Serambi Saintia Vol. I No. 1, April 2013 ISSN : Daftar Isi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Serambi Saintia Vol. I No. 1, April 2013 ISSN : Daftar Isi"

Transkripsi

1

2 Serambi Saintia Vol. I No. 1, April 2013 ISSN : Daftar Isi Aplikasi Phytoremiasi dalam Penyisihan Ion Logam Khromium (Cr) dengan Menggunakan Tumbuhan Obor (Typha latifolia) Oleh : Irhamni Tinjauan Perilaku Ibu Rumah Tangga dalam Pembuangan Sampah Domestik di Desa Lam Ilie Mesjid Kecamatan Indrapuri Kabupaten Aceh Besar Oleh : Cut Permataan Cahaya Tinjauan Prilaku Masyarakat terhadap Pemeliharaan Jamban Keluarga di Gampong Lam Ilie Mesjid Kecamatan Indrapuri Kabupaten Aceh Besar Oleh : Zulfitri Peluang dan Tantangan Penggunaan Agensia Hayati Entomopatogenik dalam Mewujudkan Pertanian Berkelanjutan Oleh : Lukmanul Hakim Isolasi dan Identifikasi Senyawa Flavonoid dari Buah Laban (Vitex pinnata Linn) Asal Nanggroe Aceh Darussalam Oleh : Syafruddin Jenis Tumbuhan dan Manfaatnya untuk Bahan Campuran Pembuatan Kue Chingkhui di Desa Teumarem Kecamatan Lamno Kabupaten Aceh Jaya Oleh : Armi, dan Sri Andriani Jenis-jenis Tumbuhan Epifit pada Phon Sawit di Desa Darussalam Kecamatan Peusangan Selatan Kabupaten Bireun Oleh : M. Ridhwan Pemanfaatan Kunyit (Curcuma domestica) sebagai Feed Additive untuk Pertumbuhan Ayam Broiler Oleh : Rita Ariani, Jailani, dan M.Ridhwan

3 Serambi Saintia (Jurnal Sains dan Aplikasi) Pembina : Rektor USM Banda Aceh Pengelola/Penerbit : Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat Dewan Redaksi Ketua Sekretaris Anggota : Drs. M. Ridhwan, M.Pd. : Dra. Armi, M.Si. : Drs. Jailani, M.Pd Ir. Lukmanul Hakim, M.P Syafruddin, S.Pd., M.Pd. Drs. Muhammad Saleh, M.Pd Irhamni, ST, M.T. Jalaluddin, S.Pd., M.Pd Tata Usaha Mitra Bestari : Kamaliansyah Walil, S.Pd : DR. Jufri, M.Si (Unsyiah) DR. Muhibuddin, M.Si (Unsyiah) DR. Mudatsir, M.Si (Unsyiah)

4 APLIKASI PHYTOREMEDIASI DALAM PENYISIHAN ION LOGAM KHROMIUM (Cr) DENGAN MENGGUNAKAN TUMBUHAN OBOR (Typha latifolia) Irhamni Dosen Fakultas Teknik Universitas Serambi Mekkah Banda Aceh ABSTRAK Penelitian tentang aplikasi phytoremediasi dalam penyisihan ion logam khromium (Cr) dengan menggunakan tumbuhan air (Typha latifolia) telah dilakukan dalam skala laboratorium pada media yang mengandung ion logam Cr. Typha latifolia sebanyak enam batang per media dihidupkan pada air yang mengandung ion logam Cr (35, 43, 65 mg-cr/l) dan setiap minggu pertumbuhannya, konsentrasi Cr pada lapisan air, tanah, akar, dan daun diambil dan dianalisa untuk mengetahui laju pertumbuhan dan akumulasi ion logam Cr pada tumbuhan. Tanaman pada media kontrol (tidak mengandung Cr) juga dipersiapkan untuk kebutuhan ini. Destruksi ion logam Cr daun, tanah, dan akar dilakukan dengan menggunakan metode standar TCLP yang selanjutnya dianalisa dengan menggunakan Atomic Absorption Spectrofotometer Shimadzu AA 6300 dengan panjang gelombang 357,80 nm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ion logam Cr berpengaruh terhadap pertumbuhan Typha latifolia. Laju pertumbuhan Typha latifolia pada media tanpa ion logam Cr lebih baik dibandingkan dengan pertumbuhannya pada media yang mengandung ion logam Cr. Akumulasi ion logam Cr oleh tanaman Typha latifolia pada konsentrasi 35, 43, dan 65 mg-cr/l berkumpul di bahagian akar tumbuhan. Untuk konsentrasi 35 mg-cr/l (0,3080 mg-cr/kg), 43 mg-cr/l (1,0097), dan 65 mg-cr/l (0,0690 mg-cr/kg). Kata Kunci : Phytoremediasi, Typha latifolia, khromium, dan removal. PENDAHULUAN Polusi lingkungan oleh racun logam berat terjadi secara global melalui proses industri, proses pertanian, dan pembuangan limbah. Khromium (Cr) merupakan salah satu logam berat yang paling berbahaya dalam lingkungan, karena dengan levelnya yang tinggi akan berbahaya terhadap kehidupan organisme. Cr tidak dapat dengan mudah di degradasi dan biasanya membutuhkan proses yang sesuai untuk membersihkannya dari lingkungan (Lasat, 2002; Henry, 2000; Bemmicelli, 2004, dalam Faeiza et al. 2007). Cr masuk ke lingkungan melalui udara, air, dan tanah yang pada akhirnya masuk ke dalam ikatan melalui air yang terkontaminasi. Keracunan logam ini pada tubuh manusia dapat berakibat buruk terhadap saluran pernafasan, kulit, pembuluh darah, dan ginjal. Banyak hasil penelitian yang telah dilaporkan oleh peneliti dalam upaya mencari solusi untuk menangani permasalah kontaminasi logam khromium di lingkungan. Salah satunya adalah aplikasi tumbuhan air melalui proses phytoremediasi (Kay, dkk., 1984 dan Zhu, dkk., 1999). 1

5 Phytoremediasi merupakan suatu sistem di mana tanaman tertentu yang bekerjasama dengan mikroorganisme dalam media (tanah, koral, dan air) dapat mengubah zat kontaminan (pencemar/polutan) menjadi kurang atau tidak berbahaya bahkan menjadi bahan yang berguna secara ekonomi. Sebagai salah satu teknologi yang sedang di kembangkan adalah phytoremediasi yang telah menarik minat banyak pihak termasuk peneliti dan pengusaha. Phytoremediasi diharapkan dapat memberikan sumbangan yang nyata bagi usaha mempertahankan dan memperbaiki kualitas lingkungan. Sebagai bagian dari teknik phytoremediasi, proses phytoakumulasi dapat menarik zat kontaminan dan media sehingga dapat terakumulasi di sekitar akar tumbuhan, proses ini disebut juga Hyperakumulasi. Phytodegradasi juga merupakan bagian dari teknik phytoremediasi yaitu proses yang dilakukan oleh tumbuhan untuk menguraikan zat kontaminan dengan rantai molekul kompleks menjadi bahan yang tidak berbahaya dengan susunan molekul menjadi lebih sederhana dan dapat berguna bagi pertumbuhan tumbuhan itu sendiri. Proses ini dapat berlangsung pada daun, batang, akar atau di luar sekitar akar dengan bantuan enzim yang dikeluarkan oleh tumbuhan itu sendiri. Beberapa tumbuhan mengeluarkan enzim berupa bahan kimia yang dapat mempercepat proses degradasi (Anonymous, 2003). Enzim ini diperlukan oleh tanaman terutama pada sejumlah biomassa dan area permukaan akar pada media hidroponik (Dushenkov, dkk., 2000 dalam Faeiza, dkk., 2007). Pendekatan ini sesuai proses remediasi untuk sebagian besar logam seperti Pb, Cd, Ni, Cu, dan Cr. Beberapa jenis tanaman air mempunyai kemampuan untuk mengurangi logam berat di dalam air seperti Eichhornia crassipes (Kay, dkk., 1984; Zhu, dkk., 1999) dan Hydrocotyle umbellata l. (Dushenkov, dkk., 2000 dalam Faeiza, dkk., 2007), namun tumbuhan ini masih memiliki keterbatasan dalam kemampuan akumulasinya. Tumbuhan lain adalah Typha latifolia yang merupakan tumbuhan yang dapat hidup pada kondisi wetland. Tumbuhan ini dapat digolongkan kepada jenis tumbuhan hiperakumulator. Kemampuan tumbuhan Typha latifolia dalam menyerap logam berat besar, menjadikan tumbuhan ini digunakan sebagai alternatif dalam menyerap limbah logam (Mc Naughten, dkk., 1997 dalam Ye, dkk., 1997). Tumbuhan air lainnya yang dapat menyerap logam berat adalah Salvonella mullesta m, Anturium Merah/Kuning, Alamanda Kuning/Ungu, Akar Wangi, Bambu Air, Cana Presiden Merah/Kuning/Putih, Dahlia, Dracenia Merah/Hijau, Heleconia Kuning/Merah, Jaka, Keladi Loreng/Hitam, Lotus Kuning/Merah, Padi-padian, Papirus, Pisang Mas, Spider Lili, dan lainnya (Anonymous, 2003), yang banyak ditemukan di daerah persawahan dan genangan air. Sayuran merupakan salah satu jenis tumbuhan yang juga dapat menyerap logam berat dari tanah. Kebanyakan logam berat berkumpul di bagian akar tumbuhan, termasuk sayuran berdaun, berbuah, dan berubi, seperti Sawi (Brassica nigra), Tembikai (Citrullus lonatus), Labu (Cucurbita moshata) dan Ubi kayu (Manihot esculenta) (Khairiah, dkk., 2002; Khairiah, dkk., 2003 dalam Khairiah, dkk., 2008). Penelitian ini difokuskan kepada kajian tentang kemampuan tanaman air Typha latifolia untuk proses phytoremediasi. Typha latifolia diprediksikan dapat digunakan sebagai penyerap logam berat sehingga diharapkan dapat digunakan untuk alternatif yang potensial dalam pengembangan teknologi phytoremediasi yang ada. 2

6 Hasil penelitian dapat menggambarkan kemampuan Typha latifolia membersihkan kontaminasi logam Cr dari air terkontaminasi. untuk METODE PENELITIAN Kulturisasi Tumbuhan Air (Typha latifolia) Tumbuhan Air Typha latifolia dengan ketinggian mencapai 50 cm diambil dari daerah di kawasan Peurada, Kecamatan Syiah Kuala, Kota Banda Aceh, merupakan tumbuhan yang dapat hidup pada kondisi lahan basah (wetland) yang terbuka seperti kolam, danau, parit, dan selokan. Tumbuhan dihidupkan pada reaktor polybag yang tidak mengandung ion logam Cr selama masa kulturisasi (1 bulan). Gambar 1 menunjukkan tumbuhan Typha latifolia yang digunakan pada penelitian. Setelah kulturisasi dilakukan, tumbuhan dipindahkan dan dihidupkan pada reaktor perlakuan (box PVC 20 ltr). Typha latifolia dihidupkan pada air terkontaminasi Cr (35, 43, dan 65 mg-cr/l), jumlah batang per reaktor 6 batang, air pada reaktor kontrol tidak mengandung Cr, setiap minggu pertumbuhan tumbuhan diukur dengan skala cm dan kandungan Cr pada tanah, akar, daun, dan air dianalisa untuk mengetahui : (1) pengaruh ion logam Cr terhadap pertumbuhan Typha latifolia, (2) pengaruh umur tanaman terhadap kandungan Cr pada effluent, (3) laju penyisihan ion logam Cr pada permukaan air, (4) akumulasi ion logam Cr oleh tanaman Typha latifolia. Gambar 1 Tumbuhan Typha latifolia yang digunakan pada penelitian Analisa Kandungan ion Logam Cr Sampel tanah, daun, dan akar yang telah dikeringkan pada oven (60 o C), dibersihkan dan ditempatkan pada botol sampel dalam desikator. Destruksi logam berat dari sampel tanah dilakukan berdasarkan metode standar Toxicity Characteristic Leaching Procedure (USEPA, 1989). Sampel tanah dimasukkan bersama-sama asam 3

