DETEKSI RADIASI ELEKTROMAGNETIK DI SEKITAR ELEKTRON YANG MENGALAMI PERCEPATAN PADA PERCOBAAN PENGUKURAN e/m ELEKTRON

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DETEKSI RADIASI ELEKTROMAGNETIK DI SEKITAR ELEKTRON YANG MENGALAMI PERCEPATAN PADA PERCOBAAN PENGUKURAN e/m ELEKTRON"

Transkripsi

1 LAPORAN HASIL PENELITIAN PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN DETEKSI RADIASI ELEKTROMAGNETIK DI SEKITAR ELEKTRON YANG MENGALAMI PERCEPATAN PADA PERCOBAAN PENGUKURAN e/m ELEKTRON Oleh : Agus Purwanto Sumarna JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JANUARI 00 1

2 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Penelitian intensif terhadap sinar katoda, nama yang diberikan sebelum elektron ditemukan, pada paruh ke dua abad ke 19, terutama penelitian elegan oleh Crookes dan Lenard, telah membuka tabir ke arah pemahaman yang lebih mendalam terhadap sifat-sifat sinar katoda. Telah ditemukan bahwa sinar katoda bergerak dalam arah garis lurus normal terhadap katoda. Sinar katoda mempunyai energi yang bisa diubah menjadi panas. Sinar katoda dibelokkan oleh medan listrik dan medan magnet ke arah tertentu yang dengan jelas menunjukkan bahwa sinar tersebut bermuatan negatif. Hal yang lebih penting lagi bahwa sinar katoda tidak tergantung pada bahan yang digunakan untuk membuat elektroda dan juga tidak tergantung pada gas yang mengisi tabung sinar katoda. Pada tahun 1897, dengan memperhatikan sifat-sifat di atas, J.J. Thomson mengusulkan hipotesa bahwa sinar katoda adalah partikel bermuatan negatif yang diproduksi pada katoda itu sendiri dan bergerak dengan kecepatan tinggi. Thomson merancang dan melakukan eksperimen sehingga perbandingan muatan terhadap massa partikel sinar katoda (e/m) dapat ditentukan. Pada prinsipnya, metoda Thomson tersusun atas pengukuran defleksi sinar katoda dalam medan listrik dengan syarat kecepatan partikel sinar katoda telah ditentukan lebih dahulu. Metoda Thomson ini mempunyai kelemahan karena kecilnya defleksi dan tidak uniformnya kecepatan partikel sinar katoda. Dunnington, pada tahun 1933, berhasil menyempurnakan metode Thomson dan memperoleh hasil pengukuran e/m dengan tingkat ketelitian 1 dalam 4500 (atau sekitar 0,0 %). Nilai terbaik yang sekarang diterima adalah 1,7588 x C/kg (Littlefield and Thorley, 1979). Menurut elektrodinamika, muatan listrik yang mengalami percepatan akan meradiasikan energi yang berupa gelombang elektromagnetik. Besar energi yang diradiasikan menentukan frekuensi gelombang elektromagnetik. Dalam percobaan pengukuran e/m dilakukan dengan cara mengamati gerakan melingkar elektron di

3 dalam medan magnet. Partikel yang bergerak melingkar setidaknya mengalami percepatan anguler. Oleh karena itu, di sekitar berkas elektron dalam percobaan pengukuran e/m itu diharapkan terdeteksi adanya gelombang lektromagnetik. Setelah dapat dipastikan bahwa gelombang elektromagnetik tersebut berasal dari elektron yang dipercepat, maka kemudian dapat ditentukan frekuensinya.. Rumusan Masalah a. Berapakah nilai perbandingan muatan/massa elektron (e/m)? b. Berapakah ketidakpastian pengukuran nilai e/m tersebut? c. Adakah gelombang elektromagnetik di sekitar berkas elektron yang mengalami percepatan anguler? d. Jika terdeteksi adanya gelombang elektromagnetik di sekitar berkas elektron tersebut, berapakah frekuensinya? 3. Tujuan a. Menentukan nilai perbandingan muatan/massa elektron (e/m). b. Mempalajari ketidakpastian pengukuran nilai e/m tersebut. c. Mendeteksi keberadaan gelombang elektromagnetik di sekitar berkas elektron yang mengalami percepatan anguler. d. Menentukan frekuensi gelombang elektromagnetik, jika terdeteksi adanya gelombang elektromagnetik di sekitar berkas elektron yang mengalami percepatan anguler. 3

4 BAB II KAJIAN TEORITIK 1. Pemberian Kecepatan pada Elektron Elektron dapat berasal dari suatu logam (katode) yang dipanasi (themoelektron). Elektron dipercepat dalam medan listrik. Katode dipanasi dengan pemanas elektronik sehingga melepaskan thermoelektron. Kemudian antara katoda dan anoda dikenai beda tegangan tertentu di mana katoda lebih negatif dari pada anoda, sehingga thermoelektron bergerak dipercepat antara katoda dan anoda. Jika kecepatan thermoelektron ketika terlepas dari katoda (kecepatan karena proses pemanasan) diabaikan, dan jika beda tegangan sebesar V dikenakan antara katoda dan anoda, maka kelajuan v elektron ketika melewati anoda dapat dihitung dari hukum kekekalan energi sebagai berikut : 1 mv = ev atau v = ev m (1) di mana e = muatan elektron m = massa elektro.. Gerakan Elektron dalam Medan Magnet Elektron yang bergerak tegak lurus terhadap medan magnet, dalam medan magnet yang seragam (uniform), akan membentuk lintasan melingkar dengan kelajuan konstan dalam bidang tegak lurus terhadap medan magnet. Jika rapat fluxs medan magnet adalah B (Wb/m ), kelajuan gerak melingkar elektron adalah v (m/s) dan jejari lingkaran lintasan elektron adalah r (m), maka gaya Lorentz merupakan gaya sentripetal gerakan melingkar dan memenuhi persamaan berikut : 4

5 mv evb = r mv atau eb = () r Dari persamaan (1) dan () dapat diperoleh perbandingan muatan terhadap massa elektron, yakni : V e/m = (3) r B 3. Medan Magnet Medan mgnet B yang tertulis pada ersamaan (3) dihasilkan oleh kumparan Helmholtz. Kumparan Helmholtz tersusun atas dua kumparan melingkar dengan jejari R (m) yang sama dan diatur sedemikian rupa sehingga mempunyai sumbu bersama (coaxial). Dua kumparan tersebut tentu saja sejajar satu sama lain dan dipisahkan dengan jarak pisah sebesar R (jejari kumparan). Jika arus I (A) mengalir dengan arah yang sama pada dua kumparan tersebut, dihasilkan medan magnet seragam (uniform), dengan arah sejajar dengan sumbu dua kumparan, di antara dua kumparan tersebut. Jika dua kumparan tersebut terpisah sejauh R (sama dengan radius kumparan) dan kemudian arus I mengalir dengan arah yang sama pada kedua kumparan, maka hukum Biot-Savart memberikan medan magnet B di antara dua kumparan sebagai berikut (Durney and Johnson, 1969) : dengan B = o NI R o : permiabilitas ruang hampa N : jumlah lilitan (4) Dengan mengambil o = 4 x 10-7 henry/m, khusus untuk alat yang akan digunakan dalam percobaan N = 130 lilitan dan R = 0,150 m akan diperoleh : B = 7,793 x 10-4 I (wb/m ) (5) 5

6 Substitusi persamaan (5) ke dalam persamaan (3) menghasilkan : V e/m = (6) 4 r (7,793x10 I) Persamaan (6) adalah persamaan yang siap dijadikan sebagai dasar operasional pengukuran e/m. Jika k = (7,793 x 10-4 ), maka dapat dituliskan : I = mv ek 1 r (7) Persamaan (7) menunjukkan bahwa untuk tegangan anoda V tertentu (konstan), besaran yang berada di bawah tanda akar bernilai konstan, sehingga arus I yang mengalir pada kumparan Helmholtz berbanding terbalik dengan jejari (r) lingkaran lintasan elektron. Karena yang akan diukur secara langsung dalam eksperimen adalah diameter (d = r) lingkaran lintasan, maka persamaan (7) dapat dituliskan : I = m8v ek 1 d Secara implisit persamaan (8) menunjukkan bahwa d adalah variabel terikat dan I adalah variabel bebas. persamaan garis lurus yang berbentuk : Untuk V tertentu (konstan), persamaan (8) merupakan (8) y = bx (9) Dengan y = I dan x = d -1, maka b = m8v ek grafik yang menggambarkan I sebagai fungsi dari d -1 yang merupakan kemiringan (slope) dengan I sebagai sumbu vertikal dan d -1 sebagai sumbu horisontal. Untuk arus I konstan, persamaan (6) atau (7) menunjukkan bahwa V berbanding lurus dengan r sebagai : V = eki r (10) m 6

