MODUL PENGAWAS SEKOLAH PEMBELAJAR Supervisi Akademik

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MODUL PENGAWAS SEKOLAH PEMBELAJAR Supervisi Akademik"

Transkripsi

1 Supervisi Akademik

2 MODUL PENGAWAS SEKOLAH PEMBELAJAR KELOMPOK KOMPETENSI J PEDOMAN PENGAWASAN Penanggung Jawab Dra. Garti Sri Utami, M. Ed. Penyusun 1. Dr. H. Rahmat, MPd.; ; rahmatdr2324@gmail.com 2. Dra. Yayat Ibayati MPd.; ; yiba_poenya@yahoo.com Penelaah Dr. Cepi Triatna, MPd.; ; cepitriatna2015@upi.edu Diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 2016 Edisi ke-1: Agustus 2016 Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang Dilarang menyalin sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan individu maupun komersial tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

3

4

5 DAFTAR ISI SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN... i KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR GAMBAR... v DAFTAR TABEL... vi DAFTAR LAMPIRAN... vii PETA KEDUDUKAN MODUL... viii PENDAHULUAN... 1 A. Latar belakang... 1 B. Target Kompetensi... 1 C. Tujuan Pembelajaran... 1 D. Peta Kompetensi... 2 E. Ruang Lingkup dan Pengorganisasian Pembelajaran... 2 F. Cara Penggunaan Modul... 3 KEGIATAN PEMBELAJARAN 1 PENGANTAR PENYUSUNAN PEDOMAN PENGAWASAN5 A. Tujuan Pembelajaran... 5 B. Indikator Pencapaian Tujuan... 5 C. Uraian Materi Pengertian pedoman pengawasan Prinsip-prinsip Tujuan Penyusunan Manfaat Ruang Lingkup... 7 D. Aktivitas Pembelajaran... 8 E. Latihan/Kasus/Tugas F. Rangkuman G. Umpan Balik H. Refleksi dan Tindak Lanjut I. Kunci Jawaban KEGIATAN PEMBELAJARAN 2 DESKRIPSI SPESIFIKASI TUGAS PENGAWAS SEKOLAH A. Tujuan Pembelajaran B. Indikator Pencapaian Tujuan C. Uraian Materi Rincian Kegiatan Tugas Pokok Pengawas Sekolah Beban Kerja dan Pengaturan Tugas Pengawas Sekolah (Permendikbud Nomor 143 Tahun 2014) Bidang Pengawasan Pengawas Sekolah (Permendikbud Nomor 143 Tahun 2014) iii

6 4. Kegiatan Pengawasan yang Terkait dengan Bukti Fisik Untuk Perhitungan Angka Kredit D. Aktivitas Pembelajaran E. Latihan/Kasus/Tugas F. Rangkuman G. Umpan Balik H. Refleksi dan Tindak Lanjut I. Kunci Jawaban KEGIATAN PEMBELAJARAN 3 MODEL PROSEDUR PENYUSUNAN PEDOMAN PENGAWASAN A. Tujuan Pembelajaran B. Indikator Pencapaian Tujuan C. Uraian Materi Prinsip-prinsip Penyusunan Model Prosedur Penyusunan Model Prosedur Kegiatan Pengawasan D. Aktivitas Pembelajaran E. Latihan/Kasus/Tugas F. Rangkuman G. Umpan Balik H. Refleksi dan Tindak Lanjut I. Kunci Jawaban KEGIATAN PEMBELAJARAN 4 PENYUSUNAN PEDOMAN PENGAWASAN A. Tujuan Pembelajaran B. Indikator Pencapaian Tujuan C. Uraian Materi Model Kerangka Langkah-langkah Penyusunan D. Aktivitas Pembelajaran E. Latihan/Kasus/Tugas F. Rangkuman G. Umpan Balik H. Refleksi dan Tindak Lanjut I. Kunci Jawaban EVALUASI PENUTUP DAFTAR ISTILAH DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN iv

7 DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Peta Kedudukan Modul... viii Gambar 2. Peta Kompetensi Modul... 2 Gambar 3. Model Prosedur Penyusunan Gambar 4. Model Prosedur Kegiatan Spesifik Penyusunan Program Pengawasan Gambar 5. Prosedur Pengawasan Manajerial Gambar 6. Prosedur Pelaksanaan Refleksi dan Perumusan Rekomendasi Gambar 7. Prosedur Penyusunan Program Pengawasan Gambar 8. Prosedur Penyusunan Evaluasi dan Laporan Pengawasan Gambar 9. Bimbingan Guru dan / atau Kepala Sekolah Gambar 10. Prosedur Evaluasi Pengawasan Pada Sekolah Binaan Gambar 11. Prosedur Pemantauan Pemenuhan SNP Gambar 12. Prosedur Pelaksanaan Pengawasan Akademik v

8 DAFTAR TABEL Tabel 1. Kegiatan Pembelajaran dan Alokasi Waktu Tabel 2. Strategi Pembelajaran... 3 Tabel 3. Rincian Kegiatan Tugas Pokok Pengawas Sekolah vi

9 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Kunci Jawaban Evaluasi Lampiran 2. Contoh Prosedur Kegiatan Pengawasan Lampiran 3. Contoh Model Kerangka Lampiran 4. Contoh Draf Lampiran 5. Angka Kredit Untuk vii

10 PETA KEDUDUKAN MODUL Modul Pengawas Sekolah Pembelajar terdiri dari 10 modul. Dari modul A sampai dengan modul J. Saat ini Saudara sedang membahas dan mempelajari modul J,. D I M E N S I K O M P E T E N S I PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN EVALUASI PENDIDIKAN SUPERVISI MANAJERIAL MODUL J MODUL I Pengembangan Profesi MODUL H Penilaian Kinerja Kepala Sekolah, Guru dan Tenaga Kependidikan MODUL G Penilaian dan Pemantauan Pembelajaran MODUL F Pemantauan Pelaksanaan Pemenuhan SNP MODUL E Pelaksanaan Supervisi Manajerial MODUL D Laporan Hasil Pengawasan MODUL C Program Pengawasan Supervisi Manajerial MODUL B Konsep Supervisi Manajerial SUPERVISI AKADEMIK Modul A Supervisi Akademik Gambar 1. Peta Kedudukan Modul viii

11 PENDAHULUAN A. Latar belakang Banyak faktor yang menentukan keberhasilan pendidikan di sekolah, salah satu di antaranya adalah peranan pengawas sekolah sebagai penjamin mutu. Pengawas sekolah sangat berperan penting dalam peningkatan kualitas pendidikan di sekolah, sehingga kualitas pendidik dan kepala sekolah sangat ditentukan oleh peran pengawas sekolah. Hal ini perlu dilaksanakan secara komprehensif dan berkelanjutan dalam melaksanakan tugas pengawasannya sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menghendaki pengawas sekolah untuk terus belajar dan beradaptasi dengan hal-hal baru yang berlaku saat ini. Untuk itu pengawas sekolah perlu meningkatkan kompetensinya seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi antara lain dengan cara mengembangkan (upgrade) diri melalui belajar setiap saat dan di manapun. Hal ini dikenal dengan pengawas sekolah pembelajar. Pengawas sekolah pembelajar merupakan salah satu cara untuk memenuhi standar kompetensi pengawas sekolah sesuai dengan tuntutan profesi dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini dilakukan antara lain melalui pelatihan tatap muka dengan menggunakan modul pengawas sekolah pembelajar. Modul ini memfasilitasi Saudara untuk menyusun pedoman pengawasan. Pada modul ini Saudara akan melaksanakan serangkaian kegiatan dengan multi metode yang dapat dilaksanakan di Kelompok Kerja Pengawas Sekolah (KKPS) setiap jenjang atau di forum Musyawarah Kerja Pengawas Sekolah (MKPS) untuk semua jenjang, di tempat bertugas masing-masing secara inidividu atau tim. Pada akhir kegiatan ini Saudara akan memperoleh pengalaman belajar dan hasil belajar untuk meningkatkan kompetensi Saudara secara berkelanjutan. Saudara pastikan bahwa Saudara memahami komponen-komponen berikut ini. B. Target Kompetensi Pengawas sekolah mampu menyusun pedoman/panduan dan atau buku/modul yang diperlukan untuk melaksanakan tugas pengawasan di sekolah. C. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari modul pedoman pengawasan Saudara, pedoman pengawasan. mampu menyusun 1

12 D. Peta Kompetensi Permendiknas No 12 Tahun 2007 Standar Pengawas Sekolah/Madrasah Dimensi Kompetensi 5. Penelitian Pengembangan Kompetensi : 5.7 Menyusun pedoman/panduan dan atau buku/modul yang diperlukan untuk melaksanakan tugas pengawasan di sekolah Indikator Pencapaian Kompetensi : Menyusun Judul Modul : PEDOMAN PENGAWASAN Gambar 2. Peta Kompetensi Modul E. Ruang Lingkup dan Pengorganisasian Pembelajaran 2 1. Ruang Lingkup Ruang lingkup materi Penyusunan meliputi pengantar penyusunan pedoman pengawasan, deskripsi spesifikasi tugas pengawas sekolah, model prosedur penyusunan pedoman pengawasan, dan penyusunan pedoman pengawasan. Kegiatan pembelajaran menggunakan alokasi waktu yang berbedabeda. Pada modul ini Saudara dapat memetakan kegiatan, studi kasus, simulasi, studi dokumen, tugas mandiri atau diskusi dengan sesama pengawas sekolah. Dalam kegiatan lainnya Saudara akan mengerjakan soal-soal dan umpan balik pada setiap akhir pembelajaran. Selanjutnya Saudara akan mengikuti tes akhir sebelum melaksanakan tes Uji Kompetensi Pengawas Sekolah secara daring (dalam jaringan). Materi dalam modul ini khusus yang terkait dengan materi dan kegiatan pembelajaran untuk penyusunan pedoman pengawasan. Untuk lebih jelasnya Saudara baca uraian berikut ini.

13 2. Pengorganisasian Pembelajaran a. Kegiatan Pembelajaran dan Alokasi Waktu Kegiatan pembelajaran dan alokasi waktu tertera pada tabel berikut: Tabel 1. Kegiatan Pembelajaran dan Alokasi Waktu. No Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu 1. Pengantar Penyusunan 6 JP 2. Deskripsi Spesifikasi Tugas Pengawas Sekolah 7 JP 3. Model Prosedur Penyusunan 6 JP Sekolah 4. Penyusunan Sekolah 11 JP Jumlah 30 JP Keterangan 1 JP : 45 menit b. Strategi Pembelajaran Kegiatan pembelajaran modul menggunakan berbagai macam strategi yang ditunjukkan pada Tabel 2. Tabel 2. Strategi Pembelajaran No Strategi Pembelajaran 1. Mind mapping 2. Studi kasus 3. Studi dokumen 4. Focus group discussion 5. Whole Group 6. Tugas Mandiri 7. Simulasi 8. Berpikir reflektif 9. Windows shoping 10. Diskusi panel F. Cara Penggunaan Modul Modul Pengawas Sekolah Pembelajar ini dirancang dengan moda tatap muka dengan pola 30 JP. Langkah-langkah yang harus dilakukan pengawas sekolah pembelajar dalam mempelajari Modul ini adalah sebagai berikut: 1. Lakukan pengecekan terhadap kelengkapan modul ini, seperti kelengkapan halaman, kejelasan hasil cetakan, serta kondisi modul secara keseluruhan. 2. Bacalah struktur dan petunjuk penggunaan modul ini serta bagian pendahuluan yang meliputi: target kompetensi, tujuan pembelajaran, peta kompetensi, ruang lingkup, sebelum masuk pada pembahasan materi pokok. 3. Pelajarilah setiap kegiatan pembelajaran sampai tuntas, 4. Pelajari semua isi modul mulai dari materi pembelajaran, aktivitas pembelajaran, latihan soal dalam modul ini dengan seksama. 5. Buatlah catatan-catatan kecil jika ditemukan hal-hal yang perlu pengkajian lebih lanjut dan disampaikan pada fasilitator 3

14 6. Ikuti semua instruksi yang terdapat dalam aktivitas pembelajaran yang meliputi kegiatan dan pengisian lembar kerja (LK) di setiap kegiatan pembelajaran. 7. LK yang terdapat dalam modul merupakan contoh, Saudara dapat mengerjakannya di tempat lain baik dalam bentuk hard copy maupun soft copy 8. Lakukanlah berbagai latihan sesuai dengan petunjuk yang disajikan pada masingmasing kegiatan pembelajaran. Demikian pula dengan kegiatan evaluasi dan tindak lanjutnya. 9. Disarankan tidak melihat kunci jawaban terlebih dahulu agar evaluasi yang dilakukan dapat mengukur tingkat penguasaan peserta terhadap materi yang disajikan. 10. Pelajarilah keseluruhan materi modul ini secara intensif. Modul ini dirancang sebagai bahan belajar mandiri persiapan uji kompetensi. 4

15 KEGIATAN PEMBELAJARAN 1 PENGANTAR PENYUSUNAN PEDOMAN PENGAWASAN (WAKTU 6 JP) A. Tujuan Pembelajaran Setelah kegiatan Saudara mengkuti kegiatan pembelajaran 1, Saudara dapat 1. merumuskan pengertian pedoman pengawasan. 2. menyebutkan prinsip-prinsip pedoman pengawasan. 3. menjelaskan implikasi dari prinsip pedoman pengawasan terhadap penulisan pedoman pengawasan. 4. menjelaskan tujuan penyusunan pedoman pengawasan. 5. menyebutkan ruang lingkup pedoman pengawasan untuk jabatan pengawas muda B. Indikator Pencapaian Tujuan 1. Merumuskan pengertian pedoman pengawasan. 2. Menyebutkan prinsip pedoman pengawasan. 3. Menjelaskan implikasi dari prinsip pedoman pengawasan terhadap penulisan pedoman pengawasan. 4. Menjelaskan tujuan penyusunan pedoman pengawasan. 6. Menyebutkan ruang lingkup pedoman pengawasan untuk jabatan pengawas muda C. Uraian Materi Saudara menggunakan modul ini antara lain untuk meningkatkan kompetensi penyusunan pedoman pengawasan yang berguna sebagai acuan pelaksanaan tugas. Untuk Saudara ketahui bahwa pedoman pengawasan termasuk jenis karya inovatif pengawas sekolah. Karena itu, penyusunan pedoman pengawasan termasuk kelompok pengembangan profesi yang bernilai angka kredit karena pedoman pengawasan dikelompokkan sebagai karya inovatif. Kajilah uraian materi berikut ini! 1. Pengertian Pengertian pedoman pengawasan adalah pegangan atau petunjuk untuk melaksanakan kegiatan pengawasan yang lebih operasional dan rinci agar pelaksanaan kegiatan pengawasan lebih efektif dan efisien. Berdasarkan pengertian ini, maka pedoman pengawasan berisi informasi yang menuntun pengawas sekolah mengikuti prosedur atau langkah-langkah untuk melaksanakan kegiatan pengawasan di sekolah agar dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Karena itu, sebelum melaksanakan pengawasan Saudara perlu memahami tugas pokok dan fungsi, jenis kegiatan, prinsip-prinsip pelaksanaan tugas, tujuan, strategi untuk mencapai tujuan, serta melaksanaan pengendalian agar proses mengarah pada pemenuhan standar. Di samping itu, Saudara juga perlu terampil menentukan penulisan pedoman sesuai dengan kriteria penulisan karya tulis. 5

