PERILAKU MENGGUNAKAN AIR SUNGAI DITINJAU DARI PERSEPSI TERHADAP KESEHATAN SKRIPSI ADITYA DESSY PERMATASARI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERILAKU MENGGUNAKAN AIR SUNGAI DITINJAU DARI PERSEPSI TERHADAP KESEHATAN SKRIPSI ADITYA DESSY PERMATASARI"

Transkripsi

1 PERILAKU MENGGUNAKAN AIR SUNGAI DITINJAU DARI PERSEPSI TERHADAP KESEHATAN SKRIPSI ADITYA DESSY PERMATASARI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG 2008 i

2 PERILAKU MENGGUNAKAN AIR SUNGAI DITINJAU DARI PERSEPSI TERHADAP KESEHATAN SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Guna Memperoleh Derajat Sarjana Psikologi ADITYA DESSY PERMATASARI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG 2008 i

3 HALAMAN PENGESAHAN Dipertahankan di Depan Dewan Penguji Skripsi Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang dan Diterima untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Guna Memperoleh Derajat Sarjana Psikologi Pada tanggal 14 Oktober 2008 Mengesahkan Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata Dekan, (Th. Dewi Setyorini, S.Psi., M.Si) Dewan Penguji : 1. Drs. ML. Oetomo ( ) 2. Drs. George Hardjanta, M.Si ( ) 3. Dra. V. Sri Sumiyati, M. Si ( ) ii

4 HALAMAN PERSEMBAHAN Karya sederhana ini ku persembahkan pada Tuhan Allahku yang hidup Yesus Kristus yang telah memberiku kehidupan dan kesempatan untuk sampai ke titik ini. Papi, (Alm) Mami, Tante Frieda, Ko Adi & Wiwik yang dengan kasih sayang dan perhatiannya menjadikanku lebih mandiri dan dewasa, juga untuk seseorang yang selalu membantu dan mendukungku dalam banyak hal. iii

5 MOTTO Yesaya 40:31 Tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dengan tidak menjadi lelah iv

6 UCAPAN TERIMA KASIH Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas cinta kasih dan anugerah yang diberikan sehingga penulisan skripsi ini pada akhirnya dapat diselesaikan dengan baik. Dalam menulis dan menyusun skripsi ini, penulis mendapat banyak pengalaman yang nantinya dapat menjadi bekal dan pelajaran bagi kehidupan penulis. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada skripsi ini, maka dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun. Dalam proses pembuatan skripsi, penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan selesai tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada : 1. Ibu Th. Dewi Setyorini, S.Psi, MSi.; selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang yang telah memberikan penulis dukungan dan motivasi baik dalam studi maupun dalam berkegiatan. 2. Bapak Drs. ML. Oetomo selaku dosen pembimbing yang selama ini telah bersedia untuk meluangkan waktunya dan memberikan bimbingan dengan penuh kesabaran, perhatian, dukungan dan saran yang berguna selama penyusunan skripsi hingga skripsi ini selesai. 3. Bapak Ferdinandus Hindiarto, S.Psi, MSi selaku Dosen wali yang telah bersedia meluangkan waktu dan memberikan bimbingan serta dukungan dari awal kuliah sampai saat ini. v

7 4. Seluruh staf pengajar Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang. Terimakasih atas semua ilmu yang diberikan selama penulis menempuh studi. 5. Seluruh staf Tata Usaha Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang yang selalu memberikan bantuan dan kemudahan dalam proses administrasi selama penulis menempuh pendidikan. 6. Kedua orang tuaku (Papi dan Alm. Mami) yang telah menjadi orang tua sekaligus sahabat yang baik, mendidik, memberikan kasih sayang dan dukungan, serta yang terpenting selalu mengingatkan untuk cepat lulus kuliah. Terimakasih atas dukungannya selama ini baik melalui doa dan uang sakunya. 7. Tante Frieda, Mak Hing, Mak Hing Jakarta, Tante Voske yang dengan sabar membantu, mendukungku dan papi dalam segala hal. Terimakasih karena sering menanyakan kapan lulus sehingga membuat penulis kembali bersemangat menyelesaikan skripsi. 8. Toni si Arab dan keluarga, terimakasih atas pehatian dan kesediaannya dalam menjemput dan mengantarku pulang ke rumah. Walaupun kadang menjengkelkan dan jauh tapi bagiku kamu tetap yang terbaik. 9. Sahabat-sahabatku Jessi, Shela, Winda and Adi, Wiwin, Fany, Cie Deasy, Ce2 Fany,Cie Jumee, Cie Lin, Mely, Mi-mi, Weni, Fiona dan semua yang ada di kost Juliete. Terimakasih untuk persahabatan, keceriaan, dukungan dan semangat yang kalian berikan selama ini. Jangan pernah lupakan persahabatan kita ya.. God Bless You all vi

8 10. Sahabat sekaligus teman-teman seperjuangan Yessi, Bebeq, Iyuth, Yoseph, Didut, Kelly, Sinthia, Ratri, Kathie, Grace, Widya, Maura, Arista, Irma, Kristin, Dion mio. Terimakasih atas dukungan, suka duka dan kebersamaan selama 4 tahun ini. I ll miss you all Seluruh subyek penelitian di desa Wonoketingal Kecamatan Karanganyar Kabupaten Demak terimakasih atas keramahan, bantuan, dan kesedian waktunya dalam pengisian skala sehingga skripsi ini dapat berjalan dengan lancar 12. Teman-teman Psikologi dan khususnya Angkatan 2004 terimakasih telah menjadi teman seperjuanganku sejak PTMB hingga kelulusanku. 13. Semua teman-teman dan pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi, baik secara langsung maupun tidak langsung. Semarang, Oktober 2008 Aditya Dessy Permatasari vii

9 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERSEMBAHAN... MOTTO... UCAPAN TERIMAKASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... i ii iii iv v viii xi xii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Tujuan Penelitian C. Manfaat Penelitian Manfaat Praktis Manfaat Teoritis BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Menggunakan Air Sungai Pengertian Perilaku Menggunakan Air Sungai Aspek Aspek Perilaku Faktor Faktor yang Mempengaruhi Perilaku. 17 B. Persepsi Terhadap Kesehatan Pengertian Persepsi Terhadap Kesehatan Aspek Aspek Persepsi Terhadap Kesehatan.. 21 C. Hubungan antara Persepsi Terhadap Kesehatan viii

10 dengan Perilaku Menggunakan Air Sungai F. Hipotesis BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian B. Definisi Operasional Variabel Penelitian Perilaku Menggunakan Air Sungai Persepsi Terhadap Kesehatan C. Subyek Penelitian Populasi Teknik Pengambilan Sampel D. Metode Pengumpulan Data Skala Perilaku Menggunakan Air Sungai Skala Persepsi Terhadap Kesehatan E. Uji Coba Alat Ukut Uji Validitas Uji Reliabilitas F. Metode Analisis Data BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN 38 A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian B. Persiapan Penelitian Penyusunan Alat Ukur a. Skala Perilaku Menggunakan Air Sungai b. Skala Persepsi Terhadap Kesehatan Persiapan Perijinan Penelitian C. Pelaksanaan Penelitian ix

11 D. Uji Validitas dan Reliabilitas Uji Validitas Skala Uji Reliabilitas Skala BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Asumsi a. Uji Normalitas b. Uji Linearitas B. Analisis Data C. Pembahasan BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran Bagi Penelitian Selanjutnya DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN x

12 DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN A : SKALA PENELITIAN A-1 Skala Perilaku Menggunakan Air Sungai A-2 Skala Persepsi Terhadap Kesehatan LAMPIRAN B : DATA KASAR B-1 Perilaku Menggunakan Air Sungai B-2 Persepsi Terhadap Kesehatan LAMPIRAN C : UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS C-1 Perilaku Menggunakan Air Sungai C-2 Persepsi Terhadap Kesehatan LAMPIRAN D :UJI ASUMSI D-1 Uji Normalitas D-2 Uji Linearitas LAMPIRAN E : UJI HIPOTESIS LAMPIRAN F : SURAT IJIN PENELITIAN xi

13 DAFTAR TABEL Tabel 1 : Rancangan Skala Perilaku Menggunakan Air Sungai Tabel 2 : Rancangan Skala Persepsi Terhadap Kesehatan Tabel 3 : Sebaran Item Skala Perilaku Menggunakan Air Sungai Tabel 4 : Sebaran Item Skala Persepsi Terhadap Kesehatan Tabel 5 : Sebaran Item Valid dan Gugur Skala Perilaku Menggunakan Air Sungai Tabel 6 : Sebaran Item Valid dan Gugur Skala Persepsi Terhadap Kesehatan xii

14 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dan semua makhluk hidup membutuhkan air. Air merupakan material yang membuat kehidupan terjadi di bumi. Menurut dokter dan ahli kesehatan manusia wajib minum air putih 8 gelas sehari sehingga dapat dikatakan air merupakan salah satu sumber kehidupan. Air merupakan kebutuhan pokok manusia disamping kebutuhan yang lainnya. Air memiliki banyak kegunaan bagi kehidupan, baik untuk keperluan rumah tangga maupun keperluan industrial. Air yang digunakan untuk kebutuhan hidup haruslah air yang sehat dan bersih. Pemakaian air bersih mampu menghindarkan manusia dari berbagai macam penyakit, tetapi sekarang ini dalam kenyataannya air bersih menjadi sulit untuk dicari. Kemajuan yang diciptakan sektor industri di Indonesia telah memberikan kemakmuran bagi sebagian besar masyarakat, menampung tenaga kerja dan menciptakan devisa, tetapi dari segi lain menimbulkan dampak yang negatif. Perkembangan industri membawa harapan, tetapi ternyata juga beriring dengan bencana ketika manusia belum bangkit kesadarannya (Gintings, 1992, h.17). Pengolahan limbah perusahaan yang tidak terkontrol membuat 1

15 2 lingkungan hidup menjadi tercemar. Pembuangan limbah pabrik liar biasanya dibuang di sungai atau lahan-lahan disekitar pabrik. Limbah lain yang ikut andil dalam pencemaran lingkungan khususnya pencemaran air adalah limbah rumah tangga. Sisa-sisa penggunaan air yang digunakan untuk keperluan hidup seperti mandi, mencuci menjadi sumber pencemar air. Limbah sendiri dapat dikategorikan menjadi limbah cair, padat dan gas. Ketiga jenis limbah ini memiliki dampak negatif yang sama terhadap lingkungan hidup bila pengolahannya tidak dilakukan dengan baik. Menurut UU no.4/1982 menerangkan bahwa Lingkungan hidup sendiri dijelaskan sebagai kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta mahkluk hidup lainnya. Berdasarkan penjelasan diatas dapat dikatakan bahwa manusia dan alam lingkungannya merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Keduanya saling berinteraksi. Interaksi yang saling terikat antara manusia sebagai makhluk hidup dengan lingkungan akan menunjang kebutuhan hidup manusia dalam hal ini adalah kebutuhan akan air bersih (Tunggal, 2001, h.20) Suwasti (1990, h.1) menerangkan lebih lanjut yang dimaksud sebagai lingkungan hidup adalah: lingkungan fisik misalnya air, udara,

16 3 tanah, dsb. Usaha kesehatan dihubungkan dengan usaha kesehatan lingkungan. Lingkungan biologi misalnya manusia lain, binatangbinatang, dan makluk hidup lain yang dalam usaha kesehatan dihubungkan dengan usaha kesehatan preventif, dan usaha kuratif. Lingkungan sosial yakni hubungan antar manusia, yang dalam usaha kesehatan dihubungkan dengan pendidikan kesehatan manusia. Ketiga komponen ini harus saling berinteraksi untuk menciptakan lingkungan hidup yang sehat dan bersih. Penyebab lain yang membuat lingkungan menjadi tercemar adalah kepadatan penduduk. Kepadatan penduduk dalam suatu lokasi tertentu turut mempengaruhi tingkat pencemaran lingkungan (Gintings, 1990, h.39). Manusia yang kian meningkat jumlahnya menyebabkan semakin berkurangnya daya dukung lingkungan terhadap populasi manusia. Hal ini menjadikan manusia untuk selalu mencoba mengatasi berbagai macam masalah hidup dengan bentuk-bentuk alternatif pemecahan masalah. Manusia diharapkan memiliki kesadaran dengan tidak memberikan dampak negatif bagi manusia sendiri maupun lingkungan ketika mereka mencari alternatif pemecahan masalah. Sekarang ini pada kenyataannya manusia mengambil suatu tindakan yang hanya menguntungkan untuk dirinya sendiri tanpa mementingkan kelestarian lingkungan sekitar sebagai contohnya banyak hewan-hewan di hutan yang sudah terancam punah, erosi dan banjir yang disebabkan

