BLOCK BOOK ETIKA DAN TANGGUNGJAWAB PROFESI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BLOCK BOOK ETIKA DAN TANGGUNGJAWAB PROFESI"

Transkripsi

1 BLOCK BOOK Planning Groups : Prof. Dr. I Gusti Agung Ayu Ariani, SH., MS. I Ketut Wirawan, SH., M.Hum. Drs. Yuwono, SH., M.Si. I Nyoman Damadha, SH. Drs. Suhirman, SH. I Wayan Novy Purwanto, SH.,M.Kn. Ayu Putu Laksmi Danyathi, SH.,M.Kn. FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR

2 BLOCK BOOK A. Identifikasi Mata Kuliah Nama Mata Kuliah : Etika dan Tanggungjawab Profesi Planning Groups : Prof. Dr. I Gusti Agung Ayu Ariani, SH., MS. I Ketut Wirawan, SH., M.Hum. Drs. Yuwono, SH., M.Si. I Nyoman Damadha, SH. Drs. Suhirman, SH. I Wayan Novy Purwanto, SH.,M.Kn. Ayu Putu Laksmi Danyathi, SH.,M.Kn. Status Mata Kuliah : MK. Wajib Institusional (Universitas/Fakultas) SKS : 2 (dua) Kode Mata Kuliah : WHS 6202 B. Diskripsi Mata Kuliah Mata kuliah Etika dan Tanggungjawab Profesi merupakan mata kuliah wajib yang harus diikuti oleh mahasiswa fakultas hukum. Mata kuliah ini akan membahas atau menelaah tentang dan sekitar Etika dan Tanggungjawab Profesi. Pertama tama dijelaskan tentang pengertian dan sekitar etika yang meliputi manusia sebagai makhluk yang berbudaya, pengertian etika dari para sarjana, sifat dan fungsi etika, macam macam etika, beda Etika denga Etiket; tentang dan sekitar moral yang meliputi pengertian moral, pengertian moral dari para sarjana, macam macam moral, 2

3 BLOCK BOOK hubungan etika dan moral, hubungan moral, moralis, moralitas dan faktor faktor yang mempengaruhi timbulnya moralitas. Tentang perbuatan manusia dan tanggung jawab yang meliputi manusia dan perbuatan manusia yang dapat dipertanggungjawabkan, pengertian pertanggungjawaban dan factor faktor yang mempengaruhi pertanggung jawaban. Tentang kebutuhan manusia dan kerja, macam macam kebutuhan manusia, kerja dan klasifikasi kerja dan hubungan kerja dengan profesi. Selanjutnya akan dibahas tentang profesi dan kode etik, meliputi apa itu profesi, kriteria, ciri ciri, macam macam profesi, nilai nilai moral profesi dan profesi hukum, kode etik, pengertian dan fungsinya serta hubungan kode etik dengan hokum positif. Lebih lanjut dibahas tentang bidang bidang profesi hukum dengan kode etik dan tanggung jawab masing masing bidang profesi (Hakim, Jaksa, Polisi, Advokad, Notaris, dll). C. Tujuan Mata Kuliah Agar mahasiswa memahami tentang sekitar etika, moral dan tanggungjawab profesi hukum untuk nantinya bisa menjadi sarjana yang profesional dalam bidang hukum dan bisa mengimplementasikan dalam bersikap dan berperilaku sesuai dengan etika moral profesi hukum dalam bidang profesinya masing masing. Standar kompetensi yang ingin dicapai yaitu ranah Kognitif C4. D. Metode dan Strategi Proses Pembelajaran Metode Perkuliahan adalah Problem Based Learning (PBL) dimana pusat pembelajaran ada pada mahasiswa (SCL). Metode yang diterapkan dalam belajar (Learning) bukan mengajar (Teaching). Strategi Pembelajaran : kombinasi perkuliahan 50 % perkuliahan (6 kali pertemuan perkuliahan), 50% tutorial (6 kali pertemuan tutorial) satu kali pertemuan untuk ujian tengah semester (UTS) dan satu kali pertemuan ujian akhir semester (UAS). 3

4 BLOCK BOOK Pelaksanaan Perkuliahan dan Tutorial Dalam mata kuliah Etika dan Tanggungjawab Profesi ini perkuliahan (Lecture) direncanakan berlangsung selama 3 (tiga) kali yaitu pertemuan ke 1, 3 dan 5. Sedangkan tutorial 3 (tiga) kali yaitu pertemuan ke 2, 4, dan 6 sampai ujian tengah semester (UTS) pada pertemuan ke 7 secara terjadwal, kemudian dilanjutkan dengan perkuliahan pertemuan ke 8,10 dan 12. Sedangkan tutorial pertemuan ke 9, 11 dan 13 sampai pada ujian akhir semester pada pertemuan ke 14 (sesuai dengan jadwal). Strategi Perkuliahan Perkuliahan berkaitan dengan pokok bahasan yang akan dipaparkan dengan alat bantu media berupa white board, power point slide, serta penyiapan bahan bacaan tertentu yang dapat diakses oleh mahasiswa. Sebelum perkuliahan mahasiswa sudah mempersiapkan diri (self study). Mencari bahan atau materi, membaca dan memahami pokok bahasan yang akan dikuliahkan sesuai dengan panduan (guiden) dalam block book. Strategi Tutorial a. Jumlah mahasiswa dalam masing masing kelas tutorial maksimum 20 orang. b. Mahasiswa mengerjakan tugas tugas (discussion task) dan study task. c. Untuk mempersiapkan tugas tugas terkait dengan proses pembelajaran tutorial, mahasiswa ditugaskan untuk melakukan self study. d. Kelas tutorial dilaksanakan dalam bentuk diskusi dibawah bimbingan seorang pimpinan diskusi ( discussion Leader ) Ujian dan Evaluasi a. Ujian dilaksanakan 2 kali dalam bentuk tertulis, yaitu ujian tengah semester dan ujian akhir semester. 4

5 b. penilaian akhir dalam proses pembelajaran ini berdasarkan rumus sebagai berikut : (UTS + TT) + (2 X UAS) NA = 2 3 BLOCK BOOK K e t e r a n g a n d e n g a n S k a l a Skala Nilai Penguasaan N 5

6 i l a i Huruf Angka Kompetisi A 4,0 Sangat Baik 8, B+ 3,5 Antara Sangat Baik dan Baik 7,0 7, B 3,0 Baik 6,5 6, C+ 2,5 Antara Baik dan Cukup 6,0 6, C 2,0 Cukup 5,5 5, D+ 1,5 Kurang 5,0 5, D 1,0 Sangat Kurang 4,0 4, E 0,0 Gagal 0,0 3, E. Materi Perkuliahan I. Pendahuluan 1. Manusia sebagai Makhluk Yang Berbudaya 2. Pengertian Tentang dan Sekitar Etika 3. Sifat dan Fungsi Etika 4. Macam macam/jenis jenis Etika 5. Perbedaan Etika dan Etiket II. Pengertian dan Sekitar Moral 1. Pendapat Para Sarjana Mengenai Moral 2. Macam macam Moral 3. Moral, Moralis dan Moralitas 4. Faktor faktor Yang Mempengaruhi Moralitas 6

7 BLOCK BOOK III. Perbuatan Manusia dan Tanggung Jawab 1. Perbuatan Manusia dan Tanggung Jawab 2. Faktor faktor Yang Mempengaruhi Tanggung Jawab 3. Kebutuhan Manusia dan kerja 4. Klasifikasi Kerja dan Hubungan Kerja dengan Profesi IV. Profesi dan Kode Etik 1. Profesi, Kriteria dan Macam profesi 2. Nilai Moral Profesi dan Profesi Hukum 3. Kode Etik, Fungsi Kode Etik 4. Hubungan Kode Etik dengan Hukum Positif (Kekuatan Berlakunya Kode Etik Dibanding Hukum Positif, kode etik disfungsi, cara penguatan berlakunya kode etik) V. Bidang bidang Profesi Hukum 1. Etika Profesi Hukum dari Hakim 2. Etika Profesi Hukum dari Jaksa 3. Etika Profesi Hukum dari Polisi VI. Bidang bidang Profesi Hukum Lanjutan 1. Etika Profesi Hukum dari Advokad/Pengacara 2. Etika Profesi Hukum dari Notaris 7

8 3. Etika Profesi Hukum dari Dosen Hukum BLOCK BOOK F. Referensi Buku : Darmodihardjo, Darji, Shidarta, Pokok pokok Filsafat Hukum, Apa dan Bagaimana Filsafat Hukum di Indonesia, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Kansil, CST dan Cristine ST Kansil, 2006, Pokok pokok Etika Profesi Hukum, PT. Pradnya Paramita, Jakarta. Lubis, Suhrawadi K, 2008, Etika Profesi Hukum, Sinar Grafika, Jakarta. Muhammad, Abdulkadir, 2001, Etika Profesi Hukum, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung. Sadjijono, Suriasyah Murhani, 2008, Etika Profesi Hukum Suatu Telaah Filosofis Terhadap Konsep dan implementasi Kode Etik Profesi POLRI, Laksbang Mediatama, Yogyakarta. Sumaryono, E, 1995, Etika Profesi Hukum, Kanisius, Yogyakarta. Sunoto, 1981, Mengenal Filsafat Pancasila (Pendekatan Melalui Metafisika Logika Etika), Bagian Penerbitan Fakultas Ekonomi, UII, Yogyakarta. Tedjosaputro, Liliana, 2003, Etika Profesi dan Profesi Hukum, CV. Aneka Ilmu, Semarang. Wahid, Abdul, Anang Sulistyono, 1997, Etika Profesi Hukum Dan Nuansa Tantangan Profesi Hukum Di Indonesia, Tarsoto, Bandung. 8

9 Wahid, Abdul dan Moh. Muhibbin, 2009, Etika Profesi Hukum Rekonstruksi Citra Peradilan Di Indonesia, Bayu Media Publishing, Malang. Wiranata, I Gede A.B., 2005, Dasar dasar Etika dan Moralitas, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung. BLOCK BOOK Undang undang Undang undang Nomor. 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara Indonesia Undang undang Nomor. 18 Tahun 2003 Tentang Advokat Undang undang Nomor 14 tahun 1985 Tentang Mahkamah Agung Undang undang Nomor 35 Tahun 1999 Tentang Kekuasaan Kehakiman Undang undang Nomor 5 Tahun 1991 Tentang Kejaksaan Republik Indonesia Undang undang Nomor 30 Tahun 2004 Tantang Jabatan Notaris H. Persiapan Proses Perkuliahan a. Mahasiswa diwajibkan sudah memiliki Block Book Etika Tanggung Jawab Profesi sebelum perkuliahan dimulai. b. Mahasiswa sudah mempersiapkan materi perkuliahan dan mempelajarinya sehingga proses perkuliahan dan tutorial dapat terlaksana dengan lancar. 9

10 BLOCK BOOK LECTURES AND TUTORIAL PERTEMUAN Ke 1 KULIAH PERTAMA (Lectures) I. Pendahuluan 1. Manusia sebagai Makhluk Yang Berbudaya 2. Pengertian Tentang dan Sekitar Etika 3. Sifat dan Fungsi Etika 4. Macam macam/jenis jenis Etika 5. Perbedaan etika dan etiket Standar kompetensi/ranah Kognitif : diharapkan sampai pada tingkat Pemahaman (comprehension) yang termasuk dalam C2. Referensi : Muhammad, Abdulkadir, 2001, Etika Profesi Hukum, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, h Lubis, Suhrawadi K, 2008, Etika Profesi Hukum, Sinar Grafika, Jakarta, h

11 Kansil, CST dan Cristine ST Kansil, 2006, Pokok pokok Etika Profesi Hukum, PT. Pradnya Paramita, Jakarta, h Tedjosaputro, Liliana, 2003, Etika Profesi dan Profesi Hukum, CV. Aneka Ilmu, Semarang, h , BLOCK BOOK Wiranata, I Gede A.B., 2005, Dasar dasar Etika dan Moralitas, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, h Wahid, Abdul, Anang Sulistyono, 1997, Etika Profesi Hukum Dan Nuansa Tantangan Profesi Hukum Di Indonesia, Tarsoto, Bandung, h

12 BLOCK BOOK PERTEMUAN Ke 2 TUTORIAL 1 Petunjuk : a. Mahasiswa memilih seorang Disccusion Leader yang akan memimpin jalannya diskusi, dan seorang Note Keeper yang akan mencatat setiap pertanyaan, dan segala sesuatu yang didiskusikan. b. Proses berdiskusi menggunakan 7 jump approaches 1) Membaca 2) Menentukan kata kata susah 3) Brain storming 4) Menemukan / memformulasikan Learning Goal 5) Mencari Prior Knowledge 6) Menjawab Learning Goal 7) Reporting 12

13 c. Masing masing grup/ orang harus aktif bertanya, menanggapi, berargumentasi atau memberi masukan dengan aturan main secara tertib dan terarah. Discussion task Study Task Pada pertemuan kuliah kita sebelumnya kita sudah membahas tentang sekitar etika, manusia sebagai makhluk yang berbudaya dan sebagai mahluk social memiliki akal, perasaan dan kehendak. Manusia tidak bisa berbuat sesuai dengan kehendak hatinya akan tetapi harus sesuai dengan norma norma yang berlaku. Pada kesempatan sekarang ini coba didiskusikan dengan menjawab pertanyaan sebagai berikut: 1. Identifikasi apa yang dimaksud dengan manusia sebagai makhluk berbudaya? 2. Sebutkan tiga pengertian tentang etika menurut K. Bertens? 3. Sebutkan dua macam/jenis jenis etika serta buatkan bagan tentang etika! 4. Cari dua sifat etika dan tiga fungsinya? BLOCK BOOK Referensi : Muhammad, Abdulkadir, 2001, Etika Profesi Hukum, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, h Lubis, Suhrawadi K, 2008, Etika Profesi Hukum, Sinar Grafika, Jakarta, h. 1 9 Kansil, CST dan Cristine ST Kansil, 2006, Pokok pokok Etika Profesi Hukum, PT. Pradnya Paramita, Jakarta, h Tedjosaputro, Liliana, 2003, Etika Profesi dan Profesi Hukum, CV. Aneka Ilmu, Semarang, h , Wiranata, I Gede A.B., 2005, Dasar dasar Etika dan Moralitas, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, h Wahid, Abdul, Anang Sulistyono, 1997, Etika Profesi Hukum Dan Nuansa Tantangan Profesi Hukum Di Indonesia, Tarsoto, Bandung, h

14 BLOCK BOOK PERTEMUAN Ke 3 KULIAH KEDUA (Lectures 2) II.Pengertian dan Sekitar Moral 1. Pendapat Para Sarjana Mengenai Moral 2. Macam macam Moral 3. Moral, Moralis dan Moralitas 4. Faktor faktor Yang Mempengaruhi Moralitas Standar kompetensi/ranah Kognitif : diharapkan sampai pada tingkat Pemahaman (comprehension) yang termasuk dalam C2 14

15 Referensi : Tedjosaputro, Liliana, 2003, Etika Profesi dan Profesi Hukum, CV. Aneka Ilmu, Semarang, h. 5 14, Wiranata, I Gede A.B., 2005, Dasar dasar Etika dan Moralitas, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, h Sumaryono, E, 1995, Etika Profesi Hukum, Kanisius, Yogyakarta. h Muhammad, Abdulkadir, 2001, Etika Profesi Hukum, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, h BLOCK BOOK PERTEMUAN Ke 4 TUTORIAL 2 Petunjuk : a. Mahasiswa memilih seorang Disccusion Leader yang akan memimpin jalannya diskusi, dan seorang Note Keeper yang akan mencatat setiap pertanyaan, dan segala sesuatu yang didiskusikan. b. Proses berdiskusi menggunakan 7 jump approaches 1) Membaca 2) Menentukan kata kata susah 3) Brain storming 15

16 4) Menemukan / memformulasikan Learning Goal 5) Mencari Prior Knowledge 6) Menjawab Learning Goal 7) Reporting c. Masing masing grup/ orang harus aktif bertanya, menanggapi, berargumentasi atau memberi masukan dengan aturan main secara tertib dan terarah. Discussion Task Study Task Dalam adegan sinetron ada kebakaran disalah satu rumah keluarga aktor Darius. Para tetangga berdatangan menolong menyelamatkan harta benda dan segala sesuatu yang perlu dan dapat diselamatkan. Kevin salah seorang tetangga dan orangnya cukup berada, dengan terjadinya kebakaran tersebut, menawarkan bantuan apa saja yang dibutuhkan oleh keluarga korban kebakaran. Walaupun Darius sering menolak bantuannya Kevin, namun Darius tetap membantu semaunya dengan meletakkan begitu saja barang barang bantuannya dirumah Kevin dan mengulurkan tangan juga untuk renovasi. Setelah kebakaran berlangsung cukup lama, ternyata BLOCK BOOK Kevin ada niat dengan Dewi Bunga anak gadis Darius, yang sudah diincar cukup lama. Dewi Bunga memang sudah tahu diincar namun dia tidak memberi respon. Waktu kebakaran terjadi Kevin sempat menyelamatkan Dewi Bunga dirumahnya, di mana saat itu Dewi Bunga dalam keadaan panik. Setelah keadaan agak tenang Kevin datang lagi kerumah Bunga untuk mengobrol dan berkecan layaknya sebagai orang pacaran. Namun Bunga tidak selalu mau menemani Kevin dan kadang kadang bersikap agak keras, sehingga menyebabkan Kevin menjadi marah dan sampai mengobrak abrik bantuan yang diberikan. Diskusikan dan jelaskan argumentasi saudara bagaimanakah moral, moralitas dari dari Kevin dan Faktor Faktor apakah yang mempengaruhi moralitas tersebut? 16

17 Problem Task Ahmad pemuda desa berteman dengan Yani seorang putrid saudagar dari kota tempat sekolah Ahmad dan Yani. Mereka adalah teman belajar sampai mahasiswa, kemudian mereka pacaran, tetapi hubungannya tidak direstui oleh ayah Yani. Untuk memisahkan mereka, Yani dijodohkan dengan Rudi seorang pengusaha terkemuka. Sejak itu Ahmad tidak bertemu lagi dengan Yani. Suatu ketika dimusim penghujan saat Ahmad lewat di suatu jembatan melihat seorang hanyut dibawa arus deras, Ahmad memutuskan untuk menolong lalu meloncat ke sungai, dengan memegang erat tubuh orang yang hanyut tersebut untuk dibawa kedarat lalu membantu pernafasannya dengan jalan menekan nekan dadanya. Kejadian itu disaksikan oleh orang banyak, norma yang berlaku dalam masyarakat seorang laki laki tidak boleh memegang wanita yang bukan istrinya. Orang orang menuduh Ahmad melanggar norma yang berlaku di masyarakat. Dikatakan pula Admad mencari kesempatan untuk mendapatkan perhatian dari Yani karena ternyata yang ditolong tersebut adalah Yani mantan pacarnya Ahmad yang sudah lama berpisah. Diskusikanlah apakah perbuatan Ahmad tersebut benar atau salah? BLOCK BOOK Referensi Tedjosaputro, Liliana, 2003, Etika Profesi dan Profesi Hukum, CV. Aneka Ilmu, Semarang, h. 5 14, Wiranata, I Gede A.B., 2005, Dasar dasar Etika dan Moralitas, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, h Sumaryono, E, 1995, Etika Profesi Hukum, Kanisius, Yogyakarta. h Muhammad, Abdulkadir, 2001, Etika Profesi Hukum, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, h

18 BLOCK BOOK PERTEMUAN Ke 5 KULIAH KETIGA (Lectures 3) III. Perbuatan Manusia, Kebutuhan dan Tanggung Jawab 1. Perbuatan Manusia dan Tanggung Jawab 2. Faktor faktor Yang Mempengaruhi Tanggung Jawab 18

19 3. Kebutuhan Manusia dan kerja 4. Klasifikasi Kerja dan Hubungan Kerja dengan Profesi Standar kompetensi/ranah Kognitif : diharapkan sampai pada tingkat Penerapan/Aplikasi (Application) yang termasuk dalam C3. Referensi : Sumaryono, E, 1995, Etika Profesi Hukum, Kanisius, Yogyakarta. h Tedjosaputro, Liliana, 2003, Etika Profesi dan Profesi Hukum, CV. Aneka Ilmu, Semarang, h Kansil, CST dan Cristine ST Kansil, 2006, Pokok pokok Etika Profesi Hukum, PT. Pradnya Paramita, Jakarta, h Wahid, Abdul dan Moh. Muhibbin, 2009, Etika Profesi Hukum Rekonstruksi Citra Peradilan Di Indonesia, Bayu Media Publishing, Malang, BLOCK BOOK PERTEMUAN Ke 6 TUTORIAL 3 Petunjuk : a. Mahasiswa memilih seorang Disccusion Leader yang akan memimpin jalannya diskusi, dan seorang Note Keeper yang akan mencatat setiap pertanyaan, dan segala sesuatu yang didiskusikan. 19

20 b. Proses berdiskusi menggunakan 7 jump approaches b.1) Membaca b.2) Menentukan kata kata susah b.3) Brain storming b.4) Menemukan / memformulasikan Learning Goal b.5) Mencari Prior Knowledge b.6) Menjawab Learning Goal b.7) Reporting c. Masing masing grup/ orang harus aktif bertanya, menanggapi, berargumentasi atau memberi masukan dengan aturan main secara tertib dan terarah. Discussion Task Study Task Wayan Pelo adalah seorang Sarjana Hukum (SH ). Tamat tahun Dia bercita cita menjadi seorang notaris. Karena Latar belakang ekonomi dia tidak bisa langsung melanjutkan sekolahnya. Dia magang dengan seorang pengacara di Jln. Hayam Wuruk. Setelah satu tahun di sana dia merasa tidak cocok, lalu tahun 2007 dia pindah bekerja di Bank Swasta Manik Empul. Di tempat ini dia banyak ketemu dengan orang bisnis dari berbagai jenis seperti : Kontraktor, develpoper ada juga perusahan garmen / konveksi. Setelah enam bulan di sana waktu dia jalanjalan dipantai ketemu dengan orang asing ( Jurgan ) yang mengajak dia membuat usaha bersama BLOCK BOOK berupa penginapan dengan modal sepenuhnya dari Jurgan dan dia yang atas nama. Juni tahun 2009 rencananya tersebut terealisasi dalam arti mulai dibangun sebuar rumah dengan tipe rumah family / keluarga, untuk disewakan. Tahun 2010 rumah sudah selesai dan mulai disewakan. Januari 2010 rumah disewa oleh Wolga teman Jurgan. Karena berteman tidak terlalu dilakukan 20

21 dengan kontrak secara formal tanpa perhitungan ketat. Akhirnya Wayan Pelo tidak merasakan hasilnya. Diskusikan dan jelaskan argumentasi saudara, kebutuhan apakah yang tercermin pada Wayan Pelo dan apakah Wayan Pelo dapat digolongkan melakukan pekerjaan yang tergolong profesi atau profesi Hukum? Referensi : Sumaryono, E, 1995, Etika Profesi Hukum, Kanisius, Yogyakarta. h Tedjosaputro, Liliana, 2003, Etika Profesi dan Profesi Hukum, CV. Aneka Ilmu, Semarang, h Kansil, CST dan Cristine ST Kansil, 2006, Pokok pokok Etika Profesi Hukum, PT. Pradnya Paramita, Jakarta, h Muhammad, Abdulkadir, Etika Profesi Hukum, 2001, PT Citra Aditya Bakti, Bandung, h.4 6, Wahid, Abdul dan Moh. Muhibbin, 2009, Etika Profesi Hukum Rekonstruksi Citra Peradilan Di Indonesia, Bayu Media Publishing, Malang, BLOCK BOOK PERTEMUAN Ke 7 KULIAH KEEMPAT (Lectures 4) 21

22 IV. Profesi dan Kode Etik 1. Profesi, Kriteria dan Macam profesi. 2. Nilai Moral Profesi dan Profesi Hukum. 3. Kode Etik, Fungsi Kode Etik. 4. Hubungan Kode Etik dengan Hukum Positif (Kekuatan Berlakunya Kode Etik dibanding Hukum Positif, kode etik disfungsi, cara penguatan berlakunya kode etik). Standar kompetensi/ranah Kognitif : diharapkan sampai pada tingkat Penerapan/Aplikasi (Application) yang termasuk dalam C3. Referensi : Wiranata, I Gede A.B., 2005, Dasar dasar Etika dan Moralitas, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, h Muhammad, Abdulkadir, 2001, Etika Profesi Hukum, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, h , Sumaryono, E, 1995, Etika Profesi Hukum, Kanisius, Yogyakarta. h BLOCK BOOK PERTEMUAN Ke 8 22

23 TUTORIAL 4 Petunjuk : a. Mahasiswa memilih seorang Disccusion Leader yang akan memimpin jalannya diskusi, dan seorang Note Keeper yang akan mencatat setiap pertanyaan, dan segala sesuatu yang didiskusikan. b. Proses berdiskusi menggunakan 7 jump approaches c.1) c.2) c.3) c.4) c.5) c.6) c.7) Membaca Menentukan kata kata susah Brain storming Menemukan / memformulasikan Learning Goal Mencari Prior Knowledge Menjawab Learning Goal Reporting c. Masing masing grup/orang harus aktif bertanya, menanggapi, berargumentasi atau memberi masukan dengan aturan main secara tertib dan terarah. Discussion Task Study Task Seorang klien datang kepada seorang advokat untuk berkonsultasi tentang perkara yang dihadapinya. Denga semangat Advokat memberikan pendapat hukum kemudian menyarankan klien untuk menyelesaikan sengketanya melalui pengadilan. Ia menjanjikan kemenangan akan berpihak kepada klien dengan syarat klien tidak dapat lagi menghubungi advokat yang lain selain dirinya dan segera saat itu juga memberikan kuasa kepadanya. Dalam 23

24 BLOCK BOOK proses peradilan sang Advokat sering menunda nunda siding dengan berbagai macam alasan. Setelah diselidiki oleh klien ternyata sang Advokat menjadi konsultan hukum pada pihak lawan dari klien. Diskusikanlah apakah Advokat itu bermoral atau tidak? Referensi : Buku Buku Wiranata, I Gede A.B., 2005, Dasar dasar Etika dan Moralitas, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, h Muhammad, Abdulkadir, 2001, Etika Profesi Hukum, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, h , Sumaryono, E, 1995, Etika Profesi Hukum, Kanisius, Yogyakarta. h Undang Undang Undang Undang Nomor 18 Tahun 2003 tentang Advokat dan Kode Etik Advokat. 24

25 BLOCK BOOK PERTEMUAN Ke 9 KULIAH KELIMA (Lectures 5) V. Bidang bidang Profesi Hukum 1. Etika Profesi Hukum dari Hakim 2. Etika Profesi Hukum dari Jaksa 3. Etika Profesi Hukum dari Polisi Standar kompetensi/ranah Kognitif : diharapkan sampai pada tingkat Analisis (analysis) yang termasuk dalam C4. Referensi : Buku : Kansil, CST dan Cristine ST Kansil, 2006, Pokok pokok Etika Profesi Hukum, PT. Pradnya Paramita, Jakarta, h , Sadjijono, Suriasyah Murhani, 2008, Etika Profesi Hukum Suatu Telaah Filosofis Terhadap Konsep dan implementasi Kode Etik Profesi POLRI, Laksbang Mediatama, Yogyakarta, h Undang undang : Undang undang Nomor. 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara Indonesia Undang undang Nomor 14 tahun 1985 Tentang Mahkamah Agung Undang undang Nomor 35 Tahun 1999 Tentang Kekuasaan Kehakiman Undang undang Nomor 5 Tahun 1991 Tentang Kejaksaan Republik Indonesia 25

26 BLOCK BOOK PERTEMUAN Ke 10 TUTORIAL 5 Petunjuk : a. Mahasiswa memilih seorang Disccusion Leader yang akan memimpin jalannya diskusi, dan seorang Note Keeper yang akan mencatat setiap pertanyaan, dan segala sesuatu yang didiskusikan. b. Proses berdiskusi menggunakan 7 jump approaches 1) Membaca 2) Menentukan kata kata susah 3) Brain storming 4) Menemukan / memformulasikan Learning Goal 5) Mencari Prior Knowledge 6) Menjawab Learning Goal 7) Reporting c. Masing masing grup/orang harus aktif bertanya, menanggapi, berargumentasi atau memberi masukan dengan aturan main secara tertib dan terarah. Problem Task Seorang Polisi yang bernama Made Kontra yang sedang bertugas pada suatu Polsek Kota, menerima laporan dari Budi bahwa ia kehilangan mobil. Setelah Budi menunggu sekian lama ternyata tidak ada tindak lanjut dari polisi. Akhirnya Budi memutuskan untuk mencari sendiri 26

27 mobilnya yang hilang dibantu dengan beberapa temannya. Dengan usahanya yang pantang menyerah akhirnya Budi bisa menemukan mobilnya kembali yang ditaruh di sebuah rumah kosong. Beberapa hari kemudian setelah mobil itu ditemukan, diketahui oleh polisi (Made BLOCK BOOK Kontra) maka polisi memanggil Budi untuk dating ke Polsek Kota. Setelah dating Budi dimarahi dan dipersalahkan tidak melapor atau mencabut laporannya bahwa mobil sudah ditemukan. Akhirnya Budi dijatuhi denda sejumlah uang. Diskusikan apakah perbuatan Polisi tersebut tidak melanggar kode etik profesi? Apakah perbuatan polisi tersebut bisa dituntut balik? Referensi : Buku : Kansil, CST dan Cristine ST Kansil, 2006, Pokok pokok Etika Profesi Hukum, PT. Pradnya Paramita, Jakarta, h , Sadjijono, Suriasyah Murhani, 2008, Etika Profesi Hukum Suatu Telaah Filosofis Terhadap Konsep dan implementasi Kode Etik Profesi POLRI, Laksbang Mediatama, Yogyakarta, h Undang undang : Undang undang Nomor. 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara Indonesia Undang undang Nomor 14 tahun 1985 Tentang Mahkamah Agung Undang undang Nomor 35 Tahun 1999 Tentang Kekuasaan Kehakiman Undang undang Nomor 5 Tahun 1991 Tentang Kejaksaan Republik Indonesia 27

28 BLOCK BOOK PERTEMUAN Ke 11 KULIAH KEENAM (Lectures 6) VI. Bidang bidang Profesi Hukum Lanjutan 1. Etika Profesi Hukum dari Advokat/Pengacara 2. Etika Profesi Hukum dari Notaris 3. Etika Profesi Hukum dari Dosen Standar kompetensi/ranah Kognitif : diharapkan sampai pada tingkat Analisis (analysis) yang termasuk dalam C4. Referensi : Buku : Kansil, CST dan Cristine ST Kansil, 2006, Pokok pokok Etika Profesi Hukum, PT. Pradnya Paramita, Jakarta, h Lubis, Suhrawadi K, 2008, Etika Profesi Hukum, Sinar Grafika, Jakarta, h Undang undang : Undang undang Nomor. 18 Tahun 2003 Tentang Advokat 28

29 Undang undang Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris Keputusan Musyawarah Nasional I Ikatan Penasehat Hukum Indonesia Nomor: II/MUNAS I/IPHI/XI/1988, Tanggal 27 Nopember 1988 Tentang Kode Etik Dan Doktrin Ikatan Penasihat Hukum Indonesia. BLOCK BOOK PERTEMUAN Ke 12 TUTORIAL 6 Petunjuk : a. Mahasiswa memilih seorang Disccusion Leader yang akan memimpin jalannya diskusi, dan seorang Note Keeper yang akan mencatat setiap pertanyaan, dan segala sesuatu yang didiskusikan. b. Proses berdiskusi menggunakan 7 jump approaches 1) Membaca 2) Menentukan kata kata susah 3) Brain storming 4) Menemukan / memformulasikan Learning Goal 5) Mencari Prior Knowledge 6) Menjawab Learning Goal 7) Reporting c. Masing masing grup/orang harus aktif bertanya, menanggapi, berargumentasi atau memberi masukan dengan aturan main secara tertib dan terarah. 29

30 Problem Task Seorang Notaris/PPAT diminta oleh seorang klien yang sudah sering menggunakan jasanya untuk membuat akta jual beli tanah di kantor klien. Atas permintaan itu dipenuhi oleh Notaris/PPAT. Setiba di kantor klien Notaris/PPAT sudah ditunggu oleh klien sebagai pembeli tanah dan pihak lain sebagai penjual tanah. Atas kesepakatan kedua belah pihak Notaris/PPAT membuat akta jual beli setelah dibacakan kedua belah pihak membubuhkan tanda tangan. Saat itu karena istri penjual tidak hadir Notaris/PPAT mendatangi rumah penjual untuk meminta istri penjual ikut serta menandatangani akta jual beli. Atas akta jual beli tersebut pembeli BLOCK BOOK mendaftarkan tanah tersebut ke BPN untuk balik nama, keluarlah sertifikat atas nama pembeli. Selang lima tahun kemudian penjual melaporkan Notaris/PPAT bersangkutan ke Majelis Pengawas Notaris, meminta akta dibatalkan dengan alasan pelapor meragukan kebenaran baik secara prosedural maupun materiil akan keabsahan akta jual beli tersebut, pelapor tidak pernah menandatangani akta jual beli tanah, pelapor tidak pernah kenal dengan Notaris/PPAT yang bersangkutan. Hubungan hukum yang dilakukan diantara pihak pihak adalah hubungan pinjam meminjam uang ddengan tanah sebagai jaminannya. Diskusikanlah dan berikan argumentasi saudara, Apakah perbuatan Notaris/PPAT itu sesuai atau tidak dengan kode etik Notaris? Apakah Akta jual beli tersebut sah menurut hukum? Referensi : Buku : Kansil, CST dan Cristine ST Kansil, 2006, Pokok pokok Etika Profesi Hukum, PT. Pradnya Paramita, Jakarta, h Lubis, Suhrawadi K, 2008, Etika Profesi Hukum, Sinar Grafika, Jakarta, h Undang undang : 30

31 Undang undang Nomor. 18 Tahun 2003 Tentang Advokat Undang undang Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris dan Kode Etik Notaris. Keputusan Musyawarah Nasional I Ikatan Penasehat Hukum Indonesia Nomor: II/MUNAS I/IPHI/XI/1988, Tanggal 27 Nopember 1988 Tentang Kode Etik Dan Doktrin Ikatan Penasihat Hukum Indonesia. 31

SISTEM PERADILAN PIDANA KODE MATA KULIAH : WHI 6258

SISTEM PERADILAN PIDANA KODE MATA KULIAH : WHI 6258 SISTEM PERADILAN PIDANA KODE MATA KULIAH : WHI 6258 BLOCK BOOK Planning group : I Ketut Keneng, SH,MH ( Kordinator) Bagian Hukum Acaraa FH UNUD, Telp. 431876, e mail: re_keneng@yahoo.com I Wayan Tangun

Lebih terperinci

BLOCK BOOK HUKUM ACARA PERADILAN AGAMA

BLOCK BOOK HUKUM ACARA PERADILAN AGAMA BLOCK BOOK HUKUM ACARA PERADILAN AGAMA Kode Mata Kuliah: PAI 7270 Planing Group serta Tim Tutorial: 1. I Ketut Sudjana, SH. MH 2. IGA ARI KRISNAWATI, SH., MH. 3. NYOMAN SATYAYUDHA DANANJAYA, SH.,MKN FAKULTAS

Lebih terperinci

Mata Kuliah : Perancangan Kontrak Kode Mata Kuliah : WUK 7219

Mata Kuliah : Perancangan Kontrak Kode Mata Kuliah : WUK 7219 Block Book Mata Kuliah : Perancangan Kontrak Kode Mata Kuliah : WUK 7219 Planning Group: 1. Prof. R.A. Retno Murni, SH.MH.Ph.D 2. Dr. I Wayan Wiryawan,SH.MH 3. AA Dharma Kusuma,SH.MH Bagian Hukum Perdata

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA A. Buku-buku Adjie, Habib, 2015, Penafsiran Tematik Hukum Notaris Indonesia Berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang

DAFTAR PUSTAKA A. Buku-buku Adjie, Habib, 2015, Penafsiran Tematik Hukum Notaris Indonesia Berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang DAFTAR PUSTAKA A. Buku-buku Adjie, Habib, 2015, Penafsiran Tematik Hukum Notaris Indonesia Berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang

Lebih terperinci

KODE ETIK JABATAN NOTARIS

KODE ETIK JABATAN NOTARIS KONTRAK PERKULIAHAN Mata Kuliah : KODE ETIK JABATAN NOTARIS Fakultas/Program Studi : Hukum/Magister Kenotariatan. Kode Mata Kuliah : 531012 Dosen Pengampu : Dr. Henny Tanuwijaya, S.H., M.Si Bobot SKS :

Lebih terperinci

KLINIK HUKUM PERDATA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS UDAYANA

KLINIK HUKUM PERDATA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS UDAYANA SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) KLINIK HUKUM PERDATA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS UDAYANA Dr Ni Ketut Supasti Dharmawan,SH,MHum,LLM Dr I Wayan Wiryawan,SH,MH I Nyoman Darmadha,SH,MH Anak Agung Sri Indrawati,SH,MH

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pasal 1 ayat (3) Undang -Undang Dasar Negara Republik Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pasal 1 ayat (3) Undang -Undang Dasar Negara Republik Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasal 1 ayat (3) Undang -Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan secara tegas bahwa Negara Republik Indonesia adalah negara hukum. Prinsip negara

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA , 2010, Majelis Pengawas Notaris Sebagai Pejabat Tata Usaha Negara, PT. Refika Aditama, Bandung.

DAFTAR PUSTAKA , 2010, Majelis Pengawas Notaris Sebagai Pejabat Tata Usaha Negara, PT. Refika Aditama, Bandung. DAFTAR PUSTAKA Buku: Adjie, Habib, 2008, Hukum Notaris Indonesia tafsir tematik Terhadap Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris, PT. Refika Aditama, Bandung. ------------, 2010, Majelis

Lebih terperinci

TINJAUAN HUKUM PENYELESAIAN PERKARA PEMBATALAN AKTA HIBAH. (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Surakarta)

TINJAUAN HUKUM PENYELESAIAN PERKARA PEMBATALAN AKTA HIBAH. (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Surakarta) TINJAUAN HUKUM PENYELESAIAN PERKARA PEMBATALAN AKTA HIBAH (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Surakarta) SKRIPSI Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Syarat-syarat Guna Mencapai Derajat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi, maka manusia mengingkari kodratnya sendiri. Manusia dengan

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi, maka manusia mengingkari kodratnya sendiri. Manusia dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada prinsipnya manusia adalah mahluk sosial, yaitu mahluk yang hidup bermasyarakat, sebagai mahluk sosial, manusia selalu mempunyai naluri untuk hidup bersama

Lebih terperinci

SANKSI PIDANA PELANGGARAN KEWAJIBAN OLEH APARATUR HUKUM DALAM SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK DI INDONESIA 1 Oleh: Wailan N. Ransun 2

SANKSI PIDANA PELANGGARAN KEWAJIBAN OLEH APARATUR HUKUM DALAM SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK DI INDONESIA 1 Oleh: Wailan N. Ransun 2 SANKSI PIDANA PELANGGARAN KEWAJIBAN OLEH APARATUR HUKUM DALAM SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK DI INDONESIA 1 Oleh: Wailan N. Ransun 2 ABSTRAK Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHAULUAN. Negara Indonesia merupakan negara hukum (rechtsstaat) yang

BAB I PENDAHAULUAN. Negara Indonesia merupakan negara hukum (rechtsstaat) yang BAB I PENDAHAULUAN A. Latar belakang Masalah Negara Indonesia merupakan negara hukum (rechtsstaat) yang berlandaskan pada Pancasila, oleh karena itu setiap tindakan yang dilakukan oleh warga negaranya

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) KLINIK HUKUM PERANCANGAN KONTRAK (CONTRACT DRAFTING LAW CLINIC) FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS UDAYANA

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) KLINIK HUKUM PERANCANGAN KONTRAK (CONTRACT DRAFTING LAW CLINIC) FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS UDAYANA SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) KLINIK HUKUM PERANCANGAN KONTRAK (CONTRACT DRAFTING LAW CLINIC) FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS UDAYANA Made Suksma Prijandhini Devi Salain SH, MH, LLM I Gusti Ngurah Parikesit

Lebih terperinci

Berdasarkan Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2014 tentang Jabatan Notaris (selanjutnya disebut UUJN) disebutkan bahwa y

Berdasarkan Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2014 tentang Jabatan Notaris (selanjutnya disebut UUJN) disebutkan bahwa y PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara hukum yang mempunyai berbagai macam profesi yang bergerak di bidang hukum. Profesi di bidang hukum merupakan suatu profesi yang ilmunya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyerahan tanah hak kepada pihak lain untuk selama-lamanya (hak atas tanah

BAB I PENDAHULUAN. penyerahan tanah hak kepada pihak lain untuk selama-lamanya (hak atas tanah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia diciptakan oleh Allah SWT sebagai makhluk sosial, yaitu makhluk yang hidup dengan saling berdampingan satu dengan yang lainnya, saling membutuhkan dan saling

Lebih terperinci

A. Analisis Proses Pelaksanaan Mediasi di Pengadilan Agama Purwodadi

A. Analisis Proses Pelaksanaan Mediasi di Pengadilan Agama Purwodadi BAB IV ANALISIS A. Analisis Proses Pelaksanaan Mediasi di Pengadilan Agama Purwodadi Berdasarkan apa yang telah dipaparkan pada bab-bab sebelumnya dapat diketahui bahwa secara umum mediasi diartikan sebagai

Lebih terperinci

HUKUM PEMERINTAHAN DAERAH

HUKUM PEMERINTAHAN DAERAH BLOCK BOOK HUKUM PEMERINTAHAN DAERAH KODE MATA KULIAH : WCI 3222 STATUS MATA KULIAH : PROGRAM KEHKUSUSAN HUKUM PEMERINTAHAN (PK.III) SKS : 2 (DUA) SEMESTER : III (TIGA) PLANNING GROUP : PROF.DR. IBRAHIM,

Lebih terperinci

Metode Penelitian dan Penulisan Hukum Kode M.K. : WUI 4227 PENYUSUN PROF. DR. TIP. ASTITI, SH., MS. I KETUT WIRTA GRIADHI, SH., MH.

Metode Penelitian dan Penulisan Hukum Kode M.K. : WUI 4227 PENYUSUN PROF. DR. TIP. ASTITI, SH., MS. I KETUT WIRTA GRIADHI, SH., MH. BLOCK BOOK Metode Penelitian dan Penulisan Hukum Kode M.K. : WUI 4227 GFGTT PENYUSUN PROF. DR. TIP. ASTITI, SH., MS. I KETUT WIRTA GRIADHI, SH., MH. FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR, 2009 1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan manusia di dalam. kerjasama yang mengikat antara dua individu atau lebih.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan manusia di dalam. kerjasama yang mengikat antara dua individu atau lebih. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan manusia di dalam masyarakat, individu yang satu senantiasa berhubungan dengan individu yang lain. Dengan perhubungan tersebut diharapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan pemerintah. Prinsip negara hukum menjamin kepastian, ketertiban dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan pemerintah. Prinsip negara hukum menjamin kepastian, ketertiban dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Republik Indonesia merupakan suatu negara hukum dimana kekuasaan tunduk pada hukum. Sebagai negara hukum, maka hukum mempunyai kedudukan paling tinggi dalam pemerintahan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan strategi pembangunan hukum nasional. Profesionalitas dan

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan strategi pembangunan hukum nasional. Profesionalitas dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Profesi di bidang hukum merupakan profesi luhur yang terhormat atau profesi mulia ( nobile officium) dan sangat berpengaruh di dalam tatanan kenegaraan. Profesi

Lebih terperinci

Bab III PENUTUP. internal Bidpropam Polda DIY belum dilaksanakan secara optimal.

Bab III PENUTUP. internal Bidpropam Polda DIY belum dilaksanakan secara optimal. 74 Bab III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian dan analisis pada bab-bab sebelumnya, maka sebagai jawaban terhadap permasalahan yang diajukan dalam penulisan hukum ini dapat disimpulkan sebagai berikut:

Lebih terperinci

PANDUAN WAWANCARA. proses mediasi terhadap perkara perceraian? b. Apa ada kesulitan dalam menerapkan model-model pendekatan agama?

PANDUAN WAWANCARA. proses mediasi terhadap perkara perceraian? b. Apa ada kesulitan dalam menerapkan model-model pendekatan agama? PANDUAN WAWANCARA Mediator: 1. Apa saja model-model Pendekatan Agama dalam proses mediasi terhadap perkara perceraian? a. Bagaimana cara menerapkan model-model pendekatan agama dalam proses mediasi terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang

BAB I PENDAHULUAN. tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Profesi hukum termasuk di dalamnya profesi notaris, merupakan suatu profesi khusus di samping profesi luhur lainnya. Kekhususannya adalah bahwa pada hakikatnya profesi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan keadilan, Sehingga secara teoritis masih diandalkan sebagai badan yang

BAB I PENDAHULUAN. dan keadilan, Sehingga secara teoritis masih diandalkan sebagai badan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keadilan merupakan salah satu kebutuhan dalam hidup manusia. kedudukan peradilan dianggap sebagai pelaksanaan kehakiman yang berperan sebagai katup penekan atas segala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jabatannya, Notaris berpegang teguh dan menjunjung tinggi martabat

BAB I PENDAHULUAN. jabatannya, Notaris berpegang teguh dan menjunjung tinggi martabat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Notaris merupakan profesi yang terhormat dan selalu berkaitan dengan moral dan etika ketika menjalankan tugas jabatannya.saat menjalankan tugas jabatannya, Notaris

Lebih terperinci

Lex Administratum, Vol. IV/No. 2/Feb/2016

Lex Administratum, Vol. IV/No. 2/Feb/2016 KEWAJIBAN NOTARIS SEBAGAI PEJABAT UMUM YANG BERWENANG UNTUK MEMBUAT AKTA AUTENTIK 1 Oleh: Alventura Bernard Pangemanan 2 ABSTRAK Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana kewajiban

Lebih terperinci

KRIMINOLOGI KODE MATA KULIAH : MKK 077 BLOCK BOOK. Planing Group :

KRIMINOLOGI KODE MATA KULIAH : MKK 077 BLOCK BOOK. Planing Group : KRIMINOLOGI KODE MATA KULIAH : MKK 077 BLOCK BOOK Planing Group : Dr. I Gusti Ketut Ariawan, S.H., M.H. I Ketut Rai Setiabudhi, S.H., M.S. Gde Made Swardhana, S.H., M.H. Sagung Putri S.E. Purwani, S.H.

Lebih terperinci

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Dari hasil pembahasan dapat dikemukakan kesimpulannya sebagai. berikut:

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Dari hasil pembahasan dapat dikemukakan kesimpulannya sebagai. berikut: BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Dari hasil pembahasan dapat dikemukakan kesimpulannya sebagai berikut: 1. Peranan dari advokat dalam memberikan perlindungan hukum selama proses penyidikan di Kepolisian sampai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. termasuk bidang hukum, mengingat urgensi yang tidak bisa dilepaskan. melegalkan perubahan-perubahan yang terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. termasuk bidang hukum, mengingat urgensi yang tidak bisa dilepaskan. melegalkan perubahan-perubahan yang terjadi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dinamika pembangunan nasional salah satunya adalah dengan menciptakan pemerintahan yang bersih dan berwibawa. Di Indonesia pembangunan dilaksanakan secara menyeluruh

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS LAMPUNG FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS FORMULIR KONTRAK PERKULIAHAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS LAMPUNG FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS FORMULIR KONTRAK PERKULIAHAN Mata Kuliah : Hukum Bisnis SKS : 2 Semester : 3 Kode MK : EBM512020 I. DESKRIPSI Matakuliah ini berisi tentang aspek hukum dan ekonomi (makro dan mikro) serta bagaimana perkembangan aspek hukum saat ini

Lebih terperinci

Daftar Pustaka. Adjie, Habib, 2009, Sanksi Perdata dan Administratif Terhadap Notaris Sebagai. Pejabat Publik, Bandung: PT. Refika Aditama.

Daftar Pustaka. Adjie, Habib, 2009, Sanksi Perdata dan Administratif Terhadap Notaris Sebagai. Pejabat Publik, Bandung: PT. Refika Aditama. Daftar Pustaka Buku Adjie, Habib, 2009, Sanksi Perdata dan Administratif Terhadap Notaris Sebagai Pejabat Publik, Bandung: PT. Refika Aditama. Afandi, Ali, 1984, Hukum Waris Hukum Keluarga Hukum Pembuktian,

Lebih terperinci

Bab III. Penutup. dalam penulisan hukum/skripsi ini sebagai berikut:

Bab III. Penutup. dalam penulisan hukum/skripsi ini sebagai berikut: Bab III Penutup A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan dan analisis pada bab-bab sebelumnya, maka dapat ditarik bebarapa kesimpulan sebagai jawaban terhadap permasalahan yang diajukan dalam penulisan hukum/skripsi

Lebih terperinci

Perpajakan 2 Pengadilan Pajak

Perpajakan 2 Pengadilan Pajak Perpajakan 2 Pengadilan Pajak 12 April 2017 Benny Januar Tannawi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia 1 Daftar isi 1. Susunan Pengadilan Pajak 2. Kekuasaan Pengadilan Pajak 3. Hukum Acara 2 Susunan Pengadilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyebutkan dengan tegas, dalam Pasal 1 angka 3, bahwa Indonesia adalah Negara yang berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam pelaksanaanya kedua belah pihak mengacu kepada sebuah perjanjian layaknya

BAB I PENDAHULUAN. dalam pelaksanaanya kedua belah pihak mengacu kepada sebuah perjanjian layaknya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Manusia dalam menjalankan hubungan hukum terhadap pihak lain akan membutuhkan suatu kesepakatan yang akan dimuat dalam sebuah perjanjian, agar dalam

Lebih terperinci

A.Latar Belakang Masalah

A.Latar Belakang Masalah A.Latar Belakang Masalah Setiap manusia hidup mempunyai kepentingan. Guna terpenuhinya kepentingan tersebut maka diperlukan adanya interaksi sosial. Atas interaksi sosial tersebut akan muncul hak dan kewajiban

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN TEORITIS. Undang-Undang No 9 Tahun 1999 berjudul Undang-Undang tentang Perlindungan

BAB III TINJAUAN TEORITIS. Undang-Undang No 9 Tahun 1999 berjudul Undang-Undang tentang Perlindungan BAB III TINJAUAN TEORITIS A. Pengertian Perlindungan Konsumen Undang-Undang No 9 Tahun 1999 berjudul Undang-Undang tentang Perlindungan Konsumen dan bukan Undang-Undang tentang Konsumen. menyebutkan pengertianpengertian

Lebih terperinci

PERBEDAAN ETIKA ETIKET MORAL DAN HUKUM

PERBEDAAN ETIKA ETIKET MORAL DAN HUKUM PERBEDAAN ETIKA ETIKET MORAL DAN HUKUM Disusun oleh : NURMA YUSNITA,AMK NIM SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAHARATU PRODI S1 KEPERAWATAN 2017 Jalan Kaswari Nomor 10 A-D Sukajadi Pekanbaru Telp/Fax (0761)24586

Lebih terperinci

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU HUKUM RENCANA KEGIATAN PROGRAM PEMBELAJARAN (RKPP) Mata Kuliah Kode SKS Semester Nama Dosen Hukum Dagang SH 1117 3 IV (empat) Marnia Rani, SH.,MH Deskripsi Mata Kuliah Standar Kompetensi Matakuliah Hukum Dagang

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Abdulkadir Muhammad, 1982, Hukum Perikatan, Alumni, Bandung , 1993, Hukum Perdata Indonesia, Citra

DAFTAR PUSTAKA. Abdulkadir Muhammad, 1982, Hukum Perikatan, Alumni, Bandung , 1993, Hukum Perdata Indonesia, Citra DAFTAR PUSTAKA A. Buku-Buku Abdulkadir Muhammad, 1982, Hukum Perikatan, Alumni, -------------------------------, 1993, Hukum Perdata Indonesia, Citra Aditya Bakti, -------------------------------, 2001,

Lebih terperinci

PENYELESAIAN SENGKETA JUAL BELI TANAH YANG DILAKUKAN OLEH AHLI WARIS YANG PEWARISNYA MASIH HIDUP (STUDI KASUS DI LBH-HPP-PETA)

PENYELESAIAN SENGKETA JUAL BELI TANAH YANG DILAKUKAN OLEH AHLI WARIS YANG PEWARISNYA MASIH HIDUP (STUDI KASUS DI LBH-HPP-PETA) PENYELESAIAN SENGKETA JUAL BELI TANAH YANG DILAKUKAN OLEH AHLI WARIS YANG PEWARISNYA MASIH HIDUP (STUDI KASUS DI LBH-HPP-PETA) Oleh : Margareth Vera Sonia Korassa I Wayan Suardana Hukum Bisnis Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perlindungan hukum yang berintikan kebenaran dan keadilan. Kepastian dan

BAB I PENDAHULUAN. perlindungan hukum yang berintikan kebenaran dan keadilan. Kepastian dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prinsip negara hukum menjamin kepastian, ketertiban dan perlindungan hukum yang berintikan kebenaran dan keadilan. Kepastian dan perlindungan hukum menuntut

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER/RENCANA PEMBELAJARAN/GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN & SATUAN ACARA PERKULIAHAN

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER/RENCANA PEMBELAJARAN/GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN & SATUAN ACARA PERKULIAHAN RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER/RENCANA PEMBELAJARAN/GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN & SATUAN ACARA PERKULIAHAN KLINIK HUKUM PERDATA Didukung Oleh : PROGRAM ILMU HUKUM UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pesat, sehingga produk yang dihasilkan semakin berlimpah dan bervariasi.

BAB I PENDAHULUAN. pesat, sehingga produk yang dihasilkan semakin berlimpah dan bervariasi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan di bidang teknologi dewasa ini meningkat dengan pesat, sehingga produk yang dihasilkan semakin berlimpah dan bervariasi. Mulai dari barang kebutuhan

Lebih terperinci

PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2008 Tentang PROSEDUR MEDIASI DI PENGADILAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2008 Tentang PROSEDUR MEDIASI DI PENGADILAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2008 Tentang PROSEDUR MEDIASI DI PENGADILAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA Menimbang: a. Bahwa mediasi merupakan salah satu proses penyelesaian

Lebih terperinci

KULTAS HUKUM UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG

KULTAS HUKUM UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG SILABUS Mata Kuliah : Pengantar Ilmu Hukum Kode Mata Kuliah : HKI 2002 SKS : 4 Dosen : 1. Prof. Dr. Sarsintorini P, S.H., M.Hum 2. Sri Setyowati, S.H., M.Hum 3. Erna Trimartini, S.H., M.Hum 4. Enny Patria,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI KEMASYARAKATAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI KEMASYARAKATAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. ditarik kesimpulan sebagai berikut bahwa: a. Pertimbangan Hukum Hakim terhadap Tanggung Jawab Notaris/PPAT

BAB IV PENUTUP. ditarik kesimpulan sebagai berikut bahwa: a. Pertimbangan Hukum Hakim terhadap Tanggung Jawab Notaris/PPAT 1 BAB IV PENUTUP 1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan dengan pokok permasalahan yang telah dirumuskan pada bab terdahulu, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai

Lebih terperinci

Kode Etik. Etika Profesi dan Rekayasa #3 Dian Retno Sawitri

Kode Etik. Etika Profesi dan Rekayasa #3 Dian Retno Sawitri Kode Etik Etika Profesi dan Rekayasa #3 Dian Retno Sawitri Proyek Rapid Transport (Case Bay Area di California) Bulan Maret 1972, tiga insinyur Holger Hsortvang, Max Blakenzee, dan Robert Bruder, Bekerja

Lebih terperinci

Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk mengetahui kekuatan pembuktian alat bukti

Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk mengetahui kekuatan pembuktian alat bukti TINJAUAN TENTANG KEKUATAN PEMBUKTIAN PEMERIKSAAN SETEMPAT DALAM PEMERIKSAAN SENGKETA PERDATA ( SENGKETA TANAH ) DI PENGADILAN NEGERI SURAKARTA Febrina Indrasari,SH.,MH Politeknik Negeri Madiun Email: febrinaindrasari@yahoo.com

Lebih terperinci

KLINIK HUKUM ANTI KORUPSI FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS UDAYANA

KLINIK HUKUM ANTI KORUPSI FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS UDAYANA SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) KLINIK HUKUM ANTI KORUPSI FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS UDAYANA PROF. DR. I KETUT RAI SETIABUDHI, SH. MS DR. I GST KETUT ARIAWAN, SH. MH DR. GDE ARTHA, SH. MH WAYAN SUARDANA,

Lebih terperinci

MATERI PKPA ETIKA PROFESI

MATERI PKPA ETIKA PROFESI MATERI PKPA ETIKA PROFESI Welin Kusuma ST, SE, SSos, SH, SS, SAP, MT, MKn RFP-I, CPBD, CPPM, CFP, Aff.WM, BKP http:://peradi-sby.blogspot.com http://welinkusuma.wordpress.com/advokat/ UNDANG-UNDANG NOMOR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial yang tidak mungkin hidup sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial yang tidak mungkin hidup sendiri. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yang tidak mungkin hidup sendiri. Manusia dalam kehidupan sehari-harinya tidak pernah lepas dari interaksi dengan sesama. Bahkan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU HUKUM B. RENCANA KEGIATAN PROGRAM PEMBELAJARAN (RKPP) Mata Kuliah Kode SKS Semester Nama Dosen Perdata SH 1112 3 IV (Empat) Muhammad Fajar Hidayat, S.H., M.H. Deskripsi Mata Kuliah Standar Kompetensi Mata kuliah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk selanjutnya dalam penulisan ini disebut Undang-Undang Jabatan

BAB I PENDAHULUAN. untuk selanjutnya dalam penulisan ini disebut Undang-Undang Jabatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 diperbaharui dan dirubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Jabatan Notaris yang untuk selanjutnya dalam penulisan

Lebih terperinci

BLOCK BOOK PENGANTAR ILMU HUKUM (PIH) BLOCK BOOK

BLOCK BOOK PENGANTAR ILMU HUKUM (PIH) BLOCK BOOK BLOCK BOOK Tim Pengajar: Prof. Dr. I Gusti Ayu Agung Ariani, SH.MS Anak Agung Ngurah Gede Dirksen, SH.MH I Wayan Tangun Susila, SH.MH I Ketut Tjukup, SH.MH Dr. I Wayan Wiryawan,SH. MH I Ketut Wirawan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan sektor pelayanan jasa publik yang saat ini semakin berkembang,

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan sektor pelayanan jasa publik yang saat ini semakin berkembang, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan masyarakat memerlukan kepastian hukum. Selain itu, memerlukan sektor pelayanan jasa publik yang saat ini semakin berkembang, seiring meningkatnya kebutuhan

Lebih terperinci

ASAS NATURALIA DALAM PERJANJIAN BAKU

ASAS NATURALIA DALAM PERJANJIAN BAKU ASAS NATURALIA DALAM PERJANJIAN BAKU Oleh : Putu Prasintia Dewi Anak Agung Sagung Wiratni Darmadi Bagian Hukum Keperdataan Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACK Standard contract is typically made

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disebut dengan istilah officer of the court. Sebagai Officer of the court,

BAB I PENDAHULUAN. disebut dengan istilah officer of the court. Sebagai Officer of the court, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Advokat merupakan salah satu profesi yang mulia dan terhormat (Officium Nobile). Sesuai pasal 5 ayat (1) Undang-Undang Nomor 18 tahun 2003, Advokat juga merupakan

Lebih terperinci

BAB III PERANAN NOTARIS DALAM PEMBAGIAN HARTA WARISAN DENGAN ADANYA SURAT KETERANGAN WARIS

BAB III PERANAN NOTARIS DALAM PEMBAGIAN HARTA WARISAN DENGAN ADANYA SURAT KETERANGAN WARIS BAB III PERANAN NOTARIS DALAM PEMBAGIAN HARTA WARISAN DENGAN ADANYA SURAT KETERANGAN WARIS A. Kedudukan Notaris Pasal 1 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Jabatan Notaris (UUJN), menyebutkan bahwa

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER Nama Mata Kuliah : Etika Pendidikan Kode Mata Kuliah : PIF 6204 SKS :2 SKS Dosen : TIM Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Prasyarat : - Waktu Perkuliahan

Lebih terperinci

AKIBAT HUKUM TERHADAP KEPEMILIKAN TANAH DI BALI OLEH ORANG ASING DENGAN PERJANJIAN NOMINEE

AKIBAT HUKUM TERHADAP KEPEMILIKAN TANAH DI BALI OLEH ORANG ASING DENGAN PERJANJIAN NOMINEE AKIBAT HUKUM TERHADAP KEPEMILIKAN TANAH DI BALI OLEH ORANG ASING DENGAN PERJANJIAN NOMINEE Oleh : I Wayan Eri Abadi Putra I Gusti Nyoman Agung, SH.,MH. Bagian Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesepakatan-kesepakatan di bidang ekonomi. Kesepakatan-kesepakatan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. kesepakatan-kesepakatan di bidang ekonomi. Kesepakatan-kesepakatan tersebut 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Penelitian Transaksi bisnis, dewasa ini sangat berkembang di Indonesia. Masyarakat Indonesia sudah tidak asing lagi untuk melakukan suatu transaksi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilengkapi dengan kewenangan hukum untuk memberi pelayanan umum. bukti yang sempurna berkenaan dengan perbuatan hukum di bidang

BAB I PENDAHULUAN. dilengkapi dengan kewenangan hukum untuk memberi pelayanan umum. bukti yang sempurna berkenaan dengan perbuatan hukum di bidang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Notaris sebagai pejabat umum merupakan salah satu organ Negara yang dilengkapi dengan kewenangan hukum untuk memberi pelayanan umum kepada masyarakat, teristimewa dalam

Lebih terperinci

PROBLEM-BASED BASED LEARNING:

PROBLEM-BASED BASED LEARNING: WORKSHOP ON SHARING EXPERIENCES USING NEW LAW EDUCATIONAL METHODS PROBLEM-BASED BASED LEARNING: Oleh : NI KETUT SUPASTI DHARMAWAN I MADE BUDI ARSIKA Bandung, 26 Oktober 2015 UNPAD NICHE PROJECT Inisiatif

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kewenangan Pengadilan Tinggi dalam menjatuhkan sebuah putusan akhir ternyata masih ada yang menimbulkan permasalahan. Untuk itu dalam bab tinjauan pustaka ini, penulis hendak menguraikan

Lebih terperinci

FUNGSI MAHKAMAH AGUNG DALAM MENERIMA PENINJAUAN KEMBALI SUATU PERKARA PIDANA 1 Oleh: Eunike Lumi 2

FUNGSI MAHKAMAH AGUNG DALAM MENERIMA PENINJAUAN KEMBALI SUATU PERKARA PIDANA 1 Oleh: Eunike Lumi 2 FUNGSI MAHKAMAH AGUNG DALAM MENERIMA PENINJAUAN KEMBALI SUATU PERKARA PIDANA 1 Oleh: Eunike Lumi 2 ABSTRAK Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah utnuk mengetahui bagaimana prosedur pengajuan Peninjauan

Lebih terperinci

3 Penjelasan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor Penjelasan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor

3 Penjelasan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor Penjelasan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor SANKSI HUKUM ATAS PELANGGARAN DISIPLIN DOKTER ATAU DOKTER GIGI MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 29 TAHUN 2004 TENTANG PRAKTIK KEDOKTERAN 1 Oleh: Maikel D. Willem 2 ABSTRAK Tujuan dilakukannya penelitian ini

Lebih terperinci

SILABUS PERKULIAHAN. Materi Ajar Indikator Metode Pembelajaran Prinsip Dasar. Ceramah dan Tanya jawab Aturan-Aturan Permainan

SILABUS PERKULIAHAN. Materi Ajar Indikator Metode Pembelajaran Prinsip Dasar. Ceramah dan Tanya jawab Aturan-Aturan Permainan SILABUS PERKULIAHAN Kode Mata Kuliah : 001301 Mata Kuliah / SKS : EKONOMI SYARI AH / 2 Dosen Pengasuh : IMRAN S.M. NUR, S.E.,M.Si Program Studi : ILMU HUKUM Semester/ Tingkat : GENAP / 2 Deskripsi Singkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semua akta adalah otentik karena ditetapkan oleh undang-undang dan juga

BAB I PENDAHULUAN. Semua akta adalah otentik karena ditetapkan oleh undang-undang dan juga BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semua akta adalah otentik karena ditetapkan oleh undang-undang dan juga karena dibuat oleh atau dihadapan seorang pejabat umum. Tugas dan pekerjaan notaris sebagai

Lebih terperinci

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU HUKUM RENCANA KEGIATAN PROGRAM PEMBELAJARAN (RKPP) Mata Kuliah Kode SKS Semester Nama Dosen Hukum dan Peradilan Niaga SHPDT1210 2 VI Marnia Rani Deskripsi Mata Kuliah Standar Kompetensi Mata kuliah Hukum dan

Lebih terperinci

BAB III TINDAK PIDANA KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA PUTUSAN PENGADILAN NEGERI SUKOHARJO NOMOR: 203/Pid.Sus/2011/PN.Skh

BAB III TINDAK PIDANA KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA PUTUSAN PENGADILAN NEGERI SUKOHARJO NOMOR: 203/Pid.Sus/2011/PN.Skh BAB III TINDAK PIDANA KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA PUTUSAN PENGADILAN NEGERI SUKOHARJO NOMOR: 203/Pid.Sus/2011/PN.Skh A. Deskripsi Kasus tentang Tindak Pidana Kekerasan Dalam Rumah Tangga Berdasarkan Putusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun hukum tidak tertulis. Hukum yang diberlakukan selanjutnya akan

BAB I PENDAHULUAN. maupun hukum tidak tertulis. Hukum yang diberlakukan selanjutnya akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki sistem hukum. Dalam menjalani kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara hal yang sangat diperlukan adalah ditegakkannya

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. A. Akibat Hukum terhadap Jabatan Notaris yang Dinyatakan Pailit Menurut UUJN DAN UU Kepailitan.

BAB III PEMBAHASAN. A. Akibat Hukum terhadap Jabatan Notaris yang Dinyatakan Pailit Menurut UUJN DAN UU Kepailitan. BAB III PEMBAHASAN A. Akibat Hukum terhadap Jabatan Notaris yang Dinyatakan Pailit Menurut UUJN DAN UU Kepailitan. Semua harta benda dari si pailit untuk kepentingan kreditur secara bersama-sama. Kedudukan

Lebih terperinci

Lex Administratum, Vol. III/No.3/Mei/2015

Lex Administratum, Vol. III/No.3/Mei/2015 PENYELESAIAN PERKARA MELALUI CARA MEDIASI DI PENGADILAN NEGERI 1 Oleh : Elty Aurelia Warankiran 2 ABSTRAK Penelitian ini dilakukan bertuan untuk mengetahui bagaimana prosedur dan pelaksanaan mediasi perkara

Lebih terperinci

Lex Privatum, Vol.I/No.4/Oktober/2013. PENYELESAIAN HUKUM TERHADAP PELANGGARAN NOTARIS DALAM PEMBUATAN AKTA OTENTIK 1 Oleh : Muam mar Qadavi Karim 2

Lex Privatum, Vol.I/No.4/Oktober/2013. PENYELESAIAN HUKUM TERHADAP PELANGGARAN NOTARIS DALAM PEMBUATAN AKTA OTENTIK 1 Oleh : Muam mar Qadavi Karim 2 PENYELESAIAN HUKUM TERHADAP PELANGGARAN NOTARIS DALAM PEMBUATAN AKTA OTENTIK 1 Oleh : Muam mar Qadavi Karim 2 ABSTRAK Tujuan penulisan skripsi ini untuk mengetahui tentang bagaimanakah penyelesaian hukum

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG ADVOKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG ADVOKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG ADVOKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Negara Indonesia sebagai negara hukum berdasarkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Subekti dan Tjitrosudibio, Cet. 34, Edisi Revisi (Jakarta: Pradnya Paramita,1995), pasal 1233.

BAB 1 PENDAHULUAN. Subekti dan Tjitrosudibio, Cet. 34, Edisi Revisi (Jakarta: Pradnya Paramita,1995), pasal 1233. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PERMASALAHAN Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak dapat terlepas dari hubungan dengan manusia lainnya untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Hubungan tersebut

Lebih terperinci

Fakultas Hukum UNTAG Semarang

Fakultas Hukum UNTAG Semarang Mata Kuliah SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) : Hukum Penyelesaian Sengketa di Luar Pengadilan Kode Mata Kuliah : HKIn. 2 0 6 0 S K S : 2 Dosen : (1). M. Samsudin, S.H., M.Hum (2). Sri Puspitaningrum, S.H.,

Lebih terperinci

1905:217 juncto Staatsblad 1906:348) sebagian besar materinya tidak

1905:217 juncto Staatsblad 1906:348) sebagian besar materinya tidak UNDANG-UNDANG NOMOR 37 TAHUN 2004 TENTANG KEPAILITAN DAN PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : a. PRESIDEN, bahwa pembangunan hukum nasional dalam rangka mewujudkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia Tahun 2004 Nomor 117, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4432, Penjelasan umum.

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia Tahun 2004 Nomor 117, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4432, Penjelasan umum. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peranan hukum dalam mendukung jalannya roda pembangunan maupun dunia usaha memang sangat penting. Hal ini terutama berkaitan dengan adanya jaminan kepastian hukum.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebutkan bahwa perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria

BAB I PENDAHULUAN. menyebutkan bahwa perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan menyebutkan bahwa perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita

Lebih terperinci

LAMPIRAN DAFTAR PERTANYAAN. PERADI Semarang Tahun

LAMPIRAN DAFTAR PERTANYAAN. PERADI Semarang Tahun LAMPIRAN DAFTAR PERTANYAAN Pengacara M. Reza Kurniawan SH, selaku Ketua Dewan Pimpinan Cabang PERADI Semarang Tahun 2012-2016. 1. Adakah sanksi untuk advokat yang melanggar kode etik? Jika ada apa sanksi

Lebih terperinci

SILABUS BLOK BIOETIKA & HUMANIORA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET TAHUN 2014

SILABUS BLOK BIOETIKA & HUMANIORA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET TAHUN 2014 SILABUS BLOK BIOETIKA & HUMANIORA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET TAHUN 2014 Program Studi : Pendidikan Dokter Blok : Bioetika & Humaniora (Blok 2) Bobot :

Lebih terperinci

SILABUS BLOK BIOETIKA & HUMANIORA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET TAHUN 2014

SILABUS BLOK BIOETIKA & HUMANIORA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET TAHUN 2014 SILABUS BLOK BIOETIKA & HUMANIORA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET TAHUN 2014 Program Studi : Pendidikan Dokter Blok : Bioetika & Humaniora (Blok 2) Bobot :

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, 1 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menetapkan bahwa Negara Indonesia adalah Negara hukum, dimana salah satu

BAB I PENDAHULUAN. menetapkan bahwa Negara Indonesia adalah Negara hukum, dimana salah satu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menetapkan bahwa Negara Indonesia adalah Negara hukum, dimana salah satu prinsip Negara hukum adalah

Lebih terperinci

KAJIAN YURIDIS KEKUATAN HUKUM PERJANJIAN HUTANG PIUTANG DIBAWAH TANGAN

KAJIAN YURIDIS KEKUATAN HUKUM PERJANJIAN HUTANG PIUTANG DIBAWAH TANGAN KAJIAN YURIDIS KEKUATAN HUKUM PERJANJIAN HUTANG PIUTANG DIBAWAH TANGAN IDA AYU WINDHARI KUSUMA PRATIWI WAYAN SUARDANA I KADEK ADI SURYA Fakultas Hukum Universitas Tabanan Email :wiendh_26gal@yahoo.co.id

Lebih terperinci

b. bahwa Komisi Yudisial mempunyai peranan penting dalam usaha mewujudkan

b. bahwa Komisi Yudisial mempunyai peranan penting dalam usaha mewujudkan UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG HUKUM ACARA PERDATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG HUKUM ACARA PERDATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, 1 RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG HUKUM ACARA PERDATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Republik Indonesia adalah

Lebih terperinci

ALTERNATIF HUKUM PERKAWINAN HOMOSEKSUAL

ALTERNATIF HUKUM PERKAWINAN HOMOSEKSUAL ALTERNATIF HUKUM PERKAWINAN HOMOSEKSUAL Muchamad Arif Agung Nugroho Fakultas Hukum Universitas Wahid Hasyim Semarang agungprogresif@gmail.com ABSTRAK Perkawinan heteroseksual merupakan suatu perikatan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL Menimbang: DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah

Lebih terperinci

BAB II PENGATURAN ATAS JUAL BELI SAHAM DALAM PERSEROAN TERBATAS DI INDONESIA. dapat dengan mudah memahami jual beli saham dalam perseroan terbatas.

BAB II PENGATURAN ATAS JUAL BELI SAHAM DALAM PERSEROAN TERBATAS DI INDONESIA. dapat dengan mudah memahami jual beli saham dalam perseroan terbatas. BAB II PENGATURAN ATAS JUAL BELI SAHAM DALAM PERSEROAN TERBATAS DI INDONESIA A. Tinjauan Umum tentang Jual Beli 1. Pengertian Jual Beli Sebelum membahas mengenai aturan jual beli saham dalam perseroan

Lebih terperinci

MICHAEL PATRICK DONNELLY

MICHAEL PATRICK DONNELLY MICHAEL PATRICK DONNELLY Jalan Pengembak No 12, Sanur, Bali dan 3455 Rancho Rio Bonita Road, Covina, California, 91773, U.S.A. mpdkayun@hotmail.com, 085738567440 Kepada Yth, Ketua Dewan Kehormatan Daerah

Lebih terperinci

PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2003 TENTANG PROSEDUR MEDIASI DI PENGADILAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIIK INDONESIA,

PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2003 TENTANG PROSEDUR MEDIASI DI PENGADILAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIIK INDONESIA, PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2003 TENTANG PROSEDUR MEDIASI DI PENGADILAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pengintegrasian mediasi ke dalam proses beracara

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2004 TENTANG KEPAILITAN DAN PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2004 TENTANG KEPAILITAN DAN PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2004 TENTANG KEPAILITAN DAN PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan

Lebih terperinci

PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 3 TAHUN 2014 T E N T A N G

PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 3 TAHUN 2014 T E N T A N G PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 3 TAHUN 2014 T E N T A N G TATA BERACARA PELAKSANAAN TUGAS DAN WEWENANG BADAN KEHORMATAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci