Lokasi Potensi Usaha Penelitian Keterangan Kabupaten Padang Pariaman

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Lokasi Potensi Usaha Penelitian Keterangan Kabupaten Padang Pariaman"

Transkripsi

1 SUMBERDAYA BAHAN GALIAN NON LOGAM 1. BATU KAPUR Kabupaten Padang Pariaman Bukit Seledeko, Padang Lapai, Kecamatan 2 X 11 Enam Lingkung M 3 (Hipotetik) potensi batu kapur yang dijumpai pada daerah perbukitan landai berarah Barat Timur. Belum dilakukan usaha pertambangan pada wilayah ini Kabupaten Agam Bukit Karang Putih, Koto Alam Kec Palembayan Kecamatan Palupuh Simarasap Kecamatan Baso Kamang Mudik, Kecamatan Kamang Magek ton Jutaan ton ton (hipotetik) ton (hipotetik) Jutaan ton Potensi Bahan Galian Kab Agam Tahap inventarisasi Tahap inventarisasi Tahap inventarisasi Belum diusahakan, Batukapur dengan kualitas CaO >54%, MgO < 2% SiO2 < 1% Ada usaha pemanfaatan batukapur di daerah Palupuh yang dimanfatkan sebagai bahan pupuk Sebagian kecil dimanfaatkan masyarakat sebagai material bangunan Dimanfaatkan sebagai material bangunan dan pengerasan jalan Dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan pupuk pertanian dan dibakar sebagai kapur aktif

2 Kabupaten Pasaman Kampung Bahari, Muaro Cubadak dan Hulu Sungai Sontang, Kecamatan Mapat Tunggal. Jutaan ton Tahap inventarisasi Ada usaha pemanfaatn batukapur di daerah Palupuh yang dimanfatkan sebagai bahan pupuk Kabupaten Pasaman Barat Muaro Kiawai, Kecamatan Gunung Tuleh Bukit Pulutan Saliban Baudo sampai Bk. Panjang Kecamatan Gunung Tuleh ton (650 Ha) Hipotetik Ha Hipotetik Pemetaan tematik Tahun 1993 kualitas secara umum : CaO = 47,10 55,63 MgO = ttd - 3,08 Fe 2 O 3 = ttd - 4,3 SiO 2 = ttd - 1,38 Inventarisasi Wilayah potensi ini termasuk dlm Izin Usaha Pertambangan Eksplorasi PT. Black Gold International Sebagian wilayah ini masuk dalam IUP PT.BlackGold International Kabupaten Lima Puluh Kota Dusun Pauh Tinggi Nagari Halaban Kecamatan Lareh Sago Halaban Malintang, Kecamatan Luhak ton (415 Ha) M 3 CaO = 50,92-55,63% MgO = ttd - 1,77% Fe 2 O 3 = ttd - 3,0% SiO 2 = ttd - 0,6% Balai Panjang, Kec. Luhak M 3 Batukapur bersifat marmeran warna putih keabu-abuan, abu-abu muda-tua, abu-abu kehitaman, putih kecoklatan dan hitam, masif, pejal dan kompak.

3 Bulahan, Batupayung Dan Sialang, Kec. Luhak Koto Tungak, Payakumbuh M M 3 Hipotetik Inventarisasi Kabupaten Tanah Datar Lintau Buo Ha Penyelidikan rinci Batipuh Ha Inventarisasi Padang Datar dan Padang Luar, Rambatan 150 Ha Inventarisasi Bukit Batu Kapur Sungayang 300 Ha Inventarisasi Rao Rao ton (hipotetik) Tabek Patah ton (hipotetik) Dimanfaatkan oleh PT. ICCI sebagai untuk industry kapur sebagai bahan penunjang industri kertas Kabupaten Sijunjung Sumpur Kudus Muaro, Kec. Sijunjung Bukit Sumanik, Tanjung Lolo, Tanjung Gadang ton (hipotetik) ton (hipotetik) ton (210 Ha) Tereka. Batukapur (dolomit) berwarna abu-abu, muda-tua Putih kemerahan, masif, Hampir tidak dijumpai Berbentuk kristal-kristal Halus, pejal dan kompak. CaO = 29,39-55,40 % MgO = 0,16-15,31 % Fe2O3 = > 2,55 %

4 SiO2 = ttd - Kabupaten Dharmasraya Bukit Kayu Manang, Banai Pulau Punjung Perbatasan Timpeh I dan II, Timpeh (Pulau Punjung) Bukit Pematang Gala dan Bukit Batang Selasih, Banai,Pulau Punjung 40 Juta M3 (hipotetik) 60 Juta M 3. CaO = 15,12 % MgO = 0,98 % Fe 2 O 3 = 3,6 % Al 2 O 3 =1,11 % Kabupaten Solok Bukit Bagawan, Desa Subarang Bukit Gantung, Gantung Ciri dan Bukit Ganting dan Bukit Gadang, Kampung Baru, Simpang Rukiyo, Kubung Bukit Patung, Bukit Ranggang dan Bukit Karang Putih Batu Balenong, Payung Sekaki Subarang Kotobaru, junjung Sirih Paninggahan ton 32Ha (sumberdaya) M M ton (hipotetik).... CaO=52,34 % MgO=1,82 % Fe 2 O 3 =1,90 % SiO 2 =0,25 % Batu gamping berwarna putih-keabuabuan, keras dan Pejal, tekstur kristalin dan urat kalsit (1-5 cm) memotong batuan tidak beraturan, bersifat masif dan klastik Tersebar pada rangkaian perbukitan dengan morfologi karst

5 Surian ton (hipotetik). Kabupaten Pesisir Selatan Bukit Karang, Koto Jirat, Siguntur, Koto XI Siguntur M3. Batu kapur marmeran dengan komposisi kimia CaO =53,42 % MgO =0,67 % Fe2O3 =0,10 % SiO2 =2,63 % Al2O3 =0,12 % Kota Padang Tersebar di Bukit Karang Putih, Bukit batu Gadang, Ngalau Baba, Karang Cermin, Lereng Barat Bukittinggi Karang Bagayuik dan Karang Rabana, Lubuk Kilangan. Sebagian besar Kawasan PT Semen Padang dengan kualitas secara umum : CaO=53,32 54,95 % MgO=0,12 9,56 % MgCO2=0,76 17,23 % CaCO3 =92,73 % Kota Padang Panjang Tanah Hitam, Padang Panjang Barat Koto Panjang dan Koto Katik, Padang Panjang Timur M m3 Merupakan kawasan perbukitan yang dikenal dengan Bukit Tui dan dimanfaatkan sebagai bahan industry kapur oleh masyarakat dibawah pembinaan pemerintah Kota Padang Panjang. CaO = 52,32 57,45 % MgO = 0,96 4,55 % Fe2O3 = 0,32 2,47 % SiO2 = ttd 1,52 %

6 Kelurahan Balai Panjang ton (hipotetik) Kota Payakumbuh Tahap Inventarisasi Kota Sawahlunto Silungkang Tahap Inventarisasi Batukapur marmeran (Penyelidikan Umum) 2. MARMER Kabupaten Agam Kamang, Kecamatan Kamang ton Magek (sumberdaya) Matur Ratusan hektar Kecamatan Palupuh ton (700 Ha) Kecamatan Palembayan Kabupaten Pasaman Barat Kecamatan Gunung Tuleh 21,013,680, Ton ton (hipotetik) Belum termanfaatkan

7 Kabupaten Limapuluh Kota Tanjung Gadang, Halaban, Kecamatan lareh Sago Halaban Sitang, Kecamatan Lareh Sago Halaban ton (hipotetik) ton (hipotetik). Kualitas cukup baik sebagai bahan Marmer (marmer slab) sudah termanfaatkan oleh PT. Alam Sumbar Indah Pernah dimanfaatkan oleh PT. Marinda Tara Raya sebagai slab marmer. Kabupaten Tanah Datar Pamusian, Mawar, Kecamatan Lintau Buo 700 Ha Sungai Patai, Kecamatan Sungayang 150 Ha Kecamatan X Koto 600 Ha Kabupaten Sijunjung Bukit Talang Liang dan Bukit Talang, Tanjung Lolo Kecamatan Tanjung Gadang Tamparungo, Kecamatan Sumpur Kudus Bukit sangkar Ayam, Tanjung Lolo, Kecamatan Tanjung Gadang ton (90 Ha) tereka M3 (50 Ha) tereka M3 (25 Ha) tereka PenyelidikanUmum PenyelidikanUmum PenyelidikanUmum

8 Batu Bakudo, Balai-balai, Kecamatan X Koto Diatas Bukit Sibunbun Betina, Timbulun, Linawan Sulit Air Kecamatan X Koto Diatas Tanjung Balik, Sibarambang, Labuhan Panjang, Kecamatan X Koto Diatas Lolo, Kecamatan Pantai Cermin Batu Gadang, Sungai Nanam Barat, Kecamatan Lembah Gumanti Kabupaten Solok 50 Ha (Hipotetik) PenyelidikanUmum M3 (50 Ha) hipotetik Kabupaten Solok Selatan marmer berwarna abu-abu muda-tua, tekstur klasik Berbutir halus, masif, keras dan kompak, marmer berwarna kehijauan, putih Polos, coklat-muda, coklat-kemerahan, tekstur Kristalin halus sedang., marmer berwarna putih susu dan Keabu-abuan, tekstur kristalin sempurna berukuran sedang kasar Bukit Bingkuang, Kiambang, Kecamatan Sungai Pagu Bukit Ambayan, Kiambang, Kecamatan Sungai Pagu Bukit Alahan Bodi, Bukik Gadang, Kecamatan Sei. Pagu Bukit Karang Putih, Sukoharjo, Kecamatan Sangir 15 Juta M3 (hipotetik) 54 Juta M3 (180 Ha) hipotetik 2,4 Juta M3 (100 Ha) PenyelidikanUmum PenyelidikanUmum PenyelidikanUmum PenyelidikanUmum Marmer berwarna putih kehijauan, tekstur Kristalin, berbutir halus sedang

9 2. DOLOMIT Kabupaten Agam Mudik Palupuh, Kecamatan Palupuh ton (45 Ha) sumberdaya Unsur MgO=17,93 20,86 CaO =30,20 32,0 % SiO =ttd 0,6 % Fe2O3 =0,10 0,30 % SiO2 =1,76 2,24 % Kabupaten Pasaman Tersebar di Perwakilan Kecamatan Rao Mapat Tunggul 46 km2 (sumberdaya) Batu Kapur dolomitan Kabupaten Sijunjung Bukit Batang Dareh, Tanjung Lolo, Kec. Tanjung Gadang ton (60 Ha) tereka Secara megaskopis berwrana abu-abu hingga kemerahan, masif, keras dan pejal

10 4. KALSIT Kabupaten Agam Tersebar di Kecamatan Baso Kabupaten Tanah Datar Tersebar di Kecamatan Lintau Utara dan Lintau Buo jutaan ton () dan rinci Diusahakan oleh PT. ICCI 5. FOSPHAT Kabupaten Agam Ngalau Bajo, Biaro, Durian dan Bunian Kabupaten Sijunjung Ngalau Buo, Ngalau Kecil dan Muko Muko

11 6. GRANIT Kabupaten Padang Pariaman Lembah Anai ton PenyelidikanUmum Kabupaten Agam Bukit Cimpago, Malalak Cimpago Kecamatan IV Koto Bukit Antokan, Bukit Masang, Bukit Labuhan dan Bukit Pandih Dusun Durian Kapeh, Kecamatan Tanjung Mutiara Granit kemungkinandalam bentuk stock granodiorit. Berwarna abu-abu tua kehitaman, masif, fanerik halus sedang, subhedral, equigranular, kuarsa, orthoklashornblende, plagioklas keras. Kabupaten Pasaman Tersebar di Tambangan, Tanjung Kumbang, Petok Sontang, Kajai, Sitabu, Simpang Dingin, Sinabuan, Kinandam, Sopo Dingin dan Kundur.