17 4 oleh lahan yang gundul, dan terjadinya pemanasan global yang disebabkan karena perilaku manusia kurang menjaga kelestarian lingkungan. Air sebagai salah satu sumber alam yang peranannya vital bagi manusia memiliki banyak manfaat bagi kehidupan. Air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari haruslah air yang bersih dan sehat. Bagi kehidupan air bermanfaat untuk dikonsumsi sebagai air minum, mandi untuk menjaga kesehatan, mencuci baju, mencuci perabot rumah tangga, menyiram lahan pertanian maupun bahan makanan lain yang pada akhirnya dikonsumsi untuk kebutuhan tubuh. Menurut Izdihar (1990, h.5) air dikatakan bersih dan aman untuk digunakan bila memiliki 3 syarat antara lain: 1. Syarat Phisis, menghendaki keadaan phisik dari air dimana air harus jernih, tidak berbau, tidak berwarna, tidak ada rasa asin/basa/anyir. 2. Syarat Kimia, tidak saja menuntut terhindarnya kerugian-kerugian yang langsung terhadap tubuh manusia oleh adanya zat-zat kimia yang beracun, tetapi juga tidak menghendaki adanya zat kimia yang merugikan dalam penyaluran air dipipa-pipa dalam penggunaan untuk industri, maupun penggunaan sehari-hari. 3. Syarat Bakteriologis, menghendaki tidak adanya bakteri bakteri berbahaya dalam air yang diminum. Bakteri yang harus dihindarkan adalah yang memungkinkan menyebabkan penyakit

18 5 perut/usus/kuman-kuman lain yang tahan terhadap asam perut. Bakteri tersebut antara lain: penyebab penyakit typus, cholera, disentri, diare, penyakit kuning. Pengguanaan sumber air yang dilakukan berulang kali ini memunculkan suatu perilaku menggunakan air khususnya air sungai. Sarwono (1993, h.16) mendefinisikan perilaku sebagai sesuatu yang dilakukan oleh individu satu dengan yang lain dan sesuatu itu bersifat nyata. Ketika seseorang memutuskan untuk memilih menggunakan air melalui salah satu sumber seperti sungai, hal itu dikatakan bahwa seseorang sudah memiliki suatu perilaku dalam menggunakan air sungai. Perilaku seseorang tidaklah muncul dengan sendirinya, tetapi sebagai akibat dari adanya stimulus atau rangsangan yang mengenai individu atau organisme tersebut. Rangsangan tersebut didapat dari lingkungan sekitar individu. Hubungan antara perilaku, lingkungan dan organisme atau respon sebenarnya saling mempengaruhi satu sama lain. Tingkah laku akan berpengaruh pada lingkungan dan diri organisme atau person, person akan berpengaruh pada lingkungan dan tingkah laku, demikian pula lingkungan akan berpengaruh pada tingkah laku dan person atau organisme (Walgito, 2002, h.10). Hal diatas menerangkan bahwa manusia merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dengan lingkungan. Ketiganya

19 6 saling berinteraksi untuk memunculkan suatu perilaku tertentu. Manusia pada jaringan kehidupannya memiliki fungsi, peranan, dan kedudukan yang saling berkaitan dengan lingkungannya. Perilaku seseorang dalam memenuhi kebutuhannya akan air bersih dilakukan dengan memanfaatkan sumber alam yang ada di lingkungan dimana seseorang itu tinggal. Air sendiri dapat diperoleh dari sumur dangkal, sungai air artetis, mata air, air penampungan dan penampungan air hujan. Orang-orang pada jaman dahulu mendapatkan air dengan hidup di pinggir-pinggir sungai. Kemajuan teknologi yang semakin mutakir memudahkan manusia untuk mendapatkan air. Sekarang air bisa didapat dari pengeboran sumur atau menggunakan air ledeng. Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti dari tahun ke tahun air sungai di Demak selalu ada yang menggunakannya walaupun sebenarnya pada daerah tersebut sudah terdapat sumber mata air lain seperti sumur bor untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka akan air bersih. Sumur bor ini hanya dimiliki oleh sebagian kecil masyarakat disana. Terkadang warga desa yang sudah memiliki sumur bor ini juga tetap menggunakan air sungai untuk memenuhi kebutuhan hidup harian mereka. Kepemilikan sumur bor yang masih terbatas membuat warga desa Wonoketingal menjadi susah untuk mendapatkan air bersih.

20 7 Penggunaan air sungai oleh warga desa yang semakin hari semakin bertambah ini disebabkan oleh bertambahnya jumlah penduduk. Bertambahnya jumlah penduduk disekitar sungai secara tidak langsung juga menghasilkan limbah rumah tangga yang kemudian dapat mencemari lingkungan dan padatnya kendaraan yang melaju di sekitar sungai menyebabkan debu dan kotoran menjadi larut ke dalam air. Kondisi air sungai dengan pencemaran yang cukup tinggi ini tidak mempengaruhi perilaku penggunaan air sungai di daerah tersebut. Perilaku masyarakat dalam menggunakan air sungai tidak cenderung menurun bila dikaitkan dengan tingkat pencemaran yang kian meninggi. Masyarakat pada daerah tersebut terlihat nyaman menggunakan air sungai yang sudah keruh. Penggunaan air sungai tersebut tidak hanya terbatas usia ibu rumah tangga saja tetapi juga anak-anak kecil dan orang lanjut usia. Mereka menggunakan air untuk memenuhi kebutuhan harian mereka seperti untuk mandi, mencuci baju dan peralatan rumah tangga, menyiram lahan pertanian, bahkan untuk dikonsumsi seharihari. Proses seseorang ketika memunculkan suatu perilaku di pengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor yang berasal dari dalam (internal) maupun yang berasal dari luar (eksternal). Salah satu faktor internal yang mempengaruhi perilaku adalah persepsi. Persepsi sendiri dijelaskan oleh Walgito (2002, h.69) sebagai suatu proses yang

21 8 didahului oleh proses pengindraan, yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indera. Proses itu tidak berhenti begitu saja, melainkan stimulus tersebut diteruskan dan proses selanjutnya merupakan proses persepsi. Proses pengindraan tersebut tidak hanya terbatas dengan penglihatan saja tapi juga pendengaran maupun perabaan dan pembauan. Stimulus yang diinderakan itu kemudian oleh individu diorganisasikan, dan diinterpretasikan, sehingga individu menyadari, mengerti tentang apa yang diinderakan itu. Persepsi tiap orang berbeda antara satu dengan yang lain walaupun objek yang diperhatikan sama. Persepsi individu terhadap suatu stimulus atau obyek akan menentukan bagaimana reaksi atau tindakan individu terhadap stimulus tersebut, sehingga dalam hal ini persepsi juga turut berperan dalam membentuk perilaku menggunakan air sungai. Lindgern dan Byrne (1971 h ) menyatakan faktor yang mempengaruhi persepsi diantaranya adalah kebiasaan, keadaan lingkungan, dan efek dari belajar dan pengalaman. Kebiasaan yang dimaksud adalah bahwa individu akan melakukan persepsi sesuai dengan apa yang ingin dipersepsikan. Individu akan terbiasa untuk mempersepsikan stimulus tertentu, sehingga tingkah laku yang dilakukan setiap hari merupakan contoh hasil dari kebiasaan mempersepsikan suatu stimulus tertentu. Kebiasaan yang terjadi dalam jangka waktu lama akan memunculkan suatu perilaku. Ketika seseorang

22 9 terbiasa menggunakan air sungai tersebut pada tiap harinya maka seseorang akan memunculkan perilaku menggunakan air sungai. Lingkungan sekitar yang dimaksud adalah dimana setiap orang berpendapat bahwa mereka menginginkan lingkungan yang nyaman. Standar lingkungan yang nyaman berbeda menurut satu orang dengan orang yang lain. Tergantung bagaimana mereka mempersepsikannya. Ketika seseorang mempresepsikan bahwa lingkungan sekitarnya terlihat cukup nyaman untuk dirinya maka seseorang akan tetap mengulang tingkah lakunya dengan tetap menggunakan air sungai. Persepsi yang demikianlah yang pada akhirnya akan membentuk suatu perilaku khususnya dalam menggunakan air sungai Pada proses wawancara dengan beberapa orang yang menggunakan air sungai Demak ini didapat hasil bahwa mereka memahami air sungai yang mereka gunakan merupakan air yang tidak sehat. Mereka menggunakan air ini secara terus menerus sehingga menimbulkan suatu pola kebiasaan. Pola kebiasaan ini diperkuat dengan adanya persepsi bahwa air yang mereka gunakan adalah air yang masih jernih. Air yang seperti ini menandakan air sungai tersebut masih layak digunakan, dengan kata lain mereka memandang kesehatan hanya sebatas penglihatan mereka akan jernihnya air sungai saja. Jika diperhatikan secara lebih lanjut air yang jernih ini tidak dapat menjamin

23 10 apakah air yang digunakan sudah bebas dari penyakit atau tidak. Selain itu adanya hasil wawancara peneliti dengan petugas kesehatan di desa wonoketingal menunjukkan penyakit yang sering dialami warga desa adalah penyakit diare dan demam berdarah. Hal ini menunjukkan bahwa mereka memandang kesehatan sebagai hal yang kurang penting untuk mereka sehingga mereka tetap menggunakan air sungai tersebut. Kesehatan sendiri menurut WHO diartikan sebagai keadaan (status) sehat utuh secara fisik, mental (rohani), dan sosial, dan bukan hanya suatu keadaan yang bebas dari penyakit, cacat dan kelemahan (dalam Smet, 1994, h.7). Bagaimana seseorang menjaga kesehatan dirinya dengan memperhatikan apa saja yang digunakan untuk mempertahankan kesehatannya. Apakah sesuatu itu baik, sehat dan bersih untuk digunakan atau tidak. Kesehatan diperlukan untuk dapat menunjang segala aktivitas manusia. Cara seseorang mempersepsikan kesehatan mempengaruhi perilaku mereka. Ketika seseorang mengetahui bahwa air sungai yang mereka gunakan adalah air yang memiliki tingkat pencemaran yang tinggi maka secara otomatis mereka akan menghindari perilaku tersebut karena dapat menimbulkan suatu penyakit ketika mereka menggunakan air sungai tersebut. Ketika seseorang memepersepsikan kesehatan merupakan hal yang penting maka secara otomatis pula ia akan menghindari perilaku yang membahayakan kesehatan mereka, tetapi

24 11 ketika seseorang mempersepsikan kesehatan adalah hal yang tidak penting maka perilaku menggunakan air sungai akan dimunculkan. Berdasarkan uraian permasalahan diatas penulis ingin mengetahui apakah ada hubungan antara perilaku menggunakan air sungai dengan persepsi terhadap kesehatan pada warga desa Wonoketingal Kecamatan Karanganyar Kabupaten Demak. B. Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk menguji hubungan antara persepsi terhadap kesehatan dengan perilaku menggunakan air sungai C. Manfaat Penelitian 1. Secara Praktis Hasil dari Penelitian ini diharap dapat mengurangi dan mencegah perilaku menggunakan air sungai 2. Secara Teoritis Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmiah yang berarti bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya Psikologi Kesehatan dalam kaitannya pada perilaku menggunakan air sungai ditinjau dari persepsi terhadap kesehatan pada penduduk di sekitar sungai.