16 2. Prinsip-prinsip Penyusunan pedoman pengawasan hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip berikut : a. Pedoman pengawasan mengandung informasi yang jelas dan sistematis yang menghasilkan peningkatan kinerja pengawas sekolah.sistematis artinya harus terstruktur yang meliputi input, proses dan output b. Pedoman pengawasan merupakan komponen pendukung pencapai tujuan pelaksanaan tugas pengawas sekolah. Untuk itu, penulisan pedoman pengawasan perlu berbasis pengalaman pengawas sekolah melaksanakan tugas sebelumnya atau mengacu pada umpan balik pelaksanaan tugas sebelumnya. c. Pedoman pengawasan harus sesuai dengan kebutuhan pengawas sekolah sehingga memudahkan pengawas sekolah dalam melaksanakan tugasnya Tersusunnya pedoman kegiatan pengawasan merupakan salah satu model hasil karya inovatif pengawas sekolah oleh karena itu dalam penyusunannya perlu memperhatikan hal berikut : a. Rancang strategi untuk menarik perhatian sehingga mempermudah pengawas sekolah dalam melaksanakan tugasnya. b. Pedoman mempermudah pengawas sekolah memahami tujuan dan mempermudah dalam menentukan strategi untuk mencapai tujuan yang diharapkannya. c. Pedoman pengawasan hendaknya menjadi sumber inspirasi, misalnya memuat informasi terbaru, sehingga pengawas dapat melaksanakan tugasnya lebih kreatif dan inovatif. d. Penyajian pedoman pengawasan dibuat secara praktis dan mendorong tumbuhnya daya kreasi sehingga pencapaian tugas menjadi lebih optimal. Setelah mengkaji berbagai prinsip dan hal-hal yang harus diperhatikan dalam penyusunan pedoman pengawasan, selanjutnya kita perlu memahami tujuan penyusunan pedoman pengawasan. 3. Tujuan Penyusunan Tujuan utama penyusunan pedoman pengawasan adalah; a. memfaslitasi pengawas sekolah dalam mengenali masalah dan tujuan pelaksanaan bidang tugasnya, b. membantu pengawas sekolah mengidentifikasi langkah pelaksanaan tugas untuk mencapai tujuan yang diharapkan, c. membantu memilih pendekatan, metode dan teknik yang cocok untuk melaksanakan kegiatan pengawasan, d. membantu merumuskan cara menentukan ketercapaian tujuan penggunaan pedoman pengawasan. 6

17 4. Manfaat Pedoman pengawasan dapat memberikan kemudahan kepada pengawas sekolah dalam merumuskan acuan untuk melaksanakan kegiatan pengawasan yang sesuai agar mengarah pada pencapaian standar. 5. Ruang Lingkup Dalam menyusun pedoman pengawasan, Saudara perlu mengacu pada ruang lingkup pedoman pengawasan. Ruang Lingkup sesuai jabatan pengawas sekolah yaitu sebagai berikut : a. Pengawas Muda 1) menyusun program pengawasan; 2) melaksanakan pembinaan Guru; 3) memantau pelaksanaan standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar penilaian; 4) melaksanakan penilaian kinerja Guru; 5) melaksanakan evaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan pada sekolah binaan; 6) menyusun program pembimbingan dan pelatihan profesional Guru di Kelompok Kerja Guru (KKG)/Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)/Musyawarah Guru Pelajaran (MGP) dan sejenisnya; 7) melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesional Guru; dan 8) mengevaluasi hasil pembimbingan dan pelatihan profesional Guru. b. Pengawas Madya 1) menyusun program pengawasan; 2) melaksanakan pembinaan Guru dan/atau kepala sekolah; 3) memantau pelaksanaan standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan dan standar penilaian pendidikan; 4) melaksanakan penilaian kinerja Guru dan/atau kepala sekolah; 5) melaksanakan evaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan pada sekolah binaan; 6) menyusun program pembimbingan dan pelatihan profesional Guru dan/atau kepala sekolah di KKG/MGMP/MGP dan/atau Kelompok Kerja Kepala Sekolah (KKKS)/Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) dan sejenisnya; 7) melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesional Guru dan/atau kepala sekolah; 8) melaksanakan pembimbingan dan pelatihan kepala sekolah dalam menyusun program sekolah, rencana kerja, pengawasan dan evaluasi, kepemimpinan sekolah, dan sistem informasi dan manajemen; 9) mengevaluasi hasil pembimbingan dan pelatihan profesional Guru dan/atau kepala sekolah; dan 10) membimbing pengawas sekolah muda dalam melaksanakan tugas pokok. 7

18 c. Pengawas Utama 1) menyusun program pengawasan; 2) melaksanakan pembinaan Guru dan kepala sekolah; 3) memantau pelaksanaan standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan dan standar penilaian pendidikan; 4) melaksanakan penilaian kinerja Guru dan kepala sekolah; 5) melaksanakan evaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan pada sekolah binaan; 6) mengevaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan tingkat kabupaten/kota atau provinsi; 7) menyusun program pembimbingan dan pelatihan profesional Guru dan kepala sekolah di KKG/MGMP/MGP dan/atau KKKS/MKKS dan sejenisnya; 8) melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesional Guru dan kepala sekolah; 9) melaksanakan pembimbingan dan pelatihan kepala sekolah dalam menyusun program sekolah, rencana kerja, pengawasan dan evaluasi, kepemimpinan sekolah, dan sistem informasi dan manajemen; 10) mengevaluasi hasil pembimbingan dan pelatihan profesional Guru dan kepala sekolah; 11) membimbing pengawas sekolah muda dan pengawas sekolah madya dalam melaksanakan tugas pokok; dan 12) melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesional Guru dan kepala sekolah dalam pelaksanaan penelitian tindakan. Selanjutnya Saudara lakukan pendalaman dan penguatan tentang definisi, prinsipprinsip, tujuan, manfaat dan ruang lingkup pedoman pengawasan melalui berbagai aktivitas pembelajaran beikut. D. Aktivitas Pembelajaran Kegiatan 1.1 Berpikir Reflektif tentang Pengertian (45 Menit) Untuk mengawali kegiatan ini Saudara dapat melakukan refleksi, dalam kegiatan ini Saudara dapat bertukar informasi dan berdiskusi dengan teman sejawat atau dilaksanakan secara individu. Saudara bersama pengawas sekolah lainnya dapat mengawali melalui kegiatan refleksi yang terkait dengan pengertian pedoman pengawasan. 1. Lakukanlah kegiatan refleksi yang terkait dengan kegiatan pengawasan yang sudah pernah Saudara lakukan, jika ada teman sejawat yang melakukan kegiatan yang sama Saudara dapat duduk berpasangan. 2. Jawab pertanyaan pada LK 1.1 8

19 LK 1.1 Pengertian 1. Kegiatan pengawasan manakah yang sering dilakukan? Mengapa? 2. Kegiatan pengawasan manakah yang jarang dilaksanakan? Mengapa? 3. Kegiatan pengawasan manakah yang tidak pernah dilaksanakan? Mengapa? 4. Saudara duduk berpasangan kemudian jawablah pertanyaan berikut : a. Rumuskan definisi pedoman pengawasan! b. Perwakilan kelompok mempresentasikan dalam kelas dan mendiskusikan kesimpulan tentang kegiatan pengawasan yang sering dilakukan, jarang dilakukan dan tidak pernah dilakukan. Mengapa pedoman pengawasan diperlukan? Saudara melaksanakan tugas pengawasan meliputi menyusun program, melaksanakan program, mengevaluasi hasil pelaksanaan pengawasan. Selanjutnya perlu meningkatkan kemampuan merumuskan pedoman pengawasan. Untuk penguatan materi prinsip-prinsip yang telah Saudara kuasai, sebelumnya maka laksanakan kegiatan berikut : Kegiatan 1. 2 Studi Kasus Prinsip-prinsip (45 Menit) Sebelum Saudara menyusun pedoman pengawasan maka terlebih dahulu kita menyamakan persepsi tentang prinsip-prinsip pedoman pengawasan melalui kegiatan berikut. 9

20 1. Saudara perhatikan kasus berikut ini. Seorang pengawas sekolah berpengalaman kerja 5 tahun mengerjakan kegiatan pengawasan setiap tahunnya dengan strategi yang sama dengan kegiatan sebelumnya yaitu supervisi kunjungan kelas, supervisi sarana prasarana, supervisi Rencna Kerja Jangka Menengah (RKJM), pemantauan pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB), Ulangan Tengah Semester (UTS), Ulangan Aakhir Semester (UAS), Ujian Sekolah (US) dan Ujian Nasional (UN) dengan menggunakan format yang sama pula. Semua hasil pengawasan tiap tahun disimpan dalam map sebagai kumpulan hasil pengawasan. 3. Perhatikan kutipan dari Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 143 Tahun 2014 berikut ini Tugas pokok Pengawas Sekolah adalah melaksanakan pengawasan akademik dan manajerial pada satuan pendidikan yang meliputi penyusunan program pengawasan, pelaksanaan pembinaan, pemantauan pelaksanaan 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan, penilaian, pembimbingan dan pelatihan professional Guru, evaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan, dan pelaksanaan tugas kepengawasan di daerah khusus (Permendikbud Nomor 143 Tahun 2014). Setelah Saudara memperhatikan nomor 1 dan 2 isilah pertanyaan berikut LK 1.2. LK 1.2 Prinsip-prinsip pedoman pengawasan 1. Apakah pada kasus tersebut pengawas sekolah melaksanakan kegiatan sesuai dengan tugas pokok pengawas sekolah berdasarkan Permendikbud Nomor 143 Tahun 2014? Berikan alasan dalam kolom berikut: 2. Berdasarkan kasus tersebut, perlukah pedoman pengawasan? Mengapa? 3. Dari jawaban nomor 2, prinsip-prinsip pedoman pengawasan manakah yang Saudara perlukan? 10

21 Untuk lebih mendalami tentang tujuan perumusan pedoman pengawasan bertambah baik, maka ikuti kegiatan berikut: Kegiatan 1.3 Windows shoping tentang Tujuan Penyusunan Pedoman Pengawasan (45 Menit) 1. Saudara duduk berpasangan untuk mendiskusikan tentang tujuan penyusuan pedoman pengawasan. Tulis hasil diskusi pada kertas dan LK 1.3, kemudian tempel di dinding ruangan 2. Perwakilan kelompok ada berperan sebagai penjaga hasil diskusi kelompok dan bertugas memberikan pelayanan jika ada kelompok lain yang berkunjung untuk mengomentari dan berdiskusi yang terkait dengan hasil diskusinya. 3. Setiap anggota kelompok/peserta berkunjung ke kelompok lain dan mengomentari/berdiskusi yang terkait dengan hasil diskusi kelompok lain, secara bergiliran. 4. Perwakilan peserta memimpin diskusi pleno untuk membuat rangkuman tentang tujuan penyusunan pedoman pengawasan. LK 1.3 Tujuan Penyusunan 1. Hasil diskusi tujuan penyusunan pedoman pengawasan 2. Hasil diskusi pleno rangkuman tujuan penyusunan pedoman pengawasan Kegiatan berikutnya Saudara akan membahas manfaat pedoman pengawasan melalui kegiatan berikut.pada kegiatan ini Saudara akan merumuskan manfaat pedoman pengawasan besama sama dengan teman sejawat. Kegiatan 1. 4 Whole Group tentang Manfaat (45 Menit) Semua peserta duduk setengah lingkaran atau seperti huruf U tentukan moderator untuk memimpin diskusi. 1. Semua peserta duduk berpasangan dan berdiskusi tentang manfaat pedoman dengan cara semua peserta menuliskan manfaat pedoman pengawasan pada LK Setelah semua peserta menuliskan manfaat pedoman pengawasan, peserta duduk berpasangan, kemudian diskusi saling tukar pemikiran yang ditulis tentang manfaat pedoman pengawasan. 11

22 3. Perwakilan peserta (moderator) memimpin diskusi untuk membuat rangkuman tentang manfaat pedoman pengawasan kemudian hasilnya tulis pada LK 1.4 LK 1.4 Manfaat Pedoman Pngawasan 1. Hasil diskusi manfaat 2. Hasil diskusi saling tukar pemikiran yang ditulis tentang manfaat pedoman pengawasan. 3. Rangkuman hasil diskusi tentang manfaat pedoman pengawasan Untuk memudahkan merumuskan pedoman pengawasan, Saudara perlu memperhatikan ruang lingkup tugas pengawasan yang berkaitan dengan tugas spesifik yang perlu dipertimbangkan dalam membuat pedoman pengawasan. Selanjutnya ikuti kegiatan berikut Kegiatan 1. 5 Mind Mapping tentang Ruang Lingkup (67,5 Menit) 1. Saudara membentuk kelompok 3-4 orang perkelompok, kemudian berdiskusi, isilah diagram Ruang Lingkup berikut dengan memuat sejumlah kegiatan yang menjadi tugas pengawas sekolah yang wajib dilaksanakan dalam tugas sehari-hari sesuai jenjang jabatan pengawas sekolah (pilih salah satu pengawas muda/madya/utama*). Jika kolomnya kurang bisa ditambah pada LK Perwakilan kelompok presentasi kemudian diskusi secara pleno dan membuat rangkuman tentang ruang lingkup pedoman pengawasan dan tulis pada LK Perhatikan hasil diskusi kelompok tentang ruang lingkup pedoman pengawasan pada nomor 1, kemudian cermati dan sesuaikan dengan daftar cek kegiatan pengawasan yang terdapat pada LK 1.5. Isilah kolom sesuai dengan tanda v, jika menurut Saudara sesuai dengan kegiatan jabatan pengawas sekolah pada nomor 1 LK Berdasarkan hasil daftar cek tersebut, apakah kesimpulannya? Beri alasan! 12

