BAB VI KAJI ULANG KEBIJAKAN DAN KELEMBAGAAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB VI KAJI ULANG KEBIJAKAN DAN KELEMBAGAAN"

Transkripsi

1 BAB VI KAJI ULANG KEBIJAKAN DAN KELEMBAGAAN 6.1. Pemetaan Program Penanggulangan kemiskinan merupakan hasil komulatif dari seluruh proses pembangunan, setiap upaya pembangunan hasilnya akan berkontribusi terhadap penanggulangan kemiskinan, seperti pembangunan jalan, jembatan, investasi sektor swasta, bahkan pengangkatan pegawai. Namun ada program-program yang langsung dialokasikan dengan sasaran khusus penduduk miskin sebagai bentuk kepedulian terhadap kemiskinan. Pemetaan program penanggulangan kemiskinan dilakukan untuk melihat program-program penanggulangan kemiskinan yang sifatnya afirmatif yang sudah dijalankan di daerah, baik program nasional maupun program daerah sendiri. Program penanggulangan kemiskinan yang afirmatif artinya program-program yang secara khusus dirancang dan dijalankan untuk menjawab persoalan kemiskinan secara langsung kepada sasaran penduduk miskin secara individu, keluarga maupun rumah tangga, sasaran melalui komunitasnya maupun sasaran melalui sumber penghidupannya. Dalam pendekatan percepatan penanggulangan kemiskinan nasional, programprogram dengan sasaran individu, keluarga dan rumah tangga miskin dikelompokkan sebagai program klaster satu, biasanya berupa program perlindungan sosial. Programprogram yang sasarannya komunitas dengan model pemberdayaan dikelompokkan sebagai klaster dua, seperti berbagai macam kegiatan pada Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM). Selanjutnya program yang sasarannya sumber penghidupan yang dimaksudkan untuk penanggulangan kemiskinan adalah program-program yang bertujuan mengembangkan dan menjamin keberlanjutan usaha mikro dan kecil (UMK), seperti sektor-sektor informal yang menjadi sumber penghidupan masyarakat dengan tingkat sosial ekonomi terbawah, program-program ini dikelompokkan dalam program klaster tiga, kegiatannya berupa peningkatan kapasitas usaha dan peningkatan aksesibilitas terhadap modal dan jaringan usaha bagi UMK. Berikut program/kegiatan penanggulangan kemiskinan Kota Solok: Strategi Penanggulangan Kemiskinan Kota Solok Tahun BAB VI - 1

2 Nama Jenis transfer Sasaran Lembaga pelaksana utama Beasiswa Pendidikan Raskin Tabel 6.1 Program/Kegiatan Penanggulangan Kemiskinan Kota Solok Jamkesda Perbaikan/ Rehab Rumah tidak layak huni Pemanfaatan dan produktifitas lahan tidur Sarana air bersih dan sanitasi dasar Pemanfaatan pekarangan untuk pengembangan pangan Rumah tidak layak huni, sarana sanitasi dasar Tunai Beras bersubsidi Biaya pelayanan kesehatan gratis Tunai Kambing Tunai Bibit Tunai Siswa Miskin RT Miskin RT Miskin RT Miskin RT Miskin RT Miskin RT Miskin RT Miskin dan berprestasi Dinas Pendidikan Bagian Perekonomian Sekretariat Daerah Dinas Kesehatan Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Dinas Pertanian Dinas PU Kantor Ketahanan Pangan PNPM MP Strategi Penanggulangan Kemiskinan Kota Solok Tahun BAB VI - 2

3 6.2. Kaji Ulang Kebijakan Menurut Bidang/Sektor Kebijakan dan program penanggulangan kemiskinan yang selama ini dilakukan dirasa masih kurang berhasil serta masalah kemiskinan yang juga sangat kompleks menjadi tantangan yang cukup besar dalam upaya penanggulangan kemiskinan. Untuk itu perlu penanganan secara menyeluruh meliputi seluruh dimensi baik politik, sosial, maupun ekonomi. Selain itu, perlu kerjasama antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah, serta pelaku lainnya yaitu swasta, organisasi non pemerintah, perguruan tinggi, organisasi profesi, masyarakat pada umumnya termasuk masyarakat miskin. Kaji ulang kebijakan dan program penanggulangan kemiskinan memberikan pembelajaran bagi strategi penanggulangan kemiskinan masa mendatang. Hasil evaluasi terhadap kebijakan dan program penanggulangan kemiskinan saat ini masih cenderung seragam untuk seluruh Indonesia dan sedikit mempertimbangkan pada keragaman sosial budaya, kebijakannya lebih kepada pendekatan sektoral dan kelompok sasarannya tumpang tindih pada skema program yang hampir sama. Kaji ulang terhadap kebijakan penanggulangan kemiskinan perlu dilakukan baik melalui identifikasi kebijakan dan program penanggulangan kemiskinan yang sudah dilaksanakan dibeberapa SKPD terkait yang sekarang masih berjalan, serta evaluasi kebijakan dan program penanggulangan kemiskinan yang sudah berlangsung dan yang masih berjalan. Kaji ulang kebijakan penanggulangan kemiskinan oleh pemerintah daerah adalah berupa program-program tentang penanggulangan kemiskinan, peraturan daerah, APBD serta kebijakan lain yang secara langsung maupun tidak langsung mempunyai dampak terhadap kemiskinan masyarakat atau menutup akses masyarakat miskin. Fokus masalah yang perlu menjadi perhatian dalam melakukan kaji ulang kebijakan adalah sebagai berikut: 1. Apakah suatu kebijakan berpihak pada masyarakat miskin atau tidak? 2. Apakah kebijakan tersebut dapat memberikan akses atau kesempatan pada penduduk miskin sebagai penerima manfaat? 3. Apakah dampak dari kebijakan tersebut menguntungkan atau merugikan penduduk miskin? 4. Apakah pemberlakuan kebijakan tersebut berpotensi untuk membuat atau menambah kemiskinan baru di daerah? Strategi Penanggulangan Kemiskinan Kota Solok Tahun BAB VI - 3

4 Berdasarkan review kembali dokumen SPKD Kota Solok Tahun , dalam upaya penanggulangan kemiskinan diberlakukan beberapa kebijakan penanggulangan kemiskinan diantaranya: 1. Kebijakan perluasan kesempatan kerja dan berusaha melalui: a. Penciptaan kondisi ekonomi makro yang mendorong upaya perluasan kesempatan dan pelayanan publik yang adil dan merata. b. Pengembangan usaha kecil, mikro dan koperasi meliputi perbaikan kualitas pelayanan, perluasan sumber keuangan, pengembangan sistem insentif dan perbaikan kualitas usaha dan perluasan kesempatan kerja. c. Perluasan kesempatan kerja meliputi penciptaan kesempatan kerja untuk penanggulangan kemiskinan dan penumbuhan tenaga kerja mandiri. d. Pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan hidup yang meliputi pemanfaatan sumber daya alam secara optimal, melindungi fungsi lingkungan hidup dan daya dukung alam, serta pengembangan kelembagaan dan instrumen pendukung. 2. Kebijakan program pemberdayaan masyarakat melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia, pemantapan organisasi dan kelembagaan masyarakat sehingga mampu mengakses berbagai kesempatan dan berprestasi dalam pengambilan kebijakan publik. 3. Kebijakan peningkatan kapasitas sumber daya manusia melalui peningkatan kemampuan dasar masyarakat miskin untuk meningkatkan panghasilan. 4. Kebijakan perlindungan sosial melalui pemberian perlindungan dan rasa aman bagi semua penduduk khususnya penduduk miskin. a. Bidang Kemiskinan dan Ketenagakerjaan Masyarakat miskin di Kota Solok menghadapi permasalahan dibidang ekonomi berupa terbatasnya kesempatan kerja dan berusaha. Beberapa faktor penyebab dan upaya penanggulangannya adalah: 1. Terbatasnya peluang mengembangkan usaha karena aset yang dimiliki atau modal usaha yang sangat terbatas. Pengetahuan prosedur dan syarat yang harus dilengkapi menjadi hambatan penting dalam hubungan dengan dunia perbankan. Lembaga resmi yang dapat memberi pinjaman dengan persyaratan yang mudah sangat terbatas. Strategi Penanggulangan Kemiskinan Kota Solok Tahun BAB VI - 4