25 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Menggunakan Air Sungai 1. Pengetian Perilaku Menggunakan Air Sungai Ketika seseorang hendak memenuhi suatu tujuan maka seseorang tersebut akan berperilaku tertentu untuk memenuhi tujuan mereka. Perilaku sendiri menurut Notoatmodjo (2005, h.43) adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme atau makhluk hidup yang bersangkutan. Sedangkan menurut Robert Kwick (dalam Notoatmodjo, 2005, h.123) mendefinisikan perilaku adalah tindakan atau perbuatan suatu organisme yang dapat diamati dan bahkan dapat dipelajari. Hal yang sama juga diterangkan oleh Chaplin (1999, h.53) memberikan pengertian perilaku dalam dua arti. Pertama perilaku dalam arti luas didefinisikan sebagai segala sesuatu yang dialami oleh seseorang. Pengertian kedua, perilaku didefinisikan dalam arti sempit yaitu segala sesuatu yang mencakup reaksi dan dapat diamati. Sedangkan menurut Ensiklopedi Amerika (dalam Notoatmodjo, 2005, h.123) mengatakan bahwa perilaku adalah sebagian dari suatu aksi dan reaksi organisme terhadap lingkungannya. Hal ini berarti bahwa perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan reaksi, 12

26 13 yakni yang disebut rangsangan. Suatu rangsangan tertentu akan menghasilkan reaksi atau perilaku tertentu. Menurut Sarwono (2004, h.1) perilaku diterangkan sebagai hasil daripada segala macam pengalaman serta interaksi manusia dengan lingkungannya yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap dan tindakan. Sehingga dapat dikatakan, perilaku merupakan respon/reaksi seorang individu terhadap stimulus yang berasal dari luar maupun dari dalam dirinya. Perilaku seseorang muncul karena kebutuhan akan suatu hal. Kebutuhan manusia akan air contohnya akan memunculkan suatu perilaku tertentu. Air sendiri didapat dari banyak sumber, seperti air tanah dan air permukaan (Suwasti, 1990, h.10). Air tanah sendiri didapat dari pembuatan sumur artetis, sumur dalam, sumur dangkal. Sedangkan yang temasuk dalam air permukaan adalah air sungai, air telaga, atau mungkin air hujan. Sungai sendiri adalah aliran air yang mengalir ke tempat yang lebih rendah, jumlahnya tergantung dari tinggi muka air, curah hujan, dan luas catchment (daerah tangkapan hujan di mana dari luasan tersebut air dialirkan ke suatu daerah aliran tertentu)(eddy syahrizal, 2008). Pendapat lain menerangkan sungai sebagai sistem pengairan air mulai dari mata air sampai muara dengan dibatasi pada kanan dan kirinya serta sepanjang pengalirannya

27 14 oleh garis sempadan (Rizky Perdana, 2008). Keseharian manusia mutlak membutuhkan air untuk mendukung aktivitas hidupnya seperti mandi, memasak, mencuci, minum, menyiram tananman dan masih banyak lagi kegiatan hidup sehari-hari yang lain yang membutuhkan air. Dari beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku menggunakan air sungai adalah suatu kegiatan atau aktivitas seseorang dalam mengambil air yang berasal dari sepanjang bentangan sungai yang pada akhirnya air tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka seperti mencuci baju, perabot rumah tangga, mandi, memasak, menyiram tanaman atau ladang, minum, dan sebagainya. 2. Aspek - Aspek Perilaku Pada umumnya setiap individu dapat mengambarkan perilaku menurut aspek-aspek perilaku. Seperti yang diungkap oleh Soekadji (1983, h.8) bahwa setiap individu dapat menggambarkan setiap perilaku menurut tiga demensi, yaitu: a. Frekuensi. Sering tidaknya perilaku muncul. Cara yang paling sederhana untuk mencatat perilaku yaitu dengan menghitung jumlah munculnya perilaku tersebut. Frekuensi sangat

28 15 bermanfaat untuk mengetahui sejauh mana perilaku menggunakan air sungai muncul. b. Aspek lamanya berlangsung. Waktu yang diperlukan seseorang untuk melakukan setiap tindakan. Jika suatu perilaku tertentu mempunyai permulaan dan akhir tertentu, tetapi dalam jangka waktu yang berbeda untuk masingmasing peristiwa, maka pengukuran lamanya berlangsung lebih bermanfaat lagi. Aspek lamanya berlangsung ini sangat berpengaruh bagi perilaku menggunakan air sungai, karena dapat diketahui sejak kapan seseorang mulai menggunakan air. c. Intensitas, banyaknya daya (kemampuan) yang dikeluarkan untuk berperilaku. Aspek ini digunakan untuk mengukur seberapa banyak seseorang menggunakan air sungai untuk kebutuhannya. Sedangkan aspek-aspek perilaku menurut Bloom (dikutip Notoatmodjo, 2005, h.93) adalah: a. Kognitif, merupakan pengetahuan terhadap materi pendidikan yang diberikan, dalam hal ini adalah pengetahuan tentang perilaku menggunakan air sungai. Seseorang harus mengetahui lebih dahulu manfaat yang akan diperoleh sebelum dia melakukan sesuatu.

29 16 b. Afektif, merupakan sikap atau anggapan terhadap materi pendidikan yang diberikan, dalam hal ini sikap atau aggapan terhadap masalah kesehatan. Sikap adalah penilaian, dalam hal ini penilaian terhadap masalah kesehatan, termasuk penyakit, sikap terhadap pemeliharaan dan cara hidup sehat, sikap terhadap kesehatan lingkungan. c. Psikomotorik, merupakan praktek atau tindakan yang dilakukan sehubungan dengan materi yang diberikan. Setelah mengetahui manfaat dan melakukan penilaian terhadap kesehatan, maka seseorang akan melaksanakan apa yang diketahuinya itu. Ini yang disebut praktek kesehatan. Tindakan kesehatan lingkungan meliputi buang air besar pada jamban, buang sampah pada tempatnya, menggunakan air bersih untuk mandi, cuci, dan masak. Berdasarkan dari uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa dimensi-dimensi dari perilaku menggunakan air sungai dalam penelitian ini adalah frekuensi, lamanya berlangsung dan intensitas. 3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Menurut Notoatmodjo (2005,h.45) perilaku manusia terbentuk dari dua faktor utama yakni: stimulus merupakan faktor

30 17 dari luar diri seseorang tersebut (faktor eksternal), dan respon merupakan faktor dari dalam diri orang yang bersangkutan (faktor internal). Faktor-faktor tersebut adalah: a. Faktor Internal 1. Perhatian Perhatian adalah pemusatan tenaga psikis tertuju kepada suatu obyek atau banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai sesuatu aktivitas yang dilakukan (Stern dalam Sumadi Suryabrata, 1995, h.14). 2. Pengamatan 3. Persepsi Persepsi adalah sebagai pengalaman yang dihasilkan melalui panca indera. Setiap orang mempunyai persepsi yang berbeda-beda, meskipun obyek yang dilihat sama (Notoatmodjo, 2005, h.123). 4. Motivasi Motivasi diartikan sebagai suatu dorongan untuk bertindak untuk mencapai suatu tujuan juga dapat terwujud dalam bentuk perilaku (Notoatmodjo, 2005, h.123). 5. Fantasi Fantasi adalah kemampuan jiwa untuk membentuk tanggapan-tanggapan atau bayangan-bayangan baru

31 18 dengan kekuatan fantasi manusia dapat melepaskan diri dari keadaan yang dihadapinya dan menjangkau ke depan ke keadaan keadaan yang akan mendatang (Walgito, 2002, h.114). 6. Sugesti b. Faktor Eksternal 1. Sosial dan Budaya 2. Ekonomi 3. Politik B. Persepsi Terhadap Kesehatan 1. Pengertian Persepsi Terhadap Kesehatan Setiap orang memiliki persepsi yang berbeda walaupun obyek yang diperlihatkan adalah obyek yang sama. Persepsi sendiri dijelaskan oleh Walgito (2002, h.69) sebagai suatu proses yang didahului oleh proses pengindraan, yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indera. Proses itu tidak berhenti begitu saja, melainkan stimulus tersebut diteruskan dan proses selanjutnya merupakan proses persepsi. Proses pengindraan tersebut tidak hanya terbatas dengan penglihatan saja tapi juga pendengaran maupun perabaan dan pembauan.

32 19 Stimulus yang diinderakan itu kemudian oleh individu diorganisasikan, dan diinterpretasikan. Harold (dalam Leavitt, 1974, h.32) mengatakan bahwa persepsi merupakan pandangan atau pengertian tentang bagaimana seseorang mempersepsikan kesehatan itu sendiri. Adanya perbedaan karakteristik individu menyebabkan berbeda pula masing-masing dalam mempersepsi sesuatu. Hal ini sesuai dengan pendapat Crow dan Crow (1977, h.58) yang mengemukakan bahwa dengan menggunakan persepsinya terhadap suatu hal berarti seseorang menuju pada proses pengorganisasian dan pengintepretasian data berdasarkan hasil pengamatan sebelumnya. Menurut World Health Organization (WHO), kesehatan diartikan sebagai keadaan sehat (status) sehat utuh secara fisik, mental (rohani), dan sosial, dan bukan hanya suatu keadaan yang bebas dari penyakit, cacat dan kelemahan (dalam Smet, 1994, h.7). Sedangkan menurut Levy (1984, h.6) kesehatan adalah suatu kualitas yang didalamnya meliputi keadaan psikologis dan demensi sosial dalam kehidupan yang bebas dari penyakit dan kelemahan. Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa persepsi terhadap kesehatan adalah pemberian arti kepada suatu

33 20 obyek atau stimulus yang dilihat oleh individu yang pada akhirnya menghasilkan pandangan seseorang terhadap kesehatan yang didasarkan pengamatan maupun pengalamanya serta informasi yang diketahuinya tentang kesehatan yaitu keadaan sehat seseorang secara fisik, psikologis, sosial, dan tidak hanya bebas dari penyakit, cacat,dan kelemahan. 2. Aspek-Aspek Persepsi Terhadap Kesehatan Menurut Walgito (1983, h.50), Persepsi dapat digolongkan menjadikan 3 aspek, yang terdiri dari aspek kognisi, afeksi dan konasi dan mengaitkannya dengan pengertian sehat secara fisik dengan jabaran sebagai berikut: a. Aspek Kognisi, yaitu menyangkut pengharapan, cara mendapatkan pengetahuan atau cara berpikir dan pengalaman masa lalu individu dalam mempersepsikan sesuatu dapat dilatarbelakangi oleh adanya aspek kognisi ini, yaitu pandangan individu terhadap sesuatu berdasarkan dari pengalaman dari yang pernah didengar atau dilihatnya dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini termasuk pengalaman individu terhadap kesehatannya secara fisik, pengalaman, atau pengetahuan bagaimana yang telah dialami atau dimiliki individu yang sesuai dengan harapannya untuk sehat yaitu

34 21 tidak mengalami gangguan secara jasmani sehingga mendukung aktivitasnya. b. Aspek Afeksi, yaitu yang menyangkut emosi dari individu. Individu dalam mempersepsikan sesuatu bisa melalui aspek afeksi yang berlandaskan pada emosi individu tersebut, hal ini dapat muncul karena adanya pendidikan moral dan etika yang didapatkan sejak kecil, pendidikan tentang etika dan moral inilah yang akhirnya menjadi landasan individu tersebut dalam memandang sesuatu yeng terjadi di sekitarnya. Bagaimana perasaan individu jika dalam keadaan yang tidak menyenangkan misalnya dalam keadaan sakit sehingga menganggu aktivitasnya dan bagaimana perasaannya jika dalam keadaan sehat yaitu tidak mengalami gangguan secara jasmani. c. Aspek konasi, yaitu yang menyangkut sikap, perilaku, aktivitas dan motif. Individu dalam mempersepsikan sesuatu bisa melalui aspek konasi, yaitu pandangan individu terhadap sesuatu yang berhubungan dengan motif atau tujuan timbulnya suatu perilaku individu tersebut terhadap kesehatan karena individu akan berusaha menyesuaikan perilakunya dengan harapannya untuk sehat sehingga tidak mengalami

