PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA. DEKOK RAMBUT JAGUNG (Zea mays) EFEKTIF DALAM MENURUNKAN KADAR KOLESTEROL TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA. DEKOK RAMBUT JAGUNG (Zea mays) EFEKTIF DALAM MENURUNKAN KADAR KOLESTEROL TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus)"

Transkripsi

1 1 PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA DEKOK RAMBUT JAGUNG (Zea mays) EFEKTIF DALAM MENURUNKAN KADAR KOLESTEROL TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) BIDANG KEGIATAN : PKM Penulisan Ilmiah (PKMI) Diusulkan oleh : Ketua : Dwi Utariningsih ( ) Angkatan 2006/2007 Anggota : Rita Novita W. ( ) Angkatan 2006/2007 Rosi Purwita Sari ( ) Angkatan 2006/2007 Eta Maqfiro Wati ( ) Angkatan 2006/2007 As ad Syamsul Arifin ( ) Angkatan 2004/2005 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG MALANG 2007

2 2 HALAMAN PENGESAHAN USUL PKMI PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PENULISAN ILMIAH 1. Judul Kegiatan : Dekok Rambut Jagung (Zea Mays) Efektif dalam Menurunkan Kadar Kolesterol Tikus Putih (Rattus norvegicus) 2. Bidang Ilmu : ( ) Kesehatan ( ) Pertanian ( ) MIPA ( ) Teknologi dan Rekayasa ( ) Sosial Ekonomi ( ) Humaniora ( ) Pendidikan 3. Ketua Pelaksana Kegiatan/Penulis Utama a. NamaLengkap :Dwi Utariningsih b. NIM : c. Jurusan : Biologi d. Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang e. Alamat Rumah : Jl. Simpang Mega Mendung I/2. Malang f. No Telp/HP : (0341) g. Alamat oetari_250388_name@umm.ac.id 4. Anggota pelaksana Kegiatan/Penulis : 4 orang 5. Dosen Pendamping a. Nama Lengkap : Dr. H.Moch. Agus Krisno Budiyanto. B, M.Kes b. NIP : c. Alamat Rumah : Jl. Cengger Ayam dalam I/33 d. No Telp/HP : (0341) 47102/ Hp Menyetujui Ketua Jurusan Biologi UMM Malang, 3 Maret 2007 Penulis Utama Drs. Nur Widodo M,kes Dwi Utariningsih NIP: NIM Pembantu Rektor III Dosen Pendamping (Drs. Joko Widodo, M.Si.) (Dr. H. M. Agus Krisno Budiyanto, M. Kes.) NIP-UMM NIP- UMM

3 3 LEMBAR PENGESAHAN SUMBER PENULISAN ILMIAH PKM 1. Judul Tulisan yang Diajukan : Dekok Rambut Jagung (Zea Mays) Efektif dalam Menurunkan Kadar Kolesterol Tikus Putih (Rattus norvegicus) 2. Sumber Penulisan : ( ) Kegiatan Praktek Lapang/Kerja dan sejenisnya, KKN, Magang, Kegiatan Kewirausahaan : ( ) Kegiatan Ilmiah Lainnya : Tugas Mata Kuliah Biologi Umum yang dibina oleh ibu Dra.Elly Purwanti, M.P dengan judul aslinya yaitu Efektifitas Dekok Rambut Jagung (Zea Mays) terhadap Penurunan Kadar Kolesterol dalam Darah Tikus Putih (Rattus Norvegicus). Keterangan ini kami buat dengan sebenarnya. Mengetahui Malang, 3 Maret 2007 Ketua Jurusan/Program Studi, Penulis Utama, Drs. Nur Widodo M,kes Dwi Utariningsih NIP NIM

4 4 DEKOK RAMBUT JAGUNG (Zea mays) EFEKTIF DALAM MENURUNKAN KADAR KOLESTEROL DALAM DARAH TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus). Dwi Utariningsih, As ad S.A, Rosi P.S, Eta M, Rita N.W Jurusan Biologi, FKIP Universitas Muhammadiyah Malang ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas dekok rambut jagung (Zea mays) terhadap penurunan kadar kolesterol darah dan untuk mengetahui dosis yang paling efektif dari dekok rambut jagung (Zea mays) dalam menurunkan kadar kolesterol darah. Jenis penelitian termasuk dalam tru-experiment. Parameter yang digunakan adalah kadar kolesterol total, kadar trigliserida, kadar kolesterol HDL dan kadar kolesterol LDL. Populasi dalam penelitian ini adalah tikus putih jantan. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 28 ekor, terbagi dalam 7 perlakuan yang masing-masing terdiri atas 4 ulangan. Rancangan percobaan menggunakan RAL. Analisa kadar kolesterol total menggunakan metode CHOD- PAP spektrofotometer, kadar trigliserida menggunakan metode GPO spektrofotometer dan untuk kadar HDL menggunakan metode presipitasi LDL, VLDL dan kilomikron spektrofotometer. Berdasarkan hasil analisa varian diketahui bahwa pemberian dekok rambut jagung (Zea mays) berpengaruh sangat nyata terhadap penurunan kadar kolesterol total, trigliserida dan kolesterol LDL serta peningkatan kadar kolesterol HDL. Perlakuan terbaik yang mampu menurunkan kadar kolesterol total, trigliserida, dan kolesterol LDL serta meningkatkan kadar kolesterol HDLnya adalah dosis dekok rambut jagung (Zea mays) 7,7 ml/hari. Key words: Dekok rambut jagung, Kolesterol, Betasitosterol PENDAHULUAN Kolesterol sebenarnya bukan suatu penyakit, melainkan merupakan suatu hasil dari metabolisme tubuh terhadap lemak yang kita makan. Kolesterol juga dibuat oleh tubuh sendiri (hati) karena memang diperlukan untuk membentuk otak, membangun sel-sel, serta memproduksi empedu dan memproduksi hormonhormon. Artinya, tubuh sebenarnya memerlukan kolesterol dalam jumlah tertentu. Kolesterol yang berlebihan akan menyebabkan gumpalan dalam saluran pembuluh darah. Akibatnya, aliran darah terganggu, dan jika gangguan tersebut mengenai organ-organ vital, seperti jantung dan otak, fungsi jantung jadi terganggu. Hal inilah menjadi masalah kesehatan di masyarakat saat ini terutama yang tinggal di perkotaan Hiperkolesterolemia dapat meningkatkan resiko terjadinya obesitas, aterosklerosis, jantung koroner dan penyakit pembuluh darah yang lain. Penelitian

5 5 Framingham mendapatkan bahwa bila kadar kolesterol darah meningkat dari 150 mg% menjadi 260 mg%, maka resiko untuk penyakit jantung meningkat 3 kali lipat. Salah satu tumbuhan yang saat ini diketahui dapat digunakan sebagai obat tradisional untuk menurunkan kadar kolesterol dalam darah adalah jagung (Zea mays), yakni pada bagian rambut jagungnya (Wiryowidagdo dan Sitanggang, 2004). Saat ini rambut jagung belum dimanfaatkan oleh masyarakat secara maksimal. Salah satu kandungan di dalam rambut jagung yang dapat digunakan untuk menurunkan kadar kolesterol dalam darah adalah β-sitosterol, karena β- sitosterol termasuk zat hipokolesterolemik (Duke, 2004). Walaupun sudah terdapat informasi tentang dosis penggunaan beta sitosterol untuk menurunkan kadar kolesterol darah, namun penggunaan dosis dalam tanaman yang mengandung beta sitosterol seperti rambut jagung belum diketahui. Dengan demikian informasi tentang dosis yang tepat pada penggunaan dekok rambut jagung untuk menurunkan kadar kolesterol darah sangatlah penting bagi masyarakat luas, sehingga dapat dijadikan sebagai suatu alternatif pengobatan kolesterol secara tradisional. Untuk mengetahui informasi tersebut, maka perlu dilakukan suatu penelitian pada hewan coba, sebagai suatu informasi awal tentang penggunaannya pada manusia. Berdasarkan uraian di atas, maka dilakukan penelitian mengenai Uji Efektifitas Dekok Rambut Jagung (Zea mays) Terhadap Penurunan Kadar Kolesterol Dalam Darah Tikus Putih (Rattus norvegicus). Kolesterol dan Lipoprotein Kolesterol merupakan sterol utama dalam tubuh manusia, kolesterol merupakan komponen struktural membran sel dan lipoprotein plasma, dan juga merupakan bahan awal pembentukan asam empedu serta hormon steroid. Sterol dan derivatnya sukar larut dalam larutan berair tetapi larut dalam pelarut organik, terutama alkohol, sehingga senyawa ini dimasukkan dalam golongan lipid.. Kolesterol mempunyai rantai hidrokarbon dengan delapan atom karbon yang diberi nomor 20 sampai 27 sebagai lanjutan nomor pada inti steroid. Beberapa kolesterol yang terdapat pada manusia diesterkan, yakni gugus hidroksil yang menyembul dari C 3, berikatan dengan sisa as.lemak secara ester. Gugus hidroksi

6 6 dalam kolesterol berorientasi β, ditunjukkan dengan garis utuh antara ia dan C 3, dan rantai hidrokarbon dengan delapan atom, juga berorientasi β. Terdapat satu ikatan rangkap dalam cincin β antara posis 5 dan 6. Sedikit lebih dari separuh jumlah kolesterol tubuh berasal dari sintesis (sekitar 700 mg/hari), dan sisanya berasal dari makanan sehari-hari. Pada manusia, hati menghasilkan kurang lebih 10% dari total sintesis, sementara usus sekitar 10% lainnya. Kolesterol hanya ditemukan dalam makanan yang bersumber dari hewan seperti telur, makanan yang mengandung susu, keju dan mentega, dan daging. Pengaturan Metabolisme Kolesterol Di dalam tubuh manusia dan hewan, jumlah kolesterol di dalam sel diatur oleh banyak faktor. Faktor tersebut dapat dibagi menjadi menjadi dua macam: 1. Faktor luar sel, seperti jumlah kolesterol bebas atau yang terikat dalam lipoprotein di luar sel, persediaan asam lemak bebas, dan adanya hormon tertentu. 2. Faktor dalam sel, seperti kegiatan enzim yang berperan dalam sintesis kolesterol dan yang berperan dalam kotabolisme kolesterol, jumlah ketersediaan terpenoida lanosterol dan skualin sebagai prazat untuk sintesis kolesterol, jumlah hasil metabolisme kolesterol, adanya kegiatan pengangkutan kolesterol atau derivatnya ke luar dari sel dengan mekanisme pengangkutan aktif melalui membran sel, dan pengaruh viskositas membran. Gangguan terhadap salah satu mekanisme pengaturan tersebut dapat mengakibatkan berbagai kelainan yang bersifat patologis (Wirahadikusumah, 1985). Kadar ideal kolesterol dan triasilgliserol serum pada orang dewasa dapat dilihat pada Tabel berikut: Tabel 1. Kadar Ideal Kolesterol dan Triasilglisserol Serum Pada Orang Dewasa a. Kolesterol Total 200 mg/dl b. Kolesterol LDL - Tanpa PJK dan dengan kurang dari 2 faktor resiko 160 mg/dl - Tanpa PJK dan dengan dua atau lebih faktor resiko 130 mg/dl - Dengan PJK < 100 mg/dl

7 7 c. Kolesterol HDL - Wanita 45 mg/dl - Pria 35 mg/dl d. Triasilgliserol mg/dl (rentang normal) <500 mg/dl untuk mencegah pankreatitis Didasarkan pada: NCEP, Secon Report of the Adult Treatment Panel, JAMA 1993; 269: (Marks, 2000) Jagung (Zea Mays) Karakteristik Jagung Rumput kuat, 1 tahun, berumpun sedikit; tinggi 0,6-3 m. Batang tertekan, masif, pada pangkal kerap kali dengan akar tunjang. Tidak berkembang baik. Helaian daun berbentuk pita kali 3-12 cm. Anak bulir berkelamin 1 serumah. Yang jantan terkumpul pada ujung batang menjadi bulir yang rapat, yang betina menjadi bulir yang soliter,berdiri sendiri, di ketiak daun, berbentuk tongkol. Anak bulir jatan tertancap berpasangan atau tiga. Benang sari 3.Anak bulir betina dalam 8 baris vertikal atau lebih, dan terkumpul berpasangan. Bakal buah berbentuk telur. Tangkai putik sangat panjang, dengan ujung bercabang dua yang pendek. Buah masak kuning atau ungu. Panjang tongkol yang masak 8-20 cm. Ditanam di sini pada ketinggian m (Steenis,1978). Rambut Jagung Rambut jagung merupakan bunga betina dari jagung yang tersusun dalam suatu tongkol yang terdapat dalam ketiak daun. Tiap tongkol mempunyai suatu tangkai yang beruas-ruas pendek dengan daun-daun yang merupakan pembalut dan tongkol tadi. Putik tersusun dalam beberapa baris pada tongkol tadi (Tjitrosoepomo, 1994). Menurut Sass dan Loeffel (1959) perkembangan rambut dimulai kira-kira 10 sampai 15 hari sebelum rambut-rambut pada floret-floret bagian pangkal muncul. Menurut Duncan (1975) rambut-rambut yang lebih tinggi pada ujung tongkol, yang mulai pertumbuhannya lebih lambat dapat muncul pertama karena jarak yang harus mereka lewati lebih pendek. Kalau tidak diserbuki, rambut-rambut dapat terus memenjang dan dapat menerima tepung sari selama kira-kira dua minggu setelah kemunculan yang pertama.

8 8 Kandungan dan Komposisi Senyawa Kimia Dalam Rambut Jagung (Zea mays) Jagung terutama bagian rambut jagungnya memiliki manfaat dalam pengobatan. Hal ini dikarenakan rambut jagung memiliki kandungan senyawa kimia yang berguna bagi kesehatan. Salah satu zat yang terkandung dalam rambut jagung adalah beta sitosterol. Zat beta sitosterol tersebut diduga berpengaruh pada penurunan kadar kolesterol darah. Tabel berikut menunjukkan beberapa kadungan dan komposisi berbagai zat penting dalam rambut jagung. Tabel 2. Kandungan dan Komposisi Senyawa Kimia Rambut Jagung Senyawa Kimia Lo (ppm) Hi (ppm) Alkaloid 500 Aluminium 213 Ascorbic acid 11 Ash Beta-sitosterol 1300 Calcium 2520 Carbohidrat Carvacrol Chlorogenic acid Belum diketahui Chromium 13 Cobalt 64 Daucosterol 440 EO Ethanol Belum diketahui Fat Fiber Iron 504 Magnesium 1790 Manganese 34 Niacin 25 Phosphorus 287 Potassium Protein Riboflavin 1,5 Saponin Selenium 5,7 Sodium 130 Stearic acid Belum Diketahui Thiamin 2,1 Water (Phytochemical and Ethnobotanical Databases, 2004) Mekanisme Beta-Sitosterol Dalam Menurunkan Kadar Kolesterol Darah