23 LK 1.5 Diagram ruang lingkup pedoman pengawasan 1. Contoh diagram ruang lingkup pedoman pengawasan sesuai jabatan pengawas sekolah PETA PENGAWASAN 2. Hasil diskusi rangkuman ruang lingkup pedoman pengawasan sesuai jabatan pengawas sekolah 3. Daftar cek kegiatan pengawasan berdasarkan hasil no 1 No Kegiatan 1 Penyusunan program pengawasan 2 Pembinaan guru dan atau kepala sekolah 3 Pemantauan pelaksanaan SNP 4 Penilaian kinerja guru dan atau kepala sekolah 5 Evaluasi hasil pelaksanaan program Pengawasan di Sekolah Binaan 6 Penyusunan program pembimbingan dan pelatihan profesional guru dan atau kepala sekolah di KKG/MGMP/MGP dan/atau KKKS/MKKS 7 Pelaksanaan program pembimbingan dan pelatihan profesional Guru dan atau kepala sekolah di KKG/MGMP/MGP dan/atau KKKS/MKKS 8 Evaluasi hasil pembimbingan dan pelatihan profesional guru dan atau kepala sekolah Sesuai Kesesuaian Tidak sesuai 4. Kesimpulan tentang ruang lingkup pedoman pengawasan berdasarkan daftar cek kegiatan pengawas sekolah 13

24 Setelah Saudara melaksanakan berbagai kegiatan tentang pengertian, prinsip, tujuan, manfaat dan ruang lingkup pedoman pengawasan, selanjutnya Saudara lakukan kegiatan latihan soal pada lembar berikut. E. Latihan/Kasus/Tugas Perhatikan soal berikut, kemudian pilih jawaban yang benar dengan memberi tanda silang (X) pada option soal berikut ini (10 menit) 1. Perhatikan pernyataan berikut : Pedoman pengawasan berisi informasi yang menuntun pengawas sekolah mengikuti prosedur atau langkah-langkah untuk melaksanakan kegiatan pengawasan di sekolah agar dapat mencapai tujuan yang diharapkan Berdasarkan pernyataan tersebut, apakah yang dimaksud dengan pengertian pedoman pengawasan? A. Pengertian pedoman pengawasan adalah pegangan atau petunjuk untuk melaksanakan kegiatan pengawasan yang lebih khusus dan rinci agar pelaksanaan kegiatan pengawasan lebih efektif dan efisien. B. Pengertian pedoman pengawasan adalah pegangan atau petunjuk untuk melaksanakan kegiatan pengawasan yang lebih fokus dan rinci agar pelaksanaan kegiatan pengawasan lebih efektif dan efisien C. Pengertian pedoman pengawasan adalah pegangan atau petunjuk untuk melaksanakan kegiatan pengawasan yang lebih mudah dan rinci agar pelaksanaan kegiatan pengawasan lebih efektif dan efisien D. Pengertian pedoman pengawasan adalah pegangan atau petunjuk untuk melaksanakan kegiatan pengawasan yang lebih operasional dan rinci agar pelaksanaan kegiatan pengawasan lebih efektif dan efisien 2. Penulisan pedoman pengawasan menggunakan salah satu prinsip penyusunan pedoman pengawasan adalah... A. Pedoman pengawas sekolah perlu memiliki informasi dan hasil penggunaan pedoman pengawasan menjadi tujuan pedoman pengawasan. B. Penulisan pedoman pengawasan tidak perlu ada refleksi atau memberikan umpan balik, sehingga pengawas lebih mudah dalam melaksanakan tugasnya C. Pengawas sekolah perlu melakukan konfirmasi kinerjanya untuk dapat menentukan apakah mereka telah mencapai tujuan pedoman pengawasan D. Isi pedoman harus sesuai dengan kebutuhan pengawas sekolah, sehingga memudahkan pengawas sekolah dalam melaksanakan tugasnya 14

25 3. Implikasi penting dari prinsip pedoman pengawasan terhadap penulisan pedoman pengawasan sebagai karya inovatif pengawas sekolah terurai pada uraian di bawah ini... A. Pedoman memfasilitasi pengawas sekolah agar dapat mengembangkan ideide/gagasan baru dalam melaksanakan tugasnya. B. Rencana strategi untuk menarik perhatian sehingga pengawas sekolah dapat memahami informasi yang disajikan. C. Supaya pengawas sekolah memfokuskan perhatian pada hal-hal yang menjadi tujuan pedoman pengawasan. D. Penyajian pedoman pengawasan harus dapat memberikan motivasi sehingga pedoman pengawasan dikembangkan untuk menumbuhkan semangat. 4. Tujuan penyusunan pedoman pengawasan berguna untuk : A. mengkomunikasikan yang akan dituju dari proses pengawasan, terutama kepada kepala sekolah B. membantu mengidentifikasi isi kegiatan pengawasan dan bagaimana kegiatan pengawasan tersebut diurutkan C. membantu memutuskan pendekatan, metode dan teknik yang cocok untuk melaksanakan kegiatan pengawasan D. membantu merumuskan cara menilai ketercapaian tujuan penggunaan pedoman pengawasan. 5. Perhatikan pernyataan berikut. Program pengawas sekolah; Pembinaan guru dan atau kepala sekolah; Pemantauan pelaksanaan pemenuhan standar nasional pendidikan (SNP); Penilaian kinerja guru dan atau kepala sekolah;evaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan di sekolah binaan; Evaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan tingkat provinsi/kabupaten/kota; Program bimbingan dan pelatihan profesional guru dan atau kepala sekolah di KKG/MGMP/MGBK dan/atau KKKS/MKKS;Pelaksanaan program pembimbingan dan pelatihan profesional guru dan atau kepala sekolah di KKG/MGMP/MGBK dan/atau KKKS/MKKS; Pembimbingan dan pelatihan kepala sekolah dalam penyusunan program sekolah, rencana kerja, pengawasan dan evaluasi, kepemimpinan sekolah dan sistem informasi dan manajemen; Evaluasi hasil bimbingan dan pelatihan profesional guru dan atau kepala sekolah Berdasarkan pernyataan tersebut ruang lingkup pedoman pengawasan untuk pengawas muda sesuai dengan Permendikbud Nomor 143 Tahun 2014 adalah sebagai berikut : A. Program Pengawasan, Pembinaan Guru, Pemantauan Pelaksanaan SNP, Penilaian Kinerja guru dan atau Kepala Sekolah, Evaluasi Hasil Pelaksanaan Program Pengawasan di Sekolah Binaan, Program bimbingan dan pelatihan profesional guru dan atau kepala sekolah di KKG/MGMP/MGBK dan/atau KKKS/MKKS;Pelaksanaan program pembimbingan dan pelatihan profesional guru dan atau kepala sekolah di KKG/MGMP/MGBK dan/atau KKKS/MKKS; 15

26 B. menyusun program pengawasan;melaksanakan pembinaan guru;memantau pelaksanaan standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, dan standar penilaian pendidikan; melaksanakan penilaian kinerja guru; melaksanakan evaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan pada sekolah binaan; menyusun program pembimbingan dan pelatihan profesional Guru di KKG/MGMP/MGP sejenisnya; melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesional Guru di KKG/MGMP/MGP;dan mengevaluasi hasil pembimbingan dan pelatihan profesional Guru C. menyusun program pengawasan;melaksanakan pembinaan guru;memantau pelaksanaan standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, dan standar penilaian pendidikan; melaksanakan penilaian kinerja guru; melaksanakan evaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan pada sekolah binaan; D. Program Pengawasan, Pembinaan Guru dan atau Kepala Sekolah, Pemantauan Pelaksanaan SNP, Penilaian Kinerja guru dan atau Kepala Sekolah, Evaluasi Hasil Pelaksanaan Program Pengawasan di Sekolah Binaan, Program bimbingan dan pelatihan profesional guru dan atau kepala sekolah di KKG/MGMP/MGBK dan/atau KKKS/MKKS;Pelaksanaan program pembimbingan dan pelatihan profesional guru dan atau kepala sekolah di KKG/MGMP/MGBK dan/atau KKKS/MKKS; F. Rangkuman Pedoman pengawasan merupakan media kegiatan pengawasan yang dapat berfungsi sebagai pedoman pelaksanaan tugas. Untuk mengawali membuat pedoman pengawasan memerlukan konsep, prinsip, tujuan, manfaat dan ruang lingkup pedoman pengawasan sesuai jabatan pengawas sekolah. G. Umpan Balik Cocokkanlah jawaban Saudara dengan kunci jawaban yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban Saudara yang benar. Selanjutnya gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Saudara terhadap materi. Tingkat Penguasaan = Jumlah Jawaban Benar Jumlah Soal X 100 % Arti tingkat persentase penguasaan yang Saudara capai: = sangat baik = baik = cukup = kurang 60 = sangat kurang Apabila Saudara mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, maka Saudara dapat meneruskan dengan modul berikutnya. Bagus! Apabila tingkat penguasaan Saudara masih di bawah 80%, Saudara harus mengulangi materi pada kegiatan pembelajaran satu, terutama bagian yang belum Saudara kuasai. 16

27 H. Refleksi dan Tindak Lanjut Setelah Saudara melakukan umpan balik lakukan refleksi terkait dengan pencapaian hasil belajar Saudara dengan cara mengisi ceklis pada tabel berikut. No Tujuan Pembelajaran Tercapai 1. Merumuskan pengertian pedoman pengawasan 2. menyebuatkan prinsip-pinsip pedoman pengawasan dengan benar 3. Menjelaskan implikasi dari prisnisp pedoman pengawasan terhadap penulisan pedoman pengawasan 4. Menjelaskan tujuan penyusunan pedoman pengawasan 5. menyebutkan ruang lingkup pedoman pengawasan untuk jabatan pengawas muda Belum Tercapai Keterangan Kegiatan yang membuat saya belajar lebih efektif Kegiatan yang membuat saya tidak efektif belajar dan saran perbaikan I. Kunci Jawaban 1. D 2. B 3. A 4. B 5. B 17

28 KEGIATAN PEMBELAJARAN 2 DESKRIPSI SPESIFIKASI TUGAS PENGAWAS SEKOLAH (WAKTU 7 JP) A. Tujuan Pembelajaran Setelah kegiatan pembelajaran 2, Saudara dapat membuat lima contoh kegiatan pengawasan yang spesifik sesuai dengan Permendikbud No 143 Tahun B. Indikator Pencapaian Tujuan Membuat 5 contoh kegiatan pengawasan yang spesifik sesuai dengan Permendikbud Nomor 143 Tahun C. Uraian Materi Untuk membuat pedoman pengawasan Saudara perlu memahami rincian tugas pengawas sekolah. Berilah tanda materi penting sebagai bahan untuk pedoman pengawasan. 1. Rincian Kegiatan Tugas Pokok Pengawas Sekolah Rincian kegiatan tugas pokok pengawas sekolah setiap jenjang jabatan pengawas sekolah (Permendikbud Nomor 143 Tahun 2014) sebagaimana tercantum dalam table 3. Tabel 3. Rincian Kegiatan Tugas Pokok Pengawas Sekolah Pengawas Pengawas Pengawas Madya No Rincian Kegiatan Muda Utama III/c III/d IV/a IV/b IV/c IV/d IV/e 1. Menyusun program pengawasan w w W W w w w 2. Melaksanakan pembinaan guru w w W W w w W 3. Melaksanakan pembinaan kepala sekolah tw Tw W W w w W 4. Memantau pelaksanaan standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, dan standar penilaian w w W W w w W 5. Memantau pelaksanaan standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar pengelolaan, standar sarana dan tw Tw W W w w W prasarana, dan standar pembiayaan 6. Melaksanakan penilaian kinerja guru w w W w w w W 7. Melaksanakan penilaian kinerja kepala sekolah tw Tw W W w w W 8. Melaksanakan evaluasi hasil pelaksanaan program penga w w W W w w W wasan pada sekolah binaan 9. Mengevaluasi hasil pelaksa naan program pengawasan tw Tw Tw Tw tw w W tingkat provinsi/ kabupaten/ kota 18

29 No Rincian Kegiatan 10. Menyusun program pembim bingan dan pelatihan profesi onal guru di KKG/MGMP/ MGBK dan sejenisnya 11. Menyusun program pembim bingan dan pelatihan profesi onal kepala sekolah di KKKS/ MKKS dan sejenisnya 12. Melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesional guru (karya ilmiah dan karya inovatif) 13. Melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesional kepala sekolah (karya ilmiah dan karya inovatif) 14. Melaksanakan pembimbingan dan pelatihan kepala sekolah dalam menyusun program sekolah, rencana kerja, pengawasan dan evaluasi, kepemimpinan sekolah, dan sistem informasi dan manajemen 15. Mengevaluasi hasil pembimbingan dan pelatihan profesional guru 16. Mengevaluasi hasil pembimbingan dan pelatihan profesional kepala sekolah 17. Membimbing Pengawas Sekolah Muda dalam melaksanakan tugas pokok 18. Membimbing Pengawas Sekolah Madya dalam melaksanakan tugas pokok 19. Melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesional Guru dan kepala sekolah dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas (PTK) dan atau penelitian tindakan sekolah (PTS) 20. Melaksanakan tugas penga wasan di daerah khusus 21. Pengembangan Profesi (menyusun karya tulis ilmiah dan/atau Penerjemahan/ penyaduran buku dan/atau karya ilmiah di bidang pendidikan formal/pengawasan dan/atau membuat karya inovatif) Keterangan : a. w = wajib b. tw = tidak wajib Pengawas Pengawas Pengawas Madya Muda Utama III/c III/d IV/a IV/b IV/c IV/d IV/e w w W W w w W tw Tw W W w w W w w w W w w W tw Tw w W w w W tw tw Tw W w w w w w w W W w W tw Tw w W W w W tw Tw w W W w W tw Tw Tw Tw Tw w W tw Tw Tw Tw Tw w W w w w W W w W w w w W W w w 19

30 c. pelaksanaan pembimbingan dan pelatihan profesional guru dilaksanakan dalam forum KKG/MGMP/MGBK atau pembimbingan dan pelatihan profesional guru yang diselenggarakan oleh lembaga lainnya. d. pelaksanaan pembimbingan dan pelatihan profesional kepala sekolah dilaksanakan di forum KKKS/MKKS atau pembimbingan dan pelatihan profesional kepala sekolah yang diselenggarakan oleh Pemerintah Provinsi/kabupaten/kota. e. Apabila pada suatu unit kerja tidak terdapat pengawas sekolah utama untuk melaksanakan kegiatan pada nomor 9 dan 19, maka pengawas sekolah madya dapat melakukan kegiatan tersebut berdasarkan penugasan secara tertulis dari pejabat berwenang unit kerja yang bersangkutan. 2. Beban Kerja dan Pengaturan Tugas Pengawas Sekolah (Permendikbud Nomor 143 Tahun 2014). Beban kerja dan pengaturan tugas Pengawas Sekolah sebagai berikut: a. Beban kerja Pengawas Sekolah Beban kerja Pengawas Sekolah dalam melaksanakan tugas pengawasan adalah 37,50 jam perminggu di dalamnya termasuk penyusunan program pengawasan, pelaksanaan program pengawasan, melaksanakan evaluasi program pengawasan, dan melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesional Guru dan/atau Kepala Sekolah/Madrasah di Sekolah/Madrasah binaan dengan sasaran diatur sebagai berikut: 1) Untuk TK/RA paling sedikit 10 satuan pendidikan; 2) Untuk SD/MI paling sedikit 10 satuan pendidikan; 3) Untuk SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK paling sedikit 7 (tujuh) satuan pendidikan dan/atau paling sedikit 40 (empat puluh) guru; 4) Untuk Sekolah Luar Biasa paling sedikit 5 (lima) satuan pendidikan dan/atau 40 (empat puluh) guru; 5) Pengawas Bimbingan dan Konseling paling sedikit 40 (empat puluh) guru Bimbingan dan Konseling; 6) Pengawas Rumpun Mata Pelajaran/mata pelajaran Agama dan Pengawas Sekolah Muda untuk TK dan SD paling sedikit 60 (enam puluh) guru, untuk SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK paling sedikit 40 (empat puluh) guru; 7) Pengawas Sekolah yang bertugas di daerah khusus paling sedikit 5 (lima) satuan pendidikan lintas jenis dan jenjang satuan pendidikan. 3. Bidang Pengawasan Pengawas Sekolah (Permendikbud Nomor 143 Tahun 2014) a. Pengawas TK/RA, adalah Pengawas Sekolah yang mempunyai tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh dalam melaksanakan tugas pengawasan akademik dan manajerial pada TK/RA (Pendidikan Anak Usia Dini formal). b. Pengawas Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah adalah Pengawas Sekolah yang mempunyai tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh dalam melaksanakan tugas pengawasan akademik dan manajerial pada sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah. 20

31 c. Pengawas Sekolah rumpun mata pelajaran/mata pelajaran adalah Pengawas Sekolah yang mempunyai tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh dalam melaksanakan tugas pengawasan akademik rumpun mata pelajaran/mata pelajaran yang relevan dan tugas pengawasan manajerial pada SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK. d. Pengawas Pendidikan Luar Biasa adalah Pengawas Sekolah yang mempunyai tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh dalam melaksanakan tugas pengawasan akademik dan manajerial di Pendidikan Luar Biasa. e. Pengawas Bimbingan dan Konseling adalah Pengawas Sekolah yang mempunyai tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh dalam melaksanakan tugas pengawasan kegiatan bimbingan dan konseling pada sekolah/madrasah. 4. Kegiatan Pengawasan yang Terkait dengan Bukti Fisik Untuk Perhitungan Angka Kredit. Untuk lebih jelasnya kajilah kegiatan pengawas sekolah pada modul ini berdasarkan Permendikbud Nomor 143 Tahun 2014 tentang kegiatan pengawas sekolah sebagai berikut : a. Menyusun Program Pengawasan Pengawas memiliki dokumen program pengawasan yang memenuhi enam aspek : 1) Identitas (halaman judul, pengesahan, kata pengantar, dan daftar isi); 2) Pendahuluan, (latar belakang, landasan hukum, tujuan dan sasaran, visi, misi dan strategi pengawasan, sasaran dan target pengawasan, ruang lingkup pengawasan); 3) Identifikasi dan analisis hasil pengawasan yang berisi identifikasi hasil pengawsan tahun sebelumnya, analisis dan evaluasi hasil pengawasan tahun sebelumnya, dan tindak lanjut hasil pengawasan; 4) Program pengawasan, yang berisi: program pembinaan guru dan/atau kepala sekolah; program pemantauan pelaksanaan SNP; program penilaian kinerja guru dan/atau kepala sekolah 5) Penutup. 6) Lampiran berisi : Program Pengawasan Tahunan dan Semester; Rencana Pengawasan Aakademik (RPA)/Rencana Pengawasan Bimbingan Konseling (RPBK)/Rencana Pengawasan Manajerial (RPM); Instrumen pembinaan guru dan/kepala sekolah; Instrumen pemantauan pelaksanaan Standar Nasional Pendidikan (SNP); Instrumen penilaian kinerja guru dan/atau kepala sekolah. b. Melaksanakan pembinaan guru dan kepala sekolah; Materi pembinaan guru meliputi kompetensi pedagogik, profesional, kepribadian dan sosial. Sedangkan materi pembinaan kepala sekolah meliputi kompetensi kepribadian dan sosial, kepemimpinan pembelajaran, pengembangan sekolah, manajemen sumber daya, kewirausahaan, dan supervisi pembelajaran. Laporan pelaksanaan program pembinaan guru dan/atau Kepala Sekolah ditunjukkan dengan lima bukti: 21

32 22 1) Surat keterangan pelaksanaan pembinaan guru dan/atau kepala sekolah. 2) Daftar hadir pembinaan guru (memenuhi jumlah minimal guru dan/atau kepala sekolah) dan/atau kepala sekolah (memenuhi jumlah beban kerja minimal). 3) Jadwal pelaksanaan pembinaan guru dan/atau kepala sekolah. 4) Kesimpulan hasil pembinaan guru dan/atau kepala sekolah. 5) Tindak lanjut hasil pembinaan guru dan/atau kepala sekolah c. Memantau pelaksanaan standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan dan standar penilaian pendidikan; Pengawas menyusun laporan pelaksanaan pamantauan standar nasional pendidikan yang ditunjukkan dengan bukti minimal antara lain: 1) Surat keterangan pelaksanaan pemantauan SNP. 2) Daftar sekolah yang dipantau. 3) Instrumen yang telah diisi. 4) Hasil pengolahan pemantauan. 5) Kesimpulan temuan pemantauan. 6) Tindak lanjut hasil pemantauan SNP. d. Melaksanakan penilaian kinerja guru dan kepala sekolah; Penilaian kinerja guru yang dilakukan oleh pengawas sekolah muda/madya/utama adalah menganalisis hasil penilaian kinerja guru yang dilakukan oleh kepala sekolah/guru senior. Hasil analisis tersebut digunakan sebagai dasar untuk merencanakan Pengembangan Keprofesionalan Berkelanjutan (PKB). Penilaian kinerja kepala sekolah yang dilakukan oleh pengawas sekolah madya/utama dimulai dari persiapan, pelaksanaan penilaian, analisis hasil penilaian, pelaporan hasil penilaian, dan perencanaan PKB kepala sekolah. Laporan pelaksanaan penilaian kinerja guru dan/atau kepala sekolah yang ditunjukkan dengan bukti minimal antara lain: 1) Surat keterangan penilaian kinerja guru dan/atau kepala sekolah. 2) Instrumen penilaian kinerja guru dan/atau kepala sekolah. 3) Daftar hadir guru (memenuhi beban jumlah guru minimal) dan/atau kepala sekolah (memenuhi jumlah minimal kepala sekolah binaan) yang dinilai. 4) Hasil pengolahan penilaian kinerja guru dan/atau kepala sekolah. 5) Kesimpulan penilaian kinerja guru dan/atau kepala sekolah. 6) Rekomendasi/tindak lanjut. e. Melaksanakan evaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan pada sekolah binaan; Dalam melakukan tugas evaluasi pelaksanaan program pengawasan pada sekolah binaan, pengawas menyusun: 1) Laporan evaluasi pelaksanaan pembinaan guru dan/atau kepala sekolah (Data hasil pembinaan guru dan/atau kepala sekolah, hasil analisis, kesimpulan, dan tindak lanjut) 2) Laporan evaluasi pelaksanaan pemantauan SNP (Data hasil pemantauan SNP, hasil analisis, kesimpulan, dan tindak lanjut)

33 3) Laporan evaluasi pelaksanaan penilaian kinerja guru dan/atau kepala sekolah (Data hasil penilaian kinerja guru dan/atau kepala sekolah, hasil analisis, kesimpulan, dan tindak lanjut) f. Mengevaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan tingkat kabupaten/kota atau provinsi; Pengawas menyusun Laporan Hasil Evaluasi pelaksanaan Program pengawasan di tingkat provinsi/kabupaten/kota untuk pengawas sekolah utama yang memenuhi sistematika yang berlaku berisi: 1) Identitas berisi Halaman Judul, Halaman Pengesahan, Kata Pengantar, Daftar Isi; 2) Bab I. Pendahuluan berisi (Latar Belakang, Fokus Masalah, Tujuan dan sasaran, Ruang lingkup Pengawasan); 3) Bab II. Kerangka Pikir Pemecahan Masalah; 4) Bab III. Pendekatan dan Metode; 5) Bab IV. Hasil Pengawasan pada tingkat provinsi/kabupaten/kota, yang berisi: a. Hasil pelaksanaan pembinaan guru dan kepala sekolah; b. Hasil pemantauan pelaksanaan SNP; c. Hasil penilaian kinerja guru dan kepala sekolah; d. Pembimbingan profesionalisme guru dan kepala sekolah; e. Pembimbingan kepala sekolah dalam pengelolaan sekolah; f. Pembimbingan pengawas sekolah muda dan madya dalam pelaksanaan tugas pokok; 6) Bab V Penutup g. Menyusun program pembimbingan dan pelatihan profesional Guru dan kepala sekolah di KKG/MGMP/MGP dan/atau KKKS/MKKS dan sejenisnya; Pengawas menyusun program pembimbingan dan pelatihan professional guru dan/atau kepala sekolah sesuai dengan sistematika yang berlaku, berisi: 1) Untuk Guru : (1) Program Perencanaan Pembelajaran; (2) Pelaksanaan Pembelajaran; (3) Pelaksanaan Penilaian Hasil Pembelajaran; (4) Pelaksanaan Pembimbingan dan dan pelatihan guru dan tugas tambahan. (5) Pembimbingan pembuatan Karya Tulis Ilmiah (KTI) dalam bentuk Pembimbingan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) (6) Pembimbingan Pengawas Sekolah Muda dan Madya. 2) Untuk Kepala Sekolah : (1) Menyusun Program Kerja Sekolah. (2) Pelaksanaan Program Kerja Sekolah. (3) Program Pengawasan dan Evaluasi. (4) Kepemimpinan Sekolah. ( 5) Sistim Informasi Manajemen. (6) PTK/Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) (7) Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) dengan Standar Nasional Pendidikan (SNP) (8) Akreditasi Sekolah. h. Melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesional Guru dan kepala sekolah; Pengawas menyusun laporan pelaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesionalisme guru dan/atau kepala sekolah dilengkapi: 1) Surat keterangan pembinaan guru dan/atau Kepala Sekolah di MGMP/KKG/MGBK dan/atau KKKS/MKKS. 23

34 2) Daftar hadir pembinaan guru dan/atau Kepala Sekolah di MGMP/KKG/MGBK dan/atau KKKS/MKKS. 3) Jadwal pelaksanaan pembinaan guru dan/atau Kepala Sekolah di MGMP/KKG/MGBK dan/atau KKKS/MKKS. 4) Materi pembinaan guru dan/atau Kepala Sekolah di MGMP/KKG/MGBK dan/atau KKKS/MKKS. 5) Instrumen pembinaan guru dan/atau Kepala Sekolah di MGMP/KKG/MGBK dan/atau KKKS/MKKS. 6) Kesimpulan hasil pembinaan guru dan/atau Kepala Sekolah di MGMP/KKG/MGBKdan/atau KKKS/MKKS. 7) Tindak lanjut hasil pembinaan guru dan/atau Kepala Sekolah di MGMP/KKG/MGBK dan/atau KKKS/MKKS. i. Melaksanakan pembimbingan dan pelatihan kepala sekolah dalam menyusun program sekolah, rencana kerja, pengawasan dan evaluasi, kepemimpinan sekolah, dan sistem informasi dan manajemen; Pengawas menyusun Laporan pelaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesionalisme kepala sekolah berisi: 1) Surat keterangan pembinaan Kepala Sekolah di KKKS/MKKS. 2) Daftar hadir pembinaan Kepala Sekolah di KKKS/MKKS. 3) Jadwal pelaksanaan pembinaan Kepala Sekolah di KKKS/MKKS. 4) Materi pembinaan Kepala Sekolah di KKKS/MKKS. 5) Instrumen pembinaan Kepala Sekolah di KKKS/MKKS. 6) Kesimpulan hasil pembinaan Kepala Sekolah di KKKS/MKKS. 7) Tindak lanjut hasil pembinaan Kepala Sekolah di KKKS/MKKS. j. Mengevaluasi hasil pembimbingan dan pelatihan profesional guru dan kepala sekolah; Pengawas menyusun Laporan hasil evaluasi pelaksanaan program pembimbingan dan pelatihan profesionalime guru dan/atau Kepala Sekolah terdiri dari: 1) Laporan evaluasi pelaksanaan pembimbingan dan pelatihan profesionalime guru. 2) Laporan pembimbingan dan pelatihan profesionalisme kepala sekolah. 3) Laporan evaluasi hasil pelaksanaan program pembimbingan dan pelatihan profesionalime guru dan/atau Kepala Sekolah minimal berisi aspek: (a) program; (b) uraian kegiatan; (c) target yang diharapkan; (d) hasil yang dicapai; (e) keterangan (Tindak Lanjut) k. Membimbing pengawas sekolah muda dan pengawas sekolah madya dalam melaksanakan tugas pokok; dan l. Pengawas menyusun laporan pelaksanaan pembimbingan pengawas sekolah muda dan/atau madya dalam melaksanakan tugas pokok, yang berisi: 1) Surat keterangan pembimbingan pengawas sekolah muda minimal dari korwas. 2) Daftar hadir pengawas sekolah muda dan/atau madya yang dibimbing. 24