35 22 gangguan secara jasmaniah dan semua organ tubuh dapat berfungsi dengan baik Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa persepsi mempunyai beberapa aspek, yaitu aspek kognisi, aspek afeksi, aspek konasi. Ketiga aspek ini akan digunakan sebagai aspek-aspek pendukung skala persepsi terhadap kesehatan. C. Hubungan antara Persepsi Terhadap Kesehatan dengan Perilaku Menggunakan Air Sungai. Manusia memiliki kebutuhan utama yang harus dipenuhi agar mereka dapat bertahan hidup. Selain kebutuhan akan udara, kebutuhan lain yang merupakan kebutuhan yang vital bagi manusia adalah kebutuhan akan air khususnya air yang sehat dan bersih. Air sendiri memiliki banyak manfaat bagi kehidupan manusia sebagai contohnya air digunakan untuk mandi, mencuci baju, mencuci perabot rumah tangga sampai dengan dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan tubuh yang 80 % bagian tubuh kita terdiri dari zat cair dan memerlukan air untuk menjaga kesehatan dan metabolisme tubuh. Kebutuhan akan air ini sebagian besar dapat dipenuhi dengan memanfaatkan sumber-sumber alam yang ada di daerah sekitar. Salah satu pemenuhannya adalah dengan menggunakan air sungai

36 23 sebagai alternatif pemecahan masalah bila pada daerah tersebut tidak terdapat sumber mata air yang lainnya seperti PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) atau sumur bor. Banyaknya manfaat yang didapat ketika seseorang menggunakan air sungai ini memunculkan suatu kebiasaan yang berulang-ulang sehingga pada akhirnya akan memunculkan suatu perilaku tertentu yaitu perilaku penggunaan air sungai. Menurut Notoatmodjo (2005, h.45) perilaku sendiri dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor tersebut adalah faktor internal dan faktor eksternal. Salah satu faktor internal yang mempengaruhi perilaku seseorang adalah persepsi seseorang terhadap suatu stimulus. Persepsi sendiri dapat diartikan sebagai proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indera yang kemudian diorganisasikan dan diintepretasikan sehingga individu menyadari, mengerti tentang apa yang diinderakan itu. Persepsi bersifat individual, dapat dikatakan demikian karena persepsi merupakan aktivitas yang integrated dalam diri individu. Maka apa yang ada dalam diri individu akan ikut aktif dalam persepsi. Berdasarkan hal tersebut, maka dalam persepsi dapat dikemukakan karena perasaan, kemampuan berpikir, pengalaman-pengalaman individu tidak sama, maka dalam mempersepsi suatu stimulus, hasil

37 24 persepsi mungkin akan berbeda antara individu satu dengan individu lain (Davidoff dalam Walgito, 2002, h.70). Perilaku seseorang dalam menggunakan air sungai ini didukung dengan adanya persepsi seseorang yang berbeda terhadap kesehatan. Persepsi terhadap kesehatan sendiri dapat disimpulkan sebagai pandangan seseorang terhadap kesehatan berdasarkan pengamatan dan pengalamannya serta informasi yang diketahuinya tentang kesehatan yaitu keadaan sehat secara fisik, psikologis, sosial, dan tidak hanya bebas penyakit, cacat. Keberadaan air yang sudah berubah menjadi lebih kotor dan tidak sehat ini tidak mempengaruhi perilaku seseorang dalam menggunakan air sungai. Hal itu terlihat dari perilaku mereka yang dari tahun ke tahun selalu muncul dan bahkan menjadi semakin banyak yang menggunakan air sungai tersebut. Adanya persepsi terhadap kesehatan yang berbeda tiap orang akan mempengaruhi seseorang untuk tetap menggunakan air sungai sebagai pemenuh kebutuhan mereka atau tidak. Ketika seseorang mempersepsikan kesehatan merupakan hal yang tidak penting maka yang akan dihasilkan adalah adanya perulangan sikap seseorang yang pada akhirnya akan menjadi sebuah perilaku yaitu perilaku menggunakan air sungai. Begitu pula sebaliknya ketika seseorang mempersepsikan bahwa kesehatan adalah hal yang penting maka mereka tidak akan mengulang

38 25 kebiasaan atau perilaku mereka lagi. Hal ini dilakukan karena mereka menganggap dengan menghindari menggunakan air sungai maka mereka akan menjadi lebih sehat. D. Hipotesis Berdasarkan tinjauan teoritis diatas, maka peneliti mengajukan hipotesis yang akan diuji kebenarannya melalui uji statistik. Adapun hipotesisnya adalah ada hubungan negatif antara persepsi terhadap kesehatan dengan perilaku menggunakan air sungai.

39 BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Sebelum metode pengumpulan data ditentukan, identifikasi variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian harus ditentukan lebih dahulu, untuk membantu menentukan alat pengumpul data yang tepat. Variabel-variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah: Variable tergantung Variabel bebas : Perilaku Menggunakan Air Sungai : Persepsi Terhadap Kesehatan B. Definisi Operasional Variabel Penelitian 1. Perilaku menggunakan air sungai Perilaku menggunakan air sungai adalah suatu kegiatan atau aktivitas yang dilakukan seseorang dalam mengambil dan memanfaatkan air dari sepanjang bentangan sungai sehingga pada akhirnya digunakan untuk menunjang kebutuhan seharihari. Air yang merupakan kebutuhan utama bagi setiap manusia merupakan kebutuhan yang tidak dapat tergantikan. Air memiliki manfaat yang sangat beragam bagi kehidupan manusia seperti untuk mandi, mencuci pakaian dan perabot rumah tangga, 26

40 27 menyiram lahan pertanian, maupun untuk konsumsi air minum sehari-hari. Perilaku menggunakan air sungai dalam penelitian ini dapat diukur dengan menggunakan skala yang di dalamnya mencakup demensi perilaku yaitu frekuensi, lamanya berlangsung dan intensitas. Tinggi rendahnya skor yang didapat akan menunjukkan perilaku menggunakan air sungai pada masyarakat yang tinggal di pemukiman dekat sungai. Semakin tinggi skor yang didapat menunjukkan semakin sering seseorang memunculkan perilaku menggunakan air sungai. 2. Persepsi terhadap Kesehatan Persepsi terhadap kesehatan adalah pandangan seseorang terhadap kesehatan berdasarkan pengamatan dan pengalamannya serta informasi yang dikehatuinya tentang kesehatan yaitu keadaan sehat secara fisik. Persepsi terhadap kesehatan dalam penelitian ini dapat diukur dengan menggunakan skala yang didalamnya mencakup aspek-aspek persepsi yaitu aspek kognisi, aspek afeksi, dan aspek konasi. Tinggi rendahnya skor yang dihasilkan akan menggambarkan persepsi terhadap kesehatan pada masyarakat yang tinggal di pemukiman dekat sungai. Semakin tinggi skor yang didapat menunjukkan bahwa pandangan seseorang terhadap kesehatan semakin positif.

41 28 C. Subyek Penelitian 1. Populasi Subyek penelitian merupakan faktor utama yang harus ditentukan sebelum kegiatan penelitian dilakukan. Menurut Hadi (2001, h.70) mengatakan bahwa populasi merupakan sejumlah individu yang setidaknya mempunyai ciri atau sifat yang sama. Kemudian dari populasi ini diambil contoh atau sampel yang diharapkan dapat mewakili populasi. Cara yang dilakukan dalam menetapkan sampel adalah menentukan dahulu sifat-sifat dari populasi dan batas-batas yang tegas. Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah para penduduk desa yang tinggal di dekat sungai Demak berusia tahun, mampu membaca dan menulis dengan baik dan bertempat tinggal di wilayah desa Wonoketingal Kecamatan Karanganyar Kabupaten Demak. 2. Teknik Pengambilan Sampel Menurut Hadi (1997, h.20) sampel adalah sebagian individu yang diselidiki. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah warga desa Wonoketingal yang masih menggunakan air sungai untuk memenuhi kebutuhan mereka. Teknik pengambilan sample menurut Nawawi (Wasito, 1995, h.53) adalah cara untuk menentukan sampel yang jumlahnya sesuai

42 29 dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data sebenarnya dengan memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang representatif dan benar-benar mewakili populasi. Cara pengambilan sample dalam penelitian ini menggunakan teknik Incidental Sampling. Teknik Incidental Sampling yaitu sampel yang diperoleh dari keadaan yang insidental/kebetulan dijumpai dan sesuai dengan ciri karakteristik subyek penelitian yang telah ditentukan (Hadi, 2000, hal.75) D. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data adalah suatu cara yang digunakan oleh peneliti untuk memperoleh data yang akan diselidiki. Pada penelitian ini metode yang dipakai adalah metode skala. Metode skala adalah suatu metode penelitian dengan menggunakan daftar pertanyaan yang berisi aspek-aspek dan demensi yang hendak diukur dan harus dijawab dan dikerjakan/daftar isian yang harus diisi oleh sejumlah subyek. Berdasarkan atas jawaban atau isian itu peneliti mengambil kesimpulan mengenai subyek yang diteliti (Suryabrata, 2000, h.15). Metode skala dalam pembuatan skala tidak lain adalah teknik mengurutkan sesuatu dalam suatu kontinum atau pembuatan skala

43 30 adalah cara mengubah fakta-fakta kualitatif (atribut) menjadi suatu urutan kuantitatif (variable) (Nazir, 1985, h.383). Penelitian ini menggunakan bentuk skala langsung, yaitu skala diisi langsung oleh subyek yang diteliti. Bentuk pertanyaan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan skala tertutup, yaitu skala yang jawabannya dibatasi/sudah ditentukan sehingga subyek tidak dapat memberikan respon/jawaban seluas-luasnya (Suryabrata, 2000, h.79). Skala dalam ilmu psikologi biasanya digunakan sebagai alat ukur psikologi. Data yang diungkap berupa konstruk atau konsep psikologis yang menggambarkan suatu aspek kepribadian individu (Azwar,2000,h.5). Skala yang dipakai dalam penelitian ini menggunakan skala Likert. Ada dua skala yang akan dibuat yaitu skala perilaku penggunaan air sungai dan persepsi terhadap kesehatan. 1. Skala Perilaku Menggunakan Air Sungai Skala perilaku Menggunakan Air Sungai ini disusun berdasarkan pada tiga dimensi yaitu: a. Frekuensi. Sering tidaknya perilaku muncul. b. Aspek lamanya berlangsung. Waktu yang diperlukan seseorang untuk melakukan setiap tindakan. c. Intensitas, banyaknya daya (kemampuan) yang dikeluarkan untuk berperilaku.

44 31 Bentuk jawaban terdiri dari 4 alternatif jawaban yaitu Sangat Sering (SS), Sering (SR), Jarang (JR) dan Tidak pernah (TP). Tiap subyek dapat memilih salah satu jawaban dari keempat alternatif jawaban. Skala ini dibagi dalam 2 bentuk pernyataan yaitu pernyataan yang bersifat positif (favourable) dan pernyataan yang bersifat negatif (unfavourabel). Pada pernyataan positif nilai 4 diberikan untuk jawaban Sangat sering (SS), nilai 3 diberikan untuk jawaban sering (SR), nilai 2 untuk jawaban Jarang (JR) dan nilai 1 untuk jawaban Tidak Pernah (TP). Pertanyaan yang bersifat negatif nilai 1 diberikan untuk jawaban Sangat Sering (SS), nilai 2 diberikan untuk jawaban Sering (SR), nilai 3 untuk jawaban Jarang (JR), dan nilai 4 untuk jawaban Tidak Pernah (TP). Tabel 1 Rancangan Skala Perilaku Penggunaan Air Sungai Dimensi Jumlah Item Jumlah Favourabel Unfavourabel Frekuensi Lamanya Berlangsung Intensitas Jumlah