9 9 Beta sitosterol dapat mengurangi absorbsi atau penyerapan kolesterol dalam sistem pencernaan dan mengurangi jumlah produksi kolesterol dalam hati. Beta sitosterol yang dibutuhkan untuk dapat menurunkan kadar kolesterol darah berkisar antara 300 mg sampai 5 gram (5000 mg) tiap hari (Anonymous, 2004). Mekanisme aksi dari beta sitosterol dalam menurunkan kolesterol dalam darah adalah: 1. Beta-Sitosterol menurunkan penyerapan lemak makanan di dalam usus Triasilglieserol yakni lemak utama dalam makanan masuk kemudian di dalam usus mengalami pemecahan menjadi asam lemak dan 2-monoasilgliserol oleh lipase yang dihasilkan dari pankreas, kemudian mengalami emulsifikasi oleh garam empedu dan dikemas dalam bentuk misel. Lemak makanan lain yaitu kolesterol dan vitamin larut lemak juga dikemas dalam misel tersebut. Misel kemudian berpindah menembus lapisan air ke mikrovili pada permukaan sel epitel usus. Dengan adanya Beta-sitosterol maka asam lemak bebas seperti triasilgliserol akan terikat dan tidak dapat diubah menjadi asam lemak dan 2 monoasilgliserol pada emulsifikasi oleh garam empedu menjadi misel. 2. Beta-Sitosterol menghambat pembentukan kolesterol di dalam hati Dengan cara menghambat aktivitas enzim HMG-KoA reduktase yang berperan penting dalam penentu kecepatan reaksi reduksi HMG-KoA menjadi mevalonat yang akan digunakan untuk pembentukan kolesterol. (Asbach, 2004 dan Marks, 2000) METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Universitas Muhammadiyah Malang. Mulai penelitian pada tanggal 21 Maret sampai 26 Mei jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen sungguhan (True Experimental Research) dengan 28 ekor tikus putih jantan (Rattus Norvegicus) usia 2 bulan dengan berat badan 200 gram yang dibagi dalam 7 kelompok perlakuan. 1 kelompok untuk kontrol normal, 1 kelompok untuk kontrol hiperkolesterol dan 5 kelompok untuk perlakuan. Sampel diambil secara acak sederhana (Teknik Simpel Random Sampling). Alat-alat yang digunakan adalah alat pemeliharaan tikus, beaker gelas ukuran 500 ml, alat pemanas, alat penyaring, timbangan elektrik, syringe ukuran 3 cc, 6 cc, dan 10 cc. Dan baha-

10 10 bahannya adalah pakan Br-1, Aquades, rambut jagung, Kloroform, Reagen kolesterol FS. Dosis dekok rambut jagung: Dosis dekok rambut yang berubah berdasarkan petunjuk kebutuhan beta sitosterol untuk menurunkan kadar kolesterol darah pada manusia yakni berkisar antara 300 mg sampai 5000 mg tiap hari yang disesuikan dengan kebutuhan beta sitosterol untuk menurunkan kadar kolesterol darah pada tikus. Dekok rambut jagung yang digunakan dengan dosis antara lain: 0 ml; 1,54 ml; 3,08 ml; 4,62 ml; 6,15 ml; dan 7,7 ml. Kadar kolesterol total: Merupakan jumlah kolesterol total yang ada di dalam darah. Pengukuran kadar kolesterol total dilakukan secara bersamaan, 1 hari setelah perlakuan terakhir. Kadar trigliserida: Merupakan jumlah trigliserida yang ada di dalam darah. Pengukuran kadar trigliserida dilakukan secara bersamaan, 1 hari setelah perlakuan terakhir. HASIL PENELITIAN Berdasarkan hasil perhitungan kadar kolesterol darah pada kelompok tikus tanpa perlakuan, kelompok tikus yang diberi diet tinggi lemak (hiperkolesterol) dan kelompok tikus yang diberi diet tinggi lemak (hiperkolesterol) serta diberi dekok rambut jagung (Zea mays) dengan berbagai dosis didapatkan data seperti tabel di bawah ini. Dari hasil pengukuran terhadap kadar kolesterol total darah tikus pada kelompok tikus normal, kelompok tikus hiperkolesterol, dan kelompok tikus hiperkolesterol yang diberi dekok rambut jagung (Zea mays) dengan berbagai dosis dapat dilihat pada tabel 3. Tabel 3. Kadar kolesterol total (mg/dl) darah tikus putih pada berbagai perlakuan Ulangan Perlakuan I II III IV V VI VII 1 51,6 130,8 105,2 93,6 85, ,2 127,9 113,7 96,4 89, , ,4 108,6 97,7 93,8 73,9 63,8 4 56,7 138,8 117,5 102,8 94,8 80,8 67,2 Keterangan: I : Kelompok perlakuan normal atau kontrol II : Kelompok perlakuan diberi diet tinggi lemak (hiperkolesterol)

11 11 III : Kelompok perlakuan diberi diet tinggi lemak (hiperkolesterol) + dekok rambut jagung 1,54 ml. IV : Kelompok perlakuan diberi diet tinggi lemak (hiperkolesterol) + dekok V rambut jagung 3,08 ml. : Kelompok perlakuan diberi diet tinggi lemak (hiperkolesterol) + dekok rambut jagung 4,62 ml. VI : Kelompok perlakuan diberi diet tinggi lemak (hiperkolesterol) + dekok rambut jagung 6,15 ml. VII : Kelompok perlakuan diberi diet tinggi lemak (hiperkolesterol) + dekok rambut jagung 7,7 ml. Data tersebut selanjutnya di uji Normalitas (Liliefors) dan Homogenitas (Bartlet). Jika data berdistribusi normal dan homogen maka dilanjutkan dengan uji ANAVA 1 jalur dan uji Duncan s 1 %. PEMBAHASAN Dari hasil analisa pengukuran data kadar kolesterol tikus putih diperoleh gambaran seperti pada grafik berikut: Grafik Pengaruh Berbagai Pemberian Dosis Dekok Rambut Jagung Terhadap kadar Kolesterol Darah Tikus Putih Normal hiperkolesterol hiperkolesterol + 1,54 ml dk rmbt jagung hiperkolesterol + 3,08 ml dk rmbt jagung hiperkolesterol + 4,62 ml dk rmbt jagung hiperkolesterol + 6,15 ml dk rmbt jagung hiperkolesterol + 7,7 ml dk rmbt jagung Kadar Kolesterol (mg/dl) Kls total TG HDL LDL Perlakuan Gambar 4. Grafik Pengaruh Berbagai Pemberian Dosis Dekok Rambut Jagung (Zea mays) Terhadap Rerata Kadar Kolesterol Tikus Putih. Hasil analisa kadar kolesterol menunjukkan bahwa pemberian dekok rambut jagung (Zea mays) dapat menurunkan kadar kolesterol total, trigliserida dan kolesterol LDL serta meningkatkan kolesterol HDL. Semakin besar dosis dekok rambut jagung (Zea mays) yang diberikan maka semakin turun kadar kolesterol total, trigliserida dan kolesterol LDLnya serta semakin tinggi kadar kolesterol HDLnya. Pemberian dekok rambut jagung (Zea mays) dengan dosis 7,7 ml/hari memberikan hasil terbaik dalam menurunkan kadar kolesterol total (66,1),

12 12 kadar trigliserida (83,03573) dan kadar kalesterol LDLnya (10,18353) karena nilai reratanya sudah mendekati nilai rerata kadar kolesterol total (55,375), kadar trigliserida (18,30355) dan kolesterol LDL (11,73494) pada perlakuan normal. Pemberian dekok rambut jagung (Zea mays) dengan dosis 7,7 ml/hari juga memberikan hasil terbaik dalam meningkatkan kadar kolesterol HDLnya karena nilai rerata pada perlakuan hiperkolesterol + 7,7 ml dekok rambut jagung (39,3595) meningkat hingga mendekati nilai rerata kadar kolesterol HDL pada perlakuan normal (39,9794). Adanya penurunan kadar kolesterol total, kadar trigliserida dan kadar kolesterol LDL serta peningkatan kadar kolesterol HDL diduga karena adanya kandungan beta sitosterol dalam rambut jagung (Zea mays). Kandungan beta sitosterol dalam rambut jagung (Zea mays) sebesar 1300 ppm (Duke,2004). Penurunan kadar kolesterol darah oleh beta sitosterol terjadi dengan cara mengurangi absorpsi atau penyerapan kolesterol dalam sistem pencernaan dan mengurangi jumlah produksi kolesterol dalam hati (Anonymous, 2004). Mekanisme beta sitosterol dalam menurunkan kadar kolesterol adalah sebagai berikut: pertama, mengurangi absorpsi kolesterol termasuk trigliserida dan lemak makanan yang lain dalam sistem pencernaan. Pengurangan absorpsi kolesterol tersebut dilakuakan dengan cara mengunci atau mengikat molekul lemak dari makanan dan menghalangi molekul lemak tersebut agar tidak terserap oleh sel mukosa usus (Asbach, 2004). Menurut Juwono (1996 dalam Budiyanto, 1999) terhambatnya absorpsi kolesterol dan trigliserida akan menyebabkan anabolisme kilomikron menjadi kecil yang menyebabkan kadar treigliserida serum menjadi kecil dan masukan kolesterol serta trigliserida diet ke hati juga menjadi kecil. Hal ini akan mengakibatkan anabolisme VLDL dan kadar kolesterol LDL serum menjadi kecil. Kecilnya anabolisme VLDL menyebabkan kadar trigliserida serum menjadi kecil. Kolesterol, trigliserida dan lemak makanan yang lain yang tidak terserap oleh sel mukosa usus karena adanya beta sitosterol akan dikeluarkan melalui feses bersama dengan garam empedu. Beta sitosterol yang merupakan senyawa sterol nabati sulit diserap oleh sel mukosa usus (Murray,2003). Beta sitosterol yang tidak terserap oleh sel mukosa usus juga akan dikeluarkan melalui feses.

