I. PENDAHULUAN. Peramalan OPT dan Bencana Alam di Sumatera Barat Periode Juli - Desember 2014 # 1

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "I. PENDAHULUAN. Peramalan OPT dan Bencana Alam di Sumatera Barat Periode Juli - Desember 2014 # 1"

Transkripsi

1 I. PENDAHULUAN Serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) baik hama maupun penyakit setiap tahun selalu muncul. Gangguan tersebut belum dapat dikendalikan secara optimal sehingga masih menimbulkan kerugian hasil. Salah satu yang berpengaruh terhadap pola musim/cuaca lokal yang sangat erat kaitannya dengan perkembangan OPT adalah perubahan dan fenomena iklim global. Perlu pengelolaan yang sedemikian rupa dalam upaya meminimalkan resiko berproduksi, antara lain dengan meramalkan serangan OPT dan kejadian bencana alam. Dalam sistem perlindungan tanaman, salah satu subsistemnya yaitu peramalan OPT dan bencana alam. Peramalan ini berdasarkan dari data dan fakta yang tersedia serta upaya pengendalian sebelumnya. Peramalan ini perlu dikomunikasikan kepada berbagai pihak dan instansi terkait, sehingga resiko akibat serangan OPT dapat diminimalkan. Untuk periode Juli - Desember 214 yang akan datang telah dilaksanakan peramalan OPT dan kejadian bencana alam (banjir dan kekeringan) pada tanaman pangan dan hortikultura di Sumatera Barat dengan cakupan seluruh Wilayah Pengamatan (identik dengan Wilayah Administratif Kecamatan). Diharapkan dengan adanya peramalan ini dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan dan langkah-langkah operasional menghadapi musim tanam berikutnya diberbagai level (kecamatan, kabupaten, dan propinsi). Peramalan OPT dan Bencana Alam di Sumatera Barat Periode Juli - Desember 214 # 1

2 II. PERAMALAN SERANGAN OPT PADI 2.1 Peramalan Luas Serangan OPT Utama Padi Berdasarkan analisis data serangan dan informasi pendukung lainnya, luas serangan OPT utama padi di Sumatera Barat dapat diramalkan dan hasil ramalan adalah sebagai berikut : Tabel 1. Peramalan Luas Serangan OPT Utama Padi di Sumatera Barat Periode Juli - Desember 214 Kabupaten / Kota Tikus Ramalan Luas Serangan OPT (Ha) Wereng Coklat Penggerek Batang Blas Tungro A g a m Pasaman Pasaman Barat Lima Puluh Kota Pd. Pariaman Pesisir Selatan Sijunjung Dharmasraya Tanah Datar Solok Solok Selatan Ko. Padang Ko. Bukittinggi Ko. Payakumbuh Ko. Pariaman Ko. Sawahlunto Ko. Pd. Panjang Ko. Solok Sumatera Barat Peramalan OPT dan Bencana Alam di Sumatera Barat Periode Juli - Desember 214 # 2

3 Tikus (Rattus argentiventer) sebagai hama yang diramalkan menimbulkan resiko terbesar pada tanaman padi periode Juli sampai Desember 214. Serangan tikus diramalkan akan menyerang pada seluruh wilayah pengamatan di Sumatera Barat. Serangan tikus diramalkan mencapai 69.7 ha, dengan kriteria ringan sampai berat. Serangan dengan kriteria berat terkonsentrasi di Kabupaten Agam, Lima Puluh Kota, Padang Pariaman, Pesisir Selatan, Dharmasraya dan Tanah Datar. Wereng coklat (Nilaparvata lugens Stal.) diramalkan akan menyerang pada 23 wilayah pengamatan di Sumatera Barat seluas ha dengan kriteria ringan sampai berat. Serangan dengan kriteria berat terkonsentrasi di Kabupaten Agam, Pasaman dan Pasaman Barat. Pada wilayah pengamatan yang terserang hama wereng coklat tersebut berpeluang besar untuk terserang penyakit virus kerdil rumput yang disebabkan oleh Rice grassy stunt virus/rgsv dan penyakit virus kerdil hampa yang disebabkan oleh Rice ragged stunt virus/rrsv. Serangan penggerek batang yang disebabkan oleh Scirpophaga sp. WLK. diramalkan terjadi pada sebagian wilayah pengamatan di Sumatera Barat. Luas serangan penggerek batang diramalkan seluas ha dengan kriteria ringan sampai berat. Serangan dengan kriteria berat terkonsentrasi hanya di Kabupaten Pesisir Selatan. Penyakit blas (Pyricularia grisea) yang menyerang tanaman padi diramalkan terjadi hampir seluruh wilayah pengamatan di Sumatera Barat. Serangan penyakit blas diramalkan mencapai ha dengan kriteria ringan sampai berat. Serangan penyakit ini dengan kriteria berat terkonsentrasi di Kabupaten Agam, Pasaman, Pasaman Barat, Pesisir Selatan, Sijunjung, Dharmasraya, Tanah Datar, Solok, Solok Selatan dan Kota Sawahlunto. Peramalan serangan penyakit tungro yang disebabkan oleh Rice tungro bacillium virus/rtbv dan Rice tungro spherical virus/rtsv terjadi pada sebagian besar wilayah pengamatan di Sumatera Barat. Luas serangan penyakit tungro diramalkan seluas ha dengan kriteria ringan sampai berat. Serangan dengan kriteria berat hanya terkonsentrasi di Kabupaten Solok. Lebih jelasnya, peramalan luas serangan OPT utama padi di Sumatera Barat periode Januari sampai Juni 214 dapat dilihat pada Lampiran 1. Peramalan OPT dan Bencana Alam di Sumatera Barat Periode Juli - Desember 214 # 3

4 2.2 Peramalan Kehilangan Hasil Akibat Serangan OPT Pada Tanaman Padi Peramalan kehilangan hasil akibat serangan OPT pada tanaman padi berdasarkan hasil analisis peramalan serangan OPT utama padi di Sumatera Barat periode Juli - Desember 214. Peramalan kehilangan hasil pada tanaman padi akibat terjadinya serangan OPT seperti tikus, wereng coklat, penggerek batang padi, blas dan tungro. Kehilangan hasil akibat serangan tikus diramalkan mencapai ton yang setara dengan Rp ,-. Kehilangan hasil akibat serangan wereng coklat diramalkan sebesar ton yang setara dengan Rp ,-. Hama penggerek batang diramalkan akan menyebabkan kehilangan hasil sebesar 194. ton yang setara dengan Rp ,-. Ramalan kehilangan hasil akibat penyakit blast mencapai ton yang setara dengan Rp ,-. Penyakit tungro yang diramalkan akan menyebabkan kehilangan hasil sebesar ton setara dengan Rp ,-. Total kehilangan hasil akibat serangan komplek OPT utama padi mencapai ton yang setara dengan Rp ,-. Tabel 2. Peramalan Kehilangan Hasil Akibat Serangan OPT Pada Tanaman Padi di Sumatera Barat Periode Juli - Desember 214 No. OPT Kriteria Luas Serangan (Ha) Kehilangan Hasil (Ton) Kehilangan Hasil (Rp) 1. Tikus Ringan Berat Jumlah , , , ,- 2. Wereng Coklat Ringan Berat Jumlah , , , ,- 3. Penggerek Batang Ringan Berat Jumlah , , , ,- 4. Blast Ringan Berat , , ,- Peramalan OPT dan Bencana Alam di Sumatera Barat Periode Juli - Desember 214 # 4

5 No. OPT Kriteria Jumlah Luas Serangan (Ha) Kehilangan Hasil (Ton) Kehilangan Hasil (Rp) ,- 5. Tungro Ringan Berat , , ,- Jumlah ,- Total ,- Peramalan OPT dan Bencana Alam di Sumatera Barat Periode Juli - Desember 214 # 5

6 III. PERAMALAN SERANGAN OPT PALAWIJA 3.1. Peramalan Luas Serangan OPT Utama Palawija Berdasarkan hasil analisa data serangan dan informasi Balai Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH) Sumatera Barat dapat diramalkan serangan OPT Utama tanaman Kacang Tanah, Jagung dan Kedelai di Sumatera Barat sebagai berikut : Tabel 3. Peramalan Luas Serangan OPT Utama Kacang Tanah Di Sumatera Barat Periode Juli - Desember 214 Kabupaten/Kota Penggulung Daun Ramalan Luas Serangan (Ha) Ulat Tikus Grayak Penggerek Polong Agam Pasaman Pasaman Barat Lima Puluh Kota.25.8 Pesisir Selatan Sijunjung Tanah Datar Solok Selatan,25.5,25 Kota Payakumbuh, Kota Pariaman.5.1 Sumatera Barat Hama penggulung daun diramalkan sebagai hama yang menimbulkan resiko pada tanaman kacang tanah periode Juli sampai dengan Desember 214. Diramalkan hama penggulung daun akan menyerang sebagian wilayah pengamatan di Sumatera Barat. Serangan hama penggulung daun diramalkan mencapai 8.6 Ha, dengan kriteria ringan sampai sedang. Serangan dengan kriteria sedang terkonsentrasi pada Kabupaten Agam, Pasaman, Lima Puluh Kota dan Tanah Datar. Peramalan OPT dan Bencana Alam di Sumatera Barat Periode Juli - Desember 214 # 6

7 Tikus diramalkan akan menyerang tanaman kacang tanah menimbulkan kerusakan selama periode Juli sampai dengan Desember 214. Serangan tikus diramalkan mencapai 2.8 Ha, dengan kriteria serangan ringan hingga sedang. Diramalkan tikus menyerang sebagian wilayah pengamatan di Sumatera Barat, serangan tikus terkonsentrasi pada Kabupaten Pasaman Barat, Pasaman, Pesisir Selatan dan Tanah Datar. Ulat grayak diramalkan sebagai hama yang dapat menimbulkan kerusakan pada tanaman kacang tanah periode Juli hingga Desember 214. Diramalkan hama ulat grayak menyerang beberapa daerah di Sumatera Barat. Serangan hama ulat grayak diramalkan mencapai 5.5 Ha dengan kriteria ringan hingga sedang. Serangan dengan kriteria ringan terjadi pada Kabupaten Agam, Pasaman, Pasaman Barat, Sijunjung, dan Solok Selatan serta Kota Payakumbuh. Hama penggerek polong kacang tanah diramalkan juga akan menyerang sebagian besar wilayah pengamatan di Sumatera Barat. Luas serangan hama penggerek polong diramalkan mencapai 5.65 Ha terjadi pada Kabupaten Agam, Pasaman Barat, Sijunjung, Pesisir Selatan dan Kabupaten Tanah Datar. Secara rinci peramalan serangan OPT utama tanaman kacang tanah dapat dilihat pada Lampiran 2. Tabel 4. Peramalan Luas Serangan OPT Utama Jagung Di Sumatera Barat Periode Juli - Desember 214 Kabupaten/Kota B u l a i Ramalan Luas Serangan (Ha) Penggerek Batang Ulat Grayak Tikus Penggerek Tongkol Agam Pasaman.28 Pasaman Barat Lima Puluh Kota Padang Pariaman.5.15 Pesisir Selatan Sijunjung, Tanah Datar Peramalan OPT dan Bencana Alam di Sumatera Barat Periode Juli - Desember 214 # 7

