ILO Jakarta. Edisi Dua Bahasa, November 2010

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ILO Jakarta. Edisi Dua Bahasa, November 2010"

Transkripsi

1 ILO Jakarta Edisi Dua Bahasa, November 2010 Presiden Swiss luncurkan Proyek SCORE ILO di Indonesia SCORE/ILO Jakarta Presiden Swiss, Doris Leuthard, bersama Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Indonesia, Muhaimin Iskandar, secara resmi meluncurkan Proyek ILO mengenai Keberlanjutan melaui Usaha yang Kompetitif dan Bertanggungjawab (Sustainability through Competitive and Responsible Enterprises/SCORE), 6 Juli lalu, di Jakarta. Didanai Sekretariat Negara Swiss untuk Urusan Ekonomi (SECO) dan Badan Kerjasama Pembangunan Norwegia (NORAD) yang bekerja sama dengan ILO, proyek ini didukung oleh Kementerian Tenaga Kerja Indonesia, Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), konfederasi nasional dan Yayasan Dharma Bhakti Astra. Program SCORE membantu usaha kecil dan menengah (UKM) Indonesia agar bisa meningkatkan mutu dan produktivitas, meningkatkan kondisi kerja, serta memperkuat kerja sama dan komunikasi antara pengusaha-pekerja. Program ini diharapkan dapat membantu perusahaan untuk bisa lebih berdaya saing Presiden Swiss, Doris Leuthard bersama dengan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Indonesia, Muhaimin Iskandar (keenam dan ketujuh dari kiri) saat peluncuran Proyek SCORE di Jakarta, didampingi perwakilan organisasi pekerja dan pengusaha, serta Peter van Rooij, Pejabat Sementara ILO-Jakarta saat itu (kedua dari kanan). secara internasional, sehingga menciptakan lapangan kerja yang lebih luas. Di Indonesia, program SCORE telah memulai berbagai aktivitas percontohan di sektor onderdil mobil, dan akan segera diperluas di dua bidang lain. Presiden Leuthard mengatakan, Indonesia dan Swiss memiliki hubungan diplomatik selama 58 tahun. Kedua negara ini pun telah bekerja sama di bidang perekonomian, perdagangan, investasi dan pembangunan. Indonesia terpilih menjadi pelaksana proyek SCORE karena memiliki banyak UKM, yang sebagian besar membutuhkan program untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing di tingkat nasional dan internasional. Di samping Indonesia, program SCORE juga

2 berita utama dikembangkan di Cina, Kolombia, Ghana, India, Vietnam dan Afrika Selatan. Meningkatkan produktivitas usaha tidak semata-mata terpaku pada masalah teknologi baru atau metode produksi yang revolusioner. Produktivitas hanya dapat dicapai dengan partisipasi secara penuh dan komprehensif dari angkatan kerja serta melalui dialog dengan perusahaan, kata Presiden Leuthard, seraya menambahkan harapannya agar SCORE Indonesia bisa memberi teladan bagi UKM di seluruh negeri dan di tempat lain. Menteri Muhaimin menyambut baik penunjukan Indonesia sebagai negara yang akan menjalankan program SCORE. SCORE Indonesia sangat mendukung Rencana Kerja Strategis Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi dalam mempromosikan penciptaan lapangan kerja yang layak dan penciptaan peluang kerja secara luas di sektor pembangunan. Program ini juga akan membantu memperbaiki kondisi hubungan industrial serta kompetensi dan produktivitas tenaga kerja, tegasnya. SCORE/ILO Jakarta Sebagian besar UKM di Indonesia memang rentan terhadap guncangan eksternal. Mereka kerap kesulitan mempertahankan bisnisnya, terlebih lagi dalam belitan krisis keuangan global di mana jaminan mutu pekerjaan berisiko untuk dikorbankan. Harus diakui, UKM yang berhasil dan berdaya saing tinggi merupakan kunci pembangunan ekonomi berkelanjutan yang secara efektif bisa menurunkan tingkat kemiskinan. Sementara Peter van Rooij, Direktur ILO di Indonesia, mengatakan, di banyak negara, termasuk Indonesia, UKM yang berfungsi sebagai mesin pertumbuhan ekonomi menghadapi berbagai tantangan. Padahal UKM merupakan kunci untuk menciptakan dan mengembangkan kerja layak bagi semua. Program SCORE akan memainkan peranan penting dalam meningkatkan dan menumbuhkan produktivitas serta kondisi kerja UKM melalui manajemen dan praktik kerja yang lebih baik. Ini juga merupakan kontribusi praktis untuk merealisasikan program kerja layak, katanya. Program SCORE di Indonesia Apa dan Bagaimana Lingkungan kerja salah satu UKM. ISetelah melakukan serangkaian konsultasi dengan para pemangku kepentingan yang relevan, program SCORE di Indonesia pun merangkul sektor otomotif. Proyek yang dimulai 2009 hingga 2012 ini meliputi wilayah Jakarta Raya. ILO bekerja sama dengan badan-badan nasional dan internasional lain membantu meningkatkan kapasitas pada produktivitas dan manajemen lingkungan kerja, jelas Januar Rustandie, Manajer Proyek SCORE di Indonesia. Program pelatihan yang digelar di Indonesia terdiri dari lokakarya komprehensif selama dua hari dengan para ahli SCORE dan tiga kunjungan lokasi untuk setiap perusahaan per modul pelatihan. Sedangkan lima modul pelatihan meliputi isu-isu yang terkait dengan kerja sama di tempat kerja, mutu, produktivitas dan produksi yang lebih bersih, manajemen sumber daya manusia dan keselamatan, kesehatan dan hubungan kerja. Sebelum proyek diluncurkan pada Juli 2010, sebuah pertemuan awal diadakan pada bulan Januari. Tujuannya selain menyosialisasikan sejumlah modul dan programprogram SCORE, juga untuk mendapatkan komitmen dari 2 pelaku UKM yang memasok produk ke jaringan kelompok Astra. Saya senang dengan hasil pertemuan awal. Dari 15 UKM peserta, 11 telah terdaftar dan menyatakan komitmennya untuk bergabung dan berpartisipasi di dalam program pelatihan SCORE. Ini juga sejalan dengan penerima manfaat utama proyek yakni para pekerja dan pengusaha di bidang manufaktur onderdil mobil berukuran kecil dan menengah yang memiliki pekerja, terang Januar. Saat ini, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi yang didukung Apindo dan serikat pekerja/buruh sedang melaksanakan program SCORE di perusahaanperusahaan terpilih. Pada 2011, program tersebut akan diperluas melalui pusat pelatihan produktivitas lokal di beberapa provinsi di Indonesia. Jürg Schneider, Kepala Kerja Sama Pembangunan Ekonomi (SECO) Swiss dan Sekretariat Negara Swiss Bidang Perekonomian mendanai dan mendukung program SCORE karena kami percaya program ini dapat membantu meningkatkan kondisi tenaga kerja dan kondisi kerja di Indonesia. Sofjan Wanandi, Ketua Apindo Program SCORE akan membantu UKM Indonesia bersaing di pasar nasional dan internasional. Program ini sangat dibutuhkan oleh UKM untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi, daya saing serta kerja sama antara pengusaha dan pekerja guna menciptakan kondisi kerja yang lebih baik. Sepatah Kata Peter van Rooij, Direktur Baru ILO di Indonesia Mengemban tugas sebagai Direktur ILO di Indonesia merupakan sebuah hak istimewa dan tanggung jawab penting. Setelah menghabiskan tiga tahun sebagai Deputi Direktur di Jakarta, saya lebih mengenali negara ini, dengan situasi dan kebutuhan konstituen kami: pemerintah yang diwakili oleh Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, perwakilan pekerja melalui berbagai Konfederasi serikat pekerja, dan perwakilan pengusaha melalui Apindo. Berkarya untuk ILO di Indonesia saat ini merupakan momentum yang tepat dan menarik: kemajuan penting telah dicapai, termasuk yang berkaitan dengan Pekerjaan yang Layak, namun tantangan belum lagi selesai. Masih ada pekerjaan yang harus dilakukan. Selain para kolega di Kantor Jakarta dan wilayah lainnya di Indonesia (dan Timor-Leste), kami memiliki banyak mitra pendukung, termasuk organisasiorganisasi internasional lain dan, tentu saja, para donor yang memberikan banyak dukungan selama bertahun-tahun. Indonesia adalah sebuah negara penting dan saat ini sedang naik daun. Negara ini, misalnya, merupakan anggota G20. Negara ini pun termasuk negara berpenghasilan menengah dengan peran internasional yang lebih penting dan pembangunan yang lebih luas bagi warganya. Indonesia jelas memiliki potensi besar untuk lebih Indonesia Bisa memastikan manfaat bagi semua pihak. Apa Kata Mereka... Syukur Sarto, Ketua Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Karena sebagian besar lapangan kerja ditemukan di UKM, penting untuk mempromosikan praktik tempat kerja yang baik di dalam UKM. Program ini harus dilaksanakan di seluruh Indonesia. Saya percaya, meningkatnya produktivitas tenaga kerja juga akan meningkatkan produktivitas perusahaan yang pada gilirannya juga akan mengantarkan pada peningkatan produktivitas nasional. H. Suwarno, Direktur PT Teknik Laksamana Makmur Sebelum adanya SCORE, komunikasi antara pekerja dan manajemen tidak berjalan mulus. Para pekerja tidak memiliki pemahaman mengenai target Terkait dengan Pekerjaan yang Layak, kemajuan penting telah dicapai selama 12 tahun terakhir. Indonesia merupakan negara pertama di kawasan Asia dan Pasifik yang telah meratifikasi delapan Konvensi pokok ILO, yaitu: kebebasan berserikat dan pengakuan efektif terhadap hak untuk berunding bersama; penghapusan segala bentuk kerja paksa atau kerja wajib; penghapusan efektif pekerja anak; dan, penghapusan diskriminasi dalam hal pekerjaan dan jabatan. Rencana pembangunan jangka menengah (RPJM) pemerintah, visi pekerja melalui kesepakatan bersama dengan Apindo pada tahun ini memberikan sebuah kerangka rencana untuk memungkinkan ILO meningkatkan dukungannya di tahun-tahun mendatang. Fakta bahwa Indonesia saat ini sedang mengadopsi Pakta Lapangan Kerja Global yang memungkinkan Indonesia mendorong prioritas bersama, kepemilikan, komitmen dan sinergi bersama. Indonesia, memang, berusaha menjadi teladan bagi negara-negara lain. Perencanaan dan landasan kerja untuk tahun-tahun mendatang akan lebih ditingkatkan oleh keluarga PBB di Indonesia yang menjalin kerjasama untuk mendukung Indonesia dalam bentuk Kemitraan PBB untuk Kerangka Pembangunan periode Terinspirasi oleh RPJM, kami pun berkomitmen untuk menjalin kerjasama strategis guna mendukung Indonesia dalam pembangunannya lebih lanjut. Timor-Leste, Sekretariat ASEAN dan Indonesia adalah para mitra yang senantiasa mendapatkan dukkungan kami. Waktunya tepat. Banyak hal tersedia untuk mewujudkan kemajuan yang signifikan dalam mencapai pekerjaan yang layak bagi semua di tahun-tahun mendatang. ILO-Jakarta siap dan berharap untuk melakukan bagian kami. Indonesia, Bersama BISA. perusahaan, sementara manajemen tidak memahami kebutuhan pekerja. Sekarang, situasi iitu telah berubah. Setelah menerapkan program SCORE, komunikasi antara pekerja dan manajemen telah meningkat secara signifikan. Hal ini juga meningkatkan produktivitas kami. Yayat Supriyatna, Direktur Mitrakarsa Sebelum adanya program SCORE, kami hanya mengambil sedikit tanggung jawab atas keselamatan dan kesehatan pekerja. Setelah melaksanakan SCORE, kami lebih mengerti dan sadar akan kesehatan dan keselamatan pekerja. Kami sekarang melengkapi para pekerja dengan peralatan yang diperlukan seperti sarung tangan, masker, dan sepatu. 3