7 Persamaan (10) menunjukkan bahwa pengenaan V yang besar akan memperpendek umur tabung lucutan, oleh karena itu prosedur eksperimen yang berdasarkan persamaan (10) disarankan untuk berhati-hati atau tidak dilakukan. 7

8 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1. Obyek Percobaan Objek percobaan ini adalah sinar katoda (berkas elektron) yang dipengaruhi oleh medan listrik maupun medan magnet. Berkas elektron merupakan partikel yang bermuatan listrik. Dengan demikian berkas tersebut dapat dipercepat oleh medan listrik maupun medan magnet. Sedangkan menurut teori elektrodinamika bahwa elektron (partikel bermuatan listrik) yang dipercepat dapat meradiasikan energi elektromagnetik. Keberadaan energi elektromagnetik di sekitar berkas elektron yang mengalami percepatan (anguler) inilah yang akan dideteksi melalui percobaan ini. Energi tersebut berupa gelombang elektromagnetik dengan frekuensi tertentu ataupun berupa medan elektromagnetik dengan orientasi dan intensitas tertentu.. Cara Pengumpulan Data Data dalam percobaan ini diperoleh melalui eksperimen. Variabel-variabel yang diamati dalam eksterimen tersebut berupa tegangan (V) antara katoda dan anoda, kuat arus (I) dalam kumparan yang menimbulkan medan magnet (B), laju elektron (v), jejari berkas elektron (r), dan keberadaan gelombang elektromagnetik di sekitar berkas elektron yang dipercepat secara anguler. Setelah diperoleh kepastian keberadaannya, selanjutnya diselidiki lebih jauh tentang orientasi dan frekuensi gelombang elektromagnetik tersebut. 3. Instrumen untuk Mendapatkan Data Instrumen yang digunakan untuk mendapatkan data dalam percobaan ini berupa e/m apparatus EM-N yaitu sistem peralatan untuk mengukur besar e/m elektron dan untuk mempelajari simpangan sinar katoda di dalam medan listrik maupun medan magnet. Bagian utama dari alat tersebut terdiri dari tabung lucutan, kumparan Helmholtz dan catu daya. Tabung lucutan berisi gas helium yang 8

9 memancarkan cahaya hijau terang saat terjadi deeksitasi. Hal ini untuk kemudahan dalam pengamatan lintasan gerak melingkar elektron. Skala untuk mengukur jejari lintasan berkas elektron telah tersedia di dalamnya. Kumparan Helmholtz berupa sepasang kumparan melingkar dengan jejari (R) sebesar 0,150 m dan jumlah lilitan (N) pada setiap kumparan sebanyak 130 lilitan. Kedua kumparan berada dalam posisi sejajar dengan jarak pisah 0,150 m. Catu daya digunakan untuk menyediakan tegangan pada pemanas filamen, tegangan pemercepat pada anoda, dan pemberian arus pada kumparan Helmholtz. Sedangkan untuk mendeteksi keberadaan energi elektromagnetik di sekitar berkas elektron digunakan sistem deteksi buatan sendiri (tambahan) yang terdiri dari sensor (antena) gelombang elektromagnetik semua frekuensi (all band), rangkaian penguat, dan indikator analog (VU meter). Gambar sistem deteksi tersebut adalah sebagai berikut : Antena all band R 1 C 1 R 3 R +Vcc C R 4 C 3 VU meter Transistor dengan lebar pita besar 4. Cara Analisis Data Adanya ralat rambang dan kemungkinan juga ralat sistematis, grafik yang diperoleh berupa garis lurus yang mungkin tidak tepat melalui titik (0,0). Dengan demikian persamaan umum garis lurus tersebut adalah : y = a + bx (11) Jika memiliki n pasang data (x I, y I ) dapat ditentukan nilai a dan b terbaik beserta ketidakpastiannya dengan menggunakan metode kwadrat terkecil sebagai berikut : 9

10 a = 1 [ xi y I - x I x i y I ] (1a) b = 1 [n xi y I - x I x i ] (1b) di mana = n x I ( x I ) (13) Penjumlahan pada persamaan (1a), (1b) dan (13) adalah dari i =1 hingga i = n. Ketidakpastian dar a dan b diberikan oleh : a = xi (14a) b = n (14b) di mana diberikan oleh : 1 = (y I a bx I ) (15) n Nilai a dan b yang digunakan untuk menghitung pada persamaan (15) diperoleh dari persamaan (1a) dan (1b). Persamaan (1) hingga (15) digunakan untuk menghitung kemiringan (slope) dan titik potong grafik dengan sumbu y (tepatnya sumbu I) beserta ketidakpastiannya berdasarkan grafik I sebagai fungsi dari d -1. Setelah diperoleh kemiringan (slope) dan ketidakpastian, maka e/m dapat ditentukan dengan cara sebagai berikut : Slope = m8v ek atau (slope) = m8v ek Jadi : e/m = 8V k ( slope) (16) Ketidakpastian dari e/m dapat dihitung dengan menggunakan perambatan ralat sebagai berikut : 10

11 ( e/ m) (e/m) = [ ] ( e/ m) V + [ ] slope (17) V ( slope) Untuk beberapa percobaan akan diperoleh beberapa nilai e/m beserta ketidakpastiannya (e/m). Kemungkinan besar perolehan beberapa nilai tersebut tidak sama besar, sehingga harus ditentukan nilai rerata dari e/m dengan menggunakan rerata berbobot sebagai berikut : [e/m] rerata = 1 di mana w I = ( e / m) i wi ( e/ m) w i i (18) Sedangkan ketidakpastian dari rerata berbobot diberikan oleh : 1 ( e / m) rerata 1 = ( e / m) i (19) Akhirnya, untuk data mengenai keberadaan energi elektromagnetik di sekitar elektron yang dipercepat akan dianalisis secara deskriptif kualitatif. 11

12 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Instrumen dan Data Penelitian Alat yang digunakan dalam percobaan ini merupakan seperangkat peralatan e/m Apparatus EM-N yang terdiri atas : a. Tabung lucutan yang berisi gas Helium. b. Unit Power Supply yang menyediakan tegangan pemanas (heater), tegangan pemercepat (V) pada anoda dan arus (I) yang mengalir pada kumparan Helmholtz. c. Kumparan Helmholtz dengan spesifikasi N = 130 lilitan dan R = 0,150 m PLN Untuk mendeteksi keberadaan energi elektromagnetik di sekitar elektron yang dipercepat digunakan sistem deteksi (buatan sendiri) yang terdiri dari antena gelombang elektromagnetik all band, rangkaian penguat, dan indikator analog (VU meter). Gambar sistem deteksi tersebut adalah sebagai berikut : Antena all band R 1 C 1 R 3 R +Vcc C R 4 C 3 VU meter Transistor dengan lebar pita besar 1

13 Setelah melaksanakan percobaan diperoleh data sebagai berikut : Percobaan 1 : No. Tegangan (Volt) I (Ampare) d (cm) , , , , , , ,7 5 Percobaan : No. Tegangan (Volt) I (Ampare) d (cm) , , , , , , ,90 5 Selain data tersebut, pada setiap pengamatan diikuti dengan pendeteksian keberadaan energi elektromagnetik di sekitar berkas elektron. Hasilnya adalah bahwa telah terdeteksi suatu gejala penyimpangan jarum VU meter ketika muncul berkas elektron. Diperoleh kecenderungan bahwa semakin kecil diameter berkas elektron semakin besar simpangan jarum VU meter dan jarum VU meter tidak menyimpang (menyimpang sangat kecil) ketika berkas elektron dihentikan. Simpangan jarum VU meter belum terkalibrasi, karena tidak memiliki standar, sehingga data keberadaan energi elektromagnetik (simpangan jarum) tersebut baru dapat disampaikan secara kualitatif. 13

14 I (ampere) I (ampere). Pembahasan Hasil Jika data pada percobaan 1 di atas diplot ke dalam grafik yang menyatakan hubungan antara arus (I) dan kebalikan diameter lintasan (1/d), maka akan diperoleh gambar bebagai berikut : Percobaan 1:,5 1,5 1 0, ,05 0,1 0,15 0, 0,5 1/d Berdasarkan grafik percobaan 1 diperoleh nilai ralat relatif sebesar 0,1 x C/kg. e/m = 1,73 x C/kg dengan Percobaan :,5 1,5 1 0, ,05 0,1 0,15 0, 0,5 1/d Berdasarkan grafik percobaan 1 diperoleh nilai ralat relatif sebesar 0,7 x C/kg. e/m = 1,74 x C/kg kg dengan 14

15 Nilai e/m terbaik yang sekarang diterima adalah 1,7588 x C/kg (Littlefield and Thorley, 1979), sehingga berdasarkan kedua grafik hasil percobaan tersebut dapat memperoleh nilai e/m yang sangat baik. Sedangkan hasil percobaan yang terkait dengan keberadaan energi elektromagnetik di sekitar berkas elektron yang dipercepat hanya dapat disampaikan secara deskriptif kualitatif bahwa telah terdeteksi adanya gelombang elektromagnetik di sekitar elektron yang mengalami percepatan. Karena ketika tidak ada berkas elektron, maka jarum VU meter menyimpang dengan sangat tidak signifikan. 15

16 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan 1. Nilai perbandingan muatan/massa elektron e/m = 1,735 x C/kg.. Ketidakpastian pengukuran nilai e/m sebesar 0,85 x C/kg. 3. Terdeteksi adanya gelombang elektromagnetik di sekitar berkas elektron yang mengalami percepatan, tetapi intensitas, orientasi dan frekuensinya belum sempat ditentukan.. Saran Disarankan untuk meneliti lebih jauh tentang keberadaan gelombang elektromagnetik di sekitar elektron yang mengalami percepatan. Besaran-besaran yang perlu dicermati adalah intensitas, orientasi, dan frekuensi gelombang elektromagnetik tersebut. Sehingga diperlukan langkah-langkah kalibrasi terhadap VU meter dan diperlukan pula metode untuk mengukur frekuensi gelombang yang diradiasikan. Akan lebih baik, apabila hasil-hasil pengamatan dikonfirmasikan dengan perolehan berdasarkan analisis secara teoritis. 16

17 DAFTAR PUSTAKA Anonim E/M Apparatus EM-N. Japan : Shimadzu Rika Instrumens Co. Ltd. Bevington, Philip R. (1969), Data Reduction ang Error Analysis for the Physical Sciences, McGraw Hill, New Yor. Durney, Carl H. and Johnson, Curtis C. (1969), Introduction to Modern Electromagnetic, McGraw Hill, Tokyo. Halliday dan Resnick Fisika Jilid II (terjemahan Pantur Silaban dan Erwin Sucipto). Jakarta : Erlangga. Littlefield, T.A. and Thorley, N. (1979), Atomic and Nuclear Physics, An Introduction, Van Nostrand Reinhold Co., New York. Paradine, C.G. and Rivett, B.H.P. (1966), Statistical Methods for Tecnologists, The English Universities Press Ltd., London. Wehr, M.R., et.al Physics Of The Atom. Manila : Addison-Wesley Publishing Company. 17

PERCOBAAN e/m ELEKTRON

PERCOBAAN e/m ELEKTRON PERCOBAAN e/m ELEKTRON A. TUJUAN 1. Mempelajari sifat medan magnet yang ditimbulkan oleh kumparan Helmholtz.. Menetukan nilai e/m dengan medan magnet. B. PERALATAN 1. Seperangkat peralatan e/m. Sumber

Lebih terperinci

Eksperimen e/m Elektron

Eksperimen e/m Elektron Eksperimen e/m Elektron Eksperimen e/m Elektron 1 Mei Budi Utami, Ninis Nurhidayah, 3 Erlin Nasocha, 4 Hanif Roikhatul J, 5 Oktaviana Retna Abstrak Laboratorium Fisika Modern, Departemen Fisika Fakultas

Lebih terperinci

RANCANG-BANGUN PIRANTI IDENTIFIKASI RADIASI ELEKTROMAGNETIK (KASUS DI SEKITAR BERKAS SINAR KATODA)

RANCANG-BANGUN PIRANTI IDENTIFIKASI RADIASI ELEKTROMAGNETIK (KASUS DI SEKITAR BERKAS SINAR KATODA) LAPORAN PENELITIAN HIBAH PENELITIAN PROGRAM SP4 Tahun anggaran 004 RANCANG-BANGUN PIRANTI IDENTIFIKASI RADIASI ELEKTROMAGNETIK (KASUS DI SEKITAR BERKAS SINAR KATODA) Oleh: Agus Purwanto Slamet MT Sumarna

Lebih terperinci

LAPORAN FISIKA EKSPERIMENTAL I

LAPORAN FISIKA EKSPERIMENTAL I LAPORAN FISIKA EKSPERIMENTAL I Eksperimen e/m Elektron Pelaksanaan Praktikum Hari : Rabu Tanggal: 7 April 2014 Jam : 10.40 12.20 Oleh : Nama : Novi Tri Nugraheni NIM : 081211333009 Anggota Kelompok : 1.

Lebih terperinci

DISTRIBUSI ENERGI ATOM BERDASARKAN TEMPERATUR PADA PERCOBAAN FRANK HERTZ

DISTRIBUSI ENERGI ATOM BERDASARKAN TEMPERATUR PADA PERCOBAAN FRANK HERTZ LAPORAN HASIL PENELITIAN PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN DISTRIBUSI ENERGI ATOM BERDASARKAN TEMPERATUR PADA PERCOBAAN FRANK HERTZ Oleh : Agus Purwanto Sumarna JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

Fisika Ujian Akhir Nasional Tahun 2003

Fisika Ujian Akhir Nasional Tahun 2003 Fisika Ujian Akhir Nasional Tahun 2003 UAN-03-01 Perhatikan tabel berikut ini! No. Besaran Satuan Dimensi 1 Momentum kg. ms 1 [M] [L] [T] 1 2 Gaya kg. ms 2 [M] [L] [T] 2 3 Daya kg. ms 3 [M] [L] [T] 3 Dari

Lebih terperinci

D. 6,25 x 10 5 J E. 4,00 x 10 6 J

D. 6,25 x 10 5 J E. 4,00 x 10 6 J 1. Besarnya usaha untuk menggerakkan mobil (massa mobil dan isinya adalah 1000 kg) dari keadaan diam hingga mencapai kecepatan 72 km/jam adalah... (gesekan diabaikan) A. 1,25 x 10 4 J B. 2,50 x 10 4 J

Lebih terperinci

D. 30 newton E. 70 newton. D. momentum E. percepatan

D. 30 newton E. 70 newton. D. momentum E. percepatan 1. Sebuah benda dengan massa 5 kg yang diikat dengan tali, berputar dalam suatu bidang vertikal. Lintasan dalam bidang itu adalah suatu lingkaran dengan jari-jari 1,5 m Jika kecepatan sudut tetap 2 rad/s,

Lebih terperinci

Dibuat oleh invir.com, dibikin pdf oleh

Dibuat oleh invir.com, dibikin pdf oleh 1. Air terjun setinggi 8 m dengan debit 10 m³/s dimanfaatkan untuk memutarkan generator listrik mikro. Jika 10% energi air berubah menjadi energi listrik dan g = 10m/s², daya keluaran generator listrik

Lebih terperinci

SOAL SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1984

SOAL SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1984 SOAL SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1984 BAGIAN KEARSIPAN SMA DWIJA PRAJA PEKALONGAN JALAN SRIWIJAYA NO. 7 TELP (0285) 426185) 1. Besarnya usaha untuk menggerakkan mobil

Lebih terperinci

2 A (C) - (D) - (E) -

2 A (C) - (D) - (E) - 01. Gaya F sebesar 12 N bekerja pada sebuah benda yang masanya m 1 menyebabkan percepatan sebesar 8 ms -2. Jika F bekerja pada benda yang bermassa m 2 maka percepatannya adalah 2m/s -2. Jika F bekerja

Lebih terperinci

SNMPTN 2011 FISIKA. Kode Soal Gerakan sebuah mobil digambarkan oleh grafik kecepatan waktu berikut ini.

