BAB VIII RENCANA SISTEM MONITORING DAN EVALUASI
|
|
- Suparman Cahyadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB VIII RENCANA SISTEM MONITORING DAN EVALUASI 8.1. Mekanisme dan Prosedur Monitoring dan Evaluasi Agar dalam pelaksanaan monitoring dan evaluasi, dapat berjalan dengan baik maka prosedur yang harus diikuti dimulai dari pengumpulan data, pelaporan, diseminasi informasi, pemanfaatan dan umpan balik. a. Pengumpulan Data Pengumpulan data merupakan langkah mendasar dari upaya pemantauan dan evaluasi penanggulangan kemiskinan. Data dan informasi yang dikumpulkan mencakup berbagai indikator sosial ekonomi yang dapat memberikan pemahaman akurat tentang kondisi masyarakat miskin, dan data/informasi kinerja kebijakan/program penanggulangan kemiskinan yang dapat memberikan gambaran status dan pencapaian upaya pemenuhan hak-hak dasar masyarakat miskin, karena penyediaan data secara baik dan valid menunjukkan bahwa pemantauan dan evaluasi kegiatan telah terlaksana dengan baik. Adapun data dan informasi yang diperlukan dalam rangka monitoring dan evaluasi penanggulangan kemiskinan diperoleh dari: 1. Hasil laporan rutin SKPD pelaksana kebijakan dan program; 2. Hasil pendataan oleh Kantor Badan Pusat Statistik, Kantor Badan Koordinasi Keluarga Berencana dan lembaga pengumpul data lainnya; 3. Hasil penelitian dan kajian kemiskinan partisipatif yang dilakukan oleh perguruan tinggi, lembaga swadaya masyarakat dan lembaga penelitian; 4. Hasil pemberitaan media; 5. Hasil laporan dari masyarakat. b. Pelaporan Pelaporan hasil monitoring dan evaluasi penanggulangan kemiskinan dilakukan untuk memperoleh gambaran tentang kondisi kemiskinan dan kinerja kebijakan/program secara obyektif dan sistematik. Pelaporan dilakukan oleh semua pihak yang terlibat sebagai pelaku monitoring dan evaluasi penanggulangan kemiskinan, baik institusi pemerintah maupun non pemerintah.
2 Laporan yang dihasilkan oleh berbagai pihak tersebut harus diverifikasi dan dikonsolidasi agar menghasilkan informasi yang akurat dan sistematis. Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Kota Solok (TKPK) memfasilitasi kegiatan verifikasi dan konsolidasi laporan monitoring dan evaluasi penanggulangan kemiskinan, baik yang dilakukan oleh pemerintah maupun non pemerintah. Laporan tersebut akan disampaikan kepada Forum Konsultasi Monev KPK (yang merupakan forum lintas-pelaku), sebagai bahan untuk melakukan penilaian terhadap pelaksanaan strategi, kebijakan dan program penanggulangan kemiskinan nasional, untuk kemudian diambil rekomendasi kebijakan untuk menyikapinya. Selanjutnya hasil-hasil monev dilaporkan kepada Walikota untuk kemudian dibahas bersama DPRD. Disamping itu laporan hasil-hasil monev disampaikan ke berbagai lembaga terkait, baik lembaga pemerintah, lembaga non pemerintah maupun lembaga donor, serta dipublikasikan kepada masyarakat luas. Pelaporan hasil monitoring dan evaluasi penanggulangan kemiskinan dilakukan secara teratur dan berkala serta disusun dalam bentuk laporan lengkap dan laporan populer yang sederhana, menarik, dan mudah dipahami serta mudah diakses oleh publik. Pelaporan hasil-hasil monev disesuaikan dengan proses perencanaan pembangunan nasional, baik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) maupun Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). c. Diseminasi Hasil monitoring dan evaluasi penanggulangan kemiskinan menjadi hak publik yang dapat diakses secara terbuka, cepat dan mudah. Oleh sebab itu, hasil laporan monitoring dan evaluasi penanggulangan kemiskinan perlu didesiminasikan kepada para pengambil keputusan, media massa dan masyarakat luas melalui berbagai saluran informasi seperti media cetak, media elektronik, dan media komunikasi lain yang mudah diakses oleh publik. d. Pemanfaatan dan Tindak Lanjut Hasil temuan dari kegiatan monitoring dan evaluasi dapat dimanfaatkan untuk berbagai tujuan: 1. Memberikan umpan balik bagi perbaikan kebijakan dan program penanggulangan kemiskinan. 2. Melakukan pengarusutamaan dan sinkronisasi berbagai kebijakan dan program.
3 3. Meningkatkan keterbukaan pengelolaan pertanggungjawaban publik terhadap pelaksanaan kebijakan dan program. Keberhasilan pelaksanaan monitoring dan evaluasi perlu dilandasi oleh kejujuran, motivasi dan kesungguhan yang kuat dari para pelaku. Selain itu, prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan monitoring dan evaluasi kebijakan penanggulangan kemiskinan adalah: 1. Obyektif dan profesional Pelaksanaan monitoring dan evaluasi dilakukan secara profesional berdasarkan analisis data yang lengkap dan akurat agar menghasilkan penilaian secara obyektif dan masukan yang tepat terhadap pelaksanaan kebijakan penanggulangan kemiskinan. 2. Transparan Pelaksanaan monitoring dan evaluasi dilakukan secara terbuka dan dilaporkan secara luas melalui berbagai media yang ada agar masyarakat dapat mengakses dengan mudah tentang informasi dan hasil kegiatan monitoring dan evaluasi. 3. Partisipatif Pelaksanaan kegiatan monitoring dan evaluasi dilakukan dengan melibatkan secara aktif dan interaktif para pelaku penanggulangan kemiskinan, termasuk masyarakat miskin itu sendiri. 4. Akuntabel Pelaksanaan monitoring dan evaluasi harus dapat dipertanggungjawabkan secara internal maupun eksternal. 5. Tepat waktu Pelaksanaan monitoring dan evaluasi harus dilakukan sesuai dengan waktu yang dijadwalkan. 6. Berkesinambungan Pelaksanaan monitoring dan evaluasi dilakukan secara berkesinambungan agar dapat dimanfaatkan sebagai umpan balik bagi penyempurnaan kebijakan. 7. Berbasis indikator kinerja Pelaksanaan monitoring dan evaluasi dilakukan berdasarkan kriteria atau indikator kinerja, baik indikator masukan, proses, keluaran, manfaat maupun dampak.
4 Monitoring dan evaluasi pelaksanaan strategi penanggulangan kemiskinan memerlukan data dan informasi yang akurat, relevan dan lengkap. Kegiatan monitoring diperlukan untuk mencatat perkembangan kondisi kemiskinan, memantau proses dan kemajuan pelaksanaan kebijakan secara terus-menerus, mengidentifikasi masalah dan penyimpangan yang muncul, merumuskan pemecahan masalah, dan membuat laporan kemajuan secara rutin dalam kurun waktu yang pendek. Tatanan kelembagaan monitoring dan evaluasi penanggulangan kemiskinan di Kota Solok pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan daerah lain ataupun di pusat, dimana Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK) menjadi penanggung jawabnya. TKPK memfasilitasi forum konsultasi monitoring dan evaluasi penanggulangan kemiskinan daerah yang merupakan institusi tertinggi untuk pengkajian dan pengambilan kebijakan atas hasil-hasil monitoring dan evaluasi peanggulangan kemiskinan, baik yang dilakukan secara internal oleh lembaga pemerintah maupun secara independen oleh lembaga non pemerintah di daerah. Forum monitoring dan evaluasi daerah adalah sebuah forum lintas pelaku yang unsur-unsurnya melibatkan lembaga-lembaga non pemerintah. Sedangkan untuk melaksanakan kegiatan teknis operasional konsolidasi hasil-hasil monitoring dan evaluasi di daerah, TKPK menjalankan fungsi perencanaan, monitoring dan evaluasi pembangunan di daerah, didukung oleh kantor statistik dan lembaga lain. Adapun kegiatan evaluasi dilakukan untuk mengkaji relevansi, efisiensi, efektivitas dan dampak suatu kebijakan penanggulangan kemiskinan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Kegiatan evaluasi dimaksudkan untuk memberikan peninjauan secara menyeluruh terhadap pelaksanaan kebijakan dan program penanggulangan kemiskinan dalam pencapaian indikator kondisi kemiskinan, apakah kondisi ini telah tercapai menjadi lebih baik atau tidak. Kegiatan evaluasi ini merupakan kegiatan tahap akhir suatu program/kegiatan untuk menilai atau mengevaluasi apakah sebuah program dinilai berhasil atau gagal, sehingga dapat dilihat efektif atau tidaknya program/kegiatan dengan output dan outcomenya yang telah dilaksanakan dengan kategori prioritas intervesi terhadap capaian indikator masing-masing bidang yang diperoleh pada satu tahun.
5 Kategori prioritas 1 adalah yang sangat memerlukan penanganan yang lebih intensif yaitu bidang kesehatan dengan indikator penduduk dengan keluhan kesehatan dan angka morbiditas. Kedua indikator ini jika diperhatikan pada perbandingan antar waktunya maka terdapat tren capaian yang belum efektif dimana capaian ini mengalami percepatan peningkatan sedangkan untuk indikator tersebut sebaiknya mengalami percepatan penurunan. Dan jika dibandingan dengan wilayah selevel, capaiannya bukanlah yang terbaik. Kondisi ini juga lebih buruk capaiannya dan tidak relevan jika dibandingkan dengan capaian provinsi dan nasional. Prioritas 2 adalah indikator yang harus diberikan perhatian setelah prioritas 1 yaitu untuk bidang pendidikan pada indikator APK SMP/MTs, APK SMA/MA dan APM SMA/MA serta untuk bidang infrastruktur dasar pada indikator proporsi rumah tangga tanpa sanitasi layak dan proporsi rumah tangga dengan air minum layak. Indikatorindikator ini jika diperhatikan pada perbandingan antar waktunya maka terdapat tren capaian yang kurang efektif dimana capaian tersebut mengalami kebalikan dari yang sebaiknya dicapai. Dan jika dibandingan dengan wilayah selevel, capaiannya tidaklah buruk namun jika dibandingkan dengan capaian provinsi dan nasional, kondisi ini lebih baik capaiannya akan tetapi kurang relevan. Untuk prioritas 3 adalah indikator dimana kondisi capaiannya sudah cukup baik. Walaupun demikian, prioritas 3 ini tetap wajib dimaksimalkan perlakuannya agar bisa dipertahankan atau bahkan ditingkatkan capaiannya karena jika diperhatikan masih terdapat tren capaian yang belum dan kurang efektif serta juga masih ada capaian yang kurang relevan jika dibandingkan dengan capaian provinsi dan nasional. Bidang pada prioritas 3 ini adalah bidang kemiskinan dan ketenagakerjaan dengan semua indikatornya, bidang pendidikan yaitu APK dan APM SD/MI, APM SMP/MTs dan angka putus sekolah ketiga jenjang pendidikan, bidang kesehatan yaitu angka kematian bayi per kelahiran hidup, penduduk dengan pengobatan sendiri, kelahiran ditolong dengan tenaga kesehatan terlatih serta pada bidang infrastruktur dasar adalah proporsi rumah tangga dengan akses listrik. Jika dilihat pada perbandingan antar waktunya maka indikator-indikator ini capaiannya mengalami kestabilan dan cenderung membaik. Apabila dibandingan dengan wilayah selevel, rata-rata capaiannya adalah yang terbaik dan juga lebih baik jika dibandingkan dengan capaian provinsi dan nasional.