35 3) Jadwal pelaksanaan pembimbingan pengawas sekolah muda dan/atau madya. 4) Materi pembimbingan pengawas sekolah muda dan/atau madya. 5) Instrumen pembimbingan pengawas sekolah muda dan/atau madya. 6) Kesimpulan hasil pembimbingan pengawas sekolah muda dan/atau madya. 7) Tindak lanjut hasil pembimbingan pengawas sekolah muda dan/atau madya. m. Melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesional guru dan kepala sekolah dalam pelaksanaan penelitian tindakan. Laporan hasil pembimbingan dan pelatihan profesionalisme guru dan kepala sekolah dalam penelitian tindakan yang ditunjukkan dengan empat hal, yaitu: 1) Data hasil hasil pembimbingan dan pelatihan profesionalisme guru dan kepala sekolah dalam penelitian tindakan. 2) Hasil analisis. 3) Kesimpulan. 4) Tindak lanjut. Saudara telah memberi tanda-tanda tentang hal-hal penting untuk membuat pedoman pengawasan. Selanjutnya Saudara melakasanakan aktivitas berikut. D. Aktivitas Pembelajaran Tugas pokok pengawas sekolah dijabarkan menjadi kegiatan pengawas sekolah sesuai jabatannya yaitu kegiatan pengawas sekolah untuk pengawas muda, pengawas madya dan pengawas utama. Untuk lebih jelasnya Saudara ikuti kegiatan berikut ini. Kegiatan 2.1 Focus Gruop Discussion Analisis Kasus Kegiatan Pengawas Sekolah (90 Menit) 1. Silahkan Saudara duduk secara berkelompok dan masing-masing kelompok berkelompok terdiri dari 3 s/d 4 orang 2. Perhatikan kasus berikut ini : Hasil pemetaan keberhasilan SKP kinerja pengawas sekolah dalam satu tahun di KKPS kabupaten X dengan jumlah pengawas sekolah 43 orang. Mereka bekerja dengan dilandasi Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011 dan Permendikbud Nomor 143 Tahun 2014 sebagai acuan kerja. Ada pun data hasil yang dicapai sebagai berikut: Aspek Utama Kualitatif /Output Target % Kualitatif /Mutu Pencapaian Nilai A Penyusunan Program 1 Menyusun program pengawasan Program B Melaksanakan Program 2 Melaksanakan pembinaan guru Laporan Melaksanakan pembinaan kepala sekolah Laporan Memantau pelaksanaan delapan SNP Laporan

36 5 C 7 D 8 Aspek Utama Melaksanakan penilaian kinerja guru dan/atau kepala sekolah Evaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan Melaksanakan evaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan pada sekolah binaan. Membimbing dan melatih profesional guru Menyusun program pembimbingan dan pelatihan profesional guru dan/atau kepala sekolah di KKG/MGMP/K3S Dst Kualitatif /Output Target % Kualitatif /Mutu Pencapaian Nilai Laporan Laporan Program Berdasarkan kasus tersebut, jawablah pertanyaan berikut pada LK 2.1 LK 2.1 Analisis Kegiatan Pengawas Sekolah 1. Berdasarkan kasus tersebut, apakah yang menyebabkan pencapaian target tinggi dalam salah satu komponen pengawasan? 2. Berdasarkan kasus tersebut, apakah yang menyebabkan pencapaian target sangat rendah dalam beberapa komponen? 3. Kegiatan apa yang dapat pengawas sekolah lakukan untuk meningkatkan target pencapaian pengawasan dari kasus tersebut? 4. Perwakilan kelompok melakukan presentasi secara pleno kemudian diskusi untuk membuat rangkuman terkait dengan target pencapaian hasil pengawasan. 26

37 Pengawas sekolah dalam melaksanakan tugas mengacu pada kegiatan pengawasan sesuai dengan jabatannya. Untuk lebih jelasnya Saudara ikuti kegiatan berikut. Kegiatan 2.2 Mind Mapping Spesifikasi Kegiatan Pengawasan Berdasarkan Kasus (90 Menit) 1. Perhatikan kasus berikut ini, kemudian jawablah pertanyaan! Pada awal tahun pelajaran seorang pengawas sekolah akan membuat program pengawasan. Kemudian pengawas sekolah tersebut meminta bantuan Saudara untuk membantu membuat program pengawasan tahunan atau semester. Apakah yang akan Saudara lakukan? 2. Buatlah Diagram Kegiatan Spesifik yang terkait dengan penyusunan program pengawasan pada LK 2.2! Untuk acuan lihat uraian materi pada modul ini. 3. Perwakilan peserta melakukan presentasi secara pleno untuk mendikusikan kemudian membuat rangkuman tentang kegiatan spesifikasi yang harus pengawas lakkuan dalam penyusunan program pengawasan. Selanjutnya a. Saudara duduk berkelompok, dengan anggota 3 s/d 4 orang perkelompok membuat diagram kegiatan spesifik dari kegiatan pengawasan lainnya selain penyusunan program pengawasan. Isilah diagram pada LK 2.2. Usahakan setiap kelompok tidak membuat diagram yang sama!, jika kolom dalam diagram kurang dipersilahkan untuk menambah sesuai kebutuhan. Untuk acuan lihat uraian materi tentang kegiatan pengawasan pada kegiatan pembelajaran 2 modul ini b. Perwakilan kelompok melakukan presentasi dan diskusi secara bergiliran untuk menyamakan persepsi terkait dengan kegiatan spesifikasi pengawas dalam melaksanakan tugasnya LK 2.2 Kegiatan Spesifik Pengawasan 1. Diagram kegiatan spesifik tentang penyusunan program pengawasan, jika kekurangan kolom Saudara bisa menambahkan/membuat sesuai kebutuhan. Untuk acuan lihat uraian materi pada modul ini. 27

38 2. Hasil diskusi pleno rangkuman tentang kegiatan spesifikasi yang harus pengawas lakkuan dalam penyusunan program pengawasan 3. Hasil diskusi kelompok tentang diagram kegatan spesifik pengawasan lainnya selain kegiatan spesifik program pengawasan (setiap kelompok harus berbeda), jika kekurangan kolom Saudara bisa menambahkan sesuai kebutuhan. Untuk acuan lihat uraian materi tentang kegiatan pengawasan pada modul ini. Saudara telah mengerjakan lembar kerja sebagai penguatan materi yang terkait dengan spesifik kegiatan pengawasan dan bukti fisik yang harus ada dari setiap kegiatan pengawasan. Uraian kegiatan pengawasan memudahkan Saudara dalam penyusunan pedoman pengawasan. Kegiatan berikutnya Saudara akan melakukan latihan pengukuran pengetahuan Saudara terkait dengan uraian kegiatan pengawasan. 28

39 E. Latihan/Kasus/Tugas Perhatikan soal berikut, kemudian pilih jawaban yang benar dengan memberi tanda silang (X) pada option soal berikut ini. 1. Perhatikan tabel tentang peta pencapaian target SKP pengawas sekolah Rata-rata No B Aspek Pencapaian Target e 1 Program Pengaawas Sekolah 46 % r 2 Pembinaan Guru 87 % d 3 Pembinaan Kepala Sekolah 51 % a 4 Pemantauan SNP 78 % s 5 Penilaian Kinerja Kepala Sekolah 65 % a 6 Penilaian Kinerja Guru 63 % r7 Evaluasi Pelaksanaan Program Pengawasan 25 % k8 Program Bimbimngan dan Pelatihan Guru dan atau Kepala 0 % a Sekolah di KKG/MGMP/MGBK dan atau KKKS/MKKS n Data tersebut contoh prioritas pemecahan masalah untuk dibuat pedoman pengawasan agar bisa melaksanakan kegiatan pengawasan lebih baik adalah dengan cara membuat kegiatan spesifikasi untuk nomor... A. (1), (3), (7), (5) B. (1), (3), (6), (5) C. (8), (6), (7), (8) D. (8), (7), (3), (1) 2. Seorang pengawas sekolah dengan jabatan pengawas sekolah madya akan mengusulkan perhitungan angka kredit, tetapi masih kekurangan angka kreditnya 1 untuk unsur pengembangan profesi. Untuk memenuhi angka kredit tersebut maka pengawas sekolah akan membuat karya inovatif dalam bentuk pedoman pengawasan yang terkait dengan pembinaan guru. Kegiatan pengawasan yang bukan untuk untuk membuat pedoman laporan pelaksanaan program pembinaan guru adalah... A. Surat keterangan pelaksanaan pembinaan guru dan/atau kepala sekolah dan Jadwal Pembinaan. B. Daftar hadir pembinaan guru (memenuhi jumlah minimal guru dan/atau kepala sekolah) dan/atau kepala sekolah (memenuhi jumlah beban kerja minimal). C. Jadwal pelaksanaan pembinaan guru dan/atau kepala sekolah. D. Kesimpulan hasil pembinaan dan tindak lanjut pembinaan guru dan/atau kepala sekolah 3. Pengawas sekolah madya akan membuat pedoman program pengawas sekolah harus memenuhi enam aspek sistematika antara lain sebagai berikut, contoh sistematika yang belum lengkap adalah... A. Identitas (halaman judul, pengesahan, kata pengantar, dan daftar isi); B. Pendahuluan, (latar belakang, landasan hukum, tujuan dan sasaran, visi, misi dan strategi pengawasan, sasaran dan target pengawasan, ruang lingkup pengawasan); 29

40 C. Identifikasi dan analisis hasil pengawasan yang berisi identifikasi hasil pengawsan tahun sebelumnya, analisis dan evaluasi hasil pengawasan tahun sebelumnya, dan tindak lanjut hasil pengawasan; D. Program pengawasan, yang berisi: program pembinaan kepala sekolah; program pemantauan pelaksanaan SNP; program penilaian kinerja guru dan/atau kepala sekolah 4. Saudara akan membuat pedoman kegiatan pengawasan tentang evaluasi pelaksanaan program pengawasan pada sekolah binaan, maka yang bukan kegiatan evaluasi pelaksanaan program pengawasan di sekolah binaan untuk pengawas madya adalah...: A. Laporan evaluasi pelaksanaan pembinaan guru dan/atau kepala sekolah (Data hasil pembinaan guru dan/atau kepala sekolah, hasil analisis, kesimpulan, dan tindak lanjut) B. Laporan evaluasi pelaksanaan pemantauan SNP (Data hasil pemantauan SNP, hasil analisis, kesimpulan, dan tindak lanjut) C. Tindak lanjut dan rekomendasi serta laporan pengawasan D. Laporan evaluasi pelaksanaan penilaian kinerja guru dan/atau kepala sekolah (Data hasil penilaian kinerja guru dan/atau kepala sekolah, hasil analisis, kesimpulan, dan tindak lanjut) 5. Kegiatan pengawasan untuk pedoman melaksanakan penilaian kinerja guru dan kepala sekolah oleh pengawas muda adalah... A. Penilaian kinerja guru yang dilakukan oleh pengawas sekolah menganalisis hasil penilaian kinerja guru yang dilakukan oleh kepala sekolah. Hasil analisis tersebut digunakan sebagai dasar untuk merencanakan. B. Penilaian kinerja kepala sekolah yang dilakukan oleh pengawas sekolah dimulai dari persiapan, pelaksanaan penilaian, analisis hasil penilaian, pelaporan hasil penilaian, dan perencanaan PKB kepala sekolah. C. Penilaian kinerja guru yang dilakukan oleh pengawas sekolah adalah menganalisis hasil penilaian kinerja guru yang dilakukan oleh kepala sekolah/guru senior. Hasil analisis tersebut digunakan sebagai dasar untuk merencanakan. D. Penilaian kinerja kepala sekolah yang dilakukan oleh pengawas sekolah dimulai dari pelaksanaan penilaian, analisis hasil penilaian, pelaporan hasil penilaian, dan perencanaan PKB kepala sekolah. Tugas Mandiri (45 Menit) : Pastikan Saudara telah menyelesaikan kegiatan 2.2 dan LK 2.2, kemudian dokumentasikan hasil kegiatan 2.2 serta LK 2.2 tersebut sebagai salah satu bahan untuk penyusunan pedoman pengawasan pada kegiatan pembelajaran 3 dan 4. 30

41 F. Rangkuman Tugas pokok pengawas sekolah dijabrakan dalam rincian kegiatan pengawas sekolah. Rincian kegiatan pengawasan yang spesifik merupakan salah satu bahan untuk penyusunan pedoman pengawasan. Pedoman pengawasan dapat disusun berdasarkan hasil analisis kebutuhan pengawas sekolah di tingkat kabupaten/kota juga dapat berdasarkan hasil analisis kebutuhan pengawas sekolah tingkat propinsi dan nasional. G. Umpan Balik Untuk mengetahui keberhasilan Saudara dalam memahami tugas pokok, beban kerja, bidang pengawasan dan kegiatan spesifikasi pengawas sekolah lakukan kegiatan berikut (Umpan Balik) Cocokkanlah jawaban Saudara dengan kunci jawaban yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban Saudara yang benar. Selanjutnya gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Saudara terhadap materi. Tingkat Penguasaan = Jumlah Jawaban Benar Jumlah Soal X 100 % Arti tingkat persentase penguasaan yang Saudara capai: = sangat baik = baik = cukup = kurang 60 = sangat kurang Apabila Saudara mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, maka Saudara dapat meneruskan dengan modul berikutnya. Bagus! Tetapi apabila tingkat penguasaan Saudara masih di bawah 80%, Saudara harus mengulangi uraian rmateri kegiatan pembelajaran dua, terutama bagian yang belum Saudara kuasai. H. Refleksi dan Tindak Lanjut Setelah Saudara melakukan umpan balik, lakukan refleksi terkait dengan pencapaian hasil belajar Saudara, dengan cara mengisi tabel berikut No Tujuan Pembelajaran Tercapai 1 Setelah kegiatan pembelajaran 2, Saudara dapat membuat 5 contoh kegiatan pengawasan yang spesifik dengan benar Tindak lanjut: Belum Tercapai Keterangan 31