3 cuplikan hak dalam bekerja hak dalam bekerja Perayaan 60 Tahun Keanggotaan Indonesia dalam ILO: Refleksi dan Langkah ke Depan Perayaan 60 tahun keanggotaan Indonesia terhadap ILO digambarkan melalui pameran foto bertajuk Sebuah Refleksi dan Langkah ke Depan Dunia Kerja Indonesia dari 8 15 Juli 2010 di Pusat Kebudayaan Itali dan dari Juli 2010 di Lobi Utama Kantor Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Foto-foto yang dipamerkan mencerminkan perjalanan Indonesia sebagai anggota ILO sejak tahun 1950 hingga saat ini, menggambarkan dunia kerja dan perkembangannya selama 60 tahun belakangan ini. Pameran diselenggarakan ILO bersama dengan Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan Pusat Kebudayaan Itali Jakarta. 4 Indonesia Konferensi M erespons Konferensi Perburuhan Internasional (ILC) ke-100 pada Juni mendatang, berbagai organisasi pekerja dan serikat pekerja rumah tangga dari 15 negara berkumpul di Jakarta pada 7 9 Oktober Mereka berdiskusi dan mengonsolidasikan diri untuk membangun kesepahaman bersama atas konvensi dan rekomendasi tentang pekerjaan rumah tangga yang akan ditetapkan Juni tahun depan. Dalam forum itu, kelompokkelompok dalam konstituen tripartit ini berkumpul untuk mengoordinasikan pendekatan kampanye dan advokasi di tingkat nasional, regional maupun internasional. Selain ILO yang terlibat melalui Proyek Memerangi Kerja Paksa dan Perdagangan terhadap Pekerja Migran konferensi ini juga melibatkan beberapa penyelenggara dari tingkat nasional, regional dan global. Jala PRT, tiga konfederasi nasional (KSBSI, KSPSI, KSPI), dan Jakerla PRT adalah penyelenggara dari Indonesia, sedangkan penyelenggara internasional dan regional meliputi Global Network, ITUC, International Domestic Workers Network (IDWN), HKCTU, WSM dan MFA. Mereka mendukung konsolidasi dan diskusi tersebut sebagai bagian dari masukan atas penetapan standar internasional tersebut. Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Muhaimin Iskandar, yang membuka konferensi menyatakan dukungannya terhadap tujuan konvensi dan kondisi kerja layak, seperti yang ditegaskan di dalam Laporan Ketiga ILO tentang Kerja Layak untuk Pekerja Rumah Tangga yang dikenal sebagai Laporan Coklat (Brown Report). Salah satu isu utama yang dibahas dalam forum itu adalah strategi bersama untuk membangun koalisi serikat pekerja dan organisasi pekerja rumah tangga yang lebih kuat. Kami perlu membangun kesepahaman bersama sehingga dapat mencapai tujuan bersama, jelas Elizabeth Tang, Ketua IDWN. Tujuan bersama itu, lanjut Elizabeth, adalah mempromosikan kondisi kerja yang layak bagi pekerja rumah tangga, yang selama ini berada di sektor informal yang sangat rentan terhadap eksploitasi dan kondisi kerja yang buruk. Organisasi-organisasi yang berpartisipasi banyak memberikan masukan substantif. Tunas Mulia, serikat pekerja rumah tangga di Indonesia, misalnya, mendorong untuk meningkatkan kondisi kerja dan gaji, kebebasan berserikat, menjadi Tuan Rumah Pekerja Rumah Tangga hukum yang lebih kuat untuk melawan praktik pekerja anak dan menekankan pentingnya sebuah kontrak tertulis. Dalam rancangan konvensi saat ini, kontrak tertulis diwajibkan untuk pekerja rumah tangga migran, tapi tidak bagi pekerja rumah tangga lokal. Migrant Forum Asia juga memberi sejumlah masukan pada diskusi, misalnya ruang lingkup definisi dan advokasi untuk tunjangan kecelakaan dalam kasus di mana pekerja rumah tangga mengalami kecelakaan di tempat kerja. Sementara itu, pembicara tamu internasional dari Afrika Selatan, Myrtle Witbooi, yang kini menjadi Ketua IDWN dan Sekretaris Jenderal South Africa Domestic Service and Allied Tanggal-tanggal Penting dalam Proses Penyusunan Standar Maret 2008 Badan Pengurus ILO membuat keputusan untuk menempatkan Kerja Layak untuk Pekerja Rumah Tangga di dalam agenda ILC Agustus 2009 Batas akhir penyerahan laporan mengenai undang-undang dan praktiknya, setelah pemerintah berkonsultasi dengan serikat pekerja, kelompok pekerja dan organisasi pengusaha untuk mendapat masukan. Di pasal 27 UUD, setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak. Setiap warga negara, baik perempuan maupun laki-laki memiliki kesempatan yang sama. Harus ada komitmen tinggi dari kita semua, terutama orang-orang yang bertanggung jawab untuk melindungi pekerja rumah tangga. Muhaimin Iskandar, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Workers Union (SADSAWU), menyampaikan pengalaman penting yang pernah dihadapinya. Dia menjelaskan pengalaman dalam menghadapi tantangan pengorganisasian pekerja rumah tangga dan negosiasi undang-undang untuk pekerja rumah tangga dengan majikan dan wakil pemerintah. Poin penting yang dihasilkan dari diskusi ini adalah posisi dan sikap yang sama mengenai usulan rekomendasi dan konvensi yang akan dirampungkan akhir Oktober Kelompok ini juga menyusun sebuah rencana aksi regional untuk kampanye dan promosi kondisi kerja yang layak bagi pekerja rumah tangga. Rencana aksi ini akan menginformasikan konsultasi nasional tentang Laporan Coklat ILO selama Oktober dan November, serta membentuk basis dukungan secara nasional. Masukan dari konsultasi nasional ini harus disampaikan kepada ILO Jenewa sebelum 18 November Demikian juga rencana aksi regional akan membentuk basis untuk menyelenggarakan konsolidasi nasional oleh serikat pekerja dan organisasi pekerja rumah tangga terkait arah kampanye dan peningkatan kesadaran. Juni 2009 Pada ILC ke-99 di Jenewa, anggota mendiskusikan isi instrumen internasional dan memutuskan untuk bergerak maju dengan konvensi yang dilengkapi dengan rekomendasi bagi pekerja rumah tangga. Agustus 2010 ILO mengirimkan Laporan Ketiga atau Laporan Coklat untuk negara-negara anggota, yang menguraikan isi usulan konvensi dan rekomendasi untuk didiskusikan 5 Laporan Coklat ILO: D alam beberapa bulan mendatang aktivitas dan kampanye untuk mencapai standar kerja layak bagi pekerja rumah tangga akan semakin masif. Saat ini, konsultasi sedang berlangsung di seluruh dunia. Para konstituen tengah bersiap untuk memberikan suara di ILC ke- 100 Juni 2011, yang akan membahas instrumen internasional atas kondisi kerja layak bagi pekerja rumah tangga. Hal ini juga tercantum di dalam Laporan Ketiga ILO mengenai Pekerjaan yang Layak untuk Pekerja Rumah Tangga, yang disebut sebagai Laporan Coklat. Dirilis Agustus 2010, usulan instrumen tersebut terdiri dari sebuah konvensi yang akan memuat ketentuan-ketentuan mengikat di bawah hukum internasional, termasuk sebuah rekomendasi yang memberikan rincian dan pedoman lebih lanjut atas ketentuan di dalam konvensi. Instrumen-instrumen ini mengatur segala permasalahan utama pekerja rumah tangga. Ketentuan mengenai kontrak kerja, misalnya, merekomendasikan dan menguraikan isi sebuah kontrak tertulis untuk pekerja rumah tangga yang telah ditetapkan wajib bagi pekerja rumah tangga migran namun opsional untuk pekerja rumah tangga lainnya. Subjek waktu kerja juga diatur untuk merespons panjangnya hari kerja yang seringkali dijalani oleh pekerja rumah tangga. Konvensi tersebut juga mengamanatkan satu hari libur dalam jangka waktu tujuh hari. Pelaksanaan ketentuan Oktober 2010 Diskusi dan konsultasi di tingkat nasional, tentang Laporan Coklat atau Laporan Ketiga ILO. 6 Standar Ketenagakerjaan Internasional untuk Pekerja Rumah Tangga November 2010 Tenggat penyampaian usulan amandemen tentang Laporan Coklat oleh pemerintah kepada Kantor ILO paling lambat 18 November tentang perlindungan sosial juga mengatur tentang langkah-langkah untuk keselamatan, kesehatan dan cuti melahirkan secara bertahap, yang mencerminkan situasi di negara-negara anggota. Instrumen-instrumen ini merekomendasikan agar upah minimum ditetapkan bagi pekerja rumah tangga. Tunjangan dalam bentuk barang bisa menjadi bagian (kecil) dari upah pekerja rumah tangga, dengan ukuran dan jumlah maksimal sesuai dengan praktik nasional yang lazim. Hasil konsultasi regional dan nasional mengenai Laporan Coklat, yang berlangsung pada Oktober-November 2010, akan menjadi dasar bagi amandemen instrumen yang diusulkan. Laporan ini akan dipublikasikan dan diedarkan pada Maret 2011 dalam Laporan Keempat, atau yang juga dikenal sebagai Laporan Biru (Blue Report). Ini akan dibahas, diubah dan akhirnya dirampungkan untuk diajukan pada ILC Instrumen yang diadopsi merupakan konvensi dan rekomendasi akhir tentang Pekerjaan yang Layak untuk Pekerja Rumah Tangga (2011). Lotte Kejser, Kepala Penasihat Teknis Program Pekerja Migran ILO, mengatakan, khusus untuk Indonesia isi dan waktu pengembangan instrumen ini menemukan momentum yang tepat. Pertama, Indonesia sedang mengamandemen dan membahas rancangan undang-undang nasional yang mengatur kondisi kerja dan perlindungan pekerja rumah tangga, dan isi rancangan instrumen tersebut menjadi dasar proses amandemen. Kedua, Indonesia secara rutin menegosiasikan Nota Kesepakatan bilateral untuk kondisi kerja dan perlindungan bagi pekerja rumah tangga migran Indonesia dengan negaranegara tujuan di Timur Tengah dan Asia Timur dan Tenggara. Apalagi, saat ini Indonesia menjadi negara pengirim utama pekerja rumah tangga migran di hampir semua negara tujuan. Oleh karena itu, posisi delegasi tripartit Indonesia akan mendapatkan perhatian khusus dari komunitas internasional, khususnya dari negara-negara tujuan tenaga kerja Indonesia. Mereka akan melihat Indonesia, mengukur komitmennya dalam melindungi warga negaranya baik di Indonesia dan luar negeri, ujar Lotte. Maret 2011 Kantor ILO mengirimkan dua laporan untuk negara-negara anggota. Pertama, mengkaji jawaban yang diterima atas Laporan Ketiga, dan kedua berisi teks draft revisi instrumen dengan memperhatikan masukan yang diterima. Juni 2011 Diskusi kedua di ILC. Sebuah Konvensi atau instrumen lain yang disepakati akan dibahas dan ditetapkan.

4 hak dalam bekerja hak dalam bekerja hubungan industrial Memberdayakan Pekerja Migran dan Keluarganya: Pelajaran dari Jawa Timur Koperasi Migran: Jalur Baru Pemanfaatan Remitens secara Produktif Waniti, ketua koperasi migran yang berhasil. Proyek Migrasi Kerja ILO/Jepang mendukung pengembangan koperasi komunitas migran di beberapa kabupaten di Jawa Timur. Koperasikoperasi tersebut mengembangkan sarana untuk berbagi pengetahuan, peningkatan kapasitas, aktivitas yang menghasilkan pendapatan, pengembangan swadaya dan solidaritas. Sebelumnya mayoritas koperasi migran tersebut masih menjalankan sistem administrasi dan operasional Mobilitas migrasi pekerja di Jawa Timur berpotensi menumbuhkan ekonomi dan pembangunan yang berkelanjutan, terutama di tingkat lokal. Sayangnya, menurut hasil penelitian tentang uang kiriman di komunitas pekerja migran, penggunaan uang kiriman secara produktif, masih jarang dilakukan. Data statistik di Kantor UPTP3TKI Jawa Timur menunjukkan, dalam lima tahun terakhir, antara , jumlah pekerja migran meningkat dari menjadi hampir Pada periode yang sama, jumlah uang kiriman pekerja migran itu mencapai Rp 4,5 triliun atau USD 450 juta per tahun. Sebagai bagian dari upaya untuk membangun kapasitas para pekerja migran dan keluarganya, Proyek Migrasi Kerja ILO/ Jepang bekerja sama dengan Dinas Kependudukan dan Dinas Tenaga Kerja di Jawa Timur menyelenggarakan pelatihan pendidikan keuangan di dua kabupaten: Tulungagung pada 1-2 Juli dan di Malang 2-3 Juli Kedua daerah tersebut tercatat sebagai daerah utama pengirim pekerja migran Indonesia. manajemen yang sederhana. Mereka pun sering tidak mengetahui bagaimana mengakses fasilitas kredit mikro. Untuk memfasilitasi interaksi langsung antara koperasi migran dan penyedia jasa keuangan mikro serta instansi pemerintah terkait, proyek menyelenggarakan lokakarya pelatihan pada Juli 2010 di Surabaya. Lokakarya dihadiri perwakilan Bank Rakyat Indonesia, Bank Bukopin, Dinas Koperasi, Dinas Tenaga Kerja, dan Permodalan Nasional Madani. Selain itu, proyek juga bekerja sama dengan Klinik UKM Jawa Timur untuk memperbaiki manajemen dan administrasi koperasi. Salah satu pesertanya adalah Waniti, mantan pekerja migran di Hongkong yang kini menjadi Ketua Koperasi Citra Bumi Mandiri di Malang. Dia sukses mendirikan dan mengembangkan koperasi yang secara khusus dirancang dan ditujukan untuk pekerja migran juga keluarganya. Saya ingin membuktikan bahwa koperasi migran juga memiliki kontribusi besar pada kesejahteraan mayarakat. Koperasi kami banyak bekerja sama dengan proyek ILO. Kami sekarang memiliki anggota yang terus meningkat, administrasi yang semakin baik, dan banyak anggota kami yang bekerja di luar negeri menginvestasikan uang kirimannya di koperasi, kata Waniti. Pendidikan Keuangan bagi Pekerja Migran dan Keluarganya 7 Mengorganisasi Pekerja Migran, Menciptakan Sinergi Kerjasama dengan FC Persebaya & PERADI Kunci keberhasilan dan praktik baik dari Proyek Migrasi Kerja ILO/ Jepang di Jawa Timur ini tak lain adalah kemampuan untuk menghubungkan kegiatannya dengan para pemangku kepentingan lain. Proyek ini, misalnya, bekerja sama dengan Peradi Malang, sebuah organisasi advokat, untuk menyelenggarakan diskusi terbuka dengan masyarakat migran di Kecamatan Turen pada 27 Mei 2010 dan di Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang, pada 25 Agustus Topik diskusi itu adalah akses terhadap keadilan, pembelaan pekerja migran, dan hak-hak asuransi. Peradi Malang juga berkomitmen untuk membantu keluarga migran dan serikat pekerja migran, khususnya di daerah Malang, dengan memberikan bantuan dan layanan hukum secara cuma-cuma. Proyek ini juga bekerja sama dengan Persebaya, klub sepak bola kondang dari Surabaya. Sebuah spanduk bertuliskan Lindungi Pahlawan Devisa, Stop Eksploitasi Pekerja Migran, sengaja dipasang di Tribun VIP Stadion Tambaksari, Surabaya selama musim kompetisi Indonesian Super League 2009/2010 untuk menggugah kesadaran masyarakat. Majalah Persebaya juga memublikasikan sebuah artikel tentang perlindungan pekerja migran. Majalah yang dicetak 2000 eksemplar itu pun didistribusikan saat Persebaya bertanding melawan Persiwa Wamena pada 15 November Pelatihan ini bertujuan untuk membangun kapasitas para pekerja migran dan keluarganya dalam hal kontrak kerja, klaim asuransi, pengelolaan uang dan rencana migrasi. Sebanyak 60 mantan pekerja migran dan keluarganya berpartisipasi dalam pelatihan ini. Pelatihan ini juga memberikan panduan tentang tujuan bekerja di luar negeri, memahami kontrak kerja, mengelola uang dengan cerdas, memanfaatkan asuransi, dan lain sebagainya. Pelatihan ini sangat relevan bagi pekerja migran Indonesia. Ketika memutuskan untuk bekerja di luar negeri, banyak pekerja migran Indonesia tidak memiliki informasi yang memadai tentang proses migrasi secara keseluruhan. Melalui pelatihan ini, mereka belajar tentang pentingnya menetapkan tujuan migrasi dan berbagai sasaran yang harus direncanakan untuk masa depan mereka. Dengan memiliki tujuan dan sasaran, pekerja migran juga dituntut untuk belajar mengelola pendapatan mereka secara bijak, jelas Muhamad Nour, Koordinator Proyek Migrasi Kerja ILO/Jepang di Jawa Timur. Mendukung Grup Pekerja Migran Proyek Migrasi Kerja ILO/Jepang pun mendukung pembentukan Kelompok Kerja Migran di Jawa Timur, yang dideklarasikan pada Agustus Kelompok kerja ini adalah jaringan yang dibentuk organisasi non-pemerintah, serikat pekerja migran, akademisi, peneliti, pekerja media, individu, dan organisasi advokat di Jawa Timur dengan tujuan untuk mempromosikan, melindungi dan membela hak-hak pekerja migran dan masyarakat migran. Tujuan lainnya adalah sebagai sarana untuk berbagi pengetahuan mengenai praktik yang baik dalam migrasi tenaga kerja, bertukar pandangan, dan memberikan saran mengenai pembangunan ekonomi yang berkelanjutan pada masyarakat migran. Para pekerja migran Indonesia menunggu keberangkatan. Kelompok ini melakukan lobi, lokakarya, pelatihan, membuat petisi, melakukan dialog, dan aksi massa. Keanggotaan Kelompok ini terbuka untuk serikat pekerja migran, serikat pekerja/buruh, individu, praktisi, dan organisasi berbasis masyarakat. Muhamad Nour, Koordinator Proyek Migrasi Kerja ILO/Jepang di Jawa Timur. Anggota kelompok kerja ini meliputi Serikat Pekerja Migran (SBMI), LSM Perempuan dan Gender (Sapulidi Surabaya dan KPPD Surabaya), Pusat Hak Asasi Manusia Universitas Surabaya (Pusham Ubaya), PPHG Unibraw Malang, Perhimpunan Advokat Indonesia (Peradi) Malang, Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Surabaya, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Surabaya, Pusat Komunikasi Universitas Airlangga (Puskakom Unair), Bonari Nabonenar (penyair), Athoillah (advokad muda), Komisi Hak Asasi Manusia Universitas Airlangga (Komisi HAM LPPM Unair), dan Yayasan Mariam Gereja Jawa. Demokrasi Industri, Kemitraan, dan Kerja Layak untuk Merespons Krisis Keuangan Global Indonesia menjadi tuan rumah Kongres Regional International Industrial Relations Associations (IIRA/ ILERA) ke-7. Kongres yang diselenggarakan di Bali pada September 2010 tersebut menjadi ajang bagi forum tripartit dan para pemangku kepentingan lain untuk membahas fenomena dan dinamika hubungan kerja terbaru di wilayah Asia. Pakta Lapangan Kerja Global, termasuk Pakta Lapangan Kerja Indonesia, sebagai komitmen tripartit dalam menanggulangi krisis global, juga dibahas di dalam kongres tersebut. Adapun tema utama kongres kali ini adalah demokrasi industri, kemitraan, dan kerja layak untuk merespons krisis keuangan global. ILO Jakarta juga mendukung Asosiasi Hubungan Industri Indonesia (AHII) untuk terus meningkatkan kesadaran konstituen tripartit ILO terkait dengan keberadaan IIRA/ILERA. Dialog sosial sebagai bagian dari pakta tersebut merupakan kunci untuk memperkuat hubungan industri, yang mencakup pekerja, pengusaha dan pemerintah sehingga bisa bekerja sama untuk merespons krisis keuangan dan ekonomi global dan menciptakan lapangan kerja yang lebih banyak dan baik, kata Peter van Rooij, Direktur ILO di Indonesia. Oleh karena itu, imbuh dia, Kongres Regional Asia ke-7 ini menjadi ajang tepat untuk berbagi pengalaman dari berbagai negara, termasuk untuk mengambil pelajaran penting yang bisa diadopsi. Sebelumnya, pada Kongres ke-15 di Sydney pada Agustus 2009, IIRA berganti nama menjadi International Labour and Employment Relations Association (ILERA). Tujuan IIRA/ ILERA sendiri adalah untuk mempromosikan kajian hubungan industri di seluruh dunia dalam berbagai disiplin akademik yang relevan, dengan cara-cara seperti: Selama bertahun-tahun, asosiasi telah memperluas ruang lingkup materi pokok ke isu-isu seperti pergerakan tenaga Mendorong pembentukan dan pengembangan asosiasi nasional para ahli hubungan industri. Memfasilitasi penyebaran informasi tentang perkembangan-perkembangan penting dalam penelitian dan pendidikan di bidang hubungan industri. Menyelenggarakan kongres baik di tingkat internasional maupun regional. Mempromosikan penelitian yang direncanakan secara internasional oleh kelompok-kelompok akademik mengenai topik-topik tertentu. kerja transnasional, pekerjaan non-standar, regulasi pasar kerja dan standar perdagangan dan, juga diskriminasi dalam pekerjaan. Banyak yang menilai nama organisasi kami harus mencerminkan dunia kerja yang baru tersebut, materi pokok yang lebih luas dan realitas pasar kerja di negara-negara berkembang, kata Tayo Fashoyin, Sekretaris Jenderal IIRA/ILERA yang juga Direktur Departemen Hubungan Industri dan Ketenagakerjaan ILO menjelaskan tentang perubahan nama tersebut. Nama baru tersebut, imbuhnya, merujuk pada tenaga kerja yang mencakup semua orang yang bekerja baik dalam pekerjaan yang dibayar atau pekerjaan mandiri. Nama tersebut juga mencakup orang dan pekerjaan, bukan hanya pekerjaan. Ini untuk menyelaraskan asosiasi secara lebih jelas dengan ILO, termasuk rentang materi yang sangat luas yang ditemukan di dalam konvensi ILO, terangnya. Kongres dibagi dalam tiga sesi khusus yang membahas mengenai berbagai topik yang terkait dengan praktik terbaik kerja layak, lapangan kerja ramah lingkungan, serta pengembangan hubungan dan industri di Asia Pasifik; dua pertemuan kelompok akademik tentang penataan ulang administrasi tenaga kerja dan kemitraan di tempat kerja; serta lima sesi pleno dengan sejumlah tema tentang hubungan industri di Asia yang kian mengglobal. Dalam penutupan kongres, Janice Bellace, Presiden IIRA/ ILERA, menyatakan asosiasi akan meneruskan tradisi kekayaan interdisipliner, yang mampu menghubungkan masyarakat akademik dengan para pembuat kebijakan. Kami akan terus memfokuskan diri pada isu-isu tradisional dan juga akan terus merespons isu-isu baru yang mengemuka di dunia kerja, katanya. 9

5 10 Lokakarya Regional Asia-Pasifi k tentang Pendidikan Kewirausahaan: Meningkatkan Kualitas dan Dampak Pelatihan Kewirausahaan Muda Salah satu diskusi kelompok mengenai pendidikan kewirausahaan. Data terbaru ILO menunjukkan, terdapat 190,2 juta pengangguran di seluruh dunia pada 2008, yang 75,9 juta orang di antaranya berusia tahun. Karena itu, menciptakan lapangan kerja menjadi prioritas utama bagi para pembuat kebijakan di berbagai penjuru dunia. Sebagai bagian dari pilihan kebijakan, pendidikan kewirausahaan menjadi satu perangkat penting untuk mendukung penciptaan lapangan kerja yang lebih baik, menumbuhkan kewirausahaan, termasuk menumbuhkan semangat kreatif dari para pendatang baru di dunia kerja. Sebagai langkah konkret untuk mewujudkan pendidikan kewirausahaan, ILO bekerja sama dengan Jejaring Lapangan Kerja bagi Kaum Muda Indonesia (JEJAKMU), dan ILO Dukung Pendirian Asosiasi SIYB Indonesia Guna mendukung pengembangan pelatihan kewirausahaan di Indonesia, ILO menciptakan dan mendukung jaringan pelatihan kewirausahaan melalui program Memulai dan Meningkatkan Usaha Anda (Start and Improve Your Business/SIYB) disebut Asosiasi SIYB Indonesia (ISA). ISA akan menjadi dasar bagi peningkatan dan penggalangan potensi semua pelatih SIYB di Indonesia. Tujuan Asosiasi ini adalah meningkatkan kualitas, kapasitas, kemandirian dan keberlanjutan SIYB dan bersinergi dengan para pemangku kepentingan mengenai pengembangan kewirausahaan dan perusahaan mikro-kecil-menengah di Indonesia. Presiden ISA pertama yang terpilih adalah Rini Wahyu Hariyani, Pelatih Utama SIYB ILO yang bersertifikasi berkoordinasi dengan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), menyelenggarakan lokakarya regional Pendidikan Kewirausahaan selama tiga hari, September Lokakarya bertujuan untuk meneladani praktik-praktik nyata dari Cina, Laos, Filipina, Vietnam dan Indonesia terkait program pendidikan kewirausahaan. Patrick Daru, Kepala Penasihat Teknis Proyek Pendidikan dan Pelatihan Keterampilan bagi Kaum Muda (EAST) ILO, mengatakan pendidikan kewirausahaan yang berkualitas memang menjadi tantangan di seluruh dunia. Karena itu, berbagi pengetahuan menjadi sangat penting untuk memastikan program pendidikan kewirausahaan bisa berhasil. Karenanya, seminar ini berperan penting dalam memberikan rekomendasi praktis tentang cara terbaik untuk mengukur dampak dan meningkatkan kualitas program pendidikan kewirausahaan di kawasan Asia Pasifik, katanya. Dari forum ini, terdapat rekomendasi kunci yang bisa dijalankan oleh para pembuat kebijakan termasuk melaksanakan aksi nyata terkait dengan pendidikan kewirausahaan. Rerekomendasi itu misalnya, program pendidikan kewirausahaan harus menerapkan sebuah pendekatan seumur hidup, yang dimulai dari sekolah lanjutan tingkat pertama hingga ke universitas dan kemudian pelatihan profesional. Ide dasarnya, pelatihan kewirausahaan seharusnya tidak terbatas untuk mendukung usaha mikro di ekonomi informal, tetapi juga memberikan dukungan pada semua tahap pengembangan bisnis untuk menciptakan kondisi kerja yang layak. Peserta juga merekomendasikan agar program pendidikan kewirausahaan menjadi pembelajaran yang terpusat, yaitu memasukkan pengalaman kewirausahaan siswa dan memfasilitasi interaksi mereka dengan dunia usaha. Di Indonesia, ILO telah menciptakan dan mendukung sebuah jaringan 225 pelatih untuk modul Memulai dan Meningkatkan Bisnis Anda (SIYB) di 21 provinsi. Kementerian Pendidikan Nasional juga telah mengadopsi kurikulum ILO Mengenal Bisnis (KAB) dengan melibatkan guru dilebih dari sekolah. Sementara itu, di Cina, Laos, Vietnam, dan Filipina, modul yang sama telah diadaptasi dengan hasil yang sangat memuaskan. Berbagi Pengetahuan Ketenagakerjaan Muda melalui JEJAKMU J ejaring Lapangan Kerja untuk Kaum Muda (IYEN), sebuah kemitraan antara PBB, ILO dan Bank Dunia, dibentuk pada 2001 untuk melaksanakan komitmen Konferensi Tingkat Tinggi Milenium untuk kerja layak dan produktif bagi kaum muda. Menyadari pentingnya dampak kaum muda pada tren, Indonesia bergabung dalam IYEN pada Agustus Indonesia pun menegaskan kembali komitmennya untuk mengatasi tantangan lapangan kerja pemuda. Setelah beberapa kali menggelar diskusi dengan para pemangku kepentingan, yang diselenggarakan pada Desember 2009 dan Januari 2010, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) akhirnya setuju untuk menjadi sekretariat IYEN dan mendukung pengembangannya. Sekretariat IYEN secara resmi didirikan pada April 2010, dengan dukungan dari Proyek ILO mengenai Peluang Kerja bagi Kaum Muda (JOY). Sekretariat IYEN dalam bahasa Indonesia juga disebut sebagai JEJAKMU (Jejaring Lapangan Kerja untuk Kaum Muda). Fungsi utama Sekretariat JEJAKMU ini adalah untuk Mengefektifkan Meskipun keuangan mikro berpotensi penting untuk menciptakan lapangan kerja dan menurunkan angka kemiskinan, namun banyak lembaga keuangan mikro (LKM) yang belum mampu mengefektifkan potensi itu. Saat ini, industri keuangan mikro menghadapi tantangan pertumbuhan dan keberkelanjutan, dan perlu menjawab sejumlah pertanyaan sulit, seperti: Bagaimana LKM dapat menurunkan biaya untuk nasabah sementara di saat yang sama harus memenuhi kebutuhan kelembagaan? Bagaimana LKM dapat memberikan layanan yang lebih baik kepada orang berpenghasilan rendah? Bagaimana LKM dapat bertahan dalam lingkungan yang semakin kompetitif? Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan itu sebetulnya dapat diringkas dalam satu kata: manajemen. Para manajer keuangan mikro yang bergelut dalam sebuah industri yang relatif muda seringkali dipromosikan ke posisi manajemen dengan pelatihan yang tidak memadai. Mereka dipaksa belajar sambil bekerja, melalui trial and error. Akibatnya, salah satu kendala terbesar bagi keberhasilan LKM di seluruh dunia adalah terbatasnya kapasitas manajer, terutama di tingkat manajemen menengah. Untuk mengatasi masalah itu, Program Keuangan Sosial dan Pusat Pelatihan Internasional ILO mengembangkan kurikulum pelatihan partisipatif dan intensif untuk manajer keuangan mikro Mengefektifkan Keuangan Mikro (MKM). Bersifat holistik dan terpadu kurikulum tersebut membantu Fokus Program JEJAKMU 1. Kebijakan untuk lapangan kerja muda. 2. Keterampilan untuk kelayakan kerja. 3. Magang berdasarkan permintaan. 4. Pengembangan keterampilan kewirausahaan. 5. Berbagi pengetahuan. Keuangan Mikro mengoordinasikan kegiatan, kebijakan, dan program lapangan kerja pemuda yang diprakarsai oleh berbagai instansi pemerintah dan pemangku kepentingan terkait. Dalam hal ini, Sekretariat JEJAKMU bersama dengan seorang konsultan dan seorang ahli dari Kantor Regional ILO di Bangkok memulai pengembangan Kerangka Berbagi Pengetahuan pada Februari Hasilnya, sebuah kerangka berbagi pengetahuan pun diluncurkan pada Juni 2010: go.id. Dalam sebuah pertemuan di Jakarta pada Juli 2010, berbagai instansi pemerintah, LSM, dan asosiasi bisnis juga telah bersepakat untuk membentuk sebuah tautan resmi ke sekretariat. para manajer menerjemahkan aktivitas sehari-hari mereka ke dalam konteks kelembagaan dan lingkungan yang lebih besar. Respons para peserta yang terlibat dalam pelatihan juga sangat baik. Mereka dipaksa untuk berpikir tentang pilihanpilihan kelembagaan, berpikir ulang tentang visi dan misi lembaga, arah strategis LKM mereka, termasuk pilihan dalam keluasan dan kedalaman layanan. Para peserta jadi memahami posisi LKM mereka di pasar, keunggulan daya saing, kelemahan dan kekuatan LKM mereka dibandingkan dengan jenis-jenis LKM lain, dan bagaimana mereka bisa memanfaatkan kekuatan ini, kata Tendy Gunawan, Koordinator Nasional Program Pengembangan Usaha dan Ketenagakerjaan Muda ILO. Sampai saat ini, Indonesia sudah memiliki tiga pelatih bersertifikat dan tiga pelatih pendukung. Dari 30 calon, enam dipilih melalui proses seleksi yang ketat sebagai pelatih bersertifikat dan pelatih pendukung untuk menyampaikan modul MKM, kata Tendy, seraya menambahkan jika proses seleksi dilaksanakan tahun lalu. Pelatihan pertama modul ini disampaikan para pelatih di Bandung, pada April 2010, yang diselenggarakan oleh BISMA dan para pelatih sendiri. Sekitar 28 perwakilan dari semua jenis LKM (Bank Perkreditan Rakyat, Koperasi, Koperasi Syariah, Induk Koperasi, dan LSM) berpartisipasi dalam pelatihan tersebut. Pelatihan berikutnya akan dilakukan di Indonesia bagian timur, Maluku, pada akhir Oktober. Pelatihan tersebut ditargetkan membantu koperasi usaha budidaya rumput laut, ujar Tendy. 11

6 12 Memperbaiki Kondisi Kerja dengan Indonesia merupakan salah satu eksportir tekstil dan produk pakaian jadi terkemuka di dunia. Industri ini pun tercatat memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian Indonesia: menyediakan satu juta lapangan kerja dan menjadi salah satu sumber utama pendapatan negara. Sayangnya, selama beberapa tahun terakhir ini industri pakaian jadi Indonesia dihadapkan pada rendahnya investasi yang berdampak pada menurunnya teknologi dan rendahnya produktivitas dibandingkan dengan negaranegara pesaing seperti Cina. Sementara pemberlakuan Perjanjian Perdagangan Bebas ASEAN-Cina (ACFTA) pada Januari 2010, sudah pasti akan berdampak kompleks pada kinerja sektor pakaian jadi di Indonesia. Di tingkat perusahaan, menurunnya industri pakaian jadi ini kian mengkhawatirkan para pekerja. Mereka harus berjuang untuk bertahan hidup seraya dihadapkan pada ketidakpastian kerja, termasuk penyalahgunaan kontrak jangka pendek dan rendahnya pesangon. Penyalahgunaan tenaga kerja kontrak (outsourcing), tidak dipatuhinya upah minimum, dan tidak adanya keselarasan di tempat kerja juga semakin memperburuk kondisi kerja. Pada saat yang sama, pembeli di pasar internasional yang sadar reputasi semakin menuntut pemasok agar mengintegrasikan kepatuhan terhadap standar kerja ke dalam proses produksi sebagai bagian dari etika bisnis sebuah praktik tanggung jawab sosial perusahaan. Bahkan perusahaan-perusahaan multinasional sampai mengaudit kondisi kerja di dalam rantai pasokan mereka hingga pada tingkat individu. Akibatnya, banyak perusahaan mencoba menduplikasi upaya audit yang sama namun pada kode etik yang berbeda. Pendekatan ini tidak hanya mahal dan tidak efisien, tetapi juga menimbulkan kebingungan dalam interpretasi standar internasional dan undang-undang di dalam negeri. Program Better Work adalah sebuah kemitraan unik antara ILO dan International Finance Corporation (IFC) yang saat ini sedang dilaksanakan di Kamboja, Vietnam, Lesotho, Yordania dan Haiti. Proyek Better Work Indonesia berupaya meningkatkan kondisi kerja dan produktivitas di sektor-sektor intensif yang menjadi sasaran. Kegiatan yang dilakukan bertujuan meningkatkan kepatuhan terhadap standar-standar internasional dan undang-undang. Program Better Work Siapa saja yang terlibat dalam rantai pasokan global tentunya setuju bahwa kepatuhan terhadap standarstandar sangat penting dalam menjaga kelangsungan bisnis. Karena itu mengadopsi pendekatan integral yang mampu melibatkan pemerintah, organisasi pekerja dan pengusaha, dan pembeli di pasar internasional dengan tujuan untuk menjaga peningkatan berkelanjutan dalam kepatuhan terhadap standar-standar, merupakan alasan program Better Work diterapkan di Indonesia. Proyek ini mampu meningkatkan produktivitas dan daya saing perusahaan sasaran di Indonesia yang terkait dengan rantai pasokan global, dengan fokus awal pada industri pakaian jadi di wilayah Jakarta dan sekitarnya. Nantinya proyek akan diperluas ke industri-industri dan wilayah-wilayah geografis lain, seperti Bandung dan Semarang, kata Teuku Rahmatsyah, Koordinator Nasional Program Better Work Indonesia, seraya menambahkan bahwa pemerintah Australia telah menyetujui pemberian dana sebesar AUD 2,17 juta untuk dua tahun pertama. Tiga strategi kunci yang akan dijalankan oleh proyek ini, menurut Rahmatsyah, adalah mengganti pedoman audit sosial dalam berbagai kode etik dengan penilaian perusahaan independen dengan mengkaji standar ; mendukung perbaikan dengan memberikan jasa konsultasi dan pelatihan, serta pengembangan kapasitas bagi para pemangku kepentingan; dan memastikan solusi jangka panjang berkelanjutan yang didukung oleh pemerintah, organisasi pengusaha dan serikat pekerja, juga pengikatan pembeli internasional secara berkelanjutan. Indonesia Berpartisipasi dalam Banyak negara di Asia-Pasifik berkomitmen untuk mengurangi emisi gas rumah kaca atau intensitas karbon pada tahun Diharapkan, transisi menuju pembangunan rendah karbon berkelanjutan itu mampu memicu pergeseran di dunia kerja, menciptakan permintaan keterampilan baru, program pelatihan, perlindungan sosial dan skema keuangan, khususnya bagi para pekerja dan bisnis yang paling rawan terkena dampak. Dampak perubahan iklim dan kebijakan terkait terhadap dunia kerja memang belum sepenuhnya dipahami. Bahkan dalam beberapa kasus, dianggap menguras ekonomi dan daya saing. Padahal, fakta sebagian besar penelitian terbaru menunjukkan, kebijakan yang cerdas iklim membawa dampak lapangan kerja yang bersih serta bermanfaat pada lingkungan, ekonomi dan sosial. Proyek Lapangan Kerja yang Layak dan Ramah Lingkungan (Green Jobs) di Asia merupakan proyek dua tahun yang didanai oleh Pemerintah Australia. Proyek yang akan dilaksanakan di lima negara di Asia, termasuk Indonesia ini akan memberikan kontribusi pada program dan prakarsa nasional yang berkaitan dengan perubahan iklim, pengelolaan lingkungan dan bencana, serta pemulihan dari krisis ekonomi. Konstituen tripartit akan menjadi kelompok utama yang ditargetkan dalam proyek tersebut. Dialog sosial akan mendorong pengarusutamaan lapangan kerja hijau dan kebijakan terkait ke dalam program negara S ebagai negara dengan industri kehutanan terbesar di kawasan Asia Pasifik, Indonesia memainkan peranan penting dalam konteks geo-politik, ekonomi dan perubahan iklim. Industri kehutanan berkontribusi besar terhadap produk domestik bruto, devisa, pendapatan pemerintah dan lapangan kerja selama beberapa dekade terakhir ini. Kendati fakta memperlihatkan adanya potensi pengembangan usaha dan penciptaan lapangan kerja di bidang kehutanan dalam 10 tahun ke deoan, sektor ini baru saja mengalami penurunan dan perubahan struktural. Produktivitas industri kehutanan Indonesia masih terbilang rendah, sementara jumlah limbah yang dihasilkan oleh pabrik pengolahan dan proses produksi termasuk tinggi. Hal ini mengakibatkan menurunnya daya saing internasional. Banyak perusahaan pengolahan kayu terlilit hutang dan akibatnya pemberhentian pekerja pabrik meningkat. Satu isu penting lainnya adalah pembalakan liar dan konsekuensinya terhadap lingkungan dan masyarakat yang bergantung pada hutan, serta terhadap perusahaan dan pekerja pengolahan kayu. Untuk membahas permasalahan ini lebih lanjut, ILO bekerja sama dengan FSP KAHUTINDO, sebuah federasi nasional untuk sektor kehutanan, Asosiasi Pengusaha Indonesia Proyek Green J bs Mewujudkan Kerja Layak untuk kerja layak, serta memfasilitasi transisi bagi perusahaan dan pekerja menuju perekonomian yang ramah lingkungan, kata Muce Mochtar, Koordinator Proyek Green Jobs di Indonesia. Dia menambahkan, aktivitas utama proyek ini meliputi pembentukan sebuah gugus tugas tripartit nasional, program pelatihan dan informasi untuk menangani kebutuhan khusus mitra sosial, studi tentang kaitan lingkungan-pekerjaanekonomi di Indonesia dan proyek percontohan untuk penciptaan lapangan yang layak dan ramah lingkungan. Negara peserta juga wajib mengadakan konferensi green jobs secara nasional. Di Indonesia, konferensi tersebut akan diselenggarakan pada Desember 2010, katanya. Selain itu, ILO juga akan mendukung penelitian berbagi pengetahuan, pembuatan kebijakan, dan kegiatan lapangan responsif gender dalam bidang lapangan kerja hijau. Proyek ini akan menargetkan sektor-sektor ekonomi tertentu untuk beralih ke ekonomi yang tahan iklim, sehingga mampu membantu mempercepat pemulihan pekerjaan, mengurangi kesenjangan sosial, dan mewujudkan kerja layak. Prakarsa Green Jobs adalah sebuah kemitraan yang terbentuk pada 2007 antara ILO, Program Lingkungan PBB dan Konfederasi Serikat Pekerja Internasional. Organisasi Pengusaha Internasional baru bergabung pada di Industri Kehutanan Indonesia (Apindo) dan Building Wood International (BWI), sebuah serikat pekerja global yang menangani masalah kehutanan, menyelenggarakan lokakarya regional tentang Pekerjaan yang Layak di Industri Kehutanan Indonesia di Surabaya pada Juni Lokakarya ini membahas dan mengkaji pentingnya berbagai permsalahan terkait dengan pembalakan liar, lapangan kerja ramah lingkungan, termasuk masalah di sektor kehutanan. Pekerjaan di sektor kehutanan dianggap tidak perlu dilaporkan karena sifat pekerjaan tersebut yang musiman dan seringkali paruh waktu. Mayoritas pekerja di sektor kehutanan formal umumnya laki-laki, namun beberapa jenis pekerjaan tertentu, seperti reboisasi, pengumpulan kayu bakar dan agroforestry melibatkan kaum perempuan yang terus meningkat jumlahnya, kata Tauvik Muhamad, Staf ILO. Di bawah kerangka Perekonomian Hijau, isu-isu ini dibahas melalui pengadopsian Kerangka Transisi yang Adil di bawah Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim di Kopenhagen 2009 mengenai pergeseran yang adil dan berkelanjutan menuju ekonomi rendah karbon. Penerapan Kerangka di sektor kehutanan ini memiliki arti yang sangat penting terkait dengan tantangan dan potensi lingkungan, sosial dan ekonomi yang dihadapi Indonesia. 13

7 Organisasi Perburuhan Internasional Jakarta Organisasi Perburuhan Internasional Jakarta dialog sosial Mengkaji Ekonomi Informal dan Kerja Layak Meskipun angka pengangguran dan kemiskinan Indonesia sedang menurun, pangsa ekonomi informal di seluruh lapangan kerja mengalami peningkatan sebagai konsekuensi dari krisis keuangan dan ekonomi baru-baru ini. Diperkirakan jumlah pekerja ekonomi informal meningkat sebesar 2 juta antara Agustus 2008 dan Februari Statistik Indonesia juga menunjukkan, bahwa 68 persen warga Indonesia saat ini bekerja di ekonomi informal (2009), yaitu pekerjaan berbahaya dengan upah rendah, tanpa kontrak kerja yang terjamin, perlindungan sosial atau perwakilan pekerja. Untuk merumuskan kebijakan yang secara efektif menangani pengurangan kemiskinan melalui formalisasi ekonomi informal, ILO bekerjasama dengan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan PT. Jamsostek menyelenggarakan sebuah Dialog Sosial dua hari tentang Ekonomi Informal dan Kerja Layak September 2010 di Jakarta. sosial atau strategi terpadu yang meliputi pengembangan keterampilan, kondisi kerja, penciptaan usaha dan perlindungan pekerja. Dialog ini juga berupaya menemukan sinergi antara perluasan bidang perlindungan sosial, praktikpraktik terbaik dari negara-negara lain serta pilihan-pilihan kebijakan sosial dan ekonomi untuk mengurangi informalitas. Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi, dalam sambutan pembukaannya, mendukung gagasan kebijakan formalisasi bagi perekonomian informal dengan memperkuat usaha kecil dan menengah. Sementara Deputi Menteri Perencanaan Pembangunan untuk Lapangan Kerja dan Kemiskinan, Prasetyono Widjojo, menyatakan bahwa kebijakan untuk menangani pekerja di sektor perekonomian informal ini telah ditargetkan dalam strategi pengurangan kemiskinan nasional. Dialog merekomendasikan perlunya pendekatan bersasaran khusus yang disesuaikan dengan konteks lokal dan mencakup kesenjangan regional. Sasaran khusus ini meliputi peraturan dan intervensi program yang bersifat lokal untuk menanggulangi defisit pekerjaan yang layak dalam ekonomi informal di tingkat regional. Dialog pun menyerukan sebuah pendekatan komprehensif untuk menangani perluasan bidang sosial yang memungkinkan masyarakat untuk secara lebih produktif terlibat dalam kegiatan ekonomi dan dalam menangani kebijakan ekonomi kunci yang dapat menghambat diversifikasi berbasis luas dan pertumbuhan sektor produktif dan penciptaan lapangan kerja. Ada kebutuhan untuk memadukan intervensi program yang menangani informalitas dan ekonomi informal dalam program pengentasan kemiskinan yang ada. Juga penting untuk mengembangkan pendekatan terpadu bagi perekonomian informal yang mengaitkan perlindungan sosial dengan kemampuan kerja dan penciptaan lapangan kerja, kata Tauvik. ILO bersama dengan GTZ dan KfW menindaklanjuti permintaan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) untuk melakukan studi mengenai memperluas jaminan sosial bagi para pekerja ekonomi informal. Studi ini bertujuan untuk meneliti perluasan dan pelaksanaan dialog sosial Memperluas perlindungan sosial bagi pekerja ekonomi informal perangkat-perangkat jaminan sosial agar dapat mencakup pekerja ekonomi informal yang selama ini tidak terlindungi. Studi ini berdasarkan studi-studi ILO sebelumnya namun dengan cakupan geografis yang lebih besar dan jangkauan penelitian yang lebih luas mengenai pengembangan skema-skema potensial untuk meningkatkan perangkat perlindungan sosial bagi pekerja informal, termasuk strategi perkiraan biaya dan pendanaan. Selanjutnya, studi mendukung pelaksanaan Undang-Undang No. 40/2004 mengenai Jaminan Sosial, sebagai salah satu tujuan dari Pakta Ketenagakerjaan Indonesia di bawah prioritas dan pelaksanaan jaminan sosial yang lebih luas lagi. Studi ini bermanfaat untuk mengkaji keberadaan dan keberlanjutan keuangan dari berbagai skema yang berbeda. Studi ini pun berupaya mendorong diskusi mengenai masalah fiskal dalam jaminan sosial guna membantu dalam menentukan rancangan dari skema-skema yang direncanakan dan memberikan bukti dalam memilih skema atau skenario yang paling tepat atau memungkinkan. Kesimpulan dari studi ini diharapkan dapat merancang pendekatan-pendekatan optimal bagi cakupan jaminan sosial yang efisien bagi pekerja ekonomi informal dan ideide awal bagi skema organisasi. Survei dari studi ILO sebelumnya menemukan bahwa ada keinginan dan kemampuan untuk membayar pekerja ekonomi informal untuk bergabung dalam skema kontribusi jaminan sosial. Kendati 80 persen dari pekerja informal yang diwawancarai tidak memiliki jaminan sosial, keinginan untuk membayar terbilang tinggi dengan 80 persen di antaranya bersedia untuk melakukan pembayaran secara berkala. Jumlah responden yang mengindikasikan mereka mampu membayar terbilang kecil: 64 persen siap untuk memberikan kontribusi antara Rp 1 dan 20,000 per bulan. Namun, hanya 11 persen yang bersedia membayar lebih dari Rp 20,000 per bulan, mendekati angka yang diwajibkan Jamsostek. Dialog ini bertujuan untuk mengkaji berbagai aspek ekonomi informal dari perspektif Agenda Pekerjaan yang Layak dan berbagi ide tentang langkah-langkah konkret untuk mengurangi defisit kerja layak diantara pekerja ekonomi informal di Indonesia melalui, antara lain, skema perlindungan Informalitas perlu ditangani secara komprehensif melalui strategi yang koheren dan terkoordinasi. Hal ini mencakup pemahaman terhadap hubungan antara formalitas dan informalitas. Tauvik Muhamad, Staf ILO Isu-isu terkait ekonomi informal mengenai kebijakan, tren dan pengukuran statistik serta perlindungan sosial dibahas di dalam publikasi terbaru ILO. Berikut empat studi tentang perekonomian informal diluncurkan selama Dialog: Keterbatasan Pembuatan Kebijakan Ekonomi Informal di Indonesia: Pelajaran Dekade Ini, oleh Satish C. Mishra, Studi ini menunjukkan bahwa langkahlangkah pemerintah di bidang sosial dan ekonomi tidak secara khusus ditargetkan pada pekerja sektor informal. Ekonomi Informal di Indonesia: Ukuran, Komposisi dan Evolusi oleh Suahasil Nazara, Studi ini menunjukkan perlunya mendefinisikan ulang ekonomi informal berdasarkan seperangkat data yang dapat membantu menangkap beragam aspek berbeda dari sifat multiaspek ekonomi informal di Indonesia. Jaminan Sosial bagi Tenaga Kerja di Sektor Perekonomian Informal di Indonesia: Mencari Program Fleksibel yang Ditargetkan oleh Theo van der Loop dan Roos Kities Andadari, Studi Extending Social Security Coverage to Informal Economy Workers: Way Forward ini menunjukkan kebutuhan mendesak untuk memperluas cakupan perlindungan sosial bagi pekerja ekonomi informal dan keluarganya melalui skema yang fleksibel dan tepat sasaran. Skema perlindungan sosial semacam itu harus fokus pada perlindungan sosial pekerja ekonomi informal: akses ke perawatan kesehatan dan kecelakaan. Social Security for Informal Economy Workers in Indonesia: Looking for Flexible and Highly Targeted Programmes Memperluas Cakupan Jaminan Sosial bagi Pekerja Sektor Perekonomian Informal: Langkah ke Depan oleh Diah Widarti, Studi ini mengkaji sejumlah perkembangan jaminan sosial din Indonesia selama beberapa tahun terakhir, termasuk prakarsa pemerintah dan lainnya terkait dengan pekerja sektor informal

KEBIJAKAN DAN PROGRAM AKSI

KEBIJAKAN DAN PROGRAM AKSI KEBIJAKAN DAN PROGRAM AKSI 1 2012-2013 Kerugian terhadap lapangan kerja akibat krisis finansial dan ekonomi telah menyebabkan kesulitan hidup bagi pekerja perempuan dan laki-laki, keluarga dan komunitas,

Lebih terperinci

ILO dan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

ILO dan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan ILO dan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan badan khusus Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) yang terus berupaya

Lebih terperinci

Siaran Pers Dukungan Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi terhadap proyek-proyek ILO di Jawa Timur

Siaran Pers Dukungan Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi terhadap proyek-proyek ILO di Jawa Timur Organisasi Perburuhan Internasional - Jakarta International Labour Organization Jakarta Senin, 29 Juli 2013 UNTUK DIBERITAKAN SEGERA Siaran Pers Dukungan Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Kependudukan

Lebih terperinci

Bismillahirrohmannirrohiim Assalamu alaikum Wr.Wb. Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua,

Bismillahirrohmannirrohiim Assalamu alaikum Wr.Wb. Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua, Sambutan Pembukaan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Pada Sustainable Development Goals (SDGs) Conference Indonesia s Agenda for SDGs toward Decent Work for All Hotel Borobudur Jakarta, 17 Februari

Lebih terperinci

Menilai Pekerjaan Layak di Indonesia

Menilai Pekerjaan Layak di Indonesia Menilai Pekerjaan Layak di Indonesia Sekilas tentang Profil Nasional untuk Pekerjaan Layak Apa itu Pekerjaan Layak? Agenda Pekerjaan Layak, yang dikembangkan Organisasi (ILO) semakin luas diakui sebagai

Lebih terperinci

K143 KONVENSI PEKERJA MIGRAN (KETENTUAN TAMBAHAN), 1975

K143 KONVENSI PEKERJA MIGRAN (KETENTUAN TAMBAHAN), 1975 K143 KONVENSI PEKERJA MIGRAN (KETENTUAN TAMBAHAN), 1975 1 K-143 Konvensi Pekerja Migran (Ketentuan Tambahan), 1975 2 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan badan PBB yang

Lebih terperinci

K187. Tahun 2006 tentang Landasan Peningkatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

K187. Tahun 2006 tentang Landasan Peningkatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja K187 Tahun 2006 tentang Landasan Peningkatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja 1 K187 - Tahun 2006 tentang Landasan Peningkatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja ISBN 978-92-2-xxxxxx-x Cetakan Pertama, 2010

Lebih terperinci

Ringkasan Proyek TUJUAN MITRA UTAMA JANGKA WAKTU. 3 tahun (2014 September 2017) Regional International Domestic Workers Federation (IDWF) DONOR

Ringkasan Proyek TUJUAN MITRA UTAMA JANGKA WAKTU. 3 tahun (2014 September 2017) Regional International Domestic Workers Federation (IDWF) DONOR PROMOTE: Pekerjaan Layak bagi Pekerja Rumah Tangga guna Menghapus Pekerja Rumah Tangga Anak Ringkasan Proyek National Mengurangi pekerja rumah tangga anak (PRTA) secara signifikan dengan mengembangkan

Lebih terperinci

R-165 REKOMENDASI PEKERJA DENGAN TANGGUNG JAWAB KELUARGA, 1981

R-165 REKOMENDASI PEKERJA DENGAN TANGGUNG JAWAB KELUARGA, 1981 R-165 REKOMENDASI PEKERJA DENGAN TANGGUNG JAWAB KELUARGA, 1981 2 R-165 Rekomendasi Pekerja dengan Tanggung Jawab Keluarga, 1981 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan badan

Lebih terperinci

Naskah Rekomendasi mengenai Landasan Nasional untuk Perlindungan Sosial

Naskah Rekomendasi mengenai Landasan Nasional untuk Perlindungan Sosial Naskah Rekomendasi mengenai Landasan Nasional untuk Perlindungan Sosial 2 Naskah Rekomendasi mengenai Landasan Nasional untuk Perlindungan Sosial Naskah Rekomendasi mengenai Landasan Nasional untuk Perlindungan

Lebih terperinci

Profil Pekerjaan yang Layak INDONESIA

Profil Pekerjaan yang Layak INDONESIA Profil Pekerjaan yang Layak INDONESIA Ringkasan Selama 15 tahun terakhir, Indonesia mengalami perubahan sosial dan politik luar biasa yang telah membentuk latar belakang bagi pekerjaan layak di negeri