7 nitrat (HNO 3 ) 5 ml pada extractor, dengan perbandingan 200:1 (cairan:padatan). Sampel selanjutnya dikocok selama 18 jam dengan kecepatan 30 rpm, akhirnya cairan disaring dan ditambah air suling hingga 50 ml. Sampel dipanaskan sampai larutan hampir kering, kemudian sampel dimasukkan kedalam labu ukur 50 ml melalui kertas saring dan ditambahkan aquades sampai 50 ml, dan akhirnya dianalisa dengan menggunakan Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS) Shimadzu AA 6300 untuk menentukan kandungan logam berat yang terdapat pada sampel dengan prosedur standar (Eaton dan Epps, 1995), untuk setiap logam yang dianalisa ditetapkan gas yang digunakan, tekanan udara, hallow katoda dan lampu current yang spesifik. Sementara itu, untuk sampel air dilakukan analisa secara langsung tanpa proses destruksi dengan menggunakan AAS Shimadzu AA 6300 pada panjang gelombang 357,80 nm. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh ion Logam Khromium Terhadap Pertumbuhan Typha latifolia Pengaruh ion logam khromium terhadap pertumbuhan Typha latifolia dilakukan dengan menghidupkan tumbuhan ini pada air terkontaminasi Cr dengan jumlah 6 batang per reaktor dan pertumbuhan tumbuhan diukur setiap minggu dengan skala cm. Air pada reaktor kontrol tidak mengandung Cr dan hasilnya ditabulasikan pada Tabel 1 dan diilustrasikan pada Gambar 1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh ion logam khromium terhadap pertumbuhan Typha latifolia berbeda-beda, makin besar konsentrasi khromium pada lapisan air menyebabkan semakin kecilnya laju pertumbuhan Typha latifolia. Hal ini ditunjukkan pada media air yang mengandung 5 mg-cr/l, pertumbuhannya lebih panjang dari pada media yang mengandung ion logam Cr dengan konsentrasi 10, 15 mg-cr/l maupun yang mengandung 43 mg-cr/l. Laju pertumbuhan Typha latifolia pada reaktor kontrol (tanpa kandungan ion logam Cr) lebih baik apabila dibandingkan dengan laju pertumbuhan Typha latifolia pada media yang mengandung 43 mg-cr/l, maka pertumbuhan pada 5,10, dan 15 mg-cr/l lebih baik sehingga dapat disimpulkan bahwa ion logam Cr mempengaruhi pertumbuhan Typha latifolia. Tabel 1 Pengaruh ion logam khromium terhadap pertumbuhan Typha latifolia selama delapan (8) minggu (dalam cm) Waktu Panjang Tanaman dalam cm Tumbuh (Minggu) Kontrol (0) (Awal)

8 Typha latifolia dihidupkan pada air terkontaminasi Cr pada sebuah reaktor, jumlah batang per reaktor 6 batang, air pada reaktor kontrol tidak mengandung Cr, setiap minggu pertumbuhan tumbuhan diukur dengan skala cm. Pertambahan panjang, cm control 43mg-Cr/L 15mg-Cr/L 10mg-Cr/L 5mg-Cr/L Waktu pertumbuhan, minggu Gambar 1 Pengaruh konsentrasi Cr pada umur tanaman ( 50 cm) Hasil ini menunjukkan bahwa pengaruh ion logam Cr berbeda dengan logam berat lainnya, seperti Pb dan Cd. Setiap tanaman memiliki perbedaan sensitivitas terhadap logam berat dan memperlihatkan ketahanan yang berbeda dalam mengakumulasi logam berat. Pada percobaan pot, lumpur yang mengandung logam berat terbukti dapat meningkatkan pertumbuhan vegetatif awal tanaman sayuran di pot (Kalay dan Hindersah, 2003; Muntalif dan Hindersah, 2003). Akumulasi ion logam Cr oleh tanaman Typha latifolia Pengujian akumulasi ion logam Cr oleh tanaman Typha latifolia dilakukan dengan menghidupkan tumbuhan ini pada air terkontaminasi Cr (35, 43, dan 65 mg- Cr/L) dengan jumlah 6 batang setiap reaktor. Setelah 8 minggu masa pertumbuhan, konsentrasi Cr pada tanah, akar, dan daun dianalisa dan kemampuan akumulasinya akan ditabulasikan pada Tabel 4.6. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Akumulasi ion logam Cr berpengaruh (berbeda-beda) oleh tanaman Typha latifolia yang ditunjukkan dengan masing-masing konsentrasi awalnya 35, 43, dan 65 mg-cr/l. Akumulasi ion logam Cr oleh tanaman Typha latifolia pada konsentrasi 35, 43, dan 65 mg-cr/l berkumpul dibahagian akar tumbuhan, untuk konsentrasi 35 mg-cr/l (0,3080 mg-cr/kg), 43 mg-cr/l (1,0097), dan 65 mg-cr/l (0,0690 mg-cr/kg). Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilaporkan oleh (Hermis, 2004) yang menunjukkan kemampuan tanaman Typha latifolia dalam menyerap Pb. Waktu akar tanaman menyerap, ion Pb yang terlarut dalam air bergerak menuju akar tanpa aliran air, tetapi bergerak secara difusi, dimana bergeraknya suatu zat dari bagian yang berkonsentrasi tinggi kebagian yang berkonsentrasi rendah, disebabkan karena pada saat pengambilan 5

9 1 gram berat kering tanaman banyak yang terambil pada bagian akar. Kandungan Pb dalam tanaman pada waktu tinggal 8 hari adalah 0,1208 mg-pb/l (konsentrasi Pb pada 5 mg-pb/l). Tabel 6 Akumulasi ion logam Cr oleh tanaman Typha latifolia Konsentrasi Cr pada permukaan air (mg-cr/l) Konsentrasi Cr (mg-cr/kg) Tanah Akar Daun 35 0,0212 0,3080 0, ,0499 1,0097 0, ,0301 0,0690 0,0087 Typha latifolia dihidupkan pada air terkontaminasi Cr (35, 43, dan 65 mg-cr/l) dan jumlah batang pada setiap reaktor sebanyak 6 batang. Akumulasi sebahagian besar logam berat didapati berada dibahagian akar sayuran. (Cary, dkk., 1977; Mishra, dkk.,1995; Vajpayee, dkk., 2000 dalam Ahmad, dkk.,2008), melaporkan bahwa sebahagian besar logam berat yang diambil oleh tumbuhan berkumpul dibahagian akar tumbuhan. Hasil ini juga sejalan dengan hasil penelitian yang dilaporkan oleh (Faeiza, dkk., 2007) yang menunjukkan bahwa pengambilan Pb oleh akar Phylidrum lanuginosum tumbuh dalam konsentrasi yang berbeda akar meningkat dalam akar dengan meningkatnya konsentrasi Pb dalam larutan. Pb tertinggi dalam akar tanaman adalah 120,04 mg-pb/l untuk 200 mg-pb/l dari konsentrasi awal Pb, persentase pengambilan Pb tertinggi adalah dicapai pada konsentrasi 100 mg-pb/l dengan 92,41%, sedangkan pengambilan Pb terendah adalah pada konsentrasi 200 mg-pb/l dengan 66,69%. Penyerapan dan akumulasi logam berat oleh akar, translokasi logam dari akar ke bagian tumbuhan lain, dan lokalisasi logam pada bagian sel tertentu untuk menjaga agar tidak menghambat metabolisme tumbuhan tersebut, agar tumbuhan dapat menyerap logam harus dibawa ke dalam larutan di sekitar sel akar (rizosfer), selanjutnya ion logam diangkut melalui jaringan pengangkut xilem dan floem ke bagian tumbuhan lain, untuk meningkatkan efisiensi pengangkutan, ion logam diikat oleh molekul khelat. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian tentang aplikasi phytoremediasi dalam penyisihan ion logam khromium (Cr) dengan menggunakan tumbuhan air Typha latifolia, kesimpulan yang dapat diperoleh adalah sebagai berikut: (1) Konsentrasi ion logam Cr mempengaruhi laju pertumbuhan Typha latifolia, (2) Akumulasi ion logam Cr oleh tanaman Typha latifolia ditemukan maksimum pada bahagian akar tumbuhan masing-masing untuk konsentrasi 35 mg-cr/l (0,3080 mg-cr/kg), 43 mg-cr/l (1,0097), dan 65 mg-cr/l (0,0690 mg-cr/kg). 6

10 DAFTAR PUSTAKA Anonymous, 2003, Fitoremediasi Upaya Mengolah Air Limbah Dengan media Tanaman, Direktorat Perkotaan Dan Perdesaan Wilayah Barat Ditjen Tata Perkotaan Dan Tata Perdesaan Departemen Permukiman Dan Prasarana Wilayah. Eaton, AD., dan Epps, A.A., 1995, Standart Methods for the Examintion of Water and Wastewater, 19 th Ed, APHA, AWWA, and WEF, Baltimore, MD Faeiza, B., Kasmawati, M., Zuraimi, O., Darus, F., 2007, The Used Of Aquatic Wetland Plant Phylidrum lanuginosum To Remove Lead From Aqueous Solution, Faculty of Applied Science, University technology MARA Shah Alam, Selangor, Malaysia Kay S.H., Haller W.T. dan Garrard L.A., 1984, Effect of heavy metals on water hyacinths [Eichhornia crassipes (Mart.) Solms], Aquatic Toxicology, 5, Kalay A. M. dan R. Hindersah, 2003, Pemanfaatan Lumpur Kering Kolam Anaerob Pengolahan Limbah sebagai Media Pembibitan Tanaman Sayuran, Prosiding Kongres dan Seminar Nasional Himpunan Ilmu Tanah Indonesia VIII, hal Khairiah, J., Ahmad, M., Siti, D, dan Maimon, A., 2008, Pemodelan dan Analisis Data Penyerapan Logam Berat oleh Sayuran Berdaun Terpilih, Sains Malaysiana 37(4): Kumar, P. and Dara, S.S, 1982, Utilisation of agricultural waste for docontaminating industrial/domestic wastewaters from toxic metals. J. Of Agricultural Wastes, 4 : Maryani, L, 2004, Pemanfaatan Lumpur Instalasi Pengolahan Air Limbah dan Pupuk Kandang Sapi sebagai Amelioran pada Tanaman Jagung Manis, Universitas Padjadjaran, hal Muntalif, B.S. dan R. Hindersah, 2003, The Use of Domestic Sludge as Organic Matter for Vegetable Production, Indonesian Journal on Chemistry and Toxicology, 2: Qodaryah, E.S., 2004, Pengaruh Lumpur Kering dan Pupuk Kandang Sapi terhadap ph Tanah, Pb Terlarut, Pb Total, Akumulasi Pb pada Pupus Tanaman, dan Hasil Pakcoy pada Fluventic Eutrudepts, Universitas Padjadjaran, hal Quek, S.Y., Wase, D.A.J. and Forster, C.F, 1998, The use of sago waste for the sorptions of lead and cooper. J. Of Water SA, 24: Suzyana A dan Faeiza Hj, 2004, Fern Tree (Gleichenia linearis) As Metal Sorbent for Lead Ions Removal, Prosiding SKAM, 17, US-EPA 1989 EPA Superfund Record of Decision: Picatinny Arsenal (US Army). Rockaway Township, NJ, U. S. Environmental Protection Agency Superfund. Ye, Baker, Wong, dan Willis, 1997, Zinc Lead and Cadmium Tolerance, Uptake and Accumulation by Typha latifolia, Department of Biology, Hongkong Baptist University, Kowloon Tong, Hongkong 7

11 TINJAUAN PERILAKU IBU RUMAH TANGGA DALAM PEMBUANGAN SAMPAH DOMESTIK DI DESA LAM ILIE MESJID KECAMATAN INDRAPURI KABUPATEN ACEH BESAR Cut Permataan Cahaya Dosen Politeknik Kesehatan, Akademi Kesehatan Lingkungan, Banda Aceh ABSTRAK Penelitian tentang tinjauan perilaku ibu rumah tangga dalam pembuangan sampah domestik di Desa Lam Ilie Mesjid Kecamatan Indrapuri Kabupaten Aceh Besar. Sampah rumah tangga biasanya ditampung di tempat sementara untuk beberapa lama, perlu disediakan tempat penampungan yang mampu menampung jumlah sampah, sesuai dengan bentuk, ukuran dan jumlah penduduk beserta kondisi lingkungan. Hasil pengamatan masih kurang tersedia tempat sampah dan masih banyak ibu rumah tangga yang belum mengetahui cara pembuangan sampah yang baik sehingga masih ada yang membuang sampah disembarangan tempat. Penelitian ini untuk mengetahui perilaku ibu rumah tangga dalam pembuangan sampah domestik di desa Lam Ilie Mesjid Kecamatan Indrapuri Kabupaten Aceh Besar tahun 2012, bersifat deskriptif dengan populasi dan sampel berjumlah 60 sampel, penelitian dilakukan pada tanggal 26 januari sampai dengan 4 februari Hasil Penelitian menunjukkan dari 38 ibu rumah tangga dengan pengetahuan baik dan pengelolaan sampah memenuhi syarat sebanyak 27 responden (71,1%), dari 41 ibu rumah tangga dengan tindakan baik dan pengelolaan sampah memenuhi syarat sebanyak 27 responden (65,9%). Sebagian besar Ibu rumah tangga di desa Lam Ilie Mesjid Kecamatan Indrapuri Kabupaten Aceh Besar mempunyai pengetahuan yang baik, tindakan yang baik dan pengelolaan sampah yang memenuhi syarat. Kata Kunci : Perilaku ibu rumah tangga, pembuangan sampah, sampah domestik PENDAHULUAN Sampah adalah sesuatu bahan atau benda yang sudah tidak dipakai lagi oleh manusia, atau benda padat yang sudah digunakan lagi dalam suatu kegiatan dan dibuang. Lokasi dan pengelolaan sampah yang kurang memadai merupakan tempat yang cocok bagi beberapa organisme dan menarik bagi berbagai binatang seperti lalat dan anjing yang dapat menjangkit penyakit. Adapun penyakit yang ditimbulkan adalah penyakit saluran pencernaan (Diare, kolera, thypus), penyakit kulit, penyakit cacingan, dan penyakit demam berdarah (Aedes Aegypty) yang hidup dilingkungan pengelolaan sampahyang kurang baik (kaleng bekas yang dapat menjadi tempat genangan air) (Notoadmodjo, 2003). Sampah rumah tangga biasanya ditampung ditempat sementara untuk beberapa lama. Untuk itu perlu disediakan tempat penampungan yang mampu menampung jumlah sampah sesuai dengan bentuk, ukuran dan jumlah penduduk beserta kondisi lingkungan setempat. Kadang-kadang sampah yang diangkut langsung ketempat penampungan atau tempat pemusnahan tidak mendapatkan perhatian 8