SNMPTN 2011 FISIKA. Kode Soal Gerakan sebuah mobil digambarkan oleh grafik kecepatan waktu berikut ini. SNMPTN 2011 FISIKA Kode Soal 999 Doc. Name: SNMPTN2011FIS999 Version: 2012-10 halaman 1 01. Gerakan sebuah mobil digambarkan oleh grafik kecepatan waktu berikut ini. Percepatan ketika mobil bergerak semakin

Lebih terperinci

LATIHAN UAS 2012 LISTRIK STATIS

LATIHAN UAS 2012 LISTRIK STATIS Muatan Diskrit LATIHAN UAS 2012 LISTRIK STATIS 1. Dua buah bola bermuatan sama (2 C) diletakkan terpisah sejauh 2 cm. Gaya yang dialami oleh muatan 1 C yang diletakkan di tengah-tengah kedua muatan adalah...

Lebih terperinci

LATIHAN FISIKA DASAR 2012 LISTRIK STATIS

LATIHAN FISIKA DASAR 2012 LISTRIK STATIS Muatan Diskrit LATIHAN FISIKA DASAR 2012 LISTRIK STATIS 1. Ada empat buah muatan titik yaitu Q 1, Q 2, Q 3 dan Q 4. Jika Q 1 menarik Q 2, Q 1 menolak Q 3 dan Q 3 menarik Q 4 sedangkan Q 4 bermuatan negatif,

Lebih terperinci

D. 6 E. 8. v = 40ms -1 Ep =?

D. 6 E. 8. v = 40ms -1 Ep =? 1. Sebuah peluru dengan massa 20 gram ditembakkan dengan sudut elevasi 30 dan dengan kecepatan 40 m/s. Jika gesekan dengan udara diabaikan, maka energi potensial peluru (dalam joule) pada titik tertinggi...

Lebih terperinci

LAPORAN RESMI PRAKTEK KERJA LABORATORIUM 1

LAPORAN RESMI PRAKTEK KERJA LABORATORIUM 1 LAPORAN RESMI PRAKTEK KERJA LABORATORIUM 1 KODE: L - 4 JUDUL PERCOBAAN : ARUS DAN TEGANGAN PADA LAMPU FILAMEN TUNGSTEN DI SUSUN OLEH: TIFFANY RAHMA NOVESTIANA 24040110110024 LABORATORIUM FISIKA DASAR FAKULTAS

Lebih terperinci

SOAL UN FISIKA DAN PENYELESAIANNYA 2005

SOAL UN FISIKA DAN PENYELESAIANNYA 2005 2. 1. Seorang siswa melakukan percobaan di laboratorium, melakukan pengukuran pelat tipis dengan menggunakan jangka sorong. Dari hasil pengukuran diperoleh panjang 2,23 cm dan lebar 36 cm, maka luas pelat

Lebih terperinci

KEMAGNETAN. : Dr. Budi Mulyanti, MSi. Pertemuan ke-8

KEMAGNETAN. : Dr. Budi Mulyanti, MSi. Pertemuan ke-8 MATA KULIAH KODE MK Dosen : FISIKA DASAR II : EL-122 : Dr. Budi Mulyanti, MSi Pertemuan ke-8 CAKUPAN MATERI 1. MAGNET 2. FLUKS MAGNETIK 3. GAYA MAGNET PADA SEBUAH ARUS 4. MUATAN SIRKULASI 5. EFEK HALL

Lebih terperinci

Massa m Muatan q (±) Menghasilkan: Merasakan: Tinjau juga Dipol p. Menghasilkan: Merasakan:

Massa m Muatan q (±) Menghasilkan: Merasakan: Tinjau juga Dipol p. Menghasilkan: Merasakan: KEMAGNETAN Menu hari ini (2 minggu): Medan dan Gaya Magnet Medan Gravitasi Listrik Massa m Muatan q (±) Menghasilkan: Merasakan: Tinjau juga Dipol p Menghasilkan: Merasakan: Magnet Batang Kutub sejenis

Lebih terperinci

D. massa E. volume. D. mhv E. h/(mv) 3. Warna-warna yang tampak pada gelembung sabun menunjukkan gejala : A. diraksi B. refraksi C.

D. massa E. volume. D. mhv E. h/(mv) 3. Warna-warna yang tampak pada gelembung sabun menunjukkan gejala : A. diraksi B. refraksi C. 1. Besaran-besaran dibawah ini yang TIDAK merupakan besaran turunan adalah : A. momentum B. kecepatan C. gaya D. massa E. volume 2. Sebuah partikel yang mempunyai massa m bergerak dengan kecepatan v. Jika

Lebih terperinci

D. 80,28 cm² E. 80,80cm²

D. 80,28 cm² E. 80,80cm² 1. Seorang siswa melakukan percobaan di laboratorium, melakukan pengukuran pelat tipis dengan menggunakan jangka sorong. Dari hasil pengukuran diperoleh panjang 2,23 cm dan lebar 36 cm, maka luas pelat

Lebih terperinci

Pemutaran Bidang Getar Gelombang Elektromagnetik

Pemutaran Bidang Getar Gelombang Elektromagnetik Pemutaran Bidang Getar Gelombang Elektromagnetik Alwi Rofi i Shidiq dan Agus Purwanto Pusat Studi Getaran dan Bunyi, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY ABSTRAK Gelombang elektromagnetik terjadi karena bergetarnya

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN

SILABUS PEMBELAJARAN SILABUS PEMBELAJARAN Sekolah : SMA... Kelas / Semester : XII / I Mata Pelajaran : FISIKA Standar : 1. Menerapkan konsep dan prinsip gejala dalam menyelesaikan masalah 1.1 gejala dan ciriciri secara umum.

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 12 Fisika

Antiremed Kelas 12 Fisika Antiremed Kelas 12 Fisika Persiapan UAS Doc. Name: K13AR12FIS01UAS Version: 2015-11 halaman 1 01. Seorang pendengar A berada di antara suatu sumber bunyi S yang menghasilkan bunyi berfrekuensi f dan tembok

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA MUSYAWARAH KERJA KEPALA SEKOLAH (MKKS) SMA TRY OUT UJIAN NASIONAL 2010

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA MUSYAWARAH KERJA KEPALA SEKOLAH (MKKS) SMA TRY OUT UJIAN NASIONAL 2010 PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA MUSYAWARAH KERJA KEPALA SEKOLAH (MKKS) SMA TRY OUT UJIAN NASIONAL 200 Mata Pelajaran : Fisika Kelas : XII IPA Alokasi Waktu : 20 menit

Lebih terperinci

Magnetostatika. Agus Suroso. Fisika Teoretik Energi Tinggi dan Instrumentasi, Institut Teknologi Bandung. 20 Februari 2017

Magnetostatika. Agus Suroso. Fisika Teoretik Energi Tinggi dan Instrumentasi, Institut Teknologi Bandung. 20 Februari 2017 Magnetostatika Agus Suroso Fisika Teoretik Energi Tinggi dan Instrumentasi, Institut Teknologi Bandung 20 Februari 2017 Agus Suroso (FTETI-ITB) Magnetostatika 20 Feb 2017 1 / 28 Materi Definisi gaya Lorentz

Lebih terperinci

D. I, U, X E. X, I, U. D. 5,59 x J E. 6,21 x J

D. I, U, X E. X, I, U. D. 5,59 x J E. 6,21 x J 1. Bila sinar ultra ungu, sinar inframerah, dan sinar X berturut-turut ditandai dengan U, I, dan X, maka urutan yang menunjukkan paket (kuantum) energi makin besar ialah : A. U, I, X B. U, X, I C. I, X,

Lebih terperinci

D. 30 newton E. 70 newton. D. momentum E. percepatan

D. 30 newton E. 70 newton. D. momentum E. percepatan 1. Sebuah benda dengan massa 5 kg yang diikat dengan tali, berputar dalam suatu bidang vertikal. Lintasan dalam bidang itu adalah suatu lingkaran dengan jari-jari 1,5 m Jika kecepatan sudut tetap 2 rad/s,

Lebih terperinci

Pertanyaan Final (rebutan)

Pertanyaan Final (rebutan) Pertanyaan Final (rebutan) 1. Seseorang menjatuhkan diri dari atas atap sebuah gedung bertingkat yang cukup tinggi sambil menggenggam sebuah pensil. Setelah jatuh selama 2 sekon orang itu terkejut karena

Lebih terperinci

TOPIK 8. Medan Magnetik. Fisika Dasar II TIP, TP, UGM 2009 Ikhsan Setiawan, M.Si.

TOPIK 8. Medan Magnetik. Fisika Dasar II TIP, TP, UGM 2009 Ikhsan Setiawan, M.Si. TOPIK 8 Medan Magnetik Fisika Dasar II TIP, TP, UGM 2009 Ikhsan Setiawan, M.Si. ikhsan_s@ugm.ac.id Pencetak sidik jari magnetik. Medan Magnetik Medan dan Gaya Megnetik Gaya Magnetik pada Konduktor Berarus

Lebih terperinci

Magnetostatika. Agus Suroso. Fisika Teoretik Energi Tinggi dan Instrumentasi, Institut Teknologi Bandung. 23,24 Februari 2016

Magnetostatika. Agus Suroso. Fisika Teoretik Energi Tinggi dan Instrumentasi, Institut Teknologi Bandung. 23,24 Februari 2016 Magnetostatika Agus Suroso Fisika Teoretik Energi Tinggi dan Instrumentasi, Institut Teknologi Bandung 23,24 Februari 2016 Agus Suroso (FTETI-ITB) Magnetostatika 23,24 Feb 2016 1 / 28 Materi Definisi gaya

Lebih terperinci

drimbajoe.wordpress.com 1

drimbajoe.wordpress.com 1 1. Hasil pengukuran panjang dan lebar sebidang tanah berbentuk empat persegi panjang adalah 15,35 m dan 12,5 m. Luas tanah menurut aturan angka penting adalah... m 2 A. 191,875 B. 191,9 C. 191,88 D. 192

Lebih terperinci

BAHAN AJAR 4. Medan Magnet MATERI FISIKA SMA KELAS XII

BAHAN AJAR 4. Medan Magnet MATERI FISIKA SMA KELAS XII BAHAN AJAR 4 Medan Magnet MATERI FISIKA SMA KELAS XII GAYA LORENTZ Pada percobaan oersted telah dibuktikan pengaruh arus listrik terhadap kutub magnet, bagaimana pengaruh kutub magnet terhadap arus listrik

Lebih terperinci

BAB 20. KEMAGNETAN Magnet dan Medan Magnet Hubungan Arus Listrik dan Medan Magnet

BAB 20. KEMAGNETAN Magnet dan Medan Magnet Hubungan Arus Listrik dan Medan Magnet DAFTAR ISI DAFTAR ISI...1 BAB 20. KEMAGNETAN...2 20.1 Magnet dan Medan Magnet...2 20.2 Hubungan Arus Listrik dan Medan Magnet...2 20.3 Gaya Magnet...4 20.4 Hukum Ampere...9 20.5 Efek Hall...13 20.6 Quis

Lebih terperinci

A. 5 B. 4 C. 3 Kunci : D Penyelesaian : D. 2 E. 1. Di titik 2 terjadi keseimbangan intriksi magnetik karena : B x = B y

A. 5 B. 4 C. 3 Kunci : D Penyelesaian : D. 2 E. 1. Di titik 2 terjadi keseimbangan intriksi magnetik karena : B x = B y 1. x dan y adalah dua kawat yang dialiri arus sama, dengan arah menuju pembaca. Supaya tidak dipengaruhi oleh medan magnetik, sebuah kompas harus diletakkan di titik... A. 5 B. 4 C. 3 Kunci : D D. 2 E.

Lebih terperinci

Fisika UMPTN Tahun 1986

Fisika UMPTN Tahun 1986 Fisika UMPTN Tahun 986 UMPTN-86-0 Sebuah benda dengan massa kg yang diikat dengan tali, berputar dalam suatu bidang vertikal. Lintasan dalam bidang itu adalah suatu lingkaran dengan jari-jari, m. Jika

Lebih terperinci

Gaya Lorentz. 1. Menerapkan konsep kelistrikan dan kemagnetan dalam berbagai penyelesaian masalah dan produk teknologi

Gaya Lorentz. 1. Menerapkan konsep kelistrikan dan kemagnetan dalam berbagai penyelesaian masalah dan produk teknologi ruang / daerah di sekitar magnet dimana benda-benda magnetik yang diletakkan di daerah ini masih dipengaruhi oleh magnet tersebut medan magnetik di sekitar kawat lurus berarus listrik medan magnetik di

Lebih terperinci

PENEMUAN RADIOAKTIVITAS. Sulistyani, M.Si.

PENEMUAN RADIOAKTIVITAS. Sulistyani, M.Si. PENEMUAN RADIOAKTIVITAS Sulistyani, M.Si. Email: sulistyani@uny.ac.id SINAR KATODE Penemuan sinar katode telah menginspirasi penemuan sinar-x dan radioaktivitas Sinar katode ditemukan oleh J.J Thomson

Lebih terperinci

ARSIP SOAL UJIAN NASIONAL FISIKA (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1996

ARSIP SOAL UJIAN NASIONAL FISIKA (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1996 ARSIP SOAL UJIAN NASIONAL FISIKA (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1996 BAGIAN KEARSIPAN SMA DWIJA PRAJA PEKALONGAN JALAN SRIWIJAYA NO. 7 TELP (0285) 426185) 1. Kelompok besaran berikut yang merupakan besaran

Lebih terperinci

MEDAN IMBAS MAGNET I. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM

MEDAN IMBAS MAGNET I. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM MEDAN IMBAS MAGNET I. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM Setelah mengikuti praktikum ini, mahasiswa akan mampu memahami bahwa arus listrik dapat menimbulkan medan magnet II. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS 1. Menyelidiki

Lebih terperinci

Kumpulan Soal Fisika Dasar II. Universitas Pertamina ( , 2 jam)

Kumpulan Soal Fisika Dasar II. Universitas Pertamina ( , 2 jam) Kumpulan Soal Fisika Dasar II Universitas Pertamina (16-04-2017, 2 jam) Materi Hukum Biot-Savart Hukum Ampere GGL imbas Rangkaian AC 16-04-2017 Tutorial FiDas II [Agus Suroso] 2 Hukum Biot-Savart Hukum

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 12 Fisika

Antiremed Kelas 12 Fisika Antiremed Kelas 12 Fisika Persiapan UAS 1 Doc. Name: AR12FIS01UAS Version: 2016-09 halaman 1 01. Sebuah bola lampu yang berdaya 120 watt meradiasikan gelombang elektromagnetik ke segala arah dengan sama

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Atom berasal dari bahasa Yunani atomos yang artinya tidak dapat dibagi-bagi lagi.

PENDAHULUAN. Atom berasal dari bahasa Yunani atomos yang artinya tidak dapat dibagi-bagi lagi. PENDAHULUAN Atom berasal dari bahasa Yunani atomos yang artinya tidak dapat dibagi-bagi lagi. Demokritus (460-370-S.M) Bagian terkecil yang tidak dapat dibagi lagi disebut: ATOM Konsep atom yang dikemukakan

Lebih terperinci

drimbajoe.wordpress.com

drimbajoe.wordpress.com 1. Suatu bidang berbentuk segi empat setelah diukur dengan menggunakan alat ukur yang berbeda, diperoleh panjang 5,45 cm, lebar 6,2 cm, maka luas pelat tersebut menurut aturan penulisan angka penting adalah...

Lebih terperinci

UM UGM 2017 Fisika. Soal

UM UGM 2017 Fisika. Soal UM UGM 07 Fisika Soal Doc. Name: UMUGM07FIS999 Version: 07- Halaman 0. Pada planet A yang berbentuk bola dibuat terowongan lurus dari permukaan planet A yang menembus pusat planet dan berujung di permukaan

Lebih terperinci

BAB 1 PERKEMBANGAN TEORI ATOM

BAB 1 PERKEMBANGAN TEORI ATOM BAB 1 PERKEMBANGAN TEORI ATOM 1.1 Teori Atom Perkembangan teori atom merupakan sumbangan pikiran dari banyak ilmuan. Konsep dari suatu atom bukanlah hal yang baru. Ahli-ahli filsafah Yunani pada tahun

Lebih terperinci

UN SMA IPA 2008 Fisika

UN SMA IPA 2008 Fisika UN SMA IPA 008 Fisika Kode Soal P67 Doc. Version : 0-06 halaman 0. Tebal pelat logam diukur dengan mikrometer skrup seperti gambar Tebal pelat logam adalah... (A) 4,8 mm (B) 4,90 mm (C) 4,96 mm (D) 4,98

Lebih terperinci

Kelas XII Semester 1

Kelas XII Semester 1 MEDAN MAGNET Kelas XII Semester 1 MEDAN MAGNET Standart Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Materi STANDART KOMPETENSI Kelas XII 2 Semester 1 Menerapkan konsep kelistrikan dan kemagnetan dalam berbagai

Lebih terperinci

e. muatan listrik menghasilkan medan listrik dari... a. Faraday d. Lenz b. Maxwell e. Hertz c. Biot-Savart

e. muatan listrik menghasilkan medan listrik dari... a. Faraday d. Lenz b. Maxwell e. Hertz c. Biot-Savart 1. Hipotesis tentang gejala kelistrikan dan ke-magnetan yang disusun Maxwell ialah... a. perubahan medan listrik akan menghasilkan medan magnet b. di sekitar muatan listrik terdapatat medan listrik c.

Lebih terperinci

Fisika EBTANAS Tahun 1996

Fisika EBTANAS Tahun 1996 Fisika EBTANAS Tahun 1996 EBTANAS-96-01 Di bawah ini yang merupakan kelompok besaran turunan A. momentum, waktu, kuat arus B. kecepatan, usaha, massa C. energi, usaha, waktu putar D. waktu putar, panjang,

Lebih terperinci

Dualisme Partikel Gelombang

Dualisme Partikel Gelombang Dualisme Partikel Gelombang Agus Suroso Fisika Teoretik Energi Tinggi dan Instrumentasi, Institut Teknologi Bandung agussuroso10.wordpress.com, agussuroso@fi.itb.ac.id 19 April 017 Pada pekan ke-10 kuliah

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM FISIKA MODERN PERCOBAAN THOMSON e/m

MODUL PRAKTIKUM FISIKA MODERN PERCOBAAN THOMSON e/m MODUL PAKTKUM FSKA MODE PECOAA THOMSO e/m A. TUJUA PECOAA 1. Menganalisis hubungan nilai medan magnet pada kumparan Helmhltz terhadap jari-jari berkas elektrn. Menganalisis hubungan tegangan listrik anda

Lebih terperinci

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008 UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 007/008 PANDUAN MATERI SMA DAN MA F I S I K A PROGRAM STUDI IPA PUSAT PENILAIAN PENDIDIKAN BALITBANG DEPDIKNAS KATA PENGANTAR Dalam rangka sosialisasi kebijakan dan persiapan

Lebih terperinci

PREDIKSI UN FISIKA V (m.s -1 ) 20

PREDIKSI UN FISIKA V (m.s -1 ) 20 PREDIKSI UN FISIKA 2013 1. Perhatikan gambar berikut Hasil pengukuran yang bernar adalah. a. 1,23 cm b. 1,23 mm c. 1,52mm d. 1,73 cm e. 1,73 mm* 2. Panjang dan lebar lempeng logam diukur dengan jangka

Lebih terperinci

K13 Revisi Antiremed Kelas 12 Fisika

K13 Revisi Antiremed Kelas 12 Fisika K13 Revisi Antiremed Kelas 12 Fisika Medan Magnet - Latihan Soal Doc. Name: RK13AR12FIS0301 Version: 2016-10 halaman 1 01. Medan magnet dapat ditimbulkan oleh: (1) muatan listrik yang bergerak (2) konduktor

Lebih terperinci

Fungsi Kerja Dan Tetapan Planck Bedasarkan Efek Fotolistrik

Fungsi Kerja Dan Tetapan Planck Bedasarkan Efek Fotolistrik Fungsi Kerja Dan Tetapan Planck Bedasarkan Efek Fotolistrik Intan Masruroh S, Anita susanti, Reza Ruzuqi, dan Zaky alam Laboratorium Fisika Radiasi, Departement Fisika, Fakultas Sains dan Terknologi, Universitas

Lebih terperinci

PREDIKSI 4. bergerak konstan selama 2 sekon. Grafik kecepatan terhadap t dari perjalanan orang tersebut yang benar adalah..

PREDIKSI 4. bergerak konstan selama 2 sekon. Grafik kecepatan terhadap t dari perjalanan orang tersebut yang benar adalah.. PREDIKSI 4 1. Perhatikan gambar hasil pengukuran tebal balok kayu dengan menggunakan Jangka Sorong dibawah ini. Hasil pengukuran tebal yang diperoleh adalah... A. 5,09 cm B. 5,19 cm C. 5,20 cm D. 5,29

Lebih terperinci

KUMPULAN SOAL FISIKA KELAS XII

KUMPULAN SOAL FISIKA KELAS XII KUMPULAN SOAL FISIKA KELAS XII Nada-Nada Pipa Organa dan Dawai Soal No. 1 Sebuah pipa organa yang terbuka kedua ujungnya memiliki nada dasar dengan frekuensi sebesar 300 Hz. Tentukan besar frekuensi dari

Lebih terperinci

LATIHAN UJIAN NASIONAL

LATIHAN UJIAN NASIONAL LATIHAN UJIAN NASIONAL 1. Seorang siswa menghitung luas suatu lempengan logam kecil berbentuk persegi panjang. Siswa tersebut menggunakan mistar untuk mengukur panjang lempengan dan menggunakan jangka

Lebih terperinci

SNMPTN 2011 Fisika KODE: 559

SNMPTN 2011 Fisika KODE: 559 SNMPTN 2011 Fisika KODE: 559 SOAL PEMBAHASAN 1. Gerakan sebuah mobil digambarkan oleh grafik kecepatan waktu berikut ini. 1. Jawaban: DDD Percepatan ketika mobil bergerak semakin cepat adalah. (A) 0,5

Lebih terperinci

1. Persamaan keadaan gas ideal ditulis dalam bentuk = yang tergantung kepada : A. jenis gas B. suhu gas C. tekanan gas

1. Persamaan keadaan gas ideal ditulis dalam bentuk = yang tergantung kepada : A. jenis gas B. suhu gas C. tekanan gas 1. Persamaan keadaan gas ideal ditulis dalam bentuk = yang tergantung kepada : jenis gas suhu gas tekanan gas D. volume gas E. banyak partikel 2. Seorang anak duduk di atas kursi pada roda yang berputar

Lebih terperinci

PERUBAHAN KUAT MEDAN MAGNET SEBAGAI FUNGSI JUMLAH LILITAN PADA KUMPARAN HELMHOLTZ

PERUBAHAN KUAT MEDAN MAGNET SEBAGAI FUNGSI JUMLAH LILITAN PADA KUMPARAN HELMHOLTZ Jurnal Komunikasi Fisika Indonesia (KFI) Jurusan Fisika FMIPA Univ. Riau Pekanbaru. Edisi April 2016. ISSN.1412-2960 PERUBAHAN KUAT MEDAN MAGNET SEBAGAI FUNGSI JUMLAH LILITAN PADA KUMPARAN HELMHOLTZ Salomo,

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - MEDAN MAGNET - MEDAN MAGNET

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - MEDAN MAGNET - MEDAN MAGNET LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR Diberikan Tanggal :. Dikumpulkan Tanggal : Nama : Kelas/No : / Medan Magnet - - MEDAN MAGNET - MEDAN MAGNET A. Medan Magnet 1. Medan Magnet oleh arus listrik