6 Tabel 8.1 Tabel Efektivitas Program/Kegiatan dan Kategori Prioritas Intervensi per Bidang Program Kegiatan Indikator Output Indikator Outcome Efektifitas Kategori Prioritas Bidang Pendidikan 1. Pendidikan wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun 2. Pendidikan menengah 3. Pembinaan anak terlantar 1. Penyediaan beasiswa SD/MI dan SMP/MTs. 2. Penyediaan beasiswa SMP/MTs. 1. Penyediaan beasiswa bagi keluarga tidak mampu 1. Pemberian beasiswa bagi anak terlantar 1. Terlaksananya fasilitasi pemberian Bea Siswa Miskin dan berprestasi SD/MI 1. Terlaksananya fasilitasi pemberian Bea Siswa Miskin dan berprestasi SMP/MTs 1. Terlaksananya pemberian beasiswa kepada siswa miskin berprestasi 2. Terlaksananya pemberian beasiswa kepada siswa SMA cendikia agam 1. Terealisasinya Pemberian Beasiswa kepada Anak Terlantar dan Panti 1. Meminimalkan Putus sekolah bagi siswa SD/MI 1. Meminimalkan Putus sekolah bagi siswa SMP/MTs 1. Berkurangnya angka putus sekolah 1. Meningkatnya pembinaan bagi anak terlantar di Rumah Singgah Lokasi Pendidikan Pendidikan Belum Efektif Prioritas 2 Dinas Pendidikan Sosnaker BAB VIII - 6
7 Program Kegiatan Indikator Output Indikator Outcome Efektifitas Kategori Prioritas Bidang 1. Promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat 2. Perbaikan gizi masyarakat 1. Peningkatan Pelayanan kesehatan miskin melalui jamkesda 1. Pemberian makanan tambahan dan vitamin. 1. Terlaksananya pelayanan kesehatan untuk masyarakat Kota Solok yang belum mempunyai jaminan kesehatan 1. Terlaksananya Pemberian Makanan Tambahan Penyuluhan Posyandu 2. Terlaksananya Pemberian Makanan Tambahan bagi balita gizi kurang bagi keluarga miskin 3. Terlaksananya Pemberian Makanan Tambahan bagi Ibu hamil KEK dari keluarga miskin 4. Terlaksananya Pertemuan pola asuh gizi 5. Terlaksananya Pemberian Makanan Tambahan bagi anak SD dan PAUD 6. Pertemuan Forum PMT AS 7. Pembinaan ke Sekolahsekolah 8. Fasilitasi penilaian sekolah terbaik tingkat propinsi dan nasional 1. Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat Kota Solok yang belum mempunyai jaminan kesehatan 1. Menurunnya jumlah balita gizi kurang 2. Menurunnya jumlah ibu hamil Kekurangan Energi Kronik (KEK) 3. Terampilnya ibu-ibu balita dan ibu hamil KEK dalam penatalaksanaan gizi sesuai dengan standar/anjuran 4. Meningkatnya status gizi, Semangat belajar dan prestasi Siswa SD Lokasi Efektif Badan KBPMP BAB VIII - 7
8 3. Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak 2. Penanggulangan KEP, Anemia, GAKY, KVA, dan Gizi Mikro lainnya. 3. Penyusunan peta informasi masyarakat kurang gizi 1. Keg. Perawatan secara berkala bagi ibu Hamil dari Keluarga Kurang Mampu 2. Pelatihan dan Perawatan Bagi Ibu Hamil 4. Program KB 1. Penyediaan pelayanan Keluarga Berencana dan alat kontrasepsi bagi keluarga miskin 1. Terlaksananya penanganan balita gizi buruk melalui TFC 2. Terlaksananya Pertemuan integrasi pelayanan gizi, KIA dan Promkes 3. Terlaksananya survey bindawas pelayanan kesehatan gizi/pmt-as 4. Terlaksananya pembinaan gernasdarzi di sekolah dan masyarakat 1. Terlaksananya Penimbangan Massal dan bulan vitamin A 2. Pertemuan orientasi penangulangan gizi darurat dan PMBA (Pemberian Makan Bayi dan Anak) 3. Pemantauan konsumsi garam tingkat RT 1. Terlaksananya pelayanan KB pada Bhakti IPKB, Bhakti IBI, TNI KB, PKK, KB, 1. Tertanganinya kasus gizi buruk melalui TFC 2. Tertanganinya masalah gizi secara terintegrasi dalam rangka gernasdarzi 1. Tergambarnya dan tertanganinya masalah status gizi balita Kota Solok 2. Cakupan balita gizi kurang yang tertangani hasil penimbangan massal 3. Cakupan balita gizi buruk mendapatkan perawatan 4. Terpantaunya konsumsi garam iodium tingkat RT (2x/th ) Efektif Dinas Belum Efektif Prioritas 1 Dinas Belum Efektif Prioritas 1 Dinas 1. Terlayaninya Pus Gakin Efektif Prioritas 3 Badan KBPMP BAB VIII - 8
9 Program Kegiatan Indikator Output Indikator Outcome Efektifitas Kategori Prioritas Bidang Ketenagakerjaan 1. Pemberdayaan fakir miskin komunitas adat terpencil (KAT) dan penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) lainnya 2. Pengembangan lembaga ekonomi pedesaan 3. Penciptaan iklim usaha kecil dan menengah yang kondusif 1. Pelatihan keterampilan berusaha keluarga miskin 2. Pelayanan dan perlindungan sosial, hukum bagi korban eksploitasi, perdagangan perempuan dan anak 1. Fasilitasi permodalan bagi usaha mikro di pedesaan 1. Perencanaan, koordinasi dan pengembangan usaha kecil menengah 1. Terlaksananya Pembinaan monitoring & evaluasi KUBE-FM 1. Terlaksananya Penanggulangan orang/pekerja migran terlantar dalam perjalanan 2. Terselenggaranya pelayanan terhadap mayat terlantar 1. Terlaksananya Pembinaan kelompok UEM-SP dan BMT 1. Fasilitasi pemulihan, pembinaan dan pengembangan usaha mikro dan keluarga 2. Pembinaan kelompok masyarakat dalam mendukung kegiatan P2WKSS, PKK dan penilaian keluarga berprestasi 3. Pendataan usaha mikro, kecil dan menengah 1. Termonitornya perkembangan KUBE - FM dilapangan 1. Tertanggulanginya orang/pekerja migran terlantar dan terselenggaranya pelayanan terhadap mayat terlantar 1. Meningkatnya Usaha Ekonomi Masyarakat 1. Terciptanya usaha mikro yang produktif dari keluarga miskin Lokasi Sosnaker Sosnaker Efektif Prioritas 3 Badan KBPMP Koperindag BAB VIII - 9