12 Tersebar di Kajai, Kecamatan Talamau Air Bangih, Kecamatan Sungai Beremas ton (hipotetik) Kabupaten Pasaman Barat Kabupaten Limapuluh Kota Bukit Cawan, Pantai Cermin, Kecamatan Pangkalan Koto Baru. Sialang, Kecamatan Suliki Mengunai Tinggi, Kecamatan Luhak Sialang, Kecamatan Suliki Kabupaten Tanah Datar Pamusian, Mawar dan Tanjung Lansek, Kecamatan Lintau Buo Minang Jaya, Kecamatan Sungayang Mandailing, Kecamatan Tanjung Mas Padang Ganting, Kecamatan Padang Ganting Ha 200 Ha ton (hipotetik)

13 Kabupaten Sijunjung Perbukitan Sibeluru Sumpur (Bukit Tulang, Lajang,Mambut dan Lawan) Tamparungo, Sumpur Kudus Lubuk Talang Bancah Sibakur, Bukit Langki, Kecamatan Tanjung Gadang. Bukit Giri Loyo Bukit Dadap Kampung Dalam Kecamatan Sijunjung Ha Granit berwarna abu-abu bintik hitam, abu-abu keme-rahan bintik putih, keras dan kompak, komposisi utama Kuarsa felspar. Granit berwarna abu-abu kemerahan. Granit berwarna abu-abu kemerahan. Hulu Sungai Keruh, Duraian Simpai, KecamatanPulau Punjung Sitiung IV Blok B/D, Koto Besar, Kec. Koto Baru Bukit Giri Loyo, Kecamatan Koto Baru. Kabupaten Dharmasraya 5 km M3 Merupakan batuan beku asam.granitabuabu kemerahan, masif, fenerik sedang, Subhedral, equigranular, kuarsa, ortoklas, plagioklas, hornblende, keras. Granit berwarna abu-abu kekuningan sampai kecoklatan, masif, fenerik kasar,tekstur, subhedral, quigranular, kuarsa, felspar dan hornblende, keras. Granit abu-abu kemerahan, masif, fanerik kasar, subhedral, equigranular, kuarsa, ortoklas, plagioklas keras

14 Kabupaten Solok Bukit Tunggak, Langit Linawan, Kanagarian Sulit Air, Air Busuk, Kecamatan Payung Sekaki Batu Kudo, Subarang Bancah dan Guguk Lusi, Sawah hilir M3 400 ha (sumberdaya) Secara megaskopis granit berwarna abuabu, coklat Muda-tua, tekstur fenerik, sedang kasar, bersifat keras, kompak dan pejal. Granit berwarna abu-abu muda-tua, Sedang-kasar, subhendral equigranular, kuarsa Kabupaten Solok Selatan Kec.Sungai Pagu M3 (10 Ha) tereka Merupakan batuan beku asam,granit berwarna abu-abu, masif, hipokritalin, fenerikkasar, equigranular, subhendral, kuarsa, orthoklas Tingkat kekerasan tinggi. Tersebar di sekitar Bukit Ambayan Kabupaten Pesisir Selatan Kecamatan Koto XI Tarusan Kecamatan Koto XI Tarusan M M3 Merupakan batuan beku asam,granit berwarna abu-abu, masif, hipokritalin, fenerik Kasar, equigranular. Bukit Gadang, Barung-barung Balantai Kota Padang Kecamatan Lubuk Kilangan ton Granit berwarna abu-abu sampai kemerahan, masif. Keras dan getas,

15 1.375 Ha ukuran butir sedang-kasar. 7. ANDESIT Kabupaten Padang Pariaman Kec. Kamumuan Bukit Sungai Ngungun, Paraman Talang, Tandikat Sungai Kasiakan, KabunPondok,Tandikek M3 (Hipotetik) M3 (Hipotetik M3 Kec. Patamuan M3 Kecamatan 2 X 11 Enam Lingkung M3 Gunung igo, Kayu Mudo, Padang Alai Selatan Tersebar di sekitar wilayah Batang Air Paraman Talang, Tandikek Tersebar di sekitar wilayah Sicaung, Kepala Balang Kabupaten Agam Kecamatan Lubuk Basung Kecamatan Baso Kec.Palupuh Tersebar di wilayah Batu Kambing, Malabur dan Batang Dareh. Tersebar di sekitar Ladang Hutan dan Panambahan. Tersebar di sekitar Paninggiran Ateh, Paninggiran Bawah dan Bukit Bateh Dagang

16 Kabupaten Pasaman Kec. Bonjol Tersebar di jalur perbukitan Gunung Malintang Kabupaten Pasaman Barat Kecamatan Kinali Tahap Investasi Tersebar di jalur perbukitan Gunung Malintang Sialang Taratak, Kecamatan Luhak Limbanang, Kuarai dan Banjar Lawas Timur, Kec.Suliki Pantai Cermin, Tanjung Balik dan Manggilang, Kecamatan Pangkalan Koto Baru Tersebar di Kecamatan Sungayang, Salimpaung, Pariangan, Lima Kaum, Batipuh dan X Koto Kabupaten Lima puluh Kota Kabupaten Tanah Datar Kabupaten Sijunjung Kecamatan Tanjung Gadang Tersebar di Perbukitan Salo, Kecamatan Tanjung Gadang

17 Kabupaten Dhamasraya Kecamatan Pulau Punjung Kabupaten Solok Kecamatan Gunung Talang Merupakan batuan intermediet. Andesit bewarna abu-abu muda sampai tua, hipokristalin, subhendral, equikranular, kuarsa, piroksin, felsfar, horblende, biotit merupakan bagian dari tubuh intruksi dan breksi volkanik Kabupaten Solok Selatan Kecamatan Sangir Merupakan batuan intermediet. Andesit bewarna abu-abu muda sampai tua,hipokristalin,subhendral,equikranular, kuarsa,piroksin,felsfar,horblende,biotit merupakan bagian dari tubuh intruksi dan breksi volkanik Kabupaten Solok Selatan Tersebar di Sirkum dan Kenari, Kecamatan Sangir Merupakan batuan Intermediet,andesit berwarna abu-abu muda sampai tua, masif hipokristalin subhedral,equikranural kuarsa,piroksen,feldspar,horblende,biotit merupakan bagian tubuh intrusi dan breksi vulkanik

18 Kabupaten Pesisir Selatan Tersebar di Kecamatan Pancung Soal, Ranah Pesisir Lengayang, Batang Kapas,Bayang IV Jurai dan Koto XI Tarusan Selayang Pandang, Kecamatan Bayang ton (30 Ha) tereka Andesit secara umum berwarna abu-abu terang gelap,kecoklatan hijau (segar) kompak, masif dan pejal. Andesit abu-abu muda-tua sampai abuabu kehijauan. Hipokristalin, subhedral, fanerik halus-sedang equigra-nular, kuarsa plagioklas, keras. 8. BASALT Kabupaten Tanah Datar Bukit Gadang Koto Baru, Kecamatan Pariangan Batipuh Ateh dan Batu Taba, Kecamatan Batipuh 350 Ha 400 Ha Kabupaten Pesisir Selatan Gunung Rajo, Kecamatan Sutera M 3 (Hipotetik) Basalt berwarna abu-abu tua kehitaman, masif, keras dan pejal, kekar tidak beraturan terisi oleh mineral kalsit

19 9. TRAKHIT Kabupaten Padang Pariaman Bukit Asam Pulau dan Bukit Sekaian Gadang, Kec. 2 X 11 Enam Lingkung Bukit Sekalan, Batang Muara, Batang Asam Pulau Kecamatan Lubuk Alung. 10 OBSIDIAN M 3 (Hipotetik) Kabupaten Padang Pariaman Desa Padang Laring, Batu Basa dan Durian Jantung, Bukit Ganting, Batang Ipuh, Kecamatan Sei. Geringging M 3 (600 Ha) ton Kandungan Unsur SiO2 =73,66 73,93 % Al2O2 = 12,32 12,40 % Test bakar suhu C Nilai Pengembangan > 22 kali Kesampaian daerah Padang Sungai Geringging = 150 km (beraspal). Secara umum berwarna hitam mengkilap,memperlihatkan kilap kaca dengan pecahan konkoidal.

20 Bukit Ganting, Batang Ipuh, Kecamatan Sei. Geringging ton Secara umum berwarna hitam mengkilap, memperlihatkan kilap kaca dengan pecahan konkoidal. Kabupaten Pasaman Barat Harapan Rakyat, Cubadak, Kecamatan Talamau PenyelidikanUmum Kabupaten Solok Bukit Ubun-ubun, Ujung Ladang, Saniang Baka, Kecamatan Koto Singkarak Lembah Burai Indah, Padang Balimbing, X Koto Singkarak ton (50 Ha) tereka M 3 Kabupaten Solok Selatan Kandungan Unsur SiO2= 75,50 76,90 % Al2O3=12,60 13,30 % Ekspansi pada > 12 < 22 kali Bukit karang Putih, Sukoharjo, Kecamatan Sangir. 6.Ha 11 PERLIT Kabupaten Padang Pariaman

21 Tersebar di Desa Padang Laring, Batu Basa dan Durian Jantung Kecamatan Sungai Geringging M 3 Kandungan Unsur SiO 2 = 69,42 % Al 2 O 3 = 17,18 % F Al 2 O 3 = 17,18 % Fe 2 O 3 = 1,8 % Na 2 O = 2,80 % MgO = 0,65 % CaO = 1,40 % K 2 O = 4,10 % Al 2 O 3 = 17,18 % LOi = 4,58 % Tingkat pengembangan C = 6,8 kali Kabupaten Solok Kasiek, Tanam Batu, Kecamatan Lembah Gumanti Ujung Ladang, Saning Baka, Kecamatan Koto Singkarak Tahap Inventarisasi Tahap Inventarisasi 12 TRASS Kabupaten Padang Pariaman Desa Kamumuan dan sekitarnya, Kecamatan Sei. Limau ton (1.000 Ha) tereka Kandungan Unsur SiO + Al 2 O 3 + Fe 2 O 3 = 75,43 79,97 % MgO=ttd 0,48 %

22 Desa Padang Laweh dan sekitarnya,kecamatan 2 X11 Enam Lingkung Tersebar di Kecamatan Sungai Geringging Pariaman Utara Kecamatan V Koto Kampung Dalam VII Koto dan Lubuk Alung ton (1.000 Ha) SO 3 =0,21 0,96 % Kesampaian daerah : Padang Sei. Limau = 72 km Kesampaian Daerah : Padang Kec. 2X11 Enam Lingkung = 50 km (jln. Raya) Keterangan SiO 2 > 60 % Al 2 O 3 > 15 % Kabupaten Agam Tersebar di Kecamatan Matur M 3 Kabupaten Padang Pariaman Desa Kamumuan dan sekitarnya, Kecamatan Sei. Limau Desa Padang Laweh dan sekitarnya, kecamatan 2X11 Enam Lingkung Tersebar di Kecamatan Sungai Geringging Pariaman Utara,Kecamatan V Koto ton (1.000 Ha) tereka ton (1.000 Ha) Kandungan Unsur SiO + Al 2 O 3 + Fe 2 O 3 = 75,43 79,97 % MgO = ttd 0,48 % SO 3 = 0,21 0,96 % Kesampaian daerah Padang Sungai Limau 72 Km Kesampaian Daerah : Padang Kec. 2X11 Enam Lingkung = 50 km (Jln. Raya) SiO 2 > 60 % Al 2 O 3 > 15 %

23 Kampung Dalam,VI Koto dan Lubuk Alung Kabupaten Agam Tersebar di Kecamatan Matur M 3 Tersebar di Kecamatan Palupuh Baso, Palembayan, IV Koto, Batu Kambing, Sipisang dan Tilatang Kamang M 3. Sebaran dalam satuan batuan tufa berbatu apung,berupa jarum-jarum gelas (0,1) bersifat lepas, mudah Terurai. Tersebar di Kecamatan Batipuh ton (Hipotetik) Kabupaten Tanah Datar 13 BELERANG Kabupaten Agam Koto Baru 100 ton (Hipotetik) Kabupaten Solok

24 Bukit Sileh, Kecamatan Lembang Jaya 14 TUFA Kabupaten Agam Tersebar di Kecamatan Matur M 3 Tersebar di Kecamatan Palupuh Baso, Palembayan, IV Koto, Batu Kambing, Sipisang dan Tilatang Kamang M 3 Sebaran dalam batuan tufa berbatu apung, berupa jarum-jarum gelas (0,1) bersifat lepas, mudah terurai Kota Bukittinggi Mandiangin Koto Senayan Tahap Inventarisasi 15 PASIR KUARSA Kabupaten Pasaman

25 Tersebar di Kuamang, Kecamatan Panti. Sebagai hutan lindung. Kabupaten Lima Puluh Kota Andalas Bawah, Kecamatan Luhak Sikabu Kabu Tanjung, Kecamatan Luhak Pilubang, Sarilamak, Tarantang dan Lubuk BangkuKecamatanHarau Pandan Gadang, Kecamatan Suliki M 3 (100 Ha) Tereka M 3 Batu pasir kuarsa berlapis 1 7 meter, berbutir kasar-kerikil, mudah terurai. Material penyusun : Kuarsa = 75 % Kuarsit = 1 % Fragmen batuan=1% Fragmen batuan terubah = 10 % Serisit = 12 % Kabupaten Tanah Datar Kalo-kalo Mawar, Kecamatan Lintau Buo Balimbing, Kecamatan Rambatan Kabupaten Sijunjung Palangki, Kecamatan IV Nagari 62,5 Juta ton (Hipotetik) Kabupaten Solok

26 Tersebar di Kecamatan Koto Singkarak 75 Km 2 () Pasir Kuarsa berwarna putih kekuningan sampai abu-abu, berbutir halus kasar dengan pemilahan jelekpadat tapi rapuh, sebagai hasil pelapukan dari granit. Kabupaten Pesisir Selatan Pantai Sungai Nyalo, AmpangPulai,Kecamatan XI Koto Tarusan M 3 16 SILIKA Kota Padang Tersebar di Bukit Ngalau dan bagian Timur Bukit Karang Putih Kecamatan Lubuk Kilangan ton (154 Ha) Tereka Kandungan Unsur SiO 2 =61,29 71,29 % Al 2 O 3 =15,48 17,23 % Fe 2 O 3 =3,18 4,59 % Lokasi masuk wilayah konsesi PT.Semen Padang

27 17 DUNIT HARZBURGIT Kabupaten Agam Sungai Air, Tigo Koto Silungkang, Kecamatan Palembayan 50 Ha () Dunit merupakan batuan beku ultra basa yg berwarna abu-abu, masif, holokristalin, fanerikkasar, anhedral, equigranular, didominasi oleh mineral olvine dan sedikit plagioklas. MgO = % Kabupaten Pasaman Barat Gunung Tongar, Desa Pinagar, Kecamatan Pasaman Ha () Dunit merupakan batuan ultra basa yang didominasi Mineral olivine, MgO= % 18 SERPENTIN Kabupaten Solok Bukit Duyung, Bukit Sepahan dan Bukit Kuduk Jawi, Tigo Sepaka Kecamatan Lembah Gumanti 3 Ha () Serpentin berwarna bening kekuningan, kilap kaca, terdapat berupa lensa-lensa di bawah permukaan tanah dengan ketebalan lapisan penutup 1-2 meter

28 Kabupaten Solok Selatan Aie Malanca, Pamomongan dan Bukit Gadang Inventarisasi Serpentin berwarna bening kehijauan, kilap kaca, terdapat berupa lensa-lensa pada batuan ultrabasa 19 TOSEKI Kabupaten Agam Tersebar di Kecamatan Palembayan dan Palupuh Ganggo Mudik, Kecamatan Bonjol Palembayan mencapai 200 Ha ton (625 Ha) tereka Toseki di kenal sebagai batuan kuarsa serisit, terbentuk di zona ubahan pada temperatur C pada PH netral. Pemanfaatan terutama sebagai bahan dasar dalam industri keramik. Kandungan Unsur : SiO 2 = 63,42 % K 2 O = 0,123 % Al 2 O 3 = 11,18 % Fe 2 O 3 = 3,38 % Na 2 O = 0,0251 % MgO = 1,73 % P 2 O 5 = 0,12 % Kabupaten Pesisir Selatan Kec. IV Jurai Kecamatan Bayang Toseki berasal dari batuan volkanik (kuarsa-serisit) Yang terbentuk oleh proses hidrotermal

29 20 KAOLIN Kabupaten Pasaman Ganggo Mudik dan Hilir Kecamatan Bonjol Kanagarian Belimbing, Sei. Lasi, Jambak, Kec. Bonjol Kanagarian Muaro, Cubadak, Kecamatan Rao Kanagarian Kuamang, Panti, Zona sesar granit Petok Kecamatan Panti ton (175 Ha) tereka ton (spekulatif) ton (spekulatif) ton (spekulatif) Kandungan Unsur Si 2 O 3 =14,96 % Fe 2 O 3 =2,42 % Na 2 O =0,0308 % MgO =0,25 % CaO =0,99 % T 1 O 2 =1,40 % MnO =1,68 % P 2 O 5 =0,58 % Kabupaten Pasaman Barat Kanagarian Cubadak, Andilan, Andilan, Simpang Tonang Kajai, Kecamatan Talamau ton (spekulatif) Kabupaten Sijunjung Tersebar di Bukit Pulasan dan Bukit Perhatian, Pulasan Kecamatan Tanjung Gadang

30 Air Sirah, Lubuk Selasih, Kecamatan Gunung Talang Palangai gadang, Kecamatan Ranah Pesisir Kabupaten Solok Kabupaten Pesisir Selatan 21 BATU APUNG Kabupaten Padang Pariaman Kecamatan Lubuk Alung dan Kecamatan 2X11 Enam Lingkung

31 22 PASIR DAN BATU Kabupaten Padang Pariaman Tersebar di Kecamatan Sungai Limau, V Koto Kampung Dalam, VIII Koto Sungai Geringging. Pasir dan batu (sirtu) berupa sirtu sungai dan sirtu vulkanik. Kabupaten Agam Tersebar di sungai Batang Jabur (Baso) dan IV Angkat Candung, Mancung Padang Tarab (Baso) Batang Masang (Palembayan dan Batang Bawan (Lubuk Basung) Pasir dan batu (sirtu) berupa sirtu sungai dan daerah limbah banjir. Kabupaten Solok Tersebar di Bukit Air Dingin dan Jajarannya, Air Dingin Kecamatan Lembah Gumanti Litologi berupa pasir kerikil dan kerakal, terbentuk sebagai hasil lapukan ketebalan meter.

32 Sarilaweh Hilia, Kecamatan Payakumbuh Tanung Medan dan Pangkalan, Kecamatan Pangkalan Koto Baru Ampalu, Balik Bukit, Taram, Kecamatan Luhak Sumbedaya Sumbedaya Kabupaten Lima Puluh Kota Sialang Kecamatan Kapur IX Sei. Talang Timur, Simpang Tiga, Sei. Beringin Kecamatan Guguk Gunung Sanggul Katinggian M 3 (tereka M 3 Tarantang M 3 Pilubang, Kecamatan Harau M 3 Kota Solok Tanah Garam (Lubuk Sikarah) dan Laing (Tanjung Harapan)

33 23 KUARSIT Kabupaten Lima Puluh Kota Talang, Sungai Talang Timur dan Kubang Tungkek Kecamatan Guguk Suayan Rendah, Payakumbuh M 3 Tanjung Ateh dan Balai Panjang, Kecamatan Luhak Sungai Rimbang Barat, Kecamatan Suliki Secara megaskopis kuarsit tersingkap berwarna hijau (warna lapuk hitam), dengan ketebalan rata-rata 50 M. Tamparungo, Kecamatan Sumpur Kudus Tersebar di Gunung Medan, Kecamatan Pulau Punjung Kabupaten Sijunjung Kabupaten Dharmasraya

34 Kabupaten Pesisir Selatan Bukit Rajo Agam, Sungai Lundang, Barung-barung Balantai, Kecamatan Koto XI Tarusan Bukit Ngungun, Koto Gaek, Siguntur Tua, Koto XI Tarusan M 3 (15 Ha) tereka 2,4 Ha () Kandungan Unsur SiO 2 = 79,52 K2O = 3,91 AlO 3 = 11,33 Fe 2 O 3 = 3,33 Na 2 O = 2,21 MgO = 0,04 24 TANAH LIAT Kabupaten Padang Pariaman Kecamatan Sungai Limau Tersebar di Desa Batu Mangaum dan Desa Lambeh Kecamatan Sungai Geringging dan desa Lampiang. Tanah liat berwarna kecoklatan sampai kekuningan, berbutir halus sangat halus, bersifat plastis. Kabupaten Agam Kecamatan Palupuh Sebaran tanah liat umumnya merupakan perbukitan landai bergelombang dengan tingkat kesuburan tanah yang kurang subur. Tersebar pada lereng perbukitan sisi Utara Danau Maninjau mulai dari Malabur Lubuk Basung sampai Matur. Dan kompek

35 perbukitan Gunung Sirabungan dari pagadis hilir sampai nan limo Kabupaten Pasaman Tersebar di Kecamatan Bonjol, Lubuk Sikaping, Rao dan Mapat Tunggul (25-35 % luar daerah) Sebagai hutan lindung Kabupaten Pasaman Barat Tersebar di Kec. Sei. Beremas, Lembah Malintang ton (1.650 Ha) tereka Al2O3 =21,34 % Na2O = 0,01 % Kandungan Unsur MgO = 0,40 % CaO =1,25% Ranah Tuleh, Paraman Ampalu dan Sarasah Kenaikan Kecamatan Gunung Tuleh Kabupaten Lima Puluh Kota Tanjung Gadang, Ampalu dan Koto Gadang, Kec. Luhak Pauh Tinggi, Halaban, Kecamatan Lareh Sago Halaban M M3 Tanah Liat ketebalan 2-4,8 meter, kuning kecoklatan mengandung partikel batuan asal berukuran pasir kerakal < 20 % Kandungan Unsur : Al 2 O 3 =16,32 26,93 % Na 2 O= 0,0011 0,0075 % MgO= ttd 14,99 %

36 CaO= 0,45-1,12 % Anding, Kecamatan Suliki M 3 Pialang, Sei. Belantik, Kecamatan Payakumbuh Pangkalan Tangah, Kecamatan Pangkalan Koto Baru Gunung Sanggul, Ketinggian, Tarantang dan Pilubang Kecamatan Harau M M 3 19 juta M 3 Kabupaten Tanah Datar Galo Gadang, Kecamatan Rambatan Pamusihan, Kecamatan Lintau Buo Tersebar di sekitar Bukit buluh Kasok, Taratak dan Simpang Empat Pematang Panjang Kecamatan Sijunjung Perbukitan dan Pendataran Padang Laweh, Kecamatan Koto VII Kabupaten Sijunjung

37 Tanjung Lolo, Kecamatan Tanjung Gadang Kandungan Unsur Al 2 O 3 =17,34 22,84 % Na 2 O=0,0011 0,0454 % MgO= ttd 1,40 % CaO=ttd - 1,57 % Kabupaten Dharmasraya Kecamatan Pulau Punjung Sitiung IV, Telaga Biru, Kecamatan Koto Baru Tersebar di sekitar Bukit padang Lawas dan Perbukitan Rendah Sei Kambut, Kabupaten Solok Tersebar di Bukit Tampang, Pintu Rayo Aripan, Kecamatan Koto Singkarak sampai kecamatan Junjungan Sirih Muara Panas, Bukit Tandung, Kec. Bukit Sundi Alahan Panjang, Talang Timur dan Taratak Jarang Kecamatan Lembah Gumanti Saning Baka, Kecamatan Koto Singkarak Ladang Padi, Kecamatan Pantai Cermin ton Kandungan Unsur Al 2 O 3 =25,63 % Na 2 O =0,0099 % MgO =0,32 % CaO =0,96 %

38 Kabupaten Solok Selatan Batung Bajawek, Balian, Kecamatan Sungai Pagu Merupakan hasil lapukan dari batuan yang kemudian tertransportasi dalam bentuk suspensi mineral plastis, mempunyai daya ikat yang baik, berasosiasi dengan endapan pasir, berasal dari perubahan kimia batuan yang mengandung unsur aluminium. Kabupaten Pesisir Selatan Tersebar di Bukit Lengkuas dan Sungai Siah (Pancung Soal), Bukit Kambing, Bukit Tapus, Ngalau Amis Kecamatan IV Jurai Siguntur Muda, Kecamatan Koto XI Tarusan 230 Ha Tanah liat merupakan lapukan dari batuan volkanik, Berwarna kuning sampai coklat kemerahan,berukuran butir sangat halushalus dan bersifat plastis. Kandungan Unsur Al 2 O 3 =2,50 19,30 % Na 2 O=0,00680,0198 % MgO=ttd 0,52 % CaO= ttd - 0,24% Kota Padang Tersebar di Sungai Bangek dan Air Dingin Kecamatan Koto Tangah, Limau Manis Kecamatan Lubuk Kilangan dan Gunung Sarik Kecamatan Kuranji

39 Kota Padang Panjang Padang Panjang Barat 75 Ha () Ketebalan tanah liat mencapai 4 meter dengan ketebalan tanah penutup bervariasi antara 0,30-1 M. Kota Bukittinggi Mandiangin Koto Selayan Tahap Inventarisasi Kota Payakumbuh Kelurahan Pakan Senayan, Kec. Payakumbuh Barat Tahap Inventarisasi Kota Sawahlunto Talawi PenyelidikanUmum Kota Solok Tersebar di VI Suku (Lubuk Sikarah), Tanjung Paku, Nan Balimo, Kampung Jawa dan Laing Tanjung Harapan ton (750 Ha) tereka Kandungan Unsur Al 2 O 3 =15,59 22,42 % Na 2 O=0,001 0,0258 % MgO = 0,12 0,64 % CaO= 0,87-2,17 %

40 25 BATU PERMATA/SETENGAH PERMATA Kabupaten Pasaman Tersebar di Dusun Rambah dan Lundar, Kec. Panti Tahap Inventarisasi Berbentuk kristal kuarsa yang tersebar pada zona lemah dalam tubuh granit dan fragmen lepas pada endapan sungai. Kabupaten Lima Puluh Kota Pandan Gadang Tangah, Kecamatan Suliki Batu setengah permata merupakan batuan ubahan dari fosil kayu yang mengalami silisifikasi, di jumpai sebagai fragmen berukuran cm, coklat muda, struktur kayu pola radial, getas, keras dan kompak. Kabupaten Sijunjung Bukit Kulipat dan Kiliran Jao, Muaro Takung, Kec.Tanjung Gadang Batu setengah permata berupa batu silika, berwarna putih kecoklatan, dalam bentuk primer dan hasil rombakan. Kabupaten Solok Gunung Intan, Kalembang, Kecamatan Pantai Cermin 30 Ha (sumberdaya) Secara megaskopis batuan berwarna ungu muda-tua, putih susu dengan kristal sempurna (dikenal dengan Amethys),

41 Air Abu, Air Dingin, Kecamatan Lembah Gumanti Supayang Rangkian Labuih, Kecamatan Payung Sekaki Surian M3 (15 Ha) tereka M3 (Hipotetik ton (hipotetik) diameter dari beberapa milimeter sampai15 centimeter. Secara megaskopis batuan berwarna coklat tua-hitam (dikenal dengan Gamet). Batuan berwarna ungu muda tua putih susu, Kristal sempurna, sangat keras dan kompak, dengan ukuran beberapa milimeter. Kabupaten Pesisir Selatan Ujung Tanjung, Muaro Sakai,Tapan, Kecamatan Basa IV Balai Tapan IV Bala M3 (hipotetik) Batu setengah permata terdiri dari kerikil, kerakal dan bongkah dari batuan ubahan berupa kuarsa, jasper, disamping andesit, granit dan batuan metamorf lainnya. 26 BATU TULIS/SLATE Kabupaten Pasaman Rimbo Panti, Kecamatan Panti Cagar Alam Kabupaten Sijunjung Taratak ton (hipotetik.

42 Kabupaten Solok Supayang sampai Rangkiang Luluih, Air Busuk, Kec. Payung Sekaki Bukit Sago, Sibua-bua Tanjung Balit, kec. Lembah Gumanti 150 juta M3 (hipotetik) 200 km2 1 Juta ton 50 Ha (terukur) Slate berwarna abu-abu muda tua bentuk lempengan bersifat keras tetapi rapuh, ketebalan berlapis dapat mencapai 20 meter. Kandungan Unsur SiO 2 =63,44 69,20 % K 2 O=3,36 3,67 % Al 2 O 3 =4,59 5,59 % Na 2 O=0,47 % MgO=1,19 % CaO=0,31-0,92 % 27 TAWAS Kabupaten Pasaman Tersebar di Kecamatan Bonjol ton (hipotetik) Bukit Karang Tawas, Kapujan, Kecamatan Bayang ton (hipotetik) Kabupaten Pesisir Selatan Tahap Inventarisasi

43 28 BENTONIT Kabupaten Pasaman Barat Kecamatan Talamau Tahap Inventarisasi Kabupaten Solok Selatan Desa Bulantik, Kecamatan Sungai Pagu Tahap Inventarisasi Bentonit, abu-abu cerah sampai kekuningan, butir halus sangat halus, terdapat sebagai sisipan atau lensa lensa pada batuan volkanik atau tanah liat dengan ketebalan 1-2 meter. 29 SABASTONE Kabupaten Padang Pariaman Bukit Kepala Bundar, Sipisang, Anduring, Kecamatan 2 X 11 Enam Lingkung M 3 (spekulatif) Kandungan unsur kimiawi terdiri dari SiO 2, Al2O 3,Fe 2 O 3 Kabupaten Lima Puluh Kota

44 Batu Payung, Kecamatan Luhak M 3 (spekulatif) Halaban, Kecamatan lareh M 3 Sago Halaban Sialang, Kecamatan Suliki M 3 Hasil pelapukan dari granit, bersifat setengah kompak, rapuh, berwarna abuabu cerah sampai kecoklatan 30 ASBES Kabupaten Solok Tersebar di Bukit Kuduk Jawi dan Sungai Nanam, Alahan Panjang Kecamatan Lembah Gumanti Tahap inventarisasi 31 OKER Kabupaten Solok Tersebar di Air Sirah, Lubuk Selasih dan Tanah HitamTigo Koto, Kecamatan Gunung Talang

45 Kampung Dalam, Kecamatan Jujung Sirih Batu Gadang, Muaro Air Jernih, Kecamatan Pantai Cermin. Kampung Gedung, Teluk Akar Gadang, Kecamatan Lermbang Jaya 32 DIORIT Kabupaten Pesisir Selatan Gunung Mas, Sungai Tunu, Kecamatan Ranah Pesisir M3 Diorit berwarna abu-abu kecoklatan dengan bintik putih kasar, sangat keras dan pejal.

46

04. ACUAN PENETAPAN REKOMENDASI PUPUK N, P, DAN K PADA LAHAN SAWAH SPESIFIK LOKASI (PER KECAMATAN) PROVINSI SUMATERA BARAT

04. ACUAN PENETAPAN REKOMENDASI PUPUK N, P, DAN K PADA LAHAN SAWAH SPESIFIK LOKASI (PER KECAMATAN) PROVINSI SUMATERA BARAT 04. ACUAN PENETAPAN REKOMENDASI PUPUK N, P, DAN K PADA LAHAN SAWAH SPESIFIK LOKASI (PER KECAMATAN) PROVINSI SUMATERA BARAT 64 Sumatera Barat 1. Lunang Silaut 250 75* 50 230 75* 0 225 25* 30 Pesisir Selatan

Lebih terperinci

LOKASI DAN ALOKASI BLM PNPM MANDIRI TAHUN ANGGARAN 2009 PNPM DAERAH TERTINGGAL & KHUSUS ALOKASI BLM (Rp. x Juta) SUMATERA BARAT

LOKASI DAN ALOKASI BLM PNPM MANDIRI TAHUN ANGGARAN 2009 PNPM DAERAH TERTINGGAL & KHUSUS ALOKASI BLM (Rp. x Juta) SUMATERA BARAT PNPM PNPM PERAN LOKASI DAN (Rp. x 1 Agam 1 Banuhampu 900 900 720 180 2 Ampek Nagari 2.000 2.000 1.600 400 3 Baso 900 900 720 180 4 Candung 2.000 2.000 1.600 400 5 IV Angkat Candung 900 900 720 180 6 IV

Lebih terperinci

Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Vegetatif 2 (31-40 HST) Vegetatif 1 (16-30 HST) Max. Vegetatif (41-54 HST)

Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Vegetatif 2 (31-40 HST) Vegetatif 1 (16-30 HST) Max. Vegetatif (41-54 HST) Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi 1 Sumatera Barat 109.460 14.393 9.536 9.370 8.156 18.267 17.440 8.479 29.113 71.248 227.338 2 Agam 10.510 981 1.537 1.231 1.094 2.777 2.231 1.282 4.970 10.152 26.885

Lebih terperinci

Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Max. Vegetatif (41-54 HST) Vegetatif 1 (16-30 HST) Vegetatif 2 (31-40 HST)

Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Max. Vegetatif (41-54 HST) Vegetatif 1 (16-30 HST) Vegetatif 2 (31-40 HST) 1 Sumatera Barat 103355 8835 19432 13015 16487 18847 17899 13972 14794 99.652 228145 2 Agam 8316 978 2823 1811 3185 2407 3214 2020 2189 15.460 26971 3 Ampek Angkek 318 60 215 75 258 81 111 86 196 826 1400

Lebih terperinci

Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Max. Vegetatif (41-54 HST) Vegetatif 2 (31-40 HST)

Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Max. Vegetatif (41-54 HST) Vegetatif 2 (31-40 HST) 1 Sumatera Barat 94.920 11.337 15.227 8.108 9.381 16.960 17.466 20.403 33.810 87.545 229.026 2 Agam 12.508 1.280 1.426 940 1.315 1.909 2.264 1.924 3.271 9.778 27.006 3 Ampek Angkek 659 96 101 32 65 108

Lebih terperinci

Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Max. Vegetatif (41-54 HST) Vegetatif 2 (31-40 HST)

Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Max. Vegetatif (41-54 HST) Vegetatif 2 (31-40 HST) 1 Sumatera Barat 81.235 9.876 16.534 14.901 13.334 19.083 18.382 14.999 39.415 97.233 229.211 2 Agam 10.356 1.321 1.754 1.757 1.079 1.751 2.104 1.583 5.119 10.028 27.101 3 Ampek Angkek 544 87 134 113 57

Lebih terperinci

Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Max. Vegetatif (41-54 HST) Vegetatif 2 (31-40 HST)

Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Max. Vegetatif (41-54 HST) Vegetatif 2 (31-40 HST) 1 Sumatera Barat 70.974 21.356 15.763 14.547 11.518 21.113 16.941 22.192 33.751 102.074 229.158 2 Agam 9.936 1.724 1.695 1.118 1.057 2.689 2.132 2.898 3.763 11.589 27.119 3 Ampek Angkek 497 136 106 49

Lebih terperinci

DATA AGREGAT KEPENDUDUKAN PER KECAMATAN (DAK2)

DATA AGREGAT KEPENDUDUKAN PER KECAMATAN (DAK2) KABUPATEN / KOTA : PESISIR SELATAN 13.01 PESISIR SELATAN 28.40 281.113 568.520 1 13.01.01 PANCUNG SOAL 14.85 14.345 29.202 2 13.01.02 RANAH PESISIR 19.424 19.339 38.63 3 13.01.03 LENGAYANG 34.645 33.969

Lebih terperinci

Lampiran I.13 PENETAPAN DAERAH PEMILIHAN DAN JUMLAH KURSI ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 2014

Lampiran I.13 PENETAPAN DAERAH PEMILIHAN DAN JUMLAH KURSI ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 2014 Lampiran I. : Keputusan Komisi Pemilihan Umum : 95/Kpts/KPU/TAHUN 0 : 9 MARET 0 ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 0 No DAERAH PEMILIHAN JUMLAH PENDUDUK JUMLAH KURSI

Lebih terperinci

DATA DASAR PUSKESMAS PROVINSI SUMATERA BARAT

DATA DASAR PUSKESMAS PROVINSI SUMATERA BARAT DATA DASAR PROVINSI SUMATERA BARAT KONDISI DESEMBER 2014 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA JAKARTA, 2015 JUMLAH MENURUT KABUPATEN/KOTA (KEADAAN 31 DESEMBER 2014) PROVINSI SUMATERA BARAT KAB/KOTA

Lebih terperinci

KABUPATEN PESISIR SELATAN

KABUPATEN PESISIR SELATAN No Sekolah Alamat Kota Kode Pos Telepon KABUPATEN PESISIR SELATAN 1 SMA NEGERI 1 PAINAN Jln. Gurun Salido - Kampung Luar Salido Kec. IV Jurai 25651 0756-21256 2 SMA NEGERI 2 PAINAN Jln. Perintis Kemerdekaan

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 1995 TENTANG PEMBENTUKAN 11 (SEBELAS) KECAMATAN DI WILAYAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SAWAHLUNTO/SIJUNJUNG, SOLOK, TANAH DATAR, PESISIR SELATAN,

Lebih terperinci

G U B E R N U R SUMATERA BARAT

G U B E R N U R SUMATERA BARAT Kelas Ekonomi Trayek Antar Kota Dalam Provinsi di Provinsi Sumatera Barat, sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Gubernur Nomor 1 Tahun 2016 perlu diubah kembali; No. Urut:

Lebih terperinci

STATUS DESA BERDASARKAN INDEKS DESA MEMBANGUN

STATUS DESA BERDASARKAN INDEKS DESA MEMBANGUN 13001 KEPULAUAN MENTAWAI 1201260 PAGAI SELATAN 13001111 BULASAT 0,5702 Tertinggal 13001 KEPULAUAN MENTAWAI 1201260 PAGAI SELATAN 13001112 SINAKA 0,4640 Sangat Tertinggal 13001 KEPULAUAN MENTAWAI 1201260

Lebih terperinci

SURVEI DERAJAT KESEHATAN MASYARAKAT DI PROPINSI SUMATERA BARAT] Kuliah Kerja Nyata Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

SURVEI DERAJAT KESEHATAN MASYARAKAT DI PROPINSI SUMATERA BARAT] Kuliah Kerja Nyata Fakultas Kedokteran Universitas Andalas KKN 01 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS [PANDUAN PELAKSANAAN SURVEI DERAJAT KESEHATAN MASYARAKAT DI PROPINSI SUMATERA BARAT] Kuliah Kerja Nyata Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 1 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kastowo (1973), Silitonga (1975), dan Rosidi (1976) litologi daerah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kastowo (1973), Silitonga (1975), dan Rosidi (1976) litologi daerah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Geologi Regional Menurut Kastowo (1973), Silitonga (1975), dan Rosidi (1976) litologi daerah Padang dan sekitarnya terdiri dari batuan Pratersier, Tersier dan Kwarter. Batuan

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2013

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2013 SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2013 TENTANG BATAS DAERAH KABUPATEN SOLOK DENGAN KABUPATEN PESISIR SELATAN PROVINSI SUMATERA

Lebih terperinci

JUMLAH PUSKESMAS MENURUT KABUPATEN/KOTA (KEADAAN 31 DESEMBER 2013)

JUMLAH PUSKESMAS MENURUT KABUPATEN/KOTA (KEADAAN 31 DESEMBER 2013) JUMLAH MENURUT KABUPATEN/KOTA (KEADAAN 31 DESEMBER 2013) PROVINSI SUMATERA BARAT KAB/KOTA RAWAT INAP NON RAWAT INAP JUMLAH 1301 KEPULAUAN MENTAWAI 4 6 10 1302 PESISIR SELATAN 7 11 18 1303 SOLOK 6 12 18

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN Letak dan Adminitrasi Wilayah Kabupaten Agam secara geografis berada antara 00 o 01 34-00 o 28 43 LS dan 99 o 46 39 100 o 32 50 BT dengan luas wilayah 2 212.19 km 2 5.24%

Lebih terperinci

REKAMAN DATA LAPANGAN

REKAMAN DATA LAPANGAN REKAMAN DATA LAPANGAN Lokasi 01 : M-01 Morfologi : Granit : Bongkah granit warna putih, berukuran 80 cm, bentuk menyudut, faneritik kasar (2 6 mm), bentuk butir subhedral, penyebaran merata, masif, komposisi

Lebih terperinci

DAFTAR ALAMAT SATUAN KERJA DI LINGKUNGAN KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI SUMATERA BARAT.

DAFTAR ALAMAT  SATUAN KERJA DI LINGKUNGAN KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI SUMATERA BARAT. DAFTAR ALAMAT EMAIL SATUAN KERJA DI LINGKUNGAN KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI SUMATERA BARAT NO. NAMA SATUAN KERJA ALAMAT E-MAIL 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Peramalan OPT dan Bencana Alam di Sumatera Barat Periode Juli - Desember 2014 # 1

I. PENDAHULUAN. Peramalan OPT dan Bencana Alam di Sumatera Barat Periode Juli - Desember 2014 # 1 I. PENDAHULUAN Serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) baik hama maupun penyakit setiap tahun selalu muncul. Gangguan tersebut belum dapat dikendalikan secara optimal sehingga masih menimbulkan kerugian

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. 1.1 Bagan Struktur Organisasi Visi dan Misi... 2

DAFTAR ISI. 1.1 Bagan Struktur Organisasi Visi dan Misi... 2 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PROFIL DINAS 1.1 Bagan Struktur Organisasi... 1 1.2 Visi dan Misi... 2 BAB II DATA KEPEGAWAIAN 2.1 Data Jumlah Pegawai Menurut Usia Tahun 2018... 3 2.2 Data Jumlah

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN NEGERI MUARO NOMOR : W3.U14/ 01 /HPDT/IV/2015

KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN NEGERI MUARO NOMOR : W3.U14/ 01 /HPDT/IV/2015 PENGADILAN NEGERI MUARO PENGADILAN 1 NEGERI MUARO Jln. Prof. M. Yamin, SH. No. 51 Muaro Sijunjung Telp. 0754 20066/Fax. 20065 (27511) Website www.pn- muaro.go.id email info@pn- muaro.go.id / pnmuaro@gmail.com

Lebih terperinci

INVENTARISASI DAN EVALUASI MINERAL NON LOGAM DI KABUPATEN AGAM DAN TANAH DATAR PROVINSI SUMATERA BARAT

INVENTARISASI DAN EVALUASI MINERAL NON LOGAM DI KABUPATEN AGAM DAN TANAH DATAR PROVINSI SUMATERA BARAT INVENTARISASI DAN EVALUASI MINERAL NON LOGAM DI KABUPATEN AGAM DAN TANAH DATAR PROVINSI SUMATERA BARAT Oleh : S j a h r i l, Adrian Zainith, Abdul Fatah Yusuf, Jubel Bakara, Dadang Kusnadi SUB DIT. MINERAL

Lebih terperinci

Metamorfisme dan Lingkungan Pengendapan

Metamorfisme dan Lingkungan Pengendapan 3.2.3.3. Metamorfisme dan Lingkungan Pengendapan Secara umum, satuan ini telah mengalami metamorfisme derajat sangat rendah. Hal ini dapat ditunjukkan dengan kondisi batuan yang relatif jauh lebih keras

Lebih terperinci

LAYANAN KURIR DAN LEAD TIME CABANG PEKANBARU

LAYANAN KURIR DAN LEAD TIME CABANG PEKANBARU Pekanbaru Kerinci Air Hangat Jambi J&T 4 Pekanbaru Kerinci Air Hangat Timur Jambi J&T 4 Pekanbaru Kerinci Batang Merangin Jambi J&T 4 Pekanbaru Kerinci Danau Kerinci Jambi J&T 4 Pekanbaru Kerinci Depati

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Peramalan OPT dan Bencana Alam di Sumatera Barat Periode Januari - Juni 2015 # 1

I. PENDAHULUAN. Peramalan OPT dan Bencana Alam di Sumatera Barat Periode Januari - Juni 2015 # 1 I. PENDAHULUAN Perlindungan tanaman memegang peranan penting dalam pembangunan pertanian karena merupakan bagian integral dari sistem produksi tanaman pangan dan hortikultura. Peran perlindungan tanaman

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 50 V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1. Keadaan Umum Sumatera Barat Sumatera Barat yang terletak antara 0 0 54' Lintang Utara dan 3 0 30' Lintang Selatan serta 98 0 36' dan 101 0 53' Bujur Timur, tercatat

Lebih terperinci

III.1 Morfologi Daerah Penelitian

III.1 Morfologi Daerah Penelitian TATANAN GEOLOGI DAERAH PENELITIAN III.1 Morfologi Daerah Penelitian Morfologi suatu daerah merupakan bentukan bentang alam daerah tersebut. Morfologi daerah penelitian berdasakan pengamatan awal tekstur

Lebih terperinci

INVENTARISASI DAN EVALUASI MINERAL NON LOGAM DI KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR, PROVINSI SUMATERA SELATAN DAN KABUPATEN TULANG BAWANG, PROVINSI LAMPUNG

INVENTARISASI DAN EVALUASI MINERAL NON LOGAM DI KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR, PROVINSI SUMATERA SELATAN DAN KABUPATEN TULANG BAWANG, PROVINSI LAMPUNG INVENTARISASI DAN EVALUASI MINERAL NON LOGAM DI KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR, PROVINSI SUMATERA SELATAN DAN KABUPATEN TULANG BAWANG, PROVINSI LAMPUNG M. Sodik Kaelani,Tisna Sutisna,Irwan Muksin,TotoTeddy

Lebih terperinci

POTENSI BAHAN GALIAN PASIR KUARSA DI KECAMATAN LABUHAN MARINGGAI, KABUPATEN LAMPUNG TIMUR, PROVINSI LAMPUNG

POTENSI BAHAN GALIAN PASIR KUARSA DI KECAMATAN LABUHAN MARINGGAI, KABUPATEN LAMPUNG TIMUR, PROVINSI LAMPUNG Potensi bahan galian pasir kuarsa di Kecamatan Labuhan Maringgai, Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung (Agung Mulyo) POTENSI BAHAN GALIAN PASIR KUARSA DI KECAMATAN LABUHAN MARINGGAI, KABUPATEN LAMPUNG

Lebih terperinci

INVENTARISASI MINERAL LOGAM DI KABUPATEN 50 KOTA DAN SIJUNJUNG, PROVINSI SUMATERA BARAT

INVENTARISASI MINERAL LOGAM DI KABUPATEN 50 KOTA DAN SIJUNJUNG, PROVINSI SUMATERA BARAT INVENTARISASI MINERAL LOGAM DI KABUPATEN 50 KOTA DAN SIJUNJUNG, PROVINSI SUMATERA BARAT Oleh: Armin Tampubolon P2K Sub Direktorat Mineral Logam SARI Pada tahun anggaran 2005, kegiatan inventarisasi mineral

Lebih terperinci

PULAU 1. IV Koto Pulau 1. Pulau Punjung

PULAU 1. IV Koto Pulau 1. Pulau Punjung PENGADILAN AGAMA SIJUNJUNG Jl. Prof. M.Yamin, SH, No.65 Telp. 0754-20147 Fax. 0754-20734 Website: http://pa-sijunjung.go.id - Email: pa.sijunjung@pta-padang.go.id SIJUNJUNG LAMPIRAN II : SURAT KEPUTUSAN

Lebih terperinci

Foto 3.21 Singkapan Batupasir Sisipan Batulempung Karbonan pada Lokasi GD-4 di Daerah Gandasoli

Foto 3.21 Singkapan Batupasir Sisipan Batulempung Karbonan pada Lokasi GD-4 di Daerah Gandasoli Lokasi pengamatan singkapan atupasir sisipan batulempung karbonan adalah pada lokasi GD-4 ( Foto 3.21) di daerah Gandasoli. Singkapan ini tersingkap pada salah satu sisi sungai. Kondisi singkapan segar.

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.884, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Batas Daerah. Kabupaten. Solok-Kota Padang. Sumatera Barat. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2013

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2003 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2003 TENTANG UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN DHARMASRAYA, KABUPATEN SOLOK SELATAN, DAN KABUPATEN PASAMAN BARAT DI PROVINSI SUMATERA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BATUAN PEMBENTUK PERMUKAAN TANAH

BATUAN PEMBENTUK PERMUKAAN TANAH BATUAN PEMBENTUK PERMUKAAN TANAH Proses Pembentukan Tanah. Tanah merupakan lapisan paling atas pada permukaan bumi. Manusia, hewan, dan tumbuhan memerlukan tanah untuk tempat hidup. Tumbuh-tumbuhan tidak

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN DHARMASRAYA, KABUPATEN SOLOK SELATAN, DAN KABUPATEN PASAMAN BARAT DI PROVINSI SUMATERA BARAT DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BUPATI TANGGAMUS PERATURAN BUPATI TANGGAMUS NOMOR : 03 TAHUN 2012 TENTANG PENETAPAN HARGA PASAR MINERAL BUKAN LOGAM DAN BATUAN

BUPATI TANGGAMUS PERATURAN BUPATI TANGGAMUS NOMOR : 03 TAHUN 2012 TENTANG PENETAPAN HARGA PASAR MINERAL BUKAN LOGAM DAN BATUAN BUPATI TANGGAMUS PERATURAN BUPATI TANGGAMUS NOMOR : 03 TAHUN 2012 TENTANG PENETAPAN HARGA PASAR MINERAL BUKAN LOGAM DAN BATUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGGAMUS, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2003 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2003 TENTANG UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN DHARMASRAYA, KABUPATEN SOLOK SELATAN, DAN KABUPATEN PASAMAN BARAT DI PROVINSI SUMATERA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

RGS Mitra 1 of 15 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2003 TENTANG

RGS Mitra 1 of 15 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2003 TENTANG RGS Mitra 1 of 15 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN DHARMASRAYA, KABUPATEN SOLOK SELATAN, DAN KABUPATEN PASAMAN BARAT DI PROVINSI SUMATERA BARAT DENGAN

Lebih terperinci

PENELITIAN BATUAN ULTRABASA DI KABUPATEN HALMAHERA TIMUR, PROVINSI MALUKU UTARA. Djadja Turdjaja, Martua Raja P, Ganjar Labaik

PENELITIAN BATUAN ULTRABASA DI KABUPATEN HALMAHERA TIMUR, PROVINSI MALUKU UTARA. Djadja Turdjaja, Martua Raja P, Ganjar Labaik PENELITIAN BATUAN ULTRABASA DI KABUPATEN HALMAHERA TIMUR, PROVINSI MALUKU UTARA Djadja Turdjaja, Martua Raja P, Ganjar Labaik Kelompok Program Penelitian Mineral S A R I Satuan batuan ultrabasa terdiri

Lebih terperinci

Presiden Republik Indonesia,

Presiden Republik Indonesia, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 1982 TENTANG PEMBENTUKAN KECAMATAN PADANG PANJANG TIMUR, KECAMATAN PADANG PANJANG BARAT DI KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II PADANG PANJANG, KECAMATAN SAWAHLUNTO

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN Letak Geografis dan Administrasi Wilayah Kabupaten Agam secara geografis berada antara 00 o 02-00 o 29 LS dan 99 o 52 100 o 23 BT dengan luas wilayah 2 212.19 km 2 atau 5.24%

Lebih terperinci

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN Berdasarkan pengamatan awal, daerah penelitian secara umum dicirikan oleh perbedaan tinggi dan ralief yang tercermin dalam kerapatan dan bentuk penyebaran kontur pada

Lebih terperinci

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN 3.1 GEOMORFOLOGI Bentang alam dan morfologi suatu daerah terbentuk melalui proses pembentukan secara geologi. Proses geologi itu disebut dengan proses geomorfologi. Bentang

Lebih terperinci

RESUME HASIL KEGIATAN PEMETAAN GEOLOGI TEKNIK PULAU LOMBOK SEKALA 1:

RESUME HASIL KEGIATAN PEMETAAN GEOLOGI TEKNIK PULAU LOMBOK SEKALA 1: RESUME HASIL KEGIATAN PEMETAAN GEOLOGI TEKNIK PULAU LOMBOK SEKALA 1:250.000 OLEH: Dr.Ir. Muhammad Wafid A.N, M.Sc. Ir. Sugiyanto Tulus Pramudyo, ST, MT Sarwondo, ST, MT PUSAT SUMBER DAYA AIR TANAH DAN

Lebih terperinci

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN 3.1. Geomorfologi Daerah Penelitian 3.1.1 Geomorfologi Kondisi geomorfologi pada suatu daerah merupakan cerminan proses alam yang dipengaruhi serta dibentuk oleh proses

Lebih terperinci

INVENTARISASI DAN EVALUASI BAHAN GALIAN NON LOGAM DI KABUPATEN MUSI RAWAS DAN MUSI BANYUASIN, PROVINSI SUMATERA SELATAN

INVENTARISASI DAN EVALUASI BAHAN GALIAN NON LOGAM DI KABUPATEN MUSI RAWAS DAN MUSI BANYUASIN, PROVINSI SUMATERA SELATAN INVENTARISASI DAN EVALUASI BAHAN GALIAN NON LOGAM DI KABUPATEN MUSI RAWAS DAN MUSI BANYUASIN, PROVINSI SUMATERA SELATAN Oleh : Kusdarto Maryun Supardan, dan Andi Sutandi S Kelompok Program Penelitian Mineral

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memiliki akses air minum yang layak adalah harapan seluruh lapisan masyarakat Indonesia, baik masyarakat yang tinggal di perkotaan maupun masyarakat yang tinggal

Lebih terperinci

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN 3.1 Geomorfologi Daerah Penelitian Berdasarkan bentuk topografi dan morfologi daerah penelitian maka diperlukan analisa geomorfologi sehingga dapat diketahui bagaimana

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 84 TAHUN 1999) TENTANG PERUBAHAN BATAS WILAYAH KOTA BUKITTINGGI DAN KABUPATEN AGAM PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa meningkatnya perkembangan pembangunan di Propinsi Sumatera Barat

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 1999 TENTANG PERUBAHAN BATAS WILAYAH KOTA BUKITTINGGI DAN KABUPATEN AGAM

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 1999 TENTANG PERUBAHAN BATAS WILAYAH KOTA BUKITTINGGI DAN KABUPATEN AGAM PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 1999 TENTANG PERUBAHAN BATAS WILAYAH KOTA BUKITTINGGI DAN KABUPATEN AGAM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa meningkatnya perkembangan

Lebih terperinci

DAFTAR MAHASISWA PESERTA KKN PPM TAHUN 2017 UNIVERSITAS ANDALAS FAKULTAS KEPERAWATAN

DAFTAR MAHASISWA PESERTA KKN PPM TAHUN 2017 UNIVERSITAS ANDALAS FAKULTAS KEPERAWATAN DAFTAR MAHASISWA PESERTA KKN PPM TAHUN 2017 UNIVERSITAS ANDALAS FAKULTAS KEPERAWATAN 1 1411312014 Rifka aulia rahmi Perempuan Kabupaten pesisir selatan Ranah pesisir Sungai tunu 2 1411312016 Winni sitta

Lebih terperinci

Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PERUBAHAN ATAS WILAYAH KOTA BUKITTINGGI DAN KABUPATEN AGAM. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1

Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PERUBAHAN ATAS WILAYAH KOTA BUKITTINGGI DAN KABUPATEN AGAM. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 84 TAHUN 1999 (84/1999) TENTANG PERUBAHAN BATAS WILAYAH KOTA BUKITTINGGI DAN KABUPATEN AGAM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa meningkatnya

Lebih terperinci

BAB III TATANAN GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III TATANAN GEOLOGI DAERAH PENELITIAN BAB III TATANAN GEOLOGI DAERAH PENELITIAN 3.1 Geomorfologi 3.1.1 Geomorfologi Daerah Penelitian Secara umum, daerah penelitian memiliki morfologi berupa dataran dan perbukitan bergelombang dengan ketinggian

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 19 TAHUN 2016 T E N T A N G

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 19 TAHUN 2016 T E N T A N G PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 19 TAHUN 2016 T E N T A N G STATUS MUTU AIR SUNGAI BATANG LEMBANG, SUNGAI BATANG AGAM, SUNGAI BATANG PANGIAN, SUNGAI BATANG OMBILIN DAN SUNGAI BATANG ANAI DENGAN

Lebih terperinci

BAB II TATANAN GEOLOGI

BAB II TATANAN GEOLOGI BAB II TATANAN GEOLOGI 2.1 Geologi Regional 2.1.1 Fisiografi dan Morfologi Batu Hijau Pulau Sumbawa bagian baratdaya memiliki tipe endapan porfiri Cu-Au yang terletak di daerah Batu Hijau. Pulau Sumbawa

Lebih terperinci

TAR BERITA DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR TAHUN 2013 PERATURAN BUPATI TANAH DATAR NOMOR 15 TAHUN 2013

TAR BERITA DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR TAHUN 2013 PERATURAN BUPATI TANAH DATAR NOMOR 15 TAHUN 2013 NOMOR 9 TAR BERITA DAERAH TAHUN 2013 PERATURAN NOMOR 15 TAHUN 2013 SERI E TENTANG TARIF ANGKUTAN PEDESAAN DAN ANGKUTAN KOTA DALAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : a. bahwa sehubungan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berupa mineral bukan logam dan batuan berkualitas super, sumberdaya ini berasal

BAB I PENDAHULUAN. berupa mineral bukan logam dan batuan berkualitas super, sumberdaya ini berasal BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kabupaten Sleman merupakan wilayah yang kaya akan sumberdaya alam berupa mineral bukan logam dan batuan berkualitas super, sumberdaya ini berasal dari Gunung Merapi

Lebih terperinci

PROSPEKSI ENDAPAN DOLOMIT DI KABUPATEN MANGGARAI BARAT, PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR. Irwan Muksin, Wawan Setiyawan, Martua Raja P.

PROSPEKSI ENDAPAN DOLOMIT DI KABUPATEN MANGGARAI BARAT, PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR. Irwan Muksin, Wawan Setiyawan, Martua Raja P. PROSPEKSI ENDAPAN DOLOMIT DI KABUPATEN MANGGARAI BARAT, PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Irwan Muksin, Wawan Setiyawan, Martua Raja P. Kelompok Penyelidikan Mineral Bukan Logam Sari Secara administratif lokasi

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM SWP DAS ARAU

GAMBARAN UMUM SWP DAS ARAU 75 GAMBARAN UMUM SWP DAS ARAU Sumatera Barat dikenal sebagai salah satu propinsi yang masih memiliki tutupan hutan yang baik dan kaya akan sumberdaya air serta memiliki banyak sungai. Untuk kemudahan dalam

Lebih terperinci

MENGENAL JENIS BATUAN DI TAMAN NASIONAL ALAS PURWO

MENGENAL JENIS BATUAN DI TAMAN NASIONAL ALAS PURWO MENGENAL JENIS BATUAN DI TAMAN NASIONAL ALAS PURWO Oleh : Akhmad Hariyono POLHUT Penyelia Balai Taman Nasional Alas Purwo Kawasan Taman Nasional Alas Purwo sebagian besar bertopogarafi kars dari Semenanjung

Lebih terperinci

berukuran antara 0,05-0,2 mm, tekstur granoblastik dan lepidoblastik, dengan struktur slaty oleh kuarsa dan biotit.

berukuran antara 0,05-0,2 mm, tekstur granoblastik dan lepidoblastik, dengan struktur slaty oleh kuarsa dan biotit. berukuran antara 0,05-0,2 mm, tekstur granoblastik dan lepidoblastik, dengan struktur slaty oleh kuarsa dan biotit. (a) (c) (b) (d) Foto 3.10 Kenampakan makroskopis berbagai macam litologi pada Satuan

Lebih terperinci

hiasan rumah). Batuan beku korok

hiasan rumah). Batuan beku korok Granit kebanyakan besar, keras dan kuat, Kepadatan rata-rata granit adalah 2,75 gr/cm³ dengan jangkauan antara 1,74 dan 2,80. Kata granit berasal dari bahasa Latingranum. (yang sering dijadikan Granit

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN PERTAMBANGAN MINERAL BUKAN LOGAM DAN BATUAN DENGAN

Lebih terperinci

BAB 3 GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB 3 GEOLOGI DAERAH PENELITIAN BAB 3 GEOLOGI DAERAH PENELITIAN 3.1 Geomorfologi Daerah Penelitian Geomorfologi daerah penelitian ditentukan berdasarkan intepretasi peta topografi, yang kemudian dilakukan pengamatan secara langsung di

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB II TINJAUAN UMUM BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Lokasi dan Kesampaian Daerah Secara administratif wilayah IUP Eksplorasi CV Parahyangan Putra Mandiri, termasuk di dalam daerah Kecamatan Satui, Kabupaten Tanah Bumbu, Provinsi

Lebih terperinci

Batuan beku Batuan sediment Batuan metamorf

Batuan beku Batuan sediment Batuan metamorf Bagian luar bumi tertutupi oleh daratan dan lautan dimana bagian dari lautan lebih besar daripada bagian daratan. Akan tetapi karena daratan adalah bagian dari kulit bumi yang dapat kita amati langsung

Lebih terperinci

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN 3.1 Geomorfologi Daerah Penelitian 3.1.1 Morfologi Umum Daerah Penelitian Daerah penelitian berada pada kuasa HPH milik PT. Aya Yayang Indonesia Indonesia, yang luasnya

Lebih terperinci

Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala

Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala Geografi Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala TANAH Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN AGAM DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA

PEMERINTAH KABUPATEN AGAM DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA PEMERINTAH KABUPATEN AGAM DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA Jl. Mhd. Hatta telp.: 0752-76318 Lubuk Basung 26415 Website; www.disdik.agamkab.go.id E-mail: Nomor Sifat Lampiran Perihal 421/ ld-.

Lebih terperinci

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN 3.1 Geomorfologi Bentukan topografi dan morfologi daerah penelitian adalah interaksi dari proses eksogen dan proses endogen (Thornburry, 1989). Proses eksogen adalah proses-proses

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA KANWIL DJKN RIAU, SUMATERA BARAT, DAN KEPULAUAN RIAU KPKNL BUKITTINGGI

KEMENTERIAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA KANWIL DJKN RIAU, SUMATERA BARAT, DAN KEPULAUAN RIAU KPKNL BUKITTINGGI 1 015 015090300119745000 KD 2 005 005010800400333000 KD 3 005 005030800400334000 KD 4 005 005010800477352000 KD 5 005 005030800477353000 KD 6 005 005010800098828000 KD Lubuk Basung (01) Lubuk Basung (03)

Lebih terperinci

IV. DATA STATISTIK PETERNAKAN

IV. DATA STATISTIK PETERNAKAN IV. DATA STATISTIK PETERNAKAN a. Populasi Ternak Besar Tabel 90. Populasi Ternak Besar Usaha Peternakan merupakan salah satu usaha untuk menghasilkan bahan makanan berupa daging, telur atau susu yang memiliki

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1 Aspek Geografi dan Demografi 2.1.1. Luas dan Batas Wilayah Administrasi Luas Kabupaten Agam adalah 2.232,30 Km² atau 5,29 persen dari luas wilayah Provinsi Sumatera

Lebih terperinci

BAB V ALTERASI PERMUKAAN DAERAH PENELITIAN

BAB V ALTERASI PERMUKAAN DAERAH PENELITIAN BAB V ALTERASI PERMUKAAN DAERAH PENELITIAN 5.1 Tinjauan Umum Alterasi hidrotermal adalah suatu proses yang terjadi sebagai akibat dari adanya interaksi antara batuan dengan fluida hidrotermal. Proses yang

Lebih terperinci

DATA PERPUSTAKAAN NAGARI, DESA DAN KELURAHAN YANG TELAH MENERIMA BANTUAN DANA DEKONSENTRASI TAHUN 2009 S.D. 2013

DATA PERPUSTAKAAN NAGARI, DESA DAN KELURAHAN YANG TELAH MENERIMA BANTUAN DANA DEKONSENTRASI TAHUN 2009 S.D. 2013 DATA PERPUSTAKAAN NAGARI, DESA DAN YANG TELAH MENERIMA BANTUAN DANA DEKONSENTRASI TAHUN 2009 S.D. 2013 NO Tahun 2009 DESA/ 1 Kab. Solok 1 Surian Pantai Cermin 1 Tanjung Bingkuang Kec. 1 Koto Hilalang Kec.

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN Lokasi penelitian merupakan wilayah Administrasi Pemerintah Kabupaten Solok Provinsi Sumatera Barat. Kabupaten Solok dibentuk berdasarkan Undang Undang No.12 tahun 1956 tentang

Lebih terperinci

Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 44 TAHUN 1990 (44/1990) Tanggal: 1 SEPTEMBER 1990 (JAKARTA) Kembali ke Daftar Isi

Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 44 TAHUN 1990 (44/1990) Tanggal: 1 SEPTEMBER 1990 (JAKARTA) Kembali ke Daftar Isi PP 44/1990, PERUBAHAN BATAS WILAYAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SAWAHLUNTO, KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SAWAHLUNTO/SIJUNJUNG DAN KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SOLOK Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor:

Lebih terperinci

INVENTARISASI MINERAL LOGAM DI KABUPATEN BOVEN DIGOEL PROVINSI PAPUA Reza Mochammad Faisal Kelompok Penyelidikan Mineral Logam SARI

INVENTARISASI MINERAL LOGAM DI KABUPATEN BOVEN DIGOEL PROVINSI PAPUA Reza Mochammad Faisal Kelompok Penyelidikan Mineral Logam SARI INVENTARISASI MINERAL LOGAM DI KABUPATEN BOVEN DIGOEL PROVINSI PAPUA Reza Mochammad Faisal Kelompok Penyelidikan Mineral Logam SARI Secara geologi daerah Kabupaten Boven Digoel terletak di Peta Geologi

Lebih terperinci

INVENTARISASI DAN PENYELIDIKAN BAHAN GALIAN NON LOGAM DI KABUPATEN RAJA AMPAT PROVINSI IRIAN JAYA BARAT

INVENTARISASI DAN PENYELIDIKAN BAHAN GALIAN NON LOGAM DI KABUPATEN RAJA AMPAT PROVINSI IRIAN JAYA BARAT INVENTARISASI DAN PENYELIDIKAN BAHAN GALIAN NON LOGAM DI KABUPATEN RAJA AMPAT PROVINSI IRIAN JAYA BARAT PUSAT SUMBERDAYA GEOLOGI B A D A N G E O L O G I DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBERDAYA MINERAL 1.1. Latar

Lebih terperinci

Sasaran I : Peningkatan Produksi dan Produktifitas Pertanian dengan Mengoptimalkan Pendekatan Intensifikasi, Ekstensifikasi dan Diversifikasi.

Sasaran I : Peningkatan Produksi dan Produktifitas Pertanian dengan Mengoptimalkan Pendekatan Intensifikasi, Ekstensifikasi dan Diversifikasi. DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN C. Ringkasan Informasi Tentang Kinerja Berdasarkan Rencana Strategis Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Solok yang disusun untuk tahun 2014 terdapat 6 (empat) sasaran

Lebih terperinci

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN 3.1 Geomorfologi 3.1.1 Morfologi Umum Daerah Penelitian Geomorfologi pada daerah penelitian ditentukan berdasarkan pengamatan awal pada peta topografi dan pengamatan langsung

Lebih terperinci

PENGUMUMAN RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH

PENGUMUMAN RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH NOMOR : 400 /371.a/ SLTP.SM/DISDIK-2012 TANGGAL : 23 Februari 2012 SKPD : Dinas Pendidikan Kabupaten Tanah Datar. ALAMAT : Jln. Sultan Alam Bagagarsyah Kabupaten Tanah Datar, Propinsi Sumatera Barat. Telepon

Lebih terperinci

BAB 12 BATUAN DAN PROSES PEMBENTUKAN TANAH

BAB 12 BATUAN DAN PROSES PEMBENTUKAN TANAH BAB 12 BATUAN DAN PROSES PEMBENTUKAN TANAH Tujuan Pembelajaran Kamu dapat mendeskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan dan mengidentifikasi jenis-jenis tanah. Di sekitar kita terdapat berbagai

Lebih terperinci

OKSIDA GRANIT DIORIT GABRO PERIDOTIT SiO2 72,08 51,86 48,36

OKSIDA GRANIT DIORIT GABRO PERIDOTIT SiO2 72,08 51,86 48,36 PENGERTIAN BATUAN BEKU Batuan beku atau sering disebut igneous rocks adalah batuan yang terbentuk dari satu atau beberapa mineral dan terbentuk akibat pembekuan dari magma. Berdasarkan teksturnya batuan

Lebih terperinci

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN 3.1 Geomorfologi Daerah Penelitian 3.1.1 Morfologi Umum Daerah Penelitian Morfologi daerah penelitian berdasarkan pengamatan awal dari peta topografi dan citra satelit,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 50 TAHUN 1999 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 50 TAHUN 1999 TENTANG PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 50 TAHUN 1999 TENTANG PEMBENTUKAN 6 (ENAM) KECAMATAN DI WILAYAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II PESISIR SELATAN, SOLOK, SAWAHLUNTO/ SIJUNJUNG, DAN PASAMAN

Lebih terperinci

Bab III Geologi Daerah Penelitian

Bab III Geologi Daerah Penelitian Bab III Geologi Daerah Penelitian Foto 3.4 Satuan Geomorfologi Perbukitan Blok Patahan dilihat dari Desa Mappu ke arah utara. Foto 3.5 Lembah Salu Malekko yang memperlihatkan bentuk V; foto menghadap ke

Lebih terperinci

DAFTAR MAHASISWA PESERTA KKN PPM TAHUN 2017 UNIVERSITAS ANDALAS FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI

DAFTAR MAHASISWA PESERTA KKN PPM TAHUN 2017 UNIVERSITAS ANDALAS FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI DAFTAR MAHASISWA PESERTA KKN PPM TAHUN 2017 UNIVERSITAS ANDALAS FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI No Nim Nama 1 1411521025 Oxsa picasso Perempuan Ranah pesisir Sungai tunu barat 2 1411512016 Engky lawara yayan

Lebih terperinci

3.2.3 Satuan lava basalt Gambar 3-2 Singkapan Lava Basalt di RCH-9

3.2.3 Satuan lava basalt Gambar 3-2 Singkapan Lava Basalt di RCH-9 3.2.2.4 Mekanisme pengendapan Berdasarkan pemilahan buruk, setempat dijumpai struktur reversed graded bedding (Gambar 3-23 D), kemas terbuka, tidak ada orientasi, jenis fragmen yang bervariasi, massadasar

Lebih terperinci

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN 3.1 Geomorfologi Daerah Penelitian Lokasi penelitian berada di daerah Kancah, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung yang terletak di bagian utara Kota Bandung. Secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Brg. Kayu & Hasil Hutan lainnya Kertas dan Barang Cetakan

BAB I PENDAHULUAN Brg. Kayu & Hasil Hutan lainnya Kertas dan Barang Cetakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor industri merupakan sektor yang penting dalam perkembangan dan pembangunan ekonomi di wilayah Provinsi Sumatera Barat. Sektor industri memberikan kontribusi terhadap

Lebih terperinci

LAPORAN PERKEMBANGAN STOK BENIH 10 (SEPULUH) HARIAN

LAPORAN PERKEMBANGAN STOK BENIH 10 (SEPULUH) HARIAN : TGL 21 S/D 30 Maret 2017 : PADI LALU BARU 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 I Kab. Lima Puluh Kota 1 UPT. BB.TP Situjuh BR Junjuang 8.005-8.005 7.505 500 BP BP Ciherang 4.500-4.500-4.500 LAPORAN PERKEMBANG BP Cisokan

Lebih terperinci

INVENTARISASI DAN EVALUASI MINERAL NON LOGAM KABUPATEN ROKAN HULU DAN ROKAN HILIR, PROVINSI RIAU

INVENTARISASI DAN EVALUASI MINERAL NON LOGAM KABUPATEN ROKAN HULU DAN ROKAN HILIR, PROVINSI RIAU INVENTARISASI DAN EVALUASI MINERAL NON LOGAM KABUPATEN ROKAN HULU DAN ROKAN HILIR, PROVINSI RIAU Oleh : Zulfikar, Adrian Zainith, Andi S. Sulaeman SubDit Mineral Non Logam S A R I Secara geografis daerah

Lebih terperinci

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN 3.1 Geomorfologi Bentukan topografi dan morfologi daerah penelitian adalah interaksi dari proses eksogen dan proses endogen (Thornburry, 1989). Proses eksogen adalah proses-proses

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN. Judul penelitian Studi Karakteristik Mineralogi dan Geomagnetik Endapan

BAB. I PENDAHULUAN. Judul penelitian Studi Karakteristik Mineralogi dan Geomagnetik Endapan BAB. I PENDAHULUAN 1.1. Judul Penelitian Judul penelitian Studi Karakteristik Mineralogi dan Geomagnetik Endapan Bijih Besi di Daerah Kecamatan Pelaihari Kabupaten Tanah Laut Kalimantan Selatan. 1.2. Latar

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA PADANG

PEMERINTAH KOTA PADANG 409 PEMERINTAH KOTA PADANG PERATURAN DAERAH KOTA PADANG NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA KELURAHAN KOTA PADANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG, Menimbang

Lebih terperinci