45 32 2. Skala Persepsi Terhadap Kesehatan Skala persepsi terhadap kesehatan ini disusun berdasarkan pada 3 aspek yaitu: a. Aspek kognisi, yaitu menyangkut pengharapan, cara mendapatkan pengetahuan atau cara berpikir dan pengalaman masa lalu individu dalam mempersepsikan sesuatu dapat dilatarbelakangi oleh adanya aspek kognisi ini. b. Aspek afeksi, yaitu yang menyangkut emosi dari individu. c. Aspek konasi, yaitu menyangkut sikap, perilaku, aktivitas dan motif Individu. Bentuk jawaban terdiri dari 4 alternatif jawaban yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS) dan Sangat Tidak Sesuai (STS). Tiap subyek dapat memilih salah satu jawaban dari keempat alternatif jawaban. Skala ini dibagi dalam 2 bentuk pernyataan yaitu pernyataan yang bersifat positif (favourable) dan pernyataan yang bersifat negatif (unfavourabel). Pada pernyataan positif nilai 4 diberikan untuk jawaban Sangat Setuju (SS), nilai 3 diberikan untuk jawaban Setuju (S), nilai 2 untuk jawaban Tidak Setuju (TS) dan nilai 1 untuk jawaban Sangat Tidak Setuju (STS). Pertanyaan yang bersifat negatif nilai 1 diberikan untuk jawaban Sangat Setuju (SS), nilai 2 diberikan

46 33 untuk jawaban Setuju (S), nilai 3 untuk jawaban Tidak Setuju (TS), dan nilai 4 untuk jawaban Sangat Tidak Setuju (STS). Tabel 2 Rancangan Skala Persepsi Terhadap Kesehatan Aspek Jumlah Item Jumlah Favourabel Unfavourabel Kognisi Afeksi Konasi Jumlah E. Uji Coba Alat Ukur Setiap penelitian selalu mengharapkan hasil yang benar-benar obyektif, artinya dapat menggambarkan keadaan yang sesungguhnya dari masalah yang sedang diteliti. Pencapaian keadaan yang diinginkan, dapat diukur dengan uji validitas dan reliabilitas. 1. Uji Validitas Validitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana alat ukur mengukur obyek yang perlu diukur (Ancok, 1987, h.13). Menurut Azwar (2000, h.55) suatu alat ukur dapat dikatakan valid apabila benar-benar sesuai dan menjawab secara cermat tentang variabel yang hendak diukur. Jadi validitas digunakan sebagai ukuran seberapa cermat suatu alat ukur melakukan fungsi ukurnya.

47 34 Cara yang paling banyak digunakan mengetahui validitas suatu alat ukur adalah dengan cara mengkorelasikan antar skor yang diperoleh masing-masing item dengan skor total (Azwar, 1992, h.79). Skor total adalah nilai yang diperoleh dari hasil penjumlahan semua skor item. Apabila skor setiap pernyataan dikorelasikan dengan skor total adalah signifikan maka dapat dikatakan bahwa alat itu valid. Teknik korelasi yang digunakan dalam pengukuran validitas yaitu teknik korelasi Product Moment dari Karl Pearson. Adapun perhitungan statistika untuk mendapatkan koefisien korelasi ini dilakukan dengan rumus: r xy = N ( ΣXY) ( ΣX)( ΣY) { N ( ΣX ) ( ΣX )}{ N ( ΣY ) ( ΣY )} Keterangan : r xy = Koefisien korelasi antara skor item dengan skor total Σ XY = Jumlah perkalian skor item dengan skor total Σ X = Jumlah skor tiap item Σ Y = Jumlah skor total item N = Jumlah subyek Menurut Ancok (1987, h.17) untuk menghindari kelebihan bobot koefisien korelasi yang diperoleh dari hasil penelitian tersebut masih perlu dikorelasikan dengan menggunakan Teknik Korelasi Part Whole. Statistika untuk mendapatkan koefisien Parth Whole juga dilakukan dengan menggunakan rumus:

48 35 r pq = ( rxy )( SDy) ( SDx) 2 2 ( SDy) + ( SDx) 2( r )( SDx)( SDy) xy Keterangan : r pq = Koefisien korelasi item dan total setelah dikoreksi r xy = Koefisien korelasi item dan total sebelum dikoreksi SDx = Standart deviasi skor total SDy = Standart deviasi skor item 2. Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana alat ukur itu sama dengan dirinya sendiri. Ancok (1987, h.20) menyatakan bahwa pada prinsipnya reliabilitas menunjukkan sejauh mana pengukuran itu dapat memberikan hasil yang relatif tidak berbeda bila dilakukan pengukuran kembali terhadap subyek yang sama atau kalau dikatakan secara popular adalah keajegan alat ukur. Hal yang perlu diingat pada reliabilitas adalah bahwa penghitungan reliabilitas harus dilakukan hanya pada item yang sudah memiliki validitas. Azwar (1992,h.6) menyebutkan reliabilitas adalah sejauh mana pengukurang dapat memberikan hasil yang relatif sama bila dilakukan pengukuran kembali terhadap subyek yang sama. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik uji reliabilitas Alpha Cronbach. Adapun perhitungan statistika untuk mendapatkan koefisien reliabilitas dilakukan dengan menggunakan rumus:

49 36 α = k k -1 2 ΣS x 1 2 ΣS tot Keterangan : α = Koefisien relaibilitas alpha k = Jumlah item valid ΣS 2 x = Jumlah varians item yang dikuadratkan ΣS 2 tot = Jumlah varians total 1 = Bilangan konstanta F. Metode Analisis Data Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan metode analisis data Product Moment dari pearson. Rumus korelasi Product Moment adalah: r xy = N ( ΣXY) ( ΣX)( ΣY) { N ( ΣX ) ( ΣX )}{ N ( ΣY ) ( ΣY )} Keterangan : r xy Σ XY Σ Σ Y N = Koefisien korelasi antara persepsi terhadap kesehatan dengan perilaku menggunakan air sungai. = Jumlah perkalian skor butir soal dengan skor total = Jumlah skor persepsi terhadap kesehatan = Jumlah skor perilaku menggunakan air sungai = Jumlah subyek

50 BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian Langkah awal yang harus dilakukan sebelum melaksanakan penelitian adalah menentukan tempat atau kancah penelitian dan memberi gambaran singkat yang menyeluruh mengenai situasi yang merupakan ciri khas dari kancah penelitian. Dalam menentukan kancah penelitian, peneliti mengadakan pengamatan pendahuluan terhadap kancah penelitian dan ciri-ciri populasi yang telah ditetapkan untuk penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di desa Wonoketingal Kecamatan Karanganyar Kabupaten Demak. Desa Wonoketingal terletak di daerah perbatasan antara Demak dengan Kudus. Jumlah penduduk di desa Wonoketingal adalah 5898 orang dengan 1370 KK. Sedangkan jumlah subyek yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 40 orang. Desa Wonoketingal memiliki perbatasan wilayah adapun batas wilayahnya sebagai berikut: 1. Sebelah Utara : Desa Kedungwaru Lor 2. Sebelah Selatan: Desa Sari Kec.Gajah 3. Sebelah Barat : Desa Ngaluran 4. Sebelah Timur : Desa Cangkring Rembang 37

PERILAKU MENGGUNAKAN AIR SUNGAI DITINJAU DARI PERSEPSI TERHADAP KESEHATAN SKRIPSI ADITYA DESSY PERMATASARI

PERILAKU MENGGUNAKAN AIR SUNGAI DITINJAU DARI PERSEPSI TERHADAP KESEHATAN SKRIPSI ADITYA DESSY PERMATASARI PERILAKU MENGGUNAKAN AIR SUNGAI DITINJAU DARI PERSEPSI TERHADAP KESEHATAN SKRIPSI ADITYA DESSY PERMATASARI 04.40.0040 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG 2008 i PERILAKU MENGGUNAKAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian yang Digunakan Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Hal ini dikarenakan data yang didapat dari penelitian berupa angka atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Identifikasi variabel penelitian yang terdapat dalam suatu

BAB III METODE PENELITIAN. Identifikasi variabel penelitian yang terdapat dalam suatu 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Identifikasi variabel penelitian yang terdapat dalam suatu penelitian berfungsi untuk menentukan alat dan teknik pengukuran data, serta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel-variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Variabel tergantung: depresi pada remaja putri keluarga broken home.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. bersifat deskriptif. Hal ini disebabkan karena data-data yang diperolah dalam

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. bersifat deskriptif. Hal ini disebabkan karena data-data yang diperolah dalam 46 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini termasuk ke dalam jenis penelitian kuantitatif yang bersifat deskriptif. Hal ini disebabkan karena data-data yang diperolah dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN PERILAKU SEKSUAL REMAJA YANG SEDANG BERPACARAN SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN PERILAKU SEKSUAL REMAJA YANG SEDANG BERPACARAN SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN PERILAKU SEKSUAL REMAJA YANG SEDANG BERPACARAN SKRIPSI Trifena Fernandez 04.40.0026 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG 2009 i HUBUNGAN ANTARA

Lebih terperinci

MANAJEMEN WAKTU DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR PADA MAHASISWA BEKERJA

MANAJEMEN WAKTU DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR PADA MAHASISWA BEKERJA MANAJEMEN WAKTU DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR PADA MAHASISWA BEKERJA SKRIPSI Kathie Purnamasari Kusuma 04.40.0036 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG 2008 MANAJEMEN WAKTU DITINJAU

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 27 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan prosedur atau cara yang digunakan dalam penelitian untuk membahas masalah-masalah yang dihadapinya dengan terlebih dahulu merumuskan hal-hal yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dalam penelitian ini adalah model korelasional (Newman, 2000). Maksud korelasional dari

BAB III METODE PENELITIAN. dalam penelitian ini adalah model korelasional (Newman, 2000). Maksud korelasional dari 31 BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian ini berjeniskan penelitian kuantitatif, dimana prosedur yang digunakan dalam penelitian ini adalah model korelasional (Newman, 000). Maksud korelasional

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai (A) Tipe Penelitian (B). Identifikasi Variabel Penelitian, (C). Definisi

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai (A) Tipe Penelitian (B). Identifikasi Variabel Penelitian, (C). Definisi BAB III METODE PENELITIAN Pembahasan pada bagian metode penelitian ini akan menguraikan mengenai (A) Tipe Penelitian (B). Identifikasi Variabel Penelitian, (C). Definisi Operasional Penelitian, (D). Subjek

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KOMITMEN ORGANISASIONAL DENGAN KINERJA KARYAWAN SKRIPSI. Oleh : Yenny Setiani Dewi

HUBUNGAN ANTARA KOMITMEN ORGANISASIONAL DENGAN KINERJA KARYAWAN SKRIPSI. Oleh : Yenny Setiani Dewi HUBUNGAN ANTARA KOMITMEN ORGANISASIONAL DENGAN KINERJA KARYAWAN SKRIPSI Oleh : Yenny Setiani Dewi 08.40.0019 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG 2012 i HUBUNGAN ANTARA KOMITMEN

Lebih terperinci

KEPUASAN KONSUMEN MENGGUNAKAN JASA PENERBANGAN DITINJAU DARI NILAI KONSUMEN DAN MUTU PELAYANAN

KEPUASAN KONSUMEN MENGGUNAKAN JASA PENERBANGAN DITINJAU DARI NILAI KONSUMEN DAN MUTU PELAYANAN KEPUASAN KONSUMEN MENGGUNAKAN JASA PENERBANGAN DITINJAU DARI NILAI KONSUMEN DAN MUTU PELAYANAN SKRIPSI Michally C. 04. 40. 0037 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG 2008 i KEPUASAN

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERSEPSI PELATIHAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI DINAS TENAGA KERJA, TRANSMIGRASI, DAN KEPENDUDUKAN PROVINSI JAWA TENGAH

HUBUNGAN PERSEPSI PELATIHAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI DINAS TENAGA KERJA, TRANSMIGRASI, DAN KEPENDUDUKAN PROVINSI JAWA TENGAH HUBUNGAN PERSEPSI PELATIHAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI DINAS TENAGA KERJA, TRANSMIGRASI, DAN KEPENDUDUKAN PROVINSI JAWA TENGAH SKRIPSI ISTI MAYASARI 05.40.0078 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA DITINJAU DARI KETERGANTUNGAN TERHADAP FACEBOOK SKRIPSI. Devia Setiani

PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA DITINJAU DARI KETERGANTUNGAN TERHADAP FACEBOOK SKRIPSI. Devia Setiani PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA DITINJAU DARI KETERGANTUNGAN TERHADAP FACEBOOK SKRIPSI Devia Setiani 06.40.0018 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG 2010 i PROKRASTINASI

Lebih terperinci

KECENDERUNGAN PERILAKU DELINKUENSI PADA REMAJA DITINJAU DARI POLA ASUH AUTHORITATIVE ORANG TUA

KECENDERUNGAN PERILAKU DELINKUENSI PADA REMAJA DITINJAU DARI POLA ASUH AUTHORITATIVE ORANG TUA KECENDERUNGAN PERILAKU DELINKUENSI PADA REMAJA DITINJAU DARI POLA ASUH AUTHORITATIVE ORANG TUA SKRIPSI Disusun oleh : Nadya Anindyta Suhardja 04.40.0008 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KATOLIK SOGIJAPRANATA

Lebih terperinci

PENYESUAIAN DIRI WANITA SEBAGAI PACAR ANGGOTA POLRI DITINJAU DARI KEMATANGAN EMOSI SKRIPSI

PENYESUAIAN DIRI WANITA SEBAGAI PACAR ANGGOTA POLRI DITINJAU DARI KEMATANGAN EMOSI SKRIPSI PENYESUAIAN DIRI WANITA SEBAGAI PACAR ANGGOTA POLRI DITINJAU DARI KEMATANGAN EMOSI SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sampel, (D) Metode pengumpulan data, (E) Validitas dan Reliabilitas alat ukur, 1. Variabel bebas : Adversity Quotient

BAB III METODE PENELITIAN. sampel, (D) Metode pengumpulan data, (E) Validitas dan Reliabilitas alat ukur, 1. Variabel bebas : Adversity Quotient BAB III METODE PENELITIAN Berdasarkan metode penelitian ini akan menguraikan : (A) Identifikasi variabel-variabel penelitian, (B) Defenisi operasional penelitian, (C) Populasi dan sampel, (D) Metode pengumpulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini variabel-variabel yang diteliti yaitu kecerdasan

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini variabel-variabel yang diteliti yaitu kecerdasan BAB III METODE PEELITIA A. Tipe Penelitian Dalam penelitian ini variabel-variabel yang diteliti yaitu kecerdasan emosional dan komunikasi interpersonal. Untuk jenis penelitian kuantitatif ini, maka pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tipe Penelitian Metode penelitian sangat menentukan suatu penelitian karena menyangkut cara yang benar dalam pengumpulan data, analisa data dan pengambilan keputusan hasil

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEPRIBADIAN NARSISTIK PADA REMAJA DENGAN KECERDASAN EMOSIONAL

HUBUNGAN ANTARA KEPRIBADIAN NARSISTIK PADA REMAJA DENGAN KECERDASAN EMOSIONAL HUBUNGAN ANTARA KEPRIBADIAN NARSISTIK PADA REMAJA DENGAN KECERDASAN EMOSIONAL SKRIPSI ALVIN JULIAN 09.40.0006 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG 2013 2 HUBUNGAN ANTARA KEPRIBADIAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tipe Penelitian. untuk melihat perbedaan (kepercayaan diri) ditinjau dari jenis kelamin.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tipe Penelitian. untuk melihat perbedaan (kepercayaan diri) ditinjau dari jenis kelamin. BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Dalam penelitian ini variabel yang diteliti yaitu kepercayaan diri. Untuk jenis penelitian kuantitatif ini, maka pelaksanaan penelitian dilakukan dengan cara

Lebih terperinci

SIKAP TERHADAP ABORSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI PADA MAHASISWI SKRIPSI

SIKAP TERHADAP ABORSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI PADA MAHASISWI SKRIPSI SIKAP TERHADAP ABORSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI PADA MAHASISWI SKRIPSI Oleh : Irine Lesmana 03.40.0069 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG 2008 i SIKAP TERHADAP ABORSI DITINJAU

Lebih terperinci

SIKAP MAHASISWA TERHADAP UJIAN KOMPREHENSIF DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI SKRIPSI. Oleh : Levina Nusa Perwitasari

SIKAP MAHASISWA TERHADAP UJIAN KOMPREHENSIF DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI SKRIPSI. Oleh : Levina Nusa Perwitasari SIKAP MAHASISWA TERHADAP UJIAN KOMPREHENSIF DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI SKRIPSI Oleh : Levina Nusa Perwitasari 03.40.0093 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG 2008 i SIKAP

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP LINGKUNGAN KERJA PSIKOLOGIS DENGAN MOTIVASI KERJA KARYAWAN CV. BERKAH DALEM SKRIPSI FEBRIAN AYU MUSTIKA

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP LINGKUNGAN KERJA PSIKOLOGIS DENGAN MOTIVASI KERJA KARYAWAN CV. BERKAH DALEM SKRIPSI FEBRIAN AYU MUSTIKA HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP LINGKUNGAN KERJA PSIKOLOGIS DENGAN MOTIVASI KERJA KARYAWAN CV. BERKAH DALEM SKRIPSI FEBRIAN AYU MUSTIKA 11.40.0147 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI WAKTU MENUNGGU DENGAN KEPUASAN PELAYANAN PELANGGAN SKRIPSI CHRISTINE ANGGRAINI

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI WAKTU MENUNGGU DENGAN KEPUASAN PELAYANAN PELANGGAN SKRIPSI CHRISTINE ANGGRAINI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI WAKTU MENUNGGU DENGAN KEPUASAN PELAYANAN PELANGGAN SKRIPSI CHRISTINE ANGGRAINI 11.40.0171 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG 2015 i HUBUNGAN ANTARA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 40 BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Dalam penelitian ini variabel-variabel yang diteliti yaitu daya tarik interpersonal dan kohesivitas kelompok. Untuk kepentingan penelitian ini, maka pelaksanaannya

Lebih terperinci

PERILAKU PENGGUNAAN JEJARING SOSIAL FACEBOOK PADA MAHASISWA DITINJAU DARI KEBUTUHAN AFILIASI SKRIPSI ELVANIA DESTIANINGRUM

PERILAKU PENGGUNAAN JEJARING SOSIAL FACEBOOK PADA MAHASISWA DITINJAU DARI KEBUTUHAN AFILIASI SKRIPSI ELVANIA DESTIANINGRUM PERILAKU PENGGUNAAN JEJARING SOSIAL FACEBOOK PADA MAHASISWA DITINJAU DARI KEBUTUHAN AFILIASI SKRIPSI ELVANIA DESTIANINGRUM 07.40.0156 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG 2011

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DENGAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DENGAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DENGAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR PADA KARYAWAN MR.LOCUS FAMILY KARAOKE SEMARANG SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas

Lebih terperinci

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG 2010

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG 2010 i HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP GOAL SETTING DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI PADA MAHASISWA UNIKA SOEGIJAPRANATA ANGKATAN 2008 SKRIPSI MAYA TUNJUNG SARI 05.40.0022 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KATOLIK

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini variabel variabel yang diteliti yaitu kompensasi dan

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini variabel variabel yang diteliti yaitu kompensasi dan BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Dalam penelitian ini variabel variabel yang diteliti yaitu kompensasi dan kepuasan kerja. Untuk kepentingan penelitian ini, maka pelaksanaanya dilakukan dengan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: STEFANY DWI RAHARJO

SKRIPSI. Oleh: STEFANY DWI RAHARJO KECEMASAN MENGHADAPI ULANGAN HARIAN PARALEL PADA ANAK SEKOLAH DASAR KELAS V SD PL BERNARDUS SEMARANG DITINJAU DARI PERSEPSI TERHADAP POLA ASUH OTORITER ORANG TUA SKRIPSI Oleh: STEFANY DWI RAHARJO 09.40.0021

Lebih terperinci

MOTIVASI KERJA KARYAWAN OUTSOURCING DITINJAU DARI PERSEPSI TERHADAP PENGEMBANGAN KARIR

MOTIVASI KERJA KARYAWAN OUTSOURCING DITINJAU DARI PERSEPSI TERHADAP PENGEMBANGAN KARIR MOTIVASI KERJA KARYAWAN OUTSOURCING DITINJAU DARI PERSEPSI TERHADAP PENGEMBANGAN KARIR SKRIPSI Oleh : Ignatius Budiaribawa 05.40.0051 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG 2009

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 23 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian yang Digunakan Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif. Metode kuantitatif menurut Azwar (2013, h.5) adalah penelitian yang menekankan

Lebih terperinci

BURNOUT WANITA KARIER PERAN GANDA DITINJAU DARI SELF EFFICACY TERHADAP PERAN GANDA. Jessica Novia Hadi

BURNOUT WANITA KARIER PERAN GANDA DITINJAU DARI SELF EFFICACY TERHADAP PERAN GANDA. Jessica Novia Hadi BURNOUT WANITA KARIER PERAN GANDA DITINJAU DARI SELF EFFICACY TERHADAP PERAN GANDA SKRIPSI Oleh: Jessica Novia Hadi 07.40.0067 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG 2011 BURNOUT

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Adapun variabel-variabel penelitian yang akan diperhitungkan dalam analisis data guna pengujian hipotesis adalah sebagai berikut : 1. Variabel

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA INTROVERSITAS DENGAN KECANDUAN INTERNET PADA MAHASISWA SKRIPSI FELITA NINDYAS DEWI SUDJONO

HUBUNGAN ANTARA INTROVERSITAS DENGAN KECANDUAN INTERNET PADA MAHASISWA SKRIPSI FELITA NINDYAS DEWI SUDJONO HUBUNGAN ANTARA INTROVERSITAS DENGAN KECANDUAN INTERNET PADA MAHASISWA SKRIPSI FELITA NINDYAS DEWI SUDJONO 11.40.0041 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG 2015 HUBUNGAN ANTARA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. numeric (angka) yang diolah dengan metode statistik (Azwar, 2001:5).

BAB III METODE PENELITIAN. numeric (angka) yang diolah dengan metode statistik (Azwar, 2001:5). 40 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numeric (angka)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bab ini akan di bahas enam hal yang meliputi, identifikasi variabel

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bab ini akan di bahas enam hal yang meliputi, identifikasi variabel BAB III METODE PEELITIA Pada bab ini akan di bahas enam hal yang meliputi, identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, subjek penelitian, metode pengumpulan data, validitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. gejala, baik statistik deskriptif maupun statistik infrensial. Menurut Sugiyono

BAB III METODE PENELITIAN. gejala, baik statistik deskriptif maupun statistik infrensial. Menurut Sugiyono BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe penelitian Penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif diartikan sebagai suatu penelitian yang menggunakan alat bantu statistik paling

Lebih terperinci

MINAT MEMBELI OBAT PELANGSING PADA ANGGOTA FITNES DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI

MINAT MEMBELI OBAT PELANGSING PADA ANGGOTA FITNES DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI MINAT MEMBELI OBAT PELANGSING PADA ANGGOTA FITNES DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI SKRIPSI DISUSUN OLEH: Tony Halim Sutarto 04.40.0072 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG 2009

Lebih terperinci

PROKRASTINASI PADA MAHASISWA YANG SEDANG MENEMPUH SKRIPSI DITINJAU DARI KEPRIBADIAN TIPE A DAN TIPE B SKRIPSI VINCENTIA SUZANA SANTOSO

PROKRASTINASI PADA MAHASISWA YANG SEDANG MENEMPUH SKRIPSI DITINJAU DARI KEPRIBADIAN TIPE A DAN TIPE B SKRIPSI VINCENTIA SUZANA SANTOSO PROKRASTINASI PADA MAHASISWA YANG SEDANG MENEMPUH SKRIPSI DITINJAU DARI KEPRIBADIAN TIPE A DAN TIPE B SKRIPSI VINCENTIA SUZANA SANTOSO 05.40.0086 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Identifikasi variabel penelitian ini harus ditentukan terlebih dahulu sebelum

Lebih terperinci

MINAT MENJADI BINTARA TNI-AD DITINJAU DARI DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA

MINAT MENJADI BINTARA TNI-AD DITINJAU DARI DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA MINAT MENJADI BINTARA TNI-AD DITINJAU DARI DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA SKRIPSI Oleh : PRISKA RATRI WULANDARI 04.40.0105 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG 2008 MINAT BEKERJA MENJADI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, variabel-variabel yang diteliti yaitu komunikasi

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, variabel-variabel yang diteliti yaitu komunikasi BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Dalam penelitian ini, variabel-variabel yang diteliti yaitu komunikasi interpersonal dan keharmonisan keluarga. Untuk jenis penelitian kuantitatif ini, maka