12 mengenai sarana pembuangan sampah yang baik. Hal ini dapat terlihat bahwa pengelolaan sampah di rumah tangga masih belum memenuhi syarat kesehatan (Depkes RI, 2004). Penduduk Desa Lam Ilie Mesjid berjumlah 60 KK dengan jumlah penduduk sebesar 237 jiwa. Dari hasil pengamatan yang dilakukan di desa lam ilie mesjid masih kurang tersedia tempat-tempat sampah disejumlah rumah tangga dan masih banyak ibu rumah tangga yang belum mengetahui bagaimana cara pembuangan sampah yang baik dan benar sehingga masih ada ibu rumah tangga yang membuang sampah di sembarangan tempat. Selain terbatasnya tempat pembuangan sampah sementara juga dikarenakan kurangnya pemahaman ibu rumah tangga terhadap pengelolaan tempat pembuangan sampah sementara sehingga dapat menimbulkan tempat perindukan vektor-vektor pembawa penyakit, dapat menimbulkan bau busuk dan dapat menggangu pemandangan dan sampah tersebut tidak diambil oleh petugas Dinas Kebersihan dan pertamanan. Dari observasi awal terdapat 23 ibu rumah tangga yang masih membuang sampah di sembarang tempat. Pengelolaan sampah adalah suatu bidang yang berhubungan dengan pengaturan terhadap pengumpulan, penyimpanan, pengangkutan dan pemusnahan. Dengan suatu cara yang sesuai dengan prinsip prinsip terbaik dari kesehatan masyarakat seperti tekhnik, perlindungan alam, keindahan dan pertimbangan pertimbangan lain nya, serta mempertimbangkan sikap masyarakat. Makin banyak nya sampah yang dihasilkan, beranekaragam komposisinya, makin berkembang nya kota, terbatasnya dana yang tersedia sehingga pengolahan sampah tidak optimal (Anonymous, 2000). Gambar 1. Tempat Penampungan Sampah di Desa Lam Ilie Mesjid Penelitian ini difokuskan kepada kajian tentang tinjauan perilaku ibu rumah tangga dalam pembuangan sampah domestik di Desa Lam Ilie Mesjid Kecamatan Indrapuri Kabupaten Aceh Besar Tahun Sehingga diharapkan dapat digunakan untuk meningkatkan pengetahuan ibu rumah tangga terhadap pembuangan sampah domestik. Hasil penelitian dapat menggambarkan kemampuan ibu rumah tangga dalam mengambil tindakan terhadap pembuangan sampah domestik di Desa Lam Ilie Mesjid Kecamatan Indrapuri Kabupaten Aceh Besar Tahun Sehingga masyarakat khususnya ibu rumah tangga dalam pengelolaan sampah domestik yang aman dan tidak merusak serta mencemari lingkungan sekitar tempat tinggal. 9

13 Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perilaku ibu rumah tangga dalam pembuangan sampah domestik di Desa lam Ilie Mesjid Kecamatan indrapuri tahun METODE PENELITIAN Jenis penelitian Jenis penelitian ini bersifat Deskriptif yaitu untuk mengetahui Tinjauan perilaku ibu rumah tangga terhadap pembuangan sampah domestik di Desa Lam Ilie Mesjid Kecamatan Indrapuri Kabupaten Aceh Besar tahun Kerangka Konsep Kerangka konsep penelitian adalah sebagai berikut: Pengetahuan Tindakan Perilaku Ibu Rumah tangga terhadap pembuangan sampah Lokasi dan waktu penelitian Penelitian ini dilakukan di desa Lam Ilie Mesjid Kecamatan Indrapuri Kabupaten aceh Besar pada tanggal 26 Januari sampai dengan 4 Februari Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah ibu rumah tangga yang tinggal di Desa Lam Ilie Mesjid Kecamatan Indrapuri Kabupaten Aceh Besar sebanyak 60 responden dari 60 KK. Sampel dalam penelitian ini adalah total sampling yaitu seluruh ibu rumah tangga yang ada di Desa Lam Ilie Mesjid sebanyak 60 sampel dari 60 KK. Kriteria Sampel : a. Bersedia menjadi responden b. Bisa menulis dan membaca c. Umur berkisar antara tahun d. Tidak meninggalkan tempat selama menjadi responden Pengumpulan data Data primer diperoleh dari wawancara observasi, data skunder diperoleh dari kantor kepala desa. Analisa data Analisa data dengan menggunakan univariat dan bivariat secara deskriptif dan data disajikan dalam bentuk tabel dan narasi. 10

14 HASIL DAN PEMBAHASAN Pengetahuan Dari hasil penelitian terhadap pengetahuan ibu rumah tangga di Desa Lam Ilie Mesjid Kecamatan Indrapuri Kabupaten Aceh Besar maka diperoleh hasil seperti terlihat pada tabel 1. Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Dalam Pembuangan Sampah Di Desa Lam Ilie Mesjid Kecamatan Indrapuri Kabupaten Aceh Besar Tahun 2012 No Pengetahuan Frekuensi Persentase % 1 2 Baik Kurang Baik ,34 36,66 Jumlah Berdasarkan Tabel 1. menunjukkan bahwa dari 60 responden yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 38 ibu rumah tangga (63,34%) Tindakan Hasil penelitian terhadap tindakan ibu rumah tangga didesa Lam Ilie Mesjid Kecamatan Indrapuri Kabupaten Aceh Besar. Hasil seperti terlihat pada tabel 2. Tabel 2. Distribusi Responden berdasarkan Tindakan Ibu Rumah Tangga Dalam Pembuangan Sampah Di Desa Lam Ilie Kabupaten Aceh Besar No Tindakan Frekuensi Persentase % 1 2 Baik Kurang Baik ,33 31,67 Jumlah Berdasarkan Tabel 2. diatas menunjukkan bahwa dari 60 ibu rumah tangga yang melakukan tindakan baik sebanyak 41 orang (68,33 %) Pengelolaan Sampah Dari hasil penelitian terhadap pengelolaan sampah oleh ibu rumah tangga di Desa Lam Ilie Mesjid Kecamatan Indrapuri Kabupaten Aceh Besar. Maka diperoleh hasil seperti terlihat pada tabel 3. 11

15 Tabel 3. Distribusi Responden bedasarkan Pengelolaan Sampah di Desa Lam Ilie Mesjid Kabupaten Aceh Besar Tahun 2012 No 1 2 Pengelolaan sampah Frekuensi Persentase % Memenuhi syarat 35 58,33 Tidak memenuhi 25 41,67 syarat Jumlah Berdasarkan Tabel 3. menunjukkan bahwa dari 60 ibu rumah tangga yang melakukan pengelolaan sampah memenuhi syarat sebanyak 35 orang (58,33 %). Tabel 4. Distribusi Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Terhadap Pengelolaan Sampah Di Desa Lam Ilie Mesjid Kecamatan Indrapuri Kabupaten Aceh Besar Pengelolaan Sampah No Variabel MS TMS jml F % F % 1 Pengatahuan Baik Kurang baik ,1 36, ,9 63, Tindakan Baik Kurang baik ,9 42, ,1 57,9 Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 38 ibu rumah tangga yang memiliki pengetahuan baik dan pengelolaan sampah memenuhi syarat sebanyak 27 ibu rumah tangga (71,1%). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka peneliti berasumsi sebagian besar ibu rumah tangga di desa Lam Ilie Mesjid sudah mempunyai pengetahuan baik dan pengelolaan sampah memenuhi syarat. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 41 ibu rumah tangga yang tindakan baik dan pengelolaan sampah memenuhi syarat yaitu sebanyak 27 ibu rumah tangga (65,9%). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka peneliti berasumsi sebagian besar ibu rumah tangga di desa lam Ilie Mesjid sudah mempunyai tindakan baik dan pengelolaan sampah memenuhi syarat. Dengan adanya tindakan yang baik dalam pengelolaan sampah maka ibu rumah tangga dapat meminimalkan jumlah sampah dan dapat memusnahkan sampah oleh masing-masing ibu rumah tangga sehingga dapat terhindar dari berbagai penyakit yang dapat disebabkan oleh sampah dan lingkungan rumah akan bersih dan nyaman. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka peneliti berasumsi sebagian besar ibu rumah tangga di desa Lam Ilie Mesjid sudah mempunyai tindakan baik dan pengelolaan sampah memenuhi syarat. Dengan adanya tindakan yang baik dalam pengelolaan sampah maka ibu rumah tangga dapat meminimalkan jumlah sampah dan dapat memusnahkan sampah oleh masing-masing ibu rumah tangga sehingga dapat terhindar dari berbagai penyakit yang dapat disebabkan oleh sampah dan lingkungan rumah akan bersih dan nyaman

16 PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian tentang Tinjauan Perilaku Ibu Rumah Tangga Dalam Pembuangan Sampah Domestik Di Desa Lam Ilie Mesjid Kecamatan Indrapuri Kabupaten Aceh Besar Tahun 2012, kesimpulan yang dapat diperoleh sebagai berikut: (1) Sebagian besar Ibu rumah tangga di Desa Lam Ilie Mesjid Kecamatan Indrapuri Kabupaten Aceh Besar sudah mempunyai pengetahuan baik dan pengelolaan sampah memenuhi syarat yaitu sebanyak 27 responden (71,1%). (2) Sebagian besar Ibu rumah tangga di Desa Lam Ilie Mesjid Kecamatan Indrapuri Kabupaten Aceh Besar sudah mempunyai tindakan baik dan pengelolaan sampah memenuhi syarat yaitu sebanyak 27 ibu rumah tangga (65,9%). Saran Diharapkan kepada peneliti selanjutnya untuk dapat menambah wawasan dan meneliti lebih lanjut lagi menyangkut pengelolaan sampah. Diharapkan kepada ibu rumah tangga agar lebih meningkatkan pengetahuan dan tindakan dalam opembuangan sampah DAFTAR PUSTAKA Anonymous, 2000; Petunjuk Pelaksanaan Pengawasan Dampak Sampah (Aspek Kesehatan Lingkungan), Jakarta. Depkes RI, 2004; Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Lingkungan, Dirjen PPM dan PLP, Jakarta Notoatmodja.S, 2003; Ilmu Kesehatan Masyarakat, Rineka Cipta, Jakarta. 13

17 TINJAUAN PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP PEMELIHARAAN JAMBAN KELUARGA DI GAMPONG LAM ILIE MESJID KECAMATAN INDRAPURI KABUPATEN ACEH BESAR Zulfitri Dosen Sekolah Tinggi Kesehatan Masyarakat U Budiyah Indonesia, Banda Aceh ABSTRAK Penelitian ini tentang perilaku masyarakat terhadap pemeliharaan jamban keluarga Di Gampong Lam Ilie Mesjid Kecamatan Indrapuri kabupaten aceh Besar, jumlah Kepala Keluarga 60 KK yang sebagian besar masyarakat bermata pencaharian sebagai petani. Hasil pengamatan awal yang dilakukan di Gampong Lam ilie mesjid ternyata masih ada jamban keluarga yang tidak memenuhi syarat. Hal ini menunjukkan bahwa pemeliharaan jamban masih kurang. Permasalahan yang timbul adalah perilaku masyarakat di Gampong Lam Ilie Mesjid masih kurang terhadap pemeliharaan jamban keluarga yang memenuhi syarat kesehatan, sehingga jamban tidak dikelola dengan baik, karena kurangnya pemahaman masyarakat terhadap pemeliharaan jamban dan pentingnya jamban. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan populasi adalah seluruh KK yang berjumlah 60 KK, sampel ini diambil adalah total populasi yang berjumlah 60 KK. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat di Gampong Lam Ilie Mesjid Kecamatan Indrapuri Kabupaten Aceh Besar berpengaruh dan berpengetahuan tinggi terhadap pemeliharaan jamban yaitu sebanyak 53 orang (88,3%). Masyarakat yang bersikap positif terhadap pemeliharaan jamban yaitu sebanyak 52 orang ( 86,7%), dan masyarakat yang mempunyai tindakan yang baik terhadap pemeliharaan jamban yaitu sebanyak 46 orang (76,7%). Kata Kunci : Perilaku masyarakat, Pemeliharaan Jamban. PENDAHULUAN Perilaku masyarakat Indonesia sehat adalah perilaku proaktif untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah resiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit serta partisipasi aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat. Perilaku terhadap lingkungan kesehatan adalah respon seseorang terhadap lingkungan sebagai determinan kesehatan manusia (Notoatmodjo, 2003). Salah satu upaya penting untuk meningkatkan derajat kesehatan adalah pengadaan lingkungan fisik yang sehat bagi masyarakat jamban pada umumnya dan khususnya jamban keluarga merupakan salah satu sarana yang diperlukan untuk mewujudkan lingkungan bersih dan sehat. Dengan tersedianya jamban yang memenuhi syarat kesehatan sehingga dapat terhindar dari penyebaran penyakit. Pengaruh jamban yang tidak sehat terhadap penyakit diare sehingga membawa efek terhadap penurunan tingkat kesehatan (Tarigan, 2008). Pencemaran lingkungan salah satunya pengelolaan lingkungan itu sendiri tidak memenuhi syarat sehat, seperti pengelolaan jamban, sehingga dapat berpengaruh 14

18 terhadap kesehatan manusia. Lingkungan yang bersih dan sehat adalah lingkungan yang didambakan oleh manusia dan dapat bermanfaat terhadap peningkatan hidup sehat (Sukardi, 2000). Menurut Depkes RI (1991) salah satu fasilitas kesehatan yang sangat penting adalah jamban keluarga. Jamban keluarga adalah suatu bangunan yang dipergunakan untuk membuang tinja atau kotoran manusia atau najis bagi suatu keluarga yang lazim disebut kakus/wc. Jamban keluarga merupakan sarana sanitasi dasar untuk menjaga kesehatan lingkungan dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Masalah penyakit lingkungan pemukiman khususnya pada pembuangan tinja merupakan salah satu dari berbagai masalah kesehatan yang perlu mendapatkan prioritas. Penyediaan sarana pembuangan tinja terutama dalam pelaksanaan tidaklah mudah, karena menyangkut peran serta masyarakat yang biasanya sangat erat kaitannya dengan perilaku, tingkat ekonomi, kebudayaan dan pendidikan. Pembuangan tinja perlu mendapat perhatian khusus karena merupakan salah satu bahan buangan yang banyak mendatangkan masalah dalam bidang kesehatan dan sebagai media bibit penyakit, seperti diare, typhus, muntaber, disentri, cacingan dan gatal-gatal. Selain itu dapat menimbulkan pencemaran lingkungan pada sumber air dan bau busuk serta estetika (Syaifuddin, 2000). Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku masyarakat dalam pemeliharaan jamban keluarga dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti pengetahuan, sikap dan tindakan masyarakat (Notoatmodjo, 2003). Pengetahuan adalah suatu wawasan apa yang diketahui terhadap sikap dan tindakan yang diambil. Tingginya pengetahuan maka perilaku seseorang akan bertambah baik. Sebaliknya jika pengetahuan seseorang kurang maka dapat berperilaku yang kurang wajar. Sehingga keputusan yang diambil sering menimbulkan kegagalan atau kesalahan Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulasi atau objek. Sikap itu tidak dapat langsung dilihat tetapi hanya dapat ditafsirkan dahulu dari perilaku yang tertutup (Notoatmodjo, 2003). Tindakan adalah kegiatan nyata dari seseorang terhadap stimulus yang ada. Menurut Depkes RI 2005, tindakan yang penting dan dapat dilakukan oleh keluarga untuk mencegah penyebaran penyakit terutama penyakit diare adalah membuang kotoran manusia secara aman yaitu di jamban.untuk mencegah dan mengurangi kontaminasi tinja terhadap lingkungan maka pembuangan kotoran manusia harus dikelola dengan baik, yaitu pembuangan kotoran harus di suatu tempat tertentu atau jamban yang sehat. Suatu jamban disebut sehat untuk daerah pedesaan apabila memenuhi persyaratan yaitu tidak mengotori permukaan tanah disekeliling jamban tersebut, tidak mengetori air permukaan disekiternya, tidak mengotori air tanah sekitarnya, tidak terjangkau oleh serangga terutama lalat dan kecoa dan binatangbinatang lainnya, tidak menimbulkan bau, mudah digunakan dan dipelihara, sederhana desainnya, murah dan dapat diterima oleh pemakainya ( Notoadmojo (2007). Jamban keluarga adalah suatu bangunan atau tempat yang sengaja dibuat untuk dipergunakan dalam membuang tinja atau kotoran manusia atau najis bagi keluarga yang lazim disebut kakus/wc (Sukardi, 2000). Berikut bagan peranan tinja dalam penularan penyakit : 15

19 Ai M Ti Tan Lal Makanan, minuman, sayursayuran Penja mu Ta sa Gambar 1. Peranan Tinja Dalam Penyebaran penyakit. Gampong Lam Ilie Mesjid adalah sebuah gampong di daerah Aceh Besar dengan jumlah kepala keluarga 60 KK yang sebagian besar masyarakat bermata pencaharian sebagai petani. Dari hasil pengamatan awal yang dilakukan di Gampong Lam Ilie Mesjid ternyata masih ada jamban keluarga yang tidak memenuhi syarat hal ini dapat dilihat dari lantai jamban, tidak adanya ventilasi, dijumpainya jamban yang penuh dan tidak disedot. Hal ini menunjukkan bahwa pemeliharaan jamban keluarga masih kurang. Permasalahan utama yang timbul adalah perilaku masyarakat di Gampong Lam Ilie Mesjid masih kurang terhadap pemeliharaan jamban keluarga yang memenuhi syarat kesehatan sehingga jamban tidak dikelola dengan baik. Penelitian ini difokuskan kepada Perilaku Masyarakat Terhadap Pemeliharaan Jamban Keluarga di Gampong Lam Ilie Mesjid Kecamatan Indrapuri Kabupaten Aceh Besar. Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam memelihara kesehatan lingkungan terutama dari segi hal pemeliharaan jamban yang sehat, bagi masyarakat Lam Ilie Mesjid Kecamatan Indrapuri, Aceh Besar. Tujuan Penelitian - Untuk mengetahui pengetahuan masyarakat terhadap pemeliharaan jamban keluarga. - Untuk mengetahui sikap masyarakat terhadap pemeliharaan jamban keluarga. - Untuk mengetahui tindakan masyarakat terhadap pemeliharaan jamban keluarga. Manfaat penelitian Bagi masyarakat agar dapat dijadikan bahan masukan dalam pemeliharaan jamban yang sehat. Bagi penulis untuk menambah wawasan dan pengetahuan serta pengalaman bagi penulis 16

20 METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Jenis penelitian ini bersifat deskriptif untuk mengetahui tinjauan perilaku masyarakat terhadap pemeliharaan jamban keluarga di Gampong Lam Ilie Mesjid Kecamatan Indrapuri Kabupaten Aceh Besar Tahun 2012, Kerangka Konsep Menurut Notoatmodjo (2003), Sukardi (2000) perilaku pemeliharaan kesehatan termasuk di dalamnya jamban dipengaruhi oleh 3 (tiga) faktor yaitu pengetahuan, sikap dan tindakan. Berdasarkan teori di atas maka dapat dibuat bagan kerangka penelitian sebagai berikut : Pengetahuan Sikap Pemeliharaan Jamban Tindakan Gambar 2. Kerangka Konsep Lokasi dan waktu penelitian Penelitian ini dilakukan di Gampong Lam Ilie Mesjid Kecamatan Indrapuri Kabupaten Aceh Besar, pada tanggal 13 s/d 15 Februari Populasi dan sampel Sampel dalam penelitian ini adalah total populasi, semua KK yang ada di Gampong Lam Ilie Mesjid di jadikan sampel sebanyak 60 KK. Pengumpulan data Data diperoleh dari wawancara dan observasi, data sekunder, diperoleh dari kantor kepala Desa. Analisis data Analisis data dengan menggunakan univariat, bivariat dan multivariat secara deskriptif dan data disajikan dalam bentuk tabel dan narasi. 17

21 HASIL DAN PEMBAHASAN Pemeliharaan Jamban Tabel 4. Distribusi Pemeliharaan Jamban Keluarga Di Gampong Lam Ilie Mesjid Indrapuri Aceh Besar No Pemeliharaan Jamban Frekuensi % Ada 46 76,7 Tidak ada 14 23,3 Total Berdasarkan tabel 4. dapat disimpulkan bahwa kepala keluarga di Gampong Lam Ilie Mesjid Kecamatan Indrapuri Kabupaten Aceh Besar yang ada melakukan pemeliharaan jamban keluarga yaitu sebanyak 76,7 %. Pengetahuan Tabel 5. Distribusi Pengetahuan Kepala Keluarga Terhadap Pemeliharaan Jamban Keluarga Di Gampong Lam Ilie Mesjid Indrapuri Aceh Besar No Pengetahuan Frekuensi % Tinggi Rendah ,3 11,7 Total Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat di Gampong Lam Ilie Mesjid Kecamatan Indrapuri Kabupaten Aceh Besar berpengetahuan tinggi terhadap pemeliharaan jamban yaitu sebanyak 53 orang (88,3 %). Sikap Tabel 6. Distribusi Sikap Kepala Keluarga Terhadap Pemeliharaan Jamban Keluarga Di Gampong Lam Ilie Mesjid Indrapuri Aceh Besar No Sikap Frekuensi % Positif Negatif ,7 13,3 Total

22 Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat di Gampong Lam Ilie Mesjid Kecamatan Indrapuri Kabupaten Aceh Besar bersikap positif terhadap pemeliharaan jamban yaitu sebanyak 52 responden (86,7%). Tindakan Tabel 7.Distribusi Tindakan Kepala Keluarga Terhadap Pemeliharaan Jamban Keluarga Di Gampong Lam Ilie Mesjid Indrapuri Aceh Besar Tahun 2012 No Tindakan Frekuensi % Baik Kurang baik ,7 23,3 Total Dari 60 responden bahwa kepala keluarga di Gampong Lam Ilie Mesjid Kecamatan Indrapuri Kabupaten Aceh Besar mempunyai tindakan yang baik terhadap pemeliharaan jamban keluarga yaitu sebanyak 76,7 %). Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat di Gampong Lam Ilie Mesjid Kecamatan Indrapuri Kabupaten Aceh Besar mempunyai tindakan yang baik terhadap pemeliharaan jamban yaitu sebanyak 46 responden (76,7 %). Tabel 8. Tabulasi Silang Antara Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Kepala Keluarga Dengan Pemeliharaan Jamban Keluarga Di Gampong Lam Ilie Mesjid Kabupaten Aceh Besar No Variabel Pemeliharaan Jamban Ya Tidak Jml 1 Pengetahuan Tinggi Rendah Sikap Positif Negatif Tindakan Baik Kurang baik Dari analisa tabulasi silang antara pengetahuan terhadap pemeliharaan jamban bahwa dari 53 responden yang mempunyai pengetahuan tinggi terdapat 43 responden ada pemeliharaan jamban dan yang tidak ada pemeliharaan jamban sebanyak 10 responden, dari 7 responden yang berpengetahuan rendah terdapat 3 responden yang ada pemeliharaan jamban dan yang tidak ada pemeliharaan jamban sebanyak 4 responden yang tidak ada. Dari 60 responden bahwa kepala keluarga di Gampong Lam ilie mesjid Kecamatan Indrapuri Kabupaten Aceh Besar berpengetahuan tinggi tentang pemeliharaan jamban keluarga sebanyak 53 KK (88,3 %). Pengetahuan tinggi yang sudah dimiliki oleh masyarakat Lam Ilie Mesjid akan menjadi pemicu yang positif dalam berperilaku terutama dalam pemeliharaan jamban keluarga.tingginya 19

23 pengetahuan responden tentang pemeliharaan jamban dipengaruhi oleh informasi yang diterima. Hal ini sejalan dengan teori dari Notoatmodjo (2003) yang menyebutkan bahwa informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan Dari analisa tabulasi silang antara sikap terhadap pemeliharaan jamban bahwa dari 52 responden yang mempunyai sikap positif terdapat 39 responden ada pemeliharaan jamban dan yang tidak ada pemeliharaan jamban sebanyak 13, dari 8 responden yang mempunyai sikap negatif terdapat 7 responden ada pemeliharaan jamban dan yang tidak ada pemeliharaan jamban sebanyak 1 responden Dari 60 responden bahwa kepala keluarga di Gampong Lam ilie mesjid Kecamatan Indrapuri Kabupaten Aceh Besar bersikap positif terhadap pemeliharaan jamban keluarga yaitu sebanyak 86,7 %. Sikap positif yang sudah dimiliki oleh masyarat Lam Ilie Mesjid dalam pemeliharaan jamban keluarga otomatis terwujud dalam prilaku yang baik, hal ini dipengaruhi oleh pengetahuan pribadi masyarakat, kebudayaan orang lain yang dianggab lebih baik, dari mediya masa, istalasi pendidikan maupun faktor emosi dalam diri individu tersebut. dari hasil penelitin dapat diketahui bahwa semakin baik sikap masyarakat maka akan semakin baik pula perilakunya dalam pemeliharaan jamban Dari analisa tabulasi silang menunjukkan bahwa dari 46 responden yang melakukan tindakan baik terdapat 46 responden ada pemeliharaan jamban dan yang tidak ada pemeliharaan jamban tidak ada (0 %), dari 14 responden yang melakukan tindakan kurang baik tidak ada (0 %) ada pemeliharaan jamban dan yang tidak ada pemeliharaan jamban sebanyak 14 responden. Semakin baik tindakan maka semakin baik perilaku responden terhadap pemeliharaan jamban keluarga. Tindakan pemeliharaan jamban yag dilakukan adalah merupakan kebiasaan masyarakat di desa Lam Ilie Mesjid Kecamatan Indrapuri Kabupaten Aceh Besar dikarenakan kemajuan moderen dimana setiap rumah sudah memiliki jamban bagus seperti angsalaterine sehingga mendorong responden untuk melakukan perilaku yang baik dalam pemeliharaan jamban seperti menjaga kebersihan, menyiram jamban atau sudah tersedianya air dalam jamban. Rata-rata masyarakat sudah melakukan tindakan yang baik terhadap pemeliharaan jamban. 20

24 Tabel 9. Tabulasi Antara Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Terhadap Pemeliharaan Jamban Keluarga Di Gampong Lam Ilie Mesjid Kecamatan Indrapuri Pemeliharaan Jamban Pengetahuan Sikap Tindakan Total ada Tidak ada Baik Negatif Rendah Kurang baik Baik Positif Kurang baik Baik Negatif Kurang baik Tinggi Baik Positif Kurang baik Total Dari 60 responden yang mempunyai pengetahuan tinggi, sikap positif, tindakan baik ada pemeliharaan jamban 38 responden. Untuk mengatasi masalah yang sebagian kecil responden masih bersikap negatif maka perlu diberikan bimbingan dan penyuluhan oleh tenaga kesehatan mengenai pemeliharaan jamban, sehingga responden lebih mengetahui bahwa pemeliharaan jamban sangat penting.dengan adanya hal tersebut maka responden pun lebih bersikap baik dalam hal pemeliharaan jamban. Selain itu, dengan bertanya atau berkonsultasi khususnya dengan ahli sanitarian tentang pemeliharaan jamban yang baik dan sehat. Tindakan pemeliharaan jamban yag dilakukan adalah merupakan kebiasaan masyarakat di desa Lam Ilie Mesjid Kecamatan Indrapuri Kabupaten Aceh Besar dikarenakan kemajuan moderen dimana setiap rumah sudah memiliki jamban bagus seperti angsalaterine sehingga mendorong responden untuk melakukan perilaku yang baik dalam pemeliharaan jamban seperti menjaga kebersihan, menyiram jamban atau sudah tersedianya air dalam jamban. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tentang tinjauan perilaku masyarakat terhadap pemeliharaan jamban keluarga Di Gampong Lam Ilie Mesjid Kecamatan Indrapuri Kabupaten Aceh Besar Tahun 2012, kesimpulan yang yang dapat diperoleh adalah sebagai berikut: (1) Kepala Keluarga di Gampong Lam Ilie Mesjid Kecamatan Indrapuri Kabupaten Aceh Besar berpengetahuan tinggi terhadap pemeliharaan jamban yaitu sebanyak 53 responden (88,3 %). (2) Kepala Keluarga di Gampong Lam Ilie Mesjid Kecamatan Indrapuri Kabupaten Aceh Besar bersikap positif terhadap pemeliharaan jamban yaitu sebanyak 52 responden (86,7 %). 21

25 (3) Kepala Keluarga di Gampong Lam Ilie Mesjid Kecamatan Indrapuri Kabupaten Aceh Besar mempunyai tindakan yang baik terhadap pemeliharaan jamban yaitu sebanyak 46 responden (76,7 %). Saran Diharapkan kepada Kepala keluarga Gampong Lam Ilie Mesjid agar lebih meningkatkan Pengetahuan Sikap Dan Tindakan dalam pemeliharaan jamban. Kepada petugas Kesehatan lingkungan diharapkan dapat memberikan penyuluhan tentang pentingnya pemeliharaan jamban DAFTAR PUSTAKA Depkes RI, 1991; Pedoman Bidang Studi Pembuangan Tinja dan Air Limbah, Pada Institusi Pendidikan Sanitasi/ Kesehatan Lingkungan, Jakarta Notoatmodjo, 2003; Ilmu Kesehatan Masyarakat, Rineka Cipta, Jakarta Notoatmodjo, 2007, Kesehatan Masyrakat Ilmu dan Seni, Rineka Cipta, Jakarta Sukardi, 2000; Pemeliharaan Jamban, dalam www, jurnallingkungan.co.id. Syaifuddin, 2000; Sikap Manusia, Pustaka Belajar, Bandung. Tarigan, Elisabeth, 2008; Faktor Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Keluarga dalam Penggunaan Jamban di Kota Kabanjahe, Tesis, Pasca Sarjana,USU, Medan,. 22

26 PELUANG DAN TANTANGAN PENGGUNAAN AGENSIA HAYATI ENTOMOPATOGENIK DALAM MEWUJUDKAN PERTANIAN BERKELANJUTAN *Lukmanul Hakim *) Staf pengajar Kopertis Wilayah-I dpk pada Universitas Serambi Mekkah Banda Aceh. ABSTRAK Pertanian berkelanjutan adalah pengelolaan sumber daya yang berhasil untuk usaha pertanian, guna membantu kebutuhan manusia yang berubah sekaligus mempertahankan, meningkatkan kualitas lingkungan, dan melestarikan sumber daya alam. Agensia hayati merupakan sekelompok organisme dan atau mikroorganisme yang dapat mengendalikan populasi serangga atau hama lain karena rantai nutrient secara berkesinambungan dari waktu ke waktu. Agensia hayati berpeluang besar karena: a) kesadaran masyarakat dunia akan kesehatan dan lingkungan yang selalu berubah, b) aman penggunaan pada tanaman pangan, c) berlimpah ditemukan di alam, d) biaya produksi murah, e) tidak membutuhkan waktu lama untuk pembiakan. Dibalik peluang, tantangan yang mungkin dihadapi, antara lain: 1) ketahanan hidup dari agensia sangat tergantung pada iklim yang berubah, 2) dalam prinsip keseimbangan kadang kala menjadi kedala, karena agensia tinggi serangga sasaran menurun dapat menyebabkan umpan balik, 3) agensia hayati belum seluruhnya diproduksi secara massal. Sasaran yang ingin dicapai dari pemanfaatan agensia hayati: 1) populasi serangga didalam ekosistem tetap lestari, 2) agensia hayati dan serangga merupakan biodiversitas gen yang perlu dipertahankan, 3) terciptanya sebuah badan kajian menyangkut agensia hayati dari kemungkinan produksi secara massal. Kata-kata Kunci : Agensia Hayati, Pertanian Berkelanjutan PENDAHULUAN Kata berkelanjutan (sustainable) sekarang telah digunakan secara luas dalam ruang lingkup program pembangunan. Apa arti sebenarnya dari kata berkelanjutan? menurut Coen Reijntjes, at. al., (1999) keberlanjutan dapat diartikan menjaga agar sesuatu rencana dapat berlang secara terus-menerus, kemampuan untuk bertahan dan menjaga agar tidak terjadi kepunahan. Consultative group on international agricultural research (CGIAR., 1978) menyebutkan: pertanian berkelanjutan adalah pengelolaan sumberdaya yang berhasil untuk usaha pertanian, guna memenuhi kebutuhan manusia dengan mempertahankan kualitas lingkungan dan melestarikan sumber daya alam. Dari dua pendapat di atas, dapatlah dipahami bahwa pertanian berkelanjutan adalah pertanian dengan mengedepankan prinsip-prinsip ekologi, dimana alam dengan segala kelebihannya dapat mengatur untuk pemulihan dalam jangka panjang dengan tanpa campur tangan manusia. Dalam arti yang lebih luas, Gips (1986) dalam 23

27 Coen Reijntjes, at. al., (1999) menjelaskan, 5 hal menyangkut pertanian berkelanjutan: 1) berlanjut secara ekologis, dimana sumberdaya alam dan kemampuan agroekosistem secara menyeluruh yang di dalamnya manusia, tanaman, hewan, dan mikroorganisme. Peran manusia sebagai pengelola sumberdayaan memanfaatkan biomassa, sehingga dapat menekan penggunaan energi tinggi secara eksternal. 2) berlanjut secara ekonomis, dimana petani dapat terpenuhi kebutuhan hidupnya dari lahan usaha tani yang diusahakan. Keberlanjutan secara ekonomi ini dapat diukur bukan hanya dari produksi total yang dihasilkan, akan tetapi mencakup melestarikan sumberdaya alam dan memimalkan resiko. 3) azas keadilan, dimana kelompok masyarakat dapat berperanserta dan memberikan kesempatan yang sama dalam mewujutkan dan melestarikan lingkungan usaha taninya. 4) manusiawi, dengan menghargai semua bentuk kehidupan yang ada didalam ekosistem. 5) luwes dalam artian mudah, murah dan mampu dilaksanakan pada setiap lapisan masyarakat. Berdasarkan uraian di atas, mari kita menyikapi sebuah folosofi Cina bukan rusa takut dengan harimau, tetapi keduanya sama-sama mempertahankan hidup. JAMUR ENTOMOPATOGENIK Tidak asing bagi pembaca memahami tentang jamur, cukup banyak bidang ilmu yang mengkaji tentang jamur. Suatu ilmu yang khusus mempelajari tentang jamur disebut Mikologi, namu secara etimologi = makna kata, mikes (latin = jamur), logos = ilmu. Dalam ilmu pangan jamur/cendawan sering disebut dengan kapang, sedangkan dalam bahasa inggris menyebutnya dengan fungi. Orang Aceh sering menyebutnya dengan kulat. Jamur adalah sub ujud mikroskopis tergolong dalam mikroorganisme ditemukan dalam berbagai kondisi, panas, kering, lembab, pada manusia, hewan, tanaman, udara, tanah, dan air. Entomopatogenik merupakan jenis jamur tertentu yang diketahui dapat menginfeksi semua jenis serangga. Jenis-jenis jamur entomopatogenik: 1) Metharrizium anisopliae dapat menginfeksi serangga. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan untuk menekan populasi nyamuk demam berdarah (Aedes aegypti) terutama nyamuk pada stadia larva (Yasmin dan Lenni Fitri, 2010). 2) Jamur Lecanicillium lecanii dapat digunakan untuk mengendalikan nematoda (cacing parasitik) pada akar tanaman kentang. Berdasarkan hasil penelitian Solichah dkk (2009) dapat menurunkan populasi nematoda pada konsentrasi 1,4x10 8 mencapai 80% (LD 80 ). Hama uret yang menyerang tanaman padi gogo dalam bahasa latin disebut Phillophaga heleri (Coleoptera : Scarabaeidae) yang menyebabkan gagal panen. Untuk mengatasi masalah ini para peneliti secara terus menerus melakukan penelitian dengan penakanan pada penggunaan agensia hayati dari golongan jamur Metharrizium anisopliae. Berdasarkan hasil penelitian Tri Harjaka (2005) menunjukkan Metharrizium anisopliae yang dicobakan didalam plot-plot percobaan mampu menginfeksi hama Phillophaga heleri. Beauveria bassiana mampu menekan pertumbuhan hama wereng coklat yang selama ini dikenal sangat rentan dengan penggunaan pestisida. Penelitian yang dikembangkan Siti Herlinda dkk (2008) melaporkan: tingkat penurunan nimfa dari wereng coklat significant dengan menggunakan B. bassiana dalam bentuk formulasi 24

TINJAUAN PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP PEMELIHARAAN JAMBAN KELUARGA DI GAMPONG LAM ILIE MESJID KECAMATAN INDRAPURI KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 2012

TINJAUAN PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP PEMELIHARAAN JAMBAN KELUARGA DI GAMPONG LAM ILIE MESJID KECAMATAN INDRAPURI KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 2012 TINJAUAN PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP PEMELIHARAAN JAMBAN KELUARGA DI GAMPONG LAM ILIE MESJID KECAMATAN INDRAPURI KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 2012 Zulfitri Program S1 Kesehatan Masyarakat U Budiyah Indonesia,

Lebih terperinci

TINJAUAN PERILAKU IBU RUMAH TANGGA DALAM PEMBUANGAN SAMPAH DOMESTIK DI DESA LAM ILIE MESJID KECAMATAN INDRAPURI KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 2012

TINJAUAN PERILAKU IBU RUMAH TANGGA DALAM PEMBUANGAN SAMPAH DOMESTIK DI DESA LAM ILIE MESJID KECAMATAN INDRAPURI KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 2012 TINJAUAN PERILAKU IBU RUMAH TANGGA DALAM PEMBUANGAN SAMPAH DOMESTIK DI DESA LAM ILIE MESJID KECAMATAN INDRAPURI KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 0 Cut Permataan Cahaya Mahasiswi S- Kesehatan Masyarakat STIKES

Lebih terperinci

Penyisihan Konsentrasi Pb Menggunakan Typha Latifolia dengan Metode Sub- Surface Flow Constructed Wetland

Penyisihan Konsentrasi Pb Menggunakan Typha Latifolia dengan Metode Sub- Surface Flow Constructed Wetland Penyisihan Konsentrasi Pb Menggunakan Typha Latifolia dengan Metode Sub- Surface Flow Constructed Wetland Sanny Amir Arasy 1), Shinta Elystia 2), David Andrio 2) 1) Mahasiswa Teknik Lingkungan S1 2) Dosen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sampah dan Jenis Sampah Sampah merupakan sesuatu yang dianggap tidak berharga oleh masyarakat. Menurut Hadiwiyoto

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sampah dan Jenis Sampah Sampah merupakan sesuatu yang dianggap tidak berharga oleh masyarakat. Menurut Hadiwiyoto 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sampah dan Jenis Sampah Sampah merupakan sesuatu yang dianggap tidak berharga oleh masyarakat. Menurut Hadiwiyoto (1983), sampah adalah sisa-sisa bahan yang mengalami perlakuan-perlakuan,

Lebih terperinci

HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE DI KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG.

HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE DI KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG. JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT, Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 922-933 Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN

Lebih terperinci

Gambaran Sanitasi Lingkungan Wilayah Pesisir Danau Limboto di Desa Tabumela Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo Tahun 2013

Gambaran Sanitasi Lingkungan Wilayah Pesisir Danau Limboto di Desa Tabumela Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo Tahun 2013 Summary Gambaran Sanitasi Lingkungan Wilayah Pesisir Danau Limboto di Desa Tabumela Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo Tahun 2013 Merliyanti Ismail 811 409 043 Jurusan kesehatan masyarakat Fakultas

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. waktu terjadi pasang. Daerah genangan pasang biasanya terdapat di daerah dataran

PENDAHULUAN. waktu terjadi pasang. Daerah genangan pasang biasanya terdapat di daerah dataran PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Daerah genangan pasang adalah daerah yang selalu tergenang air laut pada waktu terjadi pasang. Daerah genangan pasang biasanya terdapat di daerah dataran rendah di dekat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanah merupakan salah satu unsur alam yang sama pentingnya dengan air dan udara. Tanah adalah suatu benda alami, bagian dari permukaan bumi yang dapat ditumbuhi oleh

Lebih terperinci

ARTIKEL PENELITIAN HUBUNGAN KONDISI SANITASI DASAR RUMAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBANG 2

ARTIKEL PENELITIAN HUBUNGAN KONDISI SANITASI DASAR RUMAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBANG 2 ARTIKEL PENELITIAN HUBUNGAN KONDISI SANITASI DASAR RUMAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBANG 2 Lintang Sekar Langit lintangsekar96@gmail.com Peminatan Kesehatan Lingkungan,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. berbagai sektor seperti bidang ekonomi, sosial dan budaya. Momentum pembangunan

I. PENDAHULUAN. berbagai sektor seperti bidang ekonomi, sosial dan budaya. Momentum pembangunan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang melaksanakan pembangunan di berbagai sektor seperti bidang ekonomi, sosial dan budaya. Momentum pembangunan dicapai dengan kerusakan

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN ph TERHADAP REMOVAL LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) OLEH BUNGA KANA (Canna indica) DI KELURAHAN TAMBAK WEDI, KECAMATAN KENJERAN, SURABAYA

PENGARUH PENAMBAHAN ph TERHADAP REMOVAL LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) OLEH BUNGA KANA (Canna indica) DI KELURAHAN TAMBAK WEDI, KECAMATAN KENJERAN, SURABAYA PENGARUH PENAMBAHAN ph TERHADAP REMOVAL LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) OLEH BUNGA KANA (Canna indica) DI KELURAHAN TAMBAK WEDI, KECAMATAN KENJERAN, SURABAYA Chonny Ornella D.R. dan Sarwoko Mangkoedihardjo Jurusan

Lebih terperinci

Implementasi Kebijakan dan Regulasi Dalam Kesehatan Lingkungan

Implementasi Kebijakan dan Regulasi Dalam Kesehatan Lingkungan Implementasi Kebijakan dan Regulasi Dalam Kesehatan Lingkungan Disampaikan dalam Kuliah S2 KMPK-IKM UGM Hukum, Etika dan Regulasi Kesehatan Masyarakat Oleh : Dr. Dinarjati Eka Puspitasari, S.H., M.Hum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi atau kaadaan

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi atau kaadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi atau kaadaan yang optimum sehingga berpengaruh positif terhadap terwujudnya status kesehatan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dunia perindustrian kini telah mengalami kemajuan yang sangat pesat.

BAB I PENDAHULUAN. Dunia perindustrian kini telah mengalami kemajuan yang sangat pesat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia perindustrian kini telah mengalami kemajuan yang sangat pesat. Akan tetapi, perkembangan industri tersebut juga memberikan dampak negatif bagi lingkungan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan manusia akan protein hewani, ini ditandai dengan peningkatan produksi daging

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan manusia akan protein hewani, ini ditandai dengan peningkatan produksi daging BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peternakan ayam merupakan salah satu sektor yang penting dalam memenuhi kebutuhan manusia akan protein hewani, ini ditandai dengan peningkatan produksi daging dan telur

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan salah satu jenis metode penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan

Lebih terperinci

PENGARUH KONSENTRASI TERHADAP FITOREMIDIASI LIMBAH Zn MENGGUNAKAN ECENG GONDOK (Eichornia crassipes)

PENGARUH KONSENTRASI TERHADAP FITOREMIDIASI LIMBAH Zn MENGGUNAKAN ECENG GONDOK (Eichornia crassipes) PENGARUH KONSENTRASI TERHADAP FITOREMIDIASI LIMBAH Zn MENGGUNAKAN ECENG GONDOK (Eichornia crassipes) Emi Erawati dan Harjuna Mukti Saputra Program Studi Teknik Kimia Jl. A.Yani. Tromol Pos I Pabelan, Kartasura,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara adil serta merata (Depkes RI, 2009). Masalah penyehatan lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. secara adil serta merata (Depkes RI, 2009). Masalah penyehatan lingkungan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan Indonesia bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang. Peningkatan derajat kesehatan dapat terwujud

Lebih terperinci

Oleh: ANA KUSUMAWATI

Oleh: ANA KUSUMAWATI Oleh: ANA KUSUMAWATI PETA KONSEP Pencemaran lingkungan Pencemaran air Pencemaran tanah Pencemaran udara Pencemaran suara Polutannya Dampaknya Peran manusia Manusia mempunyai peranan dalam pembentukan dan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Pada penelitian ini dilakukan pengolahan limbah laboratorium dengan

BAB V PEMBAHASAN. Pada penelitian ini dilakukan pengolahan limbah laboratorium dengan BAB V PEMBAHASAN Pada penelitian ini dilakukan pengolahan limbah laboratorium dengan menggunakan gabungan metode elektrokoagulasi dan EAPR. Parameter yang digunakan yaitu logam berat Pb, Cu, COD dan ph.

Lebih terperinci

identifikasi masalah sampling ekstraksi AAS analisis data

identifikasi masalah sampling ekstraksi AAS analisis data BAB III METODOLOGI 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan sesuai dengan metode penelitian seperti tampak pada Gambar 3.1. identifikasi masalah penentuan titik sampling penentuan metode sampling

Lebih terperinci

Bagaimana Solusinya? 22/03/2017 PENGELOLAAN SAMPAH ORGANIK RUMAH TANGGA DI KOTA CIAMIS PENGERTIAN SAMPAH

Bagaimana Solusinya? 22/03/2017 PENGELOLAAN SAMPAH ORGANIK RUMAH TANGGA DI KOTA CIAMIS PENGERTIAN SAMPAH SOSIALISASI DAN PELATIHAN PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI KOTA CIAMIS Nedi Sunaedi nedi_pdil@yahoo.com PENGERTIAN SAMPAH Suatu bahan yang terbuang dari sumber aktivitas manusia dan/atau alam yang tidak

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENYULUHAN. Sub Pokok Bahasan : Pegelolaan Sampah : Masyarakat RW 04 Kelurahan Karang Anyar

SATUAN ACARA PENYULUHAN. Sub Pokok Bahasan : Pegelolaan Sampah : Masyarakat RW 04 Kelurahan Karang Anyar SATUAN ACARA PENYULUHAN Pokok Bahasan : Kesehatan Lingkungan Sub Pokok Bahasan : Pegelolaan Sampah Sasaran : Masyarakat RW 04 Kelurahan Karang Anyar Waktu : 25 menit Hari / tanggal : Rabu, 30 April 2014

Lebih terperinci

Analisis Limbah Tumbuhan Fitoremediasi (Typha Latifolia, Enceng Gondok, Kiambang) Dalam Menyerap Logam Berat

Analisis Limbah Tumbuhan Fitoremediasi (Typha Latifolia, Enceng Gondok, Kiambang) Dalam Menyerap Logam Berat Serambi Engineering, Volume III, Edisi Khusus, Februari 2018 hal 344-351 ISSN : 2528-3561 Analisis Limbah Tumbuhan Fitoremediasi (Typha Latifolia, Enceng Gondok, Kiambang) Dalam Menyerap Logam Berat Irhamni

Lebih terperinci

Keputusan Menteri Kesehatan No. 261/MENKES/SK/II/1998 Tentang : Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja

Keputusan Menteri Kesehatan No. 261/MENKES/SK/II/1998 Tentang : Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Keputusan Menteri Kesehatan No. 261/MENKES/SK/II/1998 Tentang : Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Menimbang : MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, bahwa untuk mencegah timbulnya gangguan kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan pembangunan di beberapa negara seperti di Indonesia telah

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan pembangunan di beberapa negara seperti di Indonesia telah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelaksanaan pembangunan di beberapa negara seperti di Indonesia telah memicu berbagai pertumbuhan di berbagai sektor seperti bidang ekonomi, sosial dan budaya.

Lebih terperinci

peningkatan derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.

peningkatan derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2025 adalah meningkatnya kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang. Peningkatan derajat kesehatan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN Pesatnya pertambahan penduduk menyebabkan meningkatnya berbagai aktivitas sosial ekonomi masyarakat, pembangunan fasilitas kota seperti pusat bisnis, komersial dan industri,

Lebih terperinci

Global Warming. Kelompok 10

Global Warming. Kelompok 10 Global Warming Kelompok 10 Apa itu Global Warming Global warming adalah fenomena peningkatan temperatur global dari tahun ke tahun karena terjadinya efek rumah kaca (green house effect) yang disebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Eva Tresnawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Eva Tresnawati, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kentang (Solanum tuberosum L) merupakan komoditas sayuran bernilai ekonomi yang banyak diusahakan petani setelah cabai dan bawang merah. Kentang selain digunakan sebagai

Lebih terperinci

Pemanfaatan Biomaterial Berbasis Selulosa (TKS dan Serbuk Gergaji) Sebagai Adsorben Untuk Penyisihan Ion Krom dan Tembaga Dalam Air

Pemanfaatan Biomaterial Berbasis Selulosa (TKS dan Serbuk Gergaji) Sebagai Adsorben Untuk Penyisihan Ion Krom dan Tembaga Dalam Air Pemanfaatan Biomaterial Berbasis Selulosa (TKS dan Serbuk Gergaji) Sebagai Adsorben Untuk Penyisihan Ion Krom dan Tembaga Dalam Air Ratni Dewi 1, Fachraniah 1 1 Politeknik Negeri Lhokseumawe ABSTRAK Kehadiran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun gas dapat menimbulkan pencemaran lingkungan. Lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. maupun gas dapat menimbulkan pencemaran lingkungan. Lingkungan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses industrialisasi tidak dapat melepaskan diri dari efek negatif yang ditimbulkannya. Adanya bahan sisa industri baik yang berbentuk padat, cair, maupun gas dapat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampel 343 KK. Adapun letak geografis Kecamatan Bone sebagai berikut :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampel 343 KK. Adapun letak geografis Kecamatan Bone sebagai berikut : BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Hasil Penelitian 1. Gambaran Lokasi penelitian Lokasi penelitian ini di wilayah Kecamatan Bone, Kabupaten Bone Bolango. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gayatri Anggi, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gayatri Anggi, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sayuran dalam kehidupan manusia sangat berperan dalam pemenuhan kebutuhan pangan dan peningkatan gizi, karena sayuran merupakan salah satu sumber mineral dan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi. Disusun Oleh:

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi. Disusun Oleh: ANALISIS KUALITAS AIR SUNGAI KRAKAT DI KABUPATEN SRAGEN DENGAN INDIKATOR NILAI COLIFORM FECAL SETELAH DIBERI PERLAKUAN TANAMAN ENCENG GONDOK (Eichhornia crassipes Mart.Solms) SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

DAMPAK SAMPAH TERHADAP KESEHATAN LINGKUNGAN DAN MANUSIA

DAMPAK SAMPAH TERHADAP KESEHATAN LINGKUNGAN DAN MANUSIA DAMPAK SAMPAH TERHADAP KESEHATAN LINGKUNGAN DAN MANUSIA Imran SL Tobing Fakultas Biologi Universitas Nasional, Jakarta ABSTRAK Sampah sampai saat ini selalu menjadi masalah; sampah dianggap sebagai sesuatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan kualitas sampah yang dihasilkan. Demikian halnya dengan jenis sampah,

BAB I PENDAHULUAN. dan kualitas sampah yang dihasilkan. Demikian halnya dengan jenis sampah, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia dengan segala aktivitasnya pastilah tidak terlepas dengan adanya sampah, karena sampah merupakan hasil efek samping dari adanya aktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilindungi dari ancaman yang merugikannya. perilaku sangat mempengaruhi derajat kesehatan. Termasuk lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. dilindungi dari ancaman yang merugikannya. perilaku sangat mempengaruhi derajat kesehatan. Termasuk lingkungan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan hak dasar manusia dan merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan kualitas Sumber Daya Manusia.Oleh karena itu kesehatan perlu dipelihara

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Limbah adalah kotoran atau buangan yang merupakan komponen penyebab

II. TINJAUAN PUSTAKA. Limbah adalah kotoran atau buangan yang merupakan komponen penyebab 10 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Limbah Organik Cair Limbah adalah kotoran atau buangan yang merupakan komponen penyebab pencemaran berupa zat atau bahan yang dianggap tidak memiliki manfaat bagi masyarakat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengaplikasikan sifat-sifat alami proses naturalisasi limbah (self purification).