Lebih terperinci

MAGNETAN MENENTUKAN MEDAN MAGNET BUMI PADA PERCOBAAN MEDAN MAGNET DI SEKITAR KAWAT BERARUS

MAGNETAN MENENTUKAN MEDAN MAGNET BUMI PADA PERCOBAAN MEDAN MAGNET DI SEKITAR KAWAT BERARUS 4 KEMAGNET MAGNETAN AN PROBLEM 1. MENENTUKAN MEDAN MAGNET BUMI PADA PERCOBAAN MEDAN MAGNET DI SEKITAR KAWAT BERARUS Mulanya gejala kelistrikan dan kemagnetan dianggap sebagai dua hal yang terpisah hingga

Lebih terperinci

UN SMA IPA 2008 Fisika

UN SMA IPA 2008 Fisika UN SMA IPA 2008 Fisika Kode Soal P67 Doc. Name: UNSMAIPA2008FISP67 Doc. Version : 2011-06 halaman 1 01. Tebal pelat logam diukur dengan mikrometer skrup seperti gambar Tebal pelat logam adalah... (A) 4,85

Lebih terperinci

IR. STEVANUS ARIANTO 1

IR. STEVANUS ARIANTO 1 8/7/017 PNDAHULUAN TORI ATOM DALTON KLMAHAN TORI ATOM DALTON SINAR KATODA SIFAT SINAR KATODA TORI ATOM JJ.THOMSON HAMBURAN SINAR ALFA TORI ATOM RUTHRFORD KLMAHAN TORI ATOM RUTHRFORD SPKTRUM UAP HIDROGN

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 12 Fisika

Antiremed Kelas 12 Fisika Antiremed Kelas 12 Fisika Persiapan UAS 2 Doc. Name: AR12FIS02UAS Version : 2016-09 halaman 1 01. Batas ambang frekuensi dari seng untuk efek fotolistrik adalah di daerah sinar ultraviolet. Manakah peristiwa

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 12 Fisika

Antiremed Kelas 12 Fisika Antiremed Kelas 12 Fisika Fisika Kuantum - Latihan Soal Doc. Name: AR12FIS0799 Version: 2012-09 halaman 1 01. Daya radiasi benda hitam pada suhu T 1 besarnya 4 kali daya radiasi pada suhu To, maka T 1

Lebih terperinci

Prediksi 1 UN SMA IPA Fisika

Prediksi 1 UN SMA IPA Fisika Prediksi UN SMA IPA Fisika Kode Soal Doc. Version : 0-06 halaman 0. Dari hasil pengukuran luas sebuah lempeng baja tipis, diperoleh, panjang = 5,65 cm dan lebar 0,5 cm. Berdasarkan pada angka penting maka

Lebih terperinci

Fisika Modern (Teori Atom)

Fisika Modern (Teori Atom) Fisika Modern (Teori Atom) 13:05:05 Sifat-Sifat Atom Atom stabil adalah atom yang memiliki muatan listrik netral. Atom memiliki sifat kimia yang memungkinkan terjadinya ikatan antar atom. Atom memancarkan

Lebih terperinci

Transducer merupakan suatu perangkat / alat yang dapat merobah suatu besaran menjadi besaran lain, atau sebaliknya.

Transducer merupakan suatu perangkat / alat yang dapat merobah suatu besaran menjadi besaran lain, atau sebaliknya. III. TRANSDUCER III.1. PENGERTIAN DAN MACAM TRANSDUCER Transducer merupakan suatu perangkat / alat yang dapat merobah suatu besaran menjadi besaran lain, atau sebaliknya. BESARAN NON LISTRIK TRANSDUCER

Lebih terperinci

D. -5 m/s dan 15 m/s E. -25 m/s dan 10 m/s. tumbukan lenting sempurna berarti e = 1 Ditanyakan kecepatan akhir setelah tumbukan?

D. -5 m/s dan 15 m/s E. -25 m/s dan 10 m/s. tumbukan lenting sempurna berarti e = 1 Ditanyakan kecepatan akhir setelah tumbukan? 1. Dua buah benda dengan massa sama, kecepatan masing-masing 10 m/s dan 20 m/s. Kedua benda dari arah berlawanan, bertumbukan lenting sempurna. Kecepatan masing-masing benda setelah tumbukan adalah...

Lebih terperinci

UN SMA IPA 2013 Fisika

UN SMA IPA 2013 Fisika UN SMA IPA 2013 Fisika Kode Soal Doc. Name: UNSMAIPA2013FIS Doc. Version : 2013-05 halaman 1 01. Seorang siswa mengukur ketebalan buku menggunakan mikrometer sekrup yang ditunjukkan pada gambar. Hasil

Lebih terperinci

Latihan Soal UAS Fisika Panas dan Gelombang

Latihan Soal UAS Fisika Panas dan Gelombang Latihan Soal UAS Fisika Panas dan Gelombang 1. Grafik antara tekanan gas y yang massanya tertentu pada volume tetap sebagai fungsi dari suhu mutlak x adalah... a. d. b. e. c. Menurut Hukum Gay Lussac menyatakan

Lebih terperinci

Fungsi distribusi spektrum P (λ,t) dapat dihitung dari termodinamika klasik secara langsung, dan hasilnya dapat dibandingkan dengan Gambar 1.

Fungsi distribusi spektrum P (λ,t) dapat dihitung dari termodinamika klasik secara langsung, dan hasilnya dapat dibandingkan dengan Gambar 1. Fungsi distribusi spektrum P (λ,t) dapat dihitung dari termodinamika klasik secara langsung, dan hasilnya dapat dibandingkan dengan Gambar 1. Hasil perhitungan klasik ini dikenal sebagai Hukum Rayleigh-

Lebih terperinci

V. Medan Magnet. Ditemukan sebuah kota di Asia Kecil (bernama Magnesia) lebih dahulu dari listrik

V. Medan Magnet. Ditemukan sebuah kota di Asia Kecil (bernama Magnesia) lebih dahulu dari listrik V. Medan Magnet Ditemukan sebuah kota di Asia Kecil (bernama Magnesia) lebih dahulu dari listrik Di tempat tersebut ada batu-batu yang saling tarik menarik. Magnet besar Bumi [sudah dari dahulu dimanfaatkan

Lebih terperinci

Copyright all right reserved

Copyright  all right reserved Latihan Soal UN SMA / MA 2011 Program IPA Mata Ujian : Fisika Jumlah Soal : 20 1. Gas helium (A r = gram/mol) sebanyak 20 gram dan bersuhu 27 C berada dalam wadah yang volumenya 1,25 liter. Jika tetapan

Lebih terperinci

D. (1) dan (3) E. (2)

D. (1) dan (3) E. (2) 1. Perhatikan gambar percobaan vektor gaya resultan dengan menggunakan 3 neraca pegas berikut ini : Yang sesuai dengan rumus vektor gaya resultan secara analisis adalah gambar... A. (1), (2) dan (3) B.

Lebih terperinci

SOAL SOAL TERPILIH 1 SOAL SOAL TERPILIH 2

SOAL SOAL TERPILIH 1 SOAL SOAL TERPILIH 2 SOAL SOAL TERPILIH 1 1. Sebuah kumparan mempunyai 50 lilitan dalam waktu 0,02 s kumparan dimasuki fluks 310 mwb, yang kemudian turun hingga 100 mwb. Berapakah GGL induksi rata rata yang dibangkitkan oleh

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN FISIKA BAB XIV ARUS BOLAK BALIK Prof. Dr. Susilo, M.S KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

Lebih terperinci

Dibuat oleh invir.com, dibikin pdf oleh

Dibuat oleh invir.com, dibikin pdf oleh 1. Energi getaran selaras : A. berbanding terbalik dengan kuadrat amplitudonya B. berbanding terbalik dengan periodanya C. berbanding lurus dengan kuadrat amplitudonya. D. berbanding lurus dengan kuadrat

Lebih terperinci

Mata Pelajaran : FISIKA

Mata Pelajaran : FISIKA Mata Pelajaran : FISIKA Kelas/ Program : XII IPA Waktu : 90 menit Petunjuk Pilihlah jawaban yang dianggap paling benar pada lembar jawaban yang tersedia (LJK)! 1. Hasil pengukuran tebal meja menggunakan

Lebih terperinci

PROBLEM SOLVING EKSPERIMEN FISIKA DASAR II MAGNET

PROBLEM SOLVING EKSPERIMEN FISIKA DASAR II MAGNET 4 MAGNET Kemampuan yang dikembangkan: - Mampu membuat rangkaian listrik. - Mampu merancang rangkaian untuk eksperimen medan magnet di sekitar kawat lurus berarus. - Mampu merancang rangkaian untuk eksperimen

Lebih terperinci

Pilihlah Jawaban yang Tepat.

Pilihlah Jawaban yang Tepat. Pilihlah Jawaban yang Tepat. 1. Panjang suatu benda yang diukur dengan jangka sorong diperlihatkan gambar di bawah ini. 4 cm 5 cm 0 5 10 Berdasarkan gambar di atas panjang benda adalah : A. 4,56 cm B.

Lebih terperinci

Theory Indonesian (Indonesia) Sebelum kalian mengerjakan soal ini, bacalah terlebih dahulu Instruksi Umum yang ada pada amplop terpisah.

Theory Indonesian (Indonesia) Sebelum kalian mengerjakan soal ini, bacalah terlebih dahulu Instruksi Umum yang ada pada amplop terpisah. Q3-1 Large Hadron Collider (10 poin) Sebelum kalian mengerjakan soal ini, bacalah terlebih dahulu Instruksi Umum yang ada pada amplop terpisah. Pada soal ini, kita akan mendiskusikan mengenai fisika dari

Lebih terperinci

Fisika EBTANAS Tahun 1986

Fisika EBTANAS Tahun 1986 Fisika EBTANAS Tahun 1986 EBTANAS-86-01 Pada pengukuran panjang benda, diperoleh hasil pengukuran 0,07060 m. Banyaknya angka penting hasil pengukuran tersebut adalah dua tiga C. empat D. lima E. enam EBTANAS-86-0

Lebih terperinci

ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL 2015 KELAS XII. Medan Magnet

ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL 2015 KELAS XII. Medan Magnet ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL 2015 KELAS XII gaya F. Jika panjang kawat diperpendek setengah kali semula dan kuat arus diperbesar dua kali semula, maka besar gaya yang dialami kawat adalah. Medan Magnet

Lebih terperinci

Xpedia Fisika. Soal Fismod 2

Xpedia Fisika. Soal Fismod 2 Xpedia Fisika Soal Fismod Doc. Name: XPPHY050 Version: 013-04 halaman 1 01. Peluruhan mana yang menyebabkan jumlah neutron di inti berkurang sebanyak satu? 0. Peluruhan mana yang menyebabkan identitas

Lebih terperinci

D. 85 N E. 100 N. Kunci : E Penyelesaian : Kita jabarkan ketiga Vektor ke sumbu X dan dan sumbu Y, lihat gambar di bawah ini :

D. 85 N E. 100 N. Kunci : E Penyelesaian : Kita jabarkan ketiga Vektor ke sumbu X dan dan sumbu Y, lihat gambar di bawah ini : 1. Tiga buah vektor gaya masing-masing F 1 = 30 N, F 2 = 70 N, dan F 3 = 30 N, disusun seperti pada gambar di atas. Besar resultan ketiga vektor tersebut adalah... A. 0 N B. 70 N C. 85 N D. 85 N E. 100

Lebih terperinci

1. Pengukuran tebal sebuah logam dengan jangka sorong ditunjukkan 2,79 cm,ditentikan gambar yang benar adalah. A

1. Pengukuran tebal sebuah logam dengan jangka sorong ditunjukkan 2,79 cm,ditentikan gambar yang benar adalah. A PREDIKSI 7 1. Pengukuran tebal sebuah logam dengan jangka sorong ditunjukkan 2,79 cm,ditentikan gambar yang benar adalah. A B C D E 2. Pak Pos mengendarai sepeda motor ke utara dengan jarak 8 km, kemudian

Lebih terperinci

UJIAN NASIONAL TP 2008/2009

UJIAN NASIONAL TP 2008/2009 UJIN NSIONL TP 2008/2009 1. aim mengukur diameter sebuah koin dengan menggunakan jangka sorong seperti pada gambar. esar diameter koin adalah. 1 2 a. 2,10 cm b. 1,74 cm c. 1,70 cm d. 1,25 cm e. 1,20 cm

Lebih terperinci

ARSIP SOAL UJIAN NASIONAL FISIKA (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1991

ARSIP SOAL UJIAN NASIONAL FISIKA (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1991 ARSIP SOAL UJIAN NASIONAL FISIKA (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1991 BAGIAN KEARSIPAN SMA DWIJA PRAJA PEKALONGAN JALAN SRIWIJAYA NO. 7 TELP (0285) 426185) 1. Perhatikan gambar di bawah ini! Bila efisiensi

Lebih terperinci

SANGAT RAHASIA. 30 o. DOKUMEN ASaFN 2. h = R

SANGAT RAHASIA. 30 o. DOKUMEN ASaFN 2. h = R DOKUMEN ASaFN. Sebuah uang logam diukur ketebalannya dengan menggunakan jangka sorong dan hasilnya terlihat seperti pada gambar dibawah. Ketebalan uang tersebut adalah... A. 0,0 cm B. 0, cm C. 0, cm D.

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN FISIKA BAB XII LISTRIK MAGNET Prof. Dr. Susilo, M.S KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

Lebih terperinci

FISIKA SMA MODUL. Tim Akademik - PT Rezeki Lancar Terus

FISIKA SMA MODUL. Tim Akademik - PT Rezeki Lancar Terus FISIKA MODUL SMA Tim Akademik - PT Rezeki Lancar Terus 1 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2002 TENTANG HAK CIPTA PASAL 72 KETENTUAN PIDANA SANKSI PELANGGARAN 1. Barang siapa dengan sengaja

Lebih terperinci

PR ONLINE MATA UJIAN: FISIKA (KODE A07)

PR ONLINE MATA UJIAN: FISIKA (KODE A07) PR ONLINE MATA UJIAN: FISIKA (KODE A07) 1. Gambar di samping ini menunjukkan hasil pengukuran tebal kertas karton dengan menggunakan mikrometer sekrup. Hasil pengukurannya adalah (A) 4,30 mm. (D) 4,18

Lebih terperinci

UN SMA IPA 2009 Fisika

UN SMA IPA 2009 Fisika UN SMA IPA 009 isika Kode Soal P88 Doc. Version : 0-06 halaman 0. itria melakukan perjalanan napak tilas dimulai dari titik A ke titik B : 600 m arah utara; ke titik C 400 m arah barat; ke titik D 00 m

Lebih terperinci

ANALISA FOTO POLA DIFRAKSI ELEKTRON UNTUK PENGUKURAN JARAK ANTAR BIDANG KRISTAL KARBON

ANALISA FOTO POLA DIFRAKSI ELEKTRON UNTUK PENGUKURAN JARAK ANTAR BIDANG KRISTAL KARBON ANALISA FOTO POLA DIFRAKSI ELEKTRON UNTUK PENGUKURAN JARAK ANTAR BIDANG KRISTAL KARBON Elisabeth Dian Atmajati, Kintan Limiansih, Ign Edi Santosa Pendidikan Fisika, Universitas Sanata Dharma Paingan, Maguwohardjo,

Lebih terperinci

C20 FISIKA SMA/MA IPA. 1. Hasil pengukuran diameter suatu benda menggunakan jangka sorong ditunjukkan oleh gambar berikut.

C20 FISIKA SMA/MA IPA. 1. Hasil pengukuran diameter suatu benda menggunakan jangka sorong ditunjukkan oleh gambar berikut. 1 1. Hasil pengukuran diameter suatu benda menggunakan jangka sorong ditunjukkan oleh gambar berikut. Rentang hasil pengkuran diameter di atas yang memungkinkan adalah. A. 5,3 cm sampai dengan 5,35 cm

Lebih terperinci

SOAL UN FISIKA DAN PENYELESAIANNYA 2008

SOAL UN FISIKA DAN PENYELESAIANNYA 2008 1. Untuk mengukur tebal sebuah balok kayu digunakan jangka sorong seperti gambar. Tebal balok kayu adalah... A. 0,31 cm D. 0,55 cm B. 0,40 cm E. 0,60 cm C. 0,50 cm Perhatikan gambar di atas! Dari gambar

Lebih terperinci