Lebih terperinci

Perilaku Mengkonsumsi Air Putih. Ditinjau Dari Persepsi Terhadap Perilaku Kesehatan

Perilaku Mengkonsumsi Air Putih. Ditinjau Dari Persepsi Terhadap Perilaku Kesehatan Perilaku Mengkonsumsi Air Putih Ditinjau Dari Persepsi Terhadap Perilaku Kesehatan SKRIPSI Oleh: Herlia Uddy Pratiwi 08.40.0153 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG 2012 Perilaku

Lebih terperinci

diri dengan kepuasan hidup, dimana lansia yang memiliki kemampuan

diri dengan kepuasan hidup, dimana lansia yang memiliki kemampuan Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dilihat kaitan antara penyesuaian diri dengan kepuasan hidup, dimana lansia yang memiliki kemampuan penyesuaian diri yang baik, maka akan merasakan kepuasan hdiup

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL ORANG TUA DENGAN KECEMASAN DALAM MENGHADAPI UJIAN NASIONAL PADA SISWA KELAS IX SMP X DI SEMARANG SKRIPSI

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL ORANG TUA DENGAN KECEMASAN DALAM MENGHADAPI UJIAN NASIONAL PADA SISWA KELAS IX SMP X DI SEMARANG SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL ORANG TUA DENGAN KECEMASAN DALAM MENGHADAPI UJIAN NASIONAL PADA SISWA KELAS IX SMP X DI SEMARANG SKRIPSI KATARINA HEIDY YUNITA 09.40.0101 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KATOLIK

Lebih terperinci

KECEMASAN TERHADAP PENYAKIT DM DITINJAU DARI DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DAN LOCUS OF CONTROL INTERNAL SKRIPSI AGUSTINA DESY KUMALA SARI

KECEMASAN TERHADAP PENYAKIT DM DITINJAU DARI DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DAN LOCUS OF CONTROL INTERNAL SKRIPSI AGUSTINA DESY KUMALA SARI KECEMASAN TERHADAP PENYAKIT DM DITINJAU DARI DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DAN LOCUS OF CONTROL INTERNAL SKRIPSI AGUSTINA DESY KUMALA SARI 11.40.0011 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG

Lebih terperinci

KECEMASAN SOSIAL FACEBOOKER DITINJAU DARI HARGA DIRI SKRIPSI. Diajukan kepada Fakultas Psikologi. Universitas Katolik Soegijapranata Semarang

KECEMASAN SOSIAL FACEBOOKER DITINJAU DARI HARGA DIRI SKRIPSI. Diajukan kepada Fakultas Psikologi. Universitas Katolik Soegijapranata Semarang KECEMASAN SOSIAL FACEBOOKER DITINJAU DARI HARGA DIRI SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Guna Memperoleh Derajat Sarjana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. variabel-variabel penelitian, (B) Defenisi operasional penelitian, (C) Populasi dan

BAB III METODE PENELITIAN. variabel-variabel penelitian, (B) Defenisi operasional penelitian, (C) Populasi dan BAB III METODE PENELITIAN Berdasarkan metode penelitian ini akan menguraikan : (A) Identifikasi variabel-variabel penelitian, (B) Defenisi operasional penelitian, (C) Populasi dan sampel, (D) Metode pengumpulan

Lebih terperinci

HUBUNGAN FUNGSI SOSIAL KELUARGA DENGAN KENAKALAN REMAJA PADA SISWA SMP SKRIPSI

HUBUNGAN FUNGSI SOSIAL KELUARGA DENGAN KENAKALAN REMAJA PADA SISWA SMP SKRIPSI HUBUNGAN FUNGSI SOSIAL KELUARGA DENGAN KENAKALAN REMAJA PADA SISWA SMP SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN PROFESIONALISME ANGGOTA POLISI NEGARA REPUBLIK INDONESIA

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN PROFESIONALISME ANGGOTA POLISI NEGARA REPUBLIK INDONESIA HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN PROFESIONALISME ANGGOTA POLISI NEGARA REPUBLIK INDONESIA SKRIPSI YUANITA RATNA SUSANTI 04.40.0053 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG 2009

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, maka baik buruknya suatu hasil penelitian sebagian tergantung pada

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, maka baik buruknya suatu hasil penelitian sebagian tergantung pada 49 BAB III METODE PENELITIAN Pengumpulan data adalah salah satu langkah penting dalam suatu penelitian, maka baik buruknya suatu hasil penelitian sebagian tergantung pada teknik-teknik pengumpulan datanya.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 41 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah salah satu unsur penting dalam suatu penelitian ilmiah, karena ketepatan metode yang digunakan untuk memecahkan masalah yang ada akan menentukan hasil

Lebih terperinci

PERBEDAAN AGRESIVITAS PADA ANGGOTA BELADIRI KARATE DAN AIKIDO DENGAN MENGENDALIKAN KONTROL DIRI DAN USIA

PERBEDAAN AGRESIVITAS PADA ANGGOTA BELADIRI KARATE DAN AIKIDO DENGAN MENGENDALIKAN KONTROL DIRI DAN USIA PERBEDAAN AGRESIVITAS PADA ANGGOTA BELADIRI KARATE DAN AIKIDO DENGAN MENGENDALIKAN KONTROL DIRI DAN USIA SKRIPSI Hulda Gracia 04.40.0022 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG 2008

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. menjadi objek pengamatan penelitian atau faktor- faktor yang berperanan dalam

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. menjadi objek pengamatan penelitian atau faktor- faktor yang berperanan dalam BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian atau faktor- faktor yang berperanan dalam

Lebih terperinci

PERSEPSI TERHADAP UJIAN AKHIR NASIONAL PADA KELAS 3 SMU DITINJAU DARI SELF- EFFICACY SKRIPSI. Oleh: DIAN KHAIRANI

PERSEPSI TERHADAP UJIAN AKHIR NASIONAL PADA KELAS 3 SMU DITINJAU DARI SELF- EFFICACY SKRIPSI. Oleh: DIAN KHAIRANI PERSEPSI TERHADAP UJIAN AKHIR NASIONAL PADA KELAS 3 SMU DITINJAU DARI SELF- EFFICACY SKRIPSI Oleh: DIAN KHAIRANI 03.40.0041 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG 2007 PERSEPSI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. ini menekankan analisisnya pada data-data yang bersifat numerical atau. penelitian sampel besar (Azwar, 2013, h. 5).

BAB III METODE PENELITIAN. ini menekankan analisisnya pada data-data yang bersifat numerical atau. penelitian sampel besar (Azwar, 2013, h. 5). BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian yang Digunakan Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan ini menekankan analisisnya pada data-data yang bersifat numerical atau angka

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metode Penelitian yang Digunakan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metode Penelitian yang Digunakan BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian yang Digunakan Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif. Creswell ( dalam Alsa, 2003, h. 13) menjelaskan

Lebih terperinci

KEKERASAN DALAM PACARAN DITINJAU DARI KONFLIK DALAM KELUARGA

KEKERASAN DALAM PACARAN DITINJAU DARI KONFLIK DALAM KELUARGA KEKERASAN DALAM PACARAN DITINJAU DARI KONFLIK DALAM KELUARGA SKRIPSI DISUSUN OLEH : BERNADETA NOER ARSANTI NUGRAHANI 00.40.0265 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG 2010 HALAMAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian untuk membahas masalah-masalah yang dihadapinya dengan terlebih

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian untuk membahas masalah-masalah yang dihadapinya dengan terlebih 37 BAB III METODE PEELITIA Seperti padapenelitian lainya, metode penelitian memegang peranan yang penting. Metode penelitian merupakan prosedur atau cara yang digunakandalam penelitian untuk membahas masalah-masalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pembahasan pada bagian metode penelitian ini akan menguraikan mengenai (A) Identifikasi Variabel Penelitian, (B) Definisi Operasional Variabel Penelitian, (C) Populasi dan Teknik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN dapat menurun, maka akan memberi pengaruh juga pada fisiologis dan perilaku secara umumnya. D. Hipotesis Berdasarkan uraian di atas, hipotesis yang diajukan adalah adanya hubungan negatif antara dukungan

Lebih terperinci

TINGKAH LAKU PROSOSIAL MAHASISWA TERHADAP PENGEMIS DITINJAU DARI TINGKAT RELIGIUSITAS

TINGKAH LAKU PROSOSIAL MAHASISWA TERHADAP PENGEMIS DITINJAU DARI TINGKAT RELIGIUSITAS TINGKAH LAKU PROSOSIAL MAHASISWA TERHADAP PENGEMIS DITINJAU DARI TINGKAT RELIGIUSITAS SKRIPSI LUDIA SWASTIKA RUMENGAN 04.40.0154 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG 2010 MOTO

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. matematis berdasarkan permasalahan dan tujuan yang ingin dicapai. Variabel dalam penelitian ini ada dua, yaitu:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. matematis berdasarkan permasalahan dan tujuan yang ingin dicapai. Variabel dalam penelitian ini ada dua, yaitu: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, maksudnya bahwa dalam menganalisis data dengan menggunakan angka-angka, rumus, atau model matematis berdasarkan

Lebih terperinci

MINAT MELAKUKAN PERAWATAN KE DOKTER KULIT PADA PRIA DITINJAU DARI KONSEP DIRI SKRIPSI

MINAT MELAKUKAN PERAWATAN KE DOKTER KULIT PADA PRIA DITINJAU DARI KONSEP DIRI SKRIPSI MINAT MELAKUKAN PERAWATAN KE DOKTER KULIT PADA PRIA DITINJAU DARI KONSEP DIRI SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat

Lebih terperinci

SIKAP TERHADAP POLIGAMI DITINJAU DARI KESADARAN KESETARAAN GENDER PADA PRIA YANG SUDAH MENIKAH SKRIPSI. Oleh : Dwi Rizki Riyantiningtyas

SIKAP TERHADAP POLIGAMI DITINJAU DARI KESADARAN KESETARAAN GENDER PADA PRIA YANG SUDAH MENIKAH SKRIPSI. Oleh : Dwi Rizki Riyantiningtyas SIKAP TERHADAP POLIGAMI DITINJAU DARI KESADARAN KESETARAAN GENDER PADA PRIA YANG SUDAH MENIKAH SKRIPSI Oleh : Dwi Rizki Riyantiningtyas 03.40.0114 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA

Lebih terperinci

SIKAP IBU TERHADAP ANAK PENYANDANG AUTISME DITINJAU DARI DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA SKRIPSI KHAIRATUN NISA

SIKAP IBU TERHADAP ANAK PENYANDANG AUTISME DITINJAU DARI DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA SKRIPSI KHAIRATUN NISA SIKAP IBU TERHADAP ANAK PENYANDANG AUTISME DITINJAU DARI DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA SKRIPSI KHAIRATUN NISA 02.40.0168 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG 2008 SIKAP IBU TERHADAP

Lebih terperinci

SIKAP MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIKA SOEGIJAPRANATA SEMARANG TERHADAP PELECEHAN SEKSUAL DITINJAU DARI STEREOTYPE GENDER DAN EMPATI SKRIPSI

SIKAP MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIKA SOEGIJAPRANATA SEMARANG TERHADAP PELECEHAN SEKSUAL DITINJAU DARI STEREOTYPE GENDER DAN EMPATI SKRIPSI SIKAP MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIKA SOEGIJAPRANATA SEMARANG TERHADAP PELECEHAN SEKSUAL DITINJAU DARI STEREOTYPE GENDER DAN EMPATI SKRIPSI Oleh : Evodia Probodewi Darmapuspita Prabahadi 03.40.0134

Lebih terperinci

PERILAKU MINUM-MINUMAN KERAS PADA REMAJA DITINJAU DARI KETIDAKHARMONISAN KELUARGA S K R I P S I

PERILAKU MINUM-MINUMAN KERAS PADA REMAJA DITINJAU DARI KETIDAKHARMONISAN KELUARGA S K R I P S I PERILAKU MINUM-MINUMAN KERAS PADA REMAJA DITINJAU DARI KETIDAKHARMONISAN KELUARGA S K R I P S I Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang Untuk Memenuhi Sebagian dari