Lebih terperinci

K100 UPAH YANG SETARA BAGI PEKERJA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN UNTUK PEKERJAAN YANG SAMA NILAINYA

K100 UPAH YANG SETARA BAGI PEKERJA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN UNTUK PEKERJAAN YANG SAMA NILAINYA K100 UPAH YANG SETARA BAGI PEKERJA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN UNTUK PEKERJAAN YANG SAMA NILAINYA 1 K 100 - Upah yang Setara bagi Pekerja Laki-laki dan Perempuan untuk Pekerjaan yang Sama Nilainya 2 Pengantar

Lebih terperinci

PROMOTE: Pekerjaan Layak bagi Pekerja Rumah Tangga dan Penghapusan Pekerja Rumah Tangga Anak di Indonesia. International Labour Organization

PROMOTE: Pekerjaan Layak bagi Pekerja Rumah Tangga dan Penghapusan Pekerja Rumah Tangga Anak di Indonesia. International Labour Organization PROMOTE: Pekerjaan Layak bagi Pekerja Rumah Tangga dan Penghapusan Pekerja Rumah Tangga Anak di Indonesia International Labour Organization 2 Saya yakin Konvensi ini dapat memberikan panduan kepada pemerintah

Lebih terperinci

R-166 REKOMENDASI PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA, 1982

R-166 REKOMENDASI PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA, 1982 R-166 REKOMENDASI PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA, 1982 2 R-166 Rekomendasi Pemutusan Hubungan Kerja, 1982 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan badan PBB yang bertugas memajukan

Lebih terperinci

K168. Konvensi Promosi Kesempatan Kerja dan Perlindungan terhadap Pengangguran, 1988 (No. 168)

K168. Konvensi Promosi Kesempatan Kerja dan Perlindungan terhadap Pengangguran, 1988 (No. 168) K168 Konvensi Promosi Kesempatan Kerja dan Perlindungan terhadap Pengangguran, 1988 (No. 168) K168 - Konvensi Promosi Kesempatan Kerja dan Perlindungan terhadap Pengangguran, 1988 (No. 168) 2 K168 Konvensi

Lebih terperinci

Kerangka Analisis untuk Mengintegrasikan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) dengan Kewajiban Pemenuhan Hak-hak Asasi Manusia untuk di Indonesia

Kerangka Analisis untuk Mengintegrasikan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) dengan Kewajiban Pemenuhan Hak-hak Asasi Manusia untuk di Indonesia Tujuan 8: Mempromosikan keberlajutan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, kesempatan yang produktif dan menyeluruh, serta perkerja layak bagi semua Hak untuk Bekerja sebagai Hak Asasi Manusia

Lebih terperinci

BAB II. Organisasi Buruh Internasional. publik. Dimana masih sering terjadi penyimpangan-penyimpangan dalam

BAB II. Organisasi Buruh Internasional. publik. Dimana masih sering terjadi penyimpangan-penyimpangan dalam BAB II Organisasi Buruh Internasional Kesejahteraan buruh saat ini masih menjadi pembicaraan di khalayak publik. Dimana masih sering terjadi penyimpangan-penyimpangan dalam pelaksanaan hukum ketenagakerjaan.

Lebih terperinci

bekerja demi Keadilan Sosial

bekerja demi Keadilan Sosial September 2009 90 Tahun bekerja demi Keadilan Sosial Tahun ini ILO memperingati ulang tahun ke-90, Organisasi yang terbentuk pada 1919 ini i merupakan badan khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa B (dibentuk

Lebih terperinci

International Labour Organization. Jakarta. 10 Tahun Menangani Lapangan Kerja bagi Kaum Muda di Indonesia. Bersama Bisa. Together it s possible

International Labour Organization. Jakarta. 10 Tahun Menangani Lapangan Kerja bagi Kaum Muda di Indonesia. Bersama Bisa. Together it s possible International Labour Organization Jakarta Bersama Bisa Together it s possible 10 Tahun Menangani Lapangan Kerja bagi Kaum Muda di Indonesia 1 Apa itu ILO? Didirikan pada 1919, Organisasi Perburuhan Internasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. feminisme yang berkembang mulai abad ke-18 telah menjadi salah satu penanda

BAB I PENDAHULUAN. feminisme yang berkembang mulai abad ke-18 telah menjadi salah satu penanda 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kaum perempuan hari ini tidak hanya beraktifitas di ranah domestik saja. Namun, di dalam masyarakat telah terjadi perubahan paradigma mengenai peran perempuan di

Lebih terperinci

K 95 KONVENSI PERLINDUNGAN UPAH, 1949

K 95 KONVENSI PERLINDUNGAN UPAH, 1949 K 95 KONVENSI PERLINDUNGAN UPAH, 1949 2 K-95 Konvensi Perlindungan Upah, 1949 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan badan PBB yang bertugas memajukan kesempatan bagi laki-laki

Lebih terperinci

Sekilas ILO di Indonesia

Sekilas ILO di Indonesia Sekilas ILO di Indonesia 1 Pekerjaan yang Layak untuk Semua Pekerjaan merupakan hal penting untuk kesejahteraan manusia. Di samping memberikan penghasilan, pekerjaan juga membuka jalan menuju perbaikan

Lebih terperinci

K 173 KONVENSI PERLINDUNGAN KLAIM PEKERJA (KEPAILITAN PENGUSAHA), 1992

K 173 KONVENSI PERLINDUNGAN KLAIM PEKERJA (KEPAILITAN PENGUSAHA), 1992 K 173 KONVENSI PERLINDUNGAN KLAIM PEKERJA (KEPAILITAN PENGUSAHA), 1992 2 K-173 Konvensi Perlindungan Klaim Pekerja (Kepailitan Pengusaha), 1992 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan

Lebih terperinci

R-111 REKOMENDASI DISKRIMINASI (PEKERJAAN DAN JABATAN), 1958

R-111 REKOMENDASI DISKRIMINASI (PEKERJAAN DAN JABATAN), 1958 R-111 REKOMENDASI DISKRIMINASI (PEKERJAAN DAN JABATAN), 1958 2 R-111 Rekomendasi Diskriminasi (Pekerjaan dan Jabatan), 1958 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan badan

Lebih terperinci

K88 LEMBAGA PELAYANAN PENEMPATAN KERJA

K88 LEMBAGA PELAYANAN PENEMPATAN KERJA K88 LEMBAGA PELAYANAN PENEMPATAN KERJA 1 K-88 Lembaga Pelayanan Penempatan Kerja 2 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan badan PBB yang bertugas memajukan kesempatan bagi

Lebih terperinci

K182 PELANGGARAN DAN TINDAKAN SEGERA PENGHAPUSAN BENTUK-BENTUK PEKERJAAN TERBURUK UNTUK ANAK

K182 PELANGGARAN DAN TINDAKAN SEGERA PENGHAPUSAN BENTUK-BENTUK PEKERJAAN TERBURUK UNTUK ANAK K182 PELANGGARAN DAN TINDAKAN SEGERA PENGHAPUSAN BENTUK-BENTUK PEKERJAAN TERBURUK UNTUK ANAK 1 K 182 - Pelanggaran dan Tindakan Segera Penghapusan Bentuk-bentuk Pekerjaan Terburuk untuk Anak 2 Pengantar

Lebih terperinci

15A. Catatan Sementara NASKAH KONVENSI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA. Konferensi Perburuhan Internasional

15A. Catatan Sementara NASKAH KONVENSI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA. Konferensi Perburuhan Internasional Konferensi Perburuhan Internasional Catatan Sementara 15A Sesi Ke-100, Jenewa, 2011 NASKAH KONVENSI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA 15A/ 1 NASKAH KONVENSI TENTANG PEKERJAAN YANG

Lebih terperinci

Lapangan Kerja bagi Kaum Muda

Lapangan Kerja bagi Kaum Muda Organisasi Perburuhan Internasional Lapangan Kerja bagi Kaum Muda SEBUAH TUJUAN NASIONAL SEKILAS tentang Lapangan Kerja Bagi Kaum Muda di Indonesia: Sekitar 57 persen dari angkatan kerja muda Indonesia

Lebih terperinci

R197 REKOMENDASI MENGENAI KERANGKA PROMOTIONAL UNTUK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

R197 REKOMENDASI MENGENAI KERANGKA PROMOTIONAL UNTUK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA R197 REKOMENDASI MENGENAI KERANGKA PROMOTIONAL UNTUK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA 1 R-197 Rekomendasi Mengenai Kerangka Promotional Untuk Keselamatan dan Kesehatan Kerja 2 Pengantar Organisasi Perburuhan

Lebih terperinci

K189 Konvensi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Tangga, 2011

K189 Konvensi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Tangga, 2011 K189 Konvensi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Tangga, 2011 2 K-189: Konvensi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Tangga, 2011 K189 Konvensi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi

Lebih terperinci

R-188 REKOMENDASI AGEN PENEMPATAN KERJA SWASTA, 1997

R-188 REKOMENDASI AGEN PENEMPATAN KERJA SWASTA, 1997 R-188 REKOMENDASI AGEN PENEMPATAN KERJA SWASTA, 1997 2 R-188 Rekomendasi Agen Penempatan kerja Swasta, 1997 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan badan PBB yang bertugas

Lebih terperinci

4. Metoda penerapan Konvensi No.111

4. Metoda penerapan Konvensi No.111 Diskriminasi dan kesetaraan: 4. Metoda penerapan Konvensi No.111 Kesetaraan dan non-diskriminasi di tempat kerja di Asia Timur dan Tenggara: Panduan 1 Tujuan belajar Mengidentifikasi kebijakan dan tindakan

Lebih terperinci

Deklarasi Dhaka tentang

Deklarasi Dhaka tentang Pembukaan Konferensi Dhaka tentang Disabilitas & Manajemen Risiko Bencana 12-14 Desember 2015, Dhaka, Bangladesh Deklarasi Dhaka tentang Disabilitas dan Manajemen Risiko Bencana, 14 Desember 2015 diadopsi

Lebih terperinci

PENYUSUNAN STANDAR INTERNASIONAL UNTUK PEKERJA RUMAH TANGGA. Organisasi Perburuhan Internasional

PENYUSUNAN STANDAR INTERNASIONAL UNTUK PEKERJA RUMAH TANGGA. Organisasi Perburuhan Internasional PENYUSUNAN STANDAR INTERNASIONAL UNTUK PEKERJA RUMAH TANGGA Organisasi Perburuhan Internasional Agenda Kerja Layak ILO untuk Pekerja Rumah Tangga Penyusunan Standar untuk Pekerja Rumah Tangga 2 I. DASAR

Lebih terperinci

K 183 KONVENSI PERLINDUNGAN MATERNITAS, 2000

K 183 KONVENSI PERLINDUNGAN MATERNITAS, 2000 K 183 KONVENSI PERLINDUNGAN MATERNITAS, 2000 2 K-183 Konvensi Perlindungan Maternitas, 2000 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan badan PBB yang bertugas memajukan kesempatan

Lebih terperinci

STATUTA INSTITUT INTERNASIONAL UNTUK DEMOKRASI DAN PERBANTUAN PEMILIHAN UMUM*

STATUTA INSTITUT INTERNASIONAL UNTUK DEMOKRASI DAN PERBANTUAN PEMILIHAN UMUM* STATUTA INSTITUT INTERNASIONAL UNTUK DEMOKRASI DAN PERBANTUAN PEMILIHAN UMUM* Institut Internasional untuk Demokrasi dan Perbantuan Pemilihan Umum didirikan sebagai organisasi internasional antar pemerintah

Lebih terperinci

Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011.

Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011. Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011. 1. Atas undangan Organisasi Kesehatan Dunia, kami, Kepala Pemerintahan, Menteri dan perwakilan pemerintah datang

Lebih terperinci

K 158 KONVENSI PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA, 1982

K 158 KONVENSI PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA, 1982 K 158 KONVENSI PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA, 1982 2 K-158 Konvensi Pemutusan Hubungan Kerja, 1982 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan badan PBB yang bertugas memajukan kesempatan

Lebih terperinci

Pidato Bapak M. Jusuf Kalla Wakil Presiden Republik Indonesia Pada Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa- Bangsa Ke-71 New York, 23 September 2016

Pidato Bapak M. Jusuf Kalla Wakil Presiden Republik Indonesia Pada Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa- Bangsa Ke-71 New York, 23 September 2016 Pidato Bapak M. Jusuf Kalla Wakil Presiden Republik Indonesia Pada Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa- Bangsa Ke-71 New York, 23 September 2016 Bapak Presiden SMU PBB, Saya ingin menyampaikan ucapan

Lebih terperinci

15B. Catatan Sementara NASKAH REKOMENDASI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA. Konferensi Perburuhan Internasional

15B. Catatan Sementara NASKAH REKOMENDASI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA. Konferensi Perburuhan Internasional Konferensi Perburuhan Internasional Catatan Sementara 15B Sesi Ke-100, Jenewa, 2011 NASKAH REKOMENDASI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA 15B/ 1 NASKAH REKOMENDASI TENTANG PEKERJAAN

Lebih terperinci

R201 Rekomendasi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Rangga, 2011

R201 Rekomendasi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Rangga, 2011 R201 Rekomendasi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Rangga, 2011 2 R-201: Rekomendasi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Rangga, 2011 R201 Rekomendasi tentang Pekerjaan Yang Layak

Lebih terperinci

Perdamaian yang universal dan abadi hanya dapat diwujudkan bila didasari pada keadilan sosial. Konstitusi ILO, 1919

Perdamaian yang universal dan abadi hanya dapat diwujudkan bila didasari pada keadilan sosial. Konstitusi ILO, 1919 Perdamaian yang universal dan abadi hanya dapat diwujudkan bila didasari pada keadilan sosial. Konstitusi ILO, 1919 SEKILAS TENTANG ILO Organisasi Perburuhan Internasional atau ILO adalah badan Perserikatan

Lebih terperinci

R198 REKOMENDASI MENGENAI HUBUNGAN KERJA

R198 REKOMENDASI MENGENAI HUBUNGAN KERJA R198 REKOMENDASI MENGENAI HUBUNGAN KERJA 1 R-198 Rekomendasi Mengenai Hubungan Kerja 2 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan badan PBB yang bertugas memajukan kesempatan

Lebih terperinci

R-180 REKOMENDASI PERLINDUNGAN KLAIM PEKERJA (KEPAILITAN PENGUSAHA), 1992

R-180 REKOMENDASI PERLINDUNGAN KLAIM PEKERJA (KEPAILITAN PENGUSAHA), 1992 R-180 REKOMENDASI PERLINDUNGAN KLAIM PEKERJA (KEPAILITAN PENGUSAHA), 1992 2 R-180 Rekomendasi Perlindungan Klaim Pekerja (Kepailitan Pengusaha), 1992 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO)

Lebih terperinci

K111 DISKRIMINASI DALAM PEKERJAAN DAN JABATAN

K111 DISKRIMINASI DALAM PEKERJAAN DAN JABATAN K111 DISKRIMINASI DALAM PEKERJAAN DAN JABATAN 1 K 111 - Diskriminasi dalam Pekerjaan dan Jabatan 2 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan badan PBB yang bertugas memajukan

Lebih terperinci

Studi kasus untuk merancang intervensi tingkat perusahaan untuk mempromosikan produktivitas dan kondisi kerja di UKM SCORE

Studi kasus untuk merancang intervensi tingkat perusahaan untuk mempromosikan produktivitas dan kondisi kerja di UKM SCORE Studi kasus untuk merancang intervensi tingkat perusahaan untuk mempromosikan produktivitas dan kondisi kerja di UKM SCORE 1. Persoalan apa yang akan diselesaikan? Pertumbuhan produktivitas di negara-negara

Lebih terperinci

Konvensi ILO No. 189 & Rekomendasi No. 201

Konvensi ILO No. 189 & Rekomendasi No. 201 Konvensi ILO No. 189 & Rekomendasi No. 201 KERJA LAYAK bagi PEKERJA RUMAH TANGGA Irham Ali Saifuddin Capacity Building Specialist ILO Jakarta PROMOTE Project 1 DASAR PEMIKIRAN Pengakuan nilai sosial dan

Lebih terperinci

K177 Konvensi Kerja Rumahan, 1996 (No. 177)

K177 Konvensi Kerja Rumahan, 1996 (No. 177) K177 Konvensi Kerja Rumahan, 1996 (No. 177) 1 K177 - Konvensi Kerja Rumahan, 1996 (No. 177) 2 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan badan PBB yang bertugas memajukan kesempatan

Lebih terperinci

BAB II PENGATURAN PEKERJA RUMAHANMENURUT KONVENSI ILO N A. Konvensi Sebagai Produk ILO dan daya Ikatnya Bagi Negara-negara

BAB II PENGATURAN PEKERJA RUMAHANMENURUT KONVENSI ILO N A. Konvensi Sebagai Produk ILO dan daya Ikatnya Bagi Negara-negara BAB II PENGATURAN PEKERJA RUMAHANMENURUT KONVENSI ILO N0. 177 A. Konvensi Sebagai Produk ILO dan daya Ikatnya Bagi Negara-negara Anggota Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) merupakan organisasi perdamaian

Lebih terperinci

R-90 REKOMENDASI PENGUPAHAN SETARA, 1951

R-90 REKOMENDASI PENGUPAHAN SETARA, 1951 R-90 REKOMENDASI PENGUPAHAN SETARA, 1951 2 R-90 Rekomendasi Pengupahan Setara, 1951 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan badan PBB yang bertugas memajukan kesempatan

Lebih terperinci

K150 Konvensi mengenai Administrasi Ketenagakerjaan: Peranan, Fungsi dan Organisasi

K150 Konvensi mengenai Administrasi Ketenagakerjaan: Peranan, Fungsi dan Organisasi K150 Konvensi mengenai Administrasi Ketenagakerjaan: Peranan, Fungsi dan Organisasi 1 K 150 - Konvensi mengenai Administrasi Ketenagakerjaan: Peranan, Fungsi dan Organisasi 2 Pengantar Organisasi Perburuhan

Lebih terperinci

Asesmen Gender Indonesia

Asesmen Gender Indonesia Asesmen Gender Indonesia (Indonesia Country Gender Assessment) Southeast Asia Regional Department Regional and Sustainable Development Department Asian Development Bank Manila, Philippines July 2006 2

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.5/Menhut-II/2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.5/Menhut-II/2012 TENTANG PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.5/Menhut-II/2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN

Lebih terperinci

Perluasan Lapangan Kerja

Perluasan Lapangan Kerja VII Perluasan Lapangan Kerja Perluasan lapangan kerja untuk menciptakan lapangan kerja dalam jumlah dan mutu yang makin meningkat, merupakan sebuah keniscayaan untuk menyerap angkatan kerja baru yang terus

Lebih terperinci

R184 Rekomendasi Kerja Rumahan, 1996 (No. 184)

R184 Rekomendasi Kerja Rumahan, 1996 (No. 184) R184 Rekomendasi Kerja Rumahan, 1996 (No. 184) 1 R184 - Rekomendasi Kerja Rumahan, 1996 (No. 184) 2 R184 Rekomendasi Kerja Rumahan, 1996 (No. 184) Rekomendasi mengenai Kerja Rumahan Adopsi: Jenewa, ILC

Lebih terperinci

Pekerjaan rumah tangga adalah pekerjaan. Pekerja rumah tangga, seperti juga pekerja-pekerja lainya, berhak atas kerja layak.

Pekerjaan rumah tangga adalah pekerjaan. Pekerja rumah tangga, seperti juga pekerja-pekerja lainya, berhak atas kerja layak. Konvensi No. 189 Konvensi mengenai kerja layak bagi pekerja rumah tangga Pekerjaan rumah tangga adalah pekerjaan. Pekerja rumah tangga, seperti juga pekerja-pekerja lainya, berhak atas kerja layak. Pada

Lebih terperinci

Perlindungan sosial untuk pekerja migran di ASEAN. Celine Peyron Bista Kantor Regional ILO untuk Asia dan Pasifik Jakarta, 29 September 2016

Perlindungan sosial untuk pekerja migran di ASEAN. Celine Peyron Bista Kantor Regional ILO untuk Asia dan Pasifik Jakarta, 29 September 2016 Perlindungan sosial untuk pekerja migran di ASEAN Celine Peyron Bista Kantor Regional ILO untuk Asia dan Pasifik Jakarta, 29 September 2016 Struktur presentasi Apa itu perlindungan sosial? Perlindungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan menghambat tercapainya demokrasi, keadilan dan persatuan.

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan menghambat tercapainya demokrasi, keadilan dan persatuan. BAB I PENDAHULUAN Kemiskinan menghambat tercapainya demokrasi, keadilan dan persatuan. Penanggulangan kemiskinan memerlukan upaya yang sungguh-sungguh, terusmenerus, dan terpadu dengan menekankan pendekatan

Lebih terperinci

Standar Perburuhan Internasional yang mendukung kebebasan berserikat, dialog sosial tripartit, perundingan bersama dan SDG

Standar Perburuhan Internasional yang mendukung kebebasan berserikat, dialog sosial tripartit, perundingan bersama dan SDG Standar Perburuhan Internasional yang mendukung kebebasan berserikat, dialog sosial tripartit, perundingan bersama dan SDG Karen Curtis Kepala Bidang Kebebasan Berserikat Kebebasan berserikat dan perundingan

Lebih terperinci

K69 SERTIFIKASI BAGI JURU MASAK DI KAPAL

K69 SERTIFIKASI BAGI JURU MASAK DI KAPAL K69 SERTIFIKASI BAGI JURU MASAK DI KAPAL 1 K-69 Sertifikasi Bagi Juru Masak Di Kapal 2 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan badan PBB yang bertugas memajukan kesempatan

Lebih terperinci

Tinjauan Pasar Kerja Indonesia

Tinjauan Pasar Kerja Indonesia Agustus 2016 International Labour Organization Tabel 1: Indikator Perekonomian dan Tenaga Kerja 2013 2014 2015 PDB sesungguhnya (% perubahan tahun per tahun) 5.6 5.0 4.8 Investasi (% PDB) 32.0 32.6 33.2

Lebih terperinci

K105 PENGHAPUSAN KERJA PAKSA

K105 PENGHAPUSAN KERJA PAKSA K105 PENGHAPUSAN KERJA PAKSA 1 K 105 - Penghapusan Kerja Paksa 2 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan badan PBB yang bertugas memajukan kesempatan bagi laki-laki dan

Lebih terperinci

K144 KONSULTASI TRIPARTIT UNTUK MENINGKATKAN PELAKSANAAN STANDAR-STANDAR KETENAGAKERJAAN INTERNASIONAL

K144 KONSULTASI TRIPARTIT UNTUK MENINGKATKAN PELAKSANAAN STANDAR-STANDAR KETENAGAKERJAAN INTERNASIONAL K144 KONSULTASI TRIPARTIT UNTUK MENINGKATKAN PELAKSANAAN STANDAR-STANDAR KETENAGAKERJAAN INTERNASIONAL 1 K-144 Konsultasi Tripartit untuk Meningkatkan Pelaksanaan Standar-Standar Ketenagakerjaan Internasional

Lebih terperinci

Akses Buruh Migran Terhadap Keadilan di Negara Asal: Studi Kasus Indonesia

Akses Buruh Migran Terhadap Keadilan di Negara Asal: Studi Kasus Indonesia MIGRANT WORKERS ACCESS TO JUSTICE SERIES Akses Buruh Migran Terhadap Keadilan di Negara Asal: Studi Kasus Indonesia RINGKASAN EKSEKUTIF Bassina Farbenblum l Eleanor Taylor-Nicholson l Sarah Paoletti Akses

Lebih terperinci

K122 Konvensi mengenai Kebijakan di Bidang Penyediaan Lapangan Kerja

K122 Konvensi mengenai Kebijakan di Bidang Penyediaan Lapangan Kerja K122 Konvensi mengenai Kebijakan di Bidang Penyediaan Lapangan Kerja 1 K 122 - Konvensi mengenai Kebijakan di Bidang Penyediaan Lapangan Kerja 2 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan

Lebih terperinci

K87 KEBEBASAN BERSERIKAT DAN PERLINDUNGAN HAK UNTUK BERORGANISASI

K87 KEBEBASAN BERSERIKAT DAN PERLINDUNGAN HAK UNTUK BERORGANISASI K87 KEBEBASAN BERSERIKAT DAN PERLINDUNGAN HAK UNTUK BERORGANISASI 1 K 87 - Kebebasan Berserikat dan Perlindungan Hak untuk Berorganisasi 2 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan

Lebih terperinci

Pemerintah Indonesia GGGI Program Green Growth

Pemerintah Indonesia GGGI Program Green Growth Pemerintah Indonesia GGGI Program Green Growth Memprioritaskan Investasi: Mewujudkan Pertumbuhan Ekonomi Hijau Oktober 2013 Kata Sambutan Dr Ir. Lukita Dinarsyah Tuwo, M.A Wakil Menteri Kementerian Perencanaan

Lebih terperinci

Sekilas tentang Konvensi No. 189 dan Rekomendasi No Catatan konsep

Sekilas tentang Konvensi No. 189 dan Rekomendasi No Catatan konsep Sekilas tentang Konvensi No. 189 dan Rekomendasi No. 201 Catatan konsep Dokumen ini merupakan pengantar singkat Konvensi No. 189 dan Rekomendasi No. 201 yang disusun untuk memberikan pintu masuk yang tepat

Lebih terperinci

Pemetaan Pekerja Rumahan

Pemetaan Pekerja Rumahan Rekomendasi untuk Mempromosikan Kerja Layak bagi Pekerja Berbasis Rumahan Berdasarkan Temuan Riset dan Studi -- Proyek ILO/MAMPU -- Pemetaan Pekerja Rumahan Rekomendasi: 1. Kumpulkan data tentang pekerja

Lebih terperinci

MENGAPA? APA? BAGAIMANA? Kontrak standar untuk pekerjaan rumah tangga

MENGAPA? APA? BAGAIMANA? Kontrak standar untuk pekerjaan rumah tangga MENGAPA? APA? BAGAIMANA? Kontrak standar untuk pekerjaan rumah tangga Proporsi angkatan kerja yang sifnifikan (3,6% dari pekerjaan berupah secara global) Pekerja Rumah Tangga Distribusi Regional Benua

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38/PERMEN-KP/2013 TENTANG KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENYULUHAN PERIKANAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38/PERMEN-KP/2013 TENTANG KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENYULUHAN PERIKANAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38/PERMEN-KP/2013 TENTANG KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENYULUHAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN

Lebih terperinci

Bismillahi rahmani rahiim,

Bismillahi rahmani rahiim, Pidato Utama Seminar IDB: Mencetak Sumber Daya Manusia yang Kompetitif bagi Pemberdayaan Ekonomi Dr. Hendar (Deputi Gubernur, Bank Indonesia) Jakarta, 13 Mei 2016 Bismillahi rahmani rahiim, Yang saya hormati:

