYA MANUSIA APARATUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA
Lebih terperinci2 Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian (L
No.287, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPAN RB. Analis Keimigrasian. Jabatan Fungsional. Angka Kredit. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciWALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT
WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA BUKITTINGGI NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL ANALIS KEUANGAN PUSAT DAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BUKITTINGGI,
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA TENTANG JABATAN FUNGSIONAL GURU DAN ANGKA KREDITNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Draft Peraturan Menteri PAN Tgl. 4 Maret 2008 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya RANCANGAN PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR: TENTANG JABATAN FUNGSIONAL GURU
Lebih terperinciPeraturan...
PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2014 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PELELANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDAYAGUNAAN
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. lingkup, output yang diharapkan serta jadwal pengawasan dituangkan dalam program
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi data hasil penelitian. 1.1 Penyusunan program pengawasan Kegiatan pengawasan sekolah pasti harus diawali dengan penyusunan program
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR 17 TAHUN 2010
MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG JABATAN
Lebih terperinciInternalisasi Rancangan Peraturan Menteri PAN dan RB
Internalisasi Rancangan Peraturan Menteri PAN dan RB Sekretariat Jenderal DPR RI 15 April 2014 Setyanta Nugraha Karo Analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN 10/22/2013 Karo Analisa APBN 1 PERATURAN MENTERI
Lebih terperinci2017, No Pemerintah Nomor 40 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Nege
No.439, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPKP. Inpassing. Jabatan Fungsional Auditor. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG PENGANGKATAN PEGAWAI NEGERI
Lebih terperinciBUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 38 TAHUN 2013 TENTANG
BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 38 TAHUN 2013 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN BAGI PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciPeraturan...
- 1 - Menimbang PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2014 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH NARKOBA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinci17. Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 08 Tahun 2010 tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Tangerang (Lembaran Daerah Tahun 2010
PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 55 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENUGASAN GURU SEBAGAI KEPALA SATUAN PENDIDIKAN YANG DISELENGGARAKAN ATAU DIDIRIKAN PEMERINTAH DAERAH Menimbang : Mengingat : DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciDRAFT PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR TENTANG JABATAN AKADEMIK DOSEN
DRAFT PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA Revisi tgl 19-21 Oktober 2012, di Hotel patrajasa semarang NOMOR TENTANG JABATAN AKADEMIK DOSEN DENGAN
Lebih terperinciPERATURAN BERSAMA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 02/V/PB/2010 NOMOR 13 TAHUN 2010
SALINAN PERATURAN BERSAMA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 02/V/PB/2010 NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL PRANATA LABORATORIUM PENDIDIKAN
Lebih terperinci3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara
PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR: 15 TAHUN 2010 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PAMONG BELAJAR DAN ANGKA KREDITNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI
Lebih terperinciTAGOR ALAMSYAH HARAHAP
TAGOR ALAMSYAH HARAHAP ENTITAS DESAIN TATA KELOLA GTK DAPODIK Cek Data Guru setiap saat WEBSITE TUNJANGAN P2tk.dikdas.kemdikbud.go.id SIKLUS PENGIRIMAN DATA DARI SEKOLAH KE SERVER DAPODIK PUSAT Feedback
Lebih terperinciBUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 25 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENUGASAN GURU PEGAWAI NEGERI SIPIL SEBAGAI KEPALA SEKOLAH
1 BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 25 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENUGASAN GURU PEGAWAI NEGERI SIPIL SEBAGAI KEPALA SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIDOARJO, Menimbang :
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG
PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL ANALIS KEBIJAKAN DAN ANGKA KREDITNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDAYAGUNAAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lingkungan pendidikan formal. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengawas pendidikan mempunyai kedudukan yang strategis dan penting dalam membina dan mengembangkan kemampuan profesional guru dan kepala sekolah dengan tujuan agar sekolah
Lebih terperinciBUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG PENILAIAN KINERJA KEPALA SEKOLAH DI KABUPATEN BLORA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG PENILAIAN KINERJA KEPALA SEKOLAH DI KABUPATEN BLORA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLORA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan
Lebih terperinciPEMBINAAN TEKNIS TIM PENILAI PRANATA KOMPUTER - ADMINISTRASI
BADAN PUSAT STATISTIK PEMBINAAN TEKNIS TIM PENILAI PRANATA KOMPUTER - ADMINISTRASI (Berdasarkan : SK MenPAN Nomor 66/Kep/M.PAN/7/2003 (Perka BPS Nomor 16 Tahun 2008) Bagian Jabatan Fungsional TUJUAN PENETAPAN
Lebih terperinciBUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 55 TAHUN 2015 TENTANG
SALINAN BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 55 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN KETERANGAN BELAJAR, IZIN BELAJAR, TUGAS BELAJAR, SURAT KETERANGAN TANDA LAPOR TELAH MEMILIKI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara menjadi lebih baik. Untuk mencapai pendidikan yang berkualitas
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan merupakan investasi masa depan suatu bangsa. Pendidikan yang berkualitas tinggi akan membentuk generasi penerus yang mampu membangun negara menjadi lebih
Lebih terperinci2016, No Birokrasi Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2014 tentang Jabatan Fungsional Pranata Nuklir dan Angka Kreditnya; Mengingat : 1. Undang-
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2042, 2016 KEMENPAN-RB. Jabatan Fungsional. Nuklir. Perubahan. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN
Lebih terperinciPenilaian Prestasi Kerja Bagi Dosen Tetap Yayasan yang Telah Memiliki Sertifikat Pendidik
Penilaian Prestasi Kerja Bagi Dosen Tetap Yayasan yang Telah Memiliki Sertifikat Pendidik Nandang Suherman Kepala Bagian Umum Kopertis Wilayah III Jakarta 2018 LATAR BELAKANG Untuk mewujudkan pembinaan
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.1307, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI. Pemeriksa Merk. Jabatan Fungsional. Angka Kredit. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : PER/ 66 /M.PAN/6/2005 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL WIDYAISWARA DAN ANGKA KREDITNYA
PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : PER/ 66 /M.PAN/6/2005 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL WIDYAISWARA DAN ANGKA KREDITNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR
Lebih terperinciKeterkaitan PUBLIKASI ILMIAH Dengan PKB
Hand out 1 Mengingat kembali Keterkaitan PUBLIKASI ILMIAH Dengan PKB Buku 4 halaman 1 sd 7 waktu sajian 90 menit (2 JP) 1 Hakekat Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Meningkatkan profesionalitas guru
Lebih terperinci2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2009 tentang Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 76, Tambahan Lembaran
No.1689, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMHAN. DosenUNHAN. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG DOSEN DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS PERTAHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciPERATURAN BERSAMA KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA, TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN
PERATURAN BERSAMA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : PB. 01/MEN/2009 NOMOR : 14 TAHUN 2009 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH PERIKANAN DAN
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR: 14 TAHUN 2009 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL WIDYAISWARA DAN ANGKA KREDITNYA
PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR: 14 TAHUN 2009 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL WIDYAISWARA DAN ANGKA KREDITNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR
Lebih terperinciMENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA
SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2018 TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN
Lebih terperinciJABATAN FUNGSIONAL PUSTAKAWAN DAN REFORMASI BIROKRASI. Oleh Opong Sumiati. Dasar Hukum
JABATAN FUNGSIONAL PUSTAKAWAN DAN REFORMASI BIROKRASI Oleh Opong Sumiati Dasar Hukum Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2002 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 100 TAHUN 2000 TENTANG PENGANGKATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM JABATAN STRUKTURAL PRESIDEN
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2002 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 100 TAHUN 2000 TENTANG PENGANGKATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM JABATAN STRUKTURAL Menimbang
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.875, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI.. Auditor Kepegawaian. Jafung. Angka Kredit. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
Lebih terperinci- 5 - k. memfasilitasi
- 1 - PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH HUKUM DAN ANGKA KREDITNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciWALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 48 TAHUN 2013 TENTANG
WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 48 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN KEMAMPUAN PROFESIONAL PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJAR,
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR: PER/220/M.PAN/7/2008 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR DAN ANGKA KREDITNYA
PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR: PER/220/M.PAN/7/2008 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR DAN ANGKA KREDITNYA KEMENTERIAN NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 13 TAHUN 2002 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 100 TAHUN 2000 TENTANG PENGANGKATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM JABATAN STRUKTURAL PRESIDEN, Menimbang : bahwa
Lebih terperinciKEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 1999 TENTANG RUMPUN JABATAN FUNGSIONAL PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 1999 TENTANG RUMPUN JABATAN FUNGSIONAL PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk mewadahi keberadaan dan sekaligus
Lebih terperinciMENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA
SALINAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG
Lebih terperinciMENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
SALINAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2013 TENTANG
Lebih terperinci- 1 - MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
- 1 - SALINAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.1769, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA LAN. Jabatan Fungsional. Analis Kebijakan. Standar Kompetensi. PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 31 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR KOMPETENSI
Lebih terperinci2015, No Fungsional Pengantar Kerja didasarkan pada analisis beban kerja; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a,
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.838, 2015 KEMENAKER. Pengantas Kerja. Jabatan Fungsional. Formasi. Pedoman. PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN
Lebih terperinciKABIJAKAN PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL (Persfektif UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang ASN dan Peraturan
KABIJAKAN PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL (Persfektif UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang ASN dan Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen PNS) Aba Subagja Sekretaris Deputi Bidang
Lebih terperinciWALIKOTA PROBOLINGGO
WALIKOTA PROBOLINGGO SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 44 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN TUGAS TAMBAHAN GURU SEBAGAI KEPALA SEKOLAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO DENGAN RAHMAT
Lebih terperinci- 1 - PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR 40 TAHUN 2012 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR KEPEGAWAIAN DAN ANGKA KREDITNYA
- 1 - MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2012 TENTANG
Lebih terperinciPEDOMAN UJI KOMPETENSI BAGI PEJABAT FUNGSIONAL PENGAWAS BIBIT TERNAK BAB I PENDAHULUAN
5 LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA Nomor 71/Permentan/OT.140/7/2013 TENTANG PEDOMAN UJI KOMPETENSI BAGI PEJABAT FUNGSIONAL PENGAWAS BIBIT TERNAK PEDOMAN UJI KOMPETENSI BAGI PEJABAT
Lebih terperinciMENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI
MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PEMERIKSA
Lebih terperinciPERATURAN BERSAMA MENTERI PERTANIAN DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 54/Permentan/OT.210/11/2008 NOMOR 23 A TAHUN 2008
PERATURAN BERSAMA MENTERI PERTANIAN DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 54/Permentan/OT.210/11/2008 NOMOR 23 A TAHUN 2008 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH PERTANIAN DAN ANGKA
Lebih terperinciPERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 025 TAHUN 2014 TENTANG FORMASI JABATAN FUNGSIONAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 025 TAHUN 2014 TENTANG FORMASI JABATAN FUNGSIONAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN
Lebih terperinciBUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG
SALINAN BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN BAGI GURU DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK DENGAN
Lebih terperinci