Lebih terperinci

MOTIVASI KESEMBUHAN PADA PASIEN SAKIT KRONIS PENYANDANG DEPRESI MAYOR DITINJAU DARI DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA

MOTIVASI KESEMBUHAN PADA PASIEN SAKIT KRONIS PENYANDANG DEPRESI MAYOR DITINJAU DARI DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA MOTIVASI KESEMBUHAN PADA PASIEN SAKIT KRONIS PENYANDANG DEPRESI MAYOR DITINJAU DARI DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA SKRIPSI Anindita Nova Ardhani 04. 40. 0131 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini terdiri dari: 2. Variabel bebas : Pola asuh overpotective

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini terdiri dari: 2. Variabel bebas : Pola asuh overpotective BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Tipe penelitian ini, peneliti melakukan penelitian survei dengan menggunakan metode skala hubungan pola asuh overprotective dengan kemandirian pada remaja di

Lebih terperinci

1. Variabel bebas (X) : Dukungan sosial teman sebaya. 1. Variabel terikat (Y) : Kemampuan bersosialisasi. 1. Kemampuan Bersosialisasi

1. Variabel bebas (X) : Dukungan sosial teman sebaya. 1. Variabel terikat (Y) : Kemampuan bersosialisasi. 1. Kemampuan Bersosialisasi BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Salah satu hal yang paling penting diharapkan dari sebuah penelitian adalah diperolehnya hal yang dapat dipertanggung jawabkan. Atas dasar itu, dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sejauhmana perbedaan harga diri dan perilaku asertif siswa korban bullying

BAB III METODE PENELITIAN. sejauhmana perbedaan harga diri dan perilaku asertif siswa korban bullying 88 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian ini berorientasi pada penelitian kuantitatif, yakni ingin melihat sejauhmana perbedaan harga diri dan perilaku asertif siswa korban bullying

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dikemukakan sebelumnya, maka variabel-variabel yang akan digunakan. B. Definisi Operasional pada Wanita Pasca Melahirkan

BAB III METODE PENELITIAN. dikemukakan sebelumnya, maka variabel-variabel yang akan digunakan. B. Definisi Operasional pada Wanita Pasca Melahirkan BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian dan landasan teori yang telah dikemukakan sebelumnya, maka variabel-variabel yang akan digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

STRES IBU HAMIL DITINJAU DARI KEPATUHAN TERHADAP TRADISI JAWA

STRES IBU HAMIL DITINJAU DARI KEPATUHAN TERHADAP TRADISI JAWA STRES IBU HAMIL DITINJAU DARI KEPATUHAN TERHADAP TRADISI JAWA SKRIPSI ANDHIKA YUSTIANI PUTRI 04.40.0186 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG 2009 STRES IBU HAMIL DITINJAU DARI

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA KELAS X SMK GANESA SATRIA

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA KELAS X SMK GANESA SATRIA HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA KELAS X SMK GANESA SATRIA SKRIPSI MAGDALENA RESTY HAPSARI 09.40.0031 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel adalah gejala-gejala yang menunjukkan variasi, baik dalam jenisnya

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel adalah gejala-gejala yang menunjukkan variasi, baik dalam jenisnya BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel adalah gejala-gejala yang menunjukkan variasi, baik dalam jenisnya atau tingkatannya (Hadi, 1990). Sugiarto, dkk (001) mendefinisikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini variabel-variabel yang diteliti yaitu gaya

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini variabel-variabel yang diteliti yaitu gaya 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitain Dalam penelitian ini variabel-variabel yang diteliti yaitu gaya kepemimpinan dan motivasi kerja. Untuk kepentingan penelitian ini, maka gaya kepemimpinan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan pada penelitian deskriptif atau dalam rangka pengujian hipotesis

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan pada penelitian deskriptif atau dalam rangka pengujian hipotesis 41 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif yang merupakan penelitian yang menekankan pada data-data numerical atau

Lebih terperinci

Hubungan antara Kepercayaan Diri dengan Minat Berwiraswasta pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Unika Soegijapranata Semester Akhir

Hubungan antara Kepercayaan Diri dengan Minat Berwiraswasta pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Unika Soegijapranata Semester Akhir Hubungan antara Kepercayaan Diri dengan Minat Berwiraswasta pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Unika Soegijapranata Semester Akhir SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi variabel-variabel penelitian. 1. Variabel tergantung : Persepsi terhadap penggunaan alat kontrasepsi

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi variabel-variabel penelitian. 1. Variabel tergantung : Persepsi terhadap penggunaan alat kontrasepsi BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi variabel-variabel penelitian 1. Variabel tergantung : Persepsi terhadap penggunaan alat kontrasepsi 2. Variabel bebas : Komunikasi efektif bidan-pasien B. Definisi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITTIAN. kepuasan kerja dengan komitmen organisasi. Dalam penelitian ini variabel yang diteliti yaitu

BAB III METODE PENELITTIAN. kepuasan kerja dengan komitmen organisasi. Dalam penelitian ini variabel yang diteliti yaitu BAB III METODE PEELITTIA A. Tipe Penelitian Tipe penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang ingin melihat hubungan antara kepuasan kerja dengan komitmen organisasi. Dalam penelitian ini variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PEELITIA Berdasarkan metode penelitian ini akan menguraikan : (A) Identifikasi variabel-variabel penelitian, (B) Defenisi operasional penelitian, (C) Populasi dan sampel, (D) Metode pengumpulan

Lebih terperinci

KEPUASAN PERKAWINAN PADA SUAMI ISTRI DITINJAU DARI KUALITAS KOMUNIKASI

KEPUASAN PERKAWINAN PADA SUAMI ISTRI DITINJAU DARI KUALITAS KOMUNIKASI KEPUASAN PERKAWINAN PADA SUAMI ISTRI DITINJAU DARI KUALITAS KOMUNIKASI INTISARI PRISKILA FEDORA 09.40.0003 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG 2013 KEPUASAN PERKAWINAN PADA SUAMI

Lebih terperinci

PERSEPSI ISTRI TERHADAP KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DITINJAU DARI KECERDASAN EMOSIONAL DAN TINGKAT PENDIDIKAN SKRIPSI

PERSEPSI ISTRI TERHADAP KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DITINJAU DARI KECERDASAN EMOSIONAL DAN TINGKAT PENDIDIKAN SKRIPSI PERSEPSI ISTRI TERHADAP KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DITINJAU DARI KECERDASAN EMOSIONAL DAN TINGKAT PENDIDIKAN SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH REMAJA PUTRI DITINJAU DARI PERAN AYAH DALAM PENDIDIKAN SEKSUALITAS

PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH REMAJA PUTRI DITINJAU DARI PERAN AYAH DALAM PENDIDIKAN SEKSUALITAS PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH REMAJA PUTRI DITINJAU DARI PERAN AYAH DALAM PENDIDIKAN SEKSUALITAS SKRIPSI NATIKA MAHARANI 02.40.0184 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG 2007 PERILAKU

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel merupakan sesuatu yang menjadi sasaran penyelidikan dan suatu yang mengacu pada variasi baik dalam jenis maupun tingkatannya (Hadi,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan analisisnya dalam bentuk data numerikal (Sumarsono, Kedua variabel tersebut seabagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan analisisnya dalam bentuk data numerikal (Sumarsono, Kedua variabel tersebut seabagai berikut : BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah salah satu langkah yang penting dalam melakukan penelitian ilmiah. Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan

Lebih terperinci

PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA DITINJAU DARI KONSEP DIRI DI SMP X SEMARANG

PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA DITINJAU DARI KONSEP DIRI DI SMP X SEMARANG PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA DITINJAU DARI KONSEP DIRI DI SMP X SEMARANG SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Guna

Lebih terperinci

HUBUNGAN LOCUS OF CONTROL INTERNAL DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI AKADEMIK MAHASISWA SKRIPSI

HUBUNGAN LOCUS OF CONTROL INTERNAL DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI AKADEMIK MAHASISWA SKRIPSI HUBUNGAN LOCUS OF CONTROL INTERNAL DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI AKADEMIK MAHASISWA SKRIPSI Oleh: FULGENSIA E. LAY CORBAFO 09.40.0064 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG 2015 HUBUNGAN

Lebih terperinci

PERILAKU AGRESI DITINJAU DARI KONTROL DIRI PADA REMAJA DI PANTI ASUHAN

PERILAKU AGRESI DITINJAU DARI KONTROL DIRI PADA REMAJA DI PANTI ASUHAN PERILAKU AGRESI DITINJAU DARI KONTROL DIRI PADA REMAJA DI PANTI ASUHAN SKRIPSI KWEE, DANIEL ARIAWAN SUHONO 11.40.0016 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG 2015 i ii PERILAKU AGRESI

Lebih terperinci

KOMUNIKASI INTERPERSONAL DITINJAU DARI KONSEP DIRI PADA MAHASISWA PAPUA DI SEMARANG

KOMUNIKASI INTERPERSONAL DITINJAU DARI KONSEP DIRI PADA MAHASISWA PAPUA DI SEMARANG KOMUNIKASI INTERPERSONAL DITINJAU DARI KONSEP DIRI PADA MAHASISWA PAPUA DI SEMARANG SKRIPSI R.A.Kusuma Dewi Suryaningtyas 05.40.0103 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG 2009

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu penelitian yang identik dengan pendekatan deduktif yang berangkat dari persoalan-persoalan umum

Lebih terperinci

ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR PADA PENGURUS PARTAI POLITIK DITINJAU DARI KOMITMEN ORGANISASI SKRIPSI. Oleh : Lukas Oky Wahyu Krisna Hardi

ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR PADA PENGURUS PARTAI POLITIK DITINJAU DARI KOMITMEN ORGANISASI SKRIPSI. Oleh : Lukas Oky Wahyu Krisna Hardi ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR PADA PENGURUS PARTAI POLITIK DITINJAU DARI KOMITMEN ORGANISASI SKRIPSI Oleh : Lukas Oky Wahyu Krisna Hardi 05.40.0030 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA

Lebih terperinci

KOHESIVITAS KOMUNITAS DITINJAU DARI MOTIVASI PELAYANAN PADA REMAJA-MADYA. GKI KARANGSARU (ReMaKa) SEMARANG KRISTIA MAYANGSARI D

KOHESIVITAS KOMUNITAS DITINJAU DARI MOTIVASI PELAYANAN PADA REMAJA-MADYA. GKI KARANGSARU (ReMaKa) SEMARANG KRISTIA MAYANGSARI D KOHESIVITAS KOMUNITAS DITINJAU DARI MOTIVASI PELAYANAN PADA REMAJA-MADYA GKI KARANGSARU (ReMaKa) SEMARANG SKRIPSI KRISTIA MAYANGSARI D 07.40.0053 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang bekerja menggunakan angka yang datanya berujud bilangan (skor,

Lebih terperinci

BURNOUT DITINJAU DARI PERSEPSI TERHADAP GAJI DAN PERSEPSI TERHADAP EFEKTIVITAS KEPEMIMPINAN PT BELLA NITEC MACHINERY

BURNOUT DITINJAU DARI PERSEPSI TERHADAP GAJI DAN PERSEPSI TERHADAP EFEKTIVITAS KEPEMIMPINAN PT BELLA NITEC MACHINERY BURNOUT DITINJAU DARI PERSEPSI TERHADAP GAJI DAN PERSEPSI TERHADAP EFEKTIVITAS KEPEMIMPINAN PT BELLA NITEC MACHINERY SKRIPSI Disusun oleh: NINA ARISTYA ASTUTI 08.40.0051 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

MOTIVASI DIET PADA REMAJA PUTRA YANG MENGIKUTI PROGRAM FITNESS DITINJAU DARI CITRA TUBUH SKRIPSI BRIYAN HERZITAMA

MOTIVASI DIET PADA REMAJA PUTRA YANG MENGIKUTI PROGRAM FITNESS DITINJAU DARI CITRA TUBUH SKRIPSI BRIYAN HERZITAMA MOTIVASI DIET PADA REMAJA PUTRA YANG MENGIKUTI PROGRAM FITNESS DITINJAU DARI CITRA TUBUH SKRIPSI BRIYAN HERZITAMA 09.40.0154 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG 2014 i MOTIVASI

Lebih terperinci