LAPORAN AKHIR. IPTEKS BAGI MASYARAKAT (IbM)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN AKHIR. IPTEKS BAGI MASYARAKAT (IbM)"

Transkripsi

1 LAPORAN AKHIR IPTEKS BAGI MASYARAKAT (IbM) IbM Pada Kelompok Mina Banyu Bening Desa Wisata Pendidikan Budidaya Ikan Menuju Diversifikasi Usaha Pasca Erupsi Merapi Oleh: Rizqie Auliana, M.Kes, NIDN Fitri Rahmawati, MP, NIDN Prihastuti Ekawatiningsih, M.Pd, NIDN Grifita Tresna Monika, NIM Titi, NIM Tyas Meilana Widyowati, NIM Dibiayai oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penugasan Program Pengabdian Kepada Masyarakat Nomor: 035/SP2H/KPM/DIT.LITABMAS/V/2013, tanggal 13 Mei 2013 LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2013

2 LEMBAR PENGESAHAN HASIL EVALUASI LAPORAN AKHIR IPTEK BERBASIS MASYARAKAT TAHUN ANGGARAN 2013 A. JUDUL KEGIATAN IbM Pada Kelompok Mina Banyu Bening Desa Wisata Pendidikan Budidaya Ikan Menuju Diversifikasi Usaha Pasca Erupsi Merapi B. KETUA PELAKSANA : Rizqie Auliana, M.Kes C. ANGGOTA PELAKSANA : 1. Fitri Rahmawati, MP 2. Prihastuti Ekawatiningsih, M.Pd 3. Grifita Tresna Monika 4. Titi 5. Tyas Meilana Widyowati D. HASIL EVALUASI : 1. Pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat telah / belum*) sesuai dengan rancangan yang tercantum dalam proposal LPM. 2. Sistematika laporan telah / belum *) sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam buku pedoman PPM UNY. 3. Hal-hal yang lain telah / belum *) memenuhi persyaratan. Jika belum memenuhi persyaratan dalam hal.. E. KESIMPULAN DAN SARAN Laporan dapat diterima / belum dapat diterima *) Yogyakarta, 20 Desember 2013 Mengetahui/menyetujui: Ketua LPPM UNY, Koordinator PHP dan HKI Prof. Dr. Anik Ghufron Prof. Dr. Sri Atun NIP NIP

3 KATA PENGANTAR Ahamdulillah segala puji kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang dengan kekuasaannya telah melimpahkan karunia dan kesehatan kepada kami dalam melaksanakan kegiatan Iptek Berbasis Masyarakat (IbM) tahun Dengan karunia-nya pula kami telah berhasil menyelesaikan seluruh kegiatan IbM yang berjudul: IbM Pada Kelompok Mina Banyu Bening Desa Wisata Pendidikan Budidaya Ikan Menuju Diversifikasi Usaha Pasca Erupsi Merapi. Kegiatan IbM ini diberikan untuk meningkatkan pengembangan usaha budidaya lele pada kelompok usaha Mina Banyu Bening yang berlokasi di Dusun Sawahan Lor Wedomartani Ngemplak Sleman Yogyakarta. Kegiatan dilaksanakan dalam bentuk pelatihan dan pemberian alat untuk membantu pengembangan usaha. Seluruh rangkaian kegiatan telah berhasil kami selesaikan dengan lancar meskipun ada sedikit hambatan yang tidak berarti. Keberhasilan ini tidak terlepas dari adanya bantuan pikiran, tenaga, saran dan dana dari berbagai pihak. Oleh karena itu kami sebagai tim pelaksana kegiatan IbM tahun 2013 mengucapkan terima kasih kepada: 1. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta. 2. Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Negeri Yogyakarta. 3. Kelompok Mina Banyu Bening, kelompok PKK dan kelompok pemuda Dusun Sawahan Lor Wedomartani. 4. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu, yang telah membantu kelancaran pelaksanaan program ini. Semoga bantuan dan kerjasama serta kesediaan untuk mendukung kelancaran kegiatan mendapat berkah dari Allah SWT, dan semoga laporan ini bermanfaat bagi lembaga dan masyarakat. Amin. Yogyakarta, 20 Desember 2013 Ketua Tim Pelaksana, Rizqie Auliana

4 DAFTAR ISI Halaman Judul Halaman Pengesahan Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Daftar Lampiran Ringkasan Hal i ii iii iv v vi vii viii BAB 1. PENDAHULUAN 1 A Analisis Situasi 1 B Permasalahan mitra. 4 C Tujuan Kegiatan... 7 D Manfaat Kegiatan. 7 BAB 2. TARGET DAN LUARAN 9 BAB 3. METODE PELAKSANAAN 11 A Kerangka Penyelesaian Masalah 11 BAB 4. KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN 18 A Pelaksanaan Kegiatan.. 18 B Penyelesaian Permasalahan 18 BAB 6. RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA. 22 DAFTAR PUSTAKA.. 23 LAMPIRAN

5 DAFTAR TABEL Hal Tabel 1 Rancangan target luaran Tabel 2 Jadwal Pelaksanaan kegiatan.. 17

6 DAFTAR GAMBAR Hal Gambar 1. Iptek yang diterapkan 26 Gambar 2. Denah lokasi.. 27

7 DAFTAR LAMPIRAN Surat Perjanjian Pelaksanaan Kegiatan Daftar Hadir Peserta Kegiatan Berita Acara dan Daftar Hadir Seminar Awal Berita Acara dan Daftar Hadir Seminar Akhir Foto Kegiatan

8 Ringkasan Erupsi Merapi tahun 2010 menyebabkan budidaya ikan air tawar di Wilayah Ngemplak hancur. Budidaya perikanan ini mengandalkan aliran air dari Kali Kuning yang berhulu di Merapi sehingga ketika lahar dingin menerjang maka sektor perikanan ini menjadi lumpuh dan hancur. Karena itu, kebutuhan ikan di Yogyakarta sempat mengalami gangguan. ( diakses tanggal 2 Mei 2012). Dusun Sawahan Lor Desa Wedomartani adalah dusun di Kecamatan Ngemplak yang terkena dampak pada sektor perikanan. Awal tahun 2012 kelompok pemuda karang taruna kembali menghidupkan budidaya ikan air tawar dan fokus pada budidaya lele yang tidak memerlukan air mengalir. Usaha budidaya lele ini diberi nama Mina Banyu Bening dengan konsentrasi pada budidaya bibit diiringi produksi lele konsumsi secara perlahan. Pilihan budidaya lele konsumsi juga dianggap tepat karena menurut Ketua Paguyuban Petani Lele (Patil) Kabupaten Sleman Agus Subagyo (KRjogja.com/diakses tanggal 7 Mei 2012) produksi lele di Sleman saat ini di bawah 6 ton per hari dari kebutuhan ton, sedangkan kebutuhan pasar lele di Propinsi DIY mencapai 17 ton per hari. Namun demikian produksi lele konsumsi juga mengalami kendala karena faktor pakan yang mahal. Pakan berupa pelet keluaran pabrik saat ini mencapai harga Rp 9.000//kg dan menyita 50-70% biaya operasional., Usaha terus dikembangkan dan saat ini telah menjadi desa wisata pendidikan budidaya ikan dengan kegiatan berupa pelatihan budidaya, penyediaan lele konsumsi, dan warung makan berbasis menu lele. Permasalahan yang dihadapi mitra adalah kendala produksi lele karena harga pakan yang tinggi diatasi dengan pelatihan pembuatan pelet mandiri dengan hasil baik, harga pelet yang berhasil dibuat adalah Rp /kg yang berarti lebih murah dari pelet pabrik. Permasalahan kedua untuk menyiapkan oleh-oleh dan warung makan diatasi dengan pelatihan pembuatan aneka olahan: kerupuk pilus lele, abon lele, rambak kulit lele, nugget lele, bakso lele dan menu warung :gudeg lele. Permasalahan ketiga yaitu pengelolaan manajemen diatasi dengan pelatihan manajemen dan motivasi.

9 BAB 1. PENDAHULUAN A. Analisis Situasi Dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh erupsi Merapi di Yogyakarta tahun 2010 menimbulkan kerusakan diberbagai sektor seperti pertanian, peternakan, perkebunan, perikanan, serta pariwisata. Sampai sekarang dampak yang ditimbulkan masih meninggalkan sisa, namun secara perlahan berbagai kegiatan ekonomi yang porak poranda mulai bangkit kembali dan segera menuju perbaikan. Erupsi Merapi melewati hampir seluruh wilayah Sleman Utara termasuk wilayah Kecamatan Ngemplak yang terdampak lahar dingin karena terlewati aliran Sungai Kuning. Kecamatan Ngemplak terdiri dari 5 desa: Bimomartani, Wedomartani, Umbulmartani, Widodomartani, dan Sindumartani. Wilayah Ngemplak ini dikenal sebagai penghasil ikan air tawar jenis nila, mas, bawal dan lele. Rata-rata pembudidayaan ikan air tawar di Wilayah Ngemplak mengandalkan aliran air dari Sungai Kuning yang berhulu di Merapi sehingga ketika lahar dingin menerjang maka sektor perikanan ini menjadi lumpuh dan hancur sehingga banyak petani ikan dan kelompok petani ikan mengalami kerugian cukup besar. Menurut Lujianto (2011) kerugian akibat erupsi Merapi mencapai Rp.11,3 M akibat matinya ikan dari sektor Unit Pembenihan Rakyat (UPR), pembudidayaan ikan konsumsi di radius 20 km puncak Merapi dan beberapa pembudidayaan ikan konsumsi di luar radius tersebut di Kecamatan Turi, Pakem, Cangkringan dan Ngemplak. Banyak ikan yang mati akibat kolam terkena aliran lahar dingin dan populasi kolam yang menjadi jenuh. Sementara data lain menunjukkan kerugian perikanan di Kabupaten Sleman Rp 11,5 miliar. Kolam ikan milik rakyat yang menyebar di Kecamatan Ngemplak hampir seluruhnya terairi dari Sungai Kuning. Kecamatan Ngemplak dan Cangkringan adalah pemasok 80 persen kebutuhan benih ikan dan 60 persen ikan konsumsi di Yogyakarta. Karena itu, kebutuhan ikan di Yogyakarta sempat mengalami gangguan. ( diakses tanggal 2 Mei 2012) Dusun Sawahan Lor Desa Wedomartani adalah dusun di Kecamatan Ngemplak yang terkena dampak pada sektor perikanan. Pada awal tahun 2009,

10 kelompok pemuda karang taruna Dusun Sawahan Lor memulai usaha pembudidayaan ikan air tawar jenis nila, bawal dan mas dengan mengandalkan sumber air aliran Sungai Kuning. Usaha budidaya telah berjalan lancar dengan konsentrasi pada penjualan bibit dan ikan konsumsi. Pasca erupsi yang diikuti aliran lahar dingin menyebabkan semua ikan budidaya mati. Usaha inipun kemudian terhenti selama 1 tahun serta terbengkalai karena ada rasa khawatir dengan sumber air jika budidaya dilanjutkan kembali. Apalagi kondisi aliran Sungai Kuning saat ini juga mengecil akibat banyak bendungan jebol sehingga menutup kelancaran aliran air dan jenis ikan air tawar yang dibudidayakan membutuhkan kelancaran air. Perlahan tapi pasti, awal tahun 2012 kelompok pemuda karang taruna kembali bangkit menghidupkan budidaya ikan air tawar dan fokus pada budidaya lele yang tidak memerlukan air mengalir. Usaha budidaya lele ini diberi nama Mina Banyu Bening yang diketuai oleh Eri Subiarso dengan konsentrasi pada budidaya bibit diiringi produksi lele konsumsi secara perlahan. Pilihan budidaya lele konsumsi juga dianggap tepat karena menurut Ketua Paguyuban Petani Lele (Patil) Kabupaten Sleman Agus Subagyo (KRjogja.com/diakses tanggal 7 Mei 2012) produksi lele di Sleman saat ini di bawah 6 ton per hari dari kebutuhan ton, sedangkan kebutuhan pasar lele di Propinsi DIY mencapai 17 ton per hari. Namun demikian produksi lele konsumsi juga mengalami kendala karena faktor pakan yang mahal. Pakan berupa pelet keluaran pabrik mencapai harga Rp 7.500/kg dan menyita 50-70% biaya operasional. Mengatasi kendala tersebut, pemerintah daerah menganjurkan agar petani lele mulai menerapkan dan merintis usaha pembuatan pelet secara mandiri. Awal April 2012, budidaya bibit lele pada kelompok ini dianggap berhasil sebagai usaha perikanan yang bangkit setelah bencana dan diliput serta ditayangkan oleh Indosiar dan TVRI. Sejak penayangan tersebut, kelompok Mina Banyu Bening menjadi rujukan pembibitan lele dan didatangi oleh berbagai pihak dari berbagai wilayah termasuk oleh sekolah-sekolah perikanan dari luar kota. Berdasarkan perkembangan tersebut, perangkat dusun beserta pemuda yang tergabung dalam kelompok mencoba mengembangkan kegiatan menjadi sebuah wisata pendidikan. Usaha ini dinamakan desa wisata pendidikan budidaya ikan