13 13 Kedua mengurangi jumlah produksi kolesterol dalam hati. Beta sitosterol memiliki struktur cincin identik dengan struktur cincin kolesterol, tetapi berbeda dalam ikatan rantai gugus etil yang menempel (Anwar, 2003). Beta sitosterol yang terserap oleh sel mukosa usus akan diangkut melalui lipoprotein. Bila konsumsi kolesterol makanan meningkat maka biosintesis kolesterol dari asetil KoA di dalam hati akan menurun. Penurunan biosintesis kolesterol tersebut disebabkan adanya pembatasan enzim HMG KoA reduktase (Hidroksil metilglutaril KoA reduktase) oleh kolesterol yang masuk ke dalam sisa kilomikron atau LDL (Linder, 1992). Sehingga dengan adanya beta sitosterol yang ikut terserap dan diangkut melalui lipoprotein juga dapat menurunkan biosintesis kolesterol di dalam hati. Hal tersebut mengakibatkan turunnya kadar kolesterol total, trigliserida dan kolesterol LDL serta meningkatkan kolesterol HDL. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian tentang Uji Efektifitas Dekok Rambut Jagung (Zea mays) Terhadap Penurunan Kadar Kolsterol Dalam Darah Tikus Putih (Rattus novegicus) dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Pemberian dekok rambut jagung (Zea mays) berpengaruh terhadap penurunan kadar kolesterol dalam darah tikus putih yang meliputi kadar kolesterol total, trigliserida dan kolesterol LDL. 2. Pemberian dekok rambut jagung (Zea mays) juga berpengaruh terhadap peningkatan kadar kolesterol HDL dalam darah tikus putih. 3. Dosis dekok rambut jagung (Zea mays) yang paling efektif dalam menurunkan kadar kolesterol yang nilainya mendekati nilai kolesterol normal (tanpa perlakuan) adalah dosis 7,7 ml/ hari. UCAPAN TERIMA KASIH Dengan segenap ketulusan hati, kami menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya atas segala bimbingan serta bantuan yang telah diberikan khususnya kepada: 1. Dr. H. Moch Agus Krisno B, M.Kes, selaku dosen mata kuliah mikrobiologi.

14 14 2. Ibu Dra. Roimil Latifah, M. Si. MM., selaku Kepala Laboratorium Biologi yang telah memberikan saran, pemantapan dan pertimbangan yang berguna bagi penyelesaian PKMI ini. Kami menyadari bahwa artikel ini masih jauh dari sempurna, maka segenap kritik dan saran sangat kami harapkan. DAFTAR PUSTAKA Anonymous Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Jakarta: Departemen Kesehatan RI Direktorat Jendral Pengawasan Obat Dan Makanan Direktorat Pengawasan Obat Tradisional. Anonymous Economic Botany: Plant in Our World. New York: McGraw- Hill Companies, Inc. Anonymous Jagung, Khasiat di Balik Kepopulerannya. ( diakses 10 Oktober 2004). Anonymous Sisterolemia: A Rare Genetic Disorder Leads to Insiggt Into an Important Physicological Process. ( diakses 21 Januari 2005). Anonymous Why Is a Helthy Cholesterl Level Important? ( diakses 5 Oktober 2004). Anonymous Peran Gizi Untuk Cegah Penyakit Kardiovaskuler. ( diakses 25 Agustus 2004). Anonymous Phytosterol: Sterols, Sterolins & Beta-sitosterol-Health Benefits? ( diakses 10 September 2004). Anonymous Beta-Sitosterol. ( diakses 5 Februari 2005). Anwar Faisal Fitosterol; Kolesterol Nabati yang Efektif Turunkan Kolesterol Plasma. ( diakses 25 Agustus 2004). Asbach, Joseph HowTo Naturally Maintain Healtly Cholesterol Level. ( diakses 5 Oktober 2004). Budiyanto, M.A.K Efek Hipolipidemik dan Hipoglikemik Nata Slgu Pada Tikus Wistar. Disertasi. Surabaya: Universitas Airlangga. Duke, Jim High Cholesterol/Hypercholesterolemia activities for Zea mays. ( Hight +

15 15 cholesterol% 2 Fhypercholesterolemia & plants=y & chemicals= Y & ett= diakses 10 Agustus 2004). Duke, Jim Phytochemical and Ethnobotanical Databases. ( diakse 27 September 2004). Linder, Maria. C. (Eds). Biokimia Nutrisi Dan Metabolisme Dengan Pemakaian Secara Klinis. Terjemahan oleh Aminuddin Parakkasi Jakarta: UI Press. Marks, Dawn.B, dkk. Biokimia Kedokteran Dasar Sebuah Pendekatan Klinis. Terjemahan oleh Brahm. U. Pendit Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Murray, Robert. K, dkk. Biokimia Harper Edisi 25. Terjemahan oleh Andy Hartono Jakarta: Buku Kedokteran EGC. Steeni, C.G. G. J. V Flora Untuk Sekolah di Indonesia. Jakarta: PT. Pradnya Tjitrosoepomo, Gembong Taksonomi Tumbuhan Obat-Obatan. Yogyakarta: UGM Press. Wirahadikusumah, Muhammad Biokimia: Metabolisme Energi, Karbohidrat, dan Lipid. Bandung: Penerbit ITB. Wiryowidagdo, S dan M. Sitanggang Tanaman Obat Untuk Penyakit Jantung, Darah Tinggi dan Kolesterol. Jakarta: Agro Media Pustaka. LAMPIRAN Daftar Riwayat Hidup Ketua dan Anggota Kelompok 1. Nama Lengkap : Dwi Utariningsih NIM : Tempat, Tanggal Lahir : Malang, 25 Maret 1988 Jenis Kelamin : Perempuan Alamat : Jl. Simpang Mega Mendung I/2, Malang Pendidikan 1. SD : SDN Pisang Candi 02 Malang, tahun SMP : SLTP N 01 Malang, tahun SMA : SMA N 05 Malang, tahun S1 : Pendidikan Biologi FKIP UMM, tahun sekarang 2. Nama Lengkap : Rita Novita Wijayanthi NIM : Tempat, Tanggal Lahir : Merauke, 02 November 1987 Jenis Kelamin : Perempuan Alamat : Jl. Tlogo Al-Kautsar No.1, Malang

16 16 Pendidikan 1. SD : SD YPPK Bampel, tahun SMP : SLTP N 02 Merauke, tahun SMA : SMA N 01 Merauke, tahun S1 : Pendidikan Biologi FKIP UMM, tahun sekarang 3. Nama Lengkap : Rosi Purwita Sari NIM : Tempat, Tangga Lahir : Malang, 29 September 1986 Jenis Kelamin : Perempuan Alamat : Jl. Margobasuki II/02, Malang Pendidikan 1. SD : SD Muhammadiyah 08 Dau, tahun SMP : SLTP N 03 Batu, tahun SMA : SMA N 02 Batu, tahun S1 : Pendidikan Biologi FKIP UMM, tahun sekarang 4. Nama Lengkap : Eta Maqhfiro Wati NIM : Tempat, Tangga Lahir : Lamongan, 12 September 1988 Jenis Kelamin : Perempuan Alamat : Jl. Tirto Utomo VIII/01, Malang Pendidikan 1. SD : SD N Sumberaji 02 Lamongan, tahun SMP : SLTP Muhammadiyah 09 Sugio, tahun SMA : SMA Muhammadiyah 01 Babat, tahun S1 : Pendidikan Biologi FKIP UMM, tahun sekarang 5. Nama Lengkap : As ad Syamsul Arifin NIM : Tempat, Tanggal Lahir : Probolinggo, 29 Mei 1986 Jenis Kelamin : Laki-laki Alamat : Jl. Perum Puri Landungsari Kav. 05, Malang Pendidikan 1. SD : MI Al-Islamiyah Paiton, tahun SMP : Mts Nurul Jadid Paiton, tahun SMA : SMU Nurul Jadid Paiton, tahun S1 : Pendidikan Biologi FKIP UMM, tahun sekarang Pengalaman Organisasi : - Anggota HMJ Bidang Ke Islaman tahun Anggota LSO Konservasi Lingkungan tahun Ketua Bakat Minat Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) tahun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dislipidemia adalah sebuah gangguan metabolisme lipoprotein yang ditunjunkkan dengan adanya peningkatan kolesterol total, low-density lipoprotein (LDL) kolesterol,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit kardiovaskular akibat aterosklerosis dan trombosis merupakan penyebab utama kematian di dunia. Aterosklerosis dapat menyebabkan penyakit jantung koroner. Penyebab

Lebih terperinci

Efek Rambut Jagung (Zea mays) Terhadap Penurunan Kadar Kolesterol dalam Darah

Efek Rambut Jagung (Zea mays) Terhadap Penurunan Kadar Kolesterol dalam Darah Efek Rambut Jagung (Zea mays) Terhadap Penurunan Kadar Kolesterol dalam M. Ricky Ramadhian 1, Fitri Wijayanti 2 1 Bagian Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung 2 Mahasiswa Pendidikan Dokter,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini pesatnya kemajuan teknologi telah banyak membawa perubahan pada pola hidup masyarakat secara global termasuk dalam hal pola makan. Seiring dengan berkembangnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyukai makanan siap saji yang memiliki kandungan gizi yang tidak seimbang.

BAB I PENDAHULUAN. menyukai makanan siap saji yang memiliki kandungan gizi yang tidak seimbang. BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Banyak penduduk Indonesia memiliki pola makan yang salah, cenderung menyukai makanan siap saji yang memiliki kandungan gizi yang tidak seimbang. Pada umumnya, makanan

Lebih terperinci

EFEK INFUS DAUN SELEDRI (Apium graviolens L.) TERHADAP KADAR KOLESTEROL

EFEK INFUS DAUN SELEDRI (Apium graviolens L.) TERHADAP KADAR KOLESTEROL EFEK INFUS DAUN SELEDRI (Apium graviolens L.) TERHADAP KADAR KOLESTEROL Edy Suwarso 1, dan Dewi Nur Anggraeni 2 1) Departemen Farmakologi, Fakultas Farmasi, Universitas Sumatera Utara, Medan 2) Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegemukan atau obesitas telah menjadi hal yang dikhawatirkan banyak orang sejak dahulu. Hal ini tak lepas dari berbagai penyakit yang dapat diakibatkan oleh obesitas.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gaya hidup masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat perkotaan banyak mengalami perubahan di era globalisasi ini, terutama dalam pola konsumsi makanan yang mengandung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sindrom Metabolik adalah sekumpulan gangguan metabolik dengan memiliki sedikitnya 3 kriteria berikut: obesitas abdominal (lingkar pinggang > 88 cm untuk wanita dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lemak yang ditandai dengan peningkatan maupun penurunan fraksi lemak plasma. Beberapa kelainan fraksi lemak yang utama adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) sampai saat ini masih menjadi suatu masalah, baik di negara maju maupun negara berkembang dan merupakan penyebab kematian nomor satu

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. banyak peternakan yang mengembangkan budidaya puyuh dalam pemenuhan produksi

I PENDAHULUAN. banyak peternakan yang mengembangkan budidaya puyuh dalam pemenuhan produksi 1 I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Daging puyuh merupakan produk yang sedang dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat. Meskipun populasinya belum terlalu besar, akan tetapi banyak peternakan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN IV HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian pengaruh pemberian berbagai level tepung limbah jeruk manis (Citrus sinensis) terhadap kadar kolesterol dan trigliserida darah pada domba Padjadjaran jantan telah dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan. Nilai gizi suatu minyak atau lemak dapat ditentukan berdasarkan dua

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan. Nilai gizi suatu minyak atau lemak dapat ditentukan berdasarkan dua BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Asupan lemak yang dianjurkan adalah sebanyak 30% dari total kalori yang dibutuhkan. Nilai gizi suatu minyak atau lemak dapat ditentukan berdasarkan dua aspek yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kolesterol terdapat dalam jaringan dan dalam plasma baik sebagai kolesterol bebas atau dikombinasikan dengan asam lemak rantai panjang seperti cholesteryl ester. Kolesterol

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung merupakan penyebab kematian nomor satu di dunia. Menurut Badan Kesehatan Dunia, 60 % dari seluruh penyebab kematian akibat penyakit jantung adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan maupun penurunan fraksi lipid dalam plasma (Anwar, 2004). Banyak penelitian hingga saat

Lebih terperinci

Kolesterol selain diperoleh dari makanan, juga diproduksi di hati dari lemak jenuh. Jadi, penurunan kadar kolesterol serum dapat dicapai dengan

Kolesterol selain diperoleh dari makanan, juga diproduksi di hati dari lemak jenuh. Jadi, penurunan kadar kolesterol serum dapat dicapai dengan BAB 1 PENDAHULUAN Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat dewasa ini, membuat masyarakat terbiasa dengan segala sesuatu yang serba instant, terutama dalam hal makanan. Hal ini terlukiskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Usaha pemerintah dan pihak swasta untuk meningkatkan keadaan gizi

BAB I PENDAHULUAN. Usaha pemerintah dan pihak swasta untuk meningkatkan keadaan gizi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Usaha pemerintah dan pihak swasta untuk meningkatkan keadaan gizi masyarakat telah banyak dilakukan. Perkembangan ilmu dan teknologi, khususnya teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lemak yang ditandai dengan peningkatan atau penurunan fraksi lipid dalam plasma. Kelainan ini menyebabkan peningkatan kadar total

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hiperlipidemia atau hiperkolesterolemia termasuk salah satu abnormalitas fraksi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hiperlipidemia atau hiperkolesterolemia termasuk salah satu abnormalitas fraksi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dislipidemia Hiperlipidemia merupakan suatu keadaan dimana terjadi peningkatan kadar kolesterol dengan atau tanpa peningkatan kadar trigliserida dalam darah. Hiperlipidemia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kolesterol dan lemak dibutuhkan tubuh sebagai penyusun struktur membran sel dan bahan dasar pembuatan hormon steroid seperti progesteron, estrogen dan tetosteron. Kolesterol

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia sedang berkembang menuju masyarakat industri yang membawa kecenderungan baru dalam pola penyakit dalam masyarakat. Perubahan ini memberi peran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mulai bergeser dari penyakit infeksi ke penyakit metabolik. Dengan meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN. mulai bergeser dari penyakit infeksi ke penyakit metabolik. Dengan meningkatnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini di seluruh dunia termasuk Indonesia kecenderungan penyakit mulai bergeser dari penyakit infeksi ke penyakit metabolik. Dengan meningkatnya globalisasi dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyusun jaringan tumbuhan dan hewan. Lipid merupakan golongan senyawa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyusun jaringan tumbuhan dan hewan. Lipid merupakan golongan senyawa BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lipid 2.1.1 Pengertian lipid Lipid adalah golongan senyawa organik yang sangat heterogen yang menyusun jaringan tumbuhan dan hewan. Lipid merupakan golongan senyawa organik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Lipid adalah senyawa berisi karbon dan hidrogen yang tidak larut dalam air tetapi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Lipid adalah senyawa berisi karbon dan hidrogen yang tidak larut dalam air tetapi BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lipid 1. Definisi Lipid Lipid adalah senyawa berisi karbon dan hidrogen yang tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut organik (Widman, 1989) Lemak disebut juga lipid,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. kondisi yang disebut aterosklerosis yaitu penyempitan atau pengerasan pembuluh darah. Kondisi

PENDAHULUAN. kondisi yang disebut aterosklerosis yaitu penyempitan atau pengerasan pembuluh darah. Kondisi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hiperkolesterolemia adalah kelebihan kolesterol di dalam darah. Kolesterol yang berlebihan akan tertimbun di dalam dinding pembuluh darah dan akan menimbulkan suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid, ditandai oleh peningkatan dan/atau penurunan fraksi lipid plasma darah. Kelainan fraksi lipid yang dijumpai yaitu peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dislipidemia merupakan peningkatan kadar kolesterol plasma, trigliserida, dan Low Density Lipoprotein, atau ketiganya, atau kadar High Density Lipoprotein yang rendah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 42 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen murni (True Experimental). Penelitian eksperimen murni bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4 2.1 Fast food BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1 Definisi fast food Fast food atau dalam bahasa Indonesia disebut makanan cepat saji merupakan makanan yang pertama sekali diciptakan di Amerika. 12 Menurut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kolesterol yang meningkat dapat memfasilitasi proses penyempitan pembuluh. terjadinya penyakit jantung dan stroke (Davey, 2006).