5 Upaya penanggulangan yang dilakukan memberikan bantuan modal dengan dana bergulir yang ada pada beberapa program pemberdayaan. Namun dana bergulir perkembangannya sangat lamban sehingga ketika giliran mendapat bantuan, momentum usaha sudah tidak tepat lagi. Serta dana ini oleh sebagian masyarakat ini sudah dianggap hibah bila tidak dikembalikan atau terjadi kemacetan juga tidak ada sangsinya. 2. Harga kebutuhan pokok yang tidak bisa ditutupi dengan kenaikan pendapatan. Upaya yang dilakukan adalah dengan memberikan latihan keterampilan sehingga memiliki keahlian untuk mendapatkan pekerjaan yang layak. Program ini belum didasarkan pada kebutuhan masyarakat miskin tetapi atas dasar kebutuhan adanya program saja. Selain itu, kebutuhan pangan secara kuantitas pada umumnya sudah terpenuhi walaupun pada musim tertentu harga cenderung meningkat. Hanya saja kelayakan mutu pangan masih sulit didapat oleh masyarakat miskin seperti rendahnya daya beli, ketersediaan pangan yang tidak merata, serta ketergantungan tinggi terhadap beras. Masalah lain yang juga dihadapi oleh masyarakat penghasil pangan adalah terbatasnya lahan yang dipunyai, dukungan produksi pangan, tata niaga yang tidak efisien serta rendahnya penerimaan usaha tani pangan. b. Bidang Pendidikan Pembangunan pendidikan merupakan salah satu upaya penting dalam penanggulangan kemiskinan. Berbagai upaya pembangunan pendidikan yang dilakukan secara signifikan telah memperbaiki tingkat pendidikan masyarakat dan meningkatkan akses terhadap pendidikan. Hal tersebut antara lain ditunjukkan oleh meningkatnya partisipasi sekolah untuk semua kelompok usia. Berdasarkan APK yang ada pada tahun 2011, ternyata APK tertinggi terdapat di tingkat SD/MI yaitu 107,08%, APK terendah adalah di tingkat SMA/MA sebesar 76,59%. Sedangkan APK SMP/MTs yaitu 82,33% (BPS Kota Solok). Untuk mengatasi keterbatasan akses pendidikan bagi masyarakat miskin ini, Pemerintah Kota Solok sudah melaksanakan peningkatan mutu sarana dan prasarana/infrastruktur pendidikan. Sejak dilaksanakannya pendidikan gratis (wajar sembilan tahun pada tahun 2003 dan wajar 12 tahun pada tahun 2013), dimana setiap warga negara memperoleh pendidikan yang bermutu dan juga berhak mendapat Strategi Penanggulangan Kemiskinan Kota Solok Tahun BAB VI - 5

6 kesempatan meningkatkan pendidikan. Namun, tidak dapat dihindari adanya pengeluaran lain di luar sekolah seperti alat tulis, seragam, uang transport dan uang saku menjadi salah satu faktor penghambat bagi masyarakat miskin dalam mengakses pendidikan. Untuk itu, Pemerintah Kota Solok juga telah mengalokasikan dana beasiswa bagi pelajar/siswa yang berasal dari keluarga miskin untuk tingkat sekolah dasar sampai tingkat SLTA. Di samping juga ada batuan untuk melanjutkan ke tingkat Perguruan Tinggi yang dianggarkan dalam pos bantuan sosial. Namun pada kenyataannya pembangunan pendidikan ternyata belum sepenuhnya mampu memberi pelayanan secara merata kepada seluruh lapisan masyarakat. Hal ini terlihat dari masih cukup tingginya angka putus sekolah yang terjadi di Kota Solok pada tahun 2011, yaitu 0 untuk tingkat SD dan 0,031 untuk tingkat SLTP, tertinggi 0,11 untuk tingkat SLTA. Angka putus sekolah di tingkat SLTA harus terus ditekan agar tidak terjadi pengangguran yang mengakibatkan makin banyak penduduk yang termasuk dalam angkatan kerja yang harus dibekali pendidikan kecakapan hidup (life skill) guna mengurangi tingkat kemiskinan. c. Bidang Kesehatan Disamping pembangunan dibidang pendidikan, pembangunan sektor kesehatan pun memiliki peranan penting dalam penanggulangan masalah kemiskinan. Untuk mengatasi hal tersebut Pemerintah Kota Solok telah melaksanakan kebijakan untuk memberikan layanan kesehatan dasar melalui program Jamkesda (Jaminan Kesehatan Daerah) yang mengcover seluruh warga yang memiliki kartu penduduk Kota Solok dan program Dokter Keluarga per Kelurahan. Disamping itu untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, Pemerintah Kota Solok juga telah memiliki sarana, prasarana dan tenaga kesehatan yang cukup memadai bahkan tersedia layanan kesehatan melalui sarana posyandu untuk bayi, balita dan lansia lengkap dengan kader kesehatannya yang diselenggarakan rutin setiap bulan. Melalui Dinas Kesehatan telah diprogramkan kegiatan-kegiatan penyuluhan kesehatan bagi ibu-ibu yang berasal dari keluarga yang kurang mampu, baik mengenai perawatan kesehatan ibu hamil dan balita. Penyuluhan tentang cara berperilaku hidup bersih dan sehat serta penyuluhan menciptakan lingkungan yang sehat. Semua Strategi Penanggulangan Kemiskinan Kota Solok Tahun BAB VI - 6

7 kegiatan penyuluhan tersebut ditujukan dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di Kota Solok. Dalam rangka untuk meningkatkan pelayanan terhadap kesehatan lansia, Pemerintah Kota Solok melalui Dinas Kesehatan telah menunjuk sebuah Puskesmas layanan lansia yang terletak di Kelurahan KTK. Selain pelayanan kesehatan umum, puskesmas ini juga melayani berbagai macam kegiatan pelayanan khusus lansia seperti posyandu, senam lansia dan beberapa kegiatan lansia lainnya. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan angka harapan hidup lansia dari 70 tahun menjadi 75 tahun. Disamping adanya Puskesmas layanan lansia, Pemda Kota Solok juga telah membangun sebuah klinik tumbuh kembang anak yang terletak di Puskesmas Tanah Garam. d. Bidang Infrastruktur Dasar Pengembangan wilayah adalah upaya mempercepat pembangunan dalam suatu wilayah/daerah agar tercapai kesejahteraan masyarakat (people prosperity) melalui pemanfaatan sumber daya (alam, manusia dan teknologi) secara optimal, efisien, efektif, sinergi dan sustainabel dengan cara menggerakan kegiatan-kegiatan ekonomi, penyediaan infrastruktur, perlindungan lingkungan, dan peningkatan sumber daya manusia. Dalam kaitannya dengan pengembangan wilayah, kebijakan dalam menanggulangi kemiskinan perlu dilakukan melalui langkah-langkah yang komprehensif dan sinergis. Pelaksanaan program pembangunan perkotaan harus menggunakan pendekatan yang terpadu bersifat lintas wilayah administrasi dan sektor berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah. Sistem jaringan prasarana dan sarana perlu dikembangkan sehingga meningkatkan aksesibilitas kawasan dan sekaligus meningkatkan akses masyarakat miskin dalam berusaha. Dengan tersedianya prasarana dan sarana yang baik, maka akan menurunkan biaya-biaya produksi yang dilakukan oleh masyarakat sehingga akan tercipta iklim yang kondusif untuk berinvestasi yang pada akhirnya dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat. Proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi program penanggulangan kemiskinan harus melibatkan masyarakat. Salah satu kebijakan pemerintah dalam program penanggulangan kemiskinan adalah dalam bentuk program PNPM Mandiri Perkotaan. Program ini menekankan pada aspek pemberdayaan masyarakat yang Strategi Penanggulangan Kemiskinan Kota Solok Tahun BAB VI - 7