11 dengan kegiatan dikembangkan terdiri dari pelatihan budidaya, penyediaan lele konsumsi, dan warung makan berbasis menu lele. Desa wisata dilengkapi sarana wisata keliling desa, yaitu naik gerobak sapi hias keliling dan wisata sepeda onthel tua. Sebagai sarana wisata baru yang mengutamakan pendidikan budidaya ikan, diharapkan pula mendatangkan banyak pengunjung. Semakin banyak pengunjung maka berkorelasi dengan kebutuhan makan sehingga perlu penyediaan makan melalui pengembangan warung makan. Hal ini ditanggapi oleh masyarakat Dusun Sawahan Lor dengan menggelar lomba masak lele pada tanggal 29 April 2012 dengan tujuan menemukan menu untuk warung makan yang dikembangkan. Lomba dibuka untuk masyarakat desa sekitar dan penjurian meminta bantuan kepada Program Studi Pendidikan Teknik Boga UNY yang diwakili oleh tim pengusul IbM ini. Lomba juga diliput beberapa media cetak dan liputan 6 SCTV. Dengan demikian informasi tentang desa wisata ini semakin meluas. Pelaksanaan lomba secara tidak langsung ikut membantu meningkatkan minat konsumsi perikanan yang di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tergolong rendah dengan rata-rata 9,7 kg/kapita/tahun dan jauh dibawah angka nasional yang mencapai 29,8 kg/kapita/tahun. ( tanggal 10 Mei 2012). Keberadaan desa wisata pendidikan budidaya ikan dengan berbagai program yang direncanakan dapat membantu mengangkat ekonomi masyarakat dan mampu menekan angka pengangguran. Hal ini sejalan dengan Permendagri No 6 tahun 2008 bahwa pengembangan desa wisata mampu mendukung upaya penanggulangan kemiskinan di pedesaan dengan jalan memberdayakan masyarakat lokal dalam membangunan kepariwisataan di desanya. Desa wisata di Dusun Sawahan Lor ini mempunyai keunikan sendiri karena menekankan pada pendidikan khususnya budidaya perikanan yang dapat menjadi laboratorium bagi masyarakat petani ikan dan sekolah kejuruan perikanan, serta ikut mendukung program sadar makan ikan yang terus digalakkan, serta mendukung potensi kepariwisataan DIY. Sebagai desa wisata yang dikunjungi banyak wisatawan tentunya juga membutuhkan produk khas sebagai cindera boga atau oleh-oleh yang dapat dibawa pengunjung dan dapat menjadi sarana promosi. Cindera boga tidak boleh jauh dari

12 program desa wisata yang dirancang, oleh karena menekankan pada wisata pendidikan ikan dengan fokus lele, maka cindera boga yang disediakan juga berasal dari bahan baku lele seperti pilus lele, rambak kulit lele dan abon lele. Abon lele telah menjadi usaha kelompok korban bencana erupsi Merapi di Desa Wukirsari Kecamatan Cangkringan dengan jumlah produksi kg perhari dan permintaan dari luar kota terus meningkat namun sampai sekarang belum dapat dipenuhi. ( tanggal 15 Mei 2012). Belajar dari keberhasilan tersebut maka masyarakat dusun yang diwakili kelompok PKK diharapkan dapat mengembangkan warung makan dan oleh-oleh sedangkan kelompok pemuda bertugas mengelola penyediaan pakan untuk menekan biaya produksi. Kedua kelompok tersebut belum pernah menerima pelatihan tentang materi tersebut sehingga kelompok yang tergabung dalam pengembangan Mina Banyu Bening ini memerlukan bentuk pelatihan untuk kemajuan desa wisata pendidikan budidaya ikan. Outcome yang diharapkan adalah ekonomi masyarakat semakin baik pasca erupsi dan bencana. B. Permasalahan Mitra Mitra pada IbM Kelompok Mina Banyu Bening ini dibedakan menjadi: 1) kelompok pengelola Mina Banyu Bening sebanyak 10 orang, 2) kelompok pemuda dusun sebanyak 10 orang dan 3) kelompok PKK sebanyak 10 orang. Kelompok Mina Banyu Bening sebagai komunitas masyarakat Dusun Sawahan Lor Wedomartani Ngemplak Sleman yang didukung oleh perangkat dusun dan seluruh warga masyarakat, memiliki beberapa kendala dan permasalahan yang perlu diselesaikan. Berdasarkan diskusi awal dengan ketua kelompok, permasalahan yang dihadapi adalah mengembangkan desa wisata pendidikan budidaya ikan yang sudah dimiliki tetapi masih sangat sederhana, dan tiba-tiba saja menjadi booming sejak diliput beberapa media sehingga kesiapan masih sangat minim menjadi sebuah desa wisata yang lebih baik dan semakin dikenal luas. Berdasarkan hasil diskusi maka permasalahan mitra dapat dikelompokkan sebagai berikut: 1. Permasalahan pertama adalah kendala biaya produksi lele konsumsi yang tinggi akibat biaya penyediaan pakan (pelet) yang cukup mahal. Akibat kendala

13 ini produksi lele konsumsi masih dalam jumlah sedikit dan sementara lebih konsentrasi ke budidaya pembibitan. Rancangan kelompok adalah meningkatkan produksi lele konsumsi menjadi lebih banyak sehingga dapat menjadi pusat penjualan lele terbesar di Sleman Utara khususnya sebagai bagian korban bencana erupsi yang berani bangkit menghadapi tantangan. Permasalahan ini menjadi prioritas pertama sehingga kepada kelompok akan diajarkan pembuatan pakan lele sendiri dan akhirnya dapat meningkatkan produksi lele konsumsi. 2. Permasalahan kedua adalah persiapan usaha jasa boga warung makan dan produksi makanan oleh-oleh. Permasalahan ini perlu ditangani karena ketersediaan bahan baku sudah ada. Jasa warung makan sebagai penyedia konsumsi berguna ketika pengunjung atau wisatawan datang. Pengunjung dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu: a) pengunjung yang belajar pembibitan sehingga memungkinkan mereka belajar dalam waktu yang lama karena sistem pembelajaran berbentuk pelatihan, b) pengunjung yang datang untuk membeli lele konsumsi, dan c) pengunjung umum yang datang untuk berwisata desa. Saat ini persiapan warung makan sudah dilaksanakan dengan diawali lomba masak lele pada tanggal 29 April 2012, namun penyajian masih sederhana sehingga memerlukan pembenahan dari penyajian. Permasalahan kedua yang penting adalah persiapan cindera boga sebagai oleh-oleh khas desa wisata dan menjadi produk unggulan, disamping itu kebutuhan abon lele yang meningkat juga dapat dikembangkan di desa wisata ini sehingga mampu memenuhi kebutuhan permintaan abon lele dipasaran. Permasalahan ini ditempatkan di skala berikutnya karena ketika kelompok ini menjadi booming secara tiba-tiba dan dijadikan rujukan pembelajaran maka banyak pengunjung yang datang sehingga pihak perangkat dusun dengan kelompok PKK berpikir untuk menyediakan konsumsi dan kemudian mengembangkannya menjadi sebuah desa wisata dengan dukungan sarana lain seperti keliling desa dengan gerobak sapi dan sepeda onthel tua (sepeda onta). 3. Permasalahan ketiga adalah menata sistem manajemen yang selama ini dilakukan secara sederhana menjadi manajemen usaha yang profesional. Permasalahan manajemen dilanjutkan dengan perluasan jangkauan pemasaran

14 atau promosi desa wisata untuk menarik pengunjung atau wisatawan lebih banyak. Permasalahan manajemen ditempatkan pada skala terakhir karena ketika usaha berjalan, kelompok sudah memiliki manajemen meski masih sederhana sehingga perlu penataan lebih profesional guna mendukung untuk berkembang. Kemudian ketika permasalahan pertama dan kedua sudah teratasi maka perlu upaya promosi melalui strategi pemasaran yang lebih baik. Tiga permasalahan tersebut dapat diatasi dengan meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan produksi lele konsumsi, pengetahuan dan ketrampilan pengelolaan usaha jasa boga, dan penguatan usaha desa wisata melalui penataan sistem manajemen usaha profesional dan strategi promosi sehingga daya tarik wisatawan meningkat. Pengembangan desa wisata budidaya ikan ini dapat menjadi unggulan desa bahkan propinsi, serta dapat menjadi mata pencaharian penduduk Dusun Sawahan Lor yang harus ditangani secara serius agar menjadi salah satu potensi ekonomi rakyat. Berdasarkan berbagai permasalahan tersebut maka tujuan dari pelaksanaan IbM pada kelompok Mina Banyu Bening secara umum adalah mengembangkan desa wisata budidaya ikan yang mampu menyediakan berbagai sarana seperti pelatihan atau pendidikan budidaya, penyediaan lele konsumsi segar, penyediaan makanan berbasis lele dan cindera boga unggulan, serta dikelola secara profesional sehingga seluruh masyarakat dusun mampu berpartisipasi dan meningkat secara ekonomi. Secara khusus tujuan IbM yang akan dilaksanakan adalah: 1. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan kelompok dalam memproduksi pakan berupa pelet untuk meningkatkan produksi lele konsumsi. 2. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan kelompok dalam penyajian hidangan warung makan berbasis lele. 3. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan kelompok dalam memproduksi makanan awetan berbasis lele menurut cara produksi pangan yang baik (CPPB) untuk cindera unggulan berupa pilus lele, rambak kulit lele dan abon lele. 4. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan mengelola manajemen menjadi lebih profesional sebagai usaha desa wisata unik pendidikan budidaya ikan beserta seluruh sarana pendukungnya.

15 C. Tujuan Berdasarkan berbagai permasalahan yang dihadapi sasaran maka tujuan dari pelaksanaan IbM pada kelompok Mina Banyu Bening secara umum adalah mengembangkan desa wisata budidaya ikan yang mampu menyediakan berbagai sarana seperti pelatihan atau pendidikan budidaya, penyediaan lele konsumsi segar, penyediaan makanan berbasis lele dan cindera boga unggulan, serta dikelola secara profesional sehingga seluruh masyarakat dusun mampu berpartisipasi dan meningkat secara ekonomi. Secara khusus tujuan IbM yang akan dilaksanakan adalah: 1. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan kelompok dalam memproduksi pakan berupa pelet untuk meningkatkan produksi lele konsumsi. 2. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan kelompok dalam penyajian hidangan warung makan berbasis lele. 3. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan kelompok dalam memproduksi makanan awetan berbasis lele menurut cara produksi pangan yang baik (CPPB) untuk cindera unggulan berupa pilus lele, rambak kulit lele dan abon lele. 4. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan mengelola manajemen menjadi lebih profesional sebagai usaha desa wisata unik pendidikan budidaya ikan beserta seluruh sarana pendukungnya. D. Manfaat 1. Meningkatkan kemampuan produksi dengan menekan biaya produksi yang lebih rendah. 2. Mengembangkan produksi olahan baik hidangan maupun oleh-oleh dengan memanfaatkan bahan baku yang telah tersedia. 3. Mengembangkan usaha menjadi lebih profesional sebagai sentra budidaya lele. 4. Mengembangkan Mina Banyu Bening menjadi desa wisata pendidikan budidaya ikan yang dapat digunakan sebagai acuan pendidikan budidaya.

16 BAB 2. TARGET DAN LUARAN Pelaksanaan IbM diharapkan memberikan hasil terbaik untuk masyarakat sasaran yang dikenai program. Berdasarkan tiga permasalahan yang akan diselesaikan maka target luaran yang dihasilkan adalah: 1. Permasalahan pertama adalah kendala biaya produksi lele konsumsi yang tinggi akibat biaya penyediaan pakan (pelet) yang cukup mahal. Untuk mengatasinya dilakukan pelatihan pembuatan pakan mandiri sehingga luaran yang diperoleh: a. Peserta memiliki pengetahuan dan ketrampilan dalam memanfaatkan bahan lokal sekitar sebagai bahan baku pembuatan pakan (pelet). b. Peserta mampu memproduksi pakan (pelet) secara mandiri dengan prosedur pembuatan yang benar dan produk pelet yang dihasilkan memenuhi kriteria pelet yang baik, yaitu ukuran minimal 2 mm dan maksimal 6 mm, tidak mudah hancur, dan kering dengan kadar air dibawah 70%. c. Tersedianya 1 unit mesin pembuat pakan (pelet) lele sebagai bantuan program IbM dengan spesifikasi kapasitas produksi 20 kg/jam dan ukuran cetakan pelet 2 dan 4 mm. 2. Permasalahan kedua adalah persiapan warung makan dan sebagai penyedia konsumsi ketika pengunjung atau wisatawan datang dan perencanaan produksi cindera boga khas sebagai produk unggulan, yaitu: pilus lele, rambak kulit lele dan abon lele. Luaran yang didapat adalah: a. Peserta memiliki pengetahuan dan ketrampilan penyajian hidangan warung makan dengan menú berbasis lele. b. Peserta memiliki pengetahuan dan ketrampilan mengolah produk awetan berbasis lele sebagai cindera (oleh-oleh) unggulan yang khas yaitu: pilus lele, rambak kulit lele dan abon lele. c. Peserta mampu memproduksi dan mengemas pilus lele, rambak kulit lele dan abon lele secara benar mengikuti prosedur cara produksi makanan yang baik (CPMB) mulai dari pemilihan bahan, proses produksi, pengemasan dan pelabelan termasuk cara memperoleh ijin depkes no P-IRT.