BAB I PENDAHULUAN. mengaplikasikan sifat-sifat alami proses naturalisasi limbah (self purification). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, proses pengolahan limbah terutama limbah cair sering mengaplikasikan sifat-sifat alami proses naturalisasi limbah (self purification). Salah satu cara yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Khairunisa Sidik,2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Khairunisa Sidik,2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jenis ekosistem yang dikemukakan dalam Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 29 Tahun 2009 tentang Pedoman Konservasi Keanekaragaman Hayati di Daerah, dapat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pesisir pantai kota Bandar Lampung merupakan salah satu lokasi yang telah

I. PENDAHULUAN. Pesisir pantai kota Bandar Lampung merupakan salah satu lokasi yang telah 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pesisir pantai kota Bandar Lampung merupakan salah satu lokasi yang telah banyak dikonversi lahan pantainya menjadi kawasan industri, antara lain industri batubara, pembangkit

Lebih terperinci

ASPEK MIKROBIOLOGIS PENGEMASAN MAKANAN

ASPEK MIKROBIOLOGIS PENGEMASAN MAKANAN ASPEK MIKROBIOLOGIS PENGEMASAN MAKANAN Anna Rakhmawati,M.Si Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA UNY Email:anna_rakhmawati@uny.ac.id Bahan makanan merupakan salah satu kebutuhan primer manusia yang penting

Lebih terperinci

Kompos Cacing Tanah (CASTING)

Kompos Cacing Tanah (CASTING) Kompos Cacing Tanah (CASTING) Oleh : Warsana, SP.M.Si Ada kecenderungan, selama ini petani hanya bergantung pada pupuk anorganik atau pupuk kimia untuk mendukung usahataninya. Ketergantungan ini disebabkan

Lebih terperinci

b. Dampak Pencemaran oleh Nitrogen Oksida Gas Nitrogen Oksida memiliki 2 sifat yang berbeda dan keduanya sangat berbahaya bagi kesehatan.

b. Dampak Pencemaran oleh Nitrogen Oksida Gas Nitrogen Oksida memiliki 2 sifat yang berbeda dan keduanya sangat berbahaya bagi kesehatan. 1. Sejarah Perkembangan Timbulnya Pencemaran Kemajuan industri dan teknologi dimanfaatkan oleh manusia untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Sudah terbukti bahwa industri dan teknologi yang maju identik

Lebih terperinci

UJI KANDUNGAN LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) PADA IKAN KALENG YANG BEREDAR DI PASAR MODEREN KOTA GORONTALO

UJI KANDUNGAN LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) PADA IKAN KALENG YANG BEREDAR DI PASAR MODEREN KOTA GORONTALO UJI KANDUNGAN LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) PADA IKAN KALENG YANG BEREDAR DI PASAR MODEREN KOTA GORONTALO Sri Rahayu Hinelo, Herlina Jusuf, Ekawaty Prasetya 1 srirahayu_hinelo@yahoo.com Program Studi Kesehatan

Lebih terperinci

Fitoremediasi Air terkontaminasi Nikel dengan menggunakan tanaman Ki Ambang (Salvinia molesta)

Fitoremediasi Air terkontaminasi Nikel dengan menggunakan tanaman Ki Ambang (Salvinia molesta) SIDANG TUGAS AKHIR SB 091358 Fitoremediasi Air terkontaminasi Nikel dengan menggunakan tanaman Ki Ambang (Salvinia molesta) TEGUH WIDIARSO 1507 100 001 Dosen Pembimbing : Aunurohim, S.Si, DEA Tutik Nurhidayati,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan meningkatnya aktivitas kehidupan manusia yang dirasakan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan meningkatnya aktivitas kehidupan manusia yang dirasakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan meningkatnya aktivitas kehidupan manusia yang dirasakan oleh beberapa kota di Indonesia dengan tingkat pencemaran lingkungan yang tinggi terutama pada

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. mestinya sudah mengarah pada pertanian yang mempertahankan keseimbangan

II. TINJAUAN PUSTAKA. mestinya sudah mengarah pada pertanian yang mempertahankan keseimbangan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Pertanian Organik Saat ini untuk pemenuhan kebutuhan pangan dari sektor pertanian mestinya sudah mengarah pada pertanian yang mempertahankan keseimbangan lingkungan.

Lebih terperinci

PENGAMBILAN DAN PENGUKURAN CONTOH TIMBULAN DAN KOMPOSISI SAMPAH BERDASARKAN SNI (STUDI KASUS: KAMPUS UNMUS)

PENGAMBILAN DAN PENGUKURAN CONTOH TIMBULAN DAN KOMPOSISI SAMPAH BERDASARKAN SNI (STUDI KASUS: KAMPUS UNMUS) PENGAMBILAN DAN PENGUKURAN CONTOH TIMBULAN DAN KOMPOSISI SAMPAH BERDASARKAN SNI 19-3964-1994 (STUDI KASUS: KAMPUS UNMUS) Dina Pasa Lolo, Theresia Widi Asih Cahyanti e-mail : rdyn_qyuthabiez@yahoo.com ;

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Waduk adalah genangan air besar yang sengaja dibuat dengan membendung aliran sungai, sehingga dasar sungai tersebut yang menjadi bagian terdalam dari sebuah waduk. Waduk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan (KSNP-SPP),

BAB I PENDAHULUAN. Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan (KSNP-SPP), BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Lingkungan yang sehat dan sejahtera hanya dapat dicapai dengan lingkungan pemukiman yang sehat. Terwujudnya suatu kondisi lingkungan yang baik dan sehat salah

Lebih terperinci

TIN206 - Pengetahuan Lingkungan. Materi # T a u f i q u r R a c h m a n

TIN206 - Pengetahuan Lingkungan. Materi # T a u f i q u r R a c h m a n Materi #4 Bahasan 2 Penipisan Ozon (Ozone Depletion). Pemanasan global dan Perubahan Iklim Global. Hujan Asam. Penyebaran Kehidupan (Biological Magnification). Dampak manusia pada Air, Udara, dan Perikanan.

Lebih terperinci

TL-2271 Sanitasi Berbasis Masyarakat Minggu 3

TL-2271 Sanitasi Berbasis Masyarakat Minggu 3 TL-2271 Sanitasi Berbasis Masyarakat Minggu 3 Rizka Firdausi Pertiwi, S.T., M.T. Rumah Bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga. Perumahan Kelompok rumah

Lebih terperinci

Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan Volume 3, Nomor 1, Januari 2011, Halaman ISSN:

Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan Volume 3, Nomor 1, Januari 2011, Halaman ISSN: Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan Volume 3, Nomor 1, Januari 2011, Halaman 073 079 ISSN: 2085 1227 Penurunan Logam Timbal (Pb) pada Limbah Cair TPA Piyungan Yogyakarta dengan Constructed Wetlands Menggunakan

Lebih terperinci

TIN206 - Pengetahuan Lingkungan Materi #4 Genap 2016/2017. TIN206 - Pengetahuan Lingkungan

TIN206 - Pengetahuan Lingkungan Materi #4 Genap 2016/2017. TIN206 - Pengetahuan Lingkungan Materi #4 Bahasan 2 Penipisan Ozon (Ozone Depletion). Pemanasan global dan Perubahan Iklim Global. Hujan Asam. Penyebaran Kehidupan (Biological Magnification). Dampak manusia pada Air, Udara, dan Perikanan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Logam berat merupakan salah satu komponen pencemar lingkungan, baik

BAB I PENDAHULUAN. Logam berat merupakan salah satu komponen pencemar lingkungan, baik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Logam berat merupakan salah satu komponen pencemar lingkungan, baik di darat, perairan maupun udara. Logam berat yang sering mencemari lingkungan terutama adalah merkuri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air dan sumber-sumbernya merupakan salah satu kekayaan alam yang mutlak dibutuhkan oleh makhluk hidup guna menopang kelangsungan hidupnya dan berguna untuk memelihara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan ikan segar. Menurut Handajani (1994) (dalam Sari, 2011), ikan asin lebih menguntungkan dalam hal kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan ikan segar. Menurut Handajani (1994) (dalam Sari, 2011), ikan asin lebih menguntungkan dalam hal kesehatan. 1 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Perkembangan ilmu dan teknologi maka berkembang pula peralatan-peralatan mekanis yang dapat mempercepat dan memperbaiki mutu produknya. Produkproduk perikanan

Lebih terperinci

Infrastruktur PLP dalam Mendukung Kesehatan Masyarakat

Infrastruktur PLP dalam Mendukung Kesehatan Masyarakat Infrastruktur PLP dalam Mendukung Kesehatan Masyarakat Direktorat Pengembangan PLP Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat APA YANG DISEBUT SANITASI?? Perpres 185/2014

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kasus tersebut akan dialami oleh TPA dengan metode pengelolaan open dumping

BAB I PENDAHULUAN. kasus tersebut akan dialami oleh TPA dengan metode pengelolaan open dumping BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Undang Undang nomor 18 tahun 2008, sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/ atau proses alam yang berbentuk padat. Permasalahan sampah adalah hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat bertahan hidup lebih dari 4 5 hari tanpa minum air. Air juga digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. dapat bertahan hidup lebih dari 4 5 hari tanpa minum air. Air juga digunakan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Air merupakan zat yang paling penting dalam kehidupan setelah udara. Sekitar tiga per empat bagian dari tubuh kita terdiri dari air dan tidak seorangpun dapat bertahan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 85 TAHUN 1999 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 85 TAHUN 1999 TENTANG PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 85 TAHUN 1999 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 18 TAHUN 1999 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. biasanya disertai dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat.

BAB I PENDAHULUAN. biasanya disertai dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Secara umum perkembangan jumlah penduduk yang semakin besar biasanya disertai dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat. Perkembangan tersebut membawa

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. utama MOL terdiri dari beberapa komponen yaitu karbohidrat, glukosa, dan sumber

II. TINJAUAN PUSTAKA. utama MOL terdiri dari beberapa komponen yaitu karbohidrat, glukosa, dan sumber 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mikroorganisme Lokal (MOL) Mikroorganisme lokal (MOL) adalah mikroorganisme yang dimanfaatkan sebagai starter dalam pembuatan pupuk organik padat maupun pupuk cair. Bahan utama

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak dapat dipisahkan dari masyarakat karena mempunyai fungsi sebagai tempat

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak dapat dipisahkan dari masyarakat karena mempunyai fungsi sebagai tempat Keterp aparan 1. La BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit merupakan fasilitas pelayanan kesehatan yang keberadaannya tidak dapat dipisahkan dari masyarakat karena mempunyai fungsi sebagai tempat

Lebih terperinci

Jurnal Biology Education Vol. 4 No. 1 April 2015 PENGARUH PENAMBAHAN EM BUATAN DAN KOMERSIL PADA FERMENTASI PUPUK CAIR BERBAHAN BAKU LIMBAH KULIT BUAH

Jurnal Biology Education Vol. 4 No. 1 April 2015 PENGARUH PENAMBAHAN EM BUATAN DAN KOMERSIL PADA FERMENTASI PUPUK CAIR BERBAHAN BAKU LIMBAH KULIT BUAH PENGARUH PENAMBAHAN EM BUATAN DAN KOMERSIL PADA FERMENTASI PUPUK CAIR BERBAHAN BAKU LIMBAH KULIT BUAH Eka Marya Mistar, Agrina Revita Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Serambi Mekkah E-mail

Lebih terperinci

DAFTAR GAMBAR. Gambar 2.7 Kerangka Teori Gambar 3.1 Kerangka Konsep... 24

DAFTAR GAMBAR. Gambar 2.7 Kerangka Teori Gambar 3.1 Kerangka Konsep... 24 DAFTAR TABEL Tabel 5.1 Persentase Analisis Univariat Masing-masing Variabel Berdasarkan Kepmenkes No.715 Tahun 2008 Penelitian di Universitas X (n=100)... 38 Tabel 5.2.1 Hubungan Sanitasi Kantin Dengan

Lebih terperinci

bio.unsoed.ac.id II. TELAAH PUSTAKA

bio.unsoed.ac.id II. TELAAH PUSTAKA II. TELAAH PUSTAKA Limbah cair tekstil merupakan limbah yang dihasilkan dari tahap pengkanjian, penghilangan kanji, penggelantangan, pemasakan, merserisasi, pewarnaan, pencetakan dan proses penyempurnaan.

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. Dalam hal ini sarana pelayanan kesehatan harus pula memperhatikan keterkaitan

BAB 1 : PENDAHULUAN. Dalam hal ini sarana pelayanan kesehatan harus pula memperhatikan keterkaitan BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah lingkungan erat sekali hubungannya dengan dunia kesehatan. Untuk mencapai kondisi masyarakat yang sehat diperlukan lingkungan yang baik pula. Dalam hal ini

Lebih terperinci

Anis Artiyani Dosen Teknik Lingkungan FTSP ITN Malang ABSTRAKSI

Anis Artiyani Dosen Teknik Lingkungan FTSP ITN Malang ABSTRAKSI Kadar N dan P Limbah Cair Tahu Anis Artiyani PENURUNAN KADAR N-TOTAL DAN P-TOTAL PADA LIMBAH CAIR TAHU DENGAN METODE FITOREMEDIASI ALIRAN BATCH DAN KONTINYU MENGGUNAKAN TANAMAN HYDRILLA VERTICILLATA Anis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kandungan zat gizi yang lengkap dalam menu makanan yang sehat dan seimbang

BAB I PENDAHULUAN. Kandungan zat gizi yang lengkap dalam menu makanan yang sehat dan seimbang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sayuran bagi manusia sangat erat hubungannya dengan kesehatan, sebab sayuran banyak mengandung vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh terutama adanya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. akan dikonsumsi akan semakin besar. Tujuan mengkonsumsi makanan bukan lagi

BAB 1 PENDAHULUAN. akan dikonsumsi akan semakin besar. Tujuan mengkonsumsi makanan bukan lagi 15 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pangan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang penting. Semakin maju suatu bangsa, tuntutan dan perhatian terhadap kualitas pangan yang akan dikonsumsi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia mengakibatkan bertambahnya limbah yang masuk ke lingkungan. Limbah

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia mengakibatkan bertambahnya limbah yang masuk ke lingkungan. Limbah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin meningkatnya jumlah penduduk dan beragamnya kegiatan manusia mengakibatkan bertambahnya limbah yang masuk ke lingkungan. Limbah dapat berasal dari kegiatan

Lebih terperinci

Kuesioner Penelitian

Kuesioner Penelitian Lampiran 1. Kuesioner Penelitian PENGETAHUAN, SIKAP, DAN TINDAKAN ANGGOTA KOMUNITAS PEMUDA PEDULI LINGKUNGAN TENTANG PENCEMARAN LINGKUNGAN DI KELURAHAN SEI KERA HILIR I KECAMATAN MEDAN PERJUANGAN KOTA

Lebih terperinci

PEMBUATAN KOMPOS DARI LIMBAH PADAT ORGANIK YANG TIDAK TERPAKAI ( LIMBAH SAYURAN KANGKUNG, KOL, DAN KULIT PISANG )

PEMBUATAN KOMPOS DARI LIMBAH PADAT ORGANIK YANG TIDAK TERPAKAI ( LIMBAH SAYURAN KANGKUNG, KOL, DAN KULIT PISANG ) PEMBUATAN KOMPOS DARI LIMBAH PADAT ORGANIK YANG TIDAK TERPAKAI ( LIMBAH SAYURAN KANGKUNG, KOL, DAN KULIT PISANG ) Antonius Hermawan Permana dan Rizki Satria Hirasmawan Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pupuk tersebut, maka pencarian pupuk alternatif lain seperti penggunaan pupuk

I. PENDAHULUAN. pupuk tersebut, maka pencarian pupuk alternatif lain seperti penggunaan pupuk I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Dalam beberapa tahun terakhir ini, sistem berkelanjutan yang berwawasan lingkungan sedang digalakkan dalam sistem pertanian di Indonesia. Dengan semakin mahalnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan salah satu sumber daya alam yang penting bagi kehidupan. Air adalah komponen lingkungan hidup yang sangat dibutuhkan bagi kelangsungan hidup manusia dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kesadaran manusia akan kesehatan menjadi salah satu faktor kebutuhan sayur dan buah semakin meningkat. Di Indonesia tanaman sawi merupakan jenis sayuran

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kehidupan manusia senantiasa berupaya meningkatkan kualitas hidupnya.

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kehidupan manusia senantiasa berupaya meningkatkan kualitas hidupnya. BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan manusia senantiasa berupaya meningkatkan kualitas hidupnya. Peningkatan kualitas hidup manusia, tidak dapat diukur dari sudut pandang ekonomis saja, tapi

Lebih terperinci

Tentang Lingkungan Hidup. Wan Muhamad Idris Baros Management

Tentang Lingkungan Hidup. Wan Muhamad Idris Baros Management Tentang Lingkungan Hidup Wan Muhamad Idris Baros 201411098 Management Pengertian Lingkungan Hidup Pengertian Lingkungan Hidup adalah semua artikel yang berhubungan dengan lingkungan hidup. Seperti artikel

Lebih terperinci

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. manusia yang beragam jenisnya maupun proses alam yang belum memiliki nilai

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. manusia yang beragam jenisnya maupun proses alam yang belum memiliki nilai II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Sampah Sampah merupakan barang sisa yang sudah tidak berguna lagi dan harus dibuang. Berdasarkan istilah lingkungan untuk manajemen, Basriyanta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah terapan.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah terapan. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah terapan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen, karena pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersih, cakupan pemenuhan air bersih bagi masyarakat baik di desa maupun

BAB I PENDAHULUAN. bersih, cakupan pemenuhan air bersih bagi masyarakat baik di desa maupun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air adalah materi essensial didalam kehidupan. Tidak satupun makhluk hidup di dunia ini yang tidak memerlukan dan tidak mengandung air. Sel hidup, baik tumbuhan maupun

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pembuatan vermikompos yang dilakukan di Kebun Biologi, Fakultas

METODE PENELITIAN. pembuatan vermikompos yang dilakukan di Kebun Biologi, Fakultas III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dibagi menjadi dua tahap: Tahap pertama adalah pembuatan vermikompos yang dilakukan di Kebun Biologi, Fakultas Teknobiologi, Universitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penting diperhatikan baik pengelolaan secara administrasi, pengelolaan habitat hidup,

BAB 1 PENDAHULUAN. penting diperhatikan baik pengelolaan secara administrasi, pengelolaan habitat hidup, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Wilayah pesisir merupakan satu areal dalam lingkungan hidup yang sangat penting diperhatikan baik pengelolaan secara administrasi, pengelolaan habitat hidup, maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Adanya kebutuhan fisiologis manusia seperti. mencakup kepemilikan jamban sebagai dari kebutuhan setiap anggota keluarga.

BAB I PENDAHULUAN. Adanya kebutuhan fisiologis manusia seperti. mencakup kepemilikan jamban sebagai dari kebutuhan setiap anggota keluarga. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Adanya kebutuhan fisiologis manusia seperti memiliki rumah, yang mencakup kepemilikan jamban sebagai dari kebutuhan setiap anggota keluarga. Kepemilikan jamban bagi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Masalah sampah memang tidak ada habisnya. Permasalahan sampah sudah

I. PENDAHULUAN. Masalah sampah memang tidak ada habisnya. Permasalahan sampah sudah I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah sampah memang tidak ada habisnya. Permasalahan sampah sudah menjadi persoalan serius terutama di kota-kota besar, tidak hanya di Indonesia saja, tapi di seluruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai macam cara, tergantung kondisi geografisnya. Sebagian

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai macam cara, tergantung kondisi geografisnya. Sebagian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan unsur yang sangat penting untuk menopang kelangsungan hidup bagi semua bentuk kehidupan di bumi. Air bersih memegang peranan penting dalam memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. a. Sebelah Barat : berbatasan dengan Sungai Bulango. b. Sebelah Timur : berbatasan dengan Kelurahan Ipilo

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. a. Sebelah Barat : berbatasan dengan Sungai Bulango. b. Sebelah Timur : berbatasan dengan Kelurahan Ipilo BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian Berikut ini adalah deskripsi lokasi penelitian yang dilihat atas dua aspek, yaitu Geografi dan Demografi : 1.1.1 Keadaan Geografis Pasar jajan

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan pengelolaan yang berkelanjutan air dan sanitasi untuk semua. Pada tahun 2030,

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan pengelolaan yang berkelanjutan air dan sanitasi untuk semua. Pada tahun 2030, BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Upaya kesehatan lingkungan berdasarkan Sustainable Development Goals (SDGs) tahun 2030 pada sasaran ke enam ditujukan untuk mewujudkan ketersediaan dan pengelolaan

Lebih terperinci

Konservasi Tanah & Remediasi. Angga Yuhistira

Konservasi Tanah & Remediasi. Angga Yuhistira Konservasi Tanah & Remediasi Angga Yuhistira Tujuan Utama Konservasi Tanah Mendapatakan tingkat keberlanjutan produksi lahan dengan menjaga laju kehilangan tanah tetap di bawah ambang batas yang diperkenankan.

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian 12 III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan melalui percobaan rumah kaca. Tanah gambut berasal dari Desa Arang-Arang, Kecamatan Kumpeh, Jambi, diambil pada bulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendorong peran dan membangun komitmen yang menjadi bagian integral

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendorong peran dan membangun komitmen yang menjadi bagian integral BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Strategi kebijakan pelaksanaan pengendalian lingkungan sehat diarahkan untuk mendorong peran dan membangun komitmen yang menjadi bagian integral dalam pembangunan kesehatan

Lebih terperinci

ANALISIS KARAKTERISTIK BIOLOGI SAMPAH KOTA PADANG

ANALISIS KARAKTERISTIK BIOLOGI SAMPAH KOTA PADANG ANALISIS KARAKTERISTIK BIOLOGI SAMPAH KOTA PADANG Yenni Ruslinda*, Raida Hayati Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Andalas Kampus Limau Manis, 25163 *E-mail: yenni@ft.unand.ac.id ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai penanganan pencemaran limbah laboratorium

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai penanganan pencemaran limbah laboratorium BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penelitian mengenai penanganan pencemaran limbah laboratorium sebenarnya sudah banyak dilakukan, namun pada prosesnya banyak yang menggunakan proses konvensional baik secara fisik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting agar masyarakat tahu dan mau serta mampu menerapkan pola perilaku hidup

BAB I PENDAHULUAN. penting agar masyarakat tahu dan mau serta mampu menerapkan pola perilaku hidup 1 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Perilaku hidup bersih dan sehat di rumah tangga adalah suatu pemahaman yang penting agar masyarakat tahu dan mau serta mampu menerapkan pola perilaku hidup bersih

Lebih terperinci

ANALISIS KANDUNGAN TIMBAL (Pb) PADA JAJANAN PINGGIRAN JALAN KECAMATAN KOTA TENGAH KOTA GORONTALO. Oleh Zulyaningsih Tuloly NIM :

ANALISIS KANDUNGAN TIMBAL (Pb) PADA JAJANAN PINGGIRAN JALAN KECAMATAN KOTA TENGAH KOTA GORONTALO. Oleh Zulyaningsih Tuloly NIM : ANALISIS KANDUNGAN TIMBAL (Pb) PADA JAJANAN PINGGIRAN JALAN KECAMATAN KOTA TENGAH KOTA GORONTALO Oleh Zulyaningsih Tuloly NIM : 811 409 019 ABSTRAK Zulyaningsih Tuloly. 2013. Analisis Kandungan Timbal

Lebih terperinci

Fitoremediasi Tanah Tercemar Logam Berat Seng (Zn) Menggunakan Tanaman Jarak pagar (Jatropha curcas L.)

Fitoremediasi Tanah Tercemar Logam Berat Seng (Zn) Menggunakan Tanaman Jarak pagar (Jatropha curcas L.) SIDANG TUGAS AKHIR Fitoremediasi Tanah Tercemar Logam Berat Seng (Zn) Menggunakan Tanaman Jarak pagar (Jatropha curcas L.) Oleh Senja Ike Rismawati 1507 100 033 Dosen Pembimbing: Aunuroim, S.Si, DEA Dini

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Sebelum dibuang ke lingkungan, keberadaan suatu limbah membutuhkan pengolahan dan pengendalian agar tidak terjadi pencemaran lingkungan yang tidak terkendali. Sehingga, setiap

Lebih terperinci