8 diharapkan dapat memperbaiki kualitas hidup masyarakat miskin karena lebih menekankan implementasi prinsip pembangunan berkelanjutan dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, hingga pemeliharaannya tidak terlepas dari pembelajaran, kebersamaan, tanggung jawab, rasa memiliki, transparansi dan akuntabilitas. Pada akhirnya ada 2 (dua) hal yang perlu menjadi perhatian, yaitu pertama, kebijakan pembangunan dan pengembangan wilayah harus mempertimbangkan aspek pembangunan tridaya berkelanjutan berupa perlindungan lingkungan (environmental protection), pengembangan ekonomi (economic development) dan pengembangan masyarakat (social development). Kedua, perencanaan pengembangan wilayah tidak hanya berorientasi pada pembangunan aspek fisik semata tapi juga mempertimbangkan aspek yang terkait dengan kondisi sosial-budaya dan lingkungan, yakni menggerakkan perekonomian wilayah dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan dan juga lebih mengedepankan proses partisipasif yang menghasilkan konsensus bersama dalam rangka pemenuhan hak dasar masyarakat terutama bagi masyarakat miskin. Di Kota Solok semua program/kegiatan penanggulangan kemiskinan telah diberikan pada masyarakat yang terdaftar sebagai penerima manfaat program melalui SKPD terkait. Namun, kendala/permasalahan yang ditemui di lapangan adalah masih banyaknya masyarakat miskin yang tidak memanfaatkan program/kegiatan dari SKPD karena SDM masyarakat miskin tersebut masih rendah sehingga tidak mampu untuk memanfaatkan bantuan yang telah dialokasikan pemerintah daerah. Seperti contoh, diberi bantuan kambing/sapi, masyarakat miskin tersebut tidak mau menerima karena takut bagaimana memelihara dan memberi makan ternak tersebut. Sehingga bantuan ini dirasa sangat menyusahkan, kalau bisa bantuan yang diberikan tidak menambah kerja/merepotkan mereka. Contoh lain pemberian bantuan peralatan rumah tangga (mixer, blender, kuali, sendok dan lain-lain), yang kemudian mereka jual sehingga bisa menghasilkan uang. Ini menandakan bahwa masyarakat miskin di Kota Solok memiliki budaya malas. Dengan demikian sebagian program/kegiatan yang telah dialokasikan untuk penanggulangan kemiskinan, belum berdampak pada penurunan angka kemiskinan di Kota Solok. Strategi Penanggulangan Kemiskinan Kota Solok Tahun BAB VI - 8

9 6.3. Kelembagaan Pelaksanaan strategi dan kebijakan penanggulangan kemiskinan daerah Kota Solok memerlukan dukungan kelembagaan yang kuat. Kelembagaan dimaksud diharapkan bertanggung jawab atas terwujudnya strategi dan kebijakan penanggulangan kemiskinan, terutama dalam melakukan koordinasi perumusan kebijakan dan pelaksanaan, penyusunan anggaran, monitoring dan evaluasi. TKPK Provinsi dan Kabupaten/Kota melakukan tinjauan kebijakan (review) terhadap dokumen perencanaan di daerah. Targetnya adalah mengintegrasikan hasil analisis dalam SPKD (isi kebijakan) dengan materi Perda, Perkada (Peraturan Kepala Daerah), Keputusan Kepala Daerah lainnya, dan bila perlu terhadap keputusankeputusan politik DPRD yang terkait dengan percepatan penanggulangan kemiskinan. Lingkup analisis adalah rekomendasi agar terdapat pengarusutamaan (mainstreaming) SPKD dalam kebijakan dan regulasi daerah yang mendukung percepatan penanggulangan kemiskinan. Sejalan dengan pelembagaan di tingkat pusat, pada tingkat daerah yaitu Kota Solok juga telah dibentuk Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD) yang diketuai oleh Wakil Walikota Solok serta beranggotakan perwakilan dari berbagai SKPD. TKPKD bertanggung jawab langsung kepada Walikota Solok. Penanggulangan kemiskinan merupakan salah satu misi Pemerintah Kota Solok yang harus diwujudkan untuk menurunkan angka kemiskinan sesuai target yang ditetapkan. Dalam rangka percepatan penanggulangan kemiskinan di Kota Solok, pada tahun 2012 TKPK Kota Solok membuat Perwako Nomor: 41 tahun 2012 tentang Komite Pelaksana Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (KP3K) Kelurahan di lingkungan Pemerintah Kota Solok yang berfungsi sebagai penguat untuk melakukan pembinaan dan pemantauan untuk percepatan penanggulangan kemiskinan selain adanya Surat Keputusan Walikota Solok Nomor: /117/KPTS/WSL-2013 tentang Tim Pembina Kelurahan untuk percepatan penanggulangan kemiskinan di Kota Solok. Pada tingkat pusat telah dibentuk Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) yang memiliki tugas: 1. Menyusun kebijakan dan program penanggulangan kemiskinan, 2. Melakukan sinergi melalui sinkronisasi, harmonisasi, dan integrasi programprogram penanggulangan kemiskinan di kementerian/lembaga Strategi Penanggulangan Kemiskinan Kota Solok Tahun BAB VI - 9

10 3. Melakukan pengawasan dan pengendalian pelaksanaan program dan kegiatan penanggulangan kemiskinan. Berbagai pihak telah memberikan dukungan dan inisiatif langsung dalam pemecahan masalah kemiskinan. Berbagai inisiatif tersebut perlu diserasikan agar saling memperkuat dan memberikan dampak yang lebih besar bagi percepatan pemecahan permasalahan kemiskinan. Oleh sebab itu, pelaksanaan strategi dan kebijakan penanggulangan kemiskinan dalam lima tahun mendatang di Kota Solok perlu didukung oleh kemitraan dan kerjasama berbagai pelaku dan keserasian peran dan keterpaduan langkah dari berbagai pihak. Keberhasilan pelaksanaan strategi dan kebijakan penanggulangan kemiskinan ditentukan oleh kerjasama, kemitraan, dan peran serta aktif berbagai pihak terutama pemerintah daerah, DPRD, pelaku usaha, organisasi masyarakat, organisasi profesi, perguruan tinggi dan lembaga internasional. Kemitraan dalam penanggulangan kemiskinan dapat berupa: 1. Kerjasama antar seluruh jajaran pemerintah dalam terlaksananya strategi dan kebijakan. 2. Kerjasama tiga pihak yaitu pemerintah, swasta dan masyarakat (LSM, perguruan tinggi, organisasi masyarakat, organisasi keagamaan, organisasi profesi dan sebagainya) dalam diseminasi dan kampanye, monitoring, dan evaluasi strategi dan kebijakan. 3. Kerjasama antar pemerintah dan swasta untuk pelaksanaan strategi dan kebijakan. 4. Kerjasama antar pemerintah dan swasta dalam memperkuat kapasitas pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam melaksanakan strategi dan kebijakan. Program penanggulangan kemiskinan yang melibatkan banyak sektor baik lembaga pemerintah, swasta dan masyarakat harus memprioritaskan terhadap upaya terpenuhinya kebutuhan dasar dari keluarga miskin serta menciptakan situasi yang mendukung untuk memberdayakan keluarga tersebut sehingga lepas dari kemiskinan sekaligus mencegah timbulnya keluarga miskin baru. Strategi Penanggulangan Kemiskinan Kota Solok Tahun BAB VI - 10