17 d. Tersedianya alat peniris minyak sentrifuge untuk makanan ringan berkapasitas 3 kg sehingga mampu memperpanjang usia produk yang dihasilkan. 3. Permasalahan ketiga adalah menata sistem manajemen dan strategi promosi desa wisata untuk menarik pengunjung atau wisatawan lebih banyak. Target luaran yang diperoleh adalah tertatanya manajemen usaha yang profesional: a. Tertatanya manajemen keuangan. b. Terwujudnya manajemen pemasaran melalui strategi pemasaran yang tepat. Luaran yang dihasilkan dari pelaksanaan IbM pada kelompok Mina Banyu Bening ini dapat memberikan dampak yang mendalam baik kognitif, afektif maupun psikomotor bagi pengembangan dusun secara keseluruhan. Disamping itu juga dapat memberikan spirit motivasi wirausaha untuk meningkatkan produktivitas usaha, perekonomian membaik, penurunan pengangguran dan kesejahteraan masyarakat terwujud.

18 Tabel 1. Rancangan Target Luaran Permasalahan Tujuan Tolok ukur Alat yang diterapkan Biaya produksi tinggi Persiapan warung makan yang masih minim Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan kelompok dalam memproduksi pakan berupa pelet untuk meningkatkan produksi lele konsumsi. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan kelompok dalam penyajian hidangan warung makan berbasis lele. a. Peserta memiliki pengetahuan dan ketrampilan dalam memanfaatkan bahan lokal sekitar sebagai bahan baku pembuatan pakan (pelet). b. Peserta mampu memproduksi pakan (pelet) secara mandiri dengan prosedur pembuatan yang benar dan produk pelet yang dihasilkan memenuhi kriteria pelet yang baik, yaitu ukuran minimal 2 mm dan maksimal 6 mm, tidak mudah hancur, dan kering dengan kadar air dibawah 70%. Peserta memiliki pengetahuan dan ketrampilan penyajian hidangan warung makan dengan menú berbasis lele. Mesin pembuat pakan (pelet) lele sebagai bantuan program IbM dengan spesifikasi kapasitas produksi 20 kg/jam dan ukuran cetakan pelet 2dan 4 mm. Alat terdiri dari unit, yaitu 1 unit mikser dan 1 unit pencetak Persiapan produk makanan awetan sebagai cindera boga unggulan yang belum dirintis Manajemen masih sederhana Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan kelompok dalam memproduksi makanan awetan berbasis lele menurut cara produksi pangan yang baik (CPPB) untuk cindera unggulan berupa pilus lele, rambak kulit lele dan abon lele. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan mengelola manajemen menjadi lebih profesional sebagai usaha desa wisata unik pendidikan budidaya ikan beserta seluruh sarana pendukungnya. a. Peserta memiliki pengetahuan dan ketrampilan mengolah produk awetan berbasis lele sebagai cindera (oleh-oleh) unggulan yang khas yaitu: pilus lele, rambak kulit lele dan abon lele. b. Peserta mampu memproduksi dan mengemas pilus lele, rambak kulit lele dan abon lele secara benar mengikuti prosedur cara produksi pangan yang baik (CPPB) mulai dari pemilihan bahan, proses produksi, pengemasan dan pelabelan termasuk memperoleh ijin depkes no P-IRT. a. Tertatanya manajemen keuangan. b. Terwujudnya manajemen pemasaran melalui strategi pemasaran yang tepat. Alat peniris minyak sentrifuge untuk makanan ringan berkapasitas 3-5 kg sehingga mampu memperpanjang usia produk yang dihasilkan. Dan food processor

19 BAB 3. METODE PELAKSANAAN A. Kerangka Penyelesaian Masalah Berbagai permasalahan yang dimiliki oleh kelompok Mina Banyu Bening dapat ditanggulangi dengan melihat potensi baik sumberdaya manusia dan produk yang ditawarkan serta keberadaaanya sebagai desa wisata. Ditinjau dari kesiapan sumberdaya manusia, seluruh warga masyarakat dusun, kelompok pemuda dan kelompok PKK dusun telah siap untuk mengembangkan usaha desa wisata menjadi unggulan desa. Aksi nyata juga telah dilakukan untuk mengembangkan desa wisata ini dengan segera membuat blog tentang banyu bening untuk mempromosikan program pelatihan budidaya lele serta telah berani menyelenggarakan lomba masak lele dengan persiapan yang cukup pendek dan hasilnya menjadi menu untuk warung makan berbasis lele. Kelompok pemuda yang juga tergabung dalam Mina Banyu Bening dan kelompok PKK juga telah siap dan memiliki motivasi untuk memajukan desa wisata dengan sarana pendukung dan pelengkapnya. Apalagi fenomena desa wisata terus digalakkan oleh pemerintah guna memberdayakan potensi lokal dan meningkatkan perekonomian masyarakat. Mengacu pada kriteria desa wisata (Mulia wan, 2008) dimana sebuah desa dapat menjadi desa wisata apabila memiliki potensi keunikan dan daya tarik wisata yang khas (sebagai atraksi wisata), baik berupa karakter fisik lingkungan alam pedesaan maupun kehidupan sosial budaya kemasyarakatan, memiliki dukungan dan kesiapan fasilitas pendukung kepariwisataan terkait dengan kegiatan wisata pedesaan, memiliki interaksi dengan pasar (pengunjung atau wisatawan) yang tercermin dari kunjungan wisatawan ke lokasi desa tersebut serta adanya dukungan, inisiatif dan partisipasi masyarakat setempat terhadap pengembangan desa tersebut terkait dengan kegiatan kepariwisataan (sebagai desa wisata), maka kriteria tersebut sudah dipenuhi oleh Dusun Sawahan Lor. Apalagi desa wisata yang ditawarkan cukup unik berbentuk wisata pendidikan budidaya ikan. Perikanan juga menjadi bagian dari agro maka pengembangan desa wisata ini menjadi penting diperhatikan. Bambang Pamulardi (2006) menjelaskan bahwa agrowisata merupakan bagian dari objek wisata yang memanfaatkan usaha pertanian sebagai objek wisata dengan

20 tujuan memperluas pengetahuan, pengalaman rekreasi, dan hubungan usaha dibidang pertanian, menonjolkan budaya lokal dalam memanfaatkan lahan dengan upaya melestarikan sumberdaya lahan, serta memelihara budaya maupun teknologi lokal (indigenous knowledge) yang umumnya telah sesuai dengan kondisi lingkungan alaminya. Solusi pemecahan permasalahan yang ditawarkan adalah: 1. Penyelesaian permasalahan pertama. Permasalahan pertama adalah mengatasi kendala biaya produksi lele konsumsi akibat biaya pakan yang sangat mahal. Saat ini harga pakan berupa pelet untuk lele produksi pabrikan adalah Rp /kg dan menyita 50-70% biaya produksi. Untuk mengatasinya maka diperlukan upaya menyediakan pakan berupa pelet secara mandiri oleh kelompok. Langkah yang dilakukan adalah pelatihan teori dan praktek pembuatan pakan lele atau pelet dengan memanfaatkan bahan sekitar atau lokal sehingga harga pakan dapat ditekan. Selama ini bahan baku pembuatan pakan sebenarnya tersedia cukup banyak, misalnya bekatul, bekicot, ampas tahu, singkong, pati onggok, daun singkong, daun pepaya, dan temulawak. Pelet yang dibuat sendiri mampu dijual dengan harga Rp /kg yang berarti lebih murah Rp /kg. Pelatihan diberikan selama 1 kali tatap muka, dengan tujuan meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan kelompok dalam memproduksi pakan berupa pelet untuk meningkatkan produksi lele konsumsi. Peserta adalah kelompok pemuda Dusun Sawahan Lor sebanyak 10 orang sebagai kader. Pelaksanaan pelatihan dilakukan baik secara teori maupun praktek dengan narasumber ahli, yaitu dari Jurusan Budidaya Perikanan Fakultas Pertanian UGM dan seorang praktisi pelet organik. Materi yang diberikan adalah pemanfaatan bahan lokal sebagai bahan baku pembuatan pakan (pelet) dan praktek tentang prosedur pembuatan pakan (pelet) dengan benar dan menghasilkan pelet yang baik dan ringan sesuai kriteria. Pelatihan dilaksanakan sebanyak 4 kali tatap muka, yaitu 1 kali tatap muka teori dan 3 kali tatap muka praktek. Metode pelatihan yang digunakan adalah ceramah, tanya jawab, diskusi dan latihan.

21 Untuk mendukung keberhasilan pelatihan dan produksi diberikan bantuan alat pembuat pelet bekerjasama dengan CV Tunas Karya sebagai unit usaha penyedia peralatan pertanian dan perikanan. Pelatihan diharapkan dapat meningkatkan pemahaman ketrampilan peserta dalam membuat pelet. Selama pelatihan diharapkan 100% peserta hadir dan mengikuti pelatihan sampai selesai demi kemajuan usaha bersama. 2. Penyelesaian permasalahan kedua. Inti penyelesaian permasalahan kedua adalah persiapan usaha jasa boga warung makan dan produksi makanan oleh-oleh. Warung makan adalah salah satu jenis usaha jasa boga yang menyediakan makan dengan pelayanan yang dapat dibuat spesifik, misalnya buffet service, ala pedesaan, dan sebagainya. Tujuan 2 dan 3 adalah bentuk penyelesaian permasalahan kedua, yaitu: a) meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan kelompok dalam penyajian hidangan warung makan berbasis lele, dan b) meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan kelompok dalam memproduksi makanan awetan berbasis lele untuk cindera unggulan berupa pilus lele, rambak kulit lele dan abon lele. Solusi yang ditawarkan adalah pelatihan kepada kelompok ibu-ibu PKK dusun sebagai kader yang ditetapkan dusun, sehingga diharapkan hadir 100% selama pelaksanaan untuk menjadi kader penggerak usaha desa wisata. Materi pelatihan berupa teori dan praktek meliputi: a. Pengetahuan tentang penyajian hidangan. Waktu tatap muka 1x90 menit dengan metode ceramah, tanya jawab dan diskusi. b. Pengetahuan tentang cara produksi makanan yang baik (CPMB) dalam pengolahan makanan awetan (mul ai dari pemilihan bahan, proses produksi, pengemasan dan pelabelan). Waktu tatap muka 1x120 menit dengan metode ceramah, tanya jawab, diskusi dan praktek. Pelaksanaan materi penyajian hidangan dan CPMB dilaksanakan dalam 1 kali pertemuan. c. Praktek pembuatan makanan awetan berbasis lele dan pengemasannya, yaitu: pembuatan pilus lele, rambak kulit lele dan pembuatan abon lele. Waktu tatap muka 2x300 menit dengan metode ceramah, tanya jawab, demonstrasi dan praktek, dimana tatap muka 2 adalah evaluasi praktek.

22 Pelatihan akan dilaksanakan selama 3 kali tatap muka dengan narasumber tim pengusul yang memang memiliki kompetensi pada bidang jasa boga dan teknologi pangan. Pelatihan pembuatan pilus lele, rambak kulit lele dan abon lele akan berhasil dengan dukungan alat peniris minyak sentrifuge. Kegunaan alat ini adalah mengurangi kadar minyak produk awetan yang diproses dengan penggorengan dan membantu memperpanjang masa kadaluarsa produk. 3. Penyelesaian permasalahan ketiga. Permasalahan ketiga yang perlu ditata adalah sistem manajemen yang selama ini dilakukan secara sederhana menjadi manajemen usaha yang profesional. Permasalahan manajemen dilanjutkan dengan perluasan jangkauan pemasaran atau promosi desa wisata untuk menarik pengunjung atau wisatawan lebih banyak. Materi yang diberikan berupa teori tentang manajemen keuangan (pengelolaan keuangan dan akuntansi keuangan) serta manajemen pemasaran (strategic pemasaran). Narasumber materi manajemen adalah tenaga ahli manajemen. Waktu tatap muka pelatihan 1x120 menit. Peserta pelatihan untuk menyelesaikan permasalahan ketiga adalah pengelola kelompok Mina Banyu Bening yang ditunjuk sebagai tim yang akan memajukan usaha desa wisata ini. Metode pembelajaran yang ditawarkan untuk mengatasi permasalahan adalah ceramah, tanya jawab, diskusi dan latihan.

23 BAB 4. KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI Kegiatan yang diselenggarakan dibawah Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UNY didukung oleh berbagai sumber daya dari berbagai fakultas dan jurusan sesuai dengan program yang ditawarkan. Selama setahun terakhir jumlah penerima program IbM UNY juga meningkat sehingga menjadi prestasi tersendiri bagi pengusul dari UNY. Keterkaitan judul IbM yang kami ajukan sangat berguna untuk membantu secara aktif pada pengembangan, pelatihan serta keterampilan di masyarakat. Bagi tim sendiri, pengalaman dalam berbagai kegiatan pengabdian masyarakat akan membantu dalam mengatasi permasalahan dengan solusi yang tepat dan bijak. Solusi yang ditawarkan dalam pelaksanaan program IbM ini antara lain: memberikan pelatihan pembuatan pakan lele (pelet) beserta peralatannya untuk menekan biaya produksi, memberikan pelatihan penyajian hidangan warung makan berbasis lele, memberikan pelatihan pembuatan produk awetan sebagai cindera unggulan berbasis lele berserta peralatan pendukung serta cara produksi yang baik mulai dari pemilihan bahan, proses produksi, pengemasan dan pelabelan hingga memperoleh P-IRT, memberikan pelatihan penataan manajemen menuju manajemen profesional ( manajemen keuangan dan strategi promosi). Kegiatan akan dilakukan selama 8 bulan efektif diikuti pendampingan. Pengalaman dari pelaksana program adalah staf pengajar bidang Boga yang kompeten untuk pengembangan diversifikasi usaha seperti penyajian untuk warung makan dan produk awetan untuk oleh-oleh. Tim terdiri dari 3 orang yang berpengalaman dalam kegiatan Ipteks Dikti, PPM Fakultas dan PPM DIPA UNY, Iptekda LIPI serta IbM. Tim pengusul memiliki kewenangan dan kompetensi bidang manajemen usaha boga, pengolahan pangan dan teknologi pengawetan. Sementara itu pakar sebagai narasumber materi pembuatan pelet juga memiliki kompetensi dibidang perikanan sehingga tim mengusulkan tenaga ahli dari Jurusan Perikanan UGM dan praktisi pelet organik. Program kegiatan pelatihan ini akan berhasil jika semua pihak yang terkait mendukung dan mau bekerjasama dengan baik. Adapun pihak yang mendukung:

24 1. Tim pelaksana kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang mempunyai keahlian di bidang gizi dan pengolahan pangan, teknologi pengawetan makanan, dan manajemen usaha boga. 2. Tim mahasiswa dipilih yang telah belajar pengawetan makanan sehingga mampu mendukung dalam proses pelatihan praktek pembuatan makanan untuk cindera unggulan, serta bermanfaat sebagai sarana belajar secara nyata dimasyarakat. 3. Perangkat desa dan dusun setempat, yaitu pejabat Desa Wedomartani dan kepala Dusun Sawahan Lor, kelompok pemuda dan PKK, serta ketua kelompok Mina Banyu Bening yang berkompeten untuk memberikan dukungan dan motivasi kepada anggota kelompok lain. 4. Perwakilan Dinas Perikanan Kecamatan Ngemplak Kabupaten Sleman, dukungan pemerintah dibutuhkan oleh mitra usaha untuk mengawasi kelancaran jalannya program dan keberlanjutan program. sehingga akan mendukung keberhasilan wilayah dalam membantu pengentasan pengangguran dan perbaikan ekonomi masyarakat. Dalam kegiatan IbM ini nanti perwakilan Dinas Perikanan akan diundang pada pembukaan pelatihan. 5. CV Tunas Karya yang selama ini telah menjalin kerjasama dengan tim serta mampu menyediakan segala peralatan rekayasa untuk produksi pangan dan agro yang digunakan ketika melaksanakan program PPM.

25 Tabel 2. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan No Kegiatan Uraian Kegiatan Bulan Ke Persiapan Observasi ulang ke lokasi setelah proposal lolos Koordinasi dengan kelompok Mina Banyu Bening dan pihak Dusun Sawahan Lor untuk merancang pelaksanaan program dan kegiatan Koordinasi ulang dengan narasumber Koordinasi dan pemesanan alat dengan CV Tunas Karya Penyusunan seluruh materi pelatihan (6 makalah dan 1 jobsheet) menjadi sebuah modul Persiapan bahan dan alat untuk praktek pengolahan (alat masak) 2 Pelaksanaan Tatap muka 1: Permbukaan dan Sosialisasi program dengan perangkat dusun dan desa serta perwakilan dinas perikanan Ngemplak Tatap muka 2: Penyerahan peralatan pembuat pelet dan sentrifuge, serta dimulainya pelaksanaan pelatihan tentang pembuatan pakan (pelet) Tatap muka 3: pelaksanaan pelatihan tentang 1) penyajian hidangan warung makan berbasis lele dan 2) cara produksi pangan yang baik (CPPB) dalam pengolahan makanan awetan pilus lele, rambak kulit lele, abon lele Tatap muka 4dan 5: pelaksanaan pelatihan pembuatan dan pengemasan pilus lele, rambak kulit lele, dan abon lele. Tatap muka 6: evaluasi praktek produk pelet dan produk makanan awetan untuk cindera unggulan Tatap muka 7: pelatihan manajemen keuangan dan pemasaran Monitoring Evaluasi kegiatan 3 Pelaporan Penyusunan laporan Seminar hasil Revisi laporan Penggandaan dan pengiriman

26 BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PELAKSANAAN KEGIATAN Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UNY dalam melaksanakan semua gerak dan langkah didukung oleh berbagai sumber daya dari berbagai fakultas dan jurusan sesuai dengan program pelatihan yang ditawarkan. Pelatihan dalam kegiatan IbM ini mencapai keberhasilan karena dukungan berbagai pihak yang terkait dan mau bekerjasama dengan baik, yaitu pihak mitra (sasaran). Keberhasilan kerjasama juga terjadi karena akar permasalahan diperoleh dari pihak mitra sendiri. Pelaksanaan kegiatan dilakukan di Bulan Oktober-Nopember Kegiatan dilaksanakan dalam bentuk pelatihan dan pendampingan dengan beberapa kali tatap muka. Pelaksanaan kegiatan dilakukan di lokasi Mina banyu Bening dan di rumah Bapak Dukuh Sawahan Lor. B. PENYELESAIAN PERMASALAHAN Untuk menyelesaikan semua permasalahan yang dihadapi mitra, maka dilakukan kegiatan pelatihan dengan berbagai tahapan karena mitra berbeda-beda sehingga waktu pelaksanaan tidak sama. Sebelum pelaksanaan kegiatan tim mengadakan acara pembukaaan pada Hari Sabtu Tanggal 12 Oktober 2013 Pukul WIB dengan tujuan menjelaskan kegiatan dan pelaksanaannya. Tahapan sebagai berikut: 1. Permasalahan Pertama Yaitu kendala biaya produksi lele konsumsi yang tinggi akibat biaya penyediaan pakan (pelet) yang cukup mahal. Untuk mengatasinya dilakukan pelatihan pembuatan pakan mandiri. Penyelesaian permasalahan pertama ini dilakukan melalui pelatihan teori dan praktek. Pelatihan teori dilaksanakan di Laboratorium Budidaya Jurusan Perikanan UGM dengan nara sumber dosen Perikanan UGM, Ibu Sheny, MP. Tujuan pelatihan teori adalah agar peserta memahami berbagai juenis bahan local yang dapat digunakan sebagai bahan baku

27 pembuatan pelet. Waktu pelatihan dilaksanakan hari Kamis tanggal 7 Nopember 2013 selama 120 menit, ( WIB). Pelatihan dilanjutkan dengan pelatihan praktek, pelatihan dilaksanakan di lokasi Mina Banyu Bening dengan mengundang praktisi pelet organik, Bapak Qomar Wahyu, S.Pt, dari Plosokuning Minomartani, beliau adalah praktisi pelet yang sudah berpengalaman dalam pembuatan pelet mandiri dan memiliki budidaya lele yang sudah terkenal. Pelatihan perlu mengundang praktisi pelet yang sudah mempraktekkan penggunaan pelet mandiri dalam budidaya lele. Hal ini perlu dilakukan karena salah satu kendala pelet mandiri yang dibuat dengan alat pelet local seringkali tenggelam. Kondisi mejadi kendala karena dapat mengganggu kesehatan lele dan ikan yaitu dapat terserang jamur karena mengotori kolam, serta jumlah konsumsi oleh ikan menjadi tidak terdeteksi. Padahal anjuran pemerintah dan petani lele Sleman (PATIL) sebaiknya petani lele membuat pakan sendiri agar biaya produksi dapat ditekan. Lele termasuk jenis ikan yang tingkat konsumsinya sangat rakus sehingga menyita biaya produksi. Perbedaan pelet pabrik adalah ringan dan mengapung karena dibuat dengan alat ekstruder, harga alat untuk pembuatan pelet model pabrik sekitar Rp sehingga tidak mungkin bagi petani lele untuk membuat sendiri. Narasumber yang kami undang telah berpengalaman dalam membuat pelet dengan alat local, pelatihan praktek dilaksanakan pada Hari Sabtu 9 Nopember Bahan baku utama yang digunakan adalah bekatul, daun pepaya, dan kotoran kambing. Proses pembuatan cukup mudah dan pengeringannya tidak memerlukan alat khusus. Hasil pelet organik yang dihasilkan memiliki kelebihan dibanding pelet pabrik, yaitu: a. bahan baku tersedia dan murah dengan bahan utama bekatul yang tersedia berlimpah di sekitar lokasi b. pembuatan mudah dan tanpa bahan kimia sehingga tergolong pelet organik dan hasilnya menjadi lele organik c. pelet tidak berbau (sementara pelet pabrikan berbau cukup menyengat d. tidak memerlukan alat pengering tetapi cukup dikeringkan di bawah sinar matahari tetapi dengan jalan dibuatkan gubugan yang ditutup plastik hitam

28 e. hasil penelitian narasumber praktisi, kadar air pelet yang dihasilkan sangat rendah yaitu hanya 15% dan mampu mengapung 15 menit. Selama ini kemampuan mengapung ini yang sulit dan menjadi kendala bagi pembudidaya ikan dan lele untuk membuat pelet dengan alat sederhana. f. harga jual pelet yang dihasilkan sekitar Rp /kg, sementara pelet buatan pabrik sekarang Rp /kg (pada saat proposal harga pelet pabrikan Rp /kg) g. kelebihan lain menurut narasumber praktek (praktisi), pelet organik ini memiliki kecepatan tumbuh lele lebih baik yaitu dengan umur panen sama hasil panen lele mencapai 85% lebih banyak Kegiatan berjalan lancar dengan bantuan alat pembuat pelet berupa 1 unit mikser (p engaduk adonan pelet) dan 1 unit pencetak pelet. Alat tersebut menghasilkan 2 ukuran pelet, yaitu pelet halus untuk pembibitan lele dan pelet butiran untuk pembesaran lele. Kegiatan berjalan lancar dengan bantuan alat pembuat pelet berupa 1 unit mikser (p engaduk adonan pelet) dan 1 unit pencetak pelet. Alat tersebut menghasilkan 2 ukuran pelet, yaitu pelet halus untuk pembibitan lele dan pelet butiran untuk pembesaran lele. Selama kegiatan 90% peserta hadir dan mengikuti pelatihan dengan baik sehingga sasaran telah memiliki pengetahuan dan ketrampilan pembuatan pelet. 2. Permasalahan kedua Adalah persiapan warung makan dan sebagai penyedia konsumsi ketika pengunjung atau wisatawan datang dan perencanaan produksi cindera boga khas sebagai produk unggulan. Permasalahan diatasi dengan pelatihan pengolahan produk lele sebanyak 3 kali. a. Tatap muka 1 (Minggu 22 Oktober 2013): pelatihan pengolahan kerupuk pilus lele, abon lele, rambak kulit lele dan tepung kepala lele. b. Tatap muka 2 (Selasa 5 Nopember 2013): pelatihan pengolahan nugget lele, bakso lele dan menu warung gudeg lele. c. Tatap muka 3 (Sabtu 17 Nopember 2013): teori CPMB dan pengemasan.

29 Kegiatan berjalan lancar diikuti lebih dari 10 peserta yang memiliki motivasi memajukan Mina Banyu Bening. Materi nugget lele dan bakso lele merupakan materi yang ditambahkan saat pelaksanaan kegiatan karena saat ini sebagai desa wisata Mina Banyu Bening sering digunakan untuk outbond dan fieldtrip anak TK dan SD, sehingga produk dapat dikenalkan untuk meningkatkan gemar makan ikan. Kegiatan dapat berjalan lancar dengan bantuan penyediaan alat peniris minyak (sentrifuge) agar produk berumur lebih lama dan food processor. Hasil pelatihan menunjukkan jika peserta memiliki pengetahuan dan ketrampilan mengolah produk awetan berbasis lele sebagai cindera (oleh-oleh) unggulan yang khas yaitu: kerupuk pilus lele, rambak kulit lele, abon lele, bakso lele dan nugget lele serta gudeg lele sebagai menu unggulan warung. Peserta juga telah mampu memproduksi dan mengemas kerupuk pilus lele, rambak kulit lele dan abon lele secara benar mengikuti prosedur cara produksi pangan yang baik (CPPB) mulai dari pemilihan bahan, proses produksi, pengemasan dan pelabelan termasuk cara memperoleh ijin depkes no P-IRT. 3. Permasalahan ketiga adalah menata sistem manajemen dan strategi promosi desa wisata untuk menarik pengunjung atau wisatawan lebih banyak. Luaran yang diperoleh adalah tertatanya manajemen usaha yang profesional: Permasalahan diatasi dengan pelatihan singkat tentang manajemen usaha dan motivasi pada hari Minggu Tanggal 8 Desember Kegiatan sekaligus dilakukan untuk menutup seluruh kegiatan IbM tahun 2013.

30 BAB 6. RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA 1. Memproduksi pelet untuk budidaya sendiri, baik untuk pembenihan maupun pembesaran. Dengan demikian biaya produksi lele dapat ditekan seminim mungkin. 2. Memproduksi aneka olahan lele untuk membantu meningkatkan gemar makan ikan. 3. Mengembangkan kembali usaha warung makan yang sempat terhenti karena pengelola kurang.

31 DAFTAR PUSTAKA Bambang Pamulardi. (2006). Pengembangan Agrowisata Berwawasan Lingkungan (Studi Kasus Desa Wisata Tingkir Salatiga). Tesis. Program Magister Ilmu Lingkungan Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro Semarang. diakses tanggal 2 Mei Abon Lele Merapi Meningkat/27/04/2012/diakses tanggal 2 Mei Konsumsi Ikan Di Yogyakarta/diakses tanggal 28 April 2012/ KRjogja.com. Produksi ikan lele di Kabupaten Sleman, saat ini masih jauh di bawah kebutuhan pasar lele di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) akibat mahalnya harga pakan/diakses tanggal 7 Mei 2012 Lujianto (2011) dalam April 2011/Kembangkan Perikanan Di Lereng Merapi/diakses tanggal 2 Mei 2012 Muliawan. (2008).Pengembangan Desa Wisata Melalui Program PNPM Mandiri Tahun 2011.

32 Personalia Pelaksana a. Ketua Pelaksana 1) Nama dan Gelar Akademik : Rizqie Auliana, M.Kes 2) NIP : ) Pangkat/Golongan : Penata/IIId 4) Jabatan Fungsional : Lektor 5) Bidang Keahlian : Pengolahan Pangan dan Gizi 6) Fakultas/Program Studi : FT/PT Boga 7) Waktu yang disediakan : 10 jam/minggu b. Anggota 1: 1) Nama dan Gelar Akademik : Fitri Rahmawati, MP 2) NIP : ) Pangkat/Golongan : Penata Muda Tk I/IIIc 4) Jabatan Fungsional : Lektor 5) Bidang Keahlian : Teknologi Pengawetan Pangan 6) Fakultas/Program Studi : FT/PT Boga Waktu yang disediakan : 8 jam/minggu c. Anggota 2: 1) Nama dan Gelar Akademik : Prihastuti Ekawatiningsaih, M.Pd 2) NIP : ) Pangkat/Golongan : Penata/IIIc 4) Jabatan Fungsional : Lektor 5) Bidang Keahlian : Pengolahan Pangan 6) Fakultas/Program Studi : FT/PT Boga 7) Waktu yang disediakan : 8 jam/minggu d. Mahasiswa 1: 1) Nama : Grifita Tresna Monika 2) NIM : ) Fakultas/Program Studi : FT/Pendidikan Teknik Boga/Sem 6 4) Waktu yang disediakan : 4 jam/minggu 5) Tugas dalam PPM : sebagai asisten pelaksana

33 e. Mahasiswa 2: 1) Nama : Titi 2) NIM : ) Fakultas/Program Studi : FT/Pendidikan Teknik Boga/Sem 6 4) Waktu yang disediakan : 4 jam/minggu 5) Tugas dalam PPM : sebagai petugas belanja f. Mahasiswa 3: 1) Nama : Tyas Meilana Widyowati 2) NIM : ) Fakultas/Program Studi : FT/Pendidikan Teknik Boga/Sem 6 4) Waktu yang disediakan : 4 jam/minggu 5) Tugas dalam PPM : sebagai penyiap alat

34 Pendukung: 1. Alat pembuat pelet berkapasitas 2. Alat peniris minyak sentrifuge untuk makanan ringan berkapasitas 3-5 kg 3. Food processor Permasalahan yang dihadapi : 1) Kendala biaya produksi lele konsumsi yang tinggi akibat biaya penyediaan pakan (pelet) yang cukup mahal. 2) Kemampuan dalam mempersiapkan usaha jasa boga warung makan berbasis menu lele masih kurang 3) Belum memiliki pengetahuan dan ketrampilan dalam merancang dan mengembangkan produksi makanan awetan berbasis lele untuk cindera boga unggulan pendukung desa wisata 4) Masih lemahnya sistem manajemen sehingga perlu ditata menjadi manajemen usaha yang profesional melalui penataan manajemen keuangan dan manajemen pemasaran Solusi yang ditawarkan: 1. Pelatihan pembuatan pakan (pelet) untuk menekan biaya produksi dengan memanfaatkan bahan lokal di sekitar. 2. Pelatihan penyajian hidangan untuk usaha jasa boga warung makan 3. Pelatihan pengembangan produksi makanan awetan berbasis lele menjadi berbagai produk: pilus lele, rambak kulit lele, dan abon lele sebagai cindera boga pendukung desa wisata. 4. Pelatihan manajemen professional melalui pernataan manajemen keuangan dan manajemen pemasaran Metode : 1. Survei 2. Ceramah 3. Tanya jawab 4. Demonstrasi 5. Latihan (praktek) 6. Penugasan 7. Evaluasi Output: 1. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan kelompok dalam memproduksi pakan berupa pelet untuk meningkatkan produksi lele konsumsi. 2. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan kelompok dalam penyajian hidangan warung makan berbasis lele. 3. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan kelompok dalam memproduksi makanan awetan berbasis lele menurut cara produksi Makanan yang baik (CPMB) untuk cindera unggulan berupa pilus lele, rambak kulit lele dan abon lele. 4. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan mengelola manajemen menjadi lebih profesional sebagai usaha desa wisata unik pendidikan budidaya ikan beserta seluruh sarana pendukungnya. Gambar 1. Ipteks yang akan diterapkan

ARTIKEL PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT

ARTIKEL PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT ARTIKEL PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT PENINGKATAN TEKNOLOGI PRODUKSI UNTUK PENGUATAN USAHA PEYEK DI IMOGIRI BANTUL Rizqie Auliana, M.Kes, NIP. 19670805 199303 2 001, Ketua Tim Pengusul Fitri Rahmawati,

Lebih terperinci

Seminar Nasional 2010 Character Building for Vocational Education Jur. PTBB, FT UNY 5 Desember

Seminar Nasional 2010 Character Building for Vocational Education Jur. PTBB, FT UNY 5 Desember OPTIMALISASI PEMANFAATAN DAN DIVERSIFIKASI OLAHAN UBI JALAR SEBAGAI ALTERNATIF PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA WEDOMARTANI Fitri Rahmawati Jurusan Pendidikan Teknik Boga dan Busana Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

LAPORAN KEGIATAN PPM

LAPORAN KEGIATAN PPM LAPORAN KEGIATAN PPM PROGRAM UNGGULAN JUDUL KEGIATAN PPM PENDEKATAN HYPNOPARENTING UNTUK PENGASUHAN ORANGTUA ANAK BERPRESTASI CABANG OLAHRAGA RENANG Oleh : Agus Supriyanto / NIP. 19800118 200212 1 002

Lebih terperinci

IPTEKS BAGI MASYARAKAT ( I b M) PADA KELOMPOK TANI BUDIDAYA JAMUR KONSUMSI SUBUR MAKMUR DESA PARONGPONG KECAMATAN LEMBANG KABUPATEN BANDUNG

IPTEKS BAGI MASYARAKAT ( I b M) PADA KELOMPOK TANI BUDIDAYA JAMUR KONSUMSI SUBUR MAKMUR DESA PARONGPONG KECAMATAN LEMBANG KABUPATEN BANDUNG IPTEKS BAGI MASYARAKAT ( I b M) PADA KELOMPOK TANI BUDIDAYA JAMUR KONSUMSI SUBUR MAKMUR DESA PARONGPONG KECAMATAN LEMBANG KABUPATEN BANDUNG Oleh : Yoyoh Jubaedah ABSTRAK Permasalahan budidaya jamur konsumsi

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR HIBAH KKN-PPM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENINGKATAN KETERAMPILAN DAN PRODUKTIVITAS USAHA PETERNAKAN BERBASIS IPTEK

LAPORAN AKHIR HIBAH KKN-PPM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENINGKATAN KETERAMPILAN DAN PRODUKTIVITAS USAHA PETERNAKAN BERBASIS IPTEK LAPORAN AKHIR HIBAH KKN-PPM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENINGKATAN KETERAMPILAN DAN PRODUKTIVITAS USAHA PETERNAKAN BERBASIS IPTEK Periode ke satu dari rencana tiga periode Suranto Aw, MPd. MSi. NIDN

Lebih terperinci

Setia Wardani 1), Ratna Purnama Sari 2), Wibawa 3) 1), 2), 3)

Setia Wardani 1), Ratna Purnama Sari 2), Wibawa 3) 1), 2), 3) I b M PEMBERDAYAAN KELOMPOK USAHA MASYARAKAT DESA KARANGWUNI RONGKOP GUNUNGKIDUL MELALUI KEGIATAN PENINGKATAN MUTU PRODUKSI DAN MANAJEMEN PROMOSI BERBASIS TIK Setia Wardani 1), Ratna Purnama Sari 2), Wibawa

Lebih terperinci

INOVASI PRODUK USAHA OLAHAN UNTUK MENINGKATKAN DAYA JUAL LELE

INOVASI PRODUK USAHA OLAHAN UNTUK MENINGKATKAN DAYA JUAL LELE INOVASI PRODUK USAHA OLAHAN UNTUK MENINGKATKAN DAYA JUAL LELE Wahjoe Mawardiningsih Program Studi Komunikasi, Fakultkas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Surakarta Jl. Raya Palur Km. 5, Surakarta

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN USAHA HASIL OLAHAN IKAN GUNA MENINGKATKAN PENDAPATAN MASYARAKAT PESISIR PANTAI DI DAERAH GUNUNG KIDUL

PENGEMBANGAN USAHA HASIL OLAHAN IKAN GUNA MENINGKATKAN PENDAPATAN MASYARAKAT PESISIR PANTAI DI DAERAH GUNUNG KIDUL PENGEMBANGAN USAHA HASIL OLAHAN IKAN GUNA MENINGKATKAN PENDAPATAN MASYARAKAT PESISIR PANTAI DI DAERAH GUNUNG KIDUL SE-11 Fitri Rahmawati, MP Pendidikan Teknik Boga FT UNY email: fitri_rahmawati@uny.ac.id

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN DODOL WORTEL DESA GONDOSULI KECAMATAN TAWANGMANGU KABUPATEN KARANGANYAR

PENGEMBANGAN DODOL WORTEL DESA GONDOSULI KECAMATAN TAWANGMANGU KABUPATEN KARANGANYAR PENGEMBANGAN DODOL WORTEL DESA GONDOSULI KECAMATAN TAWANGMANGU KABUPATEN KARANGANYAR Setyowati dan Fanny Widadie Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta watikchrisan@yahoo.com

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN USAHA BUDIDAYA IKAN PADA KELOMPOK IKAN DI DESA JATISARI KECAMATAN JATISRONO KABUPATEN WONOGIRI

PENGEMBANGAN USAHA BUDIDAYA IKAN PADA KELOMPOK IKAN DI DESA JATISARI KECAMATAN JATISRONO KABUPATEN WONOGIRI Jurnal DIANMAS, Volume 6, Nomor 2, Oktober2017 PENGEMBANGAN USAHA BUDIDAYA IKAN PADA KELOMPOK IKAN DI DESA JATISARI KECAMATAN JATISRONO KABUPATEN WONOGIRI Wiwit Rahayu 1,2) dan Wara Pratitis Sabar Suprayogi

Lebih terperinci

SEMINAR HASIL PROGRAM PPM REGULER TAHUN 2011

SEMINAR HASIL PROGRAM PPM REGULER TAHUN 2011 SEMINAR HASIL PROGRAM PPM REGULER TAHUN 2011 PERINTISAN WIRAUSAHA BARU MAKANAN KUDAPAN BERBASIS PANGAN LOKAL SEBAGAI UPAYA RECOVERY PASCA ERUPSI MERAPI Oleh : Sri Palupi, M.Pd.; Sutriyati Purwanti, M.Si

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Analisis Situasi

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Analisis Situasi 1 BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Analisis Situasi. Kegiatan pengabdian masyarakat program IbM ini bekerja sama dengan dua mitra pengusaha jamur tiram, yaitu pengusaha jamur tiram UD. JJS yang berlokasi di Ajung,

Lebih terperinci

I b M KELOMPOK PETANI BUAH MAHKOTA DEWA

I b M KELOMPOK PETANI BUAH MAHKOTA DEWA LAPORAN AKHIR PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT (I b M) I b M KELOMPOK PETANI BUAH MAHKOTA DEWA Dibiayai oleh DIPA DIT. LITABMAS, Depdiknas Sesuai dengan surat Perjanjian Pelaksanaan Kegiatan No. 075/SP2H/KPM/DIT.

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT (I b M)

NASKAH PUBLIKASI PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT (I b M) NASKAH PUBLIKASI PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT (I b M) PEMBERDAYAAN KELOMPOK AISYIYAH DALAM PENGELOLAAN SALAK PONDOH DI KECAMATAN TURI, SLEMAN, DIY Tahun ke 1 dari rencana 1 tahun Oleh : Ir. Agus Nugroho

Lebih terperinci

LAPORAN PPM PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN PENGUATAN PSIKOSOSIAL MELALUI PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA DI DAERAH RAWAN BENCANA. Oleh

LAPORAN PPM PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN PENGUATAN PSIKOSOSIAL MELALUI PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA DI DAERAH RAWAN BENCANA. Oleh PPM PENGEMBANGAN WILAYAH LAPORAN PPM PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN PENGUATAN PSIKOSOSIAL MELALUI PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA DI DAERAH RAWAN BENCANA Oleh Soni Nopembri, M.Pd. / NIP. 19791112 200312 1

Lebih terperinci

PELATIHAN DIVERSIFIKASI MAKANAN TRADISIONAL BERBASIS SUMBERDAYA HAYATI LOKAL DI NGLANGGERAN GUNUNG KIDUL

PELATIHAN DIVERSIFIKASI MAKANAN TRADISIONAL BERBASIS SUMBERDAYA HAYATI LOKAL DI NGLANGGERAN GUNUNG KIDUL LAPORAN KEGIATAN PPM PELATIHAN DIVERSIFIKASI MAKANAN TRADISIONAL BERBASIS SUMBERDAYA HAYATI LOKAL DI NGLANGGERAN GUNUNG KIDUL Oleh: Tien Aminatun/19720702 199802 2 001 Sri Harti Widyastuti/19621008 198803

Lebih terperinci

TOR PROGRAM PENGABDIAN PADA MASYARAKAT TAHUN 2015

TOR PROGRAM PENGABDIAN PADA MASYARAKAT TAHUN 2015 TOR PROGRAM PENGABDIAN PADA MASYARAKAT TAHUN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TOR PENGABDIAN PADA MASYARAKAT DOSEN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN A.

Lebih terperinci

TERM OF REFERENCE (TOR) PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PPM) PROGRAM PASCASARJANA UNY TAHUN 2018

TERM OF REFERENCE (TOR) PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PPM) PROGRAM PASCASARJANA UNY TAHUN 2018 TERM OF REFERENCE (TOR) PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PPM) PROGRAM PASCASARJANA UNY TAHUN 2018 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2018 1 BAB I PENDAHULUAN A. Pendahuluan Tridharma

Lebih terperinci

TOR PENYUSUNAN PROPOSAL PROGRAM PPM PENGEMBANGAN WILAYAH TAHUN 2014

TOR PENYUSUNAN PROPOSAL PROGRAM PPM PENGEMBANGAN WILAYAH TAHUN 2014 TOR PENYUSUNAN PROPOSAL PROGRAM PPM PENGEMBANGAN WILAYAH TAHUN 2014 LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2014 TOR PENYUSUNAN PROPOSAL PROGRAM PPM PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

Majalah INFO ISSN : Edisi XV, Nomor 3, Oktober 2013

Majalah INFO ISSN : Edisi XV, Nomor 3, Oktober 2013 IPTEKS BAGI MASYARAKAT KELOMPOK TANI TERNAK KAMBING SEDAYU DESA MARGOREJO, KABUPATEN KUDUS C. S Utama, B. Sulistiyanto dan S. Sumarsih ABSTRAK Tujuan kegiatan adalah untuk membentuk/mengembangkan sekelompok

Lebih terperinci

IbM Kelompok Tani Buah Naga

IbM Kelompok Tani Buah Naga IbM Kelompok Tani Buah Naga Wiwik Siti Windrati, Sukatiningsih, Tamtarini dan Nurud Diniyah Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jember Jl. Kalimantan 37 Kampus Tegalboto Jember ABSTRAK Tujuan dari

Lebih terperinci

RINGKASAN Upaya Diversifikasi Konsumsi Pangan Berbasis Bahan Pangan Lokal Di Desa Salam, Patuk, Gunung Kidul

RINGKASAN Upaya Diversifikasi Konsumsi Pangan Berbasis Bahan Pangan Lokal Di Desa Salam, Patuk, Gunung Kidul RINGKASAN Upaya Diversifikasi Konsumsi Pangan Berbasis Bahan Pangan Lokal Di Desa Salam, Patuk, Gunung Kidul Abstrak Lili Sugiyarto, Siti Umniyatie, Paramita C.K. lili_sugiyarto@uny.ac.id Program pengabdian

Lebih terperinci

IbM INDUSTRI RUMAH TANGGA KRUPUK MUJAIR DI DESA SENGGRENG KECAMATAN SUMBERPUCUNG KABUPATEN MALANG

IbM INDUSTRI RUMAH TANGGA KRUPUK MUJAIR DI DESA SENGGRENG KECAMATAN SUMBERPUCUNG KABUPATEN MALANG IbM INDUSTRI RUMAH TANGGA KRUPUK MUJAIR DI DESA SENGGRENG KECAMATAN SUMBERPUCUNG KABUPATEN MALANG Fitri Marisa, Firman Hidayat, Andy Hardianto Universitas Widyagama Malang Abstrak Di Wilayah Desa Senggreng

Lebih terperinci

BUDIDAYA PEPAYA BERBASIS RAMAH LINGKUNGAN DENGAN TEKNOLOGI KOMPOS AKTIF. (Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Jambi) 2

BUDIDAYA PEPAYA BERBASIS RAMAH LINGKUNGAN DENGAN TEKNOLOGI KOMPOS AKTIF. (Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Jambi) 2 BUDIDAYA PEPAYA BERBASIS RAMAH LINGKUNGAN DENGAN TEKNOLOGI KOMPOS AKTIF 1 M. Syarif, 2 Wiwaha Anas Sumadja dan 1 H. Nasution 1 (Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Jambi) 2 (Staf Pengajar Fakultas

Lebih terperinci

TOR PROGRAM PPM BERBASIS HASIL PENELITIAN LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT TAHUN 2014

TOR PROGRAM PPM BERBASIS HASIL PENELITIAN LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT TAHUN 2014 TOR PROGRAM PPM BERBASIS HASIL PENELITIAN LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT TAHUN 2014 LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2014 TOR PROGRAM

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT STKIP PGRI LUBUKLINGGAU

PEDOMAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT STKIP PGRI LUBUKLINGGAU PEDOMAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT STKIP PGRI LUBUKLINGGAU UNIT PELAKSANA TUGAS PENELITIAN PENGEMBANGAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 2017 0 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan

Lebih terperinci

USULAN PROGRAM PPM. Judul: Pesona Herbal sebagai Upaya Mengembangkan Eco-Education dan Kewirausahaan Produk Olahan Herbal.

USULAN PROGRAM PPM. Judul: Pesona Herbal sebagai Upaya Mengembangkan Eco-Education dan Kewirausahaan Produk Olahan Herbal. PPM REGULER USULAN PROGRAM PPM Judul: Pesona Herbal sebagai Upaya Mengembangkan Eco-Education dan Kewirausahaan Produk Olahan Herbal Diusulkan Oleh: Dr. IGP.Suryadarma, M.S. NIP 19511225 197603 1 004 Asri

Lebih terperinci

Peningkatan Produktivitas Usaha Briket dan Tungku di Daerah Sleman Guna Mendukung Penyediaan Bahan Bakar Alternatif yang Ramah Lingkungan

Peningkatan Produktivitas Usaha Briket dan Tungku di Daerah Sleman Guna Mendukung Penyediaan Bahan Bakar Alternatif yang Ramah Lingkungan Peningkatan Produktivitas Usaha Briket dan Tungku di Daerah Sleman Guna Mendukung Penyediaan Bahan Bakar Alternatif yang Ramah Lingkungan I. Pendahuluan Dewasa ini harga bahan bakar minyak dunia cenderung

Lebih terperinci

Assalamu alaikum Wr. Wb. Salam sejahtera bagi kita semua.

Assalamu alaikum Wr. Wb. Salam sejahtera bagi kita semua. BUPATI KULONPROGO SAMBUTAN PADA ACARA PERESMIAN KELOMPOK PEMBUDIDAYA IKAN MINA MULYA, BENDUNGAN KIDUL, BENDUNGAN, WATES Wates, 7 April 2011 Assalamu alaikum Wr. Wb. Salam sejahtera bagi kita semua. Yang

Lebih terperinci

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat besar dalam pertumbuhan ekonomi negara terutama negara yang bercorak agraris seperti Indonesia. Salah satu subsektor pertanian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. potensi besar dalam pengembangan di sektor pertanian. Sektor pertanian di

I. PENDAHULUAN. potensi besar dalam pengembangan di sektor pertanian. Sektor pertanian di 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris dengan ribuan pulau yang mempunyai potensi besar dalam pengembangan di sektor pertanian. Sektor pertanian di Indonesia telah memberikan

Lebih terperinci

PEMBERDAYAAN KARANG TARUNA MELALUI PEMANFAATAN LIMBAH BULU AYAM UNTUK PEMBUATAN PAKAN BEBEK

PEMBERDAYAAN KARANG TARUNA MELALUI PEMANFAATAN LIMBAH BULU AYAM UNTUK PEMBUATAN PAKAN BEBEK Pemberdayaan Karang... Triyanto & Edi Cahyono PEMBERDAYAAN KARANG TARUNA MELALUI PEMANFAATAN LIMBAH BULU AYAM UNTUK PEMBUATAN PAKAN BEBEK Triyanto STIE Atma Bhakti Surakarta E-mail: triyanto_55@yahoo.co.id

Lebih terperinci

TOR PROGRAM PPM PENGEMBANGAN WILAYAH LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT TAHUN 2015

TOR PROGRAM PPM PENGEMBANGAN WILAYAH LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT TAHUN 2015 TOR PROGRAM PPM PENGEMBANGAN WILAYAH LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT TAHUN 201 A. Latar Belakang Pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi (PT) yang mencakup pendidikan, penelitian dan

Lebih terperinci

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DI KOTA KEDIRI

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DI KOTA KEDIRI SALINAN WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DI KOTA KEDIRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KEDIRI, Menimbang

Lebih terperinci

PANDUAN PROGRAM HI-LINK DIT. LITABMAS, DIKTI DIREKTORAT PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

PANDUAN PROGRAM HI-LINK DIT. LITABMAS, DIKTI DIREKTORAT PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PANDUAN PROGRAM HI-LINK DIT. LITABMAS, DIKTI - 2012 DIREKTORAT PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL 2012 1 DAFTAR ISI 1. PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

KELOMPOK USAHA ROTI DI DESA PECALONGAN KECAMATAN SUKOSARI KABUPATEN BONDOWOSO

KELOMPOK USAHA ROTI DI DESA PECALONGAN KECAMATAN SUKOSARI KABUPATEN BONDOWOSO KELOMPOK USAHA ROTI DI DESA PECALONGAN KECAMATAN SUKOSARI KABUPATEN BONDOWOSO Retno Sari Mahanani, Taufik Hidayat, Wenny Dhamayanthi Jurusan Manajemen Agribisnis Politeknik Negeri Jember ABSTRAK Desa Pecalongan

Lebih terperinci

JURNAL INFO ISSN : TEKNOLOGI TEPAT GUNA UNTUK MENCUKUPI KONTINUITAS KEBUTUHAN PAKAN DI KTT MURIA SARI

JURNAL INFO ISSN : TEKNOLOGI TEPAT GUNA UNTUK MENCUKUPI KONTINUITAS KEBUTUHAN PAKAN DI KTT MURIA SARI TEKNOLOGI TEPAT GUNA UNTUK MENCUKUPI KONTINUITAS KEBUTUHAN PAKAN DI KTT MURIA SARI M. Christiyanto dan Surahmanto Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro Email korespondensi: marrychristiyanto@gmail.com

Lebih terperinci

Kumpulan Artikel Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat

Kumpulan Artikel Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat Program PPM KOMPETITIF Sumber Dana DIPA Universitas Andalas Besar Anggaran Rp 5.000.000,- Tim Pelaksana Refilda dan Yefrida Fakultas MIPA Universitas Andalas Lokasi Kota Padang, Sumatera Barat PENYULUHAN

Lebih terperinci

USAHA PENGEMBANGAN MANAJEMEN PERIKANAN AIR TAWAR MELALUI PENERAPAN TEKNOLOGI PAKAN MANDIRI DALAM MENGATASI LIMBAH ORGANIK DAN MAHALNYA PAKAN IKAN

USAHA PENGEMBANGAN MANAJEMEN PERIKANAN AIR TAWAR MELALUI PENERAPAN TEKNOLOGI PAKAN MANDIRI DALAM MENGATASI LIMBAH ORGANIK DAN MAHALNYA PAKAN IKAN USAHA PENGEMBANGAN MANAJEMEN PERIKANAN AIR TAWAR MELALUI PENERAPAN TEKNOLOGI PAKAN MANDIRI DALAM MENGATASI LIMBAH ORGANIK DAN MAHALNYA PAKAN IKAN Supriyana Nugroho, Program Studi Teknik Elektro, Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis pembuatan kerupuk kulina (kulit ikan nila) merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis pembuatan kerupuk kulina (kulit ikan nila) merupakan salah satu BAB I PENDAHULUAN Bisnis pembuatan kerupuk kulina (kulit ikan nila) merupakan salah satu bentuk kegiatan menciptakan nilai tambah kulit ikan nila dengan mengidentifikasi peluang bisnis kerupuk tersebut

Lebih terperinci

Diversifikasi Ikan Lele Menjadi Produk Olahan Pangan Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Petani Lele

Diversifikasi Ikan Lele Menjadi Produk Olahan Pangan Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Petani Lele Diversifikasi Ikan Lele Menjadi Produk Olahan Pangan Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Petani Lele Dhanang Eka Putra 1*, Andi Muhammad Ismail 2 1 Manajemen Agroindustri /Jurusan Manajemen Agribisnis, Politeknik

Lebih terperinci

GEMAKAN GERAKAN NDULANG DEWIS: SEBAGAI PEMANFAATAN POTENSI DESA UNTUK DIJADIKAN IKON DESA WISATA WONOLOPO KECAMATAN MIJEN

GEMAKAN GERAKAN NDULANG DEWIS: SEBAGAI PEMANFAATAN POTENSI DESA UNTUK DIJADIKAN IKON DESA WISATA WONOLOPO KECAMATAN MIJEN GEMAKAN GERAKAN NDULANG DEWIS: SEBAGAI PEMANFAATAN POTENSI DESA UNTUK DIJADIKAN IKON DESA WISATA WONOLOPO KECAMATAN MIJEN Iis Istiqomah, Arif Wibowo, Riska Cipta Sari, Andre Raziq Muhammad, Siswi Sekar

Lebih terperinci

IPTEKS BAGI WILAYAH (IbW) KOTA SUNGAI PENUH. Trias Novita, Hanibal dan M. Sugihartono Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Jambi

IPTEKS BAGI WILAYAH (IbW) KOTA SUNGAI PENUH. Trias Novita, Hanibal dan M. Sugihartono Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Jambi IPTEKS BAGI WILAYAH (IbW) KOTA SUNGAI PENUH Trias Novita, Hanibal dan M. Sugihartono Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Jambi Abstrak Kegiatan program Ipteks Bagi Wilayah (IbW) Kota Sungai Penuh

Lebih terperinci

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PANEN RAYA PADI DI DESA SENAKIN KECAMATAN SENGAH TEMILA KABUPATEN LANDAK

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PANEN RAYA PADI DI DESA SENAKIN KECAMATAN SENGAH TEMILA KABUPATEN LANDAK 1 SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PANEN RAYA PADI DI DESA SENAKIN KECAMATAN SENGAH TEMILA KABUPATEN LANDAK Yang terhormat: Hari/Tanggal : Senin /11 Pebruari 2008 Pukul : 09.00 WIB Bupati

Lebih terperinci

PENINGKATAN KAPASITAS PRODUKSI DAN KUALITAS DENDENG SAPI DI UD. RIDWAN S. KEFAMENANU

PENINGKATAN KAPASITAS PRODUKSI DAN KUALITAS DENDENG SAPI DI UD. RIDWAN S. KEFAMENANU PENINGKATAN KAPASITAS PRODUKSI DAN KUALITAS DENDENG SAPI DI UD. RIDWAN S. KEFAMENANU MM.Endah Mulat Satmalawati*, Ludgardis Ledheng**, Theresia Ika Purwantiningsih*** Kristoforus M.Kia*** *Prodi Agroteknologi

Lebih terperinci

LAPORAN PROGRAM PPM PPM FAKULTAS

LAPORAN PROGRAM PPM PPM FAKULTAS PPM FAKULTAS LAPORAN PROGRAM PPM PENYIJLUIIAN PEMBUATAII PAKAN PELET IKAN DI DAERAH ERI]PSI MERAPI DI DUSUN PIJLESARI DESA WONOKERTO KECAMATAII TT]RI KABUPATEN SLEMAI\ Oleh: Dr. Astuti MP Triatrnanto,

Lebih terperinci

KAJIAN USAHA PENGOLAHAN HASIL SAYURAN PRODUKSI MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (MKRPL) KABUPATEN BOYOLALI

KAJIAN USAHA PENGOLAHAN HASIL SAYURAN PRODUKSI MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (MKRPL) KABUPATEN BOYOLALI KAJIAN USAHA PENGOLAHAN HASIL SAYURAN PRODUKSI MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (MKRPL) KABUPATEN BOYOLALI Qanytah dan Trie Reni Prastuti Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah Bukit Tegalepek,

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT (I b M)

LAPORAN AKHIR PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT (I b M) LAPORAN AKHIR PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT (I b M) I b M MANAJEMEN DESA WISATA JIPANGAN (Mono Tahun) Oleh: Yohana Ari Ratnaningtyas, S.E., M.Si. NIDN 00 050273 04 Agnes WidyasmoroS.Sn., M.A.. NIDN 00

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Aman, dan Halal. [20 Pebruari 2009]

I PENDAHULUAN. Aman, dan Halal.  [20 Pebruari 2009] I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah negara agraris dengan kondisi daratan yang subur dan iklim yang menguntungkan. Pertanian menjadi sumber mata pencaharian sebagian penduduk dan berkontribusi

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN, BUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KLATEN NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN SUSUNAN ORGANISASI TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERTANIAN KETAHANAN PANGAN DAN PERIKANAN KABUPATEN

Lebih terperinci

PEMANFAATAN AMPAS TAHU UNTUK OLAHAN PANGAN DARI LIMBAH PENGOLAHAN INDUSTRI TAHU DI KELURAHAN TUNGGULWULUNG KOTA MALANG

PEMANFAATAN AMPAS TAHU UNTUK OLAHAN PANGAN DARI LIMBAH PENGOLAHAN INDUSTRI TAHU DI KELURAHAN TUNGGULWULUNG KOTA MALANG 64 Jurnal Akses Pengabdian Indonesia Vol 1 No 2: 64-70, 2017 PEMANFAATAN AMPAS TAHU UNTUK OLAHAN PANGAN DARI LIMBAH PENGOLAHAN INDUSTRI TAHU DI KELURAHAN TUNGGULWULUNG KOTA MALANG Wirawan, Gatut Suliana,

Lebih terperinci

LAPORAN PPM PELATIHAN KOMPUTER BAGI STAF DAN PEJABAT DESA WEDOMARTANI, NGEMPLAK, SLEMAN. Tim

LAPORAN PPM PELATIHAN KOMPUTER BAGI STAF DAN PEJABAT DESA WEDOMARTANI, NGEMPLAK, SLEMAN. Tim LAPORAN PPM PELATIHAN KOMPUTER BAGI STAF DAN PEJABAT DESA WEDOMARTANI, NGEMPLAK, SLEMAN Tim Sulis Triyono, M.Pd. Suharyanto, M.Pd. Rumpis Agus Sudarko, MS Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat Universitas

Lebih terperinci

IbM PENGUSAHA KERIPIK SINGKONG RUMAH TANGGA

IbM PENGUSAHA KERIPIK SINGKONG RUMAH TANGGA ARTIKEL ILMIAH Ipteks Bagi Masyarakat (IbM) IbM PENGUSAHA KERIPIK SINGKONG RUMAH TANGGA Oleh Yuni Retnaningtyas, M.Si., Apt. 0009067806 Ema Desia Prajitiasari SE. MM. 0021127901 UNIVERSITAS JEMBER November

Lebih terperinci

TOR PROGRAM PPM BERBASIS HASIL PENELITIAN TAHUN 2016

TOR PROGRAM PPM BERBASIS HASIL PENELITIAN TAHUN 2016 TOR PROGRAM PPM BERBASIS HASIL PENELITIAN TAHUN 2016 LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2016 1 TOR PROGRAM PPM BERBASIS HASIL PENELITIAN LEMBAGA PENELITIAN

Lebih terperinci

IbM PETERNAK LELE DESA KARANGPATIHAN KECAMATAN BALONG KABUPATEN PONOROGO

IbM PETERNAK LELE DESA KARANGPATIHAN KECAMATAN BALONG KABUPATEN PONOROGO IbM PETERNAK LELE DESA KARANGPATIHAN KECAMATAN BALONG KABUPATEN PONOROGO Munaji,Arif Hartono,Didik Riyanto Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Ponorogo Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Ponorogo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terdiri atas perairan yang di dalamnya terdapat beraneka kekayaan laut yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terdiri atas perairan yang di dalamnya terdapat beraneka kekayaan laut yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan (archipelagic state) terluas di dunia dengan jumlah pulau sebanyak 17.504 buah dan panjang garis pantai mencapai 104.000 km (Putra,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kegiatan agroindustri atau industri hasil pertanian merupakan bagian integral

I. PENDAHULUAN. Kegiatan agroindustri atau industri hasil pertanian merupakan bagian integral I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kegiatan agroindustri atau industri hasil pertanian merupakan bagian integral dari sektor pertanian memberikan kontribusi penting pada proses industrialisasi di wilayah

Lebih terperinci

PROSIDING ISSN: E-ISSN:

PROSIDING ISSN: E-ISSN: PRODUKSI IKAN PATIN SUPER Dwi Puji Hartono* 1, Nur Indariyanti 2, Dian Febriani 3 1,2,3 Program Studi Budidaya Perikanan Politeknik Negeri Lampung Unit IbIKK Produksi Ikan Patin Super Politeknik Negeri

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Desa Tegal Arum Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten Tebo merupakan daerah yang terbentuk karena transmigrasi berasal dari Jawa pada tahun 1979. Desa Tegal Arum merupakan daerah

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Potensi UMKM di Kecamatan Ciampea Kecamatan Ciampea merupakan salah satu kecamatan yang termasuk dalam daerah pengembangan Kabupaten Bogor wilayah Barat, yang mempunyai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan di subsektor perikanan mempunyai peranan yang penting bagi kelangsungan pembangunan secara keseluruhan,

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan di subsektor perikanan mempunyai peranan yang penting bagi kelangsungan pembangunan secara keseluruhan, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan di subsektor perikanan mempunyai peranan yang penting bagi kelangsungan pembangunan secara keseluruhan, baik untuk meningkatkan gizi masyarakat maupun untuk

Lebih terperinci

TOR PPM KELOMPOK DOSEN TAHUN 2018

TOR PPM KELOMPOK DOSEN TAHUN 2018 TOR PPM KELOMPOK DOSEN TAHUN 2018 A. Latar Belakang Masalah Pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi (PT) yang mencakup pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat harus diusahakan sebaik mungkin

Lebih terperinci

Endang Dwi Siswani Sri Atun Sri Handayani Susila K

Endang Dwi Siswani Sri Atun Sri Handayani Susila K PELATIHAN BEBERAPA TEKNOLOGI PENGEMBANGAN PRODUK PANGAN SESUAI POTENSI DAERAH UNTUK MENUMBUHKAN JIWA WIRAUSAHA SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT PEDESAAN KULON PROGO Endang Dwi Siswani

Lebih terperinci

USULAN PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA

USULAN PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA USULAN PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA NIESTA SEBAGAI INOVASI NUGGET DARI BAHAN DASAR AMPAS TAHU SEBAGAI UPAYA PEMANFAATAN LIMBAH AMPAS TAHU DI DESA MENDALA, KECAMATAN SIRAMPOG, KABUPATEN BREBES BIDANG KEGIATAN:

Lebih terperinci

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR LAPORAN AKHIR PKM-M ALTERNATIF MATA PENCAHARIAN BARU UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN BULANAN MELALUI PEMBINAAN PRAKTEK USAHA BUDIDAYA JAMUR PANGAN DI KAMPUNG PARUNG LEUNGSIR BOGOR Disusun oleh: Ketua : Mamun

Lebih terperinci

LAPORAN KEGIATAN. PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PkM) TAHUN ANGGARAN Judul PkM:

LAPORAN KEGIATAN. PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PkM) TAHUN ANGGARAN Judul PkM: LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PkM) TAHUN ANGGARAN 2014 Judul PkM: PELATIHAN PEMBELAJARAN AKTIVITAS LUAR KELAS BAGI GURU PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR Oleh: F. Suharjana, M.Pd. Sriawan, M.Kes.

Lebih terperinci

PENERAPAN CPOTB DALAM PENGOLAHAN TANAMAN OBAT KELUARGA SEBAGAI RAMUAN HERBAL

PENERAPAN CPOTB DALAM PENGOLAHAN TANAMAN OBAT KELUARGA SEBAGAI RAMUAN HERBAL PENERAPAN CPOTB DALAM PENGOLAHAN TANAMAN OBAT KELUARGA SEBAGAI RAMUAN HERBAL Sumani1), Aris Wuryantoro2), Yuli Kuswardani3) 1,2,3 FKIP, Universitas PGRI Madiun Email: sumani.ikipae@gmail.com, allaam_71@yahoo.co.id,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka memenuhi kebutuhan gizi manusia. Perikanan budidaya dinilai

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka memenuhi kebutuhan gizi manusia. Perikanan budidaya dinilai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keadaan perikanan tangkap Indonesia yang sebagian besar saat ini telah mengalami overfishing menuntut pemerintah untuk beralih mengembangkan perikanan budidaya. Perikanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Indonesia dikenal sebagai negara yang penuh dengan keberagaman budaya dan pariwisata. Negara yang memiliki banyak kekayaan alam dengan segala potensi didalamnya, baik

Lebih terperinci

Agus Nugroho Setiawan Septi Nur Wijayanti

Agus Nugroho Setiawan Septi Nur Wijayanti PEREMPUAN PEJUANG PANGAN (PPP), PEMBERDAYAAN KAUM PEREMPUAN PEDESAAN UNTUK KEMANDIRIAN PANGAN Agus Nugroho Setiawan Septi Nur Wijayanti Jum at, 8 Agustus 207 Pengabdian Masyarakat Mandiri 206 : PPP Outline

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. JUDUL PEMANFAATAN EKOWISATA MELALUI PETANI SALAK PONDOH DI DESA PANDANSARI, KAJORAN, MAGELANG.

BAB I PENDAHULUAN A. JUDUL PEMANFAATAN EKOWISATA MELALUI PETANI SALAK PONDOH DI DESA PANDANSARI, KAJORAN, MAGELANG. i ii DAFTAR ISI COVER... i HALAMAN PENGESAHAN... ii DAFTAR ISI... iii RINGKASAN... iv BAB 1. PENDAHULUAN... 1 1.1 Judul... 1 1.2 Latar Belakang Masalah... 1 1.3 Perumusan Maslaah... 1 1.4 Tujuan Program...

Lebih terperinci

BIDANG KEGIATAN : PKM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

BIDANG KEGIATAN : PKM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PROPOSAL PROGRAM KEGIATAN MAHASISWA INTERVENSI TEKNOLOGI PUPUK CAIR ORGANIK BERBAHAN LIMBAH DALAM PENGOLAHAN INDUSTRI TAHU RUMAH TANGGA BIBIS, MOJOSONGO, KOTA SURAKARTA BIDANG KEGIATAN : PKM PENGABDIAN

Lebih terperinci

Pengolahan hasil pertanian dalam pelatihan ini dimaksudkan untuk mengubah bentuk bahan baku menjadi bahan

Pengolahan hasil pertanian dalam pelatihan ini dimaksudkan untuk mengubah bentuk bahan baku menjadi bahan Pelatihan Kewirausahaan untuk Pemula olahan dengan memperhatikan nilai gizi dan memperpanjang umur simpan atau keawetan produk. Untuk meningkatkan keawetan produk dapat dilakukan dengan cara : (1) Alami

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA

WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 17 TAHUN 2003 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS UNIT DINAS PERTANIAN KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa dengan

Lebih terperinci

PEMBERDAYAAN KELOMPOK DASA WISMA ANGGREK DESA WISATA PULESARI DENGAN PEMANFAATAN POTENSI LOKALSEBAGAI DAERAH RAWAN BENCANA MERAPI

PEMBERDAYAAN KELOMPOK DASA WISMA ANGGREK DESA WISATA PULESARI DENGAN PEMANFAATAN POTENSI LOKALSEBAGAI DAERAH RAWAN BENCANA MERAPI PEMBERDAYAAN KELOMPOK DASA WISMA ANGGREK DESA WISATA PULESARI DENGAN PEMANFAATAN POTENSI LOKALSEBAGAI DAERAH RAWAN BENCANA MERAPI Prihastuti Ekawatiningsih dan Icdha Chayati Jurusan Pendidikan Teknik Boga

Lebih terperinci

BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL

BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TAPIN, Menimbang

Lebih terperinci

EVALUASI PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI PERIKANAN

EVALUASI PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI PERIKANAN EVALUASI PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI PERIKANAN Program peningkatan produksi perikanan adalah program intensifikasi budidaya perikanan melalui pemeliharaan komoditas perikanan di wilayah Tebo dengan teknik

Lebih terperinci

IbM PENGUSAHA ABON PINDANG TONGKOL DESA KADEMANGAN KABUPATEN BONDOWOSO

IbM PENGUSAHA ABON PINDANG TONGKOL DESA KADEMANGAN KABUPATEN BONDOWOSO ARTIKEL ILMIAH Ipteks Bagi Masyarakat (IbM) IbM PENGUSAHA ABON PINDANG TONGKOL DESA KADEMANGAN KABUPATEN BONDOWOSO Oleh Dwi Nurahmanto, M.Sc., Apt. NIDN 0024018401 Gusti Ayu Wulandari, SE., MM. NIDN 0012098304

Lebih terperinci

MAGANG KEWIRAUSAHAAN DI SENTRA PRODUKSI APEL ORGANIK PADA KELOMPOK TANI APEL ORGANIK "AKAL"

MAGANG KEWIRAUSAHAAN DI SENTRA PRODUKSI APEL ORGANIK PADA KELOMPOK TANI APEL ORGANIK AKAL Agus Z., Henik S., Machmudi,Magang Kewirausahaan di Sentra Produksi Apel Organik MAGANG KEWIRAUSAHAAN DI SENTRA PRODUKSI APEL ORGANIK PADA KELOMPOK TANI APEL ORGANIK "AKAL" Agus Zainudin 1), Henik Sukorini

Lebih terperinci

TERM OF REFERENCE KEGIATAN DISEMINASI TEKNOLOGI TEPAT GUNA UNTUK PENINGKATAN MUTU PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

TERM OF REFERENCE KEGIATAN DISEMINASI TEKNOLOGI TEPAT GUNA UNTUK PENINGKATAN MUTU PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT TERM OF REFERENCE KEGIATAN DISEMINASI TEKNOLOGI TEPAT GUNA UNTUK PENINGKATAN MUTU PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT A. Latar Belakang Kegiatan Penerapan IPTEKS Tepat Guna merupakan salah satu kegiatan pengabdian

Lebih terperinci

IbM Kelompok Usaha Pengolahan Kerupuk Ikan Di Desa Tedunan

IbM Kelompok Usaha Pengolahan Kerupuk Ikan Di Desa Tedunan IbM Kelompok Usaha Pengolahan Kerupuk Ikan Di Desa Tedunan A. Khoirul Anam 1*, Solikhul Hidayat 1 1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Islam Nahdlatul Ulama *Email: anam_jepara@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

MENINGKATKAN PENDAPATAN PETERNAK SAPI PERAH MELALUI OLAHAN MAKANAN BERBASIS SUSU DI KABUPATEN BOYOLALI

MENINGKATKAN PENDAPATAN PETERNAK SAPI PERAH MELALUI OLAHAN MAKANAN BERBASIS SUSU DI KABUPATEN BOYOLALI MENINGKATKAN PENDAPATAN PETERNAK SAPI PERAH MELALUI OLAHAN MAKANAN BERBASIS SUSU DI KABUPATEN BOYOLALI Wahyuningsih1, Isti Pudjihastuti2), Fahmi Arifan3) Program Studi D III Teknik Kimia Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

POTENSI KECAMATAN GUNUNGPATI SEMARANG SEBAGAI SENTRA PERTANIAN ORGANIK MELALUI KEGIATAN IPTEKS BAGI MASYARAKAT KELOMPOK WANITA TANI

POTENSI KECAMATAN GUNUNGPATI SEMARANG SEBAGAI SENTRA PERTANIAN ORGANIK MELALUI KEGIATAN IPTEKS BAGI MASYARAKAT KELOMPOK WANITA TANI POTENSI KECAMATAN GUNUNGPATI SEMARANG SEBAGAI SENTRA PERTANIAN ORGANIK MELALUI KEGIATAN IPTEKS BAGI MASYARAKAT KELOMPOK WANITA TANI Dewi Mustikaningtyas 1, Wiyanto 2, Noor Aini Habibah 3 1,3 Jurusan Biologi

Lebih terperinci

PEMANFAATAN KOMPOS AKTIF DALAM BUDIDAYA PEPAYA ORGANIK DI DESA KASANG PUDAK

PEMANFAATAN KOMPOS AKTIF DALAM BUDIDAYA PEPAYA ORGANIK DI DESA KASANG PUDAK PEMANFAATAN KOMPOS AKTIF DALAM BUDIDAYA PEPAYA ORGANIK DI DESA KASANG PUDAK Margarettha, Hasriati Nasution, dan Muhammad. Syarif Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Jambi Abstrak Masyarakat kota

Lebih terperinci

BAB III PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

BAB III PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT BAB III PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT A. Ipteks bagi Masyarakat (IbM) Pendahuluan Ipteks bagi Masyarakat (IbM) merupakan salah satu program pengabdian kepada masyarakat (PPM) yang difokuskan pada

Lebih terperinci

IPTEKS BAGI MASYARAKAT KELOMPOK WANITA TANI DALAM PENGOLAHAN PRODUK BERBAHAN BAKU SUSU SAPI DI KELURAHAN CEPOKO KECAMATAN GUNUNGPATI SEMARANG

IPTEKS BAGI MASYARAKAT KELOMPOK WANITA TANI DALAM PENGOLAHAN PRODUK BERBAHAN BAKU SUSU SAPI DI KELURAHAN CEPOKO KECAMATAN GUNUNGPATI SEMARANG IPTEKS BAGI MASYARAKAT KELOMPOK WANITA TANI DALAM PENGOLAHAN... IPTEKS BAGI MASYARAKAT KELOMPOK WANITA TANI DALAM PENGOLAHAN PRODUK BERBAHAN BAKU SUSU SAPI DI KELURAHAN CEPOKO KECAMATAN GUNUNGPATI SEMARANG

Lebih terperinci

PERSEN TASE (%) Dinas Kelautan dan Perikanan ,81 JUMLAH ,81

PERSEN TASE (%) Dinas Kelautan dan Perikanan ,81 JUMLAH ,81 05. A. KEBIJAKAN PROGRAM Arah kebijakan program pada Urusan Pilihan Kelautan dan Perikanan diarahkan pada Peningkatan Pemanfaatan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan secara Optimal, dengan tetap menjaga

Lebih terperinci

Tabel IV.C.1.1 Rincian Program dan Realisasi Anggaran Urusan Perikanan Tahun 2013

Tabel IV.C.1.1 Rincian Program dan Realisasi Anggaran Urusan Perikanan Tahun 2013 C. URUSAN PILIHAN YANG DILAKSANAKAN 1. URUSAN PERIKANAN Pembangunan pertanian khususnya sektor perikanan merupakan bagian integral dari pembangunan ekonomi, dalam hal ini sektor perikanan adalah sektor

Lebih terperinci

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA FURNITURE UNIK DARI LIMBAH JERAMI

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA FURNITURE UNIK DARI LIMBAH JERAMI PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA FURNITURE UNIK DARI LIMBAH JERAMI BIDANG KEGIATAN PKM-Kewirausahaan Diusulkan oleh : Dwi Fera Wati 8111414176 2014 Diva Aureli S. 8111414182 2014 Setyo Puji W. 8111412161

Lebih terperinci

IBM KELOMPOK MASYARAKAT PETANI BAWANG MERAH DI DESA NUSAJAYA HALMAHERA TIMUR PROVINSI MALUKU UTARA. Sofyan Samad 1, Sundari 2

IBM KELOMPOK MASYARAKAT PETANI BAWANG MERAH DI DESA NUSAJAYA HALMAHERA TIMUR PROVINSI MALUKU UTARA. Sofyan Samad 1, Sundari 2 IBM KELOMPOK MASYARAKAT PETANI BAWANG MERAH DI DESA NUSAJAYA HALMAHERA TIMUR PROVINSI MALUKU UTARA Sofyan Samad 1, Sundari 2 1 Study Program of Agro-technology Faculty of Agriculture Universitas Khairun

Lebih terperinci

: Kantor Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kota Pontianak. 2. Nama Instansi/SKPD

: Kantor Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kota Pontianak. 2. Nama Instansi/SKPD LEMBAR EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA AKSI OPTIMALISASI CADANGAN PANGAN PEMERINTAH DALAM OPERASI PASAR (CPPOP) PADA KANTOR KETAHANAN PANGAN DAN PENYULUHAN KOTA PONTIANAK 1. Lab. Inovasi : KOTA PONTIANAK

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia yang merupakan negara agraris, memiliki wilayah yang luas untuk usaha pertanian. Selain diperuntukkan sebagai budidaya dan produksi komoditi pertanian serta perkebunan,

Lebih terperinci

LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT (PPM) DOSEN

LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT (PPM) DOSEN LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT (PPM) DOSEN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERDESAAN DI DESA GIRIKERTO KECAMATAN TURI KABUPATEN SLEMAN Oleh: Suhadi Purwantara, M.Si. Dr.

Lebih terperinci

IbM BUDIDAYA LELE DAN ANEKA PRODUK OLAHANYA

IbM BUDIDAYA LELE DAN ANEKA PRODUK OLAHANYA IbM BUDIDAYA LELE DAN ANEKA PRODUK OLAHANYA Setia Iriyanto Universitas Muhammadiyah Semarang setiairiyanto_se@yahoo.com RINGKASAN Usaha di bidang budidaya ikan lele dan pengolahan aneka produk dari lele

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN KUALITAS TELUR ASIN DENGAN TEKNOLOGI PROSES PENYANGRAIAN DI KORONG BARI KANAGARIAN SICINCIN KABUPATEN PADANG PARIAMAN

UPAYA PENINGKATAN KUALITAS TELUR ASIN DENGAN TEKNOLOGI PROSES PENYANGRAIAN DI KORONG BARI KANAGARIAN SICINCIN KABUPATEN PADANG PARIAMAN UPAYA PENINGKATAN KUALITAS TELUR ASIN DENGAN TEKNOLOGI PROSES PENYANGRAIAN DI KORONG BARI KANAGARIAN SICINCIN KABUPATEN PADANG PARIAMAN Sri Melia dan Indri Juliyarsi Fak. Peternakan Universitas Andalas

Lebih terperinci

PENERAPAN IPTEKS. Hafni Indriati Junifa Layla Sihombing Jasmidi Kinanti Wijaya

PENERAPAN IPTEKS. Hafni Indriati Junifa Layla Sihombing Jasmidi Kinanti Wijaya IbM Kelompok Ternak Sekar Jaya dan Sri Wangi Desa Wonosari, Pemanfaatan Limbah Jerami Padi menjadi Pakan Ternak Sapi Alternatif Pengganti Pakan Hijauan Hafni Indriati Junifa Layla Sihombing Jasmidi Kinanti

Lebih terperinci

Jurnal SAINSTECH Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : Vol. 1 Nomor 6 Desember 2016

Jurnal SAINSTECH Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : Vol. 1 Nomor 6 Desember 2016 MODEL PENGEMBANGAN UKM KELOMPOK USAHA BUDIDAYA LELE BERDASARKAN PERMASALAHAN YANG DIHADAPI KELOMPOK USAHA BUDIDAYA LELE DI DESA MANYARAN MANYAREJO DAN DESA PUNGSARI KECAMATAN PLUPUH KABUPATEN SRAGEN JAWA

Lebih terperinci

WIRAUSAHA MAKANAN KUDAPAN SEBAGAI ALTERNATIF USAHA MANDIRI UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN KELUARGA MISKIN

WIRAUSAHA MAKANAN KUDAPAN SEBAGAI ALTERNATIF USAHA MANDIRI UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN KELUARGA MISKIN WIRAUSAHA MAKANAN KUDAPAN SEBAGAI ALTERNATIF USAHA MANDIRI UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN KELUARGA MISKIN Oleh: Sutriyati Purwanti, Prihastuti Ekawatiningsih, Sri Palupi Abstrak Kegiatan Wirausaha di bidang

Lebih terperinci

PANDUAN PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT (IbM) TAHUN 2017/2018

PANDUAN PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT (IbM) TAHUN 2017/2018 PANDUAN PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT (IbM) TAHUN 2017/2018 I. PENDAHULUAN Program Ipteks bagi Masyarakat (IbM) merupakan salah satu program pengabdian kepada masyarakat umum maupun masyarakat pendidikan.

Lebih terperinci

BUPATI PASURUAN PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM INTENSIFIKASI PERTANIAN KABUPATEN PASURUAN TAHUN 2015

BUPATI PASURUAN PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM INTENSIFIKASI PERTANIAN KABUPATEN PASURUAN TAHUN 2015 BUPATI PASURUAN PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM INTENSIFIKASI PERTANIAN KABUPATEN PASURUAN TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN,

Lebih terperinci