10 Program Kegiatan Indikator Output Indikator Outcome Efektifitas Kategori Prioritas Lokasi Bidang Ketahanan Pangan 1.Peningkatan Ketahanan pangan 1. Koordinasi Kebijakan perberasan Efektif Prioritas 3 Bagian perekonomian Setda 2. Peningkatan kesejahteraan petani 2. Pemanfaatan pekarangan untuk pengembangan pangan 3. Pengembangan kawasan rumah pangan lestari (KPRL) 1. Penyuluhan dan bimbingan pemanfaatan dan produktifitas lahan tidur 1. Terdistribusinya raskin kepada RTM dan terlaksananya OP beras dan sembako lainnya kepada masyarakat umum, PNS, dan pasaran umum 1. Termanfaatkannya pekarangan guna penyediaan pangan 3B 1. Terlaksananya identifikasi dan penataan pekarangan percontohan 1. Terlaksananya bintek pemanfaatan lahan tidur 2. Terlaksananya pendistribusian paket bantuan terhadap keluarga miskin 1. Terlaksananya koordinasi penyaluran raskin bagi gakin 2. Terlaksananya pelaksanaan operasional pasar beras dan sembako lainnya bagi masyarakat umum 1. Meningkatnya kemampuan keluarga dalam pemenuhan pangan P3B 1. Terwujudnya penataan pekarangan percontohan 1. Meningkatnya kemampuan dan keterampilan kk miskin tentang pemanfaatan lahan tidur 2. Termanfaatkannya lahan tidur k miskin yang mempunyai produksi pertanian secara optimal Efektif Prioritas 3 Kantor Ketahanan Pangan Efektif Prioritas 3 Kantor Ketahanan Pangan Pertanian BAB VIII - 10
11 Program Kegiatan Indikator Output Indikator Outcome Efektifitas Kategori Lokasi Prioritas Bidang Infrastruktur Dasar 1. Pembangunan jalan dan jembatan 1. Pembangunan jalan 1. Terlaksananya jalan lingkar payo 1 2. Terlaksananya jalan lingkar payo Drainase dan trotoar di jalan cindua mato 1. Lancarnya lalu lintas orang dan barang Pekerjaan Umum 2. Pembangunan saluran drainase/goronggorong 3. Lingkungan sehat perumahan 2. Pembangunan jembatan 1. Terlaksananya pembangunan jembatan payo III 2. Lanjutan pembangunan jembatan gelanggang betung-gurun 1. Pembangunan saluran drainase/goronggorong 1. Penyediaan sarana air bersih dan sanitasi dasar terutama bagi masyarakat miskin 2. Peningkatan fasilitasi lingkungan pemukiman 3. Fasilitasi dan stimulasi perbaikan perumahan masyarakat 1. Pembangunan saluran drainase kawasan pasar 2. Pembuatan banda di samping KUD batang gawan 1. Pembuatan hydran air dan bak penampung 2. Pembuatan MCK umum dekat stasiun kereta api 1. Terlaksananya pembangunan jalan lingkungan dan saluran lingkungan SD 07 Kampung Jawa 2. Penanggulangan longsong perumahan baru 1. Terlaksananya perbaikan rumah tidak layak huni bagi gakin 1. Tersedianya jembatan yang representatif di Kota Solok 1. Tersedianya drainase/goronggorong yang representatif di Kota Solok 1. Meningkatnya kualitas lingkungan dan prasarana lingkungan 1. Meningkatnya kualitas lingkungan dan prasarana lingkungan 1. Meningkatnya jumlah keluarga miskin yang memiliki rumah sehat Pekerjaan Umum Belum Efektif Prioritas 2 Dinas Pekerjaan Umum Belum Efektif Prioritas 2 Dinas Pekerjaan Umum Pekerjaan Umum Sosnaker BAB VIII - 11
12 8.2. Mekanisme Penanganan Pengaduan Masyarakat Pengaduan masyarakat merupakan aspirasi, keluhan ataupun ketidakpuasan terhadap implementasi pelaksanaan program-program penanggulangan kemiskinan. Pengaduan dapat disampaikan dalam bentuk lisan maupun tertulis. Sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 42 Tahun 2010 tentang Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Provinsi dan Kabupaten/Kota dibentuk suatu Kelompok Kerja Pengaduan Masyarakat yang berfungsi untuk perumusan dan penyiapan penanganan aspirasi dan pengaduan masyarakat terkait kegiatan penanggulangan kemiskinan. Penanganan pengaduan dilakukan melalui proses investigasi, konfirmasi, rekomendasi dan informasi. Hasil investigasi yang dilakukan oleh Kelompok Kerja Pengaduan Masyarakat harus dikonfirmasikan kepada pihak terkait yang tepat. Berdasarkan hasil konfirmasi selanjutnya Kelompok Kerja Pengaduan Masyarakat membuat rekomendasi kepada pihak yang berwenang menanganani masalah tersebut. Bila jalur fasilitasi oleh Kelompok Kerja Pengaduan Masyarakat tidak tuntas dan tidak menyelesaikan masalah serta terdapat indikasi permasalahan yang terjadi berkaitan dengan pelanggaran hukum (pidana atau perdata) maka penyelesaian dilanjutkan secara hukum. Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan dalam melaksanakan tugasnya yaitu mengendalikan pelaksanaan penanggulangan kemiskinan di Kota Solok, sesuai dengan Keputusan WaliKota Solok Nomor Nomor /137/KPTS/WSL-2013 dalam menyelenggarakan fungsi diantaranya adalah pengendalian penanganan pengaduan masyarakat bidang penanggulangan kemiskinan yang dibantu dalam Kelompok Kerja Pengaduan Masyarakat. Dengan tugas memfasilitasi penanganan pengaduan masyarakat dalam program penanggulangan kemiskinan. Kelompok kerja ini dikoordinir oleh Badan KBPMP yang beranggotakan, Inspektorat Daerah, Bagian Humas Sekretariat Daerah, Camat dan Lurah. Jika terdapat aspirasi, keluhan ataupun ketidakpuasan terhadap implementasi pelaksanaan program-program penanggulangan kemiskinan dapat disampaikan langsung kepada anggota kelompok kerja tersebut. Sangat diharapkan partisipasi masyarakat dalam hal peningkatan peran serta masyarakat untuk percepatan penanggulangan kemiskinan.
13 Adapun keluhan yang diterima adalah ketidaktepatan penerima manfaat yang memperoleh bantuan baik bantuan dari pemerintah pusat maupun daerah. Untuk mengatasi hal ini, Badan KBPMP bersama pihak kelurahan diharapkan dapat berkerjasama dan berkoordinasi dengan baik dalam rangka menentukan rumah tangga miskin sesuai kriteria yang ditetapkan agar tercipta masyarakat yang berderajat dan sejahtera.
BAB VII ISU STRATEGIS DAN RENCANA AKSI DAERAH
BAB VII ISU STRATEGIS DAN RENCANA AKSI DAERAH 7.1. Isu Strategis Berbagai masalah yang dialami oleh miskin menggambarkan bahwa kemiskinan bersumber dari ketidakberdayaan dan ketidakmampuan dalam memenuhi
Lebih terperinciBAB V RELEVANSI DAN EFEKTIVITAS APBD
BAB V RELEVANSI DAN EFEKTIVITAS APBD 5.1. Evaluasi APBD Pendapatan Daerah yang tercermin dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) di Kota Solok diperoleh dari berbagai sumber, diantaranya berasal
Lebih terperinciBAB VI MONITORING DAN EVALUASI SANITASI
BAB VI MONITORING DAN EVALUASI SANITASI Proses monitoring dan evaluasi merupakan pengendalian yakni bagian tidak terpisahkan dari upaya mewujudkan tujuan yang hendak dicapai. Monitoring atau pemantauan
Lebih terperinciBAB IV PRIORITAS INTERVENSI KEBIJAKAN
BAB IV PRIORITAS INTERVENSI KEBIJAKAN 4.1. Bidang Pendidikan Analisis prioritas intervensi untuk bidang pendidikan yang menjadi prioritas untuk diintervensi adalah jenjang pendidikan SMA/MA. Ini terlihat
Lebih terperinciWALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN
WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PEKALONGAN, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciBAB VI KAJI ULANG KEBIJAKAN DAN KELEMBAGAAN
BAB VI KAJI ULANG KEBIJAKAN DAN KELEMBAGAAN 6.1. Pemetaan Program Penanggulangan kemiskinan merupakan hasil komulatif dari seluruh proses pembangunan, setiap upaya pembangunan hasilnya akan berkontribusi
Lebih terperinciBAB VI MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK
BAB VI MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK Proses monitoring dan evaluasi merupakan pengendalian yakni bagian tidak terpisahkan dari upaya mewujudkan tujuan yang hendak dicapai. Monitoring atau pemantauan
Lebih terperinciBAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN
BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN Pada dasarnya Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Banggai Kepulauan tahun 2011-2016 diarahkan untuk menjadi
Lebih terperinciBAB VI PEMANTAUAN DAN EVALUASI
BAB VI PEMANTAUAN DAN EVALUASI Proses monitoring dan evaluasi merupakan pengendalian yakni bagian tidak terpisahkan dari upaya mewujudkan tujuan yang hendak dicapai. Monitoring atau pemantauan dapat mempermudah
Lebih terperinciKABUPATEN ACEH TENGAH PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016
KABUPATEN ACEH TENGAH PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN ACEH TENGAH TAHUN 2016 LAMPIRAN PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN ACEH TENGAH TAHUN 2016 No Sasaran Strategis Indikator Kinerja
Lebih terperinciBAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH. 1. Menanggulangi kemiskinan secara terpadu dan berkelanjutan;
BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH VII.1 Program Pembangunan Daerah Berdasarkan visi, misi serta tujuan yang telah ditetapkan, maka upaya pencapaiannya dijabarkan secara sistematik melalui
Lebih terperinciBAB III PROFIL KEMISKINAN DAERAH
BAB III PROFIL KEMISKINAN DAERAH 3.1. Konsep Kemiskinan Kemiskinan adalah isu yang kompleks dan multidimensional, karena banyaknya pendekatan yang dilakukan terhadap kondisi yang disebut miskin, maka banyak
Lebih terperinciBUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN
BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang : a. bahwa kemiskinan
Lebih terperinciPERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017
GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI KOTA MATARAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MATARAM,
PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI KOTA MATARAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MATARAM, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mengurangi jumlah
Lebih terperinciWALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 33 TAHUN 2013 TENTANG
SALINAN WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 33 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT, PEREMPUAN, DAN KELUARGA BERENCANA KOTA BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciW A L I K O T A B A N J A R M A S I N
W A L I K O T A B A N J A R M A S I N PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJARMASIN, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciIKHTISAR EKSEKUTIF. Hasil Rekapitulasi Pencapain kinerja sasaran pada Tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut :
IKHTISAR EKSEKUTIF Sistem AKIP/LAKIP Kabupaten Sukabumi adalah untuk mendorong terciptanya akuntabilitas kinerja Pemerintah Kabupaten Sukabumi sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban yang baik, transparan
Lebih terperinciDinas Kesehatan balita 4 Program Perencanaan Penanggulangan
1 Menanggulangi kemiskinan secara 1 Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan terpadu dan berkelanjutan Sembilan Tahun 2 Program pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin, RSUD Dr. Soeroto 3 Program
Lebih terperinciEvaluasi Pelaksanaan Program Penanggulangan Kemiskinan Tahun 2015
Rapat Koordinasi TKPK Tahun 2015 dengan Tema : Evaluasi Pelaksanaan Program Penanggulangan Kemiskinan Tahun 2015 Soreang, 27 November 2015 KEBIJAKAN PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN Peraturan Presiden
Lebih terperinciBAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH Kebijakan Umum adalah arahan strategis yang berfungsi sebagai penunjuk arah pembangunan Kabupaten Timor Tengah Selatan untuk jangka panjang. Kebijakan
Lebih terperinciDalam rangka. akuntabel serta. Nama. Jabatan BARAT. lampiran. perjanjiann. ini, tanggungg. jawab kami. Pontianak, Maret 2016 P O N T I A N A K
GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PERJANJIANN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahann yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah
Lebih terperinciBAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS TAHUN 2015
BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS TAHUN 2015 Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Pekalongan Tahun 2015 merupakan tahun keempat pelaksanaan RPJMD Kabupaten Pekalongan tahun 2011-2016.