42 Kegiatan yang membuat saya belajar lebih efektif Kegiatan yang membuat saya tidak efektif belajar dan saran perbaikan I. Kunci Jawaban 1. D 2. A 3. D 4. C 5. B 32

43 KEGIATAN PEMBELAJARAN 3 MODEL PROSEDUR PENYUSUNAN PEDOMAN PENGAWASAN (WAKTU 6 JP) A. Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran 3, Saudara dapat : 1. memberi contoh penerapan prinsip prinsip penyusunan pedoman pengawasan 2. merumuskan minimal satu model prosedur kegiatan pengawasan dalam penyusunan pedoman pengawasan sesuai kebutuhan pengawas sekolah di tingkat kabupaten/kota B. Indikator Pencapaian Tujuan 1. Memberi contoh penerapan prinsip prinsip penyusunan pedoman pengawasan 2. Merumuskan minimal satu model prosedur kegiatan pengawasan dalam penyusunan pedoman pengawasan sesuai kebutuhan pengawas sekolah di tingkat kabupaten/kota C. Uraian Materi Pada kegiatan pembelajaran 1 dan 2 Saudara telah memahami dengan baik spesifikasi kegiatan pengawas sekolah sesuai dengan bukti fisiknya yang dihargai sesuai dengan angka kreditnya. Selanjutnya Saudara kaji uraian materi berikut ini dan beri tanda jika menurut Saudara. penting. Pedoman pengawasan merupakan panduan yang diperlukan dalam teknis pelaksanaan kegiatan pengawas sekolah yang menjadi tanggung jawabnya. Ruang lingkup kegiatan pengawas sekolah dalam jabatan seperti yang tertuang dalam Permendikbud Nomor 143 Tahun Setiap kegiatan pengawas sekolah yang dipilih harus bernilai angka kredit sehingga dapat berkontribusi pada peningkatan karier pengawas sekolah. Supaya pelaksanaan tugas efektif, maka penyusunan pedoman perlu menjadi perhatian pengawas sekolah agar dalam setiap tahap pelaksanaan menunjang dan terpenuhinya standar kompetensi pengawas sekolah. Oleh karena itu penyusunan pedoman pengawasan perlu memperhatikan prinsip-prinsip penyusunan pedoman pengawasan 1. Prinsip-prinsip Penyusunan a. Jelas dan sistematis dalam menghasilkan peningkatan kinerja pengawas sekolah. Jelas artinya memiliki tujuan yang terukur. Sistematis mengandung makna pedoman meliputi komponen input, proses, dan output. b. Pedoman pengawasan merupakan komponen pendukung pencapain tujuan pelaksanaan tugas pengawas. c. Pedoman memiliki tujuan yang jelas dengan memenuhi kriteria SMART yang merupakan kependekan dari 33

44 1) Specific (mengandung satu perilaku) 2) Measurable (terukur ) 3) Achievable (dapat diwujudkan) 4) Realistic (dapat diwujudkan secara nyata ) 5) Time bound (berbatas waktu) d. Struktur pedoman tersusun praktis sehingga pengawas sekolah dapat mempraktikan dalam melaksanaan tugas. e. Isi pedoman harus sesuai dengan kebutuhan pengawas sekolah dalam melaksanakan tugasnya. f. Pedoman memudahkan pengawas sekolah dalam menggunakan instrumen yang menunjang prinsip pengawasan. Pengawas sekolah dipandu dalam menentukan instrumen dengan ketentuan berikut 1) Penggunaan instrumen merupakan bagian dari proses pemecahan masalah secara logis dan terukur. 2) Instrumen dikembangkan dari kisi-kisi yang mengandung unsur-unsur yang berkaitan dengan penyelesaian masalah. 3) Penggunaan instrumen dapat menjaring informasi yang berguna untuk menyelesaikan masalah 4) Instrumen menggunakan bahasa yang komunikatif yang agar mudah dipahami. 5) Menentukan jumlah butir instrumen sesuai dengan data yang ingin dihimpun serta waktu yang teredia. g. Pedoman pengawasan agar memfasilitasi pengawas sekolah dalam mengembangkan ide-ide atau gagasannya dalam melaksanakan kegiatan pengawasan berdasarkan pengalamannya, sehingga menjadi suatu karya inovatif h. Pedoman mengarahkan pengawas sekolah melakukan pengecekan ulang untuk memastikan bahwa setiap rekomendasi yang disepakati bersama bisa ditindaklanjuti oleh kepala sekolah atau guru. 2. Model Prosedur Penyusunan Penyusunan pedoman pengawasan mengacu pada kegiatan pengawasan Permendikbud No 143 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah dan Angka Kreditnya. Kegiatan pengawasan tersebut perlu dibuat lebih rinci dalam bentuk pedoman pengawasan. Berikut ini gambar contoh model prosedur penyusunan pedoman pengawasan 34

45 Persiapan Mengidentifikasi bidang pengawasan Memilih bidang pengawasan Menentukan masalah Merumuskan tujuan pedoman Menentukan sasaran pedoman Perumusan Pedoman Merumuskan disain pedoman Menentukan judul pedoman Menetapkan latar belakang Menetapkan tujuan akhir Merumuskan manfaat Menentukan pengguna pedoman Tindak Lanjut Menetapkan ruang lingkup pedoman Menentukan pendekatan, metode, dan teknik Menentukan aspek, prosedur, kriteria, dan instrumen penilaian Pencetakan Pengesahan Pembagian dokumen Penggunaan dokumen Gambar 3. Model Prosedur Penyusunan Gambar 3 adalah salah satu contoh model prosedur penyusunan pedoman pengawasan yang mengakomodir prinsip-prinsip dan langkah-langkah penyusunan pedoman pengawasan. Saudara dapat mengembangkan model prosedur penyusunan pedoman pengawasan lain sesuai prinsip-prinsip dan langkah-langkah sesuai regulasi dan kebutuhan. Prosedur penulisan pedoman pengawasan untuk mencapai kegiatan pengawasan menjadi lebih baik, lakukan langkah-langkah berikut ini a. Identifikasi dan tentukan kegiatan pengawasan yang dibutuhkan oleh pengawas sekolah untuk disusun menjadi pedoman pengawasan. Ini dilihat berdasarkan kondisi ideal dan kondisi riil yang dibutuhkan oleh pengawas sekolah untuk meningkatkan kompetensi dan kinerja b. Tetapkan kegiatan yang terdapat di dalam rincian kegiatan pengawas sekolah sesuai regulasi ( Permendikbud No 143 Tahun 2014) sudah tersedia pada uraian materi kegiatan pembelajaran 2 pada modul ini c. Tentukan judul pedoman pengawasan yang akan ditulis d. Identifikasi dan tentukan ruang lingkup unit spesifik dari kegiatan tersebut; Acuan untuk kegiatan ini adalah judul pedoman pengawasan e. Identifikasi dan tentukan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dipersyaratkan; Acuan untuk menentukan kompetensi perhatikan regulasi yang berlaku untuk pengawas sekolah. (Permendiknas No 12 Tahun 2007) f. Uraikan kegiatan pengawasan secara spesifik dalam bentuk prosedur kegiatan pengawasan yang sistematis 35

RUANG LINGKUP MATERI DAN ALOKASI WAKTU

RUANG LINGKUP MATERI DAN ALOKASI WAKTU PENGELOLAAN TUGAS POKOK DAN ETIKA PENGAWAS BIMBINGAN TEKNIS CALON MENTOR PENGAWAS SELEKSI CALON PENGAWAS 2016 Peta konsep KUALIFIKASI PENGEMBANGAN PROFESI PENGAWAS TUGAS POKOK DAN FUNGSI 1 PENGAWAS KUALIFIKASI

Lebih terperinci

PANDUAN KERJA PENGAWAS SEKOLAH

PANDUAN KERJA PENGAWAS SEKOLAH PANDUAN KERJA PENGAWAS SEKOLAH PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DIREKTORAT PEMBINAAN TENAGA KEPENDIDIKAN PENDIDIKAN DASAR

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 730 TAHUN 2012 TENTANG MEKANISME PENGANGKATAN DAN PENUGASAN PENGAWAS SATUAN PENDIDIKAN

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 730 TAHUN 2012 TENTANG MEKANISME PENGANGKATAN DAN PENUGASAN PENGAWAS SATUAN PENDIDIKAN BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 730 TAHUN 2012 TENTANG MEKANISME PENGANGKATAN DAN PENUGASAN PENGAWAS SATUAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT, Menimbang : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. pengawasan akademik dan manajerial pada satuan pendidikan. Sujana (2011:7)

BAB II KAJIAN TEORITIS. pengawasan akademik dan manajerial pada satuan pendidikan. Sujana (2011:7) BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Pengawas Sekolah 2.1.1 Pengertian Pengawas Pengawas sekolah adalah jabatan fungsional yang mempunyai ruang lingkup tugas, tanggung jawab dan wewenang untuk melaksanakan kegiatan

Lebih terperinci

PENGAWASAN AKADEMIK DAN MANAJERIAL SERTA TATA CARA PENILAIAN ANGKA KREDIT PENGAWAS SEKOLAH

PENGAWASAN AKADEMIK DAN MANAJERIAL SERTA TATA CARA PENILAIAN ANGKA KREDIT PENGAWAS SEKOLAH PENGAWASAN AKADEMIK DAN MANAJERIAL SERTA TATA CARA PENILAIAN ANGKA KREDIT PENGAWAS SEKOLAH (Bukti Fisik, Kriteria dan Angka Kredit) KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDRAL GURU DAN TENAGA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR: 21 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR: 21 TAHUN 2010 TENTANG MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR: 21 TAHUN 2010 TENTANG JABATAN

Lebih terperinci

WALIKOTA PADANG PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PENGAWAS SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG,

WALIKOTA PADANG PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PENGAWAS SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG, WALIKOTA PADANG PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PENGAWAS SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG, Menimbang : a. bahwa berdasarkan Ketentuan Pasal 39 ayat (1) Peraturan

Lebih terperinci

PEDOMAN PENILAIAN KINERJA PENGAWAS MADRASAH

PEDOMAN PENILAIAN KINERJA PENGAWAS MADRASAH PEDOMAN PENILAIAN KINERJA PENGAWAS MADRASAH DIREKTORAT PENDIDIKAN MADRASAH DIRJEN PENDIDIKAN ISLAM KEMENTERIAN AGAMA 2014 KATA PENGANTAR Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas sangat

Lebih terperinci

PERATURAN BERSAMA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL DAN NOMOR 01/III/PB/2011 NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN BERSAMA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL DAN NOMOR 01/III/PB/2011 NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PERATURAN BERSAMA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 01/III/PB/2011 NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS SEKOLAH DAN ANGKA KREDITNYA

Lebih terperinci

3. Satuan Pendidikan adalah Taman Kanak-Kanak/Raudhatul Athfal (TK/RA), Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah(SD/MI), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah

3. Satuan Pendidikan adalah Taman Kanak-Kanak/Raudhatul Athfal (TK/RA), Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah(SD/MI), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah I. PENDAHULUAN SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 143 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS SEKOLAH DAN ANGKA KREDITNYA A. UMUM 1. Bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGAWAS SEKOLAH/MADRASAH

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGAWAS SEKOLAH/MADRASAH SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGAWAS SEKOLAH/MADRASAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL Menimbang :

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGAWAS SEKOLAH/MADRASAH

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGAWAS SEKOLAH/MADRASAH SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGAWAS SEKOLAH/MADRASAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang :

Lebih terperinci

ii KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan hidayahnya, sehingga dunia pendidikan kita telah memiliki Standar Nasional Pendidikan. Standar Nasional

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem pendidikan nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan; meliputi input, proses, output, dan outcome; yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan

Lebih terperinci

SAMBUTAN Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Penjaminan Mutu Pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

SAMBUTAN Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Penjaminan Mutu Pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan SAMBUTAN Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Penjaminan Mutu Pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas sangat terkait

Lebih terperinci

RINCIAN EKUIVALENSI BEBAN KERJA PENGAWAS SEKOLAH

RINCIAN EKUIVALENSI BEBAN KERJA PENGAWAS SEKOLAH LAMPIRAN III PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2018 TENTANG PEMENUHAN BEBAN KERJA GURU, KEPALA SEKOLAH, DAN PENGAWAS SEKOLAH RINCIAN EKUIVALENSI BEBAN KERJA

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN PEMENUHAN BEBAN KERJA PENGAWAS MADRASAH

PEDOMAN PELAKSANAAN PEMENUHAN BEBAN KERJA PENGAWAS MADRASAH PEDOMAN PELAKSANAAN PEMENUHAN BEBAN KERJA PENGAWAS MADRASAH DIREKTORAT PENDIDIKAN MADRASAH DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM KEMENTERIAN AGAMA RI JAKARTA 2014 KATA PENGANTAR Keberhasilan penyelenggaraan

Lebih terperinci

PEDOMAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN CALON PENGAWAS SEKOLAH/MADRASAH

PEDOMAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN CALON PENGAWAS SEKOLAH/MADRASAH PEDOMAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN CALON PENGAWAS SEKOLAH/MADRASAH DIREKTORAT PEMBINAAN TENAGA KEPENDIDIKAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan data yang telah dikumpulkan tentang hasil pembahasan analisis kinerja pengawas sekolah menengah kejuruan dalam pelaksanaan program supervisi

Lebih terperinci

RUANG LINGKUP PENGAWASAN PENDIDIKAN

RUANG LINGKUP PENGAWASAN PENDIDIKAN RUANG LINGKUP PENGAWASAN PENDIDIKAN Tugas Mata Kuliah PENGAWAS DAN KEPENGAWASAN Dosen Pengampu : Dr. Arif Rahman, M.Pd Oleh : ESRON RAJAGUKGUK NIM. 8146132039 KELAS A2W AP KEPENGAWASAN PROGRAM PASCASARJANA

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN IN-SERVICE LEARNING 1

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN IN-SERVICE LEARNING 1 PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN IN-SERVICE LEARNING 1 PROGRAM PENYIAPAN CALON KEPALA SEKOLAH TAHUN 2012 LEMBAGA PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN KEPALA SEKOLAH KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2011 i Pelaksanaan

Lebih terperinci

TAGOR ALAMSYAH HARAHAP

TAGOR ALAMSYAH HARAHAP TAGOR ALAMSYAH HARAHAP ENTITAS DESAIN TATA KELOLA GTK DAPODIK Cek Data Guru setiap saat WEBSITE TUNJANGAN P2tk.dikdas.kemdikbud.go.id SIKLUS PENGIRIMAN DATA DARI SEKOLAH KE SERVER DAPODIK PUSAT Feedback

Lebih terperinci

Petunjuk Teknis Pelaksanaan In Service Learning 1 Tahun 2012

Petunjuk Teknis Pelaksanaan In Service Learning 1 Tahun 2012 i Pelaksanaan In Service Learning 1 Tahun 2012 LPPKS INDONESIA 2013 ii Pelaksanaan In-Service Learning 1 Diklat Calon Kepala Sekolah/Madrasah Tahun 2013 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 48 2015 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGANGKATAN DAN PERAN PENGAWAS SEKOLAH PENILIK DAN PAMONG BELAJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN PEMENUHAN BEBAN KERJA PENGAWAS MADRASAH

PEDOMAN PELAKSANAAN PEMENUHAN BEBAN KERJA PENGAWAS MADRASAH PEDOMAN PELAKSANAAN PEMENUHAN BEBAN KERJA PENGAWAS MADRASAH DIREKTORAT PENDIDIKAN MADRASAH DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM KEMENTERIAN AGAMA RI JAKARTA 2014 KATA PENGANTAR Keberhasilan penyelenggaraan

Lebih terperinci

UNIT 5 BAGAIMANA PERAN KEPALA SEKOLAH (KS) DAN PENGAWAS SEKOLAH (PS) DALAM MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN?