8 Kabupaten/Kota Ramalan Luas Serangan (Ha) Penggerek Ulat Penggerek B u l a i Tikus Batang Grayak Tongkol Sumatera Barat Serangan penyakit Bulai diramalkan akan menyerang tanaman jagung pada wilayah pengamatan dan penyebar pada Kabupaten/Kota di Sumatera Barat, dengan kriteria serangan dari ringan hingga sedang. Penyakit Bulai diramalkan sebagai penyakit yang menimbulkan resiko terbesar pada tanaman jagung periode Juli sampai dengan Desember 214. Luas serangan penyakit Bulai diramalkan mencapai 7.1 Ha, kriteria serangan sedang diramalkan pada Kabupaten Agam, Pasaman Barat, Pasaman, Lima Puluh Kota, Padang Pariaman, Sijunjung dan Solok. Hama wereng batang jagung diramalkan menyerang tanaman jagung terjadi pada wilayah pengamatan di Sumatera Barat. Luas serangan wereng batang jagung diramalkan Ha dengan kriteria ringan. Penyebaran serangan wereng batang jagung pada tanaman jagung diramalkan pada wilayah pengamatan Pancung Soal dan Ranah Pesisir Kabupaten Pesisir Selatan, Pasaman Barat, Padang Pariaman, Lima Puluh Kota dan Tanah Datar. Hama penggerek batang diramalkan menyerang tanaman jagung terjadi pada wilayah pengamatan di Sumatera Barat. Luas serangan penggerek batang diramalkan,4 Ha dengan kriteria ringan. Penyebaran serangan penggerek batang pada tanaman jagung diramalkan pada wilayah pengamatan Pancung Soal dan Ranah Pesisir Kabupaten Pesisir Selatan. Peramalan OPT dan Bencana Alam di Sumatera Barat Periode Juli - Desember 214 # 8

9 Ulat grayak diramalkan menyerang tanaman jagung pada wilayah pengamatan IV Nagari Kabupaten Sijunjung dengan kriteria serangan ringan. Luas serangan ulat grayak diramalkan 1.29 Ha. Tikus diramalkan juga merupakan hama yang menimbulkan kerusakan yang besar pada tanaman jagung periode Juli hingga Desember 214. Hama tikus diramalkan menyerang beberapa wilayah pengamatan di Sumatera Barat dengan kriteria ringan sampai sedang. Luas serangan tikus diramalkan periode Juli hingga Desember 214 adalah 9.71 Ha yang terkonsentrasi pada Kabupaten Agam, Pasaman Barat, Lima Puluh Kota, Padang Pariaman, Pesisir Selatan, Sijunjung, Tanah Datar dan Solok. Penggerek tongkol pada tanaman jagung diramalkan terjadi pada beberapa wilayah pengamatan dengan kriteria serangan ringan. Luas serangan penggerek tongkol diramalkan 1.4 Ha yang terkonsentrasi pada Kabupaten Pasaman Barat, Lima Puluh Kota dan Padang Pariaman. Secara rinci peramalan serangan OPT utama tanaman jagung dapat dilihat pada Lampiran 3. Tabel 5. Peramalan Luas Serangan OPT Utama Tanaman Kedelai Di Sumatera Barat Periode Juli - Desember 214 Kabupaten/Kota Ramalan Luas Serangan (Ha) Penggulung Penggerek Ulat Grayak Daun Polong Tikus Agam Pasaman Pasaman Barat Pesisir Selatan Sijunjung Dharmasraya Sumatera Barat ,88 1,44 Ramalan luas serangan ulat grayak tanaman kedelai di Sumatera Barat adalah 2,85 Ha yang terdapat pada wilayah pengamatan Kabupaten Pasaman, Pasaman Barat, Pesisir Selatan dan Sijunjung dengan kriteria serangan ringan. Peramalan OPT dan Bencana Alam di Sumatera Barat Periode Juli - Desember 214 # 9

10 Penggulung daun diramalkan sebagai hama yang menimbulkan resiko besar pada tanaman kedelai periode Juli sampai dengan Desember 214. Diramalkan hama penggulung daun menyerang pada beberapa wilayah pengamatan seperti Kabupaten Agam, Pasaman Barat, Pesisir Selatan, Sijunjung dan Dharmasraya dengan kriteria serangan ringan hingga sedang. Luas serangan hama penggulung daun pada tanaman kedelai diramalkan 1.41 Ha, sedangkan kriteria serangan sedang terkonsentrasi pada Kabupaten Pasaman Barat. Serangan hama tikus diramalkan terjadi pada tanaman kedelai beberapa wilayah pengamatan di Sumatera Barat. Penyebaran serangan hama tikus diramalkan terjadi Kabupaten Agam, Pasaman, Pasaman Barat, Pesisir Selatan, Sijunjung dan Dharmasraya dengan kriteria serangan ringan. Serangan hama tikus periode Juli sampai dengan Desember 214 pada tanaman kedelai diramalkan seluas 1.44 Ha. Penggerek polong pada tanaman kedelai periode Juli sampai dengan Desember 214 diramalkan terjadi pada wilayah pengamatan di Sumatera Barat. Penggerek polong pada kedelai diramalkan terkonsentrasi pada Kabupaten Agam, Pasaman, Pasaman Barat, Pesisir Selatan, Sijunjung dan Dharmasraya dengan kriteria serangan ringan. Penggerek polong pada kedelai diramalkan luas serangan 1.88 Ha. Secara jelas serangan OPT utama pada tanaman kedelai dapat dilihat pada Lampiran Peramalan Kehilangan Hasil dan Kerugian Pada Tanaman Palawija Dari peramalan serangan OPT utama tanaman kacang tanah periode Juli sampai dengan Desember 214 akan dapat diramalkan kehilangan hasil oleh Ulat Grayak, Penggulung Daun, Penggerek Polong dan Tikus. Diramalkan terjadi kehilangan hasil oleh serangan Ulat Grayak sebesar 4.4 ton yang setara dengan Rp ,- Kehilangan akibat serangan hama Penggulung Daun diramalkan sebesar 6.88 ton yang setara dengan Rp ,- Hama Tikus diramalkan menyebabkan kehilangan 2.24 ton setara dengan Rp ,- Hama Penggerek Polong diramalkan penyebab kehilangan hasil sebesar 4.52 ton yang setara dengan Rp ,- Total kehilangan hasil oleh OPT kompleks tersebut di atas adalah 14,432 ton yang setara dengan Rp ,- Lebih rinci dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Peramalan OPT dan Bencana Alam di Sumatera Barat Periode Juli - Desember 214 # 1

11 Tabel 6. Peramalan Luas Serangan Dan Kehilangan Hasil Akibat Serangan OPT Utama Kacang Tanah Di Sumatera Barat Periode Juli - Desember 214 No OPT Kriteria 1 Ulat Grayak Ringan 2 Penggulung Daun Ringan sedang 3 Penggerek Polong Ringan 4 T i k u s Ringan Total Ringan Luas Serangan (Ha) Kehilangan Hasil Ton Rp Peramalan serangan OPT utama tanaman jagung periode Juli sampai dengan Desember 214 dapat diramalkan kehilangan hasil akibat serangan penyakit Bulai sebesar ton setara dengan Rp ,- kehilangan hasil akibat serangan wereng batang jagung dapat diramalkan 3 ton setara dengan Rp. 99..,- kehilangan hasil akibat serangan penggerek batang dapat diramalkan 3.84 ton setara dengan Rp ,- kemudian akibat serangan Ulat Grayak dapat diramalkan kehilangan sebesar ton setara dengan Rp ,- Hama Tikus akibat serangan menyebabkan kehilangan hasil 93,12 ton setara dengan Rp ,- Disamping itu dapat diramalkan akibat serangan Penggerek Tongkol tanaman jagung sebesar ton setara dengan Rp ,- Jadi total kehilangan akibat serangan OPT utama tanaman jagung yang kompleks adalah 19,944 ton setara dengan Rp ,- Dapat dilihat pada tabel 7. Tabel 7. Peramalan Luas Serangan Dan Kehilangan Hasil Akibat Serangan OPT Utama Jagung Di Sumatera Barat Periode Juli - Desember 214 No OPT Kriteria 1 Wereng Jagung Ringan Luas Serangan (Ha) Kehilangan Hasil Ton Rp Peramalan OPT dan Bencana Alam di Sumatera Barat Periode Juli - Desember 214 # 11

12 2 Bulai Ringan Penggerek Batang Ringan Ulat Grayak Ringan Tikus Ringan Penggerek Tongkol Ringan Akibat serangan OPT utama tanaman kedelai pada periode Juli sampai dengan Desember 214 dapat diramalkan sebagai berikut: Ulat Grayak sebesar 1.71 ton setara dengan Rp ,- kemudian kehilangan hasil yang diakibatkan oleh hama Penggulung Daun sebesar.846 ton setara dengan Rp ,- Akibat serangan hama tikus dapat diramalkan kehilangan hasil sebesar.864 ton setara dengan Rp ,- dan serangan akibat hama Penggerek Polong dapat diramalkan kehilangan hasil adalah ton setara dengan Rp ,- Total kehilangan hasil akibat serangan OPT utama tanaman Kedelai adalah 4,548 ton setara dengan Rp ,- Lebih rinci pada tabel 8. Tabel 8. Peramalan Luas Serangan Dan Kehilangan Hasil Akibat Serangan OPT Utama Kedelai Di Sumatera Barat Periode Juli - Desember 214 No OPT Kriteria 1 Ulat Grayak Ringan 2 Penggulung Daun Ringan 3 Tikus Ringan 4 Penggerek Polong Ringan Total Ringan Luas Serangan (Ha) Kehilangan Hasil Ton Rp Peramalan OPT dan Bencana Alam di Sumatera Barat Periode Juli - Desember 214 # 12