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA BAPERMAS KOTA SALATIGA TAHUN 2017
PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA BAPERMAS KOTA SALATIGA TAHUN 2017 1 BAB II PERENCANAAN KINERJA Pada Tahun 2016 Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan, Keluarga
Lebih terperinciBAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN PENDANAAN
BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN PENDANAAN Upaya untuk mewujudkan tujuan, sasaran, strategi dan arah kebijakan dari setiap misi daerah Kabupaten Sumba Barat
Lebih terperinciPERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN BONE BOLANGO NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET
PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN BONE BOLANGO NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET 1. Optimalisasi peran dan fungsi Persentase produk hukum kelembagaan pemerintah daerah daerah ditindaklanjuti
Lebih terperinciPENANGGULANGAN KEMISKINAN HLM, LD Nomor 4 SERI D
PENANGGULANGAN KEMISKINAN 2016 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 2 PENANGGULANGAN KEMISKINAN 19 HLM, LD Nomor 4 SERI D TAHUN 2016 TENTANG ABSTRAK : - bahwa dalam rangka memenuhi hak dan kebutuhan
Lebih terperinciBAB VI INDIKATOR KINERJA PERANGKAT DAERAH YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD
BAB VI INDIKATOR KINERJA PERANGKAT DAERAH YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD Berdasarkan visi dan misi pembangunan jangka menengah, maka ditetapkan tujuan dan sasaran pembangunan pada masing-masing
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN
PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI HULU SUNGAI SELATAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka memenuhi
Lebih terperinciPERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016
PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah ini : N a m a Jabatan :
Lebih terperinciPERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG STRATEGI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH KOTA MALANG TAHUN
SALINAN NOMOR 28, 2014 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG STRATEGI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH KOTA MALANG TAHUN 2013 2018 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, Menimbang:
Lebih terperinciBUPATI BANTUL PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 06 TAHUN 2013 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL,
BUPATI BANTUL PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 06 TAHUN 2013 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL, Menimbang : Mengingat : a. bahwa dalam rangka mengurangi
Lebih terperinciPERENCANAAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN BERBASIS-DATA MEMPERTAJAM INTERVENSI KEBIJAKAN
PERENCANAAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN BERBASIS-DATA MEMPERTAJAM INTERVENSI KEBIJAKAN RAPAT KERJA TEKNIS TKPK TAHUN 2015 KERANGKA ANALISIS SITUASI KEMISKINAN KOMPONEN ANALISIS Perubahan akibat intervensi
Lebih terperinciBAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN
BAB V I I I 1 BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN Pada bab ini diuraikan hubungan urusan pemerintah dengan Perangkat Daerah terkait beserta program yang menjadi tanggungjawab
Lebih terperinciSKPD : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Denpasar Indikator Kinerja
NO NAMA SKPD HALAMAN 1 SKPD : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Denpasar 2 2 SKPD : Dinas Kesehatan Kota Denpasar 3 3 SKPD : RSUD Wangaya Kota Denpasar 4 4 SKPD : Dinas Pekerjaan Umum Kota Denpasar
Lebih terperinci6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan
BAB - VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan Strategi adalah langkah-langkah berisikan program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi, yang dirumuskan dengan kriterianya
Lebih terperinciPROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,
PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINANDI KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG, Menimbang : a. bahwa kemiskinan
Lebih terperinciBUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH
SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA,
Lebih terperinciBAB VIII INDIKASI PROGRAM PRIORITAS
BAB VIII INDIKASI PROGRAM PRIORITAS Pembangunan yang diprioritaskan untuk mengatasi berbagai permasalahan yang mendesak yang memberikan dampak luas bagi masyarakat, sebagai berikut : 8.1. Indikasi Program
Lebih terperinciBAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN
BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN Prioritas dan sasaran merupakan penetapan target atau hasil yang diharapkan dari program dan kegiatan yang direncanakan, terintegrasi, dan konsisten terhadap pencapaian
Lebih terperinciKET. Lampiran 2 : MATRIKS ANGGARAN RPJMD KAB. KOLAKA TAHUN No AGENDA PROGRAM
Lampiran 2 : MATRIKS ANGGARAN RPJMD KAB. KOLAKA TAHUN 2009-2014 No AGENDA PROGRAM Pagu Indikatif Tahunan dan Satu Tahun Transisi (%) 2009 2010 2011 2012 2013 2014 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 Meningkatkan Kualitas
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 01 TAHUN 2010 T E N T A N G PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL BAGI PENYANDANG MASALAH KESEJAHTERAAN SOSIAL
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 01 TAHUN 2010 T E N T A N G PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL BAGI PENYANDANG MASALAH KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL, Menimbang
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 2 Tahun : 2015
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 2 Tahun : 2015 PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG. Nomor 1 Tahun 2009
LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG Nomor 1 Tahun 2009 PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2009-2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciKEPALA DESA PASIR KECAMATAN AYAH KABUPATEN KEBUMEN PERATURAN DESA PASIR NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN
KEPALA DESA PASIR KECAMATAN AYAH KABUPATEN KEBUMEN PERATURAN DESA PASIR NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : KEPALA DESA PASIR,
Lebih terperinciMEMUTUSKAN : PERATURAN WALIKOTA TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 88 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG,
Lebih terperinciBAB VII P E N U T U P
BAB VII P E N U T U P Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Akhir Tahun 2012 diharapkan dapat memberikan gambaran tentang berbagai capaian kinerja, baik makro maupun mikro dalam penyelenggaraan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Acuan Kebijakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Acuan Kebijakan Kemiskinan merupakan masalah multidimensi. Kemiskinan tidak lagi dipahami hanya sebatas ketidakmampuan ekonomi, tetapi juga kegagalan pemenuhan hak-hak dasar dan
Lebih terperinciBAB V RENCANA KERJA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH
BAB V RENCANA KERJA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH Rencana program dan kegiatan prioritas merupakan uraian rinci yang menjelaskan nama program, nama kegiatan, indikator keluaran (output) kegiatan