UNIT 5 BAGAIMANA PERAN KEPALA SEKOLAH (KS) DAN PENGAWAS SEKOLAH (PS) DALAM MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN? UNIT 5 BAGAIMANA PERAN KEPALA SEKOLAH (KS) DAN PENGAWAS SEKOLAH (PS) DALAM MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN? UNIT 5 BAGAIMANA PERAN KEPALA SEKOLAH (KS) DAN PENGAWAS SEKOLAH (PS) DALAM MENINGKATKAN MUTU

Lebih terperinci

PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU BUKU 2 PEDOMAN PELAKSANAAN PENILAIAN KINERJA GURU (PK GURU)

PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU BUKU 2 PEDOMAN PELAKSANAAN PENILAIAN KINERJA GURU (PK GURU) PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU BUKU 2 PEDOMAN PELAKSANAAN PENILAIAN KINERJA GURU (PK GURU) DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 28 TAHUN 2010 TENTANG PENUGASAN GURU SEBAGAI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 28 TAHUN 2010 TENTANG PENUGASAN GURU SEBAGAI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 28 TAHUN 2010 TENTANG PENUGASAN GURU SEBAGAI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

Direktorat Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Dasar 2011 Page 1

Direktorat Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Dasar 2011 Page 1 Direktorat Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Dasar 2011 Page 1 Direktorat Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Dasar 2011 Page i Direktorat Pembinaan Pendidik dan Tenaga

Lebih terperinci

PENILAIAN DAN PEMANTAUAN PEMBELAJARAN

PENILAIAN DAN PEMANTAUAN PEMBELAJARAN MODUL PENGAWAS SEKOLAH PEMBELAJAR KELOMPOK KOMPETENSI G PENILAIAN DAN PEMANTAUAN PEMBELAJARAN Penanggung Jawab Dra. Garti Sri Utami, M.Ed. Penyusun 1. Dr. Cep Unang W, S.Ag, M.Si.; 08121403877; cepwardaya@gmail.com

Lebih terperinci

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 11 B. TUJUAN 11 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 11 D. UNSUR YANG TERLIBAT 12 E. REFERENSI 12 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 12

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 11 B. TUJUAN 11 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 11 D. UNSUR YANG TERLIBAT 12 E. REFERENSI 12 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 12 JUKNIS PENYUSUNAN RENCANA KERJA SMA DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 11 B. TUJUAN 11 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 11 D. UNSUR YANG TERLIBAT 12 E. REFERENSI 12 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 12 G. URAIAN PROSEDUR KERJA

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 41 SERI E

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 41 SERI E BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 41 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 41 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN PROFESIONAL PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DENGAN

Lebih terperinci

MENJADI GURU UTAMA DENGAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN. Oleh : Dra. Nuraeni T, M.H BAB I. PENDAHULUAN

MENJADI GURU UTAMA DENGAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN. Oleh : Dra. Nuraeni T, M.H BAB I. PENDAHULUAN MENJADI GURU UTAMA DENGAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Oleh : Dra. Nuraeni T, M.H BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Guru mempunyai peranan yang sangat menentukan dalam keberhasilan penyelenggaraan

Lebih terperinci

PEDOMAN PENETAPAN ANGKA KREDIT DAN KENAIKAN JABATAN/PANGKAT PENGAWAS MADRASAH

PEDOMAN PENETAPAN ANGKA KREDIT DAN KENAIKAN JABATAN/PANGKAT PENGAWAS MADRASAH PEDOMAN PENETAPAN ANGKA KREDIT DAN KENAIKAN JABATAN/PANGKAT PENGAWAS MADRASAH Oleh : Team Penyusun KEMENTERIAN AGAMA RI DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM DIREKTORAT PENDIDIKAN MADRASAH JAKARTA 2014

Lebih terperinci

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 11 B. TUJUAN 11 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 11 D. UNSUR YANG TERLIBAT 12 E. REFERENSI 12 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 12

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 11 B. TUJUAN 11 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 11 D. UNSUR YANG TERLIBAT 12 E. REFERENSI 12 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 12 JUKNIS PENYUSUNAN RENCANA KERJA SMA DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 11 B. TUJUAN 11 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 11 D. UNSUR YANG TERLIBAT 12 E. REFERENSI 12 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 12 G. URAIAN PROSEDUR KERJA

Lebih terperinci

PROGRAM PENGAWASAN SUPERVISI MANAJERIAL

PROGRAM PENGAWASAN SUPERVISI MANAJERIAL i MODUL PENGAWAS SEKOLAH PEMBELAJAR KELOMPOK KOMPETENSI C PROGRAM PENGAWASAN SUPERVISI MANAJERIAL Penanggung Jawab Dra. Garti Sri Utami, M. Ed. Penyusun 1. Laksana Ketaren, M.Pd.; 081396517689; laksana.ketaren@yahoo.com

Lebih terperinci

KELOMPOK KOMPETENSI C PROFESIONAL: PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING

KELOMPOK KOMPETENSI C PROFESIONAL: PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN BIMBINGAN DAN KONSELING (BK) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER KELOMPOK KOMPETENSI C PROFESIONAL: PROGRAM BIMBINGAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 50 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 51 D. UNSUR YANG TERLIBAT 51 E. REFERENSI 51 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 51

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 50 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 51 D. UNSUR YANG TERLIBAT 51 E. REFERENSI 51 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 51 JUKNIS ANALISIS STANDAR PENGELOLAAN SMA DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 50 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 51 D. UNSUR YANG TERLIBAT 51 E. REFERENSI 51 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 51 G. URAIAN PROSEDUR 53 LAMPIRAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1301, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAG. Pendidikan. Agama. Madrasah. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2014 TENTANG KEPALA MADRASAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

KEMENDIKBUD. Jabatan Fungsional. Pengawas Sekolah. Angka Kredit. Petunjuk Teknis. Pencabutan.

KEMENDIKBUD. Jabatan Fungsional. Pengawas Sekolah. Angka Kredit. Petunjuk Teknis. Pencabutan. No.1677, 2014 KEMENDIKBUD. Jabatan Fungsional. Pengawas Sekolah. Angka Kredit. Petunjuk Teknis. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 143 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK

Lebih terperinci

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 40 B. TUJUAN 40 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 40 D. UNSUR YANG TERLIBAT 41 E. REFERENSI 41 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 41

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 40 B. TUJUAN 40 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 40 D. UNSUR YANG TERLIBAT 41 E. REFERENSI 41 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 41 DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 40 B. TUJUAN 40 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 40 D. UNSUR YANG TERLIBAT 41 E. REFERENSI 41 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 41 G. URAIAN PROSEDUR KERJA 44 LAMPIRAN 1 : ALUR PROSEDUR KERJA

Lebih terperinci

Keterkaitan PUBLIKASI ILMIAH Dengan PKB

Keterkaitan PUBLIKASI ILMIAH Dengan PKB Hand out 1 Mengingat kembali Keterkaitan PUBLIKASI ILMIAH Dengan PKB Buku 4 halaman 1 sd 7 waktu sajian 90 menit (2 JP) 1 Hakekat Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Meningkatkan profesionalitas guru

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2018 TENTANG PEMENUHAN BEBAN KERJA GURU, KEPALA SEKOLAH, DAN PENGAWAS SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 29 B. TUJUAN 29 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 29 D. UNSUR YANG TERLIBAT 30 E. REFERENSI 30 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 30

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 29 B. TUJUAN 29 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 29 D. UNSUR YANG TERLIBAT 30 E. REFERENSI 30 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 30 DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 29 B. TUJUAN 29 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 29 D. UNSUR YANG TERLIBAT 30 E. REFERENSI 30 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 30 G. URAIAN PROSEDUR KERJA 34 LAMPIRAN 1 : ALUR PROSEDUR KERJA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.287, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPAN RB. Analis Keimigrasian. Jabatan Fungsional. Angka Kredit. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG STANDAR PROSES PENDIDIKAN KESETARAAN PROGRAM PAKET A, PROGRAM PAKET B, DAN PROGRAM PAKET C DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan dan Keterkaitannya dengan PUBLIKASI ILMIAH

Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan dan Keterkaitannya dengan PUBLIKASI ILMIAH PP no 1 Pengantar tentang Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan dan Keterkaitannya dengan PUBLIKASI ILMIAH 1 pengembangan keprofesian berkelanjutan meningkatkan profesionalitas guru salah satu dari unsur

Lebih terperinci

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 29 B. TUJUAN 29 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 29 D. UNSUR YANG TERLIBAT 30 E. REFERENSI 30 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 30

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 29 B. TUJUAN 29 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 29 D. UNSUR YANG TERLIBAT 30 E. REFERENSI 30 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 30 DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 29 B. TUJUAN 29 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 29 D. UNSUR YANG TERLIBAT 30 E. REFERENSI 30 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 30 G. URAIAN PROSEDUR KERJA 34 LAMPIRAN 1 : ALUR PROSEDUR KERJA

Lebih terperinci

BBUUKKUU KKEERRJA PPEENNGGAAAW

BBUUKKUU KKEERRJA PPEENNGGAAAW BUKU KERJA PE NG GA AW WAS SE EKO OLAH Pusat Pengembangan Tenagaa Kependidikan Badan Pengembangan Sumber Daya Man nusia Pendidikan dan Penjaminan Mutu Pen didikan Kementerian Pendidikan Nasional Tahun

Lebih terperinci

KTSP DAN IMPLEMENTASINYA

KTSP DAN IMPLEMENTASINYA KTSP DAN IMPLEMENTASINYA Disampaikan pada WORKSHOP KURIKULUM KTSP SMA MUHAMMADIYAH PAKEM, SLEMAN, YOGYAKARTA Tanggal 4-5 Agustus 2006 Oleh : Drs. Marsigit MA FMIPA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA KTSP DAN

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA

WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA Nomor : 14 Tahun 2008 Lampiran : - TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN NON FORMAL DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas sangat erat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas sangat erat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas sangat erat kaitannya dengan keberhasilan peningkatan kompetensi dan profesionalisme pendidik dan tenaga

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG SERTIFIKASI BAGI GURU DALAM JABATAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG SERTIFIKASI BAGI GURU DALAM JABATAN SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG SERTIFIKASI BAGI GURU DALAM JABATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang

Lebih terperinci

2015, No Mengingat : c. bahwa penyesuaian substansi peraturan sebagaimana dimaksud pada huruf b ditetapkan dengan Peraturan Kepala Lembaga Admi

2015, No Mengingat : c. bahwa penyesuaian substansi peraturan sebagaimana dimaksud pada huruf b ditetapkan dengan Peraturan Kepala Lembaga Admi No.1115, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA LAN. Widyaiswara. Jabatan Fungsional. Angka Kredit. Penilaian. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG

Lebih terperinci

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lemba

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lemba BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1330, 2014 LAN. Formasi. Jabatan Fungsional. Analis Kebijakan. Pedoman. PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 32 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN FORMASI

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA TENTANG JABATAN FUNGSIONAL GURU DAN ANGKA KREDITNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA TENTANG JABATAN FUNGSIONAL GURU DAN ANGKA KREDITNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Draft Peraturan Menteri PAN Tgl. 4 Maret 2008 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya RANCANGAN PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR: TENTANG JABATAN FUNGSIONAL GURU

Lebih terperinci

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 40 B. TUJUAN 40 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 40 D. UNSUR YANG TERLIBAT 41 E. REFERENSI 41 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 41

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 40 B. TUJUAN 40 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 40 D. UNSUR YANG TERLIBAT 41 E. REFERENSI 41 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 41 DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 40 B. TUJUAN 40 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 40 D. UNSUR YANG TERLIBAT 41 E. REFERENSI 41 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 41 G. URAIAN PROSEDUR KERJA 44 LAMPIRAN 1 : ALUR PROSEDUR KERJA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR 41 TAHUN 2012

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR 41 TAHUN 2012 MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2012 TENTANG JABATAN

Lebih terperinci

PEDOMAN PENILAIAN KINERJA KEPALA SEKOLAH/MADRASAH

PEDOMAN PENILAIAN KINERJA KEPALA SEKOLAH/MADRASAH PEDOMAN PENILAIAN KINERJA KEPALA SEKOLAH/MADRASAH PUSAT PENGEMBANGAN TENAGA KEPENDIDIKAN BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN. tantangan menuju profesionalisme. Oleh Rahmatiah

PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN. tantangan menuju profesionalisme. Oleh Rahmatiah PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN tantangan menuju profesionalisme. Oleh Rahmatiah Melalui kegiatan PKB akan terwujud guru yang profesional yang tidak hanya memiliki ilmu pengetahuan yang kuat, tetapi