BAB 1 PENDAHULUAN. kolesterol yang meningkat dapat memfasilitasi proses penyempitan pembuluh. terjadinya penyakit jantung dan stroke (Davey, 2006). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hiperkolesterolemia adalah kelebihan kolesterol di dalam darah. Kadar kolesterol yang meningkat dapat memfasilitasi proses penyempitan pembuluh darah atau aterosklerosis

Lebih terperinci

ABSTRAK. EFEKTIVITAS EKSTRAK KULIT BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus) TERHADAP PENINGKATAN KADAR KOLESTEROL HDL PADA TIKUS WISTAR JANTAN

ABSTRAK. EFEKTIVITAS EKSTRAK KULIT BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus) TERHADAP PENINGKATAN KADAR KOLESTEROL HDL PADA TIKUS WISTAR JANTAN ABSTRAK EFEKTIVITAS EKSTRAK KULIT BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus) TERHADAP PENINGKATAN KADAR KOLESTEROL HDL PADA TIKUS WISTAR JANTAN Steffanny H H Katuuk, 1310114, Pembimbing I : Lusiana Darsono,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serat. Kurangnya aktivitas fisik dan mengkonsumsi makanan tinggi lemak termasuk

BAB I PENDAHULUAN. serat. Kurangnya aktivitas fisik dan mengkonsumsi makanan tinggi lemak termasuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Perubahan gaya hidup masyarakat mulai banyak terjadi sejalan dengan kemajuan teknologi. Gaya hidup yang kurang aktivitas fisik mulai banyak ditemukan, bahkan sudah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini kelebihan kolesterol menjadi yang ditakuti sebagai penyebab penyempitan pembuluh darah yang disebut aterosklerosis yaitu proses pengapuran dan pengerasan pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Obesitas adalah kelebihan berat badan sebagai akibat adanya penimbunan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Obesitas adalah kelebihan berat badan sebagai akibat adanya penimbunan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Obesitas Obesitas adalah kelebihan berat badan sebagai akibat adanya penimbunan lemak tubuh yang berlebihan. Setiap orang sebenarnya memerlukan sejumlah lemak bagi tubuhnya untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan maupun penurunan satu atau lebih fraksi lipid dalam darah. Beberapa kelainan fraksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eva Anriani Lubis, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eva Anriani Lubis, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lemak merupakan salah satu zat yang dibutuhkan oleh tubuh. Lemak ini mencakup kurang lebih 15% berat badan dan dibagi menjadi empat kelas yaitu trigliserida,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1995 dan 2001 serta Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, telah terjadi transisi epidemiologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. utama lipoprotein plasma adalah low density lipoprotein (LDL). 1 LDL berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. utama lipoprotein plasma adalah low density lipoprotein (LDL). 1 LDL berfungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lipoprotein merupakan gabungan dari lipid nonpolar (triasilgliserol dan ester kolesteril) dengan lipid amfipatik (fosfolipid dan kolesterol) serta protein yang berfungsi

Lebih terperinci

1 Universitas Kristen Maranatha

1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit kardiovaskular adalah penyebab utama kematian di seluruh dunia, baik pada pria maupun wanita. Diperkirakan 17,3 juta orang meninggal akibat penyakit kardiovaskular

Lebih terperinci

50 Media Bina Ilmiah ISSN No

50 Media Bina Ilmiah ISSN No 50 Media Bina Ilmiah ISSN No. 1978-3787 EFEKTIVITAS PEMBERIAN FILTRAT LABU SIAM (Sechium Edule) TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL TOTAL PADA DARAH HEWAN COBA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) STRAIN WISTAR

Lebih terperinci

ABSTRAK. EFEK PROPOLIS TERHADAP PENINGKATAN KADAR KOLESTEROL HDL PADA TIKUS (Rattus norvegicus) GALUR WISTAR JANTAN

ABSTRAK. EFEK PROPOLIS TERHADAP PENINGKATAN KADAR KOLESTEROL HDL PADA TIKUS (Rattus norvegicus) GALUR WISTAR JANTAN ABSTRAK EFEK PROPOLIS TERHADAP PENINGKATAN KADAR KOLESTEROL HDL PADA TIKUS (Rattus norvegicus) GALUR WISTAR JANTAN Richard Ezra Putra, 2010. Pembimbing I: Sylvia Soeng, dr., M.Kes. Pembimbing II: Fen Tih,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) sudah menjadi masalah kesehatan yang cukup serius di negara maju. Di Amerika Serikat (USA) dan negara-negara Eropa, 33,3% -50% kematian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di seluruh dunia penyakit kardiovaskuler (PKV) merupakan penyebab utama kematian, menurut estimasi para ahli badan kesehatan dunia (WHO), setiap tahun sekitar 50% penduduk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat zaman modern ini, setiap individu sibuk dengan kegiatan masingmasing, sehingga cenderung kurang memperhatikan pola makan. Gaya hidup sedentari cenderung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi saat ini, penyakit jantung menjadi penyakit pembunuh

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi saat ini, penyakit jantung menjadi penyakit pembunuh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi saat ini, penyakit jantung menjadi penyakit pembunuh nomor satu di dunia (WHO, 2009). Hal tersebut tidak hanya semata-mata akibat usia lanjut,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hiperlipidemia merupakan keadaan yang terjadi akibat kadar kolesterol dan/atau trigliserida meningkat melebihi batas normal (Price & Wilson, 2006). Parameter

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Jawa Barat dikenal sebagai sentra populasi domba mengingat hampir

PENDAHULUAN. Jawa Barat dikenal sebagai sentra populasi domba mengingat hampir 11 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jawa Barat dikenal sebagai sentra populasi domba mengingat hampir 59,52% populasi domba nasional berada di Jawa Barat (Departemen Pertanian, 2013), sementara konsumsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perubahan pola hidup masyarakat, angka kematian akibat penyakit kardiovaskular di Indonesia mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Saat ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian dasar yang menggunakan metode eksperimental. Penelitian eksperimen merupakan penelitian dimana variabel yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan atau penurunan fraksi lipid plasma darah. Kelainan fraksi lipid yang paling utama adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rokok merupakan gulungan tembakau yang dirajang dan diberi cengkeh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rokok merupakan gulungan tembakau yang dirajang dan diberi cengkeh BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rokok 1. Pengertian Rokok Rokok merupakan gulungan tembakau yang dirajang dan diberi cengkeh kemudian dibungkus dengan kertas rokok berukuran panjang 70 120 mm dengan diameter

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian R. Mia Ersa Puspa Endah, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian R. Mia Ersa Puspa Endah, 2015 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Energi dibutuhkan oleh manusia dalam melakukan aktiftasnya. Energi didapatkan dari makanan sehari-hari yang dikonsumsi. Sebagai sumber energi, lemak memberikan

Lebih terperinci

Pendahuluan kebutuhan energi basal bertahan hidup Lemak sumber energi tertinggi asam lemak esensial Makanan mengandung lemak Pencernaan

Pendahuluan kebutuhan energi basal bertahan hidup Lemak sumber energi tertinggi asam lemak esensial Makanan mengandung lemak Pencernaan Metabolisme lemak Dr. Syazili Mustofa, M.Biomed Lektor mata kuliah ilmu biomedik Departemen Biokimia, Biologi Molekuler, dan Fisiologi Fakultas Kedokteran Unila Pendahuluan Manusia memiliki kebutuhan energi

Lebih terperinci

Negara Indonesia yang kaya akan berbagai macam jenis tanaman, oleh karena itu harus dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk meningkatkan pelayanan

Negara Indonesia yang kaya akan berbagai macam jenis tanaman, oleh karena itu harus dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk meningkatkan pelayanan BAB 1 PENDAHULUAN Negara Indonesia merupakan negara berkembang, banyak sekali insiden penyakit jantung koroner yang semakin meningkat. Hal ini sangat berkaitan dengan pola hidup dan kebiasaan sehari-hari

Lebih terperinci

ABSTRAK. EFEK EKSTRAK KULIT BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus) TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL LDL PADA TIKUS JANTAN GALUR WISTAR

ABSTRAK. EFEK EKSTRAK KULIT BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus) TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL LDL PADA TIKUS JANTAN GALUR WISTAR ABSTRAK EFEK EKSTRAK KULIT BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus) TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL LDL PADA TIKUS JANTAN GALUR WISTAR Theresia Vania S S, 2015, Pembimbing I : Lusiana Darsono, dr.,

Lebih terperinci

ABSTRAK. EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN KEMUNING (Murraya paniculata (L.) Jack) TERHADAP KADAR TRIGLISERIDA TIKUS WISTAR JANTAN

ABSTRAK. EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN KEMUNING (Murraya paniculata (L.) Jack) TERHADAP KADAR TRIGLISERIDA TIKUS WISTAR JANTAN ABSTRAK EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN KEMUNING (Murraya paniculata (L.) Jack) TERHADAP KADAR TRIGLISERIDA TIKUS WISTAR JANTAN Kadek Reanita Avilia, 2014 ; Pembimbing I : Rosnaeni, Dra., Apt. Pembimbing II :

Lebih terperinci

2015 PROFIL LIPID MENCIT HIPERLIPIDEMIA SETELAH PEMBERIAN EKSTRAK TEMULAWAK

2015 PROFIL LIPID MENCIT HIPERLIPIDEMIA SETELAH PEMBERIAN EKSTRAK TEMULAWAK BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat beberapa tahun terakhir ini menyebabkan masyarakat harus bergerak cepat khususnya di daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kolesterol adalah suatu molekul lemak di dalam sel yang terdiri atas LDL

BAB I PENDAHULUAN. Kolesterol adalah suatu molekul lemak di dalam sel yang terdiri atas LDL BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kolesterol adalah suatu molekul lemak di dalam sel yang terdiri atas LDL (low density lipoprotein), HDL (high density lipoprotein), total kolesterol dan trigliserida.

Lebih terperinci

HASIL PRAKTIKUM METABOLISME II Perbedaan Kadar Trigliserida Pada Pria Dan Wanita Setelah Mengkonsumsi Kuning Telur

HASIL PRAKTIKUM METABOLISME II Perbedaan Kadar Trigliserida Pada Pria Dan Wanita Setelah Mengkonsumsi Kuning Telur HASIL PRAKTIKUM METABOLISME II Perbedaan Kadar Trigliserida Pada Pria Dan Wanita Setelah Mengkonsumsi Kuning Telur Praktikan : 1. Yeni Vera 2. Leo Pardon Sipayung 3. Taya Elsa Savista Waktu Pelaksanaan

Lebih terperinci

EFEK PEMBERIAN KOMBUCHA COFFEE TERHADAP KANDUNGAN KOLESTEROL DARAH TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus L) JANTAN YANG DIINDUKSI URIC ACID

EFEK PEMBERIAN KOMBUCHA COFFEE TERHADAP KANDUNGAN KOLESTEROL DARAH TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus L) JANTAN YANG DIINDUKSI URIC ACID EFEK PEMBERIAN KOMBUCHA COFFEE TERHADAP KANDUNGAN KOLESTEROL DARAH TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus L) JANTAN YANG DIINDUKSI URIC ACID SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana

Lebih terperinci

TERHADAP PERBAIKAN KADAR LIPID SERUM DARAH MENCIT

TERHADAP PERBAIKAN KADAR LIPID SERUM DARAH MENCIT BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Seiring dengan adanya perubahan zaman di kota-kota besar yang berpengaruh pada pola hidup dan pola makan masyarakat yang kurang sehat yaitu makanan yang mengandung

Lebih terperinci

PEMANFAATAN MINUMAN SERBUK INSTAN KAYU MANIS

PEMANFAATAN MINUMAN SERBUK INSTAN KAYU MANIS SKRIPSI PEMANFAATAN MINUMAN SERBUK INSTAN KAYU MANIS (Cinnamomum burmanii BI.) UNTUK MENURUNKAN KADAR KOLESTEROL TOTAL DARAH TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) Disusun oleh: Rebecca Vanessa NPM : 090801091

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. jantan maupun betina muda berumur 6-8 minggu yang dipelihara secara intensif,

TINJAUAN PUSTAKA. jantan maupun betina muda berumur 6-8 minggu yang dipelihara secara intensif, II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gambaran Umum Ayam Pedaging Amrullah (2003) menyatakan bahwa ayam pedaging adalah jenis ayam jantan maupun betina muda berumur 6-8 minggu yang dipelihara secara intensif, guna

Lebih terperinci

UPT Balai Informasi Teknologi LIPI Pangan & Kesehatan Copyright 2009

UPT Balai Informasi Teknologi LIPI Pangan & Kesehatan Copyright 2009 BAB V KOLESTEROL TINGGI Kolesterol selalu menjadi topik perbincangan hangat mengingat jumlah penderitanya semakin tinggi di Indonesia. Kebiasaan dan jenis makanan yang dikonsumsi sehari-hari berperan penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan perkembangan teknologi sangat mempengaruhi gaya hidup masyarakat, salah satu dampak negatifnya ialah munculnya berbagai penyakit degeneratif seperti Diabetes

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Orang-orang bijaksana sering mengatakan bahwa kesehatan adalah harta yang paling berharga dalam hidup ini. Sehat dan bugar adalah dua kunci yang sebaiknya dimiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hiperlipidemia merupakan penyakit yang banyak terjadi saat ini. Ada hubungan erat antara hiperlipidemia dengan peningkatan risiko penyakit jantung koroner. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan prevalensi penyakit kardiovaskular dan berakibat kematian. 1

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan prevalensi penyakit kardiovaskular dan berakibat kematian. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan data epidemiologi, fenomena peningkatan kadar lipid terjadi di sebagian besar populasi masyarakat. Hal tersebut sering dikaitkan dengan peningkatan prevalensi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Salah satu sumber protein hewani yang memiliki nilai gizi tinggi adalah

PENDAHULUAN. Salah satu sumber protein hewani yang memiliki nilai gizi tinggi adalah I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu sumber protein hewani yang memiliki nilai gizi tinggi adalah daging dan menduduki peringkat teratas sebagai salah satu sumber protein hewani yang paling banyak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manusia lanjut usia adalah seorang yang karena usianya mengalami perubahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manusia lanjut usia adalah seorang yang karena usianya mengalami perubahan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Lansia Lanjut usia adalah suatu kejadian yang pasti dialami oleh semua orang yang dikarunia usia panjang, terjadinya tidak bisa dihindari oleh siapapun. Manusia lanjut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kolesterol terbentuk secara alamiah. Dari segi ilmu kimia, kolesterol merupakan senyawa kompleks yang dihasilkan oleh tubuh bermacammacam fungsi, lain untuk membuat

Lebih terperinci

Jurnal Pengajaran MIPA, Vol. 12 No. 2 Desember 2008

Jurnal Pengajaran MIPA, Vol. 12 No. 2 Desember 2008 PERBANDINGAN PENGARUH PEMBERIAN PEKTIN KULIT JERUK BALI (Citrus grandis) DAN KULIT PISANG AMBON (Musa spp.) TERHADAP PENURUNAN KOLESTEROL DARAH PADA MENCIT (Mus musculus) Oleh: Soesy Asiah Soesilawaty

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kulit Pisang Ambon dan Kulit Pisang Kepok. Tenggara, termasuk Indonesia. (Warintek, 2011)

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kulit Pisang Ambon dan Kulit Pisang Kepok. Tenggara, termasuk Indonesia. (Warintek, 2011) 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kulit Pisang Ambon dan Kulit Pisang Kepok Pisang adalah salah satu tanaman buah yang berasal dari kawasan di Asia Tenggara, termasuk Indonesia. (Warintek, 2011) Taksonomi tanaman

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang ilmu Gizi Klinik, Farmakologi,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang ilmu Gizi Klinik, Farmakologi, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang ilmu Gizi Klinik, Farmakologi, dan Biokimia. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di

Lebih terperinci

Pada wanita penurunan ini terjadi setelah pria. Sebagian efek ini. kemungkinan disebabkan karena selektif mortalitas pada penderita

Pada wanita penurunan ini terjadi setelah pria. Sebagian efek ini. kemungkinan disebabkan karena selektif mortalitas pada penderita 12 Pada wanita penurunan ini terjadi setelah pria. Sebagian efek ini kemungkinan disebabkan karena selektif mortalitas pada penderita hiperkolesterolemia yang menderita penyakit jantung koroner, tetapi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai pangan fungsional karena kandungan probiotik didalamnya yang baik

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai pangan fungsional karena kandungan probiotik didalamnya yang baik BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dadih atau dadiah dalam bahasa Minang adalah salah satu jenis susu kerbau fermentasi tradisional Indonesia yang merupakan kearifan lokal dari Sumatera Barat. Dadih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Saat ini perhatian masyarakat terhadap lemak pangan sangat besar terutama setelah diketahui bahwa mengonsumsi lemak berlebihan akan mempengaruhi kesehatan. Salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman dan modernisasi yang terus terjadi saat ini menyebabkan perubahan pola dan gaya hidup masyarakat indonesia terutama di daerah perkotaan. Perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan gaya hidup masyarakat saat ini sangat erat hubungannya dengan berbagai penyakit, salah satunya adalah penyakit kardiovaskuler. Penyebabnya antara lain adalah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 33 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pada penelitian ini, berat badan setiap ekor mencit ditimbang dari mulai tahap persiapan sampai akhir perlakuan. Selama penggemukan mencit diberi pakan berlemak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lemak. yang ditandai peningkatan salah satu atau lebih dari

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lemak. yang ditandai peningkatan salah satu atau lebih dari BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lemak yang ditandai peningkatan salah satu atau lebih dari fraksi lemak di dalam darah, seperti kolesterol, kolesterol ester,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia tidak dapat lepas dari pengolahan makanan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia tidak dapat lepas dari pengolahan makanan dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat Indonesia tidak dapat lepas dari pengolahan makanan dengan cara penggorengan. Minyak kelapa sawit merupakan jenis minyak utama yang digunakan masyarakat

Lebih terperinci

PERBAIKAN KADAR LIPID DARAH PADA MENCIT

PERBAIKAN KADAR LIPID DARAH PADA MENCIT BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu dampak negatif dari perkembangan zaman yang begitu pesat saat ini adalah adanya pergeseran pola makan, dari pola makan yang seimbang dan alami

Lebih terperinci

PENGARUH EKSTRAK ETANOL KELOPAK BUNGA ROSELLA

PENGARUH EKSTRAK ETANOL KELOPAK BUNGA ROSELLA ABSTRAK PENGARUH EKSTRAK ETANOL KELOPAK BUNGA ROSELLA (Hibiscus sabdariffa L) TERHADAP KADAR KOLESTEROL HDL PADA TIKUS WISTAR JANTAN YANG DIBERI PAKAN TINGGI LEMAK Tan, Iie Tanang, 1210043, Pembimbing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gaya hidup masyarakat di zaman modern ini erat hubungannya dengan perubahan kadar lemak darah. Masyarakat dengan kesibukan tinggi cenderung mengkonsumsi makanan tinggi

Lebih terperinci

EFEK PEMBERIAN REBUSAN DAUN AFRIKA(

EFEK PEMBERIAN REBUSAN DAUN AFRIKA( ABSTRAK EFEK PEMBERIAN REBUSAN DAUN AFRIKA(Vernonia amygdalina Del), TERHADAP KADAR KOLESTEROL TOTAL PADA TIKUS JANTAN GALUR WISTAR YANG DI INDUKSI PAKAN TINGGI LEMAK Elton Fredy Kalvari, 2015 ;Pembimbing

Lebih terperinci

repository.unimus.ac.id

repository.unimus.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit kardiovaskular seperti serangan jantung dan stroke pembuluh darah otak umumnya disebabkan oleh terjadinya aterosklerosis atau penimbunan lemak pada pembuluh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lemak yang ditandai oleh peningkatan atau penurunan fraksi lemak dalam plasma. Kelainan fraksi lemak yang utama adalah kenaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lipid dalam tubuh umumnya berasal dari makanan yang kita konsumsi. Makanan yang enak dan lezat identik dengan makanan yang mengandung lipid. Dislipidemia lekat dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dislipidemia merupakan suatu keabnormalan kadar lipid darah ditandai meningkatnya kadar trigliserida, kolesterol LDL, kolesterol total dan penurunan kolesterol HDL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hampir setiap orang yang tinggal di negara maju maupun negara berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Hampir setiap orang yang tinggal di negara maju maupun negara berkembang BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Hampir setiap orang yang tinggal di negara maju maupun negara berkembang mengalami aterosklerosis yang artinya pengerasan pembuluh darah arteri, contohnya di USA

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kebutuhan tersebut adalah melalui usaha peternakan ayam pedaging. Ayam

I. PENDAHULUAN. kebutuhan tersebut adalah melalui usaha peternakan ayam pedaging. Ayam I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Meningkatnya kesadaran penduduk akan pentingnya bahan makanan bernilai gizi tinggi, berakibat meningkat pula tuntutan masyarakat dalam pemenuhan gizi yang berasal dari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kolesterol adalah alkohol steroid di jaringan tubuh yang menjalankan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kolesterol adalah alkohol steroid di jaringan tubuh yang menjalankan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kolesterol adalah alkohol steroid di jaringan tubuh yang menjalankan fungsi penting, diantaranya adalah sebagai komponen struktural semua sel membran, prekursor dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dislipidemia adalah gangguan metabolisme lipoprotein, termasuk produksi lipoprotein berlebih maupun defisiensi lipoprotein. Dislipidemia bermanifestasi klinis sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Peningkatan asupan lemak sebagian besar berasal dari tingginya

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Peningkatan asupan lemak sebagian besar berasal dari tingginya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konsumsi diet tinggi lemak dan fruktosa di masyarakat saat ini mulai meningkat. Peningkatan asupan lemak sebagian besar berasal dari tingginya konsumsi junk food dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. timbul dapat berupa peningkatan dari kadar kolesterol total, kadar low density

BAB I PENDAHULUAN. timbul dapat berupa peningkatan dari kadar kolesterol total, kadar low density BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dislipidemia merupakan suatu kelainan yang terjadi pada metabolisme lipoprotein, baik itu berlebihan ataupun kekurangan. Keadaan yang mungkin timbul dapat berupa peningkatan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan data WHO di dalam mortality country fact sheet menunjukkan

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan data WHO di dalam mortality country fact sheet menunjukkan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan data WHO di dalam mortality country fact sheet menunjukkan bahwa 30% kematian disebabkan oleh penyakit kardiovaskuler dengan jumlah 17 juta kematian pada tahun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditandai dengan peningkatan kadar kolesterol total, kolesterol Low Density

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditandai dengan peningkatan kadar kolesterol total, kolesterol Low Density BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Dislipidemia Dislipidemia adalah suatu keadaan terganggunya metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan kadar kolesterol total, kolesterol Low Density Lipoprotein (LDL),

Lebih terperinci