Lebih terperinciBUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR
BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIDOARJO, Menimbang : a. bahwa dalam
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2016 NOMOR 32 PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG REVITALISASI POSYANDU
BERITA DAERAH KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2016 NOMOR 32 PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG REVITALISASI POSYANDU BAGIAN HUKUM SETDA KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2016 2 BUPATI BANDUNG PROVINSI
Lebih terperinciGUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG
GUBERNUR JAMBI Menimbang PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL DI PROVINSI JAMBI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciPENANGGULANGAN KEMISKINAN
I N A N T A INOVASI KETAHANAN KOMUNITAS PENANGGULANGAN KEMISKINAN KABUPATEN TANA TORAJA Penanggulangan Kemiskinan APA ITU adalah kebijakan dan program pemerintah pusat serta pemerintah daerah yang dilakukan
Lebih terperinciBAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH
BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH Pada Tahun 2014, rencana program dan kegiatan prioritas daerah adalah: Program indikatif prioritas daerah 1 : Agama dan syariat islam. 1. Program Peningkatan
Lebih terperinciPEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2012
1 PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI PROVINSI SULAWESI SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI KOTA SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI KOTA SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SEMARANG, Menimbang : a. bahwa dalam rangka memenuhi hak
Lebih terperinciLampiran Meningkatnya cakupan
Lampiran : Peraturan Walikota Pagar Alam Nomor : Tahun 2017 Tanggal : 2017 I II Pemerintah Visi Kota Pagar Alam Terwujudnya Keseimbangan Masyarakat Pagar Alam Yang Sehat, Cerdas, Berakhlaq Mulia, Dan Didukung
Lebih terperinciGUBERNUR KALIMANTAN BARAT,
GUBERNUR KALIMANTAN BARAT KEPUTUSAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT NOMOR : 678/ OR / 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT NOMOR 396/OR/2014 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA
Lebih terperinciBAB 5 RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH
BAB 5 RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH Rencana Program dan kegiatan untuk Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2015 yang dilaksanakan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah selain Program Pelayanan
Lebih terperinciMEMUTUSKAN: Menetapkan : KEPUTUSAN BUPATI TENTANG TIM KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN KABUPATEN BANYUWANGI
BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN KEPUTUSAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 188/61/KEP/429.011/2016 TENTANG TIM KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN KABUPATEN BANYUWANGI Menimbang Mengingat BUPATI
Lebih terperinciMONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK BAB VI MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK
BAB VI MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK BAB VI MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK 6.1 Strategi Monitoring dan Evaluasi Kabupaten Banyumas Pada Bab sebelumnya yakni Bab Strategi dan Rencana Program
Lebih terperinciBAB 7. KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
BAB 7. KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH Visi Kabupaten Sleman adalah Terwujudnya masyarakat Sleman yang lebih sejahtera, mandiri, berbudaya dan terintegrasinya sistem e-government menuju smart
Lebih terperinciBAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS DAN KEBUTUHAN PENDANAAN
BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS DAN KEBUTUHAN PENDANAAN 8.1. INDIKASI DAN PROGRAM PRIORITAS Program prioritas perlu ditetapkan untuk mengarahkan pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan yang
Lebih terperinciTingkat Kemiskinan Kabupaten Pasaman Barat dan Propinsi Sumatera Barat Tahun
KONDISI MAKRO KEMISKINAN Target RPJMN, tingkat kemiskinan 2015 8% di tingkat Propinsi Sumatera Barat, Kabupaten Pasaman Barat berada di peringkat ke-8 Tingkat Kemiskinan Kabupaten Pasaman Barat dan Propinsi
Lebih terperinciWALIKOTA SAMARINDA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN WALIKOTA SAMARINDA NOMOR 20 TAHUN 2016
WALIKOTA SAMARINDA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN WALIKOTA SAMARINDA NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH KOTA SAMARINDA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciBAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH 7.1. KEBIJAKAN UMUM Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, mengamanatkan adanya pembagian/klasifikasi urusan pemerintahan yang
Lebih terperinciPemerintah Daerah Provinsi Bali BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH
BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH Untuk mewujudkan tujuan dan sasaran pembangunan serta pencapaian target-target pembangunan pada tahun 2016, maka disusun berbagai program prioritas yang
Lebih terperinciBUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG
1 SALINAN BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PEMBERDAYAAN PEREMPUAN, PERLINDUNGAN
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,
SALINAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 16 TAHUN 2015 T E N T A N G TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS BADAN KETAHANAN PANGAN DAN KOORDINASI PENYULUHAN PROVINSI
Lebih terperincilintas program dalam penyiapan perumusan dan penyelenggaraan
LEMBARAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 5 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI KOTA SALATIGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang
Lebih terperinciBAB VI STRATEGI DAN KEBIJAKAN
BAB VI STRATEGI DAN KEBIJAKAN Dalam rangka mewujudkan visi dan melaksanakan misi pembangunan daerah Kabupaten Ngawi 2010 2015, Pemerintah Kabupaten Ngawi menetapkan strategi yang merupakan upaya untuk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas dan produktif. Untuk
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tantangan utama dalam pembangunan suatu bangsa adalah membangun Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas dan produktif. Untuk mencapainya, faktor
Lebih terperinciBAB 10 PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN
BAB 10 PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN 10.1 PEDOMAN TRANSISI Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Demak Tahun 2011-2016 merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program
Lebih terperinciQANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR DAN ANAK BALITA
QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR DAN ANAK BALITA BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA WALIKOTA BANDA ACEH, Menimbang : a. bahwa kesehatan
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA BANDAR LAMPUNG
PEMERINTAH KOTA PERKEMBANGAN EKONOMI DAN PENDAPATAN DAERAH PERTUMBUHAN EKONOMI Tahun 2004 = 7,69 % Tahun 2005 = 4,57 % PDRB (harga konstan 2000)(dalam juta rupiah) Realisasi Tahun 2004 = 4.554.824 Realisasi