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN DILEMA ATAU TANTANGAN. Oleh Rahmatiah

PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN DILEMA ATAU TANTANGAN. Oleh Rahmatiah PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN DILEMA ATAU TANTANGAN Oleh Rahmatiah Melalui kegiatan PKB akan terwujud guru yang profesional yang tidak hanya memiliki ilmu pengetahuan yang kuat, tetapi tuntas

Lebih terperinci

PEDOMAN PENILAIAN PEMILIHAN KEPALA SEKOLAH BERPRESTASI TAHUN 2016

PEDOMAN PENILAIAN PEMILIHAN KEPALA SEKOLAH BERPRESTASI TAHUN 2016 PEDOMAN PENILAIAN PEMILIHAN KEPALA SEKOLAH BERPRESTASI TAHUN 2016 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DIREKTORAT PEMBINAAN TENAGA KEPENDIDIKAN DIKDASMEN

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGAWAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SEKOLAH

PEDOMAN PENGAWAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SEKOLAH PEDOMAN PENGAWAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SEKOLAH DIREKTORAT PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM KEMENTERIAN AGAMA RI TAHUN 2012 KATA PENGANTAR DIREKTUR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Lebih terperinci

MODUL PENGAWAS SEKOLAH PEMBELAJAR Pelaksanaan Supervisi Manajerial

MODUL PENGAWAS SEKOLAH PEMBELAJAR Pelaksanaan Supervisi Manajerial i MODUL PENGAWAS SEKOLAH PEMBELAJAR KELOMPOK KOMPETENSI E PELAKSANAAN SUPERVISI MANAJERIAL Penanggung Jawab Dra. Garti Sri Utami, M. Ed. Penyusun 1. Dr. Tatang Sunendar, M.Si.; 08122125812; tasundar_is@yahoo.com

Lebih terperinci

PEDOMAN PENILAIAN PRESTASI KERJA PENGAWAS SEKOLAH

PEDOMAN PENILAIAN PRESTASI KERJA PENGAWAS SEKOLAH WURI HANDAYANI TUT PEDOMAN PENILAIAN PRESTASI KERJA PENGAWAS SEKOLAH KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015 1 KATA PENGANTAR Diberlakukannya Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 1 Tahun

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN DALAM PENILAIAN PRESTASI KERJA GURU

PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN DALAM PENILAIAN PRESTASI KERJA GURU PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN DALAM PENILAIAN PRESTASI KERJA GURU Oleh : Muh.Abduh Makka Widyaiswara LPMP Sulawesi Selatan A. Latar Belakang Guru adalah pendidik profesional yang mempunyai tugas,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PENDIDIKAN GURU

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PENDIDIKAN GURU SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PENDIDIKAN GURU

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.206, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN AGAMA. Pengawas. Madrasah. Pendidikan Agama Islam. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG PENGAWAS MADRASAH DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pelaksanaan sistem otonomi daerah menuntut pengelolaan lembaga pendidikan dilakukan dengan menggunakan sistem manajemen berbasis sekolah yang implementasinya

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG PENETAPAN ANGKA KREDIT JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS SEKOLAH

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG PENETAPAN ANGKA KREDIT JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS SEKOLAH SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG PENETAPAN ANGKA KREDIT JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Adanya dukungan dan fasilitasi institusi-institusi tersebut dalam penerapan sistem penjaminan mutu eksternal sesuai

KATA PENGANTAR. Adanya dukungan dan fasilitasi institusi-institusi tersebut dalam penerapan sistem penjaminan mutu eksternal sesuai KATA PENGANTAR Sesuai dengan amanat Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, Kementerian Pendidikan

Lebih terperinci

Lamp 1. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

Lamp 1. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH 95 Lamp 1. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PENILAIAN KINERJA GURU KELAS/MATA PELAJARAN Berdasarkan PERMENNEGPAN dan RB Nomor: 16 Tahun 2009

PENILAIAN KINERJA GURU KELAS/MATA PELAJARAN Berdasarkan PERMENNEGPAN dan RB Nomor: 16 Tahun 2009 Pembinaan Guru Kelas/Guru Mapel PENILAIAN KINERJA GURU KELAS/MATA PELAJARAN Berdasarkan PERMENNEGPAN dan RB Nomor: 1 Tahun 2009 Foto : WorkShop tentang PKG dan PKB di Batu, Desember 2013 Oleh : St. Rudi

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR 16 TAHUN 2009 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL GURU DAN ANGKA KREDITNYA

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR 16 TAHUN 2009 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL GURU DAN ANGKA KREDITNYA PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR 16 TAHUN 2009 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL GURU DAN ANGKA KREDITNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN

Lebih terperinci

Karya Tulis Ilmiah Pengembangan Profesi Pengawas Sekolah

Karya Tulis Ilmiah Pengembangan Profesi Pengawas Sekolah Karya Tulis Ilmiah Pengembangan Profesi Pengawas Sekolah Karya Tulis Ilmiah 7JP waktu 1 Macam /bentuk karya tulis Ilmiah 2 jp 2 Penjelasan Langkah Penilaian KTI 1 jp 3 Latihan dan Simulasi Menilai 4 jp

Lebih terperinci

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 50 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 50 D. UNSUR YANG TERLIBAT 51 E. REFERENSI 51 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 51

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 50 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 50 D. UNSUR YANG TERLIBAT 51 E. REFERENSI 51 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 51 JUKNIS ANALISIS STANDAR PENGELOLAAN SMA DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 50 B. TUJUAN 50 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 50 D. UNSUR YANG TERLIBAT 51 E. REFERENSI 51 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 51 G. URAIAN PROSEDUR

Lebih terperinci

PANDUAN PENYELENGGARAAN SISTEM KREDIT SEMESTER UNTUK SEKOLAH MENENGAH PERTAMA/MADRASAH TSANAWIYAH DAN SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH

PANDUAN PENYELENGGARAAN SISTEM KREDIT SEMESTER UNTUK SEKOLAH MENENGAH PERTAMA/MADRASAH TSANAWIYAH DAN SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH PANDUAN PENYELENGGARAAN SISTEM KREDIT SEMESTER UNTUK SEKOLAH MENENGAH PERTAMA/MADRASAH TSANAWIYAH DAN SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH Badan Standar Nasional Pendidikan 2010 KATA PENGANTAR Segala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dosen diatur dalam Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan. pembelajaran yang digunakan sebagai perangkat dasar kemudian

BAB I PENDAHULUAN. dosen diatur dalam Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan. pembelajaran yang digunakan sebagai perangkat dasar kemudian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebuah pekerjaan dapat dikatakan sebuah profesi apabila salah satu syaratnya dilandasi oleh suatu disiplin ilmu. Keilmuan yang melandasi sebuah profesi seiring

Lebih terperinci

2 Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian (L

2 Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian (L No.287, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPAN RB. Analis Keimigrasian. Jabatan Fungsional. Angka Kredit. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

LAPORAN PETA MUTU PENDIDIKAN KABUPATEN SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH BERBASIS SNP TAHUN 2016

LAPORAN PETA MUTU PENDIDIKAN KABUPATEN SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH BERBASIS SNP TAHUN 2016 ` LAPORAN PETA MUTU PENDIDIKAN KABUPATEN SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH BERBASIS SNP TAHUN 2016 LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2016 DAFTAR

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 38 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN KEMAMPUAN PROFESIONAL PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 38 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN KEMAMPUAN PROFESIONAL PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 38 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN KEMAMPUAN PROFESIONAL PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINJAI, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

LAPORAN PETA MUTU PENDIDIKAN KABUPATEN DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH BERBASIS SNP TAHUN 2016

LAPORAN PETA MUTU PENDIDIKAN KABUPATEN DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH BERBASIS SNP TAHUN 2016 ` LAPORAN PETA MUTU PENDIDIKAN KABUPATEN DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH BERBASIS SNP TAHUN 2016 LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2016 DAFTAR

Lebih terperinci

LAPORAN PETA MUTU PENDIDIKAN KABUPATEN BLORA PROVINSI JAWA TENGAH BERBASIS SNP TAHUN 2016

LAPORAN PETA MUTU PENDIDIKAN KABUPATEN BLORA PROVINSI JAWA TENGAH BERBASIS SNP TAHUN 2016 ` LAPORAN PETA MUTU PENDIDIKAN KABUPATEN BLORA PROVINSI JAWA TENGAH BERBASIS SNP TAHUN 2016 LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2016 DAFTAR

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI A. Simpulan Berdasarkan pembahasan uraian dan hasil penelitian yang telah dipaparkan sebelumnya, ada empat faktor yang mempengaruhi Implementasi Standar Pengawas

Lebih terperinci

GURU PEMBELAJAR. Budi Kusumawati. Direktorat Pembinaan Tenaga Kependidikan Dikdasmen Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

GURU PEMBELAJAR. Budi Kusumawati. Direktorat Pembinaan Tenaga Kependidikan Dikdasmen Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan GURU PEMBELAJAR Budi Kusumawati Direktorat Pembinaan Tenaga Kependidikan Dikdasmen Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan PROGRAM PENGEMBANGAN GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN (RPJMN 2015 2019) Sasaran

Lebih terperinci

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI PENGAWAS SEKOLAH

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI PENGAWAS SEKOLAH 1 PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI PENGAWAS SEKOLAH Oleh: Prof. Dr. H. Sufyarma Marsidin, M.Pd. Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan UNP, Padang. Abstrak: Pengawas sekolah salah satu

Lebih terperinci

PEDOMAN PENILAIAN PEMILIHAN KEPALA TENAGA ADMINISTRASI BERPRESTASI TINGKAT NASIONAL TAHUN 2016

PEDOMAN PENILAIAN PEMILIHAN KEPALA TENAGA ADMINISTRASI BERPRESTASI TINGKAT NASIONAL TAHUN 2016 PEDOMAN PENILAIAN PEMILIHAN KEPALA TENAGA ADMINISTRASI BERPRESTASI TINGKAT NASIONAL TAHUN 2016 DIREKTORAT PEMBINAAN TENAGA KEPENDIDIKAN DIKDASMEN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : PER/ 66 /M.PAN/6/2005 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL WIDYAISWARA DAN ANGKA KREDITNYA

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : PER/ 66 /M.PAN/6/2005 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL WIDYAISWARA DAN ANGKA KREDITNYA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : PER/ 66 /M.PAN/6/2005 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL WIDYAISWARA DAN ANGKA KREDITNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR

Lebih terperinci

PENGELOLAAN DAN PENYUSUNAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

PENGELOLAAN DAN PENYUSUNAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN HO-3D-01 PENGELOLAAN DAN PENYUSUNAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN A. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Kurikulum, menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Lebih terperinci

PERATURAN BERSAMA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 03/V/PB/2010 NOMOR : 14 TAHUN 2010

PERATURAN BERSAMA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 03/V/PB/2010 NOMOR : 14 TAHUN 2010 PERATURAN BERSAMA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 03/V/PB/2010 NOMOR : 14 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL GURU DAN ANGKA KREDITNYA DENGAN

Lebih terperinci

UNIT 4 KUNJUNGAN SEKOLAH

UNIT 4 KUNJUNGAN SEKOLAH UNIT 4 KUNJUNGAN SEKOLAH UNIT 4 KUNJUNGAN SEKOLAH Pendahuluan Pengawas sekolah adalah tenaga kependidikan profesional yang berfungsi sebagai unsur pelaksana supervisi pendidikan yang mencakup supervisi

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PROFESIONALISME GURU PASCA PERMENEGPAN & RB NOMOR 16 TAHUN

PENGEMBANGAN PROFESIONALISME GURU PASCA PERMENEGPAN & RB NOMOR 16 TAHUN PENGEMBANGAN PROFESIONALISME GURU PASCA PERMENEGPAN & RB NOMOR 16 TAHUN 2009 Penulis : Legiman, S.Pd, M.Pd. Widyaiswara Muda LPMP D.I. Yogyakarta Email: legiman.maman@yahoo.co.id Abstrak: Guru merupakan

Lebih terperinci

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 52 TAHUN 2008 TENTANG

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 52 TAHUN 2008 TENTANG SALINAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 52 TAHUN 2008 TENTANG KRITERIA DAN PERANGKAT AKREDITASI SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN ON THE JOB LEARNING

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN ON THE JOB LEARNING PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN ON THE JOB LEARNING PROGRAM PENYIAPAN CALON KEPALA SEKOLAH TAHUN 2012 LEMBAGA PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN KEPALA SEKOLAH KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2011 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

ANALISIS KEBUTUHAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN (AKPK) BAGI CALON KEPALA SEKOLAH

ANALISIS KEBUTUHAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN (AKPK) BAGI CALON KEPALA SEKOLAH ANALISIS KEBUTUHAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN (AKPK) BAGI CALON KEPALA SEKOLAH TAHUN 2012 NAMA :... INSTANSI :... NUPTK :... KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Sejalan dengan diberlakukannya Permenpan RB.No. 21 Tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional Pengawas, Angka Kredit, Rekrutmen pengawas harus dilakukan sesuai ketentuan

Lebih terperinci

Jumlah Kompetensi Kepribadian dijabarkan ke dalam 3 Kompetensi. Dari 3 Kompetensi Kepribadian dijabarkan ke dalam 18 Indikator:

Jumlah Kompetensi Kepribadian dijabarkan ke dalam 3 Kompetensi. Dari 3 Kompetensi Kepribadian dijabarkan ke dalam 18 Indikator: Pembinaan Guru Pendidikan Agama Katolik Kabupaten Malang MENGHITUNG ANGKA KREDIT GURU MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK Berdasarkan PERMENEGPAN Nomor: 1 Tahun 2009 Oleh : St. Rudi Muryanta, S.Ag

Lebih terperinci

2. Akreditasi terhadap program dan satuan pendidikan dilakukan oleh lembaga mandiri yang berwenang sebagai bentuk akuntabilitas publik.

2. Akreditasi terhadap program dan satuan pendidikan dilakukan oleh lembaga mandiri yang berwenang sebagai bentuk akuntabilitas publik. A. Rasional Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 2 ayat (2) tentang Standar Nasional Pendidikan menyatakan bahwa penjaminan dan pengendalian mutu pendidikan yang sesuai dengan Standar Nasional

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 34 2013 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGANGKATAN PENGAWAS SEKOLAH/MADRASAH, PENILIK, DAN PAMONG SERTA TUGAS POKOK DAN FUNGSINYA

Lebih terperinci