11 Upaya penanggulangan kemiskinan merupakan bagian tak terpisahkan dari pelaksanaan pembangunan dan merupakan tanggung jawab semua pihak. Akan tetapi kenyataan selama ini memperlihatkan bahwa upaya penanggulangan kemiskinan masih dipandang merupakan urusan pemerintah saja. Akibatnya keterlibatan masyarakat luas sangat kecil. Dengan dibentuknya Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPK) diharapkan terdapat koordinasi yang lebih baik dalam hal kebijakan dan program penanggulangan kemiskinan Kota Solok yang melibatkan berbagai sektor dan pelaku pembangunan atau stakeholders lainnya. Diharapkan TKPK mampu mendorong proses perencanaan dan penganggaran sehingga menghasilkan anggaran yang efektif untuk penanggulangan kemiskinan serta TKPK mampu melakukan koordinasi dan pemantauan program penanggulangan kemiskinan di daerah. Tim Teknis TKPK bertugas: 1. Menyiapkan agenda Rapat Koordinasi TKPK yang terdiri dari: Memantau situasi dan kondisi kemiskinan di daerah, menganalisis besaran pengeluaran pemerintah daerah sehingga efektif untuk penanggulangan kemiskinan (APBN dan APBD), dan mengkoordinasikan pelaksanaan dan pengendalian program penanggulangan kemiskinan yang dilakukan di daerah. 2. Menyusun Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan di daerah Dukungan program dan anggaran untuk penanggulangan kemiskinan baik dari pemerintah pusat, pemerintah propinsi maupun dari pemerintah Kota Solok sendiri serta BUMN/BUMD dapat mencapai hasil maksimal bila ada koordinasi dan keterpaduan dari semua pihak sejak perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian kegiatan. Untuk itu dibutuhkan suatu strategi baru penanggulangan kemiskinan yang lebih menyentuh akar permasalahan kemiskinan dan lebih terpadu yang disebut dengan Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (SPKD). SPKD adalah dokumen acuan bersama mengenai langkah-langkah strategis yang mampu dilaksanakan oleh pemerintah, swasta dan masyarakat di daerah untuk mengatasi persoalan kemiskinan sesuai dengan kewenangan, sumber daya dan semangat kebersamaan yang diwujudkan melalui proses yang partisipatif, akuntabel, dan didasarkan pada informasi yang realistis. Dokumen ini menjadi bagian yang tak terpisahkan dari dokumen perencanaan maupun anggaran daerah yang bermanfaat Strategi Penanggulangan Kemiskinan Kota Solok Tahun BAB VI - 11

12 dalam menyusun langkah (rencana aksi) yang akan dilaksanakan secara bertahap dan berkesinambungan Pemerintah Daerah Pemerintah Kota Solok mempunyai peran langsung dalam melaksanakan penghormatan, perlindungan dan pemenuhan hak-hak dasar masyarakat miskin melalui: 1. berbagai kebijakan dan regulasi yang menghormati dan melindungi hak-hak masyarakat miskin; 2. meningkatkan pelayanan publik yang murah, cepat dan bermutu; 3. melakukan fasilitasi dan mediasi; 4. mendorong pelaku pembangunan lain untuk menjadi pelaku aktif dalam penanggulangan kemiskinan. Adapun langkah-langkah yang dilakukan Pemerintah Kota Solok adalah sebagai berikut: a. Penghormatan hak dasar: 1. Melakukan sosialisasi, diseminasi dan kampanye tentang kebijakan, tujuan dan sasaran penanggulangan kemiskinan. 2. Memasukkan penanggulangan kemiskinan sebagai dasar penilaian laporan pertanggung jawaban pimpinan daerah. 3. Merumuskan Strategi Penanggulangan Kemiskinan (SPK) Daerah yang menjadi bagian integral dari Rencana Pembangunan Menengah Daerah. b. Perlindungan hak dasar: 1. Melakukan pembaharuan tata pemerintahan dan reformasi serta penguatan kapasitas birokrasi di daerah. 2. Mengintegrasikan Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah dalam dokumen perencanaan pembangunan daerah. 3. Penyediaan dan pemanfaatan data operasional yang akurat untuk kebutuhan penentuan sasaran dalam penanggulangan kemiskinan. 4. Mengembangkan sistem monitoring dan evaluasi kinerja secara terpadu sebagai dasar pengkajian terhadap pelaksanaan upaya penanggulangan kemiskinan. Strategi Penanggulangan Kemiskinan Kota Solok Tahun BAB VI - 12

13 5. Mengembangkan mekanisme dan fungsi koordinasi baik di Sekretariat Daerah, Badan KBPMP, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan SKPD terkait lainnya. 6. Revitalisasi peran dan fungsi Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD) sebagai forum koordinasi, mediasi dan konsultasi berbagai pihak dalam perumusan kebijakan dan program penanggulangan kemiskinan. 7. Mendorong terbentuknya unit-unit pengaduan masalah guna merespon dan mengatasi secara cepat setiap kasus yang dialami oleh masyarakat miskin. c. Pemenuhan hak dasar: 1. Bersama DPRD memprioritaskan alokasi anggaran dan sumberdaya guna mencapai tujuan dan sasaran penanggulangan kemiskinan. 2. Meningkatkan jumlah dan mutu layanan dalam pemenuhan hak dasar masyarakat miskin. 3. Meningkatkan kemampuan dalam mobilisasi sumberdaya, membangun solidaritas dan jaringan, menyiapkan kerangka hukum dan memperbaiki pelayanan umum yang baik dan terjangkau bagi masyarakat. 4. Pendistribusian subsidi pemerintah kepada masyarakat miskin dalam bentuk beasiswa, kesehatan, bantuan pangan, dan permodalan Pelaku Usaha Swasta dan Perbankan Pelaku usaha swasta dan perbankan merupakan pelaku langsung dalam kegiatan investasi, produksi dan distribusi barang dan jasa yang memberikan dampak pada masyarakat miskin. Pelaku usaha swasta dan perbankan dapat berperan dalam penyediaan modal dan teknologi, penciptaan lapangan kerja, penerimaan pajak dan pengembangan fasilitas. Langkah-langkah yang perlu dilakukan oleh pelaku usaha dalam penanggulangan kemiskinan adalah sebagai berikut: a. Penghormatan hak dasar: 1. Mempertimbangkan dampak lingkungan (fisik, sosial, ekonomi dan budaya) yang merugikan orang miskin dalam setiap pengembangan usaha yang dilakukan. Strategi Penanggulangan Kemiskinan Kota Solok Tahun BAB VI - 13

14 2. Mewujudkan pertanggungjawaban sosial perusahaan khususnya dalam bentuk dialog dan kerjasama dengan masyarakat lokal baik pada saat memulai usaha maupun pengembangan usaha yang dilakukan. b. Perlindungan hak dasar: 1. Memastikan produksi dan limbah produksi yang tidak membahayakan masyarakat, terutama masyarakat miskin. 2. Memastikan produksi yang ramah lingkungan atau tidak merusak lingkungan hidup seperti kerusakan hutan dan lahan, pencemaran air, udara, tanah, dan sungai. 3. Memastikan tidak ada diskriminasi terhadap penduduk miskin dan perempuan dalam perekrutan pegawai dan pengembangan usaha. 4. Menjamin perlindungan hak dasar buruh/pekerja sesuai standar ILO. 5. Mengembangkan usaha yang tidak mematikan inisiatif usaha masyarakat. c. Pemenuhan hak dasar: 1. Meningkatkan pertanggungjawaban sosial dalam berbagai bentuk seperti pemberian beasiswa, pengembangan masyarakat, dukungan kepada lembaga pendidikan dan penelitian. 2. Menyediakan akses pekerjaan dan berusaha kepada masyarakat miskin melalui perluasan lapangan kerja, kemitraan usaha dan keterkaitan usaha. 3. Memperkuat usaha koperasi, usaha mikro dan kecil melalui pendampingan, bantuan teknis dan permodalan. 4. Menggalang dana sosial untuk disalurkan kepada perorangan dan kelompok masyarakat miskin Lembaga Swadaya Masyarakat, Organisasi Profesi, dan Perguruan Tinggi LSM, organisasi profesi dan perguruan tinggi mempunyai peran penting dalam melakukan advokasi, pendampingan dan kontrol sosial terhadap pelaksanaan kebijakan dan program penanggulangan kemiskinan. Langkah-langkah yang perlu dilakukan oleh lembaga swadaya masyarakat, organisasi profesi dan perguruan tinggi: a. Penghormatan hak dasar: 1. Mendorong keterbukaan pemerintah dalam pengambilan kebijakan terutama yang menyangkut pengelolaan anggaran. Strategi Penanggulangan Kemiskinan Kota Solok Tahun BAB VI - 14

15 2. Bersama dengan pemerintah, mengembangkan dan mendorong pelembagaan partisipasi masyarakat dalam perumusan kebijakan publik. 3. Mengembangkan penelitian teknologi tepat guna, dan penelitian lainnya yang bermanfaat bagi masyarakat miskin. b. Perlindungan hak dasar: 1. Melakukan advokasi bagi masyarakat miskin dalam negosiasi langsung dengan para pengambil keputusan, dan memberikan bantuan perlindungan hukum. 2. Melakukan kontrol sosial terhadap kinerja dan mutu layanan dasar bagi masyarakat miskin yang dilakukan oleh pemerintah dan pelaku usaha. 3. Memantau dan melakukan evaluasi kritis terhadap pelaksanaan kebijakan dan program penanggulangan kemiskinan yang dilakukan pemerintah. c. Pemenuhan hak dasar: 1. Melakukan pendampingan bagi kelompok masyarakat miskin, kaum perempuan, anak-anak, dan kelompok marjinal lainnya untuk memperjuangkan hak-hak dasar dan kebutuhan mereka. 2. Melakukan fasilitasi dan asistensi kepada masyarakat miskin dalam memperoleh pekerjaan dan penghidupan yang lebih layak. 3. Transfer pengetahuan dan teknologi kepada masyarakat miskin Organisasi Masyarakat dan Organisasi Keagamaan Rencana aksi penanggulangan kemiskinan akan memiliki dampak luas dan berkelanjutan apabila didukung dan melibatkan partisipasi aktif dari organisasi masyarakat dan organisasi keagamaan. Organisasi masyarakat dan organisasi keagamaan memiliki peran penting dalam melakukan advokasi, pendampingan dan kontrol sosial terhadap pelaksanaan kebijakan dan program penanggulangan kemiskinan. Langkah-langkah yang perlu dilakukan: a. Penghormatan hak dasar: 1. Mendorong pengembangan nilai-nilai moral tentang persamaan dan tanpa diskriminasi sebagai prinsip utama hak-hak dasar masyarakat. 2. Mendorong keterbukaan pemerintah dalam pengambilan keputusan yang menyangkut hak-hak dasar masyarakat miskin. Strategi Penanggulangan Kemiskinan Kota Solok Tahun BAB VI - 15

16 3. Melakukan diseminasi, sosialisasi dan kampanye mengenai tujuan dan sasaran penanggulangan kemiskinan. 4. Bersama dengan pemerintah, mengembangkan dan mendorong pelembagaan forum warga dan forum lintas pelaku sebagai wadah partisipasi masyarakat dalam perumusan kebijakan publik. b. Perlindungan hak dasar: 1. Melakukan advokasi bagi masyarakat miskin dalam negosiasi langsung dengan para pengambil keputusan dan bantuan perlindungan hukum. 2. Melakukan kontrol sosial terhadap kinerja dan mutu layanan dasar bagi masyarakat miskin yang dilakukan oleh pemerintah dan pelaku usaha swasta. 3. Mengembangkan pemahaman sosial yang mendukung perlindungan hak dasar masyarakat miskin. c. Pemenuhan hak dasar: 1. Menyuarakan dan memperkuat pembelaan bagi kelompok miskin, kaum perempuan, anak-anak, dan kelompok marjinal lainnya untuk memperjuangkan hak-hak dasar dan kebutuhan mereka. 2. Melakukan fasilitasi dan asistensi kepada masyarakat miskin untuk memperoleh pekerjaan dan penghidupan yang lebih layak. 3. Memantau, mengawasi dan melakukan evaluasi kritis terhadap pelaksanaan kebijakan dan program penanggulangan kemiskinan yang dilakukan pemerintah. Strategi Penanggulangan Kemiskinan Kota Solok Tahun BAB VI - 16

BAB V MEKANISME PELAKSANAAN RENCANA AKSI

BAB V MEKANISME PELAKSANAAN RENCANA AKSI BAB V MEKANISME PELAKSANAAN RENCANA AKSI Kemiskinan adalah masalah nasional yang tidak dapat diselesaikan hanya oleh pemerintah sendiri, tetapi juga harus menjadi tanggung jawab bersama semua pihak Rencana

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2012

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2012 1 PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI PROVINSI SULAWESI SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 2-H TAHUN 2013 TENTANG STRATEGI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH KOTA SURAKARTA BAB I PENDAHULUAN

LAMPIRAN PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 2-H TAHUN 2013 TENTANG STRATEGI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH KOTA SURAKARTA BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 2-H TAHUN 2013 TENTANG STRATEGI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH KOTA SURAKARTA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pada dasarnya merupakan upaya

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang : a. bahwa kemiskinan

Lebih terperinci

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PEKALONGAN, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB VI KAJI ULANG KEBIJAKAN DAN KELEMBAGAAN SPKD

BAB VI KAJI ULANG KEBIJAKAN DAN KELEMBAGAAN SPKD BAB VI KAJI ULANG KEBIJAKAN DAN KELEMBAGAAN SPKD 6.1. Pemetaan Program Masalah kemiskinan tidak dapat dipecahkan melalui kebijakan yang bersifat sektoral, parsial dan berjangka pendek, tetapi kebijakan

Lebih terperinci

BAB VII ISU STRATEGIS DAN RENCANA AKSI DAERAH

BAB VII ISU STRATEGIS DAN RENCANA AKSI DAERAH BAB VII ISU STRATEGIS DAN RENCANA AKSI DAERAH 7.1. Isu Strategis Berbagai masalah yang dialami oleh miskin menggambarkan bahwa kemiskinan bersumber dari ketidakberdayaan dan ketidakmampuan dalam memenuhi

Lebih terperinci

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG, PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINANDI KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG, Menimbang : a. bahwa kemiskinan

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG STRATEGI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH KOTA MALANG TAHUN

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG STRATEGI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH KOTA MALANG TAHUN SALINAN NOMOR 28, 2014 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG STRATEGI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH KOTA MALANG TAHUN 2013 2018 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, Menimbang:

Lebih terperinci

DEKLARASI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI

DEKLARASI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI DEKLARASI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI Bahwa kemiskinan adalah ancaman terhadap persatuan, kesatuan, dan martabat bangsa, karena itu harus dihapuskan dari bumi Indonesia. Menghapuskan kemiskinan merupakan

Lebih terperinci

BAB VI KAJI ULANG KEBIJAKAN DAN KELEMBAGAAN

BAB VI KAJI ULANG KEBIJAKAN DAN KELEMBAGAAN BAB VI KAJI ULANG KEBIJAKAN DAN KELEMBAGAAN 6.1. Pemetaan Program Masalah kemiskinan tidak dapat dipecahkan melalui kebijakan yang bersifat sektoral, parsial dan berjangka pendek, tetapi kebijakan yang

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 168 TAHUN : 2013 PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 168 TAHUN : 2013 PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 168 TAHUN : 2013 PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA CIMAHI, Menimbang : a.

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI MALUKU

PEMERINTAH PROVINSI MALUKU PEMERINTAH PROVINSI MALUKU PERATURAN GUBERNUR MALUKU NOMOR : 21 TAHUN 2009 TENTANG KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI PROVINSI MALUKU GUBERNUR MALUKU, Menimbang : a. bahwa percepatan penurunan angka

Lebih terperinci

Rencana Pembangunan Jangka Menengah strategi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan tranformasi,

Rencana Pembangunan Jangka Menengah strategi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan tranformasi, BAB VI. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi dan arah kebijakan merupakan rumusan perencanaan komperhensif tentang bagaimana Pemerintah Daerah mencapai tujuan dan sasaran RPJMD dengan efektif dan efisien.

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI KOTA SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SEMARANG, Menimbang : a. bahwa dalam rangka memenuhi hak

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 185 TAHUN 2014 TENTANG PERCEPATAN PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 185 TAHUN 2014 TENTANG PERCEPATAN PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 185 TAHUN 2014 TENTANG PERCEPATAN PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa air minum

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 6 PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI KOTA SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SEMARANG,

Lebih terperinci

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N W A L I K O T A B A N J A R M A S I N PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJARMASIN, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH K A B U P A T E N B A N D U N G NOMOR 10 TAHUN 2008

LEMBARAN DAERAH K A B U P A T E N B A N D U N G NOMOR 10 TAHUN 2008 LEMBARAN DAERAH K A B U P A T E N B A N D U N G NOMOR 10 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI KABUPATEN BANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PENANGGULANGAN KEMISKINAN HLM, LD Nomor 4 SERI D

PENANGGULANGAN KEMISKINAN HLM, LD Nomor 4 SERI D PENANGGULANGAN KEMISKINAN 2016 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 2 PENANGGULANGAN KEMISKINAN 19 HLM, LD Nomor 4 SERI D TAHUN 2016 TENTANG ABSTRAK : - bahwa dalam rangka memenuhi hak dan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Acuan Kebijakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Acuan Kebijakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Acuan Kebijakan Kemiskinan merupakan masalah multidimensi. Kemiskinan tidak lagi dipahami hanya sebatas ketidakmampuan ekonomi, tetapi juga kegagalan pemenuhan hak-hak dasar dan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 2010: PEMELIHARAAN KESEJAHTERAAN RAKYAT

KEBIJAKAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 2010: PEMELIHARAAN KESEJAHTERAAN RAKYAT KEBIJAKAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 2010: PEMELIHARAAN KESEJAHTERAAN RAKYAT DEPUTI BIDANG KEMISKINAN, KETENAGAKERJAAN, DAN UKM BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL BAPPENAS Rapat Koordinasi Pembangunan

Lebih terperinci

BAB VI SASARAN, INISITIF STRATEJIK DAN PROGRAM PEMBANGUNAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM

BAB VI SASARAN, INISITIF STRATEJIK DAN PROGRAM PEMBANGUNAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM BAB VI SASARAN, INISITIF STRATEJIK DAN PROGRAM PEMBANGUNAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM A. SASARAN STRATEJIK yang ditetapkan Koperasi dan UKM selama periode tahun 2005-2009 disusun berdasarkan berbagai

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi pembangunan daerah dirumuskan untuk menjalankan misi guna mendukung terwujudnya visi yang harapkan yaitu Menuju Surabaya Lebih Baik maka strategi dasar pembangunan

Lebih terperinci

lintas program dalam penyiapan perumusan dan penyelenggaraan

lintas program dalam penyiapan perumusan dan penyelenggaraan LEMBARAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 5 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI KOTA SALATIGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang

Lebih terperinci

SALINAN WALIKOTA LANGSA,

SALINAN WALIKOTA LANGSA, SALINAN QANUN KOTA LANGSA NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG ATAS RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA WALIKOTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan menghambat tercapainya demokrasi, keadilan dan persatuan.

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan menghambat tercapainya demokrasi, keadilan dan persatuan. BAB I PENDAHULUAN Kemiskinan menghambat tercapainya demokrasi, keadilan dan persatuan. Penanggulangan kemiskinan memerlukan upaya yang sungguh-sungguh, terusmenerus, dan terpadu dengan menekankan pendekatan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 2 Tahun : 2015

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 2 Tahun : 2015 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 2 Tahun : 2015 PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN

Lebih terperinci

WALIKOTA KENDARI PERATURAN DAERAH KOTA KENDARI NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA KENDARI PERATURAN DAERAH KOTA KENDARI NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA 1 WALIKOTA KENDARI PERATURAN DAERAH KOTA KENDARI NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KENDARI, Menimbang : a. bahwa dalam rangka memenuhi hak

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI KOTA MATARAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MATARAM,

PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI KOTA MATARAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MATARAM, PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI KOTA MATARAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MATARAM, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mengurangi jumlah

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI KOTA SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI KOTA SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI KOTA SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SEMARANG, Menimbang : a. bahwa dalam rangka memenuhi hak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan proses perubahan kearah yang lebih baik, mencakup seluruh dimensi kehidupan masyarakat suatu daerah dalam upaya meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.389, 2014 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KESEHATAN. Penyediaan Air Minum. Sanitasi. Percepatan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 185 TAHUN 2014 TENTANG PERCEPATAN PENYEDIAAN AIR MINUM

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi pembangunan daerah dirumuskan untuk menjalankan misi guna mendukung terwujudnya visi yang harapkan yaitu Menuju Surabaya Lebih Baik maka strategi dasar pembangunan

Lebih terperinci

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan BAB - VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan Strategi adalah langkah-langkah berisikan program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi, yang dirumuskan dengan kriterianya

Lebih terperinci

NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MADIUN,

NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MADIUN, PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MADIUN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mengurangi jumlah penduduk miskin

Lebih terperinci

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN Prioritas dan sasaran merupakan penetapan target atau hasil yang diharapkan dari program dan kegiatan yang direncanakan, terintegrasi, dan konsisten terhadap pencapaian

Lebih terperinci

BUPATI BANTUL PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 06 TAHUN 2013 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL,

BUPATI BANTUL PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 06 TAHUN 2013 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL, BUPATI BANTUL PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 06 TAHUN 2013 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL, Menimbang : Mengingat : a. bahwa dalam rangka mengurangi

Lebih terperinci

RANGKUMAN HASIL KONFERENSI

RANGKUMAN HASIL KONFERENSI RANGKUMAN HASIL KONFERENSI Memberikan Pelayanan Terbaik Bagi Masyarakat Miskin: Isu Strategis dan Rekomendasi Menteri Negara PPN/ Kepala Bappenas Jakarta, 28 April 2005 KONFERENSI NASIONAL PENANGGULANGAN

Lebih terperinci

BUPATI GORONTALO PROVINSI GORONTALO

BUPATI GORONTALO PROVINSI GORONTALO BUPATI GORONTALO PROVINSI GORONTALO PERATURAN DAERAH KABUPATEN GORONTALO NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PERENCANAAN, PELAKSANAAN PEMBANGUNAN, PEMANFAATAN, DAN PENDAYAGUNAAN KAWASAN PERDESAAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Visi : Terwujudnya pemerintahan yang baik dan bersih menuju maju dan sejahtera Misi I : Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang profesional, transparan, akuntabel

Lebih terperinci

4.2 Strategi dan Kebijakan Pembangunan Daerah

4.2 Strategi dan Kebijakan Pembangunan Daerah 4.2 Strategi dan Kebijakan Pembangunan Daerah Mencermati isu-isu strategis diatas maka strategi dan kebijakan pembangunan Tahun 2014 per masing-masing isu strategis adalah sebagaimana tersebut pada Tabel

Lebih terperinci

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

Model Pengembangan Ekonomi Kerakyatan

Model Pengembangan Ekonomi Kerakyatan Model Pengembangan Ekonomi Kerakyatan Model Pengembangan Ekonomi Kerakyatan Pendekatan Kultural Pendekatan Struktural Model Pendekatan Pengembangan Ekonomi Kerakyatan 1. Pendekatan Kultural adalah program

Lebih terperinci

Pengarahan KISI-KISI PROGRAM PEMBANGUNAN KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2014

Pengarahan KISI-KISI PROGRAM PEMBANGUNAN KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2014 Pengarahan KISI-KISI PROGRAM PEMBANGUNAN KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2014 PEMERINTAH KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2013 ISU STRATEGIS, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2014 A. Isu Strategis

Lebih terperinci

VIII. REKOMENDASI KEBIJAKAN

VIII. REKOMENDASI KEBIJAKAN VIII. REKOMENDASI KEBIJAKAN 8.1. Rekomendasi Kebijakan Umum Rekomendasi kebijakan dalam rangka memperkuat pembangunan perdesaan di Kabupaten Bogor adalah: 1. Pengembangan Usaha Ekonomi Masyarakat, adalah

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 46 NOMOR 46 TAHUN 2008

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 46 NOMOR 46 TAHUN 2008 BERITA DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 46 PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 46 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT, PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA KOTA

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 42 TAHUN 2010 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 42 TAHUN 2010 TENTANG MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 42 TAHUN 2010 TENTANG TIM KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan Tahun BAB 1 PENDAHULUAN

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan Tahun BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan kondisi sosial, ekonomi dan budaya, Kota Medan tumbuh dan berkembang menjadi salah satu kota metropolitan baru di Indonesia, serta menjadi

Lebih terperinci

: PERATURAN GUBERNUR TENTANG ARAH, KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENANGGULANGAN KEMISKINAN.

: PERATURAN GUBERNUR TENTANG ARAH, KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENANGGULANGAN KEMISKINAN. 2 6. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara; 7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah dengan

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi dan arah kebijakan pembangunan daerah Kabupaten Bengkulu Utara selama lima tahun, yang dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun

Lebih terperinci

BAPPEDA Planning for a better Babel

BAPPEDA Planning for a better Babel DISAMPAIKAN PADA RAPAT PENYUSUNAN RANCANGAN AWAL RKPD PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN 2018 PANGKALPINANG, 19 JANUARI 2017 BAPPEDA RKPD 2008 RKPD 2009 RKPD 2010 RKPD 2011 RKPD 2012 RKPD 2013 RKPD

Lebih terperinci

Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta

Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 53 TAHUN 2007 TENTANG ARAH, KEBIJAKAN DAN STRATEGl PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN

BUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN BUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN, Menimbang

Lebih terperinci

BAB VIII RENCANA SISTEM MONITORING DAN EVALUASI

BAB VIII RENCANA SISTEM MONITORING DAN EVALUASI BAB VIII RENCANA SISTEM MONITORING DAN EVALUASI 8.1. Mekanisme dan Prosedur Monitoring dan Evaluasi Agar dalam pelaksanaan monitoring dan evaluasi, dapat berjalan dengan baik maka prosedur yang harus diikuti

Lebih terperinci

BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL 4.1 SASARAN DAN ARAHAN PENAHAPAN PENCAPAIAN Sasaran Sektor Sanitasi yang hendak dicapai oleh Kabupaten Gunungkidul adalah sebagai berikut : - Meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Isu kemiskinan masih menjadi isu strategik dan utama dalam pembangunan, baik di tingkat nasional, regional, maupun di provinsi dan kabupaten/kota. Di era pemerintahan

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA 2.1 GAMBARAN UMUM ORGANISASI Tugas Pokok dan Fungsi Satuan Organisasi Pada Lembaga Teknis Daerah Kota Bandung diatur berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 19 Tahun

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA KUPANG NOMOR 18 TAHUN 2007 TENTANG MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN KELURAHAN DAN KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA KUPANG NOMOR 18 TAHUN 2007 TENTANG MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN KELURAHAN DAN KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KOTA KUPANG NOMOR 18 TAHUN 2007 TENTANG MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN KELURAHAN DAN KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KUPANG, Menimbang : a. bahwa sehubungan dengan

Lebih terperinci

BUPATI LOMBOK TENGAH RANCANGAN PERATURAN BUPATI LOMBOK TENGAH NOMOR... TENTANG

BUPATI LOMBOK TENGAH RANCANGAN PERATURAN BUPATI LOMBOK TENGAH NOMOR... TENTANG BUPATI LOMBOK TENGAH RANCANGAN PERATURAN BUPATI LOMBOK TENGAH NOMOR... TENTANG INTEGRASI PENGELOLAAN HUTAN BERBASIS MASYARAKAT DALAM STRATEGI PENANGGULANGAN KEMISKINAN Menimbang : a. Bahwa pembangunan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG NOMOR : 2 TAHUN 2014

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG NOMOR : 2 TAHUN 2014 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG NOMOR : 2 TAHUN 2014 TENTANG PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARAWANG, Menimbang : a. bahwa kemiskinan adalah masalah yang

Lebih terperinci

BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH

BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH RANCANGAN RPJP KABUPATEN BINTAN TAHUN 2005-2025 V-1 BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH Permasalahan dan tantangan yang dihadapi, serta isu strategis serta visi dan misi pembangunan

Lebih terperinci

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) A. Visi dan Misi 1. Visi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Sleman 2010-2015 menetapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana Kerja Satuan Perangkat Kerja Daerah (Renja SKPD) merupakan dokumen perencanaan resmi SKPD yang dipersyaratkan untuk mengarahkan pelayanan publik Satuan Kerja

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 Visi dan Misi SKPD Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan. Misi adalah rumusan umum

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB VI STRATEGI DAN KEBIJAKAN Dalam rangka mewujudkan visi dan melaksanakan misi pembangunan daerah Kabupaten Ngawi 2010 2015, Pemerintah Kabupaten Ngawi menetapkan strategi yang merupakan upaya untuk

Lebih terperinci

- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG

- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG - 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 23 TAHUN 2008 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PEMALANG, Menimbang : a. bahwa sistem

Lebih terperinci

Isu Strategis Kota Surakarta

Isu Strategis Kota Surakarta Isu Strategis Kota Surakarta 2015-2019 (Kompilasi Lintas Bidang) Perwujudan dari pelaksanaan Urusan Pemerintahan yang telah diserahkan ke Daerah sebagai bagian integral dari pembangunan nasional. Sinkronisasi

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 07 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 07 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 07 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG TAHAPAN, TATA CARA PENYUSUNAN, PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN SERTA

Lebih terperinci

KOTA SURAKARTA PRIORITAS DAN PLAFON ANGGARAN SEMENTARA (PPAS) TAHUN ANGGARAN 2016 BAB I PENDAHULUAN

KOTA SURAKARTA PRIORITAS DAN PLAFON ANGGARAN SEMENTARA (PPAS) TAHUN ANGGARAN 2016 BAB I PENDAHULUAN - 3 - LAMPIRAN: NOTA KESEPAKATAN ANTARA PEMERINTAH KOTA SURAKARTA DENGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR : 910/3839-910/6439 TENTANG : PRIORITAS DAN PLAFON ANGGARAN SEMENTARA APBD KOTA

Lebih terperinci

BUPATI GUNUNGKIDUL BUPATI GUNUNGKIDUL,

BUPATI GUNUNGKIDUL BUPATI GUNUNGKIDUL, BUPATI GUNUNGKIDUL PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 18 TAHUN 2009 TENTANG POLA HUBUNGAN KERJA ANTAR PERANGKAT DAERAH DAN ANTARA KECAMATAN DENGAN PEMERINTAHAN DESA BUPATI GUNUNGKIDUL, Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

BAPPEDA KAB. LAMONGAN BAB IV VISI DAN MISI DAERAH 4.1 Visi Berdasarkan kondisi Kabupaten Lamongan saat ini, tantangan yang dihadapi dalam dua puluh tahun mendatang, dan memperhitungkan modal dasar yang dimiliki, maka visi Kabupaten

Lebih terperinci

BUPATI SUMBA BARAT DAYA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI SUMBA BARAT DAYA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI SUMBA BARAT DAYA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA TAHUN 2014

Lebih terperinci

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN PROVINSI SULAWESI TENGAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN PROVINSI SULAWESI TENGAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN PROVINSI SULAWESI TENGAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan memantapkan

Lebih terperinci

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN PROVINSI SULAWESI TENGAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN PROVINSI SULAWESI TENGAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, INSTRUKSI PRESIDEN NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN PROVINSI SULAWESI TENGAH PRESIDEN, Dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan memantapkan situasi keamanan dan ketertiban

Lebih terperinci

Tingkat Kemiskinan Kabupaten Pasaman Barat dan Propinsi Sumatera Barat Tahun

Tingkat Kemiskinan Kabupaten Pasaman Barat dan Propinsi Sumatera Barat Tahun KONDISI MAKRO KEMISKINAN Target RPJMN, tingkat kemiskinan 2015 8% di tingkat Propinsi Sumatera Barat, Kabupaten Pasaman Barat berada di peringkat ke-8 Tingkat Kemiskinan Kabupaten Pasaman Barat dan Propinsi

Lebih terperinci

BAB IV VISI MISI, TUJUAN, SASARAN STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI MISI, TUJUAN, SASARAN STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI MISI, TUJUAN, SASARAN STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi SKPD Visi SKPD adalah gambaran arah pembangunan atau kondisi masa depan yang ingin dicapai SKPD melalui penyelenggaraan tugas

Lebih terperinci

2014, No Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran

2014, No Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran No. 364, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUT. Pemberdayaan Masyarakat. Pengelolaan. DAS. Tata Cara. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.17/Menhut-II/2014 TENTANG TATA CARA

Lebih terperinci

BUPATI BULELENG PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN PEMERINTAH KABUPATEN BULELENG

BUPATI BULELENG PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN PEMERINTAH KABUPATEN BULELENG SALINAN BUPATI BULELENG PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN PEMERINTAH KABUPATEN BULELENG TAHUN 2017 SALINAN BUPATI BULELENG PROVINSI

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Salam Sejahtera,

KATA PENGANTAR. Salam Sejahtera, KATA PENGANTAR Salam Sejahtera, Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat dan karunianya, penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Kabupaten Rote Ndao Tahun 2015 dapat diselesaikan

Lebih terperinci

Permasalahan Mendasar Daerah

Permasalahan Mendasar Daerah VISI, MISI DAN AGENDA PEMBANGUNAN SERTA KEBIJAKAN STRATEGIS Permasalahan Mendasar Daerah 1. Masih rendahnya kualitas sumberdaya manusia sehingga menyebabkan rendahnya produktivitas dan daya saing yang

Lebih terperinci

WALIKOTA SEMARANG PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA SEMARANG PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG WALIKOTA SEMARANG PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN SEBAGAI TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN DI KOTA SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PEREKONOMIAN INDONESIA

PEREKONOMIAN INDONESIA PEREKONOMIAN INDONESIA Ekonomi kerakyatan, sebagaimana dikemukakan dalam Pasal 33 UUD 1945, adalah sebuah sistem perekonomian yang ditujukan untuk mewujudkan kedaulatan rakyat dalam bidang ekonomi. Sistem

Lebih terperinci

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TORAJA UTARA

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TORAJA UTARA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TORAJA UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN TORAJA UTARA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TORAJA UTARA, Menimbang :

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan, Kehutanan dan Ketahanan Pangan (BP4K2P) Kabupaten Jayawijaya merupakan Organsasi

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Bappeda Kota Bogor Berdasarkan tugas dan fungsi pelayanan yang dilaksanakan

Lebih terperinci

VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN

VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN 2013 2018 Visi Terwujudnya Kudus Yang Semakin Sejahtera Visi tersebut mengandung kata kunci yang dapat diuraikan sebagai berikut: Semakin sejahtera mengandung makna lebih

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG TIMUR, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mengurangi jumlah

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI KABUPATEN KENDAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI KABUPATEN KENDAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI KABUPATEN KENDAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KENDAL, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mengurangi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah daerah sebagai unsur penyelenggaraan pemerintahan memiliki kewajiban dalam menangani permasalahan kemiskinan pada masing-masing wilayahnya. Upaya penanggulangan

Lebih terperinci

EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN INDIVIDU PERAN KEPALA DAERAH DALAM MENGURANGI TINGKAT KEMISKINAN DAN PENGANGGURAN

EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN INDIVIDU PERAN KEPALA DAERAH DALAM MENGURANGI TINGKAT KEMISKINAN DAN PENGANGGURAN EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN INDIVIDU PERAN KEPALA DAERAH DALAM MENGURANGI TINGKAT KEMISKINAN DAN PENGANGGURAN Oleh: Rasbin, S.TP., M.SE. Peneliti Bidang Ekonomi dan Kebijakan Publik PUSAT PENELITIAN BADAN

Lebih terperinci

Agenda dan Prioritas Pembangunan Jawa Timur

Agenda dan Prioritas Pembangunan Jawa Timur IV Agenda dan Prioritas Pembangunan Jawa Timur IV.1 Agenda Pembangunan Berdasarkan visi, misi, dan strategi pembangunan, serta permasalahan pembangunan yang telah diuraikan sebelumnya, maka disusun sembilan

Lebih terperinci

2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun

2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun BAB 2 PERENCANAAN KINERJA 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 Pemerintah Kabupaten Bogor telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) berdasarkan amanat dari Peraturan Daerah

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PROGRAM REHABILITASI SOSIAL DAERAH KUMUH KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi Misi SKPD Lingkungan yang baik sehat merupakan hak asasi setiap warga negara Indonesia. Ketersediaan sumber daya alam secara kuantitas

Lebih terperinci

Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional STRATEGI NASIONAL PENANGGULANGAN KEMISKINAN, RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL (RPJMN) 2004 2009,

Lebih terperinci

RANCANGAN: PENDEKATAN SINERGI PERENCANAAN BERBASIS PRIORITAS PEMBANGUNAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017

RANCANGAN: PENDEKATAN SINERGI PERENCANAAN BERBASIS PRIORITAS PEMBANGUNAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017 RANCANGAN: PENDEKATAN SINERGI PERENCANAAN BERBASIS PRIORITAS PEMBANGUNAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017 PRIORITAS PEMBANGUNAN 2017 Meningkatkan kualitas infrastruktur untuk mendukung pengembangan wilayah

Lebih terperinci

WALIKOTA MADIUN WALIKOTA MADIUN,

WALIKOTA MADIUN WALIKOTA MADIUN, WALIKOTA MADIUN PERATURAN WALIKOTA MADIUN NOMOR 49 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT, KELUARGA BERENCANA DAN KETAHANAN PANGAN WALIKOTA MADIUN, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

Rencana Strategis

Rencana Strategis kesempatan kerja serta meningkatkan pendapatan masyarakat. Pertumbuhan ekonomi yang berkualitas adalah pertumbuhan ekonomi yang diharapkan mampu menurunkan angka kemiskinan dan pengangguran. Berdasarkan

Lebih terperinci