Lebih terperinci

K138 USIA MINIMUM UNTUK DIPERBOLEHKAN BEKERJA

K138 USIA MINIMUM UNTUK DIPERBOLEHKAN BEKERJA K138 USIA MINIMUM UNTUK DIPERBOLEHKAN BEKERJA 1 K 138 - Usia Minimum untuk Diperbolehkan Bekerja 2 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan badan PBB yang bertugas memajukan

Lebih terperinci

TINJAUAN DAN PEMBARUAN KEBIJAKAN PENGAMANAN BANK DUNIA RENCANA KONSULTASI

TINJAUAN DAN PEMBARUAN KEBIJAKAN PENGAMANAN BANK DUNIA RENCANA KONSULTASI TINJAUAN DAN PEMBARUAN KEBIJAKAN PENGAMANAN BANK DUNIA RENCANA KONSULTASI Bank Dunia memulai proses selama dua tahun untuk meninjau dan memperbaharui (update) kebijakan-kebijakan pengamanan (safeguard)

Lebih terperinci

PROTOKOL OPSIONAL KONVENSI HAK-HAK ANAK MENGENAI PENJUALAN ANAK, PROSTITUSI ANAK, DAN PORNOGRAFI ANAK

PROTOKOL OPSIONAL KONVENSI HAK-HAK ANAK MENGENAI PENJUALAN ANAK, PROSTITUSI ANAK, DAN PORNOGRAFI ANAK PROTOKOL OPSIONAL KONVENSI HAK-HAK ANAK MENGENAI PENJUALAN ANAK, PROSTITUSI ANAK, DAN PORNOGRAFI ANAK Negara-Negara Pihak pada Protokol ini, Mempertimbangkan bahwa, untuk lebih lanjut mencapai tujuan Konvensi

Lebih terperinci

K19 PERLAKUKAN YANG SAMA BAGI PEKERJA NASIONAL DAN ASING DALAM HAL TUNJANGAN KECELAKAAN KERJA

K19 PERLAKUKAN YANG SAMA BAGI PEKERJA NASIONAL DAN ASING DALAM HAL TUNJANGAN KECELAKAAN KERJA K19 PERLAKUKAN YANG SAMA BAGI PEKERJA NASIONAL DAN ASING DALAM HAL TUNJANGAN KECELAKAAN KERJA 1 K-19 Perlakukan Yang Sama Bagi Pekerja Nasional dan Asing dalam Hal Tunjangan Kecelakaan Kerja 2 Pengantar

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN LEBIH BAIK, IKLIM LEBIH BAIK

PERTUMBUHAN LEBIH BAIK, IKLIM LEBIH BAIK PERTUMBUHAN LEBIH BAIK, IKLIM LEBIH BAIK The New Climate Economy Report RINGKASAN EKSEKUTIF Komisi Global untuk Ekonomi dan Iklim didirikan untuk menguji kemungkinan tercapainya pertumbuhan ekonomi yang

Lebih terperinci

Forum ASEAN tentang Pekerja Migran (AFML) ke-9 Pertemuan Persiapan Tripartit Nasional

Forum ASEAN tentang Pekerja Migran (AFML) ke-9 Pertemuan Persiapan Tripartit Nasional Forum ASEAN tentang Pekerja Migran (AFML) ke-9 Pertemuan Persiapan Tripartit Nasional Kantor Regional ILO untuk Asia & Pasifik (ROAP) Bangkok, Thailand Garis Besar Presentasi 1. Forum ASEAN tentang Pekerja

Lebih terperinci

Tahun Bersejarah bagi ILO dan Indonesia November 2011

Tahun Bersejarah bagi ILO dan Indonesia November 2011 Edisi Khusus ILO mengenai Sesi ke-100 Konferensi Perburuhan Internasional Membangun Masa Depan dengan Pekerjaan yang Layak: Tahun Bersejarah bagi ILO dan Indonesia November 2011 Tahun ini, ILO menyelenggarakan

Lebih terperinci

Pakta Lapangan Kerja Global

Pakta Lapangan Kerja Global Organisasi Perburuhan Internasional Pulih dari Krisis: Pakta Lapangan Kerja Global Pulih dari Krisis: Pakta Lapangan Kerja Global Diadopsi oleh Konferensi Perburuhan Internasional Sesi ke-98, Jenewa, 19

Lebih terperinci

PANDUAN LOKAKARYA. Analisa Diagnostik Ekonomi dan Ketenagakerjaan untuk menciptakan Lapangan Kerja Produktif LOKAKARYA April 2011 SURABAYA

PANDUAN LOKAKARYA. Analisa Diagnostik Ekonomi dan Ketenagakerjaan untuk menciptakan Lapangan Kerja Produktif LOKAKARYA April 2011 SURABAYA LOKAKARYA Analisa Diagnostik Ekonomi dan Ketenagakerjaan untuk menciptakan Lapangan Kerja Produktif 0405 April 2011 SURABAYA PANDUAN LOKAKARYA Desain Proses: Endro Catur Fasilitator: Janti Gunawan Endro

Lebih terperinci

Fokus Negara IMF. Fokus Negara IMF. Ekonomi Asia yang Dinamis Terus Memimpin Pertumbuhan Global

Fokus Negara IMF. Fokus Negara IMF. Ekonomi Asia yang Dinamis Terus Memimpin Pertumbuhan Global Fokus Negara IMF Orang-orang berjalan kaki dan mengendarai sepeda selama hari bebas kendaraan bermotor, diadakan hari Minggu pagi di kawasan bisnis Jakarta di Indonesia. Populasi kaum muda negara berkembang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator ekonomi antara lain dengan mengetahui pendapatan nasional, pendapatan per kapita, tingkat

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif. Laporan Kemajuan MDF Desember 2009 Ringkasan Eksekutif

Ringkasan Eksekutif. Laporan Kemajuan MDF Desember 2009 Ringkasan Eksekutif Laporan Kemajuan MDF Desember 2009 Ringkasan Eksekutif Ringkasan Eksekutif Proyek yang berfokus pada pemulihan masyarakat adalah yang paling awal dijalankan MDF dan pekerjaan di sektor ini kini sudah hampir

Lebih terperinci

GLOBALISASI HAK ASASI MANUSIA DARI BAWAH: TANTANGAN HAM DI KOTA PADA ABAD KE-21

GLOBALISASI HAK ASASI MANUSIA DARI BAWAH: TANTANGAN HAM DI KOTA PADA ABAD KE-21 Forum Dunia tentang HAM di Kota tahun 2011 GLOBALISASI HAK ASASI MANUSIA DARI BAWAH: TANTANGAN HAM DI KOTA PADA ABAD KE-21 16-17 Mei 2011 Gwangju, Korea Selatan Deklarasi Gwangju tentang HAM di Kota 1

Lebih terperinci

SIARAN PERS. Masyarakat Bisnis Indonesia dan Eropa Mengidentifikasi Peluang Pertumbuhan Menuju Perjanjian Kemitraan Ekonomi Uni Eropa Indonesia

SIARAN PERS. Masyarakat Bisnis Indonesia dan Eropa Mengidentifikasi Peluang Pertumbuhan Menuju Perjanjian Kemitraan Ekonomi Uni Eropa Indonesia SIARAN PERS Masyarakat Bisnis Indonesia dan Eropa Mengidentifikasi Peluang Pertumbuhan Menuju Perjanjian Kemitraan Ekonomi Uni Eropa Indonesia Pada Dialog Bisnis Uni Eropa - Indonesia (EIBD) keempat yang

Lebih terperinci

K27 PEMBERIAN TANDA BERAT PADA BARANG-BARANG BESAR YANG DIANGKUT DENGAN KAPAL

K27 PEMBERIAN TANDA BERAT PADA BARANG-BARANG BESAR YANG DIANGKUT DENGAN KAPAL K27 PEMBERIAN TANDA BERAT PADA BARANG-BARANG BESAR YANG DIANGKUT DENGAN KAPAL 1 K-27 Mengenai Pemberian Tanda Berat pada Barang-Barang Besar yang Diangkut dengan Kapal 2 Pengantar Organisasi Perburuhan

Lebih terperinci

K98 BERLAKUNYA DASAR-DASAR DARI HAK UNTUK BERORGANISASI DAN UNTUK BERUNDING BERSAMA

K98 BERLAKUNYA DASAR-DASAR DARI HAK UNTUK BERORGANISASI DAN UNTUK BERUNDING BERSAMA K98 BERLAKUNYA DASAR-DASAR DARI HAK UNTUK BERORGANISASI DAN UNTUK BERUNDING BERSAMA 1 K 98 - Berlakunya Dasar-dasar dari Hak untuk Berorganisasi dan untuk Berunding Bersama 2 Pengantar Organisasi Perburuhan

Lebih terperinci

PROTOKOL KYOTO ATAS KONVENSI KERANGKA KERJA PBB TENTANG PERUBAHAN IKLIM

PROTOKOL KYOTO ATAS KONVENSI KERANGKA KERJA PBB TENTANG PERUBAHAN IKLIM PROTOKOL KYOTO ATAS KONVENSI KERANGKA KERJA PBB TENTANG PERUBAHAN IKLIM Para Pihak pada Protokol ini, Menjadi para Pihak pada Konvensi Kerangka Kerja Perserikatan Bangsa Bangsa tentang Perubahan Iklim,

Lebih terperinci

ILO MAMPU Project - Akses terhadap Pekerjaan & Pekerjaan Layak bagi Perempuan Tinjauan Fase 2 January 2013

ILO MAMPU Project - Akses terhadap Pekerjaan & Pekerjaan Layak bagi Perempuan Tinjauan Fase 2 January 2013 ILO MAMPU Project - Akses terhadap Pekerjaan & Pekerjaan Layak bagi Perempuan Tinjauan Fase 2 January 2013 Miranda Fajerman Chief Technical Adviser ILO - MAMPU 1 Tujuan AusAID MAMPU Program Meningkatkan

Lebih terperinci

Kajian Tengah Waktu Strategi 2020. Menjawab Tantangan Transformasi Asia dan Pasifik

Kajian Tengah Waktu Strategi 2020. Menjawab Tantangan Transformasi Asia dan Pasifik Kajian Tengah Waktu Strategi 2020 Menjawab Tantangan Transformasi Asia dan Pasifik Menjawab Tantangan Transformasi Asia dan Pasifik Kajian Tengah Waktu (Mid-Term Review/MTR) atas Strategi 2020 merupakan

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DAN PEMERINTAH DAERAH DENGAN

Lebih terperinci

Pedoman bagi Rekomendasi ILO No. 189

Pedoman bagi Rekomendasi ILO No. 189 PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA DALAM USAHA KECIL DAN MENENGAH Pedoman bagi Rekomendasi ILO No. 189 Disahkan oleh Konperensi Perburuhan Internasional (ILC) pada tanggal 2-18 Juni 1998 Program InFocus mengenai

Lebih terperinci

Menghindari jebakan penghasilan menengah di Indonesia melalui pasar tenaga kerja yang lebih inklusif dan integrasi ASEAN yang lebih dalam

Menghindari jebakan penghasilan menengah di Indonesia melalui pasar tenaga kerja yang lebih inklusif dan integrasi ASEAN yang lebih dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015: Mengelola integrasi untuk pekerjaan yang lebih baik dan kesejahteraan bersama International Labour Organization Menghindari jebakan penghasilan menengah di Indonesia melalui

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1604, 2014 BNPB. Penanggulangan. Bencana. Gender. Pengarusutamaan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1604, 2014 BNPB. Penanggulangan. Bencana. Gender. Pengarusutamaan. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1604, 2014 BNPB. Penanggulangan. Bencana. Gender. Pengarusutamaan. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG PENGARUSUTAMAAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR : 10 TAHUN 2005 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR : 10 TAHUN 2005 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR : 10 TAHUN 2005 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan

Lebih terperinci

BAB 23 PERBAIKAN IKLIM KETENAGAKERJAAN

BAB 23 PERBAIKAN IKLIM KETENAGAKERJAAN BAB 23 PERBAIKAN IKLIM KETENAGAKERJAAN Meningkatnya tingkat pengangguran terbuka yang mencapai 9,5 persen berpotensi menimbulkan berbagai permasalahan sosial. Kerja merupakan fitrah manusia yang asasi.

Lebih terperinci

DEKLARASI BERSAMA TENTANG KEMITRAAN STRATEGIS ANTARA PERANCIS DAN INDONESIA

DEKLARASI BERSAMA TENTANG KEMITRAAN STRATEGIS ANTARA PERANCIS DAN INDONESIA DEKLARASI BERSAMA TENTANG KEMITRAAN STRATEGIS ANTARA PERANCIS DAN INDONESIA Jakarta, 1 Juli 2011 - 1 - Untuk menandai 60 tahun hubungan diplomatik dan melanjutkan persahabatan antara kedua negara, Presiden

Lebih terperinci

PENERAPAN SERTIFIKASI PERKEBUNAN LESTARI

PENERAPAN SERTIFIKASI PERKEBUNAN LESTARI PENERAPAN SERTIFIKASI PERKEBUNAN LESTARI OLEH DIREKTUR TANAMAN TAHUNAN HOTEL SANTIKA, JAKARTA 29 JULI 2011 1 KRONOLOGIS FAKTA HISTORIS Sejak 1960-an dikalangan masyarakat internasional mulai berkembang

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi pembangunan daerah dirumuskan untuk menjalankan misi guna mendukung terwujudnya visi yang harapkan yaitu Menuju Surabaya Lebih Baik maka strategi dasar pembangunan

Lebih terperinci