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG
LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 6 PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI KOTA SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SEMARANG,
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 46 NOMOR 46 TAHUN 2008
BERITA DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 46 PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 46 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT, PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA KOTA
Lebih terperinciBAB VI SISTEM MONITORING DAN EVALUASI
BAB VI SISTEM MONITORING DAN EVALUASI Sistem monitoring dan evaluasi diperlukan untuk menjamin agar strategi penanggulangan kemiskinan dapat dilaksanakan, dipantau, dan dievaluasi secara efisien dan efektif
Lebih terperinciBAB VIII PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
BAB VIII PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH Pada bab ini akan disampaikan seluruh program dalam RPJMK Aceh Tamiang Tahun 2013-2017, baik yang bersifat Program Unggulan maupun program dalam rangka penyelenggaraan
Lebih terperinciBUPATI BULELENG PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN PEMERINTAH KABUPATEN BULELENG
SALINAN BUPATI BULELENG PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN PEMERINTAH KABUPATEN BULELENG TAHUN 2017 SALINAN BUPATI BULELENG PROVINSI
Lebih terperinciTABEL 3.2 MATRIKS PRIORITAS PEMBANGUNAN
TABEL 3.2 MATRIKS NO 1. Pemantapan Ketahanan Pangan dan Nilai Tambah Produk Pertanian 1 Peningkatan peluang usaha dibidang agribisnis 2 Peningkatan ketahanan pangan pertanian 3 Peningkatan sarana dan prasarana
Lebih terperinciPERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN MAGETAN. INDIKATOR KINERJA Meningkatkan kualitas rumah ibadah dan
PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN MAGETAN No SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET 1 2 3 4 1 Meningkatkan kualitas rumah ibadah dan 1. Jumlah rumah ibadah yang difasilitasi 400 jumlah kegiatan
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA TANGERANG
EVALUASI PELAKSANAAN RENJA DINAS KETAHANAN PANGAN TAHUN 205 I. LATAR BELAKANG Rencana Kerja (Renja) merupakan dokumen perencanaan yang disusun berpedoman kepada Rencana Strategis (Renstra) dan mengacu
Lebih terperinciSALINAN WALIKOTA LANGSA,
SALINAN QANUN KOTA LANGSA NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG ATAS RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA WALIKOTA
Lebih terperinciBUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG
BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 06 TAHUN 2013 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN
Lebih terperinciTABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Visi : Terwujudnya pemerintahan yang baik dan bersih menuju maju dan sejahtera Misi I : Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang profesional, transparan, akuntabel
Lebih terperinciWALIKOTA PROBOLINGGO
WALIKOTA PROBOLINGGO SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 34 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK TEKNIS GERAKAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL KOTA PROBOLINGGO DENGAN
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS SOSIAL KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG,
PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS SOSIAL KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG, Menimbang : a. bahwa Dinas Sosial Kabupaten Subang telah dibentuk dengan Peraturan
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANAA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA SALATIGAA TAHUN 2017
PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANAA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA SALATIGAA TAHUN 2017 1 PERENCANAAN KINERJA A. Perencanaan Stratejik Badan Perencanaan
Lebih terperinciREKAPITULASI ANGGARAN DAN REALISASI BERDASARKAN MISI PEMBANGUNAN KOTA BANDUNG TAHUN 2012
Misi 1 163 358,829,768,129 302,555,469,461 84.32% Urusan Pendidikan 79 233,617,961,655 200,628,537,308 85.88% 1 Program Pendidikan Anak Usia Dini 5 1,300,000,000 1,275,743,850 98.13% 2 Program Wajib Belajar
Lebih terperinciBAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS
BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS Pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM- Desa) Desa Jatilor Tahun 2014-2019 membutuhkan kerangka sistematis yang berisi indikasi rencana prioritas
Lebih terperinciAnggaran (Sebelum Perubahan) , , ,00 98, , ,
Anggaran (Sebelum 21 Program Pengadaan, Peningkatan Sarana Dan 4.654.875.000,00 18.759.324.259,00 15.731.681.490,00 83,86 Prasarana Rumah Sakit 22 Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Rumah 39.808.727.000,00
Lebih terperinciBAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2011
BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2011 Berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan pembangunan tahun 2009, maka disusunlah prioritas pembangunan Kota Banda Aceh yang sesuai dengan kedudukan
Lebih terperinciPEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TORAJA UTARA
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TORAJA UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN TORAJA UTARA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TORAJA UTARA, Menimbang :
Lebih terperinciBUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,
BUPATI LOMBOK BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK BARAT NOMOR 41 TAHUN TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN KELUARGA BERENCANA DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KABUPATEN LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciBUPATI MADIUN SALISSS SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 46 TAHUN 2012 TENTANG
BUPATI MADIUN SALISSS SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 46 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENGINTEGRASIAN LAYANAN SOSIAL DASAR DI POS PELAYANAN TERPADU BUPATI MADIUN, Menimbang : a. bahwa Pos Pelayanan
Lebih terperinciWALIKOTA MADIUN WALIKOTA MADIUN,
WALIKOTA MADIUN PERATURAN WALIKOTA MADIUN NOMOR 49 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT, KELUARGA BERENCANA DAN KETAHANAN PANGAN WALIKOTA MADIUN, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciBUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 59 TAHUN 2014 TENTANG
SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 59 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, RINCIAN TUGAS DAN TATA KERJA KANTOR PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KABUPATEN WONOSOBO DENGAN
Lebih terperinciBUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN MADIUN
BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN MADIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MADIUN, Menimbang : a. bahwa berdasarkan
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG
PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI KOTA SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SEMARANG, Menimbang : a. bahwa dalam rangka memenuhi hak
Lebih terperinci