13 IV. PERAMALAN SERANGAN OPT SAYURAN 4.1. Tanaman Cabe Serangan OPT utama diramalkan akan terjadi pada wilayah sentra produksi tanaman cabe di Sumatera Barat yakni serangan penyakit virus kuning, kerapak / antraknosa (Colletotrichum capsici), lalat buah (Bactrocera spp), tungau (Polyphagotarsonemus latus) dan trips (Thrips parvispinus). a. Penyakit virus kuning dan kerapak diramalkan sebagai OPT yang menimbulkan resiko kehilangan hasil terbesar pada tanaman cabe periode Juli - Desember 214. Penyakit virus kuning diramalkan akan menyerang pada 6 wilayah dari 65 wilayah penghasil cabe di Sumatera Barat dengan kriteria umum ringan sampai berat. b. kan penyakit kerapak masih akan menyerang pada 49 wilayah pengamatan penghasil cabe dengan kriteria ringan sampai sedang. c. Lalat buah diramalkan akan menyerang pada 26 wilayah pengamatan penghasil cabe dengan kriteria serangan ringan. d. Tungau diramalkan akan menyerang pada 7 wilayah pengamatan dengan kriteria serangan ringan. e. Trips diramalkan akan menyerang pada 2 wilayah pengamatan juga dengan kriteria ringan. Lebih rinci ada pada Lampiran Tanaman Bawang Merah Serangan penyakit mati pucuk (Phytophtora porri) diramalkan akan terjadi di Kabupaten Solok, busuk daun (Peronospora destructor) diramalkan akan terjadi di Kabupaten Pesisir Selatan dan Kabupaten Solok. Serangan ulat daun (Spodoptera exigua) diramalkan akan terjadi di Kabupaten Tanah Datar dan Kabupaten Solok. Serangan bercak ungu (Alternaria porii) diramalkan akan terjadi di Kabupaten Solok sedangkan layu Fusarium (Fusarium oxysporum) diramalkan akan terjadi di Kabupaten Agam dan Kabupaten Pesisir Selatan. Peramalan OPT dan Bencana Alam di Sumatera Barat Periode Juli - Desember 214 # 13

14 a. Penyakit mati pucuk diramalkan akan menyerang 4 wilayah pengamatan dengan kriteria ringan sampai sedang di Kabupaten Solok. b. Penyakit busuk daun diramalkan akan menyerang 4 wilayah pengamatan dengan kriteria ringan yaitu di Kabupaten Pesisir Selatan dan Kabupaten Solok. c. Ulat daun bawang diramalkan akan menyerang 6 wilayah pengamatan dengan kriteria ringan yaitu 2 wilayah pengamatan di Kabupaten Tanah Datar dan 4 wilayah pengamatan di Kabupaten Solok. d. Penyakit bercak ungu diramalkan akan menyerang pertanaman bawang merah 3 wilayah pengamatan di Kabupaten Solok dengan kriteria ringan sampai sedang. e. Penyakit layu Fusarium diramalkan akan menyerang 3 wilayah pengamatan di Kabupaten Agam dengan kriteria ringan sampai sedang dan 2 wilayah pengamatan di Kabupaten Pesisir Selatan dengan kriteria sedang. Secara rinci tertera pada Lampiran Tanaman Kentang Pada sentra produksi tanaman kentang di Kabupaten Agam dan Solok diramalkan akan terjadi serangan penyakit busuk daun (Phytophthora infestans), penyakit layu bakteri dan pengorok daun (Liriomyza chinensis). a. Penyakit busuk daun diramalkan akan menyerang tanaman kentang pada 5 wilayah pengamatan penghasil kentang dengan kriteria ringan sampai sedang. b. Penyakit layu bakteri diramalkan akan menyerang pertanaman kentang di Kabupaten Solok yaitu di Lembang Jaya dan Lembah Gumanti dengan kriteria serangan sedang. Di Kabupaten Agam diramalkan akan menyerang di Sungai Puar dengan kriteria ringan. c. Pengorok daun diramalkan akan menyerang pertanaman kentang di Kabupaten Agam yaitu di Sungai Puar dengan kriteria serangan ringan. Secara rinci tertera pada Lampiran 7. Peramalan OPT dan Bencana Alam di Sumatera Barat Periode Juli - Desember 214 # 14

15 4.4. Tanaman Tomat Pada daerah produksi tanaman tomat di Kabupaten Agam, Tanah Datar, Solok, dan Kota Padang Panjang diramalkan akan terjadi serangan penyakit virus kuning, busuk daun (Phytophthora infestans) dan ulat buah. a. Serangan penyakit virus kuning diramalkan akan menyerang dengan kriteria ringan di wilayah pengamatan Banuhampu dan Candung di Kabupaten Agam, X Koto Kabupaten Tanah Datar dan Kota Padang Panjang. b. Penyakit busuk daun diramalkan akan menyerang pertanaman tomat dengan kriteria ringan pada 2 wilayah pengamatan yaitu Banuhampu dan Candung Kabupaten Agam. Di X Koto Kabupaten Tanah Datar, Lembang Jaya, dan Lembah Gumanti Kabupaten Solok diperkirakan terserang dengan kriteria sedang. kan di Danau Kembar Kabupaten Solok diperkirakan terserang berat. c. Penyakit ulat buah diramalkan akan menyerang pertanaman tomat dengan kriteria ringan pada wilayah pengamatan Candung Kabupaten Agam dan Sungai Tarab Kabupaten Tanah Datar. Lebih rinci ada pada Lampiran Tanaman Kubis Pada sentra produksi tanaman kubis di Kabupaten Agam, Tanah Datar, Solok, dan Kota Padang Panjang diramalkan akan terjadi serangan ulat daun (Plutella xylostella), ulat krop (Crocidolomia binotalis), busuk hitam dan cendawan akar gada (Plasmodiophora brassicae). a. Ulat crop diramalkan akan menyerang tanaman kubis di seluruh wilayah penghasil kubis dengan kriteria serangan ringan di Kabupaten Agam sedangkan ulat daun diramalkan akan menyerang hampir seluruh wilayah penghasil kubis kecuali Baso. b. Penyakit busuk hitam akan menyerang pertanaman kubis di Kec. Candung dan Sungai Puar Kabupaten Agam, X Koto Kabupaten Tanah Datar dan Lembah Gumanti Kabupaten Solok dengan kriteria ringan. kan di Danau Kembar Kabupaten Solok serangan kriteria sedang. Peramalan OPT dan Bencana Alam di Sumatera Barat Periode Juli - Desember 214 # 15

16 c. Penyakit akar gada akan menyerang pertanaman kubis di Kec. Banuhampu dan Sungai Puar Kabupaten Agam, X Koto Kabupaten Tanah Datar dengan kriteria ringan. kan di Lembang Jaya, Danau Kembar dan Lembah Gumanti Kabupaten Solok serangan kriteria sedang. Lebih jelasnya dapat dilihat Lampiran 9. Peramalan OPT dan Bencana Alam di Sumatera Barat Periode Juli - Desember 214 # 16

17 V. PERAMALAN KEJADIAN BENCANA ALAM 5.1. Banjir Kejadian bencana alam seperti banjir untuk komoditi pangan diramalkan terjadi pada daerah - daerah dataran rendah sampai tinggi. Daerah dataran rendah ( - 25 m dpl) berpeluang terjadi banjir antara lain di Kabupaten Agam : Tanjung Mutiara, Lubuk Basung (Nopember, Desember), Kabupaten Pasaman Barat : Kinali, Luhak Nan Duo, Sasak Ranah Pasisie, Ranah Batahan, Sungai Beremas, Pasaman, Talamau, Gunung Tuleh (Oktober, Nopember), Kabupaten Padang Pariaman : Batang Anai, Lubuk Alung, Sungai Limau Batang Gasan, VII Koto Padang Sago (Nopember, Desember), Kabupaten Pesisir Selatan : Koto XI Tarusan, Bayang Utara, IV Jurai, Batang Kapas, Sutera, Lengayang, Ranah Pesisir, Linggo Sari Baganti, Pancung Soal, Basa IV Balai dan Lunang Silaut (Oktober, Nopember, Desember), Kabupaten Sijunjung : IV Nagari, Lubuk Tarok, Tanjung Gadang (Oktober, Nopember, Desember), Kabupaten Dharmasraya : Sitiung, Koto Baru, Pulau Punjung (Oktober, Nopember, Desember), Kota Pariaman : Pariaman Utara (Oktober, Nopember, Desember). Banjir juga berpeluang terjadi pada daerah sedang (> m dpl) yaitu di Kabupaten Agam : Palembayan (Nopember, Desember), Kabupaten Pasaman : Rao dan Bonjol (Nopember, Desember), Kabupaten Limapuluh Kota : Akabiluru, Harau, Luak, Lareh Sago Halaban, Suliki, Payakumbuh (Oktober, Nopemberr), Kabupaten Solok : X koto Singkarak, IX Koto Sungai Lasi, Bukit Sundi, Kubung, Junjung Sirih (Oktober, Nopember, Desember), Kota Solok : Lubuk Sikarah (Oktober, Nopember, Desember), Kota Sawahlunto : Talawi (Oktober, Nopember, Desember), Kota Payakumbuh : Payakumbuh Utara, Payakumbuh Barat (Oktober, Nopember). Adapun peluang banjir pada daerah dataran tinggi (> 65 m dpl) yaitu di Kabupaten Agam : Baso (Nopember dan Desember), Kabupaten Solok : Pantai Cermin (Oktober, Nopember, Desember) Kekeringan Peramalan OPT dan Bencana Alam di Sumatera Barat Periode Juli - Desember 214 # 17

18 Peramalan kejadian bencana alam seperti kekeringan untuk komoditi pangan diramalkan terjadi juga pada daerah dataran rendah s/d tinggi. Untuk daerah dataran rendah ( - 25 m dpl) di Kabupaten Pesisir Selatan : Koto XI Tarusan, IV Jurai, Sutera, Batang Kapas (Juli, Agustus), Kabupaten Sijunjung : IV Nagari, Sijunjung, Sumpur Kudus, Lubuk Tarok dan Koto VII (Juli, Agustus), Kabupaten Dharmasraya : Pulau Punjung, Koto Baru (Juli, Agustus). Untuk daerah dataran sedang (> m dpl) antara lain di Kabupaten Pasaman : Rao, Panti, Bonjol, Lubuk Sikaping (Juli, Agustus), Kabupaten Limapuluh Kota : Bukit Barisan, Luak, Lareh Sago Halaban, Suliki, Mungka, Akabiluru, Kapur Sembilan, Payakumbuh (Juli, Agustus), Kabupaten Tanah Datar : Pariangan, Rambatan, Lima Kaum, Padang Ganting, Tanjung Ameh (Juli, Agustus), Kabupaten Solok : Bukit Sundi, Kubung, X Koto Singkarak, Bukit Sundi (Juli, Agustus), Kota Solok : Lubuk Sikarah (Juli, Agustus), Kota Sawahlunto : Talawi (Juli, Agustus). Adapun peluang kekeringan yang terjadi pada daerah dataran tinggi (> 65 m dpl) yaitu di Kabupaten Agam : Baso, IV Angkat, Matur (Juli, Agustus), Kabupaten Tanah Datar : Lintau Buo, Lintau Buo Utara (Juli, Agustus), Kabupaten Solok : X Koto Diateh (Juli, Agustus). Peramalan ini dibuat berdasarkan peluang curah hujan yang akan terjadi dan kejadian runtun waktu di wilayah pengamatan bersangkutan. Bencana alam banjir dan kekeringan pada tanaman pangan ini diramalkan terjadi pada 53 wilayah pengamatan di 12 kabupaten/kota (banjir) dan 41 wilayah pengamatan di 1 kabupaten/kota (kekeringan). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat Lampiran 1. Peramalan OPT dan Bencana Alam di Sumatera Barat Periode Juli - Desember 214 # 18

19 VI. PENGENDALIAN OPT Langkah pengendalian serangan OPT tetap berpedoman pada kebijakan pemerintah dalam perlindungan tanaman dengan konsep Pengendalian Hama Terpadu (PHT). PHT merupakan suatu teknologi pengendalian hama yang memanfaatkan berbagai cabang ilmu dalam satu kesatuan yang serasi yang saling memperkuat satu sama lain. Prinsip utama pada konsep PHT adalah budidaya tanaman sehat, pelestarian dan pendayagunaan musuh alami, pengamatan berkala dan petani yang mampu mengambil keputusan sendiri dalam tindakan pengendalian (ahli PHT). Oleh karena itu usaha pengendalian OPT seharusnya dilakukan tidak terlepas dari kaitannya dan keterpaduannya dengan usaha-usaha produksi tanaman lainnya seperti penentuan varietas, penggunaan bibit unggul, pemupukan, pengairan, pemasaran dan teknis budidaya tanaman lainnya. Teknologi yang digunakan dalam pengendalian OPT mengacu pada pemanfaatan sumber daya alam sebagai sarana pengendalian untuk peningkatan ketahanan serta keseimbangan agroekosistem, yang salah satunya dengan pemanfaatan agens hayati dan ramuan nabati. Disamping itu penambahan bahan organik kedalam tanah dapat juga meningkatkan ketahanan dan kesuburan dari tanaman itu sendiri. Peramalan OPT dan Bencana Alam di Sumatera Barat Periode Juli - Desember 214 # 19

20 VII. ANTISIPASI BENCANA ALAM Untuk mengurangi / meminimalkan dampak bencana alam seperti kejadian banjir dan kekeringan serta bencana alam lainnya terhadap tanaman pangan, maka perlu dilakukan beberapa langkah antisipasi antara lain: 7.1. Daerah Banjir a. Pengaturan waktu tanam dengan metoda pembuatan pola tanam yang lokal spesifik yang dapat dilakukan sedemikian rupa sehingga pada waktu diramalkan terjadi banjir tanaman sudah panen atau berada pada kondisi relatif tahan terhadap kelebihan air. b. Pemilihan varietas yang relatif tahan terhadap kelebihan air. c. Penyediaan dan perawatan embung/sumur-sumur atau dibuat pengairan sebagai penampung air pada saat curah hujan tinggi sehingga dapat menjadi cadangan air. d. Melakukan pemeliharaan dan perbaikan sarana pengairan seperti sanitasi saluran air/tanggul sehingga dampak negatifnya tidak menimbulkan kerugian. e. Membimbing petani untuk tidak memaksakan diri menanam tanaman yang tidak tahan terhadap cekaman kelebihan air dilahan yang rawan banjir/ petani mau melakukan pola dan strategi tanam yang sesuai dengan kondisi air berlebih. f. Meningkatkan pengamatan dan kewaspadaan terhadap OPT yang meningkat serangannya pada musim hujan. g. Mengirimkan laporan baik secara telepon (laporan sementara) dan laporan tertulis secara teratur, cepat dan akurat tentang perkembangan bencana alam yang merusak tanaman pangan Daerah Kekeringan a. Terhadap daerah yang terlanjur tanam diupayakan kemudahan mendapatkan sarana penanggulangan kekeringan antara lain dengan pompanisasi (bila sumber air tersedia) dipinggir areal pertanaman. Peramalan OPT dan Bencana Alam di Sumatera Barat Periode Juli - Desember 214 # 2

21 b. Pengaturan waktu tanam dengan metoda pembuatan pola tanam yang bersifat lokal spesifik yang dapat dilakukan sedemikian rupa sehingga pada waktu diramalkan terjadi kekeringan tanaman sudah panen atau berada pada kondisi relatif tahan terhadap cekaman kekurangan air. c. Pemilihan varietas yang relatif tahan terhadap cekaman kekurangan air. d. Penyediaan dan perawatan embung/sumur-sumur atau dibuat pengairan yang hemat seperti pengaturan pengairan yang ada. e. Penggantian tanaman padi dengan tanaman yang tidak banyak membutuhkan air seperti jagung, kacang hijau dll. f. Membimbing petani untuk tidak memaksakan diri menanam tanaman yang tidak tahan terhadap cekaman kekurangan air di lahan yang rawan kekeringan/petani mau melakukan pola dan strategi tanam yang sesuai dengan kondisi kering. g. Meningkatkan pengamatan dan kewaspadaan terhadap OPT yang meningkat serangannya pada musim kering. Seperti kutu-kutuan dan thrips pada tanaman palawija dan lain-lain. h. Diperlukan terobosan baru tentang analisis peramalan iklim tingkat kabupaten/kota yang bersifat lokal spesifik yang dapat dilakukan berbentuk Sekolah Lapang Iklim, dan khusus untuk daerah-daerah rawan kekeringan termasuk daerah yang telah mengikuti SLI, perlu kiranya diadakan Demonstrasi Plot Antisipasi Kekeringan yang direncanakan dan dilaksanakan di wilayah pengamatan dalam propinsi Sumatera Barat yang dapat di danai dari APBN maupun APBD baik tingkat propinsi maupun kabupaten/kota, yang berarti petani sebagai bagian pengguna ikut memutuskan penetapan pemilihan varietas/jenis komoditi dan saat tanam dari tanaman yang dibudidayakan petani bersamaan dengan pembuat kebijakan sehingga kerugian yang terjadi dari kejadian bencana alam dapat dikurangi, dihindari dan atau diminimalkan. Peramalan OPT dan Bencana Alam di Sumatera Barat Periode Juli - Desember 214 # 21

22 VIII. PENUTUP Kegiatan yang diarahkan untuk mendeteksi dan memprediksi serangan OPT utama yaitu peramalan serangan OPT utama tanaman pangan dan hortikultura pada ruang dan waktu tertentu. Peramalan bencana alam untuk memprediksi bulan kejadian bencana alam (banjir dan kekeringan). Dengan adanya peramalan ini diharapkan bisa diantisipasi dengan gerakan pengendalian OPT dan penyesuaian jenis tanaman dan waktu tanam agar resiko kehilangan hasil akibat serangan OPT dan bencana alam dapat ditekan serendah mungkin. Peramalan OPT dan Bencana Alam di Sumatera Barat Periode Juli - Desember 214 # 22

I. PENDAHULUAN. Peramalan OPT dan Bencana Alam di Sumatera Barat Periode Januari - Juni 2015 # 1

I. PENDAHULUAN. Peramalan OPT dan Bencana Alam di Sumatera Barat Periode Januari - Juni 2015 # 1 I. PENDAHULUAN Perlindungan tanaman memegang peranan penting dalam pembangunan pertanian karena merupakan bagian integral dari sistem produksi tanaman pangan dan hortikultura. Peran perlindungan tanaman

Lebih terperinci

04. ACUAN PENETAPAN REKOMENDASI PUPUK N, P, DAN K PADA LAHAN SAWAH SPESIFIK LOKASI (PER KECAMATAN) PROVINSI SUMATERA BARAT

04. ACUAN PENETAPAN REKOMENDASI PUPUK N, P, DAN K PADA LAHAN SAWAH SPESIFIK LOKASI (PER KECAMATAN) PROVINSI SUMATERA BARAT 04. ACUAN PENETAPAN REKOMENDASI PUPUK N, P, DAN K PADA LAHAN SAWAH SPESIFIK LOKASI (PER KECAMATAN) PROVINSI SUMATERA BARAT 64 Sumatera Barat 1. Lunang Silaut 250 75* 50 230 75* 0 225 25* 30 Pesisir Selatan

Lebih terperinci

LOKASI DAN ALOKASI BLM PNPM MANDIRI TAHUN ANGGARAN 2009 PNPM DAERAH TERTINGGAL & KHUSUS ALOKASI BLM (Rp. x Juta) SUMATERA BARAT

LOKASI DAN ALOKASI BLM PNPM MANDIRI TAHUN ANGGARAN 2009 PNPM DAERAH TERTINGGAL & KHUSUS ALOKASI BLM (Rp. x Juta) SUMATERA BARAT PNPM PNPM PERAN LOKASI DAN (Rp. x 1 Agam 1 Banuhampu 900 900 720 180 2 Ampek Nagari 2.000 2.000 1.600 400 3 Baso 900 900 720 180 4 Candung 2.000 2.000 1.600 400 5 IV Angkat Candung 900 900 720 180 6 IV

Lebih terperinci

Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Vegetatif 2 (31-40 HST) Vegetatif 1 (16-30 HST) Max. Vegetatif (41-54 HST)

Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Vegetatif 2 (31-40 HST) Vegetatif 1 (16-30 HST) Max. Vegetatif (41-54 HST) Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi 1 Sumatera Barat 109.460 14.393 9.536 9.370 8.156 18.267 17.440 8.479 29.113 71.248 227.338 2 Agam 10.510 981 1.537 1.231 1.094 2.777 2.231 1.282 4.970 10.152 26.885

Lebih terperinci

Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Max. Vegetatif (41-54 HST) Vegetatif 1 (16-30 HST) Vegetatif 2 (31-40 HST)

Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Max. Vegetatif (41-54 HST) Vegetatif 1 (16-30 HST) Vegetatif 2 (31-40 HST) 1 Sumatera Barat 103355 8835 19432 13015 16487 18847 17899 13972 14794 99.652 228145 2 Agam 8316 978 2823 1811 3185 2407 3214 2020 2189 15.460 26971 3 Ampek Angkek 318 60 215 75 258 81 111 86 196 826 1400

Lebih terperinci

Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Max. Vegetatif (41-54 HST) Vegetatif 2 (31-40 HST)

Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Max. Vegetatif (41-54 HST) Vegetatif 2 (31-40 HST) 1 Sumatera Barat 94.920 11.337 15.227 8.108 9.381 16.960 17.466 20.403 33.810 87.545 229.026 2 Agam 12.508 1.280 1.426 940 1.315 1.909 2.264 1.924 3.271 9.778 27.006 3 Ampek Angkek 659 96 101 32 65 108

Lebih terperinci

Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Max. Vegetatif (41-54 HST) Vegetatif 2 (31-40 HST)

Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Max. Vegetatif (41-54 HST) Vegetatif 2 (31-40 HST) 1 Sumatera Barat 81.235 9.876 16.534 14.901 13.334 19.083 18.382 14.999 39.415 97.233 229.211 2 Agam 10.356 1.321 1.754 1.757 1.079 1.751 2.104 1.583 5.119 10.028 27.101 3 Ampek Angkek 544 87 134 113 57

Lebih terperinci

Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Max. Vegetatif (41-54 HST) Vegetatif 2 (31-40 HST)

Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Max. Vegetatif (41-54 HST) Vegetatif 2 (31-40 HST) 1 Sumatera Barat 70.974 21.356 15.763 14.547 11.518 21.113 16.941 22.192 33.751 102.074 229.158 2 Agam 9.936 1.724 1.695 1.118 1.057 2.689 2.132 2.898 3.763 11.589 27.119 3 Ampek Angkek 497 136 106 49

Lebih terperinci

DATA AGREGAT KEPENDUDUKAN PER KECAMATAN (DAK2)

DATA AGREGAT KEPENDUDUKAN PER KECAMATAN (DAK2) KABUPATEN / KOTA : PESISIR SELATAN 13.01 PESISIR SELATAN 28.40 281.113 568.520 1 13.01.01 PANCUNG SOAL 14.85 14.345 29.202 2 13.01.02 RANAH PESISIR 19.424 19.339 38.63 3 13.01.03 LENGAYANG 34.645 33.969

Lebih terperinci

Lampiran I.13 PENETAPAN DAERAH PEMILIHAN DAN JUMLAH KURSI ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 2014

Lampiran I.13 PENETAPAN DAERAH PEMILIHAN DAN JUMLAH KURSI ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 2014 Lampiran I. : Keputusan Komisi Pemilihan Umum : 95/Kpts/KPU/TAHUN 0 : 9 MARET 0 ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 0 No DAERAH PEMILIHAN JUMLAH PENDUDUK JUMLAH KURSI

Lebih terperinci

1

1 0 1 2 3 4 5 6 7 AGROEKOSISTEM : LAHAN SAWAH KOMODITAS : PADI SAWAH REKAPITULASI KALENDER TANAM PROVINSI : DKI JAKARTA (31) No Kabupaten Indek Adm Luas Baku Sawah (ha) Potensi Tanam MT I/ MH MT II/ MK I

Lebih terperinci

Antisipasi Gangguan Bencana Alam dan Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan

Antisipasi Gangguan Bencana Alam dan Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan Antisipasi Gangguan Bencana Alam dan Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan Organisme Pengangganggu an (OPT) utama yang menyerang padi ada 9 jenis, yaitu : Tikus, Penggerek Batang, Wereng Batang Coklat,

Lebih terperinci

5. Antisipasi Gangguan Bencana Alam dan Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan

5. Antisipasi Gangguan Bencana Alam dan Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan 5. Antisipasi Gangguan Bencana Alam dan Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan Organisme Pengangganggu Tanaman (OPT) utama yang menyerang padi ada 9 jenis, yaitu : Tikus, Penggerek Batang, Wereng Batang

Lebih terperinci

SURVEI DERAJAT KESEHATAN MASYARAKAT DI PROPINSI SUMATERA BARAT] Kuliah Kerja Nyata Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

SURVEI DERAJAT KESEHATAN MASYARAKAT DI PROPINSI SUMATERA BARAT] Kuliah Kerja Nyata Fakultas Kedokteran Universitas Andalas KKN 01 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS [PANDUAN PELAKSANAAN SURVEI DERAJAT KESEHATAN MASYARAKAT DI PROPINSI SUMATERA BARAT] Kuliah Kerja Nyata Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 1 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

ALOKASI PUPUK UREA UNTUK KOMODITI HORTIKULTURA TAHUN 2015 Satuan: Ton

ALOKASI PUPUK UREA UNTUK KOMODITI HORTIKULTURA TAHUN 2015 Satuan: Ton LAMPIRAN III. A ALOKASI PUPUK UREA UNTUK KOMODITI HORTIKULTURA TAHUN 2015 1 Kab. Pasaman 13,31 14,97 9,98 6,65 5,82 9,15 9,98 6,65 8,33 4,99 9,98 7,49 107,30 2 Kab. Pasaman Barat 26,61 153,03 27,45 26,61

Lebih terperinci

Dihasilkan : 23-Feb-2013

Dihasilkan : 23-Feb-2013 0 Dihasilkan : 23-Feb-2013 1 Dihasilkan : 23-Feb-2013 2 Dihasilkan : 23-Feb-2013 3 Dihasilkan : 23-Feb-2013 4 Dihasilkan : 23-Feb-2013 5 Dihasilkan : 23-Feb-2013 6 PROVINSI : DKI JAKARTA (31) KABUPATEN/KOTA

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

KATA PENGANTAR. Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan KATA PENGANTAR Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan mempunyai tugas mengamankan produksi dari gangguan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) dan Dampak Perubahan Iklim (DPI) sehingga produksi tercapai

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 50 V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1. Keadaan Umum Sumatera Barat Sumatera Barat yang terletak antara 0 0 54' Lintang Utara dan 3 0 30' Lintang Selatan serta 98 0 36' dan 101 0 53' Bujur Timur, tercatat

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2003 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2003 TENTANG UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN DHARMASRAYA, KABUPATEN SOLOK SELATAN, DAN KABUPATEN PASAMAN BARAT DI PROVINSI SUMATERA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

Dihasilkan : 23-Feb

Dihasilkan : 23-Feb 0 Dihasilkan : 23-Feb-2013 1 Dihasilkan : 23-Feb-2013 2 Dihasilkan : 23-Feb-2013 3 Dihasilkan : 23-Feb-2013 4 Dihasilkan : 23-Feb-2013 5 Dihasilkan : 23-Feb-2013 6 PROVINSI : DKI JAKARTA (31) KABUPATEN/KOTA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN DHARMASRAYA, KABUPATEN SOLOK SELATAN, DAN KABUPATEN PASAMAN BARAT DI PROVINSI SUMATERA BARAT DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2003 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2003 TENTANG UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN DHARMASRAYA, KABUPATEN SOLOK SELATAN, DAN KABUPATEN PASAMAN BARAT DI PROVINSI SUMATERA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI PALAWIJA 2014 (ANGKA SEMENTARA 2014)

PRODUKSI PADI PALAWIJA 2014 (ANGKA SEMENTARA 2014) No. 19/3/13/Th.XVIII, 2 Maret 2015 PRODUKSI PADI PALAWIJA 2014 (ANGKA SEMENTARA 2014) PRODUKSI PADI SUMATERA BARAT 2014 MENCAPAI 2.519.020 Ton Produksi padi tahun 2014 tercatat sebesar 2.519.020 ton GKG

Lebih terperinci

RGS Mitra 1 of 15 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2003 TENTANG

RGS Mitra 1 of 15 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2003 TENTANG RGS Mitra 1 of 15 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN DHARMASRAYA, KABUPATEN SOLOK SELATAN, DAN KABUPATEN PASAMAN BARAT DI PROVINSI SUMATERA BARAT DENGAN

Lebih terperinci

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2013

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2013 No. 46/8/13/Th.XVII, 4 Agustus 214 PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 213 PRODUKSI CABAI BESAR SEBESAR 6.981 TON, CABAI RAWIT SEBESAR 7.12 TON, DAN BAWANG MERAH SEBESAR 42.791 TON

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI 2015

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI 2015 BADAN A PUSAT STATISTIKT A T I S T I K No. 41/7/13/ Th. XIX, 1 Juli 2016 PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI 2015 PRODUKSI PADI TAHUN 2015NAIK1,25 PERSEN A. PADI Produksi padi tahun 2015 sebanyak 2,55 juta

Lebih terperinci

Dihasilkan : 23-Feb-2013

Dihasilkan : 23-Feb-2013 0 Dihasilkan : 23-Feb-2013 1 Dihasilkan : 23-Feb-2013 2 Dihasilkan : 23-Feb-2013 3 Dihasilkan : 23-Feb-2013 4 Dihasilkan : 23-Feb-2013 5 Dihasilkan : 23-Feb-2013 6 PROVINSI : DKI JAKART (31) KABUPATEN/KOTA

Lebih terperinci

Dicetak : 19-Sep-2013

Dicetak : 19-Sep-2013 0 Dicetak : 19-Sep-2013 1 Dicetak : 19-Sep-2013 2 Dicetak : 19-Sep-2013 3 Dicetak : 19-Sep-2013 4 Dicetak: 19-Sep-2013 5 Dicetak: 19-Sep-2013 6 Dicetak : 19-Sep-2013 7 PROVINSI : DKI JAKARTA (31) KABUPATEN/KOTA

Lebih terperinci

Keadaan Serangan OPT Komoditas Bawang Merah di Kabupaten Cirebon, Provinsi Jawa Barat

Keadaan Serangan OPT Komoditas Bawang Merah di Kabupaten Cirebon, Provinsi Jawa Barat Keadaan Serangan OPT Komoditas Bawang Merah di Kabupaten Cirebon, Provinsi Jawa Barat Salah satu sentra komoditas hortikultura, khususnya bawang merah (Allium cepa var. ascalonicum) yang cukup besar di

Lebih terperinci

APLIKASI MODEL PERAMALAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN TANAMAN PADI

APLIKASI MODEL PERAMALAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN TANAMAN PADI APLIKASI MODEL PERAMALAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN TANAMAN PADI Oleh: Edi Suwardiwijaya Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Jl. Raya Kaliasin. Tromol

Lebih terperinci

I. KEBERADAAN OPT PADI

I. KEBERADAAN OPT PADI I. KEBERADAAN OT ADI ada periode 1-15 Mei 2015 dilaporkan pertanaman padi di Jawa Timur seluas 534.325,40 Ha dan terpantau 22 jenis OT yang menyerang tanaman dengan keberadaan serangannya (keadaan dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hortikultura merupakan salah satu subsektor pertanian yang potensial dalam memberikan kontribusi yang besar terhadap pembangunan ekonomi dan memegang peranan penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia di kenal sebagai negara zamrud khatulistiwa. Negara ini mempunyai potensi sumber

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia di kenal sebagai negara zamrud khatulistiwa. Negara ini mempunyai potensi sumber BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara besar di Asia Tenggara yang berada di tengah dunia sehingga Indonesia di kenal sebagai negara zamrud khatulistiwa. Negara ini mempunyai potensi

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI, JAGUNG, KEDELAI, UBI KAYU DAN UBI JALAR (ANGKA SEMENTARA 2013)

PRODUKSI PADI, JAGUNG, KEDELAI, UBI KAYU DAN UBI JALAR (ANGKA SEMENTARA 2013) No. 17/03/13/Th.XVII, 1 Maret 2014 PRODUKSI PADI, JAGUNG, KEDELAI, UBI KAYU DAN UBI JALAR (ANGKA SEMENTARA 2013) A. PADI Produksi padi tahun 2013 tercatat sebesar 2.430.384 ton GKG (ASEM 13) atau mengalami

Lebih terperinci

Cultural Control. Dr. Akhmad Rizali. Pengendalian OPT melalui Teknik Budidaya. Mengubah paradigma pengendalian OPT:

Cultural Control. Dr. Akhmad Rizali. Pengendalian OPT melalui Teknik Budidaya. Mengubah paradigma pengendalian OPT: Cultural Control Dr. Akhmad Rizali Pengendalian OPT melalui Teknik Budidaya Mengubah paradigma pengendalian OPT: Dari: mengendalikan setelah terjadi serangan OPT, Menjadi: merencanakan agroekosistem sehingga

Lebih terperinci

MENGENAL ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN (OPT) BAWANG MERAH DAN MUSUH ALAMINYA PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

MENGENAL ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN (OPT) BAWANG MERAH DAN MUSUH ALAMINYA PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA MENGENAL ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN (OPT) BAWANG MERAH DAN MUSUH ALAMINYA PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA Mengapa harus mengenal OPT yang menyerang? Keberhasilan pengendalian OPT sangat

Lebih terperinci

KALENDER TANAM TERPADU MUSIM TANAM : MT III 2014 KECAMATAN : LONG HUBUNG KAB/KOTA : MAHAKAM HULU, PROVINSI : KALIMANTAN TIMUR

KALENDER TANAM TERPADU MUSIM TANAM : MT III 2014 KECAMATAN : LONG HUBUNG KAB/KOTA : MAHAKAM HULU, PROVINSI : KALIMANTAN TIMUR KECAMATAN : LONG HUBUNG KOMODITAS : PADI SAWAH DAN PALAWIJA Luas Baku Sawah (ha) Prediksi Sifat Hujan Prakiraan Luas dan Awal Musim Tanam I INFORMASI UTAMA : 32 : NORMAL : *) *) Musim Tanam II Musim Tanam

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2013

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2013 SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2013 TENTANG BATAS DAERAH KABUPATEN SOLOK DENGAN KABUPATEN PESISIR SELATAN PROVINSI SUMATERA

Lebih terperinci

Keragaan Data Iklim, Organisme Pengganggu Tanaman dan Bencana Alam

Keragaan Data Iklim, Organisme Pengganggu Tanaman dan Bencana Alam Keragaan Data Iklim, Organisme Pengganggu Tanaman dan Bencana Alam PUSAT DATA DAN SISTEM INFORMASI PERTANIAN SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN 2012 Keragaan Data Iklim, Organisme Pengganggu Tanaman

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 1995 TENTANG PEMBENTUKAN 11 (SEBELAS) KECAMATAN DI WILAYAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SAWAHLUNTO/SIJUNJUNG, SOLOK, TANAH DATAR, PESISIR SELATAN,

Lebih terperinci

A. PRODUKSI PADI PALAWIJA 2015 (ASEM 2015)

A. PRODUKSI PADI PALAWIJA 2015 (ASEM 2015) No. 17/3/13/Th XIX, 1 Maret 2016 A. PRODUKSI PADI PALAWIJA 2015 (ASEM 2015) PRODUKSI PADI SUMATERA BARAT 2015 MENCAPAI 2.550.609 Ton Produksi padi tahun 2015 tercatat sebesar 2.550.609 ton GKG (ASEM 15)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam usaha mempertahankan kelangsungan hidupnya, manusia berusaha memenuhi kebutuhan primernya, dan salah satu kebutuhan primernya tersebut adalah makanan

Lebih terperinci

BALAI PROTEKSI TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA ACEH

BALAI PROTEKSI TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA ACEH PERAN UPTD PROTEKSI DALAM MENDUKUNG KEGIATAN UPSUS TP DAN PENINGKATAN KUALITAS DATA SUB SEKTOR TANAMAN PANGAN TAHUN 2015 *) BALAI PROTEKSI TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA ACEH *) Disampaikan pada : Pertemuan

Lebih terperinci

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Press Release PREDIKSI DAMPAK DINAMIKA IKLIM DAN EL-NINO 2014-2015 TERHADAP PRODUKSI PANGAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN I. Prediksi Iklim hingga Akhir 2014/Awal 2015 1. Prediksi berbagai

Lebih terperinci

LAYANAN KURIR DAN LEAD TIME CABANG PEKANBARU

LAYANAN KURIR DAN LEAD TIME CABANG PEKANBARU Pekanbaru Kerinci Air Hangat Jambi J&T 4 Pekanbaru Kerinci Air Hangat Timur Jambi J&T 4 Pekanbaru Kerinci Batang Merangin Jambi J&T 4 Pekanbaru Kerinci Danau Kerinci Jambi J&T 4 Pekanbaru Kerinci Depati

Lebih terperinci

DATA DASAR PUSKESMAS PROVINSI SUMATERA BARAT

DATA DASAR PUSKESMAS PROVINSI SUMATERA BARAT DATA DASAR PROVINSI SUMATERA BARAT KONDISI DESEMBER 2014 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA JAKARTA, 2015 JUMLAH MENURUT KABUPATEN/KOTA (KEADAAN 31 DESEMBER 2014) PROVINSI SUMATERA BARAT KAB/KOTA

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI, JAGUNG, KEDELAI, UBI KAYU DAN UBI JALAR (TAHUN 2014: ANGKA TETAP, 2015 : ARAM II)

PRODUKSI PADI, JAGUNG, KEDELAI, UBI KAYU DAN UBI JALAR (TAHUN 2014: ANGKA TETAP, 2015 : ARAM II) No. 53/11/13/Th.XVIII, 2 November 2015 PRODUKSI PADI, JAGUNG, KEDELAI, UBI KAYU DAN UBI JALAR (TAHUN 2014: ANGKA TETAP, 2015 : ARAM II) A. PADI Angka Ramalan II (ARAM II) produksi padi tahun 2015 diperkirakan

Lebih terperinci

SOSIALISASI KALENDER TANAM MT II TIM GUGUS KATAM BPTP Kep. Bangka Belitung

SOSIALISASI KALENDER TANAM MT II TIM GUGUS KATAM BPTP Kep. Bangka Belitung SOSIALISASI KALENDER TANAM MT II 2013 TIM GUGUS KATAM BPTP Kep. Bangka Belitung LATAR BELAKANG Keniscayaan perubahan dan dinamika iklim global serta lokal. Pilihan pola tanam bersifat spesifik lokasi dan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PEMULIAAN SAYURAN TAHAN CEKAMAN BIOTIK. Balitsa

PERKEMBANGAN PEMULIAAN SAYURAN TAHAN CEKAMAN BIOTIK. Balitsa PERKEMBANGAN PEMULIAAN SAYURAN TAHAN CEKAMAN BIOTIK TUPOKSI BALITSA 1. melaksanakan penelitian genetika, pemuliaan, perbenihan dan pemanfaatan plasma nutfah tanaman sayuran 2. melaksanakan penelitian morfologi,

Lebih terperinci

BALITSA & WUR the Netherlands,

BALITSA & WUR the Netherlands, BALITSA & WUR the Netherlands, 2014 1 PENGENDALIAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN (OPT) PADA BUDIDAYA KENTANG SECARA PREVENTIF Pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (OPT) atau hama dan penyakit berdasarkan

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 19 TAHUN 2016 T E N T A N G

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 19 TAHUN 2016 T E N T A N G PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 19 TAHUN 2016 T E N T A N G STATUS MUTU AIR SUNGAI BATANG LEMBANG, SUNGAI BATANG AGAM, SUNGAI BATANG PANGIAN, SUNGAI BATANG OMBILIN DAN SUNGAI BATANG ANAI DENGAN

Lebih terperinci

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013 No.40/07/13/TH. XVII, 1 Juli 2014 HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013 RATA-RATA PENDAPATAN RUMAH TANGGA PERTANIAN DI SUMATERA BARAT 13,33

Lebih terperinci

KABUPATEN PESISIR SELATAN

KABUPATEN PESISIR SELATAN No Sekolah Alamat Kota Kode Pos Telepon KABUPATEN PESISIR SELATAN 1 SMA NEGERI 1 PAINAN Jln. Gurun Salido - Kampung Luar Salido Kec. IV Jurai 25651 0756-21256 2 SMA NEGERI 2 PAINAN Jln. Perintis Kemerdekaan

Lebih terperinci

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura KERAGAAN VARIETAS KEDELAI DI KABUPATEN LAMONGAN Eli Korlina dan Sugiono Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur Jl. Raya Karangploso Km. 4 Malang E-mail korlinae@yahoo.co.id ABSTRAK Kedelai merupakan

Lebih terperinci

Press Release Katam Terpadu MT I 2013/2014 untuk Pencapaian Swasembada Padi, Jagung dan Kedelai Jakarta, 26 September 2013

Press Release Katam Terpadu MT I 2013/2014 untuk Pencapaian Swasembada Padi, Jagung dan Kedelai Jakarta, 26 September 2013 Press Release Katam Terpadu MT I 2013/2014 untuk Pencapaian Swasembada Padi, Jagung dan Kedelai Jakarta, 26 September 2013 (1) Berdasarkan prakiraan BMKG dan beberapa lembaga penelitian lain mengindikasikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pertanian berkelanjutan memiliki tiga tujuan yaitu: tujuan ekonomi (efisiensi dan pertumbuhan), tujuan sosial (kepemilikan/keadilan) dan tujuan ekologi (kelestarian

Lebih terperinci

AGROEKOSISTEM PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

AGROEKOSISTEM PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA AGROEKOSISTEM PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA EKOSISTEM Ekosistem adalah suatu sistem yang terbentuk oleh interaksi dinamik antara komponen-komponen abiotik dan biotik Abiotik Biotik Ekosistem

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Lahan Pertanaman Bawang Merah Desa Sungai Nanam, Alahan Panjang, dan Salimpat termasuk ke dalam wilayah Kecamatan Lembah Gumanti, Kabupaten Solok, Sumatera Barat. Secara

Lebih terperinci

PENGELOMPOKAN KABUPATEN DAN KOTA DI SUMATERA BARAT BERDASARKAN PRODUKTIVITAS PERTANIAN DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS GEROMBOL BERHIERARKI.

PENGELOMPOKAN KABUPATEN DAN KOTA DI SUMATERA BARAT BERDASARKAN PRODUKTIVITAS PERTANIAN DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS GEROMBOL BERHIERARKI. PENGELOMPOKAN KABUPATEN DAN KOTA DI SUMATERA BARAT BERDASARKAN PRODUKTIVITAS PERTANIAN DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS GEROMBOL BERHIERARKI Oleh: MIRA NOVIANTI 06134020 JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT PADA BUDIDAYA CABAI MERAH

IDENTIFIKASI DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT PADA BUDIDAYA CABAI MERAH IDENTIFIKASI DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT PADA BUDIDAYA CABAI MERAH Nurbaiti Pendahuluan Produktifitas cabai di Aceh masih rendah 10.3 ton/ha (BPS, 2014) apabila dibandingkan dengan potensi produksi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hama karena mereka menganggu tumbuhan dengan memakannya. Belalang, kumbang, ulat,

BAB I PENDAHULUAN. hama karena mereka menganggu tumbuhan dengan memakannya. Belalang, kumbang, ulat, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tumbuhan tidak selamanya bisa hidup tanpa gangguan. Kadang tumbuhan mengalami gangguan oleh binatang atau organisme kecil (virus, bakteri, atau jamur). Hewan dapat disebut

Lebih terperinci

PENGENDALIAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN (OPT) PADA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

PENGENDALIAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN (OPT) PADA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA PENGENDALIAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN (OPT) PADA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA PENGENDALIAN OPT CABAI Pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (OPT) atau hama dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor dalam perekonomian nasional dinilai strategis dan mampu menjadi mesin penggerak pembangunan suatu negara. Pada tahun 2009 sektor

Lebih terperinci

PENGENDALIAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN (OPT) PADA BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

PENGENDALIAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN (OPT) PADA BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA PENGENDALIAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN (OPT) PADA BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA PENGENDALIAN OPT BAWANG MERAH Pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (OPT)

Lebih terperinci

Pengenalan Penyakit yang Menyerang Pada Tanaman Kentang

Pengenalan Penyakit yang Menyerang Pada Tanaman Kentang 1 Pengenalan Penyakit yang Menyerang Pada Tanaman Kentang Kelompok penyakit tanaman adalah organisme pengganggu tumbuhan yang penyebabnya tidak dapat dilihat dengan mata telanjang seperti : cendawan, bakteri,

Lebih terperinci

PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT SEMANGKA. Dr. M. SYUKUR, SP, MSi INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT SEMANGKA. Dr. M. SYUKUR, SP, MSi INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT SEMANGKA Dr. M. SYUKUR, SP, MSi INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 Hama Penting Semangka Hama penting pada semangka: 1. Thrips (Thrips parvispinus Karny) 2. Ulat perusak daun

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (Angka Tetap 2013 dan Angka Ramalan I 2014)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (Angka Tetap 2013 dan Angka Ramalan I 2014) BPS PROVINSI JAWA TIMUR PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (Angka Tetap 2013 dan Angka Ramalan I 2014) No. 45/07/35/Th XII,1 Juli 2014 A. PADI Angka Tetap (ATAP) 2013 produksi Padi Provinsi Jawa Timur sebesar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung di Indonesia (Zea mays L.) merupakan komoditas tanaman

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung di Indonesia (Zea mays L.) merupakan komoditas tanaman I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanaman jagung di Indonesia (Zea mays L.) merupakan komoditas tanaman pangan terpenting kedua setelah padi. Tanaman ini berasal dari Amerika. Sekitar abad ke-16,

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : /D5/TP/V1/2017

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : /D5/TP/V1/2017 KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA MOR : 1581.08/D5/TP/V1/2017 PENERIMA PROFESI BAGI GURU PEGAWAI NEGERI SIPIL DAERAH PADA JENJANG PENDIDIKAN MENENGAH DI PROVINSI SUMATERA BARAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I - 1

BAB I PENDAHULUAN I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Indonesia sebagai negara agraris yang sebagian besar penduduknya hidup sebagai petani. Dalam rangka mengangkat derajat kehidupan petani serta mendukung penyediaan

Lebih terperinci

TINGKAT PENERAPAN PENGENDALIAN HAMA TERPADU (PHT) TANAMAN MANGGIS DI KELOMPOK TANI TUNAS HARAPAN KELURAHAN LIMAU MANIS, KECAMATAN PAUH, KOTA PADANG

TINGKAT PENERAPAN PENGENDALIAN HAMA TERPADU (PHT) TANAMAN MANGGIS DI KELOMPOK TANI TUNAS HARAPAN KELURAHAN LIMAU MANIS, KECAMATAN PAUH, KOTA PADANG TINGKAT PENERAPAN PENGENDALIAN HAMA TERPADU (PHT) TANAMAN MANGGIS DI KELOMPOK TANI TUNAS HARAPAN KELURAHAN LIMAU MANIS, KECAMATAN PAUH, KOTA PADANG OLEH NILA SARI 07 115 036 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

VI. GAMBARAN WILAYAH, KARAKTERISTIK PETERNAKAN SAPI POTONG DAN RESPONDEN PENELITIAN

VI. GAMBARAN WILAYAH, KARAKTERISTIK PETERNAKAN SAPI POTONG DAN RESPONDEN PENELITIAN 93 VI. GAMBARAN WILAYAH, KARAKTERISTIK PETERNAKAN SAPI POTONG DAN RESPONDEN PENELITIAN 6.1. Gambaran Umum Wilayah Penelitian Kabupaten Agam merupakan salah satu kabupaten yang terletak di provinsi Sumatera

Lebih terperinci

DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN

DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN RINGKASAN EKSEKUTIF 1. Pengamanan produksi tanaman pangan mencakup seluruh areal pertanaman. Operasional kegiatan diarahkan dalam rangka penguatan perlindungan tanaman pangan dari gangguan OPT dan DPI.

Lebih terperinci

G U B E R N U R SUMATERA BARAT

G U B E R N U R SUMATERA BARAT No. Urut: 58, G U B E R N U R SUMATERA BARAT PERATURAN NOMOR 58 TAHUN TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN NOMOR 74 TAHUN 2013 TENTANG KEBUTUHAN DAN HARGA ECERAN TERTINGGI DAN ALOKASI PUPUK BERSUBSIDI SEKTOR

Lebih terperinci

PENGENDALIAN TANAMAN TERPADU KEDELAI

PENGENDALIAN TANAMAN TERPADU KEDELAI PENGENDALIAN TANAMAN TERPADU KEDELAI PTT menerapkan komponen teknologi dasar dan pilihan. Bergantung kondisi daerah setempat, komponen teknologi pilihan dapat digunakan sebagai komponen teknologi : Varietas

Lebih terperinci

RENCANA KERJA DINAS PERTANIAN TAHUN 2015

RENCANA KERJA DINAS PERTANIAN TAHUN 2015 PEMERINTAH KABUPATEN SOLOK DINAS PERTANIAN KATA PENGANTAR JL. Raya Kayu Aro Sukarami Telp/Fax (0755) 31147 Arosuka RENCANA KERJA DINAS PERTANIAN TAHUN 2015 Puji syukur dipanjatkan ke hadirat Allah Yang

Lebih terperinci

KALENDER TANAM TERPADU MUSIM TANAM : MT III 2014 KECAMATAN : BONTANG SELATAN KAB/KOTA : BONTANG, PROVINSI : KALIMANTAN TIMUR

KALENDER TANAM TERPADU MUSIM TANAM : MT III 2014 KECAMATAN : BONTANG SELATAN KAB/KOTA : BONTANG, PROVINSI : KALIMANTAN TIMUR KECAMATAN : BONTANG SELATAN KAB/KOTA : BONTANG, PROVINSI : KALIMANTAN TIMUR KOMODITAS : PADI SAWAH DAN PALAWIJA Luas Baku Sawah (ha) Prediksi Sifat Hujan Prakiraan Luas dan Awal Musim Tanam I INFORMASI

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kakao (Theobroma cacao L) merupakan salah satu komoditas andalan bagi perekonomian Indonesia, terutama dalam penyediaan lapangan kerja, sumber pendapatan petani dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanian Indonesia adalah pertanian tropika karena sebagian besar daerahnya berada di daerah yang langsung dipengaruhi oleh garis khatulistiwa. Di samping pengaruh

Lebih terperinci

REKOMENDASI VARIETAS JAGUNG TOLERAN TERHADAP HAMA PENYAKIT DI PROVINSI BENGKULU. Wahyu Wibawa

REKOMENDASI VARIETAS JAGUNG TOLERAN TERHADAP HAMA PENYAKIT DI PROVINSI BENGKULU. Wahyu Wibawa REKOMENDASI VARIETAS JAGUNG TOLERAN TERHADAP HAMA PENYAKIT DI PROVINSI BENGKULU Wahyu Wibawa Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu Jl. Irian Km. 6,5 Bengkulu Telp. (0736) 23030 e-mail :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perlu untuk ditingkatkan. Peningkatan produksi padi dipengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. perlu untuk ditingkatkan. Peningkatan produksi padi dipengaruhi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Padi merupakan tanaman serealia penting dan digunakan sebagai makanan pokok oleh bangsa Indonesia. Itulah sebabnya produksi padi sangat perlu untuk ditingkatkan. Peningkatan

Lebih terperinci

KALENDER TANAM TERPADU MUSIM TANAM : MT III 2014 KECAMATAN : BALIKPAPAN UTARA KAB/KOTA : BALIKPAPAN, PROVINSI : KALIMANTAN TIMUR

KALENDER TANAM TERPADU MUSIM TANAM : MT III 2014 KECAMATAN : BALIKPAPAN UTARA KAB/KOTA : BALIKPAPAN, PROVINSI : KALIMANTAN TIMUR KECAMATAN : BALIKPAPAN UTARA KAB/KOTA : BALIKPAPAN, PROVINSI : KALIMANTAN TIMUR KOMODITAS : PADI SAWAH DAN PALAWIJA Luas Baku Sawah (ha) Prediksi Sifat Hujan Prakiraan Luas dan Awal Musim Tanam I INFORMASI

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PERTANIAN ISBN :

KEMENTERIAN PERTANIAN ISBN : KEMENTERIAN PERTANIAN ISBN :978-979-8304-70-5 ISBN : 978-979-8304-70-5 Modul Pelatihan Budidaya Kentang Berdasarkan Konsepsi Pengendalian Hama Terpadu (PHT) Modul 1 : Pengendalian Hama Terpadu (PHT) pada

Lebih terperinci

KALENDER TANAM TERPADU MUSIM TANAM : MT II 2014 KECAMATAN : KAMPAR KIRI HULU KAB/KOTA : KAMPAR, PROVINSI : RIAU

KALENDER TANAM TERPADU MUSIM TANAM : MT II 2014 KECAMATAN : KAMPAR KIRI HULU KAB/KOTA : KAMPAR, PROVINSI : RIAU KECAMATAN : KAMPAR KIRI HULU KOMODITAS : PADI SAWAH DAN PALAWIJA INFORMASI UTAMA Luas Baku Sawah (ha) Prediksi Sifat Hujan : : 52 ATAS NORMAL Prakiraan Luas dan Awal/ Tutup Tanam : Musim Tanam I *) **)

Lebih terperinci

KALENDER TANAM TERPADU MUSIM TANAM : MT II 2014 KECAMATAN : RAMBAH HILIR KAB/KOTA : ROKAN HULU, PROVINSI : RIAU

KALENDER TANAM TERPADU MUSIM TANAM : MT II 2014 KECAMATAN : RAMBAH HILIR KAB/KOTA : ROKAN HULU, PROVINSI : RIAU KECAMATAN : RAMBAH HILIR KOMODITAS : PADI SAWAH DAN PALAWIJA INFORMASI UTAMA Luas Baku Sawah (ha) Prediksi Sifat Hujan : : 550 NORMAL Prakiraan Luas dan Awal/ Tutup Tanam : Musim Tanam I *) **) Musim Tanam

Lebih terperinci

1. I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

1. I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang 1. I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi di negara-negara berkembang saat ini telah menjadi penyebab berubahnya pola konsumsi penduduk, dari konsumsi pangan penghasil energi ke produk penghasil

Lebih terperinci

REKOMENDASI VARIETAS KEDELAI DI PROVINSI BENGKULU SERTA DUKUNGAN BPTP TERHADAP PENINGKATAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 2013.

REKOMENDASI VARIETAS KEDELAI DI PROVINSI BENGKULU SERTA DUKUNGAN BPTP TERHADAP PENINGKATAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 2013. REKOMENDASI VARIETAS KEDELAI DI PROVINSI BENGKULU SERTA DUKUNGAN BPTP TERHADAP PENINGKATAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 2013 Wahyu Wibawa Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu Jl. Irian Km. 6,5

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian memegang peranan penting dalam struktur ekonomi nasional. Hal ini didasarkan pada kontribusi sektor pertanian yang tidak hanya berperan dalam pembentukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kita kenal dengan istilah Beras (Purnomo & Purnamawati, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. kita kenal dengan istilah Beras (Purnomo & Purnamawati, 2007). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Padi merupakan salah satu tanaman pangan indonesia. Di indonesia ada beberapa tanaman pangan yang dikonsumsi rakyat sebagian berasal dari beberapa jenis padi, ubi

Lebih terperinci

G U B E R N U R SUMATERA BARAT

G U B E R N U R SUMATERA BARAT Kelas Ekonomi Trayek Antar Kota Dalam Provinsi di Provinsi Sumatera Barat, sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Gubernur Nomor 1 Tahun 2016 perlu diubah kembali; No. Urut:

Lebih terperinci

STATUS DESA BERDASARKAN INDEKS DESA MEMBANGUN

STATUS DESA BERDASARKAN INDEKS DESA MEMBANGUN 13001 KEPULAUAN MENTAWAI 1201260 PAGAI SELATAN 13001111 BULASAT 0,5702 Tertinggal 13001 KEPULAUAN MENTAWAI 1201260 PAGAI SELATAN 13001112 SINAKA 0,4640 Sangat Tertinggal 13001 KEPULAUAN MENTAWAI 1201260

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peranan sektor pertanian dalam pembangunan di Indonesia tidak perlu diragukan lagi. Garis Besar Haluan Negara (GBHN) telah memberikan amanat bahwa prioritas pembangunan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pertanian mempunyai peranan yang sangat strategis terutama dalam penyediaan pangan, penyediaan bahan baku industri, peningkatan ekspor dan devisa negara,

Lebih terperinci

Keadaan Tanaman Pangan dan Hortikultura Jawa Tengah April 2015

Keadaan Tanaman Pangan dan Hortikultura Jawa Tengah April 2015 KATA PENGANTAR Sektor pertanian merupakan sektor yang vital dalam perekonomian Jawa Tengah. Sebagian masyarakat Jawa Tengah memiliki mata pencaharian di bidang pertanian. Peningkatan kualitas dan kuantitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tujuan yang berbeda dan lain-lain. Perbedaan dari latar belakang etnis yang berbeda

BAB I PENDAHULUAN. tujuan yang berbeda dan lain-lain. Perbedaan dari latar belakang etnis yang berbeda BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Variasi bahasa sangat beragam ditemukan dalam masyarakat. Ketika seseorang berinteraksi akan tampak perbedaan satu dengan lainnya. Perbedaan tersebut biasa dilihat

Lebih terperinci

I. Ordo Hemiptera ( bersayap setengah )

I. Ordo Hemiptera ( bersayap setengah ) Tugas Pengendalian Hama Terpadu Harry Sugestiadi / 0806132041 I. Ordo Hemiptera ( bersayap setengah ) Ciri-ciri dari Ordo Hemiptera yaitu : Tipe mulut menusuk menghisap Mempunyai dua pasang sayap, tebal

Lebih terperinci

*) Dibiayai Dana DIPA Universitas Andalas Tahun Anggaran 2009 **) Staf Pengajar Fakultas Pertanian Univ.Andalas Padang

*) Dibiayai Dana DIPA Universitas Andalas Tahun Anggaran 2009 **) Staf Pengajar Fakultas Pertanian Univ.Andalas Padang PENERAPAN PENGGUNAAN INSEKTISIDA BIORASIONAL UNTUK MENGENDALIKAN HAMA KUTU KEBUL, Bemisia tabaci PENYEBAB PENYAKIT VIRUS KUNING KERITING CABAI DI NAGARI BATU TAGAK, KECAMATAN LUBUK BASUNG, KABUPATEN AGAM,

Lebih terperinci

KALENDER TANAM TERPADU MUSIM TANAM : MT III 2014 KECAMATAN : MUARA MUNTAI KAB/KOTA : KUTAI KARTANEGARA, PROVINSI : KALIMANTAN TIMUR

KALENDER TANAM TERPADU MUSIM TANAM : MT III 2014 KECAMATAN : MUARA MUNTAI KAB/KOTA : KUTAI KARTANEGARA, PROVINSI : KALIMANTAN TIMUR KECAMATAN : MUARA MUNTAI KOMODITAS : PADI SAWAH DAN PALAWIJA Luas Baku Sawah (ha) Prediksi Sifat Hujan Prakiraan Luas dan Awal Musim Tanam I INFORMASI UTAMA : 213 : ATAS NORMAL : *) *) Musim Tanam II Musim

Lebih terperinci

KALENDER TANAM TERPADU MUSIM TANAM : MT III 2014 KECAMATAN : MELAK KAB/KOTA : KUTAI BARAT, PROVINSI : KALIMANTAN TIMUR

KALENDER TANAM TERPADU MUSIM TANAM : MT III 2014 KECAMATAN : MELAK KAB/KOTA : KUTAI BARAT, PROVINSI : KALIMANTAN TIMUR KECAMATAN : MELAK KOMODITAS : PADI SAWAH DAN PALAWIJA Luas Baku Sawah (ha) Prediksi Sifat Hujan Prakiraan Luas dan Awal Musim Tanam I INFORMASI UTAMA : 289 : NORMAL : *) *) Musim Tanam II Musim Tanam